uas teori hukum no. 1
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 Uas Teori Hukum No. 1
1/21
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam dunia i lmu, teori menempati kedudukan yang penting. Teori
memberikan sarana kepada kita untuk bisa merangkum masalah yang kita bicarakan
secara lebih baik.Hal-hal yang semula tampak tersebar dan berdiri sendiri bisa disatukan
dan ditunjukkan kaitannya satu sama lain secara bermakna. Teori, dengan demikian
memberikan penjelasan dengan cara mengorganisasikan masalah yang dibicarakannya.
Teori juga bisa mengandung subyektivitas, apalagi berhadapan dengan suatu fenomen
yang cukup komplek seperti hukum. Oleh karena itulah muncul berbagai aliran dalam
ilmu hukum,sesuai dengan pandangan oleh orang-orang yang bergabung dalam aliran-
aliran tersebut
Adapun engertian Teori Hukum tidak mudah memberikan definisi tentang teori
hukum yang singkat, sederhana, definitif, tetapi komprehensif !"udikno #ertokusumo$,
dan pendapat lain mengatakan tidak mudah memberikan definisi teori hukum yang dapat
diterima umum ! Meuwissen dalam van Dijk , %&'() *+&$.
- ata teori hukum adalah terjemahan dari “legal theory”, “Rechtstheorie”
atau “rechtstheorie”.
- Ada juga yang menyebut teori hukum dengan istilah “jurisprudence”, “legal
philosophy”, atau “theory of justice
icara tentang Teori Hukum, berarti bicara tentang hukum, akan tetapi perlu dipahami
baha Teori Hukum tidak identik dengan /lmu Hukum. Teori Hukum bukan /lmu
Hukum, dan sebaliknya /lmu Hukum bukan Teori Hukum. /lmu Hukum mempelajari
hukum positif (jus constitutum. /lmu Hukum adalah teorinya hukum positif atau teorinya
praktik hukum. "edang Teori Hukum adalah teorinya /lmu Hukum. Dengan kata lain,
/lmu Hukum adalah objek Teori Hukum.
Teori hukum murni !the ure Theory of 0a$ adalah teori hukum positif tetapi bukan
hukum positif suatu sistem hukum tertentu melainkan suatu teori hukum umum !generallegal theory$. "ebagai suatu teori tujuan utamanya adalah pengetahuan terhadap
i
-
8/16/2019 Uas Teori Hukum No. 1
2/21
subyeknya untuk menjaab pertanyaan apakah hukum itu dan bagaimana hukum dibuat.
ukan pertanyaan apakah hukum yang seharusnya !hat the la ougth to be$ atau
bagaimana seharusnya dibuat !ought to be made$. Teori hukum murni adalah ilmu hukum
!legal science$, bukan kebijakan hukum !legal policy$.
/de mengenai Teori Hukum #urni diperkenalkan oleh seorang filsuf dan ahli hukum
terkemuka dari Austria yaitu Hans elsen. elsen lahir di raha pada tanggal %% Oktober
%''%. eluarganya yang merupakan kelas menengah 1ahudi pindah ke 2ienna. ada tahun
%&34, elsen mendapatkan gelar doktor dalam bidang hukum. elsen memulai karirnya
sebagai seorang teoritisi hukum pada aal abad ke-+3. Oleh elsen, filosofi hukum yang ada
pada aktu itu dikatakan telah terkontaminasi oleh ideologi politik dan moralitas di satu sisi,
dan telah mengalami reduksi karena ilmu pengetahuan di sisi yang lain. elsen menemukan
baha dua pereduksi ini telah melemahkan hukum. Oleh karenanya, elsen mengusulkan
sebuah bentuk kemurnian. Hans elsen meninggal dunia pada %& April %&56 di erkeley.
elsen meninggalkan hampir *33 karya, dan beberapa dari bukunya telah diterjemahkan
dalam +* bahasa. engaruh elsen tidak hanya dalam bidang hukum melalui The ure
Theory of 0a, tetapi juga dalam positivisme hukum kritis, filsafat hukum, sosiologi, teori
politik dan kritik ideologi. Hans elsen telah menjadi referensi penting dalam dunia
pemikiran hukum. Dalam hukum internasional misalnya, elsen menerbitkan rinciples of
/nternational 0a. arya tersebut merupakan studi sistematik dari aspek-aspek terpenting
dari hukum internasional termasuk kemungkinan adanya pelanggaran atasnya, sanksi-sanksi
yang diberikan, retaliasi, spektrum validitas dan fungsi esensial dari hukum internasional,
pembuatan dan aplikasi.
1urisprudensi ini dikarakterisasikan sebagai kajian kepada hukum, sebagai satu objek
yang berdiri sendiri, sehingga kemurnian menjadi prinsip-prinsip metodolgikal dasar dari
filsafatnya. erlu dicatat baha paham anti-reduksionisme ini bukan hanya merupakan
metodoligi melainkan juga substansi. elsen meyakini baha jika hukum dipertimbangkan
sebagai sebuah praktek normatif, maka metodologi yang reduksionis semestinya harus
dihilangkan. Akan tetapi, pendekatan ini tidak hanya sebatas permasalahan metodologi saja.
embahasan utama elsen dalam teori hukum murni adalah membebaskan ilmu hukum itu
dari unsur ideologis7 keadilan, misalnya oleh elsen dipandang sebagai konsep ideologis.
elsen melihat dalam keadilan sebuah ide yang tidak rasional, dan teori hukum murni, ia
mempertahankan, tidak bisa menjaab pertanyaan tentang apa yang membentuk keadilan
karena pertanyaan ini sama sekali tidak bisa dijaab secara ilmiah. 8ika keadilan harus
diidentikkan dengan legalitas. Dalam arti tempat keadilan berarti memelihara sebuah tatanan
ii
-
8/16/2019 Uas Teori Hukum No. 1
3/21
!hukum$ positif melalui aplikasi kesadaran atasnya
B. KERANGKA TEORI
erangka teori merupakan landasan dari teori atau dukungan teori dalam membangun
atau memperkuat kebenaran dari permasalahan yang dianalisis, kerangka teori yang
dimaksud adalah kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, sebagai dalam penulisan ini.
Teori hukum murni menurut elsen adalah sebuah teori hukum positif. Teori ini
berusaha menjaab pertanyaan 9apa hukum itu:9 tetapi bukan pertanyaan 9apa hukum itu
seharusnya:9. Teori ini mengkonsentrasikan diri pada hukum semata-mata dan berusaha
melepaskan ilmu pengetahuan hukum dari campur tangan ilrnu pengetahuan asing seperti
psikologi dan etika. elsen memisahkan pengertian hukum dari segala unsur yang berperan
dalam pembentukan hukum seperti unsur-unsur psikologi , sosiologi, sejarah, politik, dan
bahkan juga etika. "emua unsur ini termasuk ;ide hukum; atau ; isi hukum; . /si hukum tidak
pernah lepas dari unsur politik, psikis, sosial budaya, dan lain-lain.
C. PENGGUNAAN JUDUL
%.
-
8/16/2019 Uas Teori Hukum No. 1
4/21
D. METODE PENELITIAN
ada penelitian hukum ini, bidang ilmu hukum dijadikan sebagai landasan ilmu
pengetahuan induknya. Oleh karena itu maka penelitian yang digunakan adalah penelitian
hukum. #enurut "oerjono "oekanto yang dimaksud dengan penelitian hukum adalah
kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu yang
bertujuan untuk mempelajari satu atau segala hukum tertentu dengan jalan menganalisanya.
#etode pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode pendekatan
yuridis empiris, yaitu mengkaji bagaimana ketentuan normatif diujudkan kenyataan
E. PERUMUSAN MASALAH
erdasarkan uraian latar belakang di atas, maka agar permasalahan dapat dibahas secara
operasional sesuai dengan yang diharapkan maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
sebagai berikut)
%. agaimanakah erkembangan emikiran Teori Hukum #urni:
+. agaimanakah /mplementasinya Teori Hukum #urni di /ndonesia :
iv
-
8/16/2019 Uas Teori Hukum No. 1
5/21
BAB II
PEMBAHASAN
A.HUKUM DALAM ARTI FORMAL
engertian hukum menyatakan hukum dalam arti formalnya, yaitu sebagai peraturan
yang berlaku secara yuridis.#enurut elsen, inilah hukum dalam arti yang benar, hukum
yang murni !das reine =echt$. #enurut Hans elsen, hukum adalah suatu tatanan perbuatan
manusia. Tatanan sendiri adalah suatu sistem hukum, dapat diartikan baha hukum
merupakan sistem yang mengatur tatanan perbuatan manusia. "elanjutnya menurut Hans
elsen, tidak serta merta tatanan itu berkaitan dengan perbuatan manusia, akan tetapi bisa
juga di luar manusia, misalnya berhubungan dengan peristia-peristia alam. 0ainnya, Hans
elsen membedakan antara tatanan hukum dan tatanan lainnya, sebagaiamana tatanan moral
dan agama. !elsen, +3%%) *$
/lmu Hukum adalah ilmu normatif. Hukum semata-mata berada dalam
kaasan dunia "ollen.>iri hakiki dari norma adalah sifatnya yang hipotetis. /a lahir bukan
karena proses alami, melainkan karena kemauan dan akal manusia.emauan dan
akal inilah yang menelorkan pernyataan yang berfungsi sebagai asumsi dasar atau permulaan.agian lain dari teori elsen yang bersifat dasar adalah konsepsinya mengenai
?rundnorm.ecuali berfungsi sebagai dasar juga sebagai tujuan yang harus diperhatikan oleh
setiap hukum atau peraturan yang ada. "emua hukum yang berada didalam kaasan
rejim grundnorm tersebut harus mengait kepadanya, oleh karena itu bisa juga dilihat
sebagai induk yang melahirkan peraturan-peraturan hukum dalam suatu tatanan sistem
tertentu. ?rundnorm ini tidak perlu sama untuk setiap tata hukum
#a@hab ina mengetengahkan, dalam teori hukum pencarian pengetahuan
yang murni, d en g an k a t a l a i n t e o ri h u ku m h a r us m ur n i f o r ma l . / l mu
h u ku m a da la h i lmu normatif dan hukum itu semata-mata berada dalam kaasan
dunia sollen.
Dengan Demikian maka )
B Hukum adalah sebuah "istem Corma.
B Corma merupakan pernyataan yang menekankan aspek seharusnyaE atau das solen,
dengan menyertakan beberapa peraturan tentang apa yang harus dilakukan.
B Corma-norma adalah produk dari aksi manusia yang deliberatif.
v
-
8/16/2019 Uas Teori Hukum No. 1
6/21
B elsen percaya baha hukum, yang merupakan pernyataan-pernyataan seharusnyaE
tidak bisa direduksi ke dalam aksi-aksi alamiah .
Tatanan hukum merupakan sistem norma, yaitu hirarki norma yang mempunyaikevalidan, artinya norma harus terlahir dari norma di atasnya yang mempuyai kevalidan.
Adapun norma yang tidak diperoleh dari norma valid lain yang lebih tinggi disebut dengan
norma dasarE. Corma dasar yang menjadi sumber utama ini merupakan pengikat diantara
semua norma yang berbeda-beda yang membentuk suatu tatanan norma. !elsen, %(&$
Dilihat dari hakikat norma dasar, maka dibagi menjadi dua jenis tatanan hukum !norma$
atau sistem yang berbeda) sistem norma statis dan dinamis. Dalam sistem norma statis, norma
itu validE dan itu berarti kita menganggap baha para individu yang perbuatannya diatur oleh norma-norma itu, harus berbuat sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh norma-norma
tersebut, berdasarkan isinya) isinya memiliki kualitas yang terbukti secara langsung yang
menjamin validitasnya, atau dalam istilah lain, norma itu valid karena seruannya yang
inheren. >iri dari norma statis adalah dimana norma khususnya dapat diperoleh melalui cara
kerja intelektual yakni melalui penyimpulan dari yang umum kepada yang khsusus. !elsen,
%4%$
erbeda dengan norma statis, dimana norma-norma yang beraneka ragam tidak dapat
diperoleh dari norma dasar melalui suatu tatanan kerja intelektual. Corma dasar tersebut
hanya meberikan otoritas tertentu, yang pada gilirannya memberikan eenang
pembentukan norma kepada sejumlah otoritas lain. Corma- norma dari sistem dinamis harus
lahir melalui tindakan-tindakan kehendak dari para individu yang telah diberi eenang
untuk membentuk norma-norma atau suatu norma yang lebih tinggi. emberian eenang
ini merupakan pendelegasian. Corma yang membentuk kekuasaan didelegasikan dari suatu
otoritas kepada otoritas lain, otoritas yang pertama adalah otoritas yang lebih tinggi , otoritas
yang kedua adalah otoritas yang lebih rendah. Corma dasar dari suatu sistem yang dinamis,
merupakan peraturan yang pundamental dan menjadi rujukan bagi pembentukan norma-
norma dari sistem tersebut. !elsen, %46$
#enurut elsen, yang dimaksud tatanan hukum adalah bentuk norma yang dinamis.
arena pada dasarnya norma tidak valid, disebabkan norma itu sendiri, atau dengan kata lain
norma dasar mempunyai sisi yang kekuatan pengikatnya terbukti dengan sendirinya. Corma
hukum tidak valid karena seruannya yang inheren. "ecara tidak langsung, elsen merujuk
norma tidak valid kepada jenis yang statis.
vi
-
8/16/2019 Uas Teori Hukum No. 1
7/21
Dari pernyataannya di atas, kelsen menyatakan baha hukum haruslah selalu positif, dan
positivisme hukum terletak pada fakta baha hukum dibuat dan dihapus oleh tindakan
manusia bukan yang lain. enjelasan sekaligus membedakan antara hukum positif dan hukum
alam. #enurutnya norma dasar dari suatu tatanan yang positif adalah peraturan pundamentaltetang pembuatan berbagai norma dari tatanan hukum positif itu sendiri. !elsen, %4*$
"elanjutnya, terkait dengan tata urutan norma-norma, maka dibedakan menjadi norma
lebih tinggi dan norma lebih rendah, dalam arti hubungan antara norma yang membentuk
norma lain, dapat digambarkan sebagai hubungan antara superordinasi dan subordinasi yang
merupakan kiasan keruangan. !elsen, %5&$
Tatanan hukum yang difersonifikasikan dalam bentuk Cegara tidaklah bentuk norma yang
satu sama lain dapat dikoordinasikan, akan tetapi berbentuk hirarki atau tingkatan-tingkatan
yang berbada. 8elasnya, dengan mempostulasikan norma dasar, maka konstitusi menempati
urutan tertinggi dalam hukum nasional. onstitusi disini diartikan dalam berntuk meteril
bukan formal. onstitusi formal adalah suatu dokumen resmi, yaitu seperangkat norma
hukum yang dapat dirubah dibaah pengaasan ketentuan-ketentuan khusus, yang tujuannya
adalah untuk menjadikan perubahan norma-norma ini lebih sulit. "edangkan dalam arti
materil, maka konstitusi terdiri atas peraturan-peraturan yang mengatur pembentukan norma-
norma hukum yang besifat umum, khususnya perundang-undangan. "elanjutnya, selain
norma umum, teradapat pula norma individu yang dibentuk dari norma umum yaitu ketika
seorang hakim dipengadilan memproses kasus, maka yang digunaknnya adalah norma umum,
sedangkan ketika dia memutuskan putusan atau sanksi maka dia telah membuat norma
individu. !elsen, %'3$
B .NILAI NORMATIF HUKUM
etika mengakui hukum sebagai teknik sosial yang spesifik, sebagai a coercive order,kita dapat melaankannya dengan tatanan sosial lain yang sama-sama merupakan bagian
dari masyarakat tetapi berbeda artinya. Hukum adalah suatu alat sosial yang spesifik, bukan
tujuan. Cilai normatif Hukum bisa diperbandingkan perbedaannya dengan nilai normatif
agama. Corma agama, sebagaimana norma moralitas, tidak tergantung kepada kepatuhan
aktual dari para pengikutnya. Tidak ada sanksi yang benar-benar langsung sebagaimana
norma hukum.
#isal) etika seorang lupa untuk berdoa di malam hari, maka tidak ada instrumen langsung
yang memberikan hukuman atas ketidakpatuhannya tersebut.
vii
-
8/16/2019 Uas Teori Hukum No. 1
8/21
.
2aliditas dari sistem hukum bergantung dari paktik-pratik aktualnya. elsen
mengatakan baha perturan legal dinilai sebagai sesuatu yang valid apabila normanya
efektif !yaitu secara aktual dipraktikkan dan ditaati$E. 0ebih jauh lagi, kandungan sebenarnya
dari Corma Dasar juga bergantung pada keefektifitasannya. "ebagaimana yang telah berkali-
kali ditekankan oleh elsen, sebuah revolusi yang sukses pastilah revolusi yang mampu
mengubah kandungan isi Corma Dasar.
Terdapat keberatan terdapat definisi hukum sebagai perintah yang memaksa didasarkan
pada fakta adanya hukum yang tidak memberikan sanksi, tetapi hanya memberikan otoritas.
Adalah benar terdapat bagian hukum yang tidak mengatur perbuatan dengan menyediakan
sanksi sebagai konsekuensinya. Camun harus diingat baha aturan yang dimaksud adalah
aturan prosedural, bukan material. Hukum modern sangat jarang sekali mengatur suatu
perbuatan tertentu tanpa membuat tindakan sebaliknya sebagai kondisi bagi suatu sanksi.
"elain itu, definisi hukum yang tidak menentukan hukum sebagai perintah yang memaksa
harus ditolak karena ) hanya dengan memasukkan elemen sanksilah hukum dapat dibedakan
secara jelas dengan tatanan sosial lainnya7 paksaan adalah faktor yang sangat penting sebagai
pengetahuan hubungan sosial dan menjadi karakter utama dari hukum7 dan adanya sanksi
adalah karakter utama dari hukum modern dalam hubungannya antara hukum dan negara.
emikiran yang dikemukakan elsen meliputi tiga masalah utama, yaitu tentang teori hukum,
negara, dan hukum internasional. etiga masalah tersebut sesungguhnya tidak dapat
dipisahkan satu dengan lainnya karena saling terkait dan dikembangkan secara konsisten
berdasarkan logika hukum secara formal.
Corma dasar suatu tata aturan hukum dipostulasikan sebagai aturan akhir tentang
penetapan dan pembatalan !menerima dan kehilangan validitas$ norma dalam tata aturan
hukum tersebut. Hukum adalah selalu hukum positif, dan positivisasi tersebut berdasarkan
pada fakta baha hukum tersebut dibuat dan dibatalkan dengan tindakan manusia yang bebas
dari sistem moralitas dan norma sejenis lainnya. Hal ini membedakan antara hukum positif
dengan hukum alam yang dideduksikan dari norma dasar tidak nyata yang dianggap sebagai
ekspresi dari kehendak alam atau rasio alam. Corma dasar tata aturan hukum positif adalah
semata-mata aturan fundamental di mana diatur pembuatan berbagai macam norma. /nilah
titik aal proses pembuatan hukum dan secara keseluruhan memiliki karakter dinamis.
Apapun isi dari suatu norma, dan apapun perbuatan manusia memungkinkan untuk menjadi
isi suatu norma, dapat memperoleh validitasnya. "uatu norma adalah valid dan mengikat
viii
-
8/16/2019 Uas Teori Hukum No. 1
9/21
hanya berdasarkan persyaratan baha telah dibuat dalam bentuk tertentu dan lahir dengan
prosedur dan aturan tertentu. Corma hukum mungkin dibuat dengan cara-cara yang berbeda7
norma umum melalui kebiasaan atau legislasi, norma individual melalui tindakan judisial dan
administratif atau transaksi hukum. Hukum selalu dibuat dengan suatu tinda- kan secara
sengaja sebagai pembuatan hukum, kecuali dalam kasus ketika hukum berasal dari kebiasaan.
ebiasaan adalah tindakan umum yang dilakukan secara sadar dan diakui sebagai norma
mengikat dan bukan merupakan pilihan bebas. /nilah persyaratan yang disebut dengan opinio
juris sive necessitatis. enafsiran atas persyaratan ini adalah baha individu yang
perbuatannya diatur oleh kebiasaan harus menyadari perbuatannya sebagaimana ditentukan
oleh aturan hukum. #ereka harus percaya baha mereka melaksanakan keajiban hukum
atau memenuhi hak hukum. Doktrin tersebut adalah tidak benar karena aturan hukum yang
dibuat melalui tindakannya tersebut tidak dengan sendirinya merupakan aturan hukum.
Di sini dapat dibedakan antara hukum undang-undang !statutory la$ dan hukum
kebiasaan !customary la$ sebagai dua bentuk dasar hukum. Hukum undang-undang harus
dipahami sebagai hukum yang dibuat dengan cara selain kebiasaan, yaitu oleh legislatif,
yudisial, atau tindakan administratif, atau oleh transaksi hukum, khususnya kontrak dan
perjanjian internasional. =a@ memahami pemikiran elsen dengan membagi dua macam
norma, yaitu norma original dan norma derivatif, berdasarkan model pembuatan dan berhentinya sebagai norma. Corma original adalah norma dasar yang dibuat dengan cara
dipresuposisikan valid. "edangkan norma derivatif dibuat dengan dua macam kondisi, yaitu
!%$ adanya eksistensi suatu norma tertentu !disebut sebagai a norm creating norm$7 dan !+$
terjadinya peristia tertentu !norm creating events$. erhentinya status norma terjadi dalam
dua cara, yaitu tidak pernah berlaku atau pernah berlaku di suatu aktu tetapi kemudian
gagal. Corma dasar dari suatu tata hukum nasional tidak mengimplikasikan baha tidak
mungkin untuk memasuki ilayah dibelakang norma. Tentu saja seseorang mungkin bertanya
mengapa seseorang harus menghormati konstitusi pertama sebagai suatu norma yang
mengikat. 8aabannya mungkin baha bapak konstitusi pertama diberi kekuasaan oleh
Tuhan. Camun karakteristik positivisme hukum adalah bebas dari pembenaran religius
terhadap tata hukum. Hipotesis akhir positivisme adalah baha norma yang memberikan
otoritas pada legislator pertama. Corma dasar hanyalah presuposisi yang dibutuhkan oleh
penafsiran positivis terhadap materi hukum.
Corma dasar tidak dibuat dalam prosedur hukum oleh organ pembuat hukum. Corma
ini valid tidak karena dibuat dengan cara tindakan hukum, tetapi valid karena
ix
-
8/16/2019 Uas Teori Hukum No. 1
10/21
dipresuposisikan valid, dan dipresuposisikan valid karena tanpa presepsi ini tidak ada
tindakan manusia dapat ditafsirkan sebagai hukum, khususnya norma pembuat hukum.
2aliditas norma hukum mungkin terbatas aktunya, dan adalah penting untuk
memperhatikan baha akhir sebagaimana aal validitas ini ditentukan hanya oleh tata aturan
di mana norma tersebut ada. Corma tetap valid sepanjang belum dinyatakan invalid dengan
cara yang ditentukan oleh tata hu- kum itu sendiri. /nilah prinsip legitimasi. rinsip
legitimasi ini tidak berlaku pada kasus revolusi atau juga disebut dengan coup dFGtat. "uatu
revolusi terjadi ketika tata hukum suatu komunitas ditiadakan !nullified$ dan diganti dengan
suatu tata aturan baru dengan cara yang tidak dapat dilegitimasi dengan tata aturan yang
digantikan tersebut. "ecara hukum adalah tidak relevan apakah revolusi itu berdarah atau
tidak, atau dilakukan oleh massa atau oleh elit pemerintahan. Dalam pandangan hukum,
kreteria utama suatu revolusi adalah baha tata aturan yang berlaku disingkirkan dan
digantikan dengan tata aturan baru dengan cara yang tidak diatur dalam tata aturan pertama.
iasanya, orang yang berhasil melakukan revolusi hanya meniadakan konstitusi dan hukum
tertentu yang memiliki signifikansi besar secara politik dan menggatinya dengan norma lain.
"edangkan sebagian besar bagian dari tata hukum lama tetap valid dalam bingkai tata aturan
yang baru.
C. TEORI HUKUM MURNI
#enurut asal-usulnya, Teori Hukum #urni merupakan suatu bentuk pemberontakan
yang ditujukan terhadap /lmu Hukum yang /deologis, yaitu ajaran
yanghanya mengembangkan hukum sebagai alat pemerintahan suatu re@im dari Cegara-
negara totaliter
. Teori ini hanya menerima hukum sebagaimana adanya, yaitu dalam bentuk peraturan-
peraturan yang ada.#enurut elsen teori hukum murni adalah teori hukum positip. /a berusaha
untuk mempersoalkan dan menjaab pertanyaan apakah hukumnya:E dan bukanbagaimana
kah hukum yang seharusnya:E. arena titik tolak yang demikian itulah maka
elsen berpendapat, baha keadilan sebagaimana la@imnya dipersoalkan hendaknya
dikeluarkan dari ilmu hukum. Dasar pokok teori elsen adalah sebagai berikut )
%. Tujuan teori tentang hukum, adalah untuk mengurangi kekalutan
dan meningkatkankesatuan !unity$.
x
-
8/16/2019 Uas Teori Hukum No. 1
11/21
+. Teori hukum adalah ilmu, bukan kehendak, keinginan. /a adalah penget ahuantentang
hukum yang ada, bukan tentang hukum yang seharusnya ada.
6. /lmu hukum adalah normatif, bukan ilmu alam.
*. "ebagai suatu teori tentang norma, teori hukum tidak berurusan dengan persoalan
efektivitas norma-norma hukum.
(. "uatu teori tentang hukum adalah formal, suatu teori tentang cara pengaturan dari
isiyang berubah-ubah menurut jalan atau pola yang spesifik.
4. Hubungan antara teori hukum dengan suatu sistem hukum positip tertentu seperti
antara hukum yang mungkin dan hukum yang ada.
. arakteristik dari norma adalah sifatnya yang hipotetis. Teori elsen dapat dirumuskan
sebagai suatuanalisis tentang struktur hukum posistip. elsen pada dasarnya ingin
menciptakan suatuilmu pengetahuan hukum murni, memisahkan dari unsur-unsur non-
hukum.elsen juga menolak untuk meberi definisi hukum sebagai suatu perintah. Oleh
karena definisi yang demikian itu menggunakan pertimbangan-pertimbangan
subjektif dan politis. Dalam Teori elsen sejak munculnya ide tentang ?rundnorm maka
selanjutnya proses konkretisasi setapak demi setapak, mulai dari norma dasar dan penerapann
ya atas suatu situasi tertentu. roses ini melahirkan "tufen theory, yaitu yangmelihat tata
hukum sebagai suatu proses menciptakan sendiri norma-norma, mulai darinorma-norma
yang bersifat umum sampai kepada yang lebih konkrit.
Ajaran hukum murni R!in! R!"h#$!hr!%
adalah baha hukum itu harus dipisahkan dari sosiologis, moral, politis, historis,d an
s e b a g a i n ya . H u k u m a d a l a h s u a t u k e h a r u s a n y a n g m e n g a t u r t i n g k a h l a k u
m a n u s i a s e b a g a i m a h l u k r a s i o n a l . a g i n y a t i d a k m e m p e r s oa l k a n h u k u m
i t u dalam kenyataannya, tetapi mempersoalkan apa hukumnya. ahkan dalam ajaran hu kum
murni ini menolak keadilan dijadikan pembahasan dalam ilmu hukum.agi Hanselsen keadilan adalah masalah ideologi yang ideal-irasional.
&. Ajaran S#u'!n&au Th!r(.
Ajaran ini pada mulanya dikemukakan oleh Adolf #erkl kemudian dipopulerkan oleh Hans
elsen. Teori ini melihat hukum sebagai suatu sistem yang terdiri dari susunan norma yang
berbentuk piramida. Corma yang lebih rendah memperoleh kekuatannya dari suatu
norma yang lebih tinggi. "emakin tinggi suatu norma se ma ki n abstrak sifatnya,
sebaliknya semakin rendah suatu norma semakin kongkrit sifatnya. Corma yang paling tinggi
menduduki puncak piramida disebut ?rundnorm atau unsprungnorm. Teori jenjang melihat
hukum itu identik dengan perundang-undangan. #enurut teori ini di luar perundang-
xi
-
8/16/2019 Uas Teori Hukum No. 1
12/21
undangan tidak termasuk hukum.Teori jenjang kemudian dihubungkan sistem hukum
/ndonesia berdasar ketetapan #=" Co.I#="I%&44 tentang memorandum D=-?=
mengenaisumber tertib hukum =/ dan tata urutan peraturan perundang-undangan =/ didasari
oleh "tuffenbau Theory dengan ciri formal legalistik.
- The ure Theory of 0a )
%. !he pure theory of law menekankan pada pembedaan yang jelas antara hukum empiris
dan keadilan transcendental dengan mengeluarkannya dari lingkup kajian hukum.
+. Hukum bukan merupakan manifestasi dari otoritas super-human, tetapi merupakan
suatu teknik sosial yang spesifik berdasarkan pengalaman manusia.
6. !he pure theory of law menolak menjadi kajian metafisis tentang hukum.
*. Teori ini mencari dasar-dasar hukum sebagai landasan validitas, tidak pada prinsip-
prinsip meta"juridis, tetapi melalui suatu hipotesis yuridis, yaitu suatu norma dasar,
yang dibangun dengan analisis logis berdasarkan cara berpikir yuristik aktual.
(. !he pure theory of law berbeda dengan analytical jurisprudence dalam hal the pure
theory of law lebih konsisten menggunakan metodenya terkait dengan masalah
konsep-konsep dasar, norma hukum, hak hukum, keajiban hukum, dan hubungan
antara negara dan hukum.
4. #engapa keajiban yang terletak dalam kaidah hukum adalah suatu keajiban
yuridis: #enurut penganut positivisme, hal ini tersangkut dengan suatu keharusan
ekstrem, yaitu karena ada paksaanIancaman dari pihak luar jika tidak menaati.
5. Dasarnya adalah baha asal mula segala hukum adalah undang-undang dasar negara.
Dalam relasi negara ada penguasa dan ada rakyat, ada yang memberi perintah dan ada
yang harus menaati perintah.
D. KRITIK TERHADAP POKOK)POKOK PEMIKIRAN TEORI HUKUM HANS
KELSEN
ritik terhadap teori hukum yang dikemukakan elsen pada umumnya antara lain terkait
dengan metode formal yang digunakan dalam #ure !heory of $aw, konsep hukum sebagai
perintah yang memaksa namun tidak secara psikologis, postulasi validitas norma dasar,
hubungan hukum dan negara, dan masalah konsep hukum internasional sebagai suatu sistem.
B "alah satunya adalah %ari &hand dalam buku-nya Modern 'urisprudence. /a
memberikan kritik terhadap teori yang dikemukakan oleh elsen tersebut dari segi)
xii
-
8/16/2019 Uas Teori Hukum No. 1
13/21
%. Tentang Corma Dasar
#enurut >hand, konsep norma dasar yang dikemukakan oleh elsen tidak jelas. 1ang
disebut dengan norma dasar tersebut bukan merupakan hukum positif tetapi suatu
presuposisi pengetahuan yuridis, atau sesuatu yang meta-legal tetapi memiliki suatu fungsi
hukum. "ulit untuk melihat konstribusi ure Theory of 0a terhadap suatu sistem dengan
mengasumsikan hukum berasal dari norma dasar yang tidak dapat ditemukan.
Corma dasar yang dikemukakan oleh elsen tidak lebih dari suatu presuposisi moral yang
memerintahkan kepatuhan. 8ulius "tone menduga baha norma dasar tersebut hanya
merupakan norma puncak !apeJ norm$ dan digunakan untuk tujuan seperti konstitusi
menggantikan supremasi parlemen. enekanan baha kita harus mematuhi konstitusi
harus didukung oleh landasan fakta sosial, moralitas dan etika umum masyarakat. Tidak
ada realitas makna lain yang dapat diterapkan. 2aliditas suatu norma dasar pada akhirnya
adalah suatu prinsip moral atau tidak bermakna sama sekali.
+. #etodologi
"uatu sistem hukum bukan merupakan koleksi abstrak dari kategori yang mati, tetapi suatu
susunan hidup yang bergerak secara konstan dan terdapat bahaya yang besar jika hanya
melihat potongan-potongan dan menganalisis masingmasing bagian. Tidak akan
didapatkan gambaran menyeluruh yang menunjukkan bagaimana sistem tersebut
beroperasi. endekatan elsen hanya pada satu sisi ketertarikan, yaitu pada bentuk hukum
sembari meletakkan isinya sebagai hal yang sekunder.
6. emurnian
elsen sangat menekankan pada analisis kemurnian sehingga pendekatan lain terhadap
penyelidikan yuridis diabaikan. #etodenya menjadi tidak murni sepanjang mengenai
norma dasar karena dia gagal menjelaskan bagaimana norma tersebut dan eksis.
-
8/16/2019 Uas Teori Hukum No. 1
14/21
yang tidak murni. enentuan tingkatan norma sebagai bentuk kehendak hukum yang
berbeda dengan sendirinya mengimplikasikan adanya valuasi sosial tertentu.
*. eadilan
"alah satu dalil ure Theory of 0a adalah baha hukum tidak dapat menjaab
pertanyaan apakah suatu hukum itu adil atau tidak adil, atau apakah keadilan itu. eadilan
adalah sesuatu yang di luar rasio. eadilan ditolak menjadi jia dari hukum atas nama
kemurnian hukum. Apakah dengan begitu elsen tidak kehilangan pusat dari
permasalahan yang dibahas: Kaman ini menangis karena masalah keadilan, baik sosial
maupun politik, namun elsen menolak dan menyatakannya sebagai sesuatu ide yang
irasional. Teori elsen tidak berbicara apapun tentang ketidakadilan berupa penindasan
kulit putih minoritas terhadap kulit hitam di Afrika "elatan atau penindasan terhadan etnis
asia di /nggris, demikian pula dengan ketidakadilan ekonomi dan politik dalam hubungan
internasional. Apa artinya suatu studi jika substansinya diabaikan: Teori elsen hanyalah
kulit dari sistem hukum, meninggalkan kehidupan dan aktivitasnya pada sosiolog dan
ilmuan sosial lain. Teorinya adalah bentuk lain dari kekaburan dan penghindaran.
(. eberlakuan
elsen tidak memberikan sesuatu yang dapat digunakan untuk membedakan keberlakuan
suatu norma tunggal dan keberlakuan sistem hukum secara keseluruhan. Apa yang
dimaksud dengan keberlakuan minimum: agaimana hal itu dapat dibuktikan selain
dengan suatu penyelidikan terhadap fakta-fakta sosial dan politik: 8ika elsen menerima
efektifitas sebagai suatu faktor validitas, mengapa tidak juga menerima faktor yang lain
seperti mralitas, ekonomi, dan politik. #enurut kelsen, keberlakuan adalah suatu kondisi
bagi validitas. ertanyaan krusialnya adalah bagaimana menentukan keberlakuan tersebut:
#isalnya penguasa militer mengambil alih kekuasaan dan menahan perdana menteri dan
presiden negara tersebut dan kemudian mengumumkan baha dialah kepala negara saat
itu. Dia mengesampingkan konstitusi dan menetapkan suatu keputusan yang
ditandatanginya. agaimanakah dapat menentukan eksistensi suatu norma dasar dalam
kondisi seperti ini: Dengan dasar apa suatu penilaian tentang keberlakuan atau
ketidakberlakuan suatu sistem hukum:
4. Hirarki Corma
xiv
-
8/16/2019 Uas Teori Hukum No. 1
15/21
Terdapat sumber hukum seperti kebiasaan, undang-undang, dan preseden, yang salah
satunya tidak dapat dikatakan lebih tinggi dari yang lain. Di samping norma, dalam sistem
hukum juga terdapat standar, prinsip-prinsip, kebijakan, asas !maJim$, yang sama
pentingnya dengan norma, namun tidak diperhatikan oleh elsen.
E. IMPLEMENTASI TEORI HUKUM MURNI DI INDONESIA
/ndonesia mengalami krisis dalam penegakan hukum, mulai dari tahap formulasi,
implementasi dan eksekusi. "elanjutnya permasalahan seputar sistem hukum yang carut
marut meliputi kultur, struktur dan substansi, membuat Cegara ini diambang kehancuran..
"ecara umum, permasalahan hukum di /ndonesia tidak lepas dari pencarian jati diri-model
ajah hukum yang cocok-dimana sampai saat ini hukum /ndonesia masih berupa topeng
yang berbeda dengan karakter pemerannya. Oleh karenanya diperlukan pembaharuan terusmenerus, dengan harapan hukum yang berlandaskan ancasila dapat terujud dan
mendatangkan kemaslahatan sesuai dengan tujuan nasional.
#elihat ajah hukum kita saat ini, persoalan yang timbul tidak lepas dari kelemahan
hukum yang dipengaruhi faktor lain di luar hukum. 8ika dilihat dari sudut pandang politik
hukum, maka mulai dari tahapan fomulasi, implementasi dan eksekusi, hukum akan selalu
dipengaruhi faktor-faktor di luar hukum yang sebenarnya melemahkan eksistensi hukum itu
sendiri. Oleh karenanya, untuk menghindari konflik, maka hukum harus dimurnikan dariunsur-unsur non hukum, yang dalam pembahasan ini disebut teori hukum murni.
"ecara teoritis, teori hukum murni Hans elsen merupakan respon dari hukum kodrat,
sosiologi hukum dan analytical jurisprudence. Dalam teori hukum umumnya, Hans elsen
membagi konsep hukum kepada nomostatis dan nomodinamis. Comostatis berarti perbuatan
manusia yang diatur oleh hukum, sedangkan nomodinamis terkait dengan hukum yang
mengatur perbuatan.
Gksistensi negara =/ baru dapat diterima sebagai suatu kenyataannya jika cara berpikir kita menggunakan paradigma sosiologisE, bukan paradigma positivistisE.Demikian pula
ajaran hukum murni secara realitas, empiris sudah banyak ditinggalkan hal ini diperkuat oleh
Talcott arsons dengan teori sibernetiknya baha dalam masyarakat ada sub-sub sistem
yaitu)
a. )u*")istem +konomi.
*. )u*")istem #olitik.
xv
-
8/16/2019 Uas Teori Hukum No. 1
16/21
c. )u*")istem )osial.
d. )u*")istem udaya.
"ub sistem hukum berada pada sub sistem sosial sehingga dari sistematikanya subsistem
hukum diatasi oleh ekonomi dan politik. "ementara arus informasi terbesar berada pada sub
sistem budaya, sebaliknya arus energi terbesar berada pada sub sistemekonomi, semakin kecil
pada politik, sosial dan budaya.erdasarkan teori sibernetik dari Talcott arson secara realitas
baha hokum sudah tidak otonom lagi. Hukum sudah dipengaruhi oleh faktor ekonomi,
politik, etika, moral, sejarah sehingga pada saat sekarang ini dimaklumi jika ada suatu
putusan hakim kadang-kadang atau keseringan dipengaruhi oleh unsur ekonomi dan politik.
"eperti kasus edung
-
8/16/2019 Uas Teori Hukum No. 1
17/21
yang berlaku dan mengikat secara umum atau khusus dan ditegakkan oleh atau
melalui pemerintah atau pengadilan dalam Cegara. #enurut Teori hukum murni, baha
objek kajian hukum !legal science$ hanyalah mengenai isi hukum positif. "edangkan
mengenai baik atau buruk suatu kaidah yang mencerminkan system nilai tertentu, masalah
tujuan hukum dan lain-lain, bersifat filosofis, bukan objek teori hukum, melainkan
objek filsafat. andangan ini bertalian dengan paham legal positivismE dan Hans elsen
merupakan salah seorang penganut Aliran ositivis. Teori Hukum #urni masih
banyak dipakai di /ndonesia, hal tersebut tercermin dengan masih diikutinyaIditerapkannya
beberapa pemikiran dari Hans elsen dalam sistem kehidupan secara yuridis dan dalam
sistem ketatanegaraan7 antara lain dalam Tata
-
8/16/2019 Uas Teori Hukum No. 1
18/21
instutusi politik pembentuk hukum untuk mengajukan gugatan terhadap institusi negara
tersebut.
Dalam hal pelanggaran tersebut dilakukan melalui pembentukan undang-undang
maka dapat diajukan keberatan kepada Mahkmah K-n+#i#u+i dan dalam hal segala
produk hukum dari institusi politik lainnya dibaah undang-undang diajukan kepada
Mahkamah A,un,. "istem hukum /ndonesia pada dasarnya menganut teori yang
dikembangkan oleh Hans elsen. /ni tampak dalam rumusan hirarkhi peraturan
perundangan-undangan /ndonesia sebagaimana dapat kita temukan dalam asal 5
-
8/16/2019 Uas Teori Hukum No. 1
19/21
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.KESIMPULAN
/. Teori elsen dapat dirumuskan sebagai suatu analisis tentang struktur hukum
positif, yang dilakukan se-eksak mungkin, suatu analisis yang bebas dari semua
pendapat (judgements etik atau politik mengenai nilaiE.
+. ritik yang ditujukan kepada teori elsen yang positivistis, realistis dan murni itu,
di antaranya didorong oleh pemikiran, baha teori yang demikian itu akan terlalu
menekankan pada hukum sebagai konsep-konsep, yang mengutamakan studi
terhadap hukum sebagai suatu deutungsschema” yang kait- mengait secara logis
tanpa cacat dan melupakan nilai kemanusiaannya.
6. "istem hukum /ndonesia pada dasarnya menganut teori yang dikembangkan oleh
Hans elsen. /ni tampak dalam rumusan hirarkhi peraturan perundangan-undangan
/ndonesia sebagaimana diatur dalam asal 5
-
8/16/2019 Uas Teori Hukum No. 1
20/21
+. Teori Hukum tidak bisa dilepaskan dari lingkungan @amannya, sekalipun
ia berkeinginan untuk mengatakan suatu pikiran universal. Dengan demikian
kita baiknya bersikap untuk selalu tidak melepaskan teori-teori tersebut dari
konteks aktu pemunculannya.aling tidak teori-teori tersebut dapat
memperkaya hasanah ilmu hukum. .
6. "uatu bentuk kontrol masyarakat meskipun dalam bentuk yang sederhana harus
membuktikan baha peraturan mampu mempertahankan kelangsungan
hidup bermasyarakat dan membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Tidak
tertutup kemungkinan peraturan itu memiliki kelemahan. Hukum hendaknya
mampu menjadi penyeimbang antara kehendak individu, masyarakat dan
penguasa.
2
-
8/16/2019 Uas Teori Hukum No. 1
21/21
DAFTARPUSTAKA
- Arinanto "atya , Hak Asasi #anusia dalam Transisi olitik,
usat "tudi Hukum Tata Cegara Lakultas Hukum