uji kontrol positif bakteri · laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan...

51
UJI KONTROL POSITIF BAKTERI SALMONELLA SP. DAN IDENTIFIKASI KEBERADAAN SALMONELLA SP. PADA SAMPEL PRODUK PT. INDUSTRI JAMU BOROBUDUR LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan oleh: Angela Karina Susanto 16.I1.0051 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2019

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

UJI KONTROL POSITIF BAKTERI

SALMONELLA SP. DAN IDENTIFIKASI

KEBERADAAN SALMONELLA SP. PADA SAMPEL

PRODUK PT. INDUSTRI JAMU BOROBUDUR

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan

oleh:

Angela Karina Susanto

16.I1.0051

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2019

Page 2: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

i

Page 3: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat-Nya sehingga laporan kerja praktek dengan judul “UJI KONTROL POSITIF

BAKTERI SALMONELLA SP. DAN IDENTIFIKASI KEBERADAAN SALMONELLA

SP. PADA SAMPEL” ini dapat tersusun dengan baik.

Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah

Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas

Katolik Soegijapranata. Selain itu, laporan ini dibuat untuk melaporkan hasil tugas khusus

yang telah dilakukan di PT. Industri Jamu Borobudur.

Dalam pelaksanaan kerja praktek dan juga proses penulisan laporan ini, saya mendapat

bimbingan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Bapak Rachmat Sarwono selaku Direktur PT. Industri Jamu Borobudur Semarang

yang telah membuka kesempatan Kerja Praktek di PT. Industri Jamu Borobudur

Semarang.

2. Bapak Dr. R. Probo Y Nugrahedi STP, MSc. selaku Dekan Fakultas Teknologi

Pertanian, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang telah menyetujui

rencana Kerja Praktek yang saya ajukan.

3. Bapak Joko Kawiyanto, S.Si, APT. selaku Operational Manager yang telah

memperkenankan saya melaksanakan Kerja Praktek di PT. Industri Jamu Borobudur

Semarang.

4. Ibu Dr. V. Kristina Ananingsih, S.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing yang

senantiasa mendampingi dari awal persiapan Kerja Praktek hingga terselesaikannya

laporan Kerja Praktek ini.

5. Kak Christi selaku staff PT. Industri Jamu Borobudur Semarang yang telah

membimbing selama Kerja Praktek dan membantu dalam penyusunan laporan ini.

6. Ibu Dian selaku Kepala Bagian Quality Control PT. Industri Jamu Borobudur

Semarang atas bimbingan dan pendampingannya dalam pelaksanaan tugas khusus.

Page 4: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

iii

7. Seluruh jajaran staff dan karyawan PT. Industri Jamu Borobudur Semarang atas

segala bantuan dan pengetahuan yang telah diberikan selama Kerja Praktek.

8. Orang tua dan saudara yang selalu memberikan dukungan, doa, dan semangat selama

menjalani Kerja Praktek dan penyusunan laporan.

9. Vania dan Tata selaku rekan seperjuangan selama Kerja Praktek di PT. Industri Jamu

Borobudur Semarang dan selama penyusunan laporan ini.

10. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu namun telah memberikan

dukungan dan bantuan hingga laporan Kerja Praktek ini dapat diselesaikan dengan

baik.

Saya berharap semoga laporan Kerja Praktek ini bermanfaat bagi seluruh pihak yang

membutuhkan. Laporan Kerja Praktek ini masih memiliki banyak kekurangan. Maka dari

itu, penulis membuka diri terhadap kritik dan saran yang membangun sehingga laporan

ini dapat menjadi lebih baik lagi.

Semarang, 2019

Penulis

Angela Karina Susanto

Page 5: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... vii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Kerja Praktek ................................................................................ 1

1.2. Tujuan Kerja Praktek ............................................................................................. 2

BAB II. PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan ................................................................................................ 3

2.2. Visi dan Misi Perusahaan ...................................................................................... 4

2.3. Struktur Organisasi Perusahaan ............................................................................. 5

2.4. Sertifikasi ............................................................................................................... 5

BAB III. PRODUK PERUSAHAAN

3.1. EM Kapsul ............................................................................................................. 6

3.2. MASTIN Kapsul .................................................................................................... 6

3.3. TONGLI Kapsul .................................................................................................... 7

3.4. DARSI Pil .............................................................................................................. 7

3.5. DARA Pil ............................................................................................................... 8

3.6. SUSUT PERUT Pil ................................................................................................ 8

3.7. SENDI Cream ........................................................................................................ 9

BAB IV. RISET DAN PENGEMBANGAN PRODUK SERTA PENGAWASAN

MUTU PRODUK

4.1. Riset dan Pengembangan Produk ........................................................................ 10

4.2. Pengawasan Mutu Produk ................................................................................... 12

BAB V. UJI KONTROL POSITIF BAKTERI SALMONELLA SP. DAN

IDENTIFIKASI KEBERADAAN SALMONELLA SP. PADA SAMPEL

5.1. Latar Belakang ..................................................................................................... 15

5.2. Tujuan .................................................................................................................. 17

5.3. Materi Metode ...................................................................................................... 17

5.4. Hasil Pengamatan ................................................................................................ 20

Page 6: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

v

5.5. Pembahasan ......................................................................................................... 24

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan .......................................................................................................... 29

6.2. Saran .................................................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 30

LAMPIRAN ............................................................................................................................ 303

Page 7: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Standar LOD ..................................................................................................... 13

Tabel 2. Standar Viskositas ............................................................................................ 14

Tabel 3. Hasil Pengamatan Tahap Pra-Pengkayaan Bakteri .......................................... 20

Tabel 4. Hasil Pengamatan Tahap Pengkayaan Bakteri ................................................. 21

Tabel 5. Hasil Pengamatan Tahap Penanaman dalam Media Selektif ........................... 22

Page 8: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Industri Jamu Borobudur ......................................... 5

Gambar 2. EM Kapsul ...................................................................................................... 6

Gambar 3. MASTIN Kapsul ............................................................................................. 7

Gambar 4. TONGLI Kapsul ............................................................................................. 7

Gambar 5. DARSI Pil ....................................................................................................... 8

Gambar 6. DARA Pil ....................................................................................................... 8

Gambar 7. SUSUT PERUT Pil ........................................................................................ 9

Gambar 8. SENDI Cream ................................................................................................. 9

Page 9: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG KERJA PRAKTEK

Pada era globalisasi seperti di zaman sekarang ini, teknologi berkembang dengan pesat

dan tidak terkecuali perkembangan di bidang pangan. Mahasiswa Program Studi

Teknologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata harus dapat mengikuti

perkembangan tersebut sehingga mahasiswa diberikan kesempatan untuk melaksanakan

Kerja Praktek. Melalui Kerja Praktek di industri pangan, mahasiswa dapat menambah

wawasan dan juga pengalaman dalam dunia pangan profesional. Dalam kegiatan

perkuliahan, mahasiswa telah mendapatkan banyak pengetahuan secara teori mengenai

industri pangan yang diajarkan saat proses belajar mengajar di kampus dan juga praktek

di laboratorium melalui pelaksanaan praktikum. Program Studi Teknologi Pangan

Universitas Katolik Soegijapranata juga memberikan ilmu mengenai pengolahan bahan

rempah, serta pengolahan makanan dan minuman berbahan herbal melalui mata kuliah

pilihan Herbal Food and Beverages. Namun, ilmu pengetahuan dari perkuliahan maupun

kemampuan melaksanakan kegiatan praktikum belumlah cukup untuk membuat

mahasiswa memahami dan menguasai dunia industri pangan yang akan menjadi tempat

bekerja secara profesional nantinya. Oleh sebab itu, mahasiswa sangat membutuhkan

praktek kerja pada industri pangan secara langsung untuk mendapatkan pengalaman nyata

bekerja secara profesional. Salah satu industri yang dapat menjadi tempat pelaksanaan

Kerja Praktek adalah industri jamu. Melalui Kerja Praktek di industri jamu, mahasiswa

dapat mengetahui cara pengolahan jamu dan obat herbal di tingkat industri, juga peran

serta pemanfaatannya untuk kesehatan.

PT. Industri Jamu Borobudur merupakan industri yang memproduksi obat tradisional.

Hingga saat ini, PT. Industri Jamu Borobudur merupakan produsen jamu dalam bentuk

kapsul terbesar di Indonesia. Selain bentuk sediaan kapsul, PT. Industri Jamu

Borobudur juga memproduksi produk herbal dalam sediaan pil, kaplet, krim, gel, param

kocok, dan beragam produk lainnya seiring semakin dikenali dan diminatinya produk

herbal oleh banyak orang, bahkan hingga tingkat dunia, dengan adanya tren gaya hidup

“Back to Nature”. Proses produksi PT. Industri Jamu Borobudur dijalankan

Page 10: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

2

menggunakan teknologi mesin dengan standar proses yang benar dan dikontrol oleh

tenaga yang sudah ahli di bidangnya dengan melaksanakan Quality Management System

ISO 9001:2015 dan persyaratan GMP (Good Manufacturing Practices) atau CPOTB

(Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik). Selama Kerja Praktek, mahasiswa dapat

belajar bagaimana proses penerimaan bahan baku pada suatu industri, memahami

proses produksi, pelaksanaan kontrol mutu produk, serta belajar mengembangkan suatu

produk sehingga mahasiswa dapat memperoleh bekal yang cukup untuk menjalani

dunia kerja nantinya.

1.2. TUJUAN KERJA PRAKTEK

Tujuan dari Kerja Praktek ini, antara lain:

a. Menerapkan pengetahuan dasar yang telah didapatkan selama masa perkuliahan;

b. Memiliki kemampuan praktek langsung di lapangan;

c. Mendapatkan gambaran serta dapat mengenal baik situasi di dalam dunia kerja;

Menambah wawasan dan pengetahuan terutama mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan bidang pangan;

d. Mengetahui masalah – masalah terkait bidang pangan yang muncul di lapangan

serta belajar menemukan solusi yang tepat untuk menyelesaikannya.

Page 11: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

3

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Industri Jamu Borobudur merupakan industri yang memproduksi obat tradisional.

Industri ini berdiri dimulai dari industri rumahan pada 29 April 1979. Pada awal

berdirinya, PT. Industri Jamu Borobudur memproduksi obat dalam bentuk sediaan pil.

Kemudian pada tahun 1989, mulai memproduksi sediaan dalam bentuk kapsul. Seiring

berjalannya waktu dan semakin meningkatnya permintaan konsumen, perusahaan

melakukan pengembangan pada produksi varian sediaan, yaitu dengan mengembangkan

produk herbal dalam sediaan tablet, krim, gel, serbuk seduhan, serta cairan obat luar. Pada

tahun 1996, PT. Industri Jamu Borobudur menempati lokasi yang lebih luas yaitu

bertempat di Jl. Hasanudin No. 1, Semarang. Pada lokasi tersebut, dijalankan proses

produksi II yaitu pengolahan bahan setengah jadi menjadi produk jadi yang sudah

dikemas dan siap dijual. Sementara produksi I untuk pengolahan bahan baku berupa

rempah menjadi powder jamu dilakukan pada pabrik di Jalan Madukoro Blok A/26,

Semarang.

PT. Industri Jamu Borobudur memperoleh sertifikat CPOTB (Cara Pembuatan Obat

Tradisional yang Baik) untuk sediaan kapsul, pil, tablet, cream, cairan obat luar, dan

serbuk seduhan di tahun 2004. Kemudian, pada tahun 2005 didirikan Borobudur

Extraction Center (BEC) di Jalan Walisongo km 10, Semarang, yang merupakan lokasi

diproduksinya ekstrak kental dan ekstrak kering sebagai bahan baku pembuatan produk

obat tradisional dan kosmetik dari PT. Industri Jamu Borobudur. BEC memproduksi

ekstrak dari simplisia dengan teknologi modern buatan Jerman berstandar tinggi yaitu

standar Eropa dan di tahun 2010 telah ditambahkan juga peralatan High Concentrator

dan Liquid-Liquid Extraction.

PT. Industri Jamu Borobudur memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 untuk Quality

Management System pada tahun 2005. Kemudian di tahun 2010, PT. Industri Jamu

Borobudur memperoleh sertifikat CPOTB untuk ekstrak kental dan ekstrak kering serta

memperoleh sertifikat CPKB (Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik dan Benar) untuk

sediaan krim. Pada tahun 2012, dilakukan pembaruan sertifikat ISO 9001:2000 menjadi

Page 12: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

4

ISO 9001:2008. Kemudian, dari tahun 2017 hingga tahun 2019 ini, PT. Industri Jamu

Borobudur telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2015. Sertifikat Halal dari MUI

(Majelis Ulama Indonesia) didapatkan oleh perusahaan ini untuk sediaan ekstrak pada

tahun 2012. Setelah itu, di tahun 2016, PT. Industri Jamu Borobudur mendapatkan

sertifikat Halal dari MUI untuk sediaan tablet, pil, kapsul, cairan obat luar, krim, dan

serbuk seduhan.

PT. Industri Jamu Borobudur terus menerus mengembangkan produknya serta

meningkatkan kualitas dari produk-produk tersebut. Hal ini tampak dari semakin

banyaknya variasi sediaan produk dan adanya peningkatan sertifikasi yang diperoleh oleh

PT. Industri Jamu Borobudur dari awal berdiri hingga sekarang. Selain meningkatkan

variasi produk dan menjamin kualitas dan mutu produk, PT. Industri Jamu Borobudur

juga meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan pasar karena

pemasaran tidak hanya dilakukan di Indonesia, namun telah meluas hingga ke luar negeri

seperti Singapura, Malaysia, Rusia, Kanada, Jepang, Filipina, Cina, Saudi Arabia,

Nigeria, Swiss, Meksiko, dan Selandia Baru.

2.2. Visi dan Misi Perusahaan

Visi yang dimiliki oleh PT. Industri Jamu Borobudur adalah menjadi perusahaan

penghasil produk herbal yang memberikan solusi terhadap masalah kesehatan. Dalam

mencapai visi tersebut, PT. Industri Jamu Borobudur memiliki misi yaitu menyediakan

produk yang aman, berkhasiat, lengkap, merata dan harga terjangkau melalui manusia,

inovasi, dan teknologi.

Page 13: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

5

2.3. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PT. Industri Jamu Borobudur dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Industri Jamu Borobudur

2.4. Sertifikasi

PT. Industri Jamu Borobudur telah memperoleh beberapa sertifikat, yaitu:

a. Sertifikat ISO 9001:2015

b. Sertifikat CPOTB versi 2011

c. Sertifikat HALAL dari LPOM MUI untuk sediaan Obat Tradisional (OT)

d. Sertifikat HALAL dari LPOM MUI untuk sediaan ekstrak

e. Sertifikat CPKB untuk sediaan kosmetik

Page 14: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

6

BAB III

PRODUK PERUSAHAAN

PT. Industri Jamu Borobudur telah memproduksi berbagai produk obat tradisional dalam

sediaan pil, kapsul, kaplet, seduhan, krim, gel, dan param kocok. Total produk yang

diproduksi oleh PT. Industri Jamu Borobudur berjumlah sekitar 85 produk. Berikut

beberapa produk dari PT. Industri Jamu Borobudur :

3.1. EM Kapsul

EM kapsul merupakan produk yang berkhasiat bagi wanita dalam melancarkan haid dan

juga meredakan nyeri haid. Produk ini diproduksi dalam kemasan dos isi strip 12 kapsul,

dos isi 10 strip @10 kapsul, botol isi 30 kapsul, 60 kapsul dan 100 kapsul. Dosis minum

yang dianjurkan yaitu 2 kali sehari dengan 2 kapsul setiap kali konsumsi mulai 4-5 hari

sebelum datang bulan. Bahan-bahan herbal yang menyusun produk EM kapsul adalah

Aloe vera extract, Elephantopus scaber folium, Phyllanthus niruri herba, Nigella sativa

semen, Curcuma domesticae rhizome, dan Zingiber officinale rhizome.

Gambar 2. EM Kapsul

3.2. MASTIN Kapsul

Produk MASTIN kapsul terbuat dari ekstrak kulit manggis atau Garciniae Fructus Cortex

Extract. MASTIN kapsul memiliki kegunaan untuk memelihara kesehatan tubuh. Produk

ini dijual dalam kemasan strip isi 12 kapsul, kemasan botol isi 30 kapsul, 60 kapsul, dan

100 kapsul. Penggunaan produk ini yaitu dengan dikonsumsi 2 kali dalam sehari dengan

dosis 2 kapsul setiap konsumsi. MASTIN kapsul sudah dinyatakan lulus uji praklinik

sehingga termasuk ke dalam Obat Herbal Terstandar (OHT).

Page 15: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

7

Gambar 3. MASTIN Kapsul

3.3. TONGLI Kapsul

TONGLI kapsul diproduksi dalam kemasan botol isi 30 kapsul, botol isi 60 kapsul, botol

isi 100 kapsul, dan strip isi 12 kapsul. TONGLI kapsul berguna untuk meningkatkan

vitalitas dan gairah pria, meningkatkan produksi testosteron, energi, daya tahan dan

stamina. Bahan yang terdapat dalam TONGLI kapsul adalah ekstrak pasak bumi. Pasak

bumi mengandung senyawa kuasinoid yang bersifat aprodisiak dan dapat meningkatkan

kadar testosteron. TONGLI kapsul dikonsumsi dengan cara diminum 2 kali sehari

sebanyak 2 kapsul setiap konsumsi.

Gambar 4. TONGLI Kapsul

3.4. DARSI Pil

DARSI pil diproduksi dalam beberapa kemasan yaitu kemasan dos isi 100 pil, dan dos isi

10 sachet @15 pil. Konsumsi DARSI pil dapat membantu untuk mengatasi jerawat, bisul

dan gatal gatal. DARSI pil dapat membantu memperbaiki peredaran darah. Untuk dosis

dewasa, DARSI pil dianjurkan diminum secara teratur 2 kali sehari dengan setiap kali

konsumsi sebanyak 5 pil. Dosis minum tersebut dapat ditambah atau dikurangi sesuai

dengan kebutuhan. Formula dari DARSI pil antara lain: Zingiberis aromaticae rhizome,

Zingiberis purpurei rhizome, Curcumae rhizome, Andrographidis herba, Curcumae

domesticae rhizome, Sappan lignum, dan Elephantopi folium.

Page 16: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

8

Gambar 5. DARSI Pil

3.5. DARA Pil

DARA pil diproduksi dalam kemasan botol 100 pil dan dos isi 10 sachet dengan isi 15 pil

per sachet. Khasiat yang dimiliki DARA pil adalah untuk membantu memelihara

kesehatan wanita, mengencangkan otot-otot payudara yang kendur setelah melahirkan,

memperbaiki peredaran darah, melancarkan ASI, serta memulihkan stamina setelah

melahirkan. DARA pil dikonsumsi dengan cara diminum 2 kali sehari sebanyak 5 pil

setiap konsumsi. Bahan-bahan penyusun DARA pil adalah Curcumae Rhizoma extract,

Coptici Fructus extract, Baeckeae Folium extract, Melaleucae Fructus extract, dan

Boesenbergiae Rhizoma extract.

Gambar 6. DARA Pil

3.6. SUSUT PERUT Pil

SUSUT PERUT pil berkhasiat membantu mengurangi kelebihan lemak pada perut.

Komposisi dari produk ini adalah gallae, Guazuma ulmifolia Folium (jati belanda),

Zingiber purpureum Rhizoma, Curcumae domestica Rhizoma (kunyit) yang berperan

mengurangi lemak tubuh, kemudian terdapat juga Sappan Lignum (kayu secang) dan

gambir sebagai pengelat yang dapat melapisi dinding usus sehingga akan mengurangi

Page 17: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

9

adsorpsi makanan. SUSUT PERUT pil dijual dalam kemasan dos isi 100 pil dan dapat

diminum 2 kali sehari sebanyak 5 pil setiap kali konsumsi.

Gambar 7. SUSUT PERUT Pil

3.7. SENDI Cream

Produk SENDI Cream memiliki beberapa varian yaitu SENDI Ceam Cabe, SENDI

Cream Jahe, SENDI Cream Merica Hitam, SENDI Cream Mint, dan SENDI Cream

Sereh. Untuk varian SENDI Cream Cabe dan SENDI Cream Jahe tersedia dalam kemasan

renteng 20 sachet, tube 30 gram, dan tube 60 gram. Sedangkan SENDI Cream Merica

Hitam, SENDI Cream Mint, dan SENDI Cream Sereh hanya tersedia dalam dua jenis

kemasan yaitu kemasan tube 30 gram dan tube 60 gram. SENDI Cream berkhasiat

mengobati encok, pegal linu, letih, dan lesu. Selain itu, produk ini juga dapat

menyegarkan dan menghangatkan badan, berfungsi sebagai anti rematik, analgesik, anti

inflamasi. SENDI Cream merupakan obat luar yang digunakan dengan cara dioleskan

pada bagian tubuh yang sakit. Bahan-bahan penyusun SENDI Cream antara lain

Kaempferiae Rhizoma Extract, Zingiberis Rhizoma Extract, Menthae arvensidis Herba

Extract, Languatis Rhizoma Extract, Oleum Zingiberis, dan Oleum Gaultheriae.

Gambar 8. SENDI Cream

Page 18: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

10

BAB IV

RISET DAN PENGEMBANGAN PRODUK SERTA PENGAWASAN MUTU

PRODUK

4.1. Riset dan Pengembangan Produk

Riset dan pengembangan merupakan suatu proses untuk mengembangkan produk baru

atau menyempurnakan produk yang sudah ada dan proses tersebut dapat

dipertanggungjawabkan. Dalam sebuah perusahaan, bagian riset dan pengembangan

sangat dibutuhkan karena inovasi produk harus terus dilakukan guna memperoleh

produk-produk yang memiliki daya saing tinggi di pasaran dan untuk mendukung

perusahaan agar dapat bertahan dalam persaingan dengan perusahaan lainnya. Riset dan

pengembangan produk di PT. Industri Jamu Borobudur dilaksanakan oleh bagian

Research and Development (R&D). Bagian R&D dibagi menjadi tiga bagian, yaitu R&D

Produk, R&D Kemasan, dan R&D Registrasi. Bagian yang menjadi fokus dalam Kerja

Praktek ini adalah bagian R&D Produk.

R&D Produk bertugas membuat produk baru atau mengembangkan produk yang sudah

ada. Produk baru yang dibuat bisa merupakan produk yang benar-benar baru dan belum

pernah diproduksi sebelumnya atau varian baru dari produk yang sudah ada. Permintaan

pembuatan produk baru biasanya berasal dari manajemen atau pimpinan perusahaan.

Pengembangan produk eksis dilakukan saat ada komplain atau keluhan dari bagian

produksi yang kemudian disampaikan kepada bagian Quality Assurance (QA) dan

selanjutnya diserahkan kepada bagian R&D untuk menindaklanjuti kekurangan dari

produk tersebut. Jika ada bahan-bahan yang perlu diganti atau disubstitusi, bagian R&D

Produk bertugas melakukan riset dan mencari supplier untuk bahan tersebut. Selain

membuat produk baru dan mengembangkan produk yang sudah ada, bagian R&D Produk

juga melakukan pengecekan kegiatan produksi untuk mengkontrol agar proses produksi

tidak menyimpang dari batch record atau cara pembuatan produk yang telah dibuat oleh

bagian R&D Produk juga. Penyimpangan atau kesalahan dapat terjadi mengingat adanya

perbedaan antara pembuatan produk dengan skala kecil di laboratorium dengan

pembuatan skala besar di bagian produksi. Bagian R&D Produk juga mengkontrol

parameter kritis dalam produksi seperti mixing, suhu, dan waktu.

Page 19: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

11

Pengembangan produk baru diawali dengan studi literatur untuk mengetahui formula

dasar dari produk yang ingin dibuat. Kemudian, dilakukan Trial Skala Kecil (TSK)

dengan sebelumnya rancangan formula produk lengkap dengan massa dan persentasenya

ditulis dalam lembar TSK. Setelah TSK dilaksanakan, dilakukan evaluasi terhadap

produk yang dihasilkan. Jika hasil evaluasi produk dari TSK dianggap berhasil, langkah

selanjutnya adalah menguji penerimaan dari produk melalui angket atau bisa juga

menanyakan langsung kepada pihak manajemen. Pengujian penerimaan produk hasil

TSK dilakukan dengan memberikan produk dengan disertai angket kepada minimal 20

responden. Jika respon positif tidak mencapai 75%, maka dilakukan pembuatan formula

baru dan hasilnya dievaluasi kembali. Apabila diperoleh respon positif hingga 75%, maka

riset dilanjutkan ke tahap uji stabilitas sekaligus pelaksanaan Trial Skala Besar.

Berdasarkan WHO (2006), pengujian stabilitas produk farmasi dilakukan untuk

menetapkan masa edar dan periode penggunaan dalam kemasan dan kondisi

penyimpanan tertentu. Ada dua metode uji stabilitas, yaitu metode dipercepat dan

diperpanjang. Metode dipercepat memiliki tujuan untuk mendapatkan formulasi dan

sistem penutupan wadah yang sesuai, sedangkan metode diperpanjang berfungsi untuk

memastikan tanggal kadaluwarsa yang diperkirakan sebelumnya. Kedua metode ini

dilakukan dalam uji stabilitas untuk membuktikan bahwa tidak ada perubahan yang

terjadi dalam formulasi yang dapat menurunkan stabilitas produk obat. Metode dipercepat

dilaksanakan dengan menggunakan climatic chamber yang memiliki suhu 40 ± 2°C dan

kelembaban relatif (RH) sebesar 75 ± 5%. Sedangkan untuk metode diperpanjang, produk

disimpan pada suhu ruang yaitu 25 ± 2°C dengan RH 60 ± 5% (WHO Expert Committee

on Specifications for Pharmaceutical Preparations, 2018).

Jika hasil riset produk baru sudah mendapatkan formula yang tepat dan siap untuk

diproduksi, bagian R&D Produk akan meminta kepada bagian R&D Kemasan untuk

menyiapkan kemasan dan juga meminta bagian R&D Registrasi untuk mengajukan

registrasi kepada BPOM untuk mendapatkan izin produksi dan izin edar. Setelah

mendapatkan izin yang dibutuhkan, bagian R&D Produk bekerja sama dengan bagian

R&D Kemasan, PPIC (Production Planning and Inventory Control) produksi, dan QC

Page 20: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

12

untuk memastikan kesiapan bahan, mesin, kemasan, dan standar. Setelah itu, produksi

produk baru dilaksanakan.

4.2. Pengawasan Mutu Produk

Pengawasan mutu produk dilakukan guna mengendalikan kualitas produk dalam sebuah

industri. Divisi yang bertugas melaksanakan pengawasan mutu produk disebut Quality

Control (QC). Divisi QC melakukan serangkaian pengujian dan penanganan sehingga

produk yang dihasilkan dapat memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan dan mutu

yang dimiliki tersebut konsisten. Pengujian dilakukan mulai dari bahan baku atau rempah,

barang datang, produk antara, hingga produk jadi. Selain pengujian produk, dilakukan

juga pengecekan in-process yaitu pengecekan proses produksi setiap 1-2 jam sekali.

Pengecekan antara lain meliputi pengecekan bobot dan diameter dari produk, pengisian

kapsul benar atau tidak, kemasan mengalami kebocoran atau tidak, dan sebagainya.

Pengecekan in-process ini bertujuan untuk mencegah kesalahan atau penyimpangan yang

terjadi berlanjut ke tahap-tahap selanjutnya.

Pada tahap akhir, divisi QC melakukan pengambilan retained sample yang merupakan

sampel dari produk akhir yang dijual ke pasaran. Sampel tersebut disimpan sesuai standar

tertentu. Fungsi dari penyimpanan retained sample adalah menyimpan produk sama

dengan yang ada di pasaran, sehingga jika suatu saat ada komplain dari konsumen, dapat

dilakukan pengecekan terhadap retained sample tersebut. Retained sample juga diuji

stabilitasnya secara rutin yaitu 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan, 12 bulan, 1,5 tahun, dan

seterusnya hingga expired date + 1 tahun. Divisi QC juga melakukan pengujian air RO

yang digunakan untuk proses pengujian produk setiap harinya dengan parameter yang

diuji adalah pH dan TDS atau Total Dissolved Solid.

Pengawasan mutu produk di PT. Industri Jamu Borobudur dilakukan dalam Laboratorium

Mikrobiologi dan Laboratorium Kimia-Fisika. Pengujian yang dilakukan dalam

Laboratorium Mikrobiologi meliputi pengujian Angka Lempeng Total (ALT) dan Angka

Kapang Khamir (AKK) dengan menanam sampel produk ke dalam media agar. Selain

itu, dilakukan juga identifikasi bakteri patogen yaitu E. coli dan Salmonella sp. sp. dengan

standar mutu produk harus negatif mengandung bakteri patogen tersebut. Pengujian ALT,

Page 21: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

13

AKK, dan bakteri patogen menggunakan metode cawan tuang dan secara duplo. Seluruh

proses pengujian dilakukan secara aseptis untuk mencegah kontaminasi dan penanaman

sampel pada media dilakukan dalam Laminar Air Flow. Pengujian air RO juga dilakukan

di Laboratorium Mikrobiologi dengan menggunakan alat multimeter.

Pada Laboratorium Kimia-Fisika, dilakukan beberapa pengujian mutu produk meliputi:

a. Uji Waktu Hancur

Uji waktu hancur bertujuan untuk mengetahui berapa lama waktu yang

dibutuhkan oleh sediaan obat untuk hancur dan larut dalam tubuh manusia setelah

dikonsumsi. Pengujian dilakukan pada produk pil, kapsul, dan kaplet

menggunakan alat disintegration tester dengan medium air bersuhu ± 37°C.

Standar waktu hancur sediaan yang dijadikan acuan oleh PT. Industri Jamu

Borobudur adalah 30 menit untuk sediaan kapsul dan 60 menit untuk sediaan pil

dan kaplet. Namun, untuk produk kapsul yang diekspor ke Rusia memiliki standar

waktu hancur 15 menit.

b. Uji Loss on Drying (LOD) atau Kadar Air

Uji LOD merupakan pengujian kadar air yang terdapat dalam produk. Selain

produk, pengujian LOD juga dilakukan pada rempah dan ekstrak simplisia yang

digunakan untuk bahan baku pembuatan produk-produk dari PT. Industri Jamu

Borobudur. LOD atau kadar air diukur menggunakan alat Moisture Balance.

Tabel 1. Standar LOD

Sampel LOD (%)

Pil

< 10

PJ pil

Kapsul isi

PJ kapsul

PJ kaplet

Seduhan

Ekstrak < 5

Rempah < 15

Granul kaplet < 4

c. Uji Keseragaman Bobot

Pengujian keseragaman bobot dilakukan pada produk pil, kapsul, dan kaplet.

Pengujian dilakukan dengan cara menimbang sampel satu per satu sebanyak 20

buah dengan menggunakan timbangan analitik. Hasil bobot dari 20 buah sampel

Page 22: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

14

tersebut kemudian dirata-rata dan dilihat penyimpangan bobot yang diperoleh

sesuai ketentuan yang ditetapkan PT. Industri Jamu Borobudur.

d. Uji Viskositas

Uji viskositas merupakan uji yang dilakukan untuk mengukur kekentalan dari

sediaan gel, krim, param kocok, dan lulur. Pengukuran dilakukan menggunakan

alat viscometer. Untuk sediaan krim, lulur, dan gel digunakan spindle 6 rpm 5,

sedangkan untuk sediaan param kocok digunakan spindle 2 rpm 5.

Tabel 2. Standar Viskositas

Sampel Viskositas (cps)

Gel 108.000 – 162.000

Krim 80.000 – 130.000

Lulur 40.000 – 90.000

Param kocok 70 – 100

e. Identifikasi Bahan dan Zat Aktif

Bahan baku rempah dari supplier juga diuji kualitasnya dengan metode

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan mikroskopik. Analisa mikroskopik

bertujuan untuk melihat fragmen pengenal atau fragmen spesifik dari rempah

yang kemudian dibandingkan dengan literatur untuk mengetahui kebenaran dari

rempah dari supplier tersebut. Pengujian KLT dilakukan untuk menguji

kandungan zat aktif dalam rempah. Metode KLT juga diaplikasikan untuk

mengecek stabilitas kandungan zat aktif pada ekstrak dan juga produk.

Page 23: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

15

BAB V

UJI KONTROL POSITIF BAKTERI SALMONELLA SP. DAN IDENTIFIKASI

KEBERADAAN SALMONELLA SP. PADA SAMPEL

5.1. Latar Belakang

Obat tradisional atau obat herbal merupakan produk herbal yang dalam suatu kerangka

kebijakan obat nasional dalam suatu negara termasuk ke dalam kategori obat. Dalam

kategori obat herbal tersebut, dapat termasuk “herbal”, “bahan herbal”, “sediaan herbal”

dan “produk obat herbal” (Hartanti, 2012). Di Indonesia, obat herbal dikelompokkan ke

dalam 3 kategori, yaitu jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka. Yang dimaksud

dengan kategori jamu adalah ramuan bahan-bahan alami yang digunakan dalam

pengobatan guna menjaga kesehatan. Khasiat dari produk jamu diketahui berdasarkan

warisan turun temurun atau empirik. Obat herbal terstandar merupakan sediaan obat

herbal dengan bahan baku alami yang telah distandarisasi dan telah dibuktikan keamanan

serta khasiatnya secara ilmiah dan uji praklinik terhadap hewan uji yang secara fisiologi

dan anatomi dianggap hampir sama dengan manusia. Melalui uji praklinik, dapat

diketahui khasiat, dosis yang tepat, keamanan, dan juga efek samping yang mungkin

timbul dari sediaan obat herbal yang diuji. Sedangkan fitofarmaka adalah obat berbahan

alami yang proses pembuatannya telah terstandar, telah dibuktikan secara ilmiah dan

dilakukan uji klinik pada manusia sehingga dapat disetarakan dengan obat modern

(Hernani, 2011).

Dalam memproduksi produk obat herbal, produsen diharuskan menghasilkan produk

yang aman dikonsumsi dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh badan-badan

yang berwenang. Hal tersebut sangatlah krusial mengingat obat-obatan merupakan

produk yang langsung dikonsumsi oleh konsumen dan sangat berhubungan dengan

kesehatan manusia. PT. Industri Jamu Borobudur merupakan salah satu produsen obat

herbal dalam berbagai bentuk sediaan. Permintaan pasar terhadap produk obat herbal dari

PT. Industri Jamu Borobudur sangatlah besar mengingat masyarakat Indonesia sendiri

telah lama menggunakan tanaman obat sebagai salah satu alternatif pengobatan ataupun

pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan juga untuk menjaga kesehatan tubuh.

Selain itu, permintaan obat herbal juga meningkat seiring dengan semakin meningkatnya

Page 24: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

16

kecenderungan pola hidup “back to nature” dimana masyarakat lebih suka

mengkonsumsi obat alami dibandingkan obat kimia yang dikhawatirkan memiliki efek

samping berbahaya. Sebagai industri yang memproduksi obat herbal dalam skala besar

dengan konsumen di berbagai negara di dunia, PT. Industri Jamu Borobudur harus selalu

menjamin kualitas yang baik untuk produk-produknya. Oleh sebab itu, dilakukan

pengujian mutu produk yang dihasilkan, salah satunya uji keberadaan mikroba patogen

pada produk.

Hingga saat ini, PT. Industri Jamu Borobudur telah memproduksi obat herbal yang

tergolong ke dalam kategori jamu dan obat herbal terstandar. Standar mutu untuk produk

obat herbal yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia

dalam peraturan Nomor 12 tahun 2014 adalah negatif untuk bakteri patogen seperti

Escherichia coli, Salmonella, Pseudomonas aerugenosa, dan Staphylococcus aureus.

Suatu produk obat atau makanan diharuskan tidak mengandung bakteri patogen karena

bakteri ini menyebabkan keracunan makanan atau foodborne disease. Berdasarkan

NIDDK (2014), foodborne disease atau foodborne illness merupakan penyakit yang

disebabkan adanya infeksi pada saluran pencernaan akibat konsumsi makanan atau

minuman yang mengandung bakteri, virus, parasit, atau zat kimia berbahaya. Foodborne

disease dapat menjangkit banyak orang, bahkan dapat menyebabkan kematian (Soon et

al., 2016).

Bakteri Salmonella sp. sendiri merupakan salah satu bakteri patogen yang dapat

mencemari makanan maupun produk herbal. Bakteri ini memiliki suhu optimum

pertumbuhan sekitar 35-37°C sehingga akan cepat berkembang biak jika masuk ke dalam

tubuh manusia. Jika produk yang tercemar bakteri Salmonella sp. dikonsumsi, dapat

menyebabkan salmonellosis yang dapat menimbulkan infeksi serius pada manusia

dengan gejala sakit kepala, demam, kekejangan perut, diare, mual dan muntah (Multi

Cultural Health Communication, 2011). Berdasarkan Soon et al. (2016), Salmonella sp.

disebutkan menjadi penyebab 1 juta dari 9,4 juta kasus penyakit akibat bakteri dan virus

yang berada pada makanan dan menyebabkan 378 kematian. Tingkat bahaya yang dapat

ditimbulkan oleh Salmonella sp. membuat bakteri ini harus dipastikan tidak berada pada

produk makanan maupun obat-obatan.

Page 25: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

17

Dalam tugas khusus ini, dilakukan uji kontrol positif untuk bakteri Salmonella sp. Uji

kontrol positif dilakukan dengan menumbuhkan suatu bakteri yang ingin diuji pada media

yang sesuai untuk pertumbuhannya. Dengan adanya kontrol positif Salmonella sp., hasil

penanaman sampel pada media dapat dibandingkan dengan kontrol positif tersebut dan

dapat diidentifikasi apakah sampel mengandung bakteri Salmonella sp. atau tidak.

5.2. Tujuan

Uji kontrol positif bakteri Salmonella sp. yang dilakukan bertujuan untuk menumbuhkan

bakteri Salmonella sp. pada media. Media dengan bakteri Salmonella tersebut kemudian

dapat digunakan sebagai kontrol positif yang dapat dibandingkan dengan media yang

mengandung sampel untuk mengetahui keberadaan bakteri Salmonella pada sampel.

Dengan hasil yang diperoleh, dapat diketahui apakah produk aman dan sudah memenuhi

standar.

5.3. Materi Metode

5.3.1. Materi

5.3.1.1. Alat

Alat yang digunakan pada pengujian ini adalah timbangan, autoklaf, Erlenmeyer, gelas

ukur, beaker glass, cawan petri, tabung reaksi, botol vial, pipet volume 1 ml, pompa

Pilleus, Laminar Air Flow (LAF), inkubator, pengaduk, waterbath, magnetic stirrer,

mortar, alu, kapas, alumunium foil, bunsen, dan jarum ose.

5.3.1.2. Bahan

Bahan yang digunakan pada pengujian ini adalah biakan bakteri Salmonella sp. yang

dibeli dari RS. Dr. Kariadi Semarang; sampel berupa pil A, pil B, kapsul C, dan kapsul

D; media Tryptic Soy Broth (TSB), media Rappaport Vassiliadis Salmonella (RVS),

media Xylose Lysine Desoxycholate Agar (XLDA), dan air RO (Reversed Osmosis).

5.3.2. Metode

5.3.2.1. Sterilisasi Alat

Cawan petri, tabung reaksi, botol vial, dan gelas ukur dibungkus dengan kertas kemudian

disterilisasi dengan oven pada suhu 1750C selama 3 jam. Pipet volume dibungkus kertas

Page 26: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

18

dan disterilisasi pada autoklaf dengan suhu 1210C selama 15 menit, kemudian

dikeringkan (dry) di dalam autoklaf selama 15 menit.

5.3.2.2. Inkubasi bakteri Salmonella sp.

Biakan bakteri Salmonella sp. dikeluarkan dari lemari es kemudian diinkubasi di dalam

inkubator dengan suhu 350C selama 24 jam.

5.3.2.3. Tahap Pra-Pengkayaan Bakteri

Air RO diukur sebanyak 30 ml dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Media TSB

ditimbang sebanyak 1,8 gram kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer berisi air RO

dan diaduk hingga tercampur rata. Air RO diukur lagi sebanyak 30 ml lalu ditambahkan

ke dalam Erlenmeyer. Larutan media dipanaskan dengan waterbath hingga larut. Setelah

itu, sebanyak 10 ml larutan media dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Tabung reaksi

ditutup dengan kapas dan alumunium foil lalu dimasukkan ke beaker glass untuk

distrerilkan dalam autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit.

Untuk kontrol positif, biakan bakteri Salmonella sp. diambil sebanyak 1 ose kemudian

dimasukkan ke dalam media TSB. Jarum ose sebelum dan sesudah digunakan untuk

mengambil bakteri dipijarkan pada api bunsen. Untuk pengujian sampel, sampel

ditimbang sebanyak 1 gram dan dimasukkan dalam botol vial, kemudian media TSB

ditambahkan ke dalam botol dan dicampur hingga sampel larut. Pencampuran sampel

dengan media TSB dilakukan di dalam LAF. Satu tabung reaksi berisi media dijadikan

sebagai blanko negatif TSB. Kontrol positif, blanko negatif, serta sampel diinkubasi pada

suhu 350C ± 20C selama ±24 jam.

5.3.2.4. Tahap Pengkayaan Bakteri

Air RO sebanyak 35 ml dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Media RVS ditimbang

sebanyak 1,995 gram kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer berisi air RO dan

diaduk hingga tercampur rata. Sebanyak 35 ml air RO ditambahkan ke dalam Erlenmeyer.

Larutan media kemudian dipanaskan dengan waterbath hingga larut. Setelah itu,

sebanyak 10 ml larutan media dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Tabung reaksi ditutup

Page 27: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

19

dengan kapas dan alumunium foil lalu dimasukkan ke beaker glass untuk distrerilkan

dalam autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit.

Untuk kontrol positif, bakteri Salmonella sp. dalam TSB diambil sebanyak 1 ml kemudian

dimasukkan ke dalam media RVS. Untuk pengujian sampel, larutan sampel dalam media

TSB diambil sebanyak 1 ml lalu dimasukkan dalam media RVS dan dicampur hingga

rata. Pemindahan kontrol positif dan sampel ke media RVS dilakukan di dalam LAF. Satu

tabung reaksi berisi media RVS dijadikan sebagai blanko negatif RVS dan satu tabung

reaksi berisi media TSB dalam RVS dijadikan blanko negatif TSB dalam RVS. Setelah

itu, dilakukan inkubasi pada suhu 350C ± 20C selama ±24 jam.

5.3.2.5. Penanaman pada Media Selektif

Air RO sebanyak 65 ml dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Media XLDA ditimbang

sebanyak 7,15 gram kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer berisi air RO dan

diaduk hingga tercampur rata. Sebanyak 65 ml air RO ditambahkan ke dalam Erlenmeyer.

Larutan media kemudian dipanaskan di atas magnetic stirrer hingga larut. Setelah larut,

media XLDA dituangkan sebanyak 10 ml ke dalam cawan petri kemudian ditungu hingga

memadat. Untuk kontrol positif, bakteri Salmonella sp. dalam RVS diambil sebanyak 1

ose kemudian digoreskan secara zig zag pada media XLDA. Untuk pengujian sampel,

larutan sampel dalam media RVS diambil sebanyak 1 ose lalu digoreskan pada media

XLDA. Jarum ose sebelum dan sesudah digunakan untuk mengambil bakteri dipijarkan

pada nyala api bunsen. Satu cawan petri berisi media XLDA dijadikan blanko negatif

XLDA, satu cawan petri berisi media RVS dalam XLDA dijadikan blanko negatif RVS

dalam XLDA, dan satu cawan petri berisi media TSB dalam RVS dalam XLDA dijadikan

blanko negatif TSB dalam RVS dalam XLDA. Setelah itu, dilakukan inkubasi pada suhu

350C ± 20C selama ±24 jam. Pertumbuhan bakteri pada media XLDA kemudian diamati.

Hasil positif Salmonella sp. ditunjukkan dengan terbentuknya koloni bakteri berwarna

merah dengan titik hitam.

Page 28: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

20

5.4. Hasil Pengamatan

5.4.1. Tahap Pra-Pengkayaan Bakteri

Hasil pengamatan dari tahap pra-pengkayaan bakteri dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Pengamatan Tahap Pra-Pengkayaan Bakteri

Sampel Gambar Sebelum

Inkubasi Keterangan

Gambar Setelah

Inkubasi Keterangan

Blanko

negatif TSB

bening

bening

Kontrol

positif

bening

keruh

Pil A

Keruh dengan

warna seperti

sampel

Sedikit keruh

dengan warna

seperti sampel

Pil B

Keruh dengan

warna seperti

sampel

Sedikit keruh

dengan warna

seperti sampel

Kapsul C

Keruh dengan

warna seperti

sampel

Sedikit keruh

dengan warna

seperti sampel

Kapsul D

Keruh dengan

warna seperti

sampel

Sedikit keruh

dengan warna

seperti sampel

Page 29: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

21

Pada Tabel 3. di atas dapat dilihat hasil pengamatan dari tahap pra-pengkayaan bakteri

dalam media TSB. Sebelum inkubasi, blanko negatif yang berisi media TSB tanpa

penambahan sampel dan kontrol positif memiliki warna sedikit kekuningan dan bening.

Sampel pil A, pil B, kapsul C, dan kapsul D memiliki warna sama seperti warna dari

sampel dan keruh. Setelah proses inkubasi, blanko negatif TSB tetap bening, sementara

kontrol positif berubah menjadi keruh. Sedangkan pada keempat sampel, cairan tampak

sedikit keruh dengan warna seperti sampel.

5.4.2. Tahap Pengkayaan Bakteri

Hasil pengamatan dari tahap pengkayaan bakteri dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Pengamatan Tahap Pengkayaan Bakteri

Sampel Gambar Sebelum

Inkubasi Keterangan

Gambar Setelah

Inkubasi Keterangan

Blanko

negatif RVS

bening

bening

Blanko

negatif TSB

dalam RVS

bening

bening

Kontrol

positif

bening

keruh

Pil A

bening

bening

Page 30: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

22

Pil B

bening

bening

Kapsul C

bening

bening

Kapsul D

bening

bening

Hasil pengamatan pada Tabel 4. menunjukkan bahwa sebelum proses inkubasi, blanko,

kontrol positif, maupun keempat sampel memiliki warna biru bening yang merupakan

warna dari media RVS. Setelah proses inkubasi, blanko negatif RVS dan blanko negatif

TSB dalam RVS tetap bening, sedangkan kontrol positif berubah menjadi keruh. Sampel

pil A, pil B, kapsul C, dan kapsul D menunjukkan hasil pengamatan tetap bening setelah

inkubasi.

5.4.3. Penanaman dalam Media Selektif

Hasil pengamatan tahap penanaman dalam media selektif dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Pengamatan Tahap Penanaman dalam Media Selektif

Sampel Gambar Sebelum

Inkubasi

Gambar Setelah

Inkubasi Keterangan

Blanko negatif

XLDA

Negatif

Salmonella

sp.

Page 31: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

23

Blanko negatif

TSB dalam

RVS dalam

XLDA

Negatif

Salmonella

sp.

Blanko negatif

RVS dalam

XLDA

Negatif

Salmonella

sp.

Kontrol positif

Positif

Salmonella

sp.

Pil A

Negatif

Salmonella

sp.

Pil B

Negatif

Salmonella

sp.

Kapsul C

Negatif

Salmonella

sp.

Kapsul D

Negatif

Salmonella

sp.

Page 32: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

24

Pada Tabel 5. dapat dilihat penampakan media XLDA sebelum dan sesudah inkubasi

pada tahapan penanaman dalam media selektif. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa

setelah proses inkubasi, pada blanko negatif XLDA, blanko negatif RVS dalam XLDA,

dan blanko negatif TSB dalam RVS dalam XLDA tidak terbentuk koloni bakteri yang

berarti negatif Salmonella sp. Pada kontrol positif, tampak koloni bakteri dengan warna

hitam di bagian tengahnya yang mengindikasikan tumbuhnya bakteri Salmonella sp. Pada

media dengan sampel pil A, pil B, kapsul C, dan kapsul D menunjukkan hasil pengamatan

negatif Salmonella sp.

5.5. Pembahasan

Praktek di dalam laboratorium mikrobiologi harus dilaksanakan secara aseptis yaitu

berusaha menghindari kontaminasi mikroorganisme, sehingga dilakukan pembersihan

tangan dan peralatan dengan alkohol sebelum digunakan, memijarkan jarum sebelum dan

sesudah digunakan untuk mengambil kultur atau biakan bakteri, serta sterilisasi peralatan

dan bahan yang digunakan (Cappuccino & Sherman, 2014). Sterilisasi alat dilakukan

menggunakan oven untuk cawan petri, tabung reaksi, botol vial, dan gelas ukur,

sementara pipet volume disterilisasi pada autoklaf. Media untuk pertumbuhan bakteri

juga disterilisasi menggunakan autoklaf. Sterilisasi dapat mematikan semua

mikroorganisme hidup, baik patogen maupun non patogen (Volk & Wheeler dalam

Sutoyo, 2017), sehingga tidak terdapat mikroorganisme pada media sebelum ditanami

bakteri maupun sampel. Perlakuan aseptis juga dilakukan dengan cara melaksanakan

pencampuran dan penanaman bakteri maupun sampel di dalam LAF. LAF atau Laminar

Air Flow merupakan tempat untuk melaksanakan kegiatan yang membutuhkan kondisi

steril seperti persiapan media atau penanaman mikroorganisme dari suatu media ke media

lain. LAF memiliki Filter High Efficiency Particulate Air (HEPA) yang berfungsi sebagai

penyaring udara sehingga bebas dari debu dan bakteri (Harjanto dan Raharjo, 2017).

Tahapan pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menginkubasi biakan

Salmonella sp. pada inkubator dengan suhu 350C selama 24 jam. Inkubasi dilakukan

untuk menghidupkan bakteri Salmonella sp. yang sebelumnya berada dalam kondisi

dorman karena disimpan dalam lemari es. Inkubasi dilakukan pada suhu 350C karena

bakteri Salmonella sp. merupakan bakteri mesofil yang tumbuh optimum pada suhu 35-

Page 33: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

25

37°C (Darmawati, 2009). Berdasarkan Fardiaz (1992), kurva pertumbuhan bakteri terdiri

atas tiga fase yaitu fase lag, fase log (eksponensial), dan fase stasioner. Pada jam ke-0

hingga jam ke-2, bakteri berada pada fase lag dimana terjadi proses adaptasi terhadap

kondisi lingkungan sehingga peningkatan jumlah bakteri berlangsung lambat. Kemudian

fase eksponensial mulai terjadi pada jam ke-2 hingga jam ke-16. Pada fase ini, bakteri

berkembang biak dengan cepat sehingga jumlah bakteri mengalami peningkatan yang

signifikan. Pada jam ke-16 hingga ke-24, pertumbuhan bakteri mulai melambat hingga

akhirnya mencapai fase stasioner yang merupakan fase saat jumlah bakteri sudah tidak

bertambah lagi. Dengan adanya pola pertumbuhan bakteri yang seperti ini, maka waktu

inkubasi ditetapkan selama 24 jam agar bakteri mendapatkan waktu untuk mencapai fase

eksponensial yang maksimal hingga mencapai fase stasioner.

Tahapan selanjutnya adalah pra-pengkayaan bakteri yang dilakukan pada media TSB.

Pra-pengkayaan bakteri merupakan tahapan yang bertujuan untuk menghidupkan dan

menguatkan sel-sel bakteri yang sangat lemah atau mungkin mengalami kerusakan akibat

proses pengolahan produk seperti penghancuran secara fisik atau pemanasan, sehingga

jika terdapat bakteri Salmonella pada produk dapat tetap tumbuh dan teridentifikasi

meskipun bakteri Salmonella tersebut dalam keadaan lemah. Pada umumnya, tahapan ini

dilakukan dengan menggunakan media cair non selektif (BPOM RI, 2009). Media cair

yang digunakan dalam tahap pra-pengkayaan ini adalah media TSB. Media TSB

digunakan karena dapat mendukung pertumbuhan berbagai mikroorganisme, khususnya

mikroorganisme aerob dan fakultatif anaerob (Vandepitte, 2005). Salmonella sp. sendiri

berdasarkan Vandepitte et al. (2005) dapat tumbuh pada suasana aerob dan anaerob

fakultatif sehingga akan tumbuh pada media TSB. Media TSB terdiri dari pepton dari

kasein, pepton kedelai, glukosa, natrium klorida, dan potasium hidrogen fosfat

(Kemenkes RI, 2014). Kandungan kasein dan pepton kedelai dalam media TSB dapat

menyediakan asam amino dan substansi nitrogen lainnya yang membuat media kaya akan

nutrisi dan mendukung pertumbuhan mikroorganisme. Glukosa digunakan

mikroorganisme sebagai sumber energi. Natrium klorida berperan menjaga

keseimbangan osmosis, sedangkan potasium hidrogen fosfat merupakan buffer pH

(Liofilchem, 2017).

Page 34: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

26

Hasil pengamatan dari tahap pra-pengkayaan bakteri dalam media TSB menunjukkan

bahwa blanko negatif berupa media TSB tanpa penambahan sampel maupun bakteri tetap

bening setelah proses inkubasi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa tidak terdapat

mikroorganisme pada blanko negatif. Kontrol positif yang mengandung biakan bakteri

Salmonella sp. berubah menjadi keruh setelah inkubasi yang menandakan bahwa bakteri

Salmonella sp. dapat tumbuh pada media TSB yang digunakan (Liofilchem, 2017).

Sampel pil A, pil B, kapsul C, dan kapsul D memiliki warna sama seperti warna dari

sampel dan tampak sedikit keruh setelah inkubasi. Kekeruhan yang tampak dapat

disebabkan oleh bercampurnya padatan sampel dalam media ataupun terdapat

mikroorganisme selain Salmonella sp. yang mungkin tumbuh karena media TSB

disebutkan dapat menumbuhkan mikroorganisme aerob dan fakultatif anaerob, tidak

hanya Salmonella sp. (Liofilchem, 2017).

Tahapan pengkayaan bakteri dilakukan dengan menanamkan kontrol positif serta sampel

dalam media TSB ke dalam media RVS. Selain itu, dibuat juga blanko negatif berupa

satu tabung reaksi berisi media RVS dan satu tabung reaksi berisi media TSB dalam RVS

dengan tujuan untuk membuktikan bahwa media tanpa penambahan apa-apa benar tidak

mengandung mikroorganisme maupun bakteri Salmonella sp. Setelah itu, dilakukan

inkubasi pada suhu 350C ± 20C selama ±24 jam. Media RVS terbuat dari pepton kedelai,

magnesium klorida heksahidrat, natrium klorida, dikalium fosfat, kalium dihidrogen

fosfat, dan malachite green (Kemenkes RI, 2014). Media ini dapat digunakan sebagai

media selektif untuk pengkayaan bakteri Salmonella sp. karena Salmonella sp. memiliki

karakteristik dapat bertahan pada pH yang rendah, dapat bertahan pada keadaan tekanan

osmotik tinggi, serta lebih resisten terhadap malachite green, sedangkan media RVS

memiliki pH sekitar 5,2 dan mengandung malachite green serta memiliki tekanan

osmotik yang cukup tinggi (Oxoid Ltd., 2019). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa

warna media RVS sebelum proses inkubasi adalah biru tua bening. Setelah proses

inkubasi, blanko negatif RVS dan blanko negatif TSB dalam RVS tetap bening,

sedangkan kontrol positif berubah menjadi keruh. Sampel pil A, pil B, kapsul C, dan

kapsul D juga tetap bening setelah inkubasi meskipun warnanya tidak biru tua seperti

blanko negatif karena bercampur dengan warna dari sampel tersebut. Indikator

tumbuhnya mikroorganisme pada media RVS adalah berubahnya media dari bening

Page 35: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

27

menjadi keruh (Oxoid Ltd., 2019). Kekeruhan tersebut muncul karena adanya bakteri

yang hidup pada media (Yunus et al., 2017). Maka, berdasarkan hasil pengamatan, bakteri

Salmonella sp. dapat tumbuh pada media RVS. Sedangkan pada blanko negatif RVS dan

blanko negatif TSB dalam RVS maupun keempat sampel, tidak teridentifikasi adanya

bakteri Salmonella sp., namun hasil tersebut masih harus dibuktikan dengan tahapan

selanjutnya.

Tahapan terakhir dalam penelitian ini adalah penanaman bakteri dalam media selektif

yaitu XLDA. Media XLDA merupakan media selektif untuk menumbuhkan bakteri

Salmonella sp. Komposisi dari media ini adalah xilosa, L-lisin, laktosa monohidrat,

sukrosa, natrium klorida, yeast extract, merah fenol, agar, sodium deoksikolat, sodium

tiosulfat, dan besi (III) ammonium sitrat (Kemenkes RI, 2014). Media XLDA dapat

mendukung pertumbuhan Salmonella sp. karena Salmonella sp. dapat memfermentasi

xilosa, mendekarboksilasi lisin, dan menghasilkan hidrogen sulfida yang akan mereduksi

tiosulfat dan besi kemudian menghasilkan warna hitam pada koloni. Kemampuan

Salmonella sp. tersebut membedakannya dengan bakteri non patogen (Oxoid Ltd., 2019).

Bakteri non patogen ada yang dapat menghasilkan hidrogen sulfida, namun tidak dapat

mendekarboksilasi lisin sehingga akan berlangsung reaksi asam pada media yang

menyebabkan tidak terbentuknya warna hitam pada koloni bakteri (HiMedia, 2018).

Dalam HiMedia (2018), juga disebutkan bahwa Salmonella sp. memproduksi hidrogen

sulfida yang merupakan hasil metabolisme Na2S2O3 kemudian membentuk endapan

hitam besi sulfida hasil reaksi dengan besi pada media. Sodium deoksikolat berperan

sebagai inhibitor bagi bakteri koliform lain selain Salmonella sp. (Oxoid Ltd., 2019), dan

juga menghambat pertumbuhan bakteri gram positif (HiMedia, 2018).

Untuk kontrol positif, bakteri Salmonella sp. dalam RVS diambil sebanyak 1 ose

kemudian ditanamkan pada media XLDA dengan metode gores. Untuk pengujian sampel,

larutan sampel dalam media RVS diambil sebanyak 1 ose lalu digoreskan pada media

XLDA. Satu cawan petri berisi media XLDA dijadikan blanko negatif XLDA, satu cawan

petri berisi media RVS dalam XLDA dijadikan blanko negatif RVS dalam XLDA, dan

satu cawan petri berisi media TSB dalam RVS dalam XLDA dijadikan blanko negatif

TSB dalam RVS dalam XLDA. Setelah itu, dilakukan inkubasi pada suhu 350C ± 20C

Page 36: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

28

selama ±24 jam. Hasil positif Salmonella sp. ditunjukkan dengan terbentuknya koloni

bakteri dengan titik hitam sesuai teori Oxoid Ltd. (2019).

Hasil pengamatan pada Tabel 5. menunjukkan bahwa setelah proses inkubasi, pada

blanko negatif XLDA, blanko negatif RVS dalam XLDA, dan blanko negatif TSB dalam

RVS dalam XLDA tidak terbentuk koloni bakteri yang mengindikasikan media tersebut

negatif Salmonella sp. Hasil ini memastikan bahwa media yang digunakan steril dan tidak

mengandung mikroorganisme. Pada kontrol positif, tampak koloni bakteri dengan warna

hitam di bagian tengahnya yang mengindikasikan tumbuhnya bakteri Salmonella sp.

Sedangkan pada media dengan sampel pil A, pil B, kapsul C, dan kapsul D menunjukkan

hasil pengamatan negatif Salmonella sp. karena tidak ditemukan koloni bakteri berwarna

hitam. Maka, media XLDA yang digunakan dalam penelitian ini terbukti dapat

menumbuhkan bakteri Salmonella sp., sementara sampel produk pil A, pil B, kapsul C,

dan kapsul D dari PT. Industri Jamu Borobudur sudah memenuhi standar dari BPOM

yaitu negatif dari Salmonella sp.

Page 37: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

29

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Media dan metode yang digunakan dalam penelitian ini dapat menumbuhkan

bakteri Salmonella sp. dan dapat dijadikan sebagai kontrol positif bakteri

Salmonella sp.

Produk pil A, pil B, kapsul C, dan kapsul D dari PT. Industri Jamu Borobudur

negatif mengandung bakteri Salmonella sp.

6.2. Saran

Sebaiknya dilakukan lanjutan pengujian pada bakteri yang tumbuh pada media

XLDA yaitu tahapan konfirmasi dengan uji biokimia dan serologi untuk

memastikan kembali apakah bakteri yang tumbuh benar merupakan bakteri

Salmonella sp.

Meskipun negatif dari Salmonella sp., pada media dengan sampel produk pil A,

pil B, dan kapsul D terdapat koloni bakteri yang mengindikasikan bahwa sampel

mengandung mikroorganisme tertentu, sehingga dapat dilakukan pengujian

lanjutan untuk mengetahui bakteri apa yang terkandung dalam sampel dan produk

jika masih diperlukan untuk kebutuhan pengujian sebaiknya disimpan pada

kemasan dan kondisi lingkungan yang tepat agar terhindar dari mikroorganisme.

Page 38: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

30

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI). (2009). Peraturan

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun

2014 Tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional. Badan Pengawas Obat dan

Makanan Republik Indonesia. Jakarta.

https://asrot.pom.go.id/img/Peraturan/Peraturan%20Kepala%20BPOM%20No.%

2012%20Tahun%202014%20tentang%20Persyaratan%20Mutu%20Obat%20Tra

disional.pdf

Cappuccino, J.G. dan N. Sherman. (2014). Microbiology : A Laboratory Manual, Edisi

10. Pearson Education, Inc. USA.

https://sacmicro.files.wordpress.com/2017/02/cappuccino-james-sherman-natalie-

microbiology-a-laboratory-manual-pearson-education-2014.pdf

Darmawati, S. (2009). Keanekaragaman Genetik Salmonella typhi. Jurnal Kesehatan. 2

(1): 27-33. https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/Analis/article/download/225/237

Fardiaz, S. (1992). Mikrobiologi Pangan 1. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Hartanti, Dwi. (2012). Kontaminasi pada Obat Herbal. PHARMACY. 09 (03): 42-55.

http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/PHARMACY/article/view/741

Harjanto, Sri dan Raharjo. (2017). Peran Laminar Air Flow Cabinet Dalam Uji

Mikroorganisme Untuk Menunjang Keselamatan Kerja Mahasiswa Di

Laboratorium Mikrobiologi. METANA. 13(2): 55-57.

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/metana/article/download/18016/12727

Hernani. (2011). Pengembangan Biofarmaka Sebagai Obat Herbal untuk Kesehatan.

Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian. 7 (1):21-29.

http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/bpasca/article/view/5404/4598

HiMedia. (2018). Xylose-Lysine Deoxycholate Agar (XLD Agar). HiMedia Laboratories

Technical Data. India. https://himedialabs.com/TD/M031.pdf

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). (2014). Farmakope

Indonesia Edisi V. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

https://drive.google.com/drive/folders/0B5cXAYs1HQjpc2NuQTZzV0VBeFk?us

p=sharing

Liofilchem. (2017). Tryptic Soy Broth. LIOFILCHEM. Italy.

http://www.liofilchem.net/login/pd/ifu/24513_IFU.pdf

Page 39: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

31

Multi Cultural Health Communication. (2011). Salmonellosis. Multi Cultural Health

Communication, NSW Government.

http://www.mhcs.health.nsw.gov.au/publicationsandresources/pdf/publication-

pdfs/diseases-and-conditions/7190/doh-7190-ind.pdf.

National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease (NIDDK). (2014).

Foodborne Illnesses. https://www.niddk.nih.gov/health-information/digestive-

diseases/foodborne-illnesses. Diakses pada 12 April 2019.

Oxoid Ltd. (2019). Rappaport-Vassiliadis (RV) Enrichment Broth. Thermo Fisher

Scientific Inc.

http://www.oxoid.com/UK/blue/prod_detail/prod_detail.asp?pr=CM0669&org=1

24&c=UK&lang=EN. Diakses pada tanggal 21 Februari 2019.

Oxoid Ltd. (2019). X.L.D. Agar. Thermo Fisher Scientific Inc.

http://www.oxoid.com/UK/blue/prod_detail/prod_detail.asp?pr=CM0469&org=1

24&c=UK&lang=EN. Diakses pada tanggal 21 Februari 2019.

Soon, Jan Mei, Louis Manning, Carol A. Wallace. (2016). Foodborne Disease: Case

Studies of Outbreaks in the Agri-Food Industries. CRC Press. Florida.

https://books.google.co.id/books?id=PLv1CwAAQBAJ&pg=PA182&lpg=PA182

&dq=Waltman1999&source=bl&ots=BCSqQc7eHs&sig=ACfU3U38kn58OLpC

n1FR9VYjjoY__lOTPA&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiuld3b18_hAhUD4o8K

He2HAA4Q6AEwD3oECAYQAQ#v=onepage&q=foodborne&f=false

Sutoyo, Dwi Hendrik. (2017). Peremajaan E. Coli dan Identifikasi Keberadaan E. Coli

dalam Sampel. Laporan Tugas Praktek Kerja Profesi Apoteker Farmasi Industri.

Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan. Yogyakarta.

Vandepitte, J., Verhaegen, J., K. Engbaek, P. Rohner, P. Piot, C. C. Heuck. (2005).

Prosedur Laboratorium Dasar untuk Bakteriologi Klinis, Edisi 2. Diterjemahkan

oleh Lyana Setiawan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/42696/9241545453_ind.pdf;jsess

ionid=CF0880B964FCCC86C40FB5D7DE6C12C5?sequence=2

WHO Expert Committee on Specifications for Pharmaceutical Preparations. (2018).

Stability testing of active pharmaceutical ingredients and finished pharmaceutical

products. WHO Technical Report Series, No. 1010, 2018.

http://apps.who.int/medicinedocs/documents/s23498en/s23498en.pdf

World Health Organization (WHO). (2006). Pemastian Mutu Obat: Kompendium

Pedoman dan Bahan-Bahan Terkait, Vol. 1. Terjemahan oleh Mimi V. Syahputri.

Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. https://books.google.co.id/books?id=o-

DiIdD4MlkC&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#

v=onepage&q&f=false

Page 40: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

32

Yunus, Reni, Ruth Mongan, Rosnani. (2017). Cemaran Bakteri Gram Negatif pada

Jajanan Siomay di Kota Kendari. Medical Laboratory Journal. 3 (1): 87-92.

http://www.ejurnal-analiskesehatan.web.id/index.php/JAK/article/view/111/57

Page 41: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

33

LAMPIRAN

1. Kartu Bimbingan Kerja Praktek

Page 42: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

34

2. Presensi Kerja Praktek

Page 43: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

35

Page 44: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

36

Page 45: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

37

3. Hasil Plagscan Unicheck

Page 46: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

38

Page 47: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

39

Page 48: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

40

Page 49: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

41

Page 50: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

42

Page 51: UJI KONTROL POSITIF BAKTERI · Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

43