uji validitas reagen
TRANSCRIPT
PRAKTIKUM VIII
UJI VALIDITAS REAGEN
Hari, Tanggal Praktikum : Senin, 3 Juni 2013
I. TUJUAN
Untuk mengetahui kualitas/validitas reagen yang digunakan dalam
pemeriksaan.
II. METODE
Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah metode Blood grouping
plate dan metode tabung.
III. PRINSIP
Reaksi aglutinasi antara antibodi dengan antigen yang melekat pada permukaan
sel darah merah.
IV. DASAR TEORI
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah
dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit.
Volume darah secara keseluruhan adalah satu per dua belas berat badan atau kira-
kira lima liter. Sekitar 55% adalah plasma darah, sedang 45% sisanya terdiri dari
sel darah Darah kita mengandung beberapa jenis sel yang terangkut di dalam cairan
kuning yang disebut plasma darah. Plasma darah tersusun atas 90% air yang
mengandung sari makanan, protein, hormon, dan endapan kotoran selain sel-sel
darah. ( Evelyn C. Pearce, 2006)
a. Sel Darah Merah
Sel darah merah berbentuk piringan pipih yang menyerupai donat. 45%
darah tersusun atas sel darah merah yang dihasilkan di sumsum tulang. Dalam
setiap 1 cm kubik darah terdapat 5,5 juta sel. Jumlah sel darah merah yang
diproduksi setiap hari mencapai 200.000 biliun, rata-rata umurnya hanya 120
hari. Semakin tua semakin rapuh, kehilangan bentuk, dan ukurannya menyusut
menjadi sepertiga ukuran mula-mula.
Sel darah merah mengandung hemoglobin yang kaya akan zat besi.
Warnanya yang merah cerah disebabkan oleh oksigen yang diserap dari paru-
paru. Pada saat darah mengalir ke seluruh tubuh, hemoglobin melepaskan
oksigen ke sel dan mengikat karbon dioksida. Sel darah merah yang tua akhirnya
akan pecah menjadi partikel-partikel kecil di dalam hati dan limpa. Sebagian
besar sel yang tua dihancurkan oleh limpa dan yang lolos dihancurkan oleh hati.
Hati menyimpan kandungan zat besi dari hemoglobin yang kemudian diangkut
oleh darah ke sumsum tulang untuk membentuk sel darah merah yang baru.
Persediaan sel darah merah di dalam tubuh diperbarui setiap empat bulan sekali.
b. Transfusi Darah
Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis
darah dari satu orang ke sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah
berhubungan dengan kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah besar
disebabkan trauma, operasi, syok dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel
darah merah (Anonim, 2012).
Dalam transfusi darah, kecocokan antara darah donor (penyumbang) dan
resipien (penerima) adalah sangat penting. Darah donor dan resipien harus
sesuai golongannya berdasarkan sistem ABO dan Rhesus faktor (Anonim,
2012).
Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan
reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok,
dan kematian. Hemolisis adalah penguraian sel darah merah dimana hemoglobin
akan terpisah dari eritrosit (Anonim, 2012).
Pada seluruh proses yang berkaitan dengan transfusi darah, sangat perlu
memperhatikan validitas dari reagensia yang digunakan agar hasil yang
diperoleh dapat dipertanggungjawabkan (Anonim, 2012).
c. Validasi Reagensia
Uji validasi reagen merupakan suatu proses untuk mengetahui apakah
reagen yang digunakan pada pemeriksaan valid atau tidak valid. Hal ini akan
berpengaruh pada hasil pemeriksaan (Anonim, 2012).
Adapun reagen yang divalidasi antara lain (Anonim, 2012) :
Anti-A
Anti-A atau antigen A merupakan antigen yang terdapat dalam sel
darah merah atau biasa disebut sebagai aglutinogen. Aglutinogen A ini
mempunyai mempunyai enzim glikosil tranferase yang mengnadung
asetil glukosamin pada rangka glikoproteinnya.
Anti-B
Anti-B atau antigen B merupakan antigen yang terdapat dalam sel
darah merah atau biasa disebut sebagai aglutinogen. Aglutinogen B ini
mengandung enzim galaktosa pada rangka glikoprotennya.
Anti-D
Anti- D atau antigen D merupakan antigen yang terdapat dalam sel
darah merah untuk menentukan rhesus seseorang. Rhesus positif
(+) maka di dalam eritrositnya terdapat aglutinogen/ antigen rhesus
(Disebut juga aglutinogen D). Rhesus negative (-) maka di dalam
eritrositnya tidak terdapat aglutinogen/ antigen rhesus (Aglutinogen D).
Test Sel Standar A, B, dan O
Test sel A,B,O standar, adalah reagensia untuk pemeriksaan
golongan darah sistem ABO didapat dari beberapa individu darah donor
yang sehat ( bebas uji saring IMLTD). Test sel A standar terdiri dari satu
golongan A, test sel B standar terdiri dari satu golongan B, sedangkan
test sel O standar terdiri dari 3 golongan O yang dipool. Sel A, B, O yang
diketahui, harus melalui proses pencucian terlebih dahulu dengan saline
sebelum dijadikan test sel standar.
Coomb’s Serum (AHG)
Coomb’s serum (Anti Human Globulin) merupakan reagen yang
digunakan dalam proses coomb’s test yakni untuk mendeteksi adanya sel
darah merah yang tersensitisasi dengan antibodi atau komplemen in vivo
(dalam tubuh pasien ).
Bovine Albumin 22%
Bovine albumin 22% merupakan reagen yang digunakan sebagai
medium inkubasi pada proses pemeriksaan golongan darah maupun uji
silang serasi (crossmatching).
Coomb’s Control Cell (CCC)
Coomb’s Control Cell (CCC) merupakan reagen yang digunakan
pada proses validasi dalam uji silang serasi (crossmatching) untuk
mengetahui apakah reaksi yang timbul valid/invalid sehingga hasil
pemeriksaan dapat dipertanggungjawabkan.
V. ALAT DAN BAHAN
V.1 ALAT
1. Blood grouping plate
2. Tabung reaksi
3. Rak tabung reaksi
4. Sentrifuge
5. Inkubator
6. Pipet tetes
7. Botol semprot
8. Stopwatch
V.2 BAHAN
1. Suspensi sel A 5%
2. Suspensi sel B 5 %
3. Suspensi sel O 5 %
4. Coomb’s serum (AHG)
5. Larutan NaCl 0,9 %
6. Anti-A
7. Anti-B
8. Anti-D
9. Bovine albumin 22%
10. Suspensi sel A 10%
11. Suspensi sel B 10%
12. Suspensi sel O 10%
13. CCC (Coomb’s Control
Cell)
VI. Prosedur Kerja :
A. Test Validasi reagen anti-A, anti-B, anti-D dengan metode blood grouping
plate :
Reagen anti-A
Identitas anti-A 2 tetes anti-A + 1
tetes suspensi sel A
10%
2 tetes anti-A + 1
tetes suspensi sel B
10%
2 tetes anti-A + 1
tetes suspensi sel O
10%
Plate digoyang kedepan dan belakang hingga tercampur rata
kemudian reaksi dibaca
Reagen anti-B
Identitas anti-B 2 tetes anti-B + 1
tetes suspensi sel A
10%
2 tetes anti-B + 1
tetes suspensi sel B
10%
2 tetes anti-B + 1
tetes suspensi sel O
10%
Plate digoyang kedepan dan belakang hingga tercampur rata
kemudian reaksi dibaca
Reagen anti-D
Identitas anti-D
IgM
2 tetes anti-D
Igm + 1 tetes
suspensi sel A
10 %
2 tetes anti-D
Igm + 1 tetes
suspensi sel B
10 %
2 tetes BA 22%
+ 1 tetes
suspensi sel A
10 %
2 tetes BA 22
% + 1 tetes
suspensi sel A
10 %
Plate digoyang kedepan dan belakang hingga tercampur rata
kemudian reaksi dibaca
B. Test Validasi Reagen Bovine Albumin 22% dan Anti human globulin
Validasi Bovine
Albumin 22%
1 tetes suspensi sel
A 5% + 2 tetes BA
22%
1 tetes suspensi sel
B 5% + 2 tetes BA
22%
1 tetes suspensi sel
O 5% + 2 tetes BA
22%
Dikocok agar homogen, kemudian diinkubasi pada suhu 37oC.
diputar 3000 rpm selama 15 detik kemudian reaksi dibaca
Validasi Antihuman
globulin
Dicuci 3 kali dengan menggunakan saline kemudian reaksi
dilanjutkan dengan menambahkan ke dalam masing – masing
tabung 2 tetes anti human globulin. Dikocok perlahan – lahan,
kemudian putar 3000 rpm selama 15 detik dan reaksi dibaca
Coombs Control Cell (CCC)
Kontrol semua tabung bila hasil pemeriksaan negatif dengan
CCC.
Ke dalam masing – masing tabung ditambahkan dengan 1 tetes
CCC
Dikocok perlahan – lahan, kemudian putar 3000 rpm selama 15
detik dan reaksi dibaca
VII. HASIL PENGAMATAN
7.1.1. Reagensia
No Nama Reagen Gambar Keterangan
1 Anti-A No Lot : 060413
E.d : April 2014
Warna : Biru
2. Anti-B No Lot : 060413
E.d : April 2014
Warna : Kuning
3 Anti-D No Lot : DM040313
E.d : Maret 2014
Warna : Putih
4 Coomb’s
Control Cell
No Lot : -
E.d : 3 Juni 2013
Warna : Merah
5 Coomb’s
Serum
No Lot : SGA060812
E.d : Agustus 2013
Warna : Putih
5 a. Suspensi
sel A 5%.
b. Suspensi
sel B 5%.
c. Suspensi
sel O 5%.
No Lot : -
E.d : 3 Juni 2013
Warna : Merah
6 a. Suspensi
sel A 10%.
b. Suspensi
sel B 10%.
c. Suspensi
sel O 10%.
No Lot : -
E.d : 3 Juni 2013
Warna : Merah
7 Bovine
albumin 22%
No Lot : 111212
E.d : Des’ 2013
Warna : Kuning
8 NaCl 0,9% No Lot : -
E.d : -
Warna : Putih
7.1.2. Hasil Pengujian Validasi
Tanggal pemeriksaan : 3 Juni 2013
No Pengujian Gambar Keterangan
1 Validasi reagen Anti-A
a. Bioplate I2 tetes anti A + 1 tetes suspensi sel A 10%: Terjadi aglutinasi ditandai adanya gumpalan merah besar dengan cairan berwarna bening disekitarnya (+4)
b. Bioplate II2 tetes anti A + 1 tetes suspensi sel B 10%: Tidak terjadi aglutinasi (-)
c. Bioplate III2 tetes anti A + 1 tetes suspensi sel O 10%: Tidak terjadi aglutinasi (-)
2 Validasi reagen Anti-B
a. Bioplate I2 tetes anti A + 1 tetes suspensi sel A 10%: Tidak terjadi aglutinasi (-)
b. Bioplate II2 tetes anti A + 1 tetes suspensi sel B 10% : Terjadi aglutinasi ditandai adanya gumpalan merah besar dengan cairan berwarna bening disekitarnya (+4)
c. Bioplate III2 tetes anti A + 1 tetes suspensi sel O 10%:
Tidak terjadi aglutinasi (-)
3 Identitas reagen Anti-D IgM
a. Bioplate I2 tetes anti-D IgM + 1 tetes suspensi sel A 10 % : Terjadi aglutinasi ditandai gumpalan agak besar dengan cairan merah disekitarnya ( +3)
b. Bioplate II2 tetes anti-D IgM + 1 tetes suspensi sel B 10 % : Terjadi aglutinasi ditandai gumpalan agak besar dengan cairan merah disekitarnya ( +3)
c. Bioplate III2 tetes BA 22% + 1 tetes suspensi sel A 10 % : Tidak terjadi aglutinasi (-)
d. Bioplate IV2 tetes BA 22% + 1 tetes suspensi sel B 10 % : Tidak terjadi aglutinasi (-)
4 Validasi Bovine albumin 22%
a. Tabung I 2 tetes BA 22% + 1 tetes suspensi sel A 5% : Tidak terjadi aglutinasi (-)
b. Tabung II2 tetes BA 22%+ 1 tetes suspensi sel B 5 % : Tidak terjadi aglutinasi (-)
c. Tabung III2 tetes BA 22% + 1 tetes suspensi sel O5% : Tidak terjadi aglutinasi (-)
5 Validasi Coomb’s serum
a. Tabung IHasil validasi BA 22% (dicuci 3 kali dalam saline) + 2 tetes Coomb’s serum: Tidak terjadi aglutinasi (-)
b. Tabung IIHasil validasi BA 22% (dicuci 3 kali dalam saline) + 2 tetes Coomb’s serum: Tidak terjadi aglutinasi (-)
c. Tabung IIIHasil validasi BA 22% (dicuci 3 kali dalam saline) + 2 tetes Coomb’s serum: Tidak terjadi aglutinasi (-)
a. Tabung IHasil validasi AHG + 1 CCC : Terjadi aglutinasi ditandai terbentuknya gumpalan kecil dengan warna merah disekitarnya (+1)
b. Tabung IIHasil validasi AHG + 1 CCC : Terjadi aglutinasi ditandai terbentuknya gumpalan kecil dengan warna merah disekitarnya (+1)
c. Tabung IIIHasil validasi AHG + 1 CCC : Terjadi aglutinasi ditandai terbentuknya gumpalan kecil dengan warna merah disekitarnya (+1)
7.1.3. Interpretasi Hasil Validasi
1. Reagen Anti-A (No lot :060413)
PengujianHasil Reaksi
Interpretasi Hasil1 tetes suspensi sel
A 10 % + 2 tetes Anti-A
1 tetes suspensi sel B 10 % + 2
tetes Anti-A
1 tetes suspensi sel O 10 % + 2
tetes Anti-A
Validasi Anti-A Positif (+4) Negative (-) Negative (-) Valid
2. Reagen Anti-B (No Lot :060413)
PengujianHasil Reaksi
Interpretasi Hasil1 tetes suspensi sel
A 10 % + 2 tetes Anti-B
1 tetes suspensi sel B 10 % + 2
tetes Anti-B
1 tetes suspensi sel O 10 % + 2
tetes Anti-B
Validasi Anti-B Negative (-) Positif (+4) Negative (-) Valid
3. Reagen Anti-D (No Lot : DM040313)
PengujianHasil Reaksi
Interpretasi Hasil1 tetes suspensi sel
A 10 % + 2 tetes Anti-D
1 tetes suspensi sel B 10 % + 2
tetes Anti-D
1 tetes suspensi sel A 10 % + 2 tetes BA 22%
1 tetes suspensi sel B 10 % + 2 tetes BA 22%
Identitas anti-D IgM
Positif (+3) Positif (+3) Negative (-) Negative (-) Valid
4. Validasi Bovine Albumin 22% No Lot : 111212
PengujianHasil Reaksi
Interpretasi Hasil1 tetes suspensi sel
A 5 % + 2 tetes BA 22%
1 tetes suspensi sel B 5 % + 2 tetes
BA 22%
1 tetes suspensi sel O 5 % + 2 tetes
BA 22 %
Validasi BA 22% Negative (-) Negative (-) Negative (-) Valid
5. Validasi Coomb’s serum (No Lot : SGA060812)
Pengujian Hasil Reaksi Interpretasi Hasil
Tabung reaksi I Tabung reaksi II Tabung reaksi III
Validasi Coomb’s Serum ( dengan pencucian 3 kali)
Negative (-) Negative (-) Negative (-) Valid
Uji Konfirmasi + 1 Tetes CCC
Positif (+1) Positif (+1) Positif (+1) Valid
VIII. PEMBAHASAN
Darah memiliki arti yang vital bagi kelangsungan hidup organisme. Hal tersebut
dikarenakan darah dan komponennya berfungsi sebagai life saving therapy atau
replacement therapy belum dapat diganti dengan bahan atau obat yang lain. Transfusi
darah merupakan tindakan medis yang beresiko, karena itu pengelolaannya harus
profesional dan sesuai standar. Pasien dapat tertular penyakit infeksi yang mungkin
terdapat pada darah donor, karena itu darah yang akan digunakan untuk transfusi
haruslah aman. Darah aman apabila disumbangkan oleh donor yang sehat melalui
seleksi donor yang seksama, Bebas dari agent yang dapat membahayakan pasien,
Ditransfusikan hanya jika dibutuhkan dan ditujukan untuk kesehatan dan kebaikan
pasien.
Oleh sebab itu pula, keberadaan Unit Transfusi Darah (UTD) sebagai unit
pelayanan penunjang dalam pengobatan dan pemulihan kesehatan tidak dapat diabaikan
begitu saja. Namun, pengelolaan darah tersebut ternyata tidaklah sederhana, tidak
sekadar berhenti hingga pada ketersediaan stok darah. Kualitas dan keamanan darah
juga perlu mendapat perhatian. Karena itu, dalam pengelolaan darah, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan untuk pengawasan mutu. Salah satunya adalah kualiatas reagen
yang digunakan dalam pengujian. Pengujian kualitas reagensia dapat dilakukan dengan
uji validitas reagen. Uji validitas reagen adalah suatu proses yang dilakukan untuk
mengetahui kualitas atau validitas reagen yang digunakan dalam pemeriksaan. Validasi
dilakukan terhadap reagen yang dipakai untuk mendapatkan hasil yang akurat. Pada
praktikum, dilakukan uji validitas pada reagen Anti-A, Anti-B, Anti-D, Bovine
Albumine 22%, dan Coomb’s Serum/Anti Human Globulin (AHG).
8.1 Uji Validasi Anti-A, Anti-B dan Anti-D
Uji validitas terhadap reagen Anti-A (No.Batch 060413), Anti-B (No.Batch
060413), dan Anti-D (No.Batch 040313) dilakukan dengan metode blood grouping
plate. Metode bloodgrouping plate adalah suatu metode pemeriksaan golongan darah
dengan menggunakan bioplate. Metode ini didasarkan pada adanya reaksi aglutinasi
antara antibodi yang tedapat pada serum dengan antigen yang melekat pada permukaan
sel darah merah. Reagen Anti-A dan Anti-B biasanya digunakan dalam penentuan
golongan darah Sistem ABO cara langsung pada sampel suspense sel darah pasien.
Anti-A merupakan suatu antibodi yang spesifik terhadap antigen A yang terdapat pada
sel darah merah sehingga akan mengalami aglutinasi bila direaksikan dengan sel darah
yang memiliki antigen A (golongan darah A dan AB). Sedangkan Anti-B merupakan
suatu antibodi yang spesifik terhadap antigen B yang terdapat pada sel darah merah,
sehingga akan mengalami aglutinasi saat direaksikan dengan suspense sel darah yang
mengandung antigen B.
8.1.1 Uji Validasi Anti-A
Uji validitas pada reagen Anti-A dengan nomor Batch 060413 dilakukan dengan
cara meneteskan 2 tetes reagen Anti-A pada 3 lubang bioplate. Kemudian pada lubang 1
diteteskan 1 tetes suspense sel A 10%, pada lubang 2 diteteskan 1 tetes suspense sel B
10%, dan pada lubang 3 diteteskan 1 tetes suspense sel O 10%. Kemudian digoyangkan
ke depan dan ke belakang hingga tercampur rata. Reagen Anti-A yang valid akan
menunjukkan adanya aglutinasi bila direaksikan dengan suspense sel A 10% karena
mengandung antigen A, dan tidak menunjukkan adanya aglutinasi bila direaksikan
dengan suspensi sel B 10% dan suspensi sel O 10% karena tidak mengandung antigen
A.
Dari hasil pengujian terhadap reagen antigen A ini, didapatkan hasil valid yang
ditunjukkan dengan adanya aglutinasi (+4) pada Anti-A yang direaksikan dengan
suspensi sel A 10% dan tidak terjadi aglutinasi pada Anti-A yang direaksikan dengan
suspensi sel B 10% dan suspensi sel darah O 10%.
8.1.2 Uji Validasi Anti-B
Uji validitas pada reagen Anti-B dengan nomor Batch 060413 dilakukan dengan
cara meneteskan 2 tetes reagen Anti-B pada 3 lubang bioplate. Kemudian pada lubang 1
diteteskan 1 tetes suspensi sel A 10%, pada lubang 2 diteteskan 1 tetes suspensi sel B
10%, dan pada lubang 3 diteteskan 1 tetes suspensi sel O 10%. Kemudian digoyangkan
ke depan dan ke belakang hingga tercampur rata. Reagen Anti-B yang valid akan
menunjukkan adanya aglutinasi bila direaksikan dengan suspensi sel B 10% karena
mengandung antigen B, dan tidak menunjukkan adanya aglutinasi bila direaksikan
dengan suspensi sel A 10% dan suspensi sel O 10% karena tidak mengandung antigen
B.
Dari hasil pengujian terhadap reagen antigen B ini, didapatkan hasil valid yang
ditunjukkan dengan adanya aglutinasi (+3) pada Anti-B yang direaksikan dengan
suspense sel B 10% dan tidak terjadi aglutinasi pada Anti-B yang direaksikan dengan
suspensi sel A 10% dan suspensi sel darah O 10%.
8.1.3 Uji Validasi Anti-D
Anti D merupakan reagen yang digunakan dalam penentuan golongan darah
system Rhesus. Anti-D adalah reagen yang mengandung antibodi Anti D yang spesifik
terhadap antigen D yang dimiliki oleh orang dengan golongan darah Rhesus positif
(R+). Orang-orang dengan eryhtrosit yang mengandung antigen D disebut Rh positif
atau Rh (+) sedangkan mereka yang tidak mempunyai antigen D disebut Rh negative
(R-). Karena antigen D merupakan yang paling mudah merangsang pembentukan
antibodi maka antigen D yang pertama-tama harus dicari. Dan adanya antigen D ini
ditentukan dengan menggunakan reagen Anti-D. Uji validitas reagen anti-D (Nomor
Batch DM040313) ini dilakukan dengan mereaksikannya dengan suspense sel 10%
Rhesus positif dan suspense sel B 10% Rhesus positif. Selain pengujian reagen Anti-D,
dilakukan juga pengujian sel darah yang digunakan untuk pengujian anti-D dengan
bovine albumin 22%. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa tidak terdapat
kesalahan dalam proses pengerjaan ataupun tidak terdapat kelainan pada suspense sel
yang digunakan untuk pengujian. Anti-D yang direaksikan dengan sel darah Rhesus
positif harus memberikan hasil positif (aglutinasi) karena darah Rhesus positif
mengandung antigen D. sedangkan pengujian dengan bovine albumin 22% harus
memberi hasil negative (tidak terjadi aglutinasi). Pada praktikum yang dilakukan,
didapatkan hasil positif (+3) pada reagen Anti-D yang direaksikan dengan suspensi sel
A 10% dan pada reagen Anti-D yang direaksikan dengan suspensi sel B 10%.
Sedangkan pada pengujian dengan bovine albumin 22%, diperoleh hasil negative. Hal
ini menadakan bahwa pada uji validitas reagen Anti-D dengan Nomor Batch
DM040313 didapatkan hasil yang valid.
8.2 Uji Validasi Bovine Albumin 22%
Uji validasi terhadap bovine albumin 22% dengan No. Lot : III 212 (expired
date : Desember 2013) diawali dengan menyiapkan 3 buah tabung serologis dan secara
berurutan diberi label I, II dan III serta selanjutnya masing-masing tabung diteteskan
dengan 2 tetes bovine albumin 22% secara tegak lurus. Kemudian ke dalam tabung I, II
dan III ditambahkan 2 tetes suspensi sel secara berurutan yaitu suspense sel A 5% ;
suspense sel B 5% ; suspense sel O 5% yang penetesannya juga dilakukan secara tegak
lurus. Kemudian masing-masing tabung dikocok untuk menghomogenkan bovine
albumin 22% dan suspensi sel tersebut, lalu dicentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm
selama 15 detik dimana bila hasil reaksi pada ketiga tabung menunjukkan hasil negative
atau tidak terjadi aglutinasi, maka dilanjutkan dengan proses inkubasi. Oleh karena
pada saat praktikum, baik tabung I, II, maupun III menunjukkan hasil negative maka
ketiga tabung tersebut diinkubasi pada suhu 37 oC selama 15 menit terlebih dahulu
sebelum akhirnya dicentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 detik dan hasil
reaksi pun dibaca.
Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa tabung I, II dan III tidak terjadi
aglutinasi, dimana setelah dicentrifuge dan masing-masing tabung dikocok secara
perlahan untuk pembacaan hasil didapatkan hasil berupa hemolisis yang ditandai
dengan suspense sel yang sempat mengendap setelah dicentrifuge menjadi lisis dan larut
dalam reagen bovine albumin 22% setelah tabung dikocok perlahan. Dapat dikatakan
bahwa suspense sel dan bovine albumin 22% ini sama-sama bertindak sebagai antigen
sehingga bila direaksikan antara keduanya (antigen – antigen) menghasilkan reaksi yang
negative atau tidak terjadi aglutinasi. Berdasarkan interpretasi hasil yang telah
ditetapkan untuk uji validasi bovine albumin 22% ini, dimana tabung I, II dan II akan
menunjukkan hasil negative atau tidak terjadi aglutinasi yang menunjukkan reagen
bovine albumin 22% valid, maka dapat disimpulkan bahwa reagen bovine albumin 22%
yang diuji validitasnya tersebut adalah valid atau baik untuk digunakan dalam
pemeriksaan.
8.3 Uji Validasi Anti Human Globulin (AHG)
Uji validasi terhadap Anti Human Globulin (AHG) dengan No. Lot : SGA
060812 (expired date : Agustus 2013) diawali dengan menyiapkan 3 buah tabung
serologis yang secara berurutan diberi label I, II, dan III. Kemudian ke dalam tabung I,
II, dan III secara berurutan diteteskan 1 tetes suspense sel A 5% ; 1 tetes suspense sel B
5% ; 1 tetes suspensi sel O 5%.. Selanjutnya dilakukan pencucian sebanyak 3 kali untuk
masing-masing tabung dengan cara menambahkan larutan NaCl 0,9% atau buffer saline
sampai memenuhi ¾ volume tabung, lalu disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm
selama 15 detik dan larutan supernatan yang terbentuk dibuang. Kemudian ke dalam
masing-masing tabung diteteskan sebanyak 2 tetes AHG atau Coomb’s serum secara
tegak lurus. Dan untuk menghomogenkannya, tabung dikocok hingga campuran
tercampur merata. Setelah campuran homogen, dilanjutkan dengan proses sentrifugasi
dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 detik dan hasil reaksi dibaca.
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan hasil negative atau tidak terjadi
aglutinasi pada tabung I, II, dan III. Berdasarkan interpretasi yang telah ditetapkan
untuk uji validitas AHG ini reagen tersebut dikatakan valid bila tabung I, tabung II, dan
III menunjukkan hasil negative. Hasil negative ini disebabkan karena suspense sel dan
AHG atau Coomb’s serum ini sama-sama bertindak sebagai antibodi sehingga bila
direaksikan antara keduanya (antibodi - antibodi) didapatkan hasil negative atau tidak
terjadinya aglutinasi. Untuk mengetahui apakah pengujian validitas AHG ini valid atau
tidak, maka ditambahkan 1 tetes Coomb’s Control Cell (CCC) ke dalam masing-masing
tabung dengan hasil pemeriksaan negative (tabung I, II, dan III) secara tegak lurus.
Kemudian dicentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 detik dan hasil reaksi
dibaca. Adapun hasil pengamatan menunjukkan hasil positif pada semua tabung dimana
reagen CCC ini bertindak sebagai antigen sehingga bila direaksikan antara keduanya
(antibodi - antigen) menghasilkan reaksi aglutinasi, dan oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa hasil pengujian validitas terhadap reagen Anti Human Globulin
tersebut adalah valid dan reagen AHG tersebut baik untuk digunakan dalam
pemeriksaan.
VIII. Simpulan
Dari praktikum uji validitas terhadap reagen anti-A, anti-B, anti-D,
Bovine albumin 22 % dan Coomb’s serum menunjukkan hasil yang valid,
dimana hal ini menunjukkan reagen yang diuji masih layak digunakan dalam
pemeriksaan.
IX. Daftar Pustaka
Anonim. 2010. Golongan Darah.
http://id.wikipedia.org/wiki/2010/Golongan_darah.html (Diakses tanggal 6 Juni
2013)
Anonim. 2012. Transfusi Darah.
http://biologylearningcenter.blogspot.com/p/pertemuan-2.html (Diakses tanggal
6 Juni 2013)
Anonim. 2012. Teknik Pembuatan Test Sel.
http://allaboutlaboratory.blogspot.com/2012/09/tehnik-pembuatan-test-sel.html
(Diakses tanggal 6 Juni 2013)
Pearce C,Evelyn. 1999. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia