ujian lisan ikakom 1

14
1 Chicilia Windia T. W Upaya Pencegahan (Preventive) Menurut Leavel and Clark Usaha pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit. Leavell dan clark dalam bukunya “Preventive Medicine for the doctor in his community” Usaha-usaha pencegahan itu adalah : A. Masa sebelum sakit (pencegahan primer) 1. Mempertinggi nilai kesehatan (Health promotion) 2. Memberikan perlindungan khusus terhadap sesuatu penyakit (Specific protection). B. Pada masa sakit (pencegahan sekunder) 3. Mengenal dan mengetahui jenis pada tingkat awal,serta mengadakan pengobatan yang tepat dan segera. (Early diagnosis and treatment). 4. Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan sesuatu penyakit, pembatasan cacat (Disability limitation). C. Pencegahan Tersier 5. Rehabilitasi (Rehabilitation). Dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkatan (five levels of prevention) dari Leavel and Clark, sebagai berikut : 1. Promosi kesehatan ( health promotion) Dalam tingkat ini dilakukan pendidikan kesehatan, misalnya dalam Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya. Beberapa usaha di antaranya : - Penyediaan makanan sehat cukup kwalitas maupun kwantitasnya. - Perbaikan hygien dan sanitasi lingkungan, seperti : penyediaan air rumah tangga yang baik, perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah dan sebagainya. - Pendidikan kesehatan kepada masyarakat - Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang baik. - Hygiene perorangan, rekreasi, sex education, persiapan memasuki kehidupan pra nikah dan persiapan menopause.

Upload: chicilia-windia

Post on 23-Nov-2015

21 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • 1 Chicilia Windia T. W

    Upaya Pencegahan (Preventive) Menurut Leavel and Clark

    Usaha pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada masa sebelum

    sakit dan pada masa sakit. Leavell dan clark dalam bukunya Preventive Medicine for the

    doctor in his community

    Usaha-usaha pencegahan itu adalah :

    A. Masa sebelum sakit (pencegahan primer)

    1. Mempertinggi nilai kesehatan (Health promotion)

    2. Memberikan perlindungan khusus terhadap sesuatu penyakit (Specific protection).

    B. Pada masa sakit (pencegahan sekunder)

    3. Mengenal dan mengetahui jenis pada tingkat awal,serta mengadakan pengobatan yang

    tepat dan segera. (Early diagnosis and treatment).

    4. Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan

    bekerja yang diakibatkan sesuatu penyakit, pembatasan cacat (Disability limitation).

    C. Pencegahan Tersier

    5. Rehabilitasi (Rehabilitation).

    Dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan

    lima tingkatan (five levels of prevention) dari Leavel and Clark, sebagai berikut :

    1. Promosi kesehatan ( health promotion)

    Dalam tingkat ini dilakukan pendidikan kesehatan, misalnya dalam Usaha ini merupakan

    pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya.

    Beberapa usaha di antaranya :

    - Penyediaan makanan sehat cukup kwalitas maupun kwantitasnya.

    - Perbaikan hygien dan sanitasi lingkungan, seperti : penyediaan air rumah tangga yang

    baik, perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah dan sebagainya.

    - Pendidikan kesehatan kepada masyarakat

    - Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang baik.

    - Hygiene perorangan, rekreasi, sex education, persiapan memasuki kehidupan pra nikah dan

    persiapan menopause.

  • 2 Chicilia Windia T. W

    2. Perlindungan khusus (specific protection)

    Program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan khusus, pendidikan kesehatan

    sangat diperlukan terutama di Negara-negara berkembang. Hal ini karena kesadaran

    masyarakat tentang pentingnya imunisasi sebagai perlindungan terhadap penyakit pada

    dirinya maupun anak-anaknya masih rendah. Selain itu pendidikan kesehatan diperlukan

    sebagai pencegahan terjadinya kecelakaan baik ditempat-tempat umum maupun tempat kerja.

    Penggunaan kondom untuk mencegah penularan HIV/AIDS, penggunaan sarung tangan dan

    masker saat bekerja sebagai tenaga kesehatan

    Beberapa usaha lain di antaranya :

    - Vaksinasi untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu.

    - Isolasi penderitaan penyakit menular .

    - Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat-tempat umum maupun di tempat kerja.

    3. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment)

    Karena rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit,

    maka sering sulit mendeteksi penyakit-penyakit yang terjadi di masyarakat. Bahkan kadang-

    kadang masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini dapat

    menyebabkan masyarakat tidak memperoleh pelayanan kesehatan yang layak. Oleh sebab itu

    pendidikan kesehatan sangat diperlukan dalam tahap ini.

    Pemeriksaan pap smear, pemeriksaan IVA, sadari sebagai cara mendeteksi dini penyakit

    kanker. Bila dengan deteksi ini ditemui kelainan maka segera dilakukan pemeriksaan

    diagnostic untuk memastikan diagnosa seperti pemeriksaan biopsy, USG atau mamografi

    atau kolposcopy

    Tujuan utama dari usaha ini adalah :

    1) Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepat-cepatnya dari setiap jenis penyakit

    sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera.

    2) Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya menular.

    3) Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan sesuatu penyakit.

  • 3 Chicilia Windia T. W

    Beberapa usaha deteksi dini di antaranya :

    - Mencari penderita di dalam masyarakat dengan jalam pemeriksaan : misalnya

    pemeriksaan darah, roentgent paru-paru dan sebagainya serta segera memberikan

    pengobatan

    - Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular

    (contact person) untuk diawasi agar penyakit yang timbul dapat segera diberikan pengobatan

    dan tindakan-tindakan lain yang perlu misalnya isolasi, desinfeksi dan sebagainya.

    - Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat mengenal gejala

    penyakit pada tingkat awal dan segera mencari pengobatan. Masyarakat perlu menyadari

    bahwa berhasil atau tindaknya usaha pengobatan, tidak hanya tergantung pada baiknya jenis

    obat serta keahlian tenaga kesehatannya,melainkan juga tergantung pada kapan pengobatan

    itu diberikan.

    Pengobatan yang terlambat akan menyebabkan :

    - Usaha penyembuhan menjadi lebih sulit,bahkan mungkin tidak dapat sembuh lagi

    misalnya pengobatan kanker (neoplasma) yang terlambat.

    - Kemungkinan terjadinya kecacatan lebih besar.

    - Penderitaan si sakit menjadi lebih lama.

    - Biaya untuk perawatan dan pengobatan menjadi lebih besar.

    4. Pembatasan cacat (disability limitation)

    Oleh karena kurangnyaa pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan

    penyakit, maka sering masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Dengan

    kata lain mereka tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap

    penyakitnya. Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan orang yang

    bersangkutan cacat atau ketidak mampuan. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan juga

    diperlukan pada tahap ini.

    Penanganan secara tuntas pada kasus-kasus infeksi organ reproduksi menjegah terjadinya

    infertilitas.

  • 4 Chicilia Windia T. W

    5. Rehabilitasi (rehabilitation)

    Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang menjadi cacat, untuk

    memeulihkan cacatnya tersebut kadang-kadang diperlukan latihan tertentu. Oleh karena

    kurangnya pengetian dan kesadaran orang tersebut, ia tidak akan segan melakukan latihan-

    latihan yang dianjurkan. Disamping itu orang yang cacat setelah sembuh dari penyakit,

    kadang-kadang malu untik kembali ke masyarakat. Sering terjadi pula masyarakat tidak mau

    menerima mereka sebagai anggoota masyarakat yang normal. Oleh sebab itu jelas

    pendidikan kesehatan diperlukan bukan saja untuk orang yang cacat tersebut, tetapi

    juga perlu pendidikan kesehatan pada masyarakat.

    Pusat-pusat rehabilitasi bagi korban kekerasan, rehabilitasi PSK, dan korban narkoba.

    Rehabilitasi ini terdiri atas :

    1) Rehabilitasi fisik

    yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimal-maksimalnya.

    Misalnya,seseorang yang karena kecelakaan,patah kakinya perlu mendapatkan rehabilitasi

    dari kaki yang patah ini sama dengan kaki yang sesungguhnya.

    2) Rehabilitasi mental

    yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam hubungan perorangan dan social

    secara memuaskan. Seringkali bersamaan dengan terjadinya cacat badaniah muncul pula

    kelainan-kelainan atau gangguan mental.

    Untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelumm kembali ke

    dalam masyarakat.

    3) Rehabilitasi sosial vokasional

    yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatn dalam masyarakat dengan

    kapasitas kerja yang semaksimal-maksimalnya sesuai dengan kemampuan dan ketidak

    mampuannya.

    4) Rehabilitasi aesthesis

    usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa keindahan,walaupun

    kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya :

    penggunaan mata palsu.

    Usaha mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat,memerlukan bantuan dan

    pengertian dari segenap anggota masyarakat untuk dapat mengerti dan memahami keadaan

    mereka (fisik,mentaldan kemampuannya) sehingga memudahkan mereka dalam proses

    penyesuaian dirinya dalam masyarakat,dalam keadaannya yang sekarang.

  • 5 Chicilia Windia T. W

    Sikap yang diharapkan dari warga masyarakat adalah sesuai dengan falsafah pancasila yang

    berdasarkan unsur kemanusiaan yang sekarang ini. Mereka yang direhabilitasi ini

    memerlukan bantuan dari setiap warga masyarakat,bukan hanya berdasarkan belas kasihan

    semata-mata,melainkan juga berdasarkan hak azasinya sebagai manusia.

    Usaha pencegahan dan kejadian penyakit

    Bila seseorang seseorang jatuh sakit, dilakukan pengobatan akan terjadi tiga kemungkinan

    yaitu :

    a. Sembuh sempurna.

    b. Sembuh dengan cacat

    c. Tidak sembuh lagi (meninggal)

    Yang terbaik yaitu bila terjadi kesembuhan secara sempurna seandainya terjadi kecacatan,

    maka alat tubuh yang cacat ini akan tetap dimilikinya dan seringkali merupakan beban

    (penderitaan) untuk selama-lamanya.

    Karena itu sangatlah bijaksana, bila kita selalu berprinsip lebih baik mencegah timbulnya

    penyakit dari pada mengobati maupun merehabilitasinya

    Pencegahan Primer

    Pencegahan primer adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk menghindari atau menunda

    munculnya penyakit atau gangguan kesehatan.

    Pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular)

    Stop merokok,

    Turunkan kolesterol,

    Obati tekanan darah tinggi,

    Latihan jasmani yang bersifat aerobik,

    Pelihara berat badan ideal,

    Konsumsi aspirin dosis rendah untuk pencegahan,

    Kelola dan kurangi stres.

    Pencegahan penyakit kanker

    Stop merokok,

    Kurangi pajanan sinar matahari yang berlebihan,

  • 6 Chicilia Windia T. W

    Diet tinggi serat, rendah lemak,

    Pemeriksaan pap smear.

    Pencegahan kecelakaan (injury)

    Gunakan sabuk pengaman jika berkendaraan (seat belt),

    Lakukan upaya pengamanan rumah,

    Cegah jatuh

    Ketahui perihal kekerasan dalam rumah tangga dan penegakan hukumnya,

    Pencegahan penyakit paru kronik

    Stop merokok.

    Pencegahan osteoporosis

    Konsumsi kalsium dari makanan sehari-hari,

    Suplementasi kalsium,

    Latihan jasmani yang melawan gravitasi (weight bearing).

    Pencegahan penyakit infeksi

    Imunisasi : influenza dan pneumonia.

    Pencegahan Sekunder

    Pencegahan sekunder adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk deteksi dini adanya

    penyakit atau gangguan kesehatan agar dapat dilakukan tatalaksana sedini mungkin pula.

    Kanker: pemeriksaan pap smear setiap 1-3 tahun, pemeriksaan payudara sendiri

    (sarari), setiap bulan setelah selesai menstruasi, dan pemeriksaan payudara oleh

    dokter setiap tahun setelah usia 40 tahun, mamografi setiap tahun setelah usia 40

    tahun.

    Pemeriksaan rektal (colok dubur) setiap tahun pada orang dewasa setelah usia 40

    tahun.

    Endoskopi pada semua usia lanjut setelah usia 50 tahun, setiap 5 tahun.

    Pemeriksaan pemeriksaan PSA setiap tahun antara 50 sampai dengan 70 tahun.

    Pemeriksaan kolesterol tiap 3-5 tahun.

    Pemeriksaan rutin kimia darah, darah perifer lengkap, dan pemeriksaan urin lengkap.

    Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG): berikan 1 kopi hasil EKG tersebut kepada

    pasien. Manakala pasien mengalami masalah jantung (nyeri dada), hasil EKG tersebut

    dapat diberikan ke dokter yang melayaninya untuk digunakan oleh sang dokter dalam

    membuat penilaian klinis.

    Pemeriksaan tekanan darah setiap 3 tahun sebelum usia 40 tahun dan setiap tahun

    setelah berusia 40 tahun.

    Pemeriksaan ketajaman penglihatan dan penapisan glaukona setiap 1-3 tahun setelah

    usia 50 tahun.

    Evaluasi fungsi pendengaran setiap 3 tahun setelah berusia 50 tahun.

    Pengkajian fungsi fisik dan mental.

  • 7 Chicilia Windia T. W

    Pencegahan Tersier

    Pengelolaan penyakit atau gangguan kesehatan secara seksama harus dilakukan. Diperlukan

    kerjasama yang baik antara tenaga kesehatan dan pasien serta keluarganya agar penyakit atau

    gangguan kesehatan yang diderita pasien dapat terkelola dan terkendali dengan baik. Untuk

    itu amat dibutuhkan kepatuhan pasien dalam mengontrol penyakit-penyakit yang diderita

    agar tidak timbul komplikasi atau penyulit.

    Pada umumnya berbagai penyakit kronik degeneratif memerlukan kedisiplinan dan

    ketekunan dalam diet atau latihan jasmani, demikian pula di dalam pengobatan yang

    umumnya membutuhkan waktu bertahun-tahun bahkan bisa seumur hidup. Tidak jarang

    pasien merasa bosan dan akhirnya menghentikan pengobatannya sehingga penyakit menjadi

    tidak terkendali dan kemudian timbul berbagai komplikasi yang tidak jarang sampai

    mengancam nyawa.

    Perilaku dan Gaya Hidup yang Membahayakan

    1. Merokok

    2. Makan berlebihan/pola makan yang tidak sehat

    3. Obesitas

    4. Mengkonsumsi alkohol

    5. Berganti ganti pasangan seksual

    6. Kurang olahraga

    7. Stress

    8. Tidak peduli kebersihan lingkungan

    9. Membuang sampah sembarangan

    10. Membuang feses bukan di WC

    KECELAKAAN KERJA DAN PENCEGAHANNYA

    KECELAKAAN KERJA adalah kejadian yang menimpa seseorang ditempat kerja yang

    berdampak buruk pada pekerja, pengusaha dan lingkungan tempat kerja.

    TEMPAT KEJADIAN: adalah tempat selama pekerja berangkat kerja, ditempat kerja sampai

    pekerja pulang.

    PENYEBAB DASAR KECELAKAAN

    1.Pengoperasian yang bukan wewenangnya.

    2.Kesalahan pengoperasian

    3.Kesalahan pengamanan

    4.Pengoperasian kecepatan tinggi

    5.Alat pengaman yang tidak beroperasi

  • 8 Chicilia Windia T. W

    6.Peralatan pengaman yang

    7.Menggunakan peralatan yang tidak tepat

    8.Menggunakan peralatan yang kurang tepat

    9.Kesalahan menggunakan alat pengaman diri

    10.Tidak tepat melakukan pekerjaan

    PENCEGAHAN :

    1. lantai licin :

    - Pakai sepatu anti slip

    - Jangan pakai sepatu dengan hak tinggi, tali sepatu longgar

    - Hati-hati bila berjalan pada lantai yang sedang dipel (basah dan licin) atau

    tidak rata konstruksinya.

    - Pemeliharaan lantai dan tangga

    2. Mengangkat beban : (To fit the Job to the Man and to fit the Man to the Job)

    - Beban jangan terlalu berat

    - Jangan berdiri terlalu jauh dari beban

    - Jangan mengangkat beban dengan posisi membungkuk tapi

    pergunakanlah tungkai bawah sambil berjongkok

    - Pakaian penggotong jangan terlalu ketat sehingga pergerakan terhambat.

    3. Mengambil sample darah/cairan tubuh :

    - Gunakan alat suntik sekali pakai

    - Jangan tutup kembali atau menyentuh jarum suntik yang telah dipakai

    tapi langsung dibuang ke tempat yang telah disediakan (sebaiknya

    gunakan destruction clip).

    - Bekerja di bawah pencahayaan yang cukup

  • 9 Chicilia Windia T. W

    4. Berisiko kebakaran (bahan kimia, flammable)

    - Konstruksi bangunan yang tahan api

    - Sistem penyimpanan yang baik terhadap bahan-bahan yang mudah

    terbakar

    - Pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya kebakaran

    - Sistem tanda kebakaran

    Manual yang memungkinkan seseorang menyatakan tanda bahaya

    dengan segera

    Otomatis yang menemukan kebakaran dan memberikan tanda secara

    otomatis

    - Jalan untuk menyelamatkan diri

    - Perlengkapan dan penanggulangan kebakaran.

    - Penyimpanan dan penanganan zat kimia yang benar dan aman.

    5. Lab. Biologis ( bakteri, virus, infeksi nasokomial)

    o Seluruh pekerja harus mendapat pelatihan dasar tentang kebersihan,

    o epidemilogi dan desinfeksi.

    o Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan

    o dalam keadaan sehat badani, punya cukup kekebalan alami untuk

    o bekrja dengan bahan infeksius, dan dilakukan imunisasi.

    o Melakukan pekerjaan laboratorium dengan praktek yang benar (Good

    Laboratory Practice)

    o Menggunakan desinfektan yang sesuai dan cara penggunaan yang

    benar.

    o Sterilisasi dan desinfeksi terhadap tempat, peralatan, sisa bahan

    o infeksius dan spesimen secara benar

    o Pengelolaan limbah infeksius dengan benar

    o Menggunakan kabinet keamanan biologis yang sesuai.

    o Kebersihan diri dari petugas.

    6. Lab. Kimia (amoniak, korosif, iritasi)

    o Material safety data sheet (MSDS) dari seluruh bahan kimia yang ada

    untuk diketahui oleh seluruh petugas laboratorium.

    o Menggunakan karet isap (rubber bulb) atau alat vakum untuk

    mencegah tertelannya bahan kimia dan terhirupnya aerosol.

  • 10 Chicilia Windia T. W

    o Menggunakan alat pelindung diri (pelindung mata, sarung tangan,

    celemek, jas laboratorium) dengan benar.

    o Hindari penggunaan lensa kontak, karena dapat melekat antara mata

    dan lensa.

    o Menggunakan alat pelindung pernafasan dengan benar.

    Merancang Program untuk Individu, Lingkungan dan Institusi Kerja :

    1. Pelatihan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

    2. APD

    3. Jaminan Keselamatan dan Kesehatan

    4. Jam kerja

    5. Beban Kerja : bahwa beban kerja berpengaruh positif terhadap stres kerja. Semakin berat

    beban kerja yang ditanggung, maka akan semakin besar risiko perawat yang bekerja di

    tempat tersebut terkena stres.

    7 langkah dalam diagnosis PAK :

    1.Menentukan diagnosis klinis

    Untuk menyatakan bahwa suatu penyakit adalah akibat hubungan pekerjaan harus dibuat

    diagnosis klinis dahulu

    2.Menentukan pajanan yang dialami individu tersebut dalam pekerjaan

    Identifikasi semua pajanan yang dialami oleh pekerja tersebut.Untuk itu perlu dilakukan

    anamnesis pekerjaan yang lengkap dan kalau perlu dilakukan pengamatan ditempat kerja dan

    mengkaji data sekunder yang ada

    3.Menentukan apakah ada hubungan antara pajanan dengan penyakit

    Untuk menentukan adakah hubungan antara pajanan dan penyakit harus berdasarkan

    evidence yang ada dan dapat dilihat dari bukti yang ada

    4.Menentukan apakah pajanan yang dialami cukup besar

    Penentuan besarnya pajanan dapat dilakukan secara kuantitatif dengan melihat data

    pengukuran lingkungan dan masa kerja atau secara kualitatif dengan mengamati cara kerja

    pekerja

  • 11 Chicilia Windia T. W

    5.Menentukan apakah ada peranan faktor-faktor individu itu sendiri

    Hal-hal yang dapat mempercepat terjadinya penyakit akibat kerja atau sebaliknya

    menurunkan kemungkinan penyakit akibat hubungan kerja seperti faktor genetik atau

    kebiasaan memakai alat pelindung yang baik

    6.Menentukan apakah ada faktor lain diluar pekerjaan

    Misalnya Kanker paru dapat disebabkan oleh asbes dan bisa juga disebabkan oleh kebiasaan

    merokok

    7.Menentukan diagnosis Penyakit Akibat Kerja

    Apabila dapat dibuktikan bahwa paling sedikit ada satu faktor pekerjaan yang berperan

    sebagai penyebab penyakit dapat dikategorikan penyakit akibat kerja.

    Pencatatan dan Pelaporan PAK

    Pencatatan dan pelaporan rekapitulasi kegiatan yang diselenggarakan setiap triwulan dan

    tiap tahun adalah pencatatan data untuk semua kegiatan dalam satu triwulan dan satu tahun

    berjalan serta melaporkan data tersebut dalam bentuk rekapitulasi data kegiatan triwulan dan

    tahunan kepada instansi yang berwenang dengan menggunakan format yang telah ditetapkan

    7 LANGKAH KESELAMATAN PASIEN

    Standar keselamatan pasien menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

    1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Pasal 7 ayat (2)

    meliputi:

    1. Hak pasien;

    2. Mendidik pasien dan keluarga;

    3. Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan;

    4. Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program

    peningkatan keselamatan pasien;

    5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien;

    6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien;dan

    7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

  • 12 Chicilia Windia T. W

    Program Pokok Puskesmas

    Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib di

    laksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajat

    kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6 Program Pokok pelayanan kesehatan

    di Puskesmas yaitu :

    1. Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif) yaitu bentuk pelayanan kesehatan

    untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada seseorang pasien dilakukan

    oleh seorang dokter secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh

    selama anamnesis dan pemeriksaan

    2. Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan

    untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan

    penyuluhan (induvidu, kelompok maupun masyarakat).

    3. Pelayanan KIA dan KB yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB di

    Puskesmas yang ditujuhkan untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan

    Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan

    bayi dan balita.

    4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu program

    pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan penular

    penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta dll).

    5. Kesehatan Lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas

    untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar,

    pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran

    lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat,

    6. Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan, perbaikan

    gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan gizi,

    penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat

    Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih,

    Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi

    Keluarga/Masyarakat. ( 5,6,7 )

  • 13 Chicilia Windia T. W

    Pembinaan Kesehatan USILA

    Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehtan di kelompok usia lanjut meliputi

    pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) usia

    lanjut sebagai alat pencatat dan pemantau untuk mengetahui lebih awal penyakit yang

    diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi dan mencatat

    perkembangannya dalam Buku Pedoman Pemerilaharaan Kesehatan (BPPK) usia

    lanjut atau catatan kondisi kesehatan yang lazim digunakan di puskesmas. Jenis

    pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada usia lanjut di puskesmas atau di

    kelompok (Posyandu/karang lansia, dll) sebagai berikut :

    1. Pemeriksaan aktifitas kegiatan sehari-hari (Activity of daily living) meliputi kegiatan

    dasar dalam kehidupan,seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian,naik turun

    tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.

    2. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional,

    dengan menggunakan metode 2 menit pada KMS usia lanjut.

    3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi

    badan dan dapat dicatat pada grafik Indeks Massa Tubuh (IMT).

    4. Pengukuran tekanan darah dan penghitungan denyut nadi selama satu menit.

    5. Pemeriksaan haemoglobin darah dengan menggunakan Talquist, Sahli atau

    Cuprisulfat.

    6. Pemeriksaan kadar gula dalam urine sebagai deteksi awal adanya penyakit diabetes

    mellitus (DM)

    7. Pemeriksaan kadar protein dalam urine urine sebagai deteksi awal adanya penyakit

    ginjal.

    8. Pemeriksaan kolesterol, mata, telinga, tenggorokan, gigi dan mulut dll.

    9. Melakukan rujukan bila mana ada keluhan dan atau ditemukan kelainan dari semua

    pemeriksaan di atas.

    10. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota Kelompok Usia Lanjut

    yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat (Public

    Health Nursing).

    11. Pemberian makanan tambahan (PMT) penyuluhan sebagai contoh menu makanan

    dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi usia lanjut serta menggunakan bahan

    makanan yang berasal dari daerah tersebut.

  • 14 Chicilia Windia T. W

    12. Kegiatan olah raga antara lain senam usia lanjut, gerak jalan santai dan lain

    sebagainya untuk meningkatkan kebugaran.