ukhuwah islamiyah
DESCRIPTION
Tugas MKT Agama IslamTRANSCRIPT
![Page 1: Ukhuwah Islamiyah](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022073009/563dbb2d550346aa9aaae7dc/html5/thumbnails/1.jpg)
DIMENSI SOSIAL AJARAN ISLAM
KELAS MPK AGAMA ISLAM 11
Alisha Putri Ramadhanti (1406530672)
Silvia Maharani Hapasari (1406576654)
Muhammad Hanafi Lubis (1406533030)
Talitha Ayu (1406533226)
Alyani Sajidah (1406530792)
Makalah untuk Mata Kuliah MPK Agama Islam 2015
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
2015
![Page 2: Ukhuwah Islamiyah](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022073009/563dbb2d550346aa9aaae7dc/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB I
KELUARGA DAN MASYARAKAT ISLAMI
A. KARAKTERISTIK MASYARAKAT ISLAM
Dalam surat Al-Hujurat ayat 1-10 telah dijelaskan tentang karakteristik
masyarakat Islam, yaitu sebagai berikut.
A. Berpedoman kepada al-Qur’an dan al-Sunah Masyarakat Islam selalu berpedoman
pada al-Qur’an dan al-Sunnah dalam segala aspek kehidupannya secara totalitas, baik
dalam urusan duniawi maupun ukhrawi, dan perbuatan maupun perkataan. Mereka
tidak berani mendahului Allah dan Rasul-Nya dalam berpendapat, memberi
keputusan, dan melangkah sebelum mendapat izin dari padanya.
B. Menghargai Sesamanya secara Profesional Pada ayat 2 – 5 Q.S. al-Hujurat, Allah
menekankan bahwa setiap orang hendaknya didudukkan secara wajar. Nabi
Muhammad SAW dinyatakan sebagai manusia seperti manusia yang lain, namun,
dinyatakan pula bahwa beliau adalah seorang Rasul yang memperoleh wahyu dan
bimbingan dari Allah SWT.
Atas dasar ini, beliau berhak memperoleh penghormatan yang melebihi
manusia lain. Diantara penghormatan yang diajarkan Allah SWT adalah sebagai
berikut:
1. Tidak lebih tinggi dalam bersuara Di antara adab yang diajarkan Allah SWT
kepada orang-orang mukmin adalah berkomunikasi dan berdialog dengan siapa saja
yang berhak dihormati seperti Nabi SAW dengan cara yang sopan. Di antaranya,
suara berbicara tidak lebih tinggi dari suara beliau, karena suara yang lebih tinggi bisa
berindikasi kurang sopan, kurang hormat dan menyakiti beliau, bahkan berdosa besar
jika mempunyai maksud merendahkan atau meremehkan seseorang (Syaukani, tt).
2. Tidak berkata kasar atau keras Suara kasar atau keras sebagaimana yang
sudah mentradisi antar sesama kita juga tidak layak diungkapkan dihadapan Nabi
SAW, akan tetapi hendaknya bicara dengan kata yang sopan dan sikap yang sopan
serta tenang.
3. Sabar Menunggu Sabar, salah satu akhlak yang baik dan salah satu senjata
untuk meraih kesuksesan, akan tetapi ia berat dan pahit bagaikan jadam yang getir
bagi setiap lidah yang menjilatnya. Orang muslim yang baik, bersikap sabar terhadap
![Page 3: Ukhuwah Islamiyah](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022073009/563dbb2d550346aa9aaae7dc/html5/thumbnails/3.jpg)
segala sesuatu, terutama menyangkut haknya orang lain yang harus dihormati, seperti
bertemu kepada orang yang dihormati seperti Nabi SAW.
C. Waspada Terhadap Isu Masyarakat muslim akan selalu waspada dan berhati-hati
dalam menerima isu yang dimunculkan oleh provokator yang fasik, sebelum diadakan
pemeriksaan yang lebih lanjut dan terpercaya. Hal ini dikarenakan menerima isu yang
tidak jelas kebenarannya itu akan menjerumuskan kepada kebodohan dan
kesengsaraan. Provokator fasik memang tidak peduli dengan dusta dan dosa, oleh
karena itu sebagian ulama menolak hadits yang dibawa oleh orang fasik, bahkan
orang yang tidak jelas identitasnya selakipun karena ada kemungkinan fasiknya (Ibn
Katsir, tt) atau menerima berita dari seseorang (kabar wahid) yang adil.(alShamadi,
tt).
D. Ishlah dengan adil Langkah ishlah adalah solusi terbaik bagi dua kelompok
masyarakat Islam yang bertikai atau konflik senjata, agar kembali kepada hukum
Allah, hukum yang seadil-adilnya, dan agar rela keputusannya baik menang atau
kalah. Jikalau salah satunya tidak mau diajak tahkim atau ishlah bahkan tetap
memberontak dan membangkang, maka perangilah pemberontak tersebut, sehingga
mereka kembali kepada hukum Allah. Kalau mereka mau kembali, maka ajaklah
ishlah dengan adil sehingga tidak terjadi konflik baru dikesempatan yang lain.
B. Peran Keluarga dalam Pembentukan Masyarakat Islami
Tingkatan terkecil di masyarakat adalah individu. Individu-individu tersebut
akan membentuk sebuah tingkatan yang lebih tinggi yaitu keluarga. Sekolompok
keluarga ini nantinya akan membentuk tingkatan yang lebih kompleks yaitu
masyarakat. Dari skema ini terlihat bahwa masyarakat berasal dari individu yang
dibimbing dan dibina di dalam keluarga sehingga dapat bertahan di masyarakat serta
membentuk masyarakat yang Islami.
Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang memiliki fungsi internal dan
eksternal. Fungsi internal keluarga adalah saling menyayangi dengan motivasi
ruhiyah/ ibadah, Berusaha untuk meraih kebahagian dan kesejahteraan dalam keluarga
dan menciptakan generasi yang bermartabat dan bertaqwa. Sedangkan fungsi
![Page 4: Ukhuwah Islamiyah](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022073009/563dbb2d550346aa9aaae7dc/html5/thumbnails/4.jpg)
eksternal keluarga adalah setiap anggota keluarga memiliki tanggung jawab terhadap
pembangunan masyarakat yang kuat dan lurus (Islami)
Keluarga mempunyai peran penting dalam pembentukan masyarakat Islami
karena dari keluargalah, terlahir generasi-generasi yang akan membentuk karakteristik
masyarakat, apakah akan membentuk masyarakat yang islami atau tidak. Dengan
demikian, keluarga menjadi pondasi dasar pembentukan karakter per individu
sebelum terjun dan mengambil peran di masyarakat.
Pendidikan di dalam keluarga adalah pendidikan awal bagi seorang manusia.
Keluarga berperan sebagai pengedukasi individu, pembentuk karakter yang baik dan
menciptakan generasi yang bertaqwa sehingga nantinya individu-individu tersebut
dapat membawa pengaruh kepada masyarakat. Jika di dalam sebuah masyarakat
terdiri dari keluarga yang islami maka akan terbentuk pula masyarakat islami di
lingkungan tersebut.
Begitu pentingnya pembinaan dan pendidikan di dalam keluarga, pendidikan
anak sejak dini di dalam keluarga akan tertanam secara kuat pada diri seorang anak.
Sebab pengalaman hidup pada masa-masa awal umur manusia akan membentuk ciri
khas, baik dalam tubuh maupun pemikiran yang bisa jadi tidak ada yang dapat
mengubahnya sesudah masa itu. Sehingga , keluarga secara langsung atau tidak turut
mempengaruhi jatidiri sebuah masyarakat
Untuk membentuk keluarga yang sakinah agar dapat membangun masyarakat
Islami, maka keluarga tersebut harus didirikan berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah
serta dibangun berdasarkan ketaqwaan dalam rangka mencari ridho ALLAH. Rumah
Tangga berasaskan kasih sayang (Mawaddah Warahmah--terdapat di QS Ar-Ruum
ayat 21)
Selain itu, setiap angota keluarga menjalankan hak dan kewajibannya menurut
Islam sehingga menjadikan Islam sebagai landasan dalam bertindak dan berpikir di
kehidupan sehari-hari.
Sekolompok masyarakat yang tidak memiliki karaketeristik Islami condong
anarkis. Salah satu penyebabnya adalah gagalnya peran keluarga dalam pembentukan
pribadi seseorang sehingga pribadi yang tercipta adalah pribadi yang tidak ramah dan
tidak saling menyanyangi. Minimnya bimbingan pengetahuan agama dari keluarga
dan rusaknya sebuah keluarga (keluarga yang tidak harmonis, sakinah, mawaddah, wa
rahmah) juga dapat menjadi faktor penyebab lemahnya ukhuwah islamiyah. Individu-
individu tersebut tidak memiliki bekal pengetahuan yang cukup tentang tali
![Page 5: Ukhuwah Islamiyah](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022073009/563dbb2d550346aa9aaae7dc/html5/thumbnails/5.jpg)
persaudaraan, saling menyayangi dan saling tolong menolong yang seharusnya
didapat sejak dini di dalam sebuah keluarga.
Untuk itu penataan kehidupan yang benar berkaitan dengan semua urusan
masyarakat sangat diperlukan. Dengan sistem politik Islamlah semua ini bisa
terwujud. Sistem politik Islam memiliki kemampuan untuk memberikan solusi atas
semua persoalan, baik menyangkut persoalan individu, keluarga maupun masyarakat.
Dengan begitu kaum muslim bisa keluar dari keterpurukannya dan sekaligus bangkit
kembali sebagai umat terbaik yang tegak di atas keluarga – keluarga yang kuat.
C. Upaya Mengurangi Rusaknya Moral Masyarakat Islami
Untuk menghindari salah pergaulan, kita harus pandai memilah dan memilih
teman dekat. Karena pergaulan akan sangat berpengaruh terhadap etika, moral, dan
akhlak. Karena kepribadian manusia akan terpengaruhi dari pergaulan itu sendiri.
Apabila seseorang bergaul di lingkungan yang baik, maka ia akan timbul kepribadian
yang baik juga. Dan apabila seseorang bergaul pada kondisi lingkungan yang kurang
baik, maka akan timbul kepribadian yang kurang baik juga.
Peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang,
terutama dalam mengenalkan pendidikan agama sejak dini. Perhatian dari orang tua
juga sangat penting. Karena pada banyak kasus, kurangnya perhatian orang tua dapat
menyebabkan dampak buruk pada sikap anak. Seperti halnya karena kurangnya
perhatian orang tua,seseorang akan cenderung melampiaskan amarahnya pada orang
lain dengan tindakan yang tidak wajar dilakukan oleh kaum muda.
Memperluas wawasan dan pengetahuan akan sangat berguna untuk menyaring
pengaruh buruk dari lingkungan, misalnya kebiasaan merokok. Orang-orang
menganggap bahwa merokok meningkatkan kepercayaan diri dalam pergaulan.
Padahal jika dilihat dari sisi kesehatan, merokok dapat menyebabkan banyak
penyakit, baik pada perokok aktif maupun pasif. Sehingga kebiasaan ini tidak hanya
akan mempengaruhi dirinya sendiri, melainkan juga orang-orang di sekelilingnya.
Meningkatkan iman dan takwa dengan cara bersyukur, bersabar, dan beramal
sholeh. Dengan kita mendektkan diri kepada Allah,rajin beribadah,beramal
shaleh,tentu akan membuat kita terhindarkan dari perbuatan yang tidak sesuai di jalan
Allah. Seperti halnya dalam surat Al-Qalam ayat
![Page 6: Ukhuwah Islamiyah](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022073009/563dbb2d550346aa9aaae7dc/html5/thumbnails/6.jpg)
“ Sesungguhnya engkau ( Muhammad ) berada pada landasan akhlak
yang agung.”
Berdasarkan teori diatas kita dapat mengkaitkannya dengan kasus yang ada,
dimana dapat kita simpulkan bahwa para penyerang yang menyerang ke salah satu
tempat pesatren merupakan orang-orang yang moralnya telah rusak. Ketika moral
seseorang telah rusak maka dia tidak dapat mengendalikan emosi mereka juga tidak
dapat berpikir secara jernih. Ditambah mereka berada di lingkungan yang penuh
dengan anarkisme sehingga pengaruh dari lingkungan tersebut tidak dapat dielakkan
lagi oleh mereka. Juga disini kita melihat kurangnya peran orang tua yang
memberikan edukasi sejak dini sehingga menghasilkan generasi penerus bangsa yang
bersifat merusak. Seharusnya orang tua memiliki peran edukasi mengenai agama yang
kuat agar menjadi pondasi bagi anak tersebut kelak.
BAB II
PRANATA SOSIAL ISLAM
A. Masjid dan Fungsinya bagi Masyarakat
Fungsi Masjid paling utama adalah sebagai tempat melaksanakan ibadah
shalat berjama’ah. Kalau kita perhatikan, shalat berjama’ah adalah merupakan salah
satu ajaran Islam yang pokok, sunnah Nabi dalam pengertian muhaditsin, bukan
fuqaha, yang bermakna perbuatan yang selalu dikerjakan beliau. Ajaran Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang shalat berjama’ah merupakan perintah yang
benar-benar ditekankan kepada kaum muslimin.
“Sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah, maka janganlah kamu
menyembah sesuatu di dalamnya selain Allah”. (QS. Al-Jinn {72}: 18)
Abdullah Ibn Mas’ud r.a. berkata: “Saya melihat semua kami (para shahabat)
menghadiri jama’ah. Tiada yang ketinggalan menghadiri jama’ah, selain dari orang-
orang munafiq yang telah nyata kemunafiqannya, dan sungguhlah sekarang di bawa
ke Masjid dipegang lengannya oleh dua orang, seorang sebelah kanan, seorang
sebelah kiri, sehingga didirikannya ke dalam shaff.” (HR: Al Jamaah selain Bukhory
dan Turmudzy). Masjid memiliki fungsi dan peran yang dominan dalam kehidupan
umat Islam, beberapa di antaranya adalah:
![Page 7: Ukhuwah Islamiyah](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022073009/563dbb2d550346aa9aaae7dc/html5/thumbnails/7.jpg)
1) Sebagai tempat beribadah : Sesuai dengan namanya Masjid adalah tempat
sujud, maka fungsi utamanya adalah sebagai tempat ibadah shalat.
2) Sebagai tempat menuntut ilmu : Masjid berfungsi sebagai tempat untuk belajar
mengajar, khususnya ilmu agama yang merupakan fardlu ‘ain bagi umat
Islam. Disamping itu juga ilmu-ilmu lain, baik ilmu alam, sosial, humaniora,
keterampilan dan lain sebagainya dapat diajarkan di Masjid.
3) Sebagai tempat pembinaan jama’ah : Dengan adanya umat Islam di sekitarnya,
Masjid berperan dalam mengkoordinir mereka guna menyatukan potensi dan
kepemimpinan umat. Selanjutnya umat yang terkoordinir secara rapi dalam
organisasi Ta’mir Masjid dibina keimanan, ketaqwaan, ukhuwah imaniyah dan
da’wah islamiyahnya. Sehingga Masjid menjadi basis umat Islam yang kokoh.
4) Sebagai pusat da’wah dan kebudayaan Islam : Masjid merupakan jantung
kehidupan umat Islam yang selalu berdenyut untuk menyebarluaskan da’wah
islamiyah dan budaya islami. Di Masjid pula direncanakan, diorganisasi,
dikaji, dilaksanakan dan dikembangkan da’wah dan kebudayaan Islam yang
menyahuti kebutuhan masyarakat
5) Sebagai pusat kaderisasi umat : Sebagai tempat pembinaan jama’ah dan
kepemimpinan umat, Masjid memerlukan aktivis yang berjuang menegakkan
Islam secara istiqamah dan berkesinambungan.
6) Sebagai basis Kebangkitan Umat Islam : Abad ke-lima belas Hijriyah ini telah
dicanangkan umat Islam sebagai abad kebangkitan Islam. Umat Islam yang
sekian lama tertidur dan tertinggal dalam percaturan peradaban dunia berusaha
untuk bangkit dengan berlandaskan nilai-nilai agamanya. Kebangkitan ini
memerlukan peran Masjid sebagai basis perjuangan. Kebangkitan berawal dari
Masjid menuju masyarakat secara luas. Karena itu upaya aktualisasi fungsi
dan peran Masjid pada abad lima belas Hijriyah adalah sangat mendesak
(urgent) dilakukan umat Islam. Back to basic, Back to Masjid.
BAB III
KERUKUNAN UMAT BERAGAMA
A. Ukhuwah Islamiyah Insaniyah dan Wathoniyah
![Page 8: Ukhuwah Islamiyah](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022073009/563dbb2d550346aa9aaae7dc/html5/thumbnails/8.jpg)
Istilah Ukhuwah berasal dari kara akha-yakhu-ukhuwatan, yang artinya
menjadi saudara, teman atau sahabat. Ukhuwah berarti persaudaraan atau
persahabatan antara dua orang atau lebih yang dirajut dengan rasa saling mencintai,
saling mengasihi dan saling beirba hati. Dengan ukhuwah setiap anggota masyarakat
saling membantu dan tolong menolong dalam rangka mewujudkan kebenaran dan
kebaikan dan kesejahteraan bersama. Persaudaraan atau ukhuwah digambarkan
bagaikan tubuh yang satu, apabila salah satu anggota tubuh itu merasa sakit, maka
seluruh tubuh ikut merasakannya.
Ukhuwah atau persaudaraan dan persahabatan berlaku secara menyeluruh, dari
yang paling khusus sampai yang paling umum. Ukhuwah dapat dibagi menjadi 3
bagian yaitu Ukhuwah Islamiah, Ukhuwah Wathaniah dan Ukhuwah Insaniah.
Ukhuwah Islamiah adalah persaudaraan dan persahabatan yang dijalin antar
sesama umat Islam, mereka saling menghormati, saling mencintai dan mengasihi.
Setiap orang muslim merasa sebagai saudara dengan muslim yang lain karena
persamaan agama dan keimanan. Saling mengasihi dan menyayangi terhadap sesama
muslim dapat diwujudkan dengan saling memberi, saling membantu, saling
berkunjung, bergaul dengan baik dalam berbagai kegiatan yang terpuji. Apabila
seseorang tidak mengasihi sesamanya atau enggan berbuat baik, mengakibatkan ia
dijauhkan dari rahmat Allah S.W.T. Menjalin ukhuwah sesama manusia dan
mengasihi sesama makhluk disyariatkan dengan tegas oleh ajaran Islam, akan halnya
menjalin ukhuwah sesama manusia yang memiliki persamaan dalam hal keimanan
dan agama menjadi suatu hal yang lebih diutamakan. Karena itu, Ukhuwah Islamiah
harus selalu dikembangkan secara menyeluruh dan dilakukan dengan kesadaran serta
ketulusan.
Ukhuwah Islamiah, dikembangkan lebih luas menjadi Ukhuwah Wathaniah.
Wathaniah berasal dari kata al-Wathan yang artinya tanah air atau kampung halaman.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan Ukhuwah Wathaniah adalah persaudaraan
sesama warga negara dalam satu tanah air dan satu bangsa. Setiap diri manusia
memiliki tanah air dan kebangsaannya, biasanya ia memiliki kebanggaan terhadap
tanah air itu. Sikap itu merupakan perwujudan rasa syukurnya pada Allah s.w.t. yang
telah mengaruniakannya tanah air tercinta. Pada saat sesorang tinggal di negeri
sendiri, Ukhuwah Wathaniah kurang terasa berpengaruh dalam dirinya. Mencintai
tanah air merupakan pernyataan syukur seorang hamba kepada Khaliknya yang telah
![Page 9: Ukhuwah Islamiyah](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022073009/563dbb2d550346aa9aaae7dc/html5/thumbnails/9.jpg)
mengaruniaka padanya tanah air yang indah. Di tanah air itu kita dibesarkan oleh
kedua orang tua kita, memperoleh pendidikan dari teman sejawat, sejak masa kanak-
kanak sampai dewasa, dan mungkin sampai kita menutup mata yang terakhir.
Ukhuwah Wathaniah dikembangkan lebih luas lagi menjadi Ukhuwah
Insaniah, yaitu persaudaraan dan persahabatan sesama manusia yang disebut
brotherhood humanities. Semua umat manusia sebagai makhluk sosial tidak mungkin
dapat hidup sendirian, karena itu satu sama lain hakekatnya saling membutuhkan
untuk beinteraksi. Hubungan sosial berkembang dengan hubungan-hubungan yang
lain, seperti hubungan ekonomi, politik, peradaban, kebudayaan dan lain sebagainya.
Dalam melakukan interaksi di tengah masyarakat, setiap diri manusia dari manapun
latar belakangnya, selalu mengharapkan agar terjalin hubungan yang baik dan saling
menguntungkan. Hubungan itu terjalin secara alamiah baik lahir maupun batin.
Manusia dalam kehidupan dunia, terdiri dari berbagai ras, bangsa, suku, adat istiadat
dan berbagai kelompok diharapkan agar saling mengenal dan saling memahami.
Dengan mengenal dan memahami orang lain secara mendalam, makan akan terwujud
kedamaian dunia dan persaudaraan sesama umat manusia. Perbedaan dan persamaan
dalam berbagai bidang kehidupan dari manusia seluruh dunia merupakan fitrah Allah,
karena itu tidak boleh ada paksaan untuk mengikuti agama atau peradaban tertentu.
Semua manusia diberi kebebasan oleh Allah s.w.t. untuk menetapkan jalan hidupnya
berdasarkan akal fikiran yang dimilikinya.
Pada kasus penyerangan komplek ponpes Arifin Ilham yang disinyalir karena
perbedaan aliran Islam ini, jelas tidak mencerminkan ketiga jenis Ukhuwah yang telah
dijelaskan di atas. Sesama umat Islam yang ada di bumi ini tidak seharusnya saling
melukai dan menyerang satu sama lain. Mereka tidak saling menghormati, tidak
saling mencintai dan tidak mengasihi. Seharusnya setiap orang muslim merasa
sebagai saudara dengan muslim yang lain karena persamaan agama dan keimanan.
Dengan melakukan tindakan seperti itu, sama juga menjelekkan wajah negara
Indonesia di mata dunia apabila berita kasus tersebut tersebar luas. Sebagai sesama
warga negara mereka tidak mencerminkan sikap toleransi sama sekali. Mereka sama
sekali tidak mengindahkan perbedaan yang ada di negeri IniPerbedaan dan persamaan
dalam berbagai bidang kehidupan dari manusia seluruh dunia merupakan fitrah Allah,
karena itu tidak boleh ada paksaan untuk mengikuti agama atau peradaban tertentu.
![Page 10: Ukhuwah Islamiyah](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022073009/563dbb2d550346aa9aaae7dc/html5/thumbnails/10.jpg)
B. Faktor Penyebab Retaknya Ukhuwah Islamiyah
Secara Bahasa Ukhuwah Islamiyah berarti Persaudaraan Islam. Adapun secara
istilah ukhuwah islamiyah adalah kekuatan iman dan spiritual yang dikaruniakan
Allaah kepada hamba-Nya yang beriman dan bertakwa yang menumbuhkan perasaan
kasih sayang, persaudaraan, kemuliaan, dan rasa saling percaya terhadap saudara
seakidah. Dengan berukhuwah akan timbul sikap tolong menolong, pengertian dan
tidak mendzalimi harta maupun kehormatan orang lain.
Di dalam surat Al Hujurat ayat 10, dijelaskan tentang perintah untuk menjaga
Ukhuwah Islamiyah. “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu
damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah
terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
Namun pada saat ini, terjadi keretakan dalam Islam. Seperti yang telah
dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW kepada para sahabat, ”Akan datang kepada
kalian, taun-taun yang penuh dengan kesulitan maka didalamnya akan banyak orang
yang berkhianat orang yang tercela. Dimana orang-orang yang berkata dusta akan
dibenarkan, dan orang-orang yang berkata jujur didustakan.”
Tentu ada beberapa hal yang dapat menyebabkan hal ini terjadi, yakni:
Kurangnya pemahaman terhadap Islam
Kaum-kaum dapat menimbulkan perpecahan karena mereka mempelajari
Islam secara sepotong-sepotong. Mereka cenderung dominan di salah satu
poin saja sedangkan seharusnya Islam dipelajari secara menyeluruh. Maka
itu pemahaman-pemahan dan prinsip mereka pun berbeda-beda dan
akhirnya mencerai beraikan umat Islam.
Adanya kedengkian antara sesama umat muslim
Timbul persaingan dan perselisihan yang seharusnya tak terjadi. Hal ini
dapat dipicu oleh nafsu duniawi.
Tidak menggunakan akal
Seringkali orang-orang mengenyampingkan akal nya, padahal Allah SWT
sudah meberikan kita petunjuk mulai dari Kitab Suci Al-Quran dan
Sunnah, namun ketika mendapatkan informasi yang bertentangan, kaum
tersebut menerima saja tanpa menelaah lebih jauh.
Hal ini bisa juga sudah ditanamkan di pendidikan, sehingga “doktrin”
pengenyampingan akal sudah dilakukan sejak dini.
![Page 11: Ukhuwah Islamiyah](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022073009/563dbb2d550346aa9aaae7dc/html5/thumbnails/11.jpg)
Selain itu hal ini bisa juga dpicu oleh kebutuhan ekonomi. Hal ini adalah
salah satu yang paling mudah dimanfaatkan, karena pada umumnya orang
yang berekonomi rendah ingin menaikkan taraf hidupnya. Contohnya
seperti Kaum Syiah yang sebenarnya sangat mengagungkan ahli bait
namun mereka mengkafirkan para sahabat termasuk Abu Bakar, Umar,
dan bahkan mencela Al-Quran dan menikam kaum Seperti yang ada di
dalam firman Allah, yakni:
“Mereka tidak akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali
dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok.
Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka
itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena
sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti.” (QS: Al-Hasyr
Ayat: 14)
KESIMPULAN
Berdasarkan teori yang telah kami dapat, dapat disimpulkan bahwa hipotesis
kami “Penyerangan dikarenakan retaknya Ukhuwah Islamiah” benar, namun kurang
lengkap. Dilihat dari faktor lainnya, kejadian penyerangan ini bertentangan juga
dengan karakteristik masyarakat islam. Jauh sekali dari karakteristik masyarakat islam
yang sejati.
DAFTAR PUSTAKA
Aminullah, Gilman. 2014. Fungsi Masjid dalam Membangun Peradaban Islam.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan
Khutbah Jumat : Penyimpangan ISIS dan Syiah Terhadap Islam - Syaikh Ali bin
Hasan Al-Halaby (diterjemahkan oleh Ustadz Askar Wardana, Lc)
Mubarak, Zakky. 2007. Menjadi Cendekiawan Muslim. Jakarta: Yayasan Ukhuwah
Ihsaniyah.
Sahih Bukhari dan Muslim