ulkus new

Upload: elsa-prima-putri

Post on 05-Jul-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/15/2019 ulkus new

    1/2

    Diagnosis:

    1. Amannesis

    Dari anamnesis didapatkan adanya riwayat trauma, benda asing dan abrasi pada

    kornea, riwayat pernah terkena keratitis berulang, pemakaian lensa kontak, serta

    kortikosterioid yang merupakan predisposisi infeksi virus dan jamur, dan juga gejala klinis

    yang ada.

    2. Pemeriksaan oftalmologi

    Untuk memeriksa ulkus kornea diperlukan slit lamp, dari slit lamp kita bisa melihat

    dasar, batas, dinding dan warna dari ulkus, desematokel dan hipopion.

    ara lain untuk melihat ulkus adalah dengan tes flouresein. Pada tes flouresein defek 

    epitel ditandai dengan adanya daerah yang berwarna hijau.

    !. Pemeriksaan laboratorium

    Pemeriksaan laboratorium berguna untuk menegakkan diagnosis penyebab dan juga

     penting untuk pemilihan terapi yang tepat dengan hasil kerokan. "#aughan D$, et al. %ornea

    dalam oftalmologi umum. &akarta, 'idiamedika, 2((), hal 12)*1+(.

    Tatalaksana

    1. elum diidentifikasi jenis jamur penyebabnya - diberikan topikal Amphoteriin

    (,2/ mg0ml, hiomerosal 1( mg0ml, atamyin 31( mg0ml, golongan 4mida5ole.

    2. &enis jamur yang telah diidentifikasi

    a. &amur berfilamen - topikal Amphoteriin , hiomerosal, atamyin, 4mida5ole

     b. 6agi "yeast7 - Amphoteriin , atamyin, 4mida5ole

  • 8/15/2019 ulkus new

    2/2

    . $olongan Atinomyes yang sebenarnya bukan jamur sejati - $olongan sulfa,

     berbagai jenis antibiotik.

    Pemberian Ampoteriin subkonjungtival hanya untuk usaha terakhir . 8teroid

    topikal adalah kontraindikasi, terutama pada saat terapi awal. Diberikan obat sikloplegik 

    "atropin7 guna menegah sinekia posterior untuk mengurangi uveitis anterior.

    Prognosis

    Dengan penanganan sedini mungkin, infeksi pada kornea dapat sembuh tanpa harus

    terjadi ulkus. ila ulkus kornea tidak diterapi, dapat merusak kornea seara permanen dan

    menyebabkan perforasi di bagian anterior mata, sehingga menimbulkan penyebaran infeksi

    dan meningkatkan resiko kehilangan penglihatan yang permanen.