ultimagz 2013/2014 - edisi akhir tahun
DESCRIPTION
Majalah Mahasiswa UMN Kompas Gramedia.TRANSCRIPT
EDISI AKHIR TAHUNMMXIII
FREEwww.ultimagz-online.com
Kalau kamu pengen banget karya grafis dan fotomu masuk, ada tuh Galeri Tugas dan Pojok Lensa yang isinya foto-fotomu karyamu, ini dia caranya!
Kirim foto/karya grafis dalam bentuk JPEG resolusi 1000 maksimal 300 pixel. Jangan lupa sertakan caption dan
MAU KARYA
GRAFIS ATAU
FOTOMU MASUK
MAJALAH?biodata kamu beserta foto dirimu.
Kirim karya foto Pojok Lensa dan gratis Galeri Tugas kamu ke email gallery.ultimagz(at)gmail(dot)com dengan subjek: Pojok Lensa Ultimagz
For more info: @ultimagz, Fan Page Ultimagz, dan Oktyfany S: 085282919619
// 1
Menuju 2014, Menuju Perubahan?
Pelindung Ninok Leksono Dewan Redaksi Hira Meida, Andrey Andoko, Bertha Sri Eko, Ambang Priyonggo PembimbingIndiwan Seto, Wahyu Wibowo, Mohammad Rizaldy Pemimpin Umum Kevin Ivander Pemimpin Redaksi Sintia Astarina Redaktur Pelaksana Eldo Christofel Rafael, Patric Rio Batubara Perusahaan Joshua Gunadhi (Ketua), Rizka Hanista Editor Desy Hartini, Evans Simon, Oktyfany Sembiring, Arnoldus Kristianus, Maria Advenita, Nikolaus HarbowoReporter Didit Abdillah, Lani Diana, Ghina Ghaliya, Rizky Aulia D., Panji Septo, Annisa Hardjanti, Silsa Dea Suryana, Annisa Meidiana, Rizka Hasnita, M. Faris, Firqha Andjani, Hana Krisviana Fotografer Dhita Adiati (Editor), Michael Andrew, Kevin Gunadjaja, Guido Caesar, Bimo Dwi Yanto Desain Visual Mikael Bima (Editor), Cyntia, Yulio Darmawan, Dennis Reynaldo, M. Kamal, Levina Hou, Antonius Ferdinand, M. Ridwan, David Jonathan
“When we least expect it, life sets
us a challenge to test our courage
and willingness to change; at such a
moment, there is no point in pretending
that nothing has happened or in saying
that we are not yet ready. The challenge
will not wait. Life does not look back. A
week is more than enough time for us
to decide whether or not to accept our
destiny.”
Paulo Coelho, The Devil and Miss Prym
Selamat memasuki akhir tahun!
Sudah saatnya melihat jauh ke
belakang dan menata diri dengan
pasti. Mungkin, sebagian orang
langsung membuat daftar resolusi.
Melayangkan pikiran ke masa
lalu dan hendak bertransformasi.
Sebagian lainnya memilih untuk
diam, merenung, dan menahan
perubahan yang ada seiring
berjalannya waktu.
Namun, pertanyaannya adalah…
seberapa pentingkah arti resolusi?
Perlukah merealisasikan definisi
perubahan dalam memasuki tahun
yang baru?
Kita adalah mahasiswa. Tengoklah
ke dalam diri sendiri dan rasakan
nyali kita sebagai agen perubahan,
agent of change. Mari kumpulkan
kepingan cerita positif dan tinggalkan
yang negatif. Mari berkaca dalam
diri. Ya, perubahan memang tidak
akan menunggu.
Begitu juga dengan Ultimagz. Kami,
redaksi Ultimagz menyadari ada
banyak kekurangan di tahun 2013.
Maka dari itu, kami akan senantiasa
memperbaharui diri menjadi media
kampus yang lebih baik di kemudian
hari.
Pada Edisi Akhir Tahun ini, Ultimagz
mengajak kalian untuk mundur
sejenak dalam kapsul waktu.
Sesudah itu, siapkan diri kalian untuk
menyambut sesuatu yang baru dan
menyenangkan di penghujung 2013!
Selamat membaca dan selamat
menjadi agen perubahan.
Desain CoverM. Kamal
Penerbit Alamat Redaksi dan PerusahaanScientia Garden, Jl. Boulevard Gading Serpong,Tangerang – Banten : [email protected] : @ultimagz : ultimagz : www.ultimagz-online.com
Sintia Astarina
Pemimpin Redaksi
//2
Contents01 Editorial02 Contents03 Surat Pembaca04 Opini06 Cover Story08 Ultimagz Fun Walk10 Sosok16 Events22 Wisata26 Kuliner30 Olahraga32 Review34 TTS36 Susis37 Snapshot
CONTENTS:
06
26
10
1630
// 3
Menarik untuk diketahui
bahwa Ultimagz ternyata
memiliki halaman
daring. Inilah bukti nyata
upaya Ultimagz untuk
melebarkan sayapnya. Namun, ada beberapa
hal yang terlihat sepele yang menurut saya
perlu diperbaiki. Tampilan halaman daring
Ultimagz sudah informatif dan terstruktur
dengan baik. Sayangnya, ada beberapa warna
tulisan yang tidak kentara dengan gambar latar
di belakangnya sehingga menyulitkan pembaca.
Saya juga mendapati penggunaan kata yang
tidak sesuai dengan KBBI. Sebagai media berbasis
berita, penggunaan kosakata yang sesuai dengan
KBBI adalah vital. Saya percaya Ultimagz akan
terus mengembangkan semangat jurnalistiknya,
baik dalam rupa cetak maupun daring. Salam!
Yohanes Oky – DKV 2011
Hallo, Yohanes Oky. Terima kasih atas
kritik dan sarannya. Semoga dapat menjadi
pembelajaran yang baik untuk redaksi Ultimagz
dalam menulis berita. Oh ya, terus update
informasi terbaru di edisi selanjutnya dan di
www.ultimagz.com. Salam Deadline!
Surat Pembaca
Menurut saya, Ultimagz itu merupakan wadah
yang sangat baik untuk para jurnalis muda.
Ultimagz juga udah ada di media sosial yang
memudahkan kami untuk membacanya. Mungkin
satu saran aja, banyakin acara-acara workshop
yang kalau bisa mengundang narasumber bisa
menarik hati peserta untuk ikut serta. Sukses
terus untuk Ultimagz. Semoga selalu menjadi
bacaan dan sumber yang bermutu.
Agatha Theodora – Ilkom 2013
Hai, Agatha Theodora. Terima kasih untuk
dukungan, kritik, dan sarannya untuk Ultimagz.
Nah, untuk usul kamu tentang workshop,
Ultimagz punya acara Diskusi Jumat yang
mengundang pembicara dari luar maupun dari
dalam kampus lho! Acara ini berlangsung 2
minggu sekali, terbuka untuk umum, dan boleh
dihadiri oleh seluruh civitas academica UMN.
Kamu boleh lho hadir! Eitsss… jangan lupa ajak
temen-temen kamu untuk berpartisipasi bersama
ya! Salam Deadline!
SURAT PEMBACA:
Kritik dan saran kirim ke:[email protected]
//4
Tahun 2013, menjadi tahun ke-7 bagi penyelenggaraan kegiatan
belajar mengajar di Universitas Multimedia Nusantara. Bagi saya,
boleh dikatakan bukan lagi mencap diri sebagai universitas yang
baru didirikan. Selama dua tahun saya berkuliah di sini, saya merasa
bahwa masih terdapat beberapa hal yang perlu dibenahi, terkait
dengan administrasi kampus dan koordinasi antara badan-badan pengelola di
kampus, yang sering miss communication.
Sudahkah Menuju Excellent Education?
OPINI:
Foto: dok. pribadi
// 5
Contohnya, regulasi pengumpulan take
home test. Sebelumnya, tidak dilakukan
sosialisasi terkait dengan waktu pengumpulan.
Di jadwal EUIS, waktu pengumpulan sama
dengan tes tertulis, yaitu 2-3 jam. Namun, pada
kenyataannya BAAK membuat aturan, bahwa
pengumpulan take home test tidak boleh lebih
dari 15 menit, dari waktu mulainya ujian. Saat
dikonfirmasi, BAAK berpendapat bahwa hal
tersebut sudah disosialisasikan melalui EUIS.
Padahal tidak setiap saat mahasiswa membuka
EUIS dan biasanya mahasiswa membuka EUIS
pun untuk mengecek absensi, nilai, dan jadwal
kuliah. Jadi, menurut saya mensosialisasikan
peraturan melalui EUIS sah-sah saja, asal
diberitahukan kepada mahasiswa bahwa
terdapat peraturan baru yang di-post di EUIS.
Selain kuliah, saya juga tergabung dalam
UKM Paduan Suara, Ultima Sonora. Selama
berkegiatan, saya juga masih merasakan
kurangnya dukungan penuh dari pihak
kampus dan masih banyak komunikasi yang
miss antara UKM, BAAK, dan BEM. Kurangnya
dukungan kampus terlihat dari besarnya
biaya yang diberikan kampus terhadap
operasional UKM. Saya, angkatan 2011, setiap
semester diwajibkan membayar uang tetap
sebesar Rp2.800.000,00. Jika dikalikan seluruh
angkatan 2011, apa iya tidak mencukupi untuk
membiayai kegiatan mahasiswa di kampus?
Belum lagi tuntutan kampus terhadap UKM,
bahwa UKM harus menyumbang piala, harus
memenangkan kejuaran. Namun, tuntutan
tanpa dukungan apakah bisa berjalan?
Kurangnya komunikasi antar badan-
badan di kampus juga harus segera dibenahi,
contohnya yang tadi sudah saya sebutkan yakni
UKM, BAAK, dan BEM. Saya sebagai pengurus
UKM diberikan keringanan oleh BEM yaitu dapat
mem-booking tempat untuk latihan selama 1
tahun, tanpa harus lagi meminjam ruangan
setiap akan menggunakan, asalkan waktu dan
tempatnya sesuai dengan apa yang sudah
saya tuliskan dalam Rapat Kerja UKM periode
2012 – 2013. Namun, pada kenyataanya ruang
kelas yang saya pinjam terkadang dipakai oleh
orang lain dan saat saya koordinasikan ke BAAK,
ternyata ruang kelas tersebut belum di-booking
dan saya koordinasikan ke BEM, pihaknya telah
berkoordinasi dengan BAAK.
Sesuai dengan tagline yang diusung,
Execellent Career Begins with Excellent Education
hendaknya kampus berbenah diri untuk
menuju excellent education. Bagi saya, sistem
pendidikan, fasilitas penunjang, dan para
dosen sudah membuat saya nyaman. Hanya
saja, semuanya tidak akan berjalan lancar
tanpa didukung dengan kebijakan yang adil,
komunikasi yang baik dan tentunya dukungan
dari kampus terhadap mahasiswa untuk
berkembang, baik di bidang akademik maupun
nonakademik.
JOHANES AGUNG KURNIAWAN (JURNALISTIK 2011)
//6
COVER STORY:
Negara Indonesia tidak
pernah berhenti berubah.
Dari zaman Majapahit,
penjajahan, kemerdekaan,
hingga era reformasi,
wajah bangsa ini terus berubah. Setiap
ada kepempimpinan baru, maka semua
struktur yang ada pun ikut berubah.
Bila di zaman Soekarno, proyek
mercusuar yang dikumandangkan. Sebut
saja arena olahraga Gelora Bung Karno,
Masjid Istiqal, Monumen Nasional (Monas),
dan beberapa patung yang menjadi
landmark kota Jakarta. Di zaman Soeharto,
kita melihat proyek Taman Mini Indonesia
Indah, meniru proyek Disneyland di
Amerika Serikat.
Lantas, apakah sekarang tidak ada
perubahan? Negara Indonesia sekarang
lebih banyak dipimpin oleh politikus-
politikus yang cenderung mengeruk harta
negara. Bahkan, tak sedikit orang yang
menyebutkan bahwa tak ada ubahnya
dengan zaman orde baru.
Negeri ini juga tetap terbilang miskin
dan banyak mengimpor barang dari asing.
Bahkan, beras yang dulunya menjadi
lumbung, sekarang jadi negara importir
MAJU MUNDUR
BANGSAKU
Ilustrasi : Yulio Darmawan
// 7
beras terbesar. Dalam suatu wawancara
dengan Arief Budiman, saudara dari Soe Hok
Gie mengatakan, pengusaha di negeri ini kalah
kelas dibanding dengan negara lain.
Tidak ada perusahaan dalam negeri yang
bisa menjadi perusahaan multinasional.
Perusahaan besar bahkan modalnya dari
negara, yang seringkali pemiliknya sendiri
birokrat. Pengusaha sendiri tidak punya modal
untuk berkembang dan akhirnya menjadi
antek perusahaan multinasional. Jadi sekarang
sudah merdeka program selanjutnya adalah
memperkuat pengusaha.
“Saatnya kita bertanya harus bertanya mau
sistem kapitalisme atau sosialisme?” ujar Arief
Budiman saat ditemui di rumahnya.
Menurutnya, Indonesia sedang menganut
kapitalisme yang dikoreksi sedikit. Misalnya,
ada bantuan sementara langsung atau BLSM.
Itu menyalahi kapitalisme karena negara tidak
ikut campur dalam urusan ekonomi.
MACAN TIDUR
Seringkali Indonesia sering disamakan dengan
“Macan Tidur”. Sumber daya alam begitu
melimpah. Namun, banyaknya sumber daya
manusia seakan menjadi titik kelemahan.
Lapangan kerja yang sedikit dan upah yang
kecil jadi permasalahan. Maka jangan kaget
mendengar berita buruh turun ke jalan
menuntut kenaikan gaji.
Di sisi bersebelahan, upaya pemerintah
untuk mencerdaskan anak bangsa hanya
terpusat di pulau Jawa. Mirisnya pendidikan
kita dapat dilihat dengan mudah lewat
tayangan film Sokola Rimba, cerita Butet
Manurung yang kemudian difilmkan oleh Riri
Riza dan Mira Lesmana.
Bahkan induk tertinggi negara ini pun
disadap oleh negara kangguru yang dianggap
kawan. Masih ingat grasi yang diberikan
Presiden untuk seorang Ratu Narkotika
beberapa waktu lalu? Harmonisme itu luntur
karena privasi seorang kepala negara diambil.
Stereotip masyarakat akan pemerintahnya
yang lemah semakin terbukti. Lalu apakah
semua itu menunjukkan negara ini makin
lemah?
MENUNGGU RATU ADIL
Ramalan Jayabaya yang terkenal itu pernah
mengatakan bahwa negara ini akan
kedatangan Ratu Adil yang akan menolong
bangsa ini dari keterpurukan masih dipercaya
oleh sejumlah orang. Seorang Ratu Adil akan
mengangkat negara ini mencapai kejayaannya.
Tahun depan menjadi ajang bagi petinggi
partai untuk menunjukkan bahwa dialah
Sang Ratu Adil. Media elektronik maupun
cetak menjadi tempat promosi yang jor-joran
demi mendapat kursi singgasana. Uang tidak
menjadi masalah asalkan mendapatkan gelar
orang nomor satu di negeri ini.
Sayangnya, beberapa dari petinggi tersebut
masih memiliki “dosa” masa lalu. Usaha
mereka untuk membuat masyarakat lupa akan
“dosa” mereka terus dilakukan. Kebohongan
dilakukan lewat stasiun televisi yang dimiliki.
Masyarakat yang berpendidikan rendah pun
akhirnya ikut arus agenda media dan bukan
tidak mungkin orang yang memiliki “dosa”
masa lalu itu akan memimpin bangsa ini.
Impian para bapak bangsa bahwa Indonesia
akan menjadi bangsa yang besar memang
masih bisa diupayakan. Tapi tanpa pemimpin
yang bervisi, jujur dan adil mustahil bisa
terjadi. Tapi bukankah bangsa ini terkenal akan
hal mistiknya? Bisa jadi ramalan datangnya
Ratu Adil itu akan terjadi bukan? 2014
mungkin? (RU)
//8
Minimnya fasilitas Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di daerah
Gading Serpong menjadi salah satu penyebab kemacetan lalu lintas.
Fotografer: Kevin Gunadjaja
FUN WALK:
MENYEBERANG SEMBARANGAN = BUDAYA
INDONESIA?
Foto: Kevin Gunadjaja
// 9
Para pengguna jalan menyeberang
seenaknya, tanpa memerhatikan laju
kendaraan dari arah kiri dan kanan.
Di Jalan Raya Serpong, terdapat JPO yang
dapat digunakan untuk menyeberang jalan.
Namun sayangnya, masih banyak masyarakat
yang tidak memedulikan keselamatan jiwanya.
Mereka lebih memilih untuk melewati jalan raya
dengan alasan lebih cepat, praktis, dan tidak
membuat lelah.
Brigadir Fran Asri membetulkan adanya
penyeberangan liar tersebut.
“Itu budaya Indonesia. Jangankan buat
jembatan penyeberangan, masih banyak yang
melanggar. Kita sudah ngarahin menyeberang
lewat jembatan. Orang Indonesia masih banyak
melanggarnya,” ujarnya.
Tampaknya, hal ini masih menjadi PR besar.
Sudah diberikan fasilitas JPO, tetapi masyarakat
tidak mau menggunakannya dengan baik.
Dalam Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan, terdapat dua pasal yang
memuat hal dan kewajiban bagi para pejalan
kaki. Pasal 132 ayat 1 menyebutkan, “Pejalan
kaki wajib menggunakan bagian jalan yang
diperuntukkan bagi pejalan kaki atau jalan yang
paling tepi atau menyeberang di tempat yang
telah ditentukan”.
Meski ada hukum tertulis, toh masih saja
banyak orang yang tak menghiraukannya.
“Kesal sih lihat orang nyebrang sembarangan,
apalagi kalau jalannya pelan, bahkan harus
rem mendadak. Tapi, kalau ada orang mau
nyebrang, tentu aja gue kasih jalan karena gue
juga suka nyebrang sembarangan. Hehehe...,”
ujar Jordan Vincent, salah satu pengguna
kendaraan bermotor.
Ya... gambaran orang yang menyebrang
sembarangan tampaknya bukan hal yang biasa
lagi. Kini, pemandangan serupa kerap kita temui
di mana-mana. Bukankah sudah ada fasilitas
jembatan penyebrangan yang siap digunakan?
Bukankah juga ada zebra cross yang siap
menjadi rambu-rambu? Lantas, mengapa masih
banyak orang yang menyebrang sembarangan?
Padahal, Polantas selalu mengimbau
kepada para pengguna jalan untuk
memanfaatkan fasilitas dengan sebaik
mungkin. Salah satu caranya adalah dengan
menggunakan alat pengeras suara yang
terdapat dalam Pos Polisi. Alat tersebut
dapat didengar oleh seluruh pengguna jalan
di sekitar JPO, di Jalan Raya Serpong.
Diimbau pula agar para pengguna jalan
setia memerhatikan keselamatan dirinya dan
ketertiban lalu lintas. Kalau bukan kita yang
memulai sejak dini, siapa lagi? (SA)
Kita sudah ngarahin menyeberang
lewat jembatan. Orang Indonesia
masih banyak melanggarnya.
“”
//10
SOSOK:
11 // ULTIMAGZ
Billy Simpson:
SAMPAIKAN PESAN LEWAT
MUSIK
Foto: dok. pribadi Billy Simpson
06 //02
// 11
Siapa yang tak kenal Billy Simpson?
Penyanyi berumur 26 tahun ini
merambah kariernya dengan
menjadi jawara di The Voice
Indonesia. Banyak orang bilang,
musik adalah segalanya. Musik
adalah bagian dari hidup. Bagi lelaki yang
akrab disapa Billy ini, musik hanyalah salah
satu media dan alat transportasi untuk kita
menyampaikan pesan ke masyarakat.
Nyatanya, kehidupan sekitarlah yang sering
memberikan Billy inspirasi dalam menulis
lagu. Suatu ketika, Billy tengah menyeberang
di dareah Thamrin yang notabene dikelilingi
oleh gedung megah dan pusat perbelanjaan
mewah. Dia melihat ada pengemi yang kakinya
buntung dan anak kecil yang
menggigil.
Dalam pikirannya, ada sesuatu
yang tak beres. “Kok, orang-orang
melihat hal itu seperti hal yang biasa? Justru,
bagi saya itu berbahaya,” tukasnya.
Lalu, sedikit gambaran di ibukota tersebut
menjadikan inspirasi baginya untuk menulis
penggalan bait yang tersusun menjadi
sebuah lagu. “Saya menulis lagu, judulnya
Jembatan Pengharapan, karena ada jembatan
penyeberangan di Thamrin. Jadi, musik itu
menyampaikan pesan,” tambah Billy.
Siapa sangka, sebelum menjadi penyanyi
seperti sekarang, Billy pernah berpikiran
untuk mengubur mimpinya itu dalam-dalam.
Berkalli-kali dia mengikuti audisi menyanyi,
tetapi tidak ada yang lolos. Hingga akhirnya
ketika ia pindah ke Melbourne untuk
melanjutkan pendidikannya, dia menjadi
seorang pemusik gereja.
Talentanya mulai diasah. Orang-orang di
sekitar mulai mengangumi bakatnya. Tak
hanya piawai memainkan melodi, tetapi
juga pandai bernyanyi. Sayangnya, keluarga
Billy sama sekali tidak mendukungnya untuk
masuk ke industri musik Indonesia. Menurut
Billy, keluarganya melihat industri musik
sebagai sesuatu dengan citra buruk dan
penuh sensasi.
Namun, lelaki kelahiran Jakarta, 17 Juli
1986 ini tidak sependapat. Dia melihat masih
banyak musisi yang luar biasa dan Billy
sangat menghargai hal tersebut. Bahkan, dia
pun sangat menghargai performa boyband-
girlband, salah satunya Cherrybelle.
Setelah lagu I Won’t Give meroket, keluarga
Billy langsung menyetujui Billy untuk masuk
industri musik Indonesia. Kenyataannya, tak
hanya keluarga yang datang dan memberikan
support, tetapi ada teman-teman yang tidak
pernah absen untuk menyorakkan dukungan.
Ya, inilah yang menjadi apresiasi dan bukti
keseriusannya di dalam dunia seni.
Tahun 2013 menjadi masa-masa yang
begitu mengesankan bagi penyuka olahraga
ini. Bukan hanya itu, Billy mengaku banyak
perubahan yang terjadi pada dirinya.
“Mungkin orang jadi lebih tahu saya. Kalau
pergi, jadi banyak orang yang lihatin. Mungkin
karena yang ikut kompetisi kayak gini jarang
yang tampangnya kayak saya. Kedua, jadi
banyak kenalan sama tokoh masyarakat dan
artis-artis, kontak saya lewat Twitter. Saya
juga belajar profesionalisme. Give and take.
Saya belajar meredam ego,” ujar penyuka
Adele dan John Mayer.
Hingga kini, kecintaan Billy terhadap
dunia musik tidak akan pernah luntur. Dia
senantiasa mengembangkan bakat yang
dimiliki dan mempertangungjawabkannya
pada Tuhan. Yeah, he never gives up on his
dreams. (SK)
Foto: dok. pribadi Billy Simpson
“ONE GOOD THING ABOUT MUSIC, WHEN IT HITS YOU, YOU FEEL NO PAIN.” - BOB MARLEY
//12
SOSOK:
Christian Reinaldo:
POPULARITAS BUKAN SEGALANYA
Foto: dok. pribadi
Berada dalam posisi yang
menurut kebanyakan orang
“aman” dan “nyaman”, malah
membuat pria kelahiran
Jakarta, 4 Oktober ini
memutuskan untuk alih
profesi. Menurutnya, ada
saat-saat seseorang akan
mengambil satu langkah
mundur untuk bisa melompat
lebih jauh.
Penikmat berita di televisi rasanya
akan sulit untuk tidak mengenali
wajah seorang Christian Reinaldo.
Pasalnya, sejak 2007 Christian
hadir sebagai pembaca berita
(news anchor) di program berita
Reportase, Trans TV. Namun, pada 2012, ketika
kariernya sebagai pembaca berita berada
dalam masa keemasan, dirinya malah memilih
untuk keluar dari Trans TV.
Dirinya pun mengakui, butuh keberanian
besar dari zona nyaman yang telah ia
nikmati. Bahkan, sang ibu pun menentang
keputusannya untuk keluar dari pembaca
berita. “Nyokap menentang banget, karena
dengan udah tampil di depan tv, gaji juga
sudah dua digit. Apa lagi sih kata orang yang
mau dicari? Kata orang itu udah aman, sudah
enak,”ujarnya dengan senyum. Sementara
itu menurutnya, zona nyaman itu justru bisa
‘membunuh’. “Kecenderungan manusia itu
malas keluar dari zona nyaman, orang akan
terbuai. Padahal di luar zona nyaman itu ada
sesuatu yang jauh lebih besar yang bisa kita
raih,” jelas lulusan Akuntansi Universitas Gajah
Mada ini.
Christian yang sering tampil di layar kaca
tidak mematahkan niatnya untuk beralih
// 13
menjadi seorang perencana keuangan.
“Popularitas bukan segalanya. Karena dalam
hidup, semua orang punya latar belakang yang
berbeda, punya tujuan hidup yang berbeda-
beda juga,” ucap pria yang memiliki hobi
basket ini.
Christian mengaku latar belakang
pendidikan akuntansi dan tipikal dirinya yang
enggan bekerja di belakang meja-lah yang
membuatnya memilih beralih menjadi seorang
perencana keuangan. “Saya tipe yang ingin
bersosialisasi dan mencari networking. Oleh
karena itu, perencana keuangan adalah pilihan
yang terbaik. Itu adalah wirausaha, kita kerja
untuk diri kita sendiri dan kita bangun bisnis
kita sendiri,” katanya.
Dirinya mengaku tidak ada perubahan sikap
setelah ia menjadi perencana keuangan, tetapi
ia harus terbiasa menjawab keheranan banyak
orang.
“Bahkan ada beberapa orang yang
mengatakan saya ini bodoh, karena mulai dari
nol untuk sesuatu yang tidak pasti. Tapi saya
bilang: No, it’s my choice, I’ts my life, so I don’t
care,” tegasnya. Lebih lanjut ia menjelaskan,
dulu segala sesuatu sudah dipersiapkan (teks
berita, dll), tetapi sekarang justru dirinya yang
harus mempersiapkan perencanaan untuk
orang lain.
Meski sudah keluar dari Trans TV, beralih
menjadi seorang perencana keuangan,
bukan berarti Christian meninggalkan dunia
broadcast. “Dengan freelance lagi di beritasatu
sebagai presenter, cukup mengobati rasa
kangen. Bukan berarti menyesal, tetapi lebih
mengarah kembali membangun networking
dan meningkatkan kredibilitas diri juga. Ya
freelance ini batu loncatan,” ujar pria yang
memilih liburan sebagai opsi terbaik melepas
kepenatan.
Nilai hidup yang dipegang?
Mungkin sedikit religius. Cinta kasih dan
keluarga. Bagaimana kita membahagiakan
orang tua kita mumpung mereka masih ada.
Do your best for your family.
Ada pesan kepada para mahasiswa?
Jangan berpatokan pada perkuliahan.
Karena teori yang ada di dunia kuliah, hanya
terpakai sedikit di dunia kerja. Jadi kalau
terlalu mengikuti step-step di kuliah sampai
kelar baru nyari kerja, it’s so yesterday. Karena
banyak mahasiswa semester awal-awal yang
mencoba untuk mulai masuk dunia kerja atau
berwirausaha dan itu merupakan one step
ahead dibanding yang lain, colong start lah.
Tetep selesaikan perkuliahan, karena gelar itu
penting, orang tua ingin anaknya punya gelar,
tetapi jangan terlalu kaku dengan perkuliahan
itu.
Cari tahu dan refleksikan tujuan hidup.
Apa sih tujuan hidup kamu? Apa yang ingin
dicapai? Dan apa yang sedang kamu kerjakan
sudah mengarah ke tujuan hidup kamu? Kalau
memang belum, apa yang perlu disesuaikan,
atau bahkan tujuan hidup kamu yang dirubah,
jangan mengikuti kemauan orang lain atas diri
kamu. Jangan mengikuti tren, atau terpaksa
karena suatu hal. Karena memiliki tujuan
dan dream yang jelas akan membuat kamu
semangat dalam hidup dan mengejar hal itu.
(KI)
//14
SOSOK:
Paskalis Ludovicus:
Keterbatasan Pacu Kreativitas
Mau ujian, perlu biaya. Skripsi juga begitu. Wisuda pun butuh banyak
uang. Hhh... gimana caranya bisa menghasilkan uang saat kuliah ya?
Foto:Dok. Pribadi
// 15
ssttt… jangan bingung! Ada banyak cara
untuk menghasilkan uang lho, salah satu
caranya adalah menjadi pekerja lepas atau
freelance. Ada banyak profesi yang bisa
dijalankan, salah satunya menjadi fotografer
lepas. Hal itulah yang nyatanya juga dilakukan
Paskalis Ludovicus Jaka Putranto. Bermula dari
keinginannya menjalin hubungan baik dengan
orang-orang di sekitarnya, lelaki kelahiran
12 Maret 1990 ini pun menjadi freelance
photographer dan sudah memiliki penghasilan
sendiri.
“Awalnya, bantuin orang sebelum benar-
benar freelance. Tolong fotoin produk gue
dong, tolong fotoin event gue. Karena banyak
link, direkomendasiin gue,” ujarnya.
Menurutnya, fotografi merupakan bawaan
sejak lahir. Awalnya, putra pasangan Petrus
Doddy Nugroho Santoso dan Maria Patricia
Lilies Noerhayti ini memiliki ketertarikan
dengan kamera dari segi bentuk. Bakat
dan kemampuan dalam melukis cahaya ini
ditunjukannya sejak kecil. Saat duduk di
bangku SD, Ayah Ludo mengajari dirinya
bagaimana cara memotret dengan kamera
analog.
“Dulu pake analog, dimodalin 36 frame.
Motret… motret… sampai rumah nggak ada
yang jadi, kebakar. Terus dikasi kamera pocket.
Shutter roll-nya nggak bisa muter film. Tiba-
tiba rusak. Gue buka dong, otomatis gagal.
Kebakar,” kenangnya sambil tertawa.
Barulah saat kuliah, pengagum Kartono
Riyadi ini beralih dari kamera analog ke
digital. Tidak susah baginya untuk belajar
dan mengenal lebih jauh tentang dunia
fotografi. Biasanya, Ludo membaca buku atau
mencontoh foto orang lain.
Lantas, berapa sih penghasilan yang didapat
dengan menjadi freelance photographer?
“Income banyak. Kalo lagi banyak, ya banyak
banget. Nominalnya ‘wah’ deh pokoknya.”
Kendati demikian, Ludo menimpali, untuk
urusan harga cenderung relatif. Masih banyak
yang lebih besar penghasilannya. Namun,
dengan penghasilan yang dimiliki selama
menjadi freelance, Ludo bisa membayar uang
semesteran, atau paling tidak mengganti
ponselnya.
Selama kurang lebih dua tahun menjadi
fotografer lepas, banyak pengalaman yang
telah dirasakan. Tentu saja, menjadi fotografer
lepas ada kekurangan dan kelebihannya. Untuk
kekurangannya, kita tidak memiliki asuransi,
harus pintar-pintar mengatur keuangan
sebab tidak ada reimburse. Bahkan, dalam
menjalankan pekerjaannya ini, kebanyakan
Ludo meminjam atau menyewa kamera dari
orang lain.
Meski sering dihadang keterbatasan,
Ludo malah terpacu kreativitasnya. Dalam
menjalankan setiap pekerjaannya, dia
mencoba untuk bersikap profesional.
“Sebenarnya, kalau untuk mahasiswa,
menjadi freelance itu menjanjikan. Bisa
dapat banyak uang, ngambil project-an. Tapi,
jangan sampai mengganggu kuliah. Karena
prinsip utama sebagai mahasiswa. Masih ada
tanggung jawab lain, yakni kuliah,” saran Ludo
kepada teman-teman yang ingin freelance. (SA)
S
//16
Gelaran Java Soulnation yang
diadakan selama tiga hari,
serasa membawa penonton
menuju dimensi waktu berbeda
tiap harinya. Hari pertama,
Karmin dan Far East Movement
sukses menghibur main stage
panggung Java Soulnation.
Karmin yang terkenal di
Indonesia dalam satu dua
tahun ini membawakan lagu-
lagu andalannya seperti
Brokenhearted, Told You So,
Accapela, Boom, dan Look At Me Now.
Sama halnya dengan grup music LA LIGHTS
Music Project. Shane Mc Fillan dihadirkan
bersama dengan “Indonesian Voice” yang
beranggotakan Billy Simpson, Regina Ivanova,
Agsesisa, serta Kamasean.
Puncaknya terjadi saat Far East Movement
naik ke main stage. Meskipun sudah dua kali
datang ke Indonesia, grup musik beraliran
hip-hop yang berasal dari Amerika tersebut
tetap menarik perhatian penonton. Terbukti,
Istora Senayan bergetar ketika hampir tiga ribu
Kapsul Waktu di
Java Soulnation
EVENTS:
// 17
penonton bergoyang dengan lagu hits mereka
seperti Like a G6 dan Rocketeer.
Hari pertama pun ditutup dengan
sensasional!Pada hari kedua, LA LIGHTS Music
Project: Time Capsule pun kembali menggebrak.
Jika pada hari pertama grup musik tersebut
menghadirkan juara di ajang pencarian
bakat, kali ini mereka tersebut menghadirkan
evolusi musik pop dari dekade demi dekade.
Dibawakan oleh penyanyi seperti Petra
Sihombing, Monita Tahalea, Aditya, Bayu
Risa, serta Tangga, mereka sukses mengajak
penonton bernostalgia.
Java Soulnation kali ini juga dimeriahkan
oleh Jamie Aditya, penyanyi asal Indonesia
yang meniti kariernya di luar negeri. Kemudian,
ada Mamas Gun yang menutup hari kedua
Java Soulnation dengan tembang andalannya,
seperti You Are The Music, Finger On It, dan Pots
of Gold. Sebelumnya, Mamas Gun sempat
manggung di Java Jazz. Namun bedanya, mereka
membawa bassist baru yakni Cameron Dawson
yang menggantikan Rex Horran. Walaupun
dengan personil baru, hal itu tidak mengurangi
antusias penonton untuk ikut menyanyi dan
hanyut dalam lagu mereka.
Di hari terakhir, penampilan dari All 4 One
seakan membawa penonton ke zaman 90-an.
Lagu andalan mereka seperti, I Can Love You Like
That, I Swear, dan So Much in Love dilantunkan
dan penonton pun diajak bernyanyi bersama.
Selanjutnya, ada Macy Gray menyanyikan lagu
Why Didn’t You Call Me yang langsung mendapat
sambutan gemuruh dari para penonton
yang memadati venue. Ya, Gray pun menjadi
pelengkap sempurna untuk menutup pagelaran
Java Soulnation tahun ini
Gray yang sudah menelurkan tujuh album,
juga mengalunkan lagu hits-nya, I Try di
panggung utama. Penonton pun sontak
berteriak semakin keras. Penyanyi yang
lahir dengan nama Natalie Renee McIntyre
itu menutup aksinya dengan lagu Metallica,
Nothing Else Matters.
“Saya sudah menonton Java Soulnation
dari pertama kali diadakan, eh menurut saya
tahun ini line up artist adalah yang terbaik
dibanding tahun sebelumnya, terutama
dengan adanya Karmin, Shane McFilan, dan
Far East Movement,” ujar Guntur salah seorang
penonton asal Tangerang.
Selain Gray, grup musik elektro-instrumental
Bottlesmoker dan Neurotic juga tampil pada
malam terakhir rangkaian acara musik soul Java
Soulnation Festival 2013. Sampai jumpa di Java
Soulnation tahun depan! (ER)
Foto: Joshua Gunadhi
//18
JAKARTA INTERNATIONAL JAZZFESTIVAL 2013, still jazz the way you are
Jakarta International Jazz Festival atau yang lebih dikenal dengan nama Jakjazz
digelar untuk ke-14 kalinya di Istora Senayan, Jakarta. Pionir dari festival musik jazz
berskala internasional ini digelar selama tiga hari, yakni pada 18-20 Oktober 2013.
EVENTS:
Foto: Michael Andrew
// 19
Mengusung tema “Still Jazz
The Way You Are”, Jakjazz
bisa jadi tempat nostalgia,
menikmati musik jazz,
sekaligus mengenang dan
menghormati artis-artis jazz Indonesia.
Ada lima panggung yang jadi tempat para
musisi ini unjuk kebolehan, terdiri dari empat
panggung outdoor dan satu panggung indoor.
Setiap panggung yang ada memiliki temanya
masing-masing, sebagai bentuk penghormatan
untuk musisi senior terutama yang telah
meninggal. Contohnya Tribute to Jack Lesmana
dan Tribute to Elfa Secioria.
Puluhan artis Jazz baik dari dalam maupun
luar negeri tampil di bergantian selama tiga
hari tersebut. Yang menarik adalah artis yang
tampil lintas generasi. Mulai dari yang anak-
anak sampai yang umurnya sudah lebih dari
setengah abad.
Sebut saja Joey Alexander, pianis yang
umurnya masih 10 tahun tapi punya banyak
prestasi, ada juga Barry Likumahuwa serta
Endah ‘n Rhesa yang namanya popular di
kalangan anak muda, sampai Ireng Maulana
dan Idang Rasjidi yang sudah bisa dibilang
artis senior jazz Indonesia.
Begitu pula yang menonton, tak sedikit dari
mereka yang sudah tak lagi muda, namun
masih datang untuk menikmati penampilan
para musisi legendaris ini. Salah satunya
Nancy, yang datang bersama suami. Ibu paruh
baya ini mengaku senang dengan musik jazz
dan merasa tertarik untuk datang ke acara ini.
Barry Likumahuwa yang ditemui di hari
terakhir penyelenggaraan Jakajazz 2013 ini
mengaku senang bermain di festiva jazz itu.
Baginya, datang ke Jakjazz adalah nostalgia.
“Dulu waktu masih kecil selalu ikut kedua
orang tua, mereka main di event ini sampai
jam empat pagi, baik artis luar maupun dalam
negeri. Dan senang akhirnya sekarang bisa
main bareng,” ujar Barry.
Selama Jakjazz 2013 ini berlangsung,
penonton yang datang tidak begitu banyak,
sehingga tidak perlu ada desakan atau antrian
ketika menonton. Sempat turun hujan, tapi tak
mematahkan semangat musisi yang sedang
tampil ataupun penonton, meski mereka
harus berpayung. (MA)
Foto: Michael Andrew
//20
Konsep Cross Genre 280 Festival
Sedot Perhatian Publik
Sebuah festival musik biasanya menampilkan musisi-musisi yang berasal dari genre yang sama atau mendekati. Namun, tidak dalam 280 Fest. Festival musik cross genre yang diadakan di Lapangan D
Senayan ini mengusung banyak genre. Mulai dari pop, jazz, hingga alternative rock dalam satu panggung yang sama.
Acara yang diselenggarakan Sabtu (23/11) ini merupakan chapter pertama dari 280 Fest itu sendiri. Berbagai musisi dari Indonesia maupun internasional turut berpartisipasi. Diantaranya Neonomora, Maliq & D’Essentials, The Aftermiles, Efek Rumah Kaca – Pandai Besi, Sierra, Soetedjo, Rock N Roll Mafia , dan band alternativeww rock dari Irlandia Utara, Ash.
Sesuai dengan slogan acara yaitu “To Get Attention”, sore menjelang senja, para
pengunjung pun sudah cukup ramai memadati Lapangan D Senayan.
Festival ini dimulai pada pukul 15.00 dan dibuka oleh penampilan dari band indie rock Indonesia, The Aftermiles. Setelahnya, Rock N’ Roll Mafia (RNRM), dan Maliq & D’essentials juga berhasil membuat pengunjung bernyanyi dan berjoget bersama.
Menariknya, pengunjung 280 Fest tidak terlalu padat sehingga mereka tak perlu berdesakan untuk menikmati penampilan artis yang sedang tampil di atas panggung. Banyak pengunjung yang duduk di atas rumput Lapangan D Senayan sambil menikmati minuman dan makanan yang di jual di sekitar venue.
Menjelang malam, Neonomora sukses membius penonton dengan musiknya yang memecah keheningan. Mereka membawakan beberapa lagu diantaranya Too Young, Seeds dan
EVENTS:
Foto: Guido Caesar P.
// 21
single pertamanya You Want My Love. Demons Gone pun menjadi lagu penutup mereka.
Tak kalah memukaunya, solois jazz, Sierra Soetedjo juga tampil mempesona malam itu. Suasana malam yang romantis melebur bersama alunan musik jazz yang dibawakannya.
Setelahnya, Efek Rumah Kaca serta konsep alter ego-nya, Pandai Besi tampil membawakan lagu-lagu mereka yang menggambarkan keadaan sosial masyarakat Indonesia. Festival ini kemudian ditutup dengan panampilan band Irish Rock yang ditunggu-tunggu, Ash.
ASH DATANG KEDUA KALINYA
Kedatangan Ash yang kedua kalinya ke Jakarta ini menjadi sebuah tampilan yang lebih baik. Pasalnya, band Rock asal Irlandia yang terdiri dari Tim Wheeler, Mark Hamilton, dan Rick McMurray ini menyatakan akan tampil lebih baik lagi di press conference yang digelar malam sebelumnya oleh panitia 280 Fest di Camden Bar, Jakarta.
Aksi mereka pun telah ditunggu oleh para penonton yang mulai memadati venue sejak sore. Lagu Meltdown yang dirilis 2004 lalu menjadi lagu pembuka. Disambung A Life Less Ordinary yang selalu dibawakan oleh mereka setiap tampil secara live. Lagu itu pun merupakan salah satu hits sehingga banyak penonton asyik menyanyikan lirik lagu tersebut.
Setelahnya, Girl From Mars, Oh Yeah, Goldfinger, dan Kung Fu dari album 1977 yang dirilis pada 1996 silam. Penonton pun melompat dan bernyanyi bersama diikuti pergantian berbagai logo Ash yang menjadi latar di belakang panggung.
“Hype-nya sih pas, saat mereka bawain lagu-lagu dari album kedua, 1977 dan lagu Angel Interceptor pas lagi encore,” ujar Irwan, salah
satu penonton 280 Fest yang datang kedua kalinya guna menonton penampilan band asal Irlandia Utara tersebut di Jakarta.
Adapun lagu-lagu dari album yang berbeda yaitu Binary dari album A-Z Series, Walking Barefoot dan Sometimes dari album Free All Angels, Evil Eye dari album Meltdown, serta lagu Joy Kicks Darkness yang dirilis tahun 2009 menjadi lagu berikutnya dari band yang sedang menyiapkan materi untuk album baru mereka.
Aksi panggung Ash ditutup dengan lagu dari album Free All Angles yaitu Burn Baby Burn. Bahkan, dalam lagu ini ada sebagian penonton yang moshing mengikuti permainan dari Tim, Mark, dan Rick.
Ini bukan pertama kalinya Ash tampil di Indonesia. Sebelumnya, pada 2001 lalu mereka juga hadir. Untungnya, animo penggemar mereka masih begitu tinggi. Walaupun 280 Festival kurang ramai pengunjung, tetapi acara berlangsung tepat waktu dan venue sukses diatur dengan cukup ciamik. [GG]
Foto: Guido Caesar P.
//22
Football Tour ala Backpacker
Jalan-jalan di Benua Eropa sambil mengunjungi tempat klub sepak bola favorit menjadi hal yang lazim dilakukan sekarang. Mengunjungi kota tempat klub idaman merupakan mimpi semua pecinta sepak bola tanah air.
WISATA
Foto: Dok. Pribadi
// 23
Salah satu klub yang
banyak diidoalakan
adalah Real Madrid.
Klub asal Madrid
ini memiliki jutaan
fans yang tersebar
di seluruh dunia.
Tentu ada juga fans dari Indonesia
yang mampir ke Santiago Barnabeu.
Wisata sepak bola sudah menjadi
agenda tersendiri para penyedia jasa
travel, mereka menyebutnya Football
Tour. Rute yang disediakan ada di
Benua Eropa. Mengapa? Ya, karena
benua ini merupakan penghasil liga
sepak bola terbesar di jagad raya.
Buktinya, demi Liga Eropa, banyak
orang rela mengeluarkan uang untuk
menganti parabola dari merek A
ke merek B, alasannya, supaya bisa
menyaksikan BPL, LA Liga, atau
Serie A.
Jika kalian memutuskan untuk
melancong ke Eropa dan menjadi
backpacker, ada baiknya membaca
tips-tips di bawah ini. Hal ini
bisa kalian untuk menggunakan
biaya seminim mungkin dan
memaksimalkan hasrat dalam
menjalani Football Tour ala
Backpacker!
PETA
Ini adalah hal terpenting saat kalian
ingin melakukan Football Tour. Peta
menjelaskan ke mana kalian harus
bergerak, di mana lokasi klub sepak
bola yang ingin dikunjungi, dan
seberapa jauh lokasinya dari tempat
tinggal kalian. Selain itu, penting
untuk mengerti dan memahami
nomor bus atau kereta bawah
tanah, juga rutenya. Hal ini
memudahkan kalian untuk berpergian
dan tahu kendaraan apa yang harus
kalian ambil.
Mengetahui posisi diri sendiri
menjadi hal yang penting. Disarankan
untuk melakukan tur ke tiga atau
empat klub sepak bola yang berada
dalam satu daerah. Contohnya, di
London ada klub Arsenal, Tottenham
Hotspur, West Ham, dan Millwall.
Keempat klub tersebut mempunyai
satu koridor yang sama sehingga
dengan hanya mengeluarkan 14
Pounds kalian bisa menggunakan
Foto: Dok. Pribadi
//24
kereta untuk mengunjungi
keempatnya.
Jangan lupa kunjungi bar di mana
setiap fans garis keras berkumpul,
masuklah dan nikmati rasanya
atmosfer nyanyian dukungan
suporter yang ada di bar tersebut.
Niscaya film Green Street Hooligans
akan terasa nyata.
DON’T WEAR JERSEY!
Jersey adalah identitas di tanah
sepak bola. Jangan menggunakan
jersey demi keselamatan pribadi.
Gunakan baju kasual untuk
menunjukan ke orang sekitar kalau
kalian turis sehingga akan lebih aman
ketika berjalan-jalan dari stadion satu
ke stadion lainnya.
SIAPKAN BUDGET KHUSUS MERCHANDISE
Official Store menjadi salah satu
tempat yang pasti kalian kunjungi, jadi
siapkan budget lebih untuk membeli
pernak pernik khas klub tersebut
langsung dari asalnya. Ada beberapa
barang yang hanya dijual di official
store pusat dan tentunya akan menjadi
buah tangan yang tak terlupakan.
PRIORITAS
Atmosfer menonton sepak bola
pasti kalian inginkan, tapi tidak
mungkin kalian bisa menonton dua
atau tiga pertandingan sekaligus. Oleh
karena itu, kalian harus memilih dan
memprioritaskan satu pertandingan
// 25
yang paling menarik untuk disaksikan.
Misalkan, kalian ingin menonton
Arsenal vs Aston Villa, karena hal
tersebut kalian tidak bisa menonton
pertandingan lain. Tapi setidaknya
sehabis pertandingan kalian bisa
mengejar kereta ke White Hart Lane
untuk mengunjungi Tottenham
Hotpurs yang memang dekat. Sekali
jalan dua tiga pulau terlampaui.
LIHAT SEKITAR
Saat ingin memulai menonton
pertandingan, selalu ada matchday
book yang menjadi brosur di Inggris.
Hal tersebut menjadi barang langka
dan bisa dijadikan sebagai kenang
kenangan. Jadi jika uang kalian habis
untuk membeli tiket, maka Matchday
Book atau Official Team Sheet yang
dapat ditemukan di kolong bangku
bisa menjadi barang barang berharga
yang bisa dibawa pulang.
SAVE ENERGY, SAVE MMC,
SAVE BATTERY
Siapkan energi kalian karena
football trip para backpacker
dilakukan dengan berjalan kaki
puluhan kilometer, naik turun stasiun,
dari stadion satu ke stadion lain,
sampai kembali ke penginapan.
Siapkan memory card untuk
mengabadikan momen disekitar
yang biasanya hanya diliat di layar
kaca. Save battery, karena bila baterai
kamera habis, kalian tak punya
bukti perjalanan. Ya, foto akan
jadi bukti otentik betapa serunya
perjalanan kalian.
PICK YOUR SPOT
Foto bercerita berjuta makna,
jangan sampai foto kalian
mengecewakan. Belum tentu
kalian bisa mengulang hal tersebut.
Tentukan waktu yang pas dalam
memotret stadion. Tidak perlu bawa
perlengkapan banyak. Lupakan
tripod untuk slow speed, kalian bisa
meletakannya di bangku luar stadion.
Untuk foto malam, googling sebelum
melakukan Night Shot di sebuah
stadion. Lihat keadaannya seperti
apa sehingga kalian bisa membuat
prioritas mana stadion yang bagus
dikunjungi malam hari.
Jangan lupa, setiap pastikan tangal
football trip kalian jatuh ketika musim
sepak bola sedang bergulir. (JG)
//26
Ayam Bakar Taliwang
KULINER
// 27
Anda pecinta makanan pedas?
Jika ya, tak ada salahnya
menyempatkan waktu untuk
bersantap di restoran bernuansa
homey yang satu ini. Berlokasi di Second Floor
Mall @ Alam Sutera, restoran dengan nama
Ayam Taliwang Paon Bali ini merupakan
salah satu restoran yang menyediakan menu
makanan tradisional. Keunikan dari menu-
menu di sana pun adalah rasa pedasnya yang
sungguh terasa dan pas di lidah.
“Selain itu, karena hampir sebagian besar
bahan bumbu didatangkan langsung dari
Lombok dan Bali serta menggunakan bahan
segar yang berkualitas,” ujar Ellen Hidayat,
pemilik restoran.
Sama seperti nama restoran ini, menu
makanan unggulan adalah Ayam Bakar
Taliwang. Sebelum dibakar, ayam akan
dicelupkan terlebih dahulu ke sambal
kemudian disajikan pula dengan sambal jadi
memang terasa pedasnya. Selain itu, beberapa
menu yang juga direkomendasikan adalah
Ayam Betutu dan Nasi Jenggo. Kedua makanan
ini merupakan salah dua menu yang juga
berasal dari Bali.
Untuk minuman, restoran ini
mengunggulkan Lemon Grass Tea yang diracik
sendiri dan memang banyak diminati oleh
orang banyak. Kemudian, Rujak Es Krim juga
dapat menjadi salah satu pilihan dessert Anda.
Soal harga, kalian tak perlu khawatir.
Restoran yang akan segera membuka
cabang ketiganya di kawasan Jakarta ini
memiliki kisaran harga antara Rp35.000,00 -
Rp55.000,00 untuk per orang. Restoran Ayam
Taliwang Paon Bali sangat cocok untuk santap
bersama keluarga. Selain itu, disediakan
berbagai jenis makanan bagi kalian yang tidak
suka pedas. Hmm… ingin mencoba tantangan
kuliner yang seru? Ayam Taliwang Paon Bali
tempatnya. (DH)
Ayam Taliwang Paon Bali
Second Floor, Mall @ Alam Sutera
021-3044-9338
Pusat Kuliner Khas Bali
Foto: Dok. Pribadi
//28
Pecinta kuliner di Kawasan Alam Sutera kian dimanjakan banyak pilihan. Restoran bernuansa barat pun kini banyak
tersedia di kawasan tersebut. Mariette’s House, itulah namanya. Berlokasi di Ruko Alam Sutera Town Center 10C No 16, restoran ini menghidangkan ragam kuliner khas western dengan rasa otentik.
Sang owner, Renatha F. Matungga mengaku jika ia sangat senang dengan masakan luar negeri. Hal itulah yang menyebabkan wanita berambut pendek ini merintis usaha karir di bidang kuliner asing. “Jadi orang gak perlu jauh-jauh ke luar negeri untuk menikmati makanan barat karena di sini tersedia berbagai jenis menu barat,” tambah Renatha.
Konsep restoran diusung dengan gaya western dan simple. Dengan meja dan bangku terbuat dari kayu yang saling berhadapan menjadikan pengunjung dapat duduk dan ngobrol dengan nyaman. Ketika memasuki ruangan pun, mata kalian akan langsung disuguhkan dengan pemandangan vintage. Sebuah desain artistik pada dindingnya dan berbagai stuff unik terlihat
A place like home
Mariette’s House
KULINER
// 29
memenuhi seluruh penjuru ruangan. Dengan diiringi alunan musik, Mariette’s House telah hadir sejak November 2012 lalu. Selain itu, resto
yang mengusung tagline “A Place Like Home” ini sangat cocok untuk dijadikan tempat nongkrong dan kumpul keluarga.
“Kita kepengin semua orang yang datang dan makan di sini tuh menganggap tempat ini layaknya rumah sendiri, jadi mereka dapat dengan leluasa melakukan berbagai hal, apalagi juga disediakan musik,” ujar Renatha.
Soal makanan, resto ini mengunggulkan beberapa jenis menu, yaitu Poutine, kentang goreng dengan serpihan keju dan ditambah saus kental. Adapula Fetucini Blackpepper, pasta yang lebar dan gurih dengan dicampur saus lada hitam. Untuk kalian yang senang dengan pasta creamy pun dapat mencoba Carbonara.
Untuk minuman, Mariette’s House mengandalkan berbagai jenis coffee. Selain itu, Chocolate Peanut Butter dan Ice Flavoured juga menjadi salah dua menu favorit yang banyak dipesan pelanggan. Soal harga, resto ini memang tergolong untuk menengah ke atas, dengan kisaran harga mulai Rp15.000,00 – Rp85.000,00. Namun, harga dan rasa yang ditawarkan sebanding lho! (DH)
A place like home
“ Jadi orang gak perlu
jauh-jauh ke luar negeri untuk
menikmati makanan barat
karena di sini tersedia berbagai
Foto: www.tesyablog.com
//30
20 September 1987. Ratusan ribu orang
berbondong-bondong datang ke Senayan.
Tujuannya satu: memberikan dukungan kepada
11 pemain terpilih yang mewakili bangsa.
Dengan seragam merah, mereka berjuang
demi sebuah medali berlapis emas untuk
mentahbiskan diri sebagai yang terhebat di Asia
Tenggara. Di bawah langit Jakarta, sebuah gol
dari Ribut Waidi mengantar Indonesia menjadi
juara satu SEA Games 1987.
Di masa itu, Pesta Olahraga Asia Tenggara
merupakan kompetisi yang paling besar untuk
cabang olahraga sepak bola. AFF Cup, yang
sekarang menjadi tolok ukur prestasi di ASEAN,
baru lahir pada 1996. Rasanya wajar jika melihat
Menang untuk Hari Ini, Esok, dan Selamanya
M enjadi yang muda bukan
berarti tidak dianggap ada.
Melihat prestasi tim senior
yang tak kunjung datang, setiap tahunnya
kita selalu berharap pada “harapan”.
Kita berdoa akan hadirnya penerus tim
nasional yang mampu menjadi magnet
bagi gelar juara. Tim nasional U-19 sudah
menyelesaikan tugas pertamanya di bulan
September. Kini di bulan Desember, giliran
timnas U-23 yang akan membuktikan
bahwa harapan bagi Garuda untuk
tertawa itu masih ada.
Ilustrasi: Dennis Reynaldo
OLAHRAGA
// 31
pengakuan waktu itu.
AJANG PEMBERIAN HARAPAN
Hal positif yang bisa diambil dari kemenangan
anak-anak asuhan Indra Sjafri kemarin adalah
terbentuknya kepercayaan masyarakat
terhadap masa depan persepakbolaan
Indonesia. Media-media mulai mau untuk
mengembalikan sang Garuda sebagai
pemberitaan meski timnas senior tertatih-tatih
di kualifikasi Piala Asia.
Kita mulai “merawat” mereka dengan
memberikan perhatian kepada bibit-bibit
berkualitas seperti Evan Dimas, Hargianto,
Ilham Udin Armayin, atau Muchlis Hadi Ning
Syaifulloh. Berharap, suatu hari nanti mereka
akan tumbuh mekar dan mampu menggondol
piala yang sudah dirindukan bangsa ini.
Sebuah kejuaraan untuk kelas usia di bawah
senior memang kerap dijadikan tempat untuk
pembuktian diri para pemain. Maka jangan
terkejut jika menemukan kejuaraan seperti
ini sebagai ladang bagi para pencari bakat. Di
belahan negara manapun, di kasta regional
manapun.
Anak-anak asuhan Rahmad Darmawan
akan segera terbang ke Myanmar. Target
medali emas tidak bisa ditawar dengan harga
berapapun. Mereka jelas mempunyai beban
mental karena dalam satu atau dua tahun
lagi, adalah Andik Vermanysah, Kurnia Meiga,
Yohanes Pahabol, Bayu Gatra yang akan
bermain di level timnas senior.
Seandainya Indonesia Raya berkumandang di
saat penyerahan medali, bukan tidak mungkin
harapan akan datang untuk memberikan trofi
AFF Cup 2014 kepada Indonesia. (ES)
nama-nama besar seperti Jaya Hartono, Robby
Darwis, Ricky Yakobi, Rully Nere, ataupun Herry
Kiswanto di skuad yang ada.
Berbeda dengan saat ini di mana para peserta
lebih memilih untuk menurunkan skuad U-23
mereka. Tak ayal, keberhasilan setiap tim
meraih medali emas akhir-akhir ini sering kali
dipandang sebelah mata.
YANG SENIOR, YANG DIPANDANG
Bukannya tidak diakui. Sebuah medali emas
lebih diartikan sebagai awal dari prestasi-
prestasi yang akan datang. Sepak bola tidak
lagi dianggap sebagai sesuatu yang istimewa
di ajang pesta olahraga. Ajang Olimpiade
pun kini tidak lebih dari ajang unjuk diri
kepada pencari bakat tim-tim Eropa yang
memenuhi tribun.
Jangankan sebuah ajang pesta olahraga,
kejuaraan resmi FIFA untuk level-level non-
senior juga tidak akan dapat dibanggakan
kepada negara-negara yang telah menjadi
langganan Piala Dunia. Kita ambil contoh tim
nasional Nigeria yang belum lama ini menjuarai
FIFA World Cup U-17. Super Eagles, julukan
Nigeria, tidak lantas serta merta akan dapat
membanggakan diri di hadapan tim sekelas
Spanyol, Jerman, Belanda, dan bahkan Inggris.
Hal yang sama juga terjadi pada timnas U-19
Indonesia. Sebenarnya cukup aneh melihat
bangsa ini berpesta pora atas gelar yang diraih
oleh anak-anak muda itu. Mungkin, kekuatan
besar di ASEAN seperti Singapore, Thailand,
dan Malaysia juga tidak menganggap kejuaraan
itu benar-benar ada. Untuk apa merayakan
kemenangan itu apabila mereka telah berhasil
meraih trofi yang “sesungguhnya”.
Namun, hal ini bisa dimaklumi karena negara
ini terakhir kali menjadi nomor satu pada 1991.
Kembali lagi, SEA Games yang menjadi arena
“Hal positif yang bisa diambil dari kemenangan anak-anak asuhan
Indra Sjafri kemarin adalah terbentuknya kepercayaan masyarakat
terhadap masa depan persepakbolaan Indonesia”
//32
REVIEW FILM
REVIEW
// 33
Novel karangan Ahmad Fuadi ini
tak hanya sekedar cerita, tapi juga
pelajaran penting soal meraih
cita-cita. Berkisah tentang Alif
Fikri, anak yang lahir dan besar di Desa Buyur,
dekat Danau Maninjau, Sumatera Barat.
Karena latar belakang keluarganya yang
kuat dalam beragama, Alif disekolahkan di
madrasah. Namun Alif tak ingin terus menerus
sekolah agama, ia ingin merasakan rasanya
sekolah di sekolah umum, yang isinya tak
melulu ilmu agama.
Alif pun berjanji pada Randai sahabatnya
untuk masuk ke SMA Negeri di Bukittinggi.
Sampailah pada hari kelulusannya dari
Madrasah Tsanawiyah, Alif jadi satu dari 10
lulusan terbaik. Niatnya untuk sekolah di SMA
Negeri bulat sudah, diutarakannya pada ibu
bapaknya, tapi ditolak Alif tetap harus sekolah
agama.
Ia kecewa. Harapannya pupus. Di tengah
kekecewaannya itu, Alif mendapat kabar soal
satu pondok pesantren, jauh di seberang laut
sana, adanya di Jawa Timur. Keputusan pun
dibuatnya, ia akan pergi ke sana, ke Pulau
Jawa, lari dari kekecewaannya tak boleh masuk
sekolah negeri.
Novel ini isinya tak jauh dari kenyataan
hidup yang harus dihadapi banyak orang,
bagaimana cita-cita anak terkadang berbeda
dengan apa mau orang tua. Namun itu bukan
halangan, tak berarti harus melawan, yang
penting kita tetap teguh pada apa yang kita
NEGERI
5MENARANovel Tentang Cita-Cita
Sutradara : Affandi Abdul Rahman
Pemain : Ikang Fawzi , Lulu Tobing
cita-citakan, selama itu hal yang benar.
Selain itu, novel ini menjelaskan dengan rinci
keadaan yang jadi latar ceritanya. Pembaca
seolah dibawa ke tempat Alif tinggal, ke
tempat Alif bersekolah, seolah pembaca hadir
dan turut merasakan apa yang Alif rasakan.
Jadi bagi kita yang tak tahu Sumatera Barat
atau tak punya bayangan bagaimana pondok
pesantren itu jadi seolah tinggal di sana.
Kisah yang diceritakan tentu bisa jadi
inspirasi bagi mereka yang membacanya.
Memberikan perspektif baru tentang banyak
hal, membuat pembaca memandang banyak
hal lama dengan cara pandang yang berbeda.
Namun, di novel ini ada banyak percakapan
dalam bahasa Arab, meski sebagian
diterjemahkan, sebagian lagi tidak ada
terjemahannya. Pembaca kadang bingung,
juga harus sering-sering melihat ke bawah,
mencari terjemahan bahasa asing itu.
Selain itu, cerita juga cenderung panjang
dan bertele-tele. Banyak kilas balik di tengah
cerita, meski bagus dan bisa jadi selingan
cerita, tapi kadang jadi membosankan ketika
terlalu rinci dan justru jadi sebuah cerita baru.
Lepas dari hal-hal tersebut, novel ini layak
dibaca, tak sekedar jadi hiburan, tapi juga
jadi penyemangat diri. Jangan terburu-buru
mengambil kesimpulan sebelum menjalani.
Kira-kira itu yang jadi pesan. Lihat segala
sesuatu lebih dekat, alami, dan rasakan
ternyata tak semua pikiran buruk itu benar
adanya. [KG/MA]
//34
TEKA-TEKI
SILANG MENDATAR
1. Kandang The Gunners
3. Ibukota Inggris
5. Aktor dalam film 5 Menara
7. Menu favorit Mariette’s House
9. Freelance Photographers
MENURUN
2. Juara The Voice Indonesia
4. Salah satu artis dalam
Javasoulnation 2013
6. Suami istri musisi jakjazz 2013
8. Band dalam 280 Fest
10. Stasiun TV di Indonesia
TTS
// 35
Jawablah TTS di atas dan dapatkan merchandise menarik dari
Ultimagz. Caranya isi TTS, lalu foto atau scan jawabanmu, dan
kirim ke email Redaksi Ultimagz: [email protected]
//36
Halo, Bu Sandra. Saya sudah pacaran LDR
lumayan lama, tetapi ada beberapa yang
kurang suka dengan hubungan saya lantaran
kami berbeda agama. Kami jarang ketemu,
akibatnya banyak orang yang mengejek
lantaran memiliki pacar yang jarang ketemu
dan berhubungan jarak jauh pula.
Apakah saya harus melanjutkan hubungan
ini atau bagaimana? Lalu, salah atau tidak
jika kita menyuruh pasangan kita mengganti
agamanya sesuai dengan kita?
(HP – Jurnalistik 2011)
Dear HP,
Saya percaya setiap orang punya alasan
memilih untuk berpacaran jarak jauh,
misalnya pertimbangan domisili keluarga,
studi yang sedang dilakukan, atau apapun
yang menjadi alasan kalian berdua untuk
menjalani LDR. Ketika sepakat menjalani
LDR, tentu kalian sudah memikirkan semua
konsekuensi.
Tanyakan dan jawab dengan jujur apakah
anda masih ingin dalam hubungan ini?
Apakah ini membawa dampak yang
baik bagi Anda dan pasangan? Setelah
mempertimbangkan masak-masak, maka
anda bisa memutuskan to stay or to leave.
Lalu, masalah agama dan beribadah adalah
hak asasi setiap manusia. Hal ini tidak bisa
dipaksa karena menyangkut relasi dengan
Sang Pencipta. Apakah Anda mau mengganti
agama sesuai dengan agama pasangan,
SUSIS:
karena pasangan Anda meminta? Anda akan
mendapatkan jawabannya.
Setiap awal masuk sekolah maupun kuliah,
saya pasti selalu susah untuk mendapat
banyak teman. Padahal, sudah mencoba
untuk ramah, tetapi rasanya susah. Bolehkah
berbagi tips bagaimana agar saya dapat
mendapat banyak teman?
(NN – Ilmu Komunikasi)
Dear NN,
Saya mengerti kerinduanmu untuk
mendapatkan banyak teman. Dalam
kehidupan sehari-hari, ada beberapa individu
yang sangat luwes dalam berinteraksi dengan
orang lain dan bisa mencairkan suasana
dengan mudah. Mereka popular dan memiliki
banyak teman. Namun, ada juga yang perlu
waktu lama untuk beradaptasi dengan
orang lain. Tidak ada yang salah dengan
individu yang luwes atau yang memiliki lebih
sedikit teman. Pertemanan pada akhirnya
bukan masalah kuantitas/jumlah, lebih pada
kualitas pertemanan itu sendiri.
Pertemanan yang bermakna lebih berkaitan
dengan proses yang menjadikan pihak-pihak
yang didalamnya--dua orang atau lebih—
menjadi lebih dewasa dan berguna, daripada
menghitung banyaknya teman. Pertemanan
juga bermakna ketika orang-orang yang
terlibat di dalamnya berhasil mengatasi ujian
dalam pertemanan tersebut.
Untuk kamu yang punya masalah seputar kehidupan langsung email ke
[email protected] dengan subjek SUSIS. MA’AM Sandra akan
membantu memberi masukan terhadapa masalahmu.
SUDUT PSIKOLOGIS BERSAMA
MA’AM SANDRA
// 37
SNAPSHOT
JAK JAZZ
//38
POTRET GADING SERPONG
// 39
//40
JAVASOULNATION
// 41
Keluarga besar ULTIMAGZ mengucapkan
Selamat Natal dan Tahun Baru 2014
JAVASOULNATION
//42
VISIT US ONWWW.ULTIMAGZ-ONLINE.COM