umum dan mobile finalfes
DESCRIPTION
ewrfsTRANSCRIPT
-
DIREKTORAT KETEKNIKAN DAN KESIAPSIAGAAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Judul ProsedurPenetapanPengujiBerkualifikasi
No. Dok. : PUK/DK2N 2/NN.03 Tanggal :
Revisi : 0 Hal : 1dari31
m
DIREKTORAT KETEKNIKANDAN KESIAPSIAGAAN NUKLIR
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Desember2013
No: KU/PD/DKKN/04
PEDOMAN UJI PESAWAT SINAR-X
RADIOGRAFI UMUM DAN MOBILE
-
DIREKTORAT KETEKNIKAN DAN KESIAPSIAGAAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Judul Pedoman Uji Pesawat Sinar X Radiografi Umum dan Mobile
No. Dok. : KU/PD/DKKN/04 Tanggal : Desember 2014
Revisi : 0 Hal : 2 dari31
LEMBAR PENGESAHAN
PEDOMAN UJI
PESAWAT SINAR-X
RADIOGRAFI UMUM DAN MOBILE
Tanda Tangan
& Tanggal
Nama
(Jabatan)
Suharyanta
(Direktur K2N)
Djarwani S.
(Ketua Tim
Tenaga Ahli)
1. Suryo A.
2. Sawiyah
3. Fitria Sandra
Disahkan oleh: Diperiksa oleh: Dipersiapkan oleh:
-
DIREKTORAT KETEKNIKAN DAN KESIAPSIAGAAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Judul Pedoman Uji Pesawat Sinar X Radiografi Umum dan Mobile
No. Dok. : KU/PD/DKKN/04 Tanggal : Desember 2014
Revisi : 0 Hal : 3 dari31
LEMBAR DISTRIBUSI
No. Salinan
Status Nama Jabatan
1 Salinan Direktur K2N
2 Salinan Kasubdit Jaminan Mutu
3 Salinan Sekretariat Penetapan Penguji Berkualifikasi
4 Salinan Tim Tenaga Ahli
5 Salinan Tim Evaluasi
Asli Pengendali Dokumen
-
DIREKTORAT KETEKNIKAN DAN KESIAPSIAGAAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Judul Pedoman Uji Pesawat Sinar X Radiografi Umum dan Mobile
No. Dok. : KU/PD/DKKN/04 Tanggal : Desember 2014
Revisi : 0 Hal : 4 dari31
LEMBAR PERUBAHAN
No. Halaman/
Klausul Perubahan Catatan Paraf&Tanggal
-
DIREKTORAT KETEKNIKAN DAN KESIAPSIAGAAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Judul Pedoman Uji Pesawat Sinar X Radiografi Umum dan Mobile
No. Dok. : KU/PD/DKKN/04 Tanggal : Desember 2014
Revisi : 0 Hal : 5 dari31
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................................... 2 LEMBAR DISTRIBUSI............................................................................................................... 3 DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 5 PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 6
Latar Belakang ................................................................................................................... 6 Tujuan ................................................................................................................................ 6 Ruang Lingkup ................................................................................................................... 6 Definisi ............................................................................................................................... 7
PARAMETER UJI ..................................................................................................................... 8 I. ILUMINASI .................................................................................................................. 8 II. KOLIMASI ................................................................................................................... 9 III. AKURASI TEGANGAN ............................................................................................... 12 IV. AKURASI WAKTU PENYINARAN ............................................................................... 14 V. LINEARITAS .............................................................................................................. 15 VI. REPRODUKSIBILITAS ................................................................................................ 16 VII. KUALITAS BERKAS (HVL) .......................................................................................... 18 VIII. INFORMASI DOSIS PASIEN ....................................................................................... 20 IX. KEBOCORAN TABUNG ............................................................................................. 22 X. KENDALI PAPARAN OTOMATIS (AEC) ...................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 31
-
DIREKTORAT KETEKNIKAN DAN KESIAPSIAGAAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Judul Pedoman Uji Pesawat Sinar X Radiografi Umum dan Mobile
No. Dok. : KU/PD/DKKN/04 Tanggal : Desember 2014
Revisi : 0 Hal : 6 dari31
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sistem Perizinan terhadap terhadap pesawat sinar-X radiologi diagnostik dan
intervensional mewajibkan dilakukannya uji kesesuaian baik untuk permohonan izin baru
maupun perpanjangan izin. Hal ini sebagaimana dicantumkan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan
Sumber Radioaktif dan Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 9 Tahun 2011 tentang Uji
Kesesuaian Pesawat Sinar-X Radiodiagnostik dan Intervensional. Pelaksanaan uji
kesesuaian pesawat sinar-X wajib dilakukan oleh Penguji Berkualifikasi sesuai dengan
metode uji dan protokol uji yang telah disusun, dan menyampaikan hasil uji kesesuaian
kepada Tenaga Ahli untuk dievaluasi.
Mutu dan validitas hasil uji kesesuaian sangat berpegaruh terhadap keputusan
Tenaga Ahli untuk memberikan sertifikasi kehandalan suatu pesawat sinar-X, dengan
demikian untuk menjamin mutu dan validitas hasil uji, pelaksanaan uji kesesuaian harus
sesuai dengan metode uji yang baku.
Saat ini belum ada metode uji yang dibakukan. Acuan yang ada (internasional)
memerlukan tingkat pemahaman dan pengetahuan yang memadai. Dalam pelaksanaan
pengujian di lapangan terdapat modifikasi dari acuan yang digunakan. Oleh karena itu
perlu disusun pedoman yang dapat menjadi acuan bagi Penguji Berkualfikasi dalam
menyusun dan melaksanakan metode ujinya.
Tujuan
Pedoman ini disusun sebagai acuan Penguji Berkualfikasi dalam menyusun dan
melaksanakan metode ujinya.
Ruang Lingkup
Pedoman ini menguraikan metode uji kesesuaian untuk pesawat sinar-X jenis
Radiografi Umum dan Mobile.
-
DIREKTORAT KETEKNIKAN DAN KESIAPSIAGAAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Judul Pedoman Uji Pesawat Sinar X Radiografi Umum dan Mobile
No. Dok. : KU/PD/DKKN/04 Tanggal : Desember 2014
Revisi : 0 Hal : 7 dari31
Definisi
- Radiografi Umum adalah pesawat sinar-X yang terpasang secara tetap dalam
ruangan untuk menghasilkan citra radiografik tubuh pasien untuk pemeriksaan
umum.
- Radiografi Mobile dalam ruangan adalah pesawat sinar-X yang dilengkapi
dengan baterai charger atau tersambung langsung dengan catu daya datarik
dan roda sehingga mudah digerakkan untuk dibawa ke beberapa ruangan
pemeriksaan.
- Source to Image Distance yang selanjutnya disingkat SID adalah jarak focal
spot ke image receptor.
- Source to Skin Distance yang selanjutnya disingkat SSD adalah jarak focal spot
ke permukaan kulit pasien pada saat eksposi.
- Source to Detector Distance yang selanjutnya disingkat sebagai SDD adalah
jarak focal spot ke detektor pada saat pengujian.
- Optical Density yang selanjutnya disingkat OD adalah ukuran penghitaman
film yang menggambarkan dosis relatif yang diterima media film konvensional
sebagai hasil variasi setting energi (kVp) dan intensitas (mAs) berkas sinar-X
pada SID tertentu.
- Coefficien of Variation yang selanjutnya disingkat CV adalah merupakan
parameter statistik dari sejumlah data pengujian sejenis dengan setting input
yang sama, yang bertujuan untuk mengetahui konsistensi kinerja komponen
signifikan tertentu dari pesawat sinar-X.
- Coefficient of Linearity yang selanjutnya disingkat CL adalah merupakan
parameter statistik dari sejumlah data pengujian sejenis dengan setting input
yang bervariasi secara bertahap, yang bertujuan untuk mengetahui konsistensi
respon kinerja komponen signifikan tertentu dari pesawat sinar-X bila diberi
input yang berbeda.
-
DIREKTORAT KETEKNIKAN DAN KESIAPSIAGAAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Judul Pedoman Uji Pesawat Sinar X Radiografi Umum dan Mobile
No. Dok. : KU/PD/DKKN/04 Tanggal : Desember 2014
Revisi : 0 Hal : 8 dari31
PARAMETER UJI
I. ILUMINASI
I.1. Tujuan
Uji illuminasi bertujuan untuk mengukur tingkat pencahayaan (illuminance) yang
diperoleh dari berkas cahaya kolimator.
I.2. Alat Ukur dan Alat Uji
1. Illuminance meter (Lux meter)
2. Pita pengukur
I.3. Metode Uji
1. Tempatkan Lux Meter 100 cm dari focus tabung sinar X;
2. Pastikan bahwa detector parallel dengan axis anoda dan katoda
3. Kurangi pencahayaan ruangan, ukur tingkat pencahayaan, kemudian catat
cahaya latar (Lux latar);
4. Nyalakan berkas cahaya pada kolimator dengan area kira-kira 25 x 25 cm;
5. Buat pemisahan pengukuran berdasarkan empat area pengukuran;
6. Letakkan detector pada keempat area;
7. Catat hasil pengukuran cahaya kolimator (Lux) pada masing-masing area;
8. Hitung rata-rata cahaya kolimator (Lux terukur).
-
DIREKTORAT KETEKNIKAN DAN KESIAPSIAGAAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Judul Pedoman Uji Pesawat Sinar X Radiografi Umum dan Mobile
No. Dok. : KU/PD/DKKN/04 Tanggal : Desember 2014
Revisi : 0 Hal : 9 dari31
Gambar 1. Setting peralatan pada uji iluminasi
I.4. Analisa Data
- Hitung tingkat pencahayaan kolimator:
Illuminasi = rata-rata lux terukur lux latar
- Bandingkan dengan nilai lolos uji:
Nilai lolos uji 100 Lux
II. KOLIMASI
II.1. Tujuan
1. Mengetahui selisih lapangan kolimasi dengan lapangan berkas sinar-X ()
2. mengevaluasi ketepatan berkas sinar-X dengan pusat berkas cahaya
II.2. Alat Uji dan Alat Ukur
1. Image receptor (film 24 x 30 cm, CR atau DR),
2. penanda (marker),
3. pita pengukur (meteran),
4. Waterpass,
5. Alat uji Kolimator (Collimator Alignment Test Tool),
6. Alat uji ketepatan berkas cahaya (Beam Alignment Test Tool).
LBC : Light Beam Collimator
100 cm
LBC
Tabung Sinar-x
Lux Meter
-
DIREKTORAT KETEKNIKAN DAN KESIAPSIAGAAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Judul Pedoman Uji Pesawat Sinar X Radiografi Umum dan Mobile
No. Dok. : KU/PD/DKKN/04 Tanggal : Desember 2014
Revisi : 0 Hal : 10 dari31
II.3. Metode Uji
1. Letakan image reseptor (kaset ukuran 24 x 30 cm) pada permukaan yang
datar;
2. Sentrasi tabung sinar-X dipusatkan di tengah image reseptor (kaset) dan
atur jarak antara focus dengan film setinggi 100 cm (SID=100cm)
3. Pastikan kerataan kolimator, permukaan, dan tabung dengan menggunakan
water pass;
4. Pastikan bahwa anoda dan katoda axis adalah parallel dengan image
reseptor.
5. Tempatkan collimator test tool pada pertengahan kaset. Letakkan titik
penanda pada Collimator test tool pada Katoda.
6. Atur cahaya kolimator tepat dalam area persegi panjang plat test tool;
7. Tempatkan beam alignment test tool pada pusat area pencahayaan.
Hidupkan lampu kolimator, atur luas lapangan cahaya sesuai dengan garis
persegi panjang yang ada pada permukaan plat
8. Lakukan ekposi radiografi [50 60 kVp dan 4 8 mAs] agar diperoleh
densitas optis pada film yang dapat di evaluasi oleh tenaga ahli (TA).
9. Proses film di kamar gelap dan cek kesesuaian berkas cahaya/ berkas sinar-X
dan x-ray beam alignment.
10. Ulangi untuk ukuran focal spot yang lain (opsional jika ada).
-
DIREKTORAT KETEKNIKAN DAN KESIAPSIAGAAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Judul Pedoman Uji Pesawat Sinar X Radiografi Umum dan Mobile
No. Dok. : KU/PD/DKKN/04 Tanggal : Desember 2014
Revisi : 0 Hal : 11 dari31
Gambar 2. Setting alat pada uji kolimasi
11. KESESUAIAN BERKAS SINAR-X: Catat perubahan skala lapangan radiasi pada
sisi anoda, katoda, atas dan bawah.
12. Hitung nilai deviasi berupa % SID.
13. Bandingan hasil pengukuran dengan nilai lolos uji.
14. KETEGAKLURUSAN BERKAS SINAR-X : Perhatikan pergeseran gambar kedua
bola baja dalam film, dan bandingkan dengan nilai lolos uji.
II.4. Analisa Data
Kesesuaian Berkas Sinar-X
- Hitung nilai deviasi berupa % SID
-
DIREKTORAT KETEKNIKAN DAN KESIAPSIAGAAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Judul Pedoman Uji Pesawat Sinar X Radiografi Umum dan Mobile
No. Dok. : KU/PD/DKKN/04 Tanggal : Desember 2014
Revisi : 0 Hal : 12 dari31
- Bandingkan dengan nilai lolos uji:
Nilai lolos uji:
X dan Y 2% SID
X + Y 3% SID
Ketegaklurusan Berkas
- Hitung nilai pergeseran gambar kedua bola baja dalam film.
- Bandingkan dengan nilai lolos uji:
Nilai lolos uji: 3
III. AKURASI TEGANGAN
III.1. Tujuan
Uji akurasi tegangan bertujuan untuk melihat kesesuaian antara tegangan setting
pada panel kontrol dengan tegangan yang terbaca pada alat ukur.
III.2. Alat Uji dan Alat Ukur
1. Non invasif kVp meter (misal Unfors, Piranha).
2. Waterpass
3. Alat ukur panjang
III.3. Metode Uji
1. Lakukan pendataan generator dan tabung.
2. Pastikan bahwa prosedur pemanasan tabung telah dilakukan.
3. Baca instruksi kVp meter dan ikuti rekomendasi pabrikan terkait posisi
penempatan dan jarak kVp meter dari fokal spot.
4. Pindahkan filter tambahan bila ada. Jika tidak dapat dipindahkan, catat
kondisi ini.
5. Pastikan tabung sinar-X dalam posisi horisontal dengan waterpass agar
berkas radiasi dapat jatuh tegak lurus terhadap meja pasien.
-
DIREKTORAT KETEKNIKAN DAN KESIAPSIAGAAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Judul Pedoman Uji Pesawat Sinar X Radiografi Umum dan Mobile
No. Dok. : KU/PD/DKKN/04 Tanggal : Desember 2014
Revisi : 0 Hal : 13 dari31
6. Letakkan detektor pada meja pasien dan pastikan dalam posisi tegak lurus
menghadap tabung dengan menggunakan waterpass.
7. Kondisi eksposi: sekitar 20 mAs atau pada waktu eksposi pada 0,1 s 0,2),
lakukan 5 eksposi pada beberapa variasi nilai kVp sesuai penggunaan kVp
secara klinis (mulai 60 kVp sampai dengan nilai kVp maksimum yang dicapai,
dengan kenaikan 10 kVp)
8. Pada pengaturan mA atau mAs yang tetap, lakukan 5 eksposi pada beberapa
variasi nilai kVp sesuai penggunaan kVp secara klinis.
9. Untuk pesawat yang mempunyai fokus besar dan fokus kecil, pengukuran
dilakukan untuk fokus besar maupun fokus kecil pada rentang kVp yang
digunakan.Pada fokus kecil, lakukan 3 (tiga) kali pengukuran berulang dalam
rentang 60 kVp sampai dengan 80 kVp.
10. Catat data hasil pengukuran.
III.4. Analisa Data
- Hitung nilai error setiap data dengan rumus:
dengan = tegangan pada panel kendali
= = tegangan yang terukur pada kVp meter.
- Error yang diperoleh pada setiap perhitungan error kVp dibandingkan dan diambil
nilai error yang maksimum.
- Batas lolos uji: e 10 %
-
DIREKTORAT KETEKNIKAN DAN KESIAPSIAGAAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Judul Pedoman Uji Pesawat Sinar X Radiografi Umum dan Mobile
No. Dok. : KU/PD/DKKN/04 Tanggal : Desember 2014
Revisi : 0 Hal : 14 dari31
IV. AKURASI WAKTU PENYINARAN
Catatan: uji akurasi waktu eksposi hanya dilakukan apabila pesawat sinar-X
memungkinkan adanya pengaturan waktu eksposi.
IV.1. Tujuan
Uji akurasi waktu penyinaran bertujuan untuk melihat kesesuaian antara setting
waktu eksposi pada panel kontrol dengan waktu eksposi yang terbaca pada alat ukur.
IV.2. Alat Uji dan Alat Ukur
1. Timer atau alat ukur waktu eksposi (misal Unfors, Piranha).
2. Waterpass
3. Alat ukur panjang
IV.3. Metode Uji
1. Setting peralatan seperti pada uji akurasi tegangan
2. Setting satu kondisi kVp klinis yang tetap (misalnya 70 kVp) lakukan 5 eksposi
dengan variasi waktu yang berbeda (antara 0,02 < s 1,0, jika memungkinkan
bisa dilakukan pada s lebih dari 1,0 s).
3. Catat data hasil pengukuran.
IV.4. Analisa Data
- Hitung nilai error setiap data dengan rumus:
dengan = waktu eksposi pada panel kendali
= waktu eksposi pada alat ukur
- Error yang diperoleh pada setiap perhitungan error waktu eksposi dibandingkan
dan diambil nilai error yang maksimum.
- Batas lolos uji: e 10 %
-
DIREKTORAT KETEKNIKAN DAN KESIAPSIAGAAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Judul Pedoman Uji Pesawat Sinar X Radiografi Umum dan Mobile
No. Dok. : KU/PD/DKKN/04 Tanggal : Desember 2014
Revisi : 0 Hal : 15 dari31
V. LINEARITAS
V.1. Tujuan
Uji linearitas bertujuan untuk menguji konsistensi kenaikan nilai keluaran radiasi
(mGy/mAs) pada variasi mA atau mAs.
V.2. Alat Uji dan Alat Ukur
1. Dosimeter (misal Unfors, Piranha).
2. Waterpass
3. Alat ukur panjang
V.3. Metode Uji
1. Setting peralatan seperti pada uji akurasi tegangan
2. Pada pengaturan kVp yang tetap (misalnya 70 kVp atau 80 kVp) lakukan 5
eksposi dengan variasi mA atau mAs yang berbeda sesuai rentang penggunaan
mA atau mAs secara klinis.
3. Jika mA dapat diatur, variasikan mA pada waktu penyinaran (s) yang tetap.
4. Catat data hasil pengukuran.
V.4. Analisa Data
- Dosis hasil pengukuran dalam Gy/mAs.
- Jika menggunakan variasi mA, gunakan: s .mA
Gy Gy/mAs
- Tentukan max
mAsGy dan
min
mAsGy
- Hitung koefisien linearitas,
minmax
minmax
mAsGy
mAsGy
mAsGy
mAsGy
CL
- Atau dengan software pengolah data (calculator, excel) hitung nilai
mAsGy ,
plot data antara list mA atau mAs dengan
mAsGy , kemudian buat grafik garis
lurus (linear) dan hitung/tampilkan koefisien regresi linear (R).
-
DIREKTORAT KETEKNIKAN DAN KESIAPSIAGAAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Judul Pedoman Uji Pesawat Sinar X Radiografi Umum dan Mobile
No. Dok. : KU/PD/DKKN/04 Tanggal : Desember 2014
Revisi : 0 Hal : 16 dari31
- Nilai R adalah koefisien linearitas (CL).
VI. REPRODUKSIBILITAS
VI.1. Tujuan
Uji reproduksibilitas bertujuan untuk:
- Repoduksibilitas keluaran radiasi: memeriksa konsistensi keluaran radiasi pada
beberapa eksposi dalam pengaturan generator yang tetap.
- Reproduksibilitas tegangan: memeriksa konsistensi tegangan (kVp) pada beberapa
eksposi dalam pengaturan tegangan yang tetap.
- Reproduksibiltas waktu penyinaran: memeriksa konsistensi waktu eksposi pada
pengaturan generator yang tetap.
VI.2. Alat Uji dan Alat Ukur
1. Dosimeter (misal Unfors, Piranha).
2. Waterpass
3. Alat ukur panjang
VI.3. Metode Uji
a. Reproduksibilitas Keluaran Radiasi
1. Setting peralatan seperti pada uji akurasi tegangan;
2. Ekspose pada pengaturan klinis, misalnya 80 kVp, 20 mAs;
3. Ukur nilai keluaran radiasi (Gy atau mGy), dan ulangi paling kurang 5
(lima) kali paparan pada pengaturan yang tetap;
4. Catat data dan hasilnya.
b. Reproduksibilitas Waktu Eksposi
1. Setting peralatan seperti pada uji akurasi tegangan;
2. Ekspose pada pengaturan klinis, misalnya 80 kVp, 20 mAs;
-
DIREKTORAT KETEKNIKAN DAN KESIAPSIAGAAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Judul Pedoman Uji Pesawat Sinar X Radiografi Umum dan Mobile
No. Dok. : KU/PD/DKKN/04 Tanggal : Desember 2014
Revisi : 0 Hal : 17 dari31
3. Ukur nilai kVp dan ulangi paling kurang 5 (lima) kali paparan pada
pengaturan yang tetap;
4. Catat data dan hasilnya.
c. Reproduksibilitas Tegangan Puncak (kVp)
1. Setting peralatan seperti pada uji akurasi tegangan;
2. Ekspose pada pengaturan klinis, misalnya 80 kVp, 20 mAs;
3. Ukur nilai kVp dan ulangi paling kurang 5 (lima) kali paparan pada
pengaturan yang tetap;
4. Catat data dan hasilnya.
VI.4. Analisa Data
1. Hitung nilai standar deviasi
- Keluaran radiasi:
n
i
i
n
GyGySD
1
2
1
Dengan n adalah banyaknya pengukuran, adalah Gy rata-rata.
- Waktu eksposi:
n
i
i
n
msmsSD
1
2
1
Dengan n adalah banyaknya pengukuran, adalah ms rata-rata.
- Tegangan puncak:
n
i
i
n
kVpkVpSD
1
2
1
Dengan adalah kVp rata-rata.
2. Hitung koefisien variasi (CV)
- Keluaran radiasi: Gy
SDCV
- Waktu eksposi: ms
SDCV
- Tegangan puncak: kVp
SDCV
-
DIREKTORAT KETEKNIKAN DAN KESIAPSIAGAAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Judul Pedoman Uji Pesawat Sinar X Radiografi Umum dan Mobile
No. Dok. : KU/PD/DKKN/04 Tanggal : Desember 2014
Revisi : 0 Hal : 18 dari31
Catatan: perhitungan nilai CV dapat juga dihitung dengan software pengolah data
dengan menghitung nilai SD dan CV dari list hasil pengukuran keluaran radiasi/waktu
eksposi/tegangan puncak.
VII. KUALITAS BERKAS (HVL)
VII.1. Tujuan
Uji kulitas berkas (HVL) bertujuan untuk menilai kualitas berkas sinar-X dan
kecukupan filtrasi untuk menyaring radiasi sinar-X energi rendah.
VII.2. Alat Uji dan Alat Ukur
1. Dosimeter
2. Filter Al (Al tipe 1100 > 99%, hanya untuk pengukuran dengan metode tak
langsung)
3. Alat ukur panjang
VII.3. Metode Uji
1. Lepaskan filter tambahan yang memungkinkan orang dengan mudah
melepaskan filtrasi. Jika filter tambahan terpasang tetap atau tidak akan
dilepas-lepas, maka pengujian HVL dilanjutkan sesuai kondisi yang ada;
2. Baca instruksi kVp meter dal lakukan pengecekan dengan mengikuti
instruksinya. Perlu diperhatikan batas kemampuan kVp meter untuk kualitas
berkas tertentu dan kondisi penyinaran;
3. Letakkan detektor pada meja atau pada tempat datar tegak lurus pada
sumbu utama/menghadap tabung sinar-X dan kolimasikan seluas ukuran
detektor;
4. Pengukuran HVL :
i) menggunakan alat ukur HVL,
ukur langsung nilai HVL pada tegangan 80 kVp, pada saat
memungkinkan pengaturan 80 kVp;
-
DIREKTORAT KETEKNIKAN DAN KESIAPSIAGAAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Judul Pedoman Uji Pesawat Sinar X Radiografi Umum dan Mobile
No. Dok. : KU/PD/DKKN/04 Tanggal : Desember 2014
Revisi : 0 Hal : 19 dari31
Catat HVL-nya.
Catatan:
Pengujian kualitas berkas sinar-X dengan metode langsung dapat
dilakukan bersamaan dengan pengujian akurasi tegangan dengan
mengambil data nilai HVL terukur pada setting tegangan 80 kV.
ii) menggunakan alat ukur HVLdan tidak ada pengaturan untuk 80 kVp
buat pengukuran paparan radiasi untuk beberapa eksposi misalnya 65
kVp, 75 kVp, 85 kVp, 90 kVp dengan mAs tetap;
Catat masing-masing HVL-nya.
iii) menggunakan dosimeter,
Ukur paparan radiasi tanpa menggunakan filter tambahan (sesuai
asalnya) dengan faktor eksposi 80 kVp dan mAs tetap;
Ukur paparan radiasi menggunakan 1 mm filter Al;
Ulangi pengukuran untuk filter 2 mm, 3 mm dan 4 mm;
Catat masing-masing HVL-nya.
5. Catat data dan hasil pengukurannya.
Catatan:
Pengukuran HVL pada 80 kVp menggunakan nilai kVp hasil ukur, bukan nilai kVp
setting.
VII.4. Analisa Data
1. menggunakan alat ukur HVL,
- Nilai HVL = nilai HVL yang terbaca pada alat ukur;
2. menggunakan alat ukur HVL dan tidak ada pengaturan untuk 80 kVp
- Plot kVp-terukur versus HVL terukur;
- Menggunakan kalkulator atau excel (pengolah data) buat grafik garis
lurus;
- Tentukan persamaan linieritas;
- Hitung HVL pada 80 kVp.
-
DIREKTORAT KETEKNIKAN DAN KESIAPSIAGAAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Judul Pedoman Uji Pesawat Sinar X Radiografi Umum dan Mobile
No. Dok. : KU/PD/DKKN/04 Tanggal : Desember 2014
Revisi : 0 Hal : 20 dari31
3. menggunakan dosimeter,
- Plot paparan radiasi yang terukur versus ketebalan filter yang
digunakan;
- Menggunakan kalkulator atau excel (pengolah data) buat grafik garis
lurus;
- Nilai HVL adalah nilai ketebalan filter pada titik tengah (separo) dari
paparan radiasi yang terukur;
- Atau dapat juga menggunakan rumus:
21
022011
/2ln
/2ln/2ln
DD
DDtDDtHVL
1t = ketebalan filter 1 ; 2t = ketebalan filter 2
0D = paparan yang terukur tanpa filter
1D = paparan yang terukur pada ketebalan filter 1
2D = paparan yang terukur pada ketebalan filter 2
Nilai Lolos Uji
HVL 2.3 mmAl pada 80 kVp
VIII. INFORMASI DOSIS PASIEN
VIII.1. Tujuan
Uji informasi dosis pasien bertujuan untuk memperkirakan dosis permukaan kulit di
udara yang diterima pasien pada kondisi normal yang dipakai.
VIII.2. Alat Uji dan Alat Ukur
1. Fantom abdomen atau 20 cm Perspex Fantom;
2. Detektor ion chamber;
3. Detektor solid state;
4. Elektrometer;
5. Pita ukur.
-
DIREKTORAT KETEKNIKAN DAN KESIAPSIAGAAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Judul Pedoman Uji Pesawat Sinar X Radiografi Umum dan Mobile
No. Dok. : KU/PD/DKKN/04 Tanggal : Desember 2014
Revisi : 0 Hal : 21 dari31
VIII.3. Metode Uji
A. Pengukuran ESD menggunakan fantom dengan AEC.
Catatan:
Metode ini tidak berlaku untuk radiografi mobile.
1. Catat data suhu dan tekanan di dalam ruang pengujian (jika menggunakan
detector ion chamber);
2. Letakkan fantom pada posisi normal pasien di atas meja;
3. Atur kolimasi seluas fantom;
4. Atur kondisi eksposi pada nilai kVp dan SID yang biasa digunakan untuk
ketebalan pasien 23-25 cm;
5. Lakukan penyinaran dan catat nilai mAs dan kVp yang ditampilkan pada
panel kendali (sesuai pengaturan AEC);
6. Jika menggunakan detektor solid state, pindahkan fantom. Letakkan
detektor di atas penyangga pada posisi yang sama di permukaan fantom
(jarak detektor ke meja sama dengan ketebalan fantom);
Pilih mode manual (tanpa AEC) dan lakukan paparan dengan faktor yang
sama dari hasil pencatatan pada langkah 4); Catat dosis (Incident Air
Kerma) yang terukur
7. Jika menggunakan detektor ion chamber, fantom tidak perlu dipindahkan.
Detektor ion chamber diletakkan di atas fantom dan usahakan tidak
menutup detektor AEC; Catat dosis (ESAK) yang terukur.
- Pengukuran Incident Air Kerma tanpa menggunakan fantom, tanpa AEC.
Catatan:
Detektor yang dapat digunakan untuk metode ini adalah detektor solid state
(data hasil ukur harus dikalikan dengan BSF).
1. Letakkan detektor di atas penyangga pada jarak 23 cm dari atas
permukaan meja;
-
DIREKTORAT KETEKNIKAN DAN KESIAPSIAGAAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Judul Pedoman Uji Pesawat Sinar X Radiografi Umum dan Mobile
No. Dok. : KU/PD/DKKN/04 Tanggal : Desember 2014
Revisi : 0 Hal : 22 dari31
2. Ukur jarak sumber ke detektor (SDD);
3. Kolimasikan seluas area aktif detektor;
4. Lakukan penyinaran dengan menggunakan kondisi penyinaran klinis untuk
proyeksi tertentu yang biasa digunakan.
5. Catat dosis yang terukur.
VIII.4. Analisa Data
- Nilai dosis yang terukur dikalikan dengan BSF apabila menggunakan
detektor solid state.
Ke = Ki x BSF
Keterangan:
Ke = ESAK (Entrance Surface Air Kerma) (mGy)
Keterangan: di Perka 8 dan 9 menggunakan istilah ESD (Entrance Surface
Dose)
Ki= Incident air kerma = dosis yang terukur (mGy)
BSF = Back scatter factor = 1,35
- Pengukuran dosis dengan menggunakan ion chamber tanpa dikalikan
dengan BSF
- ESAK dibandingkan dengan tingkat panduan paparan medik, untuk
abdomen = 10 mGy; thorax = 0,4 mGy.
IX. KEBOCORAN TABUNG
IX.1. Tujuan
Pengujian kebocoran wadah tabung bertujuan untuk mengetahui posisi dan nilai
kebocoran wadah tabung.
IX.2. Alat Uji dan Alat Ukur
1. Dosimeter;
-
DIREKTORAT KETEKNIKAN DAN KESIAPSIAGAAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Judul Pedoman Uji Pesawat Sinar X Radiografi Umum dan Mobile
No. Dok. : KU/PD/DKKN/04 Tanggal : Desember 2014
Revisi : 0 Hal : 23 dari31
2. Pelat Pb dengan ketebalan 3 mm;
3. Pita pengukur;
4. Isolasi.
IX.3. Metode Uji
1. Catat nilai kVp maksimum dan arus kontinyu (continuous current) pada pesawat.
Data arus kontinyu dapat dilihat pada buku spesifikasi dari manufaktur atau
referensi;
2. Tutup rapat kolimator, nyalakan lampu kolimator untuk memastikan tidak ada
celah;
3. Tutup kolimator dengan pelat Pb;
4. Atur kondisi eksposi kVp maksimum atau pada nilai yang mendekati maksimum.
Catatan:
- Pastikan rating tabung tidak terlampaui,
- Untuk pesawat tua dibatasi hingga 10 kV dibawah kondisi maksimum.
5. Lakukan eksposi dan ukur laju dosis pada SDD sekitar 100 cm di 5 titik sekeliling
wadah tabung (sisi depan, sisi kanan, sisi belakang, sisi kiri, dan sisi atas);
Catatan:
- Bila SDD terpaksa kurang dari 100 cm, konversi laju dosis pada 100 cm.
6. Catat data laju dosis yang terukur dalam Gy/jam.
IX.4. Analisa Data
- Perhitungan kebocoran:
Dimana:
X = laju dosis terukur (Gy/jam)
kVmax = kVp maksimum mesin (kV)
kVset = kVp saat eksposi dilakukan (kV)
mAcont = Arus kontinu alat (mA).
-
DIREKTORAT KETEKNIKAN DAN KESIAPSIAGAAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Judul Pedoman Uji Pesawat Sinar X Radiografi Umum dan Mobile
No. Dok. : KU/PD/DKKN/04 Tanggal : Desember 2014
Revisi : 0 Hal : 24 dari31
mAset = Pengaturan mA saat eksposi dilakukan (mA).
- Nilai lolos uji:
L 1 mGy/jam
X. KENDALI PAPARAN OTOMATIS (AEC)
Catatan:
Pengujian AEC tidak berlaku untuk Radiografi Mobile.
Tujuan pengujian AEC secara umum adalah memastikan AEC berfungsi dengan baik
untuk menghentikan atau mengatur eksposi sehingga menghasilkan citra yang
bersifat uniform/konstan atau tetap.
X.1. Timer Darurat
X.1.1. Tujuan
Memastikan timer darurat berfungsi dengan baik pada fungsi AEC.
X.1.2. Alat uji dan alat ukur
2 mm plat Pb ;
X.1.3. Metode Uji
1. Letakkan plat Pb di atas bucky tepat diatas AEC sehingga menutupi seluruh
detector AEC;
2. Aktifkan semua sensor AEC pada monitor panel kendali;
3. Atur densitas AEC pada posisi 0 (pada mode otomatis);
4. Lakukan eksposi bersamaan dengan pengaktifan timer elektronik pada panel
kendali;
5. Catat waktu berhenti (timer cutoff) yang terbaca pada monitor panel kontrol;
6. Lakukan penyetingan terhadap mA terendah pada pesawat radiografi umum;
7. Lakukan eksposi;
-
DIREKTORAT KETEKNIKAN DAN KESIAPSIAGAAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Judul Pedoman Uji Pesawat Sinar X Radiografi Umum dan Mobile
No. Dok. : KU/PD/DKKN/04 Tanggal : Desember 2014
Revisi : 0 Hal : 25 dari31
8. Catat mAs yang terbaca pada panel kontrol;
X.1.4. Analisa Data
Nilai lolos uji:
- timer cut off 6 S;
- mAs 600 mAs.
X.2. Densitas Standar dan Uniformitas
X.2.1. Tujuan
Memastikan AEC berfungsi dengan baik melalui keseragaman respon sensor AEC
X.2.2. Alat uji dan alat ukur
1. Filter Aluminium tebal 21 mm atau Tembaga tebal 2 mm (sebagai absorber);
2. Pelat Pb
3. Kaset Film atau CR;
4. Densitometer.
X.2.3. Metode Uji
1. Lakukan pengaturan posisi tabung sinar-X dan bucky dengan jarak 100 cm;
2. Lakukan pengaturan kolimasi dengan menyinari area detektor AEC dengan cahaya
kolimasi sehingga semua detektor AEC tersinari dengan luas lapangan 2 cm dari
tepi luar sensor AEC;
3. Tutup kolimator dengan fantom aluminium 21 mm;
4. Tutup sensor AEC:
- Untuk AEC dengan 3 (tiga) sensor: Tutup 2 (dua) sensor AEC dengan plat Pb;
- Untuk AEC dengan 5 (lima) sensor: Tutup 4 (empat) sensor AEC dengan plat
Pb;
5. Pada monitor panel control, non aktifkan 2 (dua) sensor AEC yang telah ditutup
Pb;
-
DIREKTORAT KETEKNIKAN DAN KESIAPSIAGAAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Judul Pedoman Uji Pesawat Sinar X Radiografi Umum dan Mobile
No. Dok. : KU/PD/DKKN/04 Tanggal : Desember 2014
Revisi : 0 Hal : 26 dari31
6. Lakukan penyetingan faktor eksposi pada penggunaan klinis (misalnya 80 kVp dan
100 mA);
7. Masukkan kaset film pada bucky (jika menggunakan film);
8. Lakukan eksposi;
9. Catat mAs, dan indeks paparan pada monitor panel control (jika menggunakan DR)
10. Lakukan pembacaan CR dan catat indeks paparan (jika menggunakan CR)
11. Lakukan pengulangan langkah 4 sampai 10 untuk area detector AEC yang lain.
12. Lakukan pengulangan langkah 4 sampai 10 untuk AEC dengan 3 sensor, variasikan
2 sensor AEC aktif dan 1 sensor non aktif.
Catatan:
- Untuk penggunaan CR, cetak hasil ekspose ke film kemudian ukur nilai OD (Optical
Density) dengan menggunakan densitometer atau ukur Ekspose indeks (EI) yang
tampil di layar monitor.
- Untuk penggunaan DR, ukur Ekspose Indeks (EI) yang tampil di layar monitor atau
cetak hasil ekspose ke film kemudian ukur nilai OD (Optical Density) dengan
menggunakan densitometer.
X.2.4. Analisis data:
- Hitung nilai rata-rata nilai mAs dan hasil pengukuran OD atau EI;
- Hitung mAs tiap-tiap nilai mAs dengan persamaan berikut ini:
mAs = mAsi mAs rata-rata
Keterangan: mAsi : nilai mAs ke-i
- Hitung nilai OD, dengan rumus perhitungan :
OD= ODi OD rata-rata atau EI= EIi EI rata-rata
Keterangan: ODi : nilai OD pada citra ke-i
EIi : nilai EI pada citra ke-i
Nilai lolos uji
- OD 0,1 OD rata-rata atau EI 0,1 EI rata-rata
-
DIREKTORAT KETEKNIKAN DAN KESIAPSIAGAAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Judul Pedoman Uji Pesawat Sinar X Radiografi Umum dan Mobile
No. Dok. : KU/PD/DKKN/04 Tanggal : Desember 2014
Revisi : 0 Hal : 27 dari31
- mAs 0,2 mAs rata-rata
X.3. Penjejakan
X.3.1. Tujuan
Memastikan AEC berfungsi dengan baik melalui respon dosis terukur terhadap
perubahan kVp dan ketebalan pasien.
X.3.2. Alat uji dan alat ukur
1. Fantom perspex;
2. CR dan DR;
3. Detektor;
4. Densitometer (jika menggunakan film).
X.3.3. Metode Uji
1. Lakukan pengaturan posisi tabung sinar-X dan bucky dengan jarak 100 cm;
2. Lakukan pengaturan kolimasi dengan menyinari area sensor AEC dengan cahaya
kolimasi sehingga semua sensor AEC tersinari dengan luas lapangan 2 cm dari tepi
luar sensor AEC;
3. Letakkan detektor di atas bucky, posisi detektor tidak boleh menutupi sensor AEC;
4. Variasi ketebalan fantom:
4.1. Letakkan fantom perspex di atas detektor untuk mewakili variasi ketebalan
pasien, misalnya fantom Perspex dengan ketebalan 10 cm (terdiri dari 5
fantom Perspex @ 2 cm);
4.2. Letakkan kaset film pada bucky (jika menggunakan film);
4.3. Lakukan pengaturan faktor eksposi pada penggunaan klinis (misalnya 80
kVp jika kV bisa di atur). Jika kV dan mAs tidak bisa diatur gunakan faktor
eksposi otomatis;
4.4. Lakukan eksposi;
4.5. Catat nilai mAs dan indeks paparan yang tercantum pada panel kendali dan
catat nilai dosis pada alat ukur;
-
DIREKTORAT KETEKNIKAN DAN KESIAPSIAGAAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Judul Pedoman Uji Pesawat Sinar X Radiografi Umum dan Mobile
No. Dok. : KU/PD/DKKN/04 Tanggal : Desember 2014
Revisi : 0 Hal : 28 dari31
4.6. Cetak film jika akan dianalisa OD nya dengan densitometer, atau lakukan
pembacaan CR dan catat indeks paparannya di monitor panel kendali;
4.7. Lakukan pengulangan langkah 4.1 sampai 4.6 dengan ketebalan fantom
Perspex berbeda, yaitu 14, 20, dan 24 cm;
5. Variasi kVp:
5.1. Letakkan fantom perspex setebal 20 cm (10 Fantom Perspex @ 2 cm) di
atas detector atau letakkan fantom alumunium 21 mm Al ditempel di
kolimator.
5.2. Lakukan pengaturan faktor eksposi pada nilai 80 kVp jika masih bisa di atur
atau pada faktor eksposi otomatis;
5.3. Lakukan eksposi;
5.4. Catat nilai mAs dan indeks paparan yang tercantum pada monitor panel
kendali dan catat nilai dosis pada alat ukur;
5.5. Lakukan pengulangan langkah 4.1 sampai 4.4 dengan tegangan bervariasi,
yaitu 90, dan 100 kVp;
6. Kombinasi ketebalan fantom dan kVp (opsional)
6.1. Letakkan fantom perspex setebal 10 cm di atas detektor;
6.2. Lakukan pengaturan faktor eksposi pada nilai 60 kVp;
6.3. Lakukan eksposi;
6.4. Catat nilai mAs dan Indeks Paparan (EI untuk Kodak, S untuk Fuji, lgm
untuk Agfa) yang tercantum pada monitor dan catat nilai dosis pada
detektor
6.5. Lakukan pengulangan langkah 5.1 sampai 5.6 dengan melakukan
kombinasi ketebalan dan kVp:
- 60 kVp dan ketebalan fantom 15 cm;
- 80 kVp dan ketebalan fantom 15 cm;
- 80 kVp dan ketebalan fantom 20 cm;
- 100 kVp dan ketebalan fantom 15 cm;
- 100 kVp dan ketebalan fantom 20 cm;
- 120 kVp dan ketebalan fantom 15 cm;
-
DIREKTORAT KETEKNIKAN DAN KESIAPSIAGAAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Judul Pedoman Uji Pesawat Sinar X Radiografi Umum dan Mobile
No. Dok. : KU/PD/DKKN/04 Tanggal : Desember 2014
Revisi : 0 Hal : 29 dari31
- 120 kVp dan ketebalan fantom 25 cm.
Catatan:
- Untuk CR reader yang tidak dapat menampilkan indeks paparan, dapat dicetak
hasil eksposi ke film dalam mode raw kemudian ukur nilai OD (Optical Density)
dengan menggunakan densitometer.
- Untuk DR, catat indeks paparan yang tampil di layar monitor panel control.
X.3.4. Analisis data:
- Hitung nilai rata-rata dari mAs atau EI;
- Hitung nilai OD, dengan rumus perhitungan :
OD= ODi OD rata-rata
atau
EI= EIi EI rata-rata
Keterangan: ODi : nilai OD pada citra ke-i
EIi : nilai EI pada citra ke-i
- Bandingkan hasilnya dengan nilai lolos uji:
- Variasi ketebalan fantom: OD 0,1 OD rata-rata atau EI 0,1 EI rata-rata
atau Dosis 0,2 Dosis rata-rata;
- Variasi kVp: OD 0,15 OD rata-rata atau EI 0,15 EI rata-rata;
- Vasiasi kombinasi ketebalan fantom dan kVp: OD 0,2 OD rata-rata atau EI
0,2 EI rata-rata.
X.4. Waktu Respon Minimum
X.4.1. Tujuan
Memastikan AEC berfungsi dengan baik melalui nilai waktu respon minimumnya.
X.4.2. Alat uji dan alat ukur
1. Fantom perspex;
2. Detektor;
-
DIREKTORAT KETEKNIKAN DAN KESIAPSIAGAAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Judul Pedoman Uji Pesawat Sinar X Radiografi Umum dan Mobile
No. Dok. : KU/PD/DKKN/04 Tanggal : Desember 2014
Revisi : 0 Hal : 30 dari31
X.4.3. Metode Uji
1. Lakukan pengaturan posisi tabung sinar-X dan bucky dengan jarak 100 cm;
2. Lakukan pengaturan kolimasi dengan menyinari area sensor AEC dengan cahaya
kolimasi sehingga semua detektor AEC tersinari dengan luas lapangan 2 cm dari
tepi luar detektor AEC;
3. Letakkan detektor di atas bucky, detektor tidak boleh menutupi sensor AEC;
4. Letakkan fantom perspek di atas detektor setebal 10 cm atau lebih;
5. Lakukan pengaturan faktor eksposi pada nilai 120 kVp dan 200mA;
6. Lakukan eksposi;
7. Catat waktu eksposi yang yang tampak pada layar monitor panel control dan yang
tercantum pada alat ukur ;
8. Lakukan pengulangan langkah 4 sampai 7 dengan mengurangi fantom Perspex
satu persatu sampai waktu yang tercantum di monitor panel kendali atau alat ukur
konstan.
X.4.4. Analisis data:
- Waktu respon minimum (trespon, min) = waktu ekspose yang terukur tetap dan tidak
terpengaruh oleh ketebalan fantom.
- Nilai lolos uji:
- trespon, min= 20 ms untuk generator 1 fase
- trespon, min= 1-3 ms untuk generator 3 fase dan HF
-
DIREKTORAT KETEKNIKAN DAN KESIAPSIAGAAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Judul Pedoman Uji Pesawat Sinar X Radiografi Umum dan Mobile
No. Dok. : KU/PD/DKKN/04 Tanggal : Desember 2014
Revisi : 0 Hal : 31 dari31
DAFTAR PUSTAKA
1. Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 9 Tahun 2011, Uji Kesesuaian Pesawat Sinar X
Radiologi Diagnostik dan Intervensional, Jakarta, 2011.
2. Diagnostic X-ray Equipment Compliance Testing, Program Requirements,
Radiological Council of Western Australia, 2006.
3. Diagnostic X-ray Equipment Compliance Testing, Workbook 1, General
Radiography, Radiological Council of Western Australia, 2006.
4. TRS 457: Dosimetry In Diagnostic Radiology: An International Code of Practice.