underestimation of substance abuse in psychiatric patients

70
Underestimation of substance abuse in psychiatric patients by conventional hospital screening Lisa J. Reidy a, Patricia Junquera b, Karolien Van Dijck a, Bernard W. Steele a, Charles B. Nemeroff b Presentan : Bayu Pratama Nara sumber : dr. LUCY MARTURIA B, SPKJ KOAS STASE KEJIWAAN PERIODE 5, 26 Jan-8 Maret 2015. RSJKO SOEPRAPTO BENGKULU

Upload: suluh-bayu-waskito

Post on 11-Nov-2015

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

psikiatrik

TRANSCRIPT

Slide 1

Underestimation of substance abuse in psychiatric patientsby conventional hospital screeningLisa J. Reidy a, Patricia Junquera b, Karolien Van Dijck a, Bernard W. Steele a, Charles B. Nemeroff bPresentan: Bayu PratamaNara sumber: dr. LUCY MARTURIA B, SPKJ

KOAS STASE KEJIWAAN PERIODE 5, 26 Jan-8 Maret 2015.RSJKO SOEPRAPTO BENGKULUJurnal selesai 3 maret 2014Direvisi: 25 Agustus 2014Diterima sebagai journal of research elsevier 28 Agustus 2014

-- Departement of pathology, university of Miami -- Pschiatry and behavioral Sciences, University of Miami Miller School Of Medicine, Miami. USA

Gangguan yang berhubungan dengan zatLATAR BELAKANG..- 15 % dari populasi Amerika menggunakan zat pada usia > 18 tahun, mempunyai masalah penggunaan zat yang serius., duapertiga diantaranya menyalahgunakan alkohol, dan sepertiga lainnya menggunakan zat selain alkohol.

- Zat dapat mempengaruhi keadaan mental cthnya mood naupun aktivitas yg dapat diobsevasi dari luar contonhnya porilaku. (kaplan and sadock)LATAR BELAKANGPENYALAHGUNAAN AMFETAMIN Delerium: karena cedera otak sebelumnya Gangguan psikotik adanya paranoia termasuk menonjolnya halusinasi hiperaktivitas, hiperseksualitas, konfusi dan inkoherensi,Gangguan mood akibat penggunaan ampetaminGangguan kecemasanDisfungsi seksual,..akibat dosis tinggi dan penggunaan jangka panjangGangguan tidur dapat menyebabkan mimpi yg menakutkan. (KAPLAN N SADOCK)Akibat penggunaan kanabis

Gangguan psikotik pengalaman khayalan dan disertai intoksikasi Gangguan kecemasan akibat kanabis piokiran2 paranoid.

Pemakainan kokain.

Efek yang merugikan kongesti hidung, peradangan pembengkakan, efek serebrovaskular: infark serebral nonhemoragik perdarahan intraparenkim perdarahan intraventrikular mekanisme patofisiologinya dikarena vasokontriksi dari pembulu darah di otak. Intoksikasi kokai agitasi, iritabilitas, gangguan pertimbangan dan prilaku mania, gejala2 fisik takikardi midriasis.

Pemakaian KokainGangguan tidur, gangguan kecemasan, disfungsi sexual gangguan tidur akibat kokain. --- Penggunaan hipnotik sedatif benzodiazepin dan barbiturat obat-obatan yg dapat mengiduksi tidur.

risiko- Hubungan demografikPrevalensi penggunaan zat paling sering adalah pda saat berusia 18 sampai 25 tahun

- Jenis kelamin laki2 lebih tinggi daripada wanitaRas dan etnik kelompopk kulit hitam lebih tinggi dibanding kulit putih atau hispanikPendahuluanDiagnosis psikiatri terutama bergantung pada prilaku dan gejala.Penggunaan zat dapat meniru gejala klinik dari gangguan pskiatri yang mayor, termasuk skizofren dan kelaian bipolar. Dan komplikasi dari obat2 yg digunakan pasien pskiatri.

pendahuluanIdentifikasi dari penggunaan zat pada pasien psikiatri akut adalah sangat penting.

Prevalensi dari pasien dengan kelainan psikiatri lebih dari 18 tahun adalah sangat penting, yang mana menggunakan zat tanpa gejala psikiatri

pendahuluanBagaimanapun, penggunaan zatr dapat memperparah gejala psikiatri dan biasa dihubungkan dengan pengobatan yang resisten dan sering dibawa ke unit gawat darurat.

Pasien dgn First Epsd of Psychosis/ FEP 2 x lebih mungkin menggunakan zat dibanding populasi umum yg juga memiliki FEP.

Prevalensi pasein FEP dengan penggunaan zat dilaporka lebih tinggi 74 % dan paling rendah 23 %.

Pendahuluan .Data dari national survey and drugs use and health/ NSDUH mengindikasikan 20 % dewasa memiliki gejala sakit mental yang didiagnosis dengan masalah penggunaan zat thn 2010, dibanding dengan 5 % dewasa tanpa sakit mental.Pendahuluan.Arus trends dari penggunaan zat tdk hanya penggunaan zat yang obat-obat kovensional/ yang tlah biasa digunakan seperti kokain, heroin, kanabis, metamphetamin tapi juga berfokus pada obat2 persepan dan obat2 dengan desgn baru. Penggunaan obat2 baru ini juga dapat menyebabkan ketagihan dan juga berkontribusi dalam gejala psikotik disorder termasuk skizofren. Penyebaran yang meningkan dari penggunaan obat polysubstance.Pengetahuan dokter yang mendetail ttg obat2an sangat diperlukan dikarenakan memungkinkan dokter untuk memngembangkan rencana terapi yg sesuai.pendekatan utama yang dievaluasi dalam penggunaan zat adala, tipe zat, obat yg dipakai oleh pasien kuisioner standard.

Bagaimanapun ini tergantung pada kulitas hasil tes . Karena beberapa penelitian menunjukan menguji obat secara rutin tdk menjadi predisposisi lama rawat di IGD.

Sampel tes urin sangat bermanfaat dalam mengetes dalam penggunaan obat level rendah. Penggunaan obat apa yg digunakan sangat signifikan pada pasien dgn sakit mental.

Urin sampel dikumpulkan kemudian dilakukan pengiriman utk skrining awal. Jenis2 obat diukur dari labor rmh sakit yg bervariasi yg diinklusikan: marjuana, ampetamin, kokain, opiat, benzodiazepin, termasuk juga phencyclidine. / PCP. propoxyphene., barbiturat, metadone.

Thasil dari penelitian ini sangat bergantung pada keakuratan dari klinik toksikologi utk pasien dgn sakit pskiatri akut dgn riwayat penyalahgunaan obat. Pnyalahgunaan peresepan dan obat ilegal pada pasien populasi umum juga diperiksa.

Desain penelitian Sampel urin dari 220 pasien yang dirawat inap dalam penggunaan drug acudan alkohol unit, unit psikiatri, yang ada di IGD rumah sakit umum akan dianlisis denagn KIMS, ELISA dan GC-MS (labor).

Penelitian ini akan mengambil sampel dari laki2 maupun perempuan yang berusia antara 18-64 tahun.

Yang kedua dilakukan tes ttg demografi pasien dan diagnosis kliniknya.

Tdk ada informasi ttg tanggal pengambilan sampel.

Hasil dari KIMS akan dibandingkan dengan ELISA dan GC MS.

BAHAN DAN METODEElisa peralatan2 seperti pipit, inkubasi, tempta mencuci. Datanya akan diolah dgn DSX/DS2 software. Dalam penelitian ini menggunakan Kit elisa neogen, kin in terdiri dari 94 cakram antibody , substrat K blu, buffer pospat, dan laruatan asam. Dan stok dari obat-obatan prazepam, ampetamin, metampetamin, pteamin, benzolekgonin, oksikodon, zolpidem, buprenorpin, ketamin. etilmorpin, propilampetamin dlm larutan 1 mg/ml metanol, cycline dlm 1 mg/ml metanol), stok2 disimpan pada suhu -20 C. KIMS di Cobas Roche reagen diagnostik indiana polis

-- Negative urine dilakukan dari voluter, dan ELISA dan GC MSProtokol analisis Semua sampel di analisis di rumah, yang terdiri dari 12 panel urin drug screen. (amphetamines, benzodiazepines, buprenorphine, ketamine,methamphetamine, cocaine, cannabis, opiates, oxycodone,zolpidem, methylphenidate, barbiturates) by ELISA.

KIMSSemua samples terdiri5 panel drug screen via Roche reagents, amphetamine, benzodiazepine,cannabis, cocaine, and opiates

ELISAAda kalibrator Kontrol ditambhakan enzim konjugat 100 ml diinkubasi 60 menit 6x dengan air deonisasi, zat kromogenik ditambahkan- diinkubasi selama 30 menit. Reaksi dihentikan dgn asam encer absorban di ukur pada 450 nm intesitas warna kuning yg dihasilkan dari obat berbanding terbalik dengan jumlah obat yg dikandung kemudian diolah dengan software DSX DS2.BASIC DRUG GC MSDilakukan pada agilent 7890 GC digabungkan dgn 5975 MS elektron yang dilengkapi dengan agilent 5MS kolom, yang digabungkan dgn helium sbg gas pembawa, yang dioperasikan pada tekanan 31,49 psi dgn volume injeksi 1 ml dgn detektor suhu 280 C dan 300 C Masing2 suhu awal 100 C selma menit dan kemudian dilanjutkan 40 C / menit sampai 325 C selama 2 menit total waktu run 7 menit.

GC memiliki 2 detektor NPD dan MSGC MS analisis skrining obat dlm urin dgn ekstraksi liquid basa.

Urin 2 ml kemudian Zat yang dimasukan kedalam tabung 17 ml internal standard (n-propylamphetaime, cyclizine, ethylmorphine, prazepam)was added to each tube of urine to give a finalconcentration of 500 ng/mL. To each tube 9 mL of n-butyl chloride:methylene chloride (9:1)

Kemudian ditambahkan amonium hydroxide 33 % pd masing2 tabung ditutup dgn ttp teflon, kemudian diekstrak dlm tabung rotator selama 15 menit. Dan disentrifuse selama 10 menit dgn kec. 3800 rpm. Pada suhu 10 C. utk menghasilkan pemisahan lapisan organik dan dipindahkan ke dalam tabung kerucut silanized dan diuapkan dan dikeringkan pada turbo vap pada suhu 50 C dan dibawahnya dialiri nitrogen.

Ekstrak urin yg dikeringkan tdi ditambhakan 50 ml with 50 mL iso-octane: methylene chloride:ethanol (7:2:1) and subsequently transferred to limited volumeauto-sampler vials and analyzed via GCeMS in scan mode (m/z40e600).

Positive and negative controls were prepared in-house,and interferences were investigated by running blank and negativeurine controls. This method is a fully validated confirmationtest for over 200 drugs with known sensitivities. In addition, afurther 550 compounds are in the library with known retentionsand mass spectrometry and Nitrogen Phosphorus Detector (NPD)data.

HASIL Membandingkan antara KIMS, elisa dan BDS using GC MS analisisFemales comprised of 28% ofthe population tested with a population average age of 42 yrs(median 39 with a range from 18 to 79).

ELISA and hospital KIMSThe results of both laboratory analyses for urine drug screeningby ELISA and hospital KIMS are in shown Table 1. Negative resultswere obtained in 37% of cases (83 of 220 cases) from the clinicallaboratory in comparison with 29% negative by utilizing the ELISAscreening.Kanabis hampir sama yang terdeteksi dengan elisa56 elisa 53 KIM.Kokai: elisa 63 ; kim 59.Ampetamin/ metampetamin dan opioid KIM gagal 50% dibandingkan dengan elisa dlm mendeteksi obat tsb.

Benzodiazepin gagal untuk di identifikasi 7% dari kasus + pada KIM.Dikarenakan reaktifitas Kim yg buruk thd 7 alfa klonazepam (klonapin) dan lorazepam (ativan).

Hasil negatif pada KIM: 4 ampetamin, 19 benzoiazepin, 4 kokain 3 kanabis 14 opioid, merupakan jumlah yg besar yg terdeteksi pada ELISA, tetapi tdk pada KIM.

These included methylphenidate, barbiturates,ketamine and zolpidem. In fact, zolpidem was the fourthmost likely drug detected in this study.(KIM juga tdk bisa mendeteksinya)

Basic drug screen by GC MSASPEK PENELITIAN KEDUA DLM PENELTIAN INI adal;ah mendeteksi sampel urin berdasarkan metode rapid GC-MS screen analysis.

Ini merupakan tes yg cep[at dan tentunya murah yg digunakan untuk mendteksi berbagai macam jenis obat yg luas yg tdk bisa dideteksi dgn ELISA. Kombinasi dari NPD dan MS akan memudahkan analisis skring secara cepat.

Dalam tabel berikut akan dijelaskan obat yg biasa digunakan oleh masyarakat umum .Temuan yg signifikan dalam penelitian ini adalah ditemukan nya penggunaan obat yg polysubstan/banyak per individu, tentunya kemampuannya jauh dibanding KIM dan Elisa.

Beberapa urin pasien positif mengandung banyak obat, baik obat yg ilegal atau dgn resep dokter.

Perlu diingat bahwa 25 % dari subjek/pasien positif memakai obat lebih dari 6 jenis obat2an.

Yang paling banyak polysdrug adalah kombinasi dari kokain dan alprazolam.

Dalam pemeriksaan dengan elisa polydrug tidak terddetek keduanya tapi hanya satu cth: pemakaian heroin dan oksikodon akan terdetek menjadi opiat. Misal org pemakaian lbh dari benzodiazepin saja tapi yg terdetek dgn elisa hanya benzodiazepin saja.

BDS GC MS mendeteksi benzodiazepin 24 % pada popolasi ini sedangkan KIM hanya 20 %.sedangkan ELISA 28 % mendetek benzo.

Penggunaan benzo yg didetek dgn BDS yg paling banyak dimetildiazepam 8% dan diikuti dengan azepam dan alprazolam.

30% sampel urin pasien menggunakan benzodiazepam lebih dari satu tipe.

Lihat tabel 4Pada tabel didapatkan bahwa 36 % dari sampel urin adalah + antipsikosis

30 % antidepresan15 % antikonvulsan dgn BDS .

10% didapatkan hasil yg negatif.

Bisa saja pada kim dan elisa negatif tapi positif pada BDS GC MS

Contoh wanita 20 th, masuk IGD dgn r/ melakukan percobaan bunuh diri dan hasil tes rmh sakit/KIM hasil negatif ..

Setelah dilakukan tes dengan BDS GC MS + plufoxamine (SSRI) dihubungkan dgn interaksi dengan obat yg lain.

Contoh

Pasien laki2 40 tahun merupakan pasien skizofrenia, di rumah sakit hasil KIM negatif, dan hasil dari BDS dan ELISA + penggunaan kokai dan NSAID, kokain mungkin berkontribusi dalam gejala pasien. Menariknya pasien ini tdk mendapat pengobatan antipsikosis.

Pasien selanjutnya menunjukan gejala gangguan auditori halusinasi pskosis akut dan kejang. Hasil KIM negatif tapi dengan BDS positif methylone, citalopram, haloperidoland diphenhydramine.

DISKUSIHASIL penelitian ini jelas bahwa BDS dan ELISA menunjukan kekurangan dalam rumah sakit , pada pasien dgn penyakit psikiatri akut yg datang ke IGD.

Data tersebut juga menunjukkankebutuhan untuk pengujian obat jenis lain seperti buprenorfin danzolpidem karena sering terjadi dalam sampel ini.

Skrining akurat adalah penting karenasangat penting untuk diagnosis dan pengobatan yang optimal dalam pasien psikiatri akut. Tes laboratorium standar saat ini untuk obatpelecehan tidak mendeteksi beberapa zat terlarang dan tidak memilikisensitivitas uji yang cukup untuk mendiagnosa penyalahgunaan zat pada pasien kejiawaan secara akurat. Kemungkinan misdiagnosis pasien dgn penggunaan polydrug.Psikosis, penyalahgunaan narkoba, seringtidak seketika dengan konsumsi langsung dapat terjadi menjadi gila dan semua itu membutuhkan beberapa waktu kemudian.

Deteksi penggunaan narkoba tidak hanya penting untuk keracunan akut tetapi juga untuk mengamati pola penggunaan narkoba dari waktu ke waktu pada pasien dgn gangguan psikiatri.

Jadi psikiater dapat membentuk tim untuk menangai penggunaan kokain dan ketergantungan walaupun gejala psikatri akut blm ada.

Penelitian ini juga menunjukan temuan lain seperti penggunaan obat antinyeri baik dgn resep maupun secara ilegal.

Penggunaan zat baru meningkat beberapa tahun terakhir. Misalnya sintetik katinone/bath salt, metylone, mephedrone, MDPV and tryptamine dilaporkan juga dalam studi kasus.Gejala-gejala dalam penggunaan obat2 baru meliputi: abdominal diskomport, halusinasi,auditorik. Visiual. KIM dan ELISA tdk bisa mendeteksi tryptamine grup , karena ELISA terlalu selektif.

Obat lain yang juga biasa disalahgunakan adalah sintetik katation /bathsalt

Bisa menyebabkan delerium dan gejala psikosis. Bathsalt ini bisa didapatkan di pengoisian gas dan shop2 di Amerika.Meskipun identifikasi obat ini mungkin tidak selalu membantu dalamManajemen akut dari pasien dgn gangguan ada implikasi jangka panjanguntuk manajemen pasien. Implikasi dari misdiagnosis dapat diketahui lbh cepat. gangguan bipolar atauskizofrenia memerlukan perawatan seumur hidup dengan psikotropikaobat.. Oleh karena itu, kemampuan untuk menyingkirkan obat-inducedGejala sangat penting untuk perawatan jangka panjang pasien.Sama pentingnya untuk perawatan pasien dengan kejiwaan kronisfaktor; paling sering di antara mereka adalah substansi yang belum diakui penyalahgunaanSimpulan.BDS analisis dengan GC MS adalah komprehensif, cepat dan biayatoksikologi urin yang efektif murah untuk memperjelas diagnostik, langkah pertama yang penting untuk menerapkan efektifrencana perawatan. ELISA yang menurut pendapat penulis, terlalu ditargetkan dan mahaluntuk diandalkan sebagai satu-satunya sumber skrining obat. Dengan memanfaatkanGC MS, biaya dapat dikurangi menjadi sekitar $ 100 untuk analisis lebih ttg obat yg digunakan pasien.

Obat-obatan seperti ganja, beberapaopiat atau benzodiazepin tidak akan terdeteksi dengan menggunakan BDSdan GC MS, sehingga sangat penting bahwa ELISA atau KIMS khusus digunakandi samping BDS untuk pengujian komprehensif.Namun, yang mengatakan,kebutuhan untuk kokain, amfetamin, dan oxycodone mungkin tidakdiperlukan karena kemudahan deteksi dalam satu uji analisis denganGCeMS. Oleh karena itu, kombinasi KIMS selektif atau ELISA denganlayar BDS lebih hemat biaya dan menyediakan lebih rinciHasil dari salah satu saja.Penelitian ini dirancang sebagai studi percontohan untuk mengevaluasi pelaporanobat pada pasien jiwa di laboratorium klinis rumah sakit dibandingkan dengan pendekatan yang lebih komprehensif.Kekurangan penelitianinformasi sangat terbataspada rencana pengobatan pasien, perawatan tindak lanjut sepenuhnya diperlukan.

Hal ini menyebabkan keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu kurnagnya kemampuan untuk langsung menghubungkan respon pengobatan dengan hasil toksikologi.

Karena sifat dari penelitian dengan sampel blinded tidak adatambahan follow up.

Untuk Penelitian lebih lanjut termasukpengelolaan pasien dan tindak lanjut untukmenganalisis dampak temuan ini pada manajemen pasien jangka panjang.Keterbatasan lain yang perlu diperhatikan adalah kurangnya informasi tentang penggunaan obat yang diresepkan pada populasi ini.

tidak diketahui apakah beberapa temuan ini adalah karenapenggunaan obat yang diresepkan atau penyalahgunaan obat ketika mengacu pada resep

Secara keseluruhan tulisan ini menyoroti kebutuhan untuk mendapatkan toksikologi yang komprehensif di rumah sakitdilakukan pengujian ketika merawat pasien kejiwaan akut. Gejala pada pasien mungkin tidak karena episode psikotik, melainkan untuk sebelumnya tidak diketahui / diketahui penggunaan narkoba tak dikenal.

Peneliti tidak menyebutkan nama rumah sakit.

Rangkuman Jurnal Diagnosis psikiatri tergantung pada gejalla dan prilakuPenggunaan obat-obatan dapat meniru presentasi klinik dari penyakit psikiatri primer dan juga komplikasi dari pengobatn pasien psikiatri.Metode: dengan mengumpulkan sampel 220 pasien rawat inap yg ditemukan penggunaan obat akut, unit alkohol dan unit psikiatri, yg dianalisis dengan KIMS,. Dan yg lebih sensitif ELISA DAN GC MS.

HASILKIM lebih inferior daripada ELISA dan GC MS, keduanya memiliki sensitifitas dan deteksi yg luas thd obat. KIMS gagal mendeteksi 50% pasien yg menggunakan opiat, ampetamin/metampetamin.

KIMS tdk dapat mendeteksi penggunaan Zolpidem, boprenorprin, dan obat2an sintetik lain termasuk katinone dan trptamin.

Dalam meidentifikasi dan medeteksi penggunaan zat pada status mental pasien yg berubah. Metode analisis yg adekuat dan sensitifitas dalam mendeteksi secara cepat, dalam penggunaan obat yg ilegal ataupun obat yg diresepkan dokter gunanya untuk penilaian dan penatalaksanaan yg tepat bagi pasien.Terima kasih