unggas
DESCRIPTION
makalahTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Subsektor peternakan untuk komoditas unggas, khususnya ayam ras, memiliki
prospek pasar yang sangat baik dan merupakan pendorong utama penyediaan protein hewani
nasional. Namun, industri perunggasan kita seringkali diterpa berbagai cobaan berat.
Setelah mampu bangkit dari krisis multidimensional pada 1997, sektor peternakan
diguncang wabah Avian Influenza (flu burung). Wabah yang menyebar sejak Agustus 2003
ini telah mengakibatkan kematian pada sekitar 16,5 juta ekor ayam dan mengakibatkan
kerugian yang sangat besar bagi peternak. Selain itu, daya beli masyarakat saat ini juga
sedang menurun, akibat kenaikan harga bahan bakar minyak. Beban peternak semakin berat
dengan melambungnya harga pakan ternak, yang merupakan komponen tertinggi dalam
komposisi biaya produksi industri perunggasan. Hal ini terjadi karena hampir 90% bahan
pakan utama di impor, sementara harga internasional bahan baku pakan melambung sekitar
50% (Poultry Indonesia, Maret 2005).
Memasuki liberalisasi perdagangan dunia, yaitu AFTA 2003, Pasar Bebas Asia
Pasifik 2010, dan Pasar Bebas Dunia 2020, peternak di Indonesia sepertinya harus
melakukan banyak pembenahan jika tidak ingin tersingkir dari persaingan yang semakin
ketat. Agar dapat bertahan dalam menghadapi persaingan, baik domestik maupun
internasional, maka para pengusaha harus mampu mengambil keputusan yang tepat, baik
dalam kegiatan operasional seharihari
maupun dalam strategi pengembangan dari
peternakan ayam tersebut.
Suatu pengambilan keputusan yang tepat bagi kelangsungan usaha dari peternakan
ayam petelur tersebut harus didasarkan dari informasi yang akurat dan andal. Informasi
tersebut mencakup keadaan pasar, keadaan pesaing, keadaan perekonomian nasional, dan
keadaan keuangan dari peternakan itu sendiri. Keadaan keuangan tercermin pada laporan
keuangan yang dikeluarkan oleh peternakan tersebut. Badan usaha yang bergerak dalam
bidang peternakan seringkali mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi dan
mengungkapkan informasi mengenai perubahan nilai produk akibat adanya akresi.
Perubahan nilai produk ini tidak dapat direalisasikan sampai pertumbuhan atau proses
alamiah produk tersebut selesai. Padahal, pertumbuhan fisik atau proses alamiah tersebut
baru selesai setelah melalui beberapa periode akuntansi, dan sebenarnya pertambahan nilai
produk tersebut mempunyai manfaat ekonomi bagi badan usaha di masa yang akan datang.
Kesalahan dalam penyajian laporan keuangan akan menyebabkan pengambilan
keputusan yang tidak tepat ataupun salah, yang tentu saja akan sangat berbahaya bagi
kelangsungan badan usaha. Untuk menghindari hal tersebut, maka penyusunan laporan
keuangan harus memperhatikan perlakuan akuntansi atas aktiva ayam petelurnya yang
nilainya berubahubah
melalui akresi, beserta bebanbeban
operasional yang berhubungan
dengan aktiva tersebut. Dengan demikian, suatu laporan keuangan yang wajar akan dapat
dihasilkan.
1.2. Tujuan Penelitian
Pada dasarnya, penelitian ini adalah explanatory research, karena bertujuan untuk
mempelajari penerapan dari akuntansi akresi terhadap aktiva ayam petelur dan dampaknya
terhadap laporan keuangan PT “Y”.
Obyek penelitian yang digunakan adalah peternakan ayam petelur PT “Y” yang
berlokasi di Samarinda. Badan usaha ini menjual telur sebagai produk utama, dan ayam
afkir serta pupuk kandang sebagai produk sampingan. Selama ini, perlakuan akuntansi
badan usaha terhadap aktiva ayam petelurnya masih kurang tepat. Dengan adanya penelitian
ini, diharapkan metode pencatatan, penilaian, penyajian, dan pelaporan aktiva ayam petelur
dalam peternakan ayam petelur PT “Y” akan benarbenar
dapat memberikan gambaran yang
sesuai dengan apa yang sebenarnya terjadi.
Main research question yang akan dijawab dalam skripsi ini adalah bagaimana
perlakuan akuntansi yang wajar atas akresi ternak ayam petelur dan penyajiannya dalam
laporan keuangan PT “Y” di Samarinda. Mini research question nya adalah:
1. Bagaimana perlakuan akuntansi atas transaksitransaksi
yang berkaitan dengan aktiva
ayam petelur pada PT “Y” selama ini?
2. Kelemahankelemahan
apa saja yang terdapat pada perlakuan akuntansi atas transaksitransaksi
yang berkaitan dengan aktiva ayam petelur pada PT “Y”?
3. Bagaimana penerapan akuntansi akresi untuk aktiva ayam petelur dalam masa
pertumbuhan dan masa produksi di PT “Y”?
4. Bagaimana implikasi perlakuan akuntansi yang wajar untuk aktiva ayam petelur terhadap
laporan keuangan PT “Y”?
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian
Ayam adalah sebangsa unggas yang biasanya diternakan dirumah-rumah. Yang termasuk
unggas adalah segala jenis ayam, bebek, angsa, kalkun, dan sebagainya.
Sebelum memotong karkas ayam, untuk mendapatkan bentuk potongan standar, sebaiknya lebih
dulu mengenal kerangka dari ayam / unggas. Dengan demikian akan mempercepat proses
pemotongan dan mendapatkan bentuk potongan yang tepat dan sedikitnya serpihan daging yang
terbuang.
Kandungan Gizi
Dianalisa dari nilai gizinya, setiap 100 gram daging ayam mengandung 74 persen air, 22
persen protein, 13 miligram zat kalzium, 190 miligram zat fosfor dan 1,5 miligram zat besi.
Daging ayam mengandung vitamin A yang kaya, lebih-lebih ayam kecil. Selain itu,
daging ayam juga mengandung vitamin C dan E.
Daging ayam selain rendah kadar lemaknya, lemaknya juga termasuk asam lemak tidak
jenuh, ini merupakan makanan protein yang paling ideal bagi anak kecil, orang setengah baya
dan orang lanjut usia, penderita penyakit pembuluh darah jantung dan orang yang lemah pasca
sakit.
Daging ayam lebih unggul daripada daging sapi, kambing dan babi.
Mengapa daging ayam lebih digemari masyarakat daripada daging-dagingan lainnya, karena
daging ayam gampang dimasak. Ditambah masa pertumbuhan dan peternakannya agak pendek
Daging dada ayam, kadar lemaknya rendah, tapi rasanya kurang, dapat dimasak dengan segala
bumbu.
Daging paha ayam, kadar lemaknya lebih tinggi sedikit dari pada daging dada ayam, dan
rasanya lezat.
Tulang dada ayam, merupakan bahan ideal untuk memasak kuah.
Daging rusuk ayam, nilai gizinya paling tinggi, tinggi kadar protein dan rendah kadar
lemaknya, makanan paling cocok untuk orang yang gemuk, penderita penyakit pembuluh darah
jantung, penderita sistem pencernaan dan baru sembuh dari sakit.
Sayap ayam, kadar lemak dan protein lebih tinggi dari pada daging paha ayam, rasanya
manis dan paling cocok untuk masak kuah atau digoreng.
Kaki ayam, kaya mengandung protein dan zat besi, cocok dimasak dengan kecap dan
bumbu-bumbu lain untuk dijadikan camilan atau makanan kecil dan juga dapat dijadikan bahan
kuah untuk menguatkan badan.
Hati ayam, kaya mengandung vitamin-vitamin A, B1, B2 dan C serta zat mineral seperti
besi, fosfor dan kalsium, bagi mereka yang kurang darah, daya lihatnya kurang baik, hipoplasia,
dan badan lemah cocok makan hati ayam.
Jantung ayam, rasanya lezat, tapi kadar kolesterolnya agak tinggi, maka tidak cocok
untuk dikonsumsi orang gemuk, penderita lemak darah tinggi, penyakit pembuluh darah jantung
dan tekanan darah tinggi.
Empela ayam, merupakan bahan makanan yang baik untuk menguatkan lambung dan
usus, paling cocok dipanggang atau dimasak dengan kecap dan bumbu-bumbu.
Usus ayam, sangat gurih, tidak berlemak, merupakan makanan sehat. Usus ayam
berkhasiat untuk penyakit beser, beser kemih dan bawasir, lebih-lebih usus ayam jantan lebih
tinggi khasiatnya.
Karena daging ayam mengandung protein yang kaya, untuk mengurangi beban ginjal,
penderita uremia dilarang makan daging ayam. Daging ayam bersifat hangat, maka orang yang
sedang demam dan panas lambung dianjurkan tidak menyantap daging ayam untuk sementara .
Kadar fosfor dalam daging ayam relatif tinggi, untuk tidak mempengaruhi penyerapan preparat
besi, pada masa mengkonsumsi preparat besi janganlah makan daging ayam.
Klasifikasi Ayam :
Poussen. Ayam yang berumur 4 – 6 minggu dan gunanya untuk roasting dan grilling.
Pou pet de grain. Jenis burung yang berumur 3 – 4 bulan dan berlemak, digunakan untuk
roasting, grilling dan sebagai casserde dish.
Pouted rein. Jenis boiler yang dagingnya masih empuk dan biasanya dibakar dalam
oven, digunakan untuk roasting, grilling, saute, cosserole dish, supreme, dan pie.
Pouparde. Ayam yang sudah besar, digunakan untuk roasting, boilling, dan galantine.
Chopon. Ayam pedaging dan mengandung banyak lemak, digunakan untuk roasting.
Tanda-tanda Daging Ayam yang Baik :
Terlihat masih segar dan baru dipotong.
Kulitnya licin, mulus, tanpa memar.
Sisi kakinya lunak.
Bulunya tidak terlalu dalam.
Baunya juga masih segar
Hasil Olahan
Makanan pembuka (appetizer)
Sup / pembuatan stock (kaldu)
Makanan utama (main course)
Lauk pauk (masakan Indonesia)
Sedap-sedapan
BAB III
PENUTUP
Demikian makalah tentang tata boga yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Kesimpulan
Jadi ilmu tata boga adalah ilmu yang mempelajari tentang cara memasak dengan baik,
dan menjadi bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik untuk di konsumsi
Saran
Saya harap Bapak/Ibu guru bisa memaklumi makalah yang kami buat ini, karena makalah ini
sangat jauh dengan kesempurnaan, karena kami masih dalam tahap belajar, maka dari itu kami
harap saran dari Bapak/Ibu guru tentang makalah tata boga ini, dan kami memohon kepada
Bapak/Ibu guru untuk memakluminya.
DAFTAR PUSTAKA
http://nurzanepastry.blogspot.com/2010/10/pengetahuan-tentang-karkas-ayam.html
http://wendy-aje.blogspot.com/2009/07/hoi-hoi-tadi-gw-baru-makan-padang-gw.html
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................
Daftar Isi......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang.............................................................................................
Tujuan..........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian.....................................................................................................
Kandungan Gizi...........................................................................................
Klasifikasi/Jenis...........................................................................................
Cara Memilih Unggas Yang Baik................................................................
Hasil Olahan.................................................................................................
BAB III PENUTUP
Kesimpulan..................................................................................................
Saran