universitas indonesia hubungan fear of crime dan...

125
UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN RESPONS PERILAKU PEREMPUAN PEKERJA PENGGUNA ANGKUTAN UMUM DI KOTA DEPOK SKRIPSI ALOISIUS DAVID 0606095342 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI KRIMINOLOGI DEPOK JUNI 2012

Upload: vuongphuc

Post on 06-Apr-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

UNIVERSITAS INDONESIA

HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN RESPONS PERILAKU

PEREMPUAN PEKERJA PENGGUNA ANGKUTAN UMUM

DI KOTA DEPOK

SKRIPSI

ALOISIUS DAVID

0606095342

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI KRIMINOLOGI

DEPOK

JUNI 2012

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

UNIVERSITAS INDONESIA

HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN RESPONS PERILAKU

PEREMPUAN PEKERJA PENGGUNA ANGKUTAN UMUM

DI KOTA DEPOK

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

ALOISIUS DAVID

0606095342

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI KRIMINOLOGI

DEPOK

JUNI 2012

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber, baik yang dikutip maupun yang dirujuk,

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Aloisius David

NPM : 0606095342

Tanda tangan :

Tanggal : 25 Juni 2012

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Aloisius David

NPM : 0606095342

Program Studi : Kriminologi

Judul Skripsi : Hubungan Fear of Crime dan Respons Perilaku Perempuan

Pekerja Pengguna Angkutan Umum di Kota Depok

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian

persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Program

Studi Kriminologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Yogo Tri Hendiarto, S.Sos., M.Si ( )

Penguji Ahli : Prof. Dr. Bambang Widodo Umar, SIK., M.Si ( )

Ketua Sidang : Kisnu Widagso, S.Sos., M.T.I. ( )

Sekretaris Sidang : M. Irvan Olii, S.Sos., M.Si ( )

Ditetapkan di : Depok

Tanggal : 25 Juni 2012

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur peneliti ucapkan pada Tuhan yang Maha Esa. Atas berkat,

rahmat, dan karunia-Nya, peneliti akhirnya dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Hubungan Fear of Crime dan Respons Perilaku Perempuan Pekerja

Pengguna Angkutan Umum di Kota Depok” ini.

Tulisan ini disusun sebagai tugas akhir untuk mencapai gelar Sarjana

Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Pada tulisan

ini, peneliti membahas mengenai hubungan ketakutan akan kejahatan (fear of

crime) di dalam angkutan umum dengan respons perilaku penggunanya. Dalam

konteks penelitian ini, respons perilaku berfokus pada perempuan pekerja yang

menggunakan angkutan umum dan bekerja di daerah Depok.

Peneliti berharap, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan

menambah pengetahuan bagi masyarakat luas, khususnya bagi para pembaca.

Dengan demikian, penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat.

Depok, Juni 2012

Aloisius David

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

UCAPAN TERIMA KASIH

Atas terciptanya skripsi ini, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

Tuhan YME yang mengizinkan peneliti menyelesaikan skripsi ini.

Kepada Ibu, Ayah, dan Kakak yang telah memberikan kepercayaan, doa, dan

materi bagi kelangsungan pendidikan peneliti.

Kepada Mas Yogo yang telah bersedia membimbing peneliti.

Kepada anak krim angkatan 2005, Muhammad Haikal Mikhail, yang telah

bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan materi untuk membimbing dan

membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Kepada anak krim angkatan 2006, Imre Mussuary R. Muhammad, yang telah

bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan materi untuk membantu peneliti

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Kepada anak krim angkatan 2008, Momoth, Vira, Agam, dan Rima, yang

telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan materi untuk membantu peneliti

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu per satu.

Terima kasih atas segala bantuan, dukungan, dan doa yang telah diberikan.

Depok, Juni 2012

Peneliti

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : Aloisius David

NPM : 0606095342

Program Studi : Kriminologi

Departemen : Kriminologi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-Exclusive

Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

“Hubungan Fear of Crime dan Respons Perilaku Perempuan Pekerja

Pengguna Angkutan Umum di Kota Depok”

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-

Eksklusif ini, Universitas Indonesia berhak menyimpan,

mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),

merawat dan memublikasika tugas akhir saya selama tetap mencantumkan saya

sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di: Depok

Pada Tanggal: 25 Juni 2012

Yang menyatakan,

(Aloisius David)

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

ABSTRAK

Nama : Aloisius David

Program Studi : Kriminologi

Judul : Hubungan Fear of Crime dan Respons Perilaku Perempuan

Pekerja Pengguna Angkutan Umum di Kota Depok

Penelitian ini membahas mengenai pengaruh keberadaan kejahatan yang terjadi di

dalam angkutan umum terhadap perilaku seseorang ketika menggunakan angkutan

umum tersebut. keberadaan kejahatan tersebut menimbulkan perasaan takut akan

kejahatan dan kemudian memberikan pengaruh kepada perilaku seseorang yang

menggunakan angkutan umum. Penelitian ini mengambil perempuan pekerja

sebagai sampel penelitian dengan asumsi bahwa kerentanan perempuan terhadap

kejahatan lebih besar dibandingkan laki-laki. Penelitian ini menggunakan metode

kuantitatif dengan menggunakan survey sebagai sarana pengumpulan data primer.

Hasil penelitian menemukan bahwa rasa takut memberikan pengaruh signifikan

pada respons seseorang untuk mengasuransikan barang-barangnya dan juga

menyebarkan berita akan kejahatan tersebut.

Kata Kunci:

Ketakutan akan Kejahatan, Respons Perilaku, Angkutan Umum, Perempuan

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

ABSTRACT

Name : Aloisius David

Study Program: Criminology

Title : Relation Between Fear of Crime and Response of Woman’s

Behavior while Using Mass Public Transportation in Depok

This research is a study about finding the influences between the fear of crime and

the behavior response among the passengers. Crime that happens inside the public

transportation such as pickpocket, robbery, threaten, sexual harrasment, and

hypnosis creating fear that stimulating responses from the passengers. This

research is try to find whether it’s true or not that fear of crime have an influence

with the behavior or act based on response that coming from the passenger. This

study take women that work and using public transportation in Depok city as the

research sample based on the assumptions that women is more vulnerable to crime

than men. The research done with quantitative method with survey as the primary

data collecting tools.

Keyword: Fear of Crime, Behavior Respons, Public Transportation, Women

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ..............................................

HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................

KATA PENGANTAR ......................................................................................

UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................... ...

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .........................................

ABSTRAK ..................................................................................................... ..

ABSTRACT .................................................................................................. ...

DAFTAR ISI ................................................................................................. .

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................

I.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................

I.2 Permasalahan ......................................................................................

I.3 Pertanyaan Penelitian ........................................................................

I.4 Tujuan Penelitian ..............................................................................

I.5 Signifikansi Penelitian .............................................................................

I.5.1 Signifikansi Akademis ..................................................................

I.5.2 Signifikansi Praktis .................................................................... .

BAB II LANDASAN TEORITIS ..................................................................

II.1 Tinjauan Pustaka ..............................................................................

II.2 Kerangka Pemikiran ..............................................................................

II.2.1 Fear of Crime ................................................................................

II.2.2 Respons Fear of Crime ..........................................................

II.3 Definisi Konseptual .........................................................................

II.3.1 Fear of Crime ........................................................................

II.3.2 Gender dan Kerentanan ...........................................................

II.3.3 Pengetahuan tentang Kejahatan ..............................................

II.3.4 Pengalaman Menjadi Korban Kejahatan ...................................

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

ix

1

1

5

5

6

6

6

6

7

7

14

14

18

18

18

19

20

21

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

x

BAB III METODE PENELITIAN .........................................................................

III.1 Metode Penelitian ................................................................................

III.1.1 Pendekatan Penelitian .................................................................

III.1.2 Tipe Penelitian .........................................................................

III.1.3 Populasi Penelitian ...................................................................

III.1.4 Sampel Penelitian ....................................................................

III.1.5 Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................

III.1.6 Teknik Penarikan Sampel .........................................................

III.1.7 Teknik Pengumpulan data .........................................................

III.1.8 Teknik Analisis Data ...............................................................

III.2 Model Analisis ...................................................................................

III.2. 1 Hipotesis ..............................................................................

III.3 Operasionalisasi Konsep ......................................................................

III.4 Hambatan Penelitian ..............................................................................

III.6 Sistematika Penulisan .........................................................................

BAB IV ANALISIS DAN TEMUAN DATA LAPANGAN ................................

IV.1 Kondisi Kota Depok secara Umum ......................................................

IV.2 Analisis Univariat ...............................................................................

IV.2.1 Karakteristik Responden ............................................................

IV.2.2 Penggunaan Angkutan Umum ...................................................

IV.2.3 Pengalaman Responden dengan Kejahatan di Dalam Angkutan

Umum .....................................................................................

IV.2.4 Pengetahuan Responden Akan Kejahatan di Angkutan Umum

IV.2.5 Gender dan Kerentanan ..............................................................

IV.2.6 Variable Independen .................................................................

IV.2.7 Variable Dependen ....................................................................

IV.3 Analisis Bivariat .................................................................................

IV.3.1 Crosstab ...................................................................................

IV.3.2 Uji Korelasi ............................................................................

BAB V PENUTUP .....................................................................................

V.1 Kesimpulan ...............................................................................

V.2 Saran .......................................................................................

23

23

23

23

24

24

25

25

25

26

27

27

29

32

33

34

34

34

35

35

40

44

56

62

74

80

89

89

96

96

97

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

xi

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

1 Universitas Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

I. 1 latar Belakang Masalah

Alat transportasi merupakan salah satu bagian penting dalam kehidupan

masyarakat. Keberadaan alat transportasi menjadi hal penting karena berguna

sebagai sarana mobilisasi individu dalam menjalankan berbagai aktivitas sehari-

hari. Dengan keberadaan alat transportasi, individu-individu di dalam masyarakat

dapat melakukan mobilisasi dengan lebih efisien.

Di dalam masyarakat, terdapat dua jenis alat transportasi, yakni

transportasi pribadi dan alat transportasi umum. Berkaitan dengan alat transportasi

umum, terdapat tiga jenis alat transportasi umum, yakni darat, laut, dan udara.

Kota Jakarta dan Kota Depok memiliki mobilisasi komuter dari

penduduknya dimana mereka bepergian dari Jakarta menuju Depok atau

sebaliknya. Keberadaan mobilisasi di kedua kota ini juga tidak lepas dari

penggunaan moda transportasi darat yang jumlahnya cukup banyak dan bervariasi

trayeknya, baik itu didalam kota ataupun antar kota. Sebagai sarana mobilisasi

yang penting dalam masyarakat, alat transportasi, dalam hal ini khususnya alat

transpotasi darat, juga tidak terlepas dari sasaran kejahatan.

Sepanjang tahun 2011 lalu, terdapat beberapa kasus kejahatan yang terjadi

di angkutan umum diberitakan oleh media massa:

Tabel 1. 1

Tabel Kasus Kejahatan yang Terjadi di Angkutan Umum

Jabodetabek Sepanjang Tahun 2011

Korban Waktu

Kejadian

Pelaku Cerita Singkat Kejadian

Yani

(27)

10 Feb

2011

- Yani menggunakan bus

Transjakarta, keadaan dalam bus

penuh sesak dan saat itu Yani

diraba-raba bagian paha dan

bokongnya, Yani berteriak dan

pelaku menghentikan aksinya,

namun karena keadaan penuh sesak

tidak dapat diketahui siapa

pelakunya

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

2

Universitas Indonesia

Korban Waktu

Kejadian

Pelaku Cerita Singkat Kejadian

- 12 Feb

2011

- Anita seorang penumpang bus kota,

menyaksikan aksi penodongan

ketika akan turun dari bus. Korban

duduk di bangku belakang dan

dikelilingi sejumlah pria, para pelaku

meminta handphone dan dompet

korban. Ketika kejahatan

berlangsung penumpang-penumpang

lain terkesan pura-pura tidak tahu

dan cuek EF (40),

karyawan

PT. Pos

Indoensia

1 Jan

2011

2 dari 5 pelaku

ditangkap di

Sukmajaya,

Depok

Saat hendak menuju kantornya di

Jalan Margonda, Depok, EF

ditodong di dalam angkot D-04

jurusan Depok-Kukusan yang

ditumpanginya. Supir angkot dan 5

orang lainnya saling berkomplot, EF

dipaksa menarik uang dari ATMnya

(sekitar 15 juta) dan setelah itu EF

dibuang di daerah Tambun, Bekasi Toyo dan

Sukirman 10 Jan

2011

6 orang pelaku Saat angkot T11 jurusan Cililitan-

Mekarsari yang ditumpangi korban

berada di pertigaan Cibubur, Jakarta

Timur sekitar pukul 21.00 WIB,

pelaku mulai menodong korban.

Para pelaku akhirnya mengambil

dompet korban, namun korban

melakukan perlawanan dan kedua

korban dibacok di bagian muka dan

kepala Livia

Pavita

Soelistio

(20),

mahasisiwi

Universitas

Bina

Nusantara

16 Aug –

21 Aug

2011

MS (supir

angkot)

RH, IN, A

(pelaku

perampokan dan

pemerkosaan)

SR, AB

(penadah barang

curian)

Korban menumpangi Mikrolet M 24

jurusan Slipi-Binus-Kebon Jeruk

yang dikendarai MS, didalam

mikrolet, A, RH, dan IN merampas

tas korban, karena melawan korban

dicekik hingga tewas, mayat korban

lalu diperkosa di dalam angkot oleh

RH dan A. Kemudan mayat korban

dibuang di daerah Cisauk,

Tangerang WA (32),

karyawan

Kemenkes

3 Apr

2011

- Korban mengalami hipnotis setelah

pelaku sebelumnya berpura-pura

epilepsinya kambuh, kemudian

korban tanpa sadar mengikuti

kemauan pelaku untuk menolong

penyakitnya dan menguras uang dari

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

3

Universitas Indonesia

ATM sebesar 15 juta

Korban Waktu

Kejadian

Pelaku Cerita Singkat Kejadian

Ros (35),

karyawan

14 Des

2011

Riko, Saad, DR Korban diperkosa didalam angkot

jurusan M26 Kampung Melayu–

Bekasi ketika korban hendak pergi

ke pasar Kemiri, Beji, namun angkot

tersebut berhenti dan sopir (Saad)

masuk ke tempat penumpang dan

digantikan pelaku lain (DR) di antara

Jalan Raden Saleh dan jalan

Margonda Raya Sektor III kemudian

pemerkosaan dilakukan oleh Saad

dan Riko yang ada dalam tempat

penumpang Monica

(20),

mahasiswi

Universitas

Bina

Nusantara

12 Jan

2012

- Korban menumpangi Metromini

jurusan 91 Batusari-Tanah Abang, di

daerah Tanjung Duren pelaku naik

dan mengancam sopir dan

penumpang dengan pisau. Lalu

pelaku meminta handphone dan

dompet korban serta penumpang

lainnya. Setelah melakukan aksinya

pelaku turun dan naik motor yang

diduga dikendarai komplotannya. FN (15),

DS (16),

RS (16),

ketiganya

pengamen

jalanan

04-13

Feb 2012

Ucok, Wawan

(keduanya supir

angkot M01

Kampung

Melayu-Senen

Pelaku menawarkan pekerjaan

kepada ketiga korban, kemudian

ketiga korban tersebut dibawa ke

sebuah kafe di kawasan Kali Jodo,

Tambora, Jakarta Barat. Disana

korban selama seminggu dipaksa

menjadi pekerja seks. Orangtua

korban kemudian melaporkan

kepada polisi setelah seminggu

kemudian anaknya pulang ke rumah.

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

4

Universitas Indonesia

Korban Waktu

Kejadian

Pelaku Cerita Singkat Kejadian

- 22 jan

2012

- Korban menumpang angkot M-16

jurusan Pasar Minggu-Kampung

Melayu. Didalam ada 3 orang

perempuan dan 1 orang laki-laki.

Ketika sampai daerah Kalibata

ketiga perempuan tersebut turun dan

hanya tinggal korban dan

penumpang laki-laki. Lalu angkot

tersbut berjalan tidak pada rute

seharusnya sehingga korban curiga,

namun sopir beralasan ingin isi

bensin, setelah itu mobil terus

melaju kearah pancoran dan terus ke

arah Manggarai dengan cepat,

penumpang tersebut lalu menutup

pintu angkot. Korban meronta dan

kejadian ini terlihat oleh pengendara

motor di sekitar angkot, angkot

tersebut kemudian dikejar dan

dilempari batu oleh beberapa

pengendara motor lain. Korban

langsung berusaha turun dan diantar

salah satu pengendara motor sampai

dekat rumahnya. Esok paginya

keluarga korban melaporkan

kejadian tersebut kepada pihak

berwajib.

Sumber: Dirangkum dari berbagai artikel berita di internet

Dari data di atas, dapat dilihat bahwa kejahatan lebih kerap terjadi di

angkutan umum yang tidak didukung oleh keberadaan petugas keamanan. Tidak

adanya petugas keamaan menjadi bagian penting dalam terciptanya kondisi

pengawasan yang kurang. Pengawasan yang kurang tidak hanya terjadi ketika

tidak ada petugas keamaan, namun juga ketika kondisi angkutan umum penuh

sesak. Kondisi angkutan umum yang penuh sesak ini biasanya terjadi di jam-jam

keberangkatan dan kepulangan para pekerja.

Dari data di atas juga dapat dilihat bahwa kejahatan yang terjadi di

angkutan umum lebih banyak terjadi di wilayah Jakarta sebagai pusat kota yang

memang aktivitas mobilisasi individu di dalamnya sangat tinggi. Namun, selain

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

5

Universitas Indonesia

Jakarta, kejahatan di angkutan umum juga kerap terjadi di wilayah pendukung

kota Jakarta, salah satunya adalah Depok.

1. 2. Permasalahan

Kondisi kendaraan dan kualitas awak angkutan umum merupakan

kelemahan dari angkutan umum sebagai salah satu penyedia jasa transportasi.

Timbulnya kesan dimana pihak pemilik dan awak angkutan umum tidak memiliki

rasa kepedulian untuk menunjang keamanan dan kenyamanan penumpangnya,

dan juga disertai kondisi padat penumpang dan sepi penumpang pada waktu

tertentu, menjadikan keuntungan bagi penjahat ataupun mendukung timbulnya

niat jahat dan terjadinya kejahatan. Penumpang sebagai pengguna jasa transportasi

angkutan umum menjadi pihak yang dirugikan dari kejahatan ini, perempuan pada

khususnya sebagai penumpang angkutan umum menjadi pihak yang rentan

menjadi korban kejahatan pelecehan seksual ataupun tindak kejahatan lainnya.

Adanya kerugian yang dialami tersebut, turut membentuk fear of crime di

dalam setiap individu perempuan. Besar kecilnya rasa fear of crime pada diri

setiap individu memang tidaklah sama. Kaum perempuan cenderung memiliki

ketakutan yang lebih besar akan kejahatan serta yang disebabkan oleh kerentanan

fisik dan keterbatasan sosial yang dimiliki oleh kaum perempuan. Kedua hal

tersebutlah yang mengakibatkan dampak kejahatan baik secara fisik, finansial,

maupun psikologis akan lebih besar pada kaum perempuan dibandingkan pada

laki-laki (O’Block, 1981). Oleh karena itulah, peneliti akan mencoba memberikan

analisis dengan menguji sejauh mana hubungan dalam respons fear of crime pada

perempuan pekerja yang menggunakan angkutan umum di kota Depok.

1. 3. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

Adakah hubungan antara fear of crime dan respons perilaku pada perempuan pada

saat menggunakan moda transportasi darat di Depok?

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

6

Universitas Indonesia

1. 4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mencari jawaban atas pertanyaan

penelitian yang ada yaitu: Mencari tahu adanya hubungan antara fear of crime dan

responnya yang ada diantara perempuan sebagai pengguna angkutan umum ketika

mereka menggunakan jasa transportasi angkutan umum.

1. 5. Signifikansi Penelitian

1. 5. 1. Signifikansi akademis

Secara akademis, selain sebagai salah satu syarat kelulusan, peneliti

berharap penelitian ini menjadi sumbangan pengetahuan mengenai fear of crime

pada kasus kejahatan terutama yang berhubungan dengan pencopetan dan

pelecehan seksual di moda transportasi umum. Selain itu peneliti berharap

penelitian ini dapat menambah literatur akademis bagi Departemen Kriminologi

FISIP UI, Depok, Jawa Barat.

1. 5. 2. Signifikansi Praktis

Secara praktis, penelitian ini menyumbangkan wawasan pembaca

mengenai permasalahan fear of crime dan menjadi masukan pengetahuan dalam

usaha memberikan ide perlindungan dari kejahatan terutama ketika menggunakan

moda transportasi umum.

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

7 Universitas Indonesia

BAB II

LANDASAN TEORITIS

2. 1. Tinjauan Pustaka

Fear of crime, penyebab dan konsekuensinya bervariasi, fear of crime sendiri

berbeda-beda dari waktu ke waktu, tempat, dan kelompok masyarakat, lebih lanjut,

fear of crime merugikan baik individu ataupun kelompok, dan menghambat aktifitas

seseorang atau mempengaruhi kehidupannya sehari-hari, ketakutan tersebut bahkan

dapat menyebabkan seseorang mengurung diri di rumahnya, dan kehilangan

kepercayaan akan masyarakat sekitarnya. (Gary Cordner, 2010). Untuk melengkapi

pemahaman mengenai penelitian tentang fear of crime, berikut ini penulis menambah

kajian pustaka yang bersumber dari jurnal penelitian sebelumnya yang telah

dilakukan oleh peneliti-peneliti.

Travis Franklin, Cortney Franklin, and Noelle Fearn (2008) dalam

penelitiannya terkait dengan fear of crime secara khusus membahas tiga aspek yang

terkait dengan faktor pesnyebab fear of crime, yaitu aspek kerentanan, „gangguan‟

sosial di masyarakat, serta integrasi sosial, dan bagaimana efeknya pada sisi kognitif

dan afektif seseorang. Penelitian ini melibatkan sebanyak 2599 responden dan

berhasil menemukan bahwa dari ketiga aspek tersebut, aspek yang peranannya paling

besar bagi sisi kognitif dan afektif terkait fear of crime seseorang adalah aspek

„gangguan‟ di masyarakat. „ gangguan sosial‟ dalam penelitian ini erat kaitannya

dengan persepsi seseorang akan keadaan lingkungannya, baik dari segi keamanan,

hubungan sosial, hingga stereotipe terhadap kelompok tertentu yang ada di

lingkungannya. Gangguan sosial juga dapat berupa tindak kejahatan ringan dan

delinkuensi anak-anak muda di sekitar tempat tinggal. Semakin seseorang meyakini

bahwa dilingkungannya terdapat banyak „gangguan sosial‟, semakin besar pula

peranannya dalam domain kognitif dan afektif seseorang, yang pada akhirnya

menumbuhkan fear of crime.

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

8

Universitas Indonesia

Penelitian yang dilakukan oleh Franklin dan Fearn relevan dengan penelitian

ini karena dapat membantu menggambarkan bagaimana respon perempuan pekerja

terhadap fear of crime yang pada angkutan umum di Depok. Dapat terlihat bahwa

fear of crime merupakan salah satu „gangguan sosial‟ yang ada. Hal ini

mengindikasikan bahwa respon seseorang terhadap fear of crime tidak hanya menjadi

ranah personal, namun sudah menjadi ranah publik karena sudah dapat dikategorikan

menjadi „gangguan sosial‟.

Steven Balkin (1979) dalam tulisannya, Victimization Rates, Safety and Fear

of Crime, menemukan hubungan antara viktimisasi dan fear of crime dimana semakin

tinggi fear of crime korban maka semakin rendah kejahatan yang dilaporkan sehingga

jumlah kejahatan yang sebenarnya terjadi dan jumlah kejahatan yang dilaporkan akan

tidak sama. Hal ini akan merugikan bagi kinerja kepolisian karena kejahatan yang

tidak dilaporkan menyebabkan polisi tidak tahu sejauh mana keseriusan dan frekuensi

kejahatan tersebut, selain itu pelaporan akan kejahatan adalah masukan bagi polisi

untuk menyusun strategi penanggulangannya sehingga bila tidak dilaporkan polisi

akan kesulitan mengetahui karakteristik kejahatan tersebut.

Penelitian Balkin diatas menjadi salah satu pijakan dalam penelitian ini untuk

membuktikan kembali apakah terdapat korelasi antara fear of crime dengan respons

yang diberikan. Dalam penelitian diatas, salah satu bentuk respons yang diberikan

adalah berupa pelaporan kepada polisi. Hal ini menjadi signifikan untuk mengetahui

bagaimana respon fear of crime pada perempuan pekerja pengguna angkutan umum.

Penelitian tentang fear of crime dilakukan oleh Ted Chiricos, Sarah Eschholz,

dan Marc Gertz (1997). Penelitian ini dilakukan untuk mencari bagaimana pengaruh

konsumsi berita kejahatan terhadap munculnya fear of crime diantara pemirsanya.

Penelitian ini berfokus mengukur fear of crime melalui 5 acuan tertentu, yaitu:

substitution (seberapa kuat konsumsi media mempengaruhi persepsi pemirsanya

sehingga menonton tayangan berita menjadi pengganti pengalaman

viktimisasi/menjadi korban), resonance (seberapa kuat berita tersebut bisa

mempengaruhi ketakutan konsumennya), vulnerability (kerentanan akan kejahatan),

affinity (persamaan antara korban yang diberitakan di media dan konsumen berita di

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

9

Universitas Indonesia

media), ceiling effect (apakah ketakutan akan kejahatan sudah tinggi tanpa ditambah

terpaan media). Menurut 5 acuan diatas, penelitian ini menemukan:

a. Substitution: Perasaan bahwa “media menjadi pengganti dari pengalaman

menjadi korban”, dirasakan amat tinggi oleh perempuan kulit putih yang

memiliki pendapatan tinggi dan belum pernah mengalami menjadi korban

kejahatan.

b. Resonance: Media memiliki pengaruh yang kuat akan munculnya

ketakutan terutama di kalangan perempuan kulit putih dan kulit hitam yang

pernah mengalami pengalaman menjadi korban dan memiliki pendapatan

rendah.

c. Vulnerability: Tidak ditemukan adanya rasa kerentanan pada sampel,

terutama pada perempuan dan orangtua.

d. Affinity: Peneliti menemukan bahwa perasaan adanya kesamaan antara

korban di berita dan konsumennya amat tinggi di kalangan perempuan kulit

putih. Hal ini didukung pula lewat penelitian kecil dimana peneliti

merekam berita di media selama 9 minggu dan menemukan dalam

pemberitaan tersebut 32% korbannya adalah perempuan kulit putih.

e. Ceiling effect: Perempuan kulit hitam menjadi kelompok yang paling tidak

terpengaruh media karena mereka sudah memiliki ketakutan akan

kejahatan yang tinggi.

Penelitian selanjutnya tentang fear of crime dilakukan oleh Frank

Clemente,Michael B. Kleiman (1977). Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana

pengaruh jenis kelamin, ras, usia, tingkat ekonomi, ukuran masyarakat (variable

independen) dengan tingkat fear of crime (variable dependen), peneliti ingin

mengetahui keakuratan dari tiap variable independen tersebut dalam mendukung

variable independen lain dan mengukur kevalidan tingkat fear of crime. Dari 2700

responden dimana 1139 orang mengaku takut dan 1561 orang mengaku tidak takut,

diakui kevalidannya berdasarkan pengukuran dari kelima variable independen. Dari

1139 orang yang mengaku merasa takut tersebut setelah diuji korelasi dari tiap

variable independen ditemukan 757 orang yang merasa takut dan 382 orang tidak

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

10

Universitas Indonesia

merasa takut.Sementara dari 1561 orang yang mengaku tidak takut,setelah diuji

dengan kelima variable ditemukan 383 orang yang merasa takut dan 1178 orang yang

tidak merasa takut.

Dalam penelitian ini, penelitian Kleiman diatas menjadi salah satu literatur

untuk mengetahui validitas dan realibilitas penelitian tersebut. Hal yang membedakan

penelitian diatas dengan penelitian ini adalah dalam memposisikan variabel yang ada.

Jika dalam penelitian Kleiman diatas yang menjadi variabel dependennya adalah fear

of crime, maka dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah

respons sedangkan variabel independenya adalah fear of crime. Dapat dilihat dalam

pemilihan variabel tersebut, penelitian ini nantinya akan melihat bagaimana fear of

crime berpengaruh terhadap respons perempuan pekerja di Depok.

Terance D. Miethe (1995) meneliti bagaimana fear of crime bisa

mempengaruhi mempengaruhi seseorang hingga mengisolasikan dirinya dari

partisipasi atau rutinitasnya di dalam masyarakat serta bagaimana reaksi seseorang

akan fear of crime khusunya dalam perilaku dan psikologinya. Berdasarkan hasil

survey penelitian-panelitian sebelumnya peneliti melihat bahwa survey tidak

memberi gambaran mengenai reaksi atau kondisi sebenarnya dari psikologikal dan

perilaku korban sehingga peneliti ingin melihat bahwa ada beberapa hal yang

dilakukan seseorang berdasarkan reaksi akan fear of crime diantaranya: avoidance

behavior, protective actions, general behavior and liestyle changing, and collective

reaction. Berdasarkan hasil surveynya peneliti mendapatkan bagaimana reaksi-reaksi

responden akibat pengaruh keberadaan fear of crime, sebagai berikut:

1. Avoidance Behavior

Peneliti melihat bahwa dalam reaksi akan fear of crime, seseorang akan

menghindari hal-hal yang bisa membuatnya menjadi korban kejahatan,

sebagai contoh, korban akan menghindari berinteraksi dengan orang

tertentu, menghindari pergi ke tempat tertentu dan khususnya pada malam

hari. Selain itu dalam bertingkah laku, seseorang akan membatasi baik

dalam bertutur kata ataupun bersikap ketika berkomunikasi dengan orang

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

11

Universitas Indonesia

lain untuk tidak mengundang konfrontasi. Juga menghindari kegiatan sosial

dan rutinitas karena rasa takut.

2. Protective Actions

Sebagai reaksi akan fear of crime, seseorang akan melindungi dirinya atau

propertinya untuk mencegah kejahatan dengan berbagai cara, antara lain

memasang kunci atau alarm, menambah penerangan di dalam dan luar

rumah, memelihara anjing penjaga, hingga memiliki senjata api. Selain itu,

seseorang mengikuti aktifitas tertentu yang dianggap mengurangi resiko

kejahatan seperti pelatihan bela diri, tinggal bersama orang lain atau tidak

pergi sendirian dan mengajak orang lain ketika bepergian.

3. General behavior and lifestyle change

Sebagai reaksi atas ketakutan akan kejahatan, sebelumnya seseorang akan

menghindari tempat atau orang tertentu, selain itu ada juga perubahan pada

rutinitasnya, seperti rute perjalanan, tempat yang biasa dikunjungi atau

kegiatan yang bisa dilakukan, terutama yang berhubungan dengan adanya

tindak kejahatan yang terjadi pada rute perjalanan, tempat, atau kegiatan

yang menjadi rutinitas orang tersebut.

4. Collective reaction

Ketika adanya ketakutan akan kejahatan, terkadang masyarakat memberikan

reaksi dalam bentuk kelompok. Reaksi kelompok ini antara lain

pembentukan organisasi yang melindungi, menolong, dan mensuport korban

atau mereka yang dianggap rentan menjadi korban kejahatan, selain itu

adanya kerja sama antara masyarakat dengan petugas keamanan dalam

mengurangi kejahatan juga menjadi salah satu bentuk dari reaksi kolektif.

Mark Warr (1985) melakukan penelitian tentang fear of crime dengan

melakukan survei. Dalam survei tersebut, peneliti ingin mencari tahu apa kejahatan

yang paling ditakuti dan jenis kejahatan apa yang beresiko terjadi setelah sebelumnya

kejahatan lain terjadi, kejahatan yang diteliti antara lain: kasus pemerkosaan

dibandingkan jenis kejahatan lain seperti penipuan, penyerangan, perampokan dan

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

12

Universitas Indonesia

lain-lain. Peneliti juga ingin mencari tahu apakah ketakutan tersebut mempengaruhi

atau membatasi aktifitas mereka sehari-hari. Responden dipilih secara acak

berdasarkan nomor telepon di Seattle pada tahun 1981. Kemudian kuesioner dikirim

lewat pos. Dari 500 kuesioner hanya 339 yang menjawab dan mengembalikan

kuesioner tersebut. Ternyata, berdasarkan pengelompokkan usia, perempuan muda

umur 19-35 paling takut dengan kejahatan pemerkosaan, selain itu pemerkosaan

menduduki tempat paling tinggi dalam hal keseriusan kejahatan. Diantara responden,

sebagian besar menjawab bahwa ketakutan akan kejahatan membatasi kegiatan

mereka sehari-hari terutama di malam hari.

Penelitian yang dilakukan oleh Warr diatas relevan dengan penelitian ini

karena salah satu yang ingin dibuktikan dalam penelitian ini adalah, apakah masih

sama jenis kejahatan yang paling ditakuti masih sama atau tidak, dalam hal ini

pemerkosaan menjadi jenis kejahatan yang paling ditakuti oleh perempuan berusia 19

– 35 tahun. Selain itu, relevansi lainnya antara penelitian yang dilakukan oleh Warr

dengan penelitian ini adalah subjek penelitian yang diambil adalah sama, yaitu

perempuan.

Kemudian, dijelaskan pula oleh Peter Yin (1982) dalam Fear of Crime as a

Problem for the Elderly yang melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

apakah fear of crime sebagai masalah yang serius bagi kalangan lansia atau tidak.

Dari penelitian yang menggunakan sebanyak 1228 responden lansia yang berumur

diatas 60 tahun tersebut, maka hasil survey dalam mengindikasikan fear of crime

ditemukan bahwa sebanyak 52% merasa sangat aman, 36% merasa cukup aman, 6%

merasa cukup tidak aman, 2% merasa sangat tidak aman berjalan di siang hari di

daerah tempat tinggal dan 16% merasa sangat aman, 35% merasa cukup aman, 21%

merasa cukup tidak aman, 19% merasa sangat tidak aman berjalan di malam hari di

daerah tempat tinggal. Selain itu, mengenai fear of crime sebagai masalah besar bagi

lansia ternyata hanya 1% yang menjawab fear of crime sebagai masalah terbesar bagi

mereka, 25% menjawab masalah kesehatan, serta 9% karena kurang uang sebagai

masalah terbesar bagi lansia.

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

13

Universitas Indonesia

Penelitian diatas terkait dengan penelitian ini karena usia lanjut (lansia)

termasuk salah satu subjek penelitian dalam penelitian yang sedang dilakukan ini. Hal

ini untuk melihat bagaimana respons lansia terhadap fear of crime yang terdapat di

angkutan umum di Depok.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Beverly L. Stiles, Shaheem Halim, dan

Howard B. Kaplan (2003) yang berjudul Fear of Crime among Individual with

Physical Limitation yang melihat bagaimana hubungan kesehatan fisik dan fear of

crime dari persepsi yang ada di masyarakat. Penelitian dilakukan terhadap murid

kelas 7 dari 18 sekolah swasta di daerah Houston. Penelitian tersebut menggunakan

variabel dependen yaitu fear of crime dan variabel independennya yaitu a) persepsi

akan kesehatan dan b) keterbatasan fisik. Dari penelitian tersebut menemukan bahwa

mereka yang memiliki keterbatasan fisik merasa lebih rentan atas kejahatan, serta

keinginan mereka untuk melaporkan ketakutan tersebut lebih besar dibandingkan

orang normal. Untuk itu bisa dikatakan bahwa keterbatasan fisik memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap fear of crime. Sementara itu, persepsi seseorang akan

kesehatan tidak memberi pengaruh yang signifikan pada fear of crime ataupun

kerentanan seseorang menjadi korban.

Penelitian lain terkait fearof crime dilakukan oleh Tom Wynne (2008) yang

meneliti mengenai fear of crime dan kecenderungan menjadi korban. Wynne

menganalisis satu per satu keterkaitan antara fear of crime dan faktor gender, fear of

crime dan faktor usia, fear of crime dan ras, fear of crime dan resiko kejahatan. Ia

mendapatkan hasil bahwa antara fear of crime dan faktor-faktor kecenderungan

menjadi korban sebaiknya dipisahkan agar tidak ada lagi ketidaksesuaian dalam

beberapa hal, misalnya seperti dinyatakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya

bahwa kaum perempuan dan kaun lansia adalah pihak yang memiliki fear of crime

paling besar, pada kenyataannya justru kaum perempuan dan lansia adalah pihak

yang paling kecil angka viktimisasinya.

Christina Pantazis (2000) juga melakukan penelitian terkait dengan fear of

crime. Ia meneliti tentang keterkaitan antara kerentanan dengan persepsi rasa aman

bagi orang-orang yang dalam lembah kemiskinan. Temuan yang didapat oleh

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

14

Universitas Indonesia

Panatazis dalam penelitian ini adalah orang-orang miskin dalam masyarakat

merupakan kalangan yang paling menderita dari keseluruhan rangkaian kekhawatiran

yang terkait dengan kejahatan. Lebih lanjut lagi menurut Panatazis, orang-orang

miskin dalam masyarakat juga menderita akibat kemungkinan bertambahnya jumlah

kejadian-kejadian non kriminal seperti kehilangan pekerjaan, utang-piutang, serta

masalah kesehatan. Karena itu, fear of crime dan kekhawatiran terhadap kejadian-

kejadian non kriminal dalam kalangan orang-orang miskin bisa dilihat sebagai sebuah

bagian dalam mata rantai kekhawatiran yang dialami secara akut oleh orang-orang

miskin dalam masyarakat. Selain itu juga, Pantazis juga menemukan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan dalam hal ketidakamanan dalam populasi. Meskipun

gender adalah merupakan faktor yang paling signifikan dalam menentukan seseorang

merasakan ketidakamanan atau tidak. Pantazis menemukan perbedaan yang cukup

signifikan antara laki-laki dan perempuan. Usia tua dan faktor-faktor yang terkait

dengan kemiskinan merupakan faktor yang paling dominan dalam pembentukan rasa

kekhawatiran dan ketidakamanan bagi perempuan. Sementara bagi laki-laki,

kemampuan untuk melindungi diri sendiri dari serangan dan rendahnya pendapatan

merupakan faktor yang paling dominan dalam pembentukan rasa ketidakamanan dan

kekhawatiran.

2. 2. Kerangka Pemikiran

2. 2. 1. Fear of Crime

James Garofalo (1981) mendefinisikan fear of crime, atau rasa takut akan

kejahatan, sebagai suatu reaksi emosional yang ditandai dengan adanya perasaan

terancam bahaya dan kecemasan terutama dalam hubungannya dengan bahaya secara

fisik. Lebih jelasnya, Garofalo mengemukakan bahwa fear of crime erat kaitannya

dengan adanya perasaan terancam bahaya secara fisik yang diperoleh dari

lingkungannya. Hal ini diperoleh dari lingkungan yang berhubungan dengan aspek

kejahatan bagi seseorang.

Perasaan terancam bahaya ini oleh Garofalo kemudian dibagi menjadi dua,

yaitu (Garofalo, 1981: 844):

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

15

Universitas Indonesia

a. Ketakutan aktual, yaitu adanya perasaan takut bahwa ancaman kejahatan

memang nyata, dan ketika semakin sering mereka menemukan diri mereka

berada dalam situasi yang menakutkan secara nyata.

b.Ketakutan antisipatif, yaitu adanya perasaan takut akan mengalami kejahatan,

dimana seseorang berada dalam suasana yang sama dengan peristiwa

kejahatan yang pernah dialaminya, baik sebagai korban maupun sebagai saksi.

Ketakutan antisipatif berhubungan timbal balik dengan ketakutan aktual,

dimana hal ini dipengaruhi oleh (Kusumah, 1988: 44-46):

a. Karakteristik sosial ekonomi (usia, jenis kelamin, pendapatan, tingkat

pendidikan, gaya hidup, dan sebagainya)

b. Informasi tentang kejahatan (jumlah dan sifat informasi, pengalaman

langsung, komunikasi interpersonal secara langsung maupun tidak melalui

media massa)

c. Faktor-faktor antara (sikap dan kepentingan yang mempengaruhi persepsi

selektif atau informasi yang tersedia)

d. Gambaran tentang kejahatan (luas kejahatan dilingkungannya, sifat dan

seriusitas kejahatan, ciri-ciri pelaku dan korban serta psikis dan sosial akibat

kejahatan)

e. Penilaian resiko (pandangan bahwa seseorang akan menjadi target potensial

kejahatan, kerawanan individual dalam kaitan dengan ciri-ciri fisik pribadi,

„atraktivitas‟ serta konsekuensi fisik, psikis, dan finansial yang dimiliki

individu tertentu)

Terbentuknya fear of crime menurut Koichiro Ito, yang melakukan penelitian

mengenai persepsi dan realitas mengenai rasa takut akan kejahatan, disebabkan oleh

beberapa faktor, yaitu (Ito, 1993: 381):

a. Faktor pengetahuan akan kejahatan, terbagi menjadi:

- Sumber langsung, pengalaman menjadi korban kejahatan

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

16

Universitas Indonesia

- Sumber tidak langsung, berupa pengetahuan tentang viktimisasi

orang lain

- Media massa yang meliput peristiwa kejahatan

b. Faktor kerentanan menjadi korban kejahatan, terbagi menjadi:

- Usia

- Perempuan

c. Faktor keadaan lingkungan tempat tinggal

d. Kepercayaan akan sistem peradilan pidana suatu negara

Sanford H. Kadish (1983: 766) menjelaskan pula faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap pembentukan rasa takut, yaitu:

1. Sosiodemografik (Usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan ras atau etnik

budaya)

2. Pengalaman Menjadi Korban (orang yang pernah menjadi korban cenderung

memiliki perasaan ketakutan yang lebh tinggi dibanding yang belum pernah

menjadi korban)

3. Pengetahuan tentang tindak kejahatan (orang yang pernah mendengar tentang

tingginya tindak kejahatan, cenderung lebih waspada terhadap terjadinya

tindak kejahatan tersebut)

4. Persepsi tentang tempat tinggal (keadaan tempat tinggal seseorang dapat

mempengaruhi terbentuknya perasaan takut terhadap kejahatan)

5. Media massa (tayangan atau pemberitaan di media dapat memunculkan

perasaan takut terhadap kejahatan)

Terkait tingkat fear of crime, terdapat beberapa jenis kejahatan tertentu yang

memberi tingkat fear of crime yang berbeda. Perampokan, misalnya. Skogan &

Klecka (1997) mengungkapkan, kejahatan perampokan ditakuti orang karena

umumnya melibatkan penggunaan senjata, ancaman, kekerasan fisik, dan kehilangan

harta benda yang nilainya tidak sedikit (John Howard Society of Alberta, 1999).

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

17

Universitas Indonesia

General Social Survey (1999) mengajukan 8 tingkatan kejahatan yang paling

memberikan fear of crime bagi masyarakat, yaitu:

1. Kejahatan seksual

2. Perampokan

3. Pembobolan dan penerobosan rumah

4. Kekerasan baik fisik maupun verbal

5. Vandalisme

6. Pencurian kendaraan bermotor

7. Pencurian rumah tangga

8. Pencurian barang pribadi

Kedelapan tingkatan kejahatan tersebut memiliki „daya tarik‟ masing-masing

bagi „calon‟ pelaku. „daya tarik‟ yang dimiliki kejahatan pencurian dapat dijelaskan

diantaranya melalui faktor daya tarik properti yang dimiliki target yang terkait dengan

value, visibility and accessibility (nilai harta benda, visibilitas kepemilikan material,

serta akses menuju hal tersebut) (General Social Survey, 1999). Dengan kata lain,

calon pelaku pencurian sebenarnya tertarik pada properti yang akan dicuri yang

memilikitiga karakteristik tadi (value, visibility and accessibility) dan menjadikan

properti tersebut sebagai target, bukan tertarik pada pemilik properti dan

menjadikannya sebagai target (Gould, 1969).

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

18

Universitas Indonesia

2. 2. 2. Respons Fear of Crime

Menurut Garofalo lagi, respons seseorang terhadap fear of crime yang mereka

alami dapat dibagi 5 , yaitu :

1) Avoidence Behaviour

Adalah tindakan pencegahan akan kejahatan dengan menghindari tindakan-

tindakan yang dapat menyebabkan dirinya menjadi korban.

2) Protective Behavior

Adalah tindakan yang bertujuan untuk meminimalisir resiko untuk menjadi

korban dari pada harus menghindari suatu tindakan yang harus ia lakukan

karena takut akan menjadi korban kejahatan..

3) Insurance behavior

Adalah tindakan seseorang yang mengasuransikan harta benda miliknya

untuk berjaga-jaga ketika dia menjadi korban kejahatan.

4) Communicate Behavior

Adalah tindakan seseorang yang menceritakan dan berbagi perasaan dengan

seseorang dalam hal yang berkaitan dengan kejahatan untuk menenangkan

perasaannya.

5) Participation Behavior

Adalah tindakan seseorang yang menyerukan suatu peringatan ber-skala

besar agar orang lain tidak menjadi korban seperti dirinya.

Kerangka fear of crime yang ada diatas digunakan dalam penelitian ini untuk

mengetahui bagaimana repons pekerja perempuan terhadap fear of crime yang

terdapat di angkutan umum di Depok. Ini juga untuk membuktikan respons mana

yang paling signifikan akan terlihat mengenai fear of crime yang berada di sekitar

mereka.

2. 3. Definisi Konseptual

2. 3. 1. Fear of Crime

Adrianus Meliala (Fear of Crime, n.d.), menjelaskan fear of crime sebagai suatu

reaksi psikologis individual yang bersifat subjektif terhadap stimulus yang

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

19

Universitas Indonesia

mengerikan berupa kejahatan. Dengan kata lain, adanya fear of crime atau rasa takut

akan kejahatan ditandai dengan adanya perasaan terancam bahaya dan kecemasan

terutama dalam hubungannya dengan bahaya secara fisik. Adrianus juga mengutip

hasil penelitian Hindelang, Gottfredson & Garofalo (1978) yang menyatakan bahwa

vulnerable people (kanak-kanak, perempuan dan manula), mereka yang pernah

menjadi korban kejahatan, dan mereka yang dekat dengan sumber-sumber ataupun

aspek pendukung terjadinya kejahatan (karyawan yang pulang malam, perempuan

yang sedang dalam kondisi sendirian, dan lain-lain) merupakan pihak-pihak yang

paling rentan menjadi korban kejahatan dan lebih mudah mengalami fear of crime

Dalam penelitian ini, yang tergolong vulnerable people adalah kanak-kanak dan

remaja yang berada antara batasan kanak-kanak dan dewasa secara usia dan

psikologis, terkait dengan responden penelitian yang merupakan remaja sisiwi SMPN

28.

2. 3. 2. Gender dan Kerentanan

Gender, seperti yang dikemukakan oleh Moore (1988), adalah pembedaan peran

laki-laki dan perempuan di dalam keluarga dan masyarakat yang dikembangkan oleh

budaya dari masing-masing masyarakat. Pembedaan peran antara laki-laki dan

perempuan ini menimbulkan suatu perasaan subyektif tentang identitas gender

seseorang (sebagai perempuan atau laki-laki) dan merupakan bagian penting dari

konsep diri orang tersebut (Ihromi, 1995).

Sadli & Patmonodewo (1992) menjelaskan identitas gender sebagai definisi

seseorang atas dirinya sebagai jenis kelamin tertentu yang merupakan hasil interaksi

antara kondisi biologisnya dan beragam karakteristik dan perilaku khas perempuan

yang merupakan hasil proses sosialisasi budayanya (Ihromi, 1995). Salah satu hasil

sosialisasi mengenai identitas gender adalah bahwa perempuan lebih lemah daripada

laki-laki, lebih rentan menjadi korban kejahatan, lebih emosional, serta lebih „pasrah‟

(Gordon, et. al., 1980). Hal ini menjadi salah satu pelanggengan praktek subordinasi

yang menimpa perempuan.

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

20

Universitas Indonesia

Perempuan menurut Finney (2006) dan Nicholas et. al. (2007) adalah korban

utama dari kekerasan seksual baik yang dilaporkan ataupun yang tidak dilaporkan.

Hal ini karena terkait dengan peran-peran yang dilekatkan kepadanya sehingga

reproduksi perempuan menjadi salah satu sasaran strategis untuk melumpuhkan

keperempuanannya. Selain itu juga, Humm (2002: 501) dalam bukunya menulis

bahwa istilah untuk konstruksi sosial dari perempuan yang identitasnya

(feminitasnya) diterapkan dan dikonstruksi melalui penggambaran.

Nils Christie (1986) dalam persepsinya mengenai kerentanan menjadi korban

membagi menjadi 6 atribut stereotipe mengenai “korban yang ideal”:

1) Korban adalah orang yang lemah dalam hubungannya dibanding si pelaku –

„korban ideal‟ adalah: perempuan, yang sakit, sangat tua, sangat muda

(ataupun kombinasi dari kesemuanya)

2) Korban yang sehari-harinya memiliki suatu pola yang berlangsung sama

setiap hari

3) Korban tidak bisa disalahkan akan kejahatan yang menimpanya

4) Korban tidak mengenal atau tidak mengetahui si pelaku

5) Pelaku adalah orang yang besar dan jahat

6) Korban memiliki kombinasi antara kekuatan, pengaruh dan simpati untuk

mendapatkan status korban sehingga beresiko adanya pihak-pihak yang ingin

mengambil keuntungan dari kejahatan yang menimpanya

Dapat dilihat dalam konsep diatas bahwa perempuan merupakan kelompok

potensial yang menjadi korban. Hal ini karena adanya peran-peran yang yang

dilekatkan kepada kelompok tersebut sedari kecil. Hal inilah yang menjadi akar

mengapa mereka mejadi korban potensial dalam suatu kejahatan, dalam hal ini

adalah kejahatan di dalam angkutan umum.

2. 3. 4. Pengetahuan tentang Kejahatan

Masalah kriminalitas atau kejahatan adalah suatu kenyataan sosial yang tidak

dapat dihindari. Kriminalitas berkaitan dengan masalah sosial ekonomi, politik, dan

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

21

Universitas Indonesia

budaya, sehingga diasumsikan kriminalitas di perkotaan berkembang sejalan dengan

bertambahnya penduduk, pembangunan, modernisasi, dan urbanisasi. Keadaan ini

mengakibatkan keresahan masyarakat dan pemerintah di kota tersebut (Gosita, 1993:

3).

Kejahatan adalah pola tingkah laku yang merugikan masyarakat, secara fisik

maupun psikologis (Mustofa, 2005: 6). Tingkah laku tersebut dapat dirumuskan oleh

hukum maupun tindakan yang bertentangan dengan norma-norma masyarakat di luar

hukum (Mannheim dalam Dermawan, 1994: 2). Perbuatan tersebut merugikan,

merusak, dan asusila sehingga menimbulkan guncangan dalam suatu masyarakat,

sehingga masyarakat berhak mencela dan melawan dengan menjatuhkan suatu

nestapa dengan sengaja (Voigt, 1994, h. 31-32).

Pengalaman tidak langsung yang berupa pengetahuan atau kabar adanya

viktimisasi di lingkungan seseorang dapat meningkatkan rasa takut, sebab informasi

yang didapat langsung dari korban akan meningkatkan kekuatiran dan keyakinan

akan kondisi tidak aman (Covington & Taylor, 1991).

Selain itu media, baik itu media elektronik ataupun cetak, berperan dalam

memberitakan atau menyampaikan berita atau pengetahuan akan kasus kejahatan.

Lebih lanjut, media massa memberikan suatu pengaruh terhadap persepsi penonton,

bagaimana penonton merepresentasikan dan mengevaluasi hubungan sosialnya

dengan korban dalam pemberitaan tersebut (Romer, Jamieson, & Aday, 2003).

Kemudian, pembuata berita di media massa tidaklah lebih dari penyusunan realitas

sehingga membentuk suatu cerita, sehingga realitas tentang kriminalitas di media

yang dibentuk secara tidak proporsional telah memberikan rasa takut akan kejahatan

bagi masyarakat (Sobur, 2002).

2. 3. 5. Pengalaman menjadi Korban Kejahatan

Secara definitif, korban kejahatan merupakan orang atau badan yang telah

dilukai, dikenai bahaya, disakiti, atau dirugikan dalam hal fisik, psikologis atau

materiil, baik secara langsung maupun tidak langsung oleh pelaku kejahatan (Doerner

& Lab, 1998)

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

22

Universitas Indonesia

Andrew Karmen (1984: 59) mendefinisikan korban sebagai:

Individual who experience injury, loss or hardship for any reason.

People can be victims of accidents, diseases, natural disaster, or social

problem like warfare, discrimination, or other injustices. Crime victims

are harmed because of illegal act.

Terjemahan bebas:

Setiap individu yang mengalami luka-luka, kerugian, kehilangan,

ataupun penderitaan dengan alasan-alasan apapun. Seseorang dapat

menjadi korban karena kecelakaan, penyakit, bencana alam, atau

permasalahan sosial seperti peperangan, diskriminasi, atau bentuk

ketidakadilan lainnya. Korban kejahatan dirugikan karena adanya

tindakan pelanggaran.

Pengalaman menjadi korban secara psikologis sangat negatif karena adanya niat

si pelaku yang ingin menyebabkan celaka kepada korban atau calon korannya (Craig-

Henderson & Sloan, 2003). Seandainya kejahatan tersebut tidak menyebabkan luka

fisik, namun, kejahatan memberikan akibat munculnya rasa trauma sehubungan

kondisi emosional dan psikologis. 44 persen korban merasa terkejut akan insiden

yang menimpanya, 29 persen merasa ketakutan, dan satu dari empat orang merasa

kesal, satu dari lima orang merasa sulit untuk tidur (Maguire and Kynch, 2000: 4ff,

berdasarkan analisis data dari 1998 British Crime Survey)

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

23 Universitas Indonesia

BAB III

METODE PENELITIAN

III. 1. Metode Penelitian

III. 1. 1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif

dapat dijelaskan sebagai suatu penelitian dimana peneliti mengikuti alur deduktif

yang dimulai dengan suatu ide atau gagasan yang diikuti prosedur pengukuran dan

diakhiri dengan data empiris yang menggambarkan ide atau gagasan tersebut.

Penelitian kuantitatif memiliki alur linear dimana penelitian dilakukan secara

bertahap yang diibaratkan seperti tangga dan penelitian secara bertahap tersebut

sudah memiliki satu arah atau satu tujuan yang sudah ditentukan. Lebih lanjut,

penelitian kuantitatif menggunakan variabel sebagai penggambaran idenya, variabel-

variabel tersebut dibuat secara deduktif dan linear untuk selanjutnya diukur korelasi

atau hubungan diantara variabel tersebut hingga akhirnya didapatkan hipotesa yang

menjadi kesimpulan dari ide atau gagasan penelitian (Neuman W., 2004).

III. 1. 2. Tipe Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif memberikan detail

spesifik mengenai situasi, kondisi sosial atau hubungan tertentu; penelitian deskriptif

berfokus pada pertanyaan “Bagaimana?” dan “Siapa?” dalam suatu tema penelitian.

Peneliti yang menggunakan deskriptif sebagai tipe penelitiannya sebagian besar

menggunakan survey, studi lapangan, kajian suatu penelitian sebelumnya, dan

pembandingan penelitian sebelumnya dengan penelitiannya sendiri. Peneliti memulai

penelitiannya dengan subyek penelitian yang sudah spesifik dan melakukan

penelitiannya untuk menjelaskan dengan akurat sehingga hasil penelitiannya

kemudian memberikan gambaran yang jelas mengenai subyek penelitiannya

(Neuman W., 2004).

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

24

Universitas Indonesia

III. 1. 3. Populasi Penelitian

Populasi penelitian dapat dikatakan sebagai kelompok individu yang

diinginkan peneliti untuk diteliti dengan tujuan untuk digeneralisasi (Gorard S.,

2003). Penelitian ini diharapkan dapat menggeneralisasi populasi yang diteliti dengan

kelompok atau orang-orang yang memiliki kriteria yang sama atau mirip seperti

populasi penelitian. Populasi penelitian ini adalah perempuan yang kriterianya

menggunakan moda transportasi darat khususnya angkutan umum sebagai sarana

transportasi ketika bepergian dalam aktifitasnya. Maka subyek penelitian yang ingin

diteliti peneliti adalah para pekerja khususnya perempuan yang menggunakan

angkutan umum ketika bertransportasi dari Depok menuju Jakarta atau sebaliknya.

Populasi penelitian ini dipilih dengan alasan bahwa pekerja perempuan yang

menggunakan angkutan umum dari Depok menuju Jakarta atau sebaliknya ini

memiliki waktu kerja yang relatif sama yaitu pagi hingga sore dan malam, sehingga

penggunaan angkutan umum diasumsikan adalah saat mereka berangkat dan pulang

yaitu pagi dan malam hari, pemilihan populasi penelitian ini diharapkan dapat

mewakili perempuan pengguna angkutan umum lain.

III. 1. 4. Sampel Penelitian

Sampel adalah sub-grup, dari keseluruhan populasi penelitian, yang dipilih

untuk mewakili keseluruhan populasi penelitian (Singh, K., 2007). Sampel yang ideal

menurut Koentjaraningrat (1997: 47) harus memenuhi beberapa sifat, yaitu: a) dapat

memberikan gambaran yang dipercaya dari seluruh populasi, b) sampel harus

sesederhana mungkin mudah dilaksanakan, dan c) dapat memberikan keterangan

sebanyak mungkin dengan biaya sekecil-kecilnya.

Dalam penelitian ini peneliti memilih 100 orang sampel sebagai perwakilan

populasi penelitian, 100 orang ini adalah pekerja perempuan yang sehari-harinya

menggunakan angkutan umum sebagai moda transportasi mereka.

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

25

Universitas Indonesia

III. 1. 5. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Terminal bus dan Stasiun yang ada di sekitar

wilayah Depok, Jawa Barat, serta dilakukan di beberapa tempat-tempat usaha seperti

toko, mall, kantor, dan warnet. Waktu yang akan digunakan dalam penelitian ini

bersifat cross sectional, dimana informasi yang dikumpulkan hanya pada saat tertentu

saja (Neuman, 2003: 31), yaitu diantara bulan Oktober 2011 hingga Juni 2012 .

III. 1. 6. Teknik Penarikan Sampel

Penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik sampling non

probabilita, yakni penarikan sampel dari anggota populasi dimana setiap anggotanya

tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel (Prasetyo & Jannah,

2006). Teknik ini peneliti gunakan karena keterbatasan kerangka sampel yaitu pekerja

perempuan yang menggunakan angkutan umum sebagai moda transportasinya.

Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah Teknik Penarikan Sampel

Kuota (quota sampling). Teknik penarikan sampel kuota merupakan teknik penarikan

sampel yang hampir sama dengan penarikan sampel stratifikasi dengan perbedaan

pada ketiadaan kerangka sampel dan penarikan sampel yang tidak secara acak

(Sukandarrumidi, 2006). Metode ini dapat digunakan apabila adanya keterbatasan

dalam ketiadaan kerangka sampel. Dalam penelitian ini, peneliti akan menarik sampel

sebanyak 100 orang dari kalangan pekerja atau karyawan perempuan yang

menggunakan angkutan umum.

III. 1. 7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan adalah merupakan kegiatan dalam pengumpulan data

yang bertujuan untuk mengumpulkan data (informasi) yang dapat menjawab

permasalahan penelitian. Data yang dikumpulkan dapat berupa data primer dan data

sekunder.

Teknik pengumpulan data yang akan peneliti lakukan menyangkut dua aspek,

yakni:

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

26

Universitas Indonesia

Data primer sebagai data utama yang hendak peneliti cari dalam

penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara respons perempuan

pekerja pengguna angkutan umum di kota Depok. Data ini diperoleh

melalui penyebaran kuesioner yang bersifat Self Administered

Questionnaire (responden mengisi sendiri kuesioner yang diberikan tanpa

bantuan penelti) kepada 100 orang perempuan pekerja yang ada di depok

yang kesehariannya menggunakan kendaraan umum untuk beraktivitas.

Data sekunder yang berfungsi sebagai pendukung dalam penelitian ini

berasal dari studi literatur yang dilakukan oleh penulis yang bersumber

dari literatur kepustakaan yang dilengkapi dengan berbagai sumber, baik

berupa majalah, surat-surat kabar, jurnal ilmiah, dan data melalui

informasi dari internet (situs) yang terkait, dengan tetap mengingat proses

ilmiah dari proses ilmiah sebuah penulisan. Dalam hal ini, data-data yang

diambil dari studi literatur hanya data-data yang menurut penulis

dianggap perlu untuk mendukung argumentasi penulis dalam penelitian

ini.

III. 1. 8. Teknik Analisa Data

Analisis data menunjuk pada kegiatan mengorganisasikan data ke dalam

susunan-sususnan tertentu di dalam rangka penginterpretasian data; ditabilasi, sesuai

dengan susunansajian data yang dibutuhkan untuk menjawab masing-masing masalah

dan/atau hipotesis penelitian; juga melakukan perhitungan-perhitungan tertentu sesuai

dengan jenis pengolahan statistik yang digunakan di masing-masing masalah dan/atau

hipotesis penelitian; dan akhirnya diinterpretasikan atau disimpulkan, baik untuk

masing-masing masalah atauhipotesis penelitian maupun untuk keseluruhan masalah

atau hipotesis penelitian maupun untuk keseluruhan masalah yang diteliti (Burhan,

2005: 34)

Peneliti menggunakan analisa data dengan menggunakan program SPSS

untuk mengolah data yang didapatkan dari hasil survey. Variabel-variabel dalam

penelitian tersebut akan dicari korelasinya sehingga didapatkan intensitas fear of

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

27

Universitas Indonesia

crime dan respons fear of crime yang dirasakan perempuan pengguna angkutan

umum ketika menggunakan angkutan umum. Selain itu data sekunder berupa kajian

literatur akan digunakan sebagai penunjang dan referensi dalam menjelaskan teori

fear of crime dan sejarah serta kondisi angkutan umum dan seputar kasus kejahatan

didalam angkutan umum yang ada di Jakarta.

III. 2. Model Analisis

Dalam penelitian ini peneliti ingin mencari adakah korelasi antara variabel

independen yaitu tingkat fear of crime dengan respons fear of crime yang muncul di

kalangan perempuan pengguna angkutan umum ketika mereka menggunakan

angkutan umum. Sebelumnya terlebih dahulu peneliti mencari tahu bagaimana

intensitas fear of crime tersebut di kalangan perempuan pengguna angkutan umum

berdasarkan pengalaman pribadi mereka.

III. 2. 1. Hipotesis

Penelitian ini menggunakan hipotesa sebagai berikut:

Ho: Tidak terdapat hubungan antara tingkat fear of crime di kalangan perempuan

pengguna angkutan umum dan respons fear of crime yang muncul

Ha: Terdapat hubungan antara tingkat fear of crime di kalangan perempuan

pengguna angkutan umum dan respons fear of crime yang muncul

3. 2. 2. Pretest (Uji Reliabilitas dengan Cronbach’s Alpha)

Sebelum kuesioner diberikan pada responden, sebe;umnya kuesioner akan

diuji terlebih dahulu validitas dan reliabilitasnya. Pengujian ini bertujuan untuk

mengetahui apakah kuesioner sebagai instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

Variabel Independen Variabel Dependen Tingkat Fear of Crime Respons Fear of Crime

ketika menggunakan

angkutan umum

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

28

Universitas Indonesia

bisa menghasilkan data yang bisa dipertanggungjawabkan. Jika data yang diolah

dengan teknik statistik tertentu itu dapat dipertanggungjawabkan, maka hasil analisa

yang diperoleh juga dapat dipertanggung jawabkan sehingga dapat digunakan untuk

mengambil kesimpulan (Nugiantoro & Gunawan, 2004, hal. 333). Pengujian

dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada 30 responden (n=30) yang tidak

termasuk dalam populasi. Pada instrumen penelitian ini terdapat tujuh variabel

dengan jumlah butir pernyataan/pertanyaan yang berbeda-beda. Butir pernyataan

yang diujikan mempunyai pilihan jawaban dengan skala likert.

Pengujian dilakukan dengan bantuan program SPSS volume 18 untuk

Windows. Butir pernyataan/pertanyaan dikatakan valid jika koefisien korelasi (r

hitung) ≥ nilai kritis r tabel pada taraf signifikansi 5%. Pada pengujian reliabilitas

menggunakan reliabilitas Alpha Cronbach. Butir pernyataan/pertanyaan dikatakan

reliabel jika nilai r yang diperoleh ≥ r tabel. Nilai r tabel diperoleh melalui df(degree

of freedom)= n-2, yaitu 30-2 = 28. Nilai r tabel dari 28 adalah 0.361.

Setelah dilakukan pengujian, variabel yang tidak reliabel akan diperbaiki

dengan cara menghilangkan butir-butir pernyataan(items) yang tidak valid, dan

demikian juga dengan butir-butir yang tidak valid akan dihilangkan, atau butir-butir

pernyataan tersebut diperbaiki.

Nilai koefisien korelasi (r hitung) yang didapat setelah dilakukan pengujian

adalah 0,629. Sedangkan r tabel dari df = 28 adalah 0,361. Karena koefisien korelasi

(r hitung) ≥ r tabel yakni 0,629 ≥ 0,361, maka butir-butir pernyataan/pertanyaan

dalam kuesioner adalah reliabel atau valid

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

29

Universitas Indonesia

III. 3. Operasionalisasi Konsep

Konsep Variabel Indikator Kategori Skala

Pengukuran

Fear of

Crime

Pencopetan,

Penodongan,

Pelecehan,

seksual,

Hipnotis

Memiliki kekhawatiran mengalami

kejahatan ketika sedang menggunakan

angkutan umum

Tinggi

Rendah

Interval

Yakin bahwa angkutan umum adalah

tempat yang rawan kejahatan

Tinggi

Rendah

Interval

Mengetahui berita atau pengetahuan

mengenai kejahatan di dalam angkutan

umum baik itu bersumber dari pengalaman

pribadi, orang lain, atau media massa

Tinggi

Rendah

Interval

Mengetahui atau memikirkan cara-cara

untuk melindungi diri dari kejahatan ketika

sedang menggunakan angkutan umum

Tinggi

Rendah

Interval

Mencurigai dan mewaspadai penumpang

lain di dalam angkutan umum

Tinggi

Rendah

Interval

Respon

s

Avoidance Karena takut menjadi korban kejahatan

menghindari menggunakan angkutan

umum di malam hari

Tinggi

Rendah

Interval

Karena takut menjadi korban kejahatan

menghindari menggunakan angkutan

umum yang padat penumpangnya

Tinggi

Rendah

Interval

Karena takut menjadi korban kejahatan

menghindari menggunakan angkutan

umum yang kosong

Tinggi

Rendah

Interval

Karena takut menjadi korban kejahatan

menghindari menggunakan angkutan

umum yang menggunakan kaca film

Tinggi

Rendah

Interval

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

30

Universitas Indonesia

Protective Karena takut mengalami pelecehan seksual

ketika menggunakan angkutan umum

selalu memakai pakaian longgar ketika

akan bepergian menggunakan angkutan

umum sehingga pelaku tidak tergoda

Tinggi

Rendah

Interval

Karena takut mengalami pelecehan seksual

ketika menggunakan angkutan umum

selalu memakai masker untuk menutupi

wajah sehingga pelaku tidak tergoda

Tinggi

Rendah

Interval

Karena takut mengalami pelecehan seksual

ketika menggunakan angkutan umum

selalu memasang ekspresi galak atau seram

ketika menggunakan angkutan umum agar

pelaku gentar

Tinggi

Rendah

Interval

Insurance Karena takut mengalami pencopetan ketika

menggunakan angkutan umum selalu

memasang gembok kecil pada tas bawaan

saya

Tinggi

Rendah

Interval

Karena takut mengalami pencopetan ketika

menggunakan angkutan umum selalu

memasang ekspresi galak atau seram

ketika menggunakan angkutan umum agar

pelaku gentar

Tinggi

Rendah

Interval

Communicate Bila menjadi korban kejahatan di angkutan

umum menceritakan kepada teman atau

keluarga

Tinggi

Rendah

Interval

Bila menjadi korban kejahatan di angkutan

umum melaporkan kepada pihak berwajib

Tinggi

Rendah

Interval

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

31

Universitas Indonesia

Bila mengalami kejahatan di angkutan

umum berteriak meminta tolong kepada

penumpang-penumpang lain

Tinggi

Rendah

Interval

Karena takut menjadi korban kejahatan

saat menggunakan angkutan umum selalu

memberitahu kemana pergi kepada teman

atau keluarga

Tinggi

Rendah

Interval

Participate Karena takut menjadi korban saat

menggunakan angkutan umum harus

mengajak teman untuk menemani

Tinggi

Rendah

Interval

Karena takut menjadi korban saat

menggunakan angkutan umum selalu

menemani teman atau keluarga

Tinggi

Rendah

Interval

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

32

Universitas Indonesia

3.5 Hambatan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menemui beberapa kendala dalam

melakukan penelitian. Hambatan-hambatan yang dialami peneliti yaitu:

Sulitnya menemukan jurnal ilmiah atau karya tulis yang dengan spesifik

meneliti tentang respons dari fear of crime, terutama dengan tema

penelitian angkutan umum.

Pengumpulan data jenis-jenis transportasi dari Dinas Perhubungan,

hambatan yang dirasakan adalah adany proses birokrasi yang berbelit-belit

dimana peneliti harus meminta izin dari satu tempat ke tempat lain,

terutama pada dinas perhubungan kota Jakarta dimana responden harus

menunggu sebulan sebelum bisa dapat izin mengakses data angkutan

umum.

Sulitnya mewawancara responden yang sedang menunggu angkutan

umum, sehingga untuk mendapatkan data wawancara responden, peneliti

harus ikut menggunakan angkutan umum yang digunakan responden. Hal

ini dirasakan menghabiskan waktu, tenaga dan biaya karena responden

harus kembali lagi ke kota Depok untuk mendapatkan responden dengan

karakteristik yang ditentukan.

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

33

Universitas Indonesia

3.6 Sistematika Penulisan

Berikut adalah sistematika penulisan dalam skripsi ini:

BAB I : Bab I berisi latar belakang permasalahan yang akan diteliti,

pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, dan signifikansi penelitian

BAB II : Bab II berisi tentang kajian kepustakaan yang merupakan penelitian-

penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, definisi konseptual

BAB III : Bab III berisi mengenai metode penelitian yang digunakan, tipe

penelitian, populasi penelitian, deskripsi populasi, jumlah sampel,

sampel penelitian, teknik penarikan sampel, teknik pengumpulan

data, teknik analisis data, model analisis, hipotesis penelitian, hasil

pre-test, operasional konsep, hambatan penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB IV : Bab IV berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian, karakteristik

responden, analisis univariat, aalisis bivariat, uji regresi, uji korelasi,

dan analisa teori

BAB V : Bab V berisi tentang kesimpulan penelitian yang dibuat berdasarkan

hasil pengolahan data-data yang didapat ketika melakukan penelitian.

Selain itu juga berisi daftar pustaka dan lampiran

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

34 Universitas Indonesia

BAB IV

ANALISIS DAN TEMUAN DATA LAPANGAN

4. 1. Kondisi Kota Depok Secara Umum

Secara geografis Kota Depok terletak pada koordinat 6o 19’ 00” – 6o 28’

00” Lintang Selatan dan 106o 43’ 00” – 106o 55’ 30” Bujur Timur. Secara

geografis, Kota Depok berbatasan langsung dengan Kota Jakarta atau berada

dalam lingkungan wilayah Jabotabek dan memiliki 11 Kecamatan. Bentang alam

Kota Depok dari Selatan ke Utara merupakan daerah dataran rendah – perbukitan

bergelombang lemah, dengan elevasi antara 50 – 140 meter diatas permukaan laut

dan kemiringan lerengnya kurang dari 15%. Kota Depok sebagai wilayah termuda

di Jawa Barat, mempunyai luas wilayah sekitar 200,29 km2.

Kondisi geografisnya dialiri oleh sungai-sungai besar yaitu Sungai

Ciliwung dan Cisadane serta 13 sub Satuan Wilayah Aliran Sungai. Disamping itu

terdapat pula 25 situ. Data luas situ pada tahun 2005 sebesar 169,68 Ha, dengan

kualitas air rata-rata buruk akibat tercemar. Kondisi topografi berupa dataran

rendah bergelombang dengan kemiringan lereng yang landai menyebabkan

masalah banjir di beberapa wilayah, terutama kawasan cekungan antara beberapa

sungai yang mengalir dari selatan menuju utara: Kali Angke, Sungai Ciliwung,

Sungai Pesanggrahan dan Kali Cikeas.

Perkembangan kota Depok tidak terlepas dari fungsinya sebagai daerah

penyangga Kota Jakarta. Oleh karena itulah kota depok dilalui berbagai jenis

transportasi darat baik berupa mikrolet, bus kota, serta kereta listrik. Dari situs

resmi pemerintah Kota depok, terdapat kurang lebih 32 trayek angkutan umum

yang berupa mikrolet dan bus kota serta kereta listrik yang terdiri dari kereta

ekonomi dan commuter line.

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

35

Universitas Indonesia

4.2. Analisis Univariat

4. 2. 1. Karakteristik Responden

a. Domisili Tempat Tinggal Responden

Dari hasil wawancara dengan responden menggunakan kuesioner

didapatkan lokasi atau domisili tempat tinggal responden sebagai berikut:

Tabel 4.1.1 Domisili Tempat Tinggal Responden

Tempat tinggal Jumlah Persentasi

Bekasi 8 8%

Bintaro 3 3%

Bogor 11 11%

Ciledug 1 1%

Cipinang 1 1%

Ciputat 3 3%

Depok 30 30%

Depok 2 1 1%

Jakarta 20 20%

Jakarta Selatan 1 1%

Jakarta Timur 1 1%

Kober 3 3%

Lenteng Agung 4 4%

Pasar Minggu 4 4%

Pasar Rebo 2 2%

Rawa Belong 1 1%

Sawangan 3 3%

Tanah Kusir 1 1%

Tangerang 1 1%

Tangsel 1 1%

Total 100 100%

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden terbagi diantara 2 propinsi

yaitu DKI Jakarta dan Jawa Barat, dengan sebaran kota terbagi lagi menjadi

Jakarta, Depok, Bogor, Bekasi, dan Tangerang.

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

36

Universitas Indonesia

Dari tabel tersebut menurut domisilinya, dapat diurutkan dari terbanyak

menuju terrendah sebagai berikut:

DKI Jakarta (39 orang), Jawa Barat (56 orang), Banten (5 orang). Lalu menurut

kota: Jakarta (39 orang). Depok (37 orang), Bogor (11 orang), Bekasi (8 orang),

dan Tangerang (5 orang).

b. Jenis Kelamin

Penelitian ini berfokus pada perempuan sebagai obyek penelitiannya,

dimana responden pada kuesioner yang dibuat peneliti sampelnya adalah

perempuan yang bekerja di daerah kota Depok dan sehari-hari menggunakan

moda transportasi darat.

c. Usia Responden

Grafik 4. 1. 1. Diagram Usia Responden

Dari 100 orang responden yang ditemui, jumlah terbesar adalah

perempuan pekerja berusia 20-24 tahun dan hampir sama jumlahnya adalah usia

15-19 dan 25-39 tahun. Sementara yang paling sedikit adalah usia 40-44 tahun

sebanyak 5 orang. Jumlah ini dipengaruhi oleh lokasi penelitian dimana peneliti

mengambil responden kuesioner di tempat-tempat seperti mall, warnet, toko

ataupun restoran dan tempat usaha lainnya untuk memudahkan mencari populasi

penelitian, dan sebagian lagi diwawancara ketika responden sedang atau akan

menggunakan angkutan umum di terminal, dalam angkutan umum, ataupun di

halte bus.

15-19 Tahun 20-24 Tahun 25-39 Tahun 40-44 Tahun

24 Orang (24%)

23 Orang (23%)

48 Orang (48%)

5 Orang (5%)

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

37

Universitas Indonesia

d. Status Perkawinan Responden

Grafik 4. 1. 2. Diagram Status Perkawinan Responden

Dari 100 orang responden, 77 responden belum kawin dan 33 diantaranya

sudah kawin dan berkeluarga. Dapat dimaklumi karena sebagian besar responden

masih berusia muda seperti dijelaskan pada diagram sebelumnya.

e. Agama Responden

Grafik 4. 1. 3. Diagram Agama Responden

Mayoritas responden yang ditemui beragama Islam, diikuti sejumlah kecil

yang beragama Katolik dan Kristen. Hindu dan Budha jumlahnya paling sedikit

diantara semuanya.

15-19 Tahun

20-24 Tahun

23 Orang

77 Orang

Islam Kristen Katolik Hindu Budha

13 Orang7 Orang

76 Orang

1 Orang

3 Orang

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

38

Universitas Indonesia

f. Tingkat Pendidikan Responden

Grafik 4. 1. 4. Diagram Tingkat Pendidikan Responden

Pekerja perempuan dalam kuesioner ini sebagian besar masih lulusan

SMA, beberapa responden yang ditemui juga ada yang berkuliah sambil bekerja.

Sementara responden lainnnya adalah lulusan S1 atau D3 dan sisanya S2.

g. Pekerjaan Responden

Grafik 4. 1. 5. Diagram Pekerjaan Responden

Dari 100 responden, 68 orang bekerja sebagai pegawai swasta, 19 orang

pegawai negeri, dan sisanya 6 orang guru/dosen dan 7 orang

pedagang/wiraswasta. Jumlah ini dipengaruhi oleh lokasi penelitian atau

penyebaran kuesioner yang berada di pusat perbelanjaan dimana pekerja

perempuan yang menjadi sampel penelitian mudah untuk dijumpai.

SMA D3/S1 S2

44 Orang

53 Orang

3 Orang

19 Orang

6 Orang

68 Orang

7 Orang

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

39

Universitas Indonesia

h. Tingkat Pengeluaran Responden dalam Sebulan

Grafik 4. 1. 6. Diagram Pengeluaran Responden dalam Sebulan

Berdasarkan diagram diatas, pendapatan terbanyak terbagi dua, yaitu

antara Rp 1.000.001,00-Rp 3.000.000,00 (51 orang) dan Rp 500.000,00-Rp.

1.000.000,00 (32 orang).

i. Tempat Tinggal Responden Saat Ini

Grafik 4. 1. 7. Diagram Tempat Tinggal Responden

Berdasarkan diagram diatas, responden sebanyak 52 orang masih tinggal

di rumah orangtua, dengan asumsi, maka responden tinggal bersama orangtua,

kakak, atau a responden masih memiliki keluarga inti, dan dapat dikatakan

kebanyakan responden masih terhitung muda dan belum berkeluarga.

Rp 500.000,00-Rp 1.000.000,00

Rp 1.000.001,00-Rp 3.000.000,00

Rp 3.000.001,00-Rp 5.000.000,00

Rp 5.000.000,00-Rp 10.000.000,00

13 Orang

4 Orang

51 Orang

32 Orang

Rumah Orangtua/Keluarga

Rumah Sendiri Kos-kosan Rumah Kontrakan

21 Orang14 Orang

13 Orang

52 Orang

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

40

Universitas Indonesia

4. 2. 2. Penggunaan Angkutan Umum

Angkutan umum di kota Depok cukup banyak, dan trayeknya menjangkau

berbagai daerah hingga antar kota dan antar propinsi. Maka tidak heran jika

pengguna angkutan umumnya juga banyak dan berasal dari kota Jakarta, Bogor,

Tangerang, Bekasi dan dalam kota Depok sendiri. Dibawah ini adalah trayek

angkutan umum yang melayani jasa transportasi ke berbagai daerah di kawasan

Jakarta – Depok – Bogor.

Tabel 4.2.1 Data Trayek dalam Kota Depok

Data Trayek Dalam Kota

No Kode Lintasan Jumlah

Unit

1 D 01 Terminal Depok - Depok I Dalam 158

2 D 02 Terminal Depok - Depok II Dalam 567

3 D 03 Terminal Depok - Parung 547

4 D 04 Terminal Depok - Beji 170

5 D 05 Terminal Depok - Citayam - Bojonggede 376

6 D 06 Terminal Depok - Cisalak 287

7 D 07 Terminal Depok - Rawa Denok 46

8 D 07A Terminal Depok - Citayam 74

9 D 08 Terminal Depok - BBM - Kp. Sawah 34

10 D 09 Terminal Depok - Studio Alam - Jatimulya 56

11 D 10 Terminal Depok - Desa Tengah 81

12 D 11 Terminal Depok - Akses UI - Palsigunung 145

13 D 15 Terminal Depok - Simpangan Limo 26

14 D 21 Terminal Sawangan - Bedahan - Duren Seribu 21

Data Trayek Dalam Kota

No Kode Lintasan Jumlah

Unit

15 D 25 Terminal Sawangan - Pondok Petir - Curug 32

16 D 26 Terminal Sawangan - Citayam 27

17 D 27 Perum Arco - Sawangan - Cinangka 12

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

41

Universitas Indonesia

18 107 Cisalak - Gas Alam - Leuwinanggung 116

19 35 Pasar Palsigunung - Pangkalan Sugutumu 18

20 35A Pasar Palsigunung - Pasar Cisalak 5

21 69 Cisalak - Pekapuran - Leuwinanggung 86

Jumlah 2884

Sumber: Dinas Perhubungan Kota Depok

Pada tabel diatas ada 21 trayek perjalanan yang melayani jasa tansportasi

dalam kota Depok dan beberapa daerah di kota lain, trayek-trayek tersbut ditandai

dengan kode nomor angkutan umum.

Tabel 4.2.2 Data Trayek MPU

Data Trayek MPU (Perizinan Dishub Propinsi Jabar)

No Kode Lintasan Jumlah Unit

1 102 Terminal Sawangan - Pr. Bingung - Lebak Bulus 168

2 105 Terminal Depok - Tanah Baru - Lebak Bulus 245

3 106 Parung - Pondok Cabe - Lebak Bulus 278

4 110 Terminal Depok - Mampang - Cinere - Ciputat 46

5 112 Terminal Depok - Ciracas - Kampung Rambutan 200

6 114 Pankalan Cinere - Jl. Jati - Jl. H. Ipin - Terminal Ciputat 147

7 128 Terminal Depok - M. Kahfi - Warung Silah 38

8 129 Mekarsari - Akses UI - Pasar Minggu 95

9 129.. Parung - Pondok Petir - Ciputat 6

10 28 Parung - Cinangka - Ciputat 87

11 29 Cibinong - Kampung Rambutan 273

12 37 Cibingong - Cilodong - Kampung Rambutan 604

Data Trayek MPU (Perizinan Dishub Propinsi Jabar)

No Kode Lintasan Jumlah Unit

13 37.. Citeureup - Cibinong - Kampung Rambutan 183

14 41 Pangkalan Desa Limo - Pasar Minggu 598

15 61 Cisalak - Radar AURI - Taman Bunga - LW. Nanggung 327

16 79 Depok - Pasar Minggu 47

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

42

Universitas Indonesia

17 83 Cisalak - Cibubur - Taman Bunga 52

18 97 Terminal Depok - Pasar Minggu 73

19 M. 03 Depok Timur - Pasar Minggu 35

20 M. 04 Depok (Cisalak) - Bogor (Cileungsi) 99

21 T. 19 Depok - Pinangranti 125

Jumlah 3745

Sumber: Dinas Perhubungan Kota Depok

Pada tabel diatas menunjukkan trayek perjalanan antar kota yang berasal

dari kota Depok menuju kota-kota lain, ada 21 trayek perjalanan yang ditandai

dengan nomor-nomor kode angkutan umum.

4. 2. 2. 1. Penggunaan Angkutan Umum Responden dalam Seminggu

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden

menggunakan angkutan umum sebagai sarana transportasi utama, terlihat pada

tabel diatas, sebanyak 51 orang (51%) dari total 100 responden menjawab

menggunakan angkutan umum setiap hari dalam seminggu.

9 Orang14 Orang

26 Orang

51 Orang

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

43

Universitas Indonesia

4. 2. 2. 2 Jenis Angkutan Umum yang Digunakan Responden

ketika Berangkat ke Tempat Kerja

Jenis Angkutan Umum Responden

Angkutan Umum Kecil 56

Bus Sedang 39

Bus Besar 28

KRL 21

Omprengan 0

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Dari tabel diatas didapat bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 56

dari 100 orang memilih menggunakan angkutan umum kecil sebagai sarana

transportasi untuk berangkat ke tempat kerja.

4. 2. 2. 3. Jenis Angkutan Umum yang Digunakan Responden

ketika Pulang ke Rumah

Jenis Angkutan Umum Responden

Angkutan Umum Kecil 56

Bus Sedang 37

Bus Besar 27

KRL 20

Omprengan 0

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Dari tabel diatas didapat bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 56

dari 100 orang memilih menggunakan angkutan umum kecil sebagai sarana

transportasi untuk pulang ke rumah.

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

44

Universitas Indonesia

4. 2. 2. 4. Alasan Responden Menggunakan Angkutan Umum

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Responden mayoritas memilih menggunakan angkutan umum karena lebih hemat

biaya dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi

4. 2. 3. Pengalaman Responden dengan Kejahatan di dalam Angkutan

Umum

4. 2. 3. 1. Penodongan

a. Responden Pernah diancam Memberikan Barang Berharga ketika Berada

di dalam Angkutan Umum

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Dari keseluruhan responden sebanyak 100 orang, 6 orang menjawab pernah

mengalami penodongan dalam 1 tahun terakhir dan 94 orang sisanya belum

pernah mengalami penodongan dalam 1 tahun terakhir.

Menghemat biaya daripada

menggunakan kendaraan pribadi

Menghemat waktu daripada

menggunakan kendaraan pribadi

Tidak memiliki kendaraan pribadi

Tidak memiliki SIM

15 Orang11 Orang

16 Orang

58 Orang

ya

tidak

6 Orang

94 Orang

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

45

Universitas Indonesia

b. Frekuensi Kejadian pada Responden yang Mengalami Penodongan dalam

1 Tahun Terakhir

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

c. Jenis Angkutan Umum Tempat Responden Mengalami Penodongan

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Responden yang menjawab pernah mengalami penodongan dalm 1 tahun terakhir,

menjawab mengalami kejadian tersbut di angkutan umum kecil dan bus sedang,

dimana 2 orang mengalami penodongan di angkutan umum kecil dan 4 orang di

dalam bus sedang. Maka bisa dilihat bahwa kejahatan penodongan tersebut lebih

banyak terjadi di dalam bus sedang dibandingkan dengan di dalam angkutan

umum kecil.

1 kali

6 Orang

angkutan umum kecil

bus sedang

2 Orang

4 Orang

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

46

Universitas Indonesia

d. Waktu Kejadian Penodongan yang Dialami Responden

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Dari keenam orang yang menjawab pernah mengalami penodongan dalam 1 tahun

terakhir, 2 orang menjawab mengalaminya pada pagi hari, 2 orang menjawab pada

sore hari, dan sisanya 2 orang pada malam hari.

e. Kondisi Penumpang pada Saat Kejadian Penodongan yang Dialami

Responden Terjadi

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Responden yang mengalami penodongan dalam 1 tahun terakhir, 2 orang

menjawab bahwa kejadian terjadi pada saat kondisi penumpang di dalam

angkutan umum ada beberapa penumpang, tidak ramai ataupun sepi, dan 4 orang

Pagi Hari

Sore Hari

Malam Hari

2 Orang

2 Orang

2 Orang

Ada beberapa orang

Sepi

2 Orang

4 Orang

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

47

Universitas Indonesia

lainnya menjawab kejadian penodongan yang dialami terjadi pada saat kondisi

penumpang di dalam angkutan umum sedang sepi.

4. 2. 3. 2. Pencopetan

a. Responden Pernah Kehilangan Barang Berharga ketika Berada di dalam

Angkutan Umum

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Dari 100 orang responden, 33 orang diantaranya pernah mengalami kehilangan

barang berharga tanpa sepengetahuan dalam 1 tahun terakhir.

b. Frekuensi Kejadian pada Responden yang Mengalami Pencopetan dalam

1 Tahun Terakhir

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

ya

tidak

33 Orang

67 Orang

1 kali

2 kali

6 Orang

27 Orang

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

48

Universitas Indonesia

Dari 33 orang yang menjadi korban, 6 orang mengamalminya 1 kali dalm 1 tahun

terakhir, sementara 27 orang mengalaminya sebanyak 2 kali dalam 1 tahun

terakhir.

c. Jenis Angkutan Umum Tempat Responden Mengalami Pencopetan

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Dari diagram diatas, korban mengalami kejahatan pencopetan paling banyak di

dalam bus besar, diikuti angkutan umum kecil, lalu bus sedang dan KRL.

d. Waktu Kejadian Pencopetan yang Dialami Responden

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

angkutan umum kecil

angkutan umum bus sedang

angkutan umum bus besar

KRL

18 Orang

8 Orang

22 Orang

7 Orang

Pagi hari

Siang hari

Sore hari

Malam hari

4 Orang7 Orang

22 Orang

1 Orang

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

49

Universitas Indonesia

Dari keseluruhan korban, paling banyak mengalami pencopetan paling banyak

pada saat sore hari dengan jumlah 22 orang, lalu pada saat malam hari, dan diikuti

pada saat siang hari dan pagi hari.

e. Kondisi Penumpang pada Saat Pencopetan yang Dialami Responden

Terjadi

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Dari 33 orang yang pernah mengalami pencopetan pada 1 tahun terakhir, paling

banyak menjawab bahwa mereka mengalami kejadian tersbut pada saat kondisi

angkutan umum sedang penuh sesak/ramai, kemudian kedua terbanyak adalah

saat angkutan umum ada berepa orang di dalamnya, dan yang terakhir 2 orang

menjadi korban pada saat angkutan umum sedang dalam kondisi sepi.

Penuh Sesak/Ramai

Ada beberapa orang

Sepi

2 Orang

4 Orang

27Orang

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

50

Universitas Indonesia

4. 2. 3. 3. Pelecehan Seksual Verbal

a. Responden Pernah Digoda atau Dirayu dengan Kata-kata yang Tidak

Senonoh ketika Berada di dalam Angkutan Umum

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Dari 100 orang responden, 36 orang menjawab pernah dioda atau diberikan kata-

kata yang tidak senonoh pada 1 tahun terakhir ketika sedang menggunakan

angkutan umum.

b. Frekuensi Kejadian pada Responden yang Mengalami Pelecehan Seksual

Verbal dalam 1 Tahun Terakhir

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

2 korban menjawab bahwa mereka mengalami digoda atau dirayu di angkutan

umum sebanyak lebih dari 3 kali, 2 orang menjawab pernah digoda sebanyak 3

ya

tidak

36 Orang

64 Orang

1 kali

2 kali

3 kali

lebih dari 3 kali

19 Orang2 Orang

8Orang

7 Orang

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

51

Universitas Indonesia

kali, 8 orang menjawab 2 kali, dan paling banyak menjawab setidaknya

mengalami digoda tersebut sebanyak 1 kali.

c. Jenis Angkutan Umum Tempat Responden Mengalami Pelecehan Seksual

Verbal

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Hasil jawaban responden yang pernah digoda di angkutan umum, paling banyak

terjadi di angkutan umum kecil dengan jumlah 17 responden, lalu 12 orang di bus

besar, dan sebanyak 5 dan 6 orang mengalaminya di KRL dan bus sedang.

d. Waktu Kejadian Pelecehan Seksual Verbal yang Dialami Responden

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

angkutan umum kecil

Bus sedang

Bus besar

KRL

17 Orang

6 Orang

12 Orang

5 Orang

Pagi hari

Siang hari

Sore hari

Malam hari

6 Orang

9 Orang

10Orang

21 Orang

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

52

Universitas Indonesia

Responden menjawab bahwa paling sering mereka digoda pada saat menggunakan

angkutanumum di sore hari, diikuti pada siang hari, malam, dan pagi hari.

e. Kondisi Penumpang pada Saat Pelecehan Seksual Verbal yang Dialami

Responden Terjadi

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Adapun kondisi penumpang pada saat responden digoda paling banyak saat ada

beberapa orang di dalam angkutan umum, kemudian pada saat sepi, dan pada saat

penuh sesak atau ramai.

4. 2. 3. 4. Pelecehan Seksual Fisik

a. Responden Pernah Diraba, Dicium, Disentuh dengan Tidak Senonoh

Secara Paksa ketika Berada di dalam Angkutan Umum

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Penuh sesak/ramai

Ada beberapa orang

Sepi

8 Orang

18 Orang

10 Orang

ya

tidak

25 Orang

75 Orang

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

53

Universitas Indonesia

Dari 100 orang responden, 25 orang diantaranya pernah mengalami diraba,

ataupun dicium, ataupun disentuh dengan tidak senonoh dengan paksa dalam 1

tahun terakhir

b. Frekuensi Kejadian pada Responden yang Mengalami Pelecehan Seksual

Verbal dalam 1 Tahun Terakhir

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Responden yang menjadi korban menjawab mengalminya sebanyak 1 kali dalam

1 tahun terakhir, kemudian 7 orang menjawab 2 kali dan sisanya menjawab

mengalaminya sebanyak 3 kali dalam 1 tahun terakhir.

c. Jenis Angkutan Umum Tempat Responden Mengalami Pelecehan Seksual

Verbal

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

1 kali

2 kali

3 kali17

Orang

1Orang

7 Orang

angkutan umum kecil

Bus sedang

Bus besar

KRL

13 Orang

6 Orang

1 Orang

5 Orang

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

54

Universitas Indonesia

Kejadian yang dialami responden pelecehan seksual fisik dialami paling sering di

dalam angkutan umum kecil, diiluti bus sedang, KRL, dan bus besar.

d. Waktu Kejadian Pelecehan Seksual Verbal yang Dialami Responden

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Pelecehan seksual fisik tersebut paling banyak terjadi pada waktu sore hari,

kemudian pada siang hari, dan sisanya pada malam dan pagi hari.

Pagi hari

Siang hari

Sore hari

Malam hari

4 Orang

7 Orang

10 Orang

12 Orang

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

55

Universitas Indonesia

e. Kondisi Penumpang pada Saat Pelecehan Seksual Verbal yang Dialami

Responden Terjadi

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Adapun pelecehan seksual fisik tersebut paling banyak terjadi pada saat kondisi

angkutan umum dal m keadaan penuh sesak, sementara 9 orang mengalaminya

pada saat sepi.

Penuh sesak/ramai

Sepi

9 Orang

16 Orang

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

56

Universitas Indonesia

4. 2. 4. Pengetahuan Responden akan Kejahatan di Angkutan Umum

4. 2. 4. 1. Responden Mengetahui Keberadaan Kejahatan di dalam Angkutan

Umum

Dari 100 orang responden, menjawab mengetahui atau pernah mendengar akan

keberadaan kejahatan yang terjadi di dalam angkutan umum. Sehingga

pengetahuan akan kejahatan ini persentasenya mencapai 100%.

a. Responden Mengetahui adanya Penodongan yang Terjadi di dalam

Angkutan Umum

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

b. Responden Mengetahui adanya Pencopetan yang Terjadi di dalam

Angkutan Umum

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Ya

Tidak

24 Orang

76 Orang

Ya

Tidak

2 Orang

98 Orang

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

57

Universitas Indonesia

c. Responden Mengetahui adanya PelecehanSeksual yang Terjadi di dalam

Angkutan Umum

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

d. Responden Mengetahui adanya Hipnotis yang Terjadi di dalam Angkutan

Umum

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Ya

Tidak

3 Orang

97 Orang

Ya

Tidak

31 Orang

69 Orang

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

58

Universitas Indonesia

e. Responden Mengetahui adanya Pembunuhan yang Terjadi di dalam

Angkutan Umum

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

f. Responden Mengetahui adanya Penganiayaan yang Terjadi di dalam

Angkutan Umum

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Kesimpulan: Dari beberapa kejahatan yang terjadi di dalam angkutan umum,

maka dapat diurutkan menurut jumlah respondennya mana yang paling umum

atau yang paling banyak diketahui responden sebagai berikut: pencopetan (98%),

pelecehan seksual (97%), penodongan (76%), hipnotis (69%), pembunuhan

(36%), dan terakhir penganiayaan (22%).

Ya

Tidak

Tidak Menjawab

5 Orang

59 Orang

36 Orang

Ya

Tidak

22 Orang

78 Orang

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

59

Universitas Indonesia

4. 2. 4. 2. Sumber Pengetahuan Responden akan Kejahatan di dalam

Angkutan Umum

a. Responden Mendengar tentang Kejahatan di dalam Angkutan Umum dari

Pengalaman Pribadi

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

b. Responden Mendengar tentang Kejahatan di dalam Angkutan Umum dari

Pengalaman Teman atau Saudara

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Ya

Tidak58

Orang

42 Orang

Ya

Tidak73

Orang

27 Orang

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

60

Universitas Indonesia

c. Responden Mendengar tentang Kejahatan di dalam Angkutan Umum dari

Berita di Televisi

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

d. Responden Mendengar tentang Kejahatan di dalam Angkutan Umum dari

Majalah, Buku, atau Koran

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Ya

Tidak81

Orang

19 Orang

Ya

Tidak70

Orang

30 Orang

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

61

Universitas Indonesia

e. Responden Mendengar tentang Kejahatan di dalam Angkutan Umum dari

Artikel Internet

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Kesimpulan: Berdasarkan diagram-diagram diatas, dapat diurutkan darimana

sumber pengetahuan responden akan kejahatan di dalam angkutan umum sebagai

berikut: Berita di televisi (81%), Pengalaman teman atau saudara (73%), Artikel

di majalah, koran, atau buku (70%), Pengalaman pribadi (58%), Artikel di Internet

(51%).

Ya

Tidak51

Orang

49 Orang

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

62

Universitas Indonesia

4. 2. 5. Gender dan Kerentanan

a. Responden setuju perempuan memiliki rasa takut lebih besar

dibandingkan laki-laki

Tabel 4. 5. 1. Responden setuju perempuan memiliki rasa takut lebih besar

dibandingkan laki-laki

Jawaban Frequency Percent

STS 11 11.0

TS 19 19.0

N 15 15.0

S 52 52.0

SS 3 3.0

Total 100 100.0

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Dari tabel di atas diketahui bahwa 3 dari 100 responden (3%) menjawab

sangat setuju bahwa perempuan memiliki rasa takut lebih besar dibandingkan

laki-laki, 52 responden (52%) menjawab setuju akan hal tersebut, 15 responden

(15%) menjawab netral atau tidak tahu, 19 responden (19%) menjawab tidak

setuju, dan 11 responden (11%) menjawab sangat tidak setuju. Dapat diartikan

bahwa mayoritas responden setuju bahwa perempuan memiliki rasa takut lebih

besar dibandingkan laki-laki. Temuan data ini secara tidak langsung menunjukkan

bahwa mayoritas responden beranggapan bahwa laki-laki memiliki rasa takut

yang lebih kecil dari perempuan dan cenderung lebih berani ketimbang

perempuan.

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

63

Universitas Indonesia

b. Responden setuju perempuan lebih rentan menjadi korban pencopetan di

dalam angkutan umum dibandingkan laki-laki

Tabel 4. 5. 2. Responden setuju perempuan lebih rentan menjadi korban

pencopetan di dalam angkutan umum dibandingkan laki-laki

Jawaban Frequency Percent

TS 16 16.0

N 6 6.0

S 68 68.0

SS 10 10.0

Total 100 100.0

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Tabel di atas menyatakan bahwa 10 dari 100 responden (10%) sangat

setuju bahwa perempuan lebih rentan menjadi korban pencopetan di dalam

angkutan umum dibandingkan laki-laki, 68 responden (68%) menyatakan setuju

akan hal tersebut, 6 responden (6%) menyatakan netral atau tidak tahu, dan 16

responden (16%) menyatakan tidak setuju bahwa perempuan lebih rentan menjadi

korban pencopetan di dalam angkutan umum dibandingkan laki-laki. Dari tabel di

atas dapat diartikan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju akan

kerentanan perempuan untuk menjadi korban pencopetan di dalam angkutan

umum lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki.

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

64

Universitas Indonesia

c. Responden setuju perempuan lebih rentan menjadi korban penodongan di

dalam angkutan umum dibandingkan laki-laki

Tabel 4. 5. 3. Responden setuju perempuan lebih rentan menjadi korban

penodongan di dalam angkutan umum dibandingkan laki-laki

Jawaban Frequency Percent

TS 2 2.0

N 17 17.0

S 79 79.0

SS 2 2.0

Total 100 100.0

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Pada pernyataan mengenai perempuan lebih rentan menjadi korban

penodongan di dalam angkutan umum dibandingkan laki-laki, sebanyak 2 dari

100 responden (2%) menyatakan setuju akan hal tersebut, 79 reponden (79%)

menyatakan sangat setuju, 17 responden (17%) menyatakan netral atau tidak tahu,

dan 2 responden (2%) menyatakan tidak setuju akan pernyataan tersebut. dari data

temuan di atas dapat diartikan bahwa perempuan lebih rentan menjadi korban

penodongan di dalam angkutan umum dibandingkan laki-laki karena perempuan

memiliki rasa takut yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki dan memiliki

kerentanan lebih besar dibandingkan laki-laki.

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

65

Universitas Indonesia

d. Responden setuju perempuan lebih rentan menjadi korban pelecehan

seksual di dalam angkutan umum dibandingkan laki-laki

Tabel 4. 5. 4. Responden setuju perempuan lebih rentan menjadi korban

pelecehan seksual di dalam angkutan umum dibandingkan laki-laki

Jawaban Frequency Percent

S 53 53.0

SS 47 47.0

Total 100 100.0

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Pada pernyataan mengenai perempuan lebih rentan menjadi korban

pelecehan seksual di dalam angkutan umum dibandingkan laki-laki sebanyak 47

dari 100 responden (47%) menyatakan sangat setuju dan sebanyak 53 responden

(53%) menyatakan setuju bahwa perempuan lebih rentan menjadi korban

pelecehan seksual. Dari tabel di atas dapat diartikan bahwa mayoritas responden

menyatakan bahwa setuju bahwa perempuan lebih rentan menjadi korban

pelecehan seksual di dalam angkutan umum dibandingkan laki-laki. Hal tersebut

dapat disebabkan karena perempuan memiliki ketakutan yang lebih besar

dibandingkan laki-laki sehingga mudah mendapatkan tekanan dari laki-laki yang

memiliki rasa takut yang lebih kecil dibandingkan perempuan.

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

66

Universitas Indonesia

e. Responden setuju perempuan lebih rentan menjadi korban hipnotis di

dalam angkutan umum dibandingkan laki-laki

Tabel 4. 5. 5. Responden setuju perempuan lebih rentan menjadi korban

hipnotis di dalam angkutan umum dibandingkan laki-laki

Jawaban Frequency Percent

TS 29 29.0

N 15 15.0

S 55 55.0

SS 1 1.0

Total 100 100.0

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Dari tabel di atas menyatakan bahwa perempuan lebih rentan menjadi

korban hipnotis di dalam angkutan umum dibandingkan laki-laki. Sebanyak 1 dari

100 responden (1%) menyatakan sangat setuju, 55 reponden (55%) meyatakan

sangat setuju, 15 responden menyatakan netral atau tidak tahu, dan 29 responden

(29%) menyatakan tidak setuju akan pernyataan tersebut. Artinya, mayoritas dari

responden menyatakan setuju bahwa perempuan lebih rentan menjadi korban

hipnotis di dalam angkutan umum dibandingkan laki-laki.

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

67

Universitas Indonesia

f. Responden setuju pelaku pencopetan lebih memilih perempuan sebagai

korbannya dibandingkan laki-laki

Tabel 4. 5. 6. Responden setuju pelaku pencopetan lebih memilih perempuan

sebagai korbannya dibandingkan laki-laki

Jawaban Frequency Percent

TS 26 26.0

N 42 42.0

S 31 31.0

SS 1 1.0

Total 100 100.0

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Tabel di atas menyatakan bahwa responden setuju bahwa pelaku

pencopetan lebih memilih perempuan sebagai korbannya dibandingkan laki-laki.

Dari data yang didapatkan sebanyak 1 dari 100 responden (1%) menyatakan

sangat setuju, 31 responden (31%) menyatakan setuju, 42 responden netral atau

tidak tahu, dan 26 responden (26%) menyatakan tidak setuju akan pernyataan

tersebut. Dari data yang ditemukan dapat diartikan bahwa, mayoritas responden

menyatakan bahwa mereka netral atau tidak tahu bahwa pelaku pencopetan lebih

memilih perempuan sebagai korbannya dibandingkan laki-laki.

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

68

Universitas Indonesia

g. Responden setuju pelaku penodongan lebih memilih perempuan sebagai

korbannya dibandingkan laki-laki

Tabel 4. 5. 7. Responden setuju pelaku penodongan lebih memilih

perempuan sebagai korbannya dibandingkan laki-laki

Jawaban Frequency Percent

TS 28 28.0

N 7 7.0

S 62 62.0

SS 3 3.0

Total 100 100.0

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Dari 100 orang responden, 62 orang (62%) menjawab setuju dengan

pernyataan bahwa pelaku penodongan lebih memilih perempuan sebagai

korbannya dibandingkan laki-laki, sebanyak 28 orang (28%) menjawab tidak

setuju, 7 orang menjawab netral atau tidak tahu (7%), dan sisanya 3 orang

menjawab sangat setuju (3%). Mayoritas responden pada pernyataan tersebut

menyatakan setuju bahwa pelaku penodongan lebih memilih perempuan sebagai

korbannya dibandingkan laki-laki.

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

69

Universitas Indonesia

h. Responden setuju pelaku pelecehan seksual lebih memilih perempuan

sebagai korbannya dibandingkan laki-laki

Tabel 4. 5. 8. Responden setuju pelaku pelecehan seksual lebih memilih

perempuan sebagai korbannya dibandingkan laki-laki

Jawaban Frequency Percent

N 11 11.0

S 69 69.0

SS 20 20.0

Total 100 11.0

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Pada pernyataan pelaku pelecehan seksual lebih memilih perempuan

sebagai korbannya, ada 69 orang menjawab setuju (69%) dengan pernyataan

tersebut, lalu ada 20 orang menjawab sangat setuju (20%) dan sisanya sebanyak

11 orang menjawab netral atau tidak tahu (11%). Tabel tersbut menunjukkan

bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa pelaku pelecehan seksual

lebih memilih perempuan sebagai korbannya dibandingkan laki-laki.

i. Responden setuju pelaku hipnotis lebih memilih perempuan sebagai

korbannya dibandingkan laki-laki

Tabel 4. 5. 9. Responden setuju pelaku hipnotis lebih memilih perempuan

sebagai korbannya dibandingkan laki-laki

Jawaban Frequency Percent

TS 23 23.0

N 37 37.0

S 39 39.0

SS 1 1.0

Total 100 100.0

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Pada pernyataan dimana pelaku hipnotis lebih memilih perempuan sebagai

korbannya dibandingkan laki-laki, ada 39 orang yang setuju dengan pernyataan

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

70

Universitas Indonesia

tersebut (39%), 37 orang menjawab netral atau tidak tahu (37%), 23 orang

menjawab tidak setuju (23%), dan sisanya 1 orang menjawab sangat setuju (1%).

Maka dapat dilihat bahwa mayoritas responden setuju bahwa pelaku hipnotis lebih

memilih perempuan sebagai korbannya dibandingkan laki-laki.

j. Responden setuju perempuan tidak bisa melindungi dirinya ketika

mengalami pencopetan dibandingkan laki-laki

Tabel 4. 5. 10. Responden setuju perempuan tidak bisa melindungi dirinya

ketika mengalami pencopetan dibandingkan laki-laki

Jawaban Frequency Percent

STS 2 2.0

TS 69 69.0

N 10 10.0

S 19 19.0

Total 100 100.0

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Dari 100 responden, 69 orang menyatakan tidak setuju dengan pernyataan

perempuan tidak bisa melindungi ketika mengalami pencopetan dibandingkan

laki-laki (69%), sedangkan 19 orang menyatakan setuju (19%), 10 orang

menjawab netral atau tidak tahu (10%), dan 2 orang menjawab sangat tidak setuju

(2%). Mayoritas responden tidak setuju bila pelaku perempuan tidak bisa

melindungi diri dibandingkan laki-laki ketika mengalami pencopetan.

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

71

Universitas Indonesia

k. Responden setuju perempuan tidak bisa melindungi dirinya ketika

mengalami penodongan dibandingkan laki-laki

Tabel 4. 5. 11. Responden setuju perempuan tidak bisa melindungi dirinya

ketika mengalami penodongan dibandingkan laki-laki

Jawaban Frequency Percent

STS 18 18.0

TS 39 39.0

N 26 26.0

S 17 17.0

Total 100 100.0

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Dari 100 orang responden, 39 orang menjawab tidak setuju dengan

pernyataan perempuan tidak bisa melindungi diri ketika mengalami penodongan

dibandingkan laki-laki (39%), kemudian ada 26 orang menjawab netral atau tidak

tahu (26%), dan ada 18 orang menjawab sangat tidak setuju (18%), dan 17 orang

menjawab setuju (17%). Kebanyakan responden sangat tidak setuju dengan

pernyataan perempuan tidak bisa melindungi dirinya ketika mengalami

penodongan dibandingkan laki-laki.

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

72

Universitas Indonesia

l. Responden setuju perempuan tidak bisa melindungi dirinya ketika

mengalami pelecehan seksual dibandingkan laki-laki

Tabel 4. 5. 12. Responden setuju perempuan tidak bisa melindungi dirinya

ketika mengalami pelecehan seksual dibandingkan laki-laki

Jawaban Frequency Percent

STS 2 2.0

TS 47 47.0

N 44 44.0

S 5 5.0

SS 2 2.0

Total 100 100.0

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Mengenai kejahatan pelecehan seksual, 47 responden menjawab tidak

setuju dengan pernyataan perempuan tidak bisa melindungi diri ketika mengalami

pelecehan seksual (47%), 44 orang menjawab netral atau tidak tahu (44%), 5

orang menjawab setuju (5%), dan 2 orang masing-masing menjawab sangat tidak

setuju (2%) dan sangat setuju (2%). Ditunjukkan tabel tersebut bahwa responden

mayoritas tidak setuju bahwa perempuan tidak bisa melindungi dirinya ketika

mengalami pelecehan seksual dibandingkan laki-laki.

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

73

Universitas Indonesia

m. Responden setuju perempuan tidak bisa melindungi dirinya ketika

mengalami hipnotis dibandingkan laki-laki

Tabel 4. 5. 13. Responden setuju perempuan tidak bisa melindungi dirinya

ketika mengalami hipnotis dibandingkan laki-laki

Jawaban Frequency Percent

STS 1 1.0

TS 35 35.0

N 43 43.0

S 20 20.0

SS 1 1.0

Total 100 100.0

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Pada tabel diatas dijelaskan bahwa ada 45 orang yang netral atau tidak

tahu (45%) apabila perempuan tidak bisa melindungi dirinya ketika mengalami

hipnotis dibandingkan laki-laki, 35 orang menjawab tidak setuju (35%), 20 orang

menjawab setuju (20%), dan sisanya masing-masing 1 orang menjawab sangat

tidak setuju dan sangat setuju (1%). Pada tabel dapat diartikan bahwa mayoritas

responden netral atau tidak tahu apabila perempuan tidak bisa melindungi diri

ketika mengalami hipnotis.

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

74

Universitas Indonesia

4. 2. 6. Variabel Independen: Fear of Crime

4. 2. 6. 1. Responden setuju merasa takut uangnya menjadi sasaran

pencopetan di dalam angkutan umum

Jawaban Frequency Percent

TS 15 15.0

N 17 17.0

S 40 40.0

SS 28 28.0

Total 100 100.0

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Pada tabel diatas, dari 100 orang responden, 40 orang (40%) menjawab

setuju dengan pernyataan merasa takut uangnya menjadi sasaran pencopetan di

dalam angkutan umum, 28 orang (28%) menjawab sangat setuju, 17 orang (17%)

menjawab netral atau tidak tahu, dan sisanya 15 orang (15%) menjawab tidak

setuju. Maka, dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa mayoritas responden sangat

setuju takut uangnya menjadi sasaran pencopetan di dalam angkutan umum.

4. 2. 6. 2. Responden setuju merasa takut karena pelaku pencopetan lebih

memilih perempuan sebagai targetnya

Jawaban Frequency Percent

TS 21 21.0

N 22 22.0

S 52 52.0

SS 5 5.0

Total 100 100.0

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Pada tabel diatas, dari 100 orang responden, 52 orang (52%) menjawab

setuju dengan pernyataan merasa takut karena pelaku pencopetan lebih memilih

perempuan sebagai targetnya, 22 orang (22%) menjawab netral atau tidak tahu, 21

orang (21%) menjawab tidak setuju, dan sisanya 5 orang (5%) menjawab sangat

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

75

Universitas Indonesia

setuju. Maka, dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa mayoritas responden setuju

takut karena pelaku pencopetan lebih memilih perempuan sebagai targetnya.

4. 2. 6. 3. Responden setuju merasa takut menjadi korban pencopetan di

dalam angkutan umum karena melihat pemberitaan kasus pencopetan di

media massa

Jawaban Frequency Percent

TS 2 2.0

N 10 10.0

S 86 86.0

SS 2 2.0

Total 100 100.0

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Pada tabel diatas, dari 100 orang responden, 86 orang (86%) menjawab

setuju dengan pernyataan merasa takut menjadi korban pencopetan di dalam

angkutan umum karena melihat pemberitaan kasus pencopetan di media massa, 10

orang (10%) menjawab netral atau tidak tahu, 2 orang (2%) menjawab tidak

setuju, dan sisanya 2 orang (2%) menjawab sangat setuju. Maka, dari tabel

tersebut dapat dilihat bahwa mayoritas responden setuju merasa takut menjadi

korban pencopetan di dalam angkutan umum karena melihat pemberitaan kasus

pencopetan di media massa.

4. 2. 6. 4. Responden setuju merasa takut uangnya menjadi sasaran

penodongan di dalam angkutan umum

Jawaban Frequency Percent

TS 9 9.0

N 17 17.0

S 55 55.0

SS 19 19.0

Total 100 100.0

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

76

Universitas Indonesia

Pada tabel diatas, dari 100 orang responden, 55 orang (55%) menjawab

setuju dengan pernyataan takut uangnya menjadi sasaran penodongan di dalam

angkutan umum, 19 orang (19%) menjawab sangat setuju, 17 orang (17%)

menjawab netral atau tidak tahu, dan sisanya 9 orang (9%) menjawab tidak setuju.

Maka, dari tabel tersebut dapat dil ihat bahwa mayoritas responden setuju dengan

pernyataan takut uangnya menjadi sasaran penodongan di dalam angkutan umum.

4. 2. 6. 5. Responden setuju merasa takut karena pelaku penodongan lebih

memilih perempuan sebagai targetnya

Jawaban Frequency Percent

TS 23 23.0

N 10 10.0

S 65 65.0

SS 2 2.0

Total 100 100.0

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Pada tabel diatas, dari 100 orang responden, 65 orang (65%) menjawab

setuju dengan pernyataan takut karena pelaku penodongan lebih memilih

perempuan sebagai targetnya, 23 orang (23%) menjawab tidak setuju, 10 orang

(10%) menjawab netral atau tidak tahu, dan sisanya 2 orang (2%) menjawab

sangat setuju. Maka, dari tabel tersebut dapat dil ihat bahwa mayoritas responden

setuju dengan pernyataan takut karena pelaku penodongan lebih memilih

perempuan sebagai targetnya.

4. 2. 6. 6. Responden setuju merasa takut karena perempuan rentan menjadi

sasaran pelecehan seksual verbal di dalam angkutan umum

Jawaban Frequency Percent

S 78 78.0

SS 22 22.0

Total 100 100.0

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

77

Universitas Indonesia

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Pada tabel diatas, dari 100 orang responden, 78 orang (78%) menjawab

setuju dengan pernyataan takut karena perempuan rentan menjadi sasaran

pelecehan seksual verbal di dalam angkutan umum, dan 22 orang (23%) sisanya

menjawab sangat setuju. Maka, dari tabel tersebut dapat dil ihat bahwa mayoritas

responden setuju dengan pernyataan takut karena perempuan rentan menjadi

sasaran pelecehan seksual verbal di dalam angkutan umum.

4. 2. 6. 7. Responden setuju merasa takut karena perempuan sering digoda

dengan kata-kata yang tidak pantas di dalam angkutan umum

Jawaban Frequency Percent

TS 9 9.0

N 19 19.0

S 37 37.0

SS 35 35.0

Total 100 100.0

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Pada tabel diatas, dari 100 orang responden, 37 orang (37%) menjawab

setuju dengan pernyataan merasa takut karena perempuan sering digoda dengan

kata-kata yang tidak pantas di dalam angkutan umum, 35 orang (35%) menjawab

sangat setuju, 19 orang (19%) menjawab netral atau tidak tahu, dan sisanya 9

orang (9%) menjawab tidak setuju. Maka, dari tabel tersebut dapat dil ihat bahwa

mayoritas responden setuju dengan pernyataan merasa takut karena perempuan

sering digoda dengan kata-kata yang tidak pantas di dalam angkutan umum.

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

78

Universitas Indonesia

4. 2. 6. 8. Responden setuju merasa takut bila mengalami disentuh pada

bagian tubuh tertentu oleh laki-laki tidak dikenal dengan sengaja di dalam

angkutan umum

Jawaban Frequency Percent

N 4 4.0

S 42 42.0

SS 54 54.0

Total 100 100.0

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Pada tabel diatas, dari 100 orang responden, 54 orang (54%) menjawab

sangat setuju dengan pernyataan takut bila mengalami disentuh pada bagian

tubuh tertentu oleh laki-laki tidak dikenal dengan sengaja di dalam angkutan

umum, 42 orang (42%) menjawab setuju, dan sisanya 4 orang (4%) menjawab

netral atau tidak tahu. Maka, dari tabel tersebut dapat dil ihat bahwa mayoritas

responden sangat setuju dengan pernyataan takut bila mengalami disentuh pada

bagian tubuh tertentu oleh laki-laki tidak dikenal dengan sengaja di dalam

angkutan umum.

4. 2. 6. 9. Responden setuju merasa takut karena melihat pemberitaan

pemerkosaan di dalam angkutan umum

Jawaban Frequency Percent

STS 21 21.0

N 7 7.0

S 52 52.0

SS 20 20.0

Total 100 100.0

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Pada tabel diatas, dari 100 orang responden, 52orang (52%) menjawab

setuju dengan pernyataan merasa takut karena melihat pemberitaan pemerkosaan

di dalam angkutan umum, 20 orang (20%) menjawab sangat setuju, 21 orang

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

79

Universitas Indonesia

(21%) menjawab sangat tidak setuju, dan sisanya 7 orang menjawab netral atau

tidak tahu.. Maka, dari tabel tersebut dapat dil ihat bahwa mayoritas responden

sangat setuju dengan pernyataan merasa takut karena melihat pemberitaan

pemerkosaan di dalam angkutan umum.

4. 2. 6. 10. Responden setuju merasa takut uangnya menjadi sasaran hipnotis

di dalam angkutan umum

Jawaban Frequency Percent

TS 5 5.0

N 18 18.0

S 50 50.0

SS 27 27.0

Total 100 100.0

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Pada tabel diatas, dari 100 orang responden, 50 orang (50%) menjawab

setuju dengan pernyataan merasa takut uangnya menjadi sasaran hipnotis di dalam

angkutan umum, 27 orang (27%) menjawab sangat setuju, 18 orang (18%)

menjawab netral atau tidak tahu, dan sisanya 5 orang (5%) menjawab tidak setuju.

Maka, dari tabel tersebut dapat dil ihat bahwa mayoritas responden setuju dengan

pernyataan uangnya menjadi sasaran hipnotis di dalam angkutan umum.

4. 2. 6. 11. Responden setuju merasa takut karena pelaku hipnotis lebih

memilih perempuan sebagai targetnya

Jawaban Frequency Percent

TS 33 33.0

N 29 29.0

S 21 21.0

SS 17 17.0

Total 100 100.0

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

80

Universitas Indonesia

Pada tabel diatas, dari 100 orang responden, 33 orang (33%) menjawab

setuju dengan pernyataan merasa takut uangnya menjadi sasaran hipnotis di dalam

angkutan umum, 29 orang (29%) menjawab netral atau tidak tahu, 21 orang

(21%) menjawab setuju, dan sisanya 17 orang (17%) menjawab sangat setuju.

Maka, dari tabel tersebut dapat dil ihat bahwa mayoritas responden setuju dengan

pernyataan merasa takut karena pelaku hipnotis lebih memilih perempuan sebagai

targetnya.

4. 2. 7. Variabel Dependen: Respons Fear of Crime

4. 2. 7. 1. Responden menggunakan angkutan umum trayek lain ketika

trayek angkutan umum yang biasa digunakan menjadi rawan akan

kejahatan

Jawaban Frequency Percent

STS 1 1.0

TS 37 37.0

N 23 23.0

S 35 35.0

SS 4 4.0

Total 100 100.0

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Dari 100 responden, 37 orang (37%) menjawab tidak setuju dengan

pernyataan menggunakan angkutan umum trayek lain ketika trayek angkutan

umum yang biasa digunakan menjadi rawan akan kejahatan, 35 orang (35%)

menjawab setuju, 23 orang (23%) menjawab netral atau tidak tahu, 4 orang (4%)

menjawab sangat setuju atas pernyataan tersebut. Sisanya, yaitu sebanyak 1 orang

(1%) menjawab sangat tidak setuju. Maka, dari tabel tersebut didapat bahwa

mayoritas responden tidak setuju dengan pernyataan bahwa menggunakan

angkutan umum trayek lain ketika trayek angkutan umum yang biasa digunakan

menjadi rawan akan kejahatan.

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 93: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

81

Universitas Indonesia

4. 2. 7. 2. Responden menghindari menggunakan angkutan umum yang

jurusan atau trayeknya pernah atau sering terjadi kejahatan di dalamnya

Jawaban Frequency Percent

STS 18 18.0

TS 16 16.0

N 8 8.0

S 37 37.0

SS 21 21.0

Total 100 100.0

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Dari 100 responden, 37 orang (37%) menjawab setuju dengan pernyataan

menghindari menggunakan angkutan umum yang jurusan atau trayeknya pernah

atau sering terjadi kejahatan di dalamnya, 21 orang (21%) menjawab sangat

setuju, 18 orang (18%) menjawab sangat tidak setuju, 16 orang (16%) menjawab

tidak setuju atas pernyataan tersebut. Sisanya, yaitu sebanyak 8 orang (8%) netral

atau tidak tahu. Maka, dari tabel tersebut didapat bahwa mayoritas responden

setuju dengan pernyataan bahwa menghindari menggunakan angkutan umum

yang jurusan atau trayeknya pernah atau sering terjadi kejahatan di dalamnya.

4. 2. 7. 3. Responden sengaja mempelajari bela diri untuk melindungi diri

dari kejahatan

Jawaban Frequency Percent

STS 3 3.0

TS 40 40.0

N 30 30.0

S 13 13.0

SS 14 14.0

Total 100 100.0

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 94: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

82

Universitas Indonesia

Pada tabel diatas, dari 100 orang responden, 40 orang (40%) menjawab

tidak setuju dengan pernyataan mempelajari bela diri untuk melindungi diri dari

kejahatan, 30 orang (30%) menjawab netral atau tidak tahu, 14 orang (14%)

menjawab sangat setuju, 13 orang (13%) menjawab setuju, dan sisanya 3 orang

(3%) menjawab sangat tidak setuju. Maka, dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa

mayoritas responden tidak setuju mempelajari bela diri untuk melindungi diri dari

kejahatan.

4. 2. 7. 4. Responden memiliki atau membawa senjata untuk melindungi diri

dari kejahatan

Jawaban Frequency Percent

STS 19 19.0

TS 62 62.0

N 17 17.0

S 2 2.0

Total 100 100.0

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Pada tabel diatas, dari 100 orang responden, 62 orang (62%) menjawab

tidak setuju dengan pernyataan memiliki atau membawa senjata untuk melindungi

diri dari kejahatan, 19 orang (19%) menjawab sangat tidak setuju, 17 orang

(17%) menjawab netral atau tidak tahu, dan sisanya 2 orang (2%) menjawab

setuju. Maka, dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa mayoritas responden tidak

setuju memiliki atau membawa senjata untuk melindungi diri dari kejahatan.

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 95: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

83

Universitas Indonesia

4. 2. 7. 5. Responden memastikan tas atau barang bawaan lain berada dalam

posisi yang mudah untuk diawasi

Jawaban Frequency Percent

STS 10 10.0

S 52 52.0

SS 38 38.0

Total 100 100.0

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Pada tabel diatas, dari 100 orang responden, 52 orang (52%) menjawab

setuju dengan pernyataan memastikan tas atau barang bawaan lain berada dalam

posisi yang mudah untuk diawasi, 38 orang (38%) menjawab sangat setuju, dan

sisanya 10 orang (10%) menjawab sangat tidak setuju. Maka, dari tabel tersebut

dapat dilihat bahwa mayoritas responden setuju memastikan tas atau barang

bawaan lain berada dalam posisi yang mudah untuk diawasi.

4. 2. 7. 6. Responden memastikan perusahaan pemilik jasa angkutan umum

yang ditumpangi akan memberikan ganti rugi seandainya responden

mengalami kejahatan di dalamnya

Jawaban Frequency Percent

STS 5 5.0

TS 39 39.0

N 32 32.0

S 18 18.0

SS 6 6.0

Total 100 100.0

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Pada tabel diatas, dari 100 orang responden, 39 orang (39%) menjawab

tidak setuju dengan pernyataan memastikan perusahaan pemilik jasa angkutan

umum yang ditumpangi akan memberikan ganti rugi seandainya responden

mengalami kejahatan di dalamnya, 32 orang (32%) menjawab netral atau tidak

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 96: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

84

Universitas Indonesia

setuju, 18 orang (18%) menjawab setuju, 6 orang (6%) menjawab sangat setuju,

dan sisanya 5 orang (5%) sangat tidak setuju. Maka, dari tabel tersebut dapat

dilihat bahwa mayoritas responden tidak setuju memastikan perusahaan pemilik

jasa angkutan umum yang ditumpangi akan memberikan ganti rugi seandainya

responden mengalami kejahatan di dalamnya.

4. 2. 7. 7. Responden mengasuransikan dirinya sendiri untuk mengantisipasi

seandainya sewaktu-waktu mengalami kejahatan di dalam angkutan umum

Jawaban Frequency Percent

STS 26 26.0

TS 42 42.0

N 5 5.0

S 25 25.0

SS 2 2.0

Total 100 100.0

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Pada tabel diatas, dari 100 orang responden, 42 orang (42%) menjawab

tidak setuju dengan pernyataan mengasuransikan dirinya sendiri untuk

mengantisipasi seandainya sewaktu-waktu mengalami kejahatan di dalam

angkutan umum, 26 orang (26%) menjawab sangat tidak setuju, 25 orang (25%)

menjawab setuju, 5 orang (5%) menjawab netral atau tidak tahu, dan sisanya 2

orang (2%) menjawab sangat setuju. Maka, dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa

mayoritas responden tidak setuju mengasuransikan dirinya sendiri untuk

mengantisipasi seandainya sewaktu-waktu mengalami kejahatan di dalam

angkutan umum.

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 97: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

85

Universitas Indonesia

4. 2. 7. 8. Responden selalu membayar premi asuransi terhadap barang2

berharga yang dia asuransikan

Jawaban Frequency Percent

STS 25 25.0

TS 28 28.0

N 17 17.0

S 18 18.0

SS 12 12.0

Total 100 100.0

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Pada tabel diatas, dari 100 orang responden, 28 orang (28%) menjawab

tidak setuju dengan pernyataan selalu membayar premi asuransi terhadap barang2

berharga yang dia asuransikan, 25 orang (25%) menjawab sangat tidak setuju, 18

orang (18%) menjawab setuju, 17 orang (17%) menjawab netral atau tidak tahu,

dan sisanya12 orang (12%) menjawab sangat setuju. Maka, dari tabel tersebut

dapat dilihat bahwa mayoritas responden tidak setuju selalu membayar premi

asuransi terhadap barang2 berharga yang dia asuransikan.

4. 2. 7. 9. Responden menceritakan kejahatan di dalam angkutan umum yang

dialami sendiri kepada teman atau saudara

Jawaban Frequency Percent

STS 5 5.0

N 2 2.0

S 68 68.0

SS 25 25.0

Total 100 100.0

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Pada tabel diatas, dari 100 orang responden, 68 orang (68%) menjawab

setuju dengan pernyataan menceritakan kejahatan di dalam angkutan umum yang

dialami sendiri kepada teman atau saudara, 25 orang (25%) menjawab sangat

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 98: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

86

Universitas Indonesia

setuju, 5 orang (5%) menjawab sangat tidak setuju, dan sisanya 2 orang (2%)

menjawab netral atau tidak tahu. Maka, dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa

mayoritas responden setuju dengan pernyataan menceritakan kejahatan di dalam

angkutan umum yang dialami sendiri kepada teman atau saudara.

4. 2. 7. 10. Responden selalu berpesan kepada teman atau saudaranya untuk

memperhatikan barang bawaan dengan baik bila akan menggunakan

angkutan umum yang pernah atau sering terjadi kejahatan

Jawaban Frequency Percent

N 16 16.0

S 67 67.0

SS 17 17.0

Total 100 100.0

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Pada tabel diatas, dari 100 orang responden, 67orang (67%) menjawab

setuju dengan pernyataan selalu berpesan kepada teman atau saudaranya untuk

memperhatikan barang bawaan dengan baik bila akan menggunakan angkutan

umum yang pernah atau sering terjadi kejahatan, 16 orang (23%) menjawab tidak

setuju, , dan sisanya 17 orang (17%) menjawab sangat setuju menjawab netral

atau tidak tahu. Maka, dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa mayoritas responden

setuju selalu berpesan kepada teman atau saudaranya untuk memperhatikan

barang bawaan dengan baik bila akan menggunakan angkutan umum yang pernah

atau sering terjadi kejahatan.

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 99: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

87

Universitas Indonesia

4. 2. 7. 11. Responden menceritakan kejahatan di dalam angkutan umum

yang dia alami sendiri di situs jejaring sosialnya agar banyak orang menjadi

tahu

Jawaban Frequency Percent

STS 3 3.0

TS 18 18.0

N 23 23.0

S 48 48.0

SS 8 8.0

Total 100 100.0

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Pada tabel diatas, dari 100 orang responden, 48 orang (48%) menjawab

setuju dengan pernyataan responden menceritakan kejahatan di dalam angkutan

umum yang dia alami sendiri di situs jejaring sosialnya agar banyak orang

menjadi tahu, 23 orang (23%) menjawab netral atau tidak tahu, 18 orang (18%)

menjawab tidak setuju, 8 orang (8%) menjawab sangat setuju dan sisanya 3 orang

(3%) menjawab sangat tidak setuju. Maka, dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa

mayoritas responden setuju menceritakan kejahatan di dalam angkutan umum

yang dia alami sendiri di situs jejaring sosialnya agar banyak orang menjadi tahu.

4. 2. 7. 12. Responden tertarik bergabung bila ada organisasi yang

memprotes pemerintah untuk segera menangani kejahatan di dalam

angkutan umum

Jawaban Frequency Percent

STS 29 29.0

TS 5 5.0

N 32 32.0

S 34 34.0

Total 100 100.0

Sumber: Hasil olah data primer menggunakan SPSS

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 100: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

88

Universitas Indonesia

Pada tabel diatas, dari 100 orang responden, 34 orang (34%) menjawab

setuju dengan pernyataan responden tertarik bergabung bila ada organisasi yang

memprotes pemerintah untuk segera menangani kejahatan di dalam angkutan

umum, 32 orang (32%) menjawab netral atau tidak tahu, 29 orang (29%)

menjawab sangat tidak setuju, dan sisanya 5 orang (5%) menjawab tidak setuju.

Maka, dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa mayoritas responden setuju tertarik

bergabung bila ada organisasi yang memprotes pemerintah untuk segera

menangani kejahatan di dalam angkutan umum.

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 101: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

89

Universitas Indonesia

4. 3. Analisis Bivariat

Untuk analisis bivariat dalam penelitian ini, peneliti akan menyajikan dua

bagian yaitu tabulasi silang antara tingkat fear of crime yang dimiliki oleh

responden dengan tingkat respon yang dilakukan oleh responden dan uji korelasi

antara variabel dependen dan independen. Uji korelasi dilakukan untuk

mengetahui apakah ada hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen dalam penelitian ini. Tabulasi silang yang dilakukan dalam penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui korelasi tingkat respon yang dilakukan oleh

responden dengan tingkat fear of crime responden.

4.2.1 Tabulasi Silang (Cross Tabs)

Tabel 4. 1

Tabel Crosstabulation Hubungan antara fear of crime dengan tingkat respon

Respon

Total Sedang tinggi

Fearofcrime sedang 81

(100%)

0

(0 %)

81

(100%)

tinggi 14

(73,6%)

5

(26,4%)

19

(100%)

Total 95

(95%)

5

(5%)

100

(100%)

Berdasarkan tabulasi silang di atas mengenai hubungan antara fear of crime

dengan respon, terlihat bahwa responden yang memiliki tingkat fear of crime yang

sedang memiliki respon yang sedang juga dan tidak ada memiliki respon yang

tinggi. Sedangkan untuk tingkat fear of crime yang dimiliki oleh responden tinggi,

73,6 % diantaranya memiliki respon yang sedang dan sisanya, 26,4 % memiliki

respon yang tinggi.

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 102: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

90

Universitas Indonesia

Tabel 4.2

Tabel Crosstabulation Hubungan Respon avoidance dengan fear of crime

avoidance3

Total Sedang Tinggi

fearofcrime sedang 54

(66,7%)

27

(33,3%)

81

(100%)

tinggi 9

(47,3%)

10

(52,7%)

19

(100%)

Total 63 37 100

Berdasarkan tabulasi silang antara tingkat fear of crime yang dimiliki oleh

responden dengan respon avoidance yang dilakukan oleh responden, dari 81

responden yang memiliki tingkat fear of crime yang sedang, mayoritas responden

memiliki fear of crime yang sedang dengan respon avoidance yang sedang

berjumlah 54 orang atau 66,7 %. Sedangkan sisanya, 27 orang atau 33,3 %

memiliki fear of crime yang sedang dengan respon avoidance yang tinggi. Untuk

19 responden yang memiliki tingkat fear of crime yang tinggi, 9 diantaranya atau

47,3 % memiliki respon avoidance yang sedang dan sisanya, 10 responden atau

52,7% yang memiliki tingkat fear of crime yang tinggi, memiliki respon

avoidance yang tinggi.

Tabel 4.3

Tabel Crosstabulation Hubungan respon protective dengan tingkat fear of crime

protective

Total Sedang tinggi

fearofcrime sedang 43

(53 %)

38

(47%)

81

(100%)

tinggi 7

(36,8%)

12

(63,2%)

19

(100%)

Total 50 50 100

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 103: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

91

Universitas Indonesia

Dari tabel di atas terlihat bahwa, mayoritas responden yang memiliki tingkat fear

of crime yang sedang dengan jumlah 43 orang atau 53 % akan melakukan respon

protective dengan tingkat sedang pula. Sedangkan sisanya, yakni 38 orang atau

sekitar 47% akan melakukan respon protective yang tinggi meski memiliki tingkat

fear of crime yang sedang. Dari total 19 orang yang memiliki tingkat fear of crime

yang tinggi, 12 orang atau 63,1 % akan melakukan respon protective yang tinggi

pula. Dan sisanya, yakni 7 orang atau sekitar 36,8 % melakukan respon protective

yang sedang meski memiliki tingkat fear of crime yang tinggi.

Tabel 4.4

Tabel Crosstabulation Tabel Crosstabulation Hubungan respon insurance dengan

fear of crime

Insurance

Total Sedang Tinggi

fearofcrime sedang 62

(76,5%)

19

(23,5%)

81

(100%)

tinggi 3

(15,7%)

16

(84,3%)

19

(100%)

Total 65 35 100

Dari hasil tabulasi silang antara tingkat fear of crime responden dengan respon

insurance, 76,5 % responden melakukan respon insurance dengan kadar sedang.

Sedangkan sisanya, yakni 23,5 % atau 19 orang melakukan respon insurance yang

tinggi meski mereka memiliki tingkat fear of crime yang sedang. Sementara dari

19 responden yang memiliki tingkat fear of crime yang tinggi, 16 orang atau

84,3% melakukan respon insurance yang tinggi pula. Sedangkan sisanya yakni 3

orang atau sekitar 15,7% melakukan respon insurance yang sedang meski mereka

memiliki fear of crime yang tinggi.

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 104: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

92

Universitas Indonesia

Tabel 4.5

Tabel Crosstabulation Hubungan respon communicative dengan tingkat fear of

crime

Communicative

Total sedang Tinggi

fearofcrime sedang 70

(86,4%)

11 81

tinggi 14

(73,6%)

5 19

Total 84 16 100

Dari tabel tabulasi silang antara respon communicative dengan tingkat fear of

crime yang ada pada responden, 70 orang atau 86,4% responden yang memiliki

tingkat fear of crime yang sedang akan melakukan respon communicative dengan

tingkat sedang juga. Sedangkan 11 orang sisanya atau 13,6 % akan melakukan

respon communicative yang tinggi meski memiliki kadar fear of fear crime yang

sedang. Di sisi lain, 14 responden dari 19 responden yang memiliki tingkat fear of

crime yang tinggi, atau sekitar 73,6% memilih untuk melakukan respon

communicative yang sedang. 5 orang responden lainnya atau sekitar 26,4%

memilih untuk melakukan respon communicative yang tinggi dengan tingkat fear

of crime yang tinggi.

Tabel 4.6

Tabel Crosstabulation Hubungan respon participation responden dengan tingkat

fear of crime

Participation

Total sedang tinggi

fearofcrime sedang 42

(51,8%)

39 81

tinggi 9

(47,3%)

10 19

Total 51 49 100

Hasil tabulasi silang antara tingkat fear of crime yang dimiliki oleh responden

dengan respon participation yang dilakukan oleh responden menunjukkan bahwa

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 105: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

93

Universitas Indonesia

42 responden atau 51,8 % dari 81 responden yang memiliki tingkat fear of crime

sedang memilih untuk melakukan respon participation dengan tingkatan sedang.

Sedangkan 39 responden lainnya atau 48,2% melakukan respon participation yang

tinggi meski memiliki tingkat fear of crime yang rendah. Sementara itu, dari 19

responden yang memiliki tingkat fear of crime yang tinggi, 9 orang responden

atau 47,3% melakukan respon participation yang sedang dan 10 responden lainnya

atau 52,7% melakukan respon participation yang tinggi karena tingkat fear of

crime yang tinggi.

4.2.2 Uji Korelasi

Tabel 4.7

Correlations (a)

fear of

crime

Avoidanc

e protective Insurance

communic

ative

participa

tion

fear of crime Pearson

Correlation

1 .226* .228* .549** .283** .303**

Sig. (2-tailed) .024 .022 .000 .004 .002

N 100 100 100 100 100 100

Avoidance Pearson

Correlation

.226* 1 -.036 .119 .065 .011

Sig. (2-tailed) .024 .720 .238 .521 .917

N 100 100 100 100 100 100

Protective Pearson

Correlation

.228* -.036 1 .255* .247* -.004

Sig. (2-tailed) .022 .720 .010 .013 .970

N 100 100 100 100 100 100

Insurance Pearson

Correlation

.549** .119 .255* 1 .064 .035

Sig. (2-tailed) .000 .238 .010 .529 .730

N 100 100 100 100 100 100

Communicative Pearson

Correlation

.283** .065 .247* .064 1 .084

Sig. (2-tailed) .004 .521 .013 .529 .407

N 100 100 100 100 100 100

Participation Pearson

Correlation

.303** .011 -.004 .035 .084 1

Sig. (2-tailed) .002 .917 .970 .730 .407

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 106: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

94

Universitas Indonesia

Sumber Data : Data Primer

Dari tabel uji korelasi di atas dapat diketahui bahwa korelasi antara variabel fear

of crime dengan variabel respon avoidance adalah 0,226, yang berarti keeratan

kedua variabel ini bersifat positif dan lemah. Selanjutnya adalah nilai p-value

pada kolom Sig.(2-tailed) adalah 0,024 yang lebih besar dari α = 0,005 (α adalah

level of significant). Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan kata lain,

tidak terdapat korelasi antara munculnya respon avoidance dari responden akibat

fear of crime yang dimiliki oleh responden. Begitun pun pada korelasi antara

variabel respon protective dengan tingkat fear of crime yang dimiliki oleh

responden. Tabel menunjukkan, koefisien korelasi kedua variael ini adalah 0,228

yang berarti keduanya memiliki korelasi namun sifatnya lemah. Dan karena nilai

p-value pada kolom Sig. (2-tailed) adalah 0,022 yang lebih besar dari α = 0,005,

maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, tidak terdapat korelasi yang signifikan

antara tingkat fear of crime yang dimiliki oleh responden dengan variabel respon

protective yang dilakukan oleh responden.

Tingkat fear of crime yang dimiliki oleh responden ternyata mempunyai

korelasi yang signifikan dengan respon insurance yang dilakukan oleh responden.

Tabel di atas menunjukkan nilai koefisien korelasi kedua variabel ini adalah

0,549, yang artinya kedua variabel ini memiliki hubungan yang positif dan

signifikan. Kemudian, p-value pada kolom Sig. (2-tailed) adalah 0,000 yang lebih

kecil dari α = 0,005, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya, tingkat fear of

crime yang dimiliki oleh responden dapat memicu responden untuk melakukan

tindakan insurance sebagai respons dari fear of crime yang dimiliki. Ini sesuai

dengan kajian Garofalo (1981) yang mengemukakan respon insurance atau

tindakan seseorang yang mengasuransikan harta benda miliknya untuk berjaga-

N 100 100 100 100 100 100

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 107: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

95

Universitas Indonesia

jaga ketika ia menjadi korban kejahatan sebagai salah satu respon terhadap fear of

crime yang timbul dalam diri manusia.

Respon communicative juga memiliki korelasi dengan tingkat fear of

crime yang ada pada diri responden. Dari hasil uji korelasi, koefisien korelasi

kedua variabel ini adalah 0,283. Meski tidak sebesar koefisien korelasi antara

respon insurance dan tingkat fear of crime, respon communicative responden yang

dipengaruhi oleh tingkat fear of crime berpengaruh karena nilai p-value pada

kolom Sig. (2-tailed) adalah 0,004 yang lebih kecil dari α = 0,005. Maka dari itu,

Ho diterima dan Ha ditolak, berarti responden melakukan respon communicative

tentang kejahatan akibat dipengaruhi oleh tingkat fear of crime yang ada dalam

diri responden.

Korelasi antara variabel respon participation dengan tingkat fear of crime

yang ada dalam diri responden menjadi bagian terakhir dalam uji korelasi di

penelitian ini. Koefisien korelasi kedua variabel ini di tabel uji korelasi

menunjukkan angka 0,303 yang berarti kedua variabel ini memiliki korelasi yang

positif dan cukup kuat. Nilai p-value pada kolom Sig. (2-tailed) adalah 0,002 yang

lebih kecil dari nilai α = 0,005. Oleh karena ini, Ho diterima dan Ha ditolak yang

berarti terdapat korelasi antara tingkat fear of crime dengan variabel respon

participation.

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 108: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

96

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini ingin mencari hubungan antara ketakutan akan kejahatan (fear of crime)

dengan respons perilaku penumpangnya. Responden dikategorikan sesuai dengan kriterianya

yaitu perempuan pekerja yang domisili daerah kerjanya di kota Depok dan menggunakan

angkutan umum atau moda transportasi darat sebagai fasilitas mobilisasi dalam aktifitas

sehari-harinya.

Respons perilaku yang diambil mengacu pada penelitian James F. Garofalo tentang

fear of crime, dimana respons tersebut terbagi menjadi lima yaitu: Avoidance, Protective,

Insurance, Communication, dan Participation, dimana secara singkat dapat diasumsikan

sebagai menghindari, melindungi, mengasuransikan, memberitakan, dan bertindak sebagai

respons dari keberadaan ketakutan tersebut.

Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dengan menggunakan kuesioner

dan mensurvei opini dari tiap responden sebagai upaya pengumpulan data untuk kemudian

diolah, dari hasil olah data didapatkan bahwa fear of crime memiliki hubungan yang

signifikan pada respons insurance, communication, dan participation.

Maka dengan respons yang signifikan tersbut dapat dikatakan responden akan

melakukan tindakan dibawah ini:

1. Insurance:

Responden mengasuransikan diri sendiri atau barang berharga yang dimiliki

untuk mengantisipasi ketika suatu hari mengalami kejahatan

Responden akan mencari tahu keberadaan ganti rugi bila suatu hari dia

mengalami kejahatan di dalam angkutan umum, baik itu oleh penyedia jasa

angkutan umum, pengelola jalan raya tempat terjadinya kejahatan, dan dari

kantor tempat responden bekerja

Bila mengalami kejahatan di dalam angkutan umum responden akan meminta

ganti rugi baik itu dari penyedia jasa angkutan umum, pengelola jalan raya

tempat terjadinya kejahatan, dan dari kantor tempat responden bekerja

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 109: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

97

2. Communication:

Responden akan menceritakan pengetahuannya akan kejahatan di dalam

angkutan umum, berdasarkan pengalaman pribadi, melihat kejadian tersebut

secara langsung, atau dari media massa yang dikonsumsi

Responden akan menceritakan pengetahuannya akan kejahatan kepada jejaring

sosial yang dia miliki, baik itu di dunia nyata atau lewat dunia maya (internet)

3. Participation:

Responden memiliki keinginan untuk melakukan tindakan yang bisa

membantu orang lain dalam mengetahui tindak kejahatan di dalam angkutan

umum lewat media massa

Responden memiliki keinginan untuk melakukan tindakan yang bisa

membantu korban kejahatan di dalam angkutan umum dengan bergabung

dengan organisasi yang mendesak pemerintah untuk menanganani kejahatan di

dalam angkutan umum

5. 2. Saran

Penelitian mengenai fasilitas umum terutama yang digunakan oleh orang banyak akan

berguna untuk memperbaiki kekurangan dari fasilitas tersebut, kejahatan yang terjadi di

dalam angkutan umum adalah salah satu contohnya, penelitian ini masih jauh dari sempurna,

semoga untuk kedepannya ada penelitian lain yang sejenis yang jauh lebih baik sehingga bisa

membantu banyak orang untuk menggunakan fasilitas umum dengan aman dan nyaman.

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 110: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Bragdon, Clifford. (2008). Transportation Security. Elsevier Inc.

Brandon c welsh david p farrington. (2009).Making Public Places Safer, Surveilance and crime

prevention. Copyright by Oxford University Press, Inc

Brandon R. Kooi. Policing Public Transportation An Environmental and Procedural Evaluation

of Bus Stops

Burhan, Bungin H.M. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana

Carmen, Andrew. (1984). Crime Victim: An Introduction to Victimology. California: Wadswort,

Inc

Clete Snell.(2001). Neighborhood Structure, Crime, and Fear of Crime: Testing Bursik and

Grasmick.s Neighborhood Control Theory. New York: LFB Scholarly Publishing LLC.

Clifford R. Bragdon. (2008) .Transportation Security.UK: Butterworth-Heinemann.

Dermawan, Mohammad Kemal. (1994). Strategi Pencegahan Kejahatan. Bandung: PT Citra

Aditya Bakti

Doerner, William G & Steven P. Lab. (1998). Victimology (2nd

ed.). Ohio: Anderson Pub. Co

Farrall, Stephen & Murray .(2008). Fear of crime : critical voices in an age of anxiety.

Routledge-Cavendish

Gary Cordner.(2010).Reducing Fear of Crime Strategies for Police.Kutztown University

Gorard, Stephen. (2003). Quantitative Methods inSocial Science .Printed and bound in Great

Britain by Biddies Ltd, King's Lynn, Norfolk

Gosita, Arif. (1993). Masalah Korban Kejahatan. Jakarta : Akademika Pressindo

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 111: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

Greasley, Pete .(2008). Quantitative Data Analysis Using SPSS An Introduction for Health &

Social Science .Open University Press

Humm, Maggie. (2002). Ensiklopedia Feminisme. Banguntapan: Fajar Pustama Baru

Ihromi, T.O. (Ed.). (1995). Kajian Wanita Dalam Pembangunan. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia

Kadish, Stanford H.(1983). Fear of Crime, Encyclopedia of Crime and Justice Volume 2.

London: The Free Press

Koentjaraningrat, dkk. (1997). Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia

Kusumah, Mulyana W. (1988). Kejahatan dan Penyimpangan: Suatu Perspektif Kriminologi.

Jakarta: Yayasan LBH

Moore, Henrietta. (1988). Feminism and Anthropology. In Ihromi, T.O (Ed.). (1995). Kajian

Wanita Dalam Pembangunan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Mustofa, Muhammad. (2005). Metodologi Penelitian Kriminologi. Depok: FISIP UI Press

Neuman, W. Lawrence. (2003). Social Research Methods, Qualitative andQuantitative

Approaches, New York: Allyn and Bacon

O’Block, Robert. (1981). Security and Crime Prevention. Missouri: The CV Mosby Company

Parillo, Vincent N. (2008). Ensyclopedia of Social Problems. California: SAGE Pub

Sadli, Saparinah & Soemarti Patmonodewo. (1992). Identitas Gender dan Peranan Gender. In

Ihromi, T.O (Ed). (1995). Kajian Wanita Dalam Pembangunan. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia

Sideris, L Anastasia et al. (2009). How to Ease Women’s Fear of Transportation Environments:

Case Studies and Best Practices. Mineta Transportation Institute

Sobur, Alex. (2002). Analisis Teks Media. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 112: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

Voigt, Lydia et. al.(1994). Criminology and Justice. USA : Mc Graw Hill Inc.

Jurnal:

Adams, Richard E. and Richard T. Serpe.(2000).Social Integration, Fear of Crime, and Life

Satisfaction. Sociological Perspective, Vol. 43, 4, 605-629

Balkin, Steven. (1979). Victimtization Rates, Safety and Fear of Crime. Social Problems, Vol.

26, 3, 343-358

Chiricos, Ted, Sarah Eschholz, Marc Gertz. (1997). Crime, News and Fear of Crime: Toward an

Identification of Audience Effects. Social Problems, Vol. 44, 342-357

Clemente, Frank and Michael B. Kleiman. (1977). Fear of Crime in The United States: A

Multivariate Analysis. Social Forces, Vol. 56, 2, 519-531

Covington & Taylor. (1993). Community Structural Change and Fear of Crime.Social Problems.

Vol. 40, 3, 374-397

David J. Bartholomew. 1995. What is Statistics? Published by: Blackwell Publishing

Elizabeth A. Stanko. 1995. Women, Crime, and Fear. Published by: Sage Publications, Inc.

Garofalo, James. (1981). The Fear of Crime: Causes and Consequences. Vol. 72, 2, 839-857

George A. Lundberg . (1961). Quantitative Methods in Sociology: 1920-1960. Social Forces, 39,

19-24

Gould, Leroy C. (1969). The Changing Structure of Property Crime in an Affluent Society.

Social Forces. Vol. 48, 1, 50-59

Miethe, Terance D. (1995). Fear and Withdrawal From Urban Life. Annals of the American

Academy of Political and Social Science, Vol. 539, 14-27

Pantazis, Christina. (2000). Fear of Crime, Vulnerability and Poverty. British Journal of

Criminology. Vol. 40, 3, 414-436

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 113: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

R. J. MacKay and R. W. Oldford. 2000. Scientific Method, Statistical Method and the Speed of

Light. Published by: Institute of Mathematical StatisticsStable

Smith, J. Martha and Clark, V. Ronald. (2000). Crime and Public Transport. Crime and Justice,

Vol. 27, 169-233

Stiles, Beverly L., Shaheem Halim and Howard B. Kaplan. (2007). Fear of Crime among

Individuals with Physical Limitations. Criminal Justice Review, 28, 232

Warr, Mark. (1985). Fear of Rape among Urban Women. Social Problems, Vol. 32, 3, 238-250

Yin, Peter. (1982). Fear of Crime as a Problem for the Elderly. Social Problems, Vol. 30, 240-

245

Internet

Detik News. (2011, Februari 12). Aneka Kejahatan di Ankot Tahun ini. Retrieved September 15,

2011, from http://www.detiknews.com/read/2011/09/15/162616/1723383/10/aneka-

kejahatan-di-angkot-tahun-ini

Detik News. (2011, Agustus 26). Livia jadi Korban Kejahatan di Angkutan Umum. Retrieved

Oktober 7, 2011, from

http://www.detiknews.com/read/2011/08/26/232452/1712243/10/livia-jadi-korban-

kejahatan-di-angkutan-umum

John Howard Society of Alberta (1999). Fear of Crime. October 29, 2008.

http://www.johnhoward.ab.ca/PUB/C49.htm

Kompas.com. (2011, Februari 10). Ada yang Meraba Bokong Saya. Retrieved Oktober 9, 2011,

from

http://regional.kompas.com/read/2011/02/10/16131957/Ada.yang.Meraba.Bokong.Saya.

Moore, M & Trojanowicz, R. (1988). Policing and the Fear of Crime. In Canadian Centre for

Justice Statistics (2001, August). A Profile of Criminal Victimization: Result of the 1999

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 114: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

General Social Survey. October 29, 2008. http://www.statcan.ca/english/freepub/85-553-

XIE/0019985-553-XIE.pdf

Wynne, Tom. (2008). An Investigation into the Fear of Crime: Is there a Link Between the Fear

of Crime and the Likelihood of Victimisation?. October 29, 2008. Dissertation Division

of Criminology, Public Health and Policy Studies, Nottongham Trent University.

www.internetjournalofcriminology.com/ijcundergrad.html

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 115: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

LAMPIRAN

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 116: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

1

KUESIONER

Responden yang terhormat,

Perkenalkan, nama saya Aloisius David, mahasiswa Universitas

Indonesia, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Departemen Kriminologi (NPM

0606095342). Kuesioner ini dibuat sebagai sarana penelitian skripsi saya yang

berjudul “Respons Fear of Crime diantara Perempuan Pengguna Angkutan Umum

Terkait adanya Kejahatan yang Terjadi didalam Angkutan Umum”.

Penjelasan singkat mengenai skripsi saya adalah untuk mencari tahu

tingkat ketakutan perempuan yang menggunakan angkutan umum sehubungan

adanya kejahatan yang terjadi di dalam angkutan umum, dan lebih lanjut, mencari

tahu bagaimana respons para pengguna angkutan umum dengan adanya ketakutan

tersebut.

Identitas dan jawaban Anda akan disimpan kerahasiaannya dan hanya

akan dipergunakan untuk kepentingan penelitian skripsi saja. Saya memohon

bantuan Saudari untuk menjawab pertanyaan dalam kuesioner ini dengan sejujur-

jujurnya. Atas waktu dan energi yang telah Anda berikan saya ucapkan banyak

terima kasih.

A. Petunjuk:

Beri lingkaran pada jawaban yang sesuai dengan Anda.

Contoh: Ibukota Jawa Barat adalah:

a. Jakarta d. Yogyakarta

b. Bandung e. Surabaya

c. Semarang

Bila Anda ingin mengganti jawaban Anda, cukup beri tanda silang pada

jawaban sebelumnya kemudian beri lingkaran pada jawaban yang lain

Contoh: Ibukota Jawa Barat adalah:

a. Jakarta d. Yogyakarta

b. Bandung e. Surabaya

c. Semara

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 117: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

2

Apakah Anda bersedia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam

kuesioner ini?

a. Ya

b. Tidak (Stop sampai disini dan kuesioner bisa dikembalikan)

I. Karakteristik Responden

1. Domisili tempat tinggal responden:

………………………………………………………………….

2. Tempat tujuan menggunakan angkutan umum responden sehari-hari: (Jawaban

boleh lebih dari satu)

a. Kantor/tempat kerja

b. Sekolah

c. Kampus

d. Pasar

3. Usia responden:

a. 15-19 tahun d. 40-44 tahun

b. 20-24 tahun e. 45-49 tahun

c. 25-39 tahun f. >50 tahun

4. Agama responden:

a. Islam d. Hindu

b. Kristen e. Budha

c. Katolik f. Konghuchu

5. Status perkawinan:

a. Kawin

b. Belum kawin

c. Cerai

6. Tingkat pendidikan terakhir yang ditamatkan:

a. SD d. S1

b. SMP e. S2

c. SMA f. S3

7. Tingkat pengeluaran responden dalam sebulan:

a. <Rp 500.000,00

b. Rp 500.001,00 - Rp1.000.000,00

c. Rp 1.000.001,00 - Rp 3.000.000,00

d. Rp3.000.001,00 - Rp 5.000.000,00

e. Rp 5.000.001,00 - Rp 10.000.000,00

f. >Rp 10.000.000,00

8. Pekerjaan:

a. Guru/Dosen d. Pegawai Swasta

b. Polisi e. Pegawai Negeri Sipil

c. Tentara f. Pedagang/Pengusaha/Wiraswasta

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 118: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

3

9. Saat ini Anda tinggal di:

a. Rumah Orangtua/Keluarga

b. Rumah Sendiri

c. Kos-kosan

d. Rumah kontrakan

10. Saat ini Anda tinggal bersama:

a. Sendiri

b. Orangtua/Kakak/Adik/Saudara

c. Teman

d. Pacar

e. Suami/Istri dan Anak

II. Penggunaan Angkutan Umum

11. Seberapa sering Anda menggunakan angkutan umum dalam 1 minggu?

a. Setiap harinya dalam 1 minggu

b. 2-4 hari dalam 1 minggu

c. 1-2 hari dalam 1 minggu

d. Sesekali/kadang-kadang

12. Dibawah ini, mana jenis angkutan umum yang sehari-hari Anda gunakan

untuk berangkat dari tempat tinggal ke tempat kerja atau tempat tujuan lain?

Jawaban boleh lebih dari satu.

a. Angkutan umum kecil (Mikrolet, Angkot/KWK)

b. Bus sedang (Metromini, Kopaja)

c. Bus besar (Mayasari Bhakti/Patas AC, Damri)

d. KRL/Kereta api

e. Omprengan (kendaraan pribadi yang menyambi menjadi angkutan umum

pada malam hari)

13. Dibawah ini, mana jenis angkutan umum yang sehari-hari Anda gunakan

untuk pulang ke rumah atau tempat tinggal Anda dari tempat kerja atau

tempat tujuan lain? Jawaban boleh lebih dari satu.

a. Angkutan umum kecil (Mikrolet, Angkot/KWK)

b. Bus sedang (Metromini, Kopaja)

c. Bus besar (Mayasari Bhakti/Patas AC, Damri)

d. KRL/Kereta api

e. Omprengan (kendaraan pribadi yang menyambi menjadi angkutan umum

pada malam hari)

14. Apa alasan utama Anda memilih menggunakan angkutan umum sebagai

sarana moda transportasi?

a. Menghemat biaya daripada menggunakan kendaraan pribadi

b. Menghemat waktu daripada menggunakan kendaraan pribadi

c. Tidak memiliki kendaraan pribadi

d. Tidak memiliki SIM

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 119: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

4

III. Pengalaman Menjadi Korban

III. A. Penodongan

19. Apakah Anda pernah diancam untuk memberikan barang berharga ketika

berada di dalam angkutan umum?

a. Ya b. Tidak (Lanjut ke bagian III. B)

20. Berapa kali Anda mengalami kejadian tersebut dalam 1 tahun terakhir?

a. 1 kali

b. 2 kali

c. 3 kali

d. lebih dari 3 kali

21. Dimanakah kejadian tersebut terjadi? Jawaban boleh lebih dari satu

a. Angkutan umum kecil (Mikrolet, Angkot/KWK)

b. Bus sedang (Metromini, Kopaja)

c. Bus besar (Mayasari Bhakti/Patas AC, Damri)

d. KRL/Kereta api

e. Omprengan (kendaraan pribadi yang menyambi menjadi angkutan umum

pada malam hari)

22. Kapan waktu kejadian tersebut? Jawaban boleh lebih dari satu

a. Pagi hari

b. Siang hari

c. Sore hari

d. Malam hari

23. Bagaimana kondisi penumpang di dalam angkutan umum pada saat kejahatan

terjadi?

a. Penuh sesak/ramai

b. Ada beberapa orang, tidak ramai tapi juga tidak sepi

c. Sepi

III. B. Pencurian Barang Berharga

24. Apakah Anda pernah mengalami pencurian barang berharga ketika berada di

dalam angkutan umum?

a. Ya b. Tidak (Lanjut ke bagian III. C.)

25. Berapa kali Anda mengalami kejadian tersebut dalam 1 tahun terakhir?

a. 1 kali

b. 2 kali

c. 3 kali

d. lebih dari 3 kali

26. Dimana kejadian tersebut terjadi? Jawaban boleh lebih dari satu

a. Angkutan umum kecil (Mikrolet, Angkot/KWK)

b. Bus sedang (Metromini, Kopaja)

c. Bus besar (Mayasari Bhakti/Patas AC, Damri)

d. KRL/Kereta api

e. Omprengan (kendaraan pribadi yang menyambi menjadi angkutan umum

pada malam hari)

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 120: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

5

27. Kapan waktu kejadian tersebut? Jawaban boleh lebih dari satu

a. Pagi hari

b. Siang hari

c. Sore hari

d. Malam hari

28. Bagaimana kondisi penumpang di dalam angkutan umum pada saat kejahatan

terjadi?

a. Penuh sesak/ramai

b. Ada beberapa orang, tidak ramai tapi juga tidak sepi

c. Sepi

III. C. Pelecehan Seksual Verbal

29. Apakah Anda pernah digoda atau dirayu dengan kata-kata yang tidak senonoh

ketika berada di dalam angkutan umum?

a. Ya b. Tidak (Lanjut ke bagian III. D)

30. Berapa kali Anda mengalami kejadian tersebut dalam 1 tahun terakhir?

a. 1 kali

b. 2 kali

c. 3 kali

d. lebih dari 3 kali

31. Dimana kejadian tersebut terjadi? Jawaban boleh lebih dari satu

a. Angkutan umum kecil (Mikrolet, Angkot/KWK)

b. Bus sedang (Metromini, Kopaja)

c. Bus besar (Mayasari Bhakti/Patas AC, Damri)

d. KRL/Kereta api

e. Omprengan (kendaraan pribadi yang menyambi menjadi angkutan umum

pada malam hari)

32. Kapan waktu kejadian tersebut? Jawaban boleh lebih dari satu

a. Pagi hari

b. Siang hari

c. Sore hari

d. Malam hari

33. Bagaimana kondisi penumpang di dalam angkutan umum pada saat kejahatan

terjadi?

a. Penuh sesak/ramai

b. Ada beberapa orang, tidak ramai tapi juga tidak sepi

c. Sepi

III. D. Pelecehan Seksual Fisik

34. Apakah Anda pernah mengalami pelecehan seksual (diraba, dicium, disentuh

dengan tidak senonoh secara paksa) ketika berada di dalam angkutan umum?

a. Ya b. Tidak

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 121: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

6

35. Berapa kali Anda mengalami kejadian tersebut dalam 1 tahun terakhir?

a. 1 kali

b. 2 kali

c. 3 kali

d. lebih dari 3 kali

36. Dimana kejadian tersebut terjadi? Jawaban boleh lebih dari satu

a. Angkutan umum kecil (Mikrolet, Angkot/KWK)

b. Bus sedang (Metromini, Kopaja)

c. Bus besar (Mayasari Bhakti/Patas AC, Damri)

d. KRL/Kereta api

e. Omprengan (kendaraan pribadi yang menyambi menjadi angkutan umum

pada malam hari)

37. Kapan waktu kejadian tersebut? Jawaban boleh lebih dari satu

a. Pagi hari

b. Siang hari

c. Sore hari

d. Malam hari

38. Bagaimana kondisi penumpang di dalam angkutan umum pada saat kejahatan

terjadi?

a. Penuh sesak/ramai

b. Ada beberapa orang, tidak ramai tapi juga tidak sepi

c. Sepi

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 122: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

7

IV. Pengetahuan akan Kejahatan

39. Apakah Anda pernah mendengar atau mengetahui tentang tindak kejahatan di

dalam angkutan umum?

a. Ya b. Tidak (Lanjut ke bagian V)

40. Dari beberapa contoh kejahatan dibawah ini, mana yang Anda ketahui atau dengar

terjadi didalam angkutan umum? (Jawaban boleh lebih dari satu)

a. Penodongan

b. Pencopetan

c. Pelecehan seksual

d. Hipnotis

e. Pembunuhan

f. Pemukulan/penganiayaan

41. Darimana Anda mengetahui atau mendengar tindak kejahatan tersebut? (Jawaban

boleh lebih dari satu)

a. Pengalaman pribadi atau melihat langsung orang lain menjadi korban

b. Mendengar pengalaman teman atau saudara atau orang dekat

c. Berita di televisi

d. Majalah, buku, atau koran

e. Artikel di internet

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 123: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

8

B. Panduan: Berilah tanda centang (√) pada salah satu dari lima kotak yang

terdapat di sebelah kanan setiap pernyataan

Contoh:

No Pernyataan STS TS N S SS

99 Saya suka makan roti dengan selai

STS = Sangat Tidak Setuju TS = Tidak Setuju

N = Netral/Tidak Tahu S = Setuju

SS = Sangat Setuju

Jika Anda “Sangat Setuju” dengan pernyataan tersebut, maka berilah

tanda centang(√) pada kotak “SS”.

Contoh:

No Pernyataan STS TS N S SS

99 Saya suka makan roti dengan selai √

Jika Anda ingin mengganti jawaban Anda dari “Sangat Setuju” menjadi

“Sangat Tidak Setuju”, maka beri tanda silang (X) pada kotak “SS” yang

telah Anda beri tanda centang(√) dan setelah itu beri tanda centang(√)

pada kotak “STS”.

Contoh:

No Pernyataan STS TS N S SS

99 Saya suka makan roti dengan selai √ √

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 124: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

9

V. Gender dan Kerentanan

No Pernyataan STS TS N S SS

42 Perempuan lebih lemah dibandingkan laki-

laki

43 Masyarakat menganggap perempuan lebih

lemah dibandingkan laki-laki

44 Perempuan memiliki rasa takut lebih besar

dibandingkan laki-laki

45 Perempuan memiliki kekhawatiran lebih

besar dibandingkan laki-laki

46 Perempuan kurang bisa melindungi dirinya

dibandingkan laki-laki

47 Perempuan lebih kurang waspada

dibandingkan laki-laki

48 Perempuan lebih ceroboh dibandingkan

laki-laki

49 Perempuan lebih rentan menjadi korban

pencopetan didalam angkutan umum

dibandingkan laki-laki

50 Perempuan lebih rentan menjadi korban

penodongan didalam angkutan umum

dibandingkan laki-laki

51 Perempuan lebih rentan menjadi korban

pelecehan seksual didalam angkutan umum

dibandingkan laki-laki

No Pernyataan STS TS N S SS

52 Perempuan lebih rentan menjadi korban

hipnotis didalam angkutan umum

dibandingkan laki-laki

53 Pelaku pencopetan lebih memilih

perempuan sebagai korbannya

dibandingkan laki-laki

54 Pelaku penodongan lebih memilih

perempuan sebagai korbannya

dibandingkan laki-laki

55 Pelaku pelecehan seksual lebih memilih

perempuan sebagai korbannya

dibandingkan laki-laki

56 Pelaku hipnotis lebih memilih perempuan

sebagai korbannya dibandingkan laki-laki

57 Perempuan tidak bisa melindungi dirinya

ketika mengalami pencopetan

58 Perempuan tidak bisa melindungi dirinya

ketika mengalami penodongan

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012

Page 125: UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FEAR OF CRIME DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308720-Spdf-Aloisius David.pdf · Kepada semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu

10

No Pernyataan STS TS N S SS

59 Perempuan tidak bisa melindungi dirinya

ketika mengalami pelecehan seksual

60 Perempuan tidak bisa melindungi dirinya

ketika mengalami hipnotis

Hubungan fear..., Aloisius David, FISIP UI, 2012