universitas indonesia pengaruh pencahayaan...

90
UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI BEROLAHRAGA ANGGOTA DI PUSAT KEBUGARAN SKRIPSI JOAN CHRISTINE 0806339824 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR INTERIOR DEPOK JUNI 2012 Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Upload: others

Post on 29-Nov-2020

9 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

UNIVERSITAS INDONESIA

PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

BEROLAHRAGA ANGGOTA DI PUSAT KEBUGARAN

SKRIPSI

JOAN CHRISTINE

0806339824

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR INTERIOR

DEPOK

JUNI 2012

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

UNIVERSITAS INDONESIA

PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN

MOTIVASI BEROLAHRAGA ANGGOTA DI PUSAT KEBUGARAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Arsitektur

JOAN CHRISTINE

0806339824

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR INTERIOR

DEPOK

JUNI 2012

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

ii UNIVERSITAS INDONESIA

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik dikutip

maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Joan Christine

NPM : 0806339824

Tanda Tangan :

Tannggal : Juni 2012

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

iii UNIVERSITAS INDONESIA

LEMBAR PENGESAHAN

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

iv UNIVERSITAS INDONESIA

KATA PENGANTAR

Ucap syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa berkat

penyertaan dan hikmat yang telah diberikan-Nya hingga skripsi ini dapat

diselesaikan. Skripsi dengan judul “Pengaruh Pencahayaan Buatan terhadap

Semangat dan Motivasi Berolahraga Anggota di Pusat Kebugaran” disusun sebagai

salah satu prasyarat untuk menyelesaikan studi program sarjana Departemen

Arsitektur Interior Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Proses penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bimbingan,

arahan, koreksi, saran, dan dukungan oleh pihak-pihak tertentu. Oleh karenanya,

dalam kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya

kepada:

• Joice Sandrasari ST., MALD, selaku Pembimbing Skripsi atas segala

ilmu,waktu, serta motivasi yang selalu diberikan kepada saya, terutama saat

saya mengalami kesulitan dan patah semangat.

• Enira Arvanda ST., M.Dpl. dan Ir. Siti Hadjarinto M.Sc. selaku penguji dalam

siding skripsi.

• Ir. Achmad Hery Fuad M.Eng selaku Pembimbing Akademis dan para dosen

Arsitektur Interior UI yang telah memberikan ilmu dan bimbingan selama

empat tahun ini.

• Keluarga besar Indalao- Jacobs-Supit atas doa yang dipanjatkan, terutama:

Mama-Papa atas doa dan dukungan selama penulisan skripsi; Oma Christine

Supit yang walaupun dalam kondisi lemah masih menyediakan waktu untuk

memberikan doa dan semangat lima jam sebelum sidang lewat telepon ;

Mama Grace yang selalu setia menanyakan kapan skripsi akan selesai;Mama

Since atas dukungan di tahun pertama kuliah; Irene-oneesan atas nasehat

dalam penentuan tema skripsi dan semangat yang diberikan lewat telepon;

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

v UNIVERSITAS INDONESIA

Kak Yolanda yang selalu menghibur saya lewat candaan dan quality time

terutama ketika saya mengalami writer’s block.

• Fera Farwah selaku teman satu dosen pembimbing yang telah menemani saya

ketika melakukan bimbingan dan melakukan survei di Depok.

• Sahabat-sahabat di kampus: Kartika Putri selaku teman fitness bersama dan

rekan seperjuangan dalam penyelesain skripsi atas masukan, kesediaannya

melakukan penulisan skripsi dan di Kelapa Gading;Irene Stephanie Harinck

selaku satu-satunya pecinta K-Pop kuat di Interior dan teman menari ketika

stress.

• Doryntan Martalenta, Ayu Murhadiningtyas, Elita Nuraeny, dan teman-teman

Arsitektur Interior angkatan 2008.

• Evelyne, Jessica, Cindy, Silvia, para sahabat sejak SMA dan sesama

mahasiswa desain yang bersedia meminjamkan buku dari universitas mereka.

Terima kasih atas semangat yang telah kalian berikan selama lebih dari lima

tahun ini.

• Ariesta beserta para responden di tiap pusat kebugaran.

• QQ Kopitiam yang telah menjadi tempat pelarian ketika saya dan Tika

memerlukan tempat untuk berkonsentrasi menulis skripsi.

• Celebrity Fitness La Piazza sebagai tempat saya berlatih setiap minggunya

dan menjadi inspirasi dalam penulisan skripsi ini.

• Serta berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu untuk segala

kontribusi yang membantu hingga terselesainya skripsi ini.

Saya menyadari skripsi ini belumlah sempurna. Untuk itu, saya memohon

maaf atas kekurangan selama pengerjaan skripsi, baik secara sengaja dan tidak

sengaja. Namun saya berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca,

khussunya mahasiswa Arsitektur Interior FTUI

Depok, 2 Juli 2012

Joan Christine

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

vi UNIVERSITAS INDONESIA

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah

ini:

Nama : Joan Christine

NPM : 0806339824

Program Studi : Interior

Departemen : Arsitektur

Fakultas : Teknik

Jenis Karya : Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty Free

Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

“Pengaruh Pencahayaan Buatan terhadap Semangat dan Motivasi Berolahraga

Anggota di Pusat Kebugaran”

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-

eksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan,

mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan

tugas akhir saya tanpa meminta izin saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Pada Tanggal: 2012

Yang menyatakan

(Joan Christine)

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

vii UNIVERSITAS INDONESIA

ABSTRAK

Nama : Joan Christine

Program Studi: Arsitektur Interior

Judul : Pengaruh Pencahayaan Buatan Terhadap Semangat dan Motivasi Berolahraga

Anggota di Pusat Kebugaran

Skripsi ini bertujuan untuk melihat bagaimana pencahayaan buatan yang baik

di pusat kebugaran ,bagaimana pencahayaan mempengaruhi semangat dan motivasi

anggota pusat kebugaran dalam berolahraga, dan apakah pencahayaan menjadi faktor

utama dalam memicu motivasi anggota dalam berolahraga.

Tidak hanya sebatas untuk memfasilitasi kegiatan berolahraga, tetapi juga

menghadirkan konsep-konsep baru yang berpengaruh pada desain klub-klub

kebugaran,termasuk pengaturan cahaya di dalamnya yang juga mengikuti konsep

klubnya. Menurut Veitch (2006) , pencahayaan mempengaruhi tingkat mental dan

proses yang menentukan kinerja kerja, kepuasan seseorang, dan hasil penting lainnya

yang dikerjakan oleh orang tersebut.Setidaknya menurut rekomendasi dari organisasi

pencahayaan sebaiknya iluminasi di pusat kebugaran berada 200-500lux.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan ternyata iluminasi dalam kisaran 20-200

lux sudah dapat memfasilitasi kegiatan dan kenyamanan berolahraga.

Kata kunci:

Pencahayaan buatan, pusat kebugaran,motivasi , semangat berolahraga.

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

viii UNIVERSITAS INDONESIA

ABSTRACT

Name: Joan Christine

Study Program: Interior Architecture

Title: Effects of Artificial Illumination On Spirit and Motivation Exercising of

Fitness Center Member

This thesis aims to look at what is called good artificial lighting in fitness

centre, how lighting affects the mood and motivation of members in the fitness

centre while working out, and whether the lighting becomes a major factor in

triggering the motivation of members in exercising.

Not only limited to facilitate the exercise activities, but fitness centre

nowadays also presents new concepts that affect the design of fitness centre,

including the arrangement of lighting in it which also follows its concept. According

to Veitch (2006), lighting affects the mental processes that determine the performance

of work, one's satisfaction, and other important outcomes people do. According to the

recommendations of an organization of lighting illumination in the gym should be at

least 200-500lux. However,based on the results of research conducted, illumination

range between 20-200 lux is able to facilitate activities and comfort in exercising.

Key words:

Artificial lighting, fitness, motivation, exercise

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

ix UNIVERSITAS INDONESIA

DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS…………………………………. ii

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………….. iii

KATA PENGANTAR……………………………………………………………... iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS…………………………………………. vi

ABSTRAK…………………………………………………………………………. vii

ABSTRACT……………………………………………………………………….. viii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………. ix

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………… xii

DAFTAR TABEL………………………………………………………………… xv

BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………. 1

1.1. Latar Belakang……………………………………………………………… 1

1.2. Permasalahan……… .…………………………………………………. …… 2

1.3. Tujuan Penulisan………………………………….………...……………….. 2

1.4. Metode Pembahasan……………………………………….………………… 3

1.5. Sistematika Penulisan……………………………………….……………… 4

1. 6.Sistematika Pemikiran………………………………………………………. 5

BAB 2 CAHAYA…………………………………………………………………. 6

2.1 Definisi Cahaya……………………………………….……………………… 6

2.2. Pengukuran Cahaya………………………………………………………… 6

2.3. Sifat-Sifat Cahaya…………………………………………………………… 7

2.4. Sumber Cahaya……………………………………………………………… 9

2.4.1.Alami (Daylight)……………………………………………………..... 9

2.4.2. Buatan (Artifisial)…………………………………………………..... 10

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

x UNIVERSITAS INDONESIA

2.4.2.1. Sistem Pencahayaan Buatan .....………...........….........……......... 10

2.4.2.2. Jenis Lampu..................................................................................... 14

2.5. Efek Cahaya Terhadap Manusia....................................................................... 17

2.5.1. Faktor Ketidaknyamanan...................................................................... 17

2.5.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Emosi Manusia……………… 18

2.6.Warna................................................................................................................. 18

2.7. Pencahayaan Pada Fasilitas Olahraga............................................................... 21

BAB 3 PUSAT KEBUGARAN…………………………………………………… 24

3.1. Pengertian………………………………….……………………………….. 24

3.2. Perkembangan Kebugaran Manusia………………………………………... 24

3.3 Media dan Gaya Hidup Bugar…………………….………………………… 26

3.4. Jenis Pusat Kebugaran……………………………………………………… 30

3.5. Aktivitas Olahraga di Pusat Kebugaran……………………………………. 32

BAB 4 STUDI KASUS DAN ANALISIS………………………………………… 35

4.1. Studi Kasus 1: Fitness Point, Depok……………………………………… 35

4.1.1. Profil……………………………………………………………….. 35

4.1.2 Organisasi Ruang dan Analisis……………………………………… 35

4.1.3. Pengaruh Pencahayaan Terhadap Semangat dan Motivasi Olahraga

Anggota……………………………………………………………………

38

4.2. Studi Kasus 2: Pusat Kebugaran GG, Jakarta Utara ………………….….. 40

4.2.1. Profil………………………………………………………………… 40

4.2.2 Organisasi Ruang dan Analisis……………………………………… 41

4.2.3. Pengaruh Pencahayaan Terhadap Semangat dan Motivasi Olahraga 53

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

xi UNIVERSITAS INDONESIA

Anggota………………………………………………………………

4.3. Studi Kasus 3: Pusat Kebugaran C, Jakarta Utara………………..………… 54

4.3.1. Profil………………………………………………………………….. 54

4.3.2 Organisasi Ruang dan Analisis……………………………………… 55

4.3.3. Pengaruh Pencahayaan Terhadap Semangat dan Motivasi Olahraga Anggota……………………………………………………………

62

4.4. Perbandingan Pusat Kebugaran……………………………………………… 65

BAB 5 KESIMPULAN………………………………………………………….. 66

DAFTAR REFERENSI………………………………………………………… 68

LAMPIRAN……………………………………………………………………… 70

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

xii UNIVERSITAS INDONESIA

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Spektrum elektromagnetik……………………..…………………… 6

Gambar 2.2 Refleksi cahaya……………………………………………………… 8

Gambar 2.3 Jenis refleksi………………………………………………………… 9

Gambar 2.4 Sifat-Sifat cahaya…………………………………………………… 9

Gambar 2.5 (a) Denah plafon sistem pencahayaan umum (kiri) dan dislokalisasi (kanan)……………………………………………………………….

11

Gambar2.5 (b)Pencahayaan pada kabinet di dapur……………………………… 12

Gambar2.5 (c) Pencahayaan aksen………………………………………………. 12

Gambar2.5(d) Pencahayaan dekoratif oleh Susuzan Shibori…………………….. 12

Gambar 2.6 (a) Pencahayaan cove……………………………………………….. 13

Gambar 2. 6 (b) Coffer berukuran besar disinari dengan pencahayaan cove……. 13

Gambar 2. 6 (c) Coffer berukuran kecil…………………………………………. 13

Gambar 2. 6(d) Pencahayaan luminous-ceiling…………………………………… 13

Gambar 2.6(e) Pencahayaan valance(kanan) dan pencahayaan cornice dengan

penutup (kiri)………………………………………………………… 14

Gambar 2.6 (f) Pencahayaan dinding-Luminous………………………………… 14

Gambar 2.7 (a)Grazing lighting………………………………………………….. 15

Gambar 2.7 (b)Wash lighting……………………………………………………... 15

Gambar 2.7 (c)Background lighting…………………………………. 15

Gambar 2.7 (d) Uplight…………………………………………………………… 15

Gambar 2.7 (e) Downlight………………………………………………………… 15

Gambar.2.8(a) Lampu incandescent........................................................................ 15

Gambar 2. 8 (b) Lampu fluorescent………………………………………………. 16

Gambar 2. 8 (c) Lampu Metal-halida....................................................................... 16

Gambar 2. 8 (d) Lampu Sodium bertekanan tinggi………………………………. 17

Gambar 2. 8 (e) LED……………………………………………………………… 17

Gambar 2.9 Spektrum cahaya yang terurai menjadi berkas-berkas cahaya warna 19

Gambar 2.10 Perbandingan campuran warna cahaya (kiri) dan warna pigmen

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

xiii UNIVERSITAS INDONESIA

(kanan)................................................................................................... Gambar 3.1. Eugene Sandow……………………………………………………. 28

Gambar 3.2 Salah satu sindiran yang dibuat media ketika melihat Jessica Simpson menjadi gemuk…………………………………………….

29

Gambar 3.3 Rangkaian kelas aerobik masa kini yang tidak hanya berbentuk senam saja……………………………………………………………..

33

Gambar 3.4 (a) Pilates tanpa menggunakan alat…………………………………. 34

Gambar 3.4 (b) Pilates dengan bantuan alat……………………………………… 34

Gambar 4.1 Foto Pencahayaan lantai 1 (a), zoning 1(b),dan sketsa titik lampu lantai 1 beserta hasil pengukuran (dalam satuan lux) (c)……………

36

Gambar 4.2 Foto Pencahayaan pada lantai 2(a), zoning (b), dan sketsa titik

lampu area aerobik 2 beserta hasil pengukuran (dalam satuan lux) (c) 37

Gambar 4.3 Fitness Point pada siang hari……………………………………….. 40

Gambar 4.4 Area kardio(a) …………………………………………………….. 41

Gambar 4.4 foto area kardio dan streching(b), sketsa denah plafon dan

peletakan lampu area kardio beserta hasil pengukuran (dalam satuan

lux) , sketsa potongan peletakan lampu (c) sketsa potongan

(d)…………….…………………………………………. 42

Gambar 4.5 Area angkat beban terikat: sketsa denah plafon dan peletakan lampu

hasil pengukuran (dalam satuan lux) (a), sketsa potongan peletakan

lampu (b)…………………………………………………………… 44

Gambar 4.6 Kelas GGX (a), sketsa titik peletakan lampu hasil pengukuran

(dalam satuan lux)(b),dan sketsa potongan (c)…………………… 45-46

Gambar 4.7 Kelas Spinning: ketika lampu dimatikan (a), sketsa denah plafon dan titik peletakan lampu hasil pengukuran (dalam satuan lux) (b) dan sketsa potongan (c)…………………………….

47

Gambar 4.8 Studio Mind & Body(a) sketsa denah plafon dan peletakan lampu

beserta hasil pengukuran (dalam satuan lux) (b) sketsa potongan

(c)……………………... …………………………………………….. 50

Gambar 4.9 Jogging track (a),sketsa denah jogging track hasil pengukuran

(dalam satuan lux) (b), sketsa potongan peletakan lampu (c)…….. 51-52

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

xiv UNIVERSITAS INDONESIA

Gambar 4.10 Zoning Lantai 1(a) dan lantai 2(b)………………………………….. 55

Gambar 4.11 Material lantai(a) sketsa peletakan lampu di plafon beserta hasil

pengukuran (dalam satuan lux) (b) dan sketsa potongan lantai 1

(c)…………………………………………………………………….. 56-57

Gambar 4.12 Sketsa peletakan lampu beserta hasil pengukuran lantai 2 (dalam

satuan lux) (a) dan sketsa potongan lantai 2 (

b)……………………………………………………………………… 57

Gambar 4.13 a Kelas RPM …………………………………………………….. 59

Gambar 4.13 sketsa peletakan lampu beserta hasil pengukuran (dalam satuan

lux) (b) dan sketsa potongan kelas RPM (c)……………………… 59

Gambar 4.14 Material lantai dari vinyl (a) Sketsa ruang (b) sketsa titik plafon

dan peletakan lampu beserta hasil pengukuran kelas aerobik (dalam

satuan lux) (c)……………………………………………………….. 60-61

Gambar 4.15 Sketsa titik plafon dan peletakan lampu beserta hasil pengukuran

(dalam satuan lux)(a) dan sketsa potongan kelas yoga (b)………. 61-62

Gambar 4.16. Gambar 4.16. Armatur lampu di Pusat Kebugaran C……………… 64

Gambar 4.17 Luminous stage yang di kelas aerobik dan studio yoga……………. 64

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

xv UNIVERSITAS INDONESIA

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rekomendasi Iluminasi Untuk Berbagai Aktivitas……………………. 7

Tabel 2.2 Perbandingan Jenis Lampu……………………………………………. 15

Tabel 2.3 Warna dan Sifatnya……………………………………………………. 20

Tabel .2.4Cahaya dan Suhu Warna………………………………………………. 21

Tabel 2.5 Tabel Pembagian Kelas Pencahayaan Fasilitas Olahraga……………… 22

Tabel 4.1 Hasil Wawancara Fitness Point………………………………………… 38

Tabel 4.2 Hasil Kuisioner Gold’s Gym…………………………………………… 53

Tabel 4.3 Hasil Kuisioner Celebrity Fitness……………………………………… 63

Tabel 4.4 Perbandingan Pencahayaan Buatan Pada Ketiga Studi Kasus…………. 65

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

1

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang.

Gaya hidup adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-

hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat yang bersangkutan

(Suratno dan Rismiati ,2001). Mendukung Plummer (1983) mengenai pengertian

gaya hidup, di dalam bukunya Marketing: Prinsciple and strategy, Henry Assael

menjelaskan:

“A lifestyle is broadly defined as a mode of living that is identified

by how people spend their time (activities); what they consider important

in their environment (interest); and what they think of themselves and the

world around them (opinions).” (p.294)

Berangkat dari dua pengertian tersebut , dapat disimpulkan bahwa gaya

hidup adalah cara seseorang menjalankan kehidupan sehari-hari yang dinyatakan

dalam kegiatan, minat (kecenderungan hati yg tinggi terhadap sesuatu yang

dianggap penting), serta pendapat mereka mengenai diri sendiri serta hal-hal yang

terjadi di sekitarnya.

Gaya hidup juga menentukan posisi seseorang dalam masyarakat. Susanto

(2011,dalam Rahayu) berpendapat bahwa gaya hidup merupakan perpaduan

antara kebutuhan ekspresi diri dan harapan kelompok terhadap seseorang dalam

bertindak berdasarkan norma yang berlaku. Dengan kata lain, ketika seseorang

ingin menjadi bagian dari kelompok tertentu, ia akan mencoba untuk bertindak

sesuai dengan norma yang berlaku di kelompok tersebut.

Di zaman sekarang, berbagai macam media informasi, seperti televisi,

iklan, film, dan internet telah menjadi salah satu pemacu orang mengikuti gaya

hidup tertentu yang mereka akses dari media tersebut. Salah satu gaya hidup

populer yang dipromosikan media adalah gaya hidup sehat dan bugar. Cara media

menampilkan berbagai macam acara mengenai kesehatan, program menurunkan

berat badan, hingga menampilkan model atau selebritis dengan proporsi tubuh

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

2

UNIVERSITAS INDONESIA

ideal seakan-akan ingin mengatakan sesuatu.1 Bahwa memiliki berat badan dan

bentuk tubuh seperti yang digambarkan oleh media adalah bentuk tubuh yang dan

harus diikuti oleh masyarakat. Begitu seringnya hal ini ditampilkan, baik secara

sadar maupun tidak sadar, muncul keinginan masyarakat untuk hidup lebih sehat

dan memiliki gambaran bentuk tubuh atau hidup seperti demikian. Khususnya

kalangan menengah ke atas di perkotaan, hal ini paling banyak dicapai dengan

berolahraga di pusat kebugaran atau fitness center.

Semakin bertambahnya minat masyrakat kota berolahraga di klub

kebugaran membuat semakin banyak klub kebugaran muncul. Tidak hanya

sebatas untuk memfasilitasi kegiatan berolahraga, tetapi juga menghadirkan

konsep-konsep yang baru. Hal ini akhirnya berpengaruh pada desain klub-klub

kebugaran,termasuk pengaturan cahaya di dalamnya yang juga mengikuti konsep

klubnya.

Pencahayaan buatan di dalam ruangan sangat penting untuk memfasilitasi

kebutuhan visual manusia sehingga dapat mempermudah aktivitasnya. Selain itu,

menurut Veitch (2006) , pencahayaan juga mempengaruhi tingkat mental dan

proses yang menentukan kinerja kerja, kepuasan seseorang, dan hasil penting

lainnya yang dikerjakan oleh orang tersebut .

1.2.Permasalahan

Tujuan utama didirikannya klub kebugaran adalah untuk memfasilitasi

kebutuhan orang akan berolahraga dan membentuk tubuhnya sehingga menjadi

lebih bugar dan ideal. Seiring perkembangan zaman, klub-klub kebugaran juga

hadir menghadirkan konsep baru bagi masyrakat awam yang akhirnya juga

mempengaruhi bagaimana pengaturan cahaya buatan di tempat tersebut.

Bagaimanakah aplikasi pencahayaan ruang dalam di pusat kebugaran yang

hanya memfasilitasi kegiatan berolahraga dan pusat yang menghadirkan konsep

berbeda? Bagaimanakah pengaruh pencahayaan di tiap tempat pada semangat dan

1 Putri Antika Hernomo, “Antara Kebugaran dan Indealisasi Tubuh: Fitness Center sebagai Modal Simbolik Masyarakat Kota”, Scripta Societa (Jurusan Sosiologi Universitas Negeri Jakarta, 2009), hal 71.

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

3

UNIVERSITAS INDONESIA

motivasi orang saat berolahraga? Apakah pencahayaan menjadi faktor utama

yang dapat memotivasi orang berolahraga?

1.3.Tujuan Penulisan

Tujuan utama penulisan karya tulis ini adalah untuk mengetahui

karakteristik aplikasi pencahayaan pada pusat kebugaran, serta melihat

pengaruhnya terhadap kenyamanan orang saat berolahraga. Pada akhirnya, saya

berharap bisa mendapatkan pengetahuan mengenai dampak pencahayaan buatan

terhadap semangat dan motivasi berolahraga seseorang, serta karakteristik

pencahayaan yang membuat seseorang dapat berolahraga lebih maksimal.

1.4.Metode pembahasan

Metode pendekatan penulisan dilakukakan dengan melakukan studi

pustaka yang dapat membantu menambah pengetahuan saya mengenai

pencahayaan dasar pencahayaan dan standar pencahayaan pusat kebugaran.

Selain itu, saya akan mencari tahu perkembangan pusat kebugaran sebagai

langkah awal, yang diikuti dengan jenis pusat kebugaran yang ada,dan kegiatan

apa saja yang dilakukan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari buku referensi,

makalah,penulisan ilmiah, majalah, kamus, serta internet.

Untuk pembahasan, saya menggunakan metode penulisan akan

melakukan studi kasus berupa pengamatan area olahraga di pusat-pusat

kebugaran. Pengamatan dilakukan dengan mendatangi langsung area olahraga di

tiap tempat pada saat pencahayaan buatan digunakan. Saya akan mengukur rata-

rata iluminasi dan membandingkan dengan standar yang ditentukan. Selain

elemen pencahayaan, pengamatan juga terhadap anggota pusat kebugaran.

Pengamatan akan dilakukan dengan wancara langsung atau menggunakan

kuisioner. Hal-hal yang akan ditanyakan berkaitan dengan pengalaman

berolahraga di tiap tempat dan bagaimana cahaya mempengaruhi kegiatan

olahraga mereka.

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

4

UNIVERSITAS INDONESIA

Setelah mendapatkan data yang diperlukan, data akan dianalisis dan

hasilnya akan digunakan untuk menarik kesimpulan.

1.5.Sistematika Penulisan

Skripsi akan dibahas dan diuraikan dalam sistematika sebagai berikut:

I. Pendahuluan

Bab ini menjelaskan latar belakng dari topik yang dipilih untuk

skripsi, pemasalahan, tujuan penulisan, metode penulisan, dan

sistematika pernulisan

II. Kajian Teori

Bab ini berisi tinjuan literatur mengenai teori cahaya, sistem

pencahayaan , beserta komponen lain yang menjadi pendukung

pencahayaan. Di dalam bab ini juga akan membahas pencahayaan

pada sarana olahraga, pengaruh pencahayaan pada semangat dan

motivasi manusia.

III. Pusat Kebugaran

Bab ini berisi tinjuan mengenai kebutuhan manusia akan olahraga

dan perkembangan pusat kebugaran. Berkaitan dengan

perkembangan pusat kebugaran, dipaparkan usaha manusia dalam

mencapai kebugaran sejak zaman dulu, perkembangannya di Eropa

yang akhirnya terbawa ke Amerika, hingga timbullah pusat

kebugaran yang sekarang disebut dengan fitness centre.

IV. Studi Kasus dan Analisis

Bab ini berisi penjelasan di beberapa pusat kebugaran berdasarkan

konsep pusat tersebut. Pusat kebugaran yang dipilih adalah Fitness

Club di gedung Engineering Center , Pusat Kebugaran G, dan

Pusat Kebugaran C.

V. Kesimpulan

Bab ini merupakan hasil pemikiran akhir dari rangkaian penjelasan

teori yang telah dibahas dan studi kasus. Pada bab ini juga akan

diambil kesimpulan yang diharapkan dapat menjawab pertanyaan

dari masalah utama pada penulisan skripsi ini.

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

5

UNIVERSITAS INDONESIA

1.6. Sistematika Pemikiran

Berikut adalah alur sistematikan pemikiran dari skripsi ini:

PERMASALAHAN:

1. Semakin banyaknya pusat kebugaran

dengan konsep berbeda akibat meningkatnya

minat masyarakat yang ingin berolahraga

berpengaruh pada desain interior,termasuk

sistem pencahayaan yang digunakan di pusat

kebugaran.

2.Pencahayaan bertanggung jawab atas

motivasi, dan suasana hati orang saat

berolahraga.

TUJUAN PENULISAN:

Tujuan penulisan ini untuk

membandingkan aplikasi pencahayaan

yang dilakukan pada tiap jenis pusat

kebugaran dan pengaruh terhadap

anggota pusat kebugaran tersebut.

METODE PEMBAHASAN:

Kajian Literatur:

-Teori dasar pencahayaan

-Pemahaman mengenai kebutuhan manusia akan olahraga.

-Pemahaman mengenai perkembangan pusat kebugaran: zaman primitif- abad ke-20

Studi Kasus:

-Fitness Point Engineering Center UI

-GG

-CF

ANALISIS:

Analisis studi kasus yang dikaitkan dengan literatur

KESIMPULAN: Kesimpulan sebagai jawaban permasalahan dan tujuan penulisan.

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

6

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB 2

CAHAYA

2.1. Definisi Cahaya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, cahaya diartikan sebagai bentuk

gelombang elektromagnetik dalam kurun frekuensi getar tertentu yang dapat

ditangkap dengan mata manusia. Cahaya berada di rentang panjang gelombang

380-780 nanometer(gambar2.1). Ini disebut disebut sebagai energi yang terlihat,

meskipun mata manusia tidak bisa secara langsung melihatnya. Ketika

fotoreseptor mata manusia menyerap energi dari rentang gelombang ini, maka

terpiculah proses yang kita kenal sebagai melihat.

Gambar 2.1 Spektrum Elektromagnetik. Cahaya berada di kisaran 380-780 nanometer.

2.2. Pengukuran Cahaya

Untuk mengukur cahaya dapat dilakukan dengan dengan mengukur

pancaran lumen, yaitu jumlah aliran energi cahaya yang dipancarkan dengan

satuan watt. Jika ingin diilustrasikan, lumen seperti air pada selang air. Apabila

sumber cahaya diibaratkan sebagai mulut selang air yang sedang dijepit, maka

pancaran airnya merupakan lumen.

Tiap jenis lampu bisa saja memiliki jumlah energi yang sama, namun

intensitas dan kelebaran pancaran cahaya jenis lampu berbeda. Hal ini

dipengaruhi faktor jenis reflektor tiap lampu. Untuk mengukur kuat sinar suatu

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

7

UNIVERSITAS INDONESIA

cahaya dari sumber cahayanya digunakan satuan candela(didapatkan dari jumlah

energi sumber cahaya dibagi sudut pancar cahayanya).

Iluminasi merupakan cara yang paling sering dipakai untuk menentukan

kriteria desain tata cahaya. Iluminasi adalah jumlah lumen yang jatuh ke suatu

area permukaan, setiap kaki persegi (ft2) atau meter persegi (m2). Jika dihitung

setiap ft2, maka satuan iluminasi yang digunakan adalah footcandle atau fc. Jika

dihitung setiap m2, maka satuan iluminasi yang digunakan adalah lux. Alat yang

digunakan untuk menghitung iluminasi berupa footcandle meter, atau disebut juga

sebagai fotometer.

Tabel 2.1 Rekomendasi Iluminasi Untuk Berbagai Aktivitas

Activity Illumination (lux, lumen/m2)

Public areas with dark surroundings 20 - 50

Simple orientation for short visits 50 - 100

Working areas where visual tasks are only occasionally performed

100 - 150

Warehouses, Homes, Theaters, Archives 150

Easy Office Work, Classes 250

Normal Office Work, PC Work, Study Library, Groceries, Show Rooms, Laboratories

500

Supermarkets, Mechanical Workshops, Office Landscapes

750

Normal Drawing Work, Detailed Mechanical Workshops, Operation Theatres

1,000

Detailed Drawing Work, Very Detailed Mechanical Works

1500 - 2000

Performance of visual tasks of low contrast and very small size for prolonged periods of time

2000 - 5000

Performance of very prolonged and exacting visual tasks

5000 - 10000

Performance of very special visual tasks of extremely low contrast and small size

10000 - 20000

Sumber: http://www.engineeringtoolbox.com

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

8

UNIVERSITAS INDONESIA

2.3 Sifat-Sifat Cahaya

Kontrol optis dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. IESNA

menjelaskan bahwa kontrol ini dapat dilakukan karena cahaya memiliki sifat-

sifat sebagai berikut2:

1. Pemantulan/Refleksi yang terjadi ketika sudut pantulan cahaya dari

suatu permukaan sama dengan sudut datang cahayanya(gambar 2.2).

Gambar 2.2 Refleksi cahaya

Gambar 2.3 Jenis refleksi: (a) teratur (specular reflection): terjadi ketika sumber cahaya jatuh ke permukaan yang mulus; (b) menyebar (spread reflection) : terjadi ketika sumber cahaya jatuh ke permukaan yang tidak rata, seperti berlubang-lubang, akibat dipalu, atau tergores; (c) membaur (diffuse reflection): terjadi ketika cahaya jatuh ke permukaan yang kasar , bisa juga jatuh ke permukaan yang terbuat dari kristal atau berpartikel.

Sumber :IESNA

2. Pembelokan/Refraksi/Pembiasan. Ketika memasuki medium yang lebih

padat cahaya akan dibelokkan ke menjauhi bidang normal dan akan

mendekati bidang normal saat masuk ke medium yang kurang padat.

3. Transmisi dapat dibedakan berdasarkan material transmisi menjadi

transmisi menyebar (berguna untuk menghasilkan aksen yang berkilau,

2 IESNA, The IESNA Lighting Handbook (New York :2000),hal 28

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

9

UNIVERSITAS INDONESIA

contohnya dengan menggunakan lampu frosted), berdifusi

(menghasilkan pencahayaan yang merata dengan material seperti, prisma,

kaca, plastik,opal berwarna putih), dan campuran.

4. Interferensi terjadi ketika dua sinar cahaya datang bersamaan dari dua

material yang berbeda hingga akhir mengganggu jalannya kedua sinar

tersebut.

5. Difraksi terjadi ketika sinar cahaya melewati material yang tepiannya

tidak transparan atau melewati celah kecil. Cahaya—karena merupakan

gelombang—akan diarahkan ulang sehingga menghasilkan bayangan

yang cenderung tidak jelas.

6. Penyerapan/ Absorbsi terjadi ketika cahaya melintasi permukaan

material yang transparan, semi-transparant padat atau tidak tembus

cahaya, kemudian diserap oleh cahaya tersebut. Ketika cahaya melintasi

suatu material dan hampir tidak semua sinar dapat lolos dari material

tersebut disebut sebagai absorbsi general. Penyerapan terhadap panjang

gelombang cahaya tertentu disebut sebagai absorbsi selektif.

(a)

(b)

(c)

(d) Gambar 2.4 Sifat-sifat cahaya (a) refraksi;(b)transmisi; (c)polarisasi;

(d)interferensi Sumber : IESNA

2.4. Sumber Cahaya

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

10

UNIVERSITAS INDONESIA

2.4.1.Alami (Daylight)

Sinar matahari langsung,langit cerah, awan, atau pantulan permukaan

bawah dan bangunan sekitarnya menyediakan pencahayaan alami yang tidak

terbatas. Pencahayaan alami memiliki beberapa keuntungan: (1) memberikan

nuansa emosional tersendiri bagi orang yang melihatnya; (2) menghemat biaya

dan energi karena berasal dari sumber daya tidak terbatas selama siang hari. Yang

diperlukan adalah membuat bukaan-bukaan pada gedung hingga cahaya dari luar

masuk, dan orang pun dapat melihat dan berkegiatan di ruangan tersebut.

Sementara itu kekurangan yang dimiliki pencahayaan alami, antara lain: (1)

kualitas nya dibatasi oleh waktu dan iklim; (2) Karena berasal dari sumber yang

sangat jauh, kita tidak dapat mengontrol secara langsung color rendering pada

obyek di dalam ruangan untuk meningkatkan tampilan visual obyek tersebut.

2.4.2. Buatan (Artifisial)

Kelebihan utama pencahayaan buatan, antara lain : (1) manusia dapat

mengontrol pencahayaan buatan; (2) merupakan sumber cahaya yang dapat hidup

selama 24 jam dan tidak akan berubah intensitasnya jika pengguna tidak

menginginkannya; (3) menawarkan fleksibilitas dalam perancangan interior,

termasuk dalam menciptakan suasana ruangan yang ingin dicapai oleh

perancangnya; bisa melalui variasi warna, distribusi cahaya.

Kelemahan pencahayaan buatan adalah membutuhkan biaya yang lebih

dibanding pencahayaan alami yang gratis, baik itu dari segi pembelian, perawatan,

dan biaya listrik. Phillips (1964) menjelaskan, penggunaan pencahayaan buatan

yang tidak tepat dapat mengubah detail rancangan yang sebenarnya mahal dan

menarik menjadi bentuk-bentuk yag tidak berarti. Warna sumber cahaya dapat

menimbulkan kesalahan informasi visual terhadap obyek yang diterangi apabila

pemilihannya tidak tepat.

2.4.2.1 Sistem pencahayaan buatan

Jenis pencahayaan

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

11

UNIVERSITAS INDONESIA

Secara umum, ada tiga faktor utama dalam yang perlu dipertimbangkan

dalam pencahayaan desain interior, yaitu dapat menyediakan cahaya untuk

mengenali lingkungan sekitar, menyediakan sirkulasi yag aman, dan sesuatu yang

menambah atau menggelitik ‘emosi’ kita di ruangan tersebut.

Berdasarkan fungsinya, pencahayaan buatan dapat dibedakan menjadi:

1. Pencahayaan Umum : pencahayaan dengan pengaturan tingkat terang

yang seragam di seluruh bagian ruangan. Fixture cahaya dipasang

langsung kepada plafon. Sistem pencahayaan umum memudahkan

pengaturan dan penataan ulang perabot area kerja. Namun , efisiensi

energi menjadi rendah karena area non-kritis pun mendapatkan cahaya

yang sama dengan area kerja.

2. Pencahayaan yang Dislokalisasi : pencahayaan dengan pengaturan

tingkat yang tidak seragam dengan fixture pencahayaan lebih

terkonsentrasi pada area kerja. Efisiensi energi menjadi lebih tinggi karena

ada perbedaan antara area non-kirits dan area kerja.Namun, penataan uang

perabot menjadi lebih sulit karena harus mengikuti letak lampu.

Gambar 2.5 (a) Denah plafon sistem pencahayaan umum (kiri) dan dislokalisasi (kanan). Sumber: Heating, Cooling, Lighting

3. Pencahayaan Ambien : pencahayaan tidak langsung yang dipantulkan

pada plafon dan dinding. Tingkat iluminasi penyebaran pencahayaan

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

12

UNIVERSITAS INDONESIA

ambien termasuk rendah yang sesuai dengan kegiatan sirkulasi dan

kegiatan visual yang mudah.

4. Pencahayaan Setempat (task lighting) terletak atau terkait pada perabot

tertentu sehingg area yang terang hanyalah area di sekitar pencahayaan

setempat saja.

Gambar2.5 (b)Pencahayaan pada kabinet di dapur.

Cahaya yang berada di atas kabinet dapur adalah

pencahayaan ambien. Sementara pencahayaan

yang menyinari table top pantri adalah

pencahayaan setempat.

Sumber: blog. arcadianlighting.com

5. Pencahayaan Aksen : pencahayaan yang digunakan untuk menonjolkan

sebuah benda atau bagian interior tertentu.

6. Pencahayaan Dekoratif : pencahayaan dengan lampu dan fixture yang

juga menjadi objek yang dapat dilihat atau pajangan sebagai dekorasi

ruangan.

Gambar2.5 (c) Pencahayaan aksen

Sumber: kru2.com

Gambar2.5(d) Pencahayaan dekoratif oleh Susuzan Shibori Sumber: tidystuff.com

Pencahayaan juga dapat terintegrasi dari sebuah bangunan, yaitu

pencahayaan tidak langsung yang dipantulkan terhadap unsur interior terlebih

dahulu; dibedakan menjadi:

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

13

UNIVERSITAS INDONESIA

1. Pencahayaan Cove: pencahayaan yang fixture terpasang pada panel

menerus pada dinding. Pencahayaan yang dihasilkan tersebar secara halus,

dan menimbulkan rasa akan luasnya suatu ruangan.

2. Pencahayaan Coffer: pencahayaan yang menggunakan kantung (coffers)

pada plafon yang dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu meletakkan

lampu pada cove di tepian coffer (apabila coffer berukuran besar) dan

menaruh lampu di balik panel coffer (apabila coffer berukuran kecil).

3. Pencahayaan Luminuous-Ceilling: pencahayaan umum dengan

menggantungkan elemen penyebar di bawah ruang lampu.

Gambar 2.6 (a) Pencahayaan Cove

Sumber : atmosphericzone.com

Gambar 2. 6 (b) Coffer berukuran besar disinari dengan pencahayaan cove Sumber: Heating, Cooling, Lighting

Gambar 2. 6 (c) Coffer berukuran kecil

Sumber: Heating, Cooling, Lighting

Gambar 2. 6(d) Pencahayaan Luminous-Ceiling Sumber: fg.hs-wismar.de

4. Pencahayaan Valance (Bracket): pencahayaan dinding dengan

menggunakan papan penutup (balance/bracket) lampu dan mengluminasi

bagian atas dan bawah valance.

5. Pencahayaan Cornice (Soffit): pencahayaan dinding dengan penggunakan

papan penutup (cornice/soffit) yang ditempel dari plafon sehingga

mengiluminasi bagian bawah cornice. Jika tidak ingin pengamat dapat

melihat lampu pada cornice atau mengurangi silau dari sudut pandang

pengamat, sebaiknya cornice dipasang louver

6. Pencahayaan Dinding-Luminous memiliki prinsip yang sama dengan

pencahayaan ceiling-luminous. Pencahayaan ini harus memiliki terang

permukaan yang rendah untuk mencegah tingkat terang yang berlebih.

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

14

UNIVERSITAS INDONESIA

Gambar 2. 6 (e) Pencahayaan valance(kanan) dan pencahayaan cornice dengan penutup (kiri)

Sumber: lrc.rpi.edu

Gambar 2. 6 (f) Pencahayaan Dinding-Luminous Sumber: en.barrisol.com

Berdasarkan arah dan distribusi cahaya terhadap permukaan, pencahayaan

dapat dibedakan menjadi:

1. Grazing lighting: pencahayaan dengan fixture berada dekat dengan

permukaan yang akan disinari sehingga memberikan efek bayangan dan

higlight yang kuat terhadap permukaan tersebut. Grazing light cocok

untuk menonjolkan tekstur permukaan,seperti plaster kasar, beton, dan

batu-batuan.

2. Wash lighting mengurangi kemungkinan detail tekstur permukaan terlihat

dan menguatkan efek kelembutan suatu permukaan.

3. Background lighting: penempatan cahaya yang tidak langsung (indirect

light) di bagian belakang dinding, lemari, rak, atau plafon untuk

menonjolkan perabot dari lainnya.

4. Downlight: pencahayaan yang berasal dari atas dengan arah cahaya

mengarah ke bawah; dapat berupa recessed downlight (tertanam dalam

plafon), surface mounted downlight (terletak di permukaan

plafon,dinding), dan directional atau fixed (pencahayaan aksen yang dapat

diarahkan dan digunakan untuk pencahayaan aksen).

5. Uplight: pencahayaan yang berasal dari bawah dengan arah cahaya

mengarah ke atas.

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

15

UNIVERSITAS INDONESIA

Gambar 2.7 (a)Grazing lighting

Sumber: coroflot.com

Gambar 2.7 (b)Wash lighting Sumber : 1stoplighting.com

Gambar 2.7

(c)Background lighting Sumber : tripadvisor.com

Gambar 2.7 (d) Uplight

Sumber: nyloungedecor.com

Gambar 2.7 (e) Downlight Sumber: communities.bentley.com

2.4.2.2. Jenis Lampu

Tabel 2.2 Perbandingan Jenis Lampu Kelompok Lampu

Kelebihan Kekurangan Aplikasi Efficacy (lumens/watt)

Umur (jam)

Pijar (Incandescent) &Halogen

-Pengendalian optik baik (mampu menghasilkan sinar cahaya sempit) -Color rendition baik -Hemat biaya -Fleksibel (mudah diremangkan atau diganti dengan lampu lain) -Memungkinkan fixture yang kecil.

-Efficacy rendah (ongkos energi dan beban terhadap lingkungan tingi) -Umur lampu pendek -Biaya perawatan tinggi -Menambah beban panas bangunan dan meningkatkan beban pedinginan.

Pencahayaan spotlight,aksen,mengkilap,(rumah, restoran,museum)

10-25 750-200

Gambar.2.8(a) Lampu incandescent Sumber: lamptech.co.uk

Fluorescent -Sangat baik untuk pencahayaan

- Pengendalian optic terbatas

Pencahayaan umum di

40-90 6.000-20.000

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

16

UNIVERSITAS INDONESIA

berpendar, tingkat terang rendah, serta cakupan area luas -Color rendition baik -Efficacy tinggi -Umur lampu panjang

(tidak mungkin menghasilkan cahaya yang sempit) -Sumber linerar -Sensitif terhadap suhu

area yang luas. (kantor, sekolah, rumah, bangunan industrial)

Gambar 2. 8 (b) Lampu fluorescent Sumber: en.wikipedia.com

Metal-Halida - Pengendalian optik yang baik -Color rednition sangat baik, terutama untuk hijau biru dan kuning -Umur lampu panjang -Dapat menggunakan fixture kecil

-Memerlukan waktu 5-10 menit untuk menyalakan lampu -Cukup mahal

Pencahayaan umum atau sinar lebar (kantor, took, industrial, ruang luar)

80-120 9.000-20.000

Gambar 2. 8 (c) Lampu Metal-halida Sumber : astralighting.co.in

Sodium bertekanan tinggi

-Pengendalian optik baik -Efficacy sangat tinggi -Umur lampu sangat panjang

-Color rendition buruk -Membutuhkan waktu sekitar menit untuk menyalakan lampu

Pencahayaan umum di mana warna tidaklah penting

80-140 20.000-24.000

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

17

UNIVERSITAS INDONESIA

Gambar 2. 8 (d)Lampu Sodium bertekanan tinggi Sumber: eyehortilux.com

LED (Light-Emitting Diodes)

-Efficacy sangat tinggi -Umur lampu panjang -Tersedia dalam berbagai macam warna -Hemat energi

-Biaya mahal -Kualitas cahaya yang dihasilkan tidak begitu tinggi

80-90 20.000-60.000

Gambar 2. 8 (e) LED Sumber: primalighting.wordpress.com

Sumber : Heating, Cooling, Lighting

2.5.1. Faktor Ketidaknyamanan

Kita perlu mengetahui bahwa cahaya juga dapat menimbulan

ketidaknyamanan bagi manusia. Salah satu penyebab yang utama adalah glare

atau silau (gangguan yang memengaruhi performa visual). Ada dua jenis glare

dan masing-masing dapat menghambat aktivitas manusia dalam melihat, yaitu

discomfort glare dan disability glare.

1. Dissability glare atau ketidakmampuan silau: silau yang mengurangi

kemampuan manusia untuk berkegiatan yang terjadi karena lampu atau

sumber cahaya yang terlalu terang dibandingkan tingkat terang yang

dibutuhkan untuk berkegiatan.

2. Discomfort glare atau ketidaknyamanan silau: silau yang mengurangi

performa visual dan penglihatan. Karena merupakan suatu sensasi,

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

18

UNIVERSITAS INDONESIA

ketidaknyamanan silau bisa saja hadir namun tidak sampai menimbulkan

ketidakmampuan untuk melihat dan berbeda-beda bagi tiap orang.

2.5.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Emosi Manusia

Pada dasarnya, kita membutuhkan cahaya karena cahaya membantu kita

untuk mendapatkan informasi visual dan mempermudah aktivitas kita. Sadar atau

tidak, cahaya juga memicu emosi manusia ketika berada di dalam ruangan. Di

dalam “Lighting in Architecture”, Derek Phillips mengemukakan beberapa hal

yang perlu diperhatikan di bawah pencahayaan buatan dalam kaitannya cahaya

dengan sisi emosi manusia:

1. Tampilan yang cukup terang.

2. Variasi adalah aspek penting dalam ruangan. Harus ada keseimbangan

dalam ruangan antara mana bagian yang cahayanya harus monoton dan

mana yang harus diberikan aksen.

3. Keseluruhan lingkungan.

4. Skala. Skala berbicara mengenai ukuran dan proporsi lampu juga

mempengaruhi efek emosional manusia terhadap ruangan tersebut.

5. Kejelasan (clarity). Ada rasa ketidakpuasan bagi seseorang ketika

informasi yang dilihat mengalami distorsi.

6. Kesatuan dan urutan (Unity and Order).

2.6 Warna.

Dalam IESNA, ‘warna’ digunakan untuk menjelaskan tiga hal. Pertama

adalah warna cahaya yang dilihat dari objek atau sumber cahaya yang menyinari.

Kedua adalah warna cahaya (psychophysical color) sebagai karakteristik cahaya

yang mana pengamat dapat membedakan antara cahaya dari karakteristik, ukuran,

bentuk dan struktur yang sama. Ketiga adalah warna objek, yaitu warna yang

datang dari cahaya yang dipantulkan kepada warna asli objek.

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

19

UNIVERSITAS INDONESIA

Gambar2.9 Spektrum cahaya yang terurai menjadi berkas-berkas cahaya warna

Sumber: http://www.insect-o-cutor.com

Karena sistem penglihatan manusia memiliki tiga sensor warna, maka

manusia dapat melihat tiga warna dasar yaitu, merah, hijau dan biru. Campuran

dua warna cahaya primer juga dapat menghasilkan warna sekunder, antara lain

magenta (merah+biru), cyan (hijau+biru), dan kuning (hijau+biru). Berbeda

dengan warna pigmen, campuran berbagai macam warna cahaya akan

menghasilkan cahaya putih (gambar 2.10).

Gambar 2.10 Perbandingan campuran warna cahaya (kiri) dan warna pigmen(kanan)

Sumber : General Electric Lighting.

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

20

UNIVERSITAS INDONESIA

Tabel 2.3 Warna dan Sifatnya. Warna Sifat Psikologi Efeknya terhadap manusia

Merah Panas, kekuatan, vital,hasrat, berani, penuh semangat, api, darah, cinta,kehangatan, kesenangan, merdeka, kuat,kebebasan dan agresif

Mampu memacu detak jantung, meningkatkan tekanan darah, menstimulasi energi, menstimulasi orang untuk cepat mengambil keputusan, meningkatkan harapan, percaya diri, sentuhan perlindungandari ketakutan

Merah muda

Romantisme dan feminine, manis,lembut, pasrah, menyenangkan, menggemaskan, jenaka,

Menenangkan/meredamkam emosi orang.

Kuning Kegembiraan, kehidupan, optimis, harapan,filosofi, semangat, santai, kenangan, percaya diri, akrab, kreatif

Menarik perhatian orang, menciptakan perasaan optimis.

Oranye Energi,keseimbangan, kehangatan, keceriaan,semangat dan segar

Meningkatkan nafsu makan orang.

Biru Kebajikan,kepercayaan, loyalitas, intelektualitas, ketenangan,keadilan, pengabdian, konsistensi,dingin, konservatif, keamanan, teknologi,kebersihan dan keteraturan

Biru tua Perasaan yang mendalam, bersifat konsentrasi, kooperatif, cerdas, perasa, tak terhingga, transenden, kuat/ teguh,tenang, bijaksana, kedamaian, kepercayaan, keamanan ,kebersihan, keteraturan dan menantang

Membantu berpikir tajam, jernih dan ringan

Biru muda

Ketahanan, bangga diri,berpendirian tetap, sporty Menenangkan, meningkatkan fantasi dan menolong berkonsentrasi dengan tenang.

Hijau Kesuburan, suatu keinginan, ketabahan dan kekerasan hati, kepribadian yang keras dan berkuasa, meningkatkan rasa bangga, superior

Merilekskan tubuh menyegarkan suasana hati, dapat meningkatkan kemampuan membaca,namun dapat melemahkan pikiran dan fisik.

Abu-abu Kebijaksanaan,dewasa, tenang, seimbang, kesederhanaan,kesedihan, konservatif.

Mengesankan kesederhanaan namun elegan dan modern.

Putih Murni, sempurna, kesucian,kebersihan, ketepatan, ketidakbersalahan, cahaya, steril, jujur,sederhana, baik, netral dan kematian

Memberikan kesan lega dan bersih.

Hitam Kekuatan, kemakmuran, kecanggihan, kematian, ketakutan, kesedihan, elit, elegan, mempesona, agung, teguh, rendah hati , misterius.

Memberikan kesan elegan dan mewah.

(Sumber : Psikologi Warna dan Penerapannya dalam Dunia Arsitek)

Suhu Warna

Suhu warna (Color Temperature/CT) menjelaskan tingkat hangat atau

dinginnya sumber cahaya dengan satuan Kelvin (K). Sumber cahaya dengan CT

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

21

UNIVERSITAS INDONESIA

yang hangat/rendah cenderung berwarna merah, sementara sumber cahaya dengan

CT/tinggi yang dingin cenderung berwarna biru.

Tabel .2.4Cahaya dan Suhu Warna

Sumber : Lighting & Rendering www.3dRender.com

Dalam hubungannya suhu cahaya dengan emosi manusia, Kruithof (1941)

menyatakan bahwa suhu warna dapat menghasilkan variasi efek psikologi yang

berkaitan dengan “pleasure” dan “unpleasure” suatu ruangan. Cahaya yang

hangat mengesankan keramahan,kenyamanan, dan santai. Sementara cahaya

dingin mengesankan efisiensi, fokus, dan kerapihan.

Cara lebih lanjut adalah dengan menentukan color rendering ;dipakai

untuk menjelaskan bagaimana tampak warna saat disinari sumber cahaya tertentu.

Metode yang sering dipakai adaah dengan pengembangan color-rendering index

(CRI). CRI membandingkan sumber cahaya standar dengan sumber cahaya putih.

Semakin tinggi nilai CRI maka akan semakin akurat mata dapat melihat warna

obyek yang disinari lampu.

2.7. Pencahayaan Pada Fasilitas Olahraga.

Berdasarkan hal tingkat kesulitan olahraga, jumlah pemain, dan jumlah

pengamatnya, pencahayaan pada fasilitas olahraga dibagi menjadi 4 kelas, yaitu :

1. Kelas I, yaitu memakai lapangan bermain/stadium yang besar dengan

kapasitas spektator mencapai 200.000 orang. Biasanya digunakan untuk

memfasilitasi kompetisi olahraga tingkat nasional dan internasional.

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

22

UNIVERSITAS INDONESIA

2. Kelas II, yaitu fasilitas kompetisi olahraga dengan spektator kurang dari

5.000 orang. Biasanya digunakan untuk aktivitas olahraga di klub lokal

atau regional.

3. Kelas III, yaitu fasilitas kompetisi olahraga khusus untuk para pemain saja

tanpa terlalu mempertimbangkan adanya spektator atau tidak (namun

memungkinkan adanya spektator.

4. Kelas IV, yaitu fasilitas yang bersifat rekreasional. Kelas ini tidak

memiliki penonton.

Tabel 2.5 Tabel Pembagian Kelas Pencahayaan Fasilitas Olahraga. (Sumber : IESNA)

Pencahayaan pada pusat kebugaran

. Aktivitas di pusat kebugaran melibatkan penggunaan alat-alat berbeban

berat, treadmills, stair climbers,alat-alat kardio, dan masih banyak lainnya.

Pencahayaan pada pusat kebugaran dapat diklasifikasikan ke kelas I, II, III,

namun saya pribadi mengklasifikasikannya ke kelas III. Aktivitas di pusat

kebugaran secara garis besar biasanya hanya melibatkan satu pemain terhadap

satu alat latihan. Penonton di pusat kebugaran sangatlah minim. Jikapun ada,

biasanya adalah orang yang sedang menunggu atau beristirahat, dan pelatih

pribadi yang sedang mengawasi anggota klub.

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

23

UNIVERSITAS INDONESIA

Tujuan dari pencahayaan adalah membuat orang dapat

menggunakan/mengooperasikan peralatan dengan aman dan menciptakan

lingkungan visual yang aman. Pencahayaan di pusat kebugaran biasanya

menggunakan pencahayaan lampu dari plafon. Perancang harus dapat mengatasi

agar ketika ada kegiatan yang membuat orang harus telentang, mereka tidak

merasa silau saat melihat ke atas.

Ada banyak rekomendasi untuk iluminasi horizontal di pusat kebugaran.

SLL merekomendasikan iluminasi horizontal sebesar 500 lux, mengingat adanya

kegiatan yang melibatkan pemakaian alat beban yang membutuhkan perhatian

lebih. IESNA merekomendasikan iluminasi sebesar 300 lux sehubungan dengan

ruang latihan olahraga yang cenderung lebih kecil dibandingkan fasilitas olahraga

lainnya, seperti arena lapangan dan stadion. Sementara itu Sport England justru

merekomendasikan tingkat iluminasi sebesar 200-300 lux.Untuk itu sebaiknya

iluminasi pada pusat kebugaran setidaknya berkisar antara 200-500 lux.

Sebaiknya pusat kebugaran menyediakan pencahayaan alami dari luar

tidak hanya untuk penghematan energi, tapi juga untuk memberikan pemandangan

bagi orang sehingga orang tidak bosan dalam berlatih. Jika pusat kebugaran juga

memanfaatkan pencahayaan alami, perlu dilakukan kontrol jendela dengan

melapisi kaca jendela sehingga orang di dalam ruangan tidak terlalu sila dan untuk

menambah panas ke dalam jendela.

Suhu warna dan color rendering juga diperhatikan dalam pencahayaan

buatan di pusat kebugaran. Berhubungan dengan efek dari suhu warna terhadap,

menurut Mukae dan Sato (1992) detak jantung meningkat ketika berada di bawah

iluminasi mengikuti semakin tingginya suhu warna. Hasil observasi Kobayashi

dan Sato (1992) menyatakan hal yang serupa, bahwa semakin tinggi suhu warna

lebih berpengaruh pada aktivitas sistem saraf dan otot dibandingkan lampu

dengan suhu warna yang rendah. Oleh karena itu, ada baiknya warna yang dipakai

dalam pencahayaan buatan di pusat olahraga bersuhu tinggi agar dapat memicu

motivasi dan aktivitas orang yang sedang berolahraga.

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

24

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB 3

PUSAT KEBUGARAN

3.1 Pengertian

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pusat diartikan sebagai

pokok pangkal atau yg menjadi pumpunan (berbagai-bagai urusan, hal, dan

sebagainya). Kata kebugaran dalam KBBI diartikan sebagai hal sehat dan segar

yang berkaitan dengan badan; kesegaran. Sementara itu dalam kamus Longman,

kebugaran diartikan suatu kondisi saat seseorang cukup sehat dan kuat untuk

melakukan pekerjaan keras atau berolahraga.

Secara terminologi, pusat (klub) kebugaran merupakan sebuah pokok—

dalam hal ini berupa suatu tempat—yang mengumpulkan orang-orang yang

memiliki persamaan minat dalam berolahraga dan mengolah kemampuan tubuh

agar tetap sehat dan kuat. Karenanya di dalam pusat kebugaran terkumpul pula

berbagai macam peralatan olahraga yang dapat memfasilitasi minat seseorang

untuk menjadi kuat dan sehat.

3.2. Perkembangan Kebugaran Manusia

Dalleck dan Kravitz (2002) mengatakan bahwa kebutuhan manusia akan

kegiatan kebugaran telah ada sejak zaman primitif. Pada zaman primitif, manusia

selalu berpindah tempat menjadi bugar demi mempertahankan hidup mereka

untuk mencari tempat tinggal,makanan, berburu, maupun mengunjungi suku

tetangga mereka. Dan seiring berjalannya waktu kebutuhan ini mengalami

perkembangan hingga muncul pusat kebugaran yang masyarakat kenal sekarang.

Dapat dikatakan usaha-usaha khusus untuk menjadi bugar baru muncul

sejak 2.500 SM. Di Cina, Cina membentuk sebuah tempat gimnastik yang dikenal

dengan Cong Fu (sekarang lebih dikenal sebagai Kung Fu), latihan berkelahi yang

terinsipirasi oleh gerakan hewan. Sementara itu di India, pendeta Hindu

mmenciptakan kegiatan fisik yang berkolerasi terhadap ajaran agama berupa yoga

( berarti “penyatuan”). Di Athena, masyarakat membangun palaestras, sebuah

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

25

UNIVERSITAS INDONESIA

fasilitas dalam ruangan tempat orang berolahraga dan melatih otot mereka yang

diawasi oleh paidotribe (sekarang lebih dikenal dengan personal trainer).

Dalam rangka serangan militer untuk memperluas wilayah kekuasannya,

pemerintah Romawi (500SM -426) mengharuskan rakyatnya, terutama yang

berumur 19-60 tahun ,untuk mengikuti wajib militer,melalui aktivitas lari, lompat,

lempar lembing, dan lempar cakram. Zaman Rennaisance (1400-1600) banyaknya

orang-orang terkenal seperti John Locke dan Marthin Luther yang

mempromosikan ide mengenai kesehatan fisik,yaitu tingkat kebugaran yang

tinggi dapat meningkatkan intelektualitas seseorang.

Meskipun benua Eropa mengalami berbagai macam pergantian budaya

setelah zaman Rennaisance, kebugaran tetap menjadi hal penting dan pendidikan

kesehatan fisik menyebar ke seluruh benua Eropa. Di Jerman mulai dibangun

fasilitas latihan yang disebut Turnvereins, yaitu sebuah pusat yang berisi

komunitas yang sadar akan pentingnya kebugaran dan isu-isu sosial yang melanda

di Jerman saat itu. Turnvereins dirancang untuk gimnastik. Orang-orang yang

melakukan kegiatan di gimnastik ini disebut dengan kaum Turner. Pada

pertengahan 1800-an, banyak imigran dari Jerman yang datang ke AS, termasuk

kaum Turner. Setelah memenangkan peperangan melawan sekutu, kaum Turner

memfokuskan diri untuk membangun Turnvereins yang masih dapat ditemukan di

daerah AS yang memiliki banyak populasi berdarah Jerman.

Pada tahun 1847, Hippolyte Triat membuka gymnasium pertama di Paris

dengan biaya keanggotaan gratis baik bagi pria, wanita, dan anak. Di saat yang

bersamaan di Inggris, muncullah Young Men’s Christian Association (YMCA)

dan juga diekspor ke AS pada pertengahan abad ke-19. Penemu YMCA percaya

bahwa latihan fisik berperan penting terhada tingkat spiritual karena tubuh

merupakan tempat jiwa berada(Muscular Christianity)

Ketika Amerika Serikat ikut terlibat dalam Perang Dunia I dan II, sebuah

informasi mengejutkan ditemukan bahwa negara terpaksa menolak pendaftar

karena tidak bugar atau memberikan mereka posisi non-militer (Rice, Hutchinson,

Lee, 1958). Fakta ini menyadarkan AS akan pentingnya kebugaran. Para prajurit

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

26

UNIVERSITAS INDONESIA

yang kembali dari perang juga membutuhkan tempat di mana mereka dapat

memelihara kebiasaan sehat yang mereka dapatkan selama pelatihan militer.

Kemenangan besar Amerika setelah Perang Dunia II berpengaruh pada kondisi

ekonomi mereka sehingga memungkinkan mendirikan klub-klub kebugaran.

Ketika Perang Dunia II berakhir, pusat kebugaran menjadi populer dan mengalami

peningkatan jumlah anggota.

Tahun 1965, Joe Gold membuka Gold’s Gym di Venice, California.

Gold’s Gym dapat dikatakan sebagai pelopor pusat kebugaran berantai dan identik

sebagai tempat latihan binaragawan. Kemudian pada tahun 1977, Gold juga

membangun World Gym.

Tahun 1980-an dikenal sebagai era munculnya pusat kebugaran yang

berada di dalam perusahaan (Coorperate Gym) disebabkan perusahaan mulai

menyadari pentingnya kesehatan karyawan sehingga tidak mengganggu kinerja

mereka di kantor. Selain itu, makin banyak pusat kebugaran bermunculan di AS,

seperti 24 Hour Fitness (1983) dan LA Fitness (1984).

Seiring berjalannya waktu, pusat-pusat kebugaran tidaklah lagi identik

dengan pria-pria binaragawan. Pada masa sekarang, pusat kebugaran juga

dikunjungi oleh masyarakat umum yang ingin mengolah tubuhnya agar menjadi

ideal dan sehat.

3.3 Media dan Gaya Hidup Bugar.

Manusia bukan hanya ingin mempertahankan kehidupan, manusia juga

ingin meningkatkan kualitas kehidupan. Salah satunya dengan memenuhi potensi-

potensi mereka. Kebutuhan pemenuhan diri dilakukan dengan berbagai bentuk (

Coleman,1976:105):

1. Mengembangkan dan menggunakan potensi-potensi manusia dengan cara

yang kreatif konstruktif

2. Memperkaya kualitas kehidupan dengan memperluas rentangan dan

kualitas pengalaman serta pemuasan.

3. Membentuk hubungan yang hangat dan berarti dengan orang-orang lain di

sekitar mereka.

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

27

UNIVERSITAS INDONESIA

4. Berusaha “memanusia”, menjadi persona yang ia dambakan.

Manusia memerlukan kerangka rujukan (frame of reference) untuk

mengevaluasi situasi baru dan mengarahkan tindakan yang sesuai3 karena manusia

mendapatkan identitas dirinya di dalam masyarakat dari gaya hidup. Gaya hidup

merupakan perpaduan antara kebutuhan ekspresi diri dan harapan kelompok

terhadap seseorang dalam bertindak berdasarkan norma yang berlaku

(Susanto,2001). Ketika seseorang ingin menjadi bagian dari kelompok tertentu, ia

akan mencoba untuk bertindak sesuai dengan norma yang berlaku di kelompok

tersebut.

Selain identitas, gaya hidup mempengaruhi juga perilaku seseorang dan

menentukan pilihan konsumsinya. Orang akan cenderung memilih, produk, jasa

dan aktivitas tertentu karena produk, jasa dan aktivitas tersebut diasosiasikan

dengan gaya hidup tertentu (Wijayanti, 2009). Menurut teori belajar sosial dari

Bandura, orang cenderung meniru perilaku yang diamatinya.34 Media merupakan

salah satu sarana yang paling berperan penting dalam penyampaian pesan gaya

hidup yang nantinya ditiru oleh masyarakat.

Ketika masyarakat AS sadar bahwa gaya hidup, seperti mengonsumsi

hidangan cepat saji atau kecenderungan workaholic, yang dijalani mereka tidaklah

menyehatkan, mereka pun mulai merasa untuk menebus kesalahan tersebut

dengan berolahraga. Para ahli kesehatan juga mencari solusi di tengah gaya hidup

masyarakat AS yang hedonis, yaitu dengan teknik olahraga binaraga yang

menawarkan bagi masyarakat sebuah hasil tubuh bidang dan berotot kencang

seperti atlet Yunani kuno.

Sebagai panutan, para aktifis tersebut merajuk pada Eugene

Sandow(gambar 3.1), seorang superstar akhir abad ke-19 dan eksbisionis (orang

yang suka memperlihatkan tubuh telanjangnya) yang bertubuh besar dan berotot

kencang. Sandow akhirnya sering muncul di dalam berita dan iklan karena

tubuhnya. Tubuh Sandow juga menguntungkan penjualan alat dumbbell dan

barbell karena banyak orang yang terpicu untuk berlatih hingga mendapatkan

3 Jalaludin Rakhman, Psikologi Komunikasi, Bandung, 2001, hal 38-39

3 Ibid, Hal 242

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

28

UNIVERSITAS INDONESIA

tubuh sepertinya. Meskipun telah meninggal, tubuh Sandow tetap menjadi acuan

sebagai bentuk tubuh ideal di dunia binaraga.

Gambar 3.1. Eugene Sandow

Sumber: http:\\eugensandow.com

Selama 1980an, dunia binaraga mengalami ledakan popularitas. Akibatnya

dapat dilihat ketika bermunculan film dengan aktor laga bertubuh besar dan

berotot, seperti Slyvester Stallone dan Arnold Schwarzenegger. Acara TV seperti

Baywatch pun menampilkan para tokoh dengan bentuk tubuh berotot bagi para

pria dan seksi bagi para wanita. Selain itu muncul juga majalah seperti Muscle &

Fitness dan Flex yang menampilkan keseharian para binaragawan, kehidupan

pusat kebugaran, hingga tata cara melatih otot. Hal-hal seperti ini membentuk

cara berpikir masyarakat bahwa tubuh seperti binaragawan memanglah ideal dan

patut diikuti. Tidak mengherankan pada era 1980an, bermunculan pusat-pusat

kebugaran dengan program binaraga atau aerobik sehingga masyarakat awam bisa

mendapatkan tubuh seperti itu.

Meskipun sekarang gaya hidup untuk mendapatkan tubuh seperti

binaragawan tidaklah terlalu populer, namun gaya hidup serupa tetap terjadi

beberapa tahun terakhir ini dengan gejala-gejala yang sama. Hingga sekarang

masyarakat tetap menginginkan tubuh yang bugar dan ideal karena media begitu

gencar mempromosikan gaya hidup ini lewat selebritis yang diliputnya. Media

mencemooh baik secara halus maupun kasar ketika bentuk tubuh seorang

selebritis menjadi terlalu gemuk, terlalu kurus, atau tidak konsisten. Contohnya

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

29

UNIVERSITAS INDONESIA

seperti naiknya berat badan Jessica Simpson45 (gambar3.2)dan Nicole Ritchie

yang menjadi terlalu kurus56. Sebaliknya, media memuji secara besar-besaran

ketika seorang figur publik berhasil menurunkan berat badan. Contohnya seperti

Taylor Lautner yang menjadi berotot demi perannya di film ‘New Moon’67 dan

Snooki dari reality TV ‘Jersey Shore’ berhasil menurunkan berat badannya78. Di

sisi lain, media ikut mempromosikan berbagai macam cara yang dapat diikuti

masyarakat untuk mendapatkan tubuh yang ideal, mulai dari gaya hidup

seimbang, diet, hingga olahraga. Selain film-film yang menampilkan aktor dan

aktris bertubuh ideal,berbagai macam acara reality TV tentang penurunan berat

badan semakin banyak, seperti The Biggest Loser di Amerika,Supersize vs

Superkinny di Inggris, dan masih banyak lainnya.

Gambar 3.2 Salah satu sindiran yang dibuat

media ketika melihat Jessica Simpson menjadi gemuk.

Sumber : http://www.shakesville.com

Dengan semakin maju teknologi komunikasi, informasi di atas semakin

mudah diakses oleh siapa saja, termasuk masyarakat di kota besar seperti Jakarta.

Terlepas dari baik atau buruknya, cara berpikir masyarakat pun semakin terbentuk

bahwa suatu bentuk tubuh yang dideskripsikan media adalah bentuk tubuh yang

4 Gwen Sharp, Fat Scandal, diakses dari http://thesocietypages.org/socimages/2008/07/01/runway-models-and-body-size/,pada tanggal 10 Mei 2012 pukul 21.32 5Emily Gould, , diakses dari http://gawker.com/264767/nicole-richie-is-too-skinny-for-jokes pada tangal 11 Mei 2012 pukul 21.45 6 Sunny Pepper, Celebrity Abs: Taylor Lautner for GQ: 'New Moon' Movie is All About His Abs, diakses dari http://www.examiner.com/article/celebrity-abs-taylor-lautner-for-gq-new-moon-movie-is-all-about-his-abs pada tanggal 10 Mei 2012 pukul 22.15 7 Leah Simpson, Jersey Shore's Snooki Gets Snap Happy as She Parades Slimline Look on Twitter , diakses dari http://www.dailymail.co.uk/tvshowbiz/article-2079182/Snooki-weight-loss-Jersey-Shore-star-parades-slimline-look-Twitter.html pada tanggal 10 Mei pukul 22.21

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

30

UNIVERSITAS INDONESIA

ideal dan sehat sehingga mereka harus mengubah gaya hidup mereka. Masyarakat

meniru apa yang diperlihatkan oleh media. Masyarakat mulai membenahi pola

makan, mengurangi makanan yang berkalori atau berlemak tinggi, dan mulai

berolahraga.

3.4. Jenis Pusat Kebugaran

Melihat begitu sibuknya aktivitas masyarakat kota, olahraga secara teratur

setidaknya tiga kali seminggu terlihat sulit. Aktivitas sehari-hari yang dimulai

sejak pagi hingga sore hari membuat orang tidak memiliki waktu untuk jogging di

pagi hari dan pergi ke arena olahraga. Tidak semua orang pula memiliki bakat di

cabang-cabang olahraga tertentu, seperti basket, renang, atau bahkan bersepeda.

Dengan demikian, pusat kebugaran yang dibuka setiap hari dari pagi hingga

malam menjadi pilihan utama bagi masyarakat kota. Orang tidak harus memiliki

bakat di cabang olahraga tertentu untuk memakai peralatan atau mengikuti

kegiatannya.

Berdasarkan lokasinya, pusat kebugaran terbagi dalam beberapa distrik9 :

1. Distrik perumahan: pusat kebugaran yang berada dalam bangunan sendiri,

memiliki gedung sendiri. Mayoritas kegiatannya terfokus pada alat-alat

berat atau pembentukan otot.

2. Distrik perkantoran: pusat kebugaraan yang berlokasi dalam gedung

dengan menyewa atau membeli ruang di suatu gedung perkantoran .

3. Distrik perbelanjaan: pusat kebugaran yang berlokasi di pusat

perbelanjaan, pada umumnya area mal. Segmentasi pengunjung lebih

diprioritaskan untuk kalangan menengah ke atas.

4. Distrik Perhotelan: pusat kebugaran yang berada di dalam gedung hotel

untuk memfasilitasi kebutuhan olahraga dari tamu yang menginap di hotel

tersebut secara cuma-cuma. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa

pusat kebugaran tersebut menerima keanggotaan dari kalangan umum

8 Kurnia Wijayanti, Fenomena Pusat Kebugaran dalam Perkembangan Kota (Studi Kasus : Pusat

Kebugaran C Mal Puri Indah dan Fitness First Menara BCA Thamrin), Depok, 2009, hal 31.

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

31

UNIVERSITAS INDONESIA

yang bukan tamu hotel dan tentu saja bagi mereka dipungut biaya

keanggotaan.

Berdasarkan segmentasi pengunjungnya, pusat kebugaran dikelompokkan

menjadi beberapa bagian10:

1. Pusat kebugaran publik: pusat kebugaran yang terbuka bagi seluruh

kalangan masyarakat yang berminat menjadi anggota. Perlengkapan dan

fasilitas yang disediakan biasanya merupakan perlengkapan umum dengan

fasilitas standar.

2. Pusat kebugaran eksekutif: pusat kebugaran yang tingkatannya lebih tinggi

dibanding pusat kebugaran publik. Tempat ini tersedia untuk kalangan

eksekutif dan biasanya membidik pasar pada kawasan perbelanjaan dan

perkantoran. Peralatan dan fasilitas yang tersedia lebih bervariasi dan

terspesifikasi sehingga iuran keanggotaan terbilang cukup mahal.

3. Pusat kebugaran mewah (luxurious): pusat kebugaran khusus bagi

anggota yang membutuhkan ruang yang lebih privat dengan fasilitas yang

lebih lengkap dan pelayanan terbaik Biasanyat pusat kebugaran ini

terdapat di hotel berbintang lima, apartemen, atau kawasan ekslusif di

pusat kota.

4. Pusat kebugaran untuk binaragawan (body builders club) dikhususkan bagi

mereka yang ingin memfokuskan diri pada pembentukan tubuh tertentu

sehingga peralatan latihan yang tersedia pun lebih profesional.

Dengan semakin meningkatnya minat masyarakat kota di Jakarta untuk

berlatih di pusat kebugaran membuat pihak swasta mengeluarkan segala cara

untuk menjadikan masyarakat sebagai anggota pusat kebugaran mereka. Strategi-

strategi yang umum, antara lain mengadakan promo-promo, merendahkan biaya

keanggotan menjadi terjangkau, mengadakan kelas-kelas khusus selain area

kardio dan angkat beban, menyediakan fasilitas media, sauna hingga memberikan

suasana interior yang berbeda.

Tidak hanya untuk mengolah tubuh, pusat kebugaran juga telah terasosiasi

sebagai tempat untuk refreshing, hang out, dan bersosialisasi, khususnya bagi

9 Ibid, hal 31-32.

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

32

UNIVERSITAS INDONESIA

kalangan muda. Oleh karena itu program yang diadakan juga diperbaharui dengan

penambahan program yang lebih modern, seperti kelas dansa, body combat,dan

lain-lain. Selain pembaruan program, sudah tidak aneh lagi ketika di dalam pusat

kebugaran terdapat area lounge dan kafe untuk bersosialisasi.

3.5. Aktivitas Olahraga di Pusat Kebugaran

Menurut Paige Weiner (2004), setidaknya ada beberapa komponen latihan

yang mempengaruhi kebugaran seseorang antara lain: 1) ketahanan kardio, yaitu

seberapa baik kerja jantung dan paru-paru menyediakan oksigen selama latihan ;

2) ketahanan otot, yaitu seberapa lama seseorang dapat menanhan suatu posisi

atau mengulang gerakan tertentu; 3) kekuatan otot, yaitu kemampuan seseorang

mengangkat beban terberat dalam sekali periode; 4) fleksibilitas, yaitu seberapa

kelenturan tubuh seseorang; 5) Komposisi tubuh, yaitu presentase kesehatan

berdasarkan proporsi lemak tubuh dibandingkan dengan tulang dan otot. Ketika

lima komponen ini terlatih dengan baik selama berolahraga, maka diharapkan

seseorang bisa mencapai keadaan tubuh yang baik baik secara menyeluruh,

pembakaran lemak dan menjadi langsing (lewat aktivitas spinning, aerobik,

kebugaran jantung), dan pertumbuhan tubuh (hipertofi) atau bertambah kuatnya

otot (lewat aktivitas binaraga).

Setidaknya ada beberapa jenis kegiatan yang biasanya dilakukan selama

latihan di pusat kebugaran:

1. Latihan kardio (kardiovaskuler)

Latihan kardio adalah latihan sederhana yang bisa dilakukan tanpa

peralatan khusus dan merupakan latihan yang paling digemari masyarakat.

Latihan kardio berfungsi untuk memperkuat otot kaki atau otot tangan dan

meningkatkan pembakaran lemak dalam proses penurunan berat badan. Selain itu

latihan kardio membuat kerja jantung lebih kuat, sehingga sirkulasi darah dan

oksigen ke seluruh tubuh lebih efisien. Olahraga yang bersifat aerobik mencegah

inflamasi, meningkatkan kolesterol baik dalam darah hingga delapan persen

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

33

UNIVERSITAS INDONESIA

dalam delapan minggu latihan.11 Contoh bentuk latihan kardio antara lain jogging,

senam, bersepeda dan renang. Di dalam pusat kebugaran, latihan kardio dapat

dilakukan dengan menggunakan peralatan mesin seperti treadmill, elliptical

machine, stair climber, rowing machine, dan sebagainya .

Pusat kebugaran juga mengemas latihan kardio ke dalam bentuk kelas

kelompok, seperti aerobik atau cycling. Kelas aerobik yang sekarang tidak hanya

berupas senam saja, bisa berupa kelas tarian (hiphop, jazz, hingga salsa;gambar

3.3a), kelas pembentukan perut, dan bahkan kelas bela diri (body combat;gambar

3.3 b). Sementara itu kelas cycling (gambar 3.3b) merupakan latihan bersepeda

dalam ruangan menggunakan sepeda statis. Aktivitas kelas mengikuti irama musik

yang bersemangat sehingga membantu pembakaran kalori yang lebih banyak.

(a)

(b)

(c)

Gambar 3.3 Rangkaian kelas aerobik masa kini yang tidak hanya berbentuk senam saja. (a) Kelas dansa Body Jam (b) Kelas bela diri Body Combat (c) Kelas cycling

Sumber : http://lesmills.com

2. Anaerobik (latihan beban)

Latihan beban adalah aktivitas yang menggunakan glikogen sebagai bahan

pembakaran. Aktivitas latihan beban meliputi latihan beban dengan menggunakan

10Wardah Fazriyati, Latihan Kardio atau Latihan Beban, Bagus Mana Ya? ,diambil dari http://health.kompas.com/read/2010/10/05/1325085/Latihan.Kardio.atau.Latihan.Beban.Bagus.Mana.Ya. pada tanggal 15 Mei pukul 9.53

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

34

UNIVERSITAS INDONESIA

beban lepas (free-weights) dan beban terikat atau mesin. Beban lepas umumnya

terdiri dari barbell, piringan beban, maupun dumbell. Mesin dibagi lagi dalam 2

kategori besar, selectorized yang bebannya ditentukan dengan menggunakan pin

dan plate-loaded yang bebannya dimuatkan dengan piringan besi.

4. Yoga

Teknik yoga pada dasarnya mengandalkan kombinasi antara ketahanan

tubuh, keseimbangan, kelenturan dan yang paling penting adalah olah napas.

Latihan ini menjadi salah satu latihan yang populer di kalangan masyarakat karena

gerakannya yang tidak seintensif ketika orang melakukan latihan kardio. Meski

dilakukan secara perlahan, namun gerakan-gerakan yoga mampu membakar kalori

kalori dalam tubuh 800 hingga 1400 kalori serta sangat baik untuk mobilitas,

postur, kesehatan mental, menurunkan hormon stres, pernapasan dan

fleksibilitas12.

5. Pilates13

Pilates adalah salah satu bentuk olahraga yang dikembangkan Joseph

Hubert Pilates pada awal abad ke-20. Joseph menyebut tekniknya sebagai

contrology karena manusialah yang mengontrol berat dan massa tubuhnyat.

Prinsip dasar latihan ini mementingkan konsentrasi, pernapasan, dan gerakan. Ada

dua cara melakukan latihan pilates yakni dengan alas dan menjadikan berat badan

sendiri sebagai tumpuan atau, menggunakan alat untuk memperkuat tubuh.

Gambar 3.4 (a) Pilates tanpa menggunakan alat

Sumber : http://theseconddegree.com

Gambar 3.4 (b) Pilates dengan bantuan alat Sumber: http://movingstrength.com

11 Naufal A.M.R, Gerakan Yoga Efektif Untuk Bakar Kalori, diambil dari http://www.diwarta.com/1871/gerakan-yoga-efektif-untuk-bakar-kalori/ pada 15 Mei pukul 11.01 13 Prita Daneswari, Perbaiki Postur Tubuh dengan Pilates, diambil dari http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2011/01/04/3526/11/Perbaiki-Postur-Tubuh-dengan-Pilates pada 15 Mei pukul 10: 16

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

35

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB 4

STUDI KASUS DAN ANALISIS

4.1. Fitness Point, Depok

4.1.1. Profil

Fitness Point telah berdiri sejak 22 Oktober 2007 didirikan oleh Ariesta

Sitepu (34). Sejak duduk di bangku kuliah di Universitas Atma Jaya, Ariesta

adalah seorang penggemar olahraga terutama fitness itu sendiri. Tidak suka

bekerja sebagai pegawai kantoran, Ariesta pun memutuskan untuk membuka

usaha sesuai dengan minatnya.

Fitness Point terletak di bagian kiri gedung Engineering Centre, Fakultas

Teknis Universitas Indonesia. Fitness Point dibuka dari pukul 07.00 hingga 22.00

pada hari Senin hingga Jumat. Sementara itu , pada akhir minggu, tempat ini

dibuka dari jam 09.00 hingga 21.00. Target utama pasarnya merupakan

mahasiswa sehingga biaya keanggotaannya terbilang cukup murah, yaitu Rp

85.000,00. Fitness Point juga menerima anggota umum dengan biaya keanggotaan

per bulan sebesar Rp. 95.000,00.

4.1.2 Organisasi Ruang dan Analisis

Lantai Satu

Lantai satu yang merupakan pusat kegiatan Fitness Point berada di bawah

level parkiran gedung EC sehingga saya harus menuruni parkiran untuk mencapai

lantai satu.

Di lantai satu terdiri dari dua area, yaitu area pendukung dan utama. Area

pendukung adalah ruang-ruang yang mendukung kegiatan di Fitness point dan

terletak di sudut-sudut ruangan. Ruang tersebut antara lain, area penerima tamu

yang juga berfungsi untuk loker, area pantri yang juga berfungsi sebagai tempat

istirahat (tidur) pegawai, ruang baju ganti, dan toilet. Area utama adalah tempat

latihan itu sendiri. Dari pembagian letak alat latihan, alat latihan beban lebih

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

36

UNIVERSITAS INDONESIA

mendominasi dan lebih bervariasi. Sementara itu alat latihan kardio yang terlihat

di lantai satu adalah sepeda statis saja. Finishing lantai satu memakai karpet

berwarna biru. Sementara dinding hanya menggunakan finishing cat saja.

Menurut pengakuan dari pemilik, pemilik hanya memanfaatkan peletakan

lampu yang sudah disediakan dari pihak gedung. Untuk pencahayaan buatan di

lantai utama berupa pencahayaan umum. Tidak ada pembedaan tata cahaya antara

area latihan dan sirkulasi. Seluruh ruangan dicahayai menggunakan lampu CFL

berbentuk tubular berwarna cool white. Dari suhu warna lampu beserta bidang

dinding dan lantai yang digunakan, pencahayaan di sini telah berhasil

menimbulkan kesan yang sejuk.

Gambar 4.1 (a)

Gambar 4.1 (b)

Gambar 4.1 (c)

Gambar 4.1 Foto Pencahayaan lantai 1 (a), Zoning Lantai 1(b) Sketsa titik lampu lantai 1 hasil pengukuran

(dalam satuan lux) (c) Sumber: Dokumentasi Pribadi

WC

peneri

maan

Kamar

ganti

Pantry

Area Latihan

80

78

73

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

37

UNIVERSITAS INDONESIA

Lantai Dua.

Lantai dua dimanfaatkan sebagai kelas aerobik khusus wanita. Lantai dua

terdiri dari tiga area, yaitu area aerobik, area ganti baju dan lantai dua terasa

lebih terbuka dari lantai satu karena lantai kedua Fitness Point merupakan lantai

dasar gedung EC. Plafonnya jauh dua kali lebih tinggi dibanding lantai satu

sehingga untuk mengurangi efek terlalu tinggi, plafon bagian tengah ruangan

direndahkan.

Gambar 4.2 (a)

Gambar 4.2 (b)

Gambar 4.2 (c)

Gambar 4.2 Foto Pencahayaan pada lantai 2(a), zoning (b), dan sketsa titik lampu area aerobik 2

hasil pengukuran (dalam satuan lux) (c) Sumber: Dokumentasi Pribadi

Lantai dua juga menggunakan pencahayaan yang sudah disediakan oleh

gedung EC, yaitu pencahayaan umum dengan teknik recessed downlight. Berbeda

dengan lantai satu, terdapat dua jenis warna lampu yang digunakan, yaitu

kekuningan untuk bagian plafon yang diturunkan dan cool white untuk lampu

sekitarnya.

Are

a g

anti

Penyimpanan

alat kardio dan

beban

Area

Aerobik

51

70

20,6

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

38

UNIVERSITAS INDONESIA

Rata-rata iluminasi pencahayaan buatan di lantai satu sebesar 77 lux.

Sementara itu, iluminasi di lantai dua sebesar 47,2 lux dalam kondisi ketika yang

menghdiri hanyalah sekitar sepuluh orang. Berdasarkan rekomendasi yang telah

ditetapkan untuk pencahayaan buatan pusat kebugaran, iluminasi tempat ini jauh

di bawah rekomendasi dan tidak ideal untuk melakukan latihan, terutama di lantai

dua.

4.1.3. Pengaruh Pencahayaan Terhadap Semangat dan Motivasi Olahraga

Anggota

Tabel 4.1 Hasil Wawancara Fitness Point

Pencahayaan memiliki

peranan penting untuk

berolahraga

Ya 100%

Tidak 0%

Pencahayaan telah memenuhi

kebutuhan dasar untuk

latihan

Terlalu Terang 0%

Ideal 100%

Gelap 0%

Pencahayaan membuat

anggota semakin fokus dalam

berlatih

Ya 60%

Biasa saja 20%

Tidak 20%

Pencahayaan membuat

anggota semakin

bersemangat dalam berlatih

Ya 0%

Tidak 100%

Cahaya memiliki pengaruh

dalam emosi selama proses

latihan

Ya 0%

Tidak 100%

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Hal yang menarik berdasarkan hasil wawancara, ternyata 100% merasa

bahwa pencahayaan di lantai satu sudah cukup ideal bagi mereka untuk

melakukan kegiatan kardio dan angkat beban. Menurut saya, hal ini bisa saja

terjadi atas beberapa faktor:

1. Pengalaman anggotanya dalam mengunjungi pusat kebugaran. Jika

Fitness Point adalah pusat kebugaran pertama yang orang tersebut

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

39

UNIVERSITAS INDONESIA

kunjungi, maka pencahayaan itulah yang dianggap sebagai

pencahayaan pusat kebugaran yang benar. Atau bisa saja karena orang

tersebut sudah pernah berlatih di tempat yang lebih gelap sehingga

orang tersebut merasa lebih ideal. Dua orang yang diwawancarai

merasa pencahayaan Fitness Point lebih terang dari pusat kebugaran

yang sebelumnya pernah mereka kunjungi,yaitu Pusat Kebugaran Cdi

Puri Indah, yang pencahayaannya tergolong remang-remang. Untuk

itu, mereka lebih merasa fokus terhadap latihannya.

2. Kepribadian orang. Satu responden mengaku sudah pernah

mengunjungi Fitness First dan mengatakan bahwa pencahayaan di

tempat tersebut jauh lebih terang, namun ia tetap menyukai Fitness

Point karena ia orang yang pemalu sehingga tidak terlalu menyukai

pencahayaaan yang lebih terang di Fitness First yang membuatnya

merasa diperhatikan orang saat berlatih.

3. Skala lampu terhadap ruang. Di bab sebelumnya sempat disebutkan

mengenai pentingnya skala. Hal ini bisa juga berlaku pada skala

iluminasi terhadap dimensi area yang diterangi dan berhubungan juga

dengan penghawaan di ruangan tersebut. Tinggi di lantai satu hanya

2,5 meter. Apabila pencahayaan iluminasi dibuat lebih terang lagi

dalam ruang tersebut mungkin malah akan membuat anggota merasa

terganggu karena silau. Atau bisa juga dapat membuat suhu di ruangan

tersebut semakin panas.

100% responden wawancara juga menyatakan bahwa pencahayaan di

Fitness Point terasa biasa saja dan tidak mempengaruhi emosi maupun motivasi

mereka selama berlatih. Hal ini bisa saja disebabkan tidak adanya variasi baik

dalam pencahayaan ruangan maupun desain interiornya. Ada pun yang

mempengaruhi motivasi dan menambah semangat mereka dalam berlatih adalah

musik, bukan pencahayaan.

Namun, 60% bahwa pencahayaan Fitness Point mampu membuat mereka

lebih fokus dalam berlatih di lantai satu.. Suhu warna lampu yang tinggi karena

berwarna cool white sehingga memang dapat membantu anggota pusat kebugaran

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

40

UNIVERSITAS INDONESIA

untuk lebih fokus dalam berlatih. Di lantai dua menggunakan warm CFL

sehingga menimbulkan kesan rileks yang mendukung kegiatan sosialisasi dalam

kelas tersebut.

Gambar 4.3 Fitness Point pada siang hari

Sumber : Dokumentasi pribadi

Selain dari sisi pemilihan lampu,

segi pemilihan unsur interior juga menjadi

faktor penyebab semakin fokusnya

berlatih. Teori warna dari bab sebelumya

menyatakan, warna putih dapat

melegakan ruang. Kombinasi warna biru

dan hijau dapat menimbulkan suasana

yang sejuk, tenang, membantu berkonsentrasi. Fitness Point memiliki

banyak bukaan berupa jendela sehingga pada siang hari(gambar 4.3), tidak hanya

memasukkan cahaya alami, tetapi juga memberikan pemandangan sejuk dari

rindangnya pohon dan danau UI. Dengan demikian dari segi warna dan interior

tempat ini cukup membantu mengurangi kesesakan dan juga menimbulkan kesan

sejuk dalam interior tersebut.

4.2. Studi Kasus 2: Pusat Kebugaran G, Jakarta Utara

4.2.1. Profil

Pusat Kebugaran G di lantai dua saalah satu mal terkemuka di pinggir

Kelapa Gading. Pusat Kebugaran G dibuka setiap hari,dari pukul 06.00-22.00

untuk hari Senin-Sabtu dan 08.00-22.00 pada hari Minggu atau hari libur. Dengan

target kelas menengah ke atas, G dibuka untuk umum dengan biaya keanggotaan

per-orang berkisar antara Rp.400.000,00- Rp 500.000,00. Pusat kebugaran Pusat

Kebugaran G menyediakan fasilitas latihan seperti, virtual training arcade, boxing

ring, cardio wave, free weight area, cardio area, 3 kelas aerobik (GGX, Spinning,

serta Mind & Body Studio), nutrition center, jogging track, kinesis, sauna, dan

ladies area.

Desain Pusat kebugaran G ingin dibuat senyaman berlatih di rumah

sehingga desain interiornya memiliki unsur air yang identik dengan filosofi

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

41

UNIVERSITAS INDONESIA

fleksibilitas14. Salah satu contohnya dapat dilihat pada dinding-dinding koridor

yang menghubungkan antara lounge dengan area berlatih atau dari variasi plafon

di studio Mind & Body.

4.2.2. Organisasi Ruang dan Analisis

Area Kardio dan Stretching

Denah kardio dibuat setengah lingkaran dan bertingkat empat(gambar

4.4c). Tiga tingkat pertama adalah alat-alat yang digunakan untuk latihan kardio

pribadi. Tingkat keempat bisa digunakan secara pribadi dan juga sebagai kelas

Body Wave . Lantai pada area kardio menggunakan parket dengan finishing vinyl

bermotif kayu. Dinding dilapisi dengan kaca susu yang disinari dengan spotlight

dengan teknik wall-washing. Lampu yang digunakan berwarna cool white.

Dinding kaca susu yang berwarna kebiruan memberikan kesan segar sebagai latar

belakang saat pandangan orang secara tidak langsung saat berlatih. Sementara itu

plafon juga dibuat bertingkat semakin menurun dengan bahan dari gipsum. Di tiap

lapisan plafon terdapat recessed downlight Lampu yang digunakan adalah CFL

berwarna warm light. Berdasarkan pemilihan dari pemilihan bahan lantai berupa

warna cokelat krem dan lampu yang kekuningan menimbulkan kesan hangat dan

nyaman. Meskipun berdasarkan teori, suhu warna rendah ini membuat orang

berlama-lama di tempat tersebut. Hal ini memberikan kesan hangat, yang

menurut saya malah membuat membuat aktivitas di sini menjadi lebih

santai,bukannya memotivasi untuk lebih berkeringat.

Gambar 4.4 (a) Area kardio

Sumber : https://irs0.4sqi.net/img/general/original/UakKUsIlVBQCLaRIG

iPGUHOzua3T8cNr1KzRNany5Yw.jpg

(b) Gambar 4.4 Area kardio Sumber : https://irs1.4sqi.net/img/general/original/iLNAcNDGZNDSAJ_JntcI8Dyjv7s9vXhC_4zR76f-tjU.jpg

14 Mall of Indonesia, diambil dari https://goldsgym.co.id/club-moi_indo.php pada 18 Mei 2012 pada pukul 00:12

Wash Light

Recessed

downlight

Cove light

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

42

UNIVERSITAS INDONESIA

(c)

(d) Gambar 4.4 sketsa denah plafon dan peletakan lampu area kardio hasil pengukuran (dalam

satuan lux) (c) sketsa potongan (d) Sumber : Dokumentasi Pribadi

Denah area stretching mengikuti aliran dari area-area di sebelahnya.

Lantai menggunakan karpet agar aktivitas yang mencakup posisi telentang dan

tengkurap dapat dilakukan dengan nyaman dan dapat menyerap pantulan cahaya

sehingga tidak menganggu penglihatan saat sedang melakukan kegiatan seperti

push-up. Sebagian dinding dilapisi kaca cermin untuk membantu orang melihat

gerakan yang dilakukan sendiri atau atas instruksi pelatih pribadi. Sementara itu

pencahayaan berupa recessed downlight . Lampu yang digunakan adalah

berwarna warm light. Penataan interior dan pencahayaan yang demikian ingin

memenuhi konsep kenyamanan dalam berolahraga.

Recessed Down Light

Recessed Down Light

Wash light

Plafon gypsum Cove lighting

Recessed downlight

Lampu gantung

Plafon kaca cermin

119

145

156

170

136

74,8 80

Area

kardio Sirkulasi Area

streching

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

43

UNIVERSITAS INDONESIA

Area sirkulasi menggunakan lembaran vinyl sebagai finishing lantai

dengan tektur granit berwarna abu-abu. Pemilihan bahan vinyl untuk lantai

terbilang baik karena mampu membuat kesan menerus dan bentuk lantai terkesan

alami dan lebih mengalir. Sementara itu, plafon menggunakan plafon berupa kaca

cermin yang juga dibuat bertingkat. Hal ini membuat area sirkulasi terasa semakin

tinggi dan ruang yang makin luas. Pencahayaan yang digunakan sepanjang

sirkulasi berupa lampu gantung dengan CFL berwarna warm light yang terletak di

sisi plafon setiap 2 meter. Finishing lantai yang dove membuat tidak terbentuknya

glare yang dapat mengganggu penglihatan.

Rata-rata tingkat iluminasi area kardio sebesar 145,2 lux. Iluminasi ini

hampir mencapai rekomendasi namun masih tidak memenuhi besaran yang sudah

direkomendasikan IESNA. Hal yang sama juga terjadi pada area stretching yang

memiliki rata-rata sebesar 178 lux. Iluminasi area sirkulasi meskipun terkesan

gelap,namun masih memenuhi rekomendasi pencahayaan untuk sirkulasi, yaitu

sebesar 77,4 lux. Hal ini juga disebabkan adanya faktor pencahayaan dari sisi kiri

dan kanan, juga kaca cermin yang digunakan sebagai plafon. Secara keseluruhan,

berdasarkan intensitas cahaya di tiga area ini, menurut saya, sudah termasuk baik

karena sudah dapat memfasilitasi kegiatan untuk memakai alat-alat kardio—

termasuk membaca instruksi pemakaian alat—serta karena pemilihan bahan

lantainya tidak menimbulkan efek glare yang menganggu penglihatan.

Area Angkat Beban

Area angkat beban dibagi menjadi dua, yaitu area angkat beban lepas (free

weight) dan arean angkat beban terikat. Area angkat beban terikat berada tepat di

sebelah area kardio. Pada area ini menggunakan finishing lantai berupa vinyl

dengan corak granit berwarna abu-abu gelap Plafon diturunkan sekitar satu meter

dengan menggunakan plafon gypsum berbentuk lingkaran yang tidak beraturan

(gambar 4.5). Bentuk plafon yang demikian memberikan kamuflase terhadap

pencahayaan umum berupa lampu gantung yang digunakan di ruang tersebut

sehingga membuat pencahayaan kelihatan bervariasi. Lampu yang digunakan

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

44

UNIVERSITAS INDONESIA

merupakan terusan dari lampu gantung di area sirkulasi,namun menggunakan

warna cool white.

Gambar 4.5 (a)

Gambar 4.5 (b)

Gambar 4.5 Area angkat beban terikat: sketsa denah plafon dan peletakan lampu hasil pengukuran

(dalam satuan lux) (a), sketsa potongan peletakan lampu (b) Sumber: Dokumentasi Pribadi

Lantai area angkat beban lepas menggunakan lantai berbahan vinyl

bercorak granit juga dengan warna putih keabu-abuan. Plafon dibuat bertingkat

dan menerus membentuk gelombang. Ada dua jenis pencahayaan yang digunakan,

yaitu recessed downlight dan cove lighting dengan warna lampu warm light.

Rata-rata iluminasi di area angkat beban secara keseluruhan sebesar

151,75 lux. Lagi-lagi iluminasi ini tidak memenuhi rekomendasi yang sudah

ditetapkan. Namun jika dibandingkan dengan teori tingkat iluminasi pada

umumnya, iluminasi ini masih memenuhi kebutuhan aktivitas yang tidak

menghabiskan waktu terlalu lama.

Recessed downlight

Plafon Gypsum

Cove lighting

Lampu gantung 147

158

157

145

Recessed downlight

(warm light) Lampu gantung

(cool white)

Cornice lighting

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

45

UNIVERSITAS INDONESIA

Kelas GGX

Di kelas GGX dilakukan berbagai macam kelas aerobik, dari kelas tari,

kelas senam, hingga kelas body combat. Lantai yang digunakan menggunakan

parket yang cocok untuk kegiatan yang membutuhkan banyak gerakan dan cepat

sehingga membuat orang yang beraktivitas tidak terpeleset. Dinding samping

kanan dan belakang yang melengkung terbuat dari kaca transparan agar orang dari

luar (baik dari pengunjung mal biasa dan anggota di dalam Gold’s Gym) dapat

melihat kegiatan di dalam. Kaca ditempel stiker transparan berwarna sehingga

tidak terlalu mengekspos orang di dalamnya. Plafon berupa gypsum putih dan

tidak diberikan perlakuan spesial, kecuali di bagian panggung yang dinaikkan

sekitar 30 cm. Dinding di belakang panggung seluruhnya dipasang kaca cermin

untuk memudahkan para partisipan kelas melihat apakah gerakan yang dilakukan

telah sesuai dengan yang dicontohkan pelatih.

Gambar 4.6 (a)

Gambar 4.6 (b)

Recessed downlight

Lampu sorot

Bola disko

Plafon gypsum

143

118 135

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

46

UNIVERSITAS INDONESIA

Gambar 4.6 (c)

Gambar 4.6 Kelas GGX (a), sketsa titik peletakan lampu hasil pengukuran (dalam satuan

lux)(b),dan sketsa potongan (c) Sumber : Dokumentasi Pribadi

Pencahayaan vertikal terdiri dua jenis lampu, yaitu pencahayaan umum

dengan recessed downlight untuk area anggota dan spotlight (lampu sorot) yang

mengarah ke panggung. Lampu sorot berfungsi untuk menyorot area fokus dari

kelas yaitu panggun tempat instruktur pengajar. Untuk mempertegas keberadaan

panggung, panggung dinaikkan sekitar 20 cm dengan sisi panggung dipasangi

recessed downlight berwarna warm white. Meskipun area partisipan menggunakan

warna dingin, area ini menjadi fun karena keberadaan bola disko. Kaca-kaca kecil

dari bola disko yang digantung di tengah ruangan akan memantulkan sinar dari

lampu sekitarnya sehingga menimbulkan berkas-berkas cahaya yang menarik dan

membuat ruangan ini tidak membosankan.

Rata-rata iluminasi sebesar 132 lux. Berdasarkan rekomendasi, besar

iluminasi tidak memenuhi besaran yang sudah ditetapkan untuk tempat berlatih.

Namun,saya mengamati bahwa pencahayaan interior sudah cukup memfasilitasi

kegiatan orang yang bergerak di dalamnya. Orang tidak merasa ruangan ini gelap

maupun terganggu saat sedang beraktivitas.

Kelas Spinning

Bentuk denah ruangan ini menyerupai butiran air (gambar 4.7b) yang

sesuai dengan konsep yang ingin dihadirkan ke dalam ruangan. Lantai

menggunakan finishing berupa vinyil dengan motif granit berwarna abu-abu gelap

Bola disko

Lampu sorot

Dinding kaca

dilapisi stiker

transparan

Recessed downlight

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

47

UNIVERSITAS INDONESIA

yang memberikan suasana alami dan sejuk. Dindingnnya menggunakan lembaran

stainless steel berlapis vinyl berwarna putih yang dove. Bahan dinding dan

dibiarkan tanpa hiasan memberikan kesan bersih dan lega di ruangan yang tidak

terlalu luas akibat peletakan sepeda statis yang berdempetan sehingga bagian

bawah ruangan sekilas terlihat sesak dari sudut pandangan mata saat partisipan

masih belum menaiki sepeda(gambar 4.7a).

Gambar 4.7 (a)

Gambar 4.7 (b)

118

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

48

UNIVERSITAS INDONESIA

Gambar 4.7(c)

Gambar 4.7 Kelas Spinning: ketika lampu dimatikan (a), sketsa denah plafon dan titik peletakan

lampu hasil pengukuran (dalam satuan lux) (b) dan sketsa potongan (c) Sumber : Dokumentasi pribadi

Aktivitas utama di kelas spinning adalah bersepeda di tempat. Area dibagi

menjadi dua. Pertama adalah area instruktur dengan lantai yang dinaikkan sekitar

20 cm untuk memudahkan instruktur mengawasi para partisipan kelas dan bagi

para partisipan untuk melihat instruktur. Pencahayaan di area instruktur

menggunakan luminous ceiling yang diturunkan sekitar 50 cm dengan

menggunakan barisan LED berwarna hijau. Kedua, di area partisipan

menggunakan recessed downlight berwarna cool white yang menambah kesan

segar dan membuat partisipan terfokus. Recessed downlight diletakkan di plafon

yang dibuat melingkar yang semakin ke belakang lingkaran terlihat semakin

besar. Bentuk plafon tidak hanya memberikan variasi pada interior, tetapi juga

sebagai acuan peletakan sepeda sehingga barisan sepeda pun juga ikut melingkar.

Nilai rata-rata iluminasi kelas sebesar 130,67 lux yang berdasarkan

rekomendasi tidak memenuhi nilai yang telah ditetapkan. Namun pengamat

melihat tidak ada pengaruh buruk terhadap aktivitas partisipan kelas. Hal yang

menarik adalah ketika lampu area partisipan dimatikan dan hanya tinggal lampu

hijau di area instruktur menyala, justru menambah kesan dramatis. Suasana

tersebut juga membuat partisipan tidak lagi mencuri pandangan ke partisipan

sekitarnya,melainkan terus terfokus terhadap instruktur. Warna hijau sebagai

aksen pencahayaan memberikan kesan segar sehingga secara tidak langsung

mengurangi rasa lelah karena aktivitas bersepeda.

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

49

UNIVERSITAS INDONESIA

Studio Mind &Body

Aktivitas utama di studio Mind & Body adalah yoga. Kegiatan yoga

membutuhkan ketenangan pikiran dan untuk itulah perancang harus memikirkan

ruang seperti apa yang dapat mendukung hal tersebut. Menurut saya, hal ini

sudah tercapai secara unsur interior. Ruangan berbentuk melingkar. Sama seperti

kelas khusus lainnya, studio juga dibagi menjadi area instruktur dan area

partisipan. Dengan dinding di area partisipan berupa kaca membuat orang dari

luar dapat melihat kegiatan di dalam ruangan. Sama seperi kelas GGX dan

spinning, kaca tetap dilapisi stiker transparan berwarna untuk tetap menjaga

privasi orang di dalam. Lantai menggunakan lantai vinyl bermotif kayu dengan

warna cokelat gelap untuk memberikan kesan nyaman bagi orang yang duduk di

bawah. Plafon ruangan berbentuk meliuk-liuk seperti aliran sungai. Plafon terdiri

dari dua bahan, gypsum dari area tengah ke pintu masuk di belakang. Pada plafon

terdapat recessed downlight menggunakan lampu CFL berwarna cool white. Di

tengah area terbentang plafon dak kaca cermin yang menghubunkan kedua pilar

ruangan. Dibalik kaca cermin terdapat pencahayaan cove lighting dengan

menggunakan kan barisan lampu LED berwarna oranye yang menjadi salah satu

aksen pada ruangan.

Pada area instruktur, terdapat luminous stage yang menggunakan lampu

berwarna cool white (gambar 4.10a). Cahaya putih yang berpendar dibalik papan

akrilik panggung memberikan kesan menenangkan bagi partisipan yang

melihatnya. Plafon area instruktur dibuat bertingkat ke dalam. Dengan

memanfaatkan cove lighting cahaya membentuk secara tidak langsung area posisi

instruktur berada. Di balik panggung terdapat barisan lembaran stainless

steel(gambar 4.8a) yang berguna sebagai cermin agar partisipan melihat

gerakannya sudah sesuai seperti yang dicontohkan. Hasil bayangannya lembut dan

agak buram, namun tetap membentuk bayangan siluet yang jelas. Karena

lembaran dibuat tidak menerus, melainkan dipotong-potong, membuat bayangan

yang terbentuk pun menjadi banyak bagian. Hal ini menguntungkan bagi

partisipan. Dengan usunan beberapa kaca yang hanya berada di bagian depan

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

50

UNIVERSITAS INDONESIA

ruangan saja partisipan tetap dapat melihat bayangan posisi mereka baik dari sisi

depan, kiri, dan kanan.

Gambar 4.8 (a)

Gambar 4.8 (b)

Gambar 4.8 (c)

Gambar 4.8 Studio Mind & Body(a) sketsa denah plafon dan peletakan lampu beserta hasil

pengukuran (dalam satuan lux) (b) sketsa potongan (c) Sumber : Dokumentasi Pribadi

Rata-rata iluminasi sebesar 131,33 lux dan tidak memenuhi rekomendasi

ideal. Namun karena aktivitas yang membutuhkan ketenangan pikiran,

menggunakan gerakan yang lambat, tidak menggunakan peralatan, partisipan

KOLOM

Dinding

kaca

Stainless steel

Cove light

Cove light

Recessed

downligt

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

51

UNIVERSITAS INDONESIA

tidak bergerak dari posisi sama sekali, ruangan hanya dipakai hanya selama tiga

jam saja, maka pencahayaan ini sudah masuk dalam range minimal 100-150

untuk memfasilitasi kegiatan seperti yang telah disebutkan. Secara keseluruhan,

ruangan ini telah berhasil mencapai sisi kedinamisan yoga, memberikan kesan

yang menenangkan dan lembut.

Jogging Track

Jogging track terletak mengelilingi studio Mind & Body. Lantai

menggunakan bahan vinyl dengan corak kayu berwana cokelat muda dan dua

garis lurus yang menentukan area yang digunakan sebagai area berlari. Karena

aktivitas utama pada area ini adalah berlari, maka bagian dinding dan lantai tidak

diberikan hiasan yang dapat menghambat aktivitas. Sebagai gantinya agar tetap

ada unsur permainan dinamis, yaitu dengan membuat plafon terlihat

bergelombang naik turun.

Pencahayaan di sepanjang area jogging track terdapat di plafon dan

dinding((gambar 4.11a dan c). Di dinding terdapat dua jenis pencahayaan.

Pencahayaan pertama berupa luminous wall yang dilapisi kaca susu dengan

lampu CFL tubular berwarna cool white. Kemudian di atasnya terdapat

pencahayaan cornice dengan menggunakan untaian lampu LED berwarna oranye

yang berperan sebagai pencahayaan aksen di sepanjang area. Di samping kiri dan

kanan plafon terdapat lampu gantung yag menggunakan lampu CFL berwarna

warm white. Keseluruhan pencahayaan menimbulkan kesan yang nyaman,

bersahabat, dan fun.

Gambar 4.10 (a)

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

52

UNIVERSITAS INDONESIA

Gambar 4.10 (b)

Gambar 4.10 (c)

Gambar 4.10 Jogging track (a),sketsa denah jogging track beserta hasil pengukuran (dalam satuan lux) (b), sketsa potongan peletakan lampu (c)

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Rata-rata iluminasi sebesar 93 lux, dan juga tidak memenuhi rekomendasi

yang sudah ditetapkan. Namun jika dibandingkan dengan rekomendasi dasar

untuk sirkulasi, besaran ini telah memenuhi rekomendasi.

103

LED

Tubular CFL

Lampu gantung

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

53

UNIVERSITAS INDONESIA

4.2.3. Pengaruh Pencahayaan Terhadap Semangat dan Motivasi Olahraga

Anggota.

Tabel 4.2 Hasil Kuisioner Gold’s Gym

Waktu kunjungan

Pagi 17% Siang 17% Sore 67% Malam 17%

Pencahayaan memiliki peranan untuk berolahraga

Tidak penting 0% Penting 83% Sangat penting 17%

Pencahayaan telah memenuhi kebutuhan dasar untuk latihan

Terlalu Terang 11% Ideal 67% Gelap 22%

Pencahayaan membuat anggota semakin fokus dalam berlatih

Ya 67% Tidak 0% Biasa saja 13%

Kesan yang diberikan terhadap ruangan

Gerah Sejuk Bersemangat Membosankan Nyaman Elegan Biasa saja

7% 21% 21% 14% 57% 14% 7%

Sumber Dokumentasi Pribadi

67% responden sepakat bahwa pencahayaan di Pusat Kebugaran G

memang mempengaruhi semangat/mood mereka dalam berolahraga. 57%

responden merasa pencahayaan sudah membuat mereka nyaman dalam berlatih.

Saya melihat hal ini disebabkan karena Pusat Kebugaran G memberikan variasi

dalam unsur interior dan pencahayaan. Meskipun ada area pencahayaan yang

masih bersifat umum, namun karena adanya permainan bentuk plafon dan variasi

pemilihan bahan finishing, membuat orang yang berada di dalamnya tidak merasa

bosan dan senang saat berlatih di dalamnya. Ketika orang sudah merasa senang di

tempat tertentu, aktivitas pun terasa bisa dilakukan dengan lebih maksimal.

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

54

UNIVERSITAS INDONESIA

Suasana hangat yang berada di area kardio dan angkat beban menurut

pendapat saya sebenarnya tidak dianjurkan. Di kedua area ini juga diperlukan

fokus yang tinggi, terutama karena dilakukan secara pribadi jika anggota tidak

menyewa pelatih pribadi, tidak seperti di kelas-kelas khusus yang memiliki

instruktur yang dapat menyemangati orang ketika orang mulai kehilangan

motivasi. Suasana yang hangat dan nyaman memungkinkan orang menjadi kurang

termotivasi ketika sudah kelelahan dan memutuskan untuk beralih ke tempat lain.

Ada beberapa hal yang dirasakan tidak nyaman, yaitu armatur recessed

downlight. Sebagian besar area Pusat Kebugaran Gmenggunakan recessed

downlight yang tidak memiliki kaca penutup. Hal tersebut mungkin tidak

mempengaruhi aktivitas kardio, seperti berlari, cross ramp, dan sebagainya.

Namun hal ini mengganggu penglihatan ketika ada kegiatan yang harus membuat

anggota menengadah ke atas. Kegiatan tersebut dapat dilihat di beberapa kegiatan

angkat beban dan latihan dengan posisi telentang, seperti pelatihan otot perut,

peregangan di kelas yoga, peregangan di area stretching.

4.3. Studi Kasus 3: Pusat Kebugaran C, Jakarta Utara.

4.3.1. Profil

Pusat Kebugaran C mulai berdiri di Indonesia sejak tahun 2004. Pusat

Kebugaran C ingin memperlakukan para anggotanya layaknya seorang bintang.

Mereka juga menyadari bahwa kegiatan olahraga sekarang juga melibatkan

kegiatan sosialisasi dan harus menyenangkan. Hal ini diwujudkan dari segi

interior yang bertemakan entertainment dan fun,beserta program yang sangat

bervariasi.

Pusat Kebugaran C berada di lantai 1,2 dan 3 di salah satu pusat perbelanjaan

daerah Boulevard Raya dan dibuka dari pukul 07.00-00.00 setiap harinya dan

telah menjadi salah satu pilihan utama,khususnya masyarakat sekitar Kelapa

Gading sebagai tempat berolahraga. Karena terletak di pusat perbelanjaan

terkemuka di pusat Kelapa Gading, tempat ini memanfaatkan sebisa mungkin

menggunakan kaca hampir di semua dinding untuk menampilkan kegiatan yang

ada sebagai ajang promosi bagi pengunjung mal. Target pengunjung adalah kelas

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

55

UNIVERSITAS INDONESIA

menengah ke atas. Biaya keanggotaan tiap bulan berkisar sekitar Rp. 369.000- Rp

550.000,00. Pusat Kebugaran C menawarkan area lounge, kardio dan angkat

beban di lantai 1 dan 2, kelas RPM, studio aerobik, dan studio yoga. Adapun yang

membedakannya dengan Pusat Kebugaran G adalah jumlah kelas yang lebih

banyak dan bervariasi setiap harinya.

(a)

(b)

Gambar 4.12 Lantai 1(a) dan lantai 2(b)

Sumber: Dokumentasi Pribadi

4.3.2. Organisasi Ruang dan Sistem Pencahayaan .

Area Utama Kardio dan Angkat Beban Terikat (Lantai 1dan 2)

Di area utama berlatih di lantai 1, orang dapat berlatih kardio dan angkat

beban (yang meliputi latihan bagian tubuh perut ke bawah). Ada dua jenis

finishing lantai yang digunakan untuk area latihan(gambar4.11), yaitu corgurated

steel yang biasanya digunakan di area sirkulasi beserta kardio ;dan lantai vinyl

untuk seluruh area latihan angkat beban. Lantai coorgurated steel memberikan

Area latihan utama (angkat beban)

Area latihan

utama

(kardio)

LOKER & WC

WANITA

LOKER & WC

PRIA

RPM

Area

Kardio

Area karyawan dan

lounge

AEROBIK

Angkat

Beban Angkat

beban

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

56

UNIVERSITAS INDONESIA

kesan sejuk ke dalam ruangan yang dibutuhkan orang yang sedang melakukan

kegiatan berlari. Hampir di seluruh dinding yang tidak berbatasan dengan sirkulasi

pengunjung La Piazza menggunakan kaca cermin, sementara yang berbatasan

menggunakan dinding kaca transparan. Secara keseluruhan, tempat ini

menggunakan exposed ceiling yang memamerkan utilitas dan memberikan kesan

luas. Hal ini cocok karena kegiatan olahraga yang mengeluarkan banyak keringat

sehingga dibutuhkan efek yang memberikan kelegaan.

Untuk mencegah efek monumental, pencahayaan di area utama lantai 1

dan 2 menggunakan pencahayaan umum berupa lampu gantung dengan

menggunakan lampu halogen. Warna cool white lampu membantu untuk

memfokuskan konsentrasi anggota. Agar tidak membosankan terdapat

pencahayaan aksen menggunakan lampu CFL tubular berwarna biru di area

sirkulasi yang tertempel di area lantai atau di balik cermin. Dinding loker pria di

lantai 1 yang berbatasan dengan area latihan menggunakan finishing bebatuan

yang memberikan kesan sejuk dan alami ke dalam ruangan. Untuk menekankan

tekstur bebatuan tersebut digunakan grazing lighting dengan warna warm white

(gambar 4.11c).

Gambar 4.11 (a)

vinyl

Corgutated steel

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

57

UNIVERSITAS INDONESIA

Gambar 4.11 (b)

Gambar 4.11 (c)

Gambar 4.11 Material lantai(a) sketsa peletakan lampu di plafon beserta hasil

pengukuran (dalam satuan lux) (b) dan sketsa potongan lantai 1 (c) Sumber : DokumentasiPribadi

Di area angkat beban bebas di lantai dua(gambar 4.12a) terdapat

pencahayaan berupa luminous ceiling yang terbuat akrilik dengan lampu CFL

tubular berwarna biru yang menimbulkan kesan yang ekslusif dan fun . Di area

Gambar 4.12 (a)

Gambar 4.12 (b)

Gambar 4.12 Sketsa peletakan lampu beserta hasil pengukuran (dalam satuan lux) (a)dan

Luminous

ceiling biru

Cornice light

Grazing light Lampu

gantung

cermin

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

58

UNIVERSITAS INDONESIA

sketsa potongan lantai 2( b) Sumber : DokumentasiPribadi

yang terkesan gelap, aktivitas menjadi sedikit terbantu karena di area tersebut

dikelilingi oleh dinding kaca. Selain untuk mempromosikan area di dalam ke

pengunjung mal, hal ini juga sebagai ajang bagi pengguna area angkat beban

untuk memamerkan otot-otot yang telah terbentuk. Apalagi warna biru pada

lampu ketika mengenai keringat anggota badan yang sedang dilatih akhirnya

memberikan efek dramatis pada otot yang menonjol.

Rata-rata iluminasi di area utama lantai 1 sebesar 39,25 lux untuk area

latihan dan 27,5 lux untuk area sirkulasi. Sementara itu di lantai 2, rata-rata

iluminasinya sebesar 40,4 lux untuk area latihan. Nilai-nilai ini sangat jauh di

bawah rekomendasi. Besaran demikian di daerah sirkulasi dan kardio masih

dapat ditolerir karena hannya melibatkan aktivitas yang sangat sederhana seperti

berjalan atau duduk saja. Yang menjadi kekhawatiran saya karena meskipun

menimbulkan efek dramatis pada tampilan otot,pencahayaan di area angkat beban

yang terlalu rendah suatu saat dapat membahayakan anggota saat sedang

mengambil beban.

Kelas RPM

Aktivitas utama di kelas ini adalah bersepeda di tempat. Area dibagi

menjadi area instruktur dan area partisipan. Karena merupakan kegiatan area

kardio yang memproduksi paling banyak keringat dibutuhkan desain yang

menyejukkan. Karenanya, seluruh lantai memakai corgurated steel dengan warna

silver mengkilatnya bersifat menyejukkan. Dinding sekitar ruangan berupa kaca

sehingga membiarkan orang dari luar dapat melihat kegiatan di ruangan ini. Area

instruktur dinaikkan sekitar 40 cm sebagai pembeda area..

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

59

UNIVERSITAS INDONESIA

Gambar 4.13 a Kelas RPM

Sumber : https://irs0.4sqi.net/img/general/original/z3nDBvwt5Qd3q_b1L-_coxyPMInkLex4hSPM7NCUxk4.jpg

Gambar 4.13 (b)

Gambar 4.13 (c)

Sumber: DokumentasiPribadi

Cove light

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

60

UNIVERSITAS INDONESIA

Pencahayaan utama berupa pencahayaan setempat yang berasal dari

luminous ceiling di tengah ruangan yang terbuat dari akrilik biru dengan lampu

berwarna biru pula(gambar 4.13b). Untuk membantu sirkulasi saat keluar masuk

bagian bawah panggung instruktur dengan bahan yang sama. Di kolom dinding

luar dipasang lampu-lampu sorot dengan LED berwarna biru yang menegaskan

keberadaan kolom kecil dan membantu penglihatan barisan belakang.

Rata-rata iluminasi sebesar 43,6 lux yang terbilang terlalu rendah. Namun

hal ini tidak terlalu menjadi masalah karena ruangan masih mendapat sinar dari

luar dan semua material di ruangan ini memantulkan cahaya . Lantai corgurated

steel memantulkan cahaya sehingga orang dapat melihat ke bawah saat ingin

mengikatkan sepatu ke sepeda, begitu pula cermin yang terdapat di panggung dan

kolom ruangan. Warna biru lampu memudahkan untuk berkonsentrasi dan

berikan efek dramatis hingga orang lebih bersemangat untuk berlatih.

Kelas Aerobik dan Yoga

Secara keseluruhan kelas aerobik (gambar 4.14a) dan yoga ( gambar 4.15)

menggunakan lantai vinyl dengan motif parket berwarna cokelat muda.(gambar

4.14a) Teksturnya yang dove membiaskan cahaya yang jatuh ke lantai tanpa

menimbulkan glare yang mengganggu mata. Area instruktur pada kelas aerobik

dinaikkan sekitar 60 cm. Di belakang panggung terdapat cermin sehingga

partisipan dapat melihat apakah gerakannya sudah sama seperti instruktor. Di area

belakang juga dipasang cermin pada dinding samping dan kolom sehingga

partisipan di sana juga dapat bercermin.

Gambar 4.14 (a)

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

61

UNIVERSITAS INDONESIA

Gambar 4.14 (b)

Gambar 4.14 (c)

Gambar 4.14 Material lantai dari vinyl (a) Sketsa ruang (b) sketsa titik plafon dan peletakan lampu beserta hasil pengukuran kelas aerobik (dalam satuan lux) (c)

Sumber : DokumentasiPribadi

Pencahayaan area partisipan berupa pencahayaan umum dengan lampu

gantung yang menggunakan bohlam halogen berwarna cool white. Di area

intruksur terdapat lampu gantung yang sama. Kemudian untuk memusatkan

perhatian pada instruktur digunakan lampu sorot berwarna warm white.

Menambahkan unsur fun pada ruangan selain lampu sorot juga terdapat luminous

stage di bagian bawah panggung dan kolom yang mengapit panggung.

Gambar 4.15 (a)

Luminous stage

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

62

UNIVERSITAS INDONESIA

Gambar 4.145(b)

Gambar 4.15 Sketsa titik plafon dan peletakan lampu beserta hasil pengukuran (dalam satuan lux)(a) dan sketsa potongan kelas yoga (b)

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Yang membedakan dengan kelas yoga adalah tingkat intensitas cahaya

dan suasana. Saya merasa kelas yoga memiliki intensitas cahaya yang lebih

rendah dibanding kelas aerobik, ditandai ketika saya dalam posisi

terlentang/menengadah dan melihat lampu saya tidak merasa silau sama sekali.

Selain itu faktor lainnya adalah jendela kaca. Di kelas aerobik, cahaya alami dari

hanya masuk melewati sebagian dinding saja. Sementara itu di studio yoga

terdapat satu dinding penuh dengan jendela kaca yang merupakan bagian dari

skylight gedung La Piazza. Efek yang dirasakan di studio yoga terkesan

menenangkan dan sangat alamiah.

Rata-rata tingkat iluminasi pada kelas aerobik sebesar 93,6 lux. Sementara

itu, rata-rata tingkat iluminasi di studio yoga sebesar 20,3 lux. Keduanya tidak

memenuhi rekomendasi minimum pencahayaan untuk pusat kebugaran.

4.3.3. Pengaruh Pencahayaan Terhadap Semangat dan Motivasi Olahraga

Anggota

Hasil Kuisioner

Mayoritas responden berkunjung pada sore dan malam hari sehingga

pencahayaan harus dimaksimalkan pada saat ini. 57% responden merasa

pencahayaan Pusat Kebugaran Ctidak terlalu mempengaruhi semangat/motivasi

mereka saat berolahraga. 57% responden merasa pencahayaan sudah merasa

nyaman. Hanya 14 % responden yang merasa pencahayaan membuat ruangan

skylight Lampu sorot

cermin

Luminous stage

Lampu gantung

Dinding kaca

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

63

UNIVERSITAS INDONESIA

terasa membosankan membuktikan pencahayaan sudah berhasil mencapai konsep

tempat ini. Saya melihat hal ini disebabkan adanya variasi dari penggunaan

material finishing dan variasi pencahayaan, termasuk pencahayaan aksen(

terutama penggunaan lampu aksen berwarna biru). Di tiap tempat, cahaya aksen

biru ini memiliki banyak efek selain kesan sejuk, elegan dan fun. Di sirkulasi,

cahaya memberikan informasi jalur yang harus dilalui. Di kelas aerobik, RPM,

dan area angkat beban lepas, cahaya memberikan kesan dramatis, membuat

makin bersemangat untuk berolahraga tanpa membuat orang kegerahan. Di kelas

yoga, cahaya memberikan efek kedamaian dan rileks

Tabel 4.3 Hasil Kuisioner Pusat Kebugaran C

Waktu kunjungan

Pagi 36% Siang 14% Sore 64% Malam 57%

Pencahayaan memiliki peranan untuk berolahraga

Tidak penting 0% Penting 79% Sangat penting 21%

Kesan yang diberikan terhadap ruangan

Gerah Sejuk Bersemangat Membosankan Nyaman Elegan Biasa saja

7% 21% 21% 14% 57% 14% 7%

Pencahayaan membuat anggota semakin fokus dalam berlatih

Ya 36% Tidak 7% Biasa saja 57%

Pencahayaan telah memenuhi kebutuhan dasar untuk latihan

Terlalu Terang 0% Ideal 51% Gelap 49%

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Meskipun secara keseluruhan iluminasi di Pusat Kebugaran C termasuk

gelap,namun hal ini masih dapat dimaklumi. Menurut pengamatan saya,

rendahnya tingkat iluminasi di Pusat Kebugaran C namun membuat 51%

responden merasa pencahayaan sudah ideal dipengaruhi beberapa faktor:

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

64

UNIVERSITAS INDONESIA

1. Banyaknya jumlah jendela di sekeliling ruangan sehingga ruangan juga

mendapatkan sinar dari lampu dari sirkulasi mal dan juga cahaya-cahaya

dari luar, seperti lampu jalan, mobil, papan iklan,dan ruko-ruko sekitar.

Banyakya jendela juga membuat Pusat Kebugaran Cdari pagi hingga

pukul setengah enam sore hanya menyalakan sebagian lampunya

sehingga lebih menghemat energi dan biaya listrik. Efeknya pada

semangat dan motivasi orang ketika berolahraga adalah banyaknya

pemandangan yang dapat dilihat. Orang tidak merasa depresi atau bosan

karena melihat pemandangan yang sama karena orang mengetahui apa

yang sedang terjadi di luar, sesuai dengan teori oleh Philips.

2. Armatur lampu gantung (gambar 4.17) yang memiliki lapisan penutup

berupa kaca susu. Sesuai teori, cahaya mengalami transmisi(difusi)

sehingga ketika cahaya keluar dari armatur akan dibiaskan, menjadi tidak

panas dan tidak seterang sinar datangnya.

Gambar 4.16. Armatur lampu di Pusat Kebugaran C Sumber : Dokumentasi Pribadi

3. Jarak lantai ke plafon yang cukup tinggi, terutama di lantai 2, yang bisa

mencapai 5 m. Akibatnya meskipun sudah menggunakan lampu gantung

dengan intensitas yang kuat, iluminasi yang terukur tetap rendah karena

diukur dari standar pengukuran (75cm) sementara lampu terdapat di

ketinggian sekitar 3,5 m.

4. Pemilihan material yang memendarkan cahaya, seperti akrilik untuk

luminous stage(gambar 4.18), corguated steel untuk area sirkulasi dan

kardio, cermin dan stainless steel yang melapisi kolom-kolom.

Gambar 4.17 Luminous stage yang di kelas aerobik dan studio yoga

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

65

UNIVERSITAS INDONESIA

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Bagi orang yang percaya diri, banyaknya jendela membuat mereka merasa

seperti selebriti yang berolahraga dan mendapatkan perhatian dari orang. Di saat

yang bersamaan pencahayaan yang cenderung remang-remang tidak hanya

membentuk suasana intim saat orang bersosialisasi, tetapi juga membantu orang

yang tidak percaya diri akan tubuhnya merasa tidak diperhatikan oleh orang lain.

4.4. Perbandingan Pusat Kebugaran

Setelah melakukan ketiga studi kasus, berikut adalah tabel perbandingan

tiap pusat kebugaran:

Tabel 4.4 Perbandingan Pencahayaan Buatan Pada Ketiga Studi Kasus

STUDI KASUS 1 FITNESS POINT

STUDI KASUS 2 G

STUDI KASUS 3 C

Tidak ada konsep khusus Senyaman berolahraga di rumah, Dinamis

Entertaintment, Fun

Pencahayaan umum Tidak ada pencahayaan aksen Memanfaatkan yang sudah disediakan oleh pihak gedung

Ada variasi dari segi pencahayaan dan unsur interior

- Memberikan suasana yang hangat, bersemangat.

Memberikan suasana fun, bersemangat, dramatis

Anggota merasa biasa-biasa saja saat berlatih;Pencahayaan tidak mempengaruhi semangat-mood berolahraga

Anggota merasa semangat-mood berolahraga dipengaruhi oleh pencahayaan (namun bukan faktor utama)

Anggota merasa semangat-mood berolahraga dipengaruhi oleh pencahayaan (namun bukan faktor utama)

Pencahayaan alami berupa jendela di 3 sisi pusat kebugaran

Tidak ada pencahayaan alami; Bukaan berupa dinding kaca hanya berada di satu sisi pusat kebugaran berbatasan toko-toko mal

Pencahayaan alami berupa jendela dan dinding kaca yang terdapat di sekililing sisi pusat kebugaran.

Pencahayaan umum secara keseluruhan menggunakan warna cool white

Pencahayaan umum kebanyakan menggunakan kombiasi warna warm white dan cool white

Pencahayaan kebanyakan menggunakan warna cool white.

Range iluminasi: 20-80 lux

Range iluminasi : 73-170 lux

Range iluminasi : 11-136 lux

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

66

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB 5

KESIMPULAN

Dari ketiga tempat yang diamati membuktikan bahwa tingginya tingkat

iluminasi tidaklah harus mencapai kisaran 200-500 lux agar dapat memfasilitasi

aktivitas berolahraga dengan nyaman dan terfokus. Ada beberapa area, seperti di

studi kasus 3 yang memiliki jauh di bawah angka 100 namun masih nyaman untuk

anggota pusat kebugaran berolahraga. Berdasakan studi di ketiga tempat,

setidaknya iluminasi di pusat kebugaran berada di kisaran 20-200 lux.Iluminasi

terendah ini didapatkan di tempat yang tidak harus melakukan banyak

perpindahan posisi,seperti di studio yoga atau kelas cycling. Ketika ruangan

memiliki banyak bukaan tidak menjadi masalah menggunakan lampu dengan

tingkat iluminasi yang rendah sehingga dapat menghemat energi. Dengan

demikian, dapat dilakukan penghematan energi terhadap penggunaan lampu.

Konsep dan target pasar mempengaruhi jenis pencahayaan yang

digunakan. Jika pemiliki tidak memiliki konsep khusus dan target pasarnya hanya

kalangan setempat,seperti yang terdapat di Fitness Point, pencahayaaan yang

digunakan akan cenderung menggunakan satu jenis pencahayaan saja asal dapat

memfasilitasi kegiatan berolahraga. Sementara semakin banyak dan tinggi

kalangan yang ingin dicapai supaya menjadi anggotanya, seperti yang dilakukan

oleh CF dan GG, maka pencahayaan yang digunakan akan semakin bervariasi

dan mengikuti konsep yang ditawarkan untuk berolahraga.

Berdasarkan tiga studi kasus, pencahayaan buatan memang mempengaruhi

semangat,motivasi, serta suasana berolahraga anggota pusat walaupun bukan

faktor yang paling utama. Berdasarkan wawancara yang dilakukan secara pribadi,

mayoritas responden merasa bahwa musik dan hiburan(seperti TV) menjadi faktor

utama yang Ketika pencahayaan yang digunakan pada seluruh ruangan sama

tidak akan memberikan efek apapun terhadap mood/semangat anggota saat

berolahraga. Ketika terdapat variasi terhadap jenis pencahayaan dan lampu yang

digunakan akan bervariasi pula kesan berbeda bagi tiap orang saat berolahraga.

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

67

UNIVERSITAS INDONESIA

Variasi terbukti menjadi hal yang sangat penting sehingga orang tidak

cepat bosan berlatih. Pencahayaan dan lampu harus mengikuti unsur interior yang

sudah ada. Dari Pusat Kebugaran C, saya mendapatkan bahwa ketika areanya

plafon luas atau unsur interiornya sudah menarik, lebih baik hanya menggunakan

satu jenis luminaire yang sederhana sehingga keselarasan ruangan tetap terjaga.

Ada baiknya juga luminaire yang digunakan di area-area yang mengharuskan

orang harus menengadah ke atas diberikan pelapis semi transparan(seperti frosted

glass,kaca susu) sehingga tidak mengganggu penglihatan. Sementara itu dari

Pusat Kebugaran G terlihat dari kelas GGX dan studio yogabahwa ketika interior

dirasa terlalu kosong dan membosankan dapat ditambahkan variasi lampu.

Saya juga mendapatkan bahwa suhu warna cahaya berpengaruh penting

terhadap fokus dan kenyamanan saat berolahraga. Penggunaan warna-warna

dingin di ketiga pusat kebugaran, seperti cool white dan biru, terbukti dapat

membantu konsentrasi saat berolahraga. Sementara penggunaan warna hangat

seperti di Pusat Kebugaran G dibutuhkan untuk menciptakan suasana yang

bersahabat dan nyaman.

Dari keseluruhan hasil penghitungan iluminasi, pengamatan di pusat

kebugaran, serta wawancara, terlihat juga bahwa pencahayaan di pusat kebugaran

tidak harus terang. Hal ini berkaitan dengan keputusan orang untuk menentukan

apakah suatu ruangan telah memiliki pencahayaan yang ideal bagi dirinya untuk

berolahraga dipengaruhi beberapa faktor, antara lain : pengalaman pribadi

berolahraga di pusat kebugaran dan juga kepribadian orang itu sendiri. Orang

yang percaya diri akan lebih suka berolahraga di tempat yang terekspos—secara

interior maupun pencahayaan— sementara yang sebaliknya akan lebih memilih

tempat yang remang-remang.

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

68

UNIVERSITAS INDONESIA

SUMBER REFERENSI

Assael, Henry. (1992). Consumer Behaviour and Marketing Action (4th ed).

Boston : PWS- KENT Publishing Company.

A.M.R, Naufal. Gerakan Yoga Efektif Untuk Bakar Kalori.

http://www.diwarta.com/1871/gerakan-yoga-efektif-untuk-bakar-kalori/

diakses pada 15 Mei 2012 pukul 11.01

Boyce, Peter dan Raynham Peter. 2009. The SLL Lighting Handbook. London:

CIBSE

Daneswari, Prita. 2011. “Perbaiki Postur Tubuh dengan Pilates”

.http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2011/01/0

4/3526/11/Perbaiki-Postur-Tubuh-dengan-Pilates diakses pada 15 Mei pukul

10: 16

Dalleck, Lance C. dan Kravitz, Len. 2002. “The History of Fitness”. New

Mexico: The University of New Mexico.

Deguchi, T. dan Sato, M. 1992. “The Effect of Color Temperature of Lighting

Sources on Mental Activity Level.” Jepang: Japan Society of Physiological

Anthropology

Ellison, Stephanie. 2011. “Gym Nauseum – A brief history of fitness clubs in the

US”. http://themindbodymoderate.com/2011/08/09/gym-nauseum-a-brief-

history-of-fitness-clubs-in-the-us/ diakses pada 15 Mei 2012 pukul 21.05

Fazriyati, Wardah. 2010. “ Latihan Kardio atau Latihan Beban, Bagus Mana Ya?”

.http://health.kompas.com/read/2010/10/05/1325085/Latihan.Kardio.atau.Lati

han.Beban.Bagus.Mana.Ya. diakses pada tanggal 15 Mei 2012 pukul 9.53

Hernomo, Putri Antika. 2009. “Antara Kebugaran dan Indealisasi Tubuh: Fitness

Center sebagai Modal Simbolik Masyarakat Kota”.Scripta Societa .Jakarta:

Jurusan Sosiologi Universitas Negeri Jakarta.

Lechner, Norbert.2001. Heating, Cooling, Lighting: Design Method for Architect.

New York: John Wiley & Sons

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

69

UNIVERSITAS INDONESIA

Rahayu, Mutia. 2011. Besarnya Hajatan Dipengaruhi Status Sosial.

http://ruraleconomics.fib.ugm.ac.id/wp-content/uploads/paninggaran-2011-

mutia-rahayu.pdf. Diakses pada 12 Maret 2012 pukul 20.13

Rea, Mark. 2000. The IESNA Lighting Handbook, (9th ed.). New York : IES

Rismiati, E.C & Suratno, B. Pemasaran Barang dan Jasa. Yogyakarta: Kanisius.

Phillips, Derek. 1964. Lighting in Architectural Design. New York : McGraw-Hill

Plummer,R. 1983. Life Span Development Psychology : Personality and

Socialization.New York: Academic Press

Rakhmat, Jalaluddin. 2002. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Bandung: .

PT.Remaja Rosdakarya

Rahn, Josh. 2011. The History of Gymnasiums.

http://www.livestrong.com/article/531794-the-history-of-gymnasiums/

diakses pada 15 Mei 2012 pukul 19.20

Wijayanti, Karina. 2011. Studi Pengaruh Pencahayaan Buatan Pada Area Publik

Lembaga Kuliner (Studi Kasus Lembaga Kuliner di Area Depok dan

Jakarta). Depok : Universitas Indonesia

Wijayanti, Kurnia. 2009. Fenomena Pusat Kebugaran dalam Perkembangan

Kota (Studi Kasus : Pusat Kebugaran CMal Puri Indah dan Fitness First

Menara BCA Thamrin). Depok : Universitas Indonesia

Veitch, Jennifer A. 2007. “Lighting for High Quality Work Places”, hal 207.

Creating the Productive Workplace (2nd edition). London: Taylor & Francis.

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

70

UNIVERSITAS INDONESIA

LAMPIRAN

Pengaruh Pencahayaan Terhadap Perilaku Member Pusat Kebugaran

Saya Joan Christine,mahasiswa S1 Fakultas Arsitek Interior Universitas

Indonesia yang sedang menyusun skripsi. Saya akan menjamin

kerahasiaan identitas Anda. Di samping itu, jawaban akan diolah secara

kolektif, tidak secara individual. Dengan demikian, jawaban Anda akan

tetap bersifat rahasia. Kebenaran dan kejujuran Anda sangatlah penting

dan berharga, khususnya guna mengetahui hubungan tata cahaya suatu

interior dan pengaruhnya kepada perilaku pengguna interior saat

berolahraga. Demikian pula saya sangat berterima kasih dan menghargai

jika Anda bersedia menjawab seluruh pertanyaan yang berhubungan

dengan kegiatan berolahraga Anda di pusat kebugaran tempat Anda

bergabung. Salam Hormat , Joan Christine

* Required

Nama/Name *

Umur/Age *

Jenis Kelamin/Sex *

• Perempuan

• Laki-Laki

E-mail

Pekerjaan/Occupation

Nama tempat fitness yang didatangi *

• Pusat Kebugaran C, La Piazza

• Gold's Gym, Mall of Indonesia

• Fitness Point, UI

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

71

UNIVERSITAS INDONESIA

Berapa lama Anda menjadi anggota pusat kebugaran? *

• kurang dari 1 tahun/ less than a year

• 1-2 tahun/years

• lebih dari 2 tahun/ more than 2 years

Dalam seminggu berapa kali anda berlatih ? *

• 1 kali(time)

• 1-3 kali(times)

• 3-6 kali(times)

• setiap hari(every day)

Seberapa penting menurut Anda mengenai pencahayaan di pusat

kebugaran? *How important for you about lighting in fitness center?

• Tidak penting / not important

• Penting / important

• Sangat penting / very important

Alasannya: *Reason:

Apakah pencahayaan di area utama membuat Anda lebih fokus atau

bersemangat dalam berlatih? *

• Ya

• Tidak

• Biasa saja

Apakah pencahayaan berpengaruh dalam durasi Anda berlatih? *

• Ya

• Tidak

• Biasa saja

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

72

UNIVERSITAS INDONESIA

Kapan Anda paling sering menggunakan area utama ini? Anda dapat

memilih lebih dari satu *

• Pagi

• Siang

• Sore

• Malam

Menurut Anda bagaimana kondisi area latihan dengan kegiatan berikut

dengan pencahayaan yang ada:

Gelap /

Too dark

Agak Gelap / Dark

Cukup / Ideal

Terang /Bright

Terlalu Terang /

Too Bright

Berjalan menuju alat yang ingin

digunakan / Walking to the

device

Melihat letak alat yang akan

digunakan / See the device

Menggunakan alat yang digunakan / Using the device

Menurut Anda bagaimana kondisi pencahayaan kelas aerobik atau yoga

dengan kegiatan berikut dengan pencahayaan yang ada

Gelap /

Too dark

Agak Gelap / Dark

Cukup / Ideal

Terang /Bright

Terlalu Terang /

Too Bright

Berjalan menuju alat yang ingin

digunakan / Walking to the

device

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

73

UNIVERSITAS INDONESIA

Gelap /

Too dark

Agak Gelap / Dark

Cukup / Ideal

Terang /Bright

Terlalu Terang /

Too Bright

Melihat gerakan yang ditunjukkan

oleh instruktur / Seeing movements

showed by the instructor

Menggunakan alat yang digunakan / Using the device

Jika tempat fitness Anda menyediakan kelas RPM,menurut Anda

bagaimana kondisi pencahayaan kelas RPM dengan kegiatan berikut

dengan pencahayaan yang ada

Gelap /

Too dark

Agak Gelap / Dark

Cukup / Ideal

Terang /Bright

Terlalu Terang /

Too Bright

Berjalan menuju alat yang ingin

digunakan / Walking to the

device

Melihat gerakan yang ditunjukkan

oleh instruktur / Seeing movements

showed by the instructor

Menggunakan alat yang digunakan / Using the device

Pilihlah kata-kata berikut jika mewakili perasaan Anda ketika berlatih di

bawah kondisi pencahayaan secara keseluruhan. Anda dapat memilih

lebih dari satu

• Gerah

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312186-S42766-Pengaruh...UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP SEMANGAT DAN MOTIVASI

74

UNIVERSITAS INDONESIA

• Sejuk

• Bersemangat

• Membosankan

• Nyaman

• Elegan

• Biasa saja

• Other:

Komentar,kritik atau saran untuk pencahayaan di pusat kebugaran Anda

Terima Kasih Atas Kerja Sama Anda

Pengaruh pencahayaan ..., Joan Christine, FT UI, 2012