universitas indonesia perancangan strategi e...
TRANSCRIPT
UNIVERSITAS INDONESIA
PERANCANGAN STRATEGI E-COMMERCE PADA USAHA MIKRO KECIL MENENGAH:
STUDI KASUS BUANA NIAGA
KARYA AKHIR
ANWAR FU’ADI
1106144411
FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI
JAKARTA JULI 2013
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
UNIVERSITAS INDONESIA
PERANCANGAN STRATEGI E-COMMERCE PADA USAHA MIKRO KECIL MENENGAH:
STUDI KASUS BUANA NIAGA
KARYA AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi
ANWAR FU’ADI
1106144411
FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI
JAKARTA JULI 2013
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Anwar Fu’adi
NPM : 1106144411
Tanda tangan : _______________
Tanggal : 12 Juli 2013
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Akhir ini diajukan oleh: Nama : Anwar Fu’adi NPM : 1106144411 Program Studi : Magister Teknologi Informasi Judul Karya Akhir : Perancangan Strategi E-Commerce pada Usaha Mikro
Kecil Menengah: Studi Kasus Buana Niaga
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi pada Program Studi Magister Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : Riri Satria, S.Kom., M.M. ( ................................. )
Penguji : Betty Purwandari, Ph.D. ( ................................. )
Penguji : Dr. Achmad Nizar Hidayanto ( ................................. )
Ditetapkan di : Jakarta Tanggal : ……………………………..
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan berkat
dan rahmatnya kepada saya dalam pengerjaan karya akhir ini.
Saya menyadari bahwa tanpa dukungan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai
pihak, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan karya akhir ini. Oleh karena
itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Riri Satria selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,
tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penyusunan karya akhir ini;
2. Henry Christianto selaku asisten pembimbing utama yang telah
memberikan masukan-masukan dan petunjuk yang luar biasa;
3. Haris Munandar dan Rakmad Robbi selaku asisten pembimbing yang telah
memberi berbagai masukan berharga dari penyusunan proposal hingga
karya akhir ini dapat diselesaikan;
4. Henrik Tio, Toien Bernadhie, dan QK Dikara Barcah sebagai para ahli
yang telah meluangkan waktu ditengah kesibukannya sebagai praktisi
maupun akademisi untuk membantu pelaksanaan karya akhir ini;
5. Keluarga saya yang telah memberikan dukungan moral selama
pelaksanaan penelitian;
6. Kerabat dan sahabat yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, yang
telah memberikan dukungan dan bantuan dalam berbagai bentuk.
Semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dari semua pihak yang
telah membantu dan semoga karya akhir ini dapat membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.
Jakarta, 12 Juli 2013
Anwar Fu’adi
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas academica Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah
ini:
Nama : Anwar Fu’adi
NPM : 1106144411
Program Studi : Magister Teknologi Informasi
Fakultas : Ilmu Komputer
Jenis Karya : Karya Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free
Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Perancangan Strategi E-Commerce pada Usaha Mikro Kecil Menengah:
Studi Kasus Buana Niaga
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini, Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmediakan atau
mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan karya akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama
tetap mencantumkan saya sebagai penulis atau pencipta dan sebagai pemilik hak
cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di: Jakarta
Pada tanggal: 12 Juli 2013
Yang menyatakan
Anwar Fu’adi
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
vi Universitas Indonesia
ABSTRAK
Nama : Anwar Fu’adi Program Studi : Magister Teknologi Informasi Judul : Perancangan Strategi E-Commerce pada Usaha Mikro
Kecil Menengah: Studi Kasus Buana Niaga
Buana Niaga adalah sebuah UMKM yang bergerak di bisnis ritel. Pada awal pendirian perusahaan, pemilik mentargetkan payback period maksimal dalam waktu satu tahun. Namun tren laba operasional yang diperoleh menunjukkan bahwa target tersebut tidak akan tercapai. Penelitian ini mengkaji bagaimana strategi Buana Niaga untuk menerapkan e-commerce dengan tujuan memperluas jangkauan pasar untuk meningkatkan laba operasional.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metodologi kualitatif. Dalam proses penyusunan strategi, penelitian ini menggunakan pendekatan perumusan strategi e-commerce Dave Chaffey yang terdiri dari empat tahap. Tahap analisis strategis dilakukan terhadap kondisi internal dan eksternal secara mikro maupun makro melalui analisis SWOT. Data dikumpulkan melalui proses observasi, wawancara, dan studi literatur. Tahap perumusan tujuan strategis dilakukan dengan merumuskan misi, nilai-nilai, dan visi. Tahap formulasi strategi dilakukan dengan membuat 8 keputusan keputusan e-commerce. Tahap penyusunan rencana kerja dilakukan dengan mengikuti kerangka kerja Balanced Scorecard.
Penelitian ini menemukan 3 kekuatan, 5 kelemahan, 18 peluang, 5 ancaman yang dimiliki oleh Buana Niaga. Analisis terhadap beragam faktor tersebut menghasilkan 15 sasaran strategis, 21 indikator kinerja, dan 14 inisiatif strategis. Inisiatif strategis selanjutnya dijabarkan dengan acuan 8 keputusan strategi e-commerce dan disusun dalam sebuah rencana kerja tahunan.
Kata kunci: Buana Niaga, UMKM, Strategi E-commerce, Balanced Scorecard xii+78 halaman; 10 tabel; 24 gambar; 50 lampiran
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
vii Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name : Anwar Fu’adi Study Program : Magister of Information Technology Title : Design of E-Commerce Strategy in Micro Small and
Medium Enterprises: Case Studies Buana Niaga
Buana Niaga is an SME engaged in the retail business. At the beginning of the establishment of the company, the owner expects a maximum payback period within one year. However, operating profit trends obtained indicate that the target will not be achieved. This study examines how Buana Niaga strategy for implementing e-commerce in order to expand the reach of the market to increase operating profit.
The research was conducted using qualitative methodology. In the process of strategy formulation, this research was used an e-commerce strategy formulation approach developed by Dave Chaffey which consists of four stages. Strategic analysis phase carried out on the internal and external conditions in micro and macro through a SWOT analysis. Data were collected through a process of observation, interviews, and literature study. Strategic objectives phase is done by formulating the mission, values, and vision. Strategy formulation phase is done by making 8 decision of e-commerce. Strategic implementation phase is done by following the Balanced Scorecard framework.
This research found 3 strengths, 5 weaknesses, 18 opportunities, 5 threats owned by Buana Niaga. Analysis of the various factors that produce 15 strategic objectives, 21 performance indicators, and 14 strategic initiatives. Further strategic initiatives outlined with reference 8 decisions of e-commerce and compiled in an annual work plan.
Keyword: Buana Niaga, SME, E-Commerce Strategy, Balanced Scorecard xii+78 pages; 10 tables; 24 figures; 50 attachments
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
viii Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................. v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi ABSTRACT ...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii
1 PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3 Pertanyaan Penelitian ........................................................................... 6
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................. 6
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................ 7
1.6 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 7
2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 8
2.1 Usaha Mikro Kecil Menengah .............................................................. 8
2.2 Industri Ritel ........................................................................................ 9
2.3 Ansoff’s Product/Market Grid ............................................................ 10
2.4 E-Commerce dan E-Business .............................................................. 12
2.5 Strategi E-Business ............................................................................. 15
2.6 Kerangka Kerja 7s McKinsey ............................................................. 18
2.7 Porter’s Five Forces ........................................................................... 19
2.8 Kerangka Kerja SLEPT ...................................................................... 21
2.9 Analisis SWOT .................................................................................. 22
2.10 Balanced Scorecard............................................................................ 23
2.11 Penelitian Sebelumnya ....................................................................... 24
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
ix Universitas Indonesia
2.12 Kerangka Teoretis .............................................................................. 26
3 METODOLOGI PENELITIAN ................................................................... 28
3.1 Desain Penelitian ................................................................................ 28
3.2 Metode Pengumpulan Data ................................................................. 30
3.3 Metode Analisis Data ......................................................................... 32
4 DESKRIPSI PERUSAHAAN ....................................................................... 34
4.1 Model Bisnis ...................................................................................... 34
4.2 Bisanawar.com ................................................................................... 35
5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................................ 36
5.1 Analisis Strategis ................................................................................ 36
5.1.1 Analisis Kondisi Lingkungan Internal ........................................... 36
5.1.2 Analisis Kondisi Lingkungan Eksternal Mikro .............................. 40
5.1.3 Analisis Kondisi Lingkungan Eksternal Makro ............................. 44
5.1.4 Analisis SWOT ............................................................................. 49
5.2 Tujuan Strategis.................................................................................. 51
5.3 Formulasi Strategi .............................................................................. 52
5.4 Penyusunan Rencana Kerja................................................................. 64
5.4.1 Peta Strategi.................................................................................. 64
5.4.2 Indikator Kinerja dan Inisiatif Strategis ......................................... 65
5.4.3 Susunan Rencana Kerja ................................................................ 70
6 KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 75
6.1 Kesimpulan ........................................................................................ 75
6.2 Saran .................................................................................................. 76
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 77
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
x Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Perbandingan Tren Dengan Target Tren Laba Operasional ............... 3
Gambar 1.2 Diagram Ishikawa Analisis Akar Masalah ......................................... 4
Gambar 2.1 Konsep Disintermediation Pada Kanal Distribusi Produk ................ 10
Gambar 2.2 Ansoff’s Product Market Grid (Have, 2003) .................................... 12
Gambar 2.3 Buy-Side dan Sell-Side E-Commerce (Chaffey, 2009) ..................... 13
Gambar 2.4 Hubungan Antara E-Business dan E-Commerce (Chaffey, 2009) .... 14
Gambar 2.5 Model Penyusunan Strategi E-Business (Chaffey, 2009) ................. 16
Gambar 2.6 Elemen kerangka kerja 7s McKinsey (Have, 2003) ......................... 18
Gambar 2.7 Porter’s Five Forces ....................................................................... 20
Gambar 2.8 Matrik SWOT (Have, 2003)............................................................ 22
Gambar 2.9 Empat Perspektif Di Dalam BSC (Niven, 2002) .............................. 23
Gambar 2.10 Kerangka Teoretis Penelitian ........................................................ 27
Gambar 3.1 Desain Penelitian ............................................................................ 28
Gambar 4.1 Tampilan Layar PoS Buana Niaga .................................................. 35
Gambar 5.1 E-Business Channel Priorities ........................................................ 53
Gambar 5.2 Market and Product Development ................................................... 54
Gambar 5.3 Positioning and Differentiation Strategies ...................................... 56
Gambar 5.4 Business and Revenue Models ......................................................... 58
Gambar 5.5 Marketplace Restructuring.............................................................. 59
Gambar 5.6 Supply-Chain Management Capabilities ......................................... 61
Gambar 5.7 Internal Knowledge Management Capabilities ................................ 62
Gambar 5.8 Organizational Resourcing and Capabilities ................................... 63
Gambar 5.9 Peta Strategi Buana Niaga ............................................................... 64
Gambar 5.10 Diagram Rencana Kerja ................................................................ 74
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
xi Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kriteria Klasifikasi Jenis Usaha ............................................................ 9
Tabel 3.1 Jenis Analisis dan Teknik Pengumpulan Data ..................................... 32
Tabel 5.1 Kondisi Lingkungan Internal .............................................................. 36
Tabel 5.2 Kondisi Lingkungan Eksternal Mikro ................................................. 40
Tabel 5.3 Kondisi Lingkungan Eksternal Makro ................................................ 44
Tabel 5.4 Matrik SWOT .................................................................................... 50
Tabel 5.5 Indikator Kinerja Perspektif Finansial................................................. 66
Tabel 5.6 Indikator Kinerja Perspektif Pelanggan ............................................... 66
Tabel 5.7 Indikator Kinerja Perspektif Proses Internal ........................................ 67
Tabel 5.8 Indikator Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan .............. 69
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
xii Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN HENRIK TIO................................ A-1
LAMPIRAN B TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN TOIEN BERNADHIE RADIX ...... B-1
LAMPIRAN C TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN QK DIKARA BARCAH ............... C-1
LAMPIRAN D RANGKUMAN DATA WAWANCARA ........................................................ D-1
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN
Penelitian ini diawali dengan penjabaran latar belakang yang menjadi dasar
pelaksanaan dan dilanjutkan dengan perumusan masalah. Dari perumusan
masalah didapatkan pertanyaan penelitian. Selanjutnya dijabarkan pula hal-hal
yang menjadi tujuan dan manfaat penelitian, serta hal-hal yang menjadi ruang
lingkup penelitian.
1.1 Latar Belakang
Kondisi ekonomi Indonesia secara makro menunjukkan adanya pertumbuhan.
Pada tahun 2011 tercatat Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi 6,5%
dibanding dengan tahun 2010 (BPS RI, 2012). Sedangkan pada tahun 2012
tercatat pertumbuhan ekonomi sebesar 6,4% pada kuartal pertama, 6,3% pada
kuartal kedua, dan 6,1% pada kuartal ketiga (World Bank, 2012). Pertumbuhan ini
adalah pertumbuhan yang dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) yakni
pertumbuhan kapasitas produksi secara akumulasi dari berbagai sektor industri.
Dari segi ekspor komoditas, perekonomian global yang masih dalam kondisi
lemah dan tidak stabil membuat permintaan menurun sehingga menurunkan nilai
ekspor sebesar 7,6% (World Bank, 2012). Pertumbuhan ekonomi yang konstan di
atas 6% di tengah turunnya nilai ekspor ini menunjukkan bahwa pertumbuhan
ekonomi yang terjadi merupakan dampak dari meningkatnya permintaan dalam
negeri. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi ini terjadi seiring
dengan meningkatnya daya beli masyarakat.
Selain pertumbuhan di bidang perekonomian, pertumbuhan di bidang
pemanfaatan teknologi khususnya internet juga terjadi. Berdasarkan hasil survei
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2012 tercatat
pengguna internet di Indonesia telah mencapai 63 juta pengguna. Jumlah ini
merupakan 24,3% dari populasi penduduk (antaranews.com).
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
2
Universitas Indonesia
Jumlah pengguna internet yang besar disertai daya beli yang tinggi dapat
membuat kegiatan jual beli secara online (e-commerce) di Indonesia juga
mengalami pertumbuhan. Hal ini dibenarkan oleh Azhar Hasyim, Direktur E-
Business Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), dengan
menyatakan bahwa potensi pasar bisnis e-commerce tahun 2012 bisa mencapai Rp
330 triliun sehingga cukup potensial. Pembenaran mengenai pertumbuhan e-
commerce ini juga diutarakan oleh kalangan pebisnis seperti Hendrik Tio, Pemilik
bisnis e-commerce Bhinneka.com, dengan menargetkan pertumbuhan pendapatan
sebesar 20% untuk tahun 2013 (indonesianfinancetoday.com).
Pertumbuhan e-commerce di Indonesia seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
dapat menjadi peluang bagi pelaku bisnis, tidak hanya bagi yang sudah
berkecimpung di dunia e-commerce, melainkan juga bagi perusahaan yang belum
memanfaatkan e-commerce sebagai salah satu kanal untuk memasarkan
produknya. Sebagai salah satu contoh adalah Buana Niaga. Perusahaan ini adalah
UMKM di bidang ritel alat tulis kantor dan sekolah dan ritel aksesori untuk
handphone, smartphone, dan tablet. Dalam menjalankan bisnisnya Buana Niaga
belum memanfaakan e-commerce sebagai kanal pemasaran produknya.
1.2 Perumusan Masalah
Buana Niaga adalah perusahaan ritel yang didirikan, dimiliki, dan dikelola secara
langsung oleh peneliti. Di dalam subbab perumusan masalah ini, peneliti mencoba
untuk merumuskan masalah berdasarkan pengalaman pribadi di dalam
pengelolaan Buana Niaga. Perumusan masalah ini akan menjadi dasar
pelaksanaan penelitian.
Buana Niaga mulai beroperasi pada tanggal 15 Februari 2012. UMKM ini
didirikan dengan modal awal dari sebesar 40 juta rupiah. Sebagai pemilik modal,
peneliti menargetkan modal tersebut dapat mencapai payback period maksimal
dalam waktu satu tahun, namun data transaksi Buana Niaga menunjukkan bahwa
tren laba operasional yang diterima setiap bulan masih belum mencapai target
yang diinginkan. Tren laba operasional dibandingkan dengan target yang
diinginkan dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
3
Universitas Indonesia
Gambar 1.1 Perbandingan Tren Dengan Target Tren Laba Operasional
Untuk mencari sumber masalah dari adanya kesenjangan tren laba operasional dan
target tren yang terjadi di Buana Niaga dilakukan analisis dengan menggunakan
diagram ishikawa yang juga dikenal dengan istilah fish bone diagram atau
diagram tulang ikan. Diagram ishikawa merupakan metode analisis penyebab
masalah yang dikaji dengan menggambarkan setiap akar permasalahan yang
dikumpulkan berdasarkan kelompok masalah. Berikut adalah diagram ishikawa
untuk permasalahan yang dihadapi Buana Niaga.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
4
Universitas Indonesia
Gambar 1.2 Diagram Ishikawa Analisis Akar Masalah
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
5
Universitas Indonesia
Gambar 1.2 membagi akar masalah ke dalam tiga kelompok masalah yakni
layanan pelanggan, pesaing, dan pasar. Berikut dijabarkan seraca lebih rinci
mengenai akar-akar masalah tersebut.
1) Layanan Pelanggan
Layanan purna jual tidak memuaskan. Sebagian produk yang ditawarkan
oleh Buana Niaga hanya memiliki garansi pemakaian yang pendek.
Sebagian lagi tidak bergaransi. Jadi setelah produk diuji dan berjalan
normal maka sepenuhnya produk tersebut menjadi tanggung jawab
pelanggan. Hal ini dapat menyebabkan ketidakpuasan pelanggan ketika
produk mengalami kerusakan dan pelanggan tidak dapat mengajukan
komplain. Pelanggan yang tidak puas cenderung menceritakan kepada
orang lain dan pastinya tidak akan kembali untuk berbelanja.
2) Pesaing
a) Pesaing memiliki brand yang lebih terkenal
Beberapa pesaing yang sudah beroperasi lebih lama telah memiliki
pelanggan tetap. Sehingga Buana Niaga sebagai pendatang baru
kesulitan untuk mendapatkan pelanggan.
b) Harga jual pesaing lebih kompetitif
Pesaing dengan modal yang lebih besar memiliki kemampuan untuk
menekan harga produk sehingga dapat memberikan harga yang lebih
kompetitif kepada pelanggan. Dengan modal yang terbatas Buana
Niaga kesulitan untuk bersaing dengan harga yang kompetitif.
3) Pasar
Jangkauan pasar sempit dan terbatas. Jangkauan pasar Buana Niaga hanya
sebatas masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi Buana Niaga beroperasi.
Jangkauan pasar yang sempit ini membuat pelanggan yang bisa diraih
sedikit sekali. Untuk dapat memperluas jangkauan pasar Buana Niaga
dapat menggarap online channel. Namun sampai saat ini online channel
belum digarap oleh Buana Niaga.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
6
Universitas Indonesia
1.3 Pertanyaan Penelitian
Perumusan masalah menunjukkan bahwa tren laba operasional yang diterima
Buana Niaga harus ditingkatkan. Berdasarkan analisis masalah yang telah
dilakukan terdapat beberapa akar masalah yang bisa dijadikan dasar penelitian.
Dalam penelitian ini, penelitian dikhususkan kepada akar masalah belum
digarapnya online channel sebagai salah satu kanal penjualan produk yakni
dengan penerapan e-commerce. Atas dasar ini pertanyaan penelitian didefinisikan
sebagai berikut:
Bagaimana strategi e-commerce Buana Niaga agar dapat memperluas
jangkauan pasar untuk meningkatkan laba operasional ?
Dari pertanyaan penelitian tersebut, pada bab ini selanjutnya akan dijabarkan
tujuan dan manfaat penelitian serta ruang lingkup penelitian.
1.4 Tujuan Penelitian
Dari pertanyaan penelitian tersebut, tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut:
1) Membuat strategi penerapan e-commerce untuk Buana Niaga
Untuk dapat meningkatkan laba operasional Buana Niaga, salah satunya
dapat dilakukan dengan menjangkau pasar yang lebih luas. Untuk
keperluan ini Buana Niaga akan menerapkan e-commerce. Transformasi
bisnis dari yang sebelumnya hanya bersifat offline menjadi online dengan
penerapan e-commerce membutuhkan kerangka strategi yang jelas dan
matang. Strategi yang dimaksud merupakan formulasi dari berbagai
analisis yang dilakukan di dalam penelitian ini.
2) Membuat rencana kerja penerapan strategi
Dari formulasi strategi yang telah dilakukan, selanjutnya disusun menjadi
rencana kerja Buana Niaga untuk menerapkan e-commerce. Rencana kerja
ini memberikan kerangka waktu dan urutan implementasi yang dapat
menjadi sarana untuk memantau proses penerapan strategi.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
7
Universitas Indonesia
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi para stakeholder dalam dunia e-
commerce baik dari segi praktis maupun teoretis. Uraian manfaat ini didefinisikan
sebagai berikut:
1) Bagi Buana Niaga, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai kerangka
strategi sekaligus rencana kerja yang menjadi acuan dalam
mentransformasikan model bisnis dari offline menjadi online.
2) Bagi masyarakat, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan edukasi
untuk menambah wawasan tentang dunia e-commerce. Selain itu juga
dapat digunakan sebagai referensi bagi siapa saja yang ingin memulai
bisnis dengan memanfaatkan e-commerce.
3) Bagi Akademisi, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk
kegiatan akademik seperti penelitian serupa di waktu yang akan datang.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Untuk membuat penelitian ini fokus kepada tujuan penelitian maka ruang lingkup
penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut:
1) Studi kasus Buana Niaga. Penelitian ini akan dijalankan secara unik yakni
dengan studi kasus UMKM Buana Niaga. Hasil dari penelitian juga
dipastikan unik sesuai dengan studi kasus yang dijalankan
2) Studi dibatasi pada perancangan strategi e-commerce. Penelitian ini tidak
mencakup strategi pemasaran secara menyeluruh. Begitu juga aspek-aspek
manajerial seperti pengelolaan sumber daya manusia tidak dibahas di
dalam penelitian ini.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
8 Universitas Indonesia
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini dijabarkan teori-teori yang menjadi dasar dalam menjalankan
penelitian ini. Selain itu beberapa penelitian terdahulu yang sejenis juga
dijabarkan agar penelitian ini tidak mengulang penelitian yang pernah dilakukan
sebelumnya. Selain menghindari pengulangan pembahasan penelitian terdahulu
juga dapat menjadi referensi dalam menjalankan penelitian ini. Di akhir bab,
semua teori-teori yang telah dijabarkan akan dirangkum menjadi satu gambar
dalam bentuk kerangka teoretis.
2.1 Usaha Mikro Kecil Menengah
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, pengertian dari masing masing klasifikasi
usaha adalah sebagai berikut:
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha
Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
9
Universitas Indonesia
Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan
usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih
besar dari Usaha Menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara
atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukankegiatan
ekonomi di Indonesia.
Batasan untuk menentukan klasifikasi jenis usaha ditentukan berdasarkan dua
kriteria yakni kekayaan maksimal dan penjualan tahunan maksimal. Berikut
adalah kriteria dari masing-masing klasifikasi jenis usaha.
Tabel 2.1 Kriteria Klasifikasi Jenis Usaha
Kriteria Mikro Kecil Menengah Dalam Juta Rupiah
Kekayaan Maksimal 50 500 10.000
Penjualan Tahunan Maksimal 300 2.500 50.000
2.2 Industri Ritel
Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia (KPPU), dalam
buletinnya yang bernama Kompetisi edisi 34 tahun 2012 ritel diartikan sebagai
salah satu cara pemasaran produk meliputi semua aktivitas yang melibatkan
penjualan barang secara langsung ke konsumen akhir untuk penggunaan pribadi
dan bukan bisnis (KPPU RI, 2012). Dengan pengertian tersebut perusahaan yang
bergerak di industri ritel dapat diartikan sebagai perusahaan yang langsung
berinteraksi dengan konsumen akhir.
Pada Gambar 2.1 bagian (a) dan (b) menunjukkan kanal distribusi perusahaan ritel
yang menjalankan bisnisnya dengan menyalurkan barang secara langsung kepada
konsumen akhir. Pada bagian tersebut perusahaan ritel dapat memperoleh pasokan
barang baik dari grosir maupun secara langsung dari produsen. Bagian (c)
menunjukan bahwa produsen juga dapat memposisikan dirinya sebagai peritel jika
memasarkan produknya secara langsung kepada konsumen akhir.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
10
Universitas Indonesia
Gambar 2.1 Konsep Disintermediation Pada Kanal Distribusi Produk
(Chaffey, 2009)
Jumlah penduduk Indonesia tahun 2012 telah mencapai angka di atas 237juta jiwa
(PTKPT, 2013). Jumlah penduduk yang sangat tinggi tersebut dengan diiringi
pertumbuhan ekonomi serta daya beli masyarakat yang terus tumbuh menjadikan
Indonesia sebagai pasar yang menarik bagi industri ritel. Hal ini dibenarkan oleh
KPPU dengan menyatakan bahwa pertumbuhan industri ritel di Indonesia
mencapai angka 30% (KPPU RI, 2012).
2.3 Ansoff’s Product/Market Grid
Ansoff’s Product/Market Grid (APMG) merupakan sebuah kerangka kerja yang
dapat digunakan untuk mengidentifikasi peluang perusahaan untuk mendapatkan
pertumbuhan. kerangka kerja ini disusun dengan pendekatan matrik dua dimensi
yang berisi products dan markets seperti pada Gambar 2.2.
Dari Gambar 2.2 terdapat empat jenis strategi generik yang dapat dipakai oleh
perusahaan untuk mendapakan pertumbuhan. Secara lebih detail empat strategi
tersebut dijelaskan sebagai berikut (Have, 2003):
1. Market Penetration
Strategi ini fokus untuk memaksimalkan daya saing perusahaan untuk
pasar yang sama dengan produk yang sama. Dengan kata lain strategi ini
fokus kepada usaha-usaha yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
11
Universitas Indonesia
pangsa pasar yang dimiliki dengan mengeksploitasi kelemahan kompetitor
dan memaksimalkan peluang yang masih dimiliki.
2. Market Development
Dengan strategi market development perusahaan akan menggunakan
produk yang sama untuk memasuki pasar yang baru atau dengan
memanfaatkan kanal yang baru. Sebagai cohtoh jika Wallmart masuk ke
Indonesia.
3. Product Development
Strategi product development dilakuan dengan memanfaatkan pasar yang
sudah ada dengan menawarkan varian produk yang baru. Sebagai contoh
adalah ketika Indofood menawarkan produk baru seperti indomie cabai
hijau.
4. Diversification
Strategi ini dilakukan oleh perusahaan dengan menciptakan produk baru
dan memasarkannya ke target pasar yang baru. Sebagai contoh adalah
Polytron yang mencoba menawarkan produk smartphone. Strategi
diversification sendiri dapat dibagi kedalam empat jenis sebagai berikut
(Have, 2003):
a. Horizontal diversification: Produk yang baru ditawarkan kepada
pasar yang sama
b. Vertical integration: Perusahaan mencoba masuk bidang usaha
pemasoknya untuk mengamankan pasokan produk atau bahan
baku.
c. Concentric diversification: Produk baru yang ditawarkan masih
berhubungan dengan produk yang biasanya ditawarkan.
d. Conglomerate diversification: Produk baru yang ditawarkan dan
pasar yang dijadikan target benar-benar berbeda dengan
sebelumnya.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
12
Universitas Indonesia
Gambar 2.2 Ansoff’s Product Market Grid (Have, 2003)
2.4 E-Commerce dan E-Business
Secara awam e-commerce dapat diartikan sebagai kegiatan jual beli dengan
memanfaatkan teknologi internet. Namun jika dilihat dari proses-proses yang
terjadi secara lebih detail, e-commerce tidak hanya mencakup kegiatan jual dan
beli saja namun juga mencakup kegiatan distribusi informasi kepada pelanggan.
Sehingga, e-commerce dapat didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan transaksi
elektronik yang terjadi antara perusahaan dengan pihak luar yang terlibat di dalam
transaksi. Dengan melihat ke berbagai perspektif, e-commerce juga dapat
didefinisikan sebagai berikut (Chaffey, 2009):
1) Perspektif komunikasi: pengiriman informasi, produk, servis, atau
pembayaran dengan memanfaatkan sarana elektronik.
2) Perspektif proses bisnis: penerapan teknologi untuk melakukan otomasi
dalam menjalankan transaksi bisnis dan alur kerja.
3) Perspektif layanan: menekan biaya layanan dan dalam waktu yang
bersamaan meningkatkan kecepatan pengiriman dan kualitas layanan.
4) Perspektif online: jual dan beli barang atau informasi secara online
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
13
Universitas Indonesia
Dalam menjalankan e-commerce, kegiatan perusahaan dapat dibagi menjadi dua
bagian yakni buy-side e-commerce dan sell-side e-commerce. Buy-side adalah
bagian kegiatan yang fokus kepada penyediaan bahan baku maupun produk yang
diperlukan oleh perusahaan yang melibatkan pemasok di dalam proses transaksi.
Sell-side bagian kegiatan yang fokus kepada penjualan produk yang dilakukan
organisasi dengan melibatkan pelanggan (Chaffey, 2009).
Gambar 2.3 Buy-Side dan Sell-Side E-Commerce (Chaffey, 2009)
Terminologi lain yang erat kaitannya dengan e-commerce adalah E-Business. E-
Business dapat didefinisikan sebagai pertukaran informasi yang berjalan secara
elektronik baik di dalam organisasi maupun antara organisasi dengan stakeholder
eksternal yang bertujuan untuk menjalankan proses bisnis. Pemetaan relasi antara
e-commerce dan E-Business dapat dilihat pada gambar berikut (Chaffey, 2009):
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
14
Universitas Indonesia
Gambar 2.4 Hubungan Antara E-Business dan E-Commerce (Chaffey, 2009)
Berdasarkan Gambar 2.4 pada bagian (a) dinyatakan bahwa terdapat pengertian
yang tumpang tindih antara E-Business dan e-commerce. Sedangkan pada bagian
(b) menunjukkan bahwa e-commerce dan E-Business adalah dua istilah yang
sama. Bagian (c) merupakan pemetaan yang paling cocok untuk e-commerce dan
E-Business dengan menyatakan bahwa e-commerce merupakan bagian dari E-
Business. Hal ini dinyatakan karena cakupan e-commerce tidak seluas cakupan E-
Business. Sebagai contoh pemprosesan order pembelian (Purchasing Order/PO)
merupakan cakupan E-Business dan tidak dicakup oleh e-commerce (Chaffey,
2009).
Berdasarkan bagaimana perusahaan mengadopsi E-Business dan e-commerce,
perusahaan dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis sebagai berikut (Chaffey,
2009):
1. Brick and Mortar
Jenis perusahaan ini adalah perusahaan yang hanya mengandalkan toko
dalam bentuk fisik sebagai kanal penjualan. Teknologi internet hanya
digunakan sebatas untuk menampilkan informasi profil perusahaan.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
15
Universitas Indonesia
2. Click and Mortar
Jenis perusahaan ini adalah perusahaan yang menggabungkan dua kanal
penjualan yakni dengan menggunakan toko secara fisik dan juga
menggunakan e-commerce website.
3. Click (Pure Click)
Jenis perusahaan ini adalah perusahaan yang keseluruhan proses bisnisnya
dijalankan dengan menggunakan teknologi internet. Kanal penjualan yang
digunakan fokus hanya menggunakan e-commerce website.
2.5 Strategi E-Business
Strategi didefinisikan sebagai arah kebijakan dan langkah-langkah yang
digunakan sebagai pendekatan dalam mencapai tujuan tertentu. Sedangkan
Strategi E-Business dapat didefinisikan sebagai sebuah pendekatan dimana
komunikasi yang dilakukan secara elektronik baik internal maupun eksternal
dapat membantu dan memengaruhi strategi perusahaan (Chaffey, 2009).
Di dalam bukunya yang berjudul E-Business and E-commerce Management,
Chaffey merumuskan pendekatan untuk menyusun strategi E-Business yang
merupakan turunan dari beberapa model penyusunan strategi yang sebelumnya
sudah ada. Model penysusunan strategi E-Business yang dirancang oleh Chaffey
adalah sebagai berikut:
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
16
Universitas Indonesia
Gambar 2.5 Model Penyusunan Strategi E-Business (Chaffey, 2009)
Berdasarkan Gambar 2.5, model penyusunan strategi E-Business terdiri dari
empat tahap. Keempat tahapan tersebut dijabarkan sebagai berikut:
1) Strategic analysis
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi tentang kondisi internal
dan eksternal perusahaaan termasuk di dalamnya sumber daya yang
dimiliki perusahaan. Setelah informasi terkumpul akan dilakukan analisis
sebagai berikut:
a) Resources and process analysis
Analisis ini digunakan untuk memetakan kemampuan perusahaan
menerapkan menerapkan e-commerce. Metode analisis yang dapat
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
17
Universitas Indonesia
dipakai dalam tahap ini adalah analisis portofolio aplikasi dan
analisis SWOT.
b) Competitive environtment analysis
Analisis ini dilakukan dengan menganalisis kondisi eksternal
dengan menggunakan pendekatan analisis SLEPT (Social, Legal &
Ethics, Economic, Political, dan Technology) dan pendekatan
analisis Porter’s five forces.
c) Competitor analysis
Analisis ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis
resources advantage mapping. Dengan pendekatan analis ini akan
didapatkan pemetaan antara kekuatan sumber daya internal yang
dipetakan terhadap peluang yang ada.
2) Strategic objectives
Inti dari tahap ini adalah menentukan visi, misi, dan tujuan yang ingin
dicapai dalam implementasi e-commerce. Tujuan yang disusun harus
memenuhi kriteria SMART yakni:
Jelas dan spesifik (Specific)
Terukur (Measurable)
Dapat dijalankan (Actionable)
Sesuai (Relevant)
Dibatasi oleh waktu (Time Related)
3) Strategic definition
Dalam tahap ini dilakukan formulasi strategi yang sesuai dengan tujuan
berdasarkan analisis yang sebelumnya telah dilakukan. Hal-hal yang
dirumuskan di sini meliputi:
a) E-Business channel priorities
b) Market and product development
c) Positioning and differentiation strategies
d) Business and revenue models
e) Marketplace restructuring
f) Supply-chain management capabilities
g) Internal knowledge management capabilities
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
18
Universitas Indonesia
h) Organizational resourcing and capabilities
4) Strategic Implementation
Implementasi strategi meliputi semua taktik yang digunakan untuk
mencapai tujuan dari seluruh strategi yang telah diformulasikan. Tahapan
di dalam implementasi dimulai dari perencanaan implementasi,
pelaksanaan, dan kontrol.
2.6 Kerangka Kerja 7s McKinsey
Kerangka kerja 7s McKinsey pada awalnya disusun sebagai kerangka untuk
memberikan gambaran secara mendalam tentang bagaimana mengorganisasikan
sebuah perusahaan secara efektif. Namun belakangan 7s McKinsey sering
digunakan sebagai kerangka untuk merumuskan strategi. Hal ini dikarenakan 7s
McKinsey dapat menggambarkan elemen-elemen yang ada di dalam organisasi.
Tujuh elemen yang ada di dalam kerangka kerja 7s McKinsey digambarkan
sebagai berikut (Have, 2003):
Gambar 2.6 Elemen kerangka kerja 7s McKinsey (Have, 2003)
Tujuh elemen 7s McKinsey dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yakni
elemen hard dan soft. Elemen hard terdiri dari strategi, struktur, sistem (strategy,
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
19
Universitas Indonesia
structure, system). Elemen soft terdiri dari nilai, gaya, SDM, keterampilan (shared
value, style, staf, skill). Berikut adalah penjelasan dari masing masing elemen:
Strategi: merupakan pilihan pendekatan yang digunakan organisasi untuk
mencapai tujuan. Sebagai contoh adalah pilihan prioritas produk dan
pasar, atau pengalokasian sumber daya.
Struktur: merupakan struktur organisasi, hierarki, dan koordinasi.
Termasuk juga di dalamnya pembagian divisi dan integrasi antara tugas
dan aktivitas.
Sistem: merupakan proses-proses primer maupun sekunder yang
dijalankan oleh organisasi untuk mencapai tujuan, seperti sistem
manufaktur, perencanaan logistik, pemenuhan order, dan sebagainya.
Nilai: merupakan nilai bersama yang yang menjadi dasar keberadaan
organisasi dan bagaimana organisasi hidup. Termasuk pula bagaimana
ekspektasi masyarakat terhadap organisasi.
Gaya: merupakan hal yang tidak diinstitusionalkan tetapi dapat diketahui
dan dirasakan dari cara manajemen dalam menyusun prioritas. Dapat pula
dikatakan, gaya yang dimaksud adalah bagaimana pimpinan perusahaan
dalam memperlakukan karyawan.
SDM: merupakan orang-orang yang ada di dalam perusahaan terkait
dengan keberadaannya secara kolektif.
Keterampilan: merupakan kemampuan yang dimiliki perusahaan sebagai
hasil kinerja kolektif dari orang-orang di dalam perusahaan.
2.7 Porter’s Five Forces
Porter’s five forces merupakan kerangka analisis yang terdiri dari lima hal
fundamental yang berhubungan dengan industri atau bisnis secara langsung.
Kelima hal tersebut adalah pendatang baru, daya tawar pembeli, daya tawar
pemasok, produk pengganti, dan pesaing yang sudah ada sebelumnya (Have,
2003).
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
20
Universitas Indonesia
Gambar 2.7 Porter’s Five Forces
Kelima komponen Porter’s five forces secara ringkas dijelaskan sebagai berikut:
Pendatang baru
Kondisi pasar yang tumbuh dan menjanjikan keuntungan yang besar akan
mengundang datangnya pesaing baru. Dengan entry barrier yang kecil
akan menyebabkan pesaing baru dengan mudah masuk ke dalam industri
dan ikut bersaing memperebutkan pasar.
Produk pengganti
Keberadaan produk pengganti dapat memberikan ancaman terhadap
perusahaan. Ancaman yang diberikan oleh produk pengganti akan sangat
besar ketika produk pengganti dapat menawarkan perbedaan harga yang
signifikan dengan manfaat yang seimbang.
Daya tawar pembeli
Pembeli dapat memberikan tekanan yang besar kepada perusahaan ketika
memiliki daya tawar yang tinggi. Misalnya ketika pembeli membeli dalam
jumlah yang besar maka perusahaan harus memberikan harga yang lebih
kompetitif. Contoh lainnya adalah jika biaya untuk beralih ke perusahaan
lain kecil maka pembeli juga memiliki daya tawar yang tinggi.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
21
Universitas Indonesia
Data tawar pemasok
Pemasok dapat memberikan tekanan kepada perusahaan ketika memiliki
memiliki daya tawar yang tinggi. Sebagai contoh jika pemasok merupakan
pemasok tunggal dan perusahaan tidak mampu menemukan pemasok lain
atau produk penggantinya maka pemasok memiliki daya tawar yang
tinggi.
Pesaing yang sudah ada sebelumnya
Pesaing yang saat ini sudah beroperasi di dalam bisnis yang sama jelas
dapat memberikan ancaman terhadap perusahaan. Bentuk-bentuk tekanan
yang biasa datang dari pesaing antara lain penentuan harga yang agresif,
program promosi yang menarik, dan juga iklan yang dapat memengaruhi
pelanggan.
2.8 Kerangka Kerja SLEPT
Kerangka kerja SLEPT merupakan kerangka kerja yang dapat digunakan untuk
melakukan analisis terhadap kondisi lingkungan eksternal secara makro.
Kerangka ini terdiri dari komponen social, legal, ekonomi, politik, dan teknologi.
Masing-masing komponen dijelaskan sebagai berikut (Chaffey, 2009):
Sosial: faktor-faktor yang diperhatikan antara lain persepsi pelanggan
terhadap industri dan kondisi masyarakat yang berdampak kepada industri.
Legal: faktor-faktor yang diperhatikan antara lain bagaimana tata cara
bisnis diatur di dalam hukum yang berlaku termasuk perlindungan yang
diberikan oleh hukum kepada pihak-pihak yang terlibat.
Ekonomi: faktor-faktor yang diperhatikan antara lain kondisi ekonomi
yang relevan terhadap lokasi dimana bisnis akan dijalankan dan memiliki
dampak terhadap bisnis.
Politik: faktor-faktor yang diperhatikan antara lain kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintah dan organisasi transnasional.
Teknologi: faktor-faktor yang diperhatikan antara lain perubahan dan
perkembangan tekologi yang dapat memengaruhi atau mendukung bisnis.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
22
Universitas Indonesia
2.9 Analisis SWOT
Ketika sebuah perusahaan sedang mencoba untuk merumuskan rencana strategis,
maka perusahaan tersebut perlu mengenali kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya. Selain kekuatan dan kelemahan, perusahaan juga harus mampu
mengenali peluang dan ancaman yang ada. Dengan dasar tersebut lahirlah sebuah
metode analisis yang dikenal dengan istilah analisis SWOT yang memiliki
komponen sebagai berikut (Have, 2003):
Strengths – Kekuatan
Weaknesses – Kelemahan
Opportunities - Peluang
Threats – Ancaman
Dengan melakukan kombinasi empat komponen SWOT ke dalam sebuah matrik
maka perusahaan dapat merumuskan empat macam strategi sebagai berikut:
Gambar 2.8 Matrik SWOT (Have, 2003)
SO Strategies
Strategi KP (Kekuatan – Peluang) merupakan strategi yang bertujuan
untuk menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
WO Strategies
Strategi LP (Kelemahan – Peluang) merupakan strategi yang bertujuan
untuk memanfaatkan peluang dengan cara mengatasi kelemahan
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
23
Universitas Indonesia
ST Strategies
Strategi KA (Kekuatan – Ancaman) merupakan strategi yang bertujuan
untuk menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman
WT Strategies
Strategi LA (Kelemahan – Ancaman) merupakan strategi yang bertujuan
untuk mengatasi kelemahan dan menghindari ancaman
2.10 Balanced Scorecard
Balanced Scorecard (BSC) pada dasarnya menggunakan pengukuran kinerja
secara integral untuk mengetahui dan kemudian menyesuaikan strategi bisnis.
Untuk mengetahui sejauh mana pencapaian strategi bisnis yang telah
direncanakan, BCS mengarahkan untuk tidak hanya melihat kepada perspektif
finansial melainkan juga kepada prespektif pelanggan, proses operasional internal,
dan kemampuan organisasi untuk tumbuh dan belajar (Have, 2003).
Gambar 2.9 Empat Perspektif Di Dalam BSC (Niven, 2002)
Terdapat empat perspektif dalam BSC yang dikaitkan dengan misi, visi, dan
strategi organisasi, yaitu:
Perspektif finansial
Pengukuran secara finansial merupakan komponen penting di dalam BSC
terutama untuk perusahaan berbasis profit. Fokus kepada kepuasan
pelanggan, ketepatan pengiriman, dan sebagainya akan menjadi tidak
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
24
Universitas Indonesia
terlalu berarti jika pengukuran di dalam perspektif finansial tidak
menunjukkan adanya keuntungan finansial.
Perspektif pelanggan
Untuk melakukan pengukuran di dalam perspektif pelanggan dua hal yang
harus diperhatikan adalah siapa saja yang ditargetkan menjadi pelanggan
dan nilai-nilai apa saja yang ingin disampaikan kepada mereka.
Perspektif proses internal
Isi dari perspektif proses internal dapat ditentukan dengan membayangkan
dalam hal apa saja perusahaan harus memiliki kemampuan lebih yang
bertujuan untuk mengirimkan nilai-nilai kepada pelanggan dan juga
shareholder.
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan modal dasar yang
harus dimiliki perusahaan agar sasaran-sasaran yang berada di dalam
perspektif lainnya dapat tercapai.
2.11 Penelitian Sebelumnya
Kajian literatur dapat dilakukan dengan menggunakan lima cara yakni dengan
mencari kesamaan (compare), mencari perbedaan (contrast), memberikan opini
(criticize), mengkombinasikan ke dalam sebuah ide (syntesize), dan merangkum
(summarize). Dalam penelitian ini kajian literatur terhadap penelitian sebelumnya
dilakukan dengan cara merangkum hasil penelitian (summarize). Berikut adalah
beberapa penelitian serupa yang pernah dilakukan sebelumnya.
1) Judul : Adopsi Teknologi E-commerce Oleh Usaha Kecil
Menengah (UKM) Studi Kasus: UKM di Wilayah
Jabodetabek
Penulis : Nunung Nurul Istiqomah
Institusi : Universitas Indonesia
Kesimpulan : Penerapan e-commerce sangat dipengaruhi oleh kesiapan
dan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.
Sedangkan faktor lain yang juga memiliki pengaruh
signifikan antara lain dukungan manajemen, dorongan
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
25
Universitas Indonesia
lingkungan sekitar, keunggulan relatif, kompleksitas dan
kemudahan untuk mencoba (Qomariah, 2011).
2) Judul : Strategi Pengembangan Situs E-commerce Penyedia
Informasi Properti di Indonesia
Penulis : Widianto Muttaqien Muqoddim
Institusi : Universitas Indonesia
Kesimpulan : Beberapa hal yang memiliki pengaruh terhadap kepuasan
adalah sebagai berikut (Mukhoddim, 2012):
Layanan pertanyaan dan komplain yang cepat Kejelasan status persediaan Ketersediaan informasi detail mengenai karakteristik
produk Kecepatan akses situs e-commerce Informasi detail mengenai harga
3) Judul : Faktor-Paktor Penentu Keputusan Pembelian Melalui E-
commerce
Penulis : Okky Octavianus
Institusi : Universitas Bina Nusantara
Kesimpulan : Faktor yang memengaruhi keputusan pelanggan untuk
membeli online harus diperhatikan dalam penyususan
strategi e-commerce. Dalam penelitiannya, Okky
mengemukakan hipotesis bahwa keputusan pelanggan
untuk membeli online dipengaruhi oleh:
[Hipotesis 1] kemudahan pembayaran
[Hipotesis 2] reputasi perusahaan
[Hipotesis 3] kepercayaan
[Hipotesis 4] tampilan situs
[Hipotesis 5] keuntungan belanja online
[Hipotesis 6] kualitas informasi.
Dari hasil penelian tersebut ternyata hanya hipotesis 1, 3, 5,
6 yang memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan
untuk membeli online, sedangkan hipotesis 2 dan 4 tidak
signifikan (Octavianus, 2012).
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
26
Universitas Indonesia
2.12 Kerangka Teoretis
Dari berbagai teori yang telah dijabarkan sebelumnya, disusunlah rangkuman teori
dalam bentuk kerangka teoretis penelitian seperti Gambar 2.10. Kerangka teoretis
tersebut merupakan penarikan kesimpulan yang menggabungan antara pertanyaan
penelitian, tujuan penelitian, dan kajian teori yang berhubungan dengan
penelitian.
Kondisi saat ini, Buana Niaga adalah perusahaan brick & mortar. Seluruh
aktivitas proses bisnis dijalankan secara offline dengan membuka toko dalam
bentuk fisik. Sesuai dengan pembahasan pada bab pendahuluan, Untuk
meningkatkan laba operasional yang diperoleh, Buana Niaga mencoba untuk
menggarap online channel sehingga dapat menjangkau pasar yang lebih luas.
Dengan menggarap online channel, berarti Buana Niaga mentransformasikan
model perusahaan dari yang semula brick & mortar menjadi click & mortar.
Transformasi ini dijalankan dengan mengadopsi teknologi e-commerce. Sehingga
penyusunan strategi e-commerce perupakan bahasan inti dari penelitian ini.
Dalam menyusun strategi e-commerce, penelitian ini menggunakan pendekatan
Chaffey Generic Stragy Process Model. Dalam penyusunanya penelitian ini akan
menggunakan analisis kondisi bisnis internal dan eksternal baik makro maupun
mikro sebagai bahan masukan.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
27
Universitas Indonesia
Gambar 2.10 Kerangka Teoretis Penelitian
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
28 Universitas Indonesia
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai desain dan metode penelitian. Penelitian
didesain dalam beberapa langkah yang saling terkait dalam bentuk diagram alir.
3.1 Desain Penelitian
Secara garis besar, terdapat dua jenis penelitian yakni penelitian kuantitatif dan
kualitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang pada awalnya
dikembangkan di dalam ilmu alam untuk mempelajari berbagai macam fenomena
alam, sedangkan penelitian kualitatif adalah penelitian yang dikembangkan di
dalam ilmu sosial yang memungkinkan peneliti untuk meneliti fenomena sosial
dan budaya (Myers, 2002). Dari pengertian tersebut penelitian ini dapat
dimasukkan ke dalam jenis penelitian kualitatif dengan metode penelitian studi
kasus. Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Gambar 3.1 merupakan gambaran tahap-tahap yang dilalui dalam menjalankan
penelitian. Masing-masing tahapan dijabarkan sebagai berikut:
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
29
Universitas Indonesia
1) Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah digunakan untuk memaparkan permasalahan yang
muncul. Permasalahan dalam penelitian ini diidentifikasi dengan melihat
gap yang muncul antara tren peningkatan laba operasional Buana Niaga
dengan target yang diinginkan.
2) Perumusan Masalah
Perumusan masalah digunakan untuk merumuskan permasalahan yang
akan diteliti ke dalam sebuah kalimat pertanyaan penelitian. Perumusan ini
dilakukan dengan menggunakan bantuan diagram ishikawa atau diagram
tulang ikan. Permasalahan yang muncul diletakkan di kepala ikan dan
selanjutnya dijabarkan akar-akar masalah yang ada. Dari beberapa akar
masalah tersebut, penelitian ini difokuskan kepada salah satu akar
masalah.
3) Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk mencari teori, penelitian, serta metodologi
yang sesuai dengan pertanyaan penelitian yang telah didefinisikan.
Seluruh hasil studi literatur dirangkum menjadi satu kerangka pemikiran
dalam bentuk kerangka teoretis yang mendasari keseluruhan penelitian.
4) Pengumpulan Data
Pengumpulan data mutlak diperlukan untuk dianalisis pada tahapan
selanjutnya. Data dapat dibagi menjadi dua jenis yakni primer dan
sekunder. Data primer merupakan data yang dikumpulkan oleh peneliti
sendiri dengan sumber objek penelian secara langsung. Data sekunder
adalah data yang diperoleh oleh peneliti dari sumber lain misalnya
penelitian terdahulu (Sekaran, 2010).
5) Analisis
Analisis dilakukan dengan mengikuti model perancangan strategi e-
commerce yang dirumuskan oleh Chaffey, yakni dengan menganalisis tiga
aspek yang meliputi analisis kondisi internal, analisis kondisi eksternal
secara mikro, dan analisis kondisi eksternal secara makro.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
30
Universitas Indonesia
6) Formulasi Strategi
Formulasi strategi diawali dengan perumusan misi, nilai-nilai, dan visi
Buana Niaga. Kemudian, berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan
dirumuskanlah strategi yang akan digunakan untuk mengimplementasikan
e-commerce dengan kerangka 8 keputusan e-commerce.
7) Penyusunan Rencana Kerja
Penyusunan rencana kerja dilakukan dengan menyusun peta strategi. Peta
strategi selanjutnya akan diturunkan ke dalam indikator kinerja, target, dan
inisiatif strategis. Inisiatif strategis akan didetailkan sehingga menjadi
urutan rencana kerja implementasi e-commerce. Indikator kinerja dan
target akan digunakan sebagai kontrol pelaksanaan strategi.
8) Kesimpulan dan Saran
Pembuatan kesimpulan dan saran dilakukan berdasarkan hasil dan analisis
dari tahapan sebelumnya. Kesimpulan dihasilkan dengan mengambil
pokok-pokok hasil penelitian yang dikaitkan dengan pertanyaan penelitian.
Saran dihasilkan dari pembelajaran yang diperoleh dari keseluruhan proses
penelitian.
Tahapan-tahapan penelitian ini membentuk suatu alur pemikiran yang runut
dengan tujuan menjawab pertanyaan penelitian yang telah didefinisikan
sebelumnya.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data di dalam penelitian ini dilakukan melaui observasi, studi
literatur , dan wawancara sebagaimana diuraikan sebagai berikut:
a) Observasi
Agar kondisi proses bisnis dapat tergambarkan secara menyeluruh,
dilakukan observasi secara langsung terhadap proses bisnis yang berjalan
di Buana Niaga. Dengan kondisi peneliti sebagai pemilik sekaligus
pengelola, maka secara langsung hasil observasi dimasukkan ke dalam
tabel kondisi internal Buana Niaga seperti pada Tabel 5.1.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
31
Universitas Indonesia
b) Studi literatur
Studi literatur dilakukan dengan mengkaji hasil-hasil penelitian terdahulu
yang berkaitan dengan e-commerce, buku teks yang membahas e-
commerce dan regulasi yang berlaku terkait e-commerce.
c) Wawancara
Wawancara akan dilakukan untuk mendapatkan pendapat ahli di bidang e-
commerce. Dalam penelitian ini pemilihan para ahli ditentukan dengan
terlebih dahulu menentukan kriteria ahli di bidang e-commerce sebagai
berikut:
Ahli disyaratkan memenuhi dua kriteria atau lebih:
Pendidikan minimal S2
Memiliki pengalaman di bidang e-commerce minimal 5 tahun
Diakui oleh komunitasnya sebagai ahli
Peneliti menentukan jumlah ahli yang diwawancara dalam jumlah ganjil.
Penentuan jumlah ganjil ini bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam
mengambil kesimpulan ketika terjadi terjadi perbedaan pendapat diantara
para ahli. Dalam penelitian ini peneliti berhasil melakukan wawancara
terhadap tiga orang ahli. Tiga orang ahli tersebut adalah sebagai berikut :
1. Hendrik Tio (CEO Bhinneka.Com)
2. Toien Bernadhie (CEO RadixGuitars.Com)
3. QK Dikara Barcah (Dosen E-Commerce Universitas Paramadina –
lulusan Illinois Institute Of Technology bidang studi E-Commerce)
Proses wawancara dilaksanakan secara semi terstruktur. Peneliti tidak
menggunakan daftar pertanyaan dalam proses wawancara. Sebagai
panduan wawancara peneliti menggunakan analisis awal tentang kondisi
internal perusahaan seperti pada Tabel 5.1. Selain analisis awal tentang
kondisi internal, peneliti juga menyiapkan analisis awal mengenahi
kondisi eksternal secara mikro dan makro seperti pada Tabel 5.2 dan Tabel
5.3.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
32
Universitas Indonesia
Pengumpulan data melalui metode wawancara dengan para ahli ini
dimaksudkan untuk melakukan validasi terhadap analisis awal yang
dilakukan oleh peneliti. Tanpa validasi dari para ahli, analisis awal yang
dilakukan oleh peneliti masih bersifat subyektif. Hasil wawancara berupa
transkrip wawancara terlampir di bagian akhir laporan karya akhir ini.
3.3 Metode Analisis Data
Analisis data kualitatif yang berasal dari wawancara dilakukan dengan
menggunakan tiga tahapan, yaitu data reduction, data display, dan drawing
conclusion (Sekaran, 2010).
Tahap data reduction dilakukan pada saat penulisan transkrip wawancara
dengan hanya menuliskan bagian-bagian penting dari wawancara. Tahapan
ini dilengkapi dengan kodifikasi data. Hasil dari tahap ini dapat dilihat di
Lampiran A, Lampiran B, dan Lampiran C.
Tahap data display dilakukan dengan menyatukan hasil kodifikasi ke
dalam sebuah tabel rangkuman data wawancara yang mudah dibaca. Hasil
dari tahap ini dapat dilihat di Lampiran D.
Tahap drawing conclution dilakukan dengan memperbarui hasil analisis
kondisi internal dan eksternal berdasarkan data. Hasil dari tahapan ini
dapat dilihat di Tabel 5.1, Tabel 5.2, dan Tabel 5.3.
Tahap pengumpulan data dan analisis dilakukan seperti pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Jenis Analisis dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis Analisis
Kerangka Analisis
Sumber Data
Teknik Pengumpulan
Data Jenis Data
Kondisi Internal 7s McKinsey Eksekutif
Buana Niaga Observasi Primer
Kondisi Eksternal Mikro
Porter’s five forces
Pendapat Ahli Interview Primer
Kondisi Eksternal Makro
SLEPT
Pendapat Ahli Interview Primer
Dokumen Eksternal Studi Literatur Sekunder
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
33
Universitas Indonesia
Tabel 3.1 dijelaskan sebagai berikut:
Analisis Kondisi Internal
Analisis kondisi internal dilakukan dengan bantuan kerangka kerja 7s
McKinsey dengan sumber data dari eksekutif Buana Niaga yang
dikumpulkan melalui teknik observasi. Dalam penelitian ini peneliti
merupakan pihak eksekutif Buana Niaga, sehingga peneliti dapat
menuangkan secara langsung apa yang dirasakan ke dalam penelitian.
Kondisi Eksternal Mikro
Analisis kondisi eksternal secara mikro dilakukan dengan bantuan
kerangka porter’s five forces dengan sumber data pendapat ahli yang
kumpulkan menggunakan teknik wawancara.
Kondisi Eksternal Makro
Analisis kondisi eksternal secara makro dilakukan dengan kerangka kerja
SLEPT dengan dua sumber data yakni pendapat ahli dan dokumen
eksternal yang diperoleh dengan teknik studi literatur.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
34 Universitas Indonesia
BAB 4 DESKRIPSI PERUSAHAAN
Buana Niaga merupakan sebuah perusahaan dalam kategori skala mikro yang
bergerak di bidang perniagaan. Perusahaan ini didirikan dan mulai beroperasi
pada tanggal 15 Februari 2012. Pada awal mulanya perusahaan ini memiliki dua
jenis produk yang diperjualbelikan yakni produk alat tulis dan produk aksesori
telepon genggam dan tablet. Untuk penjualan produk alat tulis, Buana Niaga
membuka sebuah gerai dengan nama Banana Stationery, sedangkan untuk produk
aksesori telepon genggam dan tablet dilakukan dengan membuka gerai dengan
nama Banana Cellular. Kedua gerai tersebut beroperasi di sebuah ruko yang
berlokasi di Jl. Pancoran Barat 2 No. 22 Jakarta Selatan. Seiring berjalannya
usaha ini, pemilik perusahaan memutuskan untuk menutup Banana Stationery dan
memilih untuk fokus kepada penjualan aksesori telepon genggam dan tablet.
4.1 Model Bisnis
Dalam menjalankan usaha perniagaan, Buana Niaga menggunakan model bisnis
yang sederhana. Dalam melakukan pembelian stok barang Buana Niaga harus
melakukan kontak langsung dengan pemasok untuk menanyakan ketersediaan
barang, kemudian melakukan pemesanan dan pembayaran. Stok barang yang
dimiliki disimpan di gerai yang selanjutnya akan dibeli oleh pelanggan. Untuk
mengadministrasikan kegiatan ini Buana Niaga menggunakan bantuan perangkat
lunak Point of Sales.
Buana Niaga juga belum merumuskan misi, nilai-nilai, dan visi perusahaan.
Sehingga diharapkan di dalam penelitian ini dapat juga dirumuskan misi, nilai-
nilai dan visi Buana Niaga.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
35
Universitas Indonesia
Gambar 4.1 Tampilan Layar PoS Buana Niaga
4.2 Bisanawar.com
Dengan model bisnis seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Buana Niaga
hanya dapat menjual barang sesuai dengan stok yang dimiliki. Sasaran penjualan
yang dimiliki juga terbatas kepada masyarakat sekitar yang berkunjung ke gerai.
Keterbatasan ini membuat pendapatan yang diterima tidak bisa mencapai target
yang ditentukan. Hal ini memicu keinginan pemilik perusahaan untuk menambah
jangkauan pemasaran dengan memanfaatkan media internet.
Untuk keperluan perluasan jangkauan pemasaran melalui internet, pemilik
perusahaan menyadari harus ada yang berbeda dan unik. Ide yang muncul adalah
dengan menggunakan konsep kegiatan jual beli seperti yang terjadi di pasar
tradisional yakni pembeli dapat menawar harga barang sehingga mendapatkan
harga yang lebih murah. Sesuai dengan konsep tersebut, pemilik perusahaan telah
memesan sebuah nama domain internet yakni bisanawar.com.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
36 Universitas Indonesia
BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dijabarkan hasil analisis yang dilakukan beserta pembahasannya.
Penyusunan subbab pada bab ini mengikuti kerangka model penyusunan strategi
E-Business, seperti pada Gambar 2.5, yakni diawali dengan analisis strategis,
kemudian tujuan strategis, formulasi strategi, dan rencana kerja.
5.1 Analisis Strategis
Analisis strategis dilakukan untuk mengumpulkan informasi yang akan menjadi
dasar dalam perumusan strategi. Analisis dilakukan terhadap kondisi internal
maupun eksternal perusahaan. Analisis internal dilakukan dengan menganalisis
proses dan sumber daya internal, sedangkan analisis eksternal dilakukan terhadap
kondisi lingkungan secara makro dan mikro.
5.1.1 Analisis Kondisi Lingkungan Internal Untuk analisis internal, penelitian ini memanfaatkan kerangka 7s McKinsey yakni
Strategi, Struktur, Sistem, Keterampilan, Gaya, SDM, dan Nilai (Sekaran, 2010).
Dengan menggunakan kerangka ini, analisis kondisi internal dapat dilakukan
secara lengkap. Dengan analisis ini, penelitian berhasil mengidentifikasi kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki oleh Buana Niaga, seperti pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Kondisi Lingkungan Internal
No 7s McKinsey Fakta Standar/Pesaing/Literatur/
Pendapat Ahli Kekuatan/ Kelemahan
1 Strategi Cost leadership Literatur: Cost leadership dapat digunakan untuk mempertahankan posisi perusahaan dari five competitive forces
Kekuatan
2 Struktur Struktur organisasi entrepreneurial
Pendapat Ahli: Struktur organisasi yang sederhana akan memudahkan perusahaan untuk mengambil keputusan dan bersifat agile
Kekuatan
3 Struktur Belum memiliki badan hukum
Pendapat Ahli: Tanpa memiliki badan hukum, perusahaan dijalankan secara ilegal dan jika terjadi konflik maka tidak ada landasan hukumnya
Kelemahan
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
37
Universitas Indonesia
No 7s McKinsey Fakta Standar/Pesaing/Literatur/
Pendapat Ahli Kekuatan/ Kelemahan
4 Sistem Sistem hanya PoS dan tidak mencukupi kebutuhan, seperti akuntansi dan pelaporan
Pendapat Ahli: Sebaiknya kebutuhan pencatatan keuangan dipenuhi dari awal ketika perusahaan mulai dijalankan bukan ketika perusahaan sudah besar
Kelemahan
5 Sistem Website yang dimiliki hanya berupa katalog
Pesaing: Pesaing memiliki e-commerce website yang dapat berfungsi sebagai kanal penjualan
Kelemahan
6 Keteram-pilan
Keputusan inventori produk berdasarkan insting sehingga sering salah
Pendapat Ahli: Keputusan inventori produk akan menjadi kekuatan jika dapat memadukan pertimbangan dari komponen tren, model, dan timing
Kelemahan
7 Gaya Kebersamaan dan kekeluargaan
Pendapat Ahli: Kebersamaan dan kekeluargaan akan menumbuhkan rasa memiliki sehingga karyawan akan bekerja tanpa ada perasaan terpaksa
Kekuatan
8 SDM Jumlah karyawan hanya dua orang menyebabkan kelebihan beban pekerjaan
Pendapat Ahli: kelebihan beban pekerjaan harus dievaluasi apakah disebabkan oleh bisnis yang tumbuh atau pembagian tugas yang tidak jelas
Kelemahan
9 Nilai - - -
Tabel 5.1 menyajikan daftar kondisi lingkungan internal Buana Niaga yang
dikelompokkan berdasarkan kerangka 7s McKinsey. Kolom
“Pesaing/Standar/Literatur/Pendapat Ahli/Dampak” memberikan penjelasan
singkat tentang hal-hal yang menjadi dasar penentuan apakah kondisi internal
yang dimiliki merupakan sebuah kekuatan atau ancaman. Hasil penentuan kondisi
tersebut dimasukkan ke dalam kolom “Kekuatan/Kelemahan”. Secara lebih
terperinci, penjelasan dari masing-masing butir di dalam tabel tersebut dijabarkan
di bawah ini.
5.1.1.1 Kekuatan
Kekuatan merupakan proses atau sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan
yang dapat memberikan keunggulan bagi perusahaan dalam bersaing. Dalam hal
ini memberikan Buana Niaga kelebihan dalam menjalankan bisnis, memenuhi
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
38
Universitas Indonesia
kebutuhan pelanggan, dan menghasilkan keuntungan. Analisis internal yang
dilakukan menghasilkan 3 kekuatan yang dimiliki Buana Niaga, yaitu:
K1. Cost leadership
Dalam menentukan harga jual produk, Buana Niaga menerapkan
kebijakan yang mengarah pada harga terendah. Penetapan harga
dilakukan dengan terlebih dahulu mengumpulkan informasi harga jual
produk dari para pesaing. Dari varian harga yang ada Buana Niaga akan
menentukan harga mengikuti harga terendah. Strategi ini sesuai dengan
salah satu dari tiga strategi bersaing generik Porter yakni cost leadership,
differentiation, dan focus (Have, 2003).
K2. Struktur organisasi entrepreneurial
Struktur organisasi sederhana (entrepreneurial) memiliki karakteristik,
di antaranya tidak ada pembagian kerja berdasarkan departemen, rentang
kendali yang luas, dan wewenang yang terpusat pada seorang saja
misalnya pemilik perusahaan. Kelemahan dari model organisasi ini
adalah tidak memadai ketika organisasi berkembang karena formalisasi
yang rendah dan sentralisasi yang tinggi (Stephen P. Robbins, 2013).
Namun, dengan struktur organisasi yang sederhana, perusahaan dapat
membuat keputusan dengan lebih cepat dan lebih lincah jika perubahan
harus dilakukan. Kondisi ini lebih sesuai dengan Buana Niaga karena
ukuran perusahaan yang kecil. Dengan pertimbangan ini maka struktur
oganisasi sederhana merupakan kekuatan bagi Buana Niaga.
K3. Kebersamaan dan kekeluargaan
Setiap karyawan memiliki gaji pokok sesuai Upah Minimum Regional
yang akan diterima setiap bulan. Selain gaji pokok, karyawan akan
mendapatkan bonus jika jumlah penjualan mencapai target tertentu.
Selain kedua hal yang telah umum tersebut, kebiasaan kebiasaan berdoa
bersama dan makan bersama setiap kali ada kesempatan dapat
menumbuhkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan. Dengan tumbuhnya
rasa ini dinilai dapat memotivasi karyawan sehingga dapat bekerja
dengan lebih giat.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
39
Universitas Indonesia
5.1.1.2 Kelemahan
Kelemahan merupakan titik-titik tertentu di dalam perusahaan, dimana perusahaan
relatif memiliki keterbatasan dan kekurangan jika dibandingkan dengan pesaing.
Kelemahan ini akan menjadi hambatan bagi perusahaan untuk meraih pasar,
melayani pelanggan, dan memperoleh keuntungan. Dari analisis ini ditemukan 5
kelemahan yang dimiliki oleh Buana Niaga, yaitu:
L1. Belum memiliki badan hukum
Perusahaan kecil yang memiliki total penjualan barang atau jasa dalam
setahun di atas 600 juta rupiah maka diwajibkan untuk menjadi
Perusahaan Kena Pajak (PKP). Jika perusahaan memiliki total penjualan
dalam setahun di atas 600 juta rupiah dan perusahaan tidak menjadi
PKP, maka perusahaan dijalankan dengan menyalahi hukum atau ilegal
(JTS, 2013).
Dengan tidak memiliki badan usaha, maka perusahaan tidak dapat
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Tanpa NPWP,
perusahaan tidak dapat menjadi PKP. Dengan kata lain, tanpa memiliki
badan usaha, perusahaan tidak berencana dan atau tidak bisa menjadi
perusahaan dengan total nilai penjualan setahun di atas 600 juta rupiah
secara legal.
L2. Sistem hanya PoS dan tidak mencukupi kebutuhan seperti akuntansi dan
pelaporan
Perangkat PoS yang digunakan oleh Buana Niaga terlalu sederhana
sehingga tidak mencukupi kebutuhan bisnis Buana Niaga. Beberapa fitur
yang dibutuhkan tidak tersedia seperti perhitungan akuntansi dan laporan
keuangan. Fitur yang tidak tersedia akhirnya dilakukan secara manual.
Dengan menggunakan proses manual, kemungkinan untuk terjadi
kesalahan akibat human error lebih tinggi.
L3. Website yang dimiliki hanya berupa katalog
Buana Niaga memiliki sebuah website yang digunakan sebagai katalog
produk yang dipasarkan. Dengan keinginan Buana Niaga untuk
memanfaatkan kanal penjualan online sebagai cara untuk meningkatkan
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
40
Universitas Indonesia
laba operasional, maka website tersebut harus dikembangkan lebih
dalam lagi agar dapat berfungsi sebagai e-commerce website.
L4. Keputusan inventori produk berdasarkan insting sehingga sering salah
Sebagai pendatang baru di industri ritel, khususnya aksesori gadget,
Buana Niaga belum memiliki pengalaman dan juga data. Sehingga untuk
menentukan produk apa saja yang akan diperbanyak di inventori Buana
Niaga sering salah mengambil keputusan. Akibat dari pengambilan
keputusan yang tidak tepat sebagian modal tertahan di inventori.
L5. Jumlah karyawan hanya dua orang menyebabkan kelebihan beban
pekerjaan
Jumlah karyawan yang saat ini hanya 2 orang menyebabkan overload
pekerjaan sering terjadi. Dengan rencana perusahaan untuk terus
tumbuh, maka perusahaan harus menambah jumlah karyawan, sehingga
setiap karyawan dapat mengerjakan tugasnya secara maksimal. Namun
kelebihan beban pekerjaan ini harus terlebih dahulu dianalisis lebih
lanjut apakah memang dikarenakan beban pekerjaan yang tinggi atau ada
kesalahan di dalam pendistribusian pekerjaan.
5.1.2 Analisis Kondisi Lingkungan Eksternal Mikro Lingkungan eksternal mikro adalah lingkungan luar perusahaan yang
berhubungan langsung dengan bisnis perusahaan. Untuk memastikan kelengkapan
aspek yang dikaji, analisis memanfaatkan kerangka Porter’s five forces yakni
Pemasok, Pelanggan, Pesaing, Pendatang Baru, dan Produk Pengganti (Have,
2003). Dengan analisis ini, penelitian berhasil mengidentifikasi peluang dan
ancaman yang berasal dari lingkungan eksternal mikro, seperti pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2 Kondisi Lingkungan Eksternal Mikro
No Porter’s five forces Fakta Dampak Terhadap Bisnis/
Industri Peluang/ Ancaman
1 Pemasok Jumlah pemasok banyak dan bersaing
Bisa mendapatkan harga yang kompetitif
Peluang
2 Pemasok Pasokan barang tidak stabil
Harus memiliki stok dalam jumlah cukup
Ancaman
3 Pemasok Mendapatkan kepercayaan dari pemasok
Pembayaran order/pembelian tidak harus langsung lunas
Peluang
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
41
Universitas Indonesia
No Porter’s five forces Fakta Dampak Terhadap Bisnis/
Industri Peluang/ Ancaman
4 Pemasok Bermunculan vendor aplikasi e-commerce
Mempermudah implementasi e-commerce
Peluang
5 Pemasok Bermunculan vendor teknologi cloud computing
Mempermudah dan meminimalkan biaya implementasi e-commerce
Peluang
6 Pelanggan Jumlah pengguna gadget terus meningkat
Market semakin besar Peluang
7 Pelanggan Jenis gadget baru terus bermunculan
Market semakin besar Peluang
8 Pesaing Banyak pesaing Memudahkan pelanggan untuk beralih ke pesaing
Ancaman
9 Pesaing Modal pesaing lebih besar
Harus lebih teliti dalam memanfaatkan modal yang dimiliki
Ancaman
10 Pesaing Pesaing lebih berpengalaman
Pesaing mendapatkan kepercayaan yang lebih dari pelanggan
Ancaman
11 Pendatang Baru
Entry barrier yang kecil
Jumlah pesaing akan semakin banyak
Ancaman
12 Produk Pengganti
Tidak ada produk pengganti
Pilihannya hanya antara pakai dan tidak pakai
Peluang
Tabel 5.2 menyajikan daftar kondisi lingkungan eksternal Buana Niaga secara
mikro yang dikelompokkan berdasarkan kerangka Porter’s five forces. Kolom
“Dampak Terhadap Bisnis/Industri” memberikan penjelasan singkat tentang
pengaruh kondisi eksternal terhadap perusahaan, apakah menjadi sebuah peluang
atau ancaman. Hasil penentuan kondisi tersebut dimasukkan ke dalam kolom
“Peluang/Ancaman”. Secara lebih terperinci, penjelasan dari masing-masing butir
di dalam tabel tersebut dijabarkan di bawah ini.
5.1.2.1 Peluang
Peluang merupakan suatu kondisi dimana perusahaan memiliki kesempatan untuk
memanfaatkan kondisi yang ada menjadi kesempatan untuk menjalankan dan
mengembangkan bisnis. Dalam hal ini, Buana Niaga dapat memanfaatkan peluang
tersebut untuk mengembangkan bisnisnya. Dari hasil analisis kondisi lingkungan
internal secara mikro, muncul 7 peluang yang dimiliki oleh Buana Niaga sebagai
berikut.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
42
Universitas Indonesia
P1. Jumlah pemasok banyak dan bersaing
Buana Niaga tidak memiliki ketergantungan pada salah satu pemasok.
Untuk setiap item produk yang dijual, Buana Niaga dapat memperoleh
pasokan dari banyak pemasok. Hal ini tidak memungkinkan adanya
monopoli oleh pemasok. Dengan demikian, Buana Niaga memiliki
posisi tawar yang baik dan harga produk cenderung stabil.
P2. Mendapatkan kepercayaan dari pemasok
Dengan posisi tawar yang baik, Buana Niaga mendapatkan kepercayaan
dari pemasok. Hal ini membuat jatuh tempo dari setiap invoice yang
diterima menjadi lebih panjang, 2-4 minggu dengan kondisi purchase
order yang ada telah terpenuhi.
P3. Bermunculan vendor aplikasi e-commerce
Untuk membantu perusahaan membangun e-commerce website, saat ini
mulai banyak bermunculan vendor-vendor yang menawarkan jasa
tersebut. Sebagai contoh, vendor lokal, antara lain jejualan.com,
tokocepat.com, tokoonline.com, tokoonline.net, onigi.com, dan lain
sebagainya. Sedangkan vendor luar negeri, seperti magento.com,
shopify.com, bigcommerce.com, dan lain sebagainya. Kemunculan
vendor-vendor ini dapat memudahkan perusahaan untuk menentukan
pilihan dengan berbagai fitur yang ditawarkan.
P4. Bermunculan vendor teknologi cloud computing
Munculnya teknologi cloud computing juga dapat memudahkan
perusahaan untuk mengimplementasikan e-commerce dari sisi teknologi.
Dengan memanfaatkan cloud computing, perusahaan tidak perlu
mengeluarkan investasi yang tinggi untuk keperluan infrastruktur
perangkat keras.
P5. Jumlah pengguna gadget terus meningkat
Laporan statistik dari mobilemonday.net, situs statistik industri
perangkat bergerak dunia, menunjukkan pada kuartal 4 2011 jumlah
pengguna smartphone di Indonesia adalah 20,8 juta dan pada kuartal 1
2012 naik menjadi 23,7 juta pengguna (Mobile Monday, 2012).
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
43
Universitas Indonesia
P6. Jenis gadget baru terus bermunculan
Setiap merek gadget yang beredar secara terus-menerus mengeluarkan
varian terbaru dari gadgetnya. Sebagai contoh saat ini, kuartal 2 2013,
Samsung mengeluarkan varian Galaxy S-IV, Apple mengeluarkan varian
iPhone 5, Sony mengeluarkan varian Xperia Z, dan Blackberry
mengeluarkan varian Z10 dan Q10.
P7. Tidak ada produk pengganti
Untuk satu jenis produk, terdapat banyak model dan varian warna. Hal
ini masih menjadi kesulitan bagi Buana Niaga untuk menentukan model
dan varian warna mana yang paling diminati. Sering kali hilangnya
kesempatan untuk menjual dikarenakan produk yang disediakan tidak
cocok dengan varian warna yang diminati oleh pelanggan.
Dengan posisi Buana Niaga sebagai peritel, hal di atas tidak dinilai
sebagai produk pengganti, tetapi merupakan tekanan dari pesaing yang
memiliki varian lebih lengkap. Dalam hal ritel, aksesori gadget tidak ada
produk pengganti. Pelanggan hanya memiliki dua pilihan, yakni
menggunakan aksesori atau tidak.
5.1.2.2 Ancaman
Ancaman merupakan suatu kondisi dimana perusahaan mendapatkan tekanan dari
lingkungan luar yang mengharuskan perusahaan untuk mencari jalan untuk
menghadapi dan menetralisir tekanan tersebut. Dalam hal ini, Buana Niaga harus
merumuskan strategi yang dapat digunakan untuk mengurangi atau
menghilangkan tenakan yang mucul. Dari hasil analisis kondisi lingkungan
internal secara mikro, muncul 5 ancaman yang dihadapi oleh Buana Niaga sebagai
berikut.
A1. Pasokan barang tidak stabil
Walaupun jumlah pemasok produk sangat banyak, namun pasokan
produk tidak stabil. Untuk suatu item produk, sering kali tiba-tiba tidak
ada pasokan. Dari semua pemasok Buana Niaga dalam suatu waktu
tertentu tidak memiliki stok item tersebut secara bersamaan. Dalam
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
44
Universitas Indonesia
kondisi ini, Buana Niaga harus menunggu 3-4 minggu untuk bisa
mendapatkan pasokan kembali.
A2. Banyak pesaing
Banyak pesaing yang menjalankan bisnis seperti yang dilakukan oleh
Buana Niaga. Hal ini dikarenakan model bisnis yang dijalankan tidak
memiliki keunikan dan cenderung ikut-ikutan saja.
A3. Modal pesaing lebih besar
Di antara banyak pesaing yang ada telihat adanya pesaing yang memiliki
dukungan modal yang lebih besar. Hal ini tampak dari varian produk dan
inventori yang dimilik oleh pemasok.
A4. Pesaing lebih berpengalaman
Buana Niaga baru menjalankan bisnis selama satu tahun. Perusahaan
juga dijalankan dengan pendekatan trial and error saja karena SDM
yang ada tidak memiliki pengalaman. Berbeda dengan beberapa pesaing
yang telah menjalankan bisnisnya selama bertahun-tahun.
A5. Entry barrier yang kecil
Entry barrier yang kecil menyebabkan semakin banyaknya pesaing baru
yang muncul. Dengan kondisi ini, pelanggan menjadi memiliki banyak
alternatif tempat untuk membeli produk dan dengan mudah pelanggan
berpindah ke pesaing.
5.1.3 Analisis Kondisi Lingkungan Eksternal Makro Lingkungan makro adalah lingkungan luar perusahaan yang berhubungan dengan
bisnis perusahaan, namun tidak secara langsung. Untuk memastikan kelengkapan
aspek yang dikaji, analisis memanfaatkan kerangka SLEPT yakni Sosial, Hukum,
Ekonomi, Politik, Teknologi (Chaffey, 2009). Dengan analisis ini, penelitian
berhasil mengidentifikasi peluang dan ancaman yang berasal dari lingkungan
makro Buana Niaga, seperti pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3 Kondisi Lingkungan Eksternal Makro
No SLEPT Fakta Dampak Terhadap Bisnis/ Industri
Peluang/ Ancaman
1 Sosial Tingkat pendidikan masyarakat terus meningkat
Market semakin besar Peluang
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
45
Universitas Indonesia
No SLEPT Fakta Dampak Terhadap Bisnis/ Industri
Peluang/ Ancaman
2 Sosial Pengguna internet Indonesia terus tumbuh
Market semakin besar Peluang
3 Sosial Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap e-commerce
Market semakin besar Peluang
4 Sosial Kondisi masyarakat cenderung konsumtif
Market semakin besar Peluang
5 Hukum Pemerintah menerbitkan UU ITE
Meningkatkan rasa aman dalam bertransaksi di internet
Peluang
6 Hukum Aturan perpajakan Ketika perusahaan masih dalam kapasitas kecil dan belum wajib untuk membayar pajak maka akan memiliki keuntungan ketika bersaing dengan perusahaan besar
Peluang
7 Ekonomi Ekonomi Indonesia terus tumbuh
Market semakin besar Peluang
8 Ekonomi Bank-bank di Indonesia mengadopsi e-commerce
Memudahkan implementasi e-commerce
Peluang
9 Politik Dukungan pemerintah dengan MP3EI
Market semakin besar Peluang
10 Teknologi Tersedia perangkat lunak e-commerce gratis dan open sources
Mempermudah implementasi e-commerce
Peluang
11 Teknologi Muncul perusahaan yang menawarkan jasa payment gateway
Mempermudah implementasi e-commerce
Peluang
Tabel 5.3 menyajikan daftar kondisi lingkungan eksternal Buana Niaga secara
makro yang dikelompokkan berdasarkan kerangka SLEPT. Kolom “Dampak
Terhadap Bisnis/Industri” memberikan penjelasan singkat tentang pengaruh
kondisi eksternal terhadap perusahaan, apakah menjadi sebuah peluang atau
ancaman. Hasil penentuan kondisi tersebut dimasukkan ke dalam kolom
“Peluang/Ancaman”. Secara lebih terperinci, penjelasan dari masing-masing butir
dalam tabel tersebut dijabarkan di bawah ini.
5.1.3.1 Peluang
Dari hasil analisis kondisi lingkungan eksternal secara makro, muncul 11 peluang
yang dimiliki oleh Buana Niaga sebagai berikut.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
46
Universitas Indonesia
P8. Tingkat pendidikan masyarakat terus meningkat
Peningkatan tingkat pendidikan masyarakat ini diidentifikasi dengan
meningkatnya Angka Partisipasi Sekolah (APS). Sebagai contoh, APS
untuk usia 19-24 tahun, pada tahun 2008 sebesar 12,43%, tahun 2009
sebesar 12,66%, tahun 2010 sebesar 13,67%, tahun 2011 sebesar 13,91%
(BPS RI, 2011). Dari segi angka kenaikan tampak tidak terlalu
signifikan, namun dari segi tren kenaikan tampak APS selau naik dari
tahun ke tahun.
P9. Pengguna internet Indonesia terus tumbuh
Berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJII) tahun 2012 tercatat pengguna internet di Indonesia telah
mencapai 63 juta pengguna. Jumlah ini merupakan 24,3% dari populasi
penduduk (antaranews.com)
P10. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap e-commerce
Penelitian belum berhasil menemukan data empiris yang menunjukkan
peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap e-commerce. Namun
dengan melihat semakin maraknya dan semakin banyaknya perusahaan-
perusahaan yang terjun ke dunia e-commerce dengan modal besar dan
promosi untuk brand awareness yang massif dapat memberikan efek
manfaat peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap e-commerce.
P11. Kondisi masyarakat cenderung konsumtif
Menurut Heppy Trenggono, Ketua Umum Gerakan Beli Produk
Indonesia, berdasarkan data dari AC Nielsen mengatakan bahwa
Indonesia merupakan negara paling konsumtif nomer dua di dunia
setelah Singapura (Gatra News, 2011).
P12. Pemerintah menerbitkan UU ITE
Dengan lahirnya UU ITE maka perusahaan yang menjalankan bisnis e-
commerce harus menyesuaikan diri dan mengikuti aturan yang berlaku.
Terdapat pasal-pasal yang secara langsung maupun tidak langsung
mengatur tata cara menjalankan bisnis e-commerce. Sebagai contoh, UU
ITE Pasal 9 yang berbunyi (RI, 2008):
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
47
Universitas Indonesia
"Pelaku usaha yang menawarkan produk melalui Sistem Elektronik
harus menyediakan informasi yang lengkap dan benar berkaitan
dengan syarat kontrak, produsen, dan produk yang ditawarkan”.
Dengan aturan tersebut, penyediaan informasi tentang produk secara
lengkap dan benar tidak hanya untuk tujuan SEO atau untuk kepentingan
pelanggan saja, melainkan untuk memenuhi syarat yang diatur dalam
undang-undang.
Dengan adanya UU ITE ini akan memberikan jaminan hukum terhadap
pihak-pihak yang melakukan transaksi di internet, baik penjual maupun
pembeli. Jaminan ini akan memberikan rasa aman sehingga dapat
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap e-commerce.
P13. Aturan perpajakan
Dengan membebankan pajak pada pelanggan akan membuat harga jual
lebih tinggi. Jika pajak ditanggung oleh perusahaan maka akan
mengurangi keuntungan yang diperoleh perusahaan.
Posisi Buana Niaga saat ini sebagai perusahaan kecil nilai transaksinya
belum mencapai batas kewajiban bagi sebuah perusahaan untuk menjadi
PKP. Dengan demikian, Buana Niaga tidak diharuskan untuk membayar
pajak saat ini. Hal ini akan menjadi keuntungan karena Buana Niaga
dapat mematok harga lebih murah karena tidak ada komponen biaya
pajak.
P14. Ekonomi Indonesia terus tumbuh
Pada tahun 2011 tercatat Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi
6,5% dibanding dengan tahun 2010 (BPS RI, 2012). Sedangkan pada
tahun 2012 tercatat pertumbuhan ekonomi sebesar 6,4% pada kuartal
pertama, 6,3% pada kuartal kedua, dan 6,1% pada kuartal ketiga (World
Bank, 2012).
P15. Bank-bank di Indonesia mengadopsi e-commerce
Sebagai salah satu aspek penting dalam e-commerce adalah pembayaran.
Untuk keperluan ini, beberapa bank besar di Indonesia telah
menyediakan fitur transaksi yang bisa digunakan oleh situs-situs e-
commerce. Sebagai contoh adalah BCA dengan KlikBCA dan BCA
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
48
Universitas Indonesia
KlikPay, Bank Mandiri dengan Mandiri ClickPay, BRI dengan e-Pay
BRI, dan Bank CIMB Niaga dengan CIMB Clicks.
P16. Dukungan pemerintah dengan MP3EI
Di dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia 2011-2025 (MP3EI), Telematika merupakan salah satu dari
delapan program utama yang akan dikembangkan, dipercepat, dan
diperluas. Salah satu strategi utama untuk mencapainya adalah
penguatan konektivitas nasional. Di dalam strategi ini memuat bahwa
ICT merupakan komponen di dalamnya (Kemenko Perekonomian,
2011). Dengan dukungan ini maka penetrasi penggunaan internet di
Indonesia akan semakin meningkat.
P17. Tersedia perangkat lunak e-commerce gratis dan open sources
Selain vendor-vendor menyediakan e-commerce website berbayar,
terdapat pula beragam platform e-commerce open sources yang dapat
dimanfaatkan. Tentunya dengan pilihan ini perusahaan harus memiliki
SDM yang mumpuni dalam bidang TI. Sebagai contoh, platform tersebut
antara lain opencart.com, virtuemart.com, zencart.com, dan lain
sebagainya.
P18. Muncul perusahaan yang menawarkan jasa payment gateway
Munculnya perusahaan seperti DOKU, IPAYMU, dan VERITRANS,
juga memudahkan perusahaan dalam mengimplementasikan e-commerce
dari segi pembayaran. Kondisi Indonesia dimana tidak semua orang
memiliki kartu kredit membuat sistem pembayaran menjadi sedikit lebih
rumit untuk diimplementasikan. Kehadiran perusahaan-perusahaan
payment gateway ini sangat memudahkan dari sisi e-commerce.
Di samping sebagai sarana untuk mempermudah implementasi e-
commerce, manfaat lain yang dapat diperoleh dengan menggunakan jasa
payment gateway adalah kepercayaan terhadap perusahaan. Perusahaan
jasa payment gateway tersebut di atas datang dengan pembangunan
brand awareness yang cukup gencar sehingga dapat meraih kepercayaan
masyarakat. Dengan mengimplementasikan sistem pembayaran yang
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
49
Universitas Indonesia
telah dipercaya oleh masyarakat maka secara tidak langsung juga dapat
meningkatkan kepercayaan masyarakat, kepada perusahaan.
5.1.3.2 Ancaman
Dari hasil analisis kondisi lingkungan eksternal secara makro tidak menemukan
faktor yang diidentifikasi sebagai ancaman.
5.1.4 Analisis SWOT Analisis SWOT dilakukan dengan membuat matrik SWOT seperti pada Tabel 5.4.
Analisis ini dapat dilakukan setelah faktor kekuatan (K), kelemahan (L), peluang
(P), dan ancaman (A) berhasil diidentifikasi. Di dalam matrik SWOT terdapat
empat bagian yang merupakan perpotongan dari empat faktor SWOT, yaitu KP
(kekuatan-peluang), LP (kelemahan-peluang), KA (kekuatan-ancaman), LA
(kelemahan-ancaman). Strategi-strategi akan dirumuskan di dalam empat bagian
tersebut dengan melihat setiap faktor penyusunnya.
Strategi KP (kekuatan dan peluang) adalah strategi yang muncul dengan inisiatif
memanfaatkan kekuatan untuk memaksimalkan peluang. Dari 3 kekuatan dan 18
peluang, diperoleh 7 strategi KP.
Strategi LP (kelemahan dan peluang) adalah strategi muncul dengan inisiatif
meminimalkan kelemahan dengan memanfaatkan peluang. Dari 5 kelemahan dan
18 peluang, diperoleh 7 strategi LP.
Strategi KA (kekuatan dan ancaman) adalah strategi muncul dengan inisiatif
menggunakan kekuatan untuk meminimalkan ancaman. Dari 3 kekuatan dan 5
ancaman diperoleh 5 strategi KA.
Strategi LA (kelemahan dan ancaman) adalah strategi yang muncul dengan
inisiatif meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Dari 5 kelemahan
dan 8 ancaman diperoleh 4 strategi LA.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
50
Universitas Indonesia
Tabel 5.4 Matrik SWOT
KEKUATAN KELEMAHAN
K1. Cost Leadership K2. Struktur Entrepreneurial K3. Gaya kebersamaan dan
kekeluargaan
L1. Tak berbadan hukum L2. Sistem hanya PoS L3. Website Katalog L4. Keputusan inventori
lemah L5. Karyawan sedikit
PEL
UA
NG
P1. Banyak pemasok P2. Kepercayaan
pemasok P3. Vendor e-commerce P4. Vendor cloud
computing P5. Pengguna gadget
meningkat P6. Gadget baru P7. Tidak ada pengganti P8. Pendidikan
meningkat P9. Pengguna internet
meningkat P10. Kepercayaan e-
commerce P11. Masyarakat
konsumtif P12. Ekonomi tumbuh P13. E-commerce
banking P14. Dukungan
pemerintah P15. Open sources e-
commmerce software
P16. Payment gateway P17. UU ITE P18. Aturan perpajakan
KP1. Memanfaatkan kanal penjualan online dan offline (K1,P5,P6,P7,P8,P9,P10,P11,P12)
KP2. Membangun e-commerce website (K1, P5,P6,P7,P8,P9,P10, P11,P12)
KP3. Mengimplementasi-kan e-commerce banking payment (K1,P13,)
KP4. Memanfaatkan jasa payment gateway (K1,P16)
KP5. Memberikan pelatihan kepada karyawan (K3,P17,P18)
KP6. Merumuskan program e-marketing (K1, P5,P6,P7,P8,P9,P10, P11,P12)
KP7. Melakukan review proses bisnis agar sesuai dengan peraturan (K2,P17,P18)
LP1. Mengusahakan disintermediation (L4,P1)
LP2. Mendirikan atau mendaftarkan badan usaha (L1,P2,P8,P10, P13,P17,P18)
LP3. Membangun e-commerce website (L2, P5,P6,P7,P8,P9,P10, P11,P12)
LP4. Membangun sistem akuntansi (L2,P17,P18)
LP5. Mengintegrasikan sistem akuntansi, sistem inventori dengan e-commerce website (L2, P17,P18)
LP6. Menambah jumlah karyawan sesuai kebutuhan (L5, P5,P6,P7,P8,P9,P10,P11,P12)
LP7. Menjalankan konsep vertical disintegration (L4,P1)
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
51
Universitas Indonesia
KEKUATAN KELEMAHAN
K1. Cost Leadership K2. Struktur Entrepreneurial K3. Gaya kebersamaan dan
kekeluargaan
L1. Tak berbadan hukum L2. Sistem hanya PoS L3. Website Katalog L4. Keputusan inventori
lemah L5. Karyawan sedikit
AN
CA
MA
N
A1. Pasokan tidak stabil A2. Banyak pesaing A3. Pesaing lebih besar A4. Pesaing lebih
pengalaman A5. Entry barrier kecil
KA1. Menerapkan strategi attack e-tailing (K1,A2,A3,A4)
KA2. Menerapkan strategi defend e-tailing (K1,A2,A5)
KA3. Melakukan analisis untuk perencanaan inventori (K1,A1)
KA4. Mengefisienkan biaya agar tetap dapat memberikan harga kompetitif (K1,A1,A2)
KA5. Mengupayakan tambahan modal (K2,A1,A2,A3,A4, A5)
LA1. Menjadi fast follower (L5,A4)
LA2. Memberikan pelatihan kepada staf (L5,A4)
LA3. Menyusun knowledge management (L2,A4)
LA4. Membangun sistem inventori (L2,A1)
5.2 Tujuan Strategis
Dalam subbab ini akan dijabarkan tujuan strategis yang menjadi tujuan bisnis
Buana Niaga. Tujuan strategis ini berupa misi, nilai-nilai, dan visi yang ingin
dicapai. Tujuan strategis merupakan faktor kunci dalam menentukan strategi. Hal
ini dikarenakan penentuan strategi dan eksekusi strategi harus diarahkan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Selain itu juga, untuk dapat
menentukan apakah sebuah stategi berhasil dijalankan adalah dengan
membandingkan pencapaian dengan tujuan sebelumnya.
Misi: Menyediakan aksesori yang lengkap untuk pengguna gadget dengan
kualitas tinggi, harga bersaing, dan pelayanan prima.
Nilai-nilai:
Mengutamakan kualitas
Berusaha selalu kompetitif
Fokus melayani pelanggan
Kerja keras
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
52
Universitas Indonesia
Visi: Menjadi perusahaan ritel aksesori online pilihan pertama pengguna gadget
di Indonesia
5.3 Formulasi Strategi
Analisis SWOT menghasilkan strategi secara general. Hasil dari analisis tersebut
selanjutnya dipetakan ke strategi e-commerce. Penyusunan strategi e-commerce
dilakukan dengan menggunakan kerangka strategi e-commerce yang dirumuskan
oleh Dave Chaffey. Kerangka strategi ini terdiri dari delapan keputusan yakni 1)
E-Business channel priorities, 2) market and product development strategies, 3)
positioning and differentiation strategies, 4) business, service and revenue
models, 5) marketplace restructuring, 6) supply-chain management capabilities,
7) internal knowledge management capabilities, 8) organizational resourcing
capabilities.
Proses penyusunan strategi e-commerce untuk setiap keputusan akan diawali
dengan memunculkan beberapa macam konsep strategi yang ada. Untuk
selanjutnya diputuskan konsep yang akan digunakan sesuai dengan hasil analisis
yang telah dilakukan sebelumnya.
Decision 1: E-Business channel priorities
Strategi pertama yang akan diputuskan adalah prioritas kanal distribusi produk
kepada pelanggan. Keputusan di dalam strategi ini akan menentukan bagaimana
cara perusahaan menjual produk kepada pelanggan. Untuk keperluan ini terdapat
tiga pilihan konsep. Ketiga pilihan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bricks and Mortars
Dengan konsep ini, perusahaan akan menjalankan bisnis secara offline
menggunakan toko yang hadir secara fisik. Perusahaan akan menggunakan
teknologi web hanya sebatas untuk katalog, sedangkan untuk melayani
pelanggan, pelanggan diharuskan datang ke toko atau menghubungi lewat
telepon.
2. Bricks and Clicks
Dengan konsep ini, perusahaan akan menjalankan bisnis, baik secara
online maupun offline. Penggunaan teknologi web tidak sebatas sebagai
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
53
Universitas Indonesia
katalog, melainkan juga digunakan sebagai alat untuk melakukan
transaksi. Dengan kata lain, selain melayani pembelian melalui web,
Buana Niaga tetap melayani pelanggan yang datang ke toko untuk
melakukan pembelian.
3. Clicks
Dengan konsep ini, perusahaan tidak lagi melayani pembelian dengan cara
datang langsung ke toko. Teknologi web digunakan sebagai kanal utama
distribusi barang ke pelanggan. Dengan konsep ini, Buana Niaga hanya
akan hadir sepenuhnya sebagai perusahaan online.
Dari tiga pilihan konsep strategi tersebut, diambil alternatif pilihan kedua, yakni
Brick and Click. Pemilihan alternatif ini didasarkan pada strategi KP1, KP2, KP3,
KP4, LP5.
Gambar 5.1 E-Business Channel Priorities
Selain didasarkan pada hal tersebut di atas, pemilihan ini juga didasarkan pada
beberapa hal sebagai berikut:
Untuk dapat menjangkau pasar yang lebih luas, Buana Niaga perlu
memanfaatkan kanal penjualan baru, yakni penjualan secara online.
Penjualan secara konvensional tetap dilakukan untuk menjaga konsumen
yang saat ini sudah dimiliki.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
54
Universitas Indonesia
Penjualan secara konvensional tetap dilakukan untuk dapat lebih
meyakinkan calon pelanggan yang diperoleh melalui penjualan secara
online.
Decision 2: Market and product development
Strategi kedua yang akan diputuskan adalah strategi pengembangan pasar dan
produk perusahaan. Strategi yang dipilih akan dijadikan konsep dasar yang akan
digunakan untuk menentukan langkah perusahaan dalam meningkatkan penjualan
dan keuntungan. Dengan menggunakan acuan Ansoff’s Product/Market Grid
(APMG) seperti yang telah diuraikan pada subbab 2.3, terdapat empat alternatif
pilihan sebagai berikut:
1. Market Penetration Strategies
2. Market Development Strategies
3. Product Development Strategies
4. Diversification Strategies
Dari empat pilihan konsep strategi tersebut, diambil alternatif pilihan pertama,
yakni Market Penetration Strategies. Pemilihan alternatif ini didasarkan pada
strategi KP1, KP6, LP1, KA1, KA2.
Gambar 5.2 Market and Product Development
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
55
Universitas Indonesia
Selain didasarkan pada hal tersebut di atas, pemilihan ini juga didasarkan pada
beberapa hal sebagai berikut:
Buana Niaga menjalankan bisnis sebagai peritel sehingga tidak memiliki
produk sendiri, melainkan sebagai intermediary sehingga hanya dapat
menjual produk yang sudah ada di pasar.
Pemasaran produk juga menargetkan pasar yang sudah ada, yakni para
pengguna gadget di Indonesia.
Decision 3: Positioning and differentiation strategies
Bisnis yang dijalankan Buana Niaga merupakan bisnis yang bersifat B2C, yakni
menyalurkan barang langsung kepada pelanggan yang dalam hal ini pelanggan
adalah pengguna akhir dari sebuah produk. Untuk menentukan strategi
posisitioning dan differentiation dapat digunakan enam alternatif pilihan strategi
yang cocok untuk sell-side e-commerce sebagai berikut:
1. Attack e-tailing
Konsep strategi ini menharuskan perusahaan untuk terus-menerus
memantau pesaing yang menyediakan produk dengan jenis yang sama.
Tujuannya adalah untuk memantu harga produknya dan pada akhirnya
Buana Niaga akan menggunakan harga yang paling rendah atau
menggunakan harga yang lebih rendah lagi.
2. Defend e-tailing
Konsep strategi ini tidak fokus kepada harga produk, melainkan
mengandalkan pelayanan yang memuaskan, kepercayaan pelanggan, dan
nama besar yang telah dimiliki.
3. End to End (E2E)
Strategi ini fokus kepada rantai pasokan produk. Dengan rantai pasok yang
efisien dengan memanfaatkan teknologi internet, maka akan secara
otomatis mengurangi biaya, meningkatkan kualitas, dan memperpendek
waktu pengiriman.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
56
Universitas Indonesia
4. Market creation
Menciptakan atau menambahkan suatu nilai terhadap sebuah produk
sehingga menarik perhatian calon pelanggan yang pada awalnya tidak
memiliki ketertarikan terhadap produk. Dengan konsep ini, perusahaan
akan mencoba untuk menciptakan pasar yang baru.
5. Customer as designer
Dengan konsep ini perusahaan akan memberikan keleluasaan kepada
pelanggan untuk melakukan kustomisasi terhadap produk.
6. Open-sources value creation
Dengan konsep ini, produk akan diserahkan kepada masyarakat umum
yang ingin berkontribusi dan berkolaborasi di dalamnya. Perusahaan tidak
memiliki kontrol penuh terhadap produk dikarenakan nilai yang ada di
dalam produk tersebut merupakan hasil kolaborasi dan kontribusi
masyarakat luas.
Dari enam pilihan konsep strategi tersebut, diambil alternatif pilihan pertama dan
kedua, yakni Attack e-tailing dan Defend e-tailing. Pemilihan alternatif ini
didasarkan pada strategi KA1, KA2, KA4, KP6.
Gambar 5.3 Positioning and Differentiation Strategies
Selain didasarkan pada hal tersebut di atas, pemilihan ini juga didasarkan pada
beberapa hal sebagai berikut:
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
57
Universitas Indonesia
Dengan mengadopsi Market Penetration Strategies, Buana Niaga akan
bersaing dari sisi harga.
Selain memikirkan bagaimana strategi untuk mendapatkan pelanggan,
Buana Niaga juga harus memikirkan bagaimana caranya mempertahankan
pelanggan.
Decision 4: Business and revenue models
Strategi keempat yang harus dirumuskan adalah bagaimana perusahaan
menjalankan model bisnisnya. Dengan kata lain, seperti apakah kebijakan
perusahaan terhadap model bisnis yang saat ini dijalankan. Untuk menentukan
strategi ini, terdapat tiga pilihan alternatif, yakni:
1. Constantly Innovate
Jika memilih strategi ini, berarti perusahaan akan berkomitmen untuk
secara terus-menerus melakukan inovasi model bisnis dengan tujuan agar
memenangkan persaingan.
2. Do-Nothing Option
Jika memilih strategi ini, berarti perusahaan akan tetap menjalankan model
bisnisnya seperti yang saat ini telah berjalan dan yakin bahwa model bisnis
yang saat ini dijalankan dapat membuat perusahaan bertahan di tengah
persaingan.
3. Wait and See (Fast-Follower)
Dengan mempertimbangkan keterbatasan sumber daya, risiko kegagalan
dari sebuah inovasi, dan juga tetap ingin bertahan dan bersaing, alternatif
ketiga menjadi jalan keluarnya. Alternatif ini menunjukkan bahwa
perusahaan hanya akan menunggu inovasi-inovasi dari pesaing dan
melihat implementasi dari inovasi tersebut. Jika inovasi tersebut tampak
berhasil, maka perusahaan akan bereaksi dengan cepat untuk ikut
menggunakan inovasi tersebut.
Dari tiga pilihan konsep strategi tersebut, diambil alternatif pilihan ketiga, yakni
Fast-Follower. Pemilihan alternatif ini didasarkan pada strategi LA1.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
58
Universitas Indonesia
Gambar 5.4 Business and Revenue Models
Selain didasarkan pada hal tersebut di atas, pemilihan ini juga didasarkan pada
beberapa hal sebagai berikut:
Buana Niaga memiliki keterbatasan sumber daya manusia dan juga
sumber daya modal
Buana Niaga ingin tetap dapat berkompetisi tanpa tertinggal jauh dari
pesaing
Decision 5: Marketplace restructuring
Di dalam perusahaan e-commerce terdapat dua bagian kegiatan, yakni sell-side
dan buy-side. Dengan posisi perusahaan dalam rantai pasok sebagai perusahaan
pengecer, maka strategi sell-side tidak akan diubah, yakni menjual langsung
kepada pelanggan tanpa perantara lagi. Sebaliknya, strategi buy-side harus
dirumuskan kembali dalam keputusan kelima ini. Keputusan ini akan
merumuskan strategi perusahaan untuk melakukan restrukturisasi pasarnya. Untuk
strategi ini, terdapat tiga alternatif, yakni:
1. Disintermediation
Jika pilihan ini diambil, maka perusahaan akan berusaha untuk
menghilangkan perantara dalam proses pembelian produk. Buana Niaga
akan berusaha mendapatkan produk langsung dari manufaktur tanpa
melewati distributor.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
59
Universitas Indonesia
2. Buy through new intermediaries
Jika pilihan ini diambil, maka perusahaan akan mencoba untuk mencari
distributor lain. Sebagai contoh adalah distributor yang memiliki
penawaran lebih menarik, memberikan harga yang lebih rendah, atau
memberikan layanan yang lebih bagus.
3. Do-Nothing
Jika pilihan ini diambil, maka perusahaan tidak berusaha untuk melakukan
perubahan apa pun dan hanya akan menjalan proses yang saat ini sudah
berjalan.
Dari tiga pilihan konsep strategi tersebut, Buana diambil alternatif pilihan pertama
yakni Disintermediation dengan dikombinasikan alternatif kedua yakni Buy
through new intermediaries. Pemilihan alternatif ini didasarkan pada strategi LP1,
LP7, KA1, KA3.
Gambar 5.5 Marketplace Restructuring
Selain didasarkan pada hal tersebut di atas, pemilihan ini juga didasarkan pada
beberapa hal sebagai berikut:
Untuk dapat bersaing dari segi harga, Buana Niaga harus mendapatkan
harga beli serendah mungkin.
Untuk dapat memperoleh harga beli produk yang lebih rendah, Buana
Niaga akan mencoba untuk menjangkau rantai pasokan produk di atas
distributor sehingga mendapatkan harga lebih rendah.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
60
Universitas Indonesia
Buana Niaga juga membuka peluang kepada distributor mana pun untuk
menyalurkan produk. Buana Niaga akan memilih distributor dengan harga
terendah.
Decision 6: Supply-chain management (SCM) capabilities
Keputusan keenam yang harus dirumuskan adalah tentang bagaimana perusahaan
menerapkan pinsip SCM. Untuk keputusan ini, terdapat tiga pilihan sebagai
berikut:
1. Vertical Integration
Dengan konsep ini, SCM akan memiliki karakteristik proses manufaktur
yang dijalankan di dalam perusahaan dan menerapkan distant relationship
dengan pemasok.
2. Vertical Disintegration
Dengan konsep ini, SCM akan memiliki karakteristik proses manufaktur
yang dijalankan oleh pihak luar atau dengan kata lain dialihdayakan dan
menerapkan hubungan yang erat dengan pemasok
3. Virtual Integration
Dengan konsep ini SCP akan memiliki karakteristik keterhubungan yang
berkesinambungan dengan pihak ketiga pembuat produk. Hubungan
dengan pemasok dijalankan secara tertutup, seolah-olah berada dalam satu
perusahaan.
Dari tiga pilihan konsep strategi tersebut, Buana Niaga akan mengambil alternatif
pilihan kedua, yakni Vertical Disintegration. Pemilihan alternatif ini didasarkan
pada KA1, KA3, LP7, LA4.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
61
Universitas Indonesia
Gambar 5.6 Supply-Chain Management Capabilities
Selain didasarkan pada hal tersebut di atas, pemilihan ini juga didasarkan pada
beberapa hal sebagai berikut:
Buana Niaga tidak menjual produk dengan merek sendiri
Untuk menjaga pasokan produk, Buana Niaga harus menjaga hubungan
erat dengan distributor, pemasok, atau produsen
Decision 7: Internal knowledge management capabilities
Keputusan ketujuh yang harus dirumuskan adalah tentang bagaimana perusahaan
akan mengatur dan mengadministrasikan pengetahuan (knowledge) yang dimiliki
perusahaan. Untuk keperluan ini, terdapat tiga pilihan yang dapat dijadikan
alternatif sebagai berikut:
1. Static
Dengan konsep ini, pengetahuan akan diorganisasikan secara statis dalam
bentuk dokumen cetak atau dalam bentuk halaman web yang statis.
2. Interaction
Dengan konsep ini, pengetahuan diorganisasikan secara dinamis dalam
sebuah halaman web. Pada konsep ini mulai diperkenalkan forum diskusi
yang dapat digunakan oleh karyawan untuk mendiskusikan pengetahuan
yang telah diorganisasikan.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
62
Universitas Indonesia
3. Collaboratif Electronic Space
Dengan konsep ini, pengetahuan diorganisasikan secara dua arah. Semua
karyawan menjadi kontributor dalam menyusun pengetahuan.
Dari tiga pilihan konsep strategi tersebut, diambil alternatif pilihan pertama, yakni
Static. Pemilihan alternatif ini didasarkan pada strategi LA2, LA3.
Gambar 5.7 Internal Knowledge Management Capabilities
Selain didasarkan pada hal tersebut di atas, pemilihan ini juga didasarkan pada
beberapa hal sebagai berikut:
Jumlah karyawan yang terbatas
Kebutuhan masih dapat dipenuhi dengan model statis.
Decision 8: Organizational resourcing and capabilities
Jika seluruh keputusan tentang pilihan strategi e-commerce sudah dirumuskan,
maka keputusan terakhir yang harus juga dirumuskan adalah bagaimana
perusahaan menjalankan detail-detail dari strategi tersebut. Untuk keperluan ini
terdapat empat alternatif pilihan yakni:
1. In-house Division
Dengan konsep ini perusahaan akan menjalankan strategi e-commerce
dengan mengintegrasikannya ke dalam bisnis perusahaan secara langsung.
2. Joint Venture
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
63
Universitas Indonesia
Dengan konsep ini perusahaan akan mencari patner untuk mendirikan
perusahaan baru dengan cara patungan. Dengan perusahaan baru ini lah
strategi e-commerce akan dijalankan.
3. Strategic Partnership
Dengan konsep ini perusahaan akan mencari patner untuk membuat
sebuah proyek untuk mengimplementasikan strategi e-commerce.
4. Spin-off
Dengan konsep ini perusahaan akan membentuk anak perusahaan baru.
Anak perusahaan yang baru ini akan menjalankan bisnis sendiri dan
mengimplementasikan strategi e-commerce yang telah dirumuskan.
Dari empat pilihan konsep strategi tersebut, diambil alternatif pilihan pertama,
yakni in-house division. Pemilihan alternatif ini didasarkan pada LP2, LP4, LP6,
KA5, KP7.
Gambar 5.8 Organizational Resourcing and Capabilities
Selain didasarkan pada hal tersebut di atas, pemilihan ini juga didasarkan pada
beberapa hal sebagai berikut:
Strategi yang disusun dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan
Model bisnis yang dijalankan tidak memerlukan joint-venture, strategic partnership, ataupun spin-off
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
64
Universitas Indonesia
5.4 Penyusunan Rencana Kerja
Pernyusunan rencana kerja dimulai dengan penyusunan peta strategi perusahaan.
Peta strategi perusahaan selanjutnya akan diturunkan ke dalam indikator kinerja
yang dilengkapi dengan target dan inisiatif strategis untuk mencapai target.
Penyusunan ini menggunakan pendekatan kerangka Balanced Scorecard (BSC)
yang terdiri dari empat perspektif, yakni perspektif finansial, perspektif pelanggan
perspektif proses internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
5.4.1 Peta Strategi Peta strategi dirumuskan berdasarkan misi, nilai-nilai, visi, dan strategi
perusahaan. Berikut adalah peta strategi Buana Niaga yang disusun dengan
pendekatan BSC.
Gambar 5.9 Peta Strategi Buana Niaga
Pada Gambar 5.9, peta strategi Buana Niaga digambarkan dalam bagan yang
terdiri dari empat bagian. Tiap bagian merupakan perspektif yang berbeda, namun
saling berkaitan. Perspektif pembelajaran terdiri dari tiga sasaran strategis, yakni
tersedia SDM yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, tersedianya informasi
untuk mempermudah pengambilan keputusan, dan tersedia struktur organisasi
yang dilengkapi dengan pembagian tugas yang jelas. Jika ketiga sasaran strategis
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
65
Universitas Indonesia
ini tercapai, maka akan menjadi modal untuk mencapai sasaran strategis yang
berada pada perspektif proses internal.
Perspektif internal terdiri dari lima sasaran strategis. Pasokan produk dengan
varian lengkap, berkualitas, dan harga bersaing akan menjadi modal mencapai tiga
sasaran strategis yang ada pada perspektif pelanggan, yakni tersedia produk
berkualitas, tersedia produk dengan harga bersaing, dan tersedia produk sesuai
keinginan. Inventori produk yang efisien akan menjadi modal untuk mencapai
sasaran strategis tersedianya produk berkualitas dan sasaran strategis biaya
semakin efisien. Arus kas yang mudah dipantau akan menjadi modal untuk
mencapai sasaran strategi biaya semakin efisien. Pengiriman produk yang cepat
dan aman, serta merek yang mudah dikenal dan ditemukan pelanggan akan
menjadi modal untuk mencapai sasaran strategis produk bisa didapat dengan
mudah.
Perspektif pelanggan terdiri dari empat sasaran strategis, yakni tersedia produk
berkualitas, tersedia produk dengan harga bersaing, tersedia produk sesuai
keinginan, produk bisa didapat dengan mudah. Empat sasaran strategis ini akan
menjadi modal untuk mencapai sasaran strategis pendapatan meningkat.
Perspektif finansial terdiri dari tiga sasaran strategis, dimana dua di antaranya
merupakan modal untuk mencapai satu yang lain. Sasaran strategis laba
perusahaan meningkat dapat dicapai dengan modal mencapai sasaran strategis
pendapatan meningkat dan biaya semakin efisien.
5.4.2 Indikator Kinerja dan Inisiatif Strategis Terdapat 15 sasaran strategi yang berhasil diidentifikasi dari penyusunan peta
strategi. Selanjutnya, seluruh sasaran strategis tersebut diturunkan ke dalam
indikator kinerja sebagai berikut.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
66
Universitas Indonesia
Tabel 5.5 Indikator Kinerja Perspektif Finansial
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Laba perusahaan meningkat Laba operasional Rp 30.000.000,-/bulan
Pendapatan meningkat Penjualan Rp 300.000.000,-/bulan
Biaya semakin efisien Rasio biaya terhadap penjualan
5%
Indikator kinerja perspektif finansial dijelaskan sebagai berikut:
Sasaran strategis laba perusahaan meningkat akan diukur dengan
menggunakan indikator kinerja laba perusahaan. Laba perusahaan dihitung
berdasarkan total penjualan dikurangi dengan biaya pokok penjualan dan
biaya operasional.
Sasaran strategis pendapatan meningkat akan diidentifikasi dengan melihat
total pendapatan.
Sasaran strategis biaya semakin efisien diukur dengan menggunakan rasio
biaya terhadap penjualan. Rasio biaya terhadap penjualan dihitung
berdasarkan total biaya operasional dibagi total pendapatan dikali 100%.
Tabel 5.6 Indikator Kinerja Perspektif Pelanggan
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Tersedia produk berkualitas
Indeks kepuasan pelanggan terhadap kualitas produk
Nilai 4 dari skala 5
Tersedia produk dengan harga bersaing
Indeks kepuasan pelanggan terhadap harga produk
Nilai 4 dari skala 5
Tersedia produk sesuai keinginan
Rasio pelanggan aktual terhadap pelanggan potensial
10%
Produk bisa didapat dengan mudah
Indeks kepuasan pelanggan terhadap kemudahan transaksi
Nilai 4 dari skala 5
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
67
Universitas Indonesia
Indikator kinerja perspektif pelanggan dijelaskan sebagai berikut:
Sasaran strategis tersedia produk berkualitas diukur dengan menggunakan
indeks kepuasan pelanggan terhadap kualitas produk. Indeks ini akan
diperoleh dengan melakukan survei kepuasan pelanggan.
Sasaran strategis tersedia produk dengan harga bersaing diukur dengan
menggunakan indeks kepuasan pelanggan terhadap harga produk. Indeks
ini akan diperoleh dengan melakukan survei kepuasan pelanggan.
Sasaran strategis tersedia produk sesuai keinginan diukur dengan
menggunakan rasio pelanggan aktual terhadap pelanggan potensial. Rasio
ini diperoleh dengan menghitung jumlah pelanggan aktual dibagi hasil
penjumlahan pelanggan potensial dan aktual kemudian dikali 100%.
Sasaran strategis produk bisa didapat dengan mudah diukur dengan
menggunakan indeks kepuasan pelanggan terhadap kemudahan transaksi.
Indeks ini akan diperoleh dengan melakukan survei kepuasan pelanggan.
Tabel 5.7 Indikator Kinerja Perspektif Proses Internal
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target Inisiatif Strategis
Pasokan produk dengan varian lengkap, berkualitas, harga bersaing
Jumlah merek gadget dengan 100% aksesoris tersedia
10 merek IS1: Membuat perjanjian kerja sama komitmen penyediaan pasokan produk dengan pemasok
Rasio klaim garansi 0,1% IS2: Menerapkan penjaminan mutu sebelum pengiriman produk kepada pelanggan
Jumlah pemasok untuk setiap produk
2 IS3: Mencari pemasok alternatif untuk setiap jenis produk
Inventori produk yang efisien
Rasio perputaran inventori
7 hari IS4: Melakukan analisis dan menyesuaikan terhadap tren penjualan gadget
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
68
Universitas Indonesia
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target Inisiatif Strategis
Arus kas yang mudah dipantau
Waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan keuangan
5 menit IS5: Melakukan input data secara lengkap mengikuti panduan penggunaan sistem informasi
Pengiriman produk yang cepat dan aman
Rasio pengiriman tepat waktu
99,9% IS6: Menggunakan jasa pengiriman yang tepercaya
Merek yang mudah dikenal dan ditemukan pelanggan
Rangking mesin pencarian
No 5 di Google
IS7: Melakukan SEO terhadap e-commerce website
Indikator kinerja perspektif proses internal dijelaskan sebagai berikut:
Sasaran strategis pasokan produk dengan varian lengkap diukur dengan
menggunakan jumlah merek gadget dengan 100% jenis aksesori tersedia.
Sebagai contoh, merek Samsung akan dikatakan lengkap jika seluruh tipe
aksesori untuk gadget merek Samsung tersedia.
Sasaran strategis pasokan produk berkualitas diukur dengan menggunakan
rasio klaim garansi. Rasio ini dihitung berdasarkan jumlah klaim garansi
dibagi dengan jumlah item terjual.
Sasaran strategis pasokan produk dengan harga bersaing diukur dengan
menggunakan jumlah pemasok untuk setiap produk. Sebagai contoh, harga
aksesori flip cover untuk tipe gadget S9500 dikatakan bersaing jika Buana
Niaga memiliki dua pemasok untuk produk tersebut dengan harga harga
yang tidak jauh berbeda atau bahkan sama.
Sasaran strategis inventori produk yang efisien diukur dengan
menggunakan rasio perputaran inventori. Rasio perputaran inventori
dihitung berdasarkan rata-rata lamanya sebuah produk tersimpan sebagai
inventori.
Sasaran strategis arus kas yang mudah dipantau diukur dengan
menggunakan waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan
keuangan.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
69
Universitas Indonesia
Sasaran strategis pengiriman produk yang cepat dan aman diukur dengan
menggunakan rasio pengiriman tepat waktu. Rasio ini dihitung
berdasarkan jumlah pengiriman tepat waktu dibagi dengan jumlah seluruh
pengiriman.
Sasaran strategis merek yang mudah dikenal dan ditemukan pelanggan
diukur dengan menggunakan rangking mesin pencarian. Rangking ini
dapat diidentifikasi dengan melakukan simulasi pencarian sebuah produk
di mesin pencari. Rangking tampak dari urutan kemunculan produk dalam
hasil pencarian mesin pencari.
Tabel 5.8 Indikator Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target Inisiatif Strategis
Tersedianya SDM yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan
Pergantian karyawan
3 tahun IS8: Menciptakan suasana kerja yang kondusif dan menyenangkan
Mutu kinerja karyawan
Nilai 80 dari skala 100
IS9: Memberikan pelatihan yang dibutuhkan kepada karyawan
Tersedianya informasi untuk mempermudah pengambilan keputusan
Tersedianya e-commerce website
Tersedia IS10: Membangun e-commerce website
Tersedianya sistem informasi inventori
Tersedia IS11: Membangun sistem informasi inventori
Tersedianya sistem informasi akuntansi
Tersedia IS12: Membangun sistem informasi akuntansi
Tersedianya struktur organisasi yang dilengkapi dengan pembagian tugas yang jelas
Tersedianya dokumen pembagian tugas kerja
Tersedia IS13: Menyusun dokumen pembagian tugas kerja untuk setiap karyawan
Tersedianya dokumen panduan kerja
Tersedia IS14: Mengembangkan knowledge management
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
70
Universitas Indonesia
Indikator kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dijelaskan sebagai
berikut:
Sasaran strategis tersedianya SDM yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan dinilai berdasarkan pergantian karyawan yang diidentifikasi
dengan rata-rata lamanya waktu seorang karyawan bekerja di perusahaan.
Sasaran strategis tersedianya SDM yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan dinilai berdasarkan mutu kinerja karyawan yang dapat diukur
dengan menggunakan penilaian kinerja karyawan.
Sasaran strategis tersedianya informasi untuk mempermudah pengambilan
keputusan dinilai berdasarkan tersedianya e-commerce website
Sasaran strategis tersedianya informasi untuk mempermudah pengambilan
keputusan dinilai berdasarkan tersedianya sistem informasi inventori
Sasaran strategis tersedianya informasi untuk mempermudah pengambilan
keputusan dinilai berdasarkan tersedianya sistem informasi akuntansi
Sasaran strategis tersedianya struktur organisasi yang dilengkapi dengan
pembagian tugas yang jelas dinilai berdasarkan tersedianya dokumen
pembagian tugas kerja
Sasaran strategis tersedianya struktur organisasi yang dilengkapi dengan
pembagian tugas yang jelas dinilai berdasarkan tersedianya dokumen
panduan kerja.
5.4.3 Susunan Rencana Kerja Pada subbab 5.4.2, setelah indikator kinerja ditentukan dan targetnya ditetapkan
muncul inisiatif strategis untuk mencapainya. Setiap inisiatif strategis yang
muncul dijabarkan lebih detail sebagai berikut:
1. Membuat perjanjian kerja sama komitmen penyediaan pasokan
produk dengan pemasok
Berdasarkan pada Decision 2: Market and product development,
perusahaan akan menerapkan konsep strategi market penetration
strategies. Berdasarkan keputusan ini, perusahaan akan konsisten
menjadi intermediary dalam rantai penyaluran produk. Untuk menjamin
pasokan produk yang dipasarkan, perusahaan perlu membuat perjanjian
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
71
Universitas Indonesia
kerja sama penyediaan produk dengan para pemasok. Perjanjian juga
akan berfungsi sebagai jaminan bahwa produk yang dipasarkan
bergaransi resmi dari pemasok. Langkah ini juga berkaitan dengan
Decision 6: SCM capabilities, dimana perusahaan memilih konsep
strategi Vertical Disintegration.
2. Menerapkan penjaminan mutu sebelum pengiriman produk kepada
pelanggan
Berdasarkan pada Decision 3: Positioning and differentiation
strategies, perusahaan akan menerapkan konsep strategi defend e-
tailing. Untuk menjamin pelanggan puas dengan produk yang dibeli,
perusahaan harus melakukan pengecekan terhadap kualitas barang
sebelum dikirim kepada pelanggan. Kepuasan pelanggan terhadap
produk yang mereka dapatkan akan membantu perusahaan untuk
mempertahankan pelanggan. Selain dimaksudkan untuk
mempertahankan pelanggan, penyebaran informasi melalui media
mulut ke mulut yang berdasarkan kepuasan akan memudahkan
perusahaan untuk mendapatkan pelanggan baru.
3. Mencari pemasok alternatif untuk setiap jenis produk
Berdasarkan pada Decision 5: Marketplace restructuring, perusahaan
akan menerapkan konsep strategi buy through new intermediaries.
Perusahaan akan terbuka kepada para pemasok baru. Hal ini dilakukan
untuk menjaga harga yang diperoleh dari pemasok tetap kompetitif.
4. Melakukan analisis dan menyesuaikan terhadap tren penjualan
gadget
Berdasarkan pada Decision 2: Market and product development,
perusahaan akan menerapkan konsep strategi market penetration
strategies. Dengan keputusan strategi ini, perusahaan harus terus-
menerus memantau kondisi pasar, menganalisis tren permintaan pasar.
Dengan demikian, perusahaan akan mampu menyediakan produk sesuai
dengan keinginan pasar.
Berdasarkan pada Decision 4: Business and revenue models,
perusahaan akan menerapkan konsep strategi Wait and See (Fast-
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
72
Universitas Indonesia
Follower). Dengan keputusan bahwa perusahaan tidak berusaha untuk
menciptakan produk maupun menciptakan pasar, maka perusahaan
harus menyesuaikan diri dengan pasar. Kondisi pasar yang sangat
bergantung kepada produsen gadget membuat perusahaan harus
mengikuti perkembangan gadget di pasar.
5. Melakukan input data secara lengkap mengikuti panduan
penggunaan sistem informasi
Inisiatif strategis ini merupakan penunjang untuk inisiatif strategis IS7,
IS10, IS11, dan IS12. Dengan dukungan data yang lengkap dan
konsisten, maka sistem yang dirumuskan pada IS7, IS10, IS11, dan
IS12 dapat berjalan dengan lebih optimal.
6. Menggunakan jasa pengiriman yang tepercaya
Berdasarkan pada Decision 2: Market and product development,
perusahaan akan menerapkan konsep strategi market penetration
strategies. Strategi ini sangat berkaitan dengan kepuasan pelanggan.
Pelanggan yang puas akan berdampak pada penguasaan pasar.
Penggunaan jasa pengiriman yang cepat dan aman membuat produk
sampai di tangan pelanggan dengan tanpa mengurangi kualitas.
7. Melakukan SEO terhadap e-commerce website
Berdasarkan pada Decision 1: E-Business channel priorities,
perusahaan akan menerapkan konsep strategi Clicks and Mortar.
Strategi ini membutuhkan kanal online sebagai salah satu cara
penyaluran produk. Penyebaran informasi secara online bisa sangat
bergantung kepada kemunculan informasi dalam hasil pencarian di
internet.
8. Menciptakan suasana kerja yang kondusif dan menyenangkan
Berdasarkan pada Decision 8: Organizational resourcing &
capabilities, perusahaan akan menerapkan konsep strategi In-house
division. Dengan keputusan bahwa seluruh strategi akan dijalankan
langsung oleh perusahaan tanpa melibatkan pihak luar, maka kondisi
lingkungan kerja perlu diperhatikan. Lingkungan yang kondusif akan
berdampak pada kepuasan kerja karyawan.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
73
Universitas Indonesia
9. Memberikan pelatihan yang dibutuhkan kepada karyawan 8
Berdasarkan pada Decision 8: Organizational resourcing &
capabilities, perusahaan akan menerapkan konsep strategi In-house
division. Dengan keputusan bahwa seluruh strategi akan dijalankan
langsung oleh perusahaan tanpa melibatkan pihak luar, maka SDM
yang dimiliki oleh perusahaan harus ditingkatkan kemampuannya.
10. Membangun e-commerce website
Berdasarkan pada Decision 1: E-Business channel priorities,
perusahaan akan menerapkan konsep strategi Clicks and Mortar.
Strategi ini membutuhkan kanal online sebagai salah satu cara
penyaluran produk. Untuk memenuhi hal tersebut, harus dibangun
sebuah e-commerce website yang interaktif untuk melayani pelanggan.
11. Membangun sistem informasi inventori
Berdasarkan pada Decision 1: E-Business channel priorities,
perusahaan akan menerapkan konsep strategi Clicks and Mortar.
Dengan adanya sistem informasi inventori, akan memudahkan
pengelolaan stok barang, baik yang disalurkan melalui toko fisik
maupun toko online. Sistem ini juga membantu membuat keputusan
tentang inventori produk.
12. Membangun sistem informasi akuntansi
Berdasarkan pada Decision 1: E-Business channel priorities,
perusahaan akan menerapkan konsep strategi Clicks and Mortar.
Administrasi keuangan antara toko online dan toko fisik harus
dikonsolidasikan. Dengan demikian laporan keuangan akan tersusun
rapi dan dapat diperoleh dengan mudah.
13. Menyusun dokumen pembagian tugas kerja untuk setiap karyawan
Berdasarkan pada Decision 8: Organizational resourcing &
capabilities, perusahaan akan menerapkan konsep strategi In-house
division. Dengan seluruh aktivitas dijalankan menggunakan sumber
daya yang dimiliki oleh perusahaan sendiri, maka tugas setiap
karyawan harus dibagi dengan jelas.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
74
Universitas Indonesia
14. Mengembangkan knowledge management
Perusahaan harus memiliki dokumentasi cara kerja yang dapat
dijadikan acuan karyawan dalam melakukan pekerjaan. Berdasarkan
pada Decision 7: Internal Knowledge Management (KM) capabilities,
perusahaan akan menerapkan konsep strategi KM static.
Keseluruhan dari 14 inisiatif strategis tersebut di atas disusun dalam rencana kerja
satu tahun. Fase implementasi inisiatif strategis digambarkan dalam diagram
berikut.
Gambar 5.10 Diagram Rencana Kerja
Terus-Menerus IS6. Menggunakan jasa pengiriman yang tepercaya IS8. Menciptakan suasana kerja yang kondusif dan menyenangkan IS5. Melakukan input data secara lengkap mengikuti panduan penggunaan sistem IS4. Melakukan analisis dan menyesuaikan terhadap tren penjualan gadget IS3. Mencari pemasok alternatif untuk setiap jenis produk IS2. Menerapkan penjaminan mutu sebelum pengiriman produk kepada pelanggan
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
75 Universitas Indonesia
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, bab ini
menyusun kesimpulan dan saran sebagai hasil dari penelitian. Subbab kesimpulan
menjawab pertanyaan penelitian berdasarkan hasil yang diperoleh dengan
penerapan kerangka teoretis dan metodologi penelitian. Subbab saran terbagi
menjadi dua yakni, saran praktis untuk subjek penelitian dan saran teoretis untuk
penelitian selanjutnya.
6.1 Kesimpulan
Pada Bab 1, telah diuraikan pertanyaan penelitian ini adalah “Bagaimana strategi
e-commerce Buana Niaga agar dapat memperluas jangkauan pasar untuk
meningkatkan laba operasional ?” dengan tujuan spesifik untuk membuat strategi
penerapan e-commerce dan rencana kerja penerapannya. Hasil analisis pada Bab 5
berhasil pertanyaan dengan menerapkan kerangka teoretis, pengetahuan tentang
perusahaan, serta metodologi penelitian yang masing-masing dijabarkan pada Bab
2, Bab 3, dan Bab 4.
Berikut adalah uraian kesimpulan penelitian:
1. Analisis kondisi internal dan eksternal dengan menggunakan analisis
SWOT mengidentifikasi 3 kekuatan, 5 kelemahan, 18 peluang, dan 5
ancaman yang dimiliki Buana Niaga.
2. Penerapan e-commerce di Buana Niaga dapat dilakukan melalui 14
inisiatif strategis. Inisiatif strategis ini meliputi pembenahan internal,
pembenahan eksternal, dan pengembangan sistem. Kesuksesan
implementasi diukur dengan menggunakan indikator kinerja yang telah
didefinisikan bersama dengan setiap inisiatif strategis.
3. Pelaksanaan strategi dilakukan melalui rencana kerja satu tahun yang
dibagi kedalam 3 fase sekuensial ditambah dengan 1 bagian yang harus
dikerjakan terus-menerus.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
76
Universitas Indonesia
Kajian sistematis secara ilmiah terbukti dapat menjawab masalah praktis yang
dihadapi oleh perusahaan, dalam studi kasus ini Buana Niaga. Beberapa pelajaran
yang diperoleh selama penelitian dijabarkan dalam subbab “Saran”.
6.2 Saran
Sebagai pelengkap dari formulasi strategi dan rencana kerja yang telah diuraikan,
berikut saran praktis peneliti untuk Buana Niaga:
1. Kondisi perusahaan kecil memiliki beberapa karakteristik yang berbeda
dari perusahaan besar. Pebedaan karakteristik ini dapat dimanfaatkan
sebagai sebuah kelebihan dan juga harus diwaspadai karena dapat berubah
menjadi ancaman bagi perusahaan.
2. Analisis terhadap kondisi lingkungan bisnis baik internal maupun
eksternal harus dilakukan secara terus-menerus. Ketika perusahaan
mendapati perubahan kondisi lingkungan yang mungkin berpengaruh
terhadap bisnis, maka strategi yang sebelumnya telah dirumuskan harus
segera direvisi menyesuaikan dengan kondisi terkini.
Dari sisi akademis, berikut saran-saran peneliti:
1. Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan mengkaji sejauh mana
keberhasilan penerapan e-commerce di Buana Niaga. Pengkajian dapat
dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja yang telah dirumuskan.
Jika hasilnya bernilai positif maka perlu dikaji faktor kunci yang
membuatnya berhasil. Dan jika hasilnya negatif maka perlu dikaji faktor
apa saja yang menyebabkan kegagalan terjadi.
2. Penelitian tentang strategi Buana Niaga secara lebih spesifik terhadap
salah satu bidang, misalnya SCM, CRM, atau E-Marketing juga dapat
dilakukan.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
77 Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
antaranews.com. (n.d.). Retrieved Desember 22, 2012, from http://www.antaranews.com/berita/348186/pengguna-internet-indonesia-2012-capai-63-juta-orang
BPS RI. (2012). Berita Resmi Statistik. Retrieved Desember 22, 2012, from http://www.bps.go.id/brs_file/pdb_banner1.pdf
BPS RI. (2011). Statistics Indonesia. Retrieved Mei 4, 2013, from http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=28
Burnes, B. (2004). Kurt Lewin and the Planned Approach to Change: A Re-appraisal. Journal of Management Studies .
Chaffey, D. (2009). E-Business And E-Commerce Management : Strategy, Implementation And Practice. Harlow: Pretince Hall.
Gatra News. (2011). Retrieved Mei 3, 2013, from gatra.com: http://www.gatra.com/ekonomi-1/4501-ri-negara-terkonsumtif-ke-2-di-dunia.html
Have, S. t. (2003). Key management models. Harlow: Pearson Education Limited.
indonesianfinancetoday.com. (n.d.). Pertumbuhan Usaha E-Commerce di Indonesia Terus Meningkat. Retrieved Desember 22, 2012, from http://www.indonesiafinancetoday.com/read/4279/Pertumbuhan-Usaha-E-Commerce-di-Indonesia-Terus-Meningkat
JTS. (2013). Pengertian Pengusaha Kena Pajak. Retrieved Mei 1, 2013, from pajakonline.com: Pengertian Pengusaha Kena Pajak
Kemenko Perekonomian. (2011). Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia. Jakarta: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Kotler, J. P. (1996). Leading Change. United States of America: Hardvard Business School Press.
Kotler, P. (2012). Marketing Management. Boston: Prentice Hall.
KPPU RI. (2012). Kompetisi. Negeri Surga Ritel .
Mobile Monday. (2012). Retrieved Mei 3, 2013, from mobilemonday.net: www.mobilemonday.net/reports/SEA_Report_2012.pdf
Mukhoddim, W. M. (2012). Strategi Pengembangan Situs E-Commerce Penyedia Informasi Properti di Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
78
Universitas Indonesia
Myers, M. D. (2002). Qualitative Research in Information System: A Reader. London: Sage Publication Ltd.
Niven, P. R. (2002). BALANCED SCORECARD STEP-BY-STEP Maximizing Performance and Maintaining Results. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Octavianus, O. (2012). Faktor-Paktor Penentu Keputusan Pembelian Melalui E-Commerce. Jakarta: Universitas Bina Nusantara.
PTKPT. (2013). Jumlah Penduduk Dunia. Retrieved 04 21, 2013, from http://statistik.ptkpt.net/_a.php?_a=area&info1=6
Qomariah, N. N. (2011). Adopsi Teknologi E-Commerce Oleh Usaha Kecil Menengah Studi Kasus : UKM di Wilayah JABODETABEK. Jakarta: Universitas Indonesia.
RI. (2008). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. Republik Indonesia.
Sekaran, U. (2010). Research Method For Business. United Kingdom: John Wiley & Son.
Stephen P. Robbins, T. A. (2013). Organizational behavior. New Jersey: Prentice Hall.
World Bank. (2012). Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia. Dipetik Desember 22, 2012, dari http://www.worldbank.org/content/dam/Worldbank/document/IEQ-DEC-2012-BAHASA.pdf
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
A-1 Universitas Indonesia
LAMPIRAN A
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN HENRIK TIO
Peneliti : Anwar Fu’adi
Narasumber : Henrik Tio (CEO Bhinneka.com – PT. Bhinneka
Mentari Dimensi)
Tempat : Kantor Bhineka - Jl. Gunung Sahari Raya 73C No 5-6
Tanggal, Waktu : 04 Juni 2013, Pkl 16.00 – 17.30
Peserta Isi Percakapan
Peneliti (Membuka wawancara – memandu diskusi)
Narasumber (diskusi – mengeluarkan pernyataan)
1. Strategi low price hanya cocok untuk customer accuisision(A1)
2. Struktur organiasi sedehana justru membuat perusahaan bersifat
agile, dapat mengambil keputusan dan berubah dengan cepat(A2)
3. Perusahaan tanpa badan hukum akan lemah secara legal dan hanya
dapat menyasar pelanggan personal. Tanpa badan hukum tidak
dapat menyasar pelanggan korporat(A3)
4. Keputusan inventori dapat menjadi kekuatan dengan syarat
keputusannya tepat. Untuk membuat keputusan yang tepat selain
berdasarkan riset dapat pula berdasarkan insting orang yang
memiliki passion dalam bidang tersebut(A6)
5. Pemberian bonus untuk karyawan tidak bisa dikatakan sebagai
kekuatan atau kelemahan karena itu merupakan best practice dan
hampir semua perusahaan menerapkan itu. Salah satu contoh gaya
manajemen yang sulit adalah kekeluargaan(A7)
6. Overload pekerjaan yang tinggi harus dilihat apakah disebabkan
oleh jobdesc yang tidak jelas dan saling tumpang tindih atau
karena memang beban pekerjaan yang naik seiring meningkatnya
transaksi yang dilakukan (A8)
7. Kebutuhan terhadap sistem seharusnya dipenuhi dari awal
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
A-2
Universitas Indonesia
Peserta Isi Percakapan
berjalannya sebuah perusahaan(A4)
8. Senjata untuk bersaing minimal harus imbang dengan pesaing(A3)
Peneliti Sekarang masuk kondisi eksternal Pak, kondisi diluarnya Pak. Nomor satu
pemasok. Ada tiga poin pemasok di sini. Faktanya yang sekarang saya
lihat, jumlah pemasoknya banyak akhirnya mereka bersaing, akhirnya
harganya saya lebih kompetitif itu dapetnya. Jadi saya bisa membanding-
bandingkan sesama supplier kemudian dapat harganya sama saya. Itu jadi
akhrirnya tidak ada yang mainin harga suppliernya. Saya anggap itu
sebagai peluang, betul Pak ya?
Narasumber Bisa, bisa jadi seperti itu(B1). Nah kalau kita bicara eksternal ini pemasok
ini nanti ada yang dengan produk nggak ? ada pembahasan mengenai
produk nggak?
Peneliti Ada Pak produk pengganti.
Narasumber Produk pengganti sama apa? Cuma satu ya? Nah maksud saya sebenaranya
ini sangat berkaitan kan. Kamu bisa mendapatkan harga kompetitif mereka
itu jumlah banyak karena apa ya jumlah pemasonya banyak sehingga
saling bersaing ya. Tapi apakah barang yang sama-sama nggak? Atau
sebenarnya itu saling substitusi, misalnya kan kita bicara aksesoris,
aksesoris itu kan hampir jarang yang bermerek satu itu menguasai pasar
dengan besar ya. Katakanlah misalnya handphone punya Capdase.
Capdase bagus misalnya. Tapi kan dia tidak menguasai pasar. Bisa saja
cina-cina yang masuk, yang banyak ya, tapi cina-cina punya itu nggak ada
mereknya ya istilahnya saling substitute. Ada yang pakai manic-manik ada
yang Pakai gini ada yang Pakai gitu kan macam-macam gitu ya. Jadi
kadang kadang bukan lagi merek yang menjadi konsen orang belanja tapi
kadang-kadang modelnya, bentuknya. Nah sehingga itu perlu menjadi
sebuah kondisi adalah kamu mendekati pemasok yang mana yang
mempunyai barang-barang bagus atau justru barang yang jelek jelek terus.
Ada yang jelek-jelek memang kasi harga lebih murah, Tapi barangnya
nggak jalan-jalan terus gitu. Jadi itu dalam koteks itu kamu harus membuat
sebuah cacatan dalam menganalisis itu adalah tetap harus kepada kaidah
barang yang laku istilahnya begitu ya. Jadi jangan mentang-mentang dia
kasi harga murah tapi barangnya laku-laku, lu mati malahan gitu. Jadi
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
A-3
Universitas Indonesia
Peserta Isi Percakapan
harus jadi catatan bahwa dalam memilih vendor itu tidak melulu karena dia
punya barang murah tapi harus laku. Kamu harus tahu ini barang yang
laku. Itu berarti kembali kepada mata kamu sebagai seorang investor.
Kalau kamu tidak memiliki mata yang jeli untuk melihat ini barang mana
yang laku dan tidak jadinya ambruk. Tapi kalau bisa kamu yakin kamu
mempunyai sebuah mata yang baik, kamu tahu ini yang laku, ini bakal
laku, ini bakalan booming, ini bakalan bagus, nah pas itu.
Peneliti Dari segi pemasok lagi pasokannya nggak stabil Pak. Misalnya power bank
Vivan tipe ini lagi banyak yang minta wah habis. Telpon minta lagi habis
juga. Itu jadi ancaman Pak. Otomatis mau nggak mau kita harus spend
banyak kalau nggak mau stoknya kehabisan. Kita harus inventorinya harus
kuat. Untuk itu modalnya juga harus kuat. Semetara kalau over confident
stok banyak eh…nggak laku.
Narasumber Iya itu udah umum, setuju.(B2)
Peneliti Kemudian ada beberapa pemasok yang kasi kepercayaan kepada kita. Jadi
semacam konsinyasi gitu. Tapi sebenarnya hanya jatuh tempony lebih
jauh, saya ambil barang sekarang, saya bisa bayar minggu depan. Itu saya
anggap sebagai peluang karena dengan modal yang terbatas saya bisa
memanfaatkan ini.
Narasumber Ya sekali lagi harus barang yang laku. Karena kalau tidak, kamu akan
ambruk di stok itu. Karena barang aksesoris sangat sangat risiko adalah
dalam stok. Itu betul ya(B3).
Peneliti Kalau sudah nggak tren mati di stok.
Narasumber Sebenanya itu adalah kekuatan kamu dibandingkan dengan perusahaan-
perusahaan yang besar. Perusahaan-perusahaan besar justru takut bermain
aksesoris, karena kita sulit untuk mengontrol stok mati itu. Sama kaya
Bhinneka, coba lu cek Bhinneka pasti tidak punya stok sebanyak yang itu.
Kenapa? Itu pasti ada masalahnya.
Peneliti Variannya terlalu banyak dan modelnya datang terus-terusan.
Narasumber Betul, jadibagi kita itu sulit control sehingga itu bisa terjadi pemandekan
modal. Nah ini harus menjadi kekuatan bagi kamu sekaligus kehati-hatian.
Sehingga itulah yang harus kamu analisis. Sehingga dalam vendor ini
berkaitan erat dengan kebijakan stocking. Jadi stocking itu ada trennya.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
A-4
Universitas Indonesia
Peserta Isi Percakapan
Kita bicara ada modelnya. Kita bicara ada timingnya gitu ya. Jadi itu
menjadi sebuah judgment yang luar biasa yang harus bisa seorang pemilik
atau investor. Itu mengerti ya. Kalau itu tidak bisa itu akan jadi kelemahan.
Tapi kalau itu adalah kemampuan kamu untuk melihat dari beberapa
komponen itu untuk dijadikan satu itu akan menjadi kekuatan kamu. Jadi
tren, model, kemudian timing. Tiga hal ini kan menjadi sesuatu yang luar
biasa dari kekuatan kamu kalau kamu mampu mengkombinasikan dan
mengambil keputusan yang baik. Itu justru perusahaan besar yang justru
mengalami masalah karena tergantung kepada SOP, tergantung kepada
engine, tergantung kepada yang bisa salah ininya. Nah itu yang jadi
kelemahan di perusahaan besar.
Peneliti Kemudian dari segi pelanggan Pak. Karena jumlah gadgednya itu terus
meningkat. Tiap tahun keluar terus keluar terus dan kemudian jumlah
penggunanya itu juga nambah, tadinya orang nggak pakaia jadi pakai.
Narasumber Dan ada season juga. Jadi barang itu bisa ketinggalan model. Jadi keluar
terus yang baru-baru dan itu. Jadi menjadikan sebuah peluang. Artinya
pangsa pasarnya itu besar(B6)(B7). Pangsa pasar ritel itu besar.
Peneliti Modelnya saja keluar terus-terusan, terus orang juga gonta-ganti, klu
nggak gonta-ganti yang tadinya nggak pakai jadi pakai.
Narasumber Kalau kita menganalisis pelanggan biasanya kita menganalisis buying
power. Sekarang kan Indonesia sudah masuk ke USD3000/tahun ya? Jadi
pendapatan di atas 3000, itu GDP Kita. Sehingga dengan meningkatnya
GDP itu kemampuan masyarakat itu belinya lebih tinggi, lebih tinggi. Itu
tidak lagi kepada orang kaya tapi sudah ke menengah bawah ya dan itu
berarti membuka market baru dimana dulu orang yang tidak memiliki alat
ini sehingga pakai. Begitu Pakai mulailah dengan sebuah gaya hidup yang
beda, gaya hidup ini jadi peluang kan, itulah yang seharusnya kamu kaji
lebih jauh, lebih detail soal ini, soal pelanggan. Adanya sebuah
peningkatan gaya hidup, sebuah peningkatan pendapatan, yang
mengakibatkan terjadinya sebuah buying power dan dan buying behavior
yang terjadi itu lah yang kamu....
Peneliti Kemudian dari segi pesaing. Ternyata yang main di sini juga sudah banyak
Pak.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
A-5
Universitas Indonesia
Peserta Isi Percakapan
Narasumber Pasti
Peneliti Bisa jadi pesaing modalnya lebih gede
Narasumber Betul
Peneliti Kemudian pesaingnya lebih berpengalaman. Jadi itu menjadi ancaman buat
saya.
Narasumber Benar, itu benar semuanya(B8)(B9)(B10). Pasti semua itu akan menjadi
pesaing itu mesti menjadi ancaman. Kamu besar ataupun kecil tetap
menjadi ancaman. Bagi kami yang sudah besar, pemain-pemain kecil ini
pun tetap menjadi ancaman. Tapi apakah ini menjadi masalah? Bagi kami
tidak. Ini adalah sama-sama membesarkan market lho. Makin banyak
pemain marketnya makin gede lho. Makin orang aware, makin orang hidup
pakai itu. Bayangkan hari ini kamu jual sendirian, nggak ada yang tahu
gitu lho ya. Dan nggak akan ada yang beli gitu lho. Jadi sebenarnya kalau
melihat dari sisi positifnya peluang pasar itu terbuka.
Peneliti Jadi walaupun itu merupakan ancaman, tetap ada sisi positifnya di mana
market malah semakin bertumbuh besar.
Narasumber Betul. Nah kita melihatnya harus seperti itu. Dan yang paling penting
sekali lagi yang bisa membuat bisnis kamu itu hidup atau mati adalah
pelanggan. Jadi fokusnya saat ini kepada pelanggan bukan pesaing. Jadi
bagaimana caranya pelanggan mau belanja ke site saya. Jadi bukan
bagaimana saya menghadapi pesaing. Bagaimana agar pelanggan balik ke
saya bukan bagaimana menghadapi pesaing. Pesaing hanya menjadi ladang
bagi saya.
Peneliti Kemudian dari sisi pendatang baru, prinsipnya sama kaya pesaing tapi
yang baru. Entry barriernya kecil jadi orang untuk mulai usaha ini mudah.
Narasumber Iya sama kaya tadi(B11)
Peneliti Kemudian yang tadi Pak ya produk pengganti ya. Jadi dengan modelnya
yang sangat beragam itu bisa jadi ancaman karena kita nggak bisa apa…,
jadi ancaman kalau gede perusahaannya kaya Bhinneka. Akan susah untuk
memantau tapi kalau kalau kecil malah akan menjadi kekuatan?
Narasumber Kalau kamu mampu mengambil kesempatan itu dengan membuat judgmen
benar dalam melakukan stocking ya(B12). Nah itu akan menjadi kekuatan
kamu. Karena kamu begitu lincah jadi kamu harus dalam konteks ini lho
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
A-6
Universitas Indonesia
Peserta Isi Percakapan
ya. Saya melihat Anwar harus memposisikan saya sebagia usaha kecil
tidak melulu harus takut kepada perusahaan besar. Karena perusahaan
kecil ini justru saya bermain lincah. Nah lincah saya inilah yang memberi
saya kekuatan di mana kekuatan itu ya kekuatan matamu itu.
Peneliti Ketika nanti saya besar biar saya tetep lincah gimana Pak?
Narasumber Ya beda lagi. Pada saat itu bukan hanya kelincahan itu kamu harus
memiliki downline yang lebih banyak lagi yang bisa mengambil keputusan
yang sama. Tidak harus kepada kamu lagi. Pada saat itu adalah delegasi.
Betul nggak? Ya begitu kamu tumbuh pesat harus delegasi. Sama seperti di
sini kita kliennya begitu banyak. Kalau tiap hari harus tanya Pak Hendrik
ngambil keputusan, mati deh, gitu kan? Saya nggak ngambil keputusan, itu
udah sampai si salesnya udah ambil keputusan langsung, bukan saya lagi.
Jadi mereka udah seperti bos sendiri. Jadi harus bisa delegasi pada saat itu.
Atau kita bisa sering mengatakannya empowering employee.
Peneliti Kemudian eksternal tapi makro Pak. Kalau mikro kan yang langsung
berkaitan dengan kita ya, seperti pesaing yang geraknya di bisnis yang
sama. Tapi kalau yang makro kan seperti kondisi ekonomi secara nasional
dan seterusnya. Pertama kita lihat dari segi sosial Pak. Seperti yang tadi itu
Pak, yang tingkat pendidikannya semakin tinggi, kemudian pengguna
internet-nya makin banyak, terus dengan banyaknya yang main, malah
menciptakan market Pak ya?
Narasumber Betul.
Peneliti Jadi di situ posisinya kemudian ternyata cenderung begitu GDP-nya naik,
pendapatan naik, buying powernya naik juga. Akhirnya konsumtif.
Walaupun nggak naik pun juga konsumtif. Akhirnya itu jadi peluang Pak
ya. Karena marketnya semakin besar.
Narasumber Ya betul setuju, marketnya tumbuh(C1)(C2)(C3)(C4).
Peneliti Nah selanjutnya ini Pak, yang saya agak blank ini tentang UU ITE Pak.
Dengan hadirnya UU ITE ini Pak, ini sebenarnya kalau untuk usaha ritel
seperti Bhinneka itu posisinya gimana Pak? Jadi ancaman Pak atau jadi
pelindung atau sampai saat ini belum terasa pengaruhnya.
Narasumber Bagi kami pelindung sebenarnya. Karena dengan adanya undang-undang
ITE itu konotasi orang kan sebenarnya undang-undang itu ingin
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
A-7
Universitas Indonesia
Peserta Isi Percakapan
melindungi terjadinya fraud(C4). Betul ya. Fraud itu bisa terjadi sebagai
apa…sebagai pelenggara ecommerce itu ataupun sebagai penikmat. Nah
konteksnya masalahnya adalah undang undang ITE itu lebih kepada
penyelenggara dari dalah hal ini seperti Bhinneka sebagai penyelenggara
jadi ingin memastikan penyelenggara itu benar adanya karena di dunia
internet itu banyak banget situs situs yang palsu. Istilahnya palsu tapi
untuk menipu saja. Tapi bagi kita, penikmat itu juga banyak penipu gitu.
Jadi pembeli itu juga banyak nipu mereka coba pura-pura beli tapi
sebenarnya mau menipu barang itu misalnya bayar Pakai kartu kredit yang
fraud itukan sebenarnya penipuan terjadi dari sisi konsumennya bukan
penyelenggaranya kan.
Peneliti Itu tidak di-cover?
Narasumber Itu tidak di-cover. Iya yang sebenarnya bagi kita kok jadi satu belah gini
istilahnya. Sebelah gitu lho ya ini mungkin dianggab sudah discover di
undang-undang criminal tapi kenyataannya ini tidak jelas
Peneliti Jadi perlindungan untuk penyelenggaranya ga jelas gitu ?
Narasumber Ya, nah tapi bagi kita tetap memandangnya secara positif. Karena kalau
misalnya di situ semakin aman orang kan semakin berani belanja. Nah jadi
sebenarnya tetap ada positifnya
Peneliti Terus kemudian masuk ke ranah hukum pajak Pak. Sejauh ini mengganggu
nggak sih Pak pajak ini?
Narasumber Kita tidak ya. Karena pajak itu sama seperti lu mau online offline sama
saja nggak ada bedanya(C6). Istilahnya bagi pajak, pokoknya terjadi
transaksi ya lu mesti bayar pajak, terutama kalau kamu harus menjacai size
yang dipajakin, Tadi kamu mengatakan 600 juta/thn. Kalau kamu udah
masuk ke ranah itu yang kamu harus bayar pajak ya. Jadi saya tidak
merasakan itu sesuatu perbedaan jadi sama saja. Mestinya itu tidak
menjadi ancaman. Itu fair play.
Peneliti Kalau diposisikan sama yang tadi Pak, sama yang nggak bayar pajak, saya
bayar pajak otomatis biayanya lebih tinggi itu jadi ancaman nggak Pak?
Narasumber Tapi saya tidak melihatnya secara begitu. Contohnya begini, katakanlah
misalnya kita bicara perusahaan yang sudah kena pajak, saya sudah 1M
deh, saya bayar pajak, Anwar pun sudah 1M sebenarnya, tapi kamu nggak
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
A-8
Universitas Indonesia
Peserta Isi Percakapan
bayar pajak. Katakanlah seperti itu, otomatis harga jual saya lebih mahal
karena harus saya harus pakai PPN 10 %, sedangkan kamu nggak pakai
PPN 10%, secara logika memang benar saya lebih mahal, saya tidak bisa
bersaing dari segi harga. Sehingga kita merasakan bahwa ini perlu dong
kalau kaya gitu kita ikutan kamu deh juga nggak mau bayar pajak gw juga,
biar sama-sama bisa bersaing. Sebenarnya itu lah yang kita selalu beri tahu
kepada pihak pajak. Eh lu harus bisa fair, kalau kita nggak fair play, ya
pasti saya akan ikutan yang tidak bayar pajak juga, wong dia nggak bayar
pajak gimana guwe bisa bertahan hidup. Guwe harus tambah 10% dia
tidak, itu kan begitu, itu kondisi pertama. Nah tapi kalau misalnya kita
dengan bertumbuhnya sebenarnya ada juga sebuah kondisi yang kita
menganggap bahwa pajak itu adalah hak negara sebenarnya ya kan?
Kembali lagi adalah nurani kamu gitu lho ya. Lu mau bayar apa kagak.
Sebenarnya balik lagi kesitu gitu lho.
Peneliti Etika bisnisnya berarti Pak ya?
Narasumber Betul, tapi kalau kita merasakan unfairness itu begitu gampang terjadi di
Indonesia ini, sehingga kita cenderung ngapain kita mesti bayar pajak,
wong guwe bayar pajak juga di slewengkan kok. Jadi kita merasakan
unfairness itulah yang membuat kita udah guwe nggak bayar pajak ajalah,
karena udah tidak bisa menjustify nurani. Saya tanya di sana juga nggak
bayar kok, untuk apa? Kan itu yang terjadi sehingga itu terjadilah… Saya
melihat ini akan terjadi terus kalau memang negara kita tidak ada
perbaikan secara hukum terhadap korupsi itu ya itu akan terjadi terus, jadi
lebih kepada fenomena negara. Tapi kalau misalnya negara itu adil dalam
hal ini sebenarnya pajak itu tidak menjadi masalah, kan itu tuh kan hak
Negara kok, ya kan?. Kita kan mau maju untuk negara ini ya kita kita
harus bayar pajak untuk pembangunan kan gitu ya. Nah tapi kita merasa
kita tidak fair play karena itu tidak digunakan dengan sebenarnya. Jadi
sepanjang negara ini tidak mampu berindak fainerss terhadap itu, itu tetap
akan menjadi sebuah kelemahan. Saya setuju.
Peneliti Kesadaran pembeli pun juga berpengaruh Pak ya berarti, saya kalau beli di
situ lebih murah tapi dengan harga segitu kayaknya dia nggak bayar pajak
deh, Bhinneka lebih mahal sedikit tapi kayaknya bayar pajak nih.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
A-9
Universitas Indonesia
Peserta Isi Percakapan
Narasumber Kadang-kadang kan pembelinya menganggap so what? Yang penting guwe
beli murah emang guwe bangga punya hati nurani? Emang guwe pikirin?
Yang penting murah jadinya beli di situ kan. Walau pun tau yang di sini
bayar pajak. Tapi kalau misalnya ada yang bisa lihat, ahhh pusing deh di
sini bayar pajak segala macam guwe nikmatin juga guwe bayar juga guwe
beli disini. Tapi untuk kesadaran itu kan masih belum banyak di negara ini
makanya saya mengatakan sepanjang negara ini masih belum mampu
menyelenggarakan negara dengan benar, ini akan terjadi terus ini. Jadi
saya setuju itu menjadi sebuah kebimbangan sosial.
Peneliti Terus dari segi ekonomi. Ekonominya tumbuh termasuk tadi Pak GDP-nya
naik. Terus dari situ berarti jadi peluang Pak ya? Buying power-nya naik,
sama kemudian dari segi banking Pak kan payment gateway kan di kita
kan beda dengan yang di luar negeri nggak tau kenapa masalahnya itu, tapi
beda yang pasti. Ternyata bank di kita mengeluarkan produk sendiri-
sendiri seperti KlikBca dan segala macam itu. Nah itu jadi peluang karena
memudahkan implementasinya?
Narasumber Yak(C7)(C8)
Peneliti Kemudian dari segi politik. Politiknya stabil, nggak ada huru-hara seperti
98 segala macam. Jadi, itu jadi peluang Pak ya? karena stabil nggak ada
gangguan secara signifikan.
Narasumber Heem. Mungkin kamu perlu mengunggkapkan sebuah fakta juga bahwa
ekonomi itu tidak lagi tersentralisir di Jakarta tapi sudah ke daerah. Jadi
pertumbuhan di daerah itupun cukup tinggi sehingga online itu semakin
nyata dan semakin layak untuk di jadikan peluang kan. Mungkin perlu
kamu tambahkan.
Peneliti Iya jadi tambahan satu poin itu jadi peluang Pak ya.
Narasumber Betul
Peneliti Terus ini ada MP3EI, saya ngomong di sini pemerintah juga mendukung
adanya e-commerce itu dengan program ini. Karena yang di dalam master
plan ini tujuannya adalah meningkatkan ekonomi. Ini salah satu poin di
sini, poin yang paling besar di sini adalah pemerintah mencoba untuk
membangun ICT di daerah-daerah. Jadi penetrasi broadband, penetrasi
koneksi internet itu di kampong-kampung itu dijalankan oleh pemerintah.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
A-10
Universitas Indonesia
Peserta Isi Percakapan
Otomatis secara tidak langsung akan mengefek pada peningkatan
pengguna internet, meningkatnya pasar, jadi, menjadi peluang bagi kita.
Narasumber Betul(C9), dan juga sekarang pemerintah mulai menerapkan sistem lelang
online semacam itu ya itu juga, apa, adanya keharusan tranparansi harga
semacam itu juga. Itu juga memberikan peluang bagi bisnis online seperti
kita.
Peneliti Itu yang lelang online itu Bhinneka juga ikut Pak?
Narasumber Kita ikut tapi tidak selalu dapat menang. Sekarang ini tetap pada manusia
yang dibelakangnya itu walaupun ngomongnya begitu begitu, kita mau
ikut udah tutup, udah ada pemenangnya jadi tetap ada saja yang di caplok
sama mereka. Jadi kadang-kadang kita males. Akhirnya ini tetep ada
mainnya kok. Itu hanya menjadi semacam sebuah syarat dari pemerintah
pusat gitu ya, tapi dalam prakternya itu dimainin.
Peneliti Tapi Bhinneka pernah ikut dan menang gitu Pak ?
Narasumber Kita nggak sampai menang kita beberapakali kita ikut kaya kita punya
Telkom saja tetap dilakukan dengan tidak benar gitu. Tapi saya tahu
banyak temen-temen yang menang melalui itu. Apa yang saya dapet
informasinya adalah sebenarnya itu tetep menjadi syarat mereka. Tapi di
luar itu sebenarnya tetep ada kong-kalikong tetep ada itu. Nah tapi kalau
pemerintahannya yang bersih contohnya KPK kita menang terus. Saya
menang terus karena memang nggak ada KKNnya kan nggak ada
korupsinya di situ. Baru ini terkahir di Jakarta barat menang juga, saya
juga terkejut di Jakarta Barat punya pemrov DKI. Saya menang juga.
Mungkin karena benar-benar Jokowi-nya mulai bersih ya. Mudah-
mudahan karena itu. Jadi ada indikasi beberapa tempat yang bersih itu bisa
menang. Tapi kalau tidak tetep susah sulit. Kaya PU gitu jangan harap deh.
Peneliti Kemudian dari segi teknologi munculnya vendor aplikasi e-commerce
seperti tokoonlineku, onlinestoreku.com segala macam yang membantu
star-up star-up itu untuk bikin toko online 3 hari jadi segala macam. Itu
jadi peluang untuk saya nggak Pak? Untuk membangun yang tadinya cuma
katalog biar lebih gampang, udahlah kasihkan ke mereka aja. Mereka juga
banyak dan harganya juga bersaing.
Narasumber Tentu, artinya tidak perlu menguasai teknologi terlalu dalam(B4).
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
A-11
Universitas Indonesia
Peserta Isi Percakapan
Peneliti Kemudian kalaupun nggak mau pakai ini ada template-template engine e-
commerce yang gratis saya bisa manfaatkan itu jadi peluang juga.
Narasumber Betul(C10)
Peneliti Kemudian ada cloud computing sekarang, otomatis untuk bikin itu saya
nggak perlu investasi terlalu banyak untuk hardware. Saya bisa pakai ini
dengan biaya awal yang lebih murah jadi peluang juga
Narasumber Ya betul biaya bulanan juga lebih murah(B5)
Peneliti Kemudian kalau yang tadi payment gateway yang dibuat oleh bank,
banyak juga perusahaan baru semisal Doku, Ipaymu. Saya anggap jadi
peluang juga, dengan mereka sudah koar-koar promosi kan di mana-mana.
Saya pakai mereka, mereka udah trusted, otomatis situs saya juga ikut
trusted karena saya pakai. Itu jadi peluang.
Narasumber Betul(C11). Saya coba berpikir teknologi. Tadi kita sudah bahas soal
teknologi internet berkembang udah ya tadi?
Peneliti Iya udah Pak seperti yang penetrasi ke daerahnya tinggi, otomatis
penggunanya banyak marketnya berkembang. Walaupun sekarang masih
masih dalam tahap visit-visit-visit lama-lama juga beli.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
B-1 Universitas Indonesia
LAMPIRAN B
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN TOIEN BERNADHIE RADIX
Peneliti : Anwar Fu’adi
Narasumber : Toien Bernadhie Radix (CEO RadixGuitars.com)
Tempat : Gedung The Energy lt.25 – SCBD Jakarta
Tanggal, Waktu : 12 Juni 2013, Pkl 16.00 – 16.45
Peserta Isi Percakapan
Peneliti Terima kasih Pak Toien atas waktunya. Jadi kan saya mengerjaan tesis ini
Pak. Kemudian dari salah satu tahap ketika saya mengerjakan ini adalah
validasi atau interview dengan para expert yang ada di bidangnya. Ini
kebetulan kemaren saya sudah mengajukan permohonan kepada Bapak
untuk mereview apa yang saya tulis dan saya rumuskan, kemudian nanti
akan menjadi bahan revisi untuk tulisan saya.
Mungkin saya mulai dengan mempresentasikan apa yang saya tulis di tesis
saya. Di karya akhir saya, saya mengambil judul tentang perancangan
strategi e-commerce di UMKM studi kasusnya di Buana Niaga. Dimana,
Buana Niaga ini adalah perusahaan saya sendiri. Saya bergerak di bidang
ritel. Kemudian dengan kondisinya saat ini saya mencoba untuk
merumuskan strategi bagaimana perusahaan itu nanti bergerak di e-
commerce. Mengawali tulisan saya membahas tentang latar belakang
Buana Niaga yang mulai beroperasi sekitar satu tahun yang lalu, ritel untuk
aksesori gadget mulai dari smartphone, handphone, maupun tablet.
awalnya saya hanya memulai dengan modal sebesar 40 juta. Dari 40 juta
ini saya ingin mencapai payback period atau saya ingin modal ini bisa
kembali dalam waktu satu tahun. Kalau saya ingin kembali satu tahun
secara tren pendapatan, secara tren laba yang diperoleh harusnya seperti
yang garis putus-putus di diagram ini. Tetepi dalam kenyataannya saya
hanya memperoleh di yang garis yang tidak putus-putus ini. Jadi ada jarak
antata target dengan pencapaian. Sehingga di dalam riset ini saya
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
B-2
Universitas Indonesia
Peserta Isi Percakapan
menuliskan masalah yakni target itu tidak tercapai. Dan dari target yang
tidak tercapai itu saya mencoba untuk mengidentifikasi masaah-masalah
yang muncul. Mulai dari apakah layanan saya kurang bagus? apakah
karena dari sisi pesaing? atau dari sisi pasar? Di dalam riset ini saya fokus
kepada sisi pasar dengan salah satu alasan yakni online channel-nya belum
digarap. Maka karena saya ingin menyelesaikan masalah dari sisi ini,
muncul pertanyaannya bagaimana strategi e-commerce yang bisa
digunakan oleh Buana Niaga untuk memecahkan masalah ini. Dari
tinjauan pustaka dan studi literatur yang sudah saya jalani saya
merumuskan bahwa saat ini Buana Niaga itu adalah sebagai brick and
mortar company, jadi berporasi hanya offline saja dalam artian hanya toko
yang benar benar fisik. Kemudian saya ingin bertranformasi ke klick and
mortar. Jadi ingin menggarap kanal online-nya juga. Tidak hanya offline
sehingga perlu dirumuskan strategi untuk menjalankan bisnis ini. Metode
penelitiannya dari identifikasi masalah, pengumpulan data, analisis,
perumusan strategi, kemudian validasi, dan sekarang kita ada di posisi
validasi. Yakni meminta pendapat kepada expert yang sudah
berkecimpung di dunia bisnis ataupuin e-commerce. Dalam merumuskan
strategi ini saya menggunakan pendekatan yang ditulis Dave Caffey di
bukunya yakni pendekatannya mulai dari strategi analisis. Jadi melalukan
scanning environtment terhadap kondisi yang saat ini ada kemudian
merumuskan visi-misi dari perusahaan. Baru kemudian mendefiniskan
strategi. Kemudian perencanaannya. Dengan mengikuti empat ini harapan
saya step yang saya lakukan ini divalidasi oleh expert dalam hal ini Bapak
Toien. Step yang pertama yakni mengenai kondisi internal yang ada di
Buana Niaga, di toko saya itu. Dari sisi strategi saya menerapkan strategi
low price. Dengan strategi low price ini berdasarkan teori katanya low
price itu sebagai salah satu competitive advantage dalam bersaing dan saya
menganggap itu sebagai kekuatan. Bagaimana menurut Bapak mengenai
low price ini? Apakah memang benar itu bisa menjadi kekuatan? atau
justru sebuah kelemahan dengan mengandalkan low price ?
Narasumber Price itu sebenarnya Cuma salah satu unsur di dalam strategi. Jadi dia
tidak bisa di terapkan terpisah hanya price saja. Lower price itu bisa
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
B-3
Universitas Indonesia
Peserta Isi Percakapan
menjadi satu kekuatan tapi harus dikaitkan dengan faktor-faktor yang
lain(A1). Jadi tidak bisa kita pagerin hanya sendiri saja. Ada hal hal lain
seperti servis kemudian kecepatan pengiriman dan kepercayaan, dan
seterusnya.
Peneliti Kemudian dari sisi struktur, dari sisi ini organisasi yang ada di saya itu
sangat sederhana sekali. Organisasinya hanya saya kemudian di bantu oleh
dua orang asisten di toko dengan kondisi organisasi yang sangat sederhana
saya anggap itu sebagai kelemahan karena pembagian tugasnya jadi tidak
jelas. Jadi semuanya mengerjakan semuanya. Apakah itu sebagai
kelemahan atau justru dengan adanya orang itu sedikit justru menjadi
kekuatan?
Narasumber Organisasi itu tidak bisa terlalu kecil tapi juga tidak bisa juga terlalu
gemuk, jadi harus pas(A2). Jadi kalau kita ngomong soal organisasi itu
bisa menjadi kelemahan kalau tidak pas, kalau dia kurang atau dia
kelebihan. Kalau dia kurang dia jadi kurang bisa bekerja dengan maksimal,
kalau kegedean dia jadi susah gerak karena terlalu besar bebannya terlalu
berat. Jadi ini mesti dibedah lagi, sebenarnya struktur organisasinya ini
sesuai dengan kebutuhan dengn kebutuhan Buana Niaga tidak? Jadi Buana
Niaga itu bisnis activity-nya apa? yang diperlukan apa? terus teroganisasi
sesuai dengan kunci sukses yang harus dipenuhi oleh Buana Niaga itu
seperti apa? diterjemahkan dalam struktur organisasi. Struktur ya, bukan
pengisian orang. Strukturnya harus benar masalah komposisi dikerjakan
oleh beberapa orang asal tidak ada konflik of interest bisa aja.
Peneliti Trus dari segi struktur Buana Niaga ini berjalan tanpa memiliki badan
usaha. Perusahaan yang berjalan tanpa badan usaha. Bagaimana pendapat
bapak tentang hal ini ?
Narasumber Perusahaan kalau tidak ada badan usaha itu bahasa sederhananya tidak bisa
jadi besar(A3). Karena kalau kita mau besar kita harus deal dengan
perusahaan-perusahaan besar. Mereka wajarnya itu harus badan usaha
karena itu ada urusannya denga pajak dan lain lain. Terus disisi lain badan
hukum, badan usaha itu saya lebih melihat seperti kita ada going concern
saya ada niat untuk menjadi besar, saya ada niat untuk tetap berlanjut. Itu
biasanya lebih mendorong kesana. Itu pasti tidak bagus kalau tidak ada.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
B-4
Universitas Indonesia
Peserta Isi Percakapan
Peneliti Kemudian dari segi sistem yang digunakan saat ini karena hanya berupa
toko offline, software yang kita gunakan hanya point of sale saja. Jadi
benar-benar hanya untuk mencatat berapa barang masuk dan barang keluar
tidak mencakup pelaporan akuntansi dan segala macam sehingga laporan
keuangan itu belum tertata rapi sehingga saya menganggap itu sebagai
kelemahan.
Narasumber Kalau saya lihat dari sistem perangkat lunak online store, kalau kita
ngomong kesuksesan usaha dan lain-lain sebenarnya kalau soal software
untuk laporan akunting dan lain lain itu tidak terjadi masalah. Tapi kalau
udah besar apa iya iya itu bisa dikerjalan secara offline simple(A4). Tapi
online store itu sendiri sebenarnya konsepnya yaitu toko dan hanya layar
itu lah yang menjual yang berhadap dengan konsumen yang layar itu jadi
layar itu dia harus bisa berfungsi sebagai SPG kita. Dia bisa membujuk
orang tapi dia juga bisa membaca perilaku orang jadi sistem perangkat
lunakyak sebelum kalau soal akun dan lain-lain itu ok bisa jadi syarat tapi
yang lebih penting disini adalah sebenarnya sistem perangkat lunak yang
bisa memberikan kita informasi tentang perilaku pelanggan dan juga bisa
membuat orang bisa lebih interaktif dengan membaca perilaku pelanggan.
Jadi dia bisa tahu kalau orang ini biasa beli ini. Kemudian dia bisa
membujuk orang calon pembeli untuk membuka website kita muncul
usulan usulan beli ini lho… beli ini lho… jadi ada persuasifnya itu lebih
penting. Karena interaksi kita hanya dengan screen jadi screennya itu harus
interaktif
Peneliti Kemudian selanjutnya saat ini sebenarnya sudah punya website untuk
menjalankan e-commerce tapi website yang saat ini ada itu hanya sebatas
sebagai katalog, tidak bisa digunakan untuk menjalankan transaksi jadi
saya menganggap itu masih sebagai kelemahan. Jadi jawabanya sama
dengan yang tapi Pak ya?
Narasumber Iya jadi orang tidak bisa berinteraksi langsung secara personal(A5).
Peneliti Nah kalau kita ngomong sistem kan tidak hanya front end ya, kembali
kalau misalkan keperluan untuk back-end tadi jadi apakah untuk nengelola
itu kita memerlukan sistem atau cukup kita kerjakan secara manual.
Narasumber Manual itu akan berhubungan dengan data dan akan besar sekali jadi
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
B-5
Universitas Indonesia
Peserta Isi Percakapan
gimana caranya kalau kita tidak pakai sistem kita bisa baca(A4).
Seumpamanya konsumen ini kemaren beli ini beli itu kemudian umur
sekian beli itu kalau kita secara manual bisa dikerjakan bisa tapi itu sangat
besar akan lebih bagus kalau ada sistem tapi kalau tergantung dari
tingkatan tingkatan Buana Niaga sendiri. Karena yang saya tahu sistem
seperti itu kan mahal. Itu bisa dilaksanakan dengan manual tapi berarti data
harus di-collect
Peneliti Kemudian dari segi keterampilan dakam menjalankan bisnis. Karena usaha
ini berupa ritel tidak memproduksi produk jadi mengambil dari pihak
distributor kemudian kita jual kembali. Yang menjadi tuntutan untuk dapat
dilakukan itu adalah keputusan untuk melakukan inventori produk. Jadi
keterampilan mengambil keputusan ini, karena perusahaan ini masih baru
pengalamannya masih sedikit masih sering salah untuk mengambil
keputusan. Sehingga saya mengambil itu menjadi sebuah kelemahan
tentang keterampilan inventori produk ini bagaimana menurut Bapak?
Narasumber Ya itu perlu pengalaman(A6), jadi sebenarnya tidak hanya karena
perusahaannya yang baru, orang nya juga harus punya pengalaman yang
cukup untuk bisa membaca pasar. Kasarnya bahwa ini fast moving produk
ini slow moving ada tools yang bisa kita pakai dari data-data tapi. Intinya
tetep dari judgment kita sendiri dari pengalam bahwa yang ini laku yang
ini tidak. Tapi setelah itu di-collect yang lebih penting lagi itu adalah
bagaimana membuat itu benar-benar jalan. Dipelajarin plus minusnya
kemudian di program promosi dan lain-lain. Harus bisa membaca tren.
Mau g mau.
Peneliti Kemudian dari soal gaya, jadi di sana itu kita menerapkan pemberian
bonus jadi kalau misalkan dalam satu minggu mencapai target penjualan
sekian itu atau mendapatkan sekian itu kita memberikan bonus sebagai
kekuatan. Apakah tradisi pemberian bonus ini positif atau justru malah
negatif untuk karyawan?
Narasumber Sistem komisi di penjualan itu dimana-mana berlaku kaya gitu dan itu
paling efektif. Yang perlu diperhitungkan adalah perhitungan yang cukup
wajar memang benar memotivasi bisa memotivasi. Jangan sampai terlalu
tinggi dan membuat orang “ah paling saya tidak dapet”. Tapi dia juga bisa
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
B-6
Universitas Indonesia
Peserta Isi Percakapan
besar tapi juga tidak menjadi ada batasannya juga jangan sampai tidak
kalau ilmu bodohnya kan gini, salesman satu dia bisa dapet untung lebih
banyak dari pada owner. Persentasenya dia 10% sedangkan saya 3% tapi
kan saya punya salesman 100 jadi saya dapet 300. Jadi itu normal sekali.
Semua salesman drive by money.
Peneliti Kemudian dari segi SDM jumlah karyawannya tadi dikatakan sedikit jadi ?
Narasumber Tetap tergantung keperluannya berapa. Jadi tidak bisa mengatakan sedikit
kalau memang kebutuhannya sedikit kalau memang satu orang ya satu
orang. Kalau banyak orang ya memang harus banyak(A8).
Peneliti Kemudian soal nilai di perusahaan. Ini karena masih baru berdiri selalu
ditekankan harus kerja keras kalau pengen maju kalau tidak ya tidak. Jadi
dengan menanamkan budaya kerja keras ini, ini menjadi sebuah kekuatan
untuk maju. Ini menurut Pak Toien bagaimana nilai kerja keras ini?
Apakah bagus untuk perusahaan atau mungkin ada nilai lain lain yang bisa
membantu perusahaan untuk maju?
Narasumber Itu mutlak ya budaya kerja keras(A7), tapi yang sering kali hanya jadi
pembicaraan dan tidak dilaksanakan orang hanya nguber-nguber orang lain
men-drive orang lain tapi dia lupa bahwa dia harus men-drive dirinya
sendiri dulu. Di dalam itu sudah harus ada dorongan dulu kemudian baru
bisa mendorong orang lain dan itu harus ditanamkan kepada seluruh
karyawan yang ada yang terlibat dan yang paling tinggi itu harus punya
yang seperti itu. Itu harus.
Peneliti Nah itu scanning arena yang ada di kondisi internal. Kemudian dengan
pertimbangan komentar Bapak toin tadi akan di perbaiki apakah itu
sebagai kekuatan atau justru sebagai kelemahan.
Kemudian masuk ke analisis tentang kondisi eksternal terapi masih secara
mikro. Jadi kondisi eksternal perusahaann yang masih langsung berkaitan
dengan perushaan.
Yang pertama dari segi pemasok, pemasok ini jumlah pemasoknya banyak
Pak. Jadi saya bisa mengasmbil dari supplier A, B, atapun C. Sehingga
saya mendapatkan harga yang kompetitif saya menganggap itu sebagai
peluang apakah benar?
Narasumber Ada pelajaran kecil. Pemasok yang banyak kalau dari sisi competitiveness
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
B-7
Universitas Indonesia
Peserta Isi Percakapan
dari sisi persaingan kita bisa menjadi peluang karena kita bisa main-main
harga dan mereka akan banting-bantingan(B1). Tapi pemasok yang banyak
itu artinya supply yang banyak jadi kalau over supply kalau tidak di kita
berarti di orang lain juga ada. Jadi kita pesaing juga ada jadi dua sisi mata
uang. Kalau lu tidak bisa makan semua akan keluar kiri kanan menjadi
pesaing.
Peneliti Kemudian pasokan, walaupun pemasok banyak tetapi kadang pasokan
produk itu tidak stabil. Kadang-kadang satu tipe itu tiba-tiba hilang tidak
ada disemua supplier. Itu tidak ada, saya menganggap itu sebagai
ancaman.
Narasumber Itu akan mempersulit perencanaan jadi benar kalau jadi ancaman(B2)
Peneliti Kemudian beberapa pemasok sudah memberikan kepercayaan ke kita jadi
semacam konsinyasi. Kita bisa ambil barang hari ini kita bisa bayarnya
minggu depan. apakah dengan kondisi seperti itu bisa menjadi peluang
buat kita?
Narasumber Ya itu pasti. Karena yang jelas cashflow akan lebih ringan(B3). Kemudian
kita bisa memperluas ekspansi bisnis kita dengan lebih mudah karena tidak
perlu uang lagi. Terus kemudian dengan semakin banyak barang ada di
kita balik lagi ke nomor satu pesaing berkurang. Kalau kita ngomongnya
soal supply yang sama.
Peneliti Kemudian kita masuk ke sisi pelanggan karena produk yang kita jual
adalah aksesori untuk smartphone, handphone dan tablet jumlah
penggunanya ini sekarang semakin banyak. Tadinya orang tidak pakai jadi
pakai. Saya menggangap sebagai peluang karena market semakin besar.
Benar ya?
Narasumber Ya itu pasar yang membesar(B6)
Peneliti Kemudian gadget-nya juga terus-terusan datang yang baru, datang yang
baru. tadinya udah punya beli lagi kemudia makin besar juga marketnya
Narasumber Ya itu juga jelas pasar yang membesar(B7)
Peneliti Kemudian kaitannya yang pemasok tadi benar berarti memang pesaingnya
banyak. Banyak yang melakukan bisnis sama dengan saya dan itu saya
anggap sebagai ancaman. Itu benar ya?
Narasumber Ya. Memudahkan pelanggan untuk beralih ke pesaing karena dia juga
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
B-8
Universitas Indonesia
Peserta Isi Percakapan
banyak pilihan(B8).
Peneliti Kemudian saya sebutkan karena modal saya cuma 40jt tadi, bisa jadi ada
pesaing yang punya, modal lebih besar sehingga dia bisa banting harga
lebih gila dari saya atau bisa melakukan hal-hal yang yang diluar
kemampuan saya. Jadi saya anggap itu sebagai sebuah ancaman.
Narasumber Iya ancaman(B9) tapi tidak selalu bahwa modal besar dia bisa banting
harga. Kadang kan dia bisa sampai dumping di bawah harga modal kalau
sampai dia seperti itu. Tapi kan itu tidak boleh. Kalau belinya 100 yang
jualnya harus lebih dari itu. Modal besar itu mereka bisa bertahan lebih
lama dengan berperang gila-gilaan itu baru jadi ancaman.
Peneliti Kemudian dari pesaing karena saya baru mulai satu tahun, bisa jadi ada
pesaing yang memang lebih dari itu beropersasinya jadi punya pengalaman
lebih apakahh itu jadi ancaman atau justru dengan saya baru jadi peluang?
Narasumber Kalu kita lihat merek yang lama itu bisa jadi ancaman. Karena
pengalamannya(B10). Tapi banyak faktor yang mesti dilihat. Kadang-
kadang orang suka dengan comfort zone trus dia lupa dia ketiduran. Itu
bisa dia tidak kreatif intinya ke arah bagaimana kita membuat strategi yang
kreatif yang beda yang lebih bisa menarik pelanggan.
Peneliti Kemudian dari pendatang baru dengan banyaknya pemasok pesaing juga
banyak entry barrier untuk mengerjakan itu juga kecil. Akhirnya ya, yang
main makin lama makin banyak yang main juga jadi ancaman deh buat
kita.
Narasumber Itu iya, entry barrier itu kalau memang kecil akan menjadi ancaman
karena gampang menimbulkan pesaing(B11). Tapi entry barrier itu bukan
karena hanyak bayak pemasok dan lain lain gitu jadi sebenarnya seberapa
mudah untuk masuk bisa jadi karena start bisnisnya bisa dengan modal
kecil, kemudian dengan online itu kita tidak perlu membangun kantor
membangun apa pun. Membangun modal besar diawal itu jelas. Entry
barrier yang kecil itu bisnis yang sanga susah menghindari “me too
business”.
Peneliti Kemudian dari segi lainnya produk pengganti. Karena kita ngomong
aksesoris macmnya banyak jadi dengan mudah orang kan “ah saya tidak
suka dengan yang di jual di toko itu, saya suka denga yang di toko lain”.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
B-9
Universitas Indonesia
Peserta Isi Percakapan
Jadi agak susah kita memprediksi keinginannya seperti apa?
Narasumber Kalau itu bisa dijadikan sebagai peluang dengan bayaknya produk
pengganti tidak selau sebagai ancaman(B12). Produk pengganti itu kita
tidak bisa mengasosiasikan bahwa produk pengganti ada di orang lain.
Produk pengganti itu bisa saja di kita dong… kalau kita kreatif. Jadi kita
selalu menyediakan produk-produk baru. Produk pengganti yang orang
lain itu sudah out of date. Jadi kuncinya kalau kita ngakalin ini supaya ini
jadi peluang adalah kita kreatif di produk pengganti. Kita jadi trend setter-
nya bukan jadi follower.
Peneliti Kemudian analisis secara makro. Kalau tadi kondisi eksternal yang
langsung berkaitan dengan perusahaan.
Dari segi sosial tingkat pendidikan yang semakin tinggi, terus internet juga
makin banyak yang pakai orang juga semakin lama digunakan banyak
orang yang semakin percaya kepada e-commerce. Kemudian juga
masyarakat kita yang cenderung konsumtif itu saya anggap sebagai hal-hal
yang memperbesar market dan akhirnya menjadi peluang untuk orang
terjun ke sini.
Narasumber Yang paling penting dari e-commerce, naiknya kepercayaan pasar itu
karena naiknya kepercayaan orang terhadap e-commerce, kepercayaan
orang terhadap sistem pembayaran, keamanan pembayaran, dan ketepatan
pengiriman(C1)(C2)(C3)(C4). Itu secara umum kalau maju Indonesia ini
bisa jadi peluang. Orang sudah mulai percaya karena banyak sekali yang
memang reliable
Peneliti Kemudian dari segi hukum, ada UU baru yang sangat langsung berkaitan
dengan e-commerce yaitu UU ITE, bagaimana Pak, ada pengalamankah
dengan UU ITE? apakah ini menguntungkan atau merugikan untuk usaha.
Narasumber Kalau itu dilihat dari Buana Niaga itu bisa jadi ancaman karena kamu
belum siap(C5). Kalau siap hukum itu justru mengatur ketertiban yang
justru itu bisa jadi peluang jadi tidak ada lagi orang-orang aneh, yang gara-
gara satu nila rusak susu sebelanga. Kalau kamu siap itu bisa jadi peluang
Peneliti Jadi UU ITE ini ketika kita sudah siap ini menjadi entry barrier baru jadi
orang lain tidak akan langsung bisa masuk.
Narasumber Selain itu kepercayaan kepada e-commerce akan naik(C5).
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
B-10
Universitas Indonesia
Peserta Isi Percakapan
Peneliti Kemudian aturan pajak Pak, berkaitan dengan yang di awal tadi dengan
kondisi yang belum memiliki badan usaha tentunya tanpa badan usaha
tidak akan bisa bayar pajak, bagaimana menurut Bapak, pajak ini terhadap
bisnis seperti apa sih?
Narasumber Tergantung lagi, kalau kita siap itu aturan yang membuat kita bisa bersaing
secara fair, karena saya kena pajak mereka juga kena pajak(C6). Kalau
Cuma saya saja yang bayar pajak kemudian orang lain tidak kena pajak itu
tidak fair. Tapi kalau ada aturannya kan semuanya sama, biayanya sama.
Tergantung lagi balik lagi kalau kita siap itu sebagai peluang karena
keteraturan itu membuat lagi lagi dunia itu menjadi dipercaya orang.
Peneliti Tapi kalau dalam kondisi saya bayar pajak dia tidak bayar pajak maka itu
jadi ancaman buat kita karena kita cost-nya lebih besar karena bayar pajak
Narasumber Bisa kaya gitu tapi tergantung kita melihatnya kemana? Kamu mau
ngelihat ke bawah atau maju ke atas, kalau maju ke atas itu peluang.
Peneliti Kemudian kondisi ekonomi, jadi selain tadi secara kondisi sosial, secara
kondisi ekonomi, ekonomi kita tumbuh, GDP-nya makin lama makin naik,
itu jadi buying power-nya orang semakin tinggi menjadi peluang buat kita
biar jalan bisnisnya ya?
Narasumber Ya itu betul(C7)
Peneliti Kemudian dari segi perbankan, dari segi pembayaran Pak ya, pembayaran
kartu kredit itu di kita kan masih kurang umum, jadi pembayaran di kita
macam-macam. mulai dari transfer ditungguin masuk atau tidak kemudian
hadirnya juga vendor-vendor yang menyediakan e-wallet seperti DOKU,
IPAYMU itu jadi peluang g buat kita untuk menjalankan bisnis,
Narasumber Itu jadi seperti menambah kepercayaan terhadap e-commerce. Tapi
dikerjakan oleh orang lain yang memang sudah dipercaya(C8)(C11). Jadi
kita ikut kaya vehicle kita untuk ikut dipercaya. Jadi ngambil
kepercayaannya itu kita tinggal ngambil dari penyedia payment gateway
itu. Jadi semua konsumen pasti akan lebih percaya ke sana dibanding kita
harus meyakinkan semua konsumen yang setiap hari datang yang baru itu
harus lebih susah. Jadi itu peluang banget.
Peneliti Kemudian dari segi politik, kalau saya bilang kondisi politik Indonesia itu
cukup stabil Pak ya tidak ada ujuk rasa atau huru-hara yang seperti tahu
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
B-11
Universitas Indonesia
Peserta Isi Percakapan
1998. Apakah benar ya kondisi politik kita sekarang itu stabil?
Narasumber Politik itu sebenarnya seperti api dalam sekam, buktinya sekarang dolar
sudah 10rb. Secara besar kita itu sebenarnya tidak ril. Karena subsidi BBM
yang dinikmati oleh masyarakat itu dibayar dari hutang. Itu membuat
semuanya akan tidak bagus, jadi pertumbuhan kita itu tidak semata-mata
kita produktif pertumbuhan kita itu ada karena hutang.
Peneliti Kemudian dari segi politik juga pak, pemerintah itu punya program
namanya MP3EI Master Plan Percepatan Pertumbuhan Ekonomi, jadi
dengan Master Plan ini akhirnya ekonominya naik dan salah satu poin
pentingnya adalah di dalam master plan ini ada pengembangan
infrastruktur TI di dareh-daerah. Otomatis pengguna internet akan semakin
banyak. Saya menuliskan itu sebagai peluang.
Narasumber Iya, kalau hubungannya dengan itu(C9). Tapi kalau dengan program itu
saya tidak tahu detailnya. Kalau dia mengembangkan jaringan bandwidth
dan lain-lain yang membuat orang semakin mudah mengakses internet, ya.
Peneliti Kemudian secara teknologi vendor untuk membangun e-commerce itu
sekarang juga banyak jadi kita tidak susah untuk cari.
Narasumber Tergantung dari skala Buana Niaga sendiri. Kalau yang bermunculan
vendor e-commerce itu masih terjangkau atau tidak, kalau semuanya masih
3M-3M apa boleh buat. Itu bakal jadi entry barrier sendiri. Entry barrier
itu kan bagus kalau kita ada di dalam, kalau kamu ada di luar ya tidak
bagus(C10)(B4).
Peneliti Kemudian ada juga teknologi cloud computing yang kalau kita kita pengen
kita tidak perlu punya sendiri HWnya, sehingga investasinya tidak perlu
gede.
Narasumber Iya itu jadi peluang banget, tapi itu juga menurunkan entry barrier
lagi(B5).
Peneliti Dari analisis yang tadi, akhirnya nanti akan saya rumuskan akan menjadi
hasil analisis ini ada yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman. Ini akan saya revisi berdasarkan masukan dari Bapak tadi. Ok
Pak terima kasih atas waktunya dan sharing ilmunya.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
C-1 Universitas Indonesia
LAMPIRAN C
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN QK DIKARA BARCAH
Peneliti : Anwar Fu’adi
Narasumber : QK Dikara Barcah (Dosen E-commerce Univ.
Paramadina - Illinois Institute Of Technology)
Tempat : Pizza Hut Gatot Subroto - Jakarta
Tanggal, Waktu : 13 Juni 2013, Pkl 18.30 – 19.30
Peserta Isi Percakapan Peneliti Terima kasih Pak atas waktu dan kesediannya untuk interview.
Di tesis saya, judulnya perancangan strategi e-commerce untuk UMKM
studi kasus Buana Niaga.
Narasumber Buana Niaga itu perusahaan apa?
Peneliti Nah kan saya punya toko di pancoran situ, saya jualan aksesoris untuk
HP, terus waktu awal saya mulai itu kan saya mulai dengan modal 40juta.
Dari situ saya menargetkan untuk bisa kembali modal dalam waktu 1
tahun. Tetapi ternyata setelah sekilan bulan mendekati 1 tahun kayaknya
target itu tidak tercapai, melihat dari tren pendapatan dengan tren
pendapatan yang seharusnya di dapet kalau ingin balik modal 1 tahun.
Dengan yang riil itu tidak seimbang kurvanya di bawahnya. Jadi itu jadi
research question. Kenapa kok seperti itu? akhirnya kan dari berbagai
macam permasalahan yang dimungkinkan menyebabkan itu terjadi salah
satunya itu yang di sorot adalah masalah pasar. Karena tokonya hanya
offline hanya buka toko benar secara fisik jadinya market yang bisa di
raih ya hanya sekitar situ atau yang lewat situ saja. Nah jadi yang
disorotin itu channel online ini belum digarap. Akhirnya saya pengen
garap. Bagaimana caranya untuk menggarap ya kita rumuskan strateginya
di sini. Nah dibukunya Dave Caffey ini ada pendekatan untuk
merumuskan strateginya 1-4 step-nya mulai dari strategic analisis, kita
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
C-2
Universitas Indonesia
Peserta Isi Percakapan scan evirontmen yang ada internal dan external kemudia kita rumuskan
visi misinya kemudian kita generate strateginya seperti apa kemudia kita
bikin planningnya seperti apa. Kemudian untuk scanning environtment ini
karena kebetulan sumber datanya itu saya sendiri sebagai peneliti sebagai
sumber data juga otomatis harus ada second dan third opinion dari expert
kan gitu. Makanya ketika melakukan scanning ini saya meminta pendapat
dari para expert salah satunya Pak Dika.
Pertama yaitu scanning kondisi internal. Nah untuk melakukan scanning
ini saya menggunakan kerangka 7s mckinsey jadi biar seluruh kondisi
yang ada tercapture takutnya kalau tidak menggunakan kerangka ada satu
bagian yang tidak tertangkap oleh saya.
Yang pertama itu dari sisi strategi itu saya menggunakan strategi cost
leadership jadi gimana caranya saya paling murah gitu. Kemudian saya
menganggap itu sebagai kekuatan kalau menurut Pak Dika gimana pak?
Apakah cost lead itu bisa benar menjadi kekuatan
Narasumber OK. Produk yang dijual aksesoris. Begini saya setuju dalam konteks
bahwa memang satu-satunya loyalitas customer di Indonesia itu hanya
kepada harga(A1). Artinya itu mana yang murah pokoknya gue loyal, gue
nggak perduli dia mereknya apa tapi dia murah. Jadi customer Indonesia
itu loyalnya ke harga. Tetapi begini, untuk produk-produk tertntu itu
cerita itu tidak bisa di pakai, karena menurut saya di Indonesia, contoh
analogi yang paling gampang beberapa waktu yang lalu ada orang IPB
cerita, tahu pepaya California, mahal itu, enak juga, manis juga, gede dan
mahal, namanya pepaya California itu buatan IPB jadi setelah dijual
dengan berbagai macam nama tidak pernah laku diganti namanya
California itu laku. Padahalnya produknya sama lokal juga. Artinya orang
mulai lihat ini pepaya yang bentuknya seperti ini ini manis bla bla bla..
saya mau jual dimana? Marketnya itu harus cocok, dan pada saat cocok di
jual di market ini orang tidak lihat lagi harga itu murah atau mahal.
Sekarang kalau kita lihat produknya ini produk yang dijual itu masuk ke
market kemana sih, kalau misalnya memang marketnya pas dalam
konteks mereka itu hanya cari murah pas di situ ya sudah perang harga,
mana yang murah itu yang dibeli orang. Jadi bisa dilihat sebagai kekuatan
pada saat analisis bahwa ini ada di market yang tepat itu memang benar.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
C-3
Universitas Indonesia
Peserta Isi Percakapan Tapi kalau ternyata itu dia tidak pas marketnya belum tentu cost
leadership itu sesuai. Ambil contoh deh, gampang aja kamu barusan
ngledekin saya tadi, Pak akhirnya pakai macintos juga. Ternyata dalam
tanda kutip macintos kan cukup mahal ini harganya seharga dua laptop,
tapi pada saat saya terbentur kepada pilihan bahwa saya harus di-support
sama notebook yang mobilitasnya tinggi, tidak terlalu berat, kemana saja
saya bawa handy. Jadi situasi itu membuat saya tidak punya pilihan lain
mau tidak mau pakai pilihan ini.
Peneliti Kemudian yang kedua Pak dari segi struktur, struktur organisasi itu masih
dalam bentuk entrepreneurial artinya struktur organisasi di saya, hanya
saya dibantu dengan dua orang staf. Tidak ada pembagian tugas yang
departmental,yang ada finansial, SDM, dan seterusnya. Struktur saya
masih seperti itu jadi dengan kondisi yang kaya gitu saya fleksibel, lebih
lincah, saya menganggap karena organisasinya kecil itu jadi kekuatan
apakah itu benar?
Narasumber Saya setuju itu benar, karena begini biar bagaimana pun perusahaan itu
sekarang mengarah kepada emmm begini.. perusahaan-perusahaan besar
itu pengen bagaimana caranya supaya bisa agile, jadi lincah jadi gesit
seperti perusahaan kecil, tetapi mereka ingin menguasai pasar dimana
pun(A2). Jadi mereka inginnya secara distribusi gede, tapi untuk masuk
kepasar ke customer itu ingin seperti semangatnya perusahaaan kecil.
Karena perusahaan kecil itu semangat. Saya setuju kalau itu.
Peneliti Kemudian yang ketiga secara stuktur saya belum memiliki badan hukum
Pak, saya menganggap itu sebagai sebuah kelemahan karena tanpa badan
hukum saya tidak punya siup bisa digusur kapan pun, jadi saya tidak
punya PT tidak punya CV tidak punya badan hukum, bisa jadi kekuatan
atau kelemahan pak?
Narasumber Kenapa sih harus badan hukum?
Peneliti Saya berpikir begini, di dalam aturan perpajakan, ketika kita sudah
mencapai omzet penjualan 600 juta kita harus bayar pajak. Tanpa bayar
pajak maka perusahaan kita berjalan secara ilegal. Kemudia kalau kita
bayar pajak otomatis kita harus punya NPWP kalau kita mau punya
NPWP kita harus mendaftar badan usaha. Tanpa memiliki badan usaha
kalau usaha ini besar saya tidak bisa berjalan secara legal gitu, jadi jalan
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
C-4
Universitas Indonesia
Peserta Isi Percakapan saja ilegal walaupun gede.
Narasumber Sekarang gini coba ambil contoh WARMO tau? Warung Marmo yang di
tebet itu 24 jam itu. Sugih itu yang punya warteg, itu juga tidak punya
badan hukum, tapi dia making money. Habis itu pemda bilang warung
tegal harus dikenakan pajak PPN. Yang ribut yang miskin-miskin artinya
dia di-support yang miskin akhirnya tidak bayar pajak. Akhirnya tetep aja
jalan. Jadi begini, you have to a vision. Apa visinya? artinya kalau kamu
punya visi sekarang saya tidak bayar pajak tidak punya badan hukum oke.
Tapi kalau sudah sampai sini saya harus punya badan hukum tapi as long
as you have a vision. Jadi menjalan situasi organisasi yang tidak berbadan
hukum itu dengan sadar tidak apa-apa. Itu bukan suatu kelemahan justru
kekuatan asal visinya jelas(A3).
Peneliti Kemudian dari segi sistem karena saya hanya toko biasa. Saya hanya
pakai point of sales saja. Laporan keuangannya tidak ada Pak di PoS. Jadi
benar-benar cuma mencacata barang masuk dan barang keluar berapa
terjual hari ini berapa terjual kemaren jadi karena saya ada keinginan
untuk besar itu tidak mencukupi itu jadi kelemahan
Narasumber Itu yang harus digarisbawahi, keinginan untuk besar. Seberapa besar?
Artinya begini, kalau kamu berfikir bahwa, Pak saya suatu saat harus
menjadi perusahaan retail yang besar, ok, berapa tahun dari sekarang?
misal 3 tahun ok. Nah sekarang I have to prepare for that moment
mikirnya kan begitu. Bagaimana cara yang paling baik untuk preparation
to that moment, salah satu kekurangan yang banyak terjadi atau banyak di
UKM itu karena laporan keuangannya tidak bankable. Tergantung
melihannya juga kalau kamu melihat sesuatu dari nol, inilah opportunity
untuk membangun semuanya(A4). Jadi saya percaya bahwa sistem itu
kalau dilihat bahwa sistem yang hanya mencatat akuntansi secara
sederhana itu memang kelemahan. Tetapi opportunity untuk
memperbaikinya jauh lebih mudah sekarang dari pada nanti setelah 2 atau
3 tahun atau sudah besar. Memang itu kelemahan bahwa ini opportunity.
Pokokknya UMKM harus bankable deh sehingga tahu masuknya kemana.
Apalagi kalau kita cerita bisnis ini kan semua orang maunya begini. Tapi
kalau anwar orang IT kan berfikirnya beda dong, maksudnya begini,
sebetulnya yang menarik itu kan di sini orang suka warnanya apa sih?
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
C-5
Universitas Indonesia
Peserta Isi Percakapan Artinya kalau tanpa data, point of sales-nya tidak merekam itu hanya
barang terjual dan sebagainya. Tapi tidak sejauh itu pertanyaan itu kan g
bisa terjawab kalau orang IT kan mikirnya gitu. Jadi keperluan lainnya
dalah untuk gathering data(A4).
Peneliti Nah kemudian dari sistem lagi sekarang sih sudah punya website yang
kalau dikembangkan ke e-commerce sudah ada website-nya. Tapi
sekarang posisinya masih berupa katalog kalau dibandingkan dengan
pesaing lain yang website-nya sudah bisa berjalan e-commercenya kita
kalah saya anggap itu kelemahan karena itu belum jalan masih katalog.
Narasumber Ya saya setuju kalau masuk ke situ(A6) karena ada satu, Pak hari cerita
ke saya ada satu website, websitenya keren banget sangat sophisticated,
wah keren banget trus dia punya toko di kota di datengin sama Pak hari
tokonya kecil banget sangat berbeda antara virtual klik and mortar dan
brick and mortar-nya. Karena yang klik sangat canggih kelihatan sangat
interaktif menarik orang mau beli dari satu, tapi begitu lihat tokonya
cuma toko kecil aja. Tapi di dalam putaran sales-nya luar biasa besarnya,
jadi itu potensi tapi masih jadi kelemahan.
Peneliti Nah ini yang tadi Pak, karena saya ritel ini ada warna apa segala macam
keputusan inventori itu sekarang masih berdasarkan insting bukan
berdasarkan data jadi saya anggap itu masih sebagai kelemahan.
Otomastis PoS tadi harus dikembangkan lebih jauh
Narasumber Benar saya setuju itu, karena yang gede itu melakukan itu, ritel ritel yang
besar melakukan itu. Karena barang kan punya behavior makanya
sekarang di bisnis RFID itu sekarang punya potensi besar untuk masuk ke
dalam tanda kutip upaya melihat customer behavior Karena orang orang
yang punya produk dia itu sebetulnya ingin sekali mengetahui bukan
hanya siapa pembelinya dari produk saya tetapi bahkan lebih dari itu
berapa lama produk saya disimpan di rumahnya, dan waktu dibuang,
dibuangnya pakai apa? dibuangnya kemana ? hasilnya akhirnya
kemanana karena dia ingin melihat siklus lengkap dari produksinya. Dia
jadi mulau dari raw material sampai bagaimana ini bisa di-recycle. Jadi
harus dikembangkan
Peneliti Kemudian dari segi gaya, saya sih karena itu temen-temen saya jadi saya
menjaga kebersamaan dengan mereka. Paling tidak kalau saya lagi ada di
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
C-6
Universitas Indonesia
Peserta Isi Percakapan situ ya, ok kita makan bareng lu makan, makan apa, gue makan, gue
makan apa. Jadi sama yang kita makan, jadi dengan begitu akan tercipta
yang di nomor 9 ini, nilai- nilai kekeluargaan di perusahaan saya.
Narasumber Nilai-nilai kekeluargaan apa yang ingin di ciptakan
Peneliti Bukan ingin diciptakan tapi saya merasa, ya itu temen-temen saya seperti
keluarga saya. Apakah itu berefek ke bisnis atau tidak sih?
Narasumber Sangat berefek(A7), maksudnya begini sampai sejauh mana, ini ada dua
pertanyaan, sampai sejauh mana orang-orang yang anwar hire itu ikut
serta merasakan bahwa naiknya sales yang dia lakukan atas usaha dia itu
merupakan juga kebaikan bersama dari tim itu? Itu satu, kemudian yang
kedua jangan sampai kekeluargaan itu dalam konteks pada saat saya
membutuhkan pertolongan, karena lo keluarga gue you have to help me.
Itu hal berbeda lho….
Peneliti Kemudian kaitannya dengan yang awal tadi Pak, struktur organisasinya
masih entrepreneurial jadi jumlah karyawan cuma dua orang. Dengan
dua orang kalau misalkan nanti bisnisnya grow, kemudian penjualnya
meningkat segala macam, bisa menyebabkan overload pekerjaan kalau
karyawannya cuma dua jadi saya anggap itu kelemahan.
Narasumber Itu kan if, yang penting sekarang itu gimana?
Peneliti Jadi itu bisa menjadi kelemahan kalau memang sudah overload tapi kalau
sekarang belum overload malah jadi kekuatan? Karena kita tidak perlu
spend terlalu banyak untuk gaji karyawan(A8).
Kemudian analisis eksternal tapi secara mikro. Jadi kondisi luar eksternal
yang masih langsung berkaitan dengan kondisi bisnis. Dari segi pemasok
itu jumlah pemasoknya banyak, kemudian tapi barang pasokannya tidak
stabil, terus kita dapat kepercayaan dari pemasok. Mungkin dari 1 sama 3
itu saya anggap sebagai peluang. Jumlah mereka banyak sehingga saya
dapat harga yang kompetitif. Mereka tidak bisa maen harga karena
mereka juga bersaing. Kemudian sebagian dari mereka sudah memerikan
kepercayaan ke kita, Jadi saya bisa ambil barang sekarang saya bisa
bayarnya satu atau dua minggu lagi. Dengan modal terbatas saya anggap
itu sebagai peluang, setuju pak?
Narasumber Setuju(B1)(B3), jadi memang dalam konteks ini bisa jadi kita tidak perlu
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
C-7
Universitas Indonesia
Peserta Isi Percakapan memberikan dana di awal kepada pemasok supaya barang yang dia miliki
bisa kita jual, misalnya saja konsinyasi. Setelah sekian, kalau terjual
sekian, yang gue bayar sekian. Yang pentin jumlah item barangnya yang
di catat itu g salah.
Peneliti Kemudian yang kedua, tapi pasokannya tidak stabil pak. Model item
barangnya banyak tetapi modal saya terbatas otomatis saya tidak bisa
ambil item dengan jumlah terlalu banyak karena harus di-share dengan
item yang jumlahnya banyak tadi. Misalnya saya sedia item A warna
merah itu Cuma 10 item. Ketika 10 item itu habis ketika saya balik ke
supplier kadang mereka tidak ada barang. Supplier yang banyak itupun
semuanya kosong tidak ada jadi saya bilang pasokannya g stabil. Tiba-
tiba bisa hilang aja tuh barang. Baru dua bulan lagi ada lagi. Jadi
walaupun supplier banyak tapi pasokan tidak stabil. Ini jadi ancaman
karena saya harus lumayan banyak ambilnya. Kalau tidak mau kehabisan
di tengah jalan.
Narasumber Ini sulit jawab pertanyaan ini. Untuk produk ini ya, untuk produk ini sulit
karena pertama dia memang lifecycle barangnya memang pendek. Kenapa
lifecycle pendek, itu membuat sulit menjawab pertanyaan itu. Dia
mungkin sudah memprediksi bahwa secara rata-rata saya tidak mungkin
menjual produk seperti ini dengan jumlah produk misalnya sebulan 3000
unit too risky. Karena melihat dari historical data menjal 3000 itu sulit.
Karena menjual 3000 untuk produk seperti ini produknya belum habis
barangnya sudah discontinue. Ada tidak produk-produk seperti itu?
Sebagai contoh adalah yang terjadi sekarang ipad2 muncul, sebentar terus
ipad3. Barangnya sudah discontinue aksesorisnya masih banyak.
Pertanyaannya yang dimaksud tidak stabil itu seperti apa apakah memang
sudah discontinue atau yang biasanya 10unit, 10 unit, 10 unit, tidak ada,
tidak ada, terus 10 unit…. Atau sperti apa?
Peneliti Yang 10 unit, 10 unit, 10 unit, tiba hilang, trus ada lagi. Jadi pas hilang
sebenarnya demand dari customer masih tetep ada. Tapi ternyata stok
habis ketika ke pemasok juga habis.
Narasumber Jadi benar-benar ya, artinya tidak stabil itu dalam konteks yang tadi ya.
Bukan karena discontinue. Tapi ini saya setuju pasokan tidak stabil harus
memiliki stok jumlah cukup itu memang ancaman(B2) apakah benar
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
C-8
Universitas Indonesia
Peserta Isi Percakapan pasokan barang tidak stabil perlu dipastikan lagi.
Peneliti Kemudian lagi Pak, dari segi pemasok teknologi, jadi sekarang banyak
vendor e-commerce untuk develop aplikasi e-commerce. Kemudian dari
segi penyedia infrastruktur ada cloud computing untuk bisa di-supply ke
kita ini akan mempermudah kita untuk mengimplementasikan e-
commerce. Jadi itu sebagai peluang saya anggap. Dengan banyak vendor
yang bisa membantu untuk develop kemudian ada teknologi ini saya tidak
perlu spend terlalu banyak untuk infrastruktur itu jadi peluang Pak.
Narasumber Begini, ternyata hosting di Indonesia lebih mahal dari di Singapura kan,
ok?
Peneliti Tapi pernyataan itu menjadi tidak sugnifikan karena pasar kita customer
base-nya di Indonesia jadi selisih harganya juga tidak terlalu signifikan
jadi tidak berpengaruh.
Narasumber Ok deh setuju bisa dicatet sebagai peluang(B4)(B5).
Peneliti Kemudian dari segi pelanggan Pak jumlah gadget-nya meningkat.
Semakin banyak jadi yang tadinya tidak pakai jadi pakai, kemudian
gadget baru bermunculan, bisa jadi yang tadinya pakai satu, pakai dua,
atau tadi udah pakai ganti, otomatis aksesorisnya juga ganti. Otomatis itu
jadi peluang dari segi pelanggan untuk kita.
Narasumber OK(B6)(B7)
Peneliti Kemudian dari segi pesaing Pak pesaing 8, 9, 10, ancaman semua,
namanya juga pesaing, gimana komentar Bapak tentang pesaingnya
banyak, untuk memulainya itu gampang. Hubungannya dengan no 11
pendatang baru entry barrier kecil pesaingnya makin banyak kemudian
bisa jadi pesaing itu datang dengan modal lebih besar atau pesaing yang
lebih lama itu lebih berpengalaman dengan support sistem yang sudah
mereka milki otomatis 8 – 11 itu sebagai ancama gitu.
Narasumber 8-11…..OK(B8)(B9)(B10)(B11)
Peneliti Nah dari segi produk pengganti karena kita ngomong aksesoris, jadi tidak
ada produk pengganti. Pilihnnya hanya antar mau pakai atau tidak. Jadi
tidak ada substitute. Jadi saya anggap peluang. Bukan kaya kalau kita
mau ke Surabaya bisa naik pesawat atau naek kereta dua-duanya produk
yang berbeda, karena kita ngomong aksesoris pilihannya hanya pakai dan
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
C-9
Universitas Indonesia
Peserta Isi Percakapan tidak pakai jadi tidak ada pengganti.
Narasumber Karena produknya unik gitu maksudnya? Setiap produk unik gitu
maksudnya? Coba saya ambil contoh saya punya banyak alternatif cover
ya kan.
Peneliti Karena saya bukan berposisi di produksi cover jadi saya tidak
mengatakan kalau saya punya cover warna merah saya tidak punya warna
biru kemudian pembeli itu pengen warna biru, saya tidak menganggap itu
sebagai substitute saya menganggap itu sebagai pesaing. Jadi pilihannya
hanya pakai dan tidak pakai gitu. Jadi bukan substitute.
Narasumber OK… betul kalau gitu(B12)
Peneliti Kemudian dari kondisi eksternal secara makro dari segi sosial itu 1, 2, 3,
4 saya anggap sebagai peluang. Tingkat pendidikan masyarakat semakin
tinggi. pengguna internet semakin tumbuh, tingkat kepercayaan terhadap
e-commerce semakin tinggi, termasuk kondisi masuarakat kita yang
dikatakan cederung konsumtif. Itu menjadi peluang semuanya buat saya.
Narasumber Kenapa tingkat pendidikan masyarakat terus meningkat untuk itu sebagai
peluang, nomor 1 dan nomor 4 seperti bertentangan lho. Orang yang
pendidikanya makin tinggi kecenderungan konsumtifnya menurun(C1).
Ya kan? Hanya masuk ke function dia bukan ke fashion. Itu kenapa kok
bisa sama
Peneliti Karena saya tidak membandingkan antara 1 dan 4, jadi saya
menghubungkan 1 itu dengan 2. Secara tidak langsung nomor satu itu
tingkat pendidikan yang makin tinggi itu akan meningkatkan
pertumbuhan pengguna internet yang secara tidak langsung
meningkatkan pasar. Jadi ketika 1 dihubungkan dengan 4 akan saling
bertolak-belakang. Tapi ketika 1 dihubungkan dengan 2 itu memang
keduanya memperbesar market.
Narasumber Tapi kemudian begitu pengguna internet Indonesia terus tumbuh kondisi
masyarakat cenderung kosumtif itu juga bisa dihubungkan. 1 dan 2 itu
tidak terlalu berhubungan dengan produkmu, setuju g? kalau 4 itu
langsung berhubungan dengan produkmu. Tapi kalau nomor 2 masih
berhubungan tapi tidak terlalu langsung karena ada keinginan untuk
membuka market di virtual world semakin banyak pengguna internet di
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
C-10
Universitas Indonesia
Peserta Isi Percakapan indenesia. Maka peluang untuk memasarkan produk ini lewat internet
akan makin besar tapi bagaimana hubungan langsung antara tingkat
pendidikan masyarakat terus meningkat dengan produk ini sehingga itu
menjadi peluang. Untuk menjual, karena ini aksesoris lho, saya ambil
contoh misalnya begini, terakhir saya malah tidak pakai casing sama
sekali yang Onix saya lepas sama sekali tidak ada cover-nya karena
ternyata dia justru menghimpun panas ternyata. Setelah saya baca-baca
masuk akal juga. Karena seharusnya dia panasnya keluar tapi karena ada
cover jadi tertutup akhirnya saya buka, ini justru jadi ancaman. Untuk
produkmu langsung lho…(C2)(C3)(C4)
Peneliti Tapi bahaya juga kalau saya tulis pendidikan jadi ancaman, tidak suka ini
kalau orang jadi pinter ?
Narasumber Maksudnya bukan itu, tapi kita bisa bicara produk kita kan? tidak
bermaksud intension kita tidak suka orang pinter, bukan, tapi terhadap
produk, kita melihat bahwa tingkat pendidikan semakin meningkat akan
menadi ancaman untuk jual produk.
Peneliti Terus kemudian dari segi hukum, UU ITE Pak, saya menganggap UU
ITE ini jadi ancaman karena kita ketika menjalankan bisnisnya harus
benar-benar detail mengikuti UU ITE. Jadi kalau ada satu saja yang tidak
komplit bisa-bisa jadi senjata makan tuan ke kita UU ITE ini. Atau
gimana Bapak ngelihat UU ITE terhadap e-commerce, atau justru itu
menjadi semacam legalitas yang jadi peluang gitu.
Narasumber Saya percaya bahwa UU ITE itu positif buat e-commerce(C5). Karena
begini, kita mau bicara sistem keamanan dalam konteks canggih seperti
apa pun juga network pasti bisa dibobol. Udah deh, itu semua orang
percaya itu. Kalau tidak ada suprastrukturnya, hukum itu jadi
suprastruktur. Jadi ini justru menjadi peluang karena mendukung sebagai
suprastruktur. Karena Anwar biar bagaimana pun tertarik untuk masuk ke
pasar e-commerce. Kan jualnya itu ke market yang lebih besar lagi.
Karena UU hukum ini justru jadi peluang. Jadi harusnya lebih enak. Saya
ambil contoh misalnya begini, di sini kan kelihatan dengan diskusi ini
kelihatan bagaimana perlunya nanti usahanya Anwar itu menjadi usaha
yang berbadan hukum. Begitu masuk ke website harus berhubungan
menjadi merchant untuk mendukung transaksi elektroniknya ya kan
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
C-11
Universitas Indonesia
Peserta Isi Percakapan diperlukan sarat-sarat untuk bekerja sama dengan bank sebagai salah satu
merchant-nya. Kalau dia tidak berbadan hukum bank tidak mau misalnya,
atau kalau bank tidak mau saya pakai paypal saja, saya bayar lebih besar
tidak apa-apa. Tapi artinya di sini sudah mulai diperlukan perlindungan
perlindungan hukum. Jadi melihat itu sebagai suatu peluang sebetulnya.
Dengan perlindungan hukum ini ditawarkan oleh entitas lain yang
menunjang bisnis itu jadi bisa comply.
Peneliti Kemudian anturan pajak, mungkin masih ada hubungannya dengan yang
tadi ya. Jadi karena ini sebagai sebuah aturan yang harus kita ikutin kalau
untuk saat ini sih saya beranggapan segala macam aturan itu jadi
ancaman. Apakah benar kalau aturan pajak itu juga jadi ancaman buat
kita? Karena bisa jadi saya harus bayar pajak kemudian saya bayar, yang
sana tetep tidak bayar. Jadi secara harga saya tidak bisa bersaing. Itu jadi
ancaman buat saya.
Narasumber Makanya kalau saya bilang tadi kalau masalah pajak you have to have a
vision(C6). Jadi hubungannya dengan visi. Kalau misalnya kita mau jual.
Saya ambil contoh misalnya gini aja. Ini terjadilah banyak begitu ada
warung nasi, dia punya restoran China, dia tau segede-gedenya market di
gue udah segini udah tidak bisa di tambah lagi. Dibikin di tempat lain
walaupun dia harus malem bolak-balik walaupun dia sudah tahu dia
punya tukang masak tapi tetep dia harus monitor. Tapi dengan caranya itu
lah dia bisa menambah income-nya. Dia pakai bayar pajak tidak? dia kan
tidak bayar pajak. Jadi memang dalam hal ini pajaknya itu menjadi
ancaman buat dia. Karena kalau tidak, tadi dia harus naikin harganya.
Peneliti Kondisi eksternal secara makro lagi, dari segi ekonomi itu, ekonomi
Indonesia terus tumbuh GDP-nya terus meningkat sehingga buying
power-nya makin tinggi akhirnya market semakin besar jadi peluang
setuju Pak ya?
Narasumber Ya(C7)
Peneliti Kemudian dari segi ekonomi lagi dari sisi perbangkan. Karena payment
di Indonesi berbeda dengan di luar negeri. Berbedanya hanya dalam hal
kartu kredit kita belum terlalu umum digunakan. Jadi di bank-bank ini
juga mengeluarkan inovasi. BCA dengan klikpay-nya, Mandiri denga
ClickPay-nya kemudian itu memudahkan implementai akhrinya jadi
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
C-12
Universitas Indonesia
Peserta Isi Percakapan peluang kita untuk implementasi juga.
Narasumber Ya benar setuju(C8)
Peneliti Kemudian dari segi politik ada dukungan pemerintah, jadi seperti yang
kita bicarakan tadi Pak, ada pengembangan Palapa Ring Infrastruktur
Indonesia timur. Itu dirumuskan dalam MP3EI. Jadi disitu dirumuskan
salah satu pointnya pengembangan infrastruktur di Indonesia khusus
Indonesia timur. Jadi dengan dukungan pemerintah ini adopsi internet
semakin tinggi. Pada akhirnya meningkatkan market. Jadi itu menjadi
peluang. Gimana pak?
Narasumber Bukannya kamu dulu yang banyak beli barang dari luar negeri. Kenapa
harus beli dari kamu kalau dia bisa pergi ke alibaba.com
Peneliti Beli piece-per-piece kayaknya akan lebih mahal jadinya.
Narasumber Dia bisa menjaring jadi kamu di Nusa Tenggara Timur sana.
Peneliti Jadi kalau segi entri barrier dia akan menjadi ancaman maksudnya?
Narasumber Iya jadi kalau dari segi end user saja itu jadi peluang. Kalau dari segi
entry barrier itu justru akan menjadi ancaman(C9).
Peneliti Kemudian yang terakhir Pak. Dari segi teknologi sih, kalau dari segi
sistem banyak aplikasi open sources yang bisa saya gunakan. Sehingga
itu mempermudah dan memperkecil biaya untuk implementasi. Kemudian
dari segi teknologi juga banyak perusahaan yang muncul dengan
menawarkan jasa payment gateway saya angggap itu mempermudah
implementasi dengan hadirnya mereka.
Narasumber Saya setuju juga ini(C10)(C11), OK ada lagi?
Peneliti Mungkin itu saja Pak dari segi analisis yang harus divalidasi oleh ekspert
dalam hal ini Pak Dika. Terima kasih banyak Pak.
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
D-1 Universitas Indonesia
LAMPIRAN D
RANGKUMAN DATA WAWANCARA
A. Analisis Kondisi Internal
No 7s McKinsey Fakta Narasumber
Henrik Toien Dikara A1 Strategi Cost leadership Kekuatan Kekuatan Kekuatan A2 Struktur Struktur
organisasi entrepreneurial
Kekuatan Kekuatan Kekuatan
A3 Struktur Belum memiliki badan hukum Kelemahan Kelemahan Kekuatan
A4 Sistem Sistem hanya PoS dan tidak mencukupi kebutuhan, seperti akuntansi dan pelaporan
Kelemahan Kelemahan Kelemahan
A5 Sistem Website yang dimiliki hanya berupa katalog
Kelemahan Kelemahan Kelemahan
A6 Keteram-pilan
Keputusan inventori produk berdasarkan insting sehingga sering salah
Kelemahan Kelemahan Kelemahan
A7 Gaya Kebersamaan dan kekeluargaan
Kekuatan Kekuatan Kekuatan
A8 SDM Jumlah karyawan hanya dua orang menyebabkan kelebihan beban pekerjaan
Kelemahan Kelemahan Kelemahan
B. Analisis Kondisi Eksternal Secara Mikro
No Porter’s five forces Fakta Narasumber
Henrik Toien Dikara B1 Pemasok Jumlah pemasok
banyak dan bersaing Peluang Peluang Peluang
B2 Pemasok Pasokan barang tidak stabil Ancaman Ancaman Ancaman
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
D-2
Universitas Indonesia
No Porter’s five forces Fakta Narasumber
Henrik Toien Dikara B3 Pemasok Mendapatkan
kepercayaan dari pemasok
Peluang Peluang Peluang
B4 Pemasok Bermunculan vendor aplikasi e-commerce Peluang Ancaman Peluang
B5 Pemasok Bermunculan vendor teknologi cloud computing
Peluang Peluang Peluang
B6 Pelanggan Jumlah pengguna gadget terus meningkat
Peluang Peluang Peluang
B7 Pelanggan Jenis gadget baru terus bermunculan Peluang Peluang Peluang
B8 Pesaing Banyak pesaing Ancaman Ancaman Ancaman
B9 Pesaing Modal pesaing lebih besar Ancaman Ancaman Ancaman
B10 Pesaing Pesaing lebih berpengalaman Ancaman Ancaman Ancaman
B11 Pendatang Baru
Entry barrier yang kecil Ancaman Ancaman Ancaman
B12 Produk Pengganti
Tidak ada produk pengganti Peluang Peluang Peluang
C. Analisis Kondisi Eksternal Secara Makro
No SLEPT Fakta Narasumber Henrik Toien Dikara
C1 Sosial Tingkat pendidikan masyarakat terus meningkat
Peluang Peluang Ancaman
C2 Sosial Pengguna internet Indonesia terus tumbuh Peluang Peluang Peluang
C3 Sosial Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap e-commerce
Peluang Peluang Peluang
C4 Sosial Kondisi masyarakat cenderung konsumtif Peluang Peluang Peluang
C5 Hukum Pemerintah menerbitkan UU ITE Peluang Ancaman Peluang
C6 Hukum Aturan perpajakan Peluang Peluang Peluang C7 Ekonomi Ekonomi Indonesia terus
tumbuh Peluang Peluang Peluang
C8 Ekonomi Bank-bank di Indonesia mengadopsi e-commerce Peluang Peluang Peluang
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013
D-3
Universitas Indonesia
No SLEPT Fakta Narasumber Henrik Toien Dikara
C9 Politik Dukungan pemerintah dengan MP3EI Peluang Peluang Ancaman
C10 Teknologi Tersedia perangkat lunak e-commerce gratis dan open sources
Peluang Ancaman Peluang
C11 Teknologi Muncul perusahaan yang menawarkan jasa payment gateway
Peluang Peluang Peluang
Perancangan strategi..., Anwar Fu Adi, FASILKOM UI, 2013