universitas muhammadiyah sumatera utara …

103
LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL PENYALURAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH BAGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH PADA BAZNAS SUMATERA UTARA (Tahun 1 dari rencana 2 tahun) TIM PENELITI ELIZAR SINAMBELA, SE. MSi (0104037401) Ketua FITRIANI SARAGIH SE. MSi (0108087902) Anggota Didanai dari DIPA Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor DIPA : 023.04.1.673453/2015, tanggal 14 November 2014 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA NOVEMBER, 2015 Kode/Nama Rumpun Ilmu* : 562/Akuntansi

Upload: others

Post on 21-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

LAPORAN TAHUNANPENELITIAN HIBAH BERSAING

MODEL PENYALURAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAHBAGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH

PADA BAZNAS SUMATERA UTARA(Tahun 1 dari rencana 2 tahun)

TIM PENELITI

ELIZAR SINAMBELA, SE. MSi (0104037401) KetuaFITRIANI SARAGIH SE. MSi (0108087902) Anggota

Didanai dari DIPA Direktorat Jenderal Pendidikan TinggiNomor DIPA : 023.04.1.673453/2015, tanggal 14 November 2014

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARANOVEMBER, 2015

Kode/Nama Rumpun Ilmu* : 562/Akuntansi

Page 2: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …
Page 3: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

i

RINGKASAN

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu Model Penyaluran DanaZakat, Infaq dan Shadaqah untuk mengembangkan Usaha Kecil danMenengah pada BAZNAS Sumatera Utara. Tujuan ini didasarkan atas kondisiyang ada saat ini dimana terjadinya peningkatan jumlah masyarakat miskin diSumatera Utara, salah satu cara mengatasinya adalah dengan mengembangkanusaha kecil menengah, namun diketahui bahwa masih banyak usaha kecil danmenengah yang saat ini tidak berjalan bahkan berhenti beroperasional karenakurangnya modal usaha. BAZNAS Sumatera Utara yang merupakan lembagapengelola zakat, infaq dan sadaqah sebenarnya memiliki potensi yang dapatberkembang dengan baik, dimana dalam penyaluran dananya seharusnya tidakhanya bersifat konsumtif saja, melainkan juga bersifat produktif, misalnyapemberian modal secara bergulir dan juga pemberian bantuan berupa alat –alat pekerjaan bagi pekerja. Hal ini dimaksudkan agar mustahiq mampumencukupi kebutuhannya. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahapan. Padatahap pertama (tahun I) dilakukan analisis terhadap pelaksanaan penyalurandana zakat, infaq dan syadaqah yang ada pada Baznas Sumatera Utara saat ini.Pada tahapan ini juga dilakukan survey terhadap orang-orang penerima zakatyang memiliki Usaha Kecil Menengah yang sampelnya diambil dari penerimazakat sekitar BAZNAS Sumut. Metode penelitian yang digunakan adalahmetode research and development (R&D). Berdasarkan hasil penelitian inidiketahui bahwa penyaluran dana zakat, infaq dan sadaqah yang dilakukanoleh BAZNAS Sumatera Utara sangat beragam. Salah satunya menyalurkandana zakat, infaq dan sadaqah melalui ”Program Pinjaman Bergulir Produktif”untuk pengembangan usaha kecil yang dimiliki masyarakat miskin didaerahSumatera Utara. Dalam pelaksanaannya program pinjaman bergulir produktifini belum didukung sistem yang memadai sehingga masih banyak penerimapinjaman bergulir produktif yang tidak mengembalikan pinjaman mereka.Dengan demikian tujuan untuk mengangkat status mustahiq menjadi muzakkibelum dapat dicapai. Selain itu sosialisasi dan pendampingan juga merupakanhal penting yang harus dilakukan oleh BAZNAS Sumut. Untuk itu dalampenelitian ini dilakukan pengembangan atas Model dan Standar OperasionalProsedur untuk pinjaman bergulir produktif. Dari model dan SOP yangdikembangkan ini nantinya dalam penerapannya akan dapatmengembangankan usaha kecil menengah sehingga dapat pula meningkatkanpenerima zakat menjadi pemberi zakat

Kata Kunci : Model Penyaluran Dana ZIS, Pengembangan UKM.

Page 4: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

ii

PRAKATA

Bissmillahhirrahmannnirrohim

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Alllah SWT yang telah

memberikan rahmat, hidayah dan petunjuknya kepada penulis selama ini sehingga

penulis dapat menyelesaikan laporan tahunan penelitian hibah bersaing.

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu Model Penyaluran Dana

Zakat, Infaq dan Shadaqah untuk mengembangkan Usaha Kecil dan Menengah

pada BAZNAS Sumatera Utara. Dalam pelaksanaan penelitian ini banyak hal

yang sudah dilakukan untuk sehingga pada tahap pertama (tahun I) ini dapat

dihasilkan pengembangan Model dan SOP untuk pinjaman bergulir produktif.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki berbagai

kekurangan, untuk itu penulis sangat berharap adanya kritik dan saran dari

berbagai pihak untuk kesempurnaan penelitian dimasa mendatang.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada

pimpinan UMSU, pimpinan Fakultas Ekonomi, P3M UMSU, BAZNAS Sumatera

Utara, tim peneliti dan semua pihak yang telah membantu sehingga

terselesaikannya penelitian ini. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi

perkembangan ilmu dan bagi pihak –pihak yang melakukan penyaluran dana

zakat, infaq dan sadaqah.

Wassalam

Penulis

Elizar Sinambela, SE. MSi

Page 5: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

iii

DAFTAR ISI

HalamanHALAMAN PENGESAHAN

RINGKASAN ....................................................................................................... i

PRAKATA ............................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ v

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 11.1. Latar Belakang . ............................................................................ 11.2. Tujuan Khusus .............................................................................. 31.3. Urgensi dan Keutamaan Penelitian .............................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 62.1. Usaha Kecil Menengah (UKM) ..................................................... 62.2. Pembinaan UKM............................................................................ 72.3. Zakat ............................................................................................... 122.4. Infaq ............................................................................................... 182.5. Syadaqah ....................................................................................... 182.5. Roadmap Penelitian ....................................................................... 19

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN......................................... 213.1. Tujuan Penelitian........................................................................... 213.2. Manfaat Penelitian.......................................................................... 21

BAB IV METODE PENELITIAN...................................................................... 224.1. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 224.2. Populasi dan Sampel ...................................................................... 224.3. Model Penelitian............................................................................. 224.4. Diagram Fissbond........................................................................... 24

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 255.1. Hasil Penelitian............................................................................... 255.2. Pembahasan ................................................................................... 32

BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA............................................. 45

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 463.1. Kesimpulan .................................................................................... 463.2. Saran ........................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 48LAMPIRAN

Page 6: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

iv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 5.1 Data Identitas Responden ..................................................................... i

Tabel 5.2 Penyataan mengenai Penyaluran Pinjaman Bergulir Produktif ........... ii

Tabel 5.3 Pernyataan mengenai Perkembangan Usaha ....................................... iii

Page 7: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

v

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Roadmap Penelitian ......................................................................... 20

Gambar 4.1 Tahapan Penelitian ........................................................................... 23

Gambar 4.2 Fishbond Diagram ........................................................................... 24

Gambar 5.1 Model Penyaluran Dana Zakat, Infaq dan Sadaqah .......................... 33

Gambar 5.2 Model Penyaluran Pinjaman Bergulir Produktif ............................... 38

Page 8: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Instrumen Penelitian ........................................................................ 51

Lampiran 2 Personalia Tenaga Peneliti ................................................................ 54

Lampiran 3 Publikasi ............................................................................................ 64

Lampiran 4 Luaran Tahun 1.................................................................................. 85

Page 9: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasakan Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara hasil survey

sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilaksanakan pada bulan maret 2012

menunjukan jumlah penduduk miskin 1.407.200 orang atau sebesar 10,67%

terhadap jumlah total penduduk. Pada bulan September 2013 menunjukkan

bahwa jumlah penduduk miskin di Provinsi Sumatera Utara sebanyak

1.390.800 orang atau sebesar 10,39 persen terhadap jumlah total penduduk.

Kondisi ini lebih buruk jika dibandingkan dengan kondisi Maret 2013 yang

jumlah penduduk miskinnya sebanyak 1.339.200 orang atau sebesar 10,06

persen. Dengan demikian, ada peningkatan jumlah penduduk miskin sebanyak

51.600 orang serta peningkatan persentase penduduk miskin sebesar 0,33

point.

Untuk mengatasi hal tersebut sudah banyak program pengentasan

kemiskinan yang dilakukan baik oleh pihak pemerintah, swasta maupun

industri usaha. Salah satunya adalah dengan memberikan penyaluran dana

untuk membantu Usaha Kecil Menengah dan menumbuhkembangkan kegiatan

kewirausahaan diberbagai kalangan. Namun hal tersebut sepertinya belum

optimal dalam mengatasi masalah kemiskinan yang ada terutama didaerah

Sumatera Utara. Untuk itu perlu ada alternative lain yang dapat membantu

mengatasi masalah kemiskinan tersebut.

Sebagahagian besar masyarakat Sumatera Utara adalah beragama

Islam. Dalam Islam setiap orang diwajibkan oleh allah Swt menunaikan

ibadah zakat. Zakat yang dibayarkan untuk menolong orang-orang yang

kurang mampu, dan berkekurangan. Dengan adanya zakat dapat mengurangi

beban masyarakat miskin dalam menjalani kehidupan serta merubah

perekonomian mereka kearah yang jauh lebih baik sehingga terwujudnya

kesejahteraan rakyat khususnya rakyat miskin. Disamping peran zakat, infaq

dan sedekah juga mempunyai manfaat yang sama dengan zakat, hanya

Page 10: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

2

perlakuannya saja yang berbeda. Pengelolaan Zakat, Infaq dan Shadaqah ini

dilakukan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).

BAZNAS Sumatera Utara yang merupakan lembaga pengelola zakat di

Sumatera Utara adalah suatu lembaga yang kegiatannya menghimpun dana

dari para muzakki kemudian disalurkan kepada mustahiq. Dalam kegiatannya

tersebut lembaga ini belum dapat memenuhi jumlah penenirmaan zakat sesuai

yang dianggaran dan belum sepenuhnya menerapkan penyalurkan dana ZIS ke

mustahiq dengan tepat sasaran. Seperti halnya yang terjadi disaat penyaluran

dana zakat untuk mustahiq fakir miskin, dimana pihak amil hanya

menyalurkan dana ke mustahiq berupa uang yang akan habis untuk beberapa

saat tanpa ada pengembangan atau tindak lanjut kedepannya. Hal ini

bertentangan dengan yang diungkapkan Fatwa MUI Nomor 15 Tahun 2011

yang menerangkan tentang penyaluran dana zakat untuk mustahiq fakir miskin

bahwa Pendapat Imam Zainuddin Bin Abdul Azis Al-maliybari dalam Kitab

Fathul Muin (taanatu al-thalibin 2/214) yang menjelaskan kebolehan

Mustahiq sebagai berikut : “ Maka keduanya fakir dan miskin diberikan harta

zakat dengan cara : bila ia bisa berdagang, diberi modal dagang yang

diperkirakan bahwa keuntungannya cukup untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya; Bila ia bisa bekerja, diberi alat-alat pekerjaannya.”

BAZNAS Sumatera Utara yang merupakan lembaga pengelola zakat

ini, sebenarnya memiliki potensi zakat yang dapat berkembang dengan baik,

dimana dalam penyaluran dana zakat seharusnya tidak hanya bersifat

konsumtif saja, melainkan juga bersifat produktif, misalnya pemberian modal

secara bergulir dan juga pemberian bantuan berupa alat – alat pekerjaan bagi

pekerja. Hal ini dimaksudkan agar mustahiq mampu mencukupi

kebutuhannya. Dengan bantuan tersebut tidak menjadikan mereka malas atau

menggantungkan bantuan BAZNAS selamanya. Bantuan tersebut diharapkan

mampu mengangkat status mustahiq menjadi muzakki.

Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk

menghasilkan model penyaluran dana zakat, infaq dan syadaqah bagi

pengembangan Usaha Kecil Menengah. Hal ini dimaksudkan agar dana zakat,

infaq dan syadaqah yang ada dapat dimanfaatkan dalam pengembangan usaha

Page 11: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

3

sehingga dana zakat, infaq dan shadaqah dapat tersalur sebagaimana

seharusnya dan masyarakat miskin dapat berkurang dengan adanya penyaluran

dana bagi pengembangan usaha kecil menengah. Dengan demikian maka

masyarakat yang berstatus penerima zakat (mustahiq) menjadi pembayar zakat

(muzakki) akan meningkat.

1.2 Tujuan Khusus

Pengembangan Usaha Kecil Menengah merupakan peningkatan usaha

yang terjadi pada usaha kecil menengah melalui cara atau metode tertentu

yang dilakukan. Salah satu cara atau metode yang dapat meningkatan usaha

kecil menengah tersebut adalah dengan menyalurkan dana untuk

pengembangan usaha. Dalam penelitian ini penyaluran dana untuk

pengembangan usaha kecil menengah, akan menggunakan dana Zakat, Infaq

dan Shadaqah. Hal ini dilakukan karena penyaluran dana zakat, infaq dan

syadaqah yang ada saat ini masih bersifat konsumtif. Padahal dana yang

merupakan amanah orang banyak tersebut masih bisa disalurkan dan

dikembangkan kepada yang berhak menerimanya sehingga dapat mengatasi

kemiskinan yang ada dan meningkatkan kesejahteraan mereka. Untuk itu

tujuan dari penelitian ini secara khusus adalah untuk menghasilkan suatu

Model Penyaluran Dana Zakat, Infaq dan Shadaqah untuk pengembangan

usaha kecil menengah dengan cara :

- Pada tahun pertama penelitian ini akan melakukan analisis atas

pelaksanaan penyaluran dana Zakat, infaq dan shadaqah yang dilakukan

BAZNAS Sumatera Utara dan melakukan survey pada para penerima

zakat yang memiliki usaha kecil menengah yang sampelnya diambil dari

daerah sekitar BAZNAS Sumatera Utara. Berdasarkan hasil analisis dan

survey tersebut disusunlah rancangan model penyaluran dana zakat, infaq

dan shadaqah untuk pengembangan usaha kecil menengah. Selain itu

disusun pula Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk pelaksanaan

model Penyaluran dana zakat, infaq dan sadaqah tersebut.

- Pada tahun kedua, akan dilakukan uji coba model penyaluran tersebut

kepada usaha kecil menengah. Dimana usaha kecil menengah yang

Page 12: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

4

diambil adalah usaha kecil menengah yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini yaitu penerima zakat yang memiliki usaha di daerah sekitar

BAZNAS Sumatera Utara dan BAZNAS Kota Medan. Hal ini untuk

mengetahui pengawasan dan pelaksanaan serta perkembangan usaha kecil

menengah dengan ada penyaluran dana zakat, infaq dan syadaqah.

1.3 Urgensi dan Keutamaan Penelitian

Penyaluran dana Zakat, Infaq dan Shadaqah merupakan hal penting

yang harus dilakukan oleh BAZNAS Sumatera Utara. Mengingat dana

tersebut merupakan dana milik orang banyak yang diperuntukkan bagi fakir

miskin dan orang – orang yang berhak menerimanya berdasarkan ketentuan

yang berlaku. Dengan tujuan membantu meningkatkan kesejahteraan

masyarakat fakir – miskin tersebut. Pernyataan MUI tentang cara pemberian

zakat untuk fakir miskin yang mana dinyatakan bahwa zakat dapat diberikan

dengan cara bila ia bisa berdagang, diberi modal dagang yang diperkirakan

bahwa keuntungannya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya; Bila ia

bisa bekerja, diberi alat-alat pekerjaannya, perlu ditindaklanjuti. Dengan

menyalurkan zakat, infaq dan sadaqah kepada fakir – miskin yang memiliki

usaha maka dapat dilakukan pengembangan usaha kecil menengah, karena

pengembangan usaha ini merupakan salah satu cara untuk mengentaskan

kemiskinan masyarakat. Apalagi saat ini Usaha Kecil Menengah banyak yang

tidak berkembang dan berjalan dengan baik karena kekurangan modal usaha.

Berdasarkan kondisi ini, penelitian ini menjadi saat penting untuk

dilakukan. Dimana berdassarkan beberapa hasil penelitian yang ada

menunjukkan bahwa salah satu cara untuk meningkatkan kesejateraan

masyarakat adalah dengan adanya alokasi dana pembinaan usaha kecil

menengah yang dilakukan secara baik dan sesuai dengan kebutuhannya

(Sinambela, 2011). Selain itu juga diketahui bahwa dana zakat, infaq dan

shadaqah yang telah terkumpul pada Baznas Sumatera Utara masih bersifat

konsumtif (Syukri, 2013).

Hal ini menunjukan bahwa perlunya ada suatu Model yang effektif dan

effesien untuk penyaluran dana Zakat, infaq dan shadaqah baik bagi fakir

Page 13: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

5

miskin dan orang – orang yang berhak menerimanya serta bagi pengembangan

usaha kecil menengah untuk pengembangan usaha mereka. Sehingga

diharapkan nantinya dengan adanya penyaluran dana kepada usaha kecil

menengah tersebut dapat meningkatkan jumlah pembayar zakat (muzakki).

Page 14: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Usaha Kecil Menengah (UKM)

Ada dua defenisi usaha kecil yang dikenal di Indonesia. Pertama,

defenisi usaha kecil menurut Undang–Undang No. 9 tahun 1995 tentang

usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki hasil penjualan

tahunan maksimal Rp.1 Miliyar dan memiliki kekayaan bersih tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, paling banyak Rp. 200 Juta.

Kedua, menurut kategori Badan Pusat Statistik (BPS) usaha kecil identik

dengan industry kecil dan industry rumah tangga. BPS mengklsifikasikan

industry berdasarkan jumlah pekerjanya yaitu; (1) industry rumah tangga

dengan pekerja 1–4 orang; (2) industry kecil dengan pekerja 5–19 orang ;

(3) industry menengah dengan pekerja 20–99 orang ; (4) industri besar

dengan pekerja 100 orang atau lebih. (Kuncoro ; 2003)

Kendati beberapa definisi mengenai usaha kecil namun agaknya

usaha kecil mempunyai karakteristik yang hampir seragam. Pertama, tidak

adanya pembagian tugas yang jelas antara bidang administrasi dan operasi.

Kebanyakan industri kecil dikelola oleh perorangan yang merangkap

sebagai pemilik sekaligus pengelola perusahaan, serta memanfaatkan

tenaga kerja dari keluarga dan kerabat dekatnya. Data BPS menunjukkan

hingga saat ini jumlah pengusaha kecil telah mencapai 34,316 juta orang

yang meliputi 15, 635 juta pengusaha kecil mandiri (tanpa menggunakan

tenaga kerja lain), 18,227 juta orang pengusaha kecil yang menggunakan

tenaga kerja anggota keluarga sendiri serta 54 ribu orang pengusaha kecil

yang memiliki tenaga kerja tetap.

Kedua, rendahnya akses industri kecil terhadap lembaga-lembaga

kredit formal sehingga mereka cenderung menggantungkan pembiayaan

usahanya dari modal sendiri atau sumber-sumber lain seperti keluarga,

kerabat, pedagang perantara, bahkan rentenir.

Ketiga, sebagian besar usaha kecil ditandai dengan belum

dipunyainya status badan hukum. Menurut catatan BPS dari jumlah

Page 15: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

7

perusahaan kecil sebanyak sebanyak 124.990, ternyata 90,6 persen

merupakan perusahaan perorangan yang tidak berakta notaris; 4,7 persen

tergolong perusahaan perorangan berakta notaris; dan hanya 1,7 persen

yang sudah mempunyai badan hukum (PT/NV, CV, Firma, atau Koperasi).

Keempat, dilihat menurut golongan industri tampak bahwa hampir

sepertiga bagian dari seluruh industri kecil bergerak pada kelompok usaha

industri makanan, minuman dan tembakau (ISIC31), diikuti oleh kelompok

industri barang galian bukan logam (ISIC36), industri tekstil (ISIC32), dan

industri kayu,bambu, rotan, rumput dan sejenisnya termasuk perabotan

rumahtangga (ISIC33) masing-masing berkisar antara 21% hingga 22%

dari seluruh industri kecil yang ada. Sedangkan yang bergerak pada

kelompok usaha industri kertas (34) dan kimia (35) relatif masih sangat

sedikit sekali yaitu kurang dari 1%.

2.2. Pembinaan UKM

Pemberdayaan sesungguhnya mengacu pada kemampuan

masyarakat untuk mendapatkan dan memanfaatkan akses atas sumber –

sumber daya yang penting. Tentu saja sebuah usaha pemberdayaan tidak

dapat dilepaskan dari perspektif pengembangan manusia, bahwa

pembangunan manusia merupakan pembentukan aspek pengakuan diri,

percaya diri, kemandirian, kemampuan bekerjasama dan toleransi terhadap

sesama, dengan menyadari potensi yang dimiliki.

Fokus pemberdayaan UKM yang hanya pada segi permodalan

mengesankan sebagai sebuah upaya simplifikasi karena permodalan

menempati urgensi tersendiri karena menjadi hambatan ekspansi UKM,

akan tetapi permodalan hanyalah satu dari sekian titik pemberdayaan

UKM. Sebetulnya diluar dimensi permodalan banyak persoalan lain yang

dihadapi UKM diantaranya masalah Upgrade kapabilitas teknis dan

manajerial (Mariarosa Dalla Costa, 2000:35 ).

Peranan pemerintah dalam mengembangkan UKM sebetulnya telah

dilakukan tetapi sampai sejauh ini keberhasilan yang telah dicapai belum

menunjukan hasil yang menggembirakan kerena pengembangan potensi

Page 16: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

8

ekonomi rakyat membutuhkan biaya awal yang tidak kecil selaih prakondisi

perpolitikan yang memadai dalam arti ada dukungan dari elit politik selaku

pembuat kebijakan dibutuhkan pula biaya awal dalam pengertian finansial

karena selama ini pelaku ekonomi rakyat sering menjadi tak berdaya ketika

berhadapan dengan lembaga financial. Upaya pemerintah mengembangkan

kredit bagi UKM selama ini bukan tidak pemah dilakukan, Bank Indonesia

pernah menetapkan empat strategi dasar menurut Mukhlis Rasyid

(1999:203):

1. Mendorong komitmen perbankan dalam menyalurkan Kredit Usaha

Kecil (KUK)

2. Melaksanakan berbagai kredit untuk mendorong swasembada pangan,

pengembangan koperasi dan peningkatan investasi sektor tertentu.

3. Mengembangkan kelembagaan bank dengan memperluas jaringan

perbankan untuk mendorong kerjasama antar bank dalam menyalurkan

KUK

4. Memberikan bantuan teknis melalui proyek pengembangan usaha kecil,

proyek hubungan bank dengan kelompok swadaya masyarakat dan

proyek kredit mikro.

Agenda pemberdayaan UKM dewasa ini masih terjebak pada prob-

lem klasik yaitu mekanisme perencanaan dari atas ke bawah yang tidak

efektif untuk mengatasi detail-detail problematika faktual yang dihadapi

UKM. Perumusan program yang tidak terkait dengan prakondisi dasar

pemberdayaan ekonomi rakyat menyebabkan masih adanya kelompok-

kelompok kepentingan di lingkaran kekuasaan hingga jaring-jaring korupsi,

kolusi dan nepotisme yang belum terbongkar, sementara problem diatas

sangat potensial dalam mengurangi efektivitas program pemberdayaan

ekonomi rakyat yang berbiaya mahal tersebut.

Sisi pemerintah atau birokrasi disamping itu juga memiliki berbagai

hambatan seperti masalah keterbatasan anggaran, yang memaksa pemerintah

mengenakan pungutan-pungutan yang kadangkala artifisial, mentalitas yang

cenderung merugikan masyarakat. Hal ini dapat menimbulkan invisible cost

Page 17: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

9

atau biaya siluman sehingga pelaku birokrasi umumnya merasa puas kalau

sudah memperbesar masalah sampai munculnya kesalahpahaman

komunikasi yang membuat esensi debirokratisasi ditingkat pusat yang tidak

sesuai dengan implementasi di tingkat daerah.

Oleh karena itu, prinsip yang senantiasa harus dipegang oleh

birokrasi adalah bahwa peraturan atau regulasi hanya bersifat

administrative. Jadi proses perizinan dan kredit hendaknya tidak

mempersulit ruang gerak UKM, bila peraturan terasa berat bagi unit-unit

mikrobisnis berskala kecil, maka pemerintah harus slap dengan solusi yang

ideal, sehingga misi regulasi dan misi pengembangan UKM bisa sama-sama

berjalan.

Meskipun pembangunan ekonomi selama Orde Baru telah memberikan

kesempatan berusaha yang sama kepada seluruh pelaku ekonomi BUMN,

swasta (besar, menengah, kecil) dan koperasi namun dalam realita terdapat

ketidaksamaan kontribusi perekonomian nasional, kontribusi usaha menengah,

kecil dan koperasi (UKK) hanya berkisar 30-40 % walaupun dalam

pendayagunaan SDM telah menyerap lebih dari 60 % tenaga kerja di

Indonesia (Loekman Soetrisno, 1995:43 )

Keberhasilan yang belum optimal dari UKK, bila dicermati karena

dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: usaha yang dilakukan bersifat

padat karya, teknologi masih sangat sederhana, belum dapat mencapai Skala

ekonomis usaha, dukungan modal sendiri yang kecil dan memiliki kendala

terhadap akses sumber permodalan, kondisi inilah yang menyebabkan PUKK

harus dapat memprioritaskan UKK melalui alokasi modal dan pembinaan

sehingga kondisi ekonomi masyarakat dapat berangsur pulih dan membaik,

karena mereka sebagai basis perekonomian yang menopang kekuatan industri

besar dari bawah. PUKK sebetulnya selaih perlu memberikan jaminan

kepada UKK atas kredit yang diberikan untuk menunjang pengembangan

usaha, memenuhi sebagian pembiayaan pengembangan usaha, juga harus

memberikan jaminan untuk memperbaiki manajemen dan konsultasi bisnis

melalui berbagai bentuk pembinaan. Oleh karena itu PUKK perlu didampingi

Page 18: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

10

jasa perantara yang dapat dijadikan perpanjangan tangan bagi PUKK untuk

mencapai kebutuhan yang diharapkan oleh masyarakat, sehingga pola

pembangunan yang dilakukan melalui dana PUKK lebih bersifat berorientasi

kepada kebutuhan dan kepentingan masyarakat (people Oriented) dan bukan

terhadap program kerja yang dibuat berdasarkan keinginan dan pola pikir

pembuat kebijakan.

Memang cukup berat tantangan yang dihadapi untuk memperkuat

struktur perekonomian nasional. Pembinaan pengusaha kecil harus lebih

diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pengusaha kecil menjadi

pengusaha menengah. Namun disadari pula bahwa pengembangan usaha kecil

menghadapi beberapa kendala seperti tingkat kemampuan, ketrampilan,

keahlian, manajemen sumber daya manusia, kewirausahaan, pemasaran dan

keuangan. Lemahnya kemampuan manajerial dan sumberdaya manusia ini

mengakibatkan pengusaha kecil tidak mampu menjalankan usahanya dengan

baik. Secara lebih spesifik, masalah dasar yang dihadapi pengusaha kecil

adalah: Pertama, kelemahan dalam memperoleh peluang pasar dan

memperbesar pangsa pasar. Kedua, kelemahan dalam struktur permodalan

dan keterbatasan untuk memperoleh jalur terhadap sumber-sumber

permodalan. Ketiga, kelemahan di bidang organisasi dan manajemen sumber

daya manusia. Keempat, keterbatasan jaringan usaha kerjasama antar

pengusaha kecil (sistem informasi pemasaran). Kelima, iklim usaha yang

kurang kondusif, karena persaingan yang saling mematikan. Keenam,

pembinaan yang telah dilakukan masih kurang terpadu dan kurangnya

kepercayaan serta kepedulian masyarakat terhadap usaha kecil.

Secara garis besar, tantangan yang dihadapi pengusaha kecil dapat

dibagi dalam dua kategori: Pertama, bagi PK dengan omset kurang dari Rp 50

juta umumnya tantangan yang dihadapi adalah bagaimana menjaga

kelangsungan hidup usahanya. Bagi mereka, umumnya asal dapat berjualan

dengan “aman” sudah cukup. Mereka umumnya tidak membutuhkan modal

yang besar untuk ekspansi produksi; biasanya modal yang diperlukan sekedar

membantu kelancaran cashflow saja. Bisa dipahami bila kredit dari BPR-BPR,

Page 19: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

11

BKK, TPSP (Tempat Pelayanan Simpan Pinjam-KUD) amat membantu modal

kerja mereka.

Kedua, bagi PK dengan omset antara Rp 50 juta hingga Rp 1 milyar,

tantangan yang dihadapi jauh lebih kompleks. Umumnya mereka mulai

memikirkan untuk melakukan ekspansi usaha lebih lanjut. Berdasarkan

pengamatan Pusat Konsultasi Pengusaha Kecil UGM, urutan prioritas

permasalahan yang dihadapi oleh PK jenis ini adalah (Kuncoro, 1997): (1)

Masalah belum dipunyainya sistem administrasi keuangan dan manajemen

yang baik karena belum dipisahkannya kepemilikan dan pengelolaan

perusahaan; (2) Masalah bagaimana menyusun proposal dan membuat studi

kelayakan untuk memperoleh pinjaman baik dari bank maupun modal ventura

karena kebanyakan PK mengeluh berbelitnya prosedur mendapatkan kredit,

agunan tidak memenuhi syarat, dan tingkat bunga dinilai terlalu tinggi; (3)

Masalah menyusun perencanaan bisnis karena persaingan dalam merebut

pasar semakin ketat; (4) Masalah akses terhadap teknologi terutama bila pasar

dikuasai oleh perusahaan/grup bisnis tertentu dan selera konsumen cepat

berubah; (5) Masalah memperoleh bahan baku terutama karena adanya

persaingan yang ketat dalam mendapatkan bahan baku, bahan baku berkulaitas

rendah, dan tingginya harga bahan baku; (6) Masalah perbaikan kualitas

barang dan efisiensi terutama bagi yang sudah menggarap pasar ekspor karena

selera konsumen berubah cepat, pasar dikuasai perusahaan tertentu, dan

banyak barang pengganti; (7) Masalah tenaga kerja karena sulit mendapatkan

tenaga kerja yang terampil.

Strategi pemberdayaan yang telah diupayakan selama ini dapat

diklasifikasikan dalam:

- Aspek managerial, yang meliputi: peningkatan produktivitas/omset/tingkat

utilisasi/tingkat hunian, meningkatkan kemampuan pemasaran, dan

pengembangan sumberdaya manusia.

- Aspek permodalan, yang meliputi: bantuan modal (penyisihan 1-5%

keuntungan BUMN dan kewajiban untuk menyalurkan kredit bagi usaha kecil

minimum 20% dari portofolio kredit bank) dan kemudahan kredit (KUPEDES,

KUK, KIK, KMKP, KCK, Kredit Mini/Midi, KKU).

Page 20: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

12

- Mengembangkan program kemitraan dengan besar usaha baik lewat sistem

Bapak-Anak Angkat, PIR, keterkaitan hulu-hilir (forward linkage), keterkaitan

hilir-hulu (backward linkage), modal ventura, ataupun subkontrak.

- Pengembangan sentra industri kecil dalam suatu kawasan apakah berbentuk

PIK (Pemukiman Industri Kecil), LIK (Lingkungan Industri Kecil), SUIK

(Sarana Usaha Industri Kecil) yang didukung oleh UPT (Unit Pelayanan

Teknis) dan TPI (Tenaga Penyuluh Industri).

- Pembinaan untuk bidang usaha dan daerah tertentu lewat KUB (Kelompok

Usaha Bersama), KOPINKRA (Koperasi Industri Kecil dan Kerajinan).

Harus diakui telah cukup banyak upaya pembinaan dan pemberdayaan

usaha kecil yang dilakukan oleh lembaga-lembaga yang concern dengan

pengembangan usaha kecil. Hanya saja, upaya pembinaan usaha kecil sering

tumpang tindih dan dilakukan sendiri-sendiri. Perbedaan persepsi mengenai

usaha kecil ini pada gilirannya menyebabkan pembinaan usaha kecil masih

terkotak-kotak atau sector oriented, di mana masing-masing instansi pembina

menekankan pada sektor atau bidang binaannya sendiri-sendiri. Akibatnya

terjadilah dua hal: (1) ketidakefektifan arah pembinaan; (2) tiadanya indikator

keberhasilan yang seragam, karena masing-masing instansi pembina berupaya

mengejar target dan sasaran sesuai dengan kriteria yang telah mereka tetapkan

sendiri.

Karena egoisme sektoral/departemen, dalam praktek sering dijumpai

terjadinya "persaingan" antar organisasi pembina. Bagi pengusaha kecil pun,

mereka sering mengeluh karena hanya selalu dijadikan "obyek" binaan tanpa

ada tindak lanjut atau pemecahan masalah mereka secara langsung.

Dalam konteks inilah, untuk mengembangkan interorganizational

process dalam pembinaan usaha kecil menarik untuk kita simak. Dalam

praktek, struktur jaringan dalam kerangka organisasi pembinaan usaha kecil

semacam ini dapat dilakukan dalam bentuk inkubator bisnis dan PKPK (Pusat

Konsultasi Pengusaha Kecil). PKPK adalah ide dari Departemen Koperasi dan

PPK, yang diharapkan dapat berfungsi sebagai wadah pengembangan

pengusaha kecil menjadi tangguh dan atau menjadi pengusaha menengah

melalui kerjasama dengan perguruan tinggi dan koordinasi antar instansi.

Page 21: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

13

2.3. Zakat

Ditinjau dari segi bahasa kata zakat merupakan kata dasar dari zakat

yang berarti berkah, tumbuh, bersih dan baik, sedangkan dari segi istilah

fiqih, zakat berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT

diserahkan kepada orang yang berhak menerimanya, disamping berarti

mengeluarkan sejumlah harta tertentu itu sendiri (Qardawi, 1996:35).

Menurut etimologi syari’at (istilah), zakat adalah nama bagi sejumlah harta

tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan Allah SWT,

untuk dikeluarkan dan diberikan kepada orang–orang yang berhak

menerimanya.

Dalam Al-Quran, Allah SWT telah menyebutkan tentang zakat dan

shalat sebanyak 82 ayat (Al-Zuhayly, 2000:89). Dari sini dapat disimpulkan

secara deduktif bahwa zakat merupakan rukun Islam yang terpenting setelah

ibadah shalat. Zakat dan shalat dijadikan sebagai lambang keseluruhan ajaran

Islam. Pelaksanaan shalat melambangkan hubungan seseorang dengan Tuhan,

sedangkan pelaksanaan zakat melambangkan hubungan antar sesama manusia

(Shihab, 2000:hal:135).

“Tidaklah mereka itu diperintahkan, melainkan supaya beribadah

kepada Allah dengan ikhlas dan condong melakukan agama karenanya,

begitu pula supaya mengerjakan shalat dan mengeluarkan zakat dan itulah

agama yang lurus (Terjemahan QS. Al-Bayyinah: 5)”. “Dan dirikanlah sholat

dan tunaikanlah zakat, dan kebaikan apapun yang kamu usahakan bagi

dirimu, tentu akan mendapatkan pahala dari sisi Allah, Sesungguhnya Allah

Maha Melihat apa yang kamu kerjakan (Terjemahan QS. Al-Baqarah: 10)”.

Dari ayat di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, Pertama, zakat

adalah sebutan untuk jenis barang tertentu yang harus dikeluarkan oleh umat

Islam dan dibagi-bagikan kepada golongan yang berhak menerimanya sesuai

dengan ketentuan syari’at. Kedua, zakat merupakan konsekuensi logis dari

prinsip kepemilikan harta dalam ajaran Islam yang fundamental, yakni

haqqullah (milik Allah yang dititipkan kepada manusia) dalam rangka

pemerataan kekayaan. Ketiga, zakat adalah ibadah yang tidak hanya berkaitan

dengan hubungan ketuhanan saja tetapi juga mencakup dengan nilai sosial-

Page 22: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

14

kemanusiaan yang sering disebut sebagai ibadah Maliyah ijtima’iyyah

(Qardawi, 1996:hal:88-90).

Menurut sejumlah hadist dan laporan para sahabat, menerangkan

keutamaan ibadah zakat setelah ibadah shalat, berdasarkan beberapa hadist

shahih, misalnya seperti hadist dari Ibnu Umar ra bahwasanya Rasulullah

SAW bersabda: ”Saya diperintah untuk memerangi manusia sehingga mereka

bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan sesungguhnya

Muhammad itu adalah utusan Allah, mendirikan shalat dan memberikan

zakat. Apabila mereka telah melakukan itu maka terpeliharalah dari padaku

darah dan harta mereka kecuali dengan hak islam dan hisab mereka atas

Allah” (HR. Bukhari: 25). Urutan ini tidak terlepas dari pentingnya kewajiban

zakat (setelah shalat), di puji orang yang melaksanakannya dan diancam bagi

orang yang meninggalkannya dengan berbagai upaya dan cara (Qardhawi,

2009: hal:15). Berdasarkan pengertian serta penjelasan tersebutlah

bahwasanya perintah zakat termasuk salah satu kewajiban yang utama dalam

Islam. Dikeluarkan oleh seorang muslim yang telah berkewajiban untuk

mengeluarkan zakat dari harta yang dimilikinya, serta dianggap telah

mencapai dari segi jumlah dan waktu untuk dikeluarkan kewajibanya, demi

kesejahteraan umat sesuai dengan syariat yang berlaku.

a. Penerima Zakat

Terdapat delapan asnaf atau golongan yang berhak menerima zakat

(Mustahiq), ialah sebagai berikut :

1. Fakir ialah orang yang tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi

kebutuhan pokok hidupnya.

2. Miskin ialah orang yang memiliki penghasilan atau pekerjaan namun tidak

dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri maupun keluarga yang

ditanggungnya.

3. Amil ialah pengurus zakat baik yang diangkat oleh pemerintah atau

masyarakat dalam melaksanakan penghimpunan zakat dan

menyalurkannya kepada masyarakat yang membutuhkan.

Page 23: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

15

4. Muallaf ialah orang yang baru memelum agama Islam yang diberikan

zakat untuk memantapkan hati dan keimanan mereka untuk tetap memeluk

agama Islam.

5. Hamba sahaya ialah orang yang diberikan zakat untuk membebaskan diri

mereka dari perbudakan.

6. Gharim ialah orang yang memiliki utang pribadi yang bukan untuk

keperluan maksiat dan tidak memiliki harta untuk melunasinya.

7. Fisabilillah ialah orang yang melakukan suatu kegiatan yang berada di

jalan Allah, seperti kegiatan dakwah dan sejenisnya.

8. Ibnu sabil ialah orang yang berada dalam perjalanan (Musafir) yang

mengalami kesusahan atau kehabisan bekal dalam perjalanan tersebut.

Adapun yang tidak termasuk ke dalam golongan delapan asnaf

tersebut, termasuk ke dalam golongan yang tidak berhak menerima zakat.

Adapun golongan yang tidak berhak menerima zakat, adalah sebagai berikut :

a. Keturunan atau kerabat keluarga Nabi Muhammad SAW.

b. Kelompok orang kaya yang memiliki harta dengan usaha dan penghasilan.

c. Keluarga Muzakki yakni keluarga orang-orang yang berkewajiban

membayar zakat

d. Orang yang sibuk beribadah sunnah untuk kepentingan dirinya sendiri,

tetapi melupakan kewajiban menafkahi keluarga dan orang-orang yang

menjadi tanggungannya.

e. Orang yang musyrik, tidak mempercayai adanya tuhan, dan menolak

ajaran agama.

b. Manfaat Zakat Dalam Kehidupan Masyarakat

Zakat sebagai sumber dana yang potensial yang dapat digunakan

dalam menunjang kesejahteraan masyarakat, jelas memiliki manfaat dan

hikmah tersendiri. Menurut Heri Sudarsono (2003:hal:135) dalam bukunya

Bank dan lembaga Keuangan Syariah, manfaat dan hikmah zakat tersebut

dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Menghindari kesenjangan antara aghniyah dan dhu’afa.

2. Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakaan orang jahat.

Page 24: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

16

3. Menjadi unsur penting dalam mewujudkan keseimbangan dalam distribusi.

harta (social distribution) dan keseimbangan tanggung jawab individu

dalam masyarakat.

4. Menunjang terwujudnya sistem kemasyarakatan Islam yang terdiri atas

prinsip-prinsif : ummat wahidan (umat yang satu), musawah (persamaan

derajat), ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) dan takaful ijti’ma

(tanggung jawab bersama).

5. Dapat mensucikan diri (pribadi) dari kotoran dosa, memurnikan jiwa dan

menumbuhkan akhlaq mulia dan mengikis sifat bakhil (kikir).

6. Zakat adalah ibadah maliyah yang mempunyai dimensi dan fungsi sosial

ekonomi dan pemerataan karunia Allah dan juga merupakan perwujudan

solidaritas sosial, pernyataan rasa kemanusiaan dan keadilan, dan pengikat

kebersamaan umat dan bangsa sebagai pengikat batin antara golongan

kaya dengan yang miskin dan sebagai penimbun jurang pemisah antara

golongan yang kuat dengan yang lemah.

c. Penerima Zakat

Terdapat delapan asnaf atau golongan yang berhak menerima zakat

(Mustahiq), ialah sebagai berikut :

1. Fakir ialah orang yang tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi

kebutuhan pokok hidupnya.

2. Miskin ialah orang yang memiliki penghasilan atau pekerjaan namun tidak

dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri maupun keluarga yang

ditanggungnya.

3. Amil ialah pengurus zakat baik yang diangkat oleh pemerintah atau

masyarakat dalam melaksanakan penghimpunan zakat dan

menyalurkannya kepada masyarakat yang membutuhkan.

4. Muallaf ialah orang yang baru memelum agama Islam yang diberikan

zakat untuk memantapkan hati dan keimanan mereka untuk tetap memeluk

agama Islam.

5. Hamba sahaya ialah orang yang diberikan zakat untuk membebaskan diri

mereka dari perbudakan.

Page 25: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

17

6. Gharim ialah orang yang memiliki utang pribadi yang bukan untuk

keperluan maksiat dan tidak memiliki harta untuk melunasinya.

7. Fisabilillah ialah orang yang melakukan suatu kegiatan yang berada di

jalan Allah, seperti kegiatan dakwah dan sejenisnya.

8. Ibnu sabil ialah orang yang berada dalam perjalanan (Musafir) yang

mengalami kesusahan atau kehabisan bekal dalam perjalanan tersebut.

Adapun yang tidak termasuk ke dalam golongan delapan asnaf

tersebut, termasuk ke dalam golongan yang tidak berhak menerima zakat.

Adapun golongan yang tidak berhak menerima zakat, adalah sebagai berikut :

1. Keturunan atau kerabat keluarga Nabi Muhammad SAW.

2. Kelompok orang kaya yang memiliki harta dengan usaha dan penghasilan .

3. Keluarga Muzakki yakni keluarga orang-orang yang berkewajiban

membayar zakat

4. Orang yang sibuk beribadah sunnah untuk kepentingan dirinya sendiri,

tetapi melupakan kewajiban menafkahi keluarga dan orang-orang yang

menjadi tanggungannya.

5. Orang yang musyrik, tidak mempercayai adanya tuhan, dan menolak

ajaran agama.

d. Manfaat Zakat Dalam Kehidupan Masyarakat

Zakat sebagai sumber dana yang potensial yang dapat digunakan dalam

menunjang kesejahteraan masyarakat, jelas memiliki manfaat dan hikmah

tersendiri. Menurut Heri Sudarsono (2003:hal:135) dalam bukunya Bank dan

lembaga Keuangan Syariah, manfaat dan hikmah zakat tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut :

a. Menghindari kesenjangan antara aghniyah dan dhu’afa.

b. Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakaan orang jahat.

c. Menjadi unsur penting dalam mewujudkan keseimbangan dalam distribusi.

harta (social distribution) dan keseimbangan tanggung jawab individu

dalam masyarakat.

d. Menunjang terwujudnya sistem kemasyarakatan Islam yang terdiri atas

prinsip-prinsif : ummat wahidan (umat yang satu), musawah (persamaan

Page 26: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

18

derajat), ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) dan takaful ijti’ma

(tanggung jawab bersama).

e. Dapat mensucikan diri (pribadi) dari kotoran dosa, memurnikan jiwa dan

menumbuhkan akhlaq mulia dan mengikis sifat bakhil (kikir).

f. Zakat adalah ibadah maliyah yang mempunyai dimensi dan fungsi sosial

ekonomi dan pemerataan karunia Allah dan juga merupakan perwujudan

solidaritas sosial, pernyataan rasa kemanusiaan dan keadilan, dan pengikat

kebersamaan umat dan bangsa sebagai pengikat batin antara golongan

kaya dengan yang miskin dan sebagai penimbun jurang pemisah antara

golongan yang kuat dengan yang lemah.

2.4 Infaq

Berinfaq merupakan suatu kebiasaan bagi masyarakat muslim di

Indonesia yang tidak hanya dilakukan oleh masyarakat yang memiliki

pendapatan tinggi saja, namun juga dilakukan oleh masyarakat yang

berpendapatan rendah bahkan masyarakat yang sedang mengalami kesulitan

ekonomi.

Infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu

(harta) untuk kepentingan sesuatu. Termasuk kedalam pengertian ini, infaq

yang dikeluarkan orang-orang kafir untuk kepentingan agama. sedangkan

menurut terminologi syariah, infaq berarti mengeluarkan sebagian dari harta

atau pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan

ajaran Islam (Hafihuddin, 1998: hal:14-15).

Infaq tidak memiliki nishab dan haul seperti zakat, sehingga tidak ada

batasan baik dari segi besaran dan waktu bagi seseorang untuk menginfakkan

hartanya, Dengan demikian, masyarakat akan lebih mudah menunaikan infaq

dan sedekah dengan nilai berapapun juga.

Infaq bukanlah hibah, derma atau anugrah dari orang-orang kaya untuk

orang-orang fakir, tetapi hak dan keutamaan yang besar bagi orang-orang fakir

atas orang-orang kaya, karena mereka adalah sebab pahala yang di dapat oleh

orang-orang kaya (Kartika, 2006:hal:6).

Page 27: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

19

Oleh karena itu, dana yang bersumber dari infaq juga memiliki potensi

yang cukup besar dan dapat dioptimalkan lagi pengelolaannya baik dari segi

penghimpunan maupun pendayagunaannya untuk kegiatan-kegiatan yang

produktif bagi pembangunan umat atau kesejahteraan masyarakat.

2.5 Shadaqah

Sedekah merupakan suatu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh

individu atau sekelompok orang dalam bertuk materi atau fisik maupun dalam

bentuk non materi kepada pihak-pihak yang dianggap membutuhkan secara

sukarela dengan mengharapkan keridhoan dari Allah SWT.

Sedekah berasal dari kata shadaqa yang berarti benar. Orang yang suka

bersedekah adalah orang yang benar pengakuan imannya. Menurut

terminologi syariat, pengertian sedekah sama dengan pengertian infaq,

termasuk hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja infaq berkaitan

dengan materi, sedangkan sedekah memiliki arti yang lebih luas, menyangkut

hal yang bersifat nonmaterial (Hafihuddin, 1998:15).

Oleh karena itu, sering zakat wajib itu dalam Al-Qur’an disebut

sebagai sedekah, sehingga yang perlu diperhatikan, jika seseorang telah

dikenakan kewajiban untuk membayarkan zakat harta dan kekayaannya, tetapi

masih diharapkan untuk melakukan sedekah dan berinfaq.

2.6 RoadMap Penelitian

Penelitaan ini dilakukan berdasarkan studi pendahuluan yang telah

dilakukan sebelumnya yaitu pada tahun 2011 dengan melakukan penelitian

tentang Alokasi Dana Pembinaan Usaha Kecil Menengah (UKM) Dalam

Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Kota Medan (Dosen Muda).

Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwa Alokasi Dana

Pembinaan Usaha Kecil Menengah berpengaruh terhadap kesejahteraan

masyarakat Kota Medan yang mana dalam pelaksanaan alokasi dana

pembinaan UKM tersebut sudah terlaksana dengan cukup baik namun belum

optimal. Hal ini disebabkan karena dalam pengalokasian dana pembinaan

tersebut masih terhalang oleh sulitnya sistem birokrasi.

Page 28: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

20

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penelitian dilanjutkan dengan

mengkaji tentang penerapan PSAK no.109 Pada Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS) Sumatera Utara (Sripsi Mahasiswa) dari hasil penelitian tersebut

diketahui bahwa penyaluran dana zakat infaq dan shadaqah masih bersifat

konsumtif. Untuk itu pada penelitian ini akan dilakukan pengembangan

model penyaluran dana zakat infaq dan shadaqah untuk pengembangan

Usaha Kecil Menengah. Dalam penyusunan model penyaluran dana ini

peneliti akan bercermin pada penelitian sebelumnya yang telah peneliti

lakukan. Adapun gambaran roadmapnya sebagai berikut :

Gambar 2.1 : Roadmap Penelitian

2013Skripsi Mahasiswa

Penyaluran Dana Zakat, Infaq dan Shadaqah pada BAZNAS Sumatera Utara masihbersifat Konsumtif

2014Penelitian Hibah Bersaing

2011Penelitian Dosen Muda

Alokasi Dana Pembinaan Usaha Kecil Menengah berpengaruh terhadap kesejahteraanmasyarakat Kota Medan.

Page 29: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

21

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sebaiknya

model penyaluran dana zakat, infaq dan shadaqah yang dapat dilakukan untuk

mengembangkan usaha kecil menengah pada BAZNAS Sumatera Utara. Secara

khusus penelitian ini bertujuan untuk menyusun Model penyaluran dana zakat,

infaq dan shadaqah bagi pengembangan usaha kecil menengah. Dengan Model ini

nantinya diharapkan penyaluran dana zakat, infaq dan shadaqah bagi

pengembangan usaha kecil menengah dapat dijalankan dengan efektif dan efisien.

3.2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti untuk lebih

memahami penyaluran dana zakat, infaq dan shadaqah yang dijalankan oleh

BAZNAS Sumatera Utara serta dapat ikut serta dalam usaha pengembangan usaha

kecil menengah melalui dana zakat, infaq dan sadaqah. Secara khusus hasil

penelitian ini nantinya dapat dimanfaatkan sebagai panduan tertulis dan alat ukur

penyaluran dana zakat, infaq dan shadaqah bagi pengembangan usaha kecil

menengah pada BAZNAS Sumatera Utara. Selain itu penelitian ini juga

diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah daerah Sumatera Utara khususnya

kota Medan dalam hal memecahkan masalah pembangunan di kota Medan.

Page 30: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

22

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kota Medan pada Badan Amil Zakat

Nasional (BAZNAS) Sumatera Utara dan Usaha Kecil Menengah di Kota

Medan. Pelaksanaan penelitian ini direncanakan mulai tahun anggaran 2014

hingga 2016. Untuk tahun pertama penelitian ini dilakukan selama 8

bulan.

4.2 Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilakukan pada BAZNAS Sumatera Utara dengan

populasi Pelaku Usaha Kecil Menengah di Sumatera Utara dengan Sampel

para fakir miskin yang memiliki usaha kecil menengah di sekitar daerah

Kota Medan.

4.3 Model Penelitian

Untuk mencapai tujuan penelitian, pada penelitian ini akan

menggunakan penelitian metode research and development (R&D).

Sesuai model pendekatan research and development maka penelitian ini

akan menggunakan tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Analisis pelaksanaan cara penyaluran Dana Zakat, Infaq dan Shadaqah

pada BAZNAS Sumatera Utara, dimana diketahui penyaluran dana

zakat, infaq dan shadaqah yang ada selama ini masih bersifat konsumtif

yang dapat digambarkan sebagai berikut :

2. Survey para fakir-miskin yang memiliki usaha didaerah kota Medan,

3. Perancangan model, penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP),

Berdasarkan analisis cara penyaluran dana zakat, infaq dan shadaqah

yang ada di BAZNAS Sumatera Utara, dan dari hasil survey fakir

Pemberi Zakat(Muzzaki)

BAZNASSUMUT

Penerima Zakat(Mustahiq)Menyerahkan Menyalurkan

Page 31: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

23

miskin yang memiliki usaha, maka dirancanglah model penyaluran

dana Zakat, infaq dan shadaqah bagi pengembangan usaha kecil

menengah. Dari Model Penyaluran dana zakat, infaq dan shadaqah

tersebut maka racangan penyalurannya dapat digambarkan sebagai

berikut :

4. Uji coba model dan sosialisasi.

Berdasarkan model pendekatan tersebut maka tahapan umum kegiatan

dalam penelitian ini dapat divisualisasikan sebagai berikut ;

Gambar 4.1 : Tahapan Penelitian

Analisis pelaksanaan carapenyaluran Dana Zakat, Infaqdan Shadaqah pada BAZNASSumatera Utara,

Survey para fakir-miskinyang memiliki usahadidaerah kota Medan

Perancangan Model danPenyusunan SOP

Uji coba model Sosialisasi

Hasil :- Model Penyaluran Dana

Zakat, infaq dan syadaqah.- SOP

Hasil :- Penerapan Model

Penyaluran Zakat,Infaq danShadaqah

Pemberi Zakat(Muzzaki) Menyerahkan MenyalurkanBAZNAS

SUMUT

Penerima Zakat(Mustahiq)memiliki usaha

MengembangkanUsaha

MenambahModal Usaha

Penerima Zakat(Mustahiq)

Penerima Zakat(Mustahiq)konsumtif

Menyerahkan

Page 32: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

24

4.4. Diagram Fishbond

Gambar 4.2. Fishbond diagram

PengembanganUKM

Model Penyaluran DanaZIS untukpengembangan UKMMenyalurkan dana zakat, infaq

dan syadaqah (ZIS)

UKM kekuranganModal Usaha

SosialisasiModel

BAZNAS Sumut

Page 33: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

25

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini mengunakan beberapa tahapan dalam melakukan analisis

data yang dimulai dari mengenal BAZNAS Sumatera Utara dan kegiatan

dalam pengumpulan dana zakat, infaq dan sadaqah serta model penyaluran

dana zakat, infaq dan sadaqah yang ada di BAZNAS Sumatera Utara. Adapun

data yang telah dapat dikumpulkan adalah :

a. Gambaran Umum tentang BAZNAS

Badan Amil Zakat (BAZ) adalah lembaga resmi yang dibentuk oleh

pemerintah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999, tentang

pengelolaan Zakat. Tugas Pokok Badan Amil Zakat (BAZ) adalah bertugas

mengumpul dan menyalurkan zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) umat Islam

sesuai dengan syariah Islam.

Dalam melaksanakan program kerjanya menuju lembaga pengelola

zakat yang amanah,professional dan transparan, dalam hal ini Bada Amil

Zakat Daerah (BAZDA) Sumatera Utara telah di audit oleh akuntan

independen dengan hasil "Wajar Tanpa Syarat" berturut-turut tahun buku

2007, 2008 dan 2009. Atas dasar amanat UU No. 38 Tahun 1999 tentang

Pengelolaan Zakat dan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor :

451.7.05/K/2001, maka didirikan Badan Amil Zakat (BAZ) Provinsi Sumatera

Utara sebagai pengumpul dan penyalur Zakat, Infaq/Shadaqah (ZIS) secara

resmi dan juga koordinator Badan Amil Zakat.

Sebagai suatu badan organisasi yang menangani kemaslahatan orang

banyak (masyarakat umum) maka BAZNAS Sumut memiliki visi dan misi

sebagai berikut ; Visi BAZNAS adalah Menjadi lembaga pengelola zakat yang

Amanah, Profesional, dan Transparan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

ekonomi ummat.

Sedangkan misi nya adalah Meningkatkan pengumpulan dan

penyaluran dana zakat secara merata, Memberikan pelayanan prima dalam

penerimaan dan penyaluran zakat, Mengembangkan managemen modern

Page 34: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

26

dalam pengelolaan zakat, Mendorong peningkatan ekonomi ummat serta

merubah mustahil menjadi muzakki.

b. Program – Program BAZNAS Sumut

BAZNAS Sumut memiliki beberapa program - program yang sudah

berjalan dalam mengelola penyaluran dana zakat, infaq dan sadaqah yang

diperoleh. Adapun program – program yang sudah berjalan sebagai berikut :

- Bina Sumut Peduli; merupakan program yang memberikan Bantuan

kepada individu & keluarga miskin untuk sesaat / konsumtif, Bantuan

kepada lembaga / ormas Islam dan Bantuan atas musibah / bencana alam

kebakaran, banjir, gempa bumi, longsor, dsb.

- Bina Sumut Sehat; merupakan program yang berorientasi kepada masalah

kesehatan dengan menangani Unit kesehatan klinik (LKD) melayani &

membantu kaum dhu'afa, pengobatan gratis, Membangun Klinik kesehatan

Dhu'afa dengan pengobatan gratis dan mengadakan Sunat Massal

- Bina Sumut Cerdas; merupakan program yang berorientasi kepada

pendidikan dengan memberikan Beasiswa bagi siswa-siswi tingkat SD,

SMP, SMU; membangun Perpustakaan Bazda terutama tentang Zakat dan

Perpustakaan di mesjid-mesjid

- Bina Sumut makmur; satu program yang dibuat untuk membantu dalam

hal mengembangkan usaha masyarakat dengan cara memberikan Modal

bergulir bagi usaha kecil, Usaha ternak dan Petani.

- Bina Sumut Taqwa; merupakan program pembinaan kepada masyarakat

untuk meningkatkan ketaqwaan dengan mengadakan Program bantuan Da'i

di desa terpencil minoritas Islam ( Da'i setempat ), Bea Study bagi calon

Da'i bentuk kaderisasi/Da'I dan melakukan Pembinaan Muallaf

Selain program – program diatas BAZNAS Sumut juga menyiapkan

beberapa bentuk paket bantuan yang tujuannya untuk mempermudah masyarakat

dalam menyalurkan dana zakat, infaq dan sadaqahnya lewat BAZNAS. Adapun

jenis paket – paket bantuan yang sudah disiapkan dan dijalankan oleh BAZNAS

Sumut adalah :

- Paket A (Jompo); Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara saat ini

memberikan santunan kepada 125 orang jompo (Muslim lanjutan usia).

Page 35: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

27

- Paket B : (Anak Yatim);

Baru sekitar 250 orang anak yatim miskin sebagai anak asuh BAZDA

Sumatera Utara.

- Paket C : Beasiswa

Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara setiap tahunnya menyalurkan

bantuan beasiswa kepada siswa siswi tingkat Aliyah/SMU dan mahasiswa

kurang mampu.

- Paket D : Renovasi rumah

Dimulai sejak tahun 2005 lalu, digulirkan program perbaikan renovasi

rumah keluarga miskin. Renovasi / perbaikan rumah keluarga miskin

meliputi : atap,lantai dan dinding (ALADIN). .

- Paket E : Da'I Pedesaan

Sebanyak 70 tenaga Da'i telah diterjunkan di desa-desa terpencil di daerah

kabupaten di Sumatera Utara. Mereka di wajibkan membina tiga desa

sehingga sudah sebanyak 210 desa yang mereka bina. Disamping tugas

pokok pembinaan aqidah dan akhlak, juga dilakukan pembinaan ekonomi

kepada masyarakat khususnya umat muslim di desa tersebut. Dengan

pembinaan yang rutin dilakukan diharapkan dapat menangkal pemurtadan

yang selalu mengintai umat Islam di desa tersebut.

- Paket F : Klinik Dhu'afa

Dioperasionalkan sejak tahun 2003 yang lalu, dan saat ini telah

menghimpun keanggotaan masyarakat khususnya umat Islam kurang

mampu sebanyak 1,536 orang. Peningkatan keanggotaan setiap harinya

terus mengalami penambahan.

c. Perkembangan penyaluran dana zakat, infaq dan sadaqah untukPinjaman Bergulir Produktif.

Cara penyaluran dana Zakat, infaq dan sadaqah yang dilakukan oleh

BAZNAS Sumatera Utara selain memberikannya kepada fakir miskin, kaum

dhuafa dan orang orang yang berhak menerimanya, BAZNAS Sumatera Utara

juga menjalankan banyak program – program yang bermanfaat bagi

masyarakat. Salah satu program yang dijalankan adalah memberikan bantuan

Page 36: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

28

produktif, nama programnya Bina Sumut Makmur yang merupakan satu

program yang dibuat untuk membantu dalam hal mengembangkan usaha

masyarakat dengan cara memberikan Modal bergulir bagi usaha kecil mulai

dari pedagang, peternak dan petani.

Dari data yang diperoleh peneliti, diketahui bahwa penyaluran dana

untuk usaha kecil diberikan kepada orang – orang yang memiliki usaha seperti

; para pedagang, produksi rumahan, usaha jasa, peternak jangkrik dan koperasi

becak. Pada tahun 2012 ada sekitar 85 pemilik usaha yang diberi modal

bergulir. Kemudian pada tahun 2013 jumlah tersebut menjadi 19 orang dan

tahun 2014 turun kembali menjadi 16 orang. Sedangkan tahun 2015 ada

sekitar 7 orang pemilik usaha.

Dari para penerima modal bergulir tersebut peneliti menyebarkan

questioner yang berisi pertanyaan tentang ; Pernyataan mengenai Penyaluran

Pinjaman Bergulir Produktif, Pernyataan mengenai Perkembangan Usaha dan

saran serta masukan dari mereka tentang model penyaluran dana zakat infak

dan sadaqah yang dilakukan oleh BAZNAS Sumatera Utara.

Berdasarkan hasil penyebaran quesioner kepada para penerima

pinjaman bergulir produktif, maka diperoleh hanya ada sekitar 17 orang yang

bersedia menjawab quesioner tersebut dengan hasil sebagai berikut ;

Tabel 5.1Data Identitas Responden

Keterangan Frekwensi Persentase

Jenis Usaha JasaPedagangProduksiPetani / Peternak

41111

246566

Lama Usaha < 1 tahun1 – 3 tahun≥ 3 tahun

0134

07624

Besarnya Modal < 1 Juta1 – 5 Juta< 5 Juta

2510

122959

Dari identitas responden dapat diketahui bahwa rata-rata responden

adalah pemilik usaha kecil sebagai pedagang baik itu pedagang makanan dan

minuman, pakaian, sembako sampai dengan elektonik dan bensin. Sedangkan

selebihnya adalah pemilik usaha jasa warnet dan penjual pulsa HP serta

Page 37: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

29

peternak Jangkrik. Hal ini membuktikan bahwa usaha yang mereka jalankan

sebenarnya berpotensi untuk berkembang, karena merupakan kebutuhan sehari

– hari masyarakat hanya saja perlu pengelolaan yang baik dan dan bantuan

dari berbagai pihak untuk dapat berkembang dan maju.

Dilihat dari lamanya usaha, rata-rata penerima pinjaman bergulir

produktif ini sudah berusaha sekitar 3 tahunan. Walaupun ada beberapa yang

sudah berusaha sekitas lima tahunan. Hal ini menunjukkan bahwa pemilik

usaha memiliki pengalaman yang cukup dalam menjalankan usahanya.

Besarnya modal usaha yang dibutuhkan oleh responden rata – rata

berkisar diatas lima juta rupiah. Walaupun ada beberapa usaha yang

modalnya dibawah tiga jutaan rupiah. Untuk itu BAZNAS Sumut hanya bisa

memberikan berupa bantuan dari program pinjaman bergulir produktif.

Selain identitas responden data lain yang dapat peneliti sampaikan

adalah tentang pernyataan responden dalam penyaluran Pinjaman Bergulir

Produktif dari BAZNAS SUMUT yang dapat dilihat pada tabel berikut ;

Tabel 5.2Pernyataan mengenai Penyaluran Pinjaman Bergulir Produktif

No PERNYATAAN STS TS S SSF P F P F P F P

1 Bapak/ibu mengetahui adanyaPenyaluran Pinjaman BergulirProduktif dari BAZNAS SUMUT

0 0 0 0 17 100% 0 0

2 Bapak/ibu pernah mendapatkanPinjaman Bergulir Produktif dariBAZNAS SUMUT

0 0 0 0 17 100 % 0 0

3 Bapak/ibu dalam mendapatkanPinjaman Bergulir Produktifharus mengisi formulir yangmudah dipahami

0 0 2 12% 15 88% 0 0

4 Bapak/ibu dalam mendapatkanPinjaman Bergulir Produktiftanpa prosedur yang sulit

0 0 2 12% 15 88% 0 0

5 Bapak/ibu dalam mendapatkanPinjaman Bergulir Produktifterlebih dahulu dikunjungi/disurvey

0 0 3 18% 14 82% 0 0

6 Bapak/ibu dalam mendapatkanPinjaman Bergulir Produktif dari

0 0 14 82% 3 18% 0 0

Page 38: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

30

BAZNAS SUMUT tanpa adanyajaminan

7 Bapak/ibu mendapatkan PinjamanBergulir Produktif dari BAZNASSUMUT sesuai dengan jumlahyang diajukan

0 0 12 71% 5 29% 0 0

Data pada tabel diatas menunjukan bahwa program pinjaman berguluir

produktif yang ada pada BAZNAS SUMUT sudah diketahui oleh masyarakat

terlihat dari jawaban responden yang menyatakan setuju atas penyataan

tentang mengetahui adanya program pinjaman bergulir produktif yang

diberikan oleh BAZNAS SUMUT. Hal ini dikuatkan dengan semua responden

adalah penerima pinjaman bergulir produktif tersebut.

Dalam proses memperoleh pinjaman bergulir produktif ini ternyata

tidak sulit proses administrasinya, hal ini terlihat dari pernyataan reponden

yang sebahagian besar menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa dalam

mendapatkan Pinjaman Bergulir Produktif harus mengisi formulir yang mudah

dipahami, tanpa prosedur yang sulit, dilakukan kunjungan /survey ketempat

usaha dan tanpa adanya jaminan.

Sedangkan jumlah pinjamanyang diberikan ternyata tidaklah semuanya

sesuai dengan pengajuan dari responden namun jumlah yang mereka terima

cukup untuk mengembangkan usahanya hal ini terbukti dari sebahagian besar

responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan mendapatkan Pinjaman

Bergulir Produktif dari BAZNAS SUMUT sesuai dengan jumlah yang

diajukan.

Adanya program pinjaman bergulir produktif ini bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumatera Utara dengan cara

membantu pengembangan usaha masyarakat. Untuk itu peneliti juga akan

menyampaikan pernyataan responden tentang perkembangan usaha setelah

memperoleh pinjaman bergulir produktif dari BAZNAS Sumut, yang hasilnya

terlihat sebagai berikut ;

Page 39: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

31

Tabel 5.3Pernyataan mengenai Perkembangan Usaha

No PERNYATAAN STS TS S SSF % F % F % F %

1 Usaha Bapak/ibu menjadi lebihbesar dan maju setelah menerimaPinjaman Bergulir Produktif dariBAZNAS SUMUT

0 0 2 12% 15 88% 0 0

2 Pendapatan Bapak/ibu menjadilebih tinggi setelah menerimaPinjaman Bergulir Produktif dariBAZNAS SUMUT

0 0 2 12% 15 88% 0 0

3 Omset penjualan Bapak/ibumenjadi lebih tinggi setelahmenerima Pinjaman BergulirProduktif dari BAZNASSUMUT

0 0 2 12% 15 88% 0 0

4 Dengan menerima PinjamanBergulir Produktif dariBAZNAS SUMUT keuntunganpenjualan yang Bapak/ibuperoleh lebih besar

0 0 3 18% 14 82% 0 0

5 Setelah menerima PinjamanBergulir Produktif dariBAZNAS SUMUT penghasilanperbulan Bapak / ibu lebih besardari sebelumnya.

0 0 5 29% 12 71% 0 0

6 Setelah menerima PinjamanBergulir Produktif dariBAZNAS SUMUT Bapak / ibudapat mengembalikan cicilanPinjaman

0 0 7 41% 10 59% 0 0

7 Setelah menerima PinjamanBergulir Produktif dariBAZNAS SUMUT usahaBapak/ibu menjadi bertambahbesar.

0 0 7 41% 10 59% 0 0

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dengan adanya program

Pinjaman Bergulir Produktif dari BAZNAS SUMUT dapat meningkatkan

usaha para penerima pinjaman bergulir produktif tersebut. Hal ini terlihat dari

jawaban responden yang setuju dengan pernyataan bahwa usaha mereka

menjadi lebih besar dan maju, tingkat pendapatan menjadi lebih tinggi, omzet

penjualan yang juga semakin meningkat dan meningkatnya jumlah

Page 40: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

32

keuntungan yang diperoleh setelah menerima Pinjaman Bergulir Produktif

dari BAZNAS SUMUT. Walaupun demikian ada juga sebahagian kecil

responden yang menjawab tidak setuju dengan pernyataan bahwa setelah

menerima pinjaman bergulir produktif penghasilan yang diperoleh perbulan

semakin tinggi, dapat mengembalikan cicilan Pinjaman dan usaha menjadi

bertambah besar.

Masukan atau saran yang diberikan oleh para responden ternyata lebih

mengarah kepada keinginan mereka untuk adanya pembimbingan dan

pendampingan dari pihak BAZNAS dalam pengembangan kegiatan usaha.

Selain itu adanya penambahan jumlah pinjaman juga menjadi saran dari

mereka.

5.2 Pembahasan

Model penyaluran dana zakat, infaq dan sadaqah yang dilakukan

BAZNAS Sumut pada dasarnya sudah baik, untuk dana zakat BAZNAS

Sumatera Utara sudah menyalurkannya kepada yang berhak seperti kepada

Fakir Miskin, Sabilillah, Gharim, Muallaf dan Ibnu Sabil. Sedangkan untuk

dana Infaq dan Sadaqah penyalurannya dilakukan untuk bantuan kepada

Musollah/Masjid, bantuan Konsumtif, bantuan Produktif dan bantuan untuk

penyuluhan/pembinaan dan sosialisasi.

Selain itu penyalurannya penggalian dana zakat, infaq dan sadaqah

yang dilakukan oleh BAZNAS Sumut juga beragam dengan berbagai paket

dan program yang ditawarkan maka para pemberi dana zakat, infaq dan

sadaqah dapat memilih paket atau program mana yang diinginkan. Walaupun

demikian masih juga dirasakan sulit untuk menjaring para pemberi zakat, infaq

dan sadaqah ini agar lebih meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.

Berdasarkan data yang ada dan hasil wawancara dengan pihak

BAZNAS Sumatera Utara maka peneliti dapat menggambarkan model

penyaluran dan zakat, infaq dan sadaqah yang dijalankan pihak BAZNAS

Sumut adalah sebagai berikut :

Page 41: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

33

Gambar ; 5.1Model Penyaluran Dana Zakat, Infaq dan Sadaqah

Dari model diatas dapat dilihat bahwa BAZNAS Sumatera Utara saat ini

telah memiliki berbagai cara yang sangat kreatif dan inovatif dalam menyalurkan

dana Zakat, Infaq dan Sadaqah yang diperoleh. Hal ini dibuktikan dengan

banyaknya program – program yang saat ini telah dijalankan oleh BAZNAS

Sumut. Salah satu program BAZNAS Sumut yang sudah dijalankan adalah

program Bina Sumut Makmur yang kegiatannya berupa penyaluran Modal

bergulir bagi usaha kecil, baik itu pedagang, petani dan peternak di Sumatera

Utara.

Pemberi Zakat(Muzzaki)

MenyalurkanBAZNASSUMUT

Penerima Zakat, Infaq danSadaqah (Mustahiq)

BantuanMesjid /Mussholla

Menyerahk

an

PenerimaZakat yangmemilikiusaha disekitarBAZNASSUMUT

BAZNASKabupaten/

Kota

ProgramBantuanBAZNASLainnya

Fakir Miskin,Sabilillah,Gharim,Muallaf danIbnu Sabil

BantuanProduktif

Page 42: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

34

Berdasarkan data dari BAZNAS dapat diketahui perkembangan

penyaluran dana zakat, infaq dan sadaqah yang telah dilakukan BAZNAS Sumut

untuk tiga tahun terakhir menunjukan Penyaluran dana yang berasal dari Infaq dan

sadaqah untuk bantuan produktif dalam tahun 2012, 2013 dan 2014 terus

mengalami peningkatan dari Rp.25.000.000,- ditahun 2012 naik menjadi

Rp.31.000.000,- pada tahun 2013 dan ditahun 2014 juga mengalami peningkatan

menjadi Rp.55.000.000,-.

Penerimaan dari hasil penyaluran pinjaman bergulir produktif ini ditahun

2012 hanya 58 % yang kembali sedangkan pada tahun 2013 pengembalian

bantuan ini meningkat menjadi 78 % dan ditahun 2014 menurun kembali menjadi

40 % pengembalian dana yang dapat diterima. Ditahun 2014 BAZNAS Sumut

tidak hanya menyalurka sendiri tetapi juga memberikan bantuan pinjaman bergulir

produktif ini kepada seorang peternak penggemukan sapi dan BAZNAS

kabupaten/kota. Jumlah dana yang disalurkan berjumlah Rp. 510.000.000,-.

Namun sampai akhir tahun 2014 dari 9 BAZNAS Kabupten /kota ternyata belum

semua dapat melaporakan hasil penyaluran bantuan pinjaman bergulir produktif

ke BAZNAS Sumatera Utara. Hal ini menunjukan bahwa SOP yang sudah ada

belum dapat dijalankan sepenuhnya. Sehingga perlu diketahui apa

permasalahannya dan bagaimana solusinya.

Berdasarkan data diatas dapat dikatakan bahwa program pinjaman bergulir

produktif yang dilakukan oleh BAZNAS Sumatera Utara belum berhasil. Karena

para penerima bantuan pinjaman bergulir produktif ini baru bisa hanya

mengembalikan cicilan atas pinjamannya. Sehingga tujuan BAZNAS untuk

meningkatkan jumlah pemberi zakat, infaq dan sadaqah belum dapat tercapai

sepenuhnya. Kondisi ini terjadi disebabkan oleh banyak faktor. Berdasarkan hasil

wawancara dengan pihak BAZNAS diketahui bahwa penyebab dari terjadinya

kondisi tersebut karena beberapa faktor diantaranya; sistem administrasi yang

masih sederhana, persepsi masyarakat atas bantuan dana produktif, pembinaan dan

pengawasan atas penyaluran dana produktif tersebut.

Sebelum tahun 2014, BAZNAS Sumatera Utara dalam pengelolaannya

masih berfokus pada misinya meningkatkan pengumpulan dan penyaluran dana

zakat secara merata, dan memberikan pelayanan prima dalam penerimaan dan

Page 43: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

35

penyaluran zakat, sehingga visi BAZNAS Sumatera Utara untuk Menjadi lembaga

pengelola zakat yang Amanah, Profesional, dan Transparan untuk meningkatkan

kesejahteraan dan ekonomi ummat, belum dapat tercapai sepenuhnya. Sedangkan

misi untuk mengembangkan managemen modern dalam pengelolaan zakat, dan

mendorong peningkatan ekonomi ummat serta merubah mustahik menjadi

muzakki, baru mulai digiatkan pada tahun 2014.

Pada tahun 2012 sebenarnya program untuk mendorong peningkatan

ekonomi umat ini sudah dilakukan seperti adanya program Sumut Maksur dengan

meluncurkan pinjaman bergulir produktif, namun hasilnya masih banyak

masyarakat penerima pinjaman bergulir produktif ini yang tidak memenuhi

kewajibannya untuk mengembalikan pinjaman tersebut. Kondisi ini terjadi karena

selain sistem adminstrasi yang belum tertata dengan baik juga pengawasan atas

program tersebut belum berjalan sebagaimana mestinya.

Pada tahun 2014 BAZNAS Sumatera Utara mulai berbenah diri dengan

melakukan berbagai hal, diantaranya memperbaiki sistem administrasi terutama

untuk penyaluran Pinjaman Produktif Bergulir. Hal ini dilakukan agar semua

pihak merasa nyaman dalam menjalankannya. Sistem administrasi tersebut

dimulai dari membuat Standar Operasi dan Prosedur (SOP) Pinjaman Produktif

Bergulir yang dilengkapi dengan berbagai formulir - formulir yang dibutuhkan

mulai dari formulir permohonan pinjaman (Qardh) bergulir produktif sampai

dengan Surat Keterangan Lunas. Namun formulir/surat pernyataan dan alasan

tidak sanggup membayar belum ada. Padahal masih ada masyarakat yang

mendapat pinjaman bergulir produktif tetapi belum dapat melunasinya dalam

waktu yang ditentukan.

Selain itu dalam penyaluran pinjaman bergulir produktif ini juga dirasakan

pihak BAZNAS Sumatera Utara belumlah dapat menjangkau semua kaum dhuafa

yang ada di propinsi Sumatera Utara untuk itu pihak BAZNAS Sumatera Utara

yang tadinya menyalurkan sendiri dana pinjaman tersebut saat ini bersinergi

dengan BAZNAS Kabupten/Kota. Dengan cara BAZNAS Sumatera Utara

menyediakan dana bergulir, dan BAZNAS Kabupaten/Kota melakukan

penyaluran langsung kepada kaum dhuafa diwilayahnya masing – masing. Hal ini

dilakukan tujuannya adalah agar junmlah kaum dhuafa yang dapat dibantu akan

Page 44: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

36

dapat menjangkau masyarakat miskin dalam jumlah yang besar meskipun dananya

terbatas.

Dalam menyalurkan pinjaman bergulir produktif ini, BAZNAS

Kabupaten/ kota menggunakan Sistem Operasi dan Prosedur (SOP) yang ada di

BAZNAS SUMUT. Namun pengawasan atas pinjaman bergulir produktif yang

diserahkan ke BAZNAS Kabupaten /Kota, ini tetap belum ada dilakukan sehingga

pinjaman bergulir produktif ini banyak yang belum berjalan dengan baik pada

BAZNAS Kabupaten /kota. Kondisi ini mengakibatkan masyarakat didaerah

masih banyak yang belum mengetahui dan merasakan pinjaman bergulir produktif

ini dampaknya usaha yang mereka jalankan belum bisa berkembang.

Dalam menyalurkan pinjaman bergulir produktif ini persepsi masyarakat

juga turut menjadi faktor penentu berhasil tidaknya program ini. Pola distribusi

zakat produktif yang dikembangkan pada umumnya mengambil skema qardul

hasan. Yaitu salah satu bentuk pinjaman yang menetapkan tidak adanya tingkat

pengembalian tertentu dari pokok pinjaman. Namun bila ternyata si peminjam

dana tersebut tidak mampu mengembalikan pokok tersebut, maka hukum zakat

mengidentifikasikan bahwa si peminjam tersebut tidak dapat dituntut atas

ketidakmampuannya tersebut, karena pada dasarnya dana tersebut adalah hak

mereka. Persepsi inilah yang terjadi pada masyarakat kaum dhuafa yang

memperoleh pinjaman bergulir dari pihak BAZNAS Sumatera Utara sehingga

jumlah penerimaan dana dari hasil penyaluran pinjaman bergulir produktif ini

belum bisa mencapai target yang ditentukan.

Faktor lain yang ikut menentukan keberhasilan dari program pinjaman

bergulir produktif ini adalah pembinaan dan pengawasan atas penyaluran dana

tersebut. Menurut K.H. Didin Hafidhuddin,M.Sc. BAZ ataupun LAZ, jika

memberikan zakat yang bersifat produktif, harus pula melakukan pembinaan dan

pendampingan kepada para mustahik agar kegiatan usahanya dapat berjalan

dengan baik. Disamping melakukan pembinaan dan pendampingan kepada para

mustahik dalam kegiatan usahanya, BAZ dan LAZ juga harus memberikan

pembinaan rohani dan intelektual keagamaannya agar semakin meningkat kualitas

keimanan dan keIslamanannya. Namun pada pihak BAZNAS Sumatera Utara

pada tahun 2012 dan 2013 hal ini belum dapat dilakukan karena Sumber Daya

Page 45: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

37

Manusia yang dimiliki masih terbatas. Pada tahun 2014 hal ini sudah dicanangkan

kembali namun pelaksanaannya juga masih belum memadai, pembinaan dan

pendampingan kepada para penerima pinjaman bergulir produktif baru hanya

sekedar dikunjungi saja.

Dari sisi pengawasan, pinjaman bergulir produktif ini juga perlu dilakukan

mengingat bahwa pinjaman yang diberikan merupakan amanah dari masyarakat,

dan bertujuan untuk diberikan secara bergantian kepada para kaum dhuafa yang

memiliki usaha. Namun pengawasan atas program pinjaman bergulir produktif

yang dilakukan oleh pihak BAZNAS Sumatera Utara baik itu atas pinjaman

bergulir produktif yang disalurkan oleh BAZNAS Sumatera Utara sendiri maupun

pengawasan pinjaman bergulir produktif yang disalurkan lewat BAZNAS

kabupaten/kota yang ada di Sumatera Utara masih sangat lemah.

Pengawasan diperlukan untuk mengetahui apakah perencanaan yang telah

disusun dapat berjalan secara efisien, efektif, dan ekonomis. Menurut Basri dan

Subri (2005) bentuk pengawasan menjadi dua, yaitu: a) Bentuk Pengawasan

Preventif, berupa ketentuan-ketentuan yang berlaku atau prosedur-prosedur yang

harus dilalui dalam menyelanggarakan pekerjaan. b) Bentuk Pengawasan

Represif, berupa tindakan membandingkan apakah pekerjaan yang sedang/tidak

dilaksanakan menurut kenyataan telah sesuai dengan atau prosedur-prosedur yang

berlaku/ditetapkan.

Atas dasar pembahasan diatas maka peneliti membuat rancangan model

penyaluran dana zakat, infaq dan sadaqah untuk program pinjaman bergulir

produktif pada BAZNAS SUMUT sebagai berikut :

Page 46: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

38

Gambar ; 5.2

Model Penyaluran Pinjaman Bergulir Produktif

Dalam pelaksanaannya model ini harus didukung dengan sistem yang

jelas agar antara komponen yang satu dengan komponen lainnya nampak

merupakan satu kesatuan, dan mempunyai keterkaitan yang tidak terpisahkan.

Adapun sistem yang akan dirancang adalah menyempurnakan Standar Operasi

dan Prosedur yang sudah ada di BAZNAS Sumut yaitu menambahkan tentang

standar untuk pembinaan dan pengawasan atas penyaluran pinjaman bergulir

produktif baik yang disalurkan langsung oleh BAZNAS Sumut maupun

Pemberi Zakat(Muzzaki)

MenyalurkanBAZNASSUMUT

Menyerahk

an

PenerimaZakat yangmemilikiusaha disekitarBAZNASSUMUT

Membayar

Menyera

hkan

Penerima Zakatdidaerah yangmemiliki usaha

BAZNASKabupaten/

Kota

Mem

bayar

Membayar

BantuanProduktif

Page 47: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

39

penyaluran yang bersinergi dengan BAZNAS Kabupaten/kota. Rancangan

Sistem Operasi dan Prosedur yang peneliti siapkan adalah sebagai berikut :

STANDAR OPERASI DAN PROSEDUR (SOP) PINJAMAN BERGULIRPRODUKTIF

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang

Salah satu program kerja unggulan BAZNAS Sumut adalah ”SumutMakmur” yaitu suatu program penyaluran dana infaq dan sadaqah kepadakaum dhuafa dalam bentuk pinjaman modal kerja. Program ini diberi nama”Pinjaman Bergulir Produktif” yaitu modal kerja yang diberikan secarabergulir kepada kaum dhuafa dengan tujuan agar dengan penyaluran modalkerja ini penerima dapat menjalankan suatu kegiatan usaha yang akanmenjadikan dirinya mandiri dalam memenuhi kebutuhan diri dankeluarganya. Dengan penyaluran bergulir ini juga, diharapkan dapatmenjangkau kaum dhuafa dan masyarakat miskin dalam jumlah yang lebihbanyak mekipun dananya terbatas.

Wilayah kerja BAZNAS Sumut adalah se propinsi Sumatera Utara,maka selain BAZNAS Sumut melakukan penyaluran sendiri, BAZNASSumut juga bekerjasama dengan BAZNAS Kabupaten/kota yang diikatdengan perjanjian kerjasama. BAZNAS Sumut sebagai penyedia dana danBAZNAS kabupaten/kota sebagai penyalur langsung kepada kaum dhuafadiwilayah nya masing-masing.

Program ini memiliki tujuan yang luhur, untuk itu semua pihak yangterkait dengan penyaluran pinjaman bergulir produktif ini hendaknya dapatmengawal pelaksanaannya agar sesuai dengan sasaran yang ingin dicapaiyaitu mengntaskan kemiskinan dikalangan umat Islam dan mendorongupaya merubah sikap mental umat Islam dari sikap suka menerima infaqdan sadaqah menjadi suka memberi infaq dan sadaqah.

B. TujuanTujuan dari program Pinjaman Bergulir Produktif ini adalah untuk

mengntaskan kemiskinan dikalangan ummat Islam, dengan memberikanpinjaman modal usaha tanpa biaya dan bunga. Pinjaman Modal Usaha iniwajib dikembalikan secara mencicil oleh kaum dhuafa yang menerima danmenggunakannya kepada BAZNAS Sumatera Utara dan BAZNASKabupaten/kota. Selanjutnya BAZNAS kabupaten/kota wajib pulamengembalikan kepada BAZNAS Sumut secara kolektif.

C. Sasaran.Sasaran utama Pinjaman Bergulir Produktif ini adalah kaum dhuafa

(fakir/miskin) yang berpendapatan rendah dengan kriteria sebagai berikut ;1. Jujur dan berkomitmen untuk mengembalikan dana secara mencicil2. Memiliki kemampuan untuk memulai usaha atau mengmbangkan usaha

yang telah ada

Page 48: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

40

3. Bersedia untuk dibimbing dan diarahkan oleh BAZNAS Sumut4. Menyiapkan bukti-bukti penggunaan dana sesuai dengan tujuan

pinjaman.

II. PROSEDUR PINJAMAN BERGULIR PRODUKTIFA. Ketentuan

Ketentuan pinjaman bergulir produktif adalah sebagai berikut ;1. Tujuan ; membantu kegiatan yang bersifat produktif dalam rangka

menciptakan peluang usaha/kesempatan kerja. Jenis usaha yangdijalankan adalah usaha yang halal, tidak merusak lingkungan, tidakmembahayakan kesehatan, tidak bertentangan dengan norma kesusilaandan seluruh rangkaian usaha sesuai dengan Syariah Islam.

2. Besar usaha disesuaikan dengan skala usaha mulai dari Rp.500.000,-sampai dengan Rp. 3.000.000,-

3. Akad Qardh, tanpa bunga dan tanpa beban administrasi.4. Jangka waktu pinjaman ; dicicil selama 2 sampai 10 bulan.

Pengembalian dapat dilakukan secara harian, mingguan dan bulanantanpa jeda (gracde period). Artinya setelah pinjaman diperoleh segeradikembalikan sesuai jadwal yang ditentukan.

5. Persyaratan Administrasi ;a. Memiliki KTPb. Memiliki Kartu Rumah Tanggac. Mengisi Formulir Permohonand. Menyerahkan pasphoto (Suami/Istri bagi yang sudah berumah

tangga)e. Materai Rp. 6.000,- untuk akad (perjanjian pinjaman)f. Menandatangani perjanjian kredit

6. Persyaratan lainnya ;a. Berbadan sehatb. Mampu menjalankan usaha dengan baikc. Berakhlak baikd. Aktif dengan kegiatan mesjid dan aktif bermasyarakate. Bersedia mendapat bimbingan BAZNASf. Bersedia menyerahkan bukti-bukti penggunaan dana

7. Dokumen-dokumen1. Formulir Permohonan Pinjaman Bergulir Produktif2. Laporan Survey Calon Peminjam3. Analisis Kelayakan Pembrian Pinjaman Bergulir Produktif4. Akad Pinjaman5. Bukti Tanda Terima Uang (Kuitansi)6. Bukti Tanda Terima Kuitansi Pembelian Barang7. Kartu Cicilan Pinjaman8. Formulir Monitoring Pijaman9. Surat Teguran Menunggak10. Surat Panggilan karena Menunggak11. Surat Keterangan Lunas12. Surat Pernyataan Tidak Sanggup Membayar.

Page 49: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

41

13. Laporan Pinjaman dari BAZNAS kabupaten/kota

B. Prinsip ”5 C”Penggunaan prinsip 5C ini adalah upaya analisis yang dilakukan

kepada calon peminjam untuk mengurangi resiko tidak kembalinyadana pinjaman bergulir produktif ini. Untuk itu analisis ini perludilakukan untuk melihat tentang caracter, capacity, condition, capitaldan collateral. Adapun penjelasannya sebagai berikut :1. Charakter ; mengetahui watak calon peminjam dengan meminta

informasi kepada tetangga, tokoh masyarakat tentang keaktifandimesjid/masyarakat, sikap dan pergaulannya dimasyarakat sertakemungkinan menggunakan dana dengan semestinya danmengembenlikan sesuai dengan yang dijanjikan.

2. Capacity ; mengetahui tentang biaya hidup keluarga, kemampuanmenjalankan usaha, pengalaman hidup, latar belakangpekerjaan/pendidikan, bagaimana penjualan dilakukan, hargapokok, keuntungan usaha, calon pembeli, presentase peningkatanusaha, kemampuan menyisihkan dana cicilan dan kemampuanwaktu mencicil.

3. Condition ; mengetahui tentang kondisi usaha baru ataupengembangan usaha yang akan dilakukan, persaingan usaha, jenisusaha dan jenis usaha tidak bertentangan dengan syariah Islam.

4. Capital ; mengetahui tentang kondisi modal yang dimiliki (miliksendiri, sewa atau pinjam). Hutang-hutang lain yang dimiliki, dandukungan dari keluarga atas usaha yang dijalankan.

5. Collateral ; mengetahui apakah barang-barang yang dibeli denganuang pinjaman dapat dijadikan jaminan (bila dipandang perlujaminan)

C. Prosedur Pelaksanaan Pinjaman Bergulir ProduktifProsedur Pelaksanaan untuk Pinjaman Bergulir Produkti ini merupakan

proses penyaluran pinjaman yang dilakukan dengan tahapan-tahapan mulaisaat sosialisasi sampai pelunasan pembayaran pinjaman dengandokumentasi yang memadai. Adapun prosedur yang dimaksud adalah ;1. Petugas BAZNAS melakukan Sosialisasi kepada masyarakat tentang

adanya pinjaman bergulir produktif. Tahap ini dilakukan untukmenjaring msyarakat kaum dhuafa yang berminat dengan menekankanbahwa pinjaman ini untuk tujuan produktif dan wajib dikembalikan.

2. Calon Penerima Pinjaman Bergulir Produktif wajib mengisi formulirpermohonan dengan dilengkapi persyaratan dan dokumen yang telahditentukan.

3. Petugas BAZNAS memandu cara pengisian formulir terutama terkaitdengan keberadaan usaha dan rencana cicilan.

4. Petugas BAZNAS melakukan wawancara kepada calon peminjamuntuk mengetahui kondisi calon peminjam sesuai dengan prinsip ”5 C”(Character, Capacity, Capital, Condition dan Collateral)

Page 50: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

42

5. Petugas BAZNAS melakukan survey lapangan kerumah dan tempatusaha untuk melakukan cross chek kebenaran informasi dari calonpeminjam dan kelayakan kegiatan usaha.

6. Petugas BAZNAS menyusun formulir usulan pinjaman untukdipertimbangkan komite pinjaman yang terdiri dari petugas, bendaharadan ketua untuk memberi keputusan apakah pinjaman layak diberikan.

7. Apabila permohonan disetujui, calon penerima pinjaman dihubungiuntuk penandatangan akad dan didokumentasikan. Yangmenandatangani akad tidak hanya pihak BAZNAS dengan calonpeminjam tetapi juga penjamin (keluarga atau suami/istri bagi yangsudah menikah).

8. Petugas BAZNAS melakukan pencairan dana pinjaman bergulirproduktif dan mengadminstrasikannya dengan melampirkan semuaformulir dan dokumen-dokumen yang diperlukan pada saat pencairan.

9. Petugas BAZNAS melakukan monitoring penggunaan dana, mengecekbukti pembelian serta fisik barang yang dibeli. Mendokumentasikanpada saat monitoring dan mengisi formulir monitoring.

10. Petugas melakukan pendampingan dan pembinaan kepada parapeminjam dana pinjaman bergulir produktif baik dari sisi manajemenusaha maupundari sisi manajemen keuangan.

11. Petugas BAZNAS mengadministrasikan pembayaran cicilan pada kartucicilan yang dibuat rangkap dua, satu untuk file BAZNAS dan satunyalagi untuk file peminjam. Kedua kartu diisi dengan penandatanganansilang.

12. Petugas BAZNAS membuat Surat teguran apabila peminjammenunggak

13. Apabila peminjam ternyata tidak mampu membayar lagi cicilannyamaka, petugas mharus meminta surat pernyataan dari peminjam atasketidakmampuannya membayar cicilan disertai dengan alasannya dandokumen-dokumen pendukung.

14. BAZNAS kabupaten/kota setiap akhir bulan harus membuat laporansaldo pinjaman dan harus dikirim ke BAZNAS Sumut minimal setiapbulan dan maksimal 6 bulan sekali.

15. BAZNAS kabupaten/kota harus mengembalikan seluruh dana pinjamanbergulir produktif pada akhir masa pejanjian kerjasama (2 tahun)

D. LampiranLampiran ini dimaksudkan sebagai dokumen pendukung dari dokumen-

dokumen utama yang telah disyaratkan dalam arsip sebelumnya

III. PENUTUPDemikian rancangan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pinjaman

Bergulir Produktif yang dapat peneliti sampaikan. Dengan SOP ini diharapkannantinya penyaluran dana pinjaman bergulir produktif ini dapat berjalan sesuaidengan tujuannya dan juga dapat terawasi dengan baik. Sehingga dana yangmerupakan amanah masyarakat dapat dipertanggungjawabkan oleh semuapihak yang terkait.

Page 51: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

43

Selain rancangan untuk Standar Operasional Prosedur Pinjaman

Bergulir Produktif, peneliti juga merancang formulir untuk Surat Pernyataan

Tidak Mampu Membayar Pinjaman Bergulir Produktif. Hal ini dibuat agar

peminjam yang tidak sanggup membayar dapat dibuktikan dengan adanya

pernyataan dari mereka sendiri. Adapun Surat Pernyataan yang dirancang ini

berisi tentang ; identitas sipeminjam, kondisi keuangan terakhir dan

kelangsungan usaha yang dijalankan. Bentuk Surat yang akan dibuat sebagai

berikut :

SURAT PERNYATAAN TIDAK MAMPU MEMBAYAR PINJAMAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini ;

Nama : ................................................................Alamat : ................................................................No. Akad Pinjaman : ................................................................Jumlah Pinjaman : ................................................................Tanggal Pencairan : ................................................................Jumlah Yang Sudah dilunasi : ................................................................Jumlah Yang Belum Lunas : ................................................................Lama Cicilan : ................................................................

Dengan ini meyatakan tidak mampu/sanggup lagi melakukan pelunasanatas pinjaman yang saya lakukan kepada pihak BAZNAS karena................................................................................................................................................................................... .................................................................

Demikianlah surat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya.Saya berharap Pihak BAZNAS dapat memakluminya.

Yang Membuat PernyataanPeminjam

ttd

(Nama Peminjam)-----------------------------------------

No. Akad

Demikianlah rancangan SOP dan Surat Pernyataan tidak mampu

membayar atas pinjaman bergulir produktif yang dapat peneliti siapkan yang

Page 52: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

44

merupakan hasil penelitian ini diharapkan dengan rancangan ini dapat

membantu pihak BAZNAS baik BAZNAS Sumatera Utara maupun BAZNAS

kabupaten/kota dalam pelakssanaan dan pengawasan program Pinjaman

Beguliur Produktif. Sehingga penyaluran dana zakat, infaq dan Sadaqah

benar-benar dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

Page 53: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

45

BAB VI

RENCANA TAHAP BERIKUTNYA

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti dapat mengetahui bahwa

Permasalahan yang dihadapi adalah masih banyak masyarakat yang belum

mengetahui tentang model penyaluran dana zakat, infaq dan sadaqah pada

BAZNAS Sumut, Belum adanya Pembinaan dan pendampingan dari BAZNAS

kepada penerima pinjaman bergulir produktif dan Penerima Pinjaman Bergulir

Produktif Belum dapat menjadi Pemberi Zakat, infaq dan sadaqah mereka baru

sekedar sebagai pembayar pinjaman saja.

Untuk itu pada tahap berikutnya dalam penelitian lanjutan pada tahun ke 2

nantinya peneliti akan melakukan :

1. Menerapkan Model yang disusun dengan cara ;

- Melakukan Sosialisasi Model dan Standar Operasional Prosedur (SOP)

untuk pinjaman bergulir produktif yang sudah dikembangkan

- Uji Coba Model dengan menerapkan SOP untuk pinjaman bergulir

produktif yang sudah dikembangkan

- Evaluasi model dan penyempurnaan model.

2. Menyusun Buku Panduan untuk Pinjaman Bergulir Produktif

Buku panduan ini disusun dengan tujuan untuk mempermudah proses

penyaluran pinjaman bergulir produktif, baik bagi pihak BAZNAS Sumut,

maupun BAZNAS Kabupaten/kota dan para penerima pinjaman bergulir

produktif.

Dari hasil penelitian tahun kedua ini nantinya akan dihasilkan luaran

penelitian berupa :

1. Buku Panduan Pinjaman Bergulir Produktif

2. Informasi tentang Peningkatan Penerima menjadi Pemberi ZIS dan

3. Jurnal Akreditasi

Page 54: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

46

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan data yang ada dan pembahasan yang dilakukan maka

peneliti dapat memberikan kesimpulan atas hasil penelitian ini sebagai berikut :

1. BAZNAS Sumatera Utara dalam pengumpulan dan penyaluran dana zakat,

infaq dan sadaqah sudah melakukan cara yang keatif dan inovatif. Salah satu

Penyaluran dana zakat, infaq dan sadaqah yang dilakukan adalah Program

Pinjaman Bergulir Produktif yang memberikan bantuan produktif untuk

pengembangan usaha masyarakat.

2. Data tiga tahun terakhir menunjukan bahwa Penyaluran dana infaq dan

sadaqah untuk Pinjaman Bergulir Produktif mengalalami peningkatan namun

penerimaan dari penyaluran dana tersebut mengalami penurunan.

3. Penyaluran Pinjaman Bergulir Produktif sudah berdasarkan SOP yang ada

namun pengawasan atas pinjaman bergulir produktif masih lemah. Sehingga

diperlukan adanya sisitem pengawasan yang memadai.

4. Hasil penelitian juga menunjukan perlunya adanya pembinaan dan

pendampingan atas pinjaman bergulir produktif kepada masyarakat yang

mendapat pinjaman tersebut.

5. Berdasarkan Hasil Penelitian dapat dikatakan bahwa tujuan BAZNAS Sumut

untuk meningkatkan jumlah penerima zakat, infaq dan Sadaqah menjadi

pemberi zakat, infaq dan sadaqah belum dapat tercapai.

6.2 Saran

1. Agar Pinjaman Bergulir Produktif dapat berjalan sesuai sasaran maka perlu

adanya pembinaan dan pendampingan dari BAZNAS kepada penerima

pinjaman bergulir produktif

2. Perlu adanya SOP Pinjaman Bergulir Produktif yang lebih efektif dan efisien

sehingga penyaluran dana pinjaman bergulir produktif dapat terawasi dengan

baik

Page 55: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

47

3. Perlu adanya cara sosialisasi yang lebih efektif kepada masyarakat atas

pinjaman bergulir produktif dengan menekankan bahwa pinjaman wajib

kembali dan pinjaman merupa dana bergulir yang harus diberikan secara

bergantian kepada masyarakat yang membutuhkan sehingga penyaluran dana

zakat, infaq dan sadaqah untuk pengembangan usaha kecil menengah dapat

meningkatkan penerima zakat menjadi pemberi zakat

Page 56: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

48

DAFTAR PUSTAKA

Basri, Yuswar Zainul dan Mulyadi Subri, 2005. Keuangan Negara dan AnalisisKebijakan Utang Luar Negeri. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Bazwir, Revvisoynd, 1999. Akuntansi Pemerintah Indonesia. Edisi Tiga BPFEYogyakarta.

Sinambela Elizar, 2011. Alokasi Dana Pembinaan Usaha Kecil Menengah DalamMeningkatkan Kesejahteraan Masyarakat kota Medan. Penelitian DosenMuda. Fakultas Ekonomi UMSU

Fatwa MUI Nomor 15 Tahun 2011. Tentang Penyaluran Zakat Infaq danSyadaqah.

Heri Sudarsono, 2003 Bank dan lembaga Keuangan Syariah.

Ichsan,M, Ratih., dan Trilaksono,N, 1997. Administrasi Keuangan Daerah:pengelolaan dan penyusunan APBD. Brawijaya University Pers, Malang.

Indra ismawan, 2001. Sukses diEra Ekonomi Liberal. Grasindo, Jakarta.

Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang, 1999. Metodologi Penelitian Bisnisuntuk Akuntansi dan Manajemen. BPFE, Yogyakarta.

Loekman Soetrisno, 1995. Menuju Masyarakat Partisipatif. Yogjakarta.

Mardiasmo, 2002. Akuntansi Sektor Publik. Andi, Yogyakarta.

_________, 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Andi,Yogyakarta.

Mariarosa Dalla Costa, 2000. Politik Strategi Ekonomi Internasional.Kalianamita,Jakarta.

Muklis Rasyid, 1998.KUK ditengah gejolak moneter. Jakarta.

Mohammad IkhSan, 1997. Profil Usaha Kecil dan Kebijakan Kredit Perbankan diIndonesia. LPM FE - UI, Jakarta.

Republik Indonesia, 2001. Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentangPengelolahan dan Pertanggung Jawaban Anggaran.http://www.bakd.depdagri.go.id

________________ , 2001. Keputusan Presiden No. 74 Tahun 2001 TentangTatacara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.http://www.bpkp.go.id

Page 57: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

49

, 2004. Undang-undang No.17 Tahun 2003 tentangKeuangan Negara. Pustaka Pergaulan. Jakarta.

Susilo Ady Saputro.2010 “Zakat Produktif sebagai Upaya MengurangiKemiskinandi Indonesia” http://anakbanyumas.wordpress.com/2010/04/23/zakat-produktif-sebagai-upaya-mengurangi-kemiskinan-di-indonesia/#more-159.

Yusuf Al-Qardawi. 1997 Hukum Zakat, Edisi terjemahan : Litera AntarNusa,Bogor

Page 58: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

50

LAMPIRAN

Page 59: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

51

Lampiran 1. Instrumen Penelitian

Responden yang terhormat,Sehubungan dengan dilakukannya penelitian tentang Model Penyaluran DanaZakat, Infaq Dan Shadaqah Bagi Pengembangan Usaha Kecil MenengahPada BAZNAS Sumatera Utara maka Kami mohon kesediaan Bapak/Ibu,untuk meluangkan waktu sejenak guna mengisi angket ini. Kami berharapBapak/Ibu, menjawab dengan leluasa, sesuai dengan apa yang Bapak/ibu lakukandan alami. Bapak/ibu diharapkan menjawab dengan jujur dan terbuka, sebabtidak ada jawaban yang benar atau salah. Sesuai dengan kode etik penelitian, kamimenjamin kerahasiaan semua data. Kesediaan Bapak/Ibu mengisi angket iniadalah bantuan yang tidak ternilai bagi kami. Akhirnya kami ucapkan terima kasihatas kerjasamanya.

Tim Peneliti

I. Identitas Responden

1. Nama Responden :……………………………….2. Alamat :……………………………….3. Jenis Usaha :……………………………….4. Lama Usaha Berjalan :……………………………….5. Besar Modal Usaha :……………………………….

Petunjuk pengisian :Pengisian daftar pernyataan ini dilakukan dengan memilih jawaban yang palingsesuai dengan pendapat Bapak / ibu tetang Penyaluran Dana Zakat, Infaq DanShadaqah Bagi Pengembangan Usaha Kecil Menengah.Berilah tanda silang (X) pada salah satu kolom yang anda anggap tepat denganbutir-butir isian berikut :

1. Sangat Tidak Setuju (STS)2. Tidak Setuju (TS)3. Setuju (S)4. Sangat Setuju (SS)

II. Pernyataan mengenai Penyaluran Pinjaman Bergulir ProduktifNo PERNYATAAN STS TS S SS1 Bapak/ibu mengetahui adanya Penyaluran

Pinjaman Bergulir Produktif dari BAZNASSUMUT

2 Bapak/ibu pernah mendapatkan PinjamanBergulir Produktif dari BAZNAS SUMUT

3 Bapak/ibu dalam mendapatkan Pinjaman Bergulir

KUESIONER

Page 60: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

52

Produktif dari BAZNAS SUMUT harus mengisiformulir yang mudah dipahami

4 Bapak/ibu dalam mendapatkan Pinjaman BergulirProduktif dari BAZNAS SUMUT tanpa proseduryang sulit

5 Bapak/ibu dalam mendapatkan Pinjaman BergulirProduktif dari BAZNAS SUMUT terlebih dahuludi kunjungi/disurvey

6 Bapak/ibu dalam mendapatkan Pinjaman BergulirProduktif dari BAZNAS SUMUT tanpa adanyajaminan

7 Bapak/ibu mendapatkan Pinjaman BergulirProduktif dari BAZNAS SUMUT sesuai denganjumlah yang diajukan

III. Pernyataan mengenai Perkembangan UsahaNo PERNYATAAN STS TS S SS1 Usaha Bapak/ibu menjadi lebih besar dan maju

setelah menerima Pinjaman Bergulir Produktifdari BAZNAS SUMUT

2 Pendapatan Bapak/ibu menjadi lebih tinggisetelah menerima Pinjaman Bergulir Produktifdari BAZNAS SUMUT

3 Omset penjualan Bapak/ibu menjadi lebih tinggisetelah menerima Pinjaman Bergulir Produktifdari BAZNAS SUMUT

4 Dengan menerima Pinjaman Bergulir Produktifdari BAZNAS SUMUT keuntungan penjualanyang Bapak/ibu peroleh lebih besar

5 Setelah menerima Pinjaman Bergulir Produktifdari BAZNAS SUMUT penghasilan perbulanBapak / ibu lebih besar dari sebelumnya.

6 Setelah menerima Pinjaman Bergulir Produktifdari BAZNAS SUMUT Bapak / ibu dapatmengembalikan cicilan Pinjaman.

7 Setelah menerima Pinjaman Bergulir Produktifdari BAZNAS SUMUT, usaha Bapak/ibumenjadi bertambah besar.

Kepada Bapak/ibu Mohon Saran dan Masukan untuk prosedur penyalurandana zakat. Infaq dan sadaqah.

………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu.

Page 61: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

53

Tabulasi Data Peneltian

2 3 3 3 3 3 3 3 213 3 3 3 3 3 3 3 214 3 3 3 3 3 3 3 215 3 3 3 3 3 3 3 216 3 3 3 2 2 2 2 177 3 3 3 3 2 2 2 188 2 2 2 2 2 2 2 149 3 3 3 3 3 3 3 21

10 3 3 3 3 3 2 2 1911 3 3 3 3 3 2 2 1912 3 3 3 3 3 3 3 2113 2 2 2 2 2 2 2 1414 3 3 3 3 2 2 2 1815 3 3 3 3 3 3 3 2116 3 3 3 3 3 3 3 2117 3 3 3 3 3 3 3 21

Pernyataan mengenai Penyaluran Pinjaman Bergulir Produktif

RespondenPenyaluran Pinjaman Bergulir Produktif

Jumlah1 2 3 4 5 6 7

1 3 3 3 3 3 2 3 202 3 3 3 3 3 2 2 193 3 3 3 3 3 2 2 194 3 3 3 3 3 2 2 195 3 3 3 3 3 2 2 196 3 3 3 3 2 3 3 207 3 3 3 3 3 2 3 208 3 3 2 2 3 2 2 179 3 3 3 3 3 2 3 20

10 3 3 2 3 3 2 2 1811 3 3 3 3 3 2 2 1912 3 3 3 3 3 2 2 1913 3 3 2 2 3 2 2 1714 3 3 3 3 3 2 2 1915 3 3 3 3 2 3 3 2016 3 3 3 3 3 2 2 1917 3 3 3 3 2 3 2 19

Pernyataan Pernyataan mengenai Perkembangan Usaha

RespondenPerkembangan Usaha

Jumlah1 2 3 4 5 6 7

1 3 3 3 3 3 3 3 21

Page 62: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

54

Lampiran 2. Personalia Tenaga Peneliti

Personalia Tenaga Peneliti

No Nama / NIDN Instansiasal

BidangIlmu

Alokasi Waktu(Jam/minggu)

Uraian Tugas

1 ElizarSinambela.SE, M.Si0104037401

FEUMSU

Akuntansi 10 a Melakukanpersiapan datayang akandikumpulkan

b Melakukansurvey keBaznas Sumutdan Ke UsahaKecilMenengah

c Melakukanpengumpulandata

d MerancangModel

e Menganalisisdata

f Menyusunanlaporan

2 FitrianiSaragih. SE.MSi0108087902

FEUMSU

Akuntansi 8 a. Melakukanpengumpulandata

b. Merancangmodel

c. Menganalisisdata

d. Menyusunlaporan

3 SuzannaKhairani Nst1005170455

FEUMSU

Mahasiswa

3 Membantumelakukanpengumpulandata danpengarsipan/administrasi

4 MuhammadSukri

FEUMSU

Mahasiswa

3 Membantumelakukanpengumpulandata danpengarsipan/administrasi

Page 63: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

55

1. Biodata Ketua PenelitiA. Identititas Diri1. Nama Lengkap (dengan gelar) Elizar Sinambela, S.E., M.Si (P)

2. Jabatan Fungsional Lektor / III.d

3. Jabatan Struktural Ketua Program Studi Akuntansi

4. NIP/NIK/Identitas lainnya -

5. NIDN 0104037401

6. Tempat dan Tanggal Lahir Medan / 04 Maret 1974

7. Alamat Rumah Jl. Cempaka Ujung Komplek Gaperta

Garden No. C 17. Medan

8. Nomor Telepon/Faks/ HP 085296488634

9. Alamat Kantor Jl. Kapten Muhtar Basri No.3 Medan

10. Nomor Telepon/Faks -

11. Alamat e-mail [email protected]

12. Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1 = 8 orang per semester

13. Mata Kuliah yang Diampu1. Pengantar Akuntansi

2.Penelitian Akuntansi

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi UMSU USU

Bidang Ilmu Akuntansi Akuntansi

Tahun Masuk-Lulus 1993 – 1998 2001 – 2003

JudulSkripsi/Thesis/Disertasi Fungsi dan

Peranan Internal

Auditor Dalam

Akuntansi Utang

PengaruhPartisipasi DalamPenyusunanAnggaranTerhadap KinerjaManajerial (StudiKasus padaPerguruan TinggiSwasta di KotaMedan.

Nama Pembimbing/Promotor Drs. SyamsulLubis, Ak.

Prof. Dr. AzharMaksum, SE,M.Si., Ak

Page 64: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

56

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)

No. Tahun Judul PenelitianPendanaan

Sumber* Jml (Juta Rp)

1. 2009 Analisis Pengetahuan DewanPerwakilan Rakyat DaerahTentang Anggaran TerhadapPengawasan Keuangan Daerah.(Ketua)

PDM DIKTI Rp. 7.750.000

2 2011 Alokasi Dana Pembinaan UsahaKecil Dan Menengah DalamMeningkatkan KesejahteraanMasyarakat Kota Medan (Ketua)

PDM InternalUMSU

Rp. 2.500.000

3 2012 Pengembangan ModelPengawasan Keuangan DaerahDalam Meningkatkan KinerjaDewan Perwakilan RakyatDaerah Kota Medan (Ketua)

HibahBersaingDIKTI (thn I)

Rp. 35.500.000

4 2013 Pengembangan ModelPengawasan Keuangan DaerahDalam Meningkatkan KinerjaDewan Perwakilan RakyatDaerah Kota Medan (Ketua)

HibahBersaingDIKTI (thn II)

Rp. 42.000.000

5 2014 Pengembangan ModelPembelajaran Berbasis KooperatifUntuk Mata Kuliah PengantarAkuntansi Pada Perguruan TinggiIslam Swasta Di Kota Medan(Anggota)

PendaaanInternalUMSUSeptember2014 – Januari2015

Rp. 15.000.000

6. 2015 Efektifitas Model Role PlayingTerhadap PeningkatanKompetensi AkuntansiMahasiswa Dalam Mata KuliahPengantar Akuntansi II (Ketua)

PendaaanInternalUMSUFebruari – Juli2015(TeachingGrand)

Rp. 7.000.000

7 2015 Pengembangan Model PenyaluranDana Zakat, Infaq dan Shadaqahbagi Pengembangan Usaha KecilMenengah pada BAZNASSumatera Utara

HibahBersaingDIKTI (thn I)

Rp. 50.500.000

Page 65: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

57

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Pengabdian KepadaMasyarakat

PendanaanSumber* Jml (Juta Rp)

1. 2010 Penyusunan LaporanKeuangan

PWM Sumut Rp. 1.000.000

2. 2011 Tim Verifikasi PenyusunanLaporan Keuangan

PCM Kamp.Dadap

Rp. 2.500.000

3. 2011 Penyusunan LaporanKeuangan

PDM Kota Medan Rp. 1.500.000

4. 2014 Penyuluhan Kewirausahaan Desa Kuala,Serdang BedagaiSUMUT

Rp. 2.000.000

E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 TahunTerakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/Tahun

Nama Jurnal

1 Pengaruh Earning Per Share(EPS) Terhadap Return Sahampada Perusahaan Properti danReal Estate yang terdaftar di BEI

2013 Ekonomikawan, Edisi 13,Desember 2013

2 Model Pengawasan KeuanganDaerah yang dilakukan DewanPerwakilan Rakyat Daerah KotaMedan

2013 ProsidingISBN 979 – 458 – 703 - 6Tahun 2013USU Press

3 Alokasi Dana Pembinaan UsahaKecil Menengah dalamMeningkatkan KesejahteraanMasyarakat Kota Medan

2014 ProcidingISBN 978 – 602 – 18898 –1 – 7Tahun 2014

4 Model Penyaluran Dana Zakat,Infaq dan Shadaqah bagiPengembangan Usaha KecilMenengah pada BAZNASSumatera Utara

2014 ProceedingsThe 7th WAPITahun 2014UMSU Press

5 Pengaruh Informasi AkuntansiTerhadap Initial Return PadaPerusahaan Yang MelakukanInitial Publik Offering (IPO) diBursa Effek Indonesia

2015 ProsidingISBN 978 – 602 – 274 –013 – 1Tahun 2015

6 Model Pengelolaan Asset PublikBerdasarkan Islam DalamMeningkatkan KinerjaPemerintah Daerah

2015 ProceedingsISBN ; 978 – 602 – 719 –958 – 3The 8th WAPITahun 2015

Page 66: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

58

F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan /Seminar Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Nama PertemuanIlmiah / Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu danTempat

1 Seminar Nasional Model Pengawasan KeuanganDaerah yang dilakukan DewanPerwakilan Rakyat Daerah

Medan, 27-28Nopember2013

2 Konferensi IlmiahAkuntansi (KIA I)

Alokasi Dana Pembinaan UsahaKecil dan Menengah DalamMeningkatkan KesejahteraanMasyarakat Kota Medan

Jakarta, 26-27February2014

3 The 7th WAPIInternasional

Model Pengelolaan AssetPublik Berdasarkan IslamDalam Meningkatkan KinerjaPemerintah Daerah

Medan, 6 Mei2014

4 Konferensi IlmiahAkuntansi (KIA) IINasional

Pengaruh Informasi AkuntansiTerhadap Initial Return PadaPerusahaan Yang MelakukanInitial Publik Offering (IPO) diBursa Effek Indonesia

Jakarta, 25 –26 Februari2015

5 The 8th WAPIInternasional

Model Penyaluran Dana Zakat,Infaq dan Shadaqah bagiPengembangan Usaha KecilMenengah pada BAZNASSumatera Utara

Medan, 11Juni 2015

G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun TerakhirNo. Judul Buku Tahun Jumlah

HalamanPenerbit

1 Praktikum Pengantar AkuntansiPerusahaan Jasa

2009 120 PerdanaPublishingISBN 978-602-8935-12-8

2 Akuntansi Keuangan Dasar 2010 271 Uniba PressISBN 978-602-95865-8-9

Pengantar Akuntansi Perusahaan JasaSesuai dengan IFRS dan PSAK

2013 280 ISBN 978-602-8826-78-5Penerbit;CitapustakaMedia Perintis

Praktikum Pengantar AkuntansiPerusahaan Jasa

2014 256 ISBN 978-602-1317-37-2Penertbit ;CitapustakaMedia Perintis

Menyusun Laporan Keuangan (Mudah, 2015 267 ISBN 978-602-

Page 67: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

59

Perusahaan Dagang dan Manufaktur)Pendekatan PSAK – IFRS

8935-69-2Penertbit ;PerdanaPublising

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalahbenar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudianhari ternyata dijumpai ketidak- sesuaian dengan kenyataan, saya sanggupmenerima risikonya.Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satupersyaratan dalam Laporan Hasil Penelitian Hibah Bersaing tahun 1

Medan, 22 November 2015.Ketua Peneliti

Elizar Sinambela, SE., M.SiNIDN : 0104037401

Page 68: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

60

2. Biodata Anggota Peneliti

A. Identitas Diri (Anggota)

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Fitriani Saragih SE, Msi2 Jabatan Fungsional Lektor / III d3 Jabatan Struktural Sekretaris Program Studi D3 Manajemen

Perpajakan4 NIP/NIK/Identitas lainnya -5 NIDN 01080879026 Tempat dan Tanggal Lahir Sayur Matinggi, 8 Agustus 19797 Alamat Rumah Jl.Surya Haji Komplek Taman surya Indah

No.47 Lau Dendang8 Nomor Telepon/Faks/ HP 0853714599869 Alamat Kantor Jl. Kapt. M. Basri No 3 Medan10 Nomor Telepon/Faks (061) 662456711 Alamat e-mail [email protected] Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1= 120 orang; S-2= - Orang; S-3=-

OrangMata Kuliah Yang Diampu 1. Pengantar Akuntansi I dan II

2. Akuntansi Keuangan Lanjutan I danII

B. Riwayat PendidikanS-1 S-2

Nama PerguruanTinggi

UniversitasMuhammadiyah SumateraUtara

UNSYAH

Bidang Ilmu Akuntansi Ilmu EkonomiTahun Masuk-Lulus 1997 – 2001 2001 -2006Judul Skripsi/Thesis/Disertasi

Analisis PenyusunanAnggaran Pada PERUMPegadaian

Analisis Faktor- FaktorYang MempengaruhiPendapatan NelayanPercut Sei TuanKabupaten Deli Serdang

NamaPembimbing/Promotor

Drs. Samsul Lubis, Ak Prof. DR. JamaluddinAhmadDr. Raja Masbar

Page 69: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

61

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)

No. Tahun Judul PenelitianPendanaan

Sumber* Jml (Juta Rp)

1. 2009 Pengaruh Sistem PengendalianManajemen Terhadap KinerjaPerusahaan pada HotelBerbintang di Kota Medan .

Dikti Rp. 10.000.000

2. 2011 Pengaruh Penerapan AkuntansiPemerintah dan KualitasInformasi Akuntansi TerhadapGood Goverment GovernanceSuatu Implikasinya dalam KinerjaKeuangan Daerah

UMSU Rp 3.000.000

3 2013 Pengembangan ModelPengawasan Keuangan DaerahDalam Meningkatkan KinerjaDewan Perwakilan RakyatDaerah Kota Medan (Anggota)

Hibah BersaingDIKTI (thn II)

Rp. 42.000.000

4 2014 Pengembangan ModelPembelajaran Berbasis KooperatifUntuk Mata Kuliah PengantarAkuntansi Pada Perguruan TinggiIslam Swasta Di Kota Medan(Ketua)

Pendaaan InternalUMSUSeptember 2014 –Januari 2015

Rp. 15.000.000

5 2015 Pengembangan Model PenyaluranDana Zakat, Infaq dan Shadaqahbagi Pengembangan Usaha KecilMenengah pada BAZNASSumatera Utara

Hibah BersaingDIKTI (thn I)

Rp. 50.500.000

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Pengabdian KepadaMasyarakat

PendanaanSumber* Jml (Juta Rp)

1. 2011 Penyusunan LaporanKeuangan

PDM Kota Medan Rp. 1.500.000

2. 2014 Pemeriksaan LaporanKeuangan SNAKMA

PWM SUMUT Rp. 4.000.000

3. 2014 Penyuluhan Kewirausahaan Desa Kuala,Serdang BedagaiSUMUT

Rp. 2.000.000

Page 70: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

62

E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 TahunTerakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/Tahun

Nama Jurnal

1 Pengaruh Penerapan SistemAdministrasi Perpajakan ModernTerhadap Kepatuhan WajibPajak pada KPP Medan Timur

2014 Jurnal Pajak dan BisnisFakultas Ekonomi UMSUVolume 1 no.1 tahun 2014

2 Pengaruh Penerapan AkuntansiPemerintah dan KualitasInformasi Akuntansi TerhadapGood Goverment GovernanceSuatu Implikasinya dalamKinerja Keuangan Daerah

2014 Prosiding Pada KonferensiIlmiah Akuntansi I.IAI KAPd Jakarta.

3 Analisis Persepsi Pelaku UsahaKecil dan Menengah TentangPenerapan Akuntansi (StudiKasus UKM Grosir BahanPokok di Medan Marelan)

2015 Prosiding Pada KonferensiIlmiah Akuntansi II.IAI KAPd Jakarta.

4 Analisis Penerapan Akuntansidan Kesesuaiannya dengan SAKETAP pada UKM MedanPerjuangan

2015 Prosiding

F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan /Seminar Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Nama PertemuanIlmiah / Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu danTempat

1 Konferensi IlmiahAkuntansi (KIA I)

Pengaruh Penerapan AkuntansiPemerintah dan KualitasInformasi Akuntansi TerhadapGood Goverment GovernanceSuatu Implikasinya dalamKinerja Keuangan Daerah

Jakarta, 26-27February2014

2 Konferensi IlmiahAkuntansi (KIA) IINasional

Analisis Persepsi Pelaku UsahaKecil dan Menengah TentangPenerapan Akuntansi (StudiKasus UKM Grosir BahanPokok di Medan Marelan)

Jakarta, 25 –26 Februari2015

3 Seminar Nasional EkonomiManajemen dan Akuntansi(SNEMA) II

Analisis Penerapan Akuntansidan Kesesuaiannya denganSAK ETAP pada UKM MedanPerjuangan

Padang, 19Oktober 2015

Page 71: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

63

G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun TerakhirNo. Judul Buku Tahun Jumlah

HalamanPenerbit

1 Praktikum Pengantar AkuntansiPerusahaan Jasa

2009 120 PerdanaPublishingISBN 978-602-8935-12-8

2 Akuntansi Keuangan Dasar 2010 271 Uniba PressISBN 978-602-95865-8-9

3 Pengantar Akuntansi Perusahaan JasaSesuai dengan IFRS dan PSAK

2013 280 ISBN 978-602-8826-78-5Penerbit;CitapustakaMedia Perintis

4 Praktikum Pengantar AkuntansiPerusahaan Jasa

2014 256 ISBN 978-602-1317-37-2Penertbit ;CitapustakaMedia Perintis

5 Menyusun Laporan Keuangan (Mudah,Perusahaan Dagang dan Manufaktur)Pendekatan PSAK – IFRS

2015 267 ISBN 978-602-8935-69-2Penertbit ;PerdanaPublising

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata iniadalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidak- sesuaian dengan kenyataan, sayasanggup menerima risikonya.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salahsatu persyaratan dalam Laporan Hasil Penelitian Hibah Bersaing tahun1.

Medan, 22 November 2015Anggota Peneliti

( Fitriani Saragih, SE., M.Si )

Page 72: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

64

Lampiran 3. Publikasi

a. Makalah

MODEL PENYALURAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAHBAGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH

PADA BAZNAS SUMATERA UTARA

Elizar Sinambela, SE. MSiUniversitas Muhammadiyah Sumatera Utara

[email protected]

BIDANG KAJIANEKONOMI

Disampaikan pada ;INTERNATIONAL WORKSHOP ON ISLAMIC DEVELOPMENT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARAISDEV UNIVERSITI SAINS MALAYSIA (USM)

Page 73: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

65

MODEL PENYALURAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAHBAGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH

PADA BAZNAS SUMATERA UTARA

Elizar Sinambela, SE. MSiUniversitas Muhammadiyah Sumatera Utara

[email protected]

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu Model Penyaluran Dana Zakat,Infaq dan Shadaqah untuk mengembangkan Usaha Kecil dan Menengah padaBaznas Sumatera Utara. Tujuan ini didasarkan atas kondisi yang ada saat inidimana terjadinya peningkatan jumlah masyarakat miskin di Sumatera Utara,salah satu cara mengatasinya adalah dengan mengembangkan usaha kecilmenengah, namun diketahui bahwa masih banyak usaha kecil dan menengahyang saat ini tidak berjalan bahkan berhenti beroperasional karena kurangnyamodal usaha. Dalam Islam ada pernyataan tentang cara memberi zakat dimanafakir dan miskin diberikan harta zakat dengan cara : bila ia bisa berdagang, diberimodal dagang yang diperkirakan bahwa keuntungannya cukup untuk memenuhikebutuhan hidupnya; Bila ia bisa bekerja, diberi alat-alat pekerjaannya.” Saat inisalah satu penyaluran zakat dilakukan oleh Badan Amil Zakat Nasional(BAZNAS) dimana saat ini pada Baznas Sumatera Utara diketahui bahwa jumlahdana zakat, infaq dan shadaqah yang ada penyalurannya masih bersifat konsumtif.Dan belum tercapainya jumlah penerimaan yang dianggarkan dengan yangditerima. Berdasarkan kondisi tersebut maka penelitian ini mencoba untukmenyusun suatu model untuk penyaluran dana zakat, infaq dan shadaqah untukpengembangan usaha kecil menengah yang nantinya akan dilakukan dalam duatahapan, pada tahap pertama (tahun I) dilakukan analisis terhadap pelaksanaanpenyaluran dana zakat, infaq dan syadaqah yang ada pada Baznas Sumatera Utarasaat ini. Pada tahapan ini juga dilakukan survey terhadap orang-orang penerimazakat yang memiliki Usaha Kecil Menengah yang sampelnya diambil daripenerima zakat didaerah sekitar kota Medan. Dari hasil analisis dan surveytersebut nantinya akan disusun model penyaluran dana zakat, infaq dan shadaqahuntuk pengembangan Usaha Kecil dan Menengah. Dengan disertai penyusunanStandar Operasional Prosedur (SOP) untuk menjalankan model tersebut.Selanjutnya pada tahapan kedua (tahun II) akan dilakukan uji coba modelpenyaluran dana zakat, infaq dan shadaqah yang telah disusun kepada usaha kecildan menengah. Dengan adanya model penyaluran dana Zakat, Infaq dan Shadaqahbagi Pengembangan Usaha Kecil Menengah ini maka diharapkan jumlahmasyarakat miskin di daerah Sumatera Utara Khususnya Kota Medan akanteratasi dan masyarakat miskin yang tadinya sebagai penerima zakat (mustahiq)akan menjadi pemberi zakat (muzzaki).

Page 74: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

66

PENDAHULUAN

Hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilakukan Badan

Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara pada bulan Maret 2012 menunjukkan jumlah

penduduk miskin 1.407.200 orang atau sebesar 10,67% terhadap jumlah total

penduduk. Sedangkan Maret 2013 yang jumlah penduduk miskinnya sebanyak

1.339.200 orang atau sebesar 10,06 persen. Pada bulan September 2013

menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di Provinsi Sumatera Utara

sebanyak 1.390.800 orang atau sebesar 10,39 persen terhadap jumlah total

penduduk. Kondisi ini lebih buruk jika dibandingkan dengan kondisi Maret 2013.

Dengan demikian, ada peningkatan jumlah penduduk miskin sebanyak 51.600

orang serta peningkatan persentase penduduk miskin sebesar 0,33 point.

Untuk mengatasi hal tersebut sudah banyak program pengentasan

kemiskinan yang dilakukan baik oleh pihak pemerintah, swasta maupun industri

usaha. Salah satunya adalah dengan memberikan penyaluran dana untuk

membantu Usaha Kecil Menengah dan menumbuhkembangkan kegiatan

kewirausahaan diberbagai kalangan. Namun hal tersebut sepertinya belum optimal

dalam mengatasi masalah kemiskinan yang ada terutama didaerah Sumatera

Utara.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya diketahui bahwa Alokasi Dana

Pembinaan Usaha Kecil Menengah berpengaruh terhadap kesejahteraan

masyarakat Kota Medan, yang mana dalam pelaksanaan alokasi dana pembinaan

usaha kecil menengah tersebut sudah terlaksana dengan cukup baik namun belum

optimal. Hal ini disebabkan karena dalam pengalokasian dana pembinaan tersebut

masih terhalang oleh sulitnya sistem birokrasi dan kurangnya pembinaan dan

pengawasan terhadap usaha kecil menengah. (Sinambela, 2011).

Sebagahagian besar masyarakat Sumatera Utara adalah beragama Islam.

Dalam Islam setiap orang diwajibkan oleh allah Swt menunaikan ibadah zakat.

Zakat yang dibayarkan untuk menolong orang-orang yang kurang mampu, dan

berkekurangan. Dengan adanya zakat dapat mengurangi beban masyarakat miskin

dalam menjalani kehidupan serta merubah perekonomian mereka kearah yang

jauh lebih baik sehingga terwujudnya kesejahteraan rakyat khususnya rakyat

miskin. Disamping peran zakat, infaq dan sedekah juga mempunyai manfaat yang

Page 75: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

67

sama dengan zakat, hanya perlakuannya saja yang berbeda. Pengelolaan Zakat,

Infaq dan Shadaqah ini dilakukan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).

BAZNAS Sumatera Utara yang merupakan suatu lembaga pengelola zakat

di Sumatera Utara yang kegiatannya menghimpun dana dari para muzakki

kemudian disalurkan kepada mustahiq. Dalam kegiatannya tersebut lembaga ini

belum dapat memenuhi jumlah penerimaan zakat sesuai yang dianggarkan dan

belum sepenuhnya menerapkan penyalurkan dana ZIS ke mustahiq dengan tepat

sasaran. Seperti halnya yang terjadi disaat penyaluran dana zakat untuk mustahiq

fakir miskin, dimana pihak amil hanya menyalurkan dana ke mustahiq berupa

uang yang akan habis untuk beberapa saat tanpa ada pengembangan atau tindak

lanjut kedepannya. Selain itu juga diketahui bahwa dana zakat, infaq dan shadaqah

yang telah terkumpul pada Baznas Sumatera Utara penyalurannya masih bersifat

konsumtif (Syukri, 2013).

Fatwa MUI Nomor 15 Tahun 2011 yang menerangkan tentang penyaluran

dana zakat untuk mustahiq fakir miskin bahwa berdasarkan Pendapat Imam

Zainuddin Bin Abdul Azis Al-maliybari dalam Kitab Fathul Muin (taanatu al-

thalibin 2/214) yang menjelaskan kebolehan Mustahiq sebagai berikut : “ Maka

keduanya fakir dan miskin diberikan harta zakat dengan cara : bila ia bisa

berdagang, diberi modal dagang yang diperkirakan bahwa keuntungannya cukup

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya; Bila ia bisa bekerja, diberi alat-alat

pekerjaannya.”

BAZNAS Sumatera Utara yang merupakan lembaga pengelola zakat ini,

sebenarnya memiliki potensi zakat yang dapat berkembang dengan baik, dimana

dalam penyaluran dana zakat seharusnya tidak hanya bersifat konsumtif saja,

melainkan juga bersifat produktif, misalnya pemberian modal secara bergulir dan

juga pemberian bantuan berupa alat – alat pekerjaan bagi pekerja. Hal ini

dimaksudkan agar mustahiq mampu mencukupi kebutuhannya. Dengan bantuan

tersebut tidak menjadikan mereka malas atau menggantungkan bantuan BAZNAS

selamanya. Bantuan tersebut diharapkan mampu mengangkat status mustahiq

menjadi muzakki.

Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk

menghasilkan model penyaluran dana zakat, infaq dan syadaqah bagi

Page 76: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

68

pengembangan Usaha Kecil Menengah. Hal ini dimaksudkan agar dana zakat,

infaq dan syadaqah yang ada dapat dimanfaatkan dalam pengembangan usaha

sehingga dana zakat, infaq dan shadaqah dapat tersalur sebagaimana seharusnya

dan masyarakat miskin dapat berkurang dengan adanya penyaluran dana bagi

pengembangan usaha kecil menengah. Dengan demikian maka masyarakat yang

berstatus penerima zakat (mustahiq) menjadi pembayar zakat (muzakki) akan

meningkat.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di kota Medan pada Badan Amil Zakat

Nasional (BAZNAS) Sumatera Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah

faskir miskin yang berhak menerima zakat yang memiliki Usaha Kecil

Menengah dengan sampel fakir miskin yang berhak menerima zakat yang

memiliki usaha didaerah sekitar Kota Medan. Penelitian ini menggunakan

penelitian metode research and development (R&D). Sesuai model

pendekatan research and development maka penelitian ini menggunakan

tahapan-tahapan sebagai berikut; Analisis pelaksanaan cara penyaluran Dana

Zakat, Infaq dan Shadaqah pada BAZNAS Sumatera Utara, Survey para fakir-

miskin berhak menerima zakat yang memiliki usaha didaerah kota Medan,

Perancangan model dan Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Sumatera Utara adalah

Lembaga resmi pengelola zakat yang dibentuk pemerintah daerah Propinsi

Sumatera Utara. Sebelumnya pada tahun 2000 organisasi ini bernama

BAZDASU (Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara) yang dibentuk

berdasarkan UU Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dan diganti

dengan UU Nomor 23 tahun 2011 dengan nama BAZNAS Sumatera Utara.

Kemudian kepengurusannya ditetapkan berdasarkan Keputusan Gubernur

Propinsi Sumatera Utara.

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Sumatera Utara merupakan

mitra pemerintah daerah Propinsi Sumatera Utara dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, meningkatkan daya guna dan hasil guna zakat serta

Page 77: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

69

mempermudah pelaksanaan zakat sesuai dengan syariat Islam. Dalam

pelelaksanaan tugasnya yang meliputi pengumpulan, pendistribusian, dan

pendayagunaan zakat sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan

perundang-undangan tentang pengelolaan zakat, maka BAZNAS Sumatera

Utara diharuskan melaporkan kegiatannya kepada Gubernur dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Sumatera Utara pada setiap akhir tahun

anggaran selambat-lambatnya bulan Maret tahun berikutnya. Laporan

BAZNAS Sumatera Utara meliputi Laporan Pelaksanaan Penerimaan dan

Penyaluran dana Zakat, infaq dan shadaqah yang dikelola.

Secara sederhana pengelolaan dana zakat, infaq dan shadaqah pada

BAZNAS Sumatera Utara dapat digambarkan sebagai berikut :

Dari gambaran diatas dapat dijelaskan bahwa Sumber penerimaan badan

amil zakat yaitu dari muzaki. Muzaki disini adalah orang Islam yang mampu/kaya,

mempunyai kelebihan hartanya sehingga mereka melakukan pembayaran zakatnya

untuk dibagikan kepada masyarakat miskin yang membutuhkan dan kurang

mampu. Disini peran amil hanya sebagai perantara antara muzaki (pemberi)

dengan mustahiq (penerima). BAZNAS sumatera utara tidak sepenuhnya

menerapkan penyalurkan dana ZIS ke mustahiq dengan tepat sasaran. Seperti

halnya terjadi disaat penyaluran dana zakat untuk mustahiq fakir miskin, dimana

pihak amil hanya menyalurkan dana ke mustahiq berupa uang yang akan habis

untuk beberapa saat tanpa ada pengembangan atau tindak lanjut kedepannya.

Cara seperti ini mengakibatkan para fakir miskin tersebut tidak

berkembang dan selalu bergantung kepada lembaga penyalur zakat. Kondisi ini

juga mengakibatkan jumlah pemberi zakat berikutnya tidak bertambah. Karena

dana yang sudah diberikan tidak dapat meningkatkan kesejahteraan fakir miskin

tersebut. Ini juga dibuktikan dengan menurunnya jumlah pemberi zakat dan tidak

tercapainya jumlah jumlah penerimaan zakat yang dianggarkan.

PemberiZakat(Muzzaki)

BAZNASSUMUT

PenerimaZakat(Mustahiq)

Menyerahkan

Menyalurkan

Page 78: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

70

Padahal cara penyaluran dana zakat tersebut masih dapat dilakukan dengan

cara lain, seperti menyalurkan kepada fakir miskin yang memiliki usaha. Dengan

diberikan dana zakat tersebut diharapkan mereka dapat mengembangkan

usahanya, sehingga kedepannya mereka akan dapat pula memberikan zakatnya.

Hal ini sesuai dengan fatwa MUI Nomor 15 Tahun 2011 yang menerangkan

dalam penyaluran dana zakat untuk mustahiq fakir miskin sesuai pendapat Imam

Zainuddin Bin Abdul Azis Al-maliybari dalam Kitab Fathul Muin (taanatu al-

thalibin 2/214) yang menjelaskan kebolehan Mustahiq sebagai berikut :“ Maka

keduanya- fakir dan miskin- diberikan harta zakat dengan cara :bila ia bisa

berdagang, diberi modal dagang yang diperkirakan bahwa keuntungannya cukup

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya; Bila ia bisa bekerja, diberi alat-alat

pekerjaannya.”

Berdasarkan analisis cara penyaluran dana zakat, infaq dan shadaqah

yang ada di BAZNAS Sumatera Utara, dan dari hasil survey fakir miskin yang

memiliki usaha, maka dirancanglah model penyaluran dana Zakat, infaq dan

shadaqah bagi pengembangan usaha kecil menengah. Dari Model Penyaluran

dana zakat, infaq dan shadaqah tersebut maka racangan penyalurannya dapat

digambarkan sebagai berikut :

Dari gambaran rancangan ini dapat dijelaskan bahwa, BAZNAS Sumut

sebagai pengelola dana zakat, infaq dan shadaqah yang sebagai menerima dana

zakat, infaq dan shadaqah dari para pemberi zakat kemudian menyalurkannya

kepada yang berhak menerima zakat. Ketika menyalurkan dana zakat, infaq dan

PemberiZakat(Muzzaki) 1

Menyerahkan

MenyalurkanBAZNASSUMUT

Penerima Zakat(Mustahiq)memiliki usaha

Mengembangkan Usaha

MenambahModal Usaha

PenerimaZakat(Mustahiq)

PenerimaZakat(Mustahiq)konsumtif

PemberiZakat(Muzzaki) 2

Menyerahkan

Page 79: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

71

shadaqah tersebut pihak BAZNAS sebaiknya membaginya kepada fakir miskin

yang konsumtif (tidak memiliki usaha) dan fakir miskin yang memiliki usaha.

Penerima zakat yang memiliki usaha ini diharapkan dapat menggunakan

dana zakat yang diberikan untuk penambah modal dan pengembangan usahanya.

Dengan berkembangnya usaha tersebut maka mereka diharapkan mendapat

keuntungan dari usahanya. Dari keuntungan yang mereka peroleh ini nantinya

dapat dikutip zakat mereka dan juga diharapkan mereka akan melakukan

pembayaran zakat. Dengan demikian maka pemberi zakat akan bertambah.

Perintah untuk mengambil zakat dari setiap muslim yang sudah memenuhi

ketentuan berzakat dapat dilihat dalam al-Quran surat At- Taubah ayat 103.

“Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamumembersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka,sesungguhnya doa kamu itu adalah ketentraman jiwa bagi mereka dan Allah MahaMendengar lagi Maha Mengetahui .”

Konsep ini nantinya diharapkan akan mampu mengatasi kemiskinan yang

ada. Dengan adanya peningkatan usaha dari para penerima zakat maka pada

masa yang akan datang mereka tidak akan lagi hanya bergantung pada lembaga-

lembaga pemberi zakat. Karena mereka akan dapat meningkatkan kesejahteraan

hidupnya dan dapat pula meningkatkan statusnya dari penerima zakat (mustahiq)

menjadi pemberi zakat (muzzaki). Hanya saja model ini masih perlu dilengkapi

dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam pelaksanaannya sehingga

dalam penyaluran dana Zakat, Infaq dan Shadaqah bagi fakir miskin yang

memiliki usaha ini akan lebih effektif dan effisien.

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas maka diperlukan adanya suatu model

penyaluran dana Zakat, Infaq dan Shadaqah yang dilengkapi dengan Standar

Operasional Prosedur (SOP) untuk menyalurkan Dana Zakat, Infaq dan

Shadaqah bagi pengembangan usaha kecil menengah pada BAZNAS Sumatera

Utara. Dengan adanya model penyaluran dana Zakat, Infaq dan Shadaqah yang

effektif dan effesien maka akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat

miskin yang ada, sehingga status fakir miskin yang tadinya sebagai penerima

zakat (mustahiq) akan meningkat statusnya menjadi pembayar zakat (muzzaki).

Page 80: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

72

Hal ini juga nantinya akan berdampak pada menurunnya jumlah masyarakat

miskin baik di kota Medan, maupun di daerah propinsi Sumatera Utara.

DAFTAR PUSTAKA

Al Zuhayli, Wahbah, 2008, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, Bandung: PT.Remaja RosdaKarya

Al Qur’an dan terjemahannya.

Hafiduddin, Didin, 2002, Zakat Dalam Perekonomian Modren, Jakarta: Ginsani

Harahap, Sofyan Safri, 2011. Ekonomi Islam, Jakarta: Bumi Aksara

Imam, Abi Abdillah, Shahih Bukhori, 2011. Juz 1,Berut, Libanon : Darul KutubAl Ilmiyah.

Keputusan Menteri Agama (KMA), tentang Pengelolaan Zakat UU No. 38 Tahun1999. Lembaran Brosur LAZ DPU DT Cabang Semarang.

Mahyudi, 2009. Sistem Akuntansi Organisasi Pengelolaan Zakat. Yogyakarta:PPEI Press.

Nasution, Armansyah, Syu’aibun, 2012. Kumpulan Fatwa Majelis UlamaIndonesia tentang Zakat dan Pengelolaannya, Medan : PerdanaPublishing.

Mohammad IkhSan, 1997. Profil Usaha Kecil dan Kebijakan Kredit Perbankan diIndonesia. LPM FE - UI, Jakarta.

Muhammad Syukri, 2013. Analisis Kinerja Badan Amil Zakat sebagai Pengumpuldan Penyalur ZIS (Studi pada BAZNAS Sumatera Utara), Skripsi FakultasEkonomi UMSU

Sinambela Elizar, 2011. Alokasi Dana Pembinaan Usaha Kecil Menengah DalamMeningkatkan Kesejahteraan Masyarakat kota Medan. Penelitian DosenMuda. Fakultas Ekonomi UMSU

Page 81: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

73

b. Draf Artikel

ANALISIS MODEL PENYALURAN DANA ZISPADA BAZNAS SUMATERA UTARA

Elizar SinambelaFakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

[email protected] Saragih

Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengaanalisis ModelPenyaluran Dana Zakat, Infaq dan Shadaqah pada BAZNAS Sumatera Utara.Tujuan ini didasarkan atas kondisi yang ada saat ini dimana terjadinyapeningkatan jumlah masyarakat miskin di Sumatera Utara. BAZNASSumatera Utara yang merupakan lembaga pengelola zakat, infaq dan sadaqahsebenarnya memiliki potensi yang dapat berkembang dengan baik, dimanadalam penyaluran dananya seharusnya tidak hanya bersifat konsumtif saja,melainkan juga bersifat produktif, misalnya pemberian modal secara bergulirdan juga pemberian bantuan berupa alat – alat pekerjaan bagi pekerja. Hal inidimaksudkan agar mustahiq mampu mencukupi kebutuhannya. Penelitian inidilakukan dengan menganalisis pelaksanaan penyaluran dana zakat, infaq dansyadaqah yang ada pada Baznas Sumatera Utara saat ini. Metode penelitianyang digunakan adalah metode research and development (R&D).Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa penyaluran dana zakat, infaqdan sadaqah yang dilakukan oleh BAZNAS Sumatera Utara sangat beragam.Selain penyaluran dana yang bersifat konsumtif ada juga yang bersifatproduktif. Salah satunya menyalurkan dana zakat, infaq dan sadaqah melalui”Program Pinjaman Bergulir Produktif” untuk pengembangan usaha kecilyang dimiliki masyarakat miskin didaerah Sumatera Utara. Dalampelaksanaannya program pinjaman bergulir produktif ini belum didukungsistem yang memadai sehingga masih banyak penerima pinjaman bergulirproduktif yang tidak mengembalikan pinjaman mereka. Dengan demikiantujuan untuk mengangkat status mustahiq menjadi muzakki belum dapatdicapai. Selain itu sosialisasi dan pendampingan juga merupakan hal pentingyang harus dilakukan oleh BAZNAS Sumut. Untuk itu dalam penelitian inidilakukan pengembangan atas Model dan Standar Operasional Prosedur untukpinjaman bergulir produktif. Dari model dan SOP yang dikembangkan ininantinya dalam penerapannya akan dapat mengembangankan usaha kecilmenengah sehingga dapat pula meningkatkan penerima zakat menjadipemberi zakat

Kata Kunci : Model Penyaluran Dana ZIS.

Page 82: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

74

PENDAHULUANBerdasakan Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara hasil survey

sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilaksanakan pada bulan maret 2012menunjukan jumlah penduduk miskin 1.407.200 orang atau sebesar 10,67%terhadap jumlah total penduduk. Pada bulan September 2013 menunjukkan bahwajumlah penduduk miskin di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 1.390.800 orangatau sebesar 10,39 persen terhadap jumlah total penduduk. Kondisi ini lebih burukjika dibandingkan dengan kondisi Maret 2013 yang jumlah penduduk miskinnyasebanyak 1.339.200 orang atau sebesar 10,06 persen. Dengan demikian, adapeningkatan jumlah penduduk miskin sebanyak 51.600 orang serta peningkatanpersentase penduduk miskin sebesar 0,33 point.

Sebagahagian besar masyarakat Sumatera Utara adalah beragama Islam.Dalam Islam setiap orang diwajibkan oleh allah Swt menunaikan ibadah zakat.Zakat yang dibayarkan untuk menolong orang-orang yang kurang mampu, danberkekurangan. Dengan adanya zakat dapat mengurangi beban masyarakat miskindalam menjalani kehidupan serta merubah perekonomian mereka kearah yangjauh lebih baik sehingga terwujudnya kesejahteraan rakyat khususnya rakyatmiskin. Disamping peran zakat, infaq dan sedekah juga mempunyai manfaat yangsama dengan zakat, hanya perlakuannya saja yang berbeda. Pengelolaan Zakat,Infaq dan Shadaqah ini dilakukan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).

BAZNAS Sumatera Utara yang merupakan lembaga pengelola zakat diSumatera Utara adalah suatu lembaga yang kegiatannya menghimpun dana daripara muzakki kemudian disalurkan kepada mustahiq. Dalam kegiatannya tersebutlembaga ini belum dapat memenuhi jumlah penenirmaan zakat sesuai yangdianggaran dan belum sepenuhnya menerapkan penyalurkan dana ZIS kemustahiq dengan tepat sasaran. Seperti halnya yang terjadi disaat penyaluran danazakat untuk mustahiq fakir miskin, dimana pihak amil hanya menyalurkan dana kemustahiq berupa uang yang akan habis untuk beberapa saat tanpa adapengembangan atau tindak lanjut kedepannya. Hal ini bertentangan dengan yangdiungkapkan Fatwa MUI Nomor 15 Tahun 2011 yang menerangkan tentangpenyaluran dana zakat untuk mustahiq fakir miskin bahwa Pendapat ImamZainuddin Bin Abdul Azis Al-maliybari dalam Kitab Fathul Muin (taanatu al-thalibin 2/214) yang menjelaskan kebolehan Mustahiq sebagai berikut : “ Makakeduanya fakir dan miskin diberikan harta zakat dengan cara : bila ia bisaberdagang, diberi modal dagang yang diperkirakan bahwa keuntungannya cukupuntuk memenuhi kebutuhan hidupnya; Bila ia bisa bekerja, diberi alat-alatpekerjaannya.”

BAZNAS Sumatera Utara yang merupakan lembaga pengelola zakat ini,sebenarnya memiliki potensi zakat yang dapat berkembang dengan baik, dimanadalam penyaluran dana zakat seharusnya tidak hanya bersifat konsumtif saja,melainkan juga bersifat produktif, misalnya pemberian modal secara bergulir danjuga pemberian bantuan berupa alat – alat pekerjaan bagi pekerja. Hal inidimaksudkan agar mustahiq mampu mencukupi kebutuhannya. Dengan bantuantersebut tidak menjadikan mereka malas atau menggantungkan bantuan BAZNASselamanya. Bantuan tersebut diharapkan mampu mengangkat status mustahiqmenjadi muzakki.

Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisismodel penyaluran dana zakat, infaq dan syadaqah. Hal ini dimaksudkan agar dana

Page 83: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

75

zakat, infaq dan syadaqah yang ada dapat dimanfaatkan dalam pengembanganusaha sehingga dana zakat, infaq dan shadaqah dapat tersalur sebagaimanaseharusnya dan masyarakat miskin dapat berkurang

Penyaluran dana Zakat, Infaq dan Shadaqah merupakan hal penting yangharus dilakukan oleh BAZNAS Sumatera Utara. Mengingat dana tersebutmerupakan dana milik orang banyak yang diperuntukkan bagi fakir miskin danorang – orang yang berhak menerimanya berdasarkan ketentuan yang berlaku.Dengan tujuan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat fakir – miskintersebut. Pernyataan MUI tentang cara pemberian zakat untuk fakir miskin yangmana dinyatakan bahwa zakat dapat diberikan dengan cara bila ia bisa berdagang,diberi modal dagang yang diperkirakan bahwa keuntungannya cukup untukmemenuhi kebutuhan hidupnya; Bila ia bisa bekerja, diberi alat-alat pekerjaannya,perlu ditindaklanjuti. Dengan menyalurkan zakat, infaq dan sadaqah kepada fakir– miskin yang memiliki usaha maka dapat dilakukan pengembangan usaha kecilmenengah, karena pengembangan usaha ini merupakan salah satu cara untukmengentaskan kemiskinan masyarakat. Berdasarkan kondisi ini, penelitian inimenjadi saat penting untuk dilakukan. Dimana berdassarkan beberapa hasilpenelitian yang ada menunjukkan bahwa salah satu cara untuk meningkatkankesejateraan masyarakat adalah dengan adanya alokasi dana pembinaan usahakecil menengah yang dilakukan secara baik dan sesuai dengan kebutuhannya(Sinambela, 2011).

Hal ini menunjukan bahwa perlunya ada suatu Model yang effektif daneffesien untuk penyaluran dana Zakat, infaq dan shadaqah baik bagi fakir miskindan orang – orang yang berhak menerimanya serta bagi pengembangan usahakecil menengah untuk pengembangan usaha mereka. Sehingga diharapkannantinya dengan adanya penyaluran dana kepada usaha kecil menengah tersebutdapat meningkatkan jumlah pembayar zakat (muzakki).

TINJAUAN PUSTAKADitinjau dari segi bahasa kata zakat merupakan kata dasar dari zakat yang

berarti berkah, tumbuh, bersih dan baik, sedangkan dari segi istilah fiqih, zakatberarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT diserahkankepada orang yang berhak menerimanya, disamping berarti mengeluarkansejumlah harta tertentu itu sendiri (Qardawi, 1996:35). Menurut etimologi syari’at(istilah), zakat adalah nama bagi sejumlah harta tertentu yang telah mencapaisyarat tertentu yang diwajibkan Allah SWT, untuk dikeluarkan dan diberikankepada orang–orang yang berhak menerimanya.

Dalam Al-Quran, Allah SWT telah menyebutkan tentang zakat dan shalatsebanyak 82 ayat (Al-Zuhayly, 2000:89). Dari sini dapat disimpulkan secaradeduktif bahwa zakat merupakan rukun Islam yang terpenting setelah ibadahshalat. Zakat dan shalat dijadikan sebagai lambang keseluruhan ajaran Islam.Pelaksanaan shalat melambangkan hubungan seseorang dengan Tuhan, sedangkanpelaksanaan zakat melambangkan hubungan antar sesama manusia (Shihab,2000:hal:135). “Tidaklah mereka itu diperintahkan, melainkan supaya beribadahkepada Allah dengan ikhlas dan condong melakukan agama karenanya, begitupula supaya mengerjakan shalat dan mengeluarkan zakat dan itulah agama yanglurus (Terjemahan QS. Al-Bayyinah: 5)”. “Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlahzakat, dan kebaikan apapun yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu akan

Page 84: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

76

mendapatkan pahala dari sisi Allah, Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yangkamu kerjakan (Terjemahan QS. Al-Baqarah: 10)”. Dari ayat di atas, maka dapatditarik beberapa kesimpulan, Pertama, zakat adalah sebutan untuk jenis barangtertentu yang harus dikeluarkan oleh umat Islam dan dibagi-bagikan kepadagolongan yang berhak menerimanya sesuai dengan ketentuan syari’at. Kedua,zakat merupakan konsekuensi logis dari prinsip kepemilikan harta dalam ajaranIslam yang fundamental, yakni haqqullah (milik Allah yang dititipkan kepadamanusia) dalam rangka pemerataan kekayaan. Ketiga, zakat adalah ibadah yangtidak hanya berkaitan dengan hubungan ketuhanan saja tetapi juga mencakupdengan nilai sosial-kemanusiaan yang sering disebut sebagai ibadah Maliyahijtima’iyyah (Qardawi, 1996:hal:88-90).

Menurut sejumlah hadist dan laporan para sahabat, menerangkankeutamaan ibadah zakat setelah ibadah shalat, berdasarkan beberapa hadist shahih,misalnya seperti hadist dari Ibnu Umar ra bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:”Saya diperintah untuk memerangi manusia sehingga mereka bersaksi bahwatidak ada Tuhan melainkan Allah dan sesungguhnya Muhammad itu adalah utusanAllah, mendirikan shalat dan memberikan zakat. Apabila mereka telah melakukanitu maka terpeliharalah dari padaku darah dan harta mereka kecuali dengan hakislam dan hisab mereka atas Allah” (HR. Bukhari: 25). Urutan ini tidak terlepasdari pentingnya kewajiban zakat (setelah shalat), di puji orang yangmelaksanakannya dan diancam bagi orang yang meninggalkannya denganberbagai upaya dan cara (Qardhawi, 2009: hal:15). Berdasarkan pengertian sertapenjelasan tersebutlah bahwasanya perintah zakat termasuk salah satu kewajibanyang utama dalam Islam. Dikeluarkan oleh seorang muslim yang telahberkewajiban untuk mengeluarkan zakat dari harta yang dimilikinya, sertadianggap telah mencapai dari segi jumlah dan waktu untuk dikeluarkankewajibanya, demi kesejahteraan umat sesuai dengan syariat yang berlaku.

Zakat sebagai sumber dana yang potensial yang dapat digunakan dalammenunjang kesejahteraan masyarakat, jelas memiliki manfaat dan hikmahtersendiri. Menurut Heri Sudarsono (2003:hal:135) dalam bukunya Bank danlembaga Keuangan Syariah, manfaat dan hikmah zakat tersebut dapat diuraikansebagai berikut :

7. Menghindari kesenjangan antara aghniyah dan dhu’afa.8. Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakaan orang jahat.9. Menjadi unsur penting dalam mewujudkan keseimbangan dalam distribusi.

harta (social distribution) dan keseimbangan tanggung jawab individudalam masyarakat.

10. Menunjang terwujudnya sistem kemasyarakatan Islam yang terdiri atasprinsip-prinsif : ummat wahidan (umat yang satu), musawah (persamaanderajat), ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) dan takaful ijti’ma(tanggung jawab bersama).

11. Dapat mensucikan diri (pribadi) dari kotoran dosa, memurnikan jiwa danmenumbuhkan akhlaq mulia dan mengikis sifat bakhil (kikir).

12. Zakat adalah ibadah maliyah yang mempunyai dimensi dan fungsi sosialekonomi dan pemerataan karunia Allah dan juga merupakan perwujudansolidaritas sosial, pernyataan rasa kemanusiaan dan keadilan, dan pengikatkebersamaan umat dan bangsa sebagai pengikat batin antara golongan

Page 85: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

77

kaya dengan yang miskin dan sebagai penimbun jurang pemisah antaragolongan yang kuat dengan yang lemah.Berinfaq merupakan suatu kebiasaan bagi masyarakat muslim di Indonesia

yang tidak hanya dilakukan oleh masyarakat yang memiliki pendapatan tinggisaja, namun juga dilakukan oleh masyarakat yang berpendapatan rendah bahkanmasyarakat yang sedang mengalami kesulitan ekonomi.

Infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu (harta)untuk kepentingan sesuatu. Termasuk kedalam pengertian ini, infaq yangdikeluarkan orang-orang kafir untuk kepentingan agama. sedangkan menurutterminologi syariah, infaq berarti mengeluarkan sebagian dari harta ataupendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam(Hafihuddin, 1998: hal:14-15). Infaq tidak memiliki nishab dan haul seperti zakat,sehingga tidak ada batasan baik dari segi besaran dan waktu bagi seseorang untukmenginfakkan hartanya, Dengan demikian, masyarakat akan lebih mudahmenunaikan infaq dan sedekah dengan nilai berapapun juga.

Infaq bukanlah hibah, derma atau anugrah dari orang-orang kaya untukorang-orang fakir, tetapi hak dan keutamaan yang besar bagi orang-orang fakiratas orang-orang kaya, karena mereka adalah sebab pahala yang di dapat olehorang-orang kaya (Kartika, 2006:hal:6). Oleh karena itu, dana yang bersumberdari infaq juga memiliki potensi yang cukup besar dan dapat dioptimalkan lagipengelolaannya baik dari segi penghimpunan maupun pendayagunaannya untukkegiatan-kegiatan yang produktif bagi pembangunan umat atau kesejahteraanmasyarakat.

Sedekah merupakan suatu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh individuatau sekelompok orang dalam bertuk materi atau fisik maupun dalam bentuk nonmateri kepada pihak-pihak yang dianggap membutuhkan secara sukarela denganmengharapkan keridhoan dari Allah SWT. Sedekah berasal dari kata shadaqa yangberarti benar. Orang yang suka bersedekah adalah orang yang benar pengakuanimannya. Menurut terminologi syariat, pengertian sedekah sama denganpengertian infaq, termasuk hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja infaqberkaitan dengan materi, sedangkan sedekah memiliki arti yang lebih luas,menyangkut hal yang bersifat nonmaterial (Hafihuddin, 1998:15). Oleh karena itu,sering zakat wajib itu dalam Al-Qur’an disebut sebagai sedekah, sehingga yangperlu diperhatikan, jika seseorang telah dikenakan kewajiban untuk membayarkanzakat harta dan kekayaannya, tetapi masih diharapkan untuk melakukan sedekahdan berinfaq.

METODE PENELITIANPenelitian ini dilaksanakan di kota Medan pada Badan Amil Zakat

Nasional (BAZNAS) Sumatera Utara. Pelaksanaan penelitian ini direncanakanselama 8 bulan. Untuk mencapai tujuan penelitian, pada penelitian ini akanmenggunakan penelitian metode research and development (R&D). Sesuaimodel pendekatan research and development maka penelitian ini akanmenggunakan tahapan-tahapan sebagai berikut :1. Analisis pelaksanaan cara penyaluran Dana Zakat, Infaq dan Shadaqah pada

BAZNAS Sumatera Utara, dimana diketahui penyaluran dana zakat, infaqdan shadaqah yang ada selama ini masih bersifat konsumtif.

Page 86: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

78

2. Perancangan model, penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP),berdasarkan analisis cara penyaluran dana zakat, infaq dan shadaqah yangada di BAZNAS Sumatera Utara.

HASIL DAN PEMBAHASANPenelitian ini mengunakan beberapa tahapan dalam melakukan analisis

data yang dimulai dari mengenal BAZNAS Sumatera Utara dan kegiatan dalampengumpulan dana zakat, infaq dan sadaqah serta model penyaluran dana zakat,infaq dan sadaqah yang ada di BAZNAS Sumatera Utara. Adapun data yang telahdapat dikumpulkan adalah :

Badan Amil Zakat (BAZ) adalah lembaga resmi yang dibentuk olehpemerintah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999, tentangpengelolaan Zakat. Tugas Pokok Badan Amil Zakat (BAZ) adalah bertugasmengumpul dan menyalurkan zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) umat Islam sesuaidengan syariah Islam.

Dalam melaksanakan program kerjanya menuju lembaga pengelola zakatyang amanah,professional dan transparan, dalam hal ini Bada Amil Zakat Daerah(BAZDA) Sumatera Utara telah di audit oleh akuntan independen dengan hasil"Wajar Tanpa Syarat" berturut-turut tahun buku 2007, 2008 dan 2009. Atas dasaramanat UU No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dan Surat KeputusanGubernur Sumatera Utara Nomor : 451.7.05/K/2001, maka didirikan Badan AmilZakat (BAZ) Provinsi Sumatera Utara sebagai pengumpul dan penyalur Zakat,Infaq/Shadaqah (ZIS) secara resmi dan juga koordinator Badan Amil Zakat.

Sebagai suatu badan organisasi yang menangani kemaslahatan orangbanyak (masyarakat umum) maka BAZNAS Sumut memiliki visi dan misisebagai berikut ; Visi BAZNAS adalah Menjadi lembaga pengelola zakat yangAmanah, Profesional, dan Transparan untuk meningkatkan kesejahteraan danekonomi ummat.

Sedangkan misi nya adalah Meningkatkan pengumpulan dan penyalurandana zakat secara merata, Memberikan pelayanan prima dalam penerimaan danpenyaluran zakat, Mengembangkan managemen modern dalam pengelolaan zakat,Mendorong peningkatan ekonomi ummat serta merubah mustahil menjadimuzakki.

BAZNAS Sumut memiliki beberapa program - program yang sudahberjalan dalam mengelola penyaluran dana zakat, infaq dan sadaqah yangdiperoleh. Adapun program – program yang sudah berjalan sebagai berikut :- Bina Sumut Peduli; merupakan program yang memberikan Bantuan kepada

individu & keluarga miskin untuk sesaat / konsumtif, Bantuan kepada lembaga/ ormas Islam dan Bantuan atas musibah / bencana alam kebakaran, banjir,gempa bumi, longsor, dsb.

- Bina Sumut Sehat; merupakan program yang berorientasi kepada masalahkesehatan dengan menangani Unit kesehatan klinik (LKD) melayani &membantu kaum dhu'afa, pengobatan gratis, Membangun Klinik kesehatanDhu'afa dengan pengobatan gratis dan mengadakan Sunat Massal

- Bina Sumut Cerdas; merupakan program yang berorientasi kepada pendidikandengan memberikan Beasiswa bagi siswa-siswi tingkat SD, SMP, SMU;membangun Perpustakaan Bazda terutama tentang Zakat dan Perpustakaan dimesjid-mesjid

Page 87: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

79

- Bina Sumut makmur; satu program yang dibuat untuk membantu dalam halmengembangkan usaha masyarakat dengan cara memberikan Modal bergulirbagi usaha kecil, Usaha ternak dan Petani.

- Bina Sumut Taqwa; merupakan program pembinaan kepada masyarakat untukmeningkatkan ketaqwaan dengan mengadakan Program bantuan Da'i di desaterpencil minoritas Islam ( Da'i setempat ), Bea Study bagi calon Da'i bentukkaderisasi/Da'I dan melakukan Pembinaan Muallaf

Selain program – program diatas BAZNAS Sumut juga menyiapkanbeberapa bentuk paket bantuan yang tujuannya untuk mempermudah masyarakatdalam menyalurkan dana zakat, infaq dan sadaqahnya lewat BAZNAS. Adapunjenis paket – paket bantuan yang sudah disiapkan dan dijalankan oleh BAZNASSumut adalah :- Paket A (Jompo); Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara saat ini

memberikan santunan kepada 125 orang jompo (Muslim lanjutan usia).- Paket B : (Anak Yatim);

Baru sekitar 250 orang anak yatim miskin sebagai anak asuh BAZDASumatera Utara.

- Paket C : BeasiswaBadan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara setiap tahunnya menyalurkanbantuan beasiswa kepada siswa siswi tingkat Aliyah/SMU dan mahasiswakurang mampu.

- Paket D : Renovasi rumahDimulai sejak tahun 2005 lalu, digulirkan program perbaikan renovasi rumahkeluarga miskin. Renovasi / perbaikan rumah keluarga miskin meliputi :atap,lantai dan dinding (ALADIN). .

- Paket E : Da'I PedesaanSebanyak 70 tenaga Da'i telah diterjunkan di desa-desa terpencil di daerahkabupaten di Sumatera Utara. Mereka di wajibkan membina tiga desasehingga sudah sebanyak 210 desa yang mereka bina. Disamping tugas pokokpembinaan aqidah dan akhlak, juga dilakukan pembinaan ekonomi kepadamasyarakat khususnya umat muslim di desa tersebut. Dengan pembinaan yangrutin dilakukan diharapkan dapat menangkal pemurtadan yang selalumengintai umat Islam di desa tersebut.

- Paket F : Klinik Dhu'afaDioperasionalkan sejak tahun 2003 yang lalu, dan saat ini telah menghimpunkeanggotaan masyarakat khususnya umat Islam kurang mampu sebanyak1,536 orang. Peningkatan keanggotaan setiap harinya terus mengalamipenambahan.

Model penyaluran dana zakat, infaq dan sadaqah yang dilakukanBAZNAS Sumut pada dasarnya sudah baik, untuk dana zakat BAZNASSumatera Utara sudah menyalurkannya kepada yang berhak seperti kepadaFakir Miskin, Sabilillah, Gharim, Muallaf dan Ibnu Sabil. Sedangkan untukdana Infaq dan Sadaqah penyalurannya dilakukan untuk bantuan kepadaMusollah/Masjid, bantuan Konsumtif, bantuan Produktif dan bantuan untukpenyuluhan/pembinaan dan sosialisasi.

Selain itu penyalurannya penggalian dana zakat, infaq dan sadaqahyang dilakukan oleh BAZNAS Sumut juga beragam dengan berbagai paketdan program yang ditawarkan maka para pemberi dana zakat, infaq dan

Page 88: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

80

sadaqah dapat memilih paket atau program mana yang diinginkan. Walaupundemikian masih juga dirasakan sulit untuk menjaring para pemberi zakat, infaqdan sadaqah ini agar lebih meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.

Berdasarkan data yang ada dan hasil wawancara dengan pihakBAZNAS Sumatera Utara maka peneliti dapat menggambarkan modelpenyaluran dan zakat, infaq dan sadaqah yang dijalankan pihak BAZNASSumut adalah sebagai berikut :

Gambar ; 5.1Model Penyaluran Dana Zakat, Infaq dan Sadaqah

Dari model diatas dapat dilihat bahwa BAZNAS Sumatera Utara saat initelah memiliki berbagai cara yang sangat kreatif dan inovatif dalam menyalurkandana Zakat, Infaq dan Sadaqah yang diperoleh. Hal ini dibuktikan denganbanyaknya program – program yang saat ini telah dijalankan oleh BAZNASSumut. Salah satu program BAZNAS Sumut yang sudah dijalankan adalah

Pemberi Zakat(Muzzaki)

MenyalurkanBAZNASSUMUT

Penerima Zakat, Infaq danSadaqah (Mustahiq)

BantuanMesjid /Mussholla

Menyerahk

an

PenerimaZakat yangmemilikiusaha disekitarBAZNASSUMUT

BAZNASKabupaten/

Kota

ProgramBantuanBAZNASLainnya

Fakir Miskin,Sabilillah,Gharim,Muallaf danIbnu Sabil

BantuanProduktif

Page 89: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

81

program Bina Sumut Makmur yang kegiatannya berupa penyaluran Modalbergulir bagi usaha kecil, baik itu pedagang, petani dan peternak di SumateraUtara.

Berdasarkan data dari BAZNAS dapat diketahui perkembanganpenyaluran dana zakat, infaq dan sadaqah yang telah dilakukan BAZNAS Sumutuntuk tiga tahun terakhir menunjukan Penyaluran dana yang berasal dari Infaq dansadaqah untuk bantuan produktif dalam tahun 2012, 2013 dan 2014 terusmengalami peningkatan dari Rp.25.000.000,- ditahun 2012 naik menjadiRp.31.000.000,- pada tahun 2013 dan ditahun 2014 juga mengalami peningkatanmenjadi Rp.55.000.000,-.

Penerimaan dari hasil penyaluran pinjaman bergulir produktif ini ditahun2012 hanya 58 % yang kembali sedangkan pada tahun 2013 pengembalianbantuan ini meningkat menjadi 78 % dan ditahun 2014 menurun kembali menjadi40 % pengembalian dana yang dapat diterima. Ditahun 2014 BAZNAS Sumuttidak hanya menyalurka sendiri tetapi juga memberikan bantuan pinjaman bergulirproduktif ini kepada seorang peternak penggemukan sapi dan BAZNASkabupaten/kota. Jumlah dana yang disalurkan berjumlah Rp. 510.000.000,-.Namun sampai akhir tahun 2014 dari 9 BAZNAS Kabupten /kota ternyata belumsemua dapat melaporakan hasil penyaluran bantuan pinjaman bergulir produktifke BAZNAS Sumatera Utara. Hal ini menunjukan bahwa SOP yang sudah adabelum dapat dijalankan sepenuhnya. Sehingga perlu diketahui apapermasalahannya dan bagaimana solusinya.

Berdasarkan data diatas dapat dikatakan bahwa program pinjaman bergulirproduktif yang dilakukan oleh BAZNAS Sumatera Utara belum berhasil. Karenapara penerima bantuan pinjaman bergulir produktif ini baru bisa hanyamengembalikan cicilan atas pinjamannya. Sehingga tujuan BAZNAS untukmeningkatkan jumlah pemberi zakat, infaq dan sadaqah belum dapat tercapaisepenuhnya. Kondisi ini terjadi disebabkan oleh banyak faktor. Berdasarkan hasilwawancara dengan pihak BAZNAS diketahui bahwa penyebab dari terjadinyakondisi tersebut karena beberapa faktor diantaranya; sistem administrasi yangmasih sederhana, persepsi masyarakat atas bantuan dana produktif, pembinaan danpengawasan atas penyaluran dana produktif tersebut.

Sebelum tahun 2014, BAZNAS Sumatera Utara dalam pengelolaannyamasih berfokus pada misinya meningkatkan pengumpulan dan penyaluran danazakat secara merata, dan memberikan pelayanan prima dalam penerimaan danpenyaluran zakat, sehingga visi BAZNAS Sumatera Utara untuk Menjadi lembagapengelola zakat yang Amanah, Profesional, dan Transparan untuk meningkatkankesejahteraan dan ekonomi ummat, belum dapat tercapai sepenuhnya. Sedangkanmisi untuk mengembangkan managemen modern dalam pengelolaan zakat, danmendorong peningkatan ekonomi ummat serta merubah mustahik menjadimuzakki, baru mulai digiatkan pada tahun 2014.

Pada tahun 2012 sebenarnya program untuk mendorong peningkatanekonomi umat ini sudah dilakukan seperti adanya program Sumut Maksur denganmeluncurkan pinjaman bergulir produktif, namun hasilnya masih banyakmasyarakat penerima pinjaman bergulir produktif ini yang tidak memenuhikewajibannya untuk mengembalikan pinjaman tersebut. Kondisi ini terjadi karenaselain sistem adminstrasi yang belum tertata dengan baik juga pengawasan atasprogram tersebut belum berjalan sebagaimana mestinya.

Page 90: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

82

Pada tahun 2014 BAZNAS Sumatera Utara mulai berbenah diri denganmelakukan berbagai hal, diantaranya memperbaiki sistem administrasi terutamauntuk penyaluran Pinjaman Produktif Bergulir. Hal ini dilakukan agar semuapihak merasa nyaman dalam menjalankannya. Sistem administrasi tersebutdimulai dari membuat Standar Operasi dan Prosedur (SOP) Pinjaman ProduktifBergulir yang dilengkapi dengan berbagai formulir - formulir yang dibutuhkanmulai dari formulir permohonan pinjaman (Qardh) bergulir produktif sampaidengan Surat Keterangan Lunas. Namun formulir/surat pernyataan dan alasantidak sanggup membayar belum ada. Padahal masih ada masyarakat yangmendapat pinjaman bergulir produktif tetapi belum dapat melunasinya dalamwaktu yang ditentukan.

Selain itu dalam penyaluran pinjaman bergulir produktif ini juga dirasakanpihak BAZNAS Sumatera Utara belumlah dapat menjangkau semua kaum dhuafayang ada di propinsi Sumatera Utara untuk itu pihak BAZNAS Sumatera Utarayang tadinya menyalurkan sendiri dana pinjaman tersebut saat ini bersinergidengan BAZNAS Kabupten/Kota. Dengan cara BAZNAS Sumatera Utaramenyediakan dana bergulir, dan BAZNAS Kabupaten/Kota melakukanpenyaluran langsung kepada kaum dhuafa diwilayahnya masing – masing. Hal inidilakukan tujuannya adalah agar junmlah kaum dhuafa yang dapat dibantu akandapat menjangkau masyarakat miskin dalam jumlah yang besar meskipun dananyaterbatas.

Dalam menyalurkan pinjaman bergulir produktif ini, BAZNASKabupaten/ kota menggunakan Sistem Operasi dan Prosedur (SOP) yang ada diBAZNAS SUMUT. Namun pengawasan atas pinjaman bergulir produktif yangdiserahkan ke BAZNAS Kabupaten /Kota, ini tetap belum ada dilakukan sehinggapinjaman bergulir produktif ini banyak yang belum berjalan dengan baik padaBAZNAS Kabupaten /kota. Kondisi ini mengakibatkan masyarakat didaerahmasih banyak yang belum mengetahui dan merasakan pinjaman bergulir produktifini dampaknya usaha yang mereka jalankan belum bisa berkembang.

Dalam menyalurkan pinjaman bergulir produktif ini persepsi masyarakatjuga turut menjadi faktor penentu berhasil tidaknya program ini. Pola distribusizakat produktif yang dikembangkan pada umumnya mengambil skema qardulhasan. Yaitu salah satu bentuk pinjaman yang menetapkan tidak adanya tingkatpengembalian tertentu dari pokok pinjaman. Namun bila ternyata si peminjamdana tersebut tidak mampu mengembalikan pokok tersebut, maka hukum zakatmengidentifikasikan bahwa si peminjam tersebut tidak dapat dituntut atasketidakmampuannya tersebut, karena pada dasarnya dana tersebut adalah hakmereka. Persepsi inilah yang terjadi pada masyarakat kaum dhuafa yangmemperoleh pinjaman bergulir dari pihak BAZNAS Sumatera Utara sehinggajumlah penerimaan dana dari hasil penyaluran pinjaman bergulir produktif inibelum bisa mencapai target yang ditentukan.

Faktor lain yang ikut menentukan keberhasilan dari program pinjamanbergulir produktif ini adalah pembinaan dan pengawasan atas penyaluran danatersebut. Menurut K.H. Didin Hafidhuddin,M.Sc. BAZ ataupun LAZ, jikamemberikan zakat yang bersifat produktif, harus pula melakukan pembinaan danpendampingan kepada para mustahik agar kegiatan usahanya dapat berjalandengan baik. Disamping melakukan pembinaan dan pendampingan kepada paramustahik dalam kegiatan usahanya, BAZ dan LAZ juga harus memberikan

Page 91: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

83

pembinaan rohani dan intelektual keagamaannya agar semakin meningkat kualitaskeimanan dan keIslamanannya. Namun pada pihak BAZNAS Sumatera Utarapada tahun 2012 dan 2013 hal ini belum dapat dilakukan karena Sumber DayaManusia yang dimiliki masih terbatas. Pada tahun 2014 hal ini sudah dicanangkankembali namun pelaksanaannya juga masih belum memadai, pembinaan danpendampingan kepada para penerima pinjaman bergulir produktif baru hanyasekedar dikunjungi saja.

Dari sisi pengawasan, pinjaman bergulir produktif ini juga perlu dilakukanmengingat bahwa pinjaman yang diberikan merupakan amanah dari masyarakat,dan bertujuan untuk diberikan secara bergantian kepada para kaum dhuafa yangmemiliki usaha. Namun pengawasan atas program pinjaman bergulir produktifyang dilakukan oleh pihak BAZNAS Sumatera Utara baik itu atas pinjamanbergulir produktif yang disalurkan oleh BAZNAS Sumatera Utara sendiri maupunpengawasan pinjaman bergulir produktif yang disalurkan lewat BAZNASkabupaten/kota yang ada di Sumatera Utara masih sangat lemah.

Pengawasan diperlukan untuk mengetahui apakah perencanaan yang telahdisusun dapat berjalan secara efisien, efektif, dan ekonomis. Menurut Basri danSubri (2005) bentuk pengawasan menjadi dua, yaitu: a) Bentuk PengawasanPreventif, berupa ketentuan-ketentuan yang berlaku atau prosedur-prosedur yangharus dilalui dalam menyelanggarakan pekerjaan. b) Bentuk PengawasanRepresif, berupa tindakan membandingkan apakah pekerjaan yang sedang/tidakdilaksanakan menurut kenyataan telah sesuai dengan atau prosedur-prosedur yangberlaku/ditetapkan.

KESIMPULAN DAN SARANBerdasarkan data yang ada dan pembahasan yang dilakukan maka

peneliti dapat memberikan kesimpulan sekaligus saran atas hasil penelitian inisebagai berikut :1. BAZNAS Sumatera Utara dalam pengumpulan dan penyaluran dana zakat,

infaq dan sadaqah sudah melakukan cara yang keatif dan inovatif. Salah satuPenyaluran dana zakat, infaq dan sadaqah yang dilakukan adalah ProgramPinjaman Bergulir Produktif yang memberikan bantuan produktif untukpengembangan usaha masyarakat.

2. Data tiga tahun terakhir menunjukan bahwa Penyaluran dana infaq dansadaqah untuk Pinjaman Bergulir Produktif mengalalami peningkatan namunpenerimaan dari penyaluran dana tersebut mengalami penurunan.

3. Penyaluran Pinjaman Bergulir Produktif sudah berdasarkan SOP yang adanamun pengawasan atas pinjaman bergulir produktif masih lemah. Sehinggadiperlukan adanya sisitem pengawasan yang memadai.

4. Hasil penelitian juga menunjukan perlunya adanya pembinaan danpendampingan atas pinjaman bergulir produktif kepada masyarakat yangmendapat pinjaman tersebut.

5. Agar Pinjaman Bergulir Produktif dapat berjalan sesuai sasaran maka perluadanya pembinaan dan pendampingan dari BAZNAS kepada penerimapinjaman bergulir produktif

6. Perlu adanya SOP Pinjaman Bergulir Produktif yang lebih efektif dan efisiensehingga penyaluran dana pinjaman bergulir produktif dapat terawasi denganbaik

Page 92: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

84

7. Perlu adanya cara sosialisasi yang lebih efektif kepada masyarakat ataspinjaman bergulir produktif dengan menekankan bahwa pinjaman wajibkembali dan pinjaman merupa dana bergulir yang harus diberikan secarabergantian kepada masyarakat yang membutuhkan sehingga penyaluran danazakat, infaq dan sadaqah untuk pengembangan usaha kecil menengah dapatmeningkatkan penerima zakat menjadi pemberi zakat

DAFTAR PUSTAKABasri, Yuswar Zainul dan Mulyadi Subri, 2005. Keuangan Negara dan Analisis

Kebijakan Utang Luar Negeri. Raja Grafindo Persada, Jakarta.Bazwir, Revvisoynd, 1999. Akuntansi Pemerintah Indonesia. Edisi Tiga BPFE

Yogyakarta.Sinambela Elizar, 2011. Alokasi Dana Pembinaan Usaha Kecil Menengah Dalam

Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat kota Medan. Penelitian DosenMuda. Fakultas Ekonomi UMSU

Fatwa MUI Nomor 15 Tahun 2011. Tentang Penyaluran Zakat Infaq danSyadaqah.

Heri Sudarsono, 2003 Bank dan lembaga Keuangan Syariah.Ichsan,M, Ratih., dan Trilaksono,N, 1997. Administrasi Keuangan Daerah:

pengelolaan dan penyusunan APBD. Brawijaya University Pers, Malang.Indra ismawan, 2001. Sukses diEra Ekonomi Liberal. Grasindo, Jakarta.Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang, 1999. Metodologi Penelitian Bisnis

untuk Akuntansi dan Manajemen. BPFE, Yogyakarta.Loekman Soetrisno, 1995. Menuju Masyarakat Partisipatif. Yogjakarta.Mardiasmo, 2002. Akuntansi Sektor Publik. Andi, Yogyakarta._________, 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Andi,

Yogyakarta.Mariarosa Dalla Costa, 2000. Politik Strategi Ekonomi Internasional.Kalianamita,

Jakarta.Muklis Rasyid, 1998.KUK ditengah gejolak moneter. Jakarta.Mohammad IkhSan, 1997. Profil Usaha Kecil dan Kebijakan Kredit Perbankan di

Indonesia. LPM FE - UI, Jakarta.Republik Indonesia, 2001. Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang

Pengelolahan dan Pertanggung Jawaban Anggaran.http://www.bakd.depdagri.go.id

________________ , 2001. Keputusan Presiden No. 74 Tahun 2001 TentangTatacara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.http://www.bpkp.go.id

, 2004. Undang-undang No.17 Tahun 2003 tentangKeuangan Negara. Pustaka Pergaulan. Jakarta.

Susilo Ady Saputro.2010 “Zakat Produktif sebagai Upaya MengurangiKemiskinandi Indonesia” http://anakbanyumas.wordpress.com/2010/04/23/zakat-produktif-sebagai-upaya-mengurangi-kemiskinan-di-indonesia/#more-159.

Yusuf Al-Qardawi. 1997 Hukum Zakat, Edisi terjemahan : Litera AntarNusa,Bogor

Page 93: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

85

Lampiran 4. Luaran Tahun 1

Rancangan

MODEL PENYALURAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SADAQAHPROGRAM PINJAMAN BERGULIR PRODUKTIF

Disusun oleh ;

Elizar SinambelaFitriani Saragih

BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL SUMATERA UTARA

TAHUN 2015

Page 94: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

86

RANCANGAN

MODEL PENYALURAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SADAQAH

Badan Amil Zakat Nasional atau yang disingkat dengan BAZNAS

tugasnya adalah melakukan Pengumpulan dan Penyaluran dana zakat, infaq dan

sadaqah. Demikian juga dengan BAZNAS Propinsi Sumatera Utara, tugasnya

adalah melakukan pengumpulan dan penyaluran dana zakat, infaq dan sadaqah di

wilayah Sumatera Utara. Untuk menjangkau semua wilayah tersebut maka

BAZNAS Sumatera Utara dibantu oleh BAZNAS di daerah propinsi sumatera

utara. Saat ini BAZNAS Sumatera Utara sudah bekerjasama dengan Sembilan (9)

BAZNAS kabupaten /Kota.

Model penyaluran dana zakat, infaq dan sadaqah yang saat ini dilakukan oleh

BAZNAS Sumatera Utara dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar ; VI.1Model Penyaluran Dana Zakat, Infaq dan Sadaqah

Pemberi Zakat(Muzzaki)

MenyalurkanBAZNASSUMUT

Penerima Zakat, Infaq danSadaqah (Mustahiq)

BantuanMesjid /Mussholla

Menyerahkan

Penerima Zakatyang memilikiusaha di sekitarBAZNASSUMUT

BAZNASKabupaten/

Kota

ProgramBantuanBAZNASLainnya

FakirMiskin,Sabilillah,Gharim,Muallaf danIbnu Sabil

BantuanProduktif

Page 95: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

87

Keterangan ;

1. Masyarakat yang merupakan pemberi zakat, infaq dan sadaqah ( Muzzaki)

untuk menyerahkan zakat, infaq dan sadaqahnya dapat melalui BAZNAS

Sumatera Utara

2. BAZNAS Sumatera Utara kemudian akan meyalurkan dana zakat, infaq, dan

sadaqah yang sudah terkumpulkan tersebut kepada para penerima zakat, infaq

dan sadaqah (Mustahiq).

3. Penyaluran dana zakat, infaq dan sadaqah yang dilakukan BAZNAS Sumatera

Utara saat ini ternayata cukup bervariatif, mulai dari penyaluran untuk

penerima zakat konsumtif (Fakir Miskin, Sabilillah, Gharim, Muallaf dan Ibnu

Sabil) sampai untuk bantuan kepada Musollah/Masjid, bantuan Konsumtif,

bantuan Produktif dan bantuan untuk penyuluhan/pembinaan dan sosialisasi.

Page 96: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

88

RANCANGAN

MODEL PENYALURAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SADAQAHPROGRAM BERGULIR PRODUKTIF

BAZNAS Sumatera Utara dalam penyaluran dana zakat, infaq dan sadaqah

salah satunnya melakukan program penyaluran untuk bantuan produktif. Program

ini merupakan pemberian pinjaman kepada masyarakat kaum dhuafa yang

memiliki usaha dan mau berusaha dengan ketentuan wajib dikembalikan dan akan

diberikan sekannya secara bergilir. Program ini disebut “Pinjaman Bergulir

Produktif”. Adapun Rancangan Model Pinjaman Bergulir Produktif ini dapat

digambarkana sebagai berikut :

Gambar ; IV.2

Model Penyaluran Pinjaman Bergulir Produktif

Pemberi Zakat(Muzzaki)

MenyalurkanBAZNASSUMUT

Menyerahkan

Penerima Zakatyang memilikiusaha di sekitarBAZNASSUMUTMembayar

Penerima Zakatdidaerah yangmemiliki usaha

BAZNASKabupaten/

Kota

Mem

bayar

Membayar

BantuanProduktif

Menyerahka

n

Page 97: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

89

Keterangan ;

1. Masyarakat yang merupakan pemberi zakat, infaq dan sadaqah ( Muzzaki)

untuk menyerahkan zakat, infaq dan sadaqahnya dapat melalui BAZNAS

Sumatera Utara

2. BAZNAS Sumatera Utara kemudian akan meyalurkan dana zakat, infaq, dan

sadaqah yang sudah terkumpulkan tersebut kepada para penerima zakat, infaq

dan sadaqah (Mustahiq), salah satunya untuk Bantuan Produktif.

3. Bantuan Produktif Penyalurannya kepada kaum dhuafa yang memmiliki usaha

dan mau berusaha, baik yang langsung disalurkan oleh BAZNAS Sumatera

Utara maupun lewat BAZNAS kabupaten/kota

4. Bantuan Produktif yang disalurkan kepada BAZNAS Kabupaten /Kota

selanjutnnya akan disalurkan kepada kaum dhuafa yang memiliki usaha dan

mau berusaha yang ada di daerah.

5. Diharapkan bantuan yang diberikan dapat membantu perkembangan usaha

penerima bantuan produktif, sehingga mereka dapat mengembalikan bantuan

yang berupa pinjaman tersebut kepada BAZNAS

6. BAZNAS Kabupaten kota selanjutnya akan mengembalikan bantuan berupa

pinjaman produktif tersebut berserta laporannya kepada BAZNAS Sumatera

Utara.

Page 98: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

90

Rancangan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PINJAMAN BERGULIR PRODUKTIF

Disusun oleh ;Elizar SinambelaFitriani Saragih

BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL SUMATERA UTARATAHUN 2015

Page 99: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

91

STANDAR OPERASI DAN PROSEDUR (SOP)PINJAMAN BERGULIR PRODUKTIF

J. PENDAHULUANA. Latar Belakang

Salah satu program kerja unggulan BAZNAS Sumut adalah ”SumutMakmur” yaitu suatu program penyaluran dana infaq dan sadaqah kepadakaum dhuafa dalam bentuk pinjaman modal kerja. Program ini diberi nama”Pinjaman Bergulir Produktif” yaitu modal kerja yang diberikan secarabergulir kepada kaum dhuafa dengan tujuan agar dengan penyaluran modalkerja ini penerima dapat menjalankan suatu kegiatan usaha yang akanmenjadikan dirinya mandiri dalam memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya.Dengan penyaluran bergulir ini juga, diharapkan dapat menjangkau kaumdhuafa dan masyarakat miskin dalam jumlah yang lebih banyak mekipundananya terbatas.

Wilayah kerja BAZNAS Sumut adalah se propinsi Sumatera Utara,maka selain BAZNAS Sumut melakukan penyaluran sendiri, BAZNASSumut juga bekerjasama dengan BAZNAS Kabupaten/kota yang diikatdengan perjanjian kerjasama. BAZNAS Sumut sebagai penyedia dana danBAZNAS kabupaten/kota sebagai penyalur langsung kepada kaum dhuafadiwilayah nya masing-masing.

Program ini memiliki tujuan yang luhur, untuk itu semua pihakyang terkait dengan penyaluran pinjaman bergulir produktif ini hendaknyadapat mengawal pelaksanaannya agar sesuai dengan sasaran yang ingindicapai yaitu mengentaskan kemiskinan dikalangan umat Islam danmendorong upaya merubah sikap mental umat Islam dari sikap sukamenerima infaq dan sadaqah menjadi suka memberi infaq dan sadaqah.

B. TujuanTujuan dari program Pinjaman Bergulir Produktif ini adalah untuk

mengentaskan kemiskinan dikalangan ummat Islam, dengan memberikanpinjaman modal usaha tanpa biaya dan bunga. Pinjaman Modal Usaha iniwajib dikembalikan secara mencicil oleh kaum dhuafa yang menerima danmenggunakannya kepada BAZNAS Sumatera Utara dan BAZNASKabupaten/kota. Selanjutnya BAZNAS kabupaten/kota wajib pulamengembalikan kepada BAZNAS Sumut secara kolektif.

C. Sasaran.Sasaran utama Pinjaman Bergulir Produktif ini adalah kaum dhuafa

(fakir/miskin) yang berpendapatan rendah dengan kriteria sebagai berikut ;5. Jujur dan berkomitmen untuk mengembalikan dana secara mencicil6. Memiliki kemampuan untuk memulai usaha atau mengmbangkan usaha

yang telah ada7. Bersedia untuk dibimbing dan diarahkan oleh BAZNAS Sumut8. Menyiapkan bukti-bukti penggunaan dana sesuai dengan tujuan

pinjaman.

Page 100: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

92

II. PROSEDUR PINJAMAN BERGULIR PRODUKTIFE. Ketentuan

Ketentuan pinjaman bergulir produktif adalah sebagai berikut ;8. Tujuan ; membantu kegiatan yang bersifat produktif dalam rangka

menciptakan peluang usaha/kesempatan kerja. Jenis usaha yangdijalankan adalah usaha yang halal, tidak merusak lingkungan, tidakmembahayakan kesehatan, tidak bertentangan dengan norma kesusilaandan seluruh rangkaian usaha sesuai dengan Syariah Islam.

9. Besar usaha disesuaikan dengan skala usaha mulai dari Rp.500.000,-sampai dengan Rp. 3.000.000,-

10. Akad Qardh, tanpa bunga dan tanpa beban administrasi.11. Jangka waktu pinjaman ; dicicil selama 2 sampai 10 bulan.

Pengembalian dapat dilakukan secara harian, mingguan dan bulanantanpa jeda (gracde period). Artinya setelah pinjaman diperoleh segeradikembalikan sesuai jadwal yang ditentukan.

12. Persyaratan Administrasi ;a. Memiliki KTPb. Memiliki Kartu Rumah Tanggac. Mengisi Formulir Permohonand. Menyerahkan pasphoto (Suami/Istri bagi yang sudah berumah

tangga)e. Materai Rp. 6.000,- untuk akad (perjanjian pinjaman)f. Menandatangani perjanjian kredit

13. Persyaratan lainnya ;g. Berbadan sehath. Mampu menjalankan usaha dengan baiki. Berakhlak baikj. Aktif dengan kegiatan mesjid dan aktif bermasyarakatk. Bersedia mendapat bimbingan BAZNASl. Bersedia menyerahkan bukti-bukti penggunaan dana

14. Dokumen-dokumen14. Formulir Permohonan Pinjaman Bergulir Produktif15. Laporan Survey Calon Peminjam16. Analisis Kelayakan Pembrian Pinjaman Bergulir Produktif17. Akad Pinjaman18. Bukti Tanda Terima Uang (Kuitansi)19. Bukti Tanda Terima Kuitansi Pembelian Barang20. Kartu Cicilan Pinjaman21. Formulir Monitoring Pijaman22. Surat Teguran Menunggak23. Surat Panggilan karena Menunggak24. Surat Keterangan Lunas25. Surat Pernyataan Tidak Sanggup Membayar.26. Laporan Pinjaman dari BAZNAS kabupaten/kota

Page 101: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

93

F. Prinsip ”5 C”Penggunaan prinsip 5C ini adalah upaya analisis yang dilakukan

kepada calon peminjam untuk mengurangi resiko tidak kembalinyadana pinjaman bergulir produktif ini. Untuk itu analisis ini perludilakukan untuk melihat tentang caracter, capacity, condition, capitaldan collateral. Adapun penjelasannya sebagai berikut :6. Charakter ; mengetahui watak calon peminjam dengan meminta

informasi kepada tetangga, tokoh masyarakat tentang keaktifandimesjid/masyarakat, sikap dan pergaulannya dimasyarakat sertakemungkinan menggunakan dana dengan semestinya danmengembenlikan sesuai dengan yang dijanjikan.

7. Capacity ; mengetahui tentang biaya hidup keluarga, kemampuanmenjalankan usaha, pengalaman hidup, latar belakangpekerjaan/pendidikan, bagaimana penjualan dilakukan, hargapokok, keuntungan usaha, calon pembeli, presentase peningkatanusaha, kemampuan menyisihkan dana cicilan dan kemampuanwaktu mencicil.

8. Condition ; mengetahui tentang kondisi usaha baru ataupengembangan usaha yang akan dilakukan, persaingan usaha, jenisusaha dan jenis usaha tidak bertentangan dengan syariah Islam.

9. Capital ; mengetahui tentang kondisi modal yang dimiliki (miliksendiri, sewa atau pinjam). Hutang-hutang lain yang dimiliki, dandukungan dari keluarga atas usaha yang dijalankan.

10. Collateral ; mengetahui apakah barang-barang yang dibeli denganuang pinjaman dapat dijadikan jaminan (bila dipandang perlujaminan)

G. Prosedur Pelaksanaan Pinjaman Bergulir ProduktifProsedur Pelaksanaan untuk Pinjaman Bergulir Produkti ini merupakan

proses penyaluran pinjaman yang dilakukan dengan tahapan-tahapan mulaisaat sosialisasi sampai pelunasan pembayaran pinjaman dengandokumentasi yang memadai. Adapun prosedur yang dimaksud adalah ;16. Petugas BAZNAS melakukan Sosialisasi kepada masyarakat tentang

adanya pinjaman bergulir produktif. Tahap ini dilakukan untukmenjaring msyarakat kaum dhuafa yang berminat dengan menekankanbahwa pinjaman ini untuk tujuan produktif dan wajib dikembalikan.

17. Calon Penerima Pinjaman Bergulir Produktif wajib mengisi formulirpermohonan dengan dilengkapi persyaratan dan dokumen yang telahditentukan.

18. Petugas BAZNAS memandu cara pengisian formulir terutama terkaitdengan keberadaan usaha dan rencana cicilan.

19. Petugas BAZNAS melakukan wawancara kepada calon peminjamuntuk mengetahui kondisi calon peminjam sesuai dengan prinsip ”5 C”(Character, Capacity, Capital, Condition dan Collateral)

20. Petugas BAZNAS melakukan survey lapangan kerumah dan tempatusaha untuk melakukan cross chek kebenaran informasi dari calonpeminjam dan kelayakan kegiatan usaha.

Page 102: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

94

21. Petugas BAZNAS menyusun formulir usulan pinjaman untukdipertimbangkan komite pinjaman yang terdiri dari petugas, bendaharadan ketua untuk memberi keputusan apakah pinjaman layak diberikan.

22. Apabila permohonan disetujui, calon penerima pinjaman dihubungiuntuk penandatangan akad dan didokumentasikan. Yangmenandatangani akad tidak hanya pihak BAZNAS dengan calonpeminjam tetapi juga penjamin (keluarga atau suami/istri bagi yangsudah menikah).

23. Petugas BAZNAS melakukan pencairan dana pinjaman bergulirproduktif dan mengadminstrasikannya dengan melampirkan semuaformulir dan dokumen-dokumen yang diperlukan pada saat pencairan.

24. Petugas BAZNAS melakukan monitoring penggunaan dana, mengecekbukti pembelian serta fisik barang yang dibeli. Mendokumentasikanpada saat monitoring dan mengisi formulir monitoring.

25. Petugas melakukan pendampingan dan pembinaan kepada parapeminjam dana pinjaman bergulir produktif baik dari sisi manajemenusaha maupundari sisi manajemen keuangan.

26. Petugas BAZNAS mengadministrasikan pembayaran cicilan pada kartucicilan yang dibuat rangkap dua, satu untuk file BAZNAS dan satunyalagi untuk file peminjam. Kedua kartu diisi dengan penandatanganansilang.

27. Petugas BAZNAS membuat Surat teguran apabila peminjammenunggak

28. Apabila peminjam ternyata tidak mampu membayar lagi cicilannyamaka, petugas mharus meminta surat pernyataan dari peminjam atasketidakmampuannya membayar cicilan disertai dengan alasannya dandokumen-dokumen pendukung.

29. BAZNAS kabupaten/kota setiap akhir bulan harus membuat laporansaldo pinjaman dan harus dikirim ke BAZNAS Sumut minimal setiapbulan dan maksimal 6 bulan sekali.

30. BAZNAS kabupaten/kota harus mengembalikan seluruh dana pinjamanbergulir produktif pada akhir masa pejanjian kerjasama (2 tahun)

H. LampiranLampiran ini dimaksudkan sebagai dokumen pendukung dari dokumen-

dokumen utama yang telah disyaratkan dalam arsip sebelumnya

III. PENUTUPDemikian rancangan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pinjaman

Bergulir Produktif yang dapat peneliti sampaikan. Dengan SOP ini diharapkannantinya penyaluran dana pinjaman bergulir produktif ini dapat berjalan sesuaidengan tujuannya dan juga dapat terawasi dengan baik. Sehingga dana yangmerupakan amanah masyarakat dapat dipertanggungjawabkan oleh semuapihak yang terkait.

Page 103: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA …

95

Rancangan

SURAT PERNYATAAN TIDAK MAMPU MEMBAYAR PINJAMAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini ;

Nama : ................................................................Alamat : ................................................................No. Akad Pinjaman : ................................................................Jumlah Pinjaman : ................................................................Tanggal Pencairan : ................................................................Jumlah Yang Sudah Dibayar : ................................................................Jumlah Yang Belum Dibayar : ................................................................Lama Cicilan : ................................................................

Dengan ini meyatakan tidak mampu/sanggup lagi melakukan pelunasanatas pinjaman yang saya lakukan kepada pihak BAZNAS karena....................................................................................................................................................................................................................................................

Demikianlah surat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya.Saya berharap Pihak BAZNAS dapat memakluminya.

Yang Membuat PernyataanPeminjam

ttd

(Nama Peminjam)-----------------------------------------

No. Akad