universitas muhammadiyah sumatera utara …
TRANSCRIPT
LAPORAN TAHUNANPENELITIAN HIBAH BERSAING
MODEL PENYALURAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAHBAGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH
PADA BAZNAS SUMATERA UTARA(Tahun 1 dari rencana 2 tahun)
TIM PENELITI
ELIZAR SINAMBELA, SE. MSi (0104037401) KetuaFITRIANI SARAGIH SE. MSi (0108087902) Anggota
Didanai dari DIPA Direktorat Jenderal Pendidikan TinggiNomor DIPA : 023.04.1.673453/2015, tanggal 14 November 2014
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARANOVEMBER, 2015
Kode/Nama Rumpun Ilmu* : 562/Akuntansi
i
RINGKASAN
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu Model Penyaluran DanaZakat, Infaq dan Shadaqah untuk mengembangkan Usaha Kecil danMenengah pada BAZNAS Sumatera Utara. Tujuan ini didasarkan atas kondisiyang ada saat ini dimana terjadinya peningkatan jumlah masyarakat miskin diSumatera Utara, salah satu cara mengatasinya adalah dengan mengembangkanusaha kecil menengah, namun diketahui bahwa masih banyak usaha kecil danmenengah yang saat ini tidak berjalan bahkan berhenti beroperasional karenakurangnya modal usaha. BAZNAS Sumatera Utara yang merupakan lembagapengelola zakat, infaq dan sadaqah sebenarnya memiliki potensi yang dapatberkembang dengan baik, dimana dalam penyaluran dananya seharusnya tidakhanya bersifat konsumtif saja, melainkan juga bersifat produktif, misalnyapemberian modal secara bergulir dan juga pemberian bantuan berupa alat –alat pekerjaan bagi pekerja. Hal ini dimaksudkan agar mustahiq mampumencukupi kebutuhannya. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahapan. Padatahap pertama (tahun I) dilakukan analisis terhadap pelaksanaan penyalurandana zakat, infaq dan syadaqah yang ada pada Baznas Sumatera Utara saat ini.Pada tahapan ini juga dilakukan survey terhadap orang-orang penerima zakatyang memiliki Usaha Kecil Menengah yang sampelnya diambil dari penerimazakat sekitar BAZNAS Sumut. Metode penelitian yang digunakan adalahmetode research and development (R&D). Berdasarkan hasil penelitian inidiketahui bahwa penyaluran dana zakat, infaq dan sadaqah yang dilakukanoleh BAZNAS Sumatera Utara sangat beragam. Salah satunya menyalurkandana zakat, infaq dan sadaqah melalui ”Program Pinjaman Bergulir Produktif”untuk pengembangan usaha kecil yang dimiliki masyarakat miskin didaerahSumatera Utara. Dalam pelaksanaannya program pinjaman bergulir produktifini belum didukung sistem yang memadai sehingga masih banyak penerimapinjaman bergulir produktif yang tidak mengembalikan pinjaman mereka.Dengan demikian tujuan untuk mengangkat status mustahiq menjadi muzakkibelum dapat dicapai. Selain itu sosialisasi dan pendampingan juga merupakanhal penting yang harus dilakukan oleh BAZNAS Sumut. Untuk itu dalampenelitian ini dilakukan pengembangan atas Model dan Standar OperasionalProsedur untuk pinjaman bergulir produktif. Dari model dan SOP yangdikembangkan ini nantinya dalam penerapannya akan dapatmengembangankan usaha kecil menengah sehingga dapat pula meningkatkanpenerima zakat menjadi pemberi zakat
Kata Kunci : Model Penyaluran Dana ZIS, Pengembangan UKM.
ii
PRAKATA
Bissmillahhirrahmannnirrohim
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Alllah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah dan petunjuknya kepada penulis selama ini sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan tahunan penelitian hibah bersaing.
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu Model Penyaluran Dana
Zakat, Infaq dan Shadaqah untuk mengembangkan Usaha Kecil dan Menengah
pada BAZNAS Sumatera Utara. Dalam pelaksanaan penelitian ini banyak hal
yang sudah dilakukan untuk sehingga pada tahap pertama (tahun I) ini dapat
dihasilkan pengembangan Model dan SOP untuk pinjaman bergulir produktif.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki berbagai
kekurangan, untuk itu penulis sangat berharap adanya kritik dan saran dari
berbagai pihak untuk kesempurnaan penelitian dimasa mendatang.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
pimpinan UMSU, pimpinan Fakultas Ekonomi, P3M UMSU, BAZNAS Sumatera
Utara, tim peneliti dan semua pihak yang telah membantu sehingga
terselesaikannya penelitian ini. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi
perkembangan ilmu dan bagi pihak –pihak yang melakukan penyaluran dana
zakat, infaq dan sadaqah.
Wassalam
Penulis
Elizar Sinambela, SE. MSi
iii
DAFTAR ISI
HalamanHALAMAN PENGESAHAN
RINGKASAN ....................................................................................................... i
PRAKATA ............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 11.1. Latar Belakang . ............................................................................ 11.2. Tujuan Khusus .............................................................................. 31.3. Urgensi dan Keutamaan Penelitian .............................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 62.1. Usaha Kecil Menengah (UKM) ..................................................... 62.2. Pembinaan UKM............................................................................ 72.3. Zakat ............................................................................................... 122.4. Infaq ............................................................................................... 182.5. Syadaqah ....................................................................................... 182.5. Roadmap Penelitian ....................................................................... 19
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN......................................... 213.1. Tujuan Penelitian........................................................................... 213.2. Manfaat Penelitian.......................................................................... 21
BAB IV METODE PENELITIAN...................................................................... 224.1. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 224.2. Populasi dan Sampel ...................................................................... 224.3. Model Penelitian............................................................................. 224.4. Diagram Fissbond........................................................................... 24
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 255.1. Hasil Penelitian............................................................................... 255.2. Pembahasan ................................................................................... 32
BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA............................................. 45
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 463.1. Kesimpulan .................................................................................... 463.2. Saran ........................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 48LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.1 Data Identitas Responden ..................................................................... i
Tabel 5.2 Penyataan mengenai Penyaluran Pinjaman Bergulir Produktif ........... ii
Tabel 5.3 Pernyataan mengenai Perkembangan Usaha ....................................... iii
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Roadmap Penelitian ......................................................................... 20
Gambar 4.1 Tahapan Penelitian ........................................................................... 23
Gambar 4.2 Fishbond Diagram ........................................................................... 24
Gambar 5.1 Model Penyaluran Dana Zakat, Infaq dan Sadaqah .......................... 33
Gambar 5.2 Model Penyaluran Pinjaman Bergulir Produktif ............................... 38
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Instrumen Penelitian ........................................................................ 51
Lampiran 2 Personalia Tenaga Peneliti ................................................................ 54
Lampiran 3 Publikasi ............................................................................................ 64
Lampiran 4 Luaran Tahun 1.................................................................................. 85
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasakan Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara hasil survey
sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilaksanakan pada bulan maret 2012
menunjukan jumlah penduduk miskin 1.407.200 orang atau sebesar 10,67%
terhadap jumlah total penduduk. Pada bulan September 2013 menunjukkan
bahwa jumlah penduduk miskin di Provinsi Sumatera Utara sebanyak
1.390.800 orang atau sebesar 10,39 persen terhadap jumlah total penduduk.
Kondisi ini lebih buruk jika dibandingkan dengan kondisi Maret 2013 yang
jumlah penduduk miskinnya sebanyak 1.339.200 orang atau sebesar 10,06
persen. Dengan demikian, ada peningkatan jumlah penduduk miskin sebanyak
51.600 orang serta peningkatan persentase penduduk miskin sebesar 0,33
point.
Untuk mengatasi hal tersebut sudah banyak program pengentasan
kemiskinan yang dilakukan baik oleh pihak pemerintah, swasta maupun
industri usaha. Salah satunya adalah dengan memberikan penyaluran dana
untuk membantu Usaha Kecil Menengah dan menumbuhkembangkan kegiatan
kewirausahaan diberbagai kalangan. Namun hal tersebut sepertinya belum
optimal dalam mengatasi masalah kemiskinan yang ada terutama didaerah
Sumatera Utara. Untuk itu perlu ada alternative lain yang dapat membantu
mengatasi masalah kemiskinan tersebut.
Sebagahagian besar masyarakat Sumatera Utara adalah beragama
Islam. Dalam Islam setiap orang diwajibkan oleh allah Swt menunaikan
ibadah zakat. Zakat yang dibayarkan untuk menolong orang-orang yang
kurang mampu, dan berkekurangan. Dengan adanya zakat dapat mengurangi
beban masyarakat miskin dalam menjalani kehidupan serta merubah
perekonomian mereka kearah yang jauh lebih baik sehingga terwujudnya
kesejahteraan rakyat khususnya rakyat miskin. Disamping peran zakat, infaq
dan sedekah juga mempunyai manfaat yang sama dengan zakat, hanya
2
perlakuannya saja yang berbeda. Pengelolaan Zakat, Infaq dan Shadaqah ini
dilakukan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).
BAZNAS Sumatera Utara yang merupakan lembaga pengelola zakat di
Sumatera Utara adalah suatu lembaga yang kegiatannya menghimpun dana
dari para muzakki kemudian disalurkan kepada mustahiq. Dalam kegiatannya
tersebut lembaga ini belum dapat memenuhi jumlah penenirmaan zakat sesuai
yang dianggaran dan belum sepenuhnya menerapkan penyalurkan dana ZIS ke
mustahiq dengan tepat sasaran. Seperti halnya yang terjadi disaat penyaluran
dana zakat untuk mustahiq fakir miskin, dimana pihak amil hanya
menyalurkan dana ke mustahiq berupa uang yang akan habis untuk beberapa
saat tanpa ada pengembangan atau tindak lanjut kedepannya. Hal ini
bertentangan dengan yang diungkapkan Fatwa MUI Nomor 15 Tahun 2011
yang menerangkan tentang penyaluran dana zakat untuk mustahiq fakir miskin
bahwa Pendapat Imam Zainuddin Bin Abdul Azis Al-maliybari dalam Kitab
Fathul Muin (taanatu al-thalibin 2/214) yang menjelaskan kebolehan
Mustahiq sebagai berikut : “ Maka keduanya fakir dan miskin diberikan harta
zakat dengan cara : bila ia bisa berdagang, diberi modal dagang yang
diperkirakan bahwa keuntungannya cukup untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya; Bila ia bisa bekerja, diberi alat-alat pekerjaannya.”
BAZNAS Sumatera Utara yang merupakan lembaga pengelola zakat
ini, sebenarnya memiliki potensi zakat yang dapat berkembang dengan baik,
dimana dalam penyaluran dana zakat seharusnya tidak hanya bersifat
konsumtif saja, melainkan juga bersifat produktif, misalnya pemberian modal
secara bergulir dan juga pemberian bantuan berupa alat – alat pekerjaan bagi
pekerja. Hal ini dimaksudkan agar mustahiq mampu mencukupi
kebutuhannya. Dengan bantuan tersebut tidak menjadikan mereka malas atau
menggantungkan bantuan BAZNAS selamanya. Bantuan tersebut diharapkan
mampu mengangkat status mustahiq menjadi muzakki.
Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk
menghasilkan model penyaluran dana zakat, infaq dan syadaqah bagi
pengembangan Usaha Kecil Menengah. Hal ini dimaksudkan agar dana zakat,
infaq dan syadaqah yang ada dapat dimanfaatkan dalam pengembangan usaha
3
sehingga dana zakat, infaq dan shadaqah dapat tersalur sebagaimana
seharusnya dan masyarakat miskin dapat berkurang dengan adanya penyaluran
dana bagi pengembangan usaha kecil menengah. Dengan demikian maka
masyarakat yang berstatus penerima zakat (mustahiq) menjadi pembayar zakat
(muzakki) akan meningkat.
1.2 Tujuan Khusus
Pengembangan Usaha Kecil Menengah merupakan peningkatan usaha
yang terjadi pada usaha kecil menengah melalui cara atau metode tertentu
yang dilakukan. Salah satu cara atau metode yang dapat meningkatan usaha
kecil menengah tersebut adalah dengan menyalurkan dana untuk
pengembangan usaha. Dalam penelitian ini penyaluran dana untuk
pengembangan usaha kecil menengah, akan menggunakan dana Zakat, Infaq
dan Shadaqah. Hal ini dilakukan karena penyaluran dana zakat, infaq dan
syadaqah yang ada saat ini masih bersifat konsumtif. Padahal dana yang
merupakan amanah orang banyak tersebut masih bisa disalurkan dan
dikembangkan kepada yang berhak menerimanya sehingga dapat mengatasi
kemiskinan yang ada dan meningkatkan kesejahteraan mereka. Untuk itu
tujuan dari penelitian ini secara khusus adalah untuk menghasilkan suatu
Model Penyaluran Dana Zakat, Infaq dan Shadaqah untuk pengembangan
usaha kecil menengah dengan cara :
- Pada tahun pertama penelitian ini akan melakukan analisis atas
pelaksanaan penyaluran dana Zakat, infaq dan shadaqah yang dilakukan
BAZNAS Sumatera Utara dan melakukan survey pada para penerima
zakat yang memiliki usaha kecil menengah yang sampelnya diambil dari
daerah sekitar BAZNAS Sumatera Utara. Berdasarkan hasil analisis dan
survey tersebut disusunlah rancangan model penyaluran dana zakat, infaq
dan shadaqah untuk pengembangan usaha kecil menengah. Selain itu
disusun pula Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk pelaksanaan
model Penyaluran dana zakat, infaq dan sadaqah tersebut.
- Pada tahun kedua, akan dilakukan uji coba model penyaluran tersebut
kepada usaha kecil menengah. Dimana usaha kecil menengah yang
4
diambil adalah usaha kecil menengah yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini yaitu penerima zakat yang memiliki usaha di daerah sekitar
BAZNAS Sumatera Utara dan BAZNAS Kota Medan. Hal ini untuk
mengetahui pengawasan dan pelaksanaan serta perkembangan usaha kecil
menengah dengan ada penyaluran dana zakat, infaq dan syadaqah.
1.3 Urgensi dan Keutamaan Penelitian
Penyaluran dana Zakat, Infaq dan Shadaqah merupakan hal penting
yang harus dilakukan oleh BAZNAS Sumatera Utara. Mengingat dana
tersebut merupakan dana milik orang banyak yang diperuntukkan bagi fakir
miskin dan orang – orang yang berhak menerimanya berdasarkan ketentuan
yang berlaku. Dengan tujuan membantu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat fakir – miskin tersebut. Pernyataan MUI tentang cara pemberian
zakat untuk fakir miskin yang mana dinyatakan bahwa zakat dapat diberikan
dengan cara bila ia bisa berdagang, diberi modal dagang yang diperkirakan
bahwa keuntungannya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya; Bila ia
bisa bekerja, diberi alat-alat pekerjaannya, perlu ditindaklanjuti. Dengan
menyalurkan zakat, infaq dan sadaqah kepada fakir – miskin yang memiliki
usaha maka dapat dilakukan pengembangan usaha kecil menengah, karena
pengembangan usaha ini merupakan salah satu cara untuk mengentaskan
kemiskinan masyarakat. Apalagi saat ini Usaha Kecil Menengah banyak yang
tidak berkembang dan berjalan dengan baik karena kekurangan modal usaha.
Berdasarkan kondisi ini, penelitian ini menjadi saat penting untuk
dilakukan. Dimana berdassarkan beberapa hasil penelitian yang ada
menunjukkan bahwa salah satu cara untuk meningkatkan kesejateraan
masyarakat adalah dengan adanya alokasi dana pembinaan usaha kecil
menengah yang dilakukan secara baik dan sesuai dengan kebutuhannya
(Sinambela, 2011). Selain itu juga diketahui bahwa dana zakat, infaq dan
shadaqah yang telah terkumpul pada Baznas Sumatera Utara masih bersifat
konsumtif (Syukri, 2013).
Hal ini menunjukan bahwa perlunya ada suatu Model yang effektif dan
effesien untuk penyaluran dana Zakat, infaq dan shadaqah baik bagi fakir
5
miskin dan orang – orang yang berhak menerimanya serta bagi pengembangan
usaha kecil menengah untuk pengembangan usaha mereka. Sehingga
diharapkan nantinya dengan adanya penyaluran dana kepada usaha kecil
menengah tersebut dapat meningkatkan jumlah pembayar zakat (muzakki).
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Usaha Kecil Menengah (UKM)
Ada dua defenisi usaha kecil yang dikenal di Indonesia. Pertama,
defenisi usaha kecil menurut Undang–Undang No. 9 tahun 1995 tentang
usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki hasil penjualan
tahunan maksimal Rp.1 Miliyar dan memiliki kekayaan bersih tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, paling banyak Rp. 200 Juta.
Kedua, menurut kategori Badan Pusat Statistik (BPS) usaha kecil identik
dengan industry kecil dan industry rumah tangga. BPS mengklsifikasikan
industry berdasarkan jumlah pekerjanya yaitu; (1) industry rumah tangga
dengan pekerja 1–4 orang; (2) industry kecil dengan pekerja 5–19 orang ;
(3) industry menengah dengan pekerja 20–99 orang ; (4) industri besar
dengan pekerja 100 orang atau lebih. (Kuncoro ; 2003)
Kendati beberapa definisi mengenai usaha kecil namun agaknya
usaha kecil mempunyai karakteristik yang hampir seragam. Pertama, tidak
adanya pembagian tugas yang jelas antara bidang administrasi dan operasi.
Kebanyakan industri kecil dikelola oleh perorangan yang merangkap
sebagai pemilik sekaligus pengelola perusahaan, serta memanfaatkan
tenaga kerja dari keluarga dan kerabat dekatnya. Data BPS menunjukkan
hingga saat ini jumlah pengusaha kecil telah mencapai 34,316 juta orang
yang meliputi 15, 635 juta pengusaha kecil mandiri (tanpa menggunakan
tenaga kerja lain), 18,227 juta orang pengusaha kecil yang menggunakan
tenaga kerja anggota keluarga sendiri serta 54 ribu orang pengusaha kecil
yang memiliki tenaga kerja tetap.
Kedua, rendahnya akses industri kecil terhadap lembaga-lembaga
kredit formal sehingga mereka cenderung menggantungkan pembiayaan
usahanya dari modal sendiri atau sumber-sumber lain seperti keluarga,
kerabat, pedagang perantara, bahkan rentenir.
Ketiga, sebagian besar usaha kecil ditandai dengan belum
dipunyainya status badan hukum. Menurut catatan BPS dari jumlah
7
perusahaan kecil sebanyak sebanyak 124.990, ternyata 90,6 persen
merupakan perusahaan perorangan yang tidak berakta notaris; 4,7 persen
tergolong perusahaan perorangan berakta notaris; dan hanya 1,7 persen
yang sudah mempunyai badan hukum (PT/NV, CV, Firma, atau Koperasi).
Keempat, dilihat menurut golongan industri tampak bahwa hampir
sepertiga bagian dari seluruh industri kecil bergerak pada kelompok usaha
industri makanan, minuman dan tembakau (ISIC31), diikuti oleh kelompok
industri barang galian bukan logam (ISIC36), industri tekstil (ISIC32), dan
industri kayu,bambu, rotan, rumput dan sejenisnya termasuk perabotan
rumahtangga (ISIC33) masing-masing berkisar antara 21% hingga 22%
dari seluruh industri kecil yang ada. Sedangkan yang bergerak pada
kelompok usaha industri kertas (34) dan kimia (35) relatif masih sangat
sedikit sekali yaitu kurang dari 1%.
2.2. Pembinaan UKM
Pemberdayaan sesungguhnya mengacu pada kemampuan
masyarakat untuk mendapatkan dan memanfaatkan akses atas sumber –
sumber daya yang penting. Tentu saja sebuah usaha pemberdayaan tidak
dapat dilepaskan dari perspektif pengembangan manusia, bahwa
pembangunan manusia merupakan pembentukan aspek pengakuan diri,
percaya diri, kemandirian, kemampuan bekerjasama dan toleransi terhadap
sesama, dengan menyadari potensi yang dimiliki.
Fokus pemberdayaan UKM yang hanya pada segi permodalan
mengesankan sebagai sebuah upaya simplifikasi karena permodalan
menempati urgensi tersendiri karena menjadi hambatan ekspansi UKM,
akan tetapi permodalan hanyalah satu dari sekian titik pemberdayaan
UKM. Sebetulnya diluar dimensi permodalan banyak persoalan lain yang
dihadapi UKM diantaranya masalah Upgrade kapabilitas teknis dan
manajerial (Mariarosa Dalla Costa, 2000:35 ).
Peranan pemerintah dalam mengembangkan UKM sebetulnya telah
dilakukan tetapi sampai sejauh ini keberhasilan yang telah dicapai belum
menunjukan hasil yang menggembirakan kerena pengembangan potensi
8
ekonomi rakyat membutuhkan biaya awal yang tidak kecil selaih prakondisi
perpolitikan yang memadai dalam arti ada dukungan dari elit politik selaku
pembuat kebijakan dibutuhkan pula biaya awal dalam pengertian finansial
karena selama ini pelaku ekonomi rakyat sering menjadi tak berdaya ketika
berhadapan dengan lembaga financial. Upaya pemerintah mengembangkan
kredit bagi UKM selama ini bukan tidak pemah dilakukan, Bank Indonesia
pernah menetapkan empat strategi dasar menurut Mukhlis Rasyid
(1999:203):
1. Mendorong komitmen perbankan dalam menyalurkan Kredit Usaha
Kecil (KUK)
2. Melaksanakan berbagai kredit untuk mendorong swasembada pangan,
pengembangan koperasi dan peningkatan investasi sektor tertentu.
3. Mengembangkan kelembagaan bank dengan memperluas jaringan
perbankan untuk mendorong kerjasama antar bank dalam menyalurkan
KUK
4. Memberikan bantuan teknis melalui proyek pengembangan usaha kecil,
proyek hubungan bank dengan kelompok swadaya masyarakat dan
proyek kredit mikro.
Agenda pemberdayaan UKM dewasa ini masih terjebak pada prob-
lem klasik yaitu mekanisme perencanaan dari atas ke bawah yang tidak
efektif untuk mengatasi detail-detail problematika faktual yang dihadapi
UKM. Perumusan program yang tidak terkait dengan prakondisi dasar
pemberdayaan ekonomi rakyat menyebabkan masih adanya kelompok-
kelompok kepentingan di lingkaran kekuasaan hingga jaring-jaring korupsi,
kolusi dan nepotisme yang belum terbongkar, sementara problem diatas
sangat potensial dalam mengurangi efektivitas program pemberdayaan
ekonomi rakyat yang berbiaya mahal tersebut.
Sisi pemerintah atau birokrasi disamping itu juga memiliki berbagai
hambatan seperti masalah keterbatasan anggaran, yang memaksa pemerintah
mengenakan pungutan-pungutan yang kadangkala artifisial, mentalitas yang
cenderung merugikan masyarakat. Hal ini dapat menimbulkan invisible cost
9
atau biaya siluman sehingga pelaku birokrasi umumnya merasa puas kalau
sudah memperbesar masalah sampai munculnya kesalahpahaman
komunikasi yang membuat esensi debirokratisasi ditingkat pusat yang tidak
sesuai dengan implementasi di tingkat daerah.
Oleh karena itu, prinsip yang senantiasa harus dipegang oleh
birokrasi adalah bahwa peraturan atau regulasi hanya bersifat
administrative. Jadi proses perizinan dan kredit hendaknya tidak
mempersulit ruang gerak UKM, bila peraturan terasa berat bagi unit-unit
mikrobisnis berskala kecil, maka pemerintah harus slap dengan solusi yang
ideal, sehingga misi regulasi dan misi pengembangan UKM bisa sama-sama
berjalan.
Meskipun pembangunan ekonomi selama Orde Baru telah memberikan
kesempatan berusaha yang sama kepada seluruh pelaku ekonomi BUMN,
swasta (besar, menengah, kecil) dan koperasi namun dalam realita terdapat
ketidaksamaan kontribusi perekonomian nasional, kontribusi usaha menengah,
kecil dan koperasi (UKK) hanya berkisar 30-40 % walaupun dalam
pendayagunaan SDM telah menyerap lebih dari 60 % tenaga kerja di
Indonesia (Loekman Soetrisno, 1995:43 )
Keberhasilan yang belum optimal dari UKK, bila dicermati karena
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: usaha yang dilakukan bersifat
padat karya, teknologi masih sangat sederhana, belum dapat mencapai Skala
ekonomis usaha, dukungan modal sendiri yang kecil dan memiliki kendala
terhadap akses sumber permodalan, kondisi inilah yang menyebabkan PUKK
harus dapat memprioritaskan UKK melalui alokasi modal dan pembinaan
sehingga kondisi ekonomi masyarakat dapat berangsur pulih dan membaik,
karena mereka sebagai basis perekonomian yang menopang kekuatan industri
besar dari bawah. PUKK sebetulnya selaih perlu memberikan jaminan
kepada UKK atas kredit yang diberikan untuk menunjang pengembangan
usaha, memenuhi sebagian pembiayaan pengembangan usaha, juga harus
memberikan jaminan untuk memperbaiki manajemen dan konsultasi bisnis
melalui berbagai bentuk pembinaan. Oleh karena itu PUKK perlu didampingi
10
jasa perantara yang dapat dijadikan perpanjangan tangan bagi PUKK untuk
mencapai kebutuhan yang diharapkan oleh masyarakat, sehingga pola
pembangunan yang dilakukan melalui dana PUKK lebih bersifat berorientasi
kepada kebutuhan dan kepentingan masyarakat (people Oriented) dan bukan
terhadap program kerja yang dibuat berdasarkan keinginan dan pola pikir
pembuat kebijakan.
Memang cukup berat tantangan yang dihadapi untuk memperkuat
struktur perekonomian nasional. Pembinaan pengusaha kecil harus lebih
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pengusaha kecil menjadi
pengusaha menengah. Namun disadari pula bahwa pengembangan usaha kecil
menghadapi beberapa kendala seperti tingkat kemampuan, ketrampilan,
keahlian, manajemen sumber daya manusia, kewirausahaan, pemasaran dan
keuangan. Lemahnya kemampuan manajerial dan sumberdaya manusia ini
mengakibatkan pengusaha kecil tidak mampu menjalankan usahanya dengan
baik. Secara lebih spesifik, masalah dasar yang dihadapi pengusaha kecil
adalah: Pertama, kelemahan dalam memperoleh peluang pasar dan
memperbesar pangsa pasar. Kedua, kelemahan dalam struktur permodalan
dan keterbatasan untuk memperoleh jalur terhadap sumber-sumber
permodalan. Ketiga, kelemahan di bidang organisasi dan manajemen sumber
daya manusia. Keempat, keterbatasan jaringan usaha kerjasama antar
pengusaha kecil (sistem informasi pemasaran). Kelima, iklim usaha yang
kurang kondusif, karena persaingan yang saling mematikan. Keenam,
pembinaan yang telah dilakukan masih kurang terpadu dan kurangnya
kepercayaan serta kepedulian masyarakat terhadap usaha kecil.
Secara garis besar, tantangan yang dihadapi pengusaha kecil dapat
dibagi dalam dua kategori: Pertama, bagi PK dengan omset kurang dari Rp 50
juta umumnya tantangan yang dihadapi adalah bagaimana menjaga
kelangsungan hidup usahanya. Bagi mereka, umumnya asal dapat berjualan
dengan “aman” sudah cukup. Mereka umumnya tidak membutuhkan modal
yang besar untuk ekspansi produksi; biasanya modal yang diperlukan sekedar
membantu kelancaran cashflow saja. Bisa dipahami bila kredit dari BPR-BPR,
11
BKK, TPSP (Tempat Pelayanan Simpan Pinjam-KUD) amat membantu modal
kerja mereka.
Kedua, bagi PK dengan omset antara Rp 50 juta hingga Rp 1 milyar,
tantangan yang dihadapi jauh lebih kompleks. Umumnya mereka mulai
memikirkan untuk melakukan ekspansi usaha lebih lanjut. Berdasarkan
pengamatan Pusat Konsultasi Pengusaha Kecil UGM, urutan prioritas
permasalahan yang dihadapi oleh PK jenis ini adalah (Kuncoro, 1997): (1)
Masalah belum dipunyainya sistem administrasi keuangan dan manajemen
yang baik karena belum dipisahkannya kepemilikan dan pengelolaan
perusahaan; (2) Masalah bagaimana menyusun proposal dan membuat studi
kelayakan untuk memperoleh pinjaman baik dari bank maupun modal ventura
karena kebanyakan PK mengeluh berbelitnya prosedur mendapatkan kredit,
agunan tidak memenuhi syarat, dan tingkat bunga dinilai terlalu tinggi; (3)
Masalah menyusun perencanaan bisnis karena persaingan dalam merebut
pasar semakin ketat; (4) Masalah akses terhadap teknologi terutama bila pasar
dikuasai oleh perusahaan/grup bisnis tertentu dan selera konsumen cepat
berubah; (5) Masalah memperoleh bahan baku terutama karena adanya
persaingan yang ketat dalam mendapatkan bahan baku, bahan baku berkulaitas
rendah, dan tingginya harga bahan baku; (6) Masalah perbaikan kualitas
barang dan efisiensi terutama bagi yang sudah menggarap pasar ekspor karena
selera konsumen berubah cepat, pasar dikuasai perusahaan tertentu, dan
banyak barang pengganti; (7) Masalah tenaga kerja karena sulit mendapatkan
tenaga kerja yang terampil.
Strategi pemberdayaan yang telah diupayakan selama ini dapat
diklasifikasikan dalam:
- Aspek managerial, yang meliputi: peningkatan produktivitas/omset/tingkat
utilisasi/tingkat hunian, meningkatkan kemampuan pemasaran, dan
pengembangan sumberdaya manusia.
- Aspek permodalan, yang meliputi: bantuan modal (penyisihan 1-5%
keuntungan BUMN dan kewajiban untuk menyalurkan kredit bagi usaha kecil
minimum 20% dari portofolio kredit bank) dan kemudahan kredit (KUPEDES,
KUK, KIK, KMKP, KCK, Kredit Mini/Midi, KKU).
12
- Mengembangkan program kemitraan dengan besar usaha baik lewat sistem
Bapak-Anak Angkat, PIR, keterkaitan hulu-hilir (forward linkage), keterkaitan
hilir-hulu (backward linkage), modal ventura, ataupun subkontrak.
- Pengembangan sentra industri kecil dalam suatu kawasan apakah berbentuk
PIK (Pemukiman Industri Kecil), LIK (Lingkungan Industri Kecil), SUIK
(Sarana Usaha Industri Kecil) yang didukung oleh UPT (Unit Pelayanan
Teknis) dan TPI (Tenaga Penyuluh Industri).
- Pembinaan untuk bidang usaha dan daerah tertentu lewat KUB (Kelompok
Usaha Bersama), KOPINKRA (Koperasi Industri Kecil dan Kerajinan).
Harus diakui telah cukup banyak upaya pembinaan dan pemberdayaan
usaha kecil yang dilakukan oleh lembaga-lembaga yang concern dengan
pengembangan usaha kecil. Hanya saja, upaya pembinaan usaha kecil sering
tumpang tindih dan dilakukan sendiri-sendiri. Perbedaan persepsi mengenai
usaha kecil ini pada gilirannya menyebabkan pembinaan usaha kecil masih
terkotak-kotak atau sector oriented, di mana masing-masing instansi pembina
menekankan pada sektor atau bidang binaannya sendiri-sendiri. Akibatnya
terjadilah dua hal: (1) ketidakefektifan arah pembinaan; (2) tiadanya indikator
keberhasilan yang seragam, karena masing-masing instansi pembina berupaya
mengejar target dan sasaran sesuai dengan kriteria yang telah mereka tetapkan
sendiri.
Karena egoisme sektoral/departemen, dalam praktek sering dijumpai
terjadinya "persaingan" antar organisasi pembina. Bagi pengusaha kecil pun,
mereka sering mengeluh karena hanya selalu dijadikan "obyek" binaan tanpa
ada tindak lanjut atau pemecahan masalah mereka secara langsung.
Dalam konteks inilah, untuk mengembangkan interorganizational
process dalam pembinaan usaha kecil menarik untuk kita simak. Dalam
praktek, struktur jaringan dalam kerangka organisasi pembinaan usaha kecil
semacam ini dapat dilakukan dalam bentuk inkubator bisnis dan PKPK (Pusat
Konsultasi Pengusaha Kecil). PKPK adalah ide dari Departemen Koperasi dan
PPK, yang diharapkan dapat berfungsi sebagai wadah pengembangan
pengusaha kecil menjadi tangguh dan atau menjadi pengusaha menengah
melalui kerjasama dengan perguruan tinggi dan koordinasi antar instansi.
13
2.3. Zakat
Ditinjau dari segi bahasa kata zakat merupakan kata dasar dari zakat
yang berarti berkah, tumbuh, bersih dan baik, sedangkan dari segi istilah
fiqih, zakat berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT
diserahkan kepada orang yang berhak menerimanya, disamping berarti
mengeluarkan sejumlah harta tertentu itu sendiri (Qardawi, 1996:35).
Menurut etimologi syari’at (istilah), zakat adalah nama bagi sejumlah harta
tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan Allah SWT,
untuk dikeluarkan dan diberikan kepada orang–orang yang berhak
menerimanya.
Dalam Al-Quran, Allah SWT telah menyebutkan tentang zakat dan
shalat sebanyak 82 ayat (Al-Zuhayly, 2000:89). Dari sini dapat disimpulkan
secara deduktif bahwa zakat merupakan rukun Islam yang terpenting setelah
ibadah shalat. Zakat dan shalat dijadikan sebagai lambang keseluruhan ajaran
Islam. Pelaksanaan shalat melambangkan hubungan seseorang dengan Tuhan,
sedangkan pelaksanaan zakat melambangkan hubungan antar sesama manusia
(Shihab, 2000:hal:135).
“Tidaklah mereka itu diperintahkan, melainkan supaya beribadah
kepada Allah dengan ikhlas dan condong melakukan agama karenanya,
begitu pula supaya mengerjakan shalat dan mengeluarkan zakat dan itulah
agama yang lurus (Terjemahan QS. Al-Bayyinah: 5)”. “Dan dirikanlah sholat
dan tunaikanlah zakat, dan kebaikan apapun yang kamu usahakan bagi
dirimu, tentu akan mendapatkan pahala dari sisi Allah, Sesungguhnya Allah
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan (Terjemahan QS. Al-Baqarah: 10)”.
Dari ayat di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, Pertama, zakat
adalah sebutan untuk jenis barang tertentu yang harus dikeluarkan oleh umat
Islam dan dibagi-bagikan kepada golongan yang berhak menerimanya sesuai
dengan ketentuan syari’at. Kedua, zakat merupakan konsekuensi logis dari
prinsip kepemilikan harta dalam ajaran Islam yang fundamental, yakni
haqqullah (milik Allah yang dititipkan kepada manusia) dalam rangka
pemerataan kekayaan. Ketiga, zakat adalah ibadah yang tidak hanya berkaitan
dengan hubungan ketuhanan saja tetapi juga mencakup dengan nilai sosial-
14
kemanusiaan yang sering disebut sebagai ibadah Maliyah ijtima’iyyah
(Qardawi, 1996:hal:88-90).
Menurut sejumlah hadist dan laporan para sahabat, menerangkan
keutamaan ibadah zakat setelah ibadah shalat, berdasarkan beberapa hadist
shahih, misalnya seperti hadist dari Ibnu Umar ra bahwasanya Rasulullah
SAW bersabda: ”Saya diperintah untuk memerangi manusia sehingga mereka
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan sesungguhnya
Muhammad itu adalah utusan Allah, mendirikan shalat dan memberikan
zakat. Apabila mereka telah melakukan itu maka terpeliharalah dari padaku
darah dan harta mereka kecuali dengan hak islam dan hisab mereka atas
Allah” (HR. Bukhari: 25). Urutan ini tidak terlepas dari pentingnya kewajiban
zakat (setelah shalat), di puji orang yang melaksanakannya dan diancam bagi
orang yang meninggalkannya dengan berbagai upaya dan cara (Qardhawi,
2009: hal:15). Berdasarkan pengertian serta penjelasan tersebutlah
bahwasanya perintah zakat termasuk salah satu kewajiban yang utama dalam
Islam. Dikeluarkan oleh seorang muslim yang telah berkewajiban untuk
mengeluarkan zakat dari harta yang dimilikinya, serta dianggap telah
mencapai dari segi jumlah dan waktu untuk dikeluarkan kewajibanya, demi
kesejahteraan umat sesuai dengan syariat yang berlaku.
a. Penerima Zakat
Terdapat delapan asnaf atau golongan yang berhak menerima zakat
(Mustahiq), ialah sebagai berikut :
1. Fakir ialah orang yang tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan pokok hidupnya.
2. Miskin ialah orang yang memiliki penghasilan atau pekerjaan namun tidak
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri maupun keluarga yang
ditanggungnya.
3. Amil ialah pengurus zakat baik yang diangkat oleh pemerintah atau
masyarakat dalam melaksanakan penghimpunan zakat dan
menyalurkannya kepada masyarakat yang membutuhkan.
15
4. Muallaf ialah orang yang baru memelum agama Islam yang diberikan
zakat untuk memantapkan hati dan keimanan mereka untuk tetap memeluk
agama Islam.
5. Hamba sahaya ialah orang yang diberikan zakat untuk membebaskan diri
mereka dari perbudakan.
6. Gharim ialah orang yang memiliki utang pribadi yang bukan untuk
keperluan maksiat dan tidak memiliki harta untuk melunasinya.
7. Fisabilillah ialah orang yang melakukan suatu kegiatan yang berada di
jalan Allah, seperti kegiatan dakwah dan sejenisnya.
8. Ibnu sabil ialah orang yang berada dalam perjalanan (Musafir) yang
mengalami kesusahan atau kehabisan bekal dalam perjalanan tersebut.
Adapun yang tidak termasuk ke dalam golongan delapan asnaf
tersebut, termasuk ke dalam golongan yang tidak berhak menerima zakat.
Adapun golongan yang tidak berhak menerima zakat, adalah sebagai berikut :
a. Keturunan atau kerabat keluarga Nabi Muhammad SAW.
b. Kelompok orang kaya yang memiliki harta dengan usaha dan penghasilan.
c. Keluarga Muzakki yakni keluarga orang-orang yang berkewajiban
membayar zakat
d. Orang yang sibuk beribadah sunnah untuk kepentingan dirinya sendiri,
tetapi melupakan kewajiban menafkahi keluarga dan orang-orang yang
menjadi tanggungannya.
e. Orang yang musyrik, tidak mempercayai adanya tuhan, dan menolak
ajaran agama.
b. Manfaat Zakat Dalam Kehidupan Masyarakat
Zakat sebagai sumber dana yang potensial yang dapat digunakan
dalam menunjang kesejahteraan masyarakat, jelas memiliki manfaat dan
hikmah tersendiri. Menurut Heri Sudarsono (2003:hal:135) dalam bukunya
Bank dan lembaga Keuangan Syariah, manfaat dan hikmah zakat tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Menghindari kesenjangan antara aghniyah dan dhu’afa.
2. Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakaan orang jahat.
16
3. Menjadi unsur penting dalam mewujudkan keseimbangan dalam distribusi.
harta (social distribution) dan keseimbangan tanggung jawab individu
dalam masyarakat.
4. Menunjang terwujudnya sistem kemasyarakatan Islam yang terdiri atas
prinsip-prinsif : ummat wahidan (umat yang satu), musawah (persamaan
derajat), ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) dan takaful ijti’ma
(tanggung jawab bersama).
5. Dapat mensucikan diri (pribadi) dari kotoran dosa, memurnikan jiwa dan
menumbuhkan akhlaq mulia dan mengikis sifat bakhil (kikir).
6. Zakat adalah ibadah maliyah yang mempunyai dimensi dan fungsi sosial
ekonomi dan pemerataan karunia Allah dan juga merupakan perwujudan
solidaritas sosial, pernyataan rasa kemanusiaan dan keadilan, dan pengikat
kebersamaan umat dan bangsa sebagai pengikat batin antara golongan
kaya dengan yang miskin dan sebagai penimbun jurang pemisah antara
golongan yang kuat dengan yang lemah.
c. Penerima Zakat
Terdapat delapan asnaf atau golongan yang berhak menerima zakat
(Mustahiq), ialah sebagai berikut :
1. Fakir ialah orang yang tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan pokok hidupnya.
2. Miskin ialah orang yang memiliki penghasilan atau pekerjaan namun tidak
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri maupun keluarga yang
ditanggungnya.
3. Amil ialah pengurus zakat baik yang diangkat oleh pemerintah atau
masyarakat dalam melaksanakan penghimpunan zakat dan
menyalurkannya kepada masyarakat yang membutuhkan.
4. Muallaf ialah orang yang baru memelum agama Islam yang diberikan
zakat untuk memantapkan hati dan keimanan mereka untuk tetap memeluk
agama Islam.
5. Hamba sahaya ialah orang yang diberikan zakat untuk membebaskan diri
mereka dari perbudakan.
17
6. Gharim ialah orang yang memiliki utang pribadi yang bukan untuk
keperluan maksiat dan tidak memiliki harta untuk melunasinya.
7. Fisabilillah ialah orang yang melakukan suatu kegiatan yang berada di
jalan Allah, seperti kegiatan dakwah dan sejenisnya.
8. Ibnu sabil ialah orang yang berada dalam perjalanan (Musafir) yang
mengalami kesusahan atau kehabisan bekal dalam perjalanan tersebut.
Adapun yang tidak termasuk ke dalam golongan delapan asnaf
tersebut, termasuk ke dalam golongan yang tidak berhak menerima zakat.
Adapun golongan yang tidak berhak menerima zakat, adalah sebagai berikut :
1. Keturunan atau kerabat keluarga Nabi Muhammad SAW.
2. Kelompok orang kaya yang memiliki harta dengan usaha dan penghasilan .
3. Keluarga Muzakki yakni keluarga orang-orang yang berkewajiban
membayar zakat
4. Orang yang sibuk beribadah sunnah untuk kepentingan dirinya sendiri,
tetapi melupakan kewajiban menafkahi keluarga dan orang-orang yang
menjadi tanggungannya.
5. Orang yang musyrik, tidak mempercayai adanya tuhan, dan menolak
ajaran agama.
d. Manfaat Zakat Dalam Kehidupan Masyarakat
Zakat sebagai sumber dana yang potensial yang dapat digunakan dalam
menunjang kesejahteraan masyarakat, jelas memiliki manfaat dan hikmah
tersendiri. Menurut Heri Sudarsono (2003:hal:135) dalam bukunya Bank dan
lembaga Keuangan Syariah, manfaat dan hikmah zakat tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut :
a. Menghindari kesenjangan antara aghniyah dan dhu’afa.
b. Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakaan orang jahat.
c. Menjadi unsur penting dalam mewujudkan keseimbangan dalam distribusi.
harta (social distribution) dan keseimbangan tanggung jawab individu
dalam masyarakat.
d. Menunjang terwujudnya sistem kemasyarakatan Islam yang terdiri atas
prinsip-prinsif : ummat wahidan (umat yang satu), musawah (persamaan
18
derajat), ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) dan takaful ijti’ma
(tanggung jawab bersama).
e. Dapat mensucikan diri (pribadi) dari kotoran dosa, memurnikan jiwa dan
menumbuhkan akhlaq mulia dan mengikis sifat bakhil (kikir).
f. Zakat adalah ibadah maliyah yang mempunyai dimensi dan fungsi sosial
ekonomi dan pemerataan karunia Allah dan juga merupakan perwujudan
solidaritas sosial, pernyataan rasa kemanusiaan dan keadilan, dan pengikat
kebersamaan umat dan bangsa sebagai pengikat batin antara golongan
kaya dengan yang miskin dan sebagai penimbun jurang pemisah antara
golongan yang kuat dengan yang lemah.
2.4 Infaq
Berinfaq merupakan suatu kebiasaan bagi masyarakat muslim di
Indonesia yang tidak hanya dilakukan oleh masyarakat yang memiliki
pendapatan tinggi saja, namun juga dilakukan oleh masyarakat yang
berpendapatan rendah bahkan masyarakat yang sedang mengalami kesulitan
ekonomi.
Infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu
(harta) untuk kepentingan sesuatu. Termasuk kedalam pengertian ini, infaq
yang dikeluarkan orang-orang kafir untuk kepentingan agama. sedangkan
menurut terminologi syariah, infaq berarti mengeluarkan sebagian dari harta
atau pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan
ajaran Islam (Hafihuddin, 1998: hal:14-15).
Infaq tidak memiliki nishab dan haul seperti zakat, sehingga tidak ada
batasan baik dari segi besaran dan waktu bagi seseorang untuk menginfakkan
hartanya, Dengan demikian, masyarakat akan lebih mudah menunaikan infaq
dan sedekah dengan nilai berapapun juga.
Infaq bukanlah hibah, derma atau anugrah dari orang-orang kaya untuk
orang-orang fakir, tetapi hak dan keutamaan yang besar bagi orang-orang fakir
atas orang-orang kaya, karena mereka adalah sebab pahala yang di dapat oleh
orang-orang kaya (Kartika, 2006:hal:6).
19
Oleh karena itu, dana yang bersumber dari infaq juga memiliki potensi
yang cukup besar dan dapat dioptimalkan lagi pengelolaannya baik dari segi
penghimpunan maupun pendayagunaannya untuk kegiatan-kegiatan yang
produktif bagi pembangunan umat atau kesejahteraan masyarakat.
2.5 Shadaqah
Sedekah merupakan suatu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh
individu atau sekelompok orang dalam bertuk materi atau fisik maupun dalam
bentuk non materi kepada pihak-pihak yang dianggap membutuhkan secara
sukarela dengan mengharapkan keridhoan dari Allah SWT.
Sedekah berasal dari kata shadaqa yang berarti benar. Orang yang suka
bersedekah adalah orang yang benar pengakuan imannya. Menurut
terminologi syariat, pengertian sedekah sama dengan pengertian infaq,
termasuk hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja infaq berkaitan
dengan materi, sedangkan sedekah memiliki arti yang lebih luas, menyangkut
hal yang bersifat nonmaterial (Hafihuddin, 1998:15).
Oleh karena itu, sering zakat wajib itu dalam Al-Qur’an disebut
sebagai sedekah, sehingga yang perlu diperhatikan, jika seseorang telah
dikenakan kewajiban untuk membayarkan zakat harta dan kekayaannya, tetapi
masih diharapkan untuk melakukan sedekah dan berinfaq.
2.6 RoadMap Penelitian
Penelitaan ini dilakukan berdasarkan studi pendahuluan yang telah
dilakukan sebelumnya yaitu pada tahun 2011 dengan melakukan penelitian
tentang Alokasi Dana Pembinaan Usaha Kecil Menengah (UKM) Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Kota Medan (Dosen Muda).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwa Alokasi Dana
Pembinaan Usaha Kecil Menengah berpengaruh terhadap kesejahteraan
masyarakat Kota Medan yang mana dalam pelaksanaan alokasi dana
pembinaan UKM tersebut sudah terlaksana dengan cukup baik namun belum
optimal. Hal ini disebabkan karena dalam pengalokasian dana pembinaan
tersebut masih terhalang oleh sulitnya sistem birokrasi.
20
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penelitian dilanjutkan dengan
mengkaji tentang penerapan PSAK no.109 Pada Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) Sumatera Utara (Sripsi Mahasiswa) dari hasil penelitian tersebut
diketahui bahwa penyaluran dana zakat infaq dan shadaqah masih bersifat
konsumtif. Untuk itu pada penelitian ini akan dilakukan pengembangan
model penyaluran dana zakat infaq dan shadaqah untuk pengembangan
Usaha Kecil Menengah. Dalam penyusunan model penyaluran dana ini
peneliti akan bercermin pada penelitian sebelumnya yang telah peneliti
lakukan. Adapun gambaran roadmapnya sebagai berikut :
Gambar 2.1 : Roadmap Penelitian
2013Skripsi Mahasiswa
Penyaluran Dana Zakat, Infaq dan Shadaqah pada BAZNAS Sumatera Utara masihbersifat Konsumtif
2014Penelitian Hibah Bersaing
2011Penelitian Dosen Muda
Alokasi Dana Pembinaan Usaha Kecil Menengah berpengaruh terhadap kesejahteraanmasyarakat Kota Medan.
21
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sebaiknya
model penyaluran dana zakat, infaq dan shadaqah yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan usaha kecil menengah pada BAZNAS Sumatera Utara. Secara
khusus penelitian ini bertujuan untuk menyusun Model penyaluran dana zakat,
infaq dan shadaqah bagi pengembangan usaha kecil menengah. Dengan Model ini
nantinya diharapkan penyaluran dana zakat, infaq dan shadaqah bagi
pengembangan usaha kecil menengah dapat dijalankan dengan efektif dan efisien.
3.2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti untuk lebih
memahami penyaluran dana zakat, infaq dan shadaqah yang dijalankan oleh
BAZNAS Sumatera Utara serta dapat ikut serta dalam usaha pengembangan usaha
kecil menengah melalui dana zakat, infaq dan sadaqah. Secara khusus hasil
penelitian ini nantinya dapat dimanfaatkan sebagai panduan tertulis dan alat ukur
penyaluran dana zakat, infaq dan shadaqah bagi pengembangan usaha kecil
menengah pada BAZNAS Sumatera Utara. Selain itu penelitian ini juga
diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah daerah Sumatera Utara khususnya
kota Medan dalam hal memecahkan masalah pembangunan di kota Medan.
22
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kota Medan pada Badan Amil Zakat
Nasional (BAZNAS) Sumatera Utara dan Usaha Kecil Menengah di Kota
Medan. Pelaksanaan penelitian ini direncanakan mulai tahun anggaran 2014
hingga 2016. Untuk tahun pertama penelitian ini dilakukan selama 8
bulan.
4.2 Populasi dan Sampel
Penelitian ini dilakukan pada BAZNAS Sumatera Utara dengan
populasi Pelaku Usaha Kecil Menengah di Sumatera Utara dengan Sampel
para fakir miskin yang memiliki usaha kecil menengah di sekitar daerah
Kota Medan.
4.3 Model Penelitian
Untuk mencapai tujuan penelitian, pada penelitian ini akan
menggunakan penelitian metode research and development (R&D).
Sesuai model pendekatan research and development maka penelitian ini
akan menggunakan tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Analisis pelaksanaan cara penyaluran Dana Zakat, Infaq dan Shadaqah
pada BAZNAS Sumatera Utara, dimana diketahui penyaluran dana
zakat, infaq dan shadaqah yang ada selama ini masih bersifat konsumtif
yang dapat digambarkan sebagai berikut :
2. Survey para fakir-miskin yang memiliki usaha didaerah kota Medan,
3. Perancangan model, penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP),
Berdasarkan analisis cara penyaluran dana zakat, infaq dan shadaqah
yang ada di BAZNAS Sumatera Utara, dan dari hasil survey fakir
Pemberi Zakat(Muzzaki)
BAZNASSUMUT
Penerima Zakat(Mustahiq)Menyerahkan Menyalurkan
23
miskin yang memiliki usaha, maka dirancanglah model penyaluran
dana Zakat, infaq dan shadaqah bagi pengembangan usaha kecil
menengah. Dari Model Penyaluran dana zakat, infaq dan shadaqah
tersebut maka racangan penyalurannya dapat digambarkan sebagai
berikut :
4. Uji coba model dan sosialisasi.
Berdasarkan model pendekatan tersebut maka tahapan umum kegiatan
dalam penelitian ini dapat divisualisasikan sebagai berikut ;
Gambar 4.1 : Tahapan Penelitian
Analisis pelaksanaan carapenyaluran Dana Zakat, Infaqdan Shadaqah pada BAZNASSumatera Utara,
Survey para fakir-miskinyang memiliki usahadidaerah kota Medan
Perancangan Model danPenyusunan SOP
Uji coba model Sosialisasi
Hasil :- Model Penyaluran Dana
Zakat, infaq dan syadaqah.- SOP
Hasil :- Penerapan Model
Penyaluran Zakat,Infaq danShadaqah
Pemberi Zakat(Muzzaki) Menyerahkan MenyalurkanBAZNAS
SUMUT
Penerima Zakat(Mustahiq)memiliki usaha
MengembangkanUsaha
MenambahModal Usaha
Penerima Zakat(Mustahiq)
Penerima Zakat(Mustahiq)konsumtif
Menyerahkan
24
4.4. Diagram Fishbond
Gambar 4.2. Fishbond diagram
PengembanganUKM
Model Penyaluran DanaZIS untukpengembangan UKMMenyalurkan dana zakat, infaq
dan syadaqah (ZIS)
UKM kekuranganModal Usaha
SosialisasiModel
BAZNAS Sumut
25
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini mengunakan beberapa tahapan dalam melakukan analisis
data yang dimulai dari mengenal BAZNAS Sumatera Utara dan kegiatan
dalam pengumpulan dana zakat, infaq dan sadaqah serta model penyaluran
dana zakat, infaq dan sadaqah yang ada di BAZNAS Sumatera Utara. Adapun
data yang telah dapat dikumpulkan adalah :
a. Gambaran Umum tentang BAZNAS
Badan Amil Zakat (BAZ) adalah lembaga resmi yang dibentuk oleh
pemerintah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999, tentang
pengelolaan Zakat. Tugas Pokok Badan Amil Zakat (BAZ) adalah bertugas
mengumpul dan menyalurkan zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) umat Islam
sesuai dengan syariah Islam.
Dalam melaksanakan program kerjanya menuju lembaga pengelola
zakat yang amanah,professional dan transparan, dalam hal ini Bada Amil
Zakat Daerah (BAZDA) Sumatera Utara telah di audit oleh akuntan
independen dengan hasil "Wajar Tanpa Syarat" berturut-turut tahun buku
2007, 2008 dan 2009. Atas dasar amanat UU No. 38 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Zakat dan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor :
451.7.05/K/2001, maka didirikan Badan Amil Zakat (BAZ) Provinsi Sumatera
Utara sebagai pengumpul dan penyalur Zakat, Infaq/Shadaqah (ZIS) secara
resmi dan juga koordinator Badan Amil Zakat.
Sebagai suatu badan organisasi yang menangani kemaslahatan orang
banyak (masyarakat umum) maka BAZNAS Sumut memiliki visi dan misi
sebagai berikut ; Visi BAZNAS adalah Menjadi lembaga pengelola zakat yang
Amanah, Profesional, dan Transparan untuk meningkatkan kesejahteraan dan
ekonomi ummat.
Sedangkan misi nya adalah Meningkatkan pengumpulan dan
penyaluran dana zakat secara merata, Memberikan pelayanan prima dalam
penerimaan dan penyaluran zakat, Mengembangkan managemen modern
26
dalam pengelolaan zakat, Mendorong peningkatan ekonomi ummat serta
merubah mustahil menjadi muzakki.
b. Program – Program BAZNAS Sumut
BAZNAS Sumut memiliki beberapa program - program yang sudah
berjalan dalam mengelola penyaluran dana zakat, infaq dan sadaqah yang
diperoleh. Adapun program – program yang sudah berjalan sebagai berikut :
- Bina Sumut Peduli; merupakan program yang memberikan Bantuan
kepada individu & keluarga miskin untuk sesaat / konsumtif, Bantuan
kepada lembaga / ormas Islam dan Bantuan atas musibah / bencana alam
kebakaran, banjir, gempa bumi, longsor, dsb.
- Bina Sumut Sehat; merupakan program yang berorientasi kepada masalah
kesehatan dengan menangani Unit kesehatan klinik (LKD) melayani &
membantu kaum dhu'afa, pengobatan gratis, Membangun Klinik kesehatan
Dhu'afa dengan pengobatan gratis dan mengadakan Sunat Massal
- Bina Sumut Cerdas; merupakan program yang berorientasi kepada
pendidikan dengan memberikan Beasiswa bagi siswa-siswi tingkat SD,
SMP, SMU; membangun Perpustakaan Bazda terutama tentang Zakat dan
Perpustakaan di mesjid-mesjid
- Bina Sumut makmur; satu program yang dibuat untuk membantu dalam
hal mengembangkan usaha masyarakat dengan cara memberikan Modal
bergulir bagi usaha kecil, Usaha ternak dan Petani.
- Bina Sumut Taqwa; merupakan program pembinaan kepada masyarakat
untuk meningkatkan ketaqwaan dengan mengadakan Program bantuan Da'i
di desa terpencil minoritas Islam ( Da'i setempat ), Bea Study bagi calon
Da'i bentuk kaderisasi/Da'I dan melakukan Pembinaan Muallaf
Selain program – program diatas BAZNAS Sumut juga menyiapkan
beberapa bentuk paket bantuan yang tujuannya untuk mempermudah masyarakat
dalam menyalurkan dana zakat, infaq dan sadaqahnya lewat BAZNAS. Adapun
jenis paket – paket bantuan yang sudah disiapkan dan dijalankan oleh BAZNAS
Sumut adalah :
- Paket A (Jompo); Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara saat ini
memberikan santunan kepada 125 orang jompo (Muslim lanjutan usia).
27
- Paket B : (Anak Yatim);
Baru sekitar 250 orang anak yatim miskin sebagai anak asuh BAZDA
Sumatera Utara.
- Paket C : Beasiswa
Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara setiap tahunnya menyalurkan
bantuan beasiswa kepada siswa siswi tingkat Aliyah/SMU dan mahasiswa
kurang mampu.
- Paket D : Renovasi rumah
Dimulai sejak tahun 2005 lalu, digulirkan program perbaikan renovasi
rumah keluarga miskin. Renovasi / perbaikan rumah keluarga miskin
meliputi : atap,lantai dan dinding (ALADIN). .
- Paket E : Da'I Pedesaan
Sebanyak 70 tenaga Da'i telah diterjunkan di desa-desa terpencil di daerah
kabupaten di Sumatera Utara. Mereka di wajibkan membina tiga desa
sehingga sudah sebanyak 210 desa yang mereka bina. Disamping tugas
pokok pembinaan aqidah dan akhlak, juga dilakukan pembinaan ekonomi
kepada masyarakat khususnya umat muslim di desa tersebut. Dengan
pembinaan yang rutin dilakukan diharapkan dapat menangkal pemurtadan
yang selalu mengintai umat Islam di desa tersebut.
- Paket F : Klinik Dhu'afa
Dioperasionalkan sejak tahun 2003 yang lalu, dan saat ini telah
menghimpun keanggotaan masyarakat khususnya umat Islam kurang
mampu sebanyak 1,536 orang. Peningkatan keanggotaan setiap harinya
terus mengalami penambahan.
c. Perkembangan penyaluran dana zakat, infaq dan sadaqah untukPinjaman Bergulir Produktif.
Cara penyaluran dana Zakat, infaq dan sadaqah yang dilakukan oleh
BAZNAS Sumatera Utara selain memberikannya kepada fakir miskin, kaum
dhuafa dan orang orang yang berhak menerimanya, BAZNAS Sumatera Utara
juga menjalankan banyak program – program yang bermanfaat bagi
masyarakat. Salah satu program yang dijalankan adalah memberikan bantuan
28
produktif, nama programnya Bina Sumut Makmur yang merupakan satu
program yang dibuat untuk membantu dalam hal mengembangkan usaha
masyarakat dengan cara memberikan Modal bergulir bagi usaha kecil mulai
dari pedagang, peternak dan petani.
Dari data yang diperoleh peneliti, diketahui bahwa penyaluran dana
untuk usaha kecil diberikan kepada orang – orang yang memiliki usaha seperti
; para pedagang, produksi rumahan, usaha jasa, peternak jangkrik dan koperasi
becak. Pada tahun 2012 ada sekitar 85 pemilik usaha yang diberi modal
bergulir. Kemudian pada tahun 2013 jumlah tersebut menjadi 19 orang dan
tahun 2014 turun kembali menjadi 16 orang. Sedangkan tahun 2015 ada
sekitar 7 orang pemilik usaha.
Dari para penerima modal bergulir tersebut peneliti menyebarkan
questioner yang berisi pertanyaan tentang ; Pernyataan mengenai Penyaluran
Pinjaman Bergulir Produktif, Pernyataan mengenai Perkembangan Usaha dan
saran serta masukan dari mereka tentang model penyaluran dana zakat infak
dan sadaqah yang dilakukan oleh BAZNAS Sumatera Utara.
Berdasarkan hasil penyebaran quesioner kepada para penerima
pinjaman bergulir produktif, maka diperoleh hanya ada sekitar 17 orang yang
bersedia menjawab quesioner tersebut dengan hasil sebagai berikut ;
Tabel 5.1Data Identitas Responden
Keterangan Frekwensi Persentase
Jenis Usaha JasaPedagangProduksiPetani / Peternak
41111
246566
Lama Usaha < 1 tahun1 – 3 tahun≥ 3 tahun
0134
07624
Besarnya Modal < 1 Juta1 – 5 Juta< 5 Juta
2510
122959
Dari identitas responden dapat diketahui bahwa rata-rata responden
adalah pemilik usaha kecil sebagai pedagang baik itu pedagang makanan dan
minuman, pakaian, sembako sampai dengan elektonik dan bensin. Sedangkan
selebihnya adalah pemilik usaha jasa warnet dan penjual pulsa HP serta
29
peternak Jangkrik. Hal ini membuktikan bahwa usaha yang mereka jalankan
sebenarnya berpotensi untuk berkembang, karena merupakan kebutuhan sehari
– hari masyarakat hanya saja perlu pengelolaan yang baik dan dan bantuan
dari berbagai pihak untuk dapat berkembang dan maju.
Dilihat dari lamanya usaha, rata-rata penerima pinjaman bergulir
produktif ini sudah berusaha sekitar 3 tahunan. Walaupun ada beberapa yang
sudah berusaha sekitas lima tahunan. Hal ini menunjukkan bahwa pemilik
usaha memiliki pengalaman yang cukup dalam menjalankan usahanya.
Besarnya modal usaha yang dibutuhkan oleh responden rata – rata
berkisar diatas lima juta rupiah. Walaupun ada beberapa usaha yang
modalnya dibawah tiga jutaan rupiah. Untuk itu BAZNAS Sumut hanya bisa
memberikan berupa bantuan dari program pinjaman bergulir produktif.
Selain identitas responden data lain yang dapat peneliti sampaikan
adalah tentang pernyataan responden dalam penyaluran Pinjaman Bergulir
Produktif dari BAZNAS SUMUT yang dapat dilihat pada tabel berikut ;
Tabel 5.2Pernyataan mengenai Penyaluran Pinjaman Bergulir Produktif
No PERNYATAAN STS TS S SSF P F P F P F P
1 Bapak/ibu mengetahui adanyaPenyaluran Pinjaman BergulirProduktif dari BAZNAS SUMUT
0 0 0 0 17 100% 0 0
2 Bapak/ibu pernah mendapatkanPinjaman Bergulir Produktif dariBAZNAS SUMUT
0 0 0 0 17 100 % 0 0
3 Bapak/ibu dalam mendapatkanPinjaman Bergulir Produktifharus mengisi formulir yangmudah dipahami
0 0 2 12% 15 88% 0 0
4 Bapak/ibu dalam mendapatkanPinjaman Bergulir Produktiftanpa prosedur yang sulit
0 0 2 12% 15 88% 0 0
5 Bapak/ibu dalam mendapatkanPinjaman Bergulir Produktifterlebih dahulu dikunjungi/disurvey
0 0 3 18% 14 82% 0 0
6 Bapak/ibu dalam mendapatkanPinjaman Bergulir Produktif dari
0 0 14 82% 3 18% 0 0
30
BAZNAS SUMUT tanpa adanyajaminan
7 Bapak/ibu mendapatkan PinjamanBergulir Produktif dari BAZNASSUMUT sesuai dengan jumlahyang diajukan
0 0 12 71% 5 29% 0 0
Data pada tabel diatas menunjukan bahwa program pinjaman berguluir
produktif yang ada pada BAZNAS SUMUT sudah diketahui oleh masyarakat
terlihat dari jawaban responden yang menyatakan setuju atas penyataan
tentang mengetahui adanya program pinjaman bergulir produktif yang
diberikan oleh BAZNAS SUMUT. Hal ini dikuatkan dengan semua responden
adalah penerima pinjaman bergulir produktif tersebut.
Dalam proses memperoleh pinjaman bergulir produktif ini ternyata
tidak sulit proses administrasinya, hal ini terlihat dari pernyataan reponden
yang sebahagian besar menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa dalam
mendapatkan Pinjaman Bergulir Produktif harus mengisi formulir yang mudah
dipahami, tanpa prosedur yang sulit, dilakukan kunjungan /survey ketempat
usaha dan tanpa adanya jaminan.
Sedangkan jumlah pinjamanyang diberikan ternyata tidaklah semuanya
sesuai dengan pengajuan dari responden namun jumlah yang mereka terima
cukup untuk mengembangkan usahanya hal ini terbukti dari sebahagian besar
responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan mendapatkan Pinjaman
Bergulir Produktif dari BAZNAS SUMUT sesuai dengan jumlah yang
diajukan.
Adanya program pinjaman bergulir produktif ini bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumatera Utara dengan cara
membantu pengembangan usaha masyarakat. Untuk itu peneliti juga akan
menyampaikan pernyataan responden tentang perkembangan usaha setelah
memperoleh pinjaman bergulir produktif dari BAZNAS Sumut, yang hasilnya
terlihat sebagai berikut ;
31
Tabel 5.3Pernyataan mengenai Perkembangan Usaha
No PERNYATAAN STS TS S SSF % F % F % F %
1 Usaha Bapak/ibu menjadi lebihbesar dan maju setelah menerimaPinjaman Bergulir Produktif dariBAZNAS SUMUT
0 0 2 12% 15 88% 0 0
2 Pendapatan Bapak/ibu menjadilebih tinggi setelah menerimaPinjaman Bergulir Produktif dariBAZNAS SUMUT
0 0 2 12% 15 88% 0 0
3 Omset penjualan Bapak/ibumenjadi lebih tinggi setelahmenerima Pinjaman BergulirProduktif dari BAZNASSUMUT
0 0 2 12% 15 88% 0 0
4 Dengan menerima PinjamanBergulir Produktif dariBAZNAS SUMUT keuntunganpenjualan yang Bapak/ibuperoleh lebih besar
0 0 3 18% 14 82% 0 0
5 Setelah menerima PinjamanBergulir Produktif dariBAZNAS SUMUT penghasilanperbulan Bapak / ibu lebih besardari sebelumnya.
0 0 5 29% 12 71% 0 0
6 Setelah menerima PinjamanBergulir Produktif dariBAZNAS SUMUT Bapak / ibudapat mengembalikan cicilanPinjaman
0 0 7 41% 10 59% 0 0
7 Setelah menerima PinjamanBergulir Produktif dariBAZNAS SUMUT usahaBapak/ibu menjadi bertambahbesar.
0 0 7 41% 10 59% 0 0
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dengan adanya program
Pinjaman Bergulir Produktif dari BAZNAS SUMUT dapat meningkatkan
usaha para penerima pinjaman bergulir produktif tersebut. Hal ini terlihat dari
jawaban responden yang setuju dengan pernyataan bahwa usaha mereka
menjadi lebih besar dan maju, tingkat pendapatan menjadi lebih tinggi, omzet
penjualan yang juga semakin meningkat dan meningkatnya jumlah
32
keuntungan yang diperoleh setelah menerima Pinjaman Bergulir Produktif
dari BAZNAS SUMUT. Walaupun demikian ada juga sebahagian kecil
responden yang menjawab tidak setuju dengan pernyataan bahwa setelah
menerima pinjaman bergulir produktif penghasilan yang diperoleh perbulan
semakin tinggi, dapat mengembalikan cicilan Pinjaman dan usaha menjadi
bertambah besar.
Masukan atau saran yang diberikan oleh para responden ternyata lebih
mengarah kepada keinginan mereka untuk adanya pembimbingan dan
pendampingan dari pihak BAZNAS dalam pengembangan kegiatan usaha.
Selain itu adanya penambahan jumlah pinjaman juga menjadi saran dari
mereka.
5.2 Pembahasan
Model penyaluran dana zakat, infaq dan sadaqah yang dilakukan
BAZNAS Sumut pada dasarnya sudah baik, untuk dana zakat BAZNAS
Sumatera Utara sudah menyalurkannya kepada yang berhak seperti kepada
Fakir Miskin, Sabilillah, Gharim, Muallaf dan Ibnu Sabil. Sedangkan untuk
dana Infaq dan Sadaqah penyalurannya dilakukan untuk bantuan kepada
Musollah/Masjid, bantuan Konsumtif, bantuan Produktif dan bantuan untuk
penyuluhan/pembinaan dan sosialisasi.
Selain itu penyalurannya penggalian dana zakat, infaq dan sadaqah
yang dilakukan oleh BAZNAS Sumut juga beragam dengan berbagai paket
dan program yang ditawarkan maka para pemberi dana zakat, infaq dan
sadaqah dapat memilih paket atau program mana yang diinginkan. Walaupun
demikian masih juga dirasakan sulit untuk menjaring para pemberi zakat, infaq
dan sadaqah ini agar lebih meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.
Berdasarkan data yang ada dan hasil wawancara dengan pihak
BAZNAS Sumatera Utara maka peneliti dapat menggambarkan model
penyaluran dan zakat, infaq dan sadaqah yang dijalankan pihak BAZNAS
Sumut adalah sebagai berikut :
33
Gambar ; 5.1Model Penyaluran Dana Zakat, Infaq dan Sadaqah
Dari model diatas dapat dilihat bahwa BAZNAS Sumatera Utara saat ini
telah memiliki berbagai cara yang sangat kreatif dan inovatif dalam menyalurkan
dana Zakat, Infaq dan Sadaqah yang diperoleh. Hal ini dibuktikan dengan
banyaknya program – program yang saat ini telah dijalankan oleh BAZNAS
Sumut. Salah satu program BAZNAS Sumut yang sudah dijalankan adalah
program Bina Sumut Makmur yang kegiatannya berupa penyaluran Modal
bergulir bagi usaha kecil, baik itu pedagang, petani dan peternak di Sumatera
Utara.
Pemberi Zakat(Muzzaki)
MenyalurkanBAZNASSUMUT
Penerima Zakat, Infaq danSadaqah (Mustahiq)
BantuanMesjid /Mussholla
Menyerahk
an
PenerimaZakat yangmemilikiusaha disekitarBAZNASSUMUT
BAZNASKabupaten/
Kota
ProgramBantuanBAZNASLainnya
Fakir Miskin,Sabilillah,Gharim,Muallaf danIbnu Sabil
BantuanProduktif
34
Berdasarkan data dari BAZNAS dapat diketahui perkembangan
penyaluran dana zakat, infaq dan sadaqah yang telah dilakukan BAZNAS Sumut
untuk tiga tahun terakhir menunjukan Penyaluran dana yang berasal dari Infaq dan
sadaqah untuk bantuan produktif dalam tahun 2012, 2013 dan 2014 terus
mengalami peningkatan dari Rp.25.000.000,- ditahun 2012 naik menjadi
Rp.31.000.000,- pada tahun 2013 dan ditahun 2014 juga mengalami peningkatan
menjadi Rp.55.000.000,-.
Penerimaan dari hasil penyaluran pinjaman bergulir produktif ini ditahun
2012 hanya 58 % yang kembali sedangkan pada tahun 2013 pengembalian
bantuan ini meningkat menjadi 78 % dan ditahun 2014 menurun kembali menjadi
40 % pengembalian dana yang dapat diterima. Ditahun 2014 BAZNAS Sumut
tidak hanya menyalurka sendiri tetapi juga memberikan bantuan pinjaman bergulir
produktif ini kepada seorang peternak penggemukan sapi dan BAZNAS
kabupaten/kota. Jumlah dana yang disalurkan berjumlah Rp. 510.000.000,-.
Namun sampai akhir tahun 2014 dari 9 BAZNAS Kabupten /kota ternyata belum
semua dapat melaporakan hasil penyaluran bantuan pinjaman bergulir produktif
ke BAZNAS Sumatera Utara. Hal ini menunjukan bahwa SOP yang sudah ada
belum dapat dijalankan sepenuhnya. Sehingga perlu diketahui apa
permasalahannya dan bagaimana solusinya.
Berdasarkan data diatas dapat dikatakan bahwa program pinjaman bergulir
produktif yang dilakukan oleh BAZNAS Sumatera Utara belum berhasil. Karena
para penerima bantuan pinjaman bergulir produktif ini baru bisa hanya
mengembalikan cicilan atas pinjamannya. Sehingga tujuan BAZNAS untuk
meningkatkan jumlah pemberi zakat, infaq dan sadaqah belum dapat tercapai
sepenuhnya. Kondisi ini terjadi disebabkan oleh banyak faktor. Berdasarkan hasil
wawancara dengan pihak BAZNAS diketahui bahwa penyebab dari terjadinya
kondisi tersebut karena beberapa faktor diantaranya; sistem administrasi yang
masih sederhana, persepsi masyarakat atas bantuan dana produktif, pembinaan dan
pengawasan atas penyaluran dana produktif tersebut.
Sebelum tahun 2014, BAZNAS Sumatera Utara dalam pengelolaannya
masih berfokus pada misinya meningkatkan pengumpulan dan penyaluran dana
zakat secara merata, dan memberikan pelayanan prima dalam penerimaan dan
35
penyaluran zakat, sehingga visi BAZNAS Sumatera Utara untuk Menjadi lembaga
pengelola zakat yang Amanah, Profesional, dan Transparan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan ekonomi ummat, belum dapat tercapai sepenuhnya. Sedangkan
misi untuk mengembangkan managemen modern dalam pengelolaan zakat, dan
mendorong peningkatan ekonomi ummat serta merubah mustahik menjadi
muzakki, baru mulai digiatkan pada tahun 2014.
Pada tahun 2012 sebenarnya program untuk mendorong peningkatan
ekonomi umat ini sudah dilakukan seperti adanya program Sumut Maksur dengan
meluncurkan pinjaman bergulir produktif, namun hasilnya masih banyak
masyarakat penerima pinjaman bergulir produktif ini yang tidak memenuhi
kewajibannya untuk mengembalikan pinjaman tersebut. Kondisi ini terjadi karena
selain sistem adminstrasi yang belum tertata dengan baik juga pengawasan atas
program tersebut belum berjalan sebagaimana mestinya.
Pada tahun 2014 BAZNAS Sumatera Utara mulai berbenah diri dengan
melakukan berbagai hal, diantaranya memperbaiki sistem administrasi terutama
untuk penyaluran Pinjaman Produktif Bergulir. Hal ini dilakukan agar semua
pihak merasa nyaman dalam menjalankannya. Sistem administrasi tersebut
dimulai dari membuat Standar Operasi dan Prosedur (SOP) Pinjaman Produktif
Bergulir yang dilengkapi dengan berbagai formulir - formulir yang dibutuhkan
mulai dari formulir permohonan pinjaman (Qardh) bergulir produktif sampai
dengan Surat Keterangan Lunas. Namun formulir/surat pernyataan dan alasan
tidak sanggup membayar belum ada. Padahal masih ada masyarakat yang
mendapat pinjaman bergulir produktif tetapi belum dapat melunasinya dalam
waktu yang ditentukan.
Selain itu dalam penyaluran pinjaman bergulir produktif ini juga dirasakan
pihak BAZNAS Sumatera Utara belumlah dapat menjangkau semua kaum dhuafa
yang ada di propinsi Sumatera Utara untuk itu pihak BAZNAS Sumatera Utara
yang tadinya menyalurkan sendiri dana pinjaman tersebut saat ini bersinergi
dengan BAZNAS Kabupten/Kota. Dengan cara BAZNAS Sumatera Utara
menyediakan dana bergulir, dan BAZNAS Kabupaten/Kota melakukan
penyaluran langsung kepada kaum dhuafa diwilayahnya masing – masing. Hal ini
dilakukan tujuannya adalah agar junmlah kaum dhuafa yang dapat dibantu akan
36
dapat menjangkau masyarakat miskin dalam jumlah yang besar meskipun dananya
terbatas.
Dalam menyalurkan pinjaman bergulir produktif ini, BAZNAS
Kabupaten/ kota menggunakan Sistem Operasi dan Prosedur (SOP) yang ada di
BAZNAS SUMUT. Namun pengawasan atas pinjaman bergulir produktif yang
diserahkan ke BAZNAS Kabupaten /Kota, ini tetap belum ada dilakukan sehingga
pinjaman bergulir produktif ini banyak yang belum berjalan dengan baik pada
BAZNAS Kabupaten /kota. Kondisi ini mengakibatkan masyarakat didaerah
masih banyak yang belum mengetahui dan merasakan pinjaman bergulir produktif
ini dampaknya usaha yang mereka jalankan belum bisa berkembang.
Dalam menyalurkan pinjaman bergulir produktif ini persepsi masyarakat
juga turut menjadi faktor penentu berhasil tidaknya program ini. Pola distribusi
zakat produktif yang dikembangkan pada umumnya mengambil skema qardul
hasan. Yaitu salah satu bentuk pinjaman yang menetapkan tidak adanya tingkat
pengembalian tertentu dari pokok pinjaman. Namun bila ternyata si peminjam
dana tersebut tidak mampu mengembalikan pokok tersebut, maka hukum zakat
mengidentifikasikan bahwa si peminjam tersebut tidak dapat dituntut atas
ketidakmampuannya tersebut, karena pada dasarnya dana tersebut adalah hak
mereka. Persepsi inilah yang terjadi pada masyarakat kaum dhuafa yang
memperoleh pinjaman bergulir dari pihak BAZNAS Sumatera Utara sehingga
jumlah penerimaan dana dari hasil penyaluran pinjaman bergulir produktif ini
belum bisa mencapai target yang ditentukan.
Faktor lain yang ikut menentukan keberhasilan dari program pinjaman
bergulir produktif ini adalah pembinaan dan pengawasan atas penyaluran dana
tersebut. Menurut K.H. Didin Hafidhuddin,M.Sc. BAZ ataupun LAZ, jika
memberikan zakat yang bersifat produktif, harus pula melakukan pembinaan dan
pendampingan kepada para mustahik agar kegiatan usahanya dapat berjalan
dengan baik. Disamping melakukan pembinaan dan pendampingan kepada para
mustahik dalam kegiatan usahanya, BAZ dan LAZ juga harus memberikan
pembinaan rohani dan intelektual keagamaannya agar semakin meningkat kualitas
keimanan dan keIslamanannya. Namun pada pihak BAZNAS Sumatera Utara
pada tahun 2012 dan 2013 hal ini belum dapat dilakukan karena Sumber Daya
37
Manusia yang dimiliki masih terbatas. Pada tahun 2014 hal ini sudah dicanangkan
kembali namun pelaksanaannya juga masih belum memadai, pembinaan dan
pendampingan kepada para penerima pinjaman bergulir produktif baru hanya
sekedar dikunjungi saja.
Dari sisi pengawasan, pinjaman bergulir produktif ini juga perlu dilakukan
mengingat bahwa pinjaman yang diberikan merupakan amanah dari masyarakat,
dan bertujuan untuk diberikan secara bergantian kepada para kaum dhuafa yang
memiliki usaha. Namun pengawasan atas program pinjaman bergulir produktif
yang dilakukan oleh pihak BAZNAS Sumatera Utara baik itu atas pinjaman
bergulir produktif yang disalurkan oleh BAZNAS Sumatera Utara sendiri maupun
pengawasan pinjaman bergulir produktif yang disalurkan lewat BAZNAS
kabupaten/kota yang ada di Sumatera Utara masih sangat lemah.
Pengawasan diperlukan untuk mengetahui apakah perencanaan yang telah
disusun dapat berjalan secara efisien, efektif, dan ekonomis. Menurut Basri dan
Subri (2005) bentuk pengawasan menjadi dua, yaitu: a) Bentuk Pengawasan
Preventif, berupa ketentuan-ketentuan yang berlaku atau prosedur-prosedur yang
harus dilalui dalam menyelanggarakan pekerjaan. b) Bentuk Pengawasan
Represif, berupa tindakan membandingkan apakah pekerjaan yang sedang/tidak
dilaksanakan menurut kenyataan telah sesuai dengan atau prosedur-prosedur yang
berlaku/ditetapkan.
Atas dasar pembahasan diatas maka peneliti membuat rancangan model
penyaluran dana zakat, infaq dan sadaqah untuk program pinjaman bergulir
produktif pada BAZNAS SUMUT sebagai berikut :
38
Gambar ; 5.2
Model Penyaluran Pinjaman Bergulir Produktif
Dalam pelaksanaannya model ini harus didukung dengan sistem yang
jelas agar antara komponen yang satu dengan komponen lainnya nampak
merupakan satu kesatuan, dan mempunyai keterkaitan yang tidak terpisahkan.
Adapun sistem yang akan dirancang adalah menyempurnakan Standar Operasi
dan Prosedur yang sudah ada di BAZNAS Sumut yaitu menambahkan tentang
standar untuk pembinaan dan pengawasan atas penyaluran pinjaman bergulir
produktif baik yang disalurkan langsung oleh BAZNAS Sumut maupun
Pemberi Zakat(Muzzaki)
MenyalurkanBAZNASSUMUT
Menyerahk
an
PenerimaZakat yangmemilikiusaha disekitarBAZNASSUMUT
Membayar
Menyera
hkan
Penerima Zakatdidaerah yangmemiliki usaha
BAZNASKabupaten/
Kota
Mem
bayar
Membayar
BantuanProduktif
39
penyaluran yang bersinergi dengan BAZNAS Kabupaten/kota. Rancangan
Sistem Operasi dan Prosedur yang peneliti siapkan adalah sebagai berikut :
STANDAR OPERASI DAN PROSEDUR (SOP) PINJAMAN BERGULIRPRODUKTIF
I. PENDAHULUANA. Latar Belakang
Salah satu program kerja unggulan BAZNAS Sumut adalah ”SumutMakmur” yaitu suatu program penyaluran dana infaq dan sadaqah kepadakaum dhuafa dalam bentuk pinjaman modal kerja. Program ini diberi nama”Pinjaman Bergulir Produktif” yaitu modal kerja yang diberikan secarabergulir kepada kaum dhuafa dengan tujuan agar dengan penyaluran modalkerja ini penerima dapat menjalankan suatu kegiatan usaha yang akanmenjadikan dirinya mandiri dalam memenuhi kebutuhan diri dankeluarganya. Dengan penyaluran bergulir ini juga, diharapkan dapatmenjangkau kaum dhuafa dan masyarakat miskin dalam jumlah yang lebihbanyak mekipun dananya terbatas.
Wilayah kerja BAZNAS Sumut adalah se propinsi Sumatera Utara,maka selain BAZNAS Sumut melakukan penyaluran sendiri, BAZNASSumut juga bekerjasama dengan BAZNAS Kabupaten/kota yang diikatdengan perjanjian kerjasama. BAZNAS Sumut sebagai penyedia dana danBAZNAS kabupaten/kota sebagai penyalur langsung kepada kaum dhuafadiwilayah nya masing-masing.
Program ini memiliki tujuan yang luhur, untuk itu semua pihak yangterkait dengan penyaluran pinjaman bergulir produktif ini hendaknya dapatmengawal pelaksanaannya agar sesuai dengan sasaran yang ingin dicapaiyaitu mengntaskan kemiskinan dikalangan umat Islam dan mendorongupaya merubah sikap mental umat Islam dari sikap suka menerima infaqdan sadaqah menjadi suka memberi infaq dan sadaqah.
B. TujuanTujuan dari program Pinjaman Bergulir Produktif ini adalah untuk
mengntaskan kemiskinan dikalangan ummat Islam, dengan memberikanpinjaman modal usaha tanpa biaya dan bunga. Pinjaman Modal Usaha iniwajib dikembalikan secara mencicil oleh kaum dhuafa yang menerima danmenggunakannya kepada BAZNAS Sumatera Utara dan BAZNASKabupaten/kota. Selanjutnya BAZNAS kabupaten/kota wajib pulamengembalikan kepada BAZNAS Sumut secara kolektif.
C. Sasaran.Sasaran utama Pinjaman Bergulir Produktif ini adalah kaum dhuafa
(fakir/miskin) yang berpendapatan rendah dengan kriteria sebagai berikut ;1. Jujur dan berkomitmen untuk mengembalikan dana secara mencicil2. Memiliki kemampuan untuk memulai usaha atau mengmbangkan usaha
yang telah ada
40
3. Bersedia untuk dibimbing dan diarahkan oleh BAZNAS Sumut4. Menyiapkan bukti-bukti penggunaan dana sesuai dengan tujuan
pinjaman.
II. PROSEDUR PINJAMAN BERGULIR PRODUKTIFA. Ketentuan
Ketentuan pinjaman bergulir produktif adalah sebagai berikut ;1. Tujuan ; membantu kegiatan yang bersifat produktif dalam rangka
menciptakan peluang usaha/kesempatan kerja. Jenis usaha yangdijalankan adalah usaha yang halal, tidak merusak lingkungan, tidakmembahayakan kesehatan, tidak bertentangan dengan norma kesusilaandan seluruh rangkaian usaha sesuai dengan Syariah Islam.
2. Besar usaha disesuaikan dengan skala usaha mulai dari Rp.500.000,-sampai dengan Rp. 3.000.000,-
3. Akad Qardh, tanpa bunga dan tanpa beban administrasi.4. Jangka waktu pinjaman ; dicicil selama 2 sampai 10 bulan.
Pengembalian dapat dilakukan secara harian, mingguan dan bulanantanpa jeda (gracde period). Artinya setelah pinjaman diperoleh segeradikembalikan sesuai jadwal yang ditentukan.
5. Persyaratan Administrasi ;a. Memiliki KTPb. Memiliki Kartu Rumah Tanggac. Mengisi Formulir Permohonand. Menyerahkan pasphoto (Suami/Istri bagi yang sudah berumah
tangga)e. Materai Rp. 6.000,- untuk akad (perjanjian pinjaman)f. Menandatangani perjanjian kredit
6. Persyaratan lainnya ;a. Berbadan sehatb. Mampu menjalankan usaha dengan baikc. Berakhlak baikd. Aktif dengan kegiatan mesjid dan aktif bermasyarakate. Bersedia mendapat bimbingan BAZNASf. Bersedia menyerahkan bukti-bukti penggunaan dana
7. Dokumen-dokumen1. Formulir Permohonan Pinjaman Bergulir Produktif2. Laporan Survey Calon Peminjam3. Analisis Kelayakan Pembrian Pinjaman Bergulir Produktif4. Akad Pinjaman5. Bukti Tanda Terima Uang (Kuitansi)6. Bukti Tanda Terima Kuitansi Pembelian Barang7. Kartu Cicilan Pinjaman8. Formulir Monitoring Pijaman9. Surat Teguran Menunggak10. Surat Panggilan karena Menunggak11. Surat Keterangan Lunas12. Surat Pernyataan Tidak Sanggup Membayar.
41
13. Laporan Pinjaman dari BAZNAS kabupaten/kota
B. Prinsip ”5 C”Penggunaan prinsip 5C ini adalah upaya analisis yang dilakukan
kepada calon peminjam untuk mengurangi resiko tidak kembalinyadana pinjaman bergulir produktif ini. Untuk itu analisis ini perludilakukan untuk melihat tentang caracter, capacity, condition, capitaldan collateral. Adapun penjelasannya sebagai berikut :1. Charakter ; mengetahui watak calon peminjam dengan meminta
informasi kepada tetangga, tokoh masyarakat tentang keaktifandimesjid/masyarakat, sikap dan pergaulannya dimasyarakat sertakemungkinan menggunakan dana dengan semestinya danmengembenlikan sesuai dengan yang dijanjikan.
2. Capacity ; mengetahui tentang biaya hidup keluarga, kemampuanmenjalankan usaha, pengalaman hidup, latar belakangpekerjaan/pendidikan, bagaimana penjualan dilakukan, hargapokok, keuntungan usaha, calon pembeli, presentase peningkatanusaha, kemampuan menyisihkan dana cicilan dan kemampuanwaktu mencicil.
3. Condition ; mengetahui tentang kondisi usaha baru ataupengembangan usaha yang akan dilakukan, persaingan usaha, jenisusaha dan jenis usaha tidak bertentangan dengan syariah Islam.
4. Capital ; mengetahui tentang kondisi modal yang dimiliki (miliksendiri, sewa atau pinjam). Hutang-hutang lain yang dimiliki, dandukungan dari keluarga atas usaha yang dijalankan.
5. Collateral ; mengetahui apakah barang-barang yang dibeli denganuang pinjaman dapat dijadikan jaminan (bila dipandang perlujaminan)
C. Prosedur Pelaksanaan Pinjaman Bergulir ProduktifProsedur Pelaksanaan untuk Pinjaman Bergulir Produkti ini merupakan
proses penyaluran pinjaman yang dilakukan dengan tahapan-tahapan mulaisaat sosialisasi sampai pelunasan pembayaran pinjaman dengandokumentasi yang memadai. Adapun prosedur yang dimaksud adalah ;1. Petugas BAZNAS melakukan Sosialisasi kepada masyarakat tentang
adanya pinjaman bergulir produktif. Tahap ini dilakukan untukmenjaring msyarakat kaum dhuafa yang berminat dengan menekankanbahwa pinjaman ini untuk tujuan produktif dan wajib dikembalikan.
2. Calon Penerima Pinjaman Bergulir Produktif wajib mengisi formulirpermohonan dengan dilengkapi persyaratan dan dokumen yang telahditentukan.
3. Petugas BAZNAS memandu cara pengisian formulir terutama terkaitdengan keberadaan usaha dan rencana cicilan.
4. Petugas BAZNAS melakukan wawancara kepada calon peminjamuntuk mengetahui kondisi calon peminjam sesuai dengan prinsip ”5 C”(Character, Capacity, Capital, Condition dan Collateral)
42
5. Petugas BAZNAS melakukan survey lapangan kerumah dan tempatusaha untuk melakukan cross chek kebenaran informasi dari calonpeminjam dan kelayakan kegiatan usaha.
6. Petugas BAZNAS menyusun formulir usulan pinjaman untukdipertimbangkan komite pinjaman yang terdiri dari petugas, bendaharadan ketua untuk memberi keputusan apakah pinjaman layak diberikan.
7. Apabila permohonan disetujui, calon penerima pinjaman dihubungiuntuk penandatangan akad dan didokumentasikan. Yangmenandatangani akad tidak hanya pihak BAZNAS dengan calonpeminjam tetapi juga penjamin (keluarga atau suami/istri bagi yangsudah menikah).
8. Petugas BAZNAS melakukan pencairan dana pinjaman bergulirproduktif dan mengadminstrasikannya dengan melampirkan semuaformulir dan dokumen-dokumen yang diperlukan pada saat pencairan.
9. Petugas BAZNAS melakukan monitoring penggunaan dana, mengecekbukti pembelian serta fisik barang yang dibeli. Mendokumentasikanpada saat monitoring dan mengisi formulir monitoring.
10. Petugas melakukan pendampingan dan pembinaan kepada parapeminjam dana pinjaman bergulir produktif baik dari sisi manajemenusaha maupundari sisi manajemen keuangan.
11. Petugas BAZNAS mengadministrasikan pembayaran cicilan pada kartucicilan yang dibuat rangkap dua, satu untuk file BAZNAS dan satunyalagi untuk file peminjam. Kedua kartu diisi dengan penandatanganansilang.
12. Petugas BAZNAS membuat Surat teguran apabila peminjammenunggak
13. Apabila peminjam ternyata tidak mampu membayar lagi cicilannyamaka, petugas mharus meminta surat pernyataan dari peminjam atasketidakmampuannya membayar cicilan disertai dengan alasannya dandokumen-dokumen pendukung.
14. BAZNAS kabupaten/kota setiap akhir bulan harus membuat laporansaldo pinjaman dan harus dikirim ke BAZNAS Sumut minimal setiapbulan dan maksimal 6 bulan sekali.
15. BAZNAS kabupaten/kota harus mengembalikan seluruh dana pinjamanbergulir produktif pada akhir masa pejanjian kerjasama (2 tahun)
D. LampiranLampiran ini dimaksudkan sebagai dokumen pendukung dari dokumen-
dokumen utama yang telah disyaratkan dalam arsip sebelumnya
III. PENUTUPDemikian rancangan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pinjaman
Bergulir Produktif yang dapat peneliti sampaikan. Dengan SOP ini diharapkannantinya penyaluran dana pinjaman bergulir produktif ini dapat berjalan sesuaidengan tujuannya dan juga dapat terawasi dengan baik. Sehingga dana yangmerupakan amanah masyarakat dapat dipertanggungjawabkan oleh semuapihak yang terkait.
43
Selain rancangan untuk Standar Operasional Prosedur Pinjaman
Bergulir Produktif, peneliti juga merancang formulir untuk Surat Pernyataan
Tidak Mampu Membayar Pinjaman Bergulir Produktif. Hal ini dibuat agar
peminjam yang tidak sanggup membayar dapat dibuktikan dengan adanya
pernyataan dari mereka sendiri. Adapun Surat Pernyataan yang dirancang ini
berisi tentang ; identitas sipeminjam, kondisi keuangan terakhir dan
kelangsungan usaha yang dijalankan. Bentuk Surat yang akan dibuat sebagai
berikut :
SURAT PERNYATAAN TIDAK MAMPU MEMBAYAR PINJAMAN
Saya yang bertandatangan dibawah ini ;
Nama : ................................................................Alamat : ................................................................No. Akad Pinjaman : ................................................................Jumlah Pinjaman : ................................................................Tanggal Pencairan : ................................................................Jumlah Yang Sudah dilunasi : ................................................................Jumlah Yang Belum Lunas : ................................................................Lama Cicilan : ................................................................
Dengan ini meyatakan tidak mampu/sanggup lagi melakukan pelunasanatas pinjaman yang saya lakukan kepada pihak BAZNAS karena................................................................................................................................................................................... .................................................................
Demikianlah surat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya.Saya berharap Pihak BAZNAS dapat memakluminya.
Yang Membuat PernyataanPeminjam
ttd
(Nama Peminjam)-----------------------------------------
No. Akad
Demikianlah rancangan SOP dan Surat Pernyataan tidak mampu
membayar atas pinjaman bergulir produktif yang dapat peneliti siapkan yang
44
merupakan hasil penelitian ini diharapkan dengan rancangan ini dapat
membantu pihak BAZNAS baik BAZNAS Sumatera Utara maupun BAZNAS
kabupaten/kota dalam pelakssanaan dan pengawasan program Pinjaman
Beguliur Produktif. Sehingga penyaluran dana zakat, infaq dan Sadaqah
benar-benar dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
45
BAB VI
RENCANA TAHAP BERIKUTNYA
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti dapat mengetahui bahwa
Permasalahan yang dihadapi adalah masih banyak masyarakat yang belum
mengetahui tentang model penyaluran dana zakat, infaq dan sadaqah pada
BAZNAS Sumut, Belum adanya Pembinaan dan pendampingan dari BAZNAS
kepada penerima pinjaman bergulir produktif dan Penerima Pinjaman Bergulir
Produktif Belum dapat menjadi Pemberi Zakat, infaq dan sadaqah mereka baru
sekedar sebagai pembayar pinjaman saja.
Untuk itu pada tahap berikutnya dalam penelitian lanjutan pada tahun ke 2
nantinya peneliti akan melakukan :
1. Menerapkan Model yang disusun dengan cara ;
- Melakukan Sosialisasi Model dan Standar Operasional Prosedur (SOP)
untuk pinjaman bergulir produktif yang sudah dikembangkan
- Uji Coba Model dengan menerapkan SOP untuk pinjaman bergulir
produktif yang sudah dikembangkan
- Evaluasi model dan penyempurnaan model.
2. Menyusun Buku Panduan untuk Pinjaman Bergulir Produktif
Buku panduan ini disusun dengan tujuan untuk mempermudah proses
penyaluran pinjaman bergulir produktif, baik bagi pihak BAZNAS Sumut,
maupun BAZNAS Kabupaten/kota dan para penerima pinjaman bergulir
produktif.
Dari hasil penelitian tahun kedua ini nantinya akan dihasilkan luaran
penelitian berupa :
1. Buku Panduan Pinjaman Bergulir Produktif
2. Informasi tentang Peningkatan Penerima menjadi Pemberi ZIS dan
3. Jurnal Akreditasi
46
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang ada dan pembahasan yang dilakukan maka
peneliti dapat memberikan kesimpulan atas hasil penelitian ini sebagai berikut :
1. BAZNAS Sumatera Utara dalam pengumpulan dan penyaluran dana zakat,
infaq dan sadaqah sudah melakukan cara yang keatif dan inovatif. Salah satu
Penyaluran dana zakat, infaq dan sadaqah yang dilakukan adalah Program
Pinjaman Bergulir Produktif yang memberikan bantuan produktif untuk
pengembangan usaha masyarakat.
2. Data tiga tahun terakhir menunjukan bahwa Penyaluran dana infaq dan
sadaqah untuk Pinjaman Bergulir Produktif mengalalami peningkatan namun
penerimaan dari penyaluran dana tersebut mengalami penurunan.
3. Penyaluran Pinjaman Bergulir Produktif sudah berdasarkan SOP yang ada
namun pengawasan atas pinjaman bergulir produktif masih lemah. Sehingga
diperlukan adanya sisitem pengawasan yang memadai.
4. Hasil penelitian juga menunjukan perlunya adanya pembinaan dan
pendampingan atas pinjaman bergulir produktif kepada masyarakat yang
mendapat pinjaman tersebut.
5. Berdasarkan Hasil Penelitian dapat dikatakan bahwa tujuan BAZNAS Sumut
untuk meningkatkan jumlah penerima zakat, infaq dan Sadaqah menjadi
pemberi zakat, infaq dan sadaqah belum dapat tercapai.
6.2 Saran
1. Agar Pinjaman Bergulir Produktif dapat berjalan sesuai sasaran maka perlu
adanya pembinaan dan pendampingan dari BAZNAS kepada penerima
pinjaman bergulir produktif
2. Perlu adanya SOP Pinjaman Bergulir Produktif yang lebih efektif dan efisien
sehingga penyaluran dana pinjaman bergulir produktif dapat terawasi dengan
baik
47
3. Perlu adanya cara sosialisasi yang lebih efektif kepada masyarakat atas
pinjaman bergulir produktif dengan menekankan bahwa pinjaman wajib
kembali dan pinjaman merupa dana bergulir yang harus diberikan secara
bergantian kepada masyarakat yang membutuhkan sehingga penyaluran dana
zakat, infaq dan sadaqah untuk pengembangan usaha kecil menengah dapat
meningkatkan penerima zakat menjadi pemberi zakat
48
DAFTAR PUSTAKA
Basri, Yuswar Zainul dan Mulyadi Subri, 2005. Keuangan Negara dan AnalisisKebijakan Utang Luar Negeri. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Bazwir, Revvisoynd, 1999. Akuntansi Pemerintah Indonesia. Edisi Tiga BPFEYogyakarta.
Sinambela Elizar, 2011. Alokasi Dana Pembinaan Usaha Kecil Menengah DalamMeningkatkan Kesejahteraan Masyarakat kota Medan. Penelitian DosenMuda. Fakultas Ekonomi UMSU
Fatwa MUI Nomor 15 Tahun 2011. Tentang Penyaluran Zakat Infaq danSyadaqah.
Heri Sudarsono, 2003 Bank dan lembaga Keuangan Syariah.
Ichsan,M, Ratih., dan Trilaksono,N, 1997. Administrasi Keuangan Daerah:pengelolaan dan penyusunan APBD. Brawijaya University Pers, Malang.
Indra ismawan, 2001. Sukses diEra Ekonomi Liberal. Grasindo, Jakarta.
Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang, 1999. Metodologi Penelitian Bisnisuntuk Akuntansi dan Manajemen. BPFE, Yogyakarta.
Loekman Soetrisno, 1995. Menuju Masyarakat Partisipatif. Yogjakarta.
Mardiasmo, 2002. Akuntansi Sektor Publik. Andi, Yogyakarta.
_________, 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Andi,Yogyakarta.
Mariarosa Dalla Costa, 2000. Politik Strategi Ekonomi Internasional.Kalianamita,Jakarta.
Muklis Rasyid, 1998.KUK ditengah gejolak moneter. Jakarta.
Mohammad IkhSan, 1997. Profil Usaha Kecil dan Kebijakan Kredit Perbankan diIndonesia. LPM FE - UI, Jakarta.
Republik Indonesia, 2001. Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentangPengelolahan dan Pertanggung Jawaban Anggaran.http://www.bakd.depdagri.go.id
________________ , 2001. Keputusan Presiden No. 74 Tahun 2001 TentangTatacara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.http://www.bpkp.go.id
49
, 2004. Undang-undang No.17 Tahun 2003 tentangKeuangan Negara. Pustaka Pergaulan. Jakarta.
Susilo Ady Saputro.2010 “Zakat Produktif sebagai Upaya MengurangiKemiskinandi Indonesia” http://anakbanyumas.wordpress.com/2010/04/23/zakat-produktif-sebagai-upaya-mengurangi-kemiskinan-di-indonesia/#more-159.
Yusuf Al-Qardawi. 1997 Hukum Zakat, Edisi terjemahan : Litera AntarNusa,Bogor
50
LAMPIRAN
51
Lampiran 1. Instrumen Penelitian
Responden yang terhormat,Sehubungan dengan dilakukannya penelitian tentang Model Penyaluran DanaZakat, Infaq Dan Shadaqah Bagi Pengembangan Usaha Kecil MenengahPada BAZNAS Sumatera Utara maka Kami mohon kesediaan Bapak/Ibu,untuk meluangkan waktu sejenak guna mengisi angket ini. Kami berharapBapak/Ibu, menjawab dengan leluasa, sesuai dengan apa yang Bapak/ibu lakukandan alami. Bapak/ibu diharapkan menjawab dengan jujur dan terbuka, sebabtidak ada jawaban yang benar atau salah. Sesuai dengan kode etik penelitian, kamimenjamin kerahasiaan semua data. Kesediaan Bapak/Ibu mengisi angket iniadalah bantuan yang tidak ternilai bagi kami. Akhirnya kami ucapkan terima kasihatas kerjasamanya.
Tim Peneliti
I. Identitas Responden
1. Nama Responden :……………………………….2. Alamat :……………………………….3. Jenis Usaha :……………………………….4. Lama Usaha Berjalan :……………………………….5. Besar Modal Usaha :……………………………….
Petunjuk pengisian :Pengisian daftar pernyataan ini dilakukan dengan memilih jawaban yang palingsesuai dengan pendapat Bapak / ibu tetang Penyaluran Dana Zakat, Infaq DanShadaqah Bagi Pengembangan Usaha Kecil Menengah.Berilah tanda silang (X) pada salah satu kolom yang anda anggap tepat denganbutir-butir isian berikut :
1. Sangat Tidak Setuju (STS)2. Tidak Setuju (TS)3. Setuju (S)4. Sangat Setuju (SS)
II. Pernyataan mengenai Penyaluran Pinjaman Bergulir ProduktifNo PERNYATAAN STS TS S SS1 Bapak/ibu mengetahui adanya Penyaluran
Pinjaman Bergulir Produktif dari BAZNASSUMUT
2 Bapak/ibu pernah mendapatkan PinjamanBergulir Produktif dari BAZNAS SUMUT
3 Bapak/ibu dalam mendapatkan Pinjaman Bergulir
KUESIONER
52
Produktif dari BAZNAS SUMUT harus mengisiformulir yang mudah dipahami
4 Bapak/ibu dalam mendapatkan Pinjaman BergulirProduktif dari BAZNAS SUMUT tanpa proseduryang sulit
5 Bapak/ibu dalam mendapatkan Pinjaman BergulirProduktif dari BAZNAS SUMUT terlebih dahuludi kunjungi/disurvey
6 Bapak/ibu dalam mendapatkan Pinjaman BergulirProduktif dari BAZNAS SUMUT tanpa adanyajaminan
7 Bapak/ibu mendapatkan Pinjaman BergulirProduktif dari BAZNAS SUMUT sesuai denganjumlah yang diajukan
III. Pernyataan mengenai Perkembangan UsahaNo PERNYATAAN STS TS S SS1 Usaha Bapak/ibu menjadi lebih besar dan maju
setelah menerima Pinjaman Bergulir Produktifdari BAZNAS SUMUT
2 Pendapatan Bapak/ibu menjadi lebih tinggisetelah menerima Pinjaman Bergulir Produktifdari BAZNAS SUMUT
3 Omset penjualan Bapak/ibu menjadi lebih tinggisetelah menerima Pinjaman Bergulir Produktifdari BAZNAS SUMUT
4 Dengan menerima Pinjaman Bergulir Produktifdari BAZNAS SUMUT keuntungan penjualanyang Bapak/ibu peroleh lebih besar
5 Setelah menerima Pinjaman Bergulir Produktifdari BAZNAS SUMUT penghasilan perbulanBapak / ibu lebih besar dari sebelumnya.
6 Setelah menerima Pinjaman Bergulir Produktifdari BAZNAS SUMUT Bapak / ibu dapatmengembalikan cicilan Pinjaman.
7 Setelah menerima Pinjaman Bergulir Produktifdari BAZNAS SUMUT, usaha Bapak/ibumenjadi bertambah besar.
Kepada Bapak/ibu Mohon Saran dan Masukan untuk prosedur penyalurandana zakat. Infaq dan sadaqah.
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu.
53
Tabulasi Data Peneltian
2 3 3 3 3 3 3 3 213 3 3 3 3 3 3 3 214 3 3 3 3 3 3 3 215 3 3 3 3 3 3 3 216 3 3 3 2 2 2 2 177 3 3 3 3 2 2 2 188 2 2 2 2 2 2 2 149 3 3 3 3 3 3 3 21
10 3 3 3 3 3 2 2 1911 3 3 3 3 3 2 2 1912 3 3 3 3 3 3 3 2113 2 2 2 2 2 2 2 1414 3 3 3 3 2 2 2 1815 3 3 3 3 3 3 3 2116 3 3 3 3 3 3 3 2117 3 3 3 3 3 3 3 21
Pernyataan mengenai Penyaluran Pinjaman Bergulir Produktif
RespondenPenyaluran Pinjaman Bergulir Produktif
Jumlah1 2 3 4 5 6 7
1 3 3 3 3 3 2 3 202 3 3 3 3 3 2 2 193 3 3 3 3 3 2 2 194 3 3 3 3 3 2 2 195 3 3 3 3 3 2 2 196 3 3 3 3 2 3 3 207 3 3 3 3 3 2 3 208 3 3 2 2 3 2 2 179 3 3 3 3 3 2 3 20
10 3 3 2 3 3 2 2 1811 3 3 3 3 3 2 2 1912 3 3 3 3 3 2 2 1913 3 3 2 2 3 2 2 1714 3 3 3 3 3 2 2 1915 3 3 3 3 2 3 3 2016 3 3 3 3 3 2 2 1917 3 3 3 3 2 3 2 19
Pernyataan Pernyataan mengenai Perkembangan Usaha
RespondenPerkembangan Usaha
Jumlah1 2 3 4 5 6 7
1 3 3 3 3 3 3 3 21
54
Lampiran 2. Personalia Tenaga Peneliti
Personalia Tenaga Peneliti
No Nama / NIDN Instansiasal
BidangIlmu
Alokasi Waktu(Jam/minggu)
Uraian Tugas
1 ElizarSinambela.SE, M.Si0104037401
FEUMSU
Akuntansi 10 a Melakukanpersiapan datayang akandikumpulkan
b Melakukansurvey keBaznas Sumutdan Ke UsahaKecilMenengah
c Melakukanpengumpulandata
d MerancangModel
e Menganalisisdata
f Menyusunanlaporan
2 FitrianiSaragih. SE.MSi0108087902
FEUMSU
Akuntansi 8 a. Melakukanpengumpulandata
b. Merancangmodel
c. Menganalisisdata
d. Menyusunlaporan
3 SuzannaKhairani Nst1005170455
FEUMSU
Mahasiswa
3 Membantumelakukanpengumpulandata danpengarsipan/administrasi
4 MuhammadSukri
FEUMSU
Mahasiswa
3 Membantumelakukanpengumpulandata danpengarsipan/administrasi
55
1. Biodata Ketua PenelitiA. Identititas Diri1. Nama Lengkap (dengan gelar) Elizar Sinambela, S.E., M.Si (P)
2. Jabatan Fungsional Lektor / III.d
3. Jabatan Struktural Ketua Program Studi Akuntansi
4. NIP/NIK/Identitas lainnya -
5. NIDN 0104037401
6. Tempat dan Tanggal Lahir Medan / 04 Maret 1974
7. Alamat Rumah Jl. Cempaka Ujung Komplek Gaperta
Garden No. C 17. Medan
8. Nomor Telepon/Faks/ HP 085296488634
9. Alamat Kantor Jl. Kapten Muhtar Basri No.3 Medan
10. Nomor Telepon/Faks -
11. Alamat e-mail [email protected]
12. Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1 = 8 orang per semester
13. Mata Kuliah yang Diampu1. Pengantar Akuntansi
2.Penelitian Akuntansi
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi UMSU USU
Bidang Ilmu Akuntansi Akuntansi
Tahun Masuk-Lulus 1993 – 1998 2001 – 2003
JudulSkripsi/Thesis/Disertasi Fungsi dan
Peranan Internal
Auditor Dalam
Akuntansi Utang
PengaruhPartisipasi DalamPenyusunanAnggaranTerhadap KinerjaManajerial (StudiKasus padaPerguruan TinggiSwasta di KotaMedan.
Nama Pembimbing/Promotor Drs. SyamsulLubis, Ak.
Prof. Dr. AzharMaksum, SE,M.Si., Ak
56
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)
No. Tahun Judul PenelitianPendanaan
Sumber* Jml (Juta Rp)
1. 2009 Analisis Pengetahuan DewanPerwakilan Rakyat DaerahTentang Anggaran TerhadapPengawasan Keuangan Daerah.(Ketua)
PDM DIKTI Rp. 7.750.000
2 2011 Alokasi Dana Pembinaan UsahaKecil Dan Menengah DalamMeningkatkan KesejahteraanMasyarakat Kota Medan (Ketua)
PDM InternalUMSU
Rp. 2.500.000
3 2012 Pengembangan ModelPengawasan Keuangan DaerahDalam Meningkatkan KinerjaDewan Perwakilan RakyatDaerah Kota Medan (Ketua)
HibahBersaingDIKTI (thn I)
Rp. 35.500.000
4 2013 Pengembangan ModelPengawasan Keuangan DaerahDalam Meningkatkan KinerjaDewan Perwakilan RakyatDaerah Kota Medan (Ketua)
HibahBersaingDIKTI (thn II)
Rp. 42.000.000
5 2014 Pengembangan ModelPembelajaran Berbasis KooperatifUntuk Mata Kuliah PengantarAkuntansi Pada Perguruan TinggiIslam Swasta Di Kota Medan(Anggota)
PendaaanInternalUMSUSeptember2014 – Januari2015
Rp. 15.000.000
6. 2015 Efektifitas Model Role PlayingTerhadap PeningkatanKompetensi AkuntansiMahasiswa Dalam Mata KuliahPengantar Akuntansi II (Ketua)
PendaaanInternalUMSUFebruari – Juli2015(TeachingGrand)
Rp. 7.000.000
7 2015 Pengembangan Model PenyaluranDana Zakat, Infaq dan Shadaqahbagi Pengembangan Usaha KecilMenengah pada BAZNASSumatera Utara
HibahBersaingDIKTI (thn I)
Rp. 50.500.000
57
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Pengabdian KepadaMasyarakat
PendanaanSumber* Jml (Juta Rp)
1. 2010 Penyusunan LaporanKeuangan
PWM Sumut Rp. 1.000.000
2. 2011 Tim Verifikasi PenyusunanLaporan Keuangan
PCM Kamp.Dadap
Rp. 2.500.000
3. 2011 Penyusunan LaporanKeuangan
PDM Kota Medan Rp. 1.500.000
4. 2014 Penyuluhan Kewirausahaan Desa Kuala,Serdang BedagaiSUMUT
Rp. 2.000.000
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 TahunTerakhir
No. Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/Tahun
Nama Jurnal
1 Pengaruh Earning Per Share(EPS) Terhadap Return Sahampada Perusahaan Properti danReal Estate yang terdaftar di BEI
2013 Ekonomikawan, Edisi 13,Desember 2013
2 Model Pengawasan KeuanganDaerah yang dilakukan DewanPerwakilan Rakyat Daerah KotaMedan
2013 ProsidingISBN 979 – 458 – 703 - 6Tahun 2013USU Press
3 Alokasi Dana Pembinaan UsahaKecil Menengah dalamMeningkatkan KesejahteraanMasyarakat Kota Medan
2014 ProcidingISBN 978 – 602 – 18898 –1 – 7Tahun 2014
4 Model Penyaluran Dana Zakat,Infaq dan Shadaqah bagiPengembangan Usaha KecilMenengah pada BAZNASSumatera Utara
2014 ProceedingsThe 7th WAPITahun 2014UMSU Press
5 Pengaruh Informasi AkuntansiTerhadap Initial Return PadaPerusahaan Yang MelakukanInitial Publik Offering (IPO) diBursa Effek Indonesia
2015 ProsidingISBN 978 – 602 – 274 –013 – 1Tahun 2015
6 Model Pengelolaan Asset PublikBerdasarkan Islam DalamMeningkatkan KinerjaPemerintah Daerah
2015 ProceedingsISBN ; 978 – 602 – 719 –958 – 3The 8th WAPITahun 2015
58
F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan /Seminar Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Nama PertemuanIlmiah / Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu danTempat
1 Seminar Nasional Model Pengawasan KeuanganDaerah yang dilakukan DewanPerwakilan Rakyat Daerah
Medan, 27-28Nopember2013
2 Konferensi IlmiahAkuntansi (KIA I)
Alokasi Dana Pembinaan UsahaKecil dan Menengah DalamMeningkatkan KesejahteraanMasyarakat Kota Medan
Jakarta, 26-27February2014
3 The 7th WAPIInternasional
Model Pengelolaan AssetPublik Berdasarkan IslamDalam Meningkatkan KinerjaPemerintah Daerah
Medan, 6 Mei2014
4 Konferensi IlmiahAkuntansi (KIA) IINasional
Pengaruh Informasi AkuntansiTerhadap Initial Return PadaPerusahaan Yang MelakukanInitial Publik Offering (IPO) diBursa Effek Indonesia
Jakarta, 25 –26 Februari2015
5 The 8th WAPIInternasional
Model Penyaluran Dana Zakat,Infaq dan Shadaqah bagiPengembangan Usaha KecilMenengah pada BAZNASSumatera Utara
Medan, 11Juni 2015
G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun TerakhirNo. Judul Buku Tahun Jumlah
HalamanPenerbit
1 Praktikum Pengantar AkuntansiPerusahaan Jasa
2009 120 PerdanaPublishingISBN 978-602-8935-12-8
2 Akuntansi Keuangan Dasar 2010 271 Uniba PressISBN 978-602-95865-8-9
Pengantar Akuntansi Perusahaan JasaSesuai dengan IFRS dan PSAK
2013 280 ISBN 978-602-8826-78-5Penerbit;CitapustakaMedia Perintis
Praktikum Pengantar AkuntansiPerusahaan Jasa
2014 256 ISBN 978-602-1317-37-2Penertbit ;CitapustakaMedia Perintis
Menyusun Laporan Keuangan (Mudah, 2015 267 ISBN 978-602-
59
Perusahaan Dagang dan Manufaktur)Pendekatan PSAK – IFRS
8935-69-2Penertbit ;PerdanaPublising
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalahbenar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudianhari ternyata dijumpai ketidak- sesuaian dengan kenyataan, saya sanggupmenerima risikonya.Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satupersyaratan dalam Laporan Hasil Penelitian Hibah Bersaing tahun 1
Medan, 22 November 2015.Ketua Peneliti
Elizar Sinambela, SE., M.SiNIDN : 0104037401
60
2. Biodata Anggota Peneliti
A. Identitas Diri (Anggota)
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Fitriani Saragih SE, Msi2 Jabatan Fungsional Lektor / III d3 Jabatan Struktural Sekretaris Program Studi D3 Manajemen
Perpajakan4 NIP/NIK/Identitas lainnya -5 NIDN 01080879026 Tempat dan Tanggal Lahir Sayur Matinggi, 8 Agustus 19797 Alamat Rumah Jl.Surya Haji Komplek Taman surya Indah
No.47 Lau Dendang8 Nomor Telepon/Faks/ HP 0853714599869 Alamat Kantor Jl. Kapt. M. Basri No 3 Medan10 Nomor Telepon/Faks (061) 662456711 Alamat e-mail [email protected] Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1= 120 orang; S-2= - Orang; S-3=-
OrangMata Kuliah Yang Diampu 1. Pengantar Akuntansi I dan II
2. Akuntansi Keuangan Lanjutan I danII
B. Riwayat PendidikanS-1 S-2
Nama PerguruanTinggi
UniversitasMuhammadiyah SumateraUtara
UNSYAH
Bidang Ilmu Akuntansi Ilmu EkonomiTahun Masuk-Lulus 1997 – 2001 2001 -2006Judul Skripsi/Thesis/Disertasi
Analisis PenyusunanAnggaran Pada PERUMPegadaian
Analisis Faktor- FaktorYang MempengaruhiPendapatan NelayanPercut Sei TuanKabupaten Deli Serdang
NamaPembimbing/Promotor
Drs. Samsul Lubis, Ak Prof. DR. JamaluddinAhmadDr. Raja Masbar
61
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)
No. Tahun Judul PenelitianPendanaan
Sumber* Jml (Juta Rp)
1. 2009 Pengaruh Sistem PengendalianManajemen Terhadap KinerjaPerusahaan pada HotelBerbintang di Kota Medan .
Dikti Rp. 10.000.000
2. 2011 Pengaruh Penerapan AkuntansiPemerintah dan KualitasInformasi Akuntansi TerhadapGood Goverment GovernanceSuatu Implikasinya dalam KinerjaKeuangan Daerah
UMSU Rp 3.000.000
3 2013 Pengembangan ModelPengawasan Keuangan DaerahDalam Meningkatkan KinerjaDewan Perwakilan RakyatDaerah Kota Medan (Anggota)
Hibah BersaingDIKTI (thn II)
Rp. 42.000.000
4 2014 Pengembangan ModelPembelajaran Berbasis KooperatifUntuk Mata Kuliah PengantarAkuntansi Pada Perguruan TinggiIslam Swasta Di Kota Medan(Ketua)
Pendaaan InternalUMSUSeptember 2014 –Januari 2015
Rp. 15.000.000
5 2015 Pengembangan Model PenyaluranDana Zakat, Infaq dan Shadaqahbagi Pengembangan Usaha KecilMenengah pada BAZNASSumatera Utara
Hibah BersaingDIKTI (thn I)
Rp. 50.500.000
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Pengabdian KepadaMasyarakat
PendanaanSumber* Jml (Juta Rp)
1. 2011 Penyusunan LaporanKeuangan
PDM Kota Medan Rp. 1.500.000
2. 2014 Pemeriksaan LaporanKeuangan SNAKMA
PWM SUMUT Rp. 4.000.000
3. 2014 Penyuluhan Kewirausahaan Desa Kuala,Serdang BedagaiSUMUT
Rp. 2.000.000
62
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 TahunTerakhir
No. Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/Tahun
Nama Jurnal
1 Pengaruh Penerapan SistemAdministrasi Perpajakan ModernTerhadap Kepatuhan WajibPajak pada KPP Medan Timur
2014 Jurnal Pajak dan BisnisFakultas Ekonomi UMSUVolume 1 no.1 tahun 2014
2 Pengaruh Penerapan AkuntansiPemerintah dan KualitasInformasi Akuntansi TerhadapGood Goverment GovernanceSuatu Implikasinya dalamKinerja Keuangan Daerah
2014 Prosiding Pada KonferensiIlmiah Akuntansi I.IAI KAPd Jakarta.
3 Analisis Persepsi Pelaku UsahaKecil dan Menengah TentangPenerapan Akuntansi (StudiKasus UKM Grosir BahanPokok di Medan Marelan)
2015 Prosiding Pada KonferensiIlmiah Akuntansi II.IAI KAPd Jakarta.
4 Analisis Penerapan Akuntansidan Kesesuaiannya dengan SAKETAP pada UKM MedanPerjuangan
2015 Prosiding
F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan /Seminar Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Nama PertemuanIlmiah / Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu danTempat
1 Konferensi IlmiahAkuntansi (KIA I)
Pengaruh Penerapan AkuntansiPemerintah dan KualitasInformasi Akuntansi TerhadapGood Goverment GovernanceSuatu Implikasinya dalamKinerja Keuangan Daerah
Jakarta, 26-27February2014
2 Konferensi IlmiahAkuntansi (KIA) IINasional
Analisis Persepsi Pelaku UsahaKecil dan Menengah TentangPenerapan Akuntansi (StudiKasus UKM Grosir BahanPokok di Medan Marelan)
Jakarta, 25 –26 Februari2015
3 Seminar Nasional EkonomiManajemen dan Akuntansi(SNEMA) II
Analisis Penerapan Akuntansidan Kesesuaiannya denganSAK ETAP pada UKM MedanPerjuangan
Padang, 19Oktober 2015
63
G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun TerakhirNo. Judul Buku Tahun Jumlah
HalamanPenerbit
1 Praktikum Pengantar AkuntansiPerusahaan Jasa
2009 120 PerdanaPublishingISBN 978-602-8935-12-8
2 Akuntansi Keuangan Dasar 2010 271 Uniba PressISBN 978-602-95865-8-9
3 Pengantar Akuntansi Perusahaan JasaSesuai dengan IFRS dan PSAK
2013 280 ISBN 978-602-8826-78-5Penerbit;CitapustakaMedia Perintis
4 Praktikum Pengantar AkuntansiPerusahaan Jasa
2014 256 ISBN 978-602-1317-37-2Penertbit ;CitapustakaMedia Perintis
5 Menyusun Laporan Keuangan (Mudah,Perusahaan Dagang dan Manufaktur)Pendekatan PSAK – IFRS
2015 267 ISBN 978-602-8935-69-2Penertbit ;PerdanaPublising
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata iniadalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidak- sesuaian dengan kenyataan, sayasanggup menerima risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salahsatu persyaratan dalam Laporan Hasil Penelitian Hibah Bersaing tahun1.
Medan, 22 November 2015Anggota Peneliti
( Fitriani Saragih, SE., M.Si )
64
Lampiran 3. Publikasi
a. Makalah
MODEL PENYALURAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAHBAGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH
PADA BAZNAS SUMATERA UTARA
Elizar Sinambela, SE. MSiUniversitas Muhammadiyah Sumatera Utara
BIDANG KAJIANEKONOMI
Disampaikan pada ;INTERNATIONAL WORKSHOP ON ISLAMIC DEVELOPMENT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARAISDEV UNIVERSITI SAINS MALAYSIA (USM)
65
MODEL PENYALURAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAHBAGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH
PADA BAZNAS SUMATERA UTARA
Elizar Sinambela, SE. MSiUniversitas Muhammadiyah Sumatera Utara
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu Model Penyaluran Dana Zakat,Infaq dan Shadaqah untuk mengembangkan Usaha Kecil dan Menengah padaBaznas Sumatera Utara. Tujuan ini didasarkan atas kondisi yang ada saat inidimana terjadinya peningkatan jumlah masyarakat miskin di Sumatera Utara,salah satu cara mengatasinya adalah dengan mengembangkan usaha kecilmenengah, namun diketahui bahwa masih banyak usaha kecil dan menengahyang saat ini tidak berjalan bahkan berhenti beroperasional karena kurangnyamodal usaha. Dalam Islam ada pernyataan tentang cara memberi zakat dimanafakir dan miskin diberikan harta zakat dengan cara : bila ia bisa berdagang, diberimodal dagang yang diperkirakan bahwa keuntungannya cukup untuk memenuhikebutuhan hidupnya; Bila ia bisa bekerja, diberi alat-alat pekerjaannya.” Saat inisalah satu penyaluran zakat dilakukan oleh Badan Amil Zakat Nasional(BAZNAS) dimana saat ini pada Baznas Sumatera Utara diketahui bahwa jumlahdana zakat, infaq dan shadaqah yang ada penyalurannya masih bersifat konsumtif.Dan belum tercapainya jumlah penerimaan yang dianggarkan dengan yangditerima. Berdasarkan kondisi tersebut maka penelitian ini mencoba untukmenyusun suatu model untuk penyaluran dana zakat, infaq dan shadaqah untukpengembangan usaha kecil menengah yang nantinya akan dilakukan dalam duatahapan, pada tahap pertama (tahun I) dilakukan analisis terhadap pelaksanaanpenyaluran dana zakat, infaq dan syadaqah yang ada pada Baznas Sumatera Utarasaat ini. Pada tahapan ini juga dilakukan survey terhadap orang-orang penerimazakat yang memiliki Usaha Kecil Menengah yang sampelnya diambil daripenerima zakat didaerah sekitar kota Medan. Dari hasil analisis dan surveytersebut nantinya akan disusun model penyaluran dana zakat, infaq dan shadaqahuntuk pengembangan Usaha Kecil dan Menengah. Dengan disertai penyusunanStandar Operasional Prosedur (SOP) untuk menjalankan model tersebut.Selanjutnya pada tahapan kedua (tahun II) akan dilakukan uji coba modelpenyaluran dana zakat, infaq dan shadaqah yang telah disusun kepada usaha kecildan menengah. Dengan adanya model penyaluran dana Zakat, Infaq dan Shadaqahbagi Pengembangan Usaha Kecil Menengah ini maka diharapkan jumlahmasyarakat miskin di daerah Sumatera Utara Khususnya Kota Medan akanteratasi dan masyarakat miskin yang tadinya sebagai penerima zakat (mustahiq)akan menjadi pemberi zakat (muzzaki).
66
PENDAHULUAN
Hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilakukan Badan
Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara pada bulan Maret 2012 menunjukkan jumlah
penduduk miskin 1.407.200 orang atau sebesar 10,67% terhadap jumlah total
penduduk. Sedangkan Maret 2013 yang jumlah penduduk miskinnya sebanyak
1.339.200 orang atau sebesar 10,06 persen. Pada bulan September 2013
menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di Provinsi Sumatera Utara
sebanyak 1.390.800 orang atau sebesar 10,39 persen terhadap jumlah total
penduduk. Kondisi ini lebih buruk jika dibandingkan dengan kondisi Maret 2013.
Dengan demikian, ada peningkatan jumlah penduduk miskin sebanyak 51.600
orang serta peningkatan persentase penduduk miskin sebesar 0,33 point.
Untuk mengatasi hal tersebut sudah banyak program pengentasan
kemiskinan yang dilakukan baik oleh pihak pemerintah, swasta maupun industri
usaha. Salah satunya adalah dengan memberikan penyaluran dana untuk
membantu Usaha Kecil Menengah dan menumbuhkembangkan kegiatan
kewirausahaan diberbagai kalangan. Namun hal tersebut sepertinya belum optimal
dalam mengatasi masalah kemiskinan yang ada terutama didaerah Sumatera
Utara.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya diketahui bahwa Alokasi Dana
Pembinaan Usaha Kecil Menengah berpengaruh terhadap kesejahteraan
masyarakat Kota Medan, yang mana dalam pelaksanaan alokasi dana pembinaan
usaha kecil menengah tersebut sudah terlaksana dengan cukup baik namun belum
optimal. Hal ini disebabkan karena dalam pengalokasian dana pembinaan tersebut
masih terhalang oleh sulitnya sistem birokrasi dan kurangnya pembinaan dan
pengawasan terhadap usaha kecil menengah. (Sinambela, 2011).
Sebagahagian besar masyarakat Sumatera Utara adalah beragama Islam.
Dalam Islam setiap orang diwajibkan oleh allah Swt menunaikan ibadah zakat.
Zakat yang dibayarkan untuk menolong orang-orang yang kurang mampu, dan
berkekurangan. Dengan adanya zakat dapat mengurangi beban masyarakat miskin
dalam menjalani kehidupan serta merubah perekonomian mereka kearah yang
jauh lebih baik sehingga terwujudnya kesejahteraan rakyat khususnya rakyat
miskin. Disamping peran zakat, infaq dan sedekah juga mempunyai manfaat yang
67
sama dengan zakat, hanya perlakuannya saja yang berbeda. Pengelolaan Zakat,
Infaq dan Shadaqah ini dilakukan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).
BAZNAS Sumatera Utara yang merupakan suatu lembaga pengelola zakat
di Sumatera Utara yang kegiatannya menghimpun dana dari para muzakki
kemudian disalurkan kepada mustahiq. Dalam kegiatannya tersebut lembaga ini
belum dapat memenuhi jumlah penerimaan zakat sesuai yang dianggarkan dan
belum sepenuhnya menerapkan penyalurkan dana ZIS ke mustahiq dengan tepat
sasaran. Seperti halnya yang terjadi disaat penyaluran dana zakat untuk mustahiq
fakir miskin, dimana pihak amil hanya menyalurkan dana ke mustahiq berupa
uang yang akan habis untuk beberapa saat tanpa ada pengembangan atau tindak
lanjut kedepannya. Selain itu juga diketahui bahwa dana zakat, infaq dan shadaqah
yang telah terkumpul pada Baznas Sumatera Utara penyalurannya masih bersifat
konsumtif (Syukri, 2013).
Fatwa MUI Nomor 15 Tahun 2011 yang menerangkan tentang penyaluran
dana zakat untuk mustahiq fakir miskin bahwa berdasarkan Pendapat Imam
Zainuddin Bin Abdul Azis Al-maliybari dalam Kitab Fathul Muin (taanatu al-
thalibin 2/214) yang menjelaskan kebolehan Mustahiq sebagai berikut : “ Maka
keduanya fakir dan miskin diberikan harta zakat dengan cara : bila ia bisa
berdagang, diberi modal dagang yang diperkirakan bahwa keuntungannya cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya; Bila ia bisa bekerja, diberi alat-alat
pekerjaannya.”
BAZNAS Sumatera Utara yang merupakan lembaga pengelola zakat ini,
sebenarnya memiliki potensi zakat yang dapat berkembang dengan baik, dimana
dalam penyaluran dana zakat seharusnya tidak hanya bersifat konsumtif saja,
melainkan juga bersifat produktif, misalnya pemberian modal secara bergulir dan
juga pemberian bantuan berupa alat – alat pekerjaan bagi pekerja. Hal ini
dimaksudkan agar mustahiq mampu mencukupi kebutuhannya. Dengan bantuan
tersebut tidak menjadikan mereka malas atau menggantungkan bantuan BAZNAS
selamanya. Bantuan tersebut diharapkan mampu mengangkat status mustahiq
menjadi muzakki.
Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk
menghasilkan model penyaluran dana zakat, infaq dan syadaqah bagi
68
pengembangan Usaha Kecil Menengah. Hal ini dimaksudkan agar dana zakat,
infaq dan syadaqah yang ada dapat dimanfaatkan dalam pengembangan usaha
sehingga dana zakat, infaq dan shadaqah dapat tersalur sebagaimana seharusnya
dan masyarakat miskin dapat berkurang dengan adanya penyaluran dana bagi
pengembangan usaha kecil menengah. Dengan demikian maka masyarakat yang
berstatus penerima zakat (mustahiq) menjadi pembayar zakat (muzakki) akan
meningkat.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di kota Medan pada Badan Amil Zakat
Nasional (BAZNAS) Sumatera Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah
faskir miskin yang berhak menerima zakat yang memiliki Usaha Kecil
Menengah dengan sampel fakir miskin yang berhak menerima zakat yang
memiliki usaha didaerah sekitar Kota Medan. Penelitian ini menggunakan
penelitian metode research and development (R&D). Sesuai model
pendekatan research and development maka penelitian ini menggunakan
tahapan-tahapan sebagai berikut; Analisis pelaksanaan cara penyaluran Dana
Zakat, Infaq dan Shadaqah pada BAZNAS Sumatera Utara, Survey para fakir-
miskin berhak menerima zakat yang memiliki usaha didaerah kota Medan,
Perancangan model dan Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Sumatera Utara adalah
Lembaga resmi pengelola zakat yang dibentuk pemerintah daerah Propinsi
Sumatera Utara. Sebelumnya pada tahun 2000 organisasi ini bernama
BAZDASU (Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara) yang dibentuk
berdasarkan UU Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dan diganti
dengan UU Nomor 23 tahun 2011 dengan nama BAZNAS Sumatera Utara.
Kemudian kepengurusannya ditetapkan berdasarkan Keputusan Gubernur
Propinsi Sumatera Utara.
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Sumatera Utara merupakan
mitra pemerintah daerah Propinsi Sumatera Utara dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, meningkatkan daya guna dan hasil guna zakat serta
69
mempermudah pelaksanaan zakat sesuai dengan syariat Islam. Dalam
pelelaksanaan tugasnya yang meliputi pengumpulan, pendistribusian, dan
pendayagunaan zakat sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan tentang pengelolaan zakat, maka BAZNAS Sumatera
Utara diharuskan melaporkan kegiatannya kepada Gubernur dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Sumatera Utara pada setiap akhir tahun
anggaran selambat-lambatnya bulan Maret tahun berikutnya. Laporan
BAZNAS Sumatera Utara meliputi Laporan Pelaksanaan Penerimaan dan
Penyaluran dana Zakat, infaq dan shadaqah yang dikelola.
Secara sederhana pengelolaan dana zakat, infaq dan shadaqah pada
BAZNAS Sumatera Utara dapat digambarkan sebagai berikut :
Dari gambaran diatas dapat dijelaskan bahwa Sumber penerimaan badan
amil zakat yaitu dari muzaki. Muzaki disini adalah orang Islam yang mampu/kaya,
mempunyai kelebihan hartanya sehingga mereka melakukan pembayaran zakatnya
untuk dibagikan kepada masyarakat miskin yang membutuhkan dan kurang
mampu. Disini peran amil hanya sebagai perantara antara muzaki (pemberi)
dengan mustahiq (penerima). BAZNAS sumatera utara tidak sepenuhnya
menerapkan penyalurkan dana ZIS ke mustahiq dengan tepat sasaran. Seperti
halnya terjadi disaat penyaluran dana zakat untuk mustahiq fakir miskin, dimana
pihak amil hanya menyalurkan dana ke mustahiq berupa uang yang akan habis
untuk beberapa saat tanpa ada pengembangan atau tindak lanjut kedepannya.
Cara seperti ini mengakibatkan para fakir miskin tersebut tidak
berkembang dan selalu bergantung kepada lembaga penyalur zakat. Kondisi ini
juga mengakibatkan jumlah pemberi zakat berikutnya tidak bertambah. Karena
dana yang sudah diberikan tidak dapat meningkatkan kesejahteraan fakir miskin
tersebut. Ini juga dibuktikan dengan menurunnya jumlah pemberi zakat dan tidak
tercapainya jumlah jumlah penerimaan zakat yang dianggarkan.
PemberiZakat(Muzzaki)
BAZNASSUMUT
PenerimaZakat(Mustahiq)
Menyerahkan
Menyalurkan
70
Padahal cara penyaluran dana zakat tersebut masih dapat dilakukan dengan
cara lain, seperti menyalurkan kepada fakir miskin yang memiliki usaha. Dengan
diberikan dana zakat tersebut diharapkan mereka dapat mengembangkan
usahanya, sehingga kedepannya mereka akan dapat pula memberikan zakatnya.
Hal ini sesuai dengan fatwa MUI Nomor 15 Tahun 2011 yang menerangkan
dalam penyaluran dana zakat untuk mustahiq fakir miskin sesuai pendapat Imam
Zainuddin Bin Abdul Azis Al-maliybari dalam Kitab Fathul Muin (taanatu al-
thalibin 2/214) yang menjelaskan kebolehan Mustahiq sebagai berikut :“ Maka
keduanya- fakir dan miskin- diberikan harta zakat dengan cara :bila ia bisa
berdagang, diberi modal dagang yang diperkirakan bahwa keuntungannya cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya; Bila ia bisa bekerja, diberi alat-alat
pekerjaannya.”
Berdasarkan analisis cara penyaluran dana zakat, infaq dan shadaqah
yang ada di BAZNAS Sumatera Utara, dan dari hasil survey fakir miskin yang
memiliki usaha, maka dirancanglah model penyaluran dana Zakat, infaq dan
shadaqah bagi pengembangan usaha kecil menengah. Dari Model Penyaluran
dana zakat, infaq dan shadaqah tersebut maka racangan penyalurannya dapat
digambarkan sebagai berikut :
Dari gambaran rancangan ini dapat dijelaskan bahwa, BAZNAS Sumut
sebagai pengelola dana zakat, infaq dan shadaqah yang sebagai menerima dana
zakat, infaq dan shadaqah dari para pemberi zakat kemudian menyalurkannya
kepada yang berhak menerima zakat. Ketika menyalurkan dana zakat, infaq dan
PemberiZakat(Muzzaki) 1
Menyerahkan
MenyalurkanBAZNASSUMUT
Penerima Zakat(Mustahiq)memiliki usaha
Mengembangkan Usaha
MenambahModal Usaha
PenerimaZakat(Mustahiq)
PenerimaZakat(Mustahiq)konsumtif
PemberiZakat(Muzzaki) 2
Menyerahkan
71
shadaqah tersebut pihak BAZNAS sebaiknya membaginya kepada fakir miskin
yang konsumtif (tidak memiliki usaha) dan fakir miskin yang memiliki usaha.
Penerima zakat yang memiliki usaha ini diharapkan dapat menggunakan
dana zakat yang diberikan untuk penambah modal dan pengembangan usahanya.
Dengan berkembangnya usaha tersebut maka mereka diharapkan mendapat
keuntungan dari usahanya. Dari keuntungan yang mereka peroleh ini nantinya
dapat dikutip zakat mereka dan juga diharapkan mereka akan melakukan
pembayaran zakat. Dengan demikian maka pemberi zakat akan bertambah.
Perintah untuk mengambil zakat dari setiap muslim yang sudah memenuhi
ketentuan berzakat dapat dilihat dalam al-Quran surat At- Taubah ayat 103.
“Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamumembersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka,sesungguhnya doa kamu itu adalah ketentraman jiwa bagi mereka dan Allah MahaMendengar lagi Maha Mengetahui .”
Konsep ini nantinya diharapkan akan mampu mengatasi kemiskinan yang
ada. Dengan adanya peningkatan usaha dari para penerima zakat maka pada
masa yang akan datang mereka tidak akan lagi hanya bergantung pada lembaga-
lembaga pemberi zakat. Karena mereka akan dapat meningkatkan kesejahteraan
hidupnya dan dapat pula meningkatkan statusnya dari penerima zakat (mustahiq)
menjadi pemberi zakat (muzzaki). Hanya saja model ini masih perlu dilengkapi
dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam pelaksanaannya sehingga
dalam penyaluran dana Zakat, Infaq dan Shadaqah bagi fakir miskin yang
memiliki usaha ini akan lebih effektif dan effisien.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas maka diperlukan adanya suatu model
penyaluran dana Zakat, Infaq dan Shadaqah yang dilengkapi dengan Standar
Operasional Prosedur (SOP) untuk menyalurkan Dana Zakat, Infaq dan
Shadaqah bagi pengembangan usaha kecil menengah pada BAZNAS Sumatera
Utara. Dengan adanya model penyaluran dana Zakat, Infaq dan Shadaqah yang
effektif dan effesien maka akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
miskin yang ada, sehingga status fakir miskin yang tadinya sebagai penerima
zakat (mustahiq) akan meningkat statusnya menjadi pembayar zakat (muzzaki).
72
Hal ini juga nantinya akan berdampak pada menurunnya jumlah masyarakat
miskin baik di kota Medan, maupun di daerah propinsi Sumatera Utara.
DAFTAR PUSTAKA
Al Zuhayli, Wahbah, 2008, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, Bandung: PT.Remaja RosdaKarya
Al Qur’an dan terjemahannya.
Hafiduddin, Didin, 2002, Zakat Dalam Perekonomian Modren, Jakarta: Ginsani
Harahap, Sofyan Safri, 2011. Ekonomi Islam, Jakarta: Bumi Aksara
Imam, Abi Abdillah, Shahih Bukhori, 2011. Juz 1,Berut, Libanon : Darul KutubAl Ilmiyah.
Keputusan Menteri Agama (KMA), tentang Pengelolaan Zakat UU No. 38 Tahun1999. Lembaran Brosur LAZ DPU DT Cabang Semarang.
Mahyudi, 2009. Sistem Akuntansi Organisasi Pengelolaan Zakat. Yogyakarta:PPEI Press.
Nasution, Armansyah, Syu’aibun, 2012. Kumpulan Fatwa Majelis UlamaIndonesia tentang Zakat dan Pengelolaannya, Medan : PerdanaPublishing.
Mohammad IkhSan, 1997. Profil Usaha Kecil dan Kebijakan Kredit Perbankan diIndonesia. LPM FE - UI, Jakarta.
Muhammad Syukri, 2013. Analisis Kinerja Badan Amil Zakat sebagai Pengumpuldan Penyalur ZIS (Studi pada BAZNAS Sumatera Utara), Skripsi FakultasEkonomi UMSU
Sinambela Elizar, 2011. Alokasi Dana Pembinaan Usaha Kecil Menengah DalamMeningkatkan Kesejahteraan Masyarakat kota Medan. Penelitian DosenMuda. Fakultas Ekonomi UMSU
73
b. Draf Artikel
ANALISIS MODEL PENYALURAN DANA ZISPADA BAZNAS SUMATERA UTARA
Elizar SinambelaFakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
[email protected] Saragih
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengaanalisis ModelPenyaluran Dana Zakat, Infaq dan Shadaqah pada BAZNAS Sumatera Utara.Tujuan ini didasarkan atas kondisi yang ada saat ini dimana terjadinyapeningkatan jumlah masyarakat miskin di Sumatera Utara. BAZNASSumatera Utara yang merupakan lembaga pengelola zakat, infaq dan sadaqahsebenarnya memiliki potensi yang dapat berkembang dengan baik, dimanadalam penyaluran dananya seharusnya tidak hanya bersifat konsumtif saja,melainkan juga bersifat produktif, misalnya pemberian modal secara bergulirdan juga pemberian bantuan berupa alat – alat pekerjaan bagi pekerja. Hal inidimaksudkan agar mustahiq mampu mencukupi kebutuhannya. Penelitian inidilakukan dengan menganalisis pelaksanaan penyaluran dana zakat, infaq dansyadaqah yang ada pada Baznas Sumatera Utara saat ini. Metode penelitianyang digunakan adalah metode research and development (R&D).Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa penyaluran dana zakat, infaqdan sadaqah yang dilakukan oleh BAZNAS Sumatera Utara sangat beragam.Selain penyaluran dana yang bersifat konsumtif ada juga yang bersifatproduktif. Salah satunya menyalurkan dana zakat, infaq dan sadaqah melalui”Program Pinjaman Bergulir Produktif” untuk pengembangan usaha kecilyang dimiliki masyarakat miskin didaerah Sumatera Utara. Dalampelaksanaannya program pinjaman bergulir produktif ini belum didukungsistem yang memadai sehingga masih banyak penerima pinjaman bergulirproduktif yang tidak mengembalikan pinjaman mereka. Dengan demikiantujuan untuk mengangkat status mustahiq menjadi muzakki belum dapatdicapai. Selain itu sosialisasi dan pendampingan juga merupakan hal pentingyang harus dilakukan oleh BAZNAS Sumut. Untuk itu dalam penelitian inidilakukan pengembangan atas Model dan Standar Operasional Prosedur untukpinjaman bergulir produktif. Dari model dan SOP yang dikembangkan ininantinya dalam penerapannya akan dapat mengembangankan usaha kecilmenengah sehingga dapat pula meningkatkan penerima zakat menjadipemberi zakat
Kata Kunci : Model Penyaluran Dana ZIS.
74
PENDAHULUANBerdasakan Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara hasil survey
sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilaksanakan pada bulan maret 2012menunjukan jumlah penduduk miskin 1.407.200 orang atau sebesar 10,67%terhadap jumlah total penduduk. Pada bulan September 2013 menunjukkan bahwajumlah penduduk miskin di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 1.390.800 orangatau sebesar 10,39 persen terhadap jumlah total penduduk. Kondisi ini lebih burukjika dibandingkan dengan kondisi Maret 2013 yang jumlah penduduk miskinnyasebanyak 1.339.200 orang atau sebesar 10,06 persen. Dengan demikian, adapeningkatan jumlah penduduk miskin sebanyak 51.600 orang serta peningkatanpersentase penduduk miskin sebesar 0,33 point.
Sebagahagian besar masyarakat Sumatera Utara adalah beragama Islam.Dalam Islam setiap orang diwajibkan oleh allah Swt menunaikan ibadah zakat.Zakat yang dibayarkan untuk menolong orang-orang yang kurang mampu, danberkekurangan. Dengan adanya zakat dapat mengurangi beban masyarakat miskindalam menjalani kehidupan serta merubah perekonomian mereka kearah yangjauh lebih baik sehingga terwujudnya kesejahteraan rakyat khususnya rakyatmiskin. Disamping peran zakat, infaq dan sedekah juga mempunyai manfaat yangsama dengan zakat, hanya perlakuannya saja yang berbeda. Pengelolaan Zakat,Infaq dan Shadaqah ini dilakukan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).
BAZNAS Sumatera Utara yang merupakan lembaga pengelola zakat diSumatera Utara adalah suatu lembaga yang kegiatannya menghimpun dana daripara muzakki kemudian disalurkan kepada mustahiq. Dalam kegiatannya tersebutlembaga ini belum dapat memenuhi jumlah penenirmaan zakat sesuai yangdianggaran dan belum sepenuhnya menerapkan penyalurkan dana ZIS kemustahiq dengan tepat sasaran. Seperti halnya yang terjadi disaat penyaluran danazakat untuk mustahiq fakir miskin, dimana pihak amil hanya menyalurkan dana kemustahiq berupa uang yang akan habis untuk beberapa saat tanpa adapengembangan atau tindak lanjut kedepannya. Hal ini bertentangan dengan yangdiungkapkan Fatwa MUI Nomor 15 Tahun 2011 yang menerangkan tentangpenyaluran dana zakat untuk mustahiq fakir miskin bahwa Pendapat ImamZainuddin Bin Abdul Azis Al-maliybari dalam Kitab Fathul Muin (taanatu al-thalibin 2/214) yang menjelaskan kebolehan Mustahiq sebagai berikut : “ Makakeduanya fakir dan miskin diberikan harta zakat dengan cara : bila ia bisaberdagang, diberi modal dagang yang diperkirakan bahwa keuntungannya cukupuntuk memenuhi kebutuhan hidupnya; Bila ia bisa bekerja, diberi alat-alatpekerjaannya.”
BAZNAS Sumatera Utara yang merupakan lembaga pengelola zakat ini,sebenarnya memiliki potensi zakat yang dapat berkembang dengan baik, dimanadalam penyaluran dana zakat seharusnya tidak hanya bersifat konsumtif saja,melainkan juga bersifat produktif, misalnya pemberian modal secara bergulir danjuga pemberian bantuan berupa alat – alat pekerjaan bagi pekerja. Hal inidimaksudkan agar mustahiq mampu mencukupi kebutuhannya. Dengan bantuantersebut tidak menjadikan mereka malas atau menggantungkan bantuan BAZNASselamanya. Bantuan tersebut diharapkan mampu mengangkat status mustahiqmenjadi muzakki.
Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisismodel penyaluran dana zakat, infaq dan syadaqah. Hal ini dimaksudkan agar dana
75
zakat, infaq dan syadaqah yang ada dapat dimanfaatkan dalam pengembanganusaha sehingga dana zakat, infaq dan shadaqah dapat tersalur sebagaimanaseharusnya dan masyarakat miskin dapat berkurang
Penyaluran dana Zakat, Infaq dan Shadaqah merupakan hal penting yangharus dilakukan oleh BAZNAS Sumatera Utara. Mengingat dana tersebutmerupakan dana milik orang banyak yang diperuntukkan bagi fakir miskin danorang – orang yang berhak menerimanya berdasarkan ketentuan yang berlaku.Dengan tujuan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat fakir – miskintersebut. Pernyataan MUI tentang cara pemberian zakat untuk fakir miskin yangmana dinyatakan bahwa zakat dapat diberikan dengan cara bila ia bisa berdagang,diberi modal dagang yang diperkirakan bahwa keuntungannya cukup untukmemenuhi kebutuhan hidupnya; Bila ia bisa bekerja, diberi alat-alat pekerjaannya,perlu ditindaklanjuti. Dengan menyalurkan zakat, infaq dan sadaqah kepada fakir– miskin yang memiliki usaha maka dapat dilakukan pengembangan usaha kecilmenengah, karena pengembangan usaha ini merupakan salah satu cara untukmengentaskan kemiskinan masyarakat. Berdasarkan kondisi ini, penelitian inimenjadi saat penting untuk dilakukan. Dimana berdassarkan beberapa hasilpenelitian yang ada menunjukkan bahwa salah satu cara untuk meningkatkankesejateraan masyarakat adalah dengan adanya alokasi dana pembinaan usahakecil menengah yang dilakukan secara baik dan sesuai dengan kebutuhannya(Sinambela, 2011).
Hal ini menunjukan bahwa perlunya ada suatu Model yang effektif daneffesien untuk penyaluran dana Zakat, infaq dan shadaqah baik bagi fakir miskindan orang – orang yang berhak menerimanya serta bagi pengembangan usahakecil menengah untuk pengembangan usaha mereka. Sehingga diharapkannantinya dengan adanya penyaluran dana kepada usaha kecil menengah tersebutdapat meningkatkan jumlah pembayar zakat (muzakki).
TINJAUAN PUSTAKADitinjau dari segi bahasa kata zakat merupakan kata dasar dari zakat yang
berarti berkah, tumbuh, bersih dan baik, sedangkan dari segi istilah fiqih, zakatberarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT diserahkankepada orang yang berhak menerimanya, disamping berarti mengeluarkansejumlah harta tertentu itu sendiri (Qardawi, 1996:35). Menurut etimologi syari’at(istilah), zakat adalah nama bagi sejumlah harta tertentu yang telah mencapaisyarat tertentu yang diwajibkan Allah SWT, untuk dikeluarkan dan diberikankepada orang–orang yang berhak menerimanya.
Dalam Al-Quran, Allah SWT telah menyebutkan tentang zakat dan shalatsebanyak 82 ayat (Al-Zuhayly, 2000:89). Dari sini dapat disimpulkan secaradeduktif bahwa zakat merupakan rukun Islam yang terpenting setelah ibadahshalat. Zakat dan shalat dijadikan sebagai lambang keseluruhan ajaran Islam.Pelaksanaan shalat melambangkan hubungan seseorang dengan Tuhan, sedangkanpelaksanaan zakat melambangkan hubungan antar sesama manusia (Shihab,2000:hal:135). “Tidaklah mereka itu diperintahkan, melainkan supaya beribadahkepada Allah dengan ikhlas dan condong melakukan agama karenanya, begitupula supaya mengerjakan shalat dan mengeluarkan zakat dan itulah agama yanglurus (Terjemahan QS. Al-Bayyinah: 5)”. “Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlahzakat, dan kebaikan apapun yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu akan
76
mendapatkan pahala dari sisi Allah, Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yangkamu kerjakan (Terjemahan QS. Al-Baqarah: 10)”. Dari ayat di atas, maka dapatditarik beberapa kesimpulan, Pertama, zakat adalah sebutan untuk jenis barangtertentu yang harus dikeluarkan oleh umat Islam dan dibagi-bagikan kepadagolongan yang berhak menerimanya sesuai dengan ketentuan syari’at. Kedua,zakat merupakan konsekuensi logis dari prinsip kepemilikan harta dalam ajaranIslam yang fundamental, yakni haqqullah (milik Allah yang dititipkan kepadamanusia) dalam rangka pemerataan kekayaan. Ketiga, zakat adalah ibadah yangtidak hanya berkaitan dengan hubungan ketuhanan saja tetapi juga mencakupdengan nilai sosial-kemanusiaan yang sering disebut sebagai ibadah Maliyahijtima’iyyah (Qardawi, 1996:hal:88-90).
Menurut sejumlah hadist dan laporan para sahabat, menerangkankeutamaan ibadah zakat setelah ibadah shalat, berdasarkan beberapa hadist shahih,misalnya seperti hadist dari Ibnu Umar ra bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:”Saya diperintah untuk memerangi manusia sehingga mereka bersaksi bahwatidak ada Tuhan melainkan Allah dan sesungguhnya Muhammad itu adalah utusanAllah, mendirikan shalat dan memberikan zakat. Apabila mereka telah melakukanitu maka terpeliharalah dari padaku darah dan harta mereka kecuali dengan hakislam dan hisab mereka atas Allah” (HR. Bukhari: 25). Urutan ini tidak terlepasdari pentingnya kewajiban zakat (setelah shalat), di puji orang yangmelaksanakannya dan diancam bagi orang yang meninggalkannya denganberbagai upaya dan cara (Qardhawi, 2009: hal:15). Berdasarkan pengertian sertapenjelasan tersebutlah bahwasanya perintah zakat termasuk salah satu kewajibanyang utama dalam Islam. Dikeluarkan oleh seorang muslim yang telahberkewajiban untuk mengeluarkan zakat dari harta yang dimilikinya, sertadianggap telah mencapai dari segi jumlah dan waktu untuk dikeluarkankewajibanya, demi kesejahteraan umat sesuai dengan syariat yang berlaku.
Zakat sebagai sumber dana yang potensial yang dapat digunakan dalammenunjang kesejahteraan masyarakat, jelas memiliki manfaat dan hikmahtersendiri. Menurut Heri Sudarsono (2003:hal:135) dalam bukunya Bank danlembaga Keuangan Syariah, manfaat dan hikmah zakat tersebut dapat diuraikansebagai berikut :
7. Menghindari kesenjangan antara aghniyah dan dhu’afa.8. Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakaan orang jahat.9. Menjadi unsur penting dalam mewujudkan keseimbangan dalam distribusi.
harta (social distribution) dan keseimbangan tanggung jawab individudalam masyarakat.
10. Menunjang terwujudnya sistem kemasyarakatan Islam yang terdiri atasprinsip-prinsif : ummat wahidan (umat yang satu), musawah (persamaanderajat), ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) dan takaful ijti’ma(tanggung jawab bersama).
11. Dapat mensucikan diri (pribadi) dari kotoran dosa, memurnikan jiwa danmenumbuhkan akhlaq mulia dan mengikis sifat bakhil (kikir).
12. Zakat adalah ibadah maliyah yang mempunyai dimensi dan fungsi sosialekonomi dan pemerataan karunia Allah dan juga merupakan perwujudansolidaritas sosial, pernyataan rasa kemanusiaan dan keadilan, dan pengikatkebersamaan umat dan bangsa sebagai pengikat batin antara golongan
77
kaya dengan yang miskin dan sebagai penimbun jurang pemisah antaragolongan yang kuat dengan yang lemah.Berinfaq merupakan suatu kebiasaan bagi masyarakat muslim di Indonesia
yang tidak hanya dilakukan oleh masyarakat yang memiliki pendapatan tinggisaja, namun juga dilakukan oleh masyarakat yang berpendapatan rendah bahkanmasyarakat yang sedang mengalami kesulitan ekonomi.
Infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu (harta)untuk kepentingan sesuatu. Termasuk kedalam pengertian ini, infaq yangdikeluarkan orang-orang kafir untuk kepentingan agama. sedangkan menurutterminologi syariah, infaq berarti mengeluarkan sebagian dari harta ataupendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam(Hafihuddin, 1998: hal:14-15). Infaq tidak memiliki nishab dan haul seperti zakat,sehingga tidak ada batasan baik dari segi besaran dan waktu bagi seseorang untukmenginfakkan hartanya, Dengan demikian, masyarakat akan lebih mudahmenunaikan infaq dan sedekah dengan nilai berapapun juga.
Infaq bukanlah hibah, derma atau anugrah dari orang-orang kaya untukorang-orang fakir, tetapi hak dan keutamaan yang besar bagi orang-orang fakiratas orang-orang kaya, karena mereka adalah sebab pahala yang di dapat olehorang-orang kaya (Kartika, 2006:hal:6). Oleh karena itu, dana yang bersumberdari infaq juga memiliki potensi yang cukup besar dan dapat dioptimalkan lagipengelolaannya baik dari segi penghimpunan maupun pendayagunaannya untukkegiatan-kegiatan yang produktif bagi pembangunan umat atau kesejahteraanmasyarakat.
Sedekah merupakan suatu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh individuatau sekelompok orang dalam bertuk materi atau fisik maupun dalam bentuk nonmateri kepada pihak-pihak yang dianggap membutuhkan secara sukarela denganmengharapkan keridhoan dari Allah SWT. Sedekah berasal dari kata shadaqa yangberarti benar. Orang yang suka bersedekah adalah orang yang benar pengakuanimannya. Menurut terminologi syariat, pengertian sedekah sama denganpengertian infaq, termasuk hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja infaqberkaitan dengan materi, sedangkan sedekah memiliki arti yang lebih luas,menyangkut hal yang bersifat nonmaterial (Hafihuddin, 1998:15). Oleh karena itu,sering zakat wajib itu dalam Al-Qur’an disebut sebagai sedekah, sehingga yangperlu diperhatikan, jika seseorang telah dikenakan kewajiban untuk membayarkanzakat harta dan kekayaannya, tetapi masih diharapkan untuk melakukan sedekahdan berinfaq.
METODE PENELITIANPenelitian ini dilaksanakan di kota Medan pada Badan Amil Zakat
Nasional (BAZNAS) Sumatera Utara. Pelaksanaan penelitian ini direncanakanselama 8 bulan. Untuk mencapai tujuan penelitian, pada penelitian ini akanmenggunakan penelitian metode research and development (R&D). Sesuaimodel pendekatan research and development maka penelitian ini akanmenggunakan tahapan-tahapan sebagai berikut :1. Analisis pelaksanaan cara penyaluran Dana Zakat, Infaq dan Shadaqah pada
BAZNAS Sumatera Utara, dimana diketahui penyaluran dana zakat, infaqdan shadaqah yang ada selama ini masih bersifat konsumtif.
78
2. Perancangan model, penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP),berdasarkan analisis cara penyaluran dana zakat, infaq dan shadaqah yangada di BAZNAS Sumatera Utara.
HASIL DAN PEMBAHASANPenelitian ini mengunakan beberapa tahapan dalam melakukan analisis
data yang dimulai dari mengenal BAZNAS Sumatera Utara dan kegiatan dalampengumpulan dana zakat, infaq dan sadaqah serta model penyaluran dana zakat,infaq dan sadaqah yang ada di BAZNAS Sumatera Utara. Adapun data yang telahdapat dikumpulkan adalah :
Badan Amil Zakat (BAZ) adalah lembaga resmi yang dibentuk olehpemerintah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999, tentangpengelolaan Zakat. Tugas Pokok Badan Amil Zakat (BAZ) adalah bertugasmengumpul dan menyalurkan zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) umat Islam sesuaidengan syariah Islam.
Dalam melaksanakan program kerjanya menuju lembaga pengelola zakatyang amanah,professional dan transparan, dalam hal ini Bada Amil Zakat Daerah(BAZDA) Sumatera Utara telah di audit oleh akuntan independen dengan hasil"Wajar Tanpa Syarat" berturut-turut tahun buku 2007, 2008 dan 2009. Atas dasaramanat UU No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dan Surat KeputusanGubernur Sumatera Utara Nomor : 451.7.05/K/2001, maka didirikan Badan AmilZakat (BAZ) Provinsi Sumatera Utara sebagai pengumpul dan penyalur Zakat,Infaq/Shadaqah (ZIS) secara resmi dan juga koordinator Badan Amil Zakat.
Sebagai suatu badan organisasi yang menangani kemaslahatan orangbanyak (masyarakat umum) maka BAZNAS Sumut memiliki visi dan misisebagai berikut ; Visi BAZNAS adalah Menjadi lembaga pengelola zakat yangAmanah, Profesional, dan Transparan untuk meningkatkan kesejahteraan danekonomi ummat.
Sedangkan misi nya adalah Meningkatkan pengumpulan dan penyalurandana zakat secara merata, Memberikan pelayanan prima dalam penerimaan danpenyaluran zakat, Mengembangkan managemen modern dalam pengelolaan zakat,Mendorong peningkatan ekonomi ummat serta merubah mustahil menjadimuzakki.
BAZNAS Sumut memiliki beberapa program - program yang sudahberjalan dalam mengelola penyaluran dana zakat, infaq dan sadaqah yangdiperoleh. Adapun program – program yang sudah berjalan sebagai berikut :- Bina Sumut Peduli; merupakan program yang memberikan Bantuan kepada
individu & keluarga miskin untuk sesaat / konsumtif, Bantuan kepada lembaga/ ormas Islam dan Bantuan atas musibah / bencana alam kebakaran, banjir,gempa bumi, longsor, dsb.
- Bina Sumut Sehat; merupakan program yang berorientasi kepada masalahkesehatan dengan menangani Unit kesehatan klinik (LKD) melayani &membantu kaum dhu'afa, pengobatan gratis, Membangun Klinik kesehatanDhu'afa dengan pengobatan gratis dan mengadakan Sunat Massal
- Bina Sumut Cerdas; merupakan program yang berorientasi kepada pendidikandengan memberikan Beasiswa bagi siswa-siswi tingkat SD, SMP, SMU;membangun Perpustakaan Bazda terutama tentang Zakat dan Perpustakaan dimesjid-mesjid
79
- Bina Sumut makmur; satu program yang dibuat untuk membantu dalam halmengembangkan usaha masyarakat dengan cara memberikan Modal bergulirbagi usaha kecil, Usaha ternak dan Petani.
- Bina Sumut Taqwa; merupakan program pembinaan kepada masyarakat untukmeningkatkan ketaqwaan dengan mengadakan Program bantuan Da'i di desaterpencil minoritas Islam ( Da'i setempat ), Bea Study bagi calon Da'i bentukkaderisasi/Da'I dan melakukan Pembinaan Muallaf
Selain program – program diatas BAZNAS Sumut juga menyiapkanbeberapa bentuk paket bantuan yang tujuannya untuk mempermudah masyarakatdalam menyalurkan dana zakat, infaq dan sadaqahnya lewat BAZNAS. Adapunjenis paket – paket bantuan yang sudah disiapkan dan dijalankan oleh BAZNASSumut adalah :- Paket A (Jompo); Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara saat ini
memberikan santunan kepada 125 orang jompo (Muslim lanjutan usia).- Paket B : (Anak Yatim);
Baru sekitar 250 orang anak yatim miskin sebagai anak asuh BAZDASumatera Utara.
- Paket C : BeasiswaBadan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara setiap tahunnya menyalurkanbantuan beasiswa kepada siswa siswi tingkat Aliyah/SMU dan mahasiswakurang mampu.
- Paket D : Renovasi rumahDimulai sejak tahun 2005 lalu, digulirkan program perbaikan renovasi rumahkeluarga miskin. Renovasi / perbaikan rumah keluarga miskin meliputi :atap,lantai dan dinding (ALADIN). .
- Paket E : Da'I PedesaanSebanyak 70 tenaga Da'i telah diterjunkan di desa-desa terpencil di daerahkabupaten di Sumatera Utara. Mereka di wajibkan membina tiga desasehingga sudah sebanyak 210 desa yang mereka bina. Disamping tugas pokokpembinaan aqidah dan akhlak, juga dilakukan pembinaan ekonomi kepadamasyarakat khususnya umat muslim di desa tersebut. Dengan pembinaan yangrutin dilakukan diharapkan dapat menangkal pemurtadan yang selalumengintai umat Islam di desa tersebut.
- Paket F : Klinik Dhu'afaDioperasionalkan sejak tahun 2003 yang lalu, dan saat ini telah menghimpunkeanggotaan masyarakat khususnya umat Islam kurang mampu sebanyak1,536 orang. Peningkatan keanggotaan setiap harinya terus mengalamipenambahan.
Model penyaluran dana zakat, infaq dan sadaqah yang dilakukanBAZNAS Sumut pada dasarnya sudah baik, untuk dana zakat BAZNASSumatera Utara sudah menyalurkannya kepada yang berhak seperti kepadaFakir Miskin, Sabilillah, Gharim, Muallaf dan Ibnu Sabil. Sedangkan untukdana Infaq dan Sadaqah penyalurannya dilakukan untuk bantuan kepadaMusollah/Masjid, bantuan Konsumtif, bantuan Produktif dan bantuan untukpenyuluhan/pembinaan dan sosialisasi.
Selain itu penyalurannya penggalian dana zakat, infaq dan sadaqahyang dilakukan oleh BAZNAS Sumut juga beragam dengan berbagai paketdan program yang ditawarkan maka para pemberi dana zakat, infaq dan
80
sadaqah dapat memilih paket atau program mana yang diinginkan. Walaupundemikian masih juga dirasakan sulit untuk menjaring para pemberi zakat, infaqdan sadaqah ini agar lebih meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.
Berdasarkan data yang ada dan hasil wawancara dengan pihakBAZNAS Sumatera Utara maka peneliti dapat menggambarkan modelpenyaluran dan zakat, infaq dan sadaqah yang dijalankan pihak BAZNASSumut adalah sebagai berikut :
Gambar ; 5.1Model Penyaluran Dana Zakat, Infaq dan Sadaqah
Dari model diatas dapat dilihat bahwa BAZNAS Sumatera Utara saat initelah memiliki berbagai cara yang sangat kreatif dan inovatif dalam menyalurkandana Zakat, Infaq dan Sadaqah yang diperoleh. Hal ini dibuktikan denganbanyaknya program – program yang saat ini telah dijalankan oleh BAZNASSumut. Salah satu program BAZNAS Sumut yang sudah dijalankan adalah
Pemberi Zakat(Muzzaki)
MenyalurkanBAZNASSUMUT
Penerima Zakat, Infaq danSadaqah (Mustahiq)
BantuanMesjid /Mussholla
Menyerahk
an
PenerimaZakat yangmemilikiusaha disekitarBAZNASSUMUT
BAZNASKabupaten/
Kota
ProgramBantuanBAZNASLainnya
Fakir Miskin,Sabilillah,Gharim,Muallaf danIbnu Sabil
BantuanProduktif
81
program Bina Sumut Makmur yang kegiatannya berupa penyaluran Modalbergulir bagi usaha kecil, baik itu pedagang, petani dan peternak di SumateraUtara.
Berdasarkan data dari BAZNAS dapat diketahui perkembanganpenyaluran dana zakat, infaq dan sadaqah yang telah dilakukan BAZNAS Sumutuntuk tiga tahun terakhir menunjukan Penyaluran dana yang berasal dari Infaq dansadaqah untuk bantuan produktif dalam tahun 2012, 2013 dan 2014 terusmengalami peningkatan dari Rp.25.000.000,- ditahun 2012 naik menjadiRp.31.000.000,- pada tahun 2013 dan ditahun 2014 juga mengalami peningkatanmenjadi Rp.55.000.000,-.
Penerimaan dari hasil penyaluran pinjaman bergulir produktif ini ditahun2012 hanya 58 % yang kembali sedangkan pada tahun 2013 pengembalianbantuan ini meningkat menjadi 78 % dan ditahun 2014 menurun kembali menjadi40 % pengembalian dana yang dapat diterima. Ditahun 2014 BAZNAS Sumuttidak hanya menyalurka sendiri tetapi juga memberikan bantuan pinjaman bergulirproduktif ini kepada seorang peternak penggemukan sapi dan BAZNASkabupaten/kota. Jumlah dana yang disalurkan berjumlah Rp. 510.000.000,-.Namun sampai akhir tahun 2014 dari 9 BAZNAS Kabupten /kota ternyata belumsemua dapat melaporakan hasil penyaluran bantuan pinjaman bergulir produktifke BAZNAS Sumatera Utara. Hal ini menunjukan bahwa SOP yang sudah adabelum dapat dijalankan sepenuhnya. Sehingga perlu diketahui apapermasalahannya dan bagaimana solusinya.
Berdasarkan data diatas dapat dikatakan bahwa program pinjaman bergulirproduktif yang dilakukan oleh BAZNAS Sumatera Utara belum berhasil. Karenapara penerima bantuan pinjaman bergulir produktif ini baru bisa hanyamengembalikan cicilan atas pinjamannya. Sehingga tujuan BAZNAS untukmeningkatkan jumlah pemberi zakat, infaq dan sadaqah belum dapat tercapaisepenuhnya. Kondisi ini terjadi disebabkan oleh banyak faktor. Berdasarkan hasilwawancara dengan pihak BAZNAS diketahui bahwa penyebab dari terjadinyakondisi tersebut karena beberapa faktor diantaranya; sistem administrasi yangmasih sederhana, persepsi masyarakat atas bantuan dana produktif, pembinaan danpengawasan atas penyaluran dana produktif tersebut.
Sebelum tahun 2014, BAZNAS Sumatera Utara dalam pengelolaannyamasih berfokus pada misinya meningkatkan pengumpulan dan penyaluran danazakat secara merata, dan memberikan pelayanan prima dalam penerimaan danpenyaluran zakat, sehingga visi BAZNAS Sumatera Utara untuk Menjadi lembagapengelola zakat yang Amanah, Profesional, dan Transparan untuk meningkatkankesejahteraan dan ekonomi ummat, belum dapat tercapai sepenuhnya. Sedangkanmisi untuk mengembangkan managemen modern dalam pengelolaan zakat, danmendorong peningkatan ekonomi ummat serta merubah mustahik menjadimuzakki, baru mulai digiatkan pada tahun 2014.
Pada tahun 2012 sebenarnya program untuk mendorong peningkatanekonomi umat ini sudah dilakukan seperti adanya program Sumut Maksur denganmeluncurkan pinjaman bergulir produktif, namun hasilnya masih banyakmasyarakat penerima pinjaman bergulir produktif ini yang tidak memenuhikewajibannya untuk mengembalikan pinjaman tersebut. Kondisi ini terjadi karenaselain sistem adminstrasi yang belum tertata dengan baik juga pengawasan atasprogram tersebut belum berjalan sebagaimana mestinya.
82
Pada tahun 2014 BAZNAS Sumatera Utara mulai berbenah diri denganmelakukan berbagai hal, diantaranya memperbaiki sistem administrasi terutamauntuk penyaluran Pinjaman Produktif Bergulir. Hal ini dilakukan agar semuapihak merasa nyaman dalam menjalankannya. Sistem administrasi tersebutdimulai dari membuat Standar Operasi dan Prosedur (SOP) Pinjaman ProduktifBergulir yang dilengkapi dengan berbagai formulir - formulir yang dibutuhkanmulai dari formulir permohonan pinjaman (Qardh) bergulir produktif sampaidengan Surat Keterangan Lunas. Namun formulir/surat pernyataan dan alasantidak sanggup membayar belum ada. Padahal masih ada masyarakat yangmendapat pinjaman bergulir produktif tetapi belum dapat melunasinya dalamwaktu yang ditentukan.
Selain itu dalam penyaluran pinjaman bergulir produktif ini juga dirasakanpihak BAZNAS Sumatera Utara belumlah dapat menjangkau semua kaum dhuafayang ada di propinsi Sumatera Utara untuk itu pihak BAZNAS Sumatera Utarayang tadinya menyalurkan sendiri dana pinjaman tersebut saat ini bersinergidengan BAZNAS Kabupten/Kota. Dengan cara BAZNAS Sumatera Utaramenyediakan dana bergulir, dan BAZNAS Kabupaten/Kota melakukanpenyaluran langsung kepada kaum dhuafa diwilayahnya masing – masing. Hal inidilakukan tujuannya adalah agar junmlah kaum dhuafa yang dapat dibantu akandapat menjangkau masyarakat miskin dalam jumlah yang besar meskipun dananyaterbatas.
Dalam menyalurkan pinjaman bergulir produktif ini, BAZNASKabupaten/ kota menggunakan Sistem Operasi dan Prosedur (SOP) yang ada diBAZNAS SUMUT. Namun pengawasan atas pinjaman bergulir produktif yangdiserahkan ke BAZNAS Kabupaten /Kota, ini tetap belum ada dilakukan sehinggapinjaman bergulir produktif ini banyak yang belum berjalan dengan baik padaBAZNAS Kabupaten /kota. Kondisi ini mengakibatkan masyarakat didaerahmasih banyak yang belum mengetahui dan merasakan pinjaman bergulir produktifini dampaknya usaha yang mereka jalankan belum bisa berkembang.
Dalam menyalurkan pinjaman bergulir produktif ini persepsi masyarakatjuga turut menjadi faktor penentu berhasil tidaknya program ini. Pola distribusizakat produktif yang dikembangkan pada umumnya mengambil skema qardulhasan. Yaitu salah satu bentuk pinjaman yang menetapkan tidak adanya tingkatpengembalian tertentu dari pokok pinjaman. Namun bila ternyata si peminjamdana tersebut tidak mampu mengembalikan pokok tersebut, maka hukum zakatmengidentifikasikan bahwa si peminjam tersebut tidak dapat dituntut atasketidakmampuannya tersebut, karena pada dasarnya dana tersebut adalah hakmereka. Persepsi inilah yang terjadi pada masyarakat kaum dhuafa yangmemperoleh pinjaman bergulir dari pihak BAZNAS Sumatera Utara sehinggajumlah penerimaan dana dari hasil penyaluran pinjaman bergulir produktif inibelum bisa mencapai target yang ditentukan.
Faktor lain yang ikut menentukan keberhasilan dari program pinjamanbergulir produktif ini adalah pembinaan dan pengawasan atas penyaluran danatersebut. Menurut K.H. Didin Hafidhuddin,M.Sc. BAZ ataupun LAZ, jikamemberikan zakat yang bersifat produktif, harus pula melakukan pembinaan danpendampingan kepada para mustahik agar kegiatan usahanya dapat berjalandengan baik. Disamping melakukan pembinaan dan pendampingan kepada paramustahik dalam kegiatan usahanya, BAZ dan LAZ juga harus memberikan
83
pembinaan rohani dan intelektual keagamaannya agar semakin meningkat kualitaskeimanan dan keIslamanannya. Namun pada pihak BAZNAS Sumatera Utarapada tahun 2012 dan 2013 hal ini belum dapat dilakukan karena Sumber DayaManusia yang dimiliki masih terbatas. Pada tahun 2014 hal ini sudah dicanangkankembali namun pelaksanaannya juga masih belum memadai, pembinaan danpendampingan kepada para penerima pinjaman bergulir produktif baru hanyasekedar dikunjungi saja.
Dari sisi pengawasan, pinjaman bergulir produktif ini juga perlu dilakukanmengingat bahwa pinjaman yang diberikan merupakan amanah dari masyarakat,dan bertujuan untuk diberikan secara bergantian kepada para kaum dhuafa yangmemiliki usaha. Namun pengawasan atas program pinjaman bergulir produktifyang dilakukan oleh pihak BAZNAS Sumatera Utara baik itu atas pinjamanbergulir produktif yang disalurkan oleh BAZNAS Sumatera Utara sendiri maupunpengawasan pinjaman bergulir produktif yang disalurkan lewat BAZNASkabupaten/kota yang ada di Sumatera Utara masih sangat lemah.
Pengawasan diperlukan untuk mengetahui apakah perencanaan yang telahdisusun dapat berjalan secara efisien, efektif, dan ekonomis. Menurut Basri danSubri (2005) bentuk pengawasan menjadi dua, yaitu: a) Bentuk PengawasanPreventif, berupa ketentuan-ketentuan yang berlaku atau prosedur-prosedur yangharus dilalui dalam menyelanggarakan pekerjaan. b) Bentuk PengawasanRepresif, berupa tindakan membandingkan apakah pekerjaan yang sedang/tidakdilaksanakan menurut kenyataan telah sesuai dengan atau prosedur-prosedur yangberlaku/ditetapkan.
KESIMPULAN DAN SARANBerdasarkan data yang ada dan pembahasan yang dilakukan maka
peneliti dapat memberikan kesimpulan sekaligus saran atas hasil penelitian inisebagai berikut :1. BAZNAS Sumatera Utara dalam pengumpulan dan penyaluran dana zakat,
infaq dan sadaqah sudah melakukan cara yang keatif dan inovatif. Salah satuPenyaluran dana zakat, infaq dan sadaqah yang dilakukan adalah ProgramPinjaman Bergulir Produktif yang memberikan bantuan produktif untukpengembangan usaha masyarakat.
2. Data tiga tahun terakhir menunjukan bahwa Penyaluran dana infaq dansadaqah untuk Pinjaman Bergulir Produktif mengalalami peningkatan namunpenerimaan dari penyaluran dana tersebut mengalami penurunan.
3. Penyaluran Pinjaman Bergulir Produktif sudah berdasarkan SOP yang adanamun pengawasan atas pinjaman bergulir produktif masih lemah. Sehinggadiperlukan adanya sisitem pengawasan yang memadai.
4. Hasil penelitian juga menunjukan perlunya adanya pembinaan danpendampingan atas pinjaman bergulir produktif kepada masyarakat yangmendapat pinjaman tersebut.
5. Agar Pinjaman Bergulir Produktif dapat berjalan sesuai sasaran maka perluadanya pembinaan dan pendampingan dari BAZNAS kepada penerimapinjaman bergulir produktif
6. Perlu adanya SOP Pinjaman Bergulir Produktif yang lebih efektif dan efisiensehingga penyaluran dana pinjaman bergulir produktif dapat terawasi denganbaik
84
7. Perlu adanya cara sosialisasi yang lebih efektif kepada masyarakat ataspinjaman bergulir produktif dengan menekankan bahwa pinjaman wajibkembali dan pinjaman merupa dana bergulir yang harus diberikan secarabergantian kepada masyarakat yang membutuhkan sehingga penyaluran danazakat, infaq dan sadaqah untuk pengembangan usaha kecil menengah dapatmeningkatkan penerima zakat menjadi pemberi zakat
DAFTAR PUSTAKABasri, Yuswar Zainul dan Mulyadi Subri, 2005. Keuangan Negara dan Analisis
Kebijakan Utang Luar Negeri. Raja Grafindo Persada, Jakarta.Bazwir, Revvisoynd, 1999. Akuntansi Pemerintah Indonesia. Edisi Tiga BPFE
Yogyakarta.Sinambela Elizar, 2011. Alokasi Dana Pembinaan Usaha Kecil Menengah Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat kota Medan. Penelitian DosenMuda. Fakultas Ekonomi UMSU
Fatwa MUI Nomor 15 Tahun 2011. Tentang Penyaluran Zakat Infaq danSyadaqah.
Heri Sudarsono, 2003 Bank dan lembaga Keuangan Syariah.Ichsan,M, Ratih., dan Trilaksono,N, 1997. Administrasi Keuangan Daerah:
pengelolaan dan penyusunan APBD. Brawijaya University Pers, Malang.Indra ismawan, 2001. Sukses diEra Ekonomi Liberal. Grasindo, Jakarta.Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang, 1999. Metodologi Penelitian Bisnis
untuk Akuntansi dan Manajemen. BPFE, Yogyakarta.Loekman Soetrisno, 1995. Menuju Masyarakat Partisipatif. Yogjakarta.Mardiasmo, 2002. Akuntansi Sektor Publik. Andi, Yogyakarta._________, 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Andi,
Yogyakarta.Mariarosa Dalla Costa, 2000. Politik Strategi Ekonomi Internasional.Kalianamita,
Jakarta.Muklis Rasyid, 1998.KUK ditengah gejolak moneter. Jakarta.Mohammad IkhSan, 1997. Profil Usaha Kecil dan Kebijakan Kredit Perbankan di
Indonesia. LPM FE - UI, Jakarta.Republik Indonesia, 2001. Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang
Pengelolahan dan Pertanggung Jawaban Anggaran.http://www.bakd.depdagri.go.id
________________ , 2001. Keputusan Presiden No. 74 Tahun 2001 TentangTatacara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.http://www.bpkp.go.id
, 2004. Undang-undang No.17 Tahun 2003 tentangKeuangan Negara. Pustaka Pergaulan. Jakarta.
Susilo Ady Saputro.2010 “Zakat Produktif sebagai Upaya MengurangiKemiskinandi Indonesia” http://anakbanyumas.wordpress.com/2010/04/23/zakat-produktif-sebagai-upaya-mengurangi-kemiskinan-di-indonesia/#more-159.
Yusuf Al-Qardawi. 1997 Hukum Zakat, Edisi terjemahan : Litera AntarNusa,Bogor
85
Lampiran 4. Luaran Tahun 1
Rancangan
MODEL PENYALURAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SADAQAHPROGRAM PINJAMAN BERGULIR PRODUKTIF
Disusun oleh ;
Elizar SinambelaFitriani Saragih
BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL SUMATERA UTARA
TAHUN 2015
86
RANCANGAN
MODEL PENYALURAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SADAQAH
Badan Amil Zakat Nasional atau yang disingkat dengan BAZNAS
tugasnya adalah melakukan Pengumpulan dan Penyaluran dana zakat, infaq dan
sadaqah. Demikian juga dengan BAZNAS Propinsi Sumatera Utara, tugasnya
adalah melakukan pengumpulan dan penyaluran dana zakat, infaq dan sadaqah di
wilayah Sumatera Utara. Untuk menjangkau semua wilayah tersebut maka
BAZNAS Sumatera Utara dibantu oleh BAZNAS di daerah propinsi sumatera
utara. Saat ini BAZNAS Sumatera Utara sudah bekerjasama dengan Sembilan (9)
BAZNAS kabupaten /Kota.
Model penyaluran dana zakat, infaq dan sadaqah yang saat ini dilakukan oleh
BAZNAS Sumatera Utara dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar ; VI.1Model Penyaluran Dana Zakat, Infaq dan Sadaqah
Pemberi Zakat(Muzzaki)
MenyalurkanBAZNASSUMUT
Penerima Zakat, Infaq danSadaqah (Mustahiq)
BantuanMesjid /Mussholla
Menyerahkan
Penerima Zakatyang memilikiusaha di sekitarBAZNASSUMUT
BAZNASKabupaten/
Kota
ProgramBantuanBAZNASLainnya
FakirMiskin,Sabilillah,Gharim,Muallaf danIbnu Sabil
BantuanProduktif
87
Keterangan ;
1. Masyarakat yang merupakan pemberi zakat, infaq dan sadaqah ( Muzzaki)
untuk menyerahkan zakat, infaq dan sadaqahnya dapat melalui BAZNAS
Sumatera Utara
2. BAZNAS Sumatera Utara kemudian akan meyalurkan dana zakat, infaq, dan
sadaqah yang sudah terkumpulkan tersebut kepada para penerima zakat, infaq
dan sadaqah (Mustahiq).
3. Penyaluran dana zakat, infaq dan sadaqah yang dilakukan BAZNAS Sumatera
Utara saat ini ternayata cukup bervariatif, mulai dari penyaluran untuk
penerima zakat konsumtif (Fakir Miskin, Sabilillah, Gharim, Muallaf dan Ibnu
Sabil) sampai untuk bantuan kepada Musollah/Masjid, bantuan Konsumtif,
bantuan Produktif dan bantuan untuk penyuluhan/pembinaan dan sosialisasi.
88
RANCANGAN
MODEL PENYALURAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SADAQAHPROGRAM BERGULIR PRODUKTIF
BAZNAS Sumatera Utara dalam penyaluran dana zakat, infaq dan sadaqah
salah satunnya melakukan program penyaluran untuk bantuan produktif. Program
ini merupakan pemberian pinjaman kepada masyarakat kaum dhuafa yang
memiliki usaha dan mau berusaha dengan ketentuan wajib dikembalikan dan akan
diberikan sekannya secara bergilir. Program ini disebut “Pinjaman Bergulir
Produktif”. Adapun Rancangan Model Pinjaman Bergulir Produktif ini dapat
digambarkana sebagai berikut :
Gambar ; IV.2
Model Penyaluran Pinjaman Bergulir Produktif
Pemberi Zakat(Muzzaki)
MenyalurkanBAZNASSUMUT
Menyerahkan
Penerima Zakatyang memilikiusaha di sekitarBAZNASSUMUTMembayar
Penerima Zakatdidaerah yangmemiliki usaha
BAZNASKabupaten/
Kota
Mem
bayar
Membayar
BantuanProduktif
Menyerahka
n
89
Keterangan ;
1. Masyarakat yang merupakan pemberi zakat, infaq dan sadaqah ( Muzzaki)
untuk menyerahkan zakat, infaq dan sadaqahnya dapat melalui BAZNAS
Sumatera Utara
2. BAZNAS Sumatera Utara kemudian akan meyalurkan dana zakat, infaq, dan
sadaqah yang sudah terkumpulkan tersebut kepada para penerima zakat, infaq
dan sadaqah (Mustahiq), salah satunya untuk Bantuan Produktif.
3. Bantuan Produktif Penyalurannya kepada kaum dhuafa yang memmiliki usaha
dan mau berusaha, baik yang langsung disalurkan oleh BAZNAS Sumatera
Utara maupun lewat BAZNAS kabupaten/kota
4. Bantuan Produktif yang disalurkan kepada BAZNAS Kabupaten /Kota
selanjutnnya akan disalurkan kepada kaum dhuafa yang memiliki usaha dan
mau berusaha yang ada di daerah.
5. Diharapkan bantuan yang diberikan dapat membantu perkembangan usaha
penerima bantuan produktif, sehingga mereka dapat mengembalikan bantuan
yang berupa pinjaman tersebut kepada BAZNAS
6. BAZNAS Kabupaten kota selanjutnya akan mengembalikan bantuan berupa
pinjaman produktif tersebut berserta laporannya kepada BAZNAS Sumatera
Utara.
90
Rancangan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PINJAMAN BERGULIR PRODUKTIF
Disusun oleh ;Elizar SinambelaFitriani Saragih
BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL SUMATERA UTARATAHUN 2015
91
STANDAR OPERASI DAN PROSEDUR (SOP)PINJAMAN BERGULIR PRODUKTIF
J. PENDAHULUANA. Latar Belakang
Salah satu program kerja unggulan BAZNAS Sumut adalah ”SumutMakmur” yaitu suatu program penyaluran dana infaq dan sadaqah kepadakaum dhuafa dalam bentuk pinjaman modal kerja. Program ini diberi nama”Pinjaman Bergulir Produktif” yaitu modal kerja yang diberikan secarabergulir kepada kaum dhuafa dengan tujuan agar dengan penyaluran modalkerja ini penerima dapat menjalankan suatu kegiatan usaha yang akanmenjadikan dirinya mandiri dalam memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya.Dengan penyaluran bergulir ini juga, diharapkan dapat menjangkau kaumdhuafa dan masyarakat miskin dalam jumlah yang lebih banyak mekipundananya terbatas.
Wilayah kerja BAZNAS Sumut adalah se propinsi Sumatera Utara,maka selain BAZNAS Sumut melakukan penyaluran sendiri, BAZNASSumut juga bekerjasama dengan BAZNAS Kabupaten/kota yang diikatdengan perjanjian kerjasama. BAZNAS Sumut sebagai penyedia dana danBAZNAS kabupaten/kota sebagai penyalur langsung kepada kaum dhuafadiwilayah nya masing-masing.
Program ini memiliki tujuan yang luhur, untuk itu semua pihakyang terkait dengan penyaluran pinjaman bergulir produktif ini hendaknyadapat mengawal pelaksanaannya agar sesuai dengan sasaran yang ingindicapai yaitu mengentaskan kemiskinan dikalangan umat Islam danmendorong upaya merubah sikap mental umat Islam dari sikap sukamenerima infaq dan sadaqah menjadi suka memberi infaq dan sadaqah.
B. TujuanTujuan dari program Pinjaman Bergulir Produktif ini adalah untuk
mengentaskan kemiskinan dikalangan ummat Islam, dengan memberikanpinjaman modal usaha tanpa biaya dan bunga. Pinjaman Modal Usaha iniwajib dikembalikan secara mencicil oleh kaum dhuafa yang menerima danmenggunakannya kepada BAZNAS Sumatera Utara dan BAZNASKabupaten/kota. Selanjutnya BAZNAS kabupaten/kota wajib pulamengembalikan kepada BAZNAS Sumut secara kolektif.
C. Sasaran.Sasaran utama Pinjaman Bergulir Produktif ini adalah kaum dhuafa
(fakir/miskin) yang berpendapatan rendah dengan kriteria sebagai berikut ;5. Jujur dan berkomitmen untuk mengembalikan dana secara mencicil6. Memiliki kemampuan untuk memulai usaha atau mengmbangkan usaha
yang telah ada7. Bersedia untuk dibimbing dan diarahkan oleh BAZNAS Sumut8. Menyiapkan bukti-bukti penggunaan dana sesuai dengan tujuan
pinjaman.
92
II. PROSEDUR PINJAMAN BERGULIR PRODUKTIFE. Ketentuan
Ketentuan pinjaman bergulir produktif adalah sebagai berikut ;8. Tujuan ; membantu kegiatan yang bersifat produktif dalam rangka
menciptakan peluang usaha/kesempatan kerja. Jenis usaha yangdijalankan adalah usaha yang halal, tidak merusak lingkungan, tidakmembahayakan kesehatan, tidak bertentangan dengan norma kesusilaandan seluruh rangkaian usaha sesuai dengan Syariah Islam.
9. Besar usaha disesuaikan dengan skala usaha mulai dari Rp.500.000,-sampai dengan Rp. 3.000.000,-
10. Akad Qardh, tanpa bunga dan tanpa beban administrasi.11. Jangka waktu pinjaman ; dicicil selama 2 sampai 10 bulan.
Pengembalian dapat dilakukan secara harian, mingguan dan bulanantanpa jeda (gracde period). Artinya setelah pinjaman diperoleh segeradikembalikan sesuai jadwal yang ditentukan.
12. Persyaratan Administrasi ;a. Memiliki KTPb. Memiliki Kartu Rumah Tanggac. Mengisi Formulir Permohonand. Menyerahkan pasphoto (Suami/Istri bagi yang sudah berumah
tangga)e. Materai Rp. 6.000,- untuk akad (perjanjian pinjaman)f. Menandatangani perjanjian kredit
13. Persyaratan lainnya ;g. Berbadan sehath. Mampu menjalankan usaha dengan baiki. Berakhlak baikj. Aktif dengan kegiatan mesjid dan aktif bermasyarakatk. Bersedia mendapat bimbingan BAZNASl. Bersedia menyerahkan bukti-bukti penggunaan dana
14. Dokumen-dokumen14. Formulir Permohonan Pinjaman Bergulir Produktif15. Laporan Survey Calon Peminjam16. Analisis Kelayakan Pembrian Pinjaman Bergulir Produktif17. Akad Pinjaman18. Bukti Tanda Terima Uang (Kuitansi)19. Bukti Tanda Terima Kuitansi Pembelian Barang20. Kartu Cicilan Pinjaman21. Formulir Monitoring Pijaman22. Surat Teguran Menunggak23. Surat Panggilan karena Menunggak24. Surat Keterangan Lunas25. Surat Pernyataan Tidak Sanggup Membayar.26. Laporan Pinjaman dari BAZNAS kabupaten/kota
93
F. Prinsip ”5 C”Penggunaan prinsip 5C ini adalah upaya analisis yang dilakukan
kepada calon peminjam untuk mengurangi resiko tidak kembalinyadana pinjaman bergulir produktif ini. Untuk itu analisis ini perludilakukan untuk melihat tentang caracter, capacity, condition, capitaldan collateral. Adapun penjelasannya sebagai berikut :6. Charakter ; mengetahui watak calon peminjam dengan meminta
informasi kepada tetangga, tokoh masyarakat tentang keaktifandimesjid/masyarakat, sikap dan pergaulannya dimasyarakat sertakemungkinan menggunakan dana dengan semestinya danmengembenlikan sesuai dengan yang dijanjikan.
7. Capacity ; mengetahui tentang biaya hidup keluarga, kemampuanmenjalankan usaha, pengalaman hidup, latar belakangpekerjaan/pendidikan, bagaimana penjualan dilakukan, hargapokok, keuntungan usaha, calon pembeli, presentase peningkatanusaha, kemampuan menyisihkan dana cicilan dan kemampuanwaktu mencicil.
8. Condition ; mengetahui tentang kondisi usaha baru ataupengembangan usaha yang akan dilakukan, persaingan usaha, jenisusaha dan jenis usaha tidak bertentangan dengan syariah Islam.
9. Capital ; mengetahui tentang kondisi modal yang dimiliki (miliksendiri, sewa atau pinjam). Hutang-hutang lain yang dimiliki, dandukungan dari keluarga atas usaha yang dijalankan.
10. Collateral ; mengetahui apakah barang-barang yang dibeli denganuang pinjaman dapat dijadikan jaminan (bila dipandang perlujaminan)
G. Prosedur Pelaksanaan Pinjaman Bergulir ProduktifProsedur Pelaksanaan untuk Pinjaman Bergulir Produkti ini merupakan
proses penyaluran pinjaman yang dilakukan dengan tahapan-tahapan mulaisaat sosialisasi sampai pelunasan pembayaran pinjaman dengandokumentasi yang memadai. Adapun prosedur yang dimaksud adalah ;16. Petugas BAZNAS melakukan Sosialisasi kepada masyarakat tentang
adanya pinjaman bergulir produktif. Tahap ini dilakukan untukmenjaring msyarakat kaum dhuafa yang berminat dengan menekankanbahwa pinjaman ini untuk tujuan produktif dan wajib dikembalikan.
17. Calon Penerima Pinjaman Bergulir Produktif wajib mengisi formulirpermohonan dengan dilengkapi persyaratan dan dokumen yang telahditentukan.
18. Petugas BAZNAS memandu cara pengisian formulir terutama terkaitdengan keberadaan usaha dan rencana cicilan.
19. Petugas BAZNAS melakukan wawancara kepada calon peminjamuntuk mengetahui kondisi calon peminjam sesuai dengan prinsip ”5 C”(Character, Capacity, Capital, Condition dan Collateral)
20. Petugas BAZNAS melakukan survey lapangan kerumah dan tempatusaha untuk melakukan cross chek kebenaran informasi dari calonpeminjam dan kelayakan kegiatan usaha.
94
21. Petugas BAZNAS menyusun formulir usulan pinjaman untukdipertimbangkan komite pinjaman yang terdiri dari petugas, bendaharadan ketua untuk memberi keputusan apakah pinjaman layak diberikan.
22. Apabila permohonan disetujui, calon penerima pinjaman dihubungiuntuk penandatangan akad dan didokumentasikan. Yangmenandatangani akad tidak hanya pihak BAZNAS dengan calonpeminjam tetapi juga penjamin (keluarga atau suami/istri bagi yangsudah menikah).
23. Petugas BAZNAS melakukan pencairan dana pinjaman bergulirproduktif dan mengadminstrasikannya dengan melampirkan semuaformulir dan dokumen-dokumen yang diperlukan pada saat pencairan.
24. Petugas BAZNAS melakukan monitoring penggunaan dana, mengecekbukti pembelian serta fisik barang yang dibeli. Mendokumentasikanpada saat monitoring dan mengisi formulir monitoring.
25. Petugas melakukan pendampingan dan pembinaan kepada parapeminjam dana pinjaman bergulir produktif baik dari sisi manajemenusaha maupundari sisi manajemen keuangan.
26. Petugas BAZNAS mengadministrasikan pembayaran cicilan pada kartucicilan yang dibuat rangkap dua, satu untuk file BAZNAS dan satunyalagi untuk file peminjam. Kedua kartu diisi dengan penandatanganansilang.
27. Petugas BAZNAS membuat Surat teguran apabila peminjammenunggak
28. Apabila peminjam ternyata tidak mampu membayar lagi cicilannyamaka, petugas mharus meminta surat pernyataan dari peminjam atasketidakmampuannya membayar cicilan disertai dengan alasannya dandokumen-dokumen pendukung.
29. BAZNAS kabupaten/kota setiap akhir bulan harus membuat laporansaldo pinjaman dan harus dikirim ke BAZNAS Sumut minimal setiapbulan dan maksimal 6 bulan sekali.
30. BAZNAS kabupaten/kota harus mengembalikan seluruh dana pinjamanbergulir produktif pada akhir masa pejanjian kerjasama (2 tahun)
H. LampiranLampiran ini dimaksudkan sebagai dokumen pendukung dari dokumen-
dokumen utama yang telah disyaratkan dalam arsip sebelumnya
III. PENUTUPDemikian rancangan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pinjaman
Bergulir Produktif yang dapat peneliti sampaikan. Dengan SOP ini diharapkannantinya penyaluran dana pinjaman bergulir produktif ini dapat berjalan sesuaidengan tujuannya dan juga dapat terawasi dengan baik. Sehingga dana yangmerupakan amanah masyarakat dapat dipertanggungjawabkan oleh semuapihak yang terkait.
95
Rancangan
SURAT PERNYATAAN TIDAK MAMPU MEMBAYAR PINJAMAN
Saya yang bertandatangan dibawah ini ;
Nama : ................................................................Alamat : ................................................................No. Akad Pinjaman : ................................................................Jumlah Pinjaman : ................................................................Tanggal Pencairan : ................................................................Jumlah Yang Sudah Dibayar : ................................................................Jumlah Yang Belum Dibayar : ................................................................Lama Cicilan : ................................................................
Dengan ini meyatakan tidak mampu/sanggup lagi melakukan pelunasanatas pinjaman yang saya lakukan kepada pihak BAZNAS karena....................................................................................................................................................................................................................................................
Demikianlah surat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya.Saya berharap Pihak BAZNAS dapat memakluminya.
Yang Membuat PernyataanPeminjam
ttd
(Nama Peminjam)-----------------------------------------
No. Akad