universitas negeri semarang - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/17450/1/4101409064.pdf · populasi...
TRANSCRIPT
i
KEEFEKTIFAN MODEL-ELICITING ACTIVITIES PADA
KEMAMPUAN PENALARAN DAN DISPOSISI
MATEMATIS SISWA KELAS VIII DALAM
MATERI LINGKARAN
skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
oleh
Dahniar Eka Yulianti
4101409064
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: “Keefektifan Model-Eliciting
Activities pada Kemampuan Penalaran dan Disposisi Matematis Siswa Kelas VIII
dalam Materi Lingkaran” bebas plagiat, dan apabila di kemudian hari terbukti terdapat
plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan
perundang-undangan.
Semarang, Februari 2013
Dahniar Eka Yulianti
4101409064
iv
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul
Keefektifan Model-Eliciting Activities pada Kemampuan Penalaran dan
Disposisi Matematis Siswa Kelas VIII dalam Materi Lingkaran
disusun oleh
Dahniar Eka Yulianti
4101409064
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA Unnes pada tanggal
27 Februari 2013.
Panitia:
Ketua
Sekretaris
Prof. Dr. Wiyanto, M. Si Drs. Arief Agoestanto, M. Si
196310121988031001 196807221993031005
Ketua Penguji
Dra. Emi Pujiastuti, M. Pd
196205241989032001
Anggota Penguji/
Pembimbing Utama
Anggota Penguji/
Pembimbing Pendamping
Drs. Wuryanto, M. Si Drs. Darmo
195302051983011003 194904081975011001
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah
selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain).
Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap. (Q. S. 94: 6-8)
PERSEMBAHAN
Untuk bapakku Tuhudi dan ibuku
Dwi Retna Marhaeni
Untuk adik-adikku Dien Meila
Anggarini dan Diva Triza Novitasari
Untuk teman-teman seperjuangan
Pendidikan Matematika Angkatan
2009
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis
menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, skripsi ini
tidak dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri
Semarang.
2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Semarang.
3. Drs. Arief Agoestanto, M. Si., Ketua Jurusan Matematika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
4. Drs. Wuryanto, M. Si, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
5. Drs. Darmo, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,
arahan, dan saran kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Matematika, yang telah memberikan bekal ilmu
kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
7. Kepala SMP Negeri 11 Semarang, yang telah berkenan memberikan ijin
penelitian.
8. M. Y. Nunik Triani R., S.Pd., Guru matematika kelas VIII SMP Negeri 11
Semarang yang telah membimbing selama penelitian.
vii
9. Siswa SMP Negeri 11 Semarang yang telah membantu proses penelitian.
10. Rekan-rekan seperjuangan Prodi Pendidikan Matematika FMIPA Universitas
Negeri Semarang.
11. Seluruh pihak yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Kritik dan saran sangat penulis harapkan guna kesempurnaan
penyusunan karya selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini
bermanfaat bagi pembaca.
Semarang, Februari 2013
Penulis
viii
ABSTRAK
Yulianti, D.E. 2013. Keefektifan Model-Eliciting Activities pada Kemampuan
Penalaran dan Disposisi Matematis Siswa Kelas VIII dalam Materi Lingkaran.
Skripsi. Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Drs. Wuryanto, M.Si., Pembimbing
II: Drs. Darmo.
Kata kunci: disposisi matematis, Model-Eliciting Activities, penalaran matematis.
Kemampuan penalaran merupakan salah satu aspek kognitif yang sangat
penting dalam pembelajaran matematika. Karena kemampuan penalaran
matematis siswa yang rendah akan mempengaruhi kualitas belajar siswa yang
akan berdampak pada rendahnya prestasi hasil belajar siswa. Sedangkan disposisi
matematis merupakan salah satu aspek afektif yang perlu mendapat perhatian
karena akan berkaitan dengan aspek kompetensi matematis yang lain. Tetapi
kenyataannya dalam pembelajaran di sekolah, aspek afektif kurang mendapat
perhatian. Padahal aspek kognitif maupun afektif sama-sama penting untuk
mendukung keberhasilan siswa, kedua aspek tersebut harus diperhatikan. Salah
satu upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah menerapkan pembelajaran Model-
Eliciting Activities.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 11
Semarang tahun ajaran 2012/2013. Sampel dalam penelitian ini diambil secara
cluster random sampling, terpilih kelas VIII G sebagai kelas eksperimen dengan
pembelajaran Model-Eliciting Activities dan kelas VIII H sebagai kelas kontrol
dengan pembelajaran ekspositori. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui keefektifan pembelajaran Model-Elicting Activities pada kemampuan
penalaran dan disposisi matematis dalam materi lingkaran.
Data hasil penelitian dianalisis dengan uji normalitas, uji homogenitas, uji
proporsi, uji kesamaan dua proporsi, dan uji perbedaan dua rata-rata. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: (1) persentase banyaknya siswa yang mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) terhadap kemampuan penalaran matematis
dengan pembelajaran Model-Eliciting Activities mencapai ketuntasan klasikal
minimal 80%; (2) ketuntasan klasikal siswa terhadap kemampuan penalaran
matematis dengan pembelajaran Model-Eliciting Activities lebih baik daripada
ketuntasan klasikal siswa dengan pembelajaran ekspositori; (3) kemampuan
penalaran matematis siswa dengan pembelajaran Model-Eliciting Activities lebih
baik daripada dengan pembelajaran ekspositori dan (4) tingkat disposisi
matematis siswa dengan pembelajaran Model-Eliciting Activities lebih baik
daripada dengan pembelajaran ekspositori.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran Model-Eliciting Activities efektif terhadap kemampuan penalaran
dan disposisi matematis siswa kelas VIII dalam materi lingkaran. Peneliti
menyarankan bahwa pembelajaran Model-Eliciting Activities dapat digunakan
sebagai alternatif dalam pembelajaran materi lingkaran.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi
ABSTRAK .................................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xvii
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 6
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
1.5 Penegasan Istilah .................................................................................. 8
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi .............................................................. 11
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori .................................................................................... 13
2.1.1 Belajar ........................................................................................ 13
2.1.1.1 Teori Ausubel .................................................................. 13
2.1.1.2 Teori Vygotsky ............................................................... 14
x
2.1.1.3 Teori Gagne..................................................................... 15
2.1.2 Pembelajaran Matematika .......................................................... 16
2.1.3 Model-Eliciting Activities ........................................................... 17
2.1.3.1 Pengertian Pembelajaran Model-Eliciting Activities ....... 17
2.1.3.2 Prinsip Desain Model-Eliciting Activities ....................... 18
2.1.3.3 Tahap-tahap Pemodelan Matematika .............................. 20
2.1.3.4 Langkah-langkah Pembelajaran MEAs .......................... 21
2.1.4 Penalaran Matematis ................................................................... 23
2.1.4.1 Penalaran dan Penalaran Matematis ............................... 23
2.1.4.2 Jenis-jenis Penalaran ....................................................... 24
2.1.4.3 Indikator-indikator Penalaran Matematis ........................ 26
2.1.5 Disposisi Matematis ................................................................... 27
2.1.5.1 Pengertian Disposisi Matematis ...................................... 27
2.1.5.2 Komponen-komponen Disposisi Matematis ................... 28
2.1.6 Pembelajaran Ekspositori ........................................................... 30
2.1.7 Lingkaran .................................................................................... 32
2.1.7.1 Pengertian Lingkaran ...................................................... 32
2.1.7.2 Unsur-unsur Lingkaran ................................................... 33
2.1.7.3 Pendekatan Nilai π .......................................................... 34
2.1.7.4 Keliling Lingkaran .......................................................... 35
2.1.7.5 Luas Lingkaran ............................................................... 35
2.2 Kerangka Berpikir ............................................................................... 36
2.3 Hipotesis .............................................................................................. 39
xi
3. METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ........................................................................................... 40
3.2 Metode Penentuan Subjek Penelitian ............................................................ 43
3.2.1 Populasi ...................................................................................... 43
3.2.2 Sampel ........................................................................................ 43
3.2.2.1 Kelas Eksperimen ........................................................... 44
3.2.2.2 Kelas Kontrol .................................................................. 44
3.2.3 Variabel Penelitian ..................................................................... 44
3.2.3.1 Variabel Bebas ................................................................ 44
3.2.3.2 Variabel Terikat .............................................................. 45
3.3 Metode Pengumpulan Data ................................................................. 45
3.3.1 Metode Dokumentasi .................................................................. 45
3.3.2 Metode Tes ................................................................................. 46
3.3.3 Skala Disposisi ........................................................................... 46
3.3.4 Metode Wawancara .................................................................... 46
3.3.5 Metode Observasi ....................................................................... 46
3.4 Instrumen Penelitian ............................................................................ 47
3.4.1 Instrumen Pembelajaran ............................................................. 47
3.4.1.1 Silabus ............................................................................ 47
3.4.1.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .................... 47
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data .................................................... 47
3.4.2.1 Instrumen Tes ................................................................. 47
3.4.2.1.1 Tahap Persiapan .............................................. 48
xii
3.4.2.1.2 Tahap Pelaksanaan Uji Coba Soal .................. 48
3.4.2.1.3 Tahap Pelaksanaan Tes ................................... 49
3.4.2.2 Instrumen Non Tes ........................................................ 49
3.4.2.2.1 Skala Disposisi Matematis ............................. 49
3.4.2.2.2 Lembar Wawancara ........................................ 50
3.4.2.2.3 Lembar Observasi ........................................... 50
3.5 Analisis Data Uji Coba Instrumen ....................................................... 51
3.5.1 Instrumen Tes Penalaran Matematis ........................................... 51
3.5.1.1 Analisis Validitas Item ................................................... 51
3.5.1.2 Analisis Reliabilitas Tes ................................................. 52
3.5.1.3 Analisis Taraf Kesukaran ............................................... 54
3.5.1.4 Analisis Daya Pembeda .................................................. 55
3.5.2 Instrumen Skala Disposisi Matematis ........................................ 56
3.5.2.1 Analisis Validitas Item ................................................... 56
3.5.2.2 Analisis Reliabilitas ....................................................... 57
3.6 Analisis Data Awal .............................................................................. 58
3.6.1 Uji Normalitas ............................................................................ 58
3.6.2 Uji Homogenitas ......................................................................... 59
3.6.3 Uji Kesamaan Dua Rata-rata ...................................................... 59
3.7 Analisis Data Akhir ............................................................................. 61
3.7.1 Uji Normalitas ............................................................................ 61
3.7.2 Uji Homogenitas ......................................................................... 62
3.7.3 Uji Proporsi ................................................................................. 62
xiii
3.7.4 Uji Kesamaan Dua Proporsi ....................................................... 63
3.7.5 Uji Perbedaan Dua Rata-rata ..................................................... 64
3.7.6 Analisis Skala Disposisi Matematis ............................................ 65
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................... 68
4.1.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian .................................................. 68
4.1.1.1 Hasil Tes Kemampuan Penalaran Matematis ................. 70
4.1.1.2 Hasil Tingkat Disposisi Matematis Siswa ...................... 72
4.1.1.3 Hasil Observasi Kinerja Guru ........................................ 73
4.1.2 Analisis Data Awal ................................................................... 75
4.1.2.1 Uji Normalitas ................................................................ 75
4.1.2.2 Uji Homogenitas ............................................................ 75
4.1.2.3 Uji Kesamaan Dua Rata-rata .......................................... 76
4.1.3 Analisis Data Akhir Tes Kemampuan Penalaran Matematis ..... 76
4.1.3.1 Uji Normalitas .............................................................. 77
4.1.3.1.1 Kelas Eksperimen......................................... 77
4.1.3.1.2 Kelas Kontrol ............................................... 77
4.1.3.2 Uji Homogenitas ............................................................ 78
4.1.3.3 Uji Hipotesis 1 ................................................................ 78
4.1.3.4 Uji Hipotesis 2 ................................................................ 79
4.1.3.5 Uji Hipotesis 3 ................................................................ 80
4.1.4 Analisis Data Tingkat Disposisi Matematis ............................... 81
4.1.4.1 Uji Normalitas Data Tingkat Disposisi Matematis ......... 81
xiv
4.1.4.1.1 Kelas Eksperimen ........................................... 81
4.1.4.1.2 Kelas Kontrol .................................................. 81
4.1.4.2 Uji Homogenitas Data Tingkat Disposisi Matematis ..... 82
4.1.4.3 Uji Hipotesis 4 ................................................................ 82
4.2 Pembahasan ......................................................................................... 83
4.2.1 Kemampuan Penalaran Matematis Siswa ................................... 83
4.2.2 Tingkat Disposisi Matematis Siswa ........................................... 89
4.2.3 Kinerja Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran ......................... 90
5. PENUTUP
5.1 Simpulan ............................................................................................. 92
5.2 Saran.................................................................................................... 93
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 94
LAMPIRAN ..................................................................................................... 98
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Metode Pengumpulan Data .............................................................. 46
Tabel 3.2 Cara Penskoran Skala Disposisi ....................................................... 50
Tabel 3.3 Kriteria Skor Tiap Aspek Kegiatan Guru ........................................ 51
Tabel 3.4 Kriteria Persentase Aspek Kegiatan Guru ....................................... 51
Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas .......................................................................... 53
Tabel 3.6 Kriteria Taraf Kesukaran ................................................................. 54
Tabel 3.7 Kriteria Daya Pembeda .................................................................... 55
Tabel 3.8 Kriteria Tingkat Disposisi Matematis Siswa ................................... 67
Tabel 4.1 Data Kemampuan Penalaran Matematis .......................................... 68
Tabel 4.2 Data Tingkat Disposisi Matematis ................................................... 69
Tabel 4.3 Hasil Tes Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Tiap Indikator 70
Tabel 4.4 Hasil Tingkat Disposisi Matematis Siswa ....................................... 72
Tabel 4.5 Tingkat Disposisi Matematis Tiap Indikator ................................... 73
Tabel 4.6 Kinerja Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran .............................. 74
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Model standar proses pemodelan ................................................. 21
Gambar 2.2 Lingkaran yang Berpusat di O ..................................................... 30
Gambar 2.3 Keliling dan Luas Lingkaran ........................................................ 30
Gambar 2.4 Unsur-unsur Lingkaran ................................................................ 30
Gambar 2.5 Lingkaran dan Juring-juringnya ................................................... 33
Gambar 2.6 Juring-juring Lingkaran................................................................ 33
Gambar 3.1 Desain Penelitian .......................................................................... 38
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian ....................................................................... 40
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen ........................................ 98
Lampiran 2 Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol ............................................... 99
Lampiran 3 Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba Soal ..................................... 100
Lampiran 4 Kisi-Kisi Soal Uji Coba Tes Penalaran Matematis ..................... 101
Lampiran 5 Soal Uji Coba Tes Penalaran Matematis ...................................... 105
Lampiran 6 Kunci Jawaban Soal Uji Coba Tes Penalaran Matematis ............. 109
Lampiran 7 Kisi-Kisi Soal Tes Penalaran Matematis ..................................... 123
Lampiran 8 Soal Tes Penalaran Matematis ...................................................... 126
Lampiran 9 Kunci Jawaban Tes Penalaran Matematis .................................... 130
Lampiran 10 Kisi-Kisi Uji Coba Skala Disposisi Matematis Siswa ................ 141
Lampiran 11 Uji Coba Skala Disposisi Matematis Siswa ............................... 144
Lampiran 12 Kisi-Kisi Skala Disposisi Matematis Siswa ............................... 147
Lampiran 13 Skala Disposisi Matematis Siswa ............................................... 150
Lampiran 14 Analisis Soal Uji Coba Tes Penalaran Matematis ...................... 153
Lampiran 15 Rekap Hasil Analisis Soal Uji Coba Tes Penalaran Matematis . 155
Lampiran 16 Perhitungan Validitas Butir Soal Nomor 1 ................................. 156
Lampiran 17 Perhitungan Reliabilitas Soal Tes ............................................... 159
Lampiran 18 Perhitungan Taraf Kesukaran Butir Soal Nomor 1 .................... 162
Lampiran 19 Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal Nomor 1 ....................... 164
Lampiran 20 Analisis Uji Coba Skala Disposisi Matematis ............................ 166
xviii
Lampiran 21 Data Nilai Ulangan Akhir Semester .......................................... 170
Lampiran 22 Uji Normalitas Data Awal ......................................................... 178
Lampiran 23 Uji Homogenitas Data Awal ..................................................... 181
Lampiran 24 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data Awal .................................. 183
Lampiran 25 Silabus Pembelajaran .................................................................. 186
Lampiran 26 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ............. 188
Lampiran 27 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ................... 205
Lampiran 28 Lembar Tugas Siswa .................................................................. 219
Lampiran 29 Kunci Jawaban Lembar Tugas Siswa ......................................... 223
Lampiran 30 Soal Kuis..................................................................................... 239
Lampiran 31 Kunci Jawaban Soal Kuis ........................................................... 241
Lampiran 32 Pekerjaan Rumah ........................................................................ 243
Lampiran 33 Kunci Jawaban Pekerjaan Rumah .............................................. 245
Lampiran 34 Lembar Kegiatan Siswa 1 ........................................................... 251
Lampiran 35 Lembar Kegiatan Siswa 2 ........................................................... 257
Lampiran 36 Lembar Pengamatan Guru Kelas Eksperimen ............................ 261
Lampiran 37 Lembar Pengamatan Guru Kelas Kontrol .................................. 270
Lampiran 38 Analisis Hasil Tes Penalaran Matematis .................................... 279
Lampiran 39 Data Nilai Tes Penalaran Matematis Siswa ................................ 283
Lampiran 40 Analisis Skor Tingkat Disposisi Matematis ............................... 285
Lampiran 41 Data Skor Tingkat Disposisi Matematis ..................................... 291
Lampiran 42 Uji Normalitas Data Kemampuan Penalaran Matematis Kelas
Eksperimen ...................................................................................................... 293
xix
Lampiran 43 Uji Normalitas Data Kemampuan Penalaran Matematis Kelas
Kontrol ............................................................................................................ 296
Lampiran 44 Uji Homogenitas Data Kemampuan Penalaran Matematis ........ 299
Lampiran 45 Uji Proporsi Data Kemampuan Penalaran Matematis ................ 301
Lampiran 46 Uji Kesamaan Dua Proporsi Data Akhir ................................... 303
Lampiran 47 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Kemampuan Penalaran
Matematis Siswa .............................................................................................. 305
Lampiran 48 Uji Normalitas Data Tingkat Disposisi Matematis Kelas
Eksperimen ....................................................................................................... 307
Lampiran 49 Uji Normalitas Data Tingkat Disposisi Matematis Kelas
Kontrol ............................................................................................................. 310
Lampiran 50 Uji Homogenitas Data Disposisi Matematis Siswa .................... 313
Lampiran 51 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Tingkat Disposisi Matematis
Siswa ................................................................................................................ 315
Lampiran 52 Dokumentasi Penelitian .............................................................. 317
Lampiran 53 SK Penetapan Dosen Pembimbing ............................................. 319
Lampiran 54 Surat Ijin Penelitian .................................................................... 320
Lampiran 55 Surat Keterangan Penelitian ....................................................... 321
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
mengembangkan daya pikir manusia (BSNP, 2006). Matematika merupakan suatu
alat untuk mengembangkan cara berpikir. Karena itu matematika sangat
diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi
kemajuan IPTEK sehingga matematika perlu dibekalkan kepada setiap peserta
didik sejak SD, bahkan sejak TK (Hudojo, 2003). Peran penting matematika yang
diungkapkan oleh Cockcroft (1986: 1) bahwa “It would be very difficult-perhaps
impossible-to life in very many parts of the world in the twentieth century without
making use of mathematics of some kind”. Sehingga penguasaan matematika
sejak dini itu merupakan hal yang sangat penting.
National Council of Teachers of Mathematics (2000) merumuskan tujuan
pembelajaran matematika yang disebut mathematical power (daya matematis)
meliputi: (a) belajar untuk berkomunikasi (mathematical communication), (b)
belajar untuk bernalar (mathematical reasoning), (c) belajar untuk memecahkan
masalah (mathematical problem solving), (d) belajar untuk mengaitkan ide
(mathematical connection), (e) belajar untuk merepresentatif (representation).
2
Kemampuan penalaran merupakan aspek yang sangat penting dalam
pembelajaran matematika. Penalaran (reasoning) merupakan standar proses yang
termuat dalam NCTM (2000). Kemampuan penalaran matematis siswa yang
rendah akan mempengaruhi kualitas belajar siswa yang akan berdampak pada
rendahnya prestasi hasil belajar siswa. Siswa dengan kemampuan penalaran yang
rendah akan selalu mengalami kesulitan menghadapi permasalahan. Kemampuan
penalaran siswa harus diasah agar siswa dapat menggunakan nalar yang logis
dalam menyelesaikan suatu permasalahan matematika. Apabila siswa
diperkenalkan dengan penalaran, maka diharapkan nantinya siswa dapat
meningkatkan hasil belajarnya.
Model pembelajaran dan guru merupakan faktor utama yang dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa. An et al. (2004: 146) mengemukakan bahwa,
“Teachers and teaching are found to be one of the factors majors related to
student’s achievement in TIMSS and others studies”. Menurut Mulyana (2009: 2),
guru dengan berbagai kompetensi yang dimilikinya diharapkan dapat memilih
atau mengembangkan model pembelajaran dan menciptakan suasana
pembelajaran di dalam kelas, sehingga prosedur pembelajaran berjalan sesuai
dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. Proses kegiatan belajar mengajar
di kelas akan terlaksana dengan baik apabila terjadi interaksi yang baik antara
guru dengan siswa. Selain bertugas untuk merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran di kelas, guru juga bertanggung jawab terhadap keberhasilan proses
pembelajaran yang telah dilaksanakannya.
3
Dalam Kurikulum 2006, terdapat lima kompetensi yang ingin dicapai
melalui mata pelajaran matematika, yaitu empat aspek dalam ranah kognitif dan
satu aspek ranah afektif. Meskipun dalam kompetensi mata pelajaran matematika
terdapat aspek afektif, tetapi kenyataannya dalam pembelajaran di sekolah, aspek
afektif kurang mendapat perhatian. Padahal aspek kognitif maupun afektif sama-
sama penting untuk mendukung keberhasilan siswa, sehingga sebaiknya dalam
pembelajaran di sekolah, kedua aspek tersebut harus diperhatikan. Aspek afektif
dalam kompetensi mata pelajaran matematika itu adalah memiliki sikap
menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin
tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan
percaya diri dalam pemecahan masalah. Hal ini sejalan dengan pendapat Syaban
(2010) bahwa dalam pembelajaran matematika perlu dikembangkan diantaranya
sikap kritis, cermat, objektif, terbuka, menghargai keindahan matematika, rasa
ingin tahu, dan senang belajar matematika. Sikap dan kebiasaan berpikir seperti di
atas pada hakekatnya akan menumbuhkan disposisi matematis (mathematical
disposition).
Materi lingkaran adalah salah satu materi yang diajarkan di jenjang
Sekolah Menengah Pertama. Materi lingkaran merupakan salah satu aspek yang
diujikan dalam Ujian Nasional matematika SMP. Soal tentang materi lingkaran
selalu keluar setiap tahunnya, antara lain tentang soal penerapan konsep lingkaran.
Soal yang disajikan dalam Ujian Nasional tersebut tergolong soal rutin, tetapi
hasil laporan Ujian Nasional menunjukkan hasil yang kurang memuaskan untuk
soal konsep lingkaran.
4
Berdasarkan laporan hasil Ujian Nasional SMP tahun 2010/2011, daya
serap siswa SMP Negeri 11 Semarang mata pelajaran matematika untuk materi
lingkaran masih di bawah daya serap nasional. Laporan hasil Ujian Nasional
SMP, kemampuan yang diujikan pada materi lingkaran adalah menghitung besar
sudut pusat atau sudut keliling pada lingkaran serta menghitung luas juring
lingkaran dari unsur yang diketahui. Tercatat bahwa daya serap siswa SMP Negeri
11 Semarang untuk kemampuan menghitung besar sudut pusat atau sudut keliling
pada lingkaran hanya memperoleh 53,31% dari pencapaian daya serap nasional
sebesar 65,44% dan untuk kemampuan menghitung luas juring lingkaran dari
unsur yang diketahui memperoleh 71,07% dengan daya serap nasional 78,14%.
Dari laporan hasil Ujian Nasional tahun 2010/2011 tersebut,
menunjukkan bahwa siswa kurang mampu bernalar secara logis terhadap suatu
permasalahan matematika yang diberikan. Hal ini terlihat dari kurangnya
pencapaian daya serap kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal dengan
menggunakan konsep lingkaran. Untuk menyelesaikan soal rutin, ternyata siswa
masih belum mahir apalagi soal non-rutin yang mengukur penalaran siswa.
Sehingga perlu diberikan pembelajaran yang dapat melatih kemampuan bernalar
matematis siswa.
Berdasarkan wawancara dengan salah satu guru mata pelajaran
matematika SMP Negeri 11 Semarang, dalam pembelajaran matematika guru
lebih sering menggunakan pembelajaran ekspositori dengan menggunakan
ceramah daripada pembelajaran diskusi atau pembelajaran kooperatif yang
melibatkan siswa dalam penemuan konsep. Hal ini menyebabkan siswa tidak
5
dapat beraktivitas mengembangkan potensi yang dimilikinya. Sehingga siswa
cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Padahal menurut
Marpaung, sebagaimana dikutip oleh Markaban (2008: 1) pembelajaran
matematika merupakan usaha membantu siswa mengkontruksi pengetahuan
melalui proses. Proses tersebut dimulai dari pengalaman, sehingga siswa harus
diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengkontruksi sendiri pengetahuan yang
harus dimiliki. Dari hasil wawancara tersebut juga diperoleh informasi bahwa
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) siswa kelas VIII di SMP Negeri 11
Semarang untuk pelajaran matematika adalah 70. Sehingga ketuntasan belajar
individual untuk pelajaran matematika adalah 70. Siswa dikatakan tuntas jika
telah mencapai nilai ≥ 70. Sedangkan untuk ketuntasan klasikal sebesar ≥75%,
artinya jika siswa yang sudah tuntas sebanyak 75% dalam suatu kelas maka
dikatakan bahwa ketuntasan klasikal tercapai. Dalam penelitian ini, ketuntasan
klasikal individual yang digunakan adalah 70 dan ketuntasan klasikal yang
ditetapkan oleh peneliti adalah 80%.
Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan upaya yang dapat ditempuh
untuk melatih kemampuan penalaran dan mengembangkan disposisi matematis
siswa adalah dengan memilih model pembelajaran yang dapat membantu siswa
dalam mengembangkan kemampuan matematikanya. yaitu pembelajaran Model-
Eliciting Activities. Model-Eliciting Activities (MEAs) merupakan model
pembelajaran untuk memahami, menjelaskan, dan mengkomunikasikan konsep-
konsep dalam suatu permasalahan melalui proses pemodelan matematika. Dalam
kegiatan pembelajaran Model-Eliciting Activities, diawali dengan suatu sajian
6
masalah yang harus ditemukan solusinya oleh siswa melalui proses pemodelan
matematika berdasarkan permasalahan. Sehingga dalam pembelajaran ini, siswa
diberi kesempatan untuk secara aktif menggunakan kemampuan berpikirnya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian yang berjudul “Keefektifan Model-Eliciting Activities
pada Kemampuan Penalaran dan Disposisi Matematis Siswa Kelas VIII
dalam Materi Lingkaran”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
(1) Apakah persentase banyaknya siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) terhadap kemampuan penalaran matematis dengan
pembelajaran Model-Eliciting Activities mencapai ketuntasan klasikal
minimal 80%?
(2) Apakah ketuntasan klasikal siswa terhadap kemampuan penalaran
matematis dengan pembelajaran Model-Eliciting Activities lebih baik
daripada ketuntasan klasikal siswa dengan pembelajaran ekspositori?
(3) Apakah kemampuan penalaran matematis siswa dengan pembelajaran
Model-Eliciting Activities lebih baik daripada kemampuan penalaran
matematis siswa dengan pembelajaran ekspositori?
7
(4) Apakah tingkat disposisi matematis siswa dengan pembelajaran Model-
Eliciting Activities lebih baik daripada tingkat disposisi matematis siswa
dengan pembelajaran ekspositori?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka penelitian
ini bertujuan untuk:
(1) Mengetahui apakah persentase banyaknya siswa yang mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) terhadap kemampuan penalaran matematis
dengan pembelajaran Model-Eliciting Activities mencapai ketuntasan
klasikal minimal 80%.
(2) Mengetahui apakah ketuntasan klasikal siswa terhadap kemampuan
penalaran matematis dengan pembelajaran Model-Eliciting Activities lebih
baik daripada ketuntasan klasikal siswa dengan pembelajaran ekspositori.
(3) Mengetahui apakah kemampuan penalaran matematis siswa dengan
pembelajaran Model-Eliciting Activities lebih baik daripada kemampuan
penalaran matematis siswa dengan pembelajaran ekspositori.
(4) Mengetahui apakah tingkat disposisi matematis siswa dengan pembelajaran
Model-Eliciting Activities lebih baik daripada tingkat disposisi matematis
siswa dengan pembelajaran ekspositori.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
8
(1) Memberikan informasi mengenai keefektifan Model-Eliciting Activities
pada kemampuan penalaran dan disposisi matematis siswa.
(2) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif model pembelajaran
yang berpotensi diterapkan pada pembelajaran di sekolah.
(3) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengalaman bagi peneliti dalam
memilih model pembelajaran yang tepat pada pembelajaran.
1.5 Penegasan Istilah
Untuk menghindari penafsiran makna yang berbeda terhadap judul dan
rumusan masalah oleh para pembaca, diperlukan penegasan istilah sebagai
berikut.
1.5.1 Keefektifan
Keefektifan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tercapainya
keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan Model-Eliciting Activities
terhadap kemampuan penalaran dan disposisi matematis siswa dalam proses
pembelajaran matematika kelas VIII SMP Negeri 11 Semarang pada materi pokok
lingkaran. Pembelajaran dikatakan efektif ditunjukkan dengan indikator sebagai
berikut.
(1) Persentase banyaknya siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) terhadap kemampuan penalaran matematis dengan pembelajaran
Model-Eliciting Activities mencapai ketuntasan klasikal minimal 80%.
9
(2) Ketuntasan klasikal siswa terhadap kemampuan penalaran matematis dengan
pembelajaran Model-Eliciting Activities lebih baik daripada ketuntasan
klasikal siswa dengan pembelajaran ekspositori.
(3) Kemampuan penalaran matematis siswa dengan pembelajaran Model-
Eliciting Activities lebih baik daripada kemampuan penalaran matematis
siswa dengan pembelajaran ekspositori.
(4) Tingkat disposisi matematis siswa dengan pembelajaran Model-Eliciting
Activities lebih baik daripada tingkat disposisi matematis siswa dengan
pembelajaran ekspositori.
1.5.2 Model-Eliciting Activities
Model-Eliciting Activities adalah model pembelajaran yang diaplikasikan
dengan cara memanfaatkan pemodelan matematika untuk memahami,
menjelaskan, dan mengkomunikasikan konsep-konsep matematika yang
terkandung dalam suatu sajian permasalahan (Permana, 2010).
1.5.3 Kemampuan Penalaran Matematis
Kemampuan penalaran matematis yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah kemampuan berpikir untuk menghubungkan fakta-fakta kepada suatu
kesimpulan atau siswa dapat menarik kesimpulan baru yang benar berdasarkan
pernyataan yang telah dibuktikan kebenarannya. Dalam penelitian ini, indikator
penalaran matematis yang akan diukur meliputi: (1) kemampuan siswa dalam
menganalisis situasi matematika; (2) memperkirakan jawaban dan proses solusi;
dan (3) menarik kesimpulan logis.
10
1.5.4 Disposisi Matematis
Disposisi matematis adalah keinginan, kesadaran, dan dedikasi yang kuat
pada diri siswa untuk belajar matematika dan melaksanakan berbagai kegiatan
matematika (Sumarmo, 2010). Dalam penelitian ini, disposisi matematis yang
akan diukur adalah percaya diri dalam menggunakan matematika, fleksibel dalam
melakukan kerja matematika (bermatematika), gigih dan ulet dalam mengerjakan
tugas-tugas matematika, memiliki rasa ingin tahu dalam bermatematika,
melakukan refleksi atas cara berpikir, menghargai aplikasi matematika, dan
mengapresiasi peranan matematika.
1.5.5 Materi Pokok lingkaran
Materi pokok lingkaran adalah salah satu materi pokok matematika kelas
VIII SMP semester genap, meliputi unsur-unsur lingkaran, keliling dan luas
lingkaran, hubungan sudut pusat, panjang busur, dan luas juring, lingkaran dalam
dan lingkaran luar segitiga, penerapan keliling dan luas lingkaran, serta sudut
pusat dan sudut keliling. Materi lingkaran yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah keliling dan luas lingkaran.
1.5.6 Kriteria Ketuntasan Minimal
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) merupakan acuan untuk
menetapkan siswa secara minimal memenuhi persyaratan penguasaan atas materi
pelajaran tertentu (Prayitno, 2009: 418). Penetapan KKM dilakukan melalui
analisis kriteria ketuntasan belajar minimum pada setiap KD. Setiap KD
dimungkinkan adanya perbedaan nilai KKM, dan penetapannya harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
11
(1) Tingkat kompleksitas (kesulitan dan kerumitan) setiap KD yang harus
dicapai oleh siswa.
(2) Tingkat kemampuan (intake) rata-rata siswa pada sekolah yang
bersangkutan.
(3) Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran
pada masing-masing sekolah.
Dalam penelitian ini, KKM individual siswa kelas VIII SMP Negeri 11
Semarang adalah 70, sedangkan ketuntasan klasikal siswa dalam suatu kelas
minimal 80% dari seluruh siswa dalam suatu kelas yang mencapai KKM. Peneliti
menaikkan 5% ketuntasan klasikal siswa yang semula 75% dengan tujuan agar
penelitian ini dapat menjadi motivasi guru di sekolah untuk menerapkan
pembelajaran Model-Eliciting Activities dalam pembelajaran jika model ini efektif
dan mampu mencapai ketuntasan klasikal siswa yang lebih dari pembelajaran
yang sudah dilaksanakan selama ini.
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi
Secara garis besar penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu
bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir, yang masing-masing diuraikan sebagai
berikut.
1.6.1 Bagian Awal
Bagian ini terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, pernyataan,
motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar
gambar, dan daftar lampiran.
12
1.6.2 Bagian Isi
Bagian ini merupakan bagian pokok skripsi yang terdiri dari 5 bab, yaitu:
BAB I : Pendahuluan, berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan,
manfaat, penegasan istilah, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II : Tinjauan pustaka, berisi landasan teori, kerangka berpikir, dan
hipotesis.
BAB III : Metode penelitian, berisi desain penelitian, metode penentuan
subjek penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian,
dan analisis data.
BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan.
BAB V : Penutup, berisi simpulan hasil penelitian dan saran-saran peneliti.
1.6.3 Bagian Akhir
Bagian ini terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
13
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Belajar
Belajar merupakan suatu proses aktif dalam memperoleh pengalaman
atau pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku (Hudojo,
2003: 83). Berliner dan Gage (1984: 132) mengemukakan bahwa “ learning is a
change in behavior (machine shaking) as a result of experience”. Hal ini senada
dengan Slavin sebagaimana dikutip Rifa’i dan Anni (2009: 82) yang menyatakan
bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.
Beberapa teori belajar banyak dikembangkan oleh para ahli. Teori-teori
belajar yang mendukung penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut.
2.1.1.1 Teori Ausubel
Sebagai pelopor aliran kognitif, David Ausubel mengemukakan teori
belajar bermakna (meaningful learning). Menurut Dahar sebagaimana dikutip
Rifa’i dan Anni (2009: 210), belajar bermakna adalah proses mengaitkan
informasi baru dengan konsep-konsep yang relevan dan terdapat dalam struktur
kognitif seseorang.
Ausubel membedakan antara belajar menemukan dengan belajar
menerima. Pada belajar menerima siswa hanya menerima, jadi tinggal
menghafalkannya, tetapi pada belajar menemukan konsep ditemukan oleh siswa,
14
jadi tidak menerima pelajaran begitu saja. Selain itu untuk dapat membedakan
antara belajar menghafal dengan belajar bermakna. Pada belajar menghafal, siswa
menghafalkan materi yang sudah diperolehnya, tetapi pada belajar bermakna
materi yang telah diperoleh itu dikembangkan dengan keadaan lain sehingga
belajarnya lebih dimengerti (Suherman, 2003: 32).
Dalam penelitian ini, yang berkaitan dengan teori belajar Ausubel adalah
pembelajaran dengan Model-Eliciting Activities. Pada model pembelajaran
tersebut, siswa dihadapkan pada suatu masalah kemudian mereka harus
memecahkan masalah tersebut sebagai langkah awal terjadinya penemuan, baik
penemuan model matematika maupun solusi permasalahan.
2.1.1.2 Teori Vygotsky
Ada empat pinsip kunci dari teori Vygotsky. Prinsip tersebut adalah
sebagai berikut.
(1) Penekanan pada hakikat sosiokultural dari pembelajaran (the sociocultural
nature of learning)
Prinsip pertama menekankan pentingnya interaksi sosial dengan
orang lain (orang dewasa dan teman sebaya yang lebih mampu) dalam proses
pembelajaran.
(2) Zona perkembangan terdekat (zone of proximal development)
Prinsip kedua adalah ide bahwa siswa belajar paling baik apabila
berada dalam zona perkembangan terdekat mereka, yaitu tingkat
perkembangan sedikit di atas tingkat perkembangan anak saat ini.
15
(3) Pemagangan kognitif (cognitive apprenticenship)
Prinsip ketiga menekankan pada kedua-duanya, hakikat sosial dari
belajar dan zona perkembangan. Siswa dapat menemukan sendiri solusi dari
permasalahan melalui bimbingan dari teman sebaya atau pakar.
(4) Perancah (scaffolding)
Prinsip keempat, Vygotsky memunculkan konsep scaffolding, yaitu
memberikan sejumlah besar bantuan kepada peserta didik selama tahap-tahap
awal pembelajaran, dan kemudian mengurangi bantuan tersebut untuk
selanjutnya memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengambil alih
tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya.
Bantuan tersebut dapat berupa bimbingan atau petunjuk, peringatan,
dorongan,ataupun yang lainnya.
Dengan demikian, keterkaitan antara pendekatan teori vygotsky dengan
penelitian ini adalah interaksi sosial yang muncul dalam langkah-langkah
pembelajaran Model-Eliciting Activities. Dalam pembelajaran ini, siswa bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil, yang terdiri dari 4 orang. Siswa dihadapkan
pada suatu permasalahan, kemudian berdiskusi denngan kelompoknya untuk
menyelesaiakan permasalahan tersebut.
2.1.1.3 Teori Gagne
Gagne menggunakan matematika sebagai sarana untuk menyajikan dan
mengaplikasi teori-teorinya tentang belajar. Menurut Gagne, objek belajar
matematika terdiri dari objek langsung dan objek tak langsung. Objek langsung
16
belajar matematika adalah fakta, keterampilan, konsep dan prinsip (Suherman,
2003: 33).
Objek-objek tak langsung dari pembelajaran matematika meliputi
transfer belajar, kemampuan menyelidiki, kemampuan memecahkan masalah,
kemampuan berpikir logis, sikap positif terhadap matematika, ketelitian,
ketekunan, kedisiplinan, apresiasi pada struktur matematika dan hal-hal lain yang
secara implisit akan dipelajari jika siswa mempelajari matematika.
Dalam penelitian ini, yang berkaitan dengan teori Gagne adalah dalam
pembelajaran matematika, diharapkan siswa memiliki tingkat disposisi matematis
yang tinggi, meliputi kepercayaan diri, fleksibilitas, bertekad kuat untuk
menyelesaikan tugas-tugas matematika, ketertarikan dan keingintahuan, refleksi,
mengaplikasikan matematika, serta mengapresiasi matematika.
2.1.2 Pembelajaran Matematika
Pembelajaran menurut Gagne et al. (2005) adalah serangkaian peristiwa
eksternal siswa yang dirancang untuk mendukung proses internal belajar.
Peristiwa belajar ini dirancang agar memungkinkan siswa memproses informasi
nyata dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan Briggs
sebagaimana dikutip Rifa’i dan Anni (2009: 191), mengemukakan bahwa
pembelajaran adalah seperangkat peristiwa (events) yang mempengaruhi siswa
sedemikian rupa sehingga siswa memperoleh kemudahan.
Menurut UU Nomor 22 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar.
Sedangkan pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 157) adalah
17
proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar
bagaimana memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika
adalah suatu proses yang diselengarakan oleh guru dalam mengajarkan
matematika kepada siswa guna memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan
matematika.
Dalam pembelajaran matematika, para siswa dibiasakan untuk
memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat dari sekumpulan
objek (abstraksi). Sehingga guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi,
pendekatan, metode, dan teknik yang banyak melibatkan siswa aktif dalam
belajar, baik secara mental, fisik, maupun sosial. Penekanan dalam pembelajaran
matematika tidak hanya pada melatih keterampilan hafal fakta, tetapi pada
pemahaman konsep. Dalam pelaksanaannya tentu harus disesuaikan dengan
tingkat berpikir siswa (Suherman, 2003).
2.1.3 Model-Eliciting Activities
2.1.3.1 Pengertian Pembelajaran Model-Eliciting Activities
Model-Eliciting Activities (MEAs) menurut Lesh et al. yang dikutip
Chamberlin dan Moon (2008: 3), terbentuk pada pertengahan tahun 1970-an
untuk memenuhi kebutuhan pengguna kurikulum. Melalui Model-Eliciting
Activities mereka mengharapkan bahwa siswa dapat membentuk model matematik
berupa sistem konseptual yang membuat mereka merasakan beragam pengalaman
matematik tertentu. Jadi, siswa tidak hanya menghasilkan model matematik tetapi
18
juga diharapkan mengerti konsep-konsep yang digunakan dalam pembentukan
model matematik dari permasalahan yang diberikan.
Pembelajaran Model-Eliciting Activities (MEAs) menurut Hamilton et al.
(2008: 4) didasarkan pada situasi kehidupan nyata siswa, bekerja dalam kelompok
kecil untuk menyelesaikan masalah, dan menyajikan sebuah model matematik
sebagai solusi. MEAs dapat diterapkan dalam pembelajaran untuk membantu
siswa membangun penalaran siswa ke arah peningkatan konstruksi matematika
dan terbentuk karena adanya kebutuhan untuk membuat siswa menerapkan
prosedur matematik yang telah dipelajari sehingga dapat membentuk model
matematik.
Model-Eliciting Activities (MEAs) menurut Permana (2010) adalah
model pembelajaran untuk memahami, menjelaskan, dan mengkomunikasikan
konsep-konsep yang terkandung dalam suatu sajian masalah melalui proses
pemodelan matematika. Pada kegiatan pembelajaran Model-Eliciting Activities,
diawali dengan penyajian masalah yang akan memunculkan aktivitas untuk
menghasilkan model matematik yang digunakan untuk menyelesaikan masalah
matematika. Dalam Model-Eliciting Activities, siswa melalui suatu proses
pemodelan yang diharapkan dapat mengkonstruksi model matematika yang dapat
digunakan kembali untuk menyelesaikan permasalahan lain yang serupa.
2.1.3.2 Prinsip Desain Model-Eliciting Activities
Ada enam prinsip desain MEAs (Hamilton et al..:2008), yaitu:
(1) the reality principle (the “personally meaningful” principle); (2) the model
construction principle; (3) the model-documentation principle; (4) the self-
19
evaluation principle; (5) the model generalization principle; (6) the simple
prototype principle.
Sedangkan Dux et al. (2006: 52), memaparkan keenam prinsip tersebut
sebagai berikut.
(1) Prinsip Realitas
Prinsip realitas disebut juga prinsip kebermaknaan. Prinsip ini
menyatakan bahwa permasalahan yang disajikan sebaiknya realistis dan
dapat terjadi dalam kehidupan siswa. Prinsip ini bertujuan untuk
meningkatkan minat siswa dan mensimulasikan aktivitas yang nyata.
Permasalahan yang realistis lebih memungkinkan solusi kreatif dari siswa.
(2) Prinsip Konstruksi Model
Prinsip ini menyatakan bahwa respon yang sangat baik dari tuntutan
permasalahan adalah penciptaan sebuah model. Sebuah model matematik
adalah sebuah sistem yang terdiri dari: elemen-elemen, hubungan antar
elemen, operasi yang menggambarkan interaksi antar elemen, dan aturan
yang diterapkan dalam hubungan-hubungan dan operasi-operasi. Sebuah
model menjadi penting ketika sebuah sistem menggambarkan sistem lainnya.
Karakteristik MEAs yang paling penting ini mengusulkan disain aktivitas
yang merangsang kreativitas dan tingkat berpikir yang lebih tinggi.
(3) Prinsip Self-Assessment
Prinsip ini menyatakan bahwa siswa harus mengukur kelayakan dan
kegunaan solusi tanpa bantuan guru. Siswa diberi kesempatan untuk
20
memperbaiki jawabannya karena self-assessment terjadi saat kelompok-
kelompok mencari jawaban yang tepat.
(4) Prinsip Konstruksi Dokumentasi
Prinsip ini menyatakan bahwa siswa harus mampu menyatakan
pemikiran mereka sendiri selama bekerja dalam MEAs dan bahwa proses
berpikir mereka harus didokumentasikan dalam solusi. Prinsip ini
berhubungan dengan self-assessment.
(5) Prinsip Effective Prototype
Prinsip ini menyatakan bahwa model yang dihasilkan harus dapat
mudah ditafsirkan dengan mudah oleh orang lain. Prinsip ini membantu
siswa belajar bahwa solusi kreatif yang diterapkan pada permasalahan
matematik berguna dan dapat digeneralisasikan.
(6) Prinsip Konstruksi Sharebility dan Reusability
Prinsip ini menyatakan bahwa model harus dapat digunakan pada
situasi serupa. Jika model yang dikembangkan dapat digeneralisasi pada
situasi serupa, maka respon siswa dikatakan sukses. Prinsip ini berhubungan
dengan prinsip effective prototype.
2.1.3.3 Tahap-tahap Pemodelan Matematika
Pembelajaran matematika dengan menggunakan Model-Eliciting
Activities erat kaitannya dengan pemodelan matematika yang dimulai dari situasi
nyata. Ang sebagaimana dikutip Eric (2008: 50) mengemukakan bahwa “In
mathematical modelling, the starting point is a real-world problem or situation,
21
and it is the process of representing such problems in mathematical terms in an
attempt to find solutions to the problems”.
Tahap-tahap dasar proses pemodelan matematika adalah sebagai berikut
(NCTM dalam Permana, 2010).
(1) Mengidentifikasi dan menyederhanakan (simplifikasi) situasi masalah
(2) Membangun model matematik
(3) Menstransformasikan dan menyelesaikan model
(4) Menginterprestasi model
2.1.3.4 Langkah-langkah Pembelajaran Model-Eliciting Activities
Model-Eliciting Activities diimplementasikan dalam beberapa langkah
oleh Chamberlin (Chamberlin dan Moon, 2008), yaitu: (1) guru memberikan
lembar permasalahan yang dapat mengembangkan sebuah konteks untuk siswa;
(2) siswa siap menanggapi pertanyaan berdasarkan lembar permasalahan yang
telah dibagikan; (3) guru membaca permasalahan bersama siswa dan memastikan
bahwa tiap kelompok mengerti apa yang sedang ditanyakan; (4) siswa berusaha
situasi masalah
dunia nyata
formulasi masalah
solusi dalam
model
model matematik
simplifikasi validasi
interpretasi
matematisasi
transformasi
Gambar 2.1 Model standar proses pemodelan
22
untuk menyelesaikan masalah; dan (5) siswa mempresentasikan modelnya setelah
membahas dan meninjau ulang solusi.
Dari langkah-langkah tersebut, tiga langkah pertama sedikit memberikan
pengaruh terhadap peningkatan kemampuan penalaran dan disposisi matematis
siswa. Sedangkan dua langkah terakhir usaha peningkatan kemampuan penalaran
dan disposisi matematis siswa sudah mulai terjadi. Pada langkah tersebut, siswa
bereksplorasi dan mengkontruksi pengetahuan mereka untuk menyelesaikan
masalah melalui model matematika dengan rasa percaya diri, fleksibel, gigih, ulet,
dan dapat melakukan refleksi terhadap solusi masalah.
Dalam penelitian ini, langkah pembelajaran dengan menggunakan
Model-Eliciting Activities yang digunakan adalah sebagai berikut.
(1) Guru memberikan pengantar materi.
(2) Guru mengelompokkan 4 siswa tiap kelompok.
(3) Guru memberikan lembar permasalahan Model-Eliciting Activities berupa
Lembar Tugas Siswa (LTS).
(4) Siswa membaca permasalahan dan guru memastikan bahwa setiap kelompok
mengerti apa yang ditanyakan.
(5) Siswa berusaha menyelesaikan masalah tersebut.
(6) Siswa mempresentasikan model matematiknya setelah mereka bahas dan
meninjau ulang solusi.
23
2.1.4 Penalaran Matematis
2.1.4.1 Penalaran dan Penalaran Matematis
Penalaran (reasoning) dijelaskan Keraf (1982: 5) adalah proses berpikir
yang berusaha menghubung-hubungkan fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang
diketahui menuju kepada suatu kesimpulan. Sedangkan Copi sebagaimana dikuti
Jasisnski (2001: 348), mengemukakan bahwa “reasoning is a special kind of
thinking in which inference takes place or in which conclusion are drawn from
premises”.
Ross (dalam Lithner, 2000: 165) menyatakan bahwa “One of the most
important goals of mathematics courses is to teach student logical reasoning”.
Jadi, jelas bahwa penalaran merupakan hal penting yang harus diajarkan pada
siswa. Rochmad (2008) menambahkan bahwa bila kemampuan bernalar tidak
dikembangkan pada siswa, maka bagi siswa matematika hanya akan menjadi
materi yang mengikuti serangkaian prosedur dan meniru contoh-contoh tanpa
mengetahui maknanya.
Selama proses pembelajaran matematika, kemampuan penalaran
matematis perlu digunakan siswa agar mereka lebih mudah dalam memahami
matematika. Menurut Depdiknas sebagaimana dikutip Shadiq (2004) materi
matematika dan penalaran matematis merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan, yaitu materi matematika dipahami melalui penalaran dan penalaran
dipahami dan dilatihkan melalui belajar materi matematika. Sehingga dengan
kemampuan penalaran matematis yang dimiliki oleh siswa, maka mereka dapat
menarik kesimpulan dari beberapa fakta yang mereka ketahui dengan lebih
24
mudah. Tentunya penalaran tidak hanya digunakan dalam belajar matematika saja,
tetapi juga diperlukan untuk membuat keputusan atau dalam penyelesaian
masalah kehidupan sehari-hari.
2.1.4.2 Jenis-jenis Penalaran
Penalaran secara garis besar digolongkan Sumarmo (2010) dalam dua
jenis yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif diartikan
sebagai penarikan kesimpulan yang bersifat umum berdasarkan data yang
teramati. Beberapa kegiatan yang tergolong penalaran induktif antara lain:
(1) Transduktif
Transduktif adalah menarik kesimpulan dari satu kasus atau sifat khusus yang
satu diterapkan pada kasus khusus lainnya.
(2) Analogi
Analogi adalah penarikan kesimpulan berdasarkan keserupaan data atau
proses.
(3) Generalisasi
Generalisasi adalah penarikan kesimpulan umum berdasarkan sejumlah data
yang teramati.
(4) Memperkirakan jawaban, solusi atau kecenderungan interpolasi dan
ekstrapolasi.
(5) Memberi penjelasan terhadap model, fakta, sifat, hubungan, atau pola yang
ada.
(6) Menggunakan pola hubungan untuk menganalisis situasi dan menyusun
dugaan.
25
Terkait penalaran induktif, Polya (1973) menyatakan bahwa:
Yes, mathematics has two faces; it is the rigorous science of Euclid
but it is also something else. Mathematics presented in the Euclidean
way appears as a systematic, deductive science; but mathematics in
the making appears as an experimental, inductive science.
Pernyataan Polya tersebut menunjukkan bahwa penalaran induktif itu penting.
Sejalan dengan penyataan Polya, Depdiknas sebagaimana dikutip Shadiq
(2009) menyatakan bahwa:
Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran
suatu konsep atau pernyataan yang diperoleh sebagai akibat logis dan
kebenaran sebelumnya. Namu demikian, dalam pembelajaran,
pemahan konsep sering diawali secara induktif melalui pengalaman
nyata atau intuisi. Proses induktif dan deduktif dapat digunakan untuk
mempelajari konsep matematika.
Penalaran deduktif menurut Sumarmo (2010) adalah penarikan
kesimpulan berdasarkan aturan yang disepakati. Kegiatan yang tergolong pada
penalaran deduktif antara lain:
(1) Melaksanakan perhitungan berdasarkan aturan atau rumus tertentu.
(2) Menarik kesimpulan logis berdasarkan aturan inferensi, memeriksa validitas
argumen, membuktikan, dan menyusun argumen yang valid.
(3) Menyusun pembuktian langsung, pembuktian tak langsung, dan pembuktian
dengan induksi matematika.
Dalam penalaran deduktif, penarikan kesimpulannya tidak boleh
bertentangan dengan pernyataan-pernyataan yang sebelumnya telah dianggap
benar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Jacobs (Shadiq, 2004), “Deductive
reasoning is a method of drawing conclusions from facts that we accept as true by
using logic”. Artinya, penalaran deduktif adalah suatu cara penarikan kesimpulan
26
dari pernyataan atau fakta-fakta yang dianggap benar dengan menggunakan
logika. Penalaran matematis dipandang Peressini dan Webb sebagaimana dikutip
Rochmad (2008) sebagai konseptualisasi dinamik dari daya matematika
(mathematically powerful) siswa, juga memandang penalaran matematis sebagai
aktivitas dinamik yang melibatkan keragaman model berpikir.
Peningkatan kemampuan penalaran dalam standar proses menurut
NCTM (2000: 56) adalah sebagai berikut.
(1) Recoqnize reasoning and proof as fundamental aspect of mathematics
(mengenali penalaran dan pembuktian sebagai aspek dasar matematika).
(2) Make and investigate mathematical conjectures (membuat dan melakukan
dugaan matematika).
(3) Develop and evaluate mathematical arguments and proofs (mengembangkan
dan mengevaluasi argumen dan bukti matematika).
(4) Select and use various types of reasoning and methods of proof (memilih dan
menggunakan tipe penalaran yang bervariasi dan berbagai metode
pembuktian).
2.1.4.3 Indikator-indikator Penalaran Matematis
Ada beberapa indikator dalam penalaran matematis dalam dokumen
Peraturan Dirjen Dikdasmen No. 506/C/2004 Depdiknas sebagaimana dikutip
Shadiq (2009), yaitu (1) menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis,
gambar, diagram; (2) mengajukan dugaan (conjecture); (3) melakukan manipulasi
matematika; (4) menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau
bukti terhadap kebenaran solusi; (5) menarik kesimpulan dari pernyataan; (6)
27
memeriksa kesahihan suatu argumen; dan (7) menentukan pola atau sifat dari
gejala matematis untuk membuat generalisasi.
Penalaran matematika meliputi beberapa indikator yang dikemukakan
oleh Sumarmo (2010), yaitu: (1) menarik kesimpulan logis, (2) memberikan
penjelasan dengan menggunakan model, fakta, sifat-sifat, dan hubungan, (3)
memperkirakan jawaban dan proses solusi, (4) menggunakan pola dan hubungan
untuk menganalisis situasi matematika, (5) menyusun dan menguji konjektur, (6)
merumuskan lawan contoh (counter example), (7) mengikuti aturan interferensi,
memeriksa validitas argument, (8) menyusun argument valid, (9) menyusun
pembuktian langsung, tak langsung, dan menggunakan induksi matematika.
2.1.5 Disposisi Matematis
2.1.5.1 Pengertian Disposisi Matematis
Disposisi menurut Katz (1993) adalah “a disposition is a tendency to
exhibit frequently, consciously, and voluntarily a pattern of behavior that is
directed to a broad goal.” Artinya disposisi adalah kecenderungan untuk secara
sadar (consciously), teratur (frequently), dan sukarela (voluntary) untuk
berperilaku tertentu yang mengarah pada pencapaian tujuan tertentu.
Sedangkan di dalam konteks matematika, disposisi matematika
(mathematical disposition) menurut NCTM (1991) berkaitan dengan bagaimana
siswa memandang dan menyelesaikan permasalahan, apakah percaya diri, tekun,
berminat, dan berpikir fleksibel untuk mengeksplorasi berbagai alternatif
penyelesaian masalah. Selain itu berkaitan dengan kecenderungan siswa untuk
merefleksi pemikiran mereka sendiri. Sumarmo (2010) mengungkapkan bahwa
28
disposisi matematis adalah keinginan, kesadaran, dan dedikasi yang kuat pada diri
siswa untuk belajar matematika dan melaksanakan berbagai kegiatan matematika.
Disposisi matematis (mathematical disposition) menurut Kilpatrick et al.
(2001: 131) adalah sikap produktif atau sikap positif serta kebiasaan untuk
melihat matematika sebagai sesuatu yang logis, berguna, dan berfaedah.
Kilpatrick et al. menyatakan bahwa, “Student disposition toward mathematics is
major factor in determining their educational success”. Dari pernyataan tersebut
mengindikasikan bahwa disposisi matematis merupakan faktor utama dalam
menentukan kesuksesan belajar matematika siswa.
Menurut NCTM (Pearson Education, 2000):
Some dispositions are more specific to mathematics content: genuine
interest in mathematical concepts and connections; a persistence with
finding solutions to problems; the willingness to consider multiple
processes or multiple solutions to the same problem; and an
appreciation for mathematics-related applications such as those in
music, art, architecture, geography, demographics, or technology.
Jadi, disposisi matematis lebih spesifik, mencakup minat yang sungguh-
sungguh dalam konsep matematika dan koneksi matematika, kegigihan dalam
menemukan solusi masalah, kemauan untuk menemukan proses atau solusi pada
problem yang sama, dan mengapresiasi hubungan matemtika dengan bidang ilmu
lainnya.
2.1.5.2 Komponen-komponen Disposisi Matematis
Berdasarkan NCTM (1989) disposisi matematika memuat tujuh
komponen. Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut: (1) percaya diri
dalam menggunakan matematika; (2) fleksibel dalam melakukan kerja
matematika (bermatematika); (3) gigih dan ulet dalam mengerjakan tugas-tugas
29
matematika; (4) memiliki rasa ingin tahu dalam bermatematika; (5) melakukan
refleksi atas cara berpikir; (6) menghargai aplikasi matematika; dan (7)
mengapresiasi peranan matematika.
Disposisi matematis penting untuk dikembangkan karena dapat
menunjang keberhasilan siswa dalam belajar matematika. Dengan menggunakan
disposisi matematis yang dimiliki oleh siswa, diharapkan siswa dapat
menyelesaikan masalah, mengembangkan kegiatan kerja yang baik dalam
matematika, serta bertanggung jawab terhadap belajar matematika. Pentingnya
pengembangan disposisi matematis sesuai pernyataan Sumarmo (2010) bahwa:
... dalam belajar matematika siswa dan mahasiswa perlu
mengutamakan pengembangan kemampuan berfikir dan disposisi
matematis. Pengutamaan tersebut menjadi semakin penting manakala
dihubungkan dengan tuntutan IPTEKS dan suasana bersaing yang
semakin ketat terhadap lulusan semua jenjang pendidikan.
Menurut Carr sebagaimana dikutip Maxwell (2001: 32), “...
dispositions are different from knowledge and skills they are often the product of
a knowledge/skills combination.” Jadi, disposisi dikatakan dapat menunjang
kemampuan matematis siswa. Siswa dengan kemampuan matematis yang sama,
tetapi memiliki disposisi matematis yang berbeda, diyakini akan menunjukkan
hasil belajar yang akan berbeda. Karena siswa yang memiliki disposisi lebih
tinggi, akan lebih percaya diri, gigih, ulet dalam menyelesaikan masalah dan
mengeksplorasi pengetahuannya.
Disposisi matematis siswa dapat berkembang ketika mereka mempelajari
aspek kompetensi lainnya. Contohnya ketika siswa bernalar untuk menyelesaikan
persoalan non-rutin, sikap dan keyakinan siswa akan menjadi lebih positif. Jika
30
konsep yang dikuasai oleh siswa semakin banyak, maka siswa akan semakin
yakin dapat menguasai matematika. Sebaliknya jika siswa jarang diberi tantangan
persoalan oleh guru, maka siswa cenderung kehilangan rasa percaya dirinya untuk
dapat menyelesaikan masalah.
Untuk mengukur tingkat disposisi matematis siswa, dapat dilakukan
dengan membuat skala disposisi dan pengamatan. Skala disposisi memuat
pernyataan-pernyataan tentang komponen disposisi dan pengamatan yang dapat
mengetahui perubahan siswa dalam mengerjakan tugasnya.
2.1.6 Pembelajaran Ekspositori
Pembelajaran ekspositori merupakan kegiatan mengajar yang terpusat
pada guru. Guru aktif memberikan menjelasan terperinci tentang bahan
pengajaran. Tujuan utama pembelajaran ekspositori adalah memindahkan
pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai pada siswa. Hal yang esensial pada
bahan pengajaran harus dijelaskan kepada siswa. Peran guru yang penting dalam
pembelajaran ekspositori adalah sebagai penyusun program pembelajaran,
pemberi informasi yang benar, pemberi fasilitas belajar yang baik, pembimbing
siswa dalam pemerolehan informasi, dan penilaian. Sedangkan siswa berperan
sebagai pencari informasi, pemakai media dan sumber belajar, serta
menyelesaikan tugas (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 172).
Dipandang sebagai model pembelajaran, pembelajaran ekspositori
dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
31
2.1.6.1 Persiapan (Preparation)
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima
pelajaran. Dalam strategi ekspositori, langkah persiapan merupakan langkah yang
sangat penting.
2.1.6.2 Penyajian (Presentation)
Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai
dengan persiapan yang telah dilakukan. Yang harus dipikirkan guru dalam
penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah
ditangkap dan dipahami oleh siswa. Karena itu, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini, yaitu: (1) penggunaan bahasa, (2)
intonasi suara, (3) menjaga kontak mata dengan siswa, dan (4) menggunakan
joke-joke yang menyegarkan.
2.1.6.3 Korelasi (Correlation)
Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan
pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat
menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya.
2.1.6.4 Menyimpulkan (Generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core) dari materi
pelajaran yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan langkah yang
sangat penting dalam strategi ekspositori, sebab melalui langkah menyimpulkan
siswa akan dapat mengambil inti sari dari proses penyajian.
32
2.1.6.5 Mengaplikasikan (Application)
Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka
menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting
dalam proses pembelajaran ekspositori, sebab melalui langkah ini guru akan dapat
mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran
oleh siswa. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini di antaranya: (1)
dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan, (2)
dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran (Sanjaya, 2007:183).
2.1.7 Lingkaran
2.1.7.1 Pengertian Lingkaran
Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik yang terletak pada satu
bidang dan berjarak sama dari sebuah titik tertentu.
Perhatikan Gambar 2.2 di bawah ini! Titik 𝐴, 𝐵, dan 𝐶 mempunyai jarak
sama terhadap titik 𝑂. Titik 𝑂 ini disebut titik pusat lingkaran.
Gambar 2.2
𝐴
𝐶
𝑂
𝐵
Gambar 2.3
𝑂
33
Pada Gambar 2.3 di atas, panjang garis lengkung yang kedua ujungnya
saling bertemu disebut keliling. Daerah yang diarsir disebut bidang lingkaran,
yang selanjutnya disebut luas lingkaran.
2.1.7.2 Unsur-unsur Lingkaran
Untuk memahami unsur-unsur yang terdapat
pada lingkaran, perhatikan uraian berdasarkan Gambar
2.4 berikut ini.
(1) Titik O disebut pusat lingkaran.
(2) Garis ,,OBOA dan OC disebut jari-jari atau radius
)(r .
(3) Garis AC disebut garis tengah atau diameter )(d yaitu garis yang
menghubungkan dua titik pada lingkaran dan melalui titik pusat lingkaran.
Panjang diameter = 2 kali panjang jari-jari.
(4) Garis lurus EF disebut tali busur.
(5) Garis lengkung AB dan EF disebut busur.
(6) Daerah arsiran yang dibatasi oleh dua jari-jari dan sebuah busur, misalkan
daerah yang dibatasi oleh ,,OBOA dan busur AB disebut juring atau sektor.
(7) Daerah arsiran yang dibatasi oleh tali busur EF dan busur EF disebut
tembereng.
(8) Garis OD CD disebut apotema, yaitu jarak terpendek antara tali busur
dengan pusat lingkaran.
Gambar 2.4
34
2.1.7.3 Pendekatan nilai 𝝅
Nilai perbandingan 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 disebut 𝜋, atau
𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟= 𝜋
π adalah sebuah huruf Yunani yang dibaca pi.
Bilangan 𝜋 tidak dapat dinyatakan secara tepat dalam bentuk pecahan
biasa maupun pecahan desimal. Bilangan 𝜋 merupakan bilangan irasional yang
berada antara 3,141 dan 3,142. Oleh karena itu, nilai 𝜋 hanya dapat dinyatakan
dengan nilai pendekatan saja, yaitu 3,14, dengan pembulatan sampai dua tempat
desimal.
Pecahan 22
7 jika dinyatakan dalam bentuk pecahan desimal menjadi
3,142857... dan dibulatkan sampai dua tempat desimal menjadi 3,14. Jadi, 22
7
adalah pecahan yang mendekati nilai 𝜋, yaitu 3,14.
Dengan demikian, pendekatan nilai 𝜋 dapat dinyatakan sebagai pecahan
biasa atau pecahan desimal dengan pembulatan dua tempat desimal, yaitu:
(1) dengan pecahan biasa, maka 𝜋 =22
7,
(2) dengan pecahan desimal, maka 𝜋 = 3,14 (pembulatan dua tempat desimal).
35
2.1.7.4 Keliling Lingkaran
Perbandingan 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 sama dengan 𝜋. Jika 𝐾 adalah
keliling lingkaran dan 𝑑 adalah perbandingan diamaternya, maka 𝐾
𝑑= 𝜋. Jadi,
𝐾 = 𝜋𝑑. Oleh karena 𝑑 = 2𝑟, dengan 𝑟 = jari-jari, maka 𝐾 = 𝜋 × 2𝑟 = 2𝜋𝑟
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa:
Untuk setiap lingkaran berlaku rumus berikut.
Keliling = 𝜋𝑑 atau Keliling = 2𝜋𝑟
dengan 𝑑 = diamater, 𝑟 =jari-jari dan 𝜋 =22
7 atau 𝜋 = 3,14
2.1.7.5 Luas Lingkaran
Untuk menemukan rumus luas lingkaran dapat dilakukan dengan
membagi lingkaran menjadi juring-juring dengan sudut pusat masing-masing
adalah 22,5𝑜 seperti Gambar 2.5, kemudian lingkaran dipotong menjadi Gambar
2.6.
Gambar 2.5
Gambar 2.6
36
Hasil potongan-potongan juring yang diletakkan secara berdampingan
membentuk bangun yang menyerupai persegi panjang. Jika juring-juring
lingkaran memiliki sudut pusat semakin kecil, maka bangun yang terjadi hampir
mendekati bentuk persegi panjang dengan panjang 2
1 kali keliling lingkaran dan
lebar = jari-jari lingkaran, sehingga
Luas lingkaran = luas persegi panjang yang terjadi
= panjang lebar
= 2
1 keliling lingkaran jari-jari lingkaran
=1
2× 2𝜋𝑟 × 𝑟
= 𝜋𝑟2
Jadi, luas lingkaran adalah 𝜋𝑟2. Untuk 𝑟 =1
2𝑑, luas lingkaran dapat
dinyatakan 1
4𝜋𝑑2.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa:
Untuk setiap lingkaran berlaku rumus berikut.
Luas =1
4𝜋𝑑2 atau Luas = 𝜋𝑟2
dengan 𝑑 = diamater, 𝑟 =jari-jari dan 𝜋 =22
7 atau 𝜋 = 3,14
2.2 Kerangka Berpikir
Dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika pada
Kurikulum 2006 dimaksudkan antara lain untuk mengembangkan kemampuan
matematika dalam penalaran dan disposisi matematis. Mata pelajaran matematika
37
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan antara lain bertujuan agar siswa
memiliki kemampuan menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. Selain itu, siswa diharapkan
memiliki kemampuan memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
Terdapat lima kompetensi yang ingin dicapai melalui mata pelajaran
matematika, yaitu empat aspek dalam ranah kognitif dan satu aspek ranah afektif.
Meskipun dalam kompetensi mata pelajaran matematika terdapat aspek afektif,
tetapi kenyataannya dalam pembelajaran di sekolah, aspek afektif kurang
mendapat perhatian. Padahal aspek kognitif maupun afektif sama-sama penting
untuk mendukung keberhasilan siswa, sehingga sebaiknya dalam pembelajaran di
sekolah, kedua aspek tersebut harus diperhatikan. Aspek afektif dalam kompetensi
mata pelajaran matematika itu adalah memiliki sikap menghargai kegunaan
matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat
dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.
Materi matematika dan penalaran matematis merupakan dua hal yang
tidak dapat dipisahkan, yaitu materi matematika dipahami melalui penalaran dan
penalaran dipahami dan dilatihkan melalui belajar materi matematika. Sejauh ini,
pembelajaran matematika di sekolah masih didominasi oleh pembelajaran
ekspositori. Di mana dalam pembelajaran tersebut, guru berperan aktif dan siswa
38
berperan pasif hanya menerima bahan ajaran yang disampaikan oleh guru.
Sehingga hal ini menyebabkan kemampuan penalaran dan disposisi matematis
siswa kurang. Sehingga, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang tercantum
dalam KTSP, guru dituntut untuk mengembangkan suatu model pembelajaran
yang dapat meningkatkan kemampuan penalaran dan disposisi matematis.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan penalaran dan
disposisi matematis siswa adalah penerapan pembelajaran matematika
menggunakan Model-Eliciting Activities. Model-Eliciting Activities merupakan
model pembelajaran untuk memahami, menjelaskan, dan mengkomunikasikan
konsep-konsep dalam suatu permasalahan melalui proses pemodelan matematika.
Terdapat dua kelas berbeda yaitu kelas dengan pembelajaran Model-
Eliciting Activities dan kelas dengan pembelajaran ekspositori. Diduga rata-rata
kemampuan penalaran matematis siswa pada materi lingkaran dengan
pembelajaran Model-Eliciting Activities lebih tinggi daripada rata-rata
kemampuan penalaran matematis siswa pada materi lingkaran dengan
pembelajaran ekspositori, dengan ketuntasan klasikal ketercapaian KKM pada
kelas yang mendapat pembelajaran Model-Eliciting Activities ≥ 80% dari
banyaknya siswa di kelas tersebut. Begitu pula dengan tingkat disposisi matematis
siswa dengan pembelajaran Model-Eliciting Activities lebih tinggi dibandingkan
dengan tingkat disposisi matematis siswa yang diajar dengan pembelajaran
ekspositori.
39
2.3 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
(1) Persentase banyaknya siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) terhadap kemampuan penalaran matematis dengan pembelajaran
Model-Eliciting Activities mencapai ketuntasan klasikal minimal 80%.
(2) Ketuntasan klasikal siswa terhadap kemampuan penalaran matematis dengan
pembelajaran Model-Eliciting Activities lebih baik daripada ketuntasan
klasikal siswa dengan pembelajaran ekspositori.
(3) Kemampuan penalaran matematis siswa dengan pembelajaran Model-
Eliciting Activities lebih baik daripada kemampuan penalaran matematis
siswa dengan pembelajaran ekspositori.
(4) Tingkat disposisi matematis siswa dengan pembelajaran Model-Eliciting
Activities lebih baik daripada tingkat disposisi matematis siswa dengan
pembelajaran ekspositori.
40
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen (experiment research). Bentuk desain penelitian ini merupakan
bentuk true experimental design. Menurut Sugiyono (2010), ciri utama true
experimental design bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian, baik
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diambil secara random dari populasi
tertentu.
Bentuk desain true experimental yang digunakan adalah posttest-only
control design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing
dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan disebut kelompok
eksperimen dan kelompok lain yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok
kontrol.
R X O2
R O4
Keterangan:
X : pembelajaran dengan Model-Eliciting Activities (MEAs)
O : postes
Gambar 3.1 Desain Penelitian
41
Berdasarkan desain penelitian di atas, maka disusun prosedur penelitian
sebagai berikut.
(1) Menentukan populasi penelitian yaitu siswa kelas VIII SMP Negeri 11
Semarang.
(2) Mengambil data nilai ulangan akhir semester gasal siswa kelas VIII.
(3) Menganalisis data awal yang telah diambil dengan melakukan uji
normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan dua rata-rata.
(4) Mengambil secara acak sampel penelitian yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Kemudian menentukan kelas uji coba soal di luar sampel penelitian,
tetapi masih dalam populasi penelitian.
(5) Menyusun kisi-kisi tes uji coba.
(6) Menyusun instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.
(7) Mengujicobakan instrumen tes uji coba pada kelas uji coba.
(8) Menganalisis data hasil tes uji coba instrumen untuk mengetahui validitas,
reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda tes.
(9) Menentukan soal-soal yang memenuhi syarat untuk menjadi soal tes akhir
berdasarkan analisis data hasil uji coba instrumen.
(10) Menyusun RPP pada kelas eksperimen dengan Model-Eliciting Activities
dan RPP pada kelas kontrol dengan model ekspositori.
(11) Melaksanakan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
(12) Melaksanakan tes akhir berupa tes kemampuan penalaran matematis siswa
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol serta membagikan skala disposisi
matematis.
42
(13) Menganalisis data hasil tes akhir dan skala disposisi matematis.
(14) Menyusun hasil penelitian.
Untuk lebih jelasnya, langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian
ini disajikan dalan diagram alur sebagai berikut.
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian
Analisis uji coba soal Instrumen
UJI COBA
Instrumen hasil
analisis uji coba
POPULASI
(Kelas VIII SMP Negeri 11 Semarang)
SAMPEL
teknik cluster random sampling
Uji kesamaan rata-rata sampel
KONTROL
EKSPERIMEN
Perlakuan:
Pembelajaran ekspositori
Perlakuan:
Pembelajaran dengan
Model-Eliciting Activities
Postes
Uji normalitas dan homogenitas populasi
Kemampuan penalaran
matematis
Disposisi matematis
Analisis data
Simpulan
43
3.2 Metode Penentuan Subjek Penelitian
3.2.1 Populasi
Di dalam Encyclopedia of Educational Evaluation (Arikunto, 2010: 173)
“a population is a set (or collection) of all elements prosessing one or more
attibutes of interest”. Sedangkan menurut (Sugiyono, 2011) populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester genap
SMP Negeri 11 Semarang tahun ajaran 2012/2013 yang meliputi 8 kelas yang
berjumlah 223 siswa. Kelas VIII A berjumlah 28 siswa, VIII B berjumlah 27
siswa, VIII C berjumlah 28 siswa, siswa kelas VIII D berjumlah 28 siswa, kelas
VIII E berjumlah 28 siswa, kelas VIII F berjumlah 28 siswa, kelas VIII G
berjumlah 28 siswa, dan kelas VIII H berjumlah 28 siswa.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2011). Dalam penelitian ini, pengambilan sampel
menggunakan teknik cluster random sampling. Pertimbangan pengambilan
sampel dengan teknik cluster random sampling adalah siswa mendapatkan materi
berdasarkan kurikulum yang sama, siswa yang menjadi objek penelitian duduk
pada kelas yang sama, dan diampu oleh guru yang sama. Sampel dipilih dari 8
kelas, meliputi kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, kelas VIII E, kelas VIII F,
kelas VIII G, dan kelas VIII H. Sampel tersebut diambil dua kelompok, yaitu
44
sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan model pembelajaran Model-
Eliciting Activities dan kelas kontrol yang diberi perlakuan pembelajaran
ekspositori. Setelah dilakukan pengambilan sampel diperoleh kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
3.2.2.1 Kelas eksperimen
Pada kelompok ini diberikan suatu perlakuan berupa pembelajaran
dengan Model Eliciting Activities. Dalam penelitian ini, yang menjadi kelas
eksperimen adalah siswa kelas VIII G SMP Negeri 11 Semarang.
3.2.2.2 Kelas kontrol
Pada kelompok ini diberikan suatu perlakuan berupa pembelajaran
ekspositori. Dalam penelitian ini, yang menjadi kelas kontrol adalah siswa kelas
VIII H SMP Negeri 11 Semarang.
3.2.3 Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau apa saja yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010). Variabel dalam penelitian ini
dibedakan menjadi dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
3.2.3.1 Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2010).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran model Model-Eliciting
Activities dan pembelajaran ekspositori.
45
3.2.3.2 Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010). Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah kemampuan penalaran dan disposisi matematis. Siswa
dikatakan sudah mencapai kemampuan penalaran matematis jika telah memenuhi
indikator, meliputi: (1) mampu menganalisis situasi matematika; (2)
memperkirakan jawaban dan proses solusi; (3) menarik kesimpulan logis. Selain
itu, siswa dikatakan disposisi matematisnya meningkat jika siswa: (1) percaya diri
dalam menggunakan matematika; (2) fleksibel dalam melakukan kerja
matematika (bermatematika); (3) gigih dan ulet dalam mengerjakan tugas-tugas
matematika; (4) penuh memilki rasa ingin tahu dalam bermatematika; (5)
melakukan refleksi atas cara berpikir; (6) menghargai aplikasi matematika; dan
(7) mengapresiasi peranan matematika.
3.3 Metode Pengumpulan Data
3.3.1 Metode Dokumentasi
Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh
data tentang jumlah siswa kelas VIII, mengetahui daftar nama siswa yang menjadi
populasi dan sampel penelitian, daftar nama siswa yang menjadi responden dalam
uji coba instrumen, daftar nilai ulangan harian, dan daftar nilai akhir semester
gasal.
46
3.3.2 Metode Tes
Metode tes digunakan untuk memperoleh data skor kemampuan
penalaran matematis siswa dalam materi lingkaran dengan menggunakan Model-
Eliciting Activities dan model ekspositori.
3.3.3 Skala Disposisi
Skala digunakan untuk memperoleh data tentang tingkat disposisi
matematis siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan Model-Eliciting
Activities dan model ekspositori.
3.3.4 Metode Wawancara
Metode wawancara digunakan untuk memperoleh informasi tentang
pembelajaran matematika yang dilaksanakan oleh guru, besarnya KKM yang
ditetapkan sekolah untuk pelajaran matematika, dan ketuntasan klasikal.
3.3.5 Metode Observasi
Metode observasi digunakan mengetahui kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran dengan Model-Eliciting Activities di kelas eksperimen
dan pembelajaran ekspositori di kelas kontrol.
Metode pengumpulan data tersebut disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 3.1 Metode Pengumpulan Data
No Sumber Jenis Metode Alat
1 Guru Kegiatan sebelum
penelitian
Dokumentasi,
wawancara
list, daftar
pertanyaan
2 Siswa Kemampuan
penalaran matematis
Tes Lembar soal,
lembar jawab, LTS
3 Siswa Disposisi matematis
siswa
Non-tes Skala disposisi
matematis
4. Peneliti Kegiatan
pembelajaran di kelas
Observasi Lembar
pengamatan
aktivitas guru
47
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah adalah alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2010). Instrumen
penelitian diperlukan untuk mendapatkan data yang dapat menjawab
permasalahan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi instrumen
pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.
3.4.1 Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
3.4.1.1 Silabus
Penyusunan silabus mengacu pada KTSP. Silabus memuat standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator.
3.4.1.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun untuk setiap KD yang
dapat dilaksanakan dalam satu pertemuan atau lebih.
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian
berupa tes dan non tes. Untuk mengetahui kemampuan penalaran matematis siswa
digunakan tes akhir (postes).
3.4.2.1 Instrumen Tes
Instrumen tes yang digunakan adalah tes formatif dan tes subsumatif. Tes
formatif diberikan untuk memberikan umpan balik kepada siswa setelah proses
pembelajaran berlangsung. Sedangkan tes subsumatif adalah tes yang diberikan
48
setelah satu pokok bahasan telah selesai diajarkan. Berikut adalah tahap-tahap
penyusunan instrumen tes.
3.4.2.1.1 Tahap Persiapan
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi pelajaran
matematika kelas VIII semester genap, yaitu materi lingkaran pada kompetensi
dasar menghitung keliling dan luas lingkaran. Tes tertulis ini terdiri dari postes.
Postes digunakan untuk mengetahui kemampuan penalaran matematis siswa
dengan menggunakan pembelajaran Model-Eliciting Activities dan pembelajaran
ekspositori.
Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian. Menurut
Suherman (2003: 55) penyajian tes dengan menggunakan soal uraian mempunyai
beberapa kelebihan, diantaranya dapat mengevaluasi proses berpikir, ketelitian,
dan sistematika penyusunan karena siswa dituntut untuk menjawab secara rinci.
Langkah-langkah dalam penyusunan perangkat tes dalam penelitian ini
adalah: (1) menentukan pembatasan materi yang akan diujikan; (2) menentukan
tipe soal; (3) menentukan jumlah butir soal; (4) menentukan waktu pengerjaan
soal; (5) membuat kisi-kisi soal; dan (6) menulis butir soal dengan memperhatikan
kaidah penulisan butir soal.
3.4.2.1.2 Tahap Pelaksanaan Uji Coba Soal
Setelah instrumen tes dibuat, soal-soal tersebut diujicobakan terhadap
siswa yang berada di luar sampel. Kemudian hasil uji coba dianalisis untuk
mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.
49
3.4.2.1.3 Tahap Pelaksanaan Tes
Pelaksanaan tes dilakukan setelah kedua kelompok sampel diberi
pembelajaran dengan Model-Eliciting Activities untuk kelas eksperimen dan
pembelajaran ekspositori untuk kelas kontrol. Pelaksanaan tes ini bertujuan untuk
mengukur tingkat kemampuan penalaran matematis siswa sehingga diperoleh
perbandingan hasil dari perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
3.4.2.2 Instrumen Non Tes
3.4.2.2.1 Skala Disposisi Matematis
Skala disposisi matematis merupakan salah satu bentuk skala sikap.
Menurut Azwar (2007: 97), skala sikap disusun untuk mengungkap sikap pro dan
kontra, positif, dan negatif, setuju dan tidak setuju terhadap suatu objek sosial.
Dalam skala sikap, objek sosial tersebut berlaku sebagai objek sikap.
Skala disposisi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui tingkat
disposisi matematis siswa terhadap pembelajaran matematika dengan
menggunakan Model-Eliciting Activities. Skala disposisi ini menggunakan skala
Likert. Skala Likert adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau
fenomena pendidikan (Djaali dan Muljono, 2007). Kriteria yang digunakan dalam
penelitian ini, meliputi selalu (SL), sering (S), jarang (J), dan tidak pernah (TP).
Tes kemampuan disposisi matematis ini terdiri dari 35 butir pernyataan positif dan
negatif.
50
Cara penilaian skala disposisi matematis siswa menggunakan skala
Likert sebagaimana terlihat pada tabel berikut.
Tabel 3.2 Cara Penskoran Skala Disposisi
3.4.2.2.2 Lembar Wawancara
Lembar wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
gambaran mengenai pembelajaran yang dilaksanakaan oleh guru dan siswa. Selain
itu digunakan untuk memperoleh informasi tentang KKM pelajaran matematika
dan pencapaian ketuntasan klasikal.
3.4.2.2.3 Lembar Observasi
Lembar observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
kinerja guru dalam mengelola pembelajaran dengan Model-Eliciting Activities di
kelas eksperimen dan pembelajaran ekspositori di kelas kontrol yang terdiri dari
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup, selain itu sebagai
bukti keterlaksanaan guru dalam melaksanakan langkah-langkah kedua
pembelajaran tersebut dan sebagai evaluasi bagi guru untuk pembelajaran yang
selanjutnya. Skor penelitian tiap aspek kegiatan yaitu 0, 1, 2, 3, 4. Kriteria
penilaiannya adalah sebagai berikut.
Kategori Pilihan jawaban
Positif Negatif
Selalu 4 1
Sering 3 2
Jarang 2 3
Tidak Pernah 1 4
51
Tabel 3.3 Kriteria Skor Tiap Aspek Kegiatan Guru
Skor Kriteria
4 Sangat baik
3 Baik
2 Cukup
1 Kurang
0 Tidak terpenuhi
Setelah data dari tiap aspek diperoleh, maka data dijumlahkan dan
dikonversi dalam bentuk persentase kemudian diklasifikasikan dengan kriteria
pada Tabel 3.4 dengan cara sebagai berikut.
𝑃 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑋 100 % =
… .
64× 100% = … . %
Tabel 3.4 Kriteria Persentase Aspek Kegiatan Guru
Persentase Kriteria
𝑃 < 25% Kurang baik
25% ≤ 𝑃 < 50% Cukup baik
50% ≤ 𝑃 < 75% Baik
𝑃 ≥ 75% Sangat baik
3.5 Analisis Data Uji Coba Instrumen
3.5.1 Instrumen Tes Penalaran Matematis
3.5.1.1 Analisis Validitas Item
Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang
hendak diukur (Arikunto, 2009: 65). Adapun rumus yang digunakan untuk
menghitung validitas instrumen tes dalam penelitian ini adalah rumus product
moment sebagai berikut.
𝑟𝑥𝑦 =𝑁 𝑋𝑌 − ( 𝑋)( 𝑌)
𝑁 𝑋2 − ( 𝑋)2 𝑁 𝑌2 − ( 𝑌)2
Keterangan:
52
𝑟𝑥𝑦 : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua
variabel yang dikorelasikan
𝑁 : banyaknya subjek uji yang diteliti
𝑋 : jumlah skor item
𝑌 : jumlah skor total
𝑋2 : jumlah kuadrat skor item
𝑌2 : jumlah kuadrat skor total
𝑋𝑌 : jumlah skor item
Kemudian hasil 𝑟𝑥𝑦 dikonsultasikan dengan 𝑟 tabel product moment
dengan 𝛼 = 5%, jika 𝑟𝑥𝑦 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka alat ukur dikatakan valid (Arikunto,
2009: 75).
Berdasarkan hasil uji coba soal yang telah dilaksanakan diperoleh nilai
rtabel untuk 𝑁 = 27 dan taraf signifikansi 𝛼 = 5% adalah 0,381. Pada analisis
tes uji coba dari 12 butir soal uraian diperoleh 10 soal valid yaitu soal nomor 1, 2,
3, 4, 5, 6, 7, 9, 10 karena mempunyai 𝑟𝑥𝑦 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan 2 soal tidak valid yaitu soal
nomor 11 dan 12 karena𝑟𝑥𝑦 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 14 dan 16.
3.5.1.2 Analisis Reliabilitas Tes
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat
dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap. Untuk mencari reliabilitas tes bentuk uraian dapat
digunakan rumus berikut (Arikunto, 2009: 109-110).
53
𝑟11 = 𝑛
𝑛 − 1 1 −
𝜎𝑖2
𝜎𝑡2
Keterangan:
𝑟11 : reliabilitas yang dicari
𝑛 : banyaknya item
𝜎𝑖2 : jumlah varians skor tiap-tiap item
𝜎𝑡2 : varians total
Dengan rumus varians 𝜎2 :
𝜎2 = 𝑋2 −
( 𝑋)2
𝑁𝑁
Keterangan:
𝑋2 : jumlah kuadrat skor item
𝑋 2: kuadrat jumlah skor item
𝑁 : jumlah peserta tes
Interpretasi derajat reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut (Arikunto,
2009: 75).
Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas
Reliabilitas Keterangan
0.80 < 𝑟 ≤ 1.00 Sangat tinggi
0.60 < 𝑟 ≤ 0.80 Tinggi
0.40 < 𝑟 ≤ 0.60 Cukup
0.20 < 𝑟 ≤ 0.40 Rendah
0.00 < 𝑟 ≤ 0.20 Sangat rendah
Berdasarkan hasil uji coba soal tes yang telah dilaksanakan, diperoleh
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,879. Dari Tabel 3.3 maka dapat dismpulkan bahwa reliabilitas soal
54
tes tersebut sangat tinggi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran
14 dan Lampiran 17.
3.5.1.3 Analisis Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar. Karena soal yang mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi
usaha memecahkannya (Arikunto, 2009: 207). Teknik untuk menghitung taraf
kesukaran butir soal uraian adalah sebagai berikut (Arifin, 2012: 147-148).
𝑀𝑒𝑎𝑛 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑠𝑜𝑎𝑙
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑢𝑡𝑖 𝑡𝑒𝑠
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑠𝑢𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 =𝑚𝑒𝑎𝑛
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛
Untuk menginterpretasikan taraf kesukaran soal digunakan tolok ukur
sebagai berikut (Arikunto, 2009: 210).
Tabel 3.6 Kriteria Taraf Kesukaran
TK Keterangan
0% ≤ 𝑇𝐾 ≤ 30% Soal sukar
30% < 𝑇𝐾 ≤ 70% Soal sedang
70% < 𝑇𝐾 ≤ 100% Soal sukar
Berdasarkan hasil uji coba soal tes sebanyak 12 butir soal uraian, diperoleh
diperoleh 2 soal dengan kriteria sukar yaitu soal nomor 11 dan12. Selain itu
diperoleh enam soal dengan kriteria sedang yaitu nomor 1, 5, 6, 7, 9, 10, dan
diperoleh 4 soal dengan kriteria mudah yaitu nomor 2, 3, 4, dan 8. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14 dan Lampiran 18.
55
3.5.1.4 Analisis Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah.
Teknik yang digunakan untuk menghitung daya pembeda adalah dengan
menghitung dua buah rata-rata (mean) yaitu antara rata-rata dari kelompok atas
dengan rata-rata dari kelompok bawah untuk tiap-tiap item soal. Rumus untuk
menghitung daya pembeda soal uraian adalah sebagai berikut (Arifin, 2012: 146).
𝐷𝑃 =𝑚𝑒𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑎𝑡𝑎𝑠 − 𝑚𝑒𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
Untuk menginterpretasikan daya pembeda soal digunakan tolok ukur
sebagai berikut (Arikunto, 2009: 218).
Tabel 3.7 Kriteria Daya Pembeda
DP Keterangan
0.00 − 0.20 Jelek
0.20 − 0.40 Cukup
0.40 − 0.70 Baik
0.70 − 1.00 Baik sekali
Dari 12 butir soal uraian yang telah diujicobakan diperoleh 1 soal dengan
kriteria baik yaitu soal nomor 10. Selain itu diperoleh 5 soal dengan kriteria cukup
yaitu nomor 2, 5, 6, 8, dan 9, serta enam soal dengan kriteria jelek yaitu nomor 1,
3, 4, 7, 11, dan 12. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14 dan
Lampiran 19.
56
3.5.2 Instrumen Skala Disposisi Matematis
3.5.2.1 Analisis Validitas Item
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung validitas instrumen
skala disposisi matematis dalam penelitian ini adalah rumus product moment
sebagai berikut.
𝑟𝑥𝑦 =𝑁 𝑋𝑌 − ( 𝑋)( 𝑌)
𝑁 𝑋2 − ( 𝑋)2 𝑁 𝑌2 − ( 𝑌)2
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
𝑁 : banyaknya subjek uji yang diteliti
𝑋 : jumlah skor item
𝑌 : jumlah skor total
𝑋2 : jumlah kuadrat skor item
𝑌2 : jumlah kuadrat skor total
𝑋𝑌 : jumlah skor item
Kemudian hasil 𝑟𝑥𝑦 dikonsultasikan dengan 𝑟 tabel product moment
dengan 𝛼 = 5%, jika 𝑟𝑥𝑦 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka alat ukur dikatakan valid (Arikunto,
2009: 75).
Analisis validitas ujicoba skala disposisi matematis sama seperti uji
validitas pada tes kemampuan penalaran matematis. Berdasarkan hasil uji coba
soal yang telah dilaksanakan diperoleh nilai rtabel untuk 𝑁 = 27 dan taraf
signifikansi 𝛼 = 5% adalah 0,381. Pada analisis tes uji coba dari 35 butir
57
pernyataan diperoleh semua soal valid karena mempunyai 𝑟𝑥𝑦 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 .
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 20.
3.5.2.2 Analisis Reliabilitas
Analisis reliabilitas ujicoba skala disposisi matematis sama seperti uji
reliabilitas pada tes kemampuan penalaran matematis. Untuk mencari reliabilitas
skala disposisi matematis dapat digunakan rumus berikut (Arikunto, 2009: 109-
110).
𝑟11 = 𝑛
𝑛 − 1 1 −
𝜎𝑖2
𝜎𝑡2
Keterangan:
𝑟11 : reliabilitas yang dicari
𝑛 : banyaknya siswa yang diteliti
𝜎𝑖2 : jumlah varians skor tiap-tiap item
𝜎𝑡2 : varians total
Dengan rumus varians 𝜎2 :
𝜎2 = 𝑋2 −
( 𝑋)2
𝑁𝑁
Keterangan:
𝑋2 : jumlah kuadrat skor item
𝑋 2: kuadrat jumlah skor item
𝑁 : jumlah peserta tes
Interpretasi derajat reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.3. Berdasarkan
hasil uji coba skala disposisi yang telah dibagikan, diperoleh 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,961 .
58
Dari Tabel 3.3 maka dapat disimpulkan bahwa reliabilitas skala disposisi tersebut
sangat tinggi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 20.
3.6 Analisis Data Awal
3.6.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui data yang diperoleh
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas tahap awal menggunakan nilai
akhir ulangan semester gasal kelas VIII SMPN 11 Semarang tahun ajaran
2012/2013. Hipotesisnya adalah sebagai berikut.
Hipotesis:
H0 : data berdistribusi normal
H1 : data tidak berdistribusi normal
Adapun rumus yang digunakan adalah rumus chi-kuadrat, yaitu:
2 = (𝑂𝑖 − 𝐸𝑖)
2
𝐸𝑖
𝑘
𝑖=1
(Sudjana, 2002: 273)
Keterangan:
2 : harga chi-kuadrat
𝑂𝑖 : frekuensi dari hasil observasi
𝐸𝑖 : frekuensi yang diharapkan
Dengan derajat kebebasan (𝑑𝑘)= 𝑘 − 3, taraf signifikan 𝛼 = 5% maka
kriteria pengujiannya adalah terima 𝐻0 jika 2
hitung < 2
)3)(1( k dalam hal lain
𝐻0ditolak.
59
3.6.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menyelidiki apakah kelompok-
kelompok pada populasi memiliki varians yang sama atau tidak, jika kelompok-
kelompok mempunyai varians yang sama maka dikatakan kelompok-kelompok
tersebut homogen. Hipotesisnya adalah sebagai berikut.
Hipotesis:
H0 : variansnya homogen (𝜎12 = 𝜎2
2 = 𝜎32 = 𝜎4
2 = 𝜎52 = 𝜎6
2 = 𝜎72 = 𝜎8
2)
H1 : varians tidak homogen (salah satu tanda sama dengan tidak berlaku)
Adapun uji homogenitasnya menggunakan uji Bartlett sebagai berikut.
2 = (ln 10) 𝐵 − (𝑛𝑖 − 1)𝑙𝑜𝑔𝑠𝑖2
(Sudjana, 2002: 261)
Dengan varians gabungan dari semua sampel:
𝑠2 = (𝑛𝑖 − 1)𝑠𝑖
2
(𝑛𝑖 − 1)
Harga satuan B dengan rumus:
𝐵 = log 𝑠2 (𝑛𝑖 − 1)
Kriteria pengujiannya adalah H0 diterima jika 2
hitung < 2
)1)(1( k didapat
dari daftar distribusi Chi-Suqare dengan peluang (1 − 𝛼) , 𝑑𝑘 = (𝑘 − 1) dan taraf
nyata 5%.
3.6.3 Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Hipotesis yang digunakan untuk uji kesamaan dua rata-rata adalah
sebagai berikut.
Hipotesis:
60
H0 : 𝜇1 = 𝜇2
H1 : 𝜇1 ≠ 𝜇2
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
𝑡 =𝑥1 − 𝑥2
𝑠 1𝑛1 +
1𝑛2
dengan
𝑠2 = 𝑛1 − 1 𝑠1
2 + (𝑛2 − 1)𝑠22
𝑛1 + 𝑛2 − 2
(Sudjana, 2002: 239).
Keterangan:
𝑥1 : nilai rata-rata kelas eksperimen
𝑥2 : nilai rata-rata kelas kontrol
𝑛1: banyaknya subyek kelas eksperimen
𝑛2: banyaknya subyek kelas kontrol
𝑠12: varians kelas eksperimen
𝑠22: varians kelas kontrol
𝑠2: varians gabungan
Dengan derajat kebebasan (𝑑𝑘)= 𝑛1 + 𝑛2 − 2, taraf signifikan 𝛼 = 5%
maka kriteria pengujiannya adalah terima 𝐻0 jika −𝑡1−
1
2𝛼
< 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡1−
1
2𝛼
dalam hal lain 𝐻0ditolak.
61
3.7 Analisis Data Akhir
3.7.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui data yang diperoleh
berdistribusi normal atau tidak. Teknik pengujian normalitas data akhir sama
dengan teknik uji normalitas pada analisis data awal. Uji normalitas tahap akhir
menggunakan nilai tes penalaran dan tingkat disposisi matematis siswa kelas VIII
G sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII H sebagai kelas kontrol. Hipotesisnya
adalah sebagai berikut.
Hipotesis:
H0 : data berdistribusi normal
H1 : data tidak berdistribusi normal
Adapun rumus yang digunakan adalah rumus chi-kuadrat, yaitu:
2 = (𝑂𝑖 − 𝐸𝑖)
2
𝐸𝑖
𝑘
𝑖=1
(Sudjana, 2002: 273)
Keterangan:
2 : harga chi-kuadrat
𝑂𝑖 : frekuensi dari hasil observasi
𝐸𝑖 : frekuensi yang diharapkan
Dengan derajat kebebasan (𝑑𝑘)= 𝑘 − 3, taraf signifikan 𝛼 = 5% maka
kriteria pengujiannya adalah terima 𝐻0 jika 2
hitung < 2
)3)(1( k dalam hal lain 𝐻0
ditolak.
62
3.7.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menyelidiki apakah kedua kelompok
yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki varians yang sama atau tidak,
jika kedua kelompok mempunyai varians yang sama maka dikatakan kedua
kelompok homogen. Hipotesisnya adalah sebagai berikut.
H0 : variansnya homogen (𝜎12 = 𝜎2
2)
H1 : varians tidak homogen (𝜎12 ≠ 𝜎2
2)
Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
𝐹 =𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
(Sudjana, 2002: 250)
Kriteria pengujiannya adalah H0 diterima jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹1
2𝛼(𝑛1−1,𝑛2−1)
dengan
taraf nyata 5%, 𝑑𝑘𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 𝑛 − 1 , dan 𝑑𝑘𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑏𝑢𝑡 = (𝑛 − 1).
3.7.3 Uji Proporsi
Uji proporsi digunakan untuk menguji hipotesis bahwa persentase
banyaknya siswa yang mencapai KKM terhadap kemampuan penalaran matematis
siswa yang diajar dengan menggunakan Model-Eliciting Activities memenuhi
ketuntasan klasikal minimal 80%. Hipotesis yang digunakan untuk uji proporsi
adalah sebagai berikut.
Hipotesis:
H0 : 𝜋 ≥ 𝜋0
H1 : 𝜋 < 𝜋0
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
63
𝑧 =
𝑥𝑛 − 𝜋0
𝜋0(1 − 𝜋0)
𝑛
(Sudjana, 2002: 233)
Keterangan:
𝑥 : banyak siswa yang memenuhi KKM
𝑛 : banyaknya seluruh siswa
𝜋0 : 0,08
Kriteria pengujian ini, dengan taraf signifikan 𝛼 = 5% adalah terima 𝐻0
jika 𝑧ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > −𝑧0,5−𝛼 dalam hal lain 𝐻0ditolak.
3.7.4 Uji Kesamaan Dua Proporsi
Uji kesamaan dua proporsi ini digunakan untuk menguji hipotesis yaitu
ketuntasan klasikal siswa terhadap kemampuan penalaran matematis dengan
pembelajaran Model-Eliciting Activities lebih baik daripada ketuntasan klasikal
siswa dengan pembelajaran ekspositori. Uji kesamaan dua proporsi yang
digunakan adalah uji satu pihak, yaitu uji pihak kanan.
Hipotesis:
𝐻0: 𝜋1 ≤ 𝜋2
𝐻1: 𝜋1 > 𝜋2
Dengan
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
64
𝑧 = 𝑥1
𝑛1 −
𝑥2
𝑛2
𝑝𝑞 1𝑛1 +
1𝑛2
(Sudjana, 2002: 246)
Keterangan:
𝑝 =𝑥1+𝑥2
𝑛1+𝑛2 dan 𝑞 = 1 − 𝑝
𝑥1: banyak siswa yang tuntas pada kelas eksperimen
𝑥2: banyak siswa yang tuntas pada kelas kontrol
𝑛1: banyaknya seluruh siswa pada kelas eksperimen
𝑛2: banyaknya seluruh siswa pada kelas kontrol
Kriteria pengujian tolak H0 jika 𝑧 ≥ 𝑧 0,5−𝛼 dimana 𝑧 0,5−𝛼 diperoleh dari
distribusi normal baku dengan peluang 0,5 − 𝛼 dan 𝛼 = 5%.
3.7.5 Uji Perbedaan Dua Rata-rata
Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk menguji apakah
kemampuan penalaran dan disposisi matematis siswa dengan pembelajaran
Model-Eliciting Activities lebih baik daripada kemampuan penalaran dan disposisi
matematis siswa dengan pembelajaran ekspositori. Hipotesis yang digunakan
untuk uji perbedaan dua rata-rata adalah sebagai berikut.
H0 : 𝜇1 ≤ 𝜇2
H1 : 𝜇1 > 𝜇2
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Sudjana, 2002: 239).
𝑡 =𝑥1 − 𝑥2
𝑠 1𝑛1 +
1𝑛2
65
dengan
𝑠2 = 𝑛1 − 1 𝑠1
2 + (𝑛2 − 1)𝑠22
𝑛1 + 𝑛2 − 2
Keterangan:
𝑥1 : nilai rata-rata kelas eksperimen
𝑥2 : nilai rata-rata kelas kontrol
𝑛1 : banyaknya subyek kelas eksperimen
𝑛2 : banyaknya subyek kelas kontrol
𝑠12 : varians kelas eksperimen
𝑠22 : varians kelas kontrol
𝑠2 : varians gabungan
Dengan derajat kebebasan (𝑑𝑘)= 𝑛1 + 𝑛2 − 2, taraf signifikan 𝛼 = 5%
maka kriteria pengujiannya adalah terima 𝐻0 jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡1−𝛼 dalam hal lain
𝐻0ditolak.
3.7.6 Analisis Skala Disposisi Matematis Siswa
Sebelum melakukan tes hipotesis melalui uji statistik, harus diketahui arti
dari skor yang diperoleh responden. Untuk mengetahuinya, dilakukan proses
kategorisasi. Kategorisasi dapat dilakukan secara normatif dengan memanfaatkan
statistik deskriptif untuk menginterpretasi skor skala. Kategorisasi didasarkan
pada asumsi bahwa skor subjek dalam kelompoknya merupakan estimasi skor
subjek dalam populasi dan bahwa skor subjek dalam populasinya terdistribusi
secara normal (Azwar, 2010: 106). Norma kategorisasi yang digunakan adalah
sebagai berikut.
66
𝑥 ≤ −1,5𝜎 kategori sangat rendah
−1,5𝜎 < 𝑥 ≤ −0,5𝜎 kategori rendah
−0,5𝜎 < 𝑥 ≤ 0,5𝜎 kategori sedang
0,5𝜎 < 𝑥 ≤ 1,5𝜎 kategori tinggi
1,5𝜎 < 𝑥 kategori sangat tinggi
(Azwar, 2010: 108)
Langkah kategorisasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
(1) Menentukan skor terendah;
(2) Menentukan skor tertinggi;
(3) Menentukan rentang skor skala;
(4) Menentukan deviasi standar;
(5) Mengubah skor yang diperoleh responden ke dalam bentuk presentase.
Untuk mengetahui tingkat disposisi matematis siswa, digunakan data
yang berasal dari skala disposisi matematis siswa. Berdasarkan langkah di atas,
untuk mengetahui tingkat disposisi matematis siswa dilakukan sebagai berikut.
(1) Menentukan skor terendah.
Skor terendah = 1 𝑥 35 = 35.
(2) Menentukan skor tertinggi.
Skor tertinggi = 4 𝑥 35 = 140.
(3) Menentukan rentang skor skala.
Rentang = 140 – 35 = 105.
(4) Menentukan deviasi standar (𝜎)
Nilai 𝜎 =𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎
6=
105
6= 17,5 ≈ 18.
67
(5) Mengubah skor yang diperoleh responden kedalam bentuk presentase.
Persentase kriteria tingkat disposisi matematis siswa dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 3.8 Kriteria Tingkat Disposisi Matematis Siswa
Skor Presentase Skor Kriteria
𝑆𝑘𝑜𝑟 ≤ 27 𝑆𝑘𝑜𝑟 ≤ 27% Sangat Rendah
27 < 𝑆𝑘𝑜𝑟 ≤ 45 27% < 𝑆𝑘𝑜𝑟 ≤ 45% Rendah
45 < 𝑆𝑘𝑜𝑟 ≤ 63 45% < 𝑆𝑘𝑜𝑟 ≤ 63% Sedang
63 < 𝑆𝑘𝑜𝑟 ≤ 81 63% < 𝑆𝑘𝑜𝑟 ≤ 81% Tinggi
81 < 𝑆𝑘𝑜𝑟 81% < 𝑆𝑘𝑜𝑟 Sangat Tinggi
68
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5-12 Januari 2013 di SMP
Negeri 11 Semarang, dengan kelas VIII G sebagai kelas eksperimen yang diberi
perlakuan pembelajaran Model-Eliciting Activities dan kelas VIII H sebagai kelas
kontrol yang diberi perlakuan pembelajaran ekspositori. Pembelajaran dilakukan
sebanyak empat kali pertemuan untuk masing-masing kelas. Pada pertemuan
keempat, dilakukan postes untuk kedua kelas, baik kelas eksperimen maupun
kelas kontrol. Data postes tersebut dianalisis untuk menguji asumsi hipotesis-
hipotesis dalam penelitian ini.
Hasil analisis deskriptif data kemampuan penalaran matematis siswa
pada materi lingkaran setelah diberi perlakuan pada kelas eksperimen dengan
pembelajaran Model-Eliciting Activities dan kelas kontrol dengan pembelajaran
ekspositori dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1 Data Kemampuan Penalaran Matematis
No. Statistik Deskriptif Kelas Eksperimen Kelas kontrol
1 Nilai tertinggi 96 88
2 Nilai terendah 39 21
3 Rata-rata 73,25 62,00
4 Varians 165,972 218,593
5 Simpangan baku 12,883 14,785
69
Dari Tabel 4.1 di atas terlihat bahwa rata-rata kemampuan penalaran
matematis siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata
kemampuan penalaran matematis siswa pada kelas kontrol. Rata-rata kemampuan
penalaran matematis siswa pada kelas eksperimen adalah 73,25. Sedangkan rata-
rata kemampuan penalaran matematis siswa pada kelas kontrol adalah 62,00.
Variansnya data kemampuan penalaran matematis pada kelas eksperimen adalah
165,972 , sedangkan varians pada kemampuan penalaran matematis pada kelas
kontrol adalah 218,593. Hal ini menunjukkan bahwa varians data pada kelas
kontrol lebih tinggi daripada varians pada kelas kontrol, sehingga simpangan baku
yang diperoleh data pada kelas kontrol juga lebih tinggi daripada simpangan baku
pada data kelas eksperimen. Simpangan baku data kemampuan penalaran
matematis pada kelas eksperimen adalah 12,883 dan simpangan baku pada kelas
kontrol adalah 14,785.
Hasil analisis deskriptif data tingkat disposisi matematis siswa pada
materi lingkaran setelah diberi perlakuan pada kelas eksperimen dengan
pembelajaran Model-Eliciting Activities dan kelas kontrol dengan pembelajaran
ekspositori dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.2 Data Tingkat Disposisi Matematis
No. Statistik Deskriptif Kelas Eksperimen Kelas kontrol
1 Skor tertinggi 85,71 80,71
2 Skor terendah 60,00 55,00
3 Rata-rata 73,83 68,95
4 Varians 35,261 70,593
5 Simpangan baku 5,938 8,402
Dari Tabel 4.2 di atas terlihat bahwa rata-rata tingkat disposisi matematis
siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata tingkat disposisi
70
matematis siswa pada kelas kontrol. Rata-rata tingkat disposisi matematis siswa
pada kelas eksperimen adalah 73,83. Sedangkan rata-rata tingkat disposisi
matematis siswa pada kelas kontrol adalah 68,95. Variansnya data tingkat
disposisi matematis pada kelas eksperimen adalah 35,261 , sedangkan varians
pada tingkat disposisi matematis pada kelas kontrol adalah 70,593. Hal ini
menunjukkan bahwa varians data pada kelas kontrol lebih tinggi daripada varians
pada kelas kontrol, sehingga simpangan baku yang diperoleh data pada kelas
kontrol juga lebih tinggi daripada simpangan baku pada data kelas eksperimen.
Simpangan baku data tingkat disposisi matematis pada kelas eksperimen adalah
5,938 dan simpangan baku pada kelas kontrol adalah 8,402.
Hasil tes kemampuan penalaran dan disposisi matematis dengan
pembelajaran Model-Eliciting Activities dan pembelajaran ekspositori adalah
sebagai berikut.
4.1.1.1 Hasil Tes Kemampuan Penalaran Matematis
Hasil tes kemampuan penalaran matematis siswa pada materi lingkaran
berdasarkan indikator-indikator soalnya disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.3 Hasil Tes Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Tiap Indikator
Nomor
Butir
Indikator Soal Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
1 Menganalisis, memperkirakan jawaban dan proses
solusi masalah, serta menarik kesimpulan luas
alumunium yang dibutuhkan untuk membuat
penampang tutup kaleng yang berbentuk lingkaran
jika jari-jari diketahui.
87,50% 78,21%
2 Menganalisis, memperkirakan jawaban dan proses
solusi masalah, serta menarik kesimpulan banyak
paku yang dibutuhkan di sekeliling plat untuk
menutup bak penampungan air.
95,00% 78,21%
71
Nomor
Butir
Indikator Soal Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
3 Menganalisis, memperkirakan jawaban dan proses
solusi masalah, serta menarik kesimpulan
banyaknya perputaran roda jika jari-jari atau
diameter, dan panjang lintasan roda diketahui.
91,79% 73,93%
4 Menganalisis, memperkirakan jawaban dan proses
solusi, serta menarik kesimpulan panjang lintasan
yang ditempuh jika jari-jari dan banyaknya
perputaran roda diketahui.
88,93% 70,36%
5 Menganalisis, memperkirakan jawaban dan proses
solusi masalah, serta menarik kesimpulan
kedalaman sumur jika jari-jari pipa, banyaknya
perputaran, dan tinggi air diketahui.
80,00% 57,50%
6 Menganalisis, memperkirakan proses solusi, dan
menarik kesimpulan panjang lintasan orbit satelit
dan tinggi satelit jika kecepatan, waktu, dan jari-jari
diketahui.
78,57% 53,57%
7 Menganalisis, memperkirakan proses solusi, dan
menarik kesimpulan keliling pola tralis yang dibuat
jika panjang sisi tralis diketahui serta menghitung
luas daerah yang diarsir.
45,00% 30,24%
8 Menganalisis, memperkirakan proses solusi, dan
menarik kesimpulan luas daerah yang diarsir jika
panjang sisi persegi diketahui.
58,21% 74,64%
9 Menganalisis, memperkirakan proses solusi, dan
menarik kesimpulan luas daerah yang diarsir jika
panjang sisi persegi diketahui.
56,35% 66,27%
10 Menganalisis, memperkirakan proses solusi, dan
menarik kesimpulan perbandingan luas daerah
arsiran dua buah lingkaran yang saling
bersinggungan.
57,14% 47,62%
Rata-rata 73,25% 62,00%
Tes kemampuan penalaran matematis yang diujikan terdiri dari 10 item
soal berbentuk uraian. Skor maksimum yang dapat diperoleh seorang siswa adalah
100. Semakin tinggi nilai persentase yang dicapai, berarti semakin baik yang
kemampuan penalaran matematis yang dicapai oleh siswa. Berdasarkan Tabel 4.3
dapat dilihat bahwa sebagian besar persentase masing-masing indikator yang
dicapai siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Pada
72
indikator soal 1-8, kemampuan siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada
kelas kontrol, tetapi pada indikator soal 9 dan 10, siswa pada kelas kontrol lebih
tinggi daripada siswa pada kelas eksperimen. Nilai rata-rata persentase total yang
dicapai siswa pada kelas eksperimen adalah 73,25% dan nilai rata-rata persentase
total yang dicapai siswa pada kelas kontrol adalah 62,00%.
4.1.1.2 Hasil Tingkat Disposisi Matematis Siswa
Hasil analisis tingkat disposisi matematis siswa yang diukur dengan skala
disposisi matematis adalah sebagai berikut.
Tabel 4.4 Hasil Tingkat Disposisi Matematis Siswa
Kategori Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Sangat Tinggi 10,71% 0% Tinggi 85,71% 78,57% Sedang 3,57% 28,57% Rendah 0% 0%
Sangat rendah 0% 0%
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, terlihat bahwa tingkat diposisi matematis
siswa pada kelas eksperimen menunjukkan 10,71% siswa memiliki tingkat
disposisi matematis sangat tinggi, 85,71% siswa memiliki disposisi tinggi, dan
3,57% siswa memiliki tingkat disposisi sedang. Untuk kelas kontrol, hasil analisis
menunjukkan 0% siswa memiliki disposisi sangat tinggi, 78,57% siswa memiliki
tingkat disposisi tinggi dan 28,57% siswa memiliki tingkat disposisi sedang. Pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak terdapat siswa yang memiliki tingkat
disposisi rendah dan sangat rendah.
Hasil deskriptif data tingkat disposisi matematis siswa dengan
pembelajaran Model-Eliciting Activities dan pembelajaran ekspositori pada materi
73
lingkaran berdasarkan masing-masing indikator-indikator disposisi matematis
disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.5 Tingkat Disposisi Matematis Tiap Indikator
Skala disposisi matematis siswa terdiri dari 35 item pertanyaaan dengan
menggunakan skala likert. Semakin tinggi nilai persentase siswa berarti skor
tingkat disposisi matematis siswa terhadap pembelajaran semakin tinggi pula.
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa sebagian besar persentase masing-
masing indikator yang dicapai siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada
kelas kontrol. Pada indikator nomor 4 dan 6, tingkat disposisi siswa pada kelas
kontrol lebih tinggi daripada kelas eksperimen, tetapi pada butir lainnya kelas
eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.
4.1.1.3 Hasil Lembar Observasi Kinerja Guru
Hasil deskriptif data kinerja guru dalam mengelola kelas dengan
pembelajaran Model-Eliciting Activities dan pembelajaran ekspositori pada materi
lingkaran disajikan dalam tabel berikut.
No. Indikator Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
1. Percaya diri dalam menggunakan
matematika 76,43% 69,29%
2. Fleksibel dalam melakukan kerja
matematika (bermatematika) 75,00% 70,00%
3. Gigih dan ulet dalam mengerjakan
tugas-tugas matematika 78,87% 72,32%
4. Memiliki rasa ingin tahu dalam
bermatematika 64,11% 65,18%
5. Melakukan refleksi atas cara berpikir 75,89% 69,05% 6. Menghargai aplikasi matematika 68,15% 71,73% 7. Mengapresiasi peranan matematika 74,64% 65,54%
74
Tabel 4.6 Kinerja Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran
No. Kelas Persentase Kinerja Guru
Rata-rata Hari-1 Hari-2 Hari-3
1. Eksperimen 70,3% 75% 81,3% 75,53 2. Kontrol 62,5% 76,6% 84,4% 74,50
Dari Tabel 4.6 di atas, terlihat bahwa persentase kinerja guru dalam
pengelolaan pembelajaran dari hari pertama hingga hari ketiga mengalami
kenaikan, baik dalam mengelola pembelajaran di kelas eksperimen dengan
pembelajaran Model-Eliciting Activities maupun di kelas kontrol dengan
pembelajaran ekspositori. Dari lembar pengamatan kinerja guru tersebut, di hari
pertama untuk pengelolaan pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol
kegiatan guru yang mendapat skor terendah yaitu pada kegiatan menyiapkan
kondisi siswa sebelum mengikuti pelajaran dan memberikan motivasi kepada
siswa. Tetapi, pada hari berikutnya skor untuk kegiatan tersebut mengalami
peningkatan. Sedangkan untuk aspek kegiatan guru yang lain, pencapaian skornya
sedang dan tinggi. Rata-rata kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran di kelas
eksperimen dengan pembelajaran Model-Eliciting Activitivities mencapai 75,53,
termasuk kategori sangat baik. Sedangkan rata-rata kinerja guru dalam
pengelolaan dalam pembelajaran ekspositori di kelas kontrol mencapai 74,50,
termasuk kategori baik. Diharapkan dengan adanya lembar observasi, dapat
dijadikan bahan evaluasi untuk guru agar dapat meningkatan pengelolaan
pembelajarannya di kelas. Sehingga nantinya semua aspek kegiatan guru dapat
dilaksanakan dengan baik agar tercipta pembelajaran yang efektif.
75
4.1.2 Analisis Data Awal
Analisis data awal dilakukan untuk mengetahui apakah kedua sampel
berasal dari populasi yang mempunyai kondisi awal sama atau tidak. Data awal
yang digunakan adalah nilai matematika Ujian Akhir Semester Gasal tahun ajaran
2012/2013 kelas VIII SMP Negeri 11 Semarang. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan dalam analisis data awal adalah menguji normalitas, homogenitas, dan
kesamaan dua rata-rata.
4.1.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data awal dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa
populasi berdistribusi normal. Uji normalitas data awal menggunakan Uji 2
(Chi Kuadrat). Dari perhitungan diperoleh 2
hitung = 12,362. Sedangkan dengan
𝑑𝑘 = 9 − 3 = 6 dan taraf signifikasi 5% , diperoleh 2
tabel = 12,6. Karena
2
hitung < 2
tabel maka 𝐻0 diterima sehingga data berdistribusi normal. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 22.
4.1.2.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa data
mempunyai varians homogen yaitu dengan menyelidiki apakah kelompok-
kelompok pada populasi mempunyai varians yang sama atau tidak. Uji
homogenitas data awal diuji menggunakan Uji Bartlett. Setelah dilakukan
perhitungan uji homogenitas data awal, diperoleh 2
hitung = 2,448 dan pada taraf
signifikan 5% dengan 𝑑𝑘 = 8 − 1 = 7 diperoleh 2
tabel = 14,067. Karena 2
hitung
76
< 2
tabel maka 𝐻0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa semua varians
homogen. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 23.
4.1.2.3 Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Uji kesamaan dua rata-rata dilakukan untuk mengetahui apakah kelas
eksperimen dan kelas kontrol mempunyai kondisi awal yang sama atau tidak. Uji
kesamaan dua rata-rata menggunakan data sampel yaitu data awal kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Setelah dilakukan perhitungan uji kesamaan rata-
rata data awal, diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,335 . Berdasarkan kriteria uji t dua pihak,
untuk taraf signifikansi 5% dan 𝑑𝑘 = 28 + 28 − 2 = 54 diperoleh nilai
𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,005. Karena −𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 < 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻0 diterima, sehingga
dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata data
awal kelas eksperimen dan rata-rata data awal kelas kontrol. Jadi dapat dikatakan
bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai kondisi awal yang sama.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 24.
4.1.3 Analisis Data Akhir Tes Penalaran Matematis
Analisis data akhir digunakan untuk mengetahui bagaimana kemampuan
penalaran matematis siswa dari kedua sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi perlakuan yang berbeda. Kelas
eksperimen diajar menggunakan Model-Eliciting Activities sedangkan kelas
kontrol diajar menggunakan pembelajaran ekspositori. Data akhir ini diperoleh
dari hasil tes akhir yang mengukur kemampuan penalaran matematis siswa,
setelah pembelajaran tentang konsep keliling dan luas lingkaran selesai diajarkan.
Hasil tes akhir inilah yang digunakan untuk menguji hipotesis-hipotesis dalam
77
penelitian ini. Adapun analisis data akhir ini meliputi uji normalitas, uji
homogenitas, uji rata-rata, uji proporsi, uji kesamaan dua proporsi, dan uji
perbedaan dua rata-rata.
4.1.3.1 Uji Normalitas Data Tes Kemampuan Penalaran Matematis
Uji normalitas data kemampuan penalaran matematis dilakukan untuk
memperoleh asumsi bahwa sampel yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol berdistribusi normal. Uji normalitas data kemampuan penalaran matematis
menggunakan Uji 2 (Chi Kuadrat).
4.1.3.1.1 Kelas Eksperimen
Dari perhitungan untuk kelas eksperimen diperoleh 2
hitung = 12,668.
Sedangkan dengan 𝑑𝑘 = 10 − 3 = 7 dan taraf signifikasi 5% , diperoleh 2
tabel
= 14,1. Karena 2
hitung < 2
tabel maka 𝐻0 diterima sehingga data akhir kelas
eksperimen berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 42.
4.1.3.1.2 Kelas Kontrol
Dari perhitungan untuk kelas kontrol diperoleh 2
hitung = 15,864.
Sedangkan dengan 𝑑𝑘 = 12 − 3 = 9 dan taraf signifikasi 5% , diperoleh 2
tabel
= 16,9. Karena 2
hitung < 2
tabel maka 𝐻0 diterima sehingga data kemampuan
penalaran matematis kelas kontrol berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 43.
78
4.1.3.2 Uji Homogenitas Data Tes Kemampuan Penalaran Matematis
Uji homogenitas ini dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa data
kemampuan penalaran matematis mempunyai varians yang homogen yaitu dengan
menyelidiki apakah data kemampuan penalaran matematis kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol mempunyai varians yang sama atau tidak. Uji homogenitas
data kemampuan penalaran matematis diuji menggunakan Uji-F. Setelah
dilakukan perhitungan uji homogenitas data awal, diperoleh 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,317 dan
pada taraf signifikan 5% dengan 𝑑𝑘𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 28 − 1 = 27 dan 𝑑𝑘𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑏𝑢𝑡 =
28 − 1 = 27 diperoleh 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,161. Karena 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻0
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua varians homogen. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 44.
4.1.3.3 Uji Hipotesis 1
Uji hipotesis 1 dilakukan untuk menguji apakah persentase banyaknya
siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) terhadap kemampuan
penalaran matematis dengan pembelajaran Model-Eliciting Activities mencapai
ketuntasan klasikal minimal 80%. Uji hipotesis ini menggunakan uji proporsi satu
pihak yaitu pihak kiri.
Hipotesis:
𝐻0: 𝜋 ≥ 0.08 (persentase siswa yang mencapai KKM pada kelas eksperimen lebih
dari atau sama dengan 80%)
𝐻1: 𝜋 < 0.08 (persentase siswa yang mencapai KKM pada kelas eksperimen
kurang dari 80%)
79
Berdasarkan hasil perhitungan uji proporsi diperoleh 𝑧ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,283.
Berdasarkan kriteria uji pihak kiri, untuk taraf signifikansi 5% sehingga
𝑍(0,5−𝛼) = 𝑍0,45 , nilai 𝑧𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,64. Diperoleh 𝑧ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > −𝑧𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻0
diterima, artinya persentase siswa yang mencapai KKM pada kelas eksperimen
lebih dari atau sama dengan 80%. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 45.
Dari uji proporsi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa uji hipotesis 1
terpenuhi yaitu persentase banyaknya siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) terhadap kemampuan penalaran matematis dengan pembelajaran
Model-Eliciting Activities mencapai ketuntasan klasikal minimal 80%.
4.1.3.4 Uji Hipotesis 2
Uji hipotesis 2 menggunakan uji kesamaan dua proporsi. Uji ini
dilakukan untuk menguji apakah ketuntasan klasikal siswa terhadap kemampuan
penalaran matematis pembelajaran Model-Eliciting Activities lebih baik dari siswa
dengan pembelajaran ekspositori. Adapun hipotesis yang digunakan adalah
sebagai berikut.
𝐻0: 𝜋1 ≤ 𝜋2 (persentase siswa yang mencapai KKM pada kelas eksperimen
kurang dari atau sama dengan proporsi siswa yang mencapai KKM pada kelas
kontrol)
𝐻1: 𝜋1 > 𝜋2 (persentase siswa yang mencapai KKM pada kelas eksperimen lebih
dari proporsi siswa yang mencapai KKM pada kelas kontrol)
Berdasarkan hasil perhitungan uji kesamaan dua proporsi diperoleh
𝑧ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 3,036. Berdasarkan kriteria uji pihak kanan, untuk taraf signifikasi 5%
80
sehingga 𝑍(0,5−𝛼) = 𝑍0,45, nilai 𝑧𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,64. Diperoleh 𝑧ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑧𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka
𝐻0 ditolak, artinya persentase siswa yang mencapai KKM pada kelas eksperimen
lebih dari persentase siswa yang mencapai KKM pada kelas kontrol. Hal ini bisa
dilihat pada ketuntasan belajar pada kelas eksperimen sebesar 82,14% dan kelas
kontrol sebesar 42,86%. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran
46.
Dari uji kesamaan dua proporsi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
uji hipotesis 2 terpenuhi yaitu ketuntasan klasikal siswa terhadap kemampuan
penalaran matematis dengan pembelajaran Model-Eliciting Activities lebih baik
daripada ketuntasan klasikal siswa dengan pembelajaran ekspositori.
4.1.3.5 Uji Hipotesis 3
Uji hipotesis 3 menggunakan uji perbedaan dua rata-rata. Uji ini
dilakukan untuk menguji apakah kemampuan penalaran matematis siswa pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda atau tidak. Adapun hipotesisnya
adalah sebagai berikut.
𝐻0: 𝜇1 ≤ 𝜇2 (rata-rata kemampuan penalaran matematis siswa pada kelas
eksperimen kurang dari atau sama dengan rata-rata kemampuan penalaran
matematis siswa pada kelas kontrol)
𝐻1: 𝜇1 > 𝜇2 (rata-rata kemampuan penalaran matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih dari rata-rata kemampuan penalaran matematis siswa pada
kelas kontrol)
Berdasarkan hasil perhitungan uji perbedaan dua rata-rata diperoleh
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 3,036. Berdasarkan kriteria uji pihak kanan, untuk taraf signifikansi 5%
81
dan 𝑑𝑘 = 28 + 28 − 2 = 54 sehingga diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,005. Diperoleh
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻0 ditolak, artinya rata-rata kemampuan penalaran
matematis siswa pada kelas eksperimen lebih dari rata-rata kemampuan penalaran
matematis siswa pada kelas kontrol. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 47.
Dari uji perbedaan dua rata-rata di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
uji hipotesis 3 terpenuhi yaitu kemampuan penalaran matematis siswa dengan
pembelajaran Model-Eliciting Activities lebih baik daripada kemampuan
penalaran matematis siswa dengan pembelajaran ekspositori.
4.1.4 Analisis Data Tingkat Disposisi Matematis
4.1.4.1 Uji Normalitas Data Tingkat Disposisi Matematis
4.1.4.1.1 Kelas Eksperimen
Uji normalitas data tingkat disposisi menggunakan Uji 2 (Chi
Kuadrat). Dari perhitungan untuk kelas eksperimen diperoleh 2
hitung = 0,410.
Sedangkan dengan 𝑑𝑘 = 6 − 3 = 3 dan taraf signifikasi 5% , diperoleh 2
tabel
= 7,81. Karena 2
hitung < 2
tabel maka 𝐻0 diterima sehingga data tingkat disposisi
matematis siswa pada kelas ekperimen berdistribusi normal. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 48.
4.1.4.1.2 Kelas Kontrol
Analisis uji normalitas data pada kelas kontrol diperoleh 2
hitung = 5,557.
Sedangkan dengan 𝑑𝑘 = 6 − 3 = 3 dan taraf signifikasi 5% , diperoleh 2
tabel
= 7,81. Karena 2
hitung < 2
tabel maka 𝐻𝑜 diterima sehingga data tingkat disposisi
82
matematis siswa pada kelas kontrol berdistribusi normal. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 49.
4.1.4.2 Uji Homogenitas Data Tingkat Disposisi Matematis
Uji homogenitas data tingkat disposisi matematis siswa diuji
menggunakan Uji-F. Setelah dilakukan perhitungan uji homogenitas, diperoleh
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 2,002 dan pada taraf signifikan 5% dengan 𝑑𝑘𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 28 − 1 =
27 dan 𝑑𝑘𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑏𝑢𝑡 = 28 − 1 = 27 diperoleh 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,161. Karena 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <
𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua varians
homogen. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 50.
4.1.4.3 Uji Hipotesis 4
Uji hipotesis 4 menggunakan uji perbedaan dua rata-rata. Uji ini
dilakukan untuk menguji apakah tingkat disposisi matematis siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol berbeda atau tidak. Adapun hipotesisnya adalah
sebagai berikut.
𝐻0: 𝜇1 ≤ 𝜇2 (tingkat disposisi matematis siswa pada kelas eksperimen kurang dari
atau sama dengan rata-rata tingkat disposisi matematis siswa pada kelas
kontrol)
𝐻1: 𝜇1 > 𝜇2 (tingkat disposisi matematis siswa pada kelas eksperimen lebih dari
rata-rata tingkat disposisi matematis siswa pada kelas kontrol)
Berdasarkan hasil perhitungan uji perbedaan dua rata-rata diperoleh
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 2,981. Berdasarkan kriteria uji pihak kanan, untuk taraf signifikansi 5%
dan 𝑑𝑘 = 28 + 28 − 2 = 54 sehingga diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,005. Diperoleh
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻0 ditolak, artinya tingkat diposisi matematis siswa pada
83
kelas eksperimen lebih dari tingkat disposisi matematis siswa pada kelas kontrol.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 51.
Dari uji perbedaan dua rata-rata di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
uji hipotesis 4 terpenuhi yaitu tingkat matematis siswa dengan pembelajaran
Model-Eliciting Activities lebih baik daripada tingkat disposisi matematis siswa
dengan pembelajaran ekspositori.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Kemampuan Penalaran Matematis Siswa
Berdasarkan hasil analisis data awal diperoleh bahwa kedua sampel yaitu
kelas VIII G sebagai eksperimen dan kelas VIII H sebagai kontrol berasal dari
populasi yang berdistribusi normal dan memiliki kondisi awal yang sama yang
ditunjukkan dengan homogenitas variansnya. Data awal yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data ujian akhir semester gasal kelas VIII SMP Negeri 11
Semarang tahun ajaran 2012/2013.
Dalam proses pembelajaran, kedua sampel diberi perlakuan yang
berbeda. Untuk kelas eksperimen, siswa diberi perlakuan dengan pembelajaran
Model-Eliciting Activities. Pada kelas eksperimen, dalam proses pembelajaran
siswa diberi perlakuan dengan menggunakan Model-Eliciting Activities, setelah
guru memberikan pengantar materi, siswa dikelompokkan menjadi beberapa
kelompok. Kemudian guru memberikan lembar tugas siswa untuk didiskusikan
secara kelompok. Dalam pembelajaran dengan Model-Eliciting Activities, siswa
diharapkan mampu menyelesaikan masalah melalui pemodelan matematika.
84
Setelah itu, salah satu anggota kelompok yang ditunjuk oleh guru
mempresentasikan model matematika yang digunakan untuk menyelesaikan
masalah.
Pada saat guru memberikan pengantar materi, guru melaksanakan
kegiatan tanya jawab tentang materi pertemuan lalu. Selain itu, guru memberikan
apersepsi pada siswa tentang materi-materi apa saja yang harus dikuasai siswa
untuk mempelajari materi atau konsep baru. Apersepsi atau prasyarat ini penting
karena bertujuan untuk mengingat kembali materi pembelajaran yang berkaitan
dengan materi yang akan dipelajari.
Pada tahap pengelompokan siswa, guru mengelompokkan siswa masing-
masing tiap kelompoknya terdiri dari empat siswa. Pada saat penelitian, guru
mengelompokkan siswa dengan pengelompokan yang bervariasi. Guru memilih
secara acak berdasar kocokan, berdasar nomor presensi, serta berdasar baris dan
kolom tempat duduk siswa. Salah satu hal yang menjadi kekurangan dalam
pembelajaran kelompok dengan Model-Eliciting Activities yaitu pengelompokan
yang ditentukan guru terkadang kurang memuaskan bagi siswa karena tidak sesuai
dengan harapan siswa.
Pada tahap berdiskusi, siswa saling berinteraksi dengan sesama anggota
kelompok atau antar anggota kelompok yang dapat menumbuhkan keaktifan
siswa dalam pembelajaran matematika di kelas. Interaksi yang terjadi antara lain
adanya tanya jawab, saling berpendapat, dan menghargai pendapat dari teman
yang lain. Dengan kegiatan diskusi dalam Model-Eliciting Activities ini,
diharapkan siswa dapat menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru,
85
karena terjadi saling tukar ide dan kerja sama untuk memperoleh solusi yang
harus diselesaikan. Tetapi, ada hal yang menjadi kekurangan pada tahap diskusi
kelompok ini karena adanya beberapa siswa yang pasif hanya bergantung dengan
teman sekelompoknya yang lain.
Pada tahap presentasi, guru menunjuk siswa secara acak untuk
menuliskan dan menjelaskan model matematis sebagai solusi permasalahan yang
telah mereka dapatkan bersama kelompoknya. Sehingga, tiap siswa harus
menguasai dan siap untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
Penunjukan siswa yang secara acak bergantung pada keinginan guru ini menjadi
suatu hal yang positif yang secara tidak langsung menuntut siswa untuk
menguasai model matematisnya, karena setiap siswa dalam kelompok sama-sama
memiliki peluang untuk ditunjuk guru presentasi.
Sedangkan untuk kelas kontrol, siswa diajar dengan pembelajaran
ekspositori. Pada kelas kontrol, dalam proses pembelajaran, guru menyampaikan
materi, memberikan contoh soal, dan memberikan latihan soal. Berbeda dengan
pembelajaran pada kelas eksperimen, pada kelas kontrol siswa cenderung pasif
dan bergantung pada guru. Siswa terkesan tidak mandiri karena hanya menunggu
konfirmasi dari guru, tanpa rasa ingin tahu yang tinggi untuk menyelesaikan suatu
masalah yang diberikan oleh guru. Pembelajaran terkesan monoton dan
komunikasinya satu arah, karena guru mendominasi kegiatan pembelajaran dan
siswa hanya berperan sebagai penerima informasi. Aktivitas siswa selama proses
pembelajaran pada kelas kontrol adalah mencatat, menjawab pertanyaan guru, dan
mengerjakan soal dari guru. Kegiatan diskusi bersama dengan kelompok tidak
86
nampak dalam pembelajaran ekspositori karena guru menggunakan metode
ceramah.
Dalam proses pembelajaran, baik pada kelas eksperimen maupun kelas
kontrol, siswa diarahkan untuk melatih kemampuan penalaran matematisnya.
Pembelajaran berlangsung dengan lancar, guru tidak mengalami hambatan yang
berarti. Guru mengarahkan kegiatan pembelajaran agar berlangsung sesuai pada
RPP yang telah dirancang. Setelah proses pembelajaran selesai, siswa diberi tes
untuk mengukur sejauh mana tingkat kemampuan penalaran matematisnya.
Setelah diberi perlakuan yang berbeda, diperoleh data hasil tes
kemampuan penalaran matematis siswa yang kemudian dianalisis. Dari hasil
analisis tersebut diperoleh kesimpulan bahwa kelas eksperimen yang diberi
perlakuan pembelajaran Model-Eliciting Activities mencapai ketuntasan sebesar
82,14%. Artinya, siswa yang mencapai KKM pada kelas eksperimen sebanyak
≥ 80% dari keseluruhan siswa pada kelas eksperimen. Hal ini menunjukkan
bahwa kelas tersebut sudah mencapai ketuntasan klasikal yaitu minimal 80%.
Selain itu, dari perhitungan analisis data juga diperoleh hasil beda
proporsi yang sangat signifikan. Kelas eksperimen mampu mencapai ketuntasan
klasikal sebesar 82,14%, sedangkan kelas kontrol hanya mampu mencapai
ketuntasan klasikal sebesar 42,86%. Artinya, persentase banyaknya siswa telah
mencapai KKM pada kelas eksperimen lebih tinggi dari persentase siswa yang
mencapai KKM pada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan
klasikal siswa terhadap kemampuan penalaran matematis dengan pembelajaran
87
Model-Eliciting Activities lebih baik daripada ketuntasan klasikal siswa dengan
pembelajaran ekspositori.
Perbedaan yang sangat signifikan tersebut, dikarenakan siswa pada
pembelajaran ekspositori dalam menyelesaikan soal tes kemampuan penalaran
matematis tidak menuliskan prosedur pengerjaan soal yang telah dianjurkan oleh
guru seperti pada saat pembelajaran-pembelajaran sebelum tes. Kebanyakan siswa
langsung menyelesaikan soal tanpa mengidentifikasi soal terlebih dahulu, yaitu
seperti menuliskan informasi-informasi penting yang terdapat dalam soal serta
menuliskan hal apa yang ditanyakan dalam soal. Padahal prosedur pengerjaan soal
yang telah dianjurkan guru merupakan hal yang harus mendapat perhatian dari
siswa, karena aspek tersebut dinilai. Aspek itu termasuk dalam indikator
penalaran matematis yang diukur dalam penelitian ini. Ketika siswa tidak
menuliskan prosedur tersebut, hal itu menandakan bahwa siswa tidak mampu
menganalisis situasi matematika yang merupakan salah satu pengukuran indikator
kemampuan penalaran. Selain itu, faktor waktu pengerjaan soal tes juga menjadi
penyebab siswa pada pembelajaran ekspositori banyak yang tidak tuntas. Pada
saat tes, yang dijadwalkan setelah siswa istirahat, siswa tidak disiplin segera
masuk kelas. Sehingga waktu pengerjaan soal tes yang direncanakan selama 80
menit, menjadi terpotong hingga 10 menit. Sehingga siswa tidak dapat
menyelesaikan seluruh soal tersebut. Dan karena keterbatasan waktu yang di luar
dugaan peneliti ini, menjadi siswa tergesa-gesa dan kurang teliti. Hal itu
menyebabkan hasil yang diperoleh siswa tidak maksimal.
88
Dari hasil analisis deskriptif data hasil tes kemampuan penalaran
matematis siswa, menunjukkan bahwa kemampuan penalaran matematis siswa
yang diberi pembelajaran Model-Eliciting Activities lebih baik daripada
kemampuan penalaran matematis siswa yang diberi pembelajaran ekspositori.
Kemampuan penalaran matematis siswa untuk kelas eksperimen adalah 73,18,
sedangkan untuk kelas kontrol hanya mencapai 62,00. Jelas bahwa kemampuan
penalaran matematis siswa berbeda secara signifikan.
Faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab adanya perbedaan rata-rata
dan ketuntasan klasikal siswa pada kemampuan penalaran matematis antara siswa
yang mendapat pembelajaran Model-Eliciting Activities dan siswa yang mendapat
pembelajaran ekspositori adalah sebagai berikut.
(1) Pada pembelajaran dengan Model-Eliciting Activities, siswa dibimbing dalam
kelompok untuk menemukan rumus keliling dan luas lingkaran sendiri,
sehingga siswa lebih mudah mengingat materi tersebut karena siswa
membangun pengetahuannya sendiri. Siswa menemukan rumus keliling dan
luas lingkaran sendiri, maksudnya adalah dengan menggunakan Lembar
Kegiatan Siswa yang disusun khusus untuk mengkonstruk pengetahuan siswa
secara bertahap yang nantinya berakhir pada penemuan rumus keliling dan
luas lingkaran. Sedangkan, pada pembelajaran ekspositori, siswa mendapatkan
penjelasan dari guru.
(2) Dengan menggunakan pembelajaran Model-Eliciting Activities, pembelajaran
di kelas menjadi lebih hidup. Karena siswa aktif dalam berdiskusi dan saling
bersaing antara kelompok satu dengan yang lain untuk ditunjuk
89
mempresentasikan model matematika dalam penyelesaian masalah yang
diberikan oleh guru. Siswa saling bersaing antar kelompok untuk
menyelesaikan permasalahan dengan waktu yang tercepat. Karena kelompok
tercepat tiap anggotanya memiliki kesempatan untuk ditunjuk maju
mempresentasikan modelnya di depan kelas. Sedangkan, pada pembelajaran
ekspositori, siswa cenderung kurang aktif dalam menyampaikan ide atau
gagasan mereka dalam penyelesaian masalah.
(3) Melalui pembelajaran Model-Eliciting Activities, siswa memiliki kesempatan
yang lebih besar untuk melatih kemampuan penalaran mereka, karena
pembelajaran dilaksanakan secara diskusi kelompok, di mana siswa dapat
saling bertukar ide pikiran untuk dapat mendapatkan solusi penyelesaian
masalah. Sedangkan pada pembelajaran ekspositori, kegiatan pembelajaran
dilaksanakan dengan metode ceramah berupa komunikasi satu arah dan tidak
terjadi diskusi pada kegiatan pembelajaran tersebut.
4.2.2 Tingkat Disposisi Matematis Siswa
Dari hasil analisis data terhadap disposisi matematis siswa diperoleh
tingkat disposisi matematis siswa pada kelas eksperimen adalah 73,83 dan pada
kelas kontrol adalah 68,95. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa dengan
pembelajaran Model-Eliciting Activities memiliki tingkat disposisi yang lebih baik
daripada siswa dengan pembelajaran ekspositori.
Melalui pembelajaran dengan Model-Eliciting Activities, siswa
mengkontruksi pengalaman mereka sendiri dalam penemuan model matematis
untuk menyelesaikan masalah tertentu. Siswa diberi kebebasan seluas-luasnya
90
untuk mengungkapkan pendapatnya terhadap suatu permasalahan matematika
yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran. Hal ini yang menyebabkan siswa
mempunyai kecenderungan untuk bertindak positif dalam belajar matematika.
Disposisi matematis siswa menurut Kilpatrick et al. (2001: 131) merupakan faktor
utama dalam menentukan kesuksesan belajar matematika siswa. Ketika disposisi
matematis siswa yang tinggi telah terbentuk, maka siswa akan lebih percaya diri
dalam menggunakan matematika, fleksibel, gigih, dan ulet dalam menyelesaikan
masalah matematika, memiliki keingintahuan untuk menemukan sesuatu yang
baru, kecenderungan untuk merefleksi proses berpikir, dan menghargai peranan
matematika.
Sedangkan dalam pembelajaran ekspositori, siswa cenderung belajar
secara individu baik ketika mengerjakan soal-soal latihan maupun tugas-tugasnya.
Siswa tidak dikondisikan oleh guru dalam pembelajaran berdiskusi dengan
temannya. Sehingga ketika siswa menemui soal yang rumit, siswa cenderung
pesimis kemudian putus asa untuk berusaha menyelesaikan suatu persoalan yang
diberikan oleh guru. Berbeda halnya dengan pembelajaran Model-Elliciting
Activities, dimana ketika siswa mengalami kesulitan, maka siswa masih memiliki
sikap percaya diri untuk menyelesaikan soal tersebut karena bisa berdiskusi
dengan teman sekelompoknya.
4.2.3 Kinerja Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran
Berdasarkan analisis lembar observasi pengamatan guru yang terdapat
dalam Lampiran 36, terdapat aspek-aspek kegiatan guru yang dilakukan selama
proses pembelajaran, meliputi membuka pelajaran, menyiapkan kondisi fisik dan
91
psikis siswa sebelum pembelajaran dimulai, pemberian apersepsi sebelum masuk
ke materi pokok, menyampaikan materi pokok, dan lain-lain. Obervasi yang
dilaksanakan bertujuan agar dari hari ke hari kinerja guru dalam kemampuan
pengelolaan pembelajaran di kelas semakin lama akan semakin meningkat. Ketika
peneliti yang bertindak sebagai guru mengetahui kekurangan-kekurangan terhadap
kemampuan dalam pengelolaan pembelajaran di kelas saat mengajar pada
pertemuan pertama, maka pada pembelajaran selanjutnya peneliti mengantisipasi
kekurangan-kekurangan tersebut pada saat pembelajaran selanjutnya.
Hal-hal yang perlu menjadi catatan dalam penelitian ini adalah adanya
keterbatasan-keterbatasan yang diharapkan akan membuka peluang bagi peneliti
lain untuk melakukan penelitian sejenis. Keterbatasan-keterbatasan itu antara lain
adalah sebagai berikut.
(1) Perlakuan pembelajaran dengan Model-Eliciting Activities hanya dilakukan
selama 1 minggu, sehingga proses pembelajaran kurang maksimal.
(2) Materi yang digunakan dalam penelitian ini hanya terdiri dari satu kompetensi
dasar yaitu menghitung keliling dan luas lingkaran. Sehingga masih terbuka
peluang bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian pada kompetensi dasar
lainnya.
(3) Kemampuan matematis yang diukur hanya kemampuan penalaran dan
disposisi matematis siswa, secara umum kemampuan ini belum
menggambarkan seluruh kemampuan matematis siswa.
92
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SMP Negeri 11
Semarang pada tanggal 5 Januari 2013 sampai dengan 12 Januari 2013, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut.
(1) Persentase banyaknya siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) terhadap kemampuan penalaran matematis dengan pembelajaran
Model-Eliciting Activities mencapai ketuntasan klasikal minimal 80%.
(2) Ketuntasan klasikal siswa terhadap kemampuan penalaran matematis dengan
pembelajaran Model-Eliciting Activities lebih baik daripada ketuntasan
klasikal siswa dengan pembelajaran model ekspositori.
(3) Kemampuan penalaran matematis siswa dengan pembelajaran Model-
Eliciting Activities lebih baik daripada kemampuan penalaran matematis
siswa dengan pembelajaran model ekspositori.
(4) Tingkat disposisi matematis siswa dengan pembelajaran Model-Eliciting
Activities lebih baik daripada tingkat disposisi matematis siswa dengan
pembelajaran model ekspositori.
Sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran Model-Eliciting Activities
efektif pada kemampuan penalaran dan disposisi matematis siswa dalam materi
lingkaran.
93
5.2 Saran
Saran yang dapat penulis rekomendasikan berdasar hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut.
(1) Pembelajaran Model-Eliciting Activities dapat digunakan sebagai alternatif
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengefektifkan pembelajaran
matematika pada kemampuan penalaran dan disposisi matematis siswa dalam
materi lingkaran di SMP Negeri 11 Semarang.
(2) Pembelajaran matematika dengan Model-Eliciting Activities perlu
diterapkan pada materi matematika yang lain agar siswa di SMP Negeri 11
Semarang mampu menghasilkan model matematis untuk menyelesaikan
permasalahan matematika.
(3) Penelitian ini masih terdapat beberapa kekurangan, sehingga disarankan
untuk diadakan penelitian lanjutan tentang pembelajaran Model-Eliciting
Activities sebagai pengembangan dari penelitian ini.
94
DAFTAR PUSTAKA
Adinawan, M.C dan Sugijono. 2007. Matematika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta:
Erlangga.
An, S., Gerald Kulm, & Zhong He Wu. 2004. The Pedagogical Content
Knowledge of Middle School, Mathematics Teachers in China and The
U.S. Journal of Mathematics Teacher Education, 7: 145-172.
Arifin, Z. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Kementrian Agama RI.
Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
__________.2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Azwar, S. 2007. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
_______. 2010. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
BSNP. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:
BSNP.
Berliner, D.C dan Gage. 1984. Educational Psychology. Dallas: Houghton Mifflin
Company.
Chamberlin, S.A & Sidney M. Moon. 2008. How Does the Problem Based
Learning Approach Compare to The Model-Eliciting Acvtivity in
Mathematics?. Tersedia di http://cimt.plymouth.ac.uk [diakses 16-04-
2012].
Cockcroft, W. H. 1986. Mathematics Count. London: HMSO. Tersedia di http://www.educationengland.org.uk/documents/cockcroft/cockcroft00.html
[diakses 22-12-2012].
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djaali dan Pudji M. 2007. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta:
Grasindo.
95
Dux, H. A. D., Judith S. Z., Margret H., & Keith Bowman. 2006. Quantyfying
Alumunium Crystal Size Part 1: the Model-Eliciting Activity. Journal of
STEM Education, 7: 51-63.
Eric, C. C. M. 2008. Using Model-Eliciting Activities for Primary Mathematics
Classrooms. The Mathematics Educator, 11(1): 47-66.
Gagne, R.M., Walter W. Wanger, Katharine C. Golas, & John M.Keller. 2005.
Principles of Instructional Design (5th
ed). New York: Holt, Rinehart and
Winston.
Hamilton, Richard Lesh, Frank Lester, & M Brilleslyper. 2008. Model-Eliciting
Activities (MEAs) as a Bridge Between Engineering Education Research
and Mathematics Education Research. Advance in Engineering
Education.Tersedia di http://advances.asee.org/vol01/issue02/papers/aee-
vol01-issue02-p06.pdf [diakses 16-04-2012].
Hudojo, H. 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika.
Malang: Universitas Negeri Malang.
Jasinski, J. 2001. Sourcebook on Rhetoric. Amerika: Sage Publications.
Katz, L. G. 1993. Dispositions as Educational Goals. Tersedia di
http://www.edpsycinteractive.org/files/edoutcomes.html [diakses 24-05-
2012].
Keraf, G. 1982. Argumentasi dan Narasi: Komposisi Lanjutan III. Jakarta:
Gramedia.
Kilpatrick, J., Jane Swafford, & B. Findell. 2001. Adding It Up: Helping Children
Learn Mathematics. United States: The National Academies Press.
Lithner, J. 2000. Mathematical Reasoning in Task Solving. Educational Studies in
Mathematics 41: 165 – 190. Netherlands: Kluwer Academic Publisher.
Markaban. 2008. Model Penemuan Terbimbing pada Pembelajaran Matematika
SMK. Yogyakarta: PPPPTK.
Maxwell, K. 2001. Positive Learning Dispositions in Mathematics. Tersedia di
http://www.education.auckland.ac.nz/webdav/site/education/shared/about/r
esearch/docs/FOED%20Papers/Issue%2011/ACE_Paper_3_Issue_11.doc
[diakses 26-01-2013].
96
Mulyana, E. 2009. Pengaruh Model Pembelajaran Matematika Knisley terhadap
Peningkatan Pemahaman dan Disposisi Matematika Siswa Sekolah
Menengah Atas Program Ilmu Pengetahuan Alam. Tersedia di
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/19
5401211979031-
ENDANG_MULYANA/MAKALAH/Artikel_Jurnal_PASCA_UPI.pdf
[diakses 30-03-2012].
NCTM. 1989. Curriculum and Evaluation. Tersedia di http://www.fayar.net/east/teacher.web/math/Standards/previous/CurrEvStds
/evals10.htm [diakses 25-12-2012].
_____. 1991. Professional Standards for Teaching Mathematics. Tersedia di
(http://www.fayar.net/east/teacher.web/math/Standards/previous/ProfStds/i
ndex.htm [diakses 25-12-2012].
_____. 2000. Principles and Standards for School Mathematics. Reston, Virginia:
The National Council of Teachers of Mathematics, Inc.
Pearson Education. 2000. Mathematical Disposition. Tersedia di
http://www.teachervision.fen.com/math/teacher-training/55328.html?
[diakses 24-05-2012].
Permana, Y. 2010. Mengembangkan Kemampuan Pemahaman, Komunikasi, dan
Disposisi Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas Melalui Model-
Eliciting Activities. Disertasi. Bandung: UPI. Tersedia di
http://repository.upi.edu/operator/upload/d_mtk_0706273_chapter2.pdf
[diakses 16-04-2012].
Polya, G. 1973. How To Solve It (2nd
ed.). Princeton: Princeton University Press.
Prayitno. 2009. Dasar Teori dan Praksis Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
Puspendik Kemdiknas. 2011. Laporan Hasil Ujian Nasional Tahun Pelajaran
2010/2011. Jakarta: Puspendik.
Rifa’i, R.C.A dan C.T. Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Press.
Rochmad. 2008. Penggunaan Pola Pikir Induktif-Deduktif dalam Pembelajaran
Matematika Beracuan Kontruktivisme. Tersedia di http://rochmad-
97
unnes.blogspot.com/2008/01/penggunaan-pola-pikir-induktif-
deduktif.html [diakses 08-04-2012].
Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Media Prenada.
Shadiq, F. 2004. Pemecahan Masalah, Penalaran dan Komunikasi. Yogyakarta:
PPPG Matematika.
________. 2009. Kemahiran Matematika. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika. [diakses
12 April 2012].
Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
_______. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suherman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:
JICA-FPMIPA UPI.
Sumarmo, U. 2010. Berfikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa,
dan Bagaimana dikembangkan pada Peserta Didik. Tersedia di
http://id.scribd.com/doc/76353753/Berfikir-Dan-Disposisi-Matematik-
Utari [diakses 12-04-2012].
Syaban, M. 2010. Menumbuhkembangkan Daya dan Disposisi Matematis Siswa
SMA Melalui Model Pembelajaran Investigasi. Educare: Jurnal
Pendidikan dan Budaya.
98
DAFTAR NAMA SISWA KELAS EKSPERIMEN
KELAS VIII G
NO KODE NAMA SISWA
1 G-01 Afiq Pratama
2 G-02 Anggita Rizqi Dwi Anissa
3 G-03 Anisha Rahajeng Pangestu
4 G-04 Arvia Dewi Anggraini
5 G-05 Aulia Rahman Fahindra
6 G-06 Citra Andriana
7 G-07 Daffa Ilyasa Fachrezi
8 G-08 Dhia Septia Putri
9 G-09 Dinda Locita Fitri
10 G-10 Donyo Ain Supandik
11 G-11 Eda Anggreian
12 G-12 Firda Amalia Indrayani
13 G-13 Gifari Hilman Fadoli
14 G-14 Indriyani Ari Safitri
15 G-15 Jefri Indra Saputro
16 G-16 Kevin Ramadan
17 G-17 M Andrian Saputra
18 G-18 Mohamad Afit Muzaqi
19 G-19 Mohamad Igor Divasta
20 G-20 Muhammad Aryando Pratama
21 G-21 Muhammad Daffa Zulkhar M.
22 G-22 Nurul Mahdiah Rachmawati
23 G-23 Nurwanti Anggraeni
24 G-24 Rida Ramadina Kumalawati
25 G-25 Satriyo Agung Wibowo
26 G-26 Siti Aurellia Rahmani Putri
27 G-27 Vina Apriola Varisa
28 G-28 Maulana Abdur. R
Lampiran 1
99
DAFTAR NAMA SISWA KELAS KONTROL
KELAS VIII H
NO KODE NAMA SISWA
1 H-01 Aditya Nugroho
2 H-02 Angga Bayu Pratama
3 H-03 Anggit Yuliandra Saputra
4 H-04 Annisa Sekar Ayu Budiarti
5 H-05 Ari Rohmah
6 H-06 Brian Adi Pangestu
7 H-07 Chandra Agung Nugrahanto
8 H-08 Dian Pramirasuci
9 H-09 Elisa Nurad
10 H-10 Erika Mellenia Sulistiyani
11 H-11 Ilham Bagas Abdurrazzaq
12 H-12 Indah Lukito Sari
13 H-13 Intan Kusumasari
14 H-14 Jed Nadim Nazeh
15 H-15 Kumoro Alam Sejati
16 H-16 Maurindang Fanggi L.
17 H-17 Mellinia Nur Rofida Maharani
18 H-18 Muhammad Alwi Sofyan
19 H-19 Nadila Ayu Lestari
20 H-20 Raka Randika Yudha Baretta
21 H-21 Rangga Satria Surya Putra
22 H-22 Rheetcky Rheetfie Prabowo
23 H-23 Rinaldhi Bayu Saputra
24 H-24 Sajik Priyambada
25 H-25 Setyowati Mutiara Nurhadi
26 H-26 Tjhang Zahra Anisa P.
27 H-27 Variant Castoni
28 H-28 Yulia Puji Setya Ningrum
Lampiran 2
100
DAFTAR NAMA SISWA KELAS UJI COBA SOAL
KELAS VIII B
NO KODE NAMA SISWA
1 UC-01 Alvin Odhi Nusantara
2 UC-02 Arjanti Lisnaningrun
3 UC-03 Bradon Will Rampenga
4 UC-04 Diky Putra Pangestu
5 UC-05 Dwi Setyowati
6 UC-06 Esti Ariani
7 UC-07 Gratia Krisyunita Putri S
8 UC-08 Irza Putra Pradana
9 UC-09 Karina Aulia Cahyani
10 UC-10 Leon Alvindo Ganada
11 UC-11 Lutfi Cahya Pertiwi
12 UC-12 Muchammad Dhonny M
13 UC-13 Muhammad Irfan Breva B
14 UC-14 Natanael Tri Bagaskoro
15 UC-15 Nila Irmasari
16 UC-16 Okviana Rizky Nurfatin
17 UC-17 Rafi Muhammad Majid
18 UC-18 Redo Nur Setiawan Pranoto
19 UC-19 Rifqi Iqbal Afandi
20 UC-20 Riski Kusumo Nugroho
21 UC-21 Ristianti Putri
22 UC-22 Rizki Purbasari
23 UC-23 Septi Apriliana
24 UC-24 Somy Sofiandi
25 UC-25 Tiara Megantari
26 UC-26 Tri Sugiyanti Dewi Kartika
27 UC-27 Walda Ni'matu Romadhona
Lampiran 3
101
KISI-KISI SOAL UJI COBA
TES PENALARAN MATEMATIS
Mata Pelajaran : Matematika
Sekolah : SMP Negeri 11 Semarang
Kelas / Semester : VIII / 2
Materi Pokok : Lingkaran
Standar Kompetensi : Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya.
Alokasi Waktu : 80 menit
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Indikator Penalaran Aspek
Berfikir
Bentuk
Soal
No.
Butir
Menghitung
keliling dan luas
lingkaran
Menghitung keliling
dan luas lingkaran
dalam pemecahan
masalah
Menganalisis, memperkirakan jawaban dan proses
solusi masalah, serta menarik kesimpulan luas
alumunium yang dibutuhkan untuk membuat
penampang tutup kaleng yang berbentuk lingkaran
jika jari-jari diketahui.
Penalaran Uraian 1
Lampiran 4
10
1
102
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Indikator Penalaran Aspek
Berfikir
Bentuk
Soal Butir
Menghitung
keliling dan luas
lingkaran
Menghitung keliling
dan luas lingkaran
dalam pemecahan
masalah
Menganalisis, memperkirakan jawaban dan proses
solusi masalah, serta menarik kesimpulan banyak
paku yang dibutuhkan di sekeliling plat untuk
menutup bak penampungan air.
Penalaran Uraian 2
Menganalisis, memperkirakan jawaban dan proses
solusi masalah, serta menarik kesimpulan banyaknya
perputaran roda jika jari-jari atau diameter, dan
panjang lintasan roda diketahui.
Penalaran Uraian 3, 4b
Menganalisis, memperkirakan jawaban dan proses
solusi, serta menarik kesimpulan panjang lintasan
yang ditempuh jika jari-jari dan banyaknya
perputaran roda diketahui.
Penalaran Uraian 4a
Menganalisis, memperkirakan jawaban dan proses
solusi masalah, serta menarik kesimpulan kedalaman
sumur jika jari-jari pipa, banyaknya perputaran, dan
tinggi air diketahui.
Penalaran Uraian 5
102
103
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pencapaian
kompetensi
Indikator Penalaran Aspek
Berfikir
Bentuk
Soal Butir
Menghitung
keliling dan luas
lingkaran
Menghitung keliling
dan luas lingkaran
dalam pemecahan
masalah
Menganalisis, memperkirakan proses solusi, dan
menarik kesimpulan panjang lintasan orbit satelit dan
tinggi satelit jika kecepatan, waktu, dan jari-jari
diketahui.
Penalaran Uraian 6
Menganalisis, memperkirakan proses solusi, dan
menarik kesimpulan keliling pola tralis yang dibuat
jika panjang sisi tralis diketahui serta menghitung
luas daerah yang diarsir.
Penalaran Uraian 7a, 7b
Menganalisis, memperkirakan proses solusi, dan
menarik kesimpulan luas daerah yang diarsir jika
panjang sisi persegi diketahui.
Penalaran Uraian 8, 9
Menganalisis, memperkirakan proses solusi, dan
menarik kesimpulan perbandingan luas daerah arsiran
dua buah lingkaran yang saling bersinggungan.
Penalaran Uraian 10
Menganalisis, memperkirakan proses solusi, dan
menarik kesimpulan jari-jari lingkaran terkecil jika
Penalaran Uraian 11
103
104
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pencapaian
kompetensi
Indikator Penalaran Aspek
Berfikir
Bentuk
Soal Butir
Menghitung
keliling dan luas
lingkaran
Menghitung keliling
dan luas lingkaran
dalam pemecahan
masalah
tiga buah lingkaran kongruen pada sebuah segitiga
sama sisi yang luas daerahnya diketahui.
Penalaran Uraian
Menganalisis, memperkirakan jawaban dan proses
solusi, serta menarik kesimpulan luas daerah yang
diarsir jika terdapat empat buah lingkaran kongruen
pada persegi yang kelilingnya diketahui.
Penalaran Uraian 12
104
105
SOAL UJI COBA
TES PENALARAN MATEMATIS
Materi Pokok : Lingkaran
Kelas/ Semester : VIII/ 2
Alokasi Waktu : 80 menit
Jumlah soal : 12 butir soal uraian
Kerjakan soal berikut pada lembar jawab yang telah disediakan!
1. Perhatikan gambar di bawah ini!
Ibu membeli dua lembar alumunium berbentuk persegi untuk menutupi dua
buah penampang tutup kaleng roti yang masing-masing berjari-jari 14 𝑐𝑚 dan
7 𝑐𝑚. Tentukan luas minimum alumunium masing-masing persegi yang dapat
dibeli oleh ibu!
2.
Suatu lembaran plat baja berbentuk lingkaran mempunyai luas 154 𝑚2. Plat
ini digunakan untuk menutup bak penampungan air berbentuk tabung.
Sekeliling plat dipaku sedemikian rupa dengan jarak antara 2 paku adalah
0,5 𝑚. Tentukan banyak paku yang dibutuhkan!
Lampiran 5
106
3. Perhatikan gambar di bawah ini!
Diketahui dua buah roda sepeda
antik dengan diameter yang berbeda.
Diameter roda depan 100 𝑐𝑚 dan
diameter roda belakang 20 𝑐𝑚.
Berapa kali roda belakang berputar
jika roda depan berputar 1 kali?
4. Perhatikan gambar berikut!
5.
Sebuah ember diikat dengan tali yang dililitkan
pada pipa yang mempunyai jari-jari 20 𝑐𝑚. Jika
pipa diputar 10 kali, maka ember yang semula
berada dekat pipa akan berada di permukaan
sumur. Jika tinggi air 4 𝑚 dan jarak pipa ke bibir
sumur adalah 3 𝑚, berapa kedalaman sumur
tersebut?
6.
Sebuah satelit mengorbit di atas permukaan bumi
dengan kecepatan 4.400 km/jam dan
membutuhkan waktu 10 jam untuk sekali orbit.
Jika panjang jari-jari bumi 6.400 𝑘𝑚, dan
Irfan naik sepeda ke sekolah. Panjang jari-jari
sepedanya adalah 35 𝑐𝑚.
a. Tentukan panjang jalan yang dilalui Irfan
apabila rodanya berputar sebanyak 2500 kali!
b. Jika panjang lintasan yang dilalui kedua buah
roda adalah 8,80 𝑘𝑚, berapa kali roda
sepedanya berputar?
107
orbitnya dianggap berbentuk lingkaran, hitunglah:
a. Panjang lintasan orbitnya,
b. Tinggi satelit dari permukaan bumi!
7. Seorang tukang las, akan membuat tralis jendela yang berbentuk seperti
gambar di bawah ini.
8.
Perhatikan gambar di samping!
Diketahui sebuah pola ventilasi rumah yang
berbentuk persegi dengan panjang sisi 14 𝑐𝑚.
Hitunglah luas daerah yang diarsir!
9. Perhatikan gambar di bawah ini!
A B
C D
E
F
G
H
Diketahui sebuah keramik
berbentuk persegi seperti
gambar di samping. Panjang sisi
keramik 𝐴𝐵𝐶𝐷 adalah 21 𝑐𝑚.
Panjang 𝐸𝐵 = 𝐵𝐹 = 𝐺𝐷 =
𝐷𝐻 = 7 𝑐𝑚. Hitunglah luas
daerah keramik yang diarsir!
28 𝑐𝑚
a. Hitunglah keliling pola tralis
di samping!
b. Hitunglah luas daerah yang
diarsir!
108
10.
11.
12.
Perhatikan gambar di samping!
Diketahui keliling suatu persegi
adalah 160 𝑐𝑚. Hitunglah luas
daerah lingkaran yang diarsir!
____ SELAMAT MENGERJAKAN ___
Perhatikan gambar di samping!
Diketahui 3 buah lingkaran yang kongruen
dalam segitiga sama sisi. Jika luas segitiga sama
sisi adalah 81 3, tentukan jari-jari lingkaran
terkecil!
Perhatikan gambar di samping!
Luas arsiran daerah 𝐴 =8
9 bagian 𝐴, sedangkan
luas arsiran daerah 𝐵 =11
15 bagian B. Hitunglah
perbandingan luas daerah A terhadap luas
daerah B!
A
B
109
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA
TES PENALARAN MATEMATIS
No. Jawaban Skor
1. Diketahui :
𝑟1 = 14 𝑐𝑚 ; 𝑟2 = 7 𝑐𝑚
(menentukan besaran dalam masalah)
Ditanyakan : luas minimum alumunium persegi yang dibeli ibu
Selesaian :
𝐿1 = 𝜋𝑟12 𝐿2 = 𝜋𝑟2
2
=22
7× 14 × 14 =
22
7× 7 × 7
= 616 = 154
Karena alumunium yang digunakan harus berbentuk persegi maka:
untuk persegi 1, sisi persegi yang dapat dibeli panjang sisinya
28 𝑐𝑚, sehingga luas alumunium persegi 1 adalah
28 × 28 = 784 𝑐𝑚2.
untuk persegi 2, sisi persegi yang dapat dibeli panjang sisinya
14 𝑐𝑚, sehingga luas alumunium persegi 1 adalah
14 × 14 = 196 𝑐𝑚2.
(merumuskan model matematis & penyelesaian model matematis)
Jadi, luas alumunium yang dapat dibeli ibu adalah 784 𝑐𝑚2 dan
196 𝑐𝑚2.
(memberikan tafsiran hasil yang diperoleh)
1
1
3
2
2
1
Jumlah 10
Lampiran 6
(i) Menganalisis situasi matematika
(ii) Memperkirakan jawaban dan proses solusi
(iii) Menarik kesimpulan logis
110
No. Jawaban Skor
2. Diketahui :
plat baja
Jarak antar paku = 0,5 𝑚
(menentukan besaran dalam masalah)
Ditanyakan: banyak paku yang dibutuhkan
Selesaian :
𝐿 = 𝜋𝑟2
154 =22
7× 𝑟2
𝑟 = 154
22
7
𝑟 = 49 = 7
Mencari banyak paku yang dihitung
𝐾 = 2 ×22
7× 7
= 44
Banyak paku yang dibutuhkan
𝑛 =𝐾
0.5 =
44
0.5= 88 (menyusun & penyelesaian model matematis)
Jadi, banyak paku yang dibutuhkan adalah 88 buah.
(memberikan tafsiran terhadap hasil yang diperoleh)
1
1
2
2
3
1
Jumlah 10
𝐿 = 154 𝑚2
(i) Menganalisis situasi matematika
(ii) Memperkirakan jawaban dan proses solusi
(iii) Menarik kesimpulan logis
111
No. Jawaban Skor
3. Diketahui :
(menentukan besaran dalam masalah)
Ditanyakan : berapa kali roda belakang berputar jika roda depan
berputar 1 kali
Selesaian :
Keliling roda depan = 𝐾1 = 𝜋𝑑1
Keliling roda belakang = 𝐾2 = 𝜋𝑑2
Misal banyak putaran roda 1 = 𝑥
Misal banyak putaran roda 2 = 𝑦
𝑥.𝐾1 = 𝑦.𝐾2 (merumuskan model matematis)
𝐾1 = 𝜋𝑑1
= 3,14 × 100
= 314
𝐾2 = 𝜋𝑑2
= 3,14 × 20
= 62,8
Roda depan berputar 1 putaran, jadi 𝑥 = 1
1 × 314 = 𝑦 × 62,8
314 = 62,8𝑦
𝑦 =314
62,8 = 5 (penyelesaian model matematis)
Jadi, agar roda depan berputar 1 kali, maka roda belakang harus
berputar 5 kali.
1
1
2
2
3
1
Jumlah 10
𝑑1 = 100 𝑐𝑚
𝑑2 = 20 𝑐𝑚
(i) Menganalisis situasi matematika
(ii) Memperkirakan jawaban dan proses solusi
(iii) Menarik kesimpulan logis
112
No. Jawaban Skor
4. Diketahui :
(menentukan besaran dalam masalah)
Ditanyakan :
a. Panjang lintasan jika roda berputar 2500 kali ( 𝐽)
b. Berapa kali roda berputar jika jarak rumah dan sekolah 8,80 𝑘𝑚
(𝑁)
Selesaian :
𝐾 = 2𝜋𝑟
= 2 ×22
7× 35
= 220
a. 𝐽 = 𝐾 × 𝑁
= 220 × 2500
= 550.000
(merumuskan model matematis dan penyelesaian model matematis)
Jadi, panjang lintasan yang dilalui Irfan adalah 550.000 𝑐𝑚 =
5,5 𝑘𝑚. (memberikan tafsiran terhadap hasil yang diperoleh)
b. 𝑁 =𝐽
𝐾=
8,8×105
220= 4.000
(merumuskan model matematis dan penyelesaian model matematis)
Jadi, roda berputar 4.000 kali, jika jarak yang ditempuh 8,8 𝑘𝑚.
(memberikan tafsiran terhadap hasil yang diperoleh)
1
1
2
2
1
2
1
𝑟 = 35 𝑐𝑚
(i) Menganalisis situasi matematika
(ii) Memperkirakan jawaban dan proses solusi
(iii) Menarik kesimpulan logis
113
Jumlah 10
No. Jawaban Skor
5. Diketahui :
(menentukan besaran dalam masalah)
Ditanyakan : 𝑡?
Selesaian :
Keliling pipa= 𝐾 = 2𝜋𝑟
𝐾 = 2 × 3,14 × 20
= 125,6
Pipa diputar 𝑛 kali, maka 𝑛.𝐾 = 𝑛. 2𝜋𝑟
Jika pipa diputar 10 kali, maka 𝑛.𝐾 = 10 × 125,6
= 1256
Jarak bibir sumur ke permukaan sumur = 1256 − 300 = 956
Kedalaman sumur = 𝑡 = 956 + ℎ
𝑡 = 956 + 400
= 1356
(menyusun model matematis & penyelesaian model matematis)
Jadi, kedalaman sumur tersebut adalah 1356 𝑐𝑚 = 13,56 𝑚.
(memberikan tafsiran terhadap hasil yang diperoleh)
1
1
2
2
3
1
ℎ = 4 𝑚 = 400𝑐𝑚
Pipa diputar 10 kali
𝑟 = 20 𝑐𝑚
𝑡
𝑥 = 3 𝑚 = 300𝑐𝑚
(i) Menganalisis situasi matematika
(ii) Memperkirakan jawaban dan proses solusi
(iii) Menarik kesimpulan logis
114
Jumlah 10
No. Jawaban Skor
6. Diketahui:
𝑣 = 4.400𝑘𝑚
𝑗𝑎𝑚
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 = 10 𝑗𝑎𝑚
𝑟 = 6.400 𝑘𝑚
(menentukan besaran dalam masalah)
Ditanyakan :
a. Panjang lintasan orbit
b. Tinggi satelit dari permukaan bumi
Selesaian:
a. Panjang lintasan orbit = kecepatan × waktu
= 4.400 × 10
= 44.000
(menyusun model dan penyelesaian model matematis)
Jadi, panjang lintasan orbit adalah 44.000 𝑘𝑚.
(memberikan tafsiran hasil yang diperoleh)
b.
1
1
2
1
6.400
𝑡
𝑥
(i) Menganalisis situasi matematika
(ii) Memperkirakan jawaban dan proses solusi
(ii) Menganalisis situasi matematika
115
Tinggi satelit dari permukaan bumi = 𝑥
No. Jawaban Skor
Panjang lintasan orbit keliling lingkaran besar
44.000 = 𝐾
44.000 = 2𝜋𝑟
44.000 = 2 ×22
7× 𝑥
7000 = 𝑥
𝑡 = 7.000 − 6.400 = 600
(menyusun dan menyelesaikan model matematis)
Jadi, tinggi satelit dari permukaan bumi 600 𝑘𝑚.
(memberikan tafsiran hasil yang diperoleh)
2
2
1
Jumlah 10
7. Diketahui:
(menentukan besaran dalam masalah)
Ditanyakan :
a. keliling pola tralis
b. Luas daerah yang diarsir
Selesaian:
a. 𝐾 = 4 × 28 + (8 ×1
4× 𝐾𝑒𝑙. 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛)
= 112 + 2 × 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛
1
1
3
28 𝑐𝑚
(ii) Memperkirakan jawaban dan proses solusi
(iii) Menarik kesimpulan logis
(i) Menganalisis
situasi
matematika
(ii) Memperkirakan jawaban dan proses
solusi
116
= 112 + 2 ×22
7× 28 = 112 + 176 = 288
No. Jawaban Skor
b.
Luas tembereng = Luas juring – luas segitiga
= 1
4× 𝜋 × 𝑟2 –
1
2𝑎𝑡
Luas yang diarsir = 8 × luas tembereng
(merumuskan model matematis)
Luas tembereng = 1
4×
22
7× 142 –
1
2× 14 × 14
= 154 − 98
= 56
Luas yang diarsir = 8 × 56 = 448
(penyelesaian model matematis)
Jadi, keliling pola tralis tersebut adalah 288 𝑐𝑚 dan luas daerah yang
diarsir adalah 448 𝑐𝑚2.
(memberikan tafsiran terhadap hasil yang diperoleh)
3
1
1
Jumlah 10
8. Diketahui:
1
A
7
I
𝑠 = 14 𝑐𝑚
(iv) Menarik kesimpulan logis
(iii) Menarik kesimpulan logis
(i) Menganalisis situasi matematika
117
Ditanyakan: luas daerah yang diarsir
Selesaian:
Luas lingkaran = 𝜋𝑟2
=22
7× 7 × 7
= 154
Mencari sisi persegi I
𝐴𝐶2 = 72 + 72
= 7 2
Luas persegi II = 𝑠2
= 7 2 2
= 98
Luas daerah yang diarsir = luas lingkaran – luas persegi I
= 154 − 98 = 56
Jadi, luas daerah yang diarsir adalah 56 𝑐𝑚2.
(memberikan tafsiran hasil yang diperoleh)
1
2
1
2
2
1
Jumlah 10
9. Diketahui:
𝐸𝐵 = 𝐵𝐹 = 𝐺𝐷 = 𝐷𝐻 = 7 𝑐𝑚
Ditanyakan : luas daerah yang diarsir
Selesaian :
1
1
B C 7
A
C G
H
F
E
𝑠 = 21 𝑐𝑚
B
(ii) Memperkirakan jawaban dan proses solusi
(iii) Menarik kesimpulan logis
(i) Menganalisis situasi matematika
(ii) Memperkirakan jawaban dan proses solusi
118
No. Jawaban Skor
Luas daerah yang diarsir = luas persegi – 2× luas 1
4 lingkaran
Luas daerah yang diarsir = 𝑠2 − (1
2× 𝜋𝑟2)
Luas persegi = 𝑠2
= 21 × 21
= 441
Luas daerah yang diarsir = 441 − (1
2×
22
7× 142)
= 441 − 308 = 133
Jadi, luas daerah yang diarsir adalah 133 𝑐𝑚2.
2
2
2
1
Jumlah 9
10.
Diketahui :
Luas arsiran daerah 𝐴 =8
9 bagian 𝐴
luas arsiran daerah 𝐵 =11
15 bagian B
(menentukan besaran dalam masalah)
Ditanyakan : perbandingan luas daerah A terhadap luas daerah B
Selesaian :
Daerah A dan B beririsan berupa daerah yang tidak diarsir.
Luas daerah tidak diarsir A = luas daerah tidak diarsir B
(merumuskan model matematis)
𝐴 −8
9𝐴 = 𝐵 −
11
15𝐵
1
9𝐴 =
4
15𝐵
𝐴
𝐵=
4
15× 9 =
36
15
1
1
3
B
A
(iii) Menarik kesimpulan logis
(i) Menganalisis
situasi
matematika
(ii) Memperkirakan jawaban dan proses
solusi
119
No. Jawaban Skor
Jadi, perbandingan luas daerah A terhadap luas daerah B adalah
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐴 ∶ 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝐵 = 36: 15 = 12: 5
(memberikan tafsiran terhadap hasil yang diperoleh)
1
Jumlah 6
11. Diketahui:
Luas segitiga sama sisi = 81 3
(menentukan besaran dalam masalah)
Ditanyakan : jari-jari lingkaran terkecil
Selesaian:
Luas segitiga sama sisi =1
4𝑎2 3
81 3 =1
4𝑎2 3
𝑎2 = 81 × 4
𝑎 = 81 × 4
𝑎 = 9 × 2
= 18
Mencari jari-jari lingkaran luar segitiga
Lihat segitiga 𝐴𝐵𝐶.
Misalkan jari-jari lingkaran luar =𝑅′
Untuk mencari jari-jari lingkaran luar segitiga 𝑅′, kita harus mencari
tinggi segitiga 𝐴𝐵.
1
1
1
A
B
C P Q
R
(iii) Menarik kesimpulan logis
(i) Menganalisis situasi matematika
(ii) Memperkirakan jawaban dan proses solusi
120
𝐴𝐵2 = 𝐴𝐶2 − 𝐵𝐶2
= 182 − 92
= 243
𝐴𝐵 = 81 × 3
= 9 3
Jadi, 𝑅′ =2
3× 9 3 = 6 3.
Mencari jari-jari lingkaran kecil
Misalkan jari-jari lingkaran kecil = 𝑟
Jari-jari lingkaran sedang = 𝑅
Lihat ruas garis 𝐴𝑅.
𝐴𝑅 merupakan jari-jari lingkaran luar segitiga. Jadi, 𝐴𝑅 = 6 3.
𝐴𝑅 = 𝑅 + 𝑅 + 𝑅 + 𝑟
𝐴𝑅 = 3𝑅 + 𝑟.............................(1)
Lihat ruas garis 𝐴𝐵.
𝐴𝐵 merupakan sisi segitiga. Jadi, 𝐴𝐵 = 18.
𝐴𝐵 = 𝑅 3 + 𝑅 + 𝑅 + 𝑅 3
18 = 2𝑅 + 2𝑅 3
18 = 2𝑅(1 + 3)
𝑅 =9
1 + 3×
( 3 − 1)
( 3 − 1)
=9( 3 − 1)
2
Substitusi 𝑅 =9( 3−1)
2 ke persamaan (1).
3𝑅 + 𝑟 = 𝐴𝐵
3 9 3 − 1
2 + 𝑟 = 6 3
27 3 − 27
2+ 𝑟 = 6 3
2
2
2
121
No. Jawaban Skor
27
2 3 −
27
2+ 𝑟 = 6 3
𝑟 =27
2−
27
2 3 +
12
2 3
=27
2−
15
2 3
=3
2(9 − 5 3)
(menyusun dan menyelesaiakan model matematis)
Jadi, jari-jari lingkaran terkecil adalah 3
2 9 − 5 3 .
(memberikan tafsiran hasil yang diperoleh)
1
Jumlah 10
12. Diketahui :
(menentukan besaran dalam masalah)
Ditanyakan : luas daerah yang diarsir
Selesaian :
Luas daerah yang diarsir = 𝜋𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙2
(merumuskan model matematis)
keliling persegi = 4 𝑠
160 = 4 𝑠
𝑠 = 40
4rbesar = 40
rbesar = 10 (2)
1
1
2
C D
A B
O
E
F
G H
𝐾𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑔𝑖 = 160 𝑐𝑚
= 10 𝑐𝑚
(iii) Menarik kesimpulan logis
(ii) Memperkirakan jawaban dan proses solusi
(i) Menganalisis situasi matematika
122
No. Jawaban Skor
𝐴𝐶 = 402 + 402
= 1600 + 1600
= 40 2
𝐴𝑂 =1
2× 40 2 = 20 2
𝐺𝑂 =1
2× 20 2 = 10 2
𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 = 10 2 − 10
= 10( 2 − 1)
Luas daerah yang diarsir :
L =𝜋 × 10 2 − 10 2
= 𝜋(200 − 200 2 + 100)
= 𝜋(300 − 200 2)
(penyelesaian model matematis)
Jadi, luas daerah yang diarsir adalah (300 − 200 2)𝜋 𝑐𝑚2.
(memberikan tafsiran terhadap hasil yang diperoleh)
2
1
2
1
Jumlah 10
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
1.15= 100
(iii) Menarik kesimpulan logis
123
KISI-KISI SOAL TES PENALARAN MATEMATIS
Mata Pelajaran : Matematika
Sekolah : SMP Negeri 11 Semarang
Kelas / Semester : VIII / 2
Materi Pokok : Lingkaran
Standar Kompetensi : Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya.
Alokasi Waktu : 80 menit
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Indikator Penalaran Aspek
Berfikir
Bentuk
Soal
No.
Butir
Menghitung
keliling dan luas
lingkaran
Menghitung keliling
dan luas lingkaran
dalam pemecahan
masalah
Menganalisis, memperkirakan jawaban dan proses
solusi masalah, serta menarik kesimpulan luas
alumunium yang dibutuhkan untuk membuat
penampang tutup kaleng yang berbentuk lingkaran
jika jari-jari diketahui.
Penalaran Uraian 1
Lampiran 7
123
124
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Indikator Penalaran Aspek
Berfikir
Bentuk
Soal Butir
Menghitung
keliling dan luas
lingkaran
Menghitung keliling
dan luas lingkaran
dalam pemecahan
masalah
Menganalisis, memperkirakan jawaban dan proses
solusi masalah, serta menarik kesimpulan banyak
paku yang dibutuhkan di sekeliling plat untuk
menutup bak penampungan air.
Penalaran Uraian 2
Menganalisis, memperkirakan jawaban dan proses
solusi masalah, serta menarik kesimpulan banyaknya
perputaran roda jika jari-jari atau diameter, dan
panjang lintasan roda diketahui.
Penalaran Uraian 3, 4b
Menganalisis, memperkirakan jawaban dan proses
solusi, serta menarik kesimpulan panjang lintasan
yang ditempuh jika jari-jari dan banyaknya
perputaran roda diketahui.
Penalaran Uraian 4a
Menganalisis, memperkirakan jawaban dan proses
solusi masalah, serta menarik kesimpulan kedalaman
sumur jika jari-jari pipa, banyaknya perputaran, dan
tinggi air diketahui.
Penalaran Uraian 5
124
125
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pencapaian
kompetensi
Indikator Penalaran Aspek
Berfikir
Bentuk
Soal Butir
Menghitung
keliling dan luas
lingkaran
Menghitung keliling
dan luas lingkaran
dalam pemecahan
masalah
Menganalisis, memperkirakan proses solusi, dan
menarik kesimpulan panjang lintasan orbit satelit dan
tinggi satelit jika kecepatan, waktu, dan jari-jari
diketahui.
Penalaran Uraian 6
Menganalisis, memperkirakan proses solusi, dan
menarik kesimpulan keliling pola tralis yang dibuat
jika panjang sisi tralis diketahui serta menghitung
luas daerah yang diarsir.
Penalaran Uraian 7a, 7b
Menganalisis, memperkirakan proses solusi, dan
menarik kesimpulan luas daerah yang diarsir jika
panjang sisi persegi diketahui.
Penalaran Uraian 8, 9
Menganalisis, memperkirakan proses solusi, dan
menarik kesimpulan perbandingan luas daerah arsiran
dua buah lingkaran yang saling bersinggungan.
Penalaran Uraian 10
125
126
SOAL TES PENALARAN MATEMATIS
Materi Pokok : Lingkaran
Kelas/ Semester : VIII/ 2
Alokasi Waktu : 80 menit
Jumlah soal : 10 butir soal uraian
Kerjakan soal berikut pada lembar jawab yang telah disediakan!
1. Perhatikan gambar di bawah ini!
Ibu membeli dua lembar alumunium berbentuk persegi untuk menutupi dua
buah penampang tutup kaleng roti yang masing-masing berjari-jari 14 𝑐𝑚 dan
7 𝑐𝑚. Tentukan luas minimum alumunium masing-masing persegi yang dapat
dibeli oleh ibu!
2.
Suatu lembaran plat baja berbentuk lingkaran mempunyai luas 154 𝑚2. Plat
ini digunakan untuk menutup bak penampungan air berbentuk tabung.
Sekeliling plat dipaku sedemikian rupa dengan jarak antara 2 paku adalah
0,5 𝑚. Tentukan banyak paku yang dibutuhkan!
Lampiran 8
127
3. Perhatikan gambar di bawah ini!
Diketahui dua buah roda sepeda
antik dengan diameter yang berbeda.
Diameter roda depan 100 𝑐𝑚 dan
diameter roda belakang 20 𝑐𝑚.
Berapa kali roda belakang berputar
jika roda depan berputar 1 kali?
4. Perhatikan gambar berikut!
5.
Sebuah ember diikat dengan tali yang dililitkan
pada pipa yang mempunyai jari-jari 20 𝑐𝑚. Jika
pipa diputar 10 kali, maka ember yang semula
berada dekat pipa akan berada di permukaan
sumur. Jika tinggi air 4 𝑚 dan jarak pipa ke bibir
sumur adalah 3 𝑚, berapa kedalaman sumur
tersebut?
Irfan naik sepeda ke sekolah. Panjang
jari-jari sepedanya adalah 35 𝑐𝑚.
a. Tentukan panjang jalan yang dilalui
Irfan apabila rodanya berputar
sebanyak 2500 kali!
b. Jika panjang lintasan yang dilalui
kedua buah roda adalah 8,80 𝑘𝑚,
berapa kali roda sepedanya berputar?
128
6.
Sebuah satelit mengorbit di atas permukaan bumi
dengan kecepatan 4.400 km/jam dan
membutuhkan waktu 10 jam untuk sekali orbit.
Jika panjang jari-jari bumi 6.400 𝑘𝑚, dan
orbitnya dianggap berbentuk lingkaran,
hitunglah:
a. Panjang lintasan orbitnya,
b. Tinggi satelit dari permukaan bumi!
7. Seorang tukang las, akan membuat tralis jendela yang berbentuk seperti
gambar di bawah ini.
8.
Perhatikan gambar di samping!
Diketahui sebuah pola ventilasi rumah yang
berbentuk persegi dengan panjang sisi 14 𝑐𝑚.
Hitunglah luas daerah yang diarsir!
28 𝑐𝑚
c. Hitunglah keliling pola tralis
di samping!
d. Hitunglah luas daerah yang
diarsir!
129
9. Perhatikan gambar di bawah ini!
Diketahui sebuah keramik berbentuk persegi seperti gambar di samping. Panjang
sisi keramik 𝐴𝐵𝐶𝐷 adalah 21 𝑐𝑚.
Panjang 𝐸𝐵 = 𝐵𝐹 = 𝐺𝐷 = 𝐷𝐻 = 7 𝑐𝑚. Hitunglah luas daerah keramik yang
diarsir!
10.
Perhatikan gambar di samping!
Luas arsiran daerah 𝐴 =8
9 bagian 𝐴, sedangkan luas arsiran daerah 𝐵 =
11
15 bagian
B. Hitunglah perbandingan luas daerah A terhadap luas daerah B!
___SELAMAT MENGERJAKAN___
A B E
F
H
A
B
C D
130
KUNCI JAWABAN
TES PENALARAN MATEMATIS
No. Jawaban Skor
1. Diketahui :
𝑟1 = 14 𝑐𝑚 ; 𝑟2 = 7 𝑐𝑚
(menentukan besaran dalam masalah)
Ditanyakan : luas minimum alumunium persegi yang dibeli ibu
Selesaian :
𝐿1 = 𝜋𝑟12 𝐿2 = 𝜋𝑟2
2
=22
7× 14 × 14 =
22
7× 7 × 7
= 616 = 154
Karena alumunium yang digunakan harus berbentuk persegi maka:
untuk persegi 1, sisi persegi yang dapat dibeli panjang sisinya
28 𝑐𝑚, sehingga luas alumunium persegi 1 adalah
28 × 28 = 784 𝑐𝑚2.
untuk persegi 2, sisi persegi yang dapat dibeli panjang sisinya
14 𝑐𝑚, sehingga luas alumunium persegi 1 adalah
14 × 14 = 196 𝑐𝑚2.
(merumuskan model matematis & penyelesaian model matematis)
Jadi, luas alumunium yang dapat dibeli ibu adalah 784 𝑐𝑚2 dan
196 𝑐𝑚2.
(memberikan tafsiran hasil yang diperoleh)
1
1
3
2
2
1
Jumlah 10
Lampiran 9
(i) Menganalisis situasi matematika
(ii) Memperkirakan jawaban dan proses
solusi
(iii) Menarik kesimpulan logis
131
No. Jawaban Skor
2. Diketahui :
plat baja
Jarak antar paku = 0,5 𝑚
(menentukan besaran dalam masalah)
Ditanyakan: banyak paku yang dibutuhkan
Selesaian :
𝐿 = 𝜋𝑟2
154 =22
7× 𝑟2
𝑟 = 154
22
7
𝑟 = 49 = 7
Mencari banyak paku yang dihitung
𝐾 = 2 ×22
7× 7
= 44
Banyak paku yang dibutuhkan
𝑛 =𝐾
0.5 =
44
0.5= 88 (menyusun & penyelesaian model matematis)
Jadi, banyak paku yang dibutuhkan adalah 88 buah.
(memberikan tafsiran terhadap hasil yang diperoleh)
1
1
2
2
3
1
Jumlah 10
𝐿 = 154 𝑚2
(i) Menganalisis situasi matematika
(ii) Memperkirakan jawaban dan proses solusi
(iii) Menarik kesimpulan logis
132
No. Jawaban Skor
3. Diketahui :
(menentukan besaran dalam masalah)
Ditanyakan : berapa kali roda belakang berputar jika roda depan
berputar 1 kali
Selesaian :
Keliling roda depan = 𝐾1 = 𝜋𝑑1
Keliling roda belakang = 𝐾2 = 𝜋𝑑2
Misal banyak putaran roda 1 = 𝑥
Misal banyak putaran roda 2 = 𝑦
𝑥.𝐾1 = 𝑦.𝐾2 (merumuskan model matematis)
𝐾1 = 𝜋𝑑1
= 3,14 × 100
= 314
𝐾2 = 𝜋𝑑2
= 3,14 × 20
= 62,8
Roda depan berputar 1 putaran, jadi 𝑥 = 1
1 × 314 = 𝑦 × 62,8
314 = 62,8𝑦
𝑦 =314
62,8 = 5 (penyelesaian model matematis)
Jadi, agar roda depan berputar 1 kali, maka roda belakang harus
berputar 5 kali.
1
1
2
2
3
1
Jumlah 10
𝑑1 = 100 𝑐𝑚
𝑑2 = 20 𝑐𝑚
(i) Menganalisis situasi matematika
(ii) Memperkirakan jawaban dan proses solusi
(iii) Menarik kesimpulan logis
133
No. Jawaban Skor
4. Diketahui :
(menentukan besaran dalam masalah)
Ditanyakan :
c. Panjang lintasan jika roda berputar 2500 kali ( 𝐽)
d. Berapa kali roda berputar jika jarak rumah dan sekolah 8,80 𝑘𝑚
(𝑁)
Selesaian :
𝐾 = 2𝜋𝑟
= 2 ×22
7× 35
= 220
c. 𝐽 = 𝐾 × 𝑁
= 220 × 2500
= 550.000
(merumuskan model matematis dan penyelesaian model matematis)
Jadi, panjang lintasan yang dilalui Irfan adalah 550.000 𝑐𝑚 =
5,5 𝑘𝑚. (memberikan tafsiran terhadap hasil yang diperoleh)
d. 𝑁 =𝐽
𝐾=
8,8×105
220= 4.000
(merumuskan model matematis dan penyelesaian model matematis)
Jadi, roda berputar 4.000 kali, jika jarak yang ditempuh 8,8 𝑘𝑚.
(memberikan tafsiran terhadap hasil yang diperoleh)
1
1
2
2
1
2
1
Jumlah 10
𝑟 = 35 𝑐𝑚
(i) Menganalisis situasi matematika
(ii) Memperkirakan jawaban dan proses
solusi
(iii) Menarik kesimpulan logis
134
No. Jawaban Skor
5. Diketahui :
(menentukan besaran dalam masalah)
Ditanyakan : 𝑡?
Selesaian :
Keliling pipa= 𝐾 = 2𝜋𝑟
𝐾 = 2 × 3,14 × 20
= 125,6
Pipa diputar 𝑛 kali, maka 𝑛.𝐾 = 𝑛. 2𝜋𝑟
Jika pipa diputar 10 kali, maka 𝑛.𝐾 = 10 × 125,6
= 1256
Jarak bibir sumur ke permukaan sumur = 1256 − 300 = 956
Kedalaman sumur = 𝑡 = 956 + ℎ
𝑡 = 956 + 400
= 1356
(menyusun model matematis & penyelesaian model matematis)
Jadi, kedalaman sumur tersebut adalah 1356 𝑐𝑚 = 13,56 𝑚.
(memberikan tafsiran terhadap hasil yang diperoleh)
1
1
2
2
3
1
Jumlah 10
ℎ = 4 𝑚 = 400𝑐𝑚
Pipa diputar 10 kali
𝑟 = 20 𝑐𝑚
𝑡
𝑥 = 3 𝑚 = 300𝑐𝑚
(i) Menganalisis situasi matematika
(ii) Memperkirakan jawaban dan proses solusi
(iii) Menarik kesimpulan logis
135
No. Jawaban Skor
6. Diketahui:
𝑣 = 4.400𝑘𝑚
𝑗𝑎𝑚
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 = 10 𝑗𝑎𝑚
𝑟 = 6.400 𝑘𝑚
(menentukan besaran dalam masalah)
Ditanyakan :
a. Panjang lintasan orbit
b. Tinggi satelit dari permukaan bumi
Selesaian:
c. Panjang lintasan orbit = kecepatan × waktu
= 4.400 × 10
= 44.000
(menyusun model dan penyelesaian model matematis)
Jadi, panjang lintasan orbit adalah 44.000 𝑘𝑚.
(memberikan tafsiran hasil yang diperoleh)
d.
Tinggi satelit dari permukaan bumi = 𝑥
1
1
2
1
6.400
𝑡
𝑥
(i) Menganalisis situasi matematika
(ii) Memperkirakan jawaban dan proses
solusi
(i)Menganalisis situasi matematika
136
No. Jawaban Skor
Panjang lintasan orbit keliling lingkaran besar
44.000 = 𝐾
44.000 = 2𝜋𝑟
44.000 = 2 ×22
7× 𝑥
7000 = 𝑥
𝑡 = 7.000 − 6.400 = 600
(menyusun dan menyelesaikan model matematis)
Jadi, tinggi satelit dari permukaan bumi 600 𝑘𝑚.
(memberikan tafsiran hasil yang diperoleh)
2
2
1
Jumlah 10
7. Diketahui:
(menentukan besaran dalam masalah)
Ditanyakan :
a. keliling pola tralis
b. Luas daerah yang diarsir
Selesaian:
b. 𝐾 = 4 × 28 + (8 ×1
4× 𝐾𝑒𝑙. 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛)
= 112 + 2 × 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛
= 112 + 2 ×22
7× 28 = 112 + 176 = 288
1
1
3
28 𝑐𝑚
(ii) Memperkirakan jawaban dan proses
solusi
(iii)Menarik kesimpulan logis
(i)Menganalisis
situasi
matematika
(ii) Memperkirakan jawaban dan proses solusi
137
No. Jawaban Skor
b.
Luas tembereng = Luas juring – luas segitiga
= 1
4× 𝜋 × 𝑟2 –
1
2𝑎𝑡
Luas yang diarsir = 8 × luas tembereng
(merumuskan model matematis)
Luas tembereng = 1
4×
22
7× 142 –
1
2× 14 × 14
= 154 − 98
= 56
Luas yang diarsir = 8 × 56 = 448
(penyelesaian model matematis)
Jadi, keliling pola tralis tersebut adalah 288 𝑐𝑚 dan luas daerah yang
diarsir adalah 448 𝑐𝑚2.
(memberikan tafsiran terhadap hasil yang diperoleh)
3
1
1
Jumlah 10
8. Diketahui:
1
A
B C
7
7
I
𝑠 = 14 𝑐𝑚
(iv) Menarik kesimpulan logis
(ii) Menganalisis situasi matematika
138
Ditanyakan: luas daerah yang diarsir
Selesaian:
Luas lingkaran = 𝜋𝑟2
=22
7× 7 × 7
= 154
Mencari sisi persegi I
𝐴𝐶2 = 72 + 72
= 7 2
Luas persegi II = 𝑠2
= 7 2 2
= 98
Luas daerah yang diarsir = luas lingkaran – luas persegi I
= 154 − 98 = 56
Jadi, luas daerah yang diarsir adalah 56 𝑐𝑚2.
(memberikan tafsiran hasil yang diperoleh)
1
2
1
2
2
1
Jumlah 10
9. Diketahui:
𝐸𝐵 = 𝐵𝐹 = 𝐺𝐷 = 𝐷𝐻 = 7 𝑐𝑚
Ditanyakan : luas daerah yang diarsir
Selesaian :
1
1
A
C G
H
F
E
𝑠 = 21 𝑐𝑚
B
(ii)Memperkirakan jawaban dan proses
solusi
(iii)Menarik kesimpulan logis
(i)Menganalisis situasi matematika
(ii) Memperkirakan jawaban dan proses solusi
139
No. Jawaban Skor
Luas daerah yang diarsir = luas persegi – 2× luas 1
4 lingkaran
Luas daerah yang diarsir = 𝑠2 − (1
2× 𝜋𝑟2)
Luas persegi = 𝑠2
= 21 × 21
= 441
Luas daerah yang diarsir = 441 − (1
2×
22
7× 142)
= 441 − 308 = 133
Jadi, luas daerah yang diarsir adalah 133 𝑐𝑚2.
2
2
2
1
Jumlah 9
10.
Diketahui :
Luas arsiran daerah 𝐴 =8
9 bagian 𝐴
luas arsiran daerah 𝐵 =11
15 bagian B
(menentukan besaran dalam masalah)
Ditanyakan : perbandingan luas daerah A terhadap luas daerah B
Selesaian :
Daerah A dan B beririsan berupa daerah yang tidak diarsir.
Luas daerah tidak diarsir A = luas daerah tidak diarsir B
(merumuskan model matematis)
𝐴 −8
9𝐴 = 𝐵 −
11
15𝐵
1
9𝐴 =
4
15𝐵
𝐴
𝐵=
4
15× 9 =
36
15
1
1
3
B
A
(iii) Menarik kesimpulan logis
(i) Menganalisis
situasi matematika
(ii) Memperkirakan jawaban dan
proses solusi
140
No. Jawaban Skor
Jadi, perbandingan luas daerah A terhadap luas daerah B adalah
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐴 ∶ 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝐵 = 36: 15 = 12: 5
(memberikan tafsiran terhadap hasil yang diperoleh)
1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
(iii) Menarik kesimpulan logis
141
KISI-KISI UJI COBA
SKALA DISPOSISI MATEMATIS SISWA
Variabel Indikator Sifat
Pertanyaan
Butir Pernyataan
Disposisi
Matematis
(Mathematical
Disposition)
percaya diri dalam
menggunakan
matematika
Positif
1
Saya percaya diri mengikuti
pelajaran matematika.
8 Saya yakin dapat
menyelesaikan semua soal
matematika.
15 Saya semangat dalam
pembelajaran matematika.
Negatif 21 Saya mengalami kesulitan
dalam mengikuti pelajaran
matematika.
26 Saya pesimis dalam
mengerjakan soal
matematika yang diberikan
oleh guru.
fleksibel dalam
melakukan kerja
matematika
(bermatematika)
Positif
2
Saya senang belajar
matematika dari buku yang
bervariasi.
9 Saya berpikir terbuka dalam
mengikuti pelajaran
matematika.
27 Saya mengerjakan soal
matematika dengan
menggunakan cara yang
bervariasi untuk menguji
pemahaman saya.
Negatif 16 Saya takut menyelesaikan
soal-soal matematika.
28 matematika, saya malas
mencari penyelesaian soal
tersebut dari berbagai
sumber.
gigih dan ulet dalam
mengerjakan tugas-
tugas matematika
Positif
10
Saya senang belajar
matematika.
Lampiran 10
142
Variabel Indikator Sifat
Pertanyaan
Butir Pernyataan
Disposisi
Matematis
(Mathematical
Disposition)
gigih dan ulet dalam
mengerjakan tugas-
tugas matematika
Positif 30 Jika menemukan soal
matematika yang sulit, saya
akan bertanya kepada teman.
33 Saya senang mengerjakan
soal-soal latihan untuk
melatih kemampuan
penalaran matematis.
22 Saya ikut berdiskusi dengan
teman sekelompok ketika
mengerjakan tugas
kelompok.
Negatif
3 Saya malas mengerjakan PR
matematika di rumah.
29 Saya putus asa jika dalam
menyelesaikan soal
matematika mengalami
kebingungan.
memiliki rasa ingin
tahu dalam
bermatematika
Positif
11
Saya senang menyiapkan
materi pelajaran matematika
sebelum guru menerangkan
materi pada esok hari.
23 Saya tetap belajar meskipun
tidak ada PR atau ulangan.
31 Saya mencari tambahan
materi matematika pada
sumber lain (internet, buku,
guru, dll).
Negatif 4 Saya tidak senang
mengerjakan soal-soal
matematika yang sulit.
17 Jika tidak ada PR maka saya
tidak belajar matematika.
melakukan refleksi
atas cara berpikir
Positif
5
Jika saya merasa gagal ketika
ulangan, maka saya akan
mengulangi mengerjakan
soal setelah selesai ulangan.
12 Saya bertanya kepada teman
jika saya tidak paham
terhadap materi yang
dijelaskan guru.
143
Variabel Indikator Sifat
Pertanyaan
Butir Pernyataan
Disposisi
Matematis
(Mathematical
Disposition)
melakukan refleksi
atas cara berpikir
Positif 32 Saya membaca ringkasan
materi matematika yang telah
dipelajari di sekolah.
Negatif 18 Saya tidak peduli jika saya
tidak bisa mengerjakan soal.
24 Ketika ulangan matematika,
selalu banyak soal yang
belum saya kerjakan.
34 Saya tidak pernah
mengaitkan materi yang baru
dengan materi matematika
yang telah dipelajari
sebelumnya.
menghargai aplikasi
matematika
Positif
6
Saya dapat menyelesaikan
soal-soal matematika yang
berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari.
Negatif
13 Saya bisa memanfaatkan
matematika untuk bidang
ilmu lain.
19 Saya malas mengerjakan soal
yang berhubungan dengan
masalah sehari-hari.
mengapresiasi
peranan matematika
Positif
7
Saya senang berdiskusi
tentang pelajaran matematika
dengan teman.
25 Saya senang bekerja secara
berkelompok.
35 Saya dapat melatih
kemampuan penalaran saya
melalui pelajaran
matematika.
Negatif 14 Saya malu bertanya pada
guru saat diberikan
kesempatan bertanya.
20 Pada saat kerja berkelompok,
saya lebih senang
mengerjakan sendiri.
144
UJI COBA
SKALA DISPOSISI MATEMATIS SISWA
Nama : ____________________
Kelas : _____________________
No. : _____________________
Petunjuk pengisian :
Bacalah pernyataan-pernyataan berikut dengan seksama, kemudian isilah kolom
yang tersedia sesuai dengan kenyataan, dengan memberi tanda ( ) berdasarkan
kriteria berikut:
SL = selalu
SR = sering
J = jarang
TP = tidak pernah
No. Pernyataan SL SR J TP
1. Saya percaya diri mengikuti
pelajaran matematika.
2. Saya senang belajar matematika
dari buku yang bervariasi.
3. Saya malas mengerjakan PR
matematika di rumah.
4. Saya tidak senang mengerjakan
soal-soal matematika yang sulit.
5. Jika saya merasa gagal ketika
ulangan, maka saya akan
mengulangi mengerjakan soal
setelah selesai ulangan.
6. Saya dapat menyelesaikan soal-
soal matematika yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari.
7. Saya senang berdiskusi tentang
pelajaran matematika dengan
teman.
8. Saya yakin dapat menyelesaikan
semua soal matematika.
9. Saya berpikir terbuka dalam
mengikuti pelajaran matematika.
10. Saya senang belajar matematika.
Lampiran 11
145
No. Pernyataan SL SR J TP
11. Saya senang menyiapkan materi
pelajaran matematika sebelum guru
menerangkan materi pada esok
hari.
12. Saya bertanya kepada teman jika
saya tidak paham terhadap materi
yang dijelaskan guru.
13. Saya bisa memanfaatkan
matematika untuk bidang ilmu lain.
14. Saya malu bertanya pada guru saat
diberikan kesempatan bertanya.
15. Saya semangat dalam pembelajaran
matematika.
16. Saya takut menyelesaikan soal-soal
matematika.
17. Jika tidak ada PR maka saya tidak
belajar matematika.
18. Saya tidak peduli jika saya tidak
bisa mengerjakan soal.
19. Saya malas mengerjakan soal yang
berhubungan dengan masalah
sehari-hari.
20. Pada saat kerja berkelompok, saya
lebih senang mengerjakan sendiri.
21. Saya mengalami kesulitan dalam
mengikuti pelajaran matematika.
22. Saya ikut berdiskusi dengan teman
sekelompok ketika mengerjakan
tugas kelompok.
23. Saya tetap belajar meskipun tidak
ada PR atau ulangan.
24. Ketika ulangan matematika, selalu
banyak soal yang belum saya
kerjakan.
25. Saya senang bekerja secara
berkelompok.
26. Saya pesimis dalam mengerjakan
soal matematika yang diberikan
oleh guru.
27. Saya mengerjakan soal matematika
dengan menggunakan cara yang
bervariasi untuk menguji
pemahaman saya.
28. Ketika guru memberi soal
146
No. Pernyataan SL SR J TP
matematika, saya malas mencari
penyelesaian soal tersebut dari
berbagai sumber.
29. Saya putus asa jika dalam
menyelesaikan soal matematika
mengalami kebingungan.
30. Jika menemukan soal matematika
yang sulit, saya akan bertanya
kepada teman.
31. Saya mencari tambahan materi
matematika pada sumber lain
(internet, buku, guru, dll).
32. Saya membaca ringkasan materi
matematika yang telah dipelajari di
sekolah.
33. Saya senang mengerjakan soal-soal
latihan untuk melatih kemampuan
penalaran matematis.
34. Saya tidak pernah mengaitkan
materi yang baru dengan materi
matematika yang telah dipelajari
sebelumnya.
35. Saya dapat melatih kemampuan
penalaran saya melalui pelajaran
matematika.
147
KISI-KISI
SKALA DISPOSISI MATEMATIS SISWA
Variabel Indikator Sifat
Pertanyaan
Butir Pernyataan
Disposisi
Matematis
(Mathematical
Disposition)
percaya diri dalam
menggunakan
matematika
Positif
1
Saya percaya diri mengikuti
pelajaran matematika.
8 Saya yakin dapat
menyelesaikan semua soal
matematika.
15 Saya semangat dalam
pembelajaran matematika.
Negatif 21 Saya mengalami kesulitan
dalam mengikuti pelajaran
matematika.
26 Saya pesimis dalam
mengerjakan soal
matematika yang diberikan
oleh guru.
fleksibel dalam
melakukan kerja
matematika
(bermatematika)
Positif
2
Saya senang belajar
matematika dari buku yang
bervariasi.
9 Saya berpikir terbuka dalam
mengikuti pelajaran
matematika.
27 Saya mengerjakan soal
matematika dengan
menggunakan cara yang
bervariasi untuk menguji
pemahaman saya.
Negatif 16 Saya takut menyelesaikan
soal-soal matematika.
28 matematika, saya malas
mencari penyelesaian soal
tersebut dari berbagai
sumber.
gigih dan ulet dalam
mengerjakan tugas-
tugas matematika
Positif
10
Saya senang belajar
matematika.
Lampiran 12
148
Variabel Indikator Sifat
Pertanyaan
Butir Pernyataan
Disposisi
Matematis
(Mathematical
Disposition)
gigih dan ulet dalam
mengerjakan tugas-
tugas matematika
Positif 30 Jika menemukan soal
matematika yang sulit, saya
akan bertanya kepada teman.
33 Saya senang mengerjakan
soal-soal latihan untuk
melatih kemampuan
penalaran matematis.
22 Saya ikut berdiskusi dengan
teman sekelompok ketika
mengerjakan tugas
kelompok.
Negatif
3 Saya malas mengerjakan PR
matematika di rumah.
29 Saya putus asa jika dalam
menyelesaikan soal
matematika mengalami
kebingungan.
memiliki rasa ingin
tahu dalam
bermatematika
Positif
11
Saya senang menyiapkan
materi pelajaran matematika
sebelum guru menerangkan
materi pada esok hari.
23 Saya tetap belajar meskipun
tidak ada PR atau ulangan.
31 Saya mencari tambahan
materi matematika pada
sumber lain (internet, buku,
guru, dll).
Negatif 4 Saya tidak senang
mengerjakan soal-soal
matematika yang sulit.
17 Jika tidak ada PR maka saya
tidak belajar matematika.
melakukan refleksi
atas cara berpikir
Positif
5
Jika saya merasa gagal ketika
ulangan, maka saya akan
mengulangi mengerjakan
soal setelah selesai ulangan.
12 Saya bertanya kepada teman
jika saya tidak paham
terhadap materi yang
dijelaskan guru.
149
Variabel Indikator Sifat
Pertanyaan
Butir Pernyataan
Disposisi
Matematis
(Mathematical
Disposition)
melakukan refleksi
atas cara berpikir
Positif 32 Saya membaca ringkasan
materi matematika yang telah
dipelajari di sekolah.
Negatif 18 Saya tidak peduli jika saya
tidak bisa mengerjakan soal.
24 Ketika ulangan matematika,
selalu banyak soal yang
belum saya kerjakan.
34 Saya tidak pernah
mengaitkan materi yang baru
dengan materi matematika
yang telah dipelajari
sebelumnya.
menghargai aplikasi
matematika
Positif
6
Saya dapat menyelesaikan
soal-soal matematika yang
berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari.
Negatif
13 Saya bisa memanfaatkan
matematika untuk bidang
ilmu lain.
19 Saya malas mengerjakan soal
yang berhubungan dengan
masalah sehari-hari.
mengapresiasi
peranan matematika
Positif
7
Saya senang berdiskusi
tentang pelajaran matematika
dengan teman.
25 Saya senang bekerja secara
berkelompok.
35 Saya dapat melatih
kemampuan penalaran saya
melalui pelajaran
matematika.
Negatif 14 Saya malu bertanya pada
guru saat diberikan
kesempatan bertanya.
20 Pada saat kerja berkelompok,
saya lebih senang
mengerjakan sendiri.
150
SKALA DISPOSISI MATEMATIS SISWA
Nama : ____________________
Kelas : _____________________
No. : _____________________
Petunjuk pengisian :
Bacalah pernyataan-pernyataan berikut dengan seksama, kemudian isilah kolom
yang tersedia sesuai dengan kenyataan, dengan memberi tanda ( ) berdasarkan
kriteria berikut:
SL = selalu
SR = sering
J = jarang
TP = tidak pernah
No. Pernyataan SL SR J TP
1. Saya percaya diri mengikuti
pelajaran matematika.
2. Saya senang belajar matematika
dari buku yang bervariasi.
3. Saya malas mengerjakan PR
matematika di rumah.
4. Saya tidak senang mengerjakan
soal-soal matematika yang sulit.
5. Jika saya merasa gagal ketika
ulangan, maka saya akan
mengulangi mengerjakan soal
setelah selesai ulangan.
6. Saya dapat menyelesaikan soal-
soal matematika yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari.
7. Saya senang berdiskusi tentang
pelajaran matematika dengan
teman.
8. Saya yakin dapat menyelesaikan
semua soal matematika.
9. Saya berpikir terbuka dalam
mengikuti pelajaran matematika.
10. Saya senang belajar matematika.
Lampiran 13
151
No. Pernyataan SL SR J TP
11. Saya senang menyiapkan materi
pelajaran matematika sebelum guru
menerangkan materi pada esok
hari.
12. Saya bertanya kepada teman jika
saya tidak paham terhadap materi
yang dijelaskan guru.
13. Saya bisa memanfaatkan
matematika untuk bidang ilmu lain.
14. Saya malu bertanya pada guru saat
diberikan kesempatan bertanya.
15. Saya semangat dalam pembelajaran
matematika.
16. Saya takut menyelesaikan soal-soal
matematika.
17. Jika tidak ada PR maka saya tidak
belajar matematika.
18. Saya tidak peduli jika saya tidak
bisa mengerjakan soal.
19. Saya malas mengerjakan soal yang
berhubungan dengan masalah
sehari-hari.
20. Pada saat kerja berkelompok, saya
lebih senang mengerjakan sendiri.
21. Saya mengalami kesulitan dalam
mengikuti pelajaran matematika.
22. Saya ikut berdiskusi dengan teman
sekelompok ketika mengerjakan
tugas kelompok.
23. Saya tetap belajar meskipun tidak
ada PR atau ulangan.
24. Ketika ulangan matematika, selalu
banyak soal yang belum saya
kerjakan.
25. Saya senang bekerja secara
berkelompok.
26. Saya pesimis dalam mengerjakan
soal matematika yang diberikan
oleh guru.
27. Saya mengerjakan soal matematika
dengan menggunakan cara yang
bervariasi untuk menguji
pemahaman saya.
28. Ketika guru memberi soal
152
No. Pernyataan SL SR J TP
matematika, saya malas mencari
penyelesaian soal tersebut dari
berbagai sumber.
29. Saya putus asa jika dalam
menyelesaikan soal matematika
mengalami kebingungan.
30. Jika menemukan soal matematika
yang sulit, saya akan bertanya
kepada teman.
31. Saya mencari tambahan materi
matematika pada sumber lain
(internet, buku, guru, dll).
32. Saya membaca ringkasan materi
matematika yang telah dipelajari di
sekolah.
33. Saya senang mengerjakan soal-soal
latihan untuk melatih kemampuan
penalaran matematis.
34. Saya tidak pernah mengaitkan
materi yang baru dengan materi
matematika yang telah dipelajari
sebelumnya.
35. Saya dapat melatih kemampuan
penalaran saya melalui pelajaran
matematika.
153
153
ANALISIS SOAL UJI COBA
TES PENALARAN MATEMATIS
No Kode Siswa Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Butir 5 Butir 6 Butir 7 Butir 8 Butir 9 Butir
10
Butir
11
Butir
12 Skor
10 10 10 10 10 10 10 10 9 6 10 10
1 UC-1 6 8 8 8 9 8 4 8 8 0 0 0 67
2 UC-2 5 10 9 9 0 8 4 9 6 6 0 0 66
3 UC-3 7 8 10 9 10 9 4 9 0 0 0 0 66
4 UC-4 6 7 8 8 10 8 5 8 0 0 0 0 60
5 UC-5 7 9 10 10 0 10 4 0 0 0 0 0 50
6 UC-6 9 10 9 5 7 6 5 9 7 6 0 0 73
7 UC-7 7 10 9 8 7 8 4 7 6 5 0 0 71
8 UC-8 7 10 7 7 5 5 3 4 6 0 0 0 54
9 UC-9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 UC-10 7 10 10 10 9 10 6 9 9 6 0 0 86
11 UC-11 7 10 9 10 10 10 6 10 7 6 0 0 85
12 UC-12 6 8 7 7 6 2 3 5 6 4 0 0 54
13 UC-13 5 7 9 8 7 6 5 8 8 0 0 0 63
14 UC-14 7 9 10 9 9 7 5 9 6 5 0 0 76
15 UC-15 7 10 9 8 7 5 5 8 6 6 0 0 71
16 UC-16 6 10 10 9 7 9 4 9 6 0 0 0 70
17 UC-17 6 7 9 8 5 8 6 8 0 0 0 0 57
18 UC-18 7 10 9 10 9 8 5 8 8 6 0 0 80
19 UC-19 5 10 9 8 7 3 6 9 6 6 1 1 71
20 UC-20 7 10 10 10 7 9 6 9 7 2 1 1 79
21 UC-21 5 10 9 8 7 10 6 9 7 2 1 1 75
Lampiran 14
154
22 UC-22 7 9 9 8 0 4 0 0 0 0 0 0 37
23 UC-23 5 9 8 8 7 2 6 9 7 6 1 1 69
24 UC-24 5 10 10 10 7 8 5 8 8 6 1 1 79
25 UC-25 5 3 7 6 7 0 3 3 3 0 0 0 37
26 UC-26 5 10 9 9 5 10 6 5 4 6 0 0 69
27 UC-27 7 8 9 10 10 10 7 10 7 6 1 2 87
1752
jml xi 163 232 232 220 174 183 123 190 138 84 6 7
Jml xi^2 1049 2136 2092 1904 1374 1495 635 1582 944 470 6 9
jml xy 11044 15941 15788 15054 12291 12875 8660 13554 9947 6275 460 547
Rxy 0.620 0.794 0.790 0.788 0.673 0.670 0.840 0.837 0.687 0.610 0.350 0.370
Rtabel 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tdk
vld
Tdk
vld
var butir 2.406 5.278 3.649 4.126 9.358 9.432 2.765 9.073 8.840 7.728 0.173 0.266
var tot 324.099
R11 0.879
Kriteria Sgt tgi
mean 6.037 8.593 8.593 8.148 6.444 6.778 4.556 7.037 5.111 3.111 0.222 0.259
TK 0.604 0.859 0.859 0.815 0.644 0.678 0.456 0.704 0.568 0.519 0.022 0.026
Kriteria sedang mudah mudah mudah sedang sedang sedang mudah sedang sedang sukar sukar
Mean A 6.615 9.769 9.385 8.846 7.923 7.933 5.385 8.769 6.923 4.769 0.385 0.462
Mean B 5.500 7.500 7.857 7.500 5.071 5.714 3.786 5.429 3.429 1.574 0.071 0.071
Daya Beda 0.112 0.227 0.153 0.135 0.285 0.222 0.160 0.334 0.388 0.532 0.031 0.039
Kriteria jelek cukup jelek jelek cukup cukup jelek cukup cukup baik jelek jelek
Simpulan dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai tidak tidak
15
4
155
REKAP HASIL ANALISIS SOAL UJI COBA
TES PENALARAN MATEMATIS
Butir Validitas Reliabilitas Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Keputusan
Rxy Kriteria Rhitung Kriteria P Kriteria DP Kriteria dipakai
1 0.620 Valid
0.879 Sangat
tinggi
0.604 Sedang 0.112 Jelek Dipakai
2 0.794 Valid 0.859 Mudah 0.227 Cukup Dipakai
3 0.790 Valid 0.859 Mudah 0.153 Jelek Dipakai
4 0.788 Valid 0.815 Mudah 0.135 Jelek Dipakai
5 0.673 Valid 0.644 Sedang 0.285 Cukup dipakai
6 0.670 Valid 0.678 Sedang 0.222 Cukup Dipakai
7 0.840 Valid 0.456 sedang 0.160 jelek Dipakai
8 0.837 Valid 0.704 Mudah 0.334 Cukup Dipakai
9 0.687 Valid 0.568 Sedang 0.388 Cukup Dipakai
10 0.610 Valid 0.519 Sedang 0.532 Baik dipakai
11 0.350 Tidak
valid 0.022 Sukar 0.031 Jelek
Tidak
dipakai
12 0.370 Tidak
Valid 0.259 sukar 0.039 jelek
Tidak
dipakai
Lampiran 15
155
156
PERHITUNGAN VALIDITAS BUTIR SOAL NOMOR 1
Rumus:
𝑟𝑥𝑦 =𝑁 𝑋𝑌 − ( 𝑋)( 𝑌)
𝑁 𝑋2 − ( 𝑋)2 𝑁 𝑌2 − ( 𝑌)2
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua
variabel yang dikorelasikan
𝑁 : banyaknya subjek uji yang diteliti
𝑋 : jumlah skor item
𝑌 : jumlah skor total
𝑋2 : jumlah kuadrat skor item
𝑌2 : jumlah kuadrat skor total
𝑋𝑌 : jumlah skor item
Kriteria:
Hasil 𝑟𝑥𝑦 dikonsultasikan dengan 𝑟 tabel product moment dengan 𝛼 = 5%, jika
𝑟𝑥𝑦 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka alat ukur dikatakan valid
Perhitungan:
Berikut ini disajikan perhitungan validitas butir soal nomor 1.
Lampiran 16
157
Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh:
𝑟𝑥𝑦 =𝑁 𝑋𝑌 − ( 𝑋)( 𝑌)
𝑁 𝑋2 − ( 𝑋)2 𝑁 𝑌2 − ( 𝑌)2
= 27 11044 − 163 (1752)
27 (1049) − 26569 27 122436 − 3069504
No
Kode
Siswa 𝑿
𝒀 𝑿𝟐 𝒀𝟐 𝑿𝒀
1 UC-1 6 67 36 4489 402
2 UC-2 5 66 25 4356 330
3 UC-3 7 66 49 4356 462
4 UC-4 6 60 36 3600 360
5 UC-5 7 50 49 2500 350
6 UC-6 9 73 81 5329 657
7 UC-7 7 71 49 5041 497
8 UC-8 7 54 49 2916 378
9 UC-9 0 0 0 0 0
10 UC-10 7 86 49 7396 602
11 UC-11 7 85 49 7225 595
12 UC-12 6 54 36 2916 324
13 UC-13 5 63 25 3969 315
14 UC-14 7 76 49 5776 532
15 UC-15 7 71 49 5041 497
16 UC-16 6 70 36 4900 420
17 UC-17 6 57 36 3249 342
18 UC-18 7 80 49 6400 560
19 UC-19 5 71 25 5041 355
20 UC-20 7 79 49 6241 553
21 UC-21 5 75 25 5625 375
22 UC-22 7 37 49 1369 259
23 UC-23 5 69 25 4761 345
24 UC-24 5 79 25 6241 395
25 UC-25 5 37 25 1369 185
26 UC-26 5 69 25 4761 345
27 UC-27 7 87 49 7569 609
Jumlah 163 1752 1049 122436 11044
Jumlah
kuadrat 26569 3069504
158
=298188 − 285576
28323 − 26569 3305772 − 3069504
=12612
1754 236268
= 0,620
Pada taraf nyata 5% dan 𝑁 = 27 diperoleh 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,381. Karena 𝑟𝑥𝑦 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
maka butir soal nomor 1 valid.
159
PERHITUNGAN RELIABILITAS SOAL TES
Rumus:
𝑟11 = 𝑛
𝑛 − 1 1 −
𝜎𝑖2
𝜎𝑡2
Keterangan:
𝑟11 : reliabilitas yang dicari
𝑛 : banyaknya item
𝜎𝑖2 : jumlah varians skor tiap-tiap item
𝜎𝑡2 : varians total
Dengan rumus varians 𝜎2 :
𝜎2 = 𝑋2 −
( 𝑋)2
𝑁𝑁
Keterangan:
X : skor tiap-tiap item
N : jumlah peserta tes
Kriteria:
Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas
Reliabilitas Keterangan
𝟎.𝟖𝟎 < 𝑟 ≤ 1.00 Sangat tinggi
𝟎.𝟔𝟎 < 𝑟 ≤ 0.80 Tinggi
𝟎.𝟒𝟎 < 𝑟 ≤ 0.60 Cukup
𝟎.𝟐𝟎 < 𝑟 ≤ 0.40 Rendah
𝟎.𝟎𝟎 < 𝑟 ≤ 0.20 Sangat rendah
Lampiran 17
160
Perhitungan:
No Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jum
1 UC-1 6 8 8 8 9 8 4 8 8 0 0 0 67
2 UC-2 5 10 9 9 0 8 4 9 6 6 0 0 66
3 UC-3 7 8 10 9 10 9 4 9 0 0 0 0 66
4 UC-4 6 7 8 8 10 8 5 8 0 0 0 0 60
5 UC-5 7 9 10 10 0 10 4 0 0 0 0 0 50
6 UC-6 9 10 9 5 7 6 5 9 7 6 0 0 73
7 UC-7 7 10 9 8 7 8 4 7 6 5 0 0 71
8 UC-8 7 10 7 7 5 5 3 4 6 0 0 0 54
9 UC-9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 UC-10 7 10 10 10 9 10 6 9 9 6 0 0 86
11 UC-11 7 10 9 10 10 10 6 10 7 6 0 0 85
12 UC-12 6 8 7 7 6 2 3 5 6 4 0 0 54
13 UC-13 5 7 9 8 7 6 5 8 8 0 0 0 63
14 UC-14 7 9 10 9 9 7 5 9 6 5 0 0 76
15 UC-15 7 10 9 8 7 5 5 8 6 6 0 0 71
16 UC-16 6 10 10 9 7 9 4 9 6 0 0 0 70
17 UC-17 6 7 9 8 5 8 6 8 0 0 0 0 57
18 UC-18 7 10 9 10 9 8 5 8 8 6 0 0 80
19 UC-19 5 10 9 8 7 3 6 9 6 6 1 1 71
20 UC-20 7 10 10 10 7 9 6 9 7 2 1 1 79
21 UC-21 5 10 9 8 7 10 6 9 7 2 1 1 75
22 UC-22 7 9 9 8 0 4 0 0 0 0 0 0 37
23 UC-23 5 9 8 8 7 2 6 9 7 6 1 1 69
24 UC-24 5 10 10 10 7 8 5 8 8 6 1 1 79
25 UC-25 5 3 7 6 7 0 3 3 3 0 0 0 37
26 UC-26 5 10 9 9 5 10 6 5 4 6 0 0 69
27 UC-27 7 8 9 10 10 10 7 10 7 6 1 2 87
1752
jml xi 163 232 232 220 174 183 123 190 138 84 6 7
(Jml
xi)^2 26569 53824 53824 48400 30276 33489 15129 36100 19044 7056 36 49
jml
xi^2 1049 2136 2092 1904 1374 1495 635 1582 944 470 6 9
Berdasarkan tabel pada analisis butir soal diperoleh:
𝜎12 =
𝑋2 −( 𝑋)2
𝑁𝑁
=1049 −
2656927
27=
1049 − 984,037
27= 2,406
161
𝜎22 =
𝑋2 −( 𝑋)2
𝑁𝑁
=2136 −
5382427
27=
2136 − 1993,48
27= 5,278
Untuk butir yang lain dihitung dengan cara yang sama.
Sehingga diperoleh nilai 𝜎𝑖2 = 63,095
𝜎𝑡2 =
𝑦2 −( 𝑦)2
𝑁𝑁
=122436 −
306950427
27=
122436 − 113685,3333
27= 324,099
Jadi,
𝑟11 = 𝑛
𝑛 − 1 1 −
𝜎𝑖2
𝜎𝑡2
= 12
11 1 −
63,095
324,099
= 12
11 1 −
63,095
324,099
= 12
11 0,805
= 0,879
Berdasarkan tabel kriteria reliabilitas di atas, maka dapat dikatakan bahwa
reliabilitas soal sangat tinggi.
162
PERHITUNGAN TARAF KESUKARAN BUTIR SOAL NOMOR 1
Rumus:
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑠𝑢𝑙𝑖𝑡𝑎𝑛 =𝑚𝑒𝑎𝑛
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛
Dengan rumus mean:
𝑀𝑒𝑎𝑛 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑠𝑜𝑎𝑙
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑢𝑡𝑖 𝑡𝑒𝑠
Kriteria:
Tabel 3.6 Kriteria Taraf Kesukaran
TK Keterangan
0% ≤ 𝑇𝐾 ≤ 30% Soal sukar
30% < 𝑇𝐾 ≤ 70% Soal sedang
70% < 𝑇𝐾 ≤ 100% Soal sukar
Perhitungan:
No Kode Siswa Butir 1
1 UC-1 6
2 UC-2 5
3 UC-3 7
4 UC-4 6
5 UC-5 7
6 UC-6 9
7 UC-7 7
8 UC-8 7
9 UC-9 0
10 UC-10 7
11 UC-11 7
12 UC-12 6
13 UC-13 5
14 UC-14 7
15 UC-15 7
16 UC-16 6
17 UC-17 6
18 UC-18 7
Lampiran 18
163
Berdasarkan tabel pada analisis butir soal diperoleh:
𝑚𝑒𝑎𝑛 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑠𝑜𝑎𝑙
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑢𝑡𝑖 𝑡𝑒𝑠
=163
27
= 6,037
𝑇𝐾 =𝑚𝑒𝑎𝑛
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛
=6,037
10
= 0,604
Karena 𝑇𝐾 = 0,604, maka berdasarkan tabel Kriteria Taraf Kesukaran, butir
nomor 1 taraf kesukarannya sedang.
Untuk butir yang lain dihitung dengan cara yang sama.
No Kode Siswa Butir 1
19 UC-19 5
20 UC-20 7
21 UC-21 5
22 UC-22 7
23 UC-23 5
24 UC-24 5
25 UC-25 5
26 UC-26 5
27 UC-27 7
Jumlah 163
Mean 6.037
Skor maks 10
TK 0.604
164
PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA BUTIR SOAL NOMOR 1
Rumus:
𝐷𝑃 =𝑚𝑒𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑎𝑡𝑎𝑠 − 𝑚𝑒𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑠𝑜𝑎𝑙
Kriteria:
Tabel 3.7 Kriteria Daya Pembeda
DP Keterangan
𝟎.𝟎𝟎 − 𝟎.𝟐𝟎 Jelek
𝟎.𝟐𝟎 − 𝟎.𝟒𝟎 Cukup
𝟎.𝟒𝟎 − 𝟎.𝟕𝟎 Baik
𝟎.𝟕𝟎 − 𝟏.𝟎𝟎 Baik sekali
Perhitungan:
Kelompok Atas Kelompok Bawah
No. Kode Nilai No. Kode Nilai
1 UC-27 7 1 UC-23 5
2 UC-10 7 2 UC-26 5
3 UC-11 7 3 UC-1 6
4 UC-18 7 4 UC-2 5
5 UC-20 7 5 UC-3 7
6 UC-14 5 6 UC-13 5
7 UC-21 7 7 UC-4 6
8 UC-6 5 8 UC-17 6
9 UC-7 9 9 UC-8 7
10 UC-15 7 10 UC-12 6
11 UC-19 7 11 UC-5 7
12 UC-16 5 12 UC-25 7
13 UC-9 0
Mean Kelompok Atas 6,615
Mean Kelompok
Bawah 5,5
Berdasarkan tabel pada analisis butir soal diperoleh:
Lampiran 19
165
𝐷𝑃 =𝑚𝑒𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑎𝑡𝑎𝑠 − 𝑚𝑒𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑠𝑜𝑎𝑙
=6,615 − 5,5
10
= 0,112
Berdasarkan perhitungan tersebut, soal nomor 1 termasuk kategori jelek.
Untuk butir yang lain dihitung dengan cara yang sama.
166
ANALISIS UJI COBA
SKALA DISPOSISI MATEMATIS
No Kode x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15
1 UC-01 3 2 4 4 2 3 4 2 4 4 4 2 2 2 4
2 UC-02 2 2 4 3 3 2 3 2 2 2 2 4 2 3 2
3 UC-03 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
4 UC-04 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 2
5 UC-05 2 4 4 3 2 4 4 2 2 4 2 3 4 3 4
6 UC-06 3 4 2 1 2 2 3 1 1 2 1 4 1 1 1
7 UC-07 3 4 3 1 4 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3
8 UC-08 4 2 4 2 2 4 3 3 2 2 4 4 4 4 3
9 UC-09 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 UC-10 4 4 1 1 3 2 3 1 2 3 3 4 4 2 2
11 UC-11 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4
12 UC-12 3 2 4 4 2 3 4 2 4 4 1 2 2 2 4
13 UC-13 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3
14 UC-14 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2
15 UC-15 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
16 UC-16 3 4 2 3 4 2 4 2 4 4 1 4 3 3 3
17 UC-17 2 2 2 2 2 3 4 2 3 2 2 4 4 3 3
18 UC-18 3 2 4 4 2 3 4 2 4 4 1 2 2 2 4
19 UC-19 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 4
20 UC-20 3 3 3 4 2 3 2 4 4 4 2 3 4 3 3
21 UC-21 3 3 3 4 3 3 2 4 4 4 2 3 4 3 3
Lampiran 20
166
167
22 UC-22 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2
23 UC-23 2 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 2
24 UC-24 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3
25 UC-25 4 3 4 2 4 2 3 4 3 4 4 4 3 2 3
26 UC-26 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2
27 UC-27 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4
jml 76 74 81 76 69 72 84 67 76 81 62 83 77 72 76
jml x2 236 228 271 246 195 216 284 191 242 273 172 277 247 212 240
jml xy 7826 7595 8362 7830 7083 7478 8598 6979 7829 8401 6452 8423 7958 7438 7864
Rxy 0.725 0.618 0.720 0.607 0.671 0.771 0.697 0.742 0.648 0.757 0.618 0.567 0.707 0.767 0.731
Rtbl 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381
kriteria V V V V V V V V V V V V V V V
Var i 0.818 0.933 1.037 1.188 0.691 0.889 0.840 0.916 1.040 1.111 1.097 0.809 1.015 0.741 0.966
sigma
var i 33.196
Var tot 498.025
R11 0.961
R tbl 0.318
kriteria reliabel
167
168
x16 x17 x18 x19 x20 x21 x22 x23 x24 x25 x26 x27 x28 x29 x30 x31 x32 x33 x34 x35
1 4 1 4 4 2 4 1 4 2 4 2 3 2 4 1 3 3 2 4
2 3 4 3 3 2 3 4 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3
3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3
3 3 4 4 4 3 4 2 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3
4 3 3 4 4 3 4 2 3 4 4 2 4 4 3 2 4 2 3 4
1 2 4 1 1 1 4 4 1 4 4 1 4 1 4 1 1 4 4 4
3 2 3 3 3 2 3 2 2 4 2 3 2 3 4 4 4 3 3 4
3 4 4 4 4 2 4 4 3 2 1 4 4 2 4 4 3 3 2 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 2 3 2 1 4 2 2 4 3 3 2 2 1 3 3 2 1 2 2
4 4 4 2 4 3 4 4 3 4 2 3 4 4 2 3 3 3 3 4
4 1 4 4 2 4 3 1 4 2 4 2 3 2 4 1 3 3 2 4
3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 2
3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 3 4 3 3 3
3 2 2 3 4 3 4 2 3 4 2 2 4 2 4 3 3 2 3 3
3 3 3 2 3 3 4 2 2 4 3 2 3 4 4 1 2 2 3 2
4 1 4 4 2 4 3 1 4 2 4 2 3 2 4 1 3 3 2 4
3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 1 3 2 2 3
3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 2 4 3 3 2 2 3 3 3 3
3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 2 4 3 3 2 3 3 3 2 3
3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 1 3 3 3 2 2 2 3 2
3 3 4 4 4 2 4 3 3 4 3 2 3 2 4 2 2 2 3 2
4 3 4 3 3 3 4 3 4 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2
4 2 4 2 3 3 4 4 3 4 4 2 4 4 1 3 4 4 3 3
169
2 3 3 3 4 3 4 2 4 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2
4 4 4 4 2 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4
78 74 85 81 77 73 92 70 80 84 76 65 77 72 80 59 73 70 71 77
256 228 295 271 251 219 334 216 260 292 240 183 241 220 266 157 221 202 201 245
8093 7612 8669 8347 7926 7462 9399 7235 8149 8632 7694 6740 7859 7485 8094 6141 7604 236 228 271
0.726 0.647 0.590 0.696 0.611 0.601 0.768 0.573 0.588 0.652 0.444 0.644 0.615 0.725 0.435 0.606 0.827 0.696 0.602 0.647
0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381
V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
1.136 0.933 1.015 1.037 1.163 0.801 0.760 1.278 0.850 1.136 0.966 0.982 0.793 1.037 1.073 1.040 0.875 0.760 0.529 0.941
168
170
DATA NILAI ULANGAN AKHIR SEMESTER
KELAS VIII A
No Nama Nilai
1 Abi Nugroho 78
2 Agnes Alza Albheria Putri 83
3 Aldi Setiawan 75
4 Anis Washilatur Rohmah 68
5 Antonius Christian Aji Sasongko 75
6 Aririus Desanta Dewa 80
7 Atanasius Putra Pratama 70
8 Dian Alya Korzhakin 98
9 Dicky Aldiro Anggoro 58
10 Dwi Haryanto 63
11 Gr Hasna Huwaida Salsabila 75
12 Hesti Istiqomah 53
13 Insan Aji Pambudi 83
14 Junaedy Abdillah Bauw 53
15 Maulina Sita Femilia 58
16 Mifta Cahya Ningrum 55
17 Nabilla Putri Nurina 53
18 Nur Azizah Putri Dayanti 73
19 Prihanita Ratih Fitriandani 45
20 Salma Asri Ardiningrum 93
21 Salma Choirunisa Febriyanti 78
22 Triana Aprilia Putri 63
23 Wahyu Caesar Agandhi 83
24 Yohanes Aldi Nugroho 73
25 Yohanes Guntur Bayu Wicaksono 65
26 Yustina Deta Ayu Merinda 63
27 Yuwilias Sari Widodo 75
28 Laila Karlinda Sitorus 45
Lampiran 21
171
DATA NILAI ULANGAN AKHIR SEMESTER
KELAS VIII B
No Nama Nilai
1 Alvin Odhi Nusantara 85
2 Arjanti Lisnaningrun 53
3 Bradon Will Rampenga 63
4 Diky Putra Pangestu 73
5 Dwi Setyowati 83
6 Esti Ariani 85
7 Gratia Krisyunita Putri Soselisa 65
8 Irza Putra Pradana 45
9 Karina Aulia Cahyani 58
10 Leon Alvindo Ganada 73
11 Lutfi Cahya Pertiwi 98
12 Muchammad Dhonny Mahendra 78
13 Muhammad Irfan Breva Brillian 78
14 Natanael Tri Bagaskoro 53
15 Nila Irmasari 90
16 Okviana Rizky Nurfatin 80
17 Rafi Muhammad Majid 63
18 Redo Nur Setiawan Pranoto 90
19 Rifqi Iqbal Afandi 60
20 Riski Kusumo Nugroho 78
21 Ristianti Putri 80
22 Rizki Purbasari 78
23 Septi Apriliana 78
24 Somy Sofiandi 65
25 Tiara Megantari 60
26 Tri Sugiyanti Dewi Kartika 73
27 Walda Ni'matu Romadhona 90
172
DATA NILAI ULANGAN AKHIR SEMESTER
KELAS VIII C
No Nama Nilai
1 Almira Jovankova Yunan 73
2 Anisah Syifa Fauziyah 55
3 Arif Putra Pristianto 70
4 Bayu Adi Saputro 63
5 Bella Septianing Tyas 55
6 Danu Catur Ardiyanto 80
7 Defrian Jodianto Bagus Sembodo 70
8 Eryanindya Erika Septiasari 60
9 Gelby Leopoldin Griselda Vania 70
10 Meitita Eka Lestari 53
11 Mira Fadilla 53
12 Muhammad Musthofa Azzami 78
13 Muhammad Robby Zakaria 40
14 Musa Darmawan Sutrisno 40
15 Mustika Dewi Cahyaningrum Dwi L 55
16 Putraka Wahid Hartono 50
17 Qanitun Filqishas 38
18 Ray Laverda Rahmadi 68
19 Rifqi Ardian Prasetya 60
20 Ruben Junior Sora Barros Soares 45
21 Safitri Ayu Maharani 63
22 Salsabiila Nayuku 60
23 Sheila Wulandari 88
24 Tegar Aditiya Fanucci 75
25 Tirta Wahyono 73
26 Ulfi Nurulaini 58
27 Widian Bayu Pradita 83
28 Almira Jovankova Yunan 38
173
DATA NILAI ULANGAN AKHIR SEMESTER
KELAS VIII D
No Nama Nilai
1 Aditya Satria Wibowo 93
2 Akbar Satria Tratama 95
3 Anggita Wida Astuti 80
4 Anisa Kusuma Ramadhani 58
5 Annida Octavia Rahman 80
6 Arum Dyah Zavira 80
7 Azzam Alghifari 93
8 Dita Permatasari 80
9 Diva Ivana 95
10 Eva Selviana 78
11 Fiqi Maulana Fernandika 88
12 Gigih Pradoto 95
13 Hari Sotya Yudanto 93
14 Imam Pambudi Prasetya 83
15 Kukuh Ari Wibowo 63
16 Maya Dwi Cahyaningsih 70
17 Miftah Farid 50
18 Okka Juniarto 70
19 Resa Agus Setyawan 63
20 Restu Aji Priyanto 60
21 Rizka Dian Nugraheni 73
22 Rizki Dwita Nugraheni 68
23 Rizma Ronna Fadhilah 88
24 Septilina Nigel Pulcherrima 70
25 Wijining Pangestuti 70
26 Yanuar Guntur Antono 65
27 Yanuar Risqi Krisma Putra 38
28 Sheilla Ratu Bagasandra Huntoro 60
174
DATA NILAI ULANGAN AKHIR SEMESTER
KELAS VIII E
No Nama Nilai
1 Achyar Iandryan 55
2 Agus Warsono 60
3 Agustina Mahardikasari 40
4 Ahmad Yusuf Renandi 40
5 Almadea Widya Iswara 38
6 Aninda Kusuma Sari 75
7 Bagas Ganang Pratama 55
8 Bastian Adi Saputra 50
9 Bayu Aji Bachtiar 70
10 Denta Cantaka Darma Parayana 65
11 Desi Susilo Putri 70
12 Devaldo Rizki Syahrial 73
13 Diah Ayu Pertiwi 65
14 Dwi Ratnasari 65
15 Eka Rasyid 50
16 Elvin Prastyo 55
17 Fitria Dewi Salsabila 85
18 Ighfirliya Saidah Saddad 75
19 Karina Yuliani 85
20 Muhamad Wisnu Prayoga 50
21 Nesya Putri Oktaviani 73
22 Rizki Satria Wibawa 70
23 Saindang Fella Oktaviana 80
24 Savia Aida Putri 75
25 Seandy Triperdana Putra 85
26 Tiara Azhari 70
27 Tristan Prima Otnawin 70
28 Zairina Hidayah 75
175
DATA NILAI ULANGAN AKHIR SEMESTER
KELAS VIII F
No Nama Nilai
1 Achmad Shafry Antono 70
2 Adinda Berliana 60
3 Aldo Hafidh Athariq 70
4 Alfirdha Maulidvia Zahra 73
5 Alnenda Tania 55
6 Amik Yunita Istiqomah 55
7 Andika Sundawa 50
8 Ariama Widayanto 60
9 Ayu Kusuma Ningrum 75
10 Dahlia Septiani Ika Pujarwanti 63
11 Fitri Restianti 73
12 Fitria Yuliana Mekar Sari 80
13 Gumilar Adi Wibowo 55
14 Luthfi Endi Zuniananta 58
15 Muhammad Bima Athallah 58
16 Nike Pratiwi 75
17 Niko Aditya Pratama 40
18 Novita Ayu Indriyani 45
19 Olsza Dhea Laurani 83
20 Ratna Dwi Astari 75
21 Resino Arya Putra 68
22 Retna Rizky Pujangga 50
23 Rudi Prihatmoko 68
24 Sigit Pramono 70
25 Tri Waluyo 70
26 Winda Prajita 78
27 Yoga Christianto 78
28 Zaimatun Nabilah 90
176
DATA NILAI ULANGAN AKHIR SEMESTER
KELAS VIII G
No Nama Nilai
1 Afiq Pratama 55
2 Anggita Rizqi Dwi Anissa 88
3 Anisha Rahajeng Pangestu 68
4 Arvia Dewi Anggraini 75
5 Aulia Rahman Fahindra 58
6 Citra Andriana 65
7 Daffa Ilyasa Fachrezi 55
8 Dhia Septia Putri 78
9 Dinda Locita Fitri 73
10 Donyo Ain Supandik 65
11 Eda Anggreian 88
12 Firda Amalia Indrayani 88
13 Gifari Hilman Fadoli 88
14 Indriyani Ari Safitri 58
15 Jefri Indra Saputro 83
16 Kevin Ramadan 60
17 M Andrian Saputra 68
18 Mohamad Afit Muzaqi 93
19 Mohamad Igor Divasta 73
20 Muhammad Aryando Pratama 80
21 Muhammad Daffa Zulkhar M 85
22 Nurul Mahdiah Rachmawati 55
23 Nurwanti Anggraeni 85
24 Rida Ramadina Kumalawati 63
25 Satriyo Agung Wibowo 75
26 Siti Aurellia Rahmani Putri 70
27 Vina Apriola Varisa 70
28 Maulana Abdur Rahman 73
177
DATA NILAI ULANGAN AKHIR SEMESTER
KELAS VIII H
No Nama Nilai
1 Aditya Nugroho 58
2 Angga Bayu Pratama 88
3 Anggit Yuliandra Saputra 83
4 Annisa Sekar Ayu Budiarti 53
5 Ari Rohmah 70
6 Brian Adi Pangestu 90
7 Chandra Agung Nugrahanto 75
8 Dian Pramirasuci 75
9 Elisa Nurad 60
10 Erika Mellenia Sulistiyani 73
11 Ilham Bagas Abdurrazzaq 50
12 Indah Lukito Sari 85
13 Intan Kusumasari 80
14 Jed Nadim Nazeh 70
15 Kumoro Alam Sejati 73
16 Maurindang Fanggi Lukasangki 78
17 Mellinia Nur Rofida Maharani 80
18 Muhammad Alwi Sofyan 58
19 Nadila Ayu Lestari 70
20 Raka Randika Yudha Baretta 53
21 Rangga Satria Surya Putra 80
22 Rheetcky Rheetfie Prabowo 70
23 Rinaldhi Bayu Saputra 55
24 Sajik Priyambada 70
25 Setyowati Mutiara Nurhadi 55
26 Tjhang Zahra Anisa Pramaiseilla 50
27 Variant Castoni 50
28 Yulia Puji Setya Ningrum 63
178
UJI NORMALITAS DATA AWAL
Hipotesis:
H0 : data berdistribusi normal.
H1 : data tidak berdistribusi normal.
Rumus yang digunakan:
2 = (𝑂𝑖 − 𝐸𝑖)
2
𝐸𝑖
𝑘
𝑖=1
(Sudjana, 2002: 273)
Keterangan:
2 : harga chi-kuadrat
𝑂𝑖 : frekuensi dari hasil observasi
𝐸𝑖 : frekuensi yang diharapkan
Kriteria pengujian:
Jika 2
hitung < 2
)3)(1( k dengan derajat kebebasan (𝑑𝑘)= 𝑘 − 3 dan taraf signifikan
𝛼 = 5% , maka 𝐻0 diterima yaitu data berdistribusi normal.
Perhitungan uji normalitas:
𝑛 = 223 skor tertinggi = 98
rata-rata = 68,937 skor terendah = 38
banyak kelas = 1 + 3,3 𝑙𝑜𝑔 𝑛 rentang = 60
= 1 + 3,3 𝑙𝑜𝑔 223 𝑠 = 13,809
= 8,749 ≈ 9
Lampiran 22
179
panjang kelas = rentang : banyak kelas
= 60 ∶ 9
= 6,667 ≈ 7
Perhitungan untuk mencari2
hitung disajikan dalam tabel berikut.
No. Kelas
Interval
𝒇 Nilai
Tengah
(𝒙𝒊)
𝒙𝒊𝟐 𝒇. 𝒙𝒊 𝒇.𝒙𝒊
𝟐
1 38-44 9 41 1681 369 15129
2 45-51 15 48 2304 720 34560
3 52-58 35 55 3025 1925 105875
4 59-65 33 62 3844 2046 126852
5 66-72 31 69 4761 2139 147591
6 73-79 46 76 5776 3496 265696
7 80-86 31 83 6889 2573 213559
8 87-93 18 90 8100 1620 145800
9 94-100 5 97 9409 485 47045
Jumlah 223 15373 1102107
Dari perhitungan di atas diperoleh 2
hitung = 12,362, sedangkan dengan α = 5% dan
banyak kelas = 9, dengan 𝑑𝑘 = (9 − 3) = 6, maka diperoleh 2
tabel = 12,6.
No. Kelas
Interval
Batas
Bawah Z
Luas O-
Z
Luas
Tiap
Interval
𝑬𝒊 𝑶𝒊 2
hitung
1 38-44 37,5 -2,28 0,4887 0,0271 6,0433 9 1,447
2 45-51 44,5 -1,77 0,4616 0,0654 14,5842 15 0,012
3 52-58 51,5 -1,26 0,3962 0,1198 26,7154 35 2,569
4 59-65 58,5 -0,76 0,2764 0,1777 39,6271 33 1,108
5 66-72 65,5 -0,25 0,0987 0,2013 44,8899 31 4,298
6 73-79 72,5 0,26 0,1026 0,1768 39,4264 46 1,096
7 80-86 79,5 0,76 0,2794 0,1186 26,4478 31 0,784
8 87-93 86,5 1,27 0,3980 0,0645 14,3835 18 0,909
9 94-100 93,5 1,78 0,4625 0,0265 5,9095 5 0,140
100,5 2,29 0,4890
Jumlah 12,362
180
Karena 2
hitung < 2
)3)(1( k , maka 𝐻0 diterima, yang berarti data berdistribusi
normal.
12,6 12,362
Daerah penerimaan
Ho
181
UJI HOMOGENITAS DATA AWAL
Hipotesis:
H0 : 12 = 2
2 = 32 = 4
2 = 52 = 6
2 = 72 = 8
2
H1 : paling sedikit ada satu tanda sama dengan tidak berlaku.
Rumus yang digunakan:
2 = (ln 10) 𝐵 − (𝑛𝑖 − 1)𝑙𝑜𝑔𝑠𝑖2
(Sudjana, 2002: 261)
Dengan varians gabungan dari semua sampel:
𝑠2 = (𝑛𝑖 − 1)𝑠𝑖
2
(𝑛𝑖 − 1)
dan harga satuan 𝐵:
𝐵 = log 𝑠2 (𝑛𝑖 − 1)
Kriteria pengujian:
Jika 2
hitung < 2
)1)(1( k dengan derajat kebebasan (𝑑𝑘)= 𝑘 − 1 dan taraf signifikan
𝛼 = 5% , maka 𝐻0 diterima yaitu datanya homogen.
Perhitungan uji homogenitas:
Perhitungan untuk mencari2
hitung disajikan dalam tabel berikut.
Sampel ke dk 𝟏
𝒅𝒌
𝒔𝒊𝟐 𝐥𝐨𝐠 𝒔𝒊
𝟐 (𝐝𝐤)𝐥𝐨𝐠 𝒔𝒊𝟐 (𝐝𝐤) 𝒔𝒊
𝟐
1 27 0,037 183,254 2,263 61,102 4947,857
2 26 0,038 176,054 2,246 58,387 4577,407
3 27 0,037 192,989 2,286 61,709 5210,714
4 27 0,037 220,628 2,344 63,279 5956,964
5 27 0,037 187,295 2,273 61,358 5056,964
6 27 0,037 146,766 2,167 58,499 3962,679
7 27 0,037 135,337 2,131 57,548 3654,107
8 27 0,037 153,433 2,186 59,020 4142,679
Jumlah 215 480,903 37509,372
Lampiran 23
182
Dari tabel di atas, maka diperoleh:
𝑠2 = 174,462
𝐵 = 481,966
Sehingga 2
hitung = (ln 10) 481.966 − 480,903
= 2,448
Dari perhitungan di atas diperoleh 2
hitung = 2,448, sedangkan dengan α = 5% dan
banyak kelas = 8, dengan 𝑑𝑘 = (8 − 1) = 7, maka diperoleh 2
)1)(1( k = 14,1.
Karena 2
hitung < 2
)1)(1( k , maka 𝐻0 diterima, yang berarti data homogen.
Daerah penerimaan
Ho
14,1 2,448
183
UJI KESAMAAN DUA RATA-RATA DATA AWAL
Hipotesis:
H0 : 𝜇1 = 𝜇2 ; tidak ada perbedaan rata-rata nilai ulangan akhir semester gasal
antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
H1 : 𝜇1 ≠ 𝜇2; ada perbedaan rata-rata nilai ulangan akhir semester gasal antara
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Rumus yang digunakan:
𝑡 =𝑥1 − 𝑥2
𝑠 1𝑛1 +
1𝑛2
dengan
𝑠2 = 𝑛1 − 1 𝑠1
2 + (𝑛2 − 1)𝑠22
𝑛1 + 𝑛2 − 2
(Sudjana, 2002: 239).
Keterangan:
𝑥1 : nilai rata-rata kelompok eksperimen
x2 : nilai rata-rata kelompok kontrol
n1: banyaknya subyek kelompok eksperimen
n2: banyaknya subyek kelompok kontrol
s12: varians kelompok eksperimen
s22: varians kelompok kontrol
s2: varians gabungan
Lampiran 24
184
Kriteria pengujian:
Jika −𝑡1−
1
2𝛼
< 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡1−
1
2𝛼
dengan derajat kebebasan (𝑑𝑘)= 𝑛1 + 𝑛2 − 2 dan
taraf signifikan 𝛼 = 5% , maka 𝐻0 diterima yaitu tidak ada perbedaan rata-rata nilai
ulangan akhir semester gasal antara kelompok eksperimen dengan kelompok
kontrol.
Perhitungan uji kesamaan dua rata-rata:
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
55 83 58 73
88 60 88 78
68 68 83 80
75 93 53 58
58 73 70 70
65 80 90 53
55 85 75 80
78 55 75 70
73 85 60 55
65 63 73 70
88 75 50 55
88 70 85 50
88 70 80 50
58 73 70 63
𝑥1 = 72,679 𝑥2 = 68,393
𝑠12 = 135,337 𝑠2
2 = 154,433
Dari perhitungan pada tabel di atas, maka diperoleh:
𝑠2 = 28 − 1 135,337 + 28 − 1 153,433
28 + 28 − 2
=3654,107 + 4142,679
54
= 144,385
𝑠 = 12,016
185
Sehingga
𝑡 =4,286
12,016 1
28 + 1
28
=4,286
3.211418
= 1,335
Dari perhitungan di atas diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,335 , sedangkan dengan α = 5%
dan 𝑑𝑘 = (28 + 28 − 2) = 54, maka diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,005.
Karena −2,005 < 1,335 < 2,005, maka 𝐻0 diterima, yang berarti tidak ada
perbedaan rata-rata nilai ulangan akhir semester gasal antara kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol.
2,005 1,335
Daerah penerimaan
Ho
186
SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMP Negeri 11 Semarang
Kelas : VIII
Mata Pelajaran : Matematika
Semester : II (dua)
GEOMETRI DAN PENGUKURAN
Standar Kompetensi : 4. Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya
Kompetensi
Dasar PKB
Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik Bentuk Contoh Instrumen
4.1 Menentukan
unsur dan
bagian-
bagian
lingkaran
Disiplin
Kerja keras
Religius
Mandiri
Komunikati
f
Menghargai
prestasi
Kebersamaa
n
Lingkaran Mendiskusikan unsur-
unsur dan bagian-bagian
lingkaran dengan
menggunakan model
Menyebutkan unsur-
unsur dan bagian-
bagian lingkaran : pusat
lingkaran, jari-jari,
diameter, busur,
talibusur, juring dan
tembereng.
Tes lisan Daftar
pertanyaan
Disebut apakah ruas garis CD ?
2x40mnt Buku teks,
lingkaran,
dan
lingkungan
4.2 Menghitung
keliling dan
luas
lingkaran
Disiplin
Kerja keras
Religius
Mandiri
Komunikati
f
Menghargai
prestasi
Lingkaran Menyimpulkan nilai phi
dengan menggunakan
benda yang berbentuk
lingkaran.
Menemukan nilai phi
Unjuk
kerja
Tes uji
petik kerja
Ukurlah keliling (K) sebuah benda
berbentuk lingkaran dan juga
diameternya (d).
Berapakah nilai ?d
k
2x40mnt
Menemukan rumus
keliling dan luas lingkaran
Menentukan rumus
keliling dan luas
Tes lisan Daftar
Pertanyaan
Sebutkan rumus keliling lingkaran
yang berjari-jari 𝑝.
2x40mnt
D
C
Lampiran 25
186
187
Kompetensi
Dasar PKB
Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik Bentuk Contoh Instrumen
Kebersamaa
n
Kejujuran
dengan menggunakan alat
peraga
lingkaran
Sebutkan rumus luas lingkaran
yang berjari-jari 𝑞.
Menggunakan rumus
keliling dan luas lingkaran
dalam pemecahan
masalah.
Menghitung keliling
dan luas lingkaran.
Tes
tertulis
Uraian Tersedia selembar alumunium
dengan ukuran 150 𝑐𝑚 × 12 𝑐𝑚
akan dibuat tutup botol yang
berbentuk lingkaran dengan
diameter 6 𝑐𝑚. Berapa banyak
tutup yang dapat dibuat? Berapa
luas alumunium yang tersisa?
2x40mnt
188
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen)
Satuan Pendidikan : SMP/MTs
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/2
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan)
Standar Kompetensi : Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya.
Kompetensi Dasar : Menentukan unsur dan bagian-bagian lingkaran.
Indikator Pencapaian Kompetensi:
Menghitung keliling dan luas lingkaran.
Tujuan Pembelajaran:
Melalui kegiatan pembelajaran dengan Model-Eliciting Activities, siswa dapat
menemukan nilai phi dan rumus keliling lingkaran.
I. Materi Pembelajaran:
1. Menemukan Nilai 𝜋
Nilai perbandingan 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 disebut 𝜋, atau
𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟= 𝜋
π adalah sebuah huruf Yunani yang dibaca pi.
Bilangan 𝜋 tidak dapat dinyatakan secara tepat dalam bentuk
pecahan biasa maupun pecahan desimal. Bilangan 𝜋 merupakan bilangan
irasional yang berada antara 3,141 dan 3,142. Oleh karena itu, nilai 𝜋 hanya
dapat dinyatakan dengan nilai pendekatan saja, yaitu 3,14, dengan
pembulatan sampai dua tempat desimal.
Lampiran 26
189
Pecahan 22
7 jika dinyatakan dalam bentuk pecahan desimal menjadi
3,142857... dan dibulatkan sampai dua tempat desimal menjadi 3,14. Jadi,
22
7 adalah pecahan yang mendekati nilai π, yaitu 3,14.
Dengan demikian, pendekatan nilai π dapat dinyatakan sebagai
pecahan biasa atau pecahan desimal dengan pembulatan dua tempat
desimal, yaitu:
a. dengan pecahan biasa, maka π =22
7,
b. dengan pecahan desimal, maka π = 3,14 (pembulatan dua tempat
desimal).
2. Keliling Lingkaran
Perbandingan 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛 𝑔 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 sama dengan 𝜋. Jika 𝐾 adalah keliling
lingakaran dan 𝑑 adalah perbandingan dimaternya, maka 𝐾
𝑑= 𝜋. Jadi,
𝐾 = 𝜋𝑑. Oleh karena 𝑑 = 2𝑟, dengan 𝑟 = jari-jari, maka 𝐾 = 𝜋 × 2𝑟 =
2𝜋𝑟
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa:
Untuk setiap lingkaran berlaku rumus berikut.
Keliling = 𝜋𝑑 atau Keliling = 2𝜋𝑟
dengan 𝑑 = diamater 𝑟 =jari-jari dan 𝜋 =22
7 atau 𝜋 = 3,14
II. Metode Dan Model Pembelajaran
Metode yang digunakan adalalah diskusi, tanya jawab, dan penugasan.
Pembelajaran ini menggunakan Model-Eliciting Activities. Model-Eliciting
Activities (MEAs) adalah pembelajaran untuk memahami, menjelaskan, dan
mengkomunikasikan konsep-konsep yang terkandung dalam suatu sajian
masalah melalui proses pemodelan matematika. Pada kegiatan pembelajaran
Model-Eliciting Activities, diawali dengan penyajian masalah yang akan
190
memunculkan aktivitas untuk menghasilkan model matematik yang digunakan
untuk menyelesaikan masalah matematika.
Dalam penelitian ini, langkah pembelajaran dengan menggunakan
Model-Eliciting Activities yang digunakan adalah sebagai berikut.
(1) Guru memberikan pengantar materi.
(2) Guru mengelompokkan 4 siswa tiap kelompok.
(3) Guru memberikan lembar permasalahan Model-Eliciting Activities berupa
Lembar Tugas Siswa (LTS).
(4) Siswa membaca permasalahan dan guru memastikan bahwa setiap
kelompok mengerti apa yang ditanyakan.
(5) Siswa berusaha menyelesaikan masalah tersebut.
(6) Siswa mempresentasikan model matematiknya setelah mereka bahas dan
meninjau ulang solusi.
III. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran PKB Eksplo
rasi
Elabora
si
Konfir
masi
Disposisi
Matematis
A. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1. Guru memulai pelajaran tepat waktu.
2. Siswa diminta untuk berdoa sebelum
memulai pelajaran apabila pada jam pelajaran
pertama.
3. Guru menyiapkan kondisi fisik dan psikis
peserta didik agar siap menerima pelajaran.
a. Guru menanyakan kehadiran siswa
b. Guru meminta siswa untuk
mempersiapkan perlengkapan yang akan
digunakan untuk pembelajaran.
4. Guru menyampaikan materi pokok.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
Disiplin
Religius
Kebersa
maan
Kerja
keras
191
Kegiatan Pembelajaran PKB Eksplo
rasi
Elabora
si
Konfir
masi
Disposisi
Matematis
6. Guru memotivasi siswa.
7. Guru menjelaskan model pembelajaran yang
akan digunakan agar proses pembelajaran
berjalan sesuai dengan harapan.
8. Guru memberikan apersepsi dengan metode
tanya jawab.
Kebersa
maan
B. Kegiatan Inti (65 menit)
1. Guru memberikan pengantar materi tentang
menemukan nilai phi.
2. Guru mengelompokkan siswa, siswa
dibimbing untuk menemukan nilai phi dan
rumus keliling lingkaran.
3. Guru memberikan lembar permasalahan.
4. Siswa siap terhadap pertanyaan berdasarkan
permasalahan tersebut.
5. Siswa membaca permasalahan bersama siswa
dan guru memastikan bahwa setiap kelompok
mengerti apa yang ditanyakan.
6. Siswa berusaha menyelesaikan masalah
tersebut.
7. Siswa mempresentasikan model
matematiknya setelah mereka bahas dan
meninjau ulang solusi.
8. Guru memberikan konfirmasi terhadap
jawaban siswa dalam latihan soal.
9. Guru memberikan kuis untuk dikerjakan
sendiri- sendiri dengan jujur dan percaya diri.
Komunik
atif
Kerja
keras
Mandiri
Kerja
keras
Mandiri
Menghar
gai
prestasi
Kerja
keras
Mandiri
V
V
V
V
V
V
V
Rasa ingin
tahu
Rasa ingin
tahu
Gigih dan
ulet
Fleksibel
Percaya
diri
Apresiasi
Gigih dan
ulet
Percaya
diri
192
Kegiatan Pembelajaran PKB Eksplo
rasi
Elabora
si
Konfir
masi
Disposisi
Matematis
C. Kegiatan Penutup ( 5 menit)
1. Peserta didik bersama – sama guru menarik
kesimpulan dari kegiatan pembelajaran.
Komuni
katif
2. Kemudian menunjuk salah satu siswa untuk
mengungkapkannya.
3. Guru memberikan pekerjaan rumah untuk
memperdalam materi.
4. Siswa diberi motivasi untuk mengulang
kembali materi yang sudah dipelajari dan
saling berdiskusi jika mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
5. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan.
6. Guru merencanakan tindak lanjut.
7. Guru menyuruh siswa berdoa apabila pada
jam terakhir.
8. Guru menutup pelajaran tepat waktu.
Kerja
keras
Mandiri
Religius
Disiplin
Refleksi
IV. Sumber / Alat Pembelajaran
Sumber :
Buku pelajaran matematika SMP kelas VIII
Sukino dan Wilson Mangunsong. 2007. Matematika untuk SMP Kelas VIII.
Jakarta: Erlangga.
Adinawan, Cholik dan Sugijono. 2007. Matematika untuk SMP Kelas VIII.
Jakarta: Erlangga.
Adinawan, Cholik dan Sugijono. 2008. Seribu Pena Matematika untuk
SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Erlangga.
193
Alat dan media :
a. Spidol
b. Papan Tulis
c. Alat peraga
d. LTS
V. Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen Instrumen/ Soal
Menyimpulkan nilai phi.
Menemukan rumus
keliling.
Tes tertulis
Uraian
1.Ukurlah keliling (𝐾) sebuah
benda berbentuk lingkaran
dan juga diameternya (d).
Berapakah nilai ?d
k
2.Berapa 𝑐𝑚 kawat yang
diperlukan untuk membuat
kerangka tersebut?
Peneliti,
Dahniar Eka Yulianti
NIM. 4101409064
56 𝑐𝑚
14 𝑐𝑚
𝑂
28 𝑐𝑚
194
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen)
Satuan Pendidikan : SMP/MTs
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/2
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan)
Standar Kompetensi : Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya.
Kompetensi Dasar : Menghitung keliling dan luas lingkaran.
Indikator Pencapaian Kompetensi:
Menemukan rumus keliling dan luas lingkaran.
Tujuan Pembelajaran:
Melalui kegiatan pembelajaran dengan Model-Eliciting Activities, siswa
dapat menemukan rumus luas lingkaran.
I. Materi Pembelajaran:
Untuk menemukan rumus luas lingkaran dapat dilakukan dengan
membagi lingkaran menjadi juring-juring dengan sudut pusat masing-masing
adalah 22,5𝑜 seperti Gambar 3.5, kemudian lingkaran dipotong menjadi
Gambar 3.6.
Gambar 3.5
Gambar 3.6
195
2
1
Hasil potongan-potongan juring yang diletakkan secara berdampingan
membentuk bangun yang menyerupai persegi panjang. Jika juring-juring
lingkaran memiliki sudut pusat semakin kecil, maka bangun yang terjadi
hampir mendekati bentuk persegi panjang dengan panjang kali keliling
lingkaran dan lebar = jari-jari lingkaran, sehingga
Luas lingkaran = luas persegi panjang yang terjadi
= panjang lebar
= 2
1 kali keliling lingkaran jari-jari lingkaran
= rr22
1
= rr
= 2r
Jadi, luas lingkaran adalah 2r . Untuk 𝑟 =1
2𝑑, luas lingkaran dapat
dinyatakan 1
4𝜋𝑑2 .
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa:
Untuk setiap lingkaran berlaku rumus berikut.
Luas =1
4𝜋𝑑2 atau Luas = 𝜋𝑟2
dengan 𝑑 = diamater 𝑟 =jari-jari dan 𝜋 =22
7 atau 𝜋 = 3,14
II. Metode Dan Model Pembelajaran
Metode yang digunakan adalah diskusi, tanya jawab, dan penugasan.
Pembelajaran ini menggunakan Model-Eliciting Activities. Model-Eliciting
Activities (MEAs) adalah pembelajaran untuk memahami, menjelaskan, dan
mengkomunikasikan konsep-konsep yang terkandung dalam suatu sajian
masalah melalui proses pemodelan matematika. Pada kegiatan pembelajaran
Model-Eliciting Activities, diawali dengan penyajian masalah yang akan
196
memunculkan aktivitas untuk menghasilkan model matematik yang digunakan
untuk menyelesaikan masalah matematika.
Dalam penelitian ini, langkah pembelajaran dengan menggunakan
Model-Eliciting Activities yang digunakan adalah sebagai berikut.
(1) Guru memberikan pengantar materi.
(2) Guru mengelompokkan 4 siswa tiap kelompok.
(3) Guru memberikan lembar permasalahan Model-Eliciting Activities berupa
Lembar Tugas Siswa (LTS).
(4) Siswa membaca permasalahan dan guru memastikan bahwa setiap
kelompok mengerti apa yang ditanyakan.
(5) Siswa berusaha menyelesaikan masalah tersebut.
(6) Siswa mempresentasikan model matematiknya setelah mereka bahas dan
meninjau ulang solusi.
III. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran PKB Eksplo
rasi
Elabora
si
Konfir
masi
Disposisi
Matematis
A. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1. Guru memulai pelajaran tepat waktu.
2. Siswa diminta untuk berdoa sebelum
memulai pelajaran apabila pada jam pelajaran
pertama.
3. Guru menyiapkan kondisi fisik dan psikis
peserta didik agar siap menerima pelajaran.
a. Guru menanyakan kehadiran siswa
b. Guru meminta siswa untuk
mempersiapkan perlengkapan yang akan
digunakan untuk pembelajaran.
4. Guru menyampaikan materi pokok.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
Disiplin
Religius
Kebersa
maan
Kerja
keras
Kegiatan Pembelajaran PKB Eksplo
rasi
Elabora
si
Konfir
masi
Disposisi
Matematis
197
6. Guru memotivasi siswa.
7. Guru menjelaskan model pembelajaran yang
akan digunakan agar proses pembelajaran
berjalan sesuai dengan harapan.
8. Guru memberikan apersepsi dengan metode
tanya jawab.
Komuni
katif
B. Kegiatan Inti (65 menit)
1. Guru memberikan pengantar materi
menemukan rumus luas dan keliling
lingkaran.
2. Guru mengelompokkan siswa, siswa
dibimbing untuk menemukan menemukan
rumus luas dan keliling lingkaran.
3. Guru memberikan lembar permasalahan.
Siswa siap terhadap pertanyaan berdasarkan
permasalahan tersebut.
4. Siswa membaca permasalahan bersama siswa
dan guru memastikan bahwa setiap kelompok
mengerti apa yang ditanyakan.
5. Siswa berusaha menyelesaikan masalah
tersebut.
6. Siswa mempresentasikan model
matematiknya setelah mereka bahas dan
meninjau ulang solusi.
7. Guru memberikan konfirmasi terhadap
jawaban siswa dalam latihan soal.
8. Guru memberikan kuis untuk dikerjakan
sendiri- sendiri dengan jujur dan percaya diri.
Komunika
tif
Kerja
keras
Mandiri
Kerja
keras
Mandiri
Mengharg
ai prestasi
Kerja
keras
Mandiri
V
V
V
V
V
V
V
V
Rasa ingin
tahu
Rasa ingin
tahu
Gigih dan
ulet
Percaya
diri
Gigih dan
ulet
Fleksibel
Apresiasi
Percaya
diri
Kegiatan Pembelajaran PKB Eksplo
rasi
Elabora
si
Konfir
masi
Disposisi
Matematis
C. Kegiatan Penutup ( 5 menit)
1. Peserta didik bersama – sama guru menarik
Komuni
katif
198
kesimpulan dari kegiatan pembelajaran.
Kemudian menunjuk salah satu siswa untuk
mengungkapkannya.
2. Guru memberikan pekerjaan rumah untuk
memperdalam materi.
3. Siswa diberi motivasi untuk mengulang
kembali materi yang sudah dipelajari dan
saling berdiskusi jika mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
4. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan.
5. Guru merencanakan tindak lanjut.
6. Guru menyuruh siswa berdoa apabila pada
jam terakhir.
7. Guru menutup pelajaran tepat waktu.
Kerja
keras
Mandiri
Religius
Disiplin
Refleksi
IV. Sumber / Alat Pembelajaran
Sumber :
Buku pelajaran matematika SMP kelas VIII
Sukino dan Wilson Mangunsong. 2007. Matematika untuk SMP Kelas VIII.
Jakarta: Erlangga.
Adinawan, Cholik dan Sugijono. 2007. Matematika untuk SMP Kelas VIII.
Jakarta: Erlangga.
Adinawan, Cholik dan Sugijono. 2008. Seribu Pena Matematika untuk
SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Erlangga.
Alat dan media :
a. Spidol
b. Papan Tulis
199
c. Alat peraga
d. LTS
V. Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen Instrumen/ Soal
Menemukan rumus luas
lingkaran. Tes tertulis Uraian
Perhatikan gambar di
bawah ini!
Diketahui sisi persegi
𝐴𝐵𝐶𝐷 adalah 28 𝑐𝑚.
Panjang 𝐸𝐵 = 𝐵𝐹 = 𝐺𝐷 =
𝐷𝐻 = 7 𝑐𝑚. Hitunglah luas
daerah yang diarsir!
Peneliti,
Dahniar Eka Yulianti
NIM. 4101409064
A B
C D
E
F
G
H
200
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen)
Satuan Pendidikan : SMP/MTs
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/2
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan)
Standar Kompetensi : Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya.
Kompetensi Dasar : Menghitung keliling dan luas lingkaran.
Indikator Pencapaian Kompetensi:
Menggunakan rumus keliling dan luas lingkaran dalam pemecahan masalah.
Tujuan Pembelajaran:
Melalui kegiatan pembelajaran dengan Model-Eliciting Activities, siswa
dapat menggunakan rumus keliling dan luas lingkaran dalam pemecahan masalah.
Materi Pembelajaran:
Keliling dan luas lingkaran
I. Metode Dan Model Pembelajaran
Metode yang digunakan adalalah diskusi, tanya jawab, dan penugasan.
Pembelajaran ini menggunakan Model-Eliciting Activities. Model-Eliciting
Activities (MEAs) adalah pembelajaran untuk memahami, menjelaskan, dan
mengkomunikasikan konsep-konsep yang terkandung dalam suatu sajian
masalah melalui proses pemodelan matematika. Pada kegiatan pembelajaran
Model-Eliciting Activities, diawali dengan penyajian masalah yang akan
memunculkan aktivitas untuk menghasilkan model matematik yang digunakan
untuk menyelesaikan masalah matematika.
Dalam penelitian ini, langkah pembelajaran dengan menggunakan
Model-Eliciting Activities yang digunakan adalah sebagai berikut.
(1) Guru memberikan pengantar materi.
(2) Guru mengelompokkan 4 siswa tiap kelompok.
201
(3) Guru memberikan lembar permasalahan Model-Eliciting Activities berupa
Lembar Tugas Siswa (LTS).
(4) Siswa membaca permasalahan dan guru memastikan bahwa setiap
kelompok mengerti apa yang ditanyakan.
(5) Siswa berusaha menyelesaikan masalah tersebut.
(6) Siswa mempresentasikan model matematiknya setelah mereka bahas dan
meninjau ulang solusi.
II. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran PKB Eksplo
rasi
Elabo
rasi
Konfir
masi
Disposisi
Matematis
A. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1. Guru memulai pelajaran tepat waktu.
2. Siswa diminta untuk berdoa sebelum
memulai pelajaran apabila pada jam pelajaran
pertama.
3. Guru menyiapkan kondisi fisik dan psikis
peserta didik agar siap menerima pelajaran.
a. Guru menanyakan kehadiran siswa
b. Guru meminta siswa untuk
mempersiapkan perlengkapan yang akan
digunakan untuk pembelajaran.
4. Guru menyampaikan materi pokok.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
6. Guru memotivasi siswa.
7. Guru menjelaskan model pembelajaran yang
akan digunakan agar proses pembelajaran
berjalan sesuai dengan harapan.
Disipl
in
Religi
us
Keber
sama
an
Kerja
keras
Keber
sama
an
Kegiatan Pembelajaran PKB Eksplo
rasi
Elabo
rasi
Konfir
masi
Disposisi
Matematis
202
8. Guru memberikan apersepsi dengan metode
tanya jawab.
B. Kegiatan Inti (65 menit)
10. Guru memberikan pengantar materi tentang
menggunakan rumus keliling dan luas
lingkaran dalam pemecahan masalah.
11. Guru mengelompokkan siswa, siswa
dibimbing untuk menggunakan rumus
keliling dan luas lingkaran dalam pemecahan
masalah.
12. Guru memberikan lembar permasalahan.
13. Siswa siap terhadap pertanyaan berdasarkan
permasalahan tersebut.
14. Siswa membaca permasalahan bersama siswa
dan guru memastikan bahwa setiap kelompok
mengerti apa yang ditanyakan.
15. Siswa berusaha menyelesaikan masalah
tersebut.
16. Siswa mempresentasikan model
matematiknya setelah mereka bahas dan
meninjau ulang solusi.
17. Guru memberikan konfirmasi terhadap
jawaban siswa dalam latihan soal.
18. Guru memberikan kuis untuk dikerjakan
sendiri- sendiri dengan jujur dan percaya diri.
Komuni
katif
Kerja
keras
Mandiri
Kerja
keras
Mandiri
Kerja
keras
Mandiri
Mengha
rgai
prestasi
Kerja
keras
Mand
iri
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Rasa ingin
tahu
Rasa ingin
tahu
Gigih dan
ulet
Fleksibel
Percaya diri
Apresiasi
Gigih dan
ulet
Percaya diri
C. Kegiatan Penutup ( 5 menit)
1. Peserta didik bersama – sama guru menarik
kesimpulan dari kegiatan pembelajaran.
Kemudian menunjuk salah satu siswa untuk
Kom
unika
tif
Kegiatan Pembelajaran PKB Eksplo
rasi
Elabo
rasi
Konfir
masi
Disposisi
Matematis
mengungkapkannya.
2. Guru memberikan pekerjaan rumah untuk
Kerja
keras
203
memperdalam materi.
3. Siswa diberi motivasi untuk mengulang
kembali materi yang sudah dipelajari dan
saling berdiskusi jika mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
4. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan.
5. Guru merencanakan tindak lanjut.
6. Guru menyuruh siswa berdoa apabila pada
jam terakhir.
7. Guru menutup pelajaran tepat waktu.
Mandiri
Religi
us
Disipl
in
Refleksi
III. Sumber / Alat Pembelajaran
Sumber :
Buku pelajaran matematika SMP kelas VIII
Sukino dan Wilson Mangunsong. 2007. Matematika untuk SMP Kelas VIII.
Jakarta: Erlangga.
Adinawan, Cholik dan Sugijono. 2007. Matematika untuk SMP Kelas VIII.
Jakarta: Erlangga.
Adinawan, Cholik dan Sugijono. 2008. Seribu Pena Matematika untuk
SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Erlangga.
Alat dan media :
a. Spidol
b. Papan Tulis
c. Alat peraga
d. LTS
204
IV. Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen Instrumen/ Soal
Menggunakan rumus
keliling dan luas lingkaran
dalam pemecahan masalah.
Tes tertulis
Uraian
1. Sebuah taman berbentuk
lingkaran dengan diameter
105 meter. Pada sepanjang
tepi taman akan ditanami
pohon. Jika jarak antar
pohon 6 meter, maka
berapakah banyak pohon
yang ditanam?
2. Genta pergi ke sekolah
naik sepeda. Panjang jari-
jari roda sepedanya
28 𝑐𝑚. Tentukan panjang
jalan yang dilalui Genta
apabila rodanya berputar
sebanyak 4.000 kali
sepanjang lintasan lurus,
berapa meter panjang
lintasan yang telah
ditempuh sepeda Genta
tersebut?
Peneliti,
Dahniar Eka Yulianti
NIM. 4101409064
205
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)
Satuan Pendidikan : SMP/MTs
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/2
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan)
Standar Kompetensi : Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya.
Kompetensi Dasar : Menentukan unsur dan bagian-bagian lingkaran.
Indikator Pencapaian Kompetensi:
Menghitung keliling dan luas lingkaran.
Tujuan Pembelajaran:
Melalui kegiatan pembelajaran dengan model ekspositori, siswa dapat menemukan
nilai phi dan rumus keliling lingkaran.
I. Materi Pembelajaran:
1. Menemukan Nilai 𝜋
Nilai perbandingan 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 disebut 𝜋, atau
𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟= 𝜋
π adalah sebuah huruf Yunani yang dibaca pi.
Bilangan 𝜋 tidak dapat dinyatakan secara tepat dalam bentuk
pecahan biasa maupun pecahan desimal. Bilangan 𝜋 merupakan bilangan
irasional yang berada antara 3,141 dan 3,142. Oleh karena itu, nilai 𝜋 hanya
dapat dinyatakan dengan nilai pendekatan saja, yaitu 3,14, dengan
pembulatan sampai dua tempat desimal.
Lampiran 27
206
Pecahan 22
7 jika dinyatakan dalam bentuk pecahan desimal menjadi
3,142857... dan dibulatkan sampai dua tempat desimal menjadi 3,14. Jadi,
22
7 adalah pecahan yang mendekati nilai π, yaitu 3,14.
Dengan demikian, pendekatan nilai π dapat dinyatakan sebagai
pecahan biasa atau pecahan desimal dengan pembulatan dua tempat
desimal, yaitu:
a. dengan pecahan biasa, maka π =22
7,
b. dengan pecahan desimal, maka π = 3,14 (pembulatan dua tempat
desimal).
2. Keliling Lingkaran
Perbandingan 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 sama dengan 𝜋. Jika 𝐾 adalah keliling
lingakaran dan 𝑑 adalah perbandingan dimaternya, maka 𝐾
𝑑= 𝜋. Jadi,
𝐾 = 𝜋𝑑. Oleh karena 𝑑 = 2𝑟, dengan 𝑟 = jari-jari, maka 𝐾 = 𝜋 × 2𝑟 =
2𝜋𝑟
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa:
Untuk setiap lingkaran berlaku rumus berikut.
Keliling = 𝜋𝑑 atau Keliling = 2𝜋𝑟
dengan 𝑑 = diamater 𝑟 =jari-jari dan 𝜋 =22
7 atau 𝜋 = 3,14
II. Metode Dan Model Pembelajaran
Metode yang digunakan adalah diskusi, tanya jawab, dan penugasan.
Pembelajaran ini menggunakan model ekspositori. Model pembelajaran
ekspositori adalah model pembelajaran yang cara penyampaian pelajaran dari
guru kepada siswa di dalam kelas dengan sintaks sebagai berikut.
1. Guru membuka pelajaran di awal kegiatan.
207
2. Guru menjelaskan materi dan memberikan contoh soal disertai tanya jawab
saat menjelaskannya.
3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
4. Guru meminta siswa untuk menyelesaikan soal latihan.
5. Guru meminta beberapa siswa untuk mengerjakannya di papan tulis.
6. Siswa dipandu guru membuat kesimpulan tentang materi yang diajarkan.
III. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran PKB Eksplo
rasi
Elabora
si
Konfir
masi
Disposisi
Matematis
A. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1. Guru memulai pelajaran tepat waktu.
2. Siswa diminta untuk berdoa sebelum
memulai pelajaran apabila pada jam pelajaran
pertama.
3. Guru menyiapkan kondisi fisik dan psikis
peserta didik agar siap menerima pelajaran.
a. Guru menanyakan kehadiran siswa
b. Guru meminta siswa untuk
mempersiapkan perlengkapan yang akan
digunakan untuk pembelajaran.
4. Guru menyampaikan materi pokok.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
6. Guru memotivasi siswa.
7. Guru menjelaskan model pembelajaran yang
akan digunakan agar proses pembelajaran
berjalan sesuai dengan harapan.
8. Guru memberikan apersepsi dengan metode
tanya jawab.
Disiplin
Religius
Kebersa
maan
Kerja
keras
Kebersa
maan
208
Kegiatan Pembelajaran PKB Eksplo
rasi
Elabora
si
Konfir
masi
Disposisi
Matematis
B. Kegiatan Inti (65 menit)
1. Guru menjelaskan materi menemukan nilai phi
dan rumus lingkaran serta memberikan contoh
soal disertai tanya jawab saat menjelaskannya.
2. Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya.
3. Guru meminta siswa untuk menyelesaikan soal
latihan.
Guru meminta beberapa siswa untuk
mengerjakannya di papan tulis.
4. Guru memberikan konfirmasi terhadap
pekerjaan siswa.
Komunika
tif
Komunika
tif
Kerja
keras
Mandiri
Komunik
atif
V
V
V
V
V
Rasa ingin
tahu
Gigih dan
ulet
Fleksibel
Percaya
diri
Apresiasi
C. Kegiatan Penutup ( 5 menit)
1. Siswa dipandu guru membuat kesimpulan
tentang materi yang diajarkan.
2. Guru memberikan pekerjaan rumah untuk
memperdalam materi.
3. Siswa diberi motivasi untuk mengulang
kembali materi yang sudah dipelajari dan
saling berdiskusi jika mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
4. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan.
5. Guru merencanakan tindak lanjut.
6. Guru menyuruh siswa berdoa apabila pada
jam terakhir.
7. Guru menutup pelajaran tepat waktu.
Kerja
keras
Mandiri
Kerja
keras
Mandiri
Religius
Disiplin
Refleksi
209
IV. Sumber / Alat Pembelajaran
Sumber :
Buku pelajaran matematika SMP kelas VIII
Sukino dan Wilson Mangunsong. 2007. Matematika untuk SMP Kelas VIII.
Jakarta: Erlangga.
Adinawan, Cholik dan Sugijono. 2007. Matematika untuk SMP Kelas VIII.
Jakarta: Erlangga.
Adinawan, Cholik dan Sugijono. 2008. Seribu Pena Matematika untuk
SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Erlangga.
Alat dan media :
a. Spidol
b. Papan Tulis
c. Alat peraga
d. LTS
V. Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen Instrumen/ Soal
Menyimpulkan nilai phi.
Menemukan rumus
keliling.
Tes tertulis
Uraian
1.Ukurlah keliling (𝐾) sebuah
benda berbentuk lingkaran
dan juga diameternya (d).
Berapakah nilai ?d
k
2.Berapa 𝑐𝑚 kawat yang
diperlukan untuk membuat
kerangka tersebut?
Peneliti,
Dahniar Eka Yulianti
NIM. 4101409064
56 𝑐𝑚
14 𝑐𝑚
𝑂
28 𝑐𝑚
210
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)
Satuan Pendidikan : SMP/MTs
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/2
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan)
Standar Kompetensi : Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya.
Kompetensi Dasar : Menentukan unsur dan bagian-bagian lingkaran.
Indikator Pencapaian Kompetensi:
Menemukan rumus keliling dan luas lingkaran.
Tujuan Pembelajaran:
Melalui kegiatan pembelajaran dengan model ekspositori, siswa dapat menemukan
rumus luas lingkaran.
I. Materi Pembelajaran
Untuk menemukan rumus luas lingkaran dapat dilakukan dengan
membagi lingkaran menjadi juring-juring dengan sudut pusat masing-masing
adalah 22,5𝑜 seperti Gambar 3.5, kemudian lingkaran dipotong menjadi
Gambar 3.6.
Gambar 3.5
Gambar 3.6
211
2
1
Hasil potongan-potongan juring yang diletakkan secara berdampingan
membentuk bangun yang menyerupai persegi panjang. Jika juring-juring
lingkaran memiliki sudut pusat semakin kecil, maka bangun yang terjadi hampir
mendekati bentuk persegi panjang dengan panjang kali keliling lingkaran dan
lebar = jari-jari lingkaran, sehingga
Luas lingkaran = luas persegi panjang yang terjadi
= panjang lebar
= 2
1 kali keliling lingkaran jari-jari lingkaran
= rr22
1
= rr
= 2r
Jadi, luas lingkaran adalah 2r . Untuk 𝑟 =1
2𝑑, luas lingkaran dapat dinyatakan
1
4𝜋𝑑2.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa:
Untuk setiap lingkaran berlaku rumus berikut.
Luas =1
4𝜋𝑑2 atau Luas = 𝜋𝑟2
dengan 𝑑 = diamater 𝑟 =jari-jari dan 𝜋 =22
7 atau 𝜋 = 3,14
II. Metode Dan Model Pembelajaran
Metode yang digunakan adalah diskusi, tanya jawab, dan penugasan.
Pembelajaran ini menggunakan model ekspositori. Model pembelajaran
ekspositori adalah model pembelajaran yang cara penyampaian pelajaran dari
guru kepada siswa di dalam kelas dengan sintaks sebagai berikut.
1. Guru membuka pelajaran di awal kegiatan.
2. Guru menjelaskan materi dan memberikan contoh soal disertai tanya jawab
saat menjelaskannya.
3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
212
4. Guru meminta siswa untuk menyelesaikan soal latihan.
5. Guru meminta beberapa siswa untuk mengerjakannya di papan tulis.
6. Siswa dipandu guru membuat kesimpulan tentang materi yang diajarkan.
III. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran PKB Eksplo
rasi
Elabora
si
Konfir
masi
Disposisi
Matematis
A. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1. Guru memulai pelajaran tepat waktu.
2. Siswa diminta untuk berdoa sebelum
memulai pelajaran apabila pada jam pelajaran
pertama.
3. Guru menyiapkan kondisi fisik dan psikis
peserta didik agar siap menerima pelajaran.
c. Guru menanyakan kehadiran siswa
Guru meminta siswa untuk mempersiapkan
perlengkapan yang akan digunakan untuk
pembelajaran.
4. Guru menyampaikan materi pokok.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
6. Guru memotivasi siswa.
7. Guru menjelaskan model pembelajaran yang
akan digunakan agar proses pembelajaran
berjalan sesuai dengan harapan.
8. Guru memberikan apersepsi dengan metode
tanya jawab.
Disiplin
Religius
Kebersa
maan
Kerja
keras
Kebersa
maan
B. Kegiatan Inti (65 menit)
1. Guru menjelaskan materi menemukan rumus
luas lingkaran serta memberikan contoh soal
yang disertai tanya jawab saat
menjelaskannya.
Komunika
tif
V
213
Kegiatan Pembelajaran PKB Eksplo
rasi
Elabora
si
Konfir
masi
Disposisi
Matematis
2. Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya.
3. Guru meminta siswa untuk menyelesaikan
soal latihan.
4. Guru meminta beberapa siswa untuk
mengerjakannya di papan tulis.
5. Guru memberikan konfirmasi terhadap
pekerjaan siswa.
Komunik
atif
Kerja
keras
Mandiri
Komuni
katif
V
V
V
V
Rasa ingin
tahu
Gigih dan
ulet
Fleksibel
Percaya
diri
Apresiasi
C. Kegiatan Penutup ( 5 menit)
9. Siswa dipandu guru membuat kesimpulan
tentang materi yang diajarkan.
10. Guru memberikan pekerjaan rumah untuk
memperdalam materi.
11. Siswa diberi motivasi untuk mengulang
kembali materi yang sudah dipelajari dan
saling berdiskusi jika mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
12. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan.
13. Guru merencanakan tindak lanjut.
14. Guru menyuruh siswa berdoa apabila pada
jam terakhir.
15. Guru menutup pelajaran tepat waktu.
Kerja
keras
Mandiri
Kerja
keras
Mandiri
Religius
Disiplin
Refleksi
IV. Sumber / Alat Pembelajaran
Sumber :
Buku pelajaran matematika SMP kelas VIII :
Sukino dan Wilson Mangunsong. 2007. Matematika untuk SMP Kelas VIII.
Jakarta: Erlangga.
214
Adinawan, Cholik dan Sugijono. 2007. Matematika untuk SMP Kelas VIII.
Jakarta: Erlangga.
Adinawan, Cholik dan Sugijono. 2008. Seribu Pena Matematika untuk
SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Erlangga.
Alat dan media :
a. Spidol
b. Papan Tulis
c. Alat peraga
d. LTS
V. Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen Instrumen/ Soal
Menemukan rumus luas
lingkaran. Tes tertulis Uraian
Perhatikan gambar di
bawah ini!
Diketahui sisi persegi
𝐴𝐵𝐶𝐷 adalah 28 𝑐𝑚.
Panjang 𝐸𝐵 = 𝐵𝐹 = 𝐺𝐷 =
𝐷𝐻 = 7 𝑐𝑚. Hitunglah luas
daerah yang diarsir!
Peneliti,
Dahniar Eka Yulianti
NIM. 4101409064
A B
C D
E
F
G
H
215
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)
Satuan Pendidikan : SMP/MTs
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/2
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan)
Standar Kompetensi : Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya.
Kompetensi Dasar : Menghitung keliling dan luas lingkaran.
Indikator Pencapaian Kompetensi:
Menggunakan rumus keliling dan luas lingkaran dalam pemecahan masalah.
Tujuan Pembelajaran:
Melalui kegiatan pembelajaran dengan model ekspositori, siswa dapat
menggunakan rumus keliling dan luas lingkaran dalam pemecahan masalah.
I. Materi Pembelajaran:
Keliling dan luas lingkaran
II. Metode Dan Model Pembelajaran
Metode yang digunakan adalah diskusi, tanya jawab, dan penugasan.
Pembelajaran ini menggunakan model ekspositori. Model pembelajaran
ekspositori adalah model pembelajaran yang cara penyampaian pelajaran dari
guru kepada siswa di dalam kelas dengan sintaks sebagai berikut.
1. Guru membuka pelajaran di awal kegiatan.
2. Guru menjelaskan materi dan memberikan contoh soal disertai tanya jawab
saat menjelaskannya.
3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
4. Guru meminta siswa untuk menyelesaikan soal latihan.
5. Guru meminta beberapa siswa untuk mengerjakannya di papan tulis.
6. Siswa dipandu guru membuat kesimpulan tentang materi yang diajarkan.
216
III. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran PKB Eksplo
rasi
Elabora
si
Konfir
masi
Disposisi
Matematis
A. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1. Guru memulai pelajaran tepat waktu.
2. Siswa diminta untuk berdoa sebelum
memulai pelajaran apabila pada jam
pelajaran pertama.
3. Guru menyiapkan kondisi fisik dan psikis
peserta didik agar siap menerima pelajaran.
a. Guru menanyakan kehadiran siswa
b. Guru meminta siswa untuk
mempersiapkan perlengkapan yang akan
digunakan untuk pembelajaran.
4. Guru menyampaikan materi pokok.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
6. Guru memotivasi siswa.
7. Guru menjelaskan model pembelajaran yang
akan digunakan agar proses pembelajaran
berjalan sesuai dengan harapan.
8. Guru memberikan apersepsi dengan metode
tanya jawab.
Disiplin
Religius
Kebersa
maan
Kerja
keras
Kebersa
maan
B. Kegiatan Inti (65 menit)
1. Guru menjelaskan materi menggunakan
rumus keliling dan luas lingkaran dalam
pemecahan masalah serta memberikan
contoh soal yang disertai tanya jawab saat
menjelaskannya.
2. Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya.
3. Guru meminta siswa untuk menyelesaikan
soal latihan.
Komunika
tif
Komunika
tif
Kerja
keras
Mandiri
V
V
V
Rasa ingin
tahu
Gigih dan
ulet
Fleksibel
217
Kegiatan Pembelajaran PKB Eksplo
rasi
Elabora
si
Konfir
masi
Disposisi
Matematis
4. Guru meminta beberapa siswa untuk
mengerjakannya di papan tulis.
5. Guru memberikan konfirmasi terhadap
pekerjaan siswa.
Komunik
atif
V
V
Percaya
diri
Apresiasi
C. Kegiatan Penutup ( 5 menit)
1. Siswa dipandu guru membuat kesimpulan
tentang materi yang diajarkan.
2. Guru memberikan pekerjaan rumah untuk
memperdalam materi.
3. Siswa diberi motivasi untuk mengulang
kembali materi yang sudah dipelajari dan
saling berdiskusi jika mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
4. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan.
5. Guru merencanakan tindak lanjut.
6. Guru menyuruh siswa berdoa apabila pada
jam terakhir.
7. Guru menutup pelajaran tepat waktu.
Kerja
keras
Mandiri
Kerja
keras
Mandiri
Religius
Disiplin
Refleksi
VI. Sumber / Alat Pembelajaran
Sumber :
Buku pelajaran matematika SMP kelas VIII :
Sukino dan Wilson Mangunsong. 2007. Matematika untuk SMP Kelas VIII.
Jakarta: Erlangga.
Adinawan, Cholik dan Sugijono. 2007. Matematika untuk SMP Kelas VIII.
Jakarta: Erlangga.
Adinawan, Cholik dan Sugijono. 2008. Seribu Pena Matematika untuk
SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Erlangga.
218
Alat dan media :
a. Spidol
b. Papan Tulis
c. LTS
VII. Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen Instrumen/ Soal
Menggunakan rumus
keliling dan luas lingkaran
dalam pemecahan masalah.
Tes tertulis
Uraian
1. Sebuah taman berbentuk
lingkaran dengan diameter
105 meter. Pada sepanjang
tepi taman akan ditanami
pohon. Jika jarak antar
pohon 6 meter, maka
berapakah banyak pohon
yang ditanam?
2. Genta pergi ke sekolah
naik sepeda. Panjang jari-
jari roda sepedanya
28 𝑐𝑚. Tentukan panjang
jalan yang dilalui Genta
apabila rodanya berputar
sebanyak 4.000 kali
sepanjang lintasan lurus,
berapa meter panjang
lintasan yang telah
ditempuh sepeda Genta
tersebut?
Peneliti,
Dahniar Eka Yulianti
NIM. 410140906
219
LEMBAR TUGAS SISWA 1
1. Diketahui dua buah roda dengan diameter yang berbeda. Diameter roda
depan 160 𝑐𝑚 dan diameter roda belakang 30 𝑐𝑚. Berapa kali roda
belakang berputar penuh untuk setiap putaran penuh roda depan?
2. Diketahui sebuah kawat yang memiliki panjang 1 𝑚, akan dibuat 2
model cincin dengan jari-jari yang berbeda. Model cincin yang pertama
jari-jarinya 35 𝑚𝑚 dan model cincin kedua jari-jarinya 28 𝑚𝑚.
Berapakah model cincin pertama dan kedua yang dapat dibuat dengan
syarat sisa potongan kawat sesedikit mungkin?
3.
Sebuah ember diikat dengan tali yang dililitkan pada
pipa yang mempunyai jari-jari 20 𝑐𝑚. Jika pipa diputar
10 kali, maka ember yang semula berada dekat pipa
akan berada dipermukaan sumur. Jika tinggi air 4 𝑚,
berapa kedalaman sumur tersebut?
4. Diaz ingin membuat kerangka yang terbuat dari kawat seperti pada
gambar di bawah ini!
Berapa 𝑐𝑚 kawat yang diperlukan untuk
membuat kerangka tersebut?
____ SELAMAT MENGERJAKAN____
56 𝑐𝑚
14 𝑐𝑚
𝑂
28 𝑐𝑚
Lampiran 28
220
LEMBAR TUGAS SISWA 2
1. Perhatikan gambar berikut.
2. Perhatikan gambar di bawah ini!
3.
Perhatikan gambar di samping!
Diketahui sebuah motif keramik yang
berbentuk persegi seperti gambar di
samping. Jika luas keramik tersebut adalah
1600 𝑐𝑚2, hitunglah luas daerah lingkaran
yang diarsir!
_____SELAMAT MENGERJAKAN____
Perhatikan gambar di samping!
Luas arsiran daerah 𝐴 =3
5 bagian 𝐴,
sedangkan luas arsiran daerah 𝐵 =2
7 bagian
B. Hitunglah perbandingan luas daerah A
terhadap luas daerah B!
A B
A B
C D
F
G
H
Diketahui pola ventilasi rumah seperti
sebuah gambar persegi 𝐴𝐵𝐶𝐷 di
samping. Jika panjang sisi persegi
tersebut adalah 13 𝑐𝑚 dan panjang
𝐸𝐵 = 𝐵𝐹 = 𝐺𝐷 = 𝐷𝐻 =
3 𝑐𝑚. Hitunglah luas daerah yang
diarsir!
221
LEMBAR TUGAS SISWA 3
Kerjakan soal berikut pada lembar jawab yang telah disediakan!
1. Ibu membeli dua lembar alumunium berbentuk persegi untuk menutupi dua
buah penampang tutup kaleng roti yang masing-masing berjari-jari 21 𝑐𝑚 dan
14 𝑐𝑚. Tentukan luas minimum alumunium yang dapat dibeli oleh ibu!
2. Sebuah taman berbentuk lingkaran dengan diameter 105 meter. Pada sepanjang
tepi taman akan ditanami pohon. Jika jarak antar pohon 6 meter, maka
berapakah banyak pohon yang ditanam?
3. Diketahui dua buah roda sepeda antik dengan diameter yang berbeda. Diameter
roda depan 70 𝑐𝑚 dan diameter roda belakang 35 𝑐𝑚. Berapa kali roda
belakang berputar jika roda depan berputar 1 kali?
4. Dwiki pergi ke sekolah naik sepeda. Panjang jari-jari roda sepedanya 28 𝑐𝑚.
a. Tentukan panjang jalan yang dilalui Dwiki apabila rodanya berputar
sebanyak 4.000 kali sepanjang lintasan lurus, berapa meter panjang lintasan
yang telah ditempuh sepeda Dwiki tersebut?
b. Jika jarak rumah Dwiki dengan sekolahnya 8,80 𝑘𝑚, berapa kali roda
sepedanya berputar agar dia sampai di sekolah?
5.
Sebuah ember diikat dengan tali yang dililitkan pada
pipa yang mempunyai jari-jari 14 𝑐𝑚. Jika pipa
diputar 10 kali, maka ember yang semula berada
dekat pipa akan berada di permukaan sumur. Jika
tinggi air 5 𝑚 dan jarak pipa ke bibir sumur 3 𝑚,
berapa kedalaman sumur tersebut?
6. Sebuah satelit mengorbit di atas permukaan bumi dengan kecepatan
7.850 km/jam dan beredar mengelilingi bumi dalam satu puataran penuh selama
8 jam. Jika lintasan pesawat berbentuk lingkaran dan jari-jari bumi adalah 6.400
km, tentukan:
222
a.panjang lintasan orbitnya
b.tinggi satelit dari permukaan bumi
7.
8.
Perhatikan gambar di samping!
Diketahui keliling suatu persegi adalah
160 𝑐𝑚. Hitunglah luas daerah
lingkaran yang diarsir!
Perhatikan gambar di samping!
Luas arsiran daerah 𝐴 =3
5 bagian 𝐴,
sedangkan luas arsiran daerah 𝐵 =2
7 bagian
B. Hitunglah perbandingan luas daerah A
terhadap luas daerah B!
A
B
223
KUNCI JAWABAN
LEMBAR TUGAS SISWA 1
No. Jawaban Skor
1. Diketahui :
(menentukan besaran dalam masalah)
Ditanyakan : berapa kali roda belakang berputar penuh untuk setiap
putaran penuh roda depan
Selesaian :
Keliling roda depan = 𝐾1 = 𝜋𝑑1
Keliling roda belakang = 𝐾2 = 𝜋𝑑2
Misal banyak putaran roda 1 = 𝑥
Misal banyak putaran roda 2 = 𝑦
𝑥.𝐾1 = 𝑦.𝐾2
(merumuskan model matematis)
𝐾1 = 𝜋𝑑1
= 3.14 × 160
= 502.4
𝐾2 = 𝜋𝑑2
= 3.14 × 30
= 94.2
Roda depan berputar 1 putaran penuh, jadi 𝑥 = 1
1 × 502.4 = 𝑦 × 94.2
502.4 = 94.2𝑦
𝑦 =502.4
94.2
1
1
1
2
2
2
𝑑2 = 30 𝑐𝑚
𝑑1 = 160 𝑐𝑚
Lampiran 29
(ii) Memperkirakan jawaban dan proses solusi
(i) Menganalisis situasi matematika
224
No. Jawaban Skor
= 5.3333 ≈ 5
(penyelesaian model matematis)
Jadi, agar roda depan berputar 1 putaran penuh, maka roda belakang
harus berputar 5 kali.
(memberikan tafsiran terhadap hasil yang diperoleh)
1
Jumlah 10
2. Diketahui :
Panjang kawat = 1 𝑚 = 1000 𝑚𝑚
(menentukan besaran dalam masalah)
Ditanyakan : model cincin I dan II yang dapat dibuat dengan syarat sisa
potongan kawat sesedikit mungkin
Selesaian : 𝐾1 = 2𝜋𝑟1 ; 𝐾2 = 2𝜋𝑟2
(merumuskan model matematis)
𝐾1 = 2𝜋𝑟1
= 2 ×22
7× 35
= 220
𝐾2 = 2𝜋𝑟2
= 2 ×22
7× 28
= 176
1
1
2
2
𝑟1 = 35 𝑚𝑚 𝑟2 = 28 𝑚𝑚
(iii) Menarik kesimpulan logis
(i) Menganalisis situasi matematika
(ii) Memperkirakan jawaban
dan proses solusi
225
No. Jawaban Skor
Misal banyak model cincin 1 = 𝑥
Banyak model cincin 2 = 𝑦
Jadi, 220𝑥 + 176𝑦 ≤ 1000
Jika dibuat 4 model cincin I
220 4 + 176 0 = 880, sisa 120
Jika dibuat 3 model cincin I dan 1 model cincin II
220 3 + 176 1 = 836, sisa 164
Jika dibuat 2 model cincin I dan 2 model cincin II
220 2 + 176 2 = 792, sisa 208
Jika dibuat 2 model cincin I dan 3 model cincin II
220 2 + 176 3 = 968, sisa 32
Jika dibuat 1 model cincin I dan 4 model cincin II
220 1 + 176 4 = 924, sisa 76
(penyelesaian model matematis)
(iii) Menarik kesimpulan logis
Jadi, model cincin I dan II yang dapat dibuat dengan sisa sesedikit
mungkin adalah 2 model cincin I dan 3 model cincin II.
(memberikan tafsiran terhadap hasil yang diperoleh)
3
1
Jumlah 10
3. Diketahui :
(menentukan besaran dalam masalah)
Ditanyakan : 𝑡?
Selesaian : (ii) memperkirakan jawaban dan proses solusi
1
1
𝑟 = 20 𝑐𝑚
ℎ = 4 𝑚 = 400𝑐𝑚
Pipa diputar 10 kali
𝑡 ?
(i) Menganalisis situasi matematika
226
No. Jawaban Skor
Keliling pipa= 𝐾 = 2𝜋𝑟
Pipa diputar 𝑛 kali, maka 𝑛.𝐾 = 𝑛. 2𝜋𝑟
Kedalaman sumur = 𝑡 = 𝑛.𝐾 + ℎ
𝐾 = 2 × 3.14 × 20
= 125.6
Jika pipa diputar 10 kali, maka 𝑛.𝐾 = 10 × 125.6
= 1256
𝑡 = 1256 + 400
= 1656
(penyelesaian model matematis)
(iii) Menarik kesimpulan logis
Jadi, kedalaman sumur tersebut adalah 1656 𝑐𝑚 = 16.56 𝑚.
(memberikan tafsiran terhadap hasil yang diperoleh)
2
2
2
1
1
Jumlah 10
4. Diketahui: (i) Menganalisis situasi matematika
(menentukan besaran dalam masalah)
Ditanyakan: kawat yang diperlukan untuk membuat kerangka
Selesaian: (ii) Memperkirakan jawaban dan proses solusi
𝐾𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =1
2𝐾𝐼 + 𝐾𝐼𝐼 +
1
2𝐾𝐼𝐼𝐼
(merumuskan model matematis)
1
1
2
56 𝑐𝑚
14 𝑐𝑚
𝑂
28 𝑐𝑚
𝐼 𝐼𝐼
𝐼𝐼𝐼
227
No. Jawaban Skor
𝐾𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
1
2𝜋𝑑𝐼 + 𝜋𝑑𝐼𝐼 +
1
2𝜋𝑑𝐼𝐼𝐼
= 1
2×
22
7× 56 +
22
7× 42 + (
1
2×
22
7× 28)
= 88 + 132 + 44
= 264
(menyelesaikan model matematis)
(iii) Menarik kesimpulan logis
Jadi, panjang kawat yang dibutuhkan adalah 264 𝑐𝑚.
(memberikan tafsiran hasil yang diperoleh)
5
1
Jumlah 10
228
KUNCI JAWABAN
LEMBAR TUGAS SISWA 2
No. Jawaban Skor
1. Diketahui : (i) menganalisis situasi matematika
Luas arsiran daerah 𝐴 =3
5 bagian 𝐴
luas arsiran daerah 𝐵 =2
7 bagian B
(menentukan besaran dalam masalah)
Ditanyakan : perbandingan luas daerah A terhadap luas daerah B
Selesaian : (ii) Memperkirakan jawaban dan proses solusi
Daerah A dan B beririsan berupa daerah yang tidak diarsir.
Luas daerah tidak diarsir A = luas daerah tidak diarsir B
(merumuskan model matematis)
𝐴 −3
5𝐴 = 𝐵 −
2
7𝐵
2
5𝐴 =
5
7𝐵
14𝐴 = 25𝐵 𝐴
𝐵=
25
14
(penyelesaian model matematis)
Jadi, perbandingan luas daerah A terhadap luas daerah B adalah
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐴 ∶ 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝐵 = 25: 14
(memberikan tafsiran terhadap hasil yang diperoleh)
1
1
2
3
1
Jumlah 8
B
A
229
No. Jawaban Skor
2. Diketahui : (i) Menganalisis situasi matematika
𝐸𝐵 = 𝐵𝐹 = 𝐺𝐷 = 𝐷𝐻 = 3 𝑐𝑚
Ditanyakan : luas daerah yang diarsir
Selesaian : (ii) Memperkirakan jawaban dan proses solusi
Selesaian :
Luas daerah yang diarsir = luas persegi – 2× luas 1
4 lingkaran
Luas daerah yang diarsir = 𝑠2 − (1
2× 𝜋𝑟2)
Luas persegi = 𝑠2
= 13 × 13
= 169
Luas daerah yang diarsir = 169 − (1
2× 3.14 × 102)
= 169 − 157 = 12
(iii) Menarik kesimpulan logis
Jadi, luas daerah yang diarsir adalah 12 𝑐𝑚2.
1
1
2
2
3
1
Jumlah 10
2. Diketahui :
1
A
C
F
G
H
E B
𝑠 = 13 𝑐𝑚
C D
A B
O
E
F
G H
(i) Menganalisis situasi
matematika
230
Ditanyakan : luas daerah yang diarsir
Selesaian : (ii) Memperkirakan jawaban dan proses solusi
Luas daerah yang diarsir = 𝜋𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙2
(merumuskan model matematis)
Luas persegi = 𝑠2
1600 = 𝑠2
𝑠 = 40
4rbesar = 40
rbesar = 10 (2)
𝐴𝐶 = 402 + 402
= 1600 + 1600
= 40 2
𝐴𝑂 =1
2× 40 2 = 20 2
𝐺𝑂 =1
2× 20 2 = 10 2
𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 = 10 2
= 10( 2 − 1)
Luas daerah yang diarsir :
L =𝜋 × 10 2 − 10 2
= 𝜋(200 − 200 2 + 100)
= 𝜋(300 − 200 2)
(penyelesaian model matematis)
(iii) Menarik kesimpulan logis
Jadi, luas daerah yang diarsir adalah (300 − 200 2)𝜋 𝑐𝑚2.
(memberikan tafsiran terhadap hasil yang diperoleh)
1
2
2
1
2
1
10
231
KUNCI JAWABAN
LEMBAR TUGAS SISWA 3
No. Jawaban Skor
1. Diketahui :
𝑟1 = 21 𝑐𝑚 ; 𝑟2 = 14 𝑐𝑚
(menentukan besaran dalam masalah)
Ditanyakan : luas minimum alumunium persegi yang dibeli ibu
Selesaian : 𝐿1 = 𝜋𝑟12 𝐿2 = 𝜋𝑟2
2
=22
7× 21 × 21 =
22
7× 14 × 14
= 1386 = 616
Karena alumunium yang digunakan harus berbentuk persegi maka:
untuk persegi 1, sisi persegi yang dapat dibeli panjang sisinya
42 𝑐𝑚, sehingga luas alumunium persegi 1 adalah
42 × 42 = 1764 𝑐𝑚2.
untuk persegi 2, sisi persegi yang dapat dibeli panjang sisinya
28 𝑐𝑚, sehingga luas alumunium persegi 2 adalah
28 × 28 = 784 𝑐𝑚2.
(merumuskan model matematis & penyelesaian model matematis)
Jadi, luas alumunium yang dapat dibeli ibu adalah 1764 𝑐𝑚2 dan
784 𝑐𝑚2.
(memberikan tafsiran hasil yang diperoleh)
1
1
3
2
2
1
Jumlah 10
232
No. Jawaban Skor
2. Diketahui : taman
Jarak antar pohon = 6 𝑚
(menentukan besaran dalam masalah)
Ditanyakan: banyak pohon yang dibutuhkan
Selesaian :
Mencari banyak pohon yang dihitung
𝐾 =22
7× 105
= 330
Banyak pohon yang ditanam
𝑛 =𝐾
6 =
330
6= 55
(menyususn model matematis & penyelesaian model matematis)
Jadi, banyak pohon yang ditanam adalah 55 buah.
(memberikan tafsiran terhadap hasil yang diperoleh)
1
1
2
3
1
Jumlah 8
No. Jawaban Skor
3. Diketahui :
(menentukan besaran dalam masalah)
1
𝑑1 = 70 𝑐𝑚
𝑑2 = 35 𝑐𝑚
233
Ditanyakan : berapa kali roda belakang berputar jika roda depan
berputar 1 kali
Selesaian :
Keliling roda depan = 𝐾1 = 𝜋𝑑1
Keliling roda belakang = 𝐾2 = 𝜋𝑑2
Misal banyak putaran roda 1 = 𝑥
Misal banyak putaran roda 2 = 𝑦
𝑥.𝐾1 = 𝑦.𝐾2 (merumuskan model matematis)
𝐾1 = 𝜋𝑑1
=22
7× 70
= 220
𝐾2 = 𝜋𝑑2
=22
7× 35
= 110
Roda depan berputar 1 putaran, jadi 𝑥 = 1
1 × 220 = 𝑦 × 110
220 = 110𝑦
𝑦 =220
110 = 2
(penyelesaian model matematis)
Jadi, agar roda depan berputar 1 kali, maka roda belakang harus
berputar 2 kali.
1
2
2
3
1
Jumlah 10
No. Jawaban Skor
4.
Diketahui :
(menentukan besaran dalam masalah)
1
𝑟 = 28 𝑐𝑚
234
ℎ = 5 𝑚 = 500𝑐𝑚
𝑡
𝑥 = 3 𝑚 = 300𝑐𝑚
Ditanyakan :
a. Panjang jalan yang dilalui jika roda berputar 4000 kali ( 𝐽)
b. Berapa kali roda berputar jika jarak rumah dan sekolah 8,80 𝑘𝑚
(𝑁)
Selesaian :
𝐾 = 2𝜋𝑟
= 2 ×22
7× 28
= 176
a. 𝐽 = 𝐾 × 𝑁
= 176 × 4000
= 704.000
(merumuskan model matematis dan penyelesaian model matematis)
Jadi, panjang lintasan yang dilalui Dwiki adalah 704.000 𝑐𝑚 =
7,04 𝑘𝑚.
(memberikan tafsiran terhadap hasil yang diperoleh)
b. 𝑁 =𝐽
𝐾=
8,8×105
176= 5.000
(merumuskan model matematis dan penyelesaian model matematis)
Jadi, roda berputar 5.000 kali, jika jarak yang ditempuh 8,8 𝑘𝑚.
(memberikan tafsiran terhadap hasil yang diperoleh)
1
2
2
1
2
1
Jumlah 10
5. Diketahui:
1
235
Ditanyakan : 𝑡?
Selesaian :
Keliling pipa= 𝐾 = 2𝜋𝑟
𝐾 = 2 ×22
7× 14
= 88
Pipa diputar 𝑛 kali, maka 𝑛.𝐾 = 𝑛. 2𝜋𝑟
Jika pipa diputar 10 kali, maka 𝑛.𝐾 = 10 × 88
= 880
Jarak bibir sumur ke permukaan sumur = 880 − 300 = 530
Kedalaman sumur = 𝑡 = 530 + ℎ
𝑡 = 530 + 400
= 930
(menyusun model matematis & penyelesaian model matematis)
Jadi, kedalaman sumur tersebut adalah 930 𝑐𝑚 = 9,3 𝑚.
(memberikan tafsiran terhadap hasil yang diperoleh)
1
2
2
3
1
Jumlah 10
6. Diketahui:
𝑣 = 7.850𝑘𝑚
𝑗𝑎𝑚
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 = 8 𝑗𝑎𝑚
𝑟 = 6.400 𝑘𝑚
(menentukan besaran dalam masalah)
Ditanyakan :
1
236
a. Panjang lintasan orbit
b. Tinggi satelit dari permukaan bumi
Selesaian:
a. Panjang lintasan orbit = kecepatan × waktu
= 7.850 × 10
= 78.500
(menyusun model dan penyelesaian model matematis)
Jadi, panjang lintasan orbit adalah 78.500 𝑘𝑚.
(memberikan tafsiran hasil yang diperoleh)
b.
Tinggi satelit dari permukaan bumi = 𝑥
Panjang lintasan orbit keliling lingkaran besar
44.000 = 𝐾
44.000 = 2𝜋𝑟
44.000 = 2 ×22
7× 𝑥
7000 = 𝑥
𝑡 = 7.000 − 6.400 = 600
Jadi, tinggi satelit dari permukaan bumi 600 𝑘𝑚.
(memberikan tafsiran hasil yang diperoleh)
1
1
2
1
2
2
1
Jumlah 10
7.
Diketahui :
1
6.400
𝑡
𝑥
B
A
237
Luas arsiran daerah 𝐴 =3
5 bagian 𝐴
luas arsiran daerah 𝐵 =2
7 bagian B
(menentukan besaran dalam masalah)
Ditanyakan : perbandingan luas daerah A terhadap luas daerah B
Selesaian :
Daerah A dan B beririsan berupa daerah yang tidak diarsir.
Luas daerah tidak diarsir A = luas daerah tidak diarsir B
(merumuskan model matematis)
𝐴 −3
5𝐴 = 𝐵 −
2
7𝐵
2
5𝐴 =
5
7𝐵
𝐴
𝐵=
25
14
Jadi, perbandingan luas daerah A terhadap luas daerah B adalah
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐴 ∶ 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝐵 = 25: 14
(memberikan tafsiran terhadap hasil yang diperoleh)
1
4
1
Jumlah 7
8. Diketahui :
(menentukan besaran dalam masalah)
Ditanyakan : luas daerah yang diarsir
Selesaian :
Luas daerah yang diarsir = 𝜋𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙2
(merumuskan model matematis)
1
1
C D
A B
O
E
F
G H
𝐾𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑔𝑖 = 160 𝑐𝑚
= 10 𝑐𝑚
238
keliling persegi = 4 𝑠
160 = 4 𝑠
𝑠 = 40
4rbesar = 40
rbesar = 10
𝐴𝐶 = 402 + 402
= 1600 + 1600
= 40 2
𝐴𝑂 =1
2× 40 2 = 20 2
𝐺𝑂 =1
2× 20 2 = 10 2
𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 = 10 2 − 10
= 10( 2 − 1)
Luas daerah yang diarsir :
L =𝜋 × 10 2 − 10 2
= 𝜋(200 − 200 2 + 100)
= 𝜋(300 − 200 2)
(penyelesaian model matematis)
Jadi, luas daerah yang diarsir adalah (300 − 200 2)𝜋 𝑐𝑚2.
(memberikan tafsiran terhadap hasil yang diperoleh)
1
2
2
2
3
3
1
Jumlah 15
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 × 10
8
239
SOAL KUIS 1
1. Perhatikan gambar di bawah ini!
Hitunglah keliling lingkaran yang diarsir jika diketahui sisi persegi adalah 2 2!
2 2 cm
Lampiran 30
240
SOAL KUIS 2
1. Perhatikan gambar berikut.
Hitunglah luas daerah yang diarsir, jika jari-jari lingkaran 14 𝑐𝑚 !
241
KUNCI JAWABAN
SOAL KUIS 1
No. Jawaban Skor
1. Diketahui :
𝑠 = 2 2 𝑐𝑚
(menentukan besaran dalam masalah)
Ditanyakan : keliling daerah yang terarsir
Selesaian : (ii) memperkirakan jawaban dan proses solusi
𝑑 = 𝑠2 + 𝑠2
Keliling daerah yang diarsir = keliling lingkaran – keliling persegi
= 𝜋𝑑 − 4𝑠
(merumuskan model matematis)
𝑑 = 2 2 2
+ 2 2 2
= 8 + 8
= 16
= 4
Keliling daerah yang diarsir = 3.14 × 4 − 4(2 2)
= 12.56 − 8 2
= 1,246
(menyelesaikan model matematis)
(iii) Menarik kesimpulan logis
Jadi, keliling daerah yang diarsir adalah 1, 246 𝑐𝑚.
(memberikan tafsiran terhadap hasil yang diperoleh)
1
1
2
2
3
1
Jumlah 10
2 2 cm
d
Lampiran 31
(i) Menganalisis situasi matematika
242
KUNCI JAWABAN
SOAL KUIS 2
No. Jawaban Skor
1. Diketahui : (i) Menganalisis situasi matematika
(menentukan besaran dalam masalah)
Ditanyakan : luas daerah yang diarsir
Selesaian : (ii) memperkirakan jawaban dan proses solusi
Luas daerah yang diarsir = luas persegi - 4 ×1
4× 𝜋𝑟2
= 𝑠2 − 𝜋𝑟2
(merumuskan model matematis)
Luas daerah yang diarsir :
L = 282 − (3.14 × 142)
= 784 − 615.44
= 168.56
(penyelesaian model matematis)
(iii) Menarik kesimpulan logis
Jadi, luas daerah yang diarsir adalah 168.56 𝑐𝑚2
(memberikan tafsiran terhadap hasil yang diperoleh)
1
1
2
5
1
Jumlah 10
𝑟 = 14 𝑐𝑚 𝑠 = 28 𝑐𝑚
243
PEKERJAAN RUMAH I
1.
Sebuah mesin penggulung dibuat seperti terlihat
pada gambar di samping. Diameter roda P
adalah 20 𝑐𝑚, sedangkan diameter roda Q
adalah 1 𝑚.
a. Jika roda P berputar 7 kali, berapa kali roda
Q berputar?
b. Jika roda Q berputar 7 kali, berapa kali roda
P berputar?
2. Suatu lembaran plat baja berbentuk lingkaran mempunyai luas 1384 𝑐𝑚2.
Plat ini digunakan untuk menutup bak penampungan air berbentuk tabung.
Sekeliling plat dipaku sedemikian rupa dengan jarak antara 2 paku adalah
4 𝑐𝑚. Tentukan banyak paku yang dibutuhkan!
A
Q
Tali
penggerak
P
Lampiran 32
244
PEKERJAAN RUMAH 2
1. Perhatikan gambar di bawah ini!
2.
Perhatikan gambar di samping!
Diketahui pola ventilasi rumah yang
berbentuk persegi dengan panjang sisinya
21 𝑐𝑚. Hitunglah luas daerah yang diarsir!
Perhatikan gambar di samping!
Tiga buah lingkaran yang berjari-jari
1 𝑐𝑚 saling bersinggungan luar.
Lingkaran kecil 𝐿1 dan lingkaran besar 𝐿2
menyinggung ketiga lingkaran tersebut.
Tentukan perbandingan jari-jari lingkaran
𝐿2 dan 𝐿1!
𝐿1 𝐿2
245
KUNCI JAWABAN
PEKERJAAN RUMAH 1
No. Jawaban Skor
1. Diketahui : (i) Menganalisis situasi matematika
(menentukan besaran dalam masalah)
Ditanyakan :
a. Berapa kali roda Q berputar jika roda P berputar 7 kali
b. Berapa kali roda P berputar jika roda Q berputar 7 kali
Selesaian : (ii) memperkirakan jawaban dan proses solusi
Keliling roda P = 𝐾𝑃 = 𝜋𝑑𝑃
Keliling roda Q = 𝐾𝑃 = 𝜋𝑑𝑄
Misal banyak putaran roda P = 𝑝
Misal banyak putaran roda Q = 𝑞
𝑝.𝐾𝑃 = 𝑞.𝐾𝑄
(merumuskan model matematis)
𝐾𝑃 = 𝜋𝑑𝑃
= 3.14 × 20
= 62.8
𝐾𝑄 = 𝜋𝑑𝑄
= 3.14 × 100 = 314
1
1
2
2
2
A
𝑑𝑃 = 20 𝑐𝑚
Q
Tali
penggerak P
𝑑𝑄 = 1 𝑚 = 100 𝑐𝑚
Lampiran 33
246
No. Jawaban Skor
a. Roda A berputar 7 kali, jadi roda B :
7 × 62.8 = 𝑞. 314
439.6 = 314𝑞
𝑞 = 1.4 ≈ 1
(penyelesaian model matematis)
Jadi, roda Q harus berputar 1 kali agar roda P berputar 7 kali.
(memberikan tafsiran terhadap hasil yang diperoleh)
b. Roda Q berputar 7 kali, jadi roda P :
𝑝 × 62.8 = 7 × 314
62.8𝑝 = 2198
𝑝 = 35
(penyelesaian model matematis)
(iii) Menarik kesimpulan logis
Jadi, roda P harus berputar 35 kali agar roda Q berputar 7 kali.
(memberikan tafsiran terhadap hasil yang diperoleh)
3
1
3
1
Jumlah 15
247
No. Jawaban Skor
2. Diketahui : (i) Menganalisis situasi matematika
plat baja
Jarak antar paku = 4 𝑐𝑚
(menentukan besaran dalam masalah)
Ditanyakan: banyak paku yang dibutuhkan
Selesaian : (ii) memperkirakan jawaban dan proses solusi
Luas plat baja = 𝜋𝑟2
𝐿 = 𝜋𝑟2
𝑟 = 𝐿
𝜋
Keliling plat baja
𝐾 = 2𝜋𝑟
Banyak paku yang dibuthukan
𝑛 =𝐾
0.5
(merumuskan model matematis)
𝐿 = 𝜋𝑟2
1386 =22
7× 𝑟2
𝑟 = 1386
22
7
1
1
2
2
𝐿 = 1386 𝑐𝑚2
248
No. Jawaban Skor
𝑟 = 441 = 21
Mencari banyak paku yang dihitung
𝐾 = 2 ×22
7× 21
= 132
𝑛 =132
4= 33
(penyelesaian model matematis)
(iii) Menarik kesimpulan logis
Jadi, banyak paku yang dibutuhkan adalah 33 buah.
(memberikan tafsiran terhadap hasil yang diperoleh)
2
1
1
Jumlah 10
249
KUNCI JAWABAN
PEKERJAAN RUMAH 2
No. Jawaban Skor
1. Diketahui : (i) Menganalisis situasi matematika
Ditanyakan : luas daerah yang diarsir
Selesaian :
Luas tembereng = Luas juring – luas segitiga
= 1
4× 𝜋 × 𝑟2 –
1
2𝑎𝑡
Luas yang diarsir = 8 × luas tembereng
(merumuskan model matematis)
Luas tembereng = 1
4×
22
7× 10.52 –
1
2× 10.5 × 10.5
= 86.625 − 55.125
= 31.5
Luas yang diarsir = 8 × 31.5 = 252
(penyelesaian model matematis)
Jadi, luas daerah yang diarsir adalah 252 𝑐𝑚2.
(memberikan tafsiran terhadap hasil yang diperoleh)
1
1
2
4
1
1
Jumlah 10
𝑠 = 21 𝑐𝑚
𝑟 = 10.5 𝑐𝑚
10.5 𝑐𝑚
250
No. Jawaban Skor
2. Diketahui : (i) Menganalisis situasi matematika
Ditanyakan : perbandingan jari-jari lingkaran 𝐿2 dan 𝐿1
Selesaian :
cos 30𝑜 =1
1 + 𝑟
1
2 3 =
1
1 + 𝑟
2 = (1 + 𝑟) 3
2 = 3 + 3𝑟
𝑟 =2 − 3
3
Jari-jari lingkaran kecil adalah 2− 3
3.
Jari-jari lingkaran besar = 2 1 +2− 3
3=
2 3
3+
2− 3
3=
2+ 3
3.
Perbandingan jari-jari lingkaran 𝐿2 dan 𝐿1 :
𝑅
𝑟=
2 + 3
3
2 − 3
3
=2 + 3
2 − 3×
2 + 3
2 + 3
=7 + 4 3
1
Jadi, perbandingan jari-jari lingkaran 𝐿2 dan 𝐿1 adalah 7+4 3
1.
1
1
2
2
3
1
𝐿1 𝐿2
300
1 + 𝑟
1
251
KEGIATAN SISWA
Ambil 3 model lingkaran (benda berbentuk lingkaran) dengan diameter
yang berbeda serta benang ukur atau meteran. Lihat gambar 1!
KEGIATAN SISWA
Kelompok : ......................................
......................................
......................................
.......................................
Kelas : .......................................
Kelas VIII / Semester 2
TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat menemukan rumus keliling lingkaran.
Gambar 1
(a) (b) (c)
Lampiran 34
252
Langkah-langkah Kegiatan:
1. Lilitkan tali/ pita mengelilingi tepi benda itu. Beri tanda pada tali
tempat pertemuan ujung dan pangkalnya.
2. Lepaskan tali itu dan bentangkan, kemudian ukur panjangnya dengan
penggaris.
3. Catat hasilnya pada tabel 1.1.
Tabel 1.1
Lingkaran Keliling
(K)
Diameter
(d) d
K
( a ) ......... ......... .........
( b ) ......... ......... .........
( c ) ......... ......... .........
Perhatikan kolom d
K.
a. Apakah perbandingan nilai ,d
K,
d
K
b
b
a
a dan c
c
d
K tetap? jawab : ....
b. Berapa nilainya? jawab : ....
Bilangan 7
22atau 3,14 selanjutnya disebut ....
Jadi, d
K= ....
K = ... × ...
Karena d = 2 × ..., maka dapat ditulis K = ... × (2 × ... )
Jadi K = ....
253
SIMPULAN
Lingkaran dengan panjang jari-jarinya = r,
panjang diameter = d, dan keliling = K, maka
K = ...... atau K = ..........
SELAMAT
MENGERJAKAN
r
d
254
KEGIATAN SISWA
Ambil 3 model lingkaran (benda berbentuk lingkaran) dengan diameter
yang berbeda serta benang ukur atau meteran. Lihat gambar 1!
KEGIATAN SISWA
Kelompok : ......................................
......................................
......................................
.......................................
Kelas : .......................................
Kelas VIII / Semester 2
TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat menemukan rumus keliling lingkaran.
Gambar 1
(a) (b) (c)
255
Langkah-langkah Kegiatan:
4. Lilitkan tali/ pita mengelilingi tepi benda itu. Beri tanda pada tali
tempat pertemuan ujung dan pangkalnya.
5. Lepaskan tali itu dan bentangkan, kemudian ukur panjangnya dengan
penggaris.
6. Catat hasilnya pada tabel 1.1.
Tabel 1.1
Lingkaran Keliling
(K)
Diameter
(d) d
K
( a ) ......... ......... .........
( b ) ......... ......... .........
( c ) ......... ......... .........
Perhatikan kolom d
K.
c. Apakah perbandingan nilai ,d
K,
d
K
b
b
a
a dan c
c
d
K tetap? jawab : ya, tetap.
d. Berapa nilainya? jawab : 3,14 atau 22
7.
Bilangan 7
22atau 3,14 selanjutnya disebut 𝝅(phi).
Jadi, d
K= 𝝅
K = 𝝅 × 𝑑
Karena d = 2 × 𝑟, maka dapat ditulis K = 𝝅 × (2 × 𝑟 )
Jadi K = 2𝜋𝑟.
256
SIMPULAN
Lingkaran dengan panjang jari-jarinya = r,
panjang diameter = d, dan keliling = K, maka
K = 𝜋𝑑 atau K = 2𝜋𝑟.
SELAMAT
MENGERJAKAN
r
d
257
LEMBAR KEGIATAN SISWA 2
Siswa dapat menemukan rumus luas lingkaran dengan pendekatan persegi panjang.
TUJUAN
INGAT KEMBALI
Nama : ..........................................
............................................
Kelas : ..........................................
Perhatikan Gb. 1!
Gambar bangun di samping berbentuk ....
Jari-jarinya = ....
Kelilingnya = .... × ...× ...
Jadi, lingkaran dengan jari-jari 𝑟 dan keliling
𝐾, maka
𝐾 = . . . × . . . × . . .
Perhatikan Gb. 2!
Gambar bangun di samping berbentuk ....
Panjangnya = . . .
Lebarnya = . . .
Luasnya = . . . . . .
Jadi, persegi panjang dengan panjang 𝑝 , lebar 𝑙 , dan luas 𝐿, maka
L = . . . × . . .
𝑙 𝑝
Gb.
2
Gb. 1
Menghitung luas lingkaran.
KOMPETENSI DASAR
𝑟
Lampiran 35
258
Jika suatu lingkaran dengan panjang jari-jari 𝑟 dan luasnya adalah
𝐿 maka,
LUAS LINGKARAN DENGAN PENDEKATAN PERSEGI
PANJANG
Buatlah sebuah lingkaran seperti Gb.3, lingkaran tersebut
dibagi menjadi . . . bagian sama besar. Sehingga POQ = . . . °
Gb. 4
1. Ambil sebuah juring POQ (Gb. 3), PQ =
....
.... keliling lingkaran
= ....
.... . . .
= . . . .
2. Kemudian susun juring-juring pada lingkaran tersebut menjadi persegi
panjang (Gb. 4). Terbentuk persegi panjang dengan
Panjang = . . . panjang PQ = . . . . . . = . . . .
Lebar = . . . .
Luas persegi panjang = . . . . . . = . . . .
Karena Luas lingkaran = Luas persegi panjang maka, Luas lingkaran = . . .
𝐿 = . . . × . . . × .
. .
KESIMPULAN
Gb. 3
𝑃
𝑄
O
𝑟
259
LEMBAR KEGIATAN SISWA
Siswa dapat menemukan rumus luas lingkaran dengan pendekatan persegi panjang.
TUJUAN
INGAT KEMBALI
Perhatikan Gb. 1!
Gambar bangun di samping berbentuk lingkaran
Jari-jarinya = 𝒓
Kelilingnya = 𝟐 × 𝝅 × 𝒓
Jadi, lingkaran dengan jari-jari 𝑟 dan keliling 𝐾,
maka
𝑲 = 𝟐 × 𝝅 × 𝒓
Perhatikan Gb. 2!
Gambar bangun di samping berbentuk persegi
panjang.
Panjangnya= 𝒑
Lebarnya = 𝒍
Luasnya = 𝒑 𝒍
Jadi, persegi panjang dengan panjang 𝑝 , lebar 𝑙 , dan luas 𝐿, maka
L = 𝒑 × 𝒍
𝑙 𝑝
Gb.
2
Gb. 1
Menghitung luas lingkaran.
KOMPETENSI DASAR
𝑟
260
Jika suatu lingkaran dengan panjang jari-jari 𝑟 dan luasnya adalah
𝐿 maka,
LUAS LINGKARAN DENGAN PENDEKATAN PERSEGI
PANJANG
Buatlah sebuah lingkaran seperti Gb.3, lingkaran tersebut
dibagi menjadi 𝟏𝟔 bagian sama besar. Sehingga POQ =
𝟐𝟐,𝟓 °
Gb. 4
1. Ambil sebuah juring POQ (Gb. 3), PQ =
360
5,22 keliling lingkaran
=
360
5,22 𝟐𝝅𝒓
= 𝟏
𝟖𝝅𝒓
2. Kemudian susun juring-juring pada lingkaran tersebut menjadi persegi
panjang (Gb. 4). Terbentuk persegi panjang dengan
Panjang = 8 panjang PQ = 8 𝟏
𝟖𝝅𝒓 = 𝝅𝒓
Lebar = 𝒓
Luas persegi panjang = 𝑝 × 𝑙 = 𝝅𝒓 𝒓
Karena Luas lingkaran = Luas persegi panjang maka, Luas lingkaran = 𝝅𝒓𝟐
𝐿 = 𝝅 × 𝑟 × 𝑟
KESIMPULAN
Gb. 3
𝑃
𝑄
O
𝑟
261
LEMBAR PENGAMATAN GURU
KELAS EKSPERIMEN
Hari, tanggal : Sabtu, 5 Januari 2013
Nama : Dahniar Eka Yulianti
Pertemuan ke : 1
Petunjuk :
Berilah penilaian Anda dengan memberikan tanda cek ( ) pada kolom “ya” atau
“tidak”, kemudian memberikan skor yang sesuai dengan pengamatan Anda!
No. Kegiatan Guru
Terpenuhi Skala Penilaian
Ya Tidak 0 1 2 3 4
1. Mengucapkan salam dan
membimbing siswa untuk berdoa
sebelum memulai pelajaran.
V
V
2. Menyiapkan kondisi siswa sebelum
mengikuti pelajaran.
V
V
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
atau kompetensi dasar yang akan
dicapai.
V
V
4. Menyampaikan cakupan materi dan
penjelasan uraian kegiatan
pembelajaran.
V
V
5. Memberikan motivasi kepada siswa. V V
6. Mengajak siswa untuk mengingat
kembali materi prasyarat melalui
tanya jawab.
V
V
7. Memberikan pengantar materi. V V
8. Mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok-kelompok belajar serta
V
V
Lampiran 36
262
No. Kegiatan Guru
Terpenuhi Skala Penilaian
Ya Tidak 0 1 2 3 4
memberikan lembar permasalahan
kepada siswa. V
V
9. Memantau diskusi kelompok dan
memberikan bimbingan kepada
kelompok yang mengalami kesulitan.
V
V
10. Meminta beberapa kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya.
V
V
11. Mengevaluasi hasil diskusi
kelompok.
V
V
12. Membuat kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran melalui tanya jawab
dengan siswa.
V
V
13. Melakukan refleksi terhadap
kegiatan pembelajaran.
V
V
14. Memberikan PR kepada siswa. V V
15. Mengingatkan siswa untuk
mempelajari materi selanjutnya.
V
V
16. Menutup pelajaran dengan salam/
doa.
V V
Skor total 45
Kriteria Penilaian :
Skor 4 : sangat baik (jika disampaikan dengan sangat jelas/tepat/terarah/runtun)
Skor 3 : baik (jika disampaikan dengan jelas/tepat/terarah/runtun)
Skor 2 : cukup (jika disampaikan dengan cukup jelas/tepat/terarah/runtun)
Skor 1 : kurang (jika disampaikan dengan kurang jelas/tepat/terarah/runtun)
Skor 0 : tidak terpenuhi
263
Perhitungan :
Skor total hasil observasi = 45
Skor maksimum = 64
Persentase keterampilan guru =
𝑃 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑋 100 % =
45
64× 100% = 70,3 %
Kriteria persentase :
Kurang baik : persentase keterampilan guru< 25%
Cukup baik : 25% persentase keterampilan guru < 50%
Baik : 50% persentase keterampilan guru < 75%
Sangat baik : persentase keterampilan guru ≥ 75%
Semarang, 5 Januari 2013
Observer,
M. Y. Nunik Triani R., S.Pd
NIP. 19700625 200701 2009
264
LEMBAR PENGAMATAN GURU
KELAS EKSPERIMEN
Hari, tanggal : Senin, 7 Januari 2013
Nama : Dahniar Eka Yulianti
Pertemuan ke : 2
Petunjuk :
Berilah penilaian Anda dengan memberikan tanda cek ( ) pada kolom “ya” atau
“tidak”, kemudian memberikan skor yang sesuai dengan pengamatan Anda!
No. Kegiatan Guru
Terpenuhi Skala Penilaian
Ya Tidak 0 1 2 3 4
1. Mengucapkan salam dan
membimbing siswa untuk berdoa
sebelum memulai pelajaran.
V
V
2. Menyiapkan kondisi siswa sebelum
mengikuti pelajaran.
V
V
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
atau kompetensi dasar yang akan
dicapai.
V
V
4. Menyampaikan cakupan materi dan
penjelasan uraian kegiatan
pembelajaran.
V
V
5. Memberikan motivasi kepada siswa. V V
6. Mengajak siswa untuk mengingat
kembali materi prasyarat melalui
tanya jawab.
V
V
7. Memberikan pengantar materi. V V
8. Mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok-kelompok belajar serta
V
V
265
No. Kegiatan Guru
Terpenuhi Skala Penilaian
Ya Tidak 0 1 2 3 4
memberikan lembar permasalahan
kepada siswa.
9. Memantau diskusi kelompok dan
memberikan bimbingan kepada
kelompok yang mengalami kesulitan.
V
V
10. Meminta beberapa kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya.
V V
11. Mengevaluasi hasil diskusi
kelompok.
V
V
12. Membuat kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran melalui tanya jawab
dengan siswa.
V
V
13. Melakukan refleksi terhadap
kegiatan pembelajaran.
V
V
14. Memberikan PR kepada siswa. V V
15. Mengingatkan siswa untuk
mempelajari materi selanjutnya.
V
V
16. Menutup pelajaran dengan salam/
doa.
V
V
Skor total 48
Kriteria Penilaian :
Skor 4 : sangat baik (jika disampaikan dengan sangat jelas/tepat/terarah/runtun)
Skor 3 : baik (jika disampaikan dengan jelas/tepat/terarah/runtun)
Skor 2 : cukup (jika disampaikan dengan cukup jelas/tepat/terarah/runtun)
Skor 1 : kurang (jika disampaikan dengan kurang jelas/tepat/terarah/runtun)
Skor 0 : tidak terpenuhi
266
Perhitungan :
Skor total hasil observasi = 48
Skor maksimum = 64
Persentase keterampilan guru =
𝑃 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑋 100 % =
48
64× 100% = 75%
Kriteria persentase :
Kurang baik : persentase keterampilan guru< 25%
Cukup baik : 25% persentase keterampilan guru < 50%
Baik : 50% persentase keterampilan guru < 75%
Sangat baik : persentase keterampilan guru ≥ 75%
Semarang, 7 Januari 2013
Observer,
M. Y. Nunik Triani R., S.Pd
NIP. 19700625 200701 2009
267
LEMBAR PENGAMATAN GURU
KELAS EKSPERIMEN
Hari, tanggal : Rabu, 9 Januari 2013
Nama : Dahniar Eka Yulianti
Pertemuan ke : 3
Petunjuk :
Berilah penilaian Anda dengan memberikan tanda cek ( ) pada kolom “ya” atau
“tidak”, kemudian memberikan skor yang sesuai dengan pengamatan Anda!
No. Kegiatan Guru
Terpenuhi Skala Penilaian
Ya Tidak 0 1 2 3 4
1. Mengucapkan salam dan
membimbing siswa untuk berdoa
sebelum memulai pelajaran.
V
V
2. Menyiapkan kondisi siswa sebelum
mengikuti pelajaran.
V
V
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
atau kompetensi dasar yang akan
dicapai.
V
V
4. Menyampaikan cakupan materi dan
penjelasan uraian kegiatan
pembelajaran.
V
V
5. Memberikan motivasi kepada siswa. V V
6. Mengajak siswa untuk mengingat
kembali materi prasyarat melalui
tanya jawab.
V
V
7. Memberikan pengantar materi. V V
8. Mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok-kelompok belajar serta
V
V
268
No. Kegiatan Guru
Terpenuhi Skala Penilaian
Ya Tidak 0 1 2 3 4
memberikan lembar permasalahan
kepada siswa.
9. Memantau diskusi kelompok dan
memberikan bimbingan kepada
kelompok yang mengalami kesulitan.
V
V
10. Meminta beberapa kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya.
V
V
11. Mengevaluasi hasil diskusi
kelompok.
V
V
12. Membuat kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran melalui tanya jawab
dengan siswa.
V
V
13. Melakukan refleksi terhadap
kegiatan pembelajaran.
V
V
14. Memberikan PR kepada siswa. V V
15. Mengingatkan siswa untuk
mempelajari materi selanjutnya.
V
V
16. Menutup pelajaran dengan salam/
doa.
V
V
Skor total 49
Kriteria Penilaian :
Skor 4 : sangat baik (jika disampaikan dengan sangat jelas/tepat/terarah/runtun)
Skor 3 : baik (jika disampaikan dengan jelas/tepat/terarah/runtun)
Skor 2 : cukup (jika disampaikan dengan cukup jelas/tepat/terarah/runtun)
Skor 1 : kurang (jika disampaikan dengan kurang jelas/tepat/terarah/runtun)
Skor 0 : tidak terpenuhi
269
Perhitungan :
Skor total hasil observasi = 49
Skor maksimum = 64
Persentase keterampilan guru =
𝑃 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑋 100 % =
49
64× 100% = 76,6 %
Kriteria persentase :
Kurang baik : persentase keterampilan guru< 25%
Cukup baik : 25% persentase keterampilan guru < 50%
Baik : 50% persentase keterampilan guru < 75%
Sangat baik : persentase keterampilan guru ≥ 75%
Semarang, 9 Januari 2013
Observer,
M. Y. Nunik Triani R., S.Pd
NIP. 19700625 200701 2009
270
LEMBAR PENGAMATAN GURU
KELAS KONTROL
Hari, tanggal : Sabtu, 5 Januari 2013
Nama : Dahniar Eka Yulianti
Pertemuan ke : 1
Petunjuk :
Berilah penilaian Anda dengan memberikan tanda cek ( ) pada kolom “ya” atau
“tidak”, kemudian memberikan skor yang sesuai dengan pengamatan Anda!
No. Kegiatan Guru
Terpenuhi Skala Penilaian
Ya Tidak 0 1 2 3 4
1. Mengucapkan salam dan
membimbing siswa untuk berdoa
sebelum memulai pelajaran.
V
V
2. Menyiapkan kondisi siswa sebelum
mengikuti pelajaran.
V
V
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
atau kompetensi dasar yang akan
dicapai.
V
V
4. Menyampaikan cakupan materi dan
penjelasan uraian kegiatan
pembelajaran.
V
V
5. Memberikan motivasi kepada siswa. V V
6. Mengajak siswa untuk mengingat
kembali materi prasyarat melalui
tanya jawab.
V
V
7. Menjelaskan materi dan memberikan
contoh soal disertai tanya jawab saat
menjelaskan.
V
V
271
No. Kegiatan Guru
Terpenuhi Skala Penilaian
Ya Tidak 0 1 2 3 4
8. Memberikan kesempatan pada siswa
untuk bertanya. V
V
9. Meminta siswa untuk menyelesaikan
soal latihan.
V
V
10. Meminta siswa mengerjakan soal
latihan di papan tulis.
V
V
11. Mengevaluasi hasil pekerjaan siswa
di papan tulis.
V
V
12. Membuat kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran melalui tanya jawab
dengan siswa.
V
V
13. Melakukan refleksi terhadap
kegiatan pembelajaran.
V
V
14. Memberikan PR kepada siswa. V V
15. Mengingatkan siswa untuk
mempelajari materi selanjutnya.
V
V
16. Menutup pelajaran dengan salam/
doa.
V
V
Skor total 40
Kriteria Penilaian :
Skor 4 : sangat baik (jika disampaikan dengan sangat jelas/tepat/terarah/runtun)
Skor 3 : baik (jika disampaikan dengan jelas/tepat/terarah/runtun)
Skor 2 : cukup (jika disampaikan dengan cukup jelas/tepat/terarah/runtun)
Skor 1 : kurang (jika disampaikan dengan kurang jelas/tepat/terarah/runtun)
Skor 0 : tidak terpenuhi
272
Perhitungan :
Skor total hasil observasi = 40
Skor maksimum = 64
Persentase keterampilan guru =
𝑃 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑋 100 % =
40
64× 100% = 62,5 %
Kriteria persentase :
Kurang baik : persentase keterampilan guru< 25%
Cukup baik : 25% persentase keterampilan guru < 50%
Baik : 50% persentase keterampilan guru < 75%
Sangat baik : persentase keterampilan guru ≥ 75%
Semarang, 5 Januari 2013
Observer,
M. Y. Nunik Triani R., S.Pd
NIP. 19700625 200701 2009
273
LEMBAR PENGAMATAN GURU
KELAS KONTROL
Hari, tanggal : Senin, 7 Januari 2013
Nama : Dahniar Eka Yulianti
Pertemuan ke : 2
Petunjuk :
Berilah penilaian Anda dengan memberikan tanda cek ( ) pada kolom “ya” atau
“tidak”, kemudian memberikan skor yang sesuai dengan pengamatan Anda!
No. Kegiatan Guru
Terpenuhi Skala Penilaian
Ya Tidak 0 1 2 3 4
1. Mengucapkan salam dan
membimbing siswa untuk berdoa
sebelum memulai pelajaran.
V
V
2. Menyiapkan kondisi siswa sebelum
mengikuti pelajaran.
V
V
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
atau kompetensi dasar yang akan
dicapai.
V
V
4. Menyampaikan cakupan materi dan
penjelasan uraian kegiatan
pembelajaran.
V
V
5. Memberikan motivasi kepada siswa. V V
6. Mengajak siswa untuk mengingat
kembali materi prasyarat melalui
tanya jawab.
V
V
7. Menjelaskan materi dan memberikan
contoh soal disertai tanya jawab saat
menjelaskan.
V
V
274
No. Kegiatan Guru
Terpenuhi Skala Penilaian
Ya Tidak 0 1 2 3 4
8. Memberikan kesempatan pada siswa
untuk bertanya. V
V
9. Meminta siswa untuk menyelesaikan
soal latihan.
V
V
10. Meminta siswa mengerjakan soal
latihan di papan tulis.
V
V
11. Mengevaluasi hasil pekerjaan siswa
di papan tulis.
V
V
12. Membuat kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran melalui tanya jawab
dengan siswa.
V
V
13. Melakukan refleksi terhadap
kegiatan pembelajaran.
V
V
14. Memberikan PR kepada siswa. V V
15. Mengingatkan siswa untuk
mempelajari materi selanjutnya.
V
V
16. Menutup pelajaran dengan salam/
doa.
V
V
Skor total 49
Kriteria Penilaian :
Skor 4 : sangat baik (jika disampaikan dengan sangat jelas/tepat/terarah/runtun)
Skor 3 : baik (jika disampaikan dengan jelas/tepat/terarah/runtun)
Skor 2 : cukup (jika disampaikan dengan cukup jelas/tepat/terarah/runtun)
Skor 1 : kurang (jika disampaikan dengan kurang jelas/tepat/terarah/runtun)
Skor 0 : tidak terpenuhi
275
Perhitungan :
Skor total hasil observasi = 49
Skor maksimum = 64
Persentase keterampilan guru =
𝑃 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑋 100 % =
49
64× 100% = 76,6 %
Kriteria persentase :
Kurang baik : persentase keterampilan guru< 25%
Cukup baik : 25% persentase keterampilan guru < 50%
Baik : 50% persentase keterampilan guru < 75%
Sangat baik : persentase keterampilan guru ≥ 75%
Semarang, 7 Januari 2013
Observer,
M. Y. Nunik Triani R., S.Pd
NIP. 19700625 200701 2009
276
LEMBAR PENGAMATAN GURU
KELAS KONTROL
Hari, tanggal : Selasa, 8 Januari 2013
Nama : Dahniar Eka Yulianti
Pertemuan ke : 3
Petunjuk :
Berilah penilaian Anda dengan memberikan tanda cek ( ) pada kolom “ya” atau
“tidak”, kemudian memberikan skor yang sesuai dengan pengamatan Anda!
No. Kegiatan Guru
Terpenuhi Skala Penilaian
Ya Tidak 0 1 2 3 4
1. Mengucapkan salam dan
membimbing siswa untuk berdoa
sebelum memulai pelajaran.
V
V
2. Menyiapkan kondisi siswa sebelum
mengikuti pelajaran.
V
V
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
atau kompetensi dasar yang akan
dicapai.
V
V
4. Menyampaikan cakupan materi dan
penjelasan uraian kegiatan
pembelajaran.
V
V
5. Memberikan motivasi kepada siswa. V V
6. Mengajak siswa untuk mengingat
kembali materi prasyarat melalui
tanya jawab.
V
V
7. Menjelaskan materi dan memberikan
contoh soal disertai tanya jawab saat
menjelaskan.
V
V
277
No. Kegiatan Guru
Terpenuhi Skala Penilaian
Ya Tidak 0 1 2 3 4
8. Memberikan kesempatan pada siswa
untuk bertanya. V
V
9. Meminta siswa untuk menyelesaikan
soal latihan.
V
V
10. Meminta siswa mengerjakan soal
latihan di papan tulis.
V
V
11. Mengevaluasi hasil pekerjaan siswa
di papan tulis.
V
V
12. Membuat kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran melalui tanya jawab
dengan siswa.
V
V
13. Melakukan refleksi terhadap
kegiatan pembelajaran.
V
V
14. Memberikan PR kepada siswa. V V
15. Mengingatkan siswa untuk
mempelajari materi selanjutnya.
V
V
16. Menutup pelajaran dengan salam/
doa.
V
V
Skor total 54
Kriteria Penilaian :
Skor 4 : sangat baik (jika disampaikan dengan sangat jelas/tepat/terarah/runtun)
Skor 3 : baik (jika disampaikan dengan jelas/tepat/terarah/runtun)
Skor 2 : cukup (jika disampaikan dengan cukup jelas/tepat/terarah/runtun)
Skor 1 : kurang (jika disampaikan dengan kurang jelas/tepat/terarah/runtun)
Skor 0 : tidak terpenuhi
278
Perhitungan :
Skor total hasil observasi = 54
Skor maksimum = 64
Persentase keterampilan guru =
𝑃 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑋 100 % =
54
64× 100% = 84,4%
Kriteria persentase :
Kurang baik : persentase keterampilan guru< 25%
Cukup baik : 25% persentase keterampilan guru < 50%
Baik : 50% persentase keterampilan guru < 75%
Sangat baik : persentase keterampilan guru ≥ 75%
Semarang, 8 Januari 2013
Observer,
M. Y. Nunik Triani R., S.Pd
NIP. 19700625 200701 2009
279
ANALISIS HASIL TES PENALARAN MATEMATIS
SISWA KELAS EKSPERIMEN
No Kode x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 Y
1 G-01 10 10 7 8 6 7 8 6 4 4 70
2 G-02 10 10 10 10 10 10 13 8 9 6 96
3 G-03 10 8 10 7 9 10 4 4 7 6 75
4 G-04 5 10 10 10 9 10 10 8 9 6 87
5 G-05 10 10 6 10 6 6 10 5 5 7 75
6 G-06 5 9 4 8 5 9 2 4 4 1 51
7 G-07 6 6 8 5 4 3 2 5 0 0 39
8 G-08 10 8 10 10 10 10 10 8 6 0 82
9 G-09 6 10 10 8 9 9 13 8 9 6 88
10 G-10 10 10 10 10 9 8 7 9 2 0 75
11 G-11 5 10 8 8 8 10 4 9 4 4 70
12 G-12 10 9 10 10 9 9 8 10 9 6 90
13 G-13 10 10 10 9 9 9 10 6 9 5 87
14 G-14 7 10 10 10 6 6 7 5 5 5 71
15 G-15 10 10 10 10 8 6 0 10 4 2 70
16 G-16 9 10 8 10 8 4 8 5 8 5 75
17 G-17 10 10 10 10 10 10 0 6 4 0 70
18 G-18 10 10 10 10 9 5 10 5 9 5 83
Lampiran 38
279
280
No Kode x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 Y
19 G-19 10 10 10 10 9 8 4 0 0 0 61
20 G-20 10 10 10 10 9 8 5 4 9 5 80
21 G-21 10 10 10 10 9 7 2 3 4 5 70
22 G-22 10 10 10 8 8 7 10 5 7 6 81
23 G-23 9 9 10 8 8 8 10 6 2 0 70
24 G-24 9 10 10 7 10 10 10 4 0 0 70
25 G-25 10 10 8 9 6 10 2 0 0 0 55
26 G-26 9 10 10 9 7 9 5 10 9 6 84
27 G-27 9 10 10 10 8 6 7 4 4 6 74
28 G-28 6 7 8 5 6 6 8 6 0 0 52
245 266 257 249 224 220 189 163 142 96 2051
87.50 95.00 91.79 88.93 80.00 78.57 45.00 58.21 56.35 57.14
280
281
ANALISIS HASIL TES PENALARAN MATEMATIS
SISWA KELAS KONTROL
No Kode x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 Y
1 H-01 6 9 2 7 7 6 0 8 6 0 51
2 H-02 10 10 10 10 6 0 6 4 2 6 64
3 H-03 8 6 5 8 7 3 0 8 4 2 51
4 H-04 9 9 7 7 5 5 8 10 9 6 75
5 H-05 10 10 6 8 5 0 0 10 9 4 62
6 H-06 9 9 7 8 7 5 6 10 9 0 70
7 H-07 9 10 6 10 8 4 8 7 6 2 70
8 H-08 8 10 10 9 9 10 9 10 9 4 88
9 H-09 7 3 8 4 4 6 3 7 5 3 50
10 H-10 9 7 7 7 5 6 8 7 9 6 71
11 H-11 5 4 8 4 0 0 0 0 0 0 21
12 H-12 7 8 8 8 8 4 0 10 9 2 64
13 H-13 9 9 9 8 7 6 8 7 8 5 76
14 H-14 9 10 9 8 8 9 2 9 6 0 70
15 H-15 7 5 10 7 0 6 0 7 4 3 49
16 H-16 9 8 10 7 7 0 6 9 0 0 56
17 H-17 9 8 5 7 10 10 8 8 9 10 84
18 H-18 7 9 10 5 5 4 6 6 0 0 52
281
282
No Kode x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 Y
19 H-19 7 9 10 5 5 4 6 7 4 3 60
20 H-20 4 1 7 4 2 7 0 7 6 0 38
21 H-21 9 10 6 8 8 7 7 7 6 2 70
22 H-22 7 9 4 7 2 6 7 7 6 2 57
23 H-23 9 8 9 8 4 7 7 10 6 2 70
24 H-24 9 9 4 5 6 5 0 7 6 0 51
25 H-25 6 9 7 7 7 6 0 2 8 3 55
26 H-26 6 3 6 4 3 7 7 8 5 4 53
27 H-27 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 70
28 H-28 8 10 10 10 9 10 8 10 9 4 88
219 219 207 197 161 150 127 209 167 80 1736
78.21 78.21 73.93 70.36 57.50 53.57 30.24 74.64 66.27 47.62
282
283
DATA NILAI TES PENALARAN MATEMATIS SISWA
KELOMPOK EKSPERIMEN (VIII G)
NO KODE NILAI
1 G-01 70
2 G-02 96
3 G-03 75
4 G-04 87
5 G-05 75
6 G-06 51
7 G-07 39
8 G-08 82
9 G-09 88
10 G-10 75
11 G-11 70
12 G-12 90
13 G-13 87
14 G-14 71
15 G-15 70
16 G-16 75
17 G-17 70
18 G-18 83
19 G-19 61
20 G-20 80
21 G-21 70
22 G-22 81
23 G-23 70
24 G-24 70
25 G-25 55
26 G-26 84
27 G-27 74
28 G-28 52
Lampiran 37
284
DATA NILAI TES PENALARAN MATEMATIS SISWA
KELOMPOK KONTROL (VIII H)
NO KODE NILAI
1 H-01 51
2 H-02 64
3 H-03 51
4 H-04 75
5 H-05 62
6 H-06 70
7 H-07 70
8 H-08 88
9 H-09 50
10 H-10 71
11 H-11 21
12 H-12 64
13 H-13 76
14 H-14 70
15 H-15 49
16 H-16 56
17 H-17 84
18 H-18 52
19 H-19 60
20 H-20 38
21 H-21 70
22 H-22 57
23 H-23 70
24 H-24 51
25 H-25 55
26 H-26 53
27 H-27 70
28 H-28 88
285
ANALISIS SKOR TINGKAT
DISPOSISI MATEMATIS SISWA KELAS EKSPERIMEN
No Kode x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 x17 x18
1 G-01 2 2 3 4 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 4 4 4
2 G-02 3 2 4 4 4 0 3 2 3 0 2 4 4 3 3 4 3 4
3 G-03 4 3 3 2 2 2 4 3 4 4 2 3 3 2 4 3 2 3
4 G-04 3 2 3 1 4 2 2 2 4 4 3 3 2 4 4 3 3 3
5 G-05 3 2 4 4 2 2 4 4 3 3 2 4 2 3 3 3 3 4
6 G-06 4 3 4 3 2 3 4 3 2 4 2 3 3 2 4 3 3 3
7 G-07 4 4 3 3 2 1 2 2 3 4 2 4 2 1 2 3 1 2
8 G-08 4 4 2 2 3 2 4 3 3 4 2 4 4 2 4 4 3 4
9 G-09 3 2 3 2 4 2 4 3 3 3 2 4 4 2 2 3 3 4
10 G-10 3 4 3 3 3 1 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4
11 G-11 3 4 3 2 4 3 4 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3
12 G-12 3 2 2 2 4 3 3 4 2 2 2 4 2 2 2 2 1 4
13 G-13 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 4
14 G-14 2 3 4 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3
15 G-15 4 3 4 3 3 3 4 4 0 4 2 2 2 3 4 4 3 4
16 G-16 4 4 3 3 3 2 4 2 4 4 2 3 2 3 4 4 3 4
17 G-17 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 1 2 3 4 3 4
18 G-18 3 3 3 3 3 3 3 3 0 3 2 3 3 3 3 4 4 4
19 G-19 3 4 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3
20 G-20 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 1 3 3 3 3
Lampiran 40
285
286
No Kode x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 x17 x18
21 G-21 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4
22 G-22 3 2 3 3 2 2 4 2 3 4 2 3 2 2 4 4 4 4
23 G-23 4 3 3 2 2 2 4 3 4 4 2 3 3 2 4 3 2 3
24 G-24 4 3 3 2 2 2 4 3 4 4 2 3 3 2 4 3 2 3
25 G-25 4 2 4 4 2 2 2 2 3 3 2 1 2 4 2 3 3 2
26 G-26 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 2 4 2 3 4 4 3 4
27 G-27 4 3 1 2 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 4 4 4 4
28 G-28 2 4 0 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3 4 3 4
Jml 91 83 85 76 80 66 91 79 83 91 62 88 71 68 90 256 228 295
286
287
No Kode x19 x20 x21 x22 x23 x24 x25 x26 x27 x28 x29 x30 x31 x32 x33 x34 x35 Y % Ket
1 G-01 3 3 3 4 3 2 3 3 2 4 4 1 2 3 3 3 3 98 70.00 tinggi
2 G-02 4 4 3 4 2 3 3 4 2 3 4 2 2 3 3 4 4 106 75.71 tinggi
3 G-03 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 4 102 72.86 tinggi
4 G-04 3 4 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 2 105 75.00 tinggi
5 G-05 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4 2 2 3 3 3 106 75.71 tinggi
6 G-06 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 103 73.57 tinggi
7 G-07 3 3 1 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 1 0 84 60.00 sedang
8 G-08 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 117 83.57 sgt tinggi
9 G-09 3 3 3 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 2 2 109 77.86 tinggi
10 G-10 3 2 3 3 3 2 3 4 3 4 4 2 3 3 3 3 1 103 73.57 tinggi
11 G-11 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 4 4 2 2 103 73.57 tinggi
12 G-12 3 3 2 4 2 4 3 2 3 3 2 4 1 3 2 3 3 93 66.43 tinggi
13 G-13 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 2 2 3 3 3 1 103 73.57 tinggi
14 G-14 3 3 2 4 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 95 67.86 tinggi
15 G-15 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 2 2 3 4 3 4 113 80.71 tinggi
16 G-16 4 4 3 4 3 3 4 4 2 4 3 2 2 3 3 3 3 112 80.00 tinggi
17 G-17 3 4 3 4 2 3 2 3 3 4 3 2 2 2 3 4 1 96 68.57 tinggi
18 G-18 2 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 2 3 3 3 3 102 72.86 tinggi
19 G-19 3 4 2 4 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 4 96 68.57 tinggi
20 G-20 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 89 63.57 tinggi
21 G-21 4 4 3 4 3 4 2 3 2 3 4 2 3 3 3 3 4 109 77.86 tinggi
22 G-22 3 4 3 4 3 4 4 3 2 4 4 4 2 2 2 3 3 107 76.43 tinggi
23 G-23 3 3 3 4 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 4 101 72.14 tinggi
24 G-24 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 103 73.57 tinggi
25 G-25 4 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 95 67.86 tinggi
26 G-26 4 4 3 4 2 3 4 4 4 4 3 4 2 2 4 3 4 120 85.71 sgt tinggi
27 G-27 4 2 4 4 3 4 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 115 82.14 sgt tinggi
28 G-28 4 4 3 4 2 3 4 3 3 4 2 4 3 2 3 2 4 109 77.86 tinggi
271 251 219 334 216 260 292 240 183 241 220 266 157 221 202 201 245 2894 𝑥 73.83
287
288
ANALISIS SKOR TINGKAT
DISPOSISI MATEMATIS SISWA KELAS KONTROL
No Kode x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 x17 x18
1 H-01 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 3
2 H-02 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3
3 H-03 4 3 3 3 2 4 2 3 4 2 4 4 2 2 2 2 2 4
4 H-04 4 4 4 3 3 2 3 4 3 4 3 2 2 3 4 3 3 4
5 H-05 2 2 4 2 2 3 2 2 4 4 2 4 2 2 2 2 2 3
6 H-06 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 2 2 3 3 4 3
7 H-07 2 1 3 4 2 4 3 2 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3
8 H-08 4 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4
9 H-09 4 4 4 3 2 2 4 4 3 2 4 3 3 2 4 4 4 4
10 H-10 4 2 4 3 2 3 2 4 3 2 3 2 2 3 4 3 3 4
11 H-11 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2
12 H-12 2 2 4 3 1 3 2 1 3 4 2 3 2 1 3 3 3 4
13 H-13 4 4 7 7 3 4 4 4 4 4 2 2 3 4 4 3 3 4
14 H-14 2 3 3 2 2 3 4 2 2 2 1 2 2 3 2 3 2 3
15 H-15 3 2 3 2 2 3 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3
16 H-16 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3
17 H-17 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 3 4
18 H-18 3 2 2 2 3 4 4 3 3 3 1 4 3 2 2 3 2 2
19 H-19 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3
20 H-20 4 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3
288
289
No Kode x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 x17 x18
21 H-21 2 1 3 4 1 4 3 2 3 4 3 3 2 3 2 4 3 4
22 H-22 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3
23 H-23 3 2 2 2 2 2 2 3 3 4 2 3 3 1 3 4 1 4
24 H-24 3 3 3 2 1 2 1 3 2 2 1 4 2 2 2 3 1 3
25 H-25 2 2 3 1 4 3 1 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3
26 H-26 4 4 4 3 2 2 4 4 3 2 4 3 3 2 4 4 4 4
27 H-27 2 3 1 1 2 2 4 4 2 3 3 4 0 2 3 3 3 4
28 H-28 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 3 4
Jml 87 72 91 77 64 83 83 83 84 85 71 79 66 68 80 85 74 95
289
290
No Kode x19 x20 x21 x22 x23 x24 x25 x26 x27 x28 x29 x30 x31 x32 x33 x34 x35 Y % Ket
1 H-01 3 4 0 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 81 57.86 sedang
2 H-02 3 2 3 2 2 3 1 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 89 63.57 tinggi
3 H-03 4 3 2 3 4 2 2 2 4 3 2 4 4 3 4 1 1 100 71.43 tinggi
4 H-04 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 108 77.14 tinggi
5 H-05 3 3 3 1 2 4 2 2 2 2 2 3 4 3 3 3 1 89 63.57 tinggi
6 H-06 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 103 73.57 tinggi
7 H-07 4 4 2 4 3 2 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 1 103 73.57 tinggi
8 H-08 3 3 3 4 4 3 2 4 3 4 3 3 4 4 3 2 2 110 78.57 tinggi
9 H-09 4 4 2 4 4 2 3 2 2 4 3 3 3 3 3 2 2 110 78.57 tinggi
10 H-10 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 103 73.57 tinggi
11 H-11 2 1 2 2 2 3 1 3 2 3 3 1 3 2 3 3 2 79 56.43 sedang
12 H-12 3 2 2 4 2 3 3 2 2 3 3 3 1 2 3 3 2 89 63.57 tinggi
13 H-13 4 1 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 2 2 0 0 0 110 78.57 tinggi
14 H-14 3 4 3 4 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 86 61.43 sedang
15 H-15 3 4 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 95 67.86 tinggi
16 H-16 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 95 67.86 tinggi
17 H-17 4 4 3 4 3 4 4 4 3 2 2 3 2 2 2 2 2 113 80.71 tinggi
18 H-18 4 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 1 3 3 2 3 93 66.43 tinggi
19 H-19 4 3 3 3 4 4 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 4 110 78.57 tinggi
20 H-20 3 3 2 3 2 3 2 2 4 3 2 2 3 2 3 3 3 93 66.43 tinggi
21 H-21 4 4 2 4 3 3 3 4 2 4 3 4 3 3 3 4 4 108 77.14 tinggi
22 H-22 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 1 84 60.00 sedang
23 H-23 3 1 2 3 2 3 2 1 3 2 3 3 2 2 2 3 1 84 60.00 sedang
24 H-24 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 4 2 1 2 2 1 77 55.00 sedang
25 H-25 3 3 2 3 2 3 4 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 87 62.14 sedang
26 H-26 4 4 2 4 1 3 3 2 2 4 3 3 3 3 4 3 2 110 78.57 Tinggi
27 H-27 3 3 2 0 3 2 3 2 2 1 0 2 3 2 2 3 2 81 57.86 Sedang
28 H-28 4 4 3 4 3 4 4 4 3 2 2 3 2 2 2 2 2 113 80.71 Tinggi
92 86 67 87 72 82 75 71 71 80 71 79 71 70 73 74 55 2703 𝑥 68.95
290
291
DATA SKOR TINGKAT DISPOSISI MATEMATIS
KELOMPOK EKSPERIMEN (VIII G)
NO KODE SKOR KATEGORI
1 G-01 70.00 tinggi
2 G-02 75.71 tinggi
3 G-03 72.86 tinggi
4 G-04 75.00 tinggi
5 G-05 75.71 tinggi
6 G-06 73.57 tinggi
7 G-07 60.00 sedang
8 G-08 83.57 sangat tinggi
9 G-09 77.86 tinggi
10 G-10 73.57 tinggi
11 G-11 73.57 tinggi
12 G-12 66.43 tinggi
13 G-13 73.57 tinggi
14 G-14 67.86 tinggi
15 G-15 80.71 tinggi
16 G-16 80.00 tinggi
17 G-17 68.57 tinggi
18 G-18 72.86 tinggi
19 G-19 68.57 tinggi
20 G-20 63.57 tinggi
21 G-21 77.86 tinggi
22 G-22 76.43 tinggi
23 G-23 72.14 tinggi
24 G-24 73.57 tinggi
25 G-25 67.86 tinggi
26 G-26 85.71 sangat tinggi
27 G-27 82.14 sangat tinggi
28 G-28 77.86 tinggi
DATA SKOR TINGKAT DISPOSISI MATEMATIS
KELOMPOK KONTROL (VIII H)
Lampiran 41
292
NO KODE SKOR KATEGORI
1 H-01 57.86 sedang
2 H-02 63.57 tinggi
3 H-03 71.43 tinggi
4 H-04 77.14 tinggi
5 H-05 63.57 tinggi
6 H-06 73.57 tinggi
7 H-07 73.57 tinggi
8 H-08 78.57 tinggi
9 H-09 78.57 tinggi
10 H-10 73.57 tinggi
11 H-11 56.43 sedang
12 H-12 63.57 tinggi
13 H-13 78.57 tinggi
14 H-14 61.43 sedang
15 H-15 67.86 tinggi
16 H-16 67.86 tinggi
17 H-17 80.71 tinggi
18 H-18 66.43 tinggi
19 H-19 78.57 tinggi
20 H-20 66.43 tinggi
21 H-21 77.14 tinggi
22 H-22 60.00 sedang
23 H-23 60.00 sedang
24 H-24 55.00 sedang
25 H-25 62.14 sedang
26 H-26 78.57 tinggi
27 H-27 57.86 sedang
28 H-28 80.71 tinggi
293
UJI NORMALITAS DATA KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS
KELAS EKSPERIMEN
Hipotesis:
H0 : data berdistribusi normal.
H1 : data tidak berdistribusi normal.
Rumus yang digunakan:
2 = (𝑂𝑖 − 𝐸𝑖)
2
𝐸𝑖
𝑘
𝑖=1
(Sudjana, 2002: 273)
Keterangan:
2 : harga chi-kuadrat
𝑂𝑖 : frekuensi dari hasil observasi
𝐸𝑖 : frekuensi yang diharapkan
Kriteria pengujian:
Jika 2
hitung < 2
)3)(1( k
dengan derajat kebebasan (𝑑𝑘)= 𝑘 − 3 dan taraf
signifikan 𝛼 = 5% , maka 𝐻0 diterima yaitu data berdistribusi normal.
Perhitungan uji normalitas:
𝑛 = 28 skor tertinggi = 96
rata-rata = 73,25 skor terendah = 39
banyak kelas = 1 + 3,3 𝑙𝑜𝑔 𝑛 rentang = 57
= 1 + 3,3 𝑙𝑜𝑔 28 𝑠 = 12,883
= 5,776 ≈ 6
Lampiran 42
294
panjang kelas = rentang : banyak kelas
= 57 ∶ 6
= 9,869 ≈ 10
Perhitungan untuk mencari 2
hitung disajikan dalam tabel berikut.
No. Kelas
Interval
𝒇 Nilai
Tengah
(𝒙𝒊)
𝒙𝒊𝟐 𝒇. 𝒙𝒊 𝒇.𝒙𝒊
𝟐
1 39-44 1 41.5 1722.25 41.5 1722.25
2 45-50 0 47.5 2256.25 0 0
3 51-56 3 53.5 2862.25 160.5 8586.75
4 57-62 1 59.5 3540.25 59.5 3540.25
5 63-68 0 65.5 4290.25 0 0
6 69-74 8 71.5 5112.25 572 40898
7 75-80 5 77.5 6006.25 387.5 30031.25
8 81-86 5 83.5 6972.25 417.5 34861.25
9 87-92 4 89.5 8010.25 358 32041
10 93-98 1 95.5 9120.25 95.5 9120.25
Jumlah 28 2092 160801
No. Kelas
Interval
Batas
Bawah Z
Luas O-
Z
Luas
Tiap
Interval
𝑬𝒊 𝑶𝒊 2
hitung
1 39-44 38.5 -2.70 0.4965 0.0094 0.2632 1 2.062592
2 45-50 44.5 -2.23 0.4871 0.0255 0.714 0 0.714
3 51-56 50.5 -1.77 0.4616 0.0584 1.6352 3 1.139114
4 57-62 56.5 -1.30 0.4032 0.1065 2.982 1 1.317345
5 63-68 62.5 -0.83 0.2967 0.1524 4.2672 0 4.2672
6 69-74 68.5 -0.37 0.1443 0.1841 5.1548 8 1.570413
7 75-80 74.5 0.10 0.0398 0.1725 4.83 5 0.005983
8 81-86 80.5 0.56 0.2123 0.1362 3.8136 5 0.369086
9 87-92 86.5 1.03 0.3485 0.0834 2.3352 4 1.186862
10 93-98 92.5 1.49 0.4319 0.0431 1.2068 1 0.035438
98.5 1.94 0.475
Jumlah 12.668
295
Dari perhitungan di atas diperoleh 2
hitung = 12,668, sedangkan dengan α = 5%
dan banyak kelas = 10, dengan 𝑑𝑘 = (10 − 3) = 7, maka diperoleh 2
)3)(1( k
= 14,1.
Karena 2
hitung < 2
)3)(1( k , maka Ho diterima, yang berarti data berdistribusi
normal.
14,1 12,668
Daerah penerimaan
Ho
296
UJI NORMALITAS DATA KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS
KELAS KONTROL
Hipotesis:
H0 : data berdistribusi normal.
H1 : data tidak berdistribusi normal.
Rumus yang digunakan:
𝑋2 = (𝑂𝑖 − 𝐸𝑖)
2
𝐸𝑖
𝑘
𝑖=1
(Sudjana, 2002: 273)
Keterangan:
2 : harga chi-kuadrat
𝑂𝑖 : frekuensi dari hasil observasi
𝐸𝑖 : frekuensi yang diharapkan
Kriteria pengujian:
Jika 2
hitung < 2
)3)(1( k dengan derajat kebebasan (𝑑𝑘)= 𝑘 − 3 dan taraf
signifikan 𝛼 = 5% , maka 𝐻0 diterima yaitu data berdistribusi normal.
Perhitungan uji normalitas:
𝑛 = 28 skor tertinggi = 88
rata-rata = 62,00 skor terendah = 21
banyak kelas = 1 + 3,3 𝑙𝑜𝑔 𝑛 rentang = 67
= 1 + 3,3 𝑙𝑜𝑔 28 𝑠 = 14,785
= 5,776 ≈ 6
Lampiran 43
297
panjang kelas = rentang : banyak kelas
= 67 ∶ 6
= 11,600 ≈ 12
Perhitungan untuk mencari 2
hitung disajikan dalam tabel berikut.
No. Kelas
Interval
𝒇 Nilai
Tengah
(𝒙𝒊)
𝒙𝒊𝟐 𝒇. 𝒙𝒊 𝒇.𝒙𝒊
𝟐
1 21-26 1 23.5 552.25 23.5 552.25
2 27-32 0 29.5 870.25 0 0
3 33-38 0 35.5 1260.25 0 0
4 39-44 1 41.5 1722.25 41.5 1722.25
5 45-50 2 47.5 2256.25 95 4512.5
6 51-56 7 53.5 2862.25 374.5 20035.75
7 57-62 3 59.5 3540.25 178.5 10620.75
8 63-68 2 65.5 4290.25 131 8580.5
9 69-74 7 71.5 5112.25 500.5 35785.75
10 75-80 2 77.5 6006.25 155 12012.5
11 81-86 1 83.5 6972.25 83.5 6972.25
12 87-92 2 89.5 8010.25 179 16020.5
Jumlah 28 1762 116815
No. Kelas
Interval
Batas
Bawah Z
Luas O-
Z
Luas
Tiap
Interval
𝑬𝒊 𝑶𝒊 2
hitung
1 21-26 20.5 -2.81 0.4975 0.0057 0.1596 1 4.425264
2 27-32 26.5 -2.40 0.4918 0.0146 0.4088 0 0.4088
3 33-38 32.5 -2.00 0.4772 0.0331 0.9268 0 0.9268
4 39-44 38.5 -1.59 0.4441 0.0631 1.7668 1 0.332795
5 45-50 44.5 -1.18 0.381 0.0987 2.7636 2 0.210987
6 51-56 50.5 -0.78 0.2823 0.138 3.864 7 2.545159
7 57-62 56.5 -0.37 0.1443 0.1363 3.8164 3 0.174643
8 63-68 62.5 0.03 0.008 0.178 4.984 2 1.786568
9 69-74 68.5 0.44 0.17 0.1323 3.7044 7 2.931913
10 75-80 74.5 0.85 0.3023 0.0921 2.5788 2 0.129909
81-86 80.5 1.25 0.3944 0.0571 1.5988 1 0.224269
87-92 86.5 1.66 0.4515 0.0288 0.8064 2 1.766717
92.5 2.06 0.4803
Jumlah 15.864
298
Dari perhitungan di atas diperoleh 2
hitung = 15,864, sedangkan dengan α = 5%
dan banyak kelas = 12, dengan 𝑑𝑘 = (12 − 3) = 9, maka diperoleh 2
)3)(1( k
= 16,9.
Karena 2
hitung < 2
)3)(1( k , maka Ho diterima, yang berarti data berdistribusi
normal.
Daerah penerimaan
Ho
16,9 15,864
299
UJI HOMOGENITAS DATA
KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS
Hipotesis:
H0 : 12 = 2
2
H1 : 12 ≠ 2
2
Rumus yang digunakan:
𝐹 =𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
(Sudjana, 2002: 250)
Kriteria pengujian:
Kriteria pengujiannya adalah Ho diterima jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹1
2𝛼(𝑛1−1,𝑛2−1)
dengan
taraf nyata 5%.
Perhitungan uji homogenitas:
Perhitungan untuk mencari 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 disajikan dalam tabel berikut.
Kelas
Eksperimen
Kelas Kontrol
70 51
96 64
75 51
87 75
75 62
51 70
39 70
82 88
88 50
75 71
70 21
90 64
Lampiran 44
300
Kelas
Eksperimen Kelas Kontrol
87 76
71 70
70 49
75 56
70 84
83 52
61 60
80 38
70 70
81 57
70 70
70 51
55 55
84 53
74 70
52 88
𝑥 = 73,25 𝑥 = 62
𝑠2 = 165,972 𝑠2 = 218,593
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =218,593
165,972= 1,317
Dari perhitungan di atas diperoleh 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,317, sedangkan dengan α = 5%,
𝑑𝑘𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 28 − 1 , dan 𝑑𝑘𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑏𝑢𝑡 = 28 − 1 = 27, maka diperoleh
𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,161.
Daerah penerimaan
Ho 1,317 2,161
301
UJI PROPORSI DATA KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS
Hipotesis:
H0 : 𝜋 ≥ 0.08 (persentase siswa yang mencapai KKM mencapai 80%).
H1 : 𝜋 < 0.08 (persentase siswa yang mencapai KKM tidak mencapai 80%).
Rumus yang digunakan:
𝑧 =
𝑥𝑛 − 𝜋0
𝜋0(1 − 𝜋0)
𝑛
(Sudjana, 2002: 233)
Kriteria pengujian:
Kriteria pengujian ini, dengan taraf signifikan 𝛼 = 5% adalah terima 𝐻0 jika
𝑧ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > −𝑧0,5−𝛼 dalam hal lain 𝐻0ditolak.
Perhitungan uji proporsi:
Perhitungan untuk mencari 𝑍ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 disajikan dalam tabel berikut.
Kelas
Eksperimen
Keterangan
70 Tuntas
96 Tuntas
75 Tuntas
87 Tuntas
75 Tuntas
51 Tidak tuntas
39 Tidak tuntas
82 Tuntas
88 Tuntas
75 Tuntas
70 Tuntas
90 Tuntas
87 Tuntas
Lampiran 45
302
Kelas
Eksperimen
Keterangan
71 Tuntas
70 Tuntas
75 Tuntas
70 Tuntas
83 Tuntas
61 Tidak tuntas
80 Tuntas
70 Tuntas
81 Tuntas
70 Tuntas
70 Tuntas
55 Tidak tuntas
84 Tuntas
74 Tuntas
52 Tidak tuntas
𝑧 =
2328
− 0.8
0.8(1 − 0.8)
28
= 0.283
Dari perhitungan di atas diperoleh 𝑧ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,283, sedangkan dengan α = 5%
diperoleh 𝑧𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,64.
Karena 𝑧ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > − 𝑧 0,5−𝛼 maka 𝐻0 diterima, artinya persentase siswa yang
mencapai KKM lebih dari atau sama dengan 80%
0,283
daerah
penerimaan Ho
-1,64
303
UJI KESAMAAN DUA PROPORSI DATA AKHIR
Hipotesis:
H0 : 𝜋1 ≤ 𝜋2 (persentase siswa yang mencapai KKM pada kelas eksperimen
kurang dari atau sama dengan persentase siswa yang mencapai KKM
pada kelas kontrol).
H1 : 𝜋1 > 𝜋2 (persentase siswa yang mencapai KKM pada kelas eksperimen
lebih dari persentase siswa yang mencapai KKM pada kelas kontrol).
Rumus yang digunakan:
𝑧 = 𝑥1
𝑛1 −
𝑥2
𝑛2
𝑝𝑞 1𝑛1 +
1𝑛2
(Sudjana, 2002: 246)
dengan
𝑝 =𝑥1+𝑥2
𝑛1+𝑛2 dan 𝑞 = 1 − 𝑝
Kriteria pengujian:
Kriteria pengujian tolak H0 jika 𝑧 ≥ 𝑧 0,5−𝛼 dimana 𝑧 0,5−𝛼 diperoleh dari
distribusi normal baku dengan peluang 0,5 − 𝛼 dan 𝛼 = 5%.
Perhitungan uji kesamaan dua proporsi:
Perhitungan untuk mencari 𝑍ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 disajikan dalam tabel berikut.
Kelas
Eksperimen
Kelas Kontrol
𝑥 23 12
𝑛 28 28
𝑝 = 0,625; 𝑞 = 0,375; 𝑝𝑞 = 0,234
Lampiran 46
304
𝑧 =
2328 −
1228
0,234 1
28 + 1
28
Dari perhitungan di atas diperoleh 𝑧ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 3,036, sedangkan dengan α = 5%
diperoleh 𝑧𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,64.
Karena 𝑧 ≥ 𝑧 0,5−𝛼 maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima, sehingga persentase siswa
yang mencapai KKM pada kelas eksperimen lebih dari persentase siswa yang
mencapai KKM pada kelas kontrol.
Daerah
penerimaan Ho 3,036 1,64
305
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA
KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA
Hipotesis:
H0 : 𝜇1 ≤ 𝜇2 (rata-rata kemampuan penalaran matematis siswa pada kelas
eksperimen kurang dari atau sama dengan rata-rata kemampuan penalaran
matematis siswa pada kelas kontrol).
H1 : 𝜇1 > 𝜇2 (rata-rata kemampuan penalaran matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih dari rata-rata kemampuan penalaran matematis siswa pada
kelas kontrol).
Rumus yang digunakan:
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Sudjana, 2002: 239).
𝑡 =𝑥1 − 𝑥2
𝑠 1𝑛1 +
1𝑛2
dengan
𝑠2 = 𝑛1 − 1 𝑠1
2 + (𝑛2 − 1)𝑠22
𝑛1 + 𝑛2 − 2
Kriteria pengujian:
Dengan derajat kebebasan (𝑑𝑘)= 𝑛1 + 𝑛2 − 2, taraf signifikan 𝛼 = 5% maka
kriteria pengujiannya adalah terima 𝐻0 jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡1−𝛼 dalam hal lain
𝐻0ditolak.
Penghitungan uji kesamaan dua rata-rata:
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
𝑥 73,25 62
𝑛 28 28
𝑠2 165,972 218,593
Lampiran 47
306
𝑠 = 28 × 165,972 + (28 × 218,593)
28 + 28 − 2 = 13,867
sehingga
𝑡 = 73,25 − 62
13,867 1
28 +1
28
= 3,036
Dari perhitungan di atas diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 3,036, sedangkan dengan α = 5%
diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,005.
Karena 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑡 1−𝛼 , maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima. Jadi rata-rata
kemampuan penalaran matematis siswa pada kelas eksperimen lebih dari rata-rata
kemampuan penalaran matematis siswa pada kelas kontrol
2,005 3,036
daerah
penerimaan Ho
307
UJI NORMALITAS DATA TINGKAT DISPOSISI MATEMATIS
KELAS EKSPERIMEN
Hipotesis:
H0 : data berdistribusi normal.
H1 : data tidak berdistribusi normal.
Rumus yang digunakan:
2 = (𝑂𝑖 − 𝐸𝑖)
2
𝐸𝑖
𝑘
𝑖=1
(Sudjana, 2002: 273)
Keterangan:
2 : harga chi-kuadrat
𝑂𝑖 : frekuensi dari hasil observasi
𝐸𝑖 : frekuensi yang diharapkan
Kriteria pengujian:
Jika 2
hitung < 2
)3)(1( k
dengan derajat kebebasan (𝑑𝑘)= 𝑘 − 3 dan taraf
signifikan 𝛼 = 5% , maka 𝐻0 diterima yaitu data berdistribusi normal.
Perhitungan uji normalitas:
𝑛 = 28 skor tertinggi = 85,71
rata-rata = 73,83 skor terendah = 60,00
banyak kelas = 1 + 3,3 𝑙𝑜𝑔 𝑛 rentang = 25,71
= 1 + 3,3 𝑙𝑜𝑔 28 𝑠 = 5,938
= 5,776 ≈ 6
Lampiran 48
308
panjang kelas = rentang : banyak kelas
= 25,71 ∶ 6
= 4,451 ≈ 5
Perhitungan untuk mencari 2
hitung disajikan dalam tabel berikut.
No. Kelas
Interval
𝒇 Nilai
Tengah
(𝒙𝒊)
𝒙𝒊𝟐 𝒇. 𝒙𝒊 𝒇.𝒙𝒊
𝟐
1 60-64 2 62 3844 124 7688
2 65-69 5 67 4489 335 22445
3 70-74 9 72 5184 648 46656
4 75-79 7 77 5929 539 41503
5 80-84 4 82 6724 328 26896
6 85-89 1 87 7569 87 7569
Jumlah 28 2061 152757
Dari perhitungan di atas diperoleh 2
hitung = 0,410, sedangkan dengan α = 5% dan
banyak kelas = 6, dengan 𝑑𝑘 = (6 − 3) = 3, maka diperoleh 2
)3)(1( k = 7,81.
No. Kelas
Interval
Batas
Bawah Z
Luas O-
Z
Luas
Tiap
Interval
𝑬𝒊 𝑶𝒊 2
hitung
1 60-64 59.5 -2.41 0.492 0.0502 1.4056 2 0.25136
2 65-69 64.5 -1.57 0.4418 0.1745 4.886 5 0.00266
3 70-74 69.5 -0.73 0.2673 0.3111 8.7108 9 0.009601
4 75-79 74.5 0.11 0.0438 0.2851 7.9828 7 0.120997
5 80-84 79.5 0.95 0.3289 0.1352 3.7856 4 0.012143
6 85-89 84.5 1.80 0.4641 0.0318 0.8904 1 0.013491
89.5 2.64 0.4959 0.25136
Jumlah 0.410
309
Karena 2
hitung < 2
)3)(1( k , maka 𝐻0 diterima, yang berarti data berdistribusi
normal.
7,81 0,410
Daerah penerimaan
Ho
310
UJI NORMALITAS DATA TINGKAT DISPOSISI MATEMATIS
KELAS KONTROL
Hipotesis:
H0 : data berdistribusi normal.
H1 : data tidak berdistribusi normal.
Rumus yang digunakan:
2 = (𝑂𝑖 − 𝐸𝑖)
2
𝐸𝑖
𝑘
𝑖=1
(Sudjana, 2002: 273)
Keterangan:
2 : harga chi-kuadrat
𝑂𝑖 : frekuensi dari hasil observasi
𝐸𝑖 : frekuensi yang diharapkan
Kriteria pengujian:
Jika 2
hitung < 2
)3)(1( k
dengan derajat kebebasan (𝑑𝑘)= 𝑘 − 3 dan taraf
signifikan 𝛼 = 5% , maka H0 diterima yaitu data berdistribusi normal.
Perhitungan uji normalitas:
𝑛 = 28 skor tertinggi = 80,71
rata-rata = 68,95 skor terendah = 55
banyak kelas = 1 + 3,3 𝑙𝑜𝑔 𝑛 rentang = 25,71
= 1 + 3,3 𝑙𝑜𝑔 28 𝑠 = 8,402
= 5,776 ≈ 6
Lampiran 49
311
panjang kelas = rentang : banyak kelas
= 25,71 ∶ 6
= 4,451 ≈ 5
Perhitungan untuk mencari 2
hitung disajikan dalam tabel berikut.
No. Kelas
Interval
𝒇 Nilai
Tengah
(𝒙𝒊)
𝒙𝒊𝟐 𝒇. 𝒙𝒊 𝒇.𝒙𝒊
𝟐
1 55-59 4 57 3249 228 12996
2 60-64 7 62 3844 434 26908
3 65-69 4 67 4489 268 17956
4 70-74 4 72 5184 288 20736
5 75-79 7 77 5929 539 41503
6 80-84 2 82 6724 164 13448
Jumlah 28 1921 133547
Dari perhitungan di atas diperoleh 2
hitung = 5,557, sedangkan dengan α = 5% dan
banyak kelas = 6, dengan 𝑑𝑘 = (6 − 3) = 3, maka diperoleh 2
)3)(1( k = 7,81.
No. Kelas
Interval
Batas
Bawah Z
Luas O-
Z
Luas
Tiap
Interval
𝑬𝒊 𝑶𝒊 2
hitung
1 55-59 54.5 -1.72 0.4573 0.0887 2.4836 4 0.925861
2 60-64 59.5 -1.12 0.3686 0.1667 4.6676 7 1.1655
3 65-69 64.5 -0.53 0.2019 0.2298 6.4344 4 0.921034
4 70-74 69.5 0.07 0.0279 0.2175 6.09 4 0.717258
5 75-79 74.5 0.66 0.2454 0.1508 4.2224 7 1.827175
6 80-84 79.5 1.26 0.3962 0.0716 2.0048 2 00000.115
84.5 1.85 0.4678
Jumlah 5,557
312
Karena 2
hitung < 2
)3)(1( k , maka H0 diterima, yang berarti data berdistribusi
normal.
Daerah penerimaan
Ho 7,81 5,557
313
UJI HOMOGENITAS DATA
DISPOSISI MATEMATIS SISWA
Hipotesis:
H0 : 12 = 2
2
H1 : 12 ≠ 2
2
Rumus yang digunakan:
𝐹 =𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
(Sudjana, 2002: 250)
Kriteria pengujian:
Kriteria pengujiannya adalah H0 diterima jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹1
2𝛼(𝑛1−1,𝑛2−1)
dengan
taraf nyata 5%.
Perhitungan uji homogenitas:
Perhitungan untuk mencari 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 disajikan dalam tabel berikut.
Kelas
Eksperimen
Kelas Kontrol
70.00 57.86
75.71 63.57
72.86 71.43
75.00 77.14
75.71 63.57
73.57 73.57
60.00 73.57
83.57 78.57
77.86 78.57
73.57 73.57
73.57 56.43
66.43
63.57
Lampiran 50
314
Kelas
Eksperimen
Kelas Kontrol
73.57 78.57
67.86 61.43
80.71 67.86
80.00 67.86
68.57 80.71
72.86 66.43
68.57 78.57
63.57 66.43
77.86 77.14
76.43 60.00
72.14 60.00
73.57 55.00
67.86 62.14
85.71 78.57
82.14 57.86
77.86 80.71
𝑥 = 73,83 𝑥 = 68,95
𝑠2 = 35,261 𝑠2 = 70,593
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =70,593
35,261= 2,002
Dari perhitungan di atas diperoleh 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 2,002, sedangkan dengan α = 5%,
𝑑𝑘𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 28 − 1 , dan 𝑑𝑘𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑏𝑢𝑡 = 28 − 1 = 27, maka diperoleh
𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,161.
Karena 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹1
2𝛼(𝑛1−1,𝑛2−1)
, maka 𝐻0 diterima, yang berarti data homogen.
Daerah penerimaan
Ho 2,002 2,161
315
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA
TINGKAT DISPOSISI MATEMATIS SISWA
Hipotesis:
H0 : 𝜇1 ≤ 𝜇2 (rata-rata tingkat disposisi matematis siswa pada kelas eksperimen
kurang dari atau sama dengan rata-rata tingkat disposisi matematis siswa
pada kelas kontrol).
H1 : 𝜇1 > 𝜇2 (rata-rata tingkat disposisi matematis siswa pada kelas eksperimen
lebih dari rata-rata tingkat disposisi matematis siswa pada kelas kontrol).
Rumus yang digunakan:
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Sudjana, 2002: 239).
𝑡 =𝑥1 − 𝑥2
𝑠 1𝑛1 +
1𝑛2
dengan
𝑠2 = 𝑛1 − 1 𝑠1
2 + (𝑛2 − 1)𝑠22
𝑛1 + 𝑛2 − 2
Kriteria pengujian:
Dengan derajat kebebasan (𝑑𝑘)= 𝑛1 + 𝑛2 − 2, taraf signifikan 𝛼 = 5% maka
kriteria pengujiannya adalah terima 𝐻0 jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡1−𝛼 dalam hal lain
𝐻0ditolak.
Penghitungan uji kesamaan dua rata-rata:
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
𝑥 73,83 68,95
𝑛 28 28
𝑠2 35,261 70,593
Lampiran 51
316
𝑠 = 28 × 35,261 + (28 × 70,593)
28 + 28 − 2 = 7,275
sehingga
𝑡 = 73,83 − 68,95
7,275 1
28 +1
28
= 2,981
Dari perhitungan di atas diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 2,981, sedangkan dengan α = 5%
diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,005.
Karena 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑡 1−𝛼 , maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima. Jadi rata-rata tingkat
disposisi matematis siswa pada kelas eksperimen lebih dari rata-rata tingkat
disposisi matematis siswa pada kelas kontrol.
2,005 3,036
daerah
penerimaan Ho
317
DOKUMENTASI PENELITIAN
PEMBELAJARAN MODEL-ELICITING ACTIVITIES
DI KELAS EKSPERIMEN
Siswa mewakili kelompoknya mempresentasikan
model matematis.
Siswa berdiskusi secara kelompok untuk
menemukan rumus luas lingkaran.
Siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Guru membimbing siswa dalam kegiatan diskusi.
Lampiran 50
Siswa melakukan kegiatan untuk menemukan
rumus keliling lingkaran.
Siswa mengerjakan soal kuis pada akhir
pembelajaran.
318
DOKUMENTASI PENELITIAN PEMBELAJARAN EKSPOSITORI
DI KELAS KONTROL
Guru memberikan apersepsi. Guru menjelaskan materi.
Siswa mengerjakan soal latihan secara individual.
Siswa mengerjakan soal di depan kelas. Siswa mengerjakan soal latihan tes penalaran.
Siswa mencatat materi yang telah dijelaskan oleh
guru.