universitas brawijayablog.ub.ac.id/.../files/2018/06/kelompok-1-fix.docx · web viewmanajemen...
TRANSCRIPT
MANAJEMEN BERDASARKAN FAKTA
Disusun oleh kelompok 1 :
ALICYA CIKA A. (155030100111085)
IMELDA YULIANA (155030107111023)
MAULIDYA AMILATUL (155030100111074)
SUSI ASTARINA (155030107111060)
PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELAS D
DOSEN PENGASUH : Dr. Drs. MUHAMMAD SOBARUDDIN, MA
IDE DASAR PRAKTIK BERBASIS FAKTA ADALAH BAHWA
KEPUTUSAN YANG BERKUALITAS BAIK HARUS DIDASARKAN
PADA KOMBINASI PEMIKIRAN KRITIS DAN FAKTA TERBAIK YANG
ADA. MANAJEMEN BERBASIS FAKTA ARTINYA KEPUTUSAN
BERBASIS DATA BUKAN SEKEDAR PADA PERASAAN (FEELINGS).
DALAM HAL INI SEMUA KEPUTUSAN HARUS MENGARAH PADA
DATA STATISTIK YANG ADA. FAKTA PADA DASARNYA ADALAH
INFORMASI, BISA BERSIFAT KUALITATIF ATAUPUN
DESKRIPTIF.FAKTA BERASAL DARI PENELITIAN. TERDAPAT 4 JENIS
FAKTA YAITU ADALAH FAKTA ILMIAH, FAKTA ORGANISASI,
FAKTA EKSPERIMENTAL, FAKTA PEMANGKU KEPENTINGAN.
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
TAHUN 2018
Manajemen berdasarkan fakta
(prinsip prinsip dasar)
1. Pengantar
Dalam manajemen, sering kali mengabaikan fakta dan lebih memilih mengandalkan
pengalaman pribadi atau gagasan populer untuk praktik sehari hari. Dalam hal ini maka akan
dijelaskan bagaimana pentingnya praktis dan fakta – fakta dalam mempengaruhi pembuatan
keputusan.
2. Apa itu praktik berbasis fakta?
Ide dasar praktik berbasis fakta adalah bahwa keputusan berkualitas baik harus
didasarkan pada kombinasi pemikiran kritis dan fakta terbaik yang ada. Hal ini bertujuan
untuk berusaha memperbaiki cara pengambilan keputusan. Ini adalah pendekatan pembuatan
keputusan dan praktik kerja sehari-hari, hal ini membantu praktisi untuk mengetahui sejauh
mana mereka dapat mempercayai fakta. Praktik berbasis fakta adalah tentang membuat
keputusan melalui penggunaan yang teliti, eksplisit dan bijaksana dari fakta terbaik yang ada
dari berbagai sumber untuk meminta, memperoleh, menilai, agregasi, menerapkan, menilai
untuk meningkatkan kemungkinan hasil yang menguntungkan.
3. Apa yang terhitung sebagai fakta?
Fakta pada dasarnya adalah informasi, bisa bersifat kualitatif ataupun deskriptif. Fakta
bisa berasal dari penelitian ataupun jg berasal dari indikator organisasi dan bisnis lokal seperti
metrik perusahaan dan kondisi fisik. Pengalaman profesional juga menjadi fakta yang sangat
penting. Dakam pengadilan fakta digunakan untuk membantu hakim dan juri untuk
mengambil keputusan. Hal yang sama berlaku untuk keputusan manajemen. Terlepas dari
sumbernya, semua fakta dapat disertakan jika dinilai dapat dipercaya dan relevan.
4. Mengapa kita membutuhkan praktik berbasis fakta?
Sebagian besar keputusan manajemen tidak didasarkan pada fakta terbaik yang ada.
Sebagai gantinya, para praktisi sering memilih untuk membuat keputusan yang hanya
didasarkan pada pengalaman pribadi mereka. Namun, penilaian pribadi saja bukanlah sumber
fakta yang sangat andal karena sangat rentan terhadap kesalahan sistematis - batasan
pemrosesan kognitif dan informasi membuat kita rentan terhadap bias yang memiliki efek
negatif terhadap kualitas keputusan yang kita buat.
Praktisi sering juga mengambil praktik kerja dari organisasi lain sebagai fakta. Pada
saat bersamaan ada banyak hambatan untuk praktik berbasis fakta. Beberapa raktisi telah
dilatih dalam keterampilan yang dibutuhkan untuk mengevaluasi secara kritis kepercayaan
dan relevansi informasi yang mereka gunakan. Selain itu, informasi organisasi yang penting
mungkin sulit diakses dan apa yang tersedia dapat berkualitas buruk.
Contoh kasus : perusahaan IT Amerika Serikat.
5. Apa fakta yang harus diperhatikan?
Menurut prinsip-prinsip praktik dasar fakta, fakta dari empat sumber harus dipertimbangkan:
Temuan fakta ilmiah dari penelitian ilmiah terbitan
Fakta organisasi Data, fakta dan gambar dikumpulkan dari organisasi
Fakta eksperimental Pengalaman profesional dan penilaian praktisi
Fakta pemangku kepentingan Nilai dan keprihatinan orang-orang yang mungkin
terpengaruh oleh keputusan tersebut
a. Fakta Ilmiah
Sumber fakta pertama adalah penelitian ilmiah yang dipublikasikan di jurnal
akademik. Selama beberapa dekade banyak penelitian yang dilakuakn dalam bidang
manajemen maupun diluar bidang manajemen. Meskipun banyak praktisi belajar tentang
temuan penelitian sebagai siswa atau kursus profesional, penelitian baru selalu diproduksi,
yang seringkali mengubah pemahaman kita.
b. Fakta organisasi
Sumber kedua fakta adalah organisasi itu sendiri. Fakta organisasi hadir dalam
berbagai bentuk, Ini bisa berupa data keuangan seperti arus kas atau biaya, atau ukuran bisnis
seperti return on investment atau market share. Ini bisa datang dari pelanggan atau klien
dalam bentuk kepuasan pelanggan, mengulang bisnis atau mengembalikan produk statistik.
Bisa juga berasal dari karyawan melalui informasi tentang tingkat retensi atau tingkat
kepuasan kerja. Bisa berupa angka lunak maupun angka kasar. Fakta organisasi sangat
penting untuk mengidentifikasi masalah yang memerlukan perhatian manajer. Hal ini juga
penting untuk menentukan kemungkinan penyebabnya, solusi yang masuk akal dan apa yang
dibutuhkan untuk menerapkan solusi ini.
c. Fakta eksperimental
Sumber fakta ketiga adalah pengalaman dan penilaian profesional para manajer,
konsultan, pemimpin bisnis dan praktisi lainnya. Pengalaman profesional diakumulasikan dari
waktu ke waktu melalui refleksi atas hasil tindakan serupa yang dilakukan dalam situasi
serupa. Jenis fakta ini kadang-kadang disebut sebagai pengetahuan 'diam-diam'. Pengetahuan
mereka sangat penting untuk menentukan apakah masalah manajemen benar-benar
memerlukan perhatian, jika data organisasi yang tersedia dapat dipercaya, apakah temuan
penelitian berlaku dalam situasi tertentu atau seberapa besar kemungkinan solusi yang
diajukan adalah bekerja dalam konteks tertentu.
d. Fakta pemangku kepentingan
Sumber fakta keempat adalah nilai dan kekhawatiran stakeholder. Pemangku kepentingan
adalah individu atau kelompok yang mungkin terpengaruh oleh keputusan organisasi dan
konsekuensinya. Pemangku kepentingan internal mencakup karyawan, manajer dan anggota
dewan. Pemangku kepentingan di luar organisasi seperti pemasok, pelanggan, pemegang
saham, pemerintah dan masyarakat luas mungkin juga terpengaruh. Mengumpulkan fakta dari
para pemangku kepentingan tidak hanya penting untuk alasan etis. Memahami nilai dan
perhatian pemangku kepentingan juga memberikan kerangka acuan untuk menganalisis fakta
dari sumber lain. Ini memberikan informasi penting tentang bagaimana keputusan akan
diterima dan apakah hasil keputusan tersebut kemungkinan besar akan berhasil.
6. Mengapa kita harus menghargai fakta kritis?
Fakta tidak pernah sempurna dan bisa menyesatkan dengan berbagai cara. Mungkin
fakta di atas dinyatakan sedemikian rupa sehingga klaim yang tampaknya kuat ternyata
didasarkan pada satu informasi yang tidak dapat dipercaya. Semua fakta harus dinilai secara
kritis dengan menilai secara hati-hati dan sistematis kepercayaan dan relevansinya. Meskipun
bagaimana sepotong fakta dievaluasi dapat sedikit berbeda tergantung pada sumbernya,
penilaian kritis selalu melibatkan pertanyaan mendasar yang sama. Praktik berbasis fakta
adalah tentang penggunaan fakta terbaik yang ada, dan penilaian kritis memainkan peran
penting dalam membedakan dan mengidentifikasi fakta semacam itu.
7. Mengapa fokus fakta “terbaik harus tersedia” ?
Dalam situasi apapun dimungkinkan untuk mengumpulkan berbagai jenis fakta dari
sumber yang berbeda, dan terkadang dalam jumlah yang sangat besar. Prinsip dasar praktik
berbasis fakta adalah bahwa kualitas keputusan kita cenderung memperbaiki semakin banyak
kita memanfaatkan fakta yang dapat dipercaya dengan kata lain, fakta terbaik yang ada.
Terkadang sebuah informasi sangat lemah sehingga hampir tidak meyakinkan sama sekali,
sementara pada saat lain informasinya sangat kuat sehingga tidak ada yang meragukan
kebenarannya. Oleh karena itu penting untuk dapat melalui penilaian kritis untuk menentukan
fakta apa yang 'terbaik' yaitu, fakta yang paling dapat dipercaya. Mengingat prinsip-prinsip
praktik berbasis fakta, walaupun kita bergantung pada pengalaman seorang rekan kerja, fakta
kualitas terbatas ini masih dapat menghasilkan keputusan yang lebih baik daripada tidak
menggunakannya, selama kita menyadari keterbatasannya saat kita bertindak atasnya.
8. Beberapa kesalahpahaman umum dari praktek berbasis fakta
Kesalahpahaman tentang praktik berbasis fakta merupakan hambatan utama dalam
pengambilan dan pelaksanaannya. Untuk alasan ini, penting bahwa kesalahpahaman ditantang
dan diperbaiki. Dalam kebanyakan kasus, mereka mencerminkan pemahaman yang sempit
atau terbatas mengenai prinsip-prinsip praktik yang dapat dievaluasi.
Kesalahpahaman 1: Praktik berbasis fakta mengabaikan pengalaman profesional
praktisi.
Kesalahpahaman 2: Praktik berbasis fakta adalah tentang angka dan statistik.
Kesalahpahaman 3: Manajer perlu membuat keputusan dengan cepat dan tidak
memiliki waktu untuk praktik berbasis petunjuk.
Kesalahpahaman 4: Setiap organisasi itu unik, jadi kegunaan petunjuk ilmiah terbatas.
Kesalahpahaman 5: Jika Anda tidak memiliki petunjuk yang berkualitas tinggi, Anda
tidak dapat melakukan apapun.
Kesalahpahaman 6: petunjuk berkualitas baik memberi Anda jawaban atas masalah
ini.
9. Apa itu fakta pada prakter berbasis fakta?
Terkadang orang bertanya apakah ada fakta bahwa pendekatan praktik berbasis fakta lebih
efektif daripada cara manajer biasanya membuat keputusan. Ini tentu saja merupakan
pertanyaan yang sangat penting. Untuk mengukur efek dari praktik berbasis fakta akan
memerlukan evaluasi terhadap sejumlah besar situasi dan konteks dimana praktik berbasis
fakta diterapkan, dan pengukuran berbagai hasil, sebaiknya dengan menggunakan studi
terkontrol acak ganda, acak .
10. Menurut Rousseau (2005) untuk pengembangan praktik manajemen berbasis
fakta, berikut ini telah direkomendasikan (jurnal pembanding 1):
Belajar tentang hubungan sebab-akibat dalam praktik profesional.
Mengisolasi variasi yang secara terukur mempengaruhi hasil yang diinginkan.
Menciptakan budaya pengambilan keputusan berbasis fakta dan partisipasi
penelitian.
Menggunakan komunitas berbagi informasi untuk mengurangi penggunaan
berlebihan, penggunaan, dan penyalahgunaan praktik-praktik khusus.
Membangun keputusan untuk mendukung praktik yang difaktakan oleh fakta,
beserta teknik dan artefak yang membuat keputusan lebih mudah dilakukan
atau dilakukan (mis., daftar periksa, protokol, atau perintah berdiri).
Memiliki faktor individu, organisasi, dan kelembagaan mempromosikan akses
terhadap pengetahuan dan penggunaannya ".
11. Pengaruh Manajemen berbasis fakta terhadap Kualitas Eksternal Produk
(Jurnal pembanding 2)
Manajemen berbasis fakta artinya keputusan berdasarkan data, bukan sekedar
pada perasaan(feelings)1. Dalam hal ini semua keputusan harus mengarah pada data
statistik yang ada. Ada empat komponen dalam manajemen berbasis fakta yaitu teknik
kuantitatif dalam produksi, pelatihan mengenai pelatihan mengenai pemecahan
masalah, pelatihan mengenai pengendalian kualitas2. Dengan adanya manajemen yang
mengacu pada strategi statistik dapat berpengaruh terhadap beberapa komplain
pelanggan dan memperbesar market share yang memberikan gambaran bahwa produk
tersebut berkualitas dan dapat diterima.
Manajemen berbasis fakta berpengaruh signifikan pada kualitas eksternal
produk. Manajemen berbasis fakta berpengaruh secaya signifikan pada kinerja
keuangan. Pengendalian dan monitoring proses berpengaruh pada kinerja keuangan.
Efektifitas insentif kualitas eksternal produk berpengaruh signifikan pada kinerja
keuangan.
12. Ringkasan
Fakta tidak pernah sempurna, dan kita harus selalu menilai secara kritis kepercayaan
fakta, terlepas dari apakah itu diambil dari pengalaman atau dari penelitian ilmiah. Fakta
bukanlah sebuah jawaban dan dalam kebanyakan kasus itu datang dengan tingkat
ketidakpastian yang besar. Oleh karena itu, praktisi berbasis fakta membuat keputusan yang
tidak berdasarkan informasi yang konklusif, solid, mutakhir, namun mengenai probabilitas,
indikasi dan kesimpulan sementara. Manajemen berbasis fakta artinya keputusan berdasarkan
data, bukan sekedar pada perasaan(feelings). Dalam hal ini semua keputusan harus mengarah
pada data statistik yang ada.
Daftar Pustaka
1 Tjiptono dan Anastasia Diana, 2001. Total Quality Management. 14-152 Talavera, G. V. “ TQM Constructs Development and Validation: The Philippine Experience.” 2014
Eric Barends, Denise M. Rousseau, Rob B. Briner, 2014. Evidence – Based Manajement,
Amsterdam : CEBMa.
Zohreh Sohrabi, Nazila Zarghi, 2015. Evidence Based Management : An Overview. Iran
Anastasia Diana, 2001. Total Quality Management. Edisi revisi. Andi. Yogyakarta.
Talavera, G. V. 2004. “ TQM Constructs Development and Validation: The Philippine
Experience”.GajahMada International Journal of Business, 3 Juni. Pp 355-381.
Dyaninggar, Aditya Surya. 2013. “Pengaruh manajemen berbasis fakta, efektifitas insentif
kualitas, kontrol dan monitoring proses terhadap kinerja keuangan dan kualitas eksternal
produk”. Artikel Ilmiah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas. Surabaya