unsur instrinsik
DESCRIPTION
unsur instrinsikTRANSCRIPT
Kelompok XI IPA 6
- Amalia itswari (04)
- Desi nurmitasari (08)
- Hasna mufidah (06)
UNSUR-UNSUR INSTRINSIK
ROBOHNYA SURAU KAMI
( A.A. NAVIS )
I. Tema : Religi ( Iman )
II. Tokoh dan Penokohan :
a. Aku : tokoh utama, ingin tahu
Tiba-tiba aku ingat pada kakek dan kedatangan Ajo Sidi kepadanya. Apakah Ajo
Sidi membuat bualan lagi? Dan bualan itu kah yang mendurjakan kakek? Aku
ingin tahu. Lalu aku Tanya lagi pada kakek.
Ingin tahuku dengan cerita Ajo Sidi yang memurungkan kakek jadi memuncak.
b. Kakek : pusat cerita, rajin ibadah, mudah terpengaruh, pikiran dangkal dan
lemah iman karena mudah termakan bualan Ajo Sidi.
“Segala kehidupanku, lahir batin, kuserahkan pada Allah Subhanahu Wata’ala”.
“Aku bersembah yang tiap waktu, Aku puji-puji Dia. Aku baca kitab-Nya.”
Dan kakek akhirnya bunuh diri karena terpengaruh bualan Ajo Sidi
c. Ajo Sidi : pembual, menentukan arah cerita
Aku ingat Ajo Sidi si pembual itu. Sudah lama aku tak ketemu dia. Ku senang
mendengar bualannya. Sebagai pembual, sukses terbesar baginya adalah karena
pelaku-pelaku yang diceritakannya menjadi pemeo akhirnya.
d. Haji Shaleh : tokoh dalam kisah Ajo Sidi, tokoh ini sengaja dibuat untuk
menyindir kakek. Watak tokoh ini digambarkan sebagai orang yang terlalu
mementingkan diri sendiri, sombong dengan ibadah yang telah diperbuat, dan
keras hati ( protes pada Allah ketika ia masuk neraka, ia berpikir bahwa Allah
salah mengambil keputusan ).
III. Sudut Pandang :
- Orang pertama pelaku utama ( keakuan ).
Pengarang secara langsung ikut atau terlibat dalam cerita, menggunakan kata
aku dalam menceritakan kisah kakek.
- Orang pertama pelaku sampingan
Saat kakek bercerita tentang cerita Ajo Sidi yang mengisahkan tentang Haji
Shaleh. Tokoh aku di bagian ini berperan pasif, karena yang sedang diangkat
adalah tokoh Haji Shaleh
IV. Alur
Alur dalam cerita ini adalah campuran, yaitu alur maju dan mundur.
Bagian awal ( penjelasan dan informasi tentang tokoh dalam cerita )
- Keberadaan kakek penjaga surau tua.
- Aku yang berkunjung ke tempat kakek.
- Ajo Sidi si pembual.
-
Pengenalan masalah
- Kakek bermuram durja karena cerita Ajo Sidi.
Klimaks
- Di bagian ini, terjadi alur flashback / mundur , dimana kakek menceritakan awal
mula kejadian kedatangan Ajo Sidi dan kisah bualannya.
- Kakek marah karena bualan Ajo Sidi yang menceritakan kisah mirip kisah
kehidupan kakek, namun apa yang telah beliau ceritakan kepada tokoh ‘aku’
tidak mebuatnya merasa tenang.
- Kakek nekat bunuh diri dengan menggorok lehernya.
Bagian akhir
- Orang- orang terkejut mendapatkan kakek meninggal di suraunya dalam keadaan
yang mengenaskan.
- Tetapi Ajo Sidi menganggapnya sebagai hal yang biasa.
V. Latar Cerita
Di dalam ruang
Di dalam surau ( kakek menceritakan kemarahannya karena bualan Ajo Sidi ),
neraka ( kisah Haji Shaleh dan teman-temannya di neraka),
di rumah Ajo Sidi ( tokoh ‘aku’ pergi mencari Ajo Sidi dan bertemu dengan istri Ajo
Sidi).
a. Latar Tempat
Surau, neraka, rumah Ajo Sidi
- Si aku datang menemui kakek yang tinggal di sebuah surau tua.
- “ Alangkah tercengangnya Haji Shaleh, karena di neraka itu banyak teman-
temannya di dunia yang terpanggang hangus.
- Si aku mencari Ajo Sidi kerumahnya dan bertemu dengan istri Ajo Sidi.
b. Latar Budaya
Budaya Islam
- Kakek menceritakan tentang ibadahnya ( sholat, mengaji, adzan )
c. Latar Suasana
- Suasana marah
“Kurang ajar dia, mudah-mudahan pisau ini, menggorok tenggorokannya.”
Kakek marah karena cerita Ajo Sidi dan menceritakannya pada tokoh ‘aku’
VI. Cara pengarang menggambarkan watak tokoh
- Secara langsung
( tokoh aku secara langsung mengungkapkan dirinya yang ingin tahu dengan
masalah kakek )
- Dialog antar tokoh
( watak Ajo Sidi diceritakan melalui dialog antara kakek dan tokoh ‘aku’, dan
tokoh Haji Shaleh diceritakan melalui dialog antara kakek dan Ajo Sidi.)
- Pikiran hati tokoh
( tokoh ‘aku’ menceritakan Ajo Sidi yang suka membual dalam pikiran hatinya
ketika kakek bercerita bahwa Ajo Sidi sempat datang ke surau.)
- Tanggapan tokoh dalam masalah
( watak kakek yang mudah terpengaruh, dan berpikiran dangkal dapat
diketahui dengan adanya tanggapan tokoh kakek dalam menghadapi cerita
dan bualan Ajo Sidi.)
VII. Gaya Bahasa
Gaya bahasa penceritaan dalam cerita ini menggunakan majas alegori yaitu
penggambaran tentang kehidupan akhirat di neraka.
VIII. Amanat
Pesan pengarang yang dapat diambil dari novel ini antara lain,
- Jangan mudah terpengaruh, berpikir panjang dalam menghadapi isu/ kabar
burung
- Pelihara, jaga apa yang telah dimiliki
- Jangan cepat marah saat dikritik/ dinasehati
- Jangan egois/ hanya memikirkan diri sendiri
- Hidup dengan keseimbangan antara dunia dan akhirat
Keseimbangan antara Habluminallah dan Habluminannas
- Jangan cepat bangga dan sombong dengan suatu perbuatan baik