untuk tesis ku

118
  ANALISIS FAKTOR FAKTOR KOMPETENSI APARATUR INSPEKTORAT DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA INSPEKTORAT KABUPATEN DELI SERDANG TESIS Oleh AGUS MULYONO 077017025/Akt SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009  Agus Mulyono : Analisis Faktor Faktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository © 2008

Upload: ruskanulmaarif

Post on 01-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

d

TRANSCRIPT

  • ANALISIS FAKTORFAKTOR KOMPETENSI APARATUR INSPEKTORAT DAN PENGARUHNYA TERHADAP

    KINERJA INSPEKTORAT KABUPATEN DELI SERDANG

    TESIS

    Oleh

    AGUS MULYONO 077017025/Akt

    SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN 2009

    Agus Mulyono : Analisis FaktorFaktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository 2008

  • ANALISIS FAKTORFAKTOR KOMPETENSI APARATUR INSPEKTORAT DAN PENGARUHNYA TERHADAP

    KINERJA INSPEKTORAT KABUPATEN DELI SERDANG

    TESIS

    Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

    Oleh

    AGUS MULYONO 077017025/Akt

    SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN 2009

    Agus Mulyono : Analisis FaktorFaktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository 2008

  • Judul Tesis : ANALISIS FAKTORFAKTOR KOMPETENSI APARATUR INSPEKTORAT DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA INSPEKTORAT KABUPATEN DELI SERDANG

    Nama Mahasiswa : Agus Mulyono Nomor Pokok : 077017025 Program Studi : Akuntansi

    Menyetujui

    Komisi Pembimbing

    (Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak) (Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak)

    Ketua Anggota

    Ketua Program Studi, Direktur

    (Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B.,M.Sc)

    Tanggal lulus : 24 Maret 2009

    Agus Mulyono : Analisis FaktorFaktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository 2008

  • Telah diuji pada

    Tanggal : 24 Maret 2009

    PANITIA PENGUJI TESIS

    Ketua : 1. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak

    Anggota : 2. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak

    3. Drs. Lian Dalimunthe, MBA, Ak

    4. Drs. Rasdianto, M.Si, Ak

    5. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak

    Agus Mulyono : Analisis FaktorFaktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository 2008

  • PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul :

    Analisis Faktor-Faktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya

    Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang.

    Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun

    sebelumnya. Sumber-sumber data dan infomasi yang digunakan telah dinyatakan

    secara benar dan jelas.

    Medan, Maret 2009

    Yang membuat pernyataan

    Agus Mulyono

    Agus Mulyono : Analisis FaktorFaktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository 2008

  • ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor kompetensi

    aparatur inspektorat dan pengaruhnya terhadap kinerja inspektorat Kabupaten Deli Serdang. Kompetensi aparatur inspektorat merupakan variabel independen berupa latar belakang pendidikan pemeriksa, kompetensi teknis dan sertifikasi jabatan dan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan.

    Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh aparatur inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 41 (empat puluh satu) Orang. Untuk menguji pengaruh faktor kompetensi terhadap latar belakang pendidikan pemeriksa, kompetensi teknik, sertifikasi jabatan dan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan secara simultan menggunakan uji F dan secara parsial menggunakan uji t .

    Hasil penelitian ini membuktikan bahwa secara simultan faktor latar belakang pendidikan pemeriksa, kompetensi teknik, sertifikasi jabatan dan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja inspektorat. Secara parsial faktor kompetensi teknik lebih dominan mempengaruhi kinerja inspektorat. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa 83,8 % fariabel independen yaitu faktor latar belakang pendidikan pemeriksa, kompetensi teknik, sertifikasi jabatan dan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, sedangkan sisanya sebesar 16,2 % dipengaruhi oleh fariabel independen lain diluar model.

    Kata-kata Kunci : Kompetensi aparatur inspektorat : Latar belakang pendidikan pemeriksa, kompetensi teknis dan sertifikasi jabatan dan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, dan Kinerja Inspektorat.

    Agus Mulyono : Analisis FaktorFaktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository 2008

  • ABSTRACT

    The objectif of this research is to analyse the competent factors that

    influence to inspectorate performance in sub-province Deli Serdang. The competent factor of inspectorate a background education of auditor, technical competent, and jobs certificate , and continues educations.

    Sampel of the riset are all of the inspectorate in sub-province Deli Serdang. The amount are 41 ( fourty one). Ef thes is used to eximinaent the simultan news effect of background education of auditor, technical competent, and jobs certificate , and continues educations. The t test is used parcial effects of independent fariable to the dependent fariable.

    The riset all show that 83,8 % variaciant of independent variable are background education of auditor, technical competent, and jobs certificate , and continues educations, whell 16,2 % is influened by and another variable exluded of dis models. Key Words : Interest aparatur inspektorat : background education of auditor,

    technical competent, and jobs certificate , and continues educations, and inspectorate performance.

    Agus Mulyono : Analisis FaktorFaktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository 2008

  • KATA PENGANTAR

    Segala pujian atas kebenaran, kebaikan dan keindahan hanya untuk Allah

    semata. Alhamdulillah, puji syukur tiada henti kita panjatkan kepada Allah swt atas

    karuniaNya di dunia ini. Terutama karunia berupa selesainya tesis dengan judul

    Analisis Faktor-Faktor Kompetensi Aparatur Inspektorat dan Pengaruhnya

    Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang. Semoga dengan ini

    akan menambah kebaikan bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

    Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang

    setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendorong penulis

    untuk menyelesaikan pendidikan ini, khususnya kepada;

    1. Bapak Prof. dr. Chairuddin, P. Lubis, DTM&H, Sp.A(k), selaku Rektor

    Universitas Sumatera Utara.

    2. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

    Universitas Sumatera Utara.

    3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS., MBA., Ak selaku Ketua Program Studi Ilmu

    Akuntansi Sekolah Pascasarjana sekaligus sebagai pembimbing yang senantiasa

    mendorong dan membantu agar pendidikan ini dapat segera diselesaikan.

    4. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak selaku pembimbing yang telah

    meluangkan banyak waktu untuk memberikan bimbingan demi selesainya tesis

    ini.

    Agus Mulyono : Analisis FaktorFaktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository 2008

  • 5. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, selaku panitia penguji dan juga telah

    banyak memberikan masukan dan bimbingan demi penyempurnaan tesis ini.

    6. Bapak Drs. Rasdianto, MA, Ak dan Bapak Drs.M. Lian Dalimunthe, M.Ec, Ac

    selaku panitia penguji yang telah banyak memberikan masukan demi

    penyempurnaan tesis ini.

    7. Yang tercinta Ibunda Sri Mulyati dan Ayahanda S.W. Suparno atas

    bimbingannya, juga kepada saudara penulis Rini Hapsari, SE dan

    Adi Anjar Paranto, Amd yang selalu setia membantu dan senantiasa

    mendorongku untuk menjadi lebih baik.

    8. Khususnya kepada ananda Yudha Pratama dan istri penulis Sri Astuti, terima

    kasih atas pengertian, energi dan spirit kebahagian yang selalu kalian berikan.

    9. Semua sahabat-sahabat penulis yang berada di Inspektorat Kabupaten Deli

    Serdang yang selalu setia membantu penulis.

    Akhirnya hanya Allah saja yang mampu membalas semua jasa orang-orang yang

    telah membantu, mendorong dan membimbing penulis. Semoga ridho dan berkah

    Allah atas mereka semuanya. Semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua.

    Medan, Maret 2009

    Penulis

    AGUS MULYONO

    Agus Mulyono : Analisis FaktorFaktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository 2008

  • RIWAYAT HIDUP

    NAMA LENGKAP : AGUS MULYONO

    TEMPAT/TGL LAHIR : SOLO/ 14 AGUSTUS 1969

    ALAMAT RUMAH : JLN. KUTALIMBARU NO. 33

    KOMP. PEMDA LUBUK PAKAM

    KAB. DELI SERDANG - SUMUT

    AGAMA : ISLAM

    JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI

    PENDIDIKAN :

    1. SDN 1 BIREUEN ACEH UTARA, LULUS TAHUN 1983.

    2. SMPS SETIA BUDI PERBAUNGAN DELI SERDANG, LULUS TAHUN 1986

    3. SMA NEGERI 2 PEMATANG SIANTAR, LULUS TAHUN 1989.

    4. FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA, LULUS TAHUN 1996.

    PENGALAMAN PEKERJAAN : 1. KEPALA SUB BIDANG KESEHATAN, PENDIDIKAN

    DAN KEPENDUDUKAN BADAN PENGAWAS KAB.

    DELI SERDANG 2001.

    2. SEKRETARIS PANWASLU LEGISLATIF DAN

    PILPRES KAB. DELI SERDANG 2004.

    3. SEKRETARIS PANWASLU PILGUBSU KAB.DELI

    SERDANG 2008.

    4. SEKRETARIS PANWASLU PILKADA KAB. DELI

    SERDANG 2008.

    5. INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH IV

    INSPEKTORAT KABUPATEN DELI SERDANG 2008

    6. KEPALA SEKRETARIAT PANWASLU LEGISLATIF

    DAN PILPRES KAB. DELI SERDANG 2009.

    MEDAN, MARET 2009 HORMAT SAYA,

    AGUS MULYONO

    Agus Mulyono : Analisis FaktorFaktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository 2008

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    ABSTRAK ..................................................................................................... i

    ABSTRACT ................................................................................................... ii

    KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

    RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... v

    DAFTAR ISI .................................................................................................. vi

    DAFTAR TABEL ......................................................................................... x

    DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii

    BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

    1.1. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

    1.2. Perumusan Masalah .................................................................. 5

    1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5

    1.4. Manfaat Penelitian .................................................................... 6

    1.5. Batasan Penelitian ..................................................................... 6

    1.6. Originalitas Penelitian ............................................................... 7

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN

    HIPOTESIS .................................................................................... 8

    2.1. Tinjauan Teori ........................................................................... 8

    2.1.1. Latar belakang Pendidikan Pemeriksa ............................ 8

    2.1.2. Kompetensi Tehnis ......................................................... 10

    2.1.3. Sertifikasi Jabatan dan Pendidikan dan Pelatihan

    Berkelanjutan ................................................................. 11

    Agus Mulyono : Analisis FaktorFaktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository 2008

  • 2.1.4. Kinerja Inspektorat ......................................................... 11

    2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu .................................................. 14

    BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ............................... 17

    3.1. Kerangka Konseptual ................................................................ 17

    3.2. Hipotesis Penelitian .................................................................. 18

    BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 19

    4.1. Jenis Penelitian .......................................................................... 19

    4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 19

    4.3. Populasi dan Sampel ................................................................. 20

    4.4. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 21

    4.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ........................ 22

    4.6. Model dan Teknik Analisis Data ............................................... 25

    4.6.1. Model Analisis Data ........................................................ 25

    4.6.2. Teknik Analisis Data ....................................................... 26

    4.6.2.1. Uji Kualitas Data ............................................... 26

    4.6.2.2. Uji Asumsi Klasik .............................................. 28

    4.6.2.3. Statistik Deskriptif ............................................. 30

    4.6.2.4. Uji Hipotesis ...................................................... 31

    BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 34

    5.1. Deskripsi Data. 34

    5.1.1. Deskripsi Lokasi 34

    5.1.1.1. Gambaran Umum Kantor Inspektorat Kabupaten

    Deli Serdang. 34

    5.1.2. Karakteristrik Penelitian 37

    5.2. Analisis Data. 38

    Agus Mulyono : Analisis FaktorFaktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository 2008

  • 5.2.1. Uji Kualitas Data 38

    5.2.1.1. Uji Validitas.. 39

    5.2.1.2. Uji Reabilitas. 41

    5.2.2. Uji Asumsi Klasik.... 42

    5.2.2.1. Normalitas Data 42

    5.2.2.2. Uji Multikolinieritas 43

    5.2.2.3. Uji Heterokedastisitas.. 44

    5.3. Hasil Analisis Data.. 45

    5.3.1. Variabel Latar Belakang Pendidikan Pemeriksa (X1) 45

    5.3.2. Variabel Kompetensi Teknik (X2). 46

    5.3.3. Variabel Sertifikasi Jabatan dan Pendidikan dan

    Pelatihan Berkelanjutan (X3). 47

    5.3.4. Variabel Kinerja Inspektorat (Y) 49

    5.3.5. Pengujian Hipotesis... 51

    5.3.5.1. Pengujian Hipotesis dengan Uji f 51

    5.3.5.2. Pengujian Hipotesis dengan Uji t 52

    5.3.6. Hasil Persamaan Regresi... 54

    5.3.7. Analisis Koefisien Determinasi (R2) 55

    5.3.8. Pembahasan Hasil Penelitian... 56

    5.3.8.1. Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Pemeriksa

    Terhadap Kinerja Inspektorat 58

    5.3.8.2. Pengaruh Kompetensi Teknik Terhadap

    Kinerja Inspektorat.. 59

    5.3.8.3. Pengaruh Sertifikasi Jabatan dan Pendidikan

    dan Pelatihan Berkelanjutan Terhadap

    Kinerja Inspektorat 60

    Agus Mulyono : Analisis FaktorFaktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository 2008

  • BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 62

    6.1. Kesimpulan. 62

    6.2. Keterbatasan Penelitian . 63

    6.3. Saran 64

    DAFTAR PUSTAKA.. 65

    Agus Mulyono : Analisis FaktorFaktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository 2008

  • DAFTAR TABEL No Judul Halaman 2.1. Tinjauan Atas Penelitian Terdahulu ............................... 15 4.1. Defenisi Operasional Variabel ....................................... 24 5.1. Pengumpulan Data... 37 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.. 38 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja.. 38 5.4 Uji Validitas Variabel Penelitian 39 5.5 Uji Reliabilitas Variabel Penelitian.. 41 5.6 Uji Multikolinieritas 43 5.7. Deskripsi Variabel Latar Belakang Pendidikan Pemeriksa (X1) .. 45 5.8. Deskripsi Variabel Kompetensi Teknik (X2) . 46 5.9. Deskripsi Variabel Sertifikasi Jabatan dan Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan (X3) .............. 48 5.10. Deskripsi Variabel Kinerja Inspektorat (Y) .. 49 5.11. Hasil Uji F ... 51 5.12. Nilai t hitung ... 53 5.13. Hasil Analisis Koefisien Determinasi .. 56 .

    Agus Mulyono : Analisis FaktorFaktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository 2008

  • DAFTAR GAMBAR

    No Judul Halaman 2.1. Kerangka Konseptual ............................................. 17 5.1. Grafik Uji normalitas.. 42 5.2. Grafik Uji Heteroskedastisitas. 44

    Agus Mulyono : Analisis FaktorFaktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository 2008

  • DAFTAR LAMPIRAN

    No Judul Halaman

    1. Daftar Kuisioner . 67 2. Data Kuesioner Responden Pada Inspektorat Kabupaten Deli Serdang . 72 3. Analisis Regresi... 75 4. Deskriptif Data .. 80 5. Uji Validitas dan Reabilitas .. 87 6. Tabel of F Statistic P = 0.05 93 7. Tabel t 94 8. Rencana Seminar dan Ujian Tesis 95

    Agus Mulyono : Analisis FaktorFaktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository 2008

  • Agus Mulyono : Analisis FaktorFaktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository 2008

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Masalah

    Semua organisasi Inspektorat bertanggung jawab untuk memastikan bahwa

    setiap tugas yang dilaksanakan oleh aparatur inspektorat yang secara kolektif

    memiliki tujuan untuk meningkatkan kinerja akan keberhasilan dalam melaksanakan

    tugasnya. Oleh karena itu, organisasi inspektorat harus memiliki prosedur rekrutmen,

    pengangkatan, pengembangan berkelanjutan, dan evaluasi atas tugas untuk

    membantu organisasi inspektorat dalam mempertahankan aparatur inspektorat yang

    memiliki kompetensi yang memadai. Sifat, luas dan formalitas dari proses tersebut

    akan tergantung pada berbagai faktor seperti jenis tugas, struktur dan besarnya

    organisasi inspektorat.

    Kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output)

    individu maupun kelompok dalam suatu aktifitas tertentu yang diakibatkan

    oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta

    keinginan untuk berprestasi lebih baik.

    Pengawasan intern dilingkungan Departemen, Kementrian dan Lembaga

    Pemerintah Non Departemen (LPND) dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal dan

    Inspektorat Utama/Inspektorat untuk kepentingan Menteri/Pimpinan LPND dalam

    upaya pemantauan terhadap kinerja unit organisasi yang ada dalam kendalinya.

    Pelaksanaan fungsi Inspektorat Jenderal dan Inspektorat Utama/Inspektorat tidak

  • terbatas pada fungsi audit tapi juga unsur pembinaan terhadap pengelolaan

    keuangan negara. Pengawasan intern dilingkungan Pemerintah

    Propinsi/Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh Inspektorat Propinsi/Kabupaten/Kota

    untuk kepentingan Gubernur/Bupati/Walikota dalam melaksanakan pemantauan

    terhadap kinerja unit organisasi yang ada dalam kepemimpinannya. Sedangkan Badan

    Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang berada dibawah Presiden

    melaksanakan tugas pemerintahan dibidang pengawasan keuangan dan pembangunan

    sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Keberadaan beberapa unsur Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)

    seperti disebutkan diatas perlu didukung dengan pedoman dan peraturan perundang-

    undangan tentang pengawasan intern pemerintah yang merumuskan ketentuan-

    ketentuan pokok dalam bidang pengawasan intern pemerintah dalam rangka

    menjamin terlaksananya pengawasan intern pemerintah yang efektif dan efisien.

    Mengingat sampai saat ini belum seluruh APIP mempunyai standar yang

    seragam, untuk itu dalam membawas penelitian ini menggunakan Peraturan Menteri

    Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal

    31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.

    Standar Umum Audit Kinerja dan Audit inverstigatif menurut Peraturan

    Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/05/M.PAN/03/2008

    tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah,

    meliputi standar-standar yang terkait dengan karakteristik organisasi dan individu-

    individu yang melakukan kegiatan audit. Pada Standar Umum 2200 mengatur

    8

  • tentang keahlian, secara garis besar menyatakan bahwa keahlian pemeriksa harus

    mempunyai latar belakang pendidikan, kompetensi tehnis, sertifikasi jabatan dan

    pendidikan dan pelatihan.

    Latar belakang pendidikan adalah Auditor APIP mempunyai tingkat

    pendidikan formal minimal strata satu ( S-1) atau yang setara. Hal itu agar tercipta

    kinerja audit yang baik maka APIP harus mempunyai kriteria tertentu dari auditor

    yang diperlukan untuk merencanakan audit,mengidentifikasi kebutuhan profesional

    auditor dan untuk mengembangkan teknik dan metodologi audit agar sesuai dengan

    situasi dan kondisi yang dihadapi unit yang dilayani oleh APIP. APIP juga harus

    mengidentifikasi keahlian yang belum tersedia dan mengusulkannya sebagai bagian

    dari proses rekrutmen. Aturan tentang tingkatan pendidikan formal minimal dan

    pelatihan yang diperlukan untuk dievaluasi secara periodik guna menyesuaikan

    dengan situasi dan kondisi yang dihadapi unit yang dilayani oleh APIP.

    Kompetensi teknis adalah kompetensi teknis yang harus dimiliki oleh

    pemeriksa yang mempunyai pendidikan auditing, akuntansi, administrasi

    pemerintahan dan komunikasi. Disamping wajib memiliki keahlian tentang standar

    audit, kebijakan, prosedur dan praktek-praktek audit, auditor harus memiliki keahlian

    yang memadai tentang lingkungan pemerintahan sesuai dengan tugas pokok dan

    fungsi unit yang dilayani oleh APIP.

    Sertifikasi jabatan dan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, antara lain

    sebagai berikut : Pemeriksa harus mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor

    (JFA) dan mengikuti pendidikan dan pelatihan profesional berkelanjutan (continuing

    9

  • professional education). Untuk itu pemeriksa wajib mengikuti pendidikan dan

    pelatihan sertifikasi jabatan fungsional auditor yang sesuai dengan jenjangnya.

    Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 5 Tahun

    2007 tanggal 14 November 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja

    Perangkat Daerah Kabupaten Deli Serdang, pasal 130 menyebutkan Inspektorat

    mempunyai tugas pokok melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan

    Pemerintahan Daerah, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan Pemerintahan

    Desa dan pelaksanaan urusan Pemerintahan Desa. Untuk itu Anggota Inspektorat

    dituntut keahlian/ kompetensinya dalam pelaksanaan pengawasan, agar terselenggara

    pelaksanaan urusan pemerintahan daerah dan pemerintahan desa yang baik dan

    efektif.

    Inspektorat Kabupaten Deli Serdang dengan jumlah pegawai 41 (empat puluh

    satu) Orang yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan. Organisasi pemeriksa dan

    pemeriksa tak jarang dipengaruhi oleh keahlian/kompetensi auditor yang dapat

    mempengaruhi kinerjanya dalam melakukan tugas pemeriksaan. Sehingga tak jarang

    pula hasil pemeriksaan Inspektorat Kabupaten Deli Serdang sebagai Pemeriksa

    Internal Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, belum bisa diharapkan hasil kinerjanya

    yang berkualitas.

    Kompetensi adalah pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk

    menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada individu (IAI,2001). Kompetensi atau

    kemampuan yang dimiliki oleh aparatur Inspektorat dapat diperoleh dari

    menggunakan pelayanan ini pada siapapun mereka yang mempunyai pengetahuan

    10

  • penting, kemampuan dan pengalaman dan dalam melakukan pelayanan pemeriksaan

    internal yang sesuai dengan standar internasional untuk praktek profesional dari

    pemeriksaan internal serta terus menerus memperbaiki keahlian mereka dan

    keefektifan dan kualitas dari pelayanan mereka ( The IIA Board of Directors, 17 Juni

    2000).

    Dari hal tersebut mendorong dan memotifasi untuk melakukan penelitian

    lebih lanjut terhadap peningkatan kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang

    perlu didukung dengan faktor faktor kompetensi yang memadai, oleh sebab itu

    penulis merasa tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut dengan topik

    Analisis Faktor faktor Kompetensi Aparatur Inspektorat dan Pengaruhnya

    Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang.

    1.2. Perumusan Masalah

    Apakah latar belakang pendidikan, kompetensi tehnis, sertifikasi jabatan dan

    pendidikan dan pelatihan berkelanjutan berpengaruh terhadap kinerja Inspektorat

    Kabupaten Deli Serdang secara simultan dan parsial.

    1.3. Tujuan Penelitian

    Untuk mengetahui, menganalisis dan memberikan bukti emperis mengenai

    pengaruh apakah latar belakang pendidikan, kompetensi tehnis, sertifikasi jabatan dan

    pendidikan dan pelatihan berkelanjutan aparatur inspektorat mempunyai pengaruh

    terhadap kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang.

    11

  • 1.4. Manfaat penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan memberi manfaat sebagai berikut:

    a. Bagi peneliti untuk menambah wawasan dan pengalaman mengenai

    faktorfaktor kompetensi berpengaruh terhadap kinerja inspektorat Kabupaten

    Deli Serdang.

    b. Bagi Inspektorat dan perangkat daerah Kabupaten Deli Serdang untuk

    mengetahui faktor faktor kompetensi aparatur inspektorat dan pengaruhnya

    terhadap kinerja inspektorat Kabupaten Deli Serdang guna pengambilan

    kebijakan.

    c. Bagi Akademisi khususnya calon peneliti sebagai referensi untuk penelitian

    yang sejenis untuk mengetahui faktor faktor kompetensi aparatur inspektorat

    dan pengaruhnya terhadap kinerja inspektorat Kabupaten Deli Serdang.

    1.5. Batasan Penelitian

    Dalam hal melakukan penelitian Peneliti mempunyai keterbatasan antara lain :

    Batasan Aspek.

    Penelitian ini dibatasi pada audit internal di lingkup pemerintahan, khususnya

    pada tugas dan fungsi Inspektorat Kabupaten Deli Serdang.

    12

  • 1.6. Originalitas Penelitian

    Judul Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Surbakti Karo-Karo,

    Analisis Faktor Faktor Kompetensi Anggota Badan Pengawas dan Pengaruhnya

    Terhadap Laporan Badan Pengawas Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KP-RI)

    Di Kota Medan, penulis merubah kompetensi badan pengawas menjadi kompetensi

    aparatur Inspektorat dan merubah pengaruhnya terhadap laporan badan pengawas

    koperasi pegawai Republik Indonesia (KP-RI) menjadi kinerja Inspektorat Kabupaten

    Deli Serdang, sedangkan pembahasan Independen Variabel dan Dependen Variabel

    serta kuesioner penelitian ini merupakan aplikasi dari Peraturan Menteri Negara

    Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret

    2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah,

    Penelitian tentang Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang belum pernah

    dilakukan. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis merasa tertarik untuk mengkaji

    ke dalam penelitian dengan mengambil judul Analisis Faktor-Faktor Kompetensi

    Aparatur Inspektorat dan Pengaruhnya Pada Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli

    Serdang .

    13

  • 14

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

    2.1. Tinjauan Teori

    2.1.1. Latar belakang pendidikan pemeriksa

    Sering orang menyebut pemeriksa (pengawas, auditor) dalam penelitian ini

    mempunyai arti yang sama yaitu : pegawai negeri sipil (PNS) yang mempunyai

    jabatan fungsional auditor dan/atau pihak lain yang diberi tugas, wewenang,

    tanggung jawab dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang melaksanakan

    pengawasan pada instansi pemerintah untuk dan atas nama APIP.

    Dalam suatu organisasi apapun, baik perusahaan swasta, BUMN/BUMD,

    perusahaan multinasional, perusahaan asing, pemerintahan, lembaga pendidikan dan

    Organisasi Nir Laba Profesi Auditor Internal sangat dibutuhkan. Dalam melakukan

    rekrutmen terhadap tenaga auditor internal untuk suatu organisasi, selain dapat

    diambil dari karyawan / staf dari bagian / Divisi lain, juga diperoleh dari pihak luar

    organisasi, baik yang telah berpengalaman maupun yang baru lulus dari perguruan

    tinggi (fresh graduate). Persaingan untuk memperebutkan posisi auditor internal

    ternyata lebih ketat dibandingkan posisi tenaga staf akuntansi (accounting staff) atau

    auditor untuk Kantor Akuntan Publik (KAP), sebab auditor internal dapat

    diperebutkan oleh lulusan dari berbagai disiplin ilmu serta berbagai pengalaman

    kerja.

  • Latar belakang pendidikan yang dimiliki staf Inspektorat Kabupaten Deli

    Serdang terdiri dari beranekaragam jurusan. Inspektorat Kabupaten Deli Serdang

    merupakan bagian dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berada di

    Pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang. Proses mutasi pada Inspektorat

    Kabupaten Deli Serdang juga menjadi penyebab beraneka ragamnya latar belakang

    pendidikan yang ada. Latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh Inspektorat

    Kabupaten Deli Serdang terdiri dari dari latar belakang pendidikan Ekonomi, Hukum,

    Sosial dan Politik. Latar belakang pendidikan mempunyai peran yang sangat penting.

    SKPD yang berada di Pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang terdiri dari

    berbagai bidang. Untuk itu keaneka ragaman latar belakang pendidikan sangat

    berguna dalam proses pemeriksaan oleh staf Inspektorat Kabupaten Deli Serdang.

    Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :

    PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat

    Pengawasan Intern Pemerintah, Latar belakang pendidikan pemeriksa adalah Auditor

    APIP harus mempunyai pendidikan formal minimal adalah : Strata satu ( S-1) atau

    yang setara, untuk itu diperlukan pengembangan teknik dan metodologi pemeriksaan

    melalui pelatihan, dan pelatihan yang diperlukan harus dievaluasi secara periodik.

    17

  • 2.1.2. Kompetensi Tehnis

    Kompetensi profesional, menurut Mulyadi (2002) dapat dibagi atas dua fase :

    1. Pencapaian kompetensi profesional, yaitu pada awalnya memerlukan

    standar pendidikan umum yang tinggi, diikuti pendidikan khusus,

    pelatihan dalam subyek-subyek yang relevan, dan pengalaman kerja.

    1. Pemeliharaan kompetensi profesional yang meliputi :

    a. Kompetensi harus dipelihara dan dijaga melalui komitmen

    untuk belajar dan melakukan peningkatan profesional secara

    berkesinambungan.

    b. Pemeliharaan kompetensi profesional memerlukan kesadaran

    untuk terus mengikuti perkembangan profesi akuntan, termasuk

    diantaranya pernyataan-pernyataan akuntansi, auditing dan

    peraturan lainnya, baik nasional maupun internasional yang

    relevan.

    Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :

    PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat

    Pengawasan Intern Pemerintah, Kompetensi teknis, antara lain sebagai berikut :

    Pemeriksa harus memiliki pengetahuan dan pelatihan auditing, Pemeriksa harus

    memiliki pengetahuan dan pelatihan akuntansi, Pemeriksa harus memiliki

    pengetahuan dan pelatihan administrasi pemerintahan, Pemeriksa harus memiliki

    pengetahuan dan pelatihan komunikasi.

    18

  • 2.1.3. Sertifikasi Jabatan dan Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan

    Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :

    PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat

    Pengawasan Intern Pemerintah.

    Sertifikasi jabatan dan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, antara lain

    sebagai berikut : Pemeriksa harus mempunyai sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor

    (JFA), Pemeriksa harus mengikuti pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, dan

    Pemeriksa wajib memiliki pengetahuan dan akses atas informasi teraktual dalam

    standar, metodologi, prosedur, dan teknik pemeriksaan.

    2.1.4. Kinerja Inspektorat

    Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang tergantung kepada

    kompetensinya. Adapun faktor-faktor pembentuk kinerja Inspektorat dalam penelitian

    ini dilihat dari sudut pandang pemeriksa yang berada pada Inspektorat Kabupaten

    Deli Serdang.

    Pengertian Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau

    tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering

    tidak memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah.

    Hasibuan (2000) mengemukakan kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil

    kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan

    kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta

    waktu.

    19

  • Simamora (1995) mengemukakan prestasi kerja atau kinerja sebagai berikut

    kinerja karyawan adalah tingkat terhadap mana para karyawan mencapai

    persyaratan-persyaratan pekerjaan. Penilaian kinerja pada umumnya mencakup baik

    aspek kualitatif maupun kuantitatif dari pelaksanaan pekerjaan .

    Mangkunegara (2000) menyatakan Faktor-faktor yang mempengaruhi

    pencapaian kinerja adalah factor kemampuan (ability) dan faktor motivasi

    (motivation).

    Berdasarkaan pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa kinerja

    merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun

    kelompok dalam suatu aktifitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau

    kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi lebih

    baik.

    Penilaian kinerja ( performance appraisal ) pada dasarnya merupakan faktor

    kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena

    adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada

    dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika

    pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat

    diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan.

    Manfaat Penilaian Kinerja merupakan Kontribusi hasil-hasil penilaian

    merupakan suatu yang sangat bermanfaat bagi perencanaan kebijakan organisasi

    adapun secara terperinci penilaian kinerja bagi organisasi adalah : 1.Penyesuaian-

    penyesuaian kompensasi 2.Perbaikan kinerja 3.Kebutuhan latihan dan pengembangan

    20

  • 4.Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi, pemecatan,

    pemberhentian dan perencanaan tenaga kerja. 5.Untuk kepentingan penelitian

    pegawai 6.Membantu diaknosis terhadap kesalahan desain pegawai.

    Kinerja Inspektorat menurut Pedoman Operasional Pemeriksaan adalah

    berdasarkan:

    a. Dalam melaksanakan tugas pengawasan tahunan berdasarkan Program Kerja

    Pengawasan Tahunan (PKPT).

    b. Setiap melakukan tugas pengawasan setiap tim membuat Program Kerja

    Pemeriksaan (PKP).

    c. Dalam melaksanakan penugasan setiap tim membuat Program Pemeriksaan

    Tim (P2T).

    d. Dalam setiap penugasan diperintahkan oleh Inspektur dengan Surat Perintah

    Tugas (SPT).

    e. Dalam setiap tugas kewajiban seorang pemeriksa membuat Kertas Kerja

    Pemeriksaan (KKP).

    f. Dalam penugasan kepada Audite Tim membuat Naskah Hasil Pemeriksaan

    (NHP).

    g. Setiap melaksanakan tugas wajib dibuat Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).

    21

  • 2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

    Dalam hal ini peneliti menuliskan beberapa peneliti terdahulu antara lain dari

    nama peneliti terdahulu, berasal dari tahun, masalah yang diteliti, variabel yang

    diamati, metode yang digunakan, hasil penelitian :

    a. Karo-Karo, Surbakti, USU Medan, 2006, Masalah yang diteliti Analisis

    faktor-faktor kompetensi anggota badan pengawas dan pengaruhnya

    terhadap laporan Badan Pengawas Koperasi Pegawai Republik Indonesia

    (KP-RI) di kota Medan, Variabel yang diamati Kompetensi badan

    pengawas dilihat dari: latar belakang pendidikan, pelatihan, peran aktif,

    pengalaman kerja. Terhadap laporan badan pengawas dilihat dari pengurus

    koperasi, anggota koperasi. Metode yang digunakan1.Pengujian hipotesis

    yang meliputi uji pengaruh antar dua variabel. 2.Quisioner. Hasil penelitian

    1.Kompetensi badan pengawas dalam membuat laporan badan pengawas

    dipengaruhi faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.

    2.Sebagian besar badan pengawas koperasi berpendapat bahwa yang paling

    berpengaruh terhadap kompetensinya dalam membuat laporan

    pengawasannya adalah variabel latar belakang pendidikan yang mempunyai

    nilai paling tinggi, selanjutnya diikuti variabel pelatihan dan peran aktif

    badan pengawas dalam menjalankan tugas-tugasnya kemudian variabel

    pengalaman yang paling kecil diantara variabel-variabel yang telah

    disebutkan diatas.

    22

  • b. Sri Trisna-ningsih (2007), Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi

    Sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya

    Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor. Variabel

    Independen : Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan,

    Budaya Organisasi. Variabel Dependen : Kinerja Auditor. Variabel

    Moderating : Independensi Auditor, Komitmen Organisasi. Pemahaman

    good governance tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor, melainkan

    berpengaruh tidak langsung melalui independensi auditor. Gaya

    kepemimpinan berpenaruh langsung terhadap kinerja auditor, tetapi

    komitmen organisasi bukan merupakan intervening variabel dalam

    hubungan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor. Budaya

    organisasi tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja auditor, namun

    secara tidak langsung komitmen organisasi memediasi hubungan antara

    budaya organisasi terhadap kinerja auditor.

    Tabel 2.1. Tinjauan Atas Penelitian Terdahulu

    No

    Nama Peneliti/Tahun

    Judul Penelitian

    Variabel Penelitian Hasil Penelitian

    1. Surbakti Karo-Karo, USU Medan (2006)

    Analisis faktor-faktor ompetensi anggota badan pengawas dan pengaruhnya terhadap laporan badan pengawas

    Variabel Independen : Latar belakang pendidikan, pelatihan, peran aktif,pengalaman kerja.Variabel Dependen : Laporan Badan

    .Kompetensi badan pengawas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laporan pengawasannya

    23

  • Lanjutan Tabel 2.1

    koperasi republik Indonesia (KP-RI)Dikota Medan

    pengawas.

    2. Sri Trisna-ningsih (2007)

    Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi Sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor.

    Variabel Independen : Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi. Variabel Dependen : Kinerja Auditor. Variabel Moderating : Independensi Auditor, Komitmen Organisasi.

    Pemahaman good governance tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor, melainkan berpengaruh tidak langsung melalui independensi auditor. Gaya kepemimpinan berpengaruh langsung terhadap kinerja auditor, tetapi komitmen organisasi bukan merupakan intervening variabel dalam hubungan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor. Budaya organisasi tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja auditor, namun secara tidak langsung komitmen organisasi memediasi hubungan antara budaya organisasi terhadap kinerja auditor.

    24

  • 25

    BAB III

    KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

    3.1. Kerangka Konseptual

    INDEPENDENT VARIABLE DEPENDENT VARIABLE

    FAKTOR-FAKTOR KOMPETENSI APARATUR INSPEKTORAT (X)

    Latar Belakang Pendidikan Pemeriksa (X1)

    Kompetensi Tehnis (X2)

    KINERJA INSPEKTORAT (Y)

    Sertifikasi Jabatan dan Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan (X3)

    Gambar 3.1. Kerangka Konseptual

  • Latar belakang pendidikan pemeriksa (X1) secara parsial mempengaruhi kinerja

    inspektorat (Y).

    Kompetensi Tehnis (X2) secara parsial mempengaruhi kinerja inspektorat (Y).

    Sertifikasi Jabatan dan Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan (X3) secara parsial

    mempengaruhi kinerja inspektorat (Y).

    Latar belakang pendidikan (X1) , Kompetensi Tehnis (X2), Sertifikasi Jabatan dan

    Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan (X3) secara simultan/ bersama-sama

    mempengaruhi kinerja inspektorat (Y).

    Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :

    PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat

    Pengawasan Intern Pemerintah, Standar Umum Audit Kinerja dan Audit inverstigatif

    meliputi standar-standar yang terkait dengan karakteristik organisasi dan individu-

    individu yang melakukan kegiatan audit.

    Standar Umum 2200 mengatur tentang keahlian, secara garis besar

    menyatakan bahwa keahlian auditor harus mempunyai latar belakang pendidikan,

    kompetensi tehnis, sertifikasi jabatan dan pendidikan dan pelatihan.

    3.2. Hipotesis Penelitian

    Berdasarkan landasan teori serta kerangka konseptual yang telah dikemukakan, maka

    hipotesis penelitian ini adalah bahwa latar belakang pendidikan auditor, kompetensi

    teknis dan sertifikasi jabatan dan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan berpengaruh

    terhadap kinerja inspektorat kabupaten deli serdang secara simultan dan parsial.

    19

  • 20

    BAB IV

    METODOLOGI PENELITIAN

    4.1. Jenis Penelitian

    Penelitian ini dapat dikatakan sebagai penelitian kausal (causal), Umar (2008)

    menyebutkan desain kausal berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel

    mempengaruhi variabel lain, dan juga berguna pada penelitian yang bersifat

    eksperimen dimana variabel independennya diperlakukan secara terkendali oleh

    peneliti untuk melihat dampaknya pada variabel dependennya secara langsung.

    Peneliti menggunakan desain penelitian ini untuk memberikan bukti empiris

    dan menganalisis latar belakang pendidikan, kompetensi teknis dan sertifikasi jabatan

    dan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan sebagai variabel independen terhadap

    kinerja inspektorat sebagai variabel dependen pada Inspektorat Kabupaten Deli

    Serdang.

    4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Lokasi penelitian ini adalah Kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang

    beralamat di Jalan Mawar No. 6 Lubuk Pakam. Sedangkan jangka waktu

    penelitian dari bulan November 2008 sampai dengan bulan Februari 2009.

  • 4.3. Populasi dan Sampel

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh staf Inspektorat Kabupaten Deli

    Serdang yang berjumlah 41 (empat puluh satu) Orang, sesuai dengan Peraturan

    Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 5 Tahun 2007 tanggal 14 November 2007

    tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Deli

    Serdang, terdiri dari :

    1. Inspektur 1 Orang

    2. Sekretaris 1 Orang

    3. Inspektur Pembantu Wilayah 4 Orang

    4. Kepala Seksi 12 Orang

    5. Kepala Sub Bagian 3 Orang

    6. Staf Pemeriksa 20 Orang

    Jenis penelitian ini adalah sensus, menurut Erlina dan Mulyani (2007) jika

    Peneliti menggunakan seluruh elemen populasi menjadi data penelitian maka disebut

    sensus. Sensus digunakan jika elemen popolasi relatif sedikit dan bersifat heterogen.

    Sehingga seluruh populasi, yaitu staf Inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang

    berjumlah 41 (empat puluh satu) Orang, dijadikan sampel. Metode yang digunakan

    adalah metode survey, menurut Ghozali dan Ikhsan (2006) yaitu merupakan

    pengumpulan data primer yang diperoleh secara langsung dari sumber asli.

    34

  • 4.4. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan

    kuesioner, seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (1999), kuesioner merupakan

    teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

    pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam

    penelitian ini yang akan diberikan kuesioner adalah seluruh staf Inspektorat

    Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 41 (empat puluh satu) orang.

    Tahapan dalam penyebaran dan pengumpulan kuesioner dibagi dalam dua

    tahap, yaitu tahap pertama adalah melakukan penyebaran kuesioner kepada seluruh

    staf Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, kemudian menunggu pengisian kuesioner

    tersebut. Tahap yang kedua adalah pengambilan kuesioner yang telah diisi oleh staf

    Inspektorat Kabupaten Deli Serdang untuk dilakukan pengolahan data.

    Jenis data dalam penelitian ini adalah data subyek, menurut Indriantoro dan

    Supomo (1999) data subyek adalah jenis data yang berupa opini, sikap, pengalaman

    atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek

    penelitian (responden). Dengan demikian data subyek merupakan data yang

    dilaporkan sendiri oleh responden secara individual.

    Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan

    dalam penentuan metode pengumpulan data. Sumber data dalam penelitian ini

    adalah data primer. Indriantoro dan Supomo (1999) menyebutkan data primer

    merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli

    35

  • (tidak melalui media perantara). Sumber data dalam penelitian ini berasal dari

    responden yaitu seluruh staf Inspektorat Kabupaten Deli Serdang.

    Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dirancang dan disusun

    berdasarkan aplikasi Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :

    PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern

    Pemerintah, seperti yang dikemukakan Sugiyono (1999), bahwa peneliti-peneliti

    dalam bidang sosial instrumen penelitian yang digunakan sering disusun sendiri

    termasuk menguji validitas dan realibilitasnya.

    Sebelum kuesioner disebar ke responden terlebih dahulu dilakukan uji pratest

    (uji coba sebelum penelitian yang sebenarnya dilakukan). Menurut Kuncoro (2003)

    setelah instrumen disusun dalam bentuk draft maka uji pratest sebaiknya dilakukan

    pada sejumlah responden yang sama dengan responden penelitian yang sebenarnya.

    4.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

    Penelitian ini menggunakan tiga variabel independen yaitu latar belakang

    pendidikan (X1), kompetensi teknis (X2) dan sertifikasi jabatan dan pendidikan

    dan pelatihan berkelanjutan (X3) yang merupakan faktor-faktor dari kompetensi

    aparatur inspektorat dan satu variabel dependen yaitu kinerja inspektorat (Y).

    Kompetensi adalah pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk

    menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada individu (IAI,2001). Variabel yang

    diukur dapat mempengaruhi keahlian/ kompetensi aparatur inspektorat menurut

    Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :

    36

  • ER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah,

    antara lain adalah :

    Latar belakang pendidikan (X1) adalah Auditor APIP harus mempunyai

    tingkat pendidikan formal minimal strata satu ( S-1) atau yang setara. Aturan tentang

    tingkatan pendidikan formal minimal dan pelatihan yang diperlukan harus dievaluasi

    secara periodik guna menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi unit

    yang dilayani oleh APIP. Pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan

    menggunakan skala pengukuran interval, seperti yang dikemukakan Erlina dan

    Mulyani (2007 : 53) skala interval adalah skala pengukuran yang menyatakan

    kategori, peringkat dan jarak konstruk yang diukur tetapi tidak menggunakan angka

    nol sebagai titik awal perhitungan dan bukan angka absolute.

    Kompetensi teknis (X2) adalah Kompetensi teknis yang harus dimiliki oleh

    auditor adalah auditing, akuntansi, administrasi pemerintahan dan komunikasi.

    Disamping wajib memiliki keahlian tentang standar audit, kebijakan, prosedur dan

    praktek-praktek audit, auditor harus memiliki keahlian yang memadai tentang

    lingkungan pemerintahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi unit yang dilayani

    oleh APIP. Pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan skala

    pengukuran ordinal.

    Sertifikasi jabatan dan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan (X3) adalah

    Auditor harus mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor (JFA) dan mengikuti

    pendidikan dan pelatihan profesional berkelanjutan (continuing professional

    education). Auditor wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan sertifikasi jabatan

    37

  • fungsional auditor yang sesuai dengan jenjangnya. Pengukuran variabel dalam

    penelitian ini dengan menggunakan skala pengukuran ordinal.

    Kinerja Inspektorat (Y) adalah merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu

    hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu aktifitas tertentu

    yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari

    proses belajar serta keinginan untuk berprestasi lebih baik.

    Tabel 4.1. Definisi Operasional Variabel

    Variabel Definisi Operasional Parameter Skala

    Independen Variabel

    1. Latar belakang pendidikan (X1)

    Auditor APIP mempunyai tingkat pendidikan formal minimal strata satu ( S-1) atau yang setara.

    Tingkat pendidikan. Pengembangan teknik dan metodologi pemeriksaan. Pelatihan dievaluasi secara periodik.

    Interval

    2.Kompetensi teknis (X2)

    Kompetensi teknis yang harus dimiliki oleh auditor adalah auditing, akuntansi, administrasi pemerintahan dan komunikasi.

    Pemeriksa harus memiliki pengetahuan dan pelatihan auditing, akuntansi, administrasi pemerintahan dan komunikasi.

    Interval

    3.Sertifikasi jabatan dan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan (X3)

    Auditor harus mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor (JFA) dan mengikuti pendidikan dan

    Pemeriksa harus mempunyai sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor (JFA), mengikuti pendidikan dan pelatihan

    Interval

    38

  • Lanjutan tabel 4.1

    pelatihan profesional berkelanjutan (continuing professional education).

    berkelanjutan, memiliki pengetahuan dan akses atas informasi teraktual dalam standar, metodologi, prosedur, dan teknik pemeriksaan.

    Dependen Variabel

    Kinerja Inspektorat (Y)

    Merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu aktifitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasilebih baik

    Kesesuaian dengan: PKPT, adanya PKP, dibuatnya P2T, diperintahkan oleh Inspektur dengan SPT, dibuatnya KKP oleh pemeriksa, adanya NHP dan dibuanya LHP .

    Interval

    4.6. Model dan Teknik Analisis Data

    4.6.1. Model Analisis data

    Model yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model regresi linier

    berganda yang dijabarkan dibawah ini :

    1 1 2 2 3 3 Y X X X e = + + + +

    39

  • Dimana :

    Y = Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang

    X1 = Latar belakang pendidikan

    X2 = Kompetensi teknis

    X3 = Sertifikasi jabatan dan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan

    = Koefisien Regresi. e = Galat dari data hasil pengamatan

    4.6.2. Teknik Analisa Data

    Teknik analisis data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan model

    regresi. Dalam suatu penelitian, kemungkinan munculnya masalah dalam analisis

    regresi cukup sering dalam mencocokan model prediksi ke dalam sebuah model yang

    dimasukan kedalam serangkaian data. Penelitian diuji dengan beberapa uji statistik

    yang terdiri dari uji kualitas data, pengujian asumsi klasik, statistik deskriptif, dan uji

    statistik untuk pengujian hipotesis.

    4.6.2.1. Uji Kualitas Data

    Menurut Indriantoro dan Supomo (1999) ada dua konsep mengukur kualitas

    data yaitu realibilitas dan validitas. Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan

    instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji validitas dan reliabilitas. Pengujian

    40

  • tersebut masing-masing untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang

    dikumpulkan dari penggunaan instrumen.

    Dalam penelitian ini untuk mengukur kualitas data digunakan antara lain :

    1. Uji Reliabilitas.

    Pengujian reliabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban

    responden atas seluruh butir pertanyaan atau pertanyaan yang digunakan,

    untuk keperluan pengujian tersebut. Pengujian reliabilitas berguna untuk

    mengetahui apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan

    lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama (Umar, 2008).

    Teknik statistik yang digunakan untuk pengujian tersebut dengan koefisien

    cronbachs alpha setelah dilakukan pengukuran dengan menggunakan

    software SPSS. Cronbachs Alpha merupakan uji reliabilitas untuk alternatif

    jawaban lebih dari dua. Menurut Supramono dan Utami (2004) secara

    umum suatu instrumen dikatakan bagus jika memiliki koefisien cronbachs

    alpha > 0,6.

    2. Uji Validitas.

    Pengujian validitas dilakukan untuk menguji apakah instrumen penelitian

    yang telah disusun benar-benar akurat, sehingga mampu mengukur apa yang

    seharusnya diukur (variabel kunci yang sedang diteliti). Menurut Umar

    (2008) uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-

    pertanyaan kuesioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak

    relevan. Validitas dalam hal ini merupakan akurasi temuan penelitian yang

    41

  • mencerminkan kebenaran sekalipun responden yang dijadikan objek

    pengujian berbeda (Ghozali dan Ikhsan, 2006). Uji validitas dihitung dengan

    menggunakan korelasi person dan setelah dilakukan pengukuran dengan

    SPSS akan dilihat tingkat signifikan atas semua pertanyaan.

    4.6.2.2. Uji Asumsi Klasik

    Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda perlu pengujian asumsi

    klasik sebagai persyaratan dalam analisis agar datanya dapat bermakna dan

    bermanfaat. Menurut Lubis et.al (2007) dalam membuat uji asumsi klasik kita harus

    menggunakan data yang akan digunakan dalam uji regresi. Uji Asumsi klasik

    meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokesdastisitas.

    1. Uji Normalitas.

    Menurut Umar (2008) uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah

    variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal,

    mendekati normal atau tidak. Jika data ternyata tidak berdistribusi normal,

    analisis non parametrik termasuk model-model regresi dapat digunakan..

    Mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat diketahui

    dengan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika data

    meyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka

    model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sebagaimana dikemukakan

    oleh Lubis et.al (2007) data dalam keadaan normal apabila distribusi data

    menyebar disekitar garis diagonal.

    42

  • 2. Uji Multikolinieritas.

    Uji multikolinieritas berguna untuk mengetahui apakah pada model regresi

    yang diajukan telah ditemukan korelasi kuat antar variabel independen. Jika

    terjadi korelasi kuat, terdapat masalah multikolinieritas yang harus diatasi.

    Menurut Santoso (2000) model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

    korelasi antar variabel independen. Ketentuan untuk mendeteksi ada

    tidaknya multikolinieritas yaitu :

    a. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10, dan nilai

    Tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas

    dari multikolinieritas VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 0 maka Tolerance

    = 1/10 atau 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance.

    b. Jika nilai antar koefisien korelasi antar masing-masing variabel

    independen kurang dari 0,70 maka model dapat dikatakan bebas dari

    asumsi klasik multikonieritas. Jika lebih dari 0,7 maka diasumsikan

    terjadi korelasi yang sangat kuat antar variabel independen, sehingga

    terjadi multikonieritas (Lubis et.al, 2007).

    3. Uji Heteroskedastisitas.

    Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah

    model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan

    ke pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke

    pengamatan lain tetap disebut homokedastisitas, sedangkan untuk varians

    43

  • yang berbeda disebut heterokedastisitas. Menurut Umar (2008) model

    regresi yang baik adalah model yang heterokedatisitas.

    Cara memprediksinya adalah :

    a. Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka 0.

    b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja.

    c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang

    melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

    d. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola (Lubis et.al, 2007).

    4.6.2.3. Statistik Deskriptif

    Statistik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses

    transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah dipahami dan

    diinterprestasikan. Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan atau penyusunan data

    dalam bentuk tabel numerik. Statistik deskriptif umumnya digunakan peneliti untuk

    memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang paling utama

    dan data demografi responden. (Ghazali dan Ikhsan, 2006).

    Dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif yang terdiri dari rata-

    rata, deviasi standar, jawaban minimum, dan jawaban maksimum dari jawaban yang

    telah didapat melalui kuesioner.

    44

  • 4.6.2.4. Uji Hipotesis

    Untuk menguji hipotesis yang diajukan dilakukan dengan melihat rata-rata

    nilai variabel yang dipakai. Kuesioner diarahkan untuk jawaban positif atau negatif.

    Interval jawaban terdiri dari 1 sampai dengan 5, dan jawaban point 4 dan point 5

    merupakan jawaban positif karena jawaban point 4 adalah setuju dan point 5 adalah

    sangat setuju. Untuk menguji hipotesis mengenai pengaruh Latar belakang

    pendidikan, kompetensi teknis dan sertifikasi jabatan dan pendidikan dan pelatihan

    berkelanjutan berpengaruh terhadap kinerja inspektorat secara simultan dan parsial

    digunakan pengujian hipotesis secara simultan dengan uji F dan secara parsial dengan

    uji t :

    1. Uji F.

    Uji F menguji pengaruh simultan antara variabel independen terhadap

    variabel dependen. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan

    untuk uji F adalah sebagai berikut :

    Ho : = 0, Latar belakang pendidikan, kompetensi teknis dan sertifikasi jabatan dan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan tidak berpengaruh

    secara simultan terhadap kinerja inspektorat kabupaten Deli Serdang.

    Ha : 0, Latar belakang pendidikan, kompetensi teknis dan sertifikasi jabatan dan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan berpengaruh secara

    simultan terhadap kinerja inspektorat kabupaten Deli Serdang.

    45

  • Pada tabel ANOVA didapat uji F yang menguji semua sub variabel bebas

    yang akan mempengaruhi persamaan regresi. Dengan menggunakan derajat

    keyakinan 95 % atau taraf nyata 5 % serta derajat kebebasan df1 dan df2

    untuk mencari nilai F tabel. Nilai F tabel dapat dilihat dengan menggunakan

    F tabel. Dasar pengambilan keputusan adalah :

    a. Jika F hitung > F tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

    b. Jika F hitung < F tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima.

    Keputusan statistik hitung dan statistik tabel dapat juga diambil keputusan

    berdasarkan probabilitas, dengan dasar pengambilan keputusan :

    a. Jika probabilitas > tingkat signifikan, maka Ha ditolak dan Ho

    diterima.

    b. Jika probabilitas < tingkat signifikan, maka Ha diterima dan Ho

    ditolak.

    2. Uji t.

    Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan dengan uji t, yaitu menguji

    pengaruh parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen,

    dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan. Adapun langkah-

    langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji t adalah sebagai berikut :

    Ho : = 0 Latar belakang pendidikan, kompetensi teknis dan sertifikasi jabatan dan

    46

  • pendidikan dan pelatihan berkelanjutan tidak berpengaruh secara parsial

    terhadap kinerja inspektorat kabupaten Deli Serdang.

    Ha : 0 Latar belakang pendidikan, kompetensi teknis dan sertifikasi jabatan dan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan berpengaruh secara

    parsial terhadap kinerja inspektorat kabupaten Deli Serdang.

    Untuk mencari t tabel dengan df = N-2, taraf nyata 5 % dapat dengan

    menggunakan tabel statistik. Nilai t tabel dapat dilihat dengan

    menggunakan tabel t. Dasar pengambilan keputusan adalah :

    a. Jika t hitung > t tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

    b. Jika t hitung < t tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima.

    47

  • 48

    BAB V

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    5.1. Deskripsi Data

    5.1.1. Deskripsi Lokasi

    Kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang beralamat di Jln. Mawar No. 6

    Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. Inspektorat Kabupaten Deli Serdang

    berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 5 Tahun 2007

    Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten,

    dipimpin oleh Inspektur Kabupaten Deli Serdang.

    5.1.1.1 Gambaran Umum Kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang

    Berdasarkan peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 5 Tahun 2007

    Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Deli

    Serdang, Inspektorat Kabupaten Deli Serdang mempunyai :

    Kedudukan Inspektorat Kabupaten Deli Serdang adalah : Inspektorat

    merupakan unsur pengawas penyelenggara Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh

    seorang Inspektur yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada

    Bupati dan secara teknis administrasi mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah

    Kabupaten.

  • Tugas Pokok Inspektorat Kabupaten Deli Serdang: Inspektorat mempunyai

    tugas pokok melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan

    daerah, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa dan

    pelaksanaan urusan pemerintahan desa.

    Fungsi Inspektorat Kabupaten Deli Serdang: Dalam melaksanakan tugas

    pokok tersebut, Inspektorat mempunyai fungsi :

    a. Perencanaan program pengawasan

    b. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan

    c. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan

    d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsi

    dibidang Pengawasan

    e. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi kesekretariatan, program,

    kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan organisasi bidang Inspektorat

    Susunan Organisasi Inspektorat Kabupaten Deli Serdang :

    1. Susunan Organisasi Inspektorat terdiri dari :

    a. Inspektur

    b. Sekretaris

    c. Inspektur Pembantu Wilayah I

    d. Inspektur Pembantu Wilayah II

    e. Inspektur Pembantu Wilayah III

    f. Inspektur Pembantu Wilayah IV

    g. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor

    62

  • 2. Sekretariat terdiri dari :

    a. Sub Bagian Umum

    b. Sub Bagian Program

    c. Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan

    3. Inspektur Pembantu Wilayah I terdiri dari :

    a. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan

    b. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan

    c. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan

    4. Inspektur Pembantu Wilayah II terdiri dari :

    a. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan

    b. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan

    c. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan

    5. Inspektur Pembantu Wilayah III terdiri dari :

    a. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan

    b. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan

    c. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan

    6. Inspektur Pembantu Wilayah IV terdiri dari :

    a. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan

    b. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan

    c. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan

    63

  • Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Jabatan diatur lebih lanjut oleh

    Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor : 886 Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok,

    Fungsi dan Rincian Tugas Jabatan Perangkat Daerah Kabupaten Deli Serdang.

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh staf Inspektorat Kabupaten Deli

    Serdang yang berjumlah 41 (empat puluh satu) orang. Dalam penelitian ini peneliti

    menyebarkan kuesioner pada 41 orang staf Inspektorat Kabupaten Deli Serdang.

    Namun, dari 41 eksemplar yang dibagikan yang kembali berjumlah 39 eksemplar.

    Adapun 2 eksemplar lagi yang tidak kembali karena alasan melaksanakan ibadah haji,

    dan sakit. Seluruh kuesioner yang kembali, dijadikan sampel dalam penelitian ini.

    Tabel 5.1. Pengumpulan Data

    Keterangan Jumlah Kuesioner yang dikirim berjumlah 41 eksemplar Kuesioner yang tidak kembali Kuesioner yang kembali Kuesioner yang dapat digunakan dalam penelitian

    41 2 39 39

    5.1.2 Karakteristik Penelitian

    Hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin (Tabel 5.2.) menunjukkan bahwa

    staf Inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang paling banyak berjenis kelamin pria

    sebanyak 31 orang (79,5%) dan berjenis kelamin wanita sebanyak 8 orang (20,5%).

    64

  • Tabel 5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

    Jenis Kelamin Frekuensi Persen Pria 31 79,5 Wanita 8 20,5 Total 39 100,0

    Hasil penelitian berdasarkan masa kerja (Tabel 5.3.) menunjukkan bahwa staf

    Inspektorat Kabupaten Deli Serdang mempunyai masa kerja paling banyak 11-20

    tahun sebanyak 53,8%, lalu 21-30 tahun sebanyak 30,8% dan yang paling sedikit 1-

    10 tahun sebanyak 15,4%.

    Tabel 5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

    Masa Kerja Frekuensi Persen

    1-10 tahun 6 15,4

    11-20 tahun 21 53,8

    21-30 tahun 12 30,8

    Total 39 100,0

    5.2 Analisis Data

    5.2.1. Uji Kualitas Data

    Sebelum daftar pertanyaan diberikan pada responden, daftar pertanyaan perlu

    diuji coba terlebih dahulu. Pengujian reliabilitas dan validitas instrumen dilakukan

    pada 20 staf inspektorat yang akan dijadikan respoden dalam penelitian ini.

    65

  • 5.2.1.1 Uji Validitas

    Pengujian validitas instrumen dengan bantuan perangkat lunak SPSS, nilai

    validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jika

    angka korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kritik (r hitung >

    r tabel) maka instrumen tersebut dikatakan valid. Angka kritik pada penelitian

    ini adalah N-2=392=37dengan taraf signifikan 5% maka angka kritik untuk uji

    validitas pada penelitian adalah 0,316. Berdasarkan pengujian validitas

    instrumen, nilai corrected item-total correlation bernilai positif dan di atas

    nilai r tabel 0,316 yang artinya semua butir pertanyaan dapat dikatakan valid.

    Hasil uji validitas variabel kinerja inspektorat (Y), latar belakang pendidikan

    pemeriksa (X1), kompetensi teknik (X2) dan sertifikasi jabatan dan Pendidikan

    dan Pelatihan Berkelanjutan (X3) adalah sebagai berikut:

    Tabel 5.4. Uji Validitas Variabel Penelitian

    Instrumen Variabel

    Butir Instrumen r hitung R tabel

    Ket

    Kinerja Inspektorat (Y)

    a. Dalam melaksanakan tugas pengawasan tahunan berdasarkan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT).

    b. Setiap melakukan tugas pengawasan setiap tim membuat Program Kerja Pemeriksaan (PKP).

    c. Dalam melaksanakan penugasan setiap tim membuat Program Pemeriksaan Tim (P2T).

    d. Dalam setiap penugasan diperintahkan oleh Inspektur dengan Surat Perintah Tugas (SPT).

    e. Dalam setiap tugas kewajiban

    0,600

    0,958

    0,764

    0,773

    0,958

    0,958

    0,316

    0,316

    0,316

    0,316

    0,316

    0,316

    Valid

    Valid

    Valid

    Valid

    Valid

    Valid

    66

  • Lanjutan Tabel 5.4

    seorang pemeriksa membuat Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP).

    f. Dalam penugasan kepada Audite Tim membuat Naskah Hasil Pemeriksaan (NHP).

    g. Setiap melaksanakan tugas wajib dibuat Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).

    0,677 0,316

    Valid

    Latar Belakang Pendidikan Pemeriksa (X1)

    a. Pemeriksa harus mempunyai tingkat pendidikan formal minimal Strata Satu (S-1) atau yang setara.

    b. Pengembangan teknik dan metodologi pemeriksaan melalui pelatihan.

    c. Pelatihan yang diperlukan harus dievaluasi secara periodik

    0,726

    0,641

    0,725

    0,316

    0,316

    0,316

    Valid

    Valid

    Valid

    Kompetensi Teknik (X2)

    a. Pemeriksa harus memiliki pengetahuan dan pelatihan auditing.

    b. Pemeriksa harus memiliki pengetahuan dan pelatihan akuntansi.

    c. Pemeriksa harus memiliki pengetahuan dan pelatihan administrasi pemerintahan.

    d. Pemeriksa harus memiliki pengetahuan dan pelatihan komunikasi.

    0,729

    0,765

    0,658

    0,658

    0,316

    0,316

    0,316

    0,316

    Valid

    Valid

    Valid

    Valid

    Sertifikasi Jabatan dan Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan (X3)

    a. Pemeriksa harus mempunyai sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor (JFA).

    b. Pemeriksa harus mengikuti pendidikan dan pelatihan berkelanjutan.

    c. Pemeriksa wajib memiliki pengetahuan dan akses atas informasi teraktual dalam standar, metodologi, prosedur, dan teknik pemeriksaan.

    0,636

    0,643

    0,427

    0,316

    0,316

    0,316

    Valid

    Valid

    Valid

    Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)

    67

  • 5.2.1.2 Uji Reliabilitas

    Untuk mengetahui apakah kuesioner tersebut telah reliabel, maka

    dilakukanlah pengujian reliabilitas kuesioner dengan bantuan komputer

    program SPSS. Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana

    suatu alat pengukur dapat dipercaya. Secara umum suatu instrumen dikatakan

    bagus jika memiliki koefisien Cronbachs alpha > 0,6 (Supramono dan

    Utami, 2004).

    Tabel 5.5. Uji Reliabilitas Variabel Penelitian

    Variabel Alpha

    Cronbachs

    Batas

    Reliabilitas

    Keterangan

    Kinerja Inspektorat (Y)

    Latar Belakang Pendidikan Pemeriksa

    (X1)

    Kompetensi Teknik (X2)

    Sertifikasi Jabatan dan Pendidikan

    dan Pelatihan Berkelanjutan (X3)

    0,940

    0,833

    0,856

    0,722

    0,6

    0,6

    0,6

    0,6

    Reliabel

    Reliabel

    Reliabel

    Reliabel

    Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)

    Dari data di atas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan uji reliabilitas

    menunjukkan alpha cronbachs lebih besar dari 0,6 maka dapat dinyatakan instrumen

    tersebut reliabel.

    68

  • 5.2.2 Uji Asumsi Klasik

    Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian

    asumsi klasik, pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi terpenuhinya asumsi-asumsi

    dalam model regresi berganda dan untuk menginterpretasikan data agar lebih relevan

    dalam menganalisis. Pengujian asumsi klasik ini meliputi:

    5.2.2.1 Normalitas Data

    Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah model regresi antara

    variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas) keduanya memiliki

    distribusi normal atau tidak yang dapat dilihat dengan menggunakan normal p_plot.

    Data dalam keadaan normal apabila distribusi data menyebar di sekitar garis

    diagonal. Grafiknya sebagai berikut :

    Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0

    Expec

    ted Cu

    m Prob

    1.0

    0.8

    0.6

    0.4

    0.2

    0.0

    Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

    Dependent Variable: Kinerja Inspektorat

    Gambar 5.1. Grafik Uji Normalitas

    69

  • Dari gambar di atas dapat disimpulkan data terdistribusi dengan normal,

    dimana data terlihat menyebar mengikuti garis diagonal sehingga dapat dikatakan

    data berdistribusi normal.

    5.2.2.2 Uji Multikolinieritas

    Multikolinieritas adalah suatu keadaan dimana variabel lain (independen)

    saling berkorelasi satu dengan lainnya. Persamaan regresi berganda yang baik adalah

    persamaan yang bebas dari adanya multikolinieritas antara variabel independen. Alat

    ukur yang sering digunakan untuk mengukur ada tidaknya variabel yang berkorelasi,

    maka digunakan alat uji atau deteksi Variance Inflation Factor (VIF). Dimana nilai

    VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1.

    Tabel 5.6. Uji Multikolinieritas

    Collinearity Statistics Model

    Tolerance VIF 1 (Constant) Latar Belakang Pendidikan

    Pemeriksa ,589 1,697

    Kompetensi Teknik ,228 4,385 Sertifikasi Jabatan dan Pendidikan

    dan Pelatihan Berkelanjutan ,241 4,151

    Sumber: Hasil Penelitian tahun 2009 (data diolah)

    Pada output bagian ini, terlihat bahwa dari ketiga variabel independen dengan

    nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1. Sehingga dapat

    disimpulkan dalam model regresi ini tidak ada masalah multikolinieritas.

    70

  • 5.2.2.3 Uji Heterokedastisitas

    Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model

    regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke

    pengamatan yang lain. Jika varian dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan

    yang lain tetap maka disebut homokedastisitas, dan jika varian berbeda disebut

    heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.

    Untuk melihat ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan

    melihat gambar seperti berikut ini:

    Regression Studentized Residual43210-1-2

    Regr

    essio

    n Stan

    dard

    ized P

    redic

    ted

    Value

    3

    2

    1

    0

    -1

    -2

    Scatterplot

    Dependent Variable: Kinerja Inspektorat

    Gambar 5.2. Grafik Uji Heterokedastisitas

    Dengan menggunakan metode grafik di atas dapat diambil keputusan dengan

    kriteria sebagai berikut:

    a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola

    tertentu yang teratur maka terjadi heterokedastisitas.

    71

  • b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah

    angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

    Dari grafik 5.2. di atas menunjukkan tidak ada pola yang jelas dan

    menandakan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas untuk variabel penelitian, dengan

    demikian asumsi dasar bahwa variasi residual sama untuk semua pengamatan

    terpenuhi.

    5.3 Hasil Analisis Data

    5.3.1 Variabel Latar Belakang Pendidikan Pemeriksa (X1)

    Dari data yang diperoleh untuk Variabel Latar Belakang Pendidikan

    Pemeriksa (X1) dapat dilihat pada tabel 5.7 berikut ini:

    Tabel 5.7. Deskripsi Variabel Latar Belakang Pendidikan Pemeriksa (X1)

    Deskripsi Mean Mode Std.

    Deviation

    Variance Min Max

    Latar Belakang Pendidikan Pemeriksa -1 4,23 4 ,810 ,656 2 5

    Latar Belakang Pendidikan Pemeriksa -2 4,33 4 ,478 ,228 4 5

    Latar Belakang Pendidikan Pemeriksa -3 4,15 4 ,366 ,134 4 5

    Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)

    Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan:

    1. Pemeriksa harus mempunyai tingkat pendidikan formal minimal Strata Satu

    (S-1) atau yang setara: jawaban responden maksimum 5 dan minimum 2,

    dengan rata-rata 4,23 dan standar deviasi 0,810.

    72

  • 2. Pengembangan teknik dan metodologi pemeriksaan melalui pelatihan:

    jawaban responden maksimum 5 dan minimum 4, dengan rata-rata 4,33 dan

    standar deviasi 0,478.

    3. Pelatihan yang diperlukan harus dievaluasi secara periodik: jawaban

    responden maksimum 5 dan minimum 4, dengan rata-rata 4,15 dan standar

    deviasi 0,366.

    5.3.2 Variabel Kompetensi Teknik (X2)

    Dari data yang diperoleh untuk Variabel Kompetensi Teknik (X2) dapat dilihat

    pada tabel 5.8 berikut ini:

    Tabel 5.8. Deskripsi Variabel Kompetensi Teknik (X2)

    Deskripsi Mean ModeStd.

    Deviation Varianc

    e Min MaxKompetensi Teknik-1

    4,31 4 ,521 ,271 3 5

    Kompetensi Teknik-2

    4,23 4 ,485 ,235 3 5

    Kompetensi Teknik-3

    4,21 4 ,522 ,273 3 5

    Kompetensi Teknik-4

    4,23 4 ,427 ,182 4 5

    Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)

    73

  • Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan:

    1. Pemeriksa harus memiliki pengetahuan dan pelatihan auditing: jawaban

    responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 4,31 dan standar deviasi

    0,521.

    2. Pemeriksa harus memiliki pengetahuan dan pelatihan akuntansi: jawaban

    responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 4,23 dan standar deviasi

    0,485.

    3. Pemeriksa harus memiliki pengetahuan dan pelatihan administrasi

    pemerintahan: jawaban responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata

    4,21 dan standar deviasi 0,522.

    4. Pemeriksa harus memiliki pengetahuan dan pelatihan komunikasi: jawaban

    responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 4,23 dan standar deviasi

    0,427.

    5.3.3 Variabel Sertifikasi Jabatan dan Pendidikan dan Pelatihan

    Berkelanjutan (X3)

    Dari data yang diperoleh untuk Variabel Sertifikasi Jabatan dan Pendidikan

    dan Pelatihan Berkelanjutan (X3) dapat dilihat pada tabel 5.9 berikut ini:

    74

  • Tabel 5.9. Deskripsi Variabel Sertifikasi Jabatan dan Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan (X3)

    Deskripsi Mean Mode

    Std.

    Deviation

    Varianc

    e Min Max

    Sertifikasi Jabatan dan

    Pendidikan dan Pelatihan

    Berkelanjutan -1

    4,33 4 ,577 ,333 3 5

    Sertifikasi Jabatan dan

    Pendidikan dan Pelatihan

    Berkelanjutan -2

    4,33 4 ,478 ,228 4 5

    Sertifikasi Jabatan dan

    Pendidikan dan Pelatihan

    Berkelanjutan -3

    4,18 4 ,389 ,151 4 5

    Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)

    Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan:

    1. Pemeriksa harus mempunyai sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor (JFA):

    jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 4,33 dan

    standar deviasi 0,577.

    2. Pemeriksa harus mengikuti pendidikan dan pelatihan berkelanjutan: jawaban

    responden maksimum 5 minimum 4, dengan rata-rata 4,33 dan standar deviasi

    0,478.

    75

  • 3. Pemeriksa wajib memiliki pengetahuan dan akses atas informasi teraktual

    dalam standar, metodologi, prosedur, dan teknik pemeriksaan: jawaban

    responden maksimum 5 minimum 4 dengan rata-rata 4,18 dan standar deviasi

    0,389.

    5.3.4 Variabel Kinerja Inspektorat (Y)

    Dari data yang diperoleh untuk Variabel Kinerja Inspektorat (Y) dapat dilihat

    pada tabel 5.10 berikut ini:

    Tabel 5.10. Deskripsi Variabel Kinerja Inspektorat (Y)

    Deskripsi Mean ModeStd.

    Deviation Varianc

    e Min MaxKinerja Inspektorat-1 4,67 5 ,530 ,281 3 5

    Kinerja Inspektorat-2 4,33 4 ,478 ,228 4 5

    Kinerja Inspektorat-3 4,26 4 ,442 ,196 4 5

    Kinerja Inspektorat-4 4,31 4 ,468 ,219 4 5

    Kinerja Inspektorat-5 4,33 4 ,478 ,228 4 5

    Kinerja Inspektorat-6 4,36 4 ,486 ,236 4 5

    Kinerja Inspektorat-7 4,67 5 ,478 ,228 4 5

    Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)

    76

  • Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan:

    1. Dalam melaksanakan tugas pengawasan tahunan berdasarkan Program Kerja

    Pengawasan Tahunan (PKPT): jawaban responden maksimum 5 minimum 3,

    dengan rata-rata 4,67 dan standar deviasi 0,530.

    2. Setiap melakukan tugas pengawasan setiap tim membuat Program Kerja

    Pemeriksaan (PKP): jawaban responden maksimum 5 minimum 4, dengan

    rata-rata 4,33 dan standar deviasi 0,478.

    3. Dalam melaksanakan penugasan setiap tim membuat Program Pemeriksaan

    Tim (P2T): jawaban responden maksimum 5 minimum 4, dengan rata-rata

    4,26 dan standar deviasi 0,442.

    4. Dalam setiap penugasan diperintahkan oleh Inspektur dengan Surat Perintah

    Tugas (SPT): jawaban responden maksimum 5 minimum 4, dengan rata-rata

    4,31 dan standar deviasi 0,468.

    5. Dalam setiap tugas kewajiban seorang pemeriksa membuat Kertas Kerja

    Pemeriksaan (KKP): jawaban respoden maksimum 5 minimum 4, dengan

    rata-rata 4,33 dan standar deviasi 0,478.

    6. Dalam penugasan kepada Audite Tim membuat Naskah Hasil Pemeriksaan

    (NHP): jawaban respoden maksimum 5 minimum 4, dengan rata-rata 4,36 dan

    standar deviasi 0,486.

    7. Setiap melaksanakan tugas wajib dibuat Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP):

    jawaban respoden maksimum 5 minimum 4, dengan rata-rata 4,67 dan standar

    deviasi 0,478.

    77

  • 5.3.5. Pengujian Hipotesis

    Untuk menguji hipotesis bahwa latar belakang pendidikan auditor, kompetensi

    teknik dan sertifikasi jabatan dan Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan

    berpengaruh terhadap kinerja inspektorat secara simultan dengan uji F dan uji parsial

    dengan uji t.

    5.3.5.1.Pengujian Hipotesis dengan Uji F

    Pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen

    dianalisis dengan menggunakan uji F, yaitu dengan memperhatikan signifikansi nilai

    F pada output perhitungan dengan tingkat alpha 5%. Jika nilai signifikansi uji F lebih

    kecil dari 5% maka terdapat pengaruh antara semua variabel independen terhadap

    variabel dependen. Hasil pengujian uji F pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel

    5.12. di bawah ini:

    Tabel 5.11. Hasil Uji F

    Model

    Sum of

    Squares df

    Mean

    Square F Sig.

    1 Regression 4,735 3 1,578 60,413 ,000(a)

    Residual ,914 35 ,026

    Total 5,650 38

    Sumber: Hasil Penelitian tahun 2009 (data diolah)

    78

  • Pada hasil uji regresi dalam penelitian ini, diketahui nilai uji F sebesar

    60,413 dengan signifikansi