unud-1445-1000301024-bab iii

7
8/19/2019 unud-1445-1000301024-bab iii http://slidepdf.com/reader/full/unud-1445-1000301024-bab-iii 1/7 23 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Bab ini terdiri atas kerangka berpikir yang menjelaskan secara teoritis hubungan antara variabel bebas dan terikat, konsep penelitian, dan hipotesis  penelitian. 3.1 Kerangka Berpikir Kerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan, kemudian dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan variabel tersebut yang selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis (Sugiyono, 2014:89). Variabel dalam penelitian ini, terdiri dari tekanan anggaran waktu, locus of control , dan komitmen profesional sebagai variabel bebas, dan  perilaku penurunan kualitas audit sebagai variabel terikat yang dibentuk melalui hasil empiris penelitian-penelitian sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut peneliti menggambarkan kerangka berpikir penelitian ini seperti pada Gambar 3.1.

Upload: zulkahfi

Post on 08-Jul-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: unud-1445-1000301024-bab iii

8/19/2019 unud-1445-1000301024-bab iii

http://slidepdf.com/reader/full/unud-1445-1000301024-bab-iii 1/7

23

BAB III

KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 

Bab ini terdiri atas kerangka berpikir yang menjelaskan secara teoritis

hubungan antara variabel bebas dan terikat, konsep penelitian, dan hipotesis

 penelitian.

3.1  Kerangka Berpikir 

Kerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel

yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan, kemudian dianalisis

secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan

variabel tersebut yang selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis

(Sugiyono, 2014:89).  Variabel dalam penelitian ini, terdiri dari tekanan anggaran

waktu, locus of control , dan komitmen profesional sebagai variabel bebas, dan

 perilaku penurunan kualitas audit sebagai variabel terikat yang dibentuk melalui

hasil empiris penelitian-penelitian sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut peneliti

menggambarkan kerangka berpikir penelitian ini seperti pada Gambar 3.1.

Page 2: unud-1445-1000301024-bab iii

8/19/2019 unud-1445-1000301024-bab iii

http://slidepdf.com/reader/full/unud-1445-1000301024-bab-iii 2/7

Page 3: unud-1445-1000301024-bab iii

8/19/2019 unud-1445-1000301024-bab iii

http://slidepdf.com/reader/full/unud-1445-1000301024-bab-iii 3/7

25

(+)

(-)

(+)

(-)

Gambar 3.2

Konsep Penelitian

3.3  Hipotesis Penelitian 

3.3.1 Tekanan anggaran waktu dan perilaku penurunan kualitas audit

Pola U terbalik pertama kali didokumentasikan oleh Yerkes dan Dodson

 pada tahun 1908 yang dikenal sebagai Hukum Yerkes-Dodson (Adler dan Fich,

2012). Hukum ini menyatakan kinerja meningkat sesuai dengan stimulus tetapi

hanya pada sampai titik tertentu, ketika tingkat stimulus menjadi terlalu tinggi,

kinerja justru menurun, sehingga disimpulkan terdapat stimulus optimal untuk

suatu aktivitas tertentu.

Robbins (2015:435) menyatakan level stres yang rendah hingga moderat

akan menstimulasi tubuh dan meningkatkan kemampuan untuk bereaksi, sehingga

 pelaksanaan tugas dapat dilakukan dengan lebih baik, lebih intens, atau lebih

cepat, sebaliknya stres yang tinggi akan memberikan banyak tuntutan yang dapat

menghasilkan kinerja yang lebih rendah.

Tekanan AnggaranWaktu

 Locus of Control Internal

 Locus of Control Eksternal

Perilaku

Penurunan

Kualitas Audit

Komitmen Profesional

Page 4: unud-1445-1000301024-bab iii

8/19/2019 unud-1445-1000301024-bab iii

http://slidepdf.com/reader/full/unud-1445-1000301024-bab-iii 4/7

26

Beberapa studi telah memberikan bukti yang mendukung pola U terbalik,

seperti Choo (1995); Kelly dan Margheim (1990); Kelly dan McGrath (1983);.

Smith, et .al  (1997); Sweeney dan Pierce (2004) dalam Bowrin dan King (2010).

Hasil-hasil penelitian terdahulu menyatakan tekanan anggaran waktu

merupakan faktor utama yang mendorong auditor melakukan perilaku audit

disfungsional (Kelley dan Seiler, 1982; Cook dan Kelley, 1988; Willet dan Page,

1996; Coram, et .al , 2003). Otley dan Pierce (1996a), menyebutkan bahwa

hubungan antara tekanan anggaran waktu dan perilaku penurunan kualitas audit

adalah linier. Survey yang dilakukan oleh Otley dan Pierce (1996a) tidak

menemukan bukti dari teori U terbalik yang mempertajam hubungan tersebut

tetapi sebaliknya menemukan hubungan positif antara tekanan anggaran waktu

dan penurunan kualitas audit. Walaupun masih terdapat pertentangan dari hasil

 penelitian tentang bentuk hubungan yang tepat antara tekanan anggaran waktu

dengan perilaku penurunan kualitas audit, namun yang pasti dalam penelitian-

 penelitian tersebut ditemukan bahwa perilaku disfungsional auditor cenderung

meningkat ketika tekanan anggaran waktu semakin meningkat. Sehingga hipotesis

 pertama dirumuskan sebagai berikut:

H1  : Tekanan anggaran waktu berpengaruh positif pada perilaku penurunankualitas audit

3.3.2 Locus of control  dan perilaku penurunan kualitas audit

Suartana (2010:181) menyatakan teori atribusi dikembangkan oleh Fritz

Heider, mengemukakan tentang tindakan yang dilakukan seseorang disebabkan

oleh kombinasi kekuatan internal (kemampuan atau usaha) dan kekuatan eksternal

Page 5: unud-1445-1000301024-bab iii

8/19/2019 unud-1445-1000301024-bab iii

http://slidepdf.com/reader/full/unud-1445-1000301024-bab-iii 5/7

27

(keberuntungan atau kesulitan tugas). Penelitian tentang keperilakuan

menerapkan teori ini dengan menggunakan variabel locus of control   (Suartana,

2010:181).

 Locus of control   merupakan tingkat keyakinan yang dimiliki seseorang

mengenai seberapa besar mereka mempengaruhi nasib mereka sendiri (Robbins,

2008:138). Locus of Control  merupakan sebuah konsep yang dikembangkan oleh

Rotter dan telah banyak digunakan dalam penelitian keperilakuan untuk

menjelaskan perilaku manusia dalam organisasi (Donnelly, et al , 2003). Individu

dengan locus of control   internal meyakini mereka merupakan pemegang kendali

atas apa yang terjadi pada diri mereka, sementara individu dengan locus of control  

eksternal meyakini apa yang terjadi pada diri mereka dikendalikan oleh faktor

eksternal (Robbins, 2008:138).  Locus of control   merupakan indikator evaluasi

inti diri karena individu yang merasa kurang memiliki kendali atas hidupnya

cenderung memiliki kepercayaan diri yang kurang, sehingga hal ini akan

menimbulkan evaluasi inti diri yang negatif (Robbins, 2008:138). Sementara

individu yang merasa yakin bahwa hidupnya berada dalam kendali mereka akan

memiliki evaluasi inti diri yang positif. Individu dengan evaluasi inti diri yang

 positif akan merasa memiliki kendali atas pekerjaan yang mereka kerjakan,

sehingga mereka cenderung menghubungkan hasil-hasil yang positif dengan

tindakan-tindakan mereka sendiri (Robbins, 2008:138). Penelitian Hastuti (2013)

menunjukkan bahwa locus of control   internal berhubungan negatif dengan

 perilaku penurunan kualias audit, sehingga hipotesis kedua dirumuskan sebagai

 berikut:

Page 6: unud-1445-1000301024-bab iii

8/19/2019 unud-1445-1000301024-bab iii

http://slidepdf.com/reader/full/unud-1445-1000301024-bab-iii 6/7

28

H2a :   Locus of control   internal berpengaruh negatif pada perilaku penurunan

kualitas audit

 Locus of control  berkaitan dengan perilaku penurunan kualitas audit. Studi

yang telah dilakukan menunjukkan terdapat korelasi yang positif dan kuat antara

individu dengan locus of control   eksternal dengan kesediaan untuk melalukan

 penipuan atau manipulasi untuk mencapai tujuan pribadi (Gable dan Dangello,

1994; Comer, 1985; Solar dan Bruehl, 1971 dalam Donnelly, et al , 2003). Hal ini

dikuatkan oleh hasil penelitian Donnelly, et .al   (2003), menunjukkan adanya

hubungan positif antara locus of control   eksternal dengan penerimaan perilaku

disfungsional. Sehingga hipotesis ketiga dirumuskan sebagai berikut:

H2b  :  Locus of control   eksternal berpengaruh positif pada perilaku penurunan

kualitas audit 

3.3.3 Komitmen profesional dan perilaku penurunan kualitas audit

Teori atribusi mengemukakan bagaimana orang menginterpretasikan

 penyebab perilaku orang lain, apakah karena faktor internal atau eksternal

(Robbins, 2008:177). Komitmen profesional merupakan karakteristik individual

auditor, sehingga komitmen profesional berkaitan dengan keyakinan seseorang

dalam melakukan kendali atas suatu keadaan yang sedang dihadapi. Komitmen

auditor terhadap profesinya dapat mempengaruhi perilaku auditor dalam

 pelaksanaan program audit. Oleh karena itu seorang auditor perlu memiliki

komitmen profesional untuk menghindari terjadinya perilaku penurunan kualitas

audit. Pada penelitian ini komitmen profesional terdiri dari komitmen profesional

afektif, kontinu dan normatif. Hastuti (2013) menemukan komitmen profesional

afektif, kontinu dan normatif berpengaruh negatif terhadap perilaku penurunan

Page 7: unud-1445-1000301024-bab iii

8/19/2019 unud-1445-1000301024-bab iii

http://slidepdf.com/reader/full/unud-1445-1000301024-bab-iii 7/7

29

kualitas audit. Hasil penelitian Silaban (2009) menunjukkan komitmen

 profesional afektif dan komitmen profesional normatif berhubungan negatif

dengan perilaku penurunan kualitas audit, sementara komitmen profesional

kontinu tidak berpengaruh pada perilaku penurunan kualitas audit.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian di atas diperkirakan auditor yang

memiliki komitmen profesional yang kuat cenderung menghindari perilaku

 penurunan kualitas audit, sementara auditor yang memiliki komitmen profesional

yang rendah cenderung melakukan perilaku penurunan kualitas audit. Sehingga

hipotesis keempat dirumuskan sebagai berikut:

H3  : Komitmen profesional berpengaruh negatif pada perilaku penurunan

kualitas audit