upaya dinas perumahan rakyat dalam pengawasan …
TRANSCRIPT
UPAYA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DALAM
PENGAWASAN PERIZINAN PEMBANGUNAN
PERUMAHAN (STUDI KASUS PADA DINAS
PERUMAHAN RAKYAT KOTA JAMBI)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Pemerintahan
Oleh:
SUKRIS MUNTARI
NIM: 105170624
Pembimbing:
Drs. AMHAR RASYID, L.SC., M. A
WENNY DASTINA, S.Sos.,M.Si
PROGRAM STUDI IMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARIAH
UINSULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020/202
ii
iii
iv
v
MOTTO
Artinya: “Berapalah banyaknya kota yang Kami telah membinasakannya, yang
penduduknya dalam Keadaan zalim, Maka (tembok-tembok) kota itu roboh
menutupi atap-atapnya dan (berapa banyak pula) sumur yang telah
ditinggalkan dan istana yang tinggi” (QS. Al-Hajj (22): 45)
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Shalawat beserta salam yang senantiasa tercurah kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW yang telah mencurahkan hidupnya untuk
menyempurnakan akhlak dan menjadi rahmat bagi umat manusia.
Skripsi ini adalah salah satu wujud di antara karunia Allah yang di
limpahkan kepada penulis melalui kemampuan mencurahkan pemikiran kedalam
rangkaian karya tulis ini. Selanjutnya untuk memperoleh gelar sarjana strata satu
(S.1) di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Adapun judul
skripsi ini adalah “UPAYA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DALAM
PENGAWASAN PERIZINAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Studi
Kasus Pada Dinas Perumahan Rakyat Kota Jambi)”
Dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan,
arahan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Karena itu penulis ucapan
banyak terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA, Ph. D selaku Rektor UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi
2. Bapak Dr. Sayuti Una, S.Ag,MH selaku Dekan Fakultas Syari’ah UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Agus Salim, S.Th.I., Ph. D selaku Wakil Dekan I, Bapak Dr. Ruslan
Abdul Ghani, MH selaku Wakil Dekan II, Dan Bapak Dr. H.Ishaq,SH.,M.Hum
selaku Wakil Dekan III Fakultas syari’ah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Ibu Irmawati Sagala, S.I.P.,M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu
Pemerintahan dan Bapak Yudi Armansyah,S.Th.I.,M.Hum selaku Sekretaris
Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Syari’ah UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
vii
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada orang-orang tercinta dan seluruh pihak
yang mendukung dan memberi semangat kepada saya dalam menyelesaikan
skripsi. Terutama kepada kedua orang tua saya Khamsi (Ayah) dan Lawi (Ibu)
yang selalu memberi dukungan dan do’a yang selalu mereka panjatkan demi
kelancaran peyusunan skripsi ini.
Dan tidak lupa pula kepada kakak-kakakku yang selalu memberi motivasi dan
semangat untuk selalu merikan dukungan kepada saya selama ini. Kepada dosen
pemimbing terima kasih atas bimbingannya dalam memberikan pemikiran-
pemikiran dan pemasukan gambaran ide-ide serta ilmu yang diberi dalam setiap
proses penyelesaian skripsi ini.
Dan untuk seseorang yang selalu memberi semangat serta motivasi dan masukan
atas segala masalah yang saya hadapi, teman-teman dari Ilmu Pemerintahan
serta sahabat-sahabat ku yang selalu berbagi pengalaman dan terus memberi
motivasi dalam keadaan suka maupun duka.
ix
Nama : Sukris Muntari
Nim : 105170624
Judul :UPAYA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DALAM
PENGAWASAN PERIZINAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN
(Studi Kasus Pada Dinas Perumahan Rakyat Kota Jambi)
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui upaya dinas perumahan rakyat dalam
pengawasan perizinan pembangunan perumahan yang ada di Dinas Perumahan
Rakyat Kota Jambi. Sebagai tujuan diantaranya adalah untuk mengetahui sistem
pengawasan perizinan perumahan pada Perumahan Rakyat dan Kawasan
Pemukiman Kota Jambi, untuk mengetahui penghambat dalam upaya pemerintah
dalam pengawasan perizinan perumahan pada Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Pemukiman Kota Jambi, dan terakhir untuk mengetahui upaya yang
dilakukan Pemerintah dalam pengawasan perizinan perumahan pada Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Kota Jambi.Skripsi ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai berikut:Pertama, sistem pengawasan
perizinan yang dilakukan yakni denga cara melakukan penjadwalan tersebut.
Lalumengecek lokasi tempat perumahan yang akan diberikan izin. Selanjutnya
dilakukan pembinaan dan pengawasan hingga proses perizinan dilangsungkan.
Kedua, faktor penghambat untuk melakukan pengawasan tersebut yakni
kurangnya sumber daya manusia, keterbatasan anggaran, dan kurangnya
pengembangan yang profesional. Ketiga, adapun upaya dari pemerintah Kota
Jambi dalam melakukan pengawasan perizinan perumahan yakni dengan
melakukan pendataan dan merevisi kembali data yang ada. Kemudian data
tersebut direkap pertahun. Membuat Perda Nomor 13 Tahun 2017 tentang
Retribusi Izin Tertentu. Perda tersebut merupakanperubahan kedua atas Peraturan
Daerah No.4 Tahun 2012 tentang retribusi tertentu.
Kata Kunci: Pengawasan, Perizinan, Perumahan.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN ................................ Error! Bookmark not defined.
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................... Error! Bookmark not defined.
MOTTO.................................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ................................................................................................ viii
ABSTRAK ............................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 5
C. Batasan Masalah ............................................................................................. 5
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................................... 6
E. Kerangka Teori ............................................................................................... 7
F. KerangkaKonseptual....................................................................................... 9
G. Tinjauan Penelitian Terdahulu (Literature Review) ..................................... 17
H. Sistematika Penulisan ................................................................................... 21
BAB II METODE PENELITIAN ......................................................................... 23
A. Jenis Penelitian ............................................................................................. 23
B. Pendekatan Penelitian ................................................................................... 23
C. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 24
D. Jenis dan Sumber Data ................................................................................. 24
E. Unit Analisis ................................................................................................. 25
F. Insturmen Pengumpulan Data ...................................................................... 26
G. Teknik Analisis Data .................................................................................... 28
xi
BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN .................................. 30
A. Sejarah Dinas Perumahan Rakat dan Kawasan Permukiman Kota Jambi ... 30
B. Visi dan Misi ................................................................................................ 38
C. Struktur Organisasi ....................................................................................... 39
D. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman Kota
Jambi ............................................................................................................. 39
E. Maklumat Pelayanan .................................................................................... 40
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ...................................... 41
A. Sistem Pengawasan Perizinan Perumahan Pada Dinas Perumahan Rakyat
Dan Kawasan Pemukiman Kota Jambi......................................................... 41
B. Faktor-Faktor yang Menghambat Upaya Pemerintah Dalam Pengawasan
Perizinan Perumahan Pada Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan
Pemukiman Kota Jambi ................................................................................ 44
C. Upaya yang Dilakukan Pemerintah Dalam Pengawasan Perizinan
Perumahan Pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Kota
Jambi ............................................................................................................. 54
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 63
A. Kesimpulan ................................................................................................... 63
B. Saran-Saran ................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 65
DAFTAR INFORMAN ........................................................................................ 68
INSTRUMEN WAWANCARA ........................................................................... 69
DOKUMENTASI ................................................................................................. 70
CURRICULUM VITAE ....................................................................................... 74
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Data Perumahan Kota Jambi .................................................... 53
Tabel 2 : Data Perumahan Kota Jambi Revisi ........................................ 55
Tabel 3 : Rekapitulasi Data Perumahan Kota Jambi ............................... 56
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah adalah salah satu kebutuhan dasar dalam kehidupan umat
manusia yang utama selain sandang dan pangan. Rumah merupakan sebuah
bangunan yang berfungsi untuk dijadikan tempat tinggal.1dilihat dari fungsinya
yang ialah salah satu kebutuhan pokok bagi manusia, kebutuhan atas
pembangunan suatu rumah agar terus meningkat. Oleh karena itu hal yang
mendorong adanya pembangunan perumahan disetiap daerah. Perumahan
yaitukumpulan bangunan rumah yang difungikan sebagai tempat tinggal.2
Pembangunan khususnya di Kota Jambi terasa semakin kompleks
hingga sangat penting dilakukan sebuah penelitian terhadap pengawasan
perizinan perumahan yang menjadi tolak ukur prosedur mengenai kinerja
perizinan atas pembangunan. Adapun yang dimaksud dengan prosedur dalam
penelitian ini ialah pengawasan terhadap perizinan perumahan di Kota Jambi.
Penelitian ini bisa dijadikan sebuah kajian yang sangat penting dengan
mengingat bahwa Kota Jambi adalah daerah yang mengalami peningkatan
dibidang pembangunan infrastruktur.
Salah satu yang menjadi penyebab masalah dalam pembangunan di
kota-kota besar di Indonesia termasuk Kota Jambi dengan jumlah penduduk
yang besar sehingga menimbulkan pertumbuhan alamiah (kelahiran) maupun
1Herman Hermit, Komentar Atas Undang-Undang Perumahan dan Permukiman (UU No. 4
Tahun 1992), (Bandung :CV Mandar Maju, 2009), hlm. 15. 2Ibid.
2
urbanisasi.3 Hal tersebut juga menjadi penyebab masalah-masalah dalam
perizinan. Selain permasalahan-permasalahan tadi, permasalahan birokrasi
perizinan yang ada saat ini juga menjadi masalah utama dalam pemberian izin
pembangunan perumahan, terlalu banyaknya prosedur yang menjadi tolak ukur
penilaian layak atau tidaknya suatu perusahaan untuk mendapatkan izin
pembangunan, minimnya kemampuan sumber daya manusia yang bekerja di
Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Pemukiman Kota Jambi juga salah
satu alasan terhambatnya kinerja Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan
Pemukiman Kota Jambi dalam memberikan pelayanan pengawasan dan
perizinan pembangunan perumahan di kota jambi. Kelalaian seperti inilah yang
menyebabkan perlunya pembenahan pada kinerja pengawasan perizinan
perumahan tersebut.4
Tabel 1
Rekapitulasi Perumahan Subsidi Kota Jambi
REKAPITULASI PERUMAHAN KOTA JAMBI
TAHUN 2019
20
19
Tela
na
i
Pu
ra
Ko
ta B
aru
Jelu
tun
g
Pa
sar J
am
bi
Ja
mb
i
Tim
ur
Ja
mb
i
Sela
tan
Da
na
u
Telu
k
Pela
yan
ga
n
Ala
m B
erajo
Pa
al M
erah
Da
na
u S
ipin
To
tal
Lokasi 0 13 0 0 0 0 0 0 23 8 0 45
Jumlah Perumahan
MBR 94 624 2319 643 3680
Non
MBR 0 0 264 128 392
3Urip Santoso, Pendaftaran dan Peralihan Hak Atas Tanah, (Jakarta:Prenada Media Group,
2010), hlm. 76. 4https:www.pu.go.id/berita/view/11910/perizinan-pembangunan-perumahan-skala-kecil-
akan-dipangkas-menjadi-9-hari-kerja, Diakses Pada 14 Desember 2020
3
Total 94 624 0 0 0 0 0 0 2583 771 0 4072
Jumlah
Kios 0 4 52 125 181
sumber: Dokumentasi Sistem informasi Bidang Perumahan dari
Kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Kota Jambi Tahun
2019
Dengan melakukan pendataan perumahan di Kota Jambi maka akan
lebih mudah melakukan pengawasan terhadap perumahan yang ada di Kota
Jambi. Dari dokumentasi dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman
Kota Jambi, Terdapat sebanyak 25 Perumahan Subsidi yang ada di Kota
Jambi. Dari data di atas dapat dilihat bahwa rekap terakhir Dinas Perumahan
Rakyat dan Kawasan Pemukiman pada tahun 2019, yang mendominasi di
dalam data tersebut yakni perumahan Kec. Alam Berajo Total sebanyak
2.319, perumahan Kec. Paal Merah Total sebanyak 643, dan yang terakhir
Kec. Kota Baru, tiga tempat tersebut merupakan yang paling mendominasi.
Jika dilihat secara spesifikasi program dan kegiatan prioritas lebih
kepada yang berkaitan dengan penunjang tercapainya target Indikator Kinerja
Utama (IKU) RPJMD 2016-2021 dan Renstra Dinas Perumahan Rakyat Dan
Kawasan Pemukiman Kota Jambi dan Perumahan Rakyat Provinsi Jambi
2016-2021. Berikut program yang terkait dalam RPJMD yang dimaksud yaitu
Program lingkungan sehat perumahan dan permukiman.
Disisi lain, Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Pemukiman Kota
Jambi sebagaimana diatur dalam PerdaJambi No.10 Tahun 2008 tanggal 8
September Tahun 2008 memiliki tugas pokok untuk membantu Wali Kota
dalam melaksanakan rumusan perencanaan teknis, pembinaan, pembangunan,
4
pengawasan, dan pengendalian dibidang Perumahan Rakyat Dan Kawasan
Pemukiman Kota Jambi yang meliputi; Pengairan, Bina Marga dan Cipta
Karya, menyelenggarakan pengelolaan unit pelaksana teknis daerah dan
ketatausahaan serta tugas fungsional. Dinas pekerjaan Umum mempunyai
tugas pokok pembantu kepala daerah dalam melaksanakan perumusan
rencanaan teknis, pembangunan, pengawasan, dan pengendalian pada bidang
Bina marga, cipta karya, sumber daya air, angkutan dan alat berat. Bina
program dan penataan ruang, menyelenggarakan pengelolaan unit pelaksana
teknis dan ketata usahaan serta melaksanakan tugas yang diberikan sesuai
porsinya masin-masing.
Instansi atau Pejabat pengawas perizinan tersebut tidak lepas dari
sorotan sebab instansi tersebut berkaitan dengan perizinan terhadap
pembangunan. Karena dewasa ini mengenai perizinan sudah menjadi bagian
utama dalam pembangunan termasuk pembanguna perumahan.Pada
kenyataannya sekarang masih ada faktor yang menjadi penghambat
pengawasan perizinan perumahan di Kota Jambi. Dari sinilah permasalahan
dalam pengawasan terhadap perizinan perumahan di Kota Jambi timbul.
Sehingga memerlukan kajian yang lebih spesifik dan eksplisit untuk menjawab
semua hal yang berkaitan dengan pengawasan perizinan perumahan di Kota
Jambi.
Dari latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan dan
mengangkat judul penelitian tentang “Upaya Dinas Perumahan Rakyat
5
Dalam Pengawasan Perizinan Pembangunan Perumahan (Studi Kasus
Pada Dinas Perumahan Rakyat Kota Jambi)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis jelaskan
sebelumnya, rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah sistem pengawasan perizinan perumahan pada Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Kota Jambi?
2. Faktor-faktor apakah yang menghambat pemerintah dalam pengawasan
perizinan perumahan pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Pemukiman Kota Jambi?
3. Apakah upaya yang dilakukan pemerintah dalam pengawasan perizinan
perumahan pada Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Pemukiman Kota
Jambi?
C. Batasan Masalah
Dalam penulisan ini agar pembahasan tidak melebar ke pokok
permasalahan yang lain dan lebih terarah, maka penulis akan membatasi
masalah yang diteliti. Dalam pembahasan ini, penulis hanya membahas
tentang pengawasan perizinan membangun perumahan bersubsidi di Dinas
Perumahan Rakyat Dan Kawasan Pemukiman yang ada di Kota Jambi di
tahun 2019. Dari dokumentasi dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Pemukiman Kota Jambi, maka penulis akan membatasi batasan lokasi yang
akan diteliti. Terdapat tiga lokasi Perumahan bersubsidi yang paling
6
mendominasi yaitu Perumahan Kec. Alam Berajo, Kec. Paal Merah dan Kec.
Kota Baru. Dari tiga lokasi tersebut penulis memilih lokasi Kec. Paal Merah
sebagi lokasi penelitian, dengan alasan di lokasi ini terdapat cukup banyak
perumahan subsidi dan hal ini dapat memberikan data-data yang cukup untuk
penyusuan skripsi ini.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini hakikatnya mengungkapkan apa yang hendak
dicapai oleh penulis dalam penelitian ini. Adapun yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetauhi sistem pengawasan perizinan perumahan pada
Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Kota Jambi.
b. Untuk mengetahui faktor penghambat pemerintah dalam pengawasan
perizinan perumahan pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Pemukiman Kota Jambi.
c. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan pemerintah dalam pengawasan
perizinan perumahan pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Pemukiman Kota Jambi.
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Akademis
1) Untuk menambah hasanah ilmu pengetahuan dibidang ilmu
pengetahuan tentang pengawasan perizinan perumahan.
7
2) Untuk menambah referensi dan sumber informasi ilmu pengetahuan
bagi kawan mahasiswa, dosen, dan berbagai kalangan lainnya yang
memerlukan informasi tentang pengawas perizinan perumahan pada
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Kota Jambi.
3) Sebagai syarat menyelesaikan strata satu (S.1) pada Program Studi
Ilmu Pemerintahan Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
b. Kegunaan Praktis
1) Diharapkan bisa berguna bagi kehidupan masyarakat dalam
menerapkan Ilmu Pengetahuan dikalangan masyarakat.
2) Hasil penelitian ini akan memberikan gambaran tentang pengawasan
perizinan perumahan pada Perumahan Rakyat dan Kawasan
Pemukiman Kota Jambi.
E. Kerangka Teori
1. Pengawasan
a. Pengertian Pengawasan
Pengawasan adalah suatu bentuk pola pikir dan pola tindakan
untuk memberikan pemahaman dan kesadaran kepada seorang atau
beberapa orang, yang diberikan tugas untuk dilaksanakan dengan
menggunakan berbagai sumber daya yang tersedia secara baik dan benar,
8
sehingga tidak terjadi kesalahan dan penyimpangan yang sesungguhnya
dapat menciptakan kerugian lembaga atau organisasi yang bersangkutan.5
Pengawasan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk
menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan
apabila perlu mengoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan rencana semula.6
b. Tujuan Pengawasan
Adapun Winardi dalam Murgawaningsih menyebutkan bahwa
tujuan pengawasan adalah sebagai berikut:7
1) Membandingkan kejadian-kejadian dengan rencana yang sebelumnya
dibuat.
2) Mengadakan koreksi-koreksi yang perlu dilakukan, apabila kejadian-
kejadian dalam kenyataan terjadi penyimpangan dari rencana-rencana.
c. Prinsip-Prinsip Pengawasan
Untuk mendapatkan suatu sistem pengawasan yang efektif, maka
perlu dipenuhi beberapa prinsip pengawasan. Dua prinsip pokok, yang
merupakan suatu “conditio sine qua non” bagi suatu sistem pengawasan
yang efektif ialah adanya rencana tertentu dan adanya pemberian intruksi
serta wewenang kepada bawahan. Konstz dan O’Donnel dalam
5Makmur, Efektivitas KebijakanKelembagaan Pengawasan, (Bandung: Refloka Aditama,
2015), hlm. 176. 6M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press,
2009), hlm. 173. 7Ibid.
9
Manullang mengatakan bahwa pengawasan haruslah mengandung prinsip
sebagai berikut:8
1) Dapat mereflektir sifat-sifat dan kebutuhan-kebutuhan dari kegiatan-
kegiatan yang harus diawasi.
2) Dapat dengan segera melaporkan penyimpanan-penyimpanan.
3) Fleksibel.
4) Ekonomis
5) Dapat dimengerti
6) Dapat menjamin diadakannya tindakan korektif.
F. KerangkaKonseptual
1. Pengertian Pengawasan
Pengawasan merupakan kegiatan yang membandingkan sesuatu
yang dijalankan, dilaksanakan, atau diselenggarakan dengan yang
dikehendaki, direncanakan, atau diperintahkan. Hasil pengawasan harus bisa
menunjukan sampai di mana kecocokan atau ketidak cocokan dan sebab-
sebabnya.9
Mendukung definisi tersebut, menurut Saiful Anwar, pengawasan
terhadap tindakan aparatur pemerintah sangat perlu untuk melaksanakan
tugas yang telah ditetapkan dapat mencapai tujuan dan terhindar dari
penyimpangan10
8Ibid.
9Prajudi Atmosudirdjo, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Yudishtira, 1994), hlm 84
10Saiful Anwar. Sendi-Sendi Hukum Administrasi Negara, (Jakarta:Gloria Madani Press, ,
2004), hlm 127
10
Pada dasarnya pengawasan diarahkan untuk menghindari adanya
penyelewengan atas tujuan yang dikehendaki. Dengan pengawasan
diharapkan dapat membantu menjalankan kebijakan yang telah ditetapkan.
Bahkan, melalui pengawasan akan tercipta suatu aktivitas yang berkaitan
dengan evaluasi terhadap pelaksanaan kerja.
Menurut Abdul Halim dan Theresia Damayanti,sebuah pengawasan
dapat dilihat dari metodenya yang terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu: 11
1. Pengawasan melekat yang dilaksanakan oleh pimpinan langsung dalam
suatu unit kerja di lingkungan pemerintah daerah.
2. Pengawasan fungsional yaitu yang dilakukan oleh aparat pengawasan
fungsional.
Fathoni mendefinisikan bahwa sebuah pengawasan adalah suatu
bentuk dan proses dimana dalam aktivitas kegiatannya menetapkan aparat
atau unit lain di dalam sebuah perusahaan/organiasai bertindak dan bertugas
melakukan kontrol kerja dan memeriksa data dan laporan hasil kerja
diperlukan untuk menilai kemajuan dan kemunduran pelaksanaan
pekerjaan.12
Kadarman menyatakan definisi pengawasan adalah sebuah upaya
yang sistematik dalam menetapkan kinerja standar pada perencanaan untuk
11
Halim, Abdul & Damayanti, Theresia,. Pengelolaan Keuangan Daerah Edisi Kedua,
(Yogyakarta : UPP. STIM. YKPN, 2007).hlm. 44. 12
Fathoni, Abdulrahmat, Managemen Sumber Daya Manusia, (Bandung: Rineka Cipta,
2006), hlm. 33.
11
merancang sistem umpan balik informasi dan membandingkan kinerja
aktual dengan standar yang telah ditentukan.13
Pengawasan merupakan prosees yang sistematik dalam menetapkan
standar kerja atau ukuran kerja dan sebuah pengambilan tindakan yang
dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan standar
kerja yang telah ditetapkan. Pengawasan berfungsi sebagai penetapan
sesuatu tersebut sudah menyimpang dalam sebuah pekerjaan atau tidak,
serta untuk mengambil tindakan memperbaiki keperluan-keperluan untuk
menjamin bahwa sumber daya perusahaan atau pemerintahan telah
digunakan seefektif mungkin dan seefesien mungkin guna mencapai tujuan
dari proyek perusahaan atau pemerintahan. Pengawasan adalah proses untuk
memastikan bahwa semua aktivitas telah terlaksana sesuai dengan
perencanaan.
Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya guna menghindari
kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan dari atas tujuan yang akan
dicapai. Melalui pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan
kebijakan yang telah direncanakan secara efektif dan efisien. Bahkan
melalui pengawasan tercipta suatu aktivitas yang berkaitan dengan
penentuan atau evaluasi mengenai sejauh mana pelaksanaan kerja sudah
dilaksanakan.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut diatas, penulis
dapat menarik kesimpulan bahwa sebuah pengawasan merupakan kegiatan
13
Kadarman, Pengantar Ilmu Managemen, (Jakarta : Prehallindo, 2001), hlm. 159.
12
yang dilakukan secara efektif dan hal penting dalam menjalankan suatu
kebijakan yang telah direncakan dengan efisien oleh sebuah perusahaan atau
organiasasi. Dengan adanya sebuah pengawasan maka sebuah target dan
sasaran yang telah direncanakan dan diharapkan sesuai dengan ketentuan.
2. Perizinan
a. Pengertian Perizinan
Perizinan adalah cara untuk melaksanakan pengendalian dan
pengawasan pembangunan di kota, dengan berpedoman pada prosedur
dan perangkat perizinan pembangunan umumnya yang telah ada.
Perizinan ini dimaksudkan sebagai suatu pengendalian memanfaatkan
ruang dalam pembangunan kota sebagaimana yang ditercantum dalam
UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.14
Fungsi izin itu sendiri adalah represif. Maksudnya izin dapat
berfungsi sebagai instrumen untuk mengatasi masalah lingkungan yang
disebabkan aktivitas manusia yang melekat dengan dasar perizinan.
Artinya, suatu usaha untuk memperoleh izin atas pengelolaan
lingkungan, yang dibebankan kewajiban untuk melakukan pencegahan
terhadap pencemaran lingkungan yang timbul dari aktivitas usahanya.15
b. Jenis-Jenis Perizinan
Adapun jenis-jenis perizinan adalah sebagai berikut.16
1) Izin Prinsip
14
Yayasan Sugijanto Soegijoko, Bunga Rampai Pembangunan Kota Indonesia Dalam Abad
21, (Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 2005), hlm.461. 15
Helmi, Hukum Perizinan Lingkungan Hidup,. (Jakarta : Sinar Grafika, 2012), hlm. 28. 16
https://www.99.com/blog/indonesia/izin-developer-rumah/, diakses pada 15 Januari 2021.
13
Izin ini dikeluarkan oleh BAPPEDA, izin prinsip adalah izin
yang berisi persetujuan prinsip bahwa lokasi yang diajukan diberi
izin untuk dibuat bangunan atau perumahan dengan syarat-syarat
yang harus dipenuhi.
2) Izin Pemanfaatan Tanah (IPT)
IPT merupakan syarat lain yang harus diurus. Syarat IPT
terdapat dalam izin prinsip. IPT di daerah seringkali disebut
sebagai IPPT (Izin Perubahan Tanah/Izin Perubahan Pemanfaatan
Tanah) dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN).
3) Izin Site Plan
Izin site plan atau pengesahan site plan adalah syarat yang
harus dilampirkan dalam izin prinsip. Izin ini diterbitkan Dinas
Kimpaswil. Site plan dirancang dalam suatu perencanaan lahan
yang wajib disahkan oleh lembaga terkait.
4) Perizinan Pell Banjir
Izin ini dikeluarkan oleh Dinas Kimpraswil. Terkait dengan
rekomendasi tinggi rendahnya kawasan untuk menghindari titik
tertinggi banjir di daerah tersebut.
5) Izin Pengeringan
Apabila lokasi bersertifikat sawah, maka kamu wajib
mengurus izin pengeringan. Izin ini diterbitkan oleh dinas
pertanian setempat.
14
6) Izin Ketinggian Bangunan
Apabila bangunan yang akan dibangun dekat dengan
landasan udara pesawat terbang (bandara), maka wajib mengurus
izin tambahan ini. Izin Ketinggian Bangunan dikeluarkan oleh
pengelola bandara.
7) Izin Mendirikan Bangunan
Antrian perizinan yang panjang berujung pada turunnya
IMB. Terdapat dua macam IMB yakni IMB induk dan IMB pecah.
Prinsip dasar IMB induk merupakan izin yang dikeluarkan untuk
pemilik lahan induk, sedangkan IMB pecah merpukan izin yang
sudah diatasnamakan konsumen. Izin ini dikeluarkan oleh Dinas
Kimpraswil atau Dinas Cipta Karya atau bisa juga dikeluarkan oleh
dinas satu atap, bahkan kelurahan atau kecamatan setempat juga
berwenang.
Dari beberapa perizinan di atas dapat kita ketahui bahwa
perizinan memiliki 7 jenis perizinan. Diantara perizinan tersebut ada
perizinan pembangunan yang merupakan pembahasan pada penelitian
ini.
3. Pengertian Perumahan
Menurut Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011
tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, yang dimaksud dengan
perumahan yakni kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik
15
perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana,
dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.
Istilah rumah banyak digambarkan sebagai sesuatu yang bersifat
fisik (house, dwelling, shelter) atau bangunan untuk tempat tinggal/
bangunan pada umumnya. Apabila ditinjau lebih dalam rumah bukan hanya
sekedar bangunan melainkan konteks sosial dari kehidupan keluarga17
Dalam pandangan ini rumah lebih dijelaskan sebagai suatu sistem sosial
ketimbang sistem fisik. Hal ini disebabkan karena rumah berkaitan erat
dengan manusia.
Perumahan adalah sekelompok kerumah atau bangunan yang lainnya
yang dibangun tungga. Bentuknya bermacam-maca disetiap negara. Dalam
Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 tentang perumahan dan permukiman,
rumah adalah bagunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian
dan sarana pembinaan keluarga.18
Kebijakan dan strategi nasional
penyelenggaraan perumahan dan permuiman menyebutkan bahwa rumah
merupakan salah satu ebutuhan dasar manusia disamping pasanga, sandang
dan pendidika serta kesehata. Selain berfungsi sebagai pelindung terhadap
gangguan alam dan makhluk lainnya, rumah juga memiliki peran sosial
budaya sebagai pusat pendidikan keluarga. Persemaian generasi muda dan
sebagai manifestasi jati diri.19
4. Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
17
Aminudin, Peran Rumah dalam Kehidupan Manusia, (Kanisius, Semarang), 2007.hlm.12. 18
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Permukiman. 19
Kebijakan dan Strategi Nasional Perumahan dan Permukiman, Departemen Permuiman
dan Prasarana Permukiman.
16
Kegiatan penataan ruang terdiri dari 3 (tiga) kegiatan yang saling
terkait, yaitu: perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang, dengan produk rencana tata ruang berupa Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) yang secara hirarki terdiri dari Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
(RTRWP), dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota (RTRW
Kab/kota). Ketiga rencana tata ruang tersebut harus dapat terangkum di
dalam suatu rencana pembangunan sebagai acuan di dalam implementasi
perencanaan pembangunan berkelanjutan di wilayah Indonesia. Sebagai
landasan hukum dalam menyelenggarakan penataan ruang, maka Undang-
Undang Penataan Ruang ini diharapkan dapat mewujudkan rencana tata
ruang yang dapat mengoptimalkan dan menyatukan berbagai kegiatan
pembangunan, baik dalam pemanfaatan sumberdaya alam maupun
sumberdaya buatan.20
Penyusun tata ruang wilayah provinsi adalah rencana tata ruang yang
bersifat umum dari wilayah provinsi. Dalam penyusunannya harus mengacu
pada RTRWN, pedoman bidang penata ruang dan rencana pembangunan
jangka panjang daerah. Dengan demikian, Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi memuat:
a. Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang provinsi.
20
Marintan Yosefin Napitupulu, Jurnal Penerapan Prinsip Good Governance Dan
Pengaruhnya Terhadap Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Dalam Perencanaan
Tata Ruang Daerah Studi pada Penyusunan RTRW Kabupaten Serdang Bedagai, Vol-19.No 4,
2016, hlm. 196-197.
17
b. Rencana struktur ruang wilayah provinsi yang meliputi sistem perkotaan
dalam wilayah yang berkaitan dengan kawasan pedesaan pada wilayah
pelayanan dan sistem pra sarana wilayah provinsi.
c. Rencana pola ruang provinsi yang meliputi kawasan lindung dan
kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis provinsi.
d. Penetapan kawasan strategis provinsi.
e. Arahan pemanfaatan ruang wilayah yang berisi indikasi program utama
jangka menengah lima tahunan.
f. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi yang berisi
indikasi arahan peraturan zonasi sistem provinsi, arahan perizinan,
arahan intensif, dan disentif, serta arahan sanksi.
Struktur ruang dan pola ruang wilayah provinsi seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya ialah dalam rencana tata ruang wilayah provinsi, ada
yang disebut dengan recana struktur ruang dan pola ruang wilayah provinsi.
Rencara struktur ruang wilayah provinsi merupakan rencara kerangka tata
ruang wilayah provinsi yang dibangun oleh konstelasi pusat-pusat kegiatan
yang hearki satu sama lain dan dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana
wilayah provinsi terutama jaringan transportasi.
G. Tinjauan Penelitian Terdahulu (Literature Review)
Untuk mendukung penelitian yang lebih integral maka penyusun
berusaha untuk melakukan analisi lebih awal terhadap putaka atau karya yang
lebih mempunyai relevansi terhadap topik yang diteliti.
18
1. Penelitian yang dilakukan Mustakim mahasiswa Fakultas Syari’ah UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang meneliti tentang Kinerja Pemerintah
Kota Jambi Tentang Pembangunan Drainase Tahun 2014-2018 yang
meneliti tentang kinerja pemerintah Jambi di dalamnya membahas tentang
pembangunan drainase yang telah berjalan sesuai dengan yang sudah
tertulis di Peraturan Daerah Jambi tentang perencanaan tata ruang No.9
Tahun 2013 yang belum optimal karena adanya hambatan. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah Jambi dalam pembangunan
drainase telah berjalan sesuai dengan yang sudah tertulis di Peraturan
Daerah Jambi tentang perencanaan tata ruang No.9 Tahun 2013 akan tetapi
belum optimal karena masih ditemukan adanya hambatan.21
Perbedaan dengan penelitian saya yang berjudul Upaya Dinas
Perumahan Rakyat Dalam Pengawasan Perizinan Pembangunan
Perumahan (Studi Kasus Pada Dinas Perumahan Rakyat Kota Jambi)
dengan skripsi yang ditulis yaitu yang pertama dari segi lokasi penelitian,
yang kedua skripsi yang di tulis oleh Mustakim ini meneliti tentang
pembangunan drainase yang telah berjalan sesuai dengan yang sudah
tertulis di Peraturan Daerah Jambi tentang perencanaan tata ruang No.9
Tahun 2013 yang belum optimal karena adanya hambatan. Sedangkan
peneliti sendiri membahas tentang sistem pengawasan perizinan
pembangunan perumahan di Kota Jambi.
21
Mustakim, “Kinerja Pemerintah Kota Jambi Tentang Pembangunan Drainase Tahun
2014-2018”, Fakultas Syari’ah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2020.
19
2. Penelitian yang dilakukan oleh Dea Funawa Punkai mahasiswa Fakultas
Hukum, Universitas Lampung yang meneliti tentang Pengawasan
Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung Terhadap Program Fasilitas
Likuiditas Pembiayaan Perumahan. Penelitian ini membahas tentang
Pengawasan yang dilakukan Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung yang
membahas tentang perizinan antara lain Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
yang dilakukan oleh pihak Perusahaan Pengembang Perumahan (developer)
terhadap pembangunan atas perumahan terkait apakah pembangunan tersebut
sudah sesuai peruntukkan lahannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan
normatif empiris. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam bentuk
Pengawasan yang dilakukan Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung
adalah perizinan antara lain Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang dilakukan
oleh pihak Perusahaan Pengembang Perumahan (developer) terhadap
pembangunan atas perumahan terkait apakah pembangunan tersebut sudah
sesuai peruntukkan lahannya.22
Perbedaan dengan penelitian saya yang berjudul Upaya Dinas
Perumahan Rakyat Dalam Pengawasan Perizinan Pembangunan
Perumahan (Studi Kasus Pada Dinas Perumahan Rakyat Kota Jambi)
dengan skripsi yang ditulis yaitu yang pertama dari segi lokasi penelitian,
yang kedua skripsi yang di tulis oleh Dea Funawa Punkai ini meneliti
tentang pengawasan yang dilakukan Pemerintah Daerah Kota Bandar
Lampung yang membahas tentang perizinan antara lain Izin Mendirikan
22
Dea Funawa Punkai, “Pengawasan Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung
Terhadap Program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan”, Fakultas Hukum Universitas
Lampung, 2018.
20
Bangunan (IMB) yang dilakukan oleh pihak Perusahaan Pengembang
Perumahan (developer) terhadap pembangunan atas perumahan terkait apakah
pembangunan tersebut sudah sesuai peruntukkan lahannya. Sedangkan
peneliti sendiri meneliti tentang sistem pengawasan perizinan perumahan
Kota Jambi, faktor-faktor penghambat pengawasan perizinan perumahan,
serta upaya pemerintah dalam upaya pengawasan perizinan perumahan.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Amirudin Rohmat mahasiswa Fakultas
Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang meneliti tentang
Pelaksanaan Pengaturan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan
Implikasinya Terhadap Tataruang Di Kabupaten Batang dalam penelitian
tersebut membahas tentang pelaksanaan pengaturan Izin Mendirikan
Bangunan (IMB). Penelitian ini menggunakan metode studi lapangan
(field research). Dari hasil penelitian ialah pelaksanaan pengaturan IMB
dan Implikasi terhadap tata ruang di Kabupaten Batang akan menghasilkan
suatu konsep baik dan mendekati ideal. Pengajuan IMB yang
mengharuskan pemohon melampirkan surat rekomendasi berupa Informasi
Tata Ruang (ITR), dari Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Energi Sumber
Daya Mineral, membuktikan bahwa penataan ruang adalah bagian penting
dan merupakan pintu depan dalam melaksanakan IMB.23
Perbedaan dengan penelitian saya yang berjudul Upaya Dinas
Perumahan Rakyat Dalam Pengawasan Perizinan Pembangunan
Perumahan (Studi Kasus Pada Dinas Perumahan Rakyat Kota Jambi)
23
Amirudin Rohmat, “Pelaksanaan Pengaturan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan
Implikasinya Terhadap Tataruang Di Kabupaten Batang”, Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2017.
21
dengan skripsi yang ditulis Amorudin Rohmat yaitu yang pertama dari segi
lokasi penelitian, yang kedua skripsi yang di tulis oleh Amirudin Rohmat
ini meneliti tentang pembangunan drainase yang telah berjalan sesuai
dengan yang sudah tertulis di Peraturan Daerah Jambi tentang perencanaan
tata ruang No.9 Tahun 2013 yang belum optimal karena adanya hambatan.
Sedangkan peneliti sendiri membahas tentang sistem pengawasan
perizinan pembangunan perumahan di Kota Jambi. Pengawasan yang
dilakukan Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung yang membahas tentang
perizinan antara lain Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang dilakukan oleh
pihak Perusahaan Pengembang Perumahan (developer) terhadap
pembangunan atas perumahan terkait apakah pembangunan tersebut sudah
sesuai peruntukkan lahannya. Sedangkan peneliti sendiri meneliti tentang
sistem pengawasan perizinan perumahan Kota Jambi, faktor-faktor
penghambat pengawasan perizinan perumahan, serta upaya pemerintah dalam
upaya pengawasan perizinan perumahan.
Dari beberapa penelusuran pustaka yang peneliti temukan dari beberapa
karya ilmiah yang ada di atas ada kesamaan judul, namun akan tetapi
pembahasan yang disusun oleh penulis yakni tentang upaya pemerintah dalam
pengawasan perizinan perumahan: study kasus pada Dinas Perumahan Rakyat
dan Kawasan Pemukiman Kota Jambi Kota Jambi.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan berisi tetang deskripsi daftar ini karya tulis bab
per bab. Uraian yang dibuat dalam bentuk esai yang menggambarkan alur
22
logis dan struktur dari bangun pembahasan skripsi.24
Bentuk sistematika
penulisan secara lengkap dapat diperhatikan contoh sebagai berikut:
Bab I berisikan pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat atau kegunaan
penelitian, kerangka teoritis dan konseptual, metode penelitian, sistematika
penulisan.
Bab II yang menguraikan tentang metode penelitian yang membahas
persoalan jenis penelitian, pendekatan penelitian,waktu dan tempat penelitian,
instrumen pengumpulan data, jenis dan sumber data, unit analisis data dan
teknik analisis data.
Bab III tentang gambaran umum tempat penelitian, pada bab ini akan
diuraikan mengenai sejarah Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Pemukiman, visi dan misi, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi, dan
maklumat pelayanan.
Bab IV Pokok Pembahasan, pada bab ini akan menjelaskan hasil
penelitian tentang Sistem Pengawasan Perizinan Perumahan Pada Dinas
Perumahan Rakyat Dan Kawasan Pemukiman Kota Jambi Kota Jambi
Bab V Penutupan yang menguraikan tentang kesimpulan dari skripsi
dan saran. Pada bagian akhir skripsi akan menguraikan tentang daftar pustaka,
lampiran dan riwayat hidup.
24
Ibid,hlm. 67.
23
BAB II
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu proses penelitian atau pemahaman
berdasarkan metodologi yang menyelidiki fenomena sosial dan masalah
manusia.25
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian merupakan penelitian lapangan yakni penelitian yang
menyangkut pengolahan data dan permasalahan yang ada di lapangan atau
keadaan sebenarnya. Menurut Abdurrahmat Fatoni penelitian lapangan adalah
suatu penelitian yang dilakukan di lapangan atau lokasi penelitian, suatu
tempat yang dipilih sebagai lokasi untuk menyelidiki gejala-gejala objektif
sebagai terjadi di lokasi tersebut, yang dilakukan juga untuk penyusunan
laporan ilmiah.26
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kualitatif yang dapat diartikan sebagai penelitian dengan
menggunakan data yang lebih objektif dengan permasalahan yang ada. Dalam
pendekatan ini kita bisa melihat fenomena yang terjadi di lapangan secara
alami sehingga dalam hubungannya peneliti dan informan saling berinteraksi
satu sama lain sehingga data yang di dapatkan lebih akurat.
25
Iskandar,Metode Penelitian Kualitatif, cet Ke-1, (Jakarta: Gaung Persada, 2009), hlm. 11 26
Abdurrahmat Fatoni, ,Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta:
PT.Rinaka Cipta, 2006), hlm. 96.
24
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi Penelitian dilakukan di Dinas Perumahan Rakyat Dan
Kawasan Pemukiman Kota Jambi Kota Jambi. Dengan pertimbangan
memudahkan penulis mendapatkan data dan meneliti dalam menyelesaikan
penelitian ini. Sedangkan waktu yang peneliti gunakan yakni berlangsung
dari bulan Februari hingga Maret 2021.
D. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Secara umum jenis data dapat dikasidikasikan menjadi dua bagia,
yakni data primer dan data sekunder. Data primer adalah data pokok yang
diperlukan dalam penelitian, yang diperoleh secara langsung dari sumbernya
ataupun dari hasil penelitian yang diperoleh dari lapanganan.27
Adapun data
sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang diperoleh secara tidak
langsung atau melalui sumber perantara. Data ini dipeoleh dengan cara
mengutip sumber lain.28
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh. Adapun teknik yang peneliti gunakan adalah wawancara maka
sumber data berupa informan, yaitu orang yang memberikan informasi atas
permintaan atau permohonan yang diajukan peneliti.29
Informan dalam
penelitian ini adalah:
27
Tasnim Rahman Fitra, Pedoman Skripsi Ilmu Syari’ah dan Hukum, (Fakultas Syari’ah
UIN STS Jambi, 2020), hlm. 47. 28
Ibid, hlm. 48. 29
Ibid, hlm. 49.
25
a. Kasubag perumahan Dinas Perumaha dan Kawasan Pemukiman Kota
Jambi.
a. Developer Perumahan Subsidi di Kota Jambi
b. Dari Dokumentasi Perumahan Kota Jambi
Sedangkan data sekunder peneliti mengambil sumber dari:
a. Dari buku tentang perizinan perumahan
b. Dari perda-perda yang mengatur tentang pengawasan perizinan
1) Perda Kota Jambi No. 09 Tahun 2010
2) Perda Kota Jambi No. 11 Tahun 2016
3) Perda Kota Jambi No. 13 Tahun 2017
c. Dari dokumen rekap jumlah perumahan kota Jambi.
E. Unit Analisis
Unit analisis dalam penulisan skripsi perlu dicantumkan apabila
penelitian tersebut adalah penelitian lapangan yang tidak memerlukan populasi
dan sampel. Unit analisis dapat berupa organisasi, baik itu organisasi
pemerintah maupun organisasi swasta atau sekelompok orang30
. Dalam
penelitian ini, unit analisisnya adalah dinas perumahan rakyat, pengawasan
perizinan perumahan, dan developer perumahan yang ada di Kota Jambi.
Penetapan unit analisis tersebut berupa dokumen-dokumen, wawancara dari
Informan yang telah ditentukan. Melalui teknik purposive sampling, yakni
yang ditekankan untuk menjadi sampel adalah karena adanya pertimbangan
30
Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari’ah IAIN STS
Jambi, (2012), hlm. 62.
26
karakteristik atau ciri-ciri tertentu.31
Dengan menggunakan teknik purporsive
sampling, peneliti mengetahui pertimbangan dalam melakukan pengawasan
perizinan perumahan di Kota Jambi.
F. Insturmen Pengumpulan Data
Instrumen Pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Instrument pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan dan fakta penelitian.32
1. Pengamatan/Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti
mencatat informasi sebagaimana peneliti saksikan selama dalam
penelitian.33
Dengan melakukan observasi langung ke lokasi penulis bisa
mendapatkan data yang akurat untuk malakukan penelitian ini.
Kedudukan Peneliti hanya sebagai partisipan dalam suatu
lingkungan masyarakat yang diteliti. Selama proses observasi, peneliti akan
membuat catatan-catatan untuk keperluan analisis dan pengecekan data
kembali.34
Dalam kata lain observsasi partisipatif, peneliti yang
mengobservasi aktif berpartisipasi dalam aktivitas, di dalam konteks yang
tengah diselidikinya.35
31
https://www.penerbitdeepublish.com/purposive-sampling/amp/, diakses pada 20 Juni
2021. 32
SayutiUna, PedomanPenulisanSkripsi, (EdisiRevisi), cet Ke-2, (Jambi :Syari’ah Press,
2014), hlm.37. 33
W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Grafindo, 2007), hlm. 116. 34
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008),
hlm. 69. 35
Ishaq, Metode Penelitian Hukum Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi, hlm.120.
27
2. Interview/ Wawancara
Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan data mentah dan
informasi, sehingga dapat ditemukan data baru yang tidak terdapat dalam
dokumen. Data mentah ini adalah data utama dalam penelitian ini yang
diperoleh oleh peneliti secara langsung dari informan yang bermanfaat
untuk menjawab persoalan penelitian di atas.36
Dengan mewawancarai
developer perumahan dan dinas perumahan rakyat peneliti akan mengetahui
lebih mendalam tentang pengawasan perizinan perumahan yang ada di Kota
Jambi.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode wawancara
terstruktur yaitu pedoman wawancara yang semuanya telah dirumuskan
dengan cermat sehingga dalam wawancara menjadi lancar dan tidak kaku.37
Wawancara ini dilakukan dengan memberikan pertanyaan secara langsung
untuk mendapatkan informasi secara lebih jelas.
Oleh karena itu, secara khusus wawancara ini ditunjukkan kepada:
a. Bapak Yaser Al Efra, St selaku Sub Bidang Perumahan Dinas Perumahan
Rakyat dan Kawasan Pemukiman.
b. Bapak Mustopa selaku depeloper perumahan
c. Herlina selaku depeloper perumahan
d. Ramzil Huda selaku depeloper perumahan
36
Sayuti Una, Pedoman Penulisaan Skripsi, EdisiRevisi, hlm. 38. 37
S. Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 117.
28
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah berupa pengambilan foto-foto atau catatan-
catatan penting yang didapat pada saat penelitian berlangsung dengan tujuan
untuk penunjang dan pengingat bahwa pentingnya data yang dikumpulkan
untuk mendukung penelitian ini agar hasil penelitian sesuai dengan data
yang disajikan berdasarkan sumber yang benar.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari atau menyusun sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi.
Dengan wawancara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan
kedalam unit-unit. Melakukan sintesa membuat kesimpulan hingga mudah
difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data adalah data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya
cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci, untuk itu
perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data yang berarti
merangkum dan memfokuskan pada hal yang penting dan membuang hal
yang tidak perlu.38
2. Penyajian Data (Data Diplay)
Penyajian data adalah informasi yang tersusun yang memungkinka n
akan adanya penarik kesimpulan dan tindakan. Penyajian data dapat juga
38
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan(Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D),
(Bandung: Alfabeta, 2016), hlm. 338.
29
berbentuk tabel, grafik, dan jaringan. Semuanya dirancang untuk
menggabungkan informasi agar mudah difahami.
3. Verification/ Kesimpulan
Setelah data dikumpulkan maka dapat dilakukan penarikan
kesimpulan atau verifikasi. Jadi dari data tersebut dapat diambil sebuah
kesimpulan. Peneliti harus sampai pada kesimpulan dan melakukan
verifikasi, baik dari segi makna maupun kebenaran dari data tentang
pengawasan perizinan perumahan yang ada di Kota Jambi.
Dari ketiga metode analisis data di atas penulis menyimpulkan bahwa,
ketiga metode ini yang meliputi reduksi data, penyajian data dan kesimpulan
akan penulis lakukan setelah semua data telah diperoleh melalui wawancara
catatan lapangan, dan juga memudahkan penulis di dalam mengetahui dan
menarik kesimpulan terhadap implementasi pengawasan perizinan perumahan
di Kota Jambi.
30
BAB III
GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
A. Sejarah Dinas Perumahan Rakat dan Kawasan Permukiman Kota Jambi
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Jambi
sebelumnya merupakan Dinas Tata Ruang dan Perumahan Kota Jambi, pada
tanggal 27 Desember 2016 terbentuklah peraturan Daerah Nomor 40 Tahun
2016 dan Dinas Tata Ruang dan Perumahan Kota Jambi berubah Nomenklatur
menjadi Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Jambi.39
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman terdiri dari satu
sekretariat dan tiga bidang yakni:
1. Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam
menyelenggarakan urusan umum dan kepegawaian, keuangan serta
melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh dinas sesuai dengan tugasnya.
Sekretariat terdiri dari dua kasubbag yakni:
a. Kasubbag Perencanaan dan Keuangan
b. Kasubbag Umum dan Kepegawaian
Sekretariat mempunyai fungsi membantu Kepala Dinas dalam
melaksanakan tugas kesekretariatan yang meliputi:
d. Penyusunan rencana dan program kerja dinas
e. Pelaksanaan pembinaan ketatausahaan umum, kepegawaian, aset, dan
keuangan.
39
Dokumentasi Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Tahun 2020
31
f. Penyelenggaraan pengawasan, monitoring, pelaksanaan pengelolaan
administrasi perencanaan dan keuangan serta kepegawaian dan aset.
g. Penghimpunan dan pengkoordinasian pelaksanaan program kerja bidang
guna penyusunan laporan bulanan dan tahunan.
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Sub bagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas membantu
sekretaris dalam urusan perencanaan dan keuangan dengan rincian sebagai
berikut:
a. Menyusun rencana kerja sub bagian perencanaan dan keuangan.
b. Menyusun bahan dan melaksanakan pengelolaan usulan rencana kerja
anggaran dan dokumen pelaksanaan anaggaran satuan kerja perangkat
daerah.
c. Melaksanakan penghimpunan dan menyiapkan bahan perencanaan dan
penatausahaan keuangan, perumusan rencana kerja program, kegiata,
anggaran dan laporan bulanan serta tahunan perangkat daerah.
d. Melakukan koordinasi, rekonsiliasi dan konsultasi dalam rangka
perencanaan penatausahaan keuangan dan laporan.
e. Menyelenggarakan pembukaan, perbendaharaan kas, daftar gaji dan
tunjangan lainnya.
f. Menyusun bahan dan melaksanakan pengelolaan laporan perencanaan,
laporan keuangan, evaluasi pelaksanaan rencana kegiatan, program dan
anggaran perangkat daerah.
32
g. Membuat laporan pajak LHKPN, pajak bulanan, PPN, PPh dan pajak
tahunan.
h. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan atasan sesuai dengan bidang
tugasnya.
Sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai tugas membantu
sekretaris dalam melaksanakan urusan umum dan kepegawaian, dengan
rincian sebagai berikut:
a. Menyusun rencana program kerja sub bagian umum dan kepegawaian.
b. Malaksanakan ketatausahaan, kearsipan dan mendistribusikan surat
menyurat.
c. Melaksanakan administrasi dan surat menyurat kendaraan dinas.
d. Mengelola dan merangkum usulan program sekretariat dan bidang.
e. Melaksanakan pengadaan, pendistribusian dan pemeliharaan serta
penghapusan barang.
f. Menyusun analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan dan uraian
tugas terhadap seluruh jabatan pada Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman Kota Jambi.
g. Mengusulkan kenaikan pangkat, imppassing, permohonan izin dan tugas
belajar, perpindahan dan sanksi berat, pemberian tanda penghargaan atau
tanda jasa, cuti besar, sakit, bersalin, alasan penting dan cuti diluar
tanggungan negara, pensiun, izin perkawinan dan perceraian, aksus,
taspen, bapretarum, kenaikan gaji berkala satuan kerja perangkat daerah.
h. Mengelola absensi atau daftar hadir pegawai
33
i. Melaksanakan monitoring dan evaluasi administrasi kepegawaian.
j. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan atasan sesuai dengan bidang
tugasnya.
2. Bidang Perumahan
Bidang perumahan memiliki tugas membantu kepala Dinas dalam
pelaksanaan kegiatan pelayanan pendataan dan perencanaan perumahan,
penyediaan perumahan, PSU perumahan dan pengembangan perumahan.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud bidang perumahan
mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan bidang perumahan
b. Perumusan dan penetapan kebijakan teknis penyelenggaraan perumahan
dibidang perumahan.
c. Pelaksanaan koordinasi, singkronisasi, fasiitas dan kerjasama dibidang
perumahan.
d. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan, pengendalian dan pengawasan
perumahan.
e. Pengumpulan dan pemutaakhiran data/ informasi dibidang perumahan
f. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
bidang tugasnya.
Bidang perumahan terdiri dari 3 (tigas) seksi utama diantaranya
sebagai berikut:
34
Seksi pendataan dan perencanaan mempunyai tugas membantu
kepada bidang dalam meaksanakan urusan pendataan dan perencanaan
perumahan, dengan rincian sebagai berikut:
a. Menyusun rencana dan program kerja seksi pendataan dan perencanaan
perumahan.
b. Menyusun peraturan, kebijakan dan strategi pembangunan dan
pengembangan perumahan.
c. Memberikan rekomendasi dan pertimbangan teknis terhadap rencana
penyelenggaraan pembangunan dan pengembangan perumahan sesuai
dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
d. Melaksanakan iventarisasi, pengelolaan data dan informasi serta
pemutaakhiran data perumahan sesuai dengan peraturan yag berlaku.
e. Melaksanakan perencanaan pembangunan dan pengembangan
perumahan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
bidang tugasnya.
Seksi penyediaan perumahan dan PSU mempunyai tugas membantu
kepala bidang dalam melaksanakan urusan penyediaan perumahan dan PSU,
dengan rincian tugas sebagai berikut:
a. Menyusun rencana dan program kerja seksi penyediaan perumahan dan
PSU.
b. Meninvetarisir PSU perumahan dan melaksanakan serah terima PSU
perumahan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
35
c. Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan penyediaan perumahan
dan PSU dengan lembaga dan instansi terkait.
d. Melaksanakan perencanaan, fasilitasi dan penyelenggaraan pembangunan
penyediaan prasarana dan sarana umum dilingkungan perumahan.
e. Memberikan rekomendasi dan pertimbangan teknis terhadap permohonan
rencana pembangunan dan pengembangan perumahan.
f. Menyelenggarakan dan memfasilitasi bantuan rencana, pembangunan,
pengembangan, pengelolaan, pemanfaatan dan pemeliharaan rumah
susun.
g. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
bidang tugasnya.
3. Bidang Kawasan Pemukiman
Seksi Pembinaan dan Pengawasan Perumahan mempunyai tugas
membantu kepala bidang dalam melaksanakan urusan pembinaan dan
pengawasan perumahan, dengan rincian tugas sebagai berikut:
a. Menyusun rencana dan program kerja seksi pembinaan dan penbgawasan
perumahan.
b. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pembangunan dan
pengembangan perumahan sesuai dengan rekomendasi yang
dikeluarkan/site plan yang telah disahkan.
c. Melaksanakan koordinasi, pengawasan dan pengendalian terhadap
pembangunan perumahan berdasarkan site plan yang telah disahkan
dengan lembaga atau instansi terkait;
36
d. Melakukan inventarisasi, evaluasi dan pelaporan terhadap kegiatan
pengawasan bidang perumahan;
e. Melaksanakan Pembinaan dan sosialisasi peraturan perundang-undangan
serta kebijakan strategis penyelenggaraan perumahan;
f. Melaksanakan Monitoring dan evaluasi penyediaan perumahan dan PSU;
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
bidang tugasnya.
Bidang Permukiman memiliki 3 (tiga) seksi utama yang mempunyai
tugas masing-masing, yang terdiri dari :
a. Seksi Pendataan dan Perencanaan Kawasan Permukiman
1) Merumuskan rencana dan program kerja seksi pendataan dan
perencanaan kawasan permukiman;
2) Menyiapkan bahan rencana peraturan, kebijakan dan strategi kawasan
permukiman dalam peningkatan kualitas, pencegahan serta
penanggulangan kawasan kumuh perkotaan;
3) Menginventarisir data dan informasi kawasan permukiman;
4) Merumuskan perencanaan penanganan kawasan kumuh perkotaan;
5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
bidang tugasnya.
b. Seksi Pembinaan dan Peningkatan Kawasan Permukiman
1) Merumuskan rencana dan program kerja operasional kegiatan
pelayanan pembinaan teknis prasarana lingkungan permukiman;
37
2) Menyiapkan bahan untuk pelaksanaan fasilitasi pembinaan dan
pemberdayaan masyarakat dalam penyelenggaraan kawasan
permukiman;
3) Menyiapkan bahan untuk pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi
dibidang pengembangan kawasan permukiman, kawasan rawan
bencana, kawasan pasca bencana dan kawasan tertentu yang sesuai
dengan peraturan perundang-undangan;
4) Menyiapkan bahan penyuluhan dan sosialisasi ke masyarakat terkait
lingkungan sehat untuk pencegahan permukiman kumuh;
5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
bidang tugasnya.
c. Seksi Pemanfaatan dan Pengendalian Kawasan Permukiman
1) Merumuskan rencana dan program kerja seksi pemanfaatan dan
pengendalian kawasan permukiman;
2) Menyiapkan bahan untuk penyelenggaraan, pengelolaan, peremajaan
dan perbaikan dalam penanganan perumahan swadaya dan kawasan
permukiman kumuh;
3) Menyiapkan bahan perumusan rencana kebijakan pemanfaatan dan
pengendalian kawasan permukiman;
4) Menyiapkan bahan untuk pelaksanaan kegiatan peningkatan kualitas
permukiman berdasarkan perencanaan;
38
5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
bidang tugasnya.
B. Visi dan Misi
1. Visi
Menjadi Lembaga yang mempercepat terwujudnya perumahan dan
Kawasan Permukiman yang sehat dan nyaman di Kota Jambi.
2. Misi
a. Terwujudnya perencanaan perumahan yang sesuai dengan peraturan.
b. Terwujudnya perumahan dan permukiman yang bebas kumuh dan layak
huni.
c. Terwujudnya peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk
mewujudkan lingkungan yang sehat dan nyaman serta menjaga sarana
dan prasarana dan utilitas yang ada.
d. Tertatanya aset sarana prasarana dan utilitas perumahan dan
permukiman.
e. Mewujudkan sistem koordinasi sistem perencanaab dan regulasi tentang
pembangunan perumahan dan permukiman serta sistem pengawasan.40
40
Dokumentasi Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Tahun 2020
39
C. Struktur Organisasi
Gambar 1
D. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman
Kota Jambi
1. Tugas Pokok
Membantuk Walikota dalam melaksanakan urusan pemerintahan
dibidang perumahan rakyat dan kawasan permukiman Kota Jambi.
2. Fungsi DPRKP Kota Jambi
i. Perumusan kebijakan teknis dibidang perumahan, permukiman dan
utilitas perkotaan.
j. Penyelenggaraan urusan perumahan, permukimman dan utilitas
perkotaan.
40
k. Pembinaan, pengendalian, pengawasan dan evaluasi perumahan,
kawasan permukiman dan utilitas perkotaan.
l. Pengkoordinasian hubungan kerja sama dengan instansi pemerintah,
swasta dan pihak-pihak lain, dan
m. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
E. Maklumat Pelayanan
Dengan ini, kami pimpinan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Kota Jambi sanggup menyelenggarakan Perizinan Sesuai dengan
Standar Pelayanan yang telah ditetapkan dan apabila tidak menepati janji ini,
kami siap menerima sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.41
41
Dokumentasi Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Tahun 2020
41
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Sistem Pengawasan Perizinan Perumahan Pada Dinas Perumahan Rakyat
Dan Kawasan Pemukiman Kota Jambi
Pengawasan terhadap perizinan perumahan sangatlah penting untuk
legalisasi.Perumahan tersebut. adalah bangunan gedung yang berfungsisebagai
tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat
dan martabat penghuninya serta aset bagi pemiliknya.42
Di Kota Jambi,
perumahan dan masyarakatnya sudah bisa dikatakan simbiosis yang saling
terkait satu sama lain. Oleh sebab itu kebutuhan masyarakat dengan rumah
tidak bisa dilepaskan. Karena rumah berfungsi untuk melindungi gangguan
alam dan binatang. Sejalan dengan peradaban, fungsi rumah berkembang
menjadi sumber rasa aman dan nyaman dalam kehidupan.
Dengan demikian semakin majunya suatu peradaban maka permintaan
terhadap perumahan semakin banyak. Tentu untuk mendirikan sebuah
bangunan seperti perumahan harus memiliki izin dari Dinas Perumahan Rakyat
dan Pemukiman Kota Jambi (DPRPK). Izin ini bisa dikenal juga dengan istilah
IMB (Izin Mendirikan Bangunan), yaitu perizinan yang diberikan oleh
pemerintah daerah.43Adapun proses penerbitan izin tersebut ialah selama 7 hari
42
Buku Pintar IMB dan SLF Untuk Perumahan MBR, (Direktorat Penataan Bangunan,
2002), hlm. 3. 43
Ibid, hlm. 14.
42
kerja atau terhitung sejak dokumen administratif perizinan dinyatakan lengkap
dan benar.44
Dokumen yang menjadi syarat untuk mengajukan permohonan Izin
Mendirikan bangunan tersebut adalah sebagai berikut:45
1. Persyaratan Administratif:
a. Data Pemohon
b. Data Tanah
c. Dokumen dan Surat Terkait
d. Keterangan Rencana Kerja
2. Persyaratan Tekis:
a. Data Umum Bangunan Gedung
b. Dokumen Rencana Teknis
Berdasarkan wawancara dengan Bapak Yaser Al Efra selaku Seksi
Penyediaan Perumahan di Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Jambi
menjelaskan:
“Adapun untuk sistem pengawasan yang dilakukan oleh Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Kota Jambi yakni antara
pihak Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Kota Jambi
membuat jadwal terlebih dahulu dengan developer untuk meninjau
lokasi perumahan. Lalu kami akan mengecek lokasi perumahan tersebut
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan tersebut. Terakhir agar
proses perizinan tersebut lancar kami akan melakukan pembinaan
sekaligus pengawasan hingga izin akan diberikan.”46
Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui sistem pengawasan
perizinan perumahan tersebut yakni pertama, dinas perumahan rakyat dan
44
Ibid, hlm. 15. 45
Ibid. 46
Wawancara dengan Yaser Al Efra, ST selaku seksi Penyediaan Perumahan, 8 April 2021.
43
kawasan pemukiman diatur secara terjadwal. Kedua, pihak DPRKP mengecek
lokasi tempat di mana perumahan tersebut akan didirikan. Ketiga, pengawasan
tes umum terhadap perumahan yang akan diberikan izin lalu diberi tanda.
Terakhir mengadakan pembinaan dan pengawasan hingga izin diberikan. Hal
ini disebut dengan retribusi perizinan, yakni sejumlah biaya untuk bimbingan,
pembinaan dan pelaksanaan atas izin yang bersangkutan. Surat Keterangan
Retribusi Daerah (SKRD) adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan
besarnya jumlah retribusi yang terutang.47
Apalagi izin mendirikan perumahan ini sangatlah penting untuk seorang
developer perumahan tersebut. Maka dari itu, proses permohonan izin
mendirikan perumahan tersebut sesuai dengan alur dan waktu yang singkat
sehingga memudahkan bagi masyarakat atau developer untuk mengurus
perizinan tersebut. Alur penerbitan izin tersebut di Dinas Perumahan Rakyat
dan Kawasa Pemukiman Kota Jambi dimulai dari memasukan berkas
permohonan dari developer atau pemohon untuk diterbitkan izinnya.
Setelah proses di atas lalu petugas pendaftaran izin melakukan
pengecekan terhadap berkas persyaratan permohonan. Apabila berkas tersebut
tidak memenuhi atau tidak lengkap, maka pemohon akan diminta untuk tidak
melengkapi berkas persyaratan permohonan terlebih dahulu untuk diproses
kemudian. Adapun persyaratan yang dimaksud ialah:
1. Photo Copy KTP
2. Pas Foto Ukuran 3X4 sebanyak 2 Lembar
47
Perda Nomor 1 Tahun 2010 Tentag Retribusi Mendirikan Bangunan.
44
3. Bukti pembayaran pajak tahunan yang terakhir.
4. Photo copy sertifikat BPJS Ketenagakerjaan/ Peserta BPJS
5. Surat kuasa pemohon bagi pemohon yang diwakilkan
6. Surat kepemilikan tanah diketahui oleh pemerintah setempat.
7. Sertifikat hak milik
8. Gambar bangunan.
9. Surat keluasan tanah jika tidak memiliki sertifikat.
Setelah syarat-syarat di atas maka berkas akan masuk ke Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman. Berkas tersebut akan digunakan
dalam peninjauan lokasi bangunan yang telah direncanakan sebelumnya.
Setelah ditinjau lokasi tersebut oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Pemukiman Kota Jambi akan mengeluarkan surat rekomendasi terbit izin jika
lokasi yang dimaksud layak untuk dibuat sebuah bangunan atau perumahan.
Namun jika lokasi yang ditinjau tidak layak untuk dilakukan pembangunan
perumahan maka tidak akan diberikan surat rekomendasi.48
B. Faktor-Faktor yang Menghambat Upaya Pemerintah Dalam Pengawasan
Perizinan Perumahan Pada Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan
Pemukiman Kota Jambi
Dalam kamus bahasa Indonesia istilah “Pengawasan berasal dari kata
awas yang artinya memperhatikan baik-baik, dalam arti melihat sesuatu dengan
cermat dan seksama, tidak ada lagi kegiatan kecuali memberi laporan
48
Wawancara Dengan Bapak Yaser Al Efra, ST selaku seksi Penyediaan Perumahan, 8
April 2021.
45
berdasarkan kenyataan yang sebenarnya dari apa yang di awasi49
. Menurut
Saiful Anwar, pengawasan atau kontrol terhadap tindakan aparatur pemerintah
diperlukan agar pelaksanaan tugas yang telah ditetapkan dapat mencapai tujuan
dan terhindar dari penyimpangan-penyimpangan50
. pengawasan bertujuan
untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan yang terjadi nantinya dapat digunakan
sebaigai pedoman untuk mengambil kebijakan guna mencapai sasaran yang
optimal.
Pengawasan terhadap izin mendirikan perumahan adalah dimaksudkan
untuk pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh
dan permukiman kumuh. Pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya
perumahan kumuh dan permukiman kumuh dilaksanakan melalui pengawasan
dan pengendalian. dan pemberdayaan masyarakat51
.
Rumah menjadi sebuah kebutuhan dasaar dalam sebuah keluarga,
menjadi tempat berlindung seluruh anggota keluarga dari teriknya matahari dan
rintik hujan. Memiliki seuah tempat tinggal yang nyaman akan sangat
melengkapi kebahagian sebuah keluarga. Pemerintah memberikan alternatif
lain bagi keluarga yang belum memiliki rumah pribadi. Salah satu upaya
pemerintah dalam hal pemenuhan kebutuhan perumahan pemerintah
melakukan berbagai cara membantu masyarakat, caranya yaitu dengan
49
Sujanto, Beberapa Pengertian di Bidang Pengawasan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2006),
hlm. 2 50
Saiful Anwar, Sendi-Sendi Hukum Administrasi Negara, (Medan : Glora Madani Press,
2004), hlm.127 51
Pasal 103 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan
Perumahan dan Kawasan Permukiman.
46
pembangunan perumahan dengan melibatkan berbagai pihak baik perorangan
maupun badan hukum.
Usaha pemerintah ini tidak lepas dari tujuan negara untuk menciptakan
kesejahteraan bagi rakyatnya sebagaimana diamanatkan dalam Undang-
Undang Dasar 1945. Usaha Pemerintah ini tidak terlepas dari tujuan negara
untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya hal ini sejalan dengan Pasal
28 H ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa “setiap
orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesahatan”.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan kawasan
Permukiman, mengartikan sebagai “Kelompok rumah yang berfungsi
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang di lengkapi dengan
sarana dan prasarana lingkungan”. Cara untuk mencapai tujuan tersebut yaitu
dengan dilakukan pembangunan nasional yang nyatanya merupakan
pembangunan seluruh masyarakat Indonesia yang menjadi kebutuhan primer
stiap keluarga. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan.
Sebagai tujuan pembangunan nasional, tujuan kebijakan perumahan merupakan
untuk menjamin bahwa semua rakyat Indonesia, khususnya mereka yang
memiliki penghasilan rendah, mempunyai jalan keluar untuk mendiami rumah
yang layak huni dan terjangkau serta berada dalam lingkungan yang terjamin
kesehatan nya.
47
Permasalahan yang dihadapi sebenarnya tidak terlepas dari aspek yang
berkembang dalam dinamika kehidupan masyarakat maupun kebijakan
pemerintah dalam mengelola persoalan yang ada. Dalam mengatasi
permasalahan perumahan dan permukiman, setiap prosesnya dilaksanakan
secara bertahap yakni melalui tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan,
pengelolaan, pemeliharaan dan pengembangan. Pembangunan perumahan dan
permukiman merupakan kegiatan yang bersifat multi sektor, hasilnya langsung
menyentuh salah satu kebutuhan dasar masyarakat, juga pendorong terjadinya
pertumbuhan ekonomi.
Berbagai fenomena menunjukkan bahwa dibutuhkan penyelesaian
masalah perumahan bagi kesejahteraan masyarakat, yang berorientasi pada
pembangunan perumahan yang layak huni, sehingga membutuhkan peran dan
kewenangan pemerintah, khususnya Pemerintah Daerah melalui instansi
terkait. Salah satu masalah yang ada diyaitu tentang faktor yang menghambat
upaya pemerintah dalam pengawasan perizinan perumahan pada dinas
perumahan rakyat dan kawasan pemukiman kota Jambi.
Pengawasan untuk perumahan yang belum memiliki izin, relatif kecil
dengan kenyataan di lapangan, karena masih minimnya kemampuan untuk
melakukan pengawasan. Apabila pemanfaatan tidak sesuai dengan perizinan,
terlebih dahulu Badan Pengendali Pertanahan Daerah (BPPD) memberikan
48
surat peringatan kepada pemohon. Apabila surat peringatan tidak diindahkan,
sanksi akan diberikan.52
Pengawasan oleh Bappeda dilakukan dengan datang ke lapangan
bersama Tim Terpadu yang dibentuk di Badan Pengendali Pertanahan Daerah
(BPPD). Koordinasi Bappeda dengan instansi terkait dilakukan dalam Tim
Terpadu yang bertugas melakukan survey lapangan, kemudian melakukan rapat
dan menjelaskan pandangan-pandangannya sesuai tugas. Koordinasi tim juga
dilakukan dengan Satpol PP yang berfungsi melakukan penindakan, misalnya
bangunan yang tidak sesuai dengan tata ruang akan dilakukan pembongkaran..
Koordinasi di Bappeda juga melibatkan Satpol PP untuk ikut melakukan
pengawasan bersama Tim Terpadu. Pengawasan oleh Tim Terpadu meliputi
pengawasan terhadap setiap kegiatan pembangunan, sebelum, selama, dan
setelah proses perizinan, yaitu izin lokasi, IPT, izin perubahan penggunaan
tanah, izin konsolidasi tanah, dan IPL untuk kepentingan umum. Kegiatan
pembangunan yang dikategorikan sebagai pelanggaran meliputi pembangunan
tidak berizin atau pembangunan berizin namun pelaksanaannya tidak sesuai
dengan ketentuan. Kriteria pembangunan tidak berizin adalah kegiatan
pembangunan yang tidak memiliki izin atau kegiatan pembangunan yang telah
diproses perizinannya tetapi ditolak namun tetap melaksanakan kegiatan.
P3BA juga berkoordinasi dengan instansi terkait, seperti memberikan
pertimbangan mengenai saluran irigasi perumahan kepada Badan Pengendali
Pertanahan Daerah (BPPD), memberikan Izin Rekomendasi Pengairan dalam
52
Wawancara Dengan Bapak Yaser Al Efra, ST selaku seksi Penyediaan Perumahan, 8
April 2021.
49
site plan sebagai syarat untuk permohonan IMB kepada Kimpraswilhub,
membentuk Tim Terpadu dengan instansi terkait, koordinasi dalam setiap
pengawasan represif dengan Satpol PP. Dalam hal penyimpangan irigasi akan
diberikan sanksi berupa pengubahan atau pembongkaran saluran irigasi
Biasanya sanksi diberikan setelah P3BA mendapat pengaduan dari
masyarakat.53
Menurut wawancara yang penulis lakukan terhadap salah satu pegawai
di dinas perumahan rakyat dan kawasan pemukiman kota jambi prihal faktor
penghambat pengawasan perizinan perumahan ini beliau mengatakan bahwa:
“Adapun faktor penghambatnya dari pada pengawasan perizinan
perumahan ini yakni kurangnya Sumber Daya Mmanusia, kurangnya
anggaran dan yang terakhir kurang nya pengembangan profesional yang
sesuai dengan Peraturan Daerah yang berlaku di Kota Jambi”54
Dari hasil wawancara di atas, penulis mengembangkan maksud dari
pendapat di atas yaitu:
1. Keterbatasan anggaran
Stiap perusahaan dan lembaga pemerintah seharusnya sudah
memiliki anggaran yang sesuai dalam siklus tahunan yang direncanakan
setiap rapat tahunan. Namun kemungkinan terjadi sedikit perbedaan dan
biaya-biaya yang tak terduga, sehingga mengakibatkan terpangkasnya
biaya operasional lainnya yang mengakibatkan terhambatnya kinerja pada
pidang tersebut.
53
Wawancara Dengan Yaser Al Efra, ST selaku seksi Penyediaan Perumahan, 8 April
2021. 54
Wawancara Dengan Yaser Al Efra, ST selaku seksi Penyediaan Perumahan, 8 April
2021.
50
2. Kurangnya Sumber Daya Manusia
Persainga di era globalisasi semakin tajam, sehingga sumber daya
manusia di tuntut untuk terus menerus mampu mengembangkan diri secara
proaktif. SDM harus menjadi manusia yang pembelajar, yaitu pribadi-
pribadi yang mau belajar dan bekerja dengan penuh semangat, sehingga
potensi insaninya berkembang maksimal. Pada dasarnya sumber daya
manusia adalah suatu sumber daya yang sangat dibutuhkan oleh suatu
organisasi. Sebab sumber daya manusia adalah sumber daya yang berperan
aktif terhadap jalannya suatu organisasi dan proses pengambilan
keputusan55
.
3. Kurangnya pengembang yang profesinal
Pengembang dalam hal pembangunan perumahan seharusnya
memiliki potensi dan pengetahuan dalam bidangnya. Namun dalam hal ini
pengembang kurang kooperatif dalam menjalankan tugasnya. Seharusnya
pengembang memberikan informasi-informasi yang nyata dan sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya, sehinga pelanggan tidak salah dalam
memilih dan membangun rumah di perumahan. Informasi-informasi yang
sering di slewengkan oleh pihak pengembang yaitu prihal Izin Mendirikan
Bangunan (IMB) dan surat menyurat lainnya. Banyaknya pengembang
yang tidak profesional mengkibatkan bangunan yang berdiri tanpa izin, ini
sunggguh sangat tidak baik bagi tata kelola kota. Sehingga harus ada
teguran bagi pengembang yang diketahui ceroboh ataupun lalai.
55
Edy sutrisno, Managemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Kencana, 2017), hlm. 1-2
51
Pertama, terhadap pengembang yang sudah terlanjur membangun
perumahan tanpa memiliki IMB dilakukan teguran dengan surat
peringatan yang diberikan oleh PPNS pada Satpol PP. Surat peringatan
diberikan sampai sebanyak tiga kali, masing-masing diberikan dalam
waktu seminggu. Bila pada surat teguran ketiga pengembang tetap tidak
mengurus IMB untuk perumahan yang dibangunnya, maka akan
dikenakan sanksi, atau bisa juga diajukan perkaranya ke pengadilan.
Kedua, pemberian sanksi terhadap pengembang yang tidak kooperatif
yang dibedakan dalam tiga kategori, yaitu denda (administrasi), perintah
penghentian pembangunan, atau pembongkaran. Dikenal dua macam
denda, yaitu denda dari Badan Pengendali Pertanahan Daerah (BPPD) dan
dari pengadilan. Denda oleh Badan Pengendali Pertanahan Daerah (BPPD)
berupa pembayaran retribusi yang dilakukan apabila terjadi pengembang
membangun terlebih dahulu sebelum memiliki izin. Pengembang yang
mendahului izin diberikan denda sebesar 100% dari retribusi yang wajib
dibayarkan. Hal ini tidak mensyaratkan ukuran seberapa jauh
pembangunan telah dilakukan, pengembang dapat langsung diberikan
denda retribusi bila sudah ada kegiatan pembangunan. Denda dari
pengadilan tergantung keputusan hakim, tetapi biasanya jumlahnya lebih
kecil dari denda retribusi.
Terkait IMB yang merupakan salah satu faktor penghambat dalam
pelaksanaan pengawasan perizinan bapak Mustopa mengatakan:
“Izin Mendirikan Bangunan ini sangatlah penting sehingga dalam
proses melakukan perizinan ini terkadang para developer
52
mengabaikan bagian utama dari komponen pembangunan
perumahan. Ini terjadi dikarenakan sekarang ini banyak pemilik
perumahan tidak mengetahui prosedur perizinan mendirikan
bangunan ini.”56
Untuk meningkatkan pelaksanaan pengawasan perizinan perumahan
pada Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Pemukiman Kota Jambi harus
melakukan terobosan atau melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengajukan Anggaran kepada Pemerintah Daerah guna mengadakan
kegiatan-kegiatan sosialisasi kepada setiap badan usaha yang ada di Kota
Jambi tentang Perizinan perumahan
2. Mengajkan Rekomendasi kepada Pemerintah Daerah untuk menambah
pegawai yang memiliki kapabilitas untuk melakukan pengawasan terhadap
setiap badan usaha baik yang sudah memiliki izin maupun yang belum
membuat izin.
3. Mengadakan penyuluhan/sosialisasi setiap rutin setiap tahunnya mengenai
Perizinan perumahan rakyat dan kawasan pemukiman kota Jambi sehingga
dapat menambah pengetahuan dan menimbulkan rasa kesadaran diri para
pengusaha akan pentingnya mengurus perizinan tersebut.
4. Melakukan pengawasan lapangan dalam kegiatan pembangunan
perumahan tepat pada waktu yang telah ditentukan sesuai kesepakatan.
5. Membuat Tim Khusus untuk pembagian tugas dalam melaksanakan
pengawasan, sehingga kegiatan pengawasan dapat dilakukan secara merata
keseluruh Kota Jambi
56
Wawancara Dengan Mustopa selaku Developer Perumahan Subsidi Kota Jambi, Pada 19
Juni 2021.
53
6. Memberikan sanksi tegas kepada Badan Usaha perumahan rakyat dan
kawasan pemukiman yang tidak mengurus dan yang tidak memperpanjang
perizinan.
Mengenai pelaksanaan pengawasan di atas dapat diketahui bahwa
terdapat 6 proses dalam pengawasan perizinan perumahan yang dilakukan oeh
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Kota Jambi.
Selain itu selaku developer juga Ramzil Huda menjelaskan:
“Terkadang yang menjadi penghambat itu ialah peraturan daerah itu
sendiri. Kami tidak banyak mengetahui persoalan mengenai prosedur
yang di atur dalam PERDA tersebut. Sehingg bukan hanya saya
banyak developer lain juga yang tidak mengerti prosedur yang
berlaku.”57
Sebagaimana yang dikatakan oleh Bapak Rizal Ramli Huda di atas
banyaknya developer yang tidak mengetahui peraturan yang berlaku dan
prosedur yang harus dijalani membuat para developer salah mengajukan
syarat-syarat yang harus dipenuhi. Ada beberapa kasus yang menjadi
penghambat pengawasan perizinan perumahan, yakni:58
1. Persyaratan dan berkas yang diajukan pemohontidak sesuai dengan keadaan
yang ada di lapangan seperti pemalsuan data.
2. Developer tidak memenuhi syarat untuk mendirikan rumah atau bangunan.
Pada kasus pertama, pemohon masih terdapat berkas yang tidak sesuai
dengan berkas yang diajukan oleh pemohon. Seperti bangunan yang diajukan
hanya satu lantai ternyata setelah dilakukan peninajauan lokasi terdapat dua
lantai. Juga seperti luas lahan pembangunan perumahan terkadang pemohon
57
Wawancara Dengan Ramzil Huda Selaku Developer Perumahan Subsidi Kota Jambi, 25
Juni 2021. 58
Wawancara dengan Yaser Al Efra, ST selaku seksi Penyediaan Perumahan, 8 April 2021
54
mengajukan luas wilayah satu lima ratus meter ternyata luas wilayah lebih dari
itu. Pada kasus yang kedua, seringkali pemohon tidak melengkapi berkas yang
ada. Sehingga setelah dimasukkan berkas tersebut dan ternyata dicek oleh
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasn Pemukiman tidak lengkap maka tidak
diberikan surat rekomendasi izin mendirikan pembangunan.
C. Upaya yang Dilakukan Pemerintah Dalam Pengawasan Perizinan
Perumahan Pada Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Pemukiman
Kota Jambi
Upaya yang dilakukan pemerintah dalam pengawasan perizinan
perumahan tersebut salah satunya ialah dengan melakukan pendataan
perumahan yang ada di Kota Jambi, Merekapitulasi Perumahan Kota Jambi,
dan membuat Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2017, yakni:
1. Melakukan Pendataan Perumahan di Kota Jambi
Dengan melakukan pendataan perumahan di Kota Jambi maka akan
lebih mudah melakukan pengawasan terhadap perumahan yang ada di Kota
Jambi. Dari dokumentasi dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Kota Jambi Berikut data perumahan Kota Jambi:
Tabel 1
Data Perumahan Subsidi Kota Jambi59
No Nama
Perumahan Pemilik
Nama
Perusahaan Alamat
1 Anisa Asri 3
Tahap 3 Ratnawati
PT. Nusa Indah
Kota Baru
Rt.07, Kel. Bagan Pete,
Kec. Alam Berajo
2 Villa Mars Romi, SE PT. Prima Sakti Jl. Kapt Patimura, Lrg
59
Dokumentasi Sistem Informasi Bidang Perumahan dari Kantor Dinas Perumahan Rakyat
dan Kawasan Permukiman Kota Jambi Tahun 2019.
55
Agung Permata Residence, Rt.01,
Kel. Kenali Besar, Kec.
Alam Berajo
3 Griya
Sejahtera 3 Meriyani, S.Pd
PT. Properti
Indonesia
Jl. SP 2, Rt. 48, Kel. Kenali
Asam Bawah, Kec. Kota
Baru
4 Javana V3
Reborn
Pung Pung A
Furqoni
PT. Javana
Intermedia
Jl. Ibrahim, Lrg. Sarko,
Rt.19, Kel. Rawasari, Kec.
Alam Berajo
6
Delima
Mayang Tahap
2
Abror PT. Fajar
Kaysar Perkasa
Lrg. Konsen, Rt.08, Kel.
Bagan Pete, Kec. Alam
Berajo
7 De Sutha
Regency Mustopa
PT. Duta Niaga
Jambi
Jl. Pratu Ahmad, Lrg.
Lestari, Rt. 35, Kel. Paal
Merah, Kec. Paal Merah
8 Kampoeng
Kito 2 Mustopa
PT. Duta Niaga
Jambi
Jl. Sersan Darpin, Rt. 21,
Kel. Eka Jaya, Kec. Paal
Merah
9 Delima
Garden Blok C Ramzil Huda
PT. Fajar
Kaysar Persada
Jl. Dharma I, Rt.08, Kel.
Kenali Asam Bawah, Kec.
Kota Baru
10 Griya Syafana Syeh Said PT. Mitra
Mandiri Jambi
Jl. Penerangan, Rt. 19, Kel.
Bagan Pete, Kec. Alam
Berajo
11 Bukit Hijau
Permai
Wilson Kristian
Sinambela
PT. Berkat
Bangun
Persada
Jl. Sungai Bleren, Kel.
Bagan Pete, Kec. Alam
Berajo
12 Mayang
Gemilang Herry Defraison
PT. Selindo
Cahaya
Gemilang
Lrg. Harapan Tani II, Kel.
Mayang Mengurai, Kec.
Alam Berajo
13 Bumi Pinang
Merah
Nia Ramayani
Harahap
PT. Mulia
Pratama
Propersindo
Jl. Sungai Bleren, Rt. 19,
Kel. Bagan Pete. Kec.
Alam Berajo
14 Rafira Asri 1 Deki Yunianto PT. Astula
Niaga Tangguh
Jl. Abdul Muis, Lrg.
Anggrek, Rt. 04, Kel.
Lingkar Selatan, Kec. Paal
Merah
15 Kenali Raya
Indah 3
Siar Martuah
Harahap
PT. Rihar Bumi
Raya
Jl. Surya Manis, Rt. 36,
Kel. Kenali Asam Bawah,
Kec. Kota Baru
16 Berlian
Residence
Leonard F
Sibarani
PT. Roda
Bahari Sentral
Rt19, Kel. Bagan Pete,
Kec. Alam Barajo
17 Pertama Land
Blok Diamon Teri Junaidi
PT. Multi
Nutara Prima
Raden Sayuti, Rt. 23, Kel.
Bagan Pete, Kec. Alam
Berajo
18 Echa Resident
3 Rudiyanto
PT. Putera
Puteri Adira
Jl. Lorong Pinang Merah,
RT. 02, Kel. Bagan Pete,
Kec. Alam Berajo.
19 Singgasana
Resident Prastio
PT. Inara Joto
Properti
Jl. Perumahan Puri Cantik,
RT.09, Kel. Bagan Pete,
56
Kec. Alam Berajo
20 Puri Selincah Herlina PT. Kongsi
Putra Sentosa
Jl. Majapahit, Kel. Payo
Selincah, Kec. Paal Merah
21 Griya Talang
Duwur Rifki Mubarak
PT. Banung
Tujuh Benua
Jl. Kopral Umar, Kel.
Kenali Asam Bawah, Kec.
Kota Baru
22
Grand
Kampoeng
Kito
Mustopa PT. Duta Niaga
Jambi
Jl. Sersan Darpin, Kel. Eka
Jaya, Kec. Paal Merah
23
Berkah
Penerangan
Recidence
RD. Sarwani,
S.H,M.Pa
PT. Asyami
Berkah Jambi
Sungai Bleren, Kel. Bagan
Pete, Kec. Alam Berajo
24 Permata Land
Blok Intan Teri Junaidi
PT. Multi
Nutara Prima
Raden Sayuti, Rt. 23,
Bagan Pete, Kec. Alam
Berajo
25 Sinar Raya 36 Sihar Maturuah
Harahap
PT. Rihar Bumi
Jaya
Jl. Surya Manis, Rt. 36,
Kel. Kenal Asam Bawah,
Kec. Kota Baru
Data di atas merupakan pendataan terakhir dari Dinas Perumahan
Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) Kota Jambi pada tahun 2019.
Selain data perumahan di atas ada beberapa data perumahan yang direvisi
untuk kelengkapan data yang sebelumnya belum lengkap.
Tabel 2
Data Perumahan Subsidi Kota Jambi (Revisi)60
No Nama Perumahan Pemilik Perusahaan Alamat
1 Green Wijaya 2 Silahuddin PT. Adhitira
Cahaya Asia
Jl. Askia, Rt. 03, Kel.
Kenali Asam Bawah,
Kec. Kota Baru
3 Villa Delima
Mayang
Ramzil Huda PT. Fajar
Kaysan Persada
Jl. Bidan Mesra, Rt.01,
Kel. Bagan Pete, Kec.
Alam Berajo
4 Puri Selincah Herlina PT. Kongsi
Putra Sentosa
Jl. Majapahit, Kel. Payo
Selincah, Kec. Paal
Merah
2. Merekapitulasi Perumahan di Kota Jambi
60
Dokumentasi Sistem Informasi Bidang Perumahan Dari Kantor Dinas Perumahan Rakyat
dan Kawasan Permukiman Kota Jambi, Tahun 2019
57
Tujuan rekapitulasi untuk mengetahui lokasi, Jumlah Perumaha yang
MBR, Non MBR, serta total Perumahan, dan Jumlah Kios di Kota Jambi.
Data rekapitulasi tersebut ialah sebagai berikut:
Tabel 3
Rekapitulasi Perumahan Subsidi Kota Jambi61
REKAPITULASI PERUMAHAN KOTA JAMBI
TAHUN 2019
20
19
Tela
na
i
Pu
ra
Ko
ta B
aru
Jelu
tun
g
Pa
sar J
am
bi
Ja
mb
i
Tim
ur
Ja
mb
i
Sela
tan
Da
na
u
Telu
k
Pela
yan
ga
n
Ala
m B
erajo
Pa
al M
erah
Da
na
u S
ipin
To
tal
Lokasi 0 13 0 0 0 0 0 0 23 8 0 45
Jumlah Perumahan
MBR 94 624 2319 643 3680
Non
MBR 0 0 264 128 392
Total 94 624 0 0 0 0 0 0 2583 771 0 4072
Jumlah
Kios 0 4 52 125 181
Dari data di atas dapat dilihat bahwa rekap terakhir Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman pada tahun 2019, yang
mendominasi di dalam data tersebut yakni perumahan di Kec. Alam Berajo,
perumahan Kec.Paal Merah, dan Perumahan Kec. Kota Baru dari Tiga
tempat tersebut merupakan yang paling mendominasi.
3. Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2017
Peraturan Daerah atau PERDA No. 13 Tahun 2017 tersebut
mengatur tentang retribusi tertentu. Perda ini merupakan perubahan kedua
61
Dokumentasi Sistem Informasi Bidang Perumahan dari Kantor Dinas Perumahan Rakyat
dan Kawasan Permukiman Kota Jambi Tahun 2019
58
atas Peraturan Daerah No.4 Tahun 2012 tentang retribusi tertentu.Dalam
Pasal 1 Perda No. 13 Tahun 2017 tersebut Beberapa ketentuan dalam
Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012 tentang Retribusi perizinan tertentu
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 10
Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 4
Tahun 2012 Tentang Retribusi perizinan tertentu (Lembaran Daerah Kota
Jambi Tahun 2012 Nomor 4) diubah sebagai berikut:62
Perizinan Tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah
dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau Badan yang
dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan
atas kegiatan, pemanfaatan ruang, serta penggunaan sumber daya alam,
barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi
kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
Dari uraian di atas terdapat perizinan tertentu yang kegiatannya juga
tertentu dari pemerinta daerah dalam rangka memberikan izin kepada
seorang atau sekelompok orang untuk dilakukan pembinanan pengaturan
dan pengawasan atas kegiatan pembagunan perumahan tersebut. Agar bisa
memanfaatkan sumber daya alam, sumber daya manusia, dan lingkungan
yang bisa dilestarikan.
Ketentuan Pasal 33 a dan 33 b diubah, sehingga berbunyi
sebagaimana Pasal 33dalam Peraturan Daerah ini Instansi yang melakukan
pemungutan retribusi adalah:
62
Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 13 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Retribusi Perizinan Tertentu
59
a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan pemungutan dilakukan oleh
Dinas Perumahan rakyat dan Kawasan Permukiman;
b. Retribusi Izin Gangguan pemungutan dilakukan oleh Dinas
Lingkungan Hidup Kota Jambi; dan
Pasal II
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap
orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Jambi.
Dari perda Nomor 13 Tahu 2017 di atas terdapat 3 ketentuan yang
diubah oleh pemerintah daerah kota Jambi terkait retribusi perizinan tertentu.
Adapun izini mendirikan bangunan terdapat pada Pasal 33 a yang menyebutkan
izin mendirikan bangunan dipungut biaya oleh Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Pemukiman.
Selain 3 upaya di atas bapak Yaser Al Efra juga menjelaskan:
“Upaya lainnya yakni dengan melakukan pengawasan pada tes umum
perumahan yang akan mendaftar baik dokumen perizinan hingga lokasi
dibangunnya perumahan tersebut.”63
Penjelasan ini menjelaskan bahwa yang dilakukan oleh pemerintah
daerah dalam melakukan pengawsan perumahan ialah diuji dengan melakukan
tes umum dan tinjauan lokasi terhadap perumahan yang akan diajukan izin.
Namun lebih dalam, pemerintah juga menerbitkan peraturan daerah mengenai
kewajiban dan larangan sehingga masyarakat atau developer yang akan
mengajukan izin mendirikan perumahan tahu peraturan yang telah ditetapan.
63
Wawancara dengan Yaser Al Efra, ST selaku seksi Penyediaan Perumahan, 8 April
2021
60
Diantara peraturan daerah tersebut ialah Bab III Pasal 12 Peraturan Daerah
Kota Jambi Nomor 9 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu yang membahas mengenai kewajiban dan larangan yakni:
a. Meaksanakan pelayanan publik yang tidak sesuai dengan pembiayaan atau
mata anggaran yang disediakan khusus untuk itu dan membebankan
pungutan yang tidak berdasarkan peraturan Perundang-undangan pada
masyarakat;
b. Melalaikan dan tidak memberikan pelayanan sesuai tugas dan fungsinya
pada waktu yang telah ditentukan.
c. Memberikan izin pada pihak tertentu untuk menggunakan sarana dan
prasarana sebagai fasilitas pelayanan publik yang tidak dilaksanakan
berdasarkan ketentuan Perundang-undangan yang berlaku.64
Pada Pasal 12a tersebut dijelaskan bahwa pelayanan publik yang tidak
sesuai dengan pembiayaan yang disediakan dan tidak memungut biaya sesuai
peraturan Perundang-undangan adalah suatu larangan atas kewajiban sehingga
tidak membebankan biaya yang berlebih kepada developer pemilik rumah.
Pasal 12b menjelaskan bahwa melalaikan dan tidak memberikan layanan pada
waktu yang telah ditentukan merupakan suatu hal yang dilarang dalam
memberikan pelayanan kepada developer demi lancarnya penyelenggaraan
pelayanan. Terakhir Pasal 12c menjelaskan memberikan fasilitas sarana dan
prasarana dalam melayani publik adalah suatu hal yang harus diberikan dalam
pelayanan.
64
Pasal 12 Bab III Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 9 Tahun 2010, Tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
61
Jadi dengan demikian upaya pemerintah kota Jambi bisa dikatakan
cukup optimal agar pengawasan terhadap perizinan perumahan. Akan tetapi
ada developer yang berpendapat:
“Pengawasan perizinan perumahan ini agar lancar seharusnya pihak
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman lebih detail dalam
memeriksa berkas. Tentu kedetailan ini sangat berpengaruh dalam
pengawasan. Karena jika tidak teliti maka yang terjadi ialah pemalsuan
data atau perbedaan data antara berkas dan lokasi pembangunan
perumahan tersebut. Dengan demikian harus lebih tegas dan diberikan
sanksi jera”65
Dengan penjelasan di atas sebenarnya pemerintah daerah telah
membuatkan sanksinya dalam Pasal 14 Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2010
yang berbunyi:66
1) Penyelenggara sebagai lembaga yang melanggar kewajiban dan/atau
larangan yang diatur dalam Peraturan Daerah ini dikenakan sanksi
administratif berupa:
a. Pemberian peringatan
b. Pembayaran ganti rugai dan atau
c. Pengenaan denda
2) Penyelenggara sebagai aparat yang melanggar kewajiban dan/atau larangan
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini dikenakan sanksi
administratif berupa:
a. Pemberian peringatan
b. Pembayaran ganti rugi
65
Wawancara Dengan Herlina Selaku Developer Perumahan Subsidi Di Kota Jambi, 25
Juni 2021. 66
Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu.
62
c. Pengurangan gaji pada waktu tertentu
d. Penundaan atau penurunan pangkat atau golongan
e. Pembebasan tugas dari jabatan dalam waktu tertentu
3) Ganti rugi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) huruf b diberikan
kepada penerima pelayanan yang dirugikan berdasarkan tata cara yang akan
diterapkan lebihlanjut dengan Peraturan Walikota, yang berpedoman kepada
peraturan Perundang-ungangan yang berlaku.
Dari tiga ayat Peraturan Daerah di atas sebenarnya sudah menjawab
pernyataan dari Herlina selaku developer di awal. Dengan adanya sanksi yang
diberikan kepada lembaga dan aparat pelayanan tersebut maka dipastikan
pengawasan perizinan perumahan khususnya di Kota Jambi akan lebih baik.
63
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Upaya Dinas
Perumahan Rakyat Dalam Pengawasan Perizinan Pembangunan Perumahan
(Studi Kasus Pada Dinas Perumahan Rakyat Kota Jambi)secara umum
pelaksanaannya sudah berjalan namun secara keseluruhan Implementasinya belum
dikatakan berjalan secara efektif dan efisien sehingga perlu dievaluasi dengan
baik. Kesimpulan pada peneliti ini adalah sebagai berikut:
2. Adapun sistem pengawasan perizinan perumahan di Kota Jambi pertama
pengawasan dilakukan secara terjadwal, lalu Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Pemukiman meninjau lokasi tempat dibangun perumahan tersebut.
Terakhir melakukan pebinaan dan pengawasan.
3. Dari hasil penelitian faktor-faktor dalam upaya pemerintah melakukan
pengawasan terhadap perizinan perumahan di Kota Jambi adalah keterbatasan
anggaran, kurangnya sumber daya manusia, dan kurangnya pengembangan
provesinal.
4. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam melakukan pengawasan terhadap
perizinan perumahan kota Jambi yakni melakukan pendataan perumahan yang
ada di wilayah Kota Jambi, melakukan rekapitulasi data perumahan yang ada
di kota Jambi, terakhir membuat Peraturan Daerah Nomor 13 Tahu 2017 yang
merubah Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012.
64
B. Saran-Saran
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan maka ada beberapa saran
yang bisa menjadi catatan penting yakni sebagai berikut
1. Harusnya ada pengembangan sumber daya manusia dengan cara memberi tahu
masyarakat sistem ataupun cara mendaftar untuk mendapatkan izin mendirikan
bangunan atau mendirikan perumahan tersebut.
2. Adapun biaya retribusi seharusnya ada rincian lebih dalam lagi mengenai biaya
perizinan tersebut yang membedakan antara rumah subsidi.
65
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Tim Turos Pustaka, Mahfuzhat Kumpulan Kata Mutiara Islam-Arab yang
Menginspirsi Umat Manusia, Jakarta:Turos, 2018.
Herman Hermit, Komentar Atas Undang-Undang Perumahan dan Permukiman
(UU No. 4 Tahun 1992), Bandung :CV Mandar Maju, 2009..
Urip Santoso, Pendaftaran dan Peralihan Hak Atas Tanah, Jakarta: Prenada
Media Group, 2010.
Iskandar,Metode Penelitian Kualitatif, cet Ke-1, Jakarta: Gaung Persada, 2009
H. Ishaq, Metode Penelitian Hukum, Bandung: Alfabeta, 2017.
Tasnim Rahman Fitra, Pedoman Skripsi Ilmu Syari’ah dan Hukum, Fakultas
Syari’ah UIN STS Jambi, 2020.
Prajudi Atmosudirdjo, Hukum Administrasi Negara, Jakarta: Yudishtira, 1994
Saiful Anwar. Sendi-Sendi Hukum Administrasi Negara, Jakarta:Gloria Madani
Press, , 2004.
Halim, Abdul & Damayanti, Theresia,. Pengelolaan Keuangan Daerah Edisi
Kedua, Yogyakarta : UPP. STIM. YKPN, 2007.
Fathoni, Abdulrahmat, Managemen Sumber Daya Manusia, Bandung: Rineka
Cipta, 2006.
Kadarman, Pengantar Ilmu Managemen, Jakarta : Prehallindo, 2001.
Yayasan Sugijanto Soegijoko, Bunga Rampai Pembangunan Kota Indonesia
Dalam Abad 21, Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 2005.
Helmi, Hukum Perizinan Lingkungan Hidup,. Jakarta : Sinar Grafika, 2012.
Aminudin, Peran Rumah dalam Kehidupan Manusia, Kanisius, Semarang.
Buku Pintar IMB dan SLF Untuk Perumahan MBR, Direktorat Penataan
Bangunan, 2002.
Sujanto, Beberapa Pengertian di Bidang Pengawasan, Jakarta: Ghalia Indonesia,
2006.
Saiful Anwar, Sendi-Sendi Hukum Administrasi Negara, Medan : Glora Madani
Press, 2004.
66
Edy sutrisno, Managemen sumber daya manusia, Jakarta: Kencana, 2017.
B. Undang-Undang
Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 13 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Retribusi Perizinan
Tertentu
Pasal 103 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan
Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 3 Tahun 2015 tentang Bangunan Paragraf 4
Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Pasal 13 Ayat 1-7
Perda Nomor 1 Tahun 2010 Tentag Retribusi Mendirikan Bangunan
Peraturan Daerah Pasal 2 Nomor 09 Tahun 2010, Tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Peraturan Daerah Pasal 3 Nomor 09 Tahun 2010, Tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Peraturan Daerah Pasal 4 Nomor 09 Tahun 2010, Tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu
C. Jurnal
Marintan Yosefin Napitupulu, Jurnal Penerapan Prinsip Good Governance Dan
Pengaruhnya Terhadap Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Dalam Perencanaan Tata Ruang Daerah Studi pada Penyusunan RTRW
Kabupaten Serdang Bedagai, Vol-19.No 4, 2016.
D. Websites
https:www.pu.go.id/berita/view/11910/perizinan-pembangunan-perumahan-skala-
kecil-akan-dipangkas-menjadi-9-hari-kerja, Diakses Pada 14 Desember
2020
https://www.99.com/blog/indonesia/izin-developer-rumah/, diakses pada 15
Januari 2021.
E. Dokumentasi dan Wawancara
Dokumentasi Sistem Informasi Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Kota Jambi
Wawancara dengan Yaser Al Efra, ST selaku seksi Penyediaan Perumahan, 8
April 2021.
67
Wawancara Dengan Mustopa selaku Developer, Pada 19 Juni 2021.
Wawancara Dengan Herlina Selaku Developer Perumahan Subsidi Di Kota Jambi,
25 Juni 2021.
Wawancara Dengan Ramzil Huda Selaku Developer Perumahan Subsidi
Kota Jambi, 25 Juni 2021.
68
Lampiran I
DAFTAR INFORMAN
No Nama Selaku
1 Yaser Al Efra, St
Sub Bidang Perumahan Dinas Perumahan
Rakyat dan Kawasan Pemukiman
2 Mustopa Developer Perumahan
3 Herlina Developer Perumahan
4 Ramzil Huda Developer Perumahan
69
Lampiran II
INSTRUMEN WAWANCARA
Dalam melaksanakan wawancara peneliti menggunakan pertanyaan-
pertanyaan yang telah disusun secara terarah dan sistematis sebagai upaya
memperoleh informasi dan data yang diperlukan.
Wawancara dilakukan untuk mendalami data-data yang diperoleh melalui
observasi dan dokumentasi. Pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada
para informan di lapangan adalah sebagai berikut:
1. Wawancara Kepada Subag Perumahan Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Pemukiman Kota Jambi
a. Bagaimanakan sistem pengawasan perizinan perumahan di Kota Jambi?
b. Apa saja yang menjadi syarat untuk mengajukan izin mendirikan perumahan
di Kota Jambi?
c. Apakah faktor-fakto yang menyebabkan pengawasan izin mendirikan
perumahan di Kota Jambi ini terhambat?
d. Bagaimana sistem survey lapangan tempat pemohon izin perumahan
tersebut dilakukan?
e. Apa upaya pemerintah dalam mengawasi perizinan perumahan subsidi di
Kota Jambi?
2. Wawancara kepada Developer Perumahan di Kota Jambi
a. Apakah yang menjadi penyebab developer tidak mengajukan izin
perumahan kepada pemerintah setempat?
b. Bagaimana pendapat developer mengenai prosedur perizinan perumahan
subsidi di Kota Jambi?
c. Bagaimana pendapat developer agar pengawasan perizinan perumaha bisa
berjalan dengan lancar?
70
Lampiran III
DOKUMENTASI
Wawancara dengan BapakYaser Al Efra, St selaku sub bidang perumahan Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman
71
Wawancara Dengan Ibu Herlina Selaku Developer Perumahan Subsidi Di Kota
Jambi
72
Wawancara Dengan Bapak Ramzil Huda Selaku Developer Perumahan Subsidi
Kota Jambi
73
Wawancara Dengan Bapak Mustopa Selaku Developer Perumahan Kota Jambi
74
CURRICULUM VITAE
DATA PRIBADI
Nama : Sukris Muntari
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat & Tgl. Lahir : Tanjung Pauh, 26 Desember 1998
NIM : 105170624
Alamat : Desa Tanjung Pauh, Dusun Tanjung Sakti, Rt.09, Kec.
Mestong, Kab. Muaro Jambi
NAMA ORANG TUA
Nama Ayah : Khamsi
Nama Ibu : Lawi
RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun 2006-2011 : SD N 108/IX Tanjung Pauh
Tahun 2011-2014 : MTS Tarbiyatussholihin Tanjung Pauh
Tahun 2014-2017 : SMA N 13 Muaro Jambi
Tahun 2017-Sekarang : UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi