upaya guru dalam meningkatkan nilai ...repository.uinjambi.ac.id/3172/1/tpg161920 meltia.pdfupaya...
TRANSCRIPT
UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN NILAI
KEAGAMAAN ISLAM SISWA KELAS IV PADA
KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR
NEGERI 207 KOTA JAMBI
SKRIPSI
MELTIA RAMADANI
TPG. 161920
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NERERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN NILAI
KEAGAMAAN ISLAM SISWA KELAS IV PADA
KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR
NEGERI 207 KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan
MELTIA RAMADANI
TPG. 161920
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NERERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
ii
iii
iv
v
vi
viii
viii
ix
PERSEMBAHAN
بسم الله الرحمن الرحيم
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah
memberikanku kekutan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan
cinta. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang
sederhana ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan
Rasulullah Muhammad SAW.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangi.
Ibunda dan Ayahanda Tercinta
Sebagai tanda bukti, hormat dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan
karya kecil ini kepada Ibu (Darmawati) dan Ayah (Asnomel) yang telah memberikan
kasih sayang, secara dukungan, ridho dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tidak
mungkin dapat kubalas hanya dengan lembar kertas yang bertuliskan kata persembahan.
Semoha ini menjadi langkah awal untuk membuat Ibu dan Ayah bahagia karena kusadar,
selama ini belum bisa berbuat lebih. Untuk Ibu dan Ayah yang selalu membuatku
termotivasi dan selalu menyirami kasih sayang , selalu mendoakanku, selalu
menasehatiku serta selalu meridhoiku melakukan hal yang lebih baik. Terima kasih Ibu...
Terima kasih Ayah...
Kakak-Kakak, adik-adik dan Orang terdekat
Sebagai tanda terima kasih, saya persembahkan karya kecil ini untuk kakak Wahyu Arini
Azka serta adikku (Vera Novianti, Amelia Afriani dan Gian Damara). Terima kasih telah
memberikan semangat dan inspirasi dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Semoga doa
dan semua hal yang terbaik yang engkau berikan menjadikan ku orang yang baik pula...
Terima kasih...
Teman-teman
Buat teman-temanku yang selalu memberikan motivasi, nasihat, dukungan, moral serta
material yang selalu membuatku semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. Licia
Pramudianti yang selalu suport dan menemani ketika menyelesaikan persyaratan
munaqasah. Para Ojjo (Melisa, Menni Piscarika, Ranita Sari, Reza Agustina, Retno
Octaviani dan Resi Seno Aji) dan teman seperjuanga angkatan 2016 PGMI VIII C.
Terima kasih teman-temanku, kalian telah memberikan banyak hal yang tak terlupakan
kepadaku..
Dosen Pembimbing Tugas Akhir
Bapak Dr. H. M. Syahran, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi I dan Bapak Fauzan
Azim, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi II saya, terima kasih banyak Bapak sudah
membantu selama ini, sudah dinasehati, sudah diajari dan mengarahkan saya sampai
skripsi ini selesai.
x
MOTTO
ج ق و ٱق ج ن و و او و ق ت ٱج و ق ت ت وج و ٱق ج ن
Artinya : Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi (beribadah) kepada-Ku (QS. Az–Zariyat Ayat 56)
xi
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Assalamu’alaikum. Wr.Wb
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha „Alim
yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya, atas ridhanya
hingga skripsi ini dapat dirampungakan. Salawat dan salam atas Nabi SAW
pembawa risalah pencerahan bagi manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultahn Thaha Saifuddin Jambi. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari pihak
yang memberikan motivasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom
ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H Su‟aidiAsy‟ari, MA, Ph.DSelakuRektor UIN
SulthanThahaSaifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati, SE, M.EI, Bapak Dr. As‟ad Isma, M.Pd dan Bapak
Dr. Bahrul Ulum, MA selaku Wakil Rektor 1, 2, dan 3 UIN Sultan Thaha
Saifuddin Jambi
3. Ibu Dr. Hj. Fadlila, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Ibu Dr. Risnita, M.Pd, Bapak Dr. Najmul Hayat, M.Pd.IdanIbu Dr.Yusria,
M.Ag selaku Dekan 1, 2, dan 3 UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Bapak Dr. H. M. Syahran, M.Pd selaku pembimbing skripsi I yang telah
banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan memotivasi saya dalam
penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Fauzan Azim M.Pd selaku pembimbing skripsi II yang telah banyak
meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan masukan kepada saya
dalam penyelesaian skripsi ini.
xii
xiii
ABSTRAK
Nama : Meltia Ramadani
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : Upaya Guru Dalam Meningkatkan Nilai Keagamaan Islam
Siswa Kelas IV Pada Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar
Negeri 207 Kota Jambi
Skripsi ini membahas tentang Upaya Guru Dalam Meningkatkan Nilai
Keagamaan Islam Siswa Kelas IV Pada Kurikulum 2013 di SDN 207 Kota Jambi,
hal ini di latar belakangi dengan maraknya kalangan anak-anak yang mulai
melakukan perbuatan yang tidak terpuji, kurang menghargai guru, hingga
degradasi moral. Keadaan demikian didukung dengan adanya Kurikulum 2013
yang lebih memprioritaskan pada keagamaan yang terdapat pada Kompetensi Inti
(KI) 1 maka dari itu perlu adanya Integrasi (tindakan) nilai - nilai keagamaan
karakter pada anak sejak dini, terutama pada program sekolah yang notabene
mempunyai tujuan untuk membentuk akhlakul karimah.
Permasalahan tersebut dibahas melalui studi lapangan yang dilaksanakan di
SDN 207 Kota Jambi. SDN 207 Kota Jambi dijadikan sebagai sumber data untuk
mendapatkan potret pena nilai – nilai keagamaan karakter dalam program sekolah
untuk meningkatkan nilai keagamaan siswa. Datanya diperoleh dengan cara
wawancara terstruktur, observasi partisipasi pasif, dan dokumentasi. Semua data
dianalisis dengan pendekatan fenomenologi dan analisis deskriptif menggunakan
reduksi data, data display (penyajian data) dan kesimpulan (verifikasi).
Penelitian ini menunjukkan bahwa: peningkatan nilai keagamaan di SDN
207 Kota Jambi dilaksanakan dengan metode pembiasaan diantaranya : kegiatan
rutin, kegiatan spontan dan kegiatan keteladanan. Temuan tersebut memberikan
acuan untuk evaluasi program keagamaan guna membentuk karakter yang
akhlakul karimah.
Kata Kunci : Nilai Keagamaan, Karakter, Kurikulum 2013.
xiv
ABSTRACT
Name : Meltia Ramadani
Srudy Program / Departement : Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education Title :Teacher's Efforts To Improve The Islamic
Religious Value Of Fourth Grade
Students In The 2013 Curriculum In 207
State Jambi Elementary Schools
This thesis discusses the Teacher's Efforts to Improve the Islamic Religious
Value of Class IV Students in the 2013 Curriculum at SDN 207 in Jambi City, this
is due to the rampant among children who start to commit acts that are not
commendable, lack respect for teachers, to moral degradation. This situation is
supported by the 2013 curriculum which prioritizes the religion contained in the
Core Competencies (KI) 1 and therefore the need for integration (action) character
religious values in children from an early age, especially in school programs that
incidentally have the aim to form akhlakul karimah.
These problems were discussed through field studies conducted at SDN 207
Kota Jambi. SDN 207 Jambi City was used as a source of data to obtain a portrait
of the character's religious values in the school program to increase the religious
values of students. The data was obtained by structured interviews, passive
participatory observation, and documentation. All data were analyzed with a
phenomenological approach and descriptive analysis using data reduction, data
display (data presentation) and conclusion (verification).
This research shows that: increasing religious values in SDN 207 Kota Jambi
is carried out with the habituation method including: routine activities,
spontaneous activities and exemplary activities. The findings provide a reference
for evaluating religious programs to shape the character of morality.
Keywords : Religious Values, Character, Curriculum 2013.
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
NOTA DINAS ................................................................................................... ii
PENGESAHAN ................................................................................................ vi
PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................. viii
PERSEMBAHAN ............................................................................................. ix
MOTTO ............................................................................................................ x
KATA PENGANTAR ...................................................................................... xi
ABSTRAK ........................................................................................................ xiii
ABSTRACT ........................................................................................................ xiv
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ............................................................................................xvii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... vix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Fokus Penelitian ......................................................................... 4
C. Rumusan Masalah ....................................................................... 5
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 7
A. Kajian Teori ................................................................................ 7
1. Upaya Sekolah ..................................................................... 7
2. Nilai Keagamaan ................................................................. 11
3. Kurikulum 2013 .................................................................. 15
B. Studi Relevan .............................................................................. 20
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 23
A. Pendekatan dan Metode Penelitan .............................................. 23
xvi
B. Setting dan Subjek Penelitian ..................................................... 23
C. Jenis dan Sumber Data ............................................................... 24
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 25
E. Teknik Analisis Data .................................................................. 27
F. Teknik Pemerisaan Keabsahan Data .......................................... 28
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN .................................................. 31
A. Temuan Umum ........................................................................... 31
B. Temuan Khusus dan Pembahasan .............................................. 46
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 59
A. Kesimpulan ................................................................................. 59
B. Rekomendasi .............................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 61
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Nama-Nama Kepala Sekolah SDN 207 Kota Jambi .......................... 28
Tabel 4.2 Keadaan Guru SDN 207 Kota Jambi Tahun 2020 ............................. 37
Tabel 4.3 Keadaan Siswa SDN 207 Kota Jambi Tahun 2020 ............................ 39
Tabel 4.2 Keadaan Guru SDN 207 Kota Jambi Tahun 2020 ............................. 40
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Komponen Analisis Data (interactive model) ............................... 24
Gambar 3.2 Triangulasi Sumber Data ............................................................... 26
Gambar 3.3 Triangulasi Teknik ........................................................................ 26
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sekolah Dasar Negeri 207 Kota Jambi Tahun
2019/2020 ..................................................................................... 31
Gambar 4.2 Struktur Pengurus Kegiatan Ekstrakurikuler Sekolah Dasar Negeri
207 Kota Jambi ............................................................................ 32
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Pedoman Observasi
Lampiran Pedoman Wawancara Kepala Sekolah SDN 207 Kota Jambi
Lampiran Pedoman Wawancara Guru Agama Islam SDN 207 Kota Jambi
Lampiran Pedoman Wawancara Wali Kelas IV SDN 207 Kota Jambi
Lampiran Pedoman Wawancara Siswa Kelas IV SDN 207 Kota Jambi
Lampiran Transkip Wawancara Kepala Sekolah SDN 207 Kota Jambi
Lampiran Transkip Wawancara Guru Agama Islam SDN 207 Kota Jambi
Lampiran Transkip Wawancara Wali Kelas IV SDN 207 Kota Jambi
Lampiran Transkip Wawancara Siswa Kelas IV SDN 207 Kota Jambi
Lampiran Dokumentasi SDN 207 Kota Jambi
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan kebudayaan modern sekarang ini telah memberikan
implikasi yang luar biasa bagi kehidupan manusia. Disatu sisi, gelombang
globalisasi peradaban dunia dan lintas agama telah mengantarkan manusia
ketingkat pencapaian ilmu dan teknologi. Namun, disisi lain sejalan dengan
hal itu juga menjerumuskan manusia pada sekularisme (moralitas tidak
perlu berdasarkan pada ajaran agama), kegersangan moral keagamaan,
kekejaman intelektual (pemikiran dan pemahaman), dan dehumanisasi
(kehilangan nurani dan jati diri). Rasa kemanusiaan, kejujuran, dan
moralitas telah menyusut dan kehilangan kendali. Sebagian besar orang
disibukkan dengan persoalan kehidupan sehari-hari (mencari makan dan
memuaskan nafsu), sehingga terkadang melupakan apa yang menjadi tugas,
tanggung jawab dan panggilan hidupnya sebagai manusia yang diciptakan
oleh Allah Swt untuk menyembah-Nya. Hal ini tercermin dalam Al-Qur‟an
surat ad-Dzariat: 56. (Kementerian Agama RI, 2010, hal. 523)
ج ق و ج ن ٱج و ق ت ت وج اٱق و او و ق ت اتٱق ج ن و و
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.”
Dengan melihat fenomena sekarang ini, sering kita jumpai berita terkait
kriminalitas yang dilakukan oleh peserta didik seperti yang terjadi di
beberapa daerah yang hampir setiap minggu diberitakan di berbagai media,
baik media cetak maupun media elektronik. Siswa sekolah yang melakukan
tawuran (perkelahian antar remaja) yang tidak menelan korban, pelecehan
seksual yang dilakukan dibawah umur, pencurian yang dilakukan pelajar,
dan lain-lain. Sekarang ini watak atau karakter tidak bermoral kian marak
terjadi di negeri ini, sudah saatnya peserta didik mengakhirinya dengan
menumbuhkan prinsip-prinsip ajaran Ilahi, akal pikiran, dan moral yang
2
dijunjung tinggi agar siswa dapat meneruskan eksistensinya sebagai
generasi harapan bangsa.
Melihat fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan, mengindikasikan
bahwa pendidikan yang bersifat formal (sekolah) masih bersifat pengajaran
atau pemberian informasi dalam bentuk mentah kepada peserta didik, karena
pembelajaran yang terjadi hanyalah bersifat “transfer of knowledge”(transer
ilmu). Sementara itu, dari sisi afeksinya kurang diperhatikan, sehingga
proses “transfer of value” (transer nilai) kurang maksimal. Pendidikan
seharusnya mengajarkan bagaimana cara bersikap dengan moral-ethic,
bukan hanya mengajarkan pola pembelajaran yang membentuk insan
pembelajar yang cakap dalam ranah kognisi belaka.
Upaya meningkatkan nilai keagamaan merupakan salah satu bentuk
proses untuk mewujudkan manusia bertakwa kepada Allah Swt dan
berakhlak mulia. Hal itu di terapkan dengan mengimpelementasikan dalam
dunia pendidikan, yang berisi program keislaman. Implementasi sangat
penting untuk memberikan suatu ide, gagasan, konsep kebijakan atau
inovasi. Maka dengan adanya implementasi, sesuatu yang diharapkan akan
tercapai.
Retno didalam bukunya mengatakan, nilai religius merupakan proses
mengikat kembali atau dikatakan dengan tradisi, sistem yang mengatur tata
keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan yang maha kuasa
(Listyarti, 2012, hal. 5). Adanya nilai religius (keagamaan) ini bisa
dijadikan sebuah konsep pegangan seseorang untuk dijadikan pedoman
hidup di dunia dengan melaksanakan tradisi yang sudah diajarkan dalam
agama Islam. Dalam menanamkan nilai keagamaan, sekolah merupakan
salah satu tempat atau lembaga penting, dimana sekolah memberikan
pelajaran tentang agama dan kegiatan agama, seperti penanaman pendidikan
akhlak, ibadah, dan lain sebagainya.
Di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional bagian
kesembilan pasal 30 ayat (1) tentang pendidikan keagamaan menyebutkan
antara lain “Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh Pemerintah
3
dan/atau kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan”. Kemudian diperjelas lagi di dalam pasal
30 ayat (2) dan (4) yakni: “Pendidikan keagamaaan berfungsi
mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami
dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu
agama”. “Pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan diniyah, pesantren,
pasraman, pabhaja samanera, dan bentuk lain yang sejenis” (SISDIKNAS,
2011, hal. 24). Hal ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya kedudukan
pendidikan agama di negara Indonesia dalam pembentukan karakter dan
watak atau kepribadian.
Pengertian tersebut menjelaskan bahwa, pendidikan tidak hanya
berfungsi dalam meningkatkan intelektual saja, melainkan nilai keagamaan
juga. Karena tujuan dari pendidikan adalah menjadikan peserta didik yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan bertanggung jawab.
Berbicara mengenai lembaga pendidikan yang bersifat formal
(sekolah), pada masa sekarang ini banyak sekali sekolah yang kurang
menerapkan nilai keagamaan pada diri siswa sehingga banyak sekali
kepribadian secara perilaku dan tindakan yang tidak sesuai. Dengan adanya
kurikulum 2013, sekolah berupaya agar siswa bisa meningkatkan nilai
keagamaan untuk membentuk kepribadian yang berbudi luhur dan saleh, hal
ini berkaitan dengan nilai-nilai keagamaan yang diterapkan kepada mereka.
Hal ini bertujuan untuk menjadikan generasi penerus yang tidak hanya
cerdas secara keilmuan yang bersifat umum tetapi juga memahami dan
mendalami ilmu keagamaan.
Mereka mempunyai kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi (pangan,
sandang, papan), kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk mendapatkan
pengakuan, dan kebutuhan untuk mengaktualisasi dirinya (menjadi dirinya
sendiri sesuai dengan potensinya). Siswa dalam tahap perkembangannya
yang sangat pesat dari segala aspek yakni perkembangan aspek kognitif,
psikomotorik, dan afektif (Nazarudi, 2010, hal. 49). Lingkungan sekitar
4
memiliki pengaruh dan dampak besar akan pribadi anak. Maka pendidikan
dan penanaman nilai keagamaan sangat berperan penting untuk menghindari
anak dari perbuatan menyimpang.
Berdasarkan pengamatan penulis terhadap upaya sekolah dalam
meningkatkan nilai keagamaan siswa kelas IV pada kurikulum 2013 di
Sekolah Dasar Negeri 207 Kota Jambi, di jumpai hal-hal berikut; a) pada
saat proses pembelajaran berlangsung ada sebagian siswa tidak
memperhatikan guru saat menjelaskan pelajaran, b) siswa maupun siswi ada
yang berpakaian seragam menutup aurat dan ada yang tidak, c) adanya
program tahfiz yang baru diadakan 2 tahun belakangan ini, d) ada beberapa
siswa yang kurang sopan terhadap guru saat berbicara.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang meningkatkan nilai keagamaan. Peneliti melakukan penelitian di
kelas IV karena peneliti ingin mengetahui nilai keagamaan yang dimiliki
oleh siswa tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Upaya Guru dalam Meningkatkan Nilai Keagamaan
Siswa Kelas IV pada Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar Negeri 207
Kota Jambi”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang di kemukakan di
atas maka untuk memudahkan peneliti lebih lanjut peneliti akan
memfokuskan penelitiannya sebagai berikut:
1. Penerapan kurikulum 2013 dalam upaya meningkatkan nilai
keagamaan siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri 207 Kota Jambi.
2. Faktor yang mendukung dan menghambat dalam upaya
meningkatkan nilai keagamaan siswa kelas IV di Sekolah Dasar
Negeri 207 Kota Jambi.
3. Hasil upaya peningkatan nilai keagamaan siswa kelas IV di Sekolah
Dasar Negeri 207 Kota Jambi.
5
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan kurikulum 2013 dalam upaya sekolah meningkatkan
nilai keagamaan siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri 207 Kota Jambi ?
2. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam upaya
meningkatkan nilai keagamaan siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri 207
Kota Jambi?
3. Bagaimana hasil upaya peningkatan nilai keagamaan siswa kelas IV di
Seklah Dasar Negeri 207 Kota Jambi?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan
untuk:
a) Ingin mendeskripsikan penerapan kurikulum 2013 dalam upaya sekolah
meningkatkan nilai keagamaan siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri
207 Kota Jambi.
b) Ingin mendeskripsikan faktor yang mendukung dan menghambat
dalam upaya meningkatkan nilai keagamaan siswa kelas IV di Sekolah
Dasar Negeri 207 Kota Jambi.
c) Ingin mendeskripsikan hasil upaya peningkatan nilai keagamaan siswa
kelas IV di Seklah Dasar Negeri 207 Kota Jambi.
2. Kegunaan
a) Manfaat Teoritis
Menambah dan memperkaya khazanah keilmuan dalam dunia
pendidikan khususnya tentang peningkatan nilai keagamaan pada
perilaku peserta didik di Sekolah Dasar Negeri 207 Kota Jambi.
b) Manfaat Praktis
Bagi peserta didik
Dapat di jadikan acuan dan masukan serta kritik konstruktif terutama
dalam peningkatan spiritualitas pada perilaku peserta didik.
6
Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk mengintegrasikan keterampilan dan pengetahuan
serta memenuhi persyaratan tugas pembuatan skripsi kualitatif dalam
bidang Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN STS JAMBI.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Upaya Sekolah
a. Pengertian Upaya
Setiap kegiatan atau tindakan yang dilakukan tentunya pasti ada
upaya atau treatment tertentu, hal ini dilakukan untuk mencapai
suatu tujuan tertentu dan supaya apa yang diinginkan atau yang telah
direncanakan dapat tercapai dengan maksimal dan sesuiai dengan
apa yang diinginkan. Kamus Bahasa Indonesia menyebutkan
pengertian upaya yakni;
Upaya adalah tindakan yang dilakukan seseorang, untuk
mencapai apa yang diinginkan atau merupakan sebuah
strategi. Upaya adalah aspek yang dinamis dalam
kedudukan (status) terhadap sesuatu. Apabila seseorang
melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya, maka ia menjalankan suatu upaya. Upaya
dijelaskan sebagai usaha (syarat) suatu cara, juga dapat
dimaksud sebagai suatu kegiatan yang dilakukan secara
sistematis, terencana dan terarah untuk menjaga sesuatu hal
agar tidak meluas atau timbul (Poerwadarminta, 2007, hal.
1131).
Selanjutnya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia juga
dijelaskan lagi bahwa;
Pengertian upaya dalam kehidupan sehari-hari diartikan
sebagai suatu usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang atau badan yang melaksanakan kegiatannya dalam
rangka untuk mewujudkan tujuan ataupun maksud dari apa
yang dikerjakan (Poerwadarminta, 2007, hal. 1132).
Seperti yang dijelaskan di atas tentunyan upaya tersebut harus
dilaksanakan secara serius dan mempunyai kemauan yang tinggi
untuk mewujudkannya. Upaya tersebut juga harus dilaksanakan
secara berkesinambungan hingga suatu persoalan dapat terpecahkan
atau dapat mencapai sasaran dan tujuan yang diharapkan. Dengan
8
upaya-upaya tersebut diharapkan berbagai kendala yang
menghambat suatu tujuan dapat diatasi.
Jadi dari beberapa pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan
bahwa upaya adalah tindakan yang dilakukan seseorang, untuk
mencapai apa yang diinginkan yang dilakukan secara sistematis,
terencana, terarah dan berkesinambungan. Baik dalam hal upaya
untuk mencegah terhadap sesuatu yang mendatangkan bahaya, upaya
untuk memelihara atau mempertahankan kondisi yang telah kondusif
atau baik, sehingga tidak sampai terjadi keadaan yang tidak yang
baik, maupun upaya untuk mengembalikan seseorang yang
bermasalah menjadi seseorang yang mampu menyelesaikakan
masalahnya.
b. Upaya Sekolah
Memberdayakan dan memajukan sebuah sekolah tentu harus
melibatkan seluruh elemen pendidikan seperti kepala sekolah, guru,
komite sekolah, dinas pendidikan, dan siswa. Masing-masing elemen
pendidikan memiliki peran vital tersendiri dalam mengoptimalkan
sebuah instansi sekolah seperti:
1) Kepala Sekolah
Kepala sekolah merupakan salah satu ujung tombak yang
diandalkan dalam memajukan sekolah. (Mulyasa, 2011, hal. 187)
menjelaskan bahwa:
Kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan yang harus
menaruh perhatian tentang apa yang terjadi pada peserta
didik di sekolah dan apa yang dipikirkan orang tua dan
masyarakat tentang sekolah. Kepala sekolah dituntut untuk
senantiasa berusaha membina dan mengembangkan
hubungan kerja sama yang baik antara sekolah dan
masyarakat guna mewujudkan sekolah yang efektif dan
efisien.
Upaya vital yang harus dilakukan oleh kepala sekolah
adalah:
1) Membentuk hubungan yang harmonis dalam menjalin
pengertian antara sekolah, orang tua, masyarakat, dan
9
lembaga-lembaga lain yang ada dimasyaraka, termasuk
dunia kerja.
2) Saling membantu antara sekolah dan masyarakat karena
mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-
masing. 3) Kerja sama yang erat antara sekolah dengan berbagai
pihak yang ada di masyarakat dan mereka ikut
bertanggung jawab atas suksesnya pendidikan di sekolah.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
kepala sekolah dijadikan sebagai centrum (pusat) dalam
membangun kerjasama baik dengan orang tua siswa maupun
dengan masyarakat umum. Kepala sekolah juga menjadi jendral
dalam mengelola dan memajukan sebuah instansi pendidikan.
Peran aktif dan produktif kepala sekolah akan mengantarkan pada
sekolah yang memiliki mutu tinggi.
2) Guru
Guru merupakan ujung tombak pendidikan karena aktivitas
siswa di dalam maupun luar kelas semuanya di kontrol oleh guru.
Slameto (2010: 97) menyatakan bahwa “guru memiliki tugas
untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar
bagi siswa untuk mencapai tujuan”. Secara terperinci tugas guru
berpusat pada:
a) Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi
pencapain tujuan baik jangka pendek maupun jangka
panjang.
b) Memberi fasilitas pencapain tujuan melalui pengalaman
belajar yang memadai.
c) Membentuk perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap,
nilai-nilai, dan penyesuaian diri. Demikianlah, dalam proses
belajar mengajar guru tidak terbatas sebagai penyampai ilmu
pengetahuan akan tetapi lebih dari itu, ia bertanggung jawab
akan keseluruhan perkembangan kepribadian siswa. Ia harus
mampu menciptakan proses belajar yang sedemikian rupa
10
sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar secara aktif
dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan dan menciptakan
tujuan.
Guru harus dapat berupaya memposisikan diri sebagai
siapapun dan selalu siap dalam kondisi apapun. Slameto (2010:
98) menjelaskan bahwa guru harus dapat berupaya sebagai
berikut:
Sebagai perencana pengajaran
Seorang guru diharapkan mampu untuk
merencanakan kegiatan belajar-mengajar secara
efektif. Untuk itu ia harus memiliki pengetahuan
yang cukup tentang prinsip-prinsip belajar, sebagai
dasar dalam merancang pembelajaran, merumuskan
tujuan, memilih bahan, metode, menetapkan
evaluasi dan sebagainya.
Sebagai pengelola pengajaran
Seorang guru harus mampu mengelola seluruh
proses kegiatan belajar-mengajar dengan
menciptakan kondisi belajar sedemikian rupa
sehingga setiap siswa dapat belajar secara efektif
dan efisien. Sebagai seorang penilai guru hendaknya
secara berkelanjutan mengikuti hasil-hasil belajar
yang telah dicapai oleh siswa dari waktu ke waktu.
Sebagai direktur belajar
Pendekatan yang dipergunakan dalam proses
belajar-mengajar tidak hanya melalui pendekatan
instruksional akan tetap disertai dengan pendekatan
pribadi. Melalui pendekatan pribadi ini diharapkan
guru mengenal dan memahami siswa secara lebih
mendalam sehingga dapat membantu dalam
keseluruhan proses belajarnya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa guru
merupakan elemen terpenting dalam pembelajaran. Guru
sebagai objek dan subjek dalam mengelola kelas dalam
memantau setiap perkembangan siswanya. Guru juga dituntut
untuk menjadi figur yang baik bagi seluruh siswanya.
11
2. Nilai Keagamaan
a. Nilai
Nilai adalah terjemahan dari value, berasal dari bahasa
latin valere atau bahasa Prancis kuno, yakni Valoir yang
dapat dimaknai sebagai harga. Sementara itu ahli lain
menafsirkan nilai sebagai suatu kecenderungan perilaku yang
berawal dari gejala psikologi seperti hasrat, motif, sikap,
kebutuhan, dan keyakinan yang dimiliki secara individual.
(Mulyana, 2004, hal. 8).
Namun akan berbeda jika nilai itu dikaitkan dengan
agama, karena nilai sangat erat kaitannya dengan perilaku
dan sifat-sifat manusia, sehingga sulit ditemukan batasannya
itu, maka timbulah bermacam-macam pengertian di
antaranya:
1) Nilai adalah suatu seperangkat keyakinan atau perasaan
yang diyakini sebagai suatu identitas yang memberikan
corak yang khusus kepada pola pemikiran, perasaan,
keterikatan maupun perilaku (Abu, 2008, hal. 202).
2) Seperti yang disampaikan Noor Syalimi bahwa nilai
adalah suatu penetapan atau suatu kualitas obyek yang
menyangkut suatu jenis apresiasi atau minat. Selain itu,
menurut Scope juga mendefinisikan tentang nilai bahwa
nilai adalah sesuatu yang tidak terbatas (Aziz, 2004,
hal.102)
Dari uraian di atas jelaslah bahwa nilai merupakan suatu
konsep yang mengandung tata aturan yang dinyatakan benar
oleh masyarakat karena mengandung sifat kemanusiaan yang
pada gilirannya merupakan perasaan umum, identitas umum
yang oleh karenanya menjadi syariat umum dan akan
tercermin dalam tingkah laku manusia.
12
Religius adalah nilai karakter dalam hubungannya dengan
Tuhan. Ia menunjukan bahwa pikiran, perkataan, dan
tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada
nilai-nilai ketuhanan dan/atau ajaran agamanya (Mustari,
2014, hal. 1).
Selanjutnya Taib Thahir Abdul Mu‟in mengemukakan
agama sebagai suatu peraturan Tuhan yang mendorong jiwa
seseorang yang mempunyai akal untuk kehendak dan
pilihannya sendiri mengikuti peraturan tersebut, guna
mencapai kebahagiaan hidupnya di dunia dan akhirat
(Abuddin, 2009, hal. 14).
Secara etimologi, nilai keagamaan berasal dari dua kata
yakni: nilai dan keagamaan. Menurut Rokeach dan Bank
mengatakan bahwasanya nilai merupakan suatu tipe
kepercayaan yang berada pada suatu lingkup sistem
kepercayaan dimana seseorang bertindak atau menghindari
suatu tindakan, atau mengenai sesuatu yang dianggap pantas
atau tidak pantas. Sedangkan keagamaan merupakan suatu
sikap atau kesadaran yang muncul yang didasarkan atas
keyakinan atau kepercayaan seseorang terhadap suatu agama
(Asmaun, 2010, hal. 1).
Dari segi isi, agama terdiri dari seperangkat ajaran yang
merupakan perangkat nilai-nilai kehidupan yang harus
dijadikan barometer para pemeluknya dalam menentukan
pilihan tindakan dalam kehidupannya. Nilai-nilai ini secara
populer disebut dengan nilai agama (Muhammad, 2011, hal.
10).
Oleh karena itu, nilai-nilai agama merupakan seperangkat
standar kebenaran dan kebaikan. Nilai-nilai agama adalah
nilai luhur yang ditransfer dan diadopsi ke dalam diri. Oleh
karena itu, seberapa banyak dan seberapa jauh nilai-nilai
13
agama bisa mempengaruhi dan membentuk sikap serta
perilaku seseorang sangat tergantung dari seberapa dalam
nilai-nilai agama tersebut merasuk/terinternalisasi di dalam
dirinya. Semakin dalam nilai-nilai agama terinternalisasi
dalam diri seseorang, kepribadian dan sikap religiusnya akan
muncul dan terbentuk. Jika sikap religius/keagamaan sudah
muncul dan terbentuk, maka nilai- nilai agama akan menjadi
pusat nilai dalam menyikapi segala sesuatu dalam kehidupan.
Dari uraian tersebut dapat diambil pengertian bahwa nilai
keagamaan adalah sejumlah tata aturan yang menjadi
pedoman manusia agar dalam setiap tingkah lakunya sesuai
dengan ajaran agama islam sehingga dalam kehidupannya
dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan lahir dan batin
dunia dan akhirat.
b. Sumber Nilai Agama
Agama bertujuan membentuk pribadi yang cakap untuk
hidup dalam masyarakat di kehidupan dunia yang merupakan
jembatan menuju akhirat. Agama mengandung nilai-nilai
rohani yang merupakan kebutuhan pokok kehidupan
manusia, bahkan kebutuhan fitrah karena tanpa landasan
spiritual yaitu agama manusia tidak akan mampu
mewujudkan keseimbangan antara dua kekuatan yang
bertentangan yaitu kebaikan dan kejahatan. Nilai-nilai agama
islam sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan sosial,
bahkan tanpa nilai tersebut manusia akan turun ketingkatan
kehidupan hewan yang amat rendah karena agama
mengandung unsur kuratif (menolong) terhadap penyakit
sosial. Nilai itu bersumber dari:
1) Nilai Ilahi, yaitu nilai yang dititahkan Tuhan melalui para
Rasul-Nya yang berbentuk taqwa, iman, adil yang
diabadikan dalam wahyu Ilahi (Muhaimin, 2012, hal. 11).
14
Al-Quran dan Sunnah merupakan sumber nilai
Ilahi,sehingga bersiafat statis dan kebenarannya mutlak.
Nilai-nilai Ilahi mungkin dapat mengalami perubahan,
namun secara instrinsiknya tetap tidak berubah. Hal ini
karena bila instrinsik nilai tersebut berubah makna
kewahyuan dari sumber nilai yang berupa kitab suci Al-
Quran akan mengalami kerusakan.
2) Nilai Insani atau duniawi yaitu Nilai yang tumbuh atas
kesepakatan manusia serta hidup dan berkembang dari
peradaban manusia. Nilai moral yang pertama bersumber
dari Ra‟yu atau pikiran yaitu memberikan penafsiran atau
penjelasan terhadap Al-Quran dan Sunnah, hal yang
berhubungan dengan kemasyarakatan yang tidak diataur
dalam Al-Quran dan Sunnah. Yang kedua bersumber pada
adat istiadat seperti tata cara komunikasi, interaksi antar
sesama manusia dan sebagainya. Yang ketiga bersumber
pada kenyataan alam seperti tata cara berpakaian, tata cara
makan dan sebagainya.
Dari sumber nilai tersebut, maka dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa setiap tingkah laku manusia haruslah
mengandung nilai-nilai Islami yang pada dasarnya bersumber
dari Al-Quran dan Sunnah yang harus senantiasa dicerminkan
oleh setiap manusia dalam tingkah lakunya dalam kehidupan
sehari-hari dari hal-hal kecil sampai yang besar sehingga ia
akan menjadikan manusia yang berperilaku utama dan
berbudi mulia.
Senada dengan pernyataan diatas, dalam
mengimplementasikan sumber nilai keagamaan di sekolah
yang ditujukan kepada siswa yaitu dengan melakukan metode
atau model pembiasaan yakni : (Mulyasa, 2018, hal. 168-169)
15
1) Rutin, yaitu pembiasaan yang dilakukan terjadwal,
seperti : upacara bendera, senam, sholat berjamaah,
keberaturan, pemeliharaan kebersihan dan kesehatan diri.
2) Spontan, adalah pembiasaan tidak terjadwal dalam
kejadian khusus : pembentukan perilaku memberi salam,
membuang sampah pada tempatnya, antre, mengatasi
silang pendapat (pertengkaran).
3) Keteladanan, adalah pembiasaan dalam bentuk perilaku
sehari-hari seperti : berpakaian rapi, berbahasa yang
baik, rajin membaca, memuji kabaikan dan atau
keberhasilan orang lain, datang tepat waktu.
Dalam pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah,
pembiasaan siswa untuk berperilaku baik perlu ditunjang oleh
keteladanan guru dan kepala sekolah. Oleh karena itu pada
hakikatnya metode atau model pembiasaan dalam pendidikan
karakter tidak dapat dipisahkan dari keteladanan. Di sana ada
pembiasaan ada keteladanan dan sebaliknya yang nantinya
akan membentuk karakter siswa yang berakhlak mulia.
3. Kurikulum 2013
a. Pengertian Kurikulum
Kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani curere yang
dibedakan menjadi kurikulum yang mengandung arti
perjalanan satu kali, perjalanan tanpa berhenti, jalan
kehidupan, peredaran waktu. Kata lain dari curere
adalah cursus (bahasa Indonesia) yang berarti hal lari
cepat, perlombaan cepat, arah/tujuan rangkaian pelajaran
dan peredaran waktu.
Sementara dalam bahasa Arab, istilah kurikulum
diartikan dengan manhaj, yang berarti jalan terang, yakni
jalan terang yang dilalui oleh manusia pada bidang
kehidupannya. Dalam konteks pendidikan, kurikulum
16
berarti jalan terang yang dilalui oleh pendidik/guru dengan
peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap serta nilai-nilai. (Muhaimin, 2005,
hal. 1)
Seiring perkembangan teori-teori pendidikan yang ada,
pengertian kurikulum mengalami perkembangan, yakni
dari hanya sebatas sejumlah mata pelajaran yang diajarkan
di sekolah, menjadi lebih luas lagi. Seperti yang
dikemukakan oleh Saylor dan Alexander yang dikutip
Nasution, bahwa definisi kurikulum adalah keseluruhan
dari usaha sekolah dalam dalam mempengaruhi belajar
anak baik dalam kelas, tempat bermain ataupun diluar
sekolah. (Nasution, 2005, hal. 10)
Berdasarkan dari beberapa uraian tentang pengertian
kurikulum diatas, dapat di pahami bahwa kurikulum
merupakan aktifitas dan kegiatan yang mencakup berbagai
rencana yang diprogramkan bagi peserta didik yang
berupa bentuk-bentuk bahan pendidikan, strategi kegiatan
belajar mengajar dibawah bimbingan sekolah di dalam
maupun diluar sekolah.
b. Konsep Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan kurikulum (curriculum development,
curriculum plainning, curriculum design) sebagai tahap
lanjutan dari pembinaan, yakni kegiatan yang mengacu
menghasilkan suatu kurikulum baru. Dalam kegiatan
tersebut meliputi penyusunan-penyusunan, pelaksanaan,
penilaian, dan penyempurnaan. Dengan melalui tahap-
tahap tersebut akan dihasilkan kurikulum. (Anin
Nurhayati, 2010, hal. 10)
Pada kurikulum 2013 ini lebih bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik agar lebih baik
17
dalam melakukukan observasi, bertanya, bernalar dan
berkomunikasi dengan baik, saat berkomunikasi dengan
guru atau dengan peserta didik lainnya. Konsep kurikulum
2013 menekankan pada aspek kognitif, afektif,
psikomotorik melalui penilaian berbasis tes dan portofolio
saling melengkapi. Dalam kurikulum ini diharapkan
nantinya terjadi keseimbangan antara sikap, ketrampilan,
dan pengetahuan dari setiap peserta didik dengan
pembelajaran yang menyenangkan dan dapat diterima
dengan baik.
c. Karakteristik Kurikulum 2013
Setiap kurikulum mempunyai perbedaan yang
membedakan dengan kurikulum yang lainnya. Kurikulum
2013 ini dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:
1) Mengembangkan keseimbangan antara
pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin
tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan
intelektual dan psikomotorik.
2) Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang
memberikan pengalaman belajar terencana dimana
peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat
sebagai sumber belajar.
3) Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai
situasi di sekolah dan masyarakat.
4) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk
mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
18
5) Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti
kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar
mata pelajaran.
6) Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi
(organizing elements) kompetensi dasar, dimana
semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang
dinyatakan dalam kompetensi inti.
7) Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada
prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced)
dan memperkayanya enriched) antar matapelajaran
dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan
vertikal).
Dari beberapa karakteristik tersebut dapat disimpulkan
bahwa kurikulum 2013 ini lebih menekankan terhadap
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
seimbang. Sehingga diharap dapat menciptakan output
pendidikan yang lebih aktif, inovatif, dan produktif.
d. Implementasi Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai
diterapkan pada tahun ajaran 2013/ 2014. Kurikulum ini
adalah pengembangan dari kurikulum sebelumnya, baik
kurikulum berbasis kompetensi (KBK) maupun kurikulum
tingkan satuan pendidikan (KTSP). Nilai yang tercemin pada
sikap dapat dibandingkan keterampilan yang diperoleh
peserta didik melalui pengetahuan di bangku sekolah.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh, Dia
mengatakan bahwa kurikulum 2013 ini lebih ditekankan pada
kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap,
keterampilan, dan pengetahuan. Adapun ciri kurikulum 2013
yang paling mendasar ialah:
19
1) Menuntut kemampuan guru dalam berpengetahuan dan
mencari tahu pengetahuan sebanyak-banyaknya karena
siswa zaman sekarang telah mudah mencari informasi
dengan bebas melalui perkembangan teknologi dan
informasi.
2) Siswa lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab
kepada lingkungan, kemampuan interpersonal,
antarpersonal, maupun memiliki kemampuan berfikir
kritis.
3) Memiliki tujuan agar terbentuknya generasi produktif,
kreatif, inovatif, dan efektif.
4) Khusus tingkat SD, pendekatan tematik integratif memberi
kesempatan siswa untuk mengenal dan memahami suatu
tema dalam berbagai mata pelajaran.
e. Ranah Kognitif, Ranah Afektif dan Ranah Psikomotor
sebagai Objek Keberhasilan Belajar
Hasil belajar adalah prinsip kebutuhan , dengan prinsip
mana evaluator dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar
dituntut untuk mengevakuasi secara menyeluruh terhadap
siswa, baik dari segi pemahamannya terhadap materi atau
bahan pelajaran yang telah diberikan (aspek kognitif),
maupun dari segi penghayatan (aspek afektif) dan
pengalamannya (aspek psikomotor).
Maka ketiga aspek atau ranah kejiwaan tersebut akan
dibahas secara lebih luas dalam urian berikut ini. (Sudijono,
2009, hal. 49-58)
a. Ranah Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan
mental (otak). Pengetahuan (knowledge) merupakan
kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali
(recall) atau menganalisis kembali tentang nama, istilah,
20
ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya. Salah satu
contohnya siswa dapat menghafal surah al-Ashr,
menerjemahkan dan menuliskan secara baik dan benar,
sebagai salah satu materi pelajaran kedisiplinan yang
diberikan guru pendidikan agama Islam di sekolah.
b. Ranah Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap
dan nilai. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada
siswa dalam berbagai tingkah laku; seperti :
kedisiplinannya dalam mengikuti pelajaran agama di
sekolah, motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak
mengenai pelajaran agama yang diterimanya,
penghaargaan atau rasa hormatnya terhadap guru
pendidikan agama Islam dan sebagsinya.
c. Ranah Psikomotor
Ranah Psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah
seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Salah
satu contohnya, siswa mengamalkan dengan konsekuen
kedisiplinan dalam belajar, kedisiplinan dalam beribadah,
kedisiplinan dalam menaati peraturan lalu lintas dan
sebagainya,
B. Studi Relevan
Sepanjang yang peneliti ketahui bahwa telah ada beberapa penelitian
sebelumnya yang mengangkat tema yang menyerupai tentang isi dalam
penelitian ini. Beberapa penelitian ini antara lain :
1. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Titin Rokhfiana dengan judul
Penanaman nilai-nilai pendidikan Islam di Islamic Boarding School
“Mbangun Desa” Kecamatan Baturaden Kabupaten Banyumas Tahun
Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini memfokuskan pada permasalahan
21
pendidikan dalam upaya penanaman nilai yang tidak sekedar menyangkut
dimensi keagamaan tetapi lebih dari itu yaitu pembudayaan dan
pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pembiasaan dan
keteladanan setiap harinya serta dengan pengalaman nyata penanaman
nilai-nilai pendidikan Islam di Boarding School “Mbangun Desa” dapat
lebih dihayati. Persamaan dengan penelitian yang peneliti teliti yaitu sama-
sama membahas tentang penanaman nilai-nilai, bedanya hanya pada nilai-
nilai yang di tanamkan, kalau di penelitian yang dilakukan oleh peneliti
adalah penanaman nilai keagamaan sedangkan pada skripsi yang di tulis
oleh Titin Rokhfiana tentang penanaman nilai-nilai pendidikan Islam.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Umi Mutoharoh dengan judul Penanaman
nilai-nilai pada anak usia dini di kelompok bermain akrab Singasari
Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas tahun pelajaran
2013/2014. Penelitian ini memfokuskan pada penanaman nilai-nilai agama
islam yang sangat penting diberikan pada anak usia dini, karena dengan
dibekali pendidikan agama sejak dini hal itu akan menjadi sebuah pondasi
yang kuat bagi anak dalam menjalani kehidupannya dimasa yang akan
datang. Persamaan dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah sama-
sama meneliti tentang penanaman nilai-nilai, sedangkan perbedaannya
adalah kalau di penelitian yang diteliti oleh peneliti meneliti tentang
penanaman nilai keagamaan dan pada penelitiannya umi mutoharoh yaitu
penelitian tentang penanaman nilai-nilai pada anak usia dini.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Muryati (2015) dengan judul Penanaman
nilai-nilai akhlakul karimah pada peserta didik di SMP Muhammadiyah
Kabupaten Kebumen. Penelitian ini memfokuskan untuk mengetahui
tentang penanaman nilai-nilai akhlakul karimah pada peserta didik di SMP
Muhammadiyah, hal ini dikarenakan hampir semua peserta didiknya
memiliki HP dengan fitur yang canggih dan modern yang memudahkan
dalam memperoleh berbagai informasi. Seringpula dijumpai dalam
berbagai media terutama HP yang menayangkan gambar, iklan maupun
video tak senonoh. Selain itu, warnet-warnet semakin menjamur yang
22
menawarkan harga dan diskon yang mudah dijangkau saku peserta didik.
Hal ini dapat merusak moral dan akhlak peserta didik. Disinilah penulis
tertarik untuk meneliti bagaimana penanaman nilai-nilai akhlak di SMP
Muhammadiyah Ayah Kebumen. Persamaannya adalah sama-sama
meneliti tentang penanaman nilai-nilai, sedangkan bedanya kalau di
penelitiannya Muryati tentang penanaman nilai-nilai akhlakul karimah
pada peserta didik, sedangkan pada penelitian yang ditulis oleh peneliti
adalah tentang penanaman nilai-nilai keagamaan terhadap peserta didik.
23
BAB III
METODE PENELI TIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan oleh penulis adalah pendekatan Etnografi
(social budaya), yaitu pendekatan yang memfokuskan diri kepada budaya dari
sekelompok orang. (James P. Speadley, 2006, hal. 7) Etnografi secara harfiah
adalah tulisan atau laporan tentang suatu suku bangsa yang ditulis oleh
seorang antropolog atas hasil penelitian lapangan selama sekian bulan atau
sekian tahun. Penelitian berusaha memahami arti peristiwa dan kaitannya
terhadap orang-orang biasa dan situasi tertentu.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif (Lexi J. Meleong, 2007,
hal. 6) yang memanfaatkan paradigma penelitian interpretatif dengan tujuan
membangun makna berdasarkan data-data lapangan. Penelitian ini
dikategorikan penelitian lapangan (field research) yaitu prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskreptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang atau perilaku yang dapat diamati.
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 207 Kota Jambi.
Alasan peneliti memilih permasalahan ini dikarenakan terdapat
problematika pada nilai keagamaan siswa.
2. Subjek Penelitian
Penentuan subjek adalah suatu cara untuk menentukan sumber dimana
penulis mendapatkan data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan
24
pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini maksudnya adalah
mengambil sampel atau orang yang paling tahu tentang apa yang kita
harapkan, atau dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti
dalam mencari tahu objek yang akan diteliti. (Sugiyono, 2010, hal. 300)
Hal ini dilakukan karena peneliti beranggapan bahwa sampel yang
dipilih akan mewakili pola aktivitas yang ada, karena aktivitas di Sekolah
Dasar Negeri 207 Kota Jambi merupakan aktivitas yang seragam pada
setiap siswa.
Dalam penelitian di Sekolah Dasar Negeri 207 Kota Jambi, yang akan
menjadi subjek penelitian meliputi: kepala sekolah, guru agama dan siswa
di Sekolah Dasar Negeri 207 Kota Jambi sebanyak 8 siswa dimana setiap
kelas terdiri dari 2 siswa (1 perempuan dan 1 laki-laki), serta segala
kegiatan lainnya yang berhubungan dengan aktivitas nilai keagamaan.
Misalnya : diterapkannya sebuah peraturan kepada siswa ketika melewati
pintu gerbang sekolah wajib untuk menyalami guru atau satpam yang
sedang berdiri disana.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan sesuai
dengan tujuan penelitian yang peneliti lakukan dalam pengumpulan
data yang berkaitan dengan kelengkapan data yang ingin diteliti, maka
di perlukan dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder, data
tersebut meliputi :
1) Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Peneliti
berhubungan langsung dengan dengan penelitian yang
bersangkutan. (Umar, 2003, hal. 56). Data primer yang diperoleh
oleh peneliti adalah :
25
a) Hasil wawancara dengan kepala sekolah, tentang
meningkatan nilai keagamaan siswa pada kurikulum 2013 di
Sekolah Dasar Negeri 207 Kota Jambi.
b) Hasil wawancara dengan guru agama tentang meningkatan
nilai keagamaan siswa pada kurikulum 2013 di Sekolah
Dasar Negeri 207 Kota Jambi.
c) Hasil wawancara dengan siswa yang melaksanakan aktivitas
nilai keagamaan di Sekolah Dasar Negeri 207 Kota Jambi.
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti tetapi data yang sudah jadi
dituangkan dalam lapangan penelitian, misalnya data dari
majalah, koran, keterangan-keterangan atau publikasi lainnya.
(Sugiyono, 2010, hal. 62).
D. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini mengguanakan tiga macam teknik pengumpulan
data yaitu :
1. Observasi
Observasi adalah suatu cara untuk menghimpun bahan-bahan
keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
fenomena-fenomena yang sering dijadikan sasaran pengamatan.
(Anas Sudijono, 2005, hal. 76) Pengamatan tersebut bisa
berkenaan dengan cara pembimbing mengajar, peserta didik
belajar, kepala sekolah yang sedang memberikan pengarahan,
dan lain-lain.
Peneliti menggunakan observasi partisipatif pasif. Dalam
penelitian ini, peneliti datang di tempat kegiatan orang yang
diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut
(Winarni Widi Endang, 2018, hal. 160). Dalam penelitian ini,
26
hal-hal yang akan di observasi adalah kegiatan sehari-hari yang
berhubungan dengan meningkatkan nilai keagamaan, proses
pembelajaran di sekolah, serta interaksi sosial peserta didik
dengan teman, guru, dan kepala sekolah di Sekolah Dasar
Negeri 207 Kota Jambi.
2. Wawancara
Wawancara/ interview, merupakan pertemuan dua orang
untuk terbuka informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga
dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik terntu.
(Sugiono. 2016 hal. 231). Wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan masalah yang akan diteliti.
(Sugiyono, 2010, hal. 194)
Peneliti menggunakan wawancara terstruktur sebagai teknik
pengumpulan data yang telah menyiapkan instrumen penelitian
berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis (Winarni, 2018, hal. 164).
Dalam penelitian ini, hal-hal yang diwawancara meliputi:
kepemimpinan kepala sekolah dalam mengupayakan sekolahnya
agar meningkatkan nilai keagamaan siswa pada kurikulum 2013,
guru agama untuk mengetahui materi dan proses pemelajaran di
kelas, dan pandangan peserta didik yang bersekolah di Sekolah
Dasar Negeri 207 Kota Jambi.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik
dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik. (Sukmadinata,
2013, hal. 220) Dokumen-dokumen yang diperlukan dalam
penelitian ini antara lain: sejarah berdirinya Sekolah Dasar
Negeri 207 Kota Jambi, dokumen peserta didik, dokumen
prestasi akademik siswa, dokumen tenaga pendidik dan
27
kependidikan, visi misi di Sekolah Dasar Negeri 207 Kota
Jambi, dan data-data lain yang menguatkan hasil penelitian ini.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data
kedalam kategori, melakukan sintesa, memilih nama yang penting
dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. (Sugiyono, 2010, hal.
335)
Untuk menganalisis data yang diperoleh, penyususn
menggunakan analisis deskriptif (kualitatif) yang dikembangkan
oleh Miles dan Hubberman )1984) yang terdapat didalam buku
Winarni (Winarni, 2018, hal. 171-174)
Gambar 3.1 Komponen Analisis Data (Interactive Model)
1) Reduksi Data
Reduksi data merupakan kegiatan pemilihan, penyederhanaan
dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis
dilapangan, sehingga menjadi lebih fokus sesuai dengan objek
penelitian. Reduksi data berlangsung selama proses penelitian
sampai tersusunnya laporan akhir penelitian.
Data Display
(Penyajian data) Data Collection
(Koleksi Data)
Reduksi Data
(Pemilihan Data) Verification
(Kesimpulan)
28
2) Data display (Penyajian Data)
Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Penyajian data dalam penelitian ini
merupakan penggambaran seluruh informasi tentang bagaimana
upaya sekolah dalam meningkatkan nilai keagamaan bagi siswa
serta faktor pendukung dan penghambat peningkatan spiritual
dan dampaknya setelah peningkatan spiritual terhadap peserta
didik di Sekolah Dasar Negeri 207 Kota Jambi.
3) Kesimpulan/Verifikasi
Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan suatu
kegiatan konfigurasi yang utuh. Setelah analisis dilakukan, maka
penulis dapat menyimpulkan masalah yang telah ditetapkan oleh
penulis. Dari hasil pengolahan dan penganalisisan data ini
kemudian diberi interpretasi terhadap masalah yang akhirnya
digunakan oleh penulis sebagai dasar untuk menarik
kesimpulan.
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Keabsahan temuan merupakan konsep penting yang diperbaharui dari
konsep keshahihan (validitas) dan keandalan (realibilitas) dan disesuaikan
dengan tuntutan pengetahuan, kriteria, dan paradigma sendiri. Pemeriksaan
keabsahan data didasarkan atas kriteria tertentu. Kriteria itu terdiri atas derajat
kepercayaan (kredibilitas), keteralihan, kebergantungan dan kepastian.
Masing-masing kriteria tersebut mrnggunakan teknik pemeriksaan sendiri-
sendiri kriteria derajat, kepercayaan. Pemeriksaan datanya dilakukan dengan :
a. Ketekunan pengamat, bermaksud memenuhi ciri-ciri dan unsur-unsur
dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang
dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
b. Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data
29
yang telah ada. (Sugiyono, 2018, hal. 273-274) Teknik triangulasi dapat
dilaksanakan dengan cara:
1) Triangulasi sumber, dalam hal ini dilakukan dengan pengulangan
kembali terhadap informasi yang diperoleh.
Atasan Teman
Bawahan
Gambar 3.2 Triangulasi Sumber Data
2) Triangulasi Teknik, dalam hal ini dilakukan checking antara metode
pengumpulan data-data yang diperoleh. Misalnya dari data
wawancara dipadukan dengan observasi, kemudian dipadukan
dengan dokumenter, dan sebaliknya. Sehingga ditemukan kenyataan
yang sesungguhnya.
Wawancara Observasi
Kuesioner/
Dokumen
Gambar 3.3 Triangulasi Teknik
30
Jadwal Penelitian
No
.
Jadwal
Kegiatan
Penelitian
Tahun 2019/2020
April Mei Agustus Oktober November Desember Januari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan
Judul √
2. Penyusunan Proposal
√
3. Bimbingan Proposal
√
4. Seminar
Proposal √
5.
Perbaikan Hasil Seminar
Proposal
√
6.
Pengurusan dan Penerbitan Izin
Penelitian
√ √
7. Pengumpulan Data
Lapangan √
8
Analisis dan Penyusunan Laporan Penelitian
√ √
9. Sidang
Skripsi
31
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umun
1. Histori
Berdirinya SDN 207 Kota Jambi Kecamatan Paal Merah ini
sebelumnya bernama SDN 207 Kecamatan Jambi Selatan, karena berada
di wilayah Kecamatan Jambi Selatan, kemudian berganti nama pada
tanggal 20 Mei 2018 menjadi SDN 207 Kecamatan Paal Merah
beralamatkan di Jl. Lingkar Selatan I RT 02 Kelurahan Lingkar Selatan
Kota Jambi.
Awal berdirinya karena adanya keinginan dan semangat beberapa
warga yang berada disekitar wilayah Paal Merah, atas bantuan dari
barbagai pihak dan rekomendasi dari pemerintah Kota Jambi. Mereka
merasa terpanggil dan ikut bertanggung jawab terhadap pendidikan dasar
yang berstatus negeri, karena pada masa itu masih sedikit sekali orang
tua yang ingin menyekolakan anak-anaknya ke jenjang yang lebih tinggi.
Musyawarh demi musyawarah dilaksanakan akhirnya tercetuslah suatu
keinginan dan semangat bersama untuk mengembangkan bidang
pendidikan dasar. SDN 207 Kota Jambi didirikan pada tahun 1986.
Pertama kali jumlah siswa hanya 70 orang, menjadi 6 rombel, jumlah
guru pada waktu itu yaitu guru PNS 12.
Kepala sekolah pertama sejak SDN 207 Kota Jambi bernama Bapak
Ali Kutub (1986-1990), kemudian kepala sekolah kedua bernama Bapak
Ibrahim (1991-2002). Pada bulan Mei 2002 terjadi rolling kepala sekolah
oleh Dinas Pendidikan Kota Jambi sehingga Bapak Ibrahim digantikan
oleh Ibu Yusni. B yang menjabat sampai tahun 2004. Kepemimpinan
SDN 207 Kota Jambi dilanjutkan oleh Bapak Abdullah Alwy sampai
tahun 2005. Setelah Bapak Abdullah Alwy maka SDN 207 Kota Jambi
dipimpin oleh Bapak Ilyas, S.Pd yang menjabat samapai tahun 2011.
Selanjutnya dilanjutkan lahi oleh Ibu Hasnah, S.Pd sampai tahun 2012,
32
diteruskan oleh Ibu Arjunawati, S.Pd sampai tahun 2013, diteruskan oleh
Ibu Anita Sinaga, S.Pd (2013-2016), kemudian dilanjutkan oleh Bapak
Syaiful, S.Pd (2016-2018) hingga akhirnya kepala sekolah SDN 207
Kota Jambi yang sekarang menjabat bernama Ibu Tukarmi, S.Pd mulai
tahun 2019 sampai dengan sekarang.
Tabel 4.1 : Nama-Nama Kepala Sekolah SDN 207 Kota Jambi
2. Geografis
Sekolah Dasar Negeri 207 Kota Jambi Jerambah Bolong Kecamatan
Paal Merah menempati tanah seluas 5484 m2, dengan batas-batas tanah
sebagai berikut :
a. Sebelah Barat dengan Tokoh Sukses Motor
b. Sebelah Timur dengan Toko Adi (Agen)
c. Sebelah Utara dengan PT. Garuda Keramik
d. Sebelah Selatan dengan Lorong Kenari.
3. Visi, Misi dan Tujuan SDN 207 Kota Jambi
a. Visi
Berprestasi, bertaqwa, berbudi pekerti luhur dan cinta lingkungan.
b. Misi
No Tahun Nama kepala Sekolah
1 1986 –1990 Ali Kutub
2 1991–2002 Ibrahim
3 2001– 2004 Yusni. B
4 2004 – 2005 Abdullah Alwy
5 2006 – 2011 H. Ilyas, M, S.Pd
6 2007 – 2013 Hasnah, S.Pd
10 2014 – 2016 Anita Sinaga, S.Pd
11 2017 – 2018 Syaiful. B, S.Pd
12 2019 – sampai sekarang Tukarmi, S.Pd
33
1) Menghasilkan lulusan berpengetahuan luas dan mampu berfikir
secara logis, mandiri dan kreatif.
2) Menghasilkan lulusan yang beretika dan memiliki moralitas tinggi
3) Menghasilkan lulusan yang memiliki kepekaan dan apresiasi
(penghayatan) terhadap nilai-nilai estetika.
4) Menghasilkan lulusan yang memiliki kepekaan terhadap rasa
kemanusiaan dan kesadaran terhadap lingkungan hidup.
5) Menghasilkan lulusan yang memiliki keterampilan praktika (Life
Skill).
c. Tujuan
1) Mendorong agar siswa memiliki kecerdasan dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, terampil serta sehat jasmani
dan rohani.
2) Mempersiapkan lulusan agar menjadi siswa yang berprestasi
dibidang Akademik dan Non Akademik.
3) Meningkatkan semangat berkoordinasi diantara guru.
4) Menjadi sekolah yang diminati masyarakat.
4. Struktur Organisasi
Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses pembelajaran
sekaligus sebagai penyelenggaraan organisasi kerja harus
diselenggarakan secara sistematis dan terarah. Penyelenggaraan
organisasi kerja dapat dilihat pada struktur dan pendelegasian serta job
kerja masing-masing komponennya yang semuanya mengarah kepada
tercapainya tujuan yang telah dirancang.
Organisasi merupakan aktivitas menyusun dan pembentuk hubungan
kerja sama antara semua manusia, sehingga terwujud suatu kesatuan
usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Di dalam
suatu organisasi terdapat pembagian tugas, wewenang dan tanggung
jawab secara terperinci menurut bidang-bidang dan bagian-bagian,
sehingga tercipta adanya hubungan kerja sama yang harmonis dan lancer
menurut pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
34
Struktur organisasi merupakan tolak ukur dalam suatu organisasi
yang baik dalam menunjukkan kegiatan yang baik pula dan juga
merupakan pendukung dalam pelaksanaan program organisasi.
Sebagai organisasi kegiatan kerja, maka untuk mencapai tujuan
organisasi itu harus disusun tata laksana yang dapat melaksanakan
tugasnya masing-masing yang harus dipertanggung jawabkan. Masing-
masing tata laksana tidak berdiri sendiri tetapi ia bekerja sama dengan
lainnya dalam suatu organisasi itu sendiri. Organisasi oleh seorang
pemimpin tertinggi dan dibantu oleh beberapa orang yang lain sesuai
dengan kebutuhan dari tersusun dengan baik untuk bekerja sama. Kerja
sama itu diciptakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang
ditettapkan untuk lebih jelasnya dapat dilihat struktur organisasi SDN
207 Kota Jambi pada skema berikut ini :
35
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH DASAR NEGERI 207
KOTA JAMBI TAHUN 2019/2020
KETERANGAN : Garis Komando
Garis Koordinasi
KOMITE SEKOLAH
M. NURDIN
KEPALA SEKOLAH
TUKARMI, S.Pd
SISWA MASYARAKAT SEKITAR
GURU AGAMA
KEISTEN
GURU AGAMA
ISLAM
GURU PENJAS GURU KELAS
WK. KURIKULUM
DESWITA, S.Pd
WK. KESISWAAN
MASDALENA, S.Pd
WK. SARANA & PRASARANA
SRI ULANDARI, M.Pd
KEPALA
PUSTAKA
NOFIYANTI
PENJAGA SEKOLAH
B. IRWANSYAH
KETUA TU
YOCHY F. LUBIS
SATPAM
AGUS SETIAWAN
36
STRUKTUR PENGURUS KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
SEKOLAH DASAR NEGERI 207 KOTA JAMBI
PEMBINA
KEPALA SEKOLAH
TUKARMI, S.Pd
DERMAWAN
SIMORANGKIR, S.Pd
DESWITA, S.Pd
SITI HASANAH, S.Pd.SD
LCC
DERMAWAN
SIMORANGKIR, S.Pd
DESWITA, S.Pd
SITI HASANAH, S.Pd.SD
OSN / OLIMPIADE
SRI ULANDARI, M.Pd
NOVI ALPRIANTI, S.Pd
SEMUA GURU KELAS II
KEYBOARD
M. SAYUTI, S.Pd
BIMA ADRIYANSYAH
INDRA NOVARESTITA,
S.Pd
SITI HASANAH, S.Pd. SD
DEVI WARNI, S.Pd
PRAMUKA
SUMIATI, S.Pd.I
RAHMAT HIDAYAT
TAHFIDZ
RESTI PRAMUDINI,
A.Ma
MAR YATUN
DEVI WARNI, S.Pd
YOCHI F. LUBIS
PANTONIM
DORA NOMO RUWANDA,
LILIS DELIARTI, S.Pd
AGUS DWI MAULANA
RENANG
BIMA ADRIANSYAH
NORMAN VINCENT
MARIJAN
SEPAK TAKRAU /
KOMPANGAN
ASMAMURNI, A.Ma. Pd
MURNI PANJAITAN,
A.Ma
CATUR VOLLEY BALL
DORA NOMO RUWANDA,
A.MA
LAORA, S.Pd
BULU TANGKIS
REKA TRI KURNIATI,
S.Pd
SARINGAH, S.Pd
FITRI NURAINI, SE
CERGAM
ASMAMURNI, A.MA. Pd
SUARNI PASARIBU, S.Pd.
K
TENIS MEJA
ASMIATI, A.Ma
YUSNIMAR, A.Ma
NUEHAYATI
MENGANYAM
SUARNI PASARIBU,
S.Pd. K
KEAGAMAAN
KRISTEN DORA NOMO RUWANDA,
A.MA
ATLETIK
M. SAYUTI, S.Pd
EDWARD SARAGIH, S.Pd
SEPAK BOLA
NURHASANAH, S.Pd
MASDALENA, S.Pd
PANTUN
HERLINA RATNA SARI,
S.Pd
ROVIANA, S.Pd
KESENIAN
NGASIATUN, S.Pd
ROFIQAH
PUISI / PIDATO
RAMADANI. F. S HARAR,
S.Pd
SURYANI
TARI
NGULWIYAH, S.Pd
DARMAWATI, S.Pd
MENDONGENG
INDRA NOVARESTITA,
S.Pd
PELATIH LUAR
DRUM BAND
ABDUL MUKHLIS, S.Pd.I
SUMIATI, S.Pd.I
NURITA, S.Pd.I
SHOLAWAT
37
Berdasarkan struktur organisasi diatas, maka jelas bahwa lembaga
pendidikan itu mempunyai pimpinan tertinggi adalah kepala sekolah.
Kepala sekolah selaku pelaksana di lapangan dan bertugas mengawasi
dan mengkoordinir semua kegiatan yang dilakukan oleh bawahan.
Dalam hal ini kepala sekolah, baik yang berkenaan dengan tugas
proses pembelajaran maupun tugas dalam memperlancar jalannya
asministrasi sekolah itu sendiri.
Secara rinci masing-masing yang terdapat distruktur SDN 207 Kota
Jambi memiliki fungsi dan tanggung jawab yang berbeda berikut
diantaranya dapat dijabarkan :
a. Kepala Sekolah
1) Kepala sekolah selaku educator
2) Kepala sekolah selaku manager
3) Kepala sekolah selaku supervise
4) Kepala sekolah selaku pemimpin
5) Kepala sekolah selaku innovator
6) Kepala sekolah selaku motivator
b. Wakil Kepala Sekolah
1) Menyusun perencanaan, membuat program kegiatan dan
pelaksanaan kegiatan
2) Perorganisasian
3) Pengawasan
4) Ketenangan
5) Pengkordinasian
6) Pengawasan
7) Penilaian
8) Identifikasi dan pengumpulan data
9) Penyusunan laporan
c. Wali Kelas
1) Pengelolaan kelas
2) Penyelenggaraan administrasi kelas meliputi :
38
a) Denah tempat duduk siswa
b) Papan absen siswa
c) Daftar pelajaran kelas
d) Daftar piket kelas
e) Buku absensi kelas
f) Tata tertib siswa
3) Menyusun statistik siswa
4) Pembuatan catatan khusus tentang siswa
5) Pencatatan mutasi siswa
6) Membuat denah duduk
7) Menentukan peringkat kelas
8) Mengisi lapor pada tiap semester
d. Kepala Pustaka
1) Perancang penggandaan buku
2) Pengurus pelayanan perpustakaan
3) Perencanaan pengembangan perpustakaan
4) Memelihara dan memperbaiki buku
5) Invertarisasi dan pengadministrasian buku
6) Melakukan layanan bagi siswa, guru dan masyarakat
7) Menyimpan buku perpustakan
8) Menyusun tata tertib perpustakaan
9) Menyusun laporan pelaksanaan perpustakaan secara berkala
e. Kepala Tata Usaha (TU)
1) Menyusun program kerja tata usaha sekolah
2) Pengelolahan keuangan sekolah
3) Pengurusan administrasi ketenagaan dan siswa
4) Pembinaan dan pengembangan karir pegawai TU sekolah
5) Penyusunan administrasi kelengkapan sekolah
6) Penyusunan dan penyajian data statistik
7) Menyusun laporan kegiatan ketatausahaan secara berkala
39
f. Guru
1) Membuat perangkat pembelajaran
2) Melaksanakan pembelajaran
3) Melaksanakan kegiatan penilaian belajar siswa
4) Melaksanakan analisis ulangan harian
5) Mengisi daftar nilai siswa
6) Melaksanakan kegiatan bimbingan
7) Membuat alat pembelajaran/alat peraga
8) Mengikuti kegiatan pengembangan permasyarakatan kurikulum
9) Membuat catatan hasil belajar siswa
10) Membuat agenda mengajar
11) Mengatur kebersihan ruang kelas (Dokumen, 2020)
5. Keadaan Guru dan Siswa
a. Keadaan Guru
Guru adalah salah satu komponen dalam proses pembelajaran
yang berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang
potensial. Oleh karena itu, guru merupakan salah satu unsure
dibidang pendidikan yang berperan secara aktif dalam menetapkan
kedudukannya sebagai tenaga profesinal. Keberhasilan dan
peranannya sebagai tenaga pengajar sebagian besar terletak pada
kemampuan dirinya sebagai guru. Jadi guru adalah faktor penentu
keberhasilan proses pembelajaran dalam suatu jenjang pendidikan.
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh kepala SDN 207 Kota
Jambi bahwa :
"Guru bertugas melaksanakan pendidikan dan pembelajaran di
sekolah membantu memperlancar proses pembelajaran"
(Tukarmi, S.Pd Wawancara:2020)
Peranan guru sebagai tenaga pengajar atau pendidik sangatlah
penting didalam memupuk minat dan menumbuhkan semangat siswa
dalam memberikan bekal ilmu pengetahuan melalui pembelajaran.
40
Keberhasilan dalam setiap bidang studi tentunya didukung oleh
semangat guru dalam menyampaikan materi pelajaran.
Guru yang baik ialah guru yang memberikan pelajaran kepada
siswa secara efektif dan efesien. Senantiasa membuat rencana
pembelajaran, baik jangka pendek maupun jangka panjang serta
berusaha untuk menanamkan, memupuk dan mengembangkan sikap
cinta kepada pelajaran serta member semangat dalam setiap proses
pembelajaran.
SDN 207 Kota Jambi adalah lembaga pendidikan yang
memberikan pengajaran setingkat dengan Madrasah Ibtidaiyah
lainnya, pelaksanaan pengajaran adalah merupakan tugas seorang
guru, guru diberi tugas mengajar, membimbing dan melaporkan
hasil-hasil kegiatan yang dilakukan.
Dilihat dari jumlahnya, seluruh guru yang mengajar di SDN 207
Kota Jambi sebanyak 40 orang dengan latar belakang pendidikan
yang berbeda-beda jumlah tersebut terdiri dari guru laki-laki dan
perempuan. Disamping itu sebagian dari mereka diamanahi jabatan
untuk melaksanakan tugas tertentu, misalnya wakil kepala sekolah,
wali kelas, pembina ekstrakurikuler dan sebagian lain bertugas murni
sebagai tenaga pengajar.
Dilihat dari jenjang pendidikan, guru yang mengajar di SDN
207 Kota Jambi berjenjang pendidikan Sarjana Strata Satu (S1),
SMA rata-rata karyawan yang berkerja dibidang tertentu dan ada
juga guru yang masih kuliah dikarenakan untuk merubah gelar yang
bukan dari baground lulusan pendidikan. Dengan demikian
dikatakan bahwa berdasarkan jenjang pendidikan yang telah
ditempuh oleh para pendidik yang memadai untuk mengajar di
jenjang pendidikan tingkat menengah atas (Observasi, 2020).
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai
keadaan guru di SDN 207 Kota Jambi dapat dibaca pada table
berikut ini :
41
Tabel 4.2 Keadaan Guru SDN 207 Kota Jambi Tahun 2020
(Dokumentasi, 2020)
NO NAMA TUGAS KET
1 TUKARMI, S.Pd KEPALA PNS
2 ASMIATI, A.Ma. Pd GURU KELAS (1A) PNS
3 LAORA PANE, S.Pd GURU KELAS (IB) PNS
4 DARMAWATI, S.Pd GURU KELAS (IC) PNS
5 REKA TRI KURNIATI, S.Pd GURU KELAS (ID) HONOR
6 ROFIQOH, S.Pd GURU KELAS (IIA) HONOR
7 HERLINA RATNA SARI, S.Pd GURU KELAS (IIB) HONOR
8 SARINGAH, S.Pd GURU KELAS (IIC) HONOR
9 RIDA YANI, S.Pd GURU KELAS (IID) HONOR
10 MUHAMMAD SAYUTI, S.Pd GURU KELAS (IIE) HONOR
11 SURIYANI GURU KELAS (IIIA) HONOR
12 NURHASANAH, S.Pd GURU KELAS (IIIB) PNS
13 NOFA QOMARA IKA SAPUTRI, S.Pd GURU KELAS (IIIC) CPNS
14 LILIS DELIARTI, S.Pd GURU KELAS (IIID) HONOR
15 DESWITA, S.Pd GURU KELAS (IVA) PNS
16 MURNI PANJAITAN, S.Pd GURU KELAS (IVB) PNS
17 DEVI WARNI, S.Pd GURU KELAS (IVC) HONOR
18 RAMADANI FITRIANA SARI H, S.Pd GURU KELAS (IVD) HONOR
19 NURBAINA, S.Pd GURU KELAS (IVE) PNS
20 NOVI ALPRIANTI, S.Pd GURU KELAS (VA) CPNS
21 NGASIATUN, S.Pd GURU KELAS (V.B) HONOR
22 SOFIA RAHMAWATI, S.Pd GURU KELAS (VC) CPNS
23 YEFRILITA, S.Pd GURU KELAS (VD) CPNS
24 HADDA, S.Pd GURU KELAS (VE) CPNS
25 SRI ULANDARI, M.Pd GURU KELAS (VIA) PNS
28 SITI HASANAH GURU KELAS (VIB) PNS
29 INDRA NOVARESTITA, S.Pd GURU KELAS (VIB) PNS
42
30 NGULWIYAH, S.Pd GURU KELAS (VID) PNS
31 WIDI ASTUTI, S.Pd GURU KELAS (VIE) PNS
32 MASDALENA, S.Pd GURU KELAS (VIF) PNS
33 ABD. MUKHLIS, S.Ag GURU AGAMA ISLAM HONOR
34 ASMAMURNI, A.Ma. Pd GURU PENJAS PNS
35 BERLIANA PANE, S.Pd GURU AGAMA KONG HU CHU PNS
36 DORA NOMO RUWANDA, S.Pd GURU PENJAS HONOR
37 M. HARI NOVANDA, S.Pd GURU PENJAS HONOR
38 NURITA, S.Ag GIRU AGAMA ISLAM PNS
39 SUMARNI, A.Ma. Pd, S.P GURU PENJAS PNS
40 SUMIATI, S.Ag GURU AGAMA ISLAM HONOR
41 YOCHY FRAKASIWIE LUBIS TU HONOR
42 ARIUS PETUGAS KEAMANAN HONOR
43 FITRI NURAINI, SE TU HONOR
44 MARUJAN TU HONOR
45 NOVIYANTI, S.Pd TENAGA PERPUSTAKAAN HONOR
46 NURHAYATI PETUGAS KEBERSIHAN HONOR
47 ADINA MUSTIKA, S.IP TENAGA PERPUSTAKAAN HONOR
48 RIRIN SEPRIFIANI SIMANJUNTAK,
SE TU HONOR
49 SYAFRINA, S.Kom TU HONOR
(Sumber : TU SDN 207 Kota Jambi, Tentang Tenaga-Tenaga Pendidik
di SDN 207 Kota Jambi)
Berdasarkan table diatas, dapat kita ketahui bahwa guru yang
ada di SDN 207 Kota Jambi kebanyakan guru yang diangkat
langsung oleh Dinas Pendidikan berstatus PNS, honorer dan CPNS.
Walaupun demikian dengan keadaan tersebut diharapkan para guru
mampu menjalankan tugas dengan sebaik mungkin dan dapat
menghasilkan lulusan yang bermutu dan akan membentuk siswa
yang siap untuk mengikuti perkembangan zaman.
43
b. Keadaan Siswa
Siswa termasuk salah satu komponen yang harus ada dalam
proses pembelajaran. Guru tidak akan dapat melaksanakan
pembelajaran apabila tidak ada siswa yang diajarkan. Dalam suatu
proses pembelajarannya, saat siswa menjadi orang yang dibelajarkan
oleh guru, dan disisi lain siswa menjadi mitra belajar sesama siswa.
Oleh karena jika tidak ada siswa maka tidak ada proses pembelajaran
di kelas.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan jumlah siswa di SDN
207 Kota Jambi sebanyak 948 siswa. Jumlah ini terdiri dari 29 kelas
yaitu kelas I (4 kelas), kelas II (5 kelas), kelas III (4 kelas), kelas IV
(5 kelas), kelas V (5 kelas), kelas VI (6 kelas).
Untuk jelasnya keadaan siswa pada SDN 207 Kota Jambi dapat
dilihat pada table dibawah ini :
Table 4.3 Keadaan Siswa SDN 207 Kota Jambi 2020 (Dokumentasi,
2020)
Kelas Jenis Kelamin
Jumlah Total Laki-Laki Perempuan
I 54 61 115
948
II 69 80 149
III 63 53 116
IV 93 89 182
V 90 87 177
VI 110 99 209
(Sumber : TU SDN 207 Kota Jambi, Keadaan Siswa di SDN 207
Kota Jambi)
Berdasarkan table diatas, dapat diketahui bahwa jika dilihat dari
komposisi jumlah siswa perkelas, kelas yang dimiliki kelas
kelompok besar. Artinya jumlah ini dikategorikan cukup banyak.
Dengan jumlah demikian untuk masing-masing kelas, para guru
44
harus lebih ekstra dalam memantau perkembangan dan perolehan
belajar siswa pada bidang studi yang diajarkan.
6. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang tersedia pada suatu sekolah
merupakan media untuk meningkatkan kualitas pendidikan guna
untuk mencapai tujuan yang optimal.
Sarana merupakan tempat berlangsungnya (proses)
pembelajaran yang dalam hal ini SDN 207 Kota Jambi tanpa adanya
sarana yang mendukung maka kegiatan KBM tidak akan tercapai
dengan tujuan yang ingin diinginkan.
Sarana adalah segala sesuatu yang diperguanakan untuk
mencapai tujuan. Sedangkan prasarana adalah sesuatu yang
dimaksud disini yaitu sesuatu yang digunakan sebagai alat
memperlancar kegiatan atau proses pembelajaran.
Sarana dan prasarana dalam proses pembelajaran merupakan
faktor penunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran di sekolah
tidak akan berjalan lancer bahkan tidak bias dilaksanakan sama
sekali tanpa adanya sarana penunjang. Prasarana merupakan alat
yang sangat membantu dalam proses pembelajaran.
Untuk mengetahui sarana dan prasarana di SDN 207 Kota Jambi
dapat dilihat pada table dibawah ini :
Tabel 4.4 Keadaan Sarana dan Prasarana di SDN 207 Kota Jambi
Tahun 2020 (Dokumentasi, 2020)
No Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan
1 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
2 Ruang Guru 1 Baik
3 Ruang Kelas 29 Baik
4 Ruang Belajar Keristen 1 Baik
5 Ruang TU 1 Baik
6 Lemari Arsip 1 Baik
45
7 Lemari Buku 29 Baik
8 Infokus 1 Baik
9 Papan Tulis 29 Baik
10 Papan Struktur 2 Baik
11 Papan Pengumuman 1 Baik
12 Wc Guru 2 Baik
13 Wc Siswa 2 Baik
14 Perpustakaan 1 Baik
14 Ruang UKS 1 Baik
16 Ruang Penyimpanan
Peralatan Olahraga 1 Baik
17
Ruang Tilawah,
Kompangan dan
Tahfidz
1 Baik
18 Ruang Satpam 1 Baik
(Sumber : TU SDN 207 Kota Jambi, Tentang Keadaan Sarana dan
Prasarana SDN 207 Kota Jambi)
Berdasarkan table diatas, terlihat bahwa kondisi sarana dan
prasarana sudah cukup baik, fasilitas yang ada sudah hampir
mencukupi untuk menunjang proses pembelajaran, namun ada
beberapa fasilitas yang masih dalam proses pembangun, seperti
musholah dan tempat wudhu yang terkadang airnya kurang lancer
keluar.
46
B. Temuan Khusus dan Pembahasan
1. Penerapan Kurikulum 2013 dalam Meningkatkan Nilai
Keagamaan Siswa Kelas IV di Sekolah Dasar Negeri 207 Kota
Jambi
Salah satu metode atau cara yang tepat dalam penerapan
Kurikulum 2013 dalam meningkatkan nilai keagamaan kepada siswa
adalah dengan melakukan pembiasaan-pembiasaan kepada siswa.
Pada hakikatnya metode atau model pembiasaan dalam
pendidikan karakter tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pembiasaan
yang meliputi kegiatan rutin, spontan dan keteladanan (Mulyasa,
2018, hlm. 168-169)
Metode
Pembiasaan
Kegiatan
Rutin
Pembacaan ikrar
Sholat (Dhuha &
Dzuhur) berjamaah
Ekstrakurikuler
keagamaan islam
(tilawah,
kompangan dan
tahfidz)
Rapat antara
sekolah dan orang
tua siswa
Kegiatan
Spontan
Bersalaman
Perilaku sadar
akan sampah
Kegiatan
Keteladanan
Berpakaian rapi
Datang ke sekolah
tepat waktu
Lukisan dinding dan
slogan islami
47
Nilai keagamaan di sekolah ini dalam pengaplikasiannya
dimaksukkan dalam kegiatan pembiasaan yang sesuai dengan
pendapat Prof. Dr. H. E. Mulyasa, M.Pd. Kegitan tersebut antara
lain :
a) Kegiatan Rutin
1) Pembacaan Ikrar Sebelum Pelajaran Dimulai
Kegiatan ini dilakukan ketika sebelum jam pelajaran
dimulai. Menurut Ibu Nurbaina, S.Pd selaku wali kelas IV di
SDN 207 Kota Jambi,
"Ketika sebelum jam pelajaran dilakukan pembacaa Ikrar
di samping kelas dan setelah semuanya masuk kelas dan
duduk rapi barulah membaca do'a bersama, maka siswa
akan terbiasa membaca ikrar dan doa sebelum melakukan
suatu kegiatan dan berdo'a merupakan salah satu wujud
nilai-nilai keagamaan" (Wawancara Wali Kelas IV, 15
Januari 2020).
Didasarkan pada penuturan tersebut, program ini
merupakan salah satu upaya yang dilakukan sekolah untuk
menanamkan nilai-nilai keagamaan siswa pada saat di dalam
kelas.
2) Sholat Dhuha dan Sholat Dzuhur Berjama'ah
Sholat Dhuha dilakukan pada pukul 09.25 – 09.45 atau
biasa disebut dengan jam istirahat pertama. Kegiatan ini
diadakan di masing-masing kelas dikarenakan musholah
masih dalam proses pembangunan. Dalam keadaan normal,
kegiatan sholat dhuha berjama'ah ini dilakukan dengan
teratur setiap Senin sampai dengan Jumat akan tetapi untuk
Sholat Dzuhur dilakukan setiap hari Senin sampai dengan
Kamis oleh siswa SDN 207 Kota Jambi. Pada saat Sholat
Dhuha dan Sholat Dzuhur dilakukan, ada guru yang bertugas
untuk mengabsen peserta didik, dengan absen ini dapat
diketahui mana siswa yang bolos dan mana siswa yang rajin
melaksanakan kegiatan ini.
48
Berkenaan dengan pernyataan diatas, Ibu Sumiati, S.Pd
selaku guru Agama Islam mengungkap bahwa :
"Anak-anak kalau solat disini (kelas) dikarenakan
musholah lagi dalam proses pengumpulan dana dimana
nanti akan ada musholah untuk anak-anak beribadah biar
ibadahnya khusyuk. Ketika waktu sholat telah tiba
biasanya saya memakai absen, anak-anak kalau dak
digituin pasti dia lengah. Namanya juga anak-anak pun
kalau cuman sekedar ngomong be dak bakal dilaksanakan"
(Wawancara Guru Agama Islam, 15 Januari 2020).
3) Ekstrakurikuler Keagamaan
Program ekstrakurikuler keagamaan yang peneliti
temukan saat observasi di SDN 207 Kota Jambi yaitu
kompangan, tilawah, rabana dan program keagamaan terbaru
yang baru berjalan 2 tahun disekolah ini yaitu tahfidz.
Berkenaan dengan pernyataan diatas, Ibu Tukarmi, S.Pd
selaku Kepala Sekolah SDN 207 Kota Jambi
mengungkapkan bahwa :
"Untuk program ekskul keagamaan di sekolah ini kita ada
kompangan, tahfidz, tilawah".
"Itu (ekskul tahfidz) kurang lebih baru dua tahun ini kalau
ekskul yang lain sudah lama dan kita sudah membuahkan
hasil sebanyak kurang lebih 40 han lah anak yang hafal
Al-Quran di juz 29 dan 30. Itulah ada beberapa juz dia
sudah hafal dan di wisuda dari pak Wali Kota kemarenkan
beberapa anak yang secara serentak sudah di wisuda. Itu
hasil dari ekslu juga itu. (Wawancara Kepala Sekolah, 15
Januari 2020).
4) Pembacaan Surah Yasin Setiap Hari Jumat
Salah satu bentuk kegiatan yang diterapan di sekolah ini
peneliti melihat dalam rangka meningkatkan nilai keagamaan
pada siswa ialah diterapkannya pembiasaan pembacaan surah
yasin setiap hari jumat.
Didukung dengan pernyataan dari Ibu Tukarmi, S.Pd
yang mengatakan bahwa :
49
"Pada jumat pagi kami rutin melakukan pembacaan surat
yasin dimana metode yang paling afektif dalam
pembentukan aqidah dan pelurusan akhlak anak"
(Wawancara Kepala Sekolah, 15 Januari 2020).
Dengan kegiatan rutin ini dapat meningkatkan keiman
siswa terhadap Allah SWT dan mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun diluar sekolah.
5) Rapat Antara Sekolah dan Orang Tua Siswa
Rapat yang dimaksud peneliti adalah rapat untuk
meningkatkan keimanan siswa terhadap Allah SWT dimana
sekolah merencanakan akan membangun musholah di pinggir
lapangan sekolah dan pihak sekolah meminta kepada orang
tua untuk bekerja sama dalam pembangunan musholah di
SDN 207 Kota Jambi.
Kepala sekolah pun meminta izin kepada orang tua agar
anak-anaknya bias menyisihkan uang jajannya untuk
pembangunan musholah SDN 207 Kota Jambi. Ibu Tukarmi
mengatakan bahwa :
"Yang jelas disini, anak-anak itu setiap hari jumat rutin
membaca yasin kemudian anak-anak sedekah hari jumat
itu seikhlasnya untuk pembangunan musholah kita di
SDN 207. Tidak dipaksakan. Mereka berlatih untuk
memberi,berbagi" (Wawancara Kepala Sekolah, 15
Januari 2020).
Salah satu orang tua siswa mengatakan bahwa :
"Kami sangat mendukung kegiatan yang sangat positif
ini, karena dengan adanya musholah anak-anak bisa
sholat dengan khusyuk" (Wawancara Wali Murid, 17
Januari 2020).
Terlihat dari pernyatan diatas bahwa dapat disimpulan
terjalinnya komunikasi yang baik antara sekolah dan orang
tua demi kemajuan sekolah terutama pada siswa SDN 207
Kota Jambi.
50
b) Kegiatan Spontan
1) Bersalaman
Tujuan kegiatan ini untuk menumbuhkan rasa
persaudaraan antara teman dan meningkatkan ketawadhu'an
siswa terhadap guru sehingga akan membentuk siswa
menjadi lebih sopan kepada guru. Hal ini diungkapkan oleh
Ibu Tukarmi selaku Kepala Sekolah yang menyatakan :
"Pembiasaan bersalam-salaman merupakan salah satu
program sekolah ini dalam menerapkan nilai-nilai
keagamaan pada siswa. Dengan bersalam-salaman
peserta didik secara tidak langsung diajarkan untuk
bersikap sopan terhadap para guru, sehingga akan timbul
rasa tawadhu' pada diri siswa, seperti pada saat siswa
datang ke sekolah ada guru yang akan berdiri di dekat
pagar sekolah, dimana ketika siswa melalui pagar
diwajibkan bersalaman, kegiatan ini kami lakukan setiap
hari" (Wawancara Kepala Sekolah, 15 Januari 2020).
Sedangkan pada prakteknya, menurut Ibu Nurbaina yang
merupakan salah seorang guru wali kelas di sekolah ini
mengungkapkan bahwa :
"Bersalaman merupakan kebiasaan yang ditanamkan di
sekolah ini, biasanya anak-anak itu bersalaman ketika
bertemu bapak dan ibu guru dan juga bersalaman ketika
bel berbunyi alias waktu jam pelajaran berakhir, waktu
mau pulang itu lho. Setelah bel berbunyi mereka berdoa
kemuadian mereka berbaris untuk antri bersalaman
dengan kami para guru kemudian baru pulang"
(Wawancara Wali Kelas IV, 15 Januari 2020).
Pernyataan ini didukung pula oleh observasi yang
dilakukan peneliti ketika jam pelajaran berakhir,
"Ketika bel berbunyi, dan terdengar pengumuman dari
pengeras suara di kantor, tanpa di aba-aba lagi siswa
segera membaca Al-Fatihah dan surat Al-Ikhas.
Kemudian berpamitan dan mengucapkan salam dengan
serempak. Setelah itu mereka berbaris dengan rapid an
antri untuk bersalaman dengan guru sebelum
meninggalkan kelas" (Obsevasi, SDN 207 Kota Jambi,
15 Januari 2020).
51
Disini terlihat terdapat sinkronisasi antara pernyataan Ibu
Nurbaina dan observasi penulis dilapangan. Hal ini
membuktikan bahwa pembiasaan bersalaman di sekolah ini
berkembang dengan baik. Selain dilakukan saat jam
pelajaran, bersalaman di sekolah ini juga dilakukan diluar
jam pelajaran. Seperti saat bertemu guru di jalan atau pun
didepan kelas dan kantor sehingga dapat menjadi salah satu
media guru untuk menerapkan akhlak yang baik pada peserta
didik sehingga terpupuknya nilai keberagaman nantinya.
2) Perilaku Sadar Sampah
Pada kegiatan ini peneliti melihat sebelum bel masuk
berbunyi siswa dibiasakan untuk memungut sampah yang ada
disekitar kelasnya baik itu didalam kelas maupun di luar
kelas. Agar terciptanya suasana belajar yang bersih dan
nyaman.
Dari pernyataan tersebut sejalan dengan pernyataan Faris
selaku siswa kelas IV SDN 207 Kota Jambi yang
mengungkapkan bahwa :
"Iya kak, sebelum kami belajar tu kak, kami disuruh
mungutin sampah yang berserakan dilaci meja, ruang
kelas samo halaman kelas kak" (Wawancara Siswa Kelas
IV, 15 Januari 2020).
Sejalan dengan pernyataan Ibu Nurbaina, S.Pd selaku
wali kelas IV yang mengungkapkan bahwa :
"Itu pasti, karena ada pepatah yang mengatakan bahwa
kebersihan sebagian dari iman nah pepatah ini lah yang
sering saya ucapkan kepada siswa. Dengan cara ini dapat
menanamkan pada siswa dari sejak dini untuk menjaga
kebersihan dan membuat mereka untuk terbiasa
melakukannya sampai mereka dewasa nanti"
(Wawancara Wali Kelas IV, 15 Januari 2020).
Terlihat dari pernyataan diatas bahwa kegiatan ini
memang harus dilakukan secara berkelanjutan agar kebiasaan
52
akan sadar sampah dan membuang pada tempatnya ternyata
lebih terkait dengan kecerdasan/kematangan karakter bukan
kecerdasan akademik.
c) Kegiatan Keteladanan
1) Berpakaian Rapi
Di sekolah tersebut peneliti melihat pada saat upacara
bendera siswa berseragam merah putih rapi dan dari
kekompakan seragam dominan menggunakan seragam merah
putih panjang (laki-laki = baju + celana dan perempuan =
baju + rok + jilbab) walaupun ada beberapa siswa yang tidak
menutup aurat dikarenakan sekolah tersebut tidak semuanya
beragama islam.
Sesuai dengan pernyataan diatasa Ibu Tukarmi, S.Pd
selaku Kepala Sekolah SDN 207 Kota Jambi mengatakan
bahwa :
"Siswa berpakaian menutup aurat itu semenjak adanya
berita bullying yang dialami oleh para pelajar dari tingkat
SD hingga SMA. Maka dari itu kepala sekolah terdahulu
(Bapak Saipul, S.Pd) menghimbau untuk para siswa
memakai seragam yang panjang dan jangan sampai
mengenakan seragam yang pendek. Hingga saat ini
seluruh siswa siswa tetap menggunakan seragam sekolah
yang panjang ditambah lagi dengan zaman sekarang
bermodel pakaian syar'i" (Wawancara Kepala Sekolah,
15 Januari 2020).
Pembiasaan dengan kerapian berpakaian disekolah
peneliti dapat menyimpulkan bahwa akan mempunyai
pengaruh yang positif bagi kehidupan siswa dimasa yang
akan datang.
2) Datang ke Sekolah Tepat Waktu
Siswa diwajibkan datang ke sekolah sebelum pukul
07.00 WIB untuk hari senin dan jumat sedangkan pukul
07.15 WIB untuk hari selasa sampai hari kamis. Sekolah ini
53
selalu menanamkan sikap disiplin akan tetapi ada saja siswa
yang sering terlambat. Dilanjutkan pernyataan dari Ibu
Tukarmi, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 207 Kota Jambi
mengatakan bahwa :
"Anak-anak disini memang harus disiplin dalam segala
agar taat pada aturan salah satu contohnya pada saat
datang ke sekolah harus tepat waktu kalau tidak akan
dikenakan sanksi yang berkarakter misalnya siswa harus
mengambil sampah yang ada disekitar lingkungan kelas
masing-masing yang akan dikoordinir oleh wali kelas"
(Wawancara Kepala Sekolah, 15 Januari 2020).
Dari kedua sumber data diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa siswa memiliki disiplin tinggi dapat memberikan
banyak mafaat yang didapatkan antara lain siswa menjadi
lebih tertib dan dapat mengerti bahwa disiplin itu sangat
penting bagi masa depan kelak.
3) Lukisan Dinding dan Slogan Islami
Semenjak Ibu Tukarmi menjabat sebagai Kepala Sekolah
SDN 207 Kota Jambi sudah banyak mengalami perubahan
terutama dari segi bangunan dimana yang awalnya dinding
sekolah itu warnanya polos sekarang menjadi lukisan yang
indah dimana gambar tersebut terdapat siswa dan guru
berpakaian rapi yang sedang belajar diluar kelas bersama
beberapa siswa (Dokumentasi Gedung SDN 207 Kota Jambi,
16 Januari 2020)
Ketika peneliti berjalan disepanjang kelas terdapat
slogan seperti kata-kata mutiara atau pepatah yang dapat
mempengaruhi daya pikir siswa dan Asmaul Husna di
dinding luar kelas bagian atas dimana secara tidak langsung
ketika siswa melihat secara terus menerus mereka akan hafal
nama-nama Allah SWT dan beserta artinya yang diharapkan
agar siswa dapat mengamalkannya. (Dokumentasi Prasarana
SDN 207 Kota Jambi, 16 Januari 2020)
54
Pernyataan diatas dibenarkan oleh Ibu Sumiati selaku
guru Agama Islam yang mengatakan bahwa:
"Iya nak benar, ada juga gambar-gambar islam di
dinding sekolah yang bertujuan agar anak selalu ingat
sehingga secara tidak langsung anak bisa mengetahui
nama-nama Allah SWT setiap berjalan di sepanjang
kelas" (Wawancara Guru Agama Islam, 15 Januari
2020).
Dapat dilihat dari pernyataan diatas, penulis dapat
menarik kesimpulan bahwa fasilitas yang ada disekolah
sangat mempengaruhi karakter siswa dalam menumbuhkan
nilai keagamaan.
2. Faktor yang mendukung dan menghambat dalam upaya
meningkatkan nilai keagamaan siswa kelas IV di Sekolah Dasar
Negeri 207 Kota Jambi.
Untuk menunjang ketercapaian peningkatan nilai keagamaan
siswa kelas IV di SDN 207 Kota Jambi, maka sekolah menggunakan
metode pembiasaan rutin, spontan dan keteladanan.
Menurut Rusmin bahwa untuk mengetahui faktor-faktor yang
menjadi kekuatan dan kelemahan terhadap suatu program yang
sedang dijalani untuk ditindak lanjutin agar program dapat berjalan
secara efektif dan efesien. (Rusmin, 2018, hlm 185)
Faktor yang mendukung dan menghambat dalam
upaya meningkatkan nilai keagamaan siswa kelas
IV di Sekolah Dasar Negeri 207 Kota Jambi.
Pendukung
Adanya dukungan dari sekolah
Adanya pengajar/pelatih
Adanya sarana prasarana yang memadai
Penghambat
Terjadinya miskomunikasi antara sesama
orang tua
Perbedaan suku dan agama antar siswa
55
Pernyataan diatas sesuai dengan realita di lapangan (Observasi
SDN 207 Kota Jambi, 15 Januari 2020), adapun yang menjadi
hambatan yang dihadapi dalam meningkatkan nilai keagamaan siswa
kelas IV di SDN 207 Kota Jambi diantaranya :
a. Sebagian orang tua belum memahami tentang esensi nilai
keagamaan (karakter) sehingga orang tua protes terhadap
kebijakan-kebijakan sekolah.
b. Perbedaan suku dan agama siswa yang berbeda.
Sedangkan faktor-faktor yang menjadi pendukung peningkatan
nilai keagamaan siswa kelas IV SDN 207 Kota Jambi diantaranya :
a. Kebijakan sekolah yang mendukung penuh terhadap kegiatan –
kegiatan keagamaan.
b. Adanya pengajar dan pelatih yang menunjang untuk tercapainya
proses pembinaan keagamaan siswa.
c. Adanya sarana dan prasarana yang menunjang untuk terciptanya
proses pembinaan keagamaan siswa.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan adanya
faktor penghambat dan pendukung, sekolah dapat mengevaluasi
kembali agar menjadi sekolah yang menanamkan nilai-nilai
keagamaan demi membentuk karakter siswa yang berakhlak mulia.
3. Hasil upaya peningkatan nilai keagamaan siswa kelas IV di
Sekolah Dasar Negeri 207 Kota Jambi.
Hasil penigkatan nilai keagamaan merupakan sebuah pencapaian
yang baik dari kerja keras antara warga sekolah dalam mensukseskan
Hasil upaya peningkatan nilai keagamaan
siswa kelas IV di SDN 207 Kota Jambi
Akhlak siswa yang sudah membaik
Juara harapan 1 tilawah putra
Pengaplikasian kompangan pada acara keagamaan sekolah
maupun masyarakat
SDN 207 Kota Jambi sudah berhasil mencetak hafidz dan
hafizh ± 40 siswa yang di wisudakan oleh Wali Kota Jambi
56
program-program yang dibuat dan dijalani sehingga mencetak siswa
yang memiliki keagamaan yang sangat melekat pada diri siswa.
Sebagai mana yang dijelaskan juga oleh Ibu Tukarmi, S.Pd selaku
Kepala Sekolah SDN 207 Kota Jambi mengatakan bahwa :
"iya kalau tidak dibentuk dari sekarang, SD kan Pendidikan
Dasar artinyakan dasar. Apa yang akan kita masukkan ke anak
itu ya dari SD nih lah. Kalau dasarnya udah baik, insyaallah
kedepannya nanti dia sudah bisa mengembangkan hasil yang
sudah dia dapat di SD ini kan. Dasar itu yang pertama kali,
perkenalkan lah yang baik-baik kepada anak. Yang pertama
sekali itu ya karakter" (Wawancara Kepala Sekolah, 15 Januari
2020).
Hasil belajar merupakan hasil bagian terpenting dalam
pembelajaran. Nana mendefinisikan hasil belajar siswa pada
hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebgai hasil belajar dalam
pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif dan
psikomotorik. ( Sudjana, Nana, 2009, hlm. 3)
Dalam peningkatan nilai keagamaan siswa di sekolah ini dapat
dilihat dari tiga ranah diantaranya :
a. Ranah Kognitif
Peneliti melihat ketika siswa selesai membacakan ikrar,
suasana belajar menjadi sejuk dan tidak ada keributan, sesuai
dengan pernyataan Haris selaku siswa Kelas IV SDN 207 Kota
Jambi mengatakan bahwa :
"Hati kami merasa sejuk dan ketika guru menyampaikan
materi menjadi lebih focus" (Wawancara Siswa Kelas IV
SDN 207 Kota Jambi, 15 Januari 2020).
Tujuan dari ranah kognitif ini berorientasi pada kemampuan
berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih
sederhana yaitu mengingat. Dengan cara seperti ini diharapkan
siswa selalu mengingat Allah ketika ingin memulai sesuatu
(berdo'a) agar pengetahuan yang disampaikan guru dapat diterima
dengan baik.
57
b. Ranah Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan
nilai. ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan,
minat, sikap, emosi dan nilai.
Peneliti melihat di lapangan bahwa watak perilaku siswa
SDN 207 dalam keagamaan yang mencakup:
1) Kejujuran (siswa harus belajar menghargai kejujuran dalam
berinteraksi dengan orang lain.)
2) Integritas (siswa harus meningkatkan diri pada kode nilai,
moral dan artistik)
3) Adil (siswa berpendapat bahwa semua orang mendapat
perlakuan yang sama dalam memperoleh pendidikan). Hal ini
terlihat jelas dalam bunyi Pasal 31 ayat (1) UUD 1945
menyatakan bahwa "Setiap warga Negara berhak mendapat
Pendidikan". (Undang-Undang Dasar 1945)
4) Kebebasan (siswa harus yakin bahwa Negara yang
demokratis menberi kebebasan yang bertanggung jawab
secara maksimal kepada semua orang)
Pada intinya ranah afektif berisi tentang watak (sikap) siswa
yang banyak mengajarkan kearah yang positif agar terbentuknya
akhlak kepribadian siswa.
Sejalan dengan pernyataan diatas Ibu Nurbaina, S.Pd selaku
guru kelas IV SDN 207 Kota Jambi mengatakan bahwa :
"Di agamakan ada adab terhadap orang tua, guru, ibadahnya
ditekan-kan. Kalau agamanya sudah ngikut itukan moral
otomatis kalau moralnya baik maka anak tersebut bisa
diarahkan. Misalnya yang nakal sama temannya kalau dia
sudah belajar agama pasti sudah mengerti. Kalau agama itu
nomor satu" (Wawancara Guru Kelas IV, 15 Januari 2020).
c. Ranah Psikomotorik
Ranah ini berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan
bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar
58
tertentu. Peningkatan nilai keagamaan di SDN 207 Kota Jambi
dapat dilihat tersalurnya bakat-bakat siswa melalui kegiatan
ekstrakurikuler diantaranya :
1) Juara harapan 1 lomba tilawah putra tahun 2018
2) Kompangan sering dimanfaatkan dalam acara keagamaan di
sekolah maupun di lingkungan masyarakat sekitar.
3) Mencetak Wisuda hafidz / hafidzah SDN 207 Kota Jambi
jenjang SD dan SMP yang diadakan oleh Wali Kota Jambi Dr.
H. Syarif Fasha, M.E tahun 2019.
Pada poin nomor 3 dapat diperjelas dari hasil wawancara yang
dilakukan di SDN 207 Kota Jambi bersama guru agama Islam
Ibu Sumiati, S.Pd mengatakan :
"Alhamdulillah kami sudah berhasil mencetak hafidz dan
hafidzah ± 40 siswa yang sudah di wisuda dari seluruh
sekolah se-Kota Jambi oleh bapak Fasya di lapangan
kantor Wali Kota Jambi berkat adanya program tahfidz
yang sudah berjalan 2 tahun belakangan ini dan ini juga
merupakan salah satu penanaman nilai keagamaan pada
siswa sejak dini" (Wawancara Guru Agama Islam, 15
Januari 2020).
Oleh sebab itu peningkatan nilai keagamaan ditanamkan
dalam pribadi siswa sejak ia lahir bahkan sejak dalam kandungan
dan kemudian hendaklah dilanjutkan pembinaan pendidikan ini di
Sekolah Dasar sampai ke jenjang selanjutnya.
Ada peribahasa yang mengatakan "Alah Bisa Karena Biasa"
yang artinya apabila suatu pekerjaan telah terbiasa dilakukan, maka
tidak terasa lagi kesukarannya atau sudah memiliki pengalaman
praktek yang lebih baik.
Dalam hasil wawancara Ibu Tukarmi, S.Pd selaku Kepala
Sekolah SDN 207 Kota Jambi mengatakan :
"Sejauh ini perkembangan SDN 207 Kota Jambi sudah
banyak mengalami perubahan dari siswa yang datang
kesekolah melewati pagar belakang sekolah, agar siswa tidak
terlihat terlambat masuk kedalam kelas, sehingga saya selaku
59
kepala sekolah harus mengambil kebijakan dimana pagar
belakang akan kami ganti dengan tembok. Jadi siswa setiap
datang ke sekolah harus lewat pagar depan sekolah sehingga
kelihatan siswa yang sering terlambat" (Wawancara Kepala
Sekolah, 15 Januari 2020).
Peniliti pun juga melihat sudah banyak perubahan di SDN 207
Kota Jambi dari beberapa tahun terakhir sampai saat ini. Para siswa
pun berangsur-angsur berseragam panjang seperti kalau laki-laki
celananya panjang maupun perempuannya juga begitu.
(Dokumentasi Siswa, SDN 207 Kota Jambi, 20 Januari 2020)
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan tentang Upaya Guru
Dalam Menigkatkan Nilai Keagamaan Islam Siswa Pada Kurikulum 2013 Di
Sekolah Dasar Negeri 207 Kota Jambi, dapat disimpulakan :
1. Penerapan kurikulum 2013 dalam upaya meningkatkan nilai keagamaan
siswa kelas IV di SDN 207 Kota Jambi sangatlah berdampak positif bagi
siswa dengan kegiatan pembiasaan antara lain : 1) kegiatan rutin :
pembacaan ikrar sebelum pelajaran dimulai, sholat dhuha dan sholat
dzuhur berjama'ah, ekstrakurikuler keagamaan ( tilawah, kompangan dan
tahfidz), pembacaan surah yasin setiap hari jumat, rapat antara sekolah dan
orang tua siswa, 2) kegiatan spontan : bersalaman dan perilaku sadar
sampah, 3) kegiatan keteladanan : berpakaian rapi, dating ke sekolah tepat
waktu, lukisan dinding dan slogan islami.
2. Faktor pendukung dan penghambat dalam upaya meningkatkan nilai
keagamaan siswa kelas IV di SDN 207 Kota Jambi.
a. Faktor pendukung yaitu : adanya kebijakan dari sekolah dalam
mendukung kegiatan keagamaan, adanya pengajar/pelatih dalam
proses pembinaan keagamaan, dan sarana prasarana yang mendukung
proses pembinaan keagamaan.
b. Faktor penghambat yaitu : terjadinya miskomunikasi antar sesama
orang tua, dan perbedaan suku dan agama antar siswa.
3. Hasil upaya peningkatan nilai keagamaan siswa kelas IV di Sekolah Dasar
Negeri 207 Kota Jambi.
Dapat dilihat dari akhlak siswa yang sudah membaik dari segi
kedisiplinan, cara berpakaian yang menutup aurat, juara harapan 1 tilawah
putra, pengaplikasian kompangan pada acara keagamaan sekolah maupun
masyarakat di dan SDN 207 Kota Jambi sudah berhasil mencetak hafidz
dan hafizh ± 40 siswa yang di wisudakan oleh Wali Kota
60
Jambi bapak Dr. H. Syarif Fasha, M.E yang diadakan pada tanggal 17
Desember 2019 dari kegiatan ektrakurikuler.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan diatas serta untuk lebih meningkatkan nilai
keagamaan siswa pada kurikulum 2013, maka peneliti merekomendasikan
beberapa hal, yaitu :
1. Diharapkan kepada kepala sekolah agar membuat program keagamaan
lebih banyak lagi dan membuat kebijakan untuk siswa agar menumbuhkan
akhlak yang mulia didalam lingkungan sekolah maupun masyarakat.
2. Diharapkan kepada guru agama islam agar lebih optimal lagi dalam
menarik minat belajar siswa seperti menyampaikan materi agama dengan
memasukkan unsur nilai keagamaan dan juga biasa menampilkan sebuah
vidio seperti nilai-nilai moral yang dimiliki oleh Nabi-Nabi sehingga dapat
dicontoh siswa dalam kehidupan sehari-hari.
3. Diharapkan kepada wali kelas agar membuat sebuah aturan / tata tertib
didalam kelas yang dapat dirasakan langsung oleh siswa untuk
membiasakan selalu mengingat Allah ketika mulai belajar sampai selesai
belajar agar anak lebih terbiasa bersikap positif di lingkungan sosialnya.
4. Diharapkan kepada siswa SDN 207 Kota Jambi agar mentaati peraturan
yang telah dibuat oleh sekolah sehingga kedisiplinan sangat dijunjung
tinggi. Tidak hanya itu hendak hanya siswa membiasakan untuk tidak
menggunakan gadged selama jam pelajaran berlangsung agar timbul sikap
saling menghargai antara guru dan teman.
61
DAFTAR PUSTAKA
Abu, Ahmadi. 2008. Psikologi Belajar Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta
Abuddin, Nata. 2009. Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Alim, Muhammad. 2011. Pendidikan Agama Islam (Upaya Pembentukan,
Pemikiran dan Kepribadian Muslim). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Anas, Sudijono. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Paja Grafindo
Persada.
Anonim. 2018. Panduan Penulisan Skripsi FTK Edisi Revisi. FTK UIN STS
Jambi.
Asma‟un Sahlan. 2010. Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah (Upaya
Mengembangkan PAI dari Teori ke Aksi). Malang : UIN Sunan Kalijaga.
Husein, Umar. 2003. Metodologi Penelitian : Aplikasi Dalam Pemasaran.
Jakarta: Gramedia Pustaka.
Kemeterian Agama RI. 2010. Al-Qur’an tajwid da terjemahnya dilengkapi dengan asbabun nuzul dan hadits shahih. Jakarta: PT Sygma Examedia Arkanleema.
Listyarti, Retno. 2012. Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif dan
Kreatif. Jakarta: PT Erlangga Group.
Muhaimin. 2005. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah,
Madrasah dan Perguruan Tinggi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Muhaimin. 2012. Paradigma Pendidikan Agama Islam (Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah). Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Mulyana. 2004. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung : Alfabeta
Mulyasa. 2011. Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, strategi dan Implementasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. 2018. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Mustari Mohammad. 2014. Nilai Karakteristik Refleksi untuk Pendidikan. Jakarta:
Rajawali Pers.
Nasution S. 2005. Azaz-Azaz Kurikulum. Cet-2. Jakarta: Bumi Aksara.
Nazarudi. 2010. Manajemen Pembelajaran Implementasi Konsep, Karakteristik
dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum. Yogyakarta:
Teras.
Nurhayati, Anin. 2010. Kurikulum Inovasi. Yogyakarta: Teras.
62
Poerwadarminta. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai
Pustaka.
SISDIKNAS. 2011. Undang-Undang Bagian Kesembilan Pasal 31. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Speadley James P. 2006. Metode Etnografi, diterjemahkan oleh Misbah Zulfa E. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinatam, Syaodih, Nana. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya.
Wahab, Aziz, dkk. 2004. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Depdiknas.
Winarni, Widi, Endang. 2018. Teori Dan Praktis Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Penelitian Tindakan Kelas(PTK), Research And Development (R&D). Jakarta: Bumi Aksara.
Lampiran Instrumen Pengumpulan Data (IPD)
Upaya Guru Dalam Meningkatkan Nilai Keagamaan Islam Siswa Kelas IV pada
Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar Negeri 207 Kota Jambi
Lampiran 1
PEDOMAN OBSERVASI
No Indikator Uraian Observasi Ya Tidak
1. Profil
a. Sejarah SDN 207 Kota Jambi
b. Susunan pengurus
c. Susunan organisasi
d. Sarana dan prasarana
e. Jumlah siswa SDN 207 Kota Jambi
√
√
√
√
√
2. Kegiatan
Harian
a. Proses belajar mengajar
b. Belajar tambahan
√
√
3. Kegiatan
Sosial
a. Pengajian umum bersama di
lapangan SDN 207 Kota Jambi
b. Kerja Bakti
√
√
4. Pembinaan
Akhlak
a. Pembinaan sikap disiplin
b. Pembinaan sikap jujur
c. Pembinaan sikap terampil
√
√
√
5. Nilai Ibadah
a. Berdoa sebelum dan sesudah belajar
b. Membaca Asmaul Husna
c. Hafalan surat-surat pendek
d. Bimbingan membaca Al-Quran
e. Melaksanakan sholat dhuha dan
sholat zuhur
√
√
√
√
√
Lampiran II
PEDOMAN WAWANCARA
Pedoman Wawancara untuk Kepala Sekolah
a. Identiatas Diri
Nama Sekolah
Alamat Sekolah
Nama Kepala Sekolah
Hari / Tanggal Wawancara
: Sekolah Dasar Negeri 207 Kota Jambi
: Jl. Lingkar Selatan RT 02 Kel. Paal Merah
Kec. Paal Merah Kota Jambi
: Tukarmi, S.Pd
: Rabu, 15 Januari 2020
b. Pertanyaan Penelitian
1. Mengucapkan Salam.
2. Memperkenalkan dri berkaitan dengan nama, kampus dan jurusan.
3. Selanjutnya bertanya kepada narasumber berkaitan nama, jabatan, agama,
pekerjaan, alamat serta riwayat pendidikan.
4. Menjelaskan tujuan peneliti mendatangi SDN 207 Kota Jambi.
5. Selanjutnya pertanyaan tentang penelitian yang akan diteliti kepada
narasumber.
6. Kurikulum apa saja yang diterapkan di SDN 207 Kota Jambi ?
7. Bagaimana pandangan Bapak mengenai penanaman nilai keagamaan di
SDN 207 Kota Jambi?
8. Mengapa karakter religius siswa perlu dibentuk ?
9. Apa saja program-program implementasi penanaman nilai keagaamn
siswa dalam upaya meningkatkan nilai keagamaan siswa di SDN 207 Kota
Jambi?
10. Bagaimana metode yang digunakan di SDN 207 Kota Jambi dalam
penanaman nilai keagamaan siswa?
11. Apa saja faktor yang mempengaruhi akhlak siswa di SDN 207 Kota Jambi
serta solusi yang diterapkan dalam penanaman nilai keagamaan siswa?
PEDOMAN WAWANCARA
Pedoman Wawancara Guru Agama Islam
a. Identitas Diri
Nama Sekolah
Alamat Sekolah
Nama Guru Agama Islam
Hari / Tanggal Wawancara
Tempat
: Sekolah Dasar Negeri 207 Kota Jambi
: Jl. Lingkar Selatan RT 02 Kel. Paal Merah
Kec. Paal Merah Kota Jambi
: Sumiati, S.Pd
: Rabu, 15 Januari 2020
: Ruang Kelas IV
b. Pertanyaan Penelitian
1. Mengucapkan Salam.
2. Memperkenalkan diri berkaitan dengan nama, kampus, dan jurusan.
3. Selanjutnya bertanya kepada narasumber berkaitan nama, jabatan, agama,
pekerjaan, alamat serta riwayat pendidikan.
4. Menjelaskan tujuan peneliti mendatangi SDN 207 Kota Jambi.
5. Selanjutnya pertanyaan tentang penelitian yang akan diteliti kepada
narasumber.
6. Bagaimana penanaman nilai keagamaan yang diterapkan didalam kelas
maupun di lingkungan sekolah?
7. Materi apa saja yang guru agama ajarkan dalam penanaman nilai
keagamaan siswa?
8. Nilai-nilai karakter religius apa saja yang guru agama tanamkan untuk
pendidikan akhlak siswa?
9. Bagaimana kepribadian guru dalam menghadapi peserta didik untuk
penanaman nilai religius siswa serta solusi yang diterapkan sebagai upaya
meningkatkan karakter religius siswa?
PEDOMAN WAWANCARA
Pedoman Wawancara Wali Kelas IV
a. Identitas Diri
Nama Sekolah
Alamat Sekolah
Nama Wali Kelas IV
Hari / Tanggal Wawancara
Tempat
: Sekolah Dasar Negeri 207 Kota Jambi
: Jl. Lingkar Selatan RT 02 Kel. Paal Merah
Kec. Paal Merah Kota Jambi
: Nurbaina, S.Pd
: Rabu, 15 Januari 2020
: Ruang Kelas IV
b. Pertanyaan Penelitian
1. Mengucapkan Salam
2. Memperkenalkan diri berkaitan dengan nama, kampus, dan jurusan.
3. Selanjutnya bertanya kepada narasumber berkaitan nama, jabatan, agama,
pekerjaan, alamat serta riwayat pendidikan.
4. Menjelaskan tujuan peneliti mendatangi SDN 207 Kota Jambi.
5. Selanjutnya pertanyaan tentang penelitian yang akan diteliti kepada
narasumber.
6. Bagaimana penanaman nilai keagamaan yang diterapkan didalam kelas
maupun di lingkungan sekolah?
7. Nilai-nilai karakter religius apa saja yang guru tanamkan untuk pendidikan
akhlak siswa?
8. Bagaimana kepribadian guru dalam menghadapi peserta didik untuk
penanaman nilai religius siswa serta solusi yang diterapkan sebagai upaya
meningkatkan karakter religius siswa?
PEDOMAN WAWANCARA
Pedoman Wawancara Siswa Kelas IV
b. Identitas Diri
Nama Sekolah
Alamat Sekolah
Nama Siswa
Hari / Tanggal Wawancara
Tempat
: Sekolah Dasar Negeri 207 Kota Jambi
: Jl. Lingkar Selatan RT 02 Kel. Paal Merah
Kec. Paal Merah Kota Jambi
: Faris Kurniawan
: Rabu, 15 Januari 2020
: Ruang Kelas IV
b. Pertanyaan Penelitian
Mengucapkan Salam
Memperkenalkan diri berkaitan dengan nama, kampus, dan jurusan.
Selanjutnya bertanya kepada narasumber berkaitan nama, alamat dan kelas
siswa.
Menjelaskan tujuan peneliti mendatangi SDN 207 Kota Jambi.
Selanjutnya pertanyaan tentang penelitian yang akan diteliti kepada
narasumber.
Apa yang menjadi pengalaman anda sehingga berkeinginan masuk di SDN
207 Kota Jambi ini?
Penanaman nilai-nilai religius apa saja yang diberikan sekolah pada anda?
Menurut anda sudahkah guru menjadi tauladan dalam karakter religius di
sekolah anda?
Apakah anda merasa senang atau terbebani dengan arahan/ajakan guru
melakukan kegiatan keagamaan seperti membaca asmaul husna, solat
dzuhur dll ?
Apa yang dilakukan pendidik/guru jika saudara tidak melaksanakan
kegiatan religius di sekolah ?
Lampiran III
TRANSKIP WAWANCARA
Informan : Tukarmi, S.Pd
NIP : 19651016 1989 01 2002
Jabatan : Kepala Sekolah
Hari/Tanggal : 15 Januari 2020
Tempat : Ruangan Kepala Sekolah
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Penelitian
Informan
Peneliti
Informan
: Assalamualaikum ibu.
: Walaikumsalam nak.
: Apa kabar buk ?
: Alhamdulillah baik nak.
: Maaf bu, mengganggu waktunya sebentar.
: Gak papa kok nak. Ibu juga udah selesai kok gotong royongnya.
: Perkenalkan buk, nama saya Meltia Ramadani, dari Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
: Ada tujuan apa nak datang kesini?
: Jadi gini bu, kedatangan saya kesini ingin melakukan penelitian
di SDN 207 Kota Jambi dan ada surat risetnya juga dari kampus,
mohon diterima... dan saya ingin mewawancarai ibu sebagai
narasumber untuk penelitian saya, apakah ibu bersedia untuk
diwawancarai?
: Iya boleh nak...
: Baiklah buk, langsung saja kita mulai wawancaranya.
Yang ingin saya tanyakan, Kurikulum apa saja yang diterapkan di
SDN 207 Kota Jambi ?
: haaa untuk tiga tahun terakhir itu kita menggunakan kurikulum
K13 walaupun tidak menyeluruh, karena ia bertahap. Nah,
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
sekarang seluruhnya sudah menggunakan kurikulum K13 yang
tadinya kurikulum 2006 sekarang jadi kurikulum K13 sudah
menyeluruh di SDN 207.
: Sebelum itukan, tadi ibu mengatakan bahwa para siswa ada yang
memakai K13 dan ada yang kurikulum 2006. Nah kira-kira ada
kelas berapa yang memakai K13 dan kurikulum 2006 ?
: Oh.. itu untuk tahun pertama, tiga tahun terakhir yang tahun
pertama itu dimulai eeehh kurikulum K13 itu dari kelas I dengan
Kelas IV dan yang lainnya masih menggunakan kurikulum lama.
Kemudian tahun berikutnya lagi kelas II dan dan kelas V yang
kelas III dan VI masih mengguankan kurikulum lama. Terakhir
tahun ini, itu kelas eehh III dan VI. Sudah semuanya berarti.
Tahun Pertamakan kelas I dan IV, kedua kelas II dan V dan tahun
ini kelas III dan VI. Tahun ini III dan VI, berarti tahun ini semua
sudah menggunakan kurikulum K13.
: Kenapa loncat-loncat bu ?
: Karena memang itu program Pemerintah. Kalau sekaliguskan gak
bisa. Harus bertahap ke kurikulum baru.
: Nah selanjutnya bu, Bagaimana pandangan ibu mengenai
penanaman nilai keagamaan di SDN 207 Kota Jambi?, dimana
kan sesuai dengan Kurikulum 2013 yang mana didalam KI 1 lebih
mengutamakan sikap spiritual sedangkan yang kurikulum
sebelumnya yaitu kurikulum 2006 lebih mengutamakan
pengetahuan.
: eehh mungkin ini kan erat hubungannya dengan Kurikulum K13
itukan karakter. Karakter itukan penanaman sikap perilaku anak
yah, etika anak semua itu harus didasari juga dengan nilai-nilai
agama. Kalau nilai agamanya, dasarnya anak-anak ini sudah
memahami tentang ehh pembelajaran agama serta perakteknya,
maka mudah guru-guru untuk menanamkan karakter pada anak-
anak tapi kalau nilai dasar-dasar agama kurang kuat itu eehh susah
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
kita untuk menanamkan K13. Makanya K13 itu banyakkan
sekarang praktek-praktek tentang agama langsung dak hanya teori
saja...
: iya bu benar, dimanakan kurikulum sebelumnyakan banyak teori.
: Banyak teori pengetahuan kan.
: Dan juga sikap anak pun banyak yang kurang baik, pas saya SD
juga bu kebanyakan akhlaknya juga kurang... dengan adanya K13
bisa membantu ya bu...
: Nah.. K13 ini kita tanamkan betul karakter anak itu yang nomor 1
sekarang, pengetahuan itu sudah yang nomor 2 bukan berarti
pengetahuan itu tidak penting tetapi kalu sudah karakter anak itu
baik maka pengetahuan itu akan ngikut dengan sendirinya tapi
kalau karakter anak kurang baik yaa... melorotlah semuanya. Jadi
semuanya karakter yang didahulukan. Untuk apa anak pintar tapi
nakal, untuk apa anak pinter tapi melawan guru dan orang tua.
: Seperti kasus-kasus yang ada diberita ya bu..
: Nah, itukan karena nilai-nilai karakternya yang kurang karena
selama ini dijajali dengan matematika, IPA, IPS, PR sebanyak-
banyak idak harus dapat nilai 9 begitukan. Sekarang tidak dituntut
seperti itu, yang penting sekarang karakter dulu untuk
pembelajaran tetap menyusul tapi pembentukan sikap anaknya
dulu.
: Mengapa karakter religius siswa perlu dibentuk ?
: iya kalau tidak dibentuk dari sekarang, SD kan Pendidikan Dasar
artinyakan dasar apa yang akan kita masukkan ke anak itu ya dari
SD nih lah. Kalau dasarnya udah baik, insyaallah kedepannya
nanti dia sudah bisa mengembangkan yang sudah dia dapat di SD
ini kan. Dasar itu yang pertama kali, perkenalkan lah yang baik-
baik. Yang pertama sekali itu ya karakter.
: Kalau ditanamkan pas dia remaja atau tua buk..
: Susah membentuknya, sebab anak SD ini kan apa, ingatannyakan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
masih kuat. Apa yang dilihat, apa yang didengar saat dia di
sekolah dasar itu lama lupanya. Coba be kita sekolah dulu kan
"kata ibu guru kami dulu dak boleh..", jarang ketemu itu tu di
SMP dan SMA, "waktu aku dulu aku di SD" ha ya kan " pelajaran
aku di SD masih ingat kata ibu guru aku sebaiknya harus kayak
gini", itulah lama lupa sampe dia tua, ya mulai dari dia TK lah...
: Apa lagi sekarang diwajibkan SD harus ada ijaza dari TK.
: Endak.. itu dari dulu tidak ada peraturan Pemerintah masuk SD
dari harus ada ijaza TK. Bagaimana dengan masyarajat yang tidak
mampu.. TK pun bayarannya lebih mahal dari SD. Iya kan.. untuk
makan saja susah. Kalo di SD nyaris tidak ada biaya apa-apa,
paling pakaian sekolah itu biasa saja tapi yang lainnya tidak ada.
Namanya juga Pendidikan Dasar berarti dasarnya disini. Dasar
pertama mengenal di SD. TK itu kan tempat bermain bukan
belajar.
: Apa saja program-program implementasi penanaman nilai
keagaamn siswa dalam upaya meningkatkan nilai keagamaan
siswa di SDN 207 Kota Jambi?
: Pada jumat pagi kami rutin melakukan pembacaan surat yasin
dimana metode yang paling afektif dalam pembentukan aqidah
dan pelurusan akhlak anak. Yang jelas disini, anak-anak itu setiap
hari jumat rutin membaca yasin kemudian anak-anak sedekah hari
jumat itu seikhlasnya untuk pembangunan musholah kita di SDN
207. Tidak dipaksakan. Mereka berlatih untuk memberi,berbagi.
: Itu kan juga untuk di akhirat juga ya bu..
: Iya untuk tabungan di akhira, melatih anak kan bagaimana beramal
dari mulai uang jajannya seribu atau lima ratus untuk bersedekah
hari jumat. Nah itu betul-betul memang di dapatkan anak-anak itu
memang dikoordinir kemudian secara transparan dapat
sedekahnya anak-anak hari ini sedekahnya sekian. Semuanya bisa
lah teraminitrasi semuanya. Termasuk orang tua pun menerima
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
laporan mendapatkan infak sedekah itu berapa dilaporkan itu
semuanya di WA grup kan. Kemudian berikutnya anak-anak
sewaktu sholat zuhur itu semua anak-anak dikoordinir oleh wali
kelas untuk sholat bersama setelah istirahat tidak ada yang
namanya tidak sholat, semuanya harus sholat. Jadi walaupun di
sekolah sampai sore dia tetap menjalankan ibadah, sholatnya tetap
jalan. Jadi tidak terganggu, belajarnya dapat, sholat juga dapat.
: Saya melihat seragam siswa disini sudah panjang ya buk, sejak
kapan ini diterapkan kepada siswa?
: Siswa berpakaian menutup aurat itu semenjak adanya berita
bullying yang dialami oleh para pelajar dari tingkat SD hingga
SMA. Maka dari itu kepala sekolah terdahulu (Bapak Saipul,
S.Pd) menghimbau untuk para siswa memakai seragam yang
panjang dan jangan sampai mengenakan seragam yang pendek.
Hingga saat ini seluruh siswa siswa tetap menggunakan seragam
sekolah yang panjang ditambah lagi dengan zaman sekarang
bermodel pakaian syar'i.
: ketika pagi-pagi datang kesekolah apakah masih banyak siswa
yang terlambat buk? Jikalau ada apa sanksi bagi siswa yang
terlambat?
: Anak-anak disini memang harus disiplin dalam segala agar taat
pada aturan salah satu contohnya pada saat datang ke sekolah
harus tepat waktu kalau tidak akan dikenakan sanksi yang
berkarakter misalnya siswa harus mengambil sampah yang ada
disekitar lingkungan kelas masing-masing yang akan dikoordinir
oleh wali kelas. (Wawancara Kepala Sekolah,
: Program ekskul yang ada di SDN 207 Kota Jambi dibidang
keagamaan apa aja bu ?
: Untuk program ekskul keagamaan di sekolah ini kita ada
kompangan, tahfidz, tilawah kemudian robana.
: Tahfidz udah berjalan berapa lama bu ?
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
: Itu kurang lebih baru dua tahun ini kalau ekskul yang lain sudah
lama dan kita sudah membuahkan hasil sebanyak kurang lebih 40
han lah anak yang hafal Al-Quran di juz 29 dan 30. Itulah ada
beberapa juz dia sudah hafal dan di wisuda dari pak Wali Kota
kemarenkan beberapa anak yang secara serentak sudah di wisuda.
Itu hasil dari ekslu juga itu.
: Bagaimana metode yang digunakan di SDN 207 Kota Jambi
dalam penanaman nilai keagamaan siswa?
: Metode yang digunakan rata-rata kalau guru agama itu dengan
metode mencontohkan. Artinya misalnya dia menyuruh anak
bersikap bagaimana didahului dengan gurunya dulu gitu ya..
misalnya dia nyuruh sholat ya harus gurunya dulu yang
memimpin didepan kalau nyuruh-nyuruh be gurunyo pergi kan
anaknyo dak mau. Anak SD itu kebanyakan metode
mencontohkan, jadi apa-apa yang dicontohkan gurunya anak akan
ikut, apa yang dibilang guru dia ikut. Coba itu bertantangan
dengan orang tua tetap dia pasti memenangkan guru. Jadi faktor
utamanya guru dan sifatnya otoriter artinya suruh ini, suruh itu
tetapi dari pendekatan emosional itu yang lebih utama artinya
dengan penuh kasih saying pada anak. Metodenya itu tidak ada
dengan metode perintah tapi mengajak.
: Apa saja faktor yang mempengaruhi akhlak siswa di SDN 207
Kota Jambi serta solusi yang diterapkan dalam penanaman nilai
keagamaan siswa ?
: Disini kalau faktor pendukung untuk akhlak siswa itu, disini
alhamdulillah guru agamanya kreatif, kemudian wali muridnya
juga antusias terhadap pendidikan di SDN 207 misalnya
peringatan Maulid Nabi, nah itu orang tuanya ikut berpartisipasi.
Artinya apapun yang kita suruh/tugaskan mereka mau. Kalau dari
faktor penghambat itu masih banyak anak-anak dari luar masuk
kedalam sini dan itu anak-anak jalanan/pank. Jadikan pengaruh
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
dak bagus untuk anak karena pagi-pagi anak-anak melihat botol
minuman, rokok-rokok, minuman keras. Takutnyakan ditiru sama
anak-anak tapi alhamdulillah berangsur sampai saat ini sudah dak
ada lagi soalnya pagar depan dan belakang sudah harus dikunci
dan tidak boleh masuk. Dan terkadang orang tua duduk-duduk nih
di bawah pohon sekolah memakai baju yang tidak sopan atau
compang-camping, merokok ini kan tidak bagus dilihat anak.
Makanya ibu buat taman biar orang tua nunggu anaknya diluar
pagar dan orang asing pun tidak masuk lagi, takutnya hal-hal
negatif terjadi sewaktu-waktu ada orang jahat atau anak-anak
diculik kita tidak tau. 1000 murid disini dek wali murid pun
begitu, mana hafal kita orang tuanya yang mana..
: Berarti pagar sudah dikunci ya buk ?
: Baru dua minggu ini la...
: Saya melihat dibelakang sekolah ada pagar sekolah yang telah
ditutup dengan batu, kenapa bisa seperti itu bu?
: Sejauh ini perkembangan SDN 207 Kota Jambi sudah banyak
mengalami perubahan dari siswa yang datang kesekolah melewati
pagar belakang sekolah, agar siswa tidak terlihat terlambat masuk
kedalam kelas, sehingga saya selaku kepala sekolah harus
mengambil kebijakan dimana pagar belakang akan kami ganti
dengan tembok. Jadi siswa setiap datang ke sekolah harus lewat
pagar depan sekolah sehingga kelihatan siswa yang sering
terlambat.
: Apa saja hasil dari upaya peningkatan nilai keagamaan di sekolah
ini ?
: Yang jelas ya itu tadi salah satunya anak-anak tahfidz hafal Al-
Quran sudah hampir 40 anak yang hafal artinya anak-anak
termotivasi untuk itu karena dimulai dari karakter tadikan dengan
berbagai macam cara guru agama dan guru tahfidz untuk
mengajak mereka. Kalau difikir tahfidz kuran baru 2 tahun ini
Peneliti
Informan
berarti dia pandai memotivasi sampai akhirnya banyak. Kedua,
dibidang kalau lomba kompangan itu kita sering dapat kemudian
yang jelas sekali nyatanya itu anak-anak berkurang yang tadinya
ya maaf ngomong ada yang katanya loncat pagar dan segala
macam itu karena pandainya guru-guru agama menanamkan sikap
yang baik dan benar. Tidak ada lagi anak-anak yang bolos, itu
karena keamanan juga karena dulu pagar selalu terbuka. Jadi yang
jelas itu akhlak anak lah insyaallah sudah banyak yang berubah.
Yang terlalu nakal tidak ada lagi. Prestasi nomor 2 tapi
penanaman sikap itu nomor 1.
: Dari segi pakaian bu, ada yang berpakaian panjang ada yang tidak,
apakah disini sudah diwajibkan berpakaian panjang bu ?
: Tadikan kendalanya juga termasuk didalamnya, SDN 207 ini
termasuk agama banyak yang kristen tapi di sekolah ini tetap
banyak islam. Maksudnya dibandingkan dengan sekolah lain,
agama kristen sekian persen agak banyak. Ibu juga gak tau,
katanya dulu disini banyak orang batak kepala sekolahnya, itu
juga bisa pengaruh itu dek. Kalau ada orang seperti itu kan bisa
menarik. Kalau disekolah kita itu 20 % siswa beragama kristen
sedangkan sekolah lain paling 5%.
TRANSKIP WAWANCARA
Informan : Sumiati, S.Pd
NIP : -
Jabatan : Guru Agama Islam
Hari/Tanggal : 15 Januari 2020
Tempat : Ruangan Kelas IV
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
: Assalamualaikum ibu.
: Walaikumsalam nak.
: Apa kabar buk ?
: Alhamdulillah baik nak.
: Maaf bu, mengganggu waktunya sebentar.
: Gak papa kok nak.
: Perkenalkan buk, nama saya Meltia Ramadani, dari Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
: Ada tujuan apa nak datang kesini?
: Jadi gini bu, kedatangan saya kesini ingin melakukan penelitian
di SDN 207 Kota Jambi dan ada surat risetnya juga dari kampus,
mohon diterima... dan saya ingin mewawancarai ibu sebagai
narasumber untuk penelitian saya, apakah ibu bersedia untuk
diwawancarai?
: Iya boleh nak...
: Baiklah buk, langsung saja kita mulai wawancaranya. Bagaimana
penanaman nilai keagamaan yang diterapkan didalam kelas
maupun di lingkungan sekolah ?
: Pertama pembiasaan anak misalnya ketika pertama masuk kelas
itu mengucapkan salam terlebih dulu, baik yang baru datang
maupun yang sudah di kelas. Ketika guru masuk kelas dia sudah
harus mengucapka salam terlebih dahulu dengan gurunya
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
begiupun sebaliknya kita harus mencontohkan kepada anak-anak
bahwa salam itu sangat penting itu cara penerapan yang pertama.
Kemudian ketika guru datang, anak-anak semua bersalaman
itukan menunjukkan mereka mempunyai etika agama dengan
menghormati guru di sekolah. Kalau diluar kelas ank-anak di
anjurkan untuk meberikan salam kepada guru yang bukan wali
kelasnya atau tamu yang datang. Sebenarnya sudah kami terapkan
kepada anak-anak untuk memberi salam dan bersalaman kepada
orang yang lebih tu, seperti guru di kelas lain, nah itu dari segi
pemberian salam. Bahwa perintah salam itu bagian dari perintah
Rasulullah dan itu sunnah dan yang menjawab salam itu wajib dan
mempunyai nilai pahala juga itukan juga membentuk karakter
anak juga.
: Materi apa saja yang guru agama ajarkan dalam penanaman nilai
keagamaan siswa ?
: Kalau materi itu luas. Kalau materikan ada fikih, al-quran hadist
kemudian aqidah akhlak di pelajaran PAI di sekolah ada itu.
Aqidah itukan lebih ke tata cara kita kepada orang tua, teman
sebaya, cara menghormati guru, kasih sayang terhadap sesama.
Kita ajarkan kepada anak-anak untuk lebih menghormati dan taat
kepada perintah-Nya. Kemudian kalau dari Al-Quran hadist itu
pembacaan Al-Quran yang bentuknya masih sederhana sepenggal-
sepenggal dan doa-doa juga diajarkan dalam Al-Quran hadist.
Kalau fiqih tentang bersuci ini sudah termasuk cara bersuci
berwudhu, kalau untuk kelas IV itu sudah masuk sejarah-sejarah
atau yang dikenal dengan SKI. Semua mapel yang ibu sebut tadi
itu ada didalam satu buku agama Islam.
: Berhubung sholat bu, disini katanya ada sholat dhuha dan zuhur
bu, nah dimana tempat siwa melakukan sholat ?
: Anak-anak kalau solat disini (kelas) dikarenakan musholah lagi
dalam proses pengumpulan dana dimana nanti akan ada musholah
Peneliti
Informen
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
untuk anak-anak beribadah biar ibadahnya khusyuk. Ketika waktu
sholat telah tiba biasanya saya memakai absen, anak-anak kalau
dak digituin pasti dia lengah. Namanya juga anak-anak pun kalau
cuman sekedar ngomong be dak bakal dilaksanakan.
: Nilai-nilai karakter religius apa saja yang guru agama tanamkan
untuk pendidikan akhlak siswa ?
: Nah itu tadi, cara menghormati guru. Yang pertamakan kita harus
hormat karena apa karna kita tau kalau kita menghormati guru
ilmu itu berkah tetapi kalau kita tidak menghormati guru maka
Allah yang akan membalas.
: Bagaimana kepribadian guru dalam menghadapi peserta didik
untuk penanaman nilai religius siswa serta solusi yang diterapkan
sebagai upaya meningkatkan karakter religius siswa ?
: Tentunya dalam menghadapi anak-anak yang masih kecil usianya
di SD ini ya.. sikap sabar. Jadi intinya itu tetap sabar, untuk saat
ini tidak bisa kita memaksakan kehendak kita maka harus penuh
kasih saying dan selalu member haran tetapi tidak bisa keras-keras
karena anak itu tidak akan dengar.
: Tapi bu, kalau anak itu kita lembutin juga gak mau didengarin
juga. Jadinya kita sebagai guru jadi serba salah ya bu..
: Pokoknya harus ada ketegasan, kita tu harus ada alasan biar
anaknya ngerti.
: Disini saya melihat banyak sekali terpajang Asmahu Husnah di
sepanjang kelas, apakah ini termasuk program sekolah dalam
menanamkan nilai keagamaan bu ?
: Iya nak benar, ada juga gambar-gambar islam di dinding sekolah
yang bertujuan agar anak selalu ingat sehingga secara tidak
langsung anak bisa mengetahui nama-nama Allah SWT setiap
berjalan di sepanjang kelas. Sekolah ini juga ada program
keagamaan di ekskul seperti tahfidz untuk mengenalkan tajwid,
membaca dan menghafal Al-Quran.
Peneliti
Informan
: Apa prestasi yang sudah diraih selama kegiatan keagamaan
berlangsung selama ini misalnya ekskul tahfidz ?
: Alhamdulillah kami sudah berhasil mencetak hafidz dan hafidzah
± 40 siswa yang sudah di wisuda dari seluruh sekolah se-Kota
Jambi oleh bapak Fasya di lapangan kantor Wali Kota Jambi
berkat adanya program tahfidz yang sudah berjalan 2 tahun
belakangan ini dan ini juga merupakan salah satu penanaman nilai
keagamaan pada siswa sejak dini.
TRANSKIP WAWANCARA
Informan : Nurbaina, S.Pd
NIP : 19631014 1988 04 2002
Jabatan : Wali Kelas IV
Hari/Tanggal : 15 Januari 2020
Tempat : Ruangan Kelas IV
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
: Assalamualaikum ibu.
: Walaikumsalam nak.
: Apa kabar buk ?
: Alhamdulillah baik nak.
: Maaf bu, mengganggu waktunya sebentar.
: Gak papa kok nak.
: Perkenalkan buk, nama saya Meltia Ramadani, dari Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
: Ada tujuan apa nak datang kesini?
: Jadi gini bu, kedatangan saya kesini ingin melakukan penelitian
di SDN 207 Kota Jambi dan ada surat risetnya juga dari kampus,
mohon diterima... dan saya ingin mewawancarai ibu sebagai
narasumber untuk penelitian saya, apakah ibu bersedia untuk
diwawancarai?
: Iya boleh nak...
: Baiklah buk, langsung saja kita mulai wawancaranya.
Bagaimana penanaman nilai keagamaan yang diterapkan
didalam kelas maupun di lingkungan sekolah?
: Kalau didalam kelas itu kan sesuai dengan pelajaran agamanya,
supaya lebih mengetahui agama baik di rumah, di sekolah. Di
agamakan ada adab terhadap orang tua, guru, ibadahnya
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
ditekan-kan. Kalau agamanya sudah ngikut itukan moral
otomatis kalau moralnya baik maka anak tersebut bisa
diarahkan. Misalnya yang nakal sama temannya kalau dia sudah
belajar agama pasti sudah mengerti. Kalau agama itu nomor
satu.
: Berarti terlaksana dengan baik ya buk, tuntutan dari kurikulum
K13. Dimana KI 1 nengutamakan spiritual sedangkan pada
kurikulum sebelumnya kurikulum 2006 mengutamakan
pengetahuan. Jadi ini udah termasuk..
: Sudah ditekankan, yang pertama agama dan sikap.
: Nilai-nilai karakter religius apa saja yang guru tanamkan untuk
pendidikan akhlak siswa?
: Karakter itu biasanya sebelum masuk itu dibiasakan membaca
"Ikrar" secara bersama-sama dan membaca doa.
: Apakah pembacaan ikrar ini sudah lama dilaksanakan buk ?
: Iya sudah lama, semenjak kepemimpinan ibu Arjuna tahun
2012. Ikrar itu dibaca sebelum masuk, baris didepan kelas.
: Bagaimana kepribadian guru dalam menghadapi peserta didik
untuk penanaman nilai religius siswa serta solusi yang
diterapkan sebagai upaya meningkatkan karakter religius siswa?
: Itu guru-guru la yang memberikan contoh, disinika ada sholat
zuhur dan sholatnya dikelas dikarenakan masih pembangunan
musholah.
: Apakah siswa dibiasakan untuk selalu menjaga kebersihan bu?
: Itu pasti, karena ada pepatah yang mengatakan bahwa
"kebersihan sebagian dari iman" nah pepatah ini lah yang sering
saya ucapkan kepada siswa. Dengan cara ini dapat menanamkan
pada siswa dari sejak dini untuk menjaga kebersihan dan
membuat mereka untuk terbiasa melakukannya sampai mereka
dewasa nanti.
: Apakah ada hasil dari peningkatan nilai keagamaan ?
Informan : Ya hasilnyakan bisa kita lihat anak itu kebersamaan, ada yang
mau azan, komat pengen kan kadang anak itu rebutan. Jadi
melatih anak untuk berani.
TRANSKIP WAWANCARA
Informan : Faris Kurniawan
Kelas : IV SDN 207 Kota Jambi
Jabatan : Siswa
Hari/Tanggal : 15 Januari 2020
Tempat : Ruangan Kelas IV
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
: Assalamualaikum dek.
: Walaikumsalam kak.
: Apa kabar dek ?
: Alhamdulillah baik kak.
: Maaf nih, kakak ganggu waktu belajarnya sebentar.
: Gak papa kok kak.
: Perkenalkan dek, nama kakak Meltia Ramadani, dari Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
: Oohh kakak dari UIN kami kiro kakak dari UNJA tadi.
: Kakak boleh tau nama, alamat ruamah dan kelas berapa ?
: Nama kami Faris Kurniawan, Jl. Lingkar Selatan RT 02 Kel. Paal
Merah Kec. Paal Merah Kota Jambi, dan kelas IV
: Idak kok dek. Boleh gak kakak wawancarai adek ?
: Iya boleh kak...
: Baiklah dek, langsung saja kita mulai wawancaranya. Apa yang
menjadi pengalaman adek sehingga berkeinginan masuk di SDN
207 Kota Jambi ini ? apakah sekolahnya dekat atau nyaman…
: Karena Sekolahnya dekat dari rumah kak.
: Kira-kira penanaman nilai keagaman apa aja yang ada disekolah ?
misalnya membuang sampah pada tempatnya atau mengikuti
kegiatan keagamaan..
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
: Gotong royong kak.
: Apakah seluruh siswa dibiasakan oleh guru untuk sampah ?
: Iya kak, sebelum kami belajar tu kak, kami disuruh mungutin
sampah yang berserakan dilaci meja, ruang kelas samo halaman
kelas kak.
: Ketika adek sebelum memulai pelajaran, biasanya kan berdoa
dulu, apa yang adek rasakan ketika selesai berdoa?
: Hati kami merasa sejuk dan ketika guru menyampaikan materi
menjadi lebih fokus.
: Adek ada ikut ekskul keagamaan gak ?
: Adak kak, kami ikut ekskul LCC.
: apakah menurut adek, guru yang mengajar di kelas sudah memberi
contoh dalam menanamkan nilai keagamaan ?
: Berpakaian rapi dan datang tepat waktu kak.
: Apakah adek merasa senang atau terbebani dengan ajaran yang
mencakup dengan nilai keagamaan ?
: Senang.
: Apakah ada konsekuensi kalau misalnya adek tidak mengikuti
kegiatan nilai keagamaan di sekolah ? disinikan ada kegiatan rutin
membaca yasin, kira-kira ada hukumannya gak.
: Ada, misalnya ada yang dak bawak yasin dak, disuruh buat ayat
kursi dan surah pendek.
: itu ditulis atau dihafal ?
: Ditulis
: Sebanyak berapa lembar ?
: 4 lembar kak.
DOKUMENTASI
Wawancara Bersama Kepala Sekolah SDN 207 Kota
Jambi
Wawancara Bersama Guru Agama Islam SDN 207
Kota Jambi
Wawancara Bersama Wali Kelas IV SDN 207 Kota
Jambi
Wawancara Bersama Siswa Kelas IV SDN 207 Kota Jambi
Pembacaan Ikrar Sebelum Memasuki Kelas
Pembacaan Ikrar
Pembacaan Doa Sebelum Memula Pelajaran di Kelas IV
Ekstrakurikuler Kompangan di SDN 207 Kota Jambi
Ekstrakurikuler Tilawah di SDN 207 Kota Jambi
Ekstakurikuler Tahfidz di SDN 207 Kota Jambi
Wisuda Hafidz / Hafidzah di Lapangan Kantor Wali Kota Jambi
Sholat Dhuha Berjamaah di Dalam Kelas IV
Sholat Zuhur Berjamaah di Kelas IV
Pembacaan Surah Yasin Setiap Hari Jumat
Suasana Ruangan Kepala Sekolah SDN 207 Kota Jambi
Suasana Ruang Guru SDN 207 Kota Jambi
Suasana Upacara Bendera Bersama Para Kepolisian di SDN 207 Kota Jambi
Upacara Bendera SDN 207 Kota Jambi
Tempat Pembangunan Musholah
Lukisan Dinding Islami SDN 207 Kota Jambi
Slogan Kata-Kata Motivasi
Kaligrafi Beserta Arti Asmaul Husna disepanjang kelas siswa
Piala Prestasi Ekstrakurikuler Keagamaan
Piala Prestasi Juara II Kompangan Tingkat Kec. Jambi Selatan
Piala Prestasi Juara II Tahfiz Tingkat Kec. Jambi Selatan
Sarana Prasarana Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan
Siswa Sedang Mengambil Sampah di Sekitar Lingkungan Kelas
Siswa Bersalaman Dengan Guru Piket di Pagi Hari
Rapat Sekolah Bersama Orang Tua Siswa untuk Penutupan Pintu Belakang
Sekolah dan Pembangunan Musholah
Berdoa Sebelum Memulai Pelajaran
Belajar di Luar Kelas (Lapangan SDN 207 Kota Jambi)
Suasana SDN 207 Tampak Dari Luar
Lapangan Bawah SDN 207 Kota Jambi
Lapangan Atas SDN 207 Kota Jambi
Kondisi Bangunan SDN 207 Kota Jambi
Siswa bersama-sama Bersholawat Asmaul Husna Sebelum Pembacaan Surah
Yasin
Siswa Berbaris Bersalaman dengan Guru Ketika Jam Pelajaran Selesai
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURRICULUM VITAE)
Nama
Jenis Kelamin
Tempat/ Tgl Lahir
Alamat
Pekerjaan
Alamat Email
No. Kontak
: Meltia Ramadani
: Perempuan
: Jambi, 11 Januari 1998
: Perumahan Paal Merah Permai RT 12 Desa
Mekar Jaya
: Mahasiswa
: 082376022778
No Tahun Tamat Jenis Pendidikan Tempat
1
2
3
2010
2013
2016
SD
SMP
SMA
SD Negerri 207 Kota Jambi
SMP Negeri 4 Kota Jambi
SMA Negeri 6 Kota Jambi
Motto hidup : " Harus selalu optimis dan mengingat Allah SWT yang senantiasa
ada bila hambanya sedang membutuhkan pertolongan"
Jambi, Maret 2020
Penulis
Meltia Ramadani
TPG 161920