upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas...
TRANSCRIPT
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH HAYATUL
ISLAMIYAH CINANGKA PADA MATERI KPK DAN FPB
MELALUI METODE INQUIRY
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
oleh
oleh
Naalih
NIM 809018300562
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH HAYATUL ISLAMIYAH
CINANGKA PADA MATERI KPK DAN FPB MELALUI
METODE INQUIRY
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
Naalih
NIM. 809018300562
Di bawah bimbingan
Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd.
NIP.19790601 200604 2 004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
SURAT PENYATAAN KARYA SENDIRI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Naalih
NIM : 809018300562
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Alamat : Jl. Pahlawan Gg. Masjid RT.002 RW.009
Kelurahan Cinangka Kecamatan Sawangan Kota Depok
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Hayatul Islamiyah Cinangka pada Materi
KPK dan FPB Melalui Metode Inquiry adalah benar hasil karya sendiri di bawah
bimbingan dosen:
1 Nama Pembimbing : Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd.
NIP : 19790601 200604 2 004
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
i
ABSTRAK
Naalih, NIM 809018300562, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Hayatul Islamiyah Cinangka Pada
Materi KPK dan FPB Melalui Metode Inquiry.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa
kelas IV MI Hayatul Islamiyah Cinangka pada materi KPK dan FPB dengan
penerapan metode inquiry. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
deskriptif kualitatif melalui penelitian tindakan kelas (classroom action research)
dengan 2 siklus. Aktivitas pembelajaran matematika pada materi KPK dan FPB
dengan penerapan metode inquiry pada siswa sudah baik dalam memahami
materi. Hal ini dibuktikan dari nilai siswa yang mencapai nilai KKM. Berdasarkan
hasil penelitian, dapat disimpukan bahwa metode inquiry meningkatkan hasil
belajar matematika pada materi KPK dan FPB siswa kelas IV MI Hayatul
Islamiyah Cinangka. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes matematika pada materi
KPK dan FPB siswa pada siklus I belum semua siswa mencapai nilai KKM 65
dengan nilai rata-rata sebesar 62,83. Terbukti 14 orang siswa mendapatkan nilai di
bawah nilai KKM 65. Sedangkan pada siklus II hampir semua siswa sudah
mencapai nilai rata-rata sebesar 74,46. Hal ini terbukti ada 22 siswa mendapatkan
nilai mencapai dan di atas KKM 65.
Kata kunci: Metode Pembelajaran Inquiri, Pembelajaran Matematika, Hasil
Belajar
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji dan syukur penulis panjatkan ke
hadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan ni’mat Iman dan Islam serta
kekuatan. Atas rahmat karunia serta hidayah-Nya, skripsi ini berhasil diselesaikan
dengan baik. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa mengikuti jejak dan
langkahnya hingga akhir zaman nanti.
Tiada kata yang dapat penulis torehkan lagi, kecuali hanyalah ucapan
terimakasih yang tiada terkira atas bimbingan, dorongan serta masukan-masukan
positif untuk membantu penulis dalam pembuatan skripsi ini. Oleh karena itu,
perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Nurlena Rifai, M.A.Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Fauzan, MA., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,
Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd., Dosen Pembimbing yang senantiasa meluangkan
waktu, untuk senantiasa memberikan arahan dan bimbingan serta motivasi
dengan kesabaran dan keikhlasannya kepada penulis.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah mendidik dan memberikan ilmu kepada
penulis.
5. Kepala MI Hayatul Islamiyah Cinangka, Rusmiati, S.Pd.I, terima kasih atas
kerja sama dan fasilitas yang disediakan demi kelancaran penelitian ini.
6. Kedua orang tua yang telah memberikan semangatdalam pembuatan skripsi
ini.
7. Isteri tercinta Badriah dan anak-anakku. Pemberi motivasi terbesar dalam
menjalani kehidupan ini.
الّرحيم الّرحمن الّلٰه بسم
iii
8. Sahabat dan teman-teman yang telah memberikan dukungan, bantuan dan juga
pemikiran dalam penulisan skripsi ini.
Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga
bantuan, bimbingan, semangat, doa dan dukungan yang diberikan pada penulis
dibalas oleh Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi pembaca. Amin.
Jakarta, 06 Januari 2014
Naalih
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .........................................................................................................i
KATA PENGANTAR .......................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 2
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 2
D. Rumusan Masalah......................................................................... 3
E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 3
F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 3
BAB II KAJIAN TEORETIK....................................................................... 5
A. Deskripsi Teoretik ........................................................................ 5
B. Penelitian yang Relevan ...............................................................27
C. Kerangka Berpikir ........................................................................27
D. Hipotesis Tindakan .......................................................................28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................29
A. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................29
B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian ....................................29
C. Subjek Penelitian ..........................................................................36
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ...................................37
E. Data dan Sumber Data ..................................................................37
F. Instrumen Pengumpulan Data ......................................................37
G. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................38
H. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi ..................................39
I. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ...............................39
J. Pengembangan Perencanaan Tindakan ........................................40
v
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...............................41
A. Data Hasil Penelitian ....................................................................41
B. Pembahasan ..................................................................................57
BAB V PENUTUP .........................................................................................62
A. Kesimpulan ...................................................................................62
B. Saran .............................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................64
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................65
vi
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 1.1 Hasil UASBN MI Hayatul Islamiyah Cinangka Tahun
2012/2013 ....................................................................................... 1
Tabel 3.1 Daftar Subjek Penelitian................................................................. 36
Tabel 3.2 Kategori Hasil Prestasi Belajar Siswa ............................................ 39
Tabel 4.1 Hasil Observasi Terhadap Siswa Pada Siklus I .............................. 43
Tabel 4.2 Hasil Observasi Terhadap Guru Pada Siklus I ............................... 44
Tabel 4.3 Hasil Evaluasi Siklus I ................................................................... 46
Tabel 4.4 Hasil Observasi Terhadap Siswa Pada Siklus II ............................ 50
Tabel 4.5 Hasil Observasi Terhadap Guru Pada Siklus II .............................. 51
Tabel 4.6 Hasil Evaluasi Siklus II .................................................................. 52
Tabel 4.7 Tahapan-tahapan pada Siklus I dan II ............................................ 53
Tabel 4.8 Hasil Wawancara Guru dengan Siswa Pada Siklus I ..................... 55
Tabel 4.9 Hasil Wawancara Guru dengan Siswa Pada Siklus II .................... 56
Tabel 4.10 Interval Data Hasil Evaluasi Siswa Siklus I ................................... 58
Tabel 4.11 Interval Data Hasil Evaluasi Siswa Siklus II ................................. 59
vii
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 3.1 Model Spiral Kemmis dan Taggart .............................................. 31
Gambar 3.2 Alur Dalam Penelitian Tindakan Kelas ....................................... 33
Gambar 4.1 Guru menjelaskan apa yang harus dilakukan siswa ..................... 42
Gambar 4.2 Siswa mendengarkan penjelasan guru (peneliti) ......................... 42
Gambar 4.3 Siswa lebih berani dan percaya diri ............................................. 48
Gambar 4.4 Berbagi pengetahuan dengan teman (tutor sebaya) ..................... 49
Gambar 4.5 Histogram Hasil Evaluasi Siswa Siklus I .................................... 59
Gambar 4.6 Histogram Hasil Evaluasi Siswa Siklus II ................................... 60
viii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Profil Sekolah ............................................................................................. 64
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .......................................................... 74
3. Kisi-kisi Soal .............................................................................................. 75
4. Lembar Soal Latihan .................................................................................. 77
5. Hasil Evaluasi Siklus I ............................................................................... 78
6. Hasil Evaluasi Siklus II .............................................................................. 79
7. Lembar Observasi Terhadap Siswa............................................................ 80
8. Lembar Observasi Terhadap Guru ............................................................. 81
9. Hasil Wawancara Guru dengan Siswa ....................................................... 82
10. Hasil Wawancara dengan Guru ................................................................. 83
11. Lembar Aktivitas Siswa ............................................................................. 84
12. Surat Permohonan Izin Penelitian .............................................................. 85
13. Surat Bimbingan Skripsi ............................................................................ 86
14. Surat Permohonan Izin Observasi .............................................................. 87
15. Uji Referensi .............................................................................................. 88
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelajaran matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang berkembang cukup
pesat, hal ini dapat dibuktikan dengan makin banyaknya kegunaan matematika
dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu anak didik sejak dini, yang akhirnya
melihat pentingnya pembelajaran matematika Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
maka seorang dituntut secara profesional dapat menanamkan konsep dasar
matematika pada semua anak didiknya. Namun kenyataan, secara umum nilai
matematika masih di bawah mata pelajaran IPA dan bahasa Indonesia, di mana
ketiga mata pelajaran tersebut di-UM-kan. Demikian juga yang terjadi pada siswa
MI Hayatul Islamiyah Cinangka rata-rata nilai matematika berada di bawah mata
pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia.
Tabel 1.1
Hasil UASBN MI Hayatul Islamiyah Cinangka Tahun 2012/2013
Nilai Mata Pelajaran
Nilai Rata-Rata
B. Indonesia
Nilai Rata-Rata
Matematika
Nilai Rata-Rata IPA
7,15 5,75 7,05
Dari data di atas, bahwa nilai mata pelajaran matematika paling rendah
dibandingkan dengan pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia. Secara umum nilai
yang rendah menunjukkan adanya gejala kesulitan belajar pada siswa.
Berdasarkan wawancara dengan guru dan siswa kelas IV MI Hayatul Islamiyah
Cinangka, sebagian besar menegaskan bahwa pelajaran yang paling sulit adalah
matematika. Matematika dianggap hantu yang cukup menakutkan bagi sebagian
besar siswa kelas VI yang akan menghadapi Ujian Akhir Madrasah.
2
Agar siswa dapat memahami konsep matematika dengan baik maka perlu
dikembangkan suatu cara atau teknik pengajaran matematika, yang membantu
siswa dalam memahami konsep dan bermakna dalam menyelesaikan soal. Salah
satu modal pembelajaran yang memungkinkan agar siswa dapat memahami
konsep dan hasil belajar matematika dengan baik yaitu metode pembelajaran
Inquiry. Pembelajaran Inquiry yaitu suatu pendekatan yang mengembangkan cara
berfikir ilmiah dan menekankan siswa untuk belajar menyelidiki permasalahan
yang menggunakan beberapa langkah sehingga dengan menggunakan modal
pembelajaran ini, pengetahuan yang diperoleh adalah hasil dari kemampuan
dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dan dengan begitu siswa akan lebih
memahami konsep dari materi yang sedang dipelajari.
Dari latar belakang masalah di atas, penulis ingin melakukan penelitian
dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Madrasah
Ibtidaiyah Hayatul Islamiyah Cinangka pada materi KPK dan FPB melalui
metode pembelajaran Inquiry”.
B. Identifikasi Masalah
Dalam proses mengajar, seorang guru selalu menghadapi masalah terutama
masalah pada siswa dalam belajar. Contoh-contoh masalah yang dihadapi guru
dalam proses pembelajaran adalah.
1. Siswa kurang memahami materi pembelajaran
2. Siswa malas menulis contoh yang diberikan guru
3. Siswa kurang memperhatikan apabila guru sedang menjelaskan pelajaran
4. Hasil belajar siswa rendah
5. Siswa kurang aktif dalam belajar
C. Pembatasan Masalah
Dalam identifikasi masalah tersebut, masalah dalam penelitian ini dibatasi
pada peningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok KPK dan FPB
melalui metode inquiry.
3
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka perumusan masalah
adalah Bagaimana peningkatan hasil belajar matematika siswa pada materi KPK
dan FPB melalui metode Inquiry pada kelas IV MI Hayatul Islamiyah Cinangka.
E. Tujuan Penelitian
Dengan mengakar pada latar belakang di atas, kemampuan pemahaman siswa
sangat penting untuk ditingkatkan agar memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
Oleh sebab itu metode pembelajaran Inquiry perlu dicoba sebagai alternatif,
strategis pembelajaran matematika guna meningkatkan hasil belajar siswa
sehingga penelitian ini dapat berguna bagi semua pihak.
Tujuan penelitian adalah :
1. Mengetahui penggunaan metode Inquiry dalam meningkatkan hasil belajar
siswa MI
2. Mengetahui hasil belajar matematika siswa MI pada materi KPK dan FPB
3. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada konsep dengan cara
penggunaan metode pembelajaran Inquiry.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk :
1. Bagi guru, akan lebih mengenal metode pembelajaran sehingga siswa tidak
merasa jenuh hanya dengan satu metode pembelajaran yang digunakan dalam
proses belajar mengajar. Metode pembelajaran Inquiry menjadi masukan dan
menambah pembendaharaan wawasan sehingga dapat digunakan pada proses
peningkatan profesional guru.
2. Bagi sekolah, hasil penelitian itu dapat menjadi masukan dan menambah
pedalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan kualitas sekolah itu
sendiri.
3. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan untuk
mengadakan perbaikan kualitas pendidikan khususnya pada pembelajaran
matematika dan menjadi lahan acuan bagi peneliti untuk mengadakan
4
penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode pembelajaran Inquiry
dengan pokok bahasan yang berbeda.
5
BAB II
KAJIAN TEORETIK
A. Deskripsi Teoretik
1. Hakikat Pembelajaran Matematika
a) Hakikat Matematika
Matematika berasal dari bahasa Yunani“methein” atau “Manthanein” yang
artinya mempelajari, namun diduga kata itu erat hubungannya dengan kata
sansekerta “medha” atau “widya” yang artinya kepandaian, ketahuan atau
intelegensi.
Matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan
menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi matematika terbentuk
karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan dengan ide, proses, dan
penalaran.
Menurut Esti, matematika adalah bahasa simbolis dan ciri utamanya adalah
penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara bernalar
induktif.1
Berdasarkan beberapa pendapat di atas matematika adalah bahasa simbolis
yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif
dan keruangan sedang fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir yang
ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi juga tidak
melupakan cara bernalar induktif serta dibentuk dan ditemukan oleh anak secara
aktif.
b) Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran berasal dari kata belajar. Belajar bukan hanya menghafal dan
bukan pula mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil suatu proses belajar dapat
ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya,
pemahamannya, daya penerimanya dan lain-lain aspek yang ada pada individu.
1 Esti Yuliwidyawati, dkk, Pembelajaran Matematika MI, (Surabaya: IAIN Press, 2009), h. 2
6
Sedangkan menurut Modjiono belajar merupakan proses internal yang
kompleks. Yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental
yang meliputi ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Menurut Sutikno, belajar adalah suatu proses usahan yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya2.
Sedangkan menurut Djamarah mengatakan bahwa belajar adalah serangkaian
kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor3.
Sejalan dengan pendapat tersebut menurut Purwanto belajar adalah proses
dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan
perubahan dalam perilaku4. Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan proses internal yang kompleks untuk menguasai, menambah dan
mengumpulkan suatu pengetahuan yang berguna bagi diri sendiri yang ditandai
dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil suatu
proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah
pengetahuannya, pemahamannya, daya penerimanya.
Sementara pembelajaran yaitu proses transfer ilmu dua arah, antara guru
sebagai pemberi ilmu/informasi dan siswa sebagai penerima ilmu/informasi.
Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan pendidikan tergantung pada saat
proses belajar mengajar berlangsung secara efektif. Jadi, pemahaman guru
terhadap pengertian pembelajaran sangat berpengaruh dengan cara mengajar guru.
c) Pengertian Hasil Belajar
Menurut Purwanto hasil belajar adalah perubahan perilaku peserta didik
akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan
atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Lebih lanjut
lagi ia mengatakan bahwa hasil belajar dapat berupa perubahan dalam
aspekkognitif, afektif dan psikomotorik5.
2 M. Sobry Sutikno,Belajar dan Pembelajaran, (Lombok: Holistica, 2013), h.2
3Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.3
4Purwanto,EvaluasiHasilBelajar, (Yogyakarta: PustakaPelajar,2011), h.38
5 Ibid., h.46
7
Menurut Hamalik, hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku
pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan
keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan
dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu.
Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah dipaparkan di atas, maka dapat
dikemukakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku pada diri seseorang
akibat tindak belajar yang mencakup aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek
psikomotorik.
Ciri-ciri perubahan dalam pengertian belajar menurut Slamet, meliputi:
1) Perubahan yang terjadi berlangsung secara sadar, sekurang-kurangnya sadar
bahwa pengetahuannya bertambah, sikapnya berubah, kecakapannya
berkembang, dan lain-lain.
2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional. Belajar bukan
proses yang statis karena terus berkembang secara gradual dan setiap hasil
belajar memiliki makna dan guna yang praktis.
3) Perubahan belajar bersifat positif dan aktif. Belajar senantiasa menuju
perubahan yang lebih baik.
4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, bukan hasil belajar jika
perubahan itu hanya sesaat, seperti berkeringat, bersin, dan lain-lain.
5) Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah. Sebelum belajar, seseorang
hendaknya sudah menyadari apa yang akan berubah pada dirinya melalui
belajar.
6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, bukan bagian-bagian
tertentu secara parsial6.
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai
melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor7. Perinciannya
adalah sebagai berikut:
6Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,(Jakarta : Rineka Cipta,
2006), h. 5 7 Purwanto,op. cit., h. 46-53
8
1) Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar dari sisi intelektual siswa yang terdiri dari 6
aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
2) Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang
kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan
karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
3) Ranah Psikomotor
Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi
neuromuscular (menghubungkan dan mengamati).
Howard Kingsley membagi 3 macam hasil belajar, yaitu:
a. Keterampilan dan kebiasaan
b. Pengetahuan dan pengertian
c. Sikap dan cita-cita
Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari semua
proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah
menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar
adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan
berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak
akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk
pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga
akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Djamarah8 membagi faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil
belajar antara lain:
a. Faktor Lingkungan
1) Lingkungan Alami
Lingkungan hidup adalah lingkungan tempat tinggal anak didik, hidup, dan
berusaha di dalamnya.
8Syaiful Bahri Djamarah,op. cit., h.176-202
9
Seperti seorang siswa yang tinggal di daerah pedalaman biasanya memiliki
karakteristik berbeda dengan siswa yang tinggal di daerah perkotaan. Dari sisi
tingkahlaku misalnya, siswa yang berada di perkampungan lebih sopan
dibandingkan dengan siswa yang berada di perkotaan
2) Lingkungan Sosial Budaya
Lingkungan sosial budaya di luar sekolah ternyata sisi kehidupan yang
mendatangkan problem tersendiri bagi kehidupan anak didik di sekolah.
Pembangunan pabrik yang tak jauh dari hiruk pikuk lalu lintas menimbulkan
kegaduhan suasana kelas.
Iklim belajar yang kondusif sangat menentukan dalam kenyamanan dan
motivasi belajar siswa, misalnya sekolah yang berada pada lingkungan yang ramai
akan mempengaruhi daya serap belajar siswa.
b. Instrumental
1) Kurikulum
Kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan unsur substansional
dalam pendidikan. Muatan kurikulum akan mempengaruhi intensitas dan
frekuensi belajar anak didik.
Kurikulum merupakan acuan dalam penyampaian materi pada proses
interaksi edukatif guru dan siswa, guru tidak boleh keluar dari acuan yang ada.
2) Program
Setiap sekolah mempunyai program pendidikan. Program pendidikan disusun
untuk dijalankan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan pendidikan di sekolah
tergantung dari baik tidaknya program pendidikan yang dirancang.
Seorang harus memliki program dalam menyampaikan materi pembelajaran
yang akan dismpaikan pada peserta didik atau siswa
3) Sarana dan Fasilitas
Sarana dan fasilitas mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Anak didik tentu dapat belajar lebih baik dan menyenangkanseorang guru akan
berhasil dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan apabila didukung oleh
sarana dan fasilitas yang memadai bila suatu sekolah dapat memenuhi segala
kebutuhan belajar anak didik.
10
4) Guru
Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan. Kehadiran guru mutlak
diperlukan di dalamnya. Kalau hanya ada anak didik, tetapi guru tidak ada, maka
tidak akan terjadi kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Guru bukan hanya sebagai seorang pengajar, namun lebih jauh dari itu guru
juga harus mampu berperan sebagai seorang pendidik
c. Fisiologis
1) Kondisi fisiologis
Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan
belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan
belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan.
2) Kondisi pancaindra
Yang tidak kalah pentingnya adalah kondisi pancaindra, terutama mata
sebagai alat untuk melihat dan telinga sebagai alat untuk mendengar.
d. Psikologis
1) Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan
suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau
dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.
2) Kecerdasan
Kecerdasan merupakan salah satu faktor dari sekian banyak faktor yang
mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam belajar di sekolah.
3) Bakat
Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil
belajar seseorang. Hampir tidak ada yang membantah, bahwa belajar pada bidang
yang sesuai dengan bakat memperbesar kemungkinan berhasilnya kemungkinan
itu.
11
4) Motivasi
Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Jadi motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis yang
mendorong seseorang untuk belajar.
5) Kemampuan kognitif
Terdapat tiga kemampuan yang harus dikuasai sebagai jembatan untuk
sampai pada penguasaan kognitif, yaitu persepsi, mengingat, dan berpikir.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Slamet dapat
dibagi menjadi dua macam, yaitu faktor yang berasal dari diri siswa (internal) dan
faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal).
a. Faktor Internal
1) Faktor Jasmani
a) Kesehatan; agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan
kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan
ketentuan-ketentuan bekerja belajar, istirahat, tidur, makan, olah raga,
rekreasi dan ibadah.
b) Cacat tubuh; keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi hasil belajar. Siswa
yang cacat badannya, belajarnya juga terganggu.
2) Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi
segala hal yang berkaitan dengan kondisi seseorang, di dalam faktor psikologis
ada tujuan faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu:
- Intelegensi
- Perhatian
- Minat
- Bakat
- Motif
- Kematangan
- Kesiapan, dan
- Cara belajar
12
3) Faktor Kelelahan
Kelelahan pada seseorang dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani tubuh akan terasa
lemas, dan hal ini akan membuat siswa belajarnya yang tidak kondusif, dan
mengantuk. Hal ini berbeda dengan kelelahan rohani, kelelahan rohani berkaitan
dengan keleluasan, kelelahan keduanya ini mengakibatkan hasil belajar yang
kurang oftimal.
b. Faktor Eksternal
1) Faktor Keluarga
a) Cara Mendidik Anak
Orang tua yang kurang/tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya
mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali
akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar,
tidak mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan/melengkapi alat belajarnya,
tidak memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak mau tahu
bagaimanakah kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam
belajar dan lain-lain, dapat menyebabkan anak tidak/kurang berhasil dalam
belajarnya.
b) Relasi Antar Anggota Keluarga
Relasi antar anggota keluarga adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain
itu relasi anak dengan saudaranya atau anggota keluarga yang lain pun turut
mempengaruhi belajar anak. Wujud relasi itu apakah hubungan itu penuh kasih
sayang dan pengertian, ataukah diliputi oleh kebencian, sebetulnya relasi
antaranggota keluarga ini erat hubungannya dengan cara orang tua mendidik.
c) Keadaan Ekonomi Keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak
yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makan,
pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar
seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis-menulis, buku-buku dan
lain-lain.
13
d) Latar Belakang Kebudayaan
Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap
anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang
baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.
2) Faktor Sekolah
a) Metode Mengajar.
Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam
mengajar.
b) Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa.
Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa
menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Jelaslah bahan
pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa.
c) Relasi Guru dengan Siswa
Di dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa akan menyukai
gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikan sehingga siswa
berusaha mempelajarinya sebaik-baiknya. Hal tersebut juga terjadi sebaliknya,
jika siswa membenci gurunya, maka ia segan mempelajari mata pelajaran yang
diberikannya, akibatnya pelajarannya tidak maju.
d) Relasi Siswa dengan Siswa
Menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah perlu, agar dapat
memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.
e) Kedisiplinan Sekolah
Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam
sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru
dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai/karyawan
dalam pekerjaan administrasi dan kebersihan/keteraturan kelas, gedung sekolah
dan lain-lain.
f) Waktu Sekolah
Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah,
waktu itu dapat pagi, siang, sore/malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi
14
belajar siswa, jika terjadi siswa terpaksa masuk sekolah sore hari, sebenarnya
kurang dapat dipertanggungjawabkan, di mana siswa harus istirahat tetapi
terpaksa harus masuk sekolah sehingga mereka masuk sekolah dengan keadaan
mengantuk dan sebagainya. Jadi memilih waktu sekolah yang tepat akan memberi
pengaruh yang positif terhadap belajar.
g) Standar Pelajaran di Atas Ukuran
Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi
pelajaran di atas ukuran standar. Bila banyak siswa yang tidak berhasil dalam
mempelajari mata pelajarannya, guru semacam itu merasa senang. Tetapi
berdasarkan teori belajar yang mengingat perkembangan psikis dan kepribadian
siswa yang berbeda-beda, hal tersebut tidak boleh terjadi. Guru dalam menuntut
penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing. Yang
penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.
h) Keadaan Gedung
Dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik mereka masing-
masing menuntut keadaan gedung dewasa ini harus memadai di dalam setiap
kelas. Bagaimana mungkin mereka dapat belajar dengan enak, kalau kelas itu
tidak memadai bagi setiap siswa.
i) Metode Belajar
Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu
pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang tepat dan efektif pula hasil belajar
siswa itu. Juga dalam pembagian waktu belajar, kadang-kadang siswa belajar
tidak teratur, atau terus-menerus, karena besok akan tes.
j) Tugas Rumah
Waktu belajar terutama adalah di sekolah, di samping untuk belajar waktu di
rumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru
jangan terlalu banyak memberi tugas yang harus dikerjakan di rumah, sehingga
anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain.
15
b. Faktor Masyarakat
a) Kegiatan Siswa Dalam Kemasyarakatan
Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap
perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian dalam kegiatan
masyarakat yang terlalu banyak, misalnya berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial,
keagamaan dan lain-lain, belajarnya akan terganggu, lebih-lebih jika tidak
bijaksana dalam mengatur waktunya
b) Mass Media
Mass media adalah bioskop, radio, TV, surat kabar, majalah, buku-buku,
komik-komik dan lain-lain. Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik
terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya, akan tetapi sebaliknya mass media
yang jelek juga berpengaruh jelek terhadap siswa.
c) Teman Bergaul
Pengaruh dari teman bergaul siswa lebih dapat masuk dalam jiwanya
daripada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik
terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek pasti
mempengaruhi yang bersifat buruk juga.
d) Bentuk Kehidupan Masyarakat
Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar
siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi,
suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek
kepada anak (siswa) yang berada di situ. Anak/siswa tertarik untuk ikut berbuat
seperti yang dilakukan oaring-orang di sekitarnya.
Evaluasi adalah sebuah istilah pembuatan penetapan tentang nilai yang
menunjukkan sebuah rentang segala prosedur yang sistematis, yang digunakan
untuk memperoleh informasi umum mengenai belajar siswa dan pembelajaran
yang telah dilakukan oleh guru, baik menggunakan penelitian data dengan cara
(pengamatan, penganalisaan data,penilaian penampilan atau proyek). Dan
pembentukan nilai serta pertimbangan mengenai kemajuan belajar siswa untuk
menentukan ketetapan atau keputusan alternatif mengenai belajar siswa baik
kualitatif maupun kuantitatif sehingga dapat mengetahui mutu dan efektivitas atau
16
nilai suatu program pembelajaran yang telah dilakukan atau penentu keputusan
terhadap langkah pembelajaran yang akan datang.
Tidak ada satupun guru yang tidak ingin berhasil dalam proses mengajar,
tentunya semua guru sangat mengharapkan sekali keberhasilan belajar mengajar
itu, guru yang masa bodoh terhadap anak didiknya adalah cermin kurang
tanggung jawabnya seorang guru menjabat sebagai profesinya, guru yang tidak
mau tahu dengan perkembangan pendidikan anak didiknya adalah tanda guru
yang tidak peduli terhadap tantangan zaman yang terus merongrong anak
didiknya.
Menurut Oemar Hamalik evaluasi adalah suatu upaya untuk mengetahui
berapa banyak hal-hal telah dimiliki oleh siswa dari hal-hal yang telah diajarkan
oleh guru9.
Menurut Norman E. Grounloud; evaluasi adalah suatu proses yang sistematik
dan berkesinambungan untuk mengetahui efisien kegiatan belajar mengajar dan
efektifitas dari pencapaian tujuan instruksi yang telah ditetapkan. Menurut Edwin
Wond dan Gerold W. Brown; evaluasi pendidikan atau proses untuk menentukan
nilai dari segala sesuatu yang berkenaan dengan pendidikan. Evaluasi adalah
proses pengukuran dan penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang telah
dicapai seseorang.
Evaluasi Menurut Suharsimi Arikunto adalah kegiatan untuk mengumpulkan
informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut
digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.
Dalam bidang pendidikan, evaluasi sebagaimana dikatakan Gronlund merupakan
proses yang sistematis tentang mengumpulkan, menganalisis dan menafsirkan
informasi untuk menentukan sejauhmana tujuan pembelajaran telah dicapai oleh
siswa. Menurut Djemari Mardapi evaluasi adalah proses mengumpulkan
informasi untuk mengetahui pencapaian belajar kelas atau kelompok.
Dari pendapat di atas, ada beberapa hal yang menjadi ciri khas dari evaluasi
yaitu:
9Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar,(Jakarta: BumiAksara, 2010), Cet. ke-11, h.145
17
(1) Sebagai kegiatan yang sistematis, pelaksanaan evaluasi haruslah dilakukan
secara berkesinambungan. Sebuah program pembelajaran seharusnya
dievaluasi disetiap akhir program tersebut,
(2) Dalam pelaksanaan evaluasi dibutuhkan data dan informasi yang akurat
untuk menunjang keputusan yang akan diambil. Asumsi-asumsi ataupun
prasangka. bukan merupakan landasan untuk mengambil keputusan dalam
evaluasi, dan
(3) Kegiatan evaluasi dalam pendidikan tidak pernah terlepas dari tujuan-tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena itulah pendekatan
goal oriented merupakan pendekatan yang paling sesuai untuk evaluasi
pembelajaran.
Evaluasi berasal dari kata evaluation yang berarti suatu tindakan atau suatu
proses untuk menentukan nilai sesuatu, apakah sesuatu itu mempunyai nilai atau
tidak. Menurut istilah evaluasi berarti kegiatan yang terencana untuk mengetahui
keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan
dengan tolak ukur tertentu guna memperoleh kesimpulan. Evaluasi pendidikan
dan pengajaran adalah proses kegiatan untuk mendapatkan informasi data
mengenai hasil belajar mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau
menafsirkannya menjadi nilai berupa data kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan
standar tertentu. Hasilnya diperlukan untuk membuat berbagai putusan dalam
bidang pendidikan dan pengajaran.10
Bukan hanya seperti dikatakan di atas saja pengertian evaluasi, tetapi ada
beberapa istilah yang serupa dengan evaluasi itu, yang intinya masih mencakup
evaluasi, yaitu di antaranya:
1. Penilaian (Assessment)
Assessment adalah serangkain kegiatan yang dirancang untuk mengukur
prestasi belajar (achievement) siswa sebagai hasil dari suatu program
instruksional.
10
Abin Syamsuddin M, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h. 243
18
2. Pengukuran (Measurement)
Pengukuran berkenaan dengan pengumpulan data deskriptif tentang produk
siswa atau tingkah laku siswa, dan hubungannya dengan standar prestasi atau
norma, evaluasi menunjukkan, pada teknik-teknik pengukuran, baik dalam rangka
assessment siswa maupun terhadap proses instruksional menyeluruh, yang
meliputi urutan instruksional (perencanaan, penyampaian, tindak lanjut,) dan
perubahan tingkah laku siswa yang dapat diamati (kognitif, psikomotorik, dan
efektif). Aplikasi teknik-teknik pengukuran difokuskan pada dua jenis, yakni
pengukuran acuan norma dan pengukuran acuan kriteria11
.
1) Tujuan Evaluasi
Evaluasi telah memegang peranan penting dalam pendidikan dan memiliki
tujuan-tujuan tertentu :
a. Memberikan informasi tentang kemajuan siswa dalam mencapai tujuan-
tujuan belajar melalui berbagai kegiatan belajar.
b. Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan-
kegiatan belajar siswa lebih lanjut, baik keseluruhan kelas maupun masing-
masing individu.
c. Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan
siswa, menetapkan kesulitan-kesulitannya dan menyarankan kegiatan-
kegiatan remedial (perbaikan).
d. Memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mendorong
motivasi belajar siswa dengan cara mengenal kemajuannya sendiri dan
merangsangnya untuk melakukan upaya perbaikan.
e. Memberikan informasi tentang semua aspek tingkah laku siswa, sehingga
guru dapat membantu perkembangannya menjadi warga masyarakat dan
pibadi yang berkualitas.
f. Memberikan informasi yang tepat untuk membimbing siswa memilih
sekolah, atau jabatan yang sesuai dengan kecakapan, minat dan bakatnya.12
11
OemarHamalik, Ibid., h. 146-147 12
M. Sobry Sutikno, op. cit., h. 118
19
Maju dan mundurnya belajar peserta didik, dapat diketahui pula kedudukan
mereka dalam kelompoknya dan juga dapat dipakai pula untuk mengadakan
perencanaan yang realistik dalam mengarahkan dan mengembangkan masa depan
mereka. Selanjutnya dengan diketahuinya efektifitas dan efisiensi metode-metode
yang digunakan dalam pendidikan, guru telah mendapatkan pelajaran yang cukup
berharga untuk menyempurnakan metode-metode yang sudah baik, dan
memperbaiki kekurangan-kekurangan metode yang tidak efektif
1) Ruang Lingkup Penilaian Hasil Belajar
Hasil belajar peserta didik dapat diklasifikasi ke dalam tiga ranah (domain),
yaitu: (1) domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa
dan kecerdasan logika-matematika), (2) domain afektif (sikap dan nilai atau yang
mencakup kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain
kecerdasan emosional), dan (3) domain psikomotor (keterampilan atau yang
mencakup kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan
musikal).
Sejauh mana masing-masing domain tersebut memberi sumbangan terhadap
sukses seseorang dalam pekerjaan dan kehidupan? Data hasil penelitian multi
kecerdasan menunjukkan bahwa kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika-
matematika yang termasuk dalam domain kognitif memiliki kontribusi hanya
sebesar 5 %. Kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi yang termasuk
domain afektif memberikan kontribusi yang sangat besar yaitu 80 %. Sedangkan
kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spatial dan kecerdasan musikal yang
termasuk dalam domain psikomotor memberikan sumbangannya sebesar 5%.
Dalam pembelajaran berbasis konstruktivisme, penilaian pembelajaran tidak
hanya ditujukan untuk mengukur tingkat kemampuan kognitif semata, tetapi
mencakup seluruh aspek kepribadian siswa, seperti: perkembangan moral,
perkembangan emosional, perkembangan sosial dan aspek-aspek kepribadian
individu lainnya. Demikian pula, penilaian tidak hanya bertumpu pada penilaian
produk, tetapi juga mempertimbangkan segi proses.
20
2. Pembelajaran FPB dan KPK
1) FPB (Faktor Persekutuan Terbesar)
Jika bilangan bulat positif r merupakan bilangn bulat positif p dan q, maka r
tersebut faktor persekutuan p dan q. Selanjutnya di antara faktor persekutuan dua
bilangan bulat tersebut terdapat bilangan yang terbesar, disebut faktor
persekutuan terbesar (FPB).13
Contoh:
Tentukan 28 dan 42
Jawaban:
Faktor dari 28 adalah: 1, 2, 4, 7, 14, 28
Faktor dari 42 adalah: 1, 2, 3, 6, 7, 14, 21, 42
Jadi FPB dari 28 dan 42 adalah 14
Bilangan 14 adalah bilangan terbesar yang habis membagi 28 dan 42
Berdasarkan contoh tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:
FPB (Faktor Persekutuan Terbesar) dari dua bilangan atau lebih adalah bilangan
yang merupakan faktor persekutuan bilangan-bilangan tersebut.
Teknik lain untuk menentukan FPB dari dua bilangan atau lebih adalah
dengan faktorisasi prima. Faktorisasi prima yang dimaksud di sini adalah
perkalian antar bilangan prima.
Petunjuk untuk menentukan FPB dari dua bilangan atau lebih dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
a. Faktorkan bilangan-bilangan yang akan dicari FPBnya dalam faktor prima
b. Pilih faktor yang sama
c. Jika faktor yang sama mempunyai pangkat yang berbeda-beda, pilih faktor
dengan pangkat terkecil.
Contoh:
Tentukan FPB dari 36 dan 81
Jawaban
36=2² x 3²
13
Burhan Mustaqim dan Ary Astuty, Ayo Belajar Matematika, (Bandung: Buana Raya,
2009), h. 56
21
81=34
Faktor yang sama 3, dengan pangkat terkecil 2.
Jadi FPB dari 36 dan 81 adalah 3² = 9
Berdasarkan contoh di atas dapat disimpulkan FPB (Faktor Persekutuan
Terbesar) dari dua bilangan atau lebih diperoleh dari hasil faktor-faktor prima
yang sama dengan pangkat terendah.
Contoh lain
Tentukan perbandingan luas tanah milik pak Sukri dan ibu Wati jika luas tanah
pak Sukri 110 m² dan luas tanah ibu Wati 150 m²
Jawaban
Luas tanah pak Sukri: 110=2x5x11
Luas tanah ibu Wati: 150=2x3x5²
Jadi FPB nya = 2x5= 10
Perbandingan luas tanah pak Sukri dengan ibu Wati adalah 110 = 110 : 10 = 11
150 150 : 10 15
atau 11:15
2) KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil)
Untuk KPKdiperlukan dua bilangan atau lebih. Selanjutnya di antara
kelipatan tersebut terdapat kelipatan terkecil yang disebut kelipatan persekutuan
terkecil (KPK).14
Contoh
Tentukan KPK dari 6 dan 8
Jawaban
Kelipatan 6 adalah 6, 12, 18, 24,...
Kelipatan 8 adalah 8, 16, 24,...
Jadi KPK dari 6 dan 8 adalah 24
Bilangan 24 adalah bilangan terkecil yang habis dibagi oleh bilangan 6
dan 8.
14
Burhan Mustaqim, Ibid., h. 54
22
Berdasarkan contoh di atas kita dapat mencari KPK dari dua bilangan atau
lebih dengan cara sebagai berikut:
a. Tentukan kelipatan dari masing-masing bilangan yang akan kita cari
KPKnya
b. Tentukan kelipatan persekutuan dari bilangan-bilangan itu
c. Tentukan bilangan terkecil dari kelipatan persekutuantadi. Bilangan ini
merupakan KPK dari bilangan-bilangan tersebut.
KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil) dari dua bilangan atau lebih adalah
bilangan terkecil yang habis dibagi oleh bilangan-bilangan tersebut
Teknik lain untuk menentukan KPK dari dua bilangan atau lebih adalah
dangan faktorisasi prima. Faktorisasi prima yang dimaksud adalah pekalian antar
bilangan prima.
Untuk menentukan KPK dari dan bilangan atau lebih dilakuakan dengan cara
sebagai berikut:
a. Faktorkan bilangan-bilangan yang akan dicari KPKnya dalam faktor prima
b. Ambilsenua faktor yang ada
c. Jika ada faktor yang sama dan faktor tersebut mempunyai pangkat yang
berbeda-beda ambil faktor yang mempunyai pangkat terbesar
Contoh
Tentukan KPK 42 dan 18
Jawaban
42= 2x3x7
18=2x3²
KPK dari 42 dan 18 adalah 2x3²x7= 126
Berdasarkan contoh tersebut dapat disimpulkan KPK (Kelipatan Persekutuan
Terkecil) dari dua bilangan atau lebih adalah hasil kali semua faktor-faktor prima
pada kedua bilangan, jika ada faktor yang sama pilih faktor dengan pangkat
tertinggi.
Contoh lain
Tiga orang warga desa Mustika Jaya bernama Supardi, Momon, dan Toyib diberi
tugas ronda oleh ketua RW. Supardi bertugas tiap 3 hari sekali, Momon tiap 4 hari
23
sekali, dan Toyib tiap 6 hari sekali. Saat pertama kali pak RW memanggil dan
memberi tugas mereka meronda bersama-sama pada tanggal 17 Oktober 2004.
Pada tanggal berapa mereka bertugas secara bersama-sama lagi untuk kedua
kalinya
Jawaban
Dalam menjawab soal cerita ini, kita dapat menerapkan prinsip KPK dari 3, 4, dan
6.
Ronda pak Supardi: 3=3
Ronda pak Momon: 4=2²
Ronda pak Toyib: 6=2x3
KPK dari 3, 4, dan 6 adalah 2²x3 =12. Hal ini berarti ketiga warga tersebut akan
ronda bersama-sama selama 12 hari. Jadi, mereka akan meronda bersama-sama
lagi pada tanggal 17 Oktober + 12 hari = 29 Oktober 2004
3. Metode Inquiry
1) Hakikat Pendekatan
Sudrajat mengemukakan bahwa, pendekatan dalam pembelajaran dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran,
yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya
masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran.
Suharno, Sukardi, Chodijah dan Suwalni berpendapat bahwa, “pendekatan
pembelajaran diartikan model pembelajaran”. Pendekatan menurut Samsudi
adalah jalan atau arah yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran dilihat bagaimana materi itu disajikan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, pendekatan yaitu model pembelajaran
yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
sangat umum.
24
2) Pengertian Strategi Pembelajaran Inquiry
Strategi pembelajaran inquiry merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik (student centered aproach).
Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini peserta didik memegang peran yang
sangat dominan dalam proses pembelajaran.
Strategi pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses
berpikir itu biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.
Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal
dari bahasa Yunani, heuriskin yang berarti saya menemukan.
Pendapat Sund, seperti yang dikutip oleh Suryosubroto (1993) menyatakan
bahwa discovery merupakan bagian dari inquiry yang merupakan perluasan proses
discovery yang digunakan lebih mendalam. Inquiry berarti pertanyaan,
pemeriksaan atau penyelidikan. Inquiry sebagai suatu proses umum yang
dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi. Gulo (2002)
menyatakan strategi inquiry berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
3) Karakteristik Pembelajaran Inquiry
Karakteristik pendekatan Inquiry meliputi:
a. Strategi pembelajaran inquiry menekankan kepada aktivitas peserta didik
secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya strategi ini
menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar.
b. Seluruh aktivitas yang dilakukan peserta didik diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga
diharapkan hal ini dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief).
Dengan demikian strategi ini menempatkan guru bukan sebagai sumber
belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar peserta didik.
25
c. Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inquiry adalah
mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis dan logis dan kritis,
atau mengembangkan kemampuan intelektual yang merupakan bagian dari
proses mental. Dengan demikian, dalam strategi ini peserta didik tak hanya
dituntut agara menguasai mata pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat
menggunakan keterampilan yang dimilikinya.
4) Hakikat Pendekatan Inquiry
Inquiry yaitu salah satu metode pengajaran dengan cara guru menyuguhkan
suatu peristiwa kepada siswa yang menimbulkan teka-teki dan motivasi siswa
untuk mencapai pemecahan masalah.
Metode ini ditelusuri dari fakta menuju teori. Dengan harapan agar
mahasiswa terangsang untuk mencari dan meneliti, serta memecahkan masalah
dengan kemampuan sendiri.
Dalam pelaksanaannya metode inquiry dapatdilakukan dengan cara guru
membagi tugas meneliti suatu masalah di kelas. Siswa dibagi kedalam beberapa
kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus
diselesaikan. Kemudian tugas itu mereka pelajari, mereka teliti, serta dibahas
bersama-sama dalam kelompoknya. Setelah dibahas, dan didiskusikan, kemudian
masing-masing kelompok itu membuat laporan hasil kerja, dengan cara sistematis
dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Inquiry juga dapat berjalan dengan cara sebagai berikut guru menunjukan
suatu benda taau barang, atau buku yang masih asing bagi siswa di depan kelas.
Kemudian semua siswa diperintahkan untuk mengamati, meraba, melihatdan
membaca dengan seluruh alat indra secara cermat. Lalu guru memberikan masalah
atau pertanyaan kepadaseluruh siswa, yangsudah siap dengan jawaban atau
pendapat. Metode ini setingkat lebih maju dari problem solving, karena
permasalahannya bersifat penelitian(research).
Inquiry merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis
kontektual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan
bukan hasil mengingat fakta-fakta, tapi hasil dari menemukan sendiri.
Siklus inqury terdiri dari:
26
a. Observasi (observation)
b. Bertanya (questioning)
c. Mengajukan dugaan (hyphotesis)
d. Pengumpulan data (data gathering)
e. Penyimpulan (conclussion)
5) Langkah-Langkah Pendekatan Inquiry
Langkah-langkah penerapan pendekatan Inquiry
a. Merumuskan masalah
b. Mengamati atau melakukan observasi
c. Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan,
tabel, dan karya lainnya
d. Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman
sekelas, guru, atau audiensi yanglain.
6) Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Inquiry
Keunggulan metode inquiry:
a. Mendorong siswa berpikir secara ilmiah dalam setiap pemecahan masalah
yang dihadapi
b. Membantu dalam menggunakan ingatan, dan transfer pengetahuan pada
situasi proses pengajaran.
c. Mendorong siswa untuk berpikir kreatif dan intuitif dan bekerja atas dasar
inisiatif sendiri
d. Menumbuhkan sikap obyektif, jujur dan terbuka
e. Situasi proses belajar mengajar menjadi lebih hidup
Kekurangan metode inquiry
a. Memerlukan perencanaan yang teratur dan matang, bagi guru yang terbiasa
dengan cara tradisional, merupakan beban yang memberatkan.
b. Dapat memakan waktu yang cukup panjang. Apalagi proses pemecahan
masalah itu memerlukan pembuktian secara ilmiah
c. Proses jalannya inquiry akan menjadi terlambat, apabila siswa telah terbiasa
cara belajar pasif dan tanpa kritik yang diberikan oleh gurunya.
27
d. Tidak semua materi pelajaran mengandung masalah. Akan tetapi justru
memerlukan pengulangan dan penanaman nilai.
B. Penelitian Yang Relevan
Dalam tinjauan pustaka, dikaji dari hasil penelitian terdahulu yang relevan
dengan masalah dan tindakan yang diteliti.
Anwar dalam skripsinya yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Contextual Teaching
And Learning (CTL). Hasil penelitian data tentang prestasi belajar siswa dari hasil
nilai siswa yang diperoleh dari tugas mandiri siswa. Pada penelitian tindakan
kelas ini prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari setiap putaran. Dari
hasil penelitian pada tindakan kelas putaran I nilai rata-rata kelas yaitu 6,5. Pada
tindakan kelas putaran II rata-rata kelasnya 7,6. Pada tindakan putaran III nilai
rata-rata kelasnya adalah 7,55.
Penelitian yang dilakukan oleh Hermanto menyimpulkan bahwa model
pembelajaran contextual teaching and learning dalam pembelajaran matematika
dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang terdahulu yaitu sama-sama
membahas tentang penggunaan pendekatan CTL pada pembelajaran matematika
sehingga menjadi acuan dalam penelitian ini.
C. Kerangka Berpikir
Proses belajar mengajar merupakan sebuah proses interaksi yang
menghimpun sejumlah nilai yang merupakan substansi sebagai medium antara
guru dan siswa dalam rangkai mencapai tujuan. Dalam proses edukatif guru harus
berusaha agar siswa aktif dan kreatif secara optimal. Guru tidak harus terlena
dengan menerapkan gaya konvensional. Karena gaya mengajar ini sudah tidak
sesaui dengan konsep pendidikan modern. Pendidikan modern menuntut siswa
lebih aktif dalam kegiatan interkatif edukatif. Guru bertindak sebagai fasilitator
dan pembimbing sedangkan siswa aktif dalam belajar. Banyak kegiatan yang
harus dilakukan guru dalam proses belajar mengajar seperti memahami prinsip-
28
prinsip belajar mengajar, menyiapkan bahan dan sumber belajar, memilih metode
yang tepat, menyiapkan alat bantu pengajaran, memilih pendekatan, dan
mengadakan evaluasi, salah satunya dengan cara membuat KPK dan FPB
sedangkan siswa aktif dalam belajar. Karena semua pembelajaran seharusnya
dimulai dengan penggunaan masalah kontektual dalam bentuk soal.
Sehubungan dengan diberlakukannya dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) hendaknya mampu menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan dan mengasyikkan bagi peserta didik, sehingga peserta didik
merasa betah di sekolah. Atas dasar kenyataan tersebut maka pembelajaran di
sekolah dasar bersifat mendidik, mencerdaskan, membangkitkan aktifitas dan
kreatifitas anak, efektif, demokratis, menantang, menyenangkan, dan
mengasyikkan. Dengan spirit itulah kurikulum ini dapat menjadi pedoman yang
dinamis bagi penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Dengan pendekatan metode inquiry bertujuan untuk meningkatkan siswa
dalam pembelajaran, dan meningkatkan hasil belajar siswa serta hasil yang
diperoleh siswa berupa perubahan kemampuan matematika siswa sebagai akibat
dari proses interaksi siswa dengan lingkungannya ini disebut hasil belajar
metematika siswa.
Semakin baik pelaksanaan proses pembejaran dengan menggunakan metode
inquiry akan semakin meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka hipotesis tindakannya adalah
dengan penerapan metode pembelajaran inquiry dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam menyelesaikan soal KPK dan FPB.
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI Hayatul Islamiyah Cinangka
Depok pada kelas IV. Sekolah ini beralamat di Jl. Pendidikan No.08 RT.05/03
Kelurahan Cinangka Kecamatan Sawangan Kota Depok.
2. Waktu Penelitian.
Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan Agustus sampai September 2013.
B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian
Dengan merujuk pada permasalahan yang telah dijelaskan pada bab ini
sebelumnya, maka metode penelitian yang akan digunakan adalah penelitian
tindakan kelas, yaitu penelitian yang dilakukan pula bahwa classroom action
research adalah kegiatan penelitian untuk mendapatkan kebenaran dan manfaat
praktis dengan cara melakukan tindakan secara kolaboratif dan inspiratif.
15 Di mana metode ini termasuk ke dalam metode penelitian kualitatif deskriptif.
Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif antara guru dengan observer
peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan metode inquiry.
Dengan metode inquiry ini siswa yang tidak diindoktrinasi dengan pengetahuan
yang disampaikan oleh guru, melainkan mereka melakukan penyelidikan,
menemukan, dan mengeksplorasi pengetahuan tersebut dengan apa yang telah
mereka ketahui dan pelajari sendiri. Adapun dalam penelitian tindakan kelas ini
ada empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu:16
1. Tahap Perencanaan
Dalam tahap ini peneliti menyusun rancangan tindak yang menjelaskan apa,
mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan
15
Sutarto dan Kadiyo, Bimbingan Praktis dalam Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta:
Kemilau Ilmu Semesta, 2013), h.6 16
Nana Syaodih S, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h.
145
30
dilakukan. Pada tahap perencanaan ini peneliti memfokuskan peristiwa yang perlu
mendapatkan perhatian khusus. Peneliti memfokuskan peristiwa yang perlu
mendapatkan perhatian khusus yang perlu untuk diamati. Setelah permasalahan
ditetapkan, pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus pertama. Apabila sudah sudah
diketahui keberhasilan hambatan dalam tindakan yang dilaksanakan pada siklus
pertama, peneliti kemudian mengidenttifikasi permasalahan baru yang
menentukan siklus berikutnya.
2. Tahapan Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini rancangan tindakan akan diterapkan. Pelaksanaan tindakan
harus berusaha mengikuti skenario pembelajaran yang telah dibuat tetapi harus
berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Penyusunan perencanaan didasarkan pada hasil
penjajagan refleksi awal. Secara rinci perencanaan mencangkup tindakan yang
akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan
sikap yang diinginkan sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan.
3. Tahapan Pengamatan
Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan tahap pelaksanaan.
Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berlangsung, jadi keduanya
berlangsung pada waktu yang sama. Data yang dikumpulkan dapat berupa data
kuantitatif (hasil tes, hasil kuis, presentasi, nilai tugas dan lain-lain), tetapi juga
data kualitatif yang menggambarkan keaktifan peserta didik, antusias peserta
didik, mutu diskusi yang dilakukan, dan lain-lain.
4. Tindakan Refleksi
Dalam tahapan ini peneliti mengkaji secara keseluruhan tindakan yang telah
dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi
guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Setiap informasi yang terkumpul,
perlu dipelajari kaitan yang satu dengan lainnya dan kaitan dengan teori atau hasil
penelitian yang telah ada dan relevan.
Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini disajikan dalam bentuk
peroses pengkajian berdaur (siklus) yang dinyatakan dalam bentuk sebuah spiral
31
yang sering disebut spiral PTK. Untuk memahami bentuk spiral PTK
digambarkan sebagai berikut:17
Gambar 3.1
Model Spiral Kemmis dan Taggart (1988)
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa tahap plan peneliti membuat
sebuah perencanaan yang akan dilakukan dalam penelitian, perencanaan yang
dibuat yakni tindakan yang akan dilakukan selama pembelajaran berlangsung.
Pada pokok tindakan (Act), mulai dilaksanakannya tindakan yakni mulai diajukan
pertanyaan-pertanyaan pada siswa untuk mendorong mereka mengatakan apa
yang mereka pahami, dan apa yang mereka amati. Pada pokok pengamatan
(observe), kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung dicatat dan diamati
17
Wijaya Kusumah, dkk,Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: Permata Puri Media,
2012), Cet. ke-5, h. 20
Refleksi
Tindakan/
Observasi
Refleksi
Tindakan/
Observasi
Refleksi
Tindakan/
Observasi
Rencana
awal/rancangann
Rencana yang
direvisi
Rencana yang
direvisi
Putaran 1
Putaran 2
Putaran 3
32
yang bertujuan untuk melihat apa yang terjadi. Pengamat juga membuat catatan
dalam buku harian. Dalam kontak refleksi (Reflect), pada tahapan ini yang
dilakukan adalah mengkaji secra keseluruhan tindakan yang telah dilakukan
berdasarkan data yang terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna
menyempurnakan tindakan selanjutnya.
Selanjutnya setelah tindakan pada siklus I selesai dilakukan maka pada kotak
(Resived Plan), yakni mengadakan perencanaan tindakan untuk memperbaiki
kekurangan pada siklus I kemudian dilakukan tindakan (Act), selanjutnya tindakan
yang dilakukan diamati (Observe), dan kemudian dilakukan kembali refleksi guna
menyempurnakan tindakan berikutnya.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus, hasil
tindakan pada tiap siklus dianalisis sehingga berdasarkan analisa tersebutlah maka
ditentukan apakah siklus selanjutnya dapat dilanjutkan atau tidak.
Selanjutnya penelitian akan diakhiri/dihentikan dengan kriteria berikut :
a. Hasil pengamatan telah menunjukkan bahwa pelaksanaan proses
pembelajaran sesuai skenario pembelajaran yang telah dibuat dan siswa
memahami proses menemukan konsep baru dengan indicator 75% siswa telah
dapat menemukan konsep baru.
b. Pada siklus berikutnya kegiatan pembelajaran lebih ditekankan pada sub-sub
pembahasan yang pencapaiannya masih di bawah 75%.
Adapun prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat digambarkan pula
sebagai berikut :18
18
Suharsimi Arikunto.et.al,Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h.74
33
Gambar 3.2
Alur Dalam Penelitian Tindakan Kelas
Adapun tahapan-tahapan pada tiap siklus sebagai berikut :
SIKLUS 1
a. Tahap Perencanaan
Merancangpelaksanaan tindakan
b. Tahap Pelaksanaan
1. Pendahuluan
a) Motivasi siswa dengan menjelaskan manfaat belajar dengan inquiry
b) Mengomunikasikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan inti
a) Orientasi siswa pada masalah.
Permasalahan
Siklus I
Perencanaan
Tindakan I
Pelaksanaan
Tindakan I
Refleksi
I
Pengamatan/
Pengumpulan
Data I
Perencanaan
Tindakan II
Apabila
permasalahan
belum terselesaikan
Pelaksanaan
Tindakan II
Refleksi
II
Pengamatan/
Pengumpulan
Data II
Permasalahan
baru hasil refleksi
Dilanjutkan ke
siklus berikutnya
Siklus II
34
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang
dibutuhkan dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan
masalah.
b) Mengorganisasikan siswa dalam belajar.
Guru membantu siswa dalam mengidentifikasi dan
mengorganisasikan tugas berkaitan dengan masalah serta
menyediakan alat.
c) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok.
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen yang berkaitan dengan pemecahan
masalah.
d) Menyajikan atau mempresentasikan hasil kegiatan.
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya
yang sesuai seperti laporan dan model yang membantu mereka untuk
berbagi tugas dengan temannya.
e) Mengevaluasi kegiatan
Guru membantu siswa untuk merefleksi pada penyelidikan dan
proses penemuan yang digunakan.
3. Penutup.
a) Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang baru
dipelajari.
b) Guru memberikan tes pada akhir siklus.
c. Tahap Pengamatan
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan semua proses yang terjadi
dalam tindakan dengan menggunakan format observasi.
d. Tahap Refleksi
Melakukan evaluasi dari setiap indakan yang telah dilakukan pada
siklus I.
SIKLUS 2
a. Tahap Perencanaan
Merancang pelaksanaan tindakan.
35
b. Tahap Pelaksanaan
1. Pendahuluan
a) Memotivasi siswa dengan menjelaskan manfaat belajar dengan
inquiry.
b) Mengomunikasikan tujuan pembelajaran.
c) Guru meumumkan hasil tes pada siklus I.
2. Kegiatan ini
a) Orientasi siswa pada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik, yang
dibutuhkan dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan
masalah.
b) Mengorganisasikan siswa dalam belajar.
Guru membantu siswa dalam mengindentifikasi dan
mengorganisasikan tugas yang berkaitan dengan masalah serta
menyediakan alat.
c) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok.
Guru mendorong siswa untuk menumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen yang berkaitan dengan pemecahan
masalah.
d) Menyajikan atau mempresentasikan hasil kegiatan.
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya
yang sesuai seperti laporan dan model yang membantu mereka untuk
berbagi tugas dengan temannya.
e) Mengevaluasi kegiatan
Guru membantu siswa untuk merefleksi pada penyelidikan dan
proses penemuan yang digunakan.
3. Penutup
a) Guru mengarahkan siswa untuk meyimpulkan materi yang baru
dipelajari.
b) Guru memberi tes pada akhir siklus.
36
c. Tahap Pengamatan
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan semua proses yang terjadi
dalam tindakan denganmenggunakan format observasi.
d. Tahap Refleksi
Melakukan evaluasi dari setiap tindakan yang telah dilakukan pada
siklus 2.
C. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV MI Hayatul Islamiyah Cinangka
Depok. Kelas IV di MI Hayatul Islamiyah ini terdiri dari 2 kelas paralel. Dalam
penelitian ini subjek akan dikenai tindakan yakni siswa kelas IVB tahun pelajaran
2012/2013 dengan jumlah siswa 26 orang.
Di bawah ini peneliti sajikan daftar subjek penelitian.
Tabel 3.1
Daftar Subjek Penelitian
No Nama No Nama
1. Siswa 1 14. Siswa 14
2. Siswa 2 15. Siswa 15
3. Siswa 3 16. Siswa 16
4. Siswa 4 17. Siswa 17
5. Siswa 5 18. Siswa 18
6. Siswa 6 19. Siswa 19
7. Siswa 7 20. Siswa 20
8. Siswa 8 21. Siswa 21
9. Siswa 9 22. Siswa 22
10. Siswa 10 23. Siswa 23
11. Siswa 11 24. Siswa 24
12. Siswa 12 25. Siswa 25
13. Siswa 13 26. Siswa 26
37
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam penelitian ini, posisi peneliti yaitu sebagai pengkaji permasalahan,
mendiagnosis masalah, perencana tindakan, dan pelaksana tindakan bersama
dengan guru kolaborator untuk menganalisis data yang diperoleh pada setiap
siklus. Pada penelitian ini dibantu oleh observer yakni guru lain yang mengamati
aktivitas siswa selama pembelajaran sekaligus sebagai sumber data guna menguji
keabsahan data.
E. Data dan Sumber Data
Berdasarkan tujuan pada bab I, data yang dibutuhkan dari penelitian ini
adalah :
1. Hasil dari tes siswa setelah diperlakukan pada setiap siklus.
2. Hasil observasi, hasil wawancara, dan dokumentasi
Adapun sumber datanya diperoleh dari guru, siswa, peneliti, observer, yang
didapat pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung.
F. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen ini adalah bagian-bagian dari tahapan penelitian yang dijadikan
sumber data untuk memperkuat hasil dari suatu penelitian. Untuk memperoleh
data yang diperlukan tersebut maka terlebih dahulu dibuat instrument penelitian
yang terdiri dari :
1. Lembar Observasi
Proses inquiry dimulai dari pengalaman fenomena yang nyata yaitu disebut
observasi. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan kemampuan
anak didik yang sedang diteliti. Ada dua macam pada observasi ini yaitu :19
a. Observasi Siswa
Observasi siswa dilakukan oleh penelitian dan kolaborator (guru lain) yang
bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa selama program kegiatan
belajar mengajar berlangsung. Dan sejauh mana penelitian siswa pada
19
Enjah Takari R, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT. Ganesindo, 2008), h. 71
38
materi pelajaran yang disampaikan oleh peneliti atau guru yang
menjelaskan materi pelajaran di kelas.
b. Observasi Guru
Observasi guru dilakukan oleh observer (guru lain) untuk meninjau dan
memperhatikan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti (guru yang
memberikan penjelasan materi pelajaran pada siswa). Apa saja yang
disiapkan peneliti dalam membuka, proses belajar, dan menutup materi
pelajaran pada KBM yang sedang berlangsung.
2. Lembar Wawancara
Wawancara dilakukan sebagai bentuk tanya jawab antara guru dengan siswa
mengenai permasalahan pembelajaran yang dilakukan selama pembelajaran setiap
siklus.
3. Lembar Aktivitas
Selain hasil pembelajran dinilai dengan tes, sikap dan keaktifan siswa juga
dinilai dengan pedoman pengamatan aktivitas. Aktivitas siswa selama proses
pembelajaran selalu diperhatian yang diakhiri dengan aktivitas siswa dalam
mengisi soal-soal latihan yang diberikan oleh peneliti.
4. Tes Hasil belajar
Untuk mengukur keberhasilan sebuah proses pembelajran digunakan tes. Tes
tersebut dapat berupa soal untuk dikerjakan secara individual dan hasilnya
dianalisa oleh peneliti. Tes yang dilakukan diberikan bentuk soal essay yang
berjumlah 4 butir soal.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan tidak
hanya satu, tetapi menggunakan multiteknik. Ada tiga kelompok teknik
pengumpulan data, yaitu:
1. Pengalaman
2. Pengungkapan
3. Pembuktian
39
H. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi
Untuk memperoleh data yang valid maka digunakan teknik triangulasi data
dengan menganalisa hail belajar siswa, aktivitas siswa, dan observasi siswa pada
saat proses pembelajaran berlangsung, yakni memeriksa kebenaran hipotesis,
konstruk, atau analisis peneliti.
I. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis
Adapun langkah-langkah pengolahan data yang terkumpul dari setiap siklus
adalah:
1. Menganalisis data hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan setiap siklus
dengan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang hanya
menggunakan paparan sederhana.
2. Menentukan rata-rata dari seluruh siswa yang mengikuti tes.
Tingkat keberhasilan siswa yang berdasarkan skor tes yang diperoleh
ditetapkan dalam nilai dengan menggunakan rumus:
Nilai Akhir (NA) =
x 100
Nilai Rata-rata (X;¯) =
x 100
Berdasarkan perolehan nilai, tingkat keberhasilan belajar siswa ditetapkan
seperti berikut:20
Tabel 3.2
Kategori Hasil Prestasi Belajar Siswa
Nilai Siswa Kategori Prestasi Belajar
81% – 100%
61% – 80%
41% – 60%
21% – 40%
< 20%
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
20
Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h.18
40
J. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Agar dapat menyusun hipotesis tindakan dengan tepat, guru sebagai peneliti
perlu melakukan:
1. Kajian teoretik di bidang pembelajaran pendidikan
2. Kajian hasil-hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan
3. Diskusi dengan rekan sejawat, pakar pendidikan, peneliti dan sebagainya
4. Kajian pendapat dan saran pakar pendidikan, khususnya yang dituangkan
dalam bentuk program
5. Merefleksikan pengalamannya sendiri sebagai guru
Oleh karena itu, kondisi dan situasi yang dipersyaratkan untuk
penyelenggaraan suatu tindakan perbaikan dalam rangka PTK, harus ditetapkan
sedemikian rupa sehingga masih dalam batas-batas kemampuan guru, fasilitas
tersedia di sekolah, dan terjangkau oleh kemampuan berpikir siswa.
Dengan kata lain sebagai aktor PTK, guru hendaknya cukup realistis dalam
menghadapi kenyataan keseharian dunia sekolah di mana ia berada dan
melaksanakan tugasnya. Hasil analisis dan refleksi akan menentukan apakah
tindakan yang telah dilaksanakan telah dapat mengatasi masalah dalam penelitian
tindakan kelas ini atau belum. Apabila hasilnya belum memuaskan atau
masalahnya belum terselesaikan, maka perlu dilakukan tindakan perbaikan
lanjutan dengan memperbaiki tindakan perbaikan sebelumnya atau bila perlu
dengan menyusun tindakan perbaikan yang betul-betul baru untuk mengatasi
masalah yang ada.
Setelah penelitian ini berakhir, peneliti menyadari bahwa dari penelitian yang
dilakukan ini berhasil menguji adanya peningkatan hasil belajar matematika siswa
pada materi KPK dan FPB melalui metode inquiry. Banyak yang mempengaruhi
hasil belajar matematika siswa, serta faktor-faktor lain yang belum diketahui.
Untuk itu masih perlu diadakan penelitian lebih lanjut.
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Hasil Penelitian
Dari kegiatan pembelajaran dan perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan
peneliti melalui metode inquiry, peneliti memperoleh data dari mulai proses
kegiatan sampai refleksi dari kedua siklus. Untuk lebih terperincinya laporan hasil
penelitian dalam setiap siklus diuraikan sebagai berikut :
1. Siklus I
Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yang pelaksanaannya pada
tanggal 20 dan 21 Agustus 2013 dengan alokasi waktu 4 x 35 menit. Siklus I
dilakukan setelah survey terlebih dahulu untuk mengetahui apakah materi yang
sedang dipelajari sudah pokok bahasan KPK dan FPB. Juga sudah mendapat izin
dari kepala sekolah dan guru yang dijadikan sebagai observer.
Pada setiap awal kegiatan belajar mengajar, peneliti memimpin berdo’a
dahulu untuk menanamkan dan membiasakan siswa ke arah religi dan agar lebih
dekat dengan yang menciptakannya. Setelah itu baru melakukan pencatatan
(mengabsen) kehadiran siswa. Jumlah siswa dari 26 orang ternyata hadir semua.
Peneliti kemudian menjelaskan kepada siswa dengan ceramah tentang materi yang
akan dipelajari dan tidak lupa menyebutkan tujuan pembelajaran pada siklusI.
Dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I ini, hasil belajar siswa masih
rendah dikarenakan minat siswa dan perhatian siswa masih kurang. Guru lebih
banyak memberikan bantuan secara berkelompok, berkeliling, dan secara
elaborasi (mengaitkan materi yang dipelajari dengan materi sebelumnya). Siswa
terlalu aktif bertanya kesana-sini sehingga kelas menjadi ramai dan kurang efektif.
Contoh yang diberikan guru berupa soal KPK dan FPB belum ditiru oleh siswa
dan ada siswa yang meniru pekerjaan temannya. Belum muncul ide baru bahkan
siswa yang menyusun semuanya sesuai selera mereka dan ternyata bukan KPK
dan FPB. Kegiatan siklus I dilihat pada gambar di bawah ini :
42
Gambar 4.1
Guru menjelaskan apa yang harus dilakukan siswa
Gambar 4.2
Siswa mendengarkan penjelasan guru (peneliti)
Proses pembelajaran dengan inquiry adalah sebagai berikut :
1. Orientasi siswa pada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang
dibutuhkan dan memotivasi siswa agar terlihat langsung dan aktif pada aktivitas
pemecahan masalah tentang KPK dan FPB.
43
2. Mengorganisasikan siswa dalam belajar
Guru membantu siswa untuk mengorganisasikan tugas yang berkaitan dengan
masalah pada saat pembelajaran sedang berlangsung serta menyediakan alat yang
dibutuhkan dalam pembelajaran.
3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru mendorong siswa untukk mengumpulkan informasi yang sesuai dengan
permasalahan, melaksanakan eksperimen yang berkaitan dengan pemecahan
masalah yang sedang dihadapi siswa baik secara individual maupun kelompok.
4. Menyajikan atau mempresentasikan hasil kegiatan.
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan sebuah karya
yang sesuai seperti laporan dan model serta membantu mereka untuk berbagi
tugas dengan teman-temannya tentang KPK dan FPB.
5. Mengevaluasi kegiatan
Guru membantu siswa untuk merefleksi semua kegiatan yang sudah
dilakukan pada penyelidikan dan proses penemuan yang digunakan dalam
pembelajaran yang sedang berlangsung.
a. Hasil Observasi dan Evaluasi Siklus I
1) Data Kualitatif
Berdasarkan data kualitatif yang diperoleh melalui pengamatan baik
terhadap siswa maupun terhadap guru, hasilnya dapat dilihat dalam tabel
berikut ini :
Tabel 4.1
Hasil Observasi Terhadap Siswa Pada Siklus I
No Cara Perilaku Siswa dalam Melakukan
Kegiatan Belajarnya
Ya Tidak
1. Mencari dan menemukan informasi
2. Bertanya kepada guru atau siswa lain
3. Mengajukan pendapat atau komentar kepada guru
atau siswa
4. Membuat tugas yang diberikan oleh guru
44
No Cara Perilaku Siswa dalam Melakukan
Kegiatan Belajarnya
Ya Tidak
5. Membuat kesimpulan sendiri tentang
pembelajaran yang diterimanya
6. Dapat menjawab pertanyaan guru dengan tepat
saat berlangsung KBM
Keterangan :
No. 1 sampai dengan sampai dengan No. 4 ialah ciri proses.
Sedangkan No. 5 dan No. 6 ialah ciri hasil belajar.
Tingkat kreatif siswa dapat dikategorikan kurang. Hasil ini dikarenakan
siswa tidak terbiasa dengan metode yang diajarkan. Selama ini, mereka
hanya diajarkan dengan metode ceramah saja, dengan metode ceramah
siswa tidak terlalu aktif karena mereka terbiasa mendengarkan penjelasan
guru.
Dari tabel di atas dapat dilihat pula kehadiran siswa menunjukkan
antusias belajar yang tinggi namun kreatifitas, keberanian untuk bertanya
serta respon dan sikap siswa dalam menerima pendapat teman maupun
dalam menyimpulkan hasil temuan sendiri kurang. Walaupun siswa
terlihat senang dalam kegiatan belajar mengajar.
Tabel 4.2
Hasil Observasi Terhadap Guru Pada Siklus I
Bagian Pengamatan Apakah Guru
Melaksanakan
Ya Tidak
Persiapan 1. Skenario pembelajaran/perencanaan
pembelajaran.
2. Penyiapan alat/media pembelajaran
3. Penampilan penyaji
45
Bagian Pengamatan Apakah Guru
Melaksanakan
Ya Tidak
Penyajian Pendahuluan
4. Pemeriksaan kehadiran siswa
5. Pelaksanaan persepsi
6. Pengungkapan tujuan pembelajaran
7. Pemberian motivasi pembelajaran
yang menarik dengan tujuan
pembelajaran.
8. Penjelasan alur pelaksanaan
pembelajaran (pengelompokkan,
dsb)
Pokok
9. Penerapan strategi pembelajaran
tertentu
10. Pemaduan sajian materi
pembelajaran (keterpaduan bahan)
11. Penggunaan alat/media
pembelajaran
12. Penerapan teknik bertanya
13. Pembahasan hasil kerja
melibatkan keaktifan siswa
14. Pemberian bimbingan siswa
15. Penggunaan bahasa penyaji
Penutup
16. Penggunaan system penilaian
(tertulis/lisan)
17. Pemberian tindak lanjut
(perbaikan/pengayaan)
46
Tingkat keaktifan guru dapat dikategorikan masih mayoritas pada guru
karena siswa masih banyak bertanya, padahal yang diharapkan mayoritas
siswa yang aktif, guru hanya membimbing saja.
Bedasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa hampir semua keaktifan
guru sudah baik. Tetapi ada beberapa aspek yang harus mendapat
perhatian serius, yaitu mengenai penjelasan alur pelaksanaan
pembelajaran, pembahasan hasil kerja melibatkan keaktifan siswa,
penggunaan bahasa, dan pemberian tindak lanjut (perbaikan/penganyaan).
Observer dan peneliti sepakat mempunyai asumsi apabila aspek-aspek
membangkitkan keberanian dan keaktifan siswa ditingkatkan maka akan
meningkatkan pula hasil belajar siswa. Untuk itu siklus yang kedua harus
dilakukan meningkatkan perhatian kepada siswa yang mengalami
kesulitan membentuk KPK dan FPB dengan bimbingan secara individual.
2) Data Kuantitatif
Berdasarkan data kuantitatif melalui evaluasi hasilnya dapat dipaparkan
sebagai berikut :
Tabel 4.3
Hasil Evaluasi Siklus I
No Nama Siswa Nilai No Nama
Siawa
Nilai
1. Siswa 1 66 14. Siswa 14 64
2. Siswa 2 55 15. Siswa 15 57
3. Siswa 3 52 16. Siswa 16 66
4. Siswa 4 64 17. Siswa 17 56
5. Siswa 5 73 18. Siswa 18 50
6. Siswa 6 69 19. Siswa 19 50
7. Siswa 7 50 20. Siswa 20 70
8. Siswa 8 75 21. Siswa 21 48
9. Siswa 9 63 22. Siswa 22 61
47
No Nama Siswa Nilai No Nama
Siawa
Nilai
10. Siswa 10 67 23. Siswa 23 71
11. Siswa 11 73 24. Siswa 24 60
12. Siswa 12 79 25. Siswa 25 50
13. Siswa 13 65 26. Siswa 26 68
Keterangan :
KKM untuk mata pelajaran matematika kelas IV B semester I adalah
65, yang memproses nilai ≥ KKM sebanyak 12 susun yang memproses
nilai ≤ KKM sebanyak 14 susun.
Tingkat keberhasilan = 12 ∕ 26 x 100 = 46,15 %
Nilai rata-rata = 1622 ∕ 26 = 62,38
Berdasarkan evaluasi pada siklus I, tingkat keberhasilan atau
ketuntasannya masih rendah yaitu sebesar 46,15 % dengan kategori cukup
dan nilai rata-rata 62,83. Dalam pelaksanaa pembelajaran pada siklus II
harus ada perubahan dan peningkatan untuk mencapai tingkat keberhasilan
maksimal.
a. Refleksi pelaksanaan tindakan siklus I
Dari hasil pengamatan tersebut di atas dapat direfleksikan sebagai berikut :
1) Siswa belum mengerti tentang mencari KPK dan FPB .
2) Hasil observasi siswa
Dilihat dari hasil observasi siswa bahwasanya siswa tidak mencari dan
menemukan informasi, siswa tidak bertanya kepada guru atau siswa
lain, siswa tidak mengajukan pendapat atau komentar kepada guru
atau siswa lainnya, siswa tidak membuat kesimpulan sendiri, siswa
tidak dapat menjawab pertanyaan guru dengan tepat saat KBM
berlangsung, siswa tidak dapat memberikan contoh dengan benar,
siswa tidak dapat bekerjasama dan berhubungan dengan baik dengan
siswa lain, siswa tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan
guru pada akhir pelajaran.
48
3) Hasil kegiatan belajar mengajar
Hasil KBM yang telah dilakukan pada siklus I ini menyatakan bahwa
hasilnya masih kurang memuaskan atau tingkat keberhasilan siswa
masih kecil/kurang, sehingga perlu diadakan siklus berikutnya untuk
melihat hasil keberhasilan siswa setelah diberi perlakuan yang sama.
4) Hasil observasi terhadap guru
Guru tidak melakukan penjelasan alur pelaksanaan pembelajaran, guru
tidak melakukan teknik bertanya pada siswa dalam proses
pembelajaran, guru tidak melakukan penggunaan bahasa penyaji, dan
guru tidak melakukan pemberian tindak lanjut (perbaikan/pengayaan).
Untuk itu siklus yang kedua harus dilakukan meningkatkan perhatian
kepada siswa yang mengalami kesulitan membentuk KPK dan FPB
dengan bimbingan secara individual.
2. Perencanaan Siklus II dan Tindakannya
Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 03 dan 04
September 2013 dengan alokasi waktu 4 x 35 menit.
Sama seperti siklus I, guru (peneliti) selalu memulai dengan berdo’a dahulu,
setelah itu baru melakukan pencatatan terhadap kehadiran siswa. Peneliti
kemudian menjelaskan kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari dan
tujuan pembelajaran pada siklus II.
Pada siklus II, hasil belajar siswa terjadi peningkatan dibandingkan dengan
siklus I. Siswa sudah mulai dapat berkreasi dan rasa percaya diri tinggi tanpa takut
salah mereka membuat KPK dan FPB. Dalam kegiatan ini guru berusaha
menjelaskan materi dan mengaitkan materi yang sedang dipelajari dengan materi
lain baik itu pelajaran matematika maupun pelajaran yang berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari.
49
Gambar 4.3
Siswa lebih berani dan percaya diri
Gambar 4.4
Berbagi pengetahuan dengan teman (tutor sebaya)
50
a. Hasil Obeservasi dan Evaluasi Siklus II
1) Data Kualitatif
Berdasarkan data kualitatif yang didapat melalui pengamatan baik
oleh observer maupun peneliti sendiri, ada peningkatan dibandingkan
siklus I. siswa sudah mulai suka dengan pembelajaran metode inquiry,
karena mereka dituntut untuk mencoba-coba tanpa takut salah. Guru pun
tidak terlalu repot untuk menjelaskan materi dalam bentuk ceramah lagi
karena siswa sudah dapat belajar dan mencari informasi sendiri dalam
pembelajaran, guru hanya berperan sebagai pembimbing dalam diskusi
kelompok dan membimbing siswa yang masih belum paham tentang
materi yang sudah diajarkan. Untuk hasil observasi terhadap kegiatan
siswa berdasarkan pengamatan dan penilaian kolaborator dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.4
Hasil Observasi Terhadap Siswa Pada Siklus II
No Ciri Perilaku Siswa dalam Melaksanakan
Kegiatan Belajarnya
Ya Tidak
1. Mencari dan menemukan informasi
2. Bertanya kepada guru atau siswa lain
3. Mengajukan pendapat atau komentar kepada guru
atau teman sebaya
4. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
5. Membuat skesimpulan sendiri tentang pembelajaran
yang diterimanya
6. Dapat menjawab pertanyaan guru dengan cepat saat
berlangsung KBM
7. Memberikan contoh dengan benar
51
No Ciri Perilaku Siswa dalam Melaksanakan
Kegiatan Belajarnya
Ya Tidak
8. Dapat bekerja sama dab berhubungan dengan siswa
lain
9. Menyenangkan dalam KBM
10. Dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru pada akhir pelajaran
Keterangan :
No. 1 sampai dengan No. 5 ialah ciri proses.
Sedangkan No. 6 sampai dengan No. 10 ialah ciri hasil belajar.
Tingkat keaktifan siswa pada siklus II dapat dikatakan sudah baik.
Dengan demikian ada peningkatan keaktifan siswa dalam pelaksanaan
siklus II. Siswa sudah mulai berani mengeluarkan pendapatnya dan
berani bertanya serta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
oleh guru. Siswa yang sudah mengerti pun dapat menjelaskan kepada
temannya yang masih belum paham tentang materi tersebut.
Tabel 4.5
Hasil Observasi Terhadap Guru Pada Siklus II
Bagian Pengamatan Apakah Guru
Melaksanakan
Ya Tidak
Persiapan 1. Skenario pembelajaran/perencanaan
pembelajaran
2. Penyiapan alat/media pembelajaran
3. Penampilan penyaji
Penyajian 4. Pemeriksaan kehadiran siswa
5. Pelaksanaa Apersepsi
52
Bagian Pengamatan Apakah Guru
Melaksanakan
Ya Tidak
6. Pengungkapan tujuan pembelajaran
7. Pemberian motivasi pembelajaran yang
menarik dengan tujuan pembelajaran
8. Penjelasan alur pelaksaan pembelajaran
(pengelompokan, dsb)
Pokok
9. Penerapan strategi
10. Pemanduan sajian materi pembelajaran
(keterpaduan bahan)
11. Penggunaan alat/media pembelajaran
12. Penerapan teknik bertanya
13. Pembahasan hasil kerja melibatkan
keektifan siswa
14. Pemberian bimbingan siswa
15. Penggunaan bahasa penyaji
Penutup
16. Penggunaan sistem penilaian(tertulis/lisan)
17. Pemberian tindak lanjut
(perbaikan/pengayaan)
Tingkat keaktifan guru pada siklus II dikatakan baik. Dengan
demikian pada siklus II ini ada peningkatan keaktifan guru dibandingkan
siklus I.
2) Data Kuantitatif
Berdasarkan data kuantitatif melalui evaluasi yang diberikan pada
siklus II hasilnya dipaparkan sebagai berikut
53
Tabel 4.6
Hasil Evaluasi Siklus II
No Nama susun Nilai No Nama susun Nilai
1. Siswa 1 75 14. Siswa 1 70
2. Siswa 2 70 15. Siswa 2 60
3. Siswa 3 64 16. Siswa 3 72
4. Siswa 4 68 17. Siswa 4 68
5. Siswa 5 80 18. Siswa 5 63
6. Siswa 6 85 19. Siswa 6 75
7. Siswa 7 66 20. Siswa 7 80
8. Siswa 8 80 21. Siswa 8 60
9. Siswa 9 70 22. Siswa 9 70
10. Siswa 10 85 23. Siswa 10 80
11. Siswa 11 95 24. Siswa 11 75
12. Siswa 12 92 25. Siswa 12 60
13. Siswa 13 88 26. Siswa 13 85
Keterangan :
KKM untuk mata pelajaran matematika kelas IV B semester I adalah 65
yang memperoleh nilai ≥ KKM 21 orang dan yang memperoleh nilai ≤
KKM 5 orang.
Tingkat keberhasilan = 21/26 x 100 = 80,77 %
Nilai rata-rata = 1936/26 = 74,46
Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus II, terlihat ada peningkatan
KKM sebesar 43% atau keberhasilan siswa pada siklus II mencapai 80%
dengan kategori sangat baik dan nilai rata-rata kelas 74,46.
3) Refleksi Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Dari hasil pengamatan dan evaluasi pada siklus II dapat direfleksikan
bahwa siswa sudah mulai mengerti menyelesaikan KPK dan FPB. Hasil
observasi menunjukkan siswa tidak banyak masalah karena siswa sudah
mulai berani untuk bertanya pada guru atau teman lainnya, siswa sudah
54
terlihat keaktifannya dalam proses KBM. Selain itu siswa juga dapat
memberikan contoh dan menjawab pertanyaan-pertanyaan guru yang
berkaitan dengan permasalahan pada akhir pembelajaran. Hasil KBM
pada siklus II cukup memuaskan karena hasilnya mencapai 80,77%.
Hasil observasi terhadap guru sudah dapat dikategorikan baik karena
guru sudah melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang
pengajar. Hasil pengamatan terhadap siswa, guru, maupun evaluasi
menunjukkan hasil yang sudah baik. Metode inquiry ini akan membuat
siswa semakin suka dan senang belajar matematika. Tahapan pada setiap
siklus dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.7
Tahapan-tahapan Pada Siklus I dan II
Tahapan Siklus I Siklus II
Perencanaan Rencana pembelajaran
menggunakan metode ceramah,
setelah guru memberikan
penjelasan/pengajaran siswa
dengan metode inquiry, siswa
diharapkan melakukan kreasi
untuk mengerjakan soal KPK
dan FPB yang dikerjakan
sendiri.
Rencana pembelajaran
menggunakan metode inquiry,
setelah guru memberikan
penjelasan/ pembelajaran
kepada siswa melakukan kreasi
untuk menyelesaikan masalah
soal KPK dan FPB dan
dilanjutkan dapat menentukan
KPK dan FPB tersebut.
Tindakan Guru menjelaskan materi
tentang KPK dan FPB, guru
sengaja tidak menjelaskan soal
itu karena siswa diharuskan
mengerjakan dan berkreasi
membuat KPK dan FPB di
dalam bentuk yang lain. Guru
Guru memberikan materi
tentang KPK dan FPB lalusiswa
merumuskan masalah sendiri
untuk menentukan sendiri KPK
dan FPB yang dibuatnya dan
menuliskannya. Guru berperan
sebagai pembimbing
55
berperan sebagai pembimbing.
Tahapan Siklus I Siklus II
Observasi Pada siklus I siswa masih belum
percaya diri, belum bisa
mengerjakan soal KPK dan
FPB, masih terlihat ada yang
berkreasi sendiri walupun yang
dibuat bahan KPK dan FPB.
Siswa masih banyak bertanya
dan meminta petunjuk guru.
Ssehingga suasana kelas jadi
ramai
Peta siklus II siswa lebih
percaya diri dalam mengerjakan
KPK dan FPB. Sudah kreatif
tetapi ada yang belum selesai
masih banyak yang bertanya
pada guru mana yang termasuk
KPK dan FPB. Sebelum suasana
kelas menjadi ramai tetapi tidak
seperti siklus I.
Refleksi Guru setelah berusaha
menjelaskan dengan baik,
karena metode ini baru bagi
siswa maka, masih banyak siswa
yang bingung. Tetapi ada juga
beberapa siswa yang paham dan
sudah nulai berkreasi. Guru
harus menjelaskan kembali.
Guru sudah mulai mengurangi
ceramah, lebih banyak
membimbing berkeliling ke
siswa yang belum kreatif.
Namun harus lebih
membimbing siswa yang masih
bingung menentukan KPK dan
FPB yang mereka buat.
a. Hasil Wawancara
Pada setiap akhir siklus guru melakukan wawancara dengan siswa sebagai
hasil tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran yang sudah dilakukan di
kelas. Wawancara ini bertujuan untuk merangkum semua pendapat siswa sebagai
hasil dari pembelajaran.Wawancara pada siklus I dilaksanakan pada tanggal
27Agustus 2013. Berikut narasi wawancara guru dengan siswa yang berjumlah 26
orang.
56
Tabel 4.8
Hasil Wawancara Guru dengan Siswa Pada Siklus I
No Uraian Skala
Ya Tidak
1. Apakah kamu menyukai pelajaran
matematika khususnya pada materi KPK
dan FPB?
12
(46,15%)
14
(53,85%)
2. Apakah selama ini guru kamu selalu
menggunakan metode yang berbeda pada
proses pembelajaran maematika di kelas
kamu?
10
(38,46%)
16
(61,54%)
3. Apakah menurut kamu belajar matematika
itu menyenangkan?
11
(42,31%)
15
(57,69%)
Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian siswa tidak
mengerti matematika karena mereka tidak paham, oleh karena itu harus ada
perbaikan pembelajaran.
Wawancara pada akhir siklus II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 10
September 2013.Berikut kutipan hasil wawancara guru dengan siswa:
Tabel 4.9
Hasil Wawancara Guru dengan Siswa Pada Siklus II
No Uraian Skala
Ya Tidak
1. Apakah kamu menyukai pelajaran matematika
kuhususnya pada materi KPK dan FPB?
21
(80,77%)
5
(19,23%)
2. Apakah selama ini guru mu selalu
menggunakan metode yang berbeda pada proses
pembelajaran matematika di kelas kamu?
19
(73,08%)
7
(26,92%)
57
3. Apakah menurut kamu belajar matematika itu
menyenangkan?
21
(80,77%)
5
(19,23%)
Dari hasil wawancara pada siklus II dapat disimpulkan bahwa siswa mulai
meyukai pembelajaran matematika walaupun terkadang masih belum paham,
mereka mau berusaha dengan dibantu tutor sebaya.
B. Pembahasan
Hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas IV MI Hayatul
Islamiyah Cinangka hasil belajar siswa pada pokok pembahasan KPK dan FPB
melalui metode inquiry yang pelaksanaannya dilakukan dua siklus menunjukkan
adanya peningkatan hasil belajar.
Peningkatan ini pun bukan hanya terjadi pada siswanya saja tetapi pada
gurunya mengalami peningkatan. Aktivitas siswa selama pembelajaran
berlangsung mengalami perubahan dari siklus I sampai pelaksanaan siklus II.
Hasil evaluasi siswa juga terlihat dengan jelas adanya perubahan karena siswa
sudah mulai terbiasa dengan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Dalam
hal ini guru (peneliti) hanya berperan sebagai pembimbig saja bagi anak didiknya.
Ternyata penggunaan metode inquiry dalam proses pembelajaran di kelas
membawa perubahan positif bagi siswa dan guru. Dalam hal ini sebenarnya bukan
hanya metode inquiry saja yang digunakan dalam pembelajaran, setiap
pembelajaran dengan materi berbeda seharusnya menggunakan metode yang
sesuai dengan pembelajaran yang sedang berlangsung.
Sebagai guru sebaiknya dapat mencari, menemukan dan menggunakan
metode yang sesuai dengan materi pembelajaran di sekolah.
1. Hasil Observasi terhadap Siswa pada Siklus I dan Siklus II
a. Hasil Observasi terhadap siswa pada siklus I
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan terhadap siswa pada siklus
I adalah siswa tidak mencari dan menemukan informasi, siswa tidak bertanya
kepada guru atau siswa lain, siswa tidak mengajukan pendapat atau komentar
kepada guru atau kepada siswa, siswa tidak membuat simpulan sendiri, siswa
58
tidak dapat menjawab pertanyaan guru dengan tepat saat KBM berlangsung,
siswa tidak dapat memberikan contoh dengan benar, siswa tidak dapat
bekerjasama dan berhubungan dengan siswa lain, siswa tidak dapat menjawab
pertanyaan yang diberikan guru pada akhir pembelajaran.
b. Hasil observasi terhadap siswa pada siklus II
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan terhadap siswa pada siklus
II siswa sudah mulai mengerti menyelesaikan KPK dan FPB. Hasil observasi
siswa tidak banyak masalah karena siswa sudah mulai berani untuk bertanya
kepada guru atau teman lainnya, siswa sudah terlihat keaktifannya dalam
proses KBM, siswa dapat memberikan contoh dan menjawab pertanyaan-
pertanyaan guru yang berkaitan dengan permasalahan pada akhir
pembelajaran, hasil KBM pada siklus II sudah bagus dibanding dengan hasil
KBM pada siklus I.
Hasil ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan aktivitas siswa yang
positif dari perlakuan pembelajran yang dilakukan di kelas sehingga proses
kegiatan belajar mengajar pun menjadi lebih terarah dan tercapai pada tujuan
pembelajaran.
2. Hasil Observasi terhadap Guru Pada Siklus I dan Siklus II
a. Hasil observasi terhadap guru pada siklus I
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan terhadap guru pada siklus
I adalah guru tidak melakukan penjelasan alur pelaksanaan pembelajaran
(pengelompokan, dsb), guru tidak melakukan penggunaan bahasa penyaji,
dan guru tidak melakukan pemberian tindak lanjut (perbaikan/pengayaan) dan
tidak memberikan tugas dan pekerjaan rumah kepada siswa.
b. Hasil observasi terhadap guru pada siklus II
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan terhadap guru pada siklus
II adalah guru sudah melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang
pengajar dan pendidik dan termasuk kategori baik karena guru sudah
melakukan tugas-tugasnya dengan baik dari awal proses pembelajaran sampai
akhir proses KBM. Pengamatan guru menunjukkan hasil yang sudah baik,
guru mengalami peningkatan dalam hal mengajar dan proses pemberian
59
materi kepada siswa. Diharapkan dengan metode inquiry ini akan membuat
guru semakin berfikir dan berinovasi dalam penggunaan metode-metode
sesuai dengan pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran pun akan
berlangsung dengan baik dan lancar, siswa pun akan suka dan senang belajar
matematika.
Peningkatan terhadap siswa dan guru jelas terlihat pada siklus II ini
karena hasilnya yang berbeda dengan siklus sebelumnya yaitu siklus I. Hasil
evaluasi yang dilakukan oleh siswa juga begitu memuaskan dibandingkan
dengan hasil evaluasi pada siklus I.
3. Hasil Evaluasi pada Siklus I dan Siklus II
Tabel 4.10
Interval Data Hasil Evaluasi Siswa Siklus I
Interval Batas Bawah Batas Atas Frekuensi
Absolut Relatif (%)
48-52
53-57
58-64
65-69
70-74
75-79
47,5
52,5
57,5
64,5
69,5
74,5
52,5
57,5
64,5
69,5
74,5
79,5
6
3
4
6
4
2
23,08
11,54
19,23
23,08
15,38
7,69
Jumlah 26 100,00
0
1
2
3
4
5
6
7
47.5 52.5 57.5 64.5 69.5 74.5
Fre
kue
nsi
Batas Bawah
60
Gambar 4.5
Histogram Hasil Evaluasi Siswa Siklus I
Berdasarkan data histogram di atas, menunjukkan nilai tertinggi siswa adalah
79 dan nilai terendah adalah 48. Presentase pada interval 48-52 dan 65-69 masih
relatif tinggi yaitu 23,08% sedangkan pada interval 75-79 menunjukkan angka
7,69%. Hal ini menunjukkan bahwa siklus I nilai siswa masih banyak yang rendah
dan belum mencapai nilai KKM yang ditentukan. Nilai siswa yang belum
mencapai nilai KKM pada siklus I ini mencapai 50%.
Tabel 4.11
Interval Data Hasil Evaluasi Siswa Siklus II
Interval Batas Bawah Batas Atas Frekuensi
Absolut Relatif (%)
60-66
67-73
74-80
81-87
88-94
95-101
59,5
66,5
73,5
80,5
87,5
94,5
66,5
73,5
80,5
87,5
94,5
101,5
6
7
7
3
2
1
23,0
26,92
26,92
11,54
7,69
3,85
Jumlah 26 100,00
Gambar 4.6
0
1
2
3
4
5
6
7
8
59.5 66.5 73.5 80.5 87.5 94.5
Fre
kue
nsi
Batas Bawah
61
Histogram Hasil Evaluasi Siswa Siklus II
Berdasarkan data histogram di atas, presentase pada interval 60-66
menunjukkan angka 23% sedangkan pada interval 67-73 dan 74-80 menunjukkan
angka sama yaitu 26,92% dan interval 95-101 menunjukkan angka 3,85%. Hal ini
menunjukkan bahwa pada siklus II ini nilai siswa sudah ada peningkatan jika
dilihat dari nilai terendah dan nilai tertinggi siswa yang telah mencapai nilai KKM
yang ditentukan.
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam
dua siklus dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar matematika
siswa kelas IV di MI Hayatul Islamiyah Cinangka pada materi KPK dan FPB
melalui metode inquiry. Hal tersebut ini dapat dilihat dari aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran yang semakin meningkat dalam siklusnya, yaitu nilai rata-
rata siklus I 62,38 menjadi 74,46 di siklus II. Dari siklus I, 46,15% siswa
mendapat nilai di atas nilai KKM 65, sedangkan di siklus II 80,77% siswa
mendapat nilai di atas nilai KKM 65.
Sesuai dengan hasil penelitian tindakan kelas di atas, hipotesis yang telah
dirumuskan ternyata terbukti kebenarannya bahwa metode pembelajaran inquiry
dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada pembelajaran materi
KPK dan FPB di kelas IV di MI Hayatul Islamiyah Cinangka.
B. Saran
1. Bagi Guru
Mengingat kesimpulan hasil penelitian bahwa metode pembelajaran inquiry
dapat meningkatkan siswa dalam aktivitas belajar, menciptakan suasana yang
kondusif di dalam kelas, dan meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu,
disarankan kepada guru agar dapat menerapkan metode pembelajaran inquiry
dalam kegiatan belajar mengajar matematika sebagai alternatif metode
pembelajaran.
2. Bagi Siswa
Penggunaan metode inquiry ini merupakan sebuah alat bagi siswa untuk lebih
aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Penerapan metode ini juga menjadi
salah satu cara agar siswa untuk lebih memahami konsep matematika khususnya
pada pokok bahasan KPK dan FPB. Sebaiknya siswa lebih kritis untuk
mengajukan pendapat dan ide-ide yang cemerlang kepada gurunya agar guru yang
63
mengajar pun menjadi terpacu untuk menggunakan metode-metode yang selain
inquiry sehingga pembelajaran pun menjadi lebih terarah dan mecapai tujuan.
3. Bagi Peneliti
Walaupun PTK tidak dapat digeneralisasi, tidak ada salahnya bagi peneliti
selanjutnya yang tertarik dengan temuan-temuan pada pembelajaran dengan
menggunakan metode inquiry dapat melakukan penelitian yang sama pada pokok
bahasan dan siswa yang berbeda sebagai pembanding dan pengembang metode
pembelajaran di dunia pendidikan.
64
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi et al. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara, 2006
Djamarah, Syaiful B. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2008
Djamarah, Syaiful B dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta, 2006
Enjah Takari R. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Ganesindo, 2008
Hamalik, Oemar. Proses BelajarMengajar. Cet. 1. Jakarta: BumiAksara, 2010
Kadiyo dan Sutarto, Bimbingan Praktis dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Kemilau Ilmu Semesta, 2013
Kusumah, W et al. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Permata Puri Media,
2012
Makmun, A.S. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007
Mustaqim, Burhan dan Ary Astuty. Ayo Belajar Matematika. Bandung: Buana
Raya, 2009
Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: PustakaPelajar, 2011
Sukmadinata, N.S. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011
Sutikno, M. Sobry. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Rafika Aditama, 2010
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif; Konsep, Landasan
dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Kencana, 2009
Yuliwidyawati, E et al. Pembelajaran Matematika MI. Surabaya: IAIN Press,
2009
65
1. Profil Sekolah.
a. Identitas Sekolah.
Nama Madrasah : Hayatul Islamiyah Cinangka
Alamat Madrasah : Jl. Pendidikan no.08 Rt05/03 Kp. Bulak
Cinangka
No. Tlp : 021-7420255
Kode Pos : 16516
Status Sekolah : Swasta
Statistik Akreditasi : Terakredikasi Baik ( B )
No. Statistik Madrasah : 111232760039 NPSN : 60710018
Tahun Berdiri : 1948
Nama Kepala Sekolah : Rusmiati, S.Pd.I.
Surat Pengangkatan : SK No. 02/SK/YRN/VIII/2012 Tanggal
11 Agustus 2012
b. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah.
1) Visi
Visi yang dimiliki oleh MI Hayatul Islamiyah Cinangka:
“Mempromosikan madrasah sebagai lembaga yang mampu
menyiapkan generasi muslim yang berkualitas dan berakhlakul
karimah”.
2) Misi
Misi yang diemban MIHayatul Islamiyah Cinangka untuk mencapai
visi yang diharapkan adalah:
a) Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi mutu, baik
secara keilmuan maupun secara moral dan sosial.
b) Mengupayakan dan meningkatkan sarana dan prasarana
pendididkan.
c) Menumbuhkan sikap disiplin di kalangan personal dan peserta
didik.
d) Meningkatkan pelayanan pendidikan bagi masyarakat.
3) Tujuan
66
Tujuan yang akan dicapai oleh MIHayatul Islamiyah Cinangka adalah:
a) Terwujudnya suasana belajar yang nyaman dan menyanangkan.
b) Menjadikan sekolah sebagai pilihan masyarakat.
2. Data Siswa dan Rombongan Belajar Tahun 2012/2013.
Tabel 3.1
Rekapitulasi Siswa MI Hayatul Islamiyah Cinangka
No. Kelas L P Jumlah
Siswa
Jumlah
Robel Ket
1 I 26 26 68 2
2 II 30 30 69 2
3 III 25 25 53 2
4 IV 29 29 54 2
5 V 27 27 54 2
6 VI 31 30 61 2
Jumlah 168 181 349 12
3. Sejarah Singkat Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Hayatul Islamiyah.
Madrasah Hayatul Islamiyah Cinangka adalah sebuah lembaga pendidikan yang
bergerak menyelenggarakan pendidikan dasar yang bermanfaat untuk agama
Islam, yang berada di bawah naungan/binaan Kementerian Agama Republik
Indonesia. Berdirinya madrasah ini pada tanggal 1 Mei 1948 di atas tanah waqaf
seluas 1.000 m2 sertifikat waqaf No. AF 123537.10.1019.1.00033. sedangkan
menurut data terakhir tahun 2012/2013 Madrasah Ibtidaiyah Hayatul Islamiyah
Cinangka telah memiliki enam kelas dengan siswa 349 anak yang dikelola oleh 18
guru dan 1 karyawan.
67
4. Keadaan dan Denah Bangunan.
Madrasah Ibtidaiyah Hayatul Islamiyah Cinangka di Kampung Bulak Kelurahan
Cinangka Kecamatan Sawangan Kota Depok. Melihat bangunan madrasah
tersebut cukup memadai untuk kegiatan belajar mengajar, adapun status
bangunannya milik sendiri dengan 2 unit bangunan yang cukup permanen.
Perkembangan madrasah tersebut meningkat degan pesat sehingga fisik bangunan
terus mengalami perbaikan. Adapun bentuk bangunannya seperti gambar berikut:
U
Lapangan Upacara
Gambar 3.1 Denah Bangunan
5. Daftar dan Struktur Organisasi MI Hayatul Islamiyah Cinangka
Tabel 3.2
Daftar Pengajar MI Hayatul Islamiyah Cinangka
No Nama Guru Jabatan Mata
Pelajaran
Jumlah
Jam Ket
1 Rusmiati, S.Pd.I. Kepala Madrasah B. Sunda 32
2 Naalih Wakil Kepala PKN 24
3 Rumyani Bendahara Fiqih 24
Kelas 1
Kelas 2
Kelas 3
Ruang
Kepala MI
dan Guru
Kelas 4
Kelas 5
Kelas 6
Perpustakaan
Musholah
WC
68
4 Azwar Anas Tata Usaha Akidah A 24
5 Asy’ari Guru IPS 24
6 Dra. Nurhayati Guru Kelas 4.2 28
7 Irma Suryani,S.Ag Guru Kelas 4.1 28
8 Neneng Hasanah Guru Kelas 2.1 28
9 Siti Aisyah Guru Kelas 2.2 28
10 Yasmin Liana Guru B. Inggris 24
11 Deni Irawan Guru IPA, MTK 24
12 Nur’asiah Guru Kelas 1.1 28
13 Maspupah Guru Kelas 1.2 28
69
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sekolah
Mata Pelajaran
:
:
MI. Hayatul Islamiyah Cinangka
Matematika
Kelas / Semester : IV/1
Pertemuan ke- : 3-4
Alokasi Waktu : 4 x 35 menit
A. Standar Kompetensi : 2. Memahami dan menggunakan faktor dan
kelipatan dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar : 2.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan KPK dan FPB
C. Indikator
Karakter yang diharapkan
:
:
1. Menentukan KPK dari dua bilangan
melalui soal cerita
2. Menentukan FPB dari dua bilangan melalui
soal cerita
3. Menentukan KPK dari tiga bilangan
melalui soal cerita
4. Menentukan FPB dari tiga bilangan
melalui soal cerita
Disiplin, perhatian, tekun dan tanggung jawab
D. Materi Ajar :
FPB dan KPK
E. Metode Pembelajaran
: Ceramah, Inquiry dan Diskusi
F. Langkah-langkah Pembelajaran :
Pertemuan 3-4
1. Kegiatan Awal
a) Melaksanakan apersepsi dan motivasi
b) Melakukan tanya jawab dan membahas masalah tentang FPB dan KPK
70
2. Kegiatan Inti
a) Orientasi siswa pada masalah
1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
2) Guru memberikan motivasi siswa terlibat langsung pada pemecahan
masalah
b) Mengamati/melakukan observasi terhadap kegiatan siswa
c) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan untuk dipresentasikan
d) Mengkomunikasikan dan menyajikan hasil karya dengan teman sekelas
dan guru
3. Kegiatan Penutup
a) Menyimpulkan materi pelajaran
b) Mengevaluasi kegiatan pembelajaran
c) Memberikan tugas rumah dan menginformasikan materi yang dibahas
pada pertemuan berikutnya
G. Alat/Bahan dan Sumber Belajar : - Buku Matematika untuk Kelas IV karangan
Burhan Mustaqim, Ary Astuty, 2008
- Buku LKS Panduan Belajar Mandiri
Matematika, CV Arya Duta.
- Lidi
H. Penilaian :
Indikator Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Instrumen Soal
1. Menentukan
KPK dari dua
bilangan melalui
soal cerita
2. Menentukan
Tugas Individu Uraian 1. Lampu merah menyala setiap 2 jam
sekali dan lampu hijau menyala
setiap 4 jam sekali. Pada jam 8
lampu merah dan hijau menyala
secara bersamaan. Pada jam berapa
lampu merah dan hijau menyala
bersama lagi untuk kedua kalinya?
2. Seorang anak mempunyai 4 permen
71
FPB dari dua
bilangan melalui
soal cerita
3. Menentukan
KPK dari tiga
bilangan melalui
soal cerita
4. Menentukan
FPB dari tiga
bilangan melalui
soal cerita
dan 6 coklat. Ia ingin membagi
dengan teman-temannya permen
dan coklat tersebut. Berapa
sebanyak-banyaknya anak yang
dapat, masing-masing dapat berapa
banyak?
3. Lampu merah menyala setiap 2 jam
sekali, lampu kuning menyala setiap
3 jam sekali dan lampu hijau
menyala setiap 6 jam sekali. Pada
jam 5 lampu merah, kuning dan
hijau menyala secara bersamaan.
Pada jam berapa lampu merah,
kuning dan hijau menyala bersama
lagi untuk kedua kalinya?
4. Pak Guru mempunyai 6 buku, 9
pensil dan 15 penghapus. Ia ingin
membagi buku, pensil dan
penghapus kepada murid-muridnya.
Berapa sebanyak-banyaknya murid
yang dapat, masing-masing dapat
berapa banyak?
Format Kriteria Penilaian
a) Produk (hasil diskusi)
No Aspek Kriteria Skor
1 Aspek 1) Semua benar
2) Sebagian besar benar
3) Sebagian kecil benar
4) Semua salah
4
3
2
1
72
b) Performansi
No Aspek Kriteria Skor
1
2
Pengetahuan
Sikap
1) Pengetahuan
2) Kadang-kadang pengetahuan
3) Tidak pengetahuan
1) Sikap
2) Kadang-kadang sikap
3) Tidak sikap
4
2
1
4
2
1
Lembar Penilaian
No Nama Siswa Performansi Produk Jumlah Skor Nilai
1.
2.
3.
4.
5
Catatan:
Nilai = (jumlah skor : jumlah skor maksimal) x 10
- Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat nilai KKM harus diadakan remedial.
Mengetahui, Cinangka, Agustus 2013
Kepala Sekolah MI.
Hayatul Islamiyah Cinangka
Guru Kelas
Rusmiati, S.PdI.
Naalih
72
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sekolah
Mata Pelajaran
:
:
MI. Hayatul Islamiyah Cinangka
Matematika
Kelas / Semester : IV/1
Pertemuan ke- : 1-2
Alokasi Waktu : 4 x 35 menit
A. Standar Kompetensi : 2. Memahami dan menggunakan faktor dan
kelipatan dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar : 2.3 Menentukan Kelipatan Persekutuan
Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan
Terbesar (FPB)
C. Indikator
Karakter yang diharapkan
:
:
1. Menentukan KPK dari dua bilangan
2. Menentukan FPB dari dua bilangan
Disiplin, perhatian, tekun dan tanggung jawab
D. Materi Ajar :
FPB dan KPK
E. Metode Pembelajaran
: Ceramah, Inquiry dan Diskusi
F. Langkah-langkah Pembelajaran :
Pertemuan 1-2
1. Kegiatan Awal
a) Melaksanakan apersepsi dan motivasi
b) Melakukan tanya jawab dan membahas masalah tentang FPB dan KPK
2. Kegiatan Inti
a) Orientasi siswa pada masalah
1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
2) Guru memberikan motivasi siswa terlibat langsung
73
b) Mengamati/melakukan observasi terhadap kegiatan siswa
c) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan untuk dipresentasikan
d) Mengkomunikasikan dan menyajikan hasil karya dengan teman sekelas
dan guru
3. Kegiatan Penutup
a) Menyimpulkan materi pelajaran
b) Mengevaluasi kegiatan pembelajaran
c) Memberikan tugas rumah dan menginformasikan materi yang dibahas
pada pertemuan berikutnya
G. Alat/Bahan dan Sumber Belajar : - Buku Matematika untuk Kelas IV karangan
Burhan Mustaqim, Ary Astuty, 2008
- Buku LKS Panduan Belajar Mandiri
Matematika, CV Arya Duta.
- Lidi
H. Penilaian :
Indikator Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Instrumen Soal
1. Menentukan
KPK dari dua
bilangan
2. Menentukan
FPB dari dua
bilangan
Tugas Individu Uraian 1. Tentukanlah KPK dari 8 dan 12!
2. Tentukanlah KPK dari 15 dan 20
3. Tentukanlah FPB dari 25 dan 30!
4. Tentukanlah FPB dari 24 dan 28!
Format Kriteria Penilaian
a) Produk (hasil diskusi)
No Aspek Kriteria Skor
1 Aspek 1) Semua benar
2) Sebagian besar benar
3) Sebagian kecil benar
4) Semua salah
4
3
2
1
74
b) Performansi
No Aspek Kriteria Skor
1
2
Pengetahuan
Sikap
1) Pengetahuan
2) Kadang-kadang pengetahuan
3) Tidak pengetahuan
1) Sikap
2) Kadang-kadang sikap
3) Tidak sikap
4
2
1
4
2
1
Lembar Penilaian
No Nama Siswa Performansi Produk Jumlah Skor Nilai
1.
2.
3.
4.
5
Catatan:
Nilai = (jumlah skor : jumlah skor maksimal) x 10
- Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat nilai KKM harus diadakan remedial.
Mengetahui, Cinangka, Agustus 2013
Kepala Sekolah MI.
Hayatul Islamiyah Cinangka
Guru Kelas
Rusmiati, S.PdI.
Naalih
76
Kisi-kisi Soal
SK : 2. Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah
No Kompetensi Dasar Indikator No. Soal
1.
2.3. Menentukan kelipatan
persekutuan terkecil (KPK)
dan faktor persekutuan
terbesar (FPB)
- Menentukan KPK dari dua
bilangan
- Menentukan FPB dari dua
bilangan
1
2
3
4
Kisi-kisi Soal
SK : 2. Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah
No Kompetensi Dasar Indikator No. Soal
1.
2.4 Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan KPK
dan FPB
- Menentukan KPK dari dua
bilangan melalui soal cerita
- Menentukan FPB dari dua
bilangan melalui soal cerita
- Menentukan KPK dari tiga
bilangan melalui soal cerita
- Menentukan FPB dari tiga
bilangan melalui soal cerita
1
2
3
4
77
Lembar Soal Latihan
Soal matematika kelas IV
1. Tentukan KPK dari 8 dan 12 ?
2. Tentukan KPK dari 15 dan 20 ?
3. Tentukan FPB dari 25 dan 30 ?
4. Tentukan FPB dari 24 dan 28 ?
Soal Matematika Kelas IV
1. Lampu merah menyala setiap 2 jam sekali dan lampu hijau menyala setiap 4 jam sekali.
Pada jam 8 lampu merah dan hijau menyala secara bersamaan. Pada jam berapa lampu
merah dan hijau menyala bersama lagi untuk kedua kalinya?
2. Seorang anak mempunyai 4 permen dan 6 coklat. Ia ingin membagi dengan teman-
temannya permen dan coklat tersebut. Berapa sebanyak-banyaknya anak yang dapat,
masing-masing dapat berapa banyak?
3. Aminah berenang setiap 2 hari sekali, Deka berenang setiap 3 hari sekali dan Zubaedah
berenang setiap 6 hari sekali. Pada tanggal 5 juli 2013 mereka berenang bersama, pada
tanggal berapa mereka berenang bersama kembali?
4. Pak Guru mempunyai 6buku, 9 pensil dan 15penghapus. Ia ingin membagi buku, pensil
dan penghapus kepada murid-muridnya. Berapa sebanyak-banyaknya murid yang dapat,
masing-masing dapat berapa banyak?
78
Kunci Jawaban Soal Cerita
1. Dalam menjawab soal cerita ini, kita dapat menerapkan prinsip KPK dari 2 dan 4
Lampu merah menyala = 2 =2
Lampu hijau menyala = 4 = 22
KPK dari 2 dan 4 adalah 22 = 4. Hal ini berarti lampu merah dan hijau menyala bersama
selang 4 jam. Jadi menyala bersama lagi pada jam 8+4 = jam 12.00
2. Dalam menjawab soal cerita ini, kita dapat menerapkan prinsip FPB dari 4 dan 6
Faktor Prima 4 = 22
Faktor Prima 6 = 2.3
FPB dari 4 dan 6 adalah 2. Hal ini berarti jumlah anak yang mendapat permen dan coklat
adalah 2 orang. Masing-masing mendapat:
4 permen : 2 = 2 permen
6 coklat : 2 = 3 coklat
3. Dalam menjawab soal cerita ini, kita dapat menerapkan prinsip KPK dari 2, 3 dan 6
Aminah berenang = 2 =2
Deka berenang = 3 = 3
Zubaedah berenang = 6 = 2.3
KPK dari 2, 3 dan 6 adalah 2.3 = 6. Hal ini berarti Aminah, Deka dan Jubaedah berenang
selang 6 hari. Jadi berenang bersama lagi pada tanggal5+6 = tanggal 11 Juli 2013
4. Dalam menjawab soal cerita ini, kita dapat menerapkan prinsip FPB dari 6, 9 dan 15
Faktor Prima 6 = 2.3
Faktor Prima 9 = 32
Faktor Prima 15 = 3.5
FPB dari 6, 9 dan 15 adalah 3. Hal ini berarti jumlah murid yang mendapat buku, pensil
dan penghapus adalah 3 orang. Masing-masing mendapat:
6 buku : 3 = 2 buku
9 pensil : 3 = 3 pensil
15 penghapus : 3 = 5 penghapus
79
Hasil Evaluasi Siklus I
No Nama Siswa Nilai No Nama Siawa Nilai
1. Siswa 1 66 14. Siswa 14 64
2. Siswa 2 55 15. Siswa 15 57
3. Siswa 3 52 16. Siswa 16 66
4. Siswa 4 64 17. Siswa 17 56
5. Siswa 5 73 18. Siswa 18 50
6. Siswa 6 69 19. Siswa 19 50
7. Siswa 7 50 20. Siswa 20 70
8. Siswa 8 75 21. Siswa 21 48
9. Siswa 9 63 22. Siswa 22 61
10. Siswa 10 67 23. Siswa 23 71
11. Siswa 11 73 24. Siswa 24 60
12. Siswa 12 79 25. Siswa 25 50
13. Siswa 13 65 26. Siswa 26 68
80
Hasil Evaluasi Siklus II
No Nama susun Nilai No Nama susun Nilai
1. Siswa 1 75 14. Siswa 1 70
2. Siswa 2 70 15. Siswa 2 60
3. Siswa 3 64 16. Siswa 3 72
4. Siswa 4 68 17. Siswa 4 68
5. Siswa 5 80 18. Siswa 5 63
6. Siswa 6 85 19. Siswa 6 75
7. Siswa 7 66 20. Siswa 7 80
8. Siswa 8 80 21. Siswa 8 60
9. Siswa 9 70 22. Siswa 9 70
10. Siswa 10 85 23. Siswa 10 80
11. Siswa 11 95 24. Siswa 11 75
12. Siswa 12 92 25. Siswa 12 60
13. Siswa 13 88 26. Siswa 13 85
81
Lampiran 3
Lembar Observasi Terhadap
No Ciri Perilaku Siswa dalam Melaksanakan
Kegiatan Belajarnya
Ya Tidak
1. Mencari dan menemukan informasi
2. Bertanya kepada guru atau siswa lain
3. Mengajukan pendapat atau komentar kepada guru
atau teman sebaya
4. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
5. Membuat skesimpulan sendiri tentang pembelajaran
yang diterimanya
6. Dapat menjawab pertanyaan guru dengan cepat saat
berlangsung KBM
7. Memberikan contoh dengan benar
8. Dapat bekerja sama dab berhubungan dengan siswa
lain
9. Menyenangkan dalam KBM
10. Dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru pada akhir pelajaran
Keterangan :
No. 1 sampai dengan No. 5 ialah ciri proses.
Sedangkan No. 6 sampai dengan No. 10 ialah ciri hasil belajar.
82
Lampiran 4
Hasil Observasi Terhadap Guru
Bagian Pengamatan Apakah Guru
Melaksanakan
Ya Tidak
Persiapan 1. Skenario pembelajaran/perencanaan
pembelajaran
2. Penyiapan alat/media pembelajaran
3. Penampilan penyaji
Penyajian 4. Pemeriksaan kehadiran siswa
5. Pelaksanaa Apersepsi
6. Pengungkapan tujuan pembelajaran
7. Pemberian motivasi pembelajaran yang
menarik dengan tujuan pembelajaran
8. Penjelasan alur pelaksaan pembelajaran
(pengelompokan, dsb)
Pokok
9. Penerapan strategi
10. Pemanduan sajian materi pembelajaran
(keterpaduan bahan)
11. Penggunaan alat/media pembelajaran
12. Penerapan teknik bertanya
13. Pembahasan hasil kerja melibatkan
keektifan siswa
14. Pemberian bimbingan siswa
15. Penggunaan bahasa penyaji
Penutup
16. Penggunaan sistem penilaian(tertulis/lisan)
17. Pemberian tindak lanjut
(perbaikan/pengayaan)
83
Lampiran 5
Hasil Wawancara Guru dengan Siswa
No Uraian Skala
Ya Tidak
1. Apakah kamu menyukai pelajaran
matematika khususnya pada materi KPK
dan FPB?
2. Apakah selama ini guru kamu selalu
menggunakan metode yang berbeda pada
proses pembelajaran maematika di kelas
kamu?
3. Apakah menurut kamu belajar matematika
itu menyenangkan?
84
Lampiran 6
Hasil Wawancara dengan Guru
No Uraian Skala
Ya Tidak
1. Apakah bapak selalu mengecek kehadiran
siswa sebelum pembelajaran dimulai?
2. Apakah bapak selalu menggunakan
metode yang tepat dalam penyampaian
materi pelajaran?
3. Apakah bapak mengalami kendala atau
kesulitan dalam menyampaikan materi
pelajaran?
4. Apakah bapak selalu mempunyai cara
dalam menghadapi siswa yang
kemampuan rendah?
5. Apakah hasil belajar siswa selama ini
sudah baik dan memuaskan?
85
Lampiran 7
Lembar Aktivitas Siswa
No. Uraian Ya Tidak
1. Siswa terlihat kerja sama yang bagus
2. Siswa terlihat percaya diri
3. Siswa mandiri dalam mengerjakan tugas
4. Siswa rajin mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru
5. Siswa bertanggung jawab dengan tugasnya
6. Siswa tekun mengerjakan tugasnya
7. Siswa antusias menerima tugas dari gurunya
8. Siswa aktif dalam kelompoknya
9. Siswa berani mengeluarkan pendapatnya
10. Siswa berani mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya
t{! .
86
SURATM fztNPENELTTIANNomor : Un.0 l /F . l /KM.0 t .3 /V I t /20 t3Lamp. :Outline/proposalHal : Permohon in lzinpenelitian
Yang terhormatKepala MIS Hayatul Is lamiyah CinangkaDiTempat
Ass alamu' alaikum wr.wb.
Dengan hormat kami s6qlpsikan bahwa,
Jakarta, Jul i 2013
Nama
NIM
Jurusan
Semester
Judul Skripsi
Naalih
80901 8300562
PGMI
VIII (Delapan)
: 'lupaya Meningkatkan hasir berajar mafematika siswa MadrasahI btida iya h Hava tu I rsta m i.,oi ;;;;:,;:':::': "_1". sl.swa rua :rfnn F.Dn -^r^i., *^IlrT,t"h Cinangka pada pokok rnrtuii xprdan FPB metalui metode Inquiry-ii
adalah benar mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedangmenyusun skripsi, da1.aka1 mengadakan p.n.i;ti"n (ris;t)-;inrtunrilr.r,.orah/madrasahyang saudara pimpin.Untuk itu k;ri ;"h; Saudara dapar mengi zinkanmahasiswatersebut melaksanakan penelitian Oirnat<sua.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.lilassalemu'alaikum wr.w b.
Tembusan:
1. Dekan F|TK? Pembantu Dekan Bidang Akademik3. Mahasiswa yang bersari f , r t""-
"
i-.*_, KEMEN-ER|ANIGAMAh, utN JAKARTA
luln i FlrK-=y, Jr. tr. H Juanda No 95 Cipulat 15412 tndonesia
FORM (FR)
No Dokumen@
ffi'#t0 t3
iJI 'l '
Nomor : Un.0 l /F. l /KM.0 | .3/VII/20I3Lamp. : -Hal : Bimbingan Skripsi
Jakarta, Jul i 2013
Yang terhormatDr. Gelar DrvirahayuPembimbing Skripsi
l.*ylur ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Syarif HidayatullahJakarta.
Ass alamu' ala ikum w r. w b.
r,*oir,?ilis,l1",ll,1,,if3,i?i*?Ll'ff3ff1 saudara untuk menjadi pembimbing vrrNama
NIM
J urusan
Semester
Judul Skripsi
Tembusan:L Dekan FITK2. Mahasisr . r ,a , r ,ang bersanekutan
Naalih
8090.!8300562
PGMI
Vl l l (Delapan)
: "upaya Meningkatkan hasir berajar matematika siswa Madrasahj|:Tirf |^f:.r1,:*,3:'r"i. ;4;;#' pada pokok materi KpKdan FPB melalui metode Inquiry-ii
Judul tersebu.t, terah disetujui oreh Jurusan yang bersangkutan pada tanggar 24Maret 2013' abstraksiiout,line r.rr"npi.'iaudara auput ,.i.[tJkun p"rrbuhan redaksionalffi:*fllf"T,t"::jff:ilfi !ilxlrun
]ub,tun,rar dianggap perru, mohon p.,ui-iine.. Bimbingan rfltyi,difrarapkan seresai daram waktu 6.(enam) buran, dan dapat.orperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.' Atas perhatian dan kerjasamu Sarduiu, t umi ,.uf*ln'i.iii'u r.urilr.
Ilassa Iam u' alaikum wr. wb.
87
6 5 TVI E I'IJE R IAN AGA IAAUIN JAKARTAFITKJL lr. H. Juanda No gS Ciputat 1 541Z tndonesia
FoRM (FR)rtrx-rR-nxooar
Maret 2010
SURNT BIMBINGANSKRiPSI
I l 0 l 3
f{I
Nomor : Un.0l /Ft./KM.01 .3/Vil/ZOt3Lamp. : -Hal : Observasi
Tembusan:l . Dekan FITK2. Pembantu Dekan Bidang Akademik3. Nlahasiswa yang bersangkutan
Jakana. Ju l i 2013
Yang terhomat
\epala MI Hayatul Islamiyah CinangkaDiTempat
Ass alamu' alaikum w r.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa:
Nama : Naalih
NIM :809018300562Jurusan /Prodi : PGMI
Semester : Vl l l (Delapan)
adalah benar mahasiswa p.ada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta d.an .sehubungan dengan penyelesaian tugas akademik dan sedangmenyusun skripsi, mahasiswa tersebut memerlukan observasi Jrngun pihak terkait. Olehkarena itu, kami mohon kesediaan Saudara untuk menerima mahasiswa tersebut danmemberi kan bantuannya.
Demikianlah, atas perhatian dan bantuan saudara kami ucapkan ierima kasih.
l[/as s al am tt' a I ai kum w r. w b.
DekanMT
976 07 2007 0 l I 0 t3
88
^.,.A KEMENTERIANAGATVI,A,l@r ulN JAKARTA
t t l l , ' , ! [ r , " , o " r " r 5c ipu ta r , s4 t2 t ndones ia
FoRM (FR)No. Dokumen . FITK-FR-AKD{66Tgl. Terbit : 1 Maret 20.10No. Revis i : : 01Ha l . i t 1
9TJEATPERMOHONAN tzm
v1
89
UJI REFERENSI
Nama : Naalih
MM :809018300562
Judul : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa
Madrasah Ibtidaiyah Hayatul Islamiyah Cinangka pada
materi pokok KPK dan FPB melalui metode pembelajaran
Inquiry
Pembimbing : Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd.
No ReferensiParaf
Pembimbing
IEsti Yuliwidyawati, dkke P e mb e I aj ar an Mat e m at i kaMr$Uralaya: IAIN Press, 2009),h.2 4fr
2 M. Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajoran,(Lombok: Holistica,2013), h. 2, h. 118 /1,j"
aJ
Syaiful Balrri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta :Rineka Cipta. 2008). h. 3 /4h
4 Purwanto, Evaluas i Has il B elaj ar, (Yogyakarta:PustakaPelaj ar, 2011), h. 38, h. 46-53 4,t'
)Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zarn, StrategiBelajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Ciptq 2006), h.5,h.176-202 1f
6 Oemar Hamalilq Proses Belajar Mengajar, (Jakarta:Bumi Aksara" 2010), Cet. ke-l l, h.145, h. 146-147 4b
7Abin Syamsuddin M, Psikologi Pendidikan,(Bandung: Remaia Rosdakarya, 2007\, h. 243
vtl,l'8 Burhan Mustaqim dan Ary Astuty, Ayo Belajar
Matematika, fBanduns: Buana Rava. 2009). h. 54-56 4,t"9
Trianto, Me nde s ain Mo de I P e mb e I aj ar an Inov at if -P r o gr e s if; Ko ns e p, L and as an dan Imp I e me nt as iny apada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),(Jakarta : Kencana, 2009). h.l I I T
U
l 0Sutarto dan Kadiyo, Bimbingan Praktis DalamPenelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: Kemilau IlmuSemesta,20l3) , h .6 1f
l l Nana SyaodihS, Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 145 41,
t2Wijaya Kusumah, dk,k, Mengenal PenelitianTindakan Kelas. (Jakarta: Permata Puri Media.2012), Cet. ke-5, h.20
y
4t