upaya pemerintah dalam pengembangan ekonomi …repository.ub.ac.id/3577/1/krisna widyawan.pdf ·...
TRANSCRIPT
UPAYA PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF
KERAJINAN BORDIR APLIKASI “SARI ASRI” PRODUK UNGGULAN
KABUPATEN KEDIRI
(Studi Pada Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan Kabupaten Kediri)
SKRIPSI
Disusun Oleh :
KRISNA WIDYAWAN
NIM. 105030600111030
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ADMINISTRASI
JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK
MINAT PERENCANAAN PEMBANGUNAN
MALANG
2017
ii
MOTTO
A bird sitting on a tree is never afraid of the branch
breaking, because he trust is not on the branch, but on its
own wings. Always believe in your self.
~ unknown
iii
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI
iv
Judul : Upaya Pemerintah Dalam PengembEkonomi Kreatif Kerjinan Bordir
Aplikasi “Sari Asri” Produk Unggulan Kabupaten Kediri
Disusun Oleh : Krisna Widyawan
NIM : 105030600111030
v
Fakultas : Ilmu Administrasi
RINGKASAN
Krisna Widyawan, 2017, Upaya Pemerintah Dalam Pengembangan Ekonomi
Kreatif Kerjinan Bordir Aplikasi “Sari Asri” Produk Unggulan Kabupaten Kediri
(Studi Pada Dinas Koperasi, Industri Dan Perdagangan Kabupaten Kediri), Dr. Sarwono,
M.Si. Dr. Mochamad Rozikin, M.AP 135 Hal.
Pengembangan ekonomi kreatif kerjinan produk unggulan merupakan upaya dalam
peningkatan perekonomian masyarakat pada suatu daerah di sektor UMKM. Dalam upaya
pemberdayaan masyarakat ke arah ekonomi kreatif diperlukan strategi yang tepat agar bisa
mencapai tujuan dan sasaran pengembangan perekonomian suatu daerah. Kabupaten Kediri
memiliki beberapa potensi yang besar untuk dikembangkan khususnya di sektor industri
kreatif. Salah satunya adalah Kerajinan Bordir Aplikasi “Sari Asri” sebagai produk unggulan
daerah.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif melalui pendekatan
kualitatif. Dengan alasan bahwa penelitian tersebut dapat memberikan gambaran dan
mengetahui segala sesuatu yang terjadi di lokasi penelitian. Fokus pada penelitian berada
pada potensi yang ada, serta upaya-upaya apa yang dilakukan dalam pengembangan kerajinan
ini dengan menggunakan strategi pengembangan usaha kecil, serta faktor pendukung dan
faktor penghambatnya. situs dalam penelitian ini adalah Dinas Koperasi, Perindustrian dan
Perdagangan (Diskoperindag), pengerajin bordir aplikasi Kabupaten Kediri. Dengan
melakukan wawancara pada beberapa orang narasumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan usaha Ekonomi Kreatif
Kerajinan Bordir Aplikasi perlu mendapatkan perhatian yang besar baik dari pemerintah
maupun masyarakat itu sendiri agar dapat mengembangkan daya saing bersama para pelaku
ekonomi lain. Strategi yang harus dilakukan pemerintah daerah dalam hal ini Diskoperindag,
yaitu dengan Strategi Pengembangan Usaha Kecil. Strategi pengembangan usaha kecil yang
pertama adalah strategi peningkatan kemampuan finansia, strategi ke dua yaitu
pengembangan pemasaran, yang terdiri dari meningkatkan akses pasar dan proteksi pasar,
strategi yang ke tiga, yaitu pengembangan Sumber Daya Manusia, strategi yang keempat
yaitu, strategi pengaturan dan pengendalian yang terdiri dari pengaturan dan perijinan dan
fungsi kelembagaan. Adapun juga faktor pendukung dan penghambat yang sangat
mempengaruhi. Oleh karena itu diperlukan upaya dan strategi yang tepat dalam
pengembangan usaha kecil sebagai alternatif menjawab permasalahan yang ada seperti
permasalahan daya saing yang tinggi dan kurangnya perlindungan dari Pemerintah secara
berkelanjutan.
Dalam rangka upaya untuk mengembangkan kerajinan bordir aplikasi “Sari Asri”
sebagai produk unggulan Kabupaten Kediri maka pengembangan ekonomi kreatif perlu
untuk Meningkatkan manajemen, informasi, pemasaran, bahan baku, dan perkuatan
kapasitas pengelolaan UMKM, proteksi produk secara keberlanjutan oleh pemerintah, serta
meningkatkan kerjasama dengan perusahaan swasta
Kata Kunci : Ekonomi Kreatif, UMKM, Pemberdayaan
vi
SUMMARY
Krisna Widyawan, 2017, The efforts of the Government in the Development of
Creative Economy Crafting Applications Embroidery "Sari Asri" Prime Products on
Kediri (Case study in the Department of Cooperatives, Industry and Trade Kediri), Dr.
Sarwono, M.Si. Dr. Mochamad Rozikin, M.AP 135 Page.
Creative economic development of crafting prime product is an effort in improving
the economy of the community on an area in the Micro Small and Medium Enterprise
(MSME) sector. In an effort to empower people towards creative economy need the right
strategy in order to achieve the goals and objectives of the economic development of a
region. Kediri has some great potential to be developed, especially in the creative industries
sector. One of them is the Handicrafts Applications Embroidery "Sari Asri" as a prime
product.
This research uses descriptive method with qualitative approach. Arguing that the
research could provide an overview and find out everything that happened at the sites. Focus
on research is at the potential that exists, and what efforts were made in the development of
this craft using small business development strategy, as well as factors supporting and
inhibiting factors. sites in this study is the Department of Cooperatives, Industry and Trade,
craftsmen (Disperindag), applications embroidery in Kediri. By doing interviews on several
sources.
The results showed that the business development of Creative Economy Embroidery
Craft Applications need to get a great attention both from the government and the community
itself in order to develop competitiveness with other economic actors. Strategy that must be
done by local government in this case Diskoperindag, that is with Small Business
Development Strategy. The first small business development strategy is a financial
enhancement strategy, the second strategy of marketing development, which consists of
increasing market access and market protection, the third strategy, which is Human Resource
development, the fourth strategy is the strategy of regulation and control Consisting of
arrangements and licensing and institutional functions. As for the supporting and inhibiting
factors that greatly affect. Therefore, appropriate efforts and strategies are needed in small
business development as an alternative to answer existing problems such as high
competitiveness problems and lack of sustainable protection from the Government.
In order to develop embroidery craft application of "Sari Asri" as the superior product
of Kediri Regency, the development of creative economy needs to improve management,
information, marketing, raw materials, and strengthen the capacity of MSME management,
sustainable product protection by the government, and increase cooperation with private
companies
Keywords: Creative Economy, MSMEs, Empowerment
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Upaya
Pemerintah Dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif Kerjinan Bordir Aplikasi “Sari Asri”
Produk Unggulan Kabupaten Kediri.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam
memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Publik Pada Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya Malang. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan
terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriyono, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya.
2. Bapak Dr. Choirul Saleh, M.Si selaku Ketua Jurusan Administrasi Publik,
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
3. Bapak Dr. Hermawan, S.IP, M.Si selaku Ketua Koordinator Minat Perencanaan
Pembangunan, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
4. Bapak Dr. Sarwono, M.Si, selaku dosen pembimbing utama serta Bapak Dr.
Moch. Rozikin, M.AP selaku dosen pembimbing kedua. Melalui kepakaran
beliau berdua, skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Beliau berdua
merupakan dosen pembimbing yang sabar, dan tidak ragu memberikan kritik dan
saran positif.
5. Pengrajin Kerajinan Bordir Aplikasi “Sari Asri”di Kabupaten Kediri dan seluruh
jajaran staf Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) yang
telah banyak memberikan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Ayahanda Bambang Riyanto Tjokrowisastro serta Ibunda Tien Restiny, Saudara
ayah Eddy Harmady Tjokrowisastro, Serta Kakak tercinta Wisnu Hertanto,
Nunung Andriani dan Aprilia Dhyani, Grandis Ardhi juga yang selalu
viii
memberikan dukungan materi dan moral yang tak ternilai kesabaran dan jasanya
sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.
7. Teman seperjuangan seangkatan PP 2010 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya terutama Atma Mulya, Ardha Tri Lagsono, Iman Heru Wicaksono,
Ardyan Wicaksono, Achmad Dani Fatchurozi, Lazuardi Sukma Permana yang
sudah dengan besar hati selalu menerima dan memberikan keceriaan dan
kebahagian dalam kebersamaan dalam susah dan senangku yang sudah ku anggap
sebagai saudara.
8. Sahabat juga saudara seperjuangan diperantauan kontrakan singo menggolo yaitu
Reza Rendy Maharsyah, Moch. Lutfi, Hafid Risky, Gema Artistika, Ahmad
Zubaidi, Febiantono LR yang sudah berjuang bersama-sama saling melengkapi
canda, tawa, susah, senang selalu bersama. Serta sahabat Margo Pranoto, Dana
Wisma, Muh. Tayar Fadlirahman, Beni, Gama, Evin yusnia, Frans Satria, dan
lain-lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terimakasih atas
pembelajaran dan pendewasaan yang kalian berikan dan juga keceriaan yang tak
pernah hilang.
Diharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini, dan
dapat bermanfaat dengan baik. Atas perhatian penulis Mengucapkan terima Kasih.
Malang, April 2017
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
MOTTO ........................................................................................................ ii
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI .......................................................... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ............................................. iv
RINGKASAN ............................................................................................... v
SUMMARY .................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1
A. LatarBelakang ................................................................. 1
B. RumusanMasalah ............................................................ 11
C. TujuanPenelitian .............................................................. 11
D. KontribusiPenelitian ........................................................ 11
E. SistematikaPenulisan ....................................................... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 15
A. Administrasi publik ......................................................... 15
1. Definisi Administrasi Publik
a. Pengertian Administrasi Publik ....................... 15
b. Fungsi Administrasi Publik ............................. 16
2. Pembangunan......................................................... 18
3. Perencanaan Pembangunan………………….. ..... 19
3.1 Ciri-ciri Perencanaan Pembangunan………… 21
3.2 Tahap-Tahap Perencanaan Pembangunan…… 22
B. Ekonomi Kreatif .............................................................. 24
1. Definisi Ekonomi Kreatif………………………... 24
2. Peran Ekonomi Kreatif…………… ...................... 26
3. Pemetaan Sektor Industri Kreatif ….. .................... 30
4. Aktor Penggerak Ekonomi Kreatif …………… ... 34
C. Pemberdayaan Masyarakat .............................................. 36
1. Definisi pemberdayaan masyarakat ...................... 37
2. Model Pemberdayaan ............................................ 38
3. Tahap-tahap Pemberdayaan .................................. 40
D. Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) ................ 42
1. Definisi UMKM .................................................... 42
2. Asas, Prinsip, dan Tujuan UMKM ....................... 43
3. Kriteria UMKM .................................................... 44
4. Bentuk Pengembangan UMKM ............................ 45
5. Strategi Pengembangan Usaha Kecil .................... 48
xi
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................... 50
A. Jenis Penelitian ................................................................ 50
B. Fokus Penelitian .............................................................. 53
C. Lokasi dan Situs Penelitian ............................................. 54
D. Jenis Data ........................................................................ 55
E. Teknik Pengumpulan Data .............................................. 56
F. Instrumen Penelitian ........................................................ 58
G. Analisis Data ................................................................... 59
1. Analisis Model Interaktif oleh Miles, Huberman
and Saldana …………………………………… ....... 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 62
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................ 62
1. Gambaran Umum Kabupaten Kediri ......................... 62
2. Gambaran Umum Dinas Koperasi, Perindustrian
dan Perdagangan Kabupaten Kediri ........................... 70
B. Data Fokus Penelitian ...................................................... 86
1. Upaya Pemerintah dalam Pengembangan Ekonomi
Kreatif Kerajinan Bordir Aplikasi “Sari Asri”
Produk Unggulan Kabupaten Kediri .......................... 86
2. Faktor pendukung dan penghambat Pengembangan
Ekonomi Kreatif Kerajinan Bordir Aplikasi “Sari
Asri” Produk Unggulan Kabupaten Kediri ................. 98
C. Pembahasan ...................................................................... 111
1. Upaya Pemerintah dalam Pengembangan Ekonomi
Kreatif Kerajinan Bordir Aplikasi “Sari Asri”
Produk Unggulan Kabupaten Kediri .......................... 111
2. Faktor pendukung dan penghambat Pengembangan
Ekonomi Kreatif Kerajinan Bordir Aplikasi “Sari
Asri” Produk Unggulan Kabupaten Kediri................. 122
BAB V PENUTUP ............................................................................. 132
A. Kesimpulan ...................................................................... 132
B. Saran ................................................................................. 135
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 137
xii
DAFTAR TABEL
No Judul Hlm
1 Proses Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah ........................ 22
2 Pembagian Wilayah Administratif Kabupaten Kediri ........................ 66
3 Daftar Pegawai Tetap Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan
Kabupaten Kediri ............................................................................... 83
4 Daftar Tenaga Kerja Kontrak Dinas Koperasi, Industri dan
Perdagangan Kabupaten Kediri .......................................................... 84
DAFTAR GAMBAR
No Judul Hlm
1 Model Analisis Data Interaktif Miles, Hubberman dan Saldana........ 61
2 Peta Kabupaten Kediri ...................................................................... 63
3 Peta Administratif Kabupaten Kediri ................................................. 65
4 Kantor Dinas Koperasi, industri dan Perdagangan Kabupaten Kediri 64
5 Struktur Orgnanisasi Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan
Kabupaten Kediri ............................................................................... 82
6 Bordir Aplikasi “Sari Asri” Produk Unggulan Kabupaten Kediri ..... 89
7 Katalog Promosi Diskoperindag Kabupaten Kediri ........................... 90
8 pameran di JCC Surabaya .................................................................. 91
9 Kunjungan Diskoperindag Kabupaten Kediri .................................... 93
10 Produk UMKM di Carrefour Transmart Kediri ................................. 96
11 Toko Oleh-oleh Tahu GTT Khas Kediri ............................................ 97
12 Pelatihan Kerajinan Bordir Aplikasi Oleh Ibu Titin .......................... 99
13 Karyawan Ibu Titin Selaku Pemilik Bordir Aplikasi “Sari
Asri”……………. ............................................................................ 100
14 Kunjungan dan Studi Banding dari Papua …………………….. ...... 102
15 Kondisi Saat ini Rumah Produksi Bordir Aplikasi ………………….. 107
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Administrasi publik merupakan aspek penting dalam kegiatan
kepemerintahan, dan juga sebagai disiplin. Dimana kegiatan ini mencakup
mengenai perencanaan dan perumusan kebijakan. Administrasi publik disini
berfokuskan pada pembangunan, dengan upaya memberikan pelayanan publik
dalam melaksanakan kebijakan. Definisi administrasi selanjutnya seperti yang
dikemukakan oleh Atmosudiro dalam Suprayogi (2011:2), administrasi publik
merupakan administrasi dari negara sebagai organisasi dan administrasi yang
mengejar tercapainya tujuan tujuan yang bersifat kenegaraan. Dapat disimpulkan
bahwa administrasi publik sebagai organisasi yang dibentuk oleh publik dengan
aturan yang mengikatnya secara keseluruhan yang memiliki peran dalam
pembangunan pemerintahan itu sendiri, sektor swasta, serta masyarakat.
Administrasi publik memiliki tujuan untuk memberikan pelayanan kepada
publik yang berfokus pada pembangunan. Selain itu, administrasi publik juga
berupaya untuk mensejahterakan masyarakat melalui pembangunan.
Pembangunan yang diartikan dalam administrasi publik lebih merujuk pada
pelayanan kepada masyarakat guna meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dalam
kegiatannya, pemerintah memiliki peran penting untuk menjalankan
pembangunan melalui perencanaan.
Pemerintah sebagai unsur dari administrasi publik memiliki 4 fungsi yaitu
pelayanan (public service) pembagunan (development), pemberdayaan
2
(empowerment), dan pengaturan (regulation) (Rasyid dalam Lambolo, 2010).
Fungsi-fungsi pemerintahan yang dijalankan pada saat tertentu akan
menggambarkan kualitas pemerintahan itu sendiri. Jika pemerintah selanjutnya
menjalankan fungsinya dengan baik, maka tugas-tugas pokok dapat terlaksana
dengan baik seperti pelayanan dapat membuahkan keadilan, pemberdayaan
membuahkan kemandirian, serta pembangunan yang meciptakan kemakmuran.
Untuk dapat melaksanakan pembangunan yang tepat sasaran, pemerintah pusat
memiliki kewenangan untuk menurunkan kepada pemerintah provinsi, lalu untuk
bisa menangani tiap kabupaten dan kota, kemudian diturunkan lagi kepada
pemerintah daerah.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah. Tujuan pemberian Otonomi Daerah adalah untuk memacu
pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, meningkatkan kesejahteraan rakyat,
menggalakkan prakarsa dan peran serta aktif masyarakat serta peningkatan
pendayagunaan potensi daerah secara optimal dan terpadu secara nyata, dinamis,
dan bertanggung jawab. Dalam hal ini, daerah diberikan kewenangan yang luas
untuk mengatur rumah tangganya sendiri dengan sedikit campur tangan
pemerintah pusat. Hal ini sesuai dengan pendapat Kaloh (2007:72) yang
menjelaskan bahwa
“Pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
Pemberian otonomi luas kepada daerah diarahkan untuk mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan,
pemberdayaan dan peran serta masyarakat”.
3
Penjelasan menurut Kaloh tersebut menggambarkan bahwa pemerintah
pusat memiliki keterbatasan dalam mengurus kepentingan di daerah yang begitu
banyak, maka pemerintah pusat membutuhkan pemerintah daerah dalam
menjalankan dan meneruskan pembangunan dan mendorong pertumbuhan
ekonomi.
Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat
di Indonesia, pemerintah membuat kebijakan salah satunya dengan cara
mengedepankan sektor industri. Tidak hanya mengandalkan bidang industri
sebagai sumber ekonomi negara tetapi juga mengandalkan Sumber Daya Manusia
yang kreatif. Nilai ekonomi dari suatu produk atau jasa juga tidak lagi ditentukan
oleh bahan baku atau sistem produksi, tetapi lebih kepada pemanfaatan kreativitas
dan penciptaan inovasi melalui perkembangan teknologi yang semakin maju.
Inilah yang dinamakan era ekonomi baru yang mengutamakan informasi dan
kreativitas yang popular dengan sebutan Industri Kreatif atau Ekonomi Kreatif
yang digerakkan oleh sektor industri yang bersangkutan di bidangnya. Industri
kreatif sendiri merupakan pengembangan konsep berdasarkan modal kreativitas
yang dapat berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat.
Ekonomi kreatif yang berbasis kepada modal kreativitas sumberdaya
manusia, berpeluang mendorong daya saing bangsa Indonesia di masa depan. Jika
sumberdaya manusia Indonesia yang jumlahnya sangat besar memiliki
kemampuan untuk berkreasi untuk menciptakan inovasi dan nilai tambah, maka
kreativitas tersebut akan menjadi sumberdaya terbarukan yang tidak ada habisnya.
4
Menurut Salahuddin (2015), Pada tahun 2013 ekonomi kreatif mampu
berkontribusi 7,05 persen terhadap PDB Nasional, menyerap 11,91 juta tenaga
kerja atau 11 persen dari total tenaga kerja nasional, serta menciptakan 5,4 juta
usaha kreatif yang sebagian besar adalah UKM. Kontribusi tersebut
disumbangkan oleh 15 sub-sektor industri kreatif. Pemerintah menargetkan
peningkatan kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB dari 7,1 persen pada 2014
menjadi 12 persen pada 2019. Begitu juga serapan tenaga kerja bisa meningkat
dari 12 juta menjadi 13 juta orang dan nilai ekspornya naik dari 5,8 persen
menjadi 10 persen, menjadikan peluang sekaligus tantangan bagi ekonomi kreatif.
Dalam upaya pencapaian tujuan, setiap lapisan masyarakat dan pemerintah
daerah harus menciptakan kondisi yang harmonis sehingga diharapkan dapat
memberikan komunikasi dua arah yang baik dan umpan-balik. Pemberdayaan
masyarakat sebagai salah satu cara untuk melakukan pembangunan masyarakat,
yang seharusnya diletakkan dan diorientasikan searah dan selangkah dengan
paradigma pembangunan. Undang-undang yang mengatur tentang pemberdayaan
masyarakat terdapat dalam pasal 199 Ayat 6 Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 yang berbunyi “Dalam perencanaan, pelaksanaan pembangunan, dan
pengelolaan kawasan perkotaan, pemerintah daerah mengikutsertakan
masyarakat sebagai upaya pemberdayaan masyarakat”. Oleh karena itu
dibutuhkan strategi dan upaya dalam memanfaatkan sumberdaya dan dana yang
disediakan oleh pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai
dengan potensi yang dimiliki suatu daerah yang bersangkutan dalam rangka
pemberdayaan masyarakat.
5
Pemberdayaan masyarakat merupakan sebagai usaha untuk meningkatkan
kualitas hidup msyarakat menuju yang lebih baik dan dapat berkembang secara
mandiri sesuai potensi yang dimiliki. Pendekataan pemberdayaan masyarakat
yang berpusat pada masyarakat yang memiliki wawasan pengelolaan sumber daya
lokal, yang merupakan mekanisme perencanaan yang menekankan pada strategi
perumusan program. Tujuan pemberdayaan dalam konteks usaha mandiri
masyarakat menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2008, tujuan pemberdayaan
adalah sebagai berikut:
a. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang
dan berkeadilan;
b. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan usaha mikro, kecil dan
menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan
c. Meningkatkan peran usaha mikro, kecil dan menengah dalam
pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan,
pertumbuhan ekonomi dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.
Pemberdayaan disini merupakan konsep yang berkaitan dengan kekuasaan
yang identik dengan kemampuan individu untuk membuat dirinya atau pihak lain
melakukan apa yang diinginkannya sesuai kemampuan yang dimiliki.
Salah satu cara mengembangkan pemberdayaan masyarakat di indonesia
adalah dengan pemberdayaan di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM). Data Kementerian Koperasi dan UMKM menunjukkan pada 2012,
total UMKM mencapai 56,5 juta unit atau setara dengan 99,9% dari total unit
usaha di Indonesia. Dari total unit usaha UMKM tersebut, apabila dirinci maka
mayoritas UMKM didominasi oleh usaha mikro sebanyak 55,8 juta unit atau
98,7%. Selanjutnya diikuti oleh usaha kecil 629.418 unit (1,11%) dan usaha
menengah 48.997 (0,99%). Itu artinya 99.9% unitusaha di Indonesia yang
6
merupakan UMKM harus bersiapberada di garis depan pembangunan ekonomi
Indonesia. Sesuai dengan yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun
2008 tentang Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah menyebutkan bahwa:
”Perlu diselenggarakan secara menyeluruh, optimal, dan
berkesinambungan melalui pengembangan iklim yang kondusif,
pemberian kesempatan berusaha, dukungan, perlindungan, dan
pengembangan usaha seluas-luasnya, sehingga mampu meningkatkan
kedudukan, peran, dan potensi Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah dalam
mewujudkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan peningkatan
pendapatan rakyat, penciptaan lapangan kerja, dan pengentasan
kemiskinan.”
Selain pemerintah, tentunya peran serta masyarakat juga sangat penting
yang diharapkan dapat berperan aktif dalam kegiatan yang dilakukan pemerintah.
Manfaat dari pemberdayaan UMKM ini telah memberikan banyak kontribusi
terhadap pembangunan. Dalam perkembangannya beberapa tahun terakhir, sektor
UMKM memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi dibanding sektor industri lain
secara menyeluruh.
Keterlibatan pemerintah dalam memberdayakan UMKM telah diatur jelas
dalam UU No 20 tahun 2008 tentang UMKM. Undang-Undang ini memuat
tentang ketentuan umum, asas, prinsip dan tujuan pemberdayaan, kriteria,
penumbuhan iklim usaha, pengembangan usaha, pembiayaan dan penjaminan,
kemitraan, dan koordinasi pemberdayaan. Bahwa untuk mengembangkan UMKM
maka pemerintah daerah bertugas sebagai pengembang usaha dalam bidang
produksi dan pengolahan, pemasaran, sumber daya manusia serta desain dan
teknologi. Selain pemerintah, masyarakat diharapkan dapat berperan aktif dalam
kegiatan yang dilakukan pemerintah.
7
Peran UMKM yang dijelaskan didalam UU No 20 tahun 2008 tentang
UMKM adalah sebagai salah satu peluang dalam menanggulangi kemiskinan.
Terutama UMKM yang banyak tersebar didaerah, maka strategi penanggulangan
kemiskinan melalui pemberdayaan disektor tersebut perlu dioptimalkan melalui
pemerintah daerah. Menurut UU No. 20 tahun 2008, Prinsip Pemberdayaan Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah adalah:
a. Penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah untuk berkarya dengan prakarsa sendiri;
b. Perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan;
c. Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai
dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;
d. Peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; dan
e. Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara
terpadu.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah pemberdayaan dalam
industri kecil padat karya yang diharapkan banyak menyerap tenaga kerja. Seperti
yang dicantumkan dalan UU No.20 Tahun 2008 (pasal 5) tentang tujuan UMKM :
a. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang,
berkembang, dan berkeadilan.
b. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan usaha UMKM menjadi
usaha yang tangguh dan mandiri.
c. Meningkatkan peran UMKM dalam pembangunan daerah, penciptaan
lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan
pengentasan kemiskinan.
Dalam menjalankan perannya dibidang UMKM, pemerintah membuat
program dan perencanaan yang akan menentukan cara dan arah untuk pencapaian
tujuan supaya lebih efektif dan efisien. Perencanaan digunakan untuk mengatasi
berbagai permasalahan dalam pembangunan ekonomi. Perencanaan adalah suatu
proses yang bersinambung yang mencakup keputusan-keputusan atau pilihan-
pilihan berbagai alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan
8
tertentu pada masa yang akan datang. Sedangkan Arsyad (2002:14), menyatakan
ada 4 (empat) elemen dasar perencanaan yakni:
1. Merencanakan berarti memilih
2. Perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya
3. Perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan
4. Perencanaan untuk masa depan.
Perencanaan dapat diartikan sebagai sebuah proses untuk mempersiapkan
kegiatan-kegiatan yang akan dijalankan demi mencapai tujuan yang diinginkan.
Dalam mencapai tujuan dari perencanaan, sumber-sumber daya yang ada harus
dipergunakan lebih efektif dan efisien. Pemerintah mempunyai sistem
perencanaan nasional untuk mengatur mengenai kegiatan pembangunan sehingga
dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan (Bintoro, 1989:12).
Berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, setiap daerah bertugas untuk
menyusun dokumen perencanaan. Dalam hal ini, setiap daerah (provinsi,
kabupaten/kota) harus menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD),
dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Pasal 5 ayat 2 Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2004, RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan
program kepala daerah yang akan dilaksanakan dan ingin diwujudkan dalam suatu
periode masa jabatan. Salah satu daerah yang melakukan pengembangan
mengenai UMKM ini adalah Kabupaten Kediri.
9
Kabupaten Kediri, adalah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
Kabupaten Kediri berbatasan dengan Kabupaten Jombang di utara, Kabupaten
Malang di timur, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Tulungagung di selatan,
Kabupaten Madiun dan Kabupaten Ponorogo di barat, serta Kabupaten Nganjuk
di barat dan utara. Kabupaten Kediri memiliki luas wilayah 963,21 km² dengan 26
kecamatan. Di Kediri tersedia berbagai makanan dan oleh-oleh kuliner yang khas,
seperti tahu takwa (tahu kuning), gethuk pisang dan lain-lain, dan juga tersedia
banyak macam kerajinan tangan. Dalam rangka pemberdayaan masyarakat yang
menjadi salah satu tujuan pembangunan, pemerintah daerah berupaya untuk
mengembangkan pemberdayaan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM). Banyak potensi yang menjadi ciri khas desain dan fashion lokal kreatif
yang terbentuk melalui macam produk UMKM mereka, salah satunya adalah
Kerajinan Bordir Aplikasi, salah satu industri kreatif sebagai produk unggulan
yang perlu diperhatikan untuk dikembangkan di Kabupaten Kediri.
Jika dilihat kondisi iklim usaha Kerajinan Bordir Aplikasi di Kabupaten
Kediri, dilihat dari waktu ke waktu, dari tempat ke tempat, dan dari sektor ke
sektor belum mengalami perkembangan yang begitu signifikan. Hal ini
mengakibatkan kerajinan bordir aplikasi belum mampu memberikan sumbangan
langsung terhadap ciri khas khusus bagi Kabupaten Kediri secara berkelanjutan,
supaya dikenal baik di dalam maupun luar daerah. Dengan adanya permasalahan
tersebut, pengembangan usaha Ekonomi Kreatif Kerajinan Bordir Aplikasi perlu
mendapatkan perhatian yang besar baik dari pemerintah maupun masyarakat itu
sendiri agar dapat mengembangkan daya saing bersama para pelaku ekonomi lain.
10
Kebijakan pemerintah ke depan dirasa perlu meningkatkan perannya dalam
memberdayakan UMKM disamping juga mengembangkan kemitraan usaha yang
saling menguntungkan antara pengusaha besar dengan pelaku Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UMKM), dan meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia.
Keterbatasan akan inovasi produk dan tenaga pengerajin yang memiliki
nilai seni dalam peningkatan kualitas produk serta pemasaran produk ke luar
daerah di seluruh indonesia belumlah seluruhnya dilakukan dan dicapai. Oleh
karena itu, sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan RPJMD
Kabupaten Kediri tahun 2014-2019, pemerintah membutuhkan suatu konsep yang
berisi gambaran dan solusi terhadap permasalahan keterbatasan sumberdaya yang
dihadapi. Pemerintah Kabupaten Kediri serta masyarakat pada pengerajinan bordir
aplikasi mengembangkan potensi yang dimiliki sesuai dengan program dari
pemerintah yang sudah ditentukan. Namun masih banyak kendala dan
permasalahan secara internal maupun eksternal yang dihadapi oleh pihak
pengerajin bordir aplikasi maupun dari pihak pemerintah itu sendiri. Upaya yang
dilakukan oleh Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kediri
masih belum optimal dikarenakan masih terdapat beberapa permasalahan umum
yang dialami oleh Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan dalam rangka
meningkatkan kualitas produk dan memiliki nilai ekonomis tinggi dan menjadikan
kerajinan bordir aplikasi tersebut sebagai produk unggulan dari Kabupaten Kediri.
11
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang ingin
diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut::
1. Bagaimanakah upaya pemerintah dalam pengembangan Ekonomi Kreatif
Kerajinan Bordir Aplikasi “Sari Asri” Produk Unggulan di Kabupaten Kediri?
2. Apakah faktor pendukung dan penghambat upaya Pemerintah dalam
Pengembangan Ekonomi Kreatif Kerajinan Bordir Aplikasi “Sari Asri”
Produk Unggulan di Kabupaten Kediri?
C. Tujuan Penelitian
Dalam penulisan penelitian skripsi, penulis memiliki tujuan yaitu:
1. Untuk mengetahui, mendeskripsikan serta menganalisis upaya pemerintah dalam
pengembangan ekonomi kreatif kerajinan bordir aplikasi “Sari Asri” Produk
Unggulan di Kabupaten Kediri.
2. Untuk mendiskripsikan dan menganalisis faktor pendukung dan penghambat
upaya pemerintah dalam pengembangan ekonomi kreatif kerajinan bordir aplikasi
“Sari Asri” Produk Unggulan di Kabupaten Kediri.
D. Kontribusi Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu nilai dan kontribusi
yang bisa diterima oleh semua pihak terkait dengan tulisan ini. Adapun beberapa
poin kontribusi penelitian yang ingin dicapai adalah:
12
1. Kontribusi Akademis
a. Bagi Perguruan Tinggi
1) Penelitian ini dapat digunakan kembali sebagai bahan pustaka untuk
melakukan penelitian selanjutnya.
2) Sebagai bekal wawasan dan pengetahuan berfikir dan belajar menganalisa
permasalahan yang muncul terkait dengan pengembangan ekonomi kreatif
kerajinan bordir aplikasi “Sari Asri” Produk Unggulan di Kabupaten
Kediri.
3) Penelitian ini diharapkan mampu untuk memberikan sumbangan
pemikiran dan kajian dalam teori serta praktis pada upaya pemerintah
dalam pengembangan ekonomi kreatif pada suatu institusi pendidikan
Universitas Brawijaya
2. Kontribusi praktis
a. Bagi pemerintah
Memberikan gambaran bagaimana upaya pemerintah dalam
pengembangan ekonomi kreatif kerajinan bordir aplikasi “Sari Asri”
Produk Unggulan di Kabupaten Kediri.
b. Bagi masyarakat
Memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai upaya pemerintah
dalam pengembangan ekonomi kreatif kerajinan bordir aplikasi “Sari
Asri” Produk Unggulan di Kabupaten Kediri.
13
E. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam penulisan laopan skripsi ini, maka penulis
mengelompokkan menjadi beberapa bab dengan sistematika berbagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, bagaimana peran pemerintah yang
dibutuhkan dalam pengembangan ekonomi kreatif kerajinan bordir aplikasi “Sari
Asri” Produk Unggulan di kabupaten kediri. Selain itu, bab ini juga berisi
mengenai rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup
penelitian, metode penelitian yang digunakan serta sistematika penulisan skripsi
ini.
BAB II KAJIAN PUSATAKA
Bab ini berisi teori-teori yang berhubungan dengan penelitian diantaranya: teori-
teori yang berhubungan dengan pengertian, aspek yang terkait dengan peran
pemerintah dalam pengembangan ekonomi kreatif kerajinan bordir aplikasi “Sari
Asri” Produk Unggulan di kabupaten kediri.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang jenis penelitian, lokasi enelitian, fokus penelitian, teknik
pengumpulan data, instrumen penelitian, serta analisis data. Penelitian yang
dilakukan bersifat kualitatif, maka metode yang digunakan adalah metode
Deskriptif Kualitatif yang menggambarkan dan mengungkapkan suatu masalah,
keadaan dan menjelaskan hubungan.
14
BAB IV HASIL PEMBAHASAN
Bab ini merupakan pembahasan analisis yang dikaitkan dengan teori-teori yang
telah dijabarkan pada tinjauan pustaka. Memuat tentang hasil dan pembahasan
penelitian dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang dapat diberikan penulis dari
hasil penelitian yang dilakukan. Saran tersebut ditujukan untuk pihak-pihak terkait
dan merupakan penutup dalam penulisan skripsi ini.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Administrasi Publik
1. Definisi Administrasi Publik
Administrasi publik merupakan terjemahan dari bahasa inggris public
administration dan dikenal dalam bahasa indonesia sebagai administrasi negara
atau administrasi pemerintahan. Terdapat peran dan fungsi pemerintah yang
diarahkan untuk tujuan pembangunan. Kegiatan administrasi publik mencakup
administrasi untuk perencanaan, perumusan kebijakan, pembiayaan, pelaksanaan,
pengendalian dan evaluasi untuk mencapai tujuan negara. Dalam menjalankan
perannya dalam pembangunan, administrasi memiliki aktor penting dalam usaha
pembangunan dilakukan melalui koordinasi / sinergi antara pemerintah –
masyarakat – swasta.
Administrasi pembangunan berorientasi pada peranan serta fungsi
pemerintah negara-negara baru berkembang. Hal ini Sesuai dengan pendapat
Bintoro (1994:9) yaitu, “Administrasi pembangunan masih mendasarkan diri pada
prinsip-prinsip administrasi negara dan peralatan analisa administrasi
pembangunan masih memakai peralatan analisa administrasi negara”. Dalam
administrasi pembangunan dan perencanaan pembangunan didalamnya terdapat
hubungan yang erat sekali dalam hal pelaksanaannya.
a. Pengertian Administrasi publik
Administrasi publik merupakan aspek penting dalam kegiatan
pemerintahan juga sebagai disiplin ilmu berhubungan pada kepentingan
16
masyarakat dalam suatu negara. Selanjutnya seperti yang dijelaskan oleh
Atmosudiro dalam Suprayogi (2011:2), bahwa “Administrasi publik
merupakan administrasi dari negara sebagai organisasi dan administrasi yang
mengejar tercapainya tujuan tujuan yang bersifat kenegaraan”. Dan dapat
disimpulkan bahwa administrasi publik sebagai organisasi yang dibentuk oleh
publik dengan aturan yang mengikatnya secara keseluruhan yang memiliki
peran dalam pembangunan pemerintahan itu sendiri, sektor swasta, serta
masyarakat. Dapat dipahami bahwa dalam administrasi publik terdapat fungsi
dan peran pemerintah untuk mencapai tujuan pembangunan yang sesuai
kebutuhan dan kepentingan masyarakat.
Administrasi publik terdapat peran penting para aparat pemerintah atau
eksekutif untuk menjalankan dan melaksanakan tugas yang berhubungan erat
dengan kepentingan publik yaitu memberikan pelayanan publik,
pemberdayaan masyarakat, pengaturan dan pembangunan. Dalam
melaksanakannya pemerintah harus berlandaskan pada kebijakan yang sudah
ditentukan dan diterapkan sebagaimana dengan apa yang dibutuhkan sebagai
kepentingan masyarakat.
b. Fungsi Administrasi Publik
Pemerintah sebagai unsur dari administrasi publik memiliki 4 fungsi
yaitu pelayanan (public service) pembagunan (development), pemberdayaan
(empowerment), dan pengaturan (regulation) (Rasyid dalam Labolo, 2010).
Administrasi merupakan sebuah bagian penting dalam kehidupan
bermasyarakat yang didalamnya termasuk proses pembangunan. Dalam hal ini
17
diperkuat dengan pendapat ada tiga fungsi dasar administrasi publik yang
diperkuat dengan pendapat Tjokroamidjojo (1978:3), yaitu:
1. Formulasi/ perumusan kebijaksanaan
Fungsi ini dijabarkan dalam empat subfungsi, yaitu a). Kebijaksanaan
yang baik berasal dari proses analisis yang baik terhadap keadaan-
keadaan nyata yang ada, b). Perumusan kebijakan juga merupakan
usaha untuk memproyeksikan fakta-fakta masa kini dan
memperkirakan (forecast) kemungkinan yang terjadi pada fakta-fakta
tersebut di masa yang akan datang serta menyusun alternatif langkah
kegiatan (alternative courses of action) yang mungkin dilalui, c).
Supaya suatu program strategi dan taktik kegiatan-kegiatan yang
didasarkan pada point a dan b dapat disusun, dan d). Pengambilan
keputusan (decision making).
2. Pengaturan/ pengendalian unsur-unsur administrasi
Untuk menjalankan fungsi ini, administrasi publik harus mampu
mendapatkan, menggunakan, dan mengendalikan empat elemen/
unsur-unsur dasar administrasi yaitu struktur organisasi, keuangan,
kepegawaian, dan sarana-sarana lain.
3. Penggunaan dinamika administrasi
Penggunaan dinamika administrasi tidak hanya bertujuan untuk
merealisasikan tujuan/ kebijaksanaan yang telah dirumuskan saja,
namun juga untuk melakukan pengendalian atau pengelolaan terhadap
unsur-unsur administrasi yang ada. Unsur dinamik administrasi (the
dynamic of administration) ini meliputi a) pimpinan, b)koordinasi, c)
pengawasan, d) komunikasi.
Dari pendapat tersebut, dapat dilihat bahwa peran administrasi publik
membantu menyusun atau memformulasikan pengambilan kebijakan melalui
tahapan dalam perumusan perencanaan yang baik dan benar supaya dapat
diterapkan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Kegiatan lain yang perlu
dilakukan adalah pengendalian atau pengurusan dari unsur-unsur
administrasi. Unsur dinamik administrasi (The dynamic of administration)
disini yaitu meliputi pimpinan, koordinasi pengawasan dan komunikasi
(Tjokroamidjojo 1994:3).
18
2. Pembangunan
Rumusan definisi administrasi pembangunan menurut pendapat Siagian
dalam Tjokroamidjojo (1994,13) menjelaskan bahwa ”administrasi pembangunan
adalah keseluruhan proses pelaksanaan daripada rangkaian kegiatan yang bersifat
pertumbuhan dan perubahan yang berencana menuju modernitas dalam berbagai
aspek kehidupan bangsa dalam rangka nation-building”. Pada intinya pendekatan
administrasi pembangunan diartikan sebagai suatu proses usaha pengendalian oleh
pemerintah untuk menerapkan suatu perencanaan yang ditujukan untuk
peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Definisi administrasi pembangunan bila dianalisa lebih lanjut, ada
beberapa ide pokok tentang pembangunan. Menurut Siagian (1983,3) dalam
bukunya menjelaskan,
“Pertama, bahwa pembangunan merupakan suatu proses; kedua, bahwa
pembangunan merupakan usaha yang secara sadar dilakukan; ketiga,
bahwa pembangunan dilakukan secara berencana dan perencanaan itu
berorientasi kepada pertumbuhan dan perobahan; keempat, bahwa
pembangunan mengarah kepada modernitas; kelima, bahwa modernitas
dicapai melalui pembangunan itu bersifat multi-dimensionil; keenam
bahwa kesemua hal yang telah disebutkan dimuka ditujukan kepada
membina bangsa (nation-building) yang terus menerus harus dilaksanakan
dalam rangka pencapaian tujuan bangsa dan negara yang ditentukan
sebelumnya”
Administrasi pembangunan berorientasi pada peranan serta fungsi
pemerintah negara-negara baru berkembang. Pendekatan administrasi ini menurut
Tjokroamidjojo (1994,13) menjelaskan bahwa,
“Pendekatan administrasi pembangunan diartikan sebagai proses
pengendalian usaha (administrasi) oleh negara/pemerintah untuk
merealisir pertumbuhan yang direncanakan kearah suatu keadaan yang
dianggap lebih baik dan kemajuan di dalam berbagai aspek kehidupan
19
bangsa. Pada umumnya tujuan-tujuannya adalah pembinaan bangsa
(nation building) dan atau perkembangan sosial ekonomi.“
Ruang lingkup administrasi pembangunan memiliki fungsi yaitu
penyusunan kebijaksanaan penyempurnaan administrasi negara dan merumuskan
kebijakan-kebijakan dan program-program pembangunan serta pelaksanaannya
secara efektif.
3. Perencanaan Pembangunan
Perencanaan menurut Hills (1994) dalam Abidin (2011) mendefinisikan
“perencanaan” sebagai ”suatu proses yang bersinambungan”, yang mencakup
“keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan berbagai alternatif penggunaan sumber
daya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pada masa yang akan datang. Menurut
Wilujeng (2007) ada 4 proses tahapan perencanaan yang meliputi :
1. Menetapkan tujuan. Perencanaan dimulai dengan keputusan-
keputusan tentang kegiatan atau kebutuhan organisasi atau kelompok
kerja. Tanpa rumusan tujuan yang jelas, organisasi akan
menggunakan sumber-daya sumber dayanya secara tidak efektif.
2. Merumuskan keadaan sekarang. Pemahaman akan posisi perusahaan
sekarang dari tujuan yang hendak dicapai atau sumber-daya sumber-
daya yang tersedia untuk pencapaian tujuan, adalah sangat penting,
karena tujuan dan rencana menyangkut waktu yang akan datang.
3. Mengidentifikasi kemudahan-kemudahan dan hambatan-hambatan.
Segala kekuatan dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan
perlu diidentifikasikan untuk mengukur kemampuan organisasi
20
dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor
lingkungan intern dan ekstern yang dapat membantu organisasi
mencapai tujuannya, atau yang mungkin menimbulkan masalah.
4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk
pencapaian tujuan. Tahap terakhir dalam proses perencanaan
meliputi pengembangan berbagai alternatif kegiatan untuk
pencapaian tujuan, penilaian alternatif –alternatif tersebut dan
pemilihan alternatif terbaik (paling memuaskan) di antara berbagai
alternatif yang ada.
Sedangkan pembangunan menurut Seers dalam Abidin (2011)
pembangunan adalah Sebagai perubahan kearah yang lebih baik. Menurut Rostow
pembangunan adalah transformasi dari Negara terbelakang menjadi negar maju
dan dapat dijelaskan melalui urutan tingkatan atau tahap. Menurut La Peire dalam
Abidin (2011) pembangunan adalah usaha yang secara sistematis direncanakan
dan dilakukan untuk mengubah situasi dan kondisi masyrakat ketaraf yang lebih
sempurna. Menurut Riggs pembangunan adalah Orientasi yang menguntungkan
Menurut Gouled pembangunban adalah salah satu bentuk perubahan social,
modernisasi adalah bentuk khusus (special case) dari pembangunan, dan
industrialisasi adalah salah satu segi (a single faket) dari pembangunan. Di dalam
Undang-Undang No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional disebutkan bahwa perencanaan akan menetukan tindakan apa yang tepat
untuk masa depan. Melalui urutan pilihan dengan memperhitunglam sumber daya
yang tersedia. Sedangkan perencanaan pembangunan dapat di artikan pula sebagai
21
pembangunan nasional yakni upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen
dalam rangka mencapai tujuan bernegara.
3.1 Ciri Perencanaan Pembangunan
Perencanaan merupakan sebuah cara untuk mencapai tujuan yang
diinginkan seperti mencapai perkembangan ekonomi yang kuat. Perkembangan
ekonomi dapat tercermin dalam pertumbuhan ekonomi yang positif dengan
meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat serta pengembangan ekonomi
daerah. Perencanaan pengembangan daerah tentu saja memiliki ciri khusus yang
membedakannya dengan perencanaan lain yang dilakukan oleh pemerintah
daerah. Perencanaan pembangunan berbeda dengan perencanaan lainya, hal ini
dikarenakan berbagai alasan seperti ciri yang diungkapkan diatas. Dalam
prosesnya, perencanaan pembangunan berupaya untuk mencapai perkembangan
ekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang positif. Selain itu perencanaan
pembangunan juga berupaya untuk meningkatkan pendapatan perkapita
masyarakat dan melakukan perubahan struktur perekonomian.
Selanjutnya, perencanaan pembangunan juga diarahkan pada peningkatan
kesempatan kerja bagi masyarakat. Dengan kesempatan kerja yang memadai
maka Sumber Daya Manusia (SDM) akan terserap dan akan membantu
meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dengan meningkatnya taraf hidup
masyarakat maka akan menekan kemiskinan yang menjadi permasalahan dalam
proses pembangunan. Dan dampak besar yang diharapkan terjadi adalah
22
pemerataan pembangunan. Dengan pemerataan maka pembangunan yang terjadi
tidak hanya satu sektor saja tetapi juga semua sektor (Abidin, 2011).
3.2 Tahap-Tahap Perencanaan Pembangunan
Adapun tahap-tahap dalam perencanaan pembangunan menurut Blakley
(1989) dalam Mudrajad (2004 : 48-49) menyebutkan bahwa ada 6 tahapan dalam
proses pembangunan ekonomi. Diantaranya tahapan yang disebutkan oleh Blakely
adalah pengumpulan dan analisis data, pemilihan strategi pembangunan daerah,
pemilihan proyek-proyek pembangnan, pembuatan rencana tindakan, penentuan
rincian proyek dan persiapan perencanaan secara keseluruhan dan implementasi.
Hal ini kemudian dijabarkan kedalam Tabel seperti berikut ini :
Tabel 1 Proses Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah
Tahap Tugas
I Pengumpulan dan Analisis Data
1. Penentuan Basis Ekonomi
2. Analsis Struktur Tenaga Kerja
3. Evaluasi Kebutuhan Tenaga Kerja
4. Analisis Peluang dan Kendala Pembangunan
5. Analisis Kapasitas Kelembagaan
II Pemilihan Strategi Pembangunan Daerah
1. Penentuan Tujuan dan Kriteria
2. Penentuan Kemungkinan-Kemungkinan Tindakan
3. Penyusunan Target Strategi
III Pemilihan Proyek-Proyek Pembangunan
1. Identifikasi Proyek Potensial
2. Penilaian Kelayakan Proyek
IV Pembuatan Rencana Tindakan
1. Prapenilaian Hasil Proyek
2. Pengembangan Input Proyek
3. Penentuan Alternatif Sumber Pembiayaan
23
4. Identifikasi Struktur Proyek
V Penentuan Rincian Proyek
1. Pelaksanaan Studi Kelayakan secara Rinci
2. Penyiapan Rencana Bisnis (business Plan)
3. Pengembangan, Pemantauan, dan Pengevaluasian Program
VI Persiapan Perencanaan Secara Keseluruhan dan Implementasi
1. Penyiapan Skedul Implementasi Rencana Proyek
2. Penyusunan Rencana Program Pembangunan secara
Keseluruhan
3. Targeting dan Marketing Aset-Aset Masyarakat
4. Pemasaran Kebutuhan Keuangan
Sumber : Blakely (1989) dalam Mudrajad (2004:h.48-49).
24
B. Ekonomi Kreatif
1. Definisi Ekonomi Kreatif
Ekonomi kreatif adalah kegiatan ekonomi yang berfokus pada kreatifitas
berfikir untuk menciptakan sesuatu yang baru, dan berbeda yang memiliki nilai
bersifat komersial. Berikut telah dikemukakan oleh UNCTAD dalam Creative
Economy Report dikutip oleh suryana (2013:35):
“Economy in this context refer to formulation of new ideas and to the
application of these ideas to produce original works of art and culture
products, fuctional creations, scientific inventions and technological
innovations. There is this an economic aspect to creativity, observable in
the way it contribute to enterpreneurship, foster innovation, enchaces
productivity and promotes economic growth”
Hal ini berarti, dalam konteks ekonomi kreativitas menunjukkan suatu
formulasi dan ide-ide baru dan menerapkan ide-ide tersebut untuk menghasilkan
pekerjaan-pekerjaan berasal dari produk-produk seni dan budaya, kreasi-kreasi
yang berfungsi, penemu ilmu pengetahuan, pnerapan teknologi. Selain itu
adabeberapa aspek ekonomi yang dapat diamati dari kerativitas, yaitu kontribusi
terhadap kewirausahaan, pendorong inovasi, peningkatan produktivitas, dan
pendorong perumbuhan ekonomi. Sedangkan menurut Ziemmerer dalam Suryana
(2013:36) tentang konsep ekonomi kreatif yakni:
"sometimes creativity involves generating something from nothing.
However, creativity is more likely to result in collaborating on the
presenting putting old things together in new ways, or in taking something
away to create something simpler or better”
Berdasarkan pada definisi di atas, terdapat tiga konsep yang mengacu pada
ekonomi kreatif, yakni:
25
1. Kreativitas ekonomi menyangkut proses menghasilkan sesuatu dari suatu
yang tidak ada;
2. Kreativitas ekonnmi merupakan hasil dari kolaborasi dalam menghasilkan
sesuatu yang lama dengan cara-cara baru; dan
3. Kreativitas ekonomi merupakan pengguna sesuatu untuk menciptakan
sesuatu yang lebih sederhana atau lebih baik.
Jadi dari beberapa pengertian di atas, Suryana menyimpulkan bahwa inti
utama ekonomi kreatif adalah industri kreatif melakukan proses penciptaan
melalui penelitian dan pengembangan (research and development). Kekuatan
industri kreatif terletak pada riset dan pengembangan untuk menghasilkan barang-
barang dan jasa-jasa baru yang bersifat komersial. Dan stock knowledge yang
dimiliki para intelektual melahirkan ide-ide atau gagasan-gagasan, inspirasi-
insptrasi, khayalan-khayalan (dreams) yang diwujudkan dalam bentuk kekayaan
intelektual seperti desain, merek dagang, paten, hak cipta, dan royalti.
Dalam penjelasannya Departemen Perdagangan RI (2008) dalam RPJMD
Kabupaten Kediri (2014-2019), untuk mengembangkan ekonomi kreatif di
indonesia, disebutkan ada 4 aspek yang harus diperhatikan dan dikembangkan,
antara lain:
a. Ekonomi kreatif dengan menemukan ide-ide baru, seni, dan
teknologi;
b. Memanfaatkan keunggulan produk ekonomi yang berbasiskan seni
budaya dan kerajinan;
c. Mengembangkan ekonomi warisan; dan
26
d. Mengembangkan kepariwisataan yang berbasiskan keindahan
alam.
Dengan alasan-alasan yang diatas, Pemerintah berkewajiban untuk
menciptakan ekonomi kreatif yang kondusif sehingga potensi-potensi lokal yang
dimiliki menjadi kekayaan milik bangsa. Keunggulan produk ekonomi berbasis
seni budaya dan kerajinan serta ekonomi warisan merupakan aspek penting karena
dimiliki oleh setiap negara.
2. Peran Ekonomi Kreatif
Ekonomi Kreatif memiliki peran dalam kegiatan ekonomi suatu negara,
terutama dalam menciptakan lapangan pekerjaan, pendapatan, meningkatkan
penerimaan hasil ekspor, meningkatkan beberapa aspek teknologi baik dalam
penciptaan maupun penggunaan teknologi, menambah kekayaan intelektual dan
peran sosial lainnya. Secara umum, alasan mengapa industri kreatif perlu
dikembangkan adalah karena sektor industri kreatif memiliki kontribusi ekonomi
yang signifikan bagi perekonomian indonesia dan memperkuat citra dan identitas
bangsa serta menciptakan iklim bisnis yang positif yang memanfaatkan
sumberdaya yang terbarukan yang mendukung penciptaan inovasi dan kreatifitas
anak bangsa dan memiliki dampak sosial yang positif. Departemen Perdagangan
Republik Indonesia (2008:24) memaparkan lebih jelas alasan pentingnya industri
kreatif dalam era ekonomi kreatif, yaitu:
a. Kontribusi Ekonomi. Industri kreatir dapat berkoetribusi secara positif di
setiap negara. Secara logika, adanya suatu pembangunan industri kreatif akan
memiliki dampak positif dalam menyumbangkan pendapatan damestik bruto
27
disetiap negara selain kontribusi ekonomi untuk pemerintah, dengan aktifnya
pelaksanaan ekonomi kreatif, berarti akan tercipta pula lapangan pekerjaan yang
lebih banyak yang berimbas pada meningkatnya penyerapan tenaga kerja. Dengan
demikian akan terjadi peningkatan pendapatan masyarakat dan kesejahteraan
masyarakat.
b. Iklim Bisnis. Investasi sangat dipengaruhi oleh iklim bisnis. Semakin
kondusif iklim bisnis maka akan semakin besar modal yang akan ditanam.
Industri kreatif dapat juga merangsang investasi yaitu dengan pembangunan
lingkungan urban yang kondusif dengan menciptakan daerah-daerah kreatif yang
diikuti dengan pembangunan infrastruktur dan komunikasi yang memadai dan
mudah diakses. Seiring dengan majunya industri kreatif maka akan berdampak
pula dengan semakin memicu kebutuhan akan kehadiran sektor-sektor lain seperti
sektor jasa. Hal ini berarti bahwa dengan dikembangkannya industri kreatif
dampak berdampak baik untuk sektor lainnya dan penciptaan lapangan usaha.
c. Citra dan identitas Bangsa. Bagaimanakah citra sebuah bangsa akan
tentangan apabila tidak ada hal yang dapat dikemal masyarakat domestik maupun
internasional sebagai ikon atau ciri khas bangsa. Dengan adanya industri kreatif
maka suatu bangsa akan lebih dapat memperkenalkan dirinya dalam kancah
pasaran domestik maupun internasional. Industri kreatif memiliki cara dalam
membangun pencitraan bangsa, yaitu:
1) Membangun. Membangun perilaku dengan semangat kreativitas
yang berbasis budaya dan kearifan lokal secara konsisen dan trecermin di
dalam segala dimensi sosial kemsyarakatan.
28
2) Mengubah. Pelestarian budaya lokal tanpa disertai dengan
penyesuaian dengan perkembangan terbaru yang lebih modern juga tidak
akan menarik minat generasi muda dan pasar intemasional. Industri kreatif
dapat memberi pembaharuan dalam pelestarian budaya sekaligus
mengeksplorasi potensi ekonomi
3) Melindungi. Penyerobotan budaya oleh negara lain apabila
dibiarkan akan mengurangi reputasi bangsa di mata dunia. Konservasi
cagar budaya dan proteksi warisan budaya dari sisi HKI harus terus
ditingkatkan.
4) Memiliki. Karena pencitraan adalah juga berarti kepemilikan,
maka suatu bangsa harus merasa memiliki budayanya. Perlu kebanggaan
atas budaya lokal dan kebangaan dalam menggunakan produksi kokal
dalam Industri kreatif dengan pembaharuannya dalam mengelola potensi
lokal akan membuat masyarakat lokal akan lebih bangga akan budayanya,
yang akhirnya akan muncul perasaan mencintai dan ingin
mempertahankan budayanya.
5) Meningkatkan. Peningkatan konektivitas melalui kemajuan
teknologi digabungkan dengan nilai-nilai simbolik suatu produk dapat
membuat karakter suatu bangsa atau daerah akan lebih spesifik.
d. Sumber daya Terbarukan. Industri kreatif adalah indulsri yang
mengandalkan talenta, keterampilan dan kreativitas. Kreativitas adalah elemen
dasar individu, sehingga pada semua orang akan terdapat potensi kreatif masing-
masing. Maka dengan pembangunan yang berbasis pada sumber daya insani,
29
industri kreatif turut serta dalam upaya pembangunan kapasitas sumber daya
insani dengan berbasiskan pengetahuan dan kreatifitas.
e. Inovasi dan Kreativitas. Ekonomi saat ini dipengaruhi oleh globalisasi.
Salah satu produk dari globalisasi adalah HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)
yang merupakan kapitalisasi dari intelelektual manusia. Siapa yang memiliki ide
dan gagasan yang unik yang
akah bertahan memproteksi idenya dan menghalangi ide dan gagasannya
digunakan orang lain. Industri kreatif adalah penghasil creative capital. Dengan
merangsang industri kreatif maka indutri-industri lokal dapat mengurangi
ketergantungan industri manufaktur dalam pembayaran lisensi terhadap produk
asing. Selain industri kreatif memiliki kelebihan dalam menciptakan daya
imajinasi dan daya visualisasi yung dimiliki oleh insan-insan kreatif untuk
mengadaptasi dan menggabungkan teknologi yang sudah ada untuk melahirkan
ide atau nilai baru.
f. Dampak Sosial. Pembangunan yang berbasiskan kreatifitas yang terarah
dan tepat sasaran, pada jangka panjang dapat meningkatkan pertumbuhan dan
keadilan (growth and equity), sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pula.
Industri kreatif yang berkonsentrasi dalam mengambangkan potensi lokal,
menciptakan iklim kreatif dan menyerap tenaga kerja kreatif untuk tinggal dan
berkreasi di lingkungannya dengan tingkat intensitas kerasama yang tinggi pula.
hal ini akan meningkatkan toleransi yang tinggi di kehidupan masyarakat. Dengan
toleransi yang tinggi maka iklim ekonomi kreatif akan lebih hidup dan
pertumbuhan ekonominya dapat bergerak cepat.
30
3. Pemetaan Sektor Industri Kreatif
Departemen Perdagangan Republik Indonesia lelah melakukan pemetaan
dengan acuan industri kreatif pada tahun 2008. Pemerintah Indonesi melalui
Departemen Perdagangan RI (2008:4-6) melakukan pemetaan industri kreatif
menjadi 14 sektor industri kreatif yang memiliki peluang pengembangan yang
bisa dimainkan oleh pelaku bisnis lokal, yaitu:
a. Periklanan : merupakan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa
periklanan, yang meliputi peoses produksi, dan distribusi dari iklan yang
dihasilkan. Misalnya riset pasar, perencanaan komunikasi iklan, iklan luar
ruang, produksi material iklan, promosi, kampanye relasi publik, tampilan
iklan di media cetak dan elektronik, penyebaran selebaran, pamflet,
edaran, brosur, dan reklame sejenis, distribusi dan delivery advertiring
materials atau samples, serta penyewaan kolom untuk iklan.
b. Arsitektur : Merupakan kegiatan yang berkaitan dengan jasa desain
bangunan, perencanaan biaya kontruksi, konservasi bangunan warisan,
pengawasan kontruksi baik secara menyeluruh dari level makro (Town
planning urban design, landscape arcitecture) sampai dengan level mikro
(desain kontruksi misalnya: arsitektur taman, desain interior).
c. Pasar Seni dan Barang Antik : Merupakan kegiatan yang betkaitan dengan
perdagangan barang barang asli, unik, dan langka serta memiliki nilai
estetika tinggi melalui lelang. galeri, toko, pasar swalayan dan internet,
misalnya: alat musik, kerajinan, automobile, film, senirupa, dan lukisan.
31
d. Kerajinan : Merupakan kegiatan yang berkaitan dengan kreasi, produksi
dan distribusi produk yang dibuat dan dihasilkan oleh tenaga pengrajin
yang berawal dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian
produknya, misalnya yang terbuat dari: batu berharga, serat alam maupun
buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas, perak, tembaga, perunggu,
besi) kaca, porselin, kain, marmer, tanah liat, dan kapur. Kerajinan ini
biasanya diproduksi dalam jumlah yang relatif kecil dan bukan bukan
produksi massal.
e. Desain : Merupakan kegiatan yang berkaitan dengan kreasi desain grafis,
desain interior, desian produk, desain industri, konsultasi identitas
perusahaan dan jasa riset penasaran serta produksi kemasan dan jasa
pengepakkan.
f. Fashion : Merupakan kegiaan yang berkaitan dengan kreasi desain
pakaian, alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian
mode dan aksesorisnya, konsultan lini produk fesyen (fashion), serta
distribusi produk fesyen (fashion).
g. Video, Film, dan Fotografi : Merupakan kegiatan yang berkaitan dengan
kreasi produksi video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman
video dan film. Termasuk penulisan script, dubbing film, sinematografi,
sinetron dan eksibisi film.
h. Permainan Interaktif : Merupakan kegiatan yang berkaitan dengan kreasi,
produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat
hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Subsektor ini bukan hanya untuk
32
hiburan semata-mata namun juga sebagai alat bantu media pembelajaran
atau edukasi.
i. Musik Merupakan : kegiatan yang berkaitan dengan kreasi atau komposisi,
pertunjukkan, reproduksi dan distribusi dari rekaman suara.
j. Seni Pertunjukkan : Merupakan kegiatan yang berkaitan dengan usaha
pengembangan konten, produksi pertunjukkan (misalnya: balet, tari
tradisional, tari kontemporer, drama, musik tradisional, musik teater,
opera, dan tur musik etnik), desain, pembuatan busana pertunjukkan, tata
panggung, dan tata pencahayaan.
k. Penerbitan dan Percetakan : Merupakan kegiatan yang berkaitan dengan
penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan
konten digital serta kegiatan kantor berita dan pencari berita. Subsektor ini
juga mencakup penerbitan perangko, materai, uang kertas, blanko cek,
giro, surat andil, obligasi surat saham, passport, tiket pesawat terbang.
penerbitan foto-foto, grafir (engraving) dan kartu pos, formulir, poster,
reproduksi, percetakan lukisan, termasuk rekaman mikro film. dan surat
berharga serta pencetakan lainnya.
l. Layanan Komputer dan Piranti Lunak : Merupakan kegiatan yang
berkaitan dengan pengembangan teknologi informasi termasuk jasa
layanan komputer, pengolahan data, pengembangan database,
pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem.
desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan piranti
keras, serta desain portal termasuk perawatannya.
33
m. Radio dan Televisi : Merupakan kegiatan yang berkaitan dengan usaha
kreasi, produksi dan pengemasan acara televisi (seperti games, kuis, reality
show infotainment dan lainnya), penyiaran, dan transmisi konten acara
televisi dan radio, termasuk kegiatan station relay (pemancar kembali)
siaran radio dan telewisi.
n. Riset dan Pengembangan : Merupakan kegiatan yang berkaitan dengan
usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi dan
penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut untuk produk dan kreasi produk
baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru
yang dapat memenuhi kebutuhan pasar, termasuk berkaitan dengan
humaniora seperti penelitian dan pengembangan bahasa, sastra dan bisnis;
serta konsultansi manajemen dan bisnis.
Dari uraian diatas diketahui bahwa indusri kreatif memegang peranan
penting dalam peningkatan ekonomi lokal. Hal ini dikarenakan industri kreatif
merupakan jantung dari ekonomi kreatif yang penting untuk dikembangkan.
Dikarenakan setiap daerah atau negara memiliki sumber daya dan kekuatan lokal
yang berbeda-beda, dan dengan memanfaatkan industri kreatif yang berbasis pada
intelektual, kreatifitas dan sumberdaya lokal yang terbarukan setiap daerah atau
negara dapat mengembangkan ekonomi sektoranya.
Dengan kekuatan ekonomi lokal yang kuat, maka setiap daerah atau
negara dapat siap untuk berkompetisi dalam kancah nasional maupun
internasional dan bersaing dalam industri global. Dengan adanya iklim bisnis
yang positif ini, industri lokal akan terus berkembang pesat dan akan berimbas
34
positif pada tersedianya lapangan kera baru. Pengentasan pengangguran dan
kemiskinan, persamaan kesejahteraan dan peningkatan ekonomi lokal setiap
daerah.
4. Aktor Penggerak Ekonomi kreatif
Penggerak atau aktor ekonomi kreatif menurut Suryana (2013:52-55)
dalam disimpulkan ada 3 aktor yang disebut dengan triple helix (metode
pembangunan yang berbasis inovasi) diantaranya:
a. cendekiawan (Intellectuals);
Intelektual atau cendekiawan berhubungan dengan penciptaan hal
baru yang memiliki daya tawar kepada pasar serta pembentukan insan
kreatif Peran utama cendekiawan adalah sebagai agen yang
mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, seni dan
leknologi, serta sebagai agen yang membentuk nilai-nilai kontruktif bagi
pengembangan industri keratif. Dalam ekonomi kreatif terkait dengan
industri, meliputi cendekiawan, budayaman, seniman, punakawan,
begawan, para pendidik di lembaga pendidikan, para pelopor, dan tokoh
lainnya yang terkait dengan industri kreatif.
b. Bisnis (bussines);
Tugas pembisnis adalah berinterelasi dalam rangka perubahan
ekonomi serta transformasi kreativitas menjadi nilai ekonomi. Aktor bisnis
merupakan pelaku usaha, inviestor, dan pencipta teknologi baru, serta
merupakan konsumen industri kreatif. Peran pembisnis dalam industri
kreatif adalah sebagai berikut:
35
1) Pencipta, yaitu sebagai pusat keunggulan dari kreator produk dan
jasa kreatif, pasar-pasar baru yang dapat menyerap produk dan jasa
yang dihasilkan, serta pencipta lapangan pekerjaan bagi individu-
individu kreatif; dan
2) Pembentuk komunitas dan enerpreneur kreatif yaitu sebagai "motor
yang membentuk ruang publik tempat teradinya bakar pemikiran
(sharing), mentoring yang dapat mengasah kreativitas dalam
melakukan bisnis industri kreatif, pelatihan bisnis atau pelatihan
manajemen pengelolaan industri kreatif
c. Pemerintah (Govermen).
Tugas pemerintah adalah mengatur mekanisme program, seperti
pemberian insentif, pengendali iklim usaha dan pemberian arahan kreatif
untuk mendukung pengembangan industri kreatif. Peran utama dari
pemerintah adalah sebagai berikut:
1) Katalisator
Peran pemerintah adalah sebagai fasilitator, dan advokasi,
yang memberikan rangsangan, tantangan, dorongan agar ide-ide
bisnis bergerak ke tingkat kompetensi yang lebih tinggi. Dukungan
itu bisa berupa financial, insentif, proteksi, dan komitmen
pemerintah menggunakan kemauan politiknya secara proporsional,
memberikan pelayanan administrasi publik dengan baik.
2) Regulator
36
Pemerintah yang menghasilkan kebijakan-kebijakan untuk
menciptakan iklim usaha yang kondusif yang berkaitan dengan
orang, industri, intermediasi, sumberdaya, dan teknologi.
3) Konsumen, investor, dan enterpreneur
Pemerintah sebagai investor harus dapat memberdayakan
aset negara untuk lebih produktif dalam lingkup industri keratif
sebagai konsumen oemerintah harus mengambil kebijakan untuk
penggunaan produk-produk industri kreatif sebagai entenpremenn,
pemerintah berperan serta secara tidak langsung dan memiliki
otoritas dalam pengelolaam Badan Usaha Milik Pemerintah
(BUMN)
4) Urban Planner (perencana perkotaan)
Pemerintah harus merencanakan kota-kota kreatif.
Kreativitas akan tumbuh di kota-kota yang memiliki iklim kreatif
C. Pemberdayaan masyarakat
Istilah pemberdayaan sangat erat kaitannya dalam konteks pembangunan
dan pengentasan kemiskinan. Konsep pemberdayaan (empowerment) berkembang
dari individu atau masyarakat yang tidak berdaya atau lemah (empowerless).
Menurut Anwas (2013,48) “Ketidakberdayaan atau memiliki kelemahan dalam
aspek: pengetahuan, pengalaman, sikap, keterampilan, modal usaha, networking,
semangat, kerja keras, ketekunan, dan aspek lainnya. Kelemahan dalam berbagai
aspek tadi mengakibatkan ketergantungan, ketidakberdayaan, dan kemiskinan”.
37
Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa kelemahan individu atau
masyarakat dalam membangun dirinya dan memperbaiki kehidupannya sendiri
menjadi penyebab lingkaran kemiskinan yang banyak terjadi di masyarakat.
Tujuan pemberdayaan dalam konteks usaha mandiri masyarakat menurut
Undang-undang Nomor 20 tahun 2008, tujuan pemberdayaan adalam sebagai
berikut:
a. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang
dan berkeadilan;
b. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan usaha mikro, kecil dan
menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan
c. Meningkatkan peran usaha mikro, kecil dan menengah dalam
pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan,
pertumbuhan ekonomi dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.
pemberdayaanPemberdayaan disini merupakan konsep yang berkaitan
dengan kekuasaan yang identik dengan kemampuan individu untuk membuat
dirinya atau pihak lain melakukan apa yang diinginkannya sesuai kemampuan
yang dimiliki.
1. Definisi pemberdayaan masyarakat
Instilah pemberdayaan berkaitan erat dalam konteks pembangunan dan
pengentasan kemiskinan. Konsep pemberdayaan yang dikemukakan Anwas
(2013:49) menjelaskan bahwa:
“pemberdayaan (empowerment) merupakan konsep yang berkaitan dengan
kekuasaan (power). Istilah kekuasaan seringkali identik dengan kemampuan
individu untuk membuat dirinya atau pihak lain melakukan apa yang
diinginkannya. Kemampuan tersebut baik untuk mengatur dirinya, mengatur
orang lain sebagai individu atau kelompok/organisasi, terlepas dari kebutuhan,
potensi, atau keinginan orang lain. Dengan kata lain, kekuasaan menjadikan orang
lain sebagai objek dari pengaruh atau keinginan dirinya.”
38
Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha
Mikro Kecil dan Menengah Pasal 1 ayat 8 mengatakan pemberdayaan merupakan
upaya yang dilakukan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat dalam bentuk
penumbuhan iklim usaha pembinaan, dan pengembangan sehingga usaha kecil
mampu menumbuhkan dan memperkuat dirinya menjadi usaha yang tangguh dan
mandiri.
Dari definisi dari pemberdayaan diatas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa pengertian pemberdayaan adalah suatu usaha bersama yang dilakukan
untuk merubah keadaan dari yang tidak berdaya menjadi berdaya dan mengalami
perubahan kearah yang lebih baik dari sebelumnya agar suatu individu / kelompok
/ masyarakat yang dalam lingkup objek pemberdayaan dapat memiliki
pengetahuan, keterampilan dan dapat berdaya untuk memenuhi segala kebutuhan
hidupnya secara mandiri.
2. Model Pemberdayaan
Dalam pemberdayaan terdapat beberapa model sebagai suatu pilihan
sesuai dengan kebutuhan dan arah pemberdayaan. Menurut Suryono (2010:264)
model pemberdayaan masyarakat adalah suatu alternatif, pola acuan, macam-
macam upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian seseorang atau
suatu lembaga, sehingga nantinya mampu mengembangkan kemampuannya
secara optimal. Ada beberapa macam model pemberdayaan, antara lain sebagai
berikut:
39
a. Model People Centre Development
Model pembangunan kualitas manusia adalah upaya meningkatkan
kapasitas manusia untuk mempengaruhi dan mengatur masa depannya.
Model ini mencoba mengangkat martabat manusia sebagaimana mestinyaa
makhluk yang memiliki harga diri, memiliki kemampuan intelegensi dan
sekaligus memiliki perasaan. Manusia tidak dapat disamakan dengan alat
produksi untuk melipatgandakan hasil semata, melainkan manusia
hendaknya dihargai dan dihormati, dengan cara meningkatkan kualitas
SDM-nya sehingga akan menempatkan manusia pada kerabat yang lebih
baik dan layak.
b. Model Lingkaran Setan Kemiskinan
Asumsi dasar dari model ini adalah “a poor country is poor because it is
poor” (negara miskin itu karena dia memang miskin). Kemiskinan itu
merupakan lingkaran yang disebutnya dengan lingkaran kemiskinan yang
mengemukakan bahwa kemiskinan diawali adanya keterbelakangan,
ketidaksempurnaan pasar, dan kurangnya modal yang menyebabkan
rendahnya produktifitas. Rendahnya produktifitas mengakibatkan
rendahnya pendapatan yang mereka terima. Rendahnya pendapatan akan
berimplikasi pada rendahnya tabungan dan rendahnya invertasi berakibat
pada keterbelakangan dan seterusnya.
c. Model kemitraan
Kemitraan dilihat dari kata etimologis diadaptasi dari kata partnership, dan
berasal dari akar kata partner. Kemitraan dapat dimaknai sebagai suatu
bentuk persekutuan antara dua pihak atau lebih yang membentuk suatu
ikatan kerjasama atas dasar kesepakatan dan rasa saling menumbuhkan
dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas di suatu bidang
usaha tertentu atau tujuan tertentu sehingga memperoleh hasil yang lebih
baik. Tujuan kemitraan adalah untuk mencapai hasil yang lebih baik
dengan saling memberikan manfaat antar pihak yang bermitra.
d. Model Garmeen Bank
Model ini berasal dari contoh pemberdayaan masyarakat yang dilakukan
Bangladesh Garmeen Bank yang memberikan pelayanan program
pengentasan kemiskinan pada masyarakat. Garmeen Bank memberikan
kredit kepada masyarakat tanpa agunan dan menciptakan sistem perbankan
yang berbasis pada saling kepercayaan, akuntabilitas, partisipasi dan
kreativitas.
e. Model Sri Mahila Sewa Shakari Bank
Model ini diterapkan oleh Sri Mahila Sewa Bank sebagai lembaga
keuangan yang memberikan akses keuangan terhadap wanita-wanita yang
lemah dan miskin. Peminjaman hanya dilakukan untuk kegiatan ekonomi
bukan untuk keperluan pribadi (konsumtif). Bank memperkerjakan dan
mendorong dengan menabung melalui Bank tersebut.
f. Model sistem Tanggung Renteng (Multiplier effect)
Model ini pada umumnya banyak diadopsi oleh para pengelola koperasi di
indonesia, khususnya pengelola koperasi simpan pinjam yang pada
dasarnya merupakan upaya penguatan kelompok dalam berinteraksi antar
40
manusia atau antar para anggotanya. Dengan menggunakan prinsip-
prinsip, yaitu: sistem tanggung renteng merupakan upaya memperbaiki
kualitas manusia berkualitas, kelompok tanggung renteng
mengembangkan nilai-nilai umum dan nilai-nilai khusus yang sesuai
dengan nilai-nilai yang dimiliki koperasi.
3. Tahap-tahap Pemberdayaan
Dalam perberdayaan terdapat tahapan dalam pengambilan keputusan yang
terdiri atas beberapa langkah tertentu. Menurut Sulistyani (2004:83) terdapat
tahapan yang harus dilalui dalam melakukan pemberdayaan adalah sebagai
berikut:
a. Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku sadar dan peduli sehingga
merasa menumbuhkan peningkatan kapasitas diri. Pada tahap ini pihak
pemberdaya berusaha menciptakan prakondisi, supaya dapat memfasilitasi
berlangsungnya proses pemberdayaan yang efektif.
b. Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan,
kecakapan-keterampilam agar terbuka wawasan dan memberikan
keterampilan dasar, sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan
inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian.
c. Tahap pengingkatan kemampuan intelektual, kecakapan-keterampilan
sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk
mengantarkan pada kemandirian.
Dalam tahapan diatas dapat di pahami bahwa dalam tahapan
pemberdayaan yaitu dari pribadi individu sebagai objek pemberdayaan. Dengan
peningkatan kapasitas individu diharapkan dapat memudahkan penerapan langkah
pemberdayaan sesuai dengan arah dan tujuan yang sudah ditentukan.
Menurut Cook dan Maculay yang dikutip oleh Nasirin dan Alamsyah
(2010:95-97) menjelaskan delapan langkah utama yang harus dilakukan menuju
pemberdayaan agar berhasil, antara lain sebagai berikut:
a. Hubungan pemberdayaan dengan visi dan nilai
Jika pemberdayaan tidak dipandang sebagai tiang penyangga visi
organisasi, maka masyarakat akan memandangnya sebagai tindakan iseng
41
atau kehilangan konteksnya sejak awal. Pemberdayaan harus menjadi
bagian awal dari nilai kemasyarakatan, sehingga dianggap sebagai salah
satu faktor keberhasilan;
b. Diarahkan dengan menggunakan contoh-contoh
Para pemimpin dapat memberikan visi untuk masa mendatang dan
memberikan dukungan serta dorongan yang sangat penting untuk
menciptakan suatu lingkungan dimana orang-orang bertanggung jawab
terhadap nasib mereka;
c. Berkomunikasi secara sktif
Dengan cara melibatkan masyarakat didalam komunikasi dan pembahasan
umpan balik secara tetap, maka akan mendorong terjadinya
pemberdayaan;
d. Meninjau struktur organisasi
Pemberdayaan yang berhasil memerlukan perubahan yang terjadi di dalam
strutur, sehingga para individu menjadi lebih dekat kepada titik keputusan,
dan birokrasi dapat dibuang melalui rantai pengawasan yang lebih kecil;
e. Menguatkan tim kerja
Pemberdayaan membutuhkan dukungan. Kerja tim yang memiliki
pemberdayaan adalah salah satu mekanisme terkuat untuk menyediakan
suatu lingkungan bagi pengambilan inisiatif dan kadang-kadang berbuat
kesalahan, tetapi juga belajar darinya;
f. Mendorong pengambangan pribadi
Orang memerlukan bantuan dan dorongan untuk membentuk rasa percaya
diri mereka didalam membuat suatu keputusan sendiri, hal ini berarti
bukan saja memberikan pelatihan kepada orang-orang tersebut untuk
berperan lebih banyak tetapi juga untuk mendemonstrasikan rasa percaya
dan rasa hormat kepada individu tersebut;
g. Menjadikan jasa layanan kepada pelanggan sebagai fokus
Hasil akhir dari pemberdayaan seringkali berupa naiknya tingkatan jasa
layanan kepada pelanggan. Oleh karena itu, karyawan garis depan dan
karyawan yang berhubungan dengan pelanggan internal harus di dorong
untuk bertanggungjawab memuaskan pelanggan mereka;
h. Ukur pengembangan yang terjadi dan kenali serta hargailah keberhasilan.
Sebelum memulai pemberdayaan, suatu organisasi perlu menentukan
ukuran keberhasilan dan membantu agar ukuran ini dapat dipahami dan
disepakati oleh setiap orang.
Langkah utama yang dijelaskan diatas harus dilakukan untuk bisa
mencapai keberhasilan dalam pemberdayaan. Dalam rincian langkah diatas dapat
dipahami bahwa untuk mencapai keberhasilah, terdapat langkah strategis.
Langkah strategis ini yang dimana memberikan acuan pencapaian pemberdayaan
agar dapat sesuai dengan yang direncanakan dengan baik dan benar.
42
D. Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM)
UMKM memegang peranan penting dalam mengurangi kemiskinan dan
mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan pemerataan pendapatan. UMKM
menjalankan peran penting dalam efisiensi mengalokasikan pasokan tenaga kerja
yang sangat besar dan modal langka dengan menerapkan proses produksi padat
karya.
1. Definisi UMKM
Definisi menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang usaha
mikro kecil dan menengah adalah sebagai berikut:
a. Usaha Mikro adalah usaha produktif untuk orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang peroranga atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha
Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
hasail penjualan tahunan sebagai-mana diatur dalam Undang-Undang ini.
Dari definisi UMKM dari Undang-Undang diatas, dapat dipahami bahwa
terdapat 3 (tiga) pengertian usaha yang pada dasarnya membedakan karateristik
dasi masing-masihng jenis usaha tersebut.
43
2. Asas, Prinsip, dan Tujuan UMKM
Ketentuan bagi pelaku usaha dan pemerintah perlu dipahami asas, prinsip,
dan tujuan yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Asas-asas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
Berdasarkan BAB II, Pasal 2 Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang
UMKM, asas-asas pemberdayaan UMKM sebagai berikut:
1. Asas kekeluargaan, yaitu asas yang melandasi upaya pemberdayaan
UMKM sebagai bagian dari perekonomian nasional yang diselenggarakan
berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,
efisiensi berkeadilan, berkelanjuta, berwawasan lingkungan, kemandirian,
keseimbangan, kemajuan, dan kesatuan ekonomi nasional untuk
kesejahteraan seluruh rakyat indonesia.
2. Asas demokrasi ekonomi, yaitu pemberdayaan UMKM diselenggarakan
sebagai kesatuan dari pembangunan perekonomian nasional untuk
mewujudkan kemakmuran rakyat.
3. Asas kebersamaan, yaitu asas yang mendorong peran seluruh UMKM dan
dunia usaha secara bersama-sama dalam kegiatannya untuk mewujudkan
kesejahteraan rakyat.
4. Asas efisiensi berkeadilan, yaitu asas yang mendasari pelaksanaan
pemberdayaan UMKM dengan mengedepankan efisiensi berkeadilan
dalam usaha untuk mewujudkan iklim usaha yang adil, kondusif, dan
berdaya saing.
5. Asas keberlanjutan, yaitu asas yang secara terencana mengupayakan
berjalannya proses pembangunan melalui pemberdayaan UMKM yang
dilakukan secara berkesinambungan, sehingga terbentuk perekonomian
yang tangguh dan mandiri.
6. Asas berwawasan lingkungan, yaitu asas pemberdayaan UMKM yang
dilakukan dengan tetap memperhatikan dan mengutamakan perlindungan
dan pemeliharaan lingkungan hidup.
7. Asas kemandirian, yaitu asas pemberdayaan UMKM yang dilakukan
dengan tetap menjaga dan mengedepankan potensi, kemampuan, dan
kemandirian UMKM.
8. Asas keseimbangan kemajuan, adalah asas pemberdayaan UMKM yang
berupaya menjaga keseimbangan kemajuan ekonomi wilayah dalam
kesatuan ekonomi nasional.
9. Asas kesatuan ekonomi nasional, adalah asas pemberdayaan UMKM yang
merupakan bagian dari pembangunan kesatuan ekonomi nasional.
44
b. Berdasarkan BAB II, Pasal 2 Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang
UMKM, prinsip dan tujuan pemberdayaan UMKM sebagai berikut.
1. Prinsip pemberdayaan UMKM:
a. Penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan UMKM
untuk berkarya dengan prakarsa sendiri;
b. Mewujudkan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan
berkeadilan;
c. Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai
dengan kompetensi UMKM;
d. Peningkatan daya saing UMKM; dan
e. Penyelanggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara terpadu.
2. Tujuan pemberdayaan UMKM:
a. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan
berkeadilan;
b. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan UMKM menjadi usaha yang
tangguh dan mandiri, dan
c. Meningkatkan peran UMKM dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan
kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dan
kemiskinan.
3. Kriteria UMKM
Berdasarkan BAB II, Pasal 2 Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang
UMKM, kriteria UMKM sebagai berikut.
1) Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000 (tiga ratus
juta rupiah).
2) Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000 (lima ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000 (dua miliar lima
ratus juta rupiah).
3) Kriteria usaha menengah adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000 (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000 (sepuluh miliar
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
45
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000 (dua miliar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000
(lima puluh miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau
Dari kriteria diatas setiap usaha sudah di klasifikasikan menurut jumlah
aset atau hasil penjualan. Sehingga dapat dibedakan berdasarkan tingkatan
kemampuan yang dimiliki setiap usaha yang dijalankan oleh masyarakat.
4. Bentuk Pengembangan UMKM
Krisis ekonomi tahun 1997 telah mengakibatkan jumlah unit usaha
UMKM menurun dari 39.77 juta unit usaha di tahun 1997 menjadi 36.82 juta unit
usaha turun 7.42%. Namun, sejak tahun 1998-2011 jumlah unit usaha UMKM
terus mengalami peningkatan dengan rata-rata tumbuh sebesar 3.19% setiap
tahunnya. Pada tahun 2011, jumlah UMKM meningkat 12.63% dalam lima tahun
terakhir (2006-2011). Ini menunjukkan bahwa peran UMKM dalam pembangunan
ekonomi terus meningkat secara signifikan dan menjadi penopang dalam
pembangunan (Hanif, M Mahdi.2012).
Sehubungan dengan perkembangan UMKM, kata pengembangan yang ada
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai “Proses, cara, perbuatan,
mengembangkan” (Daryanto,1997:350). sedangkan menurut Pamudji (1985:7)
menyebutkan bahwa pengembangan berarti :
“Suatu pembangunan ya itu merubah sesuatu sehingga menjadi baru dan
memiliki nilai yang ebih tinggi. dengan demikian juga mengandung makna
sebagai pembaharuan yaitu melakukan saha-usaha untuk membuat sesuatu
menjadi lebih sesuai atau cocok dengan kebutuhan menjadi lebih baik atau
bermanfaat.”
46
Oleh karena itu, pengembangan berarti bahwa dalam sebuah proses
pembangunan, UMKM diarahkan untuk dapat berubah dan memiliki kualitas yang
lebih baik lagi. UMKM dalam pengembangannya akan diarahkan untuk dapat
menyesuaikan dengan kebutuhan pasar terutama kebutuhan konsumen dan
berkembang demi mendapatkan manfaat yang lebih banyak lagi.
Sehubungan dengan pengembagan UMKM, bentuk-bentuk dari
pengembangan UMKM diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008
Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang menjadi landasan hukum bagi
UMKM di Indonesia. Dengan ini bentuk pengembangan usaha tercermin dalam
BAB VI Pengembangan Usaha Pasal 16, yaitu :
i. Pemerintah dan Pemerintah Daerah memfasilitasi pengembangan usaha
dalam bidang :
a. produksi dan pengolahan;
b. pemasaran;
c. sumber daya manusia; dan
d. desain dan teknologi.
ii. Dunia usaha dan masyarakat berperan serta secara aktif melakukan
pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
iii. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengembangan, prioritas,
intensitas, dan jangka waktu pengembangan diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
Berdasarkan pada pengembangan UMKM, maka pemerintah berkewajiban
untuk memberikan fasiltas kepada masyarakat. Pemerintah merupakan fasilitator
dalam kegiatan produksi dan pengelolaan, kegiatan pemasaran, Sumber Daya
Manusia (SDM) maupun desain dan teknologi juga finansial. Sesuai dengan yang
diungkapkan oleh Beddu Amang (1995:2) bahwa salah satu masalah yang
dihadapi oleh semua usaha kecil adalah masalah finansial. Selain itu, pemerintah
memiliki tanggungjawab agar masyarakat dapat berperan aktif dalam hal
47
kegiatan-kegiatan pemerintah laksanakan. Hal ini diatur dalam peraturan
pemerintah dan dijabarkan kembali kepada pasal selajutnya yaitu pasal 17 yang
berisikan bahwa : Pengembangan dalam bidang produksi dan pengolahan
sebagaimana dimaksud dalamPasal 16 ayat (1) huruf a dilakukan dengan cara:
a. Meningkatkan teknik produksi dan pengolahan serta kemampuan
manajemen bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;
b. Memberikan kemudahan dalam pengadaan sarana dan prasarana, produksi
dan pengolahan, bahan baku, bahan penolong, dan kemasan bagi produk
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;
c. Mendorong penerapan standarisasi dalam proses produksi dan pengolahan;
dan
d. Meningkatkan kemampuan rancang bangun dan perekayasaan bagi Usaha
Menengah.
Untuk dapat mengembangkan perekonomian lokal selain dengan
pengembangan proses produksi dan pengelolaan, maka dibutuhkanlah
pengembangan dalam bidang pemasaran, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16
ayat (1) huruf b dilakukan dengan cara:
a. Melaksanakan penelitian dan pengkajian pemasaran;
b. Menyebarluaskan informasi pasar;
c. Meningkatkan kemampuan manajemen dan teknik pemasaran;
d. Menyediakan sarana pemasaran yang meliputi penyelenggaraan uji coba
pasar, lembaga pemasaran, penyediaan rumah dagang, dan promosi Usaha
Mikro dan Kecil;
e. Memberikan dukungan promosi produk, jaringan pemasaran, dan
distribusi; dan
f. Menyediakan tenaga konsultan profesional dalam bidang pemasaran.
Upaya pengembangan yang difokuskan pada proses produksi dan
pengelolaan serta pemasaran diharapkan nantinya UMKM ini dapat tumbuh dan
berkembang. Pengembangan yang dilakukan hendaknya dapat mengacu pada UU
Nomor 20 Tahun 2008. Hal ini diharapkan agar sektor UMKM dapat berkembang
sesuai dengan yang diamanatkan dalam UUD 1945.
48
5. Strategi Pengembangan Usaha kecil
Menurut Sjaifudin (1995:66) menyatakan beberapa strategi pemberdayaan
Industri Kecil antara lain:
1) Strategi Peningkatan Kemampuan Finansial
Berkembangnya beberapa model penguatan finansial bagi usahawan kecil
akhir-akhir ini menunjukkan telah semakinmenguatnya komitmen
pemerintah, upaya pemerintah tersebut terwujud dengan membantu
pengembangan usaha kecil melalui "pemberian modal sementara"
2) Pengembangan pemasaran
Pada era pasar bebas dimana dunia menjadi tanpa batas terdapat
penyatuan pasar domestik dengan pasar internasional. Hal ini merupakan
peluang, tantangan dan sekaligus ancaman bagi pengusaha kecil, Maka
dari itu terdapat 2 cara dalam srategi pengembangan pemasaran, yaitu:
a) Meningkatkan Akses Usaha Kecil Kepada Pasar
Caranya adalah menciptakan pola hubungan produksi subkontrak dan
promosi yang berkaitan dengan pola subkontrak yang lebih
diprioritaskan bagi usaha-usaha indusri secara vertikal. Pola yang
subkontrak memberikan manfaat positif bagi pengusaha kecil karena
secara ekonomi usaha kecil menjadi subkontraktor memperoleh
jaminan pasar dan kontinuitas produksi
b) Proteksi Pasar
Bentuk produksi dalam hal ini melalui konsumsi sekitar 10% dari total
anggaran pemerintah di-gunakan untuk mengkonsumsi produk-produk
badan usaha kecil.
3) Pengembangan Sumber Daya Manusia
Diharapkan dapai terjadi melalui perbaikan sistem pendidikian formal,
peningkatan keterkaitan dunia pendidikan dengan pasar kerja melalui
sistem pemagangan pada pusat-pusat penelitian dan pengembangan
mengembangkan SDM dan teknologi seperti melakukan pembinaan
terhadap industri kecil melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia
secara rutin dan berkelanjutan harus ada dalam setiap program kerja
4) Strategi pengaturan dan pengendalian
a. Pengaturan perijinan
Secara formal dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengatur dan
memantau perkembangan usaha kecil. Ada 3 jenis perijinan yang harus
dipenuhi antara lain: ijin tempat usaha (kelayakan, lokasi serta dampak
terhadap lingkungan), ijin usaha industri serta ijin perdagangan. Pada
lokasi tertentu usaha kecil tidak wajib memiliki Surat Ijin Tempat Usaha
(SITU), namun serifikasi masih tetap harus dipenuhi antara lain melalui
Surat Ijin Bebas Tempat Usaha (SIBTU) untuk usaha kecil yang terdeksi
di Lokasi Industri Usaha (LIU) serta surat tanda pendaftaran industri
kecill untuk sentra-sentra produksi
49
b. Fungsi Kelembagaan
Fungsi Kelembagaan terkait pembinaan usaha kecil secara terpadu dan
berjangka panjang harus lebih diefektifkan dengan cara: bidang
pembinaan, pengawasan dan memberi peluang bagi swasta maupun
lembaga non pemerintah lainnya untuk terlibat dalam pengambangan
usaha kecil secara bersama-sama
50
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian menjadi bagian penting dalam sebuah penelitian.
Metode penelitian memberikan jalan ke arah pemecahan masalah yang akan
diteliti serta memungkinkan bagi peneliti lain untuk menguji suatu hasil
penelitian. Untuk dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana,
penelitian harus menggunakan metode penelitian yang tepat. Metode peneilitan
yang tepat dapat menentukan arah kegiatan penelitian yang dilakukan nantinya
sehingga tujuan dari penelitian yang diinginkan peneliti. Metode penelitian juga
dikemukakan oleh Hasan. Menurut Hasan (2002:9) pengertian penelitian adalah
penyaluran rasa ingin tahu manusia terhadap sesuatu/masalah dengan perlakukan
tertentu (seperti memeriksa, mengusut, menelaah, dan mempelajari secara cermat
dan sungguh-sungguh) sehingga diperoleh sesuatu (seperti mencari kebenaran,
memperoleh jawaban, pengembangan ilmu pengetahuan dan sebagainya). Oleh
karena itu, untuk menjawab sesuatu masalah dan mencari kebenaran dibutuhkan
A. Jenis Penelitian
Sehubungan dengan rumusan masalah, Metode penelitian yang digunakan
adalah metode penelitian deskriptif melalui pendekatan kualitatif. Metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif digunakan untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. Misalnya perilaku
persepsi, motivasi, tindakan, dll. Untuk menerjemahkan berbagai macam perilaku
manusia, penelitian deskriptif akan menerjemahkanya kedalam bentuk kata-kata
51
dan bahasa, pada konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode ilmiah. Dalam melakukan penelitian deskriptif, peneliti
mengumpulkan data-data dan gambaran mengenai keadaan suatu fenomena atau
permasalahan yang sedang dihadapi. Penggumpulan data-data dilakukan baik
secara langsung dari lapangan maupun yang menjadi objek penelitian agar
nantinya diharapkan data-data yang dihasilkan adalah data yang relevan. Oleh
karena itu, alasan penulis menggunakan penelitian jenis deskriptif dalam
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan, menggambarkan secara sistematis
tentang fenomea yang dihadapi agar data yang dihasilkan faktual dan akurat
sesuai dengan fakta. Menurut Nazir (2005:54) mendefinisikan deskriptif sebagai
berikut :
“Suatu metode dalam meneliti kelompok manusia, suatu objek, suatu
kondisi sistem, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada
masa sekarang tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat antar fenomena yang diselidiki”.
Penelitian deskriptif digunakan untuk membuat gambaran yang sistematis
sesuai dengan fakta. Gambaran hasil penelitian dilakukan secara akurat pada
kondisi suatu sistem dalam kelompok manusia pada suatu objek yang bertujuan
untuk menggambarkan mengenai fenomena yang diselidiki. Metode penelitian
dalam penyelesaian masalah dari fenomena yang dihadapi. Penelitian deskriptif
juga dimaksudkan untuk memperlajari masalah-masalah masyarakat. Masalah
masyarakat ini nantinya akan diteliti dengan pendekatan deskriptif sehingga dapat
menghasilkan data yang relevan. Adapun pendekatan yang digunakan dalam
52
penelitian ini menggunakan pendekatan deksriptif kualitatif. Menurut Sugiyono
(2009:8) menjelaskan metode penelitian kualitatif sebagai berikut :
“Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan
untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah,(sebagai lawan adalah
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih ditekankan pada
makna dari pada generalisasi”.
Sebagai instrumen kunci dalam penelitian, peneliti memiliki tujuan yang
diinginkan. Dalam mencapai tujuan yang diinginkan oleh peneliti, penelitian
deskriptif kualitatif akan memberikan arahan kepada peneliti dalam mencari,
mengumpulkan, dan menggambarkan data-data secara sistematis sehingga
nantinya diharapkan penelitian dapat memberikan bermanfaat. Dengan demikian,
sehubungan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dan dikaitkan dengan
penjelasan mengenai penelitian deskriptif kualitatif, maka penulis menggunakan
penelitian deskriptif dengan menggunakan analisa data kualitatif yang digunakan
untuk mendeskripsikan atau menjelaskan suatu peristiwa dan fenomena yang ada
sekarang tidak dibuktikan dengan angka-angka melainkan dengan uraian-uraian.
Penggunaan metode deskriptif merupakan sebuah upaya yang akan digunakan
oleh penulis dalam menggambarkan apa yang terjadi termasuk siapa, kapan, di
mana atau berhubungan dengan karakteristik suatu gejala masalah sosial, baik
pola, bentuk, ukuran, maupun distribusi objek penelitian. Oleh karena itu
penelitian ini menggambarkan Peran Pemerintah Dalam Pengembangan Ekonomi
Kreatif Kerajinan Bordir “SARI ASRI” Kabupaten Kediri.
53
B. Fokus Penelitian
Dalam melakukan penelitian dengan pendekatan deksriptif kualitatif,
peneliti memiliki fokus penelitian. Fokus penelitian merupakan pusat perhatian
yang digunakan untuk membatasi suatu permasalahan yang diteliti. Pembatasan
penelitian dilakukan agar peneliti tidak terjebak pada banyaknya data di lapangan,
selain itu untuk menghindari dari data yang tidak relevan dengan permasalahan
dan tujuan penelitian. Spradley dalam Sugiyono (2008:377-379) menjelaskan
bahwa fokus itu merupakan domain tunggal atau beberapa domain yang terkait
dari situasi sosial. Dalam penelitian kualitatif, penentuan fokus lebih diarahkan
pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari situasi sosial
(lapangan). Untuk dapat memahami secara lebih luas dan mendalam, maka
diperlukan pemilihan fokus penelitian. Spradley juga mengungkapkan empat
alternatif untuk menetapkan fokus, yaitu :
a. Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informan,
seperti tokoh masyarakat.
b. Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing
domain, seperti kebijakam pemerintah.
c. Menetapkan fokus yang memeiliki nilai temuan untuk pengembangan
iptek. Temuan berarti sebelumnya belum pernah ada.
d. Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-
teori yang telah ada. Penelitian ini bersifat pengembangan, yaitu ingin
melengkapi dan memperluas teori yang sudah ada.
Fokus penelitian ditetapkan dengan menentukan permasalahan yang
disarankan oleh narasumber atau informan yang menjadi referensi. Setelah itu,
fokus penelitian akan digunakan untuk pengembangan terhadap penemuan
sebelumnya. Selain untuk pengembangan, penelitian digunakan untuk melengkapi
54
dan memperluas teori yang sudah ada. Adapun yang menjadi fokus penelitian ini
adalah :
1. Upaya pemerintah dalam pengembangan ekonomi kreatif kerajinan bordir
“SARI ASRI” Kabupaten Kediri dengan menggunakan metode strategi
pengembangan usaha kecil yang meliputi:
a. Strategi Peningkatan Kemampuan Finansial
b. Pengembangan pemasaran
c. Pengembangan Sumber Daya Manusia
d. Strategi pengaturan dan pengendalian
2. Faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan ekonomi kreatif
kerajinan bordir “SARI ASRI” Kabupaten Kediri.
C. Lokasi dan Situs Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Sehubungan dengan fokus penelitian, peneliti harus menentukan lokasi
penelitian untuk dapat mencari data yang relevan sesuai dengan fenomena yang
sedang diteliti. Penelitian merupakan tempat dimana peneliti akan melakukan
penelitian berdasarkan lokasi penelitian. Berdasarkan lokasi penelitian ini
nantinya diharapkan peneliti akan memperoleh data dan informasi sesuai tema,
masalah, dan fokus penelitian yang telah ditetapkan. Lokasi penelitian yang
dipilih adalah di Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag)
Kabupaten Kediri dan tepatnya di Desa Pandansari Kabupaten Kediri, dimana di
lokasi tersebut mempunyai potensi besar untuk dikembangkan. Namun masih
55
banyak problema serta masalah-masalah yang ada seperti kurangnya perencanaan
dari pemerintah daerah. Oleh karena itu penelitian ini berupaya untuk
memecahkan permasalahan dalam mengembagkan produk UMKM kerajinan
bordir Kabupaten Kediri.
2. Situs Penelitian
Setelah menentukan fokus penelitian dan juga lokasi penelitian, situs
penelitian juga digunakan peneliti dalam mencari data yang relevan. Situs
penelitian adalah tempat yang digunakan oleh seorang peneliti untuk dapat
memperoleh data dan informasi yang digunakan untuk menjawab permasalahan
sesuai dengan fokus penelitian yang ingin diteliti. Dan yang menjadi situs dalam
penelitian ini adalah Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan
(Diskoperindag), pengerajin bordir aplikasi Kabupaten Kediri. Dengan demikian
penelitian terhadap situs ini didasarkan pertimbangan bahwa lokasi atau tempat
memungkinkan untuk diperoleh data atau informasi yang akurat dan relevan
dengan permasalahan penelitian.
D. Jenis Data
Sumber data penelitian ini dapat dibedakan menjadi 2 jenis, menurut
Sugiyono (2009:225) sumber data dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Data Primer adalah sumber data yang langsung memberikan
informasi data kepada pengumpul data. Dengan demikian, sumber data
dalam penelitian ini adalah informan, yaitu orang-orang yang diamati dan
memebrikan data berupa kata-kata atau tindakan yang berkaitan serta
56
mengetahui dan mengerti masalah yang sedang diteliti. Adapun sumber
data informan yang terkait dengan penelitian adalah sebagai berikut :
a. Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Kabupaten Kediri
b. Kantor Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kediri
c. Pengerajin bordir aplikasi “SARI ASRI”
2. Data Skunder adalah sumber data yang tidak secara langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Data skunder yang diperlukan
serta dikumpulkan dalam penelitian ini adalah :
a. Gambaran Umum dari wilayah Kabupaten Kediri, keadaan
geografis, kependudukan dan data pemerintah
b. Literatur, jurnal-jurnal atau tulisan-tulisan sebagai pembanding dari
data yang telah diperoleh, yaitu buku-buku referensi dan media
elektronik.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian deksriptif kualitatif, data merupakan sektor
yang berperan sangat penting dalam menunjang dan mendukung sebuah
penelitian. Teknik adalah cara-cara yang dapat digunakan peneliti dalam
mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti
dalam mencari dan mengumpulkan data serta mengolah informasi yang
diperlukan menggunakan beberapa metode sebagai berikut:
57
i. Metode Observasi (Observasi Research)
Adalah metode untuk memperolah data dengan cara penulis mengadakan
pengamatan langsung di Kabupaten Kediri. Metode ini dilakukan untuk
mengumpulkan data yang merupakan sumber informasi yang sangat
penting yang dapat membantu dalam analisa dan untuk langkah
selanjutnya dalam rangka Pengembangan Ekonomi Kreatif Kerajinan
Bordir Desa Pandansari Kabupaten Kediri.
ii. Metode Wawancara (Interview Research)
Adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab
atau interview langsung dengan pihak yang berkepentingan yakni kepada
pengerajin bordir Kabupaten Kediri. Menurut Sugiyono (2009:231),
wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.
Wawancara akan mendukung dalam teknik pengumpulan data sehingga
nantinya akan membantu dalam menjawab permasalahan dan fenomena
yang sedang diteliti.
iii. Metode Kepustakaan (Library Research)
Adalah metode yang dilakukan untuk memperoleh data dengan cara
membaca dan mempelajari buku–buku, browsing dan literature review
yang berkaitan dengan strategi pengembangan Ekonomi Kreatif.
58
iv. Dokumentasi
Teknik ini adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan
kategorisasi dan klasifikasi bahan-bahan tulisan dengan penelitian, baik
dari sumber dokumen maupun buku-buku, koran, dan majalah. Dokumen
nantinya tentunya yang berhubungan dengan pengembangan ekonomi
kreatif di Kabupaten Kediri.
F. Instrumen Penelitian
Didalam sebuah penelitian, peneliti harus memiliki faktor penunjang
dalam melakukan penelitian. Peneliti harus benar-benar menjadi siap di lapangan,
terutama karena akan bertindak sebagai instrumen. Untuk melakukan penelitian
tentu akan membutuhkan instrumen penunjang. Instrumen penunjang yang ada
dapat berupa pedodoman wawancara, catatan lapangan, alat perekam dan alat
tulis. Adapun instrumen penunjang dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Instrument penunjang:
1. Pedoman wawancara (interview guide), digunakan sebagai kerangka
dasar dalam melakukan wawancara
2. Catatan lapangan, digunakan dalam rangka pengumpulan data di
lapangan
3. Alat perekam (recorder), sebagai alat bantu merekam hasil-hasil
wawancara
4. Alat tulis menulis untuk membantu dalam pencatatan hal-hal penting di
lapangan
59
G. Analisis Data
1. Analisis Model Interaktif oleh Miles, Huberman and Saldana
Hasil dari sumber data yang telah dikumpulkan akan membantu peneliti
untuk menganalisa hasil data. Analisa hasil data data yang diperoleh dari situs
akan diolah dengan menggunakan metode analisa yang sesuai dengan tujuan
untuk meringkas atau menyederhanakan data. Adapun proses analisa dalam
metode kualitatif ini dilakukan sejak awal dan sepanjang proses penelitian
berlangsung.
Analisis data merupakan sesuatu yang penting dalam penelitian. Analisis
data digunakan sebagai media untuk menggapai tujuan akhir peneliti. Analisis
data untuk penelitian yang bersifat kualitatif dilakukan dengan cara
mendeskripsikan dengan kata-kata atau kalimat sesuai dengan hasil data yang
diperoleh. Menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2014: 248) analisis data
kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi suatu yang dapat dikelola,
mensistensiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting
dan apa yane dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada
orang lain.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
interaktif. Sejalan dengan analisis interaktif yang dimaksud, maka dalam
penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis, faktual, dan
akurat. Adapun alur kegiatan analisis data interaktif menurut Miles, Huberman
dan Saldana (2014:33) meliputi:
60
a. Pengumpulan Data (Data Collection)
Pengumpulan data yaitu kegiatan yang dilakukan oleh seorang peneliti untuk
memperoleh data yang valid yang berguna hagi kelangsungan penelitian.
Pengumpulan data ini dilakukan melalui wawancara dengan pihak-pihak yang
terkait dengan penelitian ini. obeservasi ke lapangan dan dokumentasi
b. Kondensasi Data (Data Condensation)
Kondensasi data merujuk pada proses memilih, menyederhanakan.
mengabstrakkan, dan atau mentransformasikan data yang mendekati keseluruhan
bagian dari catatan-catatan lapangan secara tertulis, transkip wawancara,
dokumen-dokumen, dan materi-materi empiris lainnya.
c. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data adalah sebuah pengorganisasian, penyatuan dari informasi yang
memungkinkan penyimpulan dan aksi. Penyajian data membantu dalam
memahami apa yang terjadi dan untuk melakukan sesuatu, termasuk analisis yang
lebih mendalam atau mengambil aksi berdasarkan pemahaman.
d. Penarikan Kesimpulan (Conclusions Drawing)
Selanjutnya adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Dari permulaan
pengumpulan data, seorang penganalisis kualitatif mulai mencari arti benda-
benda, mencatat keteraturan penjelasan, konfigurasi konfigurasi yang mungkin,
alur sebab-akibat, dan proposisi. Kesimpulan-kesimpulan "final" mungkin tidak
muncul sampai pengumpulan data berakhir. tergantung pada besamya kumpulan-
kumpulan catatan lapangan, pengkodeannya, penyimpanan, dan metode pencarian
ulang yang digunakan, kecakapan peneliti, dan tuntutan-tuntutan pemberi dana,
61
Gambar 1 Model Analisis Data Interaktif Miles, Hubberman dan Saldana
(2014:33)
Dari keempat tahapan dan model analisis oleh Miles, Hubberman dan
Sadana ini peneliti bisa memperoleh sumber data baik sekunder maupun primer
sesuai dengan yang diperlukan dalam kegiatan penelitian. Langkah awal dalam
melakukan kegiatan penelitian ini adalah tahap pengumpulan data. Kemudian
dilanjutkan dengan kondensasi data yang dimana data yang diperoleh dari sumber
data primer dan sekunder dipilih, desederhanakan, digambarkan dan atau
ditransformasikan. Tahap yang dilakukan selanjutnya adalah menyajikan data,
yang telah didapatkan dari kondensasi data kemudian dilakukan penarikan
kesimpulan.
Data
collection
Data
Condensation
Conclusions:
Drawing /
verifying
Data
Display
62
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Dan Lokasi Penelitian
1. Gambaran Umum Kabupaten Kediri
a. Keadaan Geografis dan Topografis
Kabupaten Kediri terletak di bagian selatan Provinsi Jawa Timur yaitu
terletak antara 111° 47' 05" s/d 112° 18' 20" Bujur Timur dan 7° 36' 12" 8° 0' 32"
Lintang Selatan. Di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Jombang dan
Kabupaten Nganjuk, di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Blitar dan
Kabupaten Tulungagung, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Malang
dan Kabupaten Jombang, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten
Tulungagung.
Kabupaten Kediri memiliki luas wilayah sebesar 1.386,05 Km² atau
138.605 Ha yang terbagi menjadi 26 kecamatan, serta 344 kelurahan/desa.
Sebelum tahun 2004 Kabupaten Kediri terbagi menjadi 23 kecamatan dan
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2004 dibentuk tiga kecamatan
baru yang merupakan pemekaran dari tiga kecamatan, yaitu kecamatan kayen
kidul pemekaran dari kecamatan pagu, kecamatan badas pemekaran dari
kecamatan pare, kecamatan ngasem pemekaran dari kecamatan gampengrejo.
Berikut peta Kabupaten Kediri dapat dilihat pada gambar 2 dibawah ini:
63
Gambar 2. Peta Kabupaten Kediri
Sumber Data: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kediri Tahun 2010-2030
Kabupaten Kediri dengan luas wilayah mencapai 138.605 Ha memiki
topografi wayah yang cukup beragam dengan rata-rata ketinggian tanah dantara 0-
500 meter dari permukaan laut (dpl) wayah bagian utara selatan Kabupaten Kediri
merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 0-200 meter dpl, sementara
pada wilayah bagian barat-tmur merupakan wlayah perbukitan dan bergelombang.
Berdasar topografinnya, wlayah Kabupaten Kediri terbagi menjad 4 (empat) zona
yakni aona wiayah yang memiliki ketinggian antara 0-100 meter dpl yang
membentang seluas 44.977 Ha ( 32,45%), zona wilayah yang memiliki
ketinggian antara 100-500 meter dpl membentang seluas 74.611 Ha (53,83%),
64
zona wilayah dengan ketinggian antara 500-1.000 meter dpl membentang seluas
12.833 Ha (9,98%), serta zona wilayah dengan ketinggian lebih dari 1.000 meter
dpl membentang sebesar 5.170 Ha atau sekitar 3,73% dari total luas wilayah
kabupaten.
Untuk kondisi kelerengan lahan, wilayah Kabupaten Kediri tidak
menunjukkan pola yang cukup ekstrem. Wilayah dengan kelerengan lahan antara
0-2% membentang seluas 86,420 Ha atau sekitar 62,35%, kondisi ini
menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Kabupaten Kediri merupakan
wilayah yang relatif datar dataran. Wilayah dengan kelerengan lahan antara 2-
15% membentang seluas 31.131 Ha (22,46%), kemudian untuk wilayah yang
agak landai dengan kelerengan lahan antara 15-40% pada Kabupaten Kediri
membentang seluas 9.314 Ha (6,72%). Dan untuk wilayah yang relatif curam
dengan kelerengan lahan lebih dari 40% sebesar 11,740 Ha (8,47%).
Secara geologis, karakteristik wilayah Kabupaten Kediri dapat
diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu:
a. Bagian Barat Sungai Brantas, merupakan perbukitan lereng Gunung Wilis
dan Gunung Klotok, sebagian besar merupakan daerah kurang subur;
b. Bagian Tengah, merupakan dataran rendah yang sangat subur, melintas
aliran Sungai Brantas dari selatan ke utara yang membelah wilayah
Kabupaten Kediri;
c. Bagian Timur Sungai Brantas, merupakan perbukitan kurang subur yang
membentang dari Gunung Argowayang di bagian utara dan Gunung Kelud
di bagian selatan.
66
Kabupaten Kediri memiliki luas wilayah sebesar 1.386,05 Km2 atau
138.605 Ha yang terbagi menjadi 26 kecamatan, serta 344 kelurahan/desa.
Sebelum tahun 2004 Kabupaten Kediri terbagi menjadi 23 kecamatan dan
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2004 dibentuk tiga kecamatan
baru yang merupakan pemekaran dari tiga kecamatan, yaitu:
a. Kecamatan Kayen Kidul, pemekaran dari Kecamatan Pagu;
b. Kecamatan Badas, pemekaran dari Kecamatan Pare; dan
c. Kecamatan Ngasem, pemekaran dari Kecamatan Gampengrejo.
Pembagian wilayah administrasi pada Kabupaten Kediri dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2. Pembagian wilayah Administratif Kabupaten Kediri
no kecamatan desa/kelurahan luas
Km² %
1 mojo 20 102,73 7,41
2 semen 12 80,42 5,8
3 ngadiluwih 16 41,85 3,02
4 kras 16 44,81 3,23
5 ringinrejo 11 42,38 3,06
6 kandat 12 51,96 3,75
7 wates 18 76,58 5,53
8 ngancar 10 94,05 6,79
9 Plosoklaten 15 88,59 6,39
10 Gurah 21 50,83 3,67
11 Puncu 8 68,25 4,92
12 Kepung 10 105,65 7,62
13 Kandangan 12 41.67 3,01
14 Pare 10 47,21 3,41
15 Badas 8 39,21 2,83
16 Kunjang 12 29,98 2,16
17 Plemahan 17 47,88 3,45
18 Purwoasri 23 42,5 3,07
19 Papar 17 36,22 2,61
67
no kecamatan desa/kelurahan luas
Km² %
20 Pagu 13 24,86 1,79
21 Kayen Kidul 12 35,58 2,57
22 Gampengrejo 11 16,47 1,19
23 Ngasem 12 22,12 1.60
24 Banyakan 9 72,55 5,23
25 Grogol 9 34,5 2,49
26 Tarokan 10 47,2 3,41
334 1.386,05 100
Sumber Data: Kabupaten Kediri dalam Angka 2009 dalam RPJMD Kabupaten
Kediri 2011-2015
Pada Tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa pada Kecamatan Kepung
memiliki wilayah terluas yakni 105,65 Km² dengan presentase luas sebanyak
7,65%. Sedangkan wilayah terkecil pada Kecamatan Gampengrejo dengan 16,47
Km² dengan presentase luas 1,19%. Hal ini tentunya dapat mempengaruhi
proporsi guna lahan.
Kondisi lahan suatu wilayah dapat digambarkan melalui proporsi guna
lahannya. Dari total wilayah Kabupaten Kediri seluas 138.605 Ha pada tahun
2008, guna lahan dengan luasan yang paling besar adalah guna sawah sebesar
47.320 Ha atau sekitar 34% dari total luas wilayah. Kemudian untuk guna lahan
bangunan dan pekarangan memiliki luas sebesar 27.990 Ha (20,19%), untuk guna
lahan ladang/tegal sebesar 27.763 Ha (20,03%), guna lahan hutan sebesar 17.841
(12,87%), guna lahan kebun seluas 8.849 Ha (6,38%), guna lahan pekarangan
sebesar 4.190 Ha (3,02%), serta guna lahan lainnya dengan total seluas 5.030 Ha
(3,63%).
68
Apabila ditinjau lebih lanjut, guna lahan sawah paling besar berada pada
Kecamatan Plemahan sebesar 3.503 Ha dan Kecamatan Kayen Kidul sebesar
2.635 Ha. Sementara itu, untuk wilayah dengan guna lahan sawah paling rendah
berada pada Kecamatan Puncu seluas 413 Ha. Kemudian untuk guna lahan
bangunan permukiman, wilayah dengan luas paling besar pada Kecamatan Wates
sebesar 1.919 Ha sementara untuk wilayah dengan luas paling rendah pada
Kecamatan Pagu sebesar 143 Ha. Guna lahan ldang/tegal, wilayah yang memiliki
luas paling besar adalah Kecamatan Mojo dengan luas sebesar 4.477 Ha Untuk
guna lahan hutan (hutan rakyat dan negara), wilayah yang memiliki luasan paling
besar adalah Kecamatan Semen sebesar 4.002 Ha
c. Karakteristik dan Potensi Fisik Wilayah
Berdasar pada karakteristik dan potensi fisik wilayah yang ada, wilayah
Kabupaten Kediri dibagi menjadi tujuh SSWP (Sub Satuan Wilayah
Pengembangan), yaitu:
a. SSWP A terdiri dari Kecamatan Grogol, Tarokan, dan Banyakan dengan
pusat di Kecamatan Grogol, Fungsi kegiatan yang akan dikembangkan
pada SSWP A ini antara lain pendidikan, industri kecil dan menengah,
perdagangan serta pertanian.
b. SSWP B terdiri dari Kecamatan Ngadiluwih, Mojo, Kras, Kandat dan
Ringinrejo dengan pusat pada Kecamatan Ngadiluwih. Fungsi kegiatan
yang akan dikembangkan pada wilayah SSWP B adalah pertanian,
perdagangan, pariwisata, serta industri kecil dan menengah.
69
c. SSWP C terdiri dari Kecamatan Ngancar dan Wates dengan pusat berada
di Kecamatan Wates. Fungsi kegiatan yang akan dikembangan pada
SSWP C yaitu pertanian, perhubungan, perdagangan, industri kecil dan
pariwisata.
d. SSVP D terdiri dari Kecamatan Ngasem, Gampengrejo, Gurah, Pagu,
Kayenkidul, dan Plosoklaten dengan pusat pertumbuhan pada Kecamatan
Ngasem. Fungsi kegiatan yang akan dikembangkan pada wilayah sswP D
adalah perdagangan, industri, pendidikan, pusat pemerintahan,
pemasaranjasa, pertanian dan pariwisata.
e. SSVP E terdiri dari Kecamatan Pare, Badas, Puncu, Kepung dan
Kandangan yang berpusat di Kecamatan Pare. Fungsi kegiatan yang akan
dikembangkan pada SSWP E antara lain pertanian, agroindustri,
perdagangan, pariwisata, perhubungan dan pendidikan.
f. SSWP F terdiri dari Kecamatan Papar, Plemahan, Kunjang dan Purwoasri
yang berpusat di Kecamatan Papar dengan fungsi kegiatan yang akan
dikembangkan meliputi pertanian, perdagangan, transportasi dan industri.
g. SSWP G terdiri dari Kecamatan Semen yang merupakan jalur menuju
Kota Kediri dengan pengembangan fungsi kegiatan meliputi perdagangan,
industri kecil, pariwisata dan pertanian.
70
2. Gambaran Umum Dinas Koperasi, Perindustrian Dan Perdagangan
Kabupaten Kediri
Dinas Koperasi, Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Kediri
(DISKOPERINDAG) merupakan instansi milik pemerintah daerah yang
menangani sektor koperasi, perindustrian dan perdagangan. Kantor Dinas
Koperasi, Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Kediri terletak di Jalan
Raya Soekarno Hatta No. 10 berdiri di atas tanah seluas 1220 m2 dengan
bangunan seluas 580 m2. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas
Koperasi, Industri dan Perdagangan Kabupaten Kediri sesuai Peraturan
Daerah Kabupaten Kediri Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja bahwa, Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan Kabupaten Kediri
merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten Kediri di bidang Koperasi,
Industri dan Perdagangan.
Berikut dibawah ini Gambar 4 merupakan Kantor Dinas Koperasi,
Industri dan Perdagangan Kabupaten Kediri:
72
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang koperasi, industri dan
perdagangan.
2. Penyelenggaran urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
koperasi, industri dan perdagangan.
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang koperasi, industri dan
perdagangan.
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas
perundang-undangan.
b. Visi dan Misi
1. Visi
Pernyataan Visi
Sesuai dengan tuntutan dan perkembangan perekonomian yang
diarahkan pada upaya pemulihan dan mempererat pertumbuhan ekonomi
melalui pemberdayaan ekonomi rakyat, optimalisasi potensi-potensi
ekonomi yang mantap dan berorientasi pada mekanisme pasar, serta
memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada semua pelaku usaha
terutama Usaha Kecil Menengah dan Koperasi maka selanjutnya
dirumuskan dalam bentuk Visi Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan
Kabupaten Kediri sebagai berikut : Terwujudnya Dunia Usaha yang
mantap berbasis Potensi Daerah didukung oleh investasi, industri,
perdagangan, serta koperasi dan UKM yang berorientasi pasar.
73
Makna Visi
Dunia usaha yang mantap merupakan suatu keadaan yang dicita-
citakan untuk mewujudkan peningkatan kualitas kehidupan, yang juga
merupakan Misi dan Pembangunan Daerah Kabupaten Kediri. Dalam
rangka pemantapan kelembagaan dan jaringan pemasaran produk-produk
pertanian dan industri pengolah hasil pertanian baik pada pasar regional,
nasional maupun ekspor berbasis potensi daerah, maka perlu dituntut
pengembangan sentra-sentra industri kecil pedesaan, utamanya produk
unggulan daerah untuk mampu menggerakkan dan menumbuhkan
ekonomi pedesaan.
Hal tersebut diatas perlu adanya dukungan pengembangan usaha
industri dan perdagangan dalam arti penyederhanaan dan memberikan
kemudahan perijinan usaha perdagangan semua pihak dan semua sektor
sebagai upaya menggerakan perekonomian daerah dan meningkatkan
investasi di Kabupaten Kediri. Pasar Bebas merupakan tantangan untuk
bersaing di pasar dunia dalam upaya peningkatan akses produk dan potensi
Kabupaten Kediri yang berorientasi pasar.
2. Misi
Pernyataan Misi
Dalam rangka mewujudkan Visi Pembangunan Dinas Koperasi,
Industri dan Perdagangan tersebut, maka perlu dirumuskan Misi yang
dapat menggerakkan dan mewujudkan tujuan dan sasaran yang hendak
74
dicapai melalui berbagai upaya dalam pelaksanaannya. Untuk itu
disusunlah Misi Dinas Koperasi, Industri, dan Perdagangan sebagai
berikut :
1. Meningkatkan Perluasan Sumber Daya Manusia dan Optimalisasi
Sumber Daya Alam berwawasan lingkungan dan berkelanjutan
dalam pembangunan menuju industri yang tangguh berorientasi
pasar.
2. Meningkatkan pelayanan perijinan.
3. Membangun kemitraan antara pelaku usaha.
4. Menfasilitasi perluasan pasar produksi pertanian, koperasi dan
UKM.
5. Membangun akses jaringan pasar.
6. Meningkatkan kualitas kelembagaan Koperasi dan UKM.
7. Memberdayakan Koperasi dan UKM melalui bantuan modal baik
berupa bantuan keuangan maupun bantuan peralatan.
8. Terwujudnya aparatur negara yang mampu melayani masyarakat
secara proaktif, profesional, transparan, dan bebas dari KKN.
Makna Misi
Dengan perluasan pasar produksi pertanian dan Usaha Kecil
Menengah maka produk hasil potensi Kabupaten Kediri, diharapkan dapat
dipasarkan di Tingkat Regional, Nasional dan Internasional. Membangun
Akses jaringan pasar adalah salah satu cara untuk memperlancar jalur
distribusi dan pemasaran hasil produk pertanian dan Usaha Kecil Menengah di
75
daerah, yang sekaligus dapat menciptakan iklim yang kondusif untuk
peningkatan investasi di Kabupaten Kediri.Untuk mewujudkan hal tersebut di
atas perlu meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia dan Optimalisasi
Sumber Daya Alam dengan cara diadakan diklat bagi para pelaku usaha dalam
mengoptimalisasikan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan pembangunan untuk menuju industri yang tangguh, berorientasi
pada Industri yang mampu mencukupi kebutuhan pasar baik kualitas maupun
kuantitas sesuai dengan kebutuhan pasar.
Mendorong hubungan kemitraan antara pelaku usaha baik antar daerah
maupun internasional dengan maksud memfasilitasi kerjasama yang saling
menguntungkan antara Pengusaha Kecil, Menengah dan Besar sehingga
mampu meningkatkan pelayanan usaha dalam arti mampu memenuhi
permintaan pasar tepat waktu dan mutu yang baik serta sesuai dengan jumlah
yang dibutuhkan.Iklim yang kondusif untuk peningkatan usaha industri dan
perdagangan di daerah sangat diperlukan dalam arti penyederhanaan dan
pemberian kemudahan perijinan dan usaha perdagangan dan investasi bagi
semua pihak dan semua sektor usaha sebagai upaya menggerakkan
perekonomian daerah di Kabupaten Kediri.
c. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan
a. Meningkatkan produktifitas kinerja usaha yang memiliki daya saing
global dan memberikan dukungan kemudahan dalam mengembangkan
kualitas dan kuantitas produksi yang berorientasi pasar.
76
b. Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung pelayanan perijinan
bagi masyarakat dan dunia usaha guna mengembangkan kegiatan
usahanya.
c. Menjalin kemitraan antar koperasi, PMKM, perusahaan besar, dan
pemerintah baik pusat maupun daerah.
d. Meningkatkan kualitas kelembagaan Koperasi dan UMKM untuk
menumbuhkan wirausaha baru yang berbasis ilmu pengetahuan dan
teknologi agar lebih produktif.
e. Mengembangkan lembaga keuangan mikro guna memperkuat usaha
koperasi dan UMKM, dengan meningkatkan kualitas pengelolaan
koperasi melalui pelatihan dan pendampingan teknis serta manajemen
Koperasi.
f. Meningkatkan kualitas, efisiensi, dan efektifitas tatanan administrasi
dinas.
2. Sasaran
a. Peningkatan SDM dalam penguasaan teknologi dan pengetahuan
tentang industri.
b. Peningkatan produktifitas kerja guna meningkatkan kualitas dan
kuantitas produk.
c. Mengembangkan sentra-sentra industri yang potensial.
d. Peningkatan pelayanan proses perijinan perusahaan bagi masyarakat
dunia usaha guna mengembangkan kegiatan usaha.
77
e. Meningkatkan pengembangan dan kerjasama usaha dan peluang usaha
serta info usaha.
f. Peningkatan kualitas kinerja SDM pengelola koperasi yang sehat dan
berkualitas serta terjalinnya kemitraan usaha yang berdasarkan pada
pertambahan nilai dan hubungan yang saling menguntungkan.
g. Mengembangkan usaha produk UKM yang berkualitas sesuai sektor
pasar berbasis potensi daerah.
h. Meningkatkan kualitas produktifitas kinerja pegawai, dengan
mengutamakan efisiensi dan efektifitas tatanan administrasi dinas.
i. Tercapainya pemberian bantuan modal kerja dan peralatan untuk
berusaha bagi angkatan kerja terlatih serta pelaku usaha sektor
industru, perdagangan dan koperasi.
d. Program-Program
Perencanaan Strategis yang telah dibuat oleh Dinas Koperasi,
Industri dan Perdagangan Kabupaten Kediri, yang meliputi : Visi, Misi,
Tujuan dan Sasaran yang akan dicapai, mengarahkan bagaimana Dinas
Koperasi, Industri dan Perdagangan Kabupaten Kediri, untuk mencapai
tujuan dan sasaran, dengan mengambil suatu kebijakan antara lain :
1. Program penciptaan iklim usaha menengah yang kondusif
Program ini bertujuan memfasilitasi terselenggaranya lingkungan
usaha yang efisien secara ekonomi, sehat dalam persaingan dan non
diskriminasi bagi kelangsungan dan peningkatan kinerja usaha
78
UMKM sehingga dapat mengurangi beban administrasi, hambatan
usaha dan biaya usaha melalui bantuan penguatan permodalan,
bimbingan dalam penggunaannya serta monitoring dan evaluasi.
2. Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif
Usaha Kecil Menengah
Program ini bertujuan mengembangkan jiwa dan semangat
kewirausahaan dan meningkatkan daya saing UKM, sehingga
pengetahuan serta sikap wirausaha baru berbasis pengetahuan dan
teknologi meningkat jumlahnya dan ragam produk-produk unggulan
semakin berkembang.
3. Program pengembangan sistem pendukung usaha bagi usaha mikro
kecil menengah.
Program ini bertujuan mempermudah, memperlancar dan memperluas
akses UMKM kepada sumberdaya produktif agar mampu
memanfaatkan kesempatan yang terbuka dan potensi sumber daya
lokal serta menyesuaikan skala usahanya sesuai tuntutan efisiensi.
4. Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi.
Program ini bertujuan meningkatkan kualitas dan kelembagaan
organisasi koperasi agar koperasi mampu tumbuh dan berkembang
secara sehat sehingga bisa menjadi wadah kepentingan bersama bagi
anggotanya sehingga citra koperasi menjadi baik dan diperhitungkan
sebagai salah satu pelaku usaha potensial. Kelembagaan dan
79
organisasi koperasi diharapkan akan tertata dan berfungsi dengan
baik, infrastruktur pengembangan koperasi semakin lengkap dan
berkualitas, lembaga gerakan koperasi semakin berfungsi efektif dan
mandiri serta praktik berkoperasi yang baik semakin berkembang
dikalangan masyarakat luas.
5. Program peningkatan dan pengembangan ekspor
Program ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing global
khususnya produk unggulan Kabupaten Kediri serta meningkatkan
peran ekspor barang dan jasa dalam rangka meningkatkan pemerataan
dan pertumbuhan ekonomi serta perluasan lapangan kerja.
6. Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri.
Program ini bertujuan meningkatkan efisiensi distribusi perdagangan,
sarana dan prasarana penunjang perdagangan dalam rangka
meningkatkan daya saing produk daerah Kabupaten Kediri.
7. Program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan.
Program ini bertujuan untuk penguatan lembaga perdagangan melalui
perlindungan konsumen dan peningkatan kapasitas kelembagaan
metrologi legal, serta optimalisasi pengawasan barang beredar
terutama terhadap barang-barang strategis, obat dan makanan
sehingga kepercayaan konsumen terhadap lembaga perdagangan
dalam hal ini masyarakat semakin meningkat
8. Program peningkatan kerjasama perdagangan internasional.
80
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama antara pelaku
usaha lokal di Kabupaten Kediri dengan pelaku usaha dari luar negeri
sehingga produk unggulan daerah dapat dikenal oleh konsumen baik
dalam negeri maupun luar negeri.
9. Program peningkatan kemampuan teknologi industri.
Program ini bertujuan meningkatkan kemampuan industri dalam
menciptakan, mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan
dan teknologi baik dalam uji komersialisasi hasil penelitian dan
pengembangan rancangan produk baru maupun proses produksi serta
pemanfaatan sumber daya lokal.
10. Program pengembangan sentra-sentra industri potensial.
Program ini bertujuan untuk mengembangkan sentra-sentra industri
yang ada di wilayah Kabupaten Kediri melalui kemudahan akses
informasi secara detail baik jenis produk, tempat maupun kendalanya
sehiingga berdampak pada kemudahan masyarakat di dalam
mendapatkan produk serta mempermudah Diskoperindag dalam
memantau serta memberi solusi di dalam menyelesaikan kendala yang
ada.
11. Program pengembangan industri kecil dan menengah
Program ini bertujuan menjadikan IKM sebagai basis industri daerah,
untuk itu IKM dituntut mampu menghasilkan produk berkualitas
tinggi dengan harga kompetitif dan secara tepat waktu mampu
memenuhi kebutuhan konsumen akhir maupun memenuhi pasokan
bagi industri hilir.
81
e. Struktur Organisasi
Tugas pokok dan fungsi Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan
Kabupaten Kediri sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Kediri Nomor 13 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Koperasi, Industri dan
Perdagangan Kabupaten Kediri yaitu sebagai berikut :
1. Unsur Pimpinan: Kepala Dinas
2. Unsur staf: Sekretariat, terdiri dari:
a. Sub Bagian Penyusunan Program dan Pelaporan
b. Sub Bagian Keuangan dan Kepegawaian
c. Sub Bagian Umum dan Perlengkapan
3. Unsur Pelaksana: Bidang, terdiri dari:
a. Bidang Koperasi dan Pengusaha Mikro Kecil Menengah (PMKM)
1. Seksi Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia (SDM) Koperasi
2. Seksi Usaha Koperasi
3. Seksi Pengusaha Mikro, Kecil, Menengah dan Kemitraan
(PMKMK)
b. Bidang Perindustrian
1. Seksi Sarana Industri
2. Seksi Usaha Industri
3. Seksi Bimbingan Produksi
c. Bidang Perdagangan
1. Seksi Usaha Perdagangan
2. Seksi Riset Pasar dan Perlindungan Konsumen
82
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
SUB BAGIAN
PENYUSUNAN PROGRAM
DAN
PELAPORAN
SUB BAGIAN
KEUANGAN DAN
KEPEGAWAI
AN
SUB BAGIAN
UMUM DAN PERLENGKA
PAN
SEKSI USAHA
PERDAGANGAN
SEKSI
RISET PASAR DAN PERLINDUNGAN
KONSUMEN
SEKSI
PROMOSI PRODUK DAERAH
SEKSI
SARANA
INDUSTRI
SEKSI
USAHA INDUSTRI
SEKSI BIMBINGAN
PRODUKSI
SEKSI
PENGUSAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH
DAN KEMITRAAN
SEKSI
USAHA KOPERASI
SEKSI
KELEMBAGAAN DAN
SDM KOPERASI
BIDANG KOPERASI
DAN PENGUSAHA MIKRO, KECIL DAN
MENENGAH
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
BIDANG
PERINDUSTRIAN
BIDANG
PERDAGANGAN
3. Seksi Promosi Produk Daerah
d. Kelompok Jabatan Fungsional
Gambar 5. Struktur Organisasi Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan
Kabupaten Kediri Sumber Data: Rencana Strategis Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan
Kabupaten Kediri Tahun 2011-2015
83
Terdapat beberapa sumber daya yang ada dalam Dinas Koperasi, Industri
dan Perdagangan Kabupaten Kediri. Diantaranya adalah sumber daya manusia
dan sumber daya sarana dan prasarana. Sumber daya manusia atau pegawai Dinas
Koperasi, Industri dan Perdagangan Kabupaten Kediri dibagi menjadi dua
golongan menurut jenis pendidikannya, terdapat pegawai tetap dan tidak tetap
(honorer). Terdapat beberapa tingkat kategori pendidikan yaitu mulai dari Sekolah
Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Menengah Akhir
(SMA), Diploma 3 (D3)/Sederajat, Strata 1 (S-1), dan Strata 2 (S-2). Di bawah ini
Tabel 2 dan 3 adalah jumlah tenaga kerja di Dinas Koperasi, Industri dan
Perdagangan Kabupaten Kediri tahun 2011 dapat digolongkan sebagai berikut:
Tabel 3. Daftar Pegawai Tetap Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan
Kabupaten Kediri
No Pendidikan Jumlah
1 S2 11 Orang
2 S1 17 Orang
3 SARMUD/D3 0 Orang
4 DI/D2 0 Orang
5 SLTA 10 Orang
6 SLTP 1 Orang
Total 39 Orang
Sumber Data: Rencana Strategis Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan
Kabupaten Kediri Tahun 2011-2015
84
Tabel 4. Daftar Tenaga Kontrak Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan
Kabupaten Kediri
No Pendidikan Jumlah
1 SLTP 0 Orang
2 SLTA 8 Orang
3 D1/D2 0 Orang
4 D3/SARMUD 0 Orang
5 S1 3 Orang
6 S2 0 Orang
Total 11 Orang
Sumber Data: Rencana Strategis Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan
Kabupaten Kediri Tahun 2011-2015
Selain sumber daya manusia, Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan
Kabupaten Kediri juga mempunyai sumber daya lain untuk melaksanakan
tugasnya. Sumber daya tersebut adalah sarana dan prasarana yang digunakan
untuk mempermudah mobilitas dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya di
bidang koperasi, industri dan perdagangan. Sarana yang dimiliki oleh Dinas
Koperasi, Industri dan Perdagangan Kabupaten Kediri diantaranya adalah Tanah
dan Bangunan, Kendaraan Dinas, Peralatan Kantor. Berikut di bawah ini:
1. Tanah dan Bangunan
Gedung Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan Kabupaten Kediri
adalah bangunan eks Dinas Pemasaran yang dibangun pada tahun 1982 terletak di
Jalan Raya Soekarno Hatta No. 10 berdiri di atas tanah seluas 1220 m2 dengan
bangunan seluas 580 m2, kondisi tanah baik sedangkan kondisi bangunan bila
diprosentase sebesar 60% (kurang layak).
85
2. Kendaraan Dinas
Sampai dengan posisi akhir Juni 2011 jumlah kendaraan dinas roda 4
(empat) yang dimiliki sebanyak 3 (tiga) unit dan kendaraan roda 2 (dua)
berjumlah 8 (delapan) unit.
Barang-barang dan sarana prasarana yang telah disebutkan di atas
ditujukan untuk mempermudah mobilitas atau pergerakan pegawai-pegawai Dinas
Koperasi, Industri dan Perdagangan untuk melaksanakan tugas-tugas dan fungsi-
fungsinya. Hal tersebut sangat mendukung dan mempermudah dalam menjangkau
setiap wilayah yang akan di tempuh.
86
B. Data Fokus Penelitian
1. Upaya Pemerintah dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif Kerajinan Bordir
Aplikasi “Sari Asri” Produk Unggulan Kabupaten Kediri
a. Peningkatan Kemampuan Finansial
Kekuatan finansial dalam suatu usaha merupakan bagian dari segi
fungsional manajemen yang sangat penting selain pemasaran dan produksi.
Dengan finansial yang kuat dalam suatu usaha akan menjadi faktor penting dalam
mendorong peningkatan produksi. Demikan pula sebaliknya, apabila kekuatan
finansial yang dimiliki lemah, maka akan menghambat proses produksi. Terkait
dengan kekuatan finansial ini, Dinas Koperasi, Perindustrian, dan perdagangan
Kabupaten Kediri memiliki suatu kebijakan dalam akses permodalan bagi pelaku
UMKM, yaitu: dana bergulir, CSR kemiteraan, pinjaman mudah dengan cicilan
ringan. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Tunggul selaku Kasi Kemitraan dan
UMKM Dinas Koperindag Kabupaten Kediri dalam wawancara berikut:
Diskoperindag memberikan kemudahan untuk pengerajin, yang dimana
kami memberikan solusi dalam permasalahan permodalan dan
kemudahan akses permodalan seperti dana bergulir yang berasal dari
APBD dan bisa mendapatkan maksimal 50jt dengan cicilan 6% pertahun.
Selain itu juga ada CSR kemiteraan dan pinjaman mudah dengan cicilan
ringan secara grease period selama 5 bulan. Wawancara tanggal 3
Oktober Pukul 08.30
Dengan pemberian akses permodalan, diharapkan pelaku UMKM selaku
pengerajin dapat menerima bantuan modal. Hal ini tentunya bisa dimanfaatkan
dan dipergunakan secara baik untuk meningkatkan produksi usaha secara
kuantitas dan kualitas. Tentunya tidak melupakan bagaimana sistem birokasi
87
dalam pengurusan akses modal yang telah disediakan. Seperti waancara dengan
Ibu Titin selaku pemilik Bordir Aplikasi “Sari Asri” Unggulan Kabupaten Kediri:
Dulu saat usaha saya sedang dalam masa jaya, diskoperindag sering
menawarkan modal mas, tapi saya masih bingung karena banyak pilihan
jadi saya ambil yang paling mudah saja walaupun modal yang saya dapat
ternyata sedikit, yang penting saya dapat jatah. Wawancara tanggal 9
Oktober Pukul 11.30
Sebelumnya, pengerajin tersebut berdiri sendiri dengan modal yang bisa
dikatakan pas-pasan. Dengan adanya akses modal setidaknya pengerajin dapat
dimudahkan, dan pengerajin masih mengharapkan kemudahan dalam akses
modal.
Jika akses permodalam bisa terus dilakukan dan bisa didapatkan dengan
mudah, tentunya hal ini dapat berpengaruh besar terhadap pelaku UMKM sebagai
pengerajin bordir aplikasi yang sudah menjadi produk unggulan Kabupaten
Kediri. Dengan peningkatan kualitas dan kuantitas produksi pengerajin, tentunya
hal ini dapat meyakinkan para konsumen untuk membeli produknya. Kemudian
kedepannya bisa membuat pengerajin bisa terus mengembangkan usahanya
dengan optimal dan bisa menguatkan kemampuan finansial pelaku UMKM
tersebut. Namun akses yang diberikan belum juga bisa memenuhi permintaan
pengerajin dikarenakan sistem birokrasi yang terlalu panjang atau juga kurangnya
pemahaman para pengerajin dalam memahami alur yang sudah ditentukan oleh
Diskoperindag.
Kurangnya kemudahan dalam memperoleh akses permodalan untuk
pengerajin inilah yang menjadi permasalahan umum yang sering terjadi dalam
lingkungan bisnis yang bergantung pada pemerintah. Penjelasan ini sepertinya
88
kurang di sepakati oleh pihak Diskoperindag, jika memang sistem birokrasi yang
masih terlalu panjang. Seperti wawancara yang saya lakukan dengan Bapak
Tunggul selaku Kasi Kemitraan dan UMKM Dinas Koperindag Kabupaten
Kediri:
Kita sudah memberikan berbagai akses permodalan sesuai kebutuhan
mereka mas, karena kita juga berkonsultasi dulu dengan mereka, jadi kita
tau kebutuhan mereka seperti apa. Menurut saya sih apa yang kami
berikan sudah sesuai dengan peraturan yang ada, kan kita ga bole keluar
gitu aja dari ketentuan yang ada, bener kan mas. Wawancara tanggal 3
Oktober Pukul 10.30
Namun ketentuan yang ada harusnya bisa membuat para pengerajin bisa
termudahkan sesuai harapan mereka, karena yang bisa menilai baik tidaknya
kinerja sistem birokrasi dinas adalah masyarakat terutama yang menjadi pelaku
UMKM. Hal ini agar bisa menghindari hal-hal yang dapat merugikan para pelaku
UMKM sebagai binaan Diskoperindag mengenai hal sistem birokrasi pengurusan
permodalan tersebut. Memang terdapat banyak sekali anggota UMKM binaan
Diskoperindag tetapi harusnya bisa menempatkan posisi yang tepat agar benar-
benar dapat membantu dan mewadahi aspirasi mereka secara baik dan tepat
sasaran. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Titin selaku pemilik Bordir Aplikasi
“Sari Asri” Unggulan Kabupaten Kediri:
Waktu itu saya diberikan bantuan berupa 2 unit mesin jahit bordir dan 1
unit mesin jahit obras sesuai permintaan. Ya alhamdulillah mas
setidaknya kalo minta bantuan mesin sih mudah, tapi saya juga butuh
bantuan uang yang besar buat usaha saya. Wawancara tanggal 8 Oktober
Pukul 11.00
Pemberian bantuan yang sudah sesuai tentunya tak terlepas dari kurangnya
pemenuhan dalam permintaan para pelaku UMKM yang banyak. Memang
pemberian bantuan yang minim bukan tanpa sebab, dikarenakan minimnya
89
anggaran yang tersedia untuk memenuhi banyaknya UMKM. Seperti wawancara
yang saya lakukan dengan Bapak Tunggul selaku Kasi Kemitraan dan UMKM
Dinas Koperindag Kabupaten Kediri:
Bantuan yang sudah disediakan dan diberikan kan sudah sesuai
kebutuhan mereka mas, mangkanya ada konsultasi dan survey. Kan UKM
yang lain juga masih banyak yang butuh, dan anggaran juga terbatas.
Wawancara tanggal 10 Oktober Pukul 08.00
b. Pengembangan Pemasaran
1. Meningkatkan Akases Usaha Kecil Kepada Pasar
Akses terhadap pasar selama ini menjadi salah satu kendala yang sering
dihadapi oleh pengerajin kecil kecil untuk memasarkan produk mereka. Berbagai
dampak yang muncul berpengaruh terhadap proses produksi yang terhambat,
dikarenakan produk kerajinan bordir aplikasi membutuhkan branding product.
Bordir aplikasi merupakan salahsatu inovasi dalam dunia Bordir yang tergolong
baru. Dengan kualitas dan inovasi yang baik, maka produk bordir aplikasi ini
memiliki potensi besar di pasaran.
Gambar 6 Bordir Aplikasi “Sari Asri” Produk Unggulan Kabupaten Kediri
Sumber : Dokumentasi Pribadi Peneliti 2016
90
Sebagai bentuk dukungan Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas
Perindustrian dan Perdagangan membantu dalam proses pemasaran berbagai
produk kerajinan unggulan Kabupaten Kediri. Dalam hal ini pihak Dinas sudah
memberikan fasilitas Showroom Diskoperindag yang disediakan untuk
mengumpulkan berbagai barang hasil dari para pengerajin dan dipamerkan.
Seperti yang diungkapan oleh Bapak Tunggul selaku Kasi Kemitraan dan UMKM
Dinas Koperindag Kabupaten Kediri dalam wawancara berikut:
Kita sudah membantu pemasaran mereka dengan menampilkan produk
kerajinan mereka di katalog, Showroom kami dan juga sudah kami
pasarkan secara online di website kami. Selain itu juga kami memberikan
akses dan informasi pameran. Wawancara tanggal 3 Oktober Pukul 09.30
Gambar 7 Katalog Promosi Diskoperindag Kabupaten Kediri
Sumber : Dokumentasi Pribadi Peneliti 2016
91
Fasilitas yang sudah diberikan untuk memasarkan produk diharapkan bisa
meningkatkan penjualan untuk masyarakat sekitar dan wisatawan tertarik untuk
mengunjungi berbagai macam produk unggulan Kabupaten Kediri. Selain itu
dinas juga memberikan informasi lengkap mengenai pemesanan dan alamat para
pengerajin agar mempermudah dalam akses ke lokasi pemilik kerajinan. Berbagai
teknik pemasaran yang baik sudah diusahakan oleh pihak Dinas perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Kediri, yaitu salah satunya menyediakan akses dan
informasi dalam berbagai macam pameran. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu
Titin selaku pemilik Bordir Aplikasi “Sari Asri” Unggulan Kabupaten Kediri:
Ya alhamdulillah dinas sudah banyak membantu dengan informasi kayak
pameran, showroom dan lain-lain. Tapi ya yang paling utama itu ya
pameran mas, soalnya produk saya banyak laku dan dapat banyak
pelanggan dari situ, kalo ga ada informasi pameran ya sepi orderan.
Wawancara tanggal 9 Oktober pukul 14.00
Gambar 8 Pameran di JCC Surabaya
Sumber : Dokumentasi Ibu Titin selaku pengerajin bordir aplikasi 2011
92
Hal ini tentunya harus terus ditingkatkan sedemikian rupa agar terus
berjalan. Dari mulai kemudahan berbagai akses informasi yang bisa mendukung
peningkatan penjualan produk UMKM secara maksimal. Dari penjelasan tersebut
dapat disimpulkan bahwa pentingnya pengembangan pemasaran untuk menaikkan
penjualan pelaku UMKM yang pada akhirnya dapat mensejahterakan pengerajin.
Dengan dilakukannya secara rutin dan berkelanjutan, maka dapat meningkatkan
kesejahteraan pengerajin UMKM.
c. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Sumberdaya merupakan faktor yang sangat penting dalam setiap kegiatan
usaha. Salah satu aspek dalam sumberdaya tersebut adalaj sumber daya manusia.
Aspek Sumberdaya manusia banyak menjadi kendala dalam kegiatan usaha atau
para pelaku UMKM dari segi kapasitas, kemampuan dan keahlian. Dengan
adanya hal ini, maka pemerintah dirasa sangat perlu memperhatikan aspek ini
dalam kelangsungan usaha UMKM. Pemerintah harus melakukan pengembangan
sumberdaya manusia melalui program penyuluhan dan pelatihan.
Dalam pengambangan sumberdaya manusia ini, Diskoperindag Kabupaten
Kediri sudah menjalankan berbagai upaya yang telah ditentukan dan sudah tepat
sasaran. Peningkatan dan pengembangan SDM dan Manajemen adalah salah satu
aspek yang menjadi sasaran oleh Diskoperindag yaitu melalui program
penyuluhan dan sosialisasi yang diberikan kepada para pelaku usaha UMKM
termasuk pengerajin bordir aplikasi. Upaya ini dilaksanakan sesuai dengan
93
kebutuhan pelaku usaha UMKM. Seperti wawancara dengan Bapak Tunggul
selaku Kasi Kemitraan dan UMKM Dinas Koperindag Kabupaten Kediri :
Sudah sesuai mas. Kami saudah datang berkunjung dan memberikan
penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat desa bersamaan para
pelaku UMKM lainnya. Kalau penyuluhannya satu-satu ya ga bisa mas,
karena keterbatasan waktu dan tenaga pegawai penyuluhan yang sedikit.
Biasanya penyuluhannya sekalian dengan pemberian bantuan langsung
mas. Wawancara tanggal 10 Oktober Pukul 08.30
Gambar 9 Kunjungan Diskoperindag Kabupaten Kediri
Sumber : Dokumentasi Ibu Titin selaku pengerajin bordir aplikasi 2009
Dengan upaya yang telah dilakukan, memang sudah sesuai dengan
program yang ditentukan, tetapi terdapat hal yang tentunya tak lepas dari masalah.
Masalah kontinuitas disini sangat pelu untuk bisa lebih banyak membantu para
pelaku usaha untuk bisa mengembangkan usahanya. Terdapat masalah-masalah
94
yang berkembang dihadapi oleh pelaku usaha sejalan dengan tuntutan dan
permintaan pasar seperti penuturan Ibu Titin selaku pemilik Bordir Aplikasi “Sari
Asri” Unggulan Kabupaten Kediri :
Memang orang dinas sudah memberikan penyuluhan dan bantuan mas,
tapi kita kadang juga perlu kelanjutannya. Dulu pernah sih, cuma sekali,
penyuluhan tentang bordir untuk masyarakat desa sini. Kita kalo minta
penyuluhan harus buat proposal ke dinas lagi, jadi ya agak ribet mas buat
kita. Wawancara tanngal 9 Oktober Pukul 13.00
Dari hal tersebut, dapat dipahami bahwa perlu adanya bantuan dan
penyuluhan yang keberlanjutan agar program yang ada tidak hanya terlaksana
sekali saja, tapi seterusnya sesuai dengan tujuan program. Peningkatan kapasitas
pelaku usaha UMKM, tentunya harus tetap menjunjung tinggi kualitas produknya.
Dengan Inovasi produk sesuai dengan trend yang berkembang dipasaran akan
meningkatnya potensi produk tersebut untuk di minati oleh para konsumen.
d. Strategi pengaturan dan pengendalian
1. Pengaturan dan perijinan
Pengaturan dan perijinan penting untuk menumbuhkan iklim usaha yang
sehat, baik dan kompetitif. Dengan adanya peraturan yang melindungi dan
kemudahan dalam pelayanan perijinan akan sangat membantu para pengerajin
untuk terus mengembangkan usahanya dan bisa mendapatkan hak-haknya.
Dengan ini perlu adanya kebijakan dari Pemerintah yang menjelaskan tentang
peraturan dan perijinan dalam membantu para pelaku UMKM untuk dapat
regulasi yang jelas. Sesuai dengan dokumen RPJMD dan RENSTRA
Diskoperindag Kabupaten Kediri tahun 2011-2015 yang memiliki berbagai
95
program untuk mendukung sektor UMKM dan berupaya memberikan yang
terbaik. Dalam memberikan pelayanan dan perizinan kepada para pelaku UMKM,
Diskoperindag juga melayani sebisa mungkin dengan menanyakan kebutuhan
para pengerajin dan kendala yang dihadapi. Selain itu juga membantu dan
mengawal proses perijinan dan memberikan hak-haknya sebagai UMKM binaan
Dinas seperti yang diungkapkan oleh Bapak Tunggul selaku Kasi Kemitraan dan
UMKM Dinas Koperindag Kabupaten Kediri :
Kita sudah memberikan bantuan pelayanan untuk perizinan dan juga
berkomitmen untuk terus memperbaiki kualitas kami. Kita siap membantu
dan memberikan informasi kepada pengerajin sesuai dengan ketentuan
yang ada mas. Wawancara tanggal 3 Oktober Pukul 09.00
Hal ini sejalan dengan program pemerintah untuk bisa memberdayakan
usaha masyarakat di sektor UMKM. Untuk itu perlu adanya tindakan Yang bijak
dari pemerintah untuk terus memajukan sektor UMKM ini dengan berbagai
upaya. Hal ini sejalan dengan yang apa yang sudah diungkapkan oleh Ibu Titin
selaku pemilik Bordir Aplikasi “Sari Asri” Unggulan Kabupaten Kediri :
Pihak Diskoperindag mengundang saya dan teman-teman UMKM untuk
ke Showroom, lalu menanyakan kemajuan usaha dan permasalahan yang
kita hadapi. Kadang, mereka datang buat melihat-lihat dan menanyakan
bantuan mas. Wawancara tanngal 9 Oktober Pukul 12.00
Jadi bisa disimpulkan bahwa keseimbangan hubungan antara pemerintah
dan pelaku usaha terutama disektor UMKM binaan, harus sejalan dengan baik dan
selaras untuk mengisi berbagai kekurangan yang ada dari kedua pihak. Banyak
peran yang harus dilakukan oleh pemerintah dalam proses pemberdayaan di sektor
ekonomi kreatif. Regulator, fasilitator, dan pemberdaya merupakan peran utama
96
pemerintah yang harus dilakukan sesuai dengan kebijakan yang ada dan tujuan
yang telah ditentukan.
2. Fungsi Kelembagaan
Fungsi kelembagaan terkait dengan pembinaan UMKM secara terpadu
dan berjangka panjang harus lebih diefektifkan. Dengan cara, bidang pembinaan,
pengawasan dan memberi peluang bagi swasta maupun lembaga non pemerintah
lainnya untuk terlibat dalam pengembangan usaha kecil secara bersama-sama.
Dalam hal ini pihak swasta maupun lembaga non pemerintah memiliki peran
penting untuk turut serta dalam mengembangkan produk unggulan UMKM
Kabupaten Kediri. Disini peran perusahaan retail swasta yang berperan penting
dalam UMKM contohnya adalah PT. Trans Retail Indonesia yaitu Carrefour.
Perusahaan retail Carrefour yang berada di Kota Kediri menampung berbagai
macam produk UMKM unggulan Kabupaten Kediri.
Gambar 10 Produk UMKM di Carrefour Transmart Kediri
Sumber : Dokumentasi Pribadi Peneliti 2016
97
Selain itu juga ada sentra UMKM unggulan yang memiliki toko sendiri
yaitu perusahan Olahan Tahu Khas Kediri GTT yang dimiliki oleh bapak Gatot
selaku UMKM binaan Kabupaten Kediri yang sudah sangat berkembang. Disini
pula Bapak Gatot membantu rekan-rekan UMKM untuk membantu menampung
berbagai macam produk UMKM unggulan Kabupaten Kediri dalam pemasaran
produknya.
Gambar 11 Toko Oleh-Oleh Tahu GTT Khas Kediri
Sumber : Dokumentasi Pribadi Peneliti 2016
Dari keterangan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa perlu adanya
peran di sektor swasta atau non pemerintah dalam rangka turut menunjang
perkembangan UMKM di Kabupaten Kediri. Dengan adanya kesinambungan
yang baik diantara Pemerintah, swasta dan pelaku UMKM, tentunya akan
berdampak signifikan untuk perkembangan perekonomian masyarakat maupun
pemerintah. Hal ini tentunya harus terus diselaraskan dengan baik demi tujuan
kebaikan bersama.
98
2. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif
Kerajinan Bordir Aplikasi “Sari Asri” Produk Unggulan Kabupaten Kediri.
Pengembangan yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan
dalam hal ini lewat bagian UMKM secara praktis telah banyak sedikit membantu
para pengerajin terutama pada studi ini adalah kerajinan bordir. Dalam
pelaksanaannya, terdapat beberapa hal yang menjadi faktor pendukung maupun
penghambat dalam keberlangsungan pengembangan sektor UMKM ini,
diantaranya:
a. Faktor pendukung
a) Keinginan dan kemauan dari pengerajin untuk terus mengembangkan
usahanya.
Faktor penting dalam kelangsungan usaha adalah keinginan dan kemauan
yang tinggi untuk bisa meraih sukses dalam berbisnis. Jika pelaku usaha tidak
memiliki niat untuk mengembangkan usahanya, maka tidak akan berjalan lancar.
Untuk bisa melanjutkan dan menjalankan usatu usaha, diperlukan proses produksi
yang teratur dan efisien, agar bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal. Hal
ini sesuai dengan ungkapkan Ibu Titin selaku pemilik Bordir Aplikasi “Sari Asri”
Unggulan Kabupaten Kediri :
Pada dasarnya saya memang suka bordir mas, saya jalanin bisnis ini
karena hobi, mangkanya saya terus upayakan gimana caranya usaha saya
terus jalan. Terus harus efisien tapi ga mengurangi kualitas dan ciri khas
bordir saya mas, biar nantinya semakin sukses dipasaran. Wawancara
tanggal 8 Oktober Pukul 09.00
Inovasi dan kualitas dalam membuat produk menentukan penjualan yang
maksimal. Skill dari pengerajin bordir juga sangat diperlukan mengingat
99
pengerajin merupakan aktor utama dalam perkembangan sebuah usaha apalagi
dalam hal kreatifitas seperti kerajinan bordir ini. Dengan skill yang tinggi
dipastikan produk yang dihasilkan akan lebih maksimal dan memuaskan
konsumen dipasaran. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Titin selaku pemilik
Bordir Aplikasi “Sari Asri” Unggulan Kabupaten Kediri :
Dulunya saya sendiri yang menjahit dirumah, lalu ada pelatihan dari
dinas dan saya ditunjuk sebagai asisten pelatihan untuk warga disini
selama satu bulan. Kemudian saya meneruskan mereka yang punya bakat
untuk ikut dalam usaha dirumah saya. Dan alhamdulilah mas, total ada
15 orang yang sudah menjadi karyawan saya. mereka sedikit demi sedikit
bisa menguasai bordir dengan bagus sesuai arahan saya. Kalau masalah
desain saya sendiri dan tinggal proses askir merapihkan aja mas.
Wawancara tanggal 8 Oktober pukul 10.00
Gambar 12 Pelatihan Kerajinan Bordir Aplikasi Oleh Ibu Titin
Sumber : Dokumentasi Ibu Titin selaku pengerajin bordir aplikasi 2007
100
Gambar 13 Karyawan Ibu Titin selaku pemilik Bordir Aplikasi “Sari Asri”
Sumber : Dokumentasi Ibu Titin selaku pengerajin bordir aplikasi 2007
Dapat ditarik kesimpulan, dengan adanya beberapa hal penting yang sudah
terpenuhi dan mendukung, maka dapat dipastikan pengembangan usaha bordir ini
akan bisa terus berjalan dan dapat mensejahterakan pengerajin. Adanya keinginan
dan kemauan adalah faktor internal yang sangat penting dalam pengembangan
kerajinan bordir bagi pemilik maupun para pekerja yang bergantung pada usaha
ini.
b) Potensi koperasi, industri dan perdagangan di Kabupaten Kediri cukup besar.
Faktor penting lainnya, tentunya dalam sektor UMKM adalah melihat
berbagai potensi dan kesempatan dalam pemasaran produk. Kerajinan bordir
aplikasi adalah inovasi baru dalam produk fashion yang memiliki potensi besar
101
untuk dipasarkan. Tersedianya berbagai fasilitas yang sudah disediakan oleh
pemerintah disini memiliki peran yang sangat besar untuk pengerajin di sektor
UMKM terutama yang dibawah binaan Diskoperindag. Mulai dari showroom
untuk pemasaran produk maupun sharing antar UMKM binaan dan informasi
pameran. Hal ini sesuai dengan apa yang sudah diungkapkan oleh Bapak Tunggul
selaku Kasi Kemitraan dan UMKM Dinas Koperindag Kabupaten Kediri dalam
wawancara berikut:
Kita sudah membantu pemasaran mereka dengan menampilkan produk
kerajinan mereka di Showroom kami dan juga sudah kami pasarkan
secara online di website kami. Selain itu juga kami memberikan akses dan
informasi pameran. Wawancara tanggal 3 Oktober Pukul 09.30
Selain dari fasilitas yang telah diberikan, hal yang penting adalah
penjualan dipasaran. Pemerintah tentunya sudah menyeleksi para pengerajin
UMKM yang memiliki keunggulan dan memiliki ciri khas yang dibina dengan
baik. Dengan adanya produk unggulan dan pemasaran iklan produk UMKM yang
baik, maka akan meningkatkan minat masyarakat sebagai konsumen untuk
membeli. Masyarakat sebagai konsumen mendapatkan informasi dari iklan
katalog, promosi pameran, website dinas, dan showroom pada kantor dinas.
Dengan begitu akan menarik banyak minat konsumen yang memiliki potensi
besar untuk membeli berbagai produk UMKM yang ada. Hal ini sejalan dengan
yang diungkapkan oleh Ibu Titin selaku pemilik Bordir Aplikasi “Sari Asri”
Unggulan Kabupaten Kediri :
102
Ya sebagian besar penjualan saya itu dari bantuan dinas mas, dari mulai
showroom sampai pameran. Saya bangga karena produk saya masuk
dalam katalog produk unggulan Kediri. Wawancara Tanggal 9 Pukul
11.00
Gambar 14 Kunjungan dan Studi Banding Dari Papua
Sumber : Dokumentasi Diskoperindag Kabupaten Kediri 2009
Potensi yang sudah ada perlu terus diusahakan oleh para pengerajin
sebagai pelaku UMKM dengan baik. Selanjutnya potensi tersebut diperkuat oleh
pemerintah untuk memfasilitasi UMKM binaannya. Memperbesar peluang dan
potensi yang ada menjadi hal yang penting. Dengan begitu, sektor UMKM bisa
terus berinovasi mengembangkan kualitas produk unggulannya.
c) Adanya kebijakan pemerintah yang mendukung penciptaan iklim usaha yang
kondusif.
Penciptaan iklim usaha yang kondusif tentunya tidak terlepas dari berbagai
kebijakan melalui program pemerintah yang sudah ditentukan. Kabupaten Kediri
103
memiliki strategi dan arah kebijakan untuk mencapai tujuan dan sasaran. Berbagai
program yang dibuat diamanatkan Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan
Kabupaten Kediri yang dituangkan pada Dokumen Renstra tahun 2011 – 2015
dalam BAB V Strategi dan Arah Kebijakan, yang diuraikan di bawah ini meliputi:
1. Program penciptaan iklim usaha menengah yang kondusif
2. Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif Usaha
Kecil Menengah
3. Program pengembangan sistem pendukung usaha bagi usaha mikro kecil
menengah.
4. Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi.
5. Program peningkatan dan pengembangan ekspor
6. Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri.
7. Program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan.
8. Program peningkatan kerjasama perdagangan internasional.
9. Program peningkatan kemampuan teknologi industri.
10. Program pengembangan sentra-sentra industri potensial.
11. Program pengembangan industri kecil dan menengah
Strategi dan arah kebijakan yang telah disusun dengan baik, nantinya akan
diterapkan atau diimplementasikan. Implementasi suatu program harus sesuai
dengan regulasi dan aturan yang ada, sehingga hasilnya tetap pada tujuan yang
telah ditentukan. Hal ini sejalan dengan ungkapan Bapak Tunggul selaku Kasi
Kemitraan dan UMKM Dinas Koperindag Kabupaten Kediri dalam wawancara
berikut:
104
Sesuai dengan berbagai program dinas, pastinya ditujukan untuk
mensejahterakan UMKM. Dengan menyediakan berbagai fasilitas yang
mendukung. Diatanaranya seperti menyediakan akses permodalan,
pemasaran, dan bantuan. Wawancara tanggal 3 Oktober Pukul 08.00
Dapat dipahami bahwa peran pemerintah disini sangatlah besar, dalam
menciptaan iklim usaha yang kondusif. Terdapat poin penting dalam tujuan
program pemerintah untuk mendukung penciptaan iklim usaha yang kondusif,
yaitu mensejahterakan para pelaku UMKM sebagai tujuan pemberdayaan di
sektor ekonomi kreatif.
b. Faktor penghambat
a) Terbatasnya modal usaha pengerajin untuk terus mengembangkan usahanya.
Dalam kelangsungan usaha faktor penting untuk terus meningkatkan
kapasitas usaha adalah modal. Dengan modal yang kuat, akan membuat suatu
usaha bisa terus mengembangkan produknya. Dengan begitu kapasitas suatu
usaha semakin besar dan memiliki potensi untuk memperoleh keuntungan dalam
penjualan suatu produk ke pasaran. Pentingnya akses permodalan yang mudah
dari Pemerintah sebagai fasilitator yaitu Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan
Kabupaten Kediri kepada pelaku usaha terutama pada tulisan ini yaitu pengerajin
Bordir Aplikasi “Sari Asri” Unggulan Kabupaten Kediri. Akses modal yang
mudah dapat mendukung keberlangsungan para pelaku UMKM untuk
berkembang. Hal ini sejalan dengan ungkapan Bapak Tunggul selaku Kasi
Kemitraan dan UMKM Dinas Koperindag Kabupaten Kediri dalam wawancara
berikut:
105
Diskoperindag memberikan kemudahan untuk pengerajin, yang dimana
kami memberikan solusi dalam permasalahan permodalan dan
kemudahan akses permodalan seperti dana bergulir yang berasal dari
APBD dan bisa mendapatkan maksimal 50jt dengan cicilan 6% pertahun.
Selain itu juga ada CSR kemiteraan dan pinjaman mudah dengan cicilan
ringan secara grease period selama 5 bulan. Wawancara tanggal 3
Oktober Pukul 08.30
Dengan pemberian akses permodalan, diharapkan pelaku UMKM selaku
pengerajin dapat menerima bantuan modal. Hal ini tentunya bisa dimanfaatkan
dan dipergunakan secara baik untuk meningkatkan produksi usaha secara
kuantitas dan kualitas. Tentunya tidak melupakan bagaimana sistem birokasi
dalam pengurusan akses modal yang telah disediakan. Seperti waancara dengan
Ibu Titin selaku pemilik Bordir Aplikasi “Sari Asri” Unggulan Kabupaten Kediri:
Dulu saat usaha saya sedang dalam masa jaya, diskoperindag sering
menawarkan modal mas, tapi saya masih bingung karena banyak pilihan
jadi saya ambil yang paling mudah saja walaupun modal yang saya dapat
ternyata sedikit, yang penting saya dapat jatah. Wawancara tanggal 8
Oktober pukul 11.00
Sebelumnya, pengerajin tersebut berdiri sendiri dengan modal yang bisa
dikatakan pas-pasan. Dengan adanya akses modal setidaknya pengerajin dapat
dimudahkan, dan pengerajin masih mengharapkan kemudahan dalam akses
modal. Dan pada kenyataannya, usaha kerajinan Bordir Aplikasi ini menglami
penurunan penjualan, salah satu faktornya adalah permodalan.
Dapat diambil kesimpulan bahwa, jika akses permodalam bisa terus
dilakukan dan bisa didapatkan dengan mudah, tentunya hal ini dapat berpengaruh
besar terhadap pelaku UMKM sebagai pengerajin bordir aplikasi yang sudah
menjadi produk unggulan Kabupaten Kediri untuk terus mengembangkan
usahanya dan meningkatkan potensi usahanya dipasaran.
106
b) Masih diperlukannya inovasi UMKM dalam bidang manajemen, informasi,
pemasaran, bahan baku, dan perkuatan kapasitas pengelolaan usahanya.
Pengembangan inovasi UMKM dalam bidang manajemen, informasi,
pemasaran, bahan baku, dan perkuatan kapasitas pengelolaan usahanya menjadi
salah satu faktor penting. Pelaku UMKM sangatlah bergantung pada produknya
untuk dipasarkan. Dengan kualitas dan kuantitas yang memenuhi kreiteria
permintaan pasar, maka usahanya dapat terus berjalan. Permasalahan yang banyak
dijumpai para pelaku usaha adalah manajemen, informasi, pemasaran, bahan baku
dan perkuatan kapasitas pengelolaan usahanya. Untuk itu faktor penting dalam
usaha ini harus terus ditingkatkan.
Manajemen usaha yang baik dapat mengatur berbagai kebutuhan usaha
agar efisien dan profesional dalam proses produksi usahanya. Informasi juga
sangat penting untuk bisa memperoleh berbagai perkembangan yang ada untuk
mendukung usahanya. Pemasaran produk yang baik dapat memperoleh
keuntungan yang maksimal. Selain itu, bahan baku yang berkualitas dan
memenuhi syarat dan permintaan pasar dapat menjadi nilai tersendiri untuk
konsumen. Hal ini sesuai dengan wawancara dengan Ibu Titin selaku pemilik
Bordir Aplikasi “Sari Asri” Unggulan Kabupaten Kediri:
Ya gini mas, banyak karyawan yang saya kerjakan dirumahnya, biar
efisien. Soalnya saya sendiri yang mengatur usaha bordir saya.
Wawancara tanggal 9 Oktober pukul 10.00
107
Gambar 15 Kondisi Saat ini rumah produksi Bordir Aplikasi “Sari Asri”
Sumber : Dokumentasi Pribadi Peneliti 2016
Kapasitas pengelolaan usaha juga menjadi poin penting untuk para pelaku
UMKM utuk meningkatkan berbagai faktor yang mendukung kelangsungan
usahanya. Sehingga perlu adanya penguatan dari berbagai sektor pendukung yang
ada oleh Pemerintah Diskoperindag. Yang nantinya usaha produk UMKM
unggulan Kabupaten Kediri ini agar bisa memenuhi kriteria konsumen dipasaran
secara profesional.
c) Membanjirnya produk impor terlebih yang illegal dan murah.
Pada masa di era ekonomi global saat ini banyak sekali produk impor yang
masuk, terutama dari China yang dimana sangat murah dibanding dengan produk
dalam negeri terutama produk UMKM. Hal inilah yang sangat perlu untuk
108
diperhatikan oleh pemerintah. Adanya berbagai kebijakan yang baik ditujukan
untuk mengurangi produk impor sangat diperlukan bagi para pelaku UMKM.
Saati ini konsumen lebih banyak memilih barang yang lebih murah, hal ini yang
dikeluhkan para pelaku UMKM yang produknya kalah bersaing dengan produk
impor murah. Tidak hanya murah, jumlahnya pun sangat besar dan menyebar
luas, dan konsumen mudah untuk memperolehnya dimanapun. Berbeda dengan
produk UMKM yang dipasarkan hanya pada saat-saat tertentu misalnya pameran,
dan tempat-tempat tertentu misalnya di tempat produksi UMKM tersebut,
showroom, website Diskoperindag, maupun toko-toko tertentu.
Hal inilah yang menjadi permasalahan besar bagi Pemerintah yang
dituntut untuk melindungi pelaku UMKM diseluruh Indonesia secara umum.
Selain itu juga para pelaku UMKM dituntut untuk terus meningkatkan kualitas
agar sesuai dengan perkembangan jaman dan permintaan pasar. Sesuai dengan
ungkapan Bapak Tunggul selaku Kasi Kemitraan dan UMKM Dinas Koperindag
Kabupaten Kediri dalam wawancara berikut:
Untuk menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), para pelaku
UMKM harus terus meningkatkan kualitas produknya. Ada beberapa
faktor penting yaitu Disiplin dalam meningkatkan kualitas produk,
Kuantitas, dan Kontinuitas. Soalnya banyak para pelaku UMKM yang
beralih profesi karena kalah bersaing mas, contohnya dari pengerajin
kayu hias jadi pengerajin batu akik yang waktu itu pernah booming.
Wawancara Tanggal 10 Oktober Pukul 09.30
Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa pelaku UMKM juga perlu
meningkatkan kualitas produksinya secara mandiri pada produknya untuk bisa
terus bersaing. Diluar itu, pemerintah juga terus meningkatkan kualitas pelayanan
109
sebagai wujud usaha sebagai wujud pemberdayaan untuk para pelaku UMKM di
berbagai sektor.
d) Terbatasnya dukungan regulasi untuk pemberdayaan UMKM dalam rangka
penanggulangan kemiskinan.
Pemberdayaan di sektor UMKM menjadi hal yang sangat penting bagi
masyarakat terutama para pelaku UMKM. Berbagai program Pemerintah
Kabupaten Kediri dibuat dan diupayakan untuk bisa memberdayakan UMKM.
Program harus sesuai dengan regulasi dan aturan yang ada, sehingga hasilnya
tetap pada tujuan yang telah ditentukan. peran utama dari Pemerintah adalah
sebagai Katalisator, regulator dan konsumen, investor dan enterpreneur. Peran
pemerintah sebagai Katalisator, pemerintah disini berperan sebagai fasilitator, dan
advokasi, yang memberikan rangsangan, tantangan, dorongan agar ide-ide bisnis
bergerak ke tingkat kompetensi yang lebih tinggi. Selanjutnya peran pemerintah
sebagai Regulator, dalam hal ini pemerintah pemerintah yang menghasilkan
kebijakan-kebijakan untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif yang berkaitan
dengan orang, industri, intermediasi, sumberdaya, dan teknologi. Kemudian peran
Pemerintah sebagai Konsumen, investor, dan enterpreneur, pemerintah sebagai
investor harus dapat memberdayakan aset negara untuk lebih produktif dalam
lingkup industri keratif sebagai konsumen pemerintah harus mengambil kebijakan
untuk penggunaan produk-produk industri kreatif.
Dari berbagai regulasi Pemerintah untuk memberdayakan UMKM
tentunya tak lepas dari permasalahan yang ada. Kesinambungan antara
Pemerintah Kabupaten Kediri, SKPD, dan pelaku UMKM sedikit banyak terdapat
110
kekurangan yang harusnya bisa diminimalisir. Sektor UMKM tentunya berada
dibawah naungan Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan Kabupaten Kediri,
tapi tentunya program lintas SKPD disini sangat diperlukan untuk memajukan
UMKM. Misalnya antara Diskoperindag dengan Dinas Pariwisata, untuk peran
serta UMKM. Tetapi terdapat masalah yang berkesan saling lempar tanggung
jawab, hal ini sesuai dengan wawancara dengan Ibu Titin selaku pemilik Bordir
Aplikasi “Sari Asri” Unggulan Kabupaten Kediri:
Dulu saat pameran di jakarta, memang bagus buat pemasaran prodak
saya mas, tapi saya bingung mau nginap dimana, memang saya dapat
jatah sewa penginapan, tapi buat rame-rame mas. Saya dan rekan-rekan
UMKM akirnya menanyakan kepada pendamping kita dari Diskoperindag
dan Dispar, katanya memang sudah dapet jatah, jadi intinya kita yg
ngatur sendiri-sendiri mas. Wawancara tanggal 9 Oktober Pukul 09.00
Hal tersebut bisa dilihat bahwa kurangnya kesinambungan informasi dari
kedua SKPD yaitu Diskoperindag dan Dispar untuk mengatur UMKM binaannya
secara keseluruhan. Dengan ini perlunya aturan atau regulasi yang jelas dan harus
mendapat dukungan penuh oleh Pemerintah Kabupaten Kediri untuk memperkuat
hubungan antar SKPD. Dengan adanya regulasi, kebijakan, dan program yang
jelas maka akan sangat membantu pelaku UMKM memperoleh informasi dan
bantuan, sebagai bentuk pemberdayaan UMKM unggulan di Kabupaten Kediri.
111
C. Pembahasan
1. Upaya Pemerintah dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif Kerajinan Bordir
Aplikasi “Sari Asri” Produk Unggulan Kabupaten Kediri
a. Peningkatan Kemampuan Finansial
Dalam sudut pandang manajemen, dapat diartikan bahwa finansial
merupakan salah satu segi fungsional manajemen yang sangat penting selain
pemasaran dan produksi. Dengan finansial yang cukup kuat serta mumpuni dalam
suatu usaha akan menjadi faktor penentu sebagai pendorong untuk meningkatkan
proses produksi. Begitu juga sebaliknya, jika kekuatan finansial yang dimiliki
lemah dan kurang kuat, maka akan menjadi faktor penghambat dalam proses
produksi. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Beddu Amang (1995:2)
bahwa salah satu masalah yang dihadapi oleh semua usaha kecil adalah masalah
finansial.
Terkait dalam masalah finansial tersebut, Dinas Koperasi, Perindustrian,
dan perdagangan Kabupaten Kediri memiliki suatu kebijakan dalam akses
permodalan bagi pelaku UMKM, yaitu: dana bergulir, CSR kemiteraan, pinjaman
mudah dengan cicilan ringan. Dengan pemberian akses permodalan, diharapkan
pelaku UMKM selaku pengerajin dapat menerima bantuan modal sesuai dengan
kebutuhannya. Hal ini tentunya bisa dimanfaatkan dan dipergunakan secara baik
untuk meningkatkan produksi usaha secara kuantitas dan kualitas. Dengan adanya
akses modal setidaknya pengerajin dapat dimudahkan, dan pengerajin masih
mengharapkan kemudahan dalam akses modal. Jika akses permodalam bisa terus
dilakukan dan bisa didapatkan dengan mudah, tentunya hal ini dapat berpengaruh
112
besar terhadap pelaku UMKM sebagai pengerajin bordir aplikasi yang sudah
menjadi produk unggulan Kabupaten Kediri.
Berbagai akses permodalan sudah tersedia bagi para pelaku UMKM, dan
tentunya memiliki ketentuan dalam cara mendapatkannya. Terdapat beberapa
tahapan yang terbagi dalam tahap pengajuan proposal, tahap konsultasi, tahap
pengecekan lokasi pelaku UMKM, dan tahap pemberian permodalan. Dalam
prakteknya Pemerintah sudah melakukan upaya-upaya untuk membantu
perkembangan kerajinan ini seperti, akses permodalan bagi pelaku UMKM, yaitu:
dana bergulir, CSR kemiteraan, pinjaman mudah dengan cicilan ringan. Namun
dalam prakteknya terdapat masalah-masalah yang menjadi hambatan untuk para
pelaku UMKM seperti Kurangnya kemudahan dan sistem birokasi yang terlalu
berbelit dalam memperoleh akses permodalan. Akibatnya, para pelaku UMKM
disini mengalami kebingungan dalam memilih berbagai macam pilihan pinjaman
permodalan. Akses yang diberikan belum juga bisa memenuhi permintaan
pengerajin dikarenakan sistem birokrasi yang terlalu panjang atau juga kurangnya
pemahaman para pengerajin dalam memahami alur yang sudah ditentukan oleh
Diskoperindag. Para pelaku UMKM lebih melilih cara yang lebih mudah dalam
pengurusan akses permodalan walaupun jumlahnya tidak banyak dan waktu
pengurusannya relatif singkat.
Namun ketentuan yang ada harusnya bisa membuat para pengerajin bisa
termudahkan sesuai harapan mereka, karena yang bisa menilai baik tidaknya
kinerja sistem birokrasi dinas adalah masyarakat terutama yang menjadi pelaku
UMKM. Hal ini agar bisa menghindari hal-hal yang dapat merugikan para pelaku
113
UMKM sebagai binaan Diskoperindag mengenai hal sistem birokrasi pengurusan
permodalan tersebut. Memang terdapat banyak sekali anggota UMKM binaan
Diskoperindag tetapi harusnya bisa menempatkan posisi yang tepat agar benar-
benar dapat membantu dan mewadahi aspirasi mereka secara baik dan tepat
sasaran. pemberian bantuan yang berupa alat juga penting, dimana dapat
mersangsang pertumbuhan UMKM. seperti pemberian alat mesin berupa 2 (dua)
unit mesin jahit bordir dan 1 (satu) mesin jahit obras oleh Diskoperindag kepada
pengerajin bordir aplikasi. walaupun memang pada kenyataannya para pelaku
UMKM tetap membutuhkan bantuan permodalan yang berupa uang dalam jumlah
yang besar.
Pemberian bantuan yang belum sesuai tentunya tak terlepas dari
kurangnya pemenuhan dalam permintaan para pelaku UMKM yang banyak.
Memang pemberian bantuan yang minim bukan tanpa sebab, dikarenakan
minimnya anggaran yang tersedia untuk memenuhi banyaknya UMKM dan
jumlah permintaan dai UMKM yang banyak. Tapi disini ditekankan bahwa
disinilah perlunya peningkatan peran Pemerintah Kabupaten Kediri sebagai aktor
penting dalam proses pemberdayaan di sektor UMKM.
b. Pengembangan Pemasaran
a) Meningkatkan Akases Usaha Kecil Kepada Pasar
Selama ini yang menjadi salah satu kendala utama yang dihadapi oleh
pengerajin kecil adalah bagaimana pemasaran produk mereka. Secara umum akses
dalam memasarkan produk adalah kendala yang sering sekali dihadapi oleh para
114
pelaku UMKM. Sebagaimana dimaksud dalam UU Nomor 20 Tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Pasal 16 ayat (1) huruf b dilakukan
dengan cara:
a. Melaksanakan penelitian dan pengkajian pemasaran;
b. Menyebarluaskan informasi pasar;
c. Meningkatkan kemampuan manajemen dan teknik pemasaran;
d. Menyediakan sarana pemasaran yang meliputi penyelenggaraan uji coba
pasar, lembaga pemasaran, penyediaan rumah dagang, dan promosi Usaha
Mikro dan Kecil;
e. Memberikan dukungan promosi produk, jaringan pemasaran, dan
distribusi; dan
f. Menyediakan tenaga konsultan profesional dalam bidang pemasaran.
Upaya pengembangan yang difokuskan pada pemasaran diharapkan
nantinya UMKM ini dapat tumbuh dan berkembang. Pentingnya pengembangan
pemasaran disini sangatlah berpengaruh pada para pelaku UMKM. Pemerintah
Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan Kabupaten Kediri disini memiliki
peranan penting sebagai pembina pelaku UMKM di Kabupaten Kediri.
Dalam penelitian dilapangan ditemukan berbagai dampak yang muncul
berpengaruh terhadap proses kelangsungan pelaku UMKM. Produk kerajinan
bordir aplikasi membutuhkan branding product. Bordir aplikasi merupakan salah
satu inovasi dalam dunia Bordir yang tergolong baru. Dengan kualitas dan inovasi
yang baik, maka produk bordir aplikasi ini memiliki potensi besar di pasaran.
Sebagai bentuk dukungan Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas
Perindustrian dan Perdagangan membantu dalam proses pemasaran berbagai
produk kerajinan unggulan Kabupaten Kediri. Dalam hal ini pihak Dinas sudah
memberikan fasilitas Showroom di Kantor Diskoperindag Kabupaten Kediri yang
disediakan untuk mengumpulkan berbagai barang hasil dari para pengerajin dan
115
dipamerkan, selain itu juga diperjual-belikan secara langsung atau juga secara
online dalam website resmi Desperindag Kabupaten Kediri. Tetapi terdapat
permasalahan dilapangan yang berupa masih minimnya minat masyarakat untuk
datang ke showroom maupun mengunjungi website Desperindag tersebut,
dibuktikan dengan pengalaman peneliti saat datang untung mencari informasi dan
penelitian tulisan ini. Memang dalam penataan dan kelayakan showroom sangat
baik, tetapi kurang strategis dalam pemasaran langsung kepada konsumen sekitar.
Kebanyakan konsumen yang datang adalah tamu kunjungan dan undangan
Diskoperindag Kabupaten Kediri. Inilah salah satu kelemahan dalam pemasaran
pada Showroom Diskoperindag.
Fasilitas lain yang sudah diberikan untuk memasarkan produk diharapkan
bisa meningkatkan penjualan untuk masyarakat sekitar dan wisatawan tertarik
untuk mengunjungi berbagai macam produk unggulan Kabupaten Kediri. Selain
itu dinas juga memberikan informasi lengkap mengenai pemesanan dan alamat
para pengerajin agar mempermudah dalam akses ke lokasi pemilik kerajinan.
Berbagai teknik pemasaran yang baik sudah diusahakan oleh pihak Dinas
perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kediri, yaitu salah satunya
menyediakan akses dan informasi dalam berbagai macam pameran. Namun dalam
prakteknya, informasi pameran terdapat kelemahan, yaitu kurangnya pemberian
informasi secara berkala dan berkelanjutan kepada para pelaku UMKM khususnya
pengerajin bordir aplikasi. Disini pengerajin bordir aplikasi sangat bergantung
pada event pameran, dikarenakan produk kerajinan bordir aplikasi membutuhkan
branding product yang dimana masih tergolong baru dipasaran. Jika informasi
116
pameran disini kurang, dan tidak ada kelanjutan kedepannya maka terjadi dampak
negatif kepada para pengerajin bordir aplikasi. Dampak negatif disini sangat
berpengaruh terhadap kelangsungan proses produksi produk UMKM unggulan
Kabupaten Kediri tersebut. Adanya kebijakan melalui program yang tepat sasaran
diharpkan memberikan alternatif bagi pemecahan masalah yang selama ini ada
dalam pengembangan kerajinan ini.
c. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Sumberdaya merupakan faktor yang sangat penting dalam setiap kegiatan
usaha. Salah satu aspek dalam sumberdaya tersebut adalah sumber daya manusia.
Aspek Sumberdaya manusia banyak menjadi kendala dalam kegiatan usaha atau
para pelaku UMKM dari segi kapasitas, kemampuan dan keahlian. Dengan
adanya hal ini, maka pemerintah dirasa sangat perlu memperhatikan aspek ini
dalam kelangsungan usaha UMKM. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan
oleh Suryana (2013) yang menjelaskan bahwa, Pemerintah harus melakukan
pengembangan sumberdaya manusia melalui program penyuluhan dan pelatihan.
Melalui program penyuluhan dan pelatihan dapat sangat membantu pelaku
UMKM dalam meningkatkan kapasitas, kemampuan dan keahliannya. Dengan
meningkatnya kualitas pelaku UMKM, maka dapat menjadi tolak ukur
keberhasilan penyerapan program.
Dalam pengambangan sumberdaya manusia ini, Diskoperindag Kabupaten
Kediri sudah menjalankan berbagai upaya yang telah ditentukan dan sudah tepat
sasaran kepada pengerajin bordir aplikasi. Peningkatan dan pengembangan SDM
117
dan Manajemen adalah salah satu aspek yang menjadi sasaran oleh Diskoperindag
yaitu melalui program penyuluhan dan sosialisasi yang diberikan kepada para
pelaku usaha UMKM termasuk pengerajin bordir aplikasi. Upaya ini dilaksanakan
sesuai dengan kebutuhan pelaku usaha UMKM.
Dalam pelaksanaan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat
terutama pada para pelaku UMKM, Dinas Diskoperindag juga melakukan
pemberian bantuan langsung. Tetapi dalam pelaksanaannya terdapat masalah yaitu
keterbatasan waktu dan tenaga pegawai Diskoperindag. Hal ini terjadi
dikarenakan banyaknya UMKM yang ada di Kabupaten Kediri. Selain itu masalah
kontinuitas disini sangat pelu untuk bisa lebih banyak membantu para pelaku
usaha untuk bisa mengembangkan usahanya. Sehingga bantuan penyuluhan dan
pelatihan terkendala waktu yang lama dalam pelaksanaannya. Terdapat masalah-
masalah yang berkembang dihadapi oleh pelaku usaha sejalan dengan tuntutan
dan permintaan pasar. Untuk itu diperlukan peningkatan kapasitas pelaku usaha
UMKM, tentunya harus tetap menjunjung tinggi kualitas produknya. Dengan
Inovasi produk sesuai dengan trend yang berkembang dipasaran akan
meningkatnya potensi produk tersebut untuk di minati oleh para konsumen.
Dalam upayanya menjalankan program yang ada, maka maka Pemerintah
Diskoperindag Kabupaten Kediri dituntut untuk bisa mengatasi berbagai masalah
yang ada pada UMKM binaannya dan harus segera diminimalisir. Agar tujuan
program tetap tercapai dengan baik dan tepat sasaran.
118
d. Strategi Pengaturan dan Pengendalian
1. Pengaturan dan Perijinan
Pengaturan dan perijinan penting untuk menumbuhkan iklim usaha yang
sehat, baik dan kompetitif. Dengan adanya peraturan yang melindungi dan
kemudahan dalam pelayanan perijinan akan sangat membantu para pengerajin
untuk terus mengembangkan usahanya dan bisa mendapatkan hak-haknya.
Dengan ini perlu adanya kebijakan dari Pemerintah yang menjelaskan tentang
peraturan dan perijinan dalam membantu para pelaku UMKM untuk dapat
regulasi yang jelas. Sesuai dengan yang dijelaskan oleh Sjaifudin (1995:71)
bahwa untuk menumbuhkan iklim usaha bagi usaha kecil harus melalui aspek
perundang-undangan serta aspek kebijakan.
Dalam hal ini pemerintah Kabuppaten Kediri memberikan kebijakan
berupa dokumen RPJMD dan RENSTRA Diskoperindag Kabupaten Kediri tahun
2011-2015 yang memiliki berbagai program untuk mendukung sektor UMKM
dan berupaya memberikan yang terbaik. Dalam memberikan pelayanan dan
perizinan kepada para pelaku UMKM, Diskoperindag juga melayani sebisa
mungkin dengan menanyakan kebutuhan para pengerajin dan kendala yang
dihadapi. Selain itu juga membantu dan mengawal proses perijinan dan
memberikan hak-haknya sebagai UMKM binaan Diskoperindag Kabupaten
Kediri. Proses pendampingan pelaku UMKM dalam memperoleh informasi yang
mengangkat berbagai kebutuhan pelaku UMKM sangatlah penting. Dengan
adanya proses pendampingan sekaligus pengawasan, dapat dengan mudah untuk
119
mengatur dan mengendalikan para pelaku UMKM agar tetap pada tujuan yang
ditentukan dalam suatu program atau kebijakan.
Sejalan dengan program pemerintah untuk bisa memberdayakan usaha
masyarakat di sektor UMKM. Untuk itu perlu adanya tindakan Yang bijak dari
pemerintah untuk memajukan sektor UMKM ini dengan berbagai upaya.
Keseimbangan hubungan antara pemerintah dan pelaku usaha terutama disektor
UMKM binaan, harus sejalan dengan baik dan selaras untuk mengisi berbagai
kekurangan yang ada dari kedua pihak. Banyak peran yang harus dilakukan oleh
pemerintah dalam proses pemberdayaan di sektor ekonomi kreatif. Dengan terus
meningkatkan kualitas pelayanan dan perizinan tentunya dapat memudahkan para
pelaku UMKM untuk mendapatkan hak-haknya sebagai UMKM binaan
Diskoperindag Kabupaten Kediri.
2. Fungsi Kelembagaan
Fungsi kelembagaan terkait dengan pembinaan UMKM secara terpadu
dan berjangka panjang harus lebih diefektifkan. Dengan cara, bidang pembinaan,
pengawasan dan memberi peluang bagi swasta maupun lembaga non pemerintah
lainnya untuk terlibat dalam pengembangan usaha kecil secara bersama-sama.
Menurut Suryono (2010) Kemitraan dapat dimaknai sebagai suatu bentuk
persekutuan antara dua pihak atau lebih yang membentuk suatu ikatan kerjasama
atas dasar kesepakatan dan rasa saling menumbuhkan dalam rangka meningkatkan
kapasitas dan kapabilitas di suatu bidang usaha tertentu atau tujuan tertentu
sehingga memperoleh hasil yang lebih baik. Tujuan kemitraan adalah untuk
120
mencapai hasil yang lebih baik dengan saling memberikan manfaat antar pihak
yang bermitra.
Dalam hal ini pihak swasta maupun lembaga non pemerintah memiliki
peran penting untuk turut serta dalam mengembangkan produk unggulan UMKM
Kabupaten Kediri khususnya bordir aplikasi. Disini peran perusahaan retail swasta
yang berperan penting dalam UMKM contohnya adalah PT. Trans Retail
Indonesia yaitu Carrefour. Perusahaan retail Carrefour yang berada di Kota Kediri
menampung berbagai macam produk UMKM unggulan Kabupaten Kediri. Dari
berbagai produk-produk UMKM yang di jual, nampaknya sebagian besar hanya
produk olahan makanan dan kerajinan tangan berupa kayu, batu, manik-manik
dan olahan barang bekas dari pengerajin di Kota Kediri. Padahal, jika dilihat lebih
lanjut Carrefour merupakan perusahaan retail yang besar dan memiliki potensi
yang sangat besar untuk media pemasaran produk UMKM unggulan Kabupaten
Kediri. Kurang maksimalnya peran pemerintah Diskoperindag Kabupaten Kediri
dalam hal ini menyebabkan tidak adanya kerjasama dengan pihak perusahaan
retail Carrefour tersebut. Sehingga produk UMKM Kabupaten Kediri tidak
mendapatkan kesempatan yang baik dalam memasarkan produknya di toko retail
tersebut.
Selain itu juga ada sentra UMKM unggulan Kabupaten Kediri yang
memiliki toko sendiri yaitu perusahan Olahan Tahu Khas Kediri GTT yang
dimiliki oleh bapak Gatot selaku UMKM binaan Kabupaten Kediri yang sudah
sangat berkembang. Disini pula Bapak Gatot membantu rekan-rekan UMKM
untuk membantu menampung berbagai macam produk UMKM unggulan
121
Kabupaten Kediri dalam pemasaran produknya. Dengan adanya kerjasama
diantara sesama rekan UMKM dapat memudahkan para pelaku UMKM untuk
memasarkan produknya. Walaupun jika dilihat lokasi yang jauh dari keramaian
menjadikan kurang maksimalnya tingkat penjualan produk UMKM khususnya
bordir aplikasi. Pemerintah disini hanya berperan untuk mempromosikan toko
Oleh-oleh Khas Kediri tersebut kedalam katalog promosi. Dikarenakan toko milik
Pak Gatot tersebut sudah mandiri dan bukan lagi dalam binaan Diskoperindag
walaupun tetap menjadi produk unggulan Kabupaten Kediri.
Peran di sektor swasta atau non pemerintah dalam rangka turut menunjang
perkembangan UMKM di Kabupaten Kediri harus lebih ditingkatkan. Dengan
adanya kesinambungan yang baik diantara Pemerintah, swasta dan pelaku
UMKM, tentunya akan berdampak signifikan untuk perkembangan perekonomian
masyarakat maupun pemerintah. Hal ini tentunya harus terus diselaraskan dengan
baik demi tujuan kebaikan bersama. Peningkatan Peran pemerintah dalam
memaksimalkan penjualan produk diharapkan bisa lebih ditingkatkan untuk
terlibat dalam pengembangan usaha kecil secara bersama-sama.
122
2. Faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan ekonomi kreatif
kerajinan bordir Aplikasi “Sari Asri” Produk Unggulan Kabupaten Kediri.
b. Faktor pendukung
a) Keinginan dan kemauan dari pengerajin untuk terus mengembangkan
usahanya.
Faktor penting dalam kelangsungan usaha adalah keinginan dan kemauan
yang tinggi untuk bisa meraih sukses dalam berbisnis. Jika pelaku usaha tidak
memiliki niat untuk mengembangkan usahanya, maka tidak akan berjalan lancar.
Untuk bisa melanjutkan dan menjalankan usatu usaha, diperlukan proses produksi
yang teratur dan efisien, agar bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal.
Sesuai dengan pendapat Suryana (2013) yang menjelaskan bahwa, tugas
pembisnis adalah berinterelasi dalam rangka perubahan ekonomi serta
transformasi kreativitas menjadi nilai ekonomi. Aktor bisnis merupakan pelaku
usaha, inviestor, dan pencipta teknologi baru, serta merupakan konsumen industri
kreatif.
Pengerajin bordir aplikasi merupakan aktor utama dalam Pelaku UMKM,
sebagai dasar untuk menjalankan suatu usaha dibutuhkan kemauan dan niat yang
tinggi dalam memulainya. Dengan begitu pembuatan kerajinan dari mulai tahap
desain produk, produksi produk, dan pemasaran harus dilakukan dengan baik
teratur dan efisien. Sehingga produk yang diciptakan dapat memiliki nilai jual
yang tinggi. Inovasi dan kualitas dalam membuat produk juga menentukan
penjualan yang maksimal sesuai perkembangan jaman sejalan dengan permintaan
pasar. Skill dari pengerajin bordir juga sangat diperlukan mengingat pengerajin
123
merupakan aktor utama dalam perkembangan sebuah usaha apalagi dalam hal
kreatifitas seperti kerajinan bordir ini. Dengan skill yang tinggi dipastikan produk
yang dihasilkan akan lebih maksimal dan memuaskan konsumen dipasaran.
Dengan adanya beberapa hal penting yang sudah terpenuhi dan mendukung, maka
dapat dipastikan pengembangan usaha bordir ini akan bisa terus berjalan dan
dapat mensejahterakan pengerajin. Adanya keinginan dan kemauan adalah faktor
internal yang sangat penting dalam pengembangan kerajinan bordir bagi pemilik
maupun para pekerja yang bergantung pada usaha ini.
b) Potensi koperasi, industri dan perdagangan di Kabupaten Kediri cukup besar.
Pada sektor UMKM, melihat berbagai potensi dan kesempatan dalam
pemasaran produk adalah salah satu strategi dalam berbisnis. Kerajinan bordir
aplikasi adalah inovasi baru dalam produk fashion yang memiliki potensi besar
untuk dipasarkan. Tersedianya berbagai fasilitas yang sudah disediakan oleh
pemerintah Diskoperindag disini memiliki peran yang sangat besar untuk
pengerajin di sektor UMKM terutama yang dibawah binaan Diskoperindag. Mulai
dari showroom untuk pemasaran produk maupun sharing antar UMKM binaan
dan informasi pameran. Pemerintah tentunya sudah menyeleksi para pengerajin
UMKM yang memiliki keunggulan dan memiliki ciri khas yang dibina dengan
baik. Dengan adanya produk unggulan dan pemasaran iklan produk UMKM yang
baik, maka akan meningkatkan minat masyarakat sebagai konsumen untuk
membeli. Masyarakat sebagai konsumen mendapatkan informasi dari iklan
katalog, promosi pameran, website dinas, dan showroom pada kantor dinas.
124
Dengan begitu akan menarik banyak minat konsumen yang memiliki potensi
besar untuk membeli berbagai produk UMKM yang ada.
Potensi yang sudah ada perlu terus diusahakan oleh para pengerajin
sebagai pelaku UMKM dengan baik. Selanjutnya potensi tersebut diperkuat oleh
pemerintah untuk memfasilitasi UMKM binaannya. Memperbesar peluang dan
potensi yang ada menjadi hal yang penting. Dengan begitu, sektor UMKM bisa
terus berinovasi mengembangkan kualitas produk unggulannya. Upaya
pengembangan yang difokuskan pada pemasaran diharapkan nantinya UMKM ini
dapat tumbuh dan berkembang. Pentingnya pengembangan pemasaran disini
sangatlah berpengaruh pada para pelaku UMKM khususnya pengerajin bordir
aplikasi. Pemerintah Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan Kabupaten Kediri
disini memiliki peranan penting sebagai pembina pelaku UMKM di Kabupaten
Kediri dan berupaya untuk terus meningkatkan kualitasnya.
c) Adanya kebijakan pemerintah yang mendukung penciptaan iklim usaha yang
kondusif.
Penciptaan iklim usaha yang kondusif tentunya tidak terlepas dari berbagai
kebijakan melalui program pemerintah yang sudah ditentukan. Menurut Suryana
(2013) Tugas pemerintah adalah mengatur mekanisme program, seperti pemberian
insentif, pengendali iklim usaha dan pemberian arahan kreatif untuk mendukung
pengembangan industri kreatif. Kabupaten Kediri memiliki strategi dan arah
kebijakan untuk mencapai tujuan dan sasaran. Berbagai program yang dibuat
diamanatkan Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan Kabupaten Kediri yang
125
dituangkan pada Dokumen Renstra tahun 2011 – 2015 dalam BAB V Strategi dan
Arah Kebijakan, yang diuraikan di bawah ini meliputi:
1. Program penciptaan iklim usaha menengah yang kondusif
2. Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif Usaha
Kecil Menengah
3. Program pengembangan sistem pendukung usaha bagi usaha mikro kecil
menengah.
4. Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi.
5. Program peningkatan dan pengembangan ekspor
6. Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri.
7. Program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan.
8. Program peningkatan kerjasama perdagangan internasional.
9. Program peningkatan kemampuan teknologi industri.
10. Program pengembangan sentra-sentra industri potensial.
11. Program pengembangan industri kecil dan menengah
Strategi dan arah kebijakan yang telah disusun dengan baik, nantinya akan
diterapkan atau diimplementasikan. Implementasi suatu program harus sesuai
dengan regulasi dan aturan yang ada, sehingga hasilnya tetap pada tujuan yang
telah ditentukan. Dalam upayanya untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif
Diskoperindag Kabupaten Kediri sudah membuat program yang ditujukan untuk
para pelaku UMKM khususnya pada pengerajin bordir aplikasi diatanaranya
seperti menyediakan akses permodalan, pemasaran, dan bantuan. Tujuan program
126
pemerintah ini yaitu untuk pemberdayaan para pelaku UMKM di sektor ekonomi
kreatif khususnya pengerajin bordir aplikasi.
c. Faktor Penghambat
a) Terbatasnya modal usaha pengerajin untuk terus mengembangkan usahanya.
Dalam kelangsungan usaha faktor penting untuk terus meningkatkan
kapasitas usaha adalah modal. Menurut Suryono (2010) Kemiskinan itu
merupakan lingkaran yang disebutnya dengan lingkaran kemiskinan yang
mengemukakan bahwa kemiskinan diawali adanya keterbelakangan,
ketidaksempurnaan pasar, dan kurangnya modal yang menyebabkan rendahnya
produktifitas. Dengan modal yang kuat, akan membuat suatu usaha bisa terus
mengembangkan produknya. Dengan begitu kapasitas suatu usaha semakin besar
dan memiliki potensi untuk memperoleh keuntungan dalam penjualan suatu
produk ke pasaran. Pentingnya akses permodalan yang mudah dari Pemerintah
sebagai fasilitator yaitu Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan Kabupaten
Kediri kepada pelaku usaha terutama pada tulisan ini yaitu pemilik Bordir
Aplikasi “Sari Asri” Unggulan Kabupaten Kediri. Akses modal yang mudah dapat
mendukung keberlangsungan para pelaku UMKM untuk berkembang. Dinas
Koperasi, Perindustrian, dan perdagangan Kabupaten Kediri memiliki suatu
kebijakan dalam akses permodalan bagi pelaku UMKM, yaitu: dana bergulir, CSR
kemiteraan, pinjaman mudah dengan cicilan ringan. Dengan pemberian akses
permodalan, diharapkan pelaku UMKM selaku pengerajin dapat menerima
bantuan modal sesuai dengan kebutuhannya.
127
Dengan pemberian akses permodalan, diharapkan pelaku UMKM
khususnya pengerajin bordir aplikasi dapat menerima bantuan modal. Hal ini
tentunya bisa dimanfaatkan dan dipergunakan secara baik untuk meningkatkan
produksi usaha secara kuantitas dan kualitas. Tetapi terkendala bagaimana sistem
birokasi dalam pengurusan akses modal yang telah disediakan. Banyaknya pilihan
akses permodalan yang banyak dengan cara pengaksesan yang berbeda terlalu
membingungkan para pelaku UMKM khususnya pengerajin bordir aplikasi.
Dengan adanya akses modal setidaknya pengerajin dapat dimudahkan, dan
pengerajin masih mengharapkan kemudahan dalam akses modal. dikarenakan hal
ini dapat berpengaruh besar terhadap pelaku UMKM sebagai pengerajin bordir
aplikasi yang sudah menjadi produk unggulan Kabupaten Kediri untuk terus
mengembangkan usahanya dan meningkatkan potensi usahanya dipasaran.
b) Masih diperlukannya inovasi UMKM dalam bidang manajemen, informasi,
pemasaran, bahan baku, dan perkuatan kapasitas pengelolaan usahanya.
Pengembangan inovasi UMKM dalam bidang manajemen, informasi,
pemasaran, bahan baku, dan perkuatan kapasitas pengelolaan usahanya menjadi
salah satu faktor penting. Sesuai dengan pendapat Tjokroamidjojo (1978) yang
menjelaskan bahwa, Penggunaan dinamika administrasi tidak hanya bertujuan
untuk merealisasikan tujuan/ kebijaksanaan yang telah dirumuskan saja, namun
juga untuk melakukan pengendalian atau pengelolaan terhadap unsur-unsur
administrasi yang ada. Unsur dinamik administrasi (the dynamic of administration)
ini meliputi a) pimpinan, b) koordinasi, c) pengawasan, d) komunikasi. Peran
128
pemerintah harus lebih ditingkatkan dalam proses pendampingan kepada para
pelaku UMKM khususnya pengerajin bordir aplikasi.
Permasalahan yang banyak dijumpai para pelaku usaha adalah
manajemen, informasi, pemasaran, bahan baku dan perkuatan kapasitas
pengelolaan usahanya. Manajemen usaha yang baik dapat mengatur berbagai
kebutuhan usaha agar efisien dan profesional dalam proses ppengelolaan usahanya.
Informasi juga sangat penting untuk bisa memperoleh berbagai perkembangan
yang ada untuk mendukung usahanya. Pemasaran produk yang baik dapat
memperoleh keuntungan yang maksimal. Selain itu, bahan baku yang berkualitas
dan memenuhi syarat dan permintaan pasar dapat menjadi nilai tersendiri untuk
konsumen. Kapasitas pengelolaan usaha juga menjadi poin penting untuk para
pelaku UMKM utuk meningkatkan berbagai faktor yang mendukung kelangsungan
usahanya. Kenyataan dilapangan, menjelaskan bahwa pada usaha Bordir Aplikasi
disini mengalami penurunan diakibatkan oleh minimnya inovasi UMKM dalam
bidang manajemen, informasi, pemasaran, bahan baku, dan perkuatan kapasitas
pengelolaan usahanya. Dan peran Pemerintah Kabupaten Kediri disini harus lebih
ditingkatkan dalam pendampingan untuk turut serta membantu dan pelaku UMKM
khususnya pengerajin bordir aplikasi untuk meningkatkan kapasitas bidang
manajemen, informasi, pemasaran, bahan baku, dan perkuatan kapasitas
pengelolaan usahanya yang dirasa masih kurang maksimal.
129
c) Membanjirnya produk impor terlebih yang illegal dan murah.
Pada masa di era ekonomi global saat ini banyak sekali produk impor yang
masuk, terutama dari China yang dimana sangat murah dibanding dengan produk
dalam negeri terutama produk UMKM. Hal inilah yang sangat perlu untuk
diperhatikan oleh pemerintah. Terkait dalam usaha Pemerintah untuk melindungi
produk dalam Negeri, Menurut Suryana (2013) yang menjelaskan bahwa, Peran
pemerintah adalah sebagai fasilitator, dan advokasi, yang memberikan rangsangan,
tantangan, dorongan agar ide-ide bisnis bergerak ke tingkat kompetensi yang lebih
tinggi. Dukungan itu bisa berupa financial, insentif, proteksi, dan komitmen
pemerintah menggunakan kemauan politiknya secara proporsional, memberikan
pelayanan administrasi publik dengan baik.
Adanya berbagai kebijakan yang baik oleh pemerintah disini ditujukan
untuk mengurangi produk impor sangat dipermasalahkan oleh para pelaku
UMKM. Saati ini konsumen lebih banyak memilih barang yang lebih murah, hal
ini yang dikeluhkan para pelaku UMKM yang produknya kalah bersaing dengan
produk impor murah. Tidak hanya murah, jumlahnya pun sangat besar dan
menyebar luas, dan konsumen mudah untuk memperolehnya dimanapun. Berbeda
dengan produk UMKM yang dipasarkan hanya pada saat-saat tertentu misalnya
pameran, dan tempat-tempat tertentu misalnya di tempat produksi UMKM
tersebut, showroom, website Diskoperindag, maupun toko-toko tertentu.
Hal inilah yang menjadi permasalahan besar bagi Pemerintah yang
dituntut untuk melindungi pelaku UMKM diseluruh Indonesia secara umum.
Selain itu juga para pelaku UMKM dituntut untuk terus meningkatkan kualitas dan
130
kapasitas agar sesuai dengan perkembangan jaman dan permintaan pasar. Dalam
hal ini Pemerintah Diskoperindag Kabupaten Kediri menuntut agar pelaku umkm
khususnya pengerajin bordir aplikasi untuk memperhatikan faktor penting yaitu
Disiplin dalam meningkatkan kualitas produk, kuantitas, dan kontinuitas. Dan juga
sebaliknya, pemerintah juga terus meningkatkan kualitas pelayanan dan proteksi
pasar sebagai wujud usaha pemberdayaan untuk para pelaku UMKM khususnya
pengerjin UMKM.
d) Terbatasnya dukungan regulasi untuk pemberdayaan UMKM dalam rangka
penanggulangan kemiskinan.
Pemberdayaan di sektor UMKM menjadi hal yang sangat penting bagi
masyarakat terutama para pelaku UMKM. Berbagai program Pemerintah
Kabupaten Kediri dibuat dan diupayakan untuk bisa memberdayakan UMKM.
menurut Suryana (2013) yang menjelaskan bahwa, Pemerintah yang menghasilkan
kebijakan-kebijakan untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif yang berkaitan
dengan orang, industri, intermediasi, sumberdaya, dan teknologi. Dengan adanya
regulasi, Program harus sesuai dengan aturan yang ada, sehingga hasilnya tetap
pada tujuan yang telah ditentukan. Selanjutnya menurut Suryana (2013)
menjelaskan bahwa peran utama dari Pemerintah adalah sebagai Katalisator,
regulator dan konsumen, investor dan enterpreneur. Peran pemerintah sebagai
Katalisator, pemerintah disini berperan sebagai fasilitator, dan advokasi, yang
memberikan rangsangan, tantangan, dorongan agar ide-ide bisnis bergerak ke
tingkat kompetensi yang lebih tinggi. Selanjutnya peran pemerintah sebagai
Regulator, dalam hal ini pemerintah pemerintah yang menghasilkan kebijakan-
131
kebijakan untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif yang berkaitan dengan
orang, industri, intermediasi, sumberdaya, dan teknologi. Kemudian peran
Pemerintah sebagai Konsumen, investor, dan enterpreneur, pemerintah sebagai
investor harus dapat memberdayakan aset negara untuk lebih produktif dalam
lingkup industri keratif sebagai konsumen pemerintah harus mengambil kebijakan
untuk penggunaan produk-produk industri kreatif.
Dari berbagai regulasi Pemerintah untuk memberdayakan UMKM
tentunya tak lepas dari permasalahan yang ada. Kesinambungan antara Pemerintah
Kabupaten Kediri, SKPD, dan pelaku UMKM sedikit banyak terdapat kekurangan
yang harusnya bisa diminimalisir. Sektor UMKM tentunya berada dibawah
naungan Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan Kabupaten Kediri, tapi tentunya
program lintas SKPD disini sangat diperlukan untuk memajukan UMKM. Dengan
ini perlunya aturan atau regulasi yang jelas dan harus mendapat dukungan penuh
oleh Pemerintah Kabupaten Kediri untuk memperkuat hubungan antar SKPD.
Dengan adanya regulasi, kebijakan, dan program yang jelas maka akan sangat
membantu pelaku UMKM memperoleh informasi dan bantuan, sebagai bentuk
pemberdayaan UMKM unggulan di Kabupaten Kediri dalam rangka
penanggulangan kemiskinan.
132
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kerajinan bordir aplikasi adalah inovasi baru dalam produk fashion yang
memiliki potensi besar untuk dipasarkan. Kerajinan Bordir Aplikasi, adalah salah
satu industri kreatif sebagai produk unggulan yang perlu diperhatikan untuk
dikembangkan di Kabupaten Kediri. Jika dilihat kondisi iklim usaha Kerajinan
Bordir Aplikasi “Sari Asri” di Kabupaten Kediri, dilihat dari waktu ke waktu dan
dari sektor ke sektor belum mengalami perkembangan yang begitu signifikan
untuk saat ini, dikarenakan permasalahan daya saing yang tinggi dan kurangnya
perlindungan dari Pemerintah. Hal ini mengakibatkan kerajinan bordir aplikasi
belum mampu memberikan sumbangan langsung terhadap ciri khas khusus bagi
Kabupaten Kediri secara berkelanjutan, supaya dikenal baik di dalam maupun luar
daerah.
Dengan adanya permasalahan tersebut, pengembangan usaha Ekonomi
Kreatif Kerajinan Bordir Aplikasi perlu mendapatkan perhatian yang besar baik
dari pemerintah maupun masyarakat itu sendiri agar dapat mengembangkan daya
saing bersama para pelaku ekonomi lain. Oleh karena itu diperlukan upaya dan
strategi dalam pengembangan usaha kecil sebagai alternatif menjawab
permasalahan yang ada. Adapun strategi yang harus dilakukan pemerintah daerah
dalam hal ini Dinas Koperasi, Industri, dan Perdagangan antaralain
133
1. Upaya Pemerintah dalam Strategi Pengembangan Usaha kecil
a. Peningkatan Kemampuan Finansial
Terkait dalam masalah finansial tersebut, Dinas Koperasi, Perindustrian,
dan perdagangan Kabupaten Kediri memiliki suatu kebijakan dalam akses
permodalan bagi pelaku UMKM, yaitu: dana bergulir, CSR kemiteraan,
pinjaman mudah dengan cicilan ringan agar pelaku UMKM dapat
dimudahkan dalam pengaksesan modal.
b. Pengembangan Pemasaran
a. Meningkatkan Akses Usaha Kecil Kepada Pasar
Terkait dalam masalah pengembangan pemasaran tersebut, Dinas
Koperasi, Perindustrian, dan perdagangan Kabupaten Kediri memiliki
upaya pengembangan yang difokuskan pada pemasaran diharapkan
nantinya UMKM ini dapat tumbuh dan berkembang.
c. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Diskoperindag Kabupaten Kediri sudah menjalankan berbagai upaya
melalui program penyuluhan dan pelatihan. Melalui program penyuluhan
dan pelatihan dapat sangat membantu pelaku UMKM dalam meningkatkan
kapasitas, kemampuan dan keahliannya. Tetapi dalam pelaksanaannya
terdapat masalah yaitu keterbatasan waktu dan tenaga pegawai selain itu
juga masalah kontinuitas.
d. Strategi Pengaturan dan Pengendalian
Dalam hal pengaturan dan perizinan pemerintah Kabuppaten Kediri
memberikan kebijakan berupa dokumen RPJMD dan RENSTRA
134
Diskoperindag Kabupaten Kediri tahun 2011-2015 yang memiliki
berbagai program untuk mendukung sektor UMKM.
Dalam hal fungsi kelembagaan pihak swasta maupun lembaga non
pemerintah memiliki peran penting untuk turut serta dalam
mengembangkan produk unggulan UMKM Kabupaten Kediri khususnya
bordir aplikasi. Peran di sektor swasta atau non pemerintah dalam rangka
turut menunjang perkembangan UMKM di Kabupaten Kediri harus lebih
ditingkatkan.
2. Faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan ekonomi
kreatif kerajinan bordir Desa Pandansari Kabupaten Kediri.
Faktor pendukung yang mempengaruhi perkembangan pengerajin ini
adalah Keinginan dan kemauan dari pengerajin untuk terus
mengembangkan usahanya. Selain ini juga Potensi koperasi, industri dan
perdagangan di Kabupaten Kediri cukup besar. kemudian Adanya
kebijakan pemerintah yang mendukung penciptaan iklim usaha yang
kondusif. Selain faktor pendukung, ada juga faktor penghambat antara lain
terbatasnya modal usaha pengerajin untuk terus mengembangkan
usahanya. Kemudian Masih diperlukannya inovasi UMKM dalam bidang
manajemen, informasi, pemasaran, bahan baku, dan perkuatan kapasitas
pengelolaan usahanya. Lalu Membanjirnya produk impor terlebih yang
illegal dan murah. Dan juga Terbatasnya dukungan regulasi untuk
pemberdayaan UMKM dalam rangka penanggulangan kemiskinan.
135
B. SARAN
Untuk mengembangkan kerajinan bordir aplikasi “Sari Asri”
sebagai produk unggulan Kabupaten Kediri maka penulis akan
memberikan saran dalam rangka pengembangan ekonomi kreatif,
diantaranya :
1. Meningkatkan manajemen, informasi, pemasaran, bahan baku, dan
perkuatan kapasitas pengelolaan UMKM
Pengembangan inovasi UMKM dalam bidang manajemen, informasi,
pemasaran, bahan baku, dan perkuatan kapasitas pengelolaan usahanya
menjadi salah satu faktor penting. Pelaku UMKM sangatlah bergantung
pada produknya untuk dipasarkan. Dengan kualitas dan kuantitas yang
memenuhi kreiteria permintaan pasar, maka usahanya dapat terus
berjalan. Kapasitas pengelolaan usaha juga menjadi poin penting untuk
para pelaku UMKM utuk meningkatkan berbagai faktor yang
mendukung kelangsungan usahanya. Sehingga perlu adanya penguatan
dari berbagai sektor pendukung yang ada oleh Pemerintah
Diskoperindag. Yang nantinya usaha produk UMKM unggulan
Kabupaten Kediri ini agar bisa memenuhi kriteria konsumen dipasaran
secara profesional.
2. Proteksi produk secara tepat dan keberlanjutan oleh pemerintah
Perlindungan terhadap produk UMKM unggulan haruslah dilakukan
dengan tepat dan keberlanjutan. Untuk itu, pelaku UMKM dituntut
untuk terus meningkatkan kualitas dan kapasitas agar sesuai dengan
136
perkembangan jaman dan permintaan pasar. Dalam hal ini Pemerintah
Diskoperindag Kabupaten Kediri juga harus meningkatkan kualitas
pelayanan dan proteksi pasar secara keberlanjutan sebagai wujud usaha
pemberdayaan untuk para pelaku UMKM khususnya pengerjin UMKM
agar bisa terus berkarya dan memajukan sektor UMKM di Kabupaten
Kediri.
3. Meningkatkan kerjasama dengan perusahaan swasta
Peran di sektor swasta atau non pemerintah dalam rangka turut
menunjang perkembangan UMKM harus lebih ditingkatkan. Dengan
adanya kesinambungan yang baik diantara Pemerintah, swasta dan
pelaku UMKM, tentunya akan berdampak signifikan untuk
perkembangan perekonomian masyarakat maupun pemerintah. Hal ini
tentunya harus terus diselaraskan dengan baik demi tujuan kebaikan
bersama. Peningkatan Peran pemerintah dalam memaksimalkan
penjualan produk diharapkan bisa lebih ditingkatkan untuk terlibat
dalam rangka pengembangan usaha kecil secara bersama-sama.
137
DAFTAR PUSTAKA
Literatur
Abidin, Muhammad Zainal. 2011. “Perencanaan Pembangunan”, diakses pada
Tanggal 17 Februari 2014 dari http://www.masbied.com...
Anwas, Oos M. 2013. Pemberdayaan Masyarakat Di Era Global. Bandung:
Alfabeta
Arsyad, Lincoln. 2002. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi
Daerah. BPFE. Yogyakarta.
Amang, Beddu. 1995. Ekonomi Rakyat Usaha Kecil dan Koperasi. Jakarta:
Dharma Karsa Utama.
Bintoro, Tjokroamidjojo, 1989. Perencanaan Pembangunan. Jakarta : CV Haji
Mas Agung
Blakely, Edward J. 1994. Planning Local Economic Development (Theory and
Practice). California. Sage Publications, Inc.
Daryanto. 1997. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya: Apollo
Hanif, M Mahdi. 2012. "Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di
Indonesia", diakses pada Tanggal 17 desember 2014 dari
http://id.scribd.com...
Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.
Jakarta : Ghalia Indonesia
Kaloh, J. 2007. Mencari Otonomi Daerah Suatu Solusi Dalam Menjawab
Kebutuhan Lokal Dan Tantangan Global. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya
Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi Dan Pembangunan Daerah:
Reformasi,Perencanaan,Strategi dan Peluang. Jakarta: Erlangga
138
Labolo, Muhadam, 2010. Memahami Ilmu Pemerintahan Suatu Kajian, Teori,
Konsep, dan Pengembangannya. Jakarta. Rajawali Pers
Miles, M.B, Huberman, A.M, dan Saldana, J. 2014. Qualitative Data Analysis, A
Methods Sourcebook Edition 3. USA : Sage Publications.
Moleong, Lexy J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT
REMAJA ROSDAKARYA.
Mudrajad, Kuncoro. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah : Reformasi,
Perencanaan, Strategik, dan Peluang. Jakarta: Erlangga
Nasirin, Chairun & Alamsyah. 2010. Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Perspektifgood Governance . Malang: Indo Press
Nazir, Moh. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJMD) Kabupaten Kediri tahun
2014 – 2019
Pamudji. 1985. Ekologi Administrasi Negara. Jakarta: Bina Aksara.
Salahuddin, Mohammad Rudy. 2015. “Ekonomi Berbasis Kreativitas dan Inovasi
sebagai Kekuatan Baru Ekonomi Indonesia”, diakses pada tanggal 10
desember 2015
http://www.ekon.go.id...
Siagian, SP. (1983). Administrasi Pembangunan. Jakarta: Gunung Agung.
Sjaifudin, Hetifah. 1995. Strategi dan Agenda Pengembangan Usaha Kecil.
Bandung: Yayasan Akatiga
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV. Alfabeta:
Bandung
Sugiyono. 2008. Metodologi Peneitian Kualitatif dan Kuantitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta
139
Sulistiyani, Ambar Teguh. 2004. Kemitraan Model-Model Pemberdayaan.
Yogyakarta: IKAPI
Suprayogi, Sugandi. 2011. Administrasi Publik: Konsep dan Perkembangan Ilmu
di Indonesia. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Suryana. 2013. Ekonomi Kreatif. Jakarta: Salemba Empat
Suryono, Agus. 2010. Dimensi-dimensi Prima Teori Pembangunan. UBPress.
Malang.
Tjiptoherijanto, Prijono & Said Zainal Abidin. 1993. Reformasi Administrasi Dan
Pembangunan Nasional. Jakarta: Lembaga Penerbit Fak Eko UI
Tjokroamidjojo, Bintoro. 1995. Perencanaan Pembangunan. Jakarta: PT. Pustaka
LP3ES Indonesia
Tjokroamidjojo, Bintoro. 1997. Pengantar Administrasi Pembangunan. Jakarta:
PT.Pustaka LP3ES Indonesia. Jakarta: PT.Pustaka LP3ES Indonesia
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
Wilujeng, Sri. 2007. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu