upt perpstakaan isi yogyakartadigilib.isi.ac.id/4339/10/jurnal.pdfi. pendahuluan . kota tangerang...

13
NASKAH PUBLIKASI KARYA DESAIN PERANCANGAN INTERIOR PONDOK PESANTREN CINTA QUR’AN CENTER TANGERANG JURNAL Diajukan oleh: Muhammad Hariril A’la NIM 1211845023 PROGRAM STUDI S-1 DESAIN INTERIOR JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA 2019 UPT Perpstakaan ISI Yogyakarta

Upload: lythuan

Post on 06-Aug-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

NASKAH PUBLIKASI

KARYA DESAIN

PERANCANGAN INTERIOR PONDOK PESANTREN

CINTA QUR’AN CENTER TANGERANG

JURNAL

Diajukan oleh:

Muhammad Hariril A’la

NIM 1211845023

PROGRAM STUDI S-1 DESAIN INTERIOR

JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA

INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

2019

UPT Perpstakaan ISI Yogyakarta

NASKAH PUBLIKASI KARYA DESAIN

PERANCANGAN INTERIOR PONDOK PESANTREN CINTA

QUR’AN CENTER TANGERANG

Muhammad hariril A’la

[email protected]

ABSTRAK

Pendidikan agama Islam sangatlah penting bagi seorang muslim. Salah satu

pesantren yang terintegrasi dengan program pendidikan kaderisasi untuk melahirkan

da’i/ulama yang siap menggemakan kecintaan umat terhadap Al-qur’an adalah Cinta

Qur’an Center(CQC) yang berada di Bintaro, Tangerang Selatan. Tujuan dari

perancangan ini guna menciptakan ruangan yang mampu mewadahi aktifitas santri

yang berkapasitas tinggi pada ruang yang minim, memperhatikan aspek fungsional

dengan fasilitas yang mecukupi kebutuhan santri. Pada tempat yang terbatas dengan

memperhatikan kenyamanan, kebersihan, kemudahan akses, keamanan dan saling

terjaga masing-masing privasi santri. Metode menggunakan metode desain

Rosemary Kilmer dengan pendekatan konsep compact housea design. Konsep ini

mampu mempermudah santri dalam penataan agar lebih efisien dan multifungsi pada

furniturenya, memaksimalkan bagian dari setiap sudut ruangan ataupun kelonggaran

pada furniture serta dapat menjaga privasi masing-masing santri.

Kata kunci: pondok pesantren, santri, compact house design, furniture.

ABSTRACT

Islamic education is important to a Muslim. One pesantren (Islamic boarding school)

with an integrated educational program that produce scholars of Al-Qur'an who

invite the Muslim community to love the holy book is Cinta Qur'an Center (CQC). It

is located in Bintaro, South Tangerang. The objective of this design is to create a

minimum space that can accommodate the students’ activities at a high capacity,

while paying attention to functional aspects with facilities that meet the students’

needs. All in a limited space without compensating comfort, cleanliness, ease of

access, security, and the privacy of each student. The method uses the Rosemary

Kilmer’s design method with a compact house design approach. The concept will

allow the students to arrange multifunctional furniture more efficiently, maximizing

each corner of the room or any extra space the furniture may allow without

compensating their privacy.

Keywords: pondok pesantren (Islamic boarding school), students, compact design,

furniture

UPT Perpstakaan ISI Yogyakarta

Tugas Akhir Penciptaan/Perancangan berjudul:

PERANCANGAN INTERIOR PONDOK PESANTREN CINTA QUR’AN

CENTER TANGERANG diajukan oleh Muhammad Hariril A’la, NIM

1211845023, Program Studi S-1 Desain Interior, Jurusan Desain, Fakultas Seni

Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, telah disetujui oleh Tim Pembina Tugas

Akhir pada tanggal 17 Januari 2019 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk

diterima.

Pembimbing I/Anggota

Yulita Kodrat Prasetyaningsih, MT.

NIP. 19700727 200003 2 001

Pembimbing II/Anggota

Ivada Ariyani, ST, M. Des.

NIP. 19760514 200501 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Yulita Kodrat Prasetyaningsih, MT.

NIP. 19700727 200003 2 001

UPT Perpstakaan ISI Yogyakarta

I. PENDAHULUAN

Kota Tangerang terletak di bagian Timur Provinsi Banten. Kota Tangerang

berada tepat di sebelah Barat Ibukota Negara Indonesia, Jakarta. Jarak Kota

Tangerang dari Ibukota Provinsi Banten ±60 km dan ±27 km dari Ibukota Negara

Republik Indonesia, Jakarta. Tangerang merupakan kota terbesar di Provinsi

Banten serta ketiga terbesar di kawasan Jabodetabek setelah Jakarta dan Bekasi.

Perkembangan Kota Tangerang didukung oleh akses transportasi seperti Bandar

Udara Internasional Soekarno Hatta, Pelabuhan Internasional Tanjung Priok, serta

Pelabuhan Bojonegara(kemendagri, 2018).

Cinta Qur’an Center merupakan Pesantren Tahfidz Al-qur’an yang

terintegrasi dengan program pendidikan kaderisasi untuk melahirkan da’i/ulama

yang siap menggemakan kecintaan umat terhadap Al-qur’an. Para santri yang

direkrut dari seluruh Indonesia ini akan dididik di Cinta Qur’an Center secara

gratis. Fasilitas yang diberikan antara lain tempat tinggal, makan, sarana belajar,

hingga uang saku untuk menunjang aktivitas para santri.

Cinta Qur’an Center berkantor pusat di Jl. Kucica IV Blok JF 9 No.5

Bintaro Sektor 9, Pd. Pucung, Pd. Aren, Kota Tangerang, Banten 15229. Luas

lahan hasil pengukuran lebih kecil (4152m2) dari luasan asumsi semula

(±5000m2) yang menjadi basis desain site plan awal.

Lokasi perancangan Interior Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an Cinta

Qur’an dengan luas lahan terbilang cukup untuk perancangan Interior Pondok

Pesantren Tahfidzul Qur’an yaitu sekitar 0.415 hektar. Lingkungan Tahfidz harus

jauh dari kebisingan, luas, lapang, dan asri seperti berada di alam. Lokasi ini

dihimpit oleh perumahan elit dan perumahan kampung warga biasa. Diperlukan

sebuah konsep besar di awal yang dapat mewujudkan kenyamanan dalam

menghafal Al-qur’an. Sehingga harus dibuat sebuah perancangan terhadap

Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an Cinta Qur’an. Konsep perancangan pondok

pesantren bertujuan agar tercipta suasana yang dapat membantu progam tahfidz

dan menjadi sebuah wadah bagi santri dalam proses pengembangan secara

keseluruhan. Pondok pesantren sebagai bangunan Islam harus memisahkan antara

zona pria dan wanita. Oleh karena itu, dibutuhkan desain untuk menciptakan

perancangan di lingkungan Pondok Pesantren.

UPT Perpstakaan ISI Yogyakarta

Dikarenakan kondisi fisik bangunan Pondok Pesantren Cinta Qur’an Center

belum ada, maka akan dilakulan study typology untuk dijadikan sebagai refrensi

untuk mengawali dalam proses desain.

Dilihat dengan jumlah luasan lahan serta daya tampung santri putra 150 dan

santri putri 150, sehingga total santri beserta pengurus berserta staf diperkirakan

berjumlah 400 orang, kapasitas yang cukup tinggi dan lahan terbtas. Diperlukan

pemanfaatan dan pengoptimalisasi jumlah ruang, volume ruang dan luas ruang,

maka dalam tugas akhir ini akan menerapkan compact house design.

Di pondok pesantren terdapat permasalahan kesehatan yang cukup banyak.

Berkaitan dengan kesehatan lingkungan yaitu: Sampah yang berserakan di

lingkungan pesantren, lantai asrama jarang dipel, air limbah tidak mengalir

kedalam got sehingga menjadi sarang nyamuk, bak mandi jarang di kuras Saluran

air mandi tersumbat oleh sampah dan Kasur tidak dijemur. Bekaitan dengan

masalah tingkah laku yaitu: piring tidak segera dicuci sesudah makan, sisa

makanan yg berserakan di asrama, pakaian yang sudah digunakan bergantungan

di dalam asrama, santri tidur di lantai tanpa selimut dan alas tidur, ember sabun,

sepatu dan sandal diletakkan sembarangan di dalam asrama, bantal sering dipakai

bersama-sama, menghidangkan makanan tidak ditutup, sesudah BAB tidak cuci

tangan dengan sabun dan WC tidak disiram sampai bersih, pakaian basah dijemur

di dalam asrama.Berkaitan dengan masalah Gizi: mi dijadikan makanan pokok,

menu makanan kurang bervariasi, santri tidak sarapan pagi, mengambil porsi

makanan yang tidak sesuai.Berkaitan dengan masalah sarana dan prasarana:ruang

asrama tidak sesuai dengan jumlah santri, kurangnya obat-obat ringan dan P3K,

kurangnya tempat menjemur pakaian (Bahraen, 2012).

Dalam tugas akhir karya ini, ruangan yang akan didesain adalah Asrama,

lobby, dan Kantin. Hal yang menjadi pertimbangan ialah luas area yang dirancang

dan ruangan tersebut merupakan ruangan yang paling banyak digunakan.

II. METODE PERANCANGAN

Metode desain yang digunakan dalam merancang interior Pondok Pesantren

Tahfidz Qur’an Cinta Qur’an menggunakan metode desain Rosemary Kilmer.

Menurut Kilmer (2014) metode desain dapat dipecah menjadi delapan langkah,

meliputi: commit, state, collect, analyze, ideate, choose, implement, dan evaluate.

UPT Perpstakaan ISI Yogyakarta

Gambar 1. Skema Metode Desain Rosemary Kilmer

(Kilmer, 2014).

a. Commit (Menerima Masalah)

Proses dalam mendesain tidak terlepas dari komitmen untuk

menyelesaikan tugas sesuai dengan deadline yang dapat dilakukan dengan

membuat jadwal waktu. Pada langkah ini, proses yang dilakukan adalah

survei lokasi, mencari desain Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an

pembanding, dan membuat urutan kerja (Kilmer, 2014).

b. State (Mendefinisikan Masalah)

Mendefinisikan masalah apa saja yang ada dalam perancangan

interior Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an. Pada tahap ini, proses yang

dilakukan adalah mengumpulkan semua data gambar kerja, mengamati

ruang di lapangan, dan menyimpulkan masalah (Kilmer, 2014).

c. Collect (mengumpulkan)

Pada langkah ini secara umum mengacu pada “Programming” dan

melibatkan pengumpulan data yang dikategorikan dan ditampilkan secara

tertulis. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui penelitian,

wawancara, dan survei. Pada langkah ini, proses yang dilakukan adalah

mencari pembanding pondok pesantren yang bertema dan gaya yang sama

UPT Perpstakaan ISI Yogyakarta

dengan perancangan, melakukan wawancara, dan mencari literatur yang

berkaitan dengan objek (Kilmer, 2014).

d. Analyze (menganalisa)

Melihat keseluruhan dari informasi yang telah digabungkan

mengenai masalah dan mengaturnya dalam kategori yang berhubungan.

Menyelidiki melalui data yang telah dikumpulkan dan mencatat hal yang

utama tersebut untuk solusi akhir. Teknik dalam menganalisis dapat

dilakukan dengan diagram matriks, diagram konseptual, dan lain-lain.

Pada langkah ini, proses yang dilakukan adalah membuat pemetaan data

dan membuat diagram konseptual (Kilmer, 2014).

e. Ideate (dirancang)

Membuat alternatif desain untuk mendapatkan solusi. Terdiri dari

dua fase, yaitu fase penggambaran skematik dan penjelasan konsep.

Teknik dalam menganalisis dapat dilakukan dengan membuat skema

desain, menentukan kalimat permasalahan, menyusun konsep, membuat

moodboard dan membuat alternatifzoning, layout, dan denah (Kilmer,

2014).

f. Choose (memilih)

Memilih alternatif desain yang terbaik dengan kembali melihat

bagaimana konsep dipilih sesuai dengan kebutuhan, tujuan, dan keinginan

klien. Setelah terpilih, kemudian dibuat gambar kerja dan detail. Pada

langkah ini, proses yang dilakukan adalah presentasi alternatif desain yang

telah dibuat kepada klien, meminta pendapat klien, mengarahkan klien,

dan membuat keputusan (Kilmer, 2014).

g. Implement (melaksanakan)

Pada langkah ini mengkomunikasikan ide melalui gambar akhir,

rencana, rendering, dan bentuk lain, seperti: membuat draft FFE

(furniture, furnishing, danequipment), membuat rencana mechanical

electrical, membuat RAB (Rencana Anggaran Biaya), membuat gambar

kerja ruang dengan autocad, membuat animasi ruang dan file presentasi

ruang dengan Pano2VR (Kilmer, 2014).

h. Evaluate (evaluasi)

Proses meninjau desain dan membuat penilaian kritis dari apa yang

telah dicapai untuk melihat apakah itu memang memecahkan situasi

UPT Perpstakaan ISI Yogyakarta

permasalahan. Pada langkah ini, proses yang dilakukan adalah melakukan

presentasi di depan klien, meminta pendapat klien, dan membuat

perubahan yang dibutuhkan sesuai yang dibutuhkan klien (Kilmer, 2014).

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Konsep Desain

Konsep yang digunakan untuk mengatasi permasalahan desain Interior

Pondok Pesantren Cinta Qur’an Center adalah dengan konsep compact house

design. Compact house design adalah "efisiensi" yakni pemanfaatan ruangan

secara maksimal, ini bisa juga berarti pemanfaatan furniture secara maksimal

karena furniture adalah bagian dari ruangan. Compact house design diterapkan

pada ruangan, yang mana mempunyai arti segala sesuatu yang terkesan rapi,

padat, dan rapat. Pada perabot dengan sistem compact terdapat beberapa

keuntungan seperti ringkas dan praktis. Pada desain ini terdapat beberapa jenis

perabot di dalam 1 buah perabot. Semua perabot dapat digunakan untuk aktivitas

di dalam ruangan dengan mengunakan sistem compact house design juga dapat

mengurangi space yang dibutuhkan untuk meletakkan perabot. Harapan dengan

adanya konsep ini, dapat membuat ruangan menjadi lebih rapi, bersih, dan mudah

dalam maitenance. Mendesain dalam bentuk apapun umumnya bertujuan untuk

menghasilkan bentuk, produk, fasilitas, dan saranatertentu yang bernilai guna,

baik fisikal maupun psikis bagi manusia (Ching, 1990).

2. Penerapan Compact House Design

Permasalahan lahan sempit merupakan salah satu problem yang

dihadapi seseorang yang tinggal disebuah pemukiman urban, dimana harga

tanah akan lelalu naik seiring dengan kemajuan ekonomi setempat. Salah satu

solusi untuk mengatasi hal tersebut ialah dengan compact house design.

Compact house design dapat diartikan sebagai konsep perancangan hunian

dimana skala prioritasnya adalah ruang-ruang utama yang paling dibutuhkan.

Dengan mengaplikasikan compact house design, diharapkan seluruh

kebutuhan pengguna dapat diakomodasi dengan optimal walaupun hanya

berada di tempat yang terbatas. Compact house design sendiri sebenarnya

sudah sekian lama berkembang di seluruh negara penjuru dunia, kusunya

UPT Perpstakaan ISI Yogyakarta

dinegara-negara maju dan negara berkembang. Sedangkan di Indonesia

istilah compact house design memang baru mulai dengan banyaknya kasus

permasalahan kepadatan pendudukdalam suatu wilayah mulai ramai.

Di Indonesia, istilah yang sering digunakan oleh para arsitek Indonesia

untuk penyebutan konsep ini ialah compact house design. Bambang

Wicaksono menyebutkan dalam artikel majalah Femina tahun 2015,bahwa

konsep compact house design dapat diartikan sebagai konsep perancangan

hunian dimana skala prioritasnya adalah ruang-ruang utama yang paling

dibutuhkan. Konsep ini merupakan salah satu solusi bagaimana orang bisa

membeli rumah dengan harga yang lebih terjangkau. Sedangkan Imelda

Akmal menuliskan dalam bukunya “Compact House Living in High Density”

(2012), compact house design adalah desain rumah kompak yang dirancang

degan teliti dan menyeluruh, serta dipikirkan secara detail hingga

perancangan furniturenya untuk memenuhi kebutuhan bermukim di kota.

Perkembangancompact house design di Indonesia mulai banyak

bermunculan sebagai solusi untuk mengatasi keterbatasan lahan yang tersedia

dan harga lahan yang semakin mahal. Maka dari itu, banyak pengembang

yang mulai menawarkan compact house design, apalagi di kota-kota besar

seperti Jakarta (Hanggara, 2015). Beberapa arsitek Indonesia juga sudah

menerapkan konsep compact house design ini dalam rumah rancangannya.

Seperti Abimantra Pradhana untuk rumah tinggalnya sendiri, Atelier Riri

dengan “Kiri House”, Sontay M. Siregar dengan “Compact house design”

yang lalu memenangkan IAI Jakarta Award pada tahun 2012 untuk kategori

rumah kecil.

Dalam buku “Compact house designs: 50 Creative Floor Plans for

Well-Designed Small Homes” (Rowan, 2013) dan “Compact Living –

Maximizing Your Limited House Space” (Faunillan &Davidson, 2015),

dijabarkan beberapa keuntungan yang diterima dalam menggunakan konsep

compact house design pada rumah tinggal. Keuntungan-keuntungan tersebut

antara lain:

Tidak perlu mengkhawatirkan dalam pembayaran pajak karena ukuran

rumah yang kecil.

UPT Perpstakaan ISI Yogyakarta

Tidak memerlukan material bahan bangunan yang terlalu banyak dalam

membangun, karena ukuran rumah yang kecil. Kemudian dana yang

apabila bisa lebih, dapat digunakan untuk memilih membeli material

bangunan dengan kualitas yang lebih baik lagi.

Waktu untuk membangun lebih cepat.

Tidak memerlukan perawatan yang banyak.

Pembuangan energi yang sedikit.

Prinsip Dasar Compact house designmenurut Abimantra Pradhana

dalam acara TV D‟Sign di stasiun Net.TV (Dsign NET, 2015)ialah:

a. Setiap ruang dan furniture dapat memfasilitasi kebutuhan pengguna. Pada

prinsip ini, setiap ruang dan furniture dalam rumah tersebut harus bisa

memenuhi kebutuhan pengguna itu sendiri. Menurut Lang (1987),

kebutuhan-kebutuhan manusia yang harus tersedia dalam rumah tinggal,

yaitu:

1) Physiological needs, kebutuhan fisik dan fisiologis.

2) Safety needs, kebutuhan akan rasa aman secara fisik dan psikis.

3) Affiliation needs, kebutuhan untuk berasosiasi dalam suatu sistem atau

berinteraksi.

4) Esteem needs, kebutuhan akan penghargaan.

5) Actualization needs, kebutuhan untuk

mengaktualisasikan/mengekspresikan diri.

6) Cognitive/Aesthetic needs, kebutuhan kognitif/estetika.

Dari kebutuhan-kebutuhan diatas, dapat disimpulkan bahwa ruang-ruang

yang dibutuhkan dalam sebuah rumah tinggal yaitu: ruang tamu, ruang

keluarga, ruang tidur, dapur, ruang makan, kamar mandi. Namun, dalam

compact house design, ruang-ruang tersebut tidaklah harus berdiri sendiri.

Dalam satu ruang, bisa saja mencangkup dua fungsi atau lebih.

b. Furniture yang lebih baik digunakan dalam compact house design

menurut Abimantra (Dsign NET, 2015)yaitu disesuaikan dengan ukuran

ruang danfurniture yang multifungsi. Dengan begitu, jumlah furniture

yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dapat dikurangi

dan lebih menghemat tempat. Untuk tempat penyimpanan, lebih baik

menggunakan furnitureyang bisa memuat banyak barang.

UPT Perpstakaan ISI Yogyakarta

c. Warna yang digunakan dalam ruangan tentu harus dipikirkan dengan baik

agar rumah yang sempit terlihat luas. Abimantra (Dsign NET, 2015)

menganalogikan dinding sebagai kanvas kosong agar dapat

dikomposisikan dengan elemen atau furniture yang tepat. Penggunaan

warna dinding yang disarankan adalah dengan menggunakan warna netral

(putih, krem, abu-abu). Dengan begitu furniture yang diletakkan lebih

dapat menggunakan warna yang bervariasi. Dengan komposisi yang tepat,

ruangan tersebut akan terlihat estetis namun juga tidak menyesakkan.

Desain akhir dari penerapan konsep di atas adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Area Kamar Mandi Santri

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)

Gambar 3. Hasil Desain (Sumber:

Dokumentasi pribadi, 2018)

Bedasarkan hasil study typology pada area tempat MCK satri seringkali

menaruh barang secara acak karena belum mempunyai fasilitas untuk meletakan

barang kebersihan para santri. Ukuran dan bentuk yang bermacam – macam juga

membuat perabot tampak kurang rapi. Santri membutuhkan failitas untuk

meletakan barang secara vertical agar dapat menampung barang secara optimal

tanpa membutuhkan banyak space.

Gambar 4. Kamar Inap Kelas III (Sumber:

Dokumentasi Pribadi, 2018)

Gambar 5. Hasil Redesain Kamar Inap Kelas III

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)

UPT Perpstakaan ISI Yogyakarta

Permasalahan yang terdapat pada kamar santri adalah menaruh barang

dengan tidak teratur, dan mempunyai tempat penyimpanan yang berbeda-beda

membuat ruangan menjadi acak dan mengurangi sirkulasi dalam ruangan. Tidak

memisahkan antara barang kotor dan barang bersih sehingga membuat ruangan

bau dan kurang sehat.

Santri yang berada dibagian bawah kurang mendapatkan sirkulasi udara dan

sirkulasi cahaya baik disiang hari ataupun dimalam hari. Sehingga santri yang

berada dibawah merasa gelap dan panas karena terhalang oleh ranjang yang

berada diatasnya. Begitu pula sebaliknya, santri yang berada diatas merasa

mendapatkan kelebihan sirukasi udara dan sirkulasi cahaya. Sehingga santri yang

berada di atas merasa silau jika di malam hari karena berdekatan dengan lampu

dan merasa kedinginan karena dekat dengan fentilasi dan kipas angin blower.

IV. KESIMPULAN

Pada perancangan pondok pesantren cinta quran cenetr (CQC) Tangerang dengan

kapasitas ruang yang kecil dengan jumlah yang banyak. Dikarenakan pondok

pesantren ini belum dibangun fisiknya, maka desainer mengawali proses desain

dengan study tipologi untuk mencari sample kasus yang ada pada pondok

pesantren lain sebagai acuhan fisik dalam mendesain.

Hasil dari perancangan pondok pesantren cinta quran cenetr tangerang

dengan konsep compact house design dalam pemecahkan beberapa masalah yang

ada diruangan asrama dengan luas ruang terbatas untuk menampung banyak

santriyang beraktivitas tinggi. Pemanfaatan setiap spacefurniture dengan fusngi

ganda dan penataan secara vertica untuk menambah space sirkulasi dala ruangan.

Pemanfaatan sirkulasi alami melalui ventilasi dan horizontal sebagai penghawaan

didalam asrama.

Dari perancangan pondok pesantren ini diharapkan mahasiswa atau desainer

interior dapat mengembangkan pemikiran dan kemampuannya untuk

memecahkan masalah dalam ruangan pesantren dengan memperhatikan faktor-

faktor permasalahan yang ada didalam pesantren.

UPT Perpstakaan ISI Yogyakarta

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Akmal, I.2012.Compact House Living in High Density. Jakarta: PT.Imaji

Media Pustaka.

Ching, Francis D.K. (1993). Teori Arsitektur: Bentuk, ruang, dan

susunannya. Jakarta: Erlangga

Data Kemendagri. Dari https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tangerang,

diakses pada 3 Januari 2019

Faunillan, F., & Davidson, J. 2015. Compact Living: Maximizing Your

Limited House Space. Mendon: Mendon Cottage Books.

Hanggara, R. 2015. Era Rumah Desain Compact. Dari

Kilmer, et al. 2014 Skema Metode Desain. New York: Ted Buchholz.

Lawson, F. 1976. Hotels, Motels, and Condominiums: Design, Planning and

Maintenance Architecture. London:Pres Ltd.

Rowan, G. 2013. Compact Houses: 50 Creative Floor Plans for Well-

Designed Small Homes. North Adams: Storey Publishing.

B. Web

Anonim. 2015. Penataan Area Pada Compact House Dsign. Dari

https://www.youtube.com/watch?v=7BbMl ZX-j3U, diakses pada 31

Desember 2018.

Bahraen, R. 2012. Kesehatan Islam, Muamalah. Dari

https://muslimafiyah.com/beberapa-masalah-kesehatan-yang-sering-

muncul-di-pondok-pesantren.html diakses pada 31 desember 2018.

Imazu. 2009. Zoning. Dari http://imazu.wordpress.com/zoning/, diakses pada

3 Maret 2018.

UPT Perpstakaan ISI Yogyakarta