uraian lengkap tentang dewata nawa sanga

21
Uraian Lengkap tentang Dewata Nawa Sanga - Penguasa 9 Penjuru Mata Angin jumlah Deva yaitu sebanyak 33 yang terdapat di tiga ( 3 ) alam ( mandala ) . Ketigapuluh tiga Deva tersebut terdiri dari 8 Vasu ( Basu ), 11 Rudra, 12 Aditya, Indra dan Prajapati. Berikut ini adalah nama dan makna menurut Upanishad Brihadaranyaka dan itihasa Mahabharata, Kedelapan Vasu tersebut adalah : 1. Agni ( dewa api - "Panas api" ), atau Anala (juga disebut Agni) yang bermakna "Hidup" 2. Prthivi ( dewa tanah - "Bumi" ), atau Dhara yang bermakna "Dukungan" 3. Vayu ( dewa angin - "Angin" ), atau Anila yang bermakna "Angin" 4. Dyaus ( dewa langit - "Langit" ), atau Prabhasa yang bermakna "Bersinar fajar" 5. Aditya ( dewa matahari - "Abadi", nama yang sangat umum untuk matahari adalah Surya ), atau Pratyūsha yang bermakna "Pra-fajar", yaitu senja pagi, tetapi sering digunakan hanya berarti "cahaya" 6. Savitra ( dewa antariksa - "Ruang" ), atau Ha yang bermakna "Meresapi" 7. Chandramas ( dewa bulan - "Bulan" ), atau Soma yang bermakna "Soma-tanaman", dan nama yang sangat umum untuk bulan 8. Nakstrani ( dewa bintang - "Bintang" ), atau Dhruva yang bermakna "Bergerak", nama Polestar Rudra sebagai salah satu aspek Deva-deva, merupakan unsur hidup dan kehidupan yang disebut sebagai Rudra prana. Kesebelas Rudras yang mengatur alam semesta (buana agung dan buana alit), diantaranya Kapali, pingala, Bima, Virupaksha, Vilohita, Shasta, Ajapada, Abhirbudhnya, Shambu, Chanda, dan Bhava. 1. Kapali menunjukkan tulang (dinyatakan dalam istilah feminin) atau cangkir / mangkuk yang digunakan untuk menyimpan makanan. Dengan kata lain bisa disebut sebagai kepala perempuan atau penyedia perempuan. Ini menunjukkan kekuatan Rudra tertanam jauh di dalam Amba. 2. Pingala menunjukkan api coklat kemerahan. Ini adalah api yang dimulai di Amba bawah pengaruh Purusha 3. Bima menunjukkan kekuatan, kuat hebat dan luar biasa. Ini adalah gaya Prana (Angkatan Kuat atau gluon dalam istilah modern) yang terbentuk api di Amba, 4. Virupa-aksha menunjukkan multi-lipat, multi-warna mata. Ini adalah Aksi / Caksu kekuatan ( tenaga lapangan) yang berasal dari Amba, 5. Vilohita menunjukkan kekuatan merah tua. Merah menunjukkan jarak jauh. Ini adalah Higgs kekuatan-bidang yang memiliki jangkauan panjang dengan intensitas rendah (Higgs lapangan)

Upload: djancoque

Post on 27-Dec-2015

2.251 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Uraian Lengkap Tentang Dewata Nawa Sanga

Uraian Lengkap tentang Dewata Nawa Sanga - Penguasa 9 Penjuru Mata Angin

jumlah Deva yaitu sebanyak 33 yang terdapat di tiga ( 3 ) alam ( mandala ) . Ketigapuluh tiga Deva tersebut terdiri dari 8 Vasu ( Basu ), 11 Rudra, 12 Aditya, Indra dan Prajapati. 

 

 

 

Berikut ini adalah nama dan makna menurut Upanishad Brihadaranyaka dan itihasa Mahabharata, Kedelapan Vasu tersebut adalah : 

1. Agni ( dewa api - "Panas api" ), atau Anala (juga disebut Agni) yang bermakna "Hidup"2. Prthivi ( dewa tanah - "Bumi" ), atau Dhara yang bermakna "Dukungan"3. Vayu ( dewa angin - "Angin" ), atau Anila yang bermakna "Angin"4. Dyaus ( dewa langit - "Langit" ), atau Prabhasa yang bermakna "Bersinar fajar"5. Aditya ( dewa matahari - "Abadi", nama yang sangat umum untuk matahari adalah Surya ),

atau Pratyūsha yang bermakna "Pra-fajar", yaitu senja pagi, tetapi sering digunakan hanya berarti "cahaya"

6. Savitra ( dewa antariksa - "Ruang" ), atau Ha yang bermakna "Meresapi"7. Chandramas ( dewa bulan - "Bulan" ), atau Soma yang bermakna "Soma-tanaman", dan nama yang

sangat umum untuk bulan8. Nakstrani ( dewa bintang - "Bintang" ), atau Dhruva yang bermakna "Bergerak", nama Polestar

 

 

Rudra sebagai salah satu aspek Deva-deva, merupakan unsur hidup dan kehidupan yang disebut sebagai Rudra prana. Kesebelas Rudras yang mengatur alam semesta (buana agung dan buana alit), diantaranya Kapali, pingala, Bima, Virupaksha, Vilohita, Shasta, Ajapada, Abhirbudhnya, Shambu, Chanda, dan Bhava.

 

1. Kapali menunjukkan tulang (dinyatakan dalam istilah feminin) atau cangkir / mangkuk yang digunakan untuk menyimpan makanan. Dengan kata lain bisa disebut sebagai kepala perempuan atau penyedia perempuan. Ini menunjukkan kekuatan Rudra tertanam jauh di dalam Amba. 

2. Pingala menunjukkan api coklat kemerahan. Ini adalah api yang dimulai di Amba bawah pengaruh Purusha 

3. Bima menunjukkan kekuatan, kuat hebat dan luar biasa. Ini adalah gaya Prana (Angkatan Kuat atau gluon dalam istilah modern) yang terbentuk api di Amba, 

4. Virupa-aksha menunjukkan multi-lipat, multi-warna mata. Ini adalah Aksi / Caksu kekuatan ( tenaga lapangan) yang berasal dari Amba, 

5. Vilohita menunjukkan kekuatan merah tua. Merah menunjukkan jarak jauh. Ini adalah Higgs kekuatan-bidang yang memiliki jangkauan panjang dengan intensitas rendah (Higgs lapangan) 

6. Abhirbudnya menunjukkan sesuatu yang di kedalaman atau jauh di dalam inti. Ini adalah Getaran yang menyebabkan senar terbentuk pada Amba bergetar seperti partikel Core (Baryon), 

7. Shasta menunjukkan untuk menahan, mengendalikan, perintah atau perintah. Ini adalah getaran yang menyebabkan senar terbentuk pada Amba terlihat seperti partikel tersembunyi, yang merupakan 'Mana' Partikel (meson) 

8. Ajapada menunjukkan kambing berkaki. Ini adalah getaran yang menyebabkan senar terbentuk pada Amba untuk menjauh dan membentuk partikel Satelit (lepton) dengan Getaran yang berbeda. Ini adalah kekuatan yang membawa dalam Apana (mengusir kekuatan atau Angkatan Lemahnya boson W dan Z) dan memulai proses dari Peluruhan Radio-aktif yang tidak lain adalah kematian. Hal ini disebut sebagai kambing berkaki dengan kekuatan atom bisa dibentuk dengan penta / struktur heksagonal. (Orbit elips beberapa partikel satelit sekitar partikel inti membentuk struktur kaki berbentuk kambing) 

Page 2: Uraian Lengkap Tentang Dewata Nawa Sanga

9. Bhava menunjukkan datang ke keberadaan atau kelahiran. Ini adalah getaran yang menyebabkan ziznam. 

10. Chanda menunjukkan memikat atau mengundang. Ini adalah getaran yang menyebabkan Reta yang berarti aliran bergerak atau mengalir. 

11. Shambu menunjukkan mempertemukan atau bertemu atau bergabung. Ini adalah getaran yang menyatukan ziznam, reta dan Apa dan menyediakan platform untuk hidup, 

Semua makhluk biologis memiliki dimensi kesembilan, kesepuluh dan kesebelas, di alam semesta Ruang. Medan gaya yang hadir di ruang mana-mana (yang berasal dari Amba) mendorong proses penciptaan protein, medium asam dan basa menengah yang memulai proses kehidupan biologis. Bidang ini berlaku dapat dipahami sebagai mewujudkan sebagai kondisi lingkungan untuk evolusi kehidupan biologis (untuk misalnya, suhu air dll) di seluruh alam semesta untuk membuat protein, asam dan basa. 

 Dewa Brahma dengan saktinya Dewi Saraswati, kendaraannya Angsa, senjatanya Danda/Gada dengan aksara suci “Ang”

1. Dewa Wisnu dengan saktinya Dewi Sri (Laksmi), kendaraannya burung Garuda, senjatanya Cakra dengan aksara suci “Ung”

2. Dewa Siwa dengan saktinya Dewi Durga (Uma), kendaraannya Lembu, senjatanya Padma dengan aksara suci “Mang” 

 

 

Semua perwujudan Dewa dan Saktinya diwujudkan berbeda-beda tergantung dari penggambaran umat Hindu terhadap beliau. Misalnya wujud Dewa dan Saktinya di India dan di Bali sangatlah berbeda, namun fungsinya sama. 

Semua sakti-sakti para Dewa itu digambarkan memiliki paras yang cantik, namun Dewi Uma yang cantik apabila dalam tugasnya sebagai Dewi Maut (Durga) memiliki wajah yang sering digambarkan dalam wujud Rangda oleh masyarakat Bali. 

Dewa Brahma berwujudkan sebagai Maha Rsi yang tua karena usia beliau melebihi alam semesta, dikarenakan Dewa Brahma-lah yang bertugas menciptakan segala sesuatu di alam semesta ini, beliau juga diwujudkan dalam bentuk berwajah empat (Catur Muka). 

Dewa Wisnu berwujudkan sebagai Dewa yang berparas paling elok, beliau juga diwujudkan dalam bentuk berkepala tiga (Tri Sirah). 

Dewa Siwa berwujudkan seorang Pertapa, karena beliaulah yang menguasai hidup manusia sehingga beliaulah yang akan meleburnya kembali, beliau juga diwujudkan bertangan empat (Catur Buja). 

 

Dari perwujudan sesuai gambaran umatnya inilah dibuatkan patung (arca). 

Dalam ajaran Hindu, jumlah Dewa adalah banyak sekali sesuai setiap fungsi yang ada dalam alam semesta ini. Diibaratkan Sang Hyang Widhi adalah Matahari, maka Dewa adalah sinar matahari yang jumlahnya tak terhingga. Matahari dikatakan panas, namun sinar nyalah yang menyentuh kita secara langsung. 

 

 

 

Demikian juga dengan Sang Hyang Widhi, Dewa sebagai sinar sucinya lah yang menghubungkan kita langsung denganNya. Mungkin dalam agama lain disebutkan Dewa itu sebagai Malaikat. 

 

Page 3: Uraian Lengkap Tentang Dewata Nawa Sanga

 

Dalam ajaran Hindu ada sebutan Tri Murti, Panca Dewata/Panca Brahma, Dewata Nawa Sanga, Asta Dewata, Panca Korsika dan lainnya. Panca Dewata adalah manifestasi Sang Hyang Widhi sebagai penjaga segala penjuru mata angin yaitu : 

1. Sadyojata (Iswara) di Timur dengan aksara suci “Sa”2. Bamadewa (Brahma) di Selatan dengan aksara suci “Ba”3. Tat Purusa (Maha Dewa) di Barat dengan aksara suci “Ta”4. Aghora (Wisnu) di Utara dengan aksara suci “A”5. Isana (Siwa) di Tengah dengan aksara suci “I” 

 

Panca Dewata disebut juga dengan Panca Brahma, sehingga kelima aksara suci “Sa Ba Ta A I” disebut “Panca Brahma Wijaksara”. 

Disamping itu ada juga lima manifestasi Hyang Widhi lainnya yaitu :

1. Maheswara di Tenggara dengan aksara suci “Na”2. Rudra/Ludra di Barat Daya dengan aksara suci “Ma" 3. Sangkara di Barat Laut dengan aksara suci “Si”4. Sambu di Timur Laut dengan aksara suci “Wa”5. Siwa di Tengah dengan aksara suci “Ya” 

 

Kelima aksara suci “Na Ma Si Wa Ya” disebut dengan Panca Aksara. 

Namun dalam ajaran agama Budha Mahayana, Panca Dewata (Panca Brahma) disebut dengan “Panca Tatagata” yaitu: 

1. Aksobhya di Timur dengan aksara suci “Ah”2. Ratnasambhawa di Selatan dengan aksara suci “Ung”3. Amitaba di Barat dengan aksara suci “Trang”4. Amogasidhi di Utara dengan aksara suci “Hrih”5. Wairocana di Tengah dengan aksara suci “Ang” 

 

Sehingga kelima aksara “Ah Ung Trang Hrih Ang” disebut dengan Panca Wijaksara Tatagata sedangkan Panca aksara Budha nya “Na Ma Bu Da Ya”. 

Apabila dalam Panca Aksara dan Panca Brahma Wijaksara digabungkan menjadi DASA AKSARA “Sa Ba Ta A I Na Ma Si Wa Ya”, jika ditambahkan dengan aksara “Om” maka disebut “Eka Dasa Aksara”. 

 

Dewata Nawa Sanga sering disebut juga dengan “Loka Pala”. 

 

 

 

Asta Dewata adalah delapan manifestasi sifat Hyang Widhi sebagai penguasa yaitu :

Page 4: Uraian Lengkap Tentang Dewata Nawa Sanga

 

1. Indra menguasai Hujan 2. Baruna menguasai Lautan3. Yama menguasai Arwah Manusia4. Kuwera menguasai Kekayaan Alam5. Bayu menguasai Angin6. Agni menguasai Api 7. Surya menguasai Matahari8. Candra menguasai Bulan 

Beberapa sebutan lain manifestasi Sang Hyang Widhi di penjuru mata angin adalah Panca Korsika, yaitu: 

1. Sang Hyang Korsika di Timur2. Sang Hyang Garga di Selatan3. Sang Hyang Mentri di Barat 4. Sang Hyang Kurusya di Utara 5. Sang Hyang Prutanjala di Tengah

 

 

Dewata Nawasanga adalah sembilan dewa atau manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang menjaga atau menguasai sembilan penjuru mata angin. Sembilan dewa itu adalah Dewa Wisnu, Sambhu, Iswara, Maheswara, Brahma, Rudra, Mahadewa, Sangkara, dan Siwa. 

 

 

ERSANYA / TIMUR LAUT 

Urip : 6; 

Dewa : Sambu; 

Sakti : Maha Dewi; 

Senjata : Trisula; 

Warna : Biru; 

Aksara : Wa; 

Bhuwana Alit : Ineban; 

Tunggangannya : Wilmana; 

Bhuta : Pelung; 

Tastra : Pa dan Ja; 

Sabda : Mang mang; 

Page 5: Uraian Lengkap Tentang Dewata Nawa Sanga

Wuku : Kulantir, Kuningan, Medangkungan, Kelawu; 

Caturwara : Sri; 

Sadwara : Urukung; 

Saptawara : Sukra; 

Astawara : Sri; 

Sangawara : Tulus; 

Dasawara : Sri; 

Dewa Sambhu merupakan penguasa arah timur laut (Ersanya), bersenjata Trisula, wahananya (kendaraan) Wilmana, shaktinya Dewi Mahadewi, aksara sucinya "Wa", di Bali beliau dipuja di Pura Besakih terletak di Kabupaten Karangasem 

Banten : Dewata-dewati, Sesayut Telik Jati, Tirta Sunia Merta; 

Mantra : Ong trisula yantu namo tasme nara yawe namo namah, ersanya desa raksa baya kala raja astra, jayeng satru, Ong kalo byo namah. 

 

 

PURWA / TIMUR 

Urip : 5; 

Dewa : Iswara; 

Sakti : Uma Dewi; 

Senjata : Bajra; 

Warna : Putih; 

Aksara : Sa (Sadyojata)

Bhuwana Alit : Pepusuh; 

Tunggangannya : Gajah; 

Bhuta : Jangkitan; 

Tastra : A dan Na; 

Sabda : Ngong ngong; 

Wuku : Taulu, Langkir, Matal, Dukut; 

Dwiwara : Menga; 

Pancawara : Umanis; 

Sadwara : Aryang; 

Page 6: Uraian Lengkap Tentang Dewata Nawa Sanga

Saptawara : Redite; 

Astawara : Indra; 

Sangawara : Dangu; 

Dasawara : Pandita; 

Dewa Iswara merupakan penguasa arah timur (Purwa), bersenjata Bajra, wahananya (kendaraan) gajah, shaktinya Dewi Uma, aksara sucinya "Sa", di Bali beliau dipuja di Pura Lempuyang. 

Banten : Penyeneng, Sesayut Puja Kerti; 

Mantra : Ong bajra yantuname tasme tikna rayawe namo namah purwa desa, raksana ya kala rajastra sarwa, satya kala byoh namah namo swaha. 

 

 

GENYA / TENGGARA 

Urip : 8; 

Dewa : Mahesora; 

Sakti : Laksmi Dewa; 

Senjata : Dupa; 

Warna : Dadu/Merah Muda; 

Aksara : Na; 

Bhuwana Alit ; Peparu; 

Tunggangannya : Macan; 

Bhuta : Dadu; 

Tastra : Ca dan Ra; 

Sabda : Bang bang; 

Wuku : Uye, Gumbreg, Medangsia, Watugunung; 

Caturwara : Mandala; 

Sadwara : Paniron; 

Saptawara : Wraspati; 

Astawara : Guru; 

Sangawara : Jangu; 

Dasawara : Raja; 

Page 7: Uraian Lengkap Tentang Dewata Nawa Sanga

Dewa Maheswara merupakan penguasa arah tenggara (Gneyan), bersenjata Dupa, wahananya (kendaraan) macan, shaktinya Dewi Lakshmi, aksara sucinya "Na", di Bali beliau dipuja di Pura Goa Lawah terletak di Kabupaten Klungkung 

Banten : Canang, sesayut Sida Karya, Tirta Pemarisuda; 

Mantra : Ong dupa yantu namo tasme tiksena nara yawe namo namah, genian dasa raksa raksa baya kala rajastra, jayeng satru kala byoh namo namah. 

 

 

DAKSINA / SELATAN 

Urip : 9; 

Dewa : Brahma; 

Sakti: Saraswati Dewi; 

Senjata : Gada / Danda; 

Warna : Merah; 

Aksara : Ba (Bamadewa)

Bhuwana Alit : Hati; 

Tunggangannya : Angsa; 

Bhuta : Langkir; 

Tastra : Ka dan Da; 

Sabda : Ang ang; 

Wuku : Wariga, Pujut, Menail; 

Triwara : Pasah; 

Pancawara : Paing; 

Sadwara : Was; 

Saptawara : Saniscara; 

Astawara : Yama; 

Sangawara : Gigis; 

Dasawara : Desa; 

Dewa Brahma merupakan penguasa arah selatan (Daksina), bersenjata Gada, wahananya (kendaraan) angsa, shaktinya Dewi Saraswati, aksara sucinya "Ba", di Bali beliau dipuja di Pura Andakasa terletak di Kabupaten Karangasem 

Banten : Daksina, Sesayut Candra Geni, Tirta Kamandalu; 

Page 8: Uraian Lengkap Tentang Dewata Nawa Sanga

Mantra : Ong danda yantu namo tasme tiksena nara yawe namo namah, daksina desa raksa baya, kala rajastra jayeng satru, Ong kala byoh nama swaha. 

 

 

NORITYA / BARAT DAYA 

Urip : 3; 

Dewa : Rudra; 

Sakti : Santani Dewi; 

Senjata : Moksala; 

Warna : Jingga; 

Aksara : Ma; 

Bhuwana Alit : Usus; 

Tunggangannya : Kebo; 

Bhuta : Jingga; 

Tastra : Ta Dan Sa; 

Sabda : Ngi ngi; 

Wuku : Warigadian, Pahang, Prangbakat; 

Caturwara : Laba; 

Sadwara : Maulu; 

Saptawara : Anggara; 

Astawara : Ludra; 

Sangawara : Nohan; 

Dasawara : Manusa 

Dewa Rudra merupakan penguasa arah barat daya (Nairiti), bersenjata Moksala, wahananya (kendaraan) kerbau, shaktinya Dewi Samodhi/Santani, aksara sucinya "Ma", di Bali beliau dipuja di Pura Uluwatu terletak di Kabupaten Badung 

Banten : Dengen dengen, Sesayut Sida Lungguh, Tirta Merta Kala, Tempa pada Usus; 

Mantra : Ong moksala yantu namo tasme tiksena nara yawe namo namah, noritya desanya raksa baya kala rajastra, jayeng satru Ong kala byoh nama swaha. 

 

 

PASCIMA / BARAT 

Page 9: Uraian Lengkap Tentang Dewata Nawa Sanga

Urip : 7; 

Dewa : Mahadewa; 

Sakti : Saci Dewi; 

Senjata : Nagapasa; 

Warna : Kuning; 

Aksara : Ta (Tat Purusa)

Bhuwana Alit : Ungsilan; 

Tunggangannya : Naga; 

Bhuta : Lembu Kanya; 

Tastra : Wa dan La; 

Sabda : Ring ring; 

Wuku : Sinta, Julungwangi, Krulut, Bala; 

Triwara : Kajeng; 

Pancawara : Pon; 

Sadwara : Tungleh; 

Saptawara : Buda; 

Astawara : Brahma; 

Sangawara : Ogan; 

Dasawara : Pati; 

Dewa Mahadewa merupakan penguasa arah barat (Pascima), bersenjata Nagapasa, wahananya (kendaraan) Naga, shaktinya Dewi Sanci, aksara sucinya "Ta", di Bali beliau dipuja di Pura Batukaru terletak di Kabupaten Tabanan 

Banten : Danan, Sesayut tirta merta sari, Tirta Kundalini; 

Mantra : Ong Naga pasa yantu namo tasme tiksena nara yawe namo, pascima desa raksa bala kala rajastra, jayeng satru, Ong kala byoh namo namah swaha. 

 

 

WAYABYA / BARAT LAUT 

Urip : 1; 

Dewa : Sangkara; 

Sakti : Rodri Dewi; 

Page 10: Uraian Lengkap Tentang Dewata Nawa Sanga

Senjata : Angkus /Duaja; 

Warna : Wilis / Hijau; 

Aksara : Si; 

Bhuwana Alit : Limpa; 

Tunggangannya : Singa; 

Bhuta : Gadang/Hijau; 

Tastra : Ma dan Ga; 

Sabda : Eng eng; 

Wuku : Landep, Sungsang, Merakih, Ugu; 

Ekawara : Luang; 

Caturwara : Jaya; 

Astawara : Kala; 

Sangawara : Erangan; 

Dasawara : Raksasa; 

Dewa Sangkara merupakan penguasa arah barat laut (Wayabhya), bersenjata Angkus/Duaja, wahananya (kendaraan) singa, shaktinya Dewi Rodri, aksara sucinya "Si", di Bali beliau dipuja di Pura Puncak Mangu terletak di Kabupaten Badung 

Banten : Caru, Sesayut candi kesuma, Tirta Mahaning; 

Mantra : Ong duaja yantu namo tiksena nara yawe namo, waybya desa raksa baya kala rajastra, jayeng satru, Ong kalo byoh namo namah swaha. 

 

 

UTTARA / UTARA 

Urip : 4; 

Dewa : Wisnu; 

Sakti : Sri Dewi; 

Senjata : Cakra; 

Warna : Ireng / Hitam; 

Aksara : A (Aghora)

Bhuwana Alit : Ampru; 

Tunggangannya : Garuda; 

Page 11: Uraian Lengkap Tentang Dewata Nawa Sanga

Bhuta : Taruna; 

Tastra : Ba dan Nga; 

Sabda : Ung; 

Wuku : Ukir, Dungulan, Tambir, Wayang; 

Dwiwara : Pepet; 

Triwara : Beteng; 

Pancawara : Wage; 

Saptawara : Soma; 

Astawara : Uma; 

Sangawara : Urungan; 

Dasawara : Duka; 

Dewa Wisnu merupakan penguasa arah utara (Uttara), bersenjata Chakra Sudarshana, wahananya (kendaraan) Garuda, shaktinya Dewi Sri, aksara sucinya "A", di Bali beliau dipuja di Pura Ulundanu terletak di Kabupaten Bangli 

Banten : Peras, Sesayut ratu agung ring nyali, Tirta Pawitra; 

Mantra : Ong cakra yantu namo tasme tiksena ra yawe namo namah utara desa raksa baya, kala raja astra jayeng satru, Ong kala byoh namo namah swaha. 

 

 

MADYA / TENGAH 

Urip : 8; 

Dewa : Siwa; 

Sakti : Uma Dewi (Parwati); 

Senjata : Padma; 

Warna : Panca Warna brumbun; 

Aksara : I (Isana) dan Ya; 

Bhuwana Alit : Tumpuking Hati; 

Tunggangannya : Lembu; 

Bhuta : Tiga Sakti; 

Tastra : Ya dan Nya; 

Sabda : Ong; 

Page 12: Uraian Lengkap Tentang Dewata Nawa Sanga

Saptawara : Kliwon; 

Sangawara : Dadi; 

Dewa Siwa merupakan penguasa arah tengah (Madhya), bersenjata Padma, wahananya (kendaraan) Lembu Nandini,senjata Padma shaktinya Dewi Durga (Parwati), aksara sucinya "I" dan "Ya", di Bali beliau dipuja di Pura Besakih terletak di Kabupaten Karangasem 

Banten : Suci, Sesayut Darmawika, Tirta Siwa Merta, Sunia Merta, Maha Merta; 

 

Mantra : Ong padma yantu namo tasme tiksena nara yawe namo namah, madya desa raksa baya, kala rajastra jayeng satru kala byoh namo swaha.

 

Hal ini didukung oleh beberapa data tambahan yang diambil dari 2 sumber yaitu

 

 

Geguritan Gunatama 

 

Dalam geguritan Gunatama diceritakan bahwa I Guna Tama pergi kepada pamannya Ki Dukuh untuk meminta ilmu pengetahuan di Gunung Kusuma . Hal pertama yang oleh Ki Dukuh perintahkan kepada I Gunatama adalah agar ia belajar berkonsentrasi melalui pemahaman terhadap warna bunga. Hal itu dapat dilihat pada geguritan berikut : 

Bunga petak maring purwa, kembang jingga gnewan sami, sekar abang ring daksina, ring pascima kembang jenar, mapupul maring wayabia, Bunga ireng ring utara, ersania birune sami, mancawarnane ring madia, punika tandur ring kayun, apang urip dadi mekar, to uningin, patute anggon padapa. 

Geguritan tersebut berarti : 

“ Bunga putih ditimur, bunga jingga gnewan semua, bunga merah di selatan, yang di barat bunga kuning, berkumpul di barat laut. Bunga hitam di utara, timur laut semuanya biru, panca warna di tengah, itulah ditanam di hati, supaya hidup berkembang, ketahuilah itu, kebenaran dipakai selimut “ 

 

 

penggunaan tunjung warna putih akan menyebabkan kelahiran berikutnya (reinkarnasi) menjadi manusia yang kaya raya, dermawan dan sejahtera 

penggunaan tunjung warna dadu akan menyebabkan kelahiran berikutnya (reinkarnasi) menjadi manusia yang kaya raya, dermawan dan sejahtera 

penggunaan tunjung warna merah akan menyebabkan kelahiran berikutnya (reinkarnasi) menjadi manusia yang kaya raya, dermawan dan sejahtera 

penggunaan tunjung warna biru akan menyebabkan kelahiran berikutnya (reinkarnasi) menjadi manusia yang sempurna , dan pintar (berilmu pengetahuan) 

Page 13: Uraian Lengkap Tentang Dewata Nawa Sanga

penggunaan tunjung warna jingga akan menyebabkan kelahiran berikutnya (reinkarnasi) menjadi manusia yang sabar serta menjalankan Dharma, susila, 

penggunaan tunjung warna hijau akan menyebabkan kelahiran berikutnya (reinkarnasi) menjadi manusia yangberani bertarung di medan laga, sebagai prajuurit sejati dengan watak yang sangat baik ( berpendidikan ) 

penggunaan tunjung warna kuning akan menyebabkan kelahiran berikutnya (reinkarnasi) menjadi manusia yang tekun mengerjakan tapa , brata, dan mempunyai budi yang luhur 

penggunaan tunjung warna hitam akan menyebabkan kelahiran berikutnya (reinkarnasi) menjadi manusia yang berkelakuan baik, suci laksananya, tampan dan dan senantiasa menimbulkan kedamaian 

penggunaan tunjung panca warna akan menyebabkan kelahiran berikutnya (reinkarnasi) menjadi manusia yang keseluruhan hidupnya diliputi oleh kebaikan, disayangi oleh setiap orang 

 

Disamping hal tersebut di atas dapat dikatakan bahwa dari 8 warna dasar yang diberikan oleh Berlin dan Kay, dalam Agama Hindu terutama dalam Dewata Nawa Sanga terdiri dari dari empat warna dasar yaitu : merah, putih, kuning, dan hitam. Hal ini disebabkan karena warna hijau yang berada di barat laut ( barat dan utara ) merupakan perpaduan antara kuning dan hitam ; warna dadu yang berada di tenggara ( timur dan selata ) merupakan perpaduan antara putih dengan merah ; warna jingga yang berada di barat daya ( barat dan selatan ) merupakan perpaduan antara merah dengan kuning.

 

Fungsi dan Makna Warna dalam Dewata Nawa Sanga

 

 

Berdasarkan simbol simbol yang ada dalam Dewata Nawa Sanga, maka fuungsi dan makna warna dalam Dewata Nawa Sanga dalam Agama Hindu dapat dianalisis seperti dibawah ini : 

1. Makna warna hitam yang berada disebelah utara dengan Dewa Wisnu menurut budaya hindu berarti gunung, dengan fungsi sebagai pemelihara. Menurut makna MSA berarti arang, gelap, sedangkan makna universal memiliki makna : heightàgreatness, massà generousity, source of living, gelap, ketakutan, sial, kematian, penguburan, penghancuran, berkabung, anarkisma, kesedihan, suram, gawat (kesan buruk) dan (kesan baik) berarti : kesalehan, kealiman, kemurnian, kesucian, kesderhanaan India ; pemelihara kehidupan, limitless, immortal

2. Makna warna Merah yang berada di Selatan dengan Dewa Brahma dengan pusaka Gada dan tanda api memiliki makna budaya laut, pencipta dan kekuatan, sedangkan menurut MSA berarti api dan darah. Makna universal yang terkandung dalam warna merah adalah : sumber dari segala sumber, berani, cinta , emosi , darah (rudhira), kehidupan, kebesaran, emosi, kemegahan, murah hati, cantik, hangat, berani, api, panas, bahaya, cinta (manusia à ß Tuhan), perang, sumber panas, benih dari kehidupan 

3.  Makna warna Putih dengan Dewa Iswara yang bersenjata Bajra, berada di sebelah Timur, dan dengan tanda jantung mempunyai makna matahari, pelebur, dan sumber kebangkitan. Makna putih dari MSA berarti terang, salju, dan susu dan makna universal berarti penerangan, pahlawan , sorga, kebangkitan, centre of human body, cinta, kesetiaan, penyerahan diri, absolut, suci, murni, lugu, tidak berdosa, perawan, simbol persahabatan, damai, jujur, kebenaran, bijaksana, alat untuk mencapai surga, kekeuatan angin 

4. Makna warna Kuning disebelah Barat dengan Dewa Mahadewa dengan senjata Nagasapah dan tanda lingkungan kabut memiliki makna budaya matahari terbenam, penjaga keseimbangan dan kekuasaan, sedangkan MSA berarti matahari. Makna universal dari warna kuning adalah end of journey, passive, (bad image) ; cemburu, iri, dengki, dendam,bohong, penakut, (good image) ; cahaya, kemuliaan, keagungan, kesucian, murah hati, bijaksana, penyatuan unsur udara + air dan tanah à evolutive process: 

Page 14: Uraian Lengkap Tentang Dewata Nawa Sanga

5. Makna warna Hijau yang berada di sebelah barat laut dengan Dewa Sangkara dan senjata angkus, dengan tanda lingkungan mendung memiliki makna budaya penyatuan matahari terbenam & laut, keseimbangan, kesempurnaan dalam MSA berarti tumbuh-tumbuhan, dan secara universal memiliki makna akhir dari segalanya, tumbuhan, kehidupan, kesuburan, vitalitas, muda, kelahiran kembali, harapan, kebebasan, dan simbol : kesuburan, kurir (messenger ), prophet

6. Makna warna Biru yang dalam Dewata Nawa Sanga berada di Timur Laut dengan Dewa Sambu bersenjata Trisula, dengan tanda lingkungan awan tebal memiliki makna budaya penyatuan matahari & laut, keseimbangan alam, penyatuan kebang-kitan, pemeliharaan dan pemusnahan ; kebebasan rohani. Dalam MSA biru berarti laut, langit, sedangkan makna universalnya adalah sumber dari segala sumber, senser, assosiated with the idea of birth and rebirth, sorga, langit, bangsawan, melankolis, jujur, cinta, setia, kebenaran, distincttion, excellence, kesedihan, dan makna asosiasi : hujan, banjir, kesedihan

7. Makna warna Dadu yang dalam Dewata Nawa Sanga berada disebelah tenggara dengan dewa Mahesora bersenjata dupa dan tanda lingkungan rambu (awan tipis) memiliki makna budaya penyatuan antara gunung dan matahari, keseimbangan alam, pembunuh indria. Menurut MSA, warna dadu memiliki makna yang sama dengan makna asali dari warna putih dan merah. Makna universalnya adalah : kebangkitan, kesadaran, kesadaran, kehidupan, halus, anggun, megah, persahabatan, kedamaian, emosional, dan dingin 

8. Makna warna Jingga dengan Dewa Rudra bersenjata Moksala yang berada di sebelah Barat Daya dengan tanda lingkungan halilintar, memiliki makna budaya penyatuan matahari terbenam dan gunung, pembasmi, kedahsyatan, sumber kemurkaan. Sedangkan makna Jingga menurut MSA merupkan makna yang terkandung dalam warna merah dan kuning. Makna Universal warna kuning adalah darah, the concept of circulation, kematian, bahaya, kehidupan, hangat, dendam, murka, pengorbanan, penyerahan diri, active force, supreme creative power, illumination, penyerahan, dan pengorbanan.

9. Makna warna Brumbun yang merupakan campuran warna putih + kuning + hitam + merah yang berada di tengah dengan Dewa Ciwa bersenjata Padma dan tanda lingkungan topan memiliki makna budaya pusat, pemusnah dan dasar dari semua unsur, kesucian. Makna warna ini menurut MSA adalah makna asali dari warna putih, kuning, hitam dan merah, sedangkan makna universalnya adalah : moving from : multiplicityà unity, space à spacelessness, time à timelessness, a mean toward contemplation and concentration, kesucian, victory, denote the interco-munication between inferior and the supreme, 5 = health, love , controller, violent, evil power 

demikian sekilas tentang dewata nawa sanga, mohon masukan dan kritikan atas tulisan diatas guna menyempurnakan tulisan ini. terima kasih.

 

jumlah Deva yaitu sebanyak 33 yang terdapat di tiga ( 3 ) alam ( mandala ) . Ketigapuluh

tiga Deva tersebut terdiri dari 8 Vasu ( Basu ), 11 Rudra, 12 Aditya, Indra dan Prajapati. 

Berikut ini adalah nama dan makna menurut Upanishad Brihadaranyaka dan itihasa

Mahabharata, Kedelapan Vasu tersebut adalah : 

1. Agni ( dewa api - "Panas api" ), atau Anala (juga disebut Agni) yang bermakna

"Hidup"

2. Prthivi ( dewa tanah - "Bumi" ), atau Dhara yang bermakna "Dukungan"

3. Vayu ( dewa angin - "Angin" ), atau Anila yang bermakna "Angin"

4. Dyaus ( dewa langit - "Langit" ), atau Prabhasa yang bermakna "Bersinar fajar"

5. Aditya ( dewa matahari - "Abadi", nama yang sangat umum untuk matahari adalah

Surya ), atau Pratyūsha yang bermakna "Pra-fajar", yaitu senja pagi, tetapi sering

digunakan hanya berarti "cahaya"

6. Savitra ( dewa antariksa - "Ruang" ), atau Ha yang bermakna "Meresapi"

7. Chandramas ( dewa bulan - "Bulan" ), atau Soma yang bermakna "Soma-tanaman",

dan nama yang sangat umum untuk bulan

Page 15: Uraian Lengkap Tentang Dewata Nawa Sanga

8. Nakstrani ( dewa bintang - "Bintang" ), atau Dhruva yang bermakna "Bergerak",

nama Polestar

Rudra sebagai salah satu aspek Deva-deva, merupakan unsur hidup dan kehidupan yang

disebut sebagai Rudra prana. Kesebelas Rudras yang mengatur alam semesta (buana

agung dan buana alit), diantaranya Kapali, pingala, Bima, Virupaksha, Vilohita, Shasta,

Ajapada, Abhirbudhnya, Shambu, Chanda, dan Bhava.

1. Kapali menunjukkan tulang (dinyatakan dalam istilah feminin) atau cangkir /

mangkuk yang digunakan untuk menyimpan makanan. Dengan kata lain bisa disebut

sebagai kepala perempuan atau penyedia perempuan. Ini menunjukkan kekuatan Rudra

tertanam jauh di dalam Amba. 

2. Pingala menunjukkan api coklat kemerahan. Ini adalah api yang dimulai di Amba

bawah pengaruh Purusha 

3. Bima menunjukkan kekuatan, kuat hebat dan luar biasa. Ini adalah gaya Prana

(Angkatan Kuat atau gluon dalam istilah modern) yang terbentuk api di Amba, 

4. Virupa-aksha menunjukkan multi-lipat, multi-warna mata. Ini adalah Aksi / Caksu

kekuatan ( tenaga lapangan) yang berasal dari Amba, 

5. Vilohita menunjukkan kekuatan merah tua. Merah menunjukkan jarak jauh. Ini

adalah Higgs kekuatan-bidang yang memiliki jangkauan panjang dengan intensitas rendah

(Higgs lapangan) 

6. Abhirbudnya menunjukkan sesuatu yang di kedalaman atau jauh di dalam inti. Ini

adalah Getaran yang menyebabkan senar terbentuk pada Amba bergetar seperti partikel

Core (Baryon), 

7. Shasta menunjukkan untuk menahan, mengendalikan, perintah atau perintah. Ini

adalah getaran yang menyebabkan senar terbentuk pada Amba terlihat seperti partikel

tersembunyi, yang merupakan 'Mana' Partikel (meson) 

8. Ajapada menunjukkan kambing berkaki. Ini adalah getaran yang menyebabkan

senar terbentuk pada Amba untuk menjauh dan membentuk partikel Satelit (lepton) dengan

Getaran yang berbeda. Ini adalah kekuatan yang membawa dalam Apana (mengusir

kekuatan atau Angkatan Lemahnya boson W dan Z) dan memulai proses dari Peluruhan

Radio-aktif yang tidak lain adalah kematian. Hal ini disebut sebagai kambing berkaki dengan

kekuatan atom bisa dibentuk dengan penta / struktur heksagonal. (Orbit elips beberapa

partikel satelit sekitar partikel inti membentuk struktur kaki berbentuk kambing) 

9. Bhava menunjukkan datang ke keberadaan atau kelahiran. Ini adalah getaran yang

menyebabkan ziznam. 

10. Chanda menunjukkan memikat atau mengundang. Ini adalah getaran yang

menyebabkan Reta yang berarti aliran bergerak atau mengalir. 

11. Shambu menunjukkan mempertemukan atau bertemu atau bergabung. Ini adalah

getaran yang menyatukan ziznam, reta dan Apa dan menyediakan platform untuk hidup

Page 16: Uraian Lengkap Tentang Dewata Nawa Sanga

Keadaan pancamahabhuta di bhuwana alit adalah sebagai berikut : 1. Tulang, kulit, daging, kuku dan bagian keras yang lainnya adalah unsur pratiwi (zat padat). 2. Darah, lemak, enzim-enzim dan cairan lainnya adalah unsur apah (zat cair). 3. Panas badan, cahaya dan warna badan adalah unsur teja (panas). 4. Nafas dan hawa serta bau badan adalah unsur wayu (udara). 5. Rambut dan bulu badan adalah unsur akasa (ether). 

Keadaan pancamahabhuta di bhuwana alit adalah sesuai dengan keadaan pancamahabhuta di bhuwana agung yaitu : 1. Zat padat adalah unsur pratiwi 2. Zat cair adalah unsur apah. 3. Panas, api dan sinar adalah unsur teja. 4. Udara atau hawa adalah unsur wayu/bayu. 5. Ether adalah unsur akasa.  

Di bhuwana agung ada yang disebut “sapta nadi” yaitu tujuh sungai yang dianggap suci di India. Ketujuh sungai itu adalah : sungai Gangga, sungai Sindu, sungai Saraswati, sungai Wipaca, sungai Kocika, sungai Yamuna dan sungai Serayu seperti yang disebutkan di dalam Wedhasanggraha di Bali, sebagai tempat untuk menyucikan diri dan melebur serta membuang kecemaran (leteh). 

Sapta nadi yang juga disebut “sapta segara” di bhuwana alit adalah :segara susu (darah), segara asin (keringat), segara santen (cairan otak), segara madu (air ludah), segara empehan (air susu), segara banyu (air seni) dan segara amerta (air mani), sebagai tempat melebur atau membuang kecemaran pada jasad manusia. Dalam bhuwana agung ada lima gunung yang dianggap suci disebut “panca giri” baik di India maupun di Bali. Di bhuwana alit ada juga yang disebut panca giri. Adapun perhubungannya sebagai berikut :1. Pancagiri di India yaitu : gunung Maliawan arahnya di timur, gunung Gandhamedhana arahnya di selatan, gunung Kailaca arahnya di barat, gunung Udaya arahnya di utara, gunung Mahameru arahnya di tengah. 

2. Pancagiri di Bali yaitu : gunung Lempuyang arahnya di timur, gunung Andhakasa arahnya di selatan, gunung Watukaru arahnya di barat, gunung Bratan arahnya utara, gunung Agung arahnya tengah. 

3. Pancagiri di bhuwana alit : jantung arahnya di timur, hati arahnya di selatan, limpa arahnya di barat, empedu arahnya di utara, kumpulan hati (paunduhan hati) arahnya di tengah. 

Matahari dan Bulan atau “surya-candra” di bhuwana agung, bila di bhuwana alit mata kanan disebut surya (matahari) dan mata kiri disebut candra (bulan). Di dalam upacara agama Hindu, matahari

Page 17: Uraian Lengkap Tentang Dewata Nawa Sanga

disimbolkan dengan “dipa” yaitu api yang menyala (padamaran) dan bulan disimbolkan “dupa” yaitu api yang tidak menyala (pasepan). Baik dipa maupun dupa, keduanya merupakan peralatan memuja Hyang Widhi bagi pendeta Hindu di Bali. Falsafah Hindu membagi bhuwana agung dan bhuwana alit masing-masing menjadi 7 lapisan atau tingkatan yang disebut “sapta patala”. Sapta patala di bhuwana agung adalah : suatala, atala, witala, satala-tala, santala, tala-tala dan tala. 

Adapun sapta patala di bhuwana alit adalah : paha (suatala), lutut (atala), betis (witala),pergelangan kaki (satala-tala), tumit (santala), tapak kaki (tala-tala) dan pusat tapak kaki (tala). Di dalam agama Hindu, dunia ini dibagi menjadi 9 penjuru mata angin dan masing-masing penjuru ada huruf sucinya yang disebut “wijaksara” dan ada Dewanya yang menjaga masing-masing penjuru dunia. Bhuwana alit juga dibagi 9 penjuru dengan wijaksara serta dewanya yang sama dengan di bhuwana agung. Adapun hubungan perhubungannya sebagai berikut : 1. Penjuru timur, Dewanya Iswara, wijaksara SA, tempatnya di bhuwana alit adalah jantung.2. Penjuru tenggara, Dewanya Maheswara, wijaksara NA, tempatnya di bhuwana alit adalah paru-     paru. 3. Penjuru selatan, Dewanya Brahma, wijaksara BA, tempatnya dibhuwana alit adalah hati. 4. Penjuru barat-daya, Dewanya Rudra, wijaksara MA, tempatnya di bhuwana alit adalah limpa. 5. Penjuru barat, Dewanya Mahadewa, wijaksara TA, tempatnya di bhuwana alit adalah   jajaringan. 6. Penjuru barat-laut, Dewanya Sangkara, wijaksara CI, tempatnya di bhuwana alit adalah ungsilan. 7. Penjuru utara, Dewanya Wianu, wijaksara A, tempatnya di bhuwana alit adalah empedu. 8. Penjuru timur-laut, Dewanya Sambhu, wijaksara WA, tempatnya di bhuwana alit adalah ineban. 9. Penjuru tengah, Dewanya Ciwa, wijaksara I (dibawah) dan YA (diatas), tempatnya di bhuwana alit adalah otak.  

Page 18: Uraian Lengkap Tentang Dewata Nawa Sanga

Sepuluh huruf suci itu terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok “Pancabrahma” terdiri dari huruf suci SA-BA-TA-A-I dan kelompok “pancakasara” terdiri dari huruf suci NA-MA-CI-WA-YA. Keseluruhannya disebut wijaksara Dasaksara dan ini dinamai pula aksara “urip bhuwana”. 

Dikalangan ilmuwan beranggapan bahwa dunia ini terdiri dari 65% zat cair. Demikian pula jasmani manusia yang merupakan bhuwana alit dikatakan terdiri dari 65% zat cair juga. Ada lima jenis zat cair penting di dalam jasmani manusia yaitu : 1. Darah-putih adalah zat-cair berwarna putih. 2. Darah-merah adalah zat-cair berwarna merah. 3. Enzim-enzim adalah zat-cair berwarna kuning. 4. Empedu adalah zat-cair berwarna hitam. 5. Air mani adalah zat-cair berwarna bening. 

Kelima zat-cair ini merupakan factor penting bagi kehidupan jasmani manusia yang disebut “pancamertha” bagi badan wadag atau sthula sarira. Dibhuwana agung juga terdaapat pancamertha, pancamertha dibhuwana agung terdiri dari 5 jenis zat-cair yang ada di bumi yaitu : 1. Empedu adalah zat-cair berasal dari sarira (jazad). 2. Berem adalah zat-cair berasal dari palawija (buah-buahan), berwarna merah. 3. Arak adalah zat-cair berasal dari uap (kukus) berwarna kuning. 4. Madu adalah zat-cair berasal dari sari bunga-bungaan, berwarna hitam. 5. Air adalah zat-cair berasal dari bumi atau tanah berwarna bening.  

Pancamertha di bumi atau di bhuwana agung itulah yang disebut “pancakatirtha” yang real di bumi dan ini berhubungan dengan pancamertha di bhuwana alit guna menjaga keseimbangan kondisi jasmani dan rohani.