urt ikaria

3
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) TATA LAKSANA KASUS RSUDDr. SAYIDIMAN, KABUPATEN MAGETAN JAWA TIMUR 2013 – 2015 Urtikaria dan Angioedema 1. Pengertian (Definisi) Urtikaria adalah erupsi kulit menyeluruh, menonjol, berbatas tegas, umumnya berbentuk bulat, gatal, eritematus, dan berwarna putih di bagian tengah bila ditekan. Angioedema adalah pembengkakan asimetris, non pitting, dan umumnya tidak gatal. 2. Anamnesis 1. Adanya bentol kemerahan pada kulit yang umumnya mudah dikenali bahkan oleh orangtua pasien. 2. Awitan dan riwayat penyakit serupa sebelumnya. 3. Faktor pencetus 4. Riwayat sakit sebelumnya: demam, keganasan, infestasi cacing 5. Riwayat pengobatan untuk episode yang sedang berlangsung 6. Riwayat atopi dan riwayat sakit lain pada keluarga: mastositosis 3. Pemeriksaan Fisik 1. Lesi kulit berupa bentol kemerahan yang memutih di bagian tengah bila ditekan. Lesi disertai rasa gatal. Yang perlu diperhatikan distribusi lesi, pada daerah yang kontak dengan pencetus, pada badan saja, dan jauh dari ekstremitas, atau seluruh tubuh 2. Yang perlu diwaspadai: Adanya angioedema, adanya distres napas, adanya kolik abdomen, suhu tubuh meningkat bila lesi luas, dan tanda infeksi fokal yang mencetuskan urtikaria 3. Pada urtikaria kronik. Hal terpenting pada urtikaria kronik adalah mencari bukti dan pola yang menunjukkan penyakit lain yang mendasari 4. Kriteria Diagnosis 1. Sesuai kriteria anamnesis 2. Sesuai pemeriksaan fisik 5. Diagnosis Kerja Urtikaria dan Angioedema 6. Diagnosis Banding 1. Dermatitis atopik 2. Dermatitis kontak 3. Erupsi obat 25

Upload: sarah-sabrina

Post on 11-Nov-2015

9 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

urtikaria

TRANSCRIPT

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)TATA LAKSANA KASUSRSUDDr. SAYIDIMAN, KABUPATEN MAGETANJAWA TIMUR2013 2015

Urtikaria dan Angioedema

1. Pengertian (Definisi)Urtikaria adalah erupsi kulit menyeluruh, menonjol, berbatas tegas, umumnya berbentuk bulat, gatal, eritematus, dan berwarna putih di bagian tengah bila ditekan. Angioedema adalah pembengkakan asimetris, non pitting, dan umumnya tidak gatal.

2. Anamnesis1. Adanya bentol kemerahan pada kulit yang umumnya mudah dikenali bahkan oleh orangtua pasien.2. Awitan dan riwayat penyakit serupa sebelumnya.3. Faktor pencetus4. Riwayat sakit sebelumnya: demam, keganasan, infestasi cacing5. Riwayat pengobatan untuk episode yang sedang berlangsung6. Riwayat atopi dan riwayat sakit lain pada keluarga: mastositosis

3. Pemeriksaan Fisik1. Lesi kulit berupa bentol kemerahan yang memutih di bagian tengah bila ditekan. Lesi disertai rasa gatal. Yang perlu diperhatikan distribusi lesi, pada daerah yang kontak dengan pencetus, pada badan saja, dan jauh dari ekstremitas, atau seluruh tubuh2. Yang perlu diwaspadai: Adanya angioedema, adanya distres napas, adanya kolik abdomen, suhu tubuh meningkat bila lesi luas, dan tanda infeksi fokal yang mencetuskan urtikaria3. Pada urtikaria kronik. Hal terpenting pada urtikaria kronik adalah mencari bukti dan pola yang menunjukkan penyakit lain yang mendasari

4. Kriteria Diagnosis1. Sesuai kriteria anamnesis2. Sesuai pemeriksaan fisik

5. Diagnosis KerjaUrtikaria dan Angioedema

6. Diagnosis Banding1. Dermatitis atopik2. Dermatitis kontak3. Erupsi obat

7. Pemeriksaan Penunjang1. Pemeriksaan rutin: darah lengkap, urin lengkap, feses lengkap untuk mencari penyebab dasar2. Biopsi kulit bila terdapat kecurigaan vaskulitis urtikaria3. Pemeriksaan Ig E bila curiga atopi.4. Uji kulit terhadap alergen bila diduga pencetus adalah reaksi terhadap makanan atau obat. 5. Uji provokasi bila penyebab dicurigai makanan atau obat.6. Uji es tempel jika pasien dicurigai mengalami urtikaria dingin, yaitu bila lesi timbul setelah terpapar stimulus dingin.

8. Terapi1. Antihistamin H1 generasi I, misal klorfeniramin maleat dengan dosis: 0,25 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis atau 2. Antihistamin HI generasi II yang kurang sedatif dibandingkan yang generasi I. Contoh: setirizin dengan dosis: 0,25 mg/kgBB/kali (usia 2 tahun: 1 kali perhari)3. Penambahan antihistamin H2, misal simetidin 5 mg/kgBB/kali, 3 kali sehari dapat membantu efektifitas antihistamin I.4. Adrenalin 1:1000, 0,01 ml/kg (maksimum 0,3 ml) intramuskular diberikan bila urtikaria/angiodedema luas atau meluas dengan cepat atau terdapat distres pernapasan5. Kortikosteroid jangka pendek ditambahkan bila urtikaria disertai angioedema, atau bila urtikaria diduga berlangsung akibat reaksi alergi fase lambat.

9. Edukasi(Hospital Health Promotion)1. Lingkungan yang bersih dan nyaman (suhu ruangan tidak terlalu panas atau pengap, dan ruangan tidak penuh sesak). Pakaian, handuk, sprei dibilas bersih dari sisa deterjen dan diganti lebih sering.2. Pasien dan keluarga diedukasi untuk kecukupan hidrasi, dan menghindarkan garukan untuk mencegah infeksi sekunder.

10. PrognosisAd vitam : dubia ad bonamAd sanationam : dubia ad bonamAd fungsionam : dubia ad bonam

11. Tingkat Evidens

12. Tingkat Rekomendasi

13. Penelaah Kritis

14. Indikator Medis

15. Kepustakaana. PPM 2010 IDAI

26