ustek minapolitan tmd

174
CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas A-1 A.1. Latar Belakang Perusahaan 1. Umum CV. TRI MATRA DISAIN terbentuk dengan dilandasi sikap kerjasama dan keinginan mengmbangkan diri bersama serta tanggungjawab profesi, dimana didalamnya tergabung beberapa sumber daya manusia dengan berbekal ilmu pengetahuan dan profesionalisme yang tinggi. CV. TRI MATRA DISAIN adalah badan usaha Jasa Konsultansi yang didirikan pada Tanggal 27 Januari 1992 di Denpasar - Bali dengan lingkup layanan Bidang Sipil, Arsitektur, Tata Lingkungan, Mekanikal dan Elektrikal. Disisi lain, CV. TRI MATRA DISAIN didirikan dengan tujuan untuk memberikan jangkauan pelayanan yang lebih luas di bidang jasa konsultansi serta mengantisipasi perkembangan pembangunan yang ada. Perkembangan dunia usaha jasa konsultasi yang sejalan dengan laju pembangunan bangsa dituntut adanya sumber daya manusia yang handal dengan profesionalisme tinggi dalam usaha peningkatan kualitas pembangunan. Meningkatnya profesionalisme telah mampu mengikuti perkembangan pembangunan, hal ini menyebabkan semakin meningkatnya mutu layanan yang diberikan dibidang jasa konsultasi. Dalam meningkatkan mutu pelayanan CV. TRI MATRA DISAIN didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam bidangnya masing-masing. Serta dalam hal penanganan berbagai masalah pekerjaan, CV. TRI MATRA DISAIN ada dalam posisi

Upload: reni-carica

Post on 08-Feb-2016

309 views

Category:

Documents


31 download

DESCRIPTION

menjelaskan usulan teknis terkait kawasan Minapolitan TMD

TRANSCRIPT

Page 1: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAINKonsultan Perencana Dan Pengawas

A - 1

A.1. Latar Belakang Perusahaan

1. Umum

CV. TRI MATRA DISAIN terbentuk dengan dilandasi sikap kerjasama dan

keinginan mengmbangkan diri bersama serta tanggungjawab profesi, dimana

didalamnya tergabung beberapa sumber daya manusia dengan berbekal ilmu

pengetahuan dan profesionalisme yang tinggi. CV. TRI MATRA DISAIN

adalah badan usaha Jasa Konsultansi yang didirikan pada Tanggal 27 Januari

1992 di Denpasar - Bali dengan lingkup layanan Bidang Sipil, Arsitektur,

Tata Lingkungan, Mekanikal dan Elektrikal.

Disisi lain, CV. TRI MATRA DISAIN didirikan dengan tujuan untuk

memberikan jangkauan pelayanan yang lebih luas di bidang jasa konsultansi

serta mengantisipasi perkembangan pembangunan yang ada. Perkembangan

dunia usaha jasa konsultasi yang sejalan dengan laju pembangunan bangsa

dituntut adanya sumber daya manusia yang handal dengan profesionalisme

tinggi dalam usaha peningkatan kualitas pembangunan. Meningkatnya

profesionalisme telah mampu mengikuti perkembangan pembangunan, hal

ini menyebabkan semakin meningkatnya mutu layanan yang diberikan

dibidang jasa konsultasi.

Dalam meningkatkan mutu pelayanan CV. TRI MATRA DISAIN

didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan

pengalaman dalam bidangnya masing-masing. Serta dalam hal penanganan

berbagai masalah pekerjaan, CV. TRI MATRA DISAIN ada dalam posisi

Page 2: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAINKonsultan Perencana Dan Pengawas

A - 2

untuk mendapatkan solusi teknik terbaik dan pendekatan ekonomis untuk

masing-masing penyelesaian permasalahan.

CV. TRI MATRA DISAIN adalah badan usaha Jasa Konsultansi yang

didirikan pada tanggal 20 April 1984 di Denpasar - Bali dengan lingkup

layanan Bidang Sipil, Arsitektur, Tata Lingkungan, dan Mekanikal dan

Elektrikal. Konsultan ini didirikan dengan tujuan untuk berpartisipasi dan

mendukung pelaksanaan pembangunan daerah dan nasional khususnya

dalam memberikan pelayanan di bidang jasa konsultansi.

2. Data Administrasi

Data-data administrasi yang akan kami presentasikan adalah bertujuan untuk

memudah bagi pengguna jasa yang akan mempercayakan kepada kami untuk

melaksanakan pekerjaan. Data Administrasi CV. TRI MATRA DISAIN

adalah sebagai berikut :

Nama Perusahaan : CV. TRI MATRA DISAIN

Bentuk Badan Usaha : Perseroan Komanditer

Alamat Kantor Pusat : Jalan Tunggul Ametung I/9 Denpasar Bali

Akte Pendirian Perusahaan : No. 63 Tanggal 27 Januari 1992

Notaris Amir Sjarifudin, SH.

Akte Perubahan : Nomor 39 Mei 2007

Notaris Ida Ayu Dwi Lestari, SH.

NPWP Perusahaan : No. 01.543.621.5-901.000

Ijin Usaha : IUJK No. 2203.1.91.92.01153

Keanggotaan Profesi : INKINDO No. 5049/P/0057.BL

(Anggota Penuh)

Sertifikat Badan Usaha : No. A008-2-BL71-000007

Page 3: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAINKonsultan Perencana Dan Pengawas

A - 3

3. Organisasi Perusahaan

Untuk operasional perusahaan CV. TRI MATRA DISAIN dilakukan oleh

beberapa pengurus perusahaan yang memiliki pengalaman manajemen dan

pengalaman teknis yang di koordinir oleh seorang Direktur.

A.2. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur Organisasi Perusahaan CV. Tri Matra Disain seperti tergambar pada

diagram berikut.

D I R E K T U R

DIVISIPERENCANAANTEKNIK

DIVISIPENGAWASANTEKNIK

DIVISIADMINISTRASI

P R O Y E K

Page 4: Ustek Minapolitan TMD

B - 1

CV. TRI MATRA DISAINKonsultan Perencana Dan Pengawas

B.1. UMUM

Dalam perkembangan dunia usaha khususnya dalam bidang jasa konsultansi

bersama ini pula kami presentasikan jenis pekerjaan sejenis yang pernah

ditangani sesuai dengan Bidang dan Sub Bidang Layanan yang dimiliki meliputi

Bidang Sipil Sub Bidang Prasarana Keairan seperti Perencanaan dan

Pengawasan Embung, Jaringan Irigasi, Sarana dan Prasarana Penyediaan Air

Baku, untuk bidang Teknik Lingkungan seperti penyusunan AMDAL, UKL &

UPL dan Perencanaan Wilayah dan Kota.

B.2. PENGALAMAN PERUSAHAAN CV. TRI MATRA DISAIN

1. Bidang Tata Lingkungan

CV. TRI MATRA DISAIN dalam pelayanannya di bidang Tata

Lingkungan telah berhasil menyelesaikan beberapa perencanaan seperti

penyusunan UKL & UPL, Kajian Lingkungan. Beberapa pekerjaan yang

telah dilaksanakan yaitu penysunan UKL & UPL Pembangunan Trash Rack

di Tukad Mati.

Dalam bidang Perencanaan Kota dan Wilayah CV. TRI MATRA DISAIN

telah memiliki pengalaman dalam penyusunan Rencana Tata Ruang

Wilayah dan Studi Penataan Kawasan.

Page 5: Ustek Minapolitan TMD

B - 2

CV. TRI MATRA DISAINKonsultan Perencana Dan Pengawas

2. Bidang Sipil Sub Bidang Prasarana Keairan

Dalam bidang pengembangan dan pengelolaan sumber daya air CV. TRI

MATRA DISAIN telah berpengalaman dalam perencanaan embung,

bendung, sistem penyediaan air baku, jaringan irigasi, pengamanan pantai

dan pengendalian banjir dan bangunan air lainnya.

Untuk perencanaan Embung untuk

rencana penyediaan air baku, CV. TRI

MATRA DISAIN telah melaksanakan

kegiatan perencanaan dari Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten karangasem

yaitu Perencanaan Embung Lean di

Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem, dengan lingkup pekerjaan yaitu

survei topografi, investigasi geoteknik, perencanaan detail embung dan

bangunan penunjang, rencana biaya konstruksi dan penyusunan O & P.

Perencanaan pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi meliputi

Perencanaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI Manduang di Kabupaten

Klungkung. Adapun lingkup kegiatan yang dilakukan meliputi survei

inventarisasi kondisi eksisting jaringan, survei sosial ekonomi pertanian,

survei kelembagaan, perencanaan pola tanam, perencanaan detail bangunan

dan jaringan irigasi dan penyusunan biaya konstruksi.

Pengalaman dibidang perencanaan

pengamanan daerah pantai yang pernah

dilaksanakan yaitu Studi Kelayakan

Rehabilitasi Pantai Pengaman Pariwisata

di Kabupaten Karangasem dari

Pemerintah Kabupaten Karangasem.

Dan pengalaman lainnya di bidang pengembangan dan pengelolaan sumber

daya air yang telah banyak dilakukan dalam eksistinsinya di bidang jasa

Page 6: Ustek Minapolitan TMD

B - 3

CV. TRI MATRA DISAINKonsultan Perencana Dan Pengawas

konsultan ditunjukkan pada bagian B mengenai uraian Pengalaman

Perusahaan pada Usulan Teknis ini.

Adapun Daftar Pengalaman CV. TRI MATRA DISAIN dalam menangani

pekerjaan sejenis selama 10 (sepuluh) tahun terakhir diuraikan secara rinci

dalam tabel berikut :

Page 7: Ustek Minapolitan TMD

DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIRBIDANG TATA LINGKUNGAN

1 3 5 6 7 8 9

1 - Pemerinah Kabupaten Buleleng Penyusunan Status Lingkungan Hidup - Bidang Tata Lingkungan Kab. Buleleng 5 Oktober 2010 s/d 3 Desember 2010 4,50 39.600.000,00 -Kantor Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Buleleng

- PPK / PA Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng

2 - Pemerintah Kota Denpasar Penyesuaian Kajian Teknis dan Draft - Bidang Tata Lingkungan Kota Denpasar 23 Agustus 2010 s/d 20 Nopember 2010 7,00 86.410.000,00 -Badan Perencanaan Pembanguan Daerah Raperda RDTR Kecamatan Denpasar

- Kepala Bappeda Kota Denpasar, selaku TimurPA/Pengguna Barang

3 - Pemerintah Kabupaten Badung Pemutakhiran/ Updating Data Sarana - Bidang Tata Lingkungan Kabupaten Badung 19 Juli 2010 s/d 16 Sept 2010 3,00 48.999.000,00 -Dinas Cipta Karya dan Prasarana Pendidikan

- PPK Kegiatan Pemutakhiran/ Updating Data Sarana dan Prasarana Pendidikan

4 - Pemerintah Prov. Bali Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 16 Juni 2010 s/d 14 Oktober 2010 12,00 166.863.000,00 -Dinas Pekerjaan Umum IKK Abang Kabupaten Karangasem

- Kepala Bidang Tata Ruang danCipta Karya selaku Kuasa PA / Pengguna Barang DPU. Prov. Bali

5 - Pemerintah Kabupaten Badung Pemeriksaan Kualitas Lingkungan - Bidang Tata Lingkungan Kab. Badung 8 Juni 2010 s/d 4 Nopember 2010 14,00 97.900.000,00 -Badan Lingkungan Hidup

- Kepala Badan Lingkungan Hidup Kab.Badung selaku Pejabat Pengguna Anggaran Kegiatan Pemantauan KualitasLingkungan dengan Pek. PemeriksaanKualitas Lingkungan

6 - Pemerintah Prov. Bali Konsultasi Publik Pengelolaan Sampah - Bidang Tata Lingkungan Tersebar di Prov. Bali 26 April 2010 s/d 24 Juli 2010 9,00 71.967.000,00 -Badan Lingkungan Hidup

- Kegiatan Pengendalian Sampah

ORANG BULAN (MM)

NILAI KONTRAK (Rp.)

2 4

PENGGUNA JASA / SUMBER DANA PERIODENO. LOKASILINGKUP LAYANANNAMA PAKET PEKERJAAN MITRA KERJA

Page 8: Ustek Minapolitan TMD

1 3 5 6 7 8 9

7 - Kementrian Pekerjaan Umum Rencana Tindak Penanganan Lingkungan - Bidang Tata Lingkungan Kab. Gianyar 19 April 2010 s/d 16 Agust 2010 13,00 244.483.000,00 -Dirjen Cipta Karya Terbuka Hijau Kabupaten Gianyar

- PPK Penataan Lingkungan Permukiman (PLP) SakterPenataan Bangunan dan Lingkungan Bali

8 - Pemerintah Kabupaten Badung Pemantauan Kawasan Suci - Bidang Tata Lingkungan Kabupaten Badung 14 April 2010 s/d 12 Juli 2010 7,00 34.903.000,00 -Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung

- PPK Kegiatan Monitoring danEvaluasi Pemanfaatan Ruangdi Kabupaten Badung

9 - Pemerintah Prov. Bali Penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang - Bidang Tata Lingkungan Kab. Karangasem 08 September 2010 s/d 06 Desember 2010 10,00 97.927.000,00 -Dinas Pekerjaan Umum Kawasan Besakih

- Kepala Bidang Tata Ruang danCipta Karya selaku Kuasa PA / Pengguna Barang DPU. Prov. Bali

10 - Pemerintah Prov. Bali Perencanaan Air Minum Desa Duda, Duda - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 11 Nop 2009 s/d 31 Desember 2009 11,90 291.000.000,00 -Dinas Pekerjaan Umum Timur dan Kec. Sidemen Kab. Karangasem

- Kepala Bidang Tata Ruang danCipta Karya selaku Kuasa PA / Pengguna Barang DPU. Prov. Bali

11 - Pemerintah Prov. Bali Perencanaan Air Minum IKK Manggis - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 11 Nop 2009 s/d 31 Desember 2009 15,30 341.000.000,00 -Dinas Pekerjaan Umum di Kab. Karangasem

- Kepala Bidang Tata Ruang danCipta Karya selaku Kuasa PA / Pengguna Barang DPU. Prov. Bali

12 - Pemerintah Kab. Tabanan Penyusunan Laporan Status Lingkungan - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Tabanan 19 Oktober 2009 s/d 17 Desember 2009 9,50 74.497.500,00 -Kantor Lingkungan Hidup Hidup Daerah

- Kepala Kantor Lingkungan HidupKabupaten Tabanan

2 4

MITRA KERJANO. PENGGUNA JASA / SUMBER DANA NAMA PAKET PEKERJAAN LINGKUP LAYANAN LOKASI PERIODEORANG

BULAN (MM)NILAI KONTRAK

(Rp.)

Page 9: Ustek Minapolitan TMD

1 3 5 6 7 8 9

13 - Pemerintah Kab. Buleleng Penyusunan Status Lingkungan Hidup - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Buleleng 3 September 2009 s/d 1 Desember 2009 7,40 87.505.000,00 -Kantor Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Buleleng

- PPK/Kepala Kantor Lingkungan HidupKabupaten Buleleng

14 - Pemerintah Prov. Bali Penyusunan Statistik Pertambangan - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 9 Juli 2009 s/d 6 Oktober 2009 93.893.000,00 -Dinas Pekerjaan Umum Batuan di Kab. Karangasem

- Kepala Bidang Pertambangan

15 - Departemen Pekerjaan Umum DED Sistem Drainase Kawasan - Bidang Inspeksi Teknis Kawasan Kuta 7 Juli 2009 s/d 6 Oktober 2009 14,00 283.459.000,00 -Dirjen Cipta Karya Wisata Kuta Bidang Inspeksi Teknis Kab. Badung

- PPK Pengembangan InfrastrukturMetropolitan

16 - Departemen Pekerjaan Umum Penyusunan DPPLH Pembangunan Sistem - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 1 Juni 2009 s/d 29 Okt 2009 17,50 284.234.000,00 -Dirjen SDA Balai Wilayah Air Baku Telagawaja Di KabupatenSungai Bali-Penida Karangasem

- PPK Perencanaan dan Program

17 - Departemen Pekerjaan Umum Penyusunan Desain Kawasan Sepanjang - Bidang Tata Lingkungan Kota Denpasar 11 Mei 2009 s/d 7 Sept. 2009 13,00 211.524.000,00 -Dirjen Cipta Karya - Direktorat PBL Tukad Badung Kota Denpasar dan Bidang Inspeksi Teknis

- PPK Pembinaan Teknis BangunanGedung (PTBG) Satker Penataan Bangunan dan Lingkungan Bali

18 - Dinas Pekerjaan Umum Review Desain Teknis Rehabilitasi Tanggul - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Klungkung 28 April 2009 s/d 27 Mei 2009 4,00 30.336.000,00 -Kabupaten Klungkung Pengaman Pantai Jungut Batu

- Kepala Dinas Pekerjaan UmumSelaku Pejabat Pembuat Komitmen

19 - Pemerintah Prov. Bali Perencanaan Penyediaan Air Baku - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Buleleng 24 April 2009 s/d 22 Juli 2009 6,50 88.716.000,00 -Dinas Pekerjaan Umum Sanggalangit di Kab. Buleleng

- Kepala Bidang Sumber Daya Airselaku Kuasa PA /Kuasa Pengguna Barang DPU. Prov. Bali

20 - Pemerintah Prov. Bali Pembuatan Ded Sistem Distribusi - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 2 April 2009 s/d 3 Juni 2009 13,20 225.420.000,00 -Dinas Pekerjaan Umum Air Bersih Telaga Waja

2 4

MITRA KERJALOKASI PERIODEORANG

BULAN (MM)NILAI KONTRAK

(Rp.)NO. PENGGUNA JASA / SUMBER DANA NAMA PAKET PEKERJAAN LINGKUP LAYANAN

Page 10: Ustek Minapolitan TMD

1 3 5 6 7 8 9

21 - Pemerintah Kabupaten Badung Penyusunan Database Kegiatan - Bidang Inspeksi Teknis Kabupaten Badung 20 Februari 2009 s/d 21 Mei 2009 5,00 44.660.000,00 -Dinas Cipta Karya Keciptakaryaan

- Kepala Dinas Cipta KaryaKabupaten Badung

22 - Pemerintah Kab. Karangasem Perencanaan Teknis Kegiatan Perbaikan Irigas - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 12 Pebruari 2009 s/d 12 Maret 2009 5,00 34.806.000,00 -Dinas Pekerjaan Umum Subak di Kec. Manggis dan Abang

- Kepala Dinas Pekerjaan UmumKab. Karangasem / PenggunaAnggaran

23 - Pemerintah Kab. Karangasem DED Perencanaan Jaringan Air Bersih / Air - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 11 Pebruari 2009 s/d 11 April 2009 3,00 29.914.000,00 -Dinas Pekerjaan Umum Minum di Kecamatan Selat dan Sidemen

- Kepala Dinas Pekerjaan UmumKab. Karangasem / PenggunaAnggaran

24 Dinas Pekerjaan Umum DED Teknik Pembangunan Tanggul - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Klungkung 11 Nopember 2008 s/d 10 Des 2008 10,00 120.350.000,00 -Kabupaten Klungkung Pengaman Pantai Lembongan

25 - Dep. Pekerjaan Umum Survey Kondisi Sungai-sungai Potensial - Bidang Inspeksi Teknis di Kawasan 10 Nopember 2008 s/d 24 Des 2008 4,50 39.395.000,00 -- UPT Balai Pengelolaan di Kawasan Bali Utara Bali Utara

Infrastruktur Kawasan Bali Utara

26 - Departemen Pekerjaan Umum Penyusunan Neraca DSDP - Bidang Inspeksi Teknis Kawasan 9 September 2008 s/d 7 Desember 2008 3,00 46.420.000,00 -Dirjen Cipta Karya SARBAGITA

- PPK Pengembangan InfrastrukturPersampahan dan Sanitasi SARBAGITA

27 - Departemen Pekerjaan Umum DED Pilot Project Composting Bangli - Bidang Inspeksi Teknis 28 Agustus 2008 s/d 6 Okt 2009 3,90 95.865.000,00 -- Satker Pengembangan penyehatan dan Bidang Inspeksi Teknis

Lingk Permukiman Bali

28 - Pemerintah Prov. Bali Penyusunan Buku Konsep Taman Bali/ - Bidang Inspeksi Teknis 28 Agustus 2008 s/d 11 Nop. 2008 5,50 19.900.000,00 -Badan Lingkungan Hidup Bali Menuju pulau Taman

- (BLH)

2 4

MITRA KERJALOKASI PERIODEORANG

BULAN (MM)NILAI KONTRAK

(Rp.)NO. PENGGUNA JASA / SUMBER DANA NAMA PAKET PEKERJAAN LINGKUP LAYANAN

Page 11: Ustek Minapolitan TMD

1 3 5 6 7 8 9

29 - Pemerintah Prov. Bali Pembuatan DED Pembangkit Listrik Tenaga - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Bangli 28 Agustus 2008 s/d 25 Nop. 2008 13,00 173.283.000,00 -Dinas Pekerjaan Umum Mikro Hidro (PLTMH) di Kab. Bangli

- Kepala Bidang Pertambangan

30 - Pemerintah Kab. Buleleng Penyusunan Status Lingkungan Hidup - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Buleleng 4 Agustus 2008 s/d 2 Oktober 2008 125.050.000,00 -Kantor Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Buleleng

31 - Departemen Pekerjaan Umum Outline Plan Drainase Kawasan Kuta - Bidang Inspeksi Teknis Kawasan Kuta 21 Juli 2008 s/d 22 Sept 2008 6,50 93.797.000,00 -- Dirjen Cipta Karya dan Bidang Inspeksi Teknis Kab. Badung

Satker Pengembangan Persampahandan Sanitasi Sarbagita

32 - Dep. Pekerjaan Umum Studi Identifikasi dan Detail Desain Pompa - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Buleleng 24 Juni 2008 s/d 22 Okt. 2008 12,00 172.227.000,00 -Dirjen SDA Balai Wilayah Hidrant di Kabupaten BulelengSungai Bali-Penida

- PPK Perencanaan dan Program

33 - Dep. Pekerjaan Umum Studi Evaluasi Sistem Penyedian Air Baku - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Buleleng 23 Juni 2008 s/d 21 Okt. 2008 14,50 174.718.000,00 -Dirjen SDA Balai Wilayah Mata Air Pejarakan di Kab. BulelengSungai Bali-Penida

- PPK Perencanaan dan Program

34 - Pemerintah Prov. Bali Iventarisasi Kerusakan dan Bangunan - Bidang Inspeksi Teknis Prov. Bali 16 Juni 2008 s/d 12 Nop 2008 20,00 238.060.000,00 -Badan Perenc. Pemb. Bali Pengaman Pantai Serta Teknis dan Inspeksi Teknis (tersebar)

Pengamanan Abrasi Pantai di Prov. Bali

35 - Pemerintah Provinsi Bali Pemantuan pemanfaatan ruang kawasan - Bidang Tata Lingkungan Denpasar, 23 Mei 2008 s/d 19 Sept 2008 7,00 86.806.000,00 -Dinas Pekerjaan Umum strategis Kota Denpasar, Kab. Tabanan, Kab. Tabanan,

- Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Kab, Badung Kab. BadungBarang DPU. Provinsi Bali

36 - Pemerintah Prov. Bali Monitoring Perkembangan DAS SUB SWS - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 14 Mei 2008 s/d 24 Agustus 2008 8,50 93.582.000,00 -Dinas Pekerjaan Umum 03.01.15 & 03.01.16 di Kab. Karangasem

37 - Pemerintah Prov. Bali Membuat Petunjuk O&P Untuk - Bidang Inspeksi Teknis Kab Gianyar 9 Mei 2008 s/d 6 Agustus 2008 9,00 47.465.000,00 -Dinas Pekerjaan Umum D.I. Cengcengan Kab. Gianyar

2 4

MITRA KERJALOKASI PERIODEORANG

BULAN (MM)NILAI KONTRAK

(Rp.)NO. PENGGUNA JASA / SUMBER DANA NAMA PAKET PEKERJAAN LINGKUP LAYANAN

Page 12: Ustek Minapolitan TMD

1 3 5 6 7 8 9

38 - Pemerintah Prov. Bali Kajian Penuruan Muka Air Danau Batur - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Bangli 30 April 2008 s/d 27 Agst 2008 91.762.000,00 -(Bapedalda) Prov. Bali

39 - Pemerintah Kab. Badung Pemuktahiran Sistem Informasi Tata Ruang - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Badung 28 April 2008 s/d 28 Agust 2008 8,00 46.596.000,00 -Badan Perencanaan di Kab. BadungPembangunan Daerah

40 - Dep. Pekerjaan Umum Penyusunan DED Infrastruktur Pulau Kecil - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Klungkung 14 April 2008 s/d 12 Juli 2008 5,50 89.457.500,00 -Dirjen Cipta Karya dan Kawasan Perdesaan Tertinggal di

- Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Nusa Penida Kabupaten KlungkungPermukiman Bali/PPK PengembanganKawasan Permukiman Perdesaan.

41 - Dirjen Cipta Karya Penyusunan UKL dan UPL Trashrack - Bidang Inspeksi Teknis Kota Denpasar 7 April 2008 s/d 6 Mei 2008 7,00 47.355.000,00 -Satker PengebanganPersampahan Tukad Loloandan Sanitasi Sarbagita

42 - Pemerintah Prov. Bali Penyusunan Kajian Peraturan Gubenur - Bidang Inspeksi Teknis 9 Kab./Kota 3 April 2008 s/d 25 Nop. 2008 9,00 48.190.000,00 -(Bapedalda) Prov. Bali Tentang Lokasi Pembuangan Limbah Prov. Bali

43 - Dinas Pekerjaan Umum FS. Perbaikan Lingkungan Permukiman - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 7 Nopember 2007 s/d 17 Des. 2007 4,50 59.321.000,00 -Kab. Karangasem di Kabupaten Karangasem

44 Dinas Pekerjaan Umum FS. Rehabilitasi Pantai Penunjang - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 7 Nopember 2007 s/d 14 Des. 2007 6,50 59.411.000,00 -Kab. Karangasem Pariwisata

45 Dinas Pekerjaan Umum Perencanaan 1 Unit Embung Dusun Lean - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 7 Nopember 2007 s/d 16 Des 2007 8,50 84.714.000,00 -Kab. Karangasem Desa Bunutan Kecamatan Abang

46 - Pemerintah Kabupaten Klungkung Perencanaan Teknis Rehabilitasi Bendung - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 27 Juli 2006 s/d 12 Oktober 2006 4,50 75.250.000,00 -Dinas Pekerjaan Umum dan Jaringan Irigasi DI. Cai

- Kepala Dinas Pekerjaan Umum / Pengguna Anggaran

47 - Dep. Pekerjaan Umum Studi Identifikasi Pra Desain Embung Daerah - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Buleleng 18 Juni 2005 s/d 20 Oktober 2005 6,00 93.582.000,00 -Dirjen Sumber Daya Air Kritis Air Kabupaten Buleleng

- Kepala Satuan Kerja SementaraProyek Penyediaan Air Baku Bali

2 4

MITRA KERJALOKASI PERIODEORANG

BULAN (MM)NILAI KONTRAK

(Rp.)NO. PENGGUNA JASA / SUMBER DANA NAMA PAKET PEKERJAAN LINGKUP LAYANAN

Page 13: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAINKonsultan Perencana Dan Pengawas

C - 1

Tabel-tabel berikut ini merupakan uraian pengalaman kerja dari CV. Tri Matra

Disain untuk pekerjaan sejenis selama periode 10 (sepuluh) tahun terakhir.

Page 14: Ustek Minapolitan TMD

2C - 2

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Buleleng

5 NILAI KONTRAK : Rp39.600.000

6 NO. KONTRAK : 600/1645/KLH

7 WAKTU PELAKSANAAN : 5 Oktober 2010 S/D 3 Desember 2010

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan: Tenaga Ahli Indonesia : 4 Orang Bulan

Nama Perusahaan

Posisi

Team Leader - Teknik Biologi / Kimia

Ahli Kimia - Ahli Biologi/Kimia

Ahli Lingkungan - Teknik Lingkungan

Jumlah

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

dst.

2.3.

PENGGUNA JASA Pemerinah Kabupaten Buleleng Kantor Lingkungan Hidup

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Buleleng

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli IndonesiaOrang Bulan Orang Bulan

Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah

No.

1.

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 2,00

2 1,00

3 1,50

4,50

Page 15: Ustek Minapolitan TMD

3C - 3

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kota Denpasar

5 NILAI KONTRAK : Rp39.600.000,0

6 NO. KONTRAK : 600/1645/KLH

7 WAKTU PELAKSANAAN : 5 Oktober 2010 s/d 3 Desember 2010

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan: Tenaga Ahli Indonesia : 4 Orang Bulan

Nama Perusahaan

Posisi

Team Leader - Teknik ArsitekturAhli Arsitektur - Ahli ArsitekturAhli Teknik Lingkungan - Teknik LingkunganAhli Hukum - Ahli Hukum

Jumlah

dst.

2.3.

PENGGUNA JASA

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

1.

1.

CV. Tri Matra Disain

: Pemerintah Kota Denpasar Badan Perencanaan Pembanguan Daerah

Orang Bulan Orang Bulan

Penyesuaian Kajian Teknis dan Draft Raperda RDTR Kecamatan Denpasar Timur

No.

Penyesuaian Kajian Teknis dan Draft Raperda RDTR Kecamatan Denpasar Timur

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

3 1,00

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

12 2,00

4

3,00

1,00

7,00

Page 16: Ustek Minapolitan TMD

4C - 4

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kab. Badung

5 NILAI KONTRAK : Rp48,999,000.0

6 NO. KONTRAK : 027/1997/BAPPEDA LITBANG

7 WAKTU PELAKSANAAN : 19 Juli 2010 s/d 16 Sept 2010

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan: Tenaga Ahli Indonesia : 2 Orang Bulan

Nama Perusahaan

Posisi

Team Leader - Teknik ArsitekturAhli Data Base - Ahli Informatika

Jumlah

dst.

2.3.

PENGGUNA JASA

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

1.

1.

No.

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

: Pemerintah Kabupaten Badung Dinas Cipta Karya

Pemutakhiran/ Updating Data Sarana dan Prasarana Pendidikan

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli IndonesiaOrang Bulan Orang Bulan

Pemutakhiran/ Updating Data Sarana dan Prasarana Pendidikan

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 2.002 1.00

3.00

Page 17: Ustek Minapolitan TMD

5C - 5

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Karangasem

5 NILAI KONTRAK : Rp166.863.000

6 NO. KONTRAK : 602.1/3609/DPU tanggal 16 Juni 2010

7 WAKTU PELAKSANAAN : 16 Juni 2010 s/d 14 Oktober 2010

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) : -

ALAMAT : -

NEGARA ASAL : -

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan: Tenaga Ahli Indonesia : 5 Orang Bulan

Nama Perusahaan

- - -

Posisi

Team Leader/Teknik Penyehatan Lingk. - Teknik Sipil / Pengairan/Penyehatan

Ahli Struktur/Sipil Konstruksi - Teknik Sipil

Ahli Teknik Penyehatan Lingkungan - Teknik Penyehatan

Ahli Pemetaan/Teknik Geodesi - Teknik Geodesi

Ahli Cos Estimator - Teknik Sipil

JUMLAH

dst.

2.3.

PENGGUNA JASA

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

1.

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

Pemerintah Prov. Bali, Dinas Pekerjaan Umum, Kepala Bidang Tata Ruang dan Cipta Karya selaku Kuasa PA / Pengguna Barang DPU. Prov. Bali

Orang Bulan Orang Bulan

Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum IKK Abang Kabupaten Karangasem

No.

Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum IKK Abang Kabupaten Karangasem

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia

2 2,00

3

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 4,00

3,00

4 2,00

5 1,00

12,00

Page 18: Ustek Minapolitan TMD

6C - 6

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Badung

5 NILAI KONTRAK : Rp97.900.000

6 NO. KONTRAK : 027/546/LH/2010 dan 096/TMD/KONT/VI/2010, tanggal 8 Juni 2010

7 WAKTU PELAKSANAAN : 8 Juni 2010 S/D 4 Nopember 2010

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan: Tenaga Ahli Indonesia : 3 Orang Bulan

Nama Perusahaan

Posisi

Ketua Tim - Teknik Lingkungan

Ahli Lingkungan - Teknik Lingkungan

Ahli Biologi - Ahli Biologi

Ahli Kimia - Ahli Kimia

Jumlah 14,00

3 2,50

4 2,50

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 5,00

2 4,00

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

Pemeriksaan Kualitas Lingkungan

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli IndonesiaOrang Bulan Orang Bulan

Pemeriksaan Kualitas Lingkungan

No.

1.

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

dst.

2.3.

PENGGUNA JASA Pemerintah Kabupaten Badung Badan Lingkungan Hidup

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

Page 19: Ustek Minapolitan TMD

7C - 7

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Tersebar di Provinsi Bali

5 NILAI KONTRAK : Rp71.967.000

6 NO. KONTRAK : 027/1010/Bid. Was/2010 dan 26/KONT-CV. TMD/IV/2010, tanggal 26 April 2010

7 WAKTU PELAKSANAAN : 26 April 2010 S/D 24 Juli 2010

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan: Tenaga Ahli Indonesia : 3 Orang Bulan

Nama Perusahaan

Posisi

Team Leader (Ahli Hukum Lingkungan) - Ahli Hukum / Teknik LingkunganAhli Ilmu Lingkungan - Ahli HukumAhli Kelembagaan - Ahli Hukum

JumlahASISTEN AHLIAss. Ahli LingkunganAss. Ahli Kelembagaan

9,00

3,00

1 2,502 2,50

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 3,002 3,003

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

Konsultasi Publik RAPERDA Pengelolaan Sampah

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli IndonesiaOrang Bulan Orang Bulan

No.

1.

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

dst.

2.3.

PENGGUNA JASA Pemerintah Prov. Bali Badan Lingkungan Hidup

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

Page 20: Ustek Minapolitan TMD

8C - 8

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kabupaen Gianyar

5 NILAI KONTRAK : Rp244.483.000,0

6 NO. KONTRAK : KU.08.08/PK.PLP-PBL/57/2010

7 WAKTU PELAKSANAAN : 19 April 2010 s/d 16 Agust 2010

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan: Tenaga Ahli Indonesia : 4 Orang Bulan

Nama Perusahaan

Posisi

Team Leader/Arsitektur - Teknik ArsitekturAhli Teknik Sipil - Teknik SipilAhli Landscape - Teknik Planologi/ArsitekturAhli Lingkungan - Teknik Lingkungan

Jumlah

dst.

2.3.

PENGGUNA JASA

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

1.

1.

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

: Kementrian Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya

Orang Bulan Orang Bulan

Rencana Tindak Penanganan Lingkungan Terbuka Hijau Kabupaten Gianyar

No.

Rencana Tindak Penanganan Lingkungan Terbuka Hijau Kabupaten Gianyar

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

3 3,00

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 4,002 3,00

4 3,00

13,00

Page 21: Ustek Minapolitan TMD

9C - 9

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Karangasem

5 NILAI KONTRAK : Rp97.927.000,0

6 NO. KONTRAK : 602.1/5918/DPU

7 WAKTU PELAKSANAAN : 08 September 2010 s/d 06 Desember 2010

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan: Tenaga Ahli Indonesia : 4 Orang Bulan

Nama Perusahaan

Posisi

Team Leader - Teknik PlanologiAhli Arsitektur - Teknik ArsitekturAhli Permukiman - Teknik ArsitekturAhli Lingkungan - Teknik LingkunganAhli Transportasi - Teknik SipilAhli Sosial Budaya - Teknik Planologi/ArsitekturAhli Ekonomi - Ekonomi PembangunanAhli Hukum - Teknik Planologi/Arsitektur

Jumlah

6 1,007 1,00

10,00

2 1,00

8 1,00

4 1,005 1,00

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

3 1,00

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 3,00

Penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Besakih

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli IndonesiaOrang Bulan Orang Bulan

Penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Besakih

No.

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

: Pemerintah Prov. Bali Dinas Pekerjaan Umum

dst.

2.3.

PENGGUNA JASA

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

1.

1.

Page 22: Ustek Minapolitan TMD

10C - 10

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Karangasem

5 NILAI KONTRAK : Rp291.000.000

6 NO. KONTRAK : 620.1/8734/DPU, Tanggal 11 Nopember 2009

7 WAKTU PELAKSANAAN : 11 Nov 2009 - 31 Des 2009

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan: Tenaga Ahli Indonesia : 7 Orang Bulan

Nama Perusahaan

Posisi

Team Leader/Teknik Penyehatan Lingk. - Teknik Penyehatan Lingkungan

Ahli Struktur/Sipil Konstruksi - Teknik Sipil

Ahli Teknik Penyehatan Lingkungan - Teknik Lingkungan/Teknik Penyehatan

Ahli Pemetaan/Geodesi - Teknik Geodesi

Ahli ME/Teknik Mesin - Teknik Mesin

Ahli Geoteknik/Teknik Sipil/Geologi - Teknik Sipil / Geologi

Ahli Cos Estimator - Teknik Sipil

JUMLAH

dst.

2.3.

PENGGUNA JASA

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

1.

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

Pemerintah Prov. Bali, Dinas Pekerjaan Umum, Kepala Bidang Tata Ruang dan Cipta Karya selaku Kuasa PA / Pengguna Barang DPU. Prov. Bali

Orang Bulan Orang Bulan

Perencanaan Air Minum Desa Duda, Duda Timur dan Kec. Sidemen Kab. Karangasem

No.

Perencanaan Air Minum Desa Duda, Duda Timur dan Kec. Sidemen Kab. Karangasem

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia

2 1,70

3

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 1,70

1,70

4 1,70

5 1,70

6 1,70

7 1,70

11,90

Page 23: Ustek Minapolitan TMD

11C - 11

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Karangasem

5 NILAI KONTRAK : Rp341.000.000

6 NO. KONTRAK : 602.1/8731/DPU, tanggal 11 Nopember 2009

7 WAKTU PELAKSANAAN : 11 Nov 2009 - 31 Des 2009

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) : -

ALAMAT : -

NEGARA ASAL : -

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan: Tenaga Ahli Indonesia : 9 Orang Bulan

Nama Perusahaan

- - -

Posisi

Team Leader/Teknik Penyehatan Lingk. - Teknik Sipil / Pengairan/Penyehatan

Ahli Struktur/Sipil Konstruksi - Teknik Sipil

Ahli Teknik Penyehatan Lingkungan - 1 - Teknik Penyehatan

Ahli Teknik Penyehatan Lingkungan - 2 - Teknik Penyehatan

Ahli Teknik Penyehatan Lingkungan - 3 - Teknik Penyehatan

Ahli Pemetaan/Teknik Geodesi - Teknik Geodesi

Ahli ME/Teknik Mesin - Teknik Mesin

Ahli Geoteknik/Teknik Sipil/Geologi - Teknik Sipil

Ahli Cos Estimator - Teknik Sipil

JUMLAH

4

5

1,70

1,70

6 1,70

8 1,70

9 1,70

15,30

7 1,70

2 1,70

3

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 1,70

1,70

Perencanaan Air Minum IKK Manggis di Kab. Karangasem

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli IndonesiaOrang Bulan Orang Bulan

Perencanaan Air Minum IKK Manggis di Kab. Karangasem

No.

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

Pemerintah Prov. Bali, Dinas Pekerjaan Umum, Kepala Bidang Tata Ruang dan Cipta Karya selaku Kuasa PA / Pengguna Barang DPU. Prov. Bali

dst.

2.3.

PENGGUNA JASA

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

1.

Page 24: Ustek Minapolitan TMD

12C - 12

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Buleleng

5 NILAI KONTRAK : Rp88.716.000

6 NO. KONTRAK : 602.1/1693/DPU dan 24/CV-TMD/IV/2009, Tanggal 24 April 2009

7 WAKTU PELAKSANAAN : 24 April 2009 - 22 Juli 2009

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) : -

ALAMAT : -

NEGARA ASAL : -

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan: Tenaga Ahli Indonesia : 3 Orang Bulan

Nama Perusahaan

- - -

Posisi

Team Leader - Teknik Sipil

Ahli Hidrolika - Teknik Sipil / Pengairan

Ahli Desain / Struktur - Teknik Sipil

JUMLAH

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

dst.

2.3.

PENGGUNA JASA Pemerintah Prov. Bali Dinas Pekerjaan Umum, Kepala Bidang Sumber Daya Air selaku Kuasa PA /Kuasa Pengguna Barang DPU. Prov. Bali

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

Perencanaan Penyediaan Air Baku Sanggalangit di Kab. Buleleng

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli IndonesiaOrang Bulan Orang Bulan

Perencanaan Penyediaan Air Baku Sanggalangit di Kab. Buleleng

No.

1.

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 3,00

2 2,00

3 1,50

6,50

Page 25: Ustek Minapolitan TMD

13C - 13

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Karangasem

5 NILAI KONTRAK : RP. 225.420.000,00

6 NO. KONTRAK : 602.1 / 1837 / DPU

7 WAKTU PELAKSANAAN : 2 April 2009 - 3 Juni 2009

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) : -

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan: Tenaga Ahli Indonesia : 7 Orang Bulan

Nama Perusahaan

Posisi

Team Leader/Teknik Penyehatan Lingk. - Teknik Sipil

Ahli Konstruksi/Sipil Konstruksi - Teknik Sipil

Ahli Teknik Hidrologi/Sipil Hidro - Teknik Sipil / Pengairan

Ahli Pemetaan/Teknik Geodesi - Teknik Geodesi

Ahli ME/Teknik Mesin - Teknik Mesin

Ahli Geoteknik/Teknik Sipil/Geologi - Teknik Sipil

Ahli Cos Estimator - Teknik Sipil

JUMLAH

4 1,85

5 1,85

6 1,85

7 1,85

13,20

2 1,85

3

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 2,10

1,85

Pembuatan DED Sistem Distribusi Air Bersih Telaga Waja

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli IndonesiaOrang Bulan Orang Bulan

Pembuatan DED Sistem Distribusi Air Bersih Telaga Waja

No.

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

Pemerintah Prov. Bali, Dinas Pekerjaan Umum, Kepala Bidang Tata Ruang dan Cipta Karya selaku Kuasa PA / Pengguna Barang DPU. Prov. Bali

dst.

2.3.

PENGGUNA JASA

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

1.

Page 26: Ustek Minapolitan TMD

14C - 14

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Tabanan

5 NILAI KONTRAK : Rp74.497.500

6 NO. KONTRAK : 660.1/723/KLH dan 09/TMD-KONT/X/2009, tanggal 19 Oktober 2009

7 WAKTU PELAKSANAAN : 19 Oktober 2009 S/D 17 Desember 2009

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan: Tenaga Ahli Indonesia : 6 Orang Bulan

Nama Perusahaan

Posisi

Ketua Tim - Teknik LingkunganAhli Lingkungan - Teknik LingkunganAhli Hidrologi - Teknik Sipil / PengairanAhli Biologi - Teknik LingkunganAhli Sosial budaya - Ahli Sosial & BudayaKedokteran - Kedokteran

Jumlah 9,51

1,504 1,50

6 1,505 1,50

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 2,002 1,513

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

Penyusunan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli IndonesiaOrang Bulan Orang Bulan

Penyusunan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah

No.

1.

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

dst.

2.3.

PENGGUNA JASA Pemerintah Kab. Tabanan Kantor Lingkungan Hidup

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

Page 27: Ustek Minapolitan TMD

15C - 15

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kabupaten B uleleng

5 NILAI KONTRAK : Rp87.505.000

6 NO. KONTRAK : 600/1149/KLH/2009 dan 03/CV. TMD/IX/2009, tanggal 3 September 2009

7 WAKTU PELAKSANAAN : 3 September 2009 S/D 1 Desember 2009

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan: Tenaga Ahli Indonesia : 4 Orang Bulan

Nama Perusahaan

Posisi

Team Leader - Teknik Biologi / Kimia

Ahli Kimia - Ahli Biologi/Kimia

Ahli Sosial Budaya - Ahli Sosial / Antropologi

Ahli Lingkungan - Teknik Lingkungan

Jumlah

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

dst.

2.3.

PENGGUNA JASA Pemerintah Kab. Buleleng Kantor Lingkungan Hidup

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Buleleng

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli IndonesiaOrang Bulan Orang Bulan

Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah

No.

1.

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 3,0

2 2,0

3 1,2

4 1,2

7,4

Page 28: Ustek Minapolitan TMD

16C - 16

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kawasan Kuta - Badung

5 NILAI KONTRAK : Rp283.459.000

6 NO. KONTRAK : Ku.08.08/PPLP. M-TMD/08.09

7 WAKTU PELAKSANAAN : 7 Juli 2009 S/D 6 Oktober 2009

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan: Tenaga Ahli Indonesia : 6 Orang Bulan

Nama Perusahaan

Posisi

Team Leader/Ahli Lingkungan - Teknik Sipil / Pengairan

Ahli Teknik Drainase - Teknik Sipil / Pengairan

Ahli Geodesi / Pemetaan - Teknik Geodesi

Ahli Struktur Bangunan - Teknik Sipil

Ahli Mekanika Tanah / Geologi Teknik - Teknik Sipil

Ahli Estimasi Biaya - Teknik Sipil

Jumlah

ASSISTEN AHLIAss. Ahli Muda Pengukuran / Geodesi

Ass. Ahli Muda Gambar

Ass. Ahl;I Muda Lab. Aulity Test

Ass. Ahli Muda Bor Master 1,00

14,00

4

1

2

4 x 23,00

1,00

2,00

4 2,00

6 2,00

3 1,00

5 2,00

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 3,00

2 3,00

3

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

DED Sistem Drainase Kawasan Wisata Kuta

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli IndonesiaOrang Bulan Orang Bulan

DED Sistem Drainase Kawasan Wisata Kuta

No.

1.

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

dst.

2.3.

PENGGUNA JASA Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya - PPK Pengembangan Infrastruktur Metropolitan

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

Page 29: Ustek Minapolitan TMD

17C - 17

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Karangasem

5 NILAI KONTRAK : Rp284.234.000

6 NO. KONTRAK : HK.02.03/BWS-BP/PPR/09, tanggal 1 Juni 2009,

7 WAKTU PELAKSANAAN : 1 Juni 2009 S/D 29 Okt 2009

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan: Tenaga Ahli Indonesia : 5 Orang Bulan

Nama Perusahaan

Posisi

Team Leader - Teknik Sipil/Pengairan/Lingkungan

Ahli Sumber Dya Air - Teknik Sipil/Pengairan

Ahli Lingkungan - Teknik Lingkungan

Ahli Sosial Ekonomi dan Budaya - Ahli Sosiologi / Ekonomi Pertanian

Ahli Kimia - Ahli Biologi/Kimia

Jumlah

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

dst.

2.3.

PENGGUNA JASA Departemen Pekerjaan Umum Dirjen SDA Balai Wilayah Sungai Bali-Penida - PPK Perencanaan dan Program

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

Penyusunan DPPLH Pembangunan Sistem Air Baku Telagawaja Di Kabupaten Karangasem

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli IndonesiaOrang Bulan Orang Bulan

Penyusunan DPPLH Pembangunan Sistem Air Baku Telagawaja

No.

1.

5 2,0

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 5,0

2 3,0

3 4,5

4 3,0

17,5

Page 30: Ustek Minapolitan TMD

18C - 18

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kota Denpasar

5 NILAI KONTRAK : Rp211.524.000,0

6 NO. KONTRAK : KU.08.08/PK.PTBG-PBL/28/2009

7 WAKTU PELAKSANAAN : 11 Mei 2009 s/d 7 Sept. 2009

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan: Tenaga Ahli Indonesia : 5 Orang Bulan

Nama Perusahaan

Posisi

Team Leader/Arsitektur - Teknik ArsitekturAhli Arsitektur - Teknik ArsitekturAhli Sipil - Teknik SipilAhli Teknik Lingkungan - Teknik LingkunganAhli Landscape - Teknik Plaologi / Arsitektur

Jumlah

dst.

2.3.

PENGGUNA JASA

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

1.

1.

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

: Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya - Direktorat PBL

Orang Bulan Orang Bulan

Penyusunan Desain Kawasan Sepanjang Tukad Badung Kota Denpasar

No.

Penyusunan Desain Kawasan Sepanjang Tukad Badung Kota Denpasar

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

3 2,00

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 4,002 3,00

4 2,005 2,00

13,00

Page 31: Ustek Minapolitan TMD

19C - 19

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Badung

5 NILAI KONTRAK : Rp44.660.000,0

6 NO. KONTRAK : 49 Tahun 2009 dan 20/II/CV.TRI MATRA DISAIN/09

7 WAKTU PELAKSANAAN : 20 Februari 2009 s/d 21 Mei 2009

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan: Tenaga Ahli Indonesia : 5 Orang Bulan

Nama Perusahaan

Posisi

Team Leader - Teknik Arsitektur/SipilAhli Arsitektur - Teknik Arsitektur

Jumlah 5,00

2 2,00

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 3,00

Penyusunan Database Kegiatan Keciptakaryaan

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli IndonesiaOrang Bulan Orang Bulan

Penyusunan Database Kegiatan Keciptakaryaan

No.

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

: Pemerintah Kabupaten Badung Dinas Cipta Karya

dst.

2.3.

PENGGUNA JASA

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

1.

1.

Page 32: Ustek Minapolitan TMD

20C - 20

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Karangasem

5 NILAI KONTRAK : Rp29.914.000

6 NO. KONTRAK : 602.1/1050/DPU/2009, tanggal 17 Pebruari 2009

7 WAKTU PELAKSANAAN : 17 Feb 2009 - 17 April 2009

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) : -

ALAMAT : -

NEGARA ASAL : -

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan: Tenaga Ahli Indonesia : 2 Orang Bulan

Nama Perusahaan

- - -

Posisi

Team Leader - Teknik Sipil

Ahli Hidrolika - Teknik Sipil / Pengairan

JUMLAH 3,00

2 1,00

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 2,00

DED Perencanaan Jaringan Air Bersih/ Air Minum di Kec. Selat dan Sidemen

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli IndonesiaOrang Bulan Orang Bulan

DED Perencanaan Jaringan Air Bersih/ Air Minum di Kec. Selat dan Sidemen

No.

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

Pemerintah Kabupaten Karangasem - Dinas Pekerjaan Umum

dst.

2.3.

PENGGUNA JASA

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

1.

Page 33: Ustek Minapolitan TMD

21C - 21

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kawasan SARBAGITA

5 NILAI KONTRAK : Rp46.420.000

6 NO. KONTRAK : KU.08.09/PIPSS-TMD/27.08, tanggal 9 September 2008

7 WAKTU PELAKSANAAN : 9 September 2008 S/D 7 Desember 2008

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan: Tenaga Ahli Indonesia : 2 Orang Bulan

Nama Perusahaan

Posisi

Team Leader / Ahli Akuntansi - Ekonomi Akuntansi

JumlahASSITEN AHLIAss. Ahli Akuntansi - Ekonomi Akuntansi

3,00

1 3,00

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 3,00

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

Penyusunan Neraca DSDP

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli IndonesiaOrang Bulan Orang Bulan

Penyusunan Neraca DSDP

No.

1.

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

dst.

2.3.

PENGGUNA JASA Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya - PPK Pengembangan Infrastruktur Persampahan dan Sanitasi SARBAGITA

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

Page 34: Ustek Minapolitan TMD

22C - 22

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Bangli

5 NILAI KONTRAK : Rp95.865.000

6 NO. KONTRAK : KU.08,08/PPLP.M-TMD/10.09

7 WAKTU PELAKSANAAN : 28 Agustus 2008 S/D 6 Okt 2008

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan: Tenaga Ahli Indonesia : 3 Orang Bulan

Nama Perusahaan

Posisi

Team Leader (Ahli Hukum Lingkungan) - Ahli Hukum / Teknik LingkunganAhli Ilmu Lingkungan - Teknik LingkunganAhli Kelembagaan - Ahli Hukum

Jumlah

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

dst.

2.3.

PENGGUNA JASA Departemen Pekerjaan Umum- Satker Pengembangan Penyehatan Lingk Permukiman Bali

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

DED Pilot Project Composting Bangli

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli IndonesiaOrang Bulan Orang Bulan

DED Pilot Project Composting Bangli

No.

1.

3,90

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 1,302 1,303 1,30

Page 35: Ustek Minapolitan TMD

23C - 23

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Bangli

5 NILAI KONTRAK : Rp173.283.000

6 NO. KONTRAK : 602.1/85/DPU-TB/2008 dan 28/TMD-KONT/VIII/2008 tanggal 28 Agustus 2008

7 WAKTU PELAKSANAAN : 28 Agustus 2008 s/d 25 Nop. 2008

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) : -

ALAMAT : -

NEGARA ASAL : -

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan: Tenaga Ahli Indonesia : 6 Orang Bulan

Nama Perusahaan

- - -

Posisi

Team Leader/Ketua Tim - Teknik Sipil Mesin / Elektro / Sipil

Ahli Teknik Mesin / Elektro - Teknik Mesin / Elektro

Ahli Sipil (Struktur) - Teknik Sipil

Ahli Geologi - Teknik Geologi

Ahli Geodesi - Teknik Geodesi

Ahli Hidrologi - Teknik Geologi / Sipil / Pengairan

JUMLAH

dst.

2.3.

PENGGUNA JASA

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

1.

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

Pemerintah Prov. Bali Dinas Pekerjaan Umum Kepala Bidang Pertambangan

Orang Bulan Orang Bulan

Pembuatan DED Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Kab. Bangli

No.

Pembuatan DED Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Kab. Bangli

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia

2 2,50

3

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 3,00

2,00

6 1,50

13,00

4 2,00

5 2,00

Page 36: Ustek Minapolitan TMD

24C - 24

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kawasan Kuta

5 NILAI KONTRAK : Rp93.797.000,00

6 NO. KONTRAK : KU.08.08/PIPSS-TMD.22.08, tanggal 21 Juli 2008

7 WAKTU PELAKSANAAN : 21 Juli 2008 s/d 18 September 2008 (60 hari kalender)

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan: Tenaga Ahli Indonesia : 4 Orang Bulan

Nama Perusahaan

Posisi

Ketua Team / Team Leader - Teknik Lingkungan

Ahli Drainase Perkotaan - Teknik Sipil / Pengairan

Ahli Sungai - Teknik Sipil / Pengairan

Ahli Estimasi Biaya - Teknik Sipil

JumlahASSISTEN AHLIAss. Ahli Drainase Perkotaan - Teknik Sipil / PengairanAss. Ahli Sungai - Teknik Sipil / Pengairan

1,53

12

1,01,0

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

dst.

2.3.

PENGGUNA JASA Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya, Satker Pengembangan Infrastruktur Persampahan dan Sanitasi Sarbagita

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

Outline Plan Drainase Kuta

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli IndonesiaOrang Bulan Orang Bulan

Outline Plan Drainase Kuta

No.

1.

6,50

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 2,0

2 1,5

4 1,5

Page 37: Ustek Minapolitan TMD

25C - 25

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kab. Buleleng

5 NILAI KONTRAK : Rp172.227.000

6 NO. KONTRAK : KU. 08.08/BWS-BP/PPR/18, tanggal 24 Juni 2008

7 WAKTU PELAKSANAAN : 24 Juni 2008 - 22 Oktober 2008 (4 Bulan)

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) : -

ALAMAT : -

NEGARA ASAL : -

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan: Tenaga Ahli Indonesia : 4 Orang Bulan

Nama Perusahaan

- - -

Posisi

Team Leader - Teknik Sipil

Ahli Mekanikal - Teknik Mesin

Ahli Irigasi - Teknik Sipil / Pengairan

Ahli Geologi - Teknik Sipil / Geologi

JUMLAH

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

dst.

2.3.

PENGGUNA JASA Dep. Pekerjaan Umum, Dirjen SDA Balai Wilayah Sungai Bali-Penida

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

Studi Identifikasi dan Detail Desain Pompa Hidrant di Kabupaten Buleleng

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli IndonesiaOrang Bulan Orang Bulan

Studi Identifikasi dan Detail Desain Pompa Hidrant di Kabupaten Buleleng

No.

1.

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 4,00

2 3,00

3 2,50

4 2,50

12,00

Page 38: Ustek Minapolitan TMD

26C - 26

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kab. Buleleng

5 NILAI KONTRAK : Rp174.718.000

6 NO. KONTRAK : Kontrak No. : KU. 08.08/BWS-BP/PPR/15, tanggal 23 Juni 2008

7 WAKTU PELAKSANAAN : 23 Juni 2008 - 21 Oktober 2008 (4 Bulan)

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) : -

ALAMAT : -

NEGARA ASAL : -

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan: Tenaga Ahli Indonesia : 7 Orang Bulan

Nama Perusahaan

- - -

Posisi

Team Leader - Teknik Sipil

Ahli Desain / Hidrolika - Teknik Mesin

Ahli Geodesi - Teknik Geodesi

Ahli Hidrologi - Teknik Sipil / Pengairan

Ahli Hidrogeologi - Teknik Sipil / Geologi

Ahli Sosial Ekonomi dan Lingkungan - Ekonomi Pembangunan

Ahli Mekanikal & Elektrikal - Teknik Mesin

JUMLAH

4 1,50

5 1,50

6 1,00

7 1,00

14,50

2 3,50

3

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 4,00

2,00

Studi Evaluasi Sistem Penyedian Air Baku Mata Air Pejarakan di Kab. Buleleng

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli IndonesiaOrang Bulan Orang Bulan

Studi Evaluasi Sistem Penyedian Air Baku Mata Air Pejarakan di Kab. Buleleng

No.

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

Departemen Pekerjaan Umum, Dirjen SDA Balai Wilayah Sungai Bali-Penida

dst.

2.3.

PENGGUNA JASA

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

1.

Page 39: Ustek Minapolitan TMD

27C - 27

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Badung

5 NILAI KONTRAK : Rp86.806.000,0

6 NO. KONTRAK : 602.1/3528/DPU

7 WAKTU PELAKSANAAN : 23 Mei 2008 s/d 19 Sept 2008

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan: Tenaga Ahli Indonesia : 3 Orang Bulan

Nama Perusahaan

Posisi

Team Leader - Teknik Arsitektur/SipilAhli Arsitektur - Teknik ArsitekturAhli Sipil - Teknik Sipil

Jumlah

dst.

2.3.

PENGGUNA JASA

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

1.

1.

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

: Pemerintah Provinsi Bali Dinas Pekerjaan Umum

Orang Bulan Orang Bulan

Pemantuan pemanfaatan ruang kawasan strategis Kota Denpasar, Kab. Tabanan,

No.

Pemantuan pemanfaatan ruang kawasan strategis Kota Denpasar, Kab. Tabanan,

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

3 1,50

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 4,002 1,50

7,00

Page 40: Ustek Minapolitan TMD

28C - 28

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Badung

5 NILAI KONTRAK : Rp46.596.000,0

6 NO. KONTRAK : 027/2149/Bappeda dan 28/TMD-KONT/IV/2008

7 WAKTU PELAKSANAAN : 28 April 2008 s/d 28 Agust 2008

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan: Tenaga Ahli Indonesia : 3 Orang Bulan

Nama Perusahaan

Posisi

Ahli Sistem Informasi Geografi - Managemen InformatikaAhli Programer - Teknik Informatika

Jumlah 8,00

2 4,00

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 4,00

Pemuktahiran Sistem Informasi Tata Ruang di Kab. Badung

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli IndonesiaOrang Bulan Orang Bulan

Pemuktahiran Sistem Informasi Tata Ruang di Kab. Badung

No.

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

: Pemerintah Kab. Badung Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

dst.

2.3.

PENGGUNA JASA

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

1.

1.

Page 41: Ustek Minapolitan TMD

29C - 29

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kab. Klungkung

5 NILAI KONTRAK : Rp89.457.500,0

6 NO. KONTRAK : KU.08.08/SPK-PKP/70

7 WAKTU PELAKSANAAN : 14 April 2008 s/d 12 Juli 2008

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan: Tenaga Ahli Indonesia : 3 Orang Bulan

Nama Perusahaan

Posisi

Ketua Tim / Team leader - Teknik Sipil / LingkunganAhli Arsitektur - Teknik Arsitektur

Jumlah

dst.

2.3.

PENGGUNA JASA

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

1.

1.

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

: Dep. Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya

Orang Bulan Orang Bulan

Penyusunan DED Infrastruktur Pulau Kecil dan Kawasan Perdesaan Tertinggal di Nusa Penida Kabupaten Klungkung

No.

Penyusunan DED Infrastruktur Pulau Kecil dan Kawasan Perdesaan Tertinggal di Nusa Penida Kabupaten Klungkung

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 3,002 2,50

5,50

Page 42: Ustek Minapolitan TMD

30C - 30

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : SARBAGITA

5 NILAI KONTRAK : Rp47.355.000

6 NO. KONTRAK : Ku.08.09/PIPSS-TMD/02/2008, Tanggal 7 April 2008

7 WAKTU PELAKSANAAN : 7 April 2008 S/D 6 Mei 2008

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan: Tenaga Ahli Indonesia : 4 Orang Bulan

Nama Perusahaan

Posisi

Team Leader/Ahli Lingkungan - Teknik Sipil

Ahli Teknik Sipil Struktur / Hidrologi - Teknik Sipil/Pengairan

Ahli Sosial - Teknik Kelembagaan

Ahli Sungai - Teknik Sipil/Pengairan

JumlahASSITEN AHLIAss. Ahli Teknik Mekanika dan Elektrikal - Teknik M&E

Ass. Ahli Teknik Kimia - Teknik Kesehatan

Ass. Ahli Teknik Mikrobiologi - Teknik Kesehatan

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

dst.

2.3.

PENGGUNA JASA DPU-Dirjen Cipta Karya - Satker PengebanganPersampahan dan Sanitasi Sarbagita

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

Penyusunan UKL dan UPL Trashrack Tukad Loloan

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli IndonesiaOrang Bulan Orang Bulan

Penyusunan UKL dan UPL Trashrack Tukad Loloan

No.

1.

4,00

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 1,00

2 1,00

3 1,00

4 1,00

1 1,00

2

3

0,75

0,75

Page 43: Ustek Minapolitan TMD

31C - 31

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Provinsi Bali

5 NILAI KONTRAK : Rp48.190.000

6 NO. KONTRAK : 027/179/Bid III/Bapedalda, 3 April 2008

7 WAKTU PELAKSANAAN : 3 April 2008 S/D 25 Nop. 2008

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan: Tenaga Ahli Indonesia : 3 Orang Bulan

Nama Perusahaan

Posisi

Team Leader (Ahli Lingkungan) - Teknik Lingkungan

Ass. Ahli Hukum - Ahli Hukum

Ass. Ahli Sosial Ekonomi - Ahli Ekonomi

Jumlah

3,0

9,00

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 3,0

2 3,0

3

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

Penyusunan Kajian Peraturan Gubenur Tentang Lokasi Pembuangan Limbah

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli IndonesiaOrang Bulan Orang Bulan

Penyusunan Kajian Peraturan Gubenur Tentang Lokasi Pembuangan Limbah

No.

1.

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

dst.

2.3.

PENGGUNA JASA Pemerintah Prov. Bali - (Bapedalda) Prov. Bali

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

Page 44: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAINKonsultan Perencana Dan Pengawas

D - 1

Setelah melalui proses pemahaman dan penelaahan terhadap Kerangka Acuan Kerja

serta setelah melalui proses penjelasan oleh panitia lelang maka berikut ini akan

disampaikan beberapa hal mengenai tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja oleh

CV. TRI MATRA DISAIN dengan maksud untuk menyamakan persepsi untuk

kesempurnaan dan menjadikan preseden baik atau nilai tambah bagi konsultan.

Adapun tanggapan konsultan terhadap pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

D.1. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)

1. Tanggapan dan Saran Secara Umum Terhadap KAK

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, konsultan akan tetap berpedoman pada

lingkup pekerjaan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja/Term Of Reference

(KAK) pekerjaan tersebut. Secara umum Kerangka Acuan Kerja yang ada

telah memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai tujuan dan sasaran

kegiatan, batasan dan lingkup pekerjaan, dan apa saja yang harus dilakukan

oleh konsultan dalam melaksanakan pekerjaan ini serta output/keluaran yang

harus dihasilkan pada akhir kegiatan ini nantinya.

Beberapa masalah yang belum jelas dan belum dimengerti telah diajukan

pada waktu penjelasan pekerjaan/Aanwijzing dan sudah dijawab langsung

oleh pemilik pekerjaan serta jawaban atas penjelasan tersebut juga disajikan

dalam bentuk berita acara penjelasan pekerjaan. Jadi pada umumnya

konsultan telah mengerti betul apa yang menjadi tugas dari konsultan dan

tentunya tidak tertutup kemungkinan akan meminta penjelasan lagi kepada

Page 45: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAINKonsultan Perencana Dan Pengawas

D - 2

pemberi kerja dikemudian hari apabila pada waktu pelaksanaan timbul

masalah yang sebelumnya tidak atau belum muncul.

2. Tanggapan Terhadap Lingkup Pekerjaan

Konsultan CV. TRI MATRA DISAIN menyadari bahwa keberhasilan

pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Detail Engineering Design ( DED ) pada

Kawasan Inti Minapolitan Kabupaten Jembrana ini akan tercapai jika

memahami dengan seksama terhadap apa yang dimaksud di dalam Kerangka

Acuan Kerja. Dengan demikian keseluruhan lingkup pekerjaan yang masuk

didalamnya bisa terlaksana sepenuhnya dengan baik, dan sasaran dari

pekerjaan yang diharapkan bisa tercapai dengan tepat waktu. Dan konsultan

cukup memahami apa yang disajikan dalam KAK, maupun penjelasan-

penjelasan yang disampaikan dalam rapat penjelasan yang telah dilakukan.

Jenis-jenis kegiatan yang harus dilaksanakan dalam studi ini telah dijabarkan

secara rinci dalam KAK. Dan setelah mempelajari, maka Konsultan

menanggapi bahwa sebenarnya item pekerjaan yang tercantum dalam KAK

cukup banyak dan cukup luas, sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan

nantinya konsultan akan lebih cermat dalam menentukan metode

pelaksanaan agar semua item kegiatan yang harus terlaksana tidak ada yang

terlewatkan atau item pekerjaan yang tumpang tindih. Dengan demikian

keluaran yang diharapkan dari pelaksanaan studi ini dapat tercapai sesuai

dengan alokasi waktu, biaya dan mutu pekerjaan.

3. Tanggapan Terhadap Waktu Kegiatan

Dalam Kerangka Acuan Kerja telah ditetapkan bahwa jangka waktu

pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Detail Engineering Design ( DED ) pada

Kawasan Inti Minapolitan Kabupaten Jembran ini adalah 3 (tiga) bulan atau

900 (sembilan puluh) hari kalender memang terlihat cukup pendek apalagi

melihat volume pekerjaan yang meliputi kajian semua aspek baik teknis,

lingkungan dan ekonomi. Akan tetapi dengan pengalaman konsultan dengan

Page 46: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAINKonsultan Perencana Dan Pengawas

D - 3

dalam penanganan dan dukungan Tenaga Ahli yang cukup berpengalaman

dalam bidangnya, maka konsultan dalam hal ini akan menerapkan strategi

penanganan pekerjaan secara terprogram dan terkoordinasi.

Untuk mengantisipasi padatnya kegiatan yang harus dilakukan oleh

konsultan, maka dalam penyusunan Bagan Alir dan Jadwal Pelaksanaan,

Jadwal Personil dan Jadwal Penggunaan Alat harus sangat hati-hati dan

harus konsekuen dengan Jadwal masing-masing, agar tidak terdapat kegiatan

yang mundur. Apabila ada kegiatan yang mundur maka semua kegiatan yang

telah disusun tidak akan berjalan sesuai dengan kehendak.

Konsultan akan berusaha memanfaatkan sebaik mungkin waktu yang

disediakan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan kualitas seperti yang

diharapkan, dengan dukungan dari berbagai pihak yang terkait dengan

pekerjaan ini.

D.2. Tanggapan dan Saran Terhadap Personil/Fasilitas Pendukung dari PPK

Uraian mengenai Tenaga Ahli seperti yang disyaratkan dalam KAK, baik

mengenai jenis keahlian, maupun kualifikasi pendidikan, serta pengalaman

personil, menurut Konsultan telah sesuai dengan lingkup kegiatan yang dituntut

dalam studi ini. Dalam hal ini konsultan akan mengusulkan Tenaga Ahli dengan

pendidikan (S1) sesuai bidang keahliannya, bersertifikat sebagai Tenaga Ahli

yang dikeluarkan Asosiasi Keahlian atau Badan/Lembaga yang berwenang serta

memiliki pengalaman sesuai bidang keahlian untuk menangani pekerjaan

sejenis.

Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan ini, pihak proyek telah

menyediakan fasilitas meliputi :

Pemberian surat pengantar untuk operasional maupun koordinasi dan

dukungan dengan instansi terkait.

Peminjaman referensi yang ada pada proyek.

Page 47: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAINKonsultan Perencana Dan Pengawas

D - 4

Pemberian informasi mengenai ketentuan yang berkaitan dengan pekerjaan

Kewajiban Konsultan.

Konsultan menanggapi bahwa kebutuhan akan fasilitas dan peralatan yang

disediakan oleh pihak pemrakarsa pekerjaan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan, sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya.

Page 48: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 1

E.1. Umum

Dengan didasari atas konsistensi pemahaman dan penyampaian tanggapan

Kerangka Acuan Kerja, selanjutnya konsultan membuat usulan inovasi terhadap

penyempurnaan dari KAK serta menyusun pendekatan dan metode pelaksanaan

yang sesuai. Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang sesuai dengan harapan dan

untuk kelancaran serta terkoordinasinya pelaksanaan pekerjaan, maka kegiatan

yang paling pokok adalah dengan pendekatan operasional, pendekatan teknis dan

penyusunan metodologi pelaksanaan pekerjaan. Uraian teknis pelaksanaan

pekerjaan ini menyangkut urutan dan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan.

1. Latar Belakang

Berdasarkan Permen Kelautan dan Perikanan No.12 Tahun 2010

tentang Minapolitan, bahwa pembangunan ekonomi Kelautan dan Perikanan

perlu dikembangkan kawasan minapolitan untuk meningkatkan efisiensi dan

mengoptimalisasi keunggulan komparatif dan kompetitif daerah sesuai

dengan eksistensi kegiatan pra produksi, produksi, pengolahan dan/atau

pemasaran secara terpadu, holistic dan berkelanjutan. Kawasan Minapolitan

adalah kawasan yang terdiri dari satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah

perdesaan sebagai sistem produksi perikanan dan pengelolaan sumberdaya

alam tertentu yang ditujukan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hirarkis

keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agribisnis. Konsepsi

pengembangan kawasan minapolitan dalam penataan ruang diarahkan untuk

memberikan arahan pengelolaan tata ruang suatu kawasan perikanan sebagai

Page 49: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 2

pusat pertumbuhan ekonomi berbasis perikanan denganpendekatan dan

sistem manajemen kawasan berdasarkan prinsip – prinsip : integrasi,

efisiensi, kualitas dan akselerasi tinggi. Perencanaan pengembangan kawasan

perikanan terpadu dalam kawasan Minapolitan merupakan upaya untuk

memanfaatkan potensi yang ada dan mengatasi permasalahan yang terkait

dengan sarana dan prasarana pendukung usaha sistem agribisnis perikanan

terpadu.

Pengembangan Kawasan Minapolitan merupakan pembangunan

ekonomi berbasis Kelatan dan Perikanan yang dirancang dan dilaksanakan

dengan mensinergiskan berbagai potensi yang ada untuk mendorong

berkembangnya system dan usaha Kelautan dan Perikanan yang berdaya

saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi yang

digerakkan dan difasilitasi oleh Pemerintah.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 32

Tahun 2010 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan, Kabupaten Jembrana

termasuk ke dalam 197 Kabupaten / Kota sebagai daerah pengembangan

Kawasan Minapolitan. Sesuai Keputusan Bupati Jembrana No.

665/PKL/2011 tentang Penetapan Lokasi Minapolitan di Kabupaten

Jembrana, lokasinya berada di Kecamatan Negara, Jembrana, Melaya,

Mendoyo dan Pekutatan. Zona Inti Kawasan Minapolitan terletak di

Pengambengan, Kecamatan Negara dan hal ini juga telah dituangkan dalam

Raperda RTRW Kabupaten Jembrana dengan pertimbangan di kawasan

tersebut telah berkembang kegiatan Perikanan yang telah dilengkapi

Pelabuhan Perikanan Nusantara. Kawasan Pengambengan dengan potensinya

juga ditetapkan sebagai salah satu pusat pelayanan atau kawasan perkotaan

dengan fungsi sebagai PPK yang sekaligus merupakan kawasan strategis

Kabupaten.

Terkait dengan Kebijakan Perda No.16 Tahun 2006 tentang RTRW

Provinsi Bali, maka Penetapan Kawasan Minapolitan Pengambengan akan

terintegarasi dengan Kawasan Industri Pengambengan yang merupakan

Kawasan Strategis Provinsi dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi

Page 50: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 3

wilayah. Sebagai implementasi dari ditetapkannya Kabupaten Jembrana

sebagai Kawasan Minapolitan, maka Pemerintah Kabupaten Jembrana Tahun

Anggaran 2013 melaksanakan Kegiatan Penyusunan Detail Engineering

Design ( DED ) pada Kawasan Inti Minapolitan, sebagai pengembangan /

penjelasan dari apa yang telah tertuang dalam Kajian Masterplan Kawasan

Minapolitan Kabupaten Jembrana. Penyusunan DED ini diserasikan,

diselaraskan dan diseimbangkan dengan RTRWP Bali dan RTRWK

Jembrana serta keserasian, keselarasan dan keseimbangan dengan daya

dukung ekosistem, fungsi pemanfaatan dan fungsi perlindungan dimensi

ruang dan waktu, teknologi social budaya serta fungsi pertahanan dan

keamanan.

2. Maksud Tujuan dan Sasaran

Maksud dan tujuan penyusunan kerangka Acuan Kerja (KAK) ini

adalah sebagai acuan dan petunjuk bagi konsultan menyusun Perencanaan

teknis dalam melaksanakan kegiatan perencanaan untuk menyiapkan

dokumen lelang.

Sasaran kegiatan penyusunan Dokumen Detail Engineering Design (

DED ) adalah tersusunnya DED pada Kawasan Inti Minapolitan berdasarkan

skenario terpilih yang mencakup fungsi kawasan Zona Inti yang merupakan

sentra pelayanan dan jasa kawasan serta pusat pengelolaan dan

pengembangan minapolitan.

E.2. Pengertian dan Defenisi

Definisi Minapolitan

Minapolitan terdiri dari kata mina dan kata politan (polis). Mina berarti

ikandan Politan berarti kota, sehingga Minapolitan dapat diartikan sebagai

kota perikanan atau kota di daerah lahan perikanan atau perikanan di daerah

kota.

Disebutkan dalam Keputusan Menteri No. 12 Tahun 2010, Minapolitan adalah

konsepsi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kawasan

Page 51: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 4

berdasarkan prinsip-prinsip terintegrasi, efisiensi, berkualitas dan percepatan.

Sedangkan Kawasan Minapolitan adalah suatu bagian wilayah yang mempunyai

fungsi utama ekonomi yang terdiri dari sentra produksi, pengolahan, pemasaran

komoditas perikanan, pelayanan jasa, dan/atau kegiatan pendukung lainnya.

Dalam hal ini, yang dimaksud dengan 'minapolitan adalah kota perikanan

yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya system dan usaha

perikanan serta mampu melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan

pembangunan ekonomi daerah sekitarnya

Kota perikanan dapat merupakan kota menengah, atau kota kecil atau kota

kecamatan atau kota perdesaan atau kota nagari yang berfungsi sebagai

pusat pertumbuhan ekonomi yang mendorong pertumbuhan pembangunan

perdesaan dan desa-desa hinterlan atau kawasan sekitarnya melalui

pengembangan ekonomi, yang tidak terbatas sebagi pusat pelayanan sektor

peri kanan, tetapi juga pembangunan sektor secara luas seperti usaha

perikanan (on farm dan off farm), industri kecil, pariwisata, jasa pelayanan

dll.

Kota perikanan (minapolitan) berada dalam kawasan pemasok hasil perikanan

(sentra produksi perikanan) yang mana kawasan tersebut memberikan

kontribusi yang besar terhadap mata pencarian dan kesejahteraan

masyarakatnya. Selanjutnya kawasan perikanan tersebut (termasuk kotanya)

disebut dengan kawasan minapolitan.

Tujuan dan Sasaran Kawasan Minapolitan

1) Tujuan

Menurut KepMen No.12 Tahun 202 tentang Minapolitan, minapolitan

dilaksanakan dengan tujuan:

- Meningkatkan produksi, produktivitas, dan kualitas produk kelautan dan

perikanan;

- Meningkatkan pendapatan nelayan, pembudidaya ikan, dan pengolah

ikan yang adil dan merata; dan

Page 52: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 5

- Mengembangkan kawasan minapolitan sebagai pusat pertumbuhan

ekonomi di daerah.

2) Sasaran

Dalam KepMen No.12 Tahun 202 tentang Minapolitan, sasaran pelaksanaan

Minapolitan, meliputi:

- Meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat kelautan dan perikanan

skala mikro dan kecil, antara lain berupa:

Penghapusan dan/atau pengurangan beban biaya produksi,

pengeluaran rumah tangga, dan pungutan liar;

Pengembangan sistem produksi kelautan dan perikanan efisien untuk

usaha mikro dan kecil;

Penyediaan dan distribusi sarana produksi tepat guna dan murah bagi

masyarakat;

Pemberian bantuan teknis dan permodalan; dan/atau

Pembangunan prasarana untuk mendukung sistem produksi,

pengolahan, dan/atau pemasaran produk kelautan dan perikanan.

- Meningkatkan jumlah dan kualitas usaha kelautan dan perikanan skala

menengah ke atas sehingga berdaya saing tinggi, antara lain berupa:

deregulasi usaha kelautan dan perikanan;

pemberian jaminan keamanan dan keberlanjutan usaha dan

investasi;

penyelesaian hambatan usaha dan perdagangan (tarif dan non-tarif

barriers);

pengembangan prasarana untuk mendukung sistem produksi,

pengolahan, dan/atau pemasaran; dan

pengembangan sistem insentif dan disinsentif ekspor-impor produk

kelautan dan perikanan.

Page 53: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 6

- Meningkatkan sektor kelautan dan perikanan menjadi penggerak

ekonomi regional dan nasional, antara lain berupa:

pengembangan sistem ekonomi kelautan dan perikanan berbasis

wilayah;

pengembangan kawasan ekonomi kelautan dan perikanan

di daerah sebagai pusat pertumbuhan ekonomi lokal;

revitalisasi sentra produksi, pengolahan, dan/atau

pemasaran sebagai penggerak ekonomi masyarakat; dan

Pemberdayaan kelompok usaha kelautan dan perikanan di

sentra produksi, pengolahan, dan/atau pemasaran.

Ciri Kawasan Minapolitan

Suatu kawasan Minapolitan yang sudah berkembang memiliki ciri

sebagai berikut:

1) Sebagian besar masyarakat di kawasan tersebut memperoleh

pendapatan dari kegiatan perikanan (minabisnis);

2) Sebagian besar kegiatan di kawasan tersebut didominasi oleh

kegiatan perikanan, termasuk di dalamnya usaha industri

pengolahan hasil perikanan, perdagangan hasil perikanan

(termasuk perdagangan untuk tujuan ekspor), perdagangan

minabisnis hulu (sarana perikanan dan permodalan, minawisata

dan jasa pelayanan);

3) Hubungan antara kota dan daerah-daerah hinterland/ daerah-

daerah sekitarnya di kawasan minapolitan bersifat

interdependensi/timbal balik yang harmonis, dan saling

membutuhkan, dimana kawasan perikanan mengembangkan

usaha budidaya (on farm) dan produk olahan skala rumah

tangga (off farm), sebaliknya kota menyediakan fasilitas untuk

berkembangnya usaha budidaya dan minabisnis seperti

penyediaan sarana perikanan, modal, teknologi, informasi

Page 54: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 7

pengolahan hasil dan penampungan (pemasaran) hasil produksi

perikanan;

4) Kehidupan masyarakat di kawasan minapolitan mirip dengan

suasana kota karena keadaan sarana yang ada di Kawasan

Minapolitan tidak jauh berbeda dengan di kota.

Persyaratan Kawasan Minapolitan

Suatu wilayah dapat dikembangkan menjadi suatu Kawasan

Minapolitan dengan persyaratan sebagai berikut:

1) Memiliki sumberdaya lahan/perairan yang sesuai untuk

pengembangan komoditas perikanan yang dapat dipasarkan atau

telah mempunyai pasar, serta berpotensi atau telah berkembang

diversifikasi usaha dari produk unggulannya. Pengembnagan

kawasan tersebut tidak saja menyangkut kegiatan budidaya

perikanan (on farm) tetapi juga off farm; yaitu mulai pengadaan

sarana dan prasarana perikanan. Kegiatan pengolahan hasil

perikanan sampai dengan pemsaran hasil perikanan serta kegiatan

penunjang.

2) Memiliki berbagai sarana dan prasarana Minabisnis yang memadai

untuk mendukung pengembangan sistem dan usaha minabisnis

yaitu:

- Pasar, baik pasar untuk hasil perikanan, psara sarana perikanan

maupun pasar jasa pelayanan termasuk pasar lelang, cold

storage dan prosessing hasil perikanan sebelum dipasarkan;

- Lembaga Keuangan (perbankan dan non perbankan) sebagai

sumber modal untuk kegiatan minabisnis;

- Memiliki kelembagaan pembudidayaan ikan yang dinamis dan

terbuka pada inovasi baru, yang diharapkan dapat berfungsi

sebagai Sentra Pembelajaran dan Pengembangan Minabisnis

(SPPM). Kelembagaan pembudidaya disamping sebagai

Page 55: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 8

pusat pembelajaran (pelatihan), juga diharapkan

kelembagaan pembudidaya ikan dengan pembudidaya ikan

disekitarnya merupakan Inti-Plasma dalam usaha minabisnis;

- Balai Benih Ikan, Unit Perbenihan Rakyat yang berfungsi

sebagai penyumpai induk dan penyedia benih untuk

kelangsungan kegiatan budidaya ikan.

- Penyuluhan dan bimbingan teknologi minabisnis, untuk

mengembangkan teknologi tepat guna yang cocok untuk

daerah Kawasan Minapolitan;

- Jaringan jalan yang memadai dan aksesibilitas dengan daerah

serta sarana irigasi, yang kesemuanya untuk mendukung

usaha perikanan yang effisien

3) Memiliki sarana dan prasarana umum yang memadai seperti

transportasi, jaringan listrik, telekomunikasi, air bersih dll.

4) Memiliki sarana dan prasarana kesejahteraan sosial/masyarakat

yang memadai seperti kesehatan, pendidikan, kesenian, rekreasi,

perpustakaan, swalayan dll

5) Kelestarian lingkungan hidup baik kelestarian sumber daya alam,

kelestarian sosial budaya maupun keharmonisan hubungan kota

dan desa terjamin

Batasan Kawasan Minapolitan

Batasan suatu kawasan Minapolitan tidak ditentukan oleh batasan

administratif pemerintah (DesafKelurahan, Kecamatan, Kabupaten,

dsb) tetapi lebih ditentukan dengan memperhatikan economic of

scale dan economic of scope. Karena itu, penetapan Kawasan

Minapolitan hendaknya dirancang secara lokal dengan

memperhatikan realitas perkembangan Minabisnis yang ada di

setiap daerah. Dengan demikian bentuk dan luasan kawasan

minapolitan dapat meliputi satu wilayah Desa/Kelurahan atau

Page 56: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 9

Kecamatan atau beberapa Kecamatan dalam Kabupaten/Kota atau

dapat juga meliputi wilayah yang dapat menembus wilayah

Kabupaten/Kota lain berbatasan. Kotanya dapat berupa Kota Desa

atau Kota Nagari atau Kota Kecamatan atau Kota Kecil atau Kota

Menengah. Abstraksi Kawasan Minapolitan tersebut dapat

digambarkan secara skematis pada gambar dibawah ini :

Sasaran dan langkah-langkah strategis

Program Nasional Minapolitan mempunyai 3 sasaran utama yakni

menguatnya ekonomi rumah tangga masyarakat kelautan dan

perikanan skala kecil, usaha kelautan dan perikanan kelas menengah

ke atas makin bertambah dan berdaya saing tinggi dan sektor kelautan

dan perikanan menjadi penggerak ekonomi nasional. sementara untuk

mencapai tujuan kebijakan pembangunan sektor kelautan dan

perikanan dengan konsep minapolitan dilaksanakan melalui Program

Nasional Minapolitan dan Peningkatan Produksi Kelautan dan

Perikanan dengan langkah-langkah strategis antara lain menggerakkan

Page 57: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 10

produksi di sentra-sentra produksi unggulan pro usaha kecil di bidang

perikanan tangkap, budidaya dan pengolahan.

Kedua Mengembangkan Kawasan Minapolitan dengan cara

mengintegrasikan sentra-sentra produksi menjadi kawasan ekonomi

unggulan daerah, ketiga pendampingan usaha dan bantuan teknis di

sentra-sentra produksi unggulan serta keempat pengintegrasian

Kebijakan Makro lintas sektoral, pusat dan daerah

Karakteristik dan Persyaratan Kawasan Minapolitan

Karakteristik kawasan minapolitan adalah terdiri dari sentra-sentra

produksi dan perdagangan berbasis kelautan dan perikanan dan

mempunyai multiplier effect tinggi terhadap perekonomian di daerah

sekitarnya. Kedua mempunyai keanekaragaman kegiatan ekonomi,

perdagangan, jasa, kesehatan, dan sosial yang saling mendukung, dan

mempunyai sarana dan prasarana memadai sebagai pendukung

keanekaragaman aktivitas ekonomi sebagaimana layaknya sebuah

“kota”. Persyaratan Kawasan Minapolitan meliputi:

1) Komoditas Unggulan,

2) Letak Geografis,

3) Sistem dan Mata rantai Produksi: Hulu dan Hilir,

4) Fasilitas Pendukung Utama,

5) Kelayakan lingkungan, dan

6) Komitmen Daerah

Untuk dapat mengakomodasi kebutuhan pembangunan, pengembangan

minapolitan dijadikan acuan utama dalam penyusunan kebijakan dan

pelaksanaan pengembangan minapolitan akan dilaksanakan secara

bertahap.

a. Arah Kebijakan Pengembangan Konsep Minapolitan Di

Indonesia

Page 58: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 11

Potensi dan Tantangan

Potensi kelautan dan perikanan Indonesia begitu besar, apalagi saat ini

potensi tersebut telah ditopang dengan berbagai kebijakan, program

dan kegiatan pembangunan di sektor kelautan dan perikanan. Namun,

sejalan dengan perubahan yang begitu cepat di segala bidang, baik

berskala internasional maupun nasional, maka kebijakan, program dan

kegiatan pembangunan sektor kelautan dan perikanan memerlukan

penyesuaian atau perubahan agar dapat memenuhi kebutuhan ekonomi

yang lebih fokus pada peningkatan kesejahteraan rakyat. Pembangunan

sektor kelautan dan perikanan masih menghadapi masalah dan

sekaligus tantangan yang harus diselesaikan dengan kebijakan dan

program strategis dan efektif.

Upaya mengatasi permasalahan dan tantangan tadi, diperlukan

kebijakan strategis yang inovatif dengan terobosan yang efektif. Tentu

saja, guna mencapai maksud dan tujuantersebut diperlukan perubahan

cara berfikir dan orientasi pembangunan dari daratan ke maritim

dengan gerakan yang mendasar dan cepat, atau disebut dengan

Revolusi Biru. Padatataran implementasi diperlukan sistem

pembangunan sektor kelautan dan perikanan berbasiswilayah dengan

konsep Minapolitan. Konsep pembangunan ini sejalan dengan Arah

Umum Pembangunan Nasional dan Arah Kebijakan Pembangunan

Kewilayahan dan Pengembangan Kawasan sebagaimana tertuang di

dalam Buku I RPJM Tahun 2010-2014. Sejalan dengan itu,

pembangunan sektor kelautan dan perikanan perlu dilakukan dengan

cara konsep minapoliotan dimana salah satu tujuan konsep ini untuk

mengembangkan kawasan ekonomi unggulan menjadi lebih produktif.

Sebagai langkah nyata, telah diterbitkan Peraturan Menteri nomor

12/2010 tentang Minapolitan dan Keputusan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 35/2010 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan.

Revolusi Biru

Page 59: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 12

Tidak bisa dipungkiri, kalau potensi perikanan dan kelautan di

Indonesia cukup besar dan belum tergali secara optimal. Karennya,

diperlukan langkah strategis yang mampu mengatasi permasalahan

yang begitu lama membelit sektor ini. Salah satu upaya mungkin

dengan Revolusi Biru. Kalimat ini berarti melakukan perubahan yang

signifikan dengan mengangkat konsi pembangunan berkelanjutan

dengan Program Nasional Minapolitan yang intensif, efisien, dan

terintegrasi guna peningkatan pendapatan rakyat yang adil, merata, dan

pantas. Revolusi Biru mempunyai empat pilar penting antar lain,

perubahan cara berfikir dan orientasi pembangunan dari daratan ke

maritime, pembangunan berkelanjutan, peningkatan produksi

kelautan dan perikanan, dan terakhir peningkatan pendapatan rakyat

yang adil, merata, dan pantas.

Perubahan asumsi-asumi dasar pembangunan yang selama ini lebih

banyak didasarkan pada kerangka pemikiran kontinen menjadi

kepulauan, makin diperlukan untuk mendorong pemanfaatan

sumberdaya alam yang lebih berimbang. Perimbangan diperlukan

selain untuk peningkatkan pemanfaatan sumberdaya perairan atau laut

yang begitu besar, juga mengurangi tekanan pada sumberdaya alam

daratan. Reorietansi konsep pembangunan tersebut diperlukan untuk

memberikanan arah pembangunan sesuai dengan potensi yang ada dan

tuntutan masa depan sesuai dengan perubahan lingkungan strategis.

Pada saat yang bersamaan, Revolusi Biru diharapkan dapat

meningkatkan kesadaran bangsa, bahwa sumberdaya perairan nasional

memerlukan sistem pengelolaan yang seimbang antara pemanfaatan

dan pelestariannya. Pembangunan yang lebih berorientasi ke darat,

dapat mengesampingkan potensi kerusakan di lingkungan perairan.

Sedangkan, banyak sekali kasus kerusakan sumberdaya alam di darat

berakibat fatal di wilayah perairan, terutama pesisir dan laut.

Kesadaran tersebut diperlukan untuk memberikan landasan kuat bagi

Page 60: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 13

bangsa Indonesia dalam pemanfaatan sumberdaya perairan bagi

kesejahteraan rakyat secara berkelanjutan, baik untuk generasi masa

kini maupun akan datang.

Revolusi Biru akan memberikan peluang optimalisasi pemanfaatan

sumberdaya kelautan dan perikanan dengan inovasi dan terobosan

melalui, percepatan peningkatan produksi dan optimalisasi

penangkapan ikan dan budidaya. Produksi sumberdaya kelautan dan

perikanan harus ditingkatkan untuk memanfaatkan potensi sumberdaya

perikanan tangkap yang begitu besar tidak hanya di perairan teritorial

dan ZEEI tetapi di perairan laut lepas dan perairan ZEE negara lain di

dunia. Sementara itu, dengan gerakan peningkatan produksi perikanan

budidaya, diharapkan potensi perairan air tawar, payau dan laut yang

begitu besar dapat dimanfaatkan menjadi lahan-lahan produktif dengan

teknologi inovatif yang menghasilkan tingkat produksi tinggi.

Perubahan orientasi kebijakan dari darat ke perairan diharapkan dapat

meningkatkan perhatian dan pengalokasian sumberdaya pembangunan

yang seimbang sesuai dengan karakteristik negara RI sebagai negara

kepulauan yang kaya sumberdaya perairan. Di lain pihak, kesadaran

bagi masyarakat mengenai perlunya reorientasi pandangan ini,

diharapkan mampu mendorong minat dan upaya mengembangkan

ekonomi berbasis perairan, sehingga akan lebih banyak lagi investasi

di bidang sumberdaya perairan.

Melalui visi “Indonesia Menjadi Penghasil Produk Kelautan dan

Perikanan Terbesar 2015” dengan misi “Mensejahterakan

Masyarakat Kelautan dan Perikanan.” diharapkan dapat menjadi

tuntunan bagi pembangunan sektor kelautan dan perikanan yang

berpihak kepada rakyat, membuka kesempatan kerja dan mampu

mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Harapan lainnya,

melalui visi dan misi tadi pembangunan sektor kelautan dan

Page 61: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 14

perikanan dapat dipacu melalui percepatan peningkatan produksi

dengan produk-produk berkualitas dan berdaya saing tinggi untuk

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan rakyat kecil. Selain itu,

peningkatan produksi kelautan dan perikanan diharapkan dapat

memberikan kontribusi lebih besar terhadap pembangunan ekonomi

secara nasional dengan kenaikan PDB yang signifikan.

Minapolitan

Pada tingkat implementasi, Revolusi Biru akan dilaksanakan melalui

sistem pembangunan sektor kelautan dan perikanan berbasis wilayah

menggunakan konsep Minapolitan. Minapolitan sendiri berasal dari

kata mina berarti ikan dan politan berarti polis atau kota, sehingga

secara bebas dapat diartikan sebagai kota perikanan. Pengembangan

konsep dimaksudkan untuk mendorong percepatan pembangunan

ekonomi kelautan dan perikanan dengan pendekatan dan sistem

manajemen kawasan cepat tumbuh layaknya sebuah kota. Pengalaman

menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi kelautan dan perikanan yang

pada umumnya berada di daerah pedesaan lambat berkembang karena

kurangnya sarana, prasarana dan fasilitas pelayanan umum. Kualitas

sumberdaya manusia juga relatif rendah dibandingkan dengan

sumberdaya manusia di daerah perkotaan. Kawasan pedesaan lebih

banyak berperan sebagai penyedia bahan baku, sedangkan nilai tambah

produknya lebih banyak dinikmati di daerah perkotaan.

Page 62: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 15

Dengan konsep Minapolitan pembangunan sektor kelautan dan

perikanan diharapkan dapat dipercepat. Kemudahan atau peluang yang

biasanya ada di daerah perkotaan perlu dikembangkan di daerah-

daerah pedesaan, seperti prasarana, sistem pelayanan umum, jaringan

distribusi bahan baku dan hasil produksi di sentra-sentra produksi.

Sebagai sentra produksi, daerah pedesaan diharapkan dapat

berkembang sebagaimana daerah perkotaan dengan dukungan

prasarana, energi, jaringan distribusi bahan baku dan hasil produksi,

transportasi, pelayanan publik, akses permodalan, dan sumberdaya

anusia yang memadai.

Page 63: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 16

Konseptual Minapolitan mempunyai dua unsur utama yaitu,

Minapolitan sebagai konsep pembangunan sektor kelautan dan

perikanan berbasis wilayah dan minapolitan sebagai kawasan

ekonomi unggulan dengan komoditas utama produk kelautan dan

perikanan. Secara ringkas Minapolitan dapat didefinisikan sebagai

Konsep Pembangunan Ekonomi Kelautan dan Perikanan berbasis

wilayah dengan pendekatan dan sistem manajemen kawasan

berdasarkan prinsip integrasi, efisiensi dan kualitas serta akselerasi

tinggi. Sementara itu, Kawasan Minapolitan adalah kawasan ekonomi

berbasis kelautan dan perikanan yang terdiri dari sentra-sentra

produksi dan perdagangan, jasa, permukiman, dan kegiatan lainnya

yang saling terkait.

Page 64: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 17

Gambar model Kawasan Minapolitan

Konsep Minapolitan didasarkan pada tiga azas yaitu demokratisasi

ekonomi kelautan dan perikanan pro rakyat, pemberdayaan masyarakat

dan keberpihakan dengan intervensi negara secara terbatas (limited state

intervention), serta penguatan daerah dengan prinsip: daerah kuat – bangsa

dan negara kuat. Ketiga prinsip tersebut menjadi landasan perumusan

kebijakan dan kegiatan pembangunan sektor kelautan dan perikanan agar

pemanfaatan sumberdayanya benar-benar untuk kesejahteraan rakyat

dengan menempatkan daerah pada posisi sentral dalam pembangunan.

Dengan konsep ini, diharapkan pembangunan sektor kelautan dan

perikanan dapat dilaksanakan secara terintegrasi, efisien, berkualitas, dan

berakselerasi tinggi. Pertama, prinsip integrasi diharapkan dapat

mendorong agar pengalokasian sumberdaya pembangunan direncanakan

dan dilaksanakan secara menyeluruh atau holistik dengan

mempertimbangkan kepentingan dan dukungan stakeholders, baik instansi

Page 65: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 18

sektoral, pemerintahan di tingkat pusat dan daerah, kalangan dunia usaha

maupun masyarakat. Kepentingan dan dukungan tersebut dibutuhkan agar

program dan kegiatan percepatan peningkatan produksi didukung dengan

sarana produksi, permodalan, teknologi, sumberdaya manusia, prasarana

yang memadai, dan sistem manajemen yang baik.

Kedua, dengan konsep minapolitan pembangunan infrastruktur dapat

dilakukan secara efisien dan pemanfaatannya diharapkan akan lebih

optimal. Selain itu prinsip efisiensi diterapkan untuk mendorong agar

sistem produksi dapat berjalan dengan biaya murah, seperti

memperpendek mata rantai produksi, efisiensi, dan didukung keberadaan

faktor-faktor produksi sesuai kebutuhan, sehingga menghasilkan produk-

produk ekonomi kompetitif. Ketiga, pelaksanaan pembangunan sektor

kelautan dan perikanan harus berorientasi pada kualitas, baik sistem

produksi secara keseluruhan, hasil produksi, teknologi maupun

sumberdaya manusia. Dengan konsep minapolitan pembinaan kualitas

sistem produksi dan produknya dapat dilakukan secara lebih intensif.

Keempat, prinsip percepatan diperlukan untuk mendorong agar target

produksi dapat dicapai dalam waktu cepat, melalui inovasi dan kebijakan

terobosan. Prinsip percepatan juga diperlukan untuk mengejar

ketertinggalan dari negara-negara kompetitor, melalui peningkatan market

share produk-produk kelautan dan perikanan Indonesia tingkat dunia.

Selanjutnya, konsep minapolitan akan dilaksanakan melalui

pengembangan kawasan minapolitan di daerah-daerah potensial unggulan.

Kawasan-kawasan minapolitan akan dikembangkan melalui pembinaan

sentra-sentra produksi yang berbasis pada sumberdaya kelautan dan

perikanan. Pada Setiap kawasan minapolitan akan beroperasi beberapa

sentra produksi berskala ekonomi relatif besar, baik tingkat produksinya

maupun tenaga kerja yang terlibat dengan jenis komoditas unggulan

tertentu.

Page 66: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 19

Agar kawasan minapolitan dapat berkembang sebagai kawasan ekonomi

yang sehat, maka diperlukan keanekaragaman kegiatan ekonomi, yaitu

kegiatan produksi dan perdagangan lainya yang saling mendukung.

Keanekaragaman kegiatan produksi dan usaha di kawasan minapolitan

akan memberikan dampak positif (multiplier effect) bagi perkembangan

perekonomian setempat dan akan berkembang menjadi pusat pertumbuhan

ekonomi daerah. Dengan pendekatan kawasan dan sentra produksi,

diharapkan pembinaan unit-unit produksi dan usaha dapat lebih fokus dan

tepat sasaran. Walaupun demikian, pembinaan unit-unit produksi di luar

kawasan harus tetap dilaksanakan sebagaimana yang selama ini

dijalankan, namun dengan konsep minapolitan pembinaan unit-unit

produksi di masa depan dapat diarahkan dengan menggunakan prinsip-

prinsip integrasi, efisiensi, kualitas dan akselerasi tinggi.

Penggerak utama ekonomi di Kawasan Minapolitan dapat berupa sentra

produksi dan perdagangan perikanan tangkap, perikanan budidaya,

pengolahan ikan, atau pun kombinasi kedua hal tersebut. Sentra produksi

dan perdagangan perikanan tangkap yang dapat dijadikan penggerak

utama ekonomi di kawasan minapolitan adalah pelabuhan perikanan.

Sementara itu, penggerak utama minapolitan di bidang perikanan budidaya

adalah sentra produksi dan perdagangan perikanan di lahan-lahan

budidaya produktif. Sentra produksi pengolahan ikan dan perdagangan

yang berada di sekitar pelabuhan perikanan, juga dapat dijadikan

penggerak utama ekonomi di kawasan minapolitan.

Program Nasional Minapolitan mengangkat konsep pembangunan

kelautan dan perikanan berbasis wilayah dengan struktur:

1) Ekonomi kelautan dan perikanan berbasis wilayah: Indonesia dibagi

menjadi sub – sub wilayah pengembangan ekonomi berdasarkan

potensi sda, prasarana dan geografi

Page 67: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 20

2) Kawasan ekonomi unggulan- minapolitan : setiap propinsi dan

kabupaten/kota dibagi menjadi beberapa kawasan ekonomi unggulan

bernama minapolitan

3) Sentra produksi: setiap kawasan minapolitan terdiri dari sentra-sentra

produksi dan perdagangan komoditas kelautan dan perikanan dan

kegiatan lainnya yang saling terkait

4) Unit produksi/usaha: setiap sentra produksi terdiri dari unit-unit

produksi atau pelaku-pelaku usaha.usaha perikanan produktif

Tujuan pembangunan sektor kelautan dan perikanan dengan konsep

minapolitan adalah sebagai berikut:

1) Meningkatkan Produksi, Produktivitas, dan Kualitas,

2) Meningkatkan pendapatan nelayan, pembudidaya, dan pengolah ikan

yang adil dan merata,

3) Mengembangkan Kawasan Minapolitan sebagai pusat pertumbuhan

ekonomi di daerah dan sentra-sentra produksi perikanan sebagai

penggerak ekonomi rakyat.

E.3. Pendekatan Kegiatan

1. Pendekatan Teknis

Pendekatan teknis merupakan pendekatan yang berkaitan dengan pelaksanaan

pekerjaan. Untuk memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan ini, maka harus

disusun Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan. Bagan Alir ini berisikan tahapan-

tahapan pekerjaan yang akan dikerjakan, sehingga dalam penyusunan jadwal

pelaksanaan pekerjaan harus berpatokan pada Bagan Alir Pelaksanaan

Pekerjaan.

Page 68: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 21

Gambar 3.1. Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan

Data Sekunder Data Primer Data Studi Terdahulu /Terkait

Pengumpulan Data Survey

Suvey Potensi Observasi Lapangan

RencanaArsitektur

RencanaStruktur

RencanaUtilitas

Rencana KonsepDED

Pelaporan & Pembahasan

Selesai

Mulai

Persiapan

1. Persiapan Administrasi2. Mobilisasi Personil &

Administrasi3. Koordinasi & Konsultasi4. Review Dokumen &

Kebijakan

Identifikasi & Analisa

Page 69: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 22

2. Pendekatan Perundangan

Pelaksanaan Pelelangan Pengadaan Jasa Konsultansi Penyusunan DED

Minapolitan mengacu pada ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

a. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010, tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah

b. Keputusan Menteri Kimpraswil Nomor: 332/KPTS/M/2002 tanggal

21 Agustus 2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan

Gedung Negara

c. SNI-0255-1987 D, tentang Peraturan Umum Instalasi Listrik 1987

d. SNI-1727-1989 (SKBI 2.3.53-1987), tentang Tata Cara Perencanaan

Bangunan dan Lingkungan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran

pada Bangunan Rumah dan Gedung

e. Peraturan Pemerintah Daerah setempat

f. Selain ketentuan-ketentuan tersebut diatas juga terkait kepada

peraturan-peaturan lain yag berlaku, yang ada kaitannya dengan

pelaksanaan Pekerjaan Pembuatan DED ini.

3. Pendekatan Teknis

Untuk merencanakan Penyusunan DED Minapolitan ini, Konsultan

Perencana harus mengikuti proses dan lingkup tugas yang harus

dilaksanakan dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku, kolam

disesuaikan dengan paket yang berlaku terdiri dari:

a. Persiapan perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi

lapangan yang ada termasuk melakukan pengukuran site plan, dan

membuat interpretasi secara garis besar terhadap KAK.

b. Penyusunan konsepsi desain bangunan kolam percontohan, termasuk

program bangunan dan lingkungan serta di-detail-kan ke dalam

program ruang bangunan yang direncanakan.

c. Penyusunan pra-rencana, yang lebih men-detail-kan secara terukur

terhadap hal-hal yang dikonsepsikan.

d. Penyusunan pengembangan rencana, antara lain membuat:

1) Rencana arsitektur, meliputi Rencana Fungsi yang tergambar

dalam Denah, Rencana kulit bangunan yang tergambar dalam

Page 70: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 23

Tampak Bangunan, Rencana spesifikasi bahan yang tergambar

dalam Rencana Pola, Rencana Detail Pembangunan dan Rencana

Parsial, Rencana khusus yang tergambar dalam Rencana Detail

Khusus.

2) Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya.

Keseluruhan perencanaan struktur didasarkan pada hasil tes Daya

Dukung Tanah yang menjadi tanggung jawab Konsultan Perencana

3) Rencana utilitas Mekanikal Elektrikal, beserta uraian konsep dan

perhitungan, meliputi tata udara, tata cahaya, listrik, plumbing, air

bersih, sistem pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran,

dan sistem pipa air kotor.

4) Penajaman pra-perkiraan biaya daftar Kuantitas dan harga yang

sesuai dengan konsep rancangan detail yang ada berdasar Analisa

Harga Satuan wilayah setempat.

5) Penyusunan sertifikasi teknis yang sesuai dengan hasil

perancangan termasuk spesifikasinya menjadi pedoman kerja

umum, administrasi dan teknis bagi pelaksana pembangunan

(kontraktor).

e. Penyusunan rencana detail antara lain membuat:

1) Gambar-gambar pelaksanaan detail arsitektur, detail struktur, detail

utilitas dan Mekanikal Elektrikal yang sesuai dengan gambar

rencana yang telah disetujui.

2) Spesifikasi Teknis.

3) Rincian volume pelaksanaan pekerjaan (Bill of Quantity atau BQ).

4) Laporan akhir perencanaan meliputi laporan penyelenggaraan

teknis.

f. Mengadakan pengawasan berkala arsitektural selama pelaksanaan

konstruksi fisik dan melaksanakan kegiatan seperti:

1) Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis

pelaksanakan bila ada perubahan.

2) Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul

selama masa pelaksanaan konstruksi.

Page 71: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 24

3) Memberikan saran-saran, pertimbangan dan rekomendasi tentang

penggunaan bahan.

4) Membuat laporan akhir pengawasan berkala.

E.4. KRITERIA PERENCANAAN

E.4.1. UMUM

Minapolitan merupakan konsep manajemen ekonomi kawasan berbasis

kelautan dan perikanan. Program ini merupakan upaya untuk merevitalisasi

sentra produksi perikanan dan kelautan dengan fokus pada peningkatan

produksi dan pendapatan rakyat. Minapolitan merupakan sebuah model dari

Revolusi Biru yang digalakkan. Kementerian Kelautan dan Perikanan

Republik Indonesia dengan mengubah mindset pembangunan yang

berorientasi darat ke berorientasi maritim.

Program pengembangan kawasan minapolitan ini bertujuan untuk :

Meningkatkan produksi, produktifitas, dan kualitas produk kelautan dan

perikanan

Meningkatkan pendapatan nelayan, pembudidaya ikan, dan pengolahan

ikan yang adil dan merata

Mengembangkan kawasan minapolitan sebagai pusat pertumbuhan

ekonomi di daerah.

Menurut Pedoman Umum Minapolitan Kementerian Kelautan dan

Perikanan (2011), bahwa suatu kawasan dapat ditetapkan dan

dikembangkan sebagai kawasan minapolitan apabila memenuhi

beberapa persyaratan sebagai berikut:

Kesesuaian dengan Renstra Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan

atau Rencana Zonasi Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau

Kecil (RZWP-3K) kabupaten/kota, serta Rencana Pengembangan

Investasi Jangka Menengah Daerah (RPIJMD) yang telah ditetapkan.

Memiliki komoditas unggulan di bidang kelautan dan perikanan

dengan nilai ekonomi tinggi.

Letak geografis yang strategis dan secara alami memenuhi persyaratan

untuk pengembangan produk unggulan kelautan dan perikanan

Page 72: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 25

Terdapat unit produksi, pengolahan dan atau pemasaran dan jaringan

usaha yang aktif berproduksi, mengolah dan atau memasarkan yang

terkonsentrasi di suatu lokasi dan mempunyai matarantai produksi

pengolahan dan atau pemasaran yang saling terkait.

Tersedianya fasilitas pendukung berupa aksesibilitas terhadap pasar,

permodalan, sarana dan prasarana produksi, pengolahan dan atau

pemasaran, keberadaan lembaga-lembaga usaha dan fasilitas

penyuluhan dan pelatihan.

Kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sektor kelautan dan

perikanan memerlukan penyesuaian atau perubahan agar dapat memenuhi

kebutuhan ekonomi yang lebih fokus pada peningkatan kesejahteraan

rakyat. Perubahan seperti ini seiring dengan potensi Indonesia yang

merupakan archipelago island. Sebesar 2/3 wilayah RI merupakan perairan,

dan banyak potensi kelautan serta perikanan yang didapatkan dari perairan

Indonesia.

Perlu adanya perubahan pola pikir orientasi pembangunan dari daratan

ke maritim (revolusi biru) dengan konsep Minapolitan yang sejalan dengan

Arahan Umum Pembangunan Nasional dan Arah Kebijakan Pembangunan

Kewilayahan dan Pengembangan Kawasan dalam RPJM 2010-2014.

Hingga kini, pembangunan di Indonesia masih terfokus pada daratan.

Keberadaan kota-kota metropolitan baru, lantas membuat potensi kelautan

di Indonesia terkesampingkan. Apabila selama ini ada beberapa wilayah

pesisir yang berhasil dikembangkan, perekonomian masyarakat nelayannya

pun masih jauh dari sejahtera.

Page 73: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 26

Gambar E.1.

Diagram Alir Tujuan Program Pengembangan Kawasan Minapolitan

Page 74: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 27

Revolusi biru ini merupakan salah satu bentuk nyata dari

pembangunan kawasan pesisir yang berkelanjutan melalui peningkatan

produksi kelautan-perikanan dengan peningkatan pendapatan rakyat yang

adil, rata, dan sesuai. Peningkatan kesejahteraan masyarakat (Rokhmin

Dahuri, 2002) mencakup dua hal: pengaturan pemanfaatan ruang yang adil

bagi masyarakat (nelayan dan petani) serta adanya kemitraan kerja yang

saling mendukung dan tetap memelihara kualitas ruang. Untuk itu dalam

pelaksanaannya, konsep Minapolitan haruslah mengedepankan

kesejahteraan masyarakat pesisirnya.

Konsep Minapolitan dapat didefinisikan sebagai kota perikanan

dengan konsep pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis

wilayah melalui pendekatan dan sistem manajemen kawasan berprinsip

integrasi, efisien, kualitas, akselerasi tinggi. Diharapkan dengan

dilaksanakannya konsep ini, visi “Indonesia Menjadi Penghasil Produk

Perikanan dan Kelautan Terbesar 2015” dan misi “Mensejahterkan

Masyarakat Kelautan dan Perikanan”, dapat terwujud.

Secara konseptual, Minapolitan terbagi menjadi dua. Pertama,

pembangunan sektor kelautan dan perikanan berbasis wilayah.

Kewewenangan tiap daerah untuk mengembangkan kawasan pesisirnya

sendiri perlu diberi dorongan. Pasalnya, setiap wilayah pesisir di Indonesia

memiliki karakteristik masing-masing yang lebih dipahami oleh daerah itu

sendiri.

Kemudian yang kedua adalah kawasan ekonomi unggulan dengan

komoditas utama produk kelautan dan perikanan. Potensi produk kelautan

Indonesia sebenarnya cukup berpotensi namun mengalami beberapa

permasalahan. Salah satunya adalah jumlah industri perikanan lebih dari

17.000 buah, tapi sebagian besar tradisional berskala mikro dan kecil.

Beberapa tujuan dari konsep Minapolitan memiliki tiga sasaran.

Ketiga sasaran utama konsep Minapolitan ini, yang pertama adalah

penguatan ekonomi rumah tangga masyarakat kelautan dan perikanan skala

Page 75: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 28

kecil. Kedua, usaha kelautan kelas menengah ke atas. Kemudian yang ketiga

adalah sektor kelutan-perikanan menjadi penggerak ekonomi nasional.

Di samping itu, beberapa persyaratan untuk menjadi kawasan

Minapolitan yaitu komoditas unggulan, letak geografis, sistem mata rantai

produksi (hulu-hilir), fasilitas pendukung utama, kelayakan llingkungan,

komitmen daerah. Berdasarkan kriteria itulah, suatu kawasan dapat

dijadikan objek penerapan konsep Minapolitan.

Minapolitan atau kota perikanan merupakan peluang bagi Indonesia

untuk membangkitkan ekonomi negara melalui pengembangan wilayah

pesisir. Tak hanya perikanan saja, Minapolitan juga mencakup

pengembangan di bidang industri pengolahan produk laut, pariwisata

kelautan, pendidikan serta pelayanan jasa, dll.

Jika efisiensi serta akselerasi diharapkan dalam pelaksanaan konsep

Minapolitan, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah optimalisasi

penangkapan ikan melalui pengembangan teknologi juga pemanfaatan

potensi alam melalui Local Economic Development (LED). Namun dari

segi perencanaan, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana pengembangan

Minapolitan dapat menjadi salah satu upaya dalam memperbaiki citra

pedesaan daerah laut/pesisir.

Banyak kawasan pesisir yang mengalami pembangunan namun gagal

dalam proses pengembangannya. Konsep Minapolitan memang dirasa

cukup ideal untuk mengangkat kawasan pesisir baik dari segi ekonomi lokal

maupun kesejahteraan masyarakatnya. Tetapi jika dalam pelaksanaanya

terjadi ketidakseimbangan dalam kinerja tiap-tiap stakeholder, maka konsep

Minapolitan tersebut bisa jadi hanya berjalan sendiri, tanpa beriringan

dengan kebutuhan dasar masyarakat yang berada di dalamnya.

Ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam perencanaan tata

ruang kawasan pesisir yang akan dikembangkan sebagai kawasan

Minapolitan. Hal pertama adalah faktor ekologis yang dapat diidentifikasi

melalui eksisting fisik, kondisi eksisting struktur tata ruang dan lingkungan

juga ekosistem pesisir. Mengingat bahwa konsep Minapolitan ini haruslah

Page 76: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 29

berorientasi pada lingkungan juga agar pengembangan Minapolitan yang

ada terarah tepat sasaran.

Faktor kedua adalah kondisi sosial, dimana segala komposisi

demografi penduduk, adat-budaya, proses sosial (kerjasama/konflik) hingga

peran lembaga masyarakat/pemerintah, perlu diidentifikasi apakah

menimbulkan suatu potensi ataupun masalah. Identifikasi keadaan sosial ini

perlu diprioritaskan agar mampu mengetahui kebutuhan dasar untuk

mewujudkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Seringkali aspek sosial ini

sangat sensitif dalam metode pendekatan pengembangannya. Terutama yang

berkaitan dengan adat-budaya. Karena begitu beragamnya kultur yang ada

di Indonesia ini, diharapkan peran lembaga pemerintahan daerah bisa lebih

berperan aktif dalam memahami karakter sosial masyarakat setempat. Tiap-

tiap Bappeda sebaiknya konsisten dalam pengkoordinasian pemanfaatan

ruang antar sektor. Sementara itu perlu dibentuk dinas teknis yang khusus

bertanggung jawab terhadap pengaturan teknis sektor tersebut.

Lalu yang terakhir adalah pertimbangan dari faktor ekonomi. Perlu

dilakukan identifikasi pada proses koleksi-distribusi dalam kegiatan

ekonomi lokal/regional sumber daya pesisirnya. Selain itu domain serta

persebaran kegiatan ekonomi di suatu kawasan yang ingin dikembangkan

dengan konsep Minapolitan perlu ditelusuri.

Page 77: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 30

Dari struktur program Minapolitan seperti di atas terlihat adanya

sistem penataan ruang yang terintegrasi. Mulai dari kegiatan skala terkecil,

yaitu unit usaha masyarakat lokal. Kemudian diintegrasikan ke dalam

sentra, dimana sentra tersebut terlingkup dalam daerah Minapolitan.

Masyarakat sekitar kawasan pesisir tentunya telah terlibat dalam

pengelolaan potensi sumberdaya yang ada. Misalnya dalam budidaya

perikanan. Di samping itu, melalui LED yang diterapkan Minapolitan, akan

terjalin kemitraan kerja antara stakeholder-stakeholder terkait. Baik

masyarakat pesisir sebagai pelaku ekonomi, pemerintah sebagai pemegang

kontrol kelembagaan, serta swasta yang menjadi sumber investasi

pembangunan.

Untuk mampu memfasilitasi keberlangsungan integrasi kegiatan

ekonomi tersebut, pemenuhan sarana dan prasarana sangatlah penting. Di

sisi lain, hal itu diperlukan untuk menunjang keberlangsungan hidup

masyarakat yang menempati kawasan objek perencanaan.

E.4.2. KRITERIA PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Dalam penyusunan DED minapolitan di Kabupaten Jembrana ini

berdasarkan Kerangka Acuan Kerja adanya pembuatan DED bangunan.

Berikut kriteria desain pekerjaan banguanan :

1. Rencana Bangunan dan Konstruksi Balai Benih Ikan

1.1. Kriteria Teknik

a. Prasarana

Tahap Pembangunan balai Benih Ikan :

Studi Kelayakan meliputi :

Species dan jumlah ikan yang ingin diproduksi;

Teknologi yang ingin diaplikasikan dan dikembangkan;

Lokasi BBI tidak terlalu jauh dari lokasi kegiatan perikanan

budidaya ikan

Dan pasar benih;

Page 78: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 31

Hubungan lalu lintas dengan daerah sekitarnya lancar

sehingga

memudahkan pengangkutan bahan-bahan yang diperlukan

BBI dan hasilhasil

dari BBI;

Fasilitas hatchery yang akan dibangun untuk memproduksi

benih sesuai

dengan permintaan pasar;

Perkiraan dana untuk konstruksi;

Jumlah dan kualifikasi SDM yang dibutuhkan;

Perkiraan dana operasional yang dibutuhkan per tahun

Analisa ekonomi.

Detail Desain :

Gambar detail setiap penampang bangunan;

Gambar teknis bangunan BBI;

Spesifikasi teknis dan bahan bangunan yang digunakan;

Rencana Angaran Biaya (RAB);

Jadual pelaksanaan pembangunan fisik/konstruksi

Pelaksanaan Konstruksi :

Prasarana pokok pembenihan perioritas pertama, baru

prasarana lainnya;

Pengawasan (konsultan pengawas + tim teknis)

Semua fasilitas dipastikan berfungsi baik

Konsepsi Pengembangan Prasarana Budidaya :

Konsep-konsep yang harus diperhatikan dalam pengembangan

dan pembangunan prasarana budidaya terutama kegiatan

pembenihan antara lain:

Aspek operasional

Aspek fungsi

Aspek konstruksi

Page 79: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 32

Aspek pemeliharaan.

Dalam pengembangan dan perencanaan Prasarana perlu

diperhatikan:

Tujuan

Tingkat pengembangan yang dilakukan

Potensi

Kendala (constrain)

Prakondisi

Sehingga prasarana yang dibangun tersebut dapat memberikan

manfaat yang optimal.

Faktor-Faktor Yang Harus dipertimbangkan Dalam

Perencanaan Pembangunan Prasarana Budidaya.

A. Faktor Teknis

Yang dimaksud dengan faktor teknis adalah faktor-faktor yang

berkaitan dengan kegiatan budidaya antara lain:

• Ketersediaan lahan;

• Potensi lahan;

• Kesesuaian komoditas perikanan yang akan dikembangkan;

• Skala usaha yang akan dikembangkan (skala rumah tangga,

skala sedang, skala lengkap)

B. Faktor Non Teknis

Yang dimaksud dengan faktor non teknis adlah faktor-faktor

diluar teknis perikanan budidaya yang berpengaruh terhadap

optimalisasi fungsi pembangunan prasarana budidaya :

• Aspek sosial;

• Aspek ekonomi;

• Aspek manfaat;

• Ketersediaan dana.

Prioritas Pembangunan Prasarana Budidaya

Untuk mendukung optimalisasi fungsi pembangunan prasarana

budidaya maka dalam pembangunan prasarana budidaya harus

dibuat skala prioritas pembangunan prasarana budidaya

Page 80: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 33

berdasarkan kebutuhan dan dana yang tersedia. Untuk menentukan

skala prioritas maka prasarana budidaya dapat dikelompokan

menjadi 4 (empat) komponen bangunan yaitu :

i. Bangunan pokok;

ii. Bangunan pendukung;

iii. Bangunan penunjang;

iv. Bangunan pengaman;

v. Bangunan pelengkap.

1. Prasarana pokok adalah bangunan yang harus ada karena terkait

langsung dalam proses produksi benih. Misalnya : kolam/bak

induk, kolam/bak pemijahan, dll.

2. Prasana pendukung adalah bangunan yang keberadaannya

mempermudah, mempercepat, dan memperkecil biaya proses

pembenihan. Misalnya : kantor, jaringan jalan dan tempat parkir,

laboratorium, dll.

3. Prasarana penunjang adalah : bangunan yang keberadaannya

bersifat melengkapi dan tidak mempengaruhi proses perbenihan.

Misalnya : Gedung pertemuan, fasilitas olahraga, dll.

4. Prasana Pengaman adalah : bangunan yang diperlukan untuk

pengamanan fasilitas perbenihan. Misalnya : pagar

keliling/lingkungan , pos jaga, dll.

5. Prasana Pelengkap adalah : bangunan yang fungsinya melengkapi

bangunan pendukung, bangunan penunjang dan bangunan

pengaman sehingga bangunan perbenihan dimaksud beroperasi

lebih optimal dan lebih berdaya guna. Misalnya : rumah pompa,

rumah genset, garasi kendaraan, dll. Sehingga kedudukan prasarana

dalam kegiatan budidaya perikanan yaitu :

a. Merupakan unsur penunjang pokok yang sangat penting untuk

mendukung

b. kegiatan budidaya perikanan;

c. Direncanakan terakhir dari seluruh kegiatan budidaya;

Page 81: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 34

d. Dilaksanakan pertama kali dari keseluruhan kegiatan usaha

budidaya.

b. Ketinggian Tempat dan Kemiringan Lahan.

Ketinggian tempat sedapat mungkin tidak lebih dari 700 m diatas

permukaan laut, sedangkan kemiringan tanah yang ideal berkisar

antara 1 – 5%

c. Tanah.

Tanah yang baik untuk BBI adalah tanah dengan struktur yang kuat,

dapat menahan air (tidak poreus), subur dan tidak berbatu-batu,

teksturnya terdiri dari tanah liat dan liat berpasir

d. Sifat Fisika dan Kimia Air;

Sifat fisika yang harus diperhatikan adalah :

• Suhu air optimal berkisar antara 250 – 300C;

• Kekeruhan air 25 – 100 JTU;

• Muatan suspensi 25 – 400 ppm;

• Kecerahan lebih besar dari 10% penetrasi cahaya sampai dasar

perairan.

Sifat kimia air yang harus diperhatikan adalah :

• PH air berkisar antara 4 – 9, optimum 6,7 – 8,0;

• Kadmium (Cd) maksimum 0,01 ppm;

• Timbal (Pb) maksimum 0,02 ppm;

• Sulfida (S) maksimum 0,002 ppm;

• Ammoniak bebas (NH3) maksimum 0,01 ppm;

• Nitrit (NO2) maksimum 0,2 ppm;

• Phosphat maksimum 0,01 ppm;

• Alkalinitas produktif 50 – 500 ppm;

• Oksigen terlarut (DO) diisyaratkan > 3 ppm

e. Sistem Pengairan

Untuk menjamin suplai air pada BBI secara kontinyu dengan

kualitas air yang memenuhi persyaratan, maka diperlukan langkah-

langkah lebih lanjut sebagai berikut :

Page 82: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 35

a. Sebaiknya air berasal dari sumber mata air, sumur artesis atau

sumur bor yang sepenuhnya dikuasai BBI. Debit air mineral 20

liter/ha/detik untuk kolam induk, pembenihan, pembesaran dan

terpadu, sedangkan untuk kolam air deras sebesar 250

liter/detik/100 m2. Untuk meningkatkan kualitas air (temperatur

dan oksigen terlarut) mengurangi adanya gas terlarut, dan

mengurangi pengendapan lumpur, maka perlu dibuat filter

biologis dengan menggunakan tanaman air (Hidrilla sp).

b. Terhadap BBI yang memperoleh suplai air dari sungai dan irigasi

perlu perlakuan melalui sistem pengendapan dan filterisasi

mekanik maupun biologis, utamanya untuk kolam-kolam

pembenihan dan pendederan. Untuk itu perlu dilengkapi dengan

bak pengendapan air dan bak-bak filter yang dapat berfungsi

secara baik dengan luas minimal 10% dari luas kolam pendederan

P1.

c. Untuk menjamin kontinuitas suplai air yang berasal dari irigasi

khususnya pada saat perbaikan saluran, maka Dinas Perikanan

Daerah seyogyanya mengadakan pendekatan dengan pihak

pengairan untuk mencari jalan pemecahannya. Dalam hubungan

ini disarankan agar Dinas Perikanan Daerah menjadi anggota

Panitia Irigasi Daerah.

f. Luas BBI

Luas keseluruhan BBI Sentral minimal 5 Ha, sedangkan luas

keseluruhan BBI Lokal minimal 2 Ha.

1.2. Perkolaman

a. Standar Perkolaman

Jumlah kolam dan luas masing-masing kolam dalam BBI

dperhitungkan seperti pada table E.1. dan contoh tata letaknya dapat

dilihat pada gambar E.2 dan E.3.

Page 83: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 36

Tabel 3.1. Jumlah dan luas minimal masing-masing

kolam di BBI :

Gambar E.1. Contoh Tata Letak Kolam BBI Sentral (5 Ha)

Page 84: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 37

Gambar E.2. Contoh Tata Letak Kolam BBI Lokal (2 Ha)

b. Konstruksi Kolam

Kelandaian saluran yang baik adalah 0,5% dan pada pinggiran

pematang dibuat peluncuran atau terjunan. Pada lampiran 18 dapat

dilihat konstruksi saluran dan peluncuran. Saluran pembuangan

haraus dihubungkan dengan jaringan drainase (selokan atau sungai)

diluar komplek BBI harus dapat menyalurkan air buangan dengan

lancar. Dasar saluran pembuangan minimal harus lebih rendah 25 cm

dari dasar kolam dengan lebar 0,5 m. Setiap kolam harus dapat bebas

memperoleh air langsung dari saluran pemasukan dan bebas pula

melepaskan air kesaluran pembuangan.

c. Petunjuk Tata Air

Sistem pengaturan air dengan bangunan-bangunan pengontrol air

digambarkan dengan ikhtisar air pada gambar E.4.

Page 85: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 38

Gambar E.4. Ikhtisar Tata Air di BBI

d. SARANA BBI

Sarana BBI yang disediakan dalam pedoman BBI ini diperhitungkan

pada kebutuhan minimal operasional BBI dan merupakan paket

pembenihan ikan mas dan nila di BBI. Jumlah paket yang disediakan

untuk operasional BBI dapat diminta sesuai dengan rencana kerja

dan operasional tahunan BBI. Dengan demikian tiap BBI akan

mempunyai dana operasional yang berbeda.

d.1. Bahan-bahan

(1). Induk Ikan

Induk ikan yang dimaksud dalam pedoman BBI adalah induk ikan

mas dan nila dengan kriteria ikan mas dengan deskripsi yang jelas.

Page 86: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 39

Ditinjau dari mutu induk ikan tersebut mempunyai criteria sebagai

berikut :

Karakter morfometrik dan genetic sesuai dengan varietasnya,

meliputi : bentuk tubuh, warna, bentuk sisik, cepat

pertumbuhannya, respon terhadap pakan buatan dan relatif

tahan terhadap penyakit.

Deskripsi varietas jelas.

Fekunditas ikan mas antara 80.000 – 120.000 butir/kg berat

induk, dan untuk ikan nila rata-rata 900 butir per 300 gram

berat induk.

Tidak cacat.

Sehat, tidak berpenyakit.

Gerakan normal.

Ratio panjang berat sesuai dengan deskripsi varitasnya.

Jumlah induk yang dimiliki BBI didasarkan pada jumlah minimal

induk yang akan digunakan. Tabel dibawah ini menunjukkan

jumlah induk minimal yang harus dimiliki oleh BBI :

Tabel E.2. Jumlah Minimal Induk Yang Diperukan BBI

Keterangan :

• Berat rata-rata induk ikan mas betina ≥ 3 Kg

• Berat rata-rata induk ikan mas jantan ≥ 1,5 kg

• Berat rata-rata induk ikan nila betina = 0,3 – 0,4 kg

• Barat rata-rata induk ikan nila jantan = 0,4 – 0,5 kg

Page 87: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 40

d.2.Bangunan Gedung

Tabel E.3. Bangunan Gedung di BBIS dan BBIL

2. Metode Perencanaan dan Perancangan

Dasar proses Pendekatan Perencanaan tersebut diupayakan memadukan

kaidah-kaidah yang mempengaruhi proses Perencanaan secara total antara

lain :

Eksternal, meliputi Peraturan-peraturan (UU, PP, PerMen, Kep.Men,

Pemda), Keinginan Pemberi Tugas

Struktur dan Bentuk yang menyangkut Material Bangunan dan Teknologi

Membangun

Pembiayaan Bangunan

Pelaksanaan Konstruksi

Model integrasi pemikiran dapat diuraikan sebagai berikut:

Out-put awal dari pekerjaan ini adalah suatu gambaran rancangan

skematik, gagasan perancangan yang memperlihatkan :

o Konsepsi gambaran pola pembagian ruang sebagai manifestasi dari fungsi

yang diwadahinya.

o Konsepsi pemecahan fisik struktural dari bangunan dan perekayasaan

sehingga memenuhi semua persyaratan statika dan dinamika (mekanika

bangunan)

Page 88: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 41

Gubahan estetika bangunan yang harus mampu mengekspresikan fungsi yang

disandangnya dan dapat dirasakan sentuhan - sentuhan rancangan seni

arsitektural yang bernilai.

1. Perencanaan Site

Konsep perencanaan site adalah gagasan pengelolaan dan penataan site

dalam rangka Perencanaan Pembangunan Bangunan BBI , yang terdiri

atas ; konsep zoning dan konsep entrance.

a. Konsep Zoning

Site akan di bagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan fungsi yang

akan diwadahi, yaitu ; fungsi utama, fungsi penunjang dan fungsi

servis.

b. Konsep Entrance

Dengan dasar pertimbangan intensitas kegiatan (pergerakan), jalan

sebagai akses utama menuju site, jenis pemanfaatan dan

keseimbangan arsitektural, sistem entrance yang akan diterapkan

adalah sistem dua lubang yang akan diletakkan di sisi kiri dan kanan

bagian depan site. Bentuk entrance mengadopsi model entrance

tradisional Bali yaitu Candi Bentar.

2. Perancangan Bangunan

Konsep perancangan bangunan merupakan gagasan awal perencanaan

berupa ide – ide arsitektural yang meliputi konsep massa bangunan,

konsep struktur dan konsep utilitas.

a. Konsep Massa Bangunan

Jumlah massa bangunan yang diterapkan adalah satu massa

bangunan (monolith), dengan dasar pertimbangan ketesediaan

luasan site, jenis, proses dan kapasitas kegiatan yang akan

ditampung, serta hubungan antar ruang.

Bentuk massa bangunan yang digunakan adalah bentuk persegi

panjang, didasarkan atas keserasian dengan bentuk site dan

karakteristik kegiatan.

Page 89: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 42

Letak massa bangunan ditengah – tengah, sesuai dengan zone

yang telah ditentukan, tuntutan jarak pandang dan sempadan

jalan.

Wujud massa bangunan berupa bangunan posa jaga, kantin dan

tempat ibadah Gedung Kantor DPRD Kabupaten Karangasem.

Secara keseluruhan sosok ataupun fasade bangunan berkarakter

arsitektur Bali.

b. Konsep Struktur

Sistem struktur bangunan secara umum menggunakan sistem

struktur rangka, dalam hal ini berupa rangkaian kolom dan balok.

Pada Sub struktur menggunakan pondasi plat menerus dengan

penebalan pada titik – titik perletakan kolom sebagai plat kaki

pondasi. Bahan yang digunakan adalam beton bertulang

termasuk bagian dinding.

Pada Super struktur menggunakan rangkaian kolom dan balok,

dimana dinding hanya sebagai pembatas ruang saja. Bahan yang

digunakan untuk elemen strukutur adalah beton bertulang.

Pada Upper struktur menggunakan rangkaian balok – balok baja

profil I (mono beam). Bahan penutup atap yang digunakan adalah

genteng metal.

Analisis

Analisis Pola Ruang

Pada intinya pendekatan pola pemanfaatan lahan dalam merencanakan

tapak dan pola ruang, semaksimal mungkin memanfaatkan site yang sudah

ada melalui program redisain dan meminimalisasi. Secara filosofis

konsepsi tapak dan pola ruang mengambil nilai-nilai dan sistem budaya

dalam arsitektur tradisional Bali yang merupakan penyeimbangan,

penyelarasan, dan integritas tiga unsur menjadi sumber kesejahteraan (Tri

Hita Karana).

Secara keseluruhan pendekatan filosofi di atas mensyaratkan, bahwa

konsepsi tapak dan pola ruang diarahkan untuk menciptakan keselarasan

Page 90: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 43

antara manusia dengan arsitektur, serta arsitektur dengan lingkungan, baik

fisik alami maupun buatan. Penyediaan ruang terbuka atau halaman tengah

sebagai pusat orientasi (natah) berupa plaza dan lapangan upacara

merupakan perpaduan antara unsur akasa (purusa) dan pertiwi (predhana)

yang diharapkan menumbuhkan kehidupan berkelanjutan.

Konsepsi Wujud Bangunan

Konsepsi wujud bangunan diharapkan menghasilkan perencanaan dan

disain bangunan yang bercirikan khas Kabupaten Jembrana yang

mencerminkan jati diri Kabupaten Jembrana di antara variasi yang terjadi

pada Kabupaten-kabupaten di Bali. Konsepsi wujud bangunannya

diuraikan melalui tahapan konsep, mulai konsep tata ruang, tata letak dan

konsep tata bangunan.

Tapak dan Perpetakan

Arahan tentang : tata letak bangunan, orientasi bangunan, indikasi bentuk

dan tampak bangunan secara keseluruhan akan direncanakan dalam

kawasan gedung. Konsep penataan perpetakan didasarkan pada

pertimbangan sebagai berikut :

1. Kondisi dan rencana perpetakan untuk masing-masing instansi dan

fasilitas penunjang lainnya,

2. Pola penanganan lingkungan/kawasan yang ditetapkan,

3. Besarnya sarana dan prasarana dan fasilitas yang dibutuhkan,

4. Bersifat akomodatif terhadap aspirasi masyarakat setempat,

5. Batasan luas bangunan yang dapat dibangun, dikaitkan dengan

ketentuan sempadan bangunan yang ada,

6. Faktor keselamatan bangunan dan lingkungan pada saat bila terjadi

bahaya banjir, tanah longsor maupun kebakaran.

Konsep Tata Letak

Dalam konsep tata letak ini akan diuraikan bagaimana komposisi massa

bangunan, orientasi bangunan yang mencakup kelompok massa sesuai

dengan zona / mandalanya di kawasan pembangunan Gedung.

Komposisi Massa Bangunan

Page 91: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 44

Pertimbangan dalam menetapkan konsep komposisi massa bangunan ini

antara lain:

1. Faktor topografi, lingkungan, visual,kapasitas pengguna dan fungsi

bangunan

2. Intensitas pemanfaatan lahan, aksessibilitas, GSB, KDB, KLB,

orientasi dan selubung bangunan (building coverage)

3. Skala dan proporsi manusia (human scale and human proportion)

terkait upaya menghindari dominasi massa bangunan terhadap

lingkungan.

Orientasi Bangunan

Nilai-nilai yang terkandung dalam budaya arsitektur Jembrana dipakai

dasar pertimbangan dalam menentukan konsep orientasi bangunan.

Arsitektur Karangasem pada umumnya memiliki nilai orientasi yang sama

dengan tempat lainnya di Bali. Orientasi bangunan antara lain:

1. Ruang terbuka di tengah, bisa sebagai lapangan upacara sebagai

orientasi massa bangunan.

2. Kondisi Fisik kawasan yang mencakup jarak antar bangunan,

klimatologi dan aksesibilitas.

3. Kondisi non fisik kawasan mencakup: ideologi, nilai-nilai sosial

budaya, aksentuasi dan makna ruang yang akan diciptakan.

Bentuk Dasar Bangunan

Konsep bentuk dasar bangunan mengacu pada keselarasan lingkungan

budaya Karangasem dan konsistensi bentuk bangunan Bali yaitu bentuk

dasar segi empat serta pengembangannya yang mencerminkan:

1. Ekspressi bentuk yang terjadi dari padu raksa dalam bentuk makro

kawasan dan pekarangan dan empat babucuan pada aspek mikro

bangunan.

2. Pengubahan bentuk kotak segiempat menjadi bentuk kotak dinamis

(splitlevel), penambahan penampilan) pada ujung atau tengah depan

bangunan.

Page 92: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 45

Sosok dan Bentuk Bangunan

Penataan Sosok dan bentuk bangunan pada kawasan pembangunan

Gedung mempertimbangkan sosok dan bentuk ciri khas Karangasem

dengan konsep sebagai berikut:

1. Bentuk yang proporsional sesuai konsep Tri Angga serta menghindari

dominasi massa bangunan terhadap lingkungan.

2. Memperhatikan efek estetika visual yang merupakan pendetailan lebih

lanjut dari sosok dan bentuk yang diadopsi dari berbagai tempat di

Kabupaten Karangasem tersebut.

Struktur dan Bahan

Prinsip-prinsip yang terkandung dalam Arsitektur Tradisional Bali khas

Karangsem dipakai sebagai konsep struktur dan bahan yang dimaksud.

Konsep struktur dan konstruksi sebagai tektonik (the art off construction);

memperlihatkan kejujuran sesuai prinsip statika, namun dikembangkan

dan disesuaikan dengan kekinian akibat pengaruh teknologi tanpa

mengubah etik normatif terapan bentuknya.

Dari segi bahan bangunan; seoptimal mungkin menggunakan bahan

alami,mengikuti karakteristik bahan dengan komposisi berat di bawah dan

ringan di atas, menyelaraskan diri pada jenis bahan dan cara pemasangan

dengan lingkungan sekitarnya. Pada beberapa sisi tidak tertutup

kemungkinan menggunakan bahan buatan ditinjau dari segi efisiensi dan

efektifitas penggunaan dan pemeliharaannya; seperti lantai keramik,

jendela alumunium, kaca dan sebagainya.

Perencanaan Utilitas

Sistem plumbing adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bangunan

gedung, oleh karena itu perencanaan sistem plambing haruslah dilakukan

bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan gedung itu sendiri,

dalam rangka penyediaan air bersih baik dari kualitas dan kuantitas serta

kontinuitas maupun penyaluran air bekas pakai atau air kotor dari peralatan saniter

Page 93: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 46

ke tempat yang ditentukan agar tidak mencemari bagian-bagian lain dalam gedung

atau lingkungan sekitarnya.

Setiap usaha dan atau kegiatan pada dasarnya menimbulkan dampak terhadap

lingkungan hidup yang perlu dianalisis sejak awal perencanaannya, sehingga

langkah pengendalian dampak negatif dan pengembangan dampak positif dapat

dipersiapkan sedini mungkin. Dan berdasarkan hal tersebut telah ditetapkan

peraturan pemerintah tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

(AMDAL). Plambing adalah seni dan teknologi pemipaan dan peralatan untuk

menyediakan air bersih, baik dalam hal kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang

memenuhi syarat dan pembuang air bekas atau air kotor dari tempat-tempat

tertentu tanpa mencemari bagian penting lainnya untuk mencapai kondisi higienis

dan kenyamanan yang diinginkan.

Perencanaan sistem plambing dalam suatu gedung, guna memenuhi kebutuhan air

bersih sesuai jumlah penghuni dan penyaluran air kotor secara efesien dan efektif

(drainase), sehingga tidak terjadi kerancuan dan pencemaran yang senantiasa

terjadi ketika saluran mengalami gangguan.

Fungsi utama peralatan plumbing gedung adalah menyediakan air bersih dan atau

air panas ke tempat-tempat tertentu dengan tekanan cukup, menyediakan air

sebagai proteksi kebakaran dan menyalurkan air kotor dari tempat-tempat tertentu

tanpa mencemari lingkungan sekitarnya.

Sistem Instalasi Plumbing

Sistem instalasi plumbing pada gedung-gedung umumnya terbagi atas tiga bagian

utama yang harus dipahami dan dirawat untuk mencapai tingkat kenyamanan

penghuni :

1. Instalasi Plumbing Sistem Air Bersih.

2. Instalasi Plumbing Sistem Air Kotor Dan Air Bekas.

3. Instalasi Plumbing Sistem Venting.

A. Instalasi Plumbing Sistem Air Bersih

sistem penyediaan air bersih yang banyak digunakan dapat dikelompokkan

sebagai berikut :

1. Sistem Sambungan Langsung

Page 94: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 47

Dalam sistem ini pipa distribusi dalam gedung disambung langsung

dengan pipa utama penyediaan air bersih (misalnya, pipa utama di bawah

jalan dari Perusahaan Air Minum). Karena terbatasnya tekanan dalam

pipa utama dan dibatasinya ukuran pipa cabang dari pipa utama tersebut,

maka sistem ini terutama dapat diterapkan untuk perumahan dan gedung-

gedung kecil dan rendah. Ukuran pipa cabang biasanya diatur/ditetapkan

oleh Perusahaan Air Minum.

Tinggi pemanas air biasanya tidak disambung langsung kepada pipa

distribusi, dan di beberapa daerah tidak diizinkan memasang katup

gelontor (flush valve).

2) Sistem Tangki Atap

Apabila sistem sambungn langsung oleh berbagai alasan tidak dapat

diterapkan, sebagai gantinya banyak sekali digunakan sistem tangki atap.

Dalam sistem ini, air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah

(dipasang pada lantai terendah bangunan atau di bawah muka tanah),

kemudian di pompa ke suatu tangki atas yang biasanya dipasang di atas

atap atau di atas lantai tertinggi bangunan. Dari tangki ini air di

distribusikan ke seluruh bangunan.

Sistem tangki atap ini diterapkan seringkali karena alasan-alasan berikut :

a. Selama airnya digunakan, perubahan tekanan yang terjadi pada alat

plambing hampir tidak berarti. Perubahan tekanan ini hanyalah

akibat perubahan muka air dalam tangki atap.

b. Sistem pompa yang menaikkan air ke tangki atap bekerja secara

otomatik dengan cara yang sangat sederhana sehingga kecil sekali

kemungkinan timbulnya kesulitan. Pompa biasanya dijalankan dan

dimatikan oleh alat yang mendeteksi muka dalam tangki atap.

c. Perawatan tangki atap sangat sederhana dibandingkan misalnya,

tangki tekan.

Pada setiap tangki bawah dan tangki atap harus dipasang alarm yang

memberikan tanda suara untuk muka air rendah dan air penuh. Tanda

suara (alarm) ini biasanya dipasang di ruang kontrol atau ruang

pengawas instalasi bangunan.

Page 95: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 48

Untuk bangunan-bangunan yang cukup besar, sebaiknya disediakan

pompa cadangan untuk menaikkan air ke tangki atap. Hal terpenting

dalam sistem tangki atap ini adalah menentukan letak tangki atap

tersebut, apakah di pasang di dalam langit-langit, atau di atas atap

(misalnya untuk atap dari beton), atau dengan suatu konstruksi menara

yang khusus. Penentuan ini harus didasarkan atas jenis alat plambing

yang di pasang pada lantai tertinggi bangunan dan yang menuntut

tekanan kerja tertinggi.

3) Sistem Tangki Tekan

Seperti halnya sistem tangki atap, sistem tangki tekan diterapkan dalam

keadaan di mana oleh karena sesuatu alasan tidak dapat digunakan sistem

sambungan langsung.

Prinsip kerja sistem ini adalah air yang telah ditampung dalam tangki

bawah (seperti halnya pada sistem tangki atap), di pompakan ke dalam

suatu bejana (tangki) tertutup sehingga udara di dalamnya terkompresi.

Air dari tangki tersebut dialirkan ke dalam sistem distribusi bangunan.

Pompa bekerja secara otomatik yang diatur oleh suatu detektor tekanan,

yang menutup/membuka saklar motor listrik penggerak pompa, pompa

berhenti bekerja kalau tekanan tangki telah mencapai suatu batas

minimum yang ditetapkan pula.

Dalam sistem ini, udara yang terkompresi akan menekan air ke dalam

sistem distribusi dan setelah berulang kali mengembang dan terkompresi

lama kelamaan akan berkurang, karena larut dalam air atau ikut terbawa

air keluar tangki. Sistem tangki tekan biasanya dirancang sedemikian

agar volume udara tidak lebih dari 30% terhadap volume tangki dan 70%

volume tangki berisi air.

Page 96: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 49

Kelebihan-kelebihan sistem tangki tekan antara lain:

1. Lebih menguntungkan dari segi estetika karena tidak terlalu menyolok

dibanding dengan tangki atap,

2. Mudah perawatannya karena dapat dipasang dalam ruang mesin

bersama pompa-pompa lainnya,

3. Harga awal lebih rendah dibandingkan dengan tangki yang harus

dipasang di atas menara.

Kekurangan-kekurangannya adalah :

1. Daerah fluktuasi tekanan sebesar 1,0 kg/cm2 sangat besar dibanding

dengan sistem tangki atap yang hampir tidak ada fluktuasi tekanannya.

Fluktuasi yang besar ini dapat menimbulkan fluktuasi aliran air yang

cukup berarti pada alat plambing, dan pada alat pemanas gas dapat

menghasilkan air dengan temperatur yang berubah-ubah,

Page 97: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 50

2. Dengan berkurangnya udara dalam tangki tekan, maka setiap beberapa

hari sekali harus ditambahkan udara dengan kompresor atau dengan

menguras seluruh air dari dalam tangki tekan,

3. Sistem tangki tekan dapat dianggap sebagai suatu sistem pengaturan

otomatik pompa penyediaan air saja dan bukan sebagai sistem

penyimpanan air seperti tangki atap,

4. Karena jumlah air yang efektif tersimpan dalam tangki tekan relatif

sedikit, maka pompa akan sering bekerja dan hal ini akan

menyebabkan keausan pada saklar yang lebih cepat.

4) Sistem Tanpa Tangki (booster system)

Dalam sistem ini tidak digunakan tangki apapun, baik tangki bawah,

tangki tekan, ataupun atap. Air dipompakan langsung ke sistem distribusi

bangunan dan pompa menghisap air langsung dari pipa utama (misalnya,

pipa utama Perusahaan Air Minum).

Ada dua macam pelaksanaan sistem ini, dikaitkan dengan kecepatan

putaran pompa : konstan dan variabel.

a. Sistem kecepatan putaran konstan

Pada prinsipnya sistem ini menerapkan sambungan paralel beberapa

pompa identik yang bekerja pada kecepatan putaran konstan. Satu

buah pompa selalu dalam keadaan bekerja, sedang pompa-pompa

lainnya akan ikut bekerja yang diatur secara otomatik, oleh suatu alat

yang mendeteksi tekanan atau laju aliran air keluar dari sistem

pompa ini.

b. Sistem kecepatan putaran variabel

Pada sistem ini laju aliran air dihasilkan oleh pompa diatur dengan

mengubah kecepatan putaran pompa secara otomatik, oleh suatu alat

yang mendeteksi tekanan atau laju aliran air keluar dari pompa ini

Secara singkat dapat disimpulkan ciri-ciri sistem tanpa tangki sebagai

berikut :

1. Mengurangi kemungkinan pencemaran air minum karena

menghilangkan tangki bawah maupun tangki atas,

Page 98: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 51

2. mengurangi kemungkinan terjadinya karat karena kontak air dengan

udara relatif singkat,

3. kalau cara ini diterapkan pada bangunan pencakar langit akan

mengurangi beban struktur bangunan,

4. Untuk komplek perumahan dapat menggantikan menara air,

5. Penyediaan air sepenuhnya bergantung pada sumber daya,

6. Pemakaian daya besar dibandingkan dengan sistem tangki atap,

7. Harga awal tinggi karena harga sistem pengaturannya.

- Laju Aliran Air

Dalam perancangan sistem penyediaan air untuk sesuatu bangunan,

kapasitas peralatan dan ukuran pipa-pipa didasarkan pada jumlah dan

laju aliran air tersebut seharusnya diperoleh dari penelitian keadaan

sesungguhnya, dan kemudian dibuat angka-angka peramalan yang

sedapat mungkin mendekati keadaan sesungguhnya setelah bangunan

digunakan. Tidak ada angka-angka jumlah dan laju aliran yang berlaku

atau atau telah disetujui oleh seluruh bangsa di dunia. Walaupun

demikian, beberapa ahli telah mencoba menyusun angka-angka yang

dapat dipakai sebagai patokan, sebagai mana tercantum dalam berbagai

buku pegangan. Angka-angka tersebut tidak seragam dan sulit untuk

menentukan yang mana yang paling tepat untuk diterapkan. Tabel 2.1

dan 2.2 menunjukkan perbandingan angka-angka yang tercantum dalam

berbagai buku.

Page 99: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 52

Tabel E.4 Pemakaian Air (menurut berbagai literatur).

Nama literatur

Pengarang

atau

editor

Tahun Jenis gedung

Penggunaan

rata-rata/hari

(liter/orang)

Jangka waktu

penggunaan

(jam)Keterangan

1 Architectural Design

Data Hanbook 6

Japan Architecture

Society

1969 Rumah pribadi

Apartment

160-250 8-10 Pemakaian air maksimum

setiap penghuni:

250 liter/hari untuk rumah

dan apartment

350 liter/hari, kalau meng-

gunakan bak mandi model

barat (bath tub)

2 Air Conditioning and

Sanitary Engineering

Manual II

The Society of

Heating, Air-

Condi- tioning and

Sanitary Engineers

of Japan

1968 Rumah pribadi

Perumahan

Apartment

Apartment

160-200

250

160-250 8-10

Kepadatan penghuni:

0,16 orng/m2

Page 100: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 53

tanpa dapur 100

3 Architectural

Equipment Hanbook

6

K.Watanabe, S.

Yanagimachi, U.

Inoue

1967 Rumah pribadi

Apartment

200-250 8-10 Rumah pribadi:

Kelas mewah 250 l/orang

Kelas menengah 180 l/orang

Apartment:

Kelas mewah 200 l/orang

Kelas menengah 180 l/orang

Untuk bujangan 120 l/orang

4 Apartment House Gihodo 1966 Perumahan

rakyat

180 10

*) Noerbambang, Soufyan Moh., 1991, Perencanaan dan Pemeliharaan, P.T. Pradnya Paramita

Page 101: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 54

Tabel E.5 Pemakaian Air Menurut Penggunanya

Sumber Data

Penggunaan

Architecture

Manual

(USA)

Arch, Equipment

Handbook

(USA)

Water and Sewage

Work

(USA)

Arch. Equipment

Handbook

(Jepang)

Arch. Design

Data Handbook

(Jepang)

l/orang

perhari(%)

l/orang

perhari(%)

l/orang

perhari(%)

l/orang

perhari(%)

l/orang

perhari(%)

Dapur

Minum

Masak

Cuci

1,0

3,0

5,7

4,0

1,0

4,7

2,8

3,5 30,3 4.0 20,0 12,5

1,0

5-10

3-6

7,0

Kakus

Kloset

Peterusan

30,0

75,0

42,9

30,0

76,0

43,2 265,0 39,0

15,0

20,0

21,9

30,0

20,0

30,0

Cuci muka Bak cuci

tangan

19,0 7,8 18,9 7,7 45,4 7,0 20,0 12,5 20,0 12,0

Page 102: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 55

*) Noerbambang, Soufyan Moh., 1991, Perencanaan dan Pemeliharaan, P.T. Pradnya Paramita

Pembersihan Bak cuci pel 7,5 3,1 7,5 3,0 15,1 2,0 10,0 6,2 10,0 6,0

Kamar mandi Bak mandi

dan pancuran

75,0 30,7 75,0 30,6 212,0 31,0 50,0 31,3 50,0

(gaya

Jepang)

75-300

(bath tub)

30,0

(gaya

Jepang)

Cuci pakaian Mesin cuci 11,3 4,6 12,4 5,1 113,6 17,0 15,0 9,4 15,0 9,0

Lain-lain 17,0 6,9 17,0 6,9 - - 10,0 6,2 10,0 6,0

Jumlah 224,5 100,0 245,3 100,0 681,4 100,0 160,0 100,0 164-172

(gaya

Jepang)

341-422

(bath tub)

100,0

Page 103: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 56

Di samping itu, perlu ditambahkan sejumlah air untuk peralatan-peralatan di

bawah ini;

1. Mesin pendingin kompresi-uap sebesar kira-kira 13 l/min, dan jenis

absorpsi kira-kira 16 l/min, untuk setiap ton refrijerasi

2. Menara pendingin (cooling tower) sebesar 0.26-0.39 l/min untuk setiap ton

refrijerasai, sebagai air pengisi akibat terjadinya penguapan (kira-kira 1%)

dan terjadinya kabut (kira-kira 2-3%).

3. Untuk kolam air dan air mancur, sejumlah yang diperlukan untuk

mengganti kehilangan airnya.

Tekanan Air dan Kecepatan Aliran

Tekanan Pemakaian air yang mencukupi akan menimbulkan kesulitan dalam

pemakaian air. Tekanan yang berlebihan dapat menimbulkan rasa sakit

terkena pancaran air serta mempercepat kerusakan peralatan plambing, dan

menambah kemungkinan timbulnya pukulan air.

Secara umum dapat dikatakan besarnya tekanan “standar” adalah 1,0 kg/cm2,

sedang untuk tekanan statik sebaiknya diusahakan atara 4,0 sampai 5,0 kg/cm2

untuk perkantoran dan antara 2,5 sampai 3,5 kg/cm2 untuk hotel dan

perumahan. Di samping itu, beberapa macam peralatan plambing tidak dapat

berfungsi dengan baik kalau tekanan airnya kurang dari suatu batas minimum.

Besarnya tekanan minimum ini dicantumkan dalam tabel 2.4.

Tabel E.6 Tekanan Yang Dibutuhkan Alat Plambing.

Nama alat plambing Tekanan yangdibutuhkan(kg/cm2)

Tekananstandar(kg/cm2)

Katup gelontor klosetKatup gelontor peturasanKeran yang menutup sendiri,otomatikPancuran mandi, dengan pancaranhalus/ tajamPancuran mandi (biasa)Keran biasa

0,71)

0,42)

0,73)

0,7

0,350,3

1,0

Page 104: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 57

Pemanas air langsung, denganbahan bakar gas

0,25-0,74)

Catatan:

1) Tekanan minimum yang dibutuhkan katup gelontor untuk kloset

dan urinal yang dimuat dalam tabel ini adalah tekanan statik pada

waktu air mengalir, dan tekanan maksimumnya adalah 4 kg/cm2.

2) Untuk keran dengan katup yan menutup secara otomatik, kalau

tekanan airnya kurang dari yang minimum dibutuhkan maka

katup tidak akan dapat menutup dengan rapat, sehingga air akan

menetes dari keran.

3) Untuk pemanas air langsung dengan bahan bakar gas, tekanan

minimum yang dibutuhkan biasanya dinyatakan.

Kecepatan aliran air yang terlampau tinggi akan dapat menambah

kemungkinan timbulnya pukulan air, dan menimbulkan suara berisik dan

kadang-kadang menyebabkan ausnya permukaan dalam dari pipa.

Biasanya digunakan standar kecepatan sebesar 0,9 sampai 1,2 m/detik,

dan batas maksimumnya berkisar antara 1,5 sampai 2,0 m/detik. Batas

kecepatan 2,0 m/detik sebaiknya diterapkan dalam penentuan

pendahuluan ukuran pipa. Kecepatan yang terlampau rendah ternyata

dapat menimbulkan efek kurang baik dari segi korosi, pengendapan

kotoran, ataupun kualitas air.

- Tangki-tangki Air

Tangki-tangki yang digunakan untuk menyimpan air minum (tangki bawah

tanah, tangki atas, tangki tekan, dsb) haruslah dibersihkan secara teratur, agar

kualitas air dapat tetap dijaga. Di beberap Negara hal ini hal ini bahkan

dipersyaratkan oleh undang-undang, dengan batas ukuran tangki minimum

yang tertentu. Untuk mencegah orang menghindari persyaratan tersebut, di

Jepang pada tahun 1976 telah ditetapkan undang-undang yang memuat

Page 105: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 58

ketentuan-ketentuan untuk perancangan dan pemasangan tangki-tangki air

(Undang-undang Standar Bangunan).

- Pemasangan Tangki Dalam Bangunan

1. Pemasangan tangki di lantai bangunan

Di Jepang banyak dipasang tangki air diantara plat lantai terbawah dan plat

pondasi dari bangunan. Tetapi seringkali di bawah lantai yang sama juga

dipasang bak penampung air buangan ataupun air kotor. Dalam keadaan yang

paling buruk bahkan tangki air minum tersebut hanya dibatasi oleh suatu

dinding dengan bak penampung

air kotor. Keadaan ini memberikan kemungkinan timbulnya pencemaran air

minum oleh air kotor tersebut.

Walaupun bahaya pencemaran telah diketahui, nampaknya ada kesan yang

salah bahwa cara ini dapat memanfaatkan rongga antara lantai dan pelat

pondasi sehingga menghemat biaya. Dan karena adanya ketentuan untuk

membersihkan tangki secara periodik, maka sering terjadi keretakan dan

kerusakan lain pada dinding beton dari tangki-tangki tersebut, dengan akibat

banyak ditemukan penetrasi air tanah maupun air kotor lainnya.

Dengan pengalaman ini maka di Jepang dilarang memasang tangki di bawah

lantai, dinding, dan langit-langit, sebagai bagian dari suatu tangki atau reservoir

air, dan dengan demikian mencegah sama sekali pencemaran air melalui

bagian-bagian bangunan tersebut. Disyaratkan bahwa tangki air juga tidak

merupakan bagian struktural dari bangunan tersebut serta lokasinya tidak

berdekatan dengan tempat pembuangan air atau kotoran apa pun dan tidak

terpengaruh oleh sunur artesis atau genangan air. Lokasi tangki tersebut juga

tidak boleh di tempat yang sering didatangi orang, kecuali petugas yang akan

melakukan perawatan dan pembersihan.

2. Ruang bebas untuk pemeriksaan sekeliling tangki

Dalam pemasangan tangki air diperlukan ruang bebas yang cukup sekeliling

tangki untuk pemeriksaan dan perawatan, seperti sebelah atas, dinding, dan di

Page 106: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 59

bawah alasnya, agar supaya dapat dilakukan pemeriksaan dan perawatan

dengan baik. Ruang bebas ini sekurang-kurangnya 45 cm, tetapi lebih baik

dibuat sekitar 60 cm agar memudahkan pengecatan dinding ruang tangki.

Pada bagian atas tangki, ruang bebas ini harus cukup besar bagi sesorang

membuka tutup manhole, dan masuk ke dalam tangki dengan membawa segala

peralatan yang diperlukan dalam perawatan. Biasanya kalau disediakan ruang

bebas satu meter di atas tutup tangki sudah mencukupi.

3. Pemasangan pipa-pipa dan peralatan sekeliling tangki

a. Sebenarnya tidaklah dibenarkan memasang pompa, mesin refrijerasi, ketel

uap, atau mesin apapun lainnya di atas pelat tutup tangki air. Sudah banyak

kejadian dimana dia atas pelat tutup tangki dipasang pompa dan terjadi

kebocoran yang menyebabkan pencemaran, justru melalui celah antara

pipa isap pompa (yang menembus pelat tutup tangki) dengan pelat tutup

tangki.

b. Pipa-pipa yang dipasang melintang di atas pelat tutup tangki harus

dihindarkan, apalagi pipa yang akan menembus tangki

4. Lubang perawatan (manhole)

Setiap tangki air harus dilengkapi dengan suatu lubang bertutup untuk

memudahkan perawatan, dengan ukuran yang cukup agar orang yang akan

masuk ke dalam tangki tidak mendapat kesulitan. Ukuran lubang itu sekurang-

kurangnya dengan diameter 45 cm, tetapi diameter 60 cm lebih dianjurkan

untuk memudahkan orang yang masuk membawa peralatan untuk

membersihkan tangki. Lubang perawatan ini tidak perlu disediakan kalau

seluruh tutup tangki dapat dengan mudah dibuka atau diangkat.

Beberapa hal di bawah ini perlu diperhatikan dalam merancang lubang perawatan:

a. Penutup lubang perawatan harus rapat untuk mencegah masuknya kotoran dan

binatang ke dalam tangki. Demikian pula pada waktu ada air di atas tutup

tangki (air hujan atau air untuk membersihkan) harus dicegah agar tidak masuk

melalui lubang perawatan. Untuk ini tutup lubang harus berada pada bidang

Page 107: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 60

yang kira-kira 10 cm lebih tinggi dari permukaan tutup tangki, dan tutup tangki

itu sendiri harus mempunyai kemiringan yang cukup (sekitar 1/100) ke arah

luar dari lubang perawatan.

b. Penutup lubang perawatan harus dapat terkunci dengan rapat untuk mencegah

pembukaan oleh orang yang tidak berhak. Hal ini dapat ditempuh dengan

memasang kunci atau memasang baut-baut pengikat.

5. Konstruksi yang memudahkan perawatan

Konstruksi tangki air sebaiknya dibuat sedemikian agar memudahkan pemeriksaan

dan perawatan. Beberapa hal di bawah ini perlu diperhatikan:

a. Pipa pengambil yang biasanya dilengkapi dengan katup, sebaiknya dipasang

dengan lubang yang berada kira-kira 20 cm di atas dasar tangki. Hal ini untuk

mencegah agar endapan kotoran tidak ikut terhisap ke dalam pipa.

b. Saluran atau lekukan dengkal sebaiknya dibuat pada dasar tangki, dengan

kemiringan yang cukup ke arah lubang pengurasan. Saluran atau lekukan ini

akan berguna untuk memperlancar pembuangan endapan kotoran pada waktu

tangki dibersihkan.

c. Tangki harus dapat dibersihkan tanpa memutuskan penyediaan air ke dalam

pipa distribusi. Hal ini dapat dicapai dengan menyediakan lebih dari satu

tangki, atau membagi tangki dengan dinding partisi menjadi dua bagian atau

lebih.

6. Konstruksi yang mencegah air diam (stagnant)

Air yang diam terlalu lama dalam tangki dapat menimbulkan pencemaran. Air

yang diam (stagnant) tersebut dapat disebabkan oleh rancangan perletakan yang

kurang baik, volume air yang terlalu besar dibandingkan pemakaian air, ataupun

oleh bentuk tangki.

Lubang pipa air keluar tangki atau lubang pipa hisap pompa yang dipasang dekat

dengan lubang pipa masuk tangki akan menyebabkan bagian terbesar air dalam

tangki hampir tidak bergerak. Untuk mengusahakan agar air dalam tangki selalu

Page 108: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 61

bergerak, lubang-lubang tersebut di atas harus dijauhkan atau dibuat “dinding”

yang menyebabkan air bergerak sebanyak mungkin ke seluruh tangki.

Volume air yang terlalu besar dibandingkan dengan pemakaian air juga akan

menyebabkan “pergantian” air dalam tangki terlalu lambat. Untuk mencegah hal

ini biasanya tangki air dibuat untuk melayani kebutuhan air sekali saja.

Bentuk tangki air yang tidak beraturan juga dapat menimbulkan air yang diam.

7. Pipa peluap

Setiap tangki air harus dilengkapi dengan pipa peluap. Ujung dari pipa peluap ini

tidak boleh disambungkan langsung ke pipa buangan melainkan harus dengan cara

tidak langsung. Harus ada celah udara yang cukup antara ujung pipa dengan bak

buangan, dan biasanya sekurang-kurangnya dua kali diameter tersebut. Ujung pipa

peluap tersebut juga harus dilengkapi dengan saringan serangga.

8. Pipa ven

Tujuan pipa ven adalah memasukkan atau mengeluarkan udara tangki pada waktu

volume air dalam tangki berkurang atau bertambah. Pipa ven ini biasanya

diperlukan pada tangki dengan volume air 2m3 atau lebih. Lubang udara masuk

pipa ven harus dipasang saringan serangga.

- Pemasangan Tangki Air Di Luar Gedung

Apabila tangki air akan dipasang dalam jarak horizontal yang kurang dari 5 m dari

pipa pembuangan, kakus, tangki septik, peralatan lain yang menyimpan atau

mengolah buangan, dll, maka akan timbul kemungkinan pencemaran terhadap air

dalam tangki tersebut. Oleh karena itu tidak dibenarkan penanaman tangki langsung

dalam tanah,

melainkan harus dilindungi dengan memasang tangki terebut dalam suatu ruang

bawah tanah. Cara lain ialah dengan memasang tangki air tersebut di atas suatu

menara.

Apabila jarak seperti tersebut di atas dapat dibuat lebih dari 5 m, maka tangki air

dapat ditanam langsung dalam tanah; baik seluruhnya maupun sebagian.

- Perancangan Sistem Pipa Air Dingin

Page 109: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 62

Sistem Pipa

Pada dasarnya ada dua sistem pipa penyediaan air dalam gedung, yaitu sistem

pengaliran ke atas dan sistem pengaliran ke bawah.

Dalam sistem pengaliran ke atas, pipa utama dipasang dari tangki atas ke bawah

sampai langit-langit lantai terbawah dari gedung, kemudian mendatar dan

bercabang-cabang tegak ke atas untuk melayani lantai-lantai di atasnya.

Dalam sistem pengaliran bawah, pipa utama dari tangki atas dipasang mendatar

dalam langit-langit lantai teratas dari gedung, dan dari pipa mendatar ini dibuat

cabang-cabang tegak ke bawah untuk melayani lantai-lantai di bawahnya.

Diantara kedua sistem tersebut di atas, agak sulit untuk dinyatakan sisem mana yang

terbaik. Masing-masing sistem mempunyai kelebihan dan kekurangannya.

Pemelihan lebih banyak ditentukan oleh cirri khas konstruksi atau penggunaan

gedung, dan oleh selera atau preferensi perancangnya.

Dalam sistem pengaliran bawah, maka perlu ruang yang cukup dalam langit-langit

lantai teratas untuk memasang pipa utama mendatar; ruang yang cukup pula untuk

melakukan pemeriksaan, perawatan, operasi, dan penyetelan atau katup-katup pada

pipa-pipa cabang tegak ke bawah. Pembuangan udara yang tertinggal dalam pipa

relatif cukup mudah.

Lantai terbawah dari suatu gedung sering digunakan sebagai tempat memasang

mesin-mesin peralatan gedung, dimana langit-langitnya cukup tinggi dari lantai

sehingga cukup tempat untuk memasang pipa-pipa utama mendatar. Dalam keadaan

demikian maka sistem pengaliran ke atas dapat dipilih. Pemeriksaan, perawtan

operasi dan penyetelan katup-katup pada pipa-pipa cabang tegak ke atas dapat

dilakukan dengan mudah. Tetapi karena adanya pipa utama yang dipasang dari

tangki atas sampai pipa mendatar dalam langit-langit lantai terbawah, maka kalau

dibandingkan dengan sistem pengaliran ke bawah akan menambah panjang pipa

utama.

Suatu sistem dimana digunakan pipa hantar dari pompa tangki air bawah ke tangki

atas terpisah dari pipa air utama melayani lantai-lantai gedung, dinamakan sistem

dua pipa

Page 110: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 63

atau sistem pipa ganda. Kalau kedua fungsi tersebut di atas dilayani oleh satu pipa

maka dinamakan sistem satu pipa atau sistem pipa tunggal.

Dalam sistem pipa ganda tekanan air pada peralatan plambing tidak banyak

berubah, karena hanya terpengaruh oleh tinggi rendahnya muka air dalam tangki

atas. Sedangkan dalam sistem pipa tunggal, tekanan air pada peralatan plambing

akan bertambah pada waktu pompa bekerja mengisi tangki. Dalam sistem ini

ukuran pipa ditentikan berdasarkan pengaliran air dari tangki atas ke peralatan

plambing, dan bukan didasarkan pada waktu pengisian tangki dengan pompa.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan sistem pipa:

1. Sistem manapun yang dipilih, pipa harus dirancang dan dipasang sedemikian

rupa sehingga udara maupun air kalau perlu dapat dibuang/ dikeluarkan dengan

mudah.

2. Pipa mendatar pada sistem pengaliran ke atas sebaiknya dibuang agak miring ke

atas (searah aliran), sedang pada sistem pengaliran ke bawah dibuang agak

miring ke bawah. Kemiringannya sekitar 1/300.

3. Perpipaan yang tidak merata, melengkung ke atas atau melengkung ke bawah,

harus dihindarkan. Kalau akibat sesuatu hal tidak dapat dihindarkan (misalnya

ada perombakan gedung) hendaknya dipasang katup pelepas udara.

4. Harus dihindarkan membalikkan arah aliran. Misalnya, pipa cabang tegak akan

melayani daerah di atasnya pipa utama mendatar, tetapi peyambungannya

dialirkan ke bawah lebih dahulu.

- Pemasangan Katup

Dari pipa utama (tegak ataupun mendatar) biasanya dibuat pipa-pipa cabang

yang melayani tiap lantai pada gedung bertingkat. Pada pipa-pipa cabang ini,

sedekat mungkin dengan pipa utamanya, hendaklah dipasang katup-katup

pemisah agar kalau perlu dilakukan perawatan/ perbaikan pada cabang

tersebut, maka tidak perlu instalasi seluruh gedung dimatikan. Katup tersebut

biasanya dipasang pada kedua ujungnya dengan flans pipa dan bukan dari jenis

dengan sambungan ulir.

Page 111: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 64

Katup sorong (gate valve) banyak dipasang sebagai katup pemisah pipa

cabang, dan kalau katup tersebut merangkap pula berfungsi untuk mengatur

(membatasi) laju aliran air pada pipa cabang tersebut biasanya dipasang katup

bola (globe valve). Katup-katup pemisah ini hendaknya dipasang pada tempat

sedemikian sehingga mudah mengoperasikannya. Kalau pipa-pipa dipasang

dalam suatu cerobong maka

ukuran cerobong harus cukup luas untuk operasi katup-katup, juga cukup luas

untuk perawtan/ penggantian katup apabila diperlukan.

- Penaksiran Laju Aliran Air

Ada beberapa metoda yang digunakan untuk menaksir besarnya laju aliran,

diantaranya :

1. Penaksiran berdasarkan jumlah pemakai (penghuni)

Metode ini didasarkan pada pemakaian air rata-rata sehari dari setiap penghuni,

dan perkiraan jumlah penghuni. Dengan demikian jumlah pemakaian air sehari

dapat diperkirakan, walaupun jenis maupun jumlah alat plambing belum

ditentukan. Metode ini praktis untuk tahap perencanaan dan perancangan.

Apabila jumlah penghuni diketahui, atau ditetapkan, untuk suatu gedung, maka

angka tersebut dipakai untuk menghitung pemakaian air rata-rata ssehari

berdasarkan “standar” mengenai pemakaian air per orang per hari untuk sifat

penggunaan gedung tersebut. Tetapi kalau jumlah penghuni tidak dapat

diketahui, biasanya ditaksir berdasarkan luas lantai dan menetapkan kepadatan

hunian per luas lantai. Luas lantai gedung yang dimaksudkan adalah luas lantai

efektif, berkisar antara (55-80)% dari luas seluruhnya.

Angka pemakaian air yang diperoleh degan meode ini biasanya digunakan

untuk menetapkan volume tangki bawah, tangki atap, pompa, dsb. Sedangkan

ukran pipa yang diperoleh dengan metode ini hanyalah pipa penyediaan air

(misalnya, pipa dinas) dan bukan untuk menentukan ukran pipa-pipa dalam

seluruh jaringan.

2. Penaksiran berdasarkan jenis dan jumlah alat plambing

Page 112: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 65

Metode ini digunakan apabila kondisi pemakaian alat plambing dapat

diketahui, misalnya untuk perumahan atau gedung kecil lainnya. Juga harus

diketahui jumlah dari setiap jenis alat plambing dalam gedung tersebut.

3. Penaksiran berdasarkan unit beban alat plambing

Dalam metode ini untuk setiap alat plambing ditetapkan setiap unit beban

(fixture unit). Untuk setiap bagian pipa dijumlahkan besarnya unit beban dari

semua alat plambing yang dilayaninya, dan kemudian dicari besarnya laju

aliran menggunakan kurva. Kurva ini memberikan hubungan antara jumlah unit

beban alat plambing dengan laju aliran air, dengan memasukkan faktor

kemungkinan penggunaan serempak dari alat-alat plambing.

- Rumus Untuk Memperkirakan Laju Aliran Air

Sebagai akibat adanya gesekan air terhadap dinding pipa, maka timbul tekanan

terhadap aliran, yang biasanya disebut kerugian gesek. Kerugian gesekan ini

dapat dinyatakan dengan rumus Darcy-Weisbach sebagai berikut:

h = () (l/d) (v2/2g)

dimana h : kerugian gesek pipa lurus (m)

: koefisien gesekan

l : panjang pipa lurus (m)

d : diameter dalam (m)

v : kecepatan rata-rata aliran air (m/detik)

g : percepatan grafitasi = 9,80 (m/detik2)

Kerugian gesek untuk setiap satuan panjang pipa (h/l) disebut gradien

hidrolik, dinyatakan dengan “l”; dan kalau laju aliran air dinyatakan dengan

“Q”, maka secara experimentil diperoleh hubungan berikut ini yang dikenal

sebagai rumus Hazen-Williams:

Q = (1,67) (c) (d 2,63) (i 0,54) (10000)

dimana Q : laju aliran air (liter/menit)

c : koefisien kecepatan aliran

Page 113: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 66

d : diameter dalam pipa (m)

i : gradien hidrolik (m/m)

- Penentuan Ukuran Pipa

Ukuran pipa ditentukan berdasarkan laju aliran puncak sebagaimana yang telah

di jelaskan dalam perhitungan laju aliran. Di samping itu, ada tambahan

pertimbangan-pertimbangan lain yang didasarkan pada pengalaman perancang

ataupun kontraktor pelaksana.

Dalam menentukan ukuran pipa perlu juga dipertimbangkan batas kerugian

gesek atau gradien hidraulik yang diizinkan, demikian pula batas kecepatan

tertinggi, yang biasanya 2 m/detik atau kurang.

Kerugian gesek yang diizinkan

Kerugian gesek yang diizinkan dapat dihitung dengan rumus berikut ini:

)'(

1000 1

ll

HHR

Dimana

R : Kerugian gesek yang diizinkan (mm/m)

H : Head statik pada alat plambing (m)

H1: Head standar pada alat plambing (m)

L : Panjang pipa lurus, pipa utama (m)

l' : Panjang pipa lurus, pipa cabang (m)

Dari “HASS 206-1976, Plumbing Code”, diperoleh rumus

berikut ini:

lLK

HHR

11000

Dimana

R : Kerugian gesek yang diizinkan (mm/m)

H : Head statik pada alat plambing (m)

H1: Head standar pada alat plambing (m)

K : Koefisien sistem pipa

Page 114: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 67

L : Panjang pipa lurus, pipa utama (m)

l : Panjang pipa lurus, pipa cabang (m)

Kerugian gesek yang diizinkan pada lantai ke (n)

1000

... 12'

221'

11 xlLK

HLLRLLRHR

nn

nnnnnnnnn

Dimana

Rn : Kerugian gesek yang diizinkan pada lantai ke (n)

Rn-1 : Kerugian gesek yang diizinkan pada lantai ke (n-1)

Rn-2 : Kerugian gesek yang diizinkan pada lantai ke (n-2)

Hn : Head statik pada alat plambing lantai ke (n)

H1n : Head statik standar alat plambing pada lantai ke (n)

K : Koefisien sistem pipa

Ln : Panjang lurus pipa utama pada lantai ke (n)

Ln-1 : Panjang lurus pipa utama dari lantai ke (n-2) sampai

Lantai ke (n-1)

Ln-2 : Panjang lurus pipa utama dari lantai ke (n-2) sampai

Lantai ke (n-2)

Ln : Panjang kurus pipa-pipa cabang pada lantai ke (n)

Contoh prosedur penentuan ukuran pipa:

a. Metode menggunakan kerugian gesek yang diizinkan

Metode ini di dasarkan pada hal-hal sebagai berikut :

1. Laju aliran air dihitung dengan unit beban alat plambing

2. Pipa baja karbon

3. Kecepatan aliran dalam pipa 2 m/detik atau kurang

b. Metode menggunakan ekivalensi tekanan pipa

Metode ini di dasarkan pada konsep sirkit tertutup pipa-pipa cabang yang

bermula dari suatu pipa pengumpul (header) dan kembali lagi, yang berarti

Page 115: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 68

kerugian gesek dalam masing-masing pipa cabang tersebut sama. Sistem pipa

penyediaan air dalam gedung biasanya tidak merupakan sirkit tertutup

kembali lagi ke pipa pengumpul, kerugian gesek dalam pipa-pipa cabang

tidaklah harus sama. Walaupun demikian, metode ini sangat praktis

digunakan untuk menghitung secara kasar ukuran pipa yang melayani jumlah

alat plambing yang relatif sedikit.

-Peralatan Penyediaan Air

Jenis Peralatan

1. Tangki air

a. Tangki air bawah tanah

Air dari jaringan air minum kota dialirkan melalui katup bola dan

ditampung dalam tangki bawah tanah dan kemudian dipompa ke dalam

jaringan pipa penyediaan air gedung. Ukuran atau kapasitas tangki

harus cukup besar. Tangki semacam ini dapat dibuat dari baja, beton

bertulang, kayu, dan belakangan ini muncul dari bahan FRP atau yang

dalam istilah popular dinamakan fiberglas.

b. Tangki atap

Tangki ini mendapat air dari pompa yang menyedot dari tangki bawah

tanah, dan berfungsi untuk menyimpan air untuk kebutuhan singkat dan

untuk

menstabilkan tekanan air sehubungan dengan fluktuasi pemakaian air

sehari-hari. Biasanya dibuat dari plat baja, kayu, dan juga FRP.

c. Tangki tekan

Tangki semacam ini berfungsi untuk menyimpan air dengan tekanan

tinggi, biasanya dibuat dari baja.

2. Pompa penyedot air

Pompa yang menyedot air dari tangki bawah atau tangki bawah tanah dan

mengalirkannya ke tangki atas atau tangki atap seringkali dinamakan

“pompa angkat” (mengangkat air dari bawah ke atas). Sedang pompa yang

mengalirkan air ke tangki tekan sering dinamakan “pompa tekan”.

Page 116: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 69

Pompa penyediaan air dapat diputar oleh motor listrik, motor bakar, turbin

uap, dan sebagainya. Pompa yang motor listrik penggeraknya ikut

dibenamkan dalam aliran air dinamakan submersible. Ditinjau dari arah

sumbu pompa, ada yang dipasang dengan sumbu vertikal maupun

horizontal.

Pengelompokan jenis pompa pada garis besarnya ada tiga, yaitu jenis putar,

jenis langkah positif, dan jenis khusus. Jenis putar ada yang sentrifugal,

aliran campuran (mixed flow), aksial, dan regeneratif. Jenis langkah positif

adalah pompa torak/ plunyer, pompa sudu (vane pumps), pompa eksentrik.

Jenis pompa khusus adalah pompa vorteks, gelembung uap, pompa jet.

-Penentuan Kapasitas Alat

1. Diameter pipa dinas

Pipa dinas, yang menyalurkan air dari pipa air minum kota kedalam

gedung, harus memepunyai ukuran yang cukup agar dapat mengalirkan air

sesuai dengan kebutuhan jam puncak. Apabila gedung tersebut dilengkapi

dengan tangki air bawah untuk menampung air, ukuran pipa dinas dapat

diperkecil sampai mempunyai ukuran yang cukup untuki memenuhi

kebutuhan jam rata-rata.

2. Kapasitas tangki air bawah

Rumus-rumus di bawah ini memberikan hubungan antara kapasitas tangki

air bawah dengan kapasitas pipa dinas:

TQQ sd

Untuk tangki air yang hanya digunakan menampung air minum, ukuran

tangkinya adalah:

TQQV sdR

Dimana

Qd : Jumlah kebutuhan air perhari (m3/hari)

Page 117: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 70

Qs : Kapasitas pipa dinas (m3/jam)

T : Rata-rata pemakaian perhari (jam/hari)

VR : Wolume tangki air minum (m3)

3. Kapasitas tangki atas (atau tangki atap)

Tangki atap dimaksudkan untuk menampung kebutuhan puncak, dan

biasanya disediakan dengan kapasitas cukup untuk jangka waktu kebutuhan

puncak tersebut, yaitu sekitar 30 menit.

Dalam keadaan tertentu dapat terjadi bahwa kebutuhan puncak dimulai

pada saat muka air terendah dalam tangki atas, sehingga perlu

diperhitungkan jumlah air yang dapat dimasukkan dalam waktu 10 sampai

15 menit oleh pompa angkat (yang memompakan air dari tangki bawah ke

tangki atas). Kapasitas efektif tangki atas dinyatakan dengan rumus:

puxTQTQQV puppE max

Dimana

VE : Kapasitas efektif tangki atas (liter)

Qp : Kebutuhan puncak (liter/menit)

Qmax : Kebutuhan jam puncak (liter/menit)

Qpu : Kapasitas pompa pengisi (liter/menit)

TP : Jangka waktu kebutuhan puncak (menit)

TPu : Jangka waktu kerja pompa pengisi (menit)

E.5. Gambaran Umum Wilayah

E.5.1 Batas Administrasi

Issu penataan ruang wilayah adalah memiliki variasi

ekosistem hutan, pertanian, permukiman perkotaan

dan perdesaan dan pesisir dan laut. Kabupaten

Jembrana merupakan Pintu gerbang Bali dari Jawa

dengan keberadaan Pelabuhan Gilimanuk. Kawasan

Perkotaan Negara dalam sistem perkotaan nasional

Page 118: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 71

berfungsi sbg Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) untuk Wil Bali bagian Barat. Memiliki

luas Kawasan Hutan 51% dari luas wilayah, sehingga luas proporsi hutan telah

memenuhi minimal 30% luas wilayah, namun kondisi Hutan Lindung 9,01% agak kritis

dan kritis. Terdapat Taman Nasional Bali Barat. Memiliki panjang pantai 85,3 km dan

tiga pulau Kecil di Teluk Gilimanuk. Kecenderungan alih fungsi lahan pertanian tinggi.

Terdapat rencana pengembangan jalan bebas hambatan Gilimanuk – Negara, Negara –

Pekutatan, Pekutatan-Soka. Terdapat rencana pengembangan Jaringan Crossover listrik

Jawa Bali dan lintasan Jaringan SUTET.

Terdapat Pelabuhan Perikanan Nusantara didukung kegiatan industri perikanan di

Pengambengan telah diarahkan sbg Kaw. Industri dan Kaw. Minapolitan Kebutuhan

penguatan penerapan konsep2 kearifan lokal dalam penataan ruang. Jumlah Peduduk

Kab. Jembrana 2010 : 261.618 jiwa (sensus BPS 2010), dengan laju 1,29%/thn lebih

rendah dari Bali. Jumlah RTM 2006 (13.191 RTM) atau 23,33% dan tahun 2008 (13.451

RTM) atau 22,53%. Komposisi perekonomian menunjukkan terus meningkatnya Sektor

Tersier, yang ditunjang oleh sektor perdagangan dan jasa dari kegiatan pariwisata.

Potensi Unggulan Pertanian dalam arti luas berupa : tanaman pangan, perkebunan,

perikanan dgn dukungan Kaw. Agropolitan dan Minapolitan. Adanya Penetapan Kaw,

Strategis Bali (Kaw. Perkotaan Negara, Kaw Pariwisata Candikusuma, Kaw. Par

Perancak, Kaw Industri Pengambengan, Kaw Pelabuhan Gilimanuk, TNBB, Hutan

Lindung, Kaw Pesisirdan Laut). Menurunnya sediaan air baku, belum meratanya

pelayanan air minum, sediaan listrik, dan sarana wilayah lainnya. Beberapa kawasan

sering terancam banjir dan genangan bila hujan, dan banyaknya pantai wilayah terkena

abrasi.

Penataan ruang wilayah kabupaten bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah sebagai

pusat pengembangan wilayah Bali Barat sekaligus penyangga pelestarian lingkungan

Pulau Bali yang hijau, lestari, aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan, berbasis

keterpaduan kegiatan pertanian, perindustrian, sumber daya pesisir dan kelautan yang

terintegrasi dengan pariwisata menuju pemerataan pengembangan wilayah dan

kesejahteraan masyarakat berlandaskan Tri Hita Karana.

Page 119: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 72

Wilayah Administrasi Perencanaan

Page 120: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 73

Kabupaten Jembrana terletak membentang dari arah barat ke timur pada

8˚03’40’’– 8̊ 50’48’’ LS dan 114˚25’53’’- 114˚42’40’’ BT. Batas-batas administrasi

Kabupaten Jembrana terdiri dari :

Sebelah Utara : Kabupaten Buleleng

Sebelah Timur : Kabupaten Tabanan

Sebelah Selatan : Samudera Hindia

Sebelah Barat : Selat Bali

Luas wilayah Kabupaten Jembrana 84.180 Ha atau 14,93 % dari luas wilayah

Pulau Bali, yang terbagi kedalam lima kecamatan dengan rincian sebagai berikut:

Wilayah Administratif Kabupaten Jembrana

Sumber: BPS Kabupaten Jembrana, 2012

E.5.2 Kondisi Fisik Wilayah Perencanaan

A. Fisiografi dan Morfologi

Pada bagian utara wilayah Kabupaten Jembrana mempunyai fisiografi dan

morfologi pegunungan yang dibentuk oleh deretan Gunung Pengineman, Gunung

Klatakan, Gunung Bakungan, Gunung Nyangkrut, Gunung Sanggang dan Gunung

Batas. Wilayah bagian utara ini memiliki kemiringan lereng yang bervariasi dengan

vegetasi utama adalah hutan lindung. Di bagian selatan wilayah Kabupaten Jembrana

mengalir beberapa sungai antara lain Sungai Klatakan, Belatung, Sangiang Gede,

Nyangkrut dan Tukad Daya. Keberadaan sungai tersebut sekaligus membagi wilayah

Kabupaten Jembrana bagian Selatan menjadi dua kelompok morfologi yaitu wilayah

datar sampai bergelombang dan wilayah berbukit bukit.

Page 121: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 74

Kemiringan Lereng Wilayah Perencanaan

Page 122: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 75

B. Geologi

Kondisi geologi di kawasan perencanaan digambarkan melalui kondisi geologi

Kabupaten Jembrana secara umum. Berdasarkan data peta geologi Kabupaten Jembrana

(Purbo Hadiwidjojo) dapat diketahui bahwa wilayah Kabupaten Jembrana terdiri dari

beberapa jenis batuan, yaitu :

Formasi Gamping Agung

Batuan Gunung Api Jembrana

Formasi Palasari Formasi

Alluvium Formasi Sorga

Berdasarkan peta jenis tanah Provinsi Bali wilayah Kabupaten Jembrana terdiri dari

beberapa jenis tanah yaitu :

Tanah Latosol Coklat dan Litosol (Inceptisol)

Jenis tanah ini tersebar di empat wilayah Kabupaten Jembrana, yang paling luas terdapat

di Kecamatan Mendoyo (25.985 Ha), di Kecamatan Melaya (16.319 Ha), Kecamatan

Negara (14.130 Ha) dan Kecamatan Pekutatan (12.169 Ha). Jenis tanah ini dibentuk oleh

bahan induk abu vulkanik intermediet dengan kandungan bahan organik yang rendah

sampai sedang dan pH berkisar antara 4,5 – 5,5.

Tanah Alluvial Coklat Kelabu

Tanah ini merupakan tanah endapan sungai dengan luas kurang lebih 10.750 Ha

sebagian besar terdapat di Kecamatan Negara (5.725 Ha).

Tanah Mediteran Coklat

Jenis tanah ini dibentuk oleh bahan induk batuan gamping dengan bentuk morfologi

bergelombang sampai berbukit bukit. Jenis tanah ini mendominasi wilayah Kecamatan

Melaya (1.878 Ha).

Tanah Regosol Coklat Kelabu

Jenis tanah ini sebagian besar terdapat di Kecamatan Negara seluas 772 Ha dan di

wilayah Kecamatan Mendoyo seluas 648 ha. Tanah ini terbentuk oleh induk vulkanik

intermedier dengan bentuk wilayah landai sampai berombak.

Page 123: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 76

Tanah Alluvial Hidromorf

Jenis tanah ini terdapat di wilayah Kecamatan Nagara khususnya di sepanjang wilayah

pantai selatan. Luas jenis tanah ini kurang lebih 1.420 Ha. Tanah ini merupakan sedimen

darat dan laut yang dibentuk oleh lempeng pasir dan pecahan karang. Masing-masing

jenis tanah tersebut di atas mempunyai tekstur yang berbeda beda umumnya tekstur

wilayah di Kabupaten Jembrana tergolong tekstur halus (kandungan liat sangat tinggi).

Sedangkan tekstur kasar (pasir dan lempung berpasir) merupakan tekstur tanah yang

terdapat di sepanjang pantai dari wilayah Kabupaten Jembrana.

C. Hidrogeologi

Kondisi hidrogeologi digambarkan melalui kondisi hidrogeologi Kabupaten Jembrana

secara umum. Kabupaten Jembrana mempunyai karakteristik hidrologi yang beragam

sehingga secara relatif memiliki sumber daya air yang kaya dibandingkan wilayah lainnya di

Bali. Karakteristik hidrologi tersebut meliputi sungai, mata air, sumur galian dan bendungan.

Sungai

Di wilayah Kabupaten Jembrana terdapat beberapa sungai yang mengalir dan bermuara

di Kecamatan Negara, Melaya, Mendoyo dan Pekutatan. Sungai terpanjang adalah

Tukad Biluk Poh yaitu sepanjang 28.000 km yang terletak di Kecamatan Mendoyo.

Hanya terdapat 3 (tiga) sungai yang telah dimanfaatkan sebagai sumber air untuk

pemenuhan kebutuhan air, yaitu Pangkung Gayung, Yeh Embang dan Pangkung Apit.

Mata Air dan Sumur Galian

Berdasarkan data dari laporan PDAM Kabupaten Jembrana (2011), sumber mata air

yang telah dimanfaatkan airnya oleh masyarakat berjumlah 3 titik mata air, dengan debit

47 l/detik. Sedangkan jumlah sumur gali yang telah dimanfaatkan sebanyak 332 l/dt.

Bendungan

Untuk mengatasi kekurangan pasokan kebutuhan air maka dilakukan pembuatan

bendungan dengan tujuan agar debit sungai bisa lebih stabil sehingga ketersediaan air

baku bagi PDAM lebih terjaga. Terdapat 17 bendungan di Kabupaten Jembrana dengan

kapasitas bendungan berkisar antara 0,173 m3/detik – 1,920 m3/detik.

Potensi Air Tanah

Potensi air tanah sangat tergantung dari formasi bantuan dan struktur geologi yang ada di

bawah permukaan tanah. Formasi batuan dan struktur geologi akan mempengaruhi

Page 124: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 77

aquifer yang ada di bawah permukaan tanah. Sebagian besar wilayah Kabupaten

Jembrana struktur hidrologinya tergolong memiliki akuifer produktif sehingga

memungkinkan dikembangkan sebagai sumber air bersih. Daerah yang hidrologinya

sebagai akuifer produktif tinggi dengan debit lebih dari 10 lt/detik, penyebarannya di

Kecamatan Negara, Melaya (Nusasari dan Moding) dan Pekutatan (Pekutatan Persil).

D. Curah Hujan

Curah hujan sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim, letak geografis dan perputaran

arus udara. Oleh karena itu julah curah hujan sangat beragam menurut bulan dan letak stasiun

pengamatan. Dari 10 stasiun pencatatan, untuk Tahun 2009 curah hujan yang terbanyak

terjadi di Kabupaten Jembrana yaitu pada bulan September dengan rata-rata curah hujan

mencapai 228,14 mm dengan rata-rata 10 hari hujan.

Tabel 3.2Curah Hujan pada Stasiun Pengamatan di Kabupaten Jembrana Tahun 2009

No. BulanNomor dan Tempat Stasiun Pencatat

Melaya Palasari Tetelan Cekik Negara PohSanten

TglCangkring Rambutsiwi Gumbrih

1 Januari - - - - - 299 152 244 -

2 Februari - - - - - 252 161 281 -

3 Maret - 154 - - 101 208 202 156 -

4 April - 78 - - 90 62 56 56 -

5 Mei - - - - 253 - 184 2 -

6 Juni - - - - - 2 15 22 -

7 Juli - - - - - 113 89 113 -

8 Agustus - - - - 6 3 3 - -

9 September - - - - 415 399 206 255 -

10 Oktober - - - - 239 294 243 520 -

11 Nopember - - - - 10 18 25 46 -

12 Desember - - - - 240 275 211 408 -

Jumlah 0 232 0 0 1354 1925 1547 2103 0

Sumber : Kabupaten Jembrana dalam Angka, 2011

E.5.3 Tata Guna Lahan

Tata guna lahan di Kabupaten Jembrana terdiri dari lahan pertanian dan lahan non

pertanian. Penggunaan lahan di Kabupaten Jembrana dapat dilihat dari tabel berikut:

Page 125: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 78

Tabel 5.7.

Penggunaan Lahan Kabupaten Jembrana

Jenis Penggunaan LahanLuas Penggunaan Lahan

(Ha)

1 Lahan Pertanian 32,687

1.1 Lahan Sawah 6,836

a. Pengairan Teknis 0

b. Pengairan Setengah Teknis 6,714

c. Pengairan PU 47

d. Pengairan Tradisional 0

e. Tadah Hujan 75

f. Pasang Surut 0

g. Lainnya 0

1.2 Lahan Bukan Sawah 25,851

a. Tegal/Kebun 9,458

b. Ladang 0

c. Perkebunan 15,162

d. Hutan Rakyat 0

e. Tambak 261

f. Kolam Padang 5

g. Rumput 0

h. Lainnya 965

2 Lahan Bukan Pertanian 51,493

a. Rumah, Bangunan dan

Pekarangan6,224

b. Hutan Negara 42,935

c. Rawa-Rawa 121

d. Lainnya 2,213

Jumlah 84,180

Sumber: Bali Dalam Angka,2012

Page 126: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 79

Prosentase Penggunaan Lahan di Kabupaten Jembrana

E.5.4 Kependudukan

A. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk di Kabupaten Jembrana Tahun 2011 adalah sebanyak 311.573

jiwa yang terbagi kedalam 5 kecamatan. Jumlah penduduk terbesar adalah pada Kecamatan

Negara dengan jumlah 89.224 jiwa, sedangkan jumlah penduduk paling sedikit adalah pada

Kecamatan Pekutatan dengan jumlah 30.758 jiwa. Berikut adalah Tabel 4.1 yang

menyajikan jumlah penduduk tiap kecamatan :

Tabel 5.8.

Jumlah Penduduk Kabupaten Jembrana Tahun 2011

Sumber: BPS Kab. Jembrana Tahun 2012

Page 127: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 80

B. Jumlah Penduduk berdasarkan Kelamin

Jumlah penduduk Kabupaten Jembrana berdasarkan jenis kelamin pada tahun 2011

terdiri dari 155.635 jiwa penduduk laki-laki dan 155.938 jiwa penduduk perempuan.

Berdasarkan perbandingan jumlah penduduk tersebut diketahui sex ratio Kabupaten

Jembrana adalah 99,81 yang berarti jumlah penduduk laki-laki lebih kecil dari pada jumlah

penduduk perempuan. Berikut adalah disajkan Tabel 3.4. yang menyajikan data sex ratio

jumlah penduduk laki – laki terhadap perempuan.

Tabel 5.9.

Sex Ratio Penduduk di Kabupaten Jembrana

Sumber: BPS Kab. Jembrana Tahun 2012

C. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur

Menurut data jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur, maka kelompok umur

tertinggi adalah kelompok umur usia antara 26 – 45 tahun dengan jumlah 104.743 jiwa.

Berikut Tabel 3.5 yang menyajikan jumlah penduduk berdasarkan kelompok usia di

Kabupaten Jembrana tahun 2011.

Page 128: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 81

Tabel 5.10.

Jumlah Penduduk Menurut Umur

Sumber: BPS Kab. Jembrana Tahun 2012

E.5.5 Kesenian Wilayah Perencanaan

Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan, Pemuda Olah Raga, Pariwisata dan

Kebudayaan di Kabupaten Jembrana Tahun 2011 terdapat beberapa jenis kesenian khas

Kabupaten Jembrana. Berikut ditampilkan data jenis dan pusat kesenian di Kabupaten

Jembrana.

Tabel 5.11.

Jenis dan Pusat Kesenian Kabupaten Jembrana

Page 129: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 82

Tabel 5.12.

Jenis Tari-tarian Di Kabupaten Jembrana

Dari sekian banyak seka/sanggar yang berkembang di Kabupaten Jembrana tersebut,

terdapat jenis kesenian yang merupakan ciri khas yang tidak dimiliki oleh daerah lain, yaitu :

1. Kesenian Jegog

Memanfaatkan bambu yang dirangkai sebagaialat instrumennya yang menghasilkan

instrumen/irama yang sangat merdu untuk dinikmati. Jegog pertama kali berkembang di

Banjar Sebual Desa Dangin Tukadaya yangdiciptakan oleh Kiang Gelinduh. Kesenian

Jegog ditarikan oleh remaja putra-putri

2. Kesenian Joged Bungbung

Kesenian ini juga memakai bambu sebagai aplat instrumennya yang disebut Gamelan.

Dari segi ukuran Gamelan Joged Bungbung ini lebih kecil dibandingkan dengan Gamelan

Jegog. Kesenian Joged Bungbung ini selalu disertai tarian yang dibawakan oleh remaja

putri dengan mengenakan pakaian khas Jembrana, sehingga menghasilkan tontonan yang

sangat menarik.

3. Kesenian Kendang Mebarung

Kesenian ini memanfaatkan Kendang yang sangat besar ukurannya, yang biasanya

dimainkan oleh 2 orang untuk masing masing kendang tersebut.

Page 130: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 83

4. Kesenian Bungbung Gebyog

Menggambarkan ibu-ibu rumah tangga yang sedang menumbuk padi. Bungbung Gebyog

ini biasanya dibawakan oleh beberapa orang wanita yang sudah berkeluarga. Masing-

masing penari membawa sebuah bambu yang menggambarkan sebagai alu untuk

menumbuk padi, dari ketukan bambu tersebut dihasilkan irama yang merdu untuk

dinikmati.

E.5.6 Sarana Wilayah Perencanaan

A. Fasilitas Pendidikan

Jumlah penduduk yang bersekolah berdasarkan usia di Kabupaten Jembrana terbagi

menjadi tiga kelompok usia, yaitu : 7- 12 tahun (SD/MI) ; 13 – 15 tahun (SLTP/ MTs) dan

16 – 18 (SMU/SMK/MA). Distribusi penduduk terbanyak pada tahun 2011 adalah pada

kelompok usia 7 – 12 tahun (SD/ MI) sebanyak 2.264 penduduk sedangkan paling sedikit

adalah pada kelompok usia 16 – 18 tahun (SMU/SMK/MA) dengan jumlah sebanyak 945

penduduk. Berikut adalah disajikan tabel jumlah penduduk yang bersekolah berdasarkan usia

di Kabupaten Jembrana.

Tabel 5.13.

Murid Berdasarkan Usia di Kabupaten Jembrana Tahun 2007-2011

Sumber: BPS Kabupaten Jembrana

Jenjang pendidikan di Kabupaten Jembrana adalah terbagi menjadi D/Sederajat,

SLTP/Sederajat dan SMA/Sederajat. Jumlah murid paling banyak pada tahun 2011 adalah

jenjang pendidikan SD/Sederajat dengan jumlah sebanyak 27.876 siswa sedangkan paling

sedikit adalah jenjang SMA/ Sederajat dengan jumlah sebanyak 10.459 siswa.

Page 131: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 84

Tabel 5.14.

Jumlah Murid Tiap jenjang Pendidikan di Kabupaten JembranaTahun 2007-2011

Sumber: BPS Kabupaten Jembrana

Fasilitas pendidikan berupa sekolah merupakan persyaratan utama agar kegiatan

belajar dan mengajar dapat berjalan. Dengan adanya fasilitas tersebut, guru yang merupakan

tenaga pendidik utama dapat melaksanakan tugasnya sehingga kegiatan belajar dan

mengajar dapat berjalan dengan baik.

Tabel 5.15.

Penduduk Jembrana Berdasarkan Pendidikan Akhir (Tingkat Pendidikan) Tahun 2011

Sumber: BPS Kabupaten Jembrana, 2011

Tingkat pendikan yang dimiliki oleh penduduk Kabupaten Jembrana berjenjang

mulai belum pernah menginjak bangku sekolah hingga sarjana. Jumlah tertinggi adalah

penduduk dengan tingkat pendidikan Tamat SD sebesar 29%, kemudian posisi kedua diikuti

Page 132: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 85

dengan belum pernah sekolah sebesar 23 % dan hanya sebagian kecil saja prosentase

jumlah penduduk yang tamat akademi/Universitas yaitu sebesar 2%

Grafik Jumlah Penduduk berdasarkan tingkat Pendidikan

B. Fasilitas Kesehatan

Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat,

yaitu hak rakyat untuk memperoleh akses atas kebutuhan pelayanan kesehatan. Pembangunan

Kesehatan juga harus dipandang sebagai suatu investasi dalam kaitannya untuk mendukung

peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pembangunan ekonomi serta memiliki peran

penting dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam lima tahun terakhir

masyarakat Kabupaten Jembrana telah memiliki program jaminan kesehatan dari

pemerintah yang disebut dengan JKJ. Program JKJ tersebut menjamin biaya pengobatan

masyarakat Kabupaten Jembrana mulai dari Rumah Sakit, Puskesmas, Dokter Praktik hingga

Bidan Swasta

Tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Jembrana telah menunjukkan jumlah yang

mencukupi. Masing-masing Puskesmas telah diisi dengan tenaga kesehatan yang sesuai

dengan kebutuhan dasar untuk dapat melaksanakan tugas-tugas pelayanan meskipun masih

Page 133: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 86

terdapat Puskesmas yang belum terisi. Tenaga kesehatan yang ada telah tersebar pada sarana

pelayanan kesehatan di 5 (lima) Kecamatan seperti tertera di dalam tabel.

Tabel 5.16.

Persebaran Tenaga Kesehatan di Kabupaten Jembrana Tahun 2011

Sumber: Profil Kabupaten Jembrana, 2012

Tabel 5.17.

Rasio Tenaga Kesehatan di Kabupaten Jembrana Tahun 2006 – 2010

Sumber: Profil Kabupaten Jembrana, 2012

Di Kabupaten Jembrana terdapat fasilitas kesehatan berupa empat buah rumah sakit

yang terdiri dari 1 buah RSU Daerah dan 1 buah RS Swasta Dharma Sentana, RS Khusus

Page 134: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 87

Bersalin Kertayasa dan RS Khusus Ibu dan Anak Bunda. Jumlah tempat tidur yang tersedia

di RSU Daerah sebanyak 100 buah, RS Swasta Dharma Sentana 20 buah, RS Khusus

Bersalin Kertayasa 20 buah dan RS Khusus Ibu dan Anak Bunda 25 buah

Tabel 5.18.

Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Jembrana Tahun 2007-2011

Sumber: Profil Kabupaten Jembrana, 2012

C. Fasilitas Peribadatan

Prasarana peribadatan di Kabupaten Jembrana terdiri dari pura, masjid, gereja dan

klenteng/vihara. Sebagai Agama Mayoritas penduduk Kabupaten Jembrana, maka pura

merupakan fasilitas sarana peribadatan terbesar dibandingkan dengan sarana peribadatan

lainnya. Secara keseluruhan di kawasan Kabupaten Jembrana tersedia 271 unit pura yang

tersebar di seluruh kawasan Kabupaten Jembrana. Sebagai agama mayoritas kedua, penduduk

beragama Islam telah terlayani oleh 196 unit masjid/mushola yang tersebar di permukiman-

permukiman penduduk muslim.

Page 135: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 88

Tabel 5.19.

Penduduk Jembrana Berdasarkan Agama Tahun 2011

Sumber: BPS Kabupaten Jembrana, 2012

Tabel 5.20.

Tempat Peribadatan di Kabupaten JembranaTahun 2011

Sumber: BPS Kabupaten Jembrana, 2012

D. Fasilitas Olahraga

Saat ini Kabupaten Jembrana telah mempunyai beberapa fasilitas lapangan olahraga

meliputi lapangan sepak bola, lapangan voley, lapangan tenis meja, dan lapangan bulu

tangkis.Kabupaten Jembrana memiliki 7 Gedung Olahraga yang berada pada masing-masing

kecamatan. Jumlah kegiatan olahraga dalam satu tahun yang sering dilaksanakan di

Kabupaten Jembrana adalah kegiatan PORSENI, KOMPETISI, serta lomba-lomba olahraga

lainnya yang hampir mencakup 16 cabang olahraga, yang diikuti oleh hampir 16 organisasi

olahraga dan 21 organisasi pemuda. Berikut adalah beberapa fasilitas olahraga yang di miliki

oleh pemerintah Kabupaten Jembrana :

Page 136: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 89

1. GOR Krsna Jvara

Gedung Olah Raga (GOR) Kresna Jvara terletak di Desa Batuagung Dusun Sawe

Rangsasa lebih kurang 2 Km kearah utara dari Kantor Bupati Jembrana. GOR dengan

kapasitas 6.000 penonton tersebut dibangun pada akhir tahun 2005 dalam rangka

mensukseskan Porda Bali VII yang diselengggarakan di Jembrana. GOR Kresna Jvara

dapat digunakan oleh umum dalam rangka menyelenggarakan even Olah Raga atau

Pertemuan.

2. Lapangan Sepakbola

Lapangan sepakbola yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Jembrana ada tiga,yaitu :

a. Stadion Pecangakan terletak di areal Civic Center Jalan Surapati Kecamatan

Negara. Stadion ini dilengkapi dengan 2 buah tribun untuk kenyamanan

menyaksikan pertandingan. Di Stadion Pecangakan juga terdapat lintasan pacuan

kuda yang disewakan untuk umum Lapangan Dauhwaru, Lapangan Dauhwaru

terletak di Kelurahan Dauhwaru

b. Kecamatan Negara. Lapangan ini difungsikan sebagai lapangan sepak bola. Selain

lapangan Sepak Bola di Tanah lapang Dauhwaru ini juga terdapat Lapangan

Basket yang pemanfaatannya sebagaian besar oleh Siswa SMA yang ada di kota

Negara. Lapangan Dauhwaru juga disewakan untuk umum

c. Lapangan Umum Negara, Terletak di Jalan Gatot Subroto Kelurahan Banjar

Tengah Kecamatan Negara. Di Lapangan Umum Negara juga terdapat fasilitas

Olah RagaPanjat Tebing

3. Lapangan Tenis

Lapangan Tenis yang terletak dibelakang Kantor Bupati Jembrana ini terdiri dari 4 buah

lapangan. Lapangan ini direhab/diperbaharui pada akhir tahun 2005 dalam rangka

mensukseskan Porda Bali VII yang diselenggarakan di Jembrana. Meskipun letaknya

dilingkungan kantor Bupati, lapangan Tenis ini juga boleh dipergunakan untuk umum.

Page 137: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 90

E.5.7 Prasarana Wilayah

A. Listrik

Secara umum pelayanan dan keterjangkauan listrik di Kabupaten Jembrana sudah sampai

masuk ke desa-desa terpencil. Penyebaran dan pendistribusian aliran listrik sudah dapat

dirasakan oleh semua golongan masyarakat. Penyaluran listrik diupayakan ke depan akan

terus ditingkatkan melalui rancangan dan rencana pemerintah untuk membuat dan menambah

gardu listrik di setiap kecamatan.. Jumlah pelanggan listrik dan daya tersambung tahun 2011

di Kabupaten Jembrana adalah sebagai berikut :

Daya Listrik Terpasang

1. Listrik Regular

a. Total pelanggan regular 33.056 pelanggan

b. Total daya tersambung 35.455.450 VA

2. Listrik Prabayar

a. Total pelanggan 12.538 pelanggan

b. Total daya tersambung 15.549.250 VA

3. Total Pelanggan per Kecamatan

a. Kecamatan Negara:

Total pelanggan regular 20.402 pelanggan

Total daya tersambung 24.870.450 VA

b. Kecamatan Mendoyo:

Total pelanggan regular 8.688 pelanggan

Total daya tersambung 7.028.100 VA

c. Kecamatan Pekutatan:

Total pelanggan regular 3.966 pelanggan

Total daya tersambung 3.556.900 VA

Jaringan Listrik di Kabupaten Jembrana sebagai berikut :

1. PLTG Pesanggaran = 162 MVA.

2. PLTG Gilimanuk = 130 MVA.

3. PLTGU Pemaron = 80 MVA.

4. Gardu Induk = 13 Buah.

5. Gardu Distribusi = 343 Buah.

Page 138: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 91

B. Air Bersih

Ketersediaan air disamping untuk kepentingan pertanian, juga sangat diperlukan dan

menjadi kebutuhan pokok manusia dalam kehidupan sehari-hari. Keberadaan air di

Kabupaten Jembrana sampai saat ini cukup berlimpah untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat Jembrana. Namun pemerintah tetap terus berupaya untuk mencari alternatif lain

dalam pemenuhan kebutuhan akan air bersih di masa yang akan datang. Seiring dengan

perkembangan dan jumlah penduduk yang terus bertambah dan berkembang, pemerintah

Kabupaten Jembrana membuat terobosan dengan pengolahan air laut menjadi air minum.

Terobosan ini adalah antisipasi jangka panjang pemerintah dalam menghadapi kemungkinan

terjadinya krisis air di masa yang akan datang.

Berbagai sumber air minum yang saat ini telah diusahakan oleh pemerintah dan

masyarakat Jembrana antara lain dengan memanfaatkan air permukaan, Sumur bor dan mata

air. Data dari pelanggan PDAM Kabupaten Jembrana Tahun 2011 , jumlah pelanggan

sebanyak 18.873 rumah , pemakaian air yang terjual 4.018.507 m3 dengan beberapa sumber

air minum yang telah diusahakan adalah sebagai berikut: air sungai sebanyak 6; sumur bor

sebanyak 38 dan mata air sebanyak 3 untuk melayani pelanggan. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.21.

Data Jumlah Sambungan Air Minum dan Data Pemakaian Air Minum (M3) di PDAM Tirta

Amertha Kab. Jembrana Tahun 2011

Sumber: PDAM Kabupaten Jembrana

Tabel 5.22.

Data Produksi Air di Kab. Jembrana

Sumber: PDAM Kabupaten Jembrana

Page 139: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 92

Sumber Air di Kabupaten Jembrana

C. Persampahan

Sumber utama timbunan sampah di kawasan perencanaan yaitu sampah domestik

(rumah tangga) dan sampah non domestik meliputi sampah intitusional (sekolah, kantor, dll),

sampah komersial (pasar, toko, dll), sampah aktivitas perkotaan (penyapuan jalan, lapangan,

dll), sampah klinik, sampah industri, sampah konstruksi, dan lain sebagainya. Sistem

pengelolaan sampah di Kabupaten Negara dikelola langsung oleh masyarakat secara

perorangan atau berkelompok. Secara perorangan sampahnya dikelola dengan cara

membakar, menanam, ataupun mengupah seseorang dengan peralatan angkutnya untuk

membuang sampah ke tempat penimbunan sampah yang telah disediakan.

Tabel 5.23.

Volume total sampah Sehari di Kab. Jembrana Tahun 2010

Sumber: Profil Kabupaten Jembrana, 2012

Page 140: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 93

Untuk kebutuhan pengelolaan sampah, Kantor Lingkungan Hidup Kebersihan

Pertamanan Kab. Jembrana memiliki alat berat berupa buldoser sebanyak 1 (satu) unit,

Trek Loader sebanyak 1 (satu) serta armada truk yang terdiri dari Truk Arm Rool sebanyak 6

(enam) unit, Truk Dum sebanyak 6 (enam) unit dan gerobak sebanyak 16 (enam belas) buah.

Jumlah sampah yang ditangani dalam sehari yaitu sampah organik sejumlah 3.375 m³ dan

sampah anorganik 1.125 m³. Volume total produksi sampah sehari di TPA berkisar antara 6-7

ton

Tabel 5.24.

TPA/ TPS dan Kontainer di Kab. Jembrana Tahun 2011

Sumber: Profil Kabupaten Jembrana, 2012

Sistem pengelolaan persampahan adalah sampah rumah tangga dikumpulkan terlebih

dahulu oleh petugas gerobak menuju TPS atau Kontainer terdekat. Kemudian sampah

sampah tersebut dengan menggunakan truk akan diangkut menuju TPA. Berikut adalah daya

tampung TPA/ TPS/ Kontainer di Kabupaten Jembrana Tahun 2011:

Tabel 5.25.

Daya Tampung TPA/ TPS/ Kontainer di Kab. Jembrana Tahun 2011

Sumber: Profil Kabupaten Jembrana, 2012

Page 141: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 94

D. Pos dan Telekomunikasi

Dalam upaya untuk mengembangkan infrastruktur Pos dan Telekomunikasi,

pemerintah telah berupaya untuk membangun kerja sama yang sangat baik dengan investor

yang ingin menanamkan modalnya untuk pembangunan Jembrana. Salah satu upaya serius

pemerintah Kabupaten Jembrana adalah dengan mempermudah serta mempercepat proses

pengurusan ijin bagi kepentingan dunia usaha. Disamping itu juga ada beberapa rancangan

yang telah dipersiapkan dan bahkan dilakukan oleh pemerintah antara lain:

1. Penyediaan kantor pos dan kantor telepon pada setiap kecamatan.

2. Pengembangan rumah pos dan telepon umum.

3. Pengembangan BTS untuk penguatan sinyal telepon seluler.

4. Pengembangan infrastruktur Jimbarwana Network untuk peningkatan Aplikasi E-

Government.

5. Pengembangan jaringan Backbone dan jaringan distribusi untuk desa-desa dan Sekolah

Dasar yang belum terjangkau secara langsung.

Dengan adanya daya saing perusahaan pemerintah (Telkom) dengan beberapa

perusahaan penyedia jasa telekomunikasi (Provider) jaringan telepon genggam, pelanggan

telepon khususnya untuk kebutuhan rumah tangga mengalami fluktuasi kendati telepon

genggam relatif lebih mahal daripada telepon konvensional. Namun dengan kelebihannya,

yaitu dapat digunakan secara mobile telepon genggam saat ini lebih diminati oleh

masyarakat dibuktikan dengan banyaknya Tower/ Menara Telekomunikasi Seluler

Tabel 5.26.

Tower/Menara Telekomunikasi Seluler di Kab. Jembrana Tahun 2007-2011

Sumber: BPS Kabupaten Jembrana, 2012

Page 142: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 95

Selain media Surat Kabar, di Kabupaten Jembrana juga terdapat media informasi

eloktronik berupa radio. Selain digunakan sebagai media informasi berupa berita, radio juga

digunakan sebagai media hiburan, seperti misalnya pemutaran musik, talk show cerita

bersambung, dll. Sebagai media informasi dan hiburan yang paling digemari masyarakat,

televisi di Kabupaten Jembrana telah dapat menerima siaran seluruh TV Nasional dan

beberapa TV lokal di Provinsi Bali. Namun berdasarkan survey primer yang telah dilakukan,

belum terdapat siaran TV lokal khusus untuk Kabupaten Jembrana.

E.5.8 Jaringan Transportasi

Sistem transportasi Kabupaten Jembrana melayani dua pola pergerakan yaitu

pergerakan regional dan pergerakan antar wilayah di dalam Kabupaten Jembrana sendiri.

Pola pergerakan regional terjadi karena posisi Kabupaten Jembrana berada di pintu masuk ke

Pulau Bali dari Pulau Jawa yaitu melalui Pelabuhan Gilimanuk. Sedangkan pola pergerakan

antar wilayah di dalam Kabupaten merupakan pergerakan antar desa, antara desa dan antar

kota kecamatan, antar wilayah kecamatan dan antara kecamatan dengan ibukota kabupaten.

Sistem transportasi yang berada di Kabupaten Jembrana tersebut meliputi transportasi jalan

raya dan transportasi laut.

A. Transportasi Darat

1. Jaringan Jalan

Prasarana jaringan jalan yang ada di Kabupaten Jembrana kondisinya cukup baik

terutama dalam menunjang pola pergerakan barang dan orang, sehingga mampu

menunjang kegiatan perekonomian masyarakat dan daerah Prasarana jalan di Kabupaten

Jembrana dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsi jalan. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.27.

Panjang Jalan Menurut Statusnya di Kabupaten Jembrana Tahun 2011

Sumber: BPS Kabupaten Jembrana, 2012

Page 143: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 96

Untuk jalan kabupaten dari total panjang jalan 941,023 Km dibedakan menurut

perkerasan jalannya dengan panjang jalan yaitu; jalan aspal sepanjang 265,485 Km, jalan

lapen 575,789 Km dan jalan krokol 99,749 Km.

Tabel 5.28.

Kondisi Ruas Jalan Kabupaten Jembrana Berdasar Tingkat Kerusakan Tahun 2010

Kondisi jalan yang terdapat di Kabupaten Jembrana secara umum dapat di kategorikan

baik, rusak ringan, sedang dan rusak berat. Dari data Dinas Pekerjaan Umum Bidang

Bina Marga, kondisi jalan baik sepanjang 240,691 Km (26%) dan kondisi rusak berat

sepanjang 242,918 Km (26%). Pemerintah Kabupaten Jembrana setiap tahunnya terus

melakukan perawatan dan peningkatan kondisi perkerasan jalan guna menunjang pola

pergerakan barang dan orang, sehingga mampu menunjang kegiatan perekonomian

masyarakat dan daerah.

Sistem jaringan transportasi menjadi bagian utama dalam pembentukan struktur ruang.

Sistem jaringan transportasi memberikan kerangka terhadap struktur ruang kawasan

Kabupaten Jembrana. Sistem transportasi regional yang terdapat di Kabupaten Jembrana

lebih banyak ditunjang oleh sistem transportasi darat. Secara keseluruhan sistem

transportasi di Kabupaten Jembrana masih didominasi oleh angkutan jalan raya, prasarana

dan sarana transportasi yang ada pada prinsipnya telah menjangkau daerah-daerah penting

di Kabupaten Jembrana termasuk wilayah perdesaan.

2. Jumlah Kendaraan/Moda

Jumlah kendaraan bermotor/ moda yang terdaftar di Kabupaten Jembrana setiap tahun

mengalami peningkatan jumlahnya. Jumlah kendaraan bermotor didominasi oleh Jumlah

sepeda motor, dimana kepemilikannya setiap tahun terus bertambah. Kendaraan Mobil

Page 144: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 97

Pribadi jumlahnya dari tahun 2006 sampai 2010 mengalami peningkatan jumlah.

Sedangkan kendaraan Angkutan Penumpang justru mengalami penurunan. Data

selengkapnya mengenai peningkatan jumlah kendaraan bermotor ditampilkan pada tabel

berikut ini :

Tabel 5.29.

Jumlah Kendaraan Bermotor yang Terdaftar di Kabupaten Jembrana

3. Angkutan Umum

Terdapat sekitar 27 trayek angkutan umum dan 66 jumlah ijin trayek. Dari jumlah

armada yang beroperasi dapat dilihat bahwa rute padat antara lain trayek Negara-Yeh

Embang-Pekutatan, Negara-Tegal Cangkring-Pertigaan Penyaringan, Negara-Dangin

Tukadaya, dan trayek Negara-Melaya-Palasari. Disamping kendaraan bermotor

kendaraan tidak bermotor yaitu dokar juga beroperasi di dalam kota dengan jumlah 180

armada. Jenis angkutan lainnya yang beroperasi adalah ojek.

B. Transportasi Laut

Di dalam sistem transportasi nasional, pelabuhan Gilimanuk merupakan pelabuhan

yang melayani lalu-lintas pelayaran antar pulau, terutama angkutan penumpang dan

kebutuhan pokok serta distribusi barang dan jasa.

Jaringan transportasi laut memiliki potensi yang besar dalam pengembangan wilayah.

Sebagai Pusat Kegiatan Wilayah yang mendukung Pusat Kegiatan Nasional, Kabupaten

Jembrana dilengkapi oleh pelabuhan penyeberangan Gilimanuk, yang melayani

penyeberangan orang dan barang antar pulau, dan distribusi ekspor dan impor, serta

pelabuhan perikanan di Pengambengan.

1. Pelabuhan Gilimanuk

Pelabuhan penyeberangan Gilimanuk dilengkapi dengan fasilitas seperti dermaga 2 buah,

dengan kapasitas sandar masing-masing 1 buah kapal. Tempat parkir 7.600 m². Jumlah

Page 145: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 98

kapal beroperasi sebanyak 25 unit. Waktu tempuh Gilimanuk-Ketapang ±30 menit dan

waktu sandar 30 menit. Perhatian dalam pengembangan jaringan transportasi laut di

Kabupaten Jembrana terfokus pada pelabuhan Gilimanuk, sebagai simpul jaringan

transportasi Jawa-Bali, dalam pelayanannya yang mendukung kegiatan perekonomian

terutama di sektor pariwisata di Pulau Bali.

Sarana Angkutan penyebrangan di Pelabuhan Gilimanuk yaitu :

Dermaga Movable : 2 Buah

Dermaga Ponton : 1 Buah

Dermaga LCM : 2 Buah

Kapal : 22 Buah

Jembatan Timbang : 1 Buah

Kapasitas muat kapal penyeberangan sebanyak 31.272

orang dan 3.382 kendaraan dengan 8 trip per hari,

fasilitas penyeberangan juga dilengkapi sarana parkir

seluas 900 m2 termasuk bangunan penunjang. Sarana

administrasi dan pengamanan Pelabuhan Penyeberangan

Gilimanuk, meliputi :

Syahbandar

KP3 Polsek

Angkatan Laut

Satuan Polisi Air

PT. ASDP

PJR (Polisi Jalan Raya)

PM (Polisi Militer)

Karantina Hewan

Karantina Tumbuhan

2. Pelabuhan Perikanan

Sumberdaya perikanan yang terdapat di sepanjang pantai selatan Kabupaten Jembrana

terkolektif pada satu pelabuhan perikanan di Pengambengan Kecamatan Negara.

Pengembangan pelabuhan perikanan tersebut memberikan kontribusi yang cukup baik dalam

perekonomian Kabupaten Jembrana. Hasil penangkapan ikan laut rata-rata sebanyak 56.947

ton/thn, menggunakan perahu kapal motor sebanyak 1.568 unit dan 312 perahu tanpa

Page 146: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 99

motor. Diperlukan jaringan transportasi laut maupun darat yang baik untuk distribusi

sumber daya perikanan di Kabupaten Jembrana.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: PER.16/MEN/2006

tentang Pelabuhan Perikanan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) dikenal juga sebagai

pelabuhan perikanan tipe B atau kelas II. Pelabuhan ini dirancang terutama untuk melayani

kapal perikanan berukuran 15-16 GT dengan kapasitas 75 kapal atau 2.250 GT sekaligus.

Dengan panjang dermaga ≥150 m, kedalaman kolam ≥2 m dan fasilitas tambat-labuh untuk

kapal berukuran ≥30 GT, pelabuhan tersebut juga melayani kapal ikan yang beroperasi di

perairan ZEEI dan perairan nasional.

Page 147: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

F - 1

F.1. Umum

Rencana kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai

dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan. Dalam rencana

kerja ini akan diuraikan urutan – urutan pekerjaan, konsep penanganan

masalah, tanggung jawab dan personil yang terlibat, pengerahan sarana

maupun personil pendukung, schedule pelaksanaan pekerjaan serta schedule

personil.

F.2. Rencana Kerja

Rencana/Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif

usulan dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani

sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan. Dalam

program kerja ini akan diuraikan urutan – urutan pekerjaan, konsep

penanganan masalah, tanggung jawab dan personil yang terlibat, pengerahan

sarana maupun personil pendukung, schedule pelaksanaan pekerjaan serta

schedule personil.

Program kerja ini secara garis besar mencakup 4 (empat) tahapan pokok,

yaitu:

1. Tahap I : Pekerjaan Persiapan

2. Tahap II : Kegiatan Pengumpulan Data

3. Tahap III : Tahap Pengolahan Data dan Analisis

4. Tahap IV : Penyusunan Rencana Detail

5. Tahan V : Pelaporan

Page 148: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

F - 2

1.Pekerjaan Persiapan

Pada Prinsipnya metode pelaksanaan pekerjaan mengacu pada

Kerangka Acuan Kerja (TOR). Sebelum memulai pekerjaan, langkah

awal yang dilakukan adalah melakukan persiapan-persiapan yang

berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan yang meliputi :

a. Persiapan Administrasi

b. Mobilisasi personil dan peralatan

c. Penyusunan metodologi dan rencana kerja

Adapun program kerja meliputi :

a. Organisasi Pelaksanaan

b. Bagan Alir Kegiatan (Flow Chart)

c. Jadwal Pelaksanaan

d. Jadwal Personil

e. Jadwal Peralatan dan Bahan.

Pekerjaan persiapan yang akan dilaksanakan meliputi antara lain :

a. Mobilisasi dan pengadaan tenaga ahli yang dilaksanakan sesuai

dengan jadwal pengerahan tenaga ahli yang diusulkan serta

pengadaan kendaraan dan peralatan lainnya sesuai jadwal penggunaan

peralatan yang diusulkan

b. Pengumpulan dan mempelajari semua data dan peta yang berkaitan

dengan pekerjaan ini yang meliputi data kependudukan, data kondisi

penyediaan air minum eksisting, data potensi sumber air, data

kebutuhan air minum, peta geohidrolog serta data-data kajian yang

pernah dilakukan.

2.Kegiatan Pengumpulan Data

a. Pengumpulan data sekunder melalui survey instansional

b. Observasi lapangan, wawancara dan penyebaran quetioner

3.Tahap Pengolahan Data dan Analisis

a. Melakukan kompilasi data

b. Melakukan prosesing data

1) Analisis fungsi bangunan

Page 149: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

F - 3

2) Analisis struktur bangunan

3) Analisis utilitas mekanikal elektrikal

4.Tahap Perumusan Rencana

a. Rencana arsitektur, meliputi Rencana Fungsi yang tergambar dalam

Denah, Rencana kulit bangunan yang tergambar dalam Tampak

Bangunan, Rencana spesifikasi bahan yang tergambar dalam

Rencana Pola, Rencana Detail Pembangunan dan Rencana Parsial,

Rencana khusus yang tergambar dalam Rencana Detail Khusus.

b. Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya.

Keseluruhan perencanaan struktur didasarkan pada hasil tes Daya

Dukung Tanah yang menjadi tanggung jawab Konsultan Perencana

c. Rencana utilitas Mekanikal Elektrikal, beserta uraian konsep dan

perhitungan, meliputi tata udara, tata cahaya, listrik, plumbing, air

bersih, sistem pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran,

dan sistem pipa air kotor.

d. Penajaman pra-perkiraan biaya daftar Kuantitas dan harga yang

sesuai dengan konsep rancangan detail yang ada berdasar Analisa

Harga Satuan wilayah setempat.

e. Penyusunan sertifikasi teknis yang sesuai dengan hasil perancangan

termasuk spesifikasinya menjadi pedoman kerja umum, administrasi

dan teknis bagi pelaksana pembangunan (kontraktor).

5.Pelaporan

a. Laporan Pendahuluan

Laporan Pendahuluan memuat: pekerjaan persiapan konsultan

sebelum melakukan survey lapangan, kegiatan administrasi yang

mendahului kegiatan survey, kegiatan survey lapangan yang terdiri

dari kegiatan orientasi lapangan, pengukuran areal lokasi kantor dan

penyelidikan tanah.

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 14 (empat belas)

hari kerja sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.

b. Laporan Antara

Page 150: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

F - 4

Laporan Perencanaan memuat: latar belakang, maksud, tujuan dan

sasaran, ruang lingkup penugasan; kinerja konsultan memuat

metode pendekatan, rencana kerja (time schedule), penugasan

tenaga ahli dan organisasi pelaksanaan pekerjaan; deskripsi awal

kawasan studi yang memuat kebijakan dan strategi penataan

lingkungan pemukiman berdasarkan RUTR, RTRW, RDTR dan

lain-lain yang berkaitan dengan kebijakan tata lingkungan di lokasi

pekerjaan; konsep desain/arsitektur; konsep utilitas; desain/hasil

rancangan.

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 30 (tiga puluh) hari

kerja sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.

c. Draft Laporan Akhir

Laporan Tahap Desain Akhir dibuat setelah konsultan melakukan

penyempurnaan-penyempurnaan dari konsep desain yang disetujui,

memuat: penyempurnaan dari konsep desain arsitektur, seperti

penyempurnaan konsep tata ruang; penyempurnaan konsep

arsitektur interior ruang dalam dan ruang luar; penyempurnaan

konsep desain struktur bangunan, penjelasan mengenai penggunaan

bahan bangunan; serta penyempurnaan konsep pencahayaan.

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 90 (sembilan puluh)

hari kerja/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh)

buku laporan.

d. Laporan Akhir

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh)

hari kerja sejak SPMK diterbitkan sebanyak 30 (tiga puluh) buku

laporan

F.3. ORGANISASI DAN PERSONIL

Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan menyediakan dan

menugaskan beberapa Tenaga Ahli sesuai dengan yang dibutuhkan dalam

Kerangka Acuan Kerja (KAK). Tenaga Ahli yang akan ditugaskan tersebut

dikoordinir oleh seorang Team Leader yang memiliki kemampuan dalam

Page 151: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

F - 5

koordinasi dan komunikasi dengan pihak pengguna jasa, instansi teknis

terkait dan Tenaga Ahli lainnya. Adapun Tenaga Ahli yang diusulkan dalam

pelaksanaan studi ini telah memilki kualifikasi pendidikan, pengalaman

dibidang penanganan pekerjaan sejenis. Masing-masing Tenaga Ahli tersebut

memilki tugas dan tanggung-jawab masing-masing sesuai dengan bidang

keahliannya.

Kualifikasi dan jumlah Tenaga Ahli yang disediakan oleh penyedia jasa untuk

menangani pekerjaan ini sesuai dengan KAK dengan tugas dan tanggung

jawab sebagai berikut :

1. Tenaga Ahli

a. Ketua Tim (Team Leader) Ahli Perencana Wilayah

Seorang Magister Planologi (S2) atau Manajemen dengan

pengalaman minimal 8 (delapan) tahun dalam Bidang Perencanaan

dan Pengembangan Wilayah, serta memiliki Sertifikat Ahli

Pengembangan Kota dan Wilayah.

b. Ahli Geodesi/Pemetaan

Seorang Sarjana Teknik Geodesi (S1) dengan pengalaman minimal

6 (enam) tahun di Bidang Pemetaan, serta memiliki Sertifikat Ahli

Geodesi.

c. Ahli Struktur

Seorang Sarjana Teknik Sipil (S2) dengan pengalaman minimal 6

tahun di Bidang Pengembangan Infrastruktur dalam kaitannya

dengan perencanaan wilayah/kawasan dan memiliki sertifikat

keahlian.

d. Ahli Sosial Ekonomi

Seorang Sarjana Ekonomi Pembangunan (S1) dengan pengalaman

minimal 6 tahun di Bidang Pengembangan Ekonomi Wilayah.

2. Tenaga Pendukung

Adapun Tenaga pendukung yang diperlukan untuk mendukung

pelaksanaan pekerjaan ini meliputi :

a. Cost Estimator

b. Surveyor

Page 152: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

F - 6

c. Operator Komputer

d. Administrasi dan Keuangan

e. Drafter CAD

Untuk memperjelas alur koordinasi dalam pelaksanaan pekerjaan ini, maka

dibuat bagan organisasi pelaksana agar pelaksanaan pekerjaan berjalan sesuai

KAK. Disamping itu konsultan juga menyadari adanya mekanisme kontrol

terhadap proses dan hasil dari pekerjaan konsultan.

Bagan ini menggambarkan hubungan koordinasi antara pengguna jasa dan

penyedia jasa serta masing-masing Tim Konsultan. Dalam struktur organisasi

pelaksana pekerjaan yang melibatkan beberapa tenaga profesional, tenaga sub

profesional dan tenaga penunjang dengan tugas dan tanggung jawab masing-

masing sesuai dengan bidang keahliannya. Bagan organisasi untuk

pelaksanaan pekerjaan dimaksudkan untuk membuat jalur koordinasi untuk

semua personil pelaksana.

Untuk mendapatkan hasil yang baik maka diperlukan hubungan timbal balik

antara Team Leader dan Direksi Pekerjaan, dan bila konsultan perlu data-data

dari instansi lain, maka dengan seijin Direksi dan pemberi tugas, akan

menghubungi instansi tersebut.

Adapun Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan dapat dilihat pada gambar

berikut.

Page 153: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

F - 7

Gambar - Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan

p

TIM TEKNIS

CV. TRI MATRA DISAINKABUPATEN JEMBRANA

Garis Koordinasi

Garis Instruksi

1. Operator Komputer2. Administrasi dan Keuangan3. Drafter CAD4. Cost Estimator5. Surveyor

Keterangan :

TEAM LEADER

Tenaga Ahli

1. Ahli Geodesi/Pemetaan

2. Ahli struktur

3. Ahli Sosial Ekonomi

Page 154: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAINKonsultan Perencana Dan Pengawas

F - 1

Jangka waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan Penyusunan Detail

Engineering Design ( DED ) pada Kawasan Inti Minapolitan Kabupaten Jembran ini

adalah 3 (tiga) bulan atau 900 (sembilan puluh). Bab ini akan menguraikan tahapan

pekerjaan dan jangka waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan tiap tahapan

pekerjaan.

Dalam melaksanakan pekerjaan ini, konsultan akan menyusun jadwal

pelaksanaan pekerjaan berdasarkan lingkup pekerjaan dan waktu pelaksanaan

pekerjaan. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang sesuai dengan

mutu pekerjaan yang diharapkan KAK dan dengan waktu yang tersedia serta kelancaran

serta terkoordinasinya pelaksanaan pekerjaan. Jadwal pelaksanaan pekerjaan

menyangkut urutan dan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan dengan alokasi waktu

yang disediakan.

Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, alokasi waktu untuk pelaksanaan

pekerjaan ini adalah selama tiga bulan. Agar pelaksanaan pekerjaan ini tepat waktu,

maka dibutuhkan jadwal pelaksanaan yang disusun secara cermat. Jadwal pelaksanaan

pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu kegiatan harus dilaksanakan

dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan yang diberikan dapat tercapai dengan

tidak mengurangi mutu teknisnya. Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini telah disesuaikan

dengan bagan alir pelaksanaan pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang

disyaratkan dalam KAK. Secara rinci Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan disajikan pada

Tabel G.1.

Page 155: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAINKonsultan Perencana Dan Pengawas

G - 2

Tabel G.1Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Penyusunan Detail Engineering Design ( DED ) pada Kawasan Inti Minapolitan Kabupaten Jembran

Nama Perusahaan : CV. Tri Matra Disain

No. KegiatanBulan Ke

KetI II III1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

I. RINCIAN PEKERJAANA. PERSIAPAN

A.1. Persiapan administrasiA.2. Mobilisasi personil dan peralatanA.3. Penyusunan metodologi dan kerangka kerja, meliputi :

a. Bagan alir pekerjaanb. Jadwal pelaksanaan pekerjaanc. Bagan organisasid. Jadwal penugasan personile. Jadwal peralatan

A.4. Koordinasi dan konsultasiA.5. Review dari dokumen dan kebijakan lainnya

yang terkait

Page 156: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAINKonsultan Perencana Dan Pengawas

G - 3

No. KegiatanBulan Ke

KetI II III1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

B. TAHAP PENGUMPULAN DATAB.1. Pengumpulan data sekunder melalui survey

instansionalB.2. Observasi lapangan, wawancara dan penyebaran

questioner.C. TAHAP PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

C.1. Melakukan kompilasi data (tabulasi dan sistemisasi data)

C.2. Melakukan prosesing data :Analisis kebijakan dan strategi pengembangan kabupaten kotaAnalisis regional;

Analisis ekonomi dan sektor unggulan;Analisis sumber daya alam;Analisis penggunaan lahan;Analisis pembiayaan pembangunanAnalisis kelembagaan.Analisis sumber daya manusiaAnalisis infrastruktur;

Page 157: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAINKonsultan Perencana Dan Pengawas

G - 4

No. KegiatanBulan Ke

KetI II III1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

D. TAHAP PERUMUSAN RENCANAD.1. Rencana Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang;

D.2.Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung danKawasan Budidaya;

D.3.

Rencana Sistem Prasarana Transportasi,Telekomunikasi, Energi, Pengairan, danPengelolaan Lingkungan;

D.4.Rencana Penatagunaan Tanah, Air, dan Sumberdaya alam Lainnya;

D.5. Rencana Sistem Kegiatan PembangunanE. TAHAP PENYEMPURNAAN RENCANA

E.1. Penyempurnaan rencana berdasarkan hasilmasukan dan arahan dari kegiatan pembahasan

Page 158: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAINKonsultan Perencana Dan Pengawas

G - 5

No. KegiatanBulan Ke

I II III Ket1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

II. KELUARANA. LAPORAN PENDAHULUANB. LAPORAN KEMAJUANC. DRAFT LAPORAN AKHIR

D. LAPORAN AKHIRE. ALBUM PETA A3F. ARSIP DATA KOMPUTER/SOFT COPY (CD)

III. KEGIATAN PEMBAHASANA. Pembahasan Laporan PendahuluanB. Pembahasan Laporan Kemajuan (FGD)B. Pembahasan Konsep Laporan Akhir

Page 159: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAINKonsultan Perencana Dan Pengawas

H - 1

Jangka waktu yang diperlukan untuk melaksanakan ini sesuai KAK adalah 3

bulan atau 90 (sembilan puluh) hari kalender. Dengan waktu pekerjaan tersebut, maka

penugasan masing-masing tenaga ahli berbeda sesuai dengan tugas dan

tanggungjawabnya.

Adapun kontribusi masing-masing tenaga ahli dan tenaga penunjang dalam

pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

1. Ketua Tim (Team Leader) : 3,00 (tiga) Orang Bulan

2. Ahli Struktur : 3,00 (tiga) Orang Bulan

3. Ahli Sosial Ekonomi : 3,00 (tiga) Orang Bulan

4. Ahli Pemetaan : 3,00 (tiga) Orang Bulan

Sedangkan kontribusi masing-masing tenaga pendukung dalam pekerjaan ini

adalah sebagai berikut :

1. Estimator : 2,00 (dua) Orang Bulan

2. Surveyor : 6,00 (enam) Orang Bulan

3. Administrasi : 3,00 (tiga) Orang Bulan

4. Operator Komputer : 3,00 (tiga) Orang Bulan

5. Operator CAD/GIS : 6,00 (enam) Orang Bulan

Lebih jelasnya jadwal penugasan personil dalam pekerjaan ini disajikan dalam

Tabel H.1.

Page 160: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAINKonsultan Perencana Dan Pengawas

H - 2

Tabel H.1Jadwal Penugasan Personil

Penyusunan Detail Engineering Design ( DED ) pada Kawasan Inti Minapolitan Kabupaten Jembrana

Nama Perusahaan : CV. Tri Matra Disain

No. Nama Personil Jabatan YangDiusulkan

Bulan KeOrangBulan

Ket.I II III1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

I. TENAGA AHLI

1.Darmawan Dwi Cahyono, STMT

Ketua Tim (TeamLeader)

3,00

2. Abdul Amin ST MT Ahli Struktur 3,00

3. Rosie Junita Sundari, ST Ahli Sosial Ekonomi 3,00

6. Yudi Setiabudi, ST Ahli Pemetaa 3,00

Sub Total 12,00

II. TENAGA PENDUKUNG1. To Be Named Drafter CAD/GIS 2,00

Page 161: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAINKonsultan Perencana Dan Pengawas

H - 3

No. Nama PersonilJabatan Yang

Diusulkan

Bulan KeOrangBulan Ket.I II III

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 42. To Be Named Drafter CAD/GIS 2,00

3. To Be Named Drafter CAD/GIS 2,00

4. To Be Named Operator Komputer 2,00

5. To Be Named Surveyor 1,00

6. To Be Named Surveyor 1,00

7. To Be Named Surveyor 1,00

8. To Be Named Surveyor 1,00

9. To Be Named Surveyor 1,00

10. To Be Named Surveyor 1,00

4. I Gusti Raka Martawan, ST Cost Estimator 2,00

Page 162: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAINKonsultan Perencana Dan Pengawas

H - 4

No. Nama PersonilJabatan Yang

Diusulkan

Bulan KeOrangBulan Ket.I II III

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

5. To Be Named Administrasi 2,00

Sub Total 18,00

Total 40,00

Page 163: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAINKonsultan Perencana Dan Pengawas

I - 1

I.1. UMUM

Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang

kegiatan baik di lapangan maupun di kantor. Mobilisasi peralatan disesuaikan

dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan

rencana kerja, jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil. Penentuan

kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan, sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya.

I.2. FASILITAS PEMRAKARSA PEKERJAAN

Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan ini, pihak proyek telah

menyediakan fasilitas meliputi :

Pemberian surat pengantar untuk operasional maupun koordinasi dan

dukungan dengan instansi terkait.

Peminjaman referensi yang ada pada proyek.

Pemberian informasi mengenai ketentuan yang berkaitan dengan pekerjaan

kewajiban konsultan.

I.3. KANTOR KONSULTAN

Untuk kelancaran kegiatan pekerjaan pihak konsultan telah menyiapkan kantor

yang permanen di Denpasar sehingga memudahkan Team Konsultan

berkoordinasi dengan pemberi pekerjaan dan setiap saat dapat asistensi/diskusi

Page 164: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAINKonsultan Perencana Dan Pengawas

I - 2

dalam penyelesaian pekerjaan. Disamping itu diharapkan nantinya setelah

selesai pekerjaan pihak pemberi pekerjaan mudah menghubungi konsultan.

I.4. PERALATAN

Peralatan yang digunakan untuk setiap pekerjaan disesuaikan dengan kebutuhan

masing-masing kegiatan, tergantung dari volume dan kapasitas alat. Adapun

volume dan kapasitas alat tersaji pada Tabel I.1. Daftar Peralatan.

Tabel I.1Daftar Peralatan

Nama Perusahaan : CV. Tri Matra Disain

Nama Perusahaan : CV. Tri Matra Disain

Kapasitas atau Merk dan Tahun Kondisi Lokasi Bukti

Output Saat Ini Tipe Pembuatan Baik/Rusak Saat Ini Kepemilikan

A. Peralatan Kantor

1 Meja Kerja+Kursi 10 - Lokal 1996 Baik Denpasar Milik Pribadi

2 OHP Media Stal 1 - 3 M 2003 Baik Denpasar Milik Pribadi

3 Laptop 2 5 GB Toshiba 2003 Baik Denpasar Milik Pribadi

4 Komputer 8 X GB Intel P4 64 MB 2005 Baik Denpasar Milik Pribadi

5 Printer 4 30 lbr/mnt Deskjet 1280 2005 Baik Denpasar Milik Pribadi

6 Scanner 1 - Umax Astra 2005 Baik Denpasar Milik Pribadi

7 Telepon+Fax 1 - Panasonic 2000 Baik Denpasar Milik Pribadi

B. Peralatan Penunjang

1 Kamera 2 - Fuji 2006 Baik Denpasar Milik Pribadi

2 Meja Gambar 2 - Mutoh EY 2000 Baik Denpasar Milik Pribadi

3 Kalkulator 2 - Casio FX 3600 2004 Baik Denpasar Milik Pribadi

C Peralatan Lapangan

1 Alat Ukur Theodolithe 1 - - - Baik Denpasar Milik Pribadi

2 Alat Ukur Waterpass 1 - - - Baik Denpasar Milik Pribadi

3 Alat Sondir 1 - - - Baik Denpasar Milik Pribadi

D Transportasi

1 Kendaraan roda 4 - 1 1 - - - Baik Denpasar Milik Pribadi

2 Kendaraan roda 4 - 2 1 - - - Baik Denpasar Milik Pribadi

3 Kendaraan roda 2 4 - - - Baik Denpasar Milik Pribadi

DATA PERALATAN / PERLENGKAPAN

NO. Jenis Peralatan/Perlengkapan JUMLAH

Page 165: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAINKonsultan Perencana Dan Pengawas

I - 3

A Peralatan dan Perlengkapan Kantor 1 2 3 4 1 2 3 4

1 ATK (Alat Tulis Kantor) bulan 1.00 3.002 Komunikasi bulan 1.00 3.003 Sewa Komputer dan Printer Unit / bulan 2.00 3.004 Bahan Komputer dan Printer bulan 2.00 3.005 Penggandaan Data Sekunder ls 1.00

B. Transportasi

1 Sewa Kendaraan Roda 4 Unit / bulan 2.00 2.002 Biaya Operasional Roda 4 Unit / bulan 2.00 2.003 Sewa Kendaraan Roda 2 Unit / bulan 2.00 2.004 Biaya Operasional Kendaraan Roda 2 Unit / bulan 2.00 2.00

1 2 3 4

No URAIAN SAT. VOL. WAKTUBulan / Minggu Ke

I II III

Page 166: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAINKonsultan Perencana Dan Pengawas

G - 1

Tenaga ahli yang berkompeten merupakan unsur penting yang diperlukan dalam

melaksanakan pekerjaan Penyusunan Detail Engineering Design ( DED ) pada

Kawasan Inti Minapolitan Kabupaten Jembrana. Untuk itu konsultan harus

menyiapkan tenaga profesional dalam jumlah yang cukup dan memenuhi persyaratan

yang ditinjau dari lingkup proyek maupun tingkat kompleksitas pekerjaan. Tenaga

profesional yang dimaksud adalah personel berlatar belakang pendidikan Sarjana

(S1/S2) baik untuk Ketua Tim maupun Tenaga Ahli lainnya. Selain itu juga dibantu

oleh beberapa staf pendukung yang dimaksudkan untuk membantu kelancaran tugas-

tugas team leader dan tenaga ahli lainnya.

A. Tenaga Ahli Utama

1. Ketua Tim (Team Leader) Ahli Perencana Wilayah

Seorang Magister Planologi (S2) atau Manajemen dengan pengalaman minimal

8 (delapan) tahun dalam Bidang Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, serta

memiliki Sertifikat Ahli Pengembangan Kota dan Wilayah.

2. Ahli Geodesi/Pemetaan

Seorang Sarjana Teknik Geodesi (S1) dengan pengalaman minimal 6 (enam)

tahun di Bidang Pemetaan, serta memiliki Sertifikat Ahli Geodesi.

3. Ahli Struktur

Seorang Sarjana Teknik Sipil (S2) dengan pengalaman minimal 6 tahun di

Bidang Pengembangan Infrastruktur dalam kaitannya dengan perencanaan

wilayah/kawasan dan memiliki sertifikat keahlian.

Page 167: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAINKonsultan Perencana Dan Pengawas

G - 2

4. Ahli Sosial Ekonomi

Seorang Sarjana Ekonomi Pembangunan (S1) dengan pengalaman minimal 6

tahun di Bidang Pengembangan Ekonomi Wilayah.

B. Tenaga Pendukung

Dalam mendukung pelaksanaan kegiatan ini dibutuhkan :

1. Cost Estimator

2. Surveyor

3. Operator Komputer

4. Administrasi dan Keuangan

5. Drafter CAD

Komposisi tim dan penugasannya secara lebih rinci diuraikan dalam Tabel J.1.

Page 168: Ustek Minapolitan TMD

J - 3

CV. TRI MATRA DISAINKonsultan Perencana Dan Pengawas

Tabel G.1Komposisi Tim dan Penugasan (Daftar Personil)

Penyusunan Detail Engineering Design ( DED ) pada Kawasan Inti Minapolitan Kabupaten Jembrana

Nama Perusahaan : CV. Tri Matra Disain

Tenaga Ahli(Personil Inti)

Nama Personil Perusahaan Tenaga AhliLokal/Asing

LingkupKeahlian

PosisiDisusulkan

Uraian PekerjaanJumlahOrangBulan

1. Darmawan Dwi

Cahyono, ST,MT

CV. TRI MATRADISAIN

Tenaga AhliLokal

BidangPerencanaanWilayah dan

Kota

Ketua Tim

(Team Leader)

a. Mengarahkan dan mempersiapkanprogram kerja, mulai dari surveylapangan sampai tahapanpenyusunan rencana.

b. Menyusun daftar/informasi yangdiperlukan.

c. Mengkoordinir pekerjaan masing-masing tenaga ahli, sehingga dapatmenjaga sinkronisasi pekerjaan.

d. Memimpin diskusi internal tim danmewakili tim dalamdiskusi/pembahasan dengan timteknis atau instansi-instansi terkait.

e. Bersama dengan tim

3,00

Page 169: Ustek Minapolitan TMD

J - 4

CV. TRI MATRA DISAINKonsultan Perencana Dan Pengawas

Tenaga Ahli(Personil Inti)

Nama Personil PerusahaanTenaga AhliLokal/Asing

LingkupKeahlian

PosisiDisusulkan Uraian Pekerjaan

JumlahOrangBulan

mengidentifikasi dan merumuskanproduk kegiatan DED Minapolitan.

2. Abdul Amin, ST, MT CV. TRI MATRADISAIN

Tenaga AhliLokal

BidangStruktur

Tenaga AhliStruktur

a. Melakukan penyelidikan dan analisamekanika tanah;

b. Menyusun perencanaan danperhitungan pondasi;

c. Membuat perhitungan struktur;

d. Melakukan pemilihan material/bahandan pelaporan

3,00

3. Rosie Junita Sundari,

SE

CV. TRI MATRADISAIN

Tenaga AhliLokal

BidangEkonomi

Tenaga AhliSosial Ekonomi

a. Melakukan pengamatan terhadapkondisi social ekonomi

b. Menganalisa dan mengidentifikasikondisi ekonomi kawasan.

c. Bersama-sama dengan tenaga ahlilainnya merencanakanpengembangan ekonomi local danketerkaitannya dengan kondisi socialmasyarakat

3,00

4. Yudi Setiabudi, ST CV. TRI MATRADISAIN

Tenaga AhliLokal

BidangPemetaan

Tenaga AhliPemetaan

a. Melakukan kegiatan pengumpulan,pengolahan, dan penyediaan data

3,00

Page 170: Ustek Minapolitan TMD

J - 5

CV. TRI MATRA DISAINKonsultan Perencana Dan Pengawas

Tenaga Ahli(Personil Inti)

Nama Personil PerusahaanTenaga AhliLokal/Asing

LingkupKeahlian

PosisiDisusulkan Uraian Pekerjaan

JumlahOrangBulan

yang akurat dan layak sertaberhubungan dengan pemetaankondisi fisik lahan;

b. Menyiapkan pengadaan peta dasar,peta tematik kawasan perencanaan;

c. Mengolah data dan survei lapanganditambah data pendukungnya padawilayah perencanaan meliputiGeomorfologi, Geologi danHidrologi;

d. Menganalisis data yang ada untukdisajikan dalam bentuk peta yangberbasis sistem informasi geografis.

e. Bertugas mendata, menganalisis,menyimpulkan dan merencanakanhal-hal terkait dengan fisiografiskawasan perencanaan dalam jangkawaktu yang ditetapkan.

5. I Gusti Raka CV. TRI MATRADISAIN

Tenaga AhliLokal

BidangSipil

Cost Estimator a. Menghitung kuantitas pekerjaan;

b. Melakukan penyusunan analisa harga

2,00

Page 171: Ustek Minapolitan TMD

J - 6

CV. TRI MATRA DISAINKonsultan Perencana Dan Pengawas

Tenaga Ahli(Personil Inti)

Nama Personil PerusahaanTenaga AhliLokal/Asing

LingkupKeahlian

PosisiDisusulkan Uraian Pekerjaan

JumlahOrangBulan

Martawan, ST satuan;

c. Melakukan perhitungan EngineeringEstimate (EE);

d. Melakukan perhitungan Bill OfQuantity (BOQ);

e. Menyusun Rencana Kerja danSyarat-Syarat (RKS);

f. Pelaporan..

Tenaga Pendukung(Personil Lainnya)

Nama Personil PerusahaanTenaga AhliLokal/Asing

LingkupKeahlian

PosisiDisusulkan Uraian Pekerjaan

JumlahOrangBulan

1. To Be Named CV. TRI MATRADISAIN

Tenaga AhliLokal

OperatorKomputer

OperatorKomputer

Menyiapkan kelengkapan peralatan,survey, pengetikan, penggambaran,penggandaan laporan serta kegiatan lainyang berhubungan dengan sistemkomputerisasi untuk menunjangkelancaran kerja tenaga ahli.

2,00

Page 172: Ustek Minapolitan TMD

J - 7

CV. TRI MATRA DISAINKonsultan Perencana Dan Pengawas

Tenaga Ahli(Personil Inti)

Nama Personil PerusahaanTenaga AhliLokal/Asing

LingkupKeahlian

PosisiDisusulkan Uraian Pekerjaan

JumlahOrangBulan

2. To Be Named CV. TRI MATRADISAIN

Tenaga AhliLokal

Administrasi Administrasidan Keuangan

Bertugas mengatur keuangan, mengurusadministrasi kantor dan berhubunganlangsung dengan penyedia jasa dalamhubungannya dengan penyelesaianadministrasi proyek.

2,00

3. To Be Named CV. TRI MATRADISAIN

Tenaga AhliLokal

Surveyor Surveyor Mengumpulkan data dari kegiatansurvey primer.

Melakukan kegiatan observasi secaramendetail terhadap kondisi kawasan

1,00

4. To Be Named CV. TRI MATRADISAIN

Tenaga AhliLokal

Surveyor Surveyor Mengumpulkan data dari kegiatansurvey primer.

Melakukan kegiatan observasi secaramendetail terhadap kondisi kawasan

1,00

5. To Be Named CV. TRI MATRADISAIN

Tenaga AhliLokal

Surveyor Surveyor Mengumpulkan data dari kegiatansurvey primer.

Melakukan kegiatan observasi secaramendetail terhadap kondisi kawasan

1,00

6. To Be Named CV. TRI MATRA Tenaga Ahli Surveyor Surveyor Mengumpulkan data dari kegiatan 1,00

Page 173: Ustek Minapolitan TMD

J - 8

CV. TRI MATRA DISAINKonsultan Perencana Dan Pengawas

Tenaga Ahli(Personil Inti)

Nama Personil PerusahaanTenaga AhliLokal/Asing

LingkupKeahlian

PosisiDisusulkan Uraian Pekerjaan

JumlahOrangBulan

DISAIN Lokal survey primer.

Melakukan kegiatan observasi secaramendetail terhadap kondisi kawasan

7. To Be Named CV. TRI MATRADISAIN

Tenaga AhliLokal

Surveyor Surveyor Mengumpulkan data dari kegiatansurvey primer.

Melakukan kegiatan observasi secaramendetail terhadap kondisi kawasan

1,00

8. To Be Named CV. TRI MATRADISAIN

Tenaga AhliLokal

Surveyor Surveyor Mengumpulkan data dari kegiatansurvey primer.

Melakukan kegiatan observasi secaramendetail terhadap kondisi kawasan

1,00

9. To Be Named CV. TRI MATRADISAIN

Tenaga AhliLokal

Operator CAD Operator CAD Menyiapkan gambar-gambar detailsesuai dengan hasil perancanaan/detaildesain yang telah dibuat, penggambaranmenggunakan komputerisasi dan CAD.

2,00

10. To Be Named CV. TRI MATRADISAIN

Tenaga AhliLokal

Operator CAD Operator CAD Menyiapkan gambar-gambar detailsesuai dengan hasil perancanaan/detaildesain yang telah dibuat, penggambaranmenggunakan komputerisasi dan CAD.

2,00

Page 174: Ustek Minapolitan TMD

CV. TRI MATRA DISAINKonsultan Perencana Dan Pengawas

K - 1

Dokumen Usulan Teknis untuk pelaksanaan pekerjaan ini sebagai bentuk

penawaran teknis dari konsultan dalam upaya penanganan pekerjaan ini. Dalam hal ini

konsultan CV. TRI MATRA DISAIN apabila nantinya dipercaya untuk menangani

pekerjaan ini maka akan bekerja berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai dengan Kerangka

Acuan Kerja (KAK) pekerjaan tersebut. Konsultan CV. TRI MATRA DISAIN,

berkeyakinan “ sanggup dan mampu ” untuk melaksanakan pekerjaan tersebut apabila

diberi kepercayaan berdasarkan dokumen usulan teknis yang kami tawarkan.

Dengan dukungan Tenaga Ahli yang kami usulkan dengan kualifikasi dan

pengalaman kerja di Bidang Penataan Ruang dan Arsitektur. Dengan berbekal keahlian

masing-masing tenaga ahli yang kami usulkan dan telah memiliki sertifikat keahlian,

maka dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas dapat diselesaikan dengan tepat

waktu dan mutu pekerjaan sesuai dengan yang diminta dalam KAK.

Semoga usulan teknis ini mendapatkan perhatian, dukungan serta kepercayaan

dari pengguna jasa.