uts iht

Upload: linda-novitas

Post on 11-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 UTS IHT

    1/5

    UTS Interaksi Hewan dan Tumbuhan (IHT)

    Linda Novita Sari (1509 100 033)

    1. Interaksi antara Tumbuhan dan Hewan :

    Interaksi antara Tumbuhan dan Hewan memberikan manfaat dan kerugian ,

    berikut ini merupakan manfaat dan kerugian dari interaksi tersebut :

    a. Tumbuhan sebagai sumber nutrient

    Tumbuhan mengandung senyawa metabolik yang digunakan oleh hewan untuk

    melakukan berbabagi mekanisme metabolisme yang untuk kelangsungan

    hidupnya. Hewan yang pemakan tumbuhan (herbivor), memakan berbagaimacam tumbuhan dan ada juga beberapa herbivor yang telah terspesialisasi.

    Misalnya Koala dan Panda merupakan pemakan bambu. Pada banyak kasus

    herbivora tidak mengkonsumsi seluruh bagian tumbuhan. Berdasarkan macam-

    macam tumbuhan yang dimakan herbivor dibedakan menjadi Grazer (memakan

    bagian tumbuhan yang dekat dengan subtrat), Browzer (memakan bagian

    tumbuhan yang berwarna hijau), Frugifor (memakan buah, tanpa memakan biji),

    dan Granivor (memakan buah beserta bijinya). Pada interaksi ini hewan akan

    mendapatkan sumber nutrient dari tumbuhan, selain itu tumbuhan dapat

    memfaat interaksi ini sebagai penyebar biji dan dalam proses penyerbukan.

    Menurut Campbell (2003), beberapa herbivora menjadi menguntungkan bagitumbuhan tersebut karena hewan-hewan tersebut membawa serbuk sari dan biji

    tumbuhan yang digunakan herbivora sebagai makanan. Hewan tertentu telah

    terspesialisasi dalam tugas tersbut, yaitu memakan tumbuhan yang spesifik.

    Contohnya adalah hubungan antara angiospermae dengan penyerbuk. Scotch

    broom memiliki mekanisme penjebak yang menempelkan serbuk sari ke bagian

    punggung lebah yang sedang hinggap.

    b. Structure (mating site, nesting site,, etc) :

    Pada suatu habitat suatu serangga dapat menentukan faktor kelimpahan dankekayaan spesies. Secara umum ada beberapa faktor yang mempenagruhi

    keanekaragaman serangga yaitu habitat, arsitektur tanaman, senyawa kimiawi

    tanaman, letak lintang dan ketinggina tempat (Speight et al, 1999). Interaksi

    antara tanaman dan serangga mendapat keuntungan berupa serbuksari dan

    nektar sebagai sumber pakan, tempat berlindung, dan tempat berkembang biak.

    Beberapa faktor yang mempengaruhi kunjungan serangga pada bunga,

    diantaranya adalah kandungan nektar, konsentrasi gula, kandungan senyawa

    kimia, dan kelimpahan bunga (Hegland & Todland 2005). Pada bunga tomat,

    sedikitnya jumlah spesies (8 spesies) dan individu serangga yang berkunjung

    berkaitan dengan morfologi bunga, serbuksari yang tersembunyi di dalam

  • 7/22/2019 UTS IHT

    2/5

    kerucut benang sari, dan kandungan nektar yang tidak ada atau sangat sedikit

    (Cribb, 1990).

    c. Framework (menyediakan informasi)

    Lebah pekerja memaksimalkan efisiensi pencarian makanan, harus

    mengabarkan satu sama lain mengenai lokasi sumber makanan. Ketika lebah

    pekerja menemukan sumber makanan dan lokasi tersebut dekat dengan sarang

    (kurang dari 50 m) lebah akan melakukan sebuah tarian , dimana pada tarian ini

    disertai dengan pemuntahan nektar. Tarian ini menyediakan berbagai informasi

    mengenai arah dan jarak. Jarak ditandai dengan lama tarian, sedangkan arah

    ditentukan oleh sudut (dalam hubungan dengan permukaan vertikal sarang)

    pada saat melakukan tarian (Campbell, 2003).

    2. Pengaruh fragmentasi hutan terhadap penyebaran biji frugivora

    Penyebaran biji secara efektif dapat mengurangi persaingan antaratumbuhan dan turunannya serta memungkinkan jenis tumbuhan tersebutmenyebar ketempat baru. Jika tidak ada hewan yang memencarkan biji, makabiji dari tumbuhan induk akan jatuh dan tumbuh berada di sekitar pohon induk.

    Regenerasi hutan secara alami sangat terbantu oleh hewan dengan biji-bijiyang tertelan atau ditelan dan kemudian tersebarkan melalui kotoran hewantersebut. Suhandi (1988) menyim-pulkan dari hasil penelitiannya, bahwaorangutan Sumatera berperan penting dalam menjaga keseim-bangan

    habitatnya, karena orangutan memakan buah-buahan yang bijinya tertelan,secara tidak langsung dapat membantu regenerasi hutan dengan menyebarkanbiji-biji yang yang keluar melalui kotoran dan jatuh disepanjang daerahpenjelajahannya. Biji yang dikeluarkan melalui kotoran pada umumnya akandapat berkecambah dan tumbuh lebih cepat dari pada biji yang jatuh langsungdari pohon induk.

    Selain orang utan, perubahan vegetasi dalam suatu habitat, dapatmempengaruhi burungburung yang hidup didalamnya, baik mengenai komposisikomunitas maupun kebiasan hidunya. Lambert (1992) mempelihatkanperubahan komposisi akibat adanya perubahan komposisi dan tingkah lakumencari makan beberapa jenis burung akibat adanya perubahan habitat.Perubahan habitat ini terjadi di hutan dataran rendah yang telah diubah menjadiareal terbuka oleh adanya penebangan hutan. Ada areal terbuka, beberapaspesies burung mengalami perubahan strata tempat mencari makannya dan luasdaerah jelajahnya bertambah. Hal serupa ditemukan pula oleh Hadiprayitno(1999) di Gunung Tangkuban Parahu Jawa Barat pada habitat pinus yangberbeda usia serta hutan campuran, yang menunjukkan perbedaan jumlahkekayaan jenis serta kelimpahan individu burungnya.

    Kebanyakan burung hutan yang sangat tergantung pada ketersediaanbuah yang merupakan bagian penting dari komponen makanannya.Ketersediaan buah di hutan sangat rentan sekali berubah dalamprodukltivitasnya apabila terjadi deforestasi dan pembalakan, danmempengaruhi perubahan phenologi tumbuhan.

    Salah satu keuntungan penyebaran biji melalui kotoran hewan adalahadanya sifat hewan yang mempunyai mobilitas berpindah tempat yang tinggi,

  • 7/22/2019 UTS IHT

    3/5

    sehingga satwa liar dapat makan di suatu tempat dan membuang kotorannyayang wilayah jelajahnya.

    Peningkatan kerusakan hutan dan fragmentasi habitat menyebabkan banyakspesies hewan termasuk burungburung pemakan buah harus bermigrasitemporal untuk menjaga kelulusan hidunya. Perubahan komposisi komponenhabitat berupa jenis-jenis tumbuhan yang berimplikasi langsung perubahanketersediaan sumberdaya buah, akan merubah pula komposisi burung-burungyang memanfaatkanya yang sekaligus akan merubah jenis burung yangmendiami habitat tersebut. Apabila banyak berpindah dari habitat yangmengalami perusakan tersebut adalah hewan pemakan buah, maka akanberdampak terhadap keterbatasan penyebaran biji buah yang dihasilkan olehtumbuhan, hal ini pula yang menyebabkan masalah yang sangat serius untuksuksesi secara alami (Corlett, 1998).

    3. Interaksi dan koevolusi yang terjadi pada asosiasi pertahanan

    tumbuhan hewan pada tropical barrier reef system di Carrie Bow,

    Belize

    Algae sebagai produsen primer adalah penyumbang biomassa terbesarterhadap sistem tropik di laut dan merupakan sasaran utama dari aktifitasherbivor. Keberadaan algae di laut pada kenyataannya banyak di-pengaruhioleh berbagai faktor pengon-trol, baik biotik maupun abiotik. Herbivor adalahsalah satu faktor biotik yang perlu mendapat perhatian untuk dibahas. Karenapengaruh herbivor ini ternyata tidak saja berkaitan langsung dengan keberadaanalgae, tetapi juga berkaitan dengan keberadaan organisme disekitarnya.

    Keberadaan herbivor sangat diperlukan oleh karang karena tanpa hadirnyaherbivor maka karang akan kalah berkompetisi merebutkan ruangan denganalgae filamen. Karena tidak adanya kontrol dari herbivor, maka algae filamen

    akan tumbuh dengan cepat yang akhirnya dapat menutupi permukaan karang.Bila hal ini berlanjut terus, maka karang akhirnya akan mati karena tidak bisamem- peroleh nutrien sebagaimana mestinya

    Dinamika hubungan antara algae de- ngan herbivor pada kenyataannya tidakse- sederhana sebagaimana yang teramati dari segi kwantitas kedua komponentersebut, yaitu : herbivor banyak algae sedikit atau tidak ada ;atau herbivorsedikit Algae melimpah. Tetapi kenyataannya cukup ru-mit, sepertimelibatkan strategi dari m&sing-masing pihak untuk tetap hidup, hubunganantara kedua belah pihak. Dalam tulisan ini akan dibahas permasalahan-permasalahan yang timbul akibat interaksi seperti dite-rangkan di atas.

  • 7/22/2019 UTS IHT

    4/5

    Gambar 1. Bentuk sasaran primer dan sekunder herbivor di perairan tropis

    Dalam proses suksesi suatu komunitas algae, bila diamati secara cer- mat,akan tampak bahwa komposisi jenis- nya secara dinamis akan berubah-ubah.Perubahan tersebut dapat berlangsung lam- bat atau cepat, tergantung darikecepatan kerja faktor perubah internal maupun eksternal. Dalam prosessuksesi ini dikenal dua tipe kelompok algae. Tipe pertama adalah kelompokalgae primer, dengan karakter khasnya : aktifitas fotosintesis tinggi,pertumbuhan cepat, tingkat reproduksi tinggi, struktur tubuh sederhana, dankebanyakan membentuk koloni. Dalam tahap awal proses suksesi dan ketikaterjadi perebutan ruangan diantara jenis algae, algae primer selalu akan

    tampil sebagai pemegang. Oleh karena sifatnya yang demikian itu, algaeprimer juga disebut algae oportunis. Kondisi habitat sangat menentukankeberadaan jenis-jenis algae primer ini. danya gangguan tingkat sedangmemberi peluang komunitas algae untuk memper-besar produktifltasnya.

    Gangguan adalah faktor-faktor yang membatasi biomassa akibat adanyakerusak- an sebagian atau keseluruhan vegetasi. Contoh faktor ini adalahaktivitas herbivor dan pukulan gelombang. Sedang yang dimaksud dengantekanan adalah faktor-faktor eks- ternal yang membatasi kecepatan produksiberat kering vegetasi. Faktor tekanan bekerja dengan tidak mengurangibagian dari vegetasi, tetapi lebih mempengaruhi kelangsung- an prosesfisiologi vegetasi. Contoh faktor ini adalah lama munculnya algae di intensi-tas gangguan dan tekanan.

    Daftar Pustaka

    Campbell, Reece. 2003. Biologi Jilid 2. Erlangga. Jakarta

    Cribb D. 1990. Pollination of tomato crops by honey bees. Bee Craft 172: 228-231

  • 7/22/2019 UTS IHT

    5/5

    Hegland SJ, Totland O. 2005. Relationships between species floral traits and

    pollinator visitation in a temperate grassland. Oecologia 145: 586594.

    Suhandi AS. Regenerasi Jenis-jenis Tumbuhan yang Dipencarkan Oleh OrangutanSumatera (Pongo pygmaeusabelii) di Hutan Tropika Gunung Leuser. Skripsi

    Sarjana Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jakarta, 1988, h. 120.