uu cipta kerja draft rapat paripurna - apindo

20
UU Cipta Kerja Draft Rapat Paripurna

Upload: others

Post on 08-Apr-2022

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UU Cipta Kerja Draft Rapat Paripurna - APINDO

UU Cipta Kerja – Draft Rapat Paripurna

Page 2: UU Cipta Kerja Draft Rapat Paripurna - APINDO

OUTLINE

I Pengantar Omnibus Law

UU Cipta Kerja

II Substansi UU Cipta Kerja

Klaster Ketenagakerjaan

Page 3: UU Cipta Kerja Draft Rapat Paripurna - APINDO

I

Pengantar Omnibus Law - UU Cipta Kerja

Page 4: UU Cipta Kerja Draft Rapat Paripurna - APINDO

UU Cipta Kerja – Draft Rapat Paripurna

Konsepsi Omnibus Law: Reformasi Regulasi

Sumber: Kemenko Perekonomian RI, 2020

Page 5: UU Cipta Kerja Draft Rapat Paripurna - APINDO

UU Cipta Kerja – Draft Rapat ParipurnaSumber: Kemnaker, 2020

Page 6: UU Cipta Kerja Draft Rapat Paripurna - APINDO

UU Cipta Kerja – Draft Rapat Paripurna

Undang-undang Dan Pasal Terdampak UU Ciptaker

6

Sumber: Draft Rapat Paripurna Pengesahan UU Cipta Kerja, 2020

Klaster #1 Peningkatan

Ekosistem Investasidan Kegiatan

Berusaha

Klaster #2 Ketenagakerjaan,

Klaster #3Kemudahan,

Perlindungan, serta Pemberdayaan

Koperasi & UMK-M

Klaster #4Kemudahan

Berusaha

Klaster #5 Dukungan Riset

dan Inovasi

Klaster #6Pengadaan Tanah

Klaster #7Kawasan Ekonomi

Klaster #8Investasi

Pemerintah Pusat & Percepatan ProyekStrategis Nasional

Klaster #9Pelaksanaan Administrasi

Pemerintahan

Klaster #10Pengenaan Sanksi

Page 7: UU Cipta Kerja Draft Rapat Paripurna - APINDO

UU Cipta Kerja – Draft Rapat Paripurna

II

Substansi UU Cipta Kerja – Ketenagakerjaan

Page 8: UU Cipta Kerja Draft Rapat Paripurna - APINDO

UU Cipta Kerja – Draft Rapat Paripurna

Dalam Kluster Ketenagakerjaan ini direncanakan akan mengubah, menghapus, atau menetapkan pengaturan baru beberapa ketentuan yang diatur dalam:

a. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

b. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan SosialNasional;

c. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan PenyelenggaraJaminan Sosial; dan

d. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia.

KLASTER KETENAGAKERJAAN

8

Page 9: UU Cipta Kerja Draft Rapat Paripurna - APINDO

UU Cipta Kerja – Draft Rapat Paripurna

TENAGA KERJA ASING

Sebelumnya (UU No. 13 Tahun 2003)

▪ Pemberi Kerja yang akan mempekerjakan TKA,(sebelum Perpres 20/2018 tentang Penggunaan TKA)wajib mengurus Izin Mempekerjakan Tenaga KerjaAsing (IMTA) dan Rencana Penggunaan Tenaga KerjaAsing (RPTKA)

▪ Pengecualian izin TKA hanya bagi perwakilan negaraasing yang mempergunakan tenaga kerja asing sebagaipegawai diplomatik dan konsuler.

UU Cipta Kerja (Draft Rapat Paripurna)

▪ Pemberi Kerja yang akan mempekerjakan TKA, wajibmemiliki pengesahan Rencana Penggunaan TenagaKerja Asing (RPTKA) oleh Pemerintah Pusat. (tidak perluIMTA lagi)

▪ Terdapat perluasan tidak berlakunya RPTKA. Selainperwakilan negara asing , juga tidak berlaku untuk:

a. direksi atau komisaris dengan kepemilikan saham tertentu atau pemegang saham sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

b. tenaga kerja asing yang dibutuhkan oleh PemberiKerja pada jenis kegiatan produksi yang terhenti karena keadaan darurat, vokasi, start-up berbasis teknologi, kunjungan bisnis, dan penelitian untuk jangka waktu tertentu.

9

Page 10: UU Cipta Kerja Draft Rapat Paripurna - APINDO

UU Cipta Kerja – Draft Rapat Paripurna

PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT)

Sebelumnya (UU No. 13 Tahun 2003)

▪ PKWT hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentuyang menurut jenis dan sifat atau kegiatanpekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu.

▪ Jangka Waktu PKWT terbatas, untuk PKWT pertamamaksimal 2 tahun, perpanjangan maksimal 1 tahunatau Pembaruan maksimal 2 tahun setelah jeda lebihdari 30 hari.

▪ Berakhirnya PKWT tidak adanya kewajiban pemberianuang kompensasi.

UU Cipta Kerja (Draft Rapat Paripurna)

▪ PKWT tetap dibuat untuk pekerjaan tertentu yangmenurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannyaakan selesai dalam waktu tertentu.

▪ Akan terdapat Peraturan Pemerintah sebagaipengaturan lebih lanjut mengenai jenis, sifat, kegiatandan waktu dalam PKWT.

▪ Adanya kewajiban pemberian uang kompensasi setiap berakhirnya PKWT sesuai dengan masa kerja pekerja/buruh di perusahaan yang bersangkutan. Besarannya akan diatur lebih lanjut dalam PP.

10

Page 11: UU Cipta Kerja Draft Rapat Paripurna - APINDO

UU Cipta Kerja – Draft Rapat Paripurna

ALIH DAYA (OUTSOURCING)

Sebelumnya (UU No. 13 Tahun 2003)

▪ Pekerjaan yang dapat diserahkan kepada perusahaanlain harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama/ pokok dan bersifat penunjang;

b. tidak menghambat dan berhubungan dengan proses produksi secara langsung; dan

c. dilakukan dengan perintah langsung atau tidaklangsung dari pemberi pekerjaan.

▪ Terdapat sanksi bila pelaksanaan Outsourcing tidaksesuai normatif, maka hubungan kerja para pekerjavendor beralih menjadi hubungan kerja denganpemberi kerja.

UU Cipta Kerja (Draft Rapat Paripurna)

▪ Pengaturan Outsourcing selain terkait ketenagakerjaantidak lagi diatur dalam UU 13/2003. Hal terkaithubungan bisnis antara pemberi kerja dengan vendor(B2B) diatur dalam KUH Perdata.

▪ Mengenai Outsourcing, hanya diatur:1. Hubungan kerja pekerja dan vendor: PKWT/PKWTT2. Untuk PKWT, harus mensyaratkan pengalihan

pelindungan hak-hak bagi pekerja apabila terjadipergantian vendor dan sepanjang objekpekerjaannya tetap ada.

3. Perusahaan Outsourcing wajib berbentuk badanhukum dan memiliki izin berusaha.

4. Perlindungan upah dan kesejahteraan, syarat-syaratkerja serta perselisihan yang timbul menjaditanggung jawab perusahaan alih daya minimalsesuai dengan peraturan perundang-undangan.

11

Page 12: UU Cipta Kerja Draft Rapat Paripurna - APINDO

UU Cipta Kerja – Draft Rapat Paripurna

WAKTU KERJA & WAKTU ISTIRAHAT

Sebelumnya (UU No. 13 Tahun 2003)

▪ Waktu Kerja, meliputi:a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh)

jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau

b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

▪ Jumlah waktu kerja lembur paling banyak 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1(satu) minggu.

▪ Istirahat/Cuti panjang teknisnya diatur dalam Undang-Undang.

UU Cipta Kerja (Draft Rapat Paripurna)

▪ Waktu Kerja tetap sama, meliputi:a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam

1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau

b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

▪ Jumlah waktu kerja lembur meningkat menjadi paling banyak 4 (empat) jam dalam 1 (satu) hari dan 18 (delapan belas) jam dalam 1 (satu) minggu.

▪ Istirahat/Cuti Panjang diatur di Perjanjian Kerja/Peraturan Perusahaan/PKB.

12

Page 13: UU Cipta Kerja Draft Rapat Paripurna - APINDO

UU Cipta Kerja – Draft Rapat Paripurna

PENGUPAHAN

Sebelumnya (UU No. 13 Tahun 2003)

▪ Upah minimum ditetapkan oleh Gubernur terdiri dari:a. upah minimum berdasarkan wilayah provinsi

atau kabupaten/kota;b. upah minimum berdasarkan sektor pada wilayah

provinsi atau kabupaten/kota.

▪ Tidak ada pengaturan mengenai upah di atas upahminimum.

▪ Upah Minimum berlaku untuk semua Pengusaha.

▪ Formula penghitungan upah minimum dalam PPturunan (78/2015), dengan penghitungan berdasarkaninflasi dan PDB Nasional.

UU Cipta Kerja (Draft Rapat Paripurna)

▪ Penetapan upah minimum oleh Gubernur:a. Upah Minimum Provinsi (UMP) bersifat wajib; danb. Upah Minimum Kabupaten/ Kota (UMK) dapat

ditetapkan bila memenuhi syarat (pertumbuhanekonomi dan inflasi di Kab/Kota ybs)

▪ Upah di atas upah minimum ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara pengusaha dengan pekerja/buruh di perusahaan.

▪ Upah minimum tidak berlaku bagi usaha mikro dankecil.

▪ Formula penghitungan upah minimum diatur dalam PP turunan, memuat variabel pertumbuhan ekonomi atauinflasi.

13

Page 14: UU Cipta Kerja Draft Rapat Paripurna - APINDO

UU Cipta Kerja – Draft Rapat Paripurna

PENGUPAHAN (2)

Sebelumnya (UU No. 13 Tahun 2003)

▪ Struktur skala upah dalam aturan turunan UU 13/2003(Permenaker 1/2017) wajib disusun oleh Pengusaha.

▪ Terdapat pengaturan detail mengenai upah tetapdibayar meskipun pekerja tidak melakukan pekerjaan,seperti: sakit, haid, tugas negara, ibadah, urusankeluarga, tugas serikat, dan pendidikan dariperusahaan)

UU Cipta Kerja (Draft Rapat Paripurna)

▪ Struktur skala upah dalam Undang-Undang wajibdisusun oleh Pengusaha

▪ Pengaturan mengenai upah tetap dibayar meskipunpekerja tidak melakukan pekerjaan, seperti: sakit, haid,tugas negara, ibadah, urusan keluarga, tugas serikat,dan pendidikan dari perusahaan) tidak diubah dalamUU Ciptaker (berlaku pengaturan seperti sebelumnya).

▪ untuk pertama kali sejak berlakunya UU ini, upahminimum yang berlaku yaitu upah minimum yangtelah ditetapkan berdasarkan PP 78/2015.

14

Page 15: UU Cipta Kerja Draft Rapat Paripurna - APINDO

UU Cipta Kerja – Draft Rapat Paripurna

PHK & PESANGON

Sebelumnya (UU No. 13 Tahun 2003)

▪ Alasan PHK diatur dengan detail dalam UU, dan untuksetiap alasan PHK mendapatkan uang kompensasi yangberbeda-beda.

▪ Nilai Kompensasi dasar PHK:a. Pesangon berjenjang sesuai masa kerja

maksimal 9x upah; b. Penghargaan masa kerja berjenjang sesuai masa

kerja maksimal 10x upah; danc. uang penggantian hak diatur detail dalam UU.

berbeda jenis PHK, berbeda besaran kelipatankompensasi PHK-nya .

UU Cipta Kerja (Draft Rapat Paripurna)

▪ UU hanya mengatur hal-hal pokok terkait alasan PHK.Sedangkan hal-hal teknis, termasuk tata cara PHK danbesaran kompensasi PHK diatur dalam PeraturanPemerintah.

▪ Nilai Kompensasi PHK dasar:a. Pesangon berjenjang sesuai masa kerja maksimal

9x upah; b. Penghargaan masa kerja berjenjang sesuai masa

kerja maksimal 10x upah; danc. uang penggantian hak tidak lagi mengatur

(dihapus) mengenai uang penggantianperumahan serta pengobatan dan perawatanyang besarnya 15% dari kompensasi PHK

tidak diatur berapa kali lipat kompensasi PHK-nya.

15

Page 16: UU Cipta Kerja Draft Rapat Paripurna - APINDO

UU Cipta Kerja – Draft Rapat Paripurna

JAMSOSTEK

Sebelumnya (UU SJSN dan UU BPJS)

▪ Tidak adanya Jaminan Kehilangan Pekerjaan, hanyaterdapat:

a. Jaminan Kesehatanb. Jaminan Kecelakaan Kerja;c. Jaminan Kematian;d. Jaminan Hari Tua; dane. Jaminan Pensiun

UU Cipta Kerja (Draft Rapat Paripurna)

▪ Terdapat penambahan program baru yangdiselenggarakan oleh BP Jamsostek dan Pemerintah,yakni Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).

▪ JKP diselenggarakan berdasarkan prinsip asuransi sosialdengan tujuan untuk mempertahankan derajatkehidupan yang layak pada saat pekerja/buruhkehilangan pekerjaan.

▪ Sumber pendanaan JKP berasal dari:a. modal awal pemerintah;b. rekomposisi iuran program jaminan sosial; dan/atauc. dana operasional BPJS Ketenagakerjaan.

▪ Manfaat jaminan kehilangan pekerjaan berupa uang tunai, akses informasi pasar kerja dan pelatihan kerja.

16

Page 17: UU Cipta Kerja Draft Rapat Paripurna - APINDO

UU Cipta Kerja – Draft Rapat Paripurna

PELATIHAN KERJA

Sebelumnya (UU No. 13 Tahun 2003)

▪ Pelatihan kerja diselenggarakan oleh:a. lembaga pelatihan kerja pemerintah; dan/ataub. lembaga pelatihan kerja swasta.

▪ Lembaga pelatihan kerja swasta dapat berbentukbadan hukum Indonesia atau perorangan. Wajibmemperoleh izin atau mendaftar ke instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dikabupaten/kota.

▪ Penempatan tenaga kerja oleh pelaksana dilakukandengan memberikan pelayanan penempatan tenagakerja (tidak spesifik pemerintah atau swasta).

UU Cipta Kerja (Draft Rapat Paripurna)

▪ Pelatihan kerja diselenggarakan oleh:a. lembaga pelatihan kerja pemerintah;b. lembaga pelatihan kerja swasta; atau c. lembaga pelatihan kerja perusahaan.

▪ Lembaga pelatihan kerja swasta wajib memenuhiPerizinan Berusaha yang diterbitkan oleh PemerintahDaerah Kabupaten/Kota. Untuk yang terdapatpenyertaan modal asing, Perizinan Berusaha diterbitkanoleh Pemerintah Pusat.

▪ Pelaksana penempatan tenaga kerja terdiri atas:a. instansi pemerintah yang bertanggung jawab di

bidang ketenagakerjaan; danb. lembaga penempatan tenaga kerja swasta

(memperoleh izin usaha dari Poemerintah Pusat).

17

Page 18: UU Cipta Kerja Draft Rapat Paripurna - APINDO

UU Cipta Kerja – Draft Rapat Paripurna

SANKSI

Sebelumnya (UU No. 13 Tahun 2003)

▪ Terdapat pelanggaran yang bersifat administratif,namun dikenakan sanksi Pidana, misalnya:

a. Pelaksanaan pelatihan tenaga kerjab. Pelaksanaan penempatan tenaga kerjac. dsb.

UU Cipta Kerja (Draft Rapat Paripurna)

▪ Untuk pelanggaran yang bersifat administratif, diubahdari dikenakan sanksi pidana menjadi dikenakan sanksiadministratif, seperti:

a. Pelaksanaan pelatihan tenaga kerjab. Pelaksanaan penempatan tenaga kerjac. dsb.

18

Page 19: UU Cipta Kerja Draft Rapat Paripurna - APINDO

UU Cipta Kerja – Draft Rapat Paripurna

Peraturan Pemerintah Turunan UU Ciptaker - Ketenagakerjaan

19

▪ Terdapat 20 amanat untuk pengaturan turunan UU Ciptaker Klaster Ketenagakerjaan dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP). Dalam paparan Kemenko Perekonomian, rencananya akan diturunkan menjadi 3 (tiga) PP, yakni:

▪ Dalam Bagian Ketentuan Penutup, Pasal 185 diatur bahwa peraturan pelaksana UU CK ini wajib ditetapkandan disesuaikan paling lama 3 (tiga) bulan.

No. Nama Aturan Pelaksanaan Muatan

1 PP tentang Pelaksanaan Ketenagakerjaan a. Penggunaan Tenaga Kerja Asingb. Hubungan Kerja dan Pemutusan Hubungan Kerjac. Waktu Kerja dan Waktu Istirahat

2 PP tentang Pengupahan(revisi PP Nomor 78 Tahun 2015)

a. Dewan Pengupahanb. Upah Minimum Provinsic. Upah Minimum Kabupaten/Kotad. Penetapan Upah Minimum

3 PP tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP)

a. Prinsip penyelenggaraan JKPb. Cakupan pekerja/buruh yang dapat mengikuti JKPc. Manfaat JKPd. Masa Kepesertaane. Pendanaan

Page 20: UU Cipta Kerja Draft Rapat Paripurna - APINDO

TERIMA KASIH