v. gambaran umum daerah penelitian v... · suhu udara rata-rata mencapai 260 c, dengan kelembaban...
TRANSCRIPT
V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian
Kota Bogor merupakan salah satu kota administratif di Provinsi Jawa
Barat yang terletak pada 106 43’30’’BT – 106 51’00’’BT dan 30’30’’LS – 41’0’’LS.
Ketinggian wilayah Kota Bogor berada minimal 190 mdpl dan maksimal 350
mdpl, dengan luas wilayah 118,50 km2. Suhu udara rata-rata mencapai 260 C,
dengan kelembaban udara yang cukup tinggi yaitu kurang lebih 70 persen. Kota
Bogor yang dijuluki sebagai kota hujan memiliki 6 kecamatan yaitu Bogor Timur,
Bogor Utara, Bogor Tengah, Bogor Barat, Bogor Selatan dan Tanah Sereal, yang
terbagi menjadi 68 kelurahan dan desa.
Kota Bogor dibatasi oleh kecamatan-kecamatan dari Kabupaten Bogor
yaitu sebagai berikut:
• Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Cijeruk dan Kecamatan Caringin
• Timur : Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Ciawi
• Utara : Kecamatan Sukaraja, Kecamatan Bojong Gede, dan Kecamatan
Kemang
• Barat : Kecamatan Kemang dan Kecamatan Dramaga
Kondisi wilayah Kota Bogor yang dikelilingi oleh dua pegunungan besar
di Indonesia yaitu Gunung Gede Pangrango dan Gunung Salak, menjadikan
Kota Bogor menjadi daerah tujuan wisata alam yang banyak dikunjungi
wisatawan domestik maupun asing. Pada masa kolonial Belanda, Kota Bogor
mendapat julukan sebagai Buittenzorg yang artinya kota peristirahatan. Pada
masa itu, Bogor merupakan daerah perlintasan yang menghubungkan Kota
Batavia (sekarang DKI Jakarta) menuju Kota Paris Pan Java (sekarang Kota
Bandung). Jarak Kota Bogor yang hanya kurang lebih 60 kilometer dari Daerah
Khusus Ibu Kota Jakarta, menjadikan kota ini menjadi daerah yang prospektif
dalam pengembangan ekonomi dan bisnis.
5.2 Karakteristik Responden
Karakteristik responden merupakan ciri atau sifat konsumen yang pernah
membeli dan mengkonsumsi minuman probiotik jenis yoghurt antara lain yakult
dan vitacharm. Pengambilan sampel dilakukan di sejumlah tempat-tempat
keramaian seperti Botani Square, Plaza Ekalokasari, Bogor Trade Mall, Warung
Jambu Plaza, Plaza Jembatan Merah dan Yogya Dept. Strore Kota Bogor.
Variabel karakteristik responden yang dibahas mencakup sebaran jenis
kelamin, usia, status pernikahan, jumlah anggota keluarga, pendidikan,
pendapatan perbulan. Pertimbangan pemilihan variabel tersebut berdasarkan
perbedaan individu, geografis dan demografis yang diduga akan mempengaruhi
sikap dan preferensi konsumen terhadap minuman probiotik sebagai minuman
kesehatan.
5.2.1 Sebaran Responden Menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil survey terhadap 100 responden diketahui bahwa
sebagian besar responden yang melakukan pembelian minuman probiotik jenis
yoghurt adalah perempuan sebesar 64 persen, dan sisanya laki-laki sebesar 36
persen (Gambar 7). Dominasi perempuan dalam melakukan pembelian
minuman probiotik mengindikasikan bahwa umumnya perempuan merupakan
individu yang mempunyai hobi berbelanja, dan sering melakukan pengambilan
keputusan terhadap produk pangan dalam keluarga termasuk dalam bidang
kesehatan.
36%
64%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
Presentase
Laki-Laki Perempuan
Jenis Kelamin
Gambar 7. Sebaran Responden Menurut Jenis Kelamin
Persentase jumlah laki-laki sebesar 36 persen, mengindikasikan bahwa
laki-laki merupakan individu yang mempunyai peranan penting dalam keluarga
untuk memberikan referensi suatu produk termasuk produk kesehatan. Sebagian
laki-laki yang telah menikah maupun belum menikah akan melakukan
pembelian minuman probiotik tanpa mengandalkan pasangannya. Mereka
cenderung akan melakukan pembelian sendiri ke toko-toko, warung-warung
serta tempat yang menjual minuman probiotik jenis yoghurt. Pada hakikatnya
pembelian minuman probiotik terjadi pada mereka yang sadar akan kesehatan
dan mempunyai kesempatan untuk melakukan pembelian.
5.2.2 Sebaran Responden Menurut Usia
Usia responden yang melakukan pembelian minuman probiotik jenis
yoghurt sangat bervariasi. Hal ini mengindikasikan bahwa segmentasi
pemasaran produk minuman probiotik yakult dan vitacharm ditujukan untuk
semua kalangan mulai dari anak kecil, remaja, dan dewasa. Untuk keperluan
penelitian ini sebaran usia hanya dibatasi pada usia minimal 16 tahun ke atas,
karena responden dianggap mampu memahami semua pertanyaan seputar
preferensi produk yang ditanyakan.
Penggolongan usia dibagi ke dalam lima kelas, dengan cara mengurangi
usia tertinggi dengan usia terendah kemudian dibagi jumlah kelompok usia yang
diinginkan. Kelompok usia tersebut terdiri dari kelompok usia 16 – 22 tahun, 23-
29 tahun, 30-36 tahun, 37-43 tahun dan 44-45 tahun (Gambar 8). Berdasarkan
kelompok usia tersebut, Persentase terbesar adalah kelompok usia 30-36 tahun
(28 persen), kemudian diikuti masing-masing oleh kelompok usia 23-29 tahun
(25 persen), usia 37-43 tahun (24 persen), usia 16-22 tahun (15 persen), dan usia
terendah adalah 44-50 tahun (8 persen).
15%
25%
28%
24%
8%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
Presentase
16-22 23-29 30-36 37-43 44-50
Usia (Tahun)
Gambar 8. Sebaran Responden Menurut Usia
5.2.3 Sebaran Responden Menurut Status Pernikahan
Sebaran responden menurut status pernikahan menunjukkan bahwa
responden yang sudah menikah memiliki persentase terbesar yaitu sebesar 68
persen, sedangkan responden yang tidak menikah sebesar 32 persen. Data
tersebut mengindikasikan bahwa keluarga merupakan sumber pengaruh dan
menjadi penentu dalam perilaku pembelian konsumen. Keberadaan anak di
tengah keluarga dapat menjadi motivator utama dalam proses pembelian
minuman probiotik jenis yoghurt antara lain yakult dan vitacharm.
68%
32%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
Presentase
Menikah Tidak Menikah
Status Pernikahan
Gambar 9. Sebaran Responden Menurut Status Pernikahan
Pernikahan merupakan ikatan dua orang laki-laki dan perempuan untuk
membentuk sebuah sistem baru yang disebut keluarga. Keluarga terutama dalam
budaya yang cenderung kolektif (bukan individualis) sangat menentukan
perilaku, pemilihan produk dan aktivitas pembelian. Keluarga dapat menjadi
sumber pembelajaran dan bersosialisasi untuk menjadi calon konsumen
potensial suatu produk termasuk minuman kesehatan probiotik.
Sejalan dengan perkembangan ekonomi yang mempengaruhi nilai-nilai
dalam kehidupan berkeluarga dan pengaruh-pengarih budaya dari luar, konsep
keluarga sudah banyak berubah. Secara tradisional keluarga dapat didefinisikan
sebagai dua atau lebih orang yang memiliki hubungan darah, perkawinan, atau
adopsi yang tinggal bersama-sama. Dalam arti yang lebih dimanis, individu-
individu yang membentuk keluarga adalah anggota-anggota dari kelompok
sosial yang paling mendasar yang hidup bersama-sama dan berinteraksi untuk
saling memuaskan kebutuhan pribadi masing-masing (Schifman dan Kanuk,
2000 dalam Prasetijo dan Ihalauw, 2005).
5.2.4 Sebaran Responden Menurut Jumlah Anggota Keluarga
Besarnya pengaruh keluarga dalam menentukan perilaku kosumen,
pemilihan jenis produk dan aktivitas pembelian memerlukan perhatian khusus
dari pemasar, karena peran-peran yang berbeda dari para anggotanya dalam
mempengaruhi keputusan pembelian. Gambar 10 menjelaskan bahwa sesorang
yang mempunyai anggota keluarga antara 3-4 orang dan 5-6 orang merupakan
responden yang banyak membeli atau mengkonsumsi minuman probiotik antara
lain yakult dan vitacharm.
Seseorang yang anggota keluarganya terdiri dari tiga orang idealnya
adalah satu orang istri, satu orang suami dan satu orang anak. Begitu pula
dengan keluarga yang terdiri dari enam orang idealnya adalah satu orang isteri,
satu orang suami, dan empat orang anak. Berdasarkan penggolongan jumlah
anggota keluarga responden, persentase jumlah anggota keluarga terbesar
adalah 3-4 orang (46 persen) dan 5-6 orang (42 persen). Banyaknya jumlah
anggota keluarga menggambarkan jumlah tanggungan hidup yang harus
dipenuhi.
9%
46%42%
3%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
50%
Presentase
1-2 3-4 5-6 7-8
Jumlah Anggota Keluarga (Orang)
Gambar 10. Sebaran Responden Menurut Jumlah Anggota Keluarga
Anak yang biasanya berperan sebagai pengguna akhir dari produk yang
dibeli, memberikan pengaruh besar dalam pengambilan keputusan pembelian
konsumsi dalam keluarga. Seorang anak akan mencoba mempengaruhi
(influence) orang tuanya untuk melakukan pembelian. Pengaruh tersebut
cenderung berkurang dengan bertambahnya usia, sedangkan seorang ibu akan
lebih banyak melakukan pembelian sesuai permintaan anaknya. Walaupun
seorang anak tidak mendominasi dalam pengambilan keputusan pembelian,
namun seorang anak mempunyai potensi yang cukup besar untuk membentuk
aliansi baik dengan ayah maupun ibunya dalam membentuk mayoritas
pengambilan keputusan pembelian. Anak bisa berpengaruh pada setiap tahap
proses pembelian, terkecuali pada keputusan pengeluaran jumlah uang yang
akan dibelanjakan.
Kecenderungan seseorang untuk menunda perkawinan atau keputusan
tidak mempunyai anak, hendaknya perlu mendapat perhatian serius para
produsen minuman probiotik. Penundaan perkawinan dan perencanaan
keluarga tanpa anak, atau dengan satu atau dua anak sangat berpengaruh
terhadap pengembangan populasi, yang berarti juga berpengaruh terhadap
perkembangan pasar minuman probiotik.
5.2.5 Sebaran Responden Menurut Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu variabel penting yang sangat
mempengaruhi keputusan pembelian suatu produk minuman probiotik. Tingkat
pendidikan seseorang tentunya akan mempengaruhi pola pikir, daya analisa,
dan kecepatan berpikir sesorang akan informasi yang diterimanya. Pendidikan
akan memudahkan seseorang melewati tahap pembelajaran dalam pengenalan
kebutuhan yang diperlukannya.
Pembelajaran merupakan aktivitas manusia yang dilakukan sepanjang
hidupnya, bahkan pada waktu manusia dalam kandungan. Perilaku manusia,
termasuk juga perilaku konsumsi merupakan hasil dari proses pembelajaran.
Pada umumnya, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka kebutuhan
akan minuman kesehatan akan semakin tinggi, menyangkut aktivitas dan
rutinitas pekerjaan sehari-hari yang membutuhkan asupan gizi seimbang. Hasil
survey menunjukkan bahwa terdapat empat kategori tingkat pendidikan yang
sering melakukan pembelian minuman probiotik yakni SLTA, Diploma, Sarjana
dan Pasca Sarjana (Gambar 11).
26%
31%
35%
8%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
Presentase
SLTA Diploma S1 S2
Pendidikan
Gambar 11. Sebaran Responden Menurut Tingkat Pendidikan
Berdasarkan Gambar 11 menunjukkan bahwa responden yang
mempunyai tingkat pendidikan sarjana lebih sering membeli dan mengkonsumsi
minuman probiotik jenis yoghurt baik yakult dan vitacharm. Kenyataan ini ada
hubungannya antara tingkat pendidikan dengan tingkat kesadaran masyarakat
akan minuman kesehatan. Persentase responden yang berpendidikan sarjana
sebesar 35 persen, diploma sebesar 31 persen, SLTA sebesar 26 persen dan
pascasarjana sebesar 8 persen.
5.2.6 Sebaran Responden Menurut Pekerjaan
Kesempatan pembelian minuman probiotik jenis yoghurt yakult dan
vitacharm akan dipengaruhi oleh pekerjaan seseorang, karena menyangkut
rutinitas kerja dan kesibukan menuntut adanya asupan gizi dan tuntutan akan
kesehatan. Hasil survey terhadap 100 responden, menunjukkan bahwa pekerjaan
sebagai pegawai swasta mempunyai Persentase terbesar yaitu 26 persen,
selanjutnya wiraswasta sebesar 25 persen, PNS sebesar 18 persen, Ibu rumah
tangga sebesar 15 persen, mahasiswa/pelajar sebesar 10 persen dan pegawai
BUMN sebesar 7 persen (Gambar 12).
10%
15%18%
26%24%
7%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
Presentase
MHS/Pelajar IRT PNS Peg. swasta Wiraswasta Peg. BUMN
Pendidikan
Gambar 12. Sebaran Responden Menurut Pekerjaan
Data tersebut menunjukkan bahwa pekerjaan seseorang sangat
berpengaruh terhadap tingkat konsumsi minuman probiotik jenis yoghurt.
Responden yang mempunyai tingkat kesibukan tertentu, membawa dampak
terhadap kebiasaan mereka mengkonsumsi makanan dan minuman serba praktis
dan menyehatkan. Pembelian minuman probiotik di masyarakat, selain
dipengaruhi oleh motivasi akan khasiat kesehatan, juga dipengaruhi oleh taraf
hidup dan daya beli masyarakat yang berkaitan dengan perolehan pekerjaan.
5.2.7 Sebaran Responden Menurut Tingkat Pendapatan Perbulan
Pendapatan merupakan salah satu penghargaan yang dapat diterima atas
pekerjaan yang telah dilakukan seseorang yang biasanya dapat diidentikan
dengan sejumlah uang. Penggolongan pendapatan responden dibagi menjadi
lima kelompok pendapatan. Pembagian kelompok ini dilakukan dengan cara
mengurangi pendapatan tertinggi dengan pendapatan terendah kemudian
dibagi jumlah kelompok yang diinginkan. Kelompok pendapatan yang terbentuk
adalah Rp. 300.000-1.240.000, Rp. 1.240.001-2.180.000, Rp. 2.180.001-3.120.000, Rp.
3.120.001-4.060.000, dan Rp. 4.060.001-5.000.000 (Gambar 13).
20%24%
35%
15%
6%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
Presentase
300.000 -1.240.000
1.240.001-2.180.000
2.180.001-3.120.000
3.120.001-4.060.000
4.060.001-5.000.000
Pendapatan (Rupiah)
Gambar 13. Sebaran Responden Menurut Tingkat Pendapatan
Hasil survey menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang
melakukan pembelian minuman probiotik jenis yoghurt antara lain yakult dan
vitacharm mempunyai pendapatan perbulan berkisar antara Rp. 2.180.001
sampai Rp. 3.120.000 yaitu sebesar 35 persen. Kemudian diikuti oleh responden
yang mempunyai pendapatan antara Rp. 1.240.001 sampai Rp. 2.180.000 yaitu
sebesar 24 persen. Persentase terkecil yang melakukan pembelian minuman
probiotik adalah responden yang memiliki pendapatan antara Rp. 4.060.001
sampai Rp. 5.000.000 yaitu sebesar 6 persen.
Terdapat hipotesis yang menyatakan bahwa semakin tinggi pendapatan
seseorang, maka pembelian terhadap suatu produk akan semakin besar.
Kenyataannya, responden yang mempunyai pendapatan antara Rp. 2.180.001
sampai Rp. 3.120.000 lebih banyak melakukan pembelian minuman probiotik
yakult dan vitacharm, sedangkan kelompok responden yang mempunyai
pendapatan tertinggi yaitu antara Rp. 4.060.001 sampai Rp. 5.000.000, justru
melakukan pembelian minuman probiotik dalam jumlah sedikit. Banyak faktor
yang menyebabkan demikian, karena semakin tinggi status sosial seseorang atau
semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang, maka yang melakukan pembelian
produk untuk keperluan diri dan keluarganya bisa dilakukan oleh orang lain.
Proses keputusan pembelian yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian
informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan evaluasi pasca
pembelian (engel et al,1994). Berikut ini adalah penjelasan mengenai proses
keputusan pembelian responden terhadap miuman probiotik Yaklut dan
Vitacharm.
5.3 Pengenalan Kebutuhan
Proses pengenalan kebutuhan terjadi ketika seseorang memperoleh
rangsangan internal maupun eksternal berupa keinginan untuk melakukan
pembelian dalam pemenuhan kebutuhan terhadap minuman probiotik.
Kesadaran akan kesehatan menjadi motivasi pertama kali mengkonsumi
minuman probiotik jenis yoghurt seperti yang ditunjukkan Gambar 14, dimana
kebutuhan akan kesehatan mempunyai persentase terbesar yaitu 38 persen.
Budaya masyarakat Indonesia yang selalu ingin coba-coba mempunyai
persentase cukup besar yaitu 27 persen. Selain itu, motivasi pertama kali
konsumen melakukan pembelian minuman probiotik karena responden berpikir
tentang rasa yang enak dari produk sebesar 14 persen. Motivasi lainnya adalah
kebutuhan akan asupan gizi sebesar 9 persen, harga yang terjangkau sebesar 6
persen dan terpengaruh iklan sebesar 6 persen.
27%
6%
38%
14%
6%9%
0%5%
10%15%
20%25%30%35%40%
Pres
enta
se
Sekedar coba-coba
Harga yangterjangkau
Kebutuhanakan
kesehatan
Rasa yangenak
Tertarikiklan
Kandungangizi tinggi
Gambar 14. Motivasi Pertama Kali Membeli Minuman Probiotik
Proses pengenalan kebutuhan dapat dilakukan dengan cara
mendapatkan pengetahuan tentang manfaat produk minuman probiotik.
Gambar 15 menunjukkan bahwa manfaat akan kebutuhan minuman kesehatan
mempunyai Persentase cukup besar yaitu 58 persen. Selanjutnya, manfaat akan
kandungan gizi sebesar 15 persen, rasa yang enak sebesar 11 persen, harga yang
terjangkau sebesar 8 persen, kepraktisan dalam mengkonsumsi sebesar 6 persen
dan sebagai minuman pelepas dahaga sebesar 2 persen.
8%2%
58%
11%15%
6%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Pres
enta
se
Harga yangterjangkau
Pelepasdahaga
Kebutuhanakan
kesehatan
Rasa yang enak
Kandungangizi tinggi
Kepraktisan
Gambar 15. Manfaat yang Ingin Dicari Mengkonsumsi Minuman Probiotik
Pada tahap pengenalan kebutuhan, konsumen juga akan belajar
mengenai faktor penghalang dalam melakukan pembelian minuman probiotik.
Jika faktor penghalang tersebut lebih besar dibandingkan manfaat yang
diperoleh, maka konsumen bukan tidak mungkin akan mempunyai motivasi
negatif terhadap pembelian produk. Adapun faktor yang menjadi penghalang
konsumen dalam melakukan dan mengkonsumsi minuman probiotik adalah
tidak adanya kesempatan untuk melakukan pembelian yaitu sebesar 58 persen.
Faktor penghalang lainnya adalah konsumen merasa minuman probiotik terlalu
mahal yaitu sebesar 13 persen, jarak memperoleh produk terlalu jauh yaitu
sebesar 12 persen tidak ada pilihan rasa dan warna 11 persen dan produk sulit di
dapat 6 persen.
13%6%
12% 11%
58%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Pres
enta
se
Harganyayang mahal
Produk sulitdidapat
Jarakmemperoleh
produkterlalu jauh
Tidak adapilihan rasadan warna
Tidak adakesempatanmelakukanpembelian
Gambar 16. Penghalang Dalam Melakukan Pembelian Minuman Probiotik
Faktor penghalang konsumen dalam melakukan pembelian minuman
probiotik ini perlu mendapat perhatian serius dari pemasar, terutama masalah
pendistribusian produk sampai ke warung-warung dan gerai-gerai kecil di
masyarakat. Banyaknya konsumen yang tidak mempunyai banyak waktu untuk
melakukan pembelian minuman probiotik perlu ditanggapi secara serius dan
melakukan strategi distribusi yang benar-benar sesuai preferensi konsumen.
5.4 Pencarian Informasi
Pencarian informasi merupakan tahap kedua setelah konsumen
melakukan pengenalan kebutuhan. Proses pencarian informasi merupakan
pengaktifan dari pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan dan informasi
yang didapat dari lingkungan eksternal. Pencarian informasi yang dilakukan
oleh konsumen sangat penting bagi pemasar untuk memilih saluran pemasaran
untuk mengkomunikasikan informasi produk kepada konsumen. Bagi
konsumen pencarian informasi dapat bersumber dari media iklan, surat kabar,
televisi, teman dan keluarganya (Gambar 17).
55%
15%
30%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Pres
enta
se
TV/Radio Koran/majalah/suratkabar
Keluarga/teman
Gambar 17. Sumber Informasi Minuman Probiotik
Informasi minuman probiotik yang diperoleh konsumen sebagian besar
didapat dari media iklan di televisi dan radio yaitu sebesar 55 persen. Informasi
yang diperoleh dari keluarga dan temen sebesar 30 persen dan informasi yang
berasal dari majalah, koran dan surat kabar sebesar 15 persen. Besarnya
pengaruh televisi terhadap keputusan pembelian minuman probiotik
menggambarkan bahwa televisi merupakan media iklan audio visual yang
sangat potensial untuk mempengaruhi konsumen karena dapat memberikan
informasi cukup lengkap tentang produk.
Informasi yang diperoleh dari keluarga dan teman juga sangat
berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian minuman probiotik.
Keluarga dan teman dapat membentuk sikap seseorang terhadap produk apakah
bersifat positif atau negatif. Sikap positif seseorang akan memberikan
rekomendasi yang baik terhadap orang lain untuk melakukan pembelian, namun
sebaliknya sikap negatif dapat membuat orang lain bersikap kurang baik
terhadap suatu merek, walaupun kenyataannya orang yang diberikan informasi
tersebut belum mempunyai pengalaman mengkonsumsi minuman probiotik.
5.5 Evaluasi Alternatif
Evaluasi alternatif merupakan tahap dimana konsumen menetapkan
kriteria yang relevan untuk membuat suatu keputusan yang dirasakan penting
dan bermanfaat dalam mempertimbangkan pemilihan suatu produk. Penetapan
evaluasi alternatif terhadap atribut minuman probiotik dilakukan dengan cara
pemeringkatan. Pemeringkatan dilakukan dengan cara memberikan nilai dari
angka 1 sampai angka 20, dimana semakin kecil angka pemeringkatan berarti
atribut tersebut semakin penting dalam pembelian minuman probiotik.
Berdasarkan hasil pemeringkatan untuk menentukan atribut yang paling
dipertimbangkan dalam melakukan pembelian minuman probiotik adalah
khasiat kesehatan karena mempunyai nilai paling kecil yaitu 4,87. Selanjutnya
atribut yang paling dipertimbangkan adalah rasa tanpa ada zat pengawet,
keoptimalan kondisi bakteri, kehalalan, memiliki izin Departemen Kesehatan,
kebersihan produk, harga, kemudahan meminum, pilihan rasa, ukuran kemasan,
ketersediaan produk, kekentalan minuman, merek, promosi, jenis kemasan,
desain kemasan dan ciri khas desain kemasan.
5.6 Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil evaluasi alternatif terhadap minuman probiotik, jika
hasil evaluasi yang dilakukan konsumen bersikap positif terhadap produk, maka
konsumen akan melakukan keputusan pembelian. Konsumen melakukan
minuman probiotik sangat bervariasi ada yang terencana, tergantung situasi dan
mendadak. Sebagian besar konsumen yang melakukan pembelian minuman
probiotik adalah tergantung situasi yaitu sebesar 49 persen (Gambar 18).
Artinya dalam melakukan keputusan pembelian minuman probiotik, konsumen
sangat tergantung sutuasi, baik yang berasal dari lingkungan internal maupun
eksternal. Misalnya keinginan yang tiba-tiba karena melihat dan mendengar,
adanya ajakan teman untuk membeli, atau pengaruh keluarga seperti anak dan
isteri yang menginginkan minuman probiotik.
Selain tergantung situasi, cara pembelian yang dilakukan konsumen juga
ada yang terencana yaitu sebesar 33 persen, artinya dalam melakukan pembelian
minuman probiotik konsumen sudah merencanakan sebelumnya. Biasanya
konsumen dengan ciri seperti ini selalu mempunyai persediaan untuk di rumah
atau untuk bekal perjalanan. Cara pembelian lain adalah mendadak yaitu sebesar
18 persen, dimana konsumen dengan ciri ini tidak melakukan rencana
sebelumnya, namun pembelian terjadi ketika mereka sedang berbelanja,
kemudian melihat display minuman probiotik di toko, supermarket atau
warung-warung terdekat.
33%
49%
18%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
Pres
enta
se
Terencana Tergantung situasi Mendadak
Gambar 18.Cara Pembelian Minuman Probiotik
Realitas yang terjadi pada masyarakat sekarang ini bahwa pembelian
minuman probotik sangat dipengaruhi oleh dirinya sendiri. Kesadaran akan
kesehatan telah membuat pemikiran akan pencarian minuman dan makanan
yang sehat pada diri seseorang. Hal ini menjadi motivasi seseorang untuk
melakukan tindakan pembelian tanpa ada paksaan atau suruhan dari orang lain.
Hasil survey menunjukkan bahwa yang paling berpengaruh dalam membeli
minuman probiotik atas dasar keinginan sendiri yaitu sebesar 72 persen,
kemudian keluarga sebesar 21 persen, dan teman/pacar yaitu sebesar 7 persen
(Gambar 19).
7%
21%
72%
0%
10%20%30%40%50%60%70%80%
Pres
enta
se
Teman/pacar Keluarga/saudara Keinginan sendiri
Gambar 19. Pihak Yang Mempengaruhi Pembelian Minuman Probiotik
Tempat yang banyak dikunjungi responden dalam melakukan pembelian
minuman probiotik adalah toko atau warung terdekat yaitu sebesar 55 persen,
kemudian supermarket sebesar 34 persen, dan pasar 11 persen (Gambar 20).
Banyaknya responden yang membeli minuman probiotik di warung-warung dan
toko-toko disebabkan responden dapat membeli minuman probiotik dengan cara
eceran. Sebagian besar konsumen membeli minuman probiotik baik yakult dan
vitacharm dilakukan pada hari yang tidak menentu, disebabkan keinginan untuk
mengkonsumsi minuman probiotik bisa terjadi kapan saja, dan dimana saja
tergantung situasi.
34%
55%
11%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Pres
enta
se
Supermarket Toko/warung Pasar
Gambar 20. Tempat Pembelian Minuman Probiotik
Gambar 21 menjelaskan bahwa responden yang melakukan pembelian
minuman probiotik yang tidak menentu yaitu sebesar 56 persen, sedangkan
konsumen yang membeli pada hari libur sebesar 24 persen dan konsumen yang
membeli rutin pada hari kerja sebesar 20 persen. Namun, sebagian besar
responden mengakui bahwa pembelian minuman probiotik ini akan terjadi
kapan saja tidak terbatas waktu dan tempat, meskipun pada dasarnya mereka
melakukan pembelian pada hari libur saja atau hari kerja saja.
20%24%
56%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Pres
enta
se
Hari kerja (senin-jumat)
Hari libur Tak tentu
Gambar 21. Waktu Pembelian Minuman Probiotik
Uniknya, frekuensi mengkonsumsi minuman probiotik perbulan ada
yang dilakukan lebih dari empat kali (30 persen) sesuai anjuran perusahaan yang
mengkonsumsi minuman probiotik dua botol perhari, namun ada juga yang
hanya satu kali (21 persen), dua kali (18 persen), tiga kali (11 persen) atau empat
kali (20 persen) selama sebulan. Gambar 22 menjelaskan bahwa konsumen yang
mengkonsumsi minuman lebih dari empat kali sebulan merupakan konsumen
potensial yang setia pada produk dan telah menjadikan minuman probiotik
sebagai minuman pilihan.
21%18%
11%
20%
30%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
Pres
enta
se
Satu kali Dua kali Tiga kali Empat kali lebih dariempat kali
Konsumen yang mengkonsumsi minuman minimal empat kali selama
sebulan, sebagian besar adalah konsumen yang memilih minuman probiotik
sebagai alternatif dan hanya dijadikan variasi minuman kesehatan yang tersedia
di pasaran. Konsumen ini tidak terlalu menjadikan minuman probiotik sebagai
minuman wajib yang dikonsumsi setiap hari. Umumnya mereka membeli dan
mengkonsumsi minuman probiotik ketika hanya ada keinginan untuk meminum
bersamaan dengan ketersediaan produk yang dijual.
5.7 Perilaku Pasca Pembelian
Pengalaman konsumsi yang dilakukan responden akan membentuk sikap
konsumen apakah bersikap positif atau negatif terhadap produk tersebut. Secara
langsung konsumen akan melakukan evaluasi terhadap atribut produk
minuman probiotik apakah baik atau tidak baik, dan apakah sesuai dengan
harapan mereka atau tidak. Tingkat kepuasan konsumen dari mengkonsumi
minuman probiotik merupakan sikap positif yang akan membentuk proses
pembelian selanjutnya. Gambar 23 menjelaskan bahwa konsumen yang
merasakan kepuasan setelah mengkonsumsi minuman probiotik sebesar 95
persen dan sebesar 5 persen menyatakan tidak puas.
Gambar 22. Frekuensi Mengkonsumsi Minuman
95%
5%
0%
20%
40%
60%
80%
100%Pr
esen
tase
Ya Tidak
Gambar 23. Kepuasan Konsumen Terhadap Minuman Probiotik
Berdasarkan pengalaman positif tersebut, 88 persen responden
menyatakan akan tetap melakukan pembelian minuman probiotik walaupun
harganya dinaikan. Mereka menganggap bahwa pembelian minuman probiotik
yang dilakukan saat ini, bukan berdasarkan pertimbangan harga namun
berdasarkan manfaat yang ingin diperoleh. Keputusan pembelian ulang yang
dilakukan konsumen bila harga dinaikan disajikan pada Gambar 24.
88%
12%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Pres
enta
se
Ya Tidak
Gambar 24. Keputusan Pembelian Ulang Jika Harga Minuman
Probiotik Mengalami Kenaikan
Sikap positif konsumen yang telah terbentuk tersebut, hendaknya
dipertahankan oleh para produsen dan pemasar dengan cara meningkatkan
kualitas atribut produk Maksudnya adalah agar minuman probiotik saat ini
bukan hanya terkenal sebagai minuman kesehatan saja, namun terkenal sebagai
minuman yang enak rasanya, bersih, aman konsumsi dan lain-lain.
Tingkat kepuasan konsumen terhadap minuman probiotik, ternyata
belum mempengaruhi konsumen untuk menjadikasn minuman probiotik
sebagai minuman wajib sehari-hari.
Hasil survey menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen merasa
biasa-biasa saja, dengan tidak mengkonsumsi minuman probiotik. Hanya 13
persen responden yang merasa ada yang kurang bila tidak mengkonsumsi
minuman probiotik (Gambar 25). Mereka beranggapan bahwa minuman
probiotik hanyalah minuman kesehatan yang tidak terlalu diprioritaskan dalam
kebutuhan sehari-hari. Namun, pembelian minuman probiotik akan dilakukan
bila mereka mempunyai kesempatan waktu dan uang.
13%
87%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Pres
enta
se
Merasa ada yang kurang Biasa saja
Gambar 25. Perasaan Jika Tidak Mengkonsumi Minuman Probiotik
6%
42% 41%
11%
0%5%
10%15%20%25%30%35%40%45%
Pres
enta
se
Mencari ditempat lain
Tidak jadimembeli
Membeliminuman
probiotik lain
Membeliminuman lain
beda jenis
Gambar 26. Alternatif Pembelian Jika Minuman Probiotik Tidak Tersedia
Ketersediaan produk yang dijual di pasaran sangat mempengaruhi
tingkat loyalitas konsumen. Apabila konsumen tidak menemukan produk
minuman probiotik yang biasa dikonsumsinya misalnya yakult dan vitacharm,
kemungkinan besar konsumen akan membeli produk minuman probiotik lain
seperti activia dan calpico. Misalnya seperti yang terlihat pada Gambar 26
dimana konsumen akan membeli minuman probiotik merek lain (41 persen) dan
membeli minuman jenis lain (11 persen). Konsumen yang setia pada minuman
probiotik merek yakult dan vitacharm sebesar 48 persen yang tediri dari 6 persen
akan mencari di tempat lain dan 42 persen memilih tidak melakukan pembelian.