validasi metode analisis dan penurunan kadar infus
TRANSCRIPT
JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 218-223, 2016 ISSN CETAK. 2443-115XISSN ELEKTRONIK. 2477-1821
AKADEMI FARMASI SAMARINDA 218
VALIDASI METODE ANALISIS DAN PENURUNAN KADARINFUS CIPROFLOKSASIN YANG DIPENGARUHI REAKSI
OKSIDASI MENGGUNAKAN HPLC
Submitted : 3 November 2016Edited : 18 November 2016Accepted : 30 November 2016
Nugraheni, B., Nafi'ah, R., Anggoro, B
Sekolah Tinggi Ilmu Pharmasi "Yayasan Pharmasi" SemarangEmail : [email protected]
ABSTRACTValidation of analysis methods is conducted on the assay of the antibiotic ciprofloxacin
because it is often used in the treatment of urinary tract infections, respiratory tract infectionsand gastrointestinal infections. This study aimed to determine the validity of an analyticalmethod. Development of methods used in this study were the mobile phase of methanol:aquabidest : 0.1 M phosphate buffer: acetonitrile (80: 10: 5: 5). Then the ciprofloxacinvalidation was performed. After the methods validation were valid, the assay of ciprofloxacin ininfusion was performed to determine the decreased levels which affected by the oxidationreaction of 0, 60, 90, 150 and 180 minutes. The validation parameters in the research wereselectivity, accuracy, precision, linearity, LOD and LOQ. Samples were standart ciprofloxacinused for the validation and infusion of ciprofloxacin for the assay on the sample application thatwas affected by the oxidation reaction. The used of HPLC met the requirements such as HPLCdevices Waters e2695 Separations, SunFireTM column C18, and PDA detector and a flow rate of1.0 mL / min. This study showed that the result was selective, stated with no emergence of peaksin the matrix. HPLC analysis methods on ciprofloxacin meet the acceptance criteria of accuracy% recovery value solution concentration of ≥10 mg / mL are 90-107%. Precision test qualifies% RSD for solution concentrations ≥10 mg / mL is <7.3%. Linearity r ≥0,997 then it can beconcluded that the result was qualified. LOD value is 0.2707 µg / mL and the LOQ value is0.9026 µg / mL. The results of the assay infusion of ciprofloxacin were found that there was asignificant decrease in the levels of ciprofloxacin due to the influence of the oxidation reaction.
Keywords : Validation, ciprofloxacin, infusion, HPLC, oxidation reaction.
PENDAHULUANValidasi metode analisis merupakan
jalan untuk menjamin mutu obat, sedangkanterjaminnya mutu obat adalah salah satuprinsip dalam Cara Pembuatan Obat yangBaik (CPOB). Validasi merupakan prosespembuktian bahwa prosedur, proses,peralatan, bahan atau sistem yang digunakansecara konsisten memberi hasil sesuai yangdiharapkan. Validasi metode analisis sangatpenting bagi industri farmasi oleh karena itu
penting untuk melakukan validasi metodeanalisis ciprofloksasin.
Ciprofloksasin adalah antibiotikgolongan kuinolon kelompok fluorokuinolonyang bekerja dengan menghambat enzimtopoisomerase II (DNA gyrase) dantopoisomerase IV pada bakteri.Ciprofloksasin efektif digunakan dalamterapi infeksi saluran kemih, infeksi salurannapas maupun infeksi saluran pencernaan.
Mengenai validasi ciprofloksasindengan fase gerak metanol: buffer (0.025M
JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 218-223, 2016 BEKTI NUGRAHENI
219 AKADEMI FARMASI SAMARINDA
asam Ortofosfat dengan penambahantrietilamin sampai pH 3,0±0,1) (40:60v/v),kolom C-18 (LichroCART® 125x4mm,5µm), detektor UV, hasil diperoleh bentukpeak yang tailing. Penelitian Dabhi et al.,(2013) mengenai validasi levofloxacinmenggunakan Ultra Performance LiquidChromatography (UPLC)(1). Kondisi sistemkromatografi pada penelitian inimenggunakan fase gerak asetonitril : bufer(23:77), (bufer: 20 mM K2HPO4 + 1 mLtrietilamin dalam 1 L aquadest, pH 2,50 dariasam ortofosfat); kecepatan alir 0,400mL/menit, detektor menggunakanphotodiode array (PDA). Hasil diperolehpeak yang bagus, dengan selektivitas LODdan LOQ yaitu 0, 1 dan 0,5 µg/mL.Penelitian ini adalah pengembangan kondisikromatografi dari penelitian Dabhi et al.,(2013) tetapi mengunakan sampelciprofloksasin, pengembangan fase gerakdan instrumentasi High Performance LiquidChromatography (HPLC)(1).
METODE PENELITIANAlat dan bahan
Alat-alat yang digunakan dalampenelitian ini adalah instrumentasi KCKTmerk Waters e2695 Separations, kolomC18, detektor PDA, neraca analitik digitalmerk Ohaus, ultrasonik bath, pH meter,filtration unit for HPLC dan alat-alat gelas.
Bahan-bahan yang digunakan padapenelitian ini antara lain baku pembandingciprofloksasin yang diperoleh dari PT.Zenith Pharmaceutical Semarang, infuslevofloksasin yang diperoleh dari PT.Quantum Lab, metanol pro HPLC (Merck),Aqua steril (PT. Otsuka), asetonitril proHPLC (Merck), dan KH2PO4.
Prosedur kerja penelitianUji kesesuaian sistem
Uji kesesuaian sistem, dilakukandengan membuat larutan baku ciprofloksasin
50 µg/mL. Kemudian dilakukan pengukuran6 kali dengan KCKT fase gerak metanol :aquabidest : bufer fosfat 0,1 N : asetonitril(80:10:5:5) dan laju alir 1,0 mL/menit.Kriteria keberterimaan untuk UKS adalah %RSD waktu retensi, lempeng teoritis, danluas area tidak lebih dari 2%(2).
Validasi metode analisisUji selektifitas
Dilakukan dengan membandingkanhasil kromatogram dan waktu retensi dualarutan ciprofloksasin 50 µg/mL. Satularutan ditambahkan matriks sedangkanlarutan yang lain tidak ditambah matriks.Selektifitas dinyatakan dengan tidakmunculnya puncak pada matriks yang dapatmengganggu. Kromatogram yang dihasilkantunggal dan waktu retensi kedua larutanhampir mirip. Nilai resolusi dipersyaratkanuntuk memastikan komponen-komponenterelusi dengan waktu retensi berdekatantersebut terpisah dengan baik dan juga untukmemastikan efisiensi pemisahan sistem(3).Chan, et al. (2004) menyatakan resolusimemenuhi syarat jika nilai Rs ≥ 1,5(4).
Uji akurasiDilakukan dengan membuat larutan
baku dan sampel infus ciprofloksasin 30, 50dan 70 µg/mL. Masing-masing larutandilakukan replikasi 3 kali dan diukur denganKCKT. Nilai akurasi dinyatakan sebagaipersen recovery (perolehan kembali).Menurut AOAC, kriteria keberterimaanuntuk akurasi adalah persen recovery untuklarutan konsentrasi ≥10 µg/mL adalah 80-110% dan larutan konsentrasi ≥100 µg/mLadalah 90-107%.
Uji presisiDilakukan dengan membuat larutan
baku ciprofloksasin 30, 50 dan 70 µg/mL.Masing-masing larutan dilakukan replikasi 3kali dan diukur dengan KCKT. Menurut
JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 218-223, 2016 BEKTI NUGRAHENI
AKADEMI FARMASI SAMARINDA 220
AOAC, kriteria keberterimaan uji presisiyaitu % RSD untuk larutan konsentrasi ≥10µg/mL adalah <7,3% dan larutan konsentrasi≥100 µg/mL adalah <5,3%.Uji linieritas
Dilakukan dengan membuat deretbaku ciprofloksasin konsentrasi 10, 20, 30,40 dan 50 µg/mL. Diukur dengan KCKTdan dibuat kurva hubungan antarakonsentrasi dengan luas area sehinggadidapat persamaan y = bx + a. MenurutChan (2004), kriteria keberterimaan untuklinieritas adalah koefisien korelasi (r) lebihbesar atau sama dengan 0,997.Uji LOD dan LOQ
Dilakukan dengan membuat larutanciprofloksasin konsentrasi 1, 2, 3, 4 dan 5µg/mL. Larutan diukur dengan KCKT dandibuat persamaan regresi linier antarakonsentrasi dengan luas area. Kemudiandihitung nilai Y hitung dan slope. HargaLOD dan LOQ dihitung dengan rumus.
Aplikasi sampel infus ciprofloksasinPengaruh reaksi oksidasi terhadap
penurunan kadar ciprofloksasin dalam
sediaan infus dilakukan dengan cara: sampelinfus ciprofloksasin 50 µg/mL dipanaskanpada suhu 80°C selama 1 jam. Kemudian 1,0mL sampel tersebut ditambah H2O2 5%selama 0, 60, 90, 150 dan 180 menit(1).
HASIL DAN PEMBAHASANUji kesesuaian sistem KCKT
diperoleh bahwa perbandingan fase gerakadalah metanol : aquabidest: bufer fosfat 0,1N : asetonitril (80:10:5:5) dengan laju alir1,0 mL/menit. Hal ini ditunjukkan denganharga lempeng teoritis (N) yang besar,waktu retensi yang tidak bergeser dan tailingfactor tidak lebih dari sama dengan 2.
Selektifitas adalah kemampuanmengukur analit secara cermat dan seksamadengan adanya komponen lain dalamsampel. Pada penelitian dilakukan denganmembandingkan kromatogram larutanciprofloksasin yang tidak ditambahkanmatriks dengan yang ditambahkan matriks.Matriks yang digunakan NaCl, karenasampel yang digunakan dalam bentuksediaan infus.
Tabel 1. Hasil uji kesesuaian sistem HPLC
No. RT (menit) Area Tailing N
1. 0,993 2941351 1,6561 1531,2259
2. 0,995 2945043 1,6297 1550,4594
3. 0,996 2982402 1,6293 1581,0055
4. 0,995 2907989 1,6256 1566,9107
5. 0,992 2970978 1,6644 1527,6566
6. 0,994 3018321 1,6547 1534,0645
Χ 0,994 2961014 1,6433 1548,5537
SD 1,4719 x 10-3 38194,70 0,0169 21,6361
%RSD 0,14% 1,28% 1,03% 1,39%
JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 218-223, 2016 BEKTI NUGRAHENI
221 AKADEMI FARMASI SAMARINDA
Au
menit
Gambar 1. Profil kromatogram uji selektivitas pada konsentrasi 50 µg/mL denganparameter HPLC :
Keterangan :Fase diam : SunfireTM C18 (150 x 4,6 mm, 5 µm)Detektor : PDAFase gerak : metanol : aquabidest : buffer phospat 0,1N : asetonitril (80:10:5:5)Kecepatan alir : 1,0 mL/menitVolume injeksi : 20 µL
Hasil dari uji selektifitas adalahmetode analisis dinyatakan selektifditunjukkan dengan kromatogram yangdihasilkan tunggal tidak terdapat peak lain disekitar waktu retensi ciprofloksasin. Wakturetensi yang dihasilkan mirip yakni 0,994menit untuk larutan ciprofloksasin tanpamatriks dan 0,996 menit untuk larutanciprofloksasin yang ditambahkan matriksNaCl.
Akurasi adalah ukuran kedekatan nilaiterukur yang diperoleh dari hasil analisisdengan nilai yang sebenarnya. Pengujianakurasi dilakukan dengan menghitung nilaipersentase perolehan kembali (recovery).Hasil uji akurasi sebesar 98,8-104,8 %, halini memenuhi kriteria keberterimaanpersentase perolehan kembali untuk larutandengan konsentrasi ≥ 10 µg/mL adalah 80-110% dan untuk larutan dengan konsentrasi≥ 100 µg/mL adalah 90-107%(5).
Uji presisi repeatability adalah ukurankedekatan nilai bila dilakukan serangkaianpengukuran yang sama di bawah kondisiyang sama, analis yang sama, laboratorium
yang sama serta dalam waktu interval yangpendek. Hasil uji presisi repeatabilitysebesar 2,95%, hal ini memenuhi syaratkeberterimaan untuk persentase baku relatif(RSD) pada larutan yang mengandung zataktif dengan konsentrasi ≥ 10 µg/mL adalah<7,3% dan untuk larutan yang mengandungzat aktif ≥ 100 µg/mL adalah < 5,3%(5).
Linieritas merupakan ukuranseberapa baik metode menghasilkan responyang linier dengan konsentrasi analit. Hasilpengujian linieritas memenuhi syaratkeberterimaan nilai koefisien korelasi0,997(4).
Gambar 2. Kurva uji linieritas
JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 218-223, 2016 BEKTI NUGRAHENI
AKADEMI FARMASI SAMARINDA 222
Gambar 3. Profil kromatogram ciprofloksasin yang dipengaruhi reaksi oksidasi pada menitke-180 dengan parameter HPLC:
Keterangan :Fase diam : SunfireTM C18 (150 x 4,6 mm, 5 µm)Detektor : PDAFase gerak : metanol : aquabidest : buffer phospat 0,1N : asetonitril (80:10:5:5)Kecepatan alir : 1,0 mL/menitVolume injeksi : 20 µL
Gambar 4. Reaksi degradasi cipofloksasin
Limit of detection (LOD) merupakankonsentrasi terendah dari suatu sampel yangmasih dapat terdeteksi oleh metode analisisnamun tidak perlu terkuantisasi sebagai nilaiyang tepat. Pada penelitian diperoleh nilaiLOD 0,2707 µg/mL. Limit of quantitation(LOQ) adalah konsentrasi sampel terendahyang masih dapat dideteksi secara kuantitatifdengan akurasi dan presisi yang dapatditerima. Pada penelitian diperoleh nilaiLOQ 0,9026 µg/mL.
Aplikasi penetapan kadar infusciprofloksasin yang dipengaruhi reaksi
oksidasi diperoleh hasil penurunan kadarciprofloksasin infus pada menit ke-0 sebesar10,55%; menit ke-60 sebesar 18,95%; menitke-90 sebesar 19,13%; menit ke-150 sebesar27,39% dan menit ke-180 sebesar 36,01%.Gambar 4 merupakan reaksi degradasiciprofloksasin karena reaksi oksidasi(6).
SIMPULAN1. Metode analisis penetapan kadar
ciprofloksasin secara HPLC memenuhisyarat parameter validasi yaituselektivitas, akurasi sebesar 98,8-104%,
ciprofloksasin
Ciprofloksasinteroksidasi
Oksidasi berlanjut menjadi CO2
JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 218-223, 2016 BEKTI NUGRAHENI
223 AKADEMI FARMASI SAMARINDA
presisi repeatability sebesar 2,95%,linearitas ≥0,997, LOD sebesar 0,2707µg/mL; dan LOQ sebesar 0,9026µg/mL.
2. Ada pengaruh reaksi oksidasi terhadappenurunan kadar ciprofloksasin infusyang dianalisis menggunakan metodeyang telah divalidasi.
UCAPAN TERIMA KASIHPenulis mengucapkan puji syukur atas
berkat Tuhan dan menyampaikan terimakasih kepada Ketua Stifar Semarang, ketuaLPPM, dan Nuri Ardiantika atas dukungandan bantuan yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA1. Dabhi, B., Parmar, B., Patel, N., Jadeja,
Y., Patel, M., Jebaliya, H., Karia, D.,Shah, A. K. A Stability IndicatingUPLC Method for the Determination ofLevofloxacin Hemihydrate inPharmaceutical Dosage Form:Application to PharmaceuticalAnalysis. Chromatography Research
International.http://dx.doi.org/10.1155/2013/432753,2013.
2. Gandjar, IG, & Rohman, A. KimiaFarmasi Analisis, Pustaka Pelajar,Yogyakarta, 2007: 53&401.
3. DepKes. Farmakope Indonesia, edisiIV, Departemen Kesehatan RI, Jakarta,1995: 558.
4. Chan, CC., Lam, H., Lee., Zang, XM.Analytical Method Validation andInstrument Performance Verification,John Wiley & Sons Inc, Canad a, p 16-18, 2004.
5. Huber, L.Validation and Qualificationin Analytical Laboratories SecondEdition. New York : InformaHealthcare USA, 2007
6. An, T., Yang, H., Li, G., Song, W.,Cooper, W. J., Xiangping. Kinetics andmechanism of advanced oxidationprocesses (AOPs) in degradation ofciprofloxacin in water. AppliedCatalysis B: Environmental 94: 288–294, 2010.