varicella

14
Varicella (anak 6thn) R/ Aciclovir 400mg tab no XL S 5 dd tab II R/ Amoxicilin 100mg CTM 1/5 tab Mf la pulv dtd no XXI S 3 dd pulv I R/ Paracetamol Syr fls no I ` S 3 dd cth ½ Penyebab cacar air adalah virus varicella zoster (VZV), virus yang merupakan bagian dari keluarga virus herpes. Virus cacar air yang menyebabkan cacar air juga menyebabkan herpes zoster (shingles) pada orang dewasa. Cacar air sendiri merupakan salah satu penyakit menular.Penyakit ini sering ditemukan pada anak-anak berusia 1-9 tahun dan dengan cepat dapat menyebar melalui udara dan kontak langsung dengan penderita. Apabila infeksi primer terjadi saat dewasa atau pada orang tua, umumnya gejala yang dirasakan lebih berat dan berbahaya. Gejala yang dapat ditemui pada penyakit Varicella adalah: 1. Demam; Timbul bisul mudah pecah yang berisi air, setelah pecah menjadi keropeng. Bisul ini tumbuh mulai dari badan lalu ke tangan dan kaki. Di tubuh penderita dapat terlihat variasi dari bisul ini, mulai dari yang mau membentuk bisul hingga yang sudah

Upload: lukita-arindra-ii

Post on 24-Sep-2015

7 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

aaaaa

TRANSCRIPT

Varicella (anak 6thn)R/Aciclovir 400mg tab no XLS 5 dd tab II

R/Amoxicilin 100mgCTM 1/5 tabMf la pulv dtd no XXIS 3 dd pulv I

R/Paracetamol Syr fls no I`S 3 dd cth

Penyebab cacar air adalah virus varicella zoster (VZV), virus yang merupakan bagian dari keluarga virus herpes. Virus cacar air yang menyebabkan cacar air juga menyebabkan herpes zoster (shingles) pada orang dewasa. Cacar air sendiri merupakan salah satu penyakit menular.Penyakit ini sering ditemukan pada anak-anak berusia 1-9 tahun dan dengan cepat dapat menyebar melalui udara dan kontak langsung dengan penderita. Apabila infeksi primer terjadi saat dewasa atau pada orang tua, umumnya gejala yang dirasakan lebih berat dan berbahaya.Gejala yang dapat ditemui pada penyakit Varicella adalah:1. Demam; Timbul bisul mudah pecah yang berisi air, setelah pecah menjadi keropeng. Bisul ini tumbuh mulai dari badan lalu ke tangan dan kaki. Di tubuh penderita dapat terlihat variasi dari bisul ini, mulai dari yang mau membentuk bisul hingga yang sudah pecah membentuk keropeng. Keropeng ini akan menghilang dalam 1-2 minggu;2. Nyeri pada kepala, lemas, dan nafsu makan berkurang. Pada beberapa kasus yang berat dapat menyebabkan infeksi pada otak dan gangguan di pembuluh darah.Gejala yang dapat ditemui pada penyakit varicella zoster adalah:1. Nyeri seperti rasa terbakar, gatal, atau kulit menjadi lebih sensitif selama beberapa hari. Pada awal munculnya gejala ini, penderita sering tidak menyadari mengalami herpes zoster sampai muncul ruam dan lepuhan;2. Muncul ruam kemerahan yang berubah menjadi lepuhan hanya pada sebelah sisi tubuh. Lepuhan yang timbul akan mengikuti pola dari persarafan yang terkena sehingga dapat tampak seperti pita. Lokasi tersering dari lepuhan adalah di dada dan wajah. Apabila lokasi lepuhan mengenai mata, dapat terjadi kelainan pada kornea dan dapat menyebabkan kebutaan; Selama lepuhan di tubuh penderita belum kering, penderita dapat menularkan virus ini kepada orang lain. Orang yang belum terkena infeksi virus ini sebelumnya, terutama pada anak-anak, rentan untuk menderita varicella.

1. Aciclovir Farmakologi (Cara Kerja Obat) Acyclovir (Asiklovir) adalah analog nukleosida purin asiklik yang aktif terhadap virus Herpes simplex, Varicella zoster, Epstein-Barr dan Cytomegalovirus. Di dalam sel, asiklovir mengalami fosforilasi menjadi bentuk aktif acyclovir trifosfat yang bekerja menghambat virus herpes simplex DNA polymerase dan replikasi DNA virus, sehingga mencegah sintesa DNA virus tanpa mempengaruhi proses sel yang normal.Indikasi Pengobatan virus herpes simplex pada kulit dan selaput lendir, termasuk herpes genitalis inisial dan rekuren. Pengobatan infeksi herpes zoster dan varicella.KontraindikasiAsiklovir jangan diberikan kepada penderita yang hipersensitif atau alergi terhadap antibiotik asiklovir.Dosis Dan Aturan PakaiInfeksi herpes zoster dan varisela Dewasa : Acyclovir 800 mg 5 kali sehari setiap 4 jam, selama 7 10 hari. Anak 2 12 tahun : Acyclovir 400 800 mg 4 kali sehari, selama 5 kali. Anak dibawah 2 tahun : Acyclovir 200 mg atau 20 mg/kg BB 4 kali sehari, selama 5 hari. Pengobatan harus dimulai sedini mungkin dan pada saat awal timbulnya gejala infeksi. Penderita yang mengalami gangguan fungsi ginjal diperlukan penyesuaian dosis. Beberapa penderita mungkin mengalami infeksi break through pada pemberian dosis total 800 mg sehari. Pengobatan harap dihentikan secara periodic dengan interval waktu 6 12 bulan dengan maksud untuk mengobservasi kemungkinan perubahan-perubahan riwayat penyakit.Efek SampingEfek samping Asiklovir yang dapat terjadi : ruam kulit dan gangguan pencernaan seperti mual, muntah, diare dan sakit perut.Peringatan Dan Perhatian Acyclovir tidak boleh digunakan selama masa kehamilan kecuali bila manfaat yang didapat jauh lebih besar daripada risikonya baik terhadap ibu maupun janin. Hati-hati pemberian pada wanita yang sedang menyusui.Interaksi ObatAcyclovir oral dilaporkan dapat menyebabkan keracunan hanya kecil sampai dengan sekarang, seperti kadang-kadang mual, atau sakit kepala.Ruam kulit, muntah, diare, sakit perut telah dilaporkan.Reaksi neurologis reversibel, terutama dizzines, confusional negara, halusinasi dan sifat tidur, kadang-kadang telah dilaporkan, biasanya pada pasien dengan gangguan ginjal atau faktor predisposisi.Sementara peningkatan bilirubin dan enzim hati terkait, peningkatan kecil urea darah dan kreatinin, kecil hematological penurunan indeks, kelelahan.OverdosisDosis oral 800 mg 5 kali sehari (4 g setiap hari) telah: dilaksanakan selama 5 hari tanpa efek samping.Intravena dosis tunggal hingga 80 mg / kg tidak sengaja tidak dikelola dengan konsekuensi yang merugikan. Oleh karena itu, tidak mungkin bahwa efek racun serius akan terjadi bahkan jika seluruh pengobatan corse dari 25 tablet atau 125 ml suspensi (5 g acyclovir) yang diambil pada satu kesempatan.Hal ini tidak mungkin bahwa efek racun serius akan terjadi jika dosis sampai 5 g itu diambil pada satu kesempatan.

Amoxicillin Indikasi:Amoksisilina efektif terhadap penyakit: Infeksi saluran pernafasan kronik dan akut: pneumonia, faringitis (tidak untuk faringitis gonore), bronkitis, langritis. Infeksi sluran cerna: disentri basiler. Infeksi saluran kemih: gonore tidak terkomplikasi, uretritis, sistitis, pielonefritis. Infeksi lain: septikemia, endokarditis.Kontra Indikasi:Pasien dengan reaksi alergi terhadap penisilina.Cara Kerja Obat:Amoksisilina merupakan senyawa penisilina semi sintetik dengan aktivitas anti bakteri spektrum luas yang bersifat bakterisid. Aktivitasnya mirip dengan ampisilina, efektif terhadap sebagian bakteri gram-positif dan beberapa gram-negatif yang patogen.Bakteri patogen yang sensitif terhadap amoksisilina adalah Staphylococci, Streptococci, Enterococci, S. pneumoniae, N. gonorrhoeae, H. influenzae, E. coli dan P. mirabilis.Amoksisilina kurang efektif terhadap spesias Shigella dan bakteri penghasil beta-laktamase.

Posologi:Dosis amoksisilina disesuaikan dengan jenis dan beratnya infeksi.Anak dengan berat badan kurang dari 20 kg: 20 - 40 mm/kg berat badan sehari, terbagi dalam 3 dosis.Dewasa atau anak dengan berat badan lebih dari 20 kg: 250 - 500 mg sehari, sebelum makan.Gonore yang tidak terkompilasi: amoksisilina 3 gram dengan probenesid 1 gram sebagai dosis tunggal.

Efek Samping:Pada pasien yang hipersensitif dapat terjadi reaksi alergi seperti urtikaria, ruam kulit, pruritus, angioedema dan gangguan saluran cerna seperti diare, mual, muntah, glositis dan stomatitis.

Interkasi Obat:Probenesid memperlambat ekskresi amoksisilina.

Cara Penyimpanan:Simpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk dan kering.

Peringatan dan Perhatian:Pasien yang alergi terhadap sefalosporin mengakibatkan terjadinya "cross allergenicity" (alergi silang).Penggunaan dosis tinggi atau jangka lama dapat menimbulkan superinfeksi (biasanya disebabkan: Enterobacter, Pseudomonas, S. aureus, Candida), terutama pada saluran gastrointestinal.Hati-hati pemberia pada wanita hamil dan menyusui dapat menyebabkan sensitivitas pada bayi.Harus Dengan Resep Dokter2. CTM Farmakologi:Chlorpheniramin maleat atau lebih dikenal dengan CTM merupakan salah satu antihistaminika yang memiliki efeksedative(menimbulkan rasa kantuk). Namun, dalam penggunaannya di masyarakat lebih sering sebagai obat tidur dibanding antihistamin sendiri. Keberadaanya sebagai obat tunggal maupun campuran dalam obat sakit kepala maupun influenza lebih ditujukan untuk rasa kantuk yang ditimbulkan sehingga pengguna dapat beristirahat.

CTM memiliki indeks terapetik (batas keamanan) cukup besar dengan efek samping dan toksisitas relatif rendah. Untuk itu sangat perlu diketahui mekanisme aksi dari CTM sehingga dapat menimbulkan efek antihistamin dalam tubuh manusia.

CTM sebagai AH1menghambat efek histamin pada pembuluh darah, bronkus dan bermacam-macam otot polos. AH1juga bermanfaat untuk mengobati reaksi hipersensitivitas dan keadaan lain yang disertai pelepasan histamin endogen berlebih. DalamFarmakologi dan Terapiedisi IV(FK-UI,1995) disebutkan bahwa histamin endogen bersumber dari daging dan bakteri dalam lumen usus atau kolon yang membentuk histamin dari histidin.

Dosis terapi AH1umumnya menyebabkan penghambatan sistem saraf pusat dengan gejala seperti kantuk, berkurangnya kewaspadaan dan waktu reaksi yang lambat. Efek samping ini menguntungkan bagi pasien yang memerlukan istirahat namun dirasa menggangu bagi mereka yang dituntut melakukan pekerjaan dengan kewaspadaan tinggi. Oleh sebab itu, pengguna CTM atau obat yang mengandung CTM dilarang mengendarai kendaraan.

Jadi sebenarnya rasa kantuk yang ditimbulkan setelah penggunaan CTM merupakan efek samping dari obat tersebut. Sedangkan indikasi CTM adalah sebagai antihistamin yang menghambat pengikatan histamin pada resaptor histamin.

Indikasi:Pengobatan pada gejala-gejala alergis, seperti: bersin, rinorrhea, urticaria, pruritis, dll.Kontraindikasi:Serangan asama akut, bayi prematur

Dosis:-Dewasa: 3 - 4 kali sehari 0.5 - 1 tablet.-Anak-anak 6 - 12 tahun: 0.5 dosis dewasa.-Anak-anak 1 - 6 tahun: 0.25 dosis dewasa.

Efek Samping:Sedasi, gangguan gastro intestinal, efek muskarinik, hipotensi, kelemahan otot, tinitus, eufria, sakit kepala, merangsang susunan saraf pusat, reaksi alergi, kelainan darah

Peringatan dan Perhatian:Jangan mengemudi kendaraan bermotor/mengoperasikan mesin. Glaukoma sudut sempit, hamil, retensi urin, hipertrofi prostat, lesi fokalpada krteks serebri. sensisitifas silang

3. Paracetamol Farmakologi (Cara Kerja Obat) Paracetamol atau acetaminophen adalah obat yang mempunyai efek mengurangi nyeri (analgesik) dan menurunkan demam (antipiretik). Parasetamol mengurangi nyeri dengan cara menghambat impuls/rangsang nyeri di perifer. Parasetamol menurunkan demam dengan cara menghambat pusat pengatur panas tubuh di hipotalamus. Paracetamol (parasetamol) sering digunakan untuk mengobati berbagai penyakit seperti sakit kepala, nyeri otot, radang sendi, sakit gigi, flu dan demam. Parasetamol mempunyai efek mengurangi nyeri pada radang sendi (arthritis) tapi tidak mempunyai efek mengobati penyebab peradangan dan pembengkakan sendi.Indikasi Mengurangi nyeri pada kondisi : sakit kepala, nyeri otot, sakit gigi, nyeri pasca operasi minor, nyeri trauma ringan. Menurunkan demam yang disebabkan oleh berbagai penyakit. Pada kondisi demam, paracetamol hanya bersifat simtomatik yaitu meredakan keluhan demam (menurunkan suhu tubuh) dan tidak mengobati penyebab demam itu sendiri.Efek sampingJarang terjadi efek samping tetapi dilaporkan ruam kulit, kelainan darah, hipotensi, kerusakan hati dan kerusakan ginjal.

KontraindikasiParasetamol jangan diberikan kepada penderita hipersensitif/alergi terhadap Paracetamol.Penderita gangguan fungsi hati berat.Dosis0 1 tahun : sendok takar (2,5 ml) 3 4 kali sehari1 2 tahun : 1 sendok takar (5 ml) 3 4 kali sehari2 6 tahun : 1 2 sendok takar (5 10 ml) 3 4 kali sehari6 9 tahun : 2 3 sendok takar (10 15 ml) 3 4 kali sehari9 12 tahun : 3 4 sendok takar (15 20 ml) 3 4 kali sehari

Peringatan Dan PerhatianHati-hati penggunaan obat ini pada penderita ginjal. Bila setelah 2 hari demam tidak menurun atau setelah 5 hari nyeri tidak menghilang, segera hubungi unit pelayanan kesehatan. Penggunaan obat ini pada penderita yang mengkonsumsi alkohol, dapat meningkatkan risiko kerusakan fungsi hati.PenyimpananSimpan pada suhu kamar (25 30) C, terlindung dari cahaya. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.a. Tepat Obat Aciclovir: obat ini tepat diberikan pada penderita varicella. Karena acyclovir ini di indikasi untuk pengobatan herpes (varicella) dan dapat menghambat herpes (varicella). Amoxicillin: obat ini tepat diberikan pada penderita varicella. Obat ini merupakan antibiotik yang efektif terhadap penyakit infeksi yang disebabkan karena virus seperti varicella. CTM: obat ini tepat diberikan pada penderita varicella. Karena sebagai antihistamin yang menghambat pengikatan histamin pada resaptor histamine yang dapat meringankan rasa gatal pada penderita varicella.Parasetamol: obat ini tepat diberikan pada penderita varicella. Karena obat ini dapat menurunkan demam pada penderita varicella. b. Tepat dosis Aciclovir: dosis tepat karena sama dengan dosis maksimum.Amoxicillin: dosis kurang tepat karena kurang dari dosis maksimumCTM: dosis kurang tepat karena kurang dari dosis maksimum.Parasetamol: dosis kurang tepat karena kurang dari dosis maksimum.

c. Waspada ESOAciclovir : tuam kulit dan gangguan pencernaan seperti mual, muntah, diare dan sakit perut.Amoxicillin: Pada pasien yang hipersensitif dapat terjadi reaksi alergi seperti urtikaria, ruam kulit, pruritus, angioedema dan gangguan saluran cerna seperti diare, mual, muntah, glositis dan stomatitis.CTM: Sedasi, gangguan gastro intestinal, efek muskarinik, hipotensi, kelemahan otot, tinitus, eufria, sakit kepala, merangsang susunan saraf pusat, reaksi alergi, kelainan darahParasetamol: jarang terjadi efek samping tetapi dilaporkan ruam kulit, kelainan darah, hipotensi, kerusakan hati dan kerusakan ginjal.

`

FarmakodinamikFarmakokinetikPenyakit ruam kulit Apa itu ruam kulit?Ruam kulit yang dikenal juga denganherpes zosterini disebabkan olehvaricella-zoster virus(VZV), virus yang juga menyebabkan cacar air. Menurut Kang, setipa orang yang pernah terserang cacar air di masa anak-anak memiliki kemungkinan menderita ruam kulit dalam fase hidupnya. Pada sebagian besar orang, virus ini akan tetap diam di dalam saraf. Tetapi pada beberapa orang, khususnya lansia dan mereka yang memiliki sistem imun lemah, virus ini bisa kembali aktif dan menimbulkan ruam.

Tahap awal pengaktifaan kembali virus ini biasanya ditandai dengan berbagai gangguan seperti mati rasa, gatal, rasa sakit kronis, bahkan demam, sakit kepala, dan menggigil. Gejala-gejala ini selanjutnya akan diikuti oleh munculnya bintik-bintik merah sebagai pertanda terjadinya ruam. Bintik-bitik merah di kulit biasanya akan muncul dalam waktu 3-5 hari setelah gejala-gejala muncul. Ruam ini bisa menyebabkan rasa sakit permanen yang bertahan hingga berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun setelah bintik-bintik merah menghilang.