varietas unggul baru padi

7
Varietas Unggul Baru Padi, Jagung dan Kedelai Toleran Dampak Perubahan Iklim Sumber Gambar: Padi, Jagung dan kedelai merupakan pangan penting di Indonesia, untuk itu peningkatan produksinya terus diupayakan melalui berbagai program dengan sasaran swasembada pangan berkelanjutan. Dampak perubahan iklim menjadi ancaman pula bagi upaya peningkatan produksi tanaman pangan. Kemarau panjang yang menyebabkan tanaman didera kekeringan dan panjangnya periode hujan yang merendam sebagian area pertanaman, naiknya permukaan dan masuknya air laut ke area pertanaman di kawasan pesisir, termasuk di lahan rawa pasang surut adalah merupakan dampak langsung dari perubahan iklim. Dampak dari perubahan iklim yang paling dikhawatirkan di Indonesia antara lain adalah menurunnya produksi pertanian tanaman pangan, dianratanya padi, jagung dan kedelai. Padi memegang peranan penting bagi masyarakat Indonesia, karena merupakan makanan pokok yang diperlukan oleh lebih dari 245 juta penduduk. Oleh karena itu, dampak negatif perubahan iklim terhadap produksi pangan dan suplai beras bagi sebagian besar penduduk akan mempengaruhi upaya khusus peningkatan produksi padi dalam mendukung pemantapan ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan.

Upload: syamsul-arif

Post on 15-Dec-2015

36 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

FARM

TRANSCRIPT

Page 1: Varietas Unggul Baru Padi

Varietas Unggul Baru Padi, Jagung dan Kedelai Toleran Dampak Perubahan Iklim

Sumber Gambar:

Padi, Jagung dan kedelai merupakan pangan penting di Indonesia, untuk itu peningkatan produksinya terus diupayakan melalui berbagai program dengan sasaran swasembada pangan berkelanjutan. Dampak perubahan iklim menjadi ancaman pula bagi upaya peningkatan produksi tanaman pangan. Kemarau panjang yang menyebabkan tanaman didera kekeringan dan panjangnya periode hujan yang merendam sebagian area pertanaman, naiknya permukaan dan masuknya air laut ke area pertanaman di kawasan pesisir, termasuk di lahan rawa pasang surut adalah merupakan dampak langsung dari perubahan iklim. Dampak dari perubahan iklim yang paling dikhawatirkan di Indonesia antara lain adalah menurunnya produksi pertanian tanaman pangan, dianratanya padi, jagung dan kedelai. Padi memegang peranan penting bagi masyarakat Indonesia, karena merupakan makanan pokok yang diperlukan oleh lebih dari 245 juta penduduk. Oleh karena itu, dampak negatif perubahan iklim terhadap produksi pangan dan suplai beras bagi sebagian besar penduduk akan mempengaruhi upaya khusus peningkatan produksi padi dalam mendukung pemantapan ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan.

Dampak Perubahan IklimBanjirDengan terjadinya perubahan iklim maka frekuensi badai tropis diperkirakan meningkat, mengakibatkan naiknya permukaan air laut sehingga frekuensi banjir juga akan meningkat. Area pertanaman padi yang selama ini tidak pernah dilanda banjir, suatu waktu akan terendam banjir karena tingginya curah hujan dalam waktu lama dan berdampak terhadap penurunan produksi padi.

SalinitasSalinitas akan terjadi akibat meningginya muka air laut yang kemudian mengairi areal pertanaman di kawasan pesisir sehingga tanaman terpapar oleh air berkadar garam

Page 2: Varietas Unggul Baru Padi

tinggi,padahal pada umumnya tanaman padi dan palawija tidak toleran terhadap salinitas sehingga produksi tanaman pada lokasi yang teraliri air laut akan turun.Karbon dioksida dan SuhuCO2 dan suhu tinggi yang akan mempengaruhi produksi tanaman. Pada tanaman padi kandungan CO2 pada tingkat tertentu meningkatkan produksi biomas, tetapi tidak selalu meningkatkan hasil. Pada suhu yang lebih tinggi respirasi tanaman meningkat sehingga tanaman kurang produktif.

Kelangkaan airTanaman akan membutuhkan air dalam jumlah yang cukup untuk dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik. Periode kekeringan yang cukup panjang akan berakibat menurunnya produksi padi. Tanpa hujan satu minggu saja dapat menurunkan hasil padi gogo atau menurunkan hasil padi sawah jika dua minggu tanpa hujan dengan penurunan hasil sekitar 17- 40%.

Perkembangan OPT Perkembangan dan dinamika hama dan penyakit juga dipengaruhi oleh perubahan iklim. Pada tanaman padi dengan pola curah hujan yang tidak beraturan dan berbagai cekaman kekurangan air akan meningkatkan intensitas beberapa hama dan penyakit, antara lain hama wereng batang coklat, penyakit batang coklat dan blas. Perubahan iklim sangat berpengaruh terhadap dinamika kesehatan tanaman.

Inovasi Varietas UnggulUntuk mengatasi permasalahan yang dihadapi petani dalam berproduksi, termasuk mengatisipasi dampak perubahan iklim terhadap keberlanjutan produksi padi,jagung, dan kedelai menuju swasembada pangan berkelanjutan telah dihasilkan beberapa varietas unggul baru toleran kekeringan, rendamam, salinitas, dan tahan hama penyakit utama.

Padi; Varietas padi toleransi terhadap kekeringan adalah Inpari 18, 19, dan 20, Inpago 4, 5, 6, dan 8, serta Lipigo 4. Toleran rendaman adalah Inpari 29, 30, Ciherang sub-1, Inpara 4, 5. Toleran salinitas adalah Inpari 34, dan 35. Reltif toleran terhadap kekeringan, padi sawah irigasi varietas Inpari 13, 18, 19, dan 20 dengan potensi hasil 8-9,5 t/ha. Ke empat varietas tersebut tahan terhadap hama wereng batang coklat (WBC) dan penyakit hawar daun bakteri (HDB). Varietas Inpari 9 Elo tahan penyakit tungro, potensi hasil 9,3 t/ha. Inpari 15 Parahiyangan tahan penyakit blas ras 033 dengan potensi hasil 7,5 t/ha. Selain toleran kekeringan, padi gogo varietas Inpago 4, 5, 6, 8 dan Inpago Lipigo 4 berpotensi hasil tinggi 6,2-8,4 t/ha. Varietas Inpara 4, dan 5 toleran rendaman selama 14 hari pada fase pertumbuhan vegetative. Potensi hasil 7,6 -7,2 t/ha, tahan penyakit HDB patotipe IV dan VIII, dan pengembangannya diarahkan pada lahan rawa lebak dangkal dan sawah rawan banjir.

Jagung; Varietas unggul jagung toleran kekeringan adalah hibrida Bima 19-URI, Bima 20-URI. Varietas ini juga tahan terhadap bulai yang merupakan penyakit penting pada jagung. Selain itu tahan juga terhadap penyakit karat dan hawar daun.

Kedelai ; Sedangkan kedelai unggul baru toleran kekeringan adalah Dering 1, Detam 3 Prida, dan Detam 4 Prida. Varietas Gema agak tahan penggerek polong, potensi hasil 3,6

Page 3: Varietas Unggul Baru Padi

t/ha dan dapat dikembangkan pada lahan sawah dan lahan kering dengan umur panen 73 hari.

Ruslia Atamaja ([email protected])Sumber : Puslitbang Tanaman Pangan 2014

Tanggal Artikel : 22-05-2015

BWD, Rekomendasi Penggunaan N pada Padi

Sumber Gambar:

Pertumbuhan tanaman padi yang baik dan menghasilkan produksi tinggi adalah harapan kita semua. Produksi tinggi bisa dicapai apa bila semua suplai unsur hara yang dibutuhkan tanaman terpenuhi. Unsur hara nitrogen (N) sangat menentukan dalam proses produksi tanaman, namun sebaliknya apa bila tanaman kekurangan unsur hara N akan menunjukkan organ pertumbuhan tanaman tidak normal yang sangat berpengaruh terhadap produksi yang akan dicapai. Gejala kekurangan N yang paling jelas dan biasa terlihat adalah berkurangnya warna hijau dari dedaunan (chlorosis), yang umumnya agak terdistribusi merata pada keseluruhan daun. Daun menjadi lebih pucat, menguning, dan pada kondisi kekurangan N yang gawat menjadi mati. Pada tanaman serealia, kekurangan N ditandai oleh berkurangnya anakan; jumlah malai per satuan luas dan juga jumlah gabah per malai berkurang. Karena itu, pertumbuhan dan hasil tanaman,

Page 4: Varietas Unggul Baru Padi

khususnya padi, berhubungan erat dengan warna hijau dari daun. Pemberian N yang tepat waktu ke tanaman adalah salah satu usaha yang dapat meningkatkan efisiensi N, sedangkan tiga kali pemberian pupuk N pada padi sawah biasa disarankan untuk mendapatkan efisiensi yang lebih tinggi. Mengetahui kapan tanaman padi benar-benar memerlukan tambahan pupuk N akan sangat membantu, dan ini dapat memberikan peningkatan efisiensi serapan N yang nyata; dan ini dapat dilakukan dengan memonitor warna daun tanaman.Warna daun adalah suatu indikator yang berguna bagi kebutuhan pupuk N tanaman padi. Daun yang bewarna pucat atau hijau kekuningan menunjukkan bahwa tanaman kekurangan N. Skala warna/bagan warna daun, yang tersusun dari suatu seri warna hijau, dari hijau kekuningan sampai hijau tua, sesuai dengan warna-warna daun di lapang, cukup efektif digunakan untuk mengukur warna daun. Bila suatu nilai warna daun lebih rendah dari batas kritis tertentu, maka tanaman memerlukan pupuk N tambahan. Bagan Warna Daun (BWD) adalah suatu alat yang sederhana, mudah digunakan dan tidak mahal, untuk menentukan waktu pemupukan N pada tanaman padi. Alat ini cocok untuk mengoptimalkan penggunaan N, untuk berbagai sumber pupuk N yang diberikan.

Nitrogen Dalam Produksi Tanaman. Unsur hara N yang ada dalam hampir semua tanah tidak mencukupi bagi kebutuhan pertumbuhan tanaman, karena itu tambahan N harus diberikan untuk mempertahankan atau meningkatkan hasil. Dari semua unsur hara yang diberikan ke tanah, sejauh ini pemupukan N paling berpengaruh dalam peningkatan produksi tanaman. Gejala kekurangan N yang paling mudah terlihat adalah menguningnya dedaunan (chlorosis) karena hilangnya chlorofil, pigmen hijau yang berperan dalam proses fotosintesis, yang terdistribusi agak merata pada keseluruhan daun. Kekurangan N dicirikan oleh kecepatan pertumbuhan yang rendah dan tanaman kerdil. Rendahnya efisiensi pupuk N pada tanaman ini disebabkan oleh banyaknya N yang hilang karena curah hujan tinggi serta penanganan pupuk dan tanaman yang kurang baik (Prasad 1986). Warna daun tanaman padi dianggap penting, yang dapat digunakan sebagai indikator bagi pertumbuhan organ-organ tanaman, dan bahkan bagi pertumbuhan tanaman secara keseluruhan. BWD merupakan alat yang cocok untuk mengoptimalkan penggunaan N, dengan berbagai sumber pupuk N; pupuk-organik, pupuk-bio ataupun pupuk kimia.

Bagaimana Mengukur Warna Daun dengan BWD Pilih daun termuda yang telah kembang sempurna dan sehat dari suatu tanaman untuk pengukuran warna daun. Dari tiap lahan, pilih 10 daun dari 10 tanaman yang dipilih secara random (lebih banyak lebih baik) dan mewakili daerah penanaman. Jangan memotong ataupun merusak daun, dan sebaiknya pengukuran dilakukan oleh orang yang sama pada waktu yang sama di hari-hari pengamatan agar akurasinya tetap terjaga. Pastikan memilih tanaman dalam suatu area dimana populasi tanaman seragam. Ukur warna dari tiap daun yang terpilih dengan menggunakan BWD dan menempatkan bagian tengah daun di atas standar warna untuk dibandingkan. Selama pengukuran, tutupi daun yang sedang diukur jangan sampai terkena sinar matahari langsung, karena pembacaan warna daun dipengaruhi oleh sudut matahari dan intensitas cahaya matahari. Bila warna daun nampaknya berada diantara dua standar warna, ambil rata-rata dari keduanya sebagai pembacaan warna daun.

Page 5: Varietas Unggul Baru Padi

Contoh; bila warna suatu daun padi terletak antara No. 3 dan No. 4, maka bacaan warna daun adalah 3,5. Hitung rata-rata dari 10 pembacaan BWD. Bila nilai rata-rata pembacaan warna daun lebih rendah dari batas kritis yang sudah ditetapkan, atau bila lebih dari 5 daun yang mempunyai pembacaan warna daun rendah dari batas kritis yang sudah ditetapkan, segera berikan pupuk N untuk mengkoreksi kekurangan N pada pertanaman. Penggunaan BWD berdasarkan kebutuhan riel tanaman, atau sesuai rekomendasi, yaitu berikan pemupukan N awal sebesar 50-75 kg Urea/ha sebelum 14 hari setelah tanam (HST). Pada saat ini tidak memerlukan penggunaan BWD. Pembacaan BWD baru bisa mulai sekitar 25 HST bagi padi pindah tanam, selanjutnya pengambilan/pembacaan pada interval waktu 7-10 hari sampai 50 HST, atau sampai 10% pembungaan pada hibrida dan padi tipe baru (PTB). Penggunaan BWD berdasarkan stadia fenologi. Pada padi sawah, direkomendasikan pemberian pupuk N tiga kali untuk efisiensi yang lebih tinggi. Yang pertama adalah pada waktu tanam atau sebelum 14 HST, yang kedua pada stadia anakan aktif (21-28 HST), dan yang ketiga pada stadia primordia bunga (50 HST). 

Ruslia Atamaja ([email protected])Sumber : Puslibang Tanaman Pangan 2014

Tanggal Artikel : 22-05-2015

Dibaca: 5 x

Printer-friendly Version

Artikel Terkait

1. Padi Hibrida Varietas Dr 2 2. Padi Hibrida Varietas Hipa 10 3. Padi Hibrida Varietas Hipa 11 4. Padi Rawa Varietas Inpara 5