aguseducated.files.wordpress.com viewfakta yang dia temukan, gardner menemukan fakta lainnya bahwa...

22
MULTIPLE INTELLIGENCE (KECERDASAN MAJEMUK) A. Pendahuluan Selama lebih dari dua puluh tahun teori kecerdasan majemuk atau multiple intelligence disebut-sebut sebagai teori kecerdasan paling mutakhir. Teori yang mengusung konsep pembagian kecerdasan pada manusia ini, seakan menjadi jawaban bagi banyak pemerhati dan pendidik dunia pendidikan, untuk pertanyaan seputar bakat dan potensi manusia. Teori kecerdasan majemuk membuka paradigma banyak orang tua, untuk lebih memahami arti dari keunikan dan kekhasan masing-masing anak. Pandangan teori yang menyebutkan bahwa penampilan anak pada prestasi akademisnya di sekolah, tidak selalu dapat menunjukkan bahwa anak tersebut lebih pandai dari anak yang lain, mengubah cara pandang orang tua terhadap hasil raport anaknya. Tidak hanya sebatas itu, teori ini pun dipercaya telah mengubah banyak sistem penyelenggaraan kurikulum pendidikan di berbagai sekolah di berbagai Negara. Teori kecerdasan majemuk diusulkan oleh Howard Gardner pada 1983. Teori ini muncul berdasarkan pengamatan Gardner, yang melihat bahwa seorang anak di sekolah, dengan prestasi akademik yang menonjol, tidak kemudian secara otomatis dikatakan lebih pintar, dibandingkan dengan anak yang terlihat susah payah

Upload: phunganh

Post on 15-Jun-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: aguseducated.files.wordpress.com viewfakta yang dia temukan, Gardner menemukan fakta lainnya bahwa mereka yang mengalami cedera otak, secara menganggumkan memiliki kecerdasan menonjol

MULTIPLE INTELLIGENCE (KECERDASAN MAJEMUK)

A. Pendahuluan

Selama lebih dari dua puluh tahun teori kecerdasan majemuk atau multiple

intelligence disebut-sebut sebagai teori kecerdasan paling mutakhir. Teori yang

mengusung konsep pembagian kecerdasan pada manusia ini, seakan menjadi

jawaban bagi banyak pemerhati dan pendidik dunia pendidikan, untuk pertanyaan

seputar bakat dan potensi manusia. Teori kecerdasan majemuk membuka

paradigma banyak orang tua, untuk lebih memahami arti dari keunikan dan

kekhasan masing-masing anak. Pandangan teori yang menyebutkan bahwa

penampilan anak pada prestasi akademisnya di sekolah, tidak selalu dapat

menunjukkan bahwa anak tersebut lebih pandai dari anak yang lain, mengubah

cara pandang orang tua terhadap hasil raport anaknya. Tidak hanya sebatas itu,

teori ini pun dipercaya telah mengubah banyak sistem penyelenggaraan kurikulum

pendidikan di berbagai sekolah di berbagai Negara.

Teori kecerdasan majemuk diusulkan oleh Howard Gardner pada 1983.

Teori ini muncul berdasarkan pengamatan Gardner, yang melihat bahwa seorang

anak di sekolah, dengan prestasi akademik yang menonjol, tidak kemudian secara

otomatis dikatakan lebih pintar, dibandingkan dengan anak yang terlihat susah

payah mengikuti pelajaran sekolah dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk

bermain atau berolahraga. Intelligence, particularly as it is traditionally defined,

does not sufficiently encompass the wide variety of abilities humans display.

Menurutnya kepandaian anak tidak dapat semata-mata dilihat dari prestasinya di

sekolah. Anak yang tertinggal pelajarannya di sekolah mungkin menonjol pada

area kecerdasan lain. Misalnya saja olahraga, musik atau seni.

Gardner mengamati sering kali penilaian akan kecerdasan seorang anak

hanya dilihat dari kemampuannya mengikuti hal-hal akademis di sekolah. Padahal

jika semua orang tua sepakat bahwa tiap anak unik dan memiliki potensi khas

masing-masing, seharusnya lebih banyak faktor yang dicermati sebelum

memutuskan seorang anak cerdas atau tidak. Kemudian, sejalan dengan beberapa

Page 2: aguseducated.files.wordpress.com viewfakta yang dia temukan, Gardner menemukan fakta lainnya bahwa mereka yang mengalami cedera otak, secara menganggumkan memiliki kecerdasan menonjol

fakta yang dia temukan, Gardner menemukan fakta lainnya bahwa mereka yang

mengalami cedera otak, secara menganggumkan memiliki kecerdasan menonjol

pada bidang tertentu yang membuatnya dapat menjadi spesialis bidang tersebut

atau bahkan maestro. Cedera otak ini bisa jadi karena bawaan ataupun kecelakaan.

Berdasarkan hal-hal tersebut, Gardner lalu mulai merumuskan teori ini

dengan melakukan pengamatan intensif pada orang-orang yang baik sejak lahir

ataupun karena kecelakaan mengalami cedera otak. Diantara banyak hal menarik

yang terjadi, Gardner mengungkapkan bahwa seseorang yang tadinya hidup

normal dengan kulitas kemampuan seperti yang lainnya, lalu secara tidak sengaja

mengalami kecelakaan yang menyebabkan cedera otak, tiba-tiba dia memiliki

kemampuan sangat menonjol di bidang tertentu. Dari fakta-fakta ini, Gardner

melihat bahwa kecerdasan dapat dikategorikan dan setiap individu memiliki

kecenderungan kecerdasan menonjol tertentu, disadari atau tidak. Walaupun

demikian, kecerdasan menonjol ini mungkin akan terlihat lebih signifikan pada

mereka yang mengalami cedera otak. Sementara yang tidak, kemungkinan besar

memiliki kecerdasan yang berimbang di tiap area kecerdasan.

Saat itu Gardner mendeskripsikan tujuh area kecerdasan, yaitu: bodily-

kinesthetic, interpersonal, verbal-linguistic, logical-mathematical, intrapersonal,

visual-spatial dan musical. Kemudian di tahun 1997 pada simposium MIND

(Multiple Intelligence New Directions) Gardner menambahkan kecerdasan

kedelapan yaitu naturalistic. Tiap kecerdasan khas dan membawa karakter

tertentu, seperti gaya belajar, potensi bakat, minat bahkan sifat personal. Seorang

individu dapat memiliki beberapa kecerdasan yang menonjol atau bahkan semua

kecerdasan tersebut dia miliki secara hampir berimbang. Jika lingkungan dapat

dengan tepat memberikan stimulasi yang dibutuhkan, kecerdasan tertentu yang

menjadi kelebihan seseorang akan membawanya menjadi ahli di bidang tersebut

dan melejitkan potensi pribadi yang akan membawa kesuksesan baginya.

2

Page 3: aguseducated.files.wordpress.com viewfakta yang dia temukan, Gardner menemukan fakta lainnya bahwa mereka yang mengalami cedera otak, secara menganggumkan memiliki kecerdasan menonjol

B. MULTIPLE INTELLIGENCE

1. Pengertian Multiple intelligence

Multiple Intelligence adalah teori kecerdasan majemuk yang dipaparkan

Prof. Howard Gardner. Multiple intelligence atau kecerdasan majemuk pada

dasarnya adalah sebuah konsep yang menunjukkan kepada kita bahwa potensi

anak-anak kita, khususnya jika dikaitkan dengan kecerdasan,ternyata banyak

sekali. Memahami multiple intelligence bukanlah untuk membuat anak-anak kita

menjadi hebat. Namun,konsep tersebut, paling tidak dapat  membantu kita untuk

memahami bahwa anak-anak kita itu menyimpan potensi yang luar biasa.

Pengertian dari kecerdasan menurut Howard Gardner adalah suatu

kemampuan untuk memecahkan masalah dan menciptakan produk yang

mempunyai nilai budaya atau suatu kumpulan kemampuan atau ketrampilan yang

dapat ditumbuhkembangkan. Sedangkan multiple intelegence (kecerdasan

majemuk) adalah kecerdasan yang dimiliki oleh tiap individu lebih dari satu

macam. Menurut Howard Gardner setiap individu delapan jenis kecerdasan di

dalam dirinya,yang disebut kecerdasan majemuk (multiple intelligence).

Prestasi seseorang ditentukan juga oleh tingkat kecerdasannya

(Inteligensi). Walaupun mereka memiliki dorongan yang kuat untuk berprestasi

dan orang tuanya memberi kesempatan seluas-luasnya untuk meningkatkan

prestasinya, tetapi kecerdasan mereka yang terbatas tidak memungkinkannya

untuk mencapai keunggulan. Tingkat Kecerdasan (Intelegensi) bawaan ditentukan

baik oleh bakat bawaan (berdasarkan gen yang diturunkan dari orang tuanya)

maupun oleh faktor lingkungan (termasuk semua pengalaman dan pendidikan

yang pernah diperoleh seseorang; terutama tahun-tahun pertama dari kehidupan

mempunyai dampak kuat terhadap kecerdasan seseorang). Secara umum

intelegensi dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Kemampuan untuk berpikir abstrak

2. Untuk menangkap hubungan-hubungan dan untuk belajar

3. Kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi-situasi baru

3

Page 4: aguseducated.files.wordpress.com viewfakta yang dia temukan, Gardner menemukan fakta lainnya bahwa mereka yang mengalami cedera otak, secara menganggumkan memiliki kecerdasan menonjol

2. Konsep Multiple Intelligence (Kecerdasan Majemuk)

Konsep multiple intelligence diperkenalkan oleh Prof. Howard Gardner,

yaitu seorang psikolog dan profesor utama di Cognition and Education, Harvard

Graduate School of Education dan juga profesor di bidang Neurologi, Boston

University School of Medicine. Konsep ini memiliki esensi bahwa setiap orang

adalah unik, setiap orang perlu menyadari dan mengembangkan ragam kecerdasan

manusia dan kombinasi-kombinasinya. Setiap siswa berbeda karena mempunyai

kombinasi kecerdasan yang berlainan.

Konsep multiple intelligence menurut Gardner (1983) dalam bukunya

Frame or Mind : The Theory of Multiple Intelligences ada delapan jenis

kecerdasan yang dimiliki setiap individu. Delapan jenis kecerdasan ini,setiap

individu mengakses informasi yang akan masuk ke dalam dirinya. Dalam

bukunya, Thomas Amstrong (2002) juga menyebutkan kecerdasan tersebut

merupakan modalitas untuk melejitkan kemampuan tiap siswa dan menjadikan

mereka sebagai sang juara, karena pada dasarnya setiap anak cerdas.

Melalui konsepnya mengenai multiple intelligences atau kecerdasan ganda

ini Gardner mengoreksi keterbatasan cara berpikir yang konvensional mengenai

kecerdasan dari tunggal menjadi jamak. Kecerdasan tidak terbatas pada

kecerdasan intelektual yang diukur dengan menggunakan beberapa tes inteligensi

yang sempit saja, atau sekadar melihat prestasi yang ditampilkan seorang peserta

didik melalui ulangan maupun ujian di sekolah belaka, tetapi  kecerdasan juga

menggambarkan kemampuan peserta didik pada bidang seni, spasial, olah-raga,

berkomunikasi, dan cinta akan lingkungan.

3. 10 Macam kecerdasan Majemuk

1. Kecerdasan matematika-logika (Logical mathematical intelligence)

Kecerdasan matematika-logika menunjukkan kemampuan seseorang

dalam berpikir secara induktif dan deduktif, berpikir menurut aturan logika,

memahami dan menganalisis pola angka-angka, serta memecahkan masalah

dengan menggunakan kemampuan berpikir. Peserta didik dengan kecerdasan

4

Page 5: aguseducated.files.wordpress.com viewfakta yang dia temukan, Gardner menemukan fakta lainnya bahwa mereka yang mengalami cedera otak, secara menganggumkan memiliki kecerdasan menonjol

matematika-logika tinggi cenderung menyenangi kegiatan menganalisis dan

mempelajari sebab akibat terjadinya sesuatu.

Ia menyenangi berpikir secara konseptual, misalnya menyusun hipotesis

dan mengadakan kategorisasi dan klasifikasi terhadap apa yang dihadapinya.

Peserta didik semacam ini cenderung menyukai aktivitas berhitung dan memiliki

kecepatan tinggi dalam menyelesaikan problem matematika. Apabila kurang

memahami, mereka akan cenderung berusaha untuk bertanya dan mencari

jawaban atas hal yang kurang dipahaminya tersebut. Peserta didik ini juga sangat

menyukai berbagai permainan yang banyak melibatkan kegiatan berpikir aktif,

seperti catur dan bermain teka-teki.

2. Kecerdasan bahasa (verbal linguistic intelligence)

Kecerdasan bahasa menunjukkan kemampuan seseorang untuk

menggunakan bahasa dan kata-kata, baik secara tertulis maupun lisan, dalam

berbagai bentuk yang berbeda untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya.

Peserta didik dengan kecerdasan bahasa yang tinggi umumnya ditandai dengan

kesenangannya pada kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan suatu bahasa

seperti membaca, menulis karangan, membuat puisi, menyusun kata-kata mutiara,

dan sebagainya.

Peserta didik seperti ini juga cenderung memiliki daya ingat yang kuat,

misalnya terhadap nama-nama orang, istilah-istilah baru, maupun hal-hal yang

sifatnya detail. Mereka cenderung lebih mudah belajar dengan cara mendengarkan

dan verbalisasi. Dalam hal penguasaan suatu bahasa baru, peserta didik ini

umumnya memiliki kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan peserta

didik lainnya.

3. Kecerdasan musikal (musical/rhythmic intelligence)

Kecerdasan musikal menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka

terhadap suara-suara nonverbal yang berada di sekelilingnya, termasuk dalam hal

ini adalah nada dan irama.

5

Page 6: aguseducated.files.wordpress.com viewfakta yang dia temukan, Gardner menemukan fakta lainnya bahwa mereka yang mengalami cedera otak, secara menganggumkan memiliki kecerdasan menonjol

Peserta didik jenis ini cenderung senang sekali mendengarkan nada dan

irama yang indah, entah melalui senandung yang dilagukannya sendiri,

mendengarkan tape recorder, radio, pertunjukan orkestra, atau alat musik

dimainkannya sendiri. Mereka juga lebih mudah mengingat sesuatu dan

mengekspresikan gagasan-gagasan apabila dikaitkan dengan musik.

4. Kecerdasan visual-spasial (visual spatial intelligence)

Kecerdasan visual-spasial menunjukkan kemampuan seseorang untuk

memahami secara lebih mendalam hubungan antara objek dan ruang. Peserta

didik ini memiliki kemampuan, misalnya, untuk menciptakan imajinasi bentuk

dalam pikirannya atau kemampuan untuk menciptakan bentuk-bentuk tiga

dimensi seperti dijumpai pada orang dewasa yang menjadi pemahat patung atau

arsitek suatu bangunan.

Kemampuan membayangkan suatu bentuk nyata dan kemudian

memecahkan berbagai masalah sehubungan dengan kemampuan ini adalah hal

yang menonjol pada jenis kecerdasan visual-spasial ini. Peserta didik demikian

akan unggul, misalnya dalam permainan mencari jejak pada suatu kegiatan di

kepramukaan.

5. Kecerdasan kinestetik (body/kinesthetic intelligence)

Kecerdasan kinestetik menunjukkan kemampuan seseorang untuk secara

aktif menggunakan bagian-bagian atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi

dan memecahkan berbagai masalah.

Hal ini dapat dijumpai pada peserta didik yang unggul pada salah satu

cabang olahraga, seperti bulu tangkis, sepakbola, tenis, renang, dan sebagainya,

atau bisa pula dijumpai pada peserta didik yang pandai menari, terampil bermain

akrobat, atau unggul dalam bermain sulap.

6

Page 7: aguseducated.files.wordpress.com viewfakta yang dia temukan, Gardner menemukan fakta lainnya bahwa mereka yang mengalami cedera otak, secara menganggumkan memiliki kecerdasan menonjol

6. Kecerdasan interpersonal (interpersonal intelligence)

Kecerdasan interpersonal menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka

terhadap perasaan orang lain. Mereka cenderung untuk memahami dan

berinteraksi dengan orang lain sehingga mudah bersosialisasi dengan lingkungan

di sekelilingnya.

Kecerdasan semacam ini juga sering disebut sebagai kecerdasan sosial,

yang selain kemampuan menjalin persahabatan yang akrab dengan teman, juga

mencakup kemampuan seperti memimpin, mengorganisir, menangani perselisihan

antar teman, memperoleh simpati dari peserta didik yang lain, dan sebagainya.

7. Kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence)

Kecerdasan intrapersonal menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka

terhadap perasaan dirinya sendiri. Ia cenderung mampu untuk mengenali berbagai

kekuatan maupun kelemahan yang ada pada dirinya sendiri. Peserta didik

semacam ini senang melakukan instropeksi diri, mengoreksi kekurangan maupun

kelemahannya, kemudian mencoba untuk memperbaiki diri. Beberapa diantaranya

cenderung menyukai kesunyian dan kesendirian, merenung, dan berdialog dengan

dirinya sendiri.

8. Kecerdasan naturalis (naturalistic intelligence)

Kecerdasan naturalis menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka

terhadap lingkungan alam, misalnya senang berada di lingkungan alam yang

terbuka seperti pantai, gunung, cagar alam, atau hutan.

Peserta didik dengan kecerdasan seperti ini cenderung suka mengobservasi

lingkungan alam seperti aneka macam bebatuan, jenis-jenis lapisan tanah, aneka

macam flora dan fauna, benda-benda angkasa, dan sebagainya.

7

Page 8: aguseducated.files.wordpress.com viewfakta yang dia temukan, Gardner menemukan fakta lainnya bahwa mereka yang mengalami cedera otak, secara menganggumkan memiliki kecerdasan menonjol

9. Kecerdasan spiritual (spiritualist intelligence)

Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang menyangkut kemampuan

manusia mengenal Tuhannya, meyakini keberadaan dan keEsaan Tuhan, serta

melakukan segala apa yang diperintahkan dan menjauhi segala yang dilarangNya.

Dalam menjalani kehidupan ia tidak akan putus harapan, karena ada Tuhan tempat

bergantung segala sesuatu, dalam keadaan bahagia, ada Tuhan tempat dia

melantunkan puja dan puji syukur. Kecerdasan ini akan membentuk jiwa dan

pribadi yang berakhlak mulia dan bermanfaat bagi dirinya, keluarga, masayarakat

dan negaranya.

10. Kecerdasan eksistensial (exsistensialist intelligence)

Kecerdasan eksistensial adalah kemampuan untuk menempatkan diri

dalam jagat raya yang luas,jauh tak terhingga dan menghubungkannya dengan

kehidupan selanjutnya (kematian). Kecerdasan ini melibatkan kemampuan

manusia dalam menjawab berbagai macam persoalan terdalam tentang eksistensi

atau keberadaan manusia. Para ahli filsafat (Filosof) merupakan salah satu bukti

kecerdasan ini, diantaranya adalah Plato, Sokrates, Immanuel Kant, Ibnu Sina,

Ibnu Rusyd. Mereka berpikir dan memikirkan tentang eksistensi manusia dan

alam.

C. Strategi Pembelajaran Kecerdasan Ganda

Strategi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan anak

mengembangkan kecerdasan majemuknya dapat dilakukan dengan berbagai cara

sesuai dengan kecerdasan yang dimilikinya. Strategi pengajaran yang dapat

dilakukan antara lain:

1. Kecerdasan Logika Matematika (Logical mathematical intelligence)

Bermain puzzel atau ular tangga

Bermain dengan bentuk-bentuk geometri

Pengenalan bilangan melalui nyanyian,tepuk,dan sajak berirama

8

Page 9: aguseducated.files.wordpress.com viewfakta yang dia temukan, Gardner menemukan fakta lainnya bahwa mereka yang mengalami cedera otak, secara menganggumkan memiliki kecerdasan menonjol

Eksperimen sederhana,misalnya mencampur warna

Mengenalkan cara menggunakan kalkulator dan komputer

2. Kecerdasan Bahasa (verbal linguistic intelligence)

Mengajak anak berdialog dan berdiskusi

Membacakan cerita

Bermain peran

Memperdengarkan lagu atau dongeng anak-anak

Mengisi buku harian dan menulis surat pada teman

3. Kecerdasan Musikal (musical/rhythmic intelligence)

Mengajak anak bermain alat musik,baik alat musik sungguhan maupun

alat musik buatan sendiri

Meminta anak untuk menciptakan sendiri irama

Diskografi,yaitu mencari lagu atau lirik potongan lagu yang berhubungan

dengan topik tertentu

Meminta anak-anak untuk mengarang sebuah lagu sederhana baik

mengganti syairnya saja maupun dengan melodinya

Menirukan berbagai nada,memperdengarkan musik instrumentalia,dan

mengajak anak bernyanyi sendiri atau bersama-sama

4. Kecerdasan Visual Spasial (visual spatial intelligence)

Mengajak anak melukis,menggambar,atau mewarnai

Memberikan kesempatan anak untuk mencoret-coret

Membuat prakarya

Menggambarkan benda-benda yang disebut dalam sebuah lagu atau sajak

Bermain balok,lego,atau puzzel

5. Kecerdasan Kinestetik/Fisik (body/kinesthetic intelligence)

Mengajak anak menari bersama

9

Page 10: aguseducated.files.wordpress.com viewfakta yang dia temukan, Gardner menemukan fakta lainnya bahwa mereka yang mengalami cedera otak, secara menganggumkan memiliki kecerdasan menonjol

Bermain peran

Bermain drama

Berolahraga

Meniru gerakan orang lain

6. Kecerdasan Interpersonal (interpersonal intelligence)

Membuat peraturan bersama dalam keluarga melalui diskusi

Memberi kesempatan tanggung jawab di rumah

Melatih anak-anak menghargai perbedaan pendapat

Menumbuhkan sikap ramah dan peduli sesama

Melatih anak mengucapkan terima kasih,minta tolong,atau minta maaf

Melatih kesabaran menunggu giliran

7. Kecerdasan Intrapersonal (intrapersonal intelligence)

Bercakap-cakap tentang cita-cita

Mengisi buku harian atau jurnal sederhana

Bermain menghadap cermin dan menggambarkan atau menceritakan apa

yang dilihatnya

Mengajak anak berimajinasi menjadi tokoh sebuah cerita dalam buku

Membuat jadwal kegiatan sehari-hari

8. Kecerdasan Naturalis (naturalistic intelligence)

Karya wisata alam

Menceritakan apa yang dilihat ketika memandang keluar jendela

Memelihara hewan atau membawa hewan ke kelas dan anak-anak diminta

untuk mengamatinya

Menanam pohon di halaman rumah dan mencatat perkembangannya

Membuat herbarium sederhana atau membuat kebun/taman sebagai proyek

bersama

10

Page 11: aguseducated.files.wordpress.com viewfakta yang dia temukan, Gardner menemukan fakta lainnya bahwa mereka yang mengalami cedera otak, secara menganggumkan memiliki kecerdasan menonjol

9. Kecerdasan Spiritual (spiritualist intelligence)

Diskusi tentang semua ciptaan Tuhan

Mengenalkan tata cara sholat yang benar

Menghafal surat-surat pendek

10. Kecerdasan Eksistensial (exsistensialist intelligence)

Mengintegrasikan kandungan agama dalam muatan materi

Mendampingi anak dalam menekuni berbagai profesi moral yang positif

Menceritakan tokoh-tokoh penemu islam dilanjutkan dengan diskusi

ringan

Strategi pembelajaran kecerdasan majemuk pada hakikatnya adalah upaya

mengoptimalkan kecerdasan majemuk yang dimiliki setiap siswa untuk mencapai

kompetensi tertentu yang dituntut oleh sebuah kurikulum.

Amstrong dalam Situmorang (2004) seorang pakar di bidang kecerdasan

majemuk mengatakan, bahwa dengan teori kecerdasan majemuk memungkinkan

guru mengembangkan strategi pembelajaran inovatif yang relatif baru dalam

dunia pendidikan. Meskipun demikian ia menambahkan, bahwa tidak ada

rangkaian strategi pembelajaran yang bekerja secara efektif untuk semua siswa.

Setiap siswa memiliki kecenderungan tertentu pada kedelapan kecerdasan yang

ada. Oleh karena itu suatu strategi mungkin akan efektif pada sekelompok siswa,

tetapi akan gagal bila diterapkan pada kelompok lain. Dengan dasar ini sudah

seharusnya guru memperhatikan jenis kecerdasan yang menonjol pada masing-

masing siswa agar dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk

mengoptimalkan potensi yang ada dalam diri siswa. Meskipun demikian tidak

tertutup kemungkinan bahwa setiap strategi yang ada pada masing-masing

kecerdasan dapat diterapkan bukan saja pada mata pelajaran Matematika, tetapi

juga dapat diterapkan dalam mata pelajaaran lainnya seperti Bahasa, Fisika atau

mata pelajaran yang menuntut unsur logika di dalamnya.

Satu hal yang harus diingat adalah bahwa teori kecerdasan majemuk

bukan saja merupakan konsep kecerdasan yang ada pada diri masing-masing

11

Page 12: aguseducated.files.wordpress.com viewfakta yang dia temukan, Gardner menemukan fakta lainnya bahwa mereka yang mengalami cedera otak, secara menganggumkan memiliki kecerdasan menonjol

individu, tetapi juga merupakan strategi pembelajaran yang ampuh untuk

menjadikan siswa keluar sebagai juara pada jenis kecerdasan tertentu. Gardner

dalam Situmorang (2004) mengatakan, sebab pada dasarnya setiap individu

memiliki satu atau lebih kecerdasan yang menonjol dari delapan kecerdasan yang

ada. Bukankah Einstein yang dikatakan cerdas juga mempunyai kelemahan pada

jenis kecerdasan lainnya? Einstein adalah orang yang sangat cerdas pada dua jenis

kecerdasan yaitu Matematis-Logis dan Spasial. Sementara untuk jenis kecerdasan

yang lain ia tidak terlalu menonjol.

Strategi pembelajaran kecerdasan majemuk pada praktiknya adalah

memacu kecerdasan yang menonjol dari diri siswa seoptimal mungkin, dan

berupaya mempertahankan kecerdasan lainnya pada standar minimal yang

ditentukan oleh lembaga atau sekolah. Dengan demikian penggunaan strategi

pembelajaran kecerdasan majemuk tetap berada pada posisi yang menguntungkan

bagi siswa yang menggunakannya. Satu hal yang pasti, siswa akan keluar sebagai

individu yang memiliki jati diri, yang potensial pada salah satu atau lebih dari

delapan jenis kecerdasan yang dimilikinya.

12

Page 13: aguseducated.files.wordpress.com viewfakta yang dia temukan, Gardner menemukan fakta lainnya bahwa mereka yang mengalami cedera otak, secara menganggumkan memiliki kecerdasan menonjol

Contoh model pembelajaran berbasis kecerdasan ganda

Fase-fase Tingkah Laku GuruFase 1kurikulum

Fase 2

Mata Diklat

Fase 3

Metodologi

Fase 4

Menyampaikan tujuan danmemotivasi siswa

Fase 5

Melaksanakan pembelajaransesuai dengan perencanaanpembelajaran yang telah dibuat

Fase 6Evaluasi

Fase 7

Memberikan Reward/Penghargaan

Fase 8Penutup

Guru merencanakan suatu pendekatanpembelajaran berdasarkan kurikulum yangberlaku.

Guru merencanakan pembelajaran sesuaidengan kompetensi yang ingin dicapai padasetiap mata diklat.

Guru menentukan metode/teknik pembelajaranyang paling sesuai/cocok dengan kompetensiyang ingin dicapai pada setiap mata diklat.Kemudian Guru mengidentifikasi jenis kecerdasan yang paling dominan/efektif digunakan sesuai dengan teknik/metode yang digunakan.

Guru menyampaikan tujuan pelajaran yangingin dicapai dan meminta siswa untuk ikutberperan aktif dan bekerjasama mengenali danmengoptimalkan jenis-jenis kecerdasan yangada pada diri mereka.

Selama pelaksanaan pembelajaran gurumengobservasi keterlaksanaan kecerdasanmajemuk dan mengidentifikasi jenis-jeniskecerdasan yang muncul pada diri siswa.

Guru mengevaluasi hasil belajar siswa tentangmateri yang telah dipelajari, berupa tes, baiktes lisan, tes tertulis ataupun presentasi.

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baikupaya maupun hasil belajar siswa.

Guru memberikan informasi tentang materipertemuan selanjutnya dan menugaskan siswauntuk menuliskan ide-ide baru/pertanyaan-pertanyaan baru dalam jurnal harian siswa.

13

Page 14: aguseducated.files.wordpress.com viewfakta yang dia temukan, Gardner menemukan fakta lainnya bahwa mereka yang mengalami cedera otak, secara menganggumkan memiliki kecerdasan menonjol

DAFTAR RUJUKAN

Jasmine, J. M. A (2007). Mengajar dengan Metode Kecerdasan Majemuk. Bandung: NUANSA

http://emedkarmadi. Blogspot.com/2011/04/strategi-pembelajaran-berbasis.html

http://belajarpsikologi.com/multiple intelligence-atau-kecerdasan ganda/

http://obor-pendidikan-blogspot.com/2012/02/kecerdasan-majemuk-dan pembelajaran.html

http://ikom-intelkom.ac.id./kecerdasan-majemuk-apa-bagaimana/

http://www.bpkpenabur.ac.id/files/hal 67-75 Penerapan Multiple Intelligence dalam sistem pembelajaran.Pdf

http://dyen-fajriyah.blogspot.com

14

Page 15: aguseducated.files.wordpress.com viewfakta yang dia temukan, Gardner menemukan fakta lainnya bahwa mereka yang mengalami cedera otak, secara menganggumkan memiliki kecerdasan menonjol

Psikologi Pendidikan

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS KECERDASAN GANDA

(MULTIPLE INTELLIGENCE)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Psikologi Pendidikan

Oleh:

JUMROTIN (S991302010)

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER PENDIDIKAN EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2013

15