sarmanpsagala.files.wordpress.com · web viewpjb up muara karang. untuk pengolahan limbah cair...

64
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat untuk lebih sejahtera, baik lahir maupun batin. Untuk menjamin terciptanya kondisi yang demikian, maka faktor kesehatan menjadi prioritas dalam kehidupan sehari – hari. Sejalan dengan tumbuh dan berkembangannya kegiatan industri, maka masalah kebisingan semakin besar dan bertambah serius karena hampir semua industri dalam prosesnya menghasilkan kebisingan. Dengan keberadaan industri tersebut memunculkan dampak positif dan negative yang ditimbulkan. Sejalan dengan kemajuan teknologi berbagai mesin dan peralatan canggih digunakan dalam produksi. Keadaan ini dapat menimbulkan dampak negative, salah satunya berupa pencemaran baik di lingkungan alam maupun di lingkungan kerja. Dalam lingkungan kerja sendiri dengan adanya proses produksi, keadaan mesin dan cara kerja dapat menimbulkan akibat bagi kesehatan para pekerja. 1

Upload: truongkhanh

Post on 16-May-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan pada hakekatnya bertujuan untuk

meningkatkan taraf hidup masyarakat untuk lebih sejahtera, baik lahir

maupun batin. Untuk menjamin terciptanya kondisi yang demikian,

maka faktor kesehatan menjadi prioritas dalam kehidupan sehari –

hari. Sejalan dengan tumbuh dan berkembangannya kegiatan

industri, maka masalah kebisingan semakin besar dan bertambah

serius karena hampir semua industri dalam prosesnya menghasilkan

kebisingan.

Dengan keberadaan industri tersebut memunculkan dampak

positif dan negative yang ditimbulkan. Sejalan dengan kemajuan

teknologi berbagai mesin dan peralatan canggih digunakan dalam

produksi. Keadaan ini dapat menimbulkan dampak negative, salah

satunya berupa pencemaran baik di lingkungan alam maupun di

lingkungan kerja. Dalam lingkungan kerja sendiri dengan adanya

proses produksi, keadaan mesin dan cara kerja dapat menimbulkan

akibat bagi kesehatan para pekerja.

Menurut Dr. Suma’mur P.K M.Sc kebisingan mempengaruhi

konstruksi dan dapat membantu terjadinya kecelakaan dan

kebisingan yang lebih dari 85 dB dapat mempengaruhi daya dengar

dan menimbulkan ketulian. Selain itu juga menurut Keputusan

Menteri Tenaga Kerja No.51 / Men / 1999 menjelaskan bahwa

tentang nilai ambang batas adalah standar faktor tempat kerja yang

dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau

gangguan kesehatan dalam pekerjaaan sehari – hari untuk waktu

1

Page 2: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

tidak lebih 8 jam sehari atau 40 jam seminggu. Nilai Ambang Batas

Kebisingan ditetapkan sebesar 85 dB. Jika kebisingan melampaui

Nilai Ambang Batas yaitu sebesar 140 dB maka waktu pemajanan

tidak boleh kontak walaupun sesaat.

PT. PJB Unit Pembangkitan Muara Karang merupakan

perusahaan yang bergerak dibidang listrik yang merupakan

Pembangkitan Listrik Tenaga Uap dan Gas untuk kebutuhan listrik di

wilayah Jawa dan Bali.

Pada Praktek Kerja Lapangan yang kami lakukan adalah

pemantauan untuk faktor – faktor berbahaya yang ada di lingkungan

kerja baik berupa fisik maupun kimia. Dimana pada Praktek Kerja

Lapangan yang kami lakukan di PT. PJB UP Muara Karang, untuk

hasil dari proses produksi yang dilakukan oleh PT. PJB UP Muara

Karang adalah sampah yang belum dikelola secara maksimal.

1.2 Permasalahan

Dari uraian diatas, maka kami dalam praktek kerja lapangan

untuk sanitasi Industri, PT. PJB UP Muara Karang adalah

pengelolaan sampah yang belum maksimal.

1.2.1 Tujuan

1.2.1.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran secara umum penerapan

prinsip – prinsip sanitasi yang ada di lingkungan kerja pada PT. PJB

Unit Pembangkitan Muara Karang

1.2.1.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui sejarah PT. PJB unit Pembangkitan

Muara Karang

2

Page 3: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

2. Untuk mengetahui struktur organisasi PT. PJB Unit

Pembangkitan Muara Karang

3. Untuk mengetahui pelaksanaan sanitasi lingkungan dan K3

pada PT. PJB Unit Pembangkitan Muara Karang

1.2.2 Manfaat

1.2.2.1 Bagi mahasiswa

Penulis dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatkan selama

perkuliahan di Jurusan Kesehatan Lingkungan.

1.2.2.2 Bagi PT. PJB Unit Pembangkitan Muara Karang

Praktek Kerja Lapangan ini di harapkan dapat menjadi

masukan dan data yang berharga guna peningkatan mutu dan

kualitas perusahaan.

1.3 Metode Pengumpulan DataDalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT.

PJB Unit Pembangkitan Muara Karang data yang kami lakukan

sebagai berikut :

Pengambilan data sekunder mengenai Struktur Organisasi

PT. PJB Unit Pembangkitan Muara Karang

Observasi yaitu pengamatan atau infeksi lingkungan PT.

PJB Unit Pembangkitan Muara Karang dengan

permasalahannya dimana pengamatan yang kami lakukan

meliputi :

1. Pengelolaan Limbah Cair

2. Pengelolaan sampah atau Limbah padat

Chek list mengenai kondisi sarana pembuangan sampah,

pembuangan limbah, sanitasi ruang dan bangunan,

pengggunaan APD

3

Page 4: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

Pengambilan sampel dengan cara pengukuran kebisingan,

suhu, kelembaban serta pencahayaan.

1.4 Ruang Lingkup

Untuk menghindari salah pengertian maka kami membatasi

masalah yang akan kami bahas yaitu pengelolaan sampah di PT. PJB

Unit Pembangkitan Muara Karang pada hasil produksi pada proses

awal produksi. Dan untuk menghindari timbulnya perbedaan pendapat

maka perlu ada penjelasan dari berbagai istilah sebagai berikut :

Menurut Undang - undang RI No. 18 tahun 2008 tentang

Pengelolaan sampah :

1. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.

2. Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat,konsentrasi, dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus.

3. Sumber sampah adalah asal timbulan sampah.

4. Penghasil sampah adalah setiap orang dan/atau akibat proses alam yang menghasilkan timbulan sampah.

5. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.

6. Tempat penampungan sementara adalah tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan, dan/atau tempat pengolahan sampah terpadu.

7. Tempat pemrosesan akhir adalah tempat untuk memroses dan mengembalikan sampahke media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan.

4

Page 5: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan PKL ini disusun dalam 6 BAB yaitu :

Bab I Pendahuluan

Menguraikan tentang latar belakang, masalah utama, tujuan,

manfaat dan metode.

Bab II Gambaran umum

Menguraikan tentang sejarah PT.PJB UP Muara Karang.

Bab III Keadaan sekarang

Menguraikan keadaan sekarang dilihat dari lahan yang

digunakan, struktur organisasi, sumber daya manusia

(jumlah karyawan) dan kegiatan.

Bab IV Keadaan yang diinginkan

Menguraikan tentang keadaan yang diinginkan dilihat dari

aspek organisasi, sumber daya manusia serta kesling.

Bab V Masalah dan pemecahannya

Berisi tentang identifikasi masalah (pohon masalah), analisa

saran (pohon sasaran), alternative kegiatan (pohon

alternative), serta langkah – langkah tindakan.

Bab VI Penutup

Membahas tentang kesimpulan dan saran di PJB Unit

Pembangkitan Muara Karang.

5

Page 6: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 GAMBARAN UMUM

Gambaran umum ini yaitu untuk mengetahui gambaran pada

daerah penelitian.

2.1.1 Sejarah Perusahaan

Sejarah singkat UP Muara Karang

Tahun 1979 : Awal Operasi dikelola oleh PJB Pembangkitan

dan Penyaluran Jawa Bagian Barat (KJB), dikenal

sebagai Sektor Muara Karang.

Tahun 1995 : Lahir dua anak perusahaan pada tanggal 3

Oktober 1995, yaitu PT. PJB Pembangkitan

Tenaga Listrik Jawa Bali I dan II. Sektor Muara

Karang menjadi salah satu unit kerja PT. PJB

Pembangkitan Jawa Bali II.

Tahun 1997 : Sektor Muara Karang berubah nama menjadi

PT. PJB Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa Bali II

Unit Pembangkitan Muara Karang (PT,PJB

Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkt Muara

Karang ).

Tahun 1999 : Berdasarkan SK Direksi No. 046.

K/023/DIR/1998 dilakukan pemisahan struktur

organisasi UP dan UB.

6

Page 7: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

Tahun 2000 : 3 Oktober 2000 PT. PLN PJB I berubah nama

menjadi PT.PJB ( PT.Pembangkitan Jawa Bali ),

PT. PLN PJB UP Muara Karang.

Tahun 2002 : PT. PJB Muara Karang berubah nama menjadi

PT. PJB UP Muara Karang .

2.1.2 Lokasi Perusahaan

Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) Muara Karang membuat

unit 1,2,3,4 dan 5 yang berlokasi di teluk Jakarta diatas tanah

seluas kurang lebih 41,5 hektar yang terdiri dari kurang lebih 12

hektar untuk membangun sentral dan kurang lebih 29,5 hektar

untuk sarana penunjang seperti gudang, perumahan operator dan

lain – lain. Pembuatan unit ini adalah kelanjutan dari PLTU Tanjung

Priok Unit 3 dan 4. Pembuatan unit – unit di PLTU Muara Karang ini

ditunjukan untuk memenuhi pertubuhan kebutuhan listrik yang terus

melonjak. Kapasitas untuk unit 1,2 dan 3 adalah 3 X 100 MW

sedangkan untuk unit 4 dan 5 adalah 2 X 200 MW.

Manfaat dari pembuatan unit – unit di PLTU Muara Karang

adalah Penambahan daya sebesar 700.000 KW unutk memenuhi

penyediaan kebutuhan tenaga listrik Jakarta Raya dan

memproduksi Jawa dan Bali.

Dalam pembangunan unit – unit ini di bagi dalam dua tahap.

Tahap pertama adalah pembangunan unit 1,2 dan 3 yaitu :

Unit 1 : 20 Januari 1979

Unit 2 : 28 Februari 1979

Unit 3 : 28 Juni 1979

Sedangkan pembangunan tahap kedua adalah unit 4 dan 5, yaitu :

Unit 4 : 26 November 1981

7

Page 8: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

Unit 5 : 7 Juni 1982

Pembiayaan pembangunan unit 1,2 dan 3 sebesar US $

142.012.078 atau US $ 473/KW. Sedangkan untuk unit 4 dan 5

sebesar US $ 154.018.030,95 atau US $ 385/KW.

Wilayah Kota Jakarta Utara luas area PLTU ini kurang lebih

41.5 ha yang terdiri dari kurang lebih 12 ha untuk bangunan sentral

dan kurang lebih 29.5 ha untuk sarana penunjang seperti gudang,

perumahan operator.

Batas – batas pada PLTU Muara Karang meliputi :

Utara : Berbatasan dengan teluk Jakarta (laut Jawa)

dan pipa bawah laut kurang lebih 4.5 km sebagai

penyaluran dari tanker ke bunker.

Selatan : Berbatasan dengan Jalan Raya Pluit Utara dan

perumahan Pluit.

Barat : Berbatasan dengan sungai Karang. PLTGU

Muara Karang dan pelabuhan Perikanan Muara

Angke.

Timur : Berbatasan dengan yayasan pendidikan

Diakonia, pemukiman dan perumahan Mutiara.

8

Page 9: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

2.2 Visi dan misi PT. PJB Unit PLTU Muara Karang

1. Misi

a. Menjadikan PT. PJB Unit PLTU Muara Karang sebagai

perusahaan public yang maju dan dinamis dalam bidang

Pembangkitan tenaga listrik.

b. Memberikan hasil terbaik kepada pemegang saham,

pegawai, pelanggan, pemasok, pemerintah dan masyarakat

serta lingkungannya.

c. Memenuhi tuntutan pasar.

2. Visi

Mengusai pangsa pasar Indonesia

Menjadikan perusahaan kelas dunia.

Memiliki sumber daya manusia yang professional.

Peduli Lingkungan

2.3 Kegiatan Usaha

Kegiatan inti dari PT. PJB UP Muara Karang adalah memproduksi

energi listrik. Rata – rata 5.286 Gwh / tahun dengan total daya 1.208

MW (Mega Watt). Energi tersebut disalurkan melalui jaringan

Transmisi Tegangan Ekstra Tinggi 150 KV sistem Jawa – Bali. UP

Muara Karang mempunyai peran utama dalam memenuhi kebutuhan

listrik di Ibukota Jakarta, terutama pada daerah – daerah VVIP seperti

Bandara Soekarno Hatta, Istana Presiden dan Gedung MPR / DPR.

9

Page 10: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

No Unit Lokasi Daya Terpasang Tahun Operasi

1 PLTU unit 1 Muara Karang 100 MW 1979

2 PLTU unit 2 Muara Karang 100 MW 1979

3 PLTU unit 3 Muara Karang 100 MW 1979

4 PLTU unit 4 Muara Karang 200 MW 1981

5 PLTU unit 5 Muara Karang 200 MW 1982

6 PLTGU Muara Karang 500 MW 1992

7 PLTGU Muara Tawar 920 MW 1997

2.4 Proses Produksi

Dalam proses produksi energi listrik, air tawar yang digunakan

sebagai media kerja diperoleh dari air laut yang diolah melalui

peralatan Desalination Plant, kemudian diolah lagi melalui peralatan

Water Treatment hingga air tersebut memenuhi syarat untuk Boiler.

Air tawar tersebut disalurkan dan dipanaskan ke dalam Boiler dengan

menggunakan bahan bakar gas atau bahan bakar residu. Uap hasil

produksi Boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu disalurkan ke

Turbin, uap yang disalurkan ke Turbin tersebut akan menghasilkan

tenaga mekanis untuk memutar Generator dan kemudian

menghasilkan tenaga listrik disalurkan ke Sistem Jawa – Bali.

2.5 Manajemen Lingkungan dan K3

Ramah lingkungan merupakan trend dunia usaha yang

berkembang saat ini. Sehingga setiap industri diharuskan untuk

mengelola lingkungan dengan baik. Berstandar internasional, aman 10

Page 11: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

serta berdampak positi bagi lingkungan sekitar. Di PT. PJB UP Muara

Karang melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan

terhadap komponen :

1. Kualitas udara dengan parameter sesuai dengan baku mutu

yang ditetapkan oleh menteri kesehatan.

2. Kualitas air dengan parameter sesuai dengan peruntukkannya.

3. Fisik / kimia, seperti penetralan limbah cair melalui WWTP

(Waste Water Treatment).

4. Sosial ekonomi dan budaya yang meliputi penghijauan

disekitar unit, dan kebugaran karyawan (ruang fitness,

penggunaan sepeda).

2.5.1 Pengelolaan Lingkungan

Untuk pengelolaan lingkungan PT. PJB UP Muara

Karang telah melaksanakan, antara lain :

1. Netralisasi Limbah cair guna menetralkan air buangan

unit sebelum air tersebut dibuang ke sungai dan laut.

2. Saluran Inlet dan Outlet pendingin kondensor yang

panjangnya mencapai 1 km untuk menurunkan suhu air

bekas pendinginan.

3. Mengoptimalkan operasional Dust Collector untuk

mengumpulkan partikel padat yang terbawa oleh gas

buang.

4. Melaksanakan progam penghijaun pada tanah – tanah

yang kosong guna menciptakan suasana lingkungan

yang hijau dan berseri.

5. Mengoptimalkan pemakaian bahan bakar Gas Alam

pada setiap unit.

11

Page 12: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

6. Oil Separator, guna memisahkan minyak pada air

buangan yang berasal dari area Bunker BBM (Bahan

Bakar Minyak).

7. Pembersihan pada saluran air.

2.5.2 Pengendalian polusi

Di PT. PJB UP Muara Karang, telah melakukan

pengendalian polusi yang telah dilengkapi dengan alat

pengendali emisi udara meliputi :

1. Cerobong yang cukup tinggi pada semua unit, guna

mendapatkan distribusi penyebaran gas buang secara

luas.

2. Dust Collector / Dust Habdling, guna menangkap debu

hasil pembakaran yang akan dibuang melalui cerobong.

2.6 Penghargaan

Sertifikat Institusi Pemberi Sertifikat

SMK3 Tahun 2001 Pemerintah RI

ISO 9001 9 Juni 2003 – SAI Global

PLTU MKR Unit 2 sebagai PLTU BBM / Gas Percontohan

27 Oktober 2003

PT. PJB (Persero)

ISO 14001 7 Januari 2004 – SAI Global

Zero Accident Tiap Tahun Depnakertrans

12

Page 13: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

2.7 Fasilitas – fasilitas umum

PT. PJB UP Muara Karang merupakan perusahaan di Indonesia

yang mengutamakan kualitas, kuantitas, dan pelayanan bagi

masyarakat. Di samping itu PT. PJB UP Muara Karang memiliki

kelengkapan fasilitas penunjang / umum antara lain :

1. Laboratorium (untuk bahan kimia)

2. Unit Pemeliharaan (bengkel)

3. Perpustakaan

4. Ruangan DM

5. Ruang Rapat

6. Ruang Denter (Pengadaan barang dan jasa)

7. Ruang Pertemuan

8. Lobby

9. Ruangan staff

10.Musholla (2)

11.Masjid (1)

12.Peralatan kantor

(Telepon, internet, MIM (internet Kerja), HT, komputer,

laptop)

13.Alat Pemadam Kebakaran

14.WWTP

15.TPS

16.Gudang

13

Page 14: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

17.Baju Pemadam Kebakaran

18.Perahu karet

19.Toilet (terpisah antara toilet pria dan toilet wanita)

20.APD (Alat Pelindung Diri)

1. Alat Pelindung Kepala (Helm)

2. Alat Pelindung Mata atau Muka

3. Alat Pelindung Telinga (Ear Plug)

4. Alat Pelindung Pernafasan (Masker)

5 Alat Pelindung Tangan (Sarung Tangan)

6. Alat Pelindung Kaki (Sepatu Boot dan safety shoes)

7. Alat Pelingdung Badan (Apron)

14

Page 15: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

BAB III

KEADAAN SEKARANG

3.1 Organisasi

15

Page 16: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

3.2 Sumber Daya

Sumber daya manusia atau pekerja yang bekerja dalam

lingkup PLTU / PLTGU secara umum berjumlah 223 pegawai ( thn

2006 ) yang terbagi dalam beberapa bidang yaitu :

Bidang operator : 125 orang, dengan 1 orang Deputi

Manajer

Bidang pemeliharaan : 61 orang, dengan 1 orang Deputi

Manajer

Bidang kimia dan LK3 : 19 orang, dengan 1 orang Deputi

Manajer

Bidang Kepatuhan : 3 orang, dengan 1 orang Deputi

Manajer

Bidang Enjiniring : 17 orang, dengan 1 orang Deputi

Manajer

Bidang umum : 19 orang, dengan 1 orang Deputi

Manajer

Bidang SDM : 11 orang, dengan 1 orang Deputi

Manajer

Bidang keuangan : 8 orang, dengan 1 orang Deputi

Manajer

16

Page 17: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

3.3 kegiatan

3.3.1 Instalasi Pengolahan Limbah Cair (WWTP)

Dalam pengolahan limbah cair, dilakukan oleh WWTP ( Waste

Water Treatment Plan ) PT. PJB UP Muara Karang. Untuk

pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair

yang berasal dari unit pembakaran dilakukan pengolahan di Instalasi

IPAL sedangkan limbah cair yang berasal dari WC, dapur dan

ruangan kantor dilakukan pengolahan di septickank.

Pada instalasi IPAL terdapat tahapan – tahapan sebelum limbah

tersebut dibuang kesungai atau laut. Tahapan – tahapan yang dilalui

adalah sebagai berikut :

1. Screen Tank

Berfungsi untuk menyaring sampah yang masuk menuju

sumpit. Sampah yang masuk menuju sumpit bersama

aliran air akan tertahan disaringan yang pertamayaitu

saringan10 mm, selanjutnya tertahan disaringan yang

kedua yaitu saringan 6 mm dan saringan yang ketiga

yaitu saringan 3 mm.

2. Sumpit 1

Berfungsi untuk menampung air limbah dari sumber

sekitarnya. (Kapasitas 40 m3)

3. Sumpit 2

Berfungsi untuk menampung air limbah dari sumber

sekitarnya.

17

Page 18: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

4. Oil Floatation

Berfungsi untuk memisahkan oli/minyak dengan air

sekaligus mengendapkan lumpur. Minyak dialirkan ke oil

tank, lumpur dialirkan ke Thickener dan air dialirkan ke

WWSP. (Kapasitas 170 m3)

5. Oil Tank

Berfungsi untuk menampung residu yang dipisahkan

dengan air di oil Separator, untuk dialairkan ke Bunker.

6. WWSP ( Waste Water Storage Ponds )

Berfungsi untuk menampung air limbah dari oil separatoe

apabila terjadi Peak Flow. Menguapkan minyak yang

telah bercampur dengan air. (Kapasitas WWSP 1000 m3)

7. Blower

Berfungsi untuk memompa udara kedalam WWSP

melalui difusser. Untuk menurunkan BOD, COD dengan

menguapkan kandungan minyak yang terlarut.

8. Oxidation Pit

Berfungsi untuk menetralkan air limbah dengan mengatur pH air yang akan masuk ke Coagulant/Floculant Tank agar pada posisi 6,5 -8,5 optimum pH 7.( Kapasitas 27 m³)

9. Coagulant

Berfungsi untuk mempersatukan unsure koloid dalam air sehingga menggumpal. (Kapasitas koagulan : 3 m3)

10. Floculant

Berfungsi untuk mempersatukan unsure hasil coagulant menjadi gumpalan yang lebih besar. (Kapasitas Flokulan 3 m3 )

18

Page 19: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

11. Clarifier

Berfungsi untuk mengendapkan sludge ( Lumur ).

(216m3, Diameter 10 m, tinggi 3 m, Kapasitas aliran

maximum 80 m³/jam)

12. Neutralizing Pit

Berfungsi untuk menampung air limbah yang lumpurnya

sudah diendapkan dan mengencek air tersebut sudah

netral (pH 6,5- 8,5 ). (Kapasitas 27 m³)

13. Clear Pit

Berfungsi untuk menampung air limbah dari Neutralizing

pit yang telah netral. (Kapasitas 70 m³)

14. Sand Filter

Berfungsi untuk menyaring air limbah dari Clear Pit

menuju Effluent agar bersih. (Kapasitas :40 m³/jam)

15. Effluent Tank

Berfungsi untuk menampung air limbah dari Sand Filter

dan kemudian dikontrol sebelum dibuang kelaut.

(Kapasitas 20 m³)

16. Thickener

Berfunfsi untuk menampung Sludge dari Oil Floatation

dan Clarifier.(Sludge diendapkan dan dipompa ke Filter

Press. (Kapasitas 24,5 m³)

17. Bak Thickener

Berfungsi untuk menampung air limbah dariThickener

dan buangan Back Wash dari Sand Filter.

19

Page 20: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

18. Filter Press

Berfungsi untuk menyaring Sludge untuk dikumpulkan

dan dimasukkan kedalam karung.

19. Chemical Tower

Berfungsi untuk mengalirkan HCL dan NaOH kedalam

Oxidation Pit dan Neutralizing Pit.(Pengaliran HCL dan

NaOH dikendalikan oleh pH kontrol).

3.3.1.1 Alur WWTP (Waste Water Treatment Plant)

3.3.1.2 Kandungan Pencemar Pada Limbah Cair

Pengkonsumsi Oksigen

BOD, COD

Nutrisi

N, P

Penyebab Gangguan

20

Page 21: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

bau, estetis, rasa

Toksik (PBT)

Akut, kronik, bioakumulatif

3.3.1.3 Kategori Limbah PLTU

Limbah Cair

Buangan regenerasi WTP, Boiler blowdown, desalination

Blowdown, domestic water, hydrogen plant, limbah domestic,

sistem air pendingin PLTU, minyak dan pelumas.

Limbah Padat

Abu sisa pembakaran batubara atau minyak

Limbah gas

Gas yang dihasilkan dari sisa pembakaran. CO, NOx, SO

2.

gas hydrogen dari Hydrogen Plant.

3.3.2 Pengelolaan Sampah

Sampah yang dihasilkan oleh PT. PJB UP Muara Karang

berasal dari laut yang merupakan bagian dari proses produksi.

Dalam pengelolaannya PT. PJB UP Muara karang bekerjasama

dengan PT. Pardingot Ria. Volume yang dihasilkan relatif tergantung

keadaan cuaca, pada saat musim hujan volume sampah relatif lebih

banyak daripada saat musim kemarau yang bisa mencapai enam

belas kali pengangkutan / bulan. Namun apabila musim kemarau

frekuensi pengangkutan sampah tiga kali / minggu dengan volume 3

m³.

21

Page 22: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

Petugas cleaning service untuk keseluruhan berjumlah 35

petugas, 3 orang petugas di tempatkan didalam kantor. Tempat

sampah yang tersedia sudah mencukupi yakni sejumlah ± 40 dan

sudah ada pemisahan sampah antara sampah basah (biru) dan

sampah yang kering (orange), atau telah memenuhi baku mutu

sesuai dengan KepMenKes RI No. 1405 /MENKES /SK /XI /2002

karena telah melaksanakan pemisahan sampah antara sampah

basah dan sampah kering.

3.3.3 Kadar Debu

Berdasarkan data sekunder yang kami peroleh, pengukuran

debu ambien yang dilakukan oleh PT. PJB . IP Muara Karang sudah

memenuhi baku mutu sesuai dengan , yang dilaksanakan secara

berkala yaitu setiap tiga bulan sekali. Pengukuran meliputi

(Lampiran).

3.3.4 Pencahayaan

Pencahayaan di PT. PJB. UP. Muara Karang cukup baik.

Pengukuran cahaya sudah dilakukan secara rutin, setiap 1(satu) /

bulan.

3.3.4.1 Pengukuran Pencahayaan

Tabel 1 Hasil Pengukuran Pencahayaan Di Lingkungan Kerja

PT. PJB UP Muara Karang

Tahun 2008

22

Page 23: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

No Ruangan Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3 Rata - Rata

1. SDM 360 206 260 275

2. KLK3 106 81 320 169

3. Turbin 41 51 120 54,6

4. CR 1,2,3 152 145 89 128,6

5. CR 4 dan 5 103 86 137 108,6

6. Lobby 43 129 127 99,6

Untuk ruang SDM, KLK3, CR 1,2,3, CR 4,5,dan lobby telah

memenuhi persyaratan pencahayaan di ruangan yang sesuai

dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1405 /MENKES

/SK /XI /2002 yakni minimal 100 lux.

3.3.5 Kebisingan

Pengukuran kebisingan juga sudah dilakukan secara rutin

oleh PT. PJB UP Muara Karang yakni setiap satu bulan sekali.

3.3.5.1 Pengukuran kebisingan

23

Page 24: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

Tabel 2 Hasil Pengukuran kebisingan Di Lingkungan Kerja

PT. PJB UP Muara Karang

Tahun 2008

No Lokasi Pengukuran

Titik Pengukuran

Hasil Pengukura

(dB)

Waktu Pemajanan /

hari

NAB sesuai KepMenkes

RI No.1405/

MENKES/ SK/XI/2002

Keterangan

1. Ruang / Area

Produksi

Control Room 1,2,3

68 8 jam 85 dB Tidak Melebihi

NAB

Control Room 4,5

78 8 jam 85 dB Tidak Melebihi

NAB

Bengkel 83 8 jam 85 dB Tidak melebihi

NAB

Turbin 93 8 jam 85 dB Melebihi NAB

SDM 62 8 jam 85 dB Tidak melebihi

NAB

Lobby 66 8 jam 85 dB Tidak melebihi

NAB

Dari hasil pengukuran yang kami lakukan didapat tingkat

kebisingan yang melebihi NAB (Nilai Ambang Batas) yakin

pada ruang Turbin (93 dB), sedangkan untuk ruang lainnya

seperti SDM, KLK3, Lobby, CR 1,2,3 dan CR 4 & 5, Bengkel

tidak melebihi NAB yang telah ditetapkan oleh Menteri

24

Page 25: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

Kesehatan RI, pada KepMenKes RI No. 1405 /MENKES

/SK /XI /2002 dengan persyaratan kebisingan ruangan

sebesar 85 dB untuk 8jam kerja.

3.3.6 Penyediaan Air Bersih

Penyediaan air bersih bagi kebutuhan sehari – hari di PT.

PJB UP Muara Karang berasal dari PAM dan air laut yang telah

diproses. Penyediaan air bersih telah memenuhi syarat kesehatan

sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan (KepMenkes) RI No.

1405 / MENKES / SK / XI / 2002 tentang persyaratan Kesehatan

Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri. Air bersih dtampung

pada 2 tanki berbeda yang berkapasitas 760 kl.

Sumber air ini dimanfaatkan untuk kebutuhan :

Penggunaan toilet

Musholla dan lain – lain

Sedangkan air bersih yang digunakan untuk kebutuhan

minum sehari – hari, PT. PJB UP Muara Karang bekerjasama

dengan Aqua.

25

Page 26: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

3.3.7 Pengukuran Suhu dan Kelembaban

Tabel 3 Hasil Pengukuran Suhu Di Lingkungan Kerja

PT. PJB UP Muara Karang

Tahun 2008

No Lokasi Pengukuran Hasil pengukuran Baku Mutu

Suhu Ruangan

(18 – 30 °C)

1. SDM 25,8 °C Memenuhi

2. Bengkel 29,8 °C Memenuhi

3. KLK3 27,1 °C Memenuhi

4. CR 1,2,3 28,3 °C Memenuhi

5. CR 4,5 26,9 °C Memenuhi

6. Turbin 31 °C Tidak memenuhi

7. Ground Floor 30 °C Memenuhi

8. Mezzanine 33 °C Tidak memenuhi

9. Lobby 24,8 °C Memenuhi

26

Page 27: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

Tabel 4 Hasil Pengukuran Kelembaban Di Lingkungan Kerja

PT. PJB UP Muara Karang

Tahun 2008

No Lokasi Pengukuran Hasil pengukuran Baku Mutu Kelembaban

Ruangan

(40% - 60%)

1. SDM 50% Memenuhi

2. Bengkel 67% Tidak Memenuhi

3. KLK3 60% Memenuhi

4. CR 1,2,3 41% Memenuhi

5. CR 4,5 45% Memenuhi

6. Turbin 58% Memenuhi

7. Ground Floor 67% Tidak Memenuhi

8. Mezzanine 57% Memenuhi

9. Lobby 67% Tidak Memenuhi

27

Page 28: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

3.3.8 K3

3.3.8.1 Kesehatan Kerja

Untuk menjaga kesehatan para pekerjanya PT. PJB. UP

Muara Karang mengadakan Medical Check Up yang

dilaksanakan 1 tahun sekali, yang bekerjasama dengan

Laboratorin Klinik Pramita.

Di PT. PJB UP Muara Karang juga disediakan Politeknik

yang berfungsi sebagai pertolongan pertama bagi karyawan

yang membutuhkannya. Di politeknik ini terdapat 1 orang dokter

yang selalu ada ditempat setiap jam keja, kecuali hari sabtu,

minggu dan hari libur.

Karyawan yang mengalami sakit dan kecelakaan kerja,

yang harus mendapatkan perawatan khusus, PT. PJB. UP

Muara Karang membiayai 100%.

3.3.8.2 Keselamatan Kerja

Untuk melindungi karyawan dari bahaya yang berkaitan

dengan mesin, proses krja serta lingkungan kerjanya PT. PJB.

UP Muara Karang mengadakan upaya – upaya preventif

dengan membuat Standart Opertioning Procedure ( SOP ),

usaha preventif lainnya adalah menyediakan ruangn kerja yang

aman dan nyaman, agar karyawan dapat bekerjasama dengan

aman tanpa adanya kecelakaan kerja.

28

Page 29: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

3.3.9 Pengendalian Vektor dan Binatang pengganggu

Dalam pengendalian vektor dan binatang pengganggu PT.

PJB UP Muara karang bekerjasama dengan Cv. Bina

Keluarga, pemantauan dilaksanakan secara rutin setiap dua

kali / bulan. Lingkup Pekerjaan meliputi :

Pengendalian hama (nyamuk, lalat, kecoa, semut &

tikus). (Lampiran)

Pengendalian untuk jenis hama meliputi :

a. Flying Insects (nyamuk & lalat)

b. Crawling Insects (semut, kecoa, laba – laba)

c. Rodent (Tikus)

Bahan – bahan yang digunakan meliputi :

a. Pest / Insects Control (Zeta Cypemethrin,

Etofenproks, Permethrin, Azamethepos,

Fipronil, Methoprene).

b. Rodent Control (Bromadiolone, Brodifacoum,

glue).

29

Page 30: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

BAB III

KEADAAN YANG DIINGINKAN

3.1 Air bersih

Air bersih adalah air yang dipergunakan untuk keperluan sehari – hari

dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai

dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku dan dilengkapi

alat pengolahan air bersih sesuai dengan kebutuhan. Menurut

Permenkes 1405/MENKES/SK/XI/2002 tersedianya air bersih untuk

karyawan dengan kapasitas minimal 60 lt/orang/hari. Kualitas air bersih

memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan kimia,

mikrobiologi dan radio aktif. Air bersih yang digunakan diperoleh dari

air PAM dan sumber air lainnya. Dilakukan pengambilan sampel air

bersih pada sumber, bak penampungan dan pada kran terjauh untuk

diperiksakan di lab minmal 2 kali setahun, yaitu pada musim kemarau

dan musim hujan.

3.2 Limbah

a. Limbah padat

Limbah padat adalah semua buangan yang berbentuk padat

termasuk buangan yang berasal dari kegiatan industri. Limbah

padat yang dapat dimanfaatkan kembali dengan pengolahan daur

ulang dan pemanfaatan sebgai (Reuse, Recycle, Recovery) agar

dipisahkan dengan limbah padat yang non B3. limbah padat B3

dikelola ketempat pengolahan B3

30

Page 31: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

b. Limbah cair

Limbah cair adalah buangan yang berbentuk cair termasuk tinja.

Saluran limbah cair harus kedap air, tertutup. Limbah cair dapat

mengalir dengan lancar dan tidak menimbulkan bau. Semua limbah

cair harus dilakukan pengolahan fisik, kimia dan biologis.

3.3 Pencahayaan

Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang

diperlukan untuk melaksanakan kegiatan efektif. Pencahayaan alam

maupun buatan diupayakan agar tidak menimbulkan kesilauan dan

memiliki intensitas sesuai dengan peruntukan. Kontras sesuia

kebutuhan, hondarkan terjadinya kesilauan atau bayangan. Untuk

ruang kerja yang menggunakan peralatan berputar dianjurkan untuk

tidak menggunakan lampu neon. Penempatan bola lampu dapat

menghasilkan penyinaran yang optimum dan bola lampu sering

dibersihkan, bola lampu yang mulai tidak berfungsi baiknya segera

diganti.

3.4 Persyaratan Suhu dan Kelembaban

Menurut Permenkes 1405 / MENKES/ SK/ XI/ 2002 tentang

Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri :

1. Suhu : 18 – 28 0 C

2. Kelembababan : 40% - 60 %

31

Page 32: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

3.5Pengelolaaan Sampah

Menurut P2MPLP No. 281-II/PD.03.04.LP tentang persyaratan

pengelolaan sampah, pengelolaan sampah harus sesuai dengan

persyaratan pengelolaan sampah yang pengertiannya adalah :

“Ketetapan terhadap seluruh proses pengelolaan sampah yang

memiliki kriteria-kriteria fisik maupun biologis yang berhubungan

dengan kesehatan sehingga dapat menekan serendah mungkin

resiko penularan penyakit dan gangguan kesehatan”.

3.5.1 Fase Penyimpanan Sampah Sementara (Storage)Penyimpanan sampah tentunya mempunyai wadah yang

sering kita sebut dengan tempat penampungan yang

pengertiannya adalah upaya untuk menampung sampah

sementara setelah sampah dihasilkan pada setiap sumber

atau penghasil sampah pada tempatnya sebelum dikelola

lebih lanjut. Penyimpanan sampah perlu mempertimbangkan

2 faktor, yaitu tipe dan letek. Tempat penyimpanan sampah

disebut juga dengan nama kontainer. Ukuran container

sangat bervariasi sesuai dengan jumlah timbunan sampah.

3.5.2 Fase Penampungan Sampah Sementara (Collection)Menurut Ditjen dan PLP No. 281-II/PD.03.04.LP

tentang persyaratan kesehatan pengelolaan sampah,

pengumpulan sampah untuk upaya mengumpulkan sampah

yang berasal dari beberapa sumber penghasil sampah pada

tempat tertentu yang selanjutnya disebut tempat

pengumpulan sampah sementara sebelum sampah diangkut

atau dibuang ke tempat pembuangan akhir. Kegiatan

pengumpulan sampah sangat dipengaruhi oleh beberapa

faktor, yaitu :

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengumpulan

(pengaturan waktu pengumpulan) :

a. Cara pengambilan sampah yang digunakan.32

Page 33: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

b. Jenis perlengkapan/sarana yang digunakan.

c. Tenaga pengambilan sampah.

2. Faktor-faktor dalam perencanaan pengumpulan perlu

dipertimbangkan :

a. Kepadatan penduduk di daerah pengumpul.

b. Topografi daerah.

c. Curah hujan, arah angin, suhu dan faktor iklim

lainnya.

d. Karakteristik sampah disetiap daerah.

e. Pengaturan tentang tata guna di daerah

pengumpulan.

3. Tempat pengumpulan sampah sementara, dapat berupa :

a. Bak dari beton/batu bata.

b. Kontainer (hidraulic container) untuk kemudian di-

angkut oleh truk pembawa.

c. Tempat atau lokasi untuk pemindahan sampah

dari gerobak langsung ke alat angkut yang lebih

besar. Bila tempat pengumpulan sampah semen-

tara tersebut berupa bak atau container, per-

syaratan yang harus dipenuhi adalah :

Konstruksi bak, terbuat dari bahan yang kedap

air, ada tutupnya dan selalu dalam keadaan

tertutup.

Volume bak mampu menampung sampah dari

pemakai yang dilayani untuk waktu 3 hari.

Tidak menimbulkan bau ke perumahan

tedekat.

Tidak ada sampah yang berserakan di bak/

container.

Sampah dibak/kontainer tidak lebih dari 3 hari

untuk kemudian diangkut ke TPA (Tempat

Pembuangan Akhir).

33

Page 34: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

Tidak terletak didaerah banjir.

Terdapat anjuran untuk membuang sampah

pada tempatnya.

Jarak dari rumah yang dilayani terdapat 10 me-

ter dan terjauh 500 meter.

Penempatannya terletak pada daerah yang

mudah terjangkau oleh kendaraan pengangkut

sampah.

4. Sistem pengumpulan dan pewadahan sampah.

Sistem pengumpulan sampah di Indonesia mengenai

beberapa pola antara lain adalah pola individual, yaitu

sampah dikumpulkan dari rumah ke rumah suatu tempat,

untuk kemudian diangkut oleh truk sampah.

(Widyatmoko,dkk,22)

5. Frekuensi Pengumpulan

Faktor yang berhubungan erat dengan frekuensi

pengumpulan adalah karakteristik sampah, iklim,

container, kewajiban penghuni/penghasil sampahdan

biaya. Jadi bila frekuansi pengumpulan sampah

dilakukan seminggu sekali dapat dicegah terjadinya lalat

dewasa di tempat pengumpulan sampah

sementara/container, dan harus dijamin larva tidak dapat

berpisah dari bak sampah ke tempat yang lain.

Dekomposisi terhadap sampah dapat terlihat pada hari

pertama. Oleh karena itu perlu diperhatikan segi-segi

estetik ini dalam frekuensi pengumpulan sampah. Di

tempat penyimpanan sementara kemudian dengan

kendaraan yang lebih besar diangkut ke tempat

pengolahan atau pembuangan akhir. (Sudarso, 1985, 39)

34

Page 35: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

3.5.3 Syarat VolumeSyarat volume menurut buku Pembuangan Sampah

Sekolah Pembantu Penilik Hygiene (SPPH) adalah volume

dapat menampung sampah yang dihasilkan oleh pemakai

dalam waktu tertentu (3hari).

3.5.4 Metode Penyimpanan Sampah Sementaraa. Sistem Campur (Combined)

Dimana dalam sistem ini semua jenis sampah

dimasukkan dan tercampur dalam satu tempat

penyimpanan sampah sementara.

b. Sistem Terpisah (Separate)

Dalam sistem ini disediakan 2 atau lebih penyimpanan

sampah.

3.5.5 Persyaratan TPS yang memenuhi syarat :A. Konstruksi bak/container sesuai dengan volume sampah

yang dihasilkan.

B. Volume bak/container sesuai dengan volume sampah

yang dihasilkan setiap harinya.

C.Tidak ada sampah berserakan di luar bak/container.

D.Sampah tidak lebih dari 3 hari di dalam bak/container.

E. Tidak terletak di daerah banjir .

F. Terletak pada lokasi yang mudah di jangkau oleh petugas

ataupun pengangkut sampah.

35

Page 36: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

3.6 Kebisingan

Kebisingan diartikan sebagai uara yang tidak dikehendaki. Suatu

penelitian tentang efek – efek kebisingan menunjukkan bahwa

kebisingan adalah suatu hal yang membahayakan bagi pendengaran.

Suara yang kita dengar adalah getaran dalam bentuk gelombang

yang berjalan melalui nedia udara sama halnya akan terbentuk

gelombang kalau kita melempar batu ke dalam kolam.

Suatu hal yang merupakan karakteristik seluruh gelombang suara

selalu memepunyai frekuensi. Frekuensi suara dapat diukur dalam

satuan getaran perdetik atau dalam satuan Hertz (Hz). Seseorang

yang kehilangan pendengarannya pada umumnya berkurang

kemampuan dengarnya. Tekanan suara atau intensitas suara dapat

diukur dalam satuan decibel dengan singkatan (dB).

Menurut peraturan Menteri Kesehatan No. 718 / MEN.Kes /Per /

XI /1987 berisi mengenai kebisingan yang berhubungan dengan

kesehatan :

1. Bahwa kebisingan dapat menimbulkan gangguan atau bahaya

dan memberikan dampak negatif terhadap kesehatan.

2. Bahwa perlu ada upaya pencegahan dan perlindungan

masyarakat terhadap gangguan atau dampak negatif

kebisingan.

3. Bahwa untuk melaksanakan hal – hal tersebut pada huruf a

dan b, perlu ditetapkan Peraturan Menteri Kesehatan.

Kebisingan dapat mengganggu pendengaran dan gangguan

kesehatan lainnya yang akan berakibat menurunnya produktifitas

kerja. Nilai Ambang Batas (NAB) kebisingan diatur oleh Menaker

Transmigrasi dan Koperasi dengan surat edaran No.

SE-01/MEN/1987.

36

Page 37: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

Penanggulangan terhadap bahaya-bahaya dan gangguan

yang disebabkan oleh kebisingan tempat kerja :

a. Kebisingan tempat kerja adalah semua bunyi/suara-suara

yang tidak dikehendaki yang bersumber pada alat-alat

produksi di tempat kerja.

dB (A) adalah decibel skala A

NAB untuk kebisingan tempat kerja adalah intensitas

tertinggi dan merupakan nilai rata-rata yang masih dapat di

terima tenaga kerja tanpa mengakibatkan kehilangan daya

dengar yang tetap untuk jangka waktu kerja terus-menerus

tidak lebih dari 8 jam sehari dan 40 jam seminggu.

b. Kebisingan di tempat kerja diusahakan lebih rendah dari

85’dB(A)

c. Jumlah dan jenis pengukuran serta penilaian kebisingan di

tempat kerja dilakukan oleh pegawai pengawas K3/ahli K3.

d. Pengukuran dan penilaian berkala ditentukan oleh sifat dan

besarnya bahaya yang ditimbulkan oleh kebisingan di tempat

kerja.

e. Hasil pengukuran dan penilaian kebisingan di tempat kerja

supaya dipasang di tempat kerja masing-masing dan atau

disimpan dengan baik dan sewaktu-waktu diperlihatkan

kepada pegawai pengawas K3.

f. Dalam hal intensitas kebisingan di tempat kerja melebihi NAB

pengusaha/pengurus hendaknya mengadakan tindakan-

tindakan secara teknis untuk menurunkan intensitas

kebisingan di bawah NAB.

g. Apabila tindakan-tindakan secara teknis tidak memungkinkan,

perlindungan tenaga kerja dengan alat pelindung diri yang

memenuhi persyaratan harus diadakan oleh perusahaan.

37

Page 38: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

3.6.1. Jenis Bising

Bising terus menerus ( continous / steady

noise ) bising yang relative stabil atau konstan

tidak terputus-putus .

Bising yang terputus-putus ( intermittent noise )

bising yang tidak berlangsung terus menerus

melaikan ada periodic relative berkurang.

Bising yang terhentak-hentak dan terputus-

putus (impulsive / impack type noise) bising

yang terputus-putus kurang dari 1 detik dan

menghentak dengan keras.

3.6.2. Hubungan Bising Dengan Kesehatan Manusia

Secara umum di bagi 2 macam :

Pengaruh auditorial berupa tuli akibat bising

(noise induced hearing loss / NIHL) dan

umumnya dalam lingkungan kerja dengan

tingkat kebisingan yang tinggi.

Pengaruh non auditorial dapat bermacam-

macam, misalnya gangguan komunikasi ,

gelisah, rasa tidak nyaman, gangguan tidur,

peningkatan tekanan darah.

3.6.3. Faktor Yang Berinteraksi Dengan Bising

Usia

Getaran

Penggunaan zat ototoksik (obat-obatan)

Merokok

38

Page 39: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

3.6.4. Gangguan kebisingan pada Manusia

Gangguan yang ditimbulkan akibat kebisingan

dapat dibedakan menjadi 2 golongan :

1. Gangguan pada indera pendengaran (Auditory

Effect)

Trauma akustik

Tuli sementara

Tuli tetap

2. Gangguan bukan pada indera pendengaran (Non

Auditory Effect) :

Gangguan komunikasi

Gangguan tidur

Gangguan pelaksanaan tugas

Perasaan tidak senang

Gangguan faal tubuh

39

Page 40: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

BAB V

MASALAH DAN PEMECAHANNYA

5.1 Identifikasi Masalah

Seperti telah diuraikan pada bab I dan II terdapat masalah –

masalah yang di temukan di lingkungan PJB UP Muara Karang

yaitu pengelolaan sampah yang terdapat di PJB UP Muara Karang

belum dilakukan secara maksimal, sehingga terjadi menimbukan

pada fase collection di TPS. Dengan menggunakan teknik

menejement Pola Kerja Terpadu, masalah utama di analisis

berdasarkan sebab akibat kemudian disusun secara berjenjang

sebagaimana tergambar dalam pohon masalah ( lihat gambar 1 ).

Dari analisis pohon masalah tersebut ditemukan beberapa masalah

pokok yang di identifikasi sebagai penyebab terjadinya masalah

utama, yaitu :

1. Pengawasan tenaga pengangkut sampah belum masimal

2. TPS yang tidak memenuhi syarat

3. Itensitas pengangkutan sampah yang belum

maksimal

Diantara factor – factor tersebut, yang merupakan masalah

pokok adalah TPS yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan

permasalahan ini disebabkan :

1. Tidak adanya saluran lindi

2. TPS tidak mempunyai penutup

Pada penyebab tersebut diatas, diperoleh salah satunya yang

paling mempengaruhi permasalahan yang terjadi dan harus segera

40

Page 41: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

dilakukan penanggulangan berdasarkan situasi serta kondisi yang

ada.

POHON MASALAH

41

Lingkungan yang kurang saniter

Pengelolaan sampah yang belum maksimal

Pengawasan tenaga pengangkut

sampah belum masimal

TPS yang belum memenuhi syarat

Tidak ada

saluran lindi

Intensitas pengangkutan

sampah yang belum maksimal

Tidak ada penutup

Page 42: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

5.2Analisa SasaranDari masalah – masalah yang telah di analisa, maka kami

merumuskan sasaran yang akan dicapai dengan menggunakan

analisa pohon sasaran yaitu “ TPS Yang Tidak Mmnuhi Syarat “

sehingga sampah banyak yang tidak tertampung dan menyebabkan

sampah berserakan dibawah container sampah.

1. Tidak adanya saluran lindi.

2. TPS tidak mempunyai penutup

Diantara ketiga sasaran tersebut diatas yang dirasakan

harus ditanggulangi adaolah TPS yang tidak memenuhi syarat

karena hal tersebut merupakan dasar bagi pelakanaan sasaran

berikutnya, sasaran tersebut dapat dilihat dalam pohon sasaran

berikut :

42

Page 43: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

POHON SASARAN

43

Lingkungan yang saniter

Pengelolaan sampah yang maksimal

Pengawasan tenaga pengangkut

sampah yang baik

TPS yang memenuhi syarat

Mempunyai saluran lindi

Intensitas pengangkutan sampah yang

baik

TPS mempunyai penutup

Page 44: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

5.3Alternatif KegiatanDalam menentukan alternative kegiatan dan langkah –

langkah untuk mengatasi permasalahan, perlu dipertimbangkan

dan diperhatikan situai dan kondisi unit kerja yang akan

melaksanakan kegiatan, serta factor – factor yang mempengaruhi

terhadapkegiatan yang akan dilaksanakan. Faktor – factor tersebuit

antara lain kegiatan tersebut harus mendapatkan dukungan dari

pemerintah setempat, kegiatan tersebut merupakan kebutuhan

yang harus segera dilaksanakan dan tersedianya sarana dan

prasarana.

Berdasarkan hal tersebut dapat diterapkan alternative kegiatan

untuk mengatasi kegiatan yang ingin dicapai yaitu :

1. Konstruksi TPS yang memenuhi persyaratan.

44

Page 45: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

POHON ALTERNATIF

45

Lingkungan yang saniter

Pengelolaan sampah yang maksimal

TPS yang memenuhi syarat

Konstruksi TPS yang memenuhi

syarat

Page 46: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

BAB VI

PENUTUP

Kesimpulan1. Tingkat kebisingan pada area produksi dan ruang turbin yang

(NAB) melebihi Nilai Ambang Batas

2. Penggunaan APD yang efektif bagi karyawan saat berada atau

bekerja di Area Produksi.

3. Pengelolaan sampah yang belum maksimal, dikarenakan TPS yang

belum memenuhi syarat (tidak mempunyai penutup dan saluran

lindi). Sehingga sampah yang berasal dari laut airnya menggenang

disekitar TPS dan hal tersebut membuat lingkungan sekitar TPS

menjadi becek dan berbau yang tidak sedap.

46

Page 47: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

Saran1. Adanya monitoring kebisingan dari setiap hasil produksi maksimal

dan minimal target produksi / bulan dan dilakukan secara berkala,

guna mengetahui penaikan tingkat kebisingan akibat perubahan –

perubahan mesin kegiatan ataupun yang berkaitan dengan proses

produksi

2. Adanya pemeriksaan medical check – up dan pemeriksaan audio-

metric pada jenis kegiatan yang masuk zona kebisingan guna

mendeteksi secara dini adanya kelainan – kelainan dan memantau

apakah upaya pengendalian yang dilakukan berjalan secara efektif

atau tidak

3. Mengelola pembuangan sampah dan prasarana yang masih kurang

memenuhi syarat TPS yang baik

4. Melakukan fase pemisahan sampah antara sampah basah yang

berasal dari laut dan sampah kering yang berasal dari kantor agar

sampah kering tersebut dapat didaur ulang.

47

Page 48: sarmanpsagala.files.wordpress.com · Web viewPJB UP Muara Karang. Untuk pengolahan limbah cair dibagi atas dua macam yaitu limbah cair yang berasal dari unit pembakaran dilakukan

48