visi dan misi beberapa bpmp di indonesia
DESCRIPTION
Visi dan Misi Beberapa Badan Penanaman Modal dan Perizinan Seluruh IndonesiaTRANSCRIPT
VISI DAN MISI BEBERAPA BPMP DI INDONESIA
JAWA TENGAH
A. LATAR BELAKANG Kegiatan investasi pada dasarnya erat kaitannya dengan aspek kebijakan ekonomi makro, aspek sosial dan politik serta aspek bisnis. Di samping itu, kegiatan dan pengaruhnya dapat meliputi skala lokal, daerah, regional dan internasional.
Keterbatasan kemampuan dana Pemerintah untuk membiayai kegiatan pemerintahan dan pembangunan , maka kegiatan investasi sangat diperlukan kehadiran baik dari para pemodal domestik maupun asing untuk membuka usaha baru atau memperluas usaha yang telah dilakukan. Hal ini diperlukan bukan sekedar mendorong kegiatan ekonomi di sektor hulu maupun hilir, tetapi diharapkan terutama untuk peluasan maupun penciptaan lapangan kerja guna mengatasi pengangguran.
Kegiatan investasi merupakan suatu tahapan awal proses pembangunan yang strategis namun krusial. Strategis, karena harus mengelola sumberdaya pembangunan untuk membangun aset – aset produksi agar menghasilkan barang dan jasa untuk keperluan domestik maupun ekspor. Krusial, karena memerlukan daya visioner yang jauh ke depan untuk memprediksi permintaan pasar, sehingga apabila tidak tepat sasaran akan terjadi pemborosan sumberdaya nasional.
Sehubungan dengan itu diperlukan koordinasi, sinkronisasi dan sinergisitas peran dan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat lainnya dalam mengelola kegiatan investasi untuk membangun Jawa Tengah.
B. VISI DAN MISI I. VISI
Membangun ekonomi wilayah Provinsi Jawa Tengah menuju kemandirian daerah melalui kegiatan investasi.
II. MISI
Memacu perubahan ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil melalui kegiatan penanaman modal dengan cara :
1. Melakukan pengkajian potensi, peluang usaha dan pengembangan Penanaman Modal.
2. Melaksanakan promosi aktif dan penyediaan pelayanan bagi dunia usaha baik di dalam maupun di luar negeri.
3. Membangun kerjasama nasional maupun internasional bidang penanaman modal.
4. Mendorong dan fasilitasi Kabupaten / Kota untuk melaksanakan penyederhanaan perijinan, penyediaan sarana dan prasarana penunjang industri dan promosi aktif.
C. TUJUAN, ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN I. TUJUAN
1. Mengembangkan dunia usaha yang menghasilkan barang dan jasa guna
meningkatkan pemenuhan kebutuhan pasar domestik maupun ekspor dengan memperhatikan dimensi lingkungan.
2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembukaan kesempatan kerja maupun peningkatan pendapatan perkapita.
3. Meningkatkan devisa dan pendapatan daerah dan terpenuhinya sasaran kebutuhan investasi.
II. ARAH STRATEGI KEBIJAKAN1. Upaya menciptakan iklim investasi yang kondusif serta meningkat-kan infrastruktur
yang memadai. 2. Meningkatkan promosi mengenai potensi dan peluang penanaman modal secara
selektif dan terpadu. 3. Melakukan fasilitasi kerja sama antar Kab / Kota, Provinsi dan lembaga /
instalasi negara lain. 4. Menfasilitasi penyusunan peraturan di Provinsi maupun Kab / Kota. 5. Menfasilitasi penyelesaian permasalahan investasi melalui pemantauan dan
pelaporan serta peningkatan perusahaan yang berwawasan lingkungan.
III. SASARAN1. Terpenuhinya produksi barang dan jasa untuk kebutuhan pasar domestik dan
ekspor. 2. Terciptanya kesempatan kerja dan kesempatan berusaha yang makin luas. 3. Terwujudnya penyederhanaan pelayanan perijinan investasi. 4. Terpenuhinya kebutuhan investasi daerah.
TANGERANG KOTA
VISI : "Memberikan Pelayanan Perijinan Terbaik"MISI :1. Mewujudkan Sistem Pelayanan Perijinan Yang Efektif, Efisien dan Transparan2. Memberikan Kemudahan Dalam Pelayanan Perijinan
DKI JAKARTA
Visi BPMP Provinsi DKI JakartaPembentukan suatu organisasi tentunya memiliki cita-cita tertentu, tidak terkecuali keberadaan Badan Penanaman Modal Dan Promosi (BPMP) Provinsi DKI Jakarta. Representasi cita-cita yang berorientasi jauh ke depan ini tertuang dalam visi Renstra Badan Penanaman Modal Dan Promosi (BPMP) Provinsi DKI Jakarta Tahun 2010-2014 yaitu:“Investasi untuk mendukung perekonomian Daerah menunjang perekonomian nasional yang berkualitas”
Misi BPMP Provinsi DKI JakartaMisi Badan Penanaman Modal Dan Promosi (BPMP) Provinsi DKI Jakarta dijabarkan menjadi 3 (tiga) elemen berikut:
1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan fasilitas penanaman modal2. Menjaga harmonisasi dan Koordinasi di bidang penanaman modal3. Meningkatan Kontribusi PAD dari BUMD dalam mendukung APBD DKI Jakarta
Misi BPMP Provinsi DKI Jakarta :
1. Peningkatan kualitas perencanaan penanaman modal sebagai bagian integral dari rencana pembangunan ekonomi yang berkualitas
2. Peningkatan kualitas dan integritas promosi penanaman modal yang menawarkan daya saing
3. Peningkatan posisi Jakarta dalam kerjasama penanaman modal Government to Government (G to G), Government to Business (G to B), dan fasilitasi Business to Business (B to B)
4. Peningkatan pelayanan dan fasilitas penanaman modal5. Peningkatan iklim yang kondusif bagi penanaman modal6. Peningkatan pengendalian kegiatan penanaman modal7. Peningkatan dukungan manajemen, sarana dan prasarana8. Peningkatan Pembinaan Pengembangan BUMD menuju BUMD yang Sehat.
BALI PROVINSI
Visi : Terwujudnya Peningkatan Investasi berdasarkan Tri Hita Karana, menuju Bali yang Maju,
Aman, Damai dan SejahteraMisi :
Mewujudkan Penanaman Modal yang berkualitas Mewujudkan Pelayanan Publik yang Cermat, Efektif, Efisien, Transparan dan Akuntabel Mewujudkan Minat dan Peluang Penanaman Modal antar Wilayah dan antar Sektor Mengoptimalkan Tugas Pokok dan Fungsi Organisas
PEKANBARU
VISIDalam Renstra Tahun 2009-2011 telah dikemukakan visi Badan Penanaman Modal dan Promosi Kota Pekanbaru yaitu :“MENJADI LEMBAGA YANG PROFESIONAL DALAM MEWUJUDKAN PEKANBARU SEBAGAI KOTA TUJUAN INVESTASI YANG KONDUSIF DI INDONESIA ”
MISIUntuk mewujudkan Visi tersebut, maka diupayakan perwujudannya melalui misi sebagai berikut :
1. MENINGKATKAN PROFESIONALISME LEMBAGA PENANAMAN MODAL DAN PROMOSI.2. MENDORONG TERCIPTANYA IKLIM PENANAMAN MODAL YANG LEBIH KONDUSIF. 3. MENINGKATKAN KUALITAS PROMOSI PENANAMAN MODAL DAERAH. 4. MENGEFEKTIFKAN PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH. 5. MEWUJUDKAN PENGELOLAAN DATA DAN SISTEM INFORMASI PENANAMAN MODAL
YANG TERPADU. Sementara itu berdasarkan Peraturan DAerah Kota Pekanbaru Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah di Lingkungan Pemerinah Kota Pekanbaru dapat dijelaskan Fungsi Badan Penanaman Modal dan Promosi Kota Pekanbaru adalah sebagai berikut :
1. MERUMUSKAN DAN MENGKOORDINASIKAN KEBIJAKAN BIDANG PENANAMAN MODAL DAN PROMOSI.
2. MENGKOORDINASIKAN, MEMADUKAN, MENYELARASKAN, DAN MEYERASIKAN PERENCANAAN PROMOSI.
3. MENYIAPKAN PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAERAH DIBIDANG PENANAMAN MODAL DAN PROMOSI.
4. MENYIAPKAN KEBIJAKAN TEKNIS PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL DAN PROMOSI.
5. MENYUSUN RENCANA KERJA DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DIBIDANG PENANAMAN MODAL DAN PROMOSI.
6. MELAKUKAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI TERHADAP PELAKSANAAN PEKERJAAN 7. MEMBUAT LAPORAN SESUAI DENGAN PROSEDUR YANG DITETAPKAN. 8. MENYELESAIKAN MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN LINGKUP TUGASNYA. 9. MEMBERIKAN PELAYANAN UMUM DAN PELAYANAN TEKNIS DI BIDANG PENANAMAN
MODAL DAN PROMOSI SESUAI DENGAN SIFAT DAN KEPERLUANNYA. 10. MELAKSANAKAN PELATIHAN DI BIDANG PENANAMAN MODAL DAN PROMOSI. 11. MELAKSAKAN TUGAS-TUGAS LAIN YANG DIBERIKAN OLEH PIMPINAN SESUAI DENGAN
TUGAS DAN FUNGSINYA.
SRAGEN
Dituangkannya pelayanan prima dalam visi dan misi nasional bangsa Indonesia, menunjukkan bahwa tuntutan masyarakat terhadap pelayanan prima aparatur pemerintah merupakan keharusan dan tidak dapat diabaikan lagi, karena hal ini merupakan bagian tugas dan fungsi dalam menjalankan roda pemerintahan.
Pelayanan prima kepada masyarakat tersebut tertuang dalam beberapa aturan, diantaranya : 1. Keputusan Menpan Nomor 81 Tahun 1993 tentang Pedoman Tata laksana Pelayanan
Umum.2. INPRES Nomor 1 Tahun 1995 tentang Kualitas Pelayanan Aparatur Pemerintah Kepada
Masyarakat.3. Undang–Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil. Pada pasal 12 disebutkan
upaya mewujudkan sistem pelayanan satu atap secara bertahap. 4. Surat Edaran Menko Wasbangpan Nomor 56/MK.WASPAN/6/1998, tentang langkah-
langkah perbaikan mutu pelayanan masyarakat dengan menerapkan pola pelayanan terpadu (satu atap dan satu pintu) bagi unit-unit kerja kantor pelayanan yang terkait dalam proses atau menghasilkan suatu produk pelayanan.
5. Surat Menko Wasbangpan No.145/MK/Waspan/3/1999 tentang Peningkatan Kualitas Pelayanan.
6. KEPMENPAN No.KEP/24/M.PAN/2004 Tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah.
7. KEPMENPAN No.KEP/26/M.PAN/2004 Tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Sesuai Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ditegaskan, bahwa tujuan pemberian otonomi adalah berupaya memberikan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang semakin baik kepada masyarakat, pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan. Jadi kualitas layanan aparatur pemerintah kepada masyarakat merupakan indikator keberhasilan otonomi daerah. Berdasarkan latar belakang tersebut, Pemerintah Kabupaten Sragen membentuk Unit Pelayanan Terpadu (UPT) dengan Keputusan Bupati Nomor 17 Tahun 2002 tanggal 24 Mei 2002 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Terpadu Kabupaten Sragen. Operasional secara resmi dilaksanakan 1 Oktober 2002. Kebijakan ini didukung sepenuhnya oleh legislatif melalui surat Ketua DPRD Sragen Nomor 170/288/15/2002 tangggal 27 September 2002 perihal Persetujuan Operasional UPT Kabupaten Sragen. Keputusan Bupati tersebut dikuatkan dengan (Perda) Kabupaten Sragen Nomor 15 Tahun 2003 tentang Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Sragen tanggal 23 Oktober 2003 dalam bentuk Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) Kabupaten Sragen. Tanggal 20 Juli 2006 status KPT ditingkatkan menjadi Badan Pelayanan Terpadu (BPTPM) dengan terbitnya Perda Nomor 4 Tahun 2006 tentang perubahan atas Perda Kab. Sragen No.15 Tahun 2003 tentang Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Sragen. Tanggal 15 Desember 2008 ditetapkan Perda Nomor 15 Tahun 2008 tentang organisasi dan tata
kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Sragen, yang didalamnya dijelaskan tentang pembentukan Badan Perizinan Terpadu (BPTPM) Kabupaten Sragen. Nomenklatur tetap disingkat BPTPM, tetapi ada perubahan dari Pelayanan menjadi Perizinan. Guna efisiensi dan efektifitas, Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2008 disesuaikan lagi. Dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2011, nomenklatur BPTPM berubah menjadi Badan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPMPM) Kabupaten Sragen.Keberadaan BPTPMPM untuk memberikan kemudahan pelayanan dibidang perizinan dengan prinsip dapat dipercaya, mudah, murah, cepat dan transparan melalui satu pintu (one stop service). Artinya, segala urusan yang berkaitan dengan izin–izin yang semula tersebar dibeberapa unit kerja dapat diselesaikan di BPTPMPM yang memberikan informasi kepada masyarakat secara jelas tentang target waktu yang pasti, prosedur yang jelas dan biaya yang transparan.
Maksud didirikannya BPTPM Kabupaten Sragen adalah untuk menyelenggarakan pelayanan perizinan dan non perizinan yang prima dan satu pintu. Hal tersebut diharapkan dapat mendorong terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi penanaman modal dan investasi dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat Kabupaten Sragen. Adapun prinsip dari pelayanan prima adalah sebagaimana yang tertuang dalam Keputusan Menpan Nomor 81 Tahun 1993, antara lain: sederhana, jelas, aman, transparan, effisien, ekonomis, adil dan tepat waktu.
Sedangkan tujuan dari pendirian BPTPM antara lain: 1. Mewujudkan pelayanan prima2. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja aparatur Pemerintah Kabupaten Sragen,
khususnya yang terlibat langsung dengan pelayanan masyarakat.3. Mendorong kelancaran pemberdayaan ekonomi masyarakat, yang pada gilirannya
masyarakat dapat terdorong untuk ikut berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan pembangunan.
VISI“Unggul dalam Pelayanan”MISIMewujudkan Pelayanan Profesional dan Kepuasan Pelanggan, dengan langkah :- Meningkatkan kualitas pelayanan perizinan dan non perizinan- Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan melalui perizinan dan non perizinan.- Meningkatkan citra aparatur pemerintah dengan memberikan perizinan yang mudah, cepat, aman, transparan, nyaman, ramah dan pasti.- Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme sumber daya manusia (SDM) dibidang perizinan dan non perizinan.
BANDUNG BARAT
GAMBARAN UMUM BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADUPembentukan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan TerpaduBadan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Peraturah Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah, Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu, berkedudukan sebagai unsur pendukung tugas Bupati dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah berupa Pertanggungjawaban administratif meliputi penyusunan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas lembaga teknis daerah.
Latar Belakang
Penyelenggaraan Pemerintahan di daerah diatur dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang telah diubah untuk kedua kalinya melalui Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Berdasarkan Undang-Undang tersebut, tugas utama pemerintah daerah adalah melindungi, melayani, memberdayakan dan mensejahterakan masyarakat.Pemerintah (birokrasi) berperan sebagai fasilitator dan regulator yang menjalankan fungsi pelayanan langsung kepada masyarakat (public services), melaksanakan manajemen pembangunan dan pelaksanaan pemerintahan umum, diantaranya menciptakan dan memelihara ketentraman serta ketertiban. Beberapa unsur penting dalam pelayanan public, meliputi organisasi pemberi pelayanan (Pemerintah Daerah), masyarakat atau organisasi penerima layanan serta tingkat kepuasan yang diberikan atau diterima oleh penerima layanan.Pemerintah daerah harus dapat memberi pelayanan publik secara prima yang sesuai dengan keinginan/aspirasi dan kebutuhan masyarakat, berdasarkan tatanan pemerintahan yang baik (good governance). Prinsip good governance mengandung 3 (tiga) pilar utama, yaitu: Akuntabilitas, Transparansi, Demokrasi dan Partisipasi”. Akuntabilitas artinya penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan harus dapat dipertanggung jawabkan. Transparansi artinya penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan harus memiliki mekanisme yang jelas dan diinformasikan kepada semua pihak/pemangku kepentingan (multi stakeholders). Demokrasi dan partisipasi artinya fungsi pemerintahan diselenggarakan tanpa mengabaikan kepentingan bersama dengan mengikutsertakan masyarakat dan pihak swasta/dunia usaha sebagai bagian dari pilar utama kekuatan negara.Salah satu bidang pelayanan yang sering menjadi sorotan masyarakat adalah pelayanan di bidang administrasi pemerintahan, khususnya administrasi perizinan dan non perizinan. Bidang ini memiliki arti penting dalam kegiatan perekonomian dan berdampak pada bidang-bidang pelayanan lainnya. Kondisi pelayanan perizinan dan non perizinan yang kurang baik akan berdampak pada terganggunya iklim investasi/ penyelenggaraan penanaman modal dan aktivitas kegiatan usaha perekonomian masyarakat.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, pada pasal 151 ayat (1) menyatakan bahwa: ”Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menyusun Rencana Strategis yang selanjutnya disebut Renstra SKPD, yang memuat: visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya, berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan bersifat indikatif”
Rencana Strategis Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Bandung Barat Tahun 2011–2016 merupakan dokumen perencanaan yang menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang memuat secara terinci perencanaan program dan kegiatan tahunan sesuai dengan penganggaran yang tertuang dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA). Rencana strategis ini menggambarkan visi, misi, tujuan, sasaran dan cara pencapaian tujuan sasaran, meliputi: kebijakan, program dan kegiatan prioritas dan realistis dengan memperhatikan sumber daya yang ada serta mengantisipasi perkembangan masa mendatang. Rencana strategis menentukan arah yang ingin dicapai organisasi untuk masa yang akan datang dan menjadi dasar pengukuran kinerja atas pelayanan yang diberikan pada masyarakat di bidang penyelenggaraan penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu di Kabupaten Bandung Barat, yang dievaluasi dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) setiap akhir tahun.
B. Dasar Hukum Penyusunan Rencana Strategis
Rencana strategis Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Bandung Barat ini disusun berdasarkan:1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126);
6. Undang–Undang Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Bandung Barat di Provinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4688);7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007, tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009, tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578)11. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006, tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82);13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 4741);14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);15. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2009, tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal;16. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;17. Intruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2006, tentang Paket Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi;18. Intruksi Presiden nomor 6 Tahun 2007, tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;19. Intruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010, tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 201020. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
22. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 11 Tahun 2009, tentang Tata Cara Pelaksanaan, Pembinaan, dan Pelaporan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal;23. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009, tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal;24. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 13 Tahun 2009, tentang Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 7 Tahun 2010;25. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 14 Tahun 2009, tentang Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik.26. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 7 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Kabupaten Bandung Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2008 Nomor 7);27. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2008 Nomor 10) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 4 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2011 Nomor 4);28. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 1 Tahun 2009 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2009 Nomor 1);29. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 3 Tahun 2009, tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2007-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2009 Nomor 3);30. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2009 Nomor 4);
Maksud dan TujuanMaksud dari Penyusunan Rencana Strategis Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Bandung Barat Tahun 2011-2016, adalah untuk:1. Menunjang perwujudan 3 (tiga) agenda Kabupaten Bandung Barat yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah sebagai Daerah Agro Bisnis, Agro Industri dan Agro Wisata Ramah Lingkungan untuk mewujudkan Bandung Barat Cermat;2. Memberikan arah dan gambaran yang jelas bagi seluruh jajaran pejabat dan staf di lingkungan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu dalam melaksanakan tugas dan pelayanan kepada masyarakat;3. Mewujudkan sinkronisasi pembangunan di daerah khususnya antara target kinerja dalam RPJMD dengan Renstra Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu;4. Mewujudkan keadaan yang diinginkan dalam kurun waktu lima tahun mendatang dalam rangka kelanjutan pembangunan jangka panjang sehingga secara bertahap dapat mewujudkan cita-cita masyarakat Kabupaten Bandung Barat.
Tujuan penyusunan Rencana Strategis Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Bandung Barat Tahun 2011-2016, adalah:1. Sebagai dokumen perencanaan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu jangka waktu menengah (5 tahun) yang akan dipakai sebagai dasar penyusunan program dan kegiatan jangka pendek (1 tahun) sampai dengan tahun 2016 sesuai dengan Tugas, Pokok dan Fungsi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu.2. Agar visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang telah ditetapkan dapat tercapai sesuai dengan harapan.Rencana strategis Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu mempunyai fungsi yang sangat penting dalam memberikan arahan dan petunjuk untuk melaksanakan pembangunan dan memiliki fungsi, yaitu:
1. Sinergitas dalam penyelenggaraan administrasi pemerintahan.2. Sebagai tolok ukur keberhasilan.3. Sebagai alat untuk meningkatkan daya saing.
Hubungan Dengan Dokumen Perencanaan lainKebijakan operasional di Kabupaten Bandung Barat tidak terlepas dari Visi Kabupaten Bandung Barat “CERMAT”, Bersama Membangun Masyarakat yang Cerdas, Rasional, Maju, Agamis, dan Sehat Berbasis Pada Pangembangan Kawasan Agroindustri dan Wisata Ramah Lingkungan” sebagaimana yang dirumuskan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung Barat yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2009.Adapun penjabaran dari Visi tersebut, telah dirumuskan 6 (enam) Misi , yaitu:1. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang amanah, profesional, efektif, efisien dan ekonomis yang berbasis pada sistem penganggaran yang pro-publik.2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berakhlak, cerdas, sehat dan berdaya saing.3. Memberdayakan perekonomian daerah berbasis ekonomi kerakyatan yang berorientasi pada pengembangan sektor agribisnis dan agro wisata dalam upaya pengentasan kemiskinan.4. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan.5. Meningkatkan kualitas derajat kehidupan masyarakat yang berkeadilan.6. Modernisasi desa melalui peningkatan kapasitas pemerintahan desa dan pemberdayaan masyarakat desaPenyusunan Rencana strategis Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Bandung Barat berpedoman pada RPJMD Kabupaten Bandung Barat dengan mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal yang mempengaruhi terhadap kebjakan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Bandung Barat.
Dalam RPJMD Kabupaten Bandung Barat, berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu terkait dengan misi RPJM Daerah (2008-2013) sebagai berikut:Misi Kesatu : Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang amanah, profesional, efektif, efisien dan ekonomis yang berbasis pada sistem penganggaran yang pro-publik.
Misi Kedua : Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berakhlak, cerdas, sehat dan berdaya saing.Misi Ketiga : Memberdayakan perekonomian daerah berbasis ekonomi kerakyatan yang berorientasi pada pengembangan sektor agribisnis dan agro wisata dalam upaya pengentasan kemiskinan.Misi Keempat : Mewujudkan pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan
GRESIK
Visi:Terwujudnya Kabupaten Gresik sebagai daerah tujuan utama investasi pada tahun 2015. Misi:
1. Mewujudkan peningkatan pelaksanaan kegiatan Badan penanaman Modal & Perizinan yang berkualitas;
2. Mewujudkan pengelolaan sistem informasi dan pengembangan kawasan dalam rangka memberikan pelayanan pada masyarakat dan dunia usaha sebagai upaya peningkatan investasi;
3. Mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan profesional di bidang penanaman modal dan perizinan;
4. Mewujudkan peningkatan pengendalian pelaksanaan penanaman modal;5. Mewujudkan iklim yang lebih kondusif untuk investasi dengan meningkatkan kerjasama
dan kemitraan.
Tugas:Membantu Bupati dalam melaksanaan sebagian tugas pelayanan, fasilitasi dan pembinaan di bidang Penanaman Modal dan Perizinan
Fungsi:1. Penyusunan rencana program dan kegiatan di bidang Penanaman Modal dan Perizinan;2. Perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan Penanaman Modal dan Perizinan;3. Penyusunan dan penetapan kebijakan pengembangan penanaman modal daerah sesuai
dengan program pembangunan daerah, berkoordinasi dengan pemerintah provinsi;4. Pelaksanaan pelayanan perizinan terkait dengan penanaman modal, meliputi Surat
Persetujuan Penanaman Modal dan/atau persetujuan prinsip, Izin Peruntukan Penggunaan Tanah, Izin Mendirikan Bangunan, Izin Gangguan, dan Izin Usaha Tetap;
5. Pelaksanaan pelayanan Izin-izin lain yang telah dilimpahkan kewenangannya berdasarkan Peraturan Bupati;
6. Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi pelayanan penanaman modal dan perijinan;7. Pelaksanaan pengelolaan sistem informasi penanaman modal dan perizinan serta
pengembangan kawasan;8. Pelaksanaan pengendalian usaha dan penanaman modal;9. Pelaksanaan pengembangan iklim investasi daerah;
10. Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi terhadap kerjasama investasi dan pengembangan komunitas dan kemitraan;
11. Pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi permasalahan penanaman modal dan perizinan;12. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelayanan penanaman modal dan
perizinan;13. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang
tugasnya.
INDRAGIRI HULU
VISI BPMD DAN PPT : "NYAMAN DAN AMAN DALAM BERINVESTASI DAN PENGURUSAN IZIN"
MISI : 1. MENDORONG TERWUJUDNYA IKLIM PENANAMAN MODAL YANG LEBIH KONDUSIF DAN
MENINGKATKAN PELUANG BERINVESTASI2. MEWUJUDKAN PELAYANAN PRIMA3. MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PROMOSI DAN KERJASAMA PENANAMAN MODAL4. MENINGKATKAN PROFESIONALISME DAN KUALITAS PELAYANAN PERIZINAN
SLOGAN: "SENYUM, SALAM, SAPA, SANTUN"
KENDAL
DASAR HUKUM :1. PERDA KABUPATEN KENDAL NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN,
SUSUNAN DAN TUGAS POKOK LEMBAGA TEKNIS DAERAH DAN UNIT PELAYANAN TERPADU KABUPATEN KENDAL SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN PERDA KABUPATEN KENDAL NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERDA KABUPATEN KENDAL NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN DAN TUGAS POKOK LEMBAGA TEKNIS DAERAH DAN UNIT PELAYANAN TERPADU KABUPATEN KENDAL;
2. PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 31 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DAN TATA KERJA PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN KENDAL
3. PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 40 TAHUN 2010 TENTANG PELIMPAHAN KEWENANGAN BUPATI KENDAL DI BIDANG PERIZINAN KEPADA KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN KENDAL
TUGAS POKOK DAN FUNGSI:1. TUGAS POKOK :
Mengoordinasikan dan melaksanakan kebijakan Daerah di bidang pelayanan penanaman modal dan perizinan terpadu.
FUNGSI :1. perumusan kebijakan teknis di bidang penanaman modal dan perizinan terpadu di
Daerah;2. pengoordinasian penyelenggaraan pelayanan penanaman modal dan perizinan terpadu
di Daerah;3. pembinaan dan pengendalian pelayanan penanaman modal dan perizinan terpadu di
Daerah; dan4. pengelolaan keskretariatan Badan
VISI Visi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu adalah : ”Terwujudnya layanan prima penanaman modal dan perizinan menuju Kendal yang berdaya saing investasi”
MISISejalan dengan visi di atas, maka misi yang diemban oleh Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu adalah :
1. Merencanakan dan merumuskan kebijakan teknis dalam rangka peningkatan fungsi institusi penanaman modal dan perizinan, penggalian potensi sumberdaya investasi, promosi dan kerjasama serta pengkajian dan pengembangan investasi.
2. Memberikan layanan, mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan investasi dan perizinan bagi semua stakeholder baik dari dalam maupun luar negeri.
3. Menyediakan data dan informasi yang cepat, lengkap dan akurat tentang potensi, peluang serta layanan investasi dan perizinan.
4. Melaksanakan pengendalian, pengawasan, pelaporan, monitorting dan evaluasi terhadap segala hal guna perbaikan dan perkembangan investasi dan perizinan di daerah.
1. TUJUANMencermati visi dan misi BPMPT Kabupaten Kendal tersebut, maka tujuan yang hendak dicapai yaitu :1. Mewujudkan layanan prima penanaman modal dan perizinan.2. Mewujudkan Kabupaten Kendal sebagai daerah tujuan investasi yang menarik bagi
upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat (Kendal yang berdaya saing investasi).
PALEMBANG
Visi dan MisiVisi : Unggul Dalam Pelayanan Investasi Menuju Kota Internasional
Misi : Membentuk Sistem Informasi Manajeman Pelayanan Untuk Meningkatkan Investasi
PROVINSI KALTIM
Visi BPPMD Kaltim
Visi merupakan cara pandang jauh kedepan tentang kemana Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPID) akan diarahkan dan apa yang akan dicapai dalam Rencana Kinerja Tahunan selama kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang, Adapun Visi Badan Promosi dan Investasi Daerah (BPPMD) Kalimantan Timur adalah :
"Investasi PMA/PMDN Sebagai Penunjang UtamaPerekonomian Daerah Menuju Masyarakat Kalimantan Timur Sejahtera".
Visi tersebut diatas merupakan penyesuaian dari visi sebelumnya yaitu "Investasi PMA/PMDN Sebagai Sektor Utama Dalam Menunjang Perekonomian Daerah Kalimantan Timur". Hal ini dilakukan sebagai hasil evaluasi dalam lima tahun terakhit, bahwa investasi PMA/PMDN bukan lagi sebagai penunjang tetapi mampu memainkan peran utama dalam akslerasi perekonomian daerah.
Visi tersebut ditetapkan berdasarkan beberapa kata kunci, dengan penjelasan sebagai berikut :
Investasi PMA/PMDN adalah investasi sektor swasta yang berfasilitas dan tunduk pada UU No. 1 tahun 1967 jo UU No. 11 tahun 1970 tentang PMA, dan UU No. 6 tahun 1968 jo. UU No. 12 tahun 1970 tentang PMDN.
Penunjang Utama mempunyai arti bahwa peranan investasi yang bersumber dari PMDN/PMA memiliki kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah menuju pada kondisi yang lebih baik dari sebelumnya. Pernyataan tersebut juga berfungsi mendorong motivasi dan kinerja seluruh jajaran organisasi BPID dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya menarik minat investasi maupun melayani investor guna menanamkan modalnya di Kalimantan Timur sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Perekonomian Daerah adalah suatu kondisi kehidupan ekonomi daerah yang memiliki kemampuan dalam membiayai pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan yang dicirikan dengan semakin meningkatnya PDRB/APBD.
Masyarakat Kalimantan Timur Sejahtera adalah suatu tatanan kehidupan masyarakat yang diliputi rasa keselamatan, kesusilaan, kecakupan, dan ketentraman lahir dan batin yang memungkinkan setiap anggota masyarakat Kalimantan Timur dapat memenuhi kebutuhan yang layak bagi kemanusiaan.
Dalam upaya mewujudkan cita dan citra sebagaimana tertuang dalam visi perlu diterjemahkan dalam misi yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari visi organisasi.
Misi merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan agar tujuan organisasi dapat terwujud dan berhasil dengan baik sesuai dengan visi yang telah ditetapkan.
Dengan adanya misi diharapkan seluruh pegawai dan pihak lain (stakeholder) yang berkepentingan dapat mengenal instansi Badan Promosi dan Investasi Daerah (BPID) dan mengetahui peran dan program-programnya serta hasil yang akan diperoleh dimasa yang akan datang.
Proses perumusan misi organisasi harus memperhatikan masukan dari pihak yang berkepntingan (stakeholder) dan memberikan peluang untuk perubahan sesuai dengan tuntutan lingkungan strategik yang selalu berubah secara dinamis dari waktu ke waktu.
Misi BPPMD Kaltim
Berdasarkan visi yang telah ditetapkan dan dengan memperhatikan evaluasi pelaksanan tugas selama ini maupun masukan dari para stakeholder, maka yang ditetapkan sebagai Misi Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Propinsi Kalimantan Timur adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan Pengkajian dan pengembangan Informasi Potensi daerah sebagai bahan utama dalam Promosi Investasi.
2. Menciptakan, menjalin dan meningkatkan kerjasama di bidang investasi.
3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas promosi potensi sumberdaya daerah di dalam dan luar negri guna menarik minat investasi.
4. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan perizinan dan realisasi investasi PMA/PMDN.
5. Meningkatkan pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan investasi.
6. Mendorong terwujudnya iklim investasi yang kondusif.
7. Meningkatkan penyediaan dan pemanfaatan teknologi informasi secara terpadu untuk efisiensi dan efektifitas promosi dan pelayanan investasi.
8. Meningkatkan Sumber Daya Aparatur Badan Promosi Dan Investasi Daerah.
9. Meningkatkan Sarana dan Prasarana Kantor.
Misi sebagaimana dikemukakan di atas selanjutnya dijabarkan dalam kebijakan, program dan kegiatan.
KABUPATEN SAMOSIR
1. Visi : Terwujudnya pelayanan perizinan yang ramah, profesional dan partisipatif untuk mencapai masyarakat yang sejahtera. 2. Misi :
1. Mewujudkan pelayanan perizinan yang transparan dan profesional. 2. Menghasilkan pelayanan perizinan yang bermutu, merata dan terjangkau dalam bentuk
promotif, preventif dan kuantitatif. 3. Mendorong keaktifan masyarakat untuk pengurusan perizinan. 4. Membangun citra pelayanan dengan memperlakukan pengguna layanan sebagai pusat
perhatian.3. Input : Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional dan sarana prasarana yang memadai. 4. Output : Merupakan hasil yang dapat secara langsung akan dicapai melalui Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu adalah izin – izin.5. Outcome : Merupakan hasil yang dapat dicapai dengan dukungan Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu adalah kepuasan masyarakat pengguna layanan. 6. Impact (Dampak):
1. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
2. Peningkatan citra. 3. Daya tarik investor.
7. Slogan : ”Kepuasan anda adalah kebahagiaan kami, masyarakat sejahtera dambaan kita bersama”. 8. Kebijakan-kebijakan. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Juncto Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor 21 Tahun 2007 dibentuk Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu. Fungsi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (sesuai pasal 15 ayat 3 Perda Nomor 21 Tahun 2007) adalah:
1. Merumuskan kebijakan teknis di bidang penanaman modal dan perizinan terpadu.2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang penanaman
modal dan perizinan terpadu.3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang penanaman modal dan perizinan terpadu. 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati Samosir sesuai tugas dan fungsinya.
Berdasarkan Grand Design, diperlukan kebijakan-kebijakan operasional yaitu: a. Surat Keputusan (SK) Bupati Samosir tentang tugas dan fungsi BPMPT. b. Kesepakatan dan diskusi semua SKPD yang terkait dengan perizinan. Tanggal 18 Maret 2008 diadakan rapat semua SKPD yang dipimpin oleh Bapak Sekretaris Daerah Kabupaten Samosir. Dalam rapat tersebut Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu memaparkan paparan dengan judul “Deskripsi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu” (terlampir). Hasil rapat tersebut (terlampir notulen):
Sistem pelayanan perizinan yang dipilih/ diterapkan adalah Sistem Pelayanan Satu Pintu (One Door Service) dengan memasukkan unsur-unsur One Stop Service, dalam arti dibentuk staf teknis dengan SK Bupati dan staf teknis inilah yang menandatangani rekomendasi.
Semua jenis perizinan dilimpahkan ke Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu. SKPD memberikan semua berkas-berkas perizinan beserta persyaratannya. Tim teknis akan dibentuk dari SKPD untuk mengemban tugas teknis.
1) Peraturan Bupati Samosir tentang Standard Pelayanan Minimal.
2) Keputusan Bupati Samosir tentang Pelimpahan Kewenangan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu.
3) Keputusan Bupati Samosir tentang Pembentukan Tim Teknis Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu.
4) Peraturan Bupati Samosir tentang Standard Operating Procedure (SOP).
5) Melakukan Studi Banding ke Kabupaten Solok, Kabupaten Serdang Bedagai dan Kabupaten Sragen (terlampir)
9. Prinsip – Prinsip Pelayanan 1. Efisien dan Efektif. Efisien adalah sebagai perbandingan yang terbaik antara input dan
output apabila suatu output dapat dicapai dengan input yang minimal. Efisiensi dalam pelayanan publik dapat dilihat dari perspektif pemberi layanan maupun pengguna layanan. Perspektif pemberi layanan harus mengusahakan harga layanan murah dan tidak terjadi pemborosan sumber daya publik sedangkan dari perspektif pengguna layanan pelayanan publik dengan biaya murah dan waktu singkat. Efektif adalah tecapainya Tujuan dan sasaran dengan baik sesuai yang di harapkan oleh pelanggan.
2. Responsif. Kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat, menyusun prioritas kebutuhan dan menyumbangkannya kedalam berbagai program pelayanan. Responsivitas mengukur daya tangkap terhadap karakter, keinginan dan aspirasi serta tuntutan warga masyarakat.
3. Non Partisan. Memperlakukan pengguna layanan secara adil tanpa membeda-bedakan berdasarkan status sosial ekonomi, kesukuan, etnik, agama, kepartaian, dan sebagainya. Penyelenggara pelayan harus berdasarkan azas equal before the law (kesamaan di hadapan hukum).
10. Pendekatan Dalam Pelayanan. 1. Know Your Customers (KYC). Suatu prinsip kehati-hatian seperti yang diterapkan dalam
dunia perbankan sebelum melakukan transaksi Birokrasi publik harus mengenali kebutuhan dan kepentingan pelanggan sebelum memutuskan jenis pelayanan yang akan diberikan untuk mengetahui keinginan, kebutuhan dan kepentingan pengguna layanan, harus mendekatkan diri ke pelanggan.
2. Citizens Charter (Kontrak Pelayanan). Standar pelayanan yang ditetapkan berdasarkan aspirasi pelanggan dan birokrasi berjanji untuk memenuhinya. Pelanggan menjadi pusat perhatian kontrak pelayanan hak dan kewajiban pengguna maupun penyedia layanan disepakati, didefinisikan dan diatur secara jelas.
3. Pelayanan yang berfokus pada Customer (Pelanggan). Fokus utama perbaikan pelayanan publik yang dilakukan oleh Pemerintah dengan menyusun standar pelayanan untuk menjamin kualitas pelayanan prima terhadap customer kepuasan pelayanan publik.
4. Masyarakat sebagai owner (bukan dipandang sebagai customer). Masyarakat dianggap sebagai warga Negara yang memiliki posisi penting.
11. Sumber Daya Manusia. Kriteria Yang Dibutuhkan
1. Customer Oriented. 2. Memiliki keahlian teknis sesuai dengan bidangnya. 3. Memiliki kedisplinan dan integritas yang tinggi. 4. Memiliki keahlian pendukung yang relevan, terutama yang menguasai komputer. 5. Memiliki potensi untuk pengembangan kompetensi. 6. Minimal D.III.
BATAM
Penetapan Visi Badan Penanaman Modal Kota Batam didasarkan atas pernyataan komitmen untuk kejelasan gambaran arah masa depan apa yang akan diwujudkan pada Badan Penanaman Modal. Harapan ini akan membawa motivasi dalam apresiasi kinerja. Pencapaian yang didapat adalah sebagai perwujudan dari maksud, tujuan yang diyakini bersama dari pelaksana tata organisasi.
Misi I : Menciptakan Iklim Investasi yang Lebih KondusifDalam Rangka menciptakan situasi yang lebih kondusif untuk peningkatan investasi, Badan Penanaman Modal (BPM) Kota Batam diharapkan dapat melaksanakan kerjasama/koordinasi secara kontiniu dengan komponen terkait agar terbentuk 6 (enam) hal menarik minat investor, yaitu adanya :
Kepastian Kebijakan Kepastian Hukum Kebijakan yang Pro Bisnis Kondisi yang Tenang Keamanan Investasi Kemudahan Berinvestasi
Misi II : Menciptakan Hubungan Kerjasama Yang Luas Dengan Dunia Usaha Baik Dalam Maupun Luar NegeriUntuk menciptakan hubungan kerjasama yang lebih luas dengan dunia usaha baik dalam maupun luar negeri, Badan Penanaman Modal (BPM) Kota Batam secara rutin menjalin hubungan dengan dunia usaha dalam dan luar negeri.Misi III : Meningkatkan Kegiatan Promosi Yang Lebih Profesional Untuk Menarik InvestorDalam rangka kegiatan promosi yang professional untuk menarik investor, Badan Penanaman Modal (BPM) Kota Batam ikut serta dalam event-event pameran. Misi IV : Meningkatkan Mutu Pelayanan Investasi di Kota Batam Untuk meningkatkan mutu pelayanan investasi di Kota Batam, Badan Penanaman Modal (BPM) Kota Batam berupaya menyediakan sarana dan prasarana pelayanan yang optimal untuk dapat memberikan pelayanan yang lebih singkat dan mudah.