viskositas agan yang di prin.docx
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA TERAPAN(VISKOSITAS)
KELOMPOK : IVNAMA : DUDI GUSDIAWAN (121724008 )
GAN DENDI JUMHUR (121724010 ) JAYU SUZIA (121724013)
KELAS : 1C – TPTLJURUSAN : TEKNIK KONVERSI ENERGIPEMBIMBING : SRI WIDARTI, M.Sc
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG2013
TUJUAN
1. dapat mengukur viskositas (kekentalan) suatu zat cair dengan air sebagai
pembanding dan pengaruhnya terhadap temperatur dengan viskometer Ostwald.
2. Dapat mengukur viskositas (kekentalan) beberapa macam sampel oli dengan
menggunakan viscotester VT-04E.
Dasar Teori
Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memilik tingkat
kekentalan yang berbeda. Misalnya sirup dan air. Viskositas alias kekentalan
sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu
fluida. Viskositas adalah gaya gesekan internal fluida. Ketika fluida tersebut mengalir.
Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik
menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh
tumbukan antar molekul. Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir,
contohnya air. Sebaliknya, fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya
minyak goreng, oli, madu dan lain-lain.
Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi
suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair tersebut. Viskositas atau kekentalan
hanya ada pada fluida riil (rill = nyata). Fluida riil/nyata adalah fluida yang kita temui
dalam kehidupan sehari-hari, seperti air, sirup, oli, asap knalpot, dan lain-lain. Fluida
riil berbeda dengan fluida ideal. Fluida ideal sebenarnya tidak ada dalam kehidupan
sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang digunakan untuk membantu kita dalam
menganalisis aliran fluida (fluida ideal ini yang kita pakai dalam pokok bahasan
Fluida Dinamis).
Viskositas suatu fluida adalah sifat yang menunjukkan besar dan kecilnya tahan
dalam fluida terhadap gesekan. Fluida yang mempunyai viskositas rendah, misalnya
air mempunyai tahanan dalam terhadap gesekan yang lebih kecil dibandingkan dengan
fluida yang mempunyai viskositas yang lebih besar.
Setiap fluida, gas atau cairan, memiliki suatu sifat yang dikenal sebagai
viskositas. Viskositas adalah suatu cara untuk menyatakan berapa daya tahan dari
aliran yang diberikan oleh suatu cairan. Kebanyakan viskometer mengukur kecepatan
dari suatu cairan mengalir melalui pipa gelas ( gelas kapiler), bila cairan itu mengalir
cepat, maka viskositas dari cairan itu viskositasnya tinggi (misalnya madu). Salah satu
cara untuk menentukan viskositas cairan ialah metoda kapiler dari Poiseuille. Pada
metoda ini diukur waktu (t), yang diperlukan untuk volume tertentu cairan (V), untuk
mengalir melalui pipa kapiler dibawah pengaruh tekanan penggerak (P) yang tetap.
Dalam hal ini, untuk cairan yang mengalir dengan aliran laminar, persamaan Poiseille
dinyatakan sebagai,
Vt=P R4
8 ηL
Keterangan :
η : viskositas cairan
V : volume cairan
t : waktu yang diperlukan cairan dengan V mengalir melalui alat
P : tekanan pada cairan
R : jari – jari tabung
L : panjang pipa
Persamaaan ini berlaku untuk cairan dan gas. Ada beberapa viscometer yang
seringdigunakan untuk menentukan viskositas suatu larutan, yaitu :
1. Viskometer Ostwald : untuk menentukan laju aliran kuat kapiler.
2. Viscotester VT-04E
Viskometer Ostwald
Metoda Ostwald merupakan suatu variasi dari metoda Poiseuille. Pada
viscometer Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah cairan
tertentu untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat
cairan itu sendiri.
Didalam percobaan diukur waktu aliran untuk volume (antara tanda a dan tanda
b) melalui pipa kapiler yang vertikal. Jumlah tekanan (P) dalam hukum Poisseuille
adalah perbedaan tekanan kedua permukaan cairan dan berbanding lurus dengan berat
jenis cairan (ρ). Dalam prakteknya R dan L sukar secara teliti, karenanya viskositas
cairan ditetapkan dengan cara membandingkannya dengan cairan yang mempunyai
viskositas tertentu, misalnya air.
Persamaan yang digunakan :
Vt=P R4
8 ηL
Sehingga
η1
η2
=R4 (Pt )8 VL
×8 VL
R4 ( Pt )
¿¿¿
η1
η2
=ρ1t 1
ρ2t 2
Keterangan :
P : ρ x konstanta
η : viskositas
ρ : massa jenis
t : waktu
Viskositas cairan adalah fungsi dari ukuran dan permukaan molekul, gaya tarik antar molekul
dan struktur cairan. Tiap molekul dalam cairan dianggap dalam kedudukan setimbang, maka sebelum
suatu lapisan molekul melewati lapisan molekul lainnya diperlukan suatu energy tertentu. Sesuai
dengan hukum Distribusi Maxwell-Boltzmann, jumlah molekul yang memiliki energy yang
diperlukan untuk mengalir dihubungkan dengan faktor e−Δ E /RT. Maka fluiditas sebanding dengan
e−Δ E /RT dan viskositas sebanding dengan e−Δ E /RT. Secara kuantitatif pengaruh suhu terhadap
viskositas dinyatakan dengan persamaan empirik,
η=Α e−Δ E /RT
ln η = ln Α - ΔE⁄RT, dengan A = tetapan yang sangat bergantung pada massa molekul
relative dan volume moler cairan, dan E = energy ambang per Mol yang diperlukan untuk proses
awal aliran.
VISCOTESTER VT-04E
Salah satu cara untuk menentukan viskositas suatu cairan lainnya, yaitu dengan alat
Viscotester VT-04E yang terdiri dari :
1. Main Unit : bagian alat ukur utama yang memiliki bagian petunjuk skala harga viskositas.
2. AC adaptor : komponen alat yang mengatur sumber arus listrik AC.
3. Rotor : komponen alat yang mengukur sampel, VT-04E menggunakan tiga jenis rotor, yaitu:
Rotor no. 3 untuk pengukuran dengan harga viskositas 0.3 dPa.s sampai 13 dPa.s.
Rotor no. 1 untuk pengukuran dengan harga viskositas dPa.s sampai 150 dPa.s.
Rotor no. 2 untuk pengukuran dengan harga viskositas 100 dPa.s sampai 3000 dPa.s
4. Cup/beaker : bejana untuk menampung sampel.
5. Baterai : sumber arus pengganti arus AC.
6. Rotor extension : batang pengaduk tambahan apabila diperlukan Klemp/stand.
Jika harga viskositas sampel belum diketahui, pengukuran menggunakan rotor disesuaikan
dengan prosedur berikut : rotor no. 2, no. 1 kemudian baru rotor no 3.
Selain dengan menggunakan metoda Viskometer Ostwald dan Viscotester VT-04E,
penentuan nilai viskositas dapat dicari dengan cara-cara sebagai berikut :
1. Viskometer Hoppler
Pada viskositas ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah bola logam untuk
melewati cairan setinggi tertentu. Suatu benda karena andanya gravitasi akan jatuh melaui medium
yang berviskositas (seperti cairan misalnya), dengan kecepatan yang semakin besar sampai mencapai
kecepatan maksimum. Kecepatan maksimum akan tercapai bila gravitas sama dengan frictional
resistance medium (Bird, 1993:59).
Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan sehingga :
gaya gesek = gaya berat, gaya Archimides :
6 r Vπ max = 4/3 r3 (ρbola – ρcair) g
= {2/9 rη 3 (ρbola – ρcair) g} / Vmax
Vmax = h / t
t = waktu jatuh bola pada ketinggian h
Dalam percobaan ini dipakai cara relatif terhadap air, harganya:
ηa = [2/9 r2 (ρa –ρ1) g ta ] / h
ηx = [2/9 r2 (ρx –ρ1) g tx ] / h
ηx / ηa = [(ρx –ρ1) tx ] / [ (ρa –ρ1) g ta]
(Tim Kimia Fisik. 2010:6)
2. Viskometer Cup dan Bob
Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antara dinding luar dari bob dan dinding
dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah
terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi disepanjang keliling bagian tube
sehingga menyebabkan penemuan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebabkab bagian
tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat(Anonim, 05 November 2010).
3. Viskometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan, kemudian dinaikkan
hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam kecapatan dan
sampelnya digeser didalam ruang semit antara papan yang diam dan kemudian kerucut yang
berputar(Anonim, 05 November 2010).
Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas
1. Suhu
Semakin tinngi suhu maka semakin rendah nilai viskositasnya. Hal ini disebabkan gaya-gaya
kohesi pada zat cair bila dipanaskan akan mengalami penurunan dengan semakin bertambahnya
temperatur pada zat cair yang menyebabkan berturunnya viskositas dari zat cair tersebut. Oleh
karena itu semakin tinggi suhu maka cairan semakin encer, karena kerapatan komponen penyusun
zat cair semakin renggang. Suatu viskositas akan menjadi lebih tinggi jika suhu mengalami
penurunan karena pada saat suhu di naikkan maka partikel-partikel penyusun zat tersebut bergerak
secara acak sehingga kekentalan akan mengalami penurunan, dan jika suhu mengalami penurunan
akan terjadi kenaikan viskositas karena partikel-partikel penyusun senyawa tersebut tidak mengalami
gerakan sehingga gaya gesek yang bekerja juga semakin besar.
2. Tekanan
Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan. Salah satu faktor
kekentalan (viskositas) suatu cairan adalah suhu. Menurut ‘teori lubang’, terdapat kekosongan dalam
suatu cairan, dan molekul bergerak secara continue kedalam kekosongan ini. Sehingga kekosongan
akan bergerak keliling. Proses ini menyebabkan aliran, tetapi memerlukan energi karena ada energi
yang harus dimilikii suatu molekul agar dapat bergerak kedalam kekosongan itu. Energi pengaktifan
lebih mungkin terdapat pada suhu yang tinggi, dan dengan demikian cairan lebih mudah mengalir
pada suhu yang tinggi. Selain itu kerapatan zat cair semakin renggang dengan bertambahnya suhu,
sehingga tingkat kekentalannya berkurang.
3. Konsentrasi larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi
tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya
partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar
partikrl semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.
4. Berat molekul solute
Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena dengan adanya solute yang
berat akan menghambat atau member beban yang berat pada cairan sehingga manaikkan viskositas.
Definisi Piknometer
Piknometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur nilai massa jenis atau densitas dari
fluida. Berbagai macam fluida yang diukur massa jenisnya, biasanya dalam praktikum yang diukur
adalah massa jenis oli, minyak goreng, dan lain-lain. Piknometer itu terdiri dari 3 bagian, yaitu tutup
pikno, lubang, gelas atau tabung ukur. Cara menghitung massa fluida yaitu dengan mengurangkan
massa pikno berisi fluida dengan massa pikno kosong. Kemudian di dapat data massa dan volume
fluida, sehingga tinggal menentukan nilai cho/massa jenis (ρ) fluida dengan persamaan = cho (ρ) =
m/v (Whille, 1988).
ALAT & BAHANAlat : Bahan :
1. Viskometer Ostwald 1. Alcohol
2. Satu set viscotester VT-04E 2. Aseton
3. Piknometer 3. Aquadest
4. Thermostat 4. Berbagai macam oli
5. Pipet Filler
6. Gelas ukur
7. Botol semprot
8. Gelas kimia
9. Thermometer
10. Stop watch
CARA KERJA
Viskometer Ostwald
Menentukan berat jenis Menentukan viskositasmenggunakan piknometer
Langkah-langkahLangkah-langkah
Simpan viskometer ostwaldTimbang piknometer kosong, dalam termostat. Viskometer
dan catat hasilnya dijepit dengan klemp pada Statif
Isi piknometer dengan aquadest yang sudah diukur Masukkan aquadest ke dalam
suhunya sampai penuh, tutup ostwald, kemudian isap
sampai airnya meluber, aquadest memakai pipet filtertimbang, dan catat sampai melewati garis a pada
pipa kapilerIsi piknometer dengan sampel yang lain, lakukan langkah 2 Biarkan aquadest mengalir,
pada saat permukaanaquadest tepat sejajar dengan
garis a hidupkan stopwatch.catat waktu yang diperlukansampai cairan melewati garis
b, ulangi hingga 3x
Viscotester VT-04E
Langkah-langkah
Peganglah viscotester dan pasangkan pada klemp. Gunakan sekrup dibawah klempuntuk membuat posisi main unit horizontal, untuk mengeceknya dengan melihatposisi water pass (gelembung air pada display), posisi water pass berada ditengah
menunjukkan posisi main unit sudah horizontal
tempelkan rotor yang sesuai untuk sampel dengan memutar sekrup rotor padabagian bawah main unit berlawanan arah jarum jam
Meletakkan rotor ditengah-tengah breaker dan mengisinya dengan cairan sampelhingga permukaan cairan tepat pada penunjuk batas sampel pada rotor, aturlah
agar jarak ujung rotor dengan dasar breaker kira-kira 15mm
Ubahlah klemp pengunci jarum pada main unit ke arah yang berlawanan
Set power on
Ketika rotor berputar, jarum penunjuk viskositas bergerak ke arah kanan danmenunjukkan viskositas cairan sampel, bacalah meter viskositas selama rotor
masih berputar dan jarum penunjuk stabil
Jika pengukuran selesai, set power off kemudian setelah jarum penunjuk meterkembali ke awal, kembalikan posisi klemp pengunci jarum ke arah yang
berlawanan lagi
Lepaskanlah rotor lebih dulu dengan hati-hati kemudian pindahkan ke breaker