visum et repertum
DESCRIPTION
berikut contoh dari presentasi visum et repertum ... semoga dapat menjadi contoh dalam membuat tugas visum et repertum ...TRANSCRIPT
VISUM ET REPERTUM
Definisi Visum et Repertum adalah keterangan
tertulis yang dibuat oleh dokter, berisi temuan dan pendapat berdasarkan keilmuannya tentang hasil pemeriksaan medis terhadap manusia atau bagian dari tubuh manusia, baik yang hidup maupun mati, atas permintaan tertulis (resmi) dari penyidik yang berwenang yang dibuat atas sumpah atau dikuatkan dengan sumpah, untuk kepentingan peradilan.
Pasal 133 KUHAP Ayat 1
Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.
Ayat 2 Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.
Pasal 1 Butir 28 KUHAPKeterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan
KUHAP ps 184Alat bukti yang sah adalah
Keterangan SaksiKeterangan AhliSuratPetunjukKeterangan terdakwa
Pasal 120 KUHAP1. Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia
dapat minta pendapat orang ahli atau orang yang memiliki keahlian khusus.
2. Ahli tersebut mengangkat sumpah atau mengucapkan janji dimuka penyidik bahwa ia akan memberikan keterangan menurut pengetahuannya yang sebaik-baiknya kecuali bila disebabkan karena harkat serta martabat, pekerjaan atau jabatan yang mewajibkan ia menyimpan rahasia dapat menolak untuk memberikan keterangan yang diminta.
Pasal 134 KUHAP menjelaskan tentang kepentingan pembuktian mayat wajib diberitahukan kepada keluarga
Pasal 170 KUHAP kewajiban menyimpan rahasia jabatan dapat dibebaskan dari kewajiban menjadi saksi ahli
Lembaran Negara No. 69 tahun 1960 PP no. 26 tahun 1960, tentang lafal sumpah dokter.
PP no. 10 tahun 1966 wajib menyimpan rahasia kedokteran
Kasus yang umumnya membutuhkan VeR
Kecelakaan lalu lintas Kecelakaan kerja Penganiyayaan Percobaan pembunuhan Kekerasan terhadap perempuan Kekerasan terhadap anak Dugaan malpraktek
Jenis VeRV et R korban Hidup
V et R PerlukaanV et R Kejahatan SusilaV et R Peracunan
V et R JenazahV et R Psikiatrik
V et R perlukaan
Memuat gambaran luka yang terdapat Menyimpulkan derajat/kualifikasi luka
yang dialami pasal 352 KUHP (Penganiayaan ringan) pasal 90 KUHP (luka berat), akibat tindak
pidana pasal 351, 353 dan 354
V et R kejahatan susila Pemeriksaan terhadap dugaan korban
perkosaan persetubuhan terhadap wanita tak berdaya persetubuhan terhadap wanita belum
cukup umur Yang dapat ditentukan oleh dokter:
ada tidaknya persetubuhan (kapan?) ada tidaknya tanda kekerasan keadaan korban (tidak berdaya?) perkiraan umur
V et R peracunan Pembuktian adanya racun dalam tubuh
yang telah bekerja secara sistemik
Perkiraan telah berapa lama terjadi
V et R jenazah Menentukan sebab mati korban tindak
pidana melalui autopsi forensik Kadangkala memerlukan pemeriksaan
tambahan/laboratorium Bila permintaan pemeriksaan dari
penyidik tidak berupa permintaan autopsi, sebab mati korban TIDAK DAPAT DITENTUKAN
V et R psikiatrik Dibuat dalam rangka mengevaluasi
keadaan kejiwaan/kesehatan mental seorang tersangka/tertuduh
Evaluasi dilakukan oleh dokter spesialis psikiatri melalui observasi yang meliputi jangka waktu tertentu
SPV tertulis penyidik berwenang = syarat formal utama
Bukan perintah lisan Bukan penyelidik/pihaklain
dugaan pelaku militer SPV POM ABRI keluarga korban +/- SH/LSM / asuransi
SKM (medical report). Obyek : manusia dan atau bahan
tubuhnya
Pejabat peminta Penyidik adalah pejabat polisi Negara
Republik Indonesia tertentu sekurang – kurangnya berpangkat Pembantu Letnan Dua Polisi ( Ajun Inspektur Dua)
Penyidik pembantu adalah Pejabat polisi Negara republik Indonesia tertentu yang sekurang – kurangnya berpangkat sersan dua (Brigadir Dua)
Pasal 222 Barang siapa dengan sengaja
mencegah, menghalang – halangi atau menggagalkan pemeriksaan mayat untuk pengadilan, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana dendapaling banyak empat ribu lima ratus rupiah
Format Visum et Repertum
Projustitia Pendahuluan
Pemberitaan
Kesimpulan Penutup
Pendahuluan Tidak diberi judul ‘Pendahuluan’. Merupakan uraian tentang:
Identitas dokter
pemeriksaInstansi
pemeriksaTempat dan
waktu pemeriksaan
Instansi peminta visum
Nomor dan tanggal surat permintaan
Identitas korban yang
diperiksa sesuai dengan
permintaan VeR
Hasil Pemeriksaan
Diberi judul ‘Hasil Pemeriksaan’.
Memuat semua hasil pemeriksaan terhadap
‘barang bukti’ yang dituliskan secara
sistematik, jelas dan dapat dimengerti oleh
orang yang tidak berlatar belakang
kedokteran.
Kesimpulan
Diberi judul ‘Kesimpulan’.
Berisi kesimpulan pemeriksa atas hasil pemeriksaan dengan berdasarkan keilmuan atau keahliannya.
Penutup
Tanpa judul.
Merupakan uraian kalimat penutup yang menyatakan bahwa VeR dibuat dengan sebenarnya, berdasarkan keilmuan serta mengingat sumpah dan sesuai dengan KUHAP.
TATACARA PENULISAN VISUM ET REPERTUM
Diketik diatas kertas dengan kepala surat
sesuai instansi pemeriksa
Diberi nomor sesuai dengan tatacara
penomoran di instansi pemeriksa
Diberi tanggal sesuai pembuatan
visumDiketik satu spasi, rata kiri dan kanan
Huruf yang digunakan adalah huruf yang resmi, ukuran normal.
Angka yang ditulis dengan huruf & apabila kalimat
yang dibuat tidak sampai pada ujung batas baris, maka
dibuat garis penutup
Apabila lebih dari satu halaman maka dilakukan hal sbb :
• Mencantumkan tiga kata pertama dari halaman berikutnya di bagian bawah kanan
• Setiap lembar diberi nomor visum ( pada sisi kanan atas)• Mencantumkan nomor halaman dan jumlah total halaman ( pada
sisi kanan atas, di bawah nomor visum)
Penulisan bagian Pemberitaan
Bagian pemberitaan visum et repertum
• Memuat data objektif/fakta yang ditemukan pada korban• Merupakan pengganti bagian bukti di pengadilan• Seluruh data harus disajikan dengan baik dan runut.
• Memuat hal-hal yang diceritakan pasien yg relevan dengan proses kejadian
• Jenis kekerasan yang diterima • Senjata yang digunakan oleh pelaku• Bagian tubuh yang terkena kekerasan• Keluhan yang dirasakan saat ini
Anamnesis
•Memuat seluruh hasi pemeriksaan mulai dari PF umum serta hasi dari status lokalis luka-luka•Mencatat semua hasi temuan pemeriksaan baik positif maupun negatif yang telah dilakukan atas dasar dugaan diagnosis yang dimiliki•Deskripsikan luka dengan baik sehingga pada saat orang yang membaca dapat membayangkan gambaran luka tersebut sesuai dengan yg kita lihat pada pemeriksaan
Pemeriksaan fisik
•Pemeriksaan penunjang yang direncanakan dan dikerjakan dicantumkan jenis pemeriksaan serta hasil yang didapat•Apabila pemeriksaan dilakukan oleh sejawat departemen lain cantumkan nama dokter pemeriksa / pemberi ekspertise
Pemeriksaan
penunjang
•Diceritakan secara ringkas urutan kejadian signifikan yang terjadi selama perawatan ( pemeriksaan penunjang yg dilakukan, terapi serta hasil dan catatan perkembangan pasien hingga keluar dari RS)
Riwayat perawat
an
Contoh bagian Pemberitaan
Penulisan bagian Kesimpulan
Kesimpulan Visum et Repertum
• Resume ringkas kasus disertai dengan interpretasi luka berdasarkan permintaan yang diajukan oleh penyidik
• Apabila kasus yang dihadapi adalah kasus penganiayaan, maka kesimpulan visum yang dibuat sesuai pasal-pasal dalam undang-undang
Penulisan bagian Kesimpulan Pada kasus luka/penganiayaan berisi
setidaknya : Jenis perlukaan atau cedera Jenis kekerasan penyebab cedera Derajat luka Apabila gambaran luka khas, dapat
diberikan gambaran mengenai benda penyebab luka tersebut
Contoh bagian Kesimpulan
DESKRIPSI LUKA
Deskripsi Luka Secara Umum
Menyebutkan regio/daerah tempat luka berada:
• Menentukan koordinat ‘X’ luka dengan mengukur jarak pusat luka dari garis pertengahan badan.
• Menentukan koordinat ‘Y’ luka dengan mengukur jarak pusat luka diatas/ dibawah dari suatu patokan organ tubuh.
Pada kasus kekerasan tajam dan luka tembak, ditentukan koordinat ‘Z’ luka dengan mengukur jarak pusat luka di atas dari tumit.
Menyebutkan jenis luka (memar, luka lecet, luka terbuka, patah tulang).
Deskripsi Luka Memar
Menyebutkan warna memar
Menyebutkan bentuk apabila memberikan
gambaran yang khas.
Menentukan ukuran memar dengan
mengukur panjang kali lebar luka atau
diameter luka.
Deskripsi Luka Lecet
Pada luka lecet geser, diperiksa arah kekerasan dari tepi yang relatif rata ke ujung luka yang tidak rata dan terdapat penumpukan epitel kulit.
Ukuran luka lecet dinyatakan dengan mengukur panjang kali lebar luka.
Deskripsi Luka Robek Akibat Kekerasan Tumpul
Menjelaskan tepi luka.
Menjelaskan dasar luka, dan
menyebutkan apakah sampai jaringan bawah
kulit, otot, tulang atau menembus rongga tubuh.
Menjelaskan ada/tidaknya
jembatan jaringan.
Pada daerah yang berambut, dapat
dilihat adanya akar rambut yang
tercabut.
Menyatakan ukuran luka
dengan merapatkan kedua
tepinya dan mengukur panjang
luka.
Apabila terdapat kehilangan
jaringan, maka ukuran luka
ditentukan dengan mengukur panjang
kali lebar luka, termasuk memar atau luka lecet disekitarnya.
Deskripsi Luka Terbuka Akibat Kekerasan Tajam
Memeriksa tepi luka
Memeriksa dasar luka
Memeriksa kedua ujung luka,
apakah lancip/tumpul
Pada daerah yang berambut, dapat dilihat adanya akar rambut yang terpotong.
Menentukan ukuran luka terbuka tepi tidak rata dengan merapatkan kedua tepinya dan mengukur panjang luka.
Deskripsi Luka Tembak Masuk
Menyatakan bentuk luka.
Menjelaskan garis tengah luka.
Menyebutkan 4 koordinat kelim lecet
disekeliling luka dengan menentukan
terlebih dahulu sumbu terpanjang dan sumbu pendek yang tegak lurus
sumbu terpanjang.
Menyatakan ukuran 4
koordinat kelim lecet tersebut.
Menjelaskan ada/ tidaknya kelim mesiu,
kelim jelaga di sekeliling lubang
luka.
Deskripsi Luka Bakar
Menyebutkan bentuk kelainan pada kulit,
disertai warna, ada/tidaknya jaringan kulit ari, ada/ tidaknya gelembung kulit ari,
warna kulit ari disekitar luka.
Menentukan ukuran luka dengan
mengukur panjang kali lebar luka.