vitamin .docx
DESCRIPTION
.TRANSCRIPT
1. VITAMIN E
A. Fungsi dan Sumber Vitamin E
Vitamin berperan dalam beberapa tahap reaksi metabolisme energi, pertumbuhan, dan
pemeliharaan tubuh, pada umumnya sebagai koenzim atau bagian dari enzim (Almatsier,
2006).
Semua bentuk vitamin E tidak larut dalam air, tetapi dapat larut dalam minyak dan zat pelarut
minyak seperti aceton, alkohol, chloroform, ether dan sebagainya
Fungsi vitamin E dapat dikelompokkan berdasar dua sifatnya yang penting:
sebagai antioksidan alamiah, dan
untuk metabolisme selenium.
Secara umum vitamin E diperlukan bagi pemeliharaan kesehatan dan integritas semua sel
tubuh. Namun demikian tidak dapat ditunjukkan atau ditentukan kebutuhan akan vitamin ini.
(Almatsier, 2006).
Vitamin E banyak terdapat dalam bahan makanan. Sumber utama vitamin E adalah minyak
tumbuh-tumbuhan, terutama minyak kecambah gandum dan biji-bijian. Minyak kelapa dan
zaitun hanya sedikit mengandung vitamin E. Sayuran dan buah-buahan juga merupakan
sumber vitamin E yang baik. Daging, unggas, ikan dan kacang-kacangan mengandung
vitamin E dalam jumlah terbatas. (Almatsier, 2006)
B. Akibat Kekurangan dan Kelebihan Konsumsi Vitamin E
1. Akibat kekurangan Konsumsi Vitamin E
Penyakit kekurangan vitamin E pada manusia jarang terjadi, karena vitamin E terdapat
luas di dalam bahan makanan. Kekurangan biasanya terjadi karena adanya gangguan
absorpsi lemak seperti pada cystic fibrosis dan gangguan transpor lipida seperti pada beta
lioproteinemia.(Sediaoetama, 1997)
Kekurangan vitamin E pada manusia menyebabkan hemolisis eritrosit, yang dapat
diperbaiki dengan pemberian tambahan vitamin E. Akibat lain adalah sindroma
neurologik sehingga terjadi fungsi tidak normal pada sumsum tulang belakang dan retina.
Tanda-tandanya adalah kehilangan koordinasi dan refleks otot, serta gangguan
penglihatan dan berbicara. Vitamin E dapat memperbaiki kelainan ini. (Almatsier, 2006)
2. Akibat Kelebihan Konsumsi Vitamin E
Menggunakan vitamin E secara berlebihan dapat menimbulkan keracunan. Gangguan
pada saluran cerna terjadi bila memakan lebih dari 600 miligram sehari. Dosis tinggi juga
dapat meningkatkan efek obat antikoagulan yang digunakan untuk mencegah
penggumpalan darah (Almatsier, 2006).
Vitamin E pada dosis lebih dari 400 UI (240 mg) akan menimbulkan efek samping yang
tidak diinginkan, diantaranya mengosongkan ketersediaan vitamin A, menghambat
absorpsi atau aksi vitamin K, menyebabkan diare, nyeri lambung dan rasa lesu. Vitamin
E pada dosis 2000 IU/hari akan menyebabkan kematian (Almatsier, 2006).
2. VITAMIN A
A. DEFINISI
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara luas, vitamin A
merupakan nama generik yang menyatakan semua retinoid dan prekursor/ provitamin A/
karotenoid yang mempunyai aktivitas biologik sebagai retinol. Dalam kondisi fisiologis yang
normal, hampir 90% dari vitamin yang tersimpan dapat ditemukan di dalam hati. Vitamin A
adalah suatu Kristal alcohol berwarna kuning. Di dalam tubuh, ia berfungsi dalam beberapa
bentuk ikatan kimia aktif yaitu retinol ( bentuk alcohol); retinal (aldehida) dan asam retinoat
(bentuk asam) (Almatsier, 2006)
B. FUNGSI VITAMIN A
1) Penglihatan
Vitamin A berfungsi dalam penglihatan normal pada cahaya remang. Di dalam mata
retinol, bentuk vitamin yang didapat dari darah, dioksidasi menjadi retinal. Retinal
kemudian mengikat protein opsin dan membentuk pigmen visual merah-ungu atau
rodopsin. Rodopsin ada di dalam sel khusus di dalam retina mata yaitu rod. Bila
cahaya mengenai retina pigmen visual merah-ungu ini berubah menjadi kuning dan
retinal dipisahkan dari opsin. Pada saat itu, terjadi rangsangan elektrokimia yang
merambat sepanjang saraf mata ke otak yang menyebabkan terjadinya suatu bayangan
visual. Kebutuhan vitamin A untuk penglihatan dapat dirasakan, bila kita dari cahaya
terang di luar kemudian memasuki ruangan yang remang-remang cahayanya. Mata
membutuhkan waktu untuk dapat melihat. Kecepatan mata beradaptasi setelah
terkena cahaya terang berhubungan langsung dengan vitamin A yang tersedia di
dalam darah untuk membentuk rodopsin. Tanda pertama kekurangan vitamin A
adalah rabun senja (Almatsier, 2006).
2) Diferensiasi Sel
Diferensiasi sel terjadi bila sel-sel tubuh mengalami perubahan dalam sifat atau
fungsi semulanya. Perubahan sifat dan fungsi sel ini adalah salah satu karakteristik
dari kekurangan vitamin A yang dapat terjadi pada tiap tahap perkembangan tubuh.
Diduga vitamin A, dalam bentuk asam retinoat memegang peranan aktif dalam
kegiatan inti sel. Sel-sel yang mengalami diferensiasi adalah sel-sel epitel khusus
seperti sel-sel goblet. Semua permukaan tubuh dilapisi oleh sel-sel epitel. Mukus
melindungi sel-sel epitel dari serbuan mikroorganisme dan partikel lain yang
berbahaya. Bila terjadi infeksi, sel-sel goblet akan mengeluarkan lebih banyak mukus
yang akan mempercepat pengeluaran mikroorganisme tersebut. Kekurangan vitamin
A menghalangi fungsi sel-sel kelenjar yang mengeluarkan mukus dan digantikan oleh
sel-sel epitel bersisik dan kering. Kulit menjadi kering dan kasar dan luka sukar
sembuh. Membran mukosa tidak dapat mengeluarkan cairan mukus dengan sempurna
sehingga mudah terserang bakteri. Perananvitamin A diduga berkaitan dengan dua
hal: a) peranan vitamin A dalam sintesis glikoprotein khusus yang terlibat dalam
pembentukan membran sel yang mengontrol diferensiasi sel dan b) kompleks vitamin
A-CRBP masuk ke dalam nukleus sel sehingga mempengaruhi DNA (Almatsier,
2006).
3) Kekebalan
Vitamin A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh pada manusia dan hewan.
Mekanisme sebenarnya belum diketahui. Retinol tampaknya berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan diferensiasi limfosit B. Disamping itu, kekurangan vitamin A
menurunkan respon antibodi yang bergantung pada sel T. Dalam kaitan vitamin A
dengan kekebalan ditemukan bahwa: a) ada hubungan kuat antara status vitamin A
dan resiko terhadap penyakit infeksi pernapasan; b) hubungan antara kekurangan
vitamin A pada campak cenderung menimbulkan komplikasi yang mengakibatkan
kematian (Almatsier, 2006) .
4) Pertumbuhan dan Perkembangan
Vitamin A berpengaruh terhadap sintesis protein, dengan demikian terhadap
pertumbuhan sel. Vitamin A dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan sel epitel
yang membentuk email dalam pertumbuhan gigi. Pada kekurangan vitamin A,
pertumbuhan tulang terhambat dan bentuk tulang tidak normal. Pada anak-anak,
terjadi kegagalan dalam pertumbuhan. Vitamin A dalam hal ini berperan sebagai
asam retinoat (Almatsier, 2006).
5) Pencegahan Kanker
Kemampuan retinoid mempengaruhi perkembangan sel epitel dan kemampuan
meningkatkan aktivitas sistem kekebalan diduga berpengaruh dalam pencegahan
kanker, terutama kanker kulit, paru-paru, payudara dan kantung kemih (Almatsier,
2006).
C. AKIBAT KEKURANGAN VITAMIN A
Kekurangan vitamin A terutama terdapat pada anak-anak balita. Kekurangan vitamin A
dapat merupakan kekurangan primer akibat kurang konsumsi atau kekurangan sekunder
karena gangguan penyerapan dan penggunaanya dalam tubuh, kebutuhan yang meningkat
ataupun karena gangguan pada konversi karoten menjadi karoten. Salah satu tanda awal
kekurangan vitamin A adalah buta senja ( niktalopia) yaitu ketidakmampuan
menyesuaikan penglihatan dari cahaya terang ke cahaya samar. Kornea mata terpengaruh
secara dini oleh kekurangan vitamin A. Kelenjar air mata tidak mampu mengeluarkan air
mata sehingga terjadi pengeringan pada selaput yang menutupi kornea dengan tanda
pemburaman. Pelapisan sel epitel kornea yang akhirnya berakibat melunaknya dan bisa
pecah yang menyebabkan kebutaan total. Beberapa tanda dan gejala lain jika kekurangan
vitamin A adalah kelelahan yang sangat, anemia, kulit menjadi kering, gatal dan kasar.
Pada rambut dapat terjadi kekeringan dan gangguan pertumbuhan rambut dan kuku
(Almatsier, 2006).
D. SUMBER VITAMIN A
Sumber vitamin A yang sudah terbentuk (performed) dalam makanan, meliputi hati,susu
dan produk susu, telur serta ikan. Sumber vitamin A yang paling kaya adalah minyak hati
ikan seperti hiu, cod. Pada ikan laut, senyawa alkohol vitamin A (retinol) merupakan
bentuk simpanan vitamin A1 sementara simpanan vitamin A dalam ikan air tawar yang
berupa senyawa alkohol vitamin A2(3-dehidroretinol) hanya memiliki 40% aktivitas
retinol. Telur,susu dan produk susu seperti keju dan mentega merupakan vitamin A
dengan konsentrasi sedang. Senyawa karotenoid provitamin A ditemukan pada banyak
makanan nabati seperti jeruk, sayuran berwarna kuning serta jingga dan sayuran
berwarna hijau gelap seperti bayam. Buah-buahan yang berwarna kuning seperti papaya,
mangga serta jeruk dan sayuran seperti wortel, labu kuning serta singkong kuning
memiliki karotenoid provitamin A dengan jumlah yang signifikan. Minyak kelapa sawit
merupakan sumber alami karotenoid yang paling kaya (Almatsier, 2006).
E. KEBUTUHAN VITAMIN A
Pemenuhan kebutuhan vitamin A sangat penting untuk pemeliharaan kelangsungan hidup
secara normal. Kebutuhan tubuh akan vitamin A untuk orang Indonesia telah dibahas dan
ditetapkan dalam Widyakarya Nasional pangan dan Gizi (2007) dengan
mempertimbangkan faktor-faktor khas dari kesehatan tubuh orang Indonesia.
F. PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN
Kekurangan makan makanan bergizi yang berlarut-larut, selain membuat orang menjadi
kurus juga kekurangan vitamin-vitamin, termasuk kekurangan vitamin A. Penyakit usus
yang menahun akan mengakibatkan penyerapan vitamin A dari usus terganggu. Untuk
melakukan pengobatan harus berobat pada dokter dan biasanya dokter akan memberikan
suntikan vitamin A setiap hari sampai gejalanya hilang. Untuk mencegah kekurangan
vitamin A makanlah papaya wortel dan sayur-sayuran yang berwarna. Program nasional
pemberian suplemen vitamin A adalah upaya penting untuk mencegah kekurangan
vitamin A di antara anak-anak Indonesia. Tujuan Program ini adalah untuk
mendistribusikan kapsul vitamin A pada semua anak di seluruh wilayah Indonesia dua
kali dalam satu tahun. Setiap Februari dan Agustus, kapsul vitamin A didistribusikan
secara gratis kepada semua anak yang mengunjungi Posyandu dan Puskesmas. Vitamin A
yang terdapat dalam kapsul tersebut cukup untuk membantu melindungi anak-anak dari
timbulnya beberapa penyakit yang pada gilirannya akan membantu menyelamatkan
penglihatan dan kehidupan mereka. Pemberian vitamin A akan memberikan perbaikan
nyata dalam satu sampai dua minggu. Dianjurkan bila diagnosa defisiensi vitamin A
ditegakkan maka berikan vitamin A 200.000 IU peroral dan pada hari kesatu dan kedua.
Belum ada perbaikan maka diberikan obat yang sama pada hari ketiga. Biasanya diobati
gangguan protein kalori malnutrisi dengan menambah vitamin A, sehingga perlu
diberikan perbaikan gizi. Pencegahan dan pengobatan di kutip berdasarkan keterangan
dari brosur suplementasi vitamin A kapsul yang terdiri dari : (Almatsier, 2006)
Kapsul vitamin A berwarna biru (100.000 IU)
Tiap kapsul mengandung vitamin A palmitat 1,7 juta IU 64.7059 mg (setara
dengan vitamin A 100.000 IU) .
G. JADWAL PEMBERIAN DOSIS VITAMIN
Anak-anak yang mengalami gizi kurang mempunyai resiko yang tinggi untuk mengalami
kebutaan sehubungan dengan defisiensi vitamin A, karena alasan ini vitamin A dosis
tinggi harus diberikan secara rutin untuk semua anak yang mengalami gizi kurang pada
hari pertama, kecuali bila dosis yang sama telah diberikan pada bulan yang lalu. Dosis
tersebut adalah sebagai berikut: 50.000 IU untuk bayi berusia < 6 bulan, 100.000 IU
untuk bayi berumur 6 - 12 bulan , dan 200.000 IU untuk anak berusia > 12 bulan. Jika
terdapat tanda klinis dari defisiensi vitamin A (seperti rabun senja, xerosis konjungtiva
dengan bitot’s spot, xerosis kornea atau ulceration, atau ketomalasia), maka dosis yang
tinggi harus diberikan untuk dua hari pertama, diikuti dosis ketiga sekurang-kurangnya 2
minggu kemudian (Almatsier, 2006).
3. VITAMIN K
A. Manfaat dan Fungsi Vitamin K
Fungsi vitamin K antara lain: (Almatsier, 2006)
memelihara kadar normal faktor-faktor pembeku darah, yaitu faktor II, VII, IX,
dan X, yang disintesis di hati;
berperan dalam sintesis faktor II, yaitu protrombin;
sebagai komponen koenzim dalam proses fosforilasi.
Vitamin K digunakan untuk mata lebih bersinar untuk, hal ini banyak ditemukan di krim
mata yang juga mengandung retinol. Vitamin K dipercaya bisa membantu mengatasi
lingkar mata hitam. Pembuluh kapiler yang rentan dan bocor di sekitar daerah mata
sering diakui sebagai penyebab hitamnya daerah di sekitar mata. Vitamin K, yang dikenal
juga sebagai phytonadione, bisa membantu mengontrol aliran darah. Penggunaan vitamin
K teratur bisa membuat bagian lingkar mata yang menghitam terlihat lebih cerah.
Biasanya digunakan 2-3 hari seminggu, setiap sebelum tidur untuk mencegah iritasi.
Vitamin K uga berperan penting dalam pembentukan tulang dan pemeliharaan ginjal.
Seluruh vitamin K dalam tubuh diproses dalam liver di mana nantinya akan digunakan
untuk memproduksi zat pembuat darah bisa membeku. Selain berperan dalam
pembekuan, vitamin ini juga penting untuk pembentukan tulang terutama jenis K1.
Vitamin K1 diperlukan supaya penyerapan kalsium bagi tulang menjadi maksimal dan
memastikan tidak salah sasaran. (Almatsier, 2006)
B. Sumber Vitamin K
Kebanyakan sumber vitamin K di dalam tubuh adalah hasil sintesis oleh bakteri di dalam
sistem pencernaan, namun Vitamin K juga terkandung dalam makanan, seperti hati,
sayur-sayuran berwarna hijau yang berdaun banyak dan sayuran sejenis kobis (kol) dan
susu. Vitamin K dalam konsentrasi tinggi juga ditemukan pada susu kedele, teh hijau,
susu sapi, serta daging sapi dan hati. Jenis-jenis makanan probiotik, seperti yoghurt yang
mengandung bakteri sehat aktif, bisa membantu menstimulasi produksi vitamin ini. Air
susu Ibu ( ASI) tidak banyak mengandung vitamin K, sedangkan bakteri yang dapat
mensintesis vitamin K tidak segera tersedia di dalam saluran cerna bayi. Untuk mencegah
terjadinya gangguan penggumpalan darah yang dapat menyebabkan perdarahan, bayi
baru lahir dianjurkan mendapat vitamin K melalui mulut atau dalam bentuk injeksi
intramuskular. Susu formula bayi sebaiknya diffortifikasi dengan vitamin K. (Almatsier,
2006)
C. Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan
Angka kecukupan vitamin K yang dianjurkan untuk berbagai golongan umur dan jenis
kelamin untuk Indonesia adalah seperti berikut:
D. Defisiensi Vitamin K
Jika vitamin K tidak terdapat dalam tubuh, darah tidak dapat membeku. Hal ini dapat
meyebabkan pendarahan atau hemoragik. Bagaimanapun, kekurangan vitamin K jarang
terjadi karena hampir semua orang memperolehnya dari bakteri dalam usus dan dari
makanan. Namun kekurangan bisa terjadi pada bayi karena sistem pencernaan mereka
masih steril dan tidak mengandung bakteri yang dapat mensintesis vitamin K, sedangkan
air susu ibu mengandung hanya sejumlah kecil vitamin K. Untuk itu bayi diberi sejumlah
vitamin K saat lahir. (Almatsier, 2006)
Pada orang dewasa, kekurangan dapat terjadi karena minimnya konsumsi sayuran atau
mengonsumsi antobiotik terlalu lama. Antibiotik dapat membunuh bakteri
menguntungkan dalam usus yang memproduksi vitamin K. Terkadang kekurangan
vitamin K disebabkan oleh penyakit liver atau masalah pencernaan dan kurangnya garam
empedu. (Almatsier, 2006)
Diagnosa adanya defisiensi vitamin K adalah timbulnya gejala-gejala, antara lain
hipoprotrombinemia, yaitu suatu keadaan adanya defisiensi protrombin dalam darah.
Selain itu, terlihat pula perdarahan subkutan dan intramuskuler. (Almatsier, 2006)
DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S., 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 180-184