vol. 18 no. 1 maret 2017 issn:1411-3201 - amikom
TRANSCRIPT
VOL. 18 NO. 1 MARET 2017
JURNAL ILMIAH
Data Manajemen Dan Teknologi Informasi
Terbit empat kali setahun pada bulan Maret, Juni, September dan Desember berisi artikel hasil
penelitian dan kajian analitis kritis di dalam bidang manajemen informatika dan teknologi informatika.
ISSN 1411-3201, diterbitkan pertama kali pada tahun 2000.
KETUA PENYUNTING
Abidarin Rosidi
WAKIL KETUA PENYUNTING
Heri Sismoro
PENYUNTING PELAKSANA
Emha Taufiq Luthfi
Hanif Al Fatta
Hastari Utama
STAF AHLI (MITRA BESTARI)
Jazi Eko Istiyanto (FMIPA UGM)
H. Wasito (PAU-UGM)
Supriyoko (Universitas Sarjana Wiyata)
Ema Utami (AMIKOM)
Kusrini (AMIKOM)
Amir Fatah Sofyan (AMIKOM)
Ferry Wahyu Wibowo (AMIKOM)
Rum Andri KR (AMIKOM)
Arief Setyanto (AMIKOM)
Krisnawati (AMIKOM)
ARTISTIK
Robert Marco
TATA USAHA
Nila Feby Puspitasari
PENANGGUNG JAWAB :
Rektor UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA, Prof. Dr. M. Suyanto, M.M.
ALAMAT PENYUNTING & TATA USAHA
UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA, Jl. Ring Road Utara Condong Catur Yogyakarta, Telp.
(0274) 884201 Fax. (0274) 884208, Email : [email protected]
BERLANGGANAN
Langganan dapat dilakukan dengan pemesanan untuk minimal 4 edisi (1 tahun)
pulau jawa Rp. 50.000 x 4 = Rp. 200.000,00 untuk luar jawa ditambah ongkos kirim.
i
VOL. 18 NO. 1 MARET 2017 ISSN : 1411- 3201
DATA MANAJEMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadlirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas anugerahnya sehingga jurnal edisi kali
ini berhasil disusun dan terbit. Beberapa tulisan yang telah melalui koreksi materi dari mitra
bestari dan revisi redaksional dari penulis, pada edisi ini diterbitkan. Adapun jenis tulisan
pada jurnal ini adalah hasil dari penelitian dan pemikiran konseptual. Redaksi mencoba selalu
mengadakan pembenahan kualitas dari jurnal dalam beberapa aspek.
Beberapa pakar di bidangnya juga telah diajak untuk berkolaborasi mengawal penerbitan
jurnal ini. Materi tulisan pada jurnal berasal dari dosen tetap dan tidak tetap UNIVERSITAS
AMIKOM Yogyakarta serta dari luar UNIVERSITAS AMIKOM Yogyakarta.
Tak ada gading yang tak retak begitu pula kata pepatah yang selalu di kutip redaksi, kritik dan
saran mohon di alamatkan ke kami baik melalui email, faksimile maupun disampaikan
langsung ke redaksi. Atas kritik dan saran membangun yang pembaca berikan kami
menghaturkan banyak terimakasih.
Redaksi
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………… .... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... iii
Sistem Informasi Untuk Prediksi Keamanan Pembiayaan Nasabah Bank Syariah
XYZ ..……… ………..…………………………………...…………….……………….……………1-7 Sumarni Adi
(Informatika Universitas AMIKOM Yogyakarta)
Perancangan Sistem Informasi E-Learning Pada SMK Syubbanul Wathon Tegalrejo
Magelang …………………………………………………………….…………….…..……………8-13 Dina Maulina 1) , Bernadhed 2)
(1) Sistem Informasi Universitas AMIKOM Yogyakarta, 2) Informatika Universitas AMIKOM
Yogyakarta)
Sistem Pakar Klasifikasi Tunagrahita Menggunakan Metode Forward Chaining Berbasis Web
(Studi Kasus : SLB Tunas Kasih 2 Turi) ………….……………………………..……………..…14-19 Marwan Noor Fauzy1) , Barka Satya2)
(1),2) Informatika Universitas AMIKOM Yogyakarta)
Visualisasi 2D Fluida 2 Fase Menggunakan Lattice Boltzmann 2D Visualization 2 Phase Fluid
Using Lattice Boltzmann ……………………...……………………………………………….......20-24 Arifiyanto Hadinegoro
(Informatika Universitas AMIKOM Yogyakarta)
Perancangan Arsitektur Dan Purwarupa Model Pembelajaran Massive Open Online Course
(MOOCS) Di Perguruan Tinggi Menggunakan Layanan Mobile…………...…....………………..25-30 Emigawaty
(Informatika Universitas AMIKOM Yogyakarta)
Developer Tools Sebagai Alternatif Pengukuran User Experience Pada Website…………………31-36 Lilis Dwi Farida
(Sistem Informasi Universitas AMIKOM Yogyakarta)
Evaluasi Heuristic Sistem Informasi Pelaporan Kerusakan Laboratorium Universitas AMIKOM
Yogyakarta………………………………………………………………………...……..…..…….37-43 Mulia Sulistiyono
(Informatika Universitas AMIKOM Yogyakarta)
Metadata Forensik Untuk Mendukung Proses Investigasi Digital..………..………………………44-50 Moh. Subli1), Bambang Sugiantoro2), Yudi Prayudi3)
(1,3)Magister Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia, 2)Teknik
Informatika UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)
Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Tanaman Kelapa Sawit Menggunakan Teorema Bayes ...….......51-56 Acihmah Sidauruk1), Ade Pujianto2)
(1)Sistem Informasi Universitas AMIKOM Yogyakarta, 2)Informatika Universitas AMIKOM
Yogyakarta)
Klasifikasi Konsentrasi Penjurusan Mahasiswa Universitas AMIKOM Yogyakarta………….….57-63 Hartatik
(Manajemen Informatika Universitas AMIKOM Yogyakarta)
iv
Penerapan Data Mining Untuk Clustering Data Penduduk Miskin Menggunakan Algoritma
Hard C-Means …..….……...….………………………………………………...….………….......64-69 Femi Dwi Astuti
(Teknik Informatika STMIK AKAKOM Yogyakarta)
Pembuatan Sistem Pendeteksi Dini Kebakaran Menggunakan Atmega8.........................................70-75 Rizqi Sukma Kharisma1), Ardi Setiyansah2)
(1,2)Informatika Universitas Amikom Yogyakarta)
Sukma, Pembuatan Sistem Pendeteksi ….
70
PEMBUATAN SISTEM PENDETEKSI DINI KEBAKARAN
MENGGUNAKAN ATMEGA8
Rizqi Sukma Kharisma1) , Ardi Setiyansah2)
1,2)
Informatika Universitas Amikom Yogyakarta Email : [email protected]), [email protected])
Abstraksi Bencana kebakaran yang tidak segera ditangani tentunya dapat menyebabkan kerugian baik kerugian harta
maupun korban jiwa. Hal ini terjadi dikarenakan beberapa hal salah satunya adalah terlambatnya informasi yang
diperoleh pemadam kebakaran atau pemilik rumah saat terjadinya kebakaran. Pada penelitian ini dibangun
sebuah sistem pendeteksian dini kebakaran menggunakan sensor asap, panas dan gas berdasarkan SMS Gateway
dan alarm sistem, yang digunakan untuk memberikan informasi mengenai deteksi kebakaran sedini mungkin,
sehingga bencana kebakaran ditangani sesegera mungkin dan resiko kebakaran dapat diminimalkan.
Kata Kunci : kebakaran, sensor, deteksi
Abstract Catastrophic fires that are not quickly addressed certainly many causes harm, whether it be casualties and loss
of property and objects, this happens because of several factors which are due to the delay information obtained
by the fire department, or the owner of the house or building that is not in the location of fire , Fire early
warning systems using sensors Smoke, Heat and Gas based SMS Gateway and alrm system, designed to provide
information regarding fire detection as early as possible, so that fire disasters to be addressed as soon as
possible and fire risk can be minimized.
Keywords : fire, sensors, detection.
Pendahuluan Bencana kebakaran gedung dan pemukiman
cenderung meningkat setiap tahun sehingga bencana
kebakaran merupakan bencana kedua terbesar
setelah banjir. Dari data Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB), pada tahun 2011,
Bencana kebakaran menempati peringkat kedua
dengan persentase mencapai 22.8% dibawah
bencana banjir dengan persentase 25.7% dari jumlah
kelesuruhan bencana Nasional. [1]
Berdasarkan data dari BNPB (Badan Nasional
Penanggulangan Bencana) Beberapa faktor
penyebab kebakaran gedung dan pemukiman yang
paling banyak ditemui diantaranya adalah hubungan
arus pendek listrik, peralatan rumah tangga seperti
kompor (gas atau listrik), lampu tempel atau lilin,
rokok, obat nyamuk bakar, membakar sampah, dan
kembang api atau petasan. [2]
Bencana kebakaran yang tidak cepat di tangani tentu
banyak menyebabkan kerugian, baik itu berupa
korban jiwa maupun kerugian harta dan benda, hal
ini terjadi karena beberapa faktor diantaranya adalah
akibat keterlambatan informasi yang diperoleh pihak
pemadam kebakaran, maupun pemilik rumah atau
gedung yang sedang tidak berada pada lokasi
kebakaran.
Melihat kondisi ini, maka diperlukan adanya
rancangan sebuah alat yang efisien dalam
memberikan informasi untuk mendeteksi terjadinya
bencana kebakaran guna mencegah semua kerugian
yang diakibatkan oleh kebakaran.
Dalam hal ini sistem yang akan dirancang adalah
sistem yang dapat mendeteksi terjadinya kebakaran
dan mengindikasi kebakaran dengan peringatan dini
menggunakan sensor pendeteksi asap dan gas yang
kemudian memberikan informasi kepada pemilik
bangunan, rumah atau pihak terkait, melalui pesan
pendek (SMS) ke telepon seluler pemilik atau
operator pihak terkait jika terdeteksi telah terjadi
kebakaran serta memberikan peringatan berupa
alarm.
Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka ini penulis mengambil
permasalahan rancangan prototipe sistem peringatan
dini kebakaran menggunkan sensor asap, panas dan
gas berbasis sms gateway dan alarm system. Adapun
refrensi yang penulis gunakan adalah sebagai
berikut:
Penelitian yang dibuat oleh Ahmad Faishal dan
Maun Budiyanto yang berjudul Pendeteksi
Kebakaran dengan menggunakan Sensor Suhu
LM35d dan Sensor Asap. Dalam penelitian ini
Ahmad Faishal dan Maun Budiyanto membuat alat
Jurnal Ilmiah DASI Vol. 18 No. 1 Hlm. 70-75 ISSN: 1411-3201
71
pendeteksi kebakaran dengan indikator panas dan
kepekatan asap. [3]
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh penulis
dan Ahmad Faishal memiliki kesamaan yaitu
menggunakan ATMega8 sebagai microcontroller,
menggunakan sensor LM35d untuk pendeteksi suhu,
menggunakan sesor asap dan buzzer sebagai
informasi peringatan kebakaran. Namun penulis
menambahkan komponen pendeteksi gas dengan
menggunakan sensor QM-6 dan Modem GSM
Wavecom M 1306b Q2403A sebagai pengirim
peringatan melalui SMS yang tidak ada pada
penelitian Ahmad Faishal.
Penelitian selanjutnya adalah Rancang Bangun
Sistem Detektor Kebakaran via Handphone Berbasis
Mikrokontroler yang dilakukan oleh Subhan
Apryandi. Dalam penelitian ini Subhan Apryandi
membuat sistem deteksi kebakaran menggunakan
sensor api UVITRON R2868 dan sensor asap MQ2.
Sistem ini mampu mengirimkan notifikasi SMS
dengan menggunakan HP Siemens tipe C45.[4]
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh penulis
dan Subhan Apryandi memiliki kesamaan yaitu
menggunakan ATMega sebagai microcontroller dan
buzzer sebagai informasi peringatan kebakaran.
Namun penulis menambahkan komponen pendeteksi
gas dengan menggunakan sensor QM-6 dan Modem
GSM Wavecom M 1306b Q2403A. Jenis sensor
yang digunakan juga memiliki perbedaan yaitu
penulis menggunakan sensor LM35d sebagai
indikator suhu dan Subhan Apryandi menggunakan
sensor api UVITRON R2868. Penulis menggunakan
Sensor Asap TGS 2600 sedangkan Subhan Apryandi
menggunakan sensor MQ2.
Penelitian selanjutnya adalah Rancang Bangun
Sistem Proteksi Kebakaran Menggunakan Smoke
dan Heat Detector yang dilakukan oleh Abdul Zain.
Dalam penelitian ini indikator kebakaran
menggunakan kepekatan asap dan panas. Abdul Zain
menggunakan Hochiki smoke detectors dan bimetal
switch sebagai pendeteksi suhu.[5]
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh penulis
dan Abdul Zain memiliki kesamaan yaitu
menggunakan ATMega sebagai microcontroller dan
buzzer sebagai informasi peringatan kebakaran.
Namun Namun penulis menambahkan komponen
pendeteksi gas dengan menggunakan sensor QM-6
dan Modem GSM Wavecom M 1306b Q2403A.
Selain itu penulis menggunakan sensor Sensor Asap
TGS 2600 dan Abdul Zain menggunakan Hochiki
smoke detectors. Penulis menggunakan sensor
LM35d sebagai sensor suhu dan Abdul Zain
menggunakan bimetal switch sebagai pendeteksi
suhu.
Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
waterfall sebagai metode pengembangan sistemnya
ditunjukkan pada gambar 1. [6]
Gambar 1. Metode Waterfall
Hasil dan Pembahasan
Analisis Kebutuhan Fungsional
Kebutuhan Fungsional sistem adalah aktifitas dan
pelayanan yang harus dimiliki oleh sebuah sistem
berupa input, proses, output, maupun penyimpanan
data. Berdasarkan kebutuhan sistem secara
fungsional, rancangan prototype peringatan dini
kebakaran harus mampu memenuhi kebutuhan
fungsional sebagai berikut :
1. Alat mampu mendeteksi suhu, gas dan asap
yang melebihi batas normal, menggunakan
sensor.
2. Sensor mampu mengirimkan data deteksinya ke
ATEMega8.
3. ATEMega8 mampu mengolah data yang berasal
dari sensor pendeteksi menjadi informasi
berupa deteksi dini.
4. ATEMega8 mampu mengirimkan perintah ke
Modem Wavecom berupa data informasi deteksi
yang berasal dari sensor.
5. Modem Wavecom mampu mengirim informasi
yang berasal dari ATEMega8 berupa SMS
Gateway ke Ponsel User (pemilik rumah atu
pihak terkait)
6. ATEMega8 mampu memberikan perintah ke
buzzer jika terdeksi ada nya indikasi kebakaran.
Analisis Kebutuhan Non Fungsional
Kebutuhan Perangkat Keras
Adapun perangkat keras yang digunakan untuk
membangun perangkat ini adalah sebagai berikut:
1. Mikrokontroller ATEMega8
Sukma, Pembuatan Sistem Pendeteksi ….
72
2. PCB
3. Sensor Asap TGS 2600
4. Sensor Panas LM35
5. Sensor Gas QM-6
6. Modem GSM Wavecom M 1306b Q2403A
7. Buzzer
8. Handphone
9. PC/ Laptop Asus A-150C
10. Kabel Adaptor Modem Wavecom M1306B 4
Pin
11. Kabel adaptor Perangkat Mikrokontroller
12. Kabel Downloader USB Asp
13. Kabel Serial RS232
Kebutuhan Perangkat Lunak
Adapun perangkat lunak yang digunakan untuk
membangun perangkat ini adalah sebagai berikut:
1. Sistem Operasi windows 7
2. CodeVision AVR
Perancangan
Diagram Blok Alur Rangkaian
Gambar 2. Diagram Blok Alur Rangkaian
Keseluruhan
Pada gambar 2 menunjukan prinsip kerja
keseluruhan dari rangkaian tiap-tiap blok. Berikut
adalah rangkain yang ada pada tiap-tiap blok:
1. Blok input
Blok Input mewakili data yang masuk ke dalam
sistem informasi. Input disini termasuk metode-
metode dan media untuk menangkap data
yangakan dimasukkan yang dapat berupa
dokumen-dokumen dasar. Pada blok masukan
Terdiri dari sensor panas/suhu LM35, Sensor
asap TGS 2600 dan Sensor Gas QM-6.
2. Blok Proses
Blok proses ini terdiri dari kombinasi prosedur,
logika dan model matematik yang akan
memanipulasi data input dan data yang
tersimpan di basis data dengan cara yang sudah
tertentu untuk menghasilkan keluaran yang
diinginkan. Pada blok proses terdiri dari
Mikrokontroller ATEMega8.
3. Blok output
Blok output merupakan produk dari sistem
informasi adalah keluaran yang merupakan
informasi yang berkualitas dan dokumentasi
yang berguna untuk semua tingkatan manajemen
serta semua pemakai system. Pada blok output
terdiri dari Buzzer/alrm system dan SMS
Gateway.
Rancangan PCB
Pada umumnya, perancangan rangkaian secara
keseluruhan dimulai dari menggambar skema
rangkaian (ditunjukkan pada Gambar 3) dengan
menggunakan software yang dilengkapi dengan fitur
pengubah dari skema rangkaian menjadi wearing
PCB. Pada aplikasi ini dibuat per bagian secara
terpisah. Untuk rangkaian Mikrokontroller dan
rangkaian optotriac menggunakan desain alur PCB
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mencetak layout PCB (Gambar 4).
b. Mensablon rangkaian pada papan PCB
c. Melarutkan Desain PCB pada larutan
larutan HCL, H2O2, dan air.
d. Setelah beberapa saat, kemudian PCB
diangkat dan dilakukan pengeboran pada
jalur-jalur yang telah dibuat.
e. Pemberian tiner pada gambar rangkaian
yang telah dibor.
Akan tetapi, dengan menggunakan MIkrokontroller
ATEMega8535 telah tersedia rancangannya, maka
kita tinggal menghubun ATEMega8535 yang sudah
ada dengan komponen yang dibutuhkan.
X1 1105
9200
C10
22pf
C9 22pf
VI1
VO3
GND2
U5 7805
12
PS TBLO
CK-
I2
D1 DIO
DE
1 2 3 4
10 9 8 7
56
J1 CO
NN
-DIL
10
T1IN
11
R1O
UT
12
T2IN
10
R2O
UT
9
T1O
UT
14
R1I
N13
T2O
UT
7
R2I
N8
C2+ 4
C2-
5
C1+1
C1-
3
VS+
2
VS-
6
U1 MAX
232
C1 1uC2 1u
C3 1uC4 1u
1 6 2 7 3 8 4 9 5
PB0/
ICP1
14
PB1/
OC1
A15
PB2/
SS/O
C1B
16
PB3/
MO
SI/O
C217
PB4/
MIS
O18
PB5/
SCK
19
PB6/
TOSC
1/XT
AL1
9
PB7/
TOSC
2/XT
AL2
10PC
6/R
ESET
1
PD0/
RXD
2
PD1/
TXD
3
PD2/
INT0
4
PD3/
INT1
5
PD4/
T0/X
CK6
PD5/
T111
PD6/
AIN0
12
PD7/
AIN1
13
PC0/
ADC0
23
PC1/
ADC1
24
PC2/
ADC2
25
PC3/
ADC3
26
PC4/
ADC
4/SD
A27
PC5/
ADC
5/SC
L28
AREF
21
AVCC
20
U2 ATM
EGA8
27.0 3
1
VOU
T2
U3 LM35
C6 10u
VI1
VO3
GND2
U4 7805
MQ
6
1
2
3
SER
IAL
CO
NN
-SIL
3
1 2 3 4
MQ
-6 CO
NN
-SIL
4
1 2 3
TGS2
600
CO
NN
-SIL
3TG
S
MQ
6
TGS
Q1
BD13
9
BUZ1
BUZZ
ER
R1 330
B
B
R2 220
D2 LED
50% 12
3R
V1
1kR3 4K
7
C7 10u
C8 10u
C5 10u
C11
10u
C12
10u
pada
Max
Ti O
ut --
> Pi
n 3
Rs2
32 M
odem
pem
asan
gan
mem
ang
diba
lik
Gambar 3. Skema Rangkaian
Jurnal Ilmiah DASI Vol. 18 No. 1 Hlm. 70-75 ISSN: 1411-3201
73
Gambar 4. Layout PCB
Hasil Rangkaian
Dari rangkaian input, proses, output. Pada rangkaian
Mikrokontroller ATEMega8 membutuhkan aliran
tegangan 5volt. Pada rangkaian Mikrokontroller
ATEMega8 terdiri dari bebrapa modul yang
digunakan sebagai input dan output sebagai
pengendali utama atau proses yang akan digunakan
untuk mengendalikan alat. Sebagai pengedali input
mikrokontroller ATEMega8 dihubungkan dengan
sensor Suhu, sensor asap dan Sensor gas. Sedangkan
pada output Mikrokontroller dihubungkan dengan
Buzzer sebagai alrm dan modem sebagi pengirim
informasi SMS Gateway. Hasil rangkaian keseluruah
ditunjukkan pada Gambar 5
Gambar 5. Hasil Rangkaian
Pengkodean
Pengkodean dibuat dengan bahasa pemrogroman C
yaitu menggunakan CodeVision AVR seperti tampak
di gambar 6. Sebelum program yang dibuat, maka
didefenisikan terlebih dahulu apa yang dibutuhkan.
Kebutuhan-kebutuhan Tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Port untuk input, output
2. Setting sensor Suhu LM35, sensor asap TGS
2600 dan sensor Gas QM-6
3. Penggunaan Intrupsi
4. Setting Buzzer dan Modem Wavecom
5. Hasil pengkodean berikut kemudian dimasukkan
ke dalam rangkaian mikrokontroller
#asm("sei")
buz=1; delay_ms(100); buz=0; delay_ms(100);
buz=1; delay_ms(100); buz=0; delay_ms(100);
buz=1; delay_ms(100); buz=0; delay_ms(2000);
while (1)
{
// Place your code here
suhu=read_adc(0)/2.048; // (1024/5V)
gas =read_adc(1);
asap=read_adc(2);
delay_ms(200);
if (suhu>60 && gas<900 && asap<900)
{
buz=1; delay_ms(1500); buz=0; delay_ms(100);
}
if (asap>900 && gas<900)
{
buz=1; delay_ms(750); buz=0; delay_ms(40);
buz=1; delay_ms(750); buz=0; delay_ms(1000);
}
if (asap<900 && gas>900)
{
buz=1; delay_ms(40); buz=0; delay_ms(40);
buz=1; delay_ms(40); buz=0; delay_ms(1000);
}
if (asap>900 && gas>900)
{
buz=1; delay_ms(40); buz=0; delay_ms(40);
if (tanda==0)
{
printf("AT+CMGF=1");
putchar(13);
delay_ms(1000);
printf("AT+CMGS=");
putchar(34);
printf("081278694025");
putchar(34);
putchar(13);
delay_ms(1000);
printf("Keadaan Rumah Berbahaya ");
sprintf(buf,"Suhu=%dC, Gas=%dppm,
Asap=%dppm",suhu,gas,asap);
puts(buf);
putchar(26);
delay_ms(8000);
printf("AT+CMGF=1");
putchar(13);
delay_ms(1000);
printf("AT+CMGS=");
putchar(34);
printf("082389347285");
putchar(34);
putchar(13);
delay_ms(1000);
printf("Keadaan Rumah Berbahaya ");
Sukma, Pembuatan Sistem Pendeteksi ….
74
sprintf(buf,"Suhu=%dC,Gas=%dppm,
Asap=%dppm",suhu,gas,asap);
puts(buf);
putchar(26);
delay_ms(8000);
tanda=1;
}
}
else
{
tanda=0;
}
Gambar 6. Code program
Pengujian Sistem
Pengujian Pengiriman SMS
Tujuan dilakukannya pengujian dan analisa
pengiriman sms ini adalah untuk mendapatkan
parameter lamanya waktu yang dibutuhkan modem
untuk mengirim sms sampai ke user berdasarkan
provider kartu perdana yang berbeda-beda seperti
tamapak di tabel 1.
Tabel 1. Pengujian Pengiriman SMS
Pengujian Fungsi Buzzer
Tujuan diadakannya pengujian dan analisa kinerja
buzzer adalah untuk mendapatkan parameter input
tegangan pada pin input IC agar dapat mengontrol
tegangan masukan pada buzzer yang bekerja dengan
level tegangan 12 VDC seperti tampak di tabel 2.
Tabel 2. Pengujian Fungsi Buzzer
Pengujian Sensor Suhu LM35
Pengambilan data sensor suhu ini dilakukan dengan
cara memanaskan suhu di sekitar sensor, pengujian
sensor ini dilakukan untuk megetahui seberapa besar
suhu di sekitar ruangan khususnya ketika terjadi
kebakaran. Sehingga tegangan pada sensor suhu ini
akan di bandingkan dengan tegangan potensiometer
yang diatur sebagai penentu seberapa batas suhu
minimum yang layak untuk mengisyaratkan adanya
bahaya kebakaran pada sensor suhu.
Pada data pengamatan tegangan pada potensiometer
(titik A) menjadi 0,60 V. Dari data pengamatan pada
titik B didapatkan tegangan mulai dari 0,296 V
sampai dengan 1,315 V (saat suhu mulai panas
maksimum) secara berurutan, maka untuk
pengukuran diambil selisih 5 setiap data seperti
tampak di tabel 3.
Tabel 3. Pengujian Sensor Suhu LM35
Pengujian Sensor Gas QM-6
Pada pengujian sensor Gas QM-6 dilakukan
pengambilan data percobaan, untuk melihat
pengaruh jarak deteksi gas terhadap lama waktu
indikator untuk menyala. Sensor Gas QM-6 akan
mendeteksi adanya kadar Gas berbahaya jika kadar
gas yang terdeteksi lebih dari 900ppm (>900ppm),
jika kadar gas berada dibawah 900ppm (<900ppm)
maka sensor mendeteksi kadar gas normal seperti
tampak di tabel 4.
Tabel 4. Pengujian Sensor Gas QM-6
Pengujian Sensor Asap TGS 2600
Pada pengujian sensor Asap TGS 2600 dilakukan
pengambilan data percobaan, untuk melihat
pengaruh jarak deteksi Asap terhadap lama waktu
indikator untuk menyala. Sensor Asap TGS 2600
akan mendeteksi adanya kadar Asap berbahaya jika
kadar gas yang terdeteksi lebih dari 900ppm
(>900ppm), jika kadar asap berada dibawah 900ppm
(<900ppm) maka sensor mendeteksi kadar asap
normal seperti tambak di tabel 5.
Tabel 5. Pengujian Sensor Asap TGS 2600
Kesimpulan dan Saran Setelah melakukan pengujian dan analisa terhadap
perancangan prototipe sistem peringatan dini
kebakaran menggunakan sensor asap TGS 2600,
sensor panas LM35 dan sensor gas QM-6. Penulis
mencoba untuk menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengiriman SMS dari Modem Wavecom
M1306B ke handphone user berhasil dikirim
dengan rata-rata lama waktu yang dibutuhkan
Jurnal Ilmiah DASI Vol. 18 No. 1 Hlm. 70-75 ISSN: 1411-3201
75
adalah 6 Detik menggunakan provider
Telkomsel.
2. Pada sensor suhu LM35 tegangan pada
potensiometer diatur 0,60 V atau 600 C. Dari
data pengamatan didapatkan tegangan mulai
dari 0,296 V sampai dengan 1,315 V (saat suhu
mulai panas maksimum). Pada pengujian
didapat indikator mulai menyala ketika V out
sensor bernilai 0,624 V atau 62,40 C , dan V
out komperator bernilai 0,034 V.
3. Pada sesnsor Gas QM-6 tekanan kadar Gas
sangat mempengaruhi waktu indikator sensor
untuk menyala, semakin besar tekanan gas yang
dideteksi semakin cepat indikator sensor untuk
menyala. begitu juga dengan jarak, jika tekanan
kadar gas besar maka semakin jauh juga
jangkauan sensor untuk mendeteksi gas dari
sumber gas. Hal ini dibuktikan pada pengujian
dengan cara memberikan Keluaran jenis Gas
Liquefied Butane (LPG) dengan Tekanan Gas
sebesar ± 1000 ppm. Dari pengujian tersebut
diperoleh data bahwa sensor Gas bisa
mendeteksi dengan jarak efisien ± 7 Cm dan
waktu yang digunakan indicator untuk menyala
selama 6 detik.
4. Pada sesnsor Asap QM-6 tekanan kadar asap
sangat mempengaruhi waktu indikator sensor
untuk menyala, semakin besar tekanan asap
yang dideteksi semakin cepat indikator sensor
untuk menyala. begitu juga dengan jarak, jika
tekanan kadar asap besar maka semakin jauh
juga jangkauan sensor untuk mendeteksi asap
dari sumber asap. Hal ini dibuktikan pada
pengujian dengan cara memberikan Keluaran
jenis asap rokok dengan Tekanan Gas sebesar ±
1050 ppm. Dari pengujian tersebut diperoleh
data bahwa sensor Gas bisa mendeteksi dengan
jarak efisien ± 8 Cm dan waktu yang digunakan
indicator untuk menyala selama 7 detik.
Saran
Beberapa saran yang dapat penulis berikan kepada
pembaca yang ingin menggunakan, membuat
ataupun mengembangkan perancangan prototipe
sistem peringatan dini kebakaran menggunakan
sensor asap TGS 2600, sensor panas LM35 dan
sensor gas QM-6 adalah sebagai berikut :
1. Sebaiknya alat pendeteksi kebakaran ini dapat
dikembangkan berbasis dekstop atau android,
sehingga pihak terkait (pemadam kebakaran)
dapat memantau secara intensif.
2. perancangan prototipe sistem peringatan dini
kebakaran dapat di kembangkan dengan
menggunakan teknologi GPS, sehingga ketika di
suatu daerah terdapat indikasi kebakaran pihak
terkait (pemadam kebakaran) dapat dengan
cepat melakukan tindakan tanpa mencari alamat
tempat kejadian kebakaran.
Daftar Pustaka [1] BNPB, September 2015, Statistik Bencana Indonesia
2015, diakses di : http://dibi.bnpb.go.id/
[2] BNPB, September 2015, Data Kejadian Bencana
Kebakaran Permukiman, Diakses di :
http://geospasial.bnpb.go.id/pantauanbencana/data/da
takbmukimall.php
[3] Faishal, A., & Budiyanto, M. (2010). Pendeteksi
Kebakaran Dengan Menggunakan Sensor Suhu
LM35D dan Sensor Asap. Seminar Nasional
Informatika 2010 UPN Veteran. Yogyakarta.
[4] Apryandi, S. (2013). Rancang Bangun Sistem
Detektor Kebakaran via Handphone Berbasis
Mikrokontroler. Jurnal Teknik Elektro Universitas
Tanjungpura, Vol 1,No 1. [5] Zain, A. (2016). Rancang Bangun Sistem Proteksi
Kebakaran. Journal INTEK, 3.
[6] Kristanto, Andri, 2004, Rekayasa Perangkat Lunak
(Konsep Dasar), Gava Media, Yogyakarta