volume 12, nomor 1, maret 2016 - core.ac.uk · analisis kinerja tenaga kesehatan pada puskesmas...

17
pISSN 0216-2482 eISSN 2358-4080 Volume 12, Nomor 1, Maret 2016 Kecelakaan Kerja pada Pekerja Konstruksi Informal di Kelurahan “X” Kota Samarinda Pengaruh Latihan Aerobik Intensitas Ringan dan Sedang Terhadap Asam Laktat dan Skala Borg Atlet Sepak Bola Persepsi Tentang Peringatan Bergambar pada Kemasan Rokok dan Tingkat Pendidikan dengan Tindakan Perokok Analisis Kinerja Tenaga Kesehatan pada Puskesmas Lapadde Kota Parepare Model Tikus Diabetes yang Diinduksi Streptozotocin-Sukrosa Untuk Pendekatan Penelitian Diabetes Melitus Gestasional Analisis Konsumsi Buah dan Sayur pada Model Sistem Penyelenggaraan Makanan di Sekolah Dasar Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan dengan Kepuasan pasien Peserta BPJS di Rawat Inap RSUD Syekh Yusuf Gowa Hubungan Karakteristik dengan Perilaku Seksual Anak Jalanan di Kota Makassar Penilaian dan Manajemen Risiko Timbal di Udara Pada Anak Sekolah Dasar Pesisir Kota Makassar Terakreditasi Nomor : 12/M/Kp/II/2015 Bekerjasama dengan IAKMI Terakreditasi Nomor : 12/M/Kp/II/2015 Bekerjasama dengan IAKMI

Upload: vuxuyen

Post on 03-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

pISSN 0216-2482eISSN 2358-4080

Volume 12, Nomor 1, Maret 2016

Kecelakaan Kerja pada Pekerja Konstruksi Informal di Kelurahan “X” Kota Samarinda

Pengaruh Latihan Aerobik Intensitas Ringan dan Sedang Terhadap Asam Laktat dan Skala Borg Atlet Sepak Bola

Persepsi Tentang Peringatan Bergambar pada Kemasan Rokok dan Tingkat Pendidikan dengan Tindakan Perokok

Analisis Kinerja Tenaga Kesehatan pada Puskesmas Lapadde Kota Parepare

Model Tikus Diabetes yang Diinduksi Streptozotocin-Sukrosa Untuk Pendekatan Penelitian Diabetes Melitus Gestasional

Analisis Konsumsi Buah dan Sayur pada Model Sistem Penyelenggaraan Makanan di Sekolah Dasar

Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan dengan Kepuasan pasien Peserta BPJS di Rawat Inap RSUD Syekh Yusuf Gowa

Hubungan Karakteristik dengan Perilaku Seksual Anak Jalanan di Kota Makassar

Penilaian dan Manajemen Risiko Timbal di Udara Pada Anak Sekolah Dasar Pesisir Kota Makassar

Vo

lum

e 1

2, N

om

or 1

, Ma

ret 2

01

6

Terakreditasi Nomor : 12/M/Kp/II/2015Bekerjasama dengan IAKMI

Terakreditasi Nomor : 12/M/Kp/II/2015Bekerjasama dengan IAKMI

MKMIMEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

The Indonesia Journal of Public Health

SekretariatRedaksi Jurnal Media Kesehatan Masyarakat IndonesiaSaudari Andi Selvi dan Syamsiah d.a Ruang Jurnal FKM Lt.1 Ruang K108 Kampus Unhas - Tamalanrea 90245Telp. 08114440454, Fax (0411) 586013, E-mail : [email protected] : http://journal.unhas.ac.id/index.php/JMKMI

Volume 12, Nomor 1, Maret 2016 ISSN 0216-2482

Media Kesehatan Masyarakat Indonesia adalah publikasi ilmiah yang menerima setiap tulisan ilmiah dibidang kesehatan, baik laporan penelitian (original articel research paper),

makalah ilmiah (review paper) maupun laporan kasus (case report) dalam bahasa Indonesia atau Inggris.

Penanggung JawabProf. Dr. drg. A. Zulkifli Abdullah, M.Kes (Dekan FKM UNHAS)

Pemimpin RedaksiDr. Ida Leida M. Thaha, SKM, M.KM, MSc.PH

Wakil Pemimpin RedaksiIndra Dwinata, SKM, MPH

Redaksi PelaksanaAndi Ummu Salmah, SKM, MSc

Jumriani Ansar, SKM, M.KesSudirman Natsir, S.Ked, MWH, Ph.D

Balqis, SKM, M.Kes, MSc.PHdr. Masyitha Muis, MS

Syamsuar Manyullei, SKM, M.Kes, MSc.PHIrwandi Kapalawi, SKM, MSc.PH, MARS

Abdul Salam, SKM, M.Kes

SekretariatAndi Selvi Yusnitasari, SKM, M.Kes

Muh. Asdar, SKM, M. KesSri Sumarni Marsuki, SKM

SirkulasiSyamsiah, S.E

Drs. Syamsu Alam

Tata UsahaUswatun Hasanah, SKM

Herlindayanti, S.PdAde Kartika Sari, SKM

Jurnal ini diterbitkan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin 4 kali setahun (Maret, Juni, September, Desember). Surat menyurat menyangkut naskah, langganan dan sebagainya dapat dialamatkan ke :

MKMIMEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

The Indonesian Journal of Public Health

Volume 12, Nomor 1, Maret 2016 ISSN 0216-2482

DAFTAR ISI

Kecelakaan Kerja pada Pekerja Konstruksi Informal di Kelurahan “X” Kota SamarindaIwan M. Ramdan, Hanna Novita Handoko

Pengaruh Latihan Aerobik terhadap Asam Laktat dan Skala Borg Atlet SepakbolaAditya Candra, Gusbakti Rusip, Yetty Machrina

Persepsi tentang Peringatan Bergambar pada Kemasan Rokok dan Tingkat Pen-didikan dengan Tindakan PerokokAnggun Wulandari, Fauzie Rahman, Lenie Marlinae, Syamsul Arifin

Analisis Kinerja Tenaga Kesehatan pada Puskesmas Lapadde Kota ParepareUsman

Model Tikus Diabetes yang Diinduksi Streptozotocin-Sukrosa untuk Pendekatan Penelitian Diabetes Mellitus GestasionalFirdaus, Rimbawan, Sri Anna Marliyati, Katrin Roosita

Analisis Konsumsi Buah dan Sayur pada Model Sistem Penyelenggaraan Makan-an di Sekolah Dasar Putri Ronitawati, Budi Setiawan, Tiurma Sinaga

Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan dengan Kepuasan Pasien RSUD Syekh Yusuf GowaNurfardiansyah Burhanuddin

Hubungan Karakteristik dengan Perilaku Seksual Anak Jalanan di Kota Makas-sar Tahun 2014Dewisnawati, Stang, Andi Ummu Salmah

Penilaian dan Manajemen Risiko Timbal di Udara pada Anak Sekolah Dasar Pe-sisir Kota MakassarAgus Bintara Birawida

1-6

7-13

14-20

21-28

29-34

35-40

41-46

47-53

54-62

54

Agus Bintara Birawida : Penilaian dan Manajemen Risiko Timbal di Udara pada Anak Sekolah Dasar Pesisir

PENILAIAN DAN MANAJEMEN RISIKO TIMBAL DI UDARA PADA ANAK SEKOLAH DASAR PESISIR KOTA MAKASSAR

Assessment and Risk Management of Lead in the Air for Coastal PrimarySchool Student Makassar City

Agus Bintara BirawidaDepartement Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Unhas

([email protected])

ABSTRAKTimbal bersifat neurotoksik akumulatif. Timbal dapat meracuni lingkungan yang berdampak pada seluruh

sistem tubuh. Pada anak-anak, timbal menurunkan tingkat kecerdasan, pertumbuhan, pendengaran, menyebabkan anemia, dan dapat menimbulkan gangguan pemusatan perhatian dan gangguan tingkah laku. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan seberapa besar laju asupan, durasi pajanan, frekuensi pajanan dan tingkat risiko kesehatan (Risk Quotient/RQ) paparan timbal (Pb) pada anak SD. Penelitian ini dilakukan di wilayah pesisir Kota Makassar pada lima kecamatan yaitu kecamatan, Tamalate, Mariso, Ujung Tanah, Tallo dan Biringkanaya. Jenis Penelitian ini adalah observasional dengan menggunakan rancangan analisis risiko kesehatan lingkungan. Jumlah asupan (Ink) timbal (Pb) dalam udara pada responden untuk perhitungan risiko penyakit karsinogen adalah 0,0103 µg/kg/hari dan untuk risiko penyakit non karsinogen adalah 0,0242 µg/kg/hari. Mayoritas responden memiliki nilai RQ>1, yaitu RQ 2,594 untuk pajanan risiko karsinogen dan RQ 6,054 untuk risiko non karsinogen. Kesimpulannya Adalah Anak sekolah dasar yang menghirup Udara yang tercemar Pb, lebih banyak berisiko, yaitu RQ>1 daripada yang tidak berisiko RQ<1, baik pada RQ karsinogen maupun non karsinogenKata kunci : Penilain risiko, timbal, neurotoksik

ABSTRACTLead is neurotoxic accumulative. Lead can poison the environment which affects all body systems. In

children, lead to lower levels will effect of intelligence, growth, loss, anemia, and cause attention deficit disorder and conduct disorder. The Aims of this study is to determine the rate of intake, duration of exposure, frequency of exposure and the level of health risk (Risk Quotient/RQ) exposure to lead (Pb) on elementary school children. This research was conducted in the coastal area of Makassar in five districts namely districts, Tamalate, Mariso, Ujung Tanah, Tallo and Biringkanaya. This study was an observational by using design analysis of environmental health risks. Total intake (Ink) lead (Pb) in the air at the respondent’s calculation of disease risk carcinogen is 0.0103 mg / kg / day and for non-carcinogenic risk is 0.0242 mg/kg/day. The majority of respondents have a value RQ> 1, the RQ 2,594 for the risk of exposure to carcinogens and RQ 6,054 for non-carcinogenic risk. The conclusion is a primary school Children who breathe polluted air Pb, more risky, the RQ>1 than non-risk RQ1, both at RQ carcinogens and non-carcinogens.Keywords: Risk assesment, lead, neurotoxic

55

JURNAL MKMI, Vol. 12 No. 1, Maret 2016

PENDAHULUANTimbal dapat meracuni lingkungan yang

berdampak pada seluruh sistem tubuh. Pada anak-anak, timbal menurunkan tingkat kecerdasan, per-tumbuhan, pendengaran, menyebabkan anemia, dan dapat menimbulkan gangguan pemusatan perhatian dan gangguan tingkah laku. Pemaparan yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan otak yang parah, bahkan kematian. Anak-anak kecil sangat rentan terhadap keracunan timbal karena mereka menyerap jauh lebih banyak timbal dari lingkungannya daripada orang dewasa dan sistem syaraf pusat mereka masih dalam taraf berkem-bang. Timbal juga dapat meracuni sistem pem-bentukan darah merah karena dapat menimbulkan gangguan pembentukan sel darah merah.1

Timbal bersifat neurotoksi akumulatif. Pada anak kecil timbal dapat menimbulkan penurunan kemampuan otak, sedangkan pada orang dewasa dapat menimbulkan gangguan tekanan darah ting-gi dan keracunan jaringan lainnya. Anak-anak di seluruh dunia saat ini berisiko terpapar oleh timbal dari berbagai sumber pencemar. Keracunan timbal menyumbang sekitar 0,6% dari beban penyakit global.2

Timbal merupakan salah satu bahan pence-mar udara yang berbentuk partikulat. Baku mutu udara nasional untuk timbal berdasarkan Peratur-an Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 ta-hun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara adalah sebesar 2 µg/m3 untuk 24 jam pengukuran3 sedangkan standar yang ditetapkan oleh WHO un-tuk konsentrasi timbal di udara adalah 0,5µg/m3. Sistem syaraf dan pencernaan anak masih dalam tahap perkembangan, sehingga lebih rentan ter-hadap timbal yang terserap. Anak dapat menye-rap hingga 50% timbal yang masuk ke dalam tubuh, sedangkan orang dewasa hanya menyerap 10-15%.1 Menurut ukuran internasional, ambang batas maksimum kandungan timbal adalah 0,15 gram perliter.4

Penelitian yang dilakukan oleh Shiek. B. Y di Taibah, Arab Saudi terhadap 167 siswa menunjukkan 85% responden memiliki konsen-trasi Pb>10 µg/dl dalam darah dan 16,8% respon-den memiliki <10 µg/dl dan hasilnya menunjuk-kan ada hubungan kadar Pb dalam darah dengan penurunan IQ dan performa kerja.5 Penelitian yang dilakukan oleh Khidri, dkk, terhadap anak jalanan

dan anak taman kanak-kanak di Kota Makassar 90% diantaranya mengandung konsentrasi tim-bal dalam darahnya diatas ambang batas dan 10% lainnya memiliki konsentrasi timbal 10 µg/dl da-lam darahnya. Rata-rata kandungan timbal dalam darah anak-anak yang diperiksa adalah 23,96µg/dl.6

Pencemaran timbal sebagian besar disebab-kan oleh asap kendaraan bermotor. Hampir 85% pencemaran timbal pada manusia berlangsung melalui pernafasan, 14% melalui pencernaan, dan sisanya 1% melalui kulit. Sebanyak 30-40% tim-bal yang terabsorbsi akan masuk ke dalam aliran darah lalu 95% timbal dalam darah tersebut diikat oleh eritrosit.7 Hasil penelitian membuktikan bah-wa bahan tersebut tidak bisa diurai oleh tubuh. Jadi, timbal dapat merusak jaringan tubuh siapa- pun.8 Tujuan Penelitian ini adalah untuk menen-tukan seberapa besar laju asupan, durasi pajanan, frekuensi pajanan dan tingkat risiko kesehatan (Risk Quotient/RQ) paparan timbal (Pb) pada anak SD di wilayah pesisir kota Makassar

BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilakukan di wilayah pesisir

Kota Makassar pada lima kecamatan yaitu Keca-matan, Tamalate, Mariso, Ujung Tanah, Tallo dan Biringkanaya. Penelitian ini bersifat observasio- nal dengan menggunakan rancangan analisis risiko kesehatan lingkungan. Populasi dalam penelitian ini terbagi dua yaitu populasi lingkungan dan popu- lasi manusia. Populasi lingkungan adalah semua Pb udara di lima kecamatan wilayah pesisir kota Makassar. Populasi manusia adalah semua anak sekolah dasar dan bermukim di lima kecamatan pesisir Kota Makassar. Adapun sampel lingkungan dalam penelitian ini adalah tiga titik lokasi dengan tiga kali pengulangan Pb udara di lima kecamatan wilayah pesisir Kota Makassar. Sedangkan sampel manusia adalah sebanyak 45 orang anak Sekolah Dasar dan bermukim di lima kecamatan pesisir Kota Makassar.

Sampel udara di ambil pada stasiun yang masing-masing di lakukan selama 3 kali pengu-langan waktu pagi, siang, dan sore hari. Partikel di udara ditangkap dengan menggunakan alat HVAS (High Volume Air Sample) dan media pe- nyaring atau filter. Pb yang terkandung di dalam partikel tersuspensi tersebut didekstruksi dengan

56

Agus Bintara Birawida : Penilaian dan Manajemen Risiko Timbal di Udara pada Anak Sekolah Dasar Pesisir

menggunakan pelarut asam, kemudian diukur de-ngan alat Spektrofometer Serapan Atom. Sampel udara di ambil pada stasiun yang masing-masing di lakukan selama 3 kali pengulangan waktu pagi, siang, dan sore hari. Partikel di udara ditangkap dengan menggunakan alat HVAS (High Volume Air Sample) dan media penyaring atau filter. Pb yang terkandung di dalam partikel tersuspensi tersebut di dekstruksi dengan menggunakan pela- rut asam, kemudian diukur dengan alat Spektrofo-meter Serapan Atom.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analisis Risiko Ke- sehatan Lingkungan. Adapun tahapan analisis data dalam penelitian ini adalah analisis risiko kesehat- an lingkungan yang dilakukan untuk mengetahui tingkat pajanan responden (Intake/I) dan tingkat risiko responden (Risk Quotient/RQ).9 Analisis tingkat pajanan atau intake dilakukan untuk me- ngetahui besarnya pajanan risk agent timbal (Pb) yang diterima responden perkilogram berat badan setiap harinya. Perhitungan tingkat pajanan (in-take)10 :

Keterangan: Ink : intake (asupan), jumlah risk agent yang dite-

rima individu per berat badan per hari (mg/kg/hari)

C : konsentrasi riskagent (mg/kg) atau (mg/L)R : laju (rate) asupan (gr/hari) atau (L/hari)fE : frekuensi pajanan tahunan (hari/tahun)Dt : durasi pajanan (tahun)Wb: berat badan (kg)tavg: perioda waktu rata-rata (70 tahun x 365 hari/

tahun) untuk efek karsinogen dan (30 tahun x 365 hari/tahun) untuk efek non karsinogen

Untuk mengetahui tingkat risiko kesehatan yang akan terjadi dari masing-masing individu, maka dilakukan perhitungan RQ sesuai dengan persamaan berikut10 :

Hasil perhitungan RQ dapat menunjukkan tingkat risiko kesehatan pada anak sekolah dasar akibat menghirup timbal (Pb) yang terdapat dalam udara. Apabila RQ ≤ 1 menunjukkan paparan ma-

sih berada di bawah batas normal dan udara yang dihirup anak sekolah dasar tersebut masih dalam batas aman dari risiko menderita penyakit sepan-jang hidupnya. Sedangkan, bila RQ>1 menunjuk-kan paparan berada diatas batas normal dan udara yang dihirup anak sekolah dasar tersebut berisiko menderita penyakit sepanjang hidupnya. Analisis ini berguna untuk mengetahui manajemen pen-gurangan risiko kesehatan akibat paparan timbal (Pb) yang terdapat dalam udara terhadap anak se-kolah dasar. Manajemen pengurangan risiko yang dapat digunakan adalah menurunkan konsentrasi, mengurangi laju konsumsi, dan membatasi durasi pajanan.9

HASILTabel 1 menunjukkan kandungan rata- rata

timbal (Pb) di dalam udara yang diperoleh di lima kecamatan pesisir Kota Makassar paling tinggi pada Kecamatan Tallo yaitu 1,634 µg/M3 dan be-lum melewati batas maksimum timbal dalam uda-ra yaitu 2 µg/M3, sedangkan yang paling rendah pada Kecamatan Biringkanaya yaitu 0,106 mg/kg. Tabel 2 menunjukkan bahwa laju asupan ter-hadap 45 responden berdasarkan inhalasi udara yang mengandung kandungan timbal (Pb) dalam 6 jam, laju asupan tertinggi yaitu 44,50 % respon-den menginhalasi udara 1-10µgr/M3jam, sedang-kan laju asupan terendah yaitu 11,10 % responden menginhalasi udara 31-40 µgr/M3jam.

Tabel 2 menunjukkan bahwa durasi pa-janan responden berdasarkan inhalasi udara yang

Tabel 1. Distribusi Kandungan Rata-rata Tim-bal (Pb) dalam Udara yang di Inhalasi Masyarakat di Lima Kecamatan Pesi-sir Kota Makassar

Kecamatan n Mean MinimumMaksimum SD

Tamalate

Mariso

Ujung Tanah

Tallo

Biringkanaya

9

9

9

9

9

0,626

0,493

1,191

1,634

0,106

0,1321,2040,1411,6220,2392,3650,8632,1110,0520,197

0,325

0,474

0,812

0,469

0,041

Sumber : Data primer, 2013

57

JURNAL MKMI, Vol. 12 No. 1, Maret 2016

mengandung residu timbal (Pb), frekuensi durasi pajanan masing-masing responden sama 33,33 % semakin tinggi tingkat kelas, durasi paparan- nya semakin tinggi. Tabel 2 menunjukkan bahwa frekuensi pajanan responden berdasarkan inhala-si udara yang mengandung timbal (Pb), frekuensi tertinggi yaitu 51,10 % responden menginhalasi udara selama 150-250 hari/tahun, sedangkan yang terendah yaitu 4,50 % responden menginhalasi

udara selama 50-150 hari/tahun.Tabel 2 menunjukkan bahwa berat badan

responden hasil penelitian ini bervariasi antara 20 kg hingga 60 kg. Rata-rata berat badan responden adalah 29,25 kg. Tabel 4.24 di atas menunjukkan bahwa berat badan tertinggi pada responden, yaitu 25 % responden memiliki berat badan antara 20-29 kg, sedangkan berat badan terendah, yaitu 2 % responden memiliki berat badan >50 kg. Analisis risiko ada dua tahap, yaitu analisis tingkat pajanan atau intake (I) dan analisis tingkat risiko atau Risk Qoutien (RQ).

Contoh perhitungan untuk intake tiap res- ponden adalah responden dengan nomor respon-den 31, setiap hari berada di Kecamatan Tallo. Memiliki berat badan 34,2 kg, menginhalasi uda-ra selama 288 hari/tahun selama 5 tahun. Seti-ap hari menginhalasi udara sebanyak 3.350 µg/M3jam. Konsentrasi timbal (Pb) dalam udara ada-lah 1,88µg/kg. Maka besarnya intake timbal (Pb) untuk paparan 30 tahun (non karsinogen) dan 70 tahun (karsinogen).

Intake timbal (Pb) dalam udara pada pa-janan 70 tahun :

Tabel 2. Distribusi Indikator Intake Respon-den di Lima Kecamatan Pesisir Kota Makassar

Indikator n %Laju Asupan (µg/jamM3)

1 – 1011 – 2021 – 3031 - 40

Durasi Pajanan (Tahun)0 - 4 0 - 50 - 6

Frekuensi pajanan (Hari/Tahun)50 – 150150 – 250250 – 350

Berat Badan (Kg)20 – 2930 – 3940 – 49> 50

201465

151515

22320

251541

44,5031,1013.3011,10

33,3333,3333,33

4,5051,1044,40

563392

Sumber : Data primer, 2013

Gambar 1. Distribusi RQ Pajanan Timbal (Pb) untuk Risiko Penyakit Karsinogen dan Non Karsinogen pada Responden di Lima Kecamatan Pesisir Kota Makassar

58

Agus Bintara Birawida : Penilaian dan Manajemen Risiko Timbal di Udara pada Anak Sekolah Dasar Pesisir

Intake timbal (Pb) dalam udara pada pa-janan 30 tahun :

Jumlah asupan (Ink) timbal (Pb) dalam uda-ra pada responden 31 untuk perhitungan risiko penyakit karsinogen adalah µg/kg/hari dan untuk risiko penyakit non karsinogen adalah µg/kg/hari.

Langkah selanjutnya adalah menghitung tingkat risiko (RQ) timbal (Pb) terhadap respon-den tersebut. Konsentrasi acuan (RfC) untuk timbal (Pb) menurut US-EPA tahun 2006 adalah 0,004 mg/kg/hari. Maka perhitungan RQ timbal (Pb) dalam udara untuk risiko penyakit karsinogen dan non karsinogen.

RQ timbal (Pb) dalam udara untuk risiko penyakit karsinogen :

RQ timbal (Pb) dalam udara untuk risiko penyakit non karsinogen :

Responden no. 31 memiliki nilai RQ>1, yaitu RQ 2,594 untuk pajanan risiko karsinogen dan RQ 6,054 untuk risiko non karsinogen maka dapat disimpulkan bahwa responden no. 31 ter-masuk dalam kelompok berisiko terhadap efek penyakit karsinogen dan non karsinogen.

Gambar 1 terlihat bahwa RQ karsinogen res- ponden kelompok berisiko lebih tinggi yaitu 34 responden dibandingkan dengan kelompok tidak beresiko sebanyak 11 responden. Gambar 1, de-ngan gangguan kesehatan yang dialami tiga bulan terakhir diantaranya sakit kepala, batuk, dan gang-

Tabel 3. Uji Shapiro-Wilk untuk Mengetahui Normal atau Tidaknya Distribusi Data Variabel Penelitian

Variabel MeanMedian

MinimumMaksimum SD p-value

Shapiro-WilkKonsentrasi Timbal (Pb) dalam Udara (mg/kg)

Frekuensi Paparan (hari/tahun)

Durasi Paparan (tahun)

Laju asupan (gr/hari)

Berat badan (kg)

RQ untuk risiko non karsinogen (paparan 30 tahun)

RQ untuk risiko karsinogen (paparan 70 tahun)

0,8100,578

253,86240

55

12,8612,01

29,25328

4,5102,256

10,5235,264

0,0522,365

144,00288,00

46

0,3538,28

2050,30

0,0221,97

0,0451,25

0,72

37,77

0,825

11,09

7,11

5,387

12,57

0,011

0,000

0,000

0,005

0,005

0,000

0,000

Sumber : Data primer, 2013

59

JURNAL MKMI, Vol. 12 No. 1, Maret 2016

guan system saraf. Kelompok dengan nilai RQ≤1 dikategorikan sebagai kelompok aman, sedangkan kelompok dengan nilai RQ>1 disebut kelompok berisiko terhadap efek karsinogen.

Gambar 1 terlihat bahwa RQ non karsino-gen responden kelompok berisiko lebih tinggi yai-tu 36 responden di bandingkan dengan kelompok tidak berisiko sebanyak 9 responden. Gambar 1, dengan gangguan kesehatan yang dialami tiga bu-lan terakhir diantaranya sakit kepala, batuk, dan gangguan system saraf. Kelompok dengan nilai RQ≤1 dikategorikan sebagai kelompok aman, sedangkan kelompok dengan nilai RQ>1 disebut kelompok berisiko terhadap efek non karsinogen.

Analisis univariat digunakan untuk menge- tahui normal atau tidaknya distribusi data variabel penelitian. Uji yang digunakan dalam analisis ini adalah uji Shapiro-Wilk untuk variabel dengan jumlah sampel <50, sedangkan untuk variabel de- ngan jumlah sampel ≥50, digunakan uji Kolmo- gorov-Smirnov. Tabel 3 menunjukkan bahwa semua data variabel yang ada terdistribusi tidak normal karena nilai p<0,05. Perhitungan atau penggunaan selanjutnya pada data yang distri-businya tidak normal (p≤0,05) digunakan nilai median, sedangkan pada data yang distribusinya normal (p>0,05) digunakan nilai rata-rata. Analisis univariat digunakan untuk melanjutkan perhitung- an ke tahapan manajemen risiko dengan mengu-rangi konsentrasi, laju asupan serta durasi pajanan yang didapatkan dari hasil perhitungan manaje-men risiko dengan menggunakan nilai median dan

mean.Penurunan konsentrasi timbal (Pb) pada

dasarnya berbeda-beda untuk setiap responden. Hal ini dipengaruhi oleh pola paparan dan karak-teristik antropometri tiap responden berbeda. Berikut contoh perhitungan penurunan konsentra-si timbal (Pb) pada udara untuk risiko karsinogen (pajanan 70 tahun) yang diinhalasi oleh responden dengan berat badan 30 kg, durasi paparan 5 tahun, frekuensi paparan 240 hari/tahun, laju inhalasi12 mg/hari, dan nilai Rfd=0,004 mg/kg/hari. Rfd= Ink, maka rumusnya menjadi :

Konsentrasi timbal (Pb) 0,2661 µg/kg ada-lah konsentrasi yang aman terhadap risiko kar-sinogen bagi responden dengan berat badan 30 kg dan menginhalasi udara 12µg/hari untuk diinhalasi terus-menerus selama 5 tahun dengan frekuen-si 240 hari/tahun. Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diperoleh nilai C timbal (Pb) dalam udara yang aman diinhalasi untuk risiko non karsinogen (durasi pajanan 30 tahun) adalah 0,1141µg/kg.

Tabel 4 menunjukkan hasil perhitungan konsentrasi timbal (Pb) dalam udara yang aman diinhalasi terhadap risiko karsinogen dan non kar-sinogen untuk frekuensi pajanan 240 hari/tahun, durasi pajanan 5 tahun, dan laju asupan 12µg/M3hari berdasarkan kelompok berat badan. Tabel 4 terlihat bahwa semakin tinggi berat badan re-sponden semakin tinggi pula konsentrasi timbal (Pb) dalam udara yang aman diinhalasi respon-

Tabel 4. Konsentrasi, Laju Asupan, dan Durasi Paparan Timbal (Pb) dalam Udara yang Aman di Inhalasi Responden Menurut Kelompok Berat Badan untuk Risiko Karsinogen dan Non Karsinigen di Lima Kecamatan Pesisir Kota Makassar

Berat Badan (Kg)

Risiko Karsionegen Risiko Non KarsinogenKonsentrasi

Timbal (Pb)

Laju Asupan Timbal

(Pb)

Durasi Paparan

Timbal (Pb)

Konsentrasi Timbal

(Pb)

Laju Asupan Timbal

(Pb)

Durasi Paparan

Timbal (Pb)2025303540455055

0.17740.22180.26610.31050.35490.39920.44360.4879

3.6844.6055.5266.4467.3678.2889.20910.130

1.51.92.32.73.13.53.84.2

0.07600.09510.11410.13310.15210.17110.19010.2091

1.5791.9732.3682.7633.1573.5523.9474.341

0.6580.8220.9871.1511.3161.4801.6441.809

Sumber : Data primer, 2013

60

Agus Bintara Birawida : Penilaian dan Manajemen Risiko Timbal di Udara pada Anak Sekolah Dasar Pesisir

den terhadap risiko penyakit karsinogen dan non karsinogen. Selain itu, tabel 20 di atas juga mem-perlihatkan bahwa konsentrasi timbal (Pb) dalam udara yang aman diinhalasi responden lebih tinggi pada risiko karsinogen dibandingkan risiko non karsinogen.

Upaya lain yang dapat dilakukan untuk menurunkan atau memanipulasi nilai intake agar sama dengan RfC adalah mengurangi jumlah in-halasi. Dengan kata lain menurunkan laju asupan. Sebagai contoh, perhitungan penurunan laju asupan timbal (Pb) dalam udara untuk risiko kar-sinogen pada responden dengan berat badan 30 kg, frekuensi pajanan 240 hari/tahun, durasi pa-paran 5 tahun konsentrasi timbal (Pb) dalam udara 0,578µg/kg, dan nilai Rfd=0,004 mg/kg/hari. Rfd= Ink, maka rumusnya menjadi :

Laju asupan 5,526µg/hari adalah jumlah yang aman untuk risiko karsinogen bagi responden dengan berat badan 30 kg, durasi pajanan 5 tahun, frekuensi 240 hari/tahun, dan konsentrasi timbal (Pb) 0,578µg/kg. Berdasarkan hasil perhitungan diatas, didapat nilai R (laju asupan) timbal (Pb) dalam udara untuk risiko non kanker (pajanan 30 tahun) adalah 2,368µg/m3hari.

Tabel 4 memperlihatkan hasil perhitungan laju asupan timbal (Pb) dalam udara yang aman diinhalasi terhadap risiko karsinogen dan non kar-sinogen untuk frekuensi pajanan 240 hari/tahun, durasi pajanan 5 tahun, dan konsentrasi klorprifos 0,578 mg/kg berdasarkan kelompok berat badan. Tabel di atas terlihat bahwa semakin tinggi berat badan responden semakin tinggi pula laju asupan yang aman terhadap risiko penyakit karsinogen dan non karsinogen. Selain itu, Tabel 4 memperli-hatkan bahwa laju asupan timbal (Pb) dalam udara yang aman diinhalasi responden lebih tinggi pada risiko karsinogen dibandingkan risiko non kar-sinogen.

Upaya ke-3 yang dapat dilakukan untuk menurunkan atau memanipulasi nilai intake agar sama dengan Rfd adalah mengurangi durasi pa-paran timbal (Pb). Sebagai contoh, perhitungan penurunan durasi paparan timbal (Pb) dalam udara untuk risiko karsinogen pada responden dengan berat badan 30 kg, frekuensi pajanan 240 hari/tahun, konsentrasi timbal (Pb) dalam udara 0,578

mg/kg, dan nilai Rfd=0,004 mg/kg/hari. Rfd=Ink, maka rumusnya menjadi :

Durasi pajanan 2,3 tahun adalah lama pa-paran yang aman untuk risiko karsinogen bagi res- ponden dengan berat badan 30 kg, frekuensi pa-paran 240 hari/tahun, laju asupan 12µgr/hari dan konsentrasi timbal (Pb) 0,578 µg/kg. Berdasarkan hasil perhitungan diatas, didapat nilai Dt (Durasi Pajanan) timbal (Pb) dalam udara untuk risiko non kanker (pajanan 30 tahun) adalah 0,987 tahun.

Tabel 4 memperlihatkan hasil perhitungan durasi paparan timbal (Pb) dalam udara yang aman diinhalasi terhadap risiko karsinogen dan non kar-sinogen untuk frekuensi paparan 240 hari/tahun, laju asupan 12µg/hari, dan konsentrasi timbal (Pb) 0,578 µg/kg berdasarkan kelompok berat badan. Tabel ini menunjukkan bahwa semakin tinggi berat badan responden semakin lama pula durasi paparan yang aman terhadap risiko penyakit kar-sinogen dan non karsinogen. Selain itu, Tabel 4 juga memperlihatkan bahwa durasi paparan timbal (Pb) dalam udara yang aman bagi responden lebih lama pada risiko karsinogen dibandingkan risiko non karsinogen.

PEMBAHASAN Secara umum Kecamatan Tallo merupa-

kan kecamatan yang paling tercemar oleh logam berat Pb, baik jalurnya melalui udara maupun makanan. Oleh karenanya, perhatian dalam kebi-jakan penanggulangan/penurunan Pb ini harus di memprioritaskan daerah ini. Data hasil penelitian juga terlihat bahwa daerah yang masih aman dari paparan Pb secara spasial adalah wilayah pesisir kecamatan Biringkanaya. Oleh karena, letak yang jauh dari pemukiman padat membuat lingkungan di wilayah masih jauh dari hazard Pb, baik di uda-ra, tanah, perairan, maupun manusia.

Hasil perhitungan RQ diketahui semakin tinggi berat badan responden semakin rendah nilai RQ yang didapatkan. Seseorang yang memiliki berat badan yang rendah akan mudah mengala-mi toksisitas daripada yang memiliki berat badan yang lebih tinggi. Dengan kata lain, semakin ting-gi berat badan responden semakin kecil risiko menderita penyakit karsinogen dan penyakit non karsinogen. Dari hasil penelitian analisis risiko Pb

61

JURNAL MKMI, Vol. 12 No. 1, Maret 2016

terhadap anak sekolah dasar di pesisir Makassar menunjukan bahwa paparan timbal di udara telah meningkatkan risiko perilaku dan penurunan in-telektual, tertunda pubertas, mengurangi pertum-buhan postnatal, dan bahkan menyebabkan ne-fropati pada anak anak.11-16

Hasil penelitian menjelaskan bahwa se-makin tinggi berat badan responden semakin besar laju asupan kerang yang mengandung timbal (Pb) yang aman terhadap risiko penyakit karsinogen dan non karsinogen. Selain itu, hasil penelitian juga memperlihatkan laju asupan yang mengan- dung Pb yang aman bagi responden lebih besar pada risiko karsinogen dibandingkan risiko non karsinogen.

Analisis risiko Pb udara melalui inhalasi mengungkapkan bahwa wilayah Kecamatan Tallo adalah wilayah berisiko, baik lingkungan, maupun individunya, sedangkan wilayah Biringkanaya adalah wilayah yang aman dari paparan timbal tersebut. Kekurangan metode dengan analisis risiko dalam penelitian ini, belum bisa menentu-kan suatu risiko dengan skala ordinal, yaitu tinggi, sedang, rendah, tetapi hanya menentukan suatu wilayah atau individu berisiko atau tidak berisiko terhadap pajanan/paparan timbal (Pb).

KESIMPULAN DAN SARANAnak sekolah dasar yang menghirup uda-

ra yang tercemar Pb, lebih banyak berisiko, yaitu RQ >1 daripada yang tidak berisiko RQ <1, baik pada RQ karsinogen maupun non karsinogen. Be-rat badan berbanding lurus dengan managemen risiko kesehatan lingkungan baik pada resiko Pb inhalasi. Melaksanakan upaya pencegahan dan pengobatan dengan penyuluhan kesehatan, agar masyarakat memeriksa kesehatan sedini mungkin dan program pemeriksaan kesehatan siswa SD se-cara berkala.

DAFTAR PUSTAKA1. Widowati, dkk. Efek Toksik Logam Pencegah-

an dan Penanggulangan Pencemaran. Yogya-karta : C.V ANDI OFFSET; 2008.

2. WHO. Lead Enviromental Health Criteria 3. Geneva; 1997.

3. Depkes. Parameter Pencemar Udara dan Dampaknya Terhadap Kesehatan, 2005 (diak-ses tanggal 24 Januari 2012). Available at :

http://www.depkes.go.id/downloads. udara PDF.

4. Santi, D.N. Pencemaran Timbal oleh Uda-ra dan Pengaruhnya Terhadap Penanggula- ngannya. 2001 (diakses tanggal 24 September 2011). Available at : http://www.library.usu.ac.id/dowload.

5. Shiek, et.al. Measurement Of Blood Lead Levels Among Medical Students In Facul-ty Of Medicine Taibah University And Their Effects On Intelligent Quotients And Study Performance Rates. International Journal Of Academic Research. 2010 (diakses tanggal 10 Oktober 2011). Available at : www.mdpi.com/journal/ijerph.

6. Khidri. Kadar Timbal dalam darah Anak-anak di Kota Makassar. 2008 (diakses tanggal 10 Februari 2012). Available at : http://www.pd-persi.co.id.

7. Palar, H. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta : PT. Rineka Cipta; 2008.

8. KPPB. Dampak Pemakaian Bensin Bertimbal dan Kesehatan. 2005 (diakses tanggal 24 Se-tember 2011). Available at : http://www.kpbb.org/pdf.

9. Rahman. Pelatihan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan. Bahan ajar. Jakarta : Universitas Indonesia; 2007.

10. Agency for Toxic Substances and Disease Registry (ATSDR). Toxicological Profile for Lead. US. Department of Health and Human Services; 2007.

11. Lanphear, B.P., Dietrich, K., Auinger, P., Cox, C. Cognitive deficits associated with blood lead concentrations b10 microg/dL in US children and adolescents. Public Health Rep. 2000;115, 521.

12. Canfield, R.L., Henderson Jr., C.R., Co-ry-Slechta, D.A., Cox, C., Jusko, T.A., Lan-phear, B.P. Intellectual impairment in chil-dren with blood lead concentrations below 10 μg per deciliter. N. Engl. J. Med. 2003; 348, 1517–1526.

13. Finster, M.E., Gray, K.A., Binns, H.J. Lead levels of edibles grown in contaminated resi-dential soils: a field survey. Sci. Total Environ. 2004; 320, 245–257.

14. Wang, Q., Zhao, H., Chen, J., Gu, K., Zhang, Y., Zhu, Y., et al. Adverse health effects of lead

62

Agus Bintara Birawida : Penilaian dan Manajemen Risiko Timbal di Udara pada Anak Sekolah Dasar Pesisir

exposure on children and exploration to inter-nal lead indicator. Sci. Total Environ. 2009; 407, 5986–5992.

15. Abadin, H., Ashizawa, A., Stevens, Y.-W., Llados, F., Diamond, G., Sage, G., et al., Tox-icological Profile for Lead. Public Health Ser-vice Agency for Toxic Substances and Disease

Registry, US Department of Health and Hu-man Services; 2007.

16. Jusko, T.A., Henderson, C.R., Lanphear, B.P., Cory-Slechta, D.A., Parsons, P.J., Canfield, R.L. Blood lead concentrations b10 microg/dL and child intelligence at 6 years of age. En-viron. Health Perspect. 2008; 116, 243–248.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penanggung jawab, pemimpin, dan segenap redaksi Jurnal Media Kesehatan Masyarakat Indonesia menyampaikan penghargaan yang setinggi- tingginya serta ucapan terima kasih yang tulus kepada para mitra bebestari sebagai penelaah dalam Volume 12, Nomor 1, Maret 2016. Berikut ini adalah daftar nama mitra bebestari yang berpartisipasi :

Prof. Dr. Umar FahmiAhmadi, MPH, Ph.D (FKM Universitas Indonesia)Anwar Mallongi SKM., MSc.PhD (FKM Universitas Hasanuddin)

Prof. DR. Dr. HJ.Mukono,dr.,MS.,MPH (FKM Universitas Airlangga)Prof. dr. Bhisma Murti, MPH, MSc, PhD (FK Universitas Sebelas Maret)

Prof.Dr.dr.Veni Hadju.,M.Sc,Ph.D (FKM Universitas Hasanuddin)Dr. Santi Martini, dr., M.Kes (FKM Universitas Airlangga)

Dr. dr. Tri Yunis Miko Wahyono, M.Sc (FKM Universitas Indonesia)Dr. Masni, Apt, MSPH (FKM Universitas Hasanuddin)

Dr. dr. Helda, M.Kes (FKM Universitas Indonesia)Dr. Nurhaedar Jafar.,Apt.,M.Kes (FKM Universitas Hasanuddin)

dr. Asri C. Adisasmita, MPH., M.Phil., Ph.D (FKM Universitas Indonesia)Prof. dr. H.M. Nasrum Massi, Ph.D (FK Universitas Hasanuddin)

Dr. dra. Rita Damayanti, MSPH (FKM Universitas Indonesia)dr. M. Furqaan Naiem., M.Sc.,Ph.D (FKM Universitas Hasanuddin)

Dr. Dian Ayubi, S.KM., M.QIH (FKM Universitas Indonesia)Prof. Dr. dr. Muh. Syafar., MS (FKM Universitas Hasanuddin)

Dr. dr. Helda, M.Kes (FKM Universitas Indonesia)Prof. dr. Anak Agung Gde Muninjaya, MPH (FK Universitas Udayana)

Prof. Dr. dr. Rizanda Machmud, M.Kes (FK Universitas Andalas)Prof. Nasrin Kodim, MPH (FKM Universitas Indonesia)

Dr. dr. A. Indahwaty Sidin., MHSM (FKM Universitas Hasanuddin)Prof. Dr. Dra. Asiah Hamzah, MA (FKM Universitas Hasanuddin)

Atas kerjasamanya yang terjalin selama ini, dalam membantu kelancaran penerbitan Jurnal Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, semoga kerjasama ini dapat berjalan dengan baik untuk masa yang akan datang.

Pengiriman ArtikelArtikel yang dikirimkan untuk dimuat dalam Jurnal Media Kesehatan Masyarakat Indonesia (MKMI) be-lum pernah dipublikasikan, original dan tidak dikirim-kan ke penerbit lain pada waktu yang bersamaan de-ngan menandatangani surat pernyataan. Semua artikel akan di bahas oleh para pakar dalam bidang keilmuan yang sesuai (peer review). Artikel harus sesuai dengan pedoman penulisan Jurnal MKMI. Penggunaan istilah asing non medis sedapat mungkin dihindari atau diser-tai terjemahan penjelasannya.

Penulisan ArtikelNaskah diketik dalam program Microsoft Word 2007 diketik pada kertas berukuran A4, dengan batas tepi (margin) 2,5 cm tiap tepi, huruf (font) Times New Roman, besar huruf (font size) 12 point dan spasi 1,5 maksimum 15 halaman dalam satu artikel. Setiap hala-man diberikan nomor secara berurutan, mulai dari hal-aman judul sampai terakhir pada sudut sebelah kanan bawah. Naskah dikirimkan dalam bentuk print out sebanyak 2 (dua) rangkap dengan file yang tersimpan dalam CD, atau pengiriman naskah dapat juga dilaku-kan sebagai attachment e-mail ke alamat: [email protected]

Komponen ArtikelSetiap bagian/komponen dari artikel dimulai pada halaman baru, dengan urutan: halaman judul, abstrak, kata kunci (key words), teks keseluruhan, ucapan teri-ma kasih (jika dibutuhkan), daftar pustaka, tabel dan gambar. Tabel dan gambar diberi nomor sesuai de-ngan urutan penampilannya dalam teks dengan meng-gunakan angka.

Halaman JudulHalaman judul (halaman pertama) harus mencakup:a. Judul artikel yang dibuat singkat, jelas, spesifik

dan informatif.b. Nama dan alamat setiap penulis, nama departe-

men dan lembaga afiliasi penulisc. Nama korespondensi serta nomor telpon, nomor

faximile dan alamat e-mail

Abstrak dan Kata Kunci (Key Word)Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Bentuk abstrak tidak terstruktur dalam 1 (satu) paragraf dan tidak lebih dari 200 kata. Abs-trak harus berisi latar belakang, tujuan penelitian,

metode, hasil, pembahasan dan kesimpulan. Kata kunci (key word) dicantumkan dibawah abstrak pada halaman yang sama sebanyak 3-5 buah kata. Gunakan kata-kata yang sesuai dengan daftar pada Index Me-dicus.

TeksTeks artikel penelitian dibagi dalam beberapa bagian yang dengan urutan : Pendahuluan (Introduction), Ba-han dan Metode (Materials and Methods), Hasil (Re-sult) dan Pembahasan (Discussion), Kesimpulan dan Saran (Conclusion and Recommendation). Pendahuluan berisi, latar belakang, konteks peneli-tian, hasil kajian pustaka dan tujuan penelitian. Selu-ruh Pendahuluan dipaparkan secara terintegrasi dalam bentuk paragraf dengan panjang 15-20% dari total panjang artikel. Metode berisi rancangan penelitian, populasi/sampel, teknik pengumpulan data dan anali-sis data teknik statistik.Hasil Penelitian, berisi paparan hasil analisis yang berkaitan dengan pertanyaan penelitian, jika ada tabel dan grafik maka dijelaskan secara rinci. Pembahasaan, berisi pemaknaan hasil dan perbandingan dengan teori dan/atau hasil penelitian sejenis. Panjang paparan ha-sil dan pembahasan 40-60% dari total panjang artikel.Kesimpulan dan Saran, berisi temuan penelitian yang berupa jawaban atas pertanyaan penelitian atau berupa intisari hasil pembahasan. Isi Saran sesuai dengan apa yang telah dikaji dari pembahasan yang menjadi pen-ting untuk penelitian selanjutnya.

Ucapan Terima KasihJika diperlukan ucapan terimakasih dapat diberikan kepada 1) pihak-pihak yang memberikan bantuan dana dan dukungan, 2) dukungan dari bagian dan lem-baga, 3) para profesional yang memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah.

Daftar PustakaDaftar pustaka ditulis sesuai aturan penulisan Vancou-ver. Semua referensi yang digunakan dalam penulisan di daftar pustaka diberi nomor urut sesuai dengan pe-munculan dalam artikel, bukan menurut abjad. Hanya mencantumkan kepustakaan yang dipakai dan rele-van dengan isi artikel. Sumber rujukan minimal 80% berupa pustaka terbitan 10 tahun terakhir. Sumber rujukan berupa jurnal dari artikel minimal 60% dari total daftar pustaka. Rujukan yang digunakan adalah sumber primer berupa artikel penelitian dalam jurnal atau laporan penelitian, buku atau artikel yang terkait

PEDOMAN UNTUK PENULIS

dari sumber resmi. Artikel yang dimuat dalam jurnal MKMI disarankan untuk digunakan sebagai rujukan.a. Artikel dalam Jurnal

1. Jurnal satu penulisLeida I.M. Faktor Risiko Kegagalan Konversi pada Penderita Tuberkulosis BTA Positif Baru. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia. 2010; 6(3):136-40.

2. Jurnal dengan lebih dua penulisMagee, M. J., Foote, M., Maggio, D. M., Ho-wards, P. P., Narayan, K., Blumberg, H. M., Ray, S. M. & Kempker, R. R. Diabetes Mellitus and Risk of All-Cause Mortality among Patients with Tuberculosis in the State of Georgia, 2009-2012. Annals of epidemiology, 2014:24(1):369-75.

3. Organisasi sebagai penulisThe Cardiac Society of Australia and New Zea-land. Clinical Exercise Stress Testing. Safety and Performance Guidelines. Medical Journal of Aus-tralia. 2006;16 (4):282-423.

4. Tanpa nama penulisManagement of Acute Diarrhea. Lancet. 2010;1(2):623-25.

b. Buku atau Monografi Lainnya1. Penulis Perorangan

Notoatmojo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.

2. Penulis lebih dari 2 orangSeeley, R, VanPutte, C, Regan, J & Russo, A. Seeley’s anatomy & physiology. New York: Mc Graw-Hill; 2011.

3. Editor sebagai penulisTawali A, Dachlan DM, Hadju V, dan Thaha Ar. Pangan dan Gizi : Masalah, Program Intervensi dan Teknologi Tepat Guna. Makassar: DPP Per-gizi Pangan dan Pusat Pangan, Gizi dan Kesehat-an; 2002.

4. Prosiding konferensiJalal, F dan Atmojo, SM. Peranan Fortifikasi dalam

Penanggulangan Masalah Kekurangan Zat Gizi Mikro. Prosiding Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI; 17-20 Februari 2008; Serpong. Jakar-ta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; 2008.

5. Laporan ilmiah atau teknisBadan Pusat Statistik. Laporan Hasil Survei Kon-sumsi Garam Yodium Rumah Tangga. Jakarta: BPS; 2003.

6. Skripsi, tesis atau disertasiNuralya, St. Pengaruh Konseling Gizi dan Gaya Hidup terhadap Kadar Glukosa Darah dan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada Penderita Diabetes Melli-tus Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Minasa Upa [Tesis]. Makassar: Universitas Hasanuddin; 2013.

7. Artikel dalam KoranYahya M. Sulsel Lumbung Pangan, tapi Kekurang-an Gizi, Fajar, Selasa 14 September 2009.

8. Bab dalam bukuLewis BA. Structure and Properties of Car-bohydrates. In: Biochemical and Physiologi-cal Aspects of Human Nutrition. Philadelphia: W. B. Saunders Company; 2000. pp.3-18.

9. Peraturan Pemerintah atau Undang-UndangUU No 44 Tahun 2009. Tentang Rumah Sakit. Ja-karta : Kementerian Kesehatan.

c. Materi ElektronikBeaver, M., 2000. Errant Greenhouse Could Still be Facing Demolition. Building Design [Online] 24 Nov., p.3 [diakses 15 Agustus 2007]. Available at: http://www.infotrac.london.galegroup.com/itweb/sbu_uk.

d. Tabel, Gambar dan GrafikSetiap tabel ditulis pada halaman terpisah dan di-ketik spasi 1. Nomor urut tabel dan gambar sesuai urutan penampilannya dalam teks dengan menggu-nakan angka.

FORMULIR BERLANGGANANJURNAL MKMI

Yang bertandatangan di bawah ini:Nama : ……………………………………………………………………………….Alamat : ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………….Wilayah : 1. Dalam Kota Makassar*lingkari 2. Luar Kota MakassarTelepon : ……………………………………………………………………………….Email : ……………………………………………………………………………….

bersedia untuk menjadi pelanggan Jurnal Media Kesehatan Masyarakat Indonesia (MKMI) dengan biaya berlangganan (pilih salah satu) : Rp. 500.000,- / tahun (Jurnal 4 edisi, Luar Kota Makassar, ongkos kirim) Rp. 400.000,- / tahun (Jurnal 4 edisi, Dalam Kota Makassar)

…………….…………………, 2016

(………………………………………)

Pembayaran ditransfer ke:No. Rek BNI. 0277269148 a.n. Ibu Ida Leida Maria, SKM

Bukti transfer berikut formulir ini dikembalikan ke:

SekretariatRedaksi Jurnal Media Kesehatan Masyarakat IndonesiaHusni dan Syamsiah d.a. Ruang Jurnal FKM Lt.1 Kampus UNHAS – Tamalanrea 90245Telp. (08114440454), Fax (0411) 586 013. E-mail: [email protected]

pISSN 0216-2482eISSN 2358-4080

Vo

lum

e 1

2, N

om

or 1

, Ma

ret 2

01

6