volume 19, no. 1, januari 2019 p-issn 1410-9794 e-issn
TRANSCRIPT
Volume 19, No. 1, Januari 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X
Jurnal Kajian Ilmiah 34
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Pemetaan Industri Pariwisata Maluku
Sebagai Landasan Perancangan Strategi Merek
âBaronda Malukuâ
Rahman Muslim Moro Saimima1,
Alvanov Zpalanzani2, Intan Rizki Mutiaz
3
1Dinas Pariwisata Maluku, [email protected],
2Institut Teknologi Bandung, [email protected],
3Institut Teknologi Bandung, [email protected],
ABSTRAK â Dalam penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui faktor internal dan eksternal
dalam proses strategi komunikasi pemasaran yang dikembangkan oleh Dinas Pariwisata Maluku
di industri kepariwisataan, serta merumuskan perencanaan strategi komunikasi pemasaran
kepariwisataan Maluku melalui sistem analisis model SOSTAC+3M dengan
mengimplementasikan melalui perancangan strategi kreatif objektif âBaronda Malukuâ sebagai
citra merek kepariwisataan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan
penerapan analisis data melalui model sistem perencanaan melalui kondisi situasi, objektifitas,
strategi, taktik, aksi, kontrol, sumber daya manusia, waktu, dan biaya dengan penilaian secara
objektif, empirik dan sistematik yang menitik-beratkan kepada (1) pengaruh faktor eksternal dan
internal terhadap pengembangan strategi komunikasi pemasaran pariwisata Maluku (2)
pengembangan perancangan strategi komunikasi pemasaran terpadu. Teknik pengumpulan data
meliputi kajian literatur, observasi, wawancara, studi banding dan kuesioner. Sampel populasi
sejumlah 54 sampel wisatawan Nusantara secara ketidaksengajaan atau acak. Temuan penelitian
menunjukkan bahwa: (1) industri pariwisata Maluku memiliki potensi wisata sejumlah 440 wisata
bahari, 222 wisata budaya/sejarah, 39 wisata buatan, 6 atraksi acara berskala Nasional dan
Internasional, 235 fasilitas akomodasi, 61 transportasi laut dan udara serta 1.739 fasilitas
pendukung (2) strategi komunikasi pemasaran yang dijalankan menitik-beratkan pada media lini
bawah dengan cakupan pasar Nusantara yang rendah sehingga dibutuhkan pengembangan strategi
media melalui komunikasi pemasaran terpadu.
Kata Kunci : Pariwisata, Perencanaan Strategi, Komunikasi Pemasaran
ABSTRACT â This research is intended to know internal and external factors in marketing
communication strategy process that is developed by Tourism Department of Maluku in tourism
industry, and to formulize Maluku tourism marketing communication strategy plan through
SOSTAC+3Ms system analysis model with implementation through âBaronda Malukuâ objective
and creative design strategy as tourism brand. In executing effective marketing communication
function, Tourism Office of Maluku as one of tourism stakeholder needs a process of sustainable
development through appropriate marketing communication strategy design to increase the
number of national tourists in particular. The research method used is descriptive qualitative with
the application of data analysis through a planning system model throught the condition of the
situation, objective, strategy, tactics, action, control, men, minutes, and money with objective,
empirical and systematic assessment that focuses on; (1) influence of external and internal factors
on the development of Maluku tourism marketing communication strategy (2) development of
integrated marketing communications strategy design. Data collection techniques include;
literature review, observation, interview, comparative study and questionnaire. A population
sample of 54 national tourists by using accidental sampling. The research findings show that: (1)
the tourism industry of Maluku has a tourism potential of 440 marine tourisms, 222
cultural/historical tours, 39 artificial tours, 6 national and international event attractions, 235
Volume 19, No. 1, Januari 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X
Jurnal Kajian Ilmiah 35
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
accommodation facilities, 61 sea and air transportations and 1,739 support facilities (2)
marketing communications strategy undertaken emphasizes on below the line media with low
coverage of the national market, therefore media strategy development through integrated
marketing communication is needed.
Keywords: Tourism, Grand Strategy, Marketing Communication.
Naskah diterima : 2 Agustus 2018, Naskah dipublikasikan : 15 Januari 2019
PENDAHULUAN
Perencanaan pembangunan
kepariwisataan Maluku dikembangkan
melalui pendekatan pertumbuhan dan
pemerataan ekonomi untuk kesejahteraan
rakyat dan pembangunan yang berorientasi
pada pengembangan wilayah, bertumpu
kepada masyarakat, dan bersifat
memberdayakan masyarakat yang mencakupi
berbagai aspek, seperti sumber daya manusia,
pemasaran, destinasi, ilmu pengetahuan dan
teknologi, keterkaitan lintas sektor, kerja sama
antarnegara, pemberdayaan usaha kecil, serta
tanggung jawab dalam pemanfaatan sumber
kekayaan alam dan budaya. (Maluku, 2018.
RIPPARDA).
Upaya pemerintah daerah Maluku dalam
proses pengembangan dunia kepariwisataan
adalah melalui peningkatan daya tarik wisata,
penetapan jalur wisata, kalender wisata, dan
penyediaan informasi serta promosi berwisata
yang mengacu pada strategi komunikasi
pemasaran terpadu yang telah dirumuskan
bersama-sama oleh seluruh pemangku
kebijakan kepariwisataan. (Pemerintah
Provinsi Maluku, 2013. RTRW).
Dalam menjalankan media komunikasi
pemasaran terpadu (IMC) yang dilakukan oleh
Dinas Pariwisata Maluku pada tahun 2014-
2016, atraksi/daya tarik wisata menjadi salah
satu kekuatan dalam penawaran berwisata ke
Maluku di samping nilai jual wisata minat
khusus untuk destinasi bahari.
Tujuan pemasaran adalah
mengidentifikasikan kebutuhan pelanggan dan
memenuhi kebutuhan itu dengan baik,
sehingga semua produk menjualnya sendiri
(Setyorini, & Alang, 2016. hal: 104 ). Dalam
ilmu manajemen pemasaran, salah satu
cabangnya adalah keramah-tamahan dan
pemasaran pariwisata (hospitality & tourism
marketing) yang di dalamnya mendefinisikan
sebagian tentang produk, yang berarti seluruh
barang dan jasa yang dikemas secara bersama-
sama dan ditawarkan kepada konsumen. Jasa
(service) itu sendiri merupakan bagian dari
industri kepariwisataan dan keramah-tamahan
yang merupakan salah satu industri jasa
terbesar (Yusuf, A & Sulaeman, E., 2014).
Salah satu tolak ukur dalam keberhasilan
menjalankan strategi komunikasi pemasaran
adalah melalui pengukuran tingkat jumlah
kunjungan wisatawan. Dalam penelitian ini,
penulis mem-fokuskan pada fenomena yang
terjadi pada kunjungan wisatawan Nusantara
(wisnus) di tahun 2014-2016 yang berkunjung
ke beberapa destinasi wisata di Maluku.
Berdasarkan survei penelitian dilapangan,
melalui data kunjungan wisatawan Nusantara
pada tahun 2014-2016 yang dikeluarkan oleh
Dinas Pariwisata Provinsi Maluku, terlihat
bahwa angka wisnus yang berkunjung pada
tahun 2016 mengalami penurunan dari
107.291 menjadi 103.313 dengan selisih
jumlah 3.978 wisnus, sebagaimana terlihat
pada Gambar 1.
Sumber : Dokumen Laporan Kunjungan
Wisatawan, Dinas Pariwisata Maluku (2014-2016).
Gambar 1. Jumlah Kunjungan Wisatawan
Nusantara Tahun 2014-2016
Volume 19, No. 1, Januari 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X
Jurnal Kajian Ilmiah 36
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis
membuat langkah untuk melakukan
pendalaman lebih jauh untuk melihat faktor-
faktor internal dan eksternal apa yang
mempengaruhi dalam proses menjalankan
strategi komunikasi pemasaran pariwisata
Maluku sebelumnya serta bagaimana
merancang langkah objektif kedepan dalam
menetapkan strategi komunikasi pemasaran
pariwisata Maluku secara terpadu agar dapat
meningkatkan kunjungan wisnus dan diterima
secara efektif, efisien dan informatif.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasikan kendala-kendala yang
terjadi di dalam internal dan eksternal Dinas
Pariwisata Maluku pada proses menjalankan
strategi komunikasi pemasaran melalui
promosi wisata. Di samping itu juga
merumuskan pengembangan strategi
komunikasi pemasaran terpadu (IMC) melalui
sistem model analisis SOSTAC+3Ms untuk
mengeluarkan sebuah strategi perancangan
kreatif objektif pada âBaronda Malukuâ
sebagai citra merek kepariwisataan.
Dalam penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh; Sholsolay, A. F (2016) yang
berjudul âStrategi Perencanaan Dan
Pengembangan Industri Pariwisata Dengan
Menggunakan Metode analisis Swotâ (Studi
Kasus Kecamatan Leitimur Selatan Kota
Ambon), membahas pada pengembangan
strategis industri pariwisata yang
komprehensif dan bersifat sektoral melalui
analisis SWOT di Kecamatan Leitimur Selatan
kota Ambon. Hasil analisis yang dikeluarkan
oleh peneliti sebelumnya adalah; (a) melihat
peluang dari kondisi eksisting di kota Ambon
yang di antaranya; wisata taman laut,
agrowisata, wisata kuliner dan wisata budaya
seni untuk dipasarkan ke calon wisatawan
Mancanegara dan Nusantara, (b) identifikasi
permasalahan mengenai strategi perencanaan
pengembangan industri pariwisata yang telah
dilakukan oleh pemerintah kota Ambon berupa
faktor pengembangan wisata alam, strategi
alternatif progresif dan strategi diservikasi
yang menitik-beratkan pada pertumbuhan
pasar dan pengembangan produk wisata
(Solsolay, A. F., 2016).
Realitasnya, bahwa kepariwisataan
Provinsi Maluku memiliki wilayah Sembilan
Kabupaten Dua Kota dengan eksisting
beragam yang memiliki akses titik masuk dari
dua belas gugusan pulau, yang dapat
dikembangkan secara terintergrasi
kedepannya. Bersama penelitian ini, penulis
melihat lingkup wilayah serta model analisis
yang digunakan sebelumnya dapat
dikembangkan melalui metode, model analisis
dan pengembangan cakupan wilayahnya
melalui identifikasi eksisting Maluku agar
elaborasi komunikasi pemasaran pariwisata
dapat sesuai dengan kebutuhan wisnus saat ini.
LANDASAN TEORI
A. Konsep Pariwisata
Pariwisata adalah perjalanan dari satu
tempat ketempat lain, bersifat sementara,
dilakukan perorangan maupun kelompok,
sebagai usaha mencari keseimbangan atau
keserasian dan kebahagiaan dengan
lingkungan hidup dalam dimensi sosial,
budaya, alam, dan ilmu (Wijayanto, I.H,
Suryono, 2013).
B. Konsep Pemasaran Pariwisata
Salah satu fungsi ilmu pemasaran
pariwisata adalah mengidentifikasi kebutuhan
serta keinginan dari para wisatawan yang akan
atau telah berkunjung ke destinasi wisata agar
pelayanan yang didapatkan akan terakomodir
secara maksimal melalui penawaran produk-
produk pariwisata.
Menurut Yoeti (1985), tentang pariwisata
adalah seluruh kegiatan untuk
mempertemukan permintaan (demand) dan
penawaran (supply), sehingga pembeli
mendapat kepuasan dan penjual mendapat
keuntungan maksimal dengan resiko
seminimal mungkin (Ratu & Adikampana,
2016).
C. Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)
Menurut Kotler & Keller (2006), bahwa
komunikasi pemasaran terpadu (IMC-
integrated marketing communication) adalah
konsep perencanaan komunikasi pemasaran
yang mengakui nilai tambah suatu rencana
Volume 19, No. 1, Januari 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X
Jurnal Kajian Ilmiah 37
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
yang komprehensif. Rencana semacam itu
mengevaluasi peran strategis berbagai disiplin
komunikasi misalnya; iklan umum, tanggapan
langsung, promosi penjualan, dan hubungan
masyarakat, serta menggabungkan disiplin-
disiplin ilmu untuk memberikan kejelasan,
konsistensi, dan pengaruh maksimum melalui
integrasi pesan-pesan yang saling berlainan
secara mulus (Gobel, V. S. J., Mingkid, E., &
Waleleng, 2014).
D. Bauran Promosi (Promotion Mix)
Dalam menjalankan strategi komunikasi
pemasaran terpadu, bauran promosi
merupakan salah satu cara yang optimal dalam
mengkombinasikan berbagai jenis kegiatan
berpromosi untuk peningkatan penjualan
sebuah produk (Sutiksno, Ansari, Setyawati,
Noch, & Pattiasina, 2019).
Menurut Koetler (2001), terdapat lima
jenis kegiatan promosi antara lain; (a)
Periklanan (Advertising), yaitu bentuk promosi
non-personal dengan menggunakan berbagai
media yang ditujukan untuk merangsang
pembelian; (b) Penjualan tatap muka
(Personal Selling), yaitu bentuk promosi
secara personal dengan presentasi lisan dalam
suatu percakapan dengan calon pembeli yang
ditujukan untuk merangsang pembelian; (c)
Publisitas (Publisity), yaitu suatu bentuk
promosi non-personal mengenai pelayanan
atau kesatuan usaha tertentu dengan jalan
mengulas informasi/berita tentang produk
(pada umumnya bersifat ilmiah); (d) Promosi
Penjualan (Sales Promotion), yaitu suatu
bentuk promosi yang dilakukan dengan
menggunakan tenaga pemasaran yang ahli di
bidangnya; (e) Pemasaran langsung (Direct
Marketing), yaitu suatu bentuk penjualan
perorangan secara langsung ditujukan untuk
mempengaruhi pembelian konsumen.
(Manafe, Setyorini, & Alang, 2016).
E. Sistem Perencanaan SOSTAC 3Ms
Dalam proses menganalisis data
penelitian, salah satu program perencanaan
komunikasi pemasaran adalah melalui analisis
model SOSTAC+3Ms, yaitu sistem
perencanaan yang didalamnya memiliki unsur-
unsur situasi (situation), tujuan (objective),
strategi (strategy), tactik (tactic),
aksi/implementasi (action), kontrol (control),
sumber daya manusia (men), dana (money),
dan batasan waktu (minutes) (Salman, L. 2012.
hal: 35).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif
dengan mengangkat fenomenologis yang
terjadi dilapangan melalui pendekatan linear
dan hierarkis yang dibangun dari bawah ke
atas secara interaktif. Penelitian ini dapat
diartikan sebagai proses investigatif yang
didalamnya peneliti secara perlahan-lahan
memaknai suatu fenomena-fenomena sosial
dengan membedakan, membandingkan,
menggandakan, menganalogikan, dan
mengklasifikasi objek penelitian (Creswell,
2009).
Instrumen utama dalam proses penelitian
kali ini adalah peneliti sendiri. Proses data
yang kumpulkan melalui proses tahapan
wawancara kepada; wisatawan Nusantara
sebagai informan eksternal dalam penelitian
ini, sedangkan informan internal, Kepala
Dinas Pariwisata Maluku, Kepala Bidang
Pemasaran, Kepala Seksi Analisis Pasar, staf
promosi serta didukung dengan kegiatan
observasi di lokasi penelitian dan
menggunakan dokumen yang berkaitan
sebagai acuan dalam merumuskan strategi
komunikasi pemasaran.
Analisis data yang dilakukan dalam
penelitian ini, diawali melalui pelaksanaan
proses reduksi data, mengolah dan
mempersiapkan data untuk dianalisis,
membaca keseluruhan data, pengolahan materi
data menjadi sebuah segmen-segmen tulisan
(deskripsi data) sehingga tema sentral yaitu
dasar internal, eksternal yang mempengaruhi
kepariwisataan Maluku serta strategi
komunikasi pemasaran yang telah dilakukan
oleh Dinas Pariwisata Maluku dapat dengan
mudah diketahui. Selanjutnya penulis
melakukan penarikan kesimpulan yang
didasarkan pada data yang diperoleh dari
berbagai sumber.
Penelitian ini juga menggambarkan
tentang kondisi eksisting yang dimiliki oleh
Maluku, strategi komunikasi pemasaran yang
Volume 19, No. 1, Januari 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X
Jurnal Kajian Ilmiah 38
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
telah dilakukan melalui metode pengumpulan
data dari hasil tanggapan kebutuhan responden
wisatawan Nusantara terhadap obyek wisata
Maluku berdasarkan kuesioner serta
wawancara yang dilakukan.
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada
bulan Desember 2017 dan bulan April 2018
dengan lokasi di; (a) bandara Internasional
Pattimura dan (b) destinasi wisata; pantai
Hunimua, pantai Natsepa-Maluku Tengah,
Gong Perdamaian Dunia-Ambon dan Pantai
Ora-Maluku Tengah yang berada dalam
wilayah administrasi Provinsi Maluku.
Populasi responden sebanyak 54
wisatawan Nusantara selama dua bulan
terakhir yang telah berdiam minimal selama 1-
6 hari di wilayah Maluku. Teknik sampel
penelitian ini ditetapkan secara khusus
(purposive sampling), yaitu pemilihan siapa
subjek yang ada dalam posisi terbaik untuk
memberikan informasi yang dibutuhkan.
(Gobel, V. S. J., Mingkid, E., & Waleleng,
2017).
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Maluku adalah salah satu provinsi bagian
Timur yang dimiliki oleh Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Secara
astronomis, Provinsi Maluku terletak antara
2030- 90 Lintang Selatan dan 1240â â 1360â
Bujur Timur. Berdasarkan data Sekretaris
Daerah Provinsi Maluku yang tertuang dalam
RPJMD Provinsi Maluku Tahun 2014 â 2019,
Provinsi Maluku merupakan wilayah
kepulauan dengan jumlah pulau sebanyak
1.340 pulau dengan panjang garis pantai
sebesar 11.000 km.
Tahun 2016 jumlah penduduk Maluku
mencapai 1.71 juta mendiami wilayah seluas
54.185 Km2 dengan kepadatan penduduk
sebanyak 32 orang per kilometer persegi. Tiga
daerah dengan kepadatan tertinggi, yaitu Kota
Ambon dengan angka kepadatannya mencapai
1.135 orang setiap kilometer persegi, diikuti
kota Tual 273 orang setiap kilometer persegi
serta Kabupaten Seram Bagian Barat 42 orang
setiap kilometer persegi, sedangkan daerah
dengan kepadatan terendah adalah Kabupaten
Maluku Tenggara Barat, yaitu 11 orang setiap
kilometer persegi.
Daya tarik obyek wisata yang begitu
banyak dan tersebar diseluruh penjuru
kepulauan Maluku perlu dipetakan secara
deskripsi maupun secara spasial sehingga
distribusinya menjadi terlihat dan untuk
selanjutnya dapat menjadi bahan acuan bagi
pemangku kepentingan maupun bagi
wisatawan Nusantara sebagai pengguna
informasi tersebut.
Jika dikelompokkan berdasarkan jenis
daya tarik wisata, nampak daya tarik wisata
alam mendominasi potensi kepariwisataan di
Provinsi Maluku sebesar 64% atau sejumlah
440 objek, diikuti daya tarik wisata
budaya/sejarah 32% atau 222 objek dan
sisanya dimiliki oleh daya tarik wisata buatan
sebesar 5% atau 39 objek.
B. Industri Pariwisata Maluku
Dalam pengembangan kepariwisataan
Maluku, peran serta beberapa sektor
pendukung sangatlah penting untuk
menumbuhkan tingkat kunjungan wisatawan
Nusantara kedepannya. Adapun sektor-sektor
yang menunjang dalam kepariwisataan Maluku
sebagai berikut;
1) Daya Tarik (Atraksi)
Dinas Pariwisata Provinsi Maluku pada
tahun 2017-2018, memiliki program
acara/atraksi sejumlah enam dengan skala
Nasional dan Internasional seperti; (1) Festival
Jalur Rempah di tiga pulau (Banda, Saparua
dan Ambon), (2) Festival Teluk Ambon
(Ambon), (3) Tour de Molvcass (jalur Seram
Bagian Timur, Seram Bagian Barat, Maluku
Tengah dan Kota Ambon), (4) Pesta Rakyat
Banda (Maluku Tengah), (5) âPatai Konci
Taongâ (Acara Tutup Tahun-Ambon) dan (6)
atraksi budaya sejumlah 47 dengan skala
Nasional.
2) Fasilitas
Peran usaha pariwisata dapat pula
membantu meningkatkan perkembangan pariwisata Maluku tidak terlepas dari
dukungan usaha akomodasi wisata. Berikut
jumlah fasilitas usaha pariwisata yang terdapat
di Provinsi Maluku; (1) hotel non-bintang
sejumlah 216 hotel dengan 3.516 kamar, dan
Volume 19, No. 1, Januari 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X
Jurnal Kajian Ilmiah 39
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
(2) hotel berbintang sejumlah 19 hotel dengan
1.016 kamar.
3) Transportasi
a) Transportasi Darat; pada tahun 2016,
berdasarkan data dari Balai Jalan Nasional IX,
Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Maluku dan
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten/Kota,
panjang jalan Nasional mencapai 1.771,67 km
dan panjang jalan Provinsi mencapai 1.080,3
km; (2) Transportasi Laut; pembagian
transportasi laut yang dimiliki oleh Provinsi
Maluku sebagai berikut: (a) 15 Kapal Lokal;
(b) 7 Kapal Cepat; (c) 18 Kapal Perintis; (d) 7
Kapal PELNI.(2) Transportasi Udara; sesuai
dengan UU No. 1 tentang Penerbangan dan
PM. 69 tahun 2013 tentang Tatanan
Kebandara Udaraan Nasional, maka
berdasarkan hirarkinya Bandara Udara terdiri
atas; (a) Bandar Udara Pengumpul; (b) Bandar
Udara Pengumpan dengan pembagian sebagai
berikut; (1) 1 Bandara Internasional, dan (2)
13 Bandara Domestik.
d) Keramah-tamahan
Pengembangan Sumber Daya Manusia
(SDM) di bidang Pariwisata Maluku
diarahkan pada penguasaan kompetensi di
bidangnya. Salah satu bentuk sumbangsih
nyata sektor pariwisata yang diterapkan oleh
Dinas Pariwisata Maluku adalah aspek
pemberdayaan masyarakat di sekitar objek
wisata, dimana masyarakat dilibatkan langsung
dalam berbagai metode kegiatan praktik dan
teoritis yang kedepan dijadikan bekal bagi
pengembangan usaha, khususnya Usaha Mikro
Kecil Dan Menengah (UMKM), yang
bermuara pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Berdasarkan data RIPPARDA
Provinsi Maluku mengenai UMKM, jumlah
usaha yang tersebar di Maluku diantaranya; (1)
473 restoran; (2) 141 biro perjalanan; (3) 147
pramuwisata; (4) 21 balai pertemuan; (5) 295
usaha hiburan; (6) 48 toko cinderamata.
Dengan melihat data jumlah industri
kepariwisataan yang dimiliki oleh Maluku saat
ini, dapat terlihat bahwa lini; atraksi, fasilitas,
transportasi serta fasilitas penunjang wisata
lainnya seperti UMKM siap untuk melayani
kepariwisataan Maluku dan bersaing untuk
kancah Nasional.
C. Analisis Strategi Pengembangan
Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)
melalui model SOSTAC 3Ms
Dalam dunia kepariwisataan, faktor
internal pemasaran khususnya salah satu
bagian terpenting dalam menjalankan strategi
komunikasi pemasaran dalam menarik calon
wisatawan Nusantara kedepannya. Strategi
yang telah dirumuskan sebelumnya merupakan
landasan dasar dalam pengembangan IMC
kedepan untuk mempromosikan produk wisata
yang dimiliki.
Hasil analisis yang dirumuskan oleh
peneliti adalah sebagai berikut:
1) Situasi
Terdapat hasil statistik dari kunjungan
wisatawan Nusantara melalui beberapa titik
pintu masuk wisatawan Nusantara,
diantaranya; Pelabuhan Yos Sudarso kota
Ambon, Bandara Internasional Pattimura,
hotel/penginapan serta Polda/Polsek. Wilayah
survei dibagi menjadi tiga wilayah,
diantaranya; (a) statitistik kepariwisataan di 9
Kabupaten 2 kota; (b) Analisa pasar Nusantara
dilakukan di Kota Ambon. Mengenai hasil
perhitungan kunjungan wisnus yang dibagi
menjadi tiga di tahun 2014 sampai dengan
tahun 2016, dapat terlihat bahwa data
kunjungan wisatawan nusantara dan asal kota
berdasarkan gambar 2.
Sumber : Data Olahan Peneliti (2018)
Gambar 2. Kunjungan Wisatawan Nusantara
Asal Kota
Melihat data kunjungan wisatawan
Nusantara dan asal kota pada tahun 2014-2016
diatas, dapat disimpulkan bahwa;
Volume 19, No. 1, Januari 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X
Jurnal Kajian Ilmiah 40
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
(1) Pada tahun 2014 jumlah kunjungan
wisatawan Nusantara berjumlah 96.459
wisatawan yang didominasi dari asal pulau;
Jawa (kota Jakarta, Surabaya, Jogya dan
Bandung) dengan sub-total 70.276 wisatawan,
pulau Sulawesi (kota Makasar dan Menado)
dengan sub-total 8.370 wisatawan disusul asal
Pulau Papua (kota Jayapura dan Sorong)
dengan Sub-total 5.686 wisatawan.(2) Puncak
Arus kedatangan wisatawan Nusantara tahun
2014 bisa terlihat pada bulan; Maret, Juni dan
Agustus dengan nilai rata-rata berkisar 9.500-
an wisatawan. Hal ini dipicu dengan adanya
agenda acara Nasional yang diselenggarakan di
kota Ambon yaitu; MTQ Nasional, HUT Kota
Ambon, Festival Teluk Ambon dan pemilihan
media komunikasi pemasaran melalui media
elektronik (Kompas TV, SCTV, INDOSIAR,
TRANS7), Radio (RRI), media cetak/surat
kabar (Koran Nasional Kompas) dan media
promosi cetakan (brosur dan selebaran), (3)
Pada tahun 2015 jumlah kunjungan wisatawan
Nusantara meningkat dengan jumlah 107.291
wisatawan yang kunjung tertinggi didominasi
dari asal pulau; Jawa (kota Jakarta, Surabaya,
dan Jogya) dengan sub-total 78.137 wisatawan,
pulau Sulawesi (kota Makasar dan Menado)
dengan sub-total 8.370 wisatawan, disusul asal
pulau Papua (kota Jayapura dan Sorong)
dengan Sub-total 8.222 wisatawan. Jumlah
total kunjungan wisatawan Nusantara diatas
masih bersifat sementara mengingat data yang
terlampir hanya terisi sampai di bulan ke tiga
(Januari-Maret) dikarenakan faktor cuaca alam
sehingga sisa data di bulan April - Desember
tidak dapat dilampirkan. Akan tetapi, jika
merujuk pada data BPS Maluku Dalam Angka
tahun 2017, kunjungan wisatawan Nusantara
masih mengalami peningkatan sejumlah total
110.699 wisatawan, (4) Jika mengacu pada
data wisnus, puncak Arus kedatangan
wisatawan Nusantara pada tahun 2015 bisa
terlihat pada bulan; Maret dengan nilai rata-
rata berkisar 34 ribu wisatawan yang
berkunjung ke Maluku. Hal ini dipicu dengan
adanya agenda acara Nasional yang
diselenggarakan di kota Ambon yaitu
Pesparawi Nasional dan pemilihan media
komunikasi melalui media elektronik televisi
(Kompas TV, SCTV, INDOSIAR, dan
TRANS7), Radio (RRI), dan media cetak
surat kabar koran Nasional (Kompas), (5)
Sedangkan pada tahun 2016 jumlah kunjungan
wisatawan Nusantara terjadi penurunan
berjumlah 103.947 wisatawan dengan selisih
wisatawan sebelumnya sebesar 3.344
wisatawan. Penurunan wisatawan kali ini
didominasi dari asal pulau; Jawa (kota Jakarta,
Surabaya, Jogya dan Bandung) dengan sub-
total 71.278 wisatawan, dan terjadi selisih
penurunan sebesar 6.859 wisatawan pada
tahun sebelumnya, (6) Penurunan kedatangan
wisatawan Nusantara ditahun 2016 bisa terlihat
pada bulan; Maret, Juli dan September dengan
nilai rata-rata berkisar 3.000-an wisatawan.
Hal ini dipicu dengan kurangnya penyebaran
media promosi secara merata kepada calon
wisatawan dari pulau Jawa khususnya berasal
dari kota Surabaya, Bandung, Malang dan
Jogya.
Dari analisis SWOT Maluku untuk (SO;
Kekuatan dan Peluang) dan (WT; kelemahan
dan tantangan) bahwa; (a) Maluku memiliki
kekuatan beraneka ragam baik keunikan
destinasi wisata baik bahari, kuliner maupun
sosial budaya, (b) Peluang kedepan, dengan
merancang strategi komunikasi pemasaran
dengan melalui penerapan konvergensi media
diharapkan dapat mengakomodir permintaan
primer dari seluruh lapisan calon wisatawan
Nusantara untuk dapat mengetahui informasi
secara menyeluruh serta mudah berinteraksi
secara cepat kepada pelaku usaha wisata di
Maluku, (c) Kelemahan serta tantangan
kedepan adalah penyediaan sumber daya
manusia berbasis ilmu pengetahuan dan
teknologi agar dapat bersaing dengan pesaing-
pesaing kepariwisataan di wilayah tengah dan
timur Indonesia pada khususnya.
Mengenai data survei minat kunjungan
wisnus, peneliti melakukan pengembangan
lanjutan dilapangan melalui pemberian
formulir kuesioner dijital dengan tujuan untuk
memahami keinginan dan kebutuhan awal dari
wisnus yang akan berwisata ke Maluku.
Hasil data kuesioner yang dikumpulkan di
beberapa destinasi wisata kota Ambon dan
wilayah Maluku Tengah, terlihat Jumlah
wisatawan Nusantara yang teramati secara
khusus sejumlah 54 wisnus dari asal kota;
Volume 19, No. 1, Januari 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X
Jurnal Kajian Ilmiah 41
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Jakarta (43%), Jawa Barat (26%), Jawa Timur
(9%), Jawa Tengah (7%), Sumatera Utara
(4%), Sumatera Barat (4%), Bali (2%),
Kalimantan (2%), Sulawesi (2%) dan Papua
(2%). Dalam pemetaan responden tersebut,
maka dominasi responden berjenis kelamin
Wanita yaitu sebesar 52%, sementara jumlah
responden laki-laki sebesar 48%. Kelompok
usia dibagi menjadi tiga bagian yaitu; (a) usia
20-30 tahun sebesar 50%, (b) usia 31-40 tahun
sebesar 33% dan (c) usia 41-60 sebesar 17%.
Jenis pekerjaan mayoritas berasal dari swasta
sebesar 52% yang melakukan perjalanan
khusus berwisata ke Maluku. Hal ini didukung
oleh pilihan motivasi perjalanan yaitu liburan
(rekreasi) sebesar 70%, bisnis 2%, tugas dinas
28% dengan prioritas aktivitas wisata adalah
menikmati keindahan pantai (wisata pantai)
sebesar 39% dan melakukan olah raga
menyelam (wisata laut) sebesar 35%.
Frekuensi wisatawan Nusantara dalam
penggunaan perangkat pencarian informasi
berwisata ke Maluku juga dapat terlihat
melalui penggunakan perangkat, diantaranya;
telpon genggam 61%, komputer 12%, televisi
11%, dan media cetak 6%. Dari fenomena
diatas, dapat terlihat bahwa adanya pergeseran
budaya dalam mencari informasi data dari sifat
konvensional menjadi modern. Alasan
tertinggi dalam pemenuhan kebutuhan untuk
pencaharian informasi berwisata disebabkan
karena tingkat efektifitas, efisiensi dan
informatif.
Usulan awal pada pihak Dinas Pariwisata
Maluku saat ini adalah; (a) Meng-konvergensi-
kan media promosi wisata dari media
konvensional menjadi media baru (new media)
berupa perangkat berbasis situs web atau
aplikasi yang dapat mempermudah wisatawan
Nusantara dalam pencaharian produk wisata
Maluku secara lengkap, baik ketersediaan
destinasi wisata, penunjuk arah, transportasi,
akomodasi serta elemen wisata pendukung
lainnya; (b) Memiliki sifat mudah
dipergunakan, kapanpun dan dimanapun disaat
dibutuhkan dan media informasi tersebut harus
memiliki unsur; efektifitas, efisiensi,
informatif dan atraktif, (c) Menitik beratkan
pada target pasar potensial untuk wisatawan
Nusantara seperti; Pulau Jawa (Jakarta,
Surabaya, Jogyakarta dan Bandung), Pulau
Sulawesi (Makasar dan Menado), Pulau Papua
(jayapura dan Sorong).
2) Objektif
Objektifitas atau tujuan perusahaan perlu
memahami adanya perbedaan antara tujuan
pemasaran dan tujuan komunikasi. (Morissan,
2010. hal: 42). Dalam konteks penelitian ini,
tujuan komunikasi lebih dikedepankan dalam
pengembangannya kedepan, mengingat
permintaan primer dari wisatawan Nusantara
dapat langsung diterapkan sehingga
penerimaan dan respon informasi yang
diberikan memiliki sebuah dampak yang
terukur. Adapun tujuan komunikasi yang
dimaksud adalah melalui pendekatan yang
didasari atas;
(a) Kesadaran Merek (brand awareness)
Peneliti memasukan beberapa kata kunci
ke sistem analisis google dalam periode 2017-
2018. Dari kata kunci yang dimasukan
kedalam sistem analisis yaitu; Maluku/Pantai
Maluku, Maluku/Pariwisata Maluku,
Maluku/Pariwisata Lingkungan Maluku dan
Baronda Maluku. Hasil yang diperoleh dapat
terlihat ketertarikan pencaharian kata
âBaronda Malukuâ dalam satu tahun lebih
mendominasi sejumlah 393 pencarian
dibandingkan dengan kata kunci lainnya
sejumlah 0 (nol) pencaharian.
Dalam ketertarikan pencaharian
berdasarkan negara asal, terlihat bahwa negara
Indonesia lebih mendominasi dibandingkan
negara lainnya.
Dapat terlihat bahwa dalam perancangan
strategi kreatif, ekspresi sebuah merek (brand
expression) merupakan titik awal dalam
penyusunan strategi komunikasi pemasaran
terpadu. Terlihat bahwa nama yang dibutuhkan
dalam penentuan merek promosi Pariwisata
Maluku kedepan adalah âBaronda Malukuâ
dengan kata kunci âSensasi Seribu Pulauâ.
âBarondaâ diambil dari bahasa daerah
Maluku yang diartikan berkeliling/jalan-jalan,
sedang âMalukuâ dapat diartikan wilayah
pariwisata yang terdapat di Indonesia. Jika
diartikan secara harafiah, maka âBaronda
Malukuâ dapat diartikan berkeliling/jalan-jalan
ke Maluku.
Volume 19, No. 1, Januari 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X
Jurnal Kajian Ilmiah 42
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Kata kunci âSensasi Seribu Pulauâ ini
berdasarkan atas janji pariwisata Maluku
kepada wisatawan Nusantara. Kata âSensasiâ
memiliki maksud bahwa calon wisatawan akan
diberikan sebuah pengalaman-pengalaman
menarik dalam berwisata ke Maluku. Kata
â1000 Pulauâ yang memiliki arti bahwa
pariwisata Maluku memiliki ribuan hamparan
pulau yang tersebar dan kaya akan keaneka-
ragaman yang dapat dinikmati untuk
mendapatkan sebuah pengalaman baru bagi
calon wisatawan Nusantara baik dari aspek
alam/bahari, sejarah/budaya dan kulinernya.
Gambar 3 menunjukkan waktu ketertarikan
pencaharian.
Sumber : Sistem Analisis Google (2018)
Gambar 3. Waktu Ketertarikan Pencaharian
(b) Identitas Merek (brand identitiy)
Dalam membangun merek âBaronda
Malukuâ yang mempunyai banyak variasi
produk, harus diberikan suatu konsep petunjuk
yang dapat memisahkan produk-produk wisata
Maluku kedepannya. Pengalaman pengguna
âBaronda Malukuâ atau bias disebut juga
BMers Experience, bisa dijadikan sebuah
usulan sebagai sebutan untuk konten tematik
dari beberapa perwakilan eksisting yang akan
dikedepankan oleh Provinsi Maluku. Tujuan
dari penamaan dalam variasi konten produk
wisata ini, untuk membuat wawasan yang
berbeda-beda dari setiap pengalaman
pengguna yang dapat secara langsung meng-
idenfikasi-kan destinasi wisata secara berbeda
sehingga orang-orang dapat merasakan cerita
dibalik keberadaan mereka pada saat berwisata
ke Maluku. Konten tematik yang diusulkan
adalah empat pilar komunikasi yang dibuat
sesuai dengan pengalaman berkunjung
wisatawan Nusantara di Maluku, di mana
masing-masing pilar akan mewakili warna-
warna yang tertera dalam sebuah logo utama
âBaronda Malukuâ, diantaranya; (a)
Pengalaman Pengguna Bahari/Marine BMers
Experience, (b) Pengalaman Pengguna
Sejarah/Heritage BMers Experience, (c)
Pengalaman Pengguna Makanan/Culinary
BMers Experience, dan (d) Pengalaman
Pengguna Kemajuan/ Moderenisasi/ Modern
BMers Experience.
(c) Kepribadian Merek (brand positioning)
Kepribadian dari sebuah merek âBaronda
Malukuâ sangat penting untuk menjaga
hubungan baik dengan target pasarnya, baik
dengan cara meng-ekspresi-kan melalui
komponen visual, penulisan dan nada yang
mewakili dari merek tersebut. Adapun usulan
tentang kepribadian Provinsi Maluku dalam
merek âBaronda Malukuâ yang ditemukan di
lapangan adalah sebagai berikut: (1) Semangat
Mempesona, (2) Menarik, (3) Indah, dan (4)
Ekspresif. Keempat kepribadian ini mewakili
karakteristik masyarakat serta alamnya yang
terdapat di Maluku.
(d) Alat Media Komunikasi (tools media)
Menempatkan merek âBaronda Malukuâ
kedalam sebuah perancangan media promosi
tepat guna, diantaranya; (1) Media Aplikasi
(web/app) sebagai permintaan utama; panduan
elektronik berwisata berbasis internet ini
melalui penyediaan aplikasi yang dimasukan
kedalam perangkat telfon genggam yang
memiliki isi sesuai dengan kebutuhan
wisatawan Nusantara seperti; (a) Destinasi
Wisata; (b) Peta Wisata; (c) Transportasi dan
Akomodasi; (d) Paket Wisata; (e) Promo; (f)
Video/3600; dan (g) Sosial Media, (2) Media
(2) Media pendukung/sekunder seperti; video
pendek (teaser), visual Informasi (infografis),
iklan radio, instalasi layar sentuh (LED), dan
stan paviliun Maluku sebagai representasi dari
Sembilan Kabupaten Dua Kota, dan
sebahagian media komunikasi promosi
tersebut di konvergensikan menjadi media
dijital yang disebarkan melalui situs jejaring
sosial media.
3) Strategi/Perencanaan
Perencanaan strategi komunikasi
pemasaran merek âBaronda Malukuâ
disarankan menggunakan unsur-unsur bauran
promosi dengan mengedepankan strategi arus
Volume 19, No. 1, Januari 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X
Jurnal Kajian Ilmiah 43
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
pesan horizontal, arus pesan informal dan arus
pesan keluar yang mengikutsertakan seluruh
elemen pelaku pariwisata. Gambar 4
menunjukkan skema strategi pesan
komunikasi.
Sumber : Data Olahan Peneliti (2018).
Gambar 4. Skema Strategi pesan Komunikasi
Bauran promosi yang dapat
diimplementasikan antara lain melalui; (a)
Pemasaran Interaktif; menetapkan media
promosi lini atas (ATL) yaitu panduan aplikasi
berwisata ke Maluku berbasis web dijital
sebagai media promosi primer untuk
wisatawan Nusantara. (b) Periklanan;
kampanye iklan dengan media komunikasi
visual seperti; (1) video pendek âBaronda
Malukuâ; (2) Iklan Musik; (3) Iklan promo
wisata; (4) iklan Acara/atraksi; (5) Pameran;
dan (7) infografis yang memiliki isi tentang
produk wisata beserta manfaatnya bagi calon
wisnus. (C) Promosi Penjualan; melakukan
kegiatan acara Pasar Perjalanan Indonesia
(Travel Mart Indonesia) yang disesuaikan
dengan data survei di beberapa kota besar
seperti Jakarta, Surabaya, Jogyakarta,
Bandung, Makasar, Menado, Jayapura dan
Sorong. (D) Hubungan Masyarakat; (1)
membuat acara perjalanan media Nasional
dengan melakukan kegiatan aktifitas luar di
beberapa destinasi wisata unggulan di Maluku
dengan hasil publikasi destinasi dalam bentuk
komunikasi wisata masal (non-personal) yaitu
berupa berita wisata, dan (2) Membuat acara
wawancara di stasiun radio yang mengangkat
informasi tentang merek âBaronda Malukuâ
beserta penggunaan dan manfaat yang akan
didapatkan. (E) Penjualan Individu;
menempatkan stan dijital âBaronda Malukuâ di
bandara Nasional dan Internasional dibeberapa
kota besar Indonesia guna memudahkan calon
wisatawan Nusantara untuk mendapatkan
informasi berwisata ke Maluku secara efektif,
efisien dan informatif.
4) Taktik
Taktik yang digunakan sebelumnya masih
belum memfokuskan pada strategi secara
menyeluruh baik untuk pemangku kebijakan,
penyusunan strategi promosi maupun
pemilihan media sesuai kebutuhan wisnus.
Berdasarkan kondisi dilapangan, maka penulis
memberikan usulan melalui strategi taktik,
diantaranya; (a) Taktik Pertama; mengadakan
Konsolidasi Daerah/Nasional yang
mengundang perwakilan-perwakilan asosiasi
lembaga pariwisata seperti Perhimpunan Hotel
dan Restauran Indonesia (PHRI), Asosiasi
Perusahaan Perjalanan Indonesia (ASITA),
perusahaan maskapai penerbangan seperti; PT.
Garuda Indonesia, PT. Lion Mentari Airlines,
PT. Sriwijaya Air, PT. Citylink Airlines dan
Kementerian Pariwisata sebagai National
Tourist Office (NTOs) untuk merumuskan dan
bekerjasama dalam mempromosikan program
strategi âBaronda Malukuâ yang sudah
dirancang oleh Dinas Pariwisata Maluku dan
disepakatai bersama-sama, (b) Taktik Kedua;
merumuskan waktu pelaksanaan dengan data
âJadwal Piknik Liburan Tahun 2018â yang
dikeluarkan oleh Kementerian Pariwisata
untuk dapat membuat garis acuan
waktu/jadwal promosi âBaronda Malukuâ
sehingga dapat terukur, terarah dan tepat
sasaran. (c) Taktik Ketiga; mengadakan
perjalanan media Nasional yang mengundang
perwakilan-perwakilan media lokal dan
Nasional untuk melakukan aktifitas luar di
Maluku dengan hasil mengulas tentang
destinasi-destinasi wisata unggulan Maluku
melalui tulisan sekaligus peluncuran perdana
program aplikasi panduan elektronik berwisata
âBaronda Malukuâ. (d) Taktik Keempat;
peningkatan promosi dan publikasi melalui
jaringan internet melalui sosial media,
penempatan stan dijital di bandara-bandara
internasional, promosi merek âBaronda
Malukuâ dibeberapa media dunia maya, serta
acara-acara Nasional. (e) Taktik Kelima;
melakukan kolaborasi penelitian pemasaran
yaitu dengan melakukan survei dan kajian
pasar wisata Nusantara mengenai dampak
Volume 19, No. 1, Januari 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X
Jurnal Kajian Ilmiah 44
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
paska menjalankan strategi komunikasi
pemasaran yang terintergrasi kedepan dengan
evaluasi ketepatan strategi dan mengukur tiga
lapis efektivitas program yaitu; hasil yang
mengukur sebatas pemunculan atau pemuatan
pesan melalui media, pertumbuhan yang
mengukur sejauh mana pesan bisa dipahami
publik, dan mengukur pengaruh pesan
terhadap perubahan opini, persepsi, sikap dan
perilaku khalayak pada sebuah media promosi
visual.
5) Aksi/Implementasi
Implementasi yang telah dilakukan oleh
Dinas Pariwisata Maluku dalam menjalankan
program promosi pariwisata masih dilakukan
sebatas pemilihan media konvensional,
penempatan dan jumlah media dengan area
terbatas. Data survei terlihat bahwa dibutuhkan
sebuah pengembangan strategi aksi melalui
penyusunan jadwal penempatan media selama
satu tahun sehingga tugas pemasar dapat
mengetahui secara jelas dalam menjalankan
program promosi âBaronda Malukuâ
kedepannya secara tepat.
6) Sumber Daya Manusia
Melihat Sumber Daya Manusia (SDM)
yang dimiliki oleh Dinas Pariwisata Maluku
saat ini, jumlah karyawan yang terdapat di
kedinasan berjumlah 77 orang (ASN) dan 60
orang (karyawan kontrak). Survei data
mencatat bahwa sumber daya manusia di
bidang Pemasaran belum memiliki SDM yang
memiliki kompetensi berbasis IPTEK,
sehingga butuh perhatian khusus kepada Dinas
Pariwisata kedepannya perlu adanya
pengadaan SDM yang berkualitas mengingat
era dijital merupakan ujung tombak dalam
mempromosikan sebuah produk di era milenia
saat ini.
7) Dana
Dana untuk program komunikasi
pemasaran sesuai dengan Rencana Anggaran
Pengembangan Pariwisata tahun anggaran
2017 sebesar Rp. 16.265.700.000.000,- dan
adanya kenaikan di tahun 2018 dengan total
nilai Rp. 18.950.000.000,-. Dengan
mempelajari program yang disusun
sebelumnya, cukup terlihat bahwa pada tahun
2016 Dinas Pariwisata Maluku
menitikberatkan pada unsur atraksi/daya tarik
melalui acara-acara Nasional dan media
promosi yang bersifat konvensional dengan
kategori Media Lini Bawah (BTL). Dalam hal
pengembangan ilmu dan teknologi, masih
dibutuhkan perancangan lanjutan melalui
konvergensi media, agar kedepan rancangan
biaya teknologi beserta pemanfaatan strategi
komunikasi yang akan digunakan dapat
terukur dari sisi biaya, waktu dan ketepatan
target pasar yang dituju.
8) Batasan Waktu
Untuk kepastian arah pengembangan
promosi pemasaran, program strategi
intergrasi merek âBaronda Malukuâ ini
kedepan membutuhkan sebuah penyusunan
perencanaan dalam bentuk âPeta Jalan
Promosiâ, yaitu aturan yang dipakai sebagai
panduan untuk perjalanan kegiatan promosi
agar memiliki batasan waktu yang terukur.
Aturan perencanaan âPeta Jalan Promosiâ yang
diusulkan adalah sebagai berikut; (a) Tahun
2018 merupakan masa konsolidasi dan
penentuan media komunikasi pemasaran, (b)
Tahun 2019 dan 2020 merupakan tahun
ekspansi media promosi ke beberapa wilayah
target pasar Nusantara yang sudah ditentukan
melalui program memperkenalkan merek
âBaronda Malukuâ, (c) Tahun 2021 merupakan
tahun pemantapan merek âBaronda Malukuâ
dan menganalisa hasil dari kegiatan yang
sudah dilakukan dalam tiga tahun kebelakang
untuk pemantapan strategi merek produk
wisata Maluku. Berikut disajikan perencanaan
âPeta Jalan Promosiâ dalam bentuk gambar;
PENUTUP
Dari pembasan di atas, kesimpulan yang
dapat ditarik bahwa hasil analisis pemetaan
lingkungan industri pariwisata Maluku
menjelaskan bahwa Dinas Pariwisata memiliki
potensi pariwisata yang bervariasi diantaranya
440 wisata bahari (64%), 222 daya tarik wisata
budaya/sejarah (32%) serta 39 obyek wisata
buatan (5%) yang tersebar di wilayah provinsi
Maluku dengan memiliki keunikan disetiap
masing masing obyeknya. Begitupun fasilitas
penunjang seperti transportasi 47 angkutan
kapal dan pesawat, akomodasi 235 penginapan
(bintang dan non-bintang) dan 145 jenis usaha
yang tersebar di sembilan kabupaten/kota
Volume 19, No. 1, Januari 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X
Jurnal Kajian Ilmiah 45
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
merupakan kekuatan yang dimiliki oleh Dinas
Pariwisata Maluku dalam berkompetisi meraih
pasar Nusantara secara kompetitif melalui
komunikasi pemasaran terpadu.
Strategi lintas saluran di Dinas Pariwisata
Maluku teridentifikasi masih sangat lemah.
Strategi ini harus lebih diperkuat karena
informasi data yang mengalir/diterima berasal
dari mereka yang menempati bagian-bagian
fungsional yang memahami tentang teknis
dilapangan. Penyerapan data melalui proses
lini bawah ke atas dapat memberikan
kontribusi penting dalam penyusunan strategi
perencanaan media, penempatan media dan
penganggaran dalam penyusunan kegiatan
anggaran kedepannya.
Ancaman terhadap profitabilitas daerah
cukup tinggi bila strategi komunikasi
pemasaran yang dijalankan masih bertumpu
pada media lini bawah yang menitikberatkan
pada atraksi/acara-acara tanpa adanya
dukungan pemanfaatan media promosi dijital
yang menggunakan fasilitas dunia maya yang
cakupan pasarnya luas dengan memiliki
interaksi dua arah antara produsen dengan
konsumen. Sinergitas pemakaian media harus
disertakan dengan menggabungkan lini atas
yang terintergrasi satu sama lain dengan lini
bawah yang media kreatifnya disusun
berdasarkan pada permintaan data pasar
Nusantara.
Strategi program pemodelan perjalanan
berwisata di Maluku lebih diperkuat dan
dipertajam, hal ini tentunya dirumuskan
bersama-sama antara pemangku kebijakan
pemerintah di Sembilan Kabupaten Dua Kota
bersama-sama organisasi/pelaku usaha
pariwisata lokal dan Nasional untuk
mengakomodir kebutuhan calon wisatawan
Nusantara kedepannya melalui media dijital.
Adanya penyusunan strategi kreatif
sebagai acuan perancangan model visual
sehingga Dinas Pariwisata Maluku memiliki
sebuah merek baku dengan kesadaran merek,
identitas merek, dan keperibadian merek yang
mewakili kepariwisataan Maluku untuk
dijadikan sebagai bahan promosi pada calon
wisnus secara simultan sehingga memperkuat
posisi tawar dalam penjualan produk wisata.
Dinas Pariwisata Maluku disarankan
kedepan dapat menerapkan Strategi
komunikasi yang terintergrasi melalui
pemanfaatan bauran promosi yang pemilihan
medianya telah dirancang melalui strategi
kreatif untuk menghasilkan rumusan promosi
yang tepat guna baik diterapkan melalui;
Interaksi Pasar, Periklanan, Promosi
Penjualan, Hubungan Masyarakat dan
Penjualan Individu, sehingga kebutuhan
permintaan pasar primer Nasional dapat
terpenuhi secara menyeluruh.
Untuk kepastian arah pengembangan
komunikasi pemasaran Dinas Pariwisata
Maluku kedepan, diharapkan dapat menyusun
tentang program dasar strategi perencanaan
promosi melalui âPeta Jalan Promosiâ sebagai
acuan dalam menjalankan kegiatan
komunikasi pemasaran agar setiap fase-fase
yang dijalankan dapat terukur, baik jangka
pendek, menengah maupun jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Yusuf, E. S. (2014). Pengaruh Atribut
Produk Wisata Terhadap Place Branding
Dan Implikasinya Terhadap Keputusan
Mengunjungi Destinasi Wisata Pantai.
Ilmiah Solusi, 1(1), 87â94.
Gobel, V. S. J., Mingkid, E., & Waleleng, G.
(2014). e-journal âActa Diurnaâ Volume
VI. No. 1. Tahun 2017, IV(1), 1â18.
Maluku, D. P. (2018). Rencana Induk
Pembangunan Pariwisata Daerah Provinsi
Maluku 2018. Ambon: Dinas Pariwisata
Provinsi Maluku.
Manafe, J. ., Setyorini, T., & Alang, Y. A.
(2016). PEMASARAN PARIWISATA
MELALUI STRATEGI PROMOSI
OBJEK WISATA ALAM, SENI DAN
BUDAYA (Studi Kasus di Pulau Rote
NTT). BISNISâŻ: Jurnal Bisnis Dan
Manajemen Islam, 4(1), 101â123.
Manafe, J. D., Setyorini, T., & Alang, Y. A.
(n.d.). STRATEGI PROMOSI OBJEK
WISATA ALAM , ( Studi Kasus di Pulau
Rote NTT ).
Pemerintah Provinsi Maluku. (2013). PERDA
PROV.MALUKU NO.16. Ambon.
Ratu, C., & Adikampana, M. (2016). Strategi
Volume 19, No. 1, Januari 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X
Jurnal Kajian Ilmiah 46
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
pemasaran desa wisata blimbingsari
kabupaten jembrana. Jurnal Destinasi
Wisata, 4(1), 60â67.
SALMAN, L. (2012). ANALISIS
PERENCANAAN PROGRAM
KOMUNIKASI PEMASARAN VISIT
LOMBOK SUMBAWA 2012 (Studi
Deskriptif Kualitatif pada Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi
Nusa Tenggara Barat). Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.
Solsolay, arthur. (2016). Pemerintah Kota
Ambon Dalam Megkomunikasikan Brand
â Ambon City of Music â Melalui
Kegiatan. The 4th University Research
Coloquium 2016, (Imc), 50â63.
Sutiksno, D. U., Ansari, S. A., Setyawati, I.,
Noch, M. Y., & Pattiasina, V. (2019).
Market Orientation and Distinctive
Competence Toward Service Mix on
Study Programs of Higher Education in
Maluku, Indonesia. Journal of
Entrepreneurship Education, 22(1), 1â5.
Wijayanto, I.H, Suryono, A. & S. (2013).
PENGEMBANGAN POTENSI
PARIWISATA DALAM PERSPEKTIF
REINVENTING GOVERNMENT (Studi
di Dinas Kebudayan dan Pariwisata
Kabupaten Lamongan). Admistratasi
Publik, 1(6).