wacana keterlibatan anak-anak dalam kampanye
TRANSCRIPT
WACANA KETERLIBATAN ANAK-ANAK DALAM KAMPANYE
PARTAI KEADILAN SEJAHTERA JELANG PEMILU 2014
DI MERDEKA.COM
Skripsi
DiajukanuntukMemenuhiPersyaratanMemperolehGelarSarjanaKomunikasi Islam
(S.Kom.I)
Oleh:
Rahmaidah
NIM: 1110051100043
KONSENTRASI JURNALISTIK
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H / 2014 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Stara 1 (S1) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini, telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang belaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini hasil plagiat atau hasil
jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang
berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 18 Desember2014
Rahmaidah
1110051100043
i
ABSTRAK
Rahmaidah
1110051100043
Wacana Keterlibatan Anak-Anak Dalam Kampanye Partai Keadilan
Sejahtera Jelang Pemilu 2014 di Merdeka.com.
Kampanye politik merupakan kegiatan politik dalam menyambut
pemilihan umum. Keberhasilan partai politik biasanya dilihat dari banyaknya
massa yang ikut terlibat, bahkan mereka cenderung mengikutsertakan anak-anak
dalam kampanye. Seperti yang terjadi pada kampanye pemilu legislatif pada 16
Maret – 5 April 2014 lalu.Salah satu partai politik yang mendapat sorotan tajam
serta teguran oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan Badan
Pengawas Pemilu adalah Partai Keadilan Sejahtera.
Berdasarkan latar belakang di atas dapat memunculkan pertanyaan.
Bagaimana wacana yang diangkat Merdeka.com terkait pemberitaan keterlibatan
anak-anak dalam kampanye Partai Keadilan Sejahtera jelang pemilu 2014?
Bagaimana kognisi sosial yang melatarbelakangi wacana yang dibentuk pada
pemberitaan keterlibatan anak-anak dalam kampanye Partai Keadilan Sejahtera
jelang pemilu 2014 di Merdeka.com? Bagaimana konteks sosial Merdeka.com
pada berita keterlibatan anak-anak dalam kampanye Partai Keadilan Sejahtera
jelang pemilu 2014?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan berlandaskan
paradigma kritis. Paradigma kritis melihat bahwa media bukanlah saluran yang
bebas dan netral. Media justru dimiliki oleh kelompok tertentu dan digunakan
untuk mendominasi kelompok yang tidak dominan. Metode yang digunakan pada
penelitian ini adalah analisis wacana Teun A. Van Dijk. Analisis ini mengaitkan
tiga dimensi yaitu analisis teks, kognisi sosial, dan konteks sosial.
Hasil penelitian dilapangan, pada tahap teks pemberitaan terkait
keterlibatan anak-anak dalam kampanye PKS menggambarkan bagaimana kondisi
kampanye akbar PKS yang menjadi sorotan banyak pihak. Kampanye PKS yang
melibatkan anak-anak tersebut merupakan salah satu pelanggaran kampanye
seperti yang tertera pada Peraturan KPU, dimana pelaksana, peserta dan petugas
kampanye dilarang memobilisasi Warga Negara Indonesia yang belum memenuhi
syarat sebagai pemilih. Dalam hal ini, Merdeka.com juga mengambil sudut
pandang adanya anak-anak yang memakai atribut PKS, seperti : baju, topi, dan
memegang buku serta bendera kecil yang semuanya beruliskan „saya pilih PKS‟.
Pelanggaran yang dilakukan PKS yang secara sengaja melibatkan anak-anak
dalam kampanyenya merupakan hal yang berusaha ditampilkan dalam
pemberitaan ini. Merdeka.com secara jelas menolak keterlibatan anak-anak dalam
kampanye. Merdeka.com berusaha menggiring masyarakat untuk mengetahui dan
ikut mengawasi berlangsungnya kampanye. Kasus keterlibatan anak-anak setiap
masa kampanye selalu menjadi perdebatan yang tidak jelas solusinya dan terus
ii
berulang padahal sudah ada aturan kampanye dan Undang-Undang yang
melarangnya.
Kata kunci : PKS, Merdeka.com, Kampanye politik, Hierarki Pengaruh,
Analisis Wacana Teun A. Van Dijk.
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahiim
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas
berkat rahmat dan kuasa-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat
dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW,
serta keluarga, sahabat dan para pengikutnya.
Alhamdulillah, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Wacana Keterlibatan Anak-Anak dalam Kampanye Partai Keadilan
Sejahtera Jelang Pemilu 2014 di Merdeka.com”, yang disusun untuk memenuhi
persyaratan dalam memperoleh gelar Strata 1 (S1), di lingkungan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Peneliti secara khusus ingin mengucapkan terima kasih kepada kedua
orangtua peneliti, yaitu Ibunda Neliati dan Ayahanda Ramlan Hasibuan yang
selama ini selalu mendukung anak-anaknya untuk menjadi manusia lebih baik,
bermanfaat, dan bisa membanggakan. Terimakasih juga karena telah memberikan
semangat dan kasih sayang yang tidak pernah ada hentinya. Semoga mereka
selalu dalam lindungan Allah SWT dan selalu diberikan kesehatan olehNya.
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat
kekurangan dan kelemahan. Peneliti yakin skripsi ini tidak akan berjalan baik dan
iii
lancar tanpa adanya bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu
peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Dr. H. Arief Subhan, M.A. Wakil Dekan I
Bidang Akademik, Dr. Suparto, M. Ed, Ph.D. Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum, Drs. Jumroni, M.Si, serta Wakil Dekan III
Bidang Kemahasiswaan, H. Sunandar, M.A.
2. Ketua Konsentrasi Jurnalistik, Kholis Ridho, M.Si. serta Sekretaris
Konsentrasi Jurnalistik Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A. yang selalu
berkenan membantu peneliti dalam hal perkuliahan.
3. Dr. Gun Gun Heryanto, M. Si selaku dosen pembimbing dan
inspirator bagi peneliti untuk terus belajar dan menjadi manusia yang
lebih bermanfaat. Terimakasih peneliti ucapkan karena telah sabar
dapat meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, ilmu, dan
motivasi hingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga
selalu menjadi dosen yang membanggakan dan istimewa di hati
mahasiswa.
4. Rubiyanah, M.A dan Ade Rina Farida, M.Si, yang selalu berkenan
membantu dan member motivasi terhadap peneliti
5. Segenap Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan ilmu serta
pengalaman kepada peneliti selama menuntut ilmu di Jurusan
Jurnalistik.
iv
6. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam
urusan administrasi selama perkuliahan dan penelitian skripsi.
7. Ramadhian Fadillah dan M. Hasits (Staf Redaksi Merdeka.com)
selaku narasumber yang telah meluangkan waktu dan memberikan
informasi kepada peneliti untuk melakukan penelitian ini.
8. Ali Akbar Faisal, adik peneliti yang selalu memberikan semangat
serta dukungannya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian
ini dengan baik.
9. Sahabat seperjuangan dan terbaik peneliti, Hetty Choiriyah,
Anastasia, Weldania, Kristanti, Isye, Nurviki, Nurbayani, Richie,
Irvan Ramadhan, Farhan Kamal, Fajar Yugaswara,
Halimatussa‟diyah, Aditya Herdiansyah, Rijuan Hartadian Putra,
Ahmad Fauzi, Damar, Kenwal, Siti Nurhayati, Puput, dan Ambar
Widati. Terimakasih sudah memberikan semangat serta motivasi
selama penelitian dan menerima semua keluh kesah peneliti dengan
sabar. Semoga persahabatan dan tali silaturahmi kita tidak akan
pernah terputus sampai kapanpun dan semoga semua yang kita cita-
citakan dapat tercapai.
10. Teman-teman Jurnalistik 2010 yang telah berjuang bersama-sama
dalam mengikuti perkuliahan selama hampir empat tahun.
Terimakasih atas pertemanan, dan pengalaman yang telah diberikan
kepada peneliti.
v
11. Teman-teman KKN PERS 2013 yang telah memberikan pengalaman
berharga sepanjang mengabdikan diri bersama di Desa Rajeg Mulya.
12. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap
penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu
persatu. Namun, hal ini tidak mengurangi rasa hormat dan ucapan
terimakasih peneliti.
Akhir kata, Peneliti menyadari skripsi ini masih belum mencapai
kesempurnaan namun peneliti telah berusaha semaksimal mungkin untuk
dapat menyelesaikannya dengan baik. Peneliti berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Ciputat, 18 Desember 2014
Peneliti
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah.............................. 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................. 9
D. Kajian Pustaka........................................................ 10
E. Metodologi Penelitian ............................................ 12
F. SistematikaPenulisan ............................................. 17
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Analisis Wacana Teun A. Van Dijk ....................... 18
1. Teks ................................................................ 19
2. Kognisi Sosial ................................................. 29
3. Konteks Sosial ................................................ 30
B. Konseptualisasi Kampanye .................................... 31
C. Media Online.......................................................... 34
D. Konseptualisasi Berita............................................ 35
1. Definisi Berita ................................................. 36
2. Nilai-nilai Sebuah Berita ................................ 37
3. Jenis-jenis Berita ............................................. 39
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Profil dan Perkembangan Merdeka.com ................ 40
B. Visi dan Misi Merdeka.com ................................... 43
C. Alur Berita di Merdeka.com .................................. 44
D. Struktur Organisasi Merdeka.com ......................... 45
BAB IV Temuan dan Analisis Data
vii
A. Wacana Keterlibatan Anak-anak di Merdeka.com 49
1. Analisis Teks edisi 16 Maret 2014 .................. 51
2. Analisis Teks edisi 24 Maret 2014 .................. 62
B. Analisis Kognisi Sosial .......................................... 72
C. Analisis Konteks Sosial ......................................... 78
D. Interpretasi Peneltian.............................................. 84
BAB V Penutup
A. Kesimpulan ............................................................ 85
B. Saran....................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
Daftar Tabel
Tabel 2.1 Struktur Teks Menurut Van Dijk ........................................... 23
Tabel 2.2 Elemen wacana van Dijk ....................................................... 24
Tabel 3.1 Struktur organisasi kepengurusan Merdeka.com ................... 46
Tabel 3.3 Tim Redaksi Daerah .............................................................. 47
Tabel 3.4 Tim Foto Merdeka.com.......................................................... 48
Tabel 3.5 Rubrikasi Merdeka.com ......................................................... 49
Tabel 4.1 Kerangka Analisis Data Rubrik Politik 1 “Kampanye
Bawa Anak PKS Sebut Untuk Pendidikan Politik Dini”,
Edisi 16 Maret 2014 ............................................................. 60
Tabel 4.2 Kerangka Analisis Data Rubrik Politik 2 “Panitia Sudah
Larang Kader PKS Bawa Anak Saat Kampanye”,
Edisi 24 Maret 2014 ............................................................. 70
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam masyarakat modern, media massa mempunyai peran yang
cukup signifikan sebagai bagian dari kehidupan manusia sehari-
hari. Seperti kita ketahui hampir pada setiap aspek kegiatan manusia, baik
yang dilakukan secara pribadi maupun bersama-sama selalu mempunyai
hubungan dengan aktivitas komunikasi massa. Selain itu, tanggapan
masyarakat yang tinggi terhadap program komunikasi melalui media
massa seperti : televisi, radio, surat kabar, majalah, dan internet
menjadikan setiap saat masyarakat tidak dapat terlepas dari pengaruh
media massa.
Saat ini, masyarakat tidak hanya disuguhkan informasi melalui
media massa surat kabar, televisi maupun radio saja. Tetapi telah hadir
situs berita edisionline dari media cetak surat kabar atau majalah, seperti:
Merdeka.com, Kompas.com, Detik.Com, Republika Online, dan lain-lain.
Media online merupakan produk jurnalistik online. Jurnalistik online
disebut juga cyber journalism yang dapat didefinisikan sebagai pelaporan
fakta atau peristiwa yang diproduksi dan didisturibusikan melalui internet.
Media online merupakan media komunikasi yang pemanfaatannya
menggunakan perangkat internet. Meskipun baru, media online sebagai
salah satu jenis media massa yang tergolong memiliki pertumbuhan yang
spektakuler. Dibanding media lain, media online memiliki kekuatan besar
seperti jangkauannya yang tidak terbatas, dalam artian bangsa pasarnya
2
adalah dunia. Selain itu, biayanya sangat murah karena tidak butuh biaya
cetak, biaya kertas (paperless), biaya distribusi dan penulisnya bisa dari
mana saja, dapat diakses selama 24 jam dan berita yang lama masih bisa
diakses karena ada fasilitas arsip.
Dalam skripsi ini saya ingin membahas mengenai wacana
keterlibatan anak-anak dalam kampanye Partai Keadilan Sejahtera jelang
pemilu di media online Merdeka.com. Pada pemberitaan di Merdeka.com
tanggal 16 Maret 2014 menjelaskan bahwa, sejak kampanye pemilu
terbuka berlangsung pada 16 Maret 2014, terdapat pelanggaran-
pelanggaran yang terjadi dalam kampanye dan aksi para peserta partai
yang digelar beberapa partai politik pun semakin banyak bermunculan.
Pada saat itu yang sedang menjadi sorotan Badan Pengawas Pemilu
(Bawaslu), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan masyarakat
adalah pemberitaan mengenai banyaknya para peserta partai politik yang
melibatkan anak-anak dibawah umur pada saat kampanye pemilu.1
KPAI menemukan pelanggaran yang dilakukan semua partai
politik dalam kampanye pemilu legislatif terkait pelibatan anak-anak
dalam kampanye. Berdasarkan data Komisi Perlindungan Anak Indonesia
pada tiga hari penyelenggaraan kampanye terbuka, yaitu Minggu
(16/3/2014) hingga Selasa (18/3/2014), ada sejumlah dugaan pelanggaran
kampanye berupa pelibatan anak-anak yang dilakukan partai politik.
Pelanggaran kampanye yang dilakukan partai politik dengan
melibatkan anak-anak dalam kampanye pemilu legislatif tentunya telah
1 www.merdeka.com, “ Kampanye Bawa Anak, PKS Sebut untuk Pendidikan Politik
Dini,” dilihat pada 11 September 2014.
3
melanggar Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002
tentang Perlindungan anak. Sebagaimana dijelaskan dalam Undang
Undang Nomor 23 tahun 2002 :
1. Pasal 15
Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari :
a. Penyalahgunaan dalam kegiatan politik.
b. Pelibatan dalam sengketa bersenjata.
c. Pelibatan dalam kerusuhan sosial.
d. Pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan.
e. Pelibatan dalam peperangan.
2. Pasal 87
Setiap orang yang secara melawan hukum merekrut atau memperalat anak
untuk kepentingan militer, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 atau
penyalahgunaan dalam kegiatan politik atau pelibatan dalam sengketa
bersenjata atau pelibatan dalam kerusuhan sosial atau pelibatan dalam
peristiwa yang mengandung unsur kekerasan atau pelibatan dalam
peperangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).2
KPAI melaporkan sejumlah pelanggaran terkait pelibatan anak-
anak oleh partai politik dalam pemilu 2014 ke Badan Pengawas Pemilu RI,
Rabu (19/3/2014). Ketua KPAI, Asrorun Ni‟am Sholeh mendatangi kantor
Bawaslu dan ditemui langsung oleh Ketua Bawaslu RI, Muhammad dan
2www.Depkop.go.id/.../02.%2002 Undang-undang- nomor 23 tahun 2002. Dilihat pada
tanggal 17 Agustus 2014.
4
Sekretaris jenderal, Gunawan Suswantoro di Media Center Bawaslu RI.
Berdasarkan hasil pemantauan dan pengawasan KPAI terkait
penyalahgunaan anak dalam kegiatan politik selama 3 hari (16 -18 maret
2014) menunjukkan kesadaran penyelenggara kampanye akan
perlindungan anak masih rendah. Hasil tabulasi data KPAI terkait parpol
yang melibatkan anak-anak dalam kegiatan kampanye menunjukkan
bahwa Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah melakukan 14 pelanggaran,
disusul PDIP dengan 10 pelanggaran, Golkar, Hanura dan PKPI 8
pelanggaran, Nasdem 7 pelanggaran, Gerindra 6 pelanggaran , Demokrat
dan PPP 6 pelanggaran, PKB dan PAN 5 serta PBB dengan 4
pelanggaran.3
Indikator pelanggaran pelibatan anak dalam kegiatan yang paling
banyak dilanggar dalam kampanye adalah memobilisasi anak oleh partai
politik atau calon legislatif dan menggunakan anak untuk memakai atribut
kampanye.
Sedangkan kegiatan kampanye pemilu 2014 yang berdampak
langsung pada anak adalah sebagian calon legislatif maupun partai politik
menggunakan tempat bermain anak atau tempat pendidikan anak untuk
kegiatan kampanye terbuka, salah satunya yang dilakukan oleh PKPI.
Dalam memberikan laporan dugaan pelibatan anak, KPAI juga
berkomitmen untuk bekerjasama dengan Bawaslu terkait dengan
pengawasan terhadap pelibatan anak dalam kampanye politik oleh peserta
3Bawaslu-dki.go.id/berita-184-kpai-melaporkan-pelanggaran-parpol-ke-Bawaslu. Dilihat
pada tanggal 17 Agustus 2014
5
pemilu. Kerjasama tersebut dituangkan dalam Nota Kesepahaman atau
MoUyangditandatangani pada hari yang sama. Sementara itu merespon
laporan KPAI tersebut, Ketua Bawaslu menyatakan bahwa semua temuan
dan laporan tersebut wajib untuk ditindaklanjuti, karena laporan itu
substansinya merupakan laporan dari masyarakat melalui KPAI.4
Pengangkatan wacana keterlibatan anak-anak dalam kampanye
Partai Keadilan Sejahtera ini menarik diteliti karena telah dijelaskan
menurut pasal 87 UU No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak,
pelaku pelibatan anak dalam kampanye dapat dipidana penjara 5 tahun
atau denda 100 juta tetapi masih banyak partai politik yang melanggarnya
dengan melibatkan anak-anak dalam kampanye dan hal ini belum
ditindaklanjuti secara serius dengan memberikan sanksi tegas dari
Bawaslu maupun KPU.
Partai Keadilan Sejahtera menjadi salah satu partai yang paling
banyak melakukan pelanggaran kampanye dengan melibatkan anak-anak
dalam kegiatan kampanye partai politik.5 PKS adalah partai politik yang
ikut meramaikan pemilu tahun 2014. PKS merupakan salah satu partai
besar di Indonesia. Pada pemilihan umum tahun 2014, Komisi Pemilihan
Umum menempatkan PKS ke dalam sepuluh besar partai yang lolos uji
verifikasi.
Pemberitaan mengenai pelanggaran yang dilakukan Partai
Keadilan Sejahtera telah banyak beredar di berbagai media cetak, televisi
4Bawaslu-dki.go.id/berita-184-kpai-melaporkan-pelanggaran-parpol-ke-Bawaslu. Dilihat
pada tanggal 17 Agustus 2014.
5www.m.antaranews.com/.../pks-terbanyak-libatkan-anak-dalam-kampanye. Dilihat pada
11 September 2014.
6
dan situs berita online. Salah satu media online yang terus memberitakan
pelanggaran yang dilakukan oleh Partai Keadilan Sejahtera ini adalah
media online Merdeka.com.
Sebagai salah satu media nasional, Merdeka.com menjadi salah
satu media yang gencar melakukan pemberitaan terhadap keterlibatan
anak-anak dalam kampanye Partai Keadilan Sejahtera jelang pemilu 2014.
Hal ini menarik untuk dilihat sejauh mana kecendrungan yang timbul
dalam pemberitaan Merdeka.com, mengenai keterlibatan anak-anak dalam
kampanye PKS jelang pemilu 2014 yang termuat di dalamnya. Apakah
media online seperti Merdeka.com, yang berfungsi sebagai saluran aktif
dan dapat melakukan intervensi terhadap pesan, memberitakan peristiwa
tersebut sesuai dengan kepentingan ideologisnya dalam masyarakat
dengan melakukan proses produksi wacana yang disesuaikan dengan
kepentingannya, ataukah tetap berusaha obyektif dan seimbang dalam
pemberitaannya.
Dalam hal ini peneliti seperti melihat Merdeka memiliki
kepentingan tertentu mengapa sampai menjadikan isu keterlibatan anak-
anak dalam kampanye PKS ini terus diberitakan di medianya padahal pada
saat itu banyak juga para peserta dari partai politik lain yang melakukan
pelanggaran yang sama dengan membawa anak-anak dalam kampanye.
Tetapi Merdeka.com justru mengambil angle mengenai PKS.
Peneliti memilih berita edisi 16 dan 24 maret 2014 karena pada
edisi tersebut sedang berlangsung masa kampanye pemilu legislatif, terkait
keterlibatan anak-anak dalam kampanye pemilu legislatif tersebut dan
7
setelah adanya laporan dari KPAI dan masyarakat. Maka, Bawaslu juga
segera memanggil Presiden PKS dalam waktu dekat dari kampanye yang
dilakukan tanggal 16 Maret 2014. Rencananya, Anis Matta akan diminta
keterangannya terkait dugaan pelanggaran akibat pernyataannya yang
mengatakan bahwa melibatkan anak -anak dalam kampanye merupakan
pendidikan politik sejak dini. Setelah mendapat sorotan dari media serta
mendapat teguran dari Bawaslu. Kampanye PKS disejumlah daerah sudah
ada tempat penitipan anak, namun masih terlihat kader PKS tetap bawa
anak ikut kampanye.
Berdasarkan uraian yang dipaparkan diatas, maka penelitian ini
diberi judul “Wacana Keterlibatan Anak-anak Dalam Kampanye
Partai Keadilan Sejahtera Jelang Pemilu 2014 di Merdeka.com”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih fokus dan terarah.
Peneliti membatasi masalah hanya dilihat dari berita-berita yang ada di
situs online Merdeka.com pada edisi 16 Maret dan 24 Maret 2014. Dan
tentunya hanya berita yang berkaitan dengan keterlibatan anak-anak dalam
kampanye PKS.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka peneliti
merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
8
1. Bagaimana wacana yang diangkat Merdeka.com terkait pemberitaan
keterlibatan anak-anak dalam kampanye Partai Keadilan Sejahtera
jelang pemilu 2014?
2. Bagaimana kognisi sosial yang melatarbelakangi wacana yang
dibentuk pada pemberitaan keterlibatan anak-anak dalam kampanye
Partai Keadilan Sejahtera jelang pemilu 2014 di Merdeka.com?
3. Bagaimana konteks sosial Merdeka.com pada berita keterlibatan anak-
anak dalam kampanye Partai Keadilan Sejahtera jelang pemilu 2014?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan di atas maka penelitian ini
mempunyai beberapa tujuan yaitu :
1. Untuk mengetahui bagaimana wacana yang diangkat Merdeka.com
terkait pemberitaan keterlibatan anak-anak dalam kampanye Partai
Keadilan Sejahtera jelang pemilu 2014.
2. Untuk mengetahui bagaimana kognisi sosial yang melatarbelakangi
wacana yang dibentuk pada pemberitaan keterlibatan anak-anak
dalam kampanye Partai Keadilan Sejahtera jelang pemilu 2014 di
Merdeka.com
3. Untuk mengetahui bagaimana konteks sosial Merdeka.com yang
digambarkan mengenai keterlibatan anak-anak dalam kampanye
Partai Keadilan Sejahtera jelang pemilu 2014.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
9
Penelitian ini diharapkan memiliki fungsi dan manfaat secara
akademis. Manfaat ini ditujukan pada pengembangan ilmu komunikasi
dan mempelajari bagaimana media menganalisis sebuah berita untuk
disampaikan kepada masyarakat. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi
sebuah informasi awalan bagi siapa saja yang akan melakukan penelitian
serupa di masa yang akan datang.
b. Manfaat Praktis
Adapun dari segi praktis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai bahan informasi dan data yang dapat dipergunakan di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan perguruan tinggi lainnya untuk menunjang
pengetahuan mengenai studi tentang ilmu komunikasi. Dari penelitian ini
diharapkan juga agar media online Merdeka.com dapat lebih bermanfaat
menjadi bahan masukan dalam bidang informasi dan media penghubung
antara masyarakat dan pemerintah.
D. Kajian Pustaka
Setelah peneliti melakukan pengamatan di Perpustakaan Utama
dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah UIN Jakarta. Maka, pada
penelitian ini, peneliti menggunakan skripsi sebagai acuan dan rujukan
bagi peneliti dalam merumuskan permasalahan dan menjadi referensi
tambahan selain buku, website, dan koran. Adapun judul-judul skripsi
yang peneliti dapatkan diantaranya adalah :
1. Wacana Mundurnya Luthfi Hasan Ishaaq Pada Pemberitaan
Harian Kompas. Marisha Arianti Agustin (109051100052),
Konsentrasi Jurnalistik Jurusan Komunikasi Dan Penyiaran
10
Islam Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Uin Syarif
Hidayatullah Jakarta 1434 H/ 2013 M.
2. Analisis Wacana Teun A. Van Dijk Berita Tentang Calon
Presiden RI 2009 Partai Keadian Sejahtera di Harian
Republika, Mochamad Arifin (105051102020), Konsentrasi
Jurnalistik Jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam Fakultas
Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Uin Syarif Hidayatullah
Jakarta 1430 H/ 2009 M.
3. Studi Analisis Wacana Terhadap Pemberitaan Partai Nasdem di
Harian Media Indonesia, Isnaanto Achmad Maulana
(207051000662), Konsentrasi Jurnalistik Jurusan Komunikasi
Dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu
Komunikasi Uin Syarif Hidayatullah Jakarta 1434 H/ 2013M.
4. Wacana Kekerasan Oknum Aparat Terhadap Wartawan Pada
Harian Republika Edisi 17 Oktober 2012. Ana Aryati
(109051100005),Konsentrasi Jurnalistik Jurusan Komunikasi
Dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu
Komunikasi Uin Syarif Hidayatullah Jakarta 1434 H/ 2013M.
Setelah peneliti melihat beberapa penelitian dan skripsi yang terkait
teori maupun tema mengenai permasalahan yang peneliti angkat, maka
peneliti memutuskan menggunakan Analisis Wacana konsep Teun A. Van
Dijk sebagai metode penelitian. Dalam penelitian ini berbeda dengan
penelitian lainnya, karena pada skripsi ini peneliti menggunakan situs
berita Merdeka.com seputar berita keterlibatan anak-anak dalam
11
kampanye PKS jelang pemilu 2014 sebagai objek penelitian. Sedangkan
untuk teknis penulisan hasil penelitian ini mengacu pada buku pedoman
penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi
Dkk, diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development
Assurance) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun
2007. Maka dari tinjauan pustaka ini, peneliti yakin apa yang akan diteliti
belum ada sebelumnya. Untuk itu peneliti yakin mengajukan penelitian
tersebut sebagai awal untuk mengajukan skripsi.
E. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Dalam penelitian pemberitaan ini, peneliti menggunakan
paradigma kritis. Paradigma kritis melihat bahwa media bukanlah saluran
yang bebas dan netral. Media justru dimiliki oleh kelompok tertentu dan
digunakan untuk mendominasi kelompok yang tidak dominan.
Paradigma kritis mempunyai pandangan tersendiri terhadap berita,
yang bersumber pada bagaimana berita tersebut diproduksi dan bagaimana
kedudukan wartawan dan media bersangkutan dalam keseluruhan proses
produksi berita. Paradigma pluralis percaya bahwa wartawan dan media
adalah entitas yang otonom, dan berita yang dihasilkan haruslah
menggambarkan realitas yang terjadi di lapangan. Sementara paradigma
kritis mempertanyakan posisi wartawan dan media dalam keseluruhan
struktur sosial dan kekuatan sosial yang ada dalam masyarakat. Pada
12
akhirnya posisi tersebut memperngaruhi berita, bukan pencerminan dari
realitas yang sesungguhnya.6
Paradigma ini merepresentasi peran yang ada dalam pembentukan
subjek tertentu, tema-tema wacana tertentu, maupun strategi-strategi di
dalamnya. Paradigma ini mendukung nilai-nilai tertentu dan menggunakan
nilai-nilai tertentu untuk mengevaluasi dan mengkritik status quo (keadaan
tetap) dan menyediakan cara-cara pengganti untuk menafsirkan peran
sosial media massa. Paradigma kritis digunakan untuk menggali dan
mengetahui bagaimana wacana sebuah berita mengenai keterlibatan anak-
anak dalam kampanye Partai Keadilan Sejahtera jelang pemilu 2014 di
Merdeka.com.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif pada penelitiannya.
Pendekatan kualitatif memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum
yang mendasari perwujudan sebuah makna dari gejala-gejala sosial dan
budaya dengan menggunakan kebudayaan dari masyarakat bersangkutan
untuk memperoleh gambaran mengenai kategorisasi tertentu.7
Pada pendekatan kualitatif dimana penelitian tidak menggunakan
data statistik, umumnya berbentuk narasi atau gambar-gambar.8 Penelitian
dengan menggunakan pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk
menjelaskan sebuah fenomena melalui pengumpulan data yang mendalam.
6Eriyanto, Analisis Wacana : Pengantar Analisis Teks Media, ( Yogyakarta : LkiS
Pelangi Aksara, 2001), h.31-32 7Eriyanto, Analisis Wacana : Pengantar Analisis Teks Media( Yogyakarta : LkiS Pelangi
Aksara, 2011), h.302 8Ronny Kontur, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis(Jakarta: CV.
Teruna Grafica,2005), h. 16
13
3. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif, yaitu menurut
Sukmadinata penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang
ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik
fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia.9 Fenomena itu bisa
berupa : bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan,
dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya.
Melalui penelitian deskriptif ini peneliti akan mendeskripsikan atau
mengkonstruksi secara mendalam terhadap subjek penelitian tersebut.
4. Teknik Penelitian
Dalam hal menganalisis data, peneliti menyusun data-data dahulu
agar sistematis, lalu diklasifikasikan untuk kemudian dianalisa sesuai
dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, untuk selanjutnya disajikan
dalam bentuk laporan ilmiah. Untuk menganalisis berita mengenai
keterlibatan anak-anak dalam kampanye PKS jelang pemilu 2014 di
Merdeka.com. Maka peneliti menggunakan metode kualitatif, yakni dengan
menganalisis data berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh dan studi
dokumentasi.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisi wacana.
Analisis wacana adalah analisis yang dimaksudkan untuk membongkar
maksud dan makna-makna tertentu.10
Akan tetapi yang menjadi titik
perhatian dari peneliti bukan apakah media memberitakan negatif atau
9 Nur Fatimah, “Penelitian Deskriptif”, dalam htttp://nurfatimahdaulay18.blogspot.com.
Dilihat pada 17 November 2014
10
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media(Yogyakarta : LkiS Pelangi Aksara,
2011), h.5
14
positif mengenai suatu peristiwa melainkan bagaimana berita atau wacana
yang dibuat oleh media tersebut. Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan model wacana Teun A. Van Dijk.Van Dijk menganalisis
bagaimana wacana media turut memperkuat rasialisme yang ada dalam
masyarakat.
Banyak sekali rasialisme yang diwujudkan dan diekspresikan
melalui teks. Akan tetapi, Van Dijk tidak hanya mengeksklusi modelnya
semata-mata dengan menganalisis teks saja, tetapi Ia juga melihat
bagaimana struktur sosial, dominasi, dan kelompok kekuasaan yang ada
dalam masyarakat dan bagaimana kognisi atau pikiran dan kesadaran yang
membentuk dan berpengaruh terhadap teks tertentu.11
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik dalam
mengumpulkan data yang berkaitan dengan pembahasan yang diantaranya
adalah :
a) Observasi Teks
Peneliti melakukan pengamatan langsung ke kantor media online
Merdeka.com. Hal ini dilakukan guna mendapatkan data yang valid dan
secara langsung, sehingga data yang diperoleh dapat dipertanggung
jawabkan. Observasi adalah proses pencatatan pola perilaku subjek
(orang), objek (benda-benda), atau kejadian yang sistematik tanpa adanya
pertanyaan maupun komunikasi dengan individu-individu. Data yang
11
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar analisis teks media(Yogyakarta : LkiS Pelangi Aksara,
2011), h. 224
15
dikumpulkan pada umumnya tidak terdistorsi, lebih akurat atau rinci, serta
bebas dari respon biasa.12
b) Wawancara
Wawancara adalah suatu cara data yang digunakan untuk memperoleh
informasi langsung dari sumbernya.13
Wawancara ini ditujukan kepada
pihak yang terlibat dalam proses pencarian berita hingga berita tersebut
dipublikasikan. Peneliti melakukan wawancara dengan Ramadhian
Fadillah selaku Wakil Redaktur Eksekutif Merdeka.com dan M. Hasits
selaku Editor sekaligus menjabat sebagai Redaktur Bidang Politik
Merdeka.com. Dalam hal ini peneliti mengajukan beberapa pertanyaan
kepada narasumber terkait proses pemberitaan, mulai dari proses
pemilihan tema yang diangkat, peliputan hingga proses
mempublikasikannya kepada khalayak.
6. Subjek dan Objek Penelitian
Unit analisis dari penelitian ini adalah Merdeka.com dan unit
pengamatannya adalah teks berita yang dipakai mengenai keterlibatan
anak dalam kampanye Partai Keadilan Sejahtera jelang pemilu 2014.
7. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
12
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi (Jakarta: Raja
Grafindo Persada,2005), h.34. 13
Rachmat Kriantono, Teknik Praktis Riset Komunikassi : Disertai Contoh Praktis Riset
Media, Public Relatition , Advertising, Organisasi, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta:Kencana,
2007), h. 96
16
penelitian, metodologi penelitian tinjauan pustaka dan
sistematika penulisan.
BAB II Kajian Teori
Dalam bab ini menjelaskan secara rinci mengenai Analisis
wacana Teun A. Van Dijk, konseptualisasi kampanye,
media online, dan konseptualisasi berita berita.
BAB III Gambaran Umum
Bab ini akan membahas tentang profil Merdeka.com,
sejarah berdirinya, visi misi, alur berita, dan struktur
organisasi di Merdeka.com.
BAB IV Analisis Data
Pada bab ini gambaran beberapa berita terkait wacana
keterlibatan anak-anak dalam kampanye Partai Keadilan
Sejahtera jelang pemilu 2014 di Merdeka.com. Adapun
pendekatan analisis yang digunakan dalam bab ini adalah
analisis wacana model Teun A. Van Dijk. Model ini
menekankan pada tiga aspek yaitu : teks, kognisi sosial, dan
konteks sosial.
BAB V Penutup
Dalam bab terakhir ini berisi tentang kesimpulan atas
analisis penelitian dan kritik serta saran dari permasalahan
yang diangkat.
17
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Analisis Wacana
Dalam melakukan analisis terhadap teks media, terdapat beberapa analisis
yang dapat digunakan. Diantaranya adalah analisis isi, analisis semiotika, analisis
framing, dan analisis wacana. Secara singkat jika didefinisikan analisis isi adalah
melihat apa yang tertulis dalam teks media. Analisis semiotika meneliti kepada
penandaan yang terdapat dalam bahasa atau gambar. Analisis framing membedah
cara-cara media dalam mengkonstruksi fakta dengan menonjolkan dan
menghilangkan bagian tertentu dan mengarahkan suatu pemberitaan. Sedangkan
analisis wacana melihat bagaimana cara wartawan dan media mewacanakan
suatu peristiwa dengan meneliti struktur dan kesinambungan suatu teks.14
Analisis wacana adalah studi tentang struktur pesan dalam komunikasi
atau telaah mengenai aneka fungsi (pragmatik) bahasa15
. Dengan analisis wacana
kita tidak hanya mengetahui isi sebuah teks, tetapi juga bagaimana pesan itu
disampaikan lewat kata, frase, kalimat, metafora seperti apa yang disampaikan,
mengapa harus disampaikan dan bagaimana pesan-pesan teks tersebut dapat
tersusun. Analisis wacana lebih menekannya pada isi pesan yang akan diteliti.
Kepaduan dan kesatuan serta penafsiran peneliti adalah unsur penting dalam
sebuah analisis wacana.
Istilah wacana saat ini berasal dari bahasa Latin yaitu kata discursus yang
berarti “lari kian-kemari”. Secara sederhana, wacana ialah cara objek atau ide
14
Alex Sobur, Analisis Teks Media suatu pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotika, dan Analisis Framing (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h.3-6. 15
Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana (Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h.72.
17
18
diperbincangkan secara terbuka kepada publik sehingga menimbulkan
pemahaman tertentu yang tersebar luas.16
Pengertian lain mengenai Wacana ialah
rekaman kebahasaan yang utuh tentang peristiwa komunikasi, biasanya terdiri
dari seperangkat kalimat yang memiliki kesinambungan dengan kalimat
lainnya.17
Berdasarkan dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Analisis
wacana mampu melihat dan membongkar praktik ideologi dalam sebuah media.
Dalam konsep-konsep wacana mengetahui bagaimana sebuah media dan bahasa
yang digunakan dijadikan kelompok dominan sebagai alat untuk
mempresentasikan realitas, sehingga realitas yang sesungguhnya menjadi
terdistorsi.
Dalam analisis wacana terdapat tiga pandangan mengenai bahasa,
diantaranya adalah18
:
a. Pandangan pertama diwakili oleh kaum positivisme-empiris. Analisis
wacana dalam perspektif ini dimaksudkan untuk menggambarkan tata
aturan kalimat, bahasa, dan pengertian bersama. Disini wacana diukur
dengan pertimbangan kebenaran atau ketidakbenaran (menurut sintaksis
dan semantik).
b. Pandangan kedua adalah konstruktivisme. yang banyak dipengaruhi oleh
pemikiran fenomenologis. Aliran ini menolak pandangan positivisme-
empiris yang memisahkan subjek dan objek bahasa. Dalam pandangan
16
Alex Sobur, AnalisisTeks Media (Bandung : PTRemajaRosdaKarya, 2012), h. 11 17
Alex Sobur, AnalisisTeks Media (Bandung : PTRemajaRosdaKarya, 2012), h. 10 18
Eriyanto, AnalisisWacanaPengantarAnalisisTeks Media (Yogyakarta :LKis, 2011) h.
17.
19
konstruktivisme, bahasa tidak lagi dilihat sebagai alat untuk memahami
realitas objektif belaka dan yang dipisahkan dari subjek sebagai
penyampai pernyataan. Konstruktivisme justru menganggap subjek sebagai
faktor sentral dalam kegiatan wacana serta hubungan-hubungan sosialnya.
Subjek memiliki kemampuan melakukan kontrol terhadap maksud-maksud
tertentu dalam setiap wacana. Dalam perspektif ini bahasa diatur dan
dihidupkan oleh pernyataan-pernyataan yang bertujuan, dimana setiap
pernyataan pada dasarnya ada dalam tindakan penciptaan makna, yakni
tindakan pembentukan diri serta pengungkapan jati diri sang pembicara.
c. Pandangan ketiga disebut sebagai pandangan kritis yang lebih
menekankan pada kekuatan yang ada pada proses produksi dan reproduksi
sebuah makna. Bahasa menurut pandangan kritis merupakan sebuah
representasi yang berperan untuk membentuk subjek, tema-tema wacana
dan strategi wacana tertentu dalam sebuah teks.19
Analisis wacana dipakai
untuk mengetahui kuasa yang ada dalam setiap proses bahasa, batasan-
batasan apa yang diperkenankan menjadi sebuah wacana, dan topik apa
yang tepat untuk diangkat. Dari pandangan kritis ini wacana melihat
bahwa bahasa terlibat dalam hubungan kekuasaan, terutama dalam
pembentukan subjek, dan berbagai tindakan representasi yang terdapat
dalam masyarakat.
Analisis wacana kritis merupakan sebuah kajian yang meneliti teks media
dari beberapa aspek , karena analisis wacana kritis melihat bahwa fakta dalam
19
Eriyanto, AnalisisWacanaPengantaranalisisteks media (Yogyakarta : LKis, 2011) h.
6
20
teks berita merupakan hasil proses adanya pertarungan diantara kekuatan politik,
ekonomi, dan sosial yang ada pada sebuah media dan masyarakat.
1. Analisis Wacana Model Teun A. Van Dijk
Dalam analisis wacana model Teun A. Van Dijk dikatakan bahwa
penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis atas teks
semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang harus juga
diamati. Di sini harus dilihat juga bagaimana suatu teks diproduksi, sehingga kita
memperoleh suatu pengetahuan kenapa teks bisa semacam itu. 20
Dari berbagai kasus dan ribuan berita, Van Dijk menganalisis bagaimana
wacana media turut memperkuat rasialisme yang ada dalam masyarakat. Banyak
sekali rasialisme yang diwujudkan dan diekspresikan melalui teks. Akan tetapi,
Van Dijk tidak hanya mengeksklusi modelnya semata-mata dengan menganalisis
teks saja, tetapi Ia juga melihat bagaimana struktur sosial, dominasi, dan
kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan bagaimana kognisi atau
pikiran dan kesadaran yang membentuk dan berpengaruh terhadap teks tertentu.21
Analisis wacana menurut Van Dijk terbagi menjadi tiga dimensi,
diantaranya adalah : teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Dalam analisisnya
Van Dijk menggabungkan ketiga dimensi menjadi satu kesatuan analisis. Pada
analisis teks, disini Van Dijk mengatakan bahwa yang diteliti adalah bagaimana
struktur teks dan strategi wacana yang digunakan untuk mengangkat suatu tema
tertentu dalam sebuah berita. Dalam dimensi kognisi sosial dapat dipelajari
20
Eriyanto, AnalisisWacanaPengantaranalisisteks media (Yogyakarta :LKis, 2011), h.
221. 21
Eriyanto, AnalisisWacanaPengantaranalisisteks media(Yogyakarta :LKis, 2011), h.
224.
21
bagaimana berita tersebut diproduksi dan bagaimana kedudukan wartawan dan
media dalam keseluruhan proses produksi berita. Aspek ketiga yaitu konteks
sosial mempelajari bagaimana bangunan wacana yang berkembang dalam
masyarakat akan suatu masalah atau berita.
Wacana oleh Van Dijk digambarkan mempunyai tiga dimensi atau
bangunan : teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Inti analisis Van Dijk adalah
menggabungkan ketiga dimensi wacana tersebut ke dalam satu kesatuan analisis22
.
a. Teks
Van Dijk melihat suatu teks terdiri dari beberapa struktur atau tingkatan
yang masing-masing bagian saling mendukung. Ia membaginya kedalam tiga
tingkatan. Pertama, struktur makro. Struktur ini merupakan makna global atau
umum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik atau tema yang
dikedepankan dalam suatu berita. Kedua, superstruktur yaitu merupakan struktur
wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks, bagaimana bagian-bagian
teks tersusun ke dalam berita secara utuh. Ketiga, struktur mikro adalah
maknawacana yang dapat diamati dari bagian terkecil suatu teks yakni kata,
kalimat, proposisi, anak kalimt, parafrase, dan gambar.23
Bagian teks dalam model Van Dijk dilihat saling mendukung mengandung
arti yang koheren satu sama lain. Hal ini karena semua teks dipandang Van Dijk
mempunyai suatu aturan yang dapat dilihat sebagai suatu piramida. Apabila
digambarkan maka struktur teks adalah sebagai berikut :
22
Eriyanto, AnalisisWacanaPengantaranalisisteks media(Yogyakarta :LKis, 2011), h.
225. 23
Eriyanto, AnalisisWacanaPengantaranalisisteksmedia (Yogyakarta :LKis, 2011), h. 225
22
Tabel 2.1 : Struktur Teks Menurut Van Dijk
Pemakaian kata, kalimat, proposisi, retorika tertentu oleh sebuah media
dipahami Van Dijk sebagai bagian dari strategi seorang wartawan. Penggunaan
kata-kata tertentu, gaya, dan kalimat tertentu bukan hanya dipandang sebagai cara
berkomunikasi, tetapi dipandang sebagai politik berkomunikasi yaitu suatu cara
untuk mempengaruhi pendapat umum, menciptakan dukungan, memperkuat
legitimasi, dan menyingkirkan lawan. Struktur wacana adalah cara yang efektif
untuk melihat proses retorika dan persuasi yang dijalankan ketika seseorang
menyampaikan pesan. Kata-kata tertentu mungkin dipilih untuk mempertegas
pilihan dan sikap, membentuk kesadaran politik, dan sebagainya. Berikut akan
diuraikan satu persatu elemen wacana van Dijk tersebut.24
24
Eriyanto, AnalisisWacanaPengantaranalisisteks media(Yogyakarta :LKis, 2011), h. 228.
Struktur Makro
Makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari
topik atau tema yang diangkat oleh suatu teks.
Superstruktur
Kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi,
penutup dan kesimpulan.
Struktur Mikro
Makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari
pilihan kata, kalimat dan gaya yang dipakai oleh suatu teks.
23
Tabel 2.2
Elemen wacana van Dijk25
STRUKTUR
WACANA
HAL YANG DIAMATI ELEMEN
Struktur Makro TEMATIK
Tematik atau topik yang
dikedepankan dalam suatu
berita.
Topik
Superstruktur SKEMATIK
Bagaimana bagian dan urutan
berita diskemakan dalam teks
berita utuh.
Skema
Struktur Mikro SEMANTIK
Makna yang ingin ditekankan
dalam teks berita. Misal
dengan memberi detil pada
satu sisi atau membuat
eksplisit satu sisi dan
mengurangi detil sisi lain.
Latar, Detil, Maksud,
Pranggapan, Nominalisasi.
25
Eriyanto, AnalisisWacanaPengantaranalisisteks media(Yogyakarta :LKis, 2011), h.228-229.
24
Struktur Mikro SINTAKSIS
Bagamaina kalimat (bentuk,
susunan) yang dipilih.
Bentukkalimat,koherensi,
dan kata ganti
Struktur Mikro STILISTIK
Bagaimana pilihan kata yang
dipakai dalam teks berita.
Leksikon
Struktur Mikro RETORIS
Bagaimana dan dengan cara
penekanan dilakukan.
Grafis, metafora, Ekspresi.
i. Tematik
Elemen tematik menunjuk pada gambaran umum dari suatu teks.
Topik menggambarkan gagasan apa yang dikedepankan atau gagasan
inti dari wartawan ketika melihat atau memandang suatu peristiwa.26
i. Skematik
26
Eriyanto, AnalisisWacanaPengantaranalisisteks media (Yogyakarta :LKis, 2011),h.
229.
25
Skematik adalah strategi wartawan untuk mendukung topik tertentu
yang ingin disampaikan dengan menyusun bagian-bagian dengan
urutan tertentu. Skematik memberikan tekanan mana yang
didahulukan, dan bagian mana yang bisa kemudian sebagai strategi
untuk menyembunyikan informasi tertentu. Upaya penyembunyian itu
dilakukan dengan menempatkan di bagian akhir agar terkesan kurang
menonjol.
ii. Semantik
Semantik dalam skema van Dijk dikategorikan sebagai makna lokal
(local meaning), yakni makna yang muncul dari hubungan
antarkalimat, hubungan antar proposisi yang membangun makna
tertentu dalam suatu bangunan teks. Latar adalah bagian berita yang
dapat mempengaruhi semantik (arti) yang ingin ditampilkan. Latar
yang dipilih wartawan menentukan ke arah mana pandangan khalayak
hendak dibawa kemana mengenai suatu peristiwa. Detil adalah strategi
bagaimana wartawan mengekspresikan sikapnya dengan cara yang
implisit. Maksud hampir sama dengan detil. Tetapi, dalam detil
informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan dengan
detil dan panjang. Elemen maksud melihat informasi yang
menguntungkan komunikator akan diuraikan secara eksplisit dan jelas.
iii. Sintaksis
Sintaksis adalah sebuah struktur teks yang dalam pengemasannya
menetukan koherensi dan kata ganti yang digunakan pada kalimat.
Strategi pada level sintaksis di antaranya : Koherensi adalah elemen
26
yang menggambarkan pertalian antar kata, atau kalimat dalam teks.
Koherensi secara mudah dapat diamati di antaranya dari kata hubung
(konjungsi) yang dipakai untuk menghubungkan fakta. Bentuk kalimat
adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir logis,
yaitu prinsip kausalitas. Bentuk kalimat menentukan apakah subjek
diekspresikan secara eksplisit atau implisit dalam sebuah teks. Kata
ganti adalah alat untuk memanipulasi bahasa dengan menciptakan
suatu komunitas imajinatif. Komunikator menggunakan kata ganti
sebagai alat untuk menunjukkan posisi seseorang dalam sebuah
wacana.
iv. Stilistik
Stilistik sebagai penanda bagaimana seseorang memilih kata dari
berbagai pilihan kata yang tersedia. Pilihan kata yang digunakan
menunjukkan sikap dan ideologi tertentu.
v. Retoris
Elemen dalam sebuah retoris ada dua grafis dan metafora. Grafis
dalam wacana berita, biasanya muncul lewat bagian tulisan yang
dibuat lain dibandingkan tulisan lain. Grafis adalah bagian untuk
memeriksa apa yang ditekankan (kalimat yang dianggap penting) dari
sebuah teks. Metafora adalah salah satu cara wartawan dalam
menyampaikan makna dalam teks beritanya selain menggunakan kata
kiasan, dan ungkapan yang dimaksudkan sebagai ornamen suatu berita.
27
b. Kognisi Sosial
Analisis wacana tidak membatasi perhatiannya pada struktur teks, tetapi
juga bagaimana suatu teks tersebut diproduksi. Dalam kerangka analisis wacana
van Dijk, perlu ada penelitian mengenai kognisi sosial. Kesadaran mental
wartawan yang membentuk teks berita tersebut. Kognisi sosial penting dan
menjadi kerangka yang tidak terpisahkan untuk memaahami teks media.27
Dalam kognisi sosial juga untuk melihat dan membongkar bagaimana
makna tersembunyi dalam sebuah teks berita yang diproduksi. Teks diproduksi
dalam suatu proses pemikiran yang melibatkan strategi tertentu dari wartawan.
Ada beberapa proses dan strategi yang terjadi didalamnya. Seperti : seleksi berita,
reproduksi, penyimpulan, dan transformasi dari berita. Maka disini keputusan dan
strategi terjadi dan berlangsung dalam mental dan kognisi wartawan.
c. Analisis Sosial
Konteks sosial mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam
masyarakat tentang suatu masalah dengan meneliti bagaimana wacana tentang
suatu hal diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakat. Menurut Van Dijk,
dalam menganalisis mengenai masyarakat ini ada dua poin penting : kekuasaan
(power), dan akses (acces).
Van Dijk mendefinisikan praktik kekuasaan sebagai kepemilikan yang
dimiliki oleh suatu kelompok untuk mengontrol kelompok lain. Kekuasaan ini
umumnya didasarkan pada kepemilikan atas sumber-sumber yang bernilai seperti
uang, status, dan pengetahuan. Van Dijk memperhatikan bagaimana akses di
antara masing-masing kelompok yang ada di dalam masyarakat. Kelompok elit
27
Eriyanto, AnalisisWacanaPengantaranalisisteks media(Yogyakarta :LKis, 2011), h.
259-260.
28
mempunyai akses yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok yang tidak
berkuasa. Oleh karena itu, mereka yang lebih berkuasa mempunyai kesempatan
lebih besar untuk mempunyai akses pada media dan kesempatan lebih besar untuk
mempengaruhi kesadaran khalayak.28
Dalam analisis sosial kita dapat melihat bagaimana teks itu dihubungkan
lebih jauh dengan struktur sosial dan pengetahuan yang berkembang dalam
masyarakat atas suatu wacana. Ketiga dimensi ini merupakan bagian yang integral
dan dilakukan secara bersama-sama dalam analisis Van Dijk.
Ideologi
Ideologi merupakan konsep yang sentral dalam analisis wacana kritis. Hal
ini karena teks dan percakapan adalah bentuk dari praktik ideologi tertentu. Dalam
kerangka ideologi, peranan wacana seperti yang dikatakan oleh Van Dijk, ideologi
bertujuan untuk mengatur tindakan dan praktik individu atau anggota suatu
kelompok,. Disini ideologi memiliki beberapa implikasi penting.
1. Ideologi secara inheren bersifat sosial, tidak individual : ia membutuhkan
share diantara anggota kelompok, organisasi atau kolektivitas dengan
orang lainnya. Hal yang di-sharekan ini bagi anggota kelompok digunakan
untuk membentuk solidaritas dan kesatuan langkah dalam bertindak dan
bersikap.
2. Ideologi meski bersifat sosial, ia secara internal digunakan diantara
anggota kelompok atau komunitas. Oleh karena itu, ideologi tidak hanya
28
Eriyanto, AnalisisWacanaPengantaranalisisteks media, h. 271-272.
29
membentuk identitas diri kelompok, membedakan dengan kelompok lain,
tetapi juga menyediakan fungsi koordinatif dan kohesi.
B. Konseptualisasi Kampanye
Kampanye adalah sebuah upaya yang diorganisasi oleh satu kelompok
(agen perubahan), yang ditujukan untuk mempersuasi target sasaran agar bisa
menerima, memodifikasi atau membuang ide, sikap dan perilaku tertentu.29
Roger dan Storey mendefinisikan kampanye sebagai serangkaian tindakan
komunikasi yang terencana dengan tujuan pada sejumlah besar khalayak yang di
lakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu. Kampanye juga dapat
didefinisikan sebagai suatu proses yang dirancang secara sadar, bertahap dan
berkelanjutan yang dilaksanakan pada rentang waktu tertentu dengan tujuan
mempengaruhi khalayak sasaran yang telah ditetapkan. Kampanye komunikasi
adalah tindakan komunikasi yang terorganisir yang diarahkan pada khalayak
tertentu, pada periode waktu tertentu guna mencapai tujuan tertentu.30
Kampanye politik merupakan salah satu kegiatan komunikasi politik yang
paling melibatkan banyak orang. Kampanye politik bertujuan untuk
mempengaruhi proses pengambilan keputusan para pemilih. Kegiatan kampanye
politik dilakukan menjelang pemilihan umum. Diantaranya ada pemilihan
Presiden dan Wakil presiden, Pemilihan Anggota Legislatif, Gubernur, dan
Bupati.Adapun jenis-jenis kampanye yang dikenal diantaranya adalah31
:
29
Prof. Hafied Cangara, Komunikasi Politik : Konsep, Teori, dan Strategi (Jakarta :
RajaGrafindo Persada, 2011), h. 229. 30
Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Buku Ajar Komunikasi Politik (Jakarta :
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h.33. 31
Prof. Dr. Anwar Arifin, Komunikasi Politik, Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi
Komunikasi Politik Indonesia(Yogyakarta : Graha Ilmu, 2011), h.153.
30
1. Product–oriented campaigns : kampanye yang berorientasi pada produk
yang biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial.
2. Ideological or cause-oriented campaigns : kampanye yang berorientasi
pada perubahan sosial (social change campaigns) contohnya kegiatan
kampanye sosial non-komersial, anti narkoba, program keluarga
berencana.
3. Candidate-oriented campaigns : kegiatan kampanye yang berorientasi
pada calon (kandidat) untuk kepentingan kampanye politik (political
campaign), misal : kampanye pemilu, pemilukada, dan kampanye
pemilihan presiden.
Dalam kampanye politik, komunikator politik disebut juru kampanye
(jurkam), yang harus didaftarkan pada komisi pemilihan umum. Ada beberapa
syarat yang harus dipenuhi oleh jurkam, yaitu : (1) kredibilitas (tingkat
kepercayaan khalayak kepada dirinya), (2) attractive (daya tarik), (3) dan power
(kekuatan).32
Pada sebuah kampanye biasanya ada beberapa metode yang dilakukan
oleh para peserta pemilu untuk menarik simpatik dan dukungan dari khalayak,
metodenya ada dalam bentuk : (1) Pertemuan terbatas, (2) tatap muka, (3)
penyiaran melalui media cetak dan media elektronik, (4) penyebaran bahan
kampanye kepada umum, (5) pemasangan alat peraga di tempat umum,(6)
melakukan rapat umum, (7) melakukan kegiatan lain yang tidak melanggar
peraturan perundang-undangan. 33
Adapun tujuan kampanye adalah :
32
Prof. Dr. Anwar Arifin, Komunikasi Politik, Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi
Komunikasi Politik Indonesia(Yogyakarta : Graha Ilmu, 2011), h.153. 33
Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Buku Ajar Komunikasi Politik (Jakarta :
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h.36.
31
1. Kegiatan kampanye biasanya diarahkan untuk menciptakan perubahan
pada tataran pengetahuan kognitif. Pada tahap ini pengaruh yang
diharapkan adalah munculnya kesadaran, berubahnya keyakinan atau
meningkatnya pengetahuan khalayak tentang isu tertentu.
2. Pada tahap berikutnya diarahkan pada perubahan sikap. Sasarannya adalah
untuk memunculkan simpati, rasa suka, kepedulian atau keberpihakan
khalayak pada isu-isu yang menjadi tema kampanye.
3. Sementara pada tahap terakhir kegiatan kampanye ditujukan untuk
mengubah perilaku khlayak secara konkrit dan terukur. Tahap ini
menghendaki adanya tindakan tertentu yang dilakukan oleh sasaran
kampanye.34
Undang-Undang tentang Kampanye :
Kampanye politik di Indonesia sudah diatur oleh Undang-Undang
Republik Indonesia. Hal ini dinyatakan pada Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 8 tahun 2012 pasal 1 nomor 29yang berbunyi :
“Kampanye Pemilu adalah kegiatan peserta pemilu untuk meyakinkan
para pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program peserta pemilu.”35
Serta adapula pada Undang-Undang Nomor 8 tahun 2012 Bab VIII pasal
77 yang berbunyi “Kampanye Pemilu merupakan bagian dari pendidikan politik
masyarakat dan dilaksanakan secara bertanggung jawab.”36
34
Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Buku Ajar Komunikasi Politik (Jakarta :
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011) , h.36-37. 35
http://www.rumahpemilu.com/public/doc/.pdf diaksespada9 November 2014,
padapukul23.00 WIB 36
http://www.rumahpemilu.com/public/doc/.pdf diaksespada9 November 2014, pada
pukul 23.00 WIB
32
Penyelenggaraan kampanye telah diatur oleh Pemerintah. Namun, masih
saja ditemukan beberapa pelanggaran kampanye, yang diantaranya adalah
melakukan kampanye hitam, memobilisasi anak dalam kampanye dan politik
uang. Pelanggaran kampanye yang dilakukan partai politik dengan melibatkan
anak-anak dalam kampanye pemilu legislatif tentunya telah melanggar Undang
Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan anak.
C. Media Online
Saat ini masyarakat tidak hanya disuguhkan informasi melalui media
massa surat kabar, televisi maupun radio saja. Tetapi telah hadir situs berita
edisionline dari media cetak surat kabar atau majalah, seperti : Merdeka.com,
Kompas.com, Detik.com, Republika Online, dan lain-lain. Media online
merupakan produk jurnalistik online.Jurnalistik online disebut juga cyber
journalism yang dapat didefinisikan sebagai pelaporan fakta atau peristiwa yang
diproduksi dan didisturibusikan melalui internet.
Media online merupakan media komunikasi yang pemanfaatannya
menggunakan perangkat internet. Meskipun baru, media online sebagai salah satu
jenis media massa yang tergolong memiliki pertumbuhan yang spektakuler.
Sekalipun internet tidak sepenuhnya dimanfaatkan sebagai media massa, tetapi
keberadaan media onlinesudah diperhitungkan banyak orang sebagai alternatif
dalam memperoleh akses informasi dan berita.37
Adapun keunggulan media online
sebagai berikut38
:
1. Informasinya bersifat up to date (senantiasa baru)
37
Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar(Bogor : PT. Ghalia Indonesia, 2011), h.
46. 38
Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar(Bogor : PT. Ghalia Indonesia, 2011).
33
Media online dapat melakukan upgrade suatu informasi atau berita dari
waktu ke waktu. Hal ini terjadi karena media online memiliki proses
penyajian informasi dan beita yang lebih mudah dan sederhana
dibandingkan dengan jenis media massa lainnya.
2. Informasi bersifat real time
Media online dapat menyajikan informasi dan berita saat peristiwa sedang
berlangsung (live). Sebagian besar wartawan media online dapat
mengirimkan informasi langsung ke meja redaksi dari lokasi peristiwa
terjadi.
3. Informasinya bersifat praktis
Media online dapat diakses di mana dan kapan saja, sejauh didukung oleh
fasilitas teknologi internet. Pengguna internet dapat mengakses informasi
di kantor, di rumah, di kamar, di warung internet, bahkan di dalam mobil
sekalipun.
Media online atau internet saat ini dianggap sebagai alat yang efektif
untuk memberitakan dan menerbitkan siaran pers (press release) bagi wartawan
baik secara individu maupun institusi.Media online juga bisa digunakan sebagai
perpustakaan dunia yang dapat diakses melalui world wide web. Hampir semua
orang sudah mengetahui media onlineapalagi kalangan anak remaja yang seperti
berlomba-lomba dalam mengakses media online. Bagi kalangan remaja media
online telah menjadi bagian dari gaya hidup. Media online menjadi alat ajang gaul
untuk berkenalan dengan banyak orang di mana saja tanpa harus bertatap muka
(face to face).
34
Tekait dengan semakin populernya penggunaan media online, sebuah
perusahaan ternama Edelman Trustbarometer melakukan survei terhadap 200
orang elite infromasi terkait dengan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap satu
instansi. Survei dilakukan kepada para eksekutif yang berusia 25-65 tahun dengan
penghasilan mencapai Rp 30 juta ke atas. Hasil survei tersebut menyebutkan
media onlinemenempati posisi tertinggisebagai sumber informasi terpercaya bagi
para pebisnis di Indonesia, mengalahkan media massa lain ( Kompas Online, 10
Februari 200, 14:52 WIB).39
Oleh karena itu media online saat ini digunakan oleh para pemilik media
sebagai salah satu desain yang diaplikasikan dalam praktik jurnalistik modern
berupa berbagai situs berita. Situs berita atau portal informasi merupakan pintu
gerbang informasi yang memungkinkan para pengakses informasi mendapat
aneka fitur fasilitas teknologi online dan berbagai berita didalamnya.
D. Konseptualisasi Berita
a. Pengertian Berita
Paul De Massenner dalam buku Here‟s The News : Unesco Associate
menyatakan, news atau berita adalah sebuah informasi yang penting dan menarik
perhatian serta minat khalayak pendengar. Berita juga merupakan sebuah laporan
tentang suatu peristiwa, opini, kecenderungan, situasi, kondisi, interpretasi yang
penting, menarik, masih baru dan harus secepatnya disampaikan kepada khalayak
(Errol Jonathans dalam Mirza, 2000 : 68-69).40
39
Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar (Bogor : PT. Ghalia Indonesia, 2011), h.
49. 40
AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan feature(Bandung :
Simbiosa Rekatama Media, 2005), h. 64.
35
Berita (news) berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu Vrit (persamaan dalam
bahasa Inggris dapat dimaknai denggan write) yang artinya „ada‟ atau „terjadi‟.
Sebagian ada yang menyebutnya Vritta, artinya “kejadian” atau “peristiwa yang
telah terjadi”. Vritta dalam bahasa Indonesia berarti „berita atau warta‟.41
Definisi lain mengenai berita adalah laporan tercepat mengenai fakta dan
opini yang menarik atau penting, atau kedua-duanya, bagi sejumlah besar
penduduk. Berita merupakan laporan tercepat mengenai sebuah fakta dan
peristiwa terbaru yang menarik dan penting untuk disampaikan kepada khalayak.
Berita tersebut dikumpulkan wartawan lalu disiarkan melalui televisi, radio, surat
kabar, dan media berkala terbaru yang digunakan saat ini media online.
1) Nilai-nilai berita
Kriteria umum nilai berita (news value) adalah acuan yang dapat
digunakan para jurnalis, yaitu reporter dan editor dalam memutuskan berita
tersebut layak, penting dan benar atau tidak untuk disampaikan kepada khalayak.
Berita mempunyai kriteria-kriteria nilai, diantaranyamenunjuk kepada sembilan
hal, diantaranya adalah42
:
a. Aktual (Timeliness)
Berita yang sedang atau baru saja terjadi. Aktual terbagi menjadi dua,yaitu
objektif dan subjektif. Aktual secara objektif berkaitan dengan peristiwa
yang benar-benar baru saja terjadi. Sementara actual secara subjektif
berkaitan dengan waktu pembaca membaca berita tersebut.
41
Indah Suryawati, JurnalistikSuatuPengantar(Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 67. 42
Indah Suryawati, JurnalistikSuatuPengantar(Bogor; Ghalia Indonesia, 2011), h. 78-80.
36
b. Keluarbiasaan (Unusualness)
Berita adalah sesuatu yang luar biasa. Berkaitan dengan peristiwa-
peristiwa yang di luar nalar atau tidak biasanya.
c. Akibat (Impact)
Berita adalah yang memiliki dampak luas. Dalam hal ini dapat diartikan
bahwa sebuah peristiwa yang memliki dampak yang luas dikatakan berita.
d. Kedekatan (Proximity)
Berita adalah sesuatu yang dekat, baik psikologis maupun geografis. Hal
tersebut berkaitan dengan aspek kedekatan pada pembacanya.
e. Informasi (Information)
Berita adalah informasi. menurut Wilbur Schramm, informasi adalah hal
yang bisa menghilangkan ketidakpastian.
f. Konflik (Conflict)
Berita adalah konflik atau pertentangan. Hal ini berkaitan dengan
perseteruan dan dan persaingan annatar dua pihak yang bertikai. Keadaan
tersebut patut untuk di beritakan karena mempunyai efek dramatis di
masyarakat.
g. Orang yang penting (Public figure/ news maker)
Berita adalah tentang orang-orang penting yang menjadi figure public,
sehingga kukannya atau apa yang terjadi pada dirinya menarik perhatian
publik untuk tahu.43
h. Kejutan (Surprising)
43
Nurudin, JurnalismeMasaKini(Jakarta; RajawaliPers, 2009), h. 59.
37
Berita adalah kejutan, yang datangnya tiba-tiba di luar dugaan, saat
sebelumnya hampir tidak mungkin terjadi.
i. Ketertarikan (Human interest)
Human Interest jika diartikan berarti menarik minat orang. Sehingga berita
yang mengandung hal-hal yang menggetarkan hati, menggugah perasaan
dan mengusik jiwa para pembacanya diharapkan dapat menarik minat
orang.
j. Seks (Sex)
Berita adalah informasi seputar seks yang terkait dengan perempuan.
Berita ini biasanya berkaitan dengan sebuah skandal hubungan.
2) Jenis-jenis Berita
Dalam penulisan berita, wartawan dapat membuat beragam berita. Berita
yang ditulis pun mencakup pelaporan berita langsung (straight news), berita
mendalam (dept news report). Berita intermediate mencakup pelaporan berita
interpretative (interpretative news report) dan pelaporan karangan khas (feature
story report), dan untuk pelaporan penyelidikan (investigative reporting). Berikut
ini penjelasan singkat mengenai straight news report, depth news report,
interpretative report, feature, dan investigative report menurut Rivers, yaitu44
:
a) Straight news adalah laporan langsung mengenai suatu peristiwa. Berita
memiliki nilai penyajian objektif tentang fakta yang dapat dibuktikan
kebenarannya. Tulisan pada straight news biasanya memudahkan pembaca
dalam menerima informasi karena terkonsep pada piramida terbalik dan
44
AS HarisSumadiria,Jurnalistik Indonesia (Bandung; SimbiosaRekatama Media,
2008),hal . 69-71.
38
sifat tulisannya singkat, jelad padat serta memenuhi kaidah penulisan
berita yaitu 5W+1H.
b) Dept News adalah laporan yang sedikit berbeda dengan straight news.
pada depth news wartawan menulis laporan dengan cara menghimpun
informasi yang berupa fakta-fakta mengenai peristiwa guna
pengembangan informasi tambahan peristiwa yang akan dijadikan berita.
c) Interpretative Report adalah sebuah berita yang biasanya memfokuskan
pada sebuah isu, masalah, atau peristiwa yang kontroversial. Tetapi fokus
laporan berita tetap membahas mengenai fakta yang terbukti bukan opini.
Dalam jenis laporannya, reporter menganalisis dan menjelaskan. Karena
laporan interpretative bergantung kepada pertimbangan nilai dan fakta.
Singkatnya berita interpretative bersifat bertanya, apa makna sebenarnya
dari peristiwa tersebut.
d) Investigative Reporting adalah jenis berita yang berisakan hal-hal yang
tidak jauh dari interpretative yaitu membahas peristiwa kontroversial.
Pada proses pembuatannya, wartawan melakukan sebuah penyelidikan
untuk memperoleh fakta yang tersembunyi. Biasanya proses penyelidikan
ini bersifat tersembunyi dan illegal.
e) Feature adalah sebuah jenis tulisan yang ditulis oleh wartawan berbeda
dengan straight news, depth news, dan interpretative news.feature ditulis
dengan menjelaskan sebuah peristiwa dengan gaya tulis yang khas.
Tulisan ini biasanya wartawan lebih leluasa memaparkan sebuah peristiwa
dengan bahasa yang dapat menarik perhatian khalayak.
39
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Profil Merdeka.Com
Media online merdeka.com didirikan pada 21 Februari 2012, merdeka
merupakan hasil kolaborasi antara media dan teknologi. Media online
merdeka.com (www.merdeka.com) diterbitkan oleh PT. Integra Ventura, sebuah
perusahaan yang terafiliasi dalam kelompok usaha KapanLagi.com didirikan para
pelaku usaha dan praktisi media. Pada umumnya, media online kebanyakan
dibangun dan didirikan sebagai bagian dari pengembangan perusahaan media atau
dibangun oleh orang-orang media. Tetapi merdeka.com justru dibangun dari
perusahaan tekhnologi yang terdiri dari orang-orang yang ahli dibidang
Tekhnologi Informasi. Barulah kemudian ditambahkan dengan orang-orang yang
mengerti dalam bidang jurnalistiknya.
Belajar dari pengalaman KapanLagi.com (KL) yang berusaha menjadi
pure internet player- yaitu sebuah organisasi yang berfokus pada menyediakan
layanan di internet yang bisa dinikmati dan digunakan oleh jutaan orang di
manapun berada dan kemudian berkembang menjadi perusahaan teknologi dan
media dengan fokus di entertainment. Portal KapanLagi.com tersebut didirikan
oleh Steve Christian pada tahun 2003. Seiring berjalannya waktu, Steve berencana
mendirikan sebuah portal berita yang lebih serius, dalam artian berisi berita non
entertainment. Dengan bermodal belajar dari KapanLagi.com, kini merdeka.com
39
40
bergabung dengan orang-orang jurnalistik dalam medianya. Dari sinergi orang
teknologi dan jurnalis itulah maka lahirlahmerdeka.com. 45
Merdeka.com sebagai salah satu situs berita menyajikan beragam topic
pemberitaan, yaitu, hukum, politik, ekonomi, entertainment, kesehatan, olahraga,
teknologi, hingga kesehatan. Portal berita ini menyajikan informasi yang cepat
disajikan, cepat dapat diakses, akurat, lengkap, dan bias dipertanggungjawabkan
kepada publik.
Situs Merdeka.com merupakan organisasi yang hidup di internet, orang-
orangnya hidup, berkarya, bisa di-googling, dan diajak ngobrol di internet, bahkan
menghidupi keluarganya dari internet. Internet hidup, berkembang, dan memberi
inspirasi, dimana merdeka.com menjadi bagian dan memberi kontribusi terutama
untuk internet Indonesia. Kendati bukan situs yang pertama tapi merdeka.com
punya mimpi baru yakni merdeka berkreasi, bagaimana menyajikan informasi
yang sebenarnya dan enak dinikmati. Di world wide web (www) yang sangat luas,
perlu ada informasi yang harus benar, cepat disajikan, cepat diakses, akurat, dan
bisa dipertanggungjawabkan.46
Media online merupakan media komunikasi yang pemanfaatannya
menggunakan perangkat internet. Meskipun baru, media online sebagai salah satu
jenis media massa yang tergolong memiliki pertumbuhan yang spektakuler.
Sekalipun internet tidak sepenuhnya dimanfaatkan sebagai media massa, tetapi
keberadaan media online sudah diperhitungkan banyak orang sebagai alternatif
dalam memperoleh akses informasi dan berita.47
45
www.merdeka.comdiaksespadaKamis 11 September 2014, pukul14.00.WIB 46
www.merdeka.comdiaksespadaKamis 11September 2014, pukul14.00.WIB 47
Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar(Bogor : PT. Ghalia Indonesia, 2011), h.
46.
41
Sejak tahun 1998 hingga 2010, pengguna jaringan internet mencapai
angka 500 ribu. Pada tahun2011 hingga saat ini pengakses internet pun semakin
bertambah. Selain itu, kini tingginya pengakses internet bersumber dari para
pengguna smartphone yang bisa mengakses berbagai macam situs internet dengan
mudah dan cepat. Dengan semakin banyaknya pengakses internet melalui
smartphone, maka ini menjadi hal yang memberikan keuntungan terhadap
perusahaan media online, seperti Merdeka.com. Keadaan tersebut pun menarik
minat parapemilik media massa seperti koran dan majalah untuk beralih ke media
online. Sehingga saat ini perkembangan media online semakin pesat.
Merdeka.com didirikan oleh orang-orang ahli dibidang tekhnologi yang
bersinergi dengan orang-orang jurnalistik handal dan berpengalaman. Diantaranya
adalah Didik Supriyanto (Pemimpin Redaksi ex tabloid Detik dan detikcom), Titis
Widyatmoko (Redaktur Eksekutif, ex Sindo), Arie Basuki (Foto, ex Tempo),
Anwar Khumaini wartawan Kepresidenan sebagai Koordinator liputan di dukung
tim champion lain. Mereka adalah tim KL veteran seperti Reyno (IT), Jeffrie
(desain), Rita (editor), dan Ivan (produk).
Merdeka.com memulai membangun tim mulai dari nol. Media ini
merekrut tenaga-tenaga muda dan member pelatihan mengenai liputan, proses
laporan dan penulisan, etika jurnalistik, reportase investigasi, hingga relasi antara
media online dengan teknologi dan media sosial. Merdeka.com mempunyai logo
dan warna-warni yang khas. Karakter khas itu diungkapkan dalam falsafah logo
merdeka.com yang memakai huruf kecil, sebagai refleksi, kerendahan hati
(humble), progresif, dan jauh dari monoton.48
48
www.merdeka.comdiaksespadaKamis 11September 2014, pukul14.00.WIB
42
Warna-warni pelangi pada logo Merdeka.com memberikan makna bahwa
media ini bebas mengungkapkan suatu peristiwa dan memberikan informasi tanpa
terbelenggu oleh paham dan kepentingan tertentu. Dari latarbelakang tersebut
merdeka ingin menjadi media yang berintegritas, independen, dan menjadi bacaan
terbaik yang dikunjungi mayoritas masyarakat Indonesia di mana pun berada.
Merdeka.com sebagai bagian dari pers nasional yang mengemban fungsi
informasi, pendidikan, hiburan dan control sosial, situs berita www.merdeka.com
terikat oleh undang-undang dan kode etik dalam menjalankan tugas pemberitaan
sehari-hari. Undang-Undang dan kode etik tersebut sekaligus merupakan panduan
kerja redaksi dalam rangka memproduksi berita berstandar professional tinggi dan
mencerdaskan.49
B. VISI DAN MISI
1. VISI Merdeka.com
Visi dari Merdeka.com adalah menjadi media online yang member
kontribusi dan memberikan inspirasi dalam penyajian berita untuk seluruh
pengakses jaringan internet di seluruh Indonesia. Tujuannya adalah menjadi
sebuah media yang dapat diakses oleh jutaan orang melalui teknologi, tanpa batas
atau dibatasi.
2. MISI Merdeka.com
Misi dari Merdeka.com yaitu menyajikan informasi secara benar, bebas,
cepat, mudah diakses dan dapat dipertanggungjawabkan. Kebebasan dalam
menyampaikan informasi yang dimaksud ialah tidak terikat oleh paham tertentu
atau kepentingan tertentu. Sehingga informasi dapat disajikan dengan sebenarnya
49
www.merdeka.comdiaksespadaKamis 11September 2014, pukul14.00.WIB
43
dan nyaman dinikmati di world wide web yang sangat luas. Masyarakat juga
bebas mengakses situs berita merdeka.com dimana saja di seluruh jaringan
internet Indonesia.50
C. Alur Beritadi Merdeka.com
Rutinitas di Merdeka.com dimulai dengan melakukan rapat redaksi setiap
satu hari sekali pada sore pukul 17.00 WIB. Rapat redaksi biasanya dihadiri oleh
Pemimpin redaksi, redaktur eksekutif, wakil redaktur eksekutif, koordinator
liputan, kepala redaktur dan wartawan. Rapat redaksi disini dilakukan untuk
memetakan isu-isu yang akan di running atau yang akan dimuat untuk keesokan
harinya. Jadi, diadakannya rapat untuk membahas mengenai apa peristiwa dan
informasi yang akan di bahas pada situs Merdeka.com.51
Di Merdeka.com redaktur mempunyai peran dalam penentuan berita yang
akan dimuat di situs tersebut. Redaktur bertugas menyaring berita dan mengedit
berita yang diperoleh oleh reporter dari lapangan. Berita itu diolah dan dikaji
apakah berita itu layak ditayangkan atau tidak.52
Pada rapat redaksi tersebut, coordinator liputan (korlip) akan menugaskan
reporternya ke daerah. Misalnya, reporter A liputan ke daerah Malang, dan
reporter B liputan kedaerah Bandung. Dalam pencarian dan peliputan berita para
wartawan diberikan kebebasan, namun bukan berarti dapat dengan bebas
menuliskan berita melainkan mereka tetap harus mematuhi kode etik jurnalistik.
Merdeka.com membagi reporter menjadi dua jenis atau cara kerjanya.
Yang pertama menulis lewat email, yang kedua melalui laporan langsung via
50
www.merdeka.comdiaksespadaKamis 28 Agustus 2014, pukul 02.00.WIB 51
WawancaraLangsungdenganWartawan Merdeka.com, Ramadhian Fadillah, 28Oktober
2014,pukul 14.00 WIB. 52
Wawancara dengan Redaktur bidang Politik Merdeka.com, M.Hasits, 14 Oktober 2014
44
telfon kekantor. Reporter yang menulis berita menggunakan email biasanya
membahas isu dan peristiwa yang ringan, sehingga tidak haruscepat-cepat
dinaikkan untuk diberitakan. Sedangkan reporter yang melaporkan via telfon
biasanya untuk isu-isu yang segera dinaikkan, contohnya : kasus kecelakaan,
kebakaran, bencana alam dan banjir (straight news). Reporter akan melaporkan
point-point yang penting dari permasalahan yang ada dilapangan, sedangkan
untuk penulisan berita dilakukan oleh tim redaksi Merdeka yang ada dikantor.
Untuk kebijakan redaksi di Merdeka.com, dilakukan secara situasional.
Jika ada berita yang mengangkat isu-isu ringan, seperti editor saja bias menaikkan
berita tersebut. Untuk berita yang bersifat straight news dapat langsung dinaikkan
setelah melalui meja editor terlebih dahulu dan beberapa masukkan dari redaktur
eksekutif atau pemimpin redaksi. Tidak ada rapat tertentu yang mengkhususkan
pada agenda pembicaraan layak tidaknya berita untuk dimuat.
D. STRUKTUR ORGANISASI DAN RUBRIKASI MERDEKA.COM
Tabel 3.1
Struktur organisasi kepengurusan Merdeka.com diantaranya yaitu :53
Pemimpin Redaksi Didik Supriyanto
Redaktur Eksekutif Titis Widyatmoko
Koordinator Liputan Anwar Khumaini
Tabel 3.2
Tim Redaksi :
Ahmad Baiquni - Al Amin
- ArbiSumandoyo - AryoPutrantoSaptohutomo
53
www.merdeka.comdiaksespadaKamis 11 September 2014, pukul14.00.WIB
45
- ArdyanM.Erlangga - AlwanRidhaRamdhani
- Achmad, DediRahmadi - Ahmad RagridioSaptamaTanjung
- DidiSyafirdi - EkoPrasetya
- Faisal Assegaf - HarwantoBimoPratomo
- HeryWinarno - HennyRachma Sari
- IdrisRusadi Putra - LiaHarahap
- IqbalFadil - Islahudin
- LaurenciusSimanjuntak - Laurel Benny
- SaronSilalahi - Muhammad Taufik
- M. MirzaHarera - M. Hasits
- Mustiana Lestari - Muhammad Sholeh
- NurulJulaikah - NovitaIntan Sari
- PramirvanDatuAprillatu - PutriArtika R
- PandasuryaWijaya - RamadhianFadhilah
- Randy FerdyFirdaus - Siwi Sri Wiyanti
- SaugiRiyandi - Vincent AsidoPanggabean
- YulistyoPratomo - Ya'cobBilliocta
- DewiPratiwi (Sekred) - Mardani
Tabel 3.3 : Tim Redaksi Daerah
Tim Redaksi Daerah :
M. AndriansyahSyafi'ie (Surabaya)
Parwito (Yogyakarta)
Andrian Salam Wiyono (Bandung)
Yan Muhardiansyah (Medan)
Rita Sugihardiyah (Malang) HikmahWildaAmalia (Malang)
Ivan Valentino (Malang) Kun SilaAndanda (Malang)
Jeffrie (Malang)
RizqiAdnamazida (Malang)
FatchurRochim H.P (Malang) AgusSalim (Malang)
Destriyana (Malang)
-
Alvin Nouval (Malang)
DwiAndiSusanto (Malang) Mohammad Shoifudin (Malang)
DwiZainMusofa (Malang) Muhammad Faizin (Malang)
Nova Andriani (Malang)
VizcardineAudinovic (Malang)
46
Wanda Praditya Ramadhan (Malang) Yoga Tri Priyanto (Malang)
Tabel 3.4
Tim Foto :
1. Arie Basuki
2. Debby Restu Utomo
3. Iqbal Septian Nugroho
4. Muhammad Luthfi Rahman
5. Dwi Narwoko
6. Imam Buchori
7. Mudasir
Pada tampilannya, merdeka.com mempunyai beberapa bagian rubrikasi di tiap
kolomnya, diantaranya digambarkan dalam table dibawah ini.54
Tabel 3.5 Rubrikasi Merdeka.com
54
www.merdeka.comdiaksespadaKamis 11 September 2014, pukul14.00.WIB
1. PERISTIWA
2. POLITIK
3. JAKARTA - KRIMINAL
- TRANSPORTASI
- PUBLIK
4. UANG - EKONOMI
- RIIL
- BURSA
- ENERGI
- BANK
5. DUNIA
6. KHAS
7. GAYA - TRAVEL
- KULINER
- KARIR
- CANTIK
- HOBI
- CINTA
8. ARTIS - SELEBRITI
- HOLLYWOOD
47
- FILM
- MUSIK
- ASIAN STAR
9. SPORT - MOTOGP
- FORMULA1
- RAKET
- BASKET
- OLIMPIK
10. BOLA - INGGRIS
- ITALIA
- SPANYOL
- BOLA DUNIA
- INDONESIA
11. TEKNOLOGI - IT
- SAINS
- TELCO
- GADGET
- SOFTWARE
- STARTUP
- SOCIAL MEDIA
- APPLE
12. SEHAT - SEKS
- NUTRISI
- DIET
- DIAGNOSIS
- KANKER
- BUGAR
13. OTOMOTIF - BERITA
- REVIEW
- TIPS & TRICKS
14. FOTO
15. PROFIL
16. WORKSTATION
17. RAMADHAN - BERITA
RAMADHAN
- TAUSIAH
- PELANGI
- KULINER
RAMADHAN
- SAFARI
- BUTIK
- TANYA JAWAB
18. INDEX FOTO
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Struktur Teks Pemberitaan Keterlibatan Anak-anak Dalam
Kampanye Partai Keadilan Sejahtera Edisi 16 dan 24 Maret 2014 di
Merdeka.com.
Analisis wacana model Van Dijk digambarkan mempunyai tiga dimensi,
diantaranya adalah : teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Inti dari analisis
model Van Dijk adalah menggabungkan ketiga dimensi wacana tersebut ke dalam
satu kesatuan analisis. Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah bagaimana
struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema
tertentu.55
Permasalahan yang terjadi dalam wacana keterlibatan anak-anak pada
kampanye Partai Keadilan Sejahtera telah tersiar di beberapa media massa,
terutama dalam media online Merdeka.com. Penggambaran peristiwa ini
ditunjukkan dengan bahasa-bahasa media yang mengkonstruksi realita tersebut.
Realita tersebut menjadi agenda penting bagi khalayak. Sehingga, Merdeka.com
sebagai media massa yang memiliki tanggung jawab moril terhadap
keberlangsungan negara, meliputnya secara mendalam.
Pada bab ini peneliti akan menjelaskan analisis wacana pemberitaan
mengenai keterlibatan anak-anak dalam kampanye Partai Keadilan Sejahtera pada
Rubrik Politik di media Online Merdeka.com yang disesuaikan dengan wacana
55
Eriyanto, Analisis Wacana : Pengantar Analisis Teks Media(Yogyakarta : LkiS Pelangi
Aksara, 2011), h. 224.
48
49
model Teun A. Van Dijk yang melihat suatu teks terdiri dari beberapa stuktur atau
tingkatan yang bagian-bagiannya saling mendukung satu sama lain.
a. Analisis Berita Rubrik Politik 1 Edisi 16 Maret 2014, “ Kampanye
Bawa Anak, PKS Sebut Untuk Pendidikan Politik Dini”.
1) Tematik
Tema termasuk ke dalam tingkatan analisis teks pertama yaitu struktur
makro. Tema merupakan sebagai gagasan inti, ringkasan atau yang utama dari
suatu teks. Tema bisa juga disebut topik yang merupakan gambaran tentang apa
yang ingin diungkapkan wartawan dalam pemberitaan. Topik atau tema
menunjukan konsep dominan, sentral, dan paling penting dari isi suatu berita.56
Tema yang terkandung dalam berita “Kampanye Bawa Anak, PKS
Sebut Untuk Pendidikan Politik Dini” ini yaitu :
“Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta
memberitahukan bahwa kampanye perdana PKS untuk
pendidikan politik bagi anak-anak. Ini dilakukan agar anak-anak
setidaknya dapat mempelajari politik sejak usia dini.”
(Paragraf empat).
Tema yang diangkat peneliti pada pemberitaan ini didasarkan pada adanya
keterlibatan anak-anak kecil dalam kampanye PKS di Gelora Bung Karno,
Jakarta. Adanya anak-anak kecil tersebut ternyata sudah diketahui oleh Presiden
Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta yang mengatakan partainya telah membuat
konsep kesejahteraan keluarga. Jadi, anak-anak dengan usia dini dapat
mempelajari pendidikan politik. Melalui tema tersebut peneliti ingin
menyampaikan kepada para pembaca mengenai gambaran kampanye Partai
56
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media(Yogyakarta: LKiS, 2011),
h.229.
50
Keadilan Sejahtera yang berlangsung di Gelora Bung Karno, Jakarta yang diikuti
oleh anak-anak dalam kampanyenya.
2) Skematik
Tingkatan kedua dalam analisis wacana Van Dijk adalah super
struktur.Skematik ini merupakan bagian dalam tingkatan super struktur.Teks
wacana pada umumnya mempunyai skema atau alur dari pendahuluan serta
akhir.Alur tersebut menunjukan bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan
diurutkan sehingga membuat kesatuan arti.57
Berita memiliki bentuk dan skema
yang beragam, namun berita pada umumnya secara hipotetik mempunyai dua
kategori skema besar.Pertama, Summary yang umumnya ditandai dengan dua
elemen yakni judul dan lead. Elemen skema ini merupakan elemen yang
dipandang paling penting.58
Keduanya adalah story yaitu isi berita secara
keseluruhan.
Skema dalam berita yang pertama pada Merdeka.com ini dimulai dengan
judul berita yaitu “Kampanye Bawa Anak, PKS Sebut Untuk Pendidikan Politik
Dini” kemudian dilanjutkan dengan masuk paragraf pertama yang merupakan
lead berita berbunyi :
“Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) telah mengingatkan kepada
peserta partai politik agar tidak membawa anak-anak pada saat
kampanye tersebut. Namun, nampak kader Partai Keadilan
Sejahtera (PKS) banyak yang membawa anaknya dalam kampanye
perdana.”
57
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: LkiS,
2011),h. 232. 58
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media(Yogyakarta: LkiS, 2011),
h.232.
51
Skema yang kedua adalah story yang menguraikan situasi yaitu proses
atau jalannya peristiwa. Story dalam teks berita ini muncul setelah lead berita.
Berita diuraikan dengan menceritakan bagaimana kampanye yang berlangsung di
Gelora Bung Karno, Jakarta tersebut masih terlihat peserta kampanye PKS banyak
yang membawa anak dalam kampanye. Kemudian pada bagian tengah berita
terdapat pernyataan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta bahwa
partainya mengangkat tema pendidikan politik dini bagi anak-anak dalam
kampanyenya dan Anis Matta menyatakan, bahwa kampanyenya kali ini PKS
membuat konsep semacam kesejahteraan keluarga. Sehingga, anak-anak dengan
usia dini dapat mempelajari makna dari pendidikan politik.
Seperti dipaparkan dalam berita : “Partai Keadilan Sejahtera,
partai yang mengangkat isu keluarga. Kekhawatiran untuk
membawa anak, insha allah tidak menjadi masalah, karena ini
pendidikan politik.”(Paragraf 4)
Sedangkan bagian penutup berita menjelaskan mengenai pantauan
langsung dari wartawan merdeka.com yang melihat tampak puluhan bus yang
mengangkut rombongan kampanye Partai Keadilan Sejahtera yang bergerak
menuju kampanye akbar PKS di Senayan, Jakarta.
“Tampak puluhan bus yang mengangkut rombongan kampanye
Partai Keadilan Sejahtera. Rata-rata berpakaian putih bertuliskan
„saya pilih PKS‟. Mereka bergerak menuju kampanye akbar PKS di
Senayan, Jakarta.”(Paragraf 6).
Hal tersebut mendukung penjelasan mengenai bahwa benar Partai
Keadilan Sejahtera membolehkan para kader dan simpatisan partainya melibatkan
anak-anak secara langsung dalam kampanyenya.
3) Latar
52
Latar termasuk ke dalam bagian tingkat analisis struktur mikro yakni
semantik.Latar merupakan bagian berita yang dapat mempengaruhi semantik (arti)
yang ingin ditampilkan.Latar biasanya ditulis sebagai latar belakang suatu berita
atau peristiwa.59
Latar dalam pemberitaan“ Kampanye Bawa Anak, PKS Sebut Untuk
pendidikan politik dini.” Latar muncul dalam paragraf pertama yang adalah lead
isinya peringatan dari Badan Pengawas Pemilu kepada kader dan simpatisan
Partai Keadilan Sejahtera.
“Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) telah mengingatkan kepada
peserta partai politik agar tidak membawa anak-anak pada saat
kampanye terbuka. Namun, nampak kader Partai Keadilan
Sejahtera (PKS) banyak yang membawa anaknya dalam kampanye
perdana.”
Latar yang ingin ditampilkan wartawan dalam pemberitaan tersebut adalah
mengajak pembaca terlebih dahulu mengetahui bahwa Bawaslu telah memberi
peringatan kepada para kader dan simpatisan Partai Keadilan Sejahtera untuk
tidak membawa anak-anak mereka dalam kampanye. Namun, peringatan itu
kurang diindahkan oleh para kader dan simpatisan PKS.
4) Detail
Detil merupakan elemen wacana yang berhubungan dengan kontrol
informasi yang ditampilkan seseorang. Elemen detil merupakan strategi
bagaimana wartawan mengekspresikan sikapnya dengan cara yang implisit.60
Detil yang ingin disampaikan penulis dalam berita “ Kampanye Bawa
Anak, PKS Sebut Untuk Pendidikan Politik Dini.” Adalah ketika penulis
59
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media(Yogyakarta: LkiS, 2011),
h.235. 60
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media(Yogyakarta: LkiS,
2011),h.238.
53
menjelaskan bagaimana pernyataan Presiden Partai Keadilan Sejahtera yang
menyatakan bahwa kampaye PKS membuat konsep semacam kesejahteraan
keluarga. Sehingga, anak-anak dengan usia dini dapat mempelajari makna dari
pendidikan politik.
“Anis mengklaim, bahwa kampanyenya kali ini PKS membuat
konsep semacam kesejahteraan keluarga. Sehingga, kata dia
anak-anak dengan usia dini dapat mempelajari makna dari
pendidikan politik.”(Paragraf 4).
Pada bagian tersebut wartawan menguraikan pernyataan dari Presiden
Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta secara jelas dan terbuka tentang konsep apa
dan kampanye seperti apa yang dilakukan Partai Keadilan Sejahtera.
5) Maksud
Elemen maksud, hampir sama dengan elemen detil. Yang membedakannya
adalah jika dalam detil informasi yang menguntungkan komunikator akan
dijelaskan secara detil dan panjang, maka apabila elemen maksud informasi
disampaikan secara jelas. Informasi yang merugikan disampaikan dengan
tersamar dan tersembunyi.
Elemen maksud yang ada didalam penulisan berita ini ada pada teks yang
menjelaskan puluhan bus yang akan mengangkut rombongan peserta kampanye
Partai Keadilan Sejahtera dan terlihat para peserta telah memakai atribut
kampanye mereka seperti kaos dan bendera Partai Keadilan Sejahtera.
“Pantauan merdeka.com, Minggu (16/3), tampak puluhan bus
yang mengangkut rombongan kampanye Partai Keadilan
Sejahtera. Rata-rata berpakaian putih bertuliskan „Saya Pilih
PKS‟. Mereka bergerak menuju kampanye akbar PKS di Senayan,
Jakarta.”(Paragraf 6)
54
Dalam teks tersebut wartawan menggambarkan secara jelas bahwa
kampanye akbar Partai Keadilan Sejahtera di Gelora Bung Karno, Jakarta , akan
diikuti oleh banyak kader dan para simpatisan.
6) Pra-Anggapan
Elemen wacana lainnya, pra-anggapan merupakan pernyataan yang
digunakan untuk mendukung makna suatu teks.Hampir serupa dengan latar yang
berupaya mendukung pendapat dengan jalan memberi latar belakang.Kalau pra-
anggapan adalah upaya mendukung pendapat dengan memberikan premis yang
dipercayai kebenarannya.61
Bagian pra-anggapan dalam teks berita adalah di bagian yang menjelaskan :
“Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta mengatakan,
karena ini bagian dari keamanan acara kampanye, partainya
sudah menyiapkan pengamanan yang insha allah tidak kenapa-
kenapa.”(Paragraf 3)
Bagian pra-anggapan dalam teks dibuat peneliti untuk menjelaskan kepada
pembaca PKS sudah menyiapkan pengamanan dan telah berkoordinasi dengan
Bawaslu sehingga PKS meyakinkan bahwa kampanyenya akan berlangsung
dengan aman dan tentram.
7) Koherensi
Koherensi adalah pertalian atau jalinan antar kata, atau kalimat dalam teks.
Dua buah kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan
sehingga tampak koheren. Sehingga, fakta yang tidak berhubungan sekalipun
dapat menjadi berhubungan ketika seorang menghubungkannya.62
61
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2011),
h.256. 62
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2011),
h.242.
55
Bentuk koherensi yang terkandung dalam berita di rubrik Merdeka.com
yaitu :
a. Paragraf 4 : “ Anis mengklaim, bahwa kampanyenya kali ini PKS
membuat konsep kesejahteraan keluarga. Sehingga, kata dia, anak-
anak dengan usia dini dapat mempelajari makna dari pendidikan
politik.”. Kalimat diatas menggunakan kata hubung yang
menyatakan tujuan yaitu “sehingga”. Proposisi “Anis mengklaim,
bahwa kampanyenya kali ini PKS membuat konsep kesejahteraan
keluarga” dan “kata dia, anak dengan usia dini dapat mempelajari
makna dari pendidikan politik” adalah dua hal yang berlainan, tetapi
dengan menggunakan kata hubung “sehingga” dua hal tersebut
menjadi koheren.
8) Bentuk Kalimat
Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara
berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas.
i. Paragraf 1 : “Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) telah
mengingatkan kepada peserta partai politik agar tidak membawa
anak pada saat kampanye terbuka.”
Bentuk kalimat :berita ini menggunakan kalimat yang menunjukkan bahwa
kalimat itu aktif seperti kata, „mengingatkan‟. Di sini posisi Bawaslu sebagai
subjeknya dalam teks berita. Pada kalimat ini ingin menunjukkan pada tingkatan
mana yang difokuskan. Bagian yang difokuskan adalah „mengingatkan‟ sebagai
bentuk sikap dari Bawaslu kepada peserta partai politik yang membawa anak.
56
9) Kata Ganti
Kata ganti adalah alat yang digunakan si komunikator untuk menjelaskan
posisi seseorang dalam sebuah teks.
- Paragraf 3 : “karena ini bagian dari keamanan acara ini, kita
sudah siapkan pengamanan insha allah tidak kenapa-kenapa,”
ujarAnis.
Pembaca diajak masuk kedalam tulisan dan tidak ada batas antara narasumber dan
khalayak. Penggunaan kata „kita‟ dapat digunakan sebagai representasi dari sikap
bersama yang ditunjukkan Anis Matta dalam kampanye partai politiknya. Batasan
dan jarak antara Anis Matta dengan khlayak peserta kampanye sengaja
dihilangkan agar menciptakan solidaritas dan perasaan bersama.
10) Leksikon
Leksikon ini merupakan elemen bagaimana seseorang wartawan atau
penulis melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang
tersedia.Pemilihan kata tersebut tidak semata hanya kebetulan saja, tetapi dapat
mengandung unsur ideologis yang menunjukan bagaimana pemaknaan seseorang
terhadap suatu fakta.63
Pemilihan kata dalam rubrik politik Merdeka.com “Kampanye bawa anak,
PKS sebut untuk pendidikan politik dini” dapat dilihat sebagai berikut :
a) Kata Perdana dan kader : Namun, nampak kader Partai Keadilan
Sejahtera (PKS) banyak yang membawa anaknya dalam kampanye
perdana. Kata perdana memiliki arti lain yaitu pertama.
63
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media(Yogyakarta: LkiS, 2011),
h.255.
57
b) Kata berkoordinasi dalam kalimat : Presiden PKS Anis Matta mengaku
partainya sudah berkoordinasi kepada Bawaslu. Kata berkoordinasi
memiliki arti lain yaitu bekerjasama.
c) Kata mengklaim dalam kalimat : Anis mengklaim, bahwa
kampanyenya kali ini PKS membuat konsep semacam kesejahteraan
keluarga. Kata mengklaim memiliki arti lain yaitu mengakui.
d) Kata rombongan kampanye dalam kalimat : Tampak puluhan bus yang
mengangkut rombongan kampanye partai keadilan sejahtera. Kata
rombongan memiliki arti lain yaitu sekumpulan.
e) Kata akbar dalam kalimat : Mereka bergerak menuju kampanye akbar
PKS di Senayan, Jakarta. Kata akbar memiliki arti lain yaitu besar.
f) Kata terjebak dalam kalimat : Beberapa bayi menangis karena
kepanasan dalam bus yang terjebak macet. Kata terjebak memiliki arti
lain yaitu terperangkap.
11) Grafis
Elemen ini merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau
ditonjolkan (yang berarti dianggap penting) oleh seseorang yang dapat diamati
dari teks. Grafis dalam wacana berita, biasanya muncul lewat bagian tulisan yang
dibuat lain. Pemakaian huruf tebal, huruf miring, pemakaiaan garis bawah, huruf
yang dibuat besar. Termasuk di dalamnya adalah pemakaiaan caption, raster,
grafik, gambar, table, dan pemakaian angka untuk mendukung arti sebuah
pesan.64
64
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media(Yogyakarta: LkiS, 2011),
h.257.
58
Unsur grafis yang muncul dalam pemberitaan Merdeka.com ini
diantaranya muncul dalam foto yang menggambarkan seorang bapak yang
menggendong anaknya di pundak dan seorang kecil yang mengangkat kedua
jarinya ke arah kamera wartawan dalam kampanye perdana, Minggu 16 Maret
2014 Partai Keadilan Sejahtera di Gelora bung karno, Jakarta.
Sedangkan unsur grafis yang muncul dalam teks, yaitu adanya bagian
tulisan yang dibuat lain dengan pemakaian huruf tebal dan pemakaian garis bawah
pada penulisan Presiden PKS Anis Matta yang menjelaskan bahwa presiden
Partai Keadilan Sejahtera adalah Anis Matta.
Tabel 4.1 Kerangka Analisis Data Rubrik Politik 1 “ Kampanye Bawa Anak,
PKS Sebut Untuk Pendidikan Politik Dini.”
Struktur
Wacana
Elemen Keterangan
Makro Topik atau
tema
Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis
Matta memberitahukan bahwa kampanye
perdana PKS untuk pendidikan politik
bagi anak-anak. Ini dilakukan agar anak-
anak setidaknya dapat mempelajari politik
sejak usia dini.
Superstruktur Skema - Diawali dengan judul berita
- Lead Berita
- Story:
1. Pernyataan dari Badan Pengawas
Pemilu mengenai peringatan yang
telah diberikan kepada peserta partai
keadilan sejahtera yang membawa
anak-anak.
2. Tanggapan dari Presiden Partai
Keadilan Sejahtera Anis Matta
tentang adanya keterlibatan anak-
anak dalam kampanye partainya.
3. Bagaimana suasana kampanye Partai
59
Keadilan Sejahtera melalui pantauan
langsung dari wartawan merdeka.com
di Gelora Bung Karno, Jakarta.
Sktruktur
Mikro
Latar Paragraf 1
“Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) telah
mengingatkan kepada peserta partai politik
agar tidak membawa anak-anak pada saat
kampanye terbuka. Namun, nampak kader
Partai Keadilan Sejahtera (PKS), banyak
yang membawa anaknya dalam kampanye
perdana.”
Detil Paragraf 4
“Anis mengklaim, bahwa kampanyenya kali
ini PKS membuat konsep semacam
kesejahteraan keluarga. Sehingga, kata dia,
anak-anak dengan usia dini dapat
mempelajari makna dari pendidikan politik.”
Maksud Paragraf 6
“Pantauan merdeka.com, Minggu (16/3),
tampak puluhan bus yang mengangkut
rombongan kampanye Partai Keadilan
Sejahtera. Rata-rata berpakaian putih
bertuliskan „Saya Pilih PKS‟. Mereka
bergerak menuju kampanye akbar PKS di
Senayan, Jakarta.”
Pra-
anggapan
Paragraf 3
“Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis
Matta mengatakan, karena ini bagian dari
keamanan acara kampanye, partainya sudah
menyiapkan pengamanan yang insha allah
tidak kenapa-kenapa.”
Koherensi Paragraf 4 : “ Anis mengklaim, bahwa
kampanye kali ini PKS membuat konsep
kesejahteraan keluarga. Sehingga, kata
dia, anak-anak dengan usia dini dapat
mempelajari makna dari pendidikan
politik.”
Bentuk
kalimat
Paragraf 1 : “Badan Pengawas Pemilu
(Bawaslu) telah mengingatkan kepada
peserta partai politik agar tidak membawa
anak pada saat kampanye terbuka.”
Berita ini menggunakan kalimat yang
60
menunjukkan bahwa kalimat itu aktif seperti
kata, „mengingatkan‟. Di sini posisi
Bawaslu sebagai subjeknya dalam teks
berita. Pada kalimat ini ingin menunjukkan
pada tingkatan mana yang difokuskan.
Bagian yang difokuskan adalah
„mengingatkan‟, sebagai bentuk sikap dari
Bawaslu kepada peserta partai politik yang
membawa anak.
Kata ganti Paragraf 3 : “karena ini bagian dari
keamanan acara ini, kita sudah siapkan
pengamanan insha allah tidak kenapa-
kenapa,” ujarAnis.
Leksikon 1. Kata Perdana dalam paragraf 1
2. Kata berkoordinasi dalam paragraf
2
3. Kata mengklaim dalam paragraf
4. Kata rombongan dalam paragraf 6
5. Kata akbar dalam paragraf 1
6. Kata terjebak dalam paragraf 7
Grafis Foto diletakan di bagian paling depan dan
berukuran besar serta dalam foto tersebut
dimasukan judul berita.
Foto yang menggambarkan seorang bapak
yang menggendong anaknya di pundak dan
seorang kecil yang mengangkat kedua
jarinya ke arah kamera wartawan dalam
kampanye perdana Partai Keadilan Sejahtera,
Minggu 16 Maret 2014 di Gelora bung
karno, Jakarta
Unsur grafis yang muncul dalam teks, yaitu
adanya bagian tulisan yang dibuat lain
dengan pemakaian huruf tebal dan
pemakaian garis bawah pada penulisan
Presiden PKS Anis Matta yang menjelaskan
bahwa presiden partai keadilan sejahtera
adalah Anis Matta.
61
b. Analisis Berita Rubrik Politik 2 Edisi 24 Maret 2014, “ Panitia
Sudah larang kader PKS bawa anak saat kampanye.”
1. Tematik
Struktur makro dapat diamati dengan melihat tema atau topik pemberitaan
yang dikedepankan dalam berita. Tema dalam rubrik politik Merdeka.com yang
berjudul “Panitia sudah larang kader PKS bawa anak saat kampanye” ini adalah
berisi berita tentang upaya dari Partai Keadilan Sejahtera untuk melarang para
kader dan simpatisannya yang akan mengikuti kampanye untuk tidak membawa
anak-anak.
Tema yang ingin disampaikan wartawan dalam keseluruhan isi berita
adalah PKS berusaha meyakinkan masyarakat bahwa partainya sudah
mensosialisasikan tentang larangan pelibatan anak yang telah dilakukan dari
tingkat pusat sampai ke daerah. Panitia juga sudah memperingati para kader dan
simpatisannya untuk tidak membawa anak-anak dalam kampanye karena
keterlibatan anak dalam kampanye telah melanggar pasal 15 Undang-undang No
23/2002. Dengan dijelaskan mengenai hal tersebut masyarakat diharapkan
mengetahui dan ikut mengawasi setiap kampanye yang berlangsung di Indonesia.
2. Skematik
Struktur skematik yang terdapat dalam teks berita biasanya dimulai
dengan adanya lead, lalu dilanjutkan dengan story yaitu isi dari suatu pemberitaan
yang menjelaskan proses berjalannya berita dan diakhiri dengan penutup sebagai
kesimpulan inti dari berita tersebut. Skema sendiri memberikan tekanan mana
62
yang harus didahulukan, dan bagian mana yang bisa kemudian sebagai strategi
untuk menyembunyikan informasi penting.65
Skema atau alur cerita yang muncul dalam rubrik berita Merdeka.com
berjudul, “Panitia Sudah Larang Kader PKS Bawa Anak Saat Kampanye”
dilanjutkan masuk paragraf pertama yang merupakan lead berita berbunyi :
“Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggelar kampanye nasional
di Makassar, Sulawesi Selatan siang ini. Mereka mengaku telah
berpesan kepada semua kader maupun simpatisan yang akan
mengikuti kampanye di Lapangan Hertasning Makassar, untuk
tidak membawa anak-anak. Seperti diketahui, Panwaslu sudah
memelototi PKS karena kerap kampanye bawa anak.”
Skema yang kedua adalah story yang menguraikan situasi yaitu proses
berjalannya peristiwa. Story dalam teks berita ini muncul setelah adanya lead
berita. Story diuraikan dengan menceritakan bahwa Partai Keadilan Sejahtera
telah melakukan sosialisasi kepada para kader dan simpatisan yang akan turut
serta dalam kampanye PKS untuk tidak membawa anak-anaknya. Kemudian
bagian tengah berita atau isi berita menceritakan bahwa sebelum dan sampai pada
masa kampanye Panitia Partai Keadilan Sejahtera sudah melakukan sosialisasi
tentang pelarangan pelibatan anak-anak yang kepada para kader dan
simpatisannya yang telah dilakukan dari tingkat pusat sampai ke daerah.
Seperti dipaparkan, “Jafar mengatakan, kampanye dengan
melarang pelibatan anak-anak itu sudah disosialisasikan kepada
semua pengurus dan kader. Dia mengaku selama ini bukan
kesengajaan kadernya membawa anak saat kampanye. Selama ini,
sosialisasi tentang larangan pelibatan anak-anak itu sudah
dilakukan dari tingkat pusat sampai daerah. Panitia juga sudah
mengantisipasi dengan menyediakan sembilan posko penitipan
anak.”
65
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media(Yogyakarta: LkiS, 2011),
h.234
63
Selanjutnya isi berita ini diceritakan bagaimana pernyataan dari Ketua
Kampanye Nasional PKS Jafar Sodding mengenai berbagai pemberitaan yang
memojokkan partainya tersebut karena diduga telah memobilisasi anak-anak
dalam kampanye. Apabila masih ada kader dan simpatisan yang masih membawa
anak-anak. Panitia juga telah menyiapkan posko penitipan agar si anak bisa dijaga
dan orangtua tetap bisa memgikuti jalannya kampanye.
Sedangkan bagian penutup dari rubrik berita Merdeka.com ini
menjelaskan tentang Pasal 15 Undang-Undang No 23/2002 mengenai
Perlindungan Anak.
“Pasal 15 Undang-Undang No 23/2002 mengatur bahwa anak
berhak untuk memperoleh perlindungan dari penyalahgunaan
dalam kegiatan poltik.”(Paragraf 6)
Hal tersebut mendukung penjelasan bahwa keterlibatan anak-anak dalam
suatu kegiatan kampanye telah melanggar Undang-Undang Perlindungan Anak.
Keterlibatan anak dalam kampanye juga telah melanggar Peraturan KPU Pasal 32
Ayat (1) butir K yang berbunyi: Pelaksana, peserta, dan petugas kampanye
dilarang memobilisasi Warga Negara Indonesia yang belum memenuhi syarat
sebagai pemilih.
3. Latar
Latar biasanya ditulis sebagai latar belakang suatu berita atau
peristiwa.Latar yang ditulis tersebut menentukan ke arah mana pandangan
khalayak dibawa oleh wartawan tersebut.66
Latar yang muncul dalam pemberitaan pada rubrik Merdeka.com “Panitia
Sudah Larang Kader PKS Bawa Anak Saat Kampanye” ini ada di paragraf empat.
66
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media(Yogyakarta: LkiS, 2011),
h.235.
64
Isinya menjelaskan tentang pernyataan dari Anggota DPRD Sulawesi Selatan
Jafar yang menegaskan sosialisasi tentang larangan pelibatan anak-anak itu sudah
dilakukan dan Panitia juga sudah mengantisipasi kemungkinan adanya anak yang
ikut dalam kampanye untuk segera dititipkan kepada panitia yang berjaga di
posko-posko penitipan.
“Selama ini, sosialisasi tentang larangan pelibatan anak-anak itu
sudah dilakukan dari tingkat pusat sampai daerah. Panitia juga
sudah mengantisipasi dengan menyediakan sembilan posko
penitipan anak.”
Latar yang berusaha disampaikan wartawan kepada pembaca agar
pembaca mengetahui bahwa Partai Keadilan Sejahtera sudah berupaya
mensosialisasikan larangan membawa anak dalam kampanye dan telah
menyiapkan posko bagi anak-anak dan mengenai masih banyaknya kader dan
simpatisan yang tetap mengikutsertakan anaknya dalam kampanye, panitia
mengaku kecolongan akan hal tersebut.
4. Detil
Detil adalah elemen wacana yang berhubungan dengan kontrol informasi
yang ditampilkan oleh seseorang. Elemen detil merupakan strategi bagaimana
wartawan mengekspresikan sikapnya dengan cara yang implisit.67
Adapun detil yang ingin disampaikan penulis dalam pemberitaan “Panita
Sudah Larang Kader PKS Bawa Anak Saat Kampanye” ini adalah ketika penulis
memaparkan bagaimana Panitia Partai Keadilan Sejahtera berupaya kembali
mengingatkan kepada kader dan simpatisannya pada kampanye di Lapangan
Hertasning Sulawesi Selatan untuk tidak melibatkan anak-anak dalam kampanye,
67
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: LkiS,
2011),h.238.
65
dan bagaimana sikap Panwaslu yang mulai geram dengan ulah para kader dan
simpatisan dari partai keadilan sejahtera tersebut.
“Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggelar kampanye nasional
di Makassar, Sulawesi Selatan siang ini. Mereka mengaku telah
berpesan kepada semua kader maupun simpatisan yang akan
mengikuti kampanye di Lapangan Hertasning Makassar, untuk
tidak membawa anak-anak. Seperti diketahui, Panwaslu sudah
memelototi PKS karena kerap kampanye bawa anak.”(Paragraf 1)
Pada bagian tersebut wartawan menguraikan pernyataan secara jelas
bahwa adanya upaya pengklarifikasian oleh pihak panitia PKS bahwa mereka
telah memperingati kader dan simpatisan untuk tidak membawa anak-anak dalam
kampanye mereka dimanapun daerahnya.
5. Maksud
Elemen maksud yang terkandung dalam penulisan pemberitaan kedua ini
ada pada teks yang menjelaskan peryataan dari Anggota DPRD Partai Keadilan
Sejahtera Sulawesi selatan Jafar Sodding yang sudah memperingati kader dan
simpatisannya membawa anak karena keterlibatan anak dalam kampanye
termasuk pelanggaran Undang-Undang Perlindungan Anak.
“Anggota DPRD Sulawesi Selatan itu berjanji akan lebih keras
melarang kader dan simpatisannya melibatkan anak-anak dalam
kampanye, sesuai Pasal 15 No 23/2002 tentang Perlindungan
Anak.”(Paragraf 6)
Dalam teks tersebut wartawan menggambarkan pernyataan langsung dari
Anggota DPRD PKS yang tidak ingin partainya dipojokkan dan dituduh sebagai
partai yang sengaja memobilisasi anak-anak dan sebagai salah satu partai yang
melanggar Undang-Undang Perlindungan Anak.
66
6. Pra-Anggapan
Pra-Anggapan adalah salah satu elemen yang berupaya mendukung
pendapat dengan memberikan premis yang dipercayai kebenarannya.
“Kami menilai mungkin hal itu karena banyak kader PKS yang
tidak bisa menitipkan anaknya dahulu, atau karena tidak
mempunyai pembantu. Namun, kami sudah mensosialisasikan
mengenai peraturan itu kepada kader dan semoga di Lapangan
Hertasning tidak terjadi.”(Paragraf 5)
Bagian pra-anggapan dalam teks dibuat peneliti untuk membuat pembaca
mendukung pernyataan dari Anggota DPRD Jafar Sodding sehingga pembaca
tidak perlu mempertanyakan lagi kenapa masih ada anak-anak yang terlibat dalam
kampanye PKS. Artinya bahwa peserta kampanye tidak bisa menitipkan anaknya
pada keluarga atau saudara dan seperti yang kita mengetahui tidak semua
keluarga mempunyai pembantu rumah tangga atau babysitter dalam membantu
mengasuh anaknya itulah sebabnya para peserta kader dan simpatisan PKS
mengikutsertakan anaknya dalam kampanye.
7. Koherensi
Koherensi adalah dua buah kalimat yang menggambarkan fakta yang
berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak mejadi koheren. Maka. Fakta yang
tidak berhubungan pun dapat menjadi berhubungan ketika seorang
menghubungkannya dengan yang lain.
Bentuk koherensi yang terkandung dalam rubrik kedua berita ini yaitu :
a. Paragraf lima : “kami menilai mungkin hal itu karena banyak kader PKS
yang tidak bisa menitipkan anaknya dahulu, ataukarena tidak punya
pembantu.”
67
Kalimat diatas menggunakan kata hubung yang menyatakan penjelasan atau
alasan yaitu “karena”.Proposisi “kami menilai hal itu” dan “banyak kader PKS
yang tidak bisa menitipkan anaknya dahulu, atau karena tidak punya pembantu”
adalah dua hal yang berlainan, tetapi dengan menggunakan kata hubung “karena”
dua hal tersebut menjadi koheren.
8. Bentuk Kalimat
Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara
berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas.
- Paragraf empat : panitia juga sudah mengantisipasi dengan
menyediakan sembilan posko penitipan anak.
Bentuk kalimat : berita ini banyak menggunakan kalimat yang
menunjukkan bahwa kalimat itu aktif seperti kata,„mengantisipasi‟. Pada kalimat
ini menunjukkan pada tingkatan mana yang ingin difokuskan. Bagian yang
difokuskan adalah kata „mengantisipasi‟ sebagai bentuk sikap dari panitia yang
sudah berusaha mencegah adanya keterlibatan anak dalam kampanye.
9. Kata Ganti
Kata ganti adalah alat yang digunakan si komunikator untuk menjelaskan
posisi seseorang dalam sebuah teks. Kata ganti dalam teks berita kedua ini adalah
sebagai berikut :
a. Paragraf dua : kami melarang para kader, caleg maupun simpatisan
yang akan ikut berkampanye besok di Lapangan Hertasning untuk
membawa anak-anak karena itu tidak etis dilakukan.
68
Penggunaan kata „kami‟ dapat digunakan sebagai representasi dari sikap bersama
yang ditunjukkan oleh panitia. Tidak ada batasan dan jarak antara panitia dan
anggota partai dengan khalayak peserta kampanye sengaja dihilangkan agar
menciptakan solidaritas dan perasaan bersama.
10. Leksikon
Leksikon ini merupakan elemen bagaimana seseorang wartawan atau
penulis melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang
tersedia.Pemilihan kata tersebut tidak semata hanya kebetulan saja, tetapi dapat
mengandung unsur ideologis yang menunjukan bagaimana pemaknaan seseorang
terhadap suatu fakta.68
Pemilihan kata dalam rubrik politik Merdeka.com “Kampanye bawa anak,
PKS sebut untuk pendidikan politik dini” dapat dilihat sebagai berikut :
a. Kata sosialisasi dalam kalimat : Selama ini, sosialisasi tentang
larangan pelibatan anak-anak itu sudah dilakukan dari tingkat pusat
sampai daerah. Kata sosialisasi memiliki arti lain yaitu
memperkenalkan sesuatu yang baru.
Tabel 4.2 Kerangka Analisis Data Rubrik Politik 2 “Panitia Sudah
Larang Kader PKS Bawa Anak Saat Kampanye.”
Struktur
wacana
Elemen Keterangan
Makro Topik atau
tema
Agar masyarakat mengetahui bahwa partai
keadilan sejahtera telah berusaha
mensosialisasikan tentang larangan pelibatan
anak telah dilakukan dari tingkat pusat
sampai ke daerah. Panitia juga sudah
memperingati para kader dan simpatisannya
untuk tidak membawa anak-anak dalam
68
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: LkiS, 2011),
h.255.
69
kampanye karena keterlibatan anak dalam
kampanye telah melanggar pasal 15 Undang-
undang No 23/2002
Superstruktur Skema - Diawali dengan judul berita
- Lead Berita
- Story:
1. Partai Keadilan Sejahtera telah
melakukan sosialisasi kepada para
kader dan simpatisan yang akan turut
serta dalam kampanye PKS untuk
tidak membawa anak-anaknya.
2. Pernyataan dari Ketua Kampanye
Nasional PKS Jafar Sodding
mengenai berbagai pemberitaan
yang memojokkan partainya tersebut
karena diduga telah memobilisasi
anak-anak dalam kampanye.
3. Penjelasan Pasal 15 Undang-Undang
No 23/2002 mengenai Perlindungan
Anak.
Struktur
Mikro
Latar Paragraf4
“Selama ini, sosialisasi tentang larangan
pelibatan anak-anak itu sudah dilakukan
dari tingkat pusat sampai daerah. Panitia
juga sudah mengantisipasi dengan
menyediakan sembilan posko penitipan
anak.”
Detil Paragraf 1
“Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
menggelar kampanye nasional di
Makassar, Sulawesi Selatan siang ini.
Mereka mengaku telah berpesan kepada
semua kader maupun simpatisan yang
akan mengikuti kampanye di Lapangan
Hertasning Makassar, untuk tidak
membawa anak-anak. Seperti diketahui,
Panwaslu sudah memelototi PKS karena
kerap kampanye bawa anak.”
Maksud Paragraf 6
“Anggota DPRD Sulawesi Selatan itu
berjanji akan lebih keras melarang kader
dan simpatisannya melibatkan anak-anak
dalam kampanye, sesuai Pasal 15 No
23/2002 tentang Perlindungan Anak.”
Pra-anggapan Paragraf 5
“Kami menilai mungkin hal itu karena
70
banyak kader PKS yang tidak bisa
menitipkan anaknya dahulu, atau karena
tidak mempunyai pembantu. Namun, kami
sudah mensosialisasikan mengenai
peraturan itu kepada kader dan semoga di
Lapangan Hertasning tidak terjadi.”
Koherensi Paragraf lima : “ kami menilai mungkin hal
itu karena banyak kader PKS yang tidak
bisa menitipkan anaknya dahulu, atau karena
tidak punya pembantu.”
Bentuk
Kalimat
Paragraf empat : panitia juga sudah
mengantisipasi dengan menyediakan
sembilan posko penitipan anak.
Kata Ganti Paragraf dua : kami melarang para kader,
caleg maupun simpatisan yang akan ikut
berkampanye besok di Lapangan Hertasning
untuk membawa anak-anak karena itu tidak
etis dilakukan.
Leksikon a. Kata sosialisasi dalam paragraf 4
B. Analisis Kognisi Sosial Rubrik Politik, “Wacana Keterlibatan Anak-anak
Dalam Kampanye Partai Keadilan Sejahtera Jelang Pemilu 2014 di
Merdeka.com”
Analisis kognisi sosial adalah bentuk kedua dari analisis model Van Dijk
yang digunakan untuk menganalisa bagaimana dan sejauh mana pengetahuan
wartawan baik penulis berita ataupun penentu kebijakan dalam memahami
seseorang atau peristiwa yang ingin diberitakan kepada khalayak.
Dalam pandangan Van Dijk, analisis wacana tidak dibatasi hanya pada
struktur teks, karena struktur wacana sendiri menunjukkan atau menandakan
sejumlah makna, pendapat, dan ideologi. Untuk membongkar bagaimana makna
tersembunyi dari suatu teks, kita membutuhkan suatu analisis kognisi dan konteks
sosial. Pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi bahwa sebuah teks tidak
71
mempunyai makna. Suatu teks ditulis dan mempunyai makna karena diberikan
oleh si pemakai bahasa jadi teks bukan terbentuk dengan sendiri tanpa ada yang
membuatnya.69
Setiap teks pada dasarnya dihasilkan lewat kesadaran, pengetahuan,
prasangka, atau pengetahuan tertentu atas suatu peristiwa, maka disini wartawan
tidak dianggap sebagai individu yang netral, tetapi individu yang mempunyai
bermacam nilai, pengalaman, dan pengaruh ideologi yang didapatkan dari
kehidupannya.70
Sama seperti teks dalam pemberitaan rubrik politik Merdeka.com
yang berisi berita mengenai wacana adanya keterlibatan anak-anak dalam
kampanye Partai Keadilan Sejahtera jelang pemilu 2014. Dalam pembuatan teks
berita tersebut tidak lepas dari peran wartawan dalam memberitakannya.
Penelitian ini difokuskan bagaimana proses penentuan isu dan teks
diproduksi yang nantinya akan dimuat di Merdeka.com. Wawancara peneliti
lakukan dengan Bapak M. Hasits yang menjabat sebagai Redaktur Bidang Politik
dan wawancara kedua dengan Wakil Redaktur Eksekutif merdeka.com
Ramadhian Fadillah.
Mengenai pemberitaan di Merdeka.com jelang pemilu yang berlangsung 9
April- 9 Juli 2014 lalu. Merdeka.com sebagai salah satu media yang gencar
memberitakan mengenai keterlibatan anak-anak dalam kampanye Partai Keadilan
Sejahtera jelang pemilu 2014. Dalam hal ini, Bagaimana kebijakan umum redaksi
merdeka.com pada pemberitaan keterlibatan anak-anak dalam kampanye Partai
Keadilan Sejahtera jelang pemilu 2014 akan dijelaskan oleh Bapak Hasits. Berikut
69
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media(Yogyakarta: LkiS, 2011),
h.260. 70
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta : LkiS, 2011),
h.261.
72
penjelasan narasumber terkait mengenai adanya keterlibatan anak yang dimuat di
Merdeka.com :
“Dalam kampanye, baik itu pemilu legislatif atau pemilu presiden
sudah ada aturan pelarangan kampanye melibatkan anak-anak.
Aturan ini sudah tertuang dalam peraturan KPU Pasal 32 Ayat (1)
butir K yang berbunyi: Pelaksana, peserta, dan petugas kampanye
dilarang memobilisasi Warga Negara Indonesia yang belum
memenuhi syarat sebagai pemilih.Dengan acuan itu, ternyata
masih banyak partai politik termasuk PKS yang melibatkan anak-
anak dalam kampanye.Tentu saja hal ini melanggar aturan KPU
dan Undang-Undang Perlindungan Anak.Kenapa PKS yang
disorot? Karena PKS dalam pantauan di lapangan paling banyak
melibatkan anak-anak meski partai lain juga melakukan
pelanggaran serupa. Banyak partai lain juga melibatkan anak-
anak. Merdeka.com sebenarnya tidak hanya menyorot PKS saja,
tapi juga partai lain yang melibatkan anak-anak dalam
kampanye.”71
Dari penjelasan diatas dapat diketahui Merdeka.com menyajikan berita
mengenai keterlibatan anak-anak di kampanye PKS adalah pemberitahuan kepada
khalayak bahwa apa yang dilakukan partai ini telah menyalahi aturan kampanye
dan melanggar Undang-Undang Perlindungan Anak serta melanggar Peraturan
KPU mengenai kampanye politik. Bagaimana suatu peristiwa dan kejadian
dipahami serta dimengerti didasarkan kepada sebuah skema. Van Dijk menyebut
skema ini sebagai model. Model menunjukkan pengetahuan dan pandangan
individu ketika melihat dan menilai suatu persoalan. Model merupakan sesuatu
yang subjektif dan unik, yang menampilkan pengetahuan serta pendapat ketika
wartawan memandang sebuah persoalan.72
Berita mengenai adanya keterlibatan
anak-anak dalam kampanye Partai Keadilan Sejahtera jelang pemilu 2014 ini
tentu tidak terlepas dari kecenderungan terhadap suatu pihak. Kemudian
71
Wawancara via email dengan Redaktur Bidang Politik Merdeka.com M. Hasits,
Jakarta, 13 Oktober 2014 72
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: LkiS,
2011),h.261.
73
bagaimana pandangan dan nilai yang berusaha merdeka ingin sampaikan kepada
khalayak melalui berita keterlibatan anak dalam kampanye Partai Keadilan
Sejahtera tersebut, berikut ungkapan Hasits mengenai berita tersebut.
“Dalam kampanye partai politik jelang pemilu 2014 ini ada sebuah
pelanggaran yang dilakukan oleh peserta partai politik. Tidak hanya
PKS, tapi banyak juga partai lain melibatkan anak-anak dalam
kampanye.Kampanye partai politik seharusnya tidak melibatkan
anak-anak karena mereka bukan seorang pemilih.”73
Penjelasan diatas semakin menegaskan bahwa keterlibatan anak-anak
dalam kampanye seharusnya tidak terjadi. Anak-anak kecil bukanlah seorang
pemilih dan mereka pun pastinya tidak mengerti apa arti kampanye. Keterlibatan
anak-anak seharusnya ditindaklanjuti secara tegas oleh Badan Pengawas Pemilu
dan Komisi Pemilihan Umum karena sudah jelas ini melanggar Undang-undang
Perlindungan Anak Nomor 23 tahun 2002 Pasal 15, 63 dan 87 serta telah
melanggar Peraturan KPU Pasal 32 Ayat (1) butir K yang berbunyi: Pelaksana,
peserta, dan petugas kampanye dilarang memobilisasi Warga Negara Indonesia
yang belum memenuhi syarat sebagai pemilih.
Mengenai pemberitaan ini, Merdeka memiliki latar belakang yang kuat
mengapa sampai mengangkat pemberitaan keterlibatan anak-anak pada saat
kampanye PKS selama 1 minggu pada masa awal kampanye 16 Maret dan 24
Maret 2014. Berikut ini penjelasan dari Wakil Redaktur Eksekutif Merdeka.com
Ramadhian Fadillah :
“Kalau merdeka berusaha fokus, maksudnya disini adalahkita
mencegah agar anak-anak tidak dilibatkan dalamkampanye karena
itu adaaturannya dalam Undang-Undang kampanye pemilu,
Undang-Undang Perlindungan Anak, dan Peraturan KPU. Kami,
73
Wawancara via emaildengan Redaktur Bidang Politik Merdeka.com M. Hasits, Jakarta,
13 Oktober 2014.
74
memberitakan PKS agar partai ini sadar bahwa melibatkan anak
telah melanggar Undang-Undang kampanye dan agar masyarakat
juga paham dan ikut serta mengawasi berjalannya kampanye.
Disini sebenarnya bukannya hanya PKS yang disoroti tetapi juga
ada beberapa partai lain seperti : PDI-P, Hanura, dan PKPI.
Tetapi ya memang PKS yang paling banyak melakukan
pelanggaran.Merdekaberusaha memberitakan mengenai kampanye
dari sisi lainnya tidak hanya soal siapa Capres dan Wapres dari
setiap partai yang ikut serta pemilu ataupun soal black campaign
yang terjadi pada masa kampanye, itulah latar belakang kami
mengangkat berita mengenai keterlibatan anak dalam kampanye
PKS.74
Keterlibatan anak-anak dalam kampanye ini memang menarik untuk
diberitakan karena pada setiap masa kampanye hal ini menjadi perdebatan yang
tidak jelas solusinya dan terus berulang. Partai-partai politik selalu berdalih bahwa
pelibatan anak dalam kampanye adalah bagian dari pendidikan politik dini. Hal ini
kembali terjadi pada kampanye 2014, dan partai yang mengusung konsep
pendidikan politik dini bagi anak-anak adalah Partai Keadilan Sejahtera. Partai
yang menurut Bawaslu paling banyak melakukan pelanggaran dengan melibatkan
anak-anak dalam kampanyenya tersebut.
Melibatkan anak-anak di bawah umur dalam kampanye politik,
bertentangan dengan Undang-Undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak. Secara khusus anak yang dimaksud dalam pengawasan penyelenggaraan
pemilu adalah anak-anak yang belum berusia 17 tahun. Keberhasilan suatu
kampanye memang dilihat dari seberapa banyak massa yang terlibat didalamnya.
Akan tetapi, hal itu jangan dijadikan pembenaran dan menghalalkan untuk
melibatkan anak-anak di bawah umur dalam kampanye.
74
Wawancara langsung dengan Wakil Redaktur Eksekutif Merdeka.comRamadhian
Fadillah, Jakarta, 28 Oktober 2014.
75
Seperti kita ketahui masa kampanye ini berhubungan dengan pemilu 2014,
maka dalam hal ini peneliti ingin mengetahui sebenarnya kearah mana
pemberitaan ini ingin difokuskan oleh Merdeka. Apakah mengenai kasus
keterlibatan anak-anaknya ataukah pemilu 2014. Wakil redaktur eksekutif
merdeka pun menjelaskan bahwa mereka fokus pada pemilu 2014.Jadi, adanya
keterlibatan anak-anak, adanya money politic dan black campaign hanyalah
parsial atau bumbu berita soal pemilu. Berikut penjelasan lebih lengkapnya :
“Dalam hal ini, keterlibatan anak hanya 1% jadi ini hanya parsial,
perniknya saja, atau bumbu berita soal pemilu dan kampanye.
Pernik disini misalnya : adanya keterlibatan anak dalam
kampanye, panggung kampanye yang rubuh, pertarungan antar
koalisi, adanya black campaign, negatif campaign. Maka
pemberitaan seperti ini masuk kedalam satu kerangka liputan
besar pemilu 2014. Jadi, kami lebih fokus ke pemilu 2014, karena
kasus keterlibatan anak dalam kampanye, adanya black campaign
adalah hanya bagian dari perjalanan pemilu 2014.”75
Memang mengingat pesta demokrasi pemilihan umum (Pemilu)
merupakan pesta massal lima tahunan yang pastinya diikuti oleh seluruh bangsa
Indonesia sepertinya agak sulit dibatasi siapa saja yang hendak turut
merayakannya, maka dari itu KPU dan Bawaslu pun kecolongan dengan adanya
anak-anak dalam kampanye tersebut. Berita pelanggaran kampanye ini ternyata
adalah bagian dari inti berita sesungguhnya yaitu berita tentang berjalannya
pemilu 2014. Dalam hal ini Merdeka.com mengambil angle dari sisi pelanggaran
yang dilakukan parpol.
Dalam pencarian dan mempublikasikan berita Merdeka.com tidak
membatasi pemberitaan hanya mengenai politik saja tetapi setiap berita mengacu
75
Wawancara langsung dengan Wakil Redaktur Eksekutif Merdeka.com Ramadhian
Fadillah, Jakarta, 28 Oktober 2014.
76
peristiwa di lapangan. Jika sang reporter menemukan ada yang janggal atau
menarik pada suatu peristiwa, maka itu menjadi sebuah berita. Menarik atau tidak
berita tersebut ditentukan oleh redaktur.
Berita yang disampaikan kepada khalayak memang harus seimbang tidak
memihak kepada siapapun serta memiliki nilai berita yang baik, aktual, terpercaya
dan media sebagai penyalur informasi juga harus tetap seimbang terhadap
berbagai pemberitaan yang akan disampaikannya. Berikut ini penjelasan pada saat
peneliti melakukan wawancara dengan narasumber terkait :
“Dalam menentukan berita yang dipilih itu dibicarakan di rapat
redaksi dan kita agak batasi pemberitaan jadi tidak berlebihan.
Misalnya : pada pemilu 2014 ini antar koalisi partai saling serang,
pemberitaan mengenai Prabowo. Beritanya dibuat tidak terus-
menerus itu saja tetapi diganti dengan berita lain. Karena kami
mengikuti perkembangan pemberitaan yang sedang ramai di
publik dan kami di sini tidak memihak kepada salah satu koalisi
atau partai tertentu dan berusaha bersikap netral terhadap semua
pemberitaan.Dalam penyampaian berita kami pun berusaha agar
setiap berita yang ditampilkan harus cover bothside.”76
Penjelasan diatas menegaskan bahwa industri media massa memiliki andil
besar dalam menyampaikan berbagai informasinya kepada khalayak. Oleh
karenanya media dituntut untuk menyampaikan berita secara cover bothside yaitu
adil dan berimbang. Dan Merdeka.com adalah salah satu media ternama yang
beritanya menjadi pilihan diantara beberapa pilihan media online lain untuk
dibaca masyarakat. Maka, Merdeka.com selayaknya bersifat netral terhap semua
peristiwa yang ada.
76
Wawancara langsung dengan Wakil Redaktur Eksekutif Merdeka.com Ramadhian
Fadillah, Jakarta, 28 Oktober 2014.
77
C. Analisis Konteks Sosial Rubrik Politik “ Wacana Keterlibatan Anak-anak
Dalam Kampanye Partai Keadilan Sejahtera Jelang Pemilu 2014 di
Merdeka.com”
Dimensi ketiga dari analisis Van Dijk adalah analisis sosial. Wacana
adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat, sehingga untuk
meneliti teks perlu dilakukan analisis intertekstual dengan meneliti bagaimana
wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakat. Adapun
titik penting dari analisis ini adalah untuk menunjukkan bagaimana makna yang
dihayati bersama, kekuasaan sosial diproduksi lewat praktik diskursus dan
legitimasi. Menurut Van Dijk, dalam analisis mengenai masyarakat ini, ada dua
poin yang penting yaitu : kekuasaan (power), dan akses (acces). 77
Dalam pemberitaan keterlibatan anak-anak dalam kampanye Partai
Keadilan Sejahtera yang beredar di masyarakat mendapat kecaman keras dari
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), KPAI dan pandangan negatif dari masyarakat
terhadap Partai Keadilan Sejahtera. Seperti dikatakan oleh Daniel Zuchron
(anggota Bawaslu), bahwa Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta
terlalu optimis dalam pembinaan kader yang mengikutsertakan anak-anak saat
kampanye berlangsung jelas itu dilarang dalam peraturan Komisi Pemilihan
Umum (KPU).78
Kampanye politik merupakan salah satu kegiatan politik dalam
menyambut pemilihan umum. Keberhasilan kampanye partai politik biasanya
dilihat dan diukur dari banyaknya massa yang ikut terlibat didalamnya. Maka, hal
77
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media(Yogyakarta: LkiS, 2011),
h. 270-271. 78
Bayu Probo, “Bawaslu : Anis Matta Salah Ikutkan Anak-anak Kampanye”, dalam
http://news.satuharapan.com, dilihat pada 20 Oktober 2014.
78
ini menjadikan partai politik berusaha untuk memperoleh massa sebanyak-
banyaknya, termasuk yang belakangan ini terjadi yaitu adanya keterlibatan anak-
anak dalam kampanye partai politik. Pada kenyataannya, ada saja partai politik
yang memang sengaja merencanakan pelibatan anak-anak tetapi ada juga partai
yang kecolongan dengan adanya anak-anak dalam kampanyenya.
Adapun keterlibatan anak-anak dalam kampanye terbuka di Pemilu tahun
2014 ini beragam. Komisi Perlindungan Anak (KPAI) mengungkapkan
sekurangnya ada 15 modus pelanggaran kampanye mengenai keterlibatan anak-
anak. Namun peneliti hanya akan menjelaskan lima pelanggaran. Antara lain
adalah : 79
1. Memanipulasi data anak yang belum berusia 17 tahun dan belum menikah
agar bisa terdaftar sebagai pemilih
2. Menggunakan tempat bermain anak, tempat penitipan anak, atau tempat
pendidikan untuk kegiatan kampanye terbuka.
3. Memobilisasi massa anak oleh partai politik atau calon legislatif
4. Menggunakan anak untuk memasang atribut-atribut partai politik
5. Membawa anak ke arena kampanye terbuka yang membahayakan anak.
Sejak berlangsungnya kampanye pemilu legislatif terbuka dilaksanakan
pada tanggal 16 Maret 2014, KPAI telah mencatat 248 kasus pelanggaran
penyalahgunaan anak dalam kampanye terbuka berbagai partai politik di
Indonesia. Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) juga menemukan pelanggaran
79
Berkas.DPR.go.id/info singkat –VI- 8- II-P3DI-April-2014-64. Dilihat pada tanggal 20
Oktober 2014.
79
administrasi yang dilakukan semua partai politik terkait pelibatan anak-anak
dalam kampanye menjelang Pemilu Legislatif 2014.80
Partai Keadilan Sejahtera diberitakan paling banyak melibatkan anak-anak
dalam kampanye dibanding dengan partai-partai lainnya. Pemberitaan mengenai
pelanggaran yang dilakukan PKS telah banyak beredar di berbagai media cetak,
televisi dan situs berita online. Salah satu media online yang terus memberitakan
pelanggaran oleh Partai Keadilan Sejahtera ini adalah media online Merdeka.com.
Maka, sudah jelas bahwa melibatkan anak dalam kampanye merupakan hal yang
cukup serius. ini terbukti dengan adanya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak yang telah mengatur bahwa setiap anak berhak untuk
memperoleh perlindungan dari penyalahgunaan dalam kegiatan politik. Terdapat
juga dalam Pasal 87 Undang-Undang Perlindungan Anak yang berbunyi81
:
“Setiap orang yang secara melawan hukum merekrut atau memperalat
anak untuk kepentingan militer, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 atau
penyalahgunaan dalam kegiatan politik atau pelibatandalam sengketa bersenjata
atau pelibatan dalam kerusuhan sosial atau pelibatan dalam peristiwa
yangmengandung unsur kekerasan atau pelibatan dalam peperangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).”
Maka sudah terlihat bahwa melibatkan anak-anak dalam kegiatan
kampanye adalah suatu hal serius dan sudah ada sanksi tegas berupa hukuman
80
Berkas.DPR.go.id/info singkat –VI- 8- II-P3DI-April-2014-64. Dilihat pada tanggal 20
Oktober 2014.
81
www.Depkop.go.id/.../02.%2002 Undang-undang- nomor 23 tahun 2002. Dilihat pada
tanggal 17 Agustus 2014.
80
pidana bagi yang melanggarnya. Dalam hal keterlibatan anak ini juga ada peran
orangtua yang dibutuhkan dalam mengantisipasi terjadinya pelibatan anak dalam
kampanye partai politik. Pada kampanye terbuka 16 Maret 2014 lalu terlihat
banyak orangtua yang melibatkan anaknya dalam kampanye Partai Keadilan
Sejahtera yang digelar di Gelora Bung Karno, Jakarta.
Alasan adanya keterlibatan anak dalam kampanye ini karena orangtua ikut
serta dalam kampanye maka tidak ada yang menjaga anaknya dirumah. Hal ini
sangat mengecewakan dan seharusnya tidak terjadi. Meskipun telah terbukti
sejumlah partai politik termasuk PKS melibatkan anak dalam kampanye, namun
partai ini berdalih bahwa ini merupakan pendidikan politik bagi si anak. Dalam
konteks ini, perlu sama-sama kita pahami bahwa setiap anak memang berhak
mendapatkan pendidikan politik, tetapi ini harus disesuaikan dengan usia si anak
dan seharusnya orangtua serta penyelenggara partai lebih mengedepankan
perlindungan bagi anak-anak bukan hanya mementingkan kepentingan politiknya
saja.
D. Interpretasi Penelitian
Setelah melakukan analisis, peneliti berpandangan bahwa media online
Merdeka.com berusaha memaparkan adanya pelanggaran kampanye yang
dilakukan Partai Keadilan Sejahtera. Berdasarkan hasil wawancara dengan dua
narasumber, yaitu Wakil Redaktur Eksekutif dan Redaktur bidang Politik
Merdeka.com. Dalam wawancara ini peneliti memperoleh beberapa alasan
berkaitan pengangkatan pemberitaan keterlibatan anak-anak dalam kampanye
PKS jelang pemilu 2014 di Merdeka.com. Alasan Pertama, karena pemberitaan
tersebut berkaitan dengan kepentingan publik. Dalam hal ini, Merdeka.com
81
menyatakan bahwa keterlibatan anak-anak dalam kampanye pemilu 2014 ini
merupakan sebuah peristiwa yang setiap masa kampanye menjadi perdebatan
yang tidak jelas solusinya dan terus terjadi setiap kampanye politik. Maka, hal ini
harus diketahui oleh publik agar peristiwa tersebut tidak terjadi lagi pada masa
kampanye mendatang. Kedua, pemberitaan tersebut berkaitan dengan anak-anak
dibawah usia 17 tahun yang berhak untuk mendapat perlindungan sesuai dengan
Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 23 tahun 2002 dan sebaiknya anak-
anak tidak dimobilisasi untuk kepentingan politik.
Merdeka.com adalah salah satu media online yang menampilkan
pemberitaannya secara running news. Dalam hal ini, seluruh pemberitaan yang
ada di Merdeka.com saling berkaitan satu sama lainnya. Merdeka.com
menampilkan kampanye PKS yang melibatkan anak-anak mulai dari di Gelora
Bung Karno, Jakarta dan kampanye di berbagai daerah. Hal tersebut dapat dilihat
dari beberapa pemberitaan mengenai pelanggaran kampanye berupa keterlibatan
anak-anak yang dilakukan PKS.
Pada pemberitaan tersebut, Merdeka.com menempatkan Partai Keadilan
Sejahtera sebagai objek pembahasan. Pada penelitian ini peneliti ingin melihat
bagaimana wacana yang dibangun Merdeka dalam pemberitaan keterlibatan anak-
anak dalam kampanye PKS jelang pemilu 2014. Dalam hal ini, peneliti
menggabungkan study teks dengan kajian fenomenologi. Kajian fenomenologi
tersebut merupakan sebuah kajian yang mengamati gejala-gejala sehingga dapat
menggambarkan bagaimana sebuah fenomena tersebut dihadirkan di publik.
Pada proses produksi berita, proses penentuan isu yang akan diangkat
tidak terlepas dari kriteria layak berita dan masuk ke dalam nilai berita, yaitu
82
berita yang terkait dengan kepentingan publik. Proses lahirnya berita di merdeka
diawali dari penentuan isu yang akan diangkat, lalu dibicarakan di rapat redaksi.
Di Merdeka.com mempunyai mekanisme rapat redaksi setiap sore pukul 17.00
WIB, adapun mekanismenya diantara lain ada rapat proyeksi dimana dalam rapat
diadakan diskusi pemilihan berita yang akan diliput, kemudian dilanjutkan dengan
rapat budget untuk membicarakan hasil dari rapat proyeksi, kemudian diadakan
rapat checking untuk mengecek berita yang akan dimuat di situs Merdeka.com.
Rapat redaksi diadakan untuk memetakan isu-isu yang akan di running,
mempertajam, dan menyelesaikan berita mana yang akan dimuat untuk keesokan
harinya di situs Merdeka.com. Pada rapat redaksi tersebut, kordinator liputan
(korlip) akan menugaskan reporternya sebagian ke daerah untuk mencari berita.
Pada rapat redaksi tersebut, kordinator liputan (korlip) akan menugaskan
reporternya ke daerah untuk mencari berita. Misalnya, reporter A liputan ke
daerah Malang, dan reporter B liputan ke daerah Bandung. Dalam pencarian dan
peliputan berita para wartawan diberikan kebebasan, namun bukan berarti
dapatdengan bebasmenuliskan berita melainkan mereka tetap harus mematuhi
kode etik jurnalistik. Dalam pencarian berita dibatasi misalnya mengenai politik
saja tetapi setiap berita mengacu peristiwa di lapangan. Jika sang reporter
menemukan ada yang janggal atau menarik pada suatu peristiwa, maka itu
menjadi sebuah berita.
Pada tahap kognisi sosial, berkaitan dengan pemberitaan keterlibatan
anak-anak dalam kampanye PKS jelang pemilu 2014, pihak Merdeka.com
menyatakan ketidaksetujuannya akan adanya anak-anak dalam kampanye, bahwa
83
dalam kampanye, baik itu pemilu legislatif atau Pemilu Presiden sudah ada aturan
pelarangan kampanye melibatkan anak-anak.
Pada tahap konteks sosial, pemberitaan ini mendapat kecaman keras dari
masyarakat, KPAI dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), hal ini juga
menimbulkan pandangan negatif dari masyarakat terhadap PKS. Karena
melibatkan anak-anak dalam kegiatan kampanye adalah suatu hal serius dan sudah
ada sanksi tegas berupa hukuman pidana bagi yang melanggarnya. Dalam hal
keterlibatan anak ini juga ada peran orangtua yang dibutuhkan dalam
mengantisipasi terjadinya pelibatan anak dalam kampanye partai politik. Pada
kampanye terbuka 16 Maret 2014 lalu terlihat banyak orangtua yang melibatkan
anaknya dalam kampanye Partai Keadilan Sejahtera yang digelar di Gelora Bung
Karno, Jakarta
84
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah menganalisis data dan menjelaskan permasalahan pada berita
yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya dan diperkuat oleh wawancara
langsung kepada Wakil Redaktur Eksekutif dan wawancara dengan Redaktur
bidang Politik media online Merdeka.com. Peneliti juga melihat konteks
sosial yang ada di masyarakat, maka pada bab ini akan diuraikan kesimpulan.
Kesimpulan diambil dari hasil penelitian dan wawancara yang telah
didapatkan langsung dari Wakil Redaktur Eksekutif dan Redaktur Politik
Merdeka.com
Wacana pemberitaan keterlibatan anak-anak dalam kampanye PKS
tersebut diproduksi berdasarkan hasil dari rapat redaksi yang dilakukan
Merdeka.com, dimana pada rapat redaksi yang biasanya dihadiri oleh
Pemimpin redaksi, redaktur eksekutif, wakil redaktur eksekutif, coordinator
liputan, kepala redaktur dan wartawan. Rapat redaksi disini dilakukan untuk
memetakan isu-isu yang akan di running atau yang akan dimuat untuk
keesokan harinya. Jadi, apabila ada peristiwa yang janggal atau menarik
disorot oleh merdeka.com.
Merdeka.com mengangkat wacana berita mengenai keterlibatan anak-
anak dalam kampanye PKS jelang pemilu 2014 yang pada masa kampanye
Maret 2014 lalu, menjadi sorotan Bawasludanmelihat dari seberapa besar
pengaruh berita ini di masyarakat. Maka dari ituMerdeka.com mengambil
angle atau sisi lain dari pemberitaan yang telah tersebar di media dan
masyarakat. Dalam hal ini Merdeka.com mengambil sisi pelanggaran yang
84
85
telah dilakukan oleh PKS dengan melibatkan anak-anak dalam kampanye.
Apa yang dilakukan partai ini menjadi salah satu Pelanggaran Undang-
Undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002 dan melanggar Peraturan
Komisi Pemilihan Umum pasal 32 ayat 1 butir K.
Dalam penulisan pemberitaan keterlibatan anak-anak dalam
kampanye Partai Keadilan Sejahtera di Merdeka.com tersebut tak lepas dari
kognisi sosial, wartawan Merdeka.com memberikan informasi kepada publik
sesuai fakta dan data. Dari pihak wartawan dalam isu ini jelas menolak
adanya keterlibatan anak-anak dalam kampanye PKS jelang pemilu 2014.
Sehingga sedikit banyak mempengaruhi isi dari pemberitaan ini. Berita ini
sebenarnya digunakan untuk memberitahu kepada masyarakat bahwa
melibatkan anak-anak dalam kampanye adalah sebuah pelanggaran
kampanye. Merdeka.com menganggap KPU dan Bawaslu lambat menindak
tegas pelanggaran ini dan akhirnya merdeka.com mengkonstruksi teks
pemberitaan yang menggambarkan apa yang dilakukan peserta partai dengan
membawa anak-anak dalam kampanye akan membahayakan si anak dan
termasuk kategori memobilisasi anak untuk kepentingan politik.
Pada tahap konteks sosial dapat dilihat bagaimana Merdeka.com
mewakili aspirasi dari masyarakat, Bawaslu dan KPAI yang menolak adanya
keterlibatan anak-anak dalam kampanye PKS jelang pemilu 2014 tersebut. ini
terlihat dari isi berita yang mengangkat beberapa pendapat dari Bawaslu dan
Ketua Tim Advokasi PKS. Karena pelanggaran kampanye ini mendapat
kecaman keras dari masyarakat, KPAI dan Badan Pengawas Pemilu
(Bawaslu), hal ini juga menimbulkan pandangan negatif dari masyarakat
86
terhadap PKS. Maka dari itu, mengingat peran media massa begitu besarnya
dalam menyebarkan berbagai informasi, merdeka.com berkewenangan dan
berhak untuk menyebarkan informasi tentang keterlibatan anak-anak dalam
kampanye Partai Keadilan Sejahtera agar masyarakat ikut mengawasi
berjalannya kampanye dan segera melaporkannya apabila kembali terjadi
pelanggaran tersebut pada kampanye pemilu mendatang.
B. Saran
1. Saran Akademis
Diharapkan terdapat penelitian yang lebih mendalam terhadap kasus
keterlibatan anak-anak dalam kampanye partai politik, terutama penelitian
terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh peserta kampanye.
Karena keterlibatan anak-anak tersebut telah melanggar Undang-Undang
Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002 dan melanggar Peraturan Komisi
Pemilihan Umum pasal 32 ayat 1. Dengan melakukan penelitian tersebut
diharapkan anak-anak di Indonesia tidak lagi dimobilisasi oleh orangtuanya
untuk kepentingan politik.
2. Saran Praktis
Kepada masyarakat dan pembaca media online Merdeka.com dalam
memahami pemberitaan yang disajikan oleh media tersebut harus dapat lebih
kritis lagi memahami wacana yang terjadi di masyarakat dan Pemerintahan.
Sebagai warga Negara, kita semua harus peduli terhadap anak bangsa dengan
lebih mengedepankan hak-hak dan tidak memobilsasinya. Karena pada
hakikatnya anak Indonesia adalah anak bangsa dan penerus perjuangan
bangsa Indonesia.
87
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Arifin, Anwar. Komunikasi Politik. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2011.
Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi, Teori Paradigma dan Diskursus
Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta : Kencana, 2006.
Cangara, Hafied. Komunikasi Politik : Konsep, Teori, dan Strategi. Jakarta :
RajaGrafindo Persada, 2011.
Eriyanto. Analisis Wacana. Yogyakarta: LKIS Group, 2011.
Heryanto, Gun Gun & Ade Rina Farida. Buku Ajar Komunikasi Politik. Jakarta :
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
Hidayat, N Dedy. Konstruksi Sosial Industri Penyiaran. Jakarta : Pascasarjana
Ilmu Komunikasi UI, 2003.
Kontur, Ronny. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis.Jakarta: CV.
Teruna Grafica, 2005.
Littlejohn, W Stephen. Theories of Human Communication. California: Wadswort
Publishing Company, 1999.
Nurudin. Jurnalisme Masa Kini. Jakarta: Rajawali Pers, 2009.
Rosady, Ruslan. Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi. Jakarta:
Raja Grafindo Persada,2005.
Kriantono, Rachmat , Teknik Praktis Riset Komunikassi : Disertai Contoh Praktis
Riset
Media, Public Relatition , Advertising, Organisasi, Komunikasi Pemasaran.
Jakarta : Kencana, 2007.
Sumadiria, AS Haris. Jurnalistik Indonesia. Bandung : Simbiosa Rekatama
88
Media, 2005.
Sobur, Alex. Analisis Teks Media. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006.
Suryawati, Indah. Jurnalistik Suatu Pengantar. Bogor : PT. Ghalia Indonesia,
2011.
Skripsi :
Marisha Arianti Agustin “Wacana Mundurnya Luthfi Hasan Ishaaq Pada
Pemberitaan Harian Kompas.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013.
Website :
Nur Fatimah (2013). Penelitian Deskriptif. Dari
htttp://nurfatimahdaulay18.blogspot.com, 17 November 2014.
Bawaslu-dki.go.id/berita-184-kpai-melaporkan-pelanggaran-parpol-ke-Bawaslu.
17 Agustus 2014.
http://www.rumahpemilu.com/public/doc/.pdf diaksespada9 November 2014. 17
Agustus 2014.
www.Depkop.go.id/.../02.%2002 Undang-undang- nomor 23 tahun 2002. 17
Agustus 2014.
www.merdeka.com. 11 September 2014.
www.m.antaranews.com/.../pks-terbanyak-libatkan-anak-dalam-kampanye.
11September 2014.
Wawancara :
Wawancara langsung dengan Wakil Redaktur Eksekutif Merdeka.com
Ramadhian Fadillah, Jakarta, 28 Oktober 2014.
89
Wawancara via email dengan Redaktur Bidang Politik Merdeka.com M. Hasits,
Jakarta, 13 Oktober 2014.
90
HASIL WAWANCARA :
Narasumber 1 : Ramadhian Fadillah
Jabatan : Wakil Redaktur Eksekutif Merdeka.com
Hari/tanggal : Selasa/ 28 Oktober 2014
Waktu : 14.00 WIB
Tempat : Kantor Redaksi Merdeka.com, Tebet, Jakarta Selatan
1. Apa yang melatarbelakangi merdeka tertarik untuk mengangkat isu
keterlibatan anak-anak dalam kampanye PKS?
Jawab : Kalau merdeka berusaha fokus, maksudnya di sini adalah kita
mencegah agar anak-anak tidak dilibatkan dalam kampanye karena itu ada
aturannya dalam Undang-Undang kampanye pemilu, Undang-Undang
Perlindungan Anak, dan Peraturan KPU. Kami, memberitakan PKS agar
partai ini sadar bahwa melibatkan anak telah melanggar Undang-Undang
kampanye dan agar masyarakat juga paham dan ikut serta mengawasi
berjalannya kampanye. Di sini sebenarnya bukannya hanya PKS yang
disoroti tetapi juga ada beberapa partai lain seperti : PDI-P, Hanura, dan
PKPI. Tetapi ya memang PKS yang paling banyak melakukan pelanggaran.
Merdeka berusaha memberitakan mengenai kampanye dari sisi lainnya tidak
hanya soal siapa Capres dan Wapres dari setiap partai yang ikut serta pemilu,
itulah latar belakang kami mengangkat berita mengenai keterlibatan anak
dalam kampanye PKS.
2. Dari sekian banyak partai yang melakukan pelanggaran kampanye
dengan membawa anak. Apakah pemberitaan merdeka
menitikberatkan kepada PKS saja dalam hal ini?
Jawab : Sebenarnya, merdeka tidak hanya menitikberatkan ke PKS, kita
juga tidak setuju dengan partai lain yang memobilisasi anak dalam
kampanye. Tetapi disini kami melihat PKS kalau kampanye itu satu
keluarga, ada ibu dan anak yang terlibat. Sempat beredar juga wacana dari
Anis Matta yang mengatakan kampanye bawa anak untuk pendidikan politik
dini, dan PKS telah menyediakan tempat penitipan anak. Ini juga bisa dilihat
jelas pada foto peserta kampanye yang menggendong anaknya.
3. Bagaimana proses penentuan atau penseleksian suatu berita di
merdeka.com?
91
Jawab : Di merdeka.com mempunyai mekanisme rapat redaksi setiap hari
pada sore pukul 17.00 WIB, adapun mekanismenya diantara lain ada rapat
proyeksi dimana dalam rapat diadakan diskusi pemilihan berita yang akan
diliput, kemudian dilanjutkan dengan rapat budget untuk membicarakan hasil
dari rapat proyeksi, kemudian diadakan rapat checking untuk mengecek
berita yang akan dimuat di situs merdeka.com. Rapat redaksi diadakan untuk
memetakan isu-isu yang akan di running, mempertajam, dan menyelesaikan
berita mana yang akan dimuat untuk keesokan harinya di situs merdeka.com.
Pada rapat redaksi tersebut, kordinator liputan (korlip) akan menugaskan
reporternya sebagian ke daerah untuk mencari berita.
4. Untuk rapat redaksi biasanya siapa saja yang terlibat didalamnya ?
Jawab : Rapat redaksi biasanya yang terlibat mulai dari Pemimpin redaksi,
tetapi biasanya Pemred tidak begitu wajib juga hadir dalam rapat, ada
Redaktur eksekutif, Wakil redaktur eksekutif, Koordinator liputan, Kepala
redaktur dan wartawan.
5. Kriteria-kriteria narasumber yang akan diwawancarai biasanya seperti
apa ?
Jawab : Kriteria narasumber disini tergantung pemberitaannya. Kalau berita
tentang kampanye politik biasanya yang diwawancarai petinggi partai
politik, Ketua partai, orang-orang yang berkompeten didalam partai tersebut.
Misalnya : kampanye di Sukabumi. Maka, yang diwawancarai Dewan
Perwakilan Daerah (DPW) Sukabumi, Ketua panitia, peserta kampanye, dan
saksi mata apabila ada peristiwa yang terjadi dalam kampanye. Tetapi
kembali lagi semua berita harus diklarifikasi kembali kebenarannya.
6. Nilai- nilai apa yang berusaha merdeka ingin sampaikan kepada
khalayak melalui berita keterlibatan anak-anak dalam kampanye PKS
tersebut?
Jawab : Pada kampanye pemilu 2014 ini kembali terjadi pelanggaran yang
melibatkan anak-anak didalam kampanyenya. Pelanggaran ini dilakukan
paling banyak oleh PKS yang notabenenya partai islam yang seharusnya
mengetahui hak-hak anak. Kampanye partai politik seharusnya tidak
melibatkan anak-anak usia dini karena mereka juga belum tentu mengerti
92
apa arti kampanye. Jadi, seharusnya orangtua dan panitia penyelenggara
kampanye lebih mengedepankan perlindungan bagi anak-anak bukan hanya
kepentingan partainya saja.
7. Isu keterlibatan anak dalam kampanye PKS berhubungan dengan
Pemilu 2014, jadi yang ingin difokuskan oleh merdeka itu kasus
keterlibatan anak ataukah pemilunya?
Jawab : Dalam hal ini, keterlibatan anak hanya 1% jadi ini hanya parsial,
perniknya saja, atau bumbu berita soal pemilu dan kampanye. Pernik disini
misalnya : adanya keterlibatan anak dalam kampanye, panggung kampanye
yang rubuh, pertarungan antar koalisi, adanya black campaign, negatif
campaign. Maka pemberitaan seperti ini masuk ke dalam satu kerangka
liputan besar pemilu 2014. Jadi, kami lebih fokus ke pemilu 2014, karena
kasus keterlibatan anak dalam kampanye, adanya black campaign adalah
hanya bagian dari perjalanan pemilu 2014
8. Bagaimana cara merdeka untuk tetap seimbang terhadap berbagai
pemberitaan yang akan disampaikan kepada khlayak?
Jawab : Dalam menentukan berita yang dipilih itu dibicarakan di rapat
redaksi dan kita agak batasi pemberitaan jadi tidak berlebihan. Misalnya :
pada pemilu 2014 ini antar koalisi partai saling serang, pemberitaan
mengenai Prabowo. Beritanya dibuat tidak terus-menerus itu saja tetapi
diganti dengan berita lain. Karena kami mengikuti perkembangan
pemberitaan yang sedang ramai di publik dan kami di sini tidak memihak
kepada salah satu koalisi atau partai tertentu dan berusaha bersikap netral
terhadap semua pemberitaan. Dalam penyampaian berita kami pun berusaha
agar setiap berita yang ditampilkan harus cover bothside.
Narasumber
Ramadhian Fadillah
93
Hasil Wawancara via Email :
Narasumber 2 : Bapak Muhammad Hasits
Jabatan : Wartawan dan Redaktur bidang Politik Merdeka.com
Hari/ Tanggal : Senin, 13 Oktober 2014
1. Bagaimana kebijakan umum redaksi merdeka pada pemberitaan isu
keterlibatan anak-anak dalam kampanye partai keadilan sejahtera jelang
pemilu 2014?
Jawab : Dalam kampenye, baik itu pemilu legislatif atau pemilu presiden sudah
ada aturan pelarangan kampanye melibatkan anak-anak. Aturan ini sudah tertuang
dalam peraturan KPU Pasal 32 Ayat (1) butir J yang berbunyi: Pelaksana, peserta,
dan petugas kampanye dilarang memobilisasi Warga Negara Indonesia yang
belum memenuhi syarat sebagai pemilih. Dengan acuan itu, ternyata masih
banyak partai politik termasuk PKS yang melibatkan anak-anak dalam kampanye.
Tentu saja hal ini melanggar aturan KPU dan Undang-undang perlindungan anak.
Kenapa PKS yang disorot? Karena PKS dalam pantauan di lapangan paling
banyak melibatkan anak-anak meski partai lain juga melakukan pelanggara
serupa. Banyak partai lain juga melibatkan anak-anak. Merdeka.com sebenarnya
tidak hanya menyorot PKS saja, tapi juga partai lain yang melibatkan anak-anak
dalam kampanye.
2. Bagaimana proses penentuan isu yang akan dimuat di merdeka.com?
Jawab : Setiap harinya redaksi merdeka.com selalu melakukan rapat untuk
menentukan isu yang menjadi perbincangan masyarakat.
3. Pemberitaan seperti apa yang menjadi sorotan paling utama merdeka?
Jawab : Soal pemberitaan merdeka.com sesuai dengan kanal yang ada
di merdeka.com. Jika isu itu politik, maka yang digarap dan fokus pada isu politik
terkini.
4. Bagaimana peran redaktur dalam penentuan berita yang akan dimuat di
situs merdeka?
94
Jawab : Tugas redaktur di merdeka.com adalah menyaring berita dan mengedit
berita yang diperoleh oleh reporter dari lapangan. Berita itu diolah dan dikaji
apakah berita itu layak ditayangkan atau tidak.
5. Untuk rapat redaksi biasanya siapa saja yang terlibat didalamnya?
Jawab : Sidang redaksi diikuti oleh redaktur dan pemimpin redaksi
6. Bagaimana alur kebijakan redaksi di merdeka.com dalam pemberitaan isu
keterlibatan anak-anak dalam kampanye partai keadilan sejahtera jelang
pemilu 2014?
Jawab : Seperti yang saya jelaskan pada jawaban atas pertanyaan nomor satu,
setiap berita mengacu peristiwa di lapangan. Jika sang reporter menemukan ada
yang janggal atau menarik pada suatu peristiwa, maka itu menjadi sebuah berita.
Menarik atau tidaknya ditentukan oleh redaktur. Soal kampanye PKS, ini
sebenarnya bukan satu-satunya kampanye yang disorot oleh merdeka.com.
Banyak pula kampanye partai lain menjadi sorota merdeka.com. Asal ada
kampanye yang melanggar aturan, maka akan diberitakan secara proporsional.
7. Kriteria-kriteria narasumber yang akan diwawancarai biasanya seperti
apa?
Jawab : Ini pasti. Tidak semua orang atau pejabat bisa menjadi narasumber dalam
sebuah berita. Narasumber harus tepat dan sesuai dengan peristiwa yang
diberitakan. Contoh berita PKS, maka narasumber bisa pengurus PKS atau orang
lain yang terkait dengan konteks berita tersebut.
8. Apa yang melatarbelakangi merdeka tertarik untuk mengangkat isu
keterlibatan anak-anak dalam kampanye PKS?
Jawab : Sama jawabannya dengan pertanyaan nomor 1 dan 6 yaitu karena setiap
berita mengacu peristiwa di lapangan. Jika sang reporter menemukan ada yang
janggal atau menarik pada suatu peristiwa, maka itu menjadi sebuah berita.
Menarik atau tidaknya ditentukan oleh redaktur. Soal kampanye PKS, ini
sebenarnya bukan satu-satunya kampanye yang disorot oleh merdeka.com.
Banyak pula kampanye partai lain menjadi sorota merdeka.com. Asal ada
kampanye yang melanggar aturan, maka akan diberitakan secara proporsional
oleh media kami.
95
9. Nilai-nilai apa yang berusaha merdeka ingin sampaikan kepada khlayak
melalui berita tersebut?
Jawab : Ada sebuah pelanggaran yang dilakukan oleh partai politik. Tidak hanya
PKS, tapi banyak juga partai lain melibatkan anak-anak dalam kampanye.
Kampanye partai politik seharusnya tidak melibatkan anak-anak karena mereka
bukan seorang pemilih.
10. Isu keterlibatan anak dalam kampanye partai PKS berhubungan dengan
pemilu 2014, jadi yang ingin difokuskan oleh merdeka itu kasus keterlibatan
anak ataukah pemilu 2014?
Jawab : Keterlibatan anak-anak dalam pemilu 2014 adalah sebuah keterkaitan.
Pemilu 2014 ajang lima tahunan untuk mencari pemimpin baru. Dalam konteks
ini, melibatkan anak-anak dalam partisipasi lima tahunan ini tidak tepat dan
melanggar aturan yang telah dibuat oleh penyelenggara pemilu dalam hal ini
KPU. Pemilu 2014 adalah pesta demokrasi untuk masyarakat Indonesia yang
sudah dewasa atau berusia 17 tahun serta mempunyai KTP.
11. Bagaimana cara merdeka untuk tetap seimbang terhadap berbagai
pemberitaan yang akan disampaikan ke khalayak?
Jawab : Setiap berita harus cover bothside
12. Bagaimana proses produksi berita sehingga bisa dimuat di situs
merdeka?
Jawab : Prosesnya adalah data dari reporter kemudian diolah oleh redaktur.
Setelah berita jadi, kemudian disajikan atau ditampil ke situs merdeka.com.
Simpel.
Narasumber
Muhammad Hasits
96
Lampiran Data : Tabel 1.1 Partai yang melibatkan anak-anak dalam
kegiatan kampanye82
:
Partai Politik Dugaan pelanggaran
1. Partai keadilan Sejahtera 14 kasus
2. PDI – Perjuangan 10 kasus
3. Partai Golkar 8 kasus
4. Partai Hanura 8 kasus
5. Partai Keadilan dan Persatuan
Indonesia (PKPI)
8 kasus
6. Partai Nasional Demokrat 7 Kasus
7. Partai Gerindra 6 Kasus
8. Partai Demokrat 6 Kasus
9. Partai Persatuan Pembangunan 6 Kasus
10. Partai Kebangkitan Bangsa 5 Kasus
11. Partai Amanat Nasional 5 Kasus
12. Partai Bulan Bintang 4 kasus
82
Bawaslu-dki.go.id/berita-184-kpai-melaporkan-pelanggaran-parpol-ke-Bawaslu. Dilihat
pada tanggal 17 Agustus 2014
97
MERDEKA.COM » POLITIK
Kampanye bawa anak, PKS sebut
untuk pendidikan politik dini Reporter : SukmaAlam | Minggu, 16 Maret 2014 13:5
Kampanye PKS. ©2014 merdeka.com/imam buhori Merdeka.com – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) telah mengingatkan kepada
peserta partai politik agar tidak membawa anak-anak pada saat kampanye terbuka.
Namun, Nampak kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) banyak yang membawa
anaknya dalam kampanye perdana.
Menanggapi hal itu, Presiden PKS AnisMatta mengaku partainya sudah
berkoordinasi kepada Bawaslu.
"Karena ini bagian dari keamanan acara ini, kita sudah siapkan pengamanan Insya
Allah tidak kenapa-kenapa," ujarAnis di Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu,
(16/3).
98
Anis mengklaim, bahwa kampanyenya kali ini PKS membuat konsep semacam
kesejahteraan keluarga. Sehingga, kata dia, anak-anak dengan usia dini dapat
mempelajari makna dari pendidikan politik.
"Partai Keadilan Sejahtera, partai yang mengangkat isu keluarga. Kekhawatiran
untuk membawa anak, Inysa Allah tidak menjadi masalah, karena ini pendidikan
politik," imbuh Anis
Pantauan merdeka.com, Minggu (16/3), tampak puluhan bus yang mengangkut
rombongan kampanye Partai Keadilan Sejahtera. Rata-rata berpakaian putih
bertuliskan 'Saya Pilih PKS'. Mereka bergerak menuju kampanye akbar PKS di
Senayan, Jakarta.
Banyak kaum perempuan dan anak-anak dalam bus itu. Tampak ibu-ibu
menggendong anak masih balita. Ada bayi tertidur di gendongan. Beberapa bayi
menangis karena kepanasan dalam bus yang terjebak macet.
[ian]
99
MERDEKA.COM » POLITIK
Panitiasudahlarangkader PKS bawaanaksaatkampanye
Reporter : RamadhianFadillah | Senin, 24 Maret 2014 06:01
Kampanye PKS. ©2014 merdeka.com/imam buhori
Merdeka.com - PartaiKeadilan Sejahtera ( PKS ) menggelarkampanyenasional di
Makassar, Sulawesi Selatan siangini. Mereka mengaku telah berpesan kepada
semua kader maupun simpatisan yang akan mengikuti kampanye di Lapangan
Hertasning Makassar, untuk tidak membawa anak-anak.
Seperti diketahui, Panwaslu sudah memelototi PKS karena kerap kampanye bawa
anak.
"Kami melarang para kader, caleg maupun simpatisan yang akan ikut
100
berkampanye besok di Lapangan Hertasning untuk membawa anak-anak karena
itu tidak etis dilakukan," ujar Ketua Kampanye Nasional Jafar Sodding.
Jafar mengatakan, kampanye dengan melarang pelibatan anak-anak itu sudah
disosialisasikan kepada semua pengurus dan kader. Dia mengaku selama ini
bukan kesengajaan kadernya membawa anak saat kampanye.
Selama ini, sosialisasi tentang larangan pelibatan anak-anak itu sudah dilakukan
dari tingkat pusat sampai daerah. Panitia juga sudah mengantisipasi dengan
menyediakan sembilan posko penitipan anak.
"Kami menilai mungkin hal itu karena banyak kader PKS yang tidak bisa
menitipkan anaknya dahulu, atau karena tidak punya pembantu. Namun, kami
sudah sosialisasikan mengenai peraturan itu kepada kader dan semoga di
Lapangan Hertasning tidak terjadi," kata Jafar.
Anggota DPRD Sulsel itu berjanji akan lebih keras melarang kader dan
simpatisannya melibatkan anak-anak dalam kampanye, sesuai Pasal 15 UU No
23/2002 tentang Perlindungan Anak. Pasal tersebut mengatur bahwa setiap anak
berhak untuk memperoleh perlindungan dari penyalahgunaan dalam kegiatan
politik. Dia mengakui hasil sosialisasi larangan pelibatan anak dalam kampanye
yang sebelumnya dilakukan, memang dirasa kurang maksimal.
Namun dia menolak jika dikatakan kesalahan membawa anak hanya ditimpakan
pada parpol. Menurutnya KPU dan Panwaslu juga harus lebih aktif
menyosialisasikannya.
101
Dokumentasi Wawancara
Wawancara dengan Wakil Redaktur Eksekutif Merdeka.com
102
Wawancara dengan Redaktur bidang Politik