walikota tanjungpinang

361

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PowerPoint PresentationTAHUN 2018-2023
WALIKOTA TANJUNGPINANG,
Menimbang : a. bahwa sesuai amanat ketentuan Pasal 13 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Pasal 264 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, bahwa
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
ditetapkan dengan Peraturan Daerah;
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
Kota Tanjungpinang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2001 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4112);
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421);
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang
Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta
Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 1312);
8. Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 3 Tahun 2017
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah kota
Tanjungpinang Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Tahun
2017 Nomor 14);
Dengan Persetujuan Bersama
dan
JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2018-2023.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Daerah adalah Pemerintahan Kota Tanjungpinang.
2. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut
asas otonomi dan tugas pembantuan degan prinsip otonomi seluas-
luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
4. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional yang selanjutnya
disingkat RPJPN adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional
untuk periode 20 (dua puluh) tahun.
5. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, yang selanjutnya
disingkat RPJMN adalah dokumen perencanaan Pembangunan Nasional
untuk periode 5 (lima) tahun.
6. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Tanjungpinang
yang selanjutnya disingkat RPJPD Kota Tanjungpinang adalah dokumen
perencanaan pembangunan daerah Kota Tanjungpinang untuk periode
20 (dua puluh) tahun.
(lima) tahun.
selanjutnya disingkat RPJPD adalah dokumen perencanaan
pembangunan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung
sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025.
9. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2018–2023
yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan
pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak
tahun 2018 sampai dengan tahun 2023.
10. Rencana Strategis Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat Renstra
PD adalah dokumen perencanaan Perangkat Daerah untuk periode 5
(lima) tahun terhitung sejak tahun 2018 sampai dengan tahun 2023.
11. Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD
adalah dokumen perencanaan Perangkat Daerah untuk periode 1 (satu)
tahun.
12. Rencana Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat Renja PD
adalah dokumen perencanaan Perangkat Daerah untuk periode 1 (satu)
tahun.
13. Rencana Tata Ruang Wilayah yang selanjutnya disingkat RTRW adalah
hasil perencanaan tata ruang yang merupakan penjabaran strategi dan
arah kebijakan pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota ke dalam struktur dan pola pemanfaatan ruang
wilayah.
APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang
dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD dan
ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
15. Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah karena
dampaknya yang signifikan bagi daerah dengan karakteristik bersifat
penting, mendasar, mendesak, berjangka panjang, dan menentukan
tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah dimasa yang akan datang.
16. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada
akhir periode perencanaan.
dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
18. Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka
waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahunan.
19. Sasaran strategis adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh
instansi pemerintah dalam rumusan yang Iebih spesifik, terukur, dalam
kurun waktu yang Iebih pendek dari tujuan.
20. Strategi pembangunan adalah langkah-langkah berisikan program
program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.
21. Kebijakan pembangunan adalah arah/tindakan yang diambil oleh
Pemerintah Pusat/Daerah untuk mencapai tujuan.
22. Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih
kegiatan yang dilaksanakan oleh Perangkat Dearah atau masyarakat,
yang dikoordinasikan oleh pemerintah daerah untuk mencapai sasaran
dan tujuan pembangunan daerah.
pembangunan 5 (lima) tahun yang menjabarkan:
a. visi dan misi, program Walikota dan Wakil Walikota terpilih; dan
b. tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan pembangunan dan program
pembangunan yang akan dilaksanakan oleh Perangkat Daerah,
disertai dengan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
(2) RPJMD menjadi pedoman dalam penyusunan RKPD, Renstra PD dan
Renja PD.
a. RPJMD periode sebelumnya;
a. BAB I : Pendahuluan;
c. BAB II : Gambaran Keuangan Daerah;
d. BAB IV : Permasalahan dan Isu Strategis Daerah;
e. BAB V : Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran;
f. BAB VI : Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan
Daerah;
Perangkat Daerah;
i. BAB IX : Penutup.
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.
Pasal 4
pengelolaan pembangunan dan pelayanan publik.
BAB IV
(2) Pengendalian dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
dan Pengembangan.
dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
a. hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses
perumusan tidak sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan
rencana pembangunan daerah yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan;
dirumuskan, tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan
c. terjadi perubahan yang mendasar.
(2) Perubahan RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan Peraturan Daerah.
(3) Dalam hal terjadi perubahan yang tidak mendasar yang bersifat parsial
dan/atau perubahan sasaran dan program tetapi tidak mengubah target
akhir pencapaian sasaran daerah, maka penetapan perubahan tersebut
ditetapkan dengan Peraturan Walikota.
berpedoman pada RPJPD.
(2) RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi pedoman dalam
penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun
pertama periode pemerintahan Kepala Daerah terpilih berikutnya.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 8
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kota Tanjungpinang.
WALIKOTA TANJUNGPINANG,
SEKRETARIS DAERAH KOTA TANJUNGPINANG
NOMOR REGISTER PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG
PROVINSI KEPULAUAN RIAU: 1.9/2019
NOMOR 1 TAHUN 2019
TAHUN 2018-2023
I. UMUM
cita-cita bangsa Indonesia yang sekaligus merupakan tujuan nasional
bangsa indonesia. Tujuan nasional tersebut adalah melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan
perdamaian abadi serta keadilan sosial.
Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai kewajiban dasar
untuk menciptakan suatu kehidupan yang sejahtera, baik bersifat materiil
maupun imateriil bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa harus
mengorbankan sumber daya alam dan sumber daya manusia secara
berlebihan dengan harapan tatanan sosial budaya, ekonomi dan
pemerintahan tetap stabil, kondusif, demokratis, bertanggung jawab dan
berkeadilan. Prinsip dasar etika dalam mewujudkan keadilan hukum
sebagaimana terkandung dalam sila-sila Pancasila yang meliputi prinsip-
prinsip nilai dasar ketuhanan, kemanusiaan yang beradab, serta keadilan
dalam kehidupan sosial kenegaraan Indonesia.
Pemerintah Kota Tanjungpinang dalam menjalankan fungsi
pemerintahan harus mampu mewujudkan agar cita-cita Negara Indonesia
tersebut dapat terwujud. Dalam penyelenggaraan pembangunan di Kota
Tanjungpinang diperlukan sinergitas dengan visi, misi, dan program
Kepala Daerah yang diwujudkan dalam strategi pembangunan Daerah,
kebijakan umum, program prioritas yang tertuang dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Kemajuan pembangunan Kota
Tanjungpinang perlu didukung dengan pemberian pelayanan bermutu dan
berkualitas serta mempunyai daya saing tinggi. Di sisi lain diperlukan
peran serta dunia usaha dan swasta dalam turut serta mewujudkan
tujuan pembangunan sebagaimana tercantum dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah.
dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional. Dengan adanya Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah diharapkan menghasilkan
perkembangan pembangunan yang dapat bermanfaat untuk masyarakat
khususnya masyarakat Kota Tanjungpinang. Rencana Pembangunan
Jangka Menengan Daerah ini disusun mengacu pada Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,
serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah.
Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4
Cukup Jelas
Pasal 5
Cukup jelas
Pasal 6
Cukup Jelas
Pasal 7
Cukup Jelas
Pasal 8
Cukup Jelas
i
KATA PENGANTAR
Segala puji kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
sehingga RPJMD Kota Tanjungpinang Tahun 2018-2023 dapat ditetapkan menjadi
Peraturan Daerah. RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala
daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan, pembangunan daerah dan
keuangan daerah, serta program Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah yang
disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima) tahun
yang disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD), RPJMD Provinsi Kepulauan Riau, dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN).
RPJMD akan menjadi pedoman dalam penyusunan RKPD Kota Tanjungpinang tahun
2019 hingga tahun 2024 yang merupakan dokumen perencanaan tahunan daerah.
RPJMD juga menjadi acuan bagi perangkat daerah dalam menyusun dokumen Rencana
Strategis (Renstra) Perangkat Daerah yang merupakan dokumen perencanaan lima
tahun pada tingkat perangkat daerah. RPJMD juga akan menjadi acuan bagi DPRD dan
masyarakat untuk melakukan pengawasan dan evaluasi kinerja pemerintah daerah
dalam penyelenggaraan pembangunan daerah.
Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota tim penyusun yang
telah bekerja keras dalam menyusun RPJMD Kota Tanjungpinang tahun 2018-2023
sesuai dengan tahapan. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada 12 Anggota
Pansus RPJMD DPRD Kota Tanjungpinang yang telah membahas dan memberi
masukan dalam penyempurnaan RPJMD, yaitu (1) Petrus M. Sitohang SE, Akt; (2) Drs.
Hendri Delvi; (3) Ade Angga S.IP, MM; (4) M.Syaiful Bahri, M.Ag; (5) Suparno; (6) M.
Syahrial, SE; (7) H. Ashady Selayar, SM, S.AP; (8) Ariyanto; (9) Hendy Amerta, SH; (10)
Hot Asi Silitonga, SH; (11) Maskur Tilawahyu, SH, MH; (12) Ahmad Dani. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau yang telah
memberikan bimbingan dan arahan terhadap dokumen RPJMD.
Semoga dengan ditetapkannya RPJMD Kota Tanjungpinang tahun 2018-2023,
Visi “Tanjungpinang sebagai Kota yang Maju, Berbudaya dan Sejahtera dalam
Harmoni Kebhinekaan Masyarakat Madani” dapat terwujud.
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………..
DAFTAR TABEL …………………………………………………………………..
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................
2.1. Aspek Geografi dan Demografi ……………………………...
2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah ………………….
2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah ……………………
2.1.3. Wilayah Rawan Bencana …………………………….
2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial ………………………….
2.3. Aspek Pelayanan Umum ……………………………………..
dengan Pelayanan Dasar …………………………….
Tidak Berkaitan dengan Pelayanan Dasar …………
2.3.3 Fokus Layanan Urusan Pemerintah Pilihan ………..
2.3.4 Fokus Layanan Penunjang Urusan
Pemerintahan…………………………..………..……
II-1
II-1
II-6
II-14
II-15
II-17
II-17
II-35
II-42
II-43
II-43
II-58
II-89
II-95
ii
2.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur .......................
2.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi ...........................................
II-104
II-104
II-104
II-107
II-109
3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu ..............................................
3.1.1. Kinerja Pendapatan Daerah .....................................
3.1.2. Kinerja Belanja Daerah ............................................
3.1.3. Kinerja Pembiayaan Daerah ....................................
3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran ..............................
3.3.2. Penghitungan Kerangka Pendanaan .......................
4.1. Permasalahan Pembangunan ………..................................
4.2. Isu Strategis ……….............................................................
5.1. Visi ......................................................................................
5.2. Misi ......................................................................................
PEMBANGUNAN DAERAH ........................................................
Nasional dalam RPJMN 2015-2019 ........................
Kota Tanjungpinang dalam Perubahan RPJMD
VI-1
VI-1
iii
6.1.3 Strategi Pembangunan Jangka Menengah Kota
Tanjungpinang Tahun 2018-2023 ...........................
6.2 Arah Kebijakan ...................................................................
PROGRAM PERANGKAT DAERAH ..........................................
BAB IX PENUTUP .................................................................................... IX-1
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk, Sex Ratio dan Kepadatan Penduduk Per
Kecamatan di Kota Tanjungpinang Tahun 2016 …………………..
Tabel 2.3 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Kota
Tanjungpinang Tahun 2012-2016 (Juta Rupiah) …………………..
Tabel 2.4 Kontribusi Sektor Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar
Harga Berlaku Kota Tanjungpinang Tahun 2012-2016 (Juta
Rupiah) …………………………………………………………………
Tabel 2.5 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan
2010 Kota Tanjungpinang Tahun 2012-2016 (Juta Rupiah) ……..
Tabel 2.6 Perkembangan Seni, Budaya dan Olahraga Kota Tanjungpinang
Tahun 2012-2016 ……………………………………………………..
2013-2017 ……………………………………………………………..
2013-2017 ……………………………………………………………..
Tabel 2.9 Capaian Kinerja Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kota Tanjungpinang Tahun 2013-2017 ……………………………
Berdasarkan SK Walikota Tanjungpinang Nomor 377 Tahun
2014……………………………........................................................
Permukiman Kota Tanjungpinang Tahun 2013-2017 …………….
Tabel 2.12 Capaian Kinerja Urusan Ketenteraman, Ketertiban Umum dan
Perlindungan Masyarakat Kota Tanjungpinang Tahun 2013-2017
Tabel 2.13 Capaian Kinerja Urusan Sosial Kota Tanjungpinang Tahun 2013-
2017 …………………………………………………………………….
Tahun 2013-2017 …………………………………………………….
Tabel 2.15 Capaian Indikator Komposit Indeks Pembangunan Gender Kota
Tanjungpinang dan Kabupaten/Kota Lainnya di Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2015 ………………………………………..
Tanjungpinang dan Kabupaten/Kota Lainnya di Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2015 …………………………...……………
Perlindungan Anak Kota Tanjungpinang Tahun 2013-2017 …….
Tabel 2.18 Capaian Kinerja Urusan Pangan Kota Tanjungpinang Tahun
2013- 2017 ……………………………………………………………..
2013- 2017 ……………………………………………………………
Tahun 2013- 2017 …………………………………………………….
Catatan Sipil Kota Tanjungpinang Tahun 2013-2017 …………....
Tabel 2.22 Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat Kota
Tanjungpinang Tahun 2013-2017 ……….......................................
Berencana Kota Tanjungpinang Tahun 2013- 2017 ………………
Tabel 2.24 Capaian Kinerja Urusan Perhubungan Kota Tanjungpinang
Tahun 2013-2017 …………………………………………………….
Tanjungpinang Tahun 2013-2017 …………………………………..
Tabel 2.26 Capaian Kinerja Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Tanjungpinang Tahun 2013-2017 ……………………………
Tahun 2013-2017 …………………………………………………….
Tanjungpinang Tahun 2013-2017 …………………………………...
2013-2017 ……………………………………………………………..
II-63
II-65
II-67
II-69
II-70
II-71
II-73
II-74
II-76
II-78
II-80
II-81
II-82
II-84
II-85
vi
Tabel 2.30 Capaian Kinerja Urusan Persandian Kota Tanjungpinang Tahun
2013-2017 ……………………………………………………………..
2013-2017 ……………………………………………………………..
Tahun 2013-2017 …………………………………………………….
2013-2017 ……………………………………………………………..
Tanjungpinang Tahun 2013-2017 …………………………………..
2013-2017 ……………………………………………………………..
2013-2017 ……………………………………………………………..
Tahun 2013-2017 …………………………………………………….
Tahun 2013-2017 …………………………………………………….
Tanjungpinang Tahun 2013-2017 …………………………………..
2013-2017 ……………………………………………………………..
Tanjungpinang Tahun 2013-2017 …………………………………..
2013-2017 ……………………………………………………………..
2013-2017 ……………………………………………………………..
2017 …………………………………………………………………….
Tanjungpinang Tahun 2012-2016 .................................................
Tabel 2.46 Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan Di Kota Tanjungpinang
(Km) Tahun 2013-2017 .................................................................
Tabel 2.47 Panjang Jalan Menurut Kondisi Di Kota Tanjungpinang (Km),
Tahun 2013-2017 ..........................................................................
2017 ...............................................................................................
Tabel 2.49 Penumpang Yang Datang Dan Berangkat Menurut Bulan Dan
Jenis Pelayaran Di Kota Tanjungpinang (Orang) Tahun 2017 ......
Tabel 2.50 Kunjungan Kapal dan Tonage Menurut Bulan di Kota
Tanjungpinang tahun 2017............................................................
Tabel 2.51 Jumlah Kantor Perbankan Menurut Status Dan Kelompok Di
Kota Tanjungpinang Tahun 2017 ..................................................
Tabel 2.52 Jumlah Kedai Kopi, Pujasera, Restoran Dan Rumah Makan
Menurut Kecamatan Di Kota Tajungpinang 2017 ..........................
Tabel 2.53 Banyaknya Akomodasi/Hotel Menurut Kecamatan Dan Kelas
Hotel Di Kota Tanjungpinang 2017 ................................................
Tabel 2.54 Banyaknya kriminalitas di wilayah Kota tanjungpinang 2017 ........
Tabel 2.55 Angkatan kerja menurut Tingkat pendidikan Di Kota
Tanjungpinang Tahun 2017 ...........................................................
II-104
II-105
II-105
II-106
II-106
II-107
II-107
II-108
II-108
II-109
II-110
2013-2017 (Rupiah) .......................................................................
Anggaran Belanja Daerah Kota Tanjungpinang Tahun 2013-2017
(Rupiah) .........................................................................................
2013-2017 (Rupiah) .......................................................................
Daerah Kota Tanjungpinang Tahun 2013 – 2017 .........................
III-7
III-13
III-16
III-17
viii
Tabel 3.5 Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Kota
Tanjungpinang (%) ........................................................................
Tanjungpinang ...............................................................................
Tanjungpinang ...............................................................................
Tabel 3.8 Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kota
Tanjungpinang ...............................................................................
Tabel 3.9 Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan
Mengikat serta Prioritas Utama Kota Tanjungpinang ....................
Tabel 3.10 Defisit Riil Anggaran Kota Tanjungpinang .....................................
Tabel 3.11 Komposisi Penerimaan Pembiayaan Sebagai Penutup Defisit Riil
Anggaran Kota Tanjungpinang ......................................................
Tabel 3.13 Proyeksi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kota
Tanjungpinang ...............................................................................
Pembangunan Daerah Kota Tanjungpinang .................................
Daerah Kota Tanjungpinang ..........................................................
Tanjungpinang ...............................................................................
IV-12
IV-15
Tabel 5.1 Tujuan, Sasaran, dan Indikator Sasaran Jangka Menengah Kota
Tanjungpinang Tahun 2018-2023 .................................................
Tabel 6.1 Keterkaitan Antara Strategi dengan Tujuan dan Sasaran Jangka
Menengah Tahun 2018-2023 ........................................................
2023 ...............................................................................................
Kota Tanjungpinang Tahun 2018-2023 .........................................
Tanjungpinang Tahun 2018-2023 .................................................
Tabel 7.2 Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan
Pendanaan Kota Tanjungpinang Tahun 2018-2023 ......................
VII-5
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Administratif Kota Tanjungpinang ……………………………
Gambar 2.2 Perkembangan Jumlah Penduduk kota Tanjungpinang Tahun
2012-2016 (jiwa) ……………………………………………………..
Tanjungpinang Tahun 2011-2015 (%) …………………………….
Harga Berlaku Kota Tanjungpinang (Juta rupiah) ……………….
Gambar 2.5 Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar
Harga Konstan 2010 Kota Tanjungpinang Tahun 2012-2016
(Juta Rupiah) …………………………………………………………
Gambar 2.7 Posisi Relatif Pertumbuhan Ekonomi Kota Tanjungpinang
Tahun 2016 (%) ……………………………………………………...
2011-2015 (ribu rupiah) ……………………………………………..
2017 (%) ………………………………………………………………
Gambar 2.10 Posisi Relatif Laju Inflasi Kota Tanjungpinang dengan Kota
Batam, Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional Tahun 2017……
Gambar 2.11 Perkembangan Indeks Gini Kota Tanjungpinang, Provinsi
Kepulauan Riau dan Nasional Tahun 2012-2016 ………………..
Gambar 2.12 Posisi Relatif Indeks Gini Kota Tanjungpinang Tahun 2015 ……
Gambar 2.13 Perkembangan Garis Kemiskinan Kota Tanjungpinang, Provinsi
Kepulauan Riau dan Nasional Tahun 2012-2016
(Rupiah/Kapita/Bulan) ……………………………………………….
2015 (Rupiah/Kapita/Bulan) ………………………………………
Gambar 2.15 Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin Kota Tanjungpinang
dan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012-2016 (ribu jiwa) …….
Gambar 2.16 Posisi Relatif Jumlah Penduduk Miskin Kota Tanjungpinang
Tahun 2015 (ribu jiwa) ………………………………………………
2012-2016 (%) ……………………………………………………….
Tahun 2015 (%) ……………………………………………………...
Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional Tahun
2012-2016 …………………………………………………………….
Tanjungpinang Tahun 2015 ………………………………………...
Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional Tahun
2012-2016 …………………………………………………………….
Tanjungpinang Tahun 2015 ………………………………………...
Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional Tahun
2012-2016 …………………………………………………………….
Tanjungpinang Tahun 2016 ………………………………………...
Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional Tahun 2012-2016
(tahun) ………………………………………………………………...
Gambar 2.26 Posisi Relatif Angka Harapan Hidup Kota Tanjungpinang Tahun
2016 (tahun) ………………………………………………………….
Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional Tahun 2012-2016
(tahun) ………………………………………………………………...
II-29
II-30
II-31
II-31
II-32
II-33
II-34
II-34
II-35
II-36
II-37
II-37
II-38
xii
Gambar 2.28 Posisi Relatif Harapan Lama Sekolah Kota Tanjungpinang
Tahun 2016 (tahun) ………………………………………………….
Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional Tahun 2012-2016
(tahun) ………………………………………………………………
Tahun 2016 (tahun) ………………………………………………….
rupiah) ………………………………………………………………...
Tahun 2016 (ribu rupiah) ……………………………………………
Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional Tahun
2012-2016 (%) ……………………………………………………….
Gambar 2.34 Posisi Relatif Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kota
Tanjungpinang Tahun 2015 (%) ……………………………………
Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional Tahun
2012-2016 (%) ……………………………………………………….
Tanjungpinang Tahun 2015 (%) ……………………………………
Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional Tahun
2011-2015 …………………………………………………………….
Tanjungpinang Tahun 2015 ………………………………………...
Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional Tahun
2011-2015 …………………………………………………………….
Tanjungpinang Tahun 2015 ………………………………………...
Gambar 3.1 Perkembangan Pendapatan Daerah Kota Tanjungpinang
Tahun 2013-2017 (Milyar Rupiah) ...............................................
Daerah Kota Tanjungpinang Tahun 2013-2017 (Persen) ...........
Gambar 3.3 Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang
Tahun 2013-2017 (Milyar Rupiah) ...............................................
2013-2017 (Milyar Rupiah) ..........................................................
Tanjungpinang Tahun 2013-2017 (Milyar Rupiah) ......................
Gambar 3.6 Perkembangan Belanja Daerah Kota Tanjungpinang Tahun
2013-2017 (Milyar Rupiah) ..........................................................
Gambar 3.7 Proporsi Unsur Belanja Daerah terhadap Total Belanja Daerah
Kota Tanjungpinang Tahun 2013-2017 (Persen) ........................
Gambar 3.8 Perkembangan Belanja Tidak Langsung Kota Tanjungpinang
Tahun 2013-2017 (Milyar Rupiah) ...............................................
2013-2017 (Milyar Rupiah) ..........................................................
Tahun 2013-2017 (Milyar Rupiah) ...............................................
Tahun 2013-2017 (Milyar Rupiah) ...............................................
Tahun 2013-2017 (Milyar Rupiah) ...............................................
I - 1
BAB I
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
sebagaimana telah diubah sebanyak dua kali, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 tahun 2015. Pada pasal 65 Undang 23 tahun 2014 disebutkan bahwa
Kepala Daerah wajib menyusun dokumen perencanaan daerah. Pasal 263
menyatakan bahwa Dokumen perencanaan pembangunan daerah tersebut
meliputi: (1) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP) yang
merupakan kebijakan pembangunan dengan jangka waktu 20 tahun; (2)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka
waktu 5 tahun; dan (3) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) untuk jangka
waktu 1 tahun.
pada tahun 2018. Berdasarkan hasil Pilkada tersebut, Walikota dan Wakil
Walikota terpilih dilantik dan ditetapkan menjadi Walikota dan Wakil Walikota
Tanjungpinang periode 2018-2023. Sehubungan dengan hal tersebut, maka
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 pemerintah daerah Kota
Tanjungpinang wajib menetapkan dokumen RPJMD paling lambat 6 bulan sejak
Walikota dan Wakil Walikota terpilih dilantik. RPJMD merupakan penjabaran dari
visi, misi, dan program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi,
arah kebijakan, pembangunan daerah dan keuangan daerah, serta program
Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan kerangka
pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun
dengan berpedoman pada RPJPD Kota Tanjungpinang, RPJMD Provinsi
Kepulauan Riau, dan RPJMN.
RPJMD Kota Tanjungpinang
Tahun 2018- 2023
menggunakan beberapa pendekatan perencanaan pembangunan, baik
pendekatan penganggaran berbasis program (money follow program),
pendekatan berorientasi proses, pendekatan berorientasi substansi,
sebagaimana terlihat pada gambar berikut ini.
Gambar 1.1 Pendekatan dalam Penyusunan RPJMD Kota Tanjungpinang
RPJMD Kota Tanjungpinang Tahun 2018-2023
Pendekatan penganggaran berbasis program (money follow program)
melalui penganggaran berbasis kinerja (PP 17/2017 Tentang
Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran)
Pendekatan Berorientasi Pada Substansi
Pendekatan Berorientasi Pada Proses
Pendekatan penganggaran berbasis program didahului dengan
perencanaan berbasis kinerja. Pendekatan tersebut merupakan suatu
pendekatan dalam sistem penganggaran yang memperhatikan keterkaitan
antara pendanaan dan kinerja yang diharapkan, serta memperhatikan efisiensi
dalam pencapaian Kinerja tersebut. Kinerja adalah prestasi kerja berupa hasil
(outcome) dari program yang dilakukan oleh Perangkat Daerah dengan
kuantitas dan kualitas yang terukur.
Beberapa pendekatan berorientasi pada proses yang digunakan dalam
penyusunan RPJMD Kota Tanjungpinang yaitu:
1) Pendekatan Top-down, yaitu pendekatan yang memperhatikan program-
program prioritas dan kebijakan pemerintah pusat dan daerah. Hal ini
ditunjukan oleh konsistensi Penyusunan RPJMD yang mengacu pada
RPJMN dan RPJMD Provinsi Kepulauan Riau. Komitmen ini telah
dilaksanakan melalui telaah kebijakan, konsultasi dan evaluasi Ranperda
RPJMD dengan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.
2) Pendekatan Bottom-up, yaitu pendekatan perencanaaan yang
mengakodomasi kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang disampaikan
melalui konsultasi publik di empat kecamatan, dan musrenbang RPJMD.
3) Pendekatan Teknokratik, yaitu pendekatan perencanaan yang
menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah untuk mencapai tujuan
dan sasaran pembangunan Daerah. Hal ini ditunjukkan oleh proses
penyusunan RPJMD dengan melibatkan tenaga ahli perguruan tinggi dan
diakomodasinya saran dan pendapat dari akademisi di Kota
Tanjungpinang.
kepentingan-kepentingan politik dalam pelaksanaan pembangunan, yang
ditunjukan di akomodasinya saran dan masukan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) Kota Tanjungpinang, khususnya dari Pansus RPJMD.
Pendekatan-pendekatan berorientasi pada substansi yang digunakan
dalam Penyusunan RPJMD Kota Tanjungpinang meliputi: pendekatan Holistik-
Tematik, pendekatan integratif dan pendekatan spasial. Tematik, holistik,
integratif, dan spasial merupakan penjabaran tema Prioritas Pembangunan ke
dalam perencanaan yang menyeluruh mulai dari hulu hingga hilir suatu
I - 4
rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam keterpaduan pemangku
kepentingan dan pendanaan, serta dalam satu kesatuan wilayah dan
keterkaitan antarwilayah.
faktor potensi, tantangan, hambatan dan/atau permasalahan yang saling
berkaitan satu dengan lainnya.
kewenangan daerah kedalam satu proses terpadu dan fokus yang jelas
dalam upaya pencapaian tujuan pembangunan Daerah.
3) Pendekatan spasial, dilaksanakan dengan mempertimbangkan dimensi
keruangan dalam perencanaan. Dalam hal ini penyusunan RPJMD sudah
memperhatikan lokasi dan kesesuaiannya dengan rencana tata ruang
wilayah.
panjang meliputi 6 tahapan yaitu:
1. Persiapan penyusunan RPJMD
penyusun RPJMD; penyiapan data dan informasi perencanaan
pembangunan Daerah berdasarkan SIPD; dan penyusunan rancangan
teknokratik RPJMD.
Rancangan awal RPJMD yang merupakan penyempurnaan rancangan
teknokratik RPJMD dengan berpedoman pada visi, misi dan program Kepala
Daerah dan wakil Kepala Daerah terpilih. Rancangan awal RPJMD
selanjutnya dibahas dengan para pemangku kepentingan melalui forum
konsultasi publik untuk memperoleh masukan penyempurnaan rancangan
awal RPJMD. Rancangan awal RPJMD yang telah dilakukan perbaikan
selanjutnya diajukan Kepala Daerah kepada DPRD untuk dibahas dan
memperoleh kesepakatan. Selanjutnya dilakukan konsultasi Rancangan awal
RPJMD kepada Gubernur Kepulauan Riau untuk memperoleh masukan
I - 5
penyempurnaan. Selanjutnya Bappeda menyampaikan surat edaran Kepala
Daerah kepala kepada kepala Perangkat Daerah tentang Penyusunan
Rencana Strategis (Renstra) Perangkat Daerah dengan melampirkan
rancangan awal RPJMD.
rancangan awal RPJMD berdasarkan rancangan Renstra Perangkat Daerah
yang telah diverifikasi.
dan kesepakatan terhadap tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan, dan
program pembangunan Daerah yang telah dirumuskan dalam rancangan
awal RPJMD. Musrenbang RPJMD dihadiri oleh pemangku kepentingan.
Hasil Musrenbang RPJMD dirumuskan dalam berita acara kesepakatan dan
ditandatangani oleh unsur yang mewakili pemangku kepentingan yang
menghadiri Musrenbang RPJMD.
Perumusan rancangan akhir RPJMD merupakan proses penyempurnaan
rancangan RPJMD menjadi rancangan akhir RPJMD berdasarkan berita
acara kesepakatan hasil Musrenbang RPJMD. Kepala Daerah
menyampaikan rancangan Peraturan Daerah tentang RPJMD kepada DPRD
untuk dibahas dalam rangka memperoleh persetujuan bersama DPRD dan
Kepala Daerah terhadap rancangan Peraturan Daerah tentang RPJMD.
6. Penetapan RPJMD
RPJMD yang telah dievaluasi oleh Gubernur menjadi Peraturan Daerah Kota
Tanjungpinang tentang RPJMD paling lambat 6 (enam) bulan setelah
Walikota dan wakil walikota dilantik.
RPJMD Kota Tanjungpinang memiliki kedudukan yang sangat strategis.
RPJMD menjadi pedoman dalam penyusunan RKPD Kota Tanjungpinang
tahun 2019 hingga tahun 2024 yang merupakan dokumen perencanaan
tahunan daerah. RPJMD juga menjadi acuan bagi perangkat daerah dalam
I - 6
menyusun dokumen Rencana Strategis (Renstra) Perangkat Daerah yang
merupakan dokumen perencanaan lima tahun pada tingkat perangkat daerah.
RPJMD juga akan menjadi acuan bagi DPRD dan masyarakat untuk
melakukan pengawasan dan evaluasi kinerja pemerintah daerah dalam
penyelenggaraan pembangunan daerah.
2023 diuraikan sebagai berikut:
Tanjungpinang (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 85, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4112);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaga
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);
7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
I - 7
8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4614);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi Dan
Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4697);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);9
16. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Standar Pelayanan
Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 2;
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6178);
I - 8
17. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 Tentang Laporan Dan Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6323);
19. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
20. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 Tentang Pelaksanaan Pencapaian
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 36);
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
23. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2 Tahun 2009 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009
Nomor 2);
24. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 1 tahun 2017 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017-2037
(Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017 Nomor 1);
I - 9
RPJMD Kota Tanjungpinang Tahun 2018-2023
25. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 1 tahun 2018 Tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 8 tahun
2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan
Riau Tahun 2018 Nomor 1);
26. Peraturan Gubernur Kepulauan Riau Nomor 73 Tahun 2018 tentang Rencana
Aksi Daerah Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016-2021;
27. Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 10 Tahun 2014 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tanjungpinang Tahun 2014-2034
(Lembaran Daerah Kota Tanjungpinang Tahun 2014 Nomor 10);
28. Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2016 Tentang
Pelaksanaan Pengarustamaan Gender dalam Pembangunan Daerah
(Lembaran Daerah Kota Tanjungpinang Tahun 2016 Nomor 2);
29. Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 3 Tahun 2017 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Tanjungpinang Tahun
2005-2025 (Lembaran Daerah Kota Tanjungpinang Tahun 2017 Nomor 14).
1.3 Hubungan Antar Dokumen
dokumen RPJPD Kota Tanjungpinang tahun 2005-2025, RPJMN Tahun 2015-
2019, dan RPJMD Provinsi Kepulauan Riau tahun 2016-2021, serta
memperhatikan dokumen RTRW Kota Tanjungpinang tahun 2014-2034.
Disamping itu, penyusunan RPJMD juga memperhatikan berbagai kesepakatan
internasional dan dokumen perencanaan multi sektor seperti Sustainable
Development Goals (SDG’s) dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah
(SPKD) Kota Tanjungpinang. Dalam penjabarannya, RPJMD Kota
Tanjungpinang menjadi pedoman dalam penyusunan RKPD Kota
Tanjungpinang tahun 2019 hingga tahun 2024 yang merupakan dokumen
perencanaan tahunan daerah. RPJMD menjadi acuan bagi perangkat daerah
dalam menyusun dokumen Rencana Strategis (Renstra) Perangkat Daerah yang
merupakan dokumen perencanaan lima tahun pada tingkat perangkat daerah.
I - 10
1.4 Maksud dan Tujuan
untuk menyediakan rencana pembangunan daerah kurun waktu lima tahun
sebagai penjabaran dari visi, misi dan program Walikota dan Wakil Walikota
Tanjungpinang agar terarah, terpadu dan berkesinambungan.
Tujuan penyusunan RPJMD Kota Tanjungpinang Tahun 2018-2023 yaitu
sebagai berikut :
strategis, tujuan dan sasaran, strategi dan arah kebijakan serta program
pembangunan untuk mencapai visi dan melaksanakan misi kepala daerah;
b. Merumuskan arah kebijakan dan prioritas pembangunan tahunan daerah
sebagai acuan resmi dalam penyusunan RKPD yang merupakan dokumen
perencanaan daerah tahunan, dan Renstra Perangkat Daerah yang
merupakan dokumen perencanaan lima tahun perangkat daerah;
c. Memberikan tolok ukur dan instrumen bagi pemerintah daerah, DPRD dan
masyarakat dalam melakukan evaluasi kinerja pemerintah daerah dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah.
1.5 Sistematika Penulisan
sistematika sebagai berikut.
Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, dasar hukum penyusunan,
hubungan antar dokumen, maksud dan tujuan, dan sistematika
penulisan.
Bab II. Gambaran Umum Kondisi Daerah, berisi tentang aspek geografi dan
demografi, aspek pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah.
Bab III. Gambaran Keuangan Daerah, berisi tentang kinerja keuangan masa
lalu; kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu; dan kerangka
pendanaan
permasalahan pembangunan, dan isu strategis daerah.
Bab V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran, berisi tentang visi, misi, tujuan dan
sasaran pembangunan jangka menengah.
Bab VI Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah, berisi
tentang rumusan strategi, arah kebijakan dan program pembangunan
daerah.
berisi tentang alokasi belanja langsung untuk pendanaan pembangunan,
dan rincian program perangkat daerah.
Bab VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, berisi tentang
penetapan indikator kinerja utama dan penetapan indikator kinerja
daerah terhadap capaian kinerja penyelenggaraan urusan
pemerintahan.
Bab IX Penutup, berisi tentang pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan
RPJMD.
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Gambaran umum kondisi daerah Kota Tanjungpinang meliputi aspek geografi
dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, dan aspek
daya saing daerah.
Kondisi umum geografis mencakup kondisi geografi daerah, potensi
pengembangan wilayah, dan wilayah rawan bencana. Ketiga hal tersebut memiliki
hubungan antara kondisi geografi daerah dengan potensi pengembangan
kawasan wilayah. Berikut ini akan dibahas secara detail mengenai kondisi
geografi daerah, potensi pengembangan wilayah, dan wilayah rawan bencana.
2.1.1 Karakteristik lokasi dan wilayah
1. luas dan batas wilayah administrasi
Luas daratan Kota Tanjungpinang berdasarkan Permendagri Nomor 56
Tahun 2015 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan luas
daratan 144,56 km2. Sementara itu Luas Wilayah Lautan Kota Tanjungpinang
belum ditetapkan dengan Permendagri, sehingga mengacu pada Perhitungan
Balai Kajian Geomatika Bakosurtanal Tahun 2007 yaitu sebesar 149,13 km2.
Kota Tanjungpinang berbatasan langsung dengan Kota Batam dan
Kabupaten Bintan dengan batas administratif sebagai berikut:
a. sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Pangkil Kecamatan Teluk
Bintan Kabupaten Bintan;
b. sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Bintan Timur dan Kecamatan
Toapaya Kabupaten Bintan;
Bintan; dan
II - 2
Kota Tanjungpinang terdiri dari 4 (empat) wilayah kecamatan dan 18
(delapan belas) kelurahan, yaitu :
1) Kelurahan Tanjungpinang Barat;
4) Kelurahan Bukit Cermin.
1) Kelurahan Melayu Kota Piring;
2) Kelurahan Kampung Bulang;
3) Kelurahan Air Raja;
5) Kelurahan Pinang Kencana.
1) Kelurahan Tanjungpinang Kota;
2) Kelurahan Kampung Bugis;
3) Kelurahan Senggarang; dan
1) Kelurahan Tanjungpinang Timur;
5) Kelurahan Tanjung Unggat.
berikut ini.
II - 3
Gambar 2.1 Peta Administratif Kota Tanjungpinang
II - 4
Posisi astronomis Kota Tanjungpinang berada antara 00 50’ 25,93” LU-
00 58’ 54,62” LU dan 1040 23’ 23,40” BT - 1040 34’ 49,9” BT. Kota
Tanjungpinang memiliki kedudukan dan peranan ekonomis yang penting.
Posisi Kota Tanjungpinang sangat strategis, disamping berdekatan dengan
Kota Batam sebagai kawasan perdagangan bebas, dan Negara Singapura
sebagai pusat perdagangan dunia, Kota Tanjungpinang juga terletak pada
posisi silang perdagangan dan pelayaran dunia, antara timur dan barat, yakni
di antara Samudera Hindia dan Laut Cina Selatan. Wilayah Kota
Tanjungpinang terdiri dari daratan, lautan dan beberapa pulau seperti Pulau
Dompak, Pulau Penyengat, Pulau Terkulai, Pulau Los, Pulau Basing, Pulau
Sitakap dan Pulau Bayan.
yang pada umumnya merupakan daerah dengan dataran landai di bagian
pantai, memiliki topografi yang bervariatif dan bergelombang dengan
kemiringan lereng berkisar dari 0 – 2 % hingga 40 % pada wilayah pegunungan.
Ketinggian wilayah pada pulau-pulau yang terdapat di Kota Tanjungpinang
berkisar antara 0 - 50 meter di atas permukaan laut hingga mencapai ketinggian
400-an meter diatas permukaan laut. Secara keseluruhan kemiringan lereng di
Kota Tanjungpinang relatif datar, umumnya didominasi kelerengan yang
berkisar antara 0 – 2 % dengan luas wilayah mencapai 75,30 Km², dan
kemiringan lereng 2 – 15 % mempunyai luas sekitar 51,15 Km². Sedangkan
kemiringan lereng 15 – 40 % memiliki luas wilayah paling sedikit yaitu 5,09 Km².
4. Hidrologi
Sungai-sungai yang mengalir di Kota Tanjungpinang kebanyakan kecil-
kecil dan dangkal, seperti halnya kebanyakan sungai-sungai yang ada di Pulau
Bintan, dan tidak sepenuhnya dipergunakan untuk lalu lintas pelayaran. Pada
umumnya hanya digunakan untuk saluran pembuangan air dari daerah rawa-
rawa tertentu. Selain sebagai saluran drainase, sungai yang cukup besar
dimanfaatkan sebagai sumber air baku bagi penduduk kota dan sekitarnya.
Adapun sungai-sungai yang terdapat di Kota Tanjungpinang antara lain adalah:
II - 5
Sungai Gugus, Sungai Terusan, Sungai Papah, Sungai Senggarang, Sungai
Sei Payung, dan Sungai Dompak.
Secara umum tatanan air bawah tanah dapat dikelompokkan menjadi 2
(dua) kelompok berdasarkan keterdapatannya. Air bawah tanah tersebut
terdapat dalam berbagai sistem akuifer dengan litologi yang berbeda-beda.
Adapun air bawah tanah tersebut terdiri dari:
a. Air Bawah Tanah Dangkal
Air bawah tanah dangkal pada umumnya tersusun atas endapan aluvium
dan kedudukan muka air bawah tanah mengikuti bentuk topografi setempat.
Lapisan akuifer ini pada umumnya tersusun atas pasir, pasir lempungan, dan
lempung pasiran yang bersifat lepas sampai kurang padu dari endapan
aluvium dan hasil pelapukan granit. Kedudukan muka air bawah tanah akan
menjadi semakin dalam di daerah yang topografinya tinggi dengan daerah
sekitarnya. Kedalaman muka air bawah tanah pada umumnya sekitar 2-3 m.
Air bawah tanah dangkal ini tersusun atas lapisan akuifer bebas (unconfined
aquifer) yang di beberapa tempat bagian bawahnya dibatasi oleh lapisan
kedap air yang berupa lapisan lempung dan lempung pasiran. Ketebalan
rata-rata lapisan akuifer air bawah tanah dangkal sekitar 13 m dan pada
umumnya akan menipis ke arah perbukitan.
b. Air Bawah Tanah Dalam
Air bawah tanah dalam di Kota Tanjungpinang tersusun atas litologi berupa
pasir kompak, pasir, dan pasir lempungan dan tersusun atas sistem akuifer
bebas (unconfined aquifer), walaupun di beberapa tempat terdapat lapisan
kedap air yang berupa lempung dan lempung pasiran yang tidak menerus
atau hanya membentuk lensa-lensa, sehingga di beberapa tempat terbentuk
sistem akuifer tertekan (confined aquifer) atau semi tertekan (semi confined
aquifer), sehingga secara umum sistem akuifer yang berkembang di wilayah
Pulau Bintan, Kota Tanjungpinang tergolong multi-layer dimana antara satu
lokasi dengan lokasi lain kedalaman lapisan akuifernya tidak berada pada
level yang sama. Pada bagian bawah dari lapisan akuifer dalam dibatasi oleh
granit yang bersifat kedap air sampai mempunyai sifat kelulusan terhadap
air yang kecil tergantung adanya celah atau rekahan pada tubuh granit
tersebut. Ketebalan rata-rata lapisan akuifer air bawah tanah dalam berkisar
II - 6
RPJMD Kota Tanjungpinang Tahun 2018-2023
sekitar 26 meter. Sementara itu keterdapatan mata air muncul pada batuan
sedimen yang terdapat dalam mata air bawah tanah perbukitan
bergelombang. Tipe pemunculan pada umumnya diakibatkan oleh
pemotongan topografi pada tekuk lereng dengan dataran.
5. Klimatologi
Pada umumnya wilayah Kota Tanjungpinang beriklim tropis, dengan suhu
udara rata-rata selama tahun 2017 sekitar 27,3C dan kelembaban udara rata-
rata sekitar 86 persen dengan curah hujan 15,0 mm per hari. Secara rinci
perkembangan kondisi iklim di Kota Tanjungpinang tahun 2012-2017
tercantum pada Tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1 Kondisi Iklim di Kota Tanjungpinang
Tahun Suhu rata-rata Tekanan Udara
Rata-rata Kelembaban
2.1.2 Potensi pengembangan wilayah
yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya seperti
perikanan, pertanian, pariwasata, industri, pertambangan dan lain-lain.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tanjungpinang tahun 2014-
2034, kawasan budidaya yang dapat dikembangkan terdiri dari:
1. Kawasan perumahan
Kawasan perumahan meliputi :
kota lama dan sekitarnya meliputi:
1) Kelurahan Tanjungpinang Kota;
2) KelurahanTanjung Ayun Sakti;
3) Kelurahan Tanjungpinang Barat;
4) Kelurahan Tanjungpinang Timur;
5) Kelurahan Kampung Baru;
6) Kelurahan Bukit Cermin;
11) Kelurahan Sungai Jang.
utara dan timur kota, meliputi:
1) Kelurahan Senggarang;
sebelah barat dan selatan kota, meliputi :
1) Pulau Penyengat;
3) pulau-pulau kecil lainnya yang ada di Kota Tanjungpinang, seperti
Pulau Los, Pulau Terkulai, Pulau Basing, Pulau Sekatap, Pulau Bayan
dan Kawasan Dompak Seberang.
2) kawasan Industri Dompak Darat.
b. Kawasan industri Air Raja meliputi :
1) Industri automotif;
2) Industri elektronik;
c. Kawasan industri Dompak Darat meliputi:
1). Industri pengolahan hasil laut; dan
2). Industri perkapalan.
kawasan pergudangan di Kota Tanjungpinang seluas lebih kurang 863 ha
yang diarahkan secara terpadu dengan Kawasan Pelabuhan Tanjung
Mocoh dan kawasan industri di Kawasan Dompak Darat.
e. Pengembangan potensi industri berupa industri kelautan direncanakan
pada kawasan industri Dompak Darat yang ditunjang oleh Pelabuhan
Perikanan Tanjung Batu Sawah sebagai Pangkalan Pendaratan Ikan
(PPI).
1) Kawasan perkantoran skala pelayanan Provinsi dialokasikan di Pulau
Dompak; dan
Senggarang.
1) kawasan perdagangan bebas di Senggarang; dan
2) kawasan perdagangan dan jasa.
4. Kawasan perdagangan dan jasa
Kawasan perdagangan dan jasa merupakan kawasan dengan dominasi
utama kegiatan komersial perdagangan dan jasa yang juga direncanakan
sejalan dengan penetapan sistem pusat-pusat kegiatan pelayanan
perkotaan. Kawasan perdagangan dan jasa meliputi:
a. Pusat Kota Lama;
d. Sub Pusat Kota Batu Sembilan.
II - 9
Pelayanan setingkat wilayah kecamatan yang tidak terjangkau oleh kawasan
perdagangan dan jasa dapat dikembangkan kegiatan perdagangan dan jasa
menurut kebutuhan dilokasi yang sesuai dengan hasil kajian.
Kawasan perdagangan bebas (Free Trade Zone) berdasarkan Perpres
No.87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam, Bintan,
dan Karimun kawasan PBPB NNK mencakup 26 kecamatan yang 4
kecamatan diantaranya termasuk sebagaian wilayah Kota Tanjungpinang
yakni:
Sebagian Kecamatan Tanjungpinang Kota.
pariwisata yang meliputi wisata alam dan/atau wisata sejarah serta
konservasi budaya. Pengembangan kegiatan pariwisata terdiri dari :
a. Kawasan wisata bahari terdapat di Pulau Terkulai, Pulau Sekatap, Pulau
Los, Pantai Kelam Pagi dan Tanjung Siambang Pulau Dompak;
b. Kawasan wisata budaya/sejarah/religi terdapat di Pulau Penyengat,
Kawasan Sungai Carang Hulu Riau (Kota Rebah dan Kota Piring), Pulau
Bayan, Klenteng Senggarang, Pulau Basing, Komplek Makam Sultan/
Yang Dipertuan Muda, dan Taman Budaya;
c. Kawasan wisata ekowisataterdapat di Sungai Dompak, Sungai Terusan,
Sungai Carang, Sungai Gesek, Bukit Kucing, dan Bukit Manuk; dan
d. Kawasan wisata berupa wisata belanja dan kuliner terdapat di Pantai
Barat Tanjungpinang, Kawasan Kota Lama Tanjungpinang, Pesisir
Dompak Lama dan Kawasan Senggarang.
II - 10
6. Kawasan ruang terbuka non hijau
Kawasan ruang terbuka non hijau meliputi :
a. Ruang terbuka non hijau berupa perkerasan yang berbentuk koridor
sebagai ruang pejalan kaki
koridor sebagai ruang pejalan kaki akan dikembangkan di sepanjang jalur
jalan arteri dan jalan kolektor serta pada kawasan-kawasan yang
diidentifikasi akan menimbulkan pergerakan pejalan kaki.
b. Ruang terbuka non hijau sebagai ruang terbuka publik berbentuk plaza
Penyediaan ruang terbuka non hijau sebagai ruang terbuka publik
berbentuk plaza akan dikembangkan pada kawasan yang terintegrasi
dengan pengembangan kawasan perdagangan dan jasa, meliputi:
1) Kawasan Pantai Barat Tanjungpinang;
2) Kawasan Pusat Kota Lama; dan
3) Kawasan Senggarang.
c. Ruang terbuka non hijau sebagai lapangan olahraga yang diperkeras
Penyediaan ruang terbuka non hijau sebagai lapangan olahraga yang
diperkeras dikembangkan pada setiap pusat lingkungan serta pada
kawasan olah raga di Senggarang
d. Ruang terbuka non hijau sebagai sarana parkir yang diperkeras.
Penyediaan ruang terbuka non hijau sebagai sarana parkir yang
diperkeras dikembangkan pada setiap bangunan non rumah tinggal
sesuai dengan ketentuan standar parkir yang akan diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Walikota.
Kawasan ruang evakuasi bencana meliputi ruang terbuka atau ruang-ruang
lainnya yang dapat berubah fungsi menjadi titik berkumpul ketika bencana
terjadi. Penetapan lokasi ruang evakuasi bencana yang dapat difungsikan
sebagai lokasi penyelamatan apabila terjadi bencana meliputi:
a. Lapangan Pamedan A. Yani;
b. Lapangan Skip;
d. Lapangan Sulaiman Abdullah;
e. Stadion Tanjungpinang; dan
f. lapangan-lapangan yang berada di lingkungan yang aman dari daerah
rawan bencana.
Pengembangan ruang untuk sektor informal meliputi :
a. penyediaan ruang khusus bagi pedagang sektor informal sehingga tidak
menggunakan ruang-ruang publik;
pengembangan perdagangan dan jasa formal;
c. penataan kegiatan golongan usaha kecil;
d. mekanisme pengaturan waktu berdagang dengan model pembagian
waktu pada ruang yang ditetapkan sebagai lokasi pengembangan sektor
informal sesuai dengan komoditas yang diperdagangkan; dan
e. pengembangan ruang untuk sektor informal diintegrasikan dengan
pengembangan kawasan perdagangan dan jasa yang akan diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Walikota pada rencana yang lebih rinci.
9. Kawasan peruntukan lainnya
1) Kelurahan Dompak;
5) Kelurahan Senggarang.
b. Sarang Burung Walet termasuk dalam kegiatan peternakan.
c. Kawasan peruntukan bagi Sarang Burung Walet berada di seluruh Kota
Tanjungpinang.
1) Kawasan perikanan tangkap
Jalur penangkapan untuk wilayah laut 0-12 mil masuk ke dalam
kewenangan Provinsi dan diatas 12 mil masuk ke dalam kewenangan
pusat. Aktifitas penangkapan dapat dilakukan oleh kapal-kapal dengan
tonase sesuai peraturan yang berlaku.
II - 12
a) Kawasan perikanan budidaya air laut diarahkan di Kelurahan
Kampung Bugis dan Kelurahan Dompak;
b) Kawasan perikanan budidaya air tawar diarahkan di Kecamatan
Tanjungpinang Timur.
c) Kawasan perikanan budidaya air payau di arahkan ke Kecamatan
Bukit Bestari dan Kecamatan Tanjungpinang Kota.
3) Kawasan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, meliputi:
a) Kecamatan Tanjungpinang Timur;
c) Kecamatan Bukit Bestari.
PPI Tanjung Batu Sawah.
pertambangan, baik wilayah yang sedang maupun yang akan segera
dilakukan kegiatan pertambangan. Kawasan yang memiliki potensi
pertambangan berada di seluruh Kota Tanjungpinang.
f. Kawasan pelayanan umum meliputi:
1) Fasilitas kesehatan merupakan fasilitas kesehatan dengan skala
pelayanan kota meliputi:
a) Rumah sakit umum daerah (RSUD) Kota Tanjungpinang di Kota
Lama;
c) Fasilitas kesehatan.
pendidikan dasar sampai dengan perguruan tinggi berada di Sungai
Jang dan Senggarang serta pusat penelitian kelautan dan perikanan di
Pulau Dompak.
pelayanan kota meliputi:
b) Mesjid Agung Tanjungpinang di Senggarang;
c) Mesjid Raya Provinsi di Pulau Dompak;
II - 13
d) Kelenteng Senggarang dan Air Raja;
e) pengembangan fasilitas peribadatan pada Kawasan
Perumahan;dan
kapasitas pelayanan dan ketentuan Peraturan Perundang-
Undangan.
a) Fasilitas olahraga dengan skala pelayanan kota, meliputi :
1) Gedung Olahraga (GOR) di Kawasan Senggarang;
2) GOR di Kawasan Pulau Dompak; dan
3) Lapangan Sulaiman Abdullah.
dikembangkan pada masing-masing sub pusat kota; dan
c) Fasilitas olahraga dengan skala pelayanan lingkungan
dikembangkan pada pusat-pusat lingkungan.
meliputi:
b) TPU Km 7;
c) TPU Air Raja;
d) TPU Anggrek Bulan;
f) TPU Pohon Lanjut; dan
g) TPU Taman Bahagia di Kecamatan Tanjungpinang Barat.
6) Kawasan bandara dan pelabuhan merupakan kawasan yang intensitas
pemanfaatannya bersifat terbatas dan penanganannya pun bersifat
khusus. Kawasan bandara merupakan kawasan yang berkaitan
dengan keselamatan dan keamanan operasi penerbangan ditetapkan
di Bandara Raja Haji Fisabilillah.
7) Kawasan pelabuhan merupakan kawasan khusus karena di dalamnya
terdapat instalasi penting, seperti penimbunan semen dan daerah
operasional pelabuhan barang maupun penumpang meliputi:
a. kawasan Pelabuhan Sri Bintan Pura;
b. kawasan Pelabuhan Tanjung Mocoh; dan
II - 14
8) Kawasan pertahanan dan keamanan merupakan kawasan khusus
untuk kepentingan pertahanan dan keamanan. Kawasan pertahanan
dan keamanan meliputi :
Tanjungpinang Timur;
Kecamatan Tanjungpinang Timur;
c. Komando Rayon Militer (Koramil) yang terdapat di kecamatan di
wilayah Kota Tanjungpinang;
d. Pangkalan utama TNI Angkatan Laut IV (Lantamal IV) di Kecamatan
Tanjungpinang Barat;
f. Lanud Tanjungpinang di Kecamatan Tanjungpinang Timur;
g. Lanudal Tanjungpinang di Kecamatan Tanjungpinang Timur;
h. Kepolisian Resort Kota Tanjungpinang di Kecamatan Bukit Bestari;
dan
9) Kawasan reklamasi merupakan kawasan dimana ada kegiatan yang
dilakukan oleh sesorang atau badan usaha dalam rangka
meningkatkan manfaat sumber daya lahan ditinjau dari sudut
lingkungan dan sosial ekonomi dengan cara penimbunan tanah,
pengeringan lahan atau drainase. Kawasan reklamasi meliputi :
a. Pesisir pemukiman pelantar dari pelabuhan Penyengat sampai
Kampung Bulang;
Pura ke Lantamal);
e. Kampung haji Sungai Serai;
f. Tanjung Sebauk ke Kampung Madong;
g. Senggarang besar; dan
2.1.3 Wilayah Rawan Bencana
Rawan Bencana Alam di Kota Tanjungpinang sebagai berikut:
a. kawasan rawan banjir, terdapat pada dataran di bagian hilir dan muara
sungai, serta pada kawasan-kawasan cekungan di sepanjang bantaran
sungai;
b. kawasan rawan gelombang pasang, terdapat pada kawasan pesisir landai
yang menghadap ke arah Laut Cina Selatan, sepanjang pantai utara
Tanjungpinang, sepanjang pantai barat Tanjungpinang, dan sepanjang
pantai selatan Tanjungpinang;
c. kawasan rawan bencana angin puting beliung terdapat di sepanjang pantai
utara Tanjungpinang, sepanjang pantai barat Tanjungpinang, dan sepanjang
pantai selatan Tanjungpinang;dan
d. kawasan rawan longsor terdapat di perbukitan sebelah timur Tanjungpinang.
2.1.4 Kondisi Demografi
pembangunan suatu daerah. Bukan hanya dengan jumlah yang besar saja
tetapi kualitas yang baik lebih berguna dalam meningkatkan mutu kehidupan
dan kesejahteraan secara umum. Pada tahun 2017 jumlah penduduk Kota
Tanjungpinang sebesar 207.057 jiwa meningkat dari tahun ke tahun,
sebelumnya pada tahun 2012 sebesar 194.287 jiwa. Secara rinci dapat dilihat
pada Gambar 2.2 berikut ini.
II - 16
Gambar 2.2 Perkembangan Jumlah Penduduk kota Tanjungpinang
Tahun 2012-2017 (jiwa)
hingga tahun 2017 mengalami penurunan, yaitu pada tahun 2012 sebesar
1,53% dan pada tahun 2017 menjadi sebesar 1,33%. Secara rinci dapat dilihat
pada Gambar 2.3 berikut.
Gambar 2.3 Perkembangan Laju Pertumbuhan Penduduk kota Tanjungpinang Tahun 2012-2017 (%)
Penyebaran penduduk pada tahun 2017 belum merata pada setiap
kecamatan. Dari kepadatan penduduk setiap kecamatan terlihat bahwa
penduduk terpadat berada di Kecamatan Tanjungpinang Barat, dengan jumlah
194,287
196,980
199,723
202,215
204,735
207,057
193,000
195,000
197,000
199,000
201,000
203,000
205,000
207,000
209,000
1.53
1.48
1.39
II - 17
penduduk sebanyak 46.404 jiwa dan luas daratan 4,62 km2 sehingga
kepadatan penduduk sebesar 10.044 jiwa/km2. Selanjutnya diikuti oleh
Kecamatan Tanjungpinang Timur dengan kepadatan penduduk sebesar 1.372
jiwa/km2, Bukit Bestari dan Tanjungpinang Kota masing-masing dengan
kepadatan penduduk sebesar 1.372 jiwa/km2 dan 447 jiwa/km2. Secara rinci
dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk, Sex Ratio dan Kepadatan Penduduk Per Kecamatan
di Kota Tanjungpinang Tahun 2017
No Kecamatan Jenis Kelamin Jumlah
Penduduk (jiwa)
Sex Ratio
Kepadatan Penduduk (jiwa/Km²) Laki-Laki Perempuan
1 Bukit Bestari 30.480 30.091 60.571 101 46,51 1.302 2 Tanjungpinang
Timur 41.865 40.494 82.359 103 60,04 1.372
3 Tanjungpinang Kota
4 Tanjungpinang Barat
23.250 23.154 46.404
100 4,62 10.044
Sumber: BPS Kota Tanjungpinang, 2018
2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat
indikator kinerja pembangunan secara keseluruhan. Indikator yang disajikan
adalah indikator yang dapat menggambarkan kondisi dan perkembangan
kesejahteraan masyarakat Kota Tanjungpinang. Lebih lanjut dipaparkan tentang
fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, fokus kesejahteraan sosial, fokus
seni budaya dan olah raga.
2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi
dilakukan terhadap beberapa indikator seperti PDRB, pertumbuhan ekonomi,
PDRB perkapita, laju inflasi, dan kemiskinan, sebagaimana diuraikan berikut ini.
II - 18
1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator
untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu periode
tertentu. PDRB pada prinsipnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan
oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu atau jumlah nilai barang
dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Penghitungan PDRB
dilakukan atas harga berlaku (harga-harga pada tahun penghitungan) dan harga
konstan (harga-harga pada tahun yang dijadikan tahun dasar penghitungan).
Mulai tahun 2014 perhitungan PDRB atas dasar harga konstan Kota
Tanjungpinang menggunakan tahun dasar tahun 2010.
Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga
Berlaku Kota Tanjungpinang pada tahun 2012 hingga tahun 2017 menunjukkan
kondisi yang positif, yaitu terus mengalami kenaikan dari tahun 2012 sebesar
Rp 11.559.866 Juta menjadi sebesar Rp 18.104.603 Juta pada tahun 2017.
Secara rinci perkembangan PDRB dapat dilihat pada Gambar 2.4 berikut ini.
Sumber : BPS Kota Tanjungpinang, 2018
Gambar 2.4 Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Kota Tanjungpinang Tahun (Juta rupiah)
Secara rinci Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga
Berlaku menurut lapangan usaha Kota Tanjungpinang tahun 2012 hingga
tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut ini.
11,559,866
II - 19
Tabel 2.3 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Kota Tanjungpinang Tahun 2012-2018 (Milyar Rupiah)
No Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016* 2017**
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
111,411 118,39 125,29 126,96 133,01 134,19
B Pertambangan dan Penggalian
C Industri Pengolahan 828,96 918,69 999,16 1.089,07 1.156,03 1.208,74
D Pengadaan Listrik dan Gas
44,23 24,79 21,06 23,11 31,26 36,73
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
7,78 8,51 9,66 10,41 11,09 12,13
F Konstruksi 4.166,69 4.811,74 5.277,94 5.477,61 5.694,23 5.670,95
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
2.276,04 2.634,10 3.162,44 3.675,53 4.175,79 4.671,73
H Transportasi dan Pergudangan
J Informasi dan Komunikasi
K Jasa Keuangan dan Asuransi
393,32 430,97 475,94 527,73 564,55 615,16
L Real Estate 361,35 408,65 460,40 517,29 554,05 598,99
M,N Jasa Perusahaan 1,46 1,69 1,84 2,06 2,37 2,72
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
1.024,40 1.260,61 1.409,73 1.572,26 1.728,88 1.825,50
P Jasa Pendidikan 430,57 497,11 549,14 589,76 645,25 745,75
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
291,49 325,05 360,57 397,04 432,23 444,47
R,S, T,U
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
PDRB PER KAPITA 59,56 67,52 72,93 78,34 83,42 87,44
Keterangan: * angka sementara; ** angka sangat sementara
Sumber: BPS Kota Tanjungpinang, 2018
Struktur perekonomian Kota Tanjungpinang dilihat dari Produk Domestik
Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku menurut lapangan usaha selama kurun
waktu lima tahun didominasi oleh empat sektor utama, yaitu sektor konstruksi,
II - 20
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, dan sektor Industri
Pengolahan. Secara rinci kontribusi masing-masing sektor terhadap total PDRB
Kota Tanjungpinang dapat dilihat pada Tabel 2.4 berikut:
Tabel 2.4 Kontribusi Sektor Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga
Berlaku Kota Tanjungpinang Tahun 2012-2017 (Juta Rupiah)
No Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016* 2017**
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
0,96 0,89 0,86 0,80 0,78 0,74
B Pertambangan dan Penggalian
C Industri Pengolahan 7,17 6,91 6,86 6,93 6,77 6,68
D Pengadaan Listrik dan Gas 0,38 0,19 0,14 0,15 0,18 0,20
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
0,07 0,06 0,07 0,06 0,06 0,07
F Konstruksi 36,04 36,18 36,24 34,58 33,34 31,32
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
19,69 19,80 21,71 23,20 24,45 25,80
H Transportasi dan Pergudangan
J Informasi dan Komunikasi 3,08 3,04 2,98 2,87 2,89 2,98
K Jasa Keuangan dan Asuransi
3,40 3,24 3,27 3,33 3,31 3,40
L Real Estate 3,13 3,07 3,16 3,27 3,24 3,31
M,N Jasa Perusahaan 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
8,86 9,48 9,68 9,92 10,12 10,08
P Jasa Pendidikan 3,72 3,74 3,77 3,72 3,78 4,12
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
2,52 2,44 2,48 2,51 2,53 2,46
R,S,T,U Jasa lainnya 1,14 1,11 1,10 1,17 1,17 1,20
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Sumber : BPS Kota Tanjungpinang, 2018
Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga
Konstan 2010 Kota Tanjungpinang pada tahun 2012 hingga tahun 2017 juga
II - 21
RPJMD Kota Tanjungpinang Tahun 2018-2023
menunjukkan kondisi yang positif, yaitu terus mengalami kenaikan dari tahun 2012
sebesar Rp 10.479.812 Juta hingga tahun 2017 menjadi sebesar Rp 13.551.170
Juta. Secara rinci dapat dilihat pada Gambar 2.5 berikut ini.
Sumber : BPS, 2018
Gambar 2.5 Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kota Tanjungpinang Tahun 2012-2017 (Juta Rupiah)
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 menurut
lapangan usaha Kota Tanjungpinang tahun 2012 hingga tahun 2017 dapat dilihat
pada Tabel 2.5 berikut ini.
Tabel 2.5 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010
Kota Tanjungpinang Tahun 2012-2017 (Juta Rupiah)
No Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016* 2017**
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
97,25 101,65 106,33 107,29 110,18 110,53
B Pertambangan dan Penggalian
C Industri Pengolahan 762,91 795,77 845,30 888,48 906,66 928,24
D Pengadaan Listrik dan Gas
36,51 24,19 26,31 27,86 33,85 37,69
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
7,25 7,89 8,45 8,72 9,04 9,63
F Konstruksi 3.580,36 3 903,06 4 203,46 4 404,10 4 530,98 4 482,49
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
2.099,47 2 288,86 2 579,41 2 775,47 3 007,94 3 179,99
10,479,812 11,294,826
11,891,256 12,567,987
13,206,451 13,551,170
II - 22
No Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016* 2017**
H Transportasi dan Pergudangan
J Informasi dan Komunikasi
K Jasa Keuangan dan Asuransi
357,61 377,76 401,64 418,25 431,39 445,97
L Real Estate 344,79 368,27 393,34 419,40 440,80 470,52
M,N Jasa Perusahaan 1,54 1,68 1,78 1,88 2,05 2,20
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
958,51 1 025,00 1 096,11 1 176,18 1 253,00 1 289,65
P Jasa Pendidikan 402,30 430,92 462,57 492,39 520,02 554,56
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
273,84 290,61 309,41 328,34 343,37 347,80
R,S, T,U
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
10.479,81 11 294,83 11 891,26 12 568,74 13 202,95 13 551,17
LAJU PERTUMBUHAN
Sumber : BPS, 2018
2. Pertumbuhan Ekonomi
pembangunan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah, khususnya dalam
rangka pengembangan bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan
tingkat perubahan ekonomi yang terjadi di suatu wilayah tertentu. Pertumbuhan
ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan menjadi salah satu tolok ukur
keberhasilan pembangunan. Dalam kurun waktu tahun 2012-2017,
pertumbuhan ekonomi di Kota Tanjungpinang terjadi fluktuasi dengan
kecenderungan menurun, dari sebesar 7,11% menjadi sebesar 2,64%. Namun
demikian kondisi tersebut masih lebih baik dibandingkan pertumbuhan
ekonomi Provinsi Kepri yang menurun menjadi 2,01% pada tahun 2017.
Sementara itu jika dibandingkan nasional pertumbuhan ekonomi Kota
Tanjungpinang lebih rendah. Secara jelas dapat dilihat pada Gambar 2.6
berikut ini.
II - 23
Sumber: BPS, 2018
Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional Tahun 2012-2017(%)
Posisi relatif pertumbuhan ekonomi Kota Tanjungpinang tahun 2017
sebesar 2,64% berada di diatas provinsi sebesar 2,01%, namun dibawah
Nasional sebesar 5,07% serta lebih rendah dibandingkan Kabupaten Lingga,
Karimmun, Bintan, dan Anambas. Secara rinci dapat dilihat pada Gambar 2.7
berikut ini.
Gambar 2.7 Posisi Relatif Pertumbuhan Ekonomi Kota Tanjungpinang Tahun 2017 (%)
6.03 5.56
Nasional Kepulauan Riau Tanjungpinang
Kota Batam
3. PDRB Perkapita
masyarakat di suatu daerah. Perkembangan PDRB Per Kapita Kota
Tanjungpinang tahun 2011 hingga tahun 2017 terus mengalami peningkatan,
yaitu tahun 2011 sebesar Rp.54.207 ribu dan tahun 2017 naik menjadi sebesar
Rp. 87.440 ribu. Kondisi ini relevan terhadap perkembangan PDRB Per Kapita
Provinsi dan Nasional yang juga terus meningkat dari tahun 2011 hingga tahun
2017. Secara rinci dapat dilihat pada Gambar 2.8 berikut.
Sumber: BPS, 2017
Gambar 2.8 Perkembangan PDRB Per Kapita Kota Tanjungpinang Tahun 2011-2017 (ribu rupiah)
4. Laju Inflasi
Inflasi merupakan persentase tingkat kenaikan harga sejumlah barang
dan jasa yang secara umum dikonsumsi rumah tangga dan kegiatan industri.
Laju inflasi Kota Tanjungpinang tahun 2013 hingga tahun 2017 terjadi fluktuasi
dengan kecenderungan menurun dari sebesar 10,09% pada tahun 2013
menjadi sebesar 3,37%. Secara rinci dapat dilihat pada Gambar 2.9 berikut ini.
32.36 35.11 38.37 41.90 45.18 47.96 51.98
72.57 80.24
87.71 94.34
Nasional Kepualauan Riau Tanjung Pinang
II - 25
Sumber: Buku IHK dan Inflasi Kota Tanjungpinang 2017
Gambar 2.9 Perkembangan Laju Inflasi Kota Tanjungpinang Tahun 2013-2017 (%)
Inflasi Kota Tanjungpinang tahun 2017 (3,37%) masih di bawah Kota
Batam (4,31%), di bawah inf