water pass i
TRANSCRIPT
WATER PASS I (W I)
I. Pelaksanaan Pratikum : praktikum dilaksanakan dilapangan pulo brayan
kota, pada hari Rabu, 19 Nopember 2009
II. Tujuan Percobaan : Pengenalan alat water pass dan perlengkapan serta menentukan beda tinggi beberapa titik pada suatu lokasi.
III. Alat yang digunakan : 1. Alat penyipat datar 2. Statif3. Unting-unting4. Mistar(Baak ukur)5. Payung6. Helm7. Meteran gulung8. Paku payung
IV. Teori
Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan pengukuran dengan waterpass adalah:1. Garis bidik teropong harus sejajar dengan garis bidik Nivo2. Garis arah Nivo harus tegak lurus pada sumbu pertama3. Garismendatar dafragma harus tegak lurus pada sumbu mendatar
Pengaturan alat ukur water pass yaitu:1. Tempatkan gelumbung Nivo ditengah-tengahkotak Nivo dengan memutar kedua sekrup penyetel.2. Putar teroong 1803. Perhatikan kedudukan gelumbung Nivo,apabla gelembung Nivo tersebut berpindah,maka keduduan gelembung Nivo harus distel kembali sehingga tepat berada di tengah-tengah.4. Dalam teropong kita melihat dan garis berbentuk setengah parabola dengan sebuah sumbu tegak.Usahakan dengan memutar sekrup penyetel sehingga kedua garis parabola tersebut berimpit.
TEORI TAMBAHAN
Maksud pengukuran tinggi ialah menentukan beda tinggi antara dua titik.Bila beda tinggi BT diketahui antara 2 titik 1 dan 2.Sedangkan tinggi titik 1 diketahui sama
dengan H1 dan titik 2 letak lebih tinggi daripada titik 1 maka titik 2,H2=H1+BT dimana BT=H2-H1.
Yang diartikan dengan beda tinggi antara titik 1 dan 2 adalah jarak antara du bidang Nivo yang melalui titik 1 dan 2 dapat dianggap sebagai bidang datar.Beda tinggi antara dua titik dapat dibedakan dengan 3 cara yaitu:
a. dengan cara tarometrisb. dengan cara trigonometrisc. dengan cara pengukuran menyipat datar
Ketiga cara ini disusun sedemikian,hingga ketelitian dari atas ke bawah akan menjadi besar.
Cara yang memberi hasil ketelitian terbesar adalah cara dengan pengukuran menyipat datar.Bila diingat-ingat hal-hal yang telah dibicarakan tentang teropong,maka setelah teropong dilengkapi dengan diafragma,pada teropong ini didapat suatu garis yang lurus ialah garis bidik.Garis bidik ini harus dibuat mendatar,supaya dapat digunakan untuk menentukanbeda tinggi antara dua titik.
Ingat pula pada Nivo tabung,karena pada Nivo tabung dijumpai suatu garislurus yang dapat mendatar dengan ketelitian besar:Garis lurus ini adalah tidak lain adalah daripada garis Nivo.Maka garis arah Nivo yang dapat mendatar dapat pula digunakan untuk mendatarkan garis bidik di dalam suatu teropong;caranya:tempatkan sebuah Nivo tabung di atas teropong.
Supaya garisbidik mendatar,bila arah gars Nivo di datarkan dengan menempatkan gelembung di tengah-tengah,perlulah terlebih dahulu:garis bidik di dalam teropong dibuat sejajar dengan garis arah Nivo.Hal inilah yang menjadi syarat utama untuk semua alat ukur penyipat datar.
V. Prosedur percobaan
1. Menempatkan alat pada suatu titik yang ditentukan2. Menyetel alat sehingga memenuhi persyaratan yang telah ditentukan3. Menempatkan titik BM pada sembarang tempat sebagai tanda titik permulaan
percobaan denan memberi tanda dengan paku paying dan pilox.4. Membuat /membentuk sebuah bidang 4 persegi panjang dengan L=3m dan P=4m5. Membagi bidang tersebut menjadi 20titik berbentuk persegi dengan jarak titik 1
ke titik yang lain dengan jarak 1mx1m6. Memulai dari titik 1,meletakkan baak ukur di titik 1 kemudian mengarahkan
waterpass ke titik 1 tesebut,kemudian membuka baak ukur(BA,BT,BB)7. Memindahkan bak ukur ke titik berikutnya yaitu ke titik ke 2,kemudian
melakukan langkah seperti no.68. Memindakan lagi bak ukur ke titik yang ketiga.Kemudian melakukan langkah
yang sama seperti langkah no.6 sampai ke titik 209. Mengukur ketinggian alat waterpass dengan rambu ukur lalu membaca
BA,BT,BB10. Pengukuran untuk titik-titik selanjutnya dilakukan dengan cara yang sama seperti
cara di atas
1. Sekrup koreksi Nivo,gunanya untuk membuat arah garis Nivo tegak lurus dengan sumbu pertama.
2. Sekrup koreksi diafragma,gunanya untuk membuat garis mendatar diafragma tegak lurus sumbu pertama
3. Sekrup pegurban gunanya untuk mendapatkan garis bidik ke arah susunannya 4. Sekrup pengatur cahaya5. Sekrup keliling
VI. Analisa Data
a. Mecari Beda Tinggi Rumus :
( BT = BT – BT )
Jika dilihat dari data-data maka beda tinggi untuk titik tinjauBT dimaksud = BT atas baris – BT bawah baris.
1. 1376 – 1359 = 172. 1359 – 1391 = -323. 1391 – 1334 = 574. 1334 – 1364 = -305. 1364 – 1374 = -106. 1374 – 1373 = 17. 1373 – 1356 = 78. 1356 – 1368 = -29. 1368 – 1392 = -2410. 1393 – 1355 = 3711. 1355 – 1390 = -312. 1390 – 1373 = 1613. 1373 – 1381 = -714. 1381 – 1396 = -1515. 1396 – 1363 = -1616. 1363 – 1381 = -1717. 1381 – 1362 = 1918. 1362 – 1380 = 2119. 1380 – 1392 = -1220. 1392 – 1397 = -5
b. Menghitung 2 BT
1. 2BTbm = 2 x 1378 = 27562. 2BT1 = 2 x 1359 = 27183. 2BT2 = 2 x 1391 = 27824. 2BT3 = 2 x 1334 = 26685. 2BT4 = 2 x 1364 = 27286. 2BT5 = 2 x 1374 = 27487. 2BT6 = 2 x 1373 = 27468. 2BT7 = 2 x 1366 = 27329. 2BT8 = 2 x 1368 = 273610. 2BT9 = 2 x 1392 = 278411. 2BT10 = 2 x 1355 = 271012. 2BT11 = 2 x 1392 = 2782
13. 2BT12 = 2 x 1374 = 274814. 2BT13 = 2 x 1381 = 276215. 2BT14 = 2 x 1396 = 269216. 2BT15 = 2 x 1364 = 272817. 2BT16 = 2 x 1381 = 276218. 2BT17 = 2 x 1362 = 272419. 2BT18 = 2 x 1380 = 276020. 2BT19 = 2 x 1392 = 278421. 2BT20 = 2 x 1397 = 2794
c. Mencari BA + BB
1. BAbm + BBbm = 1430 +1323 = 27532. BA1 + BB1 = 1401 + 1317 = 27183. BA2 + BB2 = 1439 + 1343 = 27824. BA3 + BB3 = 1385 + 1283 = 26685. BA4 + BB4 = 1421 + 1307 = 27286. BA5 + BB5 = 1437 + 1312 = 27497. BA6 + BB6 = 1431 + 1315 = 27468. BA7 + BB7 = 1405 + 1328 = 27339. BA8 + BB8 = 1418 + 1318 = 273610. BA9 + BB9 = 1438 + 1345 = 278311. BA10 + BB10 = 1396 + 1314 = 271012. BA11 + BB11 = 1429 + 1352 = 278113. BA12 + BB12 = 1419 + 1330 = 274914. BA13 + BB13 = 1430 + 1332 = 276215. BA14 + BB14 = 1424 + 1368 = 269616. BA15 + BB15 = 1422 + 1305 = 272717. BA16 + BB16 = 1439 + 1323 = 276218. BA17 + BB17 = 1415 + 1310 = 272519. BA18 + BB18 = 1430 + 1336 = 276020. BA19 + BB19 = 1435 + 1350 = 278521. BA20 + BB20 = 1435 + 1359 = 2794
d. Mencari Tinggi Titik
1. TT1 = 10000 + 17 = 100172. TT2 = 10017 + (-32) = 99853. TT3 = 9985 + 57 = 100424. TT4 = 10042 + ( -30) = 100125. TT5 = 10012 + (-10) = 100026. TT6 =10002 + 1 = 100037. TT7 = 10003 + 7 = 100108. TT8 = 10010 + (-2) = 100089. TT9 = 10008 + (-24) = 9984
10. TT10 = 9984 + 37 = 1002111. TT11 = 10021 + (-36) = 998512. TT12 = 9985 + 16 = 1000213. TT13 = 10002 + (-7) = 999514. TT14 = 9995 + (-15) = 998015. TT15 = 9980 + (-16) = 996416. TT16 = 9964 + (-17) = 994717. TT17 = 9947 + 19 = 996618. TT18 = 9966 + 21 = 998719. TT19 = 9987 + (-12) = 997520. TT20 = 9975 + (-5) = 9970
VII. Kesimpulan
1. Dari hasil praktikum nilai BT dapat diperoleh dengan menjumlahkan BA dan BB dibagi dua.
2. Dari hasil praktikum ternyata diperoleh nilai 2BT ( 2 x Batas Tengah).3. Dapat diperoleh bahwa data yang didapat sudah benar.
VIII. Saran
1. untuk menghindari factor koreksi yang besar, sebaiknya pengukuran-pengukuran dilakukan pada cuaca yang cerah dan pengamatan dilakukan dengna teliti.
2. Sebaiknya peralatan yang digunakan dalam penelitian praktikum ini memenuhi persyaratan agar hasil pengukuran pada praktikum lebih akurat.
3. Alat-alat yang sudah rusak harap diganti.
THEODOITE II(2)
I. Pelaksanaan Percobaan : Kamis,9 November 2009,di lapangan Pulo Brayan Kota
II. Tujuan Percobaan : Menentukan koordinat-koordinat titik sudut polygon
III. Alat yang digunakan : 1. Theodolite2. Statip3. Unting-Unting4. Paku Payung5. Meteran Gulung 6. Payung7. Helm8. Kompas9. Rambu Ukur10.Cat Pilox
IV. Teori :
Sebelum Theodolite digunakan untuk melakukan pengukuran, bagian-bagian theodolite harus dalam keadaan baik dan memenuhi persyaratan :
1. Sumbu pertama harus tegak lurus 2. Sumbu kedua harus mendatar3. Garis bidik harus tegak lurus pada sumbu kedua4. Kesalahan indeks pada skala lingkaran tegak lurus sama dengan nol
Tentang cara-cara yang harus dilakukan untuk memenuhi persyaratan di atas telah dipelajari pada praktikum I.
Sebelum memulai pengukuran di lapangan, terlebih dahulu kita menentukan titik yang akan diukur dengan menempatkan paku payung dan jarak satu titik dengan titik yang lain diukur dengan meteran gulung, dan akhirnya penentuan titik akan membentuk polygon tertutup.
Pengukuran polygon disebut juga pengukura segi banyak. Polygon ialah serangkaian garis lurus yang menghubungkan titik yang terletak di permukaan bumi.
Cara membuat suatu polygon adalah cara pertama untuk menentukan tempat lebih dari satu titik. Pada ujung awal polygon diperlukan satu titik tertentu dan suatu jurusan yang tertentu pula. Umumnya suatu polygon dimulai dan diakhiri pada titik tertentu dan diikat pada ujung kedua-duanya pada dua jurusan pula, karena untuk mendapatkan koordinat, maka diperlukan sudut jarak, maka yang diukur pada polygon adalah sudut-sudut an jarak-jarak pada polygon tersebut.
Polygon terbagi dua, yaitu :1. polygon terbuka2. polygon tertutup
Yang digunakan pada praktikum ini, adalah polygon tertutup, maka yang akan dijelaskan pada praktikum ini, adalah polygon tertutup.
Syarat-Syarat yang harus dipenuhi pada polygon tertutup adalah :
1. sudut yang diukur = ( u awal – u akhir ) + n x 180 dimana = u akhir –u awal = 10
Jadi sudut yang diukur = n – 180
2. d Sin u = u akhir – u awaldimana = u akhir – u awalmaka, u akhir – u awal
3. d cos u = y akhir – y awaldimana = y akhir – y awalmaka, y akhir = y awal
Ruas kiri adalahjulah sudut-sudut yang diukur, sedangkan ruas kanan berdiri atas dua suku dengan suku pertama, selisih antara sudut akhir dengan sudut awal.Suku kedua adalah kelipatan 1800. sudut akhir dan awal dapat dihitung dengan koordinat Bantu ( misal titk A,B,C, dan Q ). Dengan demikian , dapatlah syarat yang harus dipenuhi oleh sisi polygon yang diukur dan dapat diproyeksikan sisi-sisi polygon pada sumbu u dan smbu y.
V. Prosedur Percobaan
1. Menentukan letak alat theodolite dan menyorotnya sedemikian rupa, sehingga theodolite siap dipakai. Diusahakan supaya theodolite tetap berada di atas titik A.
2. Menentukan letak titik utama dengan menggunakan kompas.3. Membacakan dan mencatat hasil pengukuran bacaan rambu ukur dab pengukuran
rambu ukur dan pengukuran jarak dari titik A ke U.4. Menentukan 4 letak tempat alat ( A,B,C dan D ) di lapangan.5. Dimulai dari titik A,B dan E, kemudian membacakan dan mencatat hasil
pengukuran rambu ukur pada titik tinjau B dan E. pada tinjau b sudut horizontal nya 00000’00”, sedangkan pada titik tinjau E, sudut horizontalnya diperoleh dari hasil pembacaan sudut pada alat theodolite.
6. Mengukur jarak dari titik A ke titik B dan dari titik A ke titik E dan mencatat hasil pengukuran pada lembar laporan.
7. Setelah semua titik tinjau yang dilihat dari titik A selesai dibidik, kemudian ala theodolite dipindahkan ke titik B.
8. Dititik b kita menentukan kembali titik tinjaunya dengan cara melihat titik-titik yang mengapit titik B. pada praktikum ini,titik tinjaunya adalah titik A dan C.
9. Setelah mengetahui titik tinjaunya, kemudian membacakan dan mencatat hasil pengukuran ke rambu ukur yang dibidik, pada titik tinjau C dan A. selanjutnya pada titik tinjau C sudut horizontalnya 00000’00”, sedangkan di titik tinjau A sudut horizontalnya diperoleh dari hasil pembacaan sudut pada alat theodolite.
10. Kemudian mengukur jarak dari titik B ke titik C dan dari titik B ke titik A dan mencatatnya pada lembar laporan.
11. Setelah semua titik tinjau di bidik, kemudian alat dipindahkan ke titik C.12. Alat diatur sedemikian sebelum dimulai pengukuran-pengukuran. Seperti pada
titik sebelumnya dengan carayang sama untuk pembacaan pergeseran dilakukan sampai ke titik E.
VI. Analisa Data
< Luas BAE = 256 00’19” ZENITH = 93 29’19”< Luas CBA = 238 40’19”< Luas DCB = 230 40’19”< Luas AED = 285 05’19” + 1260 58’35”
Rumus = (n + 2) 180 = ( 5+2 ) x 180= 1260
Jumlah ( 0 ) < luar = 1260058’35” - 12600 00’00”= 00058’35” 00058’38”
5= 00011’43”
Titik A
< ab = 93028’ 19”= 256000’19” = 256000’019’ – 00011’43”= 255048’36”
B1 = 360000’00” – 255048’36”= 104011’24”
ab = ab – B1
ac = 93029’19” + 104011’24”= 197040’43”
Titik B
< B = 238040’ 19”= 238040’19’ – 00011’43”= 238028’36”