wawasan sistem ekonomi islam oleh : abu kholish abstrak

22
MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015 259 WAWASAN SISTEM EKONOMI ISLAM Oleh : Abu Kholish Abstrak : Diskursus tentang ekonomi Islam ( Syariah ) sebenarnya bukan merupakan wacana baru dalam dunia ilmiah modern saat ini. Ia merupakan suatu realitas yang terus menghadirkan kesempurnaan ditengah beragamnya sistem sosial dan konvensional yang berbasis pada faham materialisme sekuler. Kehadirannya bukan saja menjadi jawaban dari ketidak adilan sistem sosial ekonomi kontemporer, melainkan juga sebagai kristalisasi usaha intelektual yang telah berlangsung sangat panjang dalam sejarah umat Islam. Oleh karena itu, membahasnya baik saat ini maupun dimasa mendatang akan selalu menjadi salah satu kajian di berbagai ranah dimensi sosial masyarakat. Mulai dari akademisi, praktisi hukum ekonomi Islam ( syariah ), pebisnis ekonomi syariah hingga pada level pengambil kebijakan negara dengan berdirinya lembaga–lembaga perbankan syariah dan lembaga-lembaga keuangan syariah lainnya. Kata Kunci : Wawasan, Sistem dan Ekonomi Islam. Pendahuluan Fenomena perkembangan sistem ekonomi dan keuangan Islam dewasa ini, memperlihatkan eksistensinya baik dalam dunia akademik maupun dalam dunia usaha dan bisnis. Di Tanah air, sistem ekonomi Islam sudah dikembangkan secara serius oleh para Ulama serta cendekiawan Muslim dan mendapat support dari mantan Presiden RI H. M Soeharto kala itu, saat ini perkembangan sistem ekonomi Islam semakin kokoh dengan disahkannya beberapa Undang-Undang yang berkaitan dengan hal tersebut. Seiring dengan perkembangan yang positif itu, maka patut bagi kita sebagai seorang muslim untuk mengetahui lebih jauh tentang sistem ekonomi Islam ( syariah ) itu, apakah sistem ekonomi Islam itu menjadi suatu pilihan atau hanya sebuah sistem alternatif dalam kegiatan ekonomi dewasa ini. Agar mudah memposisikan sistem tersebut dalam posisi yang tepat dan proporsional, maka ada dua sudut pandang yang digunakan dalam memahaminya yaitu pertama pemahaman secara ekslusif dan kedua pemahaman secara inklusif. Pemahaman secara ekslusif artinya menempatkan sistem ekonomi Islam dalam posisi internal dan integratif dari ajaran Islam sebagai sebuah kesatuan yang sistematis, Alumni Pondok Pesantren Mambaus Sholihin (PPMS) 94, Dosen Tetap Pada Sekolah Tinggi Agama Islam Brebes ( STAIB ) Jawa Tengah.

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: WAWASAN SISTEM EKONOMI ISLAM Oleh : Abu Kholish Abstrak

MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015

259

WAWASAN SISTEM EKONOMI ISLAM

Oleh : Abu Kholish

Abstrak : Diskursus tentang ekonomi Islam ( Syariah ) sebenarnya bukan merupakan wacana baru dalam dunia ilmiah modern saat ini. Ia merupakan suatu realitas yang terus menghadirkan kesempurnaan ditengah beragamnya sistem sosial dan konvensional yang berbasis pada faham materialisme sekuler. Kehadirannya bukan saja menjadi jawaban dari ketidak adilan sistem sosial ekonomi kontemporer, melainkan juga sebagai kristalisasi usaha intelektual yang telah berlangsung sangat panjang dalam sejarah umat Islam. Oleh karena itu, membahasnya baik saat ini maupun dimasa mendatang akan selalu menjadi salah satu kajian di berbagai ranah dimensi sosial masyarakat. Mulai dari akademisi, praktisi hukum ekonomi Islam ( syariah ), pebisnis ekonomi syariah hingga pada level pengambil kebijakan negara dengan berdirinya lembaga–lembaga perbankan syariah dan lembaga-lembaga keuangan syariah lainnya. Kata Kunci : Wawasan, Sistem dan Ekonomi Islam.

Pendahuluan

Fenomena perkembangan sistem ekonomi dan keuangan Islam dewasa ini,

memperlihatkan eksistensinya baik dalam dunia akademik maupun dalam dunia usaha

dan bisnis. Di Tanah air, sistem ekonomi Islam sudah dikembangkan secara serius

oleh para Ulama serta cendekiawan Muslim dan mendapat support dari mantan

Presiden RI H. M Soeharto kala itu, saat ini perkembangan sistem ekonomi Islam

semakin kokoh dengan disahkannya beberapa Undang-Undang yang berkaitan

dengan hal tersebut. Seiring dengan perkembangan yang positif itu, maka patut bagi

kita sebagai seorang muslim untuk mengetahui lebih jauh tentang sistem ekonomi

Islam ( syariah ) itu, apakah sistem ekonomi Islam itu menjadi suatu pilihan atau

hanya sebuah sistem alternatif dalam kegiatan ekonomi dewasa ini.

Agar mudah memposisikan sistem tersebut dalam posisi yang tepat dan

proporsional, maka ada dua sudut pandang yang digunakan dalam memahaminya

yaitu pertama pemahaman secara ekslusif dan kedua pemahaman secara inklusif.

Pemahaman secara ekslusif artinya menempatkan sistem ekonomi Islam dalam posisi

internal dan integratif dari ajaran Islam sebagai sebuah kesatuan yang sistematis,

Alumni Pondok Pesantren Mambaus Sholihin (PPMS) 94, Dosen Tetap Pada Sekolah Tinggi

Agama Islam Brebes ( STAIB ) Jawa Tengah.

Page 2: WAWASAN SISTEM EKONOMI ISLAM Oleh : Abu Kholish Abstrak

MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015

260

menyeluruh (kaffah) dan mandiri sesuai dengan ayat Al Qur an yang berbunyi

Uzdkhulu fis silmi kaffah, artinya masuklah Islam secara menyeluruh.

Secara internal semua orang muslim harus menempatkan syariah diatas

segala-galanya yang harus pula terimplementasi dalam segala dimensi kehidupannya,

tak terkecuali di bidang ekonomi. Dalam kontek ini maka sistem ekonomi Islam

merupakan pilihan yang tidak mungkin bisa ditawar lagi. Karena dengan tidak

menempatkan Islam dalam setiap dimensi kehidupannya, maka akan berakibat fatal

karena telah melakukan sebuah pengingkaran terhadap ajaran Islam yang berarti

mengeliminasi dirinya sendiri sebagai seorang muslim sejati.

Pemahaman secara inklusif artinya menempatkan sistem ekonomi Islam

bukan pada posisi yang mandiri terlepas dari sistem-sistem yang berkembang di

sekitarnya, melainkan harus dipandang sebagai bagian dari sistem kehidupan secara

keseluruhan. Dari sudut pandang ini, berarti ekonomi Islam merupakan salah satu

sistem diantara sistem-sistem lainnya seperti feodalisme, kapitalisme, sosialisme dll.

Semua sistem ini telah berkembang dan telah mengkristal dalam kehidupan manusia

di dunia, karena merupakan realitas kehidupan yang tidak mungkin diabaikan. Jadi,

sistem ekonomi Islam dipandang sebagai sesuatu yang turut memberikan kontribusi

dalam pengembangan sistem ekonomi Islam itu sendiri.

Secara insklusivistik sistem ekonomi Islam haruslah diposisikan sebagai

alternatif diantara sistem-sistem ekonomi konvensional yang ada dan berkembang

saat ini. Artinya sistem ekonomi Islam dapat dipilih ataupun tidak dipilih

sebagaimana sistem-sistem yang lainnya. Hal ini sangat bergantung pada selera,

keyakinan, sistem dan keunggulan kompetitif yang melekat didalamnya atau dengan

pertimbangan-pertimbangan lainnya.

Di negara yang telah menempatkan Islam sebagai ideologinya, tidak terlalu

sulit untuk memposisikan sistem ekonomi Islam sebagai pilihan dalam kegiatan

ekonominya, karena sistem itu merupakan bagian integral dari ajaran Islam yakni

salah satu bidang muamalah (Iqtishadiyah). Bagi negara-negara Islam yang telah

mempraktikkan sistem ekonomi berbasis konvensional, secara bertahap tidak akan

sulit untuk menggantinya dengan sistem ekonomi Islam. Negara seperti ini lebih

tepat menempatkan sistem ekonomi konvensional sebagai alternatif disamping sistem

ekonomi Islam.

Page 3: WAWASAN SISTEM EKONOMI ISLAM Oleh : Abu Kholish Abstrak

MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015

261

Di Indonesia yang tidak menempatkan Islam sebagai falsafah ideologi negara,

meskipun tidak menenempatkan agama sebagai landasan ideologi, tetapi negara

mengakui sejumlah agama didalamnya. Dari perspektif ini memang agak susah

menempatkan sistem ekonomi Islam ( syariah ) sebagai pilihan karena sistem ini

terbangun dari ajaran Islam secara integral. Sementara Islam sendiri bukan sebagai

landasan ideologi negara, melainkan pancasila. Tetapi pandangan para ahli dan

praktisi ekonomi Islam cenderung menempatkan sistem ini sebagai pilihan, dengan

alasan bahwa langkah tersebut merupakan siasat dalam pengembangannya.

Pandangan seperti itu, tidak dapat disalahkan jika dipandang dari sudut

ekslusivitas yang menghendaki orang-orang Islam sejati seharusnya menerapkan

Islam secara Kaffah, namun demikian, jika dipandang dari perspektif kenegaraan

maka sistem ekonomi Islam bukanlah pilihan bagi warga negara melainkan sebagai

alternatif. Hal tersebut tergantung pada komitmen, selera, keyakinan masing-masing

dan hal ini sangat ditentukan oleh hal-hal intrinsik yang melekat dalam sistem ini,

seperti keunggulan kompetitif, manusiawi, mendatangkan maslahat bagi semua pihak

serta yang lainnya, sehingga memiliki daya pikat tersendiri di bandingkan dengan

sistem konvensional.

Perbandingan Sistem Ekonomi Islam dan Sistem Ekonomi Lainnya

Secara historis, ada tiga pilar yang dilakukan oleh Nabi Muhammad pada awal

tahun hijrah di kota Yasrib( Sekarang Madinah Al munawwarah ) Pertama adalah

Iqomatul Masjid yaitu mendirikan masjid sebagai sebuah simbol keagamaan. Kedua

adalah I’lanut Daulatil Islamiyah yaitu memproklamirkan sebuah negara Islam. ketiga

adalah Muakhah Islamiyah yaitu membangun suatu masyarakat Islam yang sosial

ekonominya didasarkan pada kesetiaan dan persaudaraan Islam. Jika usaha yang

pertama dianggap bercorak keagamaan, dan usaha yang kedua bercorak politik, maka

usaha yang ketiga adalah menuju kepada sosial ekonomi.

Islam

Sistem ekonomi Islam sangat berbeda dengan sistem ekonomi kapitalis dan

sistem ekonomi sosialis. Dalam beberapa hal, sistem ini dianggap bertentangan antara

keduanya dan berada diantara kedua sistem tersebut. Sistem ekonomi Islam

mempunyai kelebihan-kelebihan yang ada pada sistem ekonomi kapitalis dan sistem

Page 4: WAWASAN SISTEM EKONOMI ISLAM Oleh : Abu Kholish Abstrak

MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015

262

ekonomi sosialis, tetapi bebas dari kelemahan-kelemahan yang terdapat pada kedua

sistem tersebut. Sistem ekonomi Islam dapat memenuhi semua persyaratan yang

dituntut agar sesuatu itu dikatakan sah sebagai sebuah system. Misalnya kalau dalam

kapitalisme dan sosialisme ada paradigma, dasar pondasi mikro (basis of mikro

foundations) dan landasan filosofis (philosophic foundations), maka system ekonomi Islam

memenuhi unsur tersebut. Lihat gambar di bawah ini1 :

Gambar : Perbandingan System Ekonomi Sosialis, Islam dan Kapitalis

Dari gambar tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa, pertama system

ekonomi Islam, dipandang dari sudut keilmuan adalah sejajar keberadaannya dengan

system kapitalisme dan sosialisme. Kedua system ekonomi Islam tidak sama, baik

1Lihat Muhammad Arif, Toward the shariah paradigm of Islamic economics: The Beginning of

scientific revolution, The American Journal of Islamic social science, vol 2 No 1, 1985, p. 98.

Dalam bukunya Muhammad, Pengantar Akuntansi Syariah, Jakarta, Salemba empat, 2002, h 74

ECONOMICS

ECONOMICS

SYSTEM

SOCIALISM ISLAMIC

ECONOMIC

SYSTEM

CAPITALISM

PARADIGM

MARXIAN

PARADIGM

SYARIAH

PARADIGM MARKET

ECONOMIC BASIS OF THE MICRO

FOUNDATION:

NO PRIVATE

OWNERSHIP OF THE MEANS OF

PRODUCTION

BASIC OF THE MICRO

FOUNDATION

“MUSLIM MAN”

( AHSANI TAQWIM

)

BASIC OF MICRO

FOUNDATION

“ECONOMIC

MAN”

PHILOSOPHIC FOUNDATION

DIALECTICAL

MATERIALISM

PHILOSIPHIC FOUNDATION:

INDIVIDUALISM IN

THE ROLE OF THE

GOD ON EARTH WITH AN

OBJECTIVE TO

ACHIEVE ‘FALAH’

IN THIS WORLD AND IN THE

HEREAFTER

ACCOUNTABLE

FOR PERFORMANCE

PHILOSOPHIC FOUNDATION

UTILITARIAN

INDIVIDUALISM

BASED ON THE LAISSEZFAIRE

PHILOSOPHY

Page 5: WAWASAN SISTEM EKONOMI ISLAM Oleh : Abu Kholish Abstrak

MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015

263

dengan system kapitalisme atau sosialisme. Ketiga system ekonomi Islam tidak bisa

dikatakan sederhana, meskipun posisinya berada ditengah atau diantara kedua sistem

yang ada.

Gambar tersebut secara jelas menunjukan adanya perbedaan yang sangat

mendasar dalam hal paradigma, dasar pondasi mikro, maupun landasan filosofisnya.

Perbedaan-perbedaan tersebut akan berakibat pada tataran lebih rendah. Contoh

yang paling mudah adalah bagi faham kapitalisme, seseorang akan bebas untuk

menjalankan bisnis apa saja sejauh hal tersebut memberikan keuntungan. Akan tetapi,

system ekonomi Islam tidak lah demikian, ada ketentuan yang mengatur, misalnya

tidak diperbolehkan berbisnis dengan suatu komoditi atau jasa tertentu yang

melanggar aturan syariah seperti jual beli babi, minuman keras atau sejenisnya,

perjudian, riba dan lain sebagainya.2

Menurut Dumairy, bahwa system ekonomi Islam merupakan sub-sistem dari

supra system ajaran Islam. Sebagai sebuah sub-sistem, system ekonomi Islam tegak

dan ditegakkan dengan bertumpu pada pilar-pilar atau landasan yang kokoh. Pilar-

pilar atau landasan itu adalah : Nilai Dasar, Nilai Instrumental, Nilai Filosofis, Nilai

Normatif, dan Nilai Praktis.3 Bangunan ekonomi Islam (syariah) yang didalamnya

diantaranya mencakup ilmu manajemen dan akuntansi akan menjadi sebuah system

ekonomi yang kokoh apabila dari seluruh aspek bangun system tersebut dapat

dikenali berdasarkan sistemNya atau melalui pendekatan system. Aspek-aspek

tersebut meliputi : ilmu, teori, model, kebijakan serta praktek ekonomi. Dengan

demikian secara parsial menurut Dumairy dapat dirumuskan sebagai berikut :

”Ilmu ekonomi yang Islami adalah ilmu ekonomi yang bernafaskan Islam, diciptakan dengan sendi dan landasan ajaran Islam; teori dan model ekonomi yang Islami ialah teori dan model ekonomi yang bernafaskan Islam, disusun dan dibentuk dengan bersendikan dan berlandaskan ajaran Islam; kebijakan ekonomi yang Islami ialah kebijakan ekonomi yang bernafaskan Islam, dirancang dan dilaksanakan dengan bersendikan dan berlandaskan ajaran Islam, yaitu suatu kehidupan yang perekonomiannya dijalankan berdasarkan ilmu, teori, serta kebijakan yang

bernafaskan Islami”.4 Para pakar ekonomi Islam pada dasarnya sepakat dengan prinsip-prinsip

umum yang mendasari ekonomi Islam. Prinsip-prinsip ini membentuk keseluruhan

2Lihat Muhammad, Pengantar Akuntansi Syariah, Jakarta, Salemba empat, 2002, h 75 3Ibid 4ibid

Page 6: WAWASAN SISTEM EKONOMI ISLAM Oleh : Abu Kholish Abstrak

MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015

264

kerangka ekonomi Islami, yang jika diibaratkan sebagai sebuah bangunan dapat

divisualisasikan sebagai berikut :

Akhlak Prilaku Islami

dalam bisnis dan ekonomi

Prinsip-prinsip

system ekonomi

Islam

Teori ekonomi

Islam

Gambar : Rancang Bangun Ekonomi Islami.

Bangunan ekonomi Islam didasarkan atas lima nilai yang universal yaitu

Tauhid (keimanan), Adl (keadilan), Nubuwwah (kenabian), Khilafah (pemerintahan)

dan Ma’ad (hasil). Kelima nilai dasar ini, menjadi inspirasi dalam menyusun preposisi

dan teori-teori ekonomi Islam. Akan tetapi, jika teori yang baik tidak diaplikasikan

menjadi system, maka ekonomi Islam akan menjadi sebuah kajian ilmu saja tanpa

memberikan dampak pada kehidupan ekonomi. Oleh karena itu dari lima prinsip

universal tersebut dibangunlah tiga prinsip derivative yang menjadi ciri dan model

system ekonomi Islam. Ketiga prinsip derivative tersebut adalah multitype

ownership, freedom to act, dan social justice. Kemudian diatas nilai dan prinsip yang

telah diuraikan tersebut, dibangunlah konsep yang memayungi kesemuannya yakni

konsep akhlak. Akhlak menempati posisi puncak, karena inilah yang menjadi tujuan

Islam dan dakwah para Nabi. Yaitu untuk menyempurnakan akhlak manusia.5 Dan

akhlak inilah yang menjadi panduan para pelaku ekonomi dan bisnis dalam

melakukan aktivitasnya.6

5Innama buitstu liutammima makarimal akhlak. ( Al Hadist ) 6Lihat Adiwarman A Karim, Ekonomi Mikro Islami, Jakarta, IIIT Indonesia, 2002, h. 17.

Multiple

Ownership

Freedom To

Act Social Justice

Tauhid Adl Nubuwah Khilafah Ma’ad

Page 7: WAWASAN SISTEM EKONOMI ISLAM Oleh : Abu Kholish Abstrak

MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015

265

Afzalur Rahman,7 membagi prinsip dasar ekonomi Islam sebagai berikut :

1. Kebebasan Individu8

7 Lihat Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, terj. Suroyo, Nastangin, Yogyakarta, Dana Bakti

Wakaf, 1995, h 8-11 dan 89-120. 8Setiap individu mempunyai hak kebebasan untuk berpendapat dan membuat suatu keputusan

serta mempunyai tugas untuk menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Hal ini

dijelaskan dalam Al Quran surah Ali Imran : 104, 110, 114.

104ولتكن منكم امة يدعون الى الخير ويأمرون بالمعروف وينهون عن المنكر واولئك هم المفلحون. العمران :

Artinya : “Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan,

menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-

orang yang beruntung”. ( Ali Imron : 104)

كنتم خير امة اخرجت للناس تأمرون بالمعروف وتنهون عن المنكر وتؤمنون بالله ولو أمن اهل الكتاب لكان خيرا لهم منهم

11 0: المؤمنون واكثرهم الفسقون. العمران

Artinya : “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu)

menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.

Sekiranya Ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Diantara mereka ada yang

beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”. (Ali Imron : 110)

114يؤمنون بالله واليوم الأخر ويآمرون بالمعروف وينهون عن المنكر ويسارعون في الخيرت واولئك من الصلحين. العمران :

Artinya : “Mereka beriman kepada Allah dan hari akhir, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan

mencegah dari yang mungkar dan bersegera (mengerjakan) berbagai kebajikan. Mereka termasuk

orang-orang saleh”. (Ali Imron : 114)

Menyeru kebajikan dan mencegah kemungkaran adalah prinsip dasar Islam, untuk itu Islam sangat

memberikan kebebasan kepada setiap orang untuk melaksanakan tugas tersebut. Islam telah

mengatur dan mengembangkan hubungan yang harmonis antara individu dengan masyarakat untuk

bekerja sama dan tidak menghendaki adanya perselisihan antara satu dengan yang lainnya.

Kebebasan dalam pandangan Islam adalah sebagai pondasi dari nilai-nilai kemanusiaan dan

kemuliaan manusia, kebebasanlah yang membedakan manusia dari makhluk lainnya, dan hanya

melalui penggunaan kebebasan yang benar manusia akan terdorong untuk melakukan perbuatan

yang terpuji. Seorang individu akan menikmati sepenuhnya kebebasan berfikir, bertindak dan

melakukan tindakan-tindakan yang terpuji, dia mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk memulai,

mengelola, mengorganisasikan, mengurus serta menciptakan perniagaan menurut kehendaknya.

Dia juga mempunyai peluang yang sama untuk memilih bidang pekerjaan atau profesi yang

dianggap layak serta bebas mencari dan menggunakan berbagai cara dalam usaha mendapatkan

kekayaan, asalkan tidak menggunakan cara-cara yang haram.

Kebebasan individu dalam bidang ekonomi bukanlah mutlak, melainkan di batasi oleh dua hal

yaitu pertama individu bebas bergerak dibidang ekonomi dengan syarat tidak melanggar dan

memperkosa hak-hak orang lain atau membahayakan kepentingan umum (masyarakat). Kedua

harus menggunakan cara-cara yang halal dalam mencari penghidupan. Seperti yang dijelaskan

dalam Al Quran surat Al Baqarah : 168 dan surat An Nisa’ : 29.

168ولا تتبعوا خطوت الشيطن انه لكم عدو مبين. البقرة : يايها الناس كلوا مما في الأرض حللا طيبا

Artinya : “Wahai manusia ! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat dibumi,

dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan. Sungguh, syetan itu musuh yang nyata

bagimu”. (Al Baqarah : 168)

يايها الذين امنوا لا تأكلوا اموالكم بينكم بالباطل الا ان تكون تجارة عن تراض منكم ولا تقتلوا انفسكم ان الله كان بكم رحيما.

29النساء :

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman ! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu

dengan jalan yang bathil (tidakbenar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka

Page 8: WAWASAN SISTEM EKONOMI ISLAM Oleh : Abu Kholish Abstrak

MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015

266

2. Hak terhadap harta9

3. Ketidaksamaan ekonomi dalam batas yang wajar10

sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha

Penyayang kepadamu”. (An Nisa : 29).

9 Islam melegitimasi hak individu untuk memiliki harta benda yang diperoleh menurut cara-cara

yang halal. Walaupun demikian ia memberikan batasan tertentu untuk menggunakan hak tersebut

sekehendaknya, agar tidak merugikan kepentingan masyarakat umum. Al Quran surat Al Baqarah :

254, surat Az Dzariat : 19, surat Al Isra’ : 26, menjelaskan :

يايها الذين امنوا انفقوا مما رزقنكم من قبل ان يأتي يوم لا بيع فيه ولا خلة ولا شفاعة والكفرون هم الضلمون. البقرة :

254

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman Infakkanlah sebagian dari rezeki yang telah kami

berikan kepadamu sebelum datang hari ketika tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan

dan tidak ada lagi syafaat. Orang-orang kafir itulah orang yang dzalim”. (Al Baqarah : 254).

19وفي اموالهم حق للسائل والمحروم. الذاريات :

Artinya : “Dan pada harta benda mereka ada hak orang miskin yang meminta, dan orang miskin

yang tidak meminta”. (AzDzariyat : 19).

26وات ذا القربى حقه والمسكين وابن السبيل ولا تبذر تبذيرا. الاسراء :

Artinya : “Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang-

orang yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara

boros. (Al Isra : 26).

Ayat-ayat Al Quran tersebut dengan jelas membenarkan hak individu untuk memiliki dan

membelanjakan harta bendanya, dan mendorong pemilik harta untuk menyerahkan kelebihan

hartanya kepada masyarakat setelah memenuhi kepuasan untuk diri sendiri dan keluarga.

Islam juga menganggap pemilik harta sebagai pemegang amanah yang memiliki tanggung jawab

yang besar atas penggunaan harta tersebut. Dalam surat Al Hadid : 7, An Nahl : 71 di jelaskan ;

7امنوا بالله ورسوله وانفقوا مما جعلكم مستخلفين فيه فالذين امنوا منكم وانقوا لهم اجر كبير. الحديد :

Artinya : “Berimanlah kamu kepada Allah dan RasulNya dan infakkanlah (di jalan Allah) sebagian

dari harta yang Dia telah menjadikan kamu sebagai penguasanya (amanah). Maka orang-orang

yang beriman diantara kamu dan menginfakkan (hartanya di jalan Allah) memperoleh pahala yang

besar”. (Al Hadid : 7)

انهم فهم فيه سواء افبنعمة الله يجحدون. والله فضل بعضكم على بعض فى الرزق فما الذين فضلوا برادي رزقهم على ما ملكت ايم

71النحل:

Artinya : “Dan Allah melebihkan sebagian kamu atas sebagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi

orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberikan rezekinya kepada para hamba sahaya

yang mereka miliki, sehingga mereka sama-sama (merasakan) rezeki itu. Mengapa mereka

mengingkari nikmat Allah?”.(An Nahl : 71).

Ayat-ayat tersebut dengan tegas menunjukan bahwa semua kekayaan dan harta benda adalah

kepunyaan Allah, manusia memilikinya hanya sementara, semata-mata sebagai suatu amanah atau

pemberian dari Allah SWT. Manusia menggunakan harta berdasarkan kedudukannya sebagai

pemegang amanah dan bukan sebagai pemilik yang kekal.

10Islam mengakui adanya ketidaksamaan ekonomi antara satu dengan yang lain, tetapi tidak

membiarkannya menjadi jurang pemisah, ia mencoba menjadikan perbedaan tersebut dalam batas-

batas yang wajar, adil dan tidak berlebihan. Al Quran surat An Nur : 33 menjelaskan ;

مما ملكت ايمانكم فكاتبوهم ان علمتم فيهم خيرا وليستعفف الذين لا يجدون نكاحا حتى يغنيهم الله من فضله والذين يبتغون الكتب

واتوهم من مال الله الذي اتكم ولا تكرهوا فتيتكم على البغاء ان اردن تحصنا لتبتغوا عرض الحيوة الدنيا ومن يكرههن فان الله من

33بعد اكراههن غفور رحيم. النور :

Artinya : “Dan orang-orang yang tidak mampu menikah hendaklah menjaga kesucian (dirinya),

sampai Allah memberi kemampuan kepada mereka dengan karuniaNya. Dan jika hamba sahaya

yang kamu miliki menginginkan perjanjian (kebebasan), hendaklah kamu buat perjanjian kepada

Page 9: WAWASAN SISTEM EKONOMI ISLAM Oleh : Abu Kholish Abstrak

MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015

267

4. Kesamaan sosial11

5. Jaminan sosial12

6. Distribusi kekayaan secara meluas13

7. Larangan menumpuk-numpuk kekayaan14

8. Larangan terhadap organisasi anti sosial15

mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebagian

dari harta Allah yang dikaruniakanNya kepadamu. Dan janganlah kamu paksa hamba sahaya

perempuanmu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri menginginkan kesucian, karena

kamu hendak mencari keuntungan kehidupan duniawi. Barang siapa memaksa mereka, maka

sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang (kepada mereka) setelah mereka dipaksa”.

(An Nur : 33).

11

Islam tidak mengharuskan kesamaan dalam hal ekonomi, tetapi mendukung dan menggalakkan

kesamaan sosial, sehingga sampai pada tahap bahwa kekayaan negara yang dimiliki tidak hanya

dinikmati oleh sekelompok masyarakat tertentu saja. Dalam Al Quran surat Al Hasyr : 7 berbunyi ;

ما افاء الله على رسوله من اهل القرى فلله وللرسول ولذى القربى واليتمى والمسكين وابن السبيل كي لا يكون دولة بين الاغنياء

7منكم وما اتكم الرسول فخذوه وما نهىكم عنه فانتهوا وتقوا الله ان الله شديد العقاب. الحشر :

Artinya :”Harta rampasan Fa’I yang diberikan Allah kepada RasulNya (yang berasal) dari

penduduk beberapa negeri, adalah untuk Allah, Rasul, kerabat (Rasul), anak-anak yatim, orang-

orang miskin, dan untuk orang-orang yang dalam perjalanan, agar harta itu jangan hanya beredar

diantara orang-orang kaya saja diantara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka

terimalah, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertaqwalah kepada Allah.

Sungguh Allah sangat keras hukumanNya”. (Al Hasyr : 7)

12 Setiap individu mempunyai hak untuk hidup dalam sebuah negara Islam, dan setiap warga

negara dijamin untuk memperoleh kebutuhan pokoknya masing-masing. Tugas dan tanggung

jawab sebuah negara Islam adalah menjamin setiap warga negara dalam memenuhi kebutuhannya

sesuai dengan prinsip dan hak untuk hidup. Disamping memberikan jaminan sosial, negara juga

bertanggung jawab terhadap jaminan umum, oleh karena itu dana dikumpulkan dari masyarakat

yang berupa zakat atau bentuk sadaqah lainnya yang akan dikumpulkan ke perbendaharaan negara. 13 Sejumlah nilai dan institusi Islam dianggap dapat membantu menciptakan persaudaraan Islam

yang ideal, persamaan sosial dan distribusi yang merata. Dari sekian hal penting dalam konteks ini

adalah sistem zakat dan warisan. 14 Islam tidak memperbolehkan penumpukan harta ditangan segelintir orang ; suatu keadaan

dimana harta secara berlebihan berada ditangan satu pihak dan merampas seluruh pihak lain. Islam

memberikan kekuasaan penuh kepada negara untuk mengambil langkah-langkah penting

mengumpulkan kelebihan harta dikalangan orang kaya dan dimanfaatkan untuk kaum miskin. Al

Quran surat Al Hadid ayat 7 menjelaskan :

7امنوا بالله ورسوله وانفقوا مما جعلكم مستخلفين فيه فالذين امنوا منكم وانقوا لهم اجر كبير. الحديد :

Artinya : “Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul Nya dan infakkanlah (di jalan Allah)

sebagian dari harta yang Dia telah menjadikan kamu sebagai penguasanya (amanah). Maka orang-

orang yang beriman diantara kamu dan menginfakkan (hartanya di jalan Allah) memperoleh

pahala yang besar”. (Al Hadid : 7)

Ayat ini mengandung prinsip yang sangat penting yaitu harus selalu membantu golongan miskin

dari baitul maal atau kelebihan harta dari golongan kaya, sehingga jurang antara kaya dan miskin

tidak begitu lebar dan tidak merusak keseimbangan di dalam masyarakat. 15 Sistem ekonomi Islam melarang semua praktek yang merusak dan anti sosial yang terdapat

dalam masyarakat, misalnya berjudi, minum arak, riba, menumpuk-numpuk harta, pasar gelap dan

lain-lain.

Page 10: WAWASAN SISTEM EKONOMI ISLAM Oleh : Abu Kholish Abstrak

MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015

268

9. Kesejahteraan individu dan masyarakat.16

Kapitalisme

Faham kapitalisme berasal dari Inggris abad ke 18, kemudian menyebar ke

Eropa barat dan Amerika utara. Saat terjadi hegemoni kekuasan dan pengekangan

oleh ajaran gereja, maka berakibat pada terjadinya perlawanan terhadap ajaran gereja

tersebut, kemudian tumbuh aliran pemikiran liberalisme di negara-negara eropa barat.

Aliran ini merambah ke segala bidang termasuk bidang ekonomi. Dasar filosofis

pemikiran ekonomi kapitalis ini bersumber dari tulisan Adam Smith dalam bukunya

An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations yang ditulis pada tahun

1976. Isi buku tersebut sarat dengan pemikiran-pemikiran tingkah laku ekonomi

masyarakat, dari dasar filosofi tersebut kemudian menjadi sistem ekonomi dan pada

akhirnya mengakar menjadi ideologi yang mencerminkan suatu gaya hidup ( way of

life ).17

Konsep kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi yang secara jelas ditandai

oleh berkuasannya “kapital”. Kapitalisme juga mengandung unsur pokok yang

merupakan semangat atau pandangan ekonomi-jumlah dari keseluruhan tujuan, motif

dan prinsip yang didominasi oleh tiga gagasan yaitu perolehan, persaingan dan

rasionalitas. Prof. Abdul Manan,18 menjelaskan ada beberapa ciri khas kapitalisme

yang sangat menonjol adalah :

1. Tidak adanya perencanaan19

2. Kekuasaan konsumen20

16 Islam mengakui kesejahteraan individu dan kesejahteraan sosial masyarakat yang saling

melengkapi antara satu dengan yang lainnya, bukannya saling bersaing dan bertentangan antar

mereka. Maka sistem ekonomi Islam mencoba meredakan konflik ini sehingga terwujud

kemanfaatan bersama. 17Ahmad Nurcholis, Upaya Islamisasi Ilmu Ekonomi Sebagai Solusi Menuju Masyarakat Yang

Berkeadilan, Episteme, vol 6, no 1, juni 2011. 18Lihat M. Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, terj. Nastangin, Yogyakarta, Dana

Bakti Wakaf, 1997, h 311-315. 19Tidak adanya suatu rencana ekonomi sentral merupakan salah satu dari ciri kapitalisme yang

menonjol. Para ahli ekonomi negeri kapitalis, terutama yang bersandar pada tindakan individual

yang bebas (tapi saling ter gantung) dari jutaan ekonomi pribadi. Tindakan seperti ini tidak

terkoordinasi oleh suatu rencana pusat. Harga pasar dijadikan dasar keputusan dan perhitungan

unit produksi, semua itu pada umumnya tidak ditentukan oleh pemerintah, melainkan hasil dari

kekuatan pasar dengan persaingan yang bebas. 20Tidak adanya suatu rencana ekonomi sentral, karena kekuasaan para konsumen itulah yang

menguasai, tetapi adanya kekuasaan terpusat itu justru akan membahayakan konsumen itu sendiri,

Page 11: WAWASAN SISTEM EKONOMI ISLAM Oleh : Abu Kholish Abstrak

MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015

269

3. Kebebasan memilih pekerjaan21

4. Kebebasan berusaha22

5. Kebebasan untuk menabung dan berinvestasi23

6. Persaingan dan monopoli24

karena mereka yang mempunyai kewajiban dan kekuasaan untuk berencana dapat selalu tergoda

untuk menggantikan keputusan mereka (yang dianggap superior) dengan keinginan para konsumen

lainnya. Kaum sosialis berkata bahwa kekuasan konsumen hanya sedikit artinya dalam

kapitalisme, karena distribusi pendapatan yang tidaksama. Jadi bila seorang kapitalis berbicara

tentang suara dolar yang membina produksi, maka sisosialis akan menjawab bahwa dengan

mempertimbangkan jumlah maka akan lebih besar yang dapat diberikan golongan kaya, maka

kapitalisme tidaklah dapat dianggap memberikan kebebasan sepenuhnya pada para konsumen, dan

sesungguhnya kapitalisme mengandung arti kedaulatan bagi para produsen. 21Kebebasan memilih pekerjaan selalu dianggap sebagai salah satu ciri dari pada kapitalisme. Ini

mengandung arti bahwa untuk menarik suplai dari suatu jenis khusus tenaga kerja yang mencukupi

suatu industry, maka pemberian upah harus cukup tinggi agar mempunyai daya tarik. Sementara

perbedaan upah dan distribusi pendapatan cenderung berlangsung terus. Karl Marx

mengemukakan bahwa pekerja dalam system kapitalis adalah ‘bebas dalam arti ganda’ pertama

sebagai manusia bebas dalam memberikan tenaga kerjanya sebagai komoditasnya sendiri, kedua ia

tidak mempunyai komoditas lain untuk dijual dan ia pun tidak mempunyai segala sesuatu yang

diperlukan untuk merealisasikan tenaga kerjanya. Marx juga mengemukakan bahwa sekali seorang

pekerja menjual tenaga kerjanya, dia tidak akan bebas selama ia bekerja kecuali bila ia berada

dibawah perintah majikan kapitalisnya. 22Kebebasan dalam berusaha merupakan ciri lain dari kapitalisme. Lembaga hak milik pribadi

dianggap sebagai bagian dari system kapitalisme, karena kebebasan ditafsirkan sebagai

kemerdekaan untuk memperoleh hak milik dengan produksi, pekerjaan, atau pertukaran dan

melepaskannya dengan sekehendak hati-selama hal itu tidak direbut oleh pihak lain. 23Dalam kapitalisme, hak untuk menabung didukung dan ditingkatkan oleh hak untuk mewariskan

kekayaan. Karena itu kebebasan untuk menabung, mewarisi dan untuk menumpuk kekayaan lebih

merupakan ciri khas kapitalisme dari pada pilihan bebas akan konsumsi dan kegiatan. Kebebasan

untuk menginvestasi tercakup dalam sifat tidak terencananya ekonomi kapitalis. Dalam suatu

ekonomi kapitalis, para pengusaha yang hendak mengambil keuntungan dari kesempatan investasi

berusaha untuk dapat menggunakan dulu dana yang telah dihimpun para penabung perorangan,

dan menawarkan untuk membayar bunga dari hasil investasi mereka. Dengan cara ini terbentuklah

suku bunga pasar, disamping arti pentingnya bagi penabung maupun bagi peminjam perorangan

menurut kaum kapitalis, suku bunga pasar dapat memenuhi kebutuhan sosocial akan suatu

rintangan guna melindungi sumber daya untuk memenuhi konsumsi dewasa ini agar jangan sampai

habis di masa depan. 24Struktur ekonomi kapitalis adalah struktur bersaing. Hal tersebut merupakan suatu keharusan,

karena jumlah persaingan yang cukup sangat diperlukan bila seluruh proses produksi dan distribusi

diatur oleh kekuatan pasar. Selanjutnya kapitalis menyatakan bahwa persaingan dapat

menyebabkan suatu proses seleksi alami dan dengannya setiap individu dapat mencapai tingkat

dalam posisi yang paling mampu untuk didudukinya. Mereka yang mampu memimpin dan

berorganisasi eksekutif akan menjadi pengusaha yang berhasil, mereka akan berada pada posisi

yang terbaik untuk melaksanakan kualitas yang dimilikinya. Pengusaha yang tidak efisien akan

tersingkir oleh proses kegagalan sederhana. Mereka yang paling cocok untuk bekerja di bawah

pimpinan seseorang tentu saja akan menjadi seorang penerima upah. Para majikan akan bersaing

untuk memperoleh pekerja yang paling efisien, sehingga setiap tenaga kerja akan mendapat tempat

dalam industry dengan memberikan jasa yang terbesar nilainya. Upah relative yang dibayarkan

dalam berbagai macam pekerjaan akanmenyebabkan tiap pekerja melakukan jenis pekerjaan

tertinggi yang mampu dijalankannya. Celakannya, argument ini ternyata bertentangan dengan

Page 12: WAWASAN SISTEM EKONOMI ISLAM Oleh : Abu Kholish Abstrak

MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015

270

Sosialisme

Istilah sosialisme selain digunakan untuk menunjukan sistem ekonomi, juga

digunakan untuk menunjukan sebuah aliran filsafat, ideologi, cita-cita, ajaran atau

gerakan. Sosialisme sebagai gerakan ekonomi muncul sebagai perlawanan atas ketidak

adilan yang ditimbulkan oleh sistem kapitalisme. Sosialisme juga diartikan sebagai

bentuk perekonomian dimana pemerintah bertindak sebagai pihak yang dipercayai

seluruh warga masyarakat, dan menasionalisasikan industri-industri besar dan

strategis seperti pertambangan, jalan-jalan, jembatan, kereta api serta cabang-cabang

produk lain yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Dalam bentuk yang paling

lengkap sosialisme melibatkan pemilikan semua alat-alat produksi, termasuk

didalamnya tanah-tanah pertanian oleh negara, dan menghilangkan kepemilikan

swasta.25

Faham sosialisme itu dapat di bagi pada tiga priode :

Pertama ; Utopie socialisme ialah cita-cita sosialisme yang masih merupakan

angan-angan, baru semata-mata sebuah khayalan yang sukar untuk di aplikasikan.

Priode ini dimulai dari Sir Thomas More (1480-1539) yang terkenal dengan konsep

“Utopia-nya”, dan Campanella (1620) yang terkenal dengan bukunya “Civitas Solis”

(Negara Matahari). Segala keterangan yang diberikan oleh keduanya masih bersifat

angan-angan, khayal dan fantasi semata. Baru kemudian ditangan tiga orang

pengarang terkenal, fantasi, angan-angan itu mulai agak tegas difahamkan. Mereka

adalah :

a. Saint Simon (1760-1825) yang telah mengambarkan cita-cita sosialisme itu

dalam bukunya “Du Systeme industriel : Le Nouveau Christianisme”.

b. Fourier (1772-1837) yang terkenal dengan bukunya “Theorie des quatre

mouvements”.

c. Robert Owen (1771-1858) yang telah menulis buku berjudul “A new view

of society”.

kenyataan sejarah. Persaingan, bila tidak dibatasi oleh undang-undang pengaturan, tidak akan

melindungi konsumen dari penipuan dan pemerasan, dan tidak pula investor dari penyelewengan.

Hal itu juga tidak akanmelindungi pengusaha berhati mulia dari saingannya yang tidak jujur dan

tidak bermoral. Hal ini hanya dapat dicapai dengan pengawasan kolektif. 25 Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1997, h 53

Page 13: WAWASAN SISTEM EKONOMI ISLAM Oleh : Abu Kholish Abstrak

MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015

271

Dari ketiga pemimpin sosialis inilah mereka mempertegas gambaran dari cita-

cita dan faham sosialisme, dan sedikit demi sedikit mempengaruhi jalan pikiran

manusia pada masa itu26.

Kedua ; Wetenschappelijke socialisme adalah cita-cita sosialisme yang sudah

disusun menurut ilmu pengetahuan, hasil dari penyelidikan akal yang sehat, walaupun

masih sukar untuk diwujudkan. Munculnya zaman yang kedua ini dimotori oleh

gerakan kaum buruh inggris yang pertama bernama Chartist yang menuntut adanya

undang-undang dasar baru yang mereka namakan “Charter Rakyat”, dalam gerakan

ini muncul dua aliran yang saling bertentangan. Yaitu aliran individualis dari

O’Connor dan aliran kollektivis dari O’ Brien. Pada priode ini, muncul nama tiga

tokoh baru yaitu :

a. William Thomson (1785-1833) yang terkenal dengan bukunya “An Inquiry

into the Principles of the Distribution of Wealth most Conductive to human hapiness”

tahun 1824.

b. P. J. Proudhon (1809-1865) yang terkenal sebagai pahlawan Anarcho

socialis, yang telah menulis buku berjudul “Qu’est-cequ’a la propriete ? La

propriete c’est le vol” tahun 1840.

c. Louis Blanc (1811-1882) yang terkenal dengan bukunya “Organisation du

Travail” tahun 1839.

Dari uraian ketiga pujangga sosialis ini, yang didasarkan pada pengetahuan,

mulailah dipecahkan segala soal-soal didalam ekonomi. Uraian-uraiannya sangat

teoritis dan wetenschappelijke sehingga kurang memperhatikan kenyataan-kenyataan

yang hidup dan sedang berlaku dalam masyarakat. Misalnya uraian dari Proudhon

mengenai hak milik, semboyannya berbunyi La propriete c’est le vol ( Hak milik itu

adalah curian ), L’ anarchise c’est I’ orde ( Kekacauan itu adalah ketertiban ). Sedangkan

Louis blanc menciptakan Atelier Sosiaux ( tempat kerja sosial ) yang berdasarkan

koperasi produksi dari kaum buruh dibawah pengawasan pemerintah.27

Ketiga ; Modern realistice socialisme adalah cita-cita sosialisme yang berdasarkan

pada kenyataan-kenyataan dengan teori-teori yang modern. Pada priode ini lahirlah

26 Z A. Ahmad, Dasar-Dasar Ekonomi Dalam Islam, Pustaka Antara Djakarta, 1952, h 67 27 Z. A. Ahmad, Ibid.

Page 14: WAWASAN SISTEM EKONOMI ISLAM Oleh : Abu Kholish Abstrak

MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015

272

Marxisme yang menjadi pegangan hampir seluruh kaum sosialis dunia sampai

sekarang ini. Ada nama-nama yang dipandang sebagai tokoh penganjur dari sosialis

modern yaitu :

a. Fichte (1762-1814) seorang sosialis jerman yang terkenal dengan bukunya

“Der Geschlossene Handelstaat” pengikutnya yang terkenal ialah Karl

Rodbertus (1805-1874) yang dianggap berhaluan evolusioner sosialisme

ialah penganut faham sosialisme yang tumbuh dari evolusi zaman.

b. Lasalle (1825-1864) yang terkenal dengan bukunya “Das Arbeiter

Programm”.

c. Karl Marx (1818-1883) dengan sahabatnya Friedrich Engels dengan

bukunya “Das Kapital” serta semboyan perjuangannya yaitu “kaum

proletar seluruh dunia, bersatulah kamu”.28

Dengan munculnya bapak sosialisme ini, dimulailah zaman yang hebat dari

sosialisme sebagai suatu gerakan internasional yang pengaruh dan kekuasaannya

sangat besar, jutaan jumlah manusia di dunia yang mendewa-dewakan karl marx,

mengkaji tiap-tiap huruf dan kalimat dari bukunya. Kemudian gerakan sosialisme

semakin banyak aliran dan coraknya, sehingga saling bertentangan antara satu dengan

yang lainnya.

Komunisme

Istilah “Komunisme” berasal dari kata latin “Communis”. Nama itu tercipta

dalam perkumpulan revolusioner rahasia di Paris tahun 1834-1839. Pada umumnya

nama itu digunakan untuk menjelaskan perbuatan atau keyakinan akan perlunya

pengawasan soasial atas kehidupan ber-ekonomi, termasuk didalamnya adalah hak

milik sosial atas harta benda. Istilah “Komunisme” juga muncul lagi pada tahun

1840-1872 dengan arti sebagai tindakan revolusioner untuk menumbangkan

masyarakat kaptitalis dengan jalan kekerasan.29

Komunisme sebagai aliran ekstrim yang tidak disukai oleh kaum kapitalis, ia

muncul dengan tujuan yang sama dengan sosialisme dan sering lebih bersifat gerakan

ideologis dan mencoba hendak mendobrak sistem kapitalisme dan sistem lain yang

28 Z. A. Ahmad, Ibid 29 M. Abdul Mannan, Opcit, h, 322.

Page 15: WAWASAN SISTEM EKONOMI ISLAM Oleh : Abu Kholish Abstrak

MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015

273

telah mapan. Tokoh idolanya adalah Karl Marx, ia sangat membenci sistem

perekonomian liberal yang digagas oleh Adam Smith. Dan untuk menunjukan

kebenciannya ini, ia menggunakan berbagai argumen untuk membuktikan bahwa

sistem liberal atau kapitalis itu buruk.

Karl Marx sangat mengecam sistem kapitalis karena bias terhadap kaum

pemilik modal. Beberapa program yang dianjurkan untuk diterapkan adalah :

a. Penghapusan hak milik atas tanah dan menggunakan semua bentuk sewa

tanah untuk tujuan-tujuan umum.

b. Program pajak pendapatan progresif dan gradual.

c. Penghapusan semua bentuk hak pewarisan.

d. Pemusatan kredit di tangan negara

e. Pemusatan alat-alat komunikasi dan transportasi di tangan negara

f. Pengembangan pabrik-pabrik dan alat produksi milik negara dan dikuasai

negara.30

Menurut M A Mannan, ada tiga doktrin pokok yang mendasari konsep umum

komunisme yaitu :

a. Doktrin tentang keadaan alam yang dalam berbagai bentuk mendominasi

pemikiran zaman kuno dan dunia modern, yaitu dari zaman renaisans

sampai pertengahan abad ke sembilan belas. Doktrin ini pada hakekatnya

bersifat utopia, rasionalis dan pasifistik.

b. Manichaeisme, yang menganggap sejarah manusia sebagai suatu

perlombaan yang tiada hentinya antara dua kekuasaan yang berdaulat

yaitu baik dan jahat, roh dan zat, terang dan gelap.

c. Marxisme, atau teori ekonomi mengenai timbul dan berkembangnya

tenaga produksi masyarakat kapitalis, kecenderungan kolektif yang

terkandung didalamnya, dan kepentingan antagonistik dengan perjuangan

kelas sebagai tenaga kekuatan manusia dalam peradaban.31

Fasisme

Fasisme berasal dari filsafat radikal yang muncul dari adanya revolusi industri

yaitu sindikalisme. Eksponen sindikalisme adalah George Sorel tahun 1847-1922.

30 Deliarnov, Opcit, h, 77 31 M. A. Mannan, Opcit

Page 16: WAWASAN SISTEM EKONOMI ISLAM Oleh : Abu Kholish Abstrak

MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015

274

Para penganjur sindikalisme menginginkan reorganisasi masyarakat menjadi asosiasi-

asosiasi yang mencakup seluruh industri, atau sindikat-sindikat pekerja. Mereka

menganjurkan agar ada sindikat-sindikat pabrik baja yang dimiliki dan dioperasikan

oleh para pekerja di dalam industri batu bara, dan begitu juga pada industri-industri

lain. Dengan demikian sindikat-sindikat yang ada pada dasarnya merupakan serikat-

serikat buruh yang akan menggantikan peran negara.

Dalam sistem ekonomi fasisme, pemerintah melakukan pengendalian dalam

bidang produksi, sedangkan kekayaan dimiliki oleh pihak swasta. Dalam prakteknya

fasisme dan komunisme adalah dua gejala dari penyakit yang sama, keduannya sering

dikelompokan sebagai sistem totaliter. Keduanya sama dalam kediktatoran satu partai

perihal pemerintahan.32

Kritik Islam Terhadap Sistem Ekonomi Sekuler

A. Kritik Islam terhadap kapitalisme

Dalam kutipan keterangan sebelumnya, Nabi Muhammad telah

memberikan corak kepada sosial ekonomi dalam Islam dengan prinsip

kekeluargaan dan persaudaraan. Masing-masing warga dalam masyarakat

Islam harus sanggup melebur dirinya didalam keluarga yang besar, dan

sewaktu-waktu melepaskan hak miliknya untuk kepentingan saudaranya dan

kepentingan masyarakat seluruhnya.

Ibnul Qoyyim dalam bukunya Zadul Ma’ad juz II, menceritakan

bagaimana cara Nabi Muhammad dalam melakukan persaudaraan Islam

tatkala pembentukan Negara Islam yang pertama itu. Beliau mengumpulkan

90 orang sahabat yang terdiri dari kaum Muhajirin ( Kaum pendatang dari

Makah ) dan Anshor ( Pribumi Madinah ), dari seorang ke seorang, Nabi

membuat perjanjian persetiaan dan persaudaraan sehidup semati antara kaum

yang satu agama itu. Tidak kurang dari 45 kali Beliau mengambil bai’at

persaudaraan diantara tiap-tiap pasangan mereka. Dengan perjanjian kesetiaan

itu, masing-masing orang dari kaum anshor bersedia membagi hak miliknya

kepada saudaranya dari kaum muhajirin yang tidak mempunyai apa-apa.

32 Ahmad Nurcholis, Opcit

Page 17: WAWASAN SISTEM EKONOMI ISLAM Oleh : Abu Kholish Abstrak

MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015

275

Sejarah menyebutkan bahwa dalam pembentukan masyarakat Islam

yang pertama itu, masing-masing dari kaum yang berpunya dari anshor

bersedia melepaskan hak warisan yang semestinya diturunkan kepada famili

dan anak-anaknya, justru malah diberikan kepada saudaranya yaitu kaum

muhajirin atau dijadikan hak milik bersama dari masyarakat seluruhnya.

Kemudian, Islam melakukan aktifitas-aktifitas dibidang ekonomi yang antara

lain ; Internal, dia menyusun suatu masyarakat secara kekeluargaan yang

berdasarkan pada kollektif dan kooperatif. Eksternal, dia melakukan gerakan

perlawanan dengan gigih terhadap faham egoistis Yahudi yang mulai

berpengaruh di Madinah pada waktu itu. Islam menentang keras pendirian

yahudi yang sangat menyesatkan faham ekonomi dimasa itu, yang telah

menyamakan praktek riba dengan perdagangan. Dengan tegas Tuhan dalam

surat Al Baqarah ayat 275 berfirman :

الذين يأكلون الربوا لا يقومون إلا كما يقوم الذى يتخبطه الشيطان من المس, ذلك بأنهم قالوا إنما

و حرم الربوا, فمن جاءه موعظة من ربه فانتهى فله ما سلف البيع مثل الربوا واحل الله البيع

وأمره إلى الله ومن عاد فأولئك اصحب النار هم فيها خالدون.

Artinya : “orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang-orang yang kemasukan setan

karena gila,33 yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barang siapa yang mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu

menjadi miliknya.34 Dan urusannya terserah kepada Allah. Barang siapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal didalamnya”. (QS. Al Baqarah : 275).

Gerakan perlawanan terhadap semangat egoistis yahudi ini, semakin

hari semakin intens sehingga akhirnya menjadi suatu semangat jihad untuk

menentang kapitalisme. Walaupun pada waktu itu faham kapitalisme belum

mempunyai bentuk yang jelas dan terorganisir sebagaimana pada abad 12

kemudian ditanah eropa, tetapi Nabi Muhammad sudah melakukan gerakan

perlawanan terhadap bibit-bibit pertumbuhan kapitalisme.

33 Orang yang mengambil riba tidak tentram jiwanya seperti orang yang kemasukan setan. 34 Riba yang sudah diambil (dipungut) sebelum turun ayat ini, boleh tidak dikembalikan.

Page 18: WAWASAN SISTEM EKONOMI ISLAM Oleh : Abu Kholish Abstrak

MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015

276

Dalam ayat-ayat Al Quran dan hadist sudah di gambarkan bahaya

yang mengancam dari kapitalisme itu, Tuhan menyebutkan tiga macam sifat

dan karakter kapitalisme dalam surat Humazah, yaitu ;

a. Penimbunan kapital ( Jama’a maalan ), yang dinamakan concentratie capital.

b. Perhitungan yang rasional, yaitu dengan sedikit tenaga dan biaya untuk

mencapai hasil yang besar ( Wa’addadah ), yang dinamakan dengan

rasionalisatie.

c. Usaha menguasai sendiri untuk selama-lamanya dengan berusaha

menutup segala kesempatan bagi orang lain ( Yahsabu anna malahu

akhladah ), yang dinamakan dengan monopplie.

Dalam ayat yang lain surat At Takatsur ditegaskan pula, bahwa sifat

menimbun dan menumpuk-numpuk harta itu sangat melalaikan dari pada

kewajiban kemanusiaan dan ketuhanan, sehingga sampai menghadapi

kematian dan masuk ke liang kubur. Dalam hadist Nabi juga bersabda

“Celakalah orang yang diperhamba oleh harta, baik berupa emas, perak atau

lainnya”.35

Prof. Banning mengatakan dalam buku “Het vraagstuk van den arbeid”

tahun 1946, yang ditulis oleh seorang ahli ekonomi Jerman yang cukup

masyhur Werner Sombart, bahwa sifat winstmotif kapitalisme barat ialah

dynamisch, unbedingt dan rucksichtlos. Dynamisch, karena kapitalisme tidak

mengenal batas dalam mengejar keuntungan yang sebesar-besarnya. Unbedingt,

karena hasratnya hendak menguasai seluruh kehidupan dunia di lapangan

pengetahuan dan agama. Rucksichtlos, karena kapitalisme itu tidak mengenal

suatu larangan dan pembatasan dari segi apapun.36

Sedangkan Muhammad Ghazali dalam bukunya Al Islam wa Audha’ul

Iqtishadiyah ( Islam dan teori-teori ekonomi ) menjelaskan bahwa kitab suci Al

Qur’an menggunakan lafad “Turaf” terhadap faham dan sifat. Dan lafad

“Mutrafin” terhadap kaum yang merusak masyarakat dari zaman ke zaman.

35 Z. A. Ahmad, Opcit, h. 46 36 Z. A. Ahmad, Ibid

Page 19: WAWASAN SISTEM EKONOMI ISLAM Oleh : Abu Kholish Abstrak

MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015

277

Yang dimaksud dengan dua lafad tersebut adalah nafsu serakah yang

mendorong kepada kekejaman terhadap sesama manusia.

Sejarah nafsu serakah hampir sama tua-nya dengan sejarah manusia

itu sendiri, yang senantiasa menimbulkan korban dari masa ke masa. Nafsu

inilah yang dewasa ini disebut dengan “kapitalisme”. Oleh karena itu

Muhammad Ghazali mengajak kita untuk melihat pada fenomena

pertempuran yang tidak habis-habisnya antara kekuatan nafsu serakah yang

sangat jahat itu dengan usaha-usaha perbaikan yang dilakukan oleh para Nabi

dan para pemimpin-pemimpin rakyat lainnya. Lebih jauh Muhammad Ghazali

menyimpulkan akan vonis-vonis Al Qur’an terhadap kaum mutrafin itu

sebagai berikut :

Pertama, kaum mutrafin adalah musuh dari segala perobahan,

menentang akan kebenaran dalam segala tempat dan zaman. Dimana kaum

mutrafin berada maka disitu berdiri komplotan reaksioner yang menghambat

segala kemajuan dan menentang segala kebenaran. Nafsu serakahnya yang

menyala-nyala akan menghamburkan semua harta benda dan kekayaannya

untuk menentang kebenaran yang sangat dibencinya.

Kedua, kaum mutrafin adalah sumber dari segala kerusakan dan

penyebar bibit-bibit fitnah dan tidak henti-hentinya menebar kekacauan.

Tatkala kaum imperialis dan kaum kapitalis bekerjasama dalam ekspansi

kekuasaan penjajahannya, maka yakinlah akan bahaya yang mengancam pada

setiap daerah yang dimasukinya, dan tidak lain hanyalah sebuah keruntuhan

dan kebinasaan belaka yang akan terjadi.

Ketiga, kaum mutrafin adalah musuh dari segala bangsa, tidak ada

bangsa yang dimasuki kaum ini yang tidak memusuhinya. Setiap bangsa-

bangsa jajahan yang telah dikorbankan oleh kaum kapitalis, pastilah akan

berjuang habis-habisan untuk menentang dan memusuhi kapitalisme itu.

Akhirnya dalam kesimpulan bukunya, Muhammad Ghazali mencatat sebagai

berikut ;

“Jika kita menyelidiki lebih mendalam peristiwa-peristiwa pertentangan dari masa 14 abad sampai sekarang ini, pertentangan antara kebenaran dengan kemungkaran, keadilan dengan kedhaliman, demokrasi dengan kesewenang-wenangan, sesungguhnya sangatlah

Page 20: WAWASAN SISTEM EKONOMI ISLAM Oleh : Abu Kholish Abstrak

MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015

278

jelas bahwa dalam kalkulasi laba dan rugi dari perjuangan itu ternyata keuntungannya sangat kecil sekali dan hampir tidak ada sama sekali, dan ternyata justru kerugianlah yang terjadi. Kita akan melihat fakta dihadapan kita sebagai saksi yang jujur dan adil, bahwa bangsa-bangsa yang menyerahkan pimpinan negaranya pada golongan borjuis dan kapitalis dari putra bangsa itu, tidak lain hanyalah menyerahkan lehernya sendiri untuk dijadikan korban. Diatas kesuraman sejarah ini, maka wajiblah kita berfikir lebih jauh apabila kita menginginkan kehidupan yang baik, wajiblah pula kita berusaha untuk menggunakan segala jalan untuk mendirikan timbangan sama rata disegala lapisan masyarakat, dan kita tutup pintu untuk selamanya terhadap pengacau-

pengacau masyarakat, kaum borjuis dan kapitalis itu”.37 B. Kritik Islam terhadap Sosialisme

Struktur ekonomi Islam yang dibangun oleh Nabi Muhammad adalah

suatu susunan baru yang lebih bersifat universal dari pada bersifat nasional. Ia

bukanlah gambaran dari ekonomi nasional Arab, bukan pula suatu reaksi

terhadap susunan ekonomi yang sedang berjalan di Timur Tengah semata.

Bahkan pula ia tidaklah suatu tingkatan ekonomi dalam suatu zaman tertentu,

sebagaimana yang telah diteorikan oleh para ahli ekonomi Barat.

Oleh karena itu, kita tidak akan dapat mempergunakan teori-teori

dialectica, anti-thesen dan ontwikkelings-theorie, didalam meninjau struktur

ekonomi Islam yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad saw pada 14 abad

yang lampau itu. Kita juga tidak dapat menggunakan ukuran teori-teori itu

untuk menyimpulkan bahwa ajaran ekonomi Islam adalah produk dari

masyarakat arab pada zaman itu. Kita harus memandang jauh kepada jalannya

seluruh perekonomian dunia, dan menempatkan alam pikiran kita pada

wahyu dari Tuhan yang tidak terbatas oleh waktu, tempat dan keadaan suatu

bangsa. Sebagaimana keterangan sebelumnya tentang ”kebobrokan ekonomi

dunia”, ayat-ayat Tuhan yang mengambarkan kekacauan dan kehancuran

perekonomian seluruh dunia yang terjadi berabad-abad jauh dibelakangnya,

dengan tidak ada sangkut pautnya dengan perekonomian bangsa arab pada

zaman itu. Diatas dasar pandangan seperti itulah kita harus meletakkan

tinjauan dan alam pikiran kita terhadap struktur ekonomi Islam.

37Ibid

Page 21: WAWASAN SISTEM EKONOMI ISLAM Oleh : Abu Kholish Abstrak

MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015

279

Struktur ekonomi Islam merupakan suatu tuntutan asasi kemanusiaan

yang tetap hidup sepanjang zaman, dan harus diperjuangkan oleh pengikut-

pengikutnya dengan tidak terbatas oleh segala macam teori-teori yang dibuat

oleh manusia. Struktur ekonomi Islam menjadi tuntutan di dalam 5 zaman

yang digambarkan oleh Stalin dalam bukunya “Riwayat partai komunis di

Rusia”. Yaitu zaman komunis primitif, zaman budak belian, zaman feodal,

dan zaman kapitalisme serta zaman sosialisme. Struktur ekonomi Islam

diperjuangkan dan diusahakan mempraktekkannya oleh para pengikutnya

yaitu kaum muslimin zaman Rasulullah, Khulafaur rasyidin, dan wajib

diperjuangkan oleh umat Islam zaman modern sekarang ini.

Penutup

Islam memiliki sistem dan konsep yang berbeda dengan sistem dan konsep

ideologi lainnya. Sesungguhnya praktek ekonomi dan bisnis dalam Islam selalu

menawarkan rasa keadilan yang berlandaskan pada keteladanan Rasulullah Saw. Baik

pada waktu sebelum diangkat menjadi Rasul maupun sesudahnya. Nilai-nilai dasar

dan prinsip-prinsip umum yang ada dalam Al quran harus selalu menjadi rujukan

dalam aktivitas ekonomi dan bisnis, sekarang dan selanjutnya, karena ajaran

didalamnya sangat menjunjung tinggi kejujuran, keadilan, kehalalan serta tanggung

jawab social.

Sedangkan ekonomi liberal kapitalistik yang telah mengabaikan dimensi moral

dan etika menyebabkan krisis moneter, terbukti negara yang sistem ekonominya

dibawah kapitalisme mengalami krisis berkesinambungan sejak tahun 1923, 1930,

1940, 1970, 1980, 1990, 1997 dan dampaknya masih terasa dalam kehidupan

bermasyarakat. Bahkan para pakar ekonomi Barat sendiri merasa pesimis atas

kemampuan ekonomi kapitalisme dalam mewujudkan kemakmuran ekonomi dimuka

bumi ini.

Akhirnya semua usaha untuk mensosialisasikan dan mengembangkan sistem

ekonomi Islam menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai seorang muslim untuk

di aplikasikan secara konsisten dan ikhlash hanya mengharap ridlo Allah SWT.

Page 22: WAWASAN SISTEM EKONOMI ISLAM Oleh : Abu Kholish Abstrak

MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015

280

DAFTAR PUSTAKA

Al Qur’anul Karim, Terjemah Per Kata, Dilengkapi Dengan Terjemah Depag

Dan Indek Tematik, 2007.

Muhammad, Pengantar Akuntansi Syariah, Jakarta, Salemba empat, 2002.

Adiwarman A Karim, Ekonomi Mikro Islami, Jakarta, IIIT Indonesia, 2002.

Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, terj. Suroyo, Nastangin,

Yogyakarta, Dana Bakti Wakaf, 1995.

Ahmad Nurcholis, Upaya Islamisasi Ilmu Ekonomi Sebagai Solusi Menuju

Masyarakat Yang Berkeadilan, Episteme, vol 6, no 1, juni 2011.

M. Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, terj. Nastangin,

Yogyakarta, Dana Bakti Wakaf, 1997.

Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Jakarta, Raja Grafindo

Persada.

Z A. Ahmad, Dasar-Dasar Ekonomi Dalam Islam, Pustaka Antara Djakarta,

1952.