wawasan sistem ekonomi islam oleh : abu kholish abstrak
TRANSCRIPT
MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015
259
WAWASAN SISTEM EKONOMI ISLAM
Oleh : Abu Kholish
Abstrak : Diskursus tentang ekonomi Islam ( Syariah ) sebenarnya bukan merupakan wacana baru dalam dunia ilmiah modern saat ini. Ia merupakan suatu realitas yang terus menghadirkan kesempurnaan ditengah beragamnya sistem sosial dan konvensional yang berbasis pada faham materialisme sekuler. Kehadirannya bukan saja menjadi jawaban dari ketidak adilan sistem sosial ekonomi kontemporer, melainkan juga sebagai kristalisasi usaha intelektual yang telah berlangsung sangat panjang dalam sejarah umat Islam. Oleh karena itu, membahasnya baik saat ini maupun dimasa mendatang akan selalu menjadi salah satu kajian di berbagai ranah dimensi sosial masyarakat. Mulai dari akademisi, praktisi hukum ekonomi Islam ( syariah ), pebisnis ekonomi syariah hingga pada level pengambil kebijakan negara dengan berdirinya lembaga–lembaga perbankan syariah dan lembaga-lembaga keuangan syariah lainnya. Kata Kunci : Wawasan, Sistem dan Ekonomi Islam.
Pendahuluan
Fenomena perkembangan sistem ekonomi dan keuangan Islam dewasa ini,
memperlihatkan eksistensinya baik dalam dunia akademik maupun dalam dunia usaha
dan bisnis. Di Tanah air, sistem ekonomi Islam sudah dikembangkan secara serius
oleh para Ulama serta cendekiawan Muslim dan mendapat support dari mantan
Presiden RI H. M Soeharto kala itu, saat ini perkembangan sistem ekonomi Islam
semakin kokoh dengan disahkannya beberapa Undang-Undang yang berkaitan
dengan hal tersebut. Seiring dengan perkembangan yang positif itu, maka patut bagi
kita sebagai seorang muslim untuk mengetahui lebih jauh tentang sistem ekonomi
Islam ( syariah ) itu, apakah sistem ekonomi Islam itu menjadi suatu pilihan atau
hanya sebuah sistem alternatif dalam kegiatan ekonomi dewasa ini.
Agar mudah memposisikan sistem tersebut dalam posisi yang tepat dan
proporsional, maka ada dua sudut pandang yang digunakan dalam memahaminya
yaitu pertama pemahaman secara ekslusif dan kedua pemahaman secara inklusif.
Pemahaman secara ekslusif artinya menempatkan sistem ekonomi Islam dalam posisi
internal dan integratif dari ajaran Islam sebagai sebuah kesatuan yang sistematis,
Alumni Pondok Pesantren Mambaus Sholihin (PPMS) 94, Dosen Tetap Pada Sekolah Tinggi
Agama Islam Brebes ( STAIB ) Jawa Tengah.
MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015
260
menyeluruh (kaffah) dan mandiri sesuai dengan ayat Al Qur an yang berbunyi
Uzdkhulu fis silmi kaffah, artinya masuklah Islam secara menyeluruh.
Secara internal semua orang muslim harus menempatkan syariah diatas
segala-galanya yang harus pula terimplementasi dalam segala dimensi kehidupannya,
tak terkecuali di bidang ekonomi. Dalam kontek ini maka sistem ekonomi Islam
merupakan pilihan yang tidak mungkin bisa ditawar lagi. Karena dengan tidak
menempatkan Islam dalam setiap dimensi kehidupannya, maka akan berakibat fatal
karena telah melakukan sebuah pengingkaran terhadap ajaran Islam yang berarti
mengeliminasi dirinya sendiri sebagai seorang muslim sejati.
Pemahaman secara inklusif artinya menempatkan sistem ekonomi Islam
bukan pada posisi yang mandiri terlepas dari sistem-sistem yang berkembang di
sekitarnya, melainkan harus dipandang sebagai bagian dari sistem kehidupan secara
keseluruhan. Dari sudut pandang ini, berarti ekonomi Islam merupakan salah satu
sistem diantara sistem-sistem lainnya seperti feodalisme, kapitalisme, sosialisme dll.
Semua sistem ini telah berkembang dan telah mengkristal dalam kehidupan manusia
di dunia, karena merupakan realitas kehidupan yang tidak mungkin diabaikan. Jadi,
sistem ekonomi Islam dipandang sebagai sesuatu yang turut memberikan kontribusi
dalam pengembangan sistem ekonomi Islam itu sendiri.
Secara insklusivistik sistem ekonomi Islam haruslah diposisikan sebagai
alternatif diantara sistem-sistem ekonomi konvensional yang ada dan berkembang
saat ini. Artinya sistem ekonomi Islam dapat dipilih ataupun tidak dipilih
sebagaimana sistem-sistem yang lainnya. Hal ini sangat bergantung pada selera,
keyakinan, sistem dan keunggulan kompetitif yang melekat didalamnya atau dengan
pertimbangan-pertimbangan lainnya.
Di negara yang telah menempatkan Islam sebagai ideologinya, tidak terlalu
sulit untuk memposisikan sistem ekonomi Islam sebagai pilihan dalam kegiatan
ekonominya, karena sistem itu merupakan bagian integral dari ajaran Islam yakni
salah satu bidang muamalah (Iqtishadiyah). Bagi negara-negara Islam yang telah
mempraktikkan sistem ekonomi berbasis konvensional, secara bertahap tidak akan
sulit untuk menggantinya dengan sistem ekonomi Islam. Negara seperti ini lebih
tepat menempatkan sistem ekonomi konvensional sebagai alternatif disamping sistem
ekonomi Islam.
MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015
261
Di Indonesia yang tidak menempatkan Islam sebagai falsafah ideologi negara,
meskipun tidak menenempatkan agama sebagai landasan ideologi, tetapi negara
mengakui sejumlah agama didalamnya. Dari perspektif ini memang agak susah
menempatkan sistem ekonomi Islam ( syariah ) sebagai pilihan karena sistem ini
terbangun dari ajaran Islam secara integral. Sementara Islam sendiri bukan sebagai
landasan ideologi negara, melainkan pancasila. Tetapi pandangan para ahli dan
praktisi ekonomi Islam cenderung menempatkan sistem ini sebagai pilihan, dengan
alasan bahwa langkah tersebut merupakan siasat dalam pengembangannya.
Pandangan seperti itu, tidak dapat disalahkan jika dipandang dari sudut
ekslusivitas yang menghendaki orang-orang Islam sejati seharusnya menerapkan
Islam secara Kaffah, namun demikian, jika dipandang dari perspektif kenegaraan
maka sistem ekonomi Islam bukanlah pilihan bagi warga negara melainkan sebagai
alternatif. Hal tersebut tergantung pada komitmen, selera, keyakinan masing-masing
dan hal ini sangat ditentukan oleh hal-hal intrinsik yang melekat dalam sistem ini,
seperti keunggulan kompetitif, manusiawi, mendatangkan maslahat bagi semua pihak
serta yang lainnya, sehingga memiliki daya pikat tersendiri di bandingkan dengan
sistem konvensional.
Perbandingan Sistem Ekonomi Islam dan Sistem Ekonomi Lainnya
Secara historis, ada tiga pilar yang dilakukan oleh Nabi Muhammad pada awal
tahun hijrah di kota Yasrib( Sekarang Madinah Al munawwarah ) Pertama adalah
Iqomatul Masjid yaitu mendirikan masjid sebagai sebuah simbol keagamaan. Kedua
adalah I’lanut Daulatil Islamiyah yaitu memproklamirkan sebuah negara Islam. ketiga
adalah Muakhah Islamiyah yaitu membangun suatu masyarakat Islam yang sosial
ekonominya didasarkan pada kesetiaan dan persaudaraan Islam. Jika usaha yang
pertama dianggap bercorak keagamaan, dan usaha yang kedua bercorak politik, maka
usaha yang ketiga adalah menuju kepada sosial ekonomi.
Islam
Sistem ekonomi Islam sangat berbeda dengan sistem ekonomi kapitalis dan
sistem ekonomi sosialis. Dalam beberapa hal, sistem ini dianggap bertentangan antara
keduanya dan berada diantara kedua sistem tersebut. Sistem ekonomi Islam
mempunyai kelebihan-kelebihan yang ada pada sistem ekonomi kapitalis dan sistem
MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015
262
ekonomi sosialis, tetapi bebas dari kelemahan-kelemahan yang terdapat pada kedua
sistem tersebut. Sistem ekonomi Islam dapat memenuhi semua persyaratan yang
dituntut agar sesuatu itu dikatakan sah sebagai sebuah system. Misalnya kalau dalam
kapitalisme dan sosialisme ada paradigma, dasar pondasi mikro (basis of mikro
foundations) dan landasan filosofis (philosophic foundations), maka system ekonomi Islam
memenuhi unsur tersebut. Lihat gambar di bawah ini1 :
Gambar : Perbandingan System Ekonomi Sosialis, Islam dan Kapitalis
Dari gambar tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa, pertama system
ekonomi Islam, dipandang dari sudut keilmuan adalah sejajar keberadaannya dengan
system kapitalisme dan sosialisme. Kedua system ekonomi Islam tidak sama, baik
1Lihat Muhammad Arif, Toward the shariah paradigm of Islamic economics: The Beginning of
scientific revolution, The American Journal of Islamic social science, vol 2 No 1, 1985, p. 98.
Dalam bukunya Muhammad, Pengantar Akuntansi Syariah, Jakarta, Salemba empat, 2002, h 74
ECONOMICS
ECONOMICS
SYSTEM
SOCIALISM ISLAMIC
ECONOMIC
SYSTEM
CAPITALISM
PARADIGM
MARXIAN
PARADIGM
SYARIAH
PARADIGM MARKET
ECONOMIC BASIS OF THE MICRO
FOUNDATION:
NO PRIVATE
OWNERSHIP OF THE MEANS OF
PRODUCTION
BASIC OF THE MICRO
FOUNDATION
“MUSLIM MAN”
( AHSANI TAQWIM
)
BASIC OF MICRO
FOUNDATION
“ECONOMIC
MAN”
PHILOSOPHIC FOUNDATION
DIALECTICAL
MATERIALISM
PHILOSIPHIC FOUNDATION:
INDIVIDUALISM IN
THE ROLE OF THE
GOD ON EARTH WITH AN
OBJECTIVE TO
ACHIEVE ‘FALAH’
IN THIS WORLD AND IN THE
HEREAFTER
ACCOUNTABLE
FOR PERFORMANCE
PHILOSOPHIC FOUNDATION
UTILITARIAN
INDIVIDUALISM
BASED ON THE LAISSEZFAIRE
PHILOSOPHY
MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015
263
dengan system kapitalisme atau sosialisme. Ketiga system ekonomi Islam tidak bisa
dikatakan sederhana, meskipun posisinya berada ditengah atau diantara kedua sistem
yang ada.
Gambar tersebut secara jelas menunjukan adanya perbedaan yang sangat
mendasar dalam hal paradigma, dasar pondasi mikro, maupun landasan filosofisnya.
Perbedaan-perbedaan tersebut akan berakibat pada tataran lebih rendah. Contoh
yang paling mudah adalah bagi faham kapitalisme, seseorang akan bebas untuk
menjalankan bisnis apa saja sejauh hal tersebut memberikan keuntungan. Akan tetapi,
system ekonomi Islam tidak lah demikian, ada ketentuan yang mengatur, misalnya
tidak diperbolehkan berbisnis dengan suatu komoditi atau jasa tertentu yang
melanggar aturan syariah seperti jual beli babi, minuman keras atau sejenisnya,
perjudian, riba dan lain sebagainya.2
Menurut Dumairy, bahwa system ekonomi Islam merupakan sub-sistem dari
supra system ajaran Islam. Sebagai sebuah sub-sistem, system ekonomi Islam tegak
dan ditegakkan dengan bertumpu pada pilar-pilar atau landasan yang kokoh. Pilar-
pilar atau landasan itu adalah : Nilai Dasar, Nilai Instrumental, Nilai Filosofis, Nilai
Normatif, dan Nilai Praktis.3 Bangunan ekonomi Islam (syariah) yang didalamnya
diantaranya mencakup ilmu manajemen dan akuntansi akan menjadi sebuah system
ekonomi yang kokoh apabila dari seluruh aspek bangun system tersebut dapat
dikenali berdasarkan sistemNya atau melalui pendekatan system. Aspek-aspek
tersebut meliputi : ilmu, teori, model, kebijakan serta praktek ekonomi. Dengan
demikian secara parsial menurut Dumairy dapat dirumuskan sebagai berikut :
”Ilmu ekonomi yang Islami adalah ilmu ekonomi yang bernafaskan Islam, diciptakan dengan sendi dan landasan ajaran Islam; teori dan model ekonomi yang Islami ialah teori dan model ekonomi yang bernafaskan Islam, disusun dan dibentuk dengan bersendikan dan berlandaskan ajaran Islam; kebijakan ekonomi yang Islami ialah kebijakan ekonomi yang bernafaskan Islam, dirancang dan dilaksanakan dengan bersendikan dan berlandaskan ajaran Islam, yaitu suatu kehidupan yang perekonomiannya dijalankan berdasarkan ilmu, teori, serta kebijakan yang
bernafaskan Islami”.4 Para pakar ekonomi Islam pada dasarnya sepakat dengan prinsip-prinsip
umum yang mendasari ekonomi Islam. Prinsip-prinsip ini membentuk keseluruhan
2Lihat Muhammad, Pengantar Akuntansi Syariah, Jakarta, Salemba empat, 2002, h 75 3Ibid 4ibid
MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015
264
kerangka ekonomi Islami, yang jika diibaratkan sebagai sebuah bangunan dapat
divisualisasikan sebagai berikut :
Akhlak Prilaku Islami
dalam bisnis dan ekonomi
Prinsip-prinsip
system ekonomi
Islam
Teori ekonomi
Islam
Gambar : Rancang Bangun Ekonomi Islami.
Bangunan ekonomi Islam didasarkan atas lima nilai yang universal yaitu
Tauhid (keimanan), Adl (keadilan), Nubuwwah (kenabian), Khilafah (pemerintahan)
dan Ma’ad (hasil). Kelima nilai dasar ini, menjadi inspirasi dalam menyusun preposisi
dan teori-teori ekonomi Islam. Akan tetapi, jika teori yang baik tidak diaplikasikan
menjadi system, maka ekonomi Islam akan menjadi sebuah kajian ilmu saja tanpa
memberikan dampak pada kehidupan ekonomi. Oleh karena itu dari lima prinsip
universal tersebut dibangunlah tiga prinsip derivative yang menjadi ciri dan model
system ekonomi Islam. Ketiga prinsip derivative tersebut adalah multitype
ownership, freedom to act, dan social justice. Kemudian diatas nilai dan prinsip yang
telah diuraikan tersebut, dibangunlah konsep yang memayungi kesemuannya yakni
konsep akhlak. Akhlak menempati posisi puncak, karena inilah yang menjadi tujuan
Islam dan dakwah para Nabi. Yaitu untuk menyempurnakan akhlak manusia.5 Dan
akhlak inilah yang menjadi panduan para pelaku ekonomi dan bisnis dalam
melakukan aktivitasnya.6
5Innama buitstu liutammima makarimal akhlak. ( Al Hadist ) 6Lihat Adiwarman A Karim, Ekonomi Mikro Islami, Jakarta, IIIT Indonesia, 2002, h. 17.
Multiple
Ownership
Freedom To
Act Social Justice
Tauhid Adl Nubuwah Khilafah Ma’ad
MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015
265
Afzalur Rahman,7 membagi prinsip dasar ekonomi Islam sebagai berikut :
1. Kebebasan Individu8
7 Lihat Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, terj. Suroyo, Nastangin, Yogyakarta, Dana Bakti
Wakaf, 1995, h 8-11 dan 89-120. 8Setiap individu mempunyai hak kebebasan untuk berpendapat dan membuat suatu keputusan
serta mempunyai tugas untuk menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Hal ini
dijelaskan dalam Al Quran surah Ali Imran : 104, 110, 114.
104ولتكن منكم امة يدعون الى الخير ويأمرون بالمعروف وينهون عن المنكر واولئك هم المفلحون. العمران :
Artinya : “Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-
orang yang beruntung”. ( Ali Imron : 104)
كنتم خير امة اخرجت للناس تأمرون بالمعروف وتنهون عن المنكر وتؤمنون بالله ولو أمن اهل الكتاب لكان خيرا لهم منهم
11 0: المؤمنون واكثرهم الفسقون. العمران
Artinya : “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu)
menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya Ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Diantara mereka ada yang
beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”. (Ali Imron : 110)
114يؤمنون بالله واليوم الأخر ويآمرون بالمعروف وينهون عن المنكر ويسارعون في الخيرت واولئك من الصلحين. العمران :
Artinya : “Mereka beriman kepada Allah dan hari akhir, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan
mencegah dari yang mungkar dan bersegera (mengerjakan) berbagai kebajikan. Mereka termasuk
orang-orang saleh”. (Ali Imron : 114)
Menyeru kebajikan dan mencegah kemungkaran adalah prinsip dasar Islam, untuk itu Islam sangat
memberikan kebebasan kepada setiap orang untuk melaksanakan tugas tersebut. Islam telah
mengatur dan mengembangkan hubungan yang harmonis antara individu dengan masyarakat untuk
bekerja sama dan tidak menghendaki adanya perselisihan antara satu dengan yang lainnya.
Kebebasan dalam pandangan Islam adalah sebagai pondasi dari nilai-nilai kemanusiaan dan
kemuliaan manusia, kebebasanlah yang membedakan manusia dari makhluk lainnya, dan hanya
melalui penggunaan kebebasan yang benar manusia akan terdorong untuk melakukan perbuatan
yang terpuji. Seorang individu akan menikmati sepenuhnya kebebasan berfikir, bertindak dan
melakukan tindakan-tindakan yang terpuji, dia mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk memulai,
mengelola, mengorganisasikan, mengurus serta menciptakan perniagaan menurut kehendaknya.
Dia juga mempunyai peluang yang sama untuk memilih bidang pekerjaan atau profesi yang
dianggap layak serta bebas mencari dan menggunakan berbagai cara dalam usaha mendapatkan
kekayaan, asalkan tidak menggunakan cara-cara yang haram.
Kebebasan individu dalam bidang ekonomi bukanlah mutlak, melainkan di batasi oleh dua hal
yaitu pertama individu bebas bergerak dibidang ekonomi dengan syarat tidak melanggar dan
memperkosa hak-hak orang lain atau membahayakan kepentingan umum (masyarakat). Kedua
harus menggunakan cara-cara yang halal dalam mencari penghidupan. Seperti yang dijelaskan
dalam Al Quran surat Al Baqarah : 168 dan surat An Nisa’ : 29.
168ولا تتبعوا خطوت الشيطن انه لكم عدو مبين. البقرة : يايها الناس كلوا مما في الأرض حللا طيبا
Artinya : “Wahai manusia ! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat dibumi,
dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan. Sungguh, syetan itu musuh yang nyata
bagimu”. (Al Baqarah : 168)
يايها الذين امنوا لا تأكلوا اموالكم بينكم بالباطل الا ان تكون تجارة عن تراض منكم ولا تقتلوا انفسكم ان الله كان بكم رحيما.
29النساء :
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman ! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang bathil (tidakbenar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka
MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015
266
2. Hak terhadap harta9
3. Ketidaksamaan ekonomi dalam batas yang wajar10
sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha
Penyayang kepadamu”. (An Nisa : 29).
9 Islam melegitimasi hak individu untuk memiliki harta benda yang diperoleh menurut cara-cara
yang halal. Walaupun demikian ia memberikan batasan tertentu untuk menggunakan hak tersebut
sekehendaknya, agar tidak merugikan kepentingan masyarakat umum. Al Quran surat Al Baqarah :
254, surat Az Dzariat : 19, surat Al Isra’ : 26, menjelaskan :
يايها الذين امنوا انفقوا مما رزقنكم من قبل ان يأتي يوم لا بيع فيه ولا خلة ولا شفاعة والكفرون هم الضلمون. البقرة :
254
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman Infakkanlah sebagian dari rezeki yang telah kami
berikan kepadamu sebelum datang hari ketika tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan
dan tidak ada lagi syafaat. Orang-orang kafir itulah orang yang dzalim”. (Al Baqarah : 254).
19وفي اموالهم حق للسائل والمحروم. الذاريات :
Artinya : “Dan pada harta benda mereka ada hak orang miskin yang meminta, dan orang miskin
yang tidak meminta”. (AzDzariyat : 19).
26وات ذا القربى حقه والمسكين وابن السبيل ولا تبذر تبذيرا. الاسراء :
Artinya : “Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang-
orang yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara
boros. (Al Isra : 26).
Ayat-ayat Al Quran tersebut dengan jelas membenarkan hak individu untuk memiliki dan
membelanjakan harta bendanya, dan mendorong pemilik harta untuk menyerahkan kelebihan
hartanya kepada masyarakat setelah memenuhi kepuasan untuk diri sendiri dan keluarga.
Islam juga menganggap pemilik harta sebagai pemegang amanah yang memiliki tanggung jawab
yang besar atas penggunaan harta tersebut. Dalam surat Al Hadid : 7, An Nahl : 71 di jelaskan ;
7امنوا بالله ورسوله وانفقوا مما جعلكم مستخلفين فيه فالذين امنوا منكم وانقوا لهم اجر كبير. الحديد :
Artinya : “Berimanlah kamu kepada Allah dan RasulNya dan infakkanlah (di jalan Allah) sebagian
dari harta yang Dia telah menjadikan kamu sebagai penguasanya (amanah). Maka orang-orang
yang beriman diantara kamu dan menginfakkan (hartanya di jalan Allah) memperoleh pahala yang
besar”. (Al Hadid : 7)
انهم فهم فيه سواء افبنعمة الله يجحدون. والله فضل بعضكم على بعض فى الرزق فما الذين فضلوا برادي رزقهم على ما ملكت ايم
71النحل:
Artinya : “Dan Allah melebihkan sebagian kamu atas sebagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi
orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberikan rezekinya kepada para hamba sahaya
yang mereka miliki, sehingga mereka sama-sama (merasakan) rezeki itu. Mengapa mereka
mengingkari nikmat Allah?”.(An Nahl : 71).
Ayat-ayat tersebut dengan tegas menunjukan bahwa semua kekayaan dan harta benda adalah
kepunyaan Allah, manusia memilikinya hanya sementara, semata-mata sebagai suatu amanah atau
pemberian dari Allah SWT. Manusia menggunakan harta berdasarkan kedudukannya sebagai
pemegang amanah dan bukan sebagai pemilik yang kekal.
10Islam mengakui adanya ketidaksamaan ekonomi antara satu dengan yang lain, tetapi tidak
membiarkannya menjadi jurang pemisah, ia mencoba menjadikan perbedaan tersebut dalam batas-
batas yang wajar, adil dan tidak berlebihan. Al Quran surat An Nur : 33 menjelaskan ;
مما ملكت ايمانكم فكاتبوهم ان علمتم فيهم خيرا وليستعفف الذين لا يجدون نكاحا حتى يغنيهم الله من فضله والذين يبتغون الكتب
واتوهم من مال الله الذي اتكم ولا تكرهوا فتيتكم على البغاء ان اردن تحصنا لتبتغوا عرض الحيوة الدنيا ومن يكرههن فان الله من
33بعد اكراههن غفور رحيم. النور :
Artinya : “Dan orang-orang yang tidak mampu menikah hendaklah menjaga kesucian (dirinya),
sampai Allah memberi kemampuan kepada mereka dengan karuniaNya. Dan jika hamba sahaya
yang kamu miliki menginginkan perjanjian (kebebasan), hendaklah kamu buat perjanjian kepada
MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015
267
4. Kesamaan sosial11
5. Jaminan sosial12
6. Distribusi kekayaan secara meluas13
7. Larangan menumpuk-numpuk kekayaan14
8. Larangan terhadap organisasi anti sosial15
mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebagian
dari harta Allah yang dikaruniakanNya kepadamu. Dan janganlah kamu paksa hamba sahaya
perempuanmu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri menginginkan kesucian, karena
kamu hendak mencari keuntungan kehidupan duniawi. Barang siapa memaksa mereka, maka
sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang (kepada mereka) setelah mereka dipaksa”.
(An Nur : 33).
11
Islam tidak mengharuskan kesamaan dalam hal ekonomi, tetapi mendukung dan menggalakkan
kesamaan sosial, sehingga sampai pada tahap bahwa kekayaan negara yang dimiliki tidak hanya
dinikmati oleh sekelompok masyarakat tertentu saja. Dalam Al Quran surat Al Hasyr : 7 berbunyi ;
ما افاء الله على رسوله من اهل القرى فلله وللرسول ولذى القربى واليتمى والمسكين وابن السبيل كي لا يكون دولة بين الاغنياء
7منكم وما اتكم الرسول فخذوه وما نهىكم عنه فانتهوا وتقوا الله ان الله شديد العقاب. الحشر :
Artinya :”Harta rampasan Fa’I yang diberikan Allah kepada RasulNya (yang berasal) dari
penduduk beberapa negeri, adalah untuk Allah, Rasul, kerabat (Rasul), anak-anak yatim, orang-
orang miskin, dan untuk orang-orang yang dalam perjalanan, agar harta itu jangan hanya beredar
diantara orang-orang kaya saja diantara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka
terimalah, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertaqwalah kepada Allah.
Sungguh Allah sangat keras hukumanNya”. (Al Hasyr : 7)
12 Setiap individu mempunyai hak untuk hidup dalam sebuah negara Islam, dan setiap warga
negara dijamin untuk memperoleh kebutuhan pokoknya masing-masing. Tugas dan tanggung
jawab sebuah negara Islam adalah menjamin setiap warga negara dalam memenuhi kebutuhannya
sesuai dengan prinsip dan hak untuk hidup. Disamping memberikan jaminan sosial, negara juga
bertanggung jawab terhadap jaminan umum, oleh karena itu dana dikumpulkan dari masyarakat
yang berupa zakat atau bentuk sadaqah lainnya yang akan dikumpulkan ke perbendaharaan negara. 13 Sejumlah nilai dan institusi Islam dianggap dapat membantu menciptakan persaudaraan Islam
yang ideal, persamaan sosial dan distribusi yang merata. Dari sekian hal penting dalam konteks ini
adalah sistem zakat dan warisan. 14 Islam tidak memperbolehkan penumpukan harta ditangan segelintir orang ; suatu keadaan
dimana harta secara berlebihan berada ditangan satu pihak dan merampas seluruh pihak lain. Islam
memberikan kekuasaan penuh kepada negara untuk mengambil langkah-langkah penting
mengumpulkan kelebihan harta dikalangan orang kaya dan dimanfaatkan untuk kaum miskin. Al
Quran surat Al Hadid ayat 7 menjelaskan :
7امنوا بالله ورسوله وانفقوا مما جعلكم مستخلفين فيه فالذين امنوا منكم وانقوا لهم اجر كبير. الحديد :
Artinya : “Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul Nya dan infakkanlah (di jalan Allah)
sebagian dari harta yang Dia telah menjadikan kamu sebagai penguasanya (amanah). Maka orang-
orang yang beriman diantara kamu dan menginfakkan (hartanya di jalan Allah) memperoleh
pahala yang besar”. (Al Hadid : 7)
Ayat ini mengandung prinsip yang sangat penting yaitu harus selalu membantu golongan miskin
dari baitul maal atau kelebihan harta dari golongan kaya, sehingga jurang antara kaya dan miskin
tidak begitu lebar dan tidak merusak keseimbangan di dalam masyarakat. 15 Sistem ekonomi Islam melarang semua praktek yang merusak dan anti sosial yang terdapat
dalam masyarakat, misalnya berjudi, minum arak, riba, menumpuk-numpuk harta, pasar gelap dan
lain-lain.
MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015
268
9. Kesejahteraan individu dan masyarakat.16
Kapitalisme
Faham kapitalisme berasal dari Inggris abad ke 18, kemudian menyebar ke
Eropa barat dan Amerika utara. Saat terjadi hegemoni kekuasan dan pengekangan
oleh ajaran gereja, maka berakibat pada terjadinya perlawanan terhadap ajaran gereja
tersebut, kemudian tumbuh aliran pemikiran liberalisme di negara-negara eropa barat.
Aliran ini merambah ke segala bidang termasuk bidang ekonomi. Dasar filosofis
pemikiran ekonomi kapitalis ini bersumber dari tulisan Adam Smith dalam bukunya
An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations yang ditulis pada tahun
1976. Isi buku tersebut sarat dengan pemikiran-pemikiran tingkah laku ekonomi
masyarakat, dari dasar filosofi tersebut kemudian menjadi sistem ekonomi dan pada
akhirnya mengakar menjadi ideologi yang mencerminkan suatu gaya hidup ( way of
life ).17
Konsep kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi yang secara jelas ditandai
oleh berkuasannya “kapital”. Kapitalisme juga mengandung unsur pokok yang
merupakan semangat atau pandangan ekonomi-jumlah dari keseluruhan tujuan, motif
dan prinsip yang didominasi oleh tiga gagasan yaitu perolehan, persaingan dan
rasionalitas. Prof. Abdul Manan,18 menjelaskan ada beberapa ciri khas kapitalisme
yang sangat menonjol adalah :
1. Tidak adanya perencanaan19
2. Kekuasaan konsumen20
16 Islam mengakui kesejahteraan individu dan kesejahteraan sosial masyarakat yang saling
melengkapi antara satu dengan yang lainnya, bukannya saling bersaing dan bertentangan antar
mereka. Maka sistem ekonomi Islam mencoba meredakan konflik ini sehingga terwujud
kemanfaatan bersama. 17Ahmad Nurcholis, Upaya Islamisasi Ilmu Ekonomi Sebagai Solusi Menuju Masyarakat Yang
Berkeadilan, Episteme, vol 6, no 1, juni 2011. 18Lihat M. Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, terj. Nastangin, Yogyakarta, Dana
Bakti Wakaf, 1997, h 311-315. 19Tidak adanya suatu rencana ekonomi sentral merupakan salah satu dari ciri kapitalisme yang
menonjol. Para ahli ekonomi negeri kapitalis, terutama yang bersandar pada tindakan individual
yang bebas (tapi saling ter gantung) dari jutaan ekonomi pribadi. Tindakan seperti ini tidak
terkoordinasi oleh suatu rencana pusat. Harga pasar dijadikan dasar keputusan dan perhitungan
unit produksi, semua itu pada umumnya tidak ditentukan oleh pemerintah, melainkan hasil dari
kekuatan pasar dengan persaingan yang bebas. 20Tidak adanya suatu rencana ekonomi sentral, karena kekuasaan para konsumen itulah yang
menguasai, tetapi adanya kekuasaan terpusat itu justru akan membahayakan konsumen itu sendiri,
MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015
269
3. Kebebasan memilih pekerjaan21
4. Kebebasan berusaha22
5. Kebebasan untuk menabung dan berinvestasi23
6. Persaingan dan monopoli24
karena mereka yang mempunyai kewajiban dan kekuasaan untuk berencana dapat selalu tergoda
untuk menggantikan keputusan mereka (yang dianggap superior) dengan keinginan para konsumen
lainnya. Kaum sosialis berkata bahwa kekuasan konsumen hanya sedikit artinya dalam
kapitalisme, karena distribusi pendapatan yang tidaksama. Jadi bila seorang kapitalis berbicara
tentang suara dolar yang membina produksi, maka sisosialis akan menjawab bahwa dengan
mempertimbangkan jumlah maka akan lebih besar yang dapat diberikan golongan kaya, maka
kapitalisme tidaklah dapat dianggap memberikan kebebasan sepenuhnya pada para konsumen, dan
sesungguhnya kapitalisme mengandung arti kedaulatan bagi para produsen. 21Kebebasan memilih pekerjaan selalu dianggap sebagai salah satu ciri dari pada kapitalisme. Ini
mengandung arti bahwa untuk menarik suplai dari suatu jenis khusus tenaga kerja yang mencukupi
suatu industry, maka pemberian upah harus cukup tinggi agar mempunyai daya tarik. Sementara
perbedaan upah dan distribusi pendapatan cenderung berlangsung terus. Karl Marx
mengemukakan bahwa pekerja dalam system kapitalis adalah ‘bebas dalam arti ganda’ pertama
sebagai manusia bebas dalam memberikan tenaga kerjanya sebagai komoditasnya sendiri, kedua ia
tidak mempunyai komoditas lain untuk dijual dan ia pun tidak mempunyai segala sesuatu yang
diperlukan untuk merealisasikan tenaga kerjanya. Marx juga mengemukakan bahwa sekali seorang
pekerja menjual tenaga kerjanya, dia tidak akan bebas selama ia bekerja kecuali bila ia berada
dibawah perintah majikan kapitalisnya. 22Kebebasan dalam berusaha merupakan ciri lain dari kapitalisme. Lembaga hak milik pribadi
dianggap sebagai bagian dari system kapitalisme, karena kebebasan ditafsirkan sebagai
kemerdekaan untuk memperoleh hak milik dengan produksi, pekerjaan, atau pertukaran dan
melepaskannya dengan sekehendak hati-selama hal itu tidak direbut oleh pihak lain. 23Dalam kapitalisme, hak untuk menabung didukung dan ditingkatkan oleh hak untuk mewariskan
kekayaan. Karena itu kebebasan untuk menabung, mewarisi dan untuk menumpuk kekayaan lebih
merupakan ciri khas kapitalisme dari pada pilihan bebas akan konsumsi dan kegiatan. Kebebasan
untuk menginvestasi tercakup dalam sifat tidak terencananya ekonomi kapitalis. Dalam suatu
ekonomi kapitalis, para pengusaha yang hendak mengambil keuntungan dari kesempatan investasi
berusaha untuk dapat menggunakan dulu dana yang telah dihimpun para penabung perorangan,
dan menawarkan untuk membayar bunga dari hasil investasi mereka. Dengan cara ini terbentuklah
suku bunga pasar, disamping arti pentingnya bagi penabung maupun bagi peminjam perorangan
menurut kaum kapitalis, suku bunga pasar dapat memenuhi kebutuhan sosocial akan suatu
rintangan guna melindungi sumber daya untuk memenuhi konsumsi dewasa ini agar jangan sampai
habis di masa depan. 24Struktur ekonomi kapitalis adalah struktur bersaing. Hal tersebut merupakan suatu keharusan,
karena jumlah persaingan yang cukup sangat diperlukan bila seluruh proses produksi dan distribusi
diatur oleh kekuatan pasar. Selanjutnya kapitalis menyatakan bahwa persaingan dapat
menyebabkan suatu proses seleksi alami dan dengannya setiap individu dapat mencapai tingkat
dalam posisi yang paling mampu untuk didudukinya. Mereka yang mampu memimpin dan
berorganisasi eksekutif akan menjadi pengusaha yang berhasil, mereka akan berada pada posisi
yang terbaik untuk melaksanakan kualitas yang dimilikinya. Pengusaha yang tidak efisien akan
tersingkir oleh proses kegagalan sederhana. Mereka yang paling cocok untuk bekerja di bawah
pimpinan seseorang tentu saja akan menjadi seorang penerima upah. Para majikan akan bersaing
untuk memperoleh pekerja yang paling efisien, sehingga setiap tenaga kerja akan mendapat tempat
dalam industry dengan memberikan jasa yang terbesar nilainya. Upah relative yang dibayarkan
dalam berbagai macam pekerjaan akanmenyebabkan tiap pekerja melakukan jenis pekerjaan
tertinggi yang mampu dijalankannya. Celakannya, argument ini ternyata bertentangan dengan
MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015
270
Sosialisme
Istilah sosialisme selain digunakan untuk menunjukan sistem ekonomi, juga
digunakan untuk menunjukan sebuah aliran filsafat, ideologi, cita-cita, ajaran atau
gerakan. Sosialisme sebagai gerakan ekonomi muncul sebagai perlawanan atas ketidak
adilan yang ditimbulkan oleh sistem kapitalisme. Sosialisme juga diartikan sebagai
bentuk perekonomian dimana pemerintah bertindak sebagai pihak yang dipercayai
seluruh warga masyarakat, dan menasionalisasikan industri-industri besar dan
strategis seperti pertambangan, jalan-jalan, jembatan, kereta api serta cabang-cabang
produk lain yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Dalam bentuk yang paling
lengkap sosialisme melibatkan pemilikan semua alat-alat produksi, termasuk
didalamnya tanah-tanah pertanian oleh negara, dan menghilangkan kepemilikan
swasta.25
Faham sosialisme itu dapat di bagi pada tiga priode :
Pertama ; Utopie socialisme ialah cita-cita sosialisme yang masih merupakan
angan-angan, baru semata-mata sebuah khayalan yang sukar untuk di aplikasikan.
Priode ini dimulai dari Sir Thomas More (1480-1539) yang terkenal dengan konsep
“Utopia-nya”, dan Campanella (1620) yang terkenal dengan bukunya “Civitas Solis”
(Negara Matahari). Segala keterangan yang diberikan oleh keduanya masih bersifat
angan-angan, khayal dan fantasi semata. Baru kemudian ditangan tiga orang
pengarang terkenal, fantasi, angan-angan itu mulai agak tegas difahamkan. Mereka
adalah :
a. Saint Simon (1760-1825) yang telah mengambarkan cita-cita sosialisme itu
dalam bukunya “Du Systeme industriel : Le Nouveau Christianisme”.
b. Fourier (1772-1837) yang terkenal dengan bukunya “Theorie des quatre
mouvements”.
c. Robert Owen (1771-1858) yang telah menulis buku berjudul “A new view
of society”.
kenyataan sejarah. Persaingan, bila tidak dibatasi oleh undang-undang pengaturan, tidak akan
melindungi konsumen dari penipuan dan pemerasan, dan tidak pula investor dari penyelewengan.
Hal itu juga tidak akanmelindungi pengusaha berhati mulia dari saingannya yang tidak jujur dan
tidak bermoral. Hal ini hanya dapat dicapai dengan pengawasan kolektif. 25 Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1997, h 53
MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015
271
Dari ketiga pemimpin sosialis inilah mereka mempertegas gambaran dari cita-
cita dan faham sosialisme, dan sedikit demi sedikit mempengaruhi jalan pikiran
manusia pada masa itu26.
Kedua ; Wetenschappelijke socialisme adalah cita-cita sosialisme yang sudah
disusun menurut ilmu pengetahuan, hasil dari penyelidikan akal yang sehat, walaupun
masih sukar untuk diwujudkan. Munculnya zaman yang kedua ini dimotori oleh
gerakan kaum buruh inggris yang pertama bernama Chartist yang menuntut adanya
undang-undang dasar baru yang mereka namakan “Charter Rakyat”, dalam gerakan
ini muncul dua aliran yang saling bertentangan. Yaitu aliran individualis dari
O’Connor dan aliran kollektivis dari O’ Brien. Pada priode ini, muncul nama tiga
tokoh baru yaitu :
a. William Thomson (1785-1833) yang terkenal dengan bukunya “An Inquiry
into the Principles of the Distribution of Wealth most Conductive to human hapiness”
tahun 1824.
b. P. J. Proudhon (1809-1865) yang terkenal sebagai pahlawan Anarcho
socialis, yang telah menulis buku berjudul “Qu’est-cequ’a la propriete ? La
propriete c’est le vol” tahun 1840.
c. Louis Blanc (1811-1882) yang terkenal dengan bukunya “Organisation du
Travail” tahun 1839.
Dari uraian ketiga pujangga sosialis ini, yang didasarkan pada pengetahuan,
mulailah dipecahkan segala soal-soal didalam ekonomi. Uraian-uraiannya sangat
teoritis dan wetenschappelijke sehingga kurang memperhatikan kenyataan-kenyataan
yang hidup dan sedang berlaku dalam masyarakat. Misalnya uraian dari Proudhon
mengenai hak milik, semboyannya berbunyi La propriete c’est le vol ( Hak milik itu
adalah curian ), L’ anarchise c’est I’ orde ( Kekacauan itu adalah ketertiban ). Sedangkan
Louis blanc menciptakan Atelier Sosiaux ( tempat kerja sosial ) yang berdasarkan
koperasi produksi dari kaum buruh dibawah pengawasan pemerintah.27
Ketiga ; Modern realistice socialisme adalah cita-cita sosialisme yang berdasarkan
pada kenyataan-kenyataan dengan teori-teori yang modern. Pada priode ini lahirlah
26 Z A. Ahmad, Dasar-Dasar Ekonomi Dalam Islam, Pustaka Antara Djakarta, 1952, h 67 27 Z. A. Ahmad, Ibid.
MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015
272
Marxisme yang menjadi pegangan hampir seluruh kaum sosialis dunia sampai
sekarang ini. Ada nama-nama yang dipandang sebagai tokoh penganjur dari sosialis
modern yaitu :
a. Fichte (1762-1814) seorang sosialis jerman yang terkenal dengan bukunya
“Der Geschlossene Handelstaat” pengikutnya yang terkenal ialah Karl
Rodbertus (1805-1874) yang dianggap berhaluan evolusioner sosialisme
ialah penganut faham sosialisme yang tumbuh dari evolusi zaman.
b. Lasalle (1825-1864) yang terkenal dengan bukunya “Das Arbeiter
Programm”.
c. Karl Marx (1818-1883) dengan sahabatnya Friedrich Engels dengan
bukunya “Das Kapital” serta semboyan perjuangannya yaitu “kaum
proletar seluruh dunia, bersatulah kamu”.28
Dengan munculnya bapak sosialisme ini, dimulailah zaman yang hebat dari
sosialisme sebagai suatu gerakan internasional yang pengaruh dan kekuasaannya
sangat besar, jutaan jumlah manusia di dunia yang mendewa-dewakan karl marx,
mengkaji tiap-tiap huruf dan kalimat dari bukunya. Kemudian gerakan sosialisme
semakin banyak aliran dan coraknya, sehingga saling bertentangan antara satu dengan
yang lainnya.
Komunisme
Istilah “Komunisme” berasal dari kata latin “Communis”. Nama itu tercipta
dalam perkumpulan revolusioner rahasia di Paris tahun 1834-1839. Pada umumnya
nama itu digunakan untuk menjelaskan perbuatan atau keyakinan akan perlunya
pengawasan soasial atas kehidupan ber-ekonomi, termasuk didalamnya adalah hak
milik sosial atas harta benda. Istilah “Komunisme” juga muncul lagi pada tahun
1840-1872 dengan arti sebagai tindakan revolusioner untuk menumbangkan
masyarakat kaptitalis dengan jalan kekerasan.29
Komunisme sebagai aliran ekstrim yang tidak disukai oleh kaum kapitalis, ia
muncul dengan tujuan yang sama dengan sosialisme dan sering lebih bersifat gerakan
ideologis dan mencoba hendak mendobrak sistem kapitalisme dan sistem lain yang
28 Z. A. Ahmad, Ibid 29 M. Abdul Mannan, Opcit, h, 322.
MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015
273
telah mapan. Tokoh idolanya adalah Karl Marx, ia sangat membenci sistem
perekonomian liberal yang digagas oleh Adam Smith. Dan untuk menunjukan
kebenciannya ini, ia menggunakan berbagai argumen untuk membuktikan bahwa
sistem liberal atau kapitalis itu buruk.
Karl Marx sangat mengecam sistem kapitalis karena bias terhadap kaum
pemilik modal. Beberapa program yang dianjurkan untuk diterapkan adalah :
a. Penghapusan hak milik atas tanah dan menggunakan semua bentuk sewa
tanah untuk tujuan-tujuan umum.
b. Program pajak pendapatan progresif dan gradual.
c. Penghapusan semua bentuk hak pewarisan.
d. Pemusatan kredit di tangan negara
e. Pemusatan alat-alat komunikasi dan transportasi di tangan negara
f. Pengembangan pabrik-pabrik dan alat produksi milik negara dan dikuasai
negara.30
Menurut M A Mannan, ada tiga doktrin pokok yang mendasari konsep umum
komunisme yaitu :
a. Doktrin tentang keadaan alam yang dalam berbagai bentuk mendominasi
pemikiran zaman kuno dan dunia modern, yaitu dari zaman renaisans
sampai pertengahan abad ke sembilan belas. Doktrin ini pada hakekatnya
bersifat utopia, rasionalis dan pasifistik.
b. Manichaeisme, yang menganggap sejarah manusia sebagai suatu
perlombaan yang tiada hentinya antara dua kekuasaan yang berdaulat
yaitu baik dan jahat, roh dan zat, terang dan gelap.
c. Marxisme, atau teori ekonomi mengenai timbul dan berkembangnya
tenaga produksi masyarakat kapitalis, kecenderungan kolektif yang
terkandung didalamnya, dan kepentingan antagonistik dengan perjuangan
kelas sebagai tenaga kekuatan manusia dalam peradaban.31
Fasisme
Fasisme berasal dari filsafat radikal yang muncul dari adanya revolusi industri
yaitu sindikalisme. Eksponen sindikalisme adalah George Sorel tahun 1847-1922.
30 Deliarnov, Opcit, h, 77 31 M. A. Mannan, Opcit
MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015
274
Para penganjur sindikalisme menginginkan reorganisasi masyarakat menjadi asosiasi-
asosiasi yang mencakup seluruh industri, atau sindikat-sindikat pekerja. Mereka
menganjurkan agar ada sindikat-sindikat pabrik baja yang dimiliki dan dioperasikan
oleh para pekerja di dalam industri batu bara, dan begitu juga pada industri-industri
lain. Dengan demikian sindikat-sindikat yang ada pada dasarnya merupakan serikat-
serikat buruh yang akan menggantikan peran negara.
Dalam sistem ekonomi fasisme, pemerintah melakukan pengendalian dalam
bidang produksi, sedangkan kekayaan dimiliki oleh pihak swasta. Dalam prakteknya
fasisme dan komunisme adalah dua gejala dari penyakit yang sama, keduannya sering
dikelompokan sebagai sistem totaliter. Keduanya sama dalam kediktatoran satu partai
perihal pemerintahan.32
Kritik Islam Terhadap Sistem Ekonomi Sekuler
A. Kritik Islam terhadap kapitalisme
Dalam kutipan keterangan sebelumnya, Nabi Muhammad telah
memberikan corak kepada sosial ekonomi dalam Islam dengan prinsip
kekeluargaan dan persaudaraan. Masing-masing warga dalam masyarakat
Islam harus sanggup melebur dirinya didalam keluarga yang besar, dan
sewaktu-waktu melepaskan hak miliknya untuk kepentingan saudaranya dan
kepentingan masyarakat seluruhnya.
Ibnul Qoyyim dalam bukunya Zadul Ma’ad juz II, menceritakan
bagaimana cara Nabi Muhammad dalam melakukan persaudaraan Islam
tatkala pembentukan Negara Islam yang pertama itu. Beliau mengumpulkan
90 orang sahabat yang terdiri dari kaum Muhajirin ( Kaum pendatang dari
Makah ) dan Anshor ( Pribumi Madinah ), dari seorang ke seorang, Nabi
membuat perjanjian persetiaan dan persaudaraan sehidup semati antara kaum
yang satu agama itu. Tidak kurang dari 45 kali Beliau mengambil bai’at
persaudaraan diantara tiap-tiap pasangan mereka. Dengan perjanjian kesetiaan
itu, masing-masing orang dari kaum anshor bersedia membagi hak miliknya
kepada saudaranya dari kaum muhajirin yang tidak mempunyai apa-apa.
32 Ahmad Nurcholis, Opcit
MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015
275
Sejarah menyebutkan bahwa dalam pembentukan masyarakat Islam
yang pertama itu, masing-masing dari kaum yang berpunya dari anshor
bersedia melepaskan hak warisan yang semestinya diturunkan kepada famili
dan anak-anaknya, justru malah diberikan kepada saudaranya yaitu kaum
muhajirin atau dijadikan hak milik bersama dari masyarakat seluruhnya.
Kemudian, Islam melakukan aktifitas-aktifitas dibidang ekonomi yang antara
lain ; Internal, dia menyusun suatu masyarakat secara kekeluargaan yang
berdasarkan pada kollektif dan kooperatif. Eksternal, dia melakukan gerakan
perlawanan dengan gigih terhadap faham egoistis Yahudi yang mulai
berpengaruh di Madinah pada waktu itu. Islam menentang keras pendirian
yahudi yang sangat menyesatkan faham ekonomi dimasa itu, yang telah
menyamakan praktek riba dengan perdagangan. Dengan tegas Tuhan dalam
surat Al Baqarah ayat 275 berfirman :
الذين يأكلون الربوا لا يقومون إلا كما يقوم الذى يتخبطه الشيطان من المس, ذلك بأنهم قالوا إنما
و حرم الربوا, فمن جاءه موعظة من ربه فانتهى فله ما سلف البيع مثل الربوا واحل الله البيع
وأمره إلى الله ومن عاد فأولئك اصحب النار هم فيها خالدون.
Artinya : “orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang-orang yang kemasukan setan
karena gila,33 yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barang siapa yang mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu
menjadi miliknya.34 Dan urusannya terserah kepada Allah. Barang siapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal didalamnya”. (QS. Al Baqarah : 275).
Gerakan perlawanan terhadap semangat egoistis yahudi ini, semakin
hari semakin intens sehingga akhirnya menjadi suatu semangat jihad untuk
menentang kapitalisme. Walaupun pada waktu itu faham kapitalisme belum
mempunyai bentuk yang jelas dan terorganisir sebagaimana pada abad 12
kemudian ditanah eropa, tetapi Nabi Muhammad sudah melakukan gerakan
perlawanan terhadap bibit-bibit pertumbuhan kapitalisme.
33 Orang yang mengambil riba tidak tentram jiwanya seperti orang yang kemasukan setan. 34 Riba yang sudah diambil (dipungut) sebelum turun ayat ini, boleh tidak dikembalikan.
MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015
276
Dalam ayat-ayat Al Quran dan hadist sudah di gambarkan bahaya
yang mengancam dari kapitalisme itu, Tuhan menyebutkan tiga macam sifat
dan karakter kapitalisme dalam surat Humazah, yaitu ;
a. Penimbunan kapital ( Jama’a maalan ), yang dinamakan concentratie capital.
b. Perhitungan yang rasional, yaitu dengan sedikit tenaga dan biaya untuk
mencapai hasil yang besar ( Wa’addadah ), yang dinamakan dengan
rasionalisatie.
c. Usaha menguasai sendiri untuk selama-lamanya dengan berusaha
menutup segala kesempatan bagi orang lain ( Yahsabu anna malahu
akhladah ), yang dinamakan dengan monopplie.
Dalam ayat yang lain surat At Takatsur ditegaskan pula, bahwa sifat
menimbun dan menumpuk-numpuk harta itu sangat melalaikan dari pada
kewajiban kemanusiaan dan ketuhanan, sehingga sampai menghadapi
kematian dan masuk ke liang kubur. Dalam hadist Nabi juga bersabda
“Celakalah orang yang diperhamba oleh harta, baik berupa emas, perak atau
lainnya”.35
Prof. Banning mengatakan dalam buku “Het vraagstuk van den arbeid”
tahun 1946, yang ditulis oleh seorang ahli ekonomi Jerman yang cukup
masyhur Werner Sombart, bahwa sifat winstmotif kapitalisme barat ialah
dynamisch, unbedingt dan rucksichtlos. Dynamisch, karena kapitalisme tidak
mengenal batas dalam mengejar keuntungan yang sebesar-besarnya. Unbedingt,
karena hasratnya hendak menguasai seluruh kehidupan dunia di lapangan
pengetahuan dan agama. Rucksichtlos, karena kapitalisme itu tidak mengenal
suatu larangan dan pembatasan dari segi apapun.36
Sedangkan Muhammad Ghazali dalam bukunya Al Islam wa Audha’ul
Iqtishadiyah ( Islam dan teori-teori ekonomi ) menjelaskan bahwa kitab suci Al
Qur’an menggunakan lafad “Turaf” terhadap faham dan sifat. Dan lafad
“Mutrafin” terhadap kaum yang merusak masyarakat dari zaman ke zaman.
35 Z. A. Ahmad, Opcit, h. 46 36 Z. A. Ahmad, Ibid
MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015
277
Yang dimaksud dengan dua lafad tersebut adalah nafsu serakah yang
mendorong kepada kekejaman terhadap sesama manusia.
Sejarah nafsu serakah hampir sama tua-nya dengan sejarah manusia
itu sendiri, yang senantiasa menimbulkan korban dari masa ke masa. Nafsu
inilah yang dewasa ini disebut dengan “kapitalisme”. Oleh karena itu
Muhammad Ghazali mengajak kita untuk melihat pada fenomena
pertempuran yang tidak habis-habisnya antara kekuatan nafsu serakah yang
sangat jahat itu dengan usaha-usaha perbaikan yang dilakukan oleh para Nabi
dan para pemimpin-pemimpin rakyat lainnya. Lebih jauh Muhammad Ghazali
menyimpulkan akan vonis-vonis Al Qur’an terhadap kaum mutrafin itu
sebagai berikut :
Pertama, kaum mutrafin adalah musuh dari segala perobahan,
menentang akan kebenaran dalam segala tempat dan zaman. Dimana kaum
mutrafin berada maka disitu berdiri komplotan reaksioner yang menghambat
segala kemajuan dan menentang segala kebenaran. Nafsu serakahnya yang
menyala-nyala akan menghamburkan semua harta benda dan kekayaannya
untuk menentang kebenaran yang sangat dibencinya.
Kedua, kaum mutrafin adalah sumber dari segala kerusakan dan
penyebar bibit-bibit fitnah dan tidak henti-hentinya menebar kekacauan.
Tatkala kaum imperialis dan kaum kapitalis bekerjasama dalam ekspansi
kekuasaan penjajahannya, maka yakinlah akan bahaya yang mengancam pada
setiap daerah yang dimasukinya, dan tidak lain hanyalah sebuah keruntuhan
dan kebinasaan belaka yang akan terjadi.
Ketiga, kaum mutrafin adalah musuh dari segala bangsa, tidak ada
bangsa yang dimasuki kaum ini yang tidak memusuhinya. Setiap bangsa-
bangsa jajahan yang telah dikorbankan oleh kaum kapitalis, pastilah akan
berjuang habis-habisan untuk menentang dan memusuhi kapitalisme itu.
Akhirnya dalam kesimpulan bukunya, Muhammad Ghazali mencatat sebagai
berikut ;
“Jika kita menyelidiki lebih mendalam peristiwa-peristiwa pertentangan dari masa 14 abad sampai sekarang ini, pertentangan antara kebenaran dengan kemungkaran, keadilan dengan kedhaliman, demokrasi dengan kesewenang-wenangan, sesungguhnya sangatlah
MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015
278
jelas bahwa dalam kalkulasi laba dan rugi dari perjuangan itu ternyata keuntungannya sangat kecil sekali dan hampir tidak ada sama sekali, dan ternyata justru kerugianlah yang terjadi. Kita akan melihat fakta dihadapan kita sebagai saksi yang jujur dan adil, bahwa bangsa-bangsa yang menyerahkan pimpinan negaranya pada golongan borjuis dan kapitalis dari putra bangsa itu, tidak lain hanyalah menyerahkan lehernya sendiri untuk dijadikan korban. Diatas kesuraman sejarah ini, maka wajiblah kita berfikir lebih jauh apabila kita menginginkan kehidupan yang baik, wajiblah pula kita berusaha untuk menggunakan segala jalan untuk mendirikan timbangan sama rata disegala lapisan masyarakat, dan kita tutup pintu untuk selamanya terhadap pengacau-
pengacau masyarakat, kaum borjuis dan kapitalis itu”.37 B. Kritik Islam terhadap Sosialisme
Struktur ekonomi Islam yang dibangun oleh Nabi Muhammad adalah
suatu susunan baru yang lebih bersifat universal dari pada bersifat nasional. Ia
bukanlah gambaran dari ekonomi nasional Arab, bukan pula suatu reaksi
terhadap susunan ekonomi yang sedang berjalan di Timur Tengah semata.
Bahkan pula ia tidaklah suatu tingkatan ekonomi dalam suatu zaman tertentu,
sebagaimana yang telah diteorikan oleh para ahli ekonomi Barat.
Oleh karena itu, kita tidak akan dapat mempergunakan teori-teori
dialectica, anti-thesen dan ontwikkelings-theorie, didalam meninjau struktur
ekonomi Islam yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad saw pada 14 abad
yang lampau itu. Kita juga tidak dapat menggunakan ukuran teori-teori itu
untuk menyimpulkan bahwa ajaran ekonomi Islam adalah produk dari
masyarakat arab pada zaman itu. Kita harus memandang jauh kepada jalannya
seluruh perekonomian dunia, dan menempatkan alam pikiran kita pada
wahyu dari Tuhan yang tidak terbatas oleh waktu, tempat dan keadaan suatu
bangsa. Sebagaimana keterangan sebelumnya tentang ”kebobrokan ekonomi
dunia”, ayat-ayat Tuhan yang mengambarkan kekacauan dan kehancuran
perekonomian seluruh dunia yang terjadi berabad-abad jauh dibelakangnya,
dengan tidak ada sangkut pautnya dengan perekonomian bangsa arab pada
zaman itu. Diatas dasar pandangan seperti itulah kita harus meletakkan
tinjauan dan alam pikiran kita terhadap struktur ekonomi Islam.
37Ibid
MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015
279
Struktur ekonomi Islam merupakan suatu tuntutan asasi kemanusiaan
yang tetap hidup sepanjang zaman, dan harus diperjuangkan oleh pengikut-
pengikutnya dengan tidak terbatas oleh segala macam teori-teori yang dibuat
oleh manusia. Struktur ekonomi Islam menjadi tuntutan di dalam 5 zaman
yang digambarkan oleh Stalin dalam bukunya “Riwayat partai komunis di
Rusia”. Yaitu zaman komunis primitif, zaman budak belian, zaman feodal,
dan zaman kapitalisme serta zaman sosialisme. Struktur ekonomi Islam
diperjuangkan dan diusahakan mempraktekkannya oleh para pengikutnya
yaitu kaum muslimin zaman Rasulullah, Khulafaur rasyidin, dan wajib
diperjuangkan oleh umat Islam zaman modern sekarang ini.
Penutup
Islam memiliki sistem dan konsep yang berbeda dengan sistem dan konsep
ideologi lainnya. Sesungguhnya praktek ekonomi dan bisnis dalam Islam selalu
menawarkan rasa keadilan yang berlandaskan pada keteladanan Rasulullah Saw. Baik
pada waktu sebelum diangkat menjadi Rasul maupun sesudahnya. Nilai-nilai dasar
dan prinsip-prinsip umum yang ada dalam Al quran harus selalu menjadi rujukan
dalam aktivitas ekonomi dan bisnis, sekarang dan selanjutnya, karena ajaran
didalamnya sangat menjunjung tinggi kejujuran, keadilan, kehalalan serta tanggung
jawab social.
Sedangkan ekonomi liberal kapitalistik yang telah mengabaikan dimensi moral
dan etika menyebabkan krisis moneter, terbukti negara yang sistem ekonominya
dibawah kapitalisme mengalami krisis berkesinambungan sejak tahun 1923, 1930,
1940, 1970, 1980, 1990, 1997 dan dampaknya masih terasa dalam kehidupan
bermasyarakat. Bahkan para pakar ekonomi Barat sendiri merasa pesimis atas
kemampuan ekonomi kapitalisme dalam mewujudkan kemakmuran ekonomi dimuka
bumi ini.
Akhirnya semua usaha untuk mensosialisasikan dan mengembangkan sistem
ekonomi Islam menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai seorang muslim untuk
di aplikasikan secara konsisten dan ikhlash hanya mengharap ridlo Allah SWT.
MIYAH VOL.XI NO. 02 AGUSTUS TAHUN 2015
280
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’anul Karim, Terjemah Per Kata, Dilengkapi Dengan Terjemah Depag
Dan Indek Tematik, 2007.
Muhammad, Pengantar Akuntansi Syariah, Jakarta, Salemba empat, 2002.
Adiwarman A Karim, Ekonomi Mikro Islami, Jakarta, IIIT Indonesia, 2002.
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, terj. Suroyo, Nastangin,
Yogyakarta, Dana Bakti Wakaf, 1995.
Ahmad Nurcholis, Upaya Islamisasi Ilmu Ekonomi Sebagai Solusi Menuju
Masyarakat Yang Berkeadilan, Episteme, vol 6, no 1, juni 2011.
M. Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, terj. Nastangin,
Yogyakarta, Dana Bakti Wakaf, 1997.
Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Jakarta, Raja Grafindo
Persada.
Z A. Ahmad, Dasar-Dasar Ekonomi Dalam Islam, Pustaka Antara Djakarta,
1952.