library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2doc/2013-1... · web viewhal ini akan...
TRANSCRIPT
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori-teori Dasar/Umum
2.1.1 Organisasi dan Enterprise
Organisasi merupakan penataan sekumpulan orang secara disengaja guna
mencapai beberapa tujuan tertentu (Robbins & Coulter, 2010:18). Suatu
perkumpulan dapat dikatakan sebagai organisasi karena memiliki tiga sifat organisasi
yang umum. Pertama, sebuah organisasi harus memiliki tujuan yang jelas dan
terdefinisi. Tujuan ini biasanya dituangkan ke dalam sasaran-sasaran yang hendak
dicapai oleh organisasi. Kedua, sebuah organisasi tentulah terdiri dari orang-orang.
Dibutuhkan sumber daya manusia untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang
harus dilakukan untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi. Ketiga, sebuah
organisasi memiliki suatu bentuk struktur yang mengatur hak dan kewajiban para
anggotanya dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang ada di dalam organisasi.
Pengertian enterprise menurut Bernard (2012:31) adalah sebuah organisasi
atau bagian aktivitas organisasi yang batasnya didefinisikan oleh tujuan, proses, dan
sumber daya bersama. Termasuk dalam pengertian ini adalah seluruh organisasi
dalam sektor publik, privat, atau non-profit, bagian dari organisasi seperti unit bisnis,
program, dan sistem atau bagian dari beberapa organisasi. Dari pengertian tersebut
dapat disimpulkan bahwa enterprise adalah sebuah atau beberapa organisasi bisnis
atau bagian dari organisasi yang melakukan aktivitasnya, khususnya aktivitas bisnis
agar dapat memperoleh apa yang menjadi tujuannya.
2.1.2 Visi dan Misi
Setiap perusahaan pastinya memiliki visi dan misi di dalamnya. Visi
perusahaan adalah keterangan tujuan akhir yang ingin dicapai organisasi atau
perusahaan. Ibaratnya adalah sebuah perusahaan mepunyai mimpi yang ingin
dicapai. Oleh karena itu, visi menyangkut usaha-usaha yang diarahkan untuk
mencapai tujuan jangka panjang. Menurut Ismail Solihin (2012:21), pernyataan visi
dibuat oleh perusahaan untuk menjawab pertanyaan “what will our business be?”
atau pertanyaan “what do we want to become?”. Pernyataan visi menunjukkan arah
strategi perusahaan untuk mencapai berbagai hasil di masa mendatang sehingga akan
menuntun pengerahan sumber daya perusahaan bagi pencapaian berbagai tujuan
7
8
tersebut. Visi yang dibuat oleh perusahaan memiliki kaitan yang sangat erat dengan
misi perusahaan, dalam arti arah strategi yang dinyatakan di dalam visi masih berada
dalam lingkup usaha yang dijalankan oleh perusahaan. Mengembangkan pernyataan
visi sering kali dipandang sebagai langkah pertama dari perencanaan strategis,
bahkan mendahului pembuatan pernyataan misi.
Misi yang disusun oleh perusahaan mengacu pada visi suatu perusahaan. Visi
yang jelas akan menjadi landasan bagi pengembangan arah usaha dan tujuan
perusahaan yang komprehensif. Menurut David (2010:16), misi merupakan
pernyataan tujuan yang secara jelas membedakan satu bisnis dari perusahaan-
perusahaan lain yang sejenis. Pernyataan misi jelas melukiskan nilai dan prioritas
dari sebuah organisasi. Mengembangkan sebuah pernyataan misi memaksa para
penyusun strategi untuk berpikir mengenai hakekat dan cakupan operasi saat ini dan
menilai potensi pasar dan aktivitas di masa yang akan datang. Penyusun strategi itu
sendiri adalah individu-individu yang paling bertanggung jawab bagi keberhasilan
atau kegagalan dalam sebuah organisasi. Sedangkan menurut Ismail Solihin
(2012:19), misi bagi suatu perusahaan menggambarkan bisnis apa yang sedang dan
akan dijalankan oleh di perusahaan serta tujuan kualitatif apa yang ingin dicapain
perusahaan melalui keberadaan nya di bidang bisnis tertentu.
Dalam memerluas komponen misi dengan menyebutkan bahwa terdapat
sembilan karakteristik yang harus terangkum dalam suatu misi perusahaan, dan
karena misi perusahaan merupakan bagian dari proses strategic management yang
akan dipublikasikan kepada masyarakat, maka misi perusahaan sebaiknya mencakup
ke sembilan komponen pokok (David, 2007:64), yaitu :
1. Customers. Secara eksplisit, misi harus menyebutkan siapa yang menjadi
pelanggan bagi produk perusahaan
2. Product or service. Dalam hal ini, secara spesifik perusahaan harus menyebutkan
produk atau jasa apa yang dihasilkan oleh perusahaan
3. Markets. Pernyataan misi menetapkan di pasar mana produk perusahaan akan
bersaing dengan produk yang dihasikan oleh pesaing.
4. Technology. Pernyataan misi menyebutkan arah pengembangan teknologi
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen
5. Concern for survival, growth and profitability. Dalam hal ini pernyataan misi
menunjukkan secara jelas komitmen perusahaan terhadap kelangsungan hidup
9
perusahaan, pertumbuhan dan kemampuan untuk menghasilkan laba
(profitabilitas)
6. Philosophy. Dalam hal ini pernyataan misi akan menjelaskan kepercayaan
(beliefs), nilai (values), aspirasi, dan prioritas etis dari perusahaan
7. Self–concept. Dalam hal ini pernyataan misi menjelaskan apa yang menjadi
kompetensi unggulan (distinctive competencies) dari perusahaan dibandingkan
pesaingnya
8. Concern for public image. Dalam hal ini pernyataan misi akan menunjukan
apakah perusahaan memiliki respons terhadap masalah-masalah sosial,
kemasyarakatan, maupun terhadap masalah lingkungan
9. Concern for employees. Dalam hal ini pernyataan misi akan menunjukkan apakah
karyawan merupakan aset yang berharga bagi perusahaan
2.1.3 Strategi
Setiap perusahaan mepunyai cara tersendiri untuk menentukan bagaimana
proses mereka dalam memformulasikan dan mengatur strategi-strategi untuk
mencapai keunggulan dalam bersaing. Strategi menurut Ismail Solihin (2012:24),
pada awalnya konsep strategi didefinisikan sebagai kumpulan cara untuk mencapai
tujuan (ways to achieve ends). Sejalan dengan perkembangan konsep manajemen
strategik (strategic management), strategi tidak didefinisikan hanya semata-mata
sebagai cara untuk mencapai tujuan karena strategi dalam konsep manajemen
strategik mencakup juga penetapan berbagai tujuan itu sendiri (melalui berbagai
keputusan strategis (strategic decisions) yang dibuat oleh manajemen perusahaan)
yang diharapkan akan menjamin terpeliharanya keunggulan kompetitif perusahaan.
Sedangkan menurut David (2010:16), strategi merupakan sarana bersama dengan
tujuan jangka panjang yang hendak dicapai. Strategi adalah aksi potensial yang
membutuhkan keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan dalam
jumlah yang besar. Selain itu, strategi memengaruhi perkembangan jangka panjang
perusahaan, biasanya untuk lima tahun ke depan, dan karenanya berorientasi ke masa
yang akan datang.
2.1.4 Perencanaan Strategi
Dalam sebuah organisasi, perencanaan strategis itu dilakukan untuk
menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan
10
sumber dayanya termasuk modal dan SDM. Perencanaan strategis dapat
didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan,
mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas-fungsional
yang memampukan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya (David, 2010:5).
Sedangkan Satzinger (2005:16) mendefinisikan perencanaan strategis sebagai suatu
proses selama bagian eksekutif mencoba untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan,
seperti dimana bisnis berjalan sekarang, dimana mereka ingin menempatkan
bisnisnya, dan apa yang mereka miliki untuk sampai ke arah sana. Proses
perencanaan strategis biasanya memakan waktu bulanan atau bahkan beberapa tahun,
dan sering kali rencana tersebut diperbaharui secara berkelanjutan. Sekali
perencanaan strategis ditetapkan, perencanaan tersebut akan mengarahkan seluruh
proses organisasi, sehingga seluruh area organisasi harus berpartisipasi dan
mengoordinasi aktivitas mereka.
2.1.5 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi
Sistem informasi merupakan suatu sistem yang menyediakan informasi untuk
manajemen dalam mengambil keputusan dan juga untuk menjalankan operasional
perusahaan, di mana sistem tersebut merupakan kombinasi dari orang-orang,
teknologi informasi dan prosedur-prosedur yang tergorganisasi. Biasanya suatu
perusahan atau badan usaha menyediakan semacam informasi yang berguna bagi
manajemen. Semua organisasi membutuhkan informasi yang membantu manajer
untuk mengambil keputusan yang diperlukan. Aliran informasi ini diarahkan dan
diatur dalam suatu sistem informasi. Sistem informasi telah ada dalam suatu
organisasi jauh sebelum munculnya teknologi informasi. Teknologi informasi secara
spesifik mengacu untuk teknologi itu sendiri, hardware, software, dan jaringan
telekomunikasi (Ward, 2002:20).
Menurut Bernard (2012:130), sistem informasi terdiri dari tiga bagian, yaitu:
data, informasi, dan pengetahuan.
Data. Suatu fakta mengenai orang, tempat, kejadian, dan hal-hal penting lainnya
yang berhubungan dengan organisasi. Memiliki suatu makna namun tidak dapat
dijadikan bahan pengambilan keputusan.
Informasi. Data yang sudah diolah dan diatur ulang ke bentuk yang lebih
bermakna bagi organisasi dan dapat dijadikan bahan untuk pengambilan
keputusan.
11
Pengetahuan (Knowledge). Data dan informasi yang sudah disempurnakan
berdasarkan fakta, kebenaran, kepercayaan, pengalaman, dan penilaian.
Di dalam sistem informasi terdapat data, informasi, dan pengetahuan yang
saling berhubungan. Ketiga ini saling bekaitan dalam pengambilan keputusan di
setiap perusahaan. Dari data yang diperoleh dari sebuah organisasi belum cukup
dijadikan bahan pengambilan keputusan, data dapat diolah menjadi informasi untuk
dijadikan bahan pengambilan keputusan. Hasil akhir dari kumpulan data dan
informasi yang sudah terkumpul didapatkan sebuah pengetahuan untuk mengarah
pada kebijaksanaan pengambilan keputusan.
Teknologi Informasi (TI) adalah suatu teknologi yang digunakan untuk
mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan,
memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang
berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan
untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang
strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat
komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu
komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi
telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global.
Menurut Bernard (2012:333), teknologi informasi merupakan suatu jenis sumber
daya yang mendukung pembuatan, analisis, sharing, pengarsipan, dan/atau
penghapusan data dan informasi dalam suatu perusahaan.
2.1.6 Perencanaan Strategi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi
Perencanaan strategi sistem informasi merupakan sekumpulan tujuan jangka
panjang yang menggambarkan tujuan sistem dan arsitektur teknologi informasi untuk
mencapai tujuan perusahaan. Menurut Ward dan Peppard (2002:44), strategi sistem
informasi adalah strategi yang mendefinisikan kebutuhan organisasi atau perusahaan
terhadap informasi dan sistem yang mendukung keseluruhan strategi bisnis yang
dimiliki organisasi tersebut. Dalam pembahasan menurut Ward dan Peppard, sebuah
strategi sistem informasi harus meliputi kebutuhan bisnis untuk kedepannya agar
lebih selaras dengan strategi bisnis. Perencanaan strategi sistem informasi
menegaskan kebutuhan organisasi terhadap sistem informasi untuk mendukung
keseluruhan strategi bisnis.
12
Perencanaan strategi teknologi informasi menguraikan visi bagaimana
kebutuhan organisasi terhadap sistem informasi akan didukung oleh teknologi
informasi. Menurut Ward dan Peppard (2002:44), strategi TI adalah strategi yang
berfokus pada penetapan visi tentang bagaimana teknologi dapat mendukung dalam
memenuhi kebutuhan informasi dan sistem dari sebuah organisasi. Strategi teknologi
informasi melingkupi hal berikut ini:
Ruang lingkup teknologi dan aplikasi informasi yang penting
Kompetensi yang sistematis dan kemampuan-kemampuan, misalnya akses ke
informasi yang penting untuk penciptaan/pencapaian strategi perusahaan
Tata kelola teknologi informasi, yaitu bagaimana pengelolaan teknologi informasi
yang ada
2.1.7 Analisa PEST
Menurut Ward dan Preppard (2002:70), analisis PEST adalah analisis yang
digunakan terhadap faktor lingkungan eksternal bisnis yang meliputi bidang politik,
ekonomi, sosial, dan teknologi. Analisis PEST digunakan untuk menilai pasardari
suatu unit bisnis atau unit organisasi. Arah analisis PEST adalah kerangka untuk
menilai sebuah situasi dan menilai strategi atau posisi, arah perusahaan, rencana
pemasaran atau ide. Dari analisis ini, perusahaan akan dapat mengambil suatu
peluang atau ancaman yang akan memengaruhi proses bisnisnya.
Faktor Politik
Faktor politik meliputi kebijakan pemerintah, masalah-masalah hukum, serta
mencakup aturan-aturan formal dan informal dari lingkungan tempat perusahaan
melakukan kegiatan. Contoh : kebijakan tentang pajak, peraturan ketenagakerjaan,
peraturan perdagangan, stabilitas politik dan peraturan daerah.
Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi meliputi semua faktor yang memengaruhi daya beli dari
pelanggan dan memengaruhi iklim dari bisnis suatu perusahaan. Contoh :
pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga, standar nilai tukar, tingkat inflasi,
harga-harga produk dan jasa.
Faktor Sosial
Faktor sosial meliputi semua faktor yang dapat memengaruhi kebutuhan dari
pelanggan, dan memengaruhi ukuran dari besarnya pangsa pasar yang ada.
Contoh : tingkat pendidikan masyarakat, tingkat pertumbuhan penduduk, kondisi
13
lingkungan sosial, kondisi lingkungan kerja, keselamatan, dan kesejahterahan
sosial.
Faktor Teknologi
Faktor teknologi meliputi semua hal yang dapat membantu perusahaan
dalammenghadapi tantangan bisnis dan mendukung efisiensi proses bisnis.
Contoh : aktivitas penelitian dan pengembangan teknologi, automatisasi,
kecepatan transfer teknologi, tingkat kadaluarsa teknologi.
2.2 Teori-teori Khusus
2.2.1 Enterprise Architecture (EA)
Enterprise Architecture (EA) merupakan analisis dan dokumentasi dari suatu
enterprise dalam keadaan yang sekarang maupun untuk keadaan yang akan datang,
dari suatu strategi yang terintegrasi, bisnis, dan perspektif teknologi (Bernard,
2012:31). Arsitektur ini didefinisikan untuk memberikan detail grafis akan cara kerja
organisasi dan membantu dalam merencanakan dan meningkatkan kinerja bisnis
mereka. EA itu sendiri ditujukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan
memungkinkan mereka untuk melihat diri mereka sendiri dari segi pandangan yang
holistik dan terintegrasi dari arah strategis, praktek bisnis, arus informasi, dan
sumber daya teknologi. Penerapan EA ini nantinya akan melibatkan baik program
manajemen maupun metodologi dokumentasi berbasis kerangka kerja (framework)
yang akan digunakan untuk meningkatkan perencanaan, mengarahkan pengambilan
keputusan, dan pengimplementasian solusi menuju evolusi arsitektur di masa yang
akan datang dengan menyediakan pandangan yang terkoordinasi dari perusahaan
secara keseluruhan yang meliputi strategi, bisnis, dan teknologi.
Dengan membangun pandangan yang terintegrasi pada saat ini dan masa yang
akan datang, maka perusahaan akan dapat mengelola transisi dari metode operasi
saat ini ke masa yang akan mendatang dengan lebih baik. Transisi termasuk dalam
indentifikasi tujuan baru, aktifitas, segala jenis modal, dan sumber daya manusia
termasuk teknologi informasi yang akan meningkatkan keuangan pada bottom-line
dan pencapaian misi. EA ini sendiri didorong oleh tujuan strategis dan kebutuhan
bisnisnya.
14
EA = S + B + T
Enterprise Architecture = Strategi + Bisnis + Teknologi
EA menyediakan suatu strategi dan pendekatan bisnis untuk kebijakan,
perencanaan, pembuatan keputusan, dan pengembangan sumber daya yang berguna
bagi eksekutif, lini manajer, dan staff pendukung. Agar lebih efektif, program EA
harus menjadi bagian dari kelompok kebijakan manajemen dan proses terintegrasi
yang membentuk struktur tata kelola secara keseluruhan. Suatu pendekatan EA akan
dianggap lengkap jika memiliki ke enam elemen inti seperti yang diperlihatkan pada
gambar di bawah ini.
Gambar 2.1 : Elemen Inti dari Pendekatan EA (Bernard, 2012:36)
Governance. Elemen pertama adalah ‘Governance’ yang akan
mengidentifikasikan perencanaan, pengambilan keputusan, dan kesalahan proses
serta kelompok-kelompok yang akan menentukan bagaimana EA tersebut
dikembangkan dan dipelihara, dicapai sebagai bagian dari keseluruhan
pemerintahan organisasi.
Methodology.Elemen kedua adalah ‘Methodology’ yang memberikan langkah-
langkah spesifik untuk menetapkan dan memelihara program EA melalui
pendekatan yang telah dipilih.
Framework. Elemen ketiga adalah ‘Framework’ yang mengidentifikasi ruang
lingkup dari keseluruhan arsitektur dan tipe, serta hubungan dari bermacam-
macam level dan rangkaian pada sub-arsitektur.
15
Artifacts. Elemen keempat adalah ‘Artifacts’ yang mengidentifikasi jenis dan
metode dokumentasi yang akan digunakan dalam setiap area sub-arsitektur,
termasuk analisis strategis, perencanaan bisnis, kendali internal, kendali
keamanan, dan model untuk alur kerja (workflow), database, sistem, dan jaringan,
termasuk penyimpanan online tempat artefak disimpan.
Standards. Elemen kelima adalah ‘Standards’ yang mengidentifikasi standar
bisnis dan teknologi untuk perusahaan di setiap domain, segmen, dan komponen
dari EA.
BestPractices. Elemen keenam yaitu ‘Assocoated Best Practices’ yang memiliki
cara-cara yang telah terbukti untuk mengimplementasi bagian-bagian atau
keseluruhan arsitektur.
2.2.2 Kerangka Kerja Kubus EA3 (EA3 Cube Framework)
Aktivitas Enterprise Architecture
Menurut Bernard (2012:37), suatu EA dicapai melalui suatu program
manajemen (management program) dan suatu metode analisis dan desain (analysis
and design method) yang berulang pada berbagai tingkatan ruang lingkup. Program
EA bersama dengan metodenya menyediakan kemampuan dan kegiatan yang
berkelanjutan, pandangan dari arah strategis perusahaan yang terkoordinasi,
pelayanan bisnis, arus informasi, dan pemanfaatan sumber daya.
EA sebagai management program menyediakan suatu strategis, pendekatan
terintegrasi untuk kemampuan dan sumber perencanaan/pengambilan keputusan.
Suatu program EA merupakan bagian dari keseluruhan proses pemerintah yang
menentukan keselarasan sumber daya, mengembangkan kebijakan standar,
meningkatkan dukungan pengambilan keputusan, dan memandu dalam
mengembangkan aktivitas. EA juga dapat membantu untuk mengidentifikasi
kesenjangan dalam kegiatan atau program line of business (LOB) dan kemampuan
dalam mendukung pelayanan, sistem, dan jaringan teknologi informasi. Selain
penjelasan di atas, EA sebagai management program juga menyediakan :
Strategic Alignment. EA mendukung perencanaan strategis dan sumber
perencanaan operasional lainnya dengan menyediakan pandangan makro dan
mikro tentang bagaimana sumber daya dimanfaatkan untuk mencapai tujuan
perusahaan. Hal ini membantu untuk memaksimalkan efisiensi dan efektivitas
dalam sumber daya tersebut, yang nantinya akan membantu untuk
16
mempromosikan kemampuan kompetitif perusahaan. Pembangunan proyek-
proyek dalam perusahaan harus dapat ditinjau ulang untuk menentukan apakah
mereka mendukung satu atau lebih tujuan strategis perusahaan atau tidak. Jika
suatu sumber daya dan/proyek tidak selaras, maka nilai dalam perusahaan akan
terus dipertanyakan.
Standardized Policy. EA mendukung kebijakan standar manajemen yang
berkaitan dengan pengembangan dan peningkatan teknologi informasi dan
sumber daya lainnya. Dengan menyediakan holistik, pandangan hirarkis akan
sumber daya yang sekarang dan untuk ke depannya, EA mendukung penetapan
kebijakan untuk mengidentifikasi kebutuhan strategis dan operasional,
menentukan keselarasan strategis dari aktifitas dan sumber daya,
mengembangkan sumber daya bisnis dan teknologi perusahaan luas,
memprioritaskan pendanaan dalam program dan proyek, mengawasi program
manajemen dan proyek, mengidentifikasi metrik kinerja untuk program dan
proyek, serta mengidentifikasi dan menegakkan standar dan konfigurasi
manajemen. Kebijakan EA ini harus terintegrasi dengan kebijakan lainnya di
seluruh area pemerintahan sehingga tercipta suatu pengelolaan sumber daya
yang efektif secara keseluruhan dan kemampuan dalam mengawasi.
Decisions Support. EA menyediakan dukungan untuk sumber daya TI dalam
pengambilan keputusan bagi eksekutif, manajemen, dan level pegawai dalam
perusahaan. Pada level eksekutif, EA menyediakan visibilitas untuk inisiatif TI
yang besar dan mendukung penentuan dalam keselarasan strategis. Pada level
manajemen, EA mendukung desain dan konfigurasi keputusan managemen,
serta penyelarasan inisiatif TI dengan standar teknikal untuk suara, data, video,
dan keamanan. Sedangkan pada level pegawai, EA mendukung keputusan
mengenai operasi, pemeliharaan, dan pengembangan sumber daya TI serta
pelayanan.
Resource Oversight. EA mendukung pendekatan standar untuk mengawasi
pengembangan kemampuan dan mengoptimalkan dukungan pada sumber daya.
Bergantung pada ruang lingkup sumber daya yang terlibat dan jangka waktu
yang tersedia untuk pengembangan, berbagai metode system development
lifecycle dapat digunakan untuk mengurangi resiko jika biaya, penjadwalan, atau
parameter kinerja tidak dapat dipenuhi. EA secara lebih lanjut mendukung
standarisasi, pendekatan yang telah terbukti untuk manajemen proyek yang
17
mempromosikan pengawasan yang komprehensif dan efektif pada program yang
sedang berjalan, dan proyek pengembangan yang baru. Pada akhirnya, EA
mendukung penggunaan proses standar untuk memilih dan mengevaluasi
investasi dalam sumber daya TI dari bisnis dan perspektif keuangan.
Selain sebagai program manajemen, EA juga dapat berperan sebagai analysis
and design method. Referensi untuk EA mulai muncul pada akhir tahun 1980-an di
bagian literatur manajemen dan akademik, dengan fokus awal pada teknis atau
sistem arsitektur dan skema untuk mengatur informasi. Konsep enterprise
architecture dan desain mulai muncul pada awal tahun 1990-an dan telah
berkembang untuk memasukkan pandangan dari tujuan strategis, pelayanan bisnis,
arus informasi, sistem dan aplikasi, jaringan, dan infrastruktur pendukung. EA
sebagai analysis and design method menyediakan beberapa hal sebagai berikut :
EA Approach. Berisi kerangka kerja, metode analisis/desain, dan artefak
lengkap.
Current View. Pandangan akan strategi ‘as-if’, proses, dan sumber daya.
Future View. Pandangan akan strategi ‘to-be’, proses, dan sumber daya.
EA Management Plan. Perencanaan untuk pindah dari EA yang sekarang ke EA
yang akan datang.
Selain itu, terdapat suatu rangkaian yang menyerap setiap tingkat pada
arsitektur, seperti standar, keamanan, dan kemampuan. Analisis dan desain EA dapat
dicapai melalui enam elemen dasar berikut :
(1) kerangka kerja dokumentasi EA, dan
(2) implementasi metodologi yang mendukung kreasi dari
(3) pandangan saat ini, dan
(4) arsitektur di masa mendatang, demikian juga pengembangan
(5) suatu rencana manajemen EA untuk mengatur transisi perusahaan dari arsitektur
yang sedang berjalan pada saat ini menjadi arsitektur di masa yang akan datang.
Terdapat juga beberapa area umum terhadap seluruh tingkat dari kerangka kerja
yang menentukan
(6) rangkaian seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
18
Gambar 2.2 : Elemen Dasar Analisis dan Desain EA (Bernard, 2012:40)
EA Analysis and Design Element #1 : The Framework. Kerangka kerja EA
mengidentifikasikan ruang lingkup arsitektur yang akan didokumentasikan, dan
menetapkan hubungan antara area arsitektur. Ruang lingkup kerangka kerja ini
tercemin melalui rancangan geometrik dan area-area yang diidentifikasi untuk
dokumentasi. Kerangka kerja inilah yang akan menciptakan suatu kumpulan
pandangan yang abstrak dari perusahaan dengan cara mengumpulkan dan
mengatur informasi arsitektur.
Gambar 2.3 : EA3 Cube Analysis and Design Framework (Bernard, 2012:41)
19
Dikenal sebagai EA3 Cube Framework. Level dari contoh kerangka kerja ini
adalah kerangka hirarkis sehingga sub-arsitektur yang berbeda (yang
menggambarkan area fungsional yang berbeda) dapat berhubungan satu sama lain
secara logis. Hal ini dilakukan dengan memposisikan tujuan/inisiatif strategis tingkat
tinggi pada posisi puncak, produk/pelayanan bisnis, dan arus data/informasi pada
bagian tengah, serta sistem/aplikasi pendukung dan teknologi/infrastruktur pada
bagian paling bawah. Dengan cara ini, keselarasan juga dapat dilihat antara strategi,
informasi, dan teknologi, yang membantu perencanaan dan pengambilan keputusan.
Untuk menurunkan resiko dan meningkatkan efisiensi, metode implementasi
yang bertahap, kerangka EA dibagi menjadi segmen-segmen kegiatan yang berbeda,
atau disebut juga Line of Business (LOB). Pengertian LOB itu sendiri merupakan
area aktifitas yang jelas dalam suatu perusahaan (Bernard, 2012:42). Hal ini dapat
melibatkan produk manufaktur tertentu, ketentuan pelayanan, atau fungsi
administrasi internal. Misalnya, pada setiap LOB memiliki sub-arsitektur lengkap
yang mencakup keseluruhan lima tingkat level hirarki dalam kerangka kerja EA3.
EA Analysis and Design Element #2 : EA Components. Komponen EA
merupakan tujuan yang dapat berubah, proses, standar, dan sumber daya yang
dapat diperluas ke dalam ruang lingkup perusahaan yang lebih luas atau
terkandung di dalam suatu LOB yang spesifik. Contoh dari komponen-
komponen ini termasuk tujuan dan inisiatif strategis; produk bisnis dan
pelayanan; arus informasi, knowledge warehouses, dan objek data; sistem
informasi, aplikasi software, program enterprise resource, dan web sites; suara,
data, dan jaringan video; dan infrastruktur pendukung termasuk bangunan, ruang
server, wiring runs/closets, dan peralatan modal.
20
Gambar 2.4 : Contoh dari Komponen EA (Bernard, 2012:43)
Vertical Components merupakan tujuan yang dapat berubah, proses,
program, atau sumber daya (perlengkapan, sistem, data, dan sebagainya) yang
melayani satu LOB. Sedangkan Crosscutting Components merupakan tujuan yang
dapat berubah, proses, program, atau sumber daya yang melayani seluruh
perusahaan. Contohnya seperti email dan pendukung sistem administrasi yang
melayani keseluruhan perusahaan.
EA Analysis and Design Element #3 : Current Architecture. Di dalam
arsitektur yang berjalan saat ini (current architecture), terdapat komponen-
komponen yang saat ini terdapat dalam perusahaan pada setiap level pada
kerangka kerja (biasa juga disebut sebagai pandangan ‘as-if’). Pandangan EA
yang sedang berjalan saat ini berfungsi untuk membuat suatu dasar inventarisasi
sumber daya dan aktivitas-aktivitas yang didokumentasikan secara konsisten
dengan mengambil pandangan EA di masa yang akan datang. Hal ini akan
membantu untuk menganalisa kesenjangan dalam kinerja antara rencana ke
depan dengan kemampuan yang dimiliki saat ini. Sangat penting bagi
perusahaan untuk memiliki pandangan EA saat ini yang akurat dan
komprehensif untuk membuat perencanaan proyek, manajemen aset, dan
membuat keputusan investasi. Pandangan EA saat ini terdiri dari artefak
(dokumen, diagram, data, spreadsheet, grafik, dll) pada tiap level kerangka kerja
21
yang diarsipkan ke dalam repositori online EA untuk membuat mereka bisa
digunakan oleh berbagai stakeholder EA.
EA Analysis and Design Element #4 : Future Architecture. Dokumen
arsitektur untuk masa yang akan datang, baik komponen EA yang baru maupun
yang telah dimodifikasi dibutuhkan oleh perusahaan untuk menutup kesenjangan
kinerja yang ada atau mendukung inisiatis strategis yang baru, kebutuhan
opeasional, atau solusi teknologi. Seperti yang ditunjukkan pada gambar di
bawah ini, arsitektur di masa yang akan datang didorong di level strategis dan
taktis dalam tiga cara : arah dan tujuan baru; prioritas binis yang berubah; dan
teknologi. EA tidak dapat merefleksikan perubahan dalam arsitektur masa depan
kecuali tim kepemimpinan perusahaan menyediakan perubahan dalam arah
strategis dan tujuannya; kecuali jika manajer LOB dan manajer program
menyediakan perubahan dalam proses bisnis dan memprioritaskan hal-hal apa
saja yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang baru; dan kecuali jika
pegawai pendukung/pengiriman mengidentifikasi teknologi yang layak dan
pegawai solusi untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang baru.
Gambar 2.5 : Pendorong dari Perubahan Arsitektur (Bernard, 2012:44)
Arsitektur untuk masa depan harus mencakup perubahan perencanaan pada
komponen EA dalam waktu dekat (perubahan taktis dalam 1-2 tahun ke depan), serta
perubahan komponen EA yang merupakan hasil dari pelaksanaan skenario operas
jangka panjang yang terlihat dalam 3-10 tahun ke depan. Skenario ini
menggabungkan dorongan internal dan eksternal yang berbeda dan dapat membantu
untuk mengidentifikasi perubahan yang dibutuhkan pada proses, sumber daya, atau
22
teknologi yang menerjemahkan asumsi perencanaan masa depan, yang akan
mendorong perencanaan untuk komponen EA yang baru.
EA Analysis and Design Element #5 : EA Management Plan. EA management
plan mengartikulasikan program dan pendekatan dokumentasi, juga
menyediakan deskripsi dari pandangan arsitektur saat ini maupun yang akan
datang, dan rencana sekuen untuk mengelola transisi ke lingkungan operasi
bisnis atau teknologi di masa depan. EA management plan merupakan dokumen
hidup yang sangat penting untuk menyadari manfaat dari EA sebagai program
manajemen. Bagaimana perusahaan akan terus bergerak dari arsitektur saat ini
ke arsitektur yang akan datang merupakan perencanaan yang signifikan dan
tantangan manajemen, terutama jika sumber daya IT mendukung fungsi bisnis
utama yang akan diganti atau ditingkatkan.
EA Analysis and Design Element #6 : Threads. Dokumentasi EA meliputi
rangkaian dari kegiatan umum yang ada di semua tingkatan kerangka kerja,
termasuk kemanan TI yang terkait (security), standar (standards), dan
pertimbangan keterampilan (skills).
Security. Keamanan akan menjadi sangat efektif jika merupakan bagian
internal dari program manajemen EA dan metodologi dokumentasi.
Program keamanan TI yang komprehensif memiliki beberapa daerah fokus,
termasuk informasi, personil, operasi, dan fasilitas. Agar efektif, keamanan
TI harus bekerja di semua tingkat kerangka EA dan di dalam seluruh
komponen EA.
Standards. Salah satu fungsi yang paling penting dari EA adalah bahwa ia
menyediakan standar teknologi yang terkait di semua tingkat kerangka EA.
EA itu sendiri harus menggambar pada standar industri yang diterima
internasional dan nasional untuk mempromosikan penggunaan solusi non-
proprietary dalam komponen EA. Hal ini pada gilirannya akan
meningkatkan integrasi komponen EA, serta lebih mendukung komponen
switch-out ketika dibutuhkan.
Sangat penting bagi perusahaan untuk menyediakan akses yang mudah ke
dokumentasi EA untuk digunakan dalam perencanaan dan pengambilang
keputusan. Hal ini dapat dicapai dengan membuat EA Repository online untuk
23
mengarsipkan dokumentasi komponen EA di berbagai bidang kerangka kerja
EA. Repositori EA ini pada dasarnya adalah sebuah website dan database yang
menyimpan informasi dan menyediakan link ke alat EA dan sumber daya
program EA lainnya. Gambar di bawah ini memberikan contoh bagaimana
sebuah repositori EA mungkin akan dirancang. Contoh ini disebut Living
Enterprise dan dirancang untuk mendukung dokumentasi yang diatur melalui
pemakaian EA3 Cube Framework.
Gambar 2.6 : Contoh Repositori EA – Living Enterprise (Bernard, 2012:48)
Metodologi Implementasi EA
Metodologi EA merupakan langkah awal dalam mengoordinasi pendekatan
dokumentasi EA yang berisi prosedur mendetail untuk membuat, memelihara, dan
menggunakan kerangka kerja EA dan pendekatan dokumentasi. Kerangka kerja
(framework) EA itu sendiri dapat diartikan sebagai struktur dari informasi teroganisir
yang mendefinisikan ruang lingkup dari arsitektur, serta mendefinisikan bagaimana
area dalam arsitektur tersebut saling berhubungan (Bernard, 2012:89). Sedangkan
metodologi EA mendefinisikan bagaimana EA tersebut diimplementasikan, dan
24
mendefinisikan bagaimana dokumentasi tersebut akan dikembangkan, diarsip, dan
digunakan.
Sangat penting bagi perusahaan untuk mengembangkan suatu metodologi EA
sebagai salah satu dari langkah awal dalam membuat program EA, karena hal itu
memaksa perusahaan untuk melalui pertimbangan penting sebagai berikut :
Area perusahaan mana yang akan ditutupi EA (ruang lingkup)
Pendekatan ke EA Governance (tersentralisasi atau desentralisasi)
Tipe dokumentasi EA (biasa dikenal dengan artefak) yang akan dibutuhkan
untuk mendukung bisnis dan sumber perencanaan teknologi serta pengambilan
keputusan
Kerangka dokumentasi EA yang paling dibutuhkan oleh perusahaan
Metode dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan atau mengembangkan
dokumentasi EA
Software modeling, aplikasi website, dan database yang akan dibutuhkan untuk
automatisasi teknik dokumentasi dan memungkinkan pemodelan skenario ke
depannya
Bagaimana pemakai EA akan mengakses dan menyebarkan dokumentasi EA
(repositori EA)
Sebagaimana sering dokumentasi EA akan diperbaharui
Terdapat dua puluh langkah yang dibagi ke dalam empat fase dalam
mengimplementasikan metodologi EA seperti berikut :
Phase I : EA Program Establishment
o Langkah 1. Membuat program manajemen EA dan mengidentifikasi kepala
arsitek
o Langkah 2. Membuat sebuah metodologi implementasi EA
o Langkah 3. Membuat EA Governance dan menghubungkannya dengan proses
manajemen lainnya
o Langkah 4. Mengembangkan rencana komunikasi EA untuk mendapatkan
keterlibatan stakeholder
Phase II : EA Framework and Tool Selection
o Langkah 5. Memilih sebuah kerangka kerja dokumentasi EA
25
o Langkah 6. Mengidentifikasi LOB pada EA/crosscuts untuk dokumentasi
mereka
o Langkah 7. Mengidentifikasikan komponen EA untuk didokumentasikan
pada kerangka kerja yang luas
o Langkah 8. Memilih metode dokumentasi yang tepat untuk kerangka kerja
o Langkah 9. Memilih aplikasi software atau alat lainnya untuk mendukung
dokumentasi automatisasi EA
o Langkah 10. Memilih dan membuat sebuah repositori EA online untuk
didokumentasikan dan dianalisis
Phase III : Documentation of EA
o Langkah 11. Mengevaluasi bisnis dan dokumentasi teknologi yang ada untuk
digunakan dalam EA
o Langkah 12. Mendokumentasikan komponen EA yang ada pada saat ini ke
dalam seluruh area kerangka kerja (level/rangkaian). Menampung artefak ke
dalam repositori online
o Langkah 13. Mengembangkan beberapa skenario bisnis atau teknologi
operasional untuk masa yang akan mendatang
o Langkah 14. Mengidentifikasi asumsi perencanaan di masa yang akan datang
untuk setiap skenario
o Langkah 15. Menggunakan skenario dan program lainnya untuk mengarahkan
dokumentasi pada komponen EA di seluruh area kerangka kerja
o Langkah 16. Mengembangkan perencanaan manajemen EA ke perubahan
rencana sekuen dalam EA
Phase IV : Use and Maintain the EA
o Langkah 17. Menggunakan dokumentasi EA untuk mendukung perencanaan
atau pengambilan keputusan
o Langkah 18. Secara berkala memerbaharui pandangan dari komponen EA
yang ada saat ini maupun yang akan mendatang, serta menghubungkan
informasi dalam penyimpanan EA untuk membuat detail perspektif tingkat
tinggi pada aktifitas perusahaan beserta sumber daya lingkungan operasional
o Langkah 19. Memelihara repositori EA dan menghubungkan model dengan
kemampuan analisis
26
o Langkah 20. Mengeluarkan pembaharuan tahunan dari perencanaan
manajemen EA
Hierrarchical Levels of the EA3 Cube Framework
Lima level pada kerangka kerja EA3 merupakan bagian yang hirarkis dan
terintegrasi sehingga sub-arsitektur yang terpisah tidak diperlukan untuk
mencerminkan perbedaan level atau area fungsional dalam perusahaan. Daerah
arsitektur yang tertutup pada setiap tingkat diatur ke posisi tujuan strategis high-level
pada bagian atas, pelayanan bisnis dan arus informasi pada bagian tengah, serta
pendukung aplikasi yang spesifik dan jaringan infrastruktur pada bagian bawah.
Dengan cara ini, keselarasan akan dapat dilihat antara strategi, informasi, dan
teknologi yang akan membantu perencanaan dan pengambilan keputusan.
o Goals and Initiative . Ini merupakan kekuatan pendorong di balik arsitektur yang
ada. Level teratas dari kerangka kerja EA3 mengidentifikasikan arah strategis,
tujuan, dan inisiatif perusahaan serta menyediakan deskripsi jelas dari kontribusi
TI yang akan membantu mencapai tujuan tersebut. Perencanaan strategis dimulai
dengan pernyataan yang jelas dari tujuan dan/atau misi perusahaan, dilengkapi
dengan pernyataan singkat tentang visi untuk sukses. Hal ini diikuti dengan
deskripsi dari arah strategis yang akan diambil oleh perusahaan, skenario yang
mugkin muncul, dan juga strategi kompetitif yang akan menjamin perusahaan
untuk terus bertahan.
o Product and Service . Level kedua dari kerangka kerja EA3 mengidentifikasi
pelayanan produk bisnis dari perusahaan dan kontribusi teknologi untuk
mendukung proses tersebut. Istilah ‘business service’ digunakan untuk
mengartikan proses dan prosedur yang akan mencapai tujuan dan misi
perusahaan. Perencanaan strategis membantu untuk mengarahkan dan
memprioritaskan berbagai macam layanan bisnis dan mengirimkan aktifitas
produk di dalam perusahaan untuk memastikan mereka secara kolektif
mengarahkan perusahaan di dalam arahan srategis yang telah ditetapkan dalam
perencanaan strategis (Strategic Plan). Layanan bisnis kemudian perlu untuk
dimodelkan pada keadaan mereka yang sekarang dan jika perubahan
diantisipasi, layanan bisnis juga perlu dimodelkan dengan membayangkan
keadaan yang akan terjadi di masa depan. Layanan bisnis dan kegiatan
pengiriman produk dapat dihilangkan jika mereka tidak menambah nilai yang
cukup bagi tujuan strategis dan inisiatif perusahaan. Aktivitas layanan bisnis dan
27
pengiriman produk harus dimodifikasi jika perubahan tersebut dapat
meningkatkan nilai bagi perusahaan. Teknologi sering kali menjadi elemen
kunci yang memungkinkan perusahaan dalam meningkatnya nilainya, tetapi
seharusnya hal ini tidak menjadi faktor pendorong dalam reengineering atau
perbaikan dalam layanan bisnis dan proses pengiriman produk. Dalam hal ini,
sangat penting untuk meninjau dan menyesuaikan kembali proses sebelum TI
diterapkan untuk memastikan nilai optimal dan efisiensi telah dicapai.
o Data and Information . Mengoptimalkan data dan pertukaran informasi adalah
tujuan sekunder dari arsitektur. Level ketiga dari kerangka kerja EA3
dimaksudkan untuk mendokumentasi bagaimana informasi yang ada digunakan
oleh perusahaan dan bagaimana arus informasi yang akan mendatang akan
terlihat. Tingkat ini dapat tercermin melalui dokumen strategi TI yang mengikat
ke dalam perencanaan strategis dan/atau perencanaan bisnis dalam perusahaan.
Tujuan dari strategi TI ini adalah untuk menetapkan pendekatan level tinggi
untuk mengumpulkan, menampung, mengubah, dan menyebarkan informasi di
seluruh perusahaan.
o System and Application . Level keempat dari kerangka kerja EA3 ini
dimaksudkan untuk mengatur dan mendokumenkan kelompok dari sistem
informasi yang ada, dan aplikasi yang digunakan perusahaan untuk mengirim
kemampuan TI. Daerah ini juga merupakan tempat di mana komponen-
komponen memiliki fitur yang menonjol dalam service-oriented architectures.
o Network and Infrastructure . Ini adalah grid konektivitas dari arsitektur,
lingkungan host untuk aplikasi dan sistem. Level kelima dan terbawah dari
kerangka kerja EA3 ini dimaksudkan untuk mengatur dan mendokumentasikan
pandangan saat ini dan ke depan dari suara, data, dan jaringan video yang
digunakan perusahaan untuk sistem host, aplikasi, website, dan database. Level
ini juga mendokumentasikan infrastruktur dari perusahaan seperti gedung, ruang
server, peralatan modal. Local Area Networks (LAN), Wide Area Networks
(WAN), System Application Networks (SANs), Intranets, Extranets, Wireless
Networks, Mobile Networks, dan Computing Clouds didokumentasikan pada
level ini sehingga desain efisien dapat diimplementasikan melalui arsitektur
masa depan yang dapat mengurangi duplikasi, meningkatkan biaya dan kinerja
yang lebih efisien, dan mendorong ketersediaan dan survivabilitas.
28
2.2.3 EA Components and Artifacts
EA component menurutBernard (2012:117) merupakan sumber ‘plug-and-
play’ yang dapat berubah untuk menyediakan kemampuan pada setiap level kerangka
kerja. Komponen EA sendiri merupakan elemen yang dapat diganti di dalam
kerangka kerja yang datang dan pergi bersama dengan perubahan yang terjadi di
dalam strategi, layanan bisnis, dan desain baru untuk sumber daya yang melibatkan
arus informasi, aplikasi, jaringan, dan infrastruktur lainnya. Sedangkan EA artifacts
adalah dokumentasi dari suatu produk seperti dokumen teks, diagram, spreadsheet,
briefing slides, atau pun video klip. Artefak EA pada level atas sering berupa teks
dokumen atau diagram yang menggambarkan keseluruhan strategi, program, dan
hasil yang diinginkan. Level menengah adalah dokumen, diagram, grafik,
spreadsheet, dan arahan yang mendeskripsikan proses organisasi, proyek yang
berlangsung, supply chains, sistem yang besar, arus informasi, jaringan, dan website.
Sedangkan level bawah mendeskripsikan aplikasi spesifik, kamus data, tampilan,
komponen jaringan, dan cable plants.
29
Gambar 2.7 : Contoh Artefak EA (Bernard, 2012:283)
EA Components at the Goals and Initiatives Level
EA Components :
o Strategic Plan. Menghasilkan pandangan tingkat tinggi untuk mengarahlan
perusahaan itu sendiri dalam jangka waktu 3-5 tahun ke depan.
o E-Commerce/E-Government Plan. Sering dibutuhkan perusahaan selain hal
perencanaan strategis umum karena perencanaan tersebut biasanya tidak
membahas TI secara terperinci untuk mengidentifikasi berbagai hal yang
berkaitan dengan TI sehingga memungkinkan perusahaan memiliki banyak
tujuan strategis.
30
EA Artifacts :
o Strategic Plan. Dalam artefak ini, perencanaan strategis harus dapat :
Menyediakan pernyataan misi dan visi yang menangkap tujuan dan arah dari
suatu perusahaan
Mengembangkan pernyataan dari arahan strategis yang cocok dengan tujuan
perusahaan, memastikan kemampuan untuk bisa terus bertahan,
memungkinkan fleksibilitas, dan memajukan keberhasilan kompetitif.
Pernyataan ini merupakan rincian deskripsi ke mana perusahaan diharapkan
untuk berjalan
Merangkum hasil dari analisis SWOT berdasarkan strategi perusahaan
Merangkum keadaan dan mengasumsikan perencanaan untuk beberapa
‘Concept of Scenario’ CONOPS Scenarios yang mendukung strategi
perusahaan.
Mengembangkan diagram CONOPS pada sebuah gambar yang menangkap
pokok dan partisipan pada skenario operasi yang sedang berjalan
Mengembangkan strategi kompetitif umum untuk perusahaan dengan
menggabungkan skenario CONOPS yang sedang berjalan mau pun yang akan
datang
Mengidentifikasi tujuan strategis yang akan mencapai strategi kompetitif dan
menspesifikasikan sponsor eksekutif yang bertanggung jawab dalam
mencapai setiap tujuan
Mengidentifikasi inisiatif strategis dan sumber sponsor untuk inisiatif, yang
merupakan program yang sedang berlangsung atau pengembangan proyek-
proyek yang akan mencapai setiap tujuan strategis
Merangkum hasil yang diinginkan untuk setiap tujuan strategis dan inisiatif
dengan menggunakan balanced scorecard atau pendekatan yang sejenisnya
o SWOT Analysis. Mengambil penglihatan holistik pada perusahaan dengan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal berupa Internal Strengths (S),
Internal Weaknesses (W), External Opportunities (O), dan Extermal Threats (T).
31
Gambar 2.8 : Analisa SWOT (Bernard, 2012:285)
Penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapt ditentukan oleh
kombinasi faktor internal dan eksternal (Rangkuti, 2013:20). Kedua faktor tersebut
harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari
lingkungan internal Strengths dan Weakness, serta lingkungan eksternal
Opportunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT
membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman
(threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness).
Gambar 2.9 : Analisis SWOT (Rangkuti, 2013:20)
32
Kuadran 1. Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut
memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.
Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan
pertumbuhan yang agresif.
Kuadran 2. Meski menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki
kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah dengan
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara
strategi diversifikasi (produk/pasar).
Kuadran 3. Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain
pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi ini adalah
dengan meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut
peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran 4. Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, karena
perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
Penentuan Faktor Strategi Eksternal (EFAS)
Susunlah peluang dan ancaman dalam kolom 1
Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1.0 (sangat penting)
sampai dengan 0.0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat
memberikan dampak terhadap faktor strategis
Hitung rating dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor dengan memberikan
skala dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor
tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating
untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4,
tetapi jika peluangnya kecil diberi rating +1). Sedangkan pemberian nilai rating
ancaman adalah kebalikannya
Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk mendapatkan
faktor pembobotan dalam kolom 4
Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-
faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotan dihitung
Jumlahkan skor pembobotan yang ada pada kolom 4 untuk mendapatkan total
skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan
bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis
eksternalnya.
33
Penentuan Faktor Strategi Internal (IFAS)
Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan dalam kolom 1
Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat
penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut
kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis
Hitung rating dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor dengan memberikan
skala dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh
faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian
nilai rating untuk faktor kekuatan bersifat positif (peluang yang semakin besar
diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil diberi rating +1). Sedangkan
pemberian nilai rating kelemahan adalah kebalikannya
Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk mendapatkan
faktor pembobotan dalam kolom 4
Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-
faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotan dihitung
Jumlahkan skor pembobotan yang ada pada kolom 4 untuk mendapatkan total
skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini
menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor
strategis eksternalnya.
o Concept of Operations Scenario. Merupakan dokumen naratif yang
mendeskripsikan bagaimana perusahaan beroperasi saat ini atau bagaimana
perusahaan beroperasi pada beberapa tahun ke depan berdasarkan analisis
SWOT
o Concept of Operations Diagram. Merupakan gambaran grafis tentang
bagaimana fungsi perusahaan berjalan atau fokus pada beberapa area tertentu.
34
Gambar 2.10 : Diagram CONOPS (Bernard, 2012:287)
EA Components at the Products and Services Level
EA Components:
o Business Service. Aktifitas perusahaan yang secara langsung berkontribusi untuk
menyelesaikan misi.
o Business Products. Merupakan produk nyata mau pun tidak nyata yang
dihasilkan oleh perusahaan untuk mengejar bisnis dan tujuan strategis.
o IT Capital Planning and Portfolio. Dikarenakan sumber daya yang sangat
terbatas di kebanyakan perusahaan, maka nilai dari membuat investasi TI harus
diperlihatkan untuk menentukan biaya, keuntungan, dan peringkat dalam ibu
kota.
EA Artifacts:
o Business Plan. Menyediakan suatu deskripsi level tinggi dari garis kunci fungsi
bisnis dan strategi keuangan yang akan mencapai tujuan strategis dan inisiatif.
Beberapa hal yang ditemukan dalam rencana bisnis antara lain :
Business Overview
Executive Team Profile
Relationship of Business Activities to Strategic Goals
Organizational Structure
Market Outlook and Competitive Strategy
35
Business Cycles
Capitalization Summary
Financial Strategy
Current Financial Status Summary
Business Partnerships and Alliances
o Swim Lane Process Diagram. Memerlihatkan stakeholder mana saja yang
terlibat dalam suatu proses LOB beserta waktu yang terjadi dalam interaksi
tersebut.
Gambar 2.11 : Swim Lane Process Diagram (Bernard, 2012:291)
Dapat disimpulkan langkah-langkah untuk membuat swim lane process diagram
adalah sebagai berikut:
1. Tentukan proses pertama yang akan menjadi kegiatan pertama yang
dilakukan dalam menjalankan satu proses bisnis
2. Tetapkan satu proses bisnis tertentu yang akan menjadi fokus dalam membuat
diagram
3. Tentukan bagian atau divisi yang terlibat dalam satu proses tersebut
36
4. Buat diagram alur proses, proses yang berjalan, keputusan yang dibuat, serta
panah yang menunjukkan aliran proses bisnis
5. Tetapkan kegiatan terakhir yang akan menjadi akhir dari satu proses bisnis
tersebut berakhir
o Business Process/Service Model. Memerlihatkan detail dari aktifitas breakdown,
termasuk bagaimana setiap langkah saling berhubungan dari satu aktifitas
dengan aktifitas lainnya.
Inputs : Item yang memicu suatu aktifitas dan diubah, dikonsumsi, atau
menjadi suatu bagian.
Controls : Panduan atau regulasi dari suatu aktifitas. Biasanya
mengidentifikasikan kapan atau bagaimana suatu proses akan dilakukan.
Outputs : Sesuatu yang dihasilkan dari adanya aktifitas. Merupakan alasan
dari proses yang dilakukan.
Mechanisms : Sistem, orang, dan peralatan yang digunakan untuk
menjalankan suatu aktifitas.
Tujuan dari diagram ini adalah untuk menunjukkan siapa saja yang terlibat
dalam mengoperasikan suatu LOB perusahaan dan bagaimana informasi dalam
perusahaan tersebut saling terbagi. Diagram ini menggambarkan setiap aktivitas
secara keseluruhan dari proses bisnis perusahaan, termasuk setiap tingkatan
aktivitas dan hubungan antar aktivitas di dalam proses bisnis perusahaan
o Use Case Narrative and Diagram. Mengikuti format Unified Modeling
Language (UML) untuk mengidentifikasi kebutuhan bisnis, konteks, stakeholder
(actor), dan aturan bisnis untuk interaksi mereka dengan sistem, layanan, dan
aplikasi yang diidentifikasi sebagai solusi teknologi yang membutuhkan
pengembangan.
37
Gambar 2.12 : Use-Case Diagram (Bernard, 2012:294)
Tujuan dari diagram ini adalah untuk mengidentifikasi bagaimana sistem akan
digunakan oleh user. Use case terdiri dari beberapa elemen, antara lain :
Sebuah icon sederhana digunakan untuk mewakili aktor. Icon akan diberi
nama yang mencirikan peran aktor yang berhubungan dengan sistem
Use case sendiri dilambangkan dengan bentuk oval dengan nama use case di
dalamnya
Garis yang menghubungkan antara aktor dan use case menunjukkan aktor yang
menggunakan sistem. Aktor dalam figur digambarkan dengan tangan untuk
membantu mengingat bahwa aktor ini harus mempunyai akses langsung dengan
sistem.
EA Components at the Data and Information Level
EA Components:
o Knowledge Warehouses. Merupakan komponen dari knowledge management
system (KMS) perusahaan dimana knowledge tersebut dikembangkan, disimpan,
diatur, diproses, dan disebarkan.
38
o Information Systems. Berisi hardware dan software yang bekerja bersama untuk
mengumpulkan data secara efisien, dan juga memungkinkan pengembangan dan
analisis informasi.
o Databases. Merupakan aplikasi software yang didesain untuk mendukung
penyimpanan, pencarian data, update, dan delete suatu elemen atau objek data.
EA Artifacts:
o Logical Data Model. Merupakan model data semantik yang dapat dikembangkan
dengan menggunakan traditional structures methods dan simbologi (Entity
Relationship Diagram – ERD), atau bisa juga menggunakan metode Object-
Oriented dan simbologi Unified Modeling Language (UML) yang akan
menghasilkan suatu Class Diagram dan/atau Object Diagram.
Gambar 2.13 : Entity-Relationship Diagram (Bernard, 2012:300)
39
Gambar 2.14 : Class Diagram (Bernard, 2012:300)
Logical data model : class diagram adalah salah satu jenis diagram yang
menunjukkan hal-hal penting dalam pekerjaan user, problemdomain class,
asosiasi, dan atribut (Satzinger, 2005:185). Simbol dari diagram ini berbentuk
persegi panjang dengan dipisah menjadi dua bagian. Bagian atas berisi nama
class, dan bagian bawah adalah bagian daftar atribut class. Class diagram ditarik
oleh garis yang menampilkan asosiasi antar class.
Asosiasi. Asosiasi dalam diagram ini adalah multiplicity. Multiplicity adalah
hubungan class satu ke banyak dalam satu arah dan satu untuk satu di arah
lainnya. Istilah ini biasanya disebut one (1) to many (*) atau one (1) to one (1)
Generalisasi/Spesialisasi. Generalisasi adalah hierarki yang terstruktur atau
peringkat class dari yang lebih umum (SuperClass) ke class khusus
(SubClass). Generalisasi juga terkadang disebut warisan hierarki. Generalisasi
didasarkan pada gagasan bahwa orang-orang mengklasifikasikan hal-hal
dalam hal persamaan dan perbedaan. Generalisasi adalah penggabungan
beberapa kelompok yang memiliki tipe yang sama. Klasifikasi ini mengacu
untuk mendefinisikan tentang class yang diinginkan
40
Whole-Part Hierarchies. Whole-part hierarchies memiliki dua jenis, yaitu
agregasi dan komposisi. Istilah agregasi digunakan digunakan untuk
menggambarkan suatu bentuk asosiasi yang menentukan hubungan
keseluruhan bagian antara agregat (keseluruhan) dan komponennya (bagian)
dimana bagian-bagian tersebut bisa tetap eksis secara terpisah. Sedangkan
istilah komposisi digunakan untuk menjelaskan keseluruhan whole-part
hierarchies yang lebih kuat.
o Object State-Transition Diagram. Menggunakan notasi dari Unified Modeling
Language (UML) untuk menunjukkan daur hidup dari suatu objek data yang
spesifik.
Gambar 2.15 : Object State-Transition Diagram (Bernard, 2012:298)
Object state transition diagram adalah sebuah diagram yang menunjukkan daur
hidup suatu objek pada keadaan tertentu, dengan mengidentifikasikan proses-
proses yang terjadi pada objek itu sendiri (Satzinger, 2005:241). Diagram ini
terdiri dari bentuk oval yang mewakili state dan garis panah untuk mewakili
suatu transisi. Langkah-langkah dalam membuat suatu object state transition
diagram antara lain :
1) Melihat kembali class diagram yang ada
2) Mendaftarkan status dari objek-objek class
41
3) Mengidentifikasi transisinya
4) Mengurutkan status dan transisi ke dalam urutan yang tepat
5) Melihat kembali apakah ada independent/concurrent paths
6) Mengecek kebutuhan untuk menambahkan transisi
7) Menambahkan pesan yang sesuai dengan event yang terjadi, guard, dan
kondisi dalam setiap transisi
8) Menguji setiap object state transition
o Activity/Entity (CRUD) Matrix. Dikembangkan dengan cara melakukan mapping
pada entitas data yang dipengaruhi oleh hubungan aktifitas LOB.
Gambar 2.16 : Entity-Activity Matrix (Bernard, 2012:302)
Merupakansuatu teknik identifikasiuse case tambahan untuk melakukan cross-
check setiap domain class untuk memverifikasi bahwa terdapat use case yang
42
bertanggung jawab dalam melakukan create (C), read (R), update (U), dan
delete (D).
o Data Dictionary/Object Library. Menyediakan daftar-daftar dari entitas data
yang dikumpulkan dan dipelihara oleh perusahaan, termasuk standar pada
attribute field, keys, dan relationship.
Gambar 2.17 : Data Dictionary (Bernard, 2012:303)
EA Components at the System and Application Level
EA Components:
o Software Applications. Merupakan program software yang menyediakan fungsi
bagi sistem front-office (manufaktur, penjualan, pelayanan, logistik) dan back-
office (keuangan, human resource, email).
o Web Services. Untuk memerluas dan mengakselerasi penggunaan aplikasi
software pada TI.
43
o Service Bus and Middleware. Merupakan kebijakan SOA untuk lingkungan
operasional pada sistem, aplikasi, dan web service yang dikarakteristikan oleh
non-proprietary open standards protocols dan middleware untuk pertukaran
data dan interface hardware atau software.
o Enterprise Resource Planning (ERP) Solutions. Aplikasi yang dijual oleh vendor
sebagai salah satu cara untuk meningkatkan aplikasi interoperability dan
mengurangi fungsi-fungsi yang sama.
o Operating Systems. Merupakan aplikasi yang memungkinkan komputer untuk
menyediakan dasar jaringan dan fungsi processing.
EA Artifacts:
o System Data Flow Diagram. Lebih dikenal dengan ‘Data Flow Diagram’ dan
dimaksudkan untuk menunjukkan proses pertukaran data dalam suatu sistem,
dan bagaimana pertukaran tersebut terjadi.
Gambar 2.18 : Data Flow Diagram (Bernard, 2012:307)
Tujuan utama dari diagram ini adalah untuk mengembangkan gambaran yang
jelas dari aliran sistem data yang diperlukan, dari mulai input sampai dengan
output yang dilakukan oleh masing-masing sistem, dan memastikan konektivitas
fungsional selesai dengan semestinya.
44
EA Components at the Network and Infrastructure Level
EA Components:
o Data Networks. Didesain untuk membawa data dan informasi dalam bentuk
kode digital antara berbagai komputer yang mendukung storage, retrieval,
updates, dan processing untuk end-user.
o Telecommunication Networks. Didesain untuk membawa sinyal suara dalam
bentuk kode (gelombang analog atau elektron digital/airam foton) antara end-
user.
o Video Networks. Didesain untuk membawa sinyal video gambar dalam bentuk
kode (gelombang analog atau elektron digital/airam foton) antara production
sites dan viewing sites.
o Mobile Networks. Secara spesifik fokus dalam menyediakan konektivitas
telekomunikasi untuk user yang memakai perangkat padat (compact device)
untuk menghubungkan suara, data, atau jaringan video dari luar jaringan.
o Cable and wireless Backbones.
o Security Solutions.
o Buildings and Server Rooms.
o Equipment.
EA Artifacts:
o Network Connectivity Diagram. Menunjukkan hubungan fisik antara suara, data,
dan jaringan video perusahaan, termasuk ekternal Wide Area Networks (WAN)
dan Local Area Networks (LAN).
45
Gambar 2.19 : Network Connectivity Diagram (Bernard, 2012:313)
46
2.3 Kerangka Berpikir
Gambar 2.20 : Kerangka Berpikir
Future Architecture
Updated Goal & Initiatives : analisis
SWOT, analisis PEST, CONOPS, CONOD
Improved Product & Services : Business
Plan, usulan Struktur Organisasi, usulan
Swimlane Process diagram, usulan Business
Process / Service Model, usulan Usecase
Diagram & Description
Enhanced Data & Information : usulan
Object State Transition Diagram, usulan
Class Diagram, usulan Activity / Entity
Matrix (CRUD), usulan Data Dictionary
System & Application : usulan System DFD
Networks & Infrastructure : usulan Network
Connectivity Diagram
Security : usulan Security and Privacy Plan
Standards : usulan Technology Forecast
Workforce Skill : usulan Workforce Plan,
usulan Organization Chart, usulan
Knowledge & Skills Profile
EA Management Plan
EA Program Management
EA Current Architecture Summary
EA Future Architecture Summary
EA Glossary and References
EA Repository
Menganalisa visi & misi perusahaan
Menganalisa masalah strategis perusahaan
Current Architecture
Goal & Initiatives : analisis SWOT,
analisis PEST, CONOPS, CONOD
Product & Services : Swimlane Process
diagram, Business Process / Service
Model, Usecase Diagram & Description
Data & Information : Object State
Transition Diagram, Class Diagram,
Activity / Entity Matrix (CRUD), Data
Dictionary
System & Application : System DFD
Networks & Infrastructure : Network
Connectivity Diagram
Security : Security and Privacy Plan
Standards : Technology Forecast
Workforce Skill : Workforce Plan,
Organization Chart, Knowledge & Skills
Profile