· web viewmasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut...

64
OLEH TIM LPPM-IPB: Herien Puspitawati (Ketua) Hartoyo Ma’mun Sarma Melly Latifah Tin Herawati KERJASAMA

Upload: others

Post on 21-Jan-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

OLEH TIM LPPM-IPB:

Herien Puspitawati (Ketua)Hartoyo

Ma’mun SarmaMelly LatifahTin Herawati

KERJASAMAINSTITUT PERTANIAN BOGOR &

PRMAP-ADB-BAPPENAS2009

Page 2:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

DAFTAR ISI Halaman

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iiDAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iiiLAMPIRAN ......................................................................................................... iv

Bagian I: Survey Kepuasan Orangtua ................................................................ 11.1. Latar Belakang.................................................................................. 11.2. Ruang Lingkup Survey...................................................................... 21.3. Tujuan Survey................................................................................... 21.4. Pendekatan dan Metodologi.............................................................. 3

Bagian II: Hasil Penelitian.................................................................................... 42.1. Akses Pemerataan.............................................................................. 4 2.1.1 Ketersediaan Biaya Sekolah................................................... 5 2.1.2. Menjaga Disiplin dan Keamanan di Sekolah ........................ 102.2. Kualitas Mutu dan Relevansi............................................................ 10 2.2.1. Kualitas Pengajaran dan Proses Pembelajaran....................... 10 2.2.2. Hasil dari Proses Pembelajaran yang Berdampak

pada Kualitas SDM Anak....................................................... 11 2.2.3. Kondisi Kenyamanan Sekolah............................................... 12 2.2.4. Fasilitas Fisik Sekolah............................................................ 12 2.2.5. Kesiapan Siswa pada Alih Tahun Pelajaran ......................... 132.3. Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Akuntabilitas Publik....... 13 2.3.1. Partisipasi Orangtua ............................................................ 13 2.3.2. Drop-Out Anak...................................................................... 15

Bagian III: Kesimpulan dan Rekomendasi........................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20LAMPIRAN ......................................................................................................... 21

ii

Page 3:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Tingkat Kepuasan Orangtua terhadap Sembilan Atribut Pelayanan Pendidikan Dasar pada Jenjang SD (%)............................................. 4

Gambar 2. Tingkat Kepuasan Orangtua terhadap Sembilan Atribut Pelayanan Pendidikan Dasar pada Jenjang SMP (%).......................................... 5

Gambar 3. Perbedaan Pendapatan Bulanan Per Kapita Keluarga dan Pengeluaran Pendidikannya pada Jenjang SD......................................................... 6

Gambar 4. Perbedaan Pendapatan Bulanan Per Kapita Keluarga dan Pengeluaran Pendidikannya pada Jenjang SMP...................................................... 7

Gambar 5. Tingkat Kepuasan Orangtua Golongan Miskin dan Tidak Miskin Terhadap Sembilan Atribut Pelayanan Pendidikan Dasar Jenjang SD. ........................................................................................ 8

Gambar 6. Tingkat Kepuasan Orangtua Golongan Miskin dan Tidak Miskin Terhadap Sembilan Atribut Pelayanan Pendidikan Dasar Jenjang SMP. ...................................................................................... 8

Gambar 7. Tingkat Kepuasan Orangtua Terhadap Sembilan Atribut Pelayanan Pendidikan Dasar Jenjang SD Berdasarkan Jauh dan Dekat

dari Kantor Dinas................................................................................ 8

Gambar 8. Tingkat Kepuasan Orangtua Terhadap Sembilan Atribut Pelayanan Pendidikan Dasar Jenjang SMP Berdasarkan Jauh dan Dekat

dari Kantor Dinas................................................................................. 9

Gambar 9. Biaya Pendidikan Dasar Tahunan Jenjang SD dan SMP (secara detil di Lampiran 7) ................................................................ 15

iii

Page 4:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

iv

Page 5:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rekapitulasi Tingkat Kepuasan Orangtua Terhadap Pelayanan Pendidikan Dasar 9 (Sembilan) Tahun. ............................................. 22

Lampiran 2. Rekapitulasi Tingkat Kepuasan Kepala Sekolah Terhadap Pelayanan Pendidikan Dasar 9 (Sembilan) Tahun. ............................ 23

Lampiran 3. Rekapitulasi Tingkat Kepuasan Komite Sekolah Terhadap Pelayanan Pendidikan Dasar 9 (Sembilan)Tahun. ............................. 24

Lampiran 4. Perbedaan Tingkat Kepuasan Orangtua Terhadap Pelayanan Pendidikan Dasar 9 (Sembilan) Tahun Berdasarkan Status

Ekonomi Keluarga. ............................................................................. 25

Lampiran 5. Perbedaan Tingkat Kepuasan Orangtua Terhadap Pelayanan Pendidikan Dasar 9 (Sembilan) Tahun Berdasarkan Lokasi

Sekolah Terhadap Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten. ................... 26

Lampiran 6. Rata-rata Jumlah Pengeluaran Pendidikan SD dan SMP Per Tahun (n=60). .............................................................................. 27

Lampiran 7. Diagram Rata-rata Jumlah Pengeluaran Pendidikan Per Tahun (n=60). .............................................................................. 28

Lampiran 8. Alasan Anak Drop-Out Sekolah......................................................... 29

Lampiran 9. Instrumen Survei Kepuasan Orangtua Terhadap Pelayanan Pendidikan Dasar. .............................................................................. 30

Lampiran 10. Matrik Temuan Penelitian, Penjelasan dan Rekomendasi Survei Kepuasan Orangtua Terhadap Layanan Pendidikan Dasar

Di Kabupaten Indramayu. ................................................................ 32

v

Page 6:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

Bagian I: Survey Kepuasan Orangtua

1.1. Latarbelakang

1. Krisis ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia berdampak pada beberapa aspek pembangunan termasuk pada aspek pendidikan. Timbulnya kemiskinan sejak 1997 telah menjadi isu utama dalam kebijakan pemerintah dan menjadi ancaman utama dalam pemenuhan tujuan Millenium Development Goals (MDGs), khususnya yang berhubungan dengan aspek pendidikan. Berdasarkan tujuan MDGs, disebutkan bahwa Tujuan ke-3 adalah pada tahun 2015 baik laki-laki maupun perempuan harus menamatkan pendidikan dasar. Selanjutnya Tujuan ke-4 adalah untuk menghilangkan kesenjangan gender pada tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah pada tahun 2005 dan pada semua tingkat pendidikan paling lambat tahun 2015 (Bappenas, 2007a).

2. Berdasarkan target MDGs, diketahui bahwa kemajuan bidang pendidikan di Indonesia dalam hal partisipasi di tingkat SD (APM) sudah mencapai 94,7 persen dan proporsi siswa yang tamat SD mencapai 74,7 persen dan terus meningkat sesuai target. Namun partisipasi di tingkat SMP (APM) masih belum memenuhi target, yaitu masih mencapai 66,5 persen dan meningkat perlahan. Sedangkan rasio anak perempuan di Sekolah Dasar adalah 100 persen dan Sekolah Menengah Pertama adalah 99,4 persen yang sudah mencapai target dan mengalami banyak kemajuan.

3. Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk menjamin transparansi outcome pendidikan dengan cara meningkatkan akuntabilitas dan transparansi. Sesuai dengan kebijakan desentralisasi pendidikan dasar, maka salah satu bentuk usaha akuntabilitas dan transparansi ini adalah dengan mendapatkan umpan balik dari pihak orangtua dan masyarakat atas penyediaan jasa pendidikan. Berkaitan dengan kebijakan desentralisasi sekolah, maka Survey Kepuasan Orangtua (SKO) perlu untuk dilaksanakan dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dan kesadaran masyarakat terhadap jasa pendidikan dasar. SKO dapat dijadikan alat bagi Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten untuk mendapatkan umpan balik yang sistematik dari pengguna jasa pendidikan dasar. Melalui pengumpulan informasi tentang tingkat kepuasan orangtua terhadap pelayanan jasa pendidikan dasar dari pengguna nyata (users), maka SKO dapat dijadikan input untuk meningkatkan pelayanan jasa publik.

1

Page 7:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

1.2. Ruang Lingkup Survey4. Survey Kepuasan Orangtua (SKO) mengevaluasi persepsi kepuasan orangtua yang berkaitan dengan akses (keuangan dan fisik) dan kualitas terhadap pelayanan pendidikan dasar pada 4 kecamatan di Indramayu, Jawa Barat. Manfaat Survey Kepuasan Orangtua (SKO) adalah sebagai bahan masukan umpan balik khususnya bagi Pemerintah Daerah (kabupaten/ Kota) dalam meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan dasar yang berkaitan dengan pencapaian Target MDG ke dua dan ke tiga. Ruang lingkup survei meliputi orangtua (wali) dari siswa kelas 6 SD dan kelas 9 SMP, kepala sekolah, dan komite sekolah.

5. Survey juga melibatkan orangtua yang mempunyai anak usia sekolah1 yang drop-out (DO) selama transisi dari SD ke SMP dan/atau DO dari tingkat SMP2. Batasan umum dipakai untuk menangkap kepuasan orangtua terhadap kondisi pendidikan dasar saat ini dari pada kepuasan masa lalu. Batasan umur juga penting untuk membatasi populasi sampel yang terdiri atas siswa yang masih berhak untuk kembali ke sekolah, dan selanjutnya akan berpengaruh terhadap keputusan orang tua terhadap angka pendaftaran. Program non-formal seperti paket A dan B tidak termasuk dalam survey ini.

1.3. Tujuan Survey.

6. Tujuan dari Survey Kepuasan Orangtua sebagai berikut: (1) Mengukur tingkat kepuasan orangtua terhadap kualitas jasa pendidikan dasar3 baik siswa SD dan SMP, (2) Membandingkan tingkat kepuasan terhadap pendidikan dasar baik SD maupun SMP antara Kepala Sekolah, Ketua Komite Sekolah dengan mempergunakan metoda “Importance and Performance Analysis (IPA)” dan “Customer Satisfaction Index (CSI)”, (3) Membandingkan pendapat antara orangtua, kepala sekolah, ketua komite sekolah tentang biaya pendidikan, dan (4) Menjelaskan alasan anak drop-out dari pendidikan dasar.

7. Survey ini dianalisis berdasarkan analisis gender yang menegaskan persepsi dari orangtua perempuan dan laki-laki dari siswa yang terpilih. Subgrup ini akan dipilih mempergunakan tehnik stratified sampling dan orangtua laki-laki dan perempuan akan diwawancara secara terpisah. Daftar Pertanyaan dan analisis dibedakan berdasarkan analisis gender siswa dan orangtua.

1 Ruang lingkup tidak termasuk anak drop out dan anak non transitioners yang umurnya lebih tua dari umur normal tingkatan sekolah.2 Jumlah anak absolute yang tidak pernah daftar sekolah atau drop out dari tingkat SD adalah sangat rendah kecuali pada kecamatan tertentu yang remote dan tidak termasuk dalam PSS.3 Lihat Lampiran 1 untuk atribut-atribut yang termasuk dalam survey.

2

Page 8:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

1.4. Pendekatan dan Metodologi8. Unit sampel terdiri atas unit sampel primer dan unit sampel sekunder. Unit sampel sekunder adalah pihak sekolah (sebagai penyedia jasa pendidikan) yang terdiri atas 40 sekolah (meliputi 40 kepala sekolah dan 40 komite sekolah). Unit sampel primer terdiri atas 400 orangtua/wali (10 orangtua per sekolah) dari siswa terdaftar yang ditentukan secara purposif oleh sekolah dengan mempertimbangkan keadaan sosial ekonomi keluarga, prestasi anak, dan perilaku psikososial anak serta orangtua tunggal. Selain itu diambil juga unit sampel sejumlah 40 orangtua atau wali dari anak drop-out (DO).

9. Data dikumpulkan melalui beragam metode seperti in-desk Study (untuk pengumpulan data sekunder dan informasi), survey dengan kuesioner semi-terstruktur dan terstruktur (dengan mengunjungi rumah setiap responden untuk menjaga objektifitas jawaban) dan Focus Group Discussion. Tabulasi dilakukan baik untuk informasi dalam bentuk pertanyaan tertutup maupun terbuka. Proses pengkodean dilakukan terlebih dahulu sebelum tabulasi. Software yang dipergunakan adalah MS Excel dan SPSS. Proses penghitungan ”Indeks Kepuasan Orangtua”, dipilih dengan mempergunakan Importance-Performance Analysis (IPA) (Rangkuti, 1997 dan Umar, 2001) untuk mengidentifikasi tingkat kepentingan dan tingkat kinerja penyedia terhadap suatu produk atau jasa (Rangkuti, 1997 dan Umar, 2001).

3

Page 9:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

Bagian 2: Hasil Penelitian2.1. Akses Pemerataan10. Kepuasan Orangtua : Hasil menunjukkan bahwa secara umum tingkat kepuasan orangtua terhadap kualitas pendidikan dasar berada pada tingkatan antara kurang puas dan puas. Berdasarkan pendapat orangtua, tingkat kepuasan terhadap pelayanan pendidikan dasar pada jenjang SD dan SMP adalah relatif sama. Gambar 1 dan 2 menunjukkan tingkat kepuasan orangtua terhadap pelayanan pendidikan dasar pada jenjang SD dan SMP (lihat Lampiran 1). Hasil survey menunjukkan bahwa lebih daro 50 persen orangtua yang diinterview merasa puas terhadap 8 (delapan) atribut pelayanan pendidikan dasar, kecuali atribut ketersediaan biaya sekolah yang dilaporkan oleh 70 persen orangtua yang merasa kurang puas.

Gambar 1. Tingkat Kepuasan Orangtua terhadap Sembilan Atribut Pelayanan Pendidikan Dasar pada Jenjang SD (%).

0

10

20

30

40

50

60

70

80

A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9

LS

S

Catatan: LS= Kurang Puas; S= Puas

A1= Kualitas Proses Pembelajaran; A2= Kualitas Pengajaran; A3= Hasil dari Proses Pembelajaran yang berdampak pada kualitas SDM anak; A4= Kondisi kenyamanan sekolah; A5= Menjaga disiplin dan keamanan di sekolah; A6= Keterlibatan orangtua; A7= Kualitas Fasilitas Fisik; A8= Kesiapan alih tahun pelajaran; A9= Ketersediaan Biaya Sekolah Anak.

4

Page 10:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

Gambar 2. Tingkat Kepuasan Orangtua terhadap Sembilan Atribut Pelayanan Pendidikan Dasar pada Jenjang SMP (%).

0

10

20

30

40

50

60

70

80

A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9

LS

S

Catatan: LS= Kurang Puas; S= Puas

A1= Kualitas Proses Pembelajaran; A2= Kualitas Pengajaran; A3= Hasil dari Proses Pembelajaran yang berdampak pada kualitas SDM anak; A4= Kondisi kenyamanan sekolah; A5= Menjaga disiplin dan keamanan di sekolah; A6= Keterlibatan orangtua; A7= Kualitas Fasilitas Fisik; A8= Kesiapan alih tahun pelajaran; A9= Ketersediaan Biaya Sekolah Anak.

2.1.1 Ketersediaan Biaya Sekolah Anak.

11. Atribut ketersediaan biaya sekolah anak merujuk pada ketersediaan bidang pendidikan. Hal ini termasuk biaya operasional sekolah (“BOS”), pengeluaran buku (“BOS Buku”), biaya peralatan tulis sekolah, dan biaya yang dikeluarkan oleh orangtua seperti transportasi, buku teks, lembar kerja siswa, seragam sekolah dan uang saku. Hasil menunjukkan bahwa 31 persen orangtua yang diinterview di jenjang SD dan SMP merasa puas terhadap ketersediaan biaya sekolah anak, sementara 69 persen orangtua merasa kurang puas atau tidak puas. Hal ini menujukkan bahwa pengeluaran pendidikan masih menjadi tekanan ekonomi pada sebagian besar keluarga. Terdapat propaganda intensif tentang “sekolah gratis” pada pendidikan dasar yang menyebabkan kebingungan diantara para orangtua. Hal ini berkaitan dengan masih tingginya proporsi pendapatan orangtua yang harus dikeluarkan untuk biaya transportasi, buku teks, lembar kerja siswa, dan seragam sekolah bagi anaknya. Kendala keuangan ini sangat membatasi kalangan keluarga dengan pendapatan rendah, terutama yang mempunyai anak sekolah lebih dari satu, yang akhirnya berdampak pada penuntasan pendidikan dasar sembilan tahun.

5

Page 11:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

12. Gambar 3 dan 4 menyajikan perbedaan pendapatan bulanan per kapita keluarga dan pengeluaran pendidikannya pada jenjang SD dan SMP. Hasil menunjukkan bahwa keluarga ‘miskin’ (didefinisikan sebagai keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan) harus membayar jumlah pengeluaran pendidikan yang lebih besar dari pendapatan per kapita per bulan. Sedangkan keluarga ‘hampir miskin’ (didefinisikan sebagai keluarga yang hidup sedikit di atas garis kemiskinan) harus membayar jumlah pengeluaran pendidikan yang hampir sama dengan pendapatan per kapita per bulan. Adapun keluarga ‘menengah ke atas’ harus membayar jumlah pengeluaran pendidikan yang lebih rendah dari pendapatan per kapita per bulan. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga miskin dan hampir miskin tidak mampu menyediakan biaya pendidikan bagi seorang anaknya, apalagi kalau mempunyai anak sekolah lebih dari satu orang. Hasil survey menggarisbawahi bahwa secara subyektif, biaya pendidikan dirasakan jauh lebih mahal bagi keluarga miskin dibandingkan dengan keluarga menengah atas.

Gambar 3. Perbedaan Pendapatan Bulanan Per Kapita Keluarga dan Pengeluaran Pendidikannya pada Jenjang SD.

0

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

Poor (<PL) Almost Poor (1 PL-2PL) Middle Upper (>2PL)

Income Expenditure

491292

733674

252257233333

121153

Catatan: Keluarga ‘miskin’ adalah keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan (GK = Garis Kemiskinan Jawa Barat tahun 2008 Rp 176 216); Keluarga ‘hampir miskin’ (didefinisikan sebagai keluarga yang hidup sedikit di atas garis kemiskinan (pendapatan per kapita per bulan antara Rp 176 216 – 352 432): Keluarga ‘menengah ke atas’ adalah keluarga yang hidup di atas garis kemiskinan (pendapatan per kapita per bulan di atas Rp Rp 352 432).

6

Page 12:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

Gambar 4. Perbedaan Pendapatan Bulanan Per Kapita Keluarga dan Pengeluaran Pendidikannya pada Jenjang SMP.

0

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

Poor (<PL) Almost Poor (1 PL-2PL) Middle Upper (>2PL)

Income Expenditure

135671

527861

650833

255990246890

13. Rata-rata skor tingkat kepuasan orangtua terhadap pelayanan pendidikan dasar pada SD swasta adalah lebih tinggi daripada SD negeri. Namun demikian rata-rata skor tingkat kepuasan orangtua terhadap pelayanan pendidikan dasar pada SMP negeri adalah lebih tinggi daripada SMP swasta. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan kualitas fisik, kualitas proses pembelajaran dan pengajaran.

14. Rata-rata skor tingkat kepuasan orangtua terhadap pelayanan pendidikan dasar pada golongan orangtua menengah ke atas adalah lebih tinggi daripada golongan orangtua miskin (Gambar 5 dan 6, Lampiran 4), dan rata-rata skor tingkat kepuasan orangtua terhadap pelayanan pendidikan dasar yang anaknya sekolah di kecamatan dekat dengan Kantor Dinas Pendidikan adalah lebih tinggi daripada orangtua yang anaknya sekolah di kecamatan jauh dari Kantor Dinas Pendidikan (Gambar 7 dan 8, Lampiran 5). Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan kualitas fasilitas fisik, dan kualitas proses pembelajaran dan pengajaran. Selanjutnya, respon terhadap tingkat kepuasan pelayanan pendidikan dasar dari pihak ibu sedikit lebih tinggi dibandingkan dari pihak ayah. Orangtua yang mempunyai anak laki-laki maupun perempuan melaporkan tingkat kepuasan yang sama terhadap pelayanan pendidikan dasar.

15. Rata-rata skor tingkat kepuasan orangtua terhadap ketersediaan biaya sekolah anak pada golongan orangtua menengah ke atas adalah lebih tinggi daripada golongan orangtua miskin (Gambar 5 dan 6, Lampiran 4) baik pada jenjang SD maupun SMP. Keluarga yang anaknya sekolah di kecamatan dekat dengan Kantor Dinas Pendidikan mempunyai tingkat kepuasan terhadap ketersediaan biaya sekolah anak yang

7

Page 13:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

lebih tinggi daripada orangtua yang anaknya sekolah di kecamatan jauh dari Kantor Dinas Pendidikan (Gambar 7 dan 8, Lampiran 5).

Gambar 5. Tingkat Kepuasan Orangtua Golongan Miskin dan Tidak Miskin Terhadap Sembilan Atribut Pelayanan Pendidikan Dasar Jenjang SD.

0

123

45

A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9

Poor Non-Poor

Gambar 6. Tingkat Kepuasan Orangtua Golongan Miskin dan Tidak Miskin Terhadap Sembilan Atribut Pelayanan Pendidikan Dasar Jenjang SMP.

0

1

2

3

4

5

A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9

Poor Non-Poor

Gambar 7. Tingkat Kepuasan Orangtua Terhadap Sembilan Atribut Pelayanan Pendidikan Dasar Jenjang SD Berdasarkan Jauh dan Dekat dari Kantor Dinas.

012345

A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9

Close Far

8

Page 14:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

Gambar 8. Tingkat Kepuasan Orangtua Terhadap Sembilan Atribut Pelayanan Pendidikan Dasar Jenjang SMP Berdasarkan Jauh dan Dekat dari Kantor Dinas.

012345

A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9

Close Far

16. Hasil menunjukkan bahwa 30 persen kepala sekolah dan 29 persen komite sekolah puas dengan ketersediaan biaya sekolah anak, sementara 70 persen kepala sekolah dan 71 persen komite sekolah melaporkan kurang puas atau tidak puas (Lampiran 2 dan 3). Secara umum, rata-rata skor tingkat kepuasan orangtua terhadap pelayanan pendidikan dasar pada SD adalah lebih rendah daripada SMP. Hal ini disebabkan oleh faktor perbedaan kualitas fisik, kualitas proses pembelajaran dan pengajaran. Diketahui bahwa tingkat kepuasan kepala sekolah terhadap pelayanan pendidikan dasar adalah lebih tinggi dibandingkan dengan komite sekolah dan para orangtua.

17. Atribut yang diberi skor terendah oleh kepala sekolah baik tingkat SD dan SMP adalah ketersediaan biaya sekolah. Kepala sekolah, dan komite sekolah melaporkan bahwa biaya merupakan kendala bagi pengeluaran operasional/ managerial seluruh sekolah. Kendala biaya ini dilaporkan lebih tinggi oleh kepala sekolah SMP dibandingkan dengan SD. Kepala sekolah swasta juga melaporkan kendala biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan kepala sekolah negeri. Kendala biaya operasional ini dilaporkan telah mempengaruhi ketersediaan dan kualitas pelayanan pendidikan dasar, khususnya ketersediaan infrastruktur fisik, media pembelajaran, perpustakaan dan sumberdaya manajemen sekolah. Alasan utama ketidakpuasan dengan Biaya Operasional Sekolah (BOS), seperti dilaporkan oleh kepala sekolah, adalah berkaitan dengan ketidakcukupan biaya untuk membiayai seluruh pelayanan pendidikan dasar, termasuk pembangunan infrastruktur. Hal ini disebabkan oleh adanya Peraturan Pemerintah yang melarang sekolah untuk memungut biaya dari orangtua setelah menerima dana BOS dari pemerintah pusat. Kepala sekolah swasta juga menekankan adanya kendala dana BOS yang keluar setiap tiga bulan sekali yang menyebabkan kendala operasional sekolah.

9

Page 15:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

2.1.2. Menjaga Disiplin dan Keamanan di Sekolah

18. Hasil survey menunjukkan bahwa 62 persen orangtua yang diinterview di jenjang SD dan SMP merasa puas terhadap disiplin dan keamanan di sekolah, sementara 38 persen orangtua merasa kurang puas atau tidak puas. Pada tingkat SD, rata-rata skor tingkat kepuasan orangtua terhadap disiplin dan keamanan sekolah pada golongan orangtua miskin adalah lebih tinggi daripada golongan orangtua menengah ke atas, sementara pada tingkat SMP, rata-rata skor tingkat kepuasan orangtua terhadap disiplin dan keamanan sekolah pada golongan orangtua menengah ke atas adalah lebih tinggi daripada golongan orangtua miskin. Orangtua yang tidak puas atau kurang puas terhadap disiplin dan keamanan sekolah berpendapat bahwa sekolah kurang ramah terhadap anak dan kurang kondusif dalam pembelajaran. Orangtua berharap bahwa sekolah merupakan tempat yang aman untuk belajar dimana semua siswa diperlakukan sama dan tidak ada guru yang memukul siswanya. Keluarga yang anaknya sekolah di kecamatan dekat dengan Kantor Dinas Pendidikan mempunyai tingkat kepuasan terhadap disiplin dan keamanan di sekolah yang lebih tinggi daripada orangtua yang anaknya sekolah di kecamatan jauh dari Kantor Dinas Pendidikan. Rata-rata skor tingkat kepuasan orangtua terhadap disiplin dan keamanan di sekolah pada SD adalah lebih rendah daripada SMP. Untuk atribut disiplin dan keamanan di sekolah, rata-rata skor tingkat kepuasan orangtua pada golongan orangtua menengah ke atas adalah lebih tinggi daripada golongan orangtua miskin (Gambar 5 dan 6, Lampiran 4) untuk tingkat SD dan SMP, sementara keluarga yang anaknya sekolah di kecamatan dekat dengan Kantor Dinas Pendidikan mempunyai tingkat kepuasan terhadap disiplin dan keamanan di sekolah yang lebih tinggi daripada orangtua yang anaknya sekolah di kecamatan jauh dari Kantor Dinas Pendidikan (Gambar 7 dan 8, Lampiran 5).

19. Hasil menunjukkan bahwa 63 persen kepala sekolah dan 55 persen komite sekolah merasa puas terhadap disiplin dan keamanan di sekolah, sementara 37 persen kepala sekolah dan 45 persen komite sekolah merasa kurang puas atau tidak puas. Hal ini berkaitan dengan atribut monitoring dan evaluasi proses pembelajaran dan faktor kualitas pengajaran.

2.2. Kualitas Mutu dan Relevansi

2.2.1. Kualitas Pengajaran dan Proses Pembelajaran

20. Hasil survey menunjukkan bahwa kualitas pengajaran dan proses pembelajaran pada siswa tidak memenuhi harapan 50 persen orangtua di jenjang SD dan 46 persen orangtua di jenjang SMP yang mana merasa kurang puas atau tidak puas.

21. Kualitas pengajaran dilaporkan oleh 40 persen orangtua di jenjang SD dan 31 persen orangtua di jenjang SMP yang merasa tidak puas terhadap kualitas proses

10

Page 16:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

pengajaran dan pembelajaran di sekolah. Orangtua golongan menengah ke atas yang anaknya sekolah SMP mempunyai tingkat kepuasan terhadap kualitas pengajaran dan proses pembelajaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan orangtua golongan miskin (Gambar 5 dan 6, Lampiran 4), sementara orangtua yang anaknya sekolah di kecamatan dekat dengan Kantor Dinas Pendidikan mempunyai tingkat kepuasan terhadap disiplin dan keamanan di sekolah yang lebih tinggi daripada orangtua yang anaknya sekolah di kecamatan jauh dari Kantor Dinas Pendidikan (Gambar 7 dan 8, Lampiran 5).

22. Hasil menunjukkan bahwa 58 persen kepala sekolah dan 61 persen komite sekolah merasa puas terhadap kualitas pengajaran di sekolah, sementara 43 persen kepala sekolah dan 39 persen komite sekolah merasa kurang puas atau tidak puas. Selanjutnya diketahui bahwa 53 persen kepala sekolah dan 55 persen komite sekolah merasa puas terhadap kualitas proses pembelajaran di sekolah, sementara 47 persen kepala sekolah dan 45 persen komite sekolah merasa kurang puas atau tidak puas. Hal ini berkaitan dengan atribut ketersediaan biaya sekolah dan tingkat keterampilan guru.

2.2.2. Hasil dari Proses Pembelajaran yang Berdampak pada Kualitas SDM Anak

23. Survey menunjukkan bahwa outcome dari proses pembelajaran yang berdampak pada kualitas SDM anak tidak memenuhi harapan 50 persen orangtua di jenjang SD dan 46 persen orangtua di jenjang SMP yang mana merasa kurang puas atau tidak puas.

24. Hasil menunjukkan bahwa orangtua golongan menengah ke atas baik SD dan SMP mempunyai tingkat kepuasan terhadap outcome proses pembelajaran yang berdampak pada kualitas SDM anak yang lebih tinggi dibandingkan dengan orangtua golongan miskin (Gambar 5 dan 6, Lampiran 4), sementara orangtua yang anaknya sekolah di kecamatan dekat dengan Kantor Dinas Pendidikan mempunyai tingkat kepuasan terhadap outcome proses pembelajaran yang berdampak pada kualitas SDM anak yang lebih tinggi daripada orangtua yang anaknya sekolah di kecamatan jauh dari Kantor Dinas Pendidikan (Gambar 7 dan 8, Lampiran 5). Hal ini berarti bahwa orangtua yang tinggal di kecamatan perkotaan mempunyai kepuasan terhadap outcome proses pembelajaran yang berdampak pada kualitas SDM anak yang lebih tinggi daripada orangtua yang tinggal di kecamatan pedesaan.

25. Hasil menunjukkan bahwa 50 persen kepala sekolah dan 55 persen komite sekolah merasa puas dengan outcome proses pembelajaran yang berdampak pada kualitas SDM anak, sementara 50 persen kepala sekolah dan 45 persen komite sekolah melaporkan kurang puas atau tidak puas. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor ketersediaan biaya sekolah, tingkat keterampilan guru, kualitas fasilitas fisik, kualitas proses pembelajaran dan pengajaran.

11

Page 17:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

2.2.3. Kondisi Kenyamanan Sekolah

26. Hasil survey menunjukkan bahwa kondisi kenyamanan sekolah untuk siswa tidak memenuhi harapan 38 persen orangtua di jenjang SD dan 45 persen orangtua di jenjang SMP yang mana merasa kurang puas atau tidak puas. Selanjutnya, rata-rata skor kondisi kenyamanan sekolah pada SD adalah lebih tinggi daripada SMP.

27. Untuk atribut kondisi kenyamanan sekolah, rata-rata skor tingkat kepuasan orangtua pada golongan menengah ke atas adalah lebih tinggi daripada golongan orangtua miskin (Gambar 5 dan 6, Lampiran 4) untuk SMP, sementara keluarga yang anaknya sekolah di kecamatan dekat dengan Kantor Dinas Pendidikan mempunyai tingkat kepuasan terhadap kondisi kenyamanan sekolah yang lebih tinggi daripada orangtua yang anaknya sekolah di kecamatan jauh dari Kantor Dinas Pendidikan (Gambar 7 dan 8, Lampiran 5).

28. Hasil menunjukkan bahwa 57 persen kepala sekolah dan 61 persen komite sekolah merasa puas terhadap kondisi kenyamanan sekolah di sekolah, sementara 43 persen kepala sekolah dan 39 persen komite sekolah merasa kurang puas atau tidak puas. Hal ini berkaitan dengan atribut ketersediaan biaya sekolah, kualitas fasilitas fisik, kualitas proses pembelajaran dan faktor kualitas pengajaran.

2.2.4. Kualitas Fasilitas Fisik Sekolah

29. Kualitas infrastruktur/ fasilitas fisik ternyata tidak memenuhi harapan hampir 50 persen orangtua di jenjang SD dan 48 persen orangtua di jenjang SMP yang mana merasa kurang puas atau tidak puas.

30. Hal ini berarti bahwa orangtua yang anaknya SMP mempunyai kepuasan terhadap kualitas fasilitas fisik sekolah dibandingkan dengan otrangtua yang anaknya SD. Lampiran 1 menyajikan skor detil dari tingkat kepuasan setiap atribut dari fasilitas fisik dari jenjang SD yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan SMP.

31. Untuk atribut kualitas fasilitas fisik sekolah, rata-rata skor tingkat kepuasan orangtua pada golongan menengah ke atas adalah lebih tinggi daripada golongan orangtua miskin (Gambar 5 dan 6, Lampiran 4) untuk tingkat SMP, sementara keluarga yang anaknya sekolah di kecamatan dekat dengan Kantor Dinas Pendidikan mempunyai tingkat kepuasan terhadap kualitas fasilitas fisik sekolah yang hampir sama dengan orangtua yang anaknya sekolah di kecamatan jauh dari Kantor Dinas Pendidikan (Gambar 7 dan 8, Lampiran 5).

32. Hasil menunjukkan bahwa 45 persen kepala sekolah dan 55 persen komite sekolah merasa puas terhadap kualitas fasilitas fisik sekolah, sementara 55 persen kepala

12

Page 18:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

sekolah dan 45 persen komite sekolah merasa kurang puas atau tidak puas. Hal ini berkaitan dengan atribut ketersediaan biaya sekolah dan tingkat partisipasi masyarakat.

2.2.5. Kesiapan Siswa pada Alih Tahun Pelajaran

33. Hasil survey menunjukkan bahwa kesiapan siswa pada alih tahun pelajaran tidak memenuhi harapan 48 persen orangtua di jenjang SD dan 41 persen orangtua di jenjang SMP yang mana merasa kurang puas atau tidak puas.

34. Pada tingkat SMP, rata-rata skor tingkat kepuasan orangtua terhadap kesiapan siswa pada alih tahun pelajaran pada golongan menengah ke atas adalah lebih tinggi daripada golongan miskin (Gambar 5 dan 6, Lampiran 4), sementara keluarga yang anaknya sekolah di kecamatan dekat dengan Kantor Dinas Pendidikan mempunyai tingkat kepuasan terhadap kesiapan siswa pada alih tahun pelajaran yang lebih tinggi daripada orangtua yang anaknya sekolah di kecamatan jauh dari Kantor Dinas Pendidikan (Gambar 7 dan 8, Lampiran 5).

35. Siswa SMP yang sekolah di kecamatan dekat dengan Kantor Dinas Pendidikan mempunyai kesiapan siswa pada alih tahun pelajaran yang lebih tinggi dan siap melanjutkan sekolah ke jenjang SMA daripada siswa yang sekolah di kecamatan jauh dari Kantor Dinas Pendidikan. Diketahui juga bahwa status ekonomi orangtua yang anaknya sekolah di kecamatan dekat dengan Kantor Dinas Pendidikan adalah lebih tinggi daripada orangtua yang anaknya sekolah di kecamatan jauh dari Kantor Dinas Pendidikan. Dengan demikian, kesiapan siswa lulusan SMP pada alih tahun pelajaran di kecamatan yang dekat dengan Kantor Dinas Pendidikan adalah lebih tinggi dan siap melanjutkan sekolah ke jenjang SMA daripada siswa yang sekolah di kecamatan jauh dari Kantor Dinas Pendidikan.

36. Hasil menunjukkan bahwa 58 persen kepala sekolah dan 45 persen komite sekolah merasa puas terhadap kesiapan siswa pada alih tahun pelajaran, sementara 42 persen kepala sekolah dan 55 persen komite sekolah merasa kurang puas atau tidak puas. Hal ini berkaitan dengan atribut ketersediaan biaya sekolah, motivasi anak dan orangtua terhadap pendidikan dasar, dan perbedaan harapan dan nilai terhadap pendidikan dasar.

2.3. Tatakelola Pemerintahan yang Baik dan Akuntabilitas Publik

2.3.1. Partisipasi Orangtua

37. Atribut partisipasi orangtua berkaitan dengan aktivitas sekolah dalam berkomunikasi dengan para orangtua melalui penyediaan informasi penting tentang kemajuan akademis siswa. Hasil survey menunjukkan bahwa 53 persen orangtua di jenjang SD dan 45 persen orangtua di jenjang SMP merasa kurang puas atau tidak puas terhadap partisipasi orangtua.

13

Page 19:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

38. Untuk atribut partisipasi orangtua, rata-rata skor tingkat kepuasan orangtua pada golongan menengah ke atas adalah lebih tinggi daripada golongan orangtua miskin (Gambar 5 dan 6, Lampiran 4) untuk tingkat SMP, sementara keluarga yang anaknya sekolah di kecamatan dekat dengan Kantor Dinas Pendidikan mempunyai tingkat kepuasan terhadap partisipasi orangtua yang lebih tinggi daripada orangtua yang anaknya sekolah di kecamatan jauh dari Kantor Dinas Pendidikan (Gambar 7 dan 8, Lampiran 5). Hasil juga menunjukkan bahwa orangtua siswa SMP mempunyai tingkat kepuasan terhadap partisipasi orangtua yang lebih tinggi dibandingkan dengan orangtua siswa SD.

39. Hasil menunjukkan bahwa 63 persen kepala sekolah dan 47 persen komite sekolah merasa puas terhadap partisipasi orangtua, sementara 37 persen kepala sekolah dan 53 persen komite sekolah merasa kurang puas atau tidak puas. Hal ini disebabkan oleh atribut efek dari kampanye “sekolah gratis” yang menyebabkan orangtua kurang berkontribusi terhadap biaya sekolah. Konsep “Sekolah Gratis”, oleh sebagian besar kepala sekolah dan komite sekolah dinilai tidak tepat karena menyebabkan orangtua tidak mau lagi berpartisipasi dalam pembiayaan program-program pendidikan di sekolah seperti dulu sebelum adanya program “Sekolah Gratis”. Hal ini menjadikan banyak orangtua yang tingkat kesadarannya (mindset) rendah kurang termotivasi untuk berkontribusi, karena masih ada yang berpendapat bahwa sekolah tidak penting, apa adanya, dan tidak ada usaha maksimum orangtua untuk kebutuhan pendidikan anak-anaknya (bahkan sebagian orangtua meminta pemerintah untuk membiayai kebutuhan pendidikan dan personal siswa). Di samping itu, adanya bantuan dana BOS membuat sekolah tidak berani memungut biaya kepada para orangtua siswa. Padahal, biaya operasional pendidikan dirasa tidak cukup dari dana BOS saja, apalagi untuk pembangunan sarana/ prasarana di sekolah. Hal ini lebih menyulitkan lagi bagi sekolah swasta yang tidak mendapat bantuan dari pemerintah selain dana BOS, sementara dana BOS pun tidak diterima oleh sekolah secara rutin setiap bulan, tetapi setiap tiga bulan sekali, sehingga semakin menyulitkan operasional sekolah.

40. Secara umum ditemukan banyak persamaan persepsi antara kepala sekolah/ komite sekolah dan orangtua siswa tentang nilai pendidikan dasar bahwa pendidikan merupakan hak anak dan sebagai kunci kemandirian sebagai individu. Namun demikian, masih ada sebagian orangtua yang mempunyai persepsi terhadap pendidikan dasar adalah untuk mencari uang, pendidikan merupakan tanggung jawab pemerintah saja dan menganggap bahwa anak laki-laki lebih diprioritaskan pendidikannya dibandingkan dengan anak perempuan. Persepsi negatif tentang pendidikan dasar pada sebagian orangtua mempengaruhi motivasi orangtua dalam menyekolahkan anaknya ke jenjang SMP atau SMA, khususnya pada golongan keluarga berpendapatan rendah. Orangtua masih mempunyai persepsi bahwa tujuan pendidikan dasar untuk mencari uang, sementara itu banyak fakta bahwa setelah lulus pendidikan dasar masih banyak yang menganggur, sehingga pendidikan dasar tidak mampu meningkatkan kesempatan bekerja bagi anak-anaknya.

14

Page 20:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

41. Data tentang jumlah pengeluaran pendidikan anak (berdasarkan wawancara dengan 60 orangtua) menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran untuk pendidikan anak jenjang SD per tahun adalah Rp 3 010 453.90 atau Rp 250 871.16 per bulan, dan pada jenjang SMP adalah Rp 3 175 582.10 per tahun atau Rp 264 631.84 per bulan. Secara detil biaya sekolah disajikan pada Gambar 9 dan Lampiran 6 dan 7.

Gambar 9. Biaya Pendidikan Dasar Tahunan Jenjang SD dan SMP (secara detil di Lampiran 7).

330381.19

1035592.30

212656.25152306.80

283293.75318477.27

165812.50145970.45

638312.50

182772.73

1617437.50

2091522.70

0.00

500000.00

1000000.00

1500000.00

2000000.00

2500000.00

Rup

iah

(Rp)

School Fees School Uniform Stationary and Other Bag and Shoes Tutorials Transporation &School Allowence

The Average of Yearly Basic Education

ElementaryJunior Secondary

2.3.2. Anak Drop-Out

42. Berdasarkan interview dengan 40 orangtua yang anaknya drop-out sekolah, didapatkan hasil bahwa alasan anak drop-out dari sekolah adalah karena alasan ekonomi maupun non-ekonomi. Masalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah, orangtua menganggur, panen gagal/ sumber penghasilan terhenti, adik/ kakak juga masuk sekolah, biaya transportasi meningkat, bekerja dan tidak mampu beli baju seragam. Sedangkan masalah non-ekonomi yang cukup besar dirasakan oleh anak drop-out berturut-turut adalah anak kehilangan semangat belajar, malas belajar, anak yang bersangkutan takut kepada teman

15

Page 21:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

atau pihak sekolahnya, jarak antara sekolah dan rumah jauh, anak yang bersangkutan sakit dan belum sembuh, keamanan anak ke sekolah/ pulang ke rumah tidak dapat dijamin, merasa sudah mempunyai pendidikan cukup, adanya masalah ketidakharmonisan keluarga, takut/ diejek/ disepelekan teman, orangtua sakit/ kecelakaan, anak yang bersangkutan cacat, anak nakal dan malu karena tidak bisa baca (Lampiran 8).

16

Page 22:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

Bagian III: Kesimpulan dan Rekomendasi

43. Sebagai kesimpulan dari hasil survey, terdapat beberapa tantangan dan dan pilihan strategi untuk memperbaiki pendidikan dasar khususnya di Kabupaten Indramayu untuk keluarga miskin dan masyarakat yang memerlukan bantuan sebagai berikut:

44. Tantangan dan Pilihan Strategi:

Tantangan Ke-1: Meningkatkan kesetaraan akses melalui penyediaan biaya sekolah siswa dengan cara mengurangi biaya pendidikan bagi orangtua golongan miskin, khususnya dengan pemberian BOS, “BOS buku”, dan pengeluaran peralatan sekolah. Pilihan lainnya adalah: i) Mengurangi jumlah seragam sekolah, misalnya dari 5 jenis ke 1 jenis; ii) meningkatkan beasiswa untuk siswa miskin pada jenjang SD dan SMP; dan iii) melaksanakan target advokasi kampanye tentang manfaat pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun.

Tantangan Ke-2: Mempromosikan Sekolah yang Ramah terhadap Anak dengan cara meningkatkan kenyamanan kondisi sekolah bagi para siswa, meningkatkan kesiapan siswa untuk belajar di tahun depan, dan menurunkan tingkat siswa yang drop-out. Pilihan lainnya adalah meningkatkan pemeliharaan disiplin, saling menghormati sesama siswa dan selalu menjaga perilaku yang baik, menjaga keamanan sekolah dengan menggunakan disiplin positif daripada hukuman fisik, mengembangkan kebijakan yang anti-bullying, memperlakukan semua siswa secara setara, dan mempersiapkan semua guru untuk bertindak secepatnya dengan benar apabila ada masalah, dan mengembangkan pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Tantangan Ke-3: Meningkatkan kualitas pengajaran dan proses pembelajaran, dan meningkatkan outcome proses pembelajaran pada kualitas sumberdaya siswa. Pilihan strategi adalah: i) Meningkatkan pelatihan guru yang berkaitan dengan pelayanan sekolah, metode pengajaran seperti PAKEM dan/ atau CTL agar membuat aktivitas belajar semakin menarik, agar pembelajaran dapat dimengerti dengan lebih baik; agar guru lebih termotivasi, agar guru dapat memberi semangat lebih baik pada siswanya; ii) meningkatkan sertifikasi guru dengan meningkatkan jumlah guru yang mendapatkan ijasah D3 (Diploma 3 tahun) -S1 (Sarjana); dan iii) menekankan pada perbaikan dan pengembangan kurikulum dan penyediaan textbook yang memadai.

Tantangan Ke-4: Menyediakan perbaikan kualitas fasilitas sekolah dengan memprioritaskan pada sekolah yang membutuhkan bantuan terbesar seperti toilets, meja/ kursi, perpustakaan sekolah dan peralatan olahraga yang memerlukan standar pelayanan miminum sesuai dengan peraturan pemerintah.

17

Page 23:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

Tantangan Ke-5: Mempromosikan tata kelola pemerintahan yang baik dan meningkatkan akuntabilitas publik dengan cara: i) Meningkatkan akses pada informasi melalui pemajangan informasi sekolah di tempat yang strategis seperti budget sekolah untuk meningkatkan transparansi; ii) melaksanakan pertemuan orangtua/ guru agar orangtua mendapat informasi utuh tentang kemajuan akademik anak-anaknya; iii) meningkatkan peran komite sekolah untuk memotivasi orangtua secara lebih aktif terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan tentang sumberdaya dan pengeluaran sekolah; dan iv) memantapkan semua sekolah (termasuk swasta) berkaitan dengan penerimaan BOS bulanan agar mampu meningkatkan operasional sekolah secara lebih efisien.

Rekomendasi untuk Replikasi Survey Kepuasan Orangtua

Rekomendasi untuk replikasi survey di daerah lain adalah sebagai berikut (Lampiran 9 dan 10):

45. Tahap Perencanaan Survey: Pada tahap perencanaan, Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota perlu menunjuk

tim survei independen (seperti Dewan Sekolah yang bekerjasama dengan perguruan tinggi dan lembaga swadaya masyarakat) untuk melaksanakan survey kepuasan orangtua terhadap pelayanan pendidikan dasar di daerahnya. Manajemen survey perlu melibatkan sekelompok profesional yang memiliki pengalaman cukup di bidang sosial dan pendidikan.

Pelatihan sejumlah enumerator yang memiliki kemampuan untuk mewawancara para orangtua sangat dibutuhkan untuk menjadi petugas lapang (surveyor) yang independen.

Dana pelaksanaan survei disediakan oleh Pemerintah Daerah sebagai bentuk peningkatan komitmen terhadap transparansi dan akuntabilitas dalam rangka mewujudkan good governance.

Desain metode pengambilan contoh kecamatan dan sekolah (baik SD maupun SMP, negeri maupun swasta) dibuat secara proporsional berdasarkan jenjang pendidikan, strata sosial ekonomi orangtua (sekolah favorit dan kurang favorit) dan jarak lokasi sekolah terhadap Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota (kecamatan yang jauh atau dekat Kantor Dinas).

Sosialisasi tujuan survey kepuasan orangtua terhadap pelayanan pendidikan dasar disampaikan oleh tim survey independen kepada sekolah SD dan SMP yang terpilih beserta komite sekolahnya.

Setiap kepala sekolah diminta untuk memberikan daftar orangtua yang bersedia untuk diwawancara (proporsional berdasarkan strata sosial ekonomi dan demografi, seperti keluarga miskin, keluarga menengah, dan keluarga kaya, serta keluarga dengan orangtua tunggal) kepada tenaga lapang.

Instrumen survey tingkat kepuasan orangtua yang disusun secara sederhana, standar dan konsisten dapat digunakan sehingga hasil survey dapat

18

Page 24:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

membandingkan tingkat pelayanan pendidikan dasar antar periode, antar daerah, antar satuan pendidikan dan antar jenjang pendidikan.

46. Tahap Pelaksanaan Survey: Tahap pelaksanaan survey terdiri atas pengamatan sekolah dan wawancara tim

survey independen dengan orangtua. Pada saat pengamatan, petugas lapang hendaknya bekerjasama dengan pihak sekolah dalam hal menanyakan fasilitas/ pelayanan yang tersedia di sekolah.

Wawancara yang dilakukan petugas lapang dengan orangtua harus dilaksanakan di rumah orangtua, TIDAK diperkenankan dikumpulkan dalam satu ruangan di sekolah.

47. Tahap Monitoring dan Evaluasi Survey: Tahap monitoring dan evaluasi terdiri dari aktivitas pengecekan kuesioner

oleh petugas lapang dan pengecekan data antar petugas lapang. Apabila ada responden yang harus diganti karena sesuatu hal, maka hendaknya

penggantian responden sesuai dengan kriteria responden yang digantikan tersebut.

Tahapan monitoring dan evaluasi selanjutnya terdiri atas kegiatan pengkodean (coding-- suatu kegiatan yang memberikan kode pada setiap variable); kegiatan memasukkan data (entry data) yang memerlukan pengawasan seksama; kegiatan pengecekan dan pembersihan data (memperbaiki apabila terjadi kesalahan dalam memasukkan data, misalnya angka, nama dan sebagainya); kegiatan manajemen dan kualitas data (reliabilitas data), yaitu kegiatan untuk mengetahui sejauh mana instrumen penelitian yang dipakai telah dapat mengukur sesuai dengan yang telah ditetapkan berdasarkan teori dan temuan di lapangan; dan kegiatan analisis data. Analisis data survei kepuasan orangtua terhadap pelayanan pendidikan dasar menggunakan pendekatan Importance and Performance Analysis (IPA).

48. Tahap Pelaporan Survey: Laporan hasil survey dapat menghasilkan check- list prioritas utama perbaikan

kinerja bidang pendidikan sebagai masukan dari pihak orangtua. Dengan menggunakan instrumen yang tepat, maka hasil survey dapat

dibandingkan antar periode, sehingga dihasilkan metodologi yang dapat mengukur kinerja para pegawai yang bekerja di bidang pendidikan.

Melalui instrumen yang tepat, maka hasil survey juga dapat dibandingkan antar daerah (desa-kota; antar kecamatan; dan antar satuan pendidikan), sehingga dapat diketahui disparitas kinerja pelayanan pendidikan dasar di suatu wilayah.

19

Page 25:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

DAFTAR PUSTAKA

Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Indramayu. 2008a. Indramayu Dalam Angka Tahun 2007.

Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Indramayu. 2008b. Profil Daerah Kabupaten Indramayu 2008.

Badan Perencanaan Daerah Provinsi Jawa Barat dan Badan Pusat Statistik 2008. Penyusun Data Sosial Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008.

Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Indramayu dan Badan Pusat Statistik. 2008. Indramayu Dalam Angka Tahun 2007.

Dinas Pendidikan Pemerintah Kabupaten Indramayu. 2008. Profil Pendidikan Kabupaten Indramayu Tahun 2007/ 2008.

Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. 2005. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat Tahun 2006-2008.

Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Buku Panduan: Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Untuk Pendidikan Gratis Dalam Rangka Wajib Belajar 9 Tahun Yang Bermutu. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah.

Government Regulation of Republic of Indonesia No. 47/ 2008 concerning Compulsory Education.

Law No. 20/ 2003 concerning on National Education System.Badan Pusat Statistik. 2005. SUSEDA Jawa Barat. 2005 (Halaman 81-82 & 138-148).Bappenas. 2007a. Summary Report Millennium Development Goals. Indonesia 2007.

(Prepared by MDGs`Team).Bappenas. 2007b. Let’s Speak Out for MDGs: Achieving the Millennium Development Goals

in Indonesia 2007/2008. (Prepared by MDGs`Project-Bappenas - UNDP).Bappenas. 2009. Terms of Reference: Parent Satisfaction Survei of Basic Education Services

Provided by the Decentralized School Systems. ADB TA 4984 Strengthening Social Service Delivery for Poverty Reduction and Millennium Development Goals Acceleration Program (PRMAP).

Dinas Pendidikan Jawa Barat. 2005. Sub-Dinas PLS-Dinas Pendidikan Tahun 2005.Dinas Pendidikan Jawa Barat. 2005. Profil Pendidikan Jawa Barat Tahun 2005.BPS. 2005. SUSEDA Jawa Barat. Ministry of National Education. 2006. Indonesia: Educational Statistics in Brief 2005/ 2006.Ministry of National Education. 2007. Indonesian Report: The Elimination of All Form of

Discrimination Against Women in National Education System.Ministry of National Education. 2008. Institutional Capacity Building: Gender Mainstreaming

in Education.Ministry of National Education. 2008. Guidelines The School with Gender Perspective.Mowen. J.C, & M. Minor. 1998. Consumer Behavior, New Jersey: Prentice-Hall.Rangkuti. F. 1997. Riset pemasaran. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.Supranto. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan Pangsa Pasar.

Rineka Cipta. Jakarta.Stratford. Strafford-on-Avon District Council Customer Satisfaction Index June 2004. http:\\

www.strafford.gov.uk\community\council-805.cfm.htm. [29 Januari 2007].Umar. H. 2001. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.UNESCO. 2005. Policy Framework For Improving The Quality Of Teaching and Learning.

20

Page 26:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

LAMPIRAN

21

Page 27:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

Lampiran 1. Rekapitulasi Tingkat Kepuasan Orangtua Terhadap Pelayanan Pendidikan Dasar 9 (Sembilan) Tahun.

No Atribute Pelayanan

Kabupaten Indramayu

SD (n=160) SMP (n=240) Total(n=400)

Kurang Puas Puas Kurang Puas Puas Kurang

Puas Puas

n % n % n % n % n % n %1. Kualitas Proses Pembelajaran 76 47.5 84 52,5 87 36.2 153 63,8 163 40,75 237 59,32. Kualitas Pengajaran 63 39.4 97 60,6 75 31.2 165 68,8 138 34,50 262 65,5

3. Hasil dari Proses Pembelajaran

80 50.0 80 50.0 111 46.2 129 53.8 191 47,75 209 52.3

4. Kenyamanan Kondisi Sekolah

61 38.1 99 61.9 108 45.0 132 55.0 169 42,25 231 57.8

5. Pemeliharaan disiplin dan keamanan sekolah

61 38.1 99 61.9 97 40.4 143 59.6 158 39,50 242 60.5

6. Partisipasi Orangtua 85 53.1 75 46.9 107 44.6 133 55.4 192 48,00 208 52.07. Kualitas Fasilitas Fisik 77 48.1 83 51.9 113 47.1 127 52.9 190 47,50 210 52.58. Kesiapan alih tahun pelajaran 76 47.5 84 52.5 99 41.2 141 58.8 175 43,75 225 56.39. Ketersediaan Biaya Sekolah 111 69.4 49 30.6 171 71.2 69 28.8 282 70,50 118 29.5

22

Page 28:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

Lampiran 2. Rekapitulasi Tingkat Kepuasan Kepala Sekolah Terhadap Pelayanan Pendidikan Dasar 9 (Sembilan) Tahun.

No Atribute Pelayanan

Kabupaten Indramayu

SD (n=16) SMP (n=24) Total (n=40)

Kurang Puas Puas Kurang

Puas Puas Kurang Puas Puas

n % n % n % n % n % n %1. Kualitas Proses Pembelajaran 4 25.00 12 75.00 13 54.17 11 45.83 17 42.50 23 57.502. Kualitas Pengajaran 6 37.50 10 62.50 13 54.17 11 45.83 19 47.50 21 52.50

3. Hasil dari Proses Pembelajaran 11 68.75 5 31.25 9 37.50 15 62.50 20 50.00 20 50.00

4. Kenyamanan Kondisi Sekolah 6 37.50 10 62.50 11 45.83 13 54.17 17 42.50 23 57.50

5. Pemeliharaan disiplin dan keamanan sekolah 6 37.50 10 62.50 9 37.50 15 62.50 15 37.50 25 62.50

6. Partisipasi Orangtua 4 25.00 12 75.00 11 45.83 13 54.17 15 37.50 25 62.507. Kualitas Fasilitas Fisik 9 56.25 7 43.75 13 54.17 11 45.83 22 55.00 18 45.008. Kesiapan alih tahun pelajaran 6 37.50 10 62.50 11 45.83 13 54.17 17 42.50 23 57.509. Ketersediaan Biaya Sekolah 7 43.75 9 56.25 21 87.50 3 12.50 28 70.00 12 30.00

23

Page 29:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

Lampiran 3. Rekapitulasi Tingkat Kepuasan Komite Sekolah Terhadap Pelayanan Pendidikan Dasar 9 (Sembilan)Tahun.

No Atribute Pelayanan

Kabupaten Indramayu

SD (n=15) SMP (n=23) Total (n=38)

Kurang Puas Puas Kurang

Puas Puas Kurang Puas Puas

n % n % n % n % n % n %1. Kualitas Proses Pembelajaran 5 33.33 10 66.67 10 43.48 13 56.52 15 39.47 23 60.532. Kualitas Pengajaran 7 46.67 8 53.33 10 43.48 13 56.52 17 44.74 21 55.26

3. Hasil dari Proses Pembelajaran 9 60.00 6 40.00 8 34.78 15 65.22 17 44.74 21 55.26

4. Kenyamanan Kondisi Sekolah 8 53.33 7 46.67 7 30.43 16 69.57 15 39.47 23 60.53

5. Pemeliharaan disiplin dan keamanan sekolah 8 53.33 7 46.67 9 39.13 14 60.87 17 44.74 21 55.26

6. Partisipasi Orangtua 8 53.33 7 46.67 12 52.17 11 47.83 20 52.63 18 47.377. Kualitas Fasilitas Fisik 7 46.67 8 53.33 10 43.48 13 56.52 17 44.74 21 55.268. Kesiapan alih tahun pelajaran 8 53.33 7 46.67 13 56.52 10 43.48 21 55.26 17 44.749. Ketersediaan Biaya Sekolah 9 60.00 6 40.00 18 78.26 5 21.74 27 71.05 11 28.95

24

Page 30:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

No. Pertanyaan

SD SMPRata-rata Tingkat

Kepuasant (sig)

Rata-rata Tingkat Kepuasan

t (sig)Miskin (N=107)

Menengah ke Atas (N=53)

Miskin (N=192)

Menengah ke Atas (N=48)

1. Kualitas Proses Pembelajaran 3,617 3,538 0,555 3,706 3,927 0,087*

2. Kualitas Pengajaran 3,664 3,604 0,652 3,794 4,010 0,075*

3. Hasil dari Proses Pembelajaran 3,491 3,726 0,099* 3,570 3,927 0,009***

4. Kenyamanan Kondisi Sekolah 3,785 3,557 0,105 3,521 3,990 0,001***

5. Pemeliharaan disiplin dan keamanan sekolah 3,827 3,594 0,084* 3,560 3,938 0,009***

6. Partisipasi Orangtua 3,430 3,415 0,921 3,497 3,906 0,004***7. Kualitas Fasilitas Fisik 3,621 3,453 0,200 3,435 3,865 0,005***

8. Kesiapan alih tahun pelajaran 3,617 3,528 0,529 3,638 4,052 0,000***

9. Ketersediaan Biaya Sekolah 2,808 3,283 0,001*** 2,888 3,427 0,000***Rata-Rata atribut 3,580 3,600 0,821 3,610 3,880 0,025**

Lampiran 4. Perbedaan Tingkat Kepuasan Orangtua Terhadap Pelayanan Pendidikan Dasar 9 (Sembilan) Tahun Berdasarkan Status Ekonomi Keluarga.

Catatan:* Significant pada p= 0.10** Significant pada p= 0.05*** Significant pada p= 0.01Miskin = Pendapatan/Capita/ bulan kurang atau sama dengan Garis Kemiskinan (Jawa Barat tahun 2008 Rp 176 216,00).Menengah ke Atas = Pendapatan/Capita/ bulan lebih tinggi dari Garis Kemiskinan (Jawa Barat tahun 2008 Rp 176 216,00).

25

Page 31:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

No. Pertanyaan

SD SMPRata-rata Tingkat

Kepuasan t (sig)

Rata-rata Tingkat Kepuasan t (sig)Dekat

(N= 50)Jauh

(N= 110) Closed

(N= 130)Far

(N= 110)

1. Kualitas Proses Pembelajaran 3,14 3,68 0,000*** 3,66 3,68 0,852

2. Kualitas Pengajaran 3,26 3,68 0,002*** 3,81 3,72 0,379

3. Hasil dari Proses Pembelajaran 3,44 3,51 0,645 3,71 3,41 0,008***

4. Kenyamanan Kondisi Sekolah 3,68 3,63 0,722 3,64 3,41 0,054**

5. Pemeliharaan disiplin dan keamanan sekolah 3,80 3,64 0,255 3,69 3,44 0,30

6. Partisipasi Orangtua 3,16 3,38 0,158 3,55 3,48 0,5777. Kualitas Fasilitas Fisik 3,52 3,47 0,728 3,49 3,42 0,552

8. Kesiapan alih tahun pelajaran 3,40 3,56 0,279 3,82 3,46 0,000***

9. Ketersediaan Biaya Sekolah 3,06 2,88 0,233 2,98 2,90 0,493Rata-Rata atribut 3,50 3,63 0,244 3,57 3,56 0,058*

Lampiran 5. Perbedaan Tingkat Kepuasan Orangtua Terhadap Pelayanan Pendidikan Dasar 9 (Sembilan) Tahun Berdasarkan Lokasi Sekolah Terhadap Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten.

Catatan:* Significant pada p= 0.10** Significant pada p= 0.05*** Significant pada p= 0.01

Miskin = Pendapatan/Capita/ bulan kurang atau sama dengan Garis Kemiskinan (Jawa Barat tahun 2008 Rp 176 216,00).Menengah ke Atas = Pendapatan/Capita/ bulan lebih tinggi dari Garis Kemiskinan (Jawa Barat tahun 2008 Rp 176 216,00).

26

Page 32:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

Lampiran 6. Rata-rata Jumlah Pengeluaran Pendidikan SD dan SMP Per Tahun (n=60).

NO JENIS PENGELUARAN SD (Rp/ tahun)

(n=16 )

SMP (Rp/ tahun)

(n= 44)Biaya Sekolah 92 941.44 (3.09%) 284 532.09 (8.96%)

1. Biaya Uang Pangkal/ Pendaftaran 21 962.25 57 835.892. Iuran Komite Sekolah 57 416.69 76 325.003. Biaya lainnya 13 562.50 150 371.20

Biaya Seragam Sekolah 212 656.25 (7.06%) 152 306.80 (4.80%)4. 1. Merah hati 52 656.25 55 704.555. 2. Batik/logo sekolah 47 187.50 19 981.056. 3. Muslim/ Religius 16 250.00 23 181.827. 4. Pramuka 42 812.50 28 840.918. 5. Olah raga 53 750.00 24 598.48

Biaya Fasilitas Belajar dll 283 293.75 (9.41%) 318 477.27 (10.03%)9. Alat-alat tulis (pulpen/pensil/buku

tulis/kertas) (Rp)211 793.75 183 329.55

10. Alat-alat tulis lain 53 562.50 57 602.2711. Foto Copi (Rp) 17 937.50 77 545.45

Tas dan Sepatu 165 812.50 (5.51%) 145 970.45 (4.60%)12. Tas Sekolah 53 750.00 72 606.8213. Sepatu 112 062.50 73 363.64

Les 638 312.50 (21.20%) 182 772.73 (5.76%)14. Les Pelajaran 572 187.50 130 840.9115. Les lainnya 66 125.00 51 931.82

Biaya Transport dan Uang Saku 1 617 437.50 (53.73%) 2 091 522.70 (65.86%)16. Transport 283 875.00 468 204.5517. Uang Saku 1 333 562.50 1 623 31.20

Rata-rata per Tahun 3 010 453.90 3 175 582.10Rata-rata per Bulan 250 871.16 264 631.84

27

Page 33:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

Lampiran 7. Diagram Rata-rata Jumlah Pengeluaran Pendidikan Per Tahun (n=60).

21.9

657

.84

57.4

276

.33

13.5

6 150.

37

52.6

655

.70

47.1

919

.98

16.2

523

.18

42.8

128

.84

53.7

5

24.6

0 211.

7918

3.33

53.5

657

.60

17.9

477

.55

53.7

572

.61

112.

06

73.3

657

2.19

130.

8466

.13

51.9

3 283.

88 468.

20

1,33

3.56 1,

623.

32

-100.00200.00300.00400.00500.00600.00700.00800.00900.00

1,000.001,100.001,200.001,300.001,400.001,500.001,600.001,700.00

Thou

sand

s

Reg

istra

tion

Fee

Sch

ool

Com

mitt

ee F

ee

Oth

er F

ees

Mar

oon

Bati

k/sc

hool

logo

Mus

lim/R

elig

ious

Sco

ut

Spo

rts

Sta

tiona

ry

Oth

erst

ation

arie

s

Pho

toco

py

Sch

ool b

ag

Sho

es

Aca

dem

ictu

toria

ls

Oth

er tu

toria

ls

Tran

spor

tatio

n

Sch

ool

allo

wan

ce

S chool F ees S chool U niforms S tationa ry a ndOthers

B ag a ndS hoes

Tutorials Trans portation& S chool

Allowance

T he Averag e of Yearly B as ic E duc ation E lementary J unior S ec ondary

28

Page 34:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

Lampiran 8. Alasan Anak Drop-Out Sekolah.

ALASAN EKONOMI ALASAN NON- EKONOMI

ALASAN ANAK DROP-OUT SEKOLAH (n=40)

Tidak punya biaya sekolah ( 73,0%)Orangtua menganggur ( 30,0%)

Panen gagal/ sumber penghasilan terhenti ( 23,0%)

Bekerja, harus bekerja mencari nafkah ( 35,0%)

Adik/ kakak juga masuk sekolah ( 20,0%)

Biaya sekolah meningkat ( 63,0%)Biaya transportasi meningkat (20,0%)

Tidak mampu beli baju seragam ( 5,0%)

Anak kehilangan semangat belajar ( 70,0%)Malas ( 33,0%)

Merasa sudah mempunyai pendidikan cukup ( 15,0%)

Jarak rumah dan sekolah jauh ( 20,0%)Tidak ada jaminan keamanan ( 15,0%)

Masalah ketidakharmonisan keluarga ( 15,0%)Orangtua sakit/ kecelakaan ( 10,0%)

Anak yang bersangkutan cacat ( 5,0%)Anak sakit dan belum sembuh (15,0%)

Takut pada teman/ pihak sekolah (30,0%)Takut diejek ( 10,0%)

Nakal (2,5%)Malu karena tidak dapat membaca ( 2,5%)

Minimal 75,0% orangtua merasa tertekan ekonomi: kawatir membayar tagihan/ biaya; tidak cukup uang membayar biaya sekolah/ makanan/ buku/ seragam/ pakaian dan bertengkar antara orangtua karena uang.

29

Page 35:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

Lampiran 9. Instrumen Survei Kepuasan Orangtua Terhadap Pelayanan Pendidikan Dasar.

Menurut Bapak/ Ibu, bagaimana kepuasan pelayanan pendidikan dasar bagi anak, isikan dengan: 1 = Tidak puas 2 = Kurang puas 3 = Puas 4 = Sangat puasNo. Attributes Kepuasan VA1. Proses pembelajaran di sekolah yang bermutu 1 2 3 4 012. Kualitas pengajaran di sekolah yang tinggi 1 2 3 4 02

3. Hasil dari proses Pembelajaran yang berdampak pada kualitas SDM anak 1 2 3 4 03

4. Kondisi sekolah yang nyaman bagi anak 1 2 3 4 04

5. Sekolah dapat menjaga disiplin dan keamanan di lingkungannya 1 2 3 4 05

6. Sekolah dapat mendorong keterlibatan orangtua 1 2 3 4 067. Kualitas fasilitas fisik di sekolah yang baik 1 2 3 4 078. Kesiapan alih tahun pelajaran yang baik 1 2 3 4 089. Ketersediaan biaya sekolaha anak 1 2 3 4 09

Selanjutnya, menurut Bapak/ Ibu, bagaimana tingkat kepentingan pelayanan disekolah anak Bapak dan bagaimana kenyataan yang terjadi saat ini terhadap pelayanan pendidikan dasar tersebut, isikan dengan: Kepentingannya: 1 = Tidak penting 2 = Kurang penting 3 = Penting 4 = Sangat pentingKinerjanya Saat ini: 1 = Jelek sekali 2 = Kurang baik 3= Baik 4 = Sangat baik

No Atribut Pelayanan Pendidikan Dasar Kepentingan Kinerja Saat ini

VB

1. Proses pembelajaran di sekolah yang bermutua. Aktivitas pembelajaran yang menarik 1 2 3 4 1 2 3 4 01

b. Pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa secara umum 1 2 3 4 1 2 3 4 02

2. Kualitas pengajaran di sekolah yang tinggia. Guru mengajar dengan baik dan semangat tinggi 1 2 3 4 1 2 3 4 03

b. Guru memberikan pertolongan dan dukungan pada siswa 1 2 3 4 1 2 3 4 04

c. Guru berpendidikan D3-S1 1 2 3 4 1 2 3 4 05

3. Hasil dari proses pembelajaran yang berdampak pada kualitas SDM anak

a. Orangtua selalu diinformasikan tentang performance pendidikan anak 1 2 3 4 1 2 3 4 06

b. Pengajaran di sekolah berdampak meningkatnya kemampuan dasar siswa 1 2 3 4 1 2 3 4 07

c. Sekolah selalu memfasilitasi dan memotivasi belajar siswa dengan maksimal 1 2 3 4 1 2 3 4 08

dBerkembangnya karakter anak yang baik (tanggung jawab, jujur, menghormati, kasih sayang, displin, empati, dll)

1 2 3 4 1 2 3 4 09

30

Page 36:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

No Atribut Pelayanan Pendidikan Dasar Kepentingan Kinerja Saat ini

VB

4. Kondisi sekolah yang nyaman bagi anaka. Anak selalu senang datang ke sekolah 1 2 3 4 1 2 3 4 10b. Anak dijaga dan diperlakukan sama 1 2 3 4 1 2 3 4 11c. Talenta anak berkembang optimal 1 2 3 4 1 2 3 4 12

5. Sekolah dapat menjaga disiplin dan keamanan di lingkungannya

a. Sekolah adalah tempat yang aman untuk belajar 1 2 3 4 1 2 3 4 13b. Semua siswa diperlakukan dengan fair 1 2 3 4 1 2 3 4 14

c. Guru bertindakan dengan cepat dan tepat apabila ada masalah muncul 1 2 3 4 1 2 3 4 15

6. Sekolah dapat mendorong keterlibatan orangtua

a. Orangtua diberikan informasi yang berguna pada saat pertemuan orangtua-guru 1 2 3 4 1 2 3 4 16

7. Kualitas fasilitas fisik di sekolah yang baik

a. Bangunan sekolah dan halaman dipelihara dengan baik dan menarik 1 2 3 4 1 2 3 4 17

b. Sekolah mempunyai toilet untuk siswa 1 2 3 4 1 2 3 4 18c. Meja dan bangku sekolah yang baik 1 2 3 4 1 2 3 4 19d. Perpustakaan yang memadai 1 2 3 4 1 2 3 4 20e. Ruangan kelas yang rapih 1 2 3 4 1 2 3 4 21f. Peralatan olah raga yang memadai 1 2 3 4 1 2 3 4 22g. Tersedia lapangan olah raga 1 2 3 4 1 2 3 4 238. Kesiapan alih tahun pelajaran yang baik

a. Pada akhir tahun, siswa siap untuk belajar kembali pada tahun depan 1 2 3 4 1 2 3 4 24

9. Ketersediaan Biaya Sekolah Anak

a. Besarnya biaya pendidikan yang ditanggung oleh orangtua 1 2 3 4 1 2 3 4 25

b.Kontribusi dana BOS terhadap total biaya pendidikan sehingga mengurangi beban ekonomi orangtua

1 2 3 4 1 2 3 4

26

c. Orangtua mengeluarkan biaya transport 1 2 3 4 1 2 3 4 27d. Orangtua mengeluarkan biaya buku-buku 1 2 3 4 1 2 3 4 28

e.Kontribusi dana BOS buku terhadap total biaya pendidikan sehingga mengurangi beban ekonomi orangtua

1 2 3 4 1 2 3 4

29

f. Orangtua mengeluarkan biaya lembar kerja siswa (LKS) atau lembar latihan siswa 1 2 3 4 1 2 3 4 30

g. Orangtua mengeluarkan biaya alat-alat sekolah 1 2 3 4 1 2 3 4 31

h. Orangtua mengeluarkan biaya seragam - merah hati/biru 1 2 3 4 1 2 3 4 32

i. Orangtua mengeluarkan biaya jajan-uang 1 2 3 4 1 2 3 4 33

31

Page 37:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

Lampiran 10. Matrik Temuan Penelitian, Penjelasan dan Rekomendasi Survei Kepuasan Orangtua Terhadap Layanan Pendidikan Dasar Di Kabupaten Indramayu.

No Penjelasan Hasil Survey Rekomendasi (Pilar)1 Diantara 9 stribut, atribut skor ketersediaan biaya

sekolah mempunyai nilai skor terendah menurut orangtua siswa (BOS and BOS Buku). Nilai rendah ini disebabkan oleh tingginya harapan orangtua terhadap intensifnya kampanye pelayanan pendidikan dasar di tingkat nasional dan regional. Sementara itu dalam kenyataannya orangtua harus mengeluarkan banyak biaya sekolah untuk pembelian buku, transportasi ke sekolah dan seragam sekolah.

Orangtua yang menyekolahkan anaknya ke SD swasta mempunyai tingkat skor kepuasan terhadap pelayanan pendidikan dasar yang lebih tinggi dibandingkan dengan SD negeri. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kualitas pendidikan.

Orangtua yang menyekolahkan anaknya ke MP negeri mempunyai tingkat skor kepuasan terhadap pelayanan pendidikan dasar yang lebih tinggi dibandingkan dengan SMP swasta. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kualitas pendidikan.

Orangtua yang menyekolahkan anaknya ke SMP dekat Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten mempunyai tingkat skor kepuasan terhadap pelayanan pendidikan dasar yang lebih tinggi dibandingkan dengan SMP yang jauh dari Kantor Dinas Pendidikan. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kualitas pendidikan.

Pilar 1: Kesetaraan akses Dana BOS dan BOS Buku harus dilengkapi dengan pembiayaan yang disediakan oleh

Pemerintah Kabupaten dan Propinsi (terutama pembiayaan yang belum tersedia dengan baik melalui dana BOS dan BOS Buku).

Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan lebih diprioritaskan pada sekolah yang berada pada wilayah pedesaan (jauh dari ibukota kabupaten dan kantor dinas ) dan kondisi sosial ekonomi yang terbatas (miskin dan golongan masyarakat berpendidikan kurang) dengan cara peningkatan partisipasi masyarakat dan sunia industri/ komersial.

Kebutuhan pendidikan harus terjangkau oleh orangtua golongan miskin dengan cara mengurangi biaya seragam sekolah dan pengeluaran transport, meningkatkan beasiswa untuk siswa miskin di jenjang SD dan SMP yang membutuhkan, dan program lain yang pro terhadap masyarakat miskin yang berdampak positif pada partisipasi pendidikan.

Pilar 2: Kualitas dan RelevansiMeningkatkan kualitas pelayanan pendidikan dasar yang diprioritaskan pada lokasi

pedesaan (sekolah yang jauh dari Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten) di pemukiman masyarakat miskin untuk mencegah dropu-out anak dari sekolah dan meningkatkan Angka Partisipasi Murni (APM). Hal ini termasuk menyediakan infrastruktur dan fasilitas yang memadai, dan materi pembelajaran dan textbook.

Advokasi harus dilaksanakan pada target orangtua miskin agar mendapat manfaat dari pelayanan pendidikan dasar 9 tahun.

Kampanye untuk mendorong anak yang sudah drop-out sekolah untuk kembali ke sekolah melalui pendidikan non-formal (seperti Paket A, B dan C) dan pendidikan formal.

Pilar 3: Peningkatan tata kelola yang baik dan Akuntabilitas publik melalui peningkatan partisipasi masyarakatKekurangan dana BOS dan BOS Buku disarankan untuk ditingkatkan melalui

peningkatan peran serta stakeholder dan masyarakat dengan menjunjung tinggi unsur keadilan dalam pemerataan akses dan mutu pendidikan, terbuka & akuntabilitas

Hal ini dapat tercapai melalui pemajangan informasi sekolah secara publik termasuk budget dan pengeluaran sekolah dan konsultasi komite sekolah dalam merencanakan sumberdaya sekolah.

32

Page 38:  · Web viewMasalah ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out berturut-turut adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah,

Lampiran 10. (Lanjutan).

No Hasil Survey Penjelasan Hasil Rekomendasi (Pilar)2 Alasan ekonomi maupun

non-ekonomi anak drop out dari sekolah

Alasan ekonomi yang banyak menyebabkan permasalahan anak drop-out adalah tidak punya biaya sekolah, biaya sekolah meningkat, harus bekerja mencari nafkah, orangtua menganggur, panen gagal/ sumber penghasilan terhenti, adik/ kakak juga masuk sekolah, biaya transportasi meningkat, bekerja dan tidak mampu beli baju seragam, minimum 75 persen orangtua merasa tertekan secara ekonomi, ketakutan tidak dapat membayar tagihan/ pengeluaran, tidak mempunyai uang untuk membayar sekolah/ buku/ seragam dan bertengkar dengan keluarga karena masalah keuangan.

Pilar 1: Meningkatkan kesetaraan akses melalui pencegahan anak drop-out dari sekolah.

Peningkatan penyuluhan/ sosialisasi pada orangtua akan pentingnya pendidikan sehingga ada perubahan mind-set bagi sebagian keluarga bahwa tujuan pendidikan dasar bukan untuk mencari uang dan nilai seorang anak bukan untuk tenaga kerja keluarga. Peningkatan komitmen pemerintah dan juga stakeholders dalam pemberian beasiswa pada siswa yang tidak mampu dan pendampingan/ konsultasi anak secara rutin dan berkelanjutan.

Alasan non-ekonomi yang cukup besar dirasakan oleh anak drop-out adalah anak kehilangan semangat belajar, malas belajar, anak yang bersangkutan takut kepada teman atau pihak sekolahnya, jarak antara sekolah dan rumah jauh, anak yang bersangkutan sakit dan belum sembuh, keamanan anak ke sekolah/ pulang ke rumah tidak dapat dijamin, merasa sudah mempunyai pendidikan cukup, adanya masalah ketidakharmonisan keluarga, takut/ diejek/ disepelekan teman, orangtua sakit/ kecelakaan, anak yang bersangkutan cacat, anak nakal dan malu karena tidak bisa membaca.

33