library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2doc/2012-1... · web viewtahap ini...

66
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Basis data Menurut Connoly & Begg (2010: 65), basis data adalah sebuah kumpulan data yang berhubungan secara logis dan mendeskripsikan data tersebut, dibangun untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam suatu organisasi. Menurut Williams & Sawyer (2011: 164), basis data adalah sekumpulan file yang saling terinterelasi dalam sebuah sistem komputer. Menurut Brown, et al. (2012: 52), basis data adalah kumpulan data logikal yang saling berhubungan yang disusun untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Dalam jurnal Subekti, et al. (2011), basis data adalah suatu kumpulan data yang berhubungan secara logis yang dirancang dengan maksud untuk memenuhi permintaan informasi dari suatu organisasi. Dari beberapa definisi menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa basis data adalah 10

Upload: others

Post on 20-Mar-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Basis data

Menurut Connoly & Begg (2010: 65), basis data adalah sebuah

kumpulan data yang berhubungan secara logis dan mendeskripsikan data

tersebut, dibangun untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam suatu

organisasi. Menurut Williams & Sawyer (2011: 164), basis data adalah

sekumpulan file yang saling terinterelasi dalam sebuah sistem komputer.

Menurut Brown, et al. (2012: 52), basis data adalah kumpulan data

logikal yang saling berhubungan yang disusun untuk memenuhi

kebutuhan perusahaan. Dalam jurnal Subekti, et al. (2011), basis data

adalah suatu kumpulan data yang berhubungan secara logis yang

dirancang dengan maksud untuk memenuhi permintaan informasi dari

suatu organisasi.

Dari beberapa definisi menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa

basis data adalah kumpulan dari data yang terhubung dalam sebuah

sistem komputer. Basis data tersebut digunakan untuk memenuhi

kebutuhan organisasi

2.1.2 Database Management System (DBMS)

Menurut Connoly & Begg (2010: 66), database management

system adalah sebuah perangkat lunak yang memungkinkan pengguna

untuk menentukan, membuat, memelihara, dan mengontrol akses dalam

sebuah basis data. Menurut O'Brien (2010: 222), database management

10

Page 2: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

11

system adalah software utama dalam pendekatan manajemen basis data.

Software tersebut mengendalikan pembuatan, pemeliharaan, dan

penggunaan basis data organisasi dan pemakai akhir. Dalam Jurnal

NewsRx (2013), DBMS adalah sekumpulan program yang

memungkinkan untuk memasukkan, mengubah, dan memilih data dalam

database. Terdapat beberapa tipe DBMS, berkisar untuk sistem

sederhana yang dijalankan pada personal computer, sampai pada sistem

besar yang dijalankan pada sistem mainframe. Dalam jurnal NewsRx

(2012-A), DBMS adalah satu set program yang mengendalikan

pembuatan, perawatan, dan penggunaan database, memungkinkan

pengguna dan aplikasi lain menyimpan serta mendapatkan data secara

terstruktur. Dalam jurnal NewsRx (2012-B), DBMS adalah program

yang memungkinkan banyak pengguna untuk menyimpan data dalam

database atau untuk mengakses database untuk mendapatkan informasi

yang disimpan dalam database dengan menyediakan lingkungan dimana

penyimpanan data yang baik dan manajemen data yang efisien dapat

dicapai.

Dari beberapa definisi menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa

DBMS adalah suatu perangkat lunak yang dapat dijalankan pada

personal computer hingga sistem besar seperti mainframe. DBMS

memungkinkan pengguna untuk memasukkan, mengubah, dan memilih

data dalam database.

Page 3: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

12

2.1.2.1 Komponen Lingkungan DBMS

Menurut Connoly & Begg (2010: 68), komponen DBMS

terdiri dari lima komponen, yaitu :

Hardware (Perangkat Keras)

Perangkas keras dibutuhkan untuk menjalankan

aplikasi. Perangkat keras tersebut dapat berupa

komputer tunggal, mainframe tunggal, dan jaringan

komputer.

Software (Perangkat Lunak)

Komponen perangkat lunak terdiri dari perangkat lunak

DBMS itu sendiri dan aplikasi program seperti

operating system, jaringan. Bahasa-bahasa

pemograman seperti ‘C’, C++, Java, Visual Basic,

COBOL.

Data

Data merupakan komponen yang terpenting dalam

DBMS khususnya bagi pengguna akhir. Data

menghubungkan machine components dengan human

component.

Prosedur

Prosedur merupakan intruksi-intruksi yang berperan

dalam menentukan perancangan dan penggunaan data

terhadap sebuah basis data.

Page 4: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

13

Manusia

Komponen akhir dari DBMS adalah manusia atau

pengguna yang terlibat dengan sebuah sistem.

Gambar 2.1 Komponen Lingkungan DBMS

(Connoly & Begg, 2010: 68)

2.1.2.2 Multi-user DBMS Architecture

Menurut Connoly & Begg (2010: 108), arsitektur

digunakan untuk mengimplementasikan multi-user basis data

management system. Berikut beberapa tipe dari Multi-User

DBMS Architecture, yaitu :

1. Teleprocessing Architectures

Teleprocessing merupakan arsitektur tradisional dimana

hanya terdapat satu komputer sebagai pusat. Semua

proses bekerja didalam batasan satu komputer.

Gambar 2.2 Teleprocessing Topology

Page 5: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

14

(Connoly & Begg, 2010: 108)

2. File-Server Architecture

Menurut Connoly & Begg (2010: 109), File-Server

Architecture merupakan sebuah komputer yang

dihubungkan dengan suatu jaringan utama yang

memungkinkan untuk berbagi file seperti dokumen,

spreadsheet, gambar, dan basis data.

Gambar 2.3 File-Server Architecture

(Connoly & Begg, 2010: 109)

3. Traditional two-tier client server architecture

Traditional two-tier client server architecture

menyediakan banyak batasan komponen.

Gambar 2.4 Traditional two-tier client server architecture

(Connoly & Begg, 2010: 110)

Page 6: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

15

4. Three-tier client server architecture

Three-tier client server architecture merupakan

perkembangan dari two-tier server yang dibuat untuk

memecahkan masalah dalam perusahaan.

Gambar 2.5 Three-tier client server architecture

(Connoly & Begg, 2010: 113)

Menurut Connoly & Begg (2010: 113), Three-tier

client server memiliki 3 bagian yang masing-masing

dijalankan dengan tugas yang berbeda, diantaranya :

User interface, yang dijalankan didalam

komputer pengguna akhir.

Business logic dan data processing layer yang

dijalankan pada server dan server aplikasi.

DBMS menyimpan data yang dibutuhkan pada

middle tier. Tier dijalankan terpisah dan disebut

server basis data.

Page 7: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

16

5. N-tier architecture

N-tier architecture mengembangkan ke banyak tier

dengan menambahkan tier agar lebih fleksibel.

2.1.2.3 Komponen DBMS

DBMS memiliki kompleksitas yang tinggi dan

kecanggihan perangkat lunak yang menyediakan berbagai

layanan. DBMS dibagi menjadi beberapa bagian komponen

perangkat lunak atau modul, yang masing-masing ditugaskan

secara spesifik.

Gambar 2.6 Components of basis data manager

(Connoly & Begg, 2010: 129)

Page 8: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

17

Berikut ini merupakan komponen-komponen perangkat lunak

DBMS menurut Connoly & Begg (2010: 129), yaitu:

Authorization control

Pada modul ini mengkonfirmasikan apakah pengguna

memiliki kebutuhan akan hak akses sesuai dengan

permintaan.

Command processor

Ketika telah melewati proses sebelumnya, setiap sistem

mengkonfirmasikan bahwa pengguna telah memiliki

hak akses untuk menjalankan operasi.

Integrity checker

Dalam sebuah operasi yag mengubah basis data,

integrity checker mengecek apakah permintaan operasi

telah sesuai dengan kebutuhan integritas.

Query optimizer

Pada modul ini menentukan strategi optimal untuk

pengeksekusian query.

Transaction manager

Pada modul ini dibutuhkan kinerja sebuah proses

operasi yang menerima transaksi.

Scheduler

Pada modul ini bertanggungjawab untuk menjamin

operasi yang terjadi dalam basis data tanpa ada

kesalahan satu sama lain.

Page 9: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

18

Recovery manager

Pada modul ini menjamin basis data konsisten dan

tanggung jawab terhadap transaksi yang dijalankan.

Buffer manager

Pada modul ini tanggungjawab terhadap kiriman data

antara memori dan media penyimpanan seperti disk dan

tape. Buffer manager biasa dikenal dengan sebutan

cache manager.

2.1.2.4 Keuntungan DBMS

. Menurut Connoly & Begg (2010: 77-80), Database

Management System memiliki beberapa keuntungan berikut

adalah keuntungan yang diberikan DBMS, yaitu :

1. Control of redudancy

Basis data menghilangkan redudansi pada data yang

disimpan dengan mengintegrasikan file yang memiliki

kesamaan data. Basis data tidak tidak menghilangkan

seluruh redudansi data, namun mengontrol jumlah

redudansi data pada basis data.

2. Data consistency

Dengan mengeleminasi atau mengontrol redudansi

data, DBMS memungkinkan dalam mengurangi resiko

ketidak-konsekuensian. Jika data yang disimpan dalam

basis data hanya sekali, maka perubahan data tersebut

Page 10: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

19

juga hanya sekali dan nilai tersebut tersedia bagi

pengguna.

3. More information from the same amount data

DBMS mengintergrasikan operasional data sehingga

memiliki kemampuan untuk memperoleh informasi

melalui data yang sama bagi organisasi.

4. Improved security

Keamanan basis data merupakan perlindungan basis

data terhadap pengguna yang tidak memiliki hak akses.

5. Economy of scale

Dengan mengkombinasikan seluruh data operasional

organisasi dalam satu basis data dan membuat sebuah

set aplikasi yang dijalankan dalam satu sumber data

dapat menekan cost.

6. Increased productivity

DBMS menyediakan banyak fungsi-fungsi standar.

DBMS dapat menyederhanakan aplikasi basis data

sehingga dapat menaikkan produktifitas dan

mengurangi waktu pengembangan.

7. Improved data accessibility and responsiveness

DBMS mengintegrasikan data yang dapat diakses

secara langsung kepada pengguna akhir sehingga

memiliki banyak fungsi.

Page 11: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

20

2.1.2.5 Kekurangan DBMS

Menurut Connoly & Begg (2010: 80), Database

Management System memiliki beberapa kekurangan, yaitu :

1. Kompleksitas

DBMS membutuhkan beberapa software yang sangat

kompleks. Basis data design dan development, data dan

basis data administrator, dan pengguna akhir harus

memahami fungsi-fungsi karena jika terjadi kesalahan

maka akan menyebabkan masalah serius kepada

organisasi.

2. Ukuran

Kompleksitas sebuah basis data membutuhkan software

yang besar, termasuk disk space yang besar dan

memori yang cukup untuk mengefisiensikan aplikasi

basis data ketika dijalankan.

2.1.3 Arsitektur Basis Data

Menurut Connoly & Begg (2010: 86), Terdapat tiga tingkatan

arsitektur untuk membedakan pandangan pengguna basis data secara

fisik, yaitu :

Page 12: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

21

Gambar 2.7 The ANSI-SPARC three level architecture

(Connoly & Begg, 2010: 35)

1. Tingkat eksternal

Tingkat eksternal merupakan sudut pandang pengguna terhadap

basis data. Pada tingkat ini menjelaskan seluruh bagian basis data

yang bersifat relevan terhadap seluruh pengguna. Tingkat eksternal

terdiri dari beberapa pandangan yang berbeda dari pengguna

eksternal basis data. Setiap pengguna memiliki pandangan nyata

yang digambarkan melalui bentuk yang dikenal pengguna.

2. Tingkat konseptual

Tingkat konseptual adalah sebuah pandangan terhadap basis data.

Pada tingkat ini menjelaskan data apa yang disimpan didalam basis

data dan hubungan antar data.

3. Tingkat internal

Tingkat internal adalah sebuah gambaran nyata dari basis data pada

komputer. Pada tingkat ini menjelaskan bagaimana data disimpan

didalam basis data.

Page 13: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

22

2.1.4 Database Language

Menurut Connoly & Begg (2010: 91), menerangkan bahwa data

language memiliki dua bagian, yaitu :

Data Definition Language (DDL)

Menurut Connoly & Begg (2010: 92), menerangkan bahwa DDL

merupakan sebuah bahasa pemrograman yang menyediakan DBA

atau pengguna untuk mendeskripsikan dan menentukan nama

entitas, atribut, dan hubungan yang dibutuhkan aplikasi yang

digabungkan secara integritas. DDL juga digunakan untuk

menetapkan skema basis data.

Data Manipulation Language (DML)

Menurut Connoly & Begg (2010: 92), menerangkan bahwa DML

merupakan sebuah bahasa pemrograman yang menyediakan

beberapa set operasi untuk mendukung operasi data manipulasi

dalam sebuah data yang berperan didalam basis data. Berikut ini

adalah operasi yang dilakukan oleh DML yaitu :

Memasukkan data baru ke dalam basis data.

Memodifikasikan penyimpanan data dalan basis data.

Memperbanyak data didalam basis data.

Menghapus data didalam basis data.

DML dibedakan menjadi dua tipe, yaitu :

Procedural DML

Menurut Connoly & Begg (2010: 93), procedural DML

adalah sebuah bahasa yang memungkinkan pengguna untuk

menjelaskan data apa yang dibutuhkan dan bagaimana

Page 14: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

23

mendapatkan data tersebut. Procedural DML memberikan

hak kepada pengguna atau seorang programer untuk

menspesifikasikan data yang dibutuhkan dan bagaimana

mendapatkannya.

Non procedural DML

Menurut Connoly & Begg (2010: 93), non procedural DML

adalah sebuah bahasa yang memungkinkan pengguna untuk

menekankan kepada data yang dibutuhkan daripada

bagiamana data tersebut didapatkan. Non prosedural DML

menspesifikasi data yang dibutuhkan secara tunggal.

Pengguna menspesifikasikan data yang dibutuhkan tanpa

menspesifikasikan bagaimana tersebut ditemukan.

2.1.5 Fact Finding

Dalam langkah mengumpulkan dan menganalisis informasi

terdapat teknik mengumpulkan informasi yang disebut Fact Finding

Technique. Dalam pengembangan basis data biasanya menggunakan

Fact Finding Technique, yang memiliki lima pilihan,diantaranya :

1. Examining Documentation

Menurut Connoly & Begg (2010: 344), menerangkan bahwa

examining documentation atau pengujian dokumen berguna ketika

menginginkan keuntungan dari pengetahuan yang didapat untuk

mengetahui basis data apa yang ingin dibangun.

Page 15: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

24

2. Interviewing

Interviewing atau wawancara merupakan teknik yang sering

dipakai dan sangat berguna. Wawancara dilakukan untuk

mengumpulkan informasi secara individual dengan cara bertatap

muka langsung. Teknik wawancara dilakukan dengan

berkomunikasi secara berhadapan langsung sehingga lebih efektif

dan efisien, selain itu interview juga dapat menilai suatu perbedaan

prioritas, opini, motivasi, dan secara personaliti.

3. Observing the Enterprise in Operation

Observasi merupakan teknik yang sangat efektif untuk mengetahui

sebuah sistem. Dengan menggunakan teknik observasi dapat

berpartisipasi atau melihat aktifitas yang terjadi secara langsung

sehingga memudahkan untuk mempelajari sebuah sistem.

4. Research

Menurut Connoly & Begg (2010: 346), menerangkan bahwa

penelitian berguna dalam meneliti aplikasi dan masalah dengan

menggunakan jurnal, buku referensi, maupun sumber dari internet

sebagai sumber pengetahuan informasi.

5. Questionaires

Menurut Connoly & Begg (2010: 346), menerangkan bahwa

kuisioner merupakan sebuah cara mengumpulkan data dalam

ukuran yang besar dengan mengontrol jawaban.

Page 16: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

25

2.1.6 Database System Development Lifecycle

Menurut Connoly & Begg (2010: 313), menerangkan bahwa

Database System Development Lifecycle terdiri dari :

Gambar 2.8 The stages of the Database System Development Lifecycle

Connoly & Begg (2010: 314)

2.1.6.1 Perencanaan Basis Data

Menurut Connoly & Begg (2010: 313), menerangkan

bahwa perencanaan basis data adalah suatu aktifitas

manajemen yang menyediakan langkah-langkah dalam

Database System Development Lifecycle agar dapat

direalisasikan secara efektif dan efisien. Database planning

harus diintegrasikan secara keseluruhan dengan strategi

sistem informasi dalam sebuah organisasi.

Page 17: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

26

2.1.6.2 Definisi Sistem

Menurut Connoly & Begg (2010: 316), menerangkan

bahwa definisi sistem adalah mendeskripsikan ruang lingkup

dan batasan dalam sistem basis data dan pandangan

pengguna.

2.1.6.3 Pengumpulan Kebutuhan dan Analisis

Menurut Connoly & Begg (2010: 316), menerangkan

bahwa Pengumpulan kebutuhan dan analisis adalah proses

mengumpulkan dan menganalisis informasi mengenai bagian

organisasi yang didukung dengan sistem basis data dan

informasi ini digunakan untuk mengidentifikasikan

kebutuhan sistem baru. Terdapat tiga pendekatan utama

untuk mengelola persyaratan dengan tampilan (view), yaitu :

Pendekatan tersentralisasi

Pendekatan tersentralisasi adalah kebutuhan untuk

setiap user view yang digabungkan kedalam satu

kumpulan kebutuhan untuk sistem basis data yang baru.

Model data menggambarkan seluruh user view yang

dibuat selama perancangan basis data.

Pendekatan integrasi tampilan

Pendekatan integrasi tampilan adalah kebutuhan untuk

setiap user view yang digunakan untuk membangun list

yang terpisah. Model data menggambarkan setiap user

Page 18: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

27

view dibuat dan kemudian digabungkan kedalam

tahapan perencanaan basis data.

Gabungan dari kedua pendekatan tersebut

2.1.6.4 Perancangan Basis Data

Menurut Connoly & Begg (2010: 320), menerangkan

bahwa perancangan basis data adalah sebuah proses untuk

membuat suatu perancangan yang mendukung misi

perusahaan dan misi objektif untuk keperluan sistem basis

data. Dalam pendekatan perancangan basis data terdapat dua

pendekatan, yaitu :

Pendekatan Bottom-up

Pada pendekatan ini dimulai dengan mengetahui atribut

dasar seperti entitas dan hubungan dengan menganalisis

kumpulan antar atribut yang dikelompokkan kedalam

suatu relasi yang merepresentasikan tipe dari entitas

dan hubungan antar entitas.

Pendekatan Top-down

Pendekatan ini diawali dengan pembentukan model

data yang berisi beberapa high-level entitas dan

hubungan dan kemudian digunakan untuk memperbaiki

top-down secara berturut-turut untuk mengindentifikasi

lower-level entitas, hubungan, dan atribut lainnya.

Menurut Connoly & Begg (2010: 322), terdapat 3 tahap

dalam desain basis data , yaitu :

Page 19: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

28

Perancangan Basis Data Konseptual

Perancangan basis data konseptual adalah sebuah

proses dalam menentukan model data yang digunakan

dalam perusahaan. Pada tahap ini melibatkan

pembuatan konseptual data model sebagai bagian dari

perusahaan. Model data dibangun menggunakan

dokumen informasi sesuai dengan spesifikasi

kebutuhkan pengguna.

Perancangan Basis Data Logikal

Perancangan basis data logikal adalah sebuah proses

merancang model data yang digunakan dalam sebuah

perusahaan berdasarkan spesifikasi model data. Pada

tahap kedua ini mengetahui hasil dari pembuatan

logikal model data dalam sebuah perusahaan. Logikal

model data dibuat sebagai langkah awal dalam memilih

dan memetakan logikal model data. Logikal model data

didasari pada target model data dalam basis data seperti

hubungan antar model data.

Perancangan Basis Data Fisikal

Perancangan basis data fisikal adalah sebuah proses

dalam memberikan gambaran implementasi dalam

basis data di dalam media penyimpanan, dapat

digambarkan dengan hubungan-hubungan, file

organisasi, dan indeks-indeks yang digunakan untuk

mencapai keefisiensian dalam mengakses data.

Page 20: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

29

2.1.6.5 Pemilihan DBMS (opsional)

Menurut Connoly & Begg (2010: 325), menerangkan

bahwa pemilihan DBMS adalah sebuah pemilihan yang tepat

terhadap DBMS untuk mendukung aplikasi basis data.

Terdapat beberapa langkah dalam melakukan pemilihan

DBMS, yaitu :

Menentukan referensi penelitian.

Membuat daftar dua atau 3 produk.

Mengevaluasi produk.

Merekomendasikan pemilihan dan menghasilkan

laporan.

2.1.6.6 Perancangan Aplikasi

Menurut Connoly & Begg (2010: 329), menerangkan

bahwa perancangan aplikasi adalah merancang user interface

atau tatap muka pengguna dan program aplikasi yang

digunakan dan diproses oleh basis data. Dalam Terdapat dua

aspek dalam perancangan aplikasi yaitu :

Transaction Design

Menurut Connoly & Begg (2010: 330), transaksi adalah

sebuah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam carried

out oleh pengguna tunggal atau program aplikasi yang

mengakses atau merubah isi dalam basis data.

Page 21: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

30

User Interface Design Guidelines

Sebelum mengimplementasikan form atau report, harus

memikirkan perencanaan layout. Berikut adalah user

interface design guideline, yaitu :

Meaningful title

Dalam pemberian nama harus jelas dan

menjelaskan kegunaan suatu form atau report.

Comprehensible instructions

Menggunakan terminologi yang familiar bagi

pengguna untuk menyampaikan instruksi dengan

format standar dan menyediakan helpscreen

untuk mendapatkan informasi tambahan.

Logical grouping and sequencing of fields

Fields yang saling berhubungan diposisikan

dengan form atau report yang sama. Urutan fields

harus bersifat logis dan konsisten.

Visually appealing layout of the form

Form atau report harus ditampilkan dengan

menarik.

Familiar field labels

Menggunakan label yang familiar.

Consistent terminology and abbreviations

Terminologi dan singkatan harus konsisten.

Consistent use of color

Page 22: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

31

Dalam penggunaan warna harus dibedakan sesuai

field.

Visible space and boundaries for data-entry fields

Total jumlah tempat field harus diketahui oleh

pengguna sehingga pengguna mengetahui dimana

memasukkan value kedalam field.

Convinient cursor movement

Pengguna dapat menjalankan operasi yang

diinginkan dengan menggerakkan cursor pada

form atau report.

Error correction for individual characters and

entire field.

Pengguna dapat dengan mudah dalam

menjalankan operasi sesuai dengan keiinginan

dengan melakukan perubahan pada nilai field.

Error messages for unacceptable values

Jika terjadi kesalahan dalam memasukkan data ke

dalam field, maka akan muncul error message.

Explanatory messages for fields

Ketika pengguna meletakkan kursor pada field,

keterangan mengenai field tersebut harus

ditampilkan.

Completion signal

Ketika field telah diisi semua, terdapat indikator

bahwa suatu proses telah dilaksanakan.

Page 23: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

32

2.1.6.7 Prototyping (Opsional)

Menurut Connoly & Begg (2010: 333), menerangkan

bahwa prototyping adalah membuat model kerja suatu

aplikasi basis data, yang tidak memiliki semua fitur yang

dimiliki oleh sistem final. Terdapat dua macam strategi dalam

prototyping, yaitu :

Prototyping kebutuhan

Requirement Prototyping menggunakan prototype

untuk menentukan kebutuhan dari aplikasi basis data

yang diinginkan dan ketika kebutuhan itu terpenuhi

maka prototype akan dibuang.

Prototyping evolusioner

Prototyping evolusioner digunakan untuk tujuan yang

sama. perbedaannya prototype tidak dibuang tetapi

dengan pengembangan lanjutan menjadi aplikasi basis

data yang digunakan.

2.1.6.8 Implementasi

Menurut Connoly & Begg (2010: 333), menerangkan

bahwa implementasi merupakan realisasi fisik dari basis data

dan desain aplikasi yang telah dirancang.

Page 24: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

33

2.1.6.9 Konversi dan Pemasukan Data

Menurut Connoly & Begg (2010: 344), menerangkan

bahwa konversi dan pemasukan data adalah pemindahan data

yang ada kedalam basis data baru dan mengkonversikan

aplikasi yang ada agar dapat digunakan pada sistem basis

data yang baru. Tahap ini dilakukan ketika basis data lama

digantikan dengan sistem basis data baru.

2.1.6.10 Pengujian

Menurut Connoly & Begg (2010: 334), menerangkan

bahwa pengujian merupakan suatu proses mengeksekusi

program aplikasi dengan tujuan untuk menemukan kesalahan.

pengujian dilakukan secara menyeluruh pada aplikasi basis

data.

2.1.6.11 Pemeliharaan Operasional

Menurut Connoly & Begg (2010: 335), menerangkan

bahwa pemeliharaan operasional adalah suatu proses

pengawasan dan pemeliharaan sistem setelah instalasi.

Page 25: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

34

2.1.7 Entity-Relationship Model

2.1.7.1 Tipe Entitas

Menurut Connoly & Begg (2010: 372), menerangkan

bahwa tipe entitas adalah sekelompok dengan sifat yang

sama, yang diidentifikasi oleh perusahaan, memiliki

eksistensi independen. Tipe entitas memiliki dua kelompok,

yaitu :

Tipe entitas kuat

Tipe entitas kuat adalah sebuah jenis entitas yang tidak

tergantung pada keberadaan beberapa jenis entitas

lainnya.

Tipe entitas lemah

Tipe entitas lemah adalah jenis entitas yang tergantung

pada keberadaan beberapa jenis entitas lainnya.

Gambar 2.9 Strong entity type called Client and Weak entity type called Preference

(Connoly & Begg, 2010: 384)

2.1.7.2 Tipe Hubungan

Menurut Connoly & Begg (2010: 346), menerangkan

bahwa relationship types atau tipe hubungan adalah satu set

relasi antara satu atau lebih tipe entitas yang berpartisipasi.

setiap jenis relasi diberi nama yang menggambarkan

Page 26: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

35

fungsinya masing-masing.tipe hubungan memiliki beberapa

tipe, yaitu :

Degree of Relationship Type

Degree of relationship types adalah jumlah jenis entitas

yang berpartisipasi dalam sebuah relasi.

Recursive Relationship

Recursive relationship adalah jenis relasi di mana tipe

entitas yang sama berpartisipasi lebih dari sekali dalam

peran yang berbeda.

2.1.7.3 Atribut

Menurut Connoly & Begg (2010: 379), menerangkan

bahwa atribut adalah properti dari sebuah entitas atau dari

sebuah tipe relasi. Atribut dikelompokkan menjadi :

Simple and composite Attributes

Simple attribute adalah atribut terdiri dari komponen

tunggal dengan eksistensi independen. atribut ini tidak

dapat dibagi lagi menjadi komponen yang lebih kecil.

Composite attribute adalah atribut yang terdiri dari

beberapa komponen, dengan eksistensi independen

pada masing-masing komponen. atribut ini dapat dibagi

menjadi komponen yang lebih kecil dengan eksistensi

independen.

Page 27: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

36

Single-valued and Multi-valued Attributes

single-valued attributes adalah atribut yang memegang

nilai tunggal untuk setiap kejadian dari suatu entitas.

Multi-valued attributes adalah atribut yang memegang

beberapa nilai untuk setiap kejadian dari suatu entitas.

Derived Attributes

Derived attributes adalah atribut yang merupakan nilai

yang diturunkan dari nilai atribut yang berhubungan

atau set atribut, yang belum tentu dalam jenis entitas

yang sama.

2.1.7.4 Keys

Menurut Connoly & Begg (2010: 381), menerangkan

bahwa keys terdiri dari beberapa tipe, yaitu :

candidate key adalah set minimal atribut yang

mengidentifikasi setiap kemunculan jenis entitas secara

unik.

Primary Key\adalah candidate key yang dipilih untuk

mengidentifikasi setiap kemunculan jenis entitas secara

unik.

Composite Key adalah candidate key yang terdiri dari

dua atau lebih atribut.

Page 28: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

37

2.1.7.5 Batasan Struktural

Batasan struktural harus merefleksikan batasan dari

sebuah hubungan. Multiplicity adalah jumlah (atau range),

dari kejadian yang mungkin terjadi dari suatu tipe entitas

yang mungkin berhubungan dengan kejadian tunggal dari

jenis entitas terkait melalui relasi tertentu.

One-to-one (1:1), Relationship

Gambar 2.10 One-to-one (1:1), Relationship

(Connoly & Begg, 2010: 386)

One-to-many (1:*), Relationship

Gambar 2.11 One-to-many (1:*), Relationship

(Connoly & Begg, 2010: 387)

Many-to-many (*:*), Relationship

Gambar 2.12 Many-to-many (*:*), Relationship

(Connoly & Begg, 2010: 390)

Multiplicity for Complex Relationship

Page 29: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

38

Complex relationship adalah jumlah (atau range), dari

kejadian yang mungkin terjadi dari suatu tipe entitas

dalam relasi n-ary ketika nilai-nilai lainnya (n-1),

adalah tetap.

Cardinality Relationship

Cardinality adalah menggambarkan jumlah maksimum

kejadian yang terjadi dalam relasi untuk entitas yang

berpartisipasi dalam jenis relasi yang diberikan.

Participation Relationship

Participation relationship menentukan apakah seluruh

atau beberapa entitas terlibat dalam relationship.

2.1.8 Normalisasi

Menurut Connoly & Begg (2010: 416), menerangkan bahwa

normalisasi adalah sebuah teknik untuk menghasikan beberapa hubungan

yang dihubungkan dengan properti sesuai dengan permintaan data dalam

sebuah perusahaan. Untuk menggunakan normalisasi perlu

mengidentifikasi beberapa set hubungan yang mendukung permintaan

perusahaan. Terdapat beberapa karakteristik dari beberapa hubungan,

yaitu :

Jumlah minimal atribut yang dibutuhkan untuk mendukung

permintaan data dalam perusahaan.

Atribut dengan close logical relationship yang ditemukan dalam

hubungan yang sama.

Page 30: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

39

Jumlah minimal redudansi, dengan setiap atribut diwakili oleh

salah satunya.

2.1.8.1 The Process of Normalization

Menurut Connoly & Begg (2010: 428), menerangkan

bahwa normalisasi merupakan sebuah teknik umum untuk

menganalisis hubungan yang didasari oleh primary key.

Teknik tersebut melibatkan setiap peraturan yang dapat

digunakan untuk menguji hubungan individual sehingga basis

data capat dinormalisasikan dari berbagai arah.

Gambar 2.13 Diagrammatic illustration of the process of normalization

(Connoly & Begg, 2010: 429)

Page 31: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

40

2.1.8.2 Unnormalized Form (UNF)

Menurut Connoly & Begg (2010: 430), menerangkan

bahwa unnormalized form adalah sebuah tabel yang

mengandung satu atau lebih repeating group.

2.1.8.3 First Normal Form (1NF)

Menurut Connoly & Begg (2010: 430), menerangkan

bahwa first normal form adalah sebuah hubungan yang

memotong setiap baris dan kolom yang hanya mengandung

satu nilai.

2.1.8.4 Second Normal Form (2NF)

Menurut Connoly & Begg (2010: 434), menerangkan

bahwa second normal form adalah hubungan yang terdapat

dalam first normal form dan setiap atribut bukan primary key

full functional dependency pada primary key.

2.1.8.5 Third Normal Form (3NF)

Menurut Connoly & Begg (2010: 436), menerangkan

bahwa third normal form merupakan sebuah hubungan dalam

first dan second normal form dimana tidak ada atribut non--

primary key bergantung pada primary key.

Page 32: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

41

2.1.9 Flowchart

Menurut Hall (2008: 61), menerangkan bahwa flowchart adalah

sistem yang direpresentasi dalam bentuk grafik yang menjelaskan relasi

fisikal antar key entities. Flowchart dapat digunakan untuk

merepresentasikan aktifitas manual, aktifitas proses komputer, atau

keduanya. Menurut Williams & Sawyer (2011: 504), menerangkan

bahwa flowchart adalah sebuah diagram yang menggambarkan rangkaian

secara rinci (algoritma atau alur logikal), yang di butuhkan untuk

menyelesaikan sebuah masalah program dalam bentuk grafik.

Menurut Romney & Steinbart (2009: 92), menerangkan bahwa

flowchart adalah teknik analisis yang digunakan untuk mendeskripsikan

beberapa aspek pada sistem informasi secara jelas, ringkas dan logis.

Flowchart menggunakan sebuah set simbol standar untuk

mendeskripsikan prosedur proses transaksi yang digunakan oleh

perusahaan dan pergerakan data dalam sistem dalam bentuk gambar.

Menurut definisi diatas dapat diartikan bahwa flowchart adalah

sebuah teknik analisis dengan cara penggambaran alur suatu proses bisnis

perusahaan untuk kepentingan analisis.

2.1.10 Metodologi Perancangan Basis Data

Menurut Connoly & Begg, (2010 : 463), menerangkan bahwa

metodologi perancangan basis data adalah pendekatan secara

terstruktur dengan menggunakan prosedur, teknik, alat-alat, dan

dokumentasi untuk mendukung dan memfasilitasi proses desain.

Page 33: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

42

Metodologi perancangan basis data terdiri dari tiga tahap, yaitu

perancangan basis data konseptual, logikal, dan fisikal.

2.1.10.1 Perancangan Basis Data Konseptual

Perancangan basis data konseptual adalah sebuah

proses mengkonstruksi model data yang digunakan dalam

perusahaan diluar pertimbangan fisik.

Berikut adalah tahap-tahap dalam perancangan basis

data konseptual :

Langkah pertama :Membangun model data konseptual

1.1. Mengidentifikasi tipe entitas.

Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi

entitas utama yang dibutuhkan.

1.2. Mengidentifikasi tipe hubungan.

Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi

hubungan yang terdapat antara entitas yang telah

diidentifikasi. Hubungan ditandai dengan kata kerja.

1.3. Mengidentifikasi dan menghubungkan atribut dengan

tipe entitas atau hubungan.

Tahap ini bertujuan untuk menghubungkan

atribut dengan entitas maupun hubungan.

1.4. Menentukan domain atribut.

Tahap ini bertujuan untuk menentukan domain

terhadap atribut pada model data konseptual. Domain

tersebut menggambarkan nilai dari setiap atribut.

Page 34: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

43

1.5. Menentukan atribut candidate key dan primary key.

Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi

candidate key yang akan dipilih satu untuk menjadi

primary key.

1.6. Mempertimbangkan penggunaan konsep pemodelan

lanjutan (optional).

Tahap ini bertujuan untuk mempertimbangkan

penggunaan konsep pemodelan lebih lanjut seperti

adanya agregasi, generalisasi.

1.7. Mengecek model untuk redudansi.

Tahap ini bertujuan untuk memeriksa adanya

perulangan dalam model dengan memeriksa hubungan.

1.8. Memvalidasi model konseptual lokal terhadap transaksi

pengguna.

Tahap ini bertujuan untuk memastikan bahwa

model data konseptual telah mendukung transaksi yang

dibutuhkan pengguna

1.9. Meninjau kembali model data konseptual lokal dengan

pengguna.

Tahap ini bertujuan untuk meninjau model data

konseptual dengan user untuk memastikan bahwa

model telah sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Page 35: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

44

2.1.10.2 Perancangan Basis Data Logikal

Perancangan basis data logikal adalah sebuah proses

mengkontruksi model dari informasi yang digunakan dalam

perusahaan berdasarkan model data spesifik, diluar dari

DBMS khusus serta pertimbangan fisikal lainnya.

Langkah kedua : membangun dan memvalidasi model data

logikal

2.1 Menghilangkan fitur yang tidak sesuai dengan model

relasional (optional).

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1. Menghilangkan tipe relasi many-to-many (*..*)

2. Menghilangkan tipe relasi recursive many-to-

many (*..*)

3. Menghilangkan tipe relasi yang kompleks

4. Menghilangkan atribut multi-valued

2.2 Menurunkan relasi untuk model data logikal.

Tahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk

model data logikal yang merepresentasikan entitas,

relasi dan atribut yang telah diidentifikasi.

2.3 Memvalidasi relasi menggunakan normalisasi.

Tahap ini bertujuan untuk memvalidasi relasi

dalam model data logikal menggunakan normalisasi.

Page 36: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

45

2.4 Memvalidasi relasi dengan transaksi pengguna.

Tahap ini bertujuan untuk memastikan relasi

dalam model data logikal telah mendukung transaksi-

transaksi yang dibutuhkan.

2.5 Mendefinsikan batasan integritas.

Tahap ini bertujuan untuk memeriksa apakah

kendala integritas telah direpresentasikan dalam model

data logikal.

2.6 Meninjau kembali model data logikal dengan

pengguna.

Tahap ini bertujuan untuk meninjau model data

logikal dengan user untuk memastikan bahwa model

telah sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

2.7 Menggabungkan model data logikal lokal dengan

model global.

Tahap ini bertujuan untuk menggabungkan model

data logikal lokal menjadi suatu kesatuan model data

logikal global yang merepresentasikan semua user view

dalam basis data.

2.8 Memvalidasi model data logikal global.

Tahap ini bertujuan untuk memvalidasi relasi

yang dibuat dari model data logikal global dengan

menggunakan teknik normalisasi dan memastikan relasi

yang dibuat dapat mendukung transaksi.

Page 37: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

46

2.9 Mengecek untuk perkembangan masa depan.

Tahap ini bertujuan untuk menentukan apakah

terjadi perubahan yang signifikan pada masa yang akan

datang dan untuk memperkirakan apakah model data

logikal dapat mengakomodasi perubahan tersebut

2.10 Meninjau kembali model data logikal global dengan

pengguna.

Tahap ini bertujuan untuk meninjau model data

logikal dengan user untuk memastikan bahwa model

telah sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

2.1.10.3 Perancangan Basis Data Fisikal

Perancangan basis data fisikal adalah sebuah proses

memproduksi deskripsi dari implementasi basis data terhadap

tempat penyimpanan sekunder, hal ini mendefinisikan relasi

dasar, organisasi file dan indeks yang digunakan untuk

keefisienan data dan batasan integritas dan batasan

keamanan.

Langkah keempat : menerjemahkan model data logikal untuk

target DBMS.

5.1 Mendesain relasi dasar.

Tahap ini bertujuan untuk menentukan

bagaimana untuk merepresentasikan relasi dasar yang

telah diidentifikasi pada tahap model data logikal

kedalam DBMS yang dituju.

Page 38: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

47

5.2 Mendesain representasi turunan data.

Tahap ini bertujuan untuk menentukan

bagaimana untuk merepresentasikan turunan data yang

telah diidentifikasi pada tahap model data logikal

kedalam DBMS yang dituju.

5.3 Mendesain batasan perusahaan.

Tahap ini bertujuan untuk merancang batasan

perusahaan pada DBMS yang dituju.

Langkah kelima : mendesain representasi fisikal

5.1 Menganalisis transaksi.

Tahap ini bertujuan untuk memahami fungsional

dari transaksi yang akan berjalan dalam basis data dan

untuk menganalisis transaksi yang penting.

5.2 Memilih organisasi file.

Tahap ini bertujuan untuk menentukan

pengorganisasian file yang efisien untuk setiap relasi

dasar.

5.3 Mengecek indeks.

Tahap ini bertujuan untuk mengetahui apakah

dengan penambahan indeks akan meningkatkan

performa dari sistem.

5.4 Mengestimasi kebutuhan ruang penyimpanan.

Tahap ini bertujuan untuk mengestimasi jumlah

ruang penyimpanan yang dibutuhkan oleh basis data.

Page 39: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

48

Langkah keenam : mendesain tampilan pengguna (user)

Tahap ini bertujuan untuk merancang user view yang

diidentifikasi pada tahap requirements collection and

analysis pada tahap DBLC.

Langkah ketujuh : mendesain mekasnisme keamanan

Tahap ini bertujuan untuk merancang mekanisme

keamanan untuk basis data yang ditetapkan oleh user pada

tahap requirements collection and analysis pada tahap

DBLC.

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Operational

Menurut Rusell & Taylor (2009 : 2), menerangkan bahwa

operational adalah fungsi atau sistem yang mengubah input ke dalam

output yang lebih besar. Operational meliputi perancangan,

mengoperasikan, dan meningkat produktifitas sistem.

2.2.2 Material Management

Dalam jurnal Wibisono (2005), Material Management memiliki

fungsi utama yaitu untuk membantu manajemen dalam aktifitas sehari-

hari dalam tipe bisnis apapun yang memerlukan konsumsi material,

termasuk energi, dan pelayanan. Modul Material Management dalam

SAP terintegrasikan dengan modul lainnya yaitu logistic dan financial

accounting. Proses bisnis pada modul mm meliputi pembuatan RFQ, PO,

goods receipt, invoice, dan pembayaran kepada pihak supplier. Dalam

SAP, mm merupakan suatu modul manajemen persediaan dibanyak

Page 40: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewTahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal yang merepresentasikan entitas,

49

tempat dalam sebuah perusahaan dan juga dapat menangani saham

konsinyasi serta pengolahan pesanan berdasarkan kontrak.

2.2.3 Plant Maintenance

Dalam jurnal Wibisono (2005), Modul Plant Maintenance

berfungsi untuk mendukung dan mengontrol pemeliharaan peralatan,

mengatur data perawatan, dan mengintegrasikan data komponen

peralatan dengan aktifitas operasional yang sedang berjalan.Modul plant

management pada SAP memfasilitasi penyediaan total productive

maintenance untuk suatu pabrik dalam perusahaan dan perlengkapan

produksinya. Modul ini membantu dari berbagai cara, seperti :

Memantau ketersediaan sumber daya, biaya, material, dan tenaga

kerja.

Mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan tenaga kerja.

Mengurangi biaya inspeksi.

Mengurangi down time.