EKONOMI ISLAM“NEGARA KESEJAHTERAAN”

Dosen Pengampu: Drs. Muhammad Yahya, M.Si.

Di Susun Oleh Kelompok 8:

1. Adi Sukoco (A210140129)2. Tiya Meilani (A210160288)3. Atika Mutiara Fany (A210160289)4. Anisa Eka Hapsari (A210160292)5. Septiana Candra Dewi (A210160293)6. Riska Nur Wahyuni (A210160295)7. Nisa Laili Rohmatika (A210160296)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah swt. Yang telah

memberikan rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis,

sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.

Adapun yang menjadi judul makalah kelompok saya adalah “Negara

Kesejahteraan”. Tujuan saya  menulis makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas

dari dosen saya yaitu ”Drs. Muhammad Yahya, M.Si.” dalam mata kuliah “

Ekonomi Islam ”.Jika dalam penulisan makalah terdapat berbagai kesalahan dan

kekurangan dalam penulisannya, maka kepada para pembaca, penulis memohon

maaf sebesar-besarnya atas koreksi-koreksi yang telah dilakukan.

Hal tersebut semata-mata agar menjadi suatu evaluasi dalam pembuatan

makalah ini.

Mudah-mudahan dengan adanya pembuatan makalah ini dapat memberikan

manfaat berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun bagi para

pembaca.

Surakarta,30 Mei 2018

Kelompok 8

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................i

KATA PENGANTAR...........................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................1B. Rumusan Masalah.........................................................................2C. Tujuan Penulisan...........................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Negara Kesejahteraan.................................................3B. Konsep Islam Tentang Negara Kesejahteraan..............................4C. Fungsi-Fungsi Negara Kesejahteraan Islam.................................6D. Negara Kesejahteraan Islam Dibawah Nabi.................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................12B. Saran..............................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................13

iii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan sistem ekonomi ini dengan segala kedahsyatan rekayasa teknologi tidak bisa dilepaskan dari peran dan kreatifitas teknokrat-teknokrat ekonomi kapitalisme. Dasar fi losofi pemikiran ekonomi kapitalis ini bersumber dari tulisan Adam Smith dalam bukunya An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations yang ditulis pada tahun 1776 (Smith, 1937).

Islam sebagai sebuah agama tidak hanya dipandang sebagai suatu doktrin semata. Akan tetapi mencakup pandangan hidup secara total. Islam adalah agama yang menjunjung tinggi peradaban dan harkat martabat kemanusiaan yang memadukan antara aspek material dan spiritual, keduniawian dan keukhrowian. Pada puncaknya, Islam bertujuan menciptakan sebuah sistem dimana prinsip keadilan berada di atas keuntungan segelintir atau sekelompok orang. Di Barat dan bahkan di negara muslim sendiri telah melupakan bahwa ada satu sistem yang bisa menjadi alternatif, yaitu sistem negara kesejahteraan Islami (Islamic welfare state).

Welfare State atau yang lazim disebut sebagai negara sejahtera merupakan gagasan ideal bagaimana suatu negara melaksanakan tugasnya dalam rangka untuk melayani warga negara menuju tatanan kehidupan yang harmonis dan sejahtera. Akan tetapi apa yang menjadi tujuan ideal dari program welfare state ini tidaklah semulus yang diharapkan. Ketidak seimbangan ekonomi global, kemiskinan, pengangguran yang disertai dengan kejahatan telah melanda di hampir seluruh penjuru dunia. Konsep dan program negara kesejahteraan bisa dibilang gagal dalam mengantarkan umat manusia ke arah terwujudnya keadilan, kedamaian, dan kesejahteraan bersama dalam kehidupan. Kegagalan

1

B. Rumusan Masalah1. Apa pengertian dari negara kesejahteraan?2. Bagaimana konsep islam tentang negara kesejahteraan?3. Apa saja fungsi-fungsi negara kesejahteraan islam?4. Bagaimana negara kesejahteraan dibawah nabi dan penerusnya?

C. Tujuan Penulisan1. Untuk mengetahui pengertian dari negara kesejahteraan.2. Untuk mengetahui bagaimana konsep islam tentang negara

kesejahteraan,3. Untuk mengetahui fungsi-fungsi negara kesejahteraan islam.4. Untuk mengetahui bagaimana negara kesejahteraan dibawah nabi dan

penerusnya

2

BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Negara KesejahteraanNegara kesejahteraan adalah konsep pemerintahan ketika negara

mengambil peran penting dalam perlindungan dan pengutamaan kesejahteraan ekonomi dan sosial warga negaranya. Konsep ini didasarkan pada prinsip kesetaraan kesempatan, distribusi kekayaan yang setara, dan tanggung jawab masyarakat kepada orang-orang yang tidak mampu memenuhi persyaratan minimal untuk menjalani kehidupan yang layak. Istilah ini secara umum bisa mencakup berbagai macam organisasi ekonomi dan sosial.[1] Sosiolog T.H. Marshall mengidentifikasi negara kesejahteraan sebagai gabungan demokrasi, kesejahteraan, dan kapitalisme. Para pakar menaruh perhatian khusus pada cara Jerman, Britania Raya dan negara-negara lain mengembangkan sistem kesejahteraannya secara historis.

Sistem ekonomi Islam, memiliki dua tujuan: memerangi kemiskinan dan menciptakan distribusi kekayaan yang adil secara ekonomi dan sosial. Secara implisit dalam pengertian ini adalah adanya pengakuan bahwa umat Islam akan dapat beribadah kepada Allah dengan khusus' jika kebutuhan dasarnya terpenuhi dengan baik. Negara melakukan hal ini melalui berbagai mekanisme sukarela maupun wajib. Sebagai contoh, zakat merupakan salah satu alat pendistribusian kekayaan yang bermakna, karena mampu mentransfer uang dari orang kaya ke orang miskin. Selain itu, penghapusan riba mencegah eksploitasi ekonomi yang merugikan kelompok lemah. Sebagaimana sejarah menyaksikan, Islam mengajarkan keseimbangan antara kebebasan ekonomi individu dengan keadilan dan kesejahteraan bersama. Dalam konteks ini, kehadiran negara diperlukan untuk menjamin setiap warganya mampu memenuhi kebutuhan hidup standar. Sebagaimana dipesankan Nabi Muhammad SAW, “Setiap penguasa yang bertanggung jawab mengatur urusan-urusan Muslim, tetapi tidak berjuang dengan keras danamanah bagi kesejahteraan mereka, tidak akan masuk surga bersama mereka.”

3

Dimasukkannya unsur iman dalam ekonomi Islam di mana semua keputusan manusia tanpa memandang apakah keputusan-keputusan itu berkaitan dengan urusan rumah tangga, bidang usaha, ataupun pasar. Terintegrasikannya dimensiiman dalam setiap aktifitas manusia akan merealisasikan efisiensi dan keadilan dalam hal alokasi dan distribusi sumber daya yang bertujuan mengurangi ketidakseimbangan dan ketidakstabilan perekonomian secara makro. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsep Islam mengenai negara kesejahteraan sebenarnya berbeda dari gagasan yang dicetuskan sebelumnya. Karena konsepnya begitu komprehensif, negara kesejahteraan dalam Islam bertujuan mencapai kesejahteraan umat manusia secara menyeluruh, sedangkan kesejahteraan ekonomi hanya sebagaian lapisan.

Program-program kesejahteraan sosial pada umumnya meliputi pemberian dana bantuan keluarga, hadiah pernikahan, potongan harga makanan, kredit ringan untuk perumahan, mobil dan peralatan rumah tangga, bantuan medis, liburan gratis dan skema kesejahteraan khusus untuk wanita dan anak-anak.

B.KONSEP ISLAM TENTANG NEGARA KESEJAHTERAAN

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, konsep negara kesejahteraan dengan cepat mendapat tempat di dunia modern dan selama beberapa dasawarsa terakhir ini banyak negara didunia yang telah memulai satu atau lebih program kesejahteraan dan senang menyebut dirinya sendiri sebagai negara kesejahteraan. Namun, konsep mereka mengenai negara kesejahteraan didasarkan pada filsafat Marxian atau prinsip-prinsop ekonomi kesejahteraan dari professor pigou. Titik berat kedua konsep tersebut adalah kesejahteraan materiil dan sama sekali mengabaikan kesejahteraan spiritual dan moral.

Konsep islam tentang negara kesejahteraan berbeda secara fundamental dari keduanya. Hal ini disebabkan oleh konsep islam itu sedemikian komprehensif sifatnya, yakni negara kesejahteraan di dalam islam bertujuan mencapai kesejahteraan total umat manusia, yang sejahteraan ekonomi hanyalah merupakan bagian daripadanya.

Harmoni sosial yang meliputi segalanya inilah yang telah menyebabkan H.G. Wells menulis: “Islam telah menciptakan sebuah masyarakat yang lebih terbebas dari kebengisan yang merata dan tekanan

4

sosial dibandingkan dengan masyarakat manapun yang ada didunia sebelumnya.”

Dengan demikian, konsep islam mengenai negara kesejahteraan tidak hanya didasarkan pada perwujudan nilai-nilai ekonomi saja melainkan juga pada tata nilai islam dalam bidang spiritual, sosial dan politik. Islam, sebagai agama kemanusiaan yang bersifat universal, mempercayai adanya kesuksesan manusia di dunia ini dan diakhirat nanti. Mengarahkan pemeluknya untuk mencapai kesejahteraan materiil ataupun spiritual. Di dalam salah satu doa yang amat popular, Al-Qur’an mengajar kaum mukmin untuk berdoa : “Ya tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.” (Q.S al-Baqarah [2] : 201

الآخرة وفي حسنة الدنيا في آتنا نا رب يقول منارومنهم (201) الن عذاب وقنا حسنةOleh karena tu, tujuan primer sebuah negara Islam adalah

menegakkan sebuah masyarakat ideal yang didasarkan pada keadilan, persamaan, dan kebaikan. Negara Islam tidak hanya menegakkan system penyembahan kepada Allah (yakni shalat) melainkan juga menegakkan system zakat. Dengan demikian, baik kesejahteraan spiritual maupun material setiap individu sama-sama dituju oleh negara islam.

Negara Islam adalah sebuah negara kesejahteraan yang menjalankan sejumlah fungsi tradisional sebuah negara untuk mencapai kesejahteraan sosial ekonomi warga negaranya di dunia dan kesejahteraan religi spiritual di akhirat. Fungsi-fungsi tersebut diarahkan kepada kesejahteraan material rakyat yang mencakup penyediaan kebutuhan dasar bagi semua orang, menjamin terlaksananya sebuah system jaminan sosial yang komprehensif, penegakan keadilan sosial, dan sebagainya, sedangkan fungsinya untuk mencapai kemampuan spiritual bagi kaum muslimin dan kebebasan beragama sepenuhnya bagi non-muslim.

5

C.FUNGSI-SUNGSI NEGARA KESEJAHTERAAN ISLAM

Untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat, maka negara kesejahteraan islam memiliki tugas-tugas berikut ini.

Pertama, kewajiban negara islam terhadap kaum fakir dan miskin serta bagian mereka di dalam penerimaan negara ditegaskan oleh ayat-ayat Al-Qur’an berikut ini :

1. (Q.S al-Anfal [8] : 41)خمسه ه لل فأن شيء من غنمتم ما أن واعلمواسول وللربيل الس وابن والمساكين واليتامى القربى ولذي

كنتم إنالفرقان يوم عبدنا على أنزلنا وما ه بالل آمنتم

التقى يوم (41) شيء كل على ه والل الجمعانقدير

Artinya : Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

2. (Q.S at-Taubah [9] : 60)

عليها والعاملين والمساكين للفقراء الصدقات ما إنه الل سبيل وفي والغارمين قاب الر وفي قلوبهم فة والمؤل

حكيم (60) عليم ه والل ه الل من فريضة بيل الس وابن

Artinya : Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu

6

ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Kewajiban negara Islam terhadap kaum fakir dan miskin serta statusnya sebagai wali mereka diperjelas oleh Nabi Muhammad SAW sebagai berikut:

1. “Allah telah menjadikan zakat itu wajib bagi kaum muslimin, yang dipungut dari orang kaya dan didistribusikan kepada kaum miskin.” (Muslim)

2. “Pemerintah adalah wali bagi siapapun yang tidak punya wali.” (Abu Dswud dan Tirmidzi)

3. Jika seseorang meninggalkan harta, maka itu adalah untuk para ahli warisnya, sedangkan jika ia meninggalkan utang, maka beban tanggung jawabnya ada pada kami (yakni negara).” (Bukhari dan Muslim)

Ayat-ayat Al-Qur’an dan hadist Nabi Muhammad SAW tersebut menegaskan bahwa memenuhi kebutuhan dasar warga negara adalah tanggung jawab negara islam. Kedua, Al-Qur’an menyebut kebutuhan dasar manusia dengan kalimat sebagai berikut: (QS. Thaha [20]: 118-119) (118) تعرى ولا فيها تجوع ألا لك إن

(119) تضحى ولا فيها تظمأ لا ك وأنArtinya: Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang(118). dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya"(119).

Jadi, kebutuhan dasar manusia adalah: perlindungan dari rasa lapar dan haus, dari ketelanjangan, dan dari panas matahari yang berarti tempat tinggal. Berikut adalah yang berhak mendapat bantuan financial dari negara:

1. Semua orang miskin yang memeperlukan bantuan2. Mereka yang tak mampu atau menderita cacat sehingga tidak mampu

mencari nafkah 3. Oorang yang tidak berpengharapan seperti anak yatim, janda dan

pengangguran4. Pengungsi yang terpaksa meninggalkan kampong halaman dalam

keadaan tertekan dan teraniaya

7

5. Mereka yang tertimpa bencana seperti banjir, gempa bumi tanah longsor, gunung meletus, dan sebagainya

Negara kesejahteraan islam melembagakan suatu jaminan sosial yang mencakup segala sesuatu di negerinaya bagi orang-orang yang berhak, tanpa diskriminasi dalam hal apapun seperti agama, warna kulit, bahasa, ras, tempat lahir,dll. Ketiga, filsafat ekonomi sebuah negara islam didasarkan pada konsep keadilan sosial. Namun, karena berbagai sebab, distribusi semua sumber tersebut tidak dapat berlangsung dengan adil diantara manusia, sehingga menjadikan beberapa orang yang beruntung menjadi amat kaya dan memiliki kekayaan lebih dari pada yang mereka perlukan dan menjadikan sebagian besar sisanya amat miskin sehingga tidak atau sedikit sekali memiliki harta untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka yang paling mendasar.

Keempat, dalam rangka mencapai keadilan sosial ekonomi yang diidamkan, islam menekankan hak-hak sosial atas harta individu,seperti hak kerabat yang miskin untuk mendapatkan bantuan financial, hak tetangga miskin untuk mendaptkan pertolongan, hak budak untuk mendapat pertolongan, dll.

Kelima, negara kesejahteraan islam juga berkewajiaban melindungi yang lemah terhadap yang kuat. Abu bakar, khalifah pertama negara islam dilaporkan pernah berkata: “Yang lemah di antara kalian akan menjadi kuat dihadapanku, yakni akau akan aku pulihkan hak-haknya, isnyaallah; dan yang kuat akan menjadi lemah dihadapanku, yakni akan aku ambil yang bukan haknya daripadanya, isnyallah. Jadi, merupakan tanggung jawab negara kesejahteraan islam untuk melindungi kaum miskin dan menderita dari penindasan ekonomi kaum yang kuat. Untuk tujuan ini, banyak langkah yang telah diambil oleh islam, riba (bunga) yang merupakan alat yang kuat untuk menindas manusia, dihapus total.

Keenam, pendidikan dan kesehatan memainkan peranan amat vital didalam kesejahteraan individu maupun pembangunan suatu bangsa. Oleh karena itu, menyediakan pendidikan dan layanan kesehatan secara cuma-cuma merupakan salah satu dari kewajiban yang terpenting bagi negara kesejahteraan islam.

8

Ketujuh, tugas negara kesejahteraan yang terakhir adalah memperhatikan spiritual warga negaranya. Untuk melaksanakan kewajiban ini, negara kesejahteraan islam mendirikan system pemerintahan islam sebagaimana yang tertuang di dalam alquran dan sunnah. Negara islam juga berkewajiban mendakwahkan dan menyebarkan islam karena keselamatan umat manusia di dalam islam.

D.NEGARA KESEJAHTERAAN ISLAM DIBAWAH NABI DAN PARA PENERUS BELIAU

Dalam sejarah Islam, perwujudannegara kesejahteraan itu sudah diusahkan dengan sekuat mungkin, sesuai dengan kemampuan negara pada masa yang bersangkutan.

Pertama, Nabi Muhammad SAW berhijrah dari Mekkah ke Madinah tahun 622 M. Sebagai kepala pemerintahan dan kepala Negara diemban oleh sahabatnya secara berturut-turut. Termasuk penggantinya inilah yang dikenal dengan sebutan Khulafaur Rasyidin. Secara kebahasaan, Khulafaur Rasyidin berarti para khalifah yang mendapat petunjuk. Keempatnya adalah Abu Bakar (memerintah 632-634 M), Umar bin Khattab (memerintah 634-644 M), Usman bin Affan (memerintah 644-656 M), dan Ali bin Abi Thalib (memerintah 656-661 M). Istilah Khulafaur Rasyidin dapat kita jumpai dalam hadits Rasulullah. Nabi bersabda sebagaimana berikut:

يا : ” هي ما قيل واحدة الا النار في كلهم سبعين و ثلاثة على أمتي ستفرق , : ما قال ؟ الله رسول يا هي ما قيل والجماعة السنة أهل قال ؟ الله رسول

الراشدين الخلفاء سنة و سنتي ”على

Artinya : “umatku akan terpecah-pecah menjadi 73 golongan, semuanya akan ditempatkan di neraka kecuali satu golongan. “Apa yang satu golongan itu?” Tanya seorang sahabat. Nabi SAW menjawab: “kelompok ahlus sunnah wal jamaah” sahabat bertanya lagi,”siapakah mereka?” nabi menjawab, “mereka yang taat kepada sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin”.

Tidak lama Khulafaur Rasyidin menjadi penerus nabi. Hanya 31 tahun dimulai dari tahun 632 M dan berakhir tahun 661 M. namun 31 tahun tersebut sangat menentukan bagi keberadaan Islam. Masa itu adalah masa konsolidasi dan masa pemantapan dasar-dasar Islam dan peradabannya. Khulafaur Rasyidin yang berhasil menyelamatkan akidah Islam dari pembangkangan kaum murtad dan nabi palsu. Khulafaur Rasyidin pula yang pertama kali

9

berhasil membawa Islam keluar dari kungkungan padang pasir Jazirah Arab untuk menaklukkan Persia, Syam dan Mesir. Sejarah tentu akan lain jika pada saat itu Khulafaur Rasyidin gagal menunaikan tugasnya.

Kedua, Abu Bakar yang merupakan sahabat Nabi SAW yang paling utama. Pengalamannya amat luas dan jasanya amat besar terhadap agama. Dia adalah seorang bangsawan Quraisy, berkedudukan tinggi dalam kaumnya, hartawan dan dermawan. Jabatannya dikala nabi masih hidup, selain menjadi saudagar yang kaya, ia adalah ahli nasab dan ahli hukum yang jujur. Dia telah merasakan pahit getirnya hidup bersama rasulullah sampai pada hari wafatnya Rasulullah. Ialah yang diserahi untuk menjadi imam shalat, karenanya umat Islam memandang ialah yang paling berhak menjadi khalifah daripada yang lainnya. Selain itu, Abu Bakar adalah orang yang sederhana, jabatannya sebagai khalifah tidak menyebabkannya hidup bermewah-mewah. Ia tidak mau menyalahgunakan jabatannya sebagai penguasa untuk memperkaya dirinya sendiri ataupun keluarganya. Ia meninggal dalam kesederhanaan.

Salah satu jasanya ialah memperluas wilayah penyebaran agama Islam ke Hiroh (dijadikan pusat pertahanan dan ibu kota di luar Arab), Anbar dan Persia, Daumatul Jandal, Yarmuk, Syam (pernah dikuasai tentara Romawi), dan Syria. Abu Bakar menugaskan empat panglima perangnya untuk menguasai Syria dari Romawi Timur yang dipimpin oleh Kaisar Heraklius. Mereka adalah Yazid bin Abu Sufyan yang ditugaskan di Damaskus, Abu Ubaidah bin Jarrah ditugaskan di Horns, Amr bin Ash ditugaskan di Palestina, dan Surahbil bin Hasanah di Yordan.

Ketiga, Umar bin Khattab. Pada tahun 634 M, ketika pasukan muslim sedang bergerak menaklukkan Syam, Abu Bakar jatuh sakit. Saat itulah Abu Bakar berfikir untuk menunjuk satu orang sebagai penggantinya. Pilihannya jatuh pada Umar bin Khattab, pandangannya yang jauh membuat Abu Bakar yakin bahwa Umar adalah yang tepat untuk menggantikannya.

Umar adalah seorang yang keras dan tegas. Karena ketegasan dan kekerasannya membedakan yang benar dari yang salah, ia dijuluki dengan “Al-Faruq”, artinya pembeda antara yang benar dan yang salah. Bahkan ia pernah menghukum cambuk anaknya sendiri karena meminum khamr. Bagi Umar, ketegasan pelaksanaan hukum harus dikenakan tehadap siapapun tanpa pandang bulu. Khalifah Umar juga gampang tersentuh hatinya melihat kesusahan umatnya. Ia juga seorang pemimpin yang rendah hati, demi memperhatikan kesejahteraan umatnya, Umar tidak segan-segan meninjau langsung kondisi kesejahteraan umat. Itulah kebijaksanaan Umar saat menjabat sebagai khalifah.

10

Keempat, ‘Usman bin Affan (23-35 H/ 644-656 M). Berkat ketekunan dan kebijaksanaan Abdur Rahman bin Auf, maka terpilihlah Usman bin Affan menjadi Khalifah pada usia 70 tahun pada tahun 23 H (644 M), kemudian Ali-pun mengucapkan baiat kepada Usman bin Affan. Usman bin Affan termasuk salah seorang yang pertama masuk Islam . ia pernah menjadi sekretaris Rasulullah menuliskan wahyu dan di zaman Abu Bakar ia menjadi penasihat Khalifah. Usman bin Affan juga terkenal dengan kesholehan dan kejujurannya dalam agama. Dia pernah menafkahkan sebagian hartanya untuk memajukan Islam. Dia disayangi oleh Rasulullah sampai dinikahkan dengan putrinya Ruqayyah , setelah Ruqayyah wafat dinikahkan dengan putrinya yang lain Ummu Kultsum. Oleh karena itu Usman diberi gelar Dzun Nurain yang artinya mempunyai dua cahaya dan pernah hijrah dua kali ke Habasyah dan ke Madinah.

11

BAB III

PENUTUP

A. KesimpulanBahwa dalam negara kesejahteraan itu sendiri yaitu negara

yang pemerintahannya bertanggung jawab terhadap pemenuhan standar kehidupan minimal dari setiap warga negaranya. Konsep negara islam itu sendiri sifatnya komprehensif yakni kesejahteraan di dalam islam bertujuan mencapai kesejahteraan total umat islam dan negara kesejahteraan islam menjalankan sebuah fungsi-fungsi tradisional disamping fungsi-fungsi lainnya. Dalam sejarah islam perwujudan negara kesejahteraan itu sudah terlihat diusahakan dengan sekuat mungkin, sesuai dengan kemampuan negara pada masa yang akan bersangkutan.

B. SaranDalam menjalankan sistem perekonomian negara kesejahteraan

harus didasarkan pada negara konsep islam karena pada masa itu sudah dijelaskan pada masa nabi dan penerus beliau,bahwa negara kesejahteraan lebih mementingkan kesejahteraan umat warganya karena didasarkan pada konsep islami bukan kapitalisme

12

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran dan Terjemahannya. 2014. Jakarta: Departemen Agama RI

Chaudhry, Muhammad Syarif. 2012. Sistem Ekonomi Islam Prinsip Dasar . Jakarta: Kencana.

https://nadiapuspaningtyas.wordpress.com/.../makalah-ekonomi-islam-tentang-negara-.kesejahteraan diakses pada 30 mei 2018 jam 14.55 wib

https://septianacahyasaputriblog.wordpress.com/2016/06/16/makalah-jaminan-sosial-keadilan-negara-dan-negara-kesejahteraan-dalam-islam/ diakses : 30 Mei 2018

13